Eksperimen Adc & Dac
-
Upload
dwi-cahyorini-wulandari -
Category
Documents
-
view
153 -
download
7
Transcript of Eksperimen Adc & Dac
EKSPERIMEN ADC & DAC
DWI CAHYORINI WULANDARI
(0910443080)
ABSTRAK
Pratikum ini dilakukan di Laboratorium Elektronika dan Instrumentasi, Jurusan Fisika, Universitas Andalas. Tujuan dari pratikum ini adalah untuk memperkenalkan konversi data dan analog ke digital dan dari data digital ke analog. ADC dan DAC pada percobaan ini dilakukan agar hasil antara teori dan praktek didapatkan akan sama. DAC adalah perangkat untuk mengkonversi sinyal masukan dalam bentuk digital menjadi sinyal keluaran dalam bentuk analog (tegangan). Analog to Digital Converter (biasanya disingkat ADC, A/D atau A to D) adalah sebuah rangkaian elektronik yang berfungsi mengubah sinyal kontinu (analog) menjadi keluaran diskrit/digital.
Kata Kunci : ADC,DAC.
1. PENDAHULUAN
Sebuah Analog to Digital Converter (biasanya disingkat ADC, A/D atau
A to D) adalah sebuah rangkaian elektronik yang berfungsi mengubah sinyal
kontinu (analog) menjadi keluaran diskrit/digital. ADC memiliki fungsi yang
merupakan kebalikan dari yang dilakukan oleh sebuah digital-to-analog
converter (DAC). Umumnya, sebuah ADC adalah sebuah piranti elektronik yang
mengubah sebuah tegangan menjadi sebuah bilangan digital biner.
Bagaimanapun juga, beberapa piranti non-elektronik, seperti shaft encoders,
dapat digolongkan sebagai ADCs. Sebelum sinyal dari transduser (yang
merupakan sinyal tegangan analog) dapat disimpan atau dianalisis oleh
mikrokomputer, sinyal tersebut harus dikonversi terlebih dahulu ke bentuk digital
dengan menggunakan piranti pengonversi alanog to digital (analog to digital
converter, ADC). Piranti ini akan menerima tegangan dalam rentang tertentu
(biasanya 0-5 V) pada bagian inputnya, dan kemudian mengonversi nilai
13
tegangan itu menjadi bilangan biner yang sesuai. Sebuah bilangan biner
tersusun atas angka-angka biner yaitu angka 0 dan 1.
Berdasarkan jumlah bilangan biner yang dapat ditampilkannya, kita
mengenal istilah ADC 8-bit, ADC 12-bit dan ADC 16-bit. ADC 8 bit, sebagai
contoh, dapat menghasilkan bilangan biner dari 0000 0000 hingga 1111 1111,
yang jika dikonversi ke desimal menjadi 0 hingga 255.
Jika kita menggunakan ADC 8 bit dengan rentang input 0 hingga 5 V,
maka bilangan desimal yang dapat dihasilkan ADC tersebut adalah sebanyak 28
(=256) bilangan, yaitu ‘0’ (untuk 0 V) hingga ‘255’ (untuk 5 V). Dengan
demikian perubahan terkecil tegangan yang dapat dideteksi ADC tersebut adalah
(5V)/(255) = 10,6 mV; dikatakan bahwa ADC 8 bit itu mempunyai resolusi 19,6
mV/bit. Berikut penyelesaiannya :
Resolusi = Vref
2n−1 1.1
Dan data digital yang dihasilkan ADC 8 bit adalah (Vin*255)/Vref
Data digital = Vin∗(2n−1)
Vref1.2
Pada percobaan ini akan diperkenalkan ADC0804, yaitu sebagai sebuah
konverter A/D 8 bit yang mudah diinterfacekan dengan sistem mikrokontroler.
A/D ini menggunakan metode approksimasi berturut-turut untuk
mengkonversikan masukan analog (0-5V) menjadi data digital 8 bit yang
ekivalen. ADC0804 mempunyai pembangkit clock internal dan memerlukan
14
catudaya +5V dan mempunyai waktu konversi optimum sekitar 100μs.
Konfigurasi pin ADC dpat dilihat pada Gambar 1.1 berikut ini :
Gambar 1.1 Konfigurasi pin ADC
A/D ini dapat dirangkai untuk menghasilkan konversi secara kontinu.
Untuk melaksanakannya, kita harus menghubungkan CS dan RD ke ground dan
menyambungkan WR dengan INTR. Maka dengan ini keluaran digital yang
15
kontinu akan muncul, karena sinyal INTR menggerakkan masukan WR. Intruksi
logika pada pin kontrol A/D 0804 adalah
Tabel 1.1 Intruksi logika pada pin kontrol A/D 0804INPUT OUTPUT KEGIATAN
/WR /RD /INTR DO s/d D7 Hi-Z (High Impedansi)
1 1 1 - -
0 1 1 Hi-Z Reset
1 1 1 Hi-Z -
1 1 0 Hi-Z Konversi Selesai
1 0 1 Data Out Data Ready
Konversi dari analog ke bentuk digital inheren melibatkan komparator
tindakan dimana nilai tegangan analog pada beberapa titik waktu dibandingkan
dengan standar tertentu. Sebuah cara yang umum untuk melakukannya adalah
menerapkan tegangan analog ke satu terminal dari komparator dan memicu
kontra biner yang mengendarai DAC. Output dari DAC diterapkan ke terminal
lain komparator. Karena output dari DAC meningkat dengan meja, itu akan
memicu komporator dibeberapa titik ketika tegangan melebihi input analog.
