Eksekusi PM Amir

128
Eksekusi PM Amir Ngomong-ngomong polemik antara Profesor Zulhasril Nasir dengan Sabam Siagian soal legalitas eksekusi Tan Malaka , saya jadi tertarik untuk ikut mengedarkan arah pandang. Tapi bukan Tan Malaka yang menjadi tujuan saya. Apalah saya, kalau harus ikut-ikut perdebatan dua gajah. Biarlah saya coba mencermati secara amatir kasus serupa Tan Malaka yang menimpa Bung Amir Sjarifuddin saja. Saya kira, upaya pen-sukabumi-an Amir juga sebuah tragedi kemanusiaan. (Sama kadarnya dengan tragedi pembantaian massa PKI kepada warga Madiun dan juga pembantaian simpatisan PKI oleh TNI). *) Soal eksekusinya silakan lihat artikel Lagu Amir Sejauh ini tak ada kepastian tentang siapa yang bertanggung jawab atas dihukum matinya mantan PM Amir Sjarifuddin. Keterangan buku- buku sejarah hanya menyebutkan, Amir dibunuh atas dasar hukum darurat militer atas perintah Gubernur Militer Solo, Kolonel Gatot Subroto. Gatot memerintahkan hukuman mati karena tak rela para pelaku Madiun Affairs 1948 bebas berlenggang kangkung menyusul aksi Serbuan Belanda (Agresi II) pada pagi harinya. Kalangan kiri, umumnya tak percaya cerita ini. Alasannya amat logis. Amir Sjarifuddin adalah mantan perdana menteri. Bersama Soekarno, Hatta dan Sjahrir, ia merupakan 4 serangkai yang menjadi pilar tegaknya pemerintahan Indonesia pada masa awal kemerdekaan. Tak mungkin, orang sekaliber itu dengan gampang bisa diputuskan nasibnya oleh hanya Kepala CPM (Selain Gub Militer Solo, Gatot juga kepala CPM TNI). Tudingan akhirnya diarahkan ke Hatta. Ketum CC PKI, DN Aidit yang mengarahkan telunjuknya secara gamblang. 11 Februari 1957, saat berpidato di DPR membalas pidato anggota DPR Udin Sjamsudin (Masyumi) soal Madiun 1948, Aidit jelas menuduh Hatta bertanggung jawab atas penembakan Amir. “Tetapi orang-orang ini pada bungkam semua, ketika Amir Sjarifuddin dengan tanpa proses ditembus peluru atas perintah Hatta. ……” (Ironisnya, 8 tahun kemudian, Aidit mengalami nasib yang sama dengan Amir).

Transcript of Eksekusi PM Amir

Page 1: Eksekusi PM Amir

Eksekusi PM Amir

Ngomong-ngomong polemik antara Profesor Zulhasril Nasir dengan Sabam Siagian soal legalitas eksekusi Tan Malaka , saya jadi tertarik untuk ikut mengedarkan arah pandang. Tapi bukan Tan Malaka yang menjadi tujuan saya. Apalah saya, kalau harus ikut-ikut perdebatan dua gajah. Biarlah saya coba mencermati secara amatir kasus serupa Tan Malaka yang menimpa Bung Amir Sjarifuddin saja. Saya kira, upaya pen-sukabumi-an Amir juga sebuah tragedi kemanusiaan. (Sama kadarnya dengan tragedi pembantaian massa PKI kepada warga Madiun dan juga pembantaian simpatisan PKI oleh TNI).

*) Soal eksekusinya silakan lihat artikel Lagu Amir

Sejauh ini tak ada kepastian tentang siapa yang bertanggung jawab atas dihukum matinya mantan PM Amir Sjarifuddin. Keterangan buku-buku sejarah hanya menyebutkan, Amir dibunuh atas dasar hukum darurat militer atas perintah Gubernur Militer Solo, Kolonel Gatot Subroto. Gatot memerintahkan hukuman mati karena tak rela para pelaku Madiun Affairs 1948 bebas berlenggang kangkung menyusul aksi Serbuan Belanda (Agresi II) pada pagi harinya.

Kalangan kiri, umumnya tak percaya cerita ini. Alasannya amat logis. Amir Sjarifuddin adalah mantan perdana menteri. Bersama Soekarno, Hatta dan Sjahrir, ia merupakan 4 serangkai yang menjadi pilar tegaknya pemerintahan Indonesia pada masa awal kemerdekaan. Tak mungkin, orang sekaliber itu dengan gampang bisa diputuskan nasibnya oleh hanya Kepala CPM (Selain Gub Militer Solo, Gatot juga kepala CPM TNI).

Tudingan akhirnya diarahkan ke Hatta. Ketum CC PKI, DN Aidit yang mengarahkan telunjuknya secara gamblang. 11 Februari 1957, saat berpidato di DPR membalas pidato anggota DPR Udin Sjamsudin (Masyumi) soal Madiun 1948, Aidit jelas menuduh Hatta bertanggung jawab atas penembakan Amir. “Tetapi orang-orang ini pada bungkam semua, ketika Amir Sjarifuddin dengan tanpa proses ditembus peluru atas perintah Hatta. ……” (Ironisnya, 8 tahun kemudian, Aidit mengalami nasib yang sama dengan Amir).

Kalangan akar rumput Komunis mengamini bosnya. Buku Amir Sang Pembangun karya penulis Prancis, Jacques Leclerc menyinggung kecurigaan pada Hatta. Leclerc sudah mewawancarai para handai taulan Amir Sjarifuddin, dan hampir kesemuanya mengatakan tanpa jaminan atasannya tak mungkin Gatot Subroto berani mengambil tindakan tersebut. Karena Amir mantan PM, maka yang berani menjadi dewa atas nasibnya tentu seorang PM. Nah, Hatta kan ujungnya.

Belum lagi, muncul rumor soal adanya rapat kabinet yang dipimpin PM Hatta yang membahas nasib Amir cs. Rapat terjadi tatkala Jogja menjelang jatuh ke tangan Belanda pada Agresi Militer II. Konon, rapat itu dihadiri oleh 12 orang menteri, dengan hasil 4 menteri setuju Amir dieksekusi, 4 menteri menolak hukuman mati dan 4 menteri lagi abstain. Soekarno yang kemudian tahu rapat itu, mem-veto dan meminta agar tak ada eksekusi mati untuk Amir.

Terus terang, saya termasuk yang meragukan keterlibatan Hatta. Memang betul ia antikomunis, tapi Hatta selalu bergerak dalam tataran yang legal. Ia pun pada dasarnya seorang demokrat. Masih ingat

Page 2: Eksekusi PM Amir

ketika ia memilih untuk mengembalikan kursi wapres, karena melihat gerak Soekarno yang makin otoriter. Kalau soal kebijakannya melakukan re-ra bukanlah sebab ia otoriter, namun lebih karena realitas keuangan negara dan upaya mewujudkan profesionalitas.

Yang lebih jelas lagi, sikap Hatta soal eksekusi pelaku Madiun Affairs, bisa kita temukan dalam biografi mantan PM Ali Sastroamijoyo. Kesaksian Ali, walau didesak-desak tentara, Hatta justru orang yang menentang dilakukannya hukum militer untuk Amir Cs. Ia ingin Amir cs diajukan ke pengadilan sipil. Karenanya sehari sebelum agresi, ia memerintahkan agar Amir Cs dibawa kembali ke Jogja. Namun apa lacur, esok harinya Jogja diserang Belanda dan Gatot Subroto - entah atas inisitif atau perintah siapa - membawa kembali Amir Cs ke Solo dan lantas menembaknya mati.

Soal rapat kabinet penentu nyawa Amir? Saya pikir bisalah untuk diabaikan. Kabinet Hatta I diisi oleh 16 sosok menteri. Saat terjadinya Agresi Militer II, hanya ada 10 menteri yang ada di Jogja, 6 menteri lain tengah berada di luar kota. Menteri Sjafrudin Prawiranegara di Bukitinggi, AA Maramis di New Delhi, Sukiman, IJ Kasimo, Susanto Tirtoprodjo dan Supeno tengah tur kerja keliling Jawan. Jadi jumlah menteri yang ada di Jogja tidak ada 12 menteri.

Kalau bukan Hatta, lantas siapa? Selaku komandan tertinggi tentara, Jenderal Sudirman pantas dipertimbangkan. Tapi dilihat dari riwayatnya, meski tegas, Sudirman bukanlah orang yang gampang membunuh. Ditambah lagi dengan catatan, pasukan yang pro PKI Madiun kebanyakan adalah laskar yang dibela Sudirman setengah mati saat mereka terlibat adu tembak dengan Divisi Siliwangi di Solo. Jadi Sudirman patut dikesampingkan.

Tertuduh lain bisa jadi AH Nasution. Dia adalah Komandan TNI Se-Jawa ketika itu. Nasution dikenal antikomunis dan memiliki keberanian untuk bertindak (Ia adalah dalang upaya kudeta 17 Oktober 1952). Ia juga punya catatan yang patut dipertimbangkan. Pada siang hari dimana agresi Belanda II dimulai, Nasution dalam perjalanan kembali ke Jogja dari Jatim sempat bertemu dengan Gatot Subroto di Solo. Gatot bahkan menyempatkan diri menemuinya sendiri di Stasiun.

Dalam biografinya Nasution menyebutkan Gatot kala itu melaporkan dengan kesal serangan Belanda ke arah Solo, sudah sampai persis di tapal batas Solo, yakni di Boyolali. Selain itu tak disebut adanya laporan lain, termasuk kelangsungan nasib para tahanan Madiun 1948. Mungkinkah Nasution (sengaja?) alpa bercerita tentang perintah eksekusi untuk Amir Sjarifuddin?

Hmmm…..itu tadi coret-coretan dari seorang amatir seperti saya. Yang pasti, sampai saat ini tentang siapa pemberi perintah eksekusi Amir Sjarifuddin memang masih belum terang. Apakah Gatot Subroto bertindak sendiri? Hatta kah? Jenderal Sudirman? atau justru Nasution….saya harap nanti ahli sejarah betulan bisa menjawabnya.

Oh ya…iseng-iseng saya coba men-trace siapa kapten polisi militer yang disebut-sebut sebagai komandan eksekusi atas Amir Sjarifuddin. Dan saya menemukan sebuah nama yang patut diduga…tapi biarlah nanti saya bagi di lain waktu.YANG BENAR TENTANG TRAGEDI TANJUNG PRIOK (1/4)

Tanjung Priok, daerah Jakarta tempat kapal berlabuh, merupakan salah

Page 3: Eksekusi PM Amir

satu daerah miskin dan kumuh, yg juga merupakan tempat orang-orang desa danpulau-pulau yg berdekatan guna mencari penghidupan. Berdasarkan sensuskependudukan, merupakan daerah paling padat, dimana setiap meter persegidihuni oleh sembilan orang.

Koja, sebuah lokasi dimana peristiwa Tanjung Priok terjadi, merupakandaerah hunian kaum buruh galangan kapal, buruh-buruh pabrik, bangunan danburuh-buruh harian. Kerja perbaikan kapal merupakan kerja pokok di tempatini. Tanjung Priok sangat terpengaruh oleh gejolak ekonomi dan mudah sekalitersulut berbagai issu.

Di daerah semacam Tanjung Priok, masjid merupakan barometer kehidupan,tempat berkumpulnya orang-orang tua dan anak-anak serta tempat melepas lelahdari kepenatan kerja dijalan-jalan dan lorong-lorong. Segala keruwetanmasalah menjadi pusat pembicaraan dan omongan diantara para jama'ah masjid. Pada pertengahan 1984, beredar issu tentang RUU organisasi sosial ygmengharuskan penerimaan asas tunggal. Hal ini menimbulkan implikasi yg luas.Diantara pengunjung masjid di daerah ini, terdapat seorang mubalighterkenal, menyampaikan ceramah pd para jamaahnya dg menjadikan masalahtersebut sbg topik pembahasan, sebab RUU tsb telah lama menjadi masalah ygkontroversial.

7 Sept 1984, seorang Babinsa datang ke mushalla kecil bernama "MushallaAs-Sa'adah" dan memerintahkan utk mencabut pamflet, yg berisikan tulisanmengenai problem yg dihadapi kaum muslimin, dan disertai pengumuman ttgjadwal pengajian yad. Tidak heran jika kemudian orang-orang yg hadir disitumenjadi marah melihat tingkah laku Babinsa itu. Pada hari berikutnya Babinsatadi kembali lagi bersama seorang prajurit utk mengecek apakah perintahnyatelah dilaksanakan atau belum. Setelah kedatangan kedua ini muncullah issuyg menyatakan bahwa, militer telah menginjak-injak kehormatan tempat suci,karena masuk ke mushalla tanpa melepas sepatu, dan menyirami pamflet-pamfletdi mushalla dg air comberan.

10 Sept. 1984, Syarifuddin Rambe dan Sofyan Sulaeman, dua orang takhirmasjid "Baitul Makmur" yg bedampingan dg mushalla As-Sa'adah, berusahamenenangkan suasana dan mengajak kedua tentara itu masuk ke sekretariattakmir masjid guna membicarakan masalah yg sedang hangat. Ketika merekaberbicara di dlm kantor, massa diluar telah berkumpul. Kedua pengurus takmirmasjid ini menyarankan kepada kedua prajurit tadi supaya persoalannyadisudahi dan dianggap selesai saja, tetapi mereka menolak saran tsb. Parajamaah yg berada diluar mulai kehilangan kesabaran, lalu tiba-tiba sajasalah seorang dari kerumunan massa menarik sepeda motor salah seorangprajurit yg ternyata seorang marinir, kemudian dibakar. Maka pd hari itujuga, Syarifuddin Rambe dan Sofyan Sulaeman beserta dua orang lainnyaditangkap aparat keamanan. Turut ditangkap juga Ahmad Sahi, pengurus

Page 4: Eksekusi PM Amir

mushalla As-Sa'adah dan seorang lain lagi yg ketika itu berada di tempatkejadian. Selanjutnya, Muhammad Nur, salah seorang yg ikut membakar motorditangkap juga. Akibat penahanan keempat orang tsb kemarahan massa menjadikian tak terbendung, yg kemudian memunculkan tuntutan agar membebaskanmereka-mereka yg ditangkap itu.

Pada hari berikutnya, para tetangga mushalla yg masih menyimpankemarahan datang kepada salah seorang tokoh daerah itu, bernama Amir Biki,karena tokoh ini dikenal memiliki hubungan baik dg beberapa perwira diJakarta. Maksudnya, supaya dia ikut turun tangan membantu membebaskan paratahanan. Sudah seringkali, Amir Biki turun tangan menyelesaikan persoalan ygtimbul dg pihak militer. Akan tetapi kali ini usahanya ternyata tidakberhasil.

12 Sept. 1984, beberapa orang mubaligh menyampaikan ceramahnya ditempatterbuka, mengulas berbagai persoalan politik dan sosial, diantaranya adalahkasus yg baru saja terjadi. Dihadapan massa, Amir Biki berbicara dg keras ygisinya menyampaikan ultimatum agar membebaskan para tahanan paling lambatpk. 23.00 WIB malam itu. Jika tidak, mereka akan mengerahkan massamengadakan demonstrasi.

Saat ceramah telah usai, berkumpullah sekitar 1500 orang demonstranbergerak menuju kantor Polsek dan Koramil setempat. Sebelum massa tibaditempat yg dituju, sekonyong-konyong mereka telah dikepung dari dua araholeh pasukan bersenjata berat. Massa demonstran berhadapan face to face dgtentara yg sudah siaga tempur. Pada saat sebagian pasukan mulai memblokirjalan protokol, mendadak para demonstran sudah dikepung dari segala penjuru.Lalu terdengar suara tembakan, kemudian diikuti oleh pasukan yg langsungmengarahkan moncong bedilnya kepada kerumunan massa demonstran. Dari segenappenjuru berdentuman suara bedil, tiba-tiba ratusan orang demonstrantersungkur berlumur darah. Disaat sebagian korban berusaha bangkit dan larimenyelamatkan diri, pada saat yg sama mereka diberondong lagi ataudicabik-cabik dg bazooka, sehingga dlm beberapa detik saja jalanan dipenuhijasad manusia yg telah mati dan bersimbah darah. Sedangkan beberapa korbanluka yg tidak begitu parah berusaha lari dan berlindung ke tempat-tempatdisekitarnya.

Sembari tentara mengusung korban yg telah mati dan luka-luka ke dalamtruk-truk militer, tembakan terus berlangsung tanpa henti. Semua korbandibawa ke RS militer di tengah kota Jakarta. Sedangkan RS lain diultimatumutk tidak menerima pasien korban penembakan Tanjung Priok. Setelah seluruhkorban diangkut, datanglah mobil-mobil pemadam kebakaran utk membersihkanjalan dari genangan darah korban. Satu jam setelah pembantaian besar-besaranini terjadi, Pangab Jend. Beny Murdani datang menginspeksi tempat kejadian,dan untuk selanjutnya, sebagaimana diberitakan oleh berbagai sumber, daerah

Page 5: Eksekusi PM Amir

tsb dijadikan daerah operasi militer. Semuanya berlangsung amat cepat.

Peristiwa Tanjung Priok sangat mengerikan. Hampir setiap keluargakehilangan salah seorang anggota keluarganya pd aksi pembantaian ini. Korbanpembantaian diperkirakan ratusan orang, sehingga dlm waktu singkat kasus inimenjadi sangat terkenal dan disebut-sebut dalam penerbitan resmi. Sebagiandari massa demonstran yg selamat dari aksi pembantaian mengerikan itu,memperkirakan jumlah korban yg meninggal sekitar 600 orang. Tetapi pihakpemerintah menyembunyikan fakta yg sebenarnya dan mengatakan bahwa "menurutpenelitian, adanya korban pembantaian sebanyak itu sesuatu yg mustahil".Para korban pembantaian ini dikubur dipemakaman umum tanpa sepengetahuankeluarga mereka.

