EKSPLORASI KOMODITAS HIU ORDO ORECTOLOBIFORMES …repository.ub.ac.id/7668/1/Annis...

66
EKSPLORASI KOMODITAS HIU ORDO ORECTOLOBIFORMES YANG DIDARATKAN DI PPN BRONDONG LAMONGAN DAN STATUS KONSERVASI MENURUT IUCN SKRIPSI PROGRAM STUDI ILMU KELAUTAN JURUSAN PEMANFAATAN SUMBERDAYA PERIKANAN DAN KELAUTAN Oleh : ANNISA FARDANIYAH NIM. 125080600111094 FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG 2017

Transcript of EKSPLORASI KOMODITAS HIU ORDO ORECTOLOBIFORMES …repository.ub.ac.id/7668/1/Annis...

Page 1: EKSPLORASI KOMODITAS HIU ORDO ORECTOLOBIFORMES …repository.ub.ac.id/7668/1/Annis Fardaniyah.pdf · Laporan Skripsi ini adalah sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana

EKSPLORASI KOMODITAS HIU ORDO ORECTOLOBIFORMES YANG

DIDARATKAN DI PPN BRONDONG LAMONGAN DAN STATUS

KONSERVASI MENURUT IUCN

SKRIPSI

PROGRAM STUDI ILMU KELAUTAN

JURUSAN PEMANFAATAN SUMBERDAYA PERIKANAN DAN KELAUTAN

Oleh :

ANNISA FARDANIYAH

NIM. 125080600111094

FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

MALANG

2017

Page 2: EKSPLORASI KOMODITAS HIU ORDO ORECTOLOBIFORMES …repository.ub.ac.id/7668/1/Annis Fardaniyah.pdf · Laporan Skripsi ini adalah sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana

EKSPLORASI KOMODITAS HIU ORDO ORECTOLOBIFORMES YANG

DIDARATKAN DI PPN BRONDONG LAMONGAN DAN STATUS

KONSERVASI MENURUT IUCN

SKRIPSI PROGRAM STUDI ILMU KELAUTAN

JURUSAN PEMANFAATAN SUMBERDAYA PERIKANAN KELAUTAN

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Meraih Gelar Sarjana Kelautan di Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Brawijaya

Oleh : ANNISA FARDANIYAH NIM. 125080600111094

FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

MALANG

NOVEMBER, 2017

Page 3: EKSPLORASI KOMODITAS HIU ORDO ORECTOLOBIFORMES …repository.ub.ac.id/7668/1/Annis Fardaniyah.pdf · Laporan Skripsi ini adalah sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana

i

Page 4: EKSPLORASI KOMODITAS HIU ORDO ORECTOLOBIFORMES …repository.ub.ac.id/7668/1/Annis Fardaniyah.pdf · Laporan Skripsi ini adalah sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana

ii

Judul : Eksplorasi Komoditas Hiu Ordo Orectolobiformes Yang

Didaratkan Di PPN Brondong Lamongan dan Status

Konservasi Menurut IUCN

Nama Mahasiswa : Annisa Fardaniyah

NIM : 125080600111094

Program Studi : Ilmu Kelautan

PENGUJI PEMBIMBING

Pembimbing 1 : Dr. Ir. Guntur, MS

Pembimbing 2 : Dwi Candra Pratiwi, S.Pi., M.Sc., MP

PENGUJI BUKAN PEMBIMBING

Dosen Penguji 1 : Feni Iranawati, S.Pi., M.Sc., Ph.D

Dosen Penguji 2 : Citra Satrya Utama Dewi, S.Pi., M.Si

Tanggal Ujian : 22 November 2017

Page 5: EKSPLORASI KOMODITAS HIU ORDO ORECTOLOBIFORMES …repository.ub.ac.id/7668/1/Annis Fardaniyah.pdf · Laporan Skripsi ini adalah sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana

iii

PERNYATAAN ORISINALITAS

Saya yang bertanda tangan dibawah ini,

Nama : Annisa Fardaniyah

Nim : 125080600111094

Prodi : Ilmu Kelautan

Dengan ini saya menyatakan bahwa laporan skripsi yang berjudul

“Eksplorasi Komoditas Hiu Ordo Orectolobiformes yang didaratkan di PPN

Brondong Lamongan dan Status Konservasi Menurut IUCN” adalah benar

merupakan hasil tulisan dan hasil karya saya sendiri, yang dibantu oleh dosen

pembimbing. Adapun data dan informasi yang diperoleh berasal dari beberapa

sumber tertulis, dan sepanjang sepengetahuan saya tidak terdapat karya atau

pendapat yang pernah dituliskan atau dipublikasi oleh orang lain selain yang

tertulis dalam laporan ini dan disebutkan dalam daftar pustaka. Apabila

dikemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan bahwa laporan skripsi ini

merupakan hasil penjiplakan (plagiasi), maka saya bersedia menerima sanksi

atas perbuatan tersebut, sesuai hukum yang berlaku di Indonesia.

Malang, November 2017

Mahasiswa,

Annisa Fardaniyah NIM. 125080600111094

Page 6: EKSPLORASI KOMODITAS HIU ORDO ORECTOLOBIFORMES …repository.ub.ac.id/7668/1/Annis Fardaniyah.pdf · Laporan Skripsi ini adalah sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana

iv

DAFTAR RIWAYAT HIDUP Yang bertanda tangan dibawah ini :

Nama : Annisa Fardaniyah

NIM : 125080600111094

Tempat / Tgl Lahir : Malang/ 09 Maret 1994

No. Tes Masuk P.T. : 1125510036

Jurusan : Manajemen Sumberdaya Perairan / Pemanfaatan

SumberdayaPerikanan dan Kelautan / Sosial Ekonomi

Perikanan dan Kelautan *)

Program Studi : Ilmu Kelautan

Status Mahasiswa : Biasa / Pindahan / Tugas Belajar / Ijin Belajar

Jenis Kelamin : Laki-laki / Perempuan *)

Agama : Islam

Status Perkawinan : ( Sudah Kawin / Belum Kawin *)

Alamat : Jalan Kolonel Sugiono 21B No.28 Malang

RIWAYAT PENDIDIKAN

No Jenis Pendidikan Tahun

Keterangan Masuk Lulus

1 S.D 2000 2006

2 S.L.T.P 2006 2009

3 S.L.T.A 2009 2012

4 Perguruan Tinggi (Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan)

2012 2017

Demikian riwayat hidup ini saya buat dengan sebenarnya dan apabila

dikemudian hari ternyata terdapat kekeliruan saya sanggup menanggung segala

akibatnya.

Malang, November 2017

Hormat kami

(Annisa Fardaniyah) NIM. 125080600111094

Page 7: EKSPLORASI KOMODITAS HIU ORDO ORECTOLOBIFORMES …repository.ub.ac.id/7668/1/Annis Fardaniyah.pdf · Laporan Skripsi ini adalah sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana

v

UCAPAN TERIMAKASIH

Dengan bantuan beberapa pihak laporan yang berjudul “Eksplorasi

Komoditas Hiu Ordo Orectolobiformes yang didaratkan di PPN Brondong

Lamongan dan Status Konservasi Menurut IUCN” dapat diselesaikan. Untuk itu

penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Allah SWT atas segala limpahan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga

penulis mampu menyelesaikan laporan skripsi ini.

2. Keluarga, terutama untuk kedua orang tua penulis. Bapak M. Fadil Agil

Al-Vad‟aq dan Ibu Siti Aminatussya‟diyah yang tiada henti-hentinya

mensupport, memotivasi, memarahi dan yang selalu memberikan

dukungan lahir batin baik moril maupun materi, serta do‟a yang tak

pernah putus. Kak Seli dan mas Rizki yang membantu dalam proses

pengambilan data serta dukungan moril dan materi. Kak Dila dan adik di

rumah yang selalu mendukung dan memberikan semangat kepada

penulis. Adik bayi Fahri yang menggemaskan membuat lupa tentang

keluh kesah skripsi, serta anggota keluarga baru Haci si kucing sebatang

kara yang selalu menemani bergadang mengerjakan revisian skripsi.

3. Bapak Dr. Ir. Guntur, MS selaku dosen pembimbing I dan ibu Dwi Candra

Pratiwi., S.Pi., M.Sc, MP selaku dosen pembimbing II yang dengan

sangat baik dan sabar, selalu memberi solusi dan inspirasi, tulus serta

tidak pernah lelah membimbing saya yang terkadang lemot.

4. Ibu Feni Iranawati, S.Pi., M.Sc., Ph.D dan ibu Citra Satrya Utama Dewi,

S.Pi., M.Si sebagai dosen penguji dalam ujian skripsi.

5. Para nelayan, bakul, dan pengepul ikan di PPN Brondong yang

senantiasa meminjamkan ikan dan mengizinkan penulis melakukan

penelitian di wilayahnya.

Page 8: EKSPLORASI KOMODITAS HIU ORDO ORECTOLOBIFORMES …repository.ub.ac.id/7668/1/Annis Fardaniyah.pdf · Laporan Skripsi ini adalah sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana

vi

6. Eddo Alfianto, Fayakun, ibunda dari Fayakun, Eka N. Mufida beserta

keluarga, dan teman-teman lainnya yang mendukung saya selama

pengambilan data di Lamongan.

7. I Gede „pangeran‟ Septian, Elsa Renindya, Kirana Fajar, Vacyn,

Syakanov Murian dan keluarga besar poseidon yang mendukung dan

memberi informasi.

8. Teman bermain Dini Ria, Nurania Amrieta, Lila Nur Rachim, Indah

Alriestya, Iqbal Haudli, geng dremulen, Gita, Sheila, Saraya Atikah.

9. Sahabat LDR kak Ratna, Mia, Alfis, Ara

10. Para pejuang skripsi sang Power Ranger Galang, Faisal, Mahendra,

Yunidha

11. Keluarga besar POSEIDON yang telah memberi dukungan moril selama

perjalanan menyelesaikan laporan ini.

12. Adek tingkat ATLANTIK, Bethrix, Lestari, Rizal, Romantino, dan semua

adik tingkat yang telah membantu selama proses penyelesaian laporan

ini.

13. Bapak dan mas gojek, grab, yang senantiasa mengatar penulis ke

kampus, tukang print FP dan gang tikus, serta semua pihak yang telah

membantu selama proses penyelesaian laporan ini.

Page 9: EKSPLORASI KOMODITAS HIU ORDO ORECTOLOBIFORMES …repository.ub.ac.id/7668/1/Annis Fardaniyah.pdf · Laporan Skripsi ini adalah sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana

vii

ABSTRAK

Hiu semakin marak ditangkap karena hiu memiliki nilai ekonomis yang tinggi.Penangkapan hiu secara berlebihan dapat menjadi masalah karena sebagian besar hiu tidak bereproduksi dengan cepat, yang berarti sangat rentan terhadap eksploitasi. Apabila stok ikan hiu semakin berkurang, maka akan menyebabkan tidak seimbangnya ekosistem, karena hiu merupakan predator puncak di ekosistem perairan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pemanfaatan hiu ordo Orectolobiformes dan status konservasi (IUCN) di Pelabuhan Perikanan Nusantara Brondong-Lamongan. Data yang dikumpulkan meliputi panjang total, jenis kelamin hiu dan tingkat kematangan clasper. Berdasarkan hasil identifikasi diperoleh jenis hiu yang ditemukan di Pelabuhan Perikanan Nusantara adalah Chiloscyllium griseum, Chiloscyllium punctatum, Chiloscyllium plagiosum, dan Stegostoma fasciatum. Sebaran frekuensi panjang total hiu Chiloscyllium griseum yang tertangkap yaitu pada ukuran 72cm– 79cm, Chiloscyllium punctatum pada ukuran 72cm– 77cm, Chiloscyllium plagiosum pada ukuran 62 cm, Stegostoma fasciatum pada ukuran 134 cm. Berdasarkan rasio jenis kelamin, hiu yang tertangkap didominasi oleh hiu jantan. Tingkat kematangan clasper hiu jantan yangdidaratkan terbanyak adalah Non Clacification (NC) sebesar 57%. Beberapa hiu mempunyai status hampir terancam yaitu: Chiloscyllium griseum, Chiloscyllium punctatum, Chiloscyllium plagiosum, sedangkan hiu Stegostoma fasciatum mempunyai status rentan punah. Kata kunci: Ekplorasi, hiu, status konservasi, Brondong Lamongan

ABSTRACT

Catching shark are increase sincethey have a high economic value. The overwhelm of catching shark could make some matters because mostly shark are not reproducting rapidly, it meansthis case is verysuspectible toward the exploitation. If shark stock decrease, it will cause unstabil of ecosystem since shark are the top predator in coastal ecosystem. The purpose of this study are knowing the utilization of Orectolobiformes shark order and the conservation status (based on IUCN) in Brondong-Lamongan port. The data which have been collected are total length, shark sex and clasper maturity. Based on identify result they are several type of shark found in port an they areChiloscyllium griseum, Chiloscyllium punctatum, Chiloscyllium plagiosum, and Stegostoma fasciatum. Distribution of the total length of Chiloscyllium griseum that was caught on the range of 72cm - 79cm, Chiloscyllium punctatum on range 72cm - 77cm, Chiloscyllium plagiosum at size 62 cm, Stegostoma fasciatum at size 134 cm. Based on sex ratio, mostly sharks catched are male sharks. Clasper maturity grade of male sherks landed are generally dominated by Non Clacification (NC) about 57%. Some of the sharks have a near-threatened (NT) status and they are: Chiloscyllium griseum, Chiloscyllium punctatum, Chiloscyllium plagiosum, besides the other, Stegostoma fasciatum have vulnurable (VU) status. Key Words: Eploration, sharks, conservation status, Brondong Lamongan

Page 10: EKSPLORASI KOMODITAS HIU ORDO ORECTOLOBIFORMES …repository.ub.ac.id/7668/1/Annis Fardaniyah.pdf · Laporan Skripsi ini adalah sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana

viii

RINGKASAN

ANNISA FARDANIYAH.Laporan skripsi tentang Eksplorasi Komoditas Hiu Ordo Orectolobiformes yang didaratkan di PPN Brondong Lamongan dan Status Konservasi Menurut IUCN, (di bawah bimbingan Guntur dan Dwi Candra Pratiwi)

Ikan hiu mempunyai peran sebagai predator tingkat atas pada rantai makanan yang menentukan serta mengontrol keseimbangan jaring-jaring makanan komplek. Eksploitasi perikanan hiu dan pari di perairan Indonesia bersifat multi spesies dan multi gear. Penangkapan hiu secara berlebihan dapat menjadi masalah karena sebagian besar hiu tidak bereproduksi dengan cepat seperti ikan lainnya, yang berarti bahwa hiu sangat rentan terhadap eksploitasi besar-besaran. Hiu banyak diburu sebagai tangkapan utama maupun tangkapan sampingan (by catch), salah satunya yaitu wilayah pengolaan perikanan di Pelabuhan Perikanan Nusantara (PPN) Brondong Kabupaten Lamongan yang merupakan tempat pendaratan ikan terbesar di perairan utara Jawa Timur.