DAC adalah perangkat untuk mengkonversi sinyal masukan dalam bentuk digital
menjadi sinyal keluaran dalam bentuk analog (tegangan). Tegangan keluaran
yang dihasilkan DAC sebanding dengan nilai digital yang masuk ke dalam DAC.
Dasar konversi D/A bisa dibuat dengan menggunakan Op-Amp dab
resistor. Berikut ini adalah contoh sederhana DAC – N – bit.
16
Gambar 1.2 Contoh sederhana DAC – N – bit
Dengan tegangan keluarannya adalah :
1.3
Gambar 1.3 R/2R ladder DAC
17
Dari gambar diatas dapat kita buktikan bahwa bila kita kombinasikan
D0, D1, D1 dan D3 (input berupa digital), kita akan dapatkan output (Vout)
berupa tegangan analog.
Rangkaian DAC untuk pratikum dapat dilihat seperti Gambar 1.4
dengan mengkombinasikan tegangan input 0 dan 1 ke A1-A8 pada DAC, output
DAC akan keluar berupa arus pada pin 4. Arus kemudian akan dihubungkan ke
Op-Amp untuk menghasilkan Vout dengan persamaan :
Vout = Vref [ A 12
+ A 24
+. .. ..+ A 8256 ]
1.4
Dengan bentuk rangkaiannya sebagai berikut :
18
Gambar 1.4 Rangkaian DAC 0808
II. METODE PERCOBAAN
Pada pratikum ini ada beberapa alat dan bahan yang dipakai, yaitu Satu
set catudaya sebagai sumber tegangan, kabel-kabel penghubung (jumper) sebagai
konduktor, rangkaian konverter (ADC/DAC) sebagai konverter analog to digital
dan digital to analog.
Setelah dipersiapkan semua alat dan bahan, maka pratikum siap dimulai dengan
rangkaian-rangkaian konverter yang telah tersedia. Yang pertama pratikan akan
mengambil data pada rangakain ADC, pratikan terlebih dahulu mengukur
tegangan sumber yang diberikan. Didalam rangkaian tersebut terdapat
potensiometer yang berfungsi untuk mengatur tegangan input yang masuk (data
analog), kerana sifat potensio yang menghambat arus listrik (aliran elektron),
sehingga bisa menvariasikan tegangan masukan. Besar dari tegangan masukan
dapat dilihat dari multimeter yang telah terhubung dengan rangkaian converter.
Saat tegangan masukan bervariasi maka LED yang terdapat pada rangkaian akan
menyala dan padam. Dimana saat menyala, dia dalam keadaan high dan saat
padam, dia dalam keadaan low. Ini hasil dari konverter tersebut yang dapat
dilihat dari indikator keadaan pada LED (data digital). Sedangkan untuk DAC,
pratikan memakai Vref sebesar 5V. Masukannya berupa keadaan high dan low
(data digital). Dengan menvariasikan masukan data digital-nya, maka
keluarannya yang berupa data analog dapat dilihat pada multmeter yang telah
19
terhubung dengan rangkaian converter. Masing-masing banyak data yang
diambil berjumlah 30 data.
III. HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1 Jurnal
LEMBARAN DATA
Tabel 2.1 Data DAC
No.Input Data Digital OutputBiner Desimal Praktik
(v)Teori
(v)
1 0000 0000 0 0,00 0,00
2 0000 0001 1 0,08 0,02
3 0000 0010 2 0,00 0,04
4 0000 0100 4 0,11 0,08
5 0000 1000 8 0,30 0,16
6 0001 0000 16 0,61 0,31
7 0010 0000 32 1,22 0,62
8 0100 0000 64 2,44 1,25
9 1000 0000 128 4,96 2,50
10 0000 0011 3 0,07 0,06
11 0000 1100 11 0,50 0,23
12 0011 0000 48 1,87 0,94
13 1100 0000 192 7,42 3,75
14 0000 0111 7 0,22 0,14
15 0011 1000 56 2,22 1,09
16 0000 1111 15 0,53 0,29
