Eksistensi Perempuan Dalam Novel Bumi Manusia Karya Pramoedya Ananta Toer

13
EKSISTENSI PEREMPUAN DALAM NOVEL BUMI MANUSIA KARYA PRAMOEDYA ANANTA TOER (SEBUAH KAJIAN KRITIK SASTRA FEMINISME) Sofi Auliana Abstrak ABSTRAK Auliana Sofi. 2009. Eksistensi Perempuan dalam Novel Bumi Manusia Karya Pramoedya Ananta Toer (Sebuah Kajian Kritik Sastra Feminisme) . Skripsi Program Studi Bahasa dan Sastra Indonesia. Jurusan Sastra Indonesia. Fakultas Sastra. Universitas Negeri Malang. Pembimbing: Dr. Hj. Yuni Pratiwi M.Pd. Kata Kunci: eksistensi, tokoh perempuan, novel Novel merupakan salah satu bentuk refleksi dari kesadaran mental pengarang terhadap nilai yang hidup dan berkembang di tengah-tengah masyarakat karena novel tidak pernah lepas dari sistem sosial budaya yang melingkupinya. Dengan demikian, suatu fenomena sosial dapat menjadi salah satu unsur sebuah novel. Setiap novel sebagai cipta sastra pada umumnya mempunyai kandungan amanat tertentu. Artinya, pengarang berusaha mengaktifkan pembaca untuk menerima gagasan- gagasannya tentang berbagai segi kehidupan. Begitu juga cara pengarang memandang tokoh perempuan sebagai salah satu bentuk

description

kp[k

Transcript of Eksistensi Perempuan Dalam Novel Bumi Manusia Karya Pramoedya Ananta Toer

Page 1: Eksistensi Perempuan Dalam Novel Bumi Manusia Karya Pramoedya Ananta Toer

EKSISTENSI PEREMPUAN DALAM NOVEL BUMI MANUSIA KARYA PRAMOEDYA ANANTA TOER (SEBUAH KAJIAN KRITIK SASTRA FEMINISME)Sofi Auliana

Abstrak

ABSTRAK

 

Auliana Sofi. 2009. Eksistensi Perempuan dalam Novel Bumi Manusia Karya Pramoedya Ananta Toer (Sebuah Kajian Kritik Sastra Feminisme). Skripsi Program Studi Bahasa dan Sastra Indonesia. Jurusan Sastra Indonesia. Fakultas Sastra. Universitas Negeri Malang. Pembimbing: Dr. Hj. Yuni Pratiwi M.Pd.

 

Kata Kunci:  eksistensi, tokoh perempuan, novel

 

Novel merupakan salah satu bentuk refleksi dari kesadaran mental pengarang terhadap nilai yang hidup dan berkembang di tengah-tengah masyarakat karena novel tidak pernah lepas dari sistem sosial budaya yang melingkupinya. Dengan demikian, suatu fenomena sosial dapat menjadi salah satu unsur sebuah novel. Setiap novel sebagai cipta sastra pada umumnya mempunyai kandungan amanat tertentu. Artinya, pengarang berusaha mengaktifkan pembaca untuk menerima gagasan-gagasannya tentang berbagai segi kehidupan. Begitu juga cara pengarang memandang tokoh perempuan sebagai salah satu bentuk konkretisasi dari aspirasi, gagasan, pandangan dan nilai-nilai tentang perempuan itu sendiri. Perempuan sebagai makhluk sosial dan individu diciptakan dengan kedudukan dan peranan yang sejajar dengan pria. Perkembangan selanjutnya perempuan lebih rendah dari pria yang menimbulkan adanya eksistensi perempuan sebagai wujud dari adanya nilai feminisme.