Tujuan penelitian ini adalah menghitung sebaran frekuensi panjang total hiu, membandingkan jumlah jenis kelamin, mengetahui rata-rata kondisi kematangan clasper (hiu jantan), serta menganalisis status konservasi hiu ordo Orectolobiformes yang didaratkan di PPN Brondong. Metode penelitian yang digunakan adalah sampling acak yang dilakukan pada beberapa pedagang ikan. Prosedur pengambilan data dimulai dari proses identifikasi untuk menentukan spesies dari ordo Orectolobiformes yang ditemukan, selanjutnya yaitu pengukuran morfometrik hiu, jenis kelamin, serta kematangan clasper. Analisis data yang digunakan yaitu analisis data sebaran frekuensi panjang, analisis data jenis kelamin dan kematangan clasper, serta analisis status konservasi.

Hasil penelitian ini, spesies yang ditemukan pada ordo Orectolobiformes yaitu Chiloscyllium griseum, Chiloscyllium punctatum, Chiloscyllium plagiosum, dan Stegostoma fasciatum. Sebaran frekuensi panjang total hiu untuk spesies Chiloscyllium griseum yang tertangkap, terdistribusi pada ukuran antara 72cm–79cm, Chiloscyllium punctatum terdistribusi pada ukuran antara 72cm–77cm, Chiloscyllium plagiosum pada ukuran 62 cm, sedangkan Stegostoma fasciatum pada ukuran 134 cm. Dari keseluruhan data tangkapan hiu jantan dan betina, hiu jantan dominan paling banyak ditangkap, perbandingan jenis kelamin yang tidak seimbang, dapat menurunkan jumlah populasi dalam jangka waktu tertentu. Rata-rata kondisi kematangan clasper pada hiu jantan ordo Orectolobiformes yang di daratkan di PPN Brondong yaitu 57% kategori NC (Non Calcification), 34% kategori NFC (Non Full Calcification), 9% kategori FC (Full Calcification). Hiu jantan dengan kategori NFC paling besar persentasenya, hal itu berarti bahwa hiu jantan yang berusia remaja dan hampir siap membuahi hiu betina, paling banyak ditangkap. Status konservasi hiu ordo Orectolobiformes yang didaratkan di PPN Brondong paling banyak ditemukan pada spesies Chiloscyllium punctatum mempunyai status hampir terancam (Near Threatened). Spesies Chiloscyllium griseum dan Chiloscyllium plagiosum juga mempunyai status hampir terancam (Near Threatened). Selain itu ditemukan hasil tangkapan spesies Stegostoma fasciatum yang mempunyai status terancam (Vulnerable). Penangkapan ikan hiu ordo Orectolobiformes yang dilakukan di PPN Brondong tidak ideal dan tidak sesuai dengan tata cara penangkapan yang bertanggung jawab. Apabila penangkapan dilakukan secara terus menerus akan menyebabkan kepunahan dan dapat diprediksi stok ikan hiu akan habis dalam jangka waktu dekat.

Page 11: EKSPLORASI KOMODITAS HIU ORDO ORECTOLOBIFORMES …repository.ub.ac.id/7668/1/Annis Fardaniyah.pdf · Laporan Skripsi ini adalah sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana

ix

KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat ALLAH SWT, karena atas

limpahan rahmat dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan

judul :“ Eksplorasi Komoditas Hiu Ordo Orectolobiformes yang didaratkan di PPN

Brondong Lamongan dan Status Konservasi Menurut IUCN”. Tujuan dibuatnya

Laporan Skripsi ini adalah sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

sarjana di Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Brawijaya, Malang.

Laporan Skripsi ini menyajikan pokok-pokok ulasan mengenai Eksplorasi

Komoditas Hiu Ordo Orectolobiformes yang didaratkan di PPN Brondong

Lamongan dan Status Konservasi Menurut IUCN.

Penulis menyadari masih banyak kekurangan dan kelemahan yang ada di

dalam proposal Skripsi ini. Demi kesempurnaan dari proposal skripsi ini maka

penulis membutuhkan kritik dan saran yang sifatnya membangun untuk

menjadikan proposal Skripsi yang lebih baik nantinya

Malang, November 2017

Penulis

Page 12: EKSPLORASI KOMODITAS HIU ORDO ORECTOLOBIFORMES …repository.ub.ac.id/7668/1/Annis Fardaniyah.pdf · Laporan Skripsi ini adalah sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana

x

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN ..................................... Error! Bookmark not defined.

PERNYATAAN ORISINALITAS ........................................................................... iii

UCAPAN TERIMAKASIH ..................................................................................... v

RINGKASAN ...................................................................................................... vii

KATA PENGANTAR ........................................................................................... ix

DAFTAR ISI ......................................................................................................... x

DAFTAR TABEL ................................................................................................. xii

DAFTAR GAMBAR ............................................................................................ xiii

DAFTAR LAMPIRAN ......................................................................................... xiv

BAB I. PENDAHULUAN ........................................ Error! Bookmark not defined.

1.1 Latar Belakang ............................................ Error! Bookmark not defined.

1.2 Rumusan Masalah ...................................... Error! Bookmark not defined.

1.3 Tujuan ......................................................... Error! Bookmark not defined.

1.4 Manfaat Penelitian ....................................... Error! Bookmark not defined.

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA ............................... Error! Bookmark not defined.

2.1 Morfologi dan Sebaran Hiu Ordo Orectolobiformes ... Error! Bookmark not

defined.

2.1.1 Family Hemiscyllidae ............................ Error! Bookmark not defined.

2.1.2 Family Stegostomatidae ....................... Error! Bookmark not defined.

2.2 Identifikasi Morfologi Hiu ............................. Error! Bookmark not defined.

2.3 Nisbah Kelamin ........................................... Error! Bookmark not defined.

2.4 Tingkat Kematangan Clasper ...................... Error! Bookmark not defined.

2.5 Status Hiu Berdasarkan International Union for the Conservation of Nature

and Natural Resources (IUCN) .......................... Error! Bookmark not defined.

2.5.1 Extinct (EX) ........................................... Error! Bookmark not defined.

2.5.2 Extinct in the Wild (EW) ........................ Error! Bookmark not defined.

2.5.3 Critically Endangered (CR) ................... Error! Bookmark not defined.

2.5.4 Endangered (EN) .................................. Error! Bookmark not defined.

2.5.5 Vulnerable (VU) .................................... Error! Bookmark not defined.

2.5.6 Near Threatened (NT) ........................... Error! Bookmark not defined.

2.5.7 Least Concern (LC)............................... Error! Bookmark not defined.

2.5.8 Data Deficient (DD) ............................... Error! Bookmark not defined.

Page 13: EKSPLORASI KOMODITAS HIU ORDO ORECTOLOBIFORMES …repository.ub.ac.id/7668/1/Annis Fardaniyah.pdf · Laporan Skripsi ini adalah sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana

xi

2.6 Penelitian Terdahulu ................................... Error! Bookmark not defined.

BAB III. METODE ................................................. Error! Bookmark not defined.

3.1 Waktu dan Tempat Penelitian...................... Error! Bookmark not defined.

3.2 Alat dan Bahan ............................................ Error! Bookmark not defined.

3.3 Prosedur Pengumpulan Data ...................... Error! Bookmark not defined.

3.3.1 Identifikasi Spesies ............................... Error! Bookmark not defined.

3.3.2 Morfometri ............................................ Error! Bookmark not defined.

3.3.3 Jenis Kelamin ....................................... Error! Bookmark not defined.

3.3.4 Kematangan clasper pada hiu jantan .... Error! Bookmark not defined.

3.4 Analisis Data Morfometri Panjang Total Hiu Error! Bookmark not defined.

3.5 Analisis Status konservasi ........................... Error! Bookmark not defined.

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN .................... Error! Bookmark not defined.

4.1. Kondisi PPN Brondong ............................... Error! Bookmark not defined.

4.2 Hasil Identifikasi Spesies ............................. Error! Bookmark not defined.

4.2.1 Chiloscyllium griseum .......................... Error! Bookmark not defined.

4.2.2 Chiloscyllium punctatum ...................... Error! Bookmark not defined.

4.2.3 Chiloscyllium plagiosum ........................ Error! Bookmark not defined.

4.2.4 Stegostoma fasciatum .......................... Error! Bookmark not defined.

4.2 Komposisi Hiu Ordo Orectolobiformes ......... Error! Bookmark not defined.

4.3 Hasil Morfometrik Hiu Ordo Orectolobiformes ........... Error! Bookmark not

defined.

4.3.1 Sebaran Frekuensi Panjang Total (Total Length) Error! Bookmark not

defined.

4.3.2 Proporsi Jenis Kelamin ......................... Error! Bookmark not defined.

4.3.3 Tingkat Kematangan clasper hiu jantan Error! Bookmark not defined.

4.4 Analisis Status konservasiordo Orectolobiformes yang didaratkan di PPN

Brondong .......................................................... Error! Bookmark not defined.

BAB V. PENUTUP ................................................ Error! Bookmark not defined.

5.1 Kesimpulan ................................................. Error! Bookmark not defined.

5.2 Saran .......................................................... Error! Bookmark not defined.

DAFTAR PUSTAKA .............................................. Error! Bookmark not defined.

LAMPIRAN ........................................................... Error! Bookmark not defined.

Page 14: EKSPLORASI KOMODITAS HIU ORDO ORECTOLOBIFORMES …repository.ub.ac.id/7668/1/Annis Fardaniyah.pdf · Laporan Skripsi ini adalah sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana

xii

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Penelitian terdahulu ................................ Error! Bookmark not defined.

Tabel 2. Daftar alat dan fungsinya ........................ Error! Bookmark not defined.

Tabel 3. Daftar bahan dan fungsinya .................... Error! Bookmark not defined.

Tabel 4. Kalsifikasi kematangan clasper pada hiu jantan .... Error! Bookmark not

defined.

Tabel 5. Kategori status konservasi hiu menurut IUCN ....... Error! Bookmark not

defined.

Tabel 6. Penciri spesies Chiloscyllium griseum ..... Error! Bookmark not defined.

Tabel 7. Penciri spesies Chiloscyllium punctatum . Error! Bookmark not defined.

Tabel 8. Penciri spesies Chiloscyllium plagiosum . Error! Bookmark not defined.

Tabel 9. Penciri spesies Stegostoma fasciatum .... Error! Bookmark not defined.

Tabel 10. Komposisi spesies yang ditemukan di PPN Brondong Error! Bookmark

not defined.

Tabel 11. panjang total hiu Chiloscyllium plagiosum ........... Error! Bookmark not

defined.

Tabel 12. panjang total hiu stegostoma fasciatum Error! Bookmark not defined.

Tabel 13. Status konservasi hiu ordo Orectolobiformes ...... Error! Bookmark not

defined.

Page 15: EKSPLORASI KOMODITAS HIU ORDO ORECTOLOBIFORMES …repository.ub.ac.id/7668/1/Annis Fardaniyah.pdf · Laporan Skripsi ini adalah sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana

xiii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Sebaran Hiu ordo Orectolobiformes di Perairan Indonesia (Sumber:

White et al., 2006) ................................................. Error! Bookmark not defined.

Gambar 2. Family Hemiscyllidae (Sumber: White et al., 2006) .. Error! Bookmark

not defined.

Gambar 3. Family Stegostomatidae (Sumber: White et al., 2006) ................ Error!

Bookmark not defined.

Gambar 4. Peta pengambilan sampel ................... Error! Bookmark not defined.

Gambar 5. Teknik Pengkodean (Sumber: BPSPL, 2015) .... Error! Bookmark not

defined.

Gambar 6. Contoh ikan hiu yang telah diberi kode Error! Bookmark not defined.

Gambar 7. Teknik pengambilan gambar (Sumber: BPSPL, 2015) .............. Error!

Bookmark not defined.

Gambar 8. Pengukuran total length (TL) pada hiu (Sumber: Compagno, 1984)

............................................................................. Error! Bookmark not defined.

Gambar 9. Kelamin betina (tidak mempunyai clasper) ........ Error! Bookmark not

defined.

Gambar 10. Kelamin jantan (mempunyai clasper) Error! Bookmark not defined.

Gambar 11. Keadaan PPN Brondong ................... Error! Bookmark not defined.

Gambar 12. Diagram proporsi jumlah ikan hiu per spesies . Error! Bookmark not

defined.

Gambar 13. Sebaran frekuensi panjang total spesies A. Chiloscyllium griseum B.

Chiloscyllium punctatum ....................................... Error! Bookmark not defined.

Gambar 14. Proporsi jenis kelamin ....................... Error! Bookmark not defined.

Gambar 15. Diagram tingkat kematangan clasper pada hiu jantan .............. Error!

Bookmark not defined.

Page 16: EKSPLORASI KOMODITAS HIU ORDO ORECTOLOBIFORMES …repository.ub.ac.id/7668/1/Annis Fardaniyah.pdf · Laporan Skripsi ini adalah sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana

xiv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Data pengukuran hiu hari 1 ............... Error! Bookmark not defined.

Lampiran 2. Data pengukuran hiu hari 2 ............... Error! Bookmark not defined.

Lampiran 3. Data pengukuran hiu hari 3 ............... Error! Bookmark not defined.