17 1111 0000 240 9,30 4,69
18 1111 1111 255 9,78 4,98
19 1000 0001 129 5,04 2,52
20 0100 0010 66 2,45 0,04
21 0010 0100 36 1,38 0,70
22 0001 1000 24 0,97 0,47
23 1100 0001 193 7,48 3,77
24 1100 0010 194 7,41 3,79
25 1100 0100 196 7,56 3,83
20
26 1100 1000 200 7,74 3,91
27 1101 0000 208 8,04 0,31
28 1110 0000 224 8,66 4,38
29 0111 1110 126 5,15 2,46
30 1001 1001 153 5,95 2,99
Tabel 2.2 Data ADC
No Input (v) Output (v)
Biner Praktek Teori
1 4,03 1111 1111 255 205,53
2 3,36 1110 1111 239 171,36
3 2,09 1111 1110 254 106,59
4 3,24 1111 0111 247 165,24
5 2,77 1110 0011 227 141,27
6 2,57 1111 1101 253 131,07
7 2,39 1111 0101 246 121,89
8 2,17 1111 1001 249 110,67
9 1,95 1111 0001 241 99,45
10 1,60 1110 1110 238 81,60
11 1,39 1110 0110 230 106,59
12 0,48 1110 0100 228 24,48
13 0,32 1111 1000 248 16,32
14 0,15 1111 0000 240 7,65
15 0,07 1110 0000 224 3,57
16 0,01 1100 0000 192 0,51
17 0,00 1000 0000 128 0,00
18 0,62 1111 0100 244 31,62
19 0,96 1110 0010 226 48,96
20 0,55 1111 0100 228 28,05
21 0,05 0010 0000 32 2,55
22 0,93 1110 0010 226 47,43
23 3,34 1101 1111 223 170,34
24 0,24 1100 1000 200 12,24
25 3,38 1110 1111 239 172,38
26 3,20 1110 0111 231 163,20
21
27 3,17 1100 0111 199 161,67
28 3,03 1111 1011 251 154,53
29 2,95 1110 1011 235 150,45
30 1,84 1110 0001 225 93,84
Padang, 18 April 2012
Asisten 1, Asisten 2, Praktikan,
Tri Kusmita Zasvia Hendri Dwi Cahyorini Wulandari
a. DAC
Vref = 5 volt
22
Vo teori = Vref [ A 1
21+ A 2
22+…+ A 8
28 ]1. Data ke-1 :
Input dalam bentuk biner : 0000 0000
Input Desimal = 0.27 + 0.26 + 0.25 + 0.24 + 0.23 + 0.22 +0.21 + 0.20 = 0
Vo teori = 5 V. [ 02+ 0
4+ 0
8+ 0
16+ 0
32+ 0
64+ 0
128+ 0
256 ] = 5 V. 0 = 0
2. Data ke-2 :
Input dalam bentuk biner : 0000 0001
Input Desimal = 0.27 + 0.26 + 0.25 + 0.24 + 0.23 + 0.22 +0.21 + 1.20 = 1
Vo teori = 5 V. [ 02+ 0
4+ 0
8+ 0
16+ 0
32+ 0
64+ 0
128+ 1
256 ] = 5 V. 0,00390625 = 0,01953125 V = 0,02 V
3. Data ke-3 :
Input dalam bentuk biner : 0000 0010
Input Desimal = 0.27 + 0.26 + 0.25 + 0.24 + 0.23 + 0.22 +1.21 + 0.20 = 2
Vo teori = 5 V. [ 02+ 0
4+ 0
8+ 0
16+ 0
32+ 0
64+ 1
128+ 0
256 ] = 5 V. 0,0078125 = 0,0390625 V = 0,04 V
4. Data ke-4 :
Input dalam bentuk biner : 0000 0100
Input Desimal = 0.27 + 0.26 + 0.25 + 0.24 + 0.23 + 1.22 +0.21 + 0.20 = 4
23
Vo teori = 5 V. [ 02+ 0
4+ 0
8+ 0
16+ 0
32+ 1
64+ 0
128+ 0
256 ] = 5 V. 0,015625 = 0,078125 V = 0,08 V
5. Data ke-5 :
Input dalam bentuk biner : 0000 1000
Input Desimal = 0.27 + 0.26 + 0.25 + 0.24 + 1.23 + 0.22 +0.21 + 0.20 = 8
Vo teori = 5 V. [ 02+ 0
4+ 0
8+ 0
16+ 1
32+ 0
64+ 0
128+ 0
256 ] = 5 V. 0,03125 = 0,15625 V = 0,16 V
6. Data ke-6 :
Input dalam bentuk biner : 0001 0000
Input Desimal = 0.27 + 0.26 + 0.25 + 1.24 + 0.23 + 0.22 +0.21 + 0.20 = 16
Vo teori = 5 V. [ 02+ 0
4+ 0
8+ 1
16+ 0
32+ 0
64+ 0
128+ 0
256 ] = 5 V. 0,0625 = 0,3125 V = 0,31 V
7. Data ke-7 :
Input dalam bentuk biner : 0010 0000
Input Desimal = 0.27 + 0.26 + 1.25 + 0.24 + 0.23 + 0.22 +0.21 + 0.20 = 32
Vo teori = 5 V. [ 02+ 0
4+ 1
8+ 0
16+ 0
32+ 0
64+ 0
128+ 0
256 ] = 5 V. 0,125 = 0,625 V = 0,62 V
8. Data ke-8 :
Input dalam bentuk biner : 0100 0000
24