Pemerintah menyembunyikan fakta

Sehari setelah pembantaian manusia muslim ini, Pangab Jenderal BenyMurdani dan Pangdam Jaya Try Sutrisno mengumumkan, bahwa korban yg terbunuhhanya 9 orang dan yg luka-luka berjumlah 35 orang. Sedangkan tentara dariberbagai macam kesatuan yg menjaga markas polisi ketika peristiwa terjaditidak lebih dari 15 orang saja. Mereka dipaksa melepaskan tembakan karenatidak ada alternatif lain, dan sudah sesuai prosedur. Kejadian ini adalahakibat dari agitasi selebaran-selebaran dan pamflet yg tendensius, ygmembakar emosi keagamaan massa.

Menurut versi Beny Murdani, kronologi peristiwa Tanjung Priok adalahsbb: "Mula-mula petugas keamanan berusaha menenangkan emosi massa dgcara-cara yg persuasif, tetapi dibalas dg teriakan "Tidak setuju".Teriakan-teriakan massa ini semakin menjadi-jadi, sambil mereka majumendekati petugas keamanan dan memepet mereka. Ketika mereka merasa terancambahaya barulah petugas kemanan melepaskan tembakan peringatan ke udara. Olehkarena massa tidak juga mengindahkan peringatan tersebut, barulah tembakandiarahkan ke kaki, sehingga didatangkan pasukan tambahan. Setengah jamkemudian massa mengamuk menyerang petugas utk kedua kalinya. Menyaksikansituasi genting, petugas terpaksa melepaskan tembakan utk mencegah massamerebut senjata, melakukan penyerangan dan pengeroyokan thdp petugas".

Masyarakat di daerah ini sejak semula tidak mempercayai keterangan BenyMurdani, karena banyak diantaranya yg mengalami penderitaan dan orang tahu,bahwa persoalan ini sangat kontroversial. Banyak selebaran dan pamflet ygberedar di masyarakat tetapi tidak ada yg berani menuliskan identitasnya pdpamflet tsb. Selebaran-selebaran ini diperbanyak lagi dikota-kota lainsehingga ada yg sampai ke luar negeri, tapi anehnya tidak satupunkoran-koran dalam negeri yg memuatnya. Sudah barang tentu, ada juga

Page 6: Eksekusi PM Amir

berita-berita sederhana yg diekspos berdasarkan keterangan resmi ygdiberikan Beny Murdani.

Mereka yg menjadi korban kasus ini diisolasi oleh tentara, dan hanyaseorang saja yg jenazahnya dikembalikan kepada keluarganya, yaitu jenazahAmir Biki, korban pertama pembantaian. Jenazah Amir Biki dikembalikan kepadakeluarganya utk dimakamkan lantaran bantuan dari Wagub DKI Jakarta, MayjenEdi Nalapraya, teman dekat Amir Biki dan orang yg tadinya dimintai tolongutk membebaskan para tahanan. Amir Biki dan Nalapraya telah berhubungansejawat sejak thn 1965, ketika Amir Biki membantu militer menghadapi PKI.Sedangkan Nalapraya adalah mantan intelijen dibawah pimpinan Beny Murdani.Ketika ia memperoleh pangkat jenderal, dia ditunjuk menjabat Wagub DKI Jayayg wilayah kekuasaannya meliputi daerah Tanjung Priok. Pengangkatan initidak umum bagi seorang jenderal, tetapi karena Nalapraya seorang berdarahBetawi, dan punya pengetahuan mendalam tentang kehidupan masyarakat TanjungPriok, maka dia dianggap orang yg tepat menduduki jabatan wakil gubernur.Dia juga mantan wakil Pangdam Jaya. Selebaran-selebaran dari Jakartamenyebutkan bahwa sebelum meletusnya kasus Tanjung Priok, Nalaprayasebenarnya sudah menginformasikan kepada Amir Biki, bahwa pemerintahmendapat tekanan kuat utk meninjau kembali RUU orsospol yg kontroversialitu, dan mungkin sekali tekanan ini membawa hasil.

Seingat kami, masih ada tiga korban lagi yg dikuburkan dg sepengetahuankeluarga mereka, tapi siapa nama mereka itu masih misteri. Sedangkankorban-korban lainnya dikuburkan oleh pihak militer tanpa sepengetahuankeluarga mereka. Adapun korban yg luka-luka yg dibawa ke RS militer diobatisecara tidak semestinya. Ada sebagian korban yg selama berbulan-bulan opnamedi RS militer ini tanpa mendapat perawatan sama sekali; bahkan peluru ygmasih bersarang ditubuhnya pun tidak dikeluarkan, sehingga selama merekatinggal di RS dapat dikatakan sbg pasien yg disandera. Hal ini berlangsungberbulan-bulan lamanya sebelum keluarga mereka mengetahui tempatpenampungannya.

Segera setelah berita malapetaka ini tersebar di Jakarta, pd tanggal 17September, lima hari setelah kejadian, 22 orang anggota Petisi 50menerbitkan Lembaran Putih yg berisi tantangan thdp keterangan Beny Murdani,dg memuat data-data yg lebih akurat yg disampaikan oleh para saksi mata.Petisi 50 menuntut supaya segera diadakan penyelidikan oleh tim independenatas kejadian ini. Sekalipun lembaran putih ini tersiar dg cepat, namunkoran-koran Indonesia tidak satupun yg mengeksposnya. Bahkan tidak satupunyg berani memuat keterangan para saksi yg menyampaikan kesaksiannya dalampersidangan kasus ini.

Sebagaimana disebutkan dlm pamflet, bahwa orang yg berbicara didalampengajian yg kemudian menimbulkan demonstrasi itu ada empat orang. Pertama,

Page 7: Eksekusi PM Amir

Amir Biki yg disebut sbg pimpinan demonstran dan orang yg pertama kaliterkena tembakan. Kedua, Salim Qadar ditangkap pada 2 Oktober 1984, utkselanjutnya diajukan ke pengadilan. Setahun kemudian, Nopember 1985, diadijatuhi hukuman 20 th penjara. Sedankan dua orang terdakwa lainnya(Syarifin Maloko dan Mohammad Nasir), bersembunyi lebih dari 1,5 tahun. Pada11 April 1985 kantor berita AFP menyiarkan bahwa kedua orang ini telahtertangkap, dan beberapa koran memberitakan keduanya akan segera diajukan kepengadilan. Tetapi pemerintah tidak menjelaskan, apakah keduanya akandikenai tahanan atau tidak. Pengadilan telah menolak berbagai macampermohonan utk melakukan pembelaan bagi terdakwa, sementara kedua orang itudimintai utk memberikan kesaksiannya. Posisi kedua orang ini menjadi sangatmisterius, khususnya menyangkut persidangan kasus Jendral Dharsono, dimanaDharsono menyarankan agar kedua orang ini dimintai keterangan mengenai peranmereka dlm kasus Tanjung Priok. Pd tgl 16 Juni 1986, beberapa bulan setelahberakhirnya persidangan kasus diatas, barulah Syarifin Maloko ditahandisuatu tempat di Jawa Barat. Dia ditangkap oleh salah seorang perwira ygmengenalinya ketika berceramah di sebuh masjid. Dari kejadian ini orangdapat memahami, bahwa sebenarnya dia tidak bersembunyi dan tidak pulamelakukan suatu tindakan sehingga patut ditahan. Sebuah majalah mingguanIndonesia menyebutkan, bahwa semasa menjadi pelarian, Syarifin Maloko munculdiberbagai kesempatan memberi ceramah didaerah Merak Jawa Barat.

Persidangan 4 orang terdakwa Persidangan pertama dilakukan terhadap 4 orang terdakwa yg ditahan padatgl 10 September, yaitu:1. Nama : Syarifuddin Rambe Umur : 38 tahun Pekerjaan : Tukang reparasi jam Jabatan : Ketua majelis ta'lim Keterangan : Aktif dilingkungannya dan mengisi waktu senggangnya dgkerja sosial.2. Nama : Sofyan Sulaeman Umur : 35 tahun Pekerjaan : Karyawan pabrik Jabatan : Anggota majelis ta'lim3. Nama : Ahmad Sahi Umur : 35 tahun Pekerjaan : Manajer ekspedisi barang dagangan Jabatan : Ketua takmir mushalla As-Sa'adah4. Nama : Mohammad Nur Umur : 25 tahun Pekerjaan : Lulusan SLTA dan pengangguran

Orang-orang ini diadili dg maksud utk menguatkan tuduhan-tuduhan ygdilontarkan Beny Murdani, bahwa sebenarnya tokoh-tokoh masyarakat

Page 8: Eksekusi PM Amir

setempatlah yg mula-mula menimbulkan kekacauan sehingga terjadinyademonstrasi pd tgl 12 September. Selain itu, juga dimaksudkan sbg bantahan,bahwa apa yg tertulis pd selebaran atau pamflet yg menuduh Babinsa setempatmasuk ke tempat suci tanpa melepas sepatu dan menyiraminya dg air comberan,tidak seluruhnya benar. Issu ini disebarkan dg sengaja utk membakar emosidan membangkitkan kemarahan massa. Dan Rambe serta Sulaeman dituduhmenyerang petugas kemanan.

Persidangan-persidangan ini sebenarnya dimaksudkan sebagai upayamengungkapkan penyebab terjadinya kasus Priok, tapi ternyata dalil-dalil ygdigunakan jaksa penuntut umum utk menyeret para terdakwa ke pengadilan,isinya kacau dan tidak berhubungan satu sama lainnya. Lebih buruk lagi,sikap penasehat hukum yg sama sekali tidak menggunakan haknya dalam membelaklien, terutama dlm mengejar keterangan para saksi, apakah sesuai fakta atautidak. Persidangan empat orang terdakwa ini selesai hanya dlm dua kalisidang. Rambe dan Sulaeman divonis dlm waktu bersamaan. Sedangkan dua oranglainnya divonis sendiri-sendiri. Ketiga persidangan ini berlangsung dlmwaktu yg sama. Pada hari itu juga masing-masing terdakwa mengajukan bandingdi ruangan yg sama dan dihadapan majelis hakim yg sama pula. Masing-masingterdakwa kemudian dijadikan saksi utk kasus temannya yg lain, padahal dlmkasus mereka yg khusus ini mereka bisa menolak utk memberikan jawaban atassegala pertanyaan yg dpt memberatkan diri mereka ttg tuduhan-tuduhan ygtidak ada hubungannya dg kasus mereka. Dalam memberikan kesaksian pd kasustemannya mereka tidak disumpah sebagaimana mestinya sebelum menjawabpertanyaan-pertanyaan yg diajukan majelis pengadilan kepadanya.

Adapun saksi-saksi rekayasa yg dihadirkan dipersidangan semuanya adalahanggota militer, baik yg masih aktif atau pun pensiunan. Dua saksi utamaadalah dua orang anggota militer yg menodai kesucian tempat ibadah. Meskipuntuduhan pokoknya, adalah para tertuduh telah menyebarkan selebaran gelap,namun ternyata bahwa keterangan anggota militer dg jelas mengakui, bahwapamflet yg menempel di mushalla memang disiram dg air comberan. Saksimiliter ini beralasan "Karena pamflet-pamflet itu ditulis dg pilox yg tidakbisa dihapus, dan tidak ada peralatan ditempat itu utk dipakai menghapusnya,maka tidak ada cara lain kecuali menyiramnya dg air comberan".

Hermanu, seorang yg pertama kali mengetahui adanya pamflet, adalahpetugas Babinsa yg telah dua kali berkunjung ke mushalla. Dia mengaku,"tidak mencopot sepatu dlm kunjungan kedua kalinya ke mushalla. Sebab,katanya, dia hanya masuk di halaman saja". Ringkasnya semua rekayasa ini,gagal utk dijadikan sbg alasan menyanggah kebenaran issu-issu yg beredar ttgTanjung Priok. Selain itu, ada tertuduh yg dinyatakan bersalah karenakejahatannya menyebarkan issu-issu yg kebenarannya kurang dapatdipertanggungjawabkan bahkan ada issu yg sama sekali tidak benar.

Page 9: Eksekusi PM Amir

-----------------------------------------------------------------Penolakan terhadap saksi pembela

Persekongkolan dan kolusi antara hakim dan jaksa penuntut umum sangatnyata dlm persidangan kasus Tanjung Priok ini. Mereka telah bersepakat untukmenolak keterangan para saksi yg diajukan penasehat hukum terdakwa. Dalampersidangan kasus Rambe dan Sulaeman, misalnya, para pembela bermaksudmenghadirkan saksi mata yg ikut hadir di mushalla ketika Hermanu dansejumlah tentara datang ketempat tsb utk kedua kalinya. Ketika nama-namasaksi mulai dipanggil, jaksa malah berdiri dan berteriak lantang: "Merekaini buronan yg sengaja disembunyikan pembela".

Jaksa penuntut umum dg gigih menggunakan segala upaya utk mementahkanserta mendiskreditkan keterangan para saksi, tapi para pembela tetapmemaksakan mereka utk mendengarkan. Saksi pertama bernama Shaleh. Orangnyatelah lanjut usia, berumur 65 tahun, pekerjaan tukang batu. Sebelum saksiini diajukan ke persidangan, para pembela meminta jaminan keselamatan saksi.Tapi hakim yg menyidangkan hanya bersedia memberikan jaminan keselamatanselama berada di ruang sidang saja. Sedangkan diluar ruang pengadilan, hakimmenolak utk bertanggung jawab.

Kendati menyadari bahaya yg mengancam keselamatannya, namun Pak Shalehtetap maju pd persidangan berikutnya utk menyampaikan kesaksiannya. Setelahdiangkat sumpahnya, dia memberikan kesaksian tentang kejadian yg disaksikansendiri secara langsung. Pak Shaleh sebenarnya akan dimintai konfirmasi utkmengenali setiap orang dari tentara yg terlibat dlm peristiwa itu. Tetapi ygterjadi dlm persidangan justru sebaliknya, hakim yg menyidangkan malahbertanya kepada tentara --bukan pada Pak Shaleh-- yg hadir disitu. "Apakahsaudara-saudara kenal dg saksi ini ?", tanya hakim pd para tentara itu.Ketika mereka menjawab, "Tidak kenal", maka hakim dg cepat memutuskan utkmenolak kesaksian Pak Shaleh dan menyatakan bahwa kesaksiannya tidakdiperlukan dan tidak layak dipercaya. Setelah itu saksi diusir dari ruangsidang. Para pembela mengajukan protes keras, sesuatu yg tidak pernahterjadi sebelumnya didalam persidangan semacam itu. Dalam perjalanan pulangkerumahnya, ditengah jalan Pak Shaleh dihadang oleh dua orang tak dikenal,kemudian membawanya ke markas polisi utk diinterogasi. Pembela kembalimemprotes keras intimidasi semacam itu. Dipersidangan para pembelamengatakan, "Akibat dari tindakan intimidasi semacam itu, para saksi ygsemula bersedia menyampaikan kesaksian, akhirnya berubah pikiran". Perlakuanthdp saksi Pak Shaleh, pd kenyataannya membuat pembela mustahil dptmenghadirkan saksi lain utk kepentingan terdakwa.

Kemudian pembela mengajukan tuntutan kepada pengadilan supayamendengarkan kesaksian para saksi ditempat berlangsungnya kejadian, supaya

Page 10: Eksekusi PM Amir

dpt menyelidiki perkaranya dg lebih obyektif. Pd awalnya permintaan itudisetujui oleh hakim, tapi kemudian dicabut kembali.

Menurut berbagai sumber, pencabutan izin persidangan di lokasi kejadianadalah akibat intervensi langsung dari Beny Murdani. Hakim pengadilankemudian mengumumkan bahwa persidangan khusus ditempat kejadian tidak bisadilakukan. Alasannya, "Polisi setempat menyatakan, situasi tempat tidakaman". Pembela menyerang keputusan hakim dg sengit, dan mengatakan:"Kesaksian-kesaksian ini akan memberikan kejelasan bahwa sesungguhnya parasaksi yg dihadirkan oleh jaksa penuntut adalah mustahil mereka menyaksikankejadian-kejadian itu dari tempat keberadaaan mereka.

Namun Jaksa penuntut umum berpendapat, bahwa Rambe dan Sulaeman telahmenggunakan kekuatan dalam menghadapi Hermanu dan anggota militer lainnyautk memaksa mereka meninggalkan kantornya guna mencari selebaran. Akantetapi kedua orang itu menyanggahnya. "Apa yg kami lakukan hanyalah usahapenengahan karena beranggapan, bilaman oknum tentara mau minta maaf makamasalahnya akan selesai", ujar mereka. Akhirnya Jaksa penuntut tidak mampulagi mengemukakan alasan bahwa keduanya benar-benar menggunakan kekerasanthdp oknum tentara itu. Ketika hakim bertanya kepada Hermanu mengapa tidakmau minta maaf: "Sikap yg benar bagi seorang militer, yaitu tidak memintamaaf", jawab Hermanu.

Ketika jaksa penuntut membatalkan tuduhan menyebarkan issu-issu bohongkepada Rambe dan Sulaeman, pd saat itu sebenarnya persidangan hampir usai.Namun demikian, kedua orang terdakwa beserta seorang teman pengurus masjiddikenai tuduhan lain, sehingga Rambe dan Sulaeman masing-masing dijatuhihukuman 2,5 th penjara. Sedangkan yg seorang lagi bernama Sahi (takmirmasjid) dijatuhi hukuman 22 bulan.

Muhammad Nur dikenai tuduhan merusak sepeda motor milik seorang anggotatentara dan melakukan perlawanan thdp petugas saat ditangkap, agar dia dptmembantu temannya meloloskan diri dari penangkapan. Padahal didalampersidangan terbukti bahwa yg melakukan perusakan sepeda motor adalah massa.Sedangkan Nur hanya semata-mata mendorong kendaraan itu dg tangan. Walaupunbegitu, dia tetap dituduh telah melawan petugas, dan diganjar dg hukuman 8bulan penjara.

Persidangan 28 orang korban pembantaian

Menjelang selesainya persidangan 4 orang terdakwa seperti telahdiuraikan diatas, pengadilan mulai menyidangkan 28 orang pemuda lainnya.Sebagian besar terdakwa adalah korban pembantaian Tanjung Priok. Ketikaterdakwa menyampaikan keterangan ttg peristiwa yg telah dialaminya, sebagianbesar dari mereka memperlihatkan dg jelas, bekas-bekas penganiayaan sewaktu

Page 11: Eksekusi PM Amir

berada dlm perawatan di RS militer. Persidangan ini berlangsung beberapabulan setelah peristiwa Tanjung Priok.