Lampiran 4. Data pengukuran hiu hari 4 ............... Error! Bookmark not defined.

Lampiran 5. Data pengukuran hiu hari 5 ............... Error! Bookmark not defined.

Lampiran 6. Data pengukuran hiu hari 6 ............... Error! Bookmark not defined.

Lampiran 7. Data pengukuran hiu hari 7 ............... Error! Bookmark not defined.

Lampiran 8. Data pengukuran hiu hari 8 ............... Error! Bookmark not defined.

Lampiran 9. Data pengukuran hiu hari 9 ............... Error! Bookmark not defined.

Lampiran 10. Data pengukuran hiu hari 10 ........... Error! Bookmark not defined.

Lampiran 11. Data pengukuran hiu hari 11 ........... Error! Bookmark not defined.

Lampiran 12. Data pengukuran hiu hari 12 ........... Error! Bookmark not defined.

Lampiran 13. Data pengukuran hiu hari 13 ........... Error! Bookmark not defined.

Lampiran 14. Data pengukuran hiu hari 14 ........... Error! Bookmark not defined.

Lampiran 15. spesies Chiloscyllium griseum saat dewasa .. Error! Bookmark not

defined.

Lampiran 16. spesies Chiloscyllium griseum saat juvenile .. Error! Bookmark not

defined.

Lampiran 17. Kepala Chiloscyllium griseum tampak samping .... Error! Bookmark

not defined.

Lampiran 18. Kepala Chiloscyllium griseum tampak bawah Error! Bookmark not

defined.

Lampiran 19. Bagian perut bawah Chiloscyllium griseum ... Error! Bookmark not

defined.

Lampiran 20. spesies Chiloscyllium punctatum saat juvenil Error! Bookmark not

defined.

Lampiran 21. spesies Chiloscyllium punctatum saat dewasa ..... Error! Bookmark

not defined.

Lampiran 22. Kepala Chyloscillium punctatum tampak atas Error! Bookmark not

defined.

Lampiran 23. Kepala Chyloscillium punctatum tampak samping Error! Bookmark

not defined.

Lampiran 24. Gigi Chyloscillium punctatum .......... Error! Bookmark not defined.

Lampiran 25. Ekor Chyloscillium punctatum ......... Error! Bookmark not defined.

Lampiran 26. Spesies Chiloscyllium plagiosum .... Error! Bookmark not defined.

Lampiran 27. Sirip dorsal 1 dan 2 Chiloscyllium plagiosum . Error! Bookmark not

defined.

Lampiran 28. Posisi sirip dorsal terhadap sirip pelvic Chiloscyllium plagiosum

............................................................................. Error! Bookmark not defined.

Lampiran 29. Kepala Chiloscyllium plagiosum tampak bawah ... Error! Bookmark

not defined.

Lampiran 30. Spesies Stegostoma fasciatum ....... Error! Bookmark not defined.

Lampiran 31. Kepala Stegostoma fasciatum tampak atas ... Error! Bookmark not

defined.

Page 17: EKSPLORASI KOMODITAS HIU ORDO ORECTOLOBIFORMES …repository.ub.ac.id/7668/1/Annis Fardaniyah.pdf · Laporan Skripsi ini adalah sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana

xv

Lampiran 32. Alat tangkap payang ....................... Error! Bookmark not defined.

Lampiran 33. Proses pengambilan data ................ Error! Bookmark not defined.

Lampiran 34. Proses wawancara kepada nelayan Error! Bookmark not defined.

Lampiran 35. Gudang pengelolahan sirip hiu ........ Error! Bookmark not defined.

Lampiran 36. Proses pengelolahan sirip hiu ......... Error! Bookmark not defined.

Page 18: EKSPLORASI KOMODITAS HIU ORDO ORECTOLOBIFORMES …repository.ub.ac.id/7668/1/Annis Fardaniyah.pdf · Laporan Skripsi ini adalah sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana

1

BAB I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Ikan hiu merupakan hewan predator yang hidup di lepas pantai dan

beberapa jenis lainnya hidup di lingkungan terumbu karang. Hiu mempunyai

peran sebagai predator tingkat atas pada rantai makanan yang menentukan

serta mengontrol keseimbangan jaring-jaring makanan yang komplek (Ayotte,

2005). Hiu dan pari banyak diburu sebagai tangkapan utama maupun tangkapan

sampingan (by catch) di beberapa lokasi di Indonesia seperti Laut Jawa, Selat

Karimata, Selat Makassar, serta dekat Samudera Hindia, Laut Tiongkok Selatan

dan Samudera Pasifik. Penangkapan hiu secara berlebihan dapat menjadi

masalah karena sebagian besar hiu tidak bereproduksi dengan cepat seperti ikan

lainnya, yang berarti sangat rentan terhadap eksploitasi besar-besaran. Hiu-hiu

pelagis tingkat reproduksinya hanya 2-3 keturunan saja setiap tahun dan sangat

lambat untuk mencapai usia matang. Dibutuhkan waktu bertahun-tahun bagi hiu

untuk mencapai usia matang (IUCN , 2010).

Salah satu wilayah pengolaan perikanan di perairan Jawa Timur adalah

pelabuhan perikanan nusantara (PPN) Brondong Kabupaten Lamongan. PPN

Brondong merupakan pelabuhan perikanan yang memiliki potensi perikanan

tangkap terbesar di Jawa Timur sebesar 61.436,5 ton, dibandingkan dengan

tempat lainnya, seperti di Kabupaten Tuban dan Kabupaten Gresik yang memiliki

potensi perikanan tangkap sebesar 10.070,4 ton dan 16.671,7 ton pada Tahun

2010. Jumlah ini diduga akan terus mengalami peningkatan seiring dengan

meningkatnya permintaan hiu di pasar dunia (Pusat Data Statistik dan Informasi,

2015).

Eksploitasi perikanan hiu dan pari di perairan Indonesia bersifat multi

spesies dan multi gear. Mengingat harga komoditi perikanan hiu dan pari yang

Page 19: EKSPLORASI KOMODITAS HIU ORDO ORECTOLOBIFORMES …repository.ub.ac.id/7668/1/Annis Fardaniyah.pdf · Laporan Skripsi ini adalah sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana

2

tinggi, maka banyak nelayan yang memburu ikan ini sebagai hasil tangkapan

utama. Nelayan Indonesia hampir memanfaatkan seluruh bagian dari hiu dan

pari, misalnya daging untuk konsumsi, sirip untuk komoditas ekspor, kulit untuk

disamak, hati untuk diambil minyaknya, tulang untuk bahan lem atau bahkan

sebagai bahan baku obat penghambat pertumbuhan sel ganas dalam tubuh

manusia. Pelaksanaan monitoring populasi jenis ikan hiu merupakan tindakan

nyata terhadap program konservasi dan pengelolaan sumber daya (Parluhutan,

2013).

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui status eksploitasi ikan hiu ordo

Orectolobiformes yang ditemukan di Pelabuhan Perikanan Nusantara (PPN)

Brondong Kabupaten Lamongan. Dengan mengetahui rata-rata ukuran panjang

total pada spesies jantan dan betina, serta dengan mengetahui kematangan

clasper pada spesies hiu yamg didaratkan di PPN Brondong, maka akan

diketahui tingkat pemanfaatan spesies hiu tersebut apakah berlebihan atau tidak.

Dari data tersebut dapat ditentukan status konservasi hiu yang terdapat di PPN

Brondong.

1.2 Rumusan Masalah

Pengetahuan mengenai pengenalan jenis hiu yang ada di Indonesia

amatlah dibutuhkan seiring dengan tingkat pemanfaatan yang amat tinggi

terhadap populasi jenis ini, serta untuk memperoleh data yang akurat dalam

penentuan kebijakan terhadap pengelolaan sumber daya tersebut. Sifat biologi

ikan hiu yang tumbuh lamban, berumur panjang, matang seksual pada umur

relatif tua dan hanya menghasilkan sedikit anak, sifat sifat seperti itu membuat

hiu sangat sensitif terhadap penangkapan berlebihan (FAO, 2000).

Dari permasalahan tersebut, maka rumusan masalah dari penelitian ini

yaitu:

Page 20: EKSPLORASI KOMODITAS HIU ORDO ORECTOLOBIFORMES …repository.ub.ac.id/7668/1/Annis Fardaniyah.pdf · Laporan Skripsi ini adalah sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana

3

1. Berapa frekuensi sebaran panjang total hiu ordo Orectolobiformes yang

didaratkan di PPN Brondong?

2. Berapa perbandingan jumlah jenis kelamin hiu ordo Orectolobiformes jantan

dan betina yang di daratkan di PPN Brondong?

3. Bagaimana tingkat kematangan clasper pada hiu jantan ordo

Orectolobiformes yang di daratkan di PPN Brondong?

4. Bagaimana status konservasi hiu ordo Orectolobiformes di PPN Brondong?

1.3 Tujuan

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah :

1. Menghitung sebaran frekuensi panjang total hiu ordo Orectolobiformes yang

didaratkan di PPN Brondong.

2. Membandingkan jumlah jenis kelamin hiu ordo Orectolobiformes jantan dan

betina yang di daratkan di PPN Brondong.

3. Mengetahui rata-rata kondisi kematangan clasper pada hiu jantan ordo

Orectolobiformes yang di daratkan di PPN Brondong.

4. Menganalisis status konservasi hiu ordo Orectolobiformes di PPN Brondong.

1.4 Manfaat Penelitian

Dengan adanya penelitian ini bisa dijadikan sebagai informasi ilmu

pengetahuan dan dapat digunakan sebagai bahan informasi dalam penelitian

selanjutnya. Pada penelitian ini untuk mengetahui status konservasi hiu di PPN

Brondong dilakukan dengan teknik sampling pengukuran panjang total hiu,

menghitung perbandingan hiu jantan dan betina, serta mengidentifikasi

kematangan clasper pada hiu jantan ordo Orectolobiformes yang didaratkan di

PPN Brondong. Dengan mendapatkan data tersebut dapat membantu

pemerintah dalam pengelolaan perikanan hiu di perairan jawa timur khususnya di

PPN Brondong kabupaten Lamongan.

Page 21: EKSPLORASI KOMODITAS HIU ORDO ORECTOLOBIFORMES …repository.ub.ac.id/7668/1/Annis Fardaniyah.pdf · Laporan Skripsi ini adalah sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana

4

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Morfologi dan Sebaran Hiu Ordo Orectolobiformes

Hiu ordo Orectolobiformes atau biasa disebut oleh masyarakat setempat

dengan hiu karpet. Hiu ini mempunyai dua famili yaitu famili Hemiscyllidae dan

famili Stegostomatidae. Hiu famili Hemiscyllidae biasa disebut dengan Bamboo

Sharks sedangkan hiu famili Stegostomatidae biasa disebut zebra sharks (Fish

Base, 2017).

Menurut White et al (2006), sebaran hiu ordo Orectolobiformes meliputi

perairan tropis dan subtropis hangat (18-300C). Hiu ordo Orectolobiformes dapat

dijumpai di perairan lepas hingga perairan pantai. Mayoritas spesises dari hiu

ordo Orectolobiformes tersebar luas di perairan Indo-Pasifik Barat. Di perairan

Indonesia, hiu ordo ini ditemukan hampir diseluruh perairan Indonesia, mulai

Samudera Hindia, Laut Cina Selatan, Laut Jawa, Laut Pasifik, Selat Makasar,

Laut Sulawesi, Laut Flores, Laut Sawu, Laut Banda dan Laut Arafura (Gambar

1).

Gambar 1. Sebaran Hiu ordo Orectolobiformes di Perairan Indonesia (Sumber:

White et al., 2006)

Page 22: EKSPLORASI KOMODITAS HIU ORDO ORECTOLOBIFORMES …repository.ub.ac.id/7668/1/Annis Fardaniyah.pdf · Laporan Skripsi ini adalah sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana

5

2.1.1 Family Hemiscyllidae

Menurut White et al (2006), hiu famili Hemiscyllidae merupakan hiu kecil

berbentuk batang silindris atau sedikit kompres. Jarak precaudal tail lebih

panjang dari kepala dan trunk. Hiu ini, terdapat 5 celah insang kecil, 3 celah kecil

yang terakhir terdapat di atas dasar sirip dada. Spirakel yang dimiliki hiu ini

sangat besar dan terletak di belakang bawah mata. Lubang hidung pada hiu

famili ini terdapat sungut. Hiu famili Hemiscyllidae tidak memiliki selaput kelopak

mata. Moncong pendek hingga agak panjang, sedikit kompres, berbentuk

parabola hingga bulat melebar. Mulut kecil, hampir melintang, dan terletak di

depan mata. Mempunyai gigi kecil. Mempunyai dua sirip punggung, sirip pertama

berukuran sedang, sedangkan sirip punggung kedua memiliki besar yang sama

dengan sirip punggung pertama dan dengan bentuk yang sama (Gambar 2).

Gambar 2. Family Hemiscyllidae (Sumber: White et al., 2006)

Menurut Fish Base (2017), hiu famili Hemiscyllidae memiliki sirip anal agak

besar, sangat rendah, luas dan bulat, terletak jauh di belakang sirip punggung

kedua dan dipisahkan oleh notch dari sirip ekor. Ekor berbentuk batang silindris,

tanpa percabangan precaudal atau keels. Hiu famili Hemiscyllidae memiliki

beberapa species, antara lain :

a) Chiloscyllium griseum

b) Chiloscyllium hasselti

Page 23: EKSPLORASI KOMODITAS HIU ORDO ORECTOLOBIFORMES …repository.ub.ac.id/7668/1/Annis Fardaniyah.pdf · Laporan Skripsi ini adalah sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana

6

c) Chiloscyllium indicum

d) Chiloscyllium plagiosum

e) Chiloscyllium punctatum

f) Hemiscyllium freycineti

g) Hemiscyllium hallstromi

h) Hemiscyllium ocellatum

i) Hemiscyllium strahani

j) Hemiscyllium trispeculare

2.1.2 Family Stegostomatidae

Family Stegostomatidae hanya memiliki 1 species yaitu Stegostoma

fasciatum. Berukuran besar, tubuh hiu cukup gemuk dengan punggung menonjol

di samping. Kepala dengan 5 celah insang kecil, yang 3 belakang sirip dada dan

2 sangat dekat satu sama lain, tidak ada insang rakers. Spirakel tidak sama

dengan ukuran mata. Lubang hidung dekat depan moncong, dengan sungut

pendek. Tidak ada selaput pada kelopak mata bawah. Moncong sangat pendek,

luas dan benar - benar bulat. Mulut pendek, hampir melintang, dan terletak di

ujung depan kepala, serta memiliki gigi kecil. Memiliki dua sirip dorsal, pangkal

sirip dorsal pertama membentang kedepan sejajar dengan sirip dada/ pectoral

seperti dataran tinggi hingga mencapai puncaknya sejajar dengan letak sirip

pelvic. Sirip dorsal kedua 1/2 ukuran sirip dorsal pertama atau kurang. Terdapat

sirip anal. Sirip caudal hampir 1/2 dari total length (Gambar 3). Batang ekor tidak

sepenuhnya dipres, tanpa keels lateral atau precaudal pits, tetapi dengan gurat

sisi membentang ke depan di sisi atas. Warna hiu muda di bawah 60 cm dengan

punggung coklat gelap atau kehitaman, dengan batang vertikal berwarna kuning,

bintik-bintik dan retikulasi (White et al., 2006).