Input Desimal = 0.27 + 1.26 + 0.25 + 0.24 + 0.23 + 0.22 +0.21 + 0.20 = 64
Vo teori = 5 V. [ 02+ 1
4+ 0
8+ 0
16+ 0
32+ 0
64+ 0
128+ 0
256 ] = 5 V. 0,25 = 1,25 V
9. Data ke-9 :
Input dalam bentuk biner : 1000 0000
Input Desimal = 1.27 + 0.26 + 0.25 + 0.24 + 0.23 + 0.22 +0.21 + 0.20 = 128
Vo teori = 5 V. [ 12+ 0
4+ 0
8+ 0
16+ 0
32+ 0
64+ 0
128+ 0
256 ] = 5 V. 0,5 = 2,5 V
10. Data ke-10 :
Input dalam bentuk biner : 0000 0011
Input Desimal = 0.27 + 0.26 + 1.25 + 0.24 + 0.23 + 0.22 +1.21 + 1.20 = 3
Vo teori = 5 V. [ 02+ 0
4+ 0
8+ 0
16+ 0
32+ 0
64+ 1
128+ 1
256 ] = 5 V. 0,01171875 = 0,05859375 V = 0,06 V
11. Data ke-11 :
Input dalam bentuk biner : 0000 1100
Input Desimal = 0.27 + 0.26 + 0.25 + 0.24 + 1.23 + 1.22 +0.21 + 0.20 = 12
Vo teori = 5 V. [ 02+ 0
4+ 0
8+ 0
16+ 1
32+ 1
64+ 0
128+ 0
256 ] = 5 V. 0,046875 = 0,234375 V = 0,23 V
12. Data ke-12 :
25
Input dalam bentuk biner : 0011 0000
Input Desimal = 0.27 + 0.26 + 1.25 + 1.24 + 0.23 + 0.22 +0.21 + 0.20 = 48
Vo teori = 5 V. [ 02+ 0
4+ 1
8+ 1
16+ 0
32+ 0
64+ 0
128+ 0
256 ] = 5 V. 0,1875 = 0,9375 V = 0,94 V
13. Data ke-13 :
Input dalam bentuk biner : 1100 0000
Input Desimal = 1.27 + 1.26 + 0.25 + 0.24 + 0.23 + 0.22 +0.21 + 0.20 = 192
Vo teori = 5 V. [ 12+ 1
4+ 0
8+ 0
16+ 0
32+ 0
64+ 0
128+ 0
256 ] = 5 V. 0,75 = 3,75 V
14. Data ke-14 :
Input dalam bentuk biner : 0000 0111
Input Desimal = 0.27 + 0.26 + 0.25 + 0.24 + 0.23 + 1.22 +1.21 + 1.20 = 7
Vo teori = 5 V. [ 02+ 0
4+ 0
8+ 0
16+ 0
32+ 1
64+ 1
128+ 1
256 ] = 5 V. 0,02734375 = 0,13671875 V = 0,14 V
15. Data ke-15 :
Input dalam bentuk biner : 0011 1000
Input Desimal = 0.27 + 0.26 + 1.25 + 1.24 + 1.23 + 0.22 +0.21 + 0.20 = 56
Vo teori = 5 V. [ 02+ 0
4+ 1
8+ 1
16+ 1
32+ 0
64+ 0
128+ 0
256 ] = 5 V. 0,21875 = 1,09375 V = 1,09 V
26
16. Data ke-16 :
Input dalam bentuk biner : 0000 1111
Input Desimal = 0.27 + 0.26 + 0.25 + 0.24 + 1.23 + 1.22 +1.21 + 1.20 = 15
Vo teori = 5 V. [ 02+ 0
4+ 0
8+ 0
16+ 1
32+ 1
64+ 1
128+ 1
256 ] = 5 V. 0,05859375 = 0,29296875 V = 0,29 V
17. Data ke-17 :
Input dalam bentuk biner : 1111 0000
Input Desimal = 1.27 + 1.26 + 1.25 + 1.24 + 0.23 + 0.22 +0.21 + 0.20 = 240
Vo teori = 5 V. [ 12+ 1
4+ 1
8+ 1
16+ 0
32+ 0
64+ 0
128+ 0
256 ] = 5 V. 0,9375 = 4,6875 V = 4,69 V
18. Data ke-18 :
Input dalam bentuk biner : 1111 1111
Input Desimal = 1.27 + 1.26 + 1.25 + 1.24 + 0.23 + 1.22 +1.21 + 1.20 = 255
Vo teori = 5 V. [ 12+ 1
4+ 1
8+ 1
16+ 1
32+ 1
64+ 1
128+ 1
256 ] = 5 V. 0,99609375 = 4,98046875 V = 4,98 V
19. Data ke-19 :
Input dalam bentuk biner : 1000 0001
Input Desimal = 1.27 + 0.26 + 0.25 + 0.24 + 0.23 + 0.22 +0.21 + 1.20 = 129
27
Vo teori = 5 V. [ 12+ 0
4+ 0
8+ 0
16+ 0
32+ 0
64+ 0
128+ 1
256 ] = 5 V. 0,50390625 = 2,51953125 V = 2,52 V
20. Data ke-20 :
Input dalam bentuk biner : 0100 0010
Input Desimal = 0.27 + 1.26 + 0.25 + 0.24 + 0.23 + 0.22 +1.21 + 0.20 = 66
Vo teori = 5 V. [ 02+ 1
4+ 0
8+ 0
16+ 0
32+ 0
64+ 1
128+ 0
256 ] = 5 V. 0,0078125 = 0,0390625 V = 0,04 V
21. Data ke-21 :
Input dalam bentuk biner : 0010 0100
Input Desimal = 0.27 + 0.26 + 1.25 + 0.24 + 0.23 + 1.22 +0.21 + 0.20 = 36
Vo teori = 5 V. [ 02+ 0
4+ 1
8+ 0
16+ 0
32+ 1
64+ 0