Eksistensi merupakan sebuah filsafat yang memandang segala gejala berpangkal pada keberadaan (eksistensi) dan titik sentralnya adalah manusia. Novel Bumi Manusia karya Pramoedya Ananta Toer merefleksikan adanya eksistensi pribadi perempuan dalam

Page 2: Eksistensi Perempuan Dalam Novel Bumi Manusia Karya Pramoedya Ananta Toer

menjalankan peran dan kedudukannya di dalam keluarga dan masyarakatnya melalui sikap, tindakan, perilaku, ucapan, jalan pikiran dan rencana hidup tokoh perempuan.  

Penelitian ini secara umum bertujuan memperoleh deskripsi tentang eksistensi perempuan dalam novel Bumi Manusia karya Pramoedya Ananta Toer. Adapun tujuan khusus penelitian ini, yakni mendeskripsikan (1) eksistensi pribadi perempuan, (2) eksistensi perempuan dalam keluarga, dan  (3) eksistensi perempuan dalam masyarakat berdasarkan strata sosial masyarakat yang terkandung dalam novel.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif  kualitatif dengan pendekatan feminisme. Sumber data dalam penelitian ini adalah teks novel Bumi Manusia karya Pramoedya Ananta Toer. Data berupa unit-unit teks yang berisi deskripsi eksistensi pribadi perempuan, deskripsi eksistensi perempuan dalam keluarga, dan deskripsi eksistensi perempuan dalam masyarakat. Pengumpulan data dilakukan dengan membaca sumber data dan peneliti berperan sebagai instrument (human instrument). Peneliti melakukan identifikasi, klasifikasi, dan kodifikasi data berdasarkan permasalahan yang dikaji. Teknik pengumpulan data penelitian ini menggunakan teknik dokumentasi atau studi kepustakaan. Analisis data dilakukan secara deskriptif kualitatif dengan menyeleksi, mengklasifikasi, menafsirkan, dan memaknai data kemudian mengambil kesimpulan.

Berdasarkan hasil analisis data diperoleh beberapa kesimpulan, Pertama  eksistensi pribadi perempuan dalam novel Bumi Manusia karya Pramoedya Ananta Toer, terefleksi melalui sikap, tindakan, jalan pikiran, rencana hidup serta ucapan tokoh perempuan yang memiliki ciri-ciri: (1) tokoh sebagai perempuan yang memiliki ciri seperti perempuan terpelajar dan cerdas, (2) tokoh sebagai perempuan yang kuat dan berkuasa, (3) tokoh sebagai perempuan yang berani mengambil keputusan, dan (4) tokoh sebagai perempuan yang pendendam dan mandiri. Tokoh perempuan sebagai perempuan yang memiliki ciri seperti perempuan terpelajar dan cerdas terlihat dari pelafalan bahasa Belanda tokoh  yang fasih, menguasai banyak istilah-istilah Eropa, gemar membaca buku-buku Eropa, memiliki pengetahuan dan keterampilan dalam berdagang dan mampu menerangkan layaknya seorang guru-guru di sekolah. Tokoh perempuan yang memiliki ciri-ciri sebagai perempuan yang kuat dan berkuasa terbukti dari  kemampuan tokoh perempuan dalam mengurus semua kepentingannya (dirinya, keluarga, dan perusahaan) sendiri, tokoh  memiliki kekuatan dalam mengetahui dan mengendalikan pedalaman orang lain, tokoh  yang berani menghadapi kekuasaan Eropa dan pengendali seluruh perusahaan. Tokoh perempuan memiliki ciri sebagai perempuan yang berani mengambil keputusan terlihat dari berani mengambil keputusan untuk tidak mengakui orangtuanya, mempunyai keberanian dalam mengambil keputusan untuk tetap dipanggil dengan sebutan Nyai bukan Mevrouw. Tokoh sebagai perempuan yang memiliki ciri sebagai perempuan pendendam dan mandiri terlihat dari sikap yang menaruh dendam yang dalam kepada orangtuanya dan tuannya, tokoh perempuan tidak bergantung dengan suaminya, tokoh yang dapat melakukan semua pekerjaan kantor dan perusahaan dengan tangannya sendiri, serta mampu mengurusi kepentingan dirinya, keluarga dan perusahaan dengan tangannya sendiri.