Page 24: EKSPLORASI KOMODITAS HIU ORDO ORECTOLOBIFORMES …repository.ub.ac.id/7668/1/Annis Fardaniyah.pdf · Laporan Skripsi ini adalah sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana

7

Gambar 3. Family Stegostomatidae (Sumber: White et al., 2006)

2.2 Identifikasi Morfologi Hiu

Identifikasi merupakan suatu kegiatan mencari dan mengenal ciri-ciri

taksonomi individu yang beraneka ragam dan memasukannya dalam suatu

takson. Identifikasi mempunyai arti penting yang ditinjau dari segi ilmiah, sebab

seluruh pekerjaan berikutnya tergantung dari hasil identifikasi yang benar dari

suatu spesies yang sedang diteliti. Pada proses identifikasi ikan, buku kunci

identifikasi ikan sangat dibutuhkan. Identifikasi ikan mengacu pada morfometrik

dan meristik yang dilakukan sesuai dengan petunjuk identifikasi (Emiliya et al,

2016).

Identifikasi ikan secara morfologi didasarkan pada kajian morfometrik dan

meristrik. Studi morfometrik merupakan kajian yang berkaitan dengan variasi dan

perubahan bentuk (ukuran dan bentuk) dari organisme atau individu, meliputi

pengukuran panjang dan analisis kerangka secara kuantitatif. Sedangkan,

karakter meristik merupakan perhitungan bagian tertentu pada tubuh ikan

(counting method), misalnya meliputi jumlah sisik pada ikan, jumlah jari-jari keras

dan lemah pada sirip ikan, dan jumlah sisik melintang tubuh. Selain itu,

pengamatan karakter morfologi yang lain juga diperlukan dalam proses

identifikasi. Hasil pengukuran karakter morfometrik, perhitungan karakter meristik

dan pengamatan karakter morfologi yang lain disesuaikan dengan kunci

identifikasi yang sesuai dan mendekati (Taqwin et al, 2014).

Page 25: EKSPLORASI KOMODITAS HIU ORDO ORECTOLOBIFORMES …repository.ub.ac.id/7668/1/Annis Fardaniyah.pdf · Laporan Skripsi ini adalah sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana

8

2.3 Nisbah Kelamin

Nisbah kelamin merupakan perbandingan antara jumlah ikan jantan dan

jumlah ikan betina yang dinyatakan dalam persen dari jumlah total individu.

Nisbah kelamin menunjukkan banyaknya individu yang menyusun suatu

populasi. Nisbah kelamin dapat dijadikan indikator bahwa populasi ikan di suatu

lokasi berada dalam kondisi ideal. Keseimbangan komposisi antara ikan jantan

dan ikan betina diharapkan dapat menjaga populasi ikan dari kepunahan. Kondisi

yang ideal umumnya didukung oleh kondisi lingkungan dan habitat yang baik

bagi kelangsungan hidup ikan tersebut. Nisbah kelamin diduga memiliki

keterkaitan dengan habitat ikan. Pada habitat yang ideal untuk melakukan

pemijahan, umumnya komposisi ikan jantan dan ikan betina seimbang (Nasution,

2004).

Nisbah kelamin ikan perlu diketahui karena mempunyai pengaruh

terhadap kestabilan populasi ikan tersebut. Dalam satu populasi apabila nisbah

kelamin tidak seimbang, maka perkembangan populasinya akan terhambat.

Perbedaan ukuran dan jumlah salah satu jenis kelamin dalam populasi

disebabkan adanya perbedaan pola pertumbuhan, perbedaan umur, awal

kematangan gonad, adanya penambahan jenis ikan baru pada suatu populasi

ikan yang sudah ada (Nikolsky, 1963).

2.4 Tingkat Kematangan Clasper

Semua ikan bertulang rawan (elasmobranchii) bangsa ikan hiu

mempunyai pola reproduksi dengan pembuahan internal. Sirip perut pada ikan

jantan telah dimodifkasi menjadi lebih lancip dan bercelah, hal ini yang disebut

dengan clasper. Clasper adalah alat seksual ikan hiu jantan dan digunakan untuk

menyalurkan sperma selama kopulasi (pembuahan). Terdapat dua bagian pada

clasper yaitu kanan dan kiri yang berfungsi sebagai alat reproduksi, namun

Page 26: EKSPLORASI KOMODITAS HIU ORDO ORECTOLOBIFORMES …repository.ub.ac.id/7668/1/Annis Fardaniyah.pdf · Laporan Skripsi ini adalah sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana

9

hanya satu yang menyalurkan sperma ke dalam kloaka betina selama proses

kopulasi. Kematangan seksual pada ikan hiu jantan dilakukan secara visual yaitu

dengan melihat perkembangan dari mixopetrygia atau clasper itu sendiri.

Semakin panjang clasper, clasper juga akan semakin besar karena proses

terjadinya kalsifikasi atau proses pengapuran (White et al., 2006).

Menurut Dharmadi et al (2012), tingkat kematangan kelamin ikan hiu

jantan ditentukan berdasarkan tingkat pengapuran clasper. Proses kalsifikasi dan

perkembangan (kekerasan dan kekakuan) pada clasper digunakan sebagai

standar untuk menentukan tingkat kematangan seksual pada hiu. Kematangan

seksual hiu jantan dibedakan menjadi 3 kategori kalsifikasi yaitu :

1. Non-Calcification (NC), yang berarti hiu belum mengalami pengapuran

sehingga belum siap membuahi

2. Non-Full Calcification (NFC), yaitu kondisi clasper sebagian mengandung zat

kapur terjadi pada hiu jantan dalam usia remaja yang hampir siap untuk

membuahi hiu betina.

3. Full-Calcification (FC), yang berarti hiu jantan telah siap untuk melakukan

pembuahan terhadap sel telur hiu betina, dimana kondisi clasper keras dan kaku

karena penuh mengandung zat kapur.

2.5 Status Hiu Berdasarkan International Union for the Conservation of

Nature and Natural Resources (IUCN)

Status konservasi keberadaan spesies hiu pada ordo Orectolobiformes

dapat diketahui berdasarkan IUCN. Kategori konservasi IUCN dikeluarkan IUCN

untuk membantu dalam melakukan klasifikasi terhadap spesies-spesies yang

terancam kepunahan. Kategori konservasi IUCN telah mengalami tujuh kali

revisi.

Page 27: EKSPLORASI KOMODITAS HIU ORDO ORECTOLOBIFORMES …repository.ub.ac.id/7668/1/Annis Fardaniyah.pdf · Laporan Skripsi ini adalah sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana

10

2.5.1 Extinct (EX)

Sebuah takson adalah Extinct ketika tidak ada keraguan bahwa individu

terakhir telah mati. Sebuah takson dianggap punah saat survei lengkap di habitat

yang diketahui atau diharapkan, pada waktu yang tepat (diurnal, musiman,

tahunan), di seluruh rentang sejarah yang telah gagal untuk menemukan

individu tersebut. Survei harus selama jangka waktu yang sesuai untuk siklus

hidup dan bentuk kehidupan takson ini.

2.5.2 Extinct in the Wild (EW)

Sebuah takson adalah Extinct in the Wild ketika diketahui hanya untuk

bertahan hidup dalam budidaya, di penangkaran atau sebagai populasi. Sebuah

takson dianggap punah di alam liar ketika survei lengkap di habitat yang

diketahui atau diharapkan, pada waktu yang tepat (diurnal, musiman, tahunan),

di seluruh rentang sejarah yang telah gagal untuk menemukan individu tersebut.

Survei harus selama jangka waktu yang sesuai untuk siklus hidup dan bentuk

kehidupan takson ini.

2.5.3 Critically Endangered (CR)

Sebuah takson dikatakan Critically Endangered ketika bukti terbaik yang

tersedia menunjukkan bahwa memenuhi salah satu kriteria yang dianggap akan

memiliki resiko yang sangat tinggi terhadap kepunahan di alam liar. Kriteria untuk

status Critically Endangered, sebagai berikut :

1. Penurunan jumlah populasi ≥ 90% dalam suatu wilayah selama 10 tahun

terakhir.

2. Penurunan jumlah spesies dewasa kurang dari 250 dalam suatu wilayah

selama 3 tahun terakhir.

Page 28: EKSPLORASI KOMODITAS HIU ORDO ORECTOLOBIFORMES …repository.ub.ac.id/7668/1/Annis Fardaniyah.pdf · Laporan Skripsi ini adalah sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana

11

2.5.4 Endangered (EN)

Sebuah takson dikatakan Endangered ketika bukti terbaik yang tersedia

memenuhi salah satu kriteria, karena itu dianggap akan menghadapi resiko yang

sangat tinggi kepunahan di alam liar. Kriteria untuk status Endangered, sebagai

berikut :

1. Penurunan jumlah populasi ≥ 70% dalam suatu wilayah selama 10 tahun

terakhir.

2. Penurunan jumlah spesies dewasa kurang dari 2.500 dalam suatu wilayah

selama 3 tahun terakhir.

2.5.5 Vulnerable (VU)

Sebuah takson dikatakan Vulnerable ketika bukti terbaik yang tersedia

memenuhi salah satu kriteria, karena itu dianggap akan menghadapi risiko tinggi

kepunahan di alam liar. Kriteria untuk status Vulnerable, sebagai berikut :

1. Penurunan jumlah populasi ≥ 50% dalam suatu wilayah selama 10 tahun

terakhir.

2. Penurunan jumlah spesies dewasa kurang dari 10.000 dalam suatu wilayah

selama 3 tahun terakhir.

2.5.6 Near Threatened (NT)

Sebuah takson yang Near Threatened ketika telah dievaluasi terhadap

kriteria tetapi tidak memenuhi syarat untuk Critically Endangered (CE),

Endangered (EN) atau Vulnurable (VU), tapi dekat dengan kualifikasi yang

memenuhi syarat untuk kategori terancam dalam waktu dekat.

2.5.7 Least Concern (LC)

Sebuah takson adalah Least Concern ketika telah dievaluasi terhadap

kriteria dan tidak memenuhi syarat untuk Critically Endangered (CE),

Page 29: EKSPLORASI KOMODITAS HIU ORDO ORECTOLOBIFORMES …repository.ub.ac.id/7668/1/Annis Fardaniyah.pdf · Laporan Skripsi ini adalah sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana

12

Endangered (EN) atau Vulnurable (VU) atau Near Threatened (NT). Takson yang

tersebar luas dan berlimpah termasuk dalam kategori ini.

2.5.8 Data Deficient (DD)

Sebuah takson dikatakan Data Deficient ketika ada informasi yang tidak

memadai, langsung maupun tidak langsung, penilaian risiko kepunahan

berdasarkan distribusi dan status populasi. Sebuah takson dalam kategori ini

dapat dipelajari dengan baik, dan secara biologi dapat dikenali, namun data

kelimpahan dan distribusi yang sesuai masih kurang. Oleh karena itu Data

Deficient bukanlah kategori ancaman. Daftar takson dalam kategori ini

menunjukkan bahwa informasi lebih lanjut diperlukan dan terdapat kemungkinan

bahwa penelitian di masa depan akan menunjukkan bahwa klasifikasi yang

terancam telah sesuai.

2.6 Penelitian Terdahulu

Penelitian ini berdasar pada penelitian terdahulu yang telah dilakukan

oleh Fuad., et al (2015) dan penelitian yang dilakukan oleh Damora dan Ranny

(2015). Penelitian ini bertujuan untuk mengumpulkan data dan informasi tentang

hasil tangkapan hiu yang didaratkan agar mengetahui pemanfaatan hiu di

masing-masing lokasi apakah pemanfaatan hiu terindikasi berlebih atau tidak.

Kedua penelitian ini melakukan teknik pengumpulan data yang sama, yaitu

melakukan pengukuran total lenght pada hiu untuk mengetahui sebaran

frekuensi panjang hiu sehingga dapat di analisis untuk tingkat pemanfaatan hiu

tersebut berlebihan atau tidak. Dari data yang diperoleh, dapat digunakan

sebagai dasar evaluasi dalam pengelolaan dan pelestarian hiu berkelanjutan

(Tabel 1).

Page 30: EKSPLORASI KOMODITAS HIU ORDO ORECTOLOBIFORMES …repository.ub.ac.id/7668/1/Annis Fardaniyah.pdf · Laporan Skripsi ini adalah sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana

13

Tabel 1. Penelitian terdahulu

No. Nama Peneliti Judul Metode Hasil

1. Adrian Damora dan Ranny Ramadhani Yuneni (2015)

Estimasi Pertumbuhan, Mortalitasdan Eksploitasi Hiu Kejen (Carcharhinus falciformis) dengan Basis Pendaratan di Banyuwangi, Jawa Timur

-Teknik pengumpulan data dengan mengukur ikan sebanyak-banyaknya saat ikan didaratkan. -Pengamatan biometrik hiu kejen yang dilakukan meliputi identifikasi jenis, pengukuran panjang total, bobot individu dan jenis kelamin -Penghitungan rata-rata ukuran pertama kali Tertangkap (Lc) menggunakan pendekatan selektivitas celah pelolosan dengan fungsi logistik -

Hiu kejen (C. falciformis) yang didaratkan di Muncar, memiliki ukuran yang lebar, yakni berkisar antara 88–318 cm TL untuk hiu betina dan 104-300 cm TL untuk hiu jantan. Ukuran panjang rata-rata tertangkap (LC) yang rendah, yakni 180.08 cm TL (betina) dan 178.36 cm TL (hiu jantan). Tingkat pemanfaatan penangkapan hiu kejen sudah menunjukkan upaya tangkap lebih sehingga perlu dilakukan upaya pengelolaan konservatif.