Sebagian besar terdakwa benar-benar tersiksa oleh derita akibatpenganiayaan petugas, sehingga utk datang kepersidangan saja mereka harusdipapah. Para pengunjung sebagian besar merasa iba thdp korban yg malangitu, sehingga membuat jalannya persidangan seringkali terganggu karenatiba-tiba terdengar teriakan histeris pengunjung. Nampak dg jelas, bahwake-28 orang terdakwa hanya dijadikan sample diantara sejumlah besar korbanpembantaian.

AM. Fatwa, seorang muballigh dan anggota Petisi 50 yg telah disidangkankasusnya pd akhir th 1985, didepan sidang pengadilan bercerita: "Saat beradadlm tahanan militer di Cimanggis, ditempat tsb tdpt kurang lebih 200 orangtahanan berkaitan dg kasus Tanjung Priok. Sebagian besar dari mereka adalahanak-anak muda yg menjadi korban tindakan brutal saat demonstrasi terjadi.Ia menceritakan bahwa keadaan para tahanan tsb sangat menyedihkan karenadiperlakukan dg buruk dan minimnya perawatan atas kondisi kesehatan mereka.

Selanjutnya Fatwa bercerita: "Para tahanan remaja ini tangannya penuhbalutan karena luka parah akibat tembakan. Penjaga tahanan tidak membolehkananak-anak ini mengganti pembalut luka mereka. Pembalut diganti dua harikemudian setelah luka-luka berubah jadi borok. Tahanan yg mengalami deritasemacam ini bernama Lili Ardiansah, dan tahanan lain bernama Maskun ygmenderita 39 luka ditubuhnya akibat pemukulan sadis. Luka-luka ini membusukdan bernanah hingga satu bulan. Karena nasib baik saja, luka tsb sembuh dgsendirinya tanpa pengobatan. Tetapi meninggalkan bekas di tubuh mereka utkselamanya. Tahanan lain bernama Syarifuddin, mengalami kelumpuhan separuhbadan akibat tekanan darah tinggi, dan dibiarkan menderita demikian selamadua hari. Sekalipun dokter telah dihubungi melalui telepon pd saat korbanjatuh sakit, tetapi dokter baru datang dua hari kemudian".

Persidangan 28 orang diatas berlangsung selama lebih dari tiga bulan.Semua tertuduh dinyatakan bersalah dan dijatuhi hukuman antara dua hinggatiga tahun. Tuduhan pokok yg didakwakan kepada mereka, yaitu ikut sertamelakukan perlawanan thdp ABRI dg kekerasan. Mereka dikatakan membawasenjata berupa pisau, pentungan besi, clurit dan jerigen berisi bensin, utkmelakukan pembakaran. Mereka tidak memperdulikan peringatan bahkan melakukanserangan thdp petugas kemanan dg pentungan dan lemparan batu. Mereka dituduhikut dlm kegiatan politik utk melawan pemerintah dan melakukan demonstrasipolitik melawan UU anti subversi.

Jaksa penuntut umum kemudian mengajukan saksi-saksi, semuanya terdiridari oknum tentara dan polisi. Sebagian dari saksi bahkan seorang komandanmiliter yg melepaskan tembakan thdp para demonstran. Kesaksian mereka

Page 12: Eksekusi PM Amir

sedikitpun tidak ada yg keluar dari keterangan yg sudah diumumkan olehPangab Beny Murdani berkenaan dg kasus pembantaian ini. Bahkan seorang saksiperwira menambahkan, "Ada demonstran yg berusaha merampas senjatanya". Duaorang saksi lagi ditanya ttg berapa jumlah korban dlm kasus tsb, jawabnya"Tidak tahu". Anehnya, tidak seorangpun dari saksi tentara itu yg mengenaliterdakwa, sekalipun para terdakwa ini adalah orang-orang yg mereka hadapidlm demonstrasi itu. Akan tetapi, salah seorang saksi mengakui bahwa delapanorang dari para tertuduh itu pernah dilihatnya berada di RS militer setelahmereka ditangkap.

Sekalipun tuduhan yg dikenakan kepada para terdakwa adalah, "menyerangpetugas kemanan" tapi tidak seorangpun saksi tentara yg hadir dipersidanganmenunjukkan, bahwa diantara mereka memang ada yg menjadi korban terkenasasaran senjata demonstran. Ada kisah misteri yg diceritakan dari jaksapenuntut, "Seorang perwira tertusuk benda tajam, tapi yg bersangkutan tidakbisa hadir dipersidangan karena menderita luka parah". Dapat dibayangkanbagaimana perasaan para tertuduh ketika mendengar pernyataan demikian.Mereka membandingkan dg derita diri sendiri yg tidak mendapatkan perawatandan mengalami luka bernanah, tetap dihadapkan kepersidangan, sedangkanperwira bersangkutan hanya memberikan kesaksian tertulis, dan diterima,walaupun tim pembela menolaknya dg mengatakan, bahwa hal semacam itu sesuatuyg tidak mungkin.

Jaksa menunjukkan beberapa senjata tajam, sbg barang bukti yg digunakanpd saat demonstrasi; padahal dia tidak dapat membuktikan secara meyakinkan,bahwa senajta-senjata itu diambil dari salah seorang terdakwa. Sebaliknya,salah seorang terdakwa menyangkal secara telak barang-barang bukti ygditunjukkan, kecuali hanya satu barang bukti yg diakuinya, yaitu selembarselendang hijau -warna yg melambangkan ikatan dg Islam. Terdakwabersangkutan menjawab, selendang hijau yg ditunjukkan didepan persidangansama sekali tidak pernah digunakan dlm demonstrasi, karena selendang ygditunjukkan itu lebih besar daripada yg ia miliki.

Vonis pengadilan

Berikut ini dipaparkan beberapa keputusan yg dimuat oleh sementara koranyg terbit saat itu, menyangkut ke-28 terdakwa diatas. Terdakwa yg divonis paling berat adalah Hendra Safri, 22 tahun, seorangmahasiswa AKUBANK. Hendra sama sekali tidak mengalami cedera karena memangdia tidak berada ditempat demonstrasi. Hal ini berbeda dg terdakwa lainnya.Karena Hendra ditangkap di Sumatera, bukan di Jakarta, pd tgl 20 September.Ia menyatakan pd pengadilan bahwa pd tgl 12 September ia tengah bermainkartu dg teman-temannya, berjarak 2 km dari lokasi terjadinya demonstrasi.

Beberapa teman Hendra membenarkan keterangan yg diberikan dimuka

Page 13: Eksekusi PM Amir

persidangan itu, tetapi hakim sama sekali tidak memperdulikan kesaksianmereka. Dia dijatuhi hukuman paling lama, 3 tahun, sebab ia menceritakankasus pembantaian Tanjung Priok dlm sebuah ceramahnya beberapa harikemudian, sehingga hal ini menjadi bahan tuduhan pokok dlm kasusnya. Selainitu ia adalah teman dekat Amir Biki. Jaksa menutut dia hukuman 5 tahun,sementara yang bersangkutan menolak semua tuduhan yg dikenakan padanya.

Tiga orang tertuduh lainnya masing-masing dikenai hukuman 27 bulan,yaitu:1. Nama : Muslih bin Marzuki Umur : 25 tahun Pekerjaan : Buruh Siksaan : Diseret dan diinjak-injak dadanya oleh tentara. Keterangan : Ia mencabut semua pengakuan yg dibuat dihadapan penyidik.Terdakwa berkata: "Sekiranya penuntut tahu bagaimana pengakuan itu diberikandidepan penyidik, niscaya dg pasti penuntut setuju atas pencabutan pengakuankami".2. Nama : Marwoto Umur : 24 tahun Pekerjaan : Buruh Siksaan : Menderita luka-luka dikepalanya akibat terkena popor bedil. Keterangan : "Saya memang menghadiri pertemuan, tapi tidak ikutdemonstrasi. Saat itu ia tengah pulang kerumah. Namun massa memaksanya ikutdemonstrasi sehingga ia meninggalkan sepedanya. Ketika mendengar letusansenjata yg muncul dari markas polisi, ia tiarap dan menyusupkan kepalanya kesebuah lubang. Di pengadilan ia menceritakan bahwa tentara menerobos barisanorang banyak tanpa mengindahkan kerumunan orang yg berjejer sepanjang jalan.Ia tidak berani meninggalkan tempatnya sampai ia ditangkap oleh polisi laludibawa ke kantor Koramil dan disana dipukuli. Ia mencabut kembalipengakuannya didepan penyidik adalah diluar kesadaran. Militer tidakmengizinkan saya utk membaca kembali keterangan yg diperoleh dari sayasebelum saya menandatanganinya".3. Nama : Thahir bin Sarwi Umur : 20 tahun Pekerjaan : Buruh Siksaan : Terkena letusan peluru pd paha kiri dan telinga kanannya. Keterangan : Dia datang dari Tegal ke Jakarta bertepatan dg peristiwapembantaian Tanjung Priok. Dia sama sekali tidak bermaksud ikut demo. Diabenar-benar pendatang baru didaerah ini, tapi dia terseret massa utk datangke pertemuan. Dia juga menarik kembali semua keterangannya didepan penyidik.

Tiga orang terdakwa lain, masing-masing dijatuhi hukuman 21 bulan,yaitu:1. Nama : Dudung bin Supian

Page 14: Eksekusi PM Amir

Umur : 25 tahun Pekerjaan : Pedagang air keliling Siksaan : Luka-luka pd lengan kanannya. Keterangan : Dia pergi ke pengajian karena merasa senang mengikutipengajian. Ia mendengar salah seorang penceramah berkata: "Asas Tunggalmenyebabkan kebingungan umat Islam". Ketika pengajian bubar dia pulang kerumah salah seorang temannya, tetapi massa yg ada disampingnya berteriak"Allahu Akbar", lalu dia bergabung. Dia mendengar letusan senjata dankemudian dia terkena peluru nyasar. Orang-orang menolong dia utk lari daritempat kejadian dan dibawa ke rumah sakit dan opname selama 2 bulan.Sekeluar dari RS dia ditangkap. Hakim bertanya kepadanya, "Apa yg kamu bawaketika pengajian, disaat mana ia mendengar tembakan ?" Jawabnya, "Rp 5000Pak Hakim, tetapi uang itu hilang".2. Nama : Amir bin Buhari Umur : 19 tahun Pekerjaan : Pengangguran Keterangan : Dia mencabut pengakuannya di depan penyidik. "Dia turuthadir di pengajian dan hanya mendengar suara dari speaker. Dia bergabung dgmassa yg pergi ke kantor Koramil. Di tengah jalan dia mendengar rentetansuara bedil dan menyaksikan banyak orang menggelepar di tanah. Dia berusahalari, tapi ternyata kena tembakan. Kemudian dia dilarikan oleh beberapaorang ke RS setempat. Dari sini dipindahkan ke RS militer utk ditahan.3. Nama : Armin bin Mawi Umur : 20 tahun Keterangan : Dia mendengar suara pengajian dari kejauhan, kemudian ikutdemonstrasi utk membebaskan 4 orang yg ditahan. Dia berada dibarisanterakhir dari massa yg berdemonstrasi, jadi tidak melihat apa-apa pada saatpertama kali dilepaskannya tembakan. Dia tidak tahu siapa yg menembak dan kearah mana. Tetapi dg tiba-tiba dia pingsan ketika perutnya ditembus peluru.

Tiga orang terdakwa yg dijatuhi 18 bulan penjara.1. Nama : Wasjad bin Sukarma Umur : 32 tahun Pekerjaan : Pedagang air keliling Siksaan : Kepalanya terkena peluru pd saat ia pulang kerumah dari kerja. Keterangan : Waktu dia baru pulang dari tempat kerja, ia tak bisalangsung pulang ke rumah, karena ditengah jalan berjubel massa. Sejenak iamendengarkan omongan-omongan orang, kemudian menunggu kendaraan umum utkpulang ke rumah. Saat melihat massa berjalan tiba-tiba dia mendengar suaratembakan, dan tahu-tahu kepalanya sudah berdarah. Ia roboh bersimbah darah.Dua orang membantunya merangkak naik dari got, lalu dibawa dg mobil ke RS.Selang beberapa hari kemudian, dia diciduk tentara dari RS utk diinterogasi.Kemudian dimasukkan ke sel Rumah Tahanan (Rutan) militer Cimanggis.2. Nama : Nasrun bin Sulaemanah

Page 15: Eksekusi PM Amir

Umur : 17 tahun Pekerjaan : Buruh Siksaan : Tertembak di pantat Keterangan : Dia tidak ikut pengajian, tetapi tinggal di rumah mainping-pong. Selang beberapa lama, dia pergi ke mushalla yg berdekatan dgrumahnya, lalu tidur disana. Dia terbangun saat mendengarkan orang-orangmeneriakkan Allahu Akbar, lalu berdiri utk menyaksikan apa yg tengahterjadi. Saat mendengar suara tembakan dia lari kerumahnya. Sampai di rumahdia baru tahu pantatnya tertembak. Sedangkan sebuah pelor lagi bersarangdidalam perutnya. Lalu dibawa ke RS oleh ayahnya dan kemudian di tempat inidia ditahan selama 3 bulan.3. Nama : Suherman bin Sunarta Umur : 25 tahun Pekerjaan : Mahasiswa Siksaan : Tertembak pada lengan kirinya. Keterangan : Dia ikut menhadiri pengajian dan bersama-sama parademonstran pergi ke kantor Koramil hendak mengunjungi 4 orang tahanan.Tetapi ternyata dia terkena tembakan ketika dia tiarap, kemudian dibawa keRS setempat. Ditempat inilah dia diciduk oleh militer dan dipindahkan ke RSmiliter. Tatkala hakim bertanya utk memperoleh penegasan pengakuan ygpertamakali diberikan penyidik, jawabnya "Tidak tahu apa yg ditulis olehpenyidik dan dia diminta utk menandatangani BAP tanpa boleh membacanya lebihdahulu".

Tujuh orang yg dihukum masing-masing 10 bulan.1. Nama : Damsirwan bin Nurdin Umur : 21 tahun Keterangan : Tidak ikut pengajian dan tidak pula ikut demonstrasi. Saatitu dia keluar mencari dua orang sahabatnya. Tiba-tiba dia berada ditengahmassa lalu mendengar rentetan tembakan, tetapi dia tetap berusaha mencaritemannya. Dia bertemu dg seorang tak dikenal berjalan disampingnya tiba-tibadia tertembak dan roboh. Disepanjang jalan bergeletakan mayat-mayat. Diadidatangi seorang polisi dan menendang kepalanya dg sepatu, dia dilarikan keRS setempat dg ambulance dan disinilah dia ketemu dg teman yg dicarinya, ygjuga luka-luka tertembak. Salah seorang temannya, pahanya terpaksadiamputasi utk mengeluarkan peluru didalamnya.2. Nama : Ita Sumirta bin Amin Umur : 17 tahun Pekerjaan : Mahasiswa Siksaan : Tertembak dipahanya Keterangan : Menyanggah seluruh pengakuan yg pernah diberikan didepanpenyidik. Katanya, "Saya lakukan semua itu karena dipaksa". Saya memangmenghadiri pengajian kemudian ikut dlm demonstrasi. Saat tembakan dilepaskandia berusaha lari tetapi ternyata kena juga. Teman-temannya membawanya ke RSIslam setempat dan dari sini dia diciduk dan dibawa ke RS militer.

Page 16: Eksekusi PM Amir

3. Nama : Sardi bin Wage Umur : 18 tahun Pekerjaan : Buruh Siksaan : Dadanya dipukuli beberapa orang tentara dan diperlakukan dg amat sadis. Keterangan : Dia menghadiri pengajian dan ikut demonstrasi utk menuntutpembebasan 4 orang yg ditahan. Ia menerangkan bagaimana perlakuan tentara ygtelah memblokade semua jalan masuk dilokasi kejadian. Mereka melepaskantembakan dia tiarap. Saat itu dia berharap memperoleh tempat sembunyi diparit. Dia tidak ingat apa-apa tentang yg disampaikan dihadapan penyidik ygmenginterogasinya. Sebab dia disuruh menandatangani tanpa boleh membacanya.4. Nama : Budi Santoso bin Suparto Umur : 18 tahun Pekerjaan : Penganggur Siksaan : Tertembak di punggung tembus ke dada. Keterangan : Katanya, "Saya menghadiri pengajian dan demonstrasi". Diatiarap ketika mulai terdengar tembakan. Saat berdiri dan mau lari, tiba-tibadia tertembak lalu dibawa orang ke RS setempat, dari sini dipindahkan ke RSmiliter.5. Nama : April bin Mansur Umur : 16 tahun Pekerjaan : Pedagang keliling Siksaan : Dadanya diinjak-injak Keterangan : Dia tidak mendengar isi pengajian, karena pengeras suaranyagaduh. Tapi dia mendengar ajakan utk membebaskan 4 orang tahanan. Semuaketerangan dlm BAP dibantahnya karena dia menandatangani tanpa bolehmembacanya lebih dahulu.6. Nama : Sudarso bin Raise Umur : 16 tahun Pekerjaan : Pelajar Siksaan : Tertembak di lengan kanannya Keterangan : Dia menghadiri pengajian dan demonstrasi. Di pengadilan diaberkata bahwa peluru yg menembus lengannya masih bersarang di dalam. Diamenceritakan bagaimana dia berusaha menolong duaYANG BENAR TENTANG TRAGEDI TANJUNG PRIOK (2/4)

7. Nama : Umar bin Sundu Umur : 18 tahun Keterangan : Tidak ikut pengajian dan demonstrasi. Dia menyanggah semuaketerangan dalam BAP. Saat terjadi demonstrasi dia tengah dlm perjalananpulang dan sedang berdiri didekat lokasi utk menanti bus. Tiba-tiba sajaterdengar letusan senjata dan seorang yg berdiri didepannya roboh bersimbahdarah. Segera ia ke masjid terdekat utk mengambil keranda mayat, gunamenolong korban bersama dg beberapa orang lainnya. Baru saja memindahkankorban ke tempat yg agak aman, tiba-tiba saja datang tentara menyuruh utk

Page 17: Eksekusi PM Amir

melemparkan korban. Saat itu dia tidak ditangkap, lalu dia pergi ke mesjidutk tiduran sebentar. Kemudian dia pulang namun ditengah jalan ia ditangkap.