Page 3: Eksistensi Perempuan Dalam Novel Bumi Manusia Karya Pramoedya Ananta Toer

Kedua  eksistensi perempuan dalam keluarga yang terdapat dalam novel Bumi Manusia karya Pramoedya Ananta Toer, terefleksi dari tokoh perempuan yang berperan sebagai seorang istri, seorang ibu dan ibu mertua dalam keluarganya.

Ketiga eksistensi perempuan dalam lingkungan masyarakat yang terdapat dalam novel Bumi Manusia karya Pramoedya Ananta Toer, terefleksi dari tokoh perempuan yang berkedudukan sebagai majikan dalam perusahaan, tokoh sebagai warga negara dari sistem pemerintah kolonial atau sebagai perempuan pribumi, dan sebagai  perempuan yang berstatus sebagai gundik.

Saran-saran yang dapat disimpulkan berdasarkan kesimpulan tersebut, yakni (1) peneliti berikutnya yang melakukan penelitian yang sejenis, diharapkan dapat menggunakan penelitian ini sebagai referensi penelitian dan  disertai pengembangan masalah dari sudut pandang yang berbeda, (2) hasil penelitian ini hendaknya bagi pemerhati sastra sebagai salah satu referensi dalam memahami karya-karya sastra Pramoedya, dan (3) para guru SMP dan SMA/MA/SMK, penelitian ini disarankan dapat memanfaatkan hasil penelitian ini sebagai referensi dalam pengembangan bahan ajar. 

Page 4: Eksistensi Perempuan Dalam Novel Bumi Manusia Karya Pramoedya Ananta Toer

JURUSAN SASTRA ARABFAKULTAS SASTRA DAN SENI RUPA

UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA

2013

BAB IPendahuluan

Sebagaimana yang kita ketahui bahwa pada Era modernisasi, keberadaan sastra dan

perkembangan sastra berkembang begitu pesat. Perkembangan tersebut memicu munculnya

sebuah teori sastra yang dirasa mengalami perkembangan pula. Perkembangan teori akan

memunculkan kritik sastra yang semakin berkembang dan meluas. Sebuah karya sastra sangatlah

erat hubungannya dengan kehidupan manusia, karena sastra dibuat tidak lepas dari unsur

kemanusiaan dan kehidupan disekitar manusia yang membangun keutuhan sastra tersebut.

Pada kenyataannya selama ini dalam membaca teks karya sastra, kita sering atau kita

masih berpandangan satu arah saja dengan mengikuti pendapat atau kesimpulan yang telah

dikonvensionalkan serta cepat menyimpulkan pemaknaan cerita dengan hanya membaca serta

menelaah teks secara umum. Pada masa post-moderbisasi, pandangan-pandangan seperti

demikian tidaklah diinginkan dalam pembacaan karya sastra, kita dituntut untuk lebih kritis

dalam membaca karya sastra, sehingga muncullah metode-metode pembacaan teks seperti

dekonstruksi.

Dalam Wikipedia Indonesia, dekonstruksi merupakan sebuah metode pembacaan teks.

Dalam hal ini dekonstruksi menolak pandangan bahwa bahasa memiliki makna yang pastry,

tertentu, serta konstan sebagaimana halnya pandangan strukturalisme klasik. Tidak ada ungkapan

atau bentuk-bentuk kebahasaan yang bermakna tertentu dan pasti. Hal ini yang menjadikan

paham dekonstruksi sebagai ciri utama teori post-strukturalisme. Dengan menggunakan metode

dekonstruksi dalam membaca teks atau sebuah karya sastra diharapkan kita bisa melihat fakta-

fakta lain dalam teks karya sastra, sehingga tidak ada kemutlakan dalam memaknai karya sastra

dan menghilangkan anggapan-anggapan yang sifatnya absolut serta menemukan hal-hal baru

yang pada awalnya terabaikan. Oleh karena itu, penulis menulis makalah ini yang didalamnya

akan dibahas tentang teori dekostruksi serja sejarah perkembangannya.