2. Fuad, Dwi Ariyoga Gautama, Sunardi, Citra Satrya Utama Dewi (2015)

Pendataan Hiu Hasil Tangkapan Sampingan di Pelabuhan Perikanan Nusantara Brondong

-Teknik pengumpulan data mulai dari catch record, pengukuran total lenght (TL) ikan -Menganalisis jenis hiu yang di data, sebaran frekuensi panjang ikan, perbandingan presentase hiu berdasarkan jenis yang didaratkan, fluktuasi jumlah hiu yang didapatkan, data hiu berdasarkan jenis

Sebagian besar hiu yang tertangkap masih berukuran kecil terutama hiu jantan, dimana 70,6 % masih belum siap untuk membuahi. Hasil tangkapan hiu persatuan upaya paling besar pada bulan Oktober dan Pebruari yaitu sekitar 8,04

Page 31: EKSPLORASI KOMODITAS HIU ORDO ORECTOLOBIFORMES …repository.ub.ac.id/7668/1/Annis Fardaniyah.pdf · Laporan Skripsi ini adalah sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana

14

kelamin, tingkat kematangan clasper pada hiu jantan yang didaratkan.

dan 7,83 ton/unit. Jenis hiu paling banyak didaratkan di PPN Brondong adalah Scalloped Hammerhead Shark sejumlah 3.061 ekor dan jenis hiu Blacktip Shark sejumlah 835 ekor

Page 32: EKSPLORASI KOMODITAS HIU ORDO ORECTOLOBIFORMES …repository.ub.ac.id/7668/1/Annis Fardaniyah.pdf · Laporan Skripsi ini adalah sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana

15

BAB III. METODE

3.1 Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Pelabuhan Perikanan Nusantara (PPN)

Brondong di Desa Brondong Kecamatan Brondong, kabupaten Lamongan.

Penelitian dilakukan selama 14 hari dimulai pada tanggal 5 Juli 2017 sampai

tanggal18 Juli 2017. Gambar 4 merupakan gambar peta lokasi pengambilan

sampel.

Gambar 1. Peta pengambilan sampel

3.2 Alat dan Bahan

Alat yang digunakan dalam penilitian skripsi adalah alat yang menunjang

dalam pengambilan data di lapang. Adapun alat-alat yang digunakan dapat

dilihat pada Tabel 2.

Page 33: EKSPLORASI KOMODITAS HIU ORDO ORECTOLOBIFORMES …repository.ub.ac.id/7668/1/Annis Fardaniyah.pdf · Laporan Skripsi ini adalah sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana

16

Tabel 1. Daftar alat dan fungsinya

No. Alat Fungsi

1. Buku pedoman identifikasi hiu Mengidentifikasi jenis spesies hiu yang

didaratkan

2. Tabel from Mencatat data-data yang diperlukan

3. Alat Tulis Peralatan tulis untuk mencatat data

yang didapat

4. Meteran Mengukur panjang total ikan

5. Kamera Mendokumentasikan segala aktifitas

ataupun ikan hiu yang di dapat di PPN

Brondong

Bahan yang digunakan dalam penilitian skripsi ini adalah bahan yang

menunjang dalam pengambilan data di lapang. Adapun bahan yang digunakan

dapat dilihat pada Tabel 3.

Tabel 2. Daftar bahan dan fungsinya

No. Bahan Fungsi

1. Air Membersihkan ikan sebelum proses

pengambilan gambar

2. Tissue Membersihkan ikan sebelum proses

pengambilan gambar

3.3 Prosedur Pengumpulan Data

Pengambilan data dilakukan dengan cara sampling pada beberapa

nelayan yang menangkap ikan hiu ordo Orectolobiformes di PPN Brondong.

Sampling yang diteliti yaitu sebanyak 25 sampel ikan hiu setiap harinya selama

14 hari (Noviyanti et al, 2015). Sampling dilakukan untuk mengetahui spesies,

Page 34: EKSPLORASI KOMODITAS HIU ORDO ORECTOLOBIFORMES …repository.ub.ac.id/7668/1/Annis Fardaniyah.pdf · Laporan Skripsi ini adalah sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana

17

ukuran panjang total ikan, jenis kelamin ikan, serta tingkat kematangan clasper

pada hiu ordo Orectolobiformes.

3.3.1 Identifikasi Spesies

Identifikasi spesies dilakukan dua kali yaitu secara langsung (saat

dilapang) dan secara tidak langsung (identifikasi sampel yang sudah difoto)

untuk mendapatkan data yang sesuai. Ikan hiu diteliti secara visual untuk

mengidentifikasi sampel yang diambil, dengan cara pengamatan karakter

morfologi dan mengenal ciri-ciri taksonomi individu. Kemudian pengamatan

karakter dan ciri-cicri morfologi tersebut disesuaikan dengan buku pedoman

identifikasi hiu yang sesuai dan mendekati, sehingga dapat menentukan individu

tersebut termasuk dalam spesies apa. Identifikasi dilakukan sampai tingkat

spesies dengan mengikuti kunci identifikasi dari Carpenter (1998), White et.al

(2006), serta Compagno (1984).

Pada pengambilan data foto atau dokumentasi sampel hiu, ada beberapa

teknik yang perlu diperhatikan. Teknik yang perlu diperhatikan yaitu teknik

pengkodean ikan dan pengambilan foto hiu. Sampel ikan hiu yang digunakan

untuk pengambilan foto diupayakan ikan hiu utuh agar memudahkan untuk

mengidentifikasi ikan hiu.

Pengkodean ikan ini dilakukan dengan format huruf dan angka. Huruf

abjad A–Z sebagai penanda hari dan angka ialah sebagai penanda nomer urut

ikan yang diukur. Teknik ini disebut teknik photo id. Dibawah ini adalah contoh

teknik photo id (Gambar 5).

Page 35: EKSPLORASI KOMODITAS HIU ORDO ORECTOLOBIFORMES …repository.ub.ac.id/7668/1/Annis Fardaniyah.pdf · Laporan Skripsi ini adalah sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana

18

Gambar 2. Teknik Pengkodean (Sumber: BPSPL, 2015)

Jika pengkodean telah melebihi abjad Z, maka kembali lagi ke abjad

awal. Abjad awal tersebut ditambahkan dengan abjad baru. Pengkodean ini

dilakukan untuk memudahkan dalam melakukan identifikasi hiu. Gambar 6

merupakan contoh foto hiu yang telah diberi kode.

Gambar 3. Contoh ikan hiu yang telah diberi kode

Pengambilan foto dilapang dimaksudkan untuk mengkoreksi ulang hasil

identifikasi jenis spesies hiu dilapang. Teknik photo id merupakan teknik

mengambil gambar untuk mempermudah dalam pendataan sampel. Setelah

diberikan pengkodean kemudian ikan tersebut di foto untuk dokumentasi.

Adapun teknik pengambilan gambar photo id dapat dilakukan sesuai Gambar 7.

Page 36: EKSPLORASI KOMODITAS HIU ORDO ORECTOLOBIFORMES …repository.ub.ac.id/7668/1/Annis Fardaniyah.pdf · Laporan Skripsi ini adalah sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana

19

Gambar 4. Teknik pengambilan gambar (Sumber: BPSPL, 2015)

3.3.2 Morfometri

Terdapat banyak karakter pada teknik pengukuran morfometri, namun

pada pada penelitian ini hanya karakter panjang total (Total Lenght) yang akan

diukur. Data panjang total (TL) hiu yang didaratkan di PPN Brondong digunakan

sebagai data dalam penentuan sebaran frekuensi panjang (TL) hiu ordo

Orectolobiformes. Total length (TL) diukur mulai dari bagian terdepan moncong

mulut sampai ujung ekor atas (panjang total) seperti pada Gambar 8.

Pengukuran dilakukan menggunakan meteran. Hasil pengukuran dicatat pada

tabel form yang telah tersedia.

Gambar 5. Pengukuran total length (TL) pada hiu (Sumber: Compagno, 1984)

3.3.3 Jenis Kelamin

Hiu secara visual terlihat perbedaan antara kelamin jantan dan kelamin

betina (seksual dimorfik). Cara untuk mengetahui jenis kelamin ikan hiu yaitu

Page 37: EKSPLORASI KOMODITAS HIU ORDO ORECTOLOBIFORMES …repository.ub.ac.id/7668/1/Annis Fardaniyah.pdf · Laporan Skripsi ini adalah sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana

20

dengan melihat adanya clasper pada ikan tersebut. Jika terdapat clasper, maka

ikan hiu tersebut adalah berkelamin jantan. Jika tidak memiliki clasper berarti

ikan hiu tersebut betina seperi yang terlihat pada Gambar 9 dan Gambar 10.

Gambar 6. Kelamin betina (tidak mempunyai clasper)

Gambar 7. Kelamin jantan (mempunyai clasper)

3.3.4 Kematangan clasper pada hiu jantan

Tingkat kematangan clasper ikan hiu jantan ditentukan berdasarkan

tingkat pengapuran clasper. Proses kalsifikasi dan perkembangan (kekerasan

dan kekakuan) pada clasper digunakan sebagai standar untuk menentukan

tingkat kematangan seksual pada hiu. Pengumpulan data kematangan clasper

hiu jantan dibedakan menjadi 3 kategori kalsifikasi sesuai dengan Tabel 4.

Tabel 3. Kalsifikasi kematangan clasper pada hiu jantan

No. Kalsifikasi Kondisi clasper Keterangan

1 Non-Calcification

(NC)

Tidak keras

(lembek)

Belum mengalami pengapuran

(belum siap membuahi)

Page 38: EKSPLORASI KOMODITAS HIU ORDO ORECTOLOBIFORMES …repository.ub.ac.id/7668/1/Annis Fardaniyah.pdf · Laporan Skripsi ini adalah sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana

21

2 Non-Full

Calcification

(NFC)

Sebagian keras

(agak keras)

Sebagian mengandung zat kapur

(pengapuran sebagian) sehingga

hampir siap untuk membuahi

3 Full-Calcification

(FC)

Keras Clasper penuh mengandung zat

kapur (siap untuk membuahi hiu

betina)

3.4 Analisis Data Morfometri Panjang Total Hiu

Data morfometri diolah dengan menganalisis sebaran frekuensi panjang

total hiu. Menurut Fuad et al. (2015), sebaran frekuensi panjang adalah untuk

mengetahui distribusi ukuran panjang pada kelompok panjang tertentu. Sebaran

frekuensi panjang didapatkan dengan menentukan selang kelas, nilai tengah

kelas, dan frekuensi dalam setiap kelompok panjang. Dalam penenlitian ini, untuk

menganalisis sebaran frekuensi panjang, menggunakan tahapan-tahapan

sebagai berikut :

1. Menentukan nilai maksimum dan minimum dari seluruh panjang total hiu

setiap spesies pada ordo orectolobiformes.

2. Menentukan jumlah kelas dan selang kelas.

3. Menentukan limit bawah kelas bagi selang kelas yang pertama dan kemudian

limit atas kelasnya. Limit atas didapatkan dengan cara menambah lebar kelas

pada limit bawah kelas.

4. Mendaftarkan semua limit kelas untuk setiap selang kelas.

5. Menentukan nilai tengah kelas bagi masing masing kelas dengan merata

ratakan limit kelas.

6. Menentukan frekuensi bagi masing masing kelas dan memasukkan frekuensi

masing-masing kelas panjang masing-masing spesies ikan hiu pada selang

Page 39: EKSPLORASI KOMODITAS HIU ORDO ORECTOLOBIFORMES …repository.ub.ac.id/7668/1/Annis Fardaniyah.pdf · Laporan Skripsi ini adalah sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana

22

yang telah ditentukan. Setelah distribusi frekuensi panjang ditentukan maka

selang kelas yang sama di plot kan dalam sebuah grafik.

3.5 Analisis Status konservasi

Analisis status konservasi hiu ordo Orectolobiformes yang didaratkan di

PPN Brondong dapat dilihat dengan indikator sebaran frekuensi panjang, rasio

jenis kelamin, dan kematangan clasper pada hiu jantan. Mengacu pada IUCN

(2013), tools untuk menentukan status konservasi yaitu dengan cara skoring atau

pemberian nilai. Data analisis sebaran frekuensi panjang hiu, rasio jenis kelamin,

serta tingkat kematangan clasper pada hiu dapat digunakan untuk menentukan

status konservasi dan status penangkapan hiu ordo Orectolobiformes yang

didaratkan di PPN Brondong. Indikator pertama yaitu sebaran frekuensi panjang

total hiu, dimana sebaran frekuensi ini didapatkan dari pengolahan data statistik

melalui microsoft excel yang kemudian hasilnya dibandingkan dengan literatur

untuk menentukan status konservasi hiu ordo Orectolobiformes yang tertangkap

dan didaratkan di PPN Brondong. Pada indikator kedua dan ketiga yaitu rasio

jenis kelamin dan kematangan clasper pada hiu jantan, hal yang dilakukan sama

dengan indikator yang pertama, yaitu pengolahan data menggunakan microsoft

excel yang kemudian hasilnya dibandingkan dengan literatur untuk menentukan

status konservasi hiu ordo Orectolobiformes yang tertangkap dan didaratkan di

PPN Brondong. Tabel 5 merupakan kategori status konservasi dalam IUCN

redlist.