Sebelas terdakwa yg dihukum 1 tahun.1. Nama : Ferdinan M. Silalahi, satu-satunya orang Kristen ygmenjadi terdakwa. Keterangan : Dia menghadiri pengajian bersama teman-temannya gunamemperoleh pengetahuan lebih banyak tentang ajaran Islam. Ia menyatakanmasuk Islam ketika berada di penjara. Dia ikut berdemonstrasi tapi lari saatmendengar rentetan bedil. Dia tidak terluka sedikitpun. Pada waktu menantikendaraan umum utk pulang ke rumah tiba-tiba dia ditangkap.2. Nama : Yusran bin Zaenuri Umur : 19 tahun Pekerjaan : Mahasiswa Siksaan : Salah seorang terdakwa yg termasuk paling parah lukanya.Dipukuli punggung, dada dan lengan kanannya. Di dalam tubuhnya masihbersarang sebuah peluru hingga saat dia dihadapkan ke persidangan.Kantor-kantor berita asing mengutip kesaksiannya agak terperinci. Keterangan : Ia berkata: "Para demonstran sebenarnya sudah berhentisewaktu mendapat perintah berhenti dari polisi. Fakta ini bertentangan samasekali dg keterangan Beny Murdani". Katanya lagi, "Dia berada dibarisanterdepan dlm demonstrasi dan menyaksikan seluruh peristiwanya dg jelas". Diaceritakan secara detail adanya truk-truk militer dg tergesa-gesa mengangkutmayat-mayat dan orang-orang yg luka ke RS. Kemudian dia dilemparkan danjatuh di atas timbunan mayat yg ada di atas truk. Ia tinggal di RS beberapabulan tanpa diketahui keberadaannya oleh keluarganya. Keluarganya menyangkadia sudah meninggal, dan sudah diadakan kenduri/selamatan. Setelah memberikesaksian dipengadilan dia dibawa ke RS, setelah dibebaskan dari penjaramenjadi saksi kasus Dharsono.3. Nama : Misdi bin Sufian Umur : 16 tahun Pekerjaan : Pelajar SLTP Keterangan : Salah seorang korban yg diinjak-injak tentara. Keteranganlebih detail sama sekali tidak termuat di koran-koran, hanya dikatakan bahwadia menyanggah semua keterangannya dlm BAP.4. Nama : Amir Mahmud bin Dulkasan Umur : 17 tahun Pekerjaan : Pelajar Siksaan : Daun telinga kirinya sobek terkena peluru Keterangan : kami tidak mendapatkan data-data lebih rinci tentangpledoinya dipersidangan.5. Nama : Ismail bin Abdul Hamid Umur : 16 tahun Pekerjaan : Pelajar Siksaan : Tertembak di punggung. Mengalami luka sangat parah

Page 18: Eksekusi PM Amir

disekujur tubuh. Keterangan : Ikut demonstrasi karena ingin membebaskan empat tahanan.Saat diangkut ke mobil militer, ia dipukuli habis-habisan oleh tentara,sehingga tiga tulang rusuknya patah. Paru-paru dan saluran pernafasannyamengalami penyumbatan lantaran luka-lukanya.6. Nama : Syafrizal bin Sufiyan Umur : 18 tahun Siksaan : Luka tembakan di bahu dan pipi kanan. Keterangan : Kami tidak mempunyai data-data cukup ttg keterangannyadipengadilan selain hanya sanggahannya thdp semua keterangan di BAP.7. Nama : Maksudi bin Irsad Umur : 22 tahun Pekerjaan : Pedagang asongan Siksaan : Menderita luka-luka sangat parah. Tertembak di pantat tembus hingga selangkangan. Keterangan : Dia termasuk orang yg menghadiri pengajian tapi berada diluar. Sambil duduk di kursi, menelonjorkan kakinya dan menyentuh kursi lain.Ketika disidang, peluru masih bersarang ditempatnya. Penasehat hukum memintaagar persidangan dipercepat dan peluru dikeluarkan dari tubuhnya. Tetapipermohonan ini ditolak. Ia selalu mengeluh, sebab hanya diberi pengobatan ygsangat tidak memadai, sedang kondisi tubuhnya dg cepat merosot. Parawartawan yg mengikuti proses persidangannya menyaksikan bahwa anak inisetiap kali disidang tampak sangat ketakutan. Para pengunjung mengeluhtentang bau busuk yg keluar dari tubuh terdakwa setiap kali dia hadirdipersidangan. Sebab lukanya sudah bernanah. Sehari-harinya dia bekerja sbgpedagang pisang keliling dekat dg tempat pengajian. Lalu ikut dlmdemonstrasi sekedar ingin tahu apa yg sebenarnya terjadi. Ketika mendengarpara demonstran bertakbir dia merasa ngeri dan ingin kabur, tapi keduluantertembak. Lalu dia tersungkur dan pingsan. Dihadapan majelis hakim diatidak mampu menjawab satupun pertanyaan yg diajukan kepadanya karena kondisitubuhnya yg sudah tidak berdaya, sehingga pembela maupun jaksa tidak pernahmengajukan pertanyaan kepadanya.8. Nama : Cecep Basuki bin Wagi Umur : 16 tahun Pekerjaan : Pedagang asongan Siksaan : Dipukul dg popor bedil sehingga dada dan kepalanya retak Keterangan : Sore itu dia hendak pergi ke bioskop utk nonton tapi takjadi, lalu dia makan-makan di warung. Selesai makan ada demonstrasi laluikut bergabung. Waktu meletus tembakan dia tiarap, tiba-tiba datang tentaramemukulinya. Dia ditangkap setelah dirawat di RS selama 10 hari.9. Nama : Asep Safruddin bin Suhendri Umur : 19 tahun Siksaan : Tertembak di kepala Keterangan : Dia keluar utk kepentingan orang tuanya dan tidak ikutmenghadiri pengajian maupun demonstrasi. Ketika terdengar tembakan dia

Page 19: Eksekusi PM Amir

berlindung ke dalam gardu yg berdekatan. Tiba-tiba muncul panser tentaralalu kepalanya dipopor sehingga jatuh pingsan.10. Nama : Iuscon bin Ilyas Umur : 18 tahun Pekerjaan : Pelajar Siksaan : Tertembak didadanya. Saat menoleh, dagunya tertembak lagi. Keterangan : Di depan sidang ditunjukkan dua lobang didadanya. Pelurupertama bisa dikeluarkan, tapi peluru kedua masih mengeram didalam. Ujarnya,"Dia ikut dlm pengajian dan demonstrasi. Kemudian dia berada ditengah-tengahmassa yg hendak pergi ke kantor polisi tetapi tentara memblokir jalan danmeminta para demonstran bubar. Para demonstran mau pergi tetapi komandantentara melepaskan tembakan, dia menjadi korban pertama penembakan. Diamenyanggah bahwa ada diantara para demonstran membawa senjata.11. Nama : Wahyudi bin Shaleh Umur : 21 tahun Siksaan : Tertembak pada tempurung lututnya Keterangan : Dipersidangan terdakwa memperlihatkan tempurung lututnyayg koyak. Dia ikut demonstran dan berjalan dibelakang orang yg menggunakanikat kepala hijau. Ia menyaksikan para demonstran sudah mulai bubar ketikadiperintah militer utk membubarkan diri. Orang-orang ada yg duduk ketikapolisi melepaskan tembakan tanpa alasan sehingga kerumunan orang dg segeraberlarian. Banyak orang tiarap dan dia sendiri tertembak saat berusahabangkit dan lari. Ketika tentara mendekati orang-orang yg tiarap ia memintabantuan seorang tentara, tapi menolak dan malah memukulinya. Ia berada di RSmiliter dua bulan, kemudian keluar dan ditangkap.

Kasus selebaran gelap

Keterangan resmi pemerintah mengenai kasus Tanjung Priok, sangatdiragukan keabsahannya. Banyak orang yg menyanggahnya baik lisan maupunmelalui penerbitan selebaran-selebaran utk memaparkan fakta-faktasebenarnya. Dari keterangan dipersidangan dan beberapa berita koran ygmemuat hal ini mengindikasikan bahwasanya selebaran gelap ini telah beredardihampir seluruh penjuru tanah air. Selebaran ini ada yg terdiri hanyaselembar, dan ada pula yg berlembar-lembar, berisikan keterangan saksi mata.Sebagian dari selebaran-selbaran ini sengaja disebarluaskan oleh para intel.Sesuai dg hukum di Indonesia, bukanlah hal gampang memperoleh izinpenerbitan, dg alasan itu maka selebaran dianggap sbg penerbitan ilegal.Oleh karena itulah persidangan-persidangan kasus ini dikenal dg peradilanselebaran gelap. Berikut ini contoh-contoh kasus persidangan yg dimaksud.

1. Kusnoto bin Kasan, 32 th. Orang pertama yg dituduh membagikan selebarangelap, dan dijatuhi hukuman 2 th penjara dan denda. Kesalahannya:"menerbitkan dan membagi-bagikan selebaran kepada khalayak. Dia ditangkap

Page 20: Eksekusi PM Amir

sepuluh hari setelah peristiwa Tanjung Priok. Dimantelnya ditemukanselebaran gelap yg isinya membantah keterangan Beny Murdani. Dipengadilan,penasehat hukum menyatakan protes sebab dia ditangkap pihak Koramil ygberarti hal ini melawan hukum. Dia menyampaikan keluhan karena selamapenyelidikan terus menerus disiksa.

2. Rusdianto Selamat, 22 th, mahasiswa sebuah PT di Yogyakarta. Dihukum 10bulan, dipersalahkan karena membantu melakukan pengacauan, dg ikutmembagi-bagikan selebaran dan mencetaknya. Dia telah memberikan selebarankepada lima orang temannya. Sedangkan teman yg memberikan selebarankepadanya hanya disebut inisialnya saja, dan dijatuhi hukuman sepuluh bulanjuga.

3. Agus Sutaryo Kosib dan Ramli Zulkarnaen Lubis. Mereka mendapatkanselebaran, membantu pencetakannya dan penyebarannya dikalangan jama'ahmasjid. Masing-masing tertuduh diganjar 8 bulan penjara.

4. Syamsu Haji Rauf dan Hizbullah Sidik Deadon, mahasiswa Univ. SultanHarun. Keduanya dijatuhi hukuman, namun koran-koran nasional sedikit sekaliyg memberitakan persidangannya. Keduanya dinyatakan bersalah karenamenyebarkan selebaran gelap yg berjudul "Keterangan Singkat Kasus TanjungPriok Berdarah". Sesuai dg pernyataan jaksa penuntut, bahwa kedua orang inimembacakan isi selebaran-selebaran tsb pd sekelompok mahasiswa. Karena itukeduanya dijatuhi hukuman oleh pengadilan negeri Ternate dg hukuman berat.Yg pertama dihukum 10 th, dan yg kedua 15 th penjara.

Masih ada para pengedar selebaran gelap lainnya, dan juga dijatuhihukuman penjara, tapi kami tidak memiliki data-data cukup berkenaan dg haltsb.

Di balik peristiwa pembantaian Tanjung Priok

Para pengamat Indonesia khususnya berpendapat, bahwa intel-intelmiliterlah yg menskenario dan merekayasa kasus pembantaian Tanjung Priok.Mereka memberikan isyarat kapan operasi dimulai. Operasi yg dg sengajabertujuan utk mengkategorikan kegiatan-kegitan ke-Islaman sbg tindakkejahatan, dan para pelakunya dijadikan sasaran korban. Sebenarnya peristiwaini sudah dipersiapkan sedemikian rupa utk suatu ketika dpt diajukan kepengadilan guna melawan berbagai kelompok yg mempunyai tujuan berbeda.

Persidangan kasus Dharsono

Berita-berita kasus Tanjung Priok dipertanyakan oleh sejumlah besarorang. Masyarakat bertanya-tanya, mengapa militer tidak menggunakan kekuatanseminimal mungkin dlm menghadapi demonstrasi? Mengapa mereka tidak

Page 21: Eksekusi PM Amir

menggunakan saja gas air mata utk membubarkan kumpulan massa yg marah?Mengapa tentara tidak menyampaikan peringatan sebelum melepaskan tembakan?Jika benar pengakuan militer, bahwa sebagian demonstran membawa senjatapisau dan pentungan (hal yg tak dapat dibuktikan didalam persidangan) masihbanyak cara-cara lain yg tepat utk menghentikan para demonstran danmenguasai tempat-tempat gejolak.

Seorang mantan jendral, Suhardiman mengatakan: "Seharusnya jauhsebelumnya militer melakukan tindakan antisipasi utk mencegah letupan.Karena membiarkan hal semacam itu berarti mentolerir aktivitas gerakan tsbutk terus berjalan, sehingga bisa membangkitkan kemarahan dan merusakkeamanan nasional".

Dlm persidangan kasus mantan Jend. HR. Dharsono, secara maksimal iaberusaha utk mengetengah peran militer di dlm peristiwa yg mengakibatkanpembantaian pd malam Rabu, 12 Sept. 1984. Ketika pertama kali terjadiperistiwa pd awal Oktober 1965 dan kemudian menjadikan Soeharto berkuasa,Dharsono adalah panglima militer di Jawa Barat, divisi Siliwangi. Iamendampingi Soeharto di dlm usaha menjatuhkan beberapa jenderal lain yg antikomunis, seperti Kamal Idris dan Sarwo Edi menghancurkan gerakan kiri dibasis-basisnya yg kuat diseluruh penjuru pulau Jawa. Kemudian munculperselisihan dikalangan pendukung Orba dan Soeharto mengenai masalahpembangunan sistem politik pemerintahan. Dharsono menjadi sasaran kemarahanSoeharto karena dia berseberangan dg politik Soeharto.

Meskipun Dharsono dahulunya tidak termasuk penandatangan Petisi 50,namun dia bergerak di lingkungan oposan. Ia biasa menghadiripertemuan-pertemuan mereka secara teratur di rumah Ali Sadikin, mantanpanglima marinir dan Gubernur DKI. Dharsono turut menandatangani LembaranPutih yg diterbitkan setelah terjadinya pembantaian Tanjung Priok. Ia jugamenghadiri pertemuan yg diadakan pd tgl 18 September di sebuah mushalla ygberdampingan dg rumah AM Fatwa, yg juga ikut menandatangani lembaran putihtersebut. Pertemuan ini sudah dirancang beberapa minggu sebelumnya. Tetapikarena muncul kasus Priok, maka akhirnya masalah ini menjadi pokok diskusi.Dharsono ditangkap pd tgl 8 Nov. 1984 dan diajukan ke persidangan tgl 19Agust. 1985. Dia diadili berdasarkan UU anti subversi karena menandatanganilembaran putih. Dia dituduh menghasut peserta rapat yg diadakan 18 Septemberutk melakukan pengeboman yg terjadi beberapa minggu kemudian.

Serangan tim pembela

Dharsono dan tim pembelanya bertekad utk langsung melakukan serangan danmenggunakan ruangan pengadilan sbg alat penekan guna mengungkap kejadiansebeanrnya ttg kasus Tanjung Priok; sejalan dg tuntutan pokok yg telahdinyatakan di dlm lembaran putih agar dilakukan penyelidikan ttg kasus tsb.

Page 22: Eksekusi PM Amir

Tim pembela hukum Dharsono ditangani oleh lima orang anggota LBH:

1. Adnan Buyung Nasution2. T. Mulya Lubis, ketua LBH3. Haryono Tjitrosoebono, ketua IKADIN4. Amartiwi Saleh5. Luhut MP PangaribuanTim ini merupakan kumpulan pengacara top.

Para pengacara menghadirkan dua orang saksi kunci. Mereka minta kepadadua orang ini bercerita dihadapan persidangan ttg apa yg terjadi. Orangpertama bernama Yusron bin Zaenuri (lihat pada bagian lampiran I), ia telahdivonis dg hukuman 1 th. Sebab ia termasuk dlm 28 orang korban Tanjung Priokyg telah disidangkan th yg lalu. Dia terkena tembakan tiga kali. Sekaliditembak oleh tentara ketika dia roboh dlm keadaan tertelungkup dan lukanyaterus mengeluarkan darah serta dibiarkan begitu saja oleh tentara menantiajal tiba. Kemudian menceritakan perlakuan tentara kepadanya saat merekamelemparkannya ke atas truk militer yg sudah berisi tumpukan jasad korban(ada yg hidup dan ada yg sudah mati) utk dibawa ke RS militer.

Saksi kedua bernama Edi Nurhadi (lihat pada bagian lampiran II), ygmenyatakan bahwa saat itu ia sedang makan di warung pd waktu demonstrasiterjadi. Tiba-tiba pahanya tertembak karena itu dia terpaksa membalutlukanya. Kedua saksi ini secara detail menceritakan kebrutalan petugaskeamanan. Keduanya dg meyakinkan memberikan keterangan di depan persidanganbahwa petugas keamanan memberondong sasarannya dg darah dingin tanpaperasaan sedikitpun.