128+ 0
256 ] = 5 V. 0,140625 = 0,703125 V = 0,70 V
22. Data ke-22 :
Input dalam bentuk biner : 0001 1000
Input Desimal = 0.27 + 0.26 + 0.25 + 1.24 + 1.23 + 0.22 +0.21 + 0.20 = 24
Vo teori = 5 V. [ 02+ 0
4+ 0
8+ 1
16+ 1
32+ 0
64+ 0
128+ 0
256 ] = 5 V. 0,09375 = 0,46875 V = 0,47 V
23. Data ke-23 :
28
Input dalam bentuk biner : 1100 0001
Input Desimal = 1.27 + 1.26 + 0.25 + 0.24 + 0.23 + 0.22 +0.21 + 1.20 = 193
Vo teori = 5 V. [ 12+ 1
4+ 0
8+ 0
16+ 0
32+ 0
64+ 0
128+ 1
256 ] = 5 V. 0,75390625 = 3,76953125 V = 3,77 V
24. Data ke-24 :
Input dalam bentuk biner : 1100 0010
Input Desimal = 1.27 + 1.26 + 0.25 + 0.24 + 0.23 + 0.22 +1.21 + 0.20 = 194
Vo teori = 5 V. [ 12+ 1
4+ 0
8+ 0
16+ 0
32+ 0
64+ 1
128+ 0
256 ] = 5 V. 0,7578125 = 3,7890625 V = 3,79 V
25. Data ke-25 :
Input dalam bentuk biner : 1100 0100
Input Desimal = 1.27 + 1.26 + 0.25 + 0.24 + 0.23 + 1.22 +0.21 + 0.20 = 196
Vo teori = 5 V. [ 12+ 1
4+ 0
8+ 0
16+ 0
32+ 1
64+ 0
128+ 0
256 ] = 5 V. 0,765625 = 3,828125 V = 3,83 V
26. Data ke-26 :
Input dalam bentuk biner : 1100 1000
Input Desimal = 1.27 + 1.26 + 0.25 + 0.24 + 1.23 + 0.22 +0.21 + 0.20 = 200
Vo teori = 5 V. [ 12+ 1
4+ 0
8+ 0
16+ 1
32+ 0
64+ 0
128+ 0
256 ]
29
= 5 V. 0,78125 = 3,90625 V = 3,91 V
27. Data ke-27 :
Input dalam bentuk biner : 1101 0000
Input Desimal = 1.27 + 1.26 + 0.25 + 1.24 + 0.23 + 0.22 +0.21 + 0.20 = 208
Vo teori = 5 V. [ 12+ 1
4+ 0
8+ 1
16+ 0
32+ 0
64+ 0
128+ 0
256 ] = 5 V. 0,0625 = 0,3125 V = 0,31 V
28. Data ke-28 :
Input dalam bentuk biner : 1110 0000
Input Desimal = 1.27 + 1.26 + 1.25 + 0.24 + 0.23 + 0.22 +0.21 + 0.20 = 224
Vo teori = 5 V. [ 12+ 1
4+ 1
8+ 0
16+ 0
32+ 0
64+ 0
128+ 0
256 ] = 5 V. 0,875 = 4,375 V = 4,38 V
29. Data ke-29 :
Input dalam bentuk biner : 0111 1110
Input Desimal = 0.27 + 1.26 + 1.25 + 1.24 + 1.23 + 1.22 +1.21 + 0.20 = 126
Vo teori = 5 V. [ 02+ 1
4+ 1
8+ 1
16+ 1
32+ 1
64+ 1
128+ 0
256 ] = 5 V. 0,4921875 = 2,4609375 V = 2,46 V
30. Data ke-30 :
Input dalam bentuk biner : 1001 1001
Input Desimal = 1.27 + 0.26 + 0.25 + 1.24 + 1.23 + 0.22 +0.21 + 1.20 = 153
30
Vo teori = 5 V. [ 12+ 0
4+ 0
8+ 1
16+ 1
32+ 0
64+ 0
128+ 1
256 ] = 5 V. 0,59765625 = 2,98828125 V = 2,99 V
b. ADC
Vref = 5 Volt
Data Desimal Teori = Vin× (2n−1 )
Vref
1. Data ke-1 :
Vin = 4,03 V & Output = 1111 1111
Data desimal Teori = 4,03 × (28−1 )
5 =
4,03 × (255 )5
= 205,53 V
Desimal Praktek: 1.27 +1.26 + 1.25 + 1.24 + 1.23 + 1.22 +1.21 + 1.20 = 255
2. Data ke-2 :
Vin = 3,36 V & Output = 1110 1111
Data desimal Teori = 3,36 × (255 )
5 = 171,36 V
Desimal Praktek: 1.27 +1.26 + 1.25 + 0.24 + 1.23 + 1.22 +1.21 + 1.20 = 239
3. Data ke-3 :
Vin = 2,09 V & Output = 1111 1110
Data desimal Teori = 2,09× (255 )
5 = 106,59 V
Desimal Praktek: 1.27 +1.26 + 1.25 + 1.24 + 1.23 + 1.22 +1.21 + 0.20 = 254
31
4. Data ke-4 :
Vin = 3,24 V & Output = 1111 0111
Data desimal Teori = 3,24 × (255 )
5 = 165,24 V
Desimal Praktek: 1.27 +1.26 + 1.25 + 1.24 + 0.23 + 1.22 +1.21 + 1.20 = 247
5. Data ke-5 :
Vin = 2,77 V & Output = 1110 0011
Data desimal Teori = 2,77 × (255 )
5 = 141,27 V
Desimal Praktek: 1.27 +1.26 + 1.25 + 0.24 + 0.23 + 0.22 +1.21 + 0.20 = 227