Tabel 4. Kategori status konservasi hiu menurut IUCN

No. Status Konservasi Keterangan

1. Extinct (EX) Punah

2. Extinct in the Wild (EW) Punah di alam liar

3. Critically Endangered (CR) Kritis, mempunyai resiko yang sangat tinggi

terhadap kepunahan

4. Endangered (EN) Terancam punah

Page 40: EKSPLORASI KOMODITAS HIU ORDO ORECTOLOBIFORMES …repository.ub.ac.id/7668/1/Annis Fardaniyah.pdf · Laporan Skripsi ini adalah sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana

23

5. Vulnerable (VU) Rentan punah

6. Near Threatened (NT) Hampir terancam punah

7. Least Cocern (LC) Beresiko rendah

8. Data deficient (DD) Informasi kurang

Page 41: EKSPLORASI KOMODITAS HIU ORDO ORECTOLOBIFORMES …repository.ub.ac.id/7668/1/Annis Fardaniyah.pdf · Laporan Skripsi ini adalah sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana

24

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Kondisi PPN Brondong

Aktifitas di PPN Brondong sangat padat, terdapat kurang lebih 312 bakul

ikan. Mayoritas nelayan disana menggunakan alat tangkap payang, namun juga

ada beberapa nelayan menggunakan pukat cincin serta pancing. Seperti yang

terlihat pada Gambar 11, keadaan TPI di PPN Brondong sangat ramai oleh

pedagang, pembeli, dan keranjang ikan yang baru diangkut dari kapal di

dermaga. Aktivitas bongkar dilakukan mulai subuh hingga pagi hari sekitar jam 9.

Setiap hari terdapat kegiatan bongkar, kecuali pada hari raya tertentu. Hasil

tangkapan nelayan yang didaratkan di PPN Brondong berton-ton ikan.

Gambar 1. Keadaan PPN Brondong

4.2 Hasil Identifikasi Spesies

Hasil pengambilan data selama 14 hari penelitian dilapang dengan

sampling hiu ordo Orectolobiformes yang didaratkan di PPN Brondong. Dari data

sampling tersebut kemudian diolah dan diidentifikasi. Pada penelitian ini, hasil

identifikasi hiu ditemukan 4 spesies yang meliputi Chiloscyllium griseum,

Chiloscyllium punctatum, Chiloscyllium plagiosum, dan Stegostoma fasciatum.

Page 42: EKSPLORASI KOMODITAS HIU ORDO ORECTOLOBIFORMES …repository.ub.ac.id/7668/1/Annis Fardaniyah.pdf · Laporan Skripsi ini adalah sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana

25

4.2.1 Chiloscyllium griseum

Pada penelitian lapang ditemukan spesies Chiloscyllium griseum, berikut

adalah klasifikasi taksonomi pada spesies Chiloscyllium griseum.

Kingdom : Animalia

Phylum : Chordata

Class : Chondrichthyes

Subclass : Elasmobranchii

Order : Orectolobiformes

Family : Hemiscylliidae

Genus : Chiloscyllium

Spesies : Chiloscyllium griseum

Hiu spesies Chiloscyllium griseum atau biasa disebut grey bambooshark

termasuk dalam hiu berukuran kecil. Tubuh cukup gemuk dan tidak mempunyai

punggung lateral pada batang tubuh. Hiu ini mempunyai mulut kecil dan

melintang yang terletak di depan mata, gigi kecil serta moncongnya bulat

melebar. Spesies ini mempunyai 2 sirip dorsal, kedua sirip dorsal hampir sama

besar. Letak sirip dorsal pertama mulai dari 1/3 letak sirip pelvic hingga lebih

(berada di belakang sirip pelvic). Mempunyai ekor yang memanjang dan tebal.

Sirip precaudal cukup gemuk. Memiliki 5 celah insang kecil. Spirakel besar pada

spesies ini terletak dibawah mata. Lubang hidung subterminal, dengan sungut

pendek. Hiu spesies Chiloscyllium griseum memiliki sirip anal yang panjang,

rendah dan bulat melebar. Ekor berbentuk silinder batang, tanpa keels atau

lubang precaudal. Warna spesies ini ketika juvenil adalah coklat muda, kuning-

coklat atau abu-abu-coklat, dengan 12 atau 13 bands garis yang melintang

(belang-belang) yang kemudian akan memudar seiring dengan pertumbuhan dan

menghilang pada saat dewasa, sehingga pada saat dewasa hiu ini berwarna

coklat. Tabel 6 merupakan tabel penciri spesies Chiloscyllium griseum.

Page 43: EKSPLORASI KOMODITAS HIU ORDO ORECTOLOBIFORMES …repository.ub.ac.id/7668/1/Annis Fardaniyah.pdf · Laporan Skripsi ini adalah sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana

26

Tabel 1. Penciri spesies Chiloscyllium griseum

No Gambar Ciri-ciri

1

(Compagno, 1984)

Tubuh cukup gemuk

2

Bentuk kepala melebar

3.

(Compagno, 1984)

Celah insang hiu

Page 44: EKSPLORASI KOMODITAS HIU ORDO ORECTOLOBIFORMES …repository.ub.ac.id/7668/1/Annis Fardaniyah.pdf · Laporan Skripsi ini adalah sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana

27

4.

(Compagno, 1984)

Posisi sirip dorsal 1

terhadap sirip pelvic

Chyloscillium griseum,

sirip dorsal terletak mulai

dari 1/3 letak sirip pelvic

hingga lebih.

5.

(Compagno, 1984)

Corak warna saat juvenil

yaitu garis-garis melintang

kuning-coklat atau abu-

abu-coklat, ketika dewasa

corak warna memudar.

4.2.2 Chiloscyllium punctatum

Pada penelitian lapang ditemukan spesies Chiloscyllium punctatum,

berikut adalah klasifikasi taksonomi pada spesies Chiloscyllium punctatum.

Kingdom : Animalia

Phylum : Chordata

Class : Chondrichthyes

Subclass : Elasmobranchii

Order : Orectolobiformes

Family : Hemiscylliidae

Genus : Chiloscyllium

Spesies : Chiloscyllium punctatum

Page 45: EKSPLORASI KOMODITAS HIU ORDO ORECTOLOBIFORMES …repository.ub.ac.id/7668/1/Annis Fardaniyah.pdf · Laporan Skripsi ini adalah sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana

28

Hiu spesies Chiloscyllium punctatum merupakan hiu kecil yang

mempunyai nama lain brown banded bambooshark. Hiu ini mempunyai tubuh

ramping dan ekor yang ramping, serta tidak mempunyai keels (lubang

precaudal). Dasar sirip anal jauh lebih pendek daripada dasar cuping sirip ekor

bagian bawah. Tidak mempunyai lateralis di punggung, sirip precaudal

(precaudal fin) mempunyai ukuran cukup ramping. Mempunyai bentuk kepala

lebih panjang (agak mengerucut). Hiu ini memiliki 5 celah insang kecil. Terdapat

spirakel besar di bawah mata. Lubang hidung pada hiu ini berbentuk subterminal,

dengan sungut pendek. Hiu ini mempunyai mulut kecil dan melintang yang

terletak di depan mata. Gigi pada hiu ini berukuran kecil, memiliki susunan

serupa pada kedua rahang. Chiloscyllium punctatum memiliki dua sirip dorsal

yang berukuran besar. Letak sirip dorsal pertama berada pas diatas sirip pelvic.

Warna tubuh garis-garis melintang coklat yang samar dan terdapatbintik-bintik

gelap pada hiu juvenil, saat dewasa corak tersebut akan memudar dan warnanya

akan menjadi coklat ke abu-abuan tanpa pola warna. Tabel 7 merupakan tabel

penciri spesies Chiloscyllium punctatum.

Tabel 2. Penciri spesies Chiloscyllium punctatum

No. Gambar Ciri-ciri

1

(Compagno, 1984)

Mempunyai tubuh

ramping.

Page 46: EKSPLORASI KOMODITAS HIU ORDO ORECTOLOBIFORMES …repository.ub.ac.id/7668/1/Annis Fardaniyah.pdf · Laporan Skripsi ini adalah sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana

29

2

mulut kecil dan terletak

melintang di depan

mata, serta memiliki

spirakel dibawah mata

3

(Compagno, 1984)

Celah insang hiu

4

(Compagno, 1984)

Moncong dan mulut

Chyloscillium punctatum

tampak bawah. Memiliki

gigi berukuran kecil dan

sungut pendek

5

Posisi sirip dorsal 1

terhadap sirip pelvic

Chyloscillium punctatum,

sirip dorsal terletak

diatas atau sejajar sirip

pelvic

Page 47: EKSPLORASI KOMODITAS HIU ORDO ORECTOLOBIFORMES …repository.ub.ac.id/7668/1/Annis Fardaniyah.pdf · Laporan Skripsi ini adalah sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana

30

6

Corak warna saat juvenil

yaitu garis-garis

melintang coklat yang

samar dan terdapat

bintik-bintik hitam

4.2.3 Chiloscyllium plagiosum

Pada penelitian lapang ditemukan spesies Chiloscyllium plagiosum,

berikut adalah klasifikasi taksonomi pada spesies Chiloscyllium plagiosum.

Kingdom : Animalia

Phylum : Chordata

Class : Chondrichthyes

Subclass : Elasmobranchii

Order : Orectolobiformes

Family : Hemiscylliidae

Genus : Chiloscyllium

Spesies : Chiloscyllium plagiosum

Hiu spesies Chiloscyllium plagiosum atau biasa disebut Whitespotted

bambooshark merupakan hiu kecil, mempunyai tubuh cukup gemuk, dengan

punggung lateral. Bentuk moncong bulat anterior, memiliki 5 celah insang kecil,

serta terdapat spirakel besar dan terletak dibawah mata. Hiu ini tidak memiliki

selaput kelopak mata. Spesies ini mempunyai ekor precaudal (precaudal tail)

yang gemuk. Memiliki sungut pendek. Memiliki mulut kecil, melintang yang

terletak di depan mata, serta mempunyai ukuran gigi kecil yang serupa pada

kedua rahang, dengan puncak kecil tunggal. Memiliki dua sirip dorsal, hampir

sama dengan ukuran sirip pelvic. Letak sirip dorsal pertama terletak di belakang

sirip pelvic, sirip dorsal kedua hampir sama besar dengan yang pertama. Sirip

Page 48: EKSPLORASI KOMODITAS HIU ORDO ORECTOLOBIFORMES …repository.ub.ac.id/7668/1/Annis Fardaniyah.pdf · Laporan Skripsi ini adalah sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana

31

ekor kurang dari 1/3 panjang sisa hiu. Ekor batang silinder, tanpa keels atau

lubang precaudal. Warna pada spesies ini mempunyai pola warna yang menonjol

yaitu terdapat bintik-bintik putih yang banyak berlatar belakang warna coklat

gelap, dengan garis melintang coklat atau kehitaman. Tabel 8 merupakan tabel

penciri spesies Chiloscyllium plagiosum.

Tabel 3. Penciri spesies Chiloscyllium plagiosum

No. Gambar Ciri-ciri

1

(Compagno, 1984)

Tubuh relatif gemuk

2

Mempunyai spirakel

dibawah mata

3

Celah insang hiu

Chiloscyllium plagiosum

Page 49: EKSPLORASI KOMODITAS HIU ORDO ORECTOLOBIFORMES …repository.ub.ac.id/7668/1/Annis Fardaniyah.pdf · Laporan Skripsi ini adalah sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana

32

4

(Compagno, 1984)

Letak sirip dorsal

pertama terletak di

belakang sirip pelvic

4.

Corak warna yaitu bintik-

bintik putih berlatar

belakang warna coklat,

dengan garis melintang

coklat atau kehitaman.

4.2.4 Stegostoma fasciatum

Pada penelitian lapang ditemukan spesies Stegostoma fasciatum, berikut

adalah klasifikasi taksonomi pada spesies Stegostoma fasciatum.

Kingdom : Animalia

Phylum : Chordata

Class : Chondrichthyes

Subclass : Elasmobranchii

Order : Orectolobiformes

Family : Stegostomatidae

Spesies : Stegostoma fasciatum

Stegostoma fasciatum atau biasa disebut Zebra shark termasuk dalam

family Stegostomatidae yang merupakan hiu berukuran besar, tubuh hiu ini

cukup gemuk dengan punggung menonjol di samping. Spesies ini mempunyai 5

celah insang kecil, yang 3 berada belakang sirip dada dan 2 sangat dekat satu

Page 50: EKSPLORASI KOMODITAS HIU ORDO ORECTOLOBIFORMES …repository.ub.ac.id/7668/1/Annis Fardaniyah.pdf · Laporan Skripsi ini adalah sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana

33

sama lain. Spirakel mempunyai ukuran sama dengan ukuran mata. Lubang

hidung dekat depan moncong, dengan sungut pendek. Tidak mempunyai selaput

pada kelopak mata bawah. Moncong sangat pendek, lebar dan benar - benar

bulat. Spesies ini mempunyai mulut pendek, hampir melintang, dan terletak di

ujung depan kepala serta mempunyai gigi kecil. Memiliki dua sirip dorsal, pangkal

sirip dorsal pertama membentang kedepan sejajar dengan sirip dada/pectoral

seperti dataran tinggi hingga mencapai puncaknya sejajar dengan letak sirip

pelvic. Sirip dorsal kedua 1/2 ukuran sirip dorsal pertama atau kurang. Hiu ini

mempunyai sirip anal, dan sirip caudalnya hampir 1/2 dari total length. Batang

ekor tidak sepenuhnya berbentuk depress dan tidak mempunyai keels lateral

atau precaudal pits. Warna hiu muda (juvenil) yaitu punggung coklat gelap atau

kehitaman, dengan pola warna vertikal bar berwarna kuning bintik-bintik dan

serupa pola jala. Tabel 9 merupakan tabel penciri spesies Stegostoma fasciatum.

Tabel 4. Penciri spesies Stegostoma fasciatum

No. Gambar Ciri-ciri

1.

(Compagno, 1984)

Mempunyai tubuh besar,

gemuk, dan punggung

menonjol ke samping

2.

Bentuk kepala melebar

dan bulat

Page 51: EKSPLORASI KOMODITAS HIU ORDO ORECTOLOBIFORMES …repository.ub.ac.id/7668/1/Annis Fardaniyah.pdf · Laporan Skripsi ini adalah sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana

34

3.