Jaksa penuntut umum menjawab kesaksian ini dan memanggil KaptenSriyanto, komandan operasi dan juga komandan koramil setempat, dialahkomandan yg bertanggung jawab dilingkungan militer dan memberikan perintahkepada anak buahnya utk melepaskan tembakan. Ia menjawab: "Ketika itu anakbuahnya berada dlm ancaman para demonstran bersenjata, dia menolak utkmenghentikan demonstrasinya". Media massa menulis bahwa jawaban saksiSriyanto menimbulkan suasana tegang dlm persidangan, sehingga para pembelaterdakwa menekan yg bersangkutan utk menjelaskan alasannya mengapa dia tidakmengundang polisi saja, padahal kantor polisi sangat dekat dg lokasikejadian. Mengapa dia tidak menggunakan gas air mata atau menggunakan caralain utk membubarkan demonstrasi. Saksi menjawab, "Tidak ada waktu utkmemikirkan sesuatu seperti itu." Tidak ada hal yg menarik dlm keterangansaksi ini. Sebab, kata demi kata yg dia ucapkan semuanya persis dgketerangan Beny Murdani. Tetapi sesuatu yg berkesan dan sangat menarik timpembela ialah penolakan Sriyanto utk menjawab pertanyaan khusus sekitarkejadian-kejadian demonstrasi pd hari itu. Ujarnya, "Hal-hal semacam ituseyogyanya ditanyakan kepada Kapten Mukiran, perwira intel". Tegasnya jaksa

Page 23: Eksekusi PM Amir

penuntut meminta kepadanya utk memberikan kesaksian masalah demonstrasisaja. Dia tidak dpt menjelaskan apa-apa ttg peristiwa yg terjadi sebelum jam23.00 ketika dia menerima telepon dari Amir Biki agar 4 orang tahanandibebaskan.

Tim pembelsa saksi sekali lagi mendesak majelis hakim supayamenghadirkan perwira militer lainnya utk memberikan kesaksian. Tim pembelaingin menanyakan pd Kapten Mukiran, perwira intel yg disebut oleh Sriyantodan Kapolres Jakarta Utara Kolonel Ismet. Majelis hakim memutuskan tidakmemanggil Kapten Mukiran, namun ada perwira intel lain yg kemudian dipanggilutk memberikan kesaksiannya, yaitu Kolonel Butarbutar.

Munculnya Butarbutar dipersidangan menimbulkan perdebatan panas antarapembela dan saksi. Dharsono dg keras menyerang bahwa tentara itudipersiapkan utk berperang bukan utk bertindak thdp demonstrandijalan-jalan. Ketika Adnan Buyung Nasution bertanya: "Mengapa dia tidakmemanggil polisi ?" Jawabnya, "Tidak ada waktu utk dpt menggunakansarana-sarana yg dapat dipakai pd saat-saat seperti itu". Karena itu kami,tim pembela tidak merasa heran bilamana kesaksian Butarbutar tidak dptmengungkap dg jelas kejadian Tanjung Priok itu. Tidak munculnya Ismet,kapolres Jakut tidaklah banyak menimbulkan beda pendapat bahwa hal tsbdimaksudkan utk menghalang-halangi mengungkap rahasia dan langkah-langkahyg diambil oleh pihak keamanan dlm menghadapi para demonstran. Kolonel Ismet3 kali tidak pernah mau mendatangi persidangan. Panggilan pertama, dia tidakdatang karena minta izin. Pd persidangan kedua dia tidak datang, katanyasakit. Pd persidangan ketiga, 4 November. Dia tidak datang karena bertugaske Bandung. Oleh karena itu tim pembela dg segala upaya berusaha mengetahuialamatnya. Beberapa temannya mengatakan, bahwa dia sedang mengikuti tugasbelajar di Bandung. Ternyata kemudian diketahui bahwa Ismet ini tidaktercantum dlm peserta pendidikan. Karena itulah Buyung Nasutionberkesimpulan bahwa Ismet dg sengaja melarikan diri dari memberikankesaksian didepan persidangan. Adapun Dharsono berkata kepada majelis hakim,"Tidak hadirnya saksi ini dg berbagai macam alasannya secara logikamembuktikan bahwa kasus-kasus Tanjung Priok terjadi akibat kekuatan luar ygmelakukan provokasi.

Dalam jumpa pers dg surat kabar Belanda, Buyung Nasution mengungkapkanbahwa, "Tim pembela mempunyai alasan-alasan utk berkeyakinan bahwa Ismet,kapolres Jakut telah menyampaikan saran kepada militer di Tanjung Priokbahwa memang perlu mencegah terjadinya demonstrasi dlm bentuk apapun". Iamengingatkan militer bahwa kondisi didaerah ini benar-benar panas. Buyungmengungkapkan bahwa sebelum diadakan sidang pengadilan 4 Desember, ketuapengadilan bernama Sudiyono membisikkan kepadanya utk tidak terus menerusmenuntut dihadirkannya saksi Ismet ini. Buyung Nasution kemudian diberitahuoleh Sudiyono bahwa Ismet telah dipindahkan ke Sumatera Utara dan menyatakan

Page 24: Eksekusi PM Amir

tidak sanggup utk menghadirkan yg bersangkutan dipersidangan.

Bukan hanya ketidakhadiran Ismet saja yg menimbulkan keraguan, bahkanDharsono sudah mencium adanya kegagalan pihak aparat keamanan utk menangkapdua orang yg mengadakan pertemuan Tanjung Priok tgl 12 September. BaikSyarifin Maloko maupun Muhammad Nasir dan Amir Biki yg telah terbunuh adalahorang-orang yg membantu membangkitkan emosi pengunjung pengajian. Aparatkeamanan telah menangkap mubaligh lain tetapi mengapa tidak menangkapSyarifin Maloko dan Nasir ? Mengapa orang-orang ini tidak hadir walaupunhanya utk memberikan kesaksiannya dipersidangan ? Dharsono jugamempertanyakan kasus yg menimpa Hamzah Hariyana yg hadir dlm pengajian 18September, padahal dia termasuk penceramah yg paling menonjol. Orang inilahyg meminta kepada Dharsono agar membantu kelompok mereka memperoleh bom gunamelakukan aksi-aksi teroris.

Penangkapan Syarifin Maloko

Syarifin Maloko ditangkap 6 bulan setelah Dharsono mengajukantantangannya kepada pengadilan. Sebelumnya, semua persidangan kasus Prioktidak pernah berhasil mengungkapkan masalah ini, yaitu tim pembela tidakpernah berhasil utk mengajukan pertanyaan-pertanyaan kepada orang ini.Ketika Syarifin Maloko dinyatakan akan diadili, dia meminta bantuan kepadaLBH utk membela dirinya, tetapi LBH menolak dg alasan para pengacaranyasedang sibuk sehingga tidak dpt membantu memberikan pembelaan dlmkasus-kasus baru pd saat itu. Tetapi Adnan Buyung Nasution lebih terusterang alasannya dlm menolak permintaan tsb.

Adnan Buyung Nasution dikenal sbg direktur lembaga ini dan koordinatortim pembela dlm kasus-kasus subversi. Para pembela meragukan apakah Malokobenar-benar berjuang utk idiologi. LBH mengatakan bahwa kami membela setiaporang tanpa memperdulikan idiologi politiknya, tidak peduli apakah orang itupejuang politik Islam atau pengikut idiologi komunis. Kami selalu siapmembela dg penuh keberanian. Tapi kalau ada orang yg tak dikenal bagaimanaprinsipnya dlm perjuangan, lebih baik bagi kami utk tidak melakukanpembelaan sia-sia.

Sejumlah anggota tim menemui Maloko setelah dia ditahan, tetapi BuyungNasution tidak puas dg alasan-alasan yg dikemukakan oleh Maloko, seperti ygtertulis dlm surat yg dikirimkannya kepada surat-surat kabar. Ujarnya, "Kamitidak ragu-ragu tentang masalah Syarifin Maloko, namun persidangan kasusTanjung Priok sudah lewat. Begitu pula persidangan kasus Dharsono, AM Fatwadan lain-lain. Pd waktu itu adakah Maloko bersedia mengajukan pembelaankarena prinsip-prinsip idiologinya utk membela masyarakat Islam atausetidak-tidaknya mau melakukan kontak dg tim pembela, dimana Adnan BuyungNasutioon termasuk didalamnya, yg pada waktu itu sangat memerlukan kesaksian

Page 25: Eksekusi PM Amir

Maloko. Dia menyadari hak itu dg baik, tapi mengapa dia tidak mau berbuat ?

Sebuah organisasi muballigh juga bermaksud utk menyanggah pengakuanMaloko bahwa dia termasuk salah seorang anggotanya. Wakil sekretaris dariorganisasi ini berkirim surat pd media massa menolak dg keras adanyaanggapan bahwa Maloko adalah salah seorang dari anggotanya.

Tersiar isu bahwa Maloko bekerja utk kepentingan intelijen militer.Isu-isu ini sangat kencang beredar sehingga hal ini menjadi masalah ygsangat dominan dlm persidangan. Maloko meminta dihadirkannya tiga orangsaksi utk menyampaikan kesaksian. Orang-orang ini semuanya dari korpmuballigh. Ketiga orang ini telah dipenjarakan. AM. Fatwa dan Abdul QadirDjaelani tengah menjalani masa hukumannya. Sedangkan orang ketiga bernamaHasan Kiat, yg tengah disidangkan kasusnya pd th 1985 dg tuduhan turutmenyampaikan ceramah di Tanjung Priok. Majelis hakim ternyata tidakmengabulkan permintaan agar Fatwa dan Djaelani menyampaikan kesaksian,karena mereka ini hanya ahli agama, bukan ahli di dalam masalah subversi.Tetapi majelis hakim mengijinkan Hasan Kiat menjadi saksi. Didalampersidangan dia menyangkal adanya anggapan bahwa Maloko adalah mata-matapemerintah. Padahal sebelumnya ia mengakui hal tersebut sebelum terjadinyakasus Tanjung Priok. Dia meragukan kesaksian Hasan Kiat dan dua orangtersebut tadi mempunyai hubungan yg bertujuan utk memata-matai parapenceramah Tanjung Priok. Ketika Maloko berbicara dg Kiat di dlm penjara,dia meyakinkan kepadanya bahwa dirinya sbg intel hanyalah semata-mata isu.

Persidangan kelompok penentang pemerintah

Jenderal Beny Murdani sangat marah ketika koran-koran nasional daninternasional mengungkapkan bahwa persidangan kasus Dharsono tidak bolehdiberitakan. Sekalipun Murdani dg segala macam upaya menghalangi pengusutanfakta-fakta, namun muncul banyak sekali statemen-statemen yg meragukan atasketidakterlibatannya di dalam kasus-kasus ini. Persidangan-persidangan inimerasakan adanya hal-hal yg emosional di dlm kasus Tanjung Priok.Persidangan ini telah berubah menjadi demonstrasi melawan pemerintah. Parahakim yg menangani persidangan diwaktu itu dianggap sbg orang yg bertanggungjawab atas munculnya keadaan tsb. Oleh karena itu ada orang yg dijadikan sbgkambing hitam, yaitu ketua pengadilan setempat bernama Sudiyono. Iadipindahkan ke Sumatera Utara begitu selesai penanganan Maloko. Selanjutnyayg dijadikan kambing hitam adalah Adnan Buyung Nasution yg dituduh sbg orangyg melakukan penghinaan thdp pengadilan (Contemp of Court) sebab dia menolakmembacakan pembelaannya dipersidangan.

Pihak lain yg dikambinghitamkan adalah mass media, yg oleh Beny Murdanidituduh sbg tidak bertanggung jawab dan tidak dewasa di dlm menyaringberita-berita menyangkut hal-hal yg terjadi dipersidangan. Beny mengancam dg

Page 26: Eksekusi PM Amir

keras mass media, jika tidak mampu membenahi dirinya sendiri.

Berkat kegigihan tim pembela, akhirnya semua peristiwa yg muncul diruang persidangan menghasilkan usaha dilakukannya penyelidikan menyeluruhthdp kasus-kasus Tanjung Priok. Hal ini merupakan tuntutan yg dimuat dlmlembaran putih, namun masih sangat banyak pertanyaan-pertanyaan tim pembelaberkenaan dg korban peristiwa ini yg belum pernah terjawab hingga sekarang.

Penangkapan para muballigh

13 Sept. 1984, sehari setelah pembantaian Tanjung Priok, ada 4 orangmuballigh diciduk dari rumahnya dan kemudian ditahan. Mereka adalah: AbdulQadir Djaelani, Tony Ardi, A. Rani Yunsih, dan Mawardi Noor. Hari berikutnya, seorang berusia lanjut bernama Oetsmany El-Hamidi punditangkap. Pada tgl 19 Sept, AM. Fatwa juga ditangkap. Dan selanjutnya, adabeberapa orang lain yg ditangkap. Pada tgl 2 Oktober, Salim Qadar ditangkap.Tgl 21 Oktober Yayan Hendrayana ditangkap, dan 28 Oktober Drs. Ratonoditangkap. Sembilan orang ini adalah aktivis dlm organisasi yg sama. Limaorang diantaranya sebagai pimpinan Korp Muballigh Indonesia. Tiga orang lagisbg dosen pd PTDI (Perguruan Tinggi Dakwah Islam), sedangkan OetsmanyEl-Hamidi adalah rektornya, Yayan dan A. Qadir termasuk pengurus yayasan.

Sebagian besar dari mereka ini adalah penandatangan deklarasi ygberjudul: "Pernyataan umat Islam Jakarta", ditulis oleh Abdul Qadir Djaelanidi Tanjung Priok, 12 Sept. 1984, yg isinya: "Berseru kepada pemerintah utktidak memaksakan kepada organisasi politik dan sosial menjadikan Pancasilasbg asas tunggal organisasi.

Amir Biki termasuk salah seorang penandatangan deklarasi diatas, telahterbunuh oleh militer saat pembantaian Tanjung Priok. Sedangkan tiga oranglagi masih berada didalam tahanan, walaupun tidak ada pernyataan ygmenyatakan mereka disidangkan kasusnya. Orang-orang tsb ialah Rasyad Muslim,MS. Suhari, dan Amir Muhammad. Suhari pernah menulis buku berjudul"Membangun Tatanan Masyarakat Islam Indonesia" yg telah dilarangperedarannya.

Persidangan

20 Juli 1985, dimulailah persidangan kasus dua orang muballigh dipengadilan Jakarta Utara. Masing-masing tertuduh disidang diruangantersendiri, tetapi saksi-saksinya sama. Kedua terdakwa ini adalah SalimQadar dan Hendrayana. Salim menjadi saksi utk terdakwa Hendra, dansebaliknya Hendra dijadikan saksi bagi terdakwa Salim.

Kedua terdakwa ini kesaksiannya menyangkut semua muballigh yg dihadapkan

Page 27: Eksekusi PM Amir

ke persidangan dlm kasus pembantaian Tanjung Priok.1. Nama : H. Salim Qadar Umur : 51 tahun Jabatan : Ketua III KMI (Korp Muballigh Indonesia) Alamat : Banten Jawa Barat Keterangan : Dia seorang tokoh masyarakat Banten dan merupakan kelompokbesar di Tanjung Priok. Dia dituduh memprovokasi massa melaluiceramah-ceramah agar ikut demonstrasi pd 12 September 1984 malam.Sebagaimana halnya dg muballigh lain, selalu diincar oleh intel selamaberbulan-bulan. Jaksa penuntut umum mengutip sebagian dari ceramahnya ygdisampaikan pd th 1984 terutama bagian-bagian yg berkenaan dg kritiknya thdpasas tunggal dan program KB. Jaksa beranggapan bahwa ceramah semacam inimembangkitkan kemarahan masyarakat dan membahayakan idiologi negara,menyebarkan rasa kebencian dan perpecahan serta melawan pemerintah. Jaksajuga menuduh terdakwa mengkritik secara tajam beberapa orang menteri dananggota DPR karena politik dan kegiatan mereka yg merusak. Saksi ygdihadapkan bagi tertuduh Salim terdiri dari 5 orang militer dan 6 buah kasetceramah.

Salim menolak semua tuduhan dan menyatakan bahwa kritik-kritiknya thdp asastunggal adalah merupakan hak warganegara dlm menentang setiap peraturan danpolitik pemerintah. Di depan pengadilan ia menceritakan perannya pddasawarsa 1960-an sbg pemimpin front pancasila di Tanjung Priok, sebuahorganisasi yg mendukung militer dan membantu melawan komunis sesudahperistiwa kudeta tahun 1965. Dia menegaskan bahwa dirinya tidak menentangpancasila, tetapi yg dia tentang adalah pemaksaan pancasila sbg asastunggal.2. Nama : Hendrayana Umur : 36 tahun Asal : Majalaya Jabatan : Sekretaris umum KMI cabang Jakarta Utara, dan asisten dosen PTDI, mata kuliah dakwah Islam. Keterangan : Dia termasuk penandatangan petisi umat Islam Jakarta. Diaikut memberikan ceramah dlm pengajian di Tanjung Priok, 12 Sept. 1984.Tuduhan yg dikenakan kepadanya sama dg tuduhan thdp Salim Qadar. Jaksapenuntut menonjolkan masalah ceramah yg ia sampaikan pd Juli 1984 berjudul"Pancasila Sebagai Asas Tunggal Hanya Akan Menjerumuskan Orang ke KeramatTunggak". Dia juga dituduh melakukan tindak pidana karena mengkritikLaksamana Soedomo yg menjadi menteri tenaga kerja. Soedomo telah mengirimTKW ke Arab Saudi sbg tenaga kerja murah. Dia mengkritik Ali Murtopo sbgAspri Presiden Soeharto. Tidak ada orang yg menyangkal bahwa dia telahmenggunakan kata-kata kasar thdp pemerintah sekalipun mereka terus menerusmenyatakan dirinya sama sekali bersih dari tuduhan melakukan subversi. Jikamereka dianggap melakukan kejahatan maka kejahatan yg mereka lakukan itutidak lain hanyalah berupa kata-kata yg dg terus terang mereka ungkapkan

Page 28: Eksekusi PM Amir

bahwa mereka berbeda dg pemerintah yg mereka sampaikan dlm beberapakesempatan. Jaksa penuntut menuduh Yayan telah mempergunakanpernyataan-pernyataan yg dpt menimbulkan kesalah fahaman besar didalammasyarakat. Seperti yg dikutip oleh mass media mengenai jalannya persidanganini, bahwa kedua terdakwa kondisi kesehatannya sangat buruk akibat perlakuantidak manusiawi dan perawatan kesehatan yg kurang. Salim yg menderitakencing manis ternyata hakim tidak mengizinkan penundaan persidangankasusnya. Hanya Yayan ketika dia muntah-muntah di ruang sidang, hakimmengizinkan penundaan sidang atas permintaan pembela..