Page 5: Eksistensi Perempuan Dalam Novel Bumi Manusia Karya Pramoedya Ananta Toer

BAB IIPembahasan

1.      Dekonstruksi

Dalam bidang filsafat maupun sastra, dekonstruksi termasuk salah satu teori yang sangat

sulit untuk dipahami. Dibandingkan dengan teori-teori postrukturalisme pada umumnya, secara

definitif perbedaan sekaligus ciri khas dekonstruksi sebagaimana dikemukakan oleh Derrida

(1976) adalah penolakannya terhadap logosentrisme dan fonosentrisme yang secara keseluruhan

melahirkan oposisi biner dan cara-cara berpikir lainnya yang bersifat hierarkis dikotomis.

Konsep dekontruksi (Selden, 1986:84) mulai dikenal sejak Derrida membawakan makalahnya

yang berjudul “Structure, sign, and play in the discourse of the human sciences “,di universitas

Johns Hopkins tahun 1966.

Dekonstruksi berasal dari kata de + construktio (latin). Pada umumnya  deberarti ke

bawah, pengurangan, atau terlepas dari. Sedangkan kata Construktioberarti bentuk, susunan, hal

menyusun, hal mengatur. Dekonstruksi dapat diartikan sebagai pengurangan atau penurunan

intensitas bentuk yang sudah tersusun, sebagai bentuk yang sudah baku. Kristeva (1980:36-37),

misalnya, menjelaskan bahwa dekonstruksi merupakan gabungan antara hakikat destruktif dan

konstruktif. Dekonstruksi adalah cara membaca teks, sebagai strategi. Dekonstruksi tidak

semata-mata ditunjukkan terhadap tulisan, tetapi semua pernyataan kultural sebab

keseluruhannya pernyataan tersebut adalah teks yang dengan sendirinya sudah mengandung

nilai-nilai, prasyarat, ideologi, kebenaran, dan tujuan-tujuan tertentu. Dekonstruksi dengan

demikian tidak terbatas hanya melibatkan diri dalam kajian wacana, baik lisan maupun tulisan,

melainkan juga kekuatan-kekuatan lain yang secara efektif mentransformasikan hakikat wacana.

Menurut Al-fayyadl (2011: 232) dekonstruksi adalah testimoni terbuka kepada mereka yang

kalah, mereka yang terpinggirkan oleh stabilitas rezim bernama pengarang. Maka, sebuah

dekonstruksi adalah gerak perjalanan menuju hidup itu sendiri.

Memahami dekonstruksi bukan sesuatu yang mudah. Ini terkait pengartian yang sering

keliru. Banyak orang mengartikan dekonstruksi sebagai pembongkaran sesuatu yang sudah

mapan. Ini memang tidak dapat dikatakan salah sepenuhnya. Tetapi, ini juga tidak dapat

dikatakan benar. Strategi dekonstruksi dalam membongkar suatu teks bukan hanya menciptakan

makna baru.

Bagi Derrida, dekonstruksi adalah sebuah strategi filsafat, politik, dan intelektual untuk

membongkar modus membaca dan menginterpretasi yang mendominasi dan menguatkan

Page 6: Eksistensi Perempuan Dalam Novel Bumi Manusia Karya Pramoedya Ananta Toer

fondamen hierarki. Dengan demikian, dekonstruksi merupakan strategi untuk menguliti lapisan-

lapisan makna yang terdapat di dalam teks yang selama ini sudah mapan.

a.      Prinsip- prinsip yang terdapat pada teori dekonstruksi.