6. Data ke-6 :
Vin = 2,57 V & Output = 1111 1101
Data desimal Teori = 2,57 × (255 )
5 = 131,07 V
Desimal Praktek: 1.27 +1.26 + 1.25 + 1.24 + 1.23 + 1.22 +0.21 + 1.20 = 253
7. Data ke-7 :
Vin = 2,39 V & Output = 1111 0101
Data desimal Teori = 2,39× (255 )
5 = 121,89 V
Desimal Praktek: 1.27 +1.26 + 1.25 + 1.24 + 0.23 + 1.22 +0.21 + 1.20 = 246
8. Data ke-8 :
32
Vin = 2,17 V & Output = 1111 1001
Data desimal Teori = 2,17 × (255 )
5 = 110,67 V
Desimal Praktek: 1.27 +1.26 + 1.25 + 1.24 + 1.23 + 0.22 +0.21 + 1.20 = 249
9. Data ke-9 :
Vin = 1,95 V & Output = 1111 0001
Data desimal Teori = 1,95× (255 )
5 = 99,45 V
Desimal Praktek: 1.27 +1.26 + 1.25 + 1.24 + 0.23 + 0.22 +0.21 + 1.20 = 241
10. Data ke-10 :
Vin = 1,60 V & Output = 1110 1110
Data desimal Teori = 1,60× (255 )
5 = 81,6 V
Desimal Praktek: 1.27 +1.26 + 1.25 + 0.24 + 1.23 + 1.22 +1.21 + 0.20 = 238
11. Data ke-11 :
Vin = 1,39 V & Output = 1110 0110
Data desimal Teori = 2,09× (255 )
5 = 106,59 V
Desimal Praktek: 1.27 +1.26 + 1.25 + 0.24 + 0.23 + 1.22 +1.21 + 0.20 = 230
12. Data ke-12 :
Vin = 0,48 V & Output = 1110 0100
33
Data desimal Teori = 0,48 × (255 )
5 = 24,48 V
Desimal Praktek: 1.27 +1.26 + 1.25 + 0.24 + 0.23 + 1.22 +0.21 + 0.20 = 228
13. Data ke-13 :
Vin = 0,32 V & Output = 1111 1000
Data desimal Teori = 0,32× (255 )
5 = 16,32 V
Desimal Praktek: 1.27 +1.26 + 1.25 + 1.24 + 1.23 + 0.22 +0.21 + 0.20 = 248
14. Data ke-14 :
Vin = 0,15 V & Output = 1111 0000
Data desimal Teori = 0,15 × (255 )
5 = 7,65 V
Desimal Praktek: 1.27 +1.26 + 1.25 + 1.24 + 0.23 + 0.22 +0.21 + 0.20 = 240
15. Data ke-15 :
Vin = 0,07 V & Output = 1110 0000
Data desimal Teori = 0,07 × (255 )
5 = 3,57 V
Desimal Praktek: 1.27 +1.26 + 1.25 + 0.24 + 0.23 + 0.22 +0.21 + 0.20 = 224
16. Data ke-16 :
Vin = 0,01 V & Output = 1100 0000
Data desimal Teori = 0,01× (255 )
5 = 0,51 V
34
Desimal Praktek: 1.27 +1.26 + 0.25 + 0.24 + 0.23 + 0.22 +0.21 + 0.20 = 192
17. Data ke-17 :
Vin = 0 V & Output = 1000 0000
Data desimal Teori = 0 × (255 )
5 = 0
Desimal Praktek: 1.27 +0.26 + 0.25 + 0.24 + 0.23 + 0.22 +0.21 + 0.20 = 128
18. Data ke-18 :
Vin = 0,62 V & Output = 1111 0100
Data desimal Teori = 0,62× (255 )
5 = 31,62 V
Desimal Praktek: 1.27 +1.26 + 1.25 + 1.24 + 0.23 + 1.22 +0.21 + 0.20 = 244
19. Data ke-19 :
Vin = 0,96 V & Output = 1110 0010
Data desimal Teori = 0,96 × (255 )
5 = 48,96 V
Desimal Praktek: 1.27 +1.26 + 1.25 + 0.24 + 0.23 + 0.22 +1.21 + 0.20 = 226
20. Data ke-20 :
Vin = 0,55 V & Output = 1110 0100
Data desimal Teori = 0,55 × (255 )
5 = 28,05 V
Desimal Praktek: 1.27 +1.26 + 1.25 + 0.24 + 0.23 + 1.22 +0.21 + 0.20 = 228
21. Data ke-21 :
35
Vin = 0,05 V & Output = 0010 0000
Data desimal Teori = 0,05 × (255 )
5 = 2,55 V
Desimal Praktek: 0.27 +0.26 + 1.25 + 0.24 + 0.23 + 0.22 +0.21 + 0.20 = 32
22. Data ke-22 :
Vin = 0,93 V & Output = 1110 0010
Data desimal Teori = 0,93 × (255 )
5 = 47,43 V
Desimal Praktek: 1.27 +1.26 + 1.25 + 0.24 + 0.23 + 0.22 +1.21 + 0.20 = 226
23. Data ke-23 :
Vin = 3,34 V & Output = 1101 1111
Data desimal Teori = 3,34 × (255 )
5 = 170,34 V
Desimal Praktek: 1.27 +1.26 + 0.25 + 1.24 + 1.23 + 1.22 +1.21 + 1.20 = 223