Kedua terdakwa dituntut hukuman seumur hidup oleh jaksa. Tetapi hakimmemutuskan hukuman bagi masing-masing selama 22 tahun. Setelah persidangankedua orang diatas, Fatwa dan Abdul Qadir Djaelani diajukan ke pengadilan.Keduanya tidak asing lagi bagi polisi, tentara dan pengadilan.

1. Nama : Abdul Qadir Djaelani Umur : 46 tahun Keterangan : Pertamakali diadili th 1973, divonis 2,5 th, karenaketerlibatannya dlm demonstrasi menentang RUU Perkawinan. Kemudian diaditangkap lagi sebelum pemilu 1977 karena terlibat dlm penyerangan tempatmassage (tempat pijat) di Jakarta. Walaupun kedua hal tsb belum dilakukannya tetapi Djaelani ternyatadijatuhi hukuman sekali lagi, selama 2 th penjara. Djaelani pernah menjabatsbg ketua pemuda GPII (Gerakan Pemuda Islam Indonesia). Pd th 1984, sebelumdia ditangkap, dia adalah pengurus KMI dan dikenai tuduhan berkaitan dgceramah-ceramah yg diberikannya. Dia juga didakwa terlibat secara langsungdlm pengeboman BCA dan tempat-tempat lain. Masyarakat luas yg menghadiripersidangannya membuktikan dia sbg seorang mubaligh yg dicintai danterpandang di dlm masyarakat. Pengunjung yg menghadiri persidangannyajumlahnya sangat banyak. Sekalipun dilakukan pemeriksaan ketat bagipengunjung yg masuk ke ruang sidang. Dalam pemeriksaan ini diteliti KTP dantubuhnya. Di luar sidang ratusan pengunjung yg berdiri utk mendengarkanjalannya persidangan lewat pengeras suara. Keterangan-keterangan ygdisampaikan terdakwa seringkali mendapatkan aplaus dari para pengunjung.

Dalam pledoinya yg berjudul: "UU Kadaluarsa yg Tetap Berlaku Sesudah 40tahun Indonesia Merdeka". Djaelani menerangkan adanya perlakuan buruk ygdialami para tapol. Dia menjelaskan adanya tindakan penghinaan dan pemaksaanutk mengorek pengakuan terdakwa. Mereka menggunduli kepala dan mencukurikumis, mempermak sampai pingsan, melarang membaca dan menulis, dan melarangmelakukan shalat Jum'at.

Sebagian besar dari bukti-bukti yg diutarakan oleh jaksa tentang tindakpidana Abdul Qadir Djaelani berupa rekaman ceramah yg telah dimanipulasi

Page 29: Eksekusi PM Amir

oleh intel-intel militer. Pada saat dua orang angota militer setempatmembacakan ceramah-ceramah Djaelani yg berisikan kritik thdp RUU Keormasan,para pengunjung diluar sidang bersorak-sorak dan memukulkan sandal atausepatu bermai-ramai ke tanah.

Tentang tuduhan thdp dirinya sbg orang yg terlibat pengeboman Jakarta,ternyata diajukan seorang saksi saja, bernama Amir Wijaya, orang yg dianggapbertanggung jawab thdp dana yg diterimanya dari Sanusi. Wijaya menganggapbahwa Djaelani telah meminta sejumlah dana dari dirinya dan juga beberapabuah bom dua bulan sebelum terjadinya peristiwa pengeboman pd bulan Oktober1984. Djaelani menyangkal semua ini. Dia dpt membuktikan alibinya bahwa pdsaat itu dia berada di Bandung, padahal menurut pengakuan Wijaya dia bertemudg Djaelani pd saat itu di Jakarta. Kemudian jaksa menghadirkan seorangsaksi yg memberatkan Djaelani ttg peranannya dlm pengeboman. Beberapapengakuan dari saksi ini di dlm BAP dicabut kembali, sebab menurutnyapengakuan itu diberikan karena tekanan.

Jaksa menuntut Djaelani dg hukuman seumur hidup, tapi hakim memvonishukuman 18 th penjara.

2. Nama : AM. Fatwa Umur : 46 tahun Asal : Bone, Sulawesi Keterangan : Sejak umur 20 th sudah menjadi aktivis. Dia pernahditangkap pd zaman rezim demokrasi terpimpin. Pd akhir dasawarsa 1960-anpernah menjadi rohaniawan di AL. Pada dasawarsa 1960-an terpilih sbg ketuapembinaan rohani di DKI Jakarta, dimasa Ali Sadikin menjabat Gubernur DKI. Saat ini Fatwa bekerja sbg sekretaris MUI Jakarta dan ketua lembagaTahfizul Qur'an di Jakarta disamping koordinator muballigh se-Jakarta. Pada awal masa berdirinya orde baru setelah th 1965 Fatwa mendukungpemerintahan orde baru Soeharto, tetapi kemudian berbalik menjadi pengkritikrezim militer ini.

Pd th 1978 dia ditahan selama 9 bulan tanpa diadili. Karena dia dg terusterang menentang dipersamakannya aliran kebatinan dg agama tauhid. Iamengatakan, "Aliran kepercayaan tidak termasuk dlm lima agama resmi: Islam,Kristen sbg agama langit, Budha dan Hindu sbg agama yg diakui negara.Setelah bebas dari tahanan, tak lama kemudian dipecat dari kepegawaian. Diakemudian ditahan selama 2 minggu karena ceramahnya yg berisi kritik thdpkebijakan pemerintah. Lalu menjadi pembantu pribadi Ali Sadikin ketika ygbersangkutan digusur dari jabatannya sbg gubernur, 1977.

Bulan Agustus 1979 Fatwa ditangkap utk kedua kalinya dan dipermak. Rezimmiliter memperlakukannya dg kasar, pisik maupun mental. Ketika ia bergabungdlm penandatanganan petisi 50 pd Maret 1980 dia menjadi sekretaris badan

Page 30: Eksekusi PM Amir

pekerja hariannya, yg mengadakan pertemuan-pertemuan secara teratur di rumahAli Sadikin. Sekalipun Fatwa tidak dilarang menjadi muballigh,komandan-komandan militer selalu mengingatkan pd para pengurus takmirmasjid, utk tidak memanggil Fatwa sbg khatib atau penceramah. Berbagai usahaFatwa gagal, seperti halnya nasib para penandatangan petisi 50 lainnya, diakehilangan kesempatan memperoleh kredit bank. Pengajian-pengajian ygdisampaikannya di dlm berbagai pertemuan seringkali diganggu. Pengerassuaranya dimatikan, rumah dan keluarganya diserbu orang serta hubunganteleponnya diputus.

Pd th 1980 dia ditangkap 2 kali, disiksa oleh intel-intel DKI secarasadis. Dibelakang hari dia mengajukan gugatan ke pejabat yg bertanggungjawab, termasuk didalamnya Laksamana Soedomo yg menjabat sbg panglimaKopkamtib, karena dialah yg dianggap pimpinan dari orang-orang yg harusdimintai tanggung jawab. Gugatannya ini hilang begitu saja setelah parapembelanya menarik diri dg alasan adanya tekanan dan intimidasi. Pd 19 Sept.1984 Fatwa ditangkap lagi setelah ia mengikuti pertemuan di mushalla ygberdekatan dg rumahnya. Dlm pertemuan ini dibahas kasus Tanjung Priok. Saatditangkap dia tidak kedapatan memiliki lembaran putih yg berisikan kritikkasus pembantaian Tanjung Priok. Pada saat ditangkap jaksa memberitahu bahwaia ditangkap karena ceramah-ceramahnya yg disampaikannya dua th belakanganini. Tuduhan yg dihadapkan kepadanya menyangkut tindak pidana kriminal,bukan tindak pidana subversi. Dua minggu setelah penahanannya, sampai dg diamenerima ancaman penahanan diketahui bahwa penyebabnya ialah penerbitanlembaran putih. (BERSAMBUNG) korban pembantaian lukaparah, yg ternyata temannya sendiri. Hal itu ia lakukan setelah tembakanberhenti. Kedua temannya dibawa ke RS menggunakan gerobak sampah.7. Nama : Umar bin Sundu Umur : 18 tahun Keterangan : Tidak ikut pengajian dan demonstrasi. Dia menyanggah semua

YANG BENAR TENTANG TRAGEDI TANJUNG PRIOK (3/4)

Setelah peristiwa pengeboman di Jakarta, dan peristiwa 4 Oktober 1984,jaksa penuntut umum dlm interogasinya berusaha utk memasukkan Fatwa ke dlmdakwaan teroris. Di dalam persidangan, Fatwa mengatakan, ketika diadipindahkan ke Rutan Salemba, Tasrif Tuasikal menemui dirinya utkpertamakali. Dialah orang yg mengaku dibiayai utk melakukan penyerangan dlmperistiwa peledakan bom di Jakarta. "Tuasikal tiba-tiba datang kepada saya dg tujuan agar saya memaafkannya,padahal saya tidak tahu apa kesalahan yg dilakukan pd saya. Dia benar-benarmerasa sangat tertekan karena dia menyampaikan pengakuan-pengakuan ygmenyudutkan saya. Utk meyakinkan hal ini mereka menunjukkan gambar-gambar,ada yg mengatakan bahwa Tuasikal menerima dari saya uang 2000 dolar utkmembeli bom. Saya benar-benar marah mendengar kebohongan semacam ini, tapi

Page 31: Eksekusi PM Amir

dia meminta agar saya mau memaklumi kondisinya. Ia menunjukkan bekas-bekasluka didadanya karena disiksa siang malam, dan tangan serta kakinyamembengkak." Tuduhan yg dikenakan pd Fatwa adalah pertemuan yg dilakukannya dimushalla dekat rumahnya. Pertemuan inilah yg mengakibatkan malapetakasehingga memunculkan tuduhan-tuduhan yg juga dikenakan pd umat Islam dlmmasa-masa persidangan Fatwa. Jaksa beranggapan bahwa dalam pertemuan initelah dibicarakan rencana melakukan serangan dg bom sbg tindak balasan thdpkasus pembantaian Tanjung Priok. Dia juga dituduh ikut menandatanganilembaran putih dan melakukan teror mental thdp pejabat-pejabat pemerintah. Persidangan AM. Fatwa terus menerus dikunjungi orang. Fatwa menggunakanruang sidang utk menyerang kebijakan-kebijakan pemerintah yg zalim. Hal inimembuat takut hakim yg selalu mengulang-ulang tuduhan thdp dirinya dan timpembelanya, sengaja mengulur-ulur waktu memperpanjang proses, sehingga masapersidangan habis bersama dg habisnya masa penahanan. Sebenarnya terjadinyapenundaan waktu dikarenakan interogasi yg dilakukan sebelum pengadilandibuka, karena interogasi ini telah memakan waktu 8 bulan. Pada tahap-tahap akhir, majelis hakim berusaha dg segala upayamempercepat proses peradilan atas diri Fatwa. Fatwa menulis pledoi setebal1118 halaman. Hal ini merupakan sesuatu yg luar biasa, padahal dia tidakmemperoleh fasilitas apapun utk dpt menyusun pledoi semacam itu. Ia menulisdidalam sel tahanan tanpa bantuan orang lain. Hakim memintanya membacapledoi tanpa istirahat hingga menjelang tengah malam. Dia melakukanpenyerangan secara tajam thdp rezim yg represif dan militer yg mendominasikehidupan sosial politik. Ujarnya, "Kelompok Petisi 50 telah menulis sebuahpernyataan utk memberikan reaksi atas hilangnya demokrasi di Indonesia".Fatwa membaca pledoinya selama dua hari dan beberapa jam tanpa berhenti.Tetapi tekanan fisik yg dialami olehnya memang berat. Pd hari ketiga iapingsan di ruang pengadilan dan dilarikan ke RS. Tiga hari kemudian diadibawa lagi ke ruang persidangan utk membacakan pledoinya dg duduk di ataskursi roda. Tetapi disini dia pingsan lagi. Kali ini dia tidak lagidilarikan ke RS, tetapi dimasukkan ke dlm sel penjara. Dua hari kemudian,dihadirkan lagi ke persidangan. Kali ini tim pembela yg membacakankelanjutan pledoinya. Namun Fatwa kembali lagi pingsan. Petugas-petugas ygtdpt di ruang persidangan, kali ini mengejeknya. Akhirnya Fatwa divonis 18th penjara.

Pada bulan September 1985, dimulailah persidangan utk terdakwa lainnya,yaitu:1. Nama : Tony Ardi Umur : 31 tahun Pekerjaan : Muballigh, Anggota KMI Jabatan : Ketua HMI Cab. Jakarta Keterangan : Seorang muballigh muda yg digemari mahasiswa di Jakarta.Seringkali diundang ceramah ke Yogyakarta utk berbicara di masjid kampus.

Page 32: Eksekusi PM Amir

Pd th 1983 dijatuhi hukuman 9 bulan, karena dia mengkritik pemerintah ygmelarang pelajar putri dan mahasiswi menggunakan jilbab di sekolah-sekolahpemerintah. Dia ditangkap pd bulan Oktober 1984, karena telah memberikanceramah yg berapi-api selama beberapa bulan sebelum bulan September th ygsama. Khotbahnya diterbitkan th 1983. Pd awal persidangan kasusnya diamenyampaikan keluhan ttg buruknya perlakuan dan merosotnya kesehatannya dlmtahanan. Pd bulan kedua persidangannya, tim pembela dan teman-temannya yghadir di dlm persidangan berteriak-teriak ketika dia tidak mau menjawabpertanyaan dlm persidangan. Bahkan dia mengatakan, "bahwa dirinya memangbersalah dan minta maaf kepada majelis hakim". Sekalipun demikianpersidangan tetap dilanjutkan. Jaksa penuntut mengajukan tuntutan hukumanpenjara 7 th. Pengadilan menganggap dia sudah keterlaluan dan divonis 9 th.Ketika vonis dibacakan, dia menyatakan tidak akan naik banding, tetapi akanmeminta maaf secara terbuka kepada masyarakat. Kami tidak memperolehinformasi yg menjelaskan mengapa akhirnya Tony Ardi berubah pikiran danmengaku bersalah. Padahal di dlm persidangan dia mengeluh adanya tekananpisik dan mental yg dialaminya selama dlm tahanan.2. Nama : Mawardi Noor Umur : 60 th Jabatan : Pengacara, Wakil Ketua KMI, pernah menjadi anggotaparlemen dari partai Masyumi. Keterangan : Ketika ditangkap dia masih menjabat sebagai pengurusRabithah Alam Islami yg berkantor pusat di Makkah. Ia dituduh menolak program-program pemerintah dan mengkritik PendidikanMoral Pancasila. Ia mengatakan kemiskinan di Indonesia adalah akibatkezaliman yg dilakukan oleh penguasa. Media massa tidak menyebutkanbagaimana perlakuan yg diterima oelh Mawardi Noor selama dlm tahanan,seperti yg dinyatakan oleh AM. Fatwa di dlm pledoinya, bahwa pernah ketikadia dlm tahanan militer Cimanggis, penjaga melepaskan ular berbisa ke dlmtahanannya. Petugas tertawa-tawa mendengar jeritan ketakutannya. Terdakwa yg pengacara ini menyampaikan keluhan dg mengatakan, bahwasulit bagi dia utk mendapatkan pengacara yg dpt diajak bertukar fikiran. Diamenyangkal semua tuduhan. Ketika jaksa mengutip potongan-potongan ceramahnyayg bersifat provokatif sebagai bukti, dia menolak dg keras. Ujarnya,"Mengapa tidak ditangkap waktu itu, dan mengapa harus menunggu munculnyatragedi Tanjung Priok ?" Dalam eksepsinya, terdakwa menyatakan bahwapendapat-pendapat yg ia lontarkan sudah merupakan pendapat umum dimasyarakat Indonesia. Selanjutnya ia berkata: "Bilamana pengadilan mengadilipara muballigh karena ceramah-ceramahnya sebagaimana terjadi sekarang inimaka saya sangat khawatir, dlm waktu dekat, kita akan menyaksikan ribuanbahkan jutaan orang Islam yg ditangkap. Hal ini akan merupakan tragedi ygmenghancurkan umat dan negara. Dan kita akan memperoleh azab dan laknatAllah. Saya sama sekali tidak percaya bahwa di dunia ini ada sebuah negarayg mempidanakan para penceramah dan pengkhotbah seperti yg dilakukan disini. Mengenai tuduhan bahwa dirinya membuat ketidakstabilan akibat

Page 33: Eksekusi PM Amir

ceramah-ceramahnya, maka Mawardi Noor menyatakan dia telah menyampaikandakwaan Islam sejak 45 th yg lalu, dan belum pernah menimbulkan kekacauandlm bentuk apapun atau mengganggu keamanan akibat ceramah-ceramahnya.Mawardi Noor kemudian divonis 14 th yg berarti dia akan tinggal di penjarasampai mati.

-----------------------------------------------------------*****Karena keterbatasan waktu, maka saya tidak dapat mengutipkan semuakisahnya.----------------------------------------------------------

Nama : Ahmad Ratono Umur : 30 th Pekerjaan : Mantan AL, dan mahasiswa PTDI Keterangan : Kami tidak dpt mengatakan dia sbg seorang muballigh, sebabdia baru saja masuk Islam. Dia tertuduh karena ketika itu dia berada diTanjung Priok, membawa pengeras suara pd saat terjadinya demonstrasi 12September. Dia menyampaikan pengumuman akan mengadakan pengajian danmengharapkan masyarakat menghadirinya. Dg kata lain, dia dianggapmenyampaikan hasutan seperti yg disebutkan di dlm tuduhan jaksa. Iamenghadiri pengajian yg tidak direncanakan sebelumnya. Sekaliupun diamenandatangani petisi kelompok muslim Jakarta, namun keikutsertaannya ituhanya ikut-ikutan. A. Qadir Djaelani menjadi saksi bahwa Ratonomenandatangani petisi tsb tanpa membacanya lebih dahulu secara teliti.Sekalipun begitu dia dihukum 8 th penjara.