(Compagno, 1984)

Kepala dari samping,

celah insang ada 5,

ukuran spirakel sama

dengan ukuran mata

4.

(Compagno, 1984)

Lubang hidung dekat

depan moncong, dengan

sungut pendek

5.

(Compagno, 1984)

sirip caudalnya hampir

1/2 dari total length

Page 52: EKSPLORASI KOMODITAS HIU ORDO ORECTOLOBIFORMES …repository.ub.ac.id/7668/1/Annis Fardaniyah.pdf · Laporan Skripsi ini adalah sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana

35

6.

pola warna vertikal bar

berwarna kuning bintik-

bintik dan serupa pola

jala.

4.2 Komposisi Hiu Ordo Orectolobiformes

Pengambilan data dilakukan di PPN Brondong, pada penelitian ini

ditemukan 4 spesies hiu meliputi Chiloscyllium griseum, Chiloscyllium punctatum,

Chiloscyllium plagiosum, dan Stegostoma fasciatum. Gambar 12 merupakan

grafik proporsi total jumlah individu dari 4 spesies yang didaratkan di PPN

Brondong.

Gambar 2. Diagram proporsi jumlah ikan hiu per spesies

Grafik total jumlah ikan hiu per spesies yang didapat selama

pendataan di lapang. Dari Gambar 12 tersebut dapat diketahui bahwa spesies

yang paling banyak ditemukan yaitu spesies Chiloscyllium punctatum.

Persentase ikan hiu paling mendominasi adalah spesies Chiloscyllium punctatum

yaitu sebanyak 270 ekor dengan persentase 77,14% dari total keseluruhan 350

sampel. Dengan jumlah total 350 sampel yang diambil selama 14 hari di PPN

Brondong Lamongan. Jumlah species Chiloscyllium griseum yang ditemukan di

lapang sebanyak 18,29% dari total keseluruhan sampel. Jumlah species

Chiloscyllium plagiosum yang ditemukan di lapang sebanyak 11 ekor dengan

18,29%

77,14%

3,14% 1,43%

Chiloscyllium griseum

Chiloscyllium punctatum

Chiloscyllium plagiosum

Stegostoma fasciatum

Page 53: EKSPLORASI KOMODITAS HIU ORDO ORECTOLOBIFORMES …repository.ub.ac.id/7668/1/Annis Fardaniyah.pdf · Laporan Skripsi ini adalah sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana

36

persentase 3,14% dari total keseluruhan sampel. Jumlah species Stegostoma

fasciatum yang ditemukan di lapang sebanyak 5 ekor dengan persentase 1,43%

dari total keseluruhan sampel.

Jenis ikan hiu ordo Orectolobiformes yang didaratkan di PPN Brondong

yaitu sebanyak 4 jenis hiu. Dimana masing-masing jenis hiu mempunyai jumlah

tangkapan yang berbeda setiap harinya. Jumlah dan jenis ikan hiu ordo

Orectolobiformes yang didaratkan di PPN Brondong dapat dilihat pada Tabel 10.

Tabel 5. Komposisi spesies yang ditemukan di PPN Brondong

Hari Chiloscyllium

griseum

Chiloscyllium

punctatum

Chiloscyllium

plagiosum

Stegostoma

fasciatum

1 3 18 2 2

2 17 5 2 1

3 5 18 2 -

4 3 21 1 -

5 3 22 - -

6 1 21 3 -

7 4 20 1 -

8 5 19 - 1

9 5 19 - 1

10 7 18 - -

11 3 22 - -

12 3 22 - -

13 2 23 - -

14 3 22 - -

Total 64 270 11 5

Rata-rata 4 19 2 1

Standar Deviasi

3,877237036 4,46229626 0,752772653 0,5

Dari tabel komposisi spesies diatas (Tabel 9), dapat diketahui rata-rata

kemunculan ikan hiu spesies Chiloscyllium griseum yaitu 4 ekor perhari. Rata-

rata kemunculan ikan hiu Chiloscyllium punctatum yaitu 19 ekor perhari,

kemunculan ikan hiu Chiloscyllium plagiosum yaitu 2 ekor per hari, sedangkan

spesies Stegostoma fasciatum kemunculannnya hanya sekali dalam sehari,

bahkan hampir jarang muncul. Rata-rata kemunculan terbanyak yaitu hiu spesies

Chiloscyllium punctatum, hal ini dikarenakan lokasi fishing ground para nelayan

Page 54: EKSPLORASI KOMODITAS HIU ORDO ORECTOLOBIFORMES …repository.ub.ac.id/7668/1/Annis Fardaniyah.pdf · Laporan Skripsi ini adalah sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana

37

Brondong terletak di perairan Masalembu. Lokasi fishing ground di perairan

Masalembu memenuhi kriteria tempat hidup dan habitat spesies Chiloscyllium

punctatum yaitu perairan yang berlumpur. Selain itu alat tangkap juga

mempengaruhi penangkapan hiu Chiloscyllium griseum, Chiloscyllium

punctatum, Chiloscyllium plagiosum. Alat tangkap yang digunakan yaitu payang.

Penangkapan hiu di PPN Brondong bukanlah tangkapan utama melainkan

tangkapan sampingan (by catch), karena ke 3 spesies hiu tersebut merupakan

hiu kecil, maka hiu-hiu tersebut sering tertangkap dalam alat tangkap payang.

4.3 Hasil Morfometrik Hiu Ordo Orectolobiformes

Adapun hasil dari pengukuran morfometrik ikan hiu Ordo

Orectolobiformes yang terdiri dari 4 spesies didapatkan selama penelitian lapang

yaitu meliputi pengukuran panjang total (TL) ikan, jenis kelamin hiu, serta tingkat

kematangan clasper pada hiu jantan yang ditemukan di PPN Brondong.

4.3.1 Sebaran Frekuensi Panjang Total (Total Length)

Berikut adalah sebaran frekuensi dari 350 individu hiu yang berhasil di

data, terdiri dari 4 spesies. Setiap spesies mempunyai sebaran frekuensi panjang

total (TL) yang berbeda-beda. Gambar 13 merupakan sebaran frekuensi panjang

total pada spesies Chiloscyllium griseum dan spesies Chiloscyllium punctatum.

Page 55: EKSPLORASI KOMODITAS HIU ORDO ORECTOLOBIFORMES …repository.ub.ac.id/7668/1/Annis Fardaniyah.pdf · Laporan Skripsi ini adalah sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana

38

Gambar 3. Sebaran frekuensi panjang total spesies A. Chiloscyllium griseum B.

Chiloscyllium punctatum

Hasil pengukuran (Gambar 13) menunjukkan bahwa hiu spesies

Chiloscyllium griseum yang tertangkap terdistribusi pada ukuran antara 72cm –

79cm dengan nilai tengah 75,5cm. Menurut Compagno (1984) dan Last et al

(2010), panjang total (total lenght) hiu Chiloscyllium griseum dengan panjang 74

cm merupakan panjang ideal hiu tersebut berusia matang (mature). Itu berarti

bahwa mayoritas hiu Chiloscyllium griseum yang tertangkap di PPN Brondong

merupakan hiu yang sudah matang dan siap untuh melakukan pembuahan.

Hasil pengukuran panjang total (total lenght) hiu Chiloscyllium punctatum

(Gambar 13) menunjukkan bahwa spesies ini yang tertangkap terdistribusi pada

ukuran antara 72cm – 77cm dengan nilai tengah 74,5 cm. Menurut Last et al

(2010), panjang total (total lenght) hiu Chiloscyllium punctatum dengan panjang

67-72 cm merupakan panjang ideal hiu jantan dan betina berusia matang

(mature). Sedangkan menurut White et al (2006), panjang hiu jantan berusia

matang yaitu 67-70 cm. Hal itu berarti bahwa mayoritas hiu Chiloscyllium

punctatum yang tertangkap merupakan hiu yang sudah matang dan siap untuk

melakukan pembuahan.

Page 56: EKSPLORASI KOMODITAS HIU ORDO ORECTOLOBIFORMES …repository.ub.ac.id/7668/1/Annis Fardaniyah.pdf · Laporan Skripsi ini adalah sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana

39

Data hiu Chiloscyllium plagiosum dan Stegostoma fasciatum yang didapat

dilapang sedikit, sehingga data tersebut tidak memenuhi syarat pengelolahan

sebaran frekuensi. Pengolahan data panjang total hiu Chiloscyllium plagiosum

dan Stegostoma fasciatum dilakukan dengan mencari rata-rata panjang total dari

spesies Chiloscyllium plagiosum dan Stegostoma fasciatum. Tabel 11 dan Tabel

12 merupakan hasil pengukuran panjang total hiu Chiloscyllium plagiosum dan

Stegostoma fasciatum yang ditangkap di PPN Brondong.

Tabel 6. panjang total hiu Chiloscyllium plagiosum

Nama spesies Total Lenght (TL)

Chiloscyllium plagiosum 64

Chiloscyllium plagiosum 64

Chiloscyllium plagiosum 66

Chiloscyllium plagiosum 54

Chiloscyllium plagiosum 63

Chiloscyllium plagiosum 70

Chiloscyllium plagiosum 64

Chiloscyllium plagiosum 66

Chiloscyllium plagiosum 51

Chiloscyllium plagiosum 63

Chiloscyllium plagiosum 59

rata-rata 62,18181818

Berdasarkan data dari hasil penelitan (Tabel 11), panjang total (TL) rata-

rata hiu Chiloscyllium plagiosum yang ditangkap di PPN Brondong yaitu 62 cm.

Menurut Compagno (1984), panjang total (total lenght) hiu Chiloscyllium

plagiosum dengan panjang 69 cm merupakan panjang ideal hiu jantan berusia

matang (mature). Sedangkan menurut White et al (2006), panjang hiu jantan

berusia matang yaitu 63 cm. Itu berarti bahwa mayoritas hiu Chiloscyllium

plagiosum yang tertangkap merupakan hiu yang belum matang.

Tabel 7. panjang total hiu stegostoma fasciatum

Nama spesies Total Lenght (TL)

stegostoma fasciatum 114

stegostoma fasciatum 180

Stegosoma fasciatum 113

Page 57: EKSPLORASI KOMODITAS HIU ORDO ORECTOLOBIFORMES …repository.ub.ac.id/7668/1/Annis Fardaniyah.pdf · Laporan Skripsi ini adalah sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana

40

stegostoma fasciatum 187

stegostoma fasciatum 79

rata-rata 134,6

Berdasarkan data dari hasil penelitan (Tabel 12) , panjang total (TL) rata-

rata hiu stegostoma fasciatum yang ditangkap di PPN Brondong yaitu 134 cm.

Menurut Compagno (1984), panjang total (total lenght) hiu stegostoma

fasciatumuntuk hiu betina yaitu panjang total (TL) 169 cm – 171 cm merupakan

panjang ideal hiu berusia matang (mature). Sedangkan menurut White et al

(2006), panjang hiu jantan dan betina berusia matang yaitu 170 cm. Itu berarti

bahwa mayoritas hiu stegostoma fasciatum yang tertangkap merupakan hiu yang

belum matang.

4.3.2 Proporsi Jenis Kelamin

Proporsi rasio jenis kelamin hiu ordo Orectolobiformes yang ditemukan

selama penelitian disajikan pada Gambar 14. Berdasarkan dari hasil data yang

diperoleh, dapat ditunjukkan bahwa rasio jantan dan betina untuk 4 spesies hiu

yang diamati relatif tidak seimbang. Dari data tersebut dapat kita lihat bahwa

rasio jenis kelamin jantan yang didaratkan lebih tinggi dibanding betina. Menurut

Nasution (2004), Nisbah kelamin yang ideal yaitu komposisi ikan jantan dan ikan

betina yang seimbang. Dalam satu populasi apabila nisbah kelamin tidak

seimbang, maka perkembangan populasinya akan terhambat. Komposisi jenis

kelamin hiu yang ditangkap di PPN Brondong tidak seimbang, yaitu lebih besar

rasio jantan, maka dapat mempengaruhi dan menghambat perkembangan

populasi ikan hiu di perairan tersebut. Persebaran dan keberadaan hiu jantan di

area fishing ground lebih mendominasi dari pada hiu betina, selain itu,

penangkapan dengan menggunakan alat tangkap payang yang dilakukan di

fishing ground diduga juga berpengaruh terhadap perbedaan rasio kelamin.

Page 58: EKSPLORASI KOMODITAS HIU ORDO ORECTOLOBIFORMES …repository.ub.ac.id/7668/1/Annis Fardaniyah.pdf · Laporan Skripsi ini adalah sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana

41

Gambar 4. Proporsi jenis kelamin

4.3.3 Tingkat Kematangan clasper hiu jantan

Dari data hasil tangkapan hiu ordo Orectolobiformes yang didaratkan di

PPN Brondong, terdapat 231 ekor hiu jantan yang ditemukan. Dari diagram

tersebut (Gambar 15), 57% hiu jantan kategori NC paling banyak ditangkap di

Lamongan, itu berarti bahwa hiu jantan yang berusia kecil (juvenil), paling

banyak ditangkap. Sedangkan 34% hiu jantan kategori NFC yang ditangkap

masih berusia remaja mempunyai clasper yang hampir matang. Hiu jantan

kategori FC yang tertangkap sebanyak 9% merupakan hiu yang siap untuk

membuahi.