24. Data ke-24 :
Vin = 0,24 V & Output = 1100 1000
Data desimal Teori = 0,24 × (255 )
5 = 12,24 V
Desimal Praktek: 1.27 +1.26 + 0.25 + 0.24 + 1.23 + 0.22 +0.21 + 0.20 = 200
25. Data ke-25 :
Vin = 3,38 V & Output = 1110 1111
Data desimal Teori = 3,38× (255 )
5 = 172,38 V
36
Desimal Praktek: 1.27 +1.26 + 1.25 + 0.24 + 1.23 + 1.22 +1.21 + 1.20 = 239
26. Data ke-26 :
Vin = 3,20 V & Output = 1110 0111
Data desimal Teori = 3,20× (255 )
5 = 163,2 V
Desimal Praktek: 1.27 +1.26 + 1.25 + 0.24 + 0.23 + 1.22 +1.21 + 1.20 = 231
27. Data ke-27 :
Vin = 3,17 V & Output = 1100 0111
Data desimal Teori = 3,17 × (255 )
5 = 161,67 V
Desimal Praktek: 1.27 +1.26 + 0.25 + 0.24 + 0.23 + 1.22 +1.21 + 1.20 = 199
28. Data ke-28 :
Vin = 3,03 V & Output = 1111 1011
Data desimal Teori = 3,03× (255 )
5 = 154,53 V
Desimal Praktek: 1.27 +1.26 + 1.25 + 1.24 + 1.23 + 0.22 +1.21 + 1.20 = 251
29. Data ke-29 :
Vin = 2,95 V & Output = 1110 1011
Data desimal Teori = 2,95× (255 )
5 = 150,45 V
Desimal Praktek: 1.27 +1.26 + 1.25 + 0.24 + 1.23 + 0.22 +1.21 + 1.20 = 235
30. Data ke-30 :
37
Vin = 1,84 V & Output = 1110 0001
Data desimal Teori = 1,84 × (255 )
5 = 93,84 V
Desimal Praktek: 1.27 +1.26 + 1.25 + 0.24 + 0.23 + 0.22 +0.21 + 1.20 = 225
3.2 Pembahasan
Berikut grafik-grafik variabel DAC :
0 50 100 150 200 250 3000
2
4
6
8
10
12
f(x) = 0.0387049504275784 x − 0.00379048868248555R² = 0.999602466722427
DACInput Data Desimal VS
Tegangan Praktek
Tegangan Praktek (V)
Input
Desim
al
Gambar 2.1 Korelasi input data desimal dengan output tegangan praktek
0 50 100 150 200 250 3000
1
2
3
4
5
6
f(x) = 0.0178247077703237 x − 0.00472492325954166R² = 0.837129539982296
DACInput Data Desimal VS
Tegangan Teori
Tegangan Teori (V)
Input
Data
Desim
al
38
Gambar 2.2 Korelasi input data desimal dengan output tegangan teori
1 3 5 7 9 11 13 15 17 19 21 23 25 27 290
2
4
6
8
10
12
DAC Tegangan Praktek VS Tegangan Teori (V)
Teoripraktek
Gambar 2.3 Korelasi output tegangan praktek dengan tegangan teori
Dan berikut adalah grafik-grafik variabel ADC :
0 50 100 150 200 250 3000
1
2
3
4
5
f(x) = 0.0130181492671454 x − 1.14485212637799R² = 0.191687140514852
ADCData Desimal Praktek
VS Tegangan
Tegangan (V)Data
Desim
al P
rakte
k
39
Gambar 2.4 Korelasi output data desimal praktek dengan tegangan input
0 50 100 150 200 2500
0.51
1.52
2.53
3.54
4.5
f(x) = 0.0195228780920138 x − 0.0155985404398085R² = 0.99041426997053
ADCData Desimal Teori VS
Tegangan
Tegangan (V)
Data
Desim
al Teori
Gambar 2.5 Korelasi output data desimal teori dengan tegangan input
1 4 7 10 13 16 19 22 25 280
100
200
300
ADCData Desimal Praktek VS
Data Desimal Teoriteoripraktek
Gambar 2.6 Korelasi output data desimal praktek dengan data desimal teori.
Pratikum bagian pertama yaitu DAC (digital to analog) dengan input
berupa data digital (keadaan high (1) dan kedaan low (0) adalah input-nya) yang
dikonversikan menjadi data analog. Untuk melihat benar atau tidaknya hasil dari
40
pratikum (output data analog secara praktek), maka harus dibandingkan dengan
besaran lain yang menjadi acuan (output data analog secara teori).