--------------------------------------------------------------------LAMPIRAN IKesaksian Yusron bin Zainuri dalam persidangan Dharsono

Nama saya : Yusron bin ZainuriUmur : 19 tahunPekerjaan : Siswa madrasah. Tingga di Koja Jakarta UtaraKeterangan : Pada sore hari, 12 Septermber 1984, saya pergi untuk mendatangiacara pernikahan teman. Dalam perjalanan ke rumah aku melihat banyak orangberkumpul di jalan Sendang Raya, mendengarkan pengajian. Karena saya jugasenang dg acara ini, akhirnya ikut mendengarkan melalui salah satu pengerassuara, tetapi sudah nasib saya pengeras suara itu tidak berada didepanpanggung tapi dibawah dan sudah mengalami kerusakan. Jelas sekali bahwa yg berdiri sbg pembicara adalah Amir Biki, dan akumendengar ia berkata: "Ada empat orang ditahan di KODIM. Jika pd jam sebelasmalam ini tidak juga hadir ditengah kita. Kita disuruh datang bersama-samake kantor KODIM dan meminta dg paksa pembebasan mereka". Dan karena pengeras suara selalu mati sementara yg hadir mendengarkannasyid agama, saya menjadi kurang jelas apa yg dibicarakan oleh Amir Biki

Page 34: Eksekusi PM Amir

selanjutnya. Tetapi lamat-lamat saya mendengar: "Barangsiapa yg menyimpangdari undang-undang Allah tidak kita anggap sebagai saudara". Dan karena sayaingat belum shalat saya langsung pulang ke rumah yg kebetulan tidak jauhdari tempat itu. Setelah selesai shalat saya merasa sudah tak ingin tahu apa yg akanterjadi. Mengetahui massa pergi ke kantor KODIM meminta kembali empat orangyg ditahan, langsung aku keluar rumah dan bergabung bersama mereka. Ketikakami baru akan mendekati kantor polisi yg berlokasi di jalan Yos Sudarso,kira-kira masih tiga kilometer dari kantor KODIM, mereka (kami) salingberhadap-hadapan dg barisan tentara. Kemudian para tentara yg bersenjata senapan otomatis menghadang jalandan meminta kami utk berbaris dg barisan antrian utk mencegah merekaserentak maju ke depan. Kemudian kami duduk-duduk di jalan mengumandangkanpuji-pujian kepada Allah. Lalu tiba-tiba ada salah satu dari kami ygmemainkan jurus-jurus bela dirinya sehingga banyak menarik perhatian.Kemudian ada empat orang yg maju dan menuju seorang tentara yg sepertinyapenanggung jawab bagi kekuatan pasukan itu, tapi aku tidak mendengarpembicaraan mereka mengingat tempatnya yg jauh dariku. Sementara manusiadisekelilingku masih mendengungkan lagu-lagu agama. Dan tiba-tiba seorangkomandan dg lantang memberi aba-aba seraya berteriak: "Pulanglahkalian......" Kemudian pasukan keamanan itu bergerak kebelakang sambilmenembakkan peluru kepada manusia didepannya. Saya menoleh kesekeliling tapiaku tersungkur ke bumi, tak tahunya aku telah tertembus peluru disebelahkiri dadaku dan yg lain dipunggungku, kemudian diperutku dan peluru laindilenganku. Dan dlm waktu itu terjadi dua kali hujan peluru. Pertama, saatmanusia sedang berhenti dan setelah berselang setengah jam datang lagi hujanpeluru diarahkan kepada manusia. Dan mereka yg selamat dari hujan pertamalangsung lari menyelamatkan diri, akan tetapi terkurung dg hujan peluru ygkedua. Dan disaat aku tergeletak di bumi aku baru merasa sakit di bagiantubuhku yg terluka, tapi aku belum pingsan. Aku masih mendengar dengungantruk-truk yg datang tiba-tiba dan aku masih melihat bagian depannya. Akusempat berfikir bagaimana truk-truk itu bisa lewat sedang jalanan penuh dgmanusia. Sebagian manusia ada yg tengkurap dan sebagian lainnya terlukaseperti aku. Ketika aku masih berfikir tentang hal itu tiba-tiba akumendengar seseorang berteriak, "Orang ini masih hidup. Bersiaplah". Kemudianterdengar suara tembakan, sehingga suara itu memekakkan telingaku hinggamenjadikanku merasa ada tekanan keras. Meskipun demikian aku masih sadar,walau sebenarnya aku mengharap pingsan saja. Aku tidak tahu berapa lama aku tergeletak diatas tanah ditengah jalan.Ketika tiba-tiba aku merasa tangan-tangan kasar memegang tangan dan kakikukemudian mengangkat dan melemparkanku ke atas truk. Dan nasib baikku, akuterjatuh diatas tumpukan tubuh manusia. Aku mencoba meraba apa yg adadibawahku ternyata ada dua shaf tumpukan jasad yg sudah dingin dan takbergerak. Kemudian aku merasakan ada tubuh yg menindihku hingga aku bertanya

Page 35: Eksekusi PM Amir

pd diri sendiri, "Apakah tumpukan tubuh-tubuh ini sampai lima tingkat?"Ketika aku masih dalam bertanya-tanya, tiba-tiba truk itu bergerak dg muatanpenuh tubuh-tubuh yg sudah dingin dan kering. Dan setelah sampai pd suatu tempat ternyata adalah sebuah rumah sakit.Kemudian mereka bekerja memisahkan antara yg masih hidup dg yg sudah mati.Dan sampai saat itu aku belum kehilangan kesadaran. Dan dari tempatku akubisa melihat ada tiga truk yg datang dari arah Tanjung Priok penuh dgjasad-jasad juga. Kemudian aku diobati dirumah sakit dalam beberap bulan. Selama aku dirumah sakit itu tak satu pun dari keluargaku yg menjenguk. Apakah merekasudah kehilangan jejakku? Sebuah pertanyaan yg tak terjawabkan membuathatiku makin tersiksa. Akhirnya aku tahu bahwa mereka melarang keluargakuutk menjengukku. Dan dlm rumah sakit yg sama ditingkat tiga disana ada 76orang korban peristiwa Tanjung Priok, 12 September 1984. Setelah luka-lukaku hampir sembuh aku dipindahkan ke rumah tahanan diCimanggis, bersama para korban yg lain. Kemudian aku disidang di pengadilandg tuduhan melawan pasukan keamanan, dan mereka menganggapku telah melakukantindak kesalahan dan menghukumku satu tahun penjara.

--------------------------------------------------------------------LAMPIRAN IIKesaksian Edi dalam persidangan Dharsono

Nama saya : EdiPekerjaan : Pedagang kaki lima. Saya mempunyai warung diluar gedungbioskop Permai di jalan Yos Sudarso, didaerah Tanjung Priok. Setiap jam 9pagi aku mengambil pakaian yg akan aku jual di Blok M atau tempat-tempat yglain. Dan pd sore hari aku membuka warung yg dekat dg tempat kejadianTanjung Priok. Saya menyimpan barang dagangan di rumah yg berjarak satukilometer, oleh sebab itu aku hanya menggunakan gerobak dorong utk membawadan mengangkut barang-barang itu. Pada sore hari, 12 September 1984, aku sedang menjuak daganganku dan takbiasanya barang-barangku lumayan laris karena banyak orang yg hadir dlmpertemuan itu. Dan ketika aku akan menutup warung tiba-tiba terdengar suaratembakan dan dg cepat aku kumpulkan keperluanku dan meletakkannya didalamtas kemudian memasukannya ke gerobak dorong. Ketika dlm perjalanan pulang, aku melihat banyak orang berjejal memenuhijalanan. Disana ada seseorang yg sedang membantu temannya utk berjalansedang tubuhnya berdarah. Tiaba-tiba aku merasa bergidik dan mempercepatlangkah agar segera sampai di rumah. Dna ketika sampai di rumah saudaraperempuanku sepupuku memintaku utk tidak keluar lagi dari situ. Aku tetapberada di dalam rumah bersama saudara laki-lakiku. Apalagi aku memang sedangmengantuk. Dan sekitar jam dua dini hari aku merasa agak lapar, karena akumemang belum makan apapun sejak sore tadi. Maka aku membangunkan saudarakuutk mengantarku ke warung yg berjarak kira-kira 200 meter dari rumahku.

Page 36: Eksekusi PM Amir

Setelah selesai makan saudaraku pulang duluan sementara aku diam di warungsambil menghisap rokok. Dan disaat aku sedang asik merokok tiba-tiba datang dua orang anggotakeamanan, dan ketika melihatku mereka berhenti dan bertanya: "Anda dariBatak?"Aku menjawab, "Hiya....Saya dari Padang."Lalu salah seorang dari mereka memanggilku. Aku bertanya kepadanya, "Apakahaku berbuat salah?" Mereka Lantas balik bertanya, "Apa yg engkau kerjakan disini?" "Aku telah makan malam disini dan mungkin anda dapat bertanya kepada ibupemilik warung itu. " Tapi salah seorang malah membentakku, "Jangan banyakbicara! Ayo ikut kami! Jika engkau menolak, lihat ini.....", sambilmemperlihatkan (sangkur ?) yg tdpt di depan senapannya. Aku gemetar saat itudan tanpa pikir panjang aku mengikuti mereka, kemudian aku terjatuh ditanah, entah karena mereka medorongku atau aku memang tersandung, dan saatitulah salah satu dari keduanya menembak kaki kananku ketika aku masihtengkurap mencium tanah. Dan tanpa meresa berdosa mereka meninggalkankutergeletak di pinggir jalan. Lalu aku menjerit memanggil ibu penjual di warung tadi supayamemanggilkan saudaraku, tapi dia malah takut dari situ saudaraku tidakdatang. Tiba-tiba ada seseorang lewat disampingku lalu aku meminta kepadanyautk mengantarkanku ke rumah, kemudian dia memenuhi bahkan dia menginapdirumahku karena merasa takut keluar lagi. Dipagi harinya saudaraku menemuipamanku utk mengabarkan apa yg terjadi denganku. Dan disepanjang malam akumerasakan sakit yg tak ketulungan. Ketika keluargaku sampai dirumahku, dg serta merta mereka membawaku kerumah sakit, akan tetapi sampai saat itu tak ada kendaraan umum yg lewat.Kemudian mereka membawaku dg gerobak dorongku sendiri. Dan meskipun rasasakit yg sangat, aku tidak pingsan dan meskipun aku kehilangan banyak darah.Tiba-tiba aku merasakan kedinginan yg menjalar kesekujur tubuhku.Sesampainya di rumah sakit terdekat, pihak rumah sakit tidak menerimakubahkan mereka bilang dan menyuruhku utk pergi ke rumah sakit tentara ygberada di jalan Subroto. Dan ketika kami sampai di jalan raya, datanglah sebuah taksi danlangsung kami hadang utk mengantarku ke rumah sakit tentara, tapi lagi-lagiaku ditolak dg alasan disana sudah banyak orang sakit yg melebihi kapasitas.Kemudian aku pergi ke rumah sakit yg lain setibanya langsung diberikan infusdarah. Setelah berselang dua jam tiba-tiba datang tiga orang bersenjata danmembawaku pergi jauh sedang dihalaman rumah sakit keluargaku hanyamemandangiku. Lalu mereka bertanya: "Akan dibawa kemana saudaraku Edi ini tuan, padahal dia sungguh-sungguhparah?" Lalu salah seorang dari mereka menjawab, "Siapa kalian?" "Kami keluarganya". Lalu mereka membawa kami semua kedalam mobil tertutup, bukan ambulans.

Page 37: Eksekusi PM Amir

Dari situ kemana arah perjalanan itu. Tiba-tiba kami sampai dihalaman sebuah kantor. Kemudian mereka menyuruhkeluargaku utk turun dan mereka meninggalkanku sendirian didalam mobiltertutup itu selama setengah jam. Kemudian mereka membawaku kesebuah rumahsakit yaitu Gatot Subroto, rumah sakit tentara. Kemudian pihak rumah sakitmelakukan operasi thdp lukaku lebih dari sekali. Tetapi dokter memberikuinformasi bahwa kakiku akan lumpuh mulai dari atas lutut kira-kira beberapasenti mengingat banyaknya bakteri yg ada. Lalu aku tetap disana selama tiga bulan dan keluargaku tidak ada ygdatang dan aku merasa sedih serta hampir putus asa setelah aku mendengarbahwa mereka memang melarang keluargaku utk menjenguk. Sepanjang waktu aku dirumah sakit aku melihat banyak tentaraberjaga-jaga, padahal sebenarnya tidak diperbolehkan kepadaku utk melihatkeluar. Namun pd suatu waktu aku membuka jendela utk pergantian udaranya yglebih bersih, aku melihat sebagian perawat rumah sakit sedang bermain bolavolley dan salah seorang tentara melihatku membuka jendela, sambil berkacakpinggang dia membentakku. "Kamu diberi makan disini dg makan yg enak.Tugasmu hanya tidur saja. Sedang engkau masih mau mencuri pandang keluar ?" Ketika lukaku hampir sembuh dan aku sudah bisa berjalan, merekamembawaku ke markas polisi di jalan Guntur dan ditahan disana utkdiinterogasi selama 10 hari. Kemudian aku dipindahkan ke rumah tahananCimanggis utk ditahan disana selama sehari. Aku terkejut karena disana sudahbanyak tahanan sepertiku. Kemudian aku dibawa ke KODIM bersama 32 orang tahanan. Kemudian merekamemintaku utk mengisi formulir ttg keadaanku pribadi lalu mereka memberikuuang Rp 500. Sebelum mereka melepasku, sang komandan berkata kepadaku,"Jangan engaku beritahukan siapapun ttg apa yg terjadi denganmu!" (BERSAMBUNG)YANG BENAR TENTANG TRAGEDI TANJUNG PRIOK (4/4)

KESAKSIAN MEDIA MASSA Persidangan kasus HR. DharsonoTragedi berdarah di Priok

Seorang saksi kasus Tanjung Priok, yg mengadili terdakwa HR. Dharsono,dihadapkan ke meja hijau. Menjawab pertanyaan hakim, saksi menjelaskan:"Ketika saya diperiksa dijalanan, saya ditanya: mengapa ikut menekenlembaran putih?" Lalu saya balik bertanya: "Dimanakah rumah anda?" Kalaudidepan rumah anda angjing-anjing ditembak pasti anda bertanya-tanya: Adaapa gerangan? Sekarang anda bertanya, mengapa saya ikut menandatanganilembaran putih? Karena manusia ditembak seperti menembak anjing!" "Apakah isi lembaran putih?" Hakim ketua bertanya. "Sebagian dari isinya merupakan pengungkapan kembali apa yg dirasakanoleh masyarakat. Sebab, rakyat tidak mampu mengubah keadaan melaluicara-cara demokratis, jawab saksi tegas. "Itu yg dikatakan oleh hakim, tidak oleh saya!" Ini kesaksian Ir. SlametBratanata bekas Menteri Perindustrian di zaman orde lama.

Page 38: Eksekusi PM Amir

Sidang berikutnya, menghadirkan Ali Sadikin mantan gubernur DKI sbgsaksi ad a charge. Pertanyaan hakim masih diseputar pertemuan, 15 September1985 dirumahnya yg kemudian melahirkan lembaran putih. "Itu merupakan kesimpulan pertama, dan sifatnya spontanitas," ujarsaksi. Tentang Yayasan Lembaga Kesadaran Berkonsultasi dan Petisi 50, saksimenjelaskan: "Kelompok tsb hanya ingin mengingatkan pemerintah pd janji-janji ordebaru: tetap konsekuen pd UUD45 dan Pancasila. Terlibatnya Dharsono dlmlembaran putih, menurut Bang Ali, itu "Karena semangat perjuangan ygsama-sama kita rasakan, dan adanya keinginan utk menyumbangkan sesuatu".Pernyataan bersama tsb dimaksudkan sbg seruan kepada pemerintah, sebagaisurat terbuka, dan imbauan kepada masyarakat agar tetap tenang dan tidakterpengaruh isu yg simpang siur". Ketika tim pembela bertanya: "Apakah kiranya seorang gubernur, misalnya,akan punya cukup waktu utk menangani peristiwa Piok tanpa kekerasan?" "Cukup!" saksi menjawab tangkas. Bukankah ada walikota, ada Kodim sebelum sampai ke tingkat gubernur?Selanjutnya dikatakan: "Ada teknik anti huru hara, tapi tak digunakan. Kitaharus meniru markas huru hara tanpa menjatuhkan korban", katanya. "Saya ini jenderal yg langsung jadi komandan dan pernah melatih antihuru hara di KKO. Yg mengajarkan bagaimana menahan gejolak tanpa tembakan.Tapi cara ini tidak dipakai...". ungkap saksi. Salah seorang pelaku peristiwa Tanjung Priok dihadapkan sbg saksi.Lelaki muda, 21, menuturkan pengalamannya, Rabu 12 September 1984 itu. "Saya mendengar ceramah Amir Biki, mengikuti massa yg bergerak ke Kodimutk membebaskan empat orang yg ditahan, dan akhirnya menjadi orang yg beradadibarisan terdepan. Lantas kami berhadapan dg petugas bersenjata, dan sayatersungkur oleh empat butir peluru. Sesudah itu diangkut dg sebuah truk,dirawat di selama RSPAD 36 hari tanpa boleh berkomunikasi. Di rumah sakititu saya mengenali 67 orang rekan-rekan saya yg tergabung dlm barisan massatadi. Dan pd malam itu ada tiga buah truk yg penuh oleh muatan para korban",demikian saksi. Menjawab pertanyaan pembela, ia menyatakan: "Tidak ada massa ygmenyerang petugas, tidak ada tembakan peringatan. Tembakan diarahkan kemassa yg paling depan." Atas keterangan ini, Bob Nasution --jaksa penuntut umum-- mencurigaisaksi sebagai telah "dibina" oleh tim pembela. Tetapi terdakwa, HR. Dharsonomemberikan tanggapan: "Agar sidang tidak hanya terpaku pada keterangan resmiyg disampaikan Pangab Beny Murdani, yg sebenarnya tidak berdasarkan fakta(Menurut keterangan resmi, korbanyg tewas hanya 6 orang). Saksi berikutnya, pemuda 20 tahun, pedagang pakaian di kaki lima,didepan Bioskop Permai Tanjung Priok. Ia menuturkan pengalamannya dimalam ygrusuh itu. "Ketika peristiwa terjadi, saya dalam perjalanan pulang sambil, menarik