Prinsip- prinsip yang terdapat dalam teori dekonstruksi adalah:

1.      Melacak unsur-unsur aporia (makna paradoks, makna kontradiktif, dan makna ironi)

2.      Membalikan atau merubah makna-makna yang sudah dikonvensionalkan

Pada dasarnya dekonstruksi yang sudah dilakukan oleh Nietzsche (Culler, 1983:86-87)

dalam kaitannya dengan usaha-usaha untuk memberikan makna baru terhadap prinsip sebab-

akibat. Prinsip sebab-akibat selalu memberikan perhatian terhadap sebab, sedangkan akibatnya

sebagai gejala minor. Nietzsche menjelaskan bahwa prinsip sebab akibat bukanlah hukum

universal melainkan merupakan retorika bahasa, sebagai gejala metonimi, gejala bahasa dengan

cara melekatkan nama orang atau benda-benda pada pusat objek yang lain.

Saussure menjelaskan bahwa makna yang diperoleh melalui pembagian lambang-lambang

menjadi penanda dan petanda. Dekonstruksi menolak keputusan tersebut dengan cara terus

menerus berusaha melepaskan diri, sekligus mencoba menemukan pusat-pusat yang baru.

Menurut Saussure (Eagleton, 1983:128), hubungan penanda dengan petanda bersifat pasti.

Derrida (Spivak, 1976:xliii) menjelaskan peristiwa diatas dengan

istilahdifferEnce dan differAnce, dua kata yang ucapannya hampir sama tetapi penulisannya

berbeda, dibedakan melalui huruf ke-7. Kedua kata tersebut berasal dari bahasa latin,  differe,

yang sekaligus berarti to differ (membedakan) yang berkonotasi spasial, dan to defer (menuda)

yang berkonotasi temporal. Derrida (Norris, 1983:32) menghubungkan kerangka ruang dan

waktu dengan tanda dan bendanya, tanda sebagai wakil dari bendanya. Tanda sekaligus

menunjukkan kehadiran yang tertunda. Makna kata difference berada dalam posisi yang

mengambang antara to differ dan to defer, keduanya berpengaruh terhadap kekuatan tekstual,

tetapi tidak secara utuh mewakili kata difference tersebut. Oleh karena tanda-tanda

mengimplikasikan makna, maka makna karya pun selalu berbeda dan tertunda, sesuai dengan

ruang dan waktu. Artinya, antara konsep dan kenyataan selalu mempunyai jarak sekaligus

perbedaan. Derrida menjdai terkenal karena konsep dekonstruksi, logosentrisme,

fonosentrisme, differEnce / differAnce,trace, dandencentering.

Differance (Derrida, 2002:45,61) adalah istilah yang diciptakan oleh Derrida tahun 1968

dalam kaitannya dengan pemahamannya mengenai ilmu bahasa Saussure dan antropologi Levi-

Strauss. Menurut Derrida, perbedaaan  difference dandifferance, bahasa kamus baik bahasa

Inggris maupun bahasa Perancis dan bahasa dekonstruksi Derrida, tidak dapat diketahui melalui

Page 7: Eksistensi Perempuan Dalam Novel Bumi Manusia Karya Pramoedya Ananta Toer

ucapan, melainkan melalui tulisan. Menurutnya, tulisan lebih utama dibandingkan dengan

ucapan. Menurut Derrida (Eagleton, 1983:127-128) makna tidak dengan sendirinya hadir dalam

suatu lambang. Lambang mempersoalkan sesuatu yang bukan dirinya, lambang mewakili sesuatu

yang lain. Makna hadir dalam rangkaian penanda.

b.      Tujuan Teori Dekonstruksi

Menurut Sarup (2003:51) dekonstruksi bertujuan untuk membongkar tradisi metafisika Barat

seperti fenomenologi Husserlin, strukturalisme saussurean, strukturalisme Perancis pada

umumnya, psikoanalisi Freudian, dan psikoanalisis Lacanian. Tugas dekonstruksi, disattu pihak

mengungkap problematika wacana-wacana yang dipusatkan, di pihak lain membongkar

metafisika dengan mengubah batas-batasnya secara konseptual. Sedangkan tujuan metode

dekonstruksi adalah menunjukkan ketidakberhasilan upaya penghadiran kebenaran absolut, dan

ingin menelanjangi agenda tersembunyi yang mengandung banyak kelemahan dan ketimpamgan

di balik teks-teks.