Gambar 5. Diagram tingkat kematangan clasper pada hiu jantan

0%

10%

20%

30%

40%

50%

60%

70%

80%

90%

100%

Chiloscyllium griseum

Chiloscyllium punctatum

Chiloscyllium plagiosum

Stegostoma fasciatum

per

sen

tase

Spesies

female

male

57%34%

9%

NC (Non Calcification)

NFC (Non Full Cacification)

FC (Full Calcification)

Page 59: EKSPLORASI KOMODITAS HIU ORDO ORECTOLOBIFORMES …repository.ub.ac.id/7668/1/Annis Fardaniyah.pdf · Laporan Skripsi ini adalah sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana

42

4.4 Analisis Status konservasi ordo Orectolobiformes yang didaratkan di

PPN Brondong

Berdasarkan hasil penelitian dan identifikasi hiu ordo Orectolobiformes

yang didaratkan di PPN Brondong, ditemukan 4 jenis spesies hiu yaitu

Chiloscyllium griseum, Chiloscyllium plagiosum, Chiloscyllium punctatum, dan

Stegostoma fasciatum. Pada analisis sebaran frekuensi panjang total hiu,

spesies Chiloscyllium griseum yang tertangkap yaitu rentan ukuran 72 cm – 79

cm. Distribusi sebaran panjang hiu spesies Chiloscyllium punctatum yang

tertangkap di PPN Brondong yaitu pada ukuran 72 cm – 77 cm. Rata- rata

panjang total hiu Chiloscyllium plagiosum yang tertangkap di PPN Brondong

yaitu 62 cm. Rata- rata panjang total hiu Stegostoma fasciatum yang tertangkap

di PPN Brondong yaitu 134 cm. Ditinjau dari indikator sebaran frekuensi panjang

total hiu, rata-rata hiu ordo Orectolobiformes yang ditangkap di PPN Brondong

adalah hiu matang (dewasa) yang sudah siap atau telah bereproduksi. Jika

tekanan penangkapan terus meningkat dikhawatirkan terjadi tekanan populasi

yang menyebabkan recruitment overfishing.

Data rasio jenis kelamin hiu ordo Orectolobiformes yang ditangkap di

PPN Brondong, hasil penelitian menunjukkan bahwa pada masing-masing

spesies memiliki rasio jantan dan betina yang tidak seimbang. Dari keseluruhan

data tangkapan hiu jantan dan betina, perbandingan jenis kelamin hiu jantan

yang ditangkap lebih besar daripada hiu betina. Jika rasio jenis kelamin tidak

seimbang, maka dapat menurunkan jumlah populasi dalam jangka waktu

tertentu. Hal ini menunjukkan bahwa penangkapan hiu ordo Orectolobiformes di

PPN Brondong tidak sesuai dengan tata cara penangkapan yang bertanggung

jawab.

Data hasil penelitian rata-rata kondisi kematangan clasper pada hiu

jantan ordo Orectolobiformes yang di daratkan di PPN Brondong yaitu 34%

Page 60: EKSPLORASI KOMODITAS HIU ORDO ORECTOLOBIFORMES …repository.ub.ac.id/7668/1/Annis Fardaniyah.pdf · Laporan Skripsi ini adalah sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana

43

kategori NFC, 57% kategori NC, 9% kategori FC. Hiu jantan dengan kategori

kematangan clasper NFC dan NC paling banyak ditangkap di PPN Brondong.

Jika nilai presentase hasil tangkapan hiu jantan NC dan NFC lebih besar

daripada FC, hal itu berarti bahwa hiu jantan yang belum dan hampir siap

membuahi hiu betina, paling banyak ditangkap. Dari data tersebut

mengindikasikan bahwa individu yang didaratkan/ ditangkap belum memiliki

kesempatan berkontribusi dalam bereproduksi untuk peningkatan jumlah

populasi hiu.

Tabel 8. Status konservasi hiu ordo Orectolobiformes

No. Nama Spesies Status Konservasi

1. Chiloscyllium griseum Near Threatened (NT)

2. Chiloscyllium punctatum Near Threatened (NT)

3. Chiloscyllium plagiosum Near Threatened (NT)

4. Stegostoma fasciatum Vulnurable (VU)

Menurut IUCN (Tabel 13) status Chiloscyllium griseum, Chiloscyllium

plagiosum, Chiloscyllium punctatum dikategorikan Near Threatened (NT), yang

berarti hampir terancam. Sedangkan status Stegostoma fasciatum dikategorikan

Vulnurable (VU), yang berarti rentan terancam dan memiliki resiko akan

kepunahan. Dari indikator sebaran frekuensi panjang total hiu, rasio jenis

kelamin, dan tingkat kematangan clasper hiu ordo Orectolobiformes yang

didaratkan di PPN Brondong, dapat disimpulkan bahwa penangkapan hiu disana

tidak sesuai dengan tata laksana penangkapan yang bertanggung jawab.

Menurut IUCN (2013), tata laksana penangkapan perikanan yang

bertanggung jawab salah satunya yaitu efisiensi dan optimalisasi penggunaan

alat tangkap yang ramah lingkungan. Selain itu penangkapan harus

memperhatikan potensi lestari ikan yang di tangkap. Ditinjau dari perbandingan

jumlah jenis kelamin ikan hiu yang ditangkap di PPN Brondong tidak seimbang,

sehingga dapat mempengaruhi keseimbangan stok ikan, serta ditinjau dari

Page 61: EKSPLORASI KOMODITAS HIU ORDO ORECTOLOBIFORMES …repository.ub.ac.id/7668/1/Annis Fardaniyah.pdf · Laporan Skripsi ini adalah sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana

44

kematangan clasper pada hiu jantan yang mayoritas tertangkap yaitu hiu berusia

kecil yang belum siap untuk membuahi.

Melihat penangkapan hiu di PPN Brondong tidak sesuai dengan tata

laksana penangkapan yang bertanggung jawab, maka dapat memungkinkan

terjadinya pergeseran status konservasi ikan hiu dari hampir terancam punah

(NT) menjadi rentan punah (VU), dan status rentan punah (VU) menjadi

terancam punah (EN). Dari data penelitian, penangkapan paling tinggi terjadi

pada spesies Chiloscyllium punctatum, sedangkan pada spesies Stegostoma

fasciatum, nelayan seharusnya tidak diperbolehkan menangkap spesies ini.

Apabila terjadi penangkapan tidak bertanggung jawab secara terus-menerus

maka dapat diprediksi stok ikan hiu akan habis dalam jangka waktu dekat.

Page 62: EKSPLORASI KOMODITAS HIU ORDO ORECTOLOBIFORMES …repository.ub.ac.id/7668/1/Annis Fardaniyah.pdf · Laporan Skripsi ini adalah sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana

45

BAB V. PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Dari penelitian yang berjudul Eksplorasi Komoditas Hiu Ordo

Orectolobiformes yang didaratkan di PPN Brondong Lamongan Sebagai dan

Status Konservasi menurut IUCN dapat disimpulkan :

1) Sebaran frekuensi panjang total hiu ordo Orectolobiformes yang didaratkan

di PPN Brondong, untuk spesies Chiloscyllium griseum yang tertangkap,

terdistribusi pada ukuran antara 72cm– 79cm, Chiloscyllium punctatum

terdistribusi pada ukuran antara 72cm– 77cm, Chiloscyllium plagiosum pada

ukuran 62 cm, sedangkan Stegostoma fasciatum pada ukuran 134 cm.

2) Perbandingan hiu jantan dan betina spesies Chiloscyllium griseum 67%

jantan dan 35% betina, spesies Chiloscyllium punctatum 66% jantan dan

34% betina, spesies Chiloscyllium plagiosum 82% jantan dan 18% betina,

Stegostoma fasciatum 60% jantan dan 40%. Dari keseluruhan data

tangkapan hiu jantan dan betina, perbandingan tangkapan hiu jantan dan

betina tidak seimbang dan dapat menurunkan jumlah populasi dalam jangka

waktu tertentu.

3) Rata-rata kondisi kematangan clasper pada hiu jantan ordo Orectolobiformes

yang di daratkan di PPN Brondong yaitu 34% kategori NFC, 57% kategori

NC, 9% kategori FC. Hiu jantan dengan kategori NC paling besar

persentasenya, hal itu berarti bahwa hiu jantan yang berusia kecil (juvenil)

paling banyak ditangkap.

4) Status konservasi hiu ordo Orectolobiformes yang didaratkan di PPN

Brondong menurut IUCN paling banyak ditemukan pada spesies

Chiloscyllium punctatum mempunyai status hampir terancam (NT). Spesies

Chiloscyllium griseum dan Chiloscyllium plagiosum juga mempunyai status

Page 63: EKSPLORASI KOMODITAS HIU ORDO ORECTOLOBIFORMES …repository.ub.ac.id/7668/1/Annis Fardaniyah.pdf · Laporan Skripsi ini adalah sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana

46

hampir terancam (NT). Selain itu ditemukan hasil tangkapan spesies

Stegostoma fasciatum yang mempunyai status rentan punah. Penangkapan

ikan hiu ordo Orectolobiformes yang dilakukan di PPN Brondong tidak ideal

dan tidak sesuai dengan tata cara penangkapan yang bertanggung jawab.

Apabila penangkapan dilakukan secara terus menerus akan menyebabkan

kepunahan dan dapat diprediksi stok ikan hiu akan habis dalam jangka waktu

dekat.

5.2 Saran

Perlu dilakukan pendataan dan penelitian secara terus – menerus, untuk

mengetahui status dari setiap spesies ikan tersebut agar tetap terjaga

populasinya. Pemantauan terhadap status populasi hiu ordo Orectolobiformes

dan elasmobranchii lainnya perlu dilakukan agar dapat diterapkan suatu upaya

pengelolaan perikanan yang berkelanjutan. Selain itu, perlu adanya peran

pemerintah setempat untuk memberi pengarahan pada nelayan dan pelaku

usahaperikanan tangkap agar melakukan penangkapan berbasis konservasi dan

keberlanjutan, untuk mempertahankan populasi ikan hiu.

Page 64: EKSPLORASI KOMODITAS HIU ORDO ORECTOLOBIFORMES …repository.ub.ac.id/7668/1/Annis Fardaniyah.pdf · Laporan Skripsi ini adalah sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana

47

DAFTAR PUSTAKA

Ayotte, L. 2005. Sharks-Educator’s Guide. 3D Entertainment ltd. And United

Nations Environment Program.

Carpenter, Kent E. 1998. The Living Marine Resources Of The Western Central

Pasific. FAO. Rome

Compagno, L.J.V. 1984. FAO species catalogue. Vol. 4.Sharks of the world. An

annotated and illustrated catalogue of sharks species known to date. Part

1. Hexanchiformes to Lamniformes. FAO Fish Synop.,(125)Vol.4,Pt.1:249

Dharmadi, Fahmi & Wiadnyana, N.. 2000. Identification of Vulnerale Species and

Biological of Sharks from Indian Ocean. SEASTAR 2000. Kyoto University

Research Information Repository.

FAO. 2000. Fisheries Management. Conservation and Management of Sharks.

Fishbase. 2017. www.fishbase.org. Diakses tanggal 10 Mei 2017.

Fuad, Dwi Ariyoga Gautama, Sunardi, Citra Satrya Utama Dewi. 2015.Pendataan

Hiu Hasil Tangkapan Sampingan di Pelabuhan Perikanan Nusantara

Brondong. Di dalam: Dharmadi dan Fahmi, editor. Prosiding Simposium

Hiu dan Pari di Indonesia; 2015 Juni 10; Bogor, Indonesia. Bogor (ID):

Kementrian Kelautan dan Perikanan. hlm 69-75.

Hapsari, Irma. 2016. Hiu Termasuk Hewan Ovipar atau

Ovovivipar?.http://www.astalog.com/1504/hiu-termasuk-hewan-ovipar-

atau-ovovivipar.htm. Diakses tanggal 10 Mei 2017.

Page 65: EKSPLORASI KOMODITAS HIU ORDO ORECTOLOBIFORMES …repository.ub.ac.id/7668/1/Annis Fardaniyah.pdf · Laporan Skripsi ini adalah sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana

48

Hoeve, U. W. 1988. Ensiklopedi Indonesia Serial Ikan. P.T. Dai Nippon Printing

Indonesia. Jakarta. 252.

Holden, M. J. and D. F. S. Raitt. 1975. Manual of Fisheries Science. Part 2.

Method of Resources Investigation and Their Application. FAO Fish.

Tech. Pap. 214.

IUCN, 2013. Seperlima spesies reptil dunia terancam punah.

www.mongabay.co.id/2013. Diakses tanggal 10 Mei 2017.

King, M. 1995. Fisheries Biology, Assessment and Management. Fishing News

Books. London. 342.

Last PR, William T. White, Janine N. Caira, Dharmadi, Fahmi, Kirsten Jensen,

Annie P.K. Lim, B. Mabel Manjaji-Matsumoto, Gavin J.P. Naylor, John J.

Pogonoski, John D. Stevens, Gordon K. Yearsley. 2010. Sharks and rays

of Borneo. Canberra (AU) : Australian Centre for International Agricultural

Research.

Nasution SH. 2004. Distribusi dan perkembang- an gonad ikan endemik rainbow

celeben-sis (Telmatherina celebensis Boulenger) di Danau Towuti,

Sulawesi Selatan. Tesis. Sekolah Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor,

Bogor. 87 hlm.

Nenden Siti Noviyanti, Mohammad Mukhlis Kamal, Yusli Wardiatno. 2015. Di

dalam: Dharmadi dan Fahmi, editor. Simposium Hiu dan Pari di

Indonesia; 2015 Juni 10; Bogor, Indonesia. Bogor (ID): Kementrian

Kelautan dan Perikanan. hlm 115-119.

Nikolsky GV. 1963. The ecology of fishes. Translated from Russian by L. Birkett.

Academic Press, New York. 352 p.

Page 66: EKSPLORASI KOMODITAS HIU ORDO ORECTOLOBIFORMES …repository.ub.ac.id/7668/1/Annis Fardaniyah.pdf · Laporan Skripsi ini adalah sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana

49

Pusat Data Statistik Dan Informasi. 2013. Profil Kelautan Dan Perikanan Provinsi

Jawa Timur Untuk Mendukung Industrialisasi KP. Kementerian Kelautan

dan Perikanan: jakarta.

Parluhutan, Djumadi dan Khajar Imaniar.2013. Keragaman Jenis Ikan Hiu yang

Didaratkan di TPI Bom Kalianda, Lampung Selatan. Di dalam: Dharmadi

dan Fahmi, editor. Prosiding Simposium Hiu dan Pari di Indonesia; 2015

Juni 10; Bogor, Indonesia. Bogor (ID): Kementrian Kelautan dan

Perikanan. hlm 15-21.

White WT, Last PR, Stevens JD, Yearsley GK, Fahmi, Dharmadi. 2006.

Economically important sharks and rays of Indonesia. Canberra (AU) :

Australian Centre for International Agricultural Research.