Pada rangkaian DAC, yaitu pada praktikum yang pertama terdapat
satu set catudaya dengan Vref sebesar 5 V. Pratikan menginput data digital
dengan variasi 30 data, sehingga didapatkan output data analog sebanyak 30 data
juga. Untuk melihat korelasi antara input (data digital dalam biner) dan output
(data analog dalam bentuk bilangan), maka harus diubah atau dikonversi data
digital sebagai input ke dalam bentuk desimalnya. Pada percobaan praktikum,
terlihat bahwa pada Gambar 2.1 Korelasi input data desimal dengan output
tegangan praktek di grafik terbentuk linier,dimana nilai adalah y = 0.038x-9.003,
dan R2= 0.999. Sebuah korelasi itu pada gambar 2.1 dimana menunjukkan
semakin besar nilai input desimalnya maka semakin besar pula output analog
(tegangan output) yang dihasilkan, maka antara input (data digital) dan output
(data analog) saling berbanding lurus. Sehingga dapat dilihat bahwa koefisien
korelasi-nya adalah sebesar 0,999, nilai ini hampir mendekati sempurna suatu
linearisasi. Sebaiknya, nilai koefisien korelasinya yang sempurna itu adalah 1.
Pada Gambar 2.2 nilai kelinieran didapatkan juga dapat dilihat, dimana datanya
juga hamper sama dengan gambar 2.1, dimana menunjukkan korelasi data input
digital dengan output analog yang juga saling berbanding lurus dan linearisasi,
dimana nilai koefisien relasinya adalah sebear 0,837. Nilai data liniernya dalam
grafik yaitu y = 0.017x-0.004 dan R2= 0.837.
41
Pada Gambar 2.3, dapat dilihat korelasi antara output tegangan teori
dan tegangan praktek. Jika pada percobaan antara nilai praktek dan teori,
seharurnya nilai yang didapatkan adalah sama, dan tegangan teori dan praktek
didapaNamun, pada grafik tersebut terdapat suatu perbedaan, dikan data yang
sama juga seharusnya, namun pada gambar 2.3 dapat dilihat bahwa besar
tegangan teori lebih cendrung setengah dari besar tegangan prakteknya.
Perbedaan tersebut terlihat, hal mungkin terjadi perbedaan tersebut yaitu ketika
pembacaan skala pada multimeter (data analog) yang kurang teliti ataupun
rangkaian converter dalam keadaan yang terganggu atau kurang baik saat
percobaan.
Pratikum bagian kedua tentang ADC (analog to digital), disini
pratikan akan menginput data berbentuk analog, maka diperlukan sumber
tegangan (Vin) yang besarnya diukur dengan multimeter, sehingga didapatkan
nilai sebesar 4,03 V dengan Vref-nya tetap sebesar 5 V. Keluarannya berupa
data digital dalam bentuk biner. Sehingga perlu untuk dikonversi ke desimal
agar bisa dibandingkan dengan teorinya yang berbentuk desimal juga. Pada
Gambar 2.4, yang memperlihatkan hubungan antara input data analog (tegangan)
dengan keluaran secara praktek yang sudah berbentuk desimal. Dilihat sekilas
dari grafiknya, maka grafik tersebut tidak mempunyai suatu pola atau dengan
kata lain sangat kacau sekali. Ini dapat dilihat dari hasil liniernya adalah y =
0.013x - 1.144 R2 = 0.191 dan koefisien korelasinya yang hanya sebesar 0,191.
42
Yang memperlihatkan linearisasi grafik buruk. Hal ini dapat tejadi karena
sangat sulit saat menginput tegangan dengan angka-angka pada multimeter yang
selalu berubah tidak tepat pada satu bilangan saja. Namun, secara teori pada
Gambar 2.5 (korelasi tegangan input dengan desimal output secara teori), niali
linearisai-nya bagus dengan koefisien korelasinya sebesar 0,990, disini pada
gambar 2.5 grafik liniernya bagus, yaitu hamper mendekati nilai satu, dimana y =
0.019x – 0.015x dan R2 = 0.990.
Untuk Gambar 2.6, yang menunjukkan korelasi antara nilai desimal
praktek dan teori, digrafik gambar 2.6 terlihat perbedaan yang sangat significant
antara teori dan prakteknnya (hal ini juga terbukti pada 2 grafik sebelumya).
Dimana besar nilai teori masih dibawah nilai prakteknya. Hal ini disebabkan kan
antara teori dan praktek yang dilakukan praktikan tidak sesuai, sehingga dari
gambar 2,6 dapat dilihat nilai decimal praktek dan teori didapatkan perbedaan
sangat significant. Seharusnya, data pada gambar 2.6 itu harus bagus, namun ini
tidak bagus.
IV. PENUTUP
Dari praktikum yang telah dilakukan dan data yang telah diolah maka
dapat diambil kesimpulan bahwa kenaikan input yang diberikan pada ADC akan
mengakibatkan kenaikan bilangan biner yang dihasilkan, kenaikan input
sistem/bilangan biner yang diberikan pada DAC akan mengakibatkan kenaikan
tegangan keluaran yang dihasilkan, s Semakin besar kelinieran ADC atau DAC
semakin baik konversi yang dihasilkannya.
43
Untuk praktikum selanjutnya supaya dapat berjalan dengan baik dan
hasil yang didapatkan lebih akurat dan sesuai dengan literatur/teori maka
disarankan, alat harus dicek terlebih dahulu apakah dapat bekerja dengan baik
atau tidak, pastikan pemasanan kabel pas sehingga hasil yang didapatkan bisa
sesuai dengan yang kita harapkan, hasil yang sudah stabil pada multimeter
seharusnya dicatat dengan baik.
44