2.      Tokoh Dekonstruksi

Tokoh terpenting didalam teori ini adalah Jacques Derrida (Al-Fayyadl, 2005: 2) adalah

keturuan Yahudi. Ia dilahirkan di El-Biar, salah satu wilayah Aljazair pada 15 Juli 1930. Pada

tahun 1949 ia pindah ke Prancis, tempat ia tinggal sampai akhir hayatnya. Pada tahun 1952, ia

belajar di Ecole normale supérieure, Prancis, dan pernah juga mangajar di sana sesaat sebelum

kematiannya. Derrida pernah mendapat gelar doctor honoris causa di Universitas Cambridge. Ia

meninggal dunia karena penyakit kanker pada 2004

Derrida muda dibesarkan dalam lingkungan yang agak bersikap diskriminatif. Ia mundur

atau dipaksa mundur dari sedikitnya dua sekolah, ketika ia masih anak-anak, semata-mata karena

ia seorang Yahudi. Ia dipaksa keluar dari sebuah sekolah, karena ada batas kuota 7 persen bagi

warga Yahudi. Meskipun Derrida mungkin tidak akan suka, jika dikatakan bahwa karyanya

diwarnai oleh latar belakang kehidupannya ini, pengalaman kehidupan ini tampaknya berperan

besar pada sikap Derrida yang begitu menekankan pentingnya kaum marginal dan yang lain,

dalam pemikirannya kemudian.

Derrida dua kali menolak posisi bergengsi di Ecole Normale Superieure, di mana Sartre,

Simone de Beauvoir, dan mayoritas kaum intelektual serta akademisi Perancis memulai karirnya.

Namun, akhirnya ia menerima posisi itu pada usia 19.Sejak tahun 1974 (Bertens, 2001: 327)

Derrida ikut aktif dalam kegiatan-kegiatan dosen filsafat yang memperjuangkan tempat yang

wajar untuk filsafat pada taraf sekolah menengah.

Page 8: Eksistensi Perempuan Dalam Novel Bumi Manusia Karya Pramoedya Ananta Toer

Karya awal Derrida di bidang filsafat sebagian besar berkaitan dengan fenomenologi.

Latihan awalnya sebagai filsuf dilakukan melalui kacamata Edmund Husserl. Inspirasi penting

lain bagi pemikiran awalnya berasal dari Nietzsche, Heidegger, De Saussure, Levinas dan Freud.

Derrida mengakui utang budinya kepada para pemikir itu dalam pengembangan pendekatannya

terhadap teks, yang kemudian dikenal sebagai 'dekonstruksi'.3.      Sejarah Perkembangan

Aliran dekonsruksi lahir di Perancis sekitar tahun 1960-an, yang kemudian berpengaruh

besar di Amerika sekitar tahun 1970-an hingga pada tahun 1980-an. Pada dasarnya, menurut

Sarup (2003:51) dekonstruksi bertujuan untuk membongkar tradisi metafisika barat seperti

fenomenologi Husserlian, strukturalisme Saussurean, strukturalisme Perancis pada umumnya,

psikoanalisis Freudian dan Psikoanalisis Lacanian. Tugas dekonstruksi, mengungkap hakikat

problematika wacana-wacana yang dipusatkan, dipihak yang lain membongkar metafisika

dengan megubah batas-batasnya secara konseptual. Dekonstruksi juga berkembang di Amerika,

sebagai aliran yale. Model dekonstruksi dalam sejarah dikemukakan oleh Hayden White dalam

bukunya Tropics of Discourse (1987). Menurut White, sejarah tidak seratus persen objektif sebab

bagaimanapun  sejarahwan menyusun cerita kedalam suatu struktur, menceritakan kembali

dalam suatu plot.