Page 39: Eksekusi PM Amir

gerobak dagangan untuk disimpan di gudang, di Simpang Rawa Badak. Sayamelihat massa bergerak menuju jalan by pass. Di jalan Sindang saya lihatseseorang tergeletak berlumur darah. Dari jauh terdengar suara tembakan.Massa berhenti ditengah jalan. Saya cepat-cepat masuk gudang, tidur. Pukul02.00 saya terbangun karena lapar. Disitu ada warung, sekitar 200 meter darigudang. Suasana sunyi. Sehabis makan, dua orang petugas datang, mengajakpergi dan mengancam akan menusuknya. Sayapun ikut. Sekitar 10 m dari warung,saya tersandung lubang yg tergenang air hujan. Saya terjatuh, lantas kakisaya ditembak, kemudian diseret dan ditinggalkan. Orang yg lewat mengantarkukembali ke gudang. Esok harinya, saya dibawa keluarga ke rumah sakit terdekat, tapi malahdianjurkan ke RSPAD. Disana, saya ditolak. Lalu ke RSCM, mendapatpertolongan pertama. Sebuah jip kemudian datang menjemput dan saya dibawa keRSPAD. Disitu ya di rumah sakit itu, kaki kanan saya diamputasi sebataslutut, dan diganti kaki palsu. Tiga setengah bulan dirawat disana, tanpaboleh berkomunikasi dg orang lain. Keluar dari sana, saya ditahan di Guntur,diperiksa 10 hari. Kemudian dibawa ke Cimanggis, ditahan satu malam.Besoknya dibawa ke Kodim Jakarta Utara bersama tiga puluh orang lainnya,disuruh mengisi formulir riwayat hidup, diberi pengarahan, diberi uang Rp500 dan disuruh pulang. "Tidak menuntut pemerintah?", tanya pembela. "Bagaimana caranya?", sahutnya. Ia pun cacat seumur hidup akibat kebiadaban militer yg haus darah ! Jaksa penuntut umum mengadukan saksi yg memberatkan (a charge), KaptenSriyanto. Ia adalah Asisten II Kodim Jakarta Utara, Kepala Seksi Operasi.Dialah yg memimpin pasukannya menghadapi massa yg bergerak menuju KantorPolres. Dalam sidang, ia memberikan kesaksiannya sesuai dg permintaan jaksa. "Pada Rabu malam yg rusuh itu, pukul 22.00, saya menerima telepon ygbernada ancaman dari seseorang yg bernama Amir Biki. Penelpon minta agarpihak Kodim membantu membebaskan 4 orang yg ditahan Polres. Jika tidak,Cina-cina di Koja akan dibunuh dan dibakar, kata penelepon. Saya lapor pdatasan, Dandim Letkol R. Butarbutar. "Siapkan satu peleton pasukan dan kewaspadaaan ditingkatkan", perintahDandim setelah mendengar laporan itu. Sejam kemudian datang lagi telepon serupa, dg ancaman, jika tahanantidak dibebaskan, akan dibikin perhitungan dg Polres dan Kodim. Pasukan ygsudah siap, kemudian dipecah tiga. "Saya memipin pasukan bergerak ke Polres,12 orang, utk membendung massa yg sedang bergerak", tuturnya. Massa pd malamitu berjumlah 500-4000 orang. "Situasi semacam itu disebut apa?", tanya pembela. "Terserah, apa namanya. Saya tidak mendalami teori silakan tanyakan pdsaksi ahli", elaknya. Keterangan dilanjutkan. "Saya memimpin pasukan utk mengamankan Polres,membentuk blokade, maju kedepan massa, mencari Amir Biki. Massa ternyata tak

Page 40: Eksekusi PM Amir

mau diajak kompromi", tuturnya. "Saya dilempari batu, dan nyaris kenaclurit. Saya mundur kembali ke pasukan, dan lapangan memaksa kamimenggunakan senjata". Setelah tembakan peringatan, peluru langsung diarahkankebawah, ke kaki massa. Dalih Sriyanto: Kalau mundur Polres akan kebobolandan juga gedung Pertamina yg ada di dekat situ. Tapi, katanya lagi "Tak adaniat saya utk membunuh". "Kenapa tak digunakan gas air mata, atau pemadam kebakaran, dan utk apadisiapkan panser satu peleton?" tanya pembela Adnan Buyung Nasution. "Brand Weer sudah siap di markas, gas air mata tidak sempat disiapkan,panser bermitraliyur kaliber 12,7 sebanyak 16 buah, hanya utk memberikanbantuan. Tapi senjata-senjata itu tidak dipakai, minta dicatat, Pak !", katasaksi. "Bagaimana mungkin tak sempat? Peristiwanya dimulai 7 September, apakahsebelumnya tidak ada briefing dari komanda saudara?" "Saya lupa ada briefing atau tidak. Saya keberatan ditanya soal sebelumtgl 12 September. Karena saya tidak tahu persis, hanya dengar-dengar." "Kalau menghadapi rakyat, seharusnya kan polisi yg maju, bukan tentara.Kenapa tidak diserahkan pd Polres saja?", pembela terus mengejar. "Tidak sempat koordinasi dg polisi. Massa sudah berada didepan gerejadekat Polres", kata saksi. "Apakah polisi tidak bergerak?" "Saya tidak tahu. Saya konsentrasi ke depan, bukan kesamping". Menjawab pertanyaan pembela berikutnya, saksi menyatakan: Korbantambahan ada 9 orang, yg kemudian diangkut dg pick up, setelah massa bubarsatu per satu. Tetapi massa kemudian muncul lagi, sesudah pasukan mendapatbala bantuan. Peluru berdesingan lagi. Korban berjatuhan lagi, menjadi 31orang, dinaikkan ke dalm truk-truk diangkut ke RSPAD. "Ada yg mati, tapitidak semuanya", ujar saksi. "Kemudian saya dengar, di Polres ada tembakan, di Koja ada kebakaran.Keterangan Sriyanto lalu dikonfrontir dg keterangan saksi Yusron. "Ketika massa berhadapan dg tentara beberapa meter, massa berhenti danduduk. Kemudian seseorang maju membuat gerakan silat. Dia ditembak dan sayamaju", ungkap Yusron. Saksi Sriyanto tersenyum. Saksi Letkol R. Butarbutar, Komandan Kodim Jakarta Utara. Ia memberikesaksian sbb: "Peristiwa 12 September di jalan Yos Sudarso itu, katanya berawal dariisu bohong mengenai adanya anggota Babinsa yg pd Sabtu, 8 September.Memasuki masjid utk mencopoti pamflet bernada SARA danmenghasut --sebenarnya pamflet wanita berjilbab dan anjuran mengenakannya--setelah membasahinya dg air", demikian menurut saksi. Keesokan harinya sepeda motor Babinsa tadi, dibakar oleh beberapapengacau. Empat orang lantas ditahan. Massa yg mengikuti pengajian di jalanSindang, 12 September malam, diajak Amir Biki utk menyerbu Polres dan Kodim.Sehingga, kami lalu meminta bantuan satu peleton pasukan Arhanud (Artileri

Page 41: Eksekusi PM Amir

Pertahanan Udara). Jumlah korban yg jatuh, setelah dilakukan inventarisasi 2hari sesudah kejadian, menjadi 53 orang yg mati dan luka-luka --belumtermasuk mereka yg tidak melapor. Terdakwa HR. Dharsono mempersoalkan laporan mengenai jumlah korban ygsimpang siur. "Inilah yg ingin disampaikan lembaran putih itu!" katanya tegas. "Apakahtidak ada waktu utk mengetahui berapa persisnya, dimana dikuburkannya...?Seakan-akan harga nyawa rakyat begitu murah!" "Apakah soal jumlah korban perlu dirahasiakan?" tanyanya. "Ini kanrakyat kita sendiri yg jadi korban. Ini kejam ! Tambahnya dengan suaralantang. Ia lalu mempertanyakan: Mengapa utk menghadapi massa dikerahkan satuanArhanud, yg hanya cocok utk berperang? Pembela sekali lagi mempertanyakanperanan polisi, yg semestinya turun lebih dahulu menghadapi kasus semacamitu. "Waktunya terlalu singkat, sehingga tak sempat memikirkan carapenanganan huru hara yg biasa, sementara serangan massa tak terduga-duga",saksi berdalih. Ia pun mengaku tidak punya kesempatan utk berunding dgpolisi. "Yg saya tahu polisi waktu itu, mengadakan pengamanan kedalamkantornya", katanya. Sidang kemudian menghadapkan saksi ahli (psikologi sosial), Dr. SarlitoWirawan Sarwono. Ia menilai lembaran putih merupakan kritik yg memberikanalternatif: "Merangsang atau tidak tergantung penerimanya", katanya. Sarlito dlm menjawab pertanyaan Jaksa dan Hakim, hampir selalumenggunakan kalimat: "Bisa ya, bisa tidak!" "Apakah melakukan penahanan dsb nya, dlm situasi rakyat sedang marah,termasuk usaha persuasif?" tanya pembela kemudian. "Kalau masih dilakukan dg aturan hukum, itu persuasif", jawabnya. "Justru tindakan itu tidak menurut hukum..." "Kalau itu benar, reaksi masyarakat akan tambah emosional atau disertaitindakan", tambah Sarlito. "Sistem dinegara kita tertutup, seperti sistem Jawa. Apakah sistem inijuga harus digunakan secara nasional?", tanya pembela lagi. "Tidak menjadi panutan dan tidak boleh", sahut saksi. "Kalau masyarakat ditekan, akan menjadi takut atau berani?" "Tergantung. Bisa jadi berani kalau ada peluang". Secara bergantian para pembela terus bertanya. "Apakah anjuran pada pemerintah agar membentuk satu tim pencari fakta,positif?" "Positif, ya. Tapi apakah itu bisa menghilangkan isu, belum tentu.Rakyat yg sudah terlanjur tidak percaya, tidak akan berubah", jawab Sarlito. "Lalu, mana yg lebih baik?" "Sebaiknya mencari kebenaran!" Hakim kemudian memulai pemeriksaan terdakwa. Dan meminta penegasanDharsono mengenai seluruh tuduhan jaksa. Terdakwa kontan memberikan

Page 42: Eksekusi PM Amir

sanggahannya atas seluruh dakwaan. Hakim lalu bertanya mengenai "Petisi 50".Dharsono, walaupun bukan anggota, mengaku mengikuti terbitan-terbitankelompok tsb sejak awal. "Kalau dibaca, petisi itu isinya hanya keprihatinandan sekitar koreksi", kata Dharsono. Keprihatinan itu muncul setelah Presiden Soeharto mengucapkan pidato pdRapim ABRI di Pekanbaru --yg tertulis dan yg tanpa teks, mengenai perubahanUUD oleh MPR. "Justru yg tanpa teks itu, mengenai itu, yg menjadikankeprihatinan kami", ujarnya. Selain itu mereka juga prihatin mengenaidijadikannya Pancasila sbg asas tunggal. "Pengasas-tunggalan Pancasila sudahmenyimpang dari Pancasila itu sendiri, dan merupakan penyimpangan optimalpemerintah". Ia lalu melukiskan bangkitnya keresahan dikalangan masyarakat.Sementara DPR, katanya, hanya merupakan stempel dari segala kemauanpemerintah; dan pengangkatan anggota-anggotanya tidak melalui proses ygdemokratis. "Hal yg sama juga teradapat pd Orla...", Dharsono membandingkan. Tapihakim Ketua Ali Budiarto langsung memotongnya dg mengajukan pertanyaan lain.Dharsono jadi naik pitam. "Saya belum selesai bicara. Saya tidak mau dipotong. Ini berhubungan dgperkara saya", katanya keras. "Nanti saja dlm pembelaan saudara", tukas Budiarto. "Ini hak saya!" Dharsono tak mau mengalah. Ali Budiarto kemudian mengancam akan mengeluarkan terdakwa dari ruangsidang. Dharsono malah menantang: "Saya keluar, boleh.....!" Ia punmembenahi tasnya. Sebagian hadirin berdiri. Hakim Ali Budiarto, kemudian mengajukan pertanyaan mengenaipenyimpangan-penyimpangan yg dilakukan pemerintah Orba, sebagaimanadisebutkan dlm lembaran putih. Menurut Dharsono: Pengasas-tunggalan Pancasila dan sistem pemilihananggota DPR/MPR selama ini tidak sesuai dg UUD 45. "Pancasila tidak bisa berjalan sendiri dan diasastunggalkan", ujarnya.Muatan Pancasila terletak pd pengakuannya akan kebhinekaan. Mengenai DPR/MPR, yg anggota-anggotanya sebagian besar diangkat danditunjuk pemerintah, Dharsono menyebut kedua lembaga tsb sbg, "tidakkonstitusional", mengingat proses pengangkatannya yg tidak mencerminkandemokrasi dari bawah. "Benarkah mereka mewakili rakyat?" tanyanya. Kecuali itu, sehubungan dg peristiwa Priok, para anggota parlemen itudinilainya: tidak punya rasa peka dan rasa ingin tahu lebih banyak. Pertanyaan selanjutnya mengenai dwifungsi ABRI dan Fosko AD. Dlmpledoinya berjudul: MENAGIH JANJI ORABA, Dharsono antara lain mempertanyakanrelevansi dari dwifungsi ABRI. "Dwifungsi harus dipahami secara kontekstual. Sebab ia bukanlah doktrinyg kaku dan mati, yg bisa diberlakukan sepanjang zaman, tanpa melihat ruangsejarah ketika rumusan-rumusan itu dicetuskan. Dg alasan apapun, tidaklahbisa dibenarkan wujud implementasi dwifungsi ABRI seperti yg ada sekarang

Page 43: Eksekusi PM Amir

ini", katanya tegas. Forum Studi Komunikasi (Fosko) AD, dimana Dharsono duduk sbg Sekjen.Forum tsb didirikan awal 1978, setelah kelihatan adanya perpecahan antaraABRI dg rakyat. Anggotanya terdiri eks-AD yg berbintang satu ke atas.Tujuannya utk membicarakan masalah-masalah sekitar ABRI, demikian menurutDharsono. Jenderal Widodo ketika menjabat KASAD melihat Fosko sbg dapur politik,tak boleh lagi berada dibawah TNI-AD, dan tidak boleh menonjolkan diri.Lantas tatkala meminta kesempatan utk berdialog dg KASAD Rudini danSoeharto, mereka tak diladeni. Fosko pun dibubarkan. Tiba giliran jaksa penuntut umum utk bertanya. "Bagaimana tanggapan terdakwa ttg pernyataan pemerintah yg disampaikanPangab Beny Moerdani mengenai Peristiwa Priok, yg disiarkan TVRI pd 13September 1984?" tanya Bob. "Melihat wajah kedua panglima pendampingnya saja, saya bisa menarikkesimpulan, bahwa pernyataan itu tidak sesuai dg keadaan sebenarnya." "Hanya dg melihat wajah mereka saja", sahut Dharsono tangkas (Ygdimaksud adalah Try Sutrisno dan Murdopo). Jaksa kemudian menegaskan kembali ucapan-ucapan Dharsono di rumah AM.Fatwa, yg tetap dibenarkan terdakwa. "Peristiwa Priok merupakan lembaran hitam dalam sejarah perjuanganbangsa, dikalangan pejabat tinggi tdpt perbedaan pendapat mengenai politikOrba, didalam tubuh ABRI terjadi kegoncangan, semua itu benar", ungkapDharsono. (Dikutip dari majalah Jakarta-Jakarta) HABISGERAKAN SALAFI YANG KEBLINGER

(PERISTIWA): Muhaimin Iskandar berang pada Laskar Jihad. Apa kaitanLaskar Jihad dengan pertemuan para ulama di Mina?

Nyaris terjadi bentrokan antara dua kelompok massa Islam, menyusulgelombang demonstrasi Laskar Jihad Ahlu Sunnah Wal Jamaah di IstanaNegara, minggu lalu. Pasalnya, pemuda-pemuda NU merasa "tidak rela"atas sikap Laskar Jihad terhadap Presiden Abdurrahman Wahid. GerakanPemuda Anshor, Pagar Nusa, Banser NU dan para pemuda PartaiKebangkitan Bangsa (PKB) menyatakan "tinggal menunggu anggukan GusDur". Cara apapun bakal ditempuh guna membungkam kelanjutan aksiLaskar.

Tokoh PKB, Muhaimin Iskandar sendiri segera menemui Gus Dur di Istanamalam harinya. Selang beberapa jam setelah para pendemo kembali kelokasi konsentrasi di Tanah Sareal, Bogor. Ia mengaku geram dengangaya protes serampangan para Laskar. Aksi itu dinilainya sangatprovokatif. Ribuan pendemo berpakaian panjang putih, hijau dan hitamserta bersorban masing-masing menyandang pedang panjang. KegeramanMuhaimin makin bertambah mengetahui berita seorang Panglima Laskarmenuding Gus Dur seraya berucap tidak sopan. "Sejak sebelum menjadi

Page 44: Eksekusi PM Amir

presiden sampai sekarang, kamu selalu membela orang-orang Nashara(kristen)".

Gus Dur sendiri kala itu segera bangkit dari kursi. "Sudah cukup. Sayacuma memberi waktu lima menit. Ini sudah lewat," kata Gus Dur. KepadaMuhaimin dan beberapa pemuda NU lainnya, Gus Dur meminta tidak usahbersikap apa-apa. Menurutnya respon balik hanya mengundang peristiwakeras lawan keras. Kalau sudah begitu apa yang disebut-sebut umatIslam harus kuat malah makin porak poranda. "Kalau kita bereaksi malahmereka menganggap diri sudah cukup besar," lanjut Gus Dur.

Toh, Muhaimin menyatakan tetap sulit mentolerir polah para Laskar."Siang tadi mereka mendatangi DPR. Semua pintu-pintu komisi merekagedor-gedor. Saya tunggu, kalau mereka gedor juga pintu saya, ta'ajakin gelut beneran", tuturnya. Dalih para Laskar berniat membelaumat Islam di Maluku di mata Muhaimin tidak berdasar. "