Perbedaan antara pembaca non dekonstruksi dan dekonstruksi dapat dijelaskan sebagai

berikut. Pembaca non dekonstruksi atau pembaca konvensional dilakukan dengan cara

menemukan makna yang benar, makna terakhir, yang disebut sebagai makna optimal.

Sebaliknya, pembaca dekonstruksi tidak perlu menemukan makna terakhir. Yang diperlukan

adalah pembongkaran secara terus menerus, sebagai proses. Dekonstruksi dilakukan dengan cara

pemberian perhatian terhadap gejala-gelaja yang tersembunyi, sengaja disembunyikan, seperti

ketidakbenaran, tokoh sampingan, perempuan, dan sebagainya. Umar Junus (1996:109-109)

memandang dekonstruksi sebagai persepektif baru dalam penelitian sastra. Dekonstruksi justru

memberikan dorongan untuk menemukan segala sesuatu yang selama ini tidak memperoleh

perhatian. Memungkinkan untuk melakukan penjelajahan intelektual dengan apa saja, tanpa

terikat dengan sutu aturan yang dianggap telah berlaku universal.   

Page 9: Eksistensi Perempuan Dalam Novel Bumi Manusia Karya Pramoedya Ananta Toer

BAB IIIKesimpulan

Dari penjabaran diatas maka penulis menyimpulkan bahwa Dekonstruksi ialah strategi

pembacaan teks secara filosofis yang menunjuk pada proses yang tak terselesaikan dan bersifat

dinamis. Dekonstruksi tidak melihat kebenaran dalam penafsiran sebagai satu kebenaran.

Dekonstruksi juga bias diartikan merupakan metode pembacaan teks.

Aliran dekonsruksi lahir di Perancis sekitar tahun 1960-an, yang kemudian berpengaruh

besar di Amerika sekitar tahun 1970-an hingga pada tahun 1980-an.Tokoh terpenting

dekonstruksi adalah Jacques Derrida, seorang Yahudi Aljazair yang kemudian menjadi ahli

filsafat dan kritik sastra di Perancis. Tokoh lainnya yaitu Nietzsche, Paul de Man, J.Hillis Miller,

Geoffery Hartman, Harold Bloom.

Prinsip dekonstruksi yaitu melacak unsur-unsur aporia (makna paradoks, makna

kontradiktif, dan makna ironi) dan Membalikkan atau merubah makna-makna yang sudah

dikonvensionalkan. Metode dekonstruksi yang dilakukan Derrida lebih dikenal dengan istilah

dekonstruksi metaforik. Metafora di sini bukan dipahami sebagai suatu aspek dari fungsi

ekspresif bahasa tapi sebagai suatu kondisi yang esensial tentang tuturan. Dekonstruksi mentut

kita lebih teliti dan kritis terhadap teks sastra.

Tujuan metode dekonstruksi adalah menunjukkan ketidakberhasilan upaya penghadiran

kebenaran absolut, dan ingin menelanjangi agenda tersembunyi yang mengandung banyak

kelemahan dan ketimpangan di balik teks-teks.

Daftar PustakaRatna, Nyoman Kutha. 2011.Teori, Metode, dan Teknik Penelitian Sastra dari Strukturalisme hingga

Postrukturalisme Perspektif Wacana Naratif. Pustaka Pelajar :Yogyakarta..Norris, Christopher. 2003 Membongkar Teori Dekonstruksi Jacques Derrida.Ar-Ruzz:Yogyakarta.http://id.wikipedia.org/wiki/Dekonstruksi, diakses pada tanggal 13 Mei 2013(19.25 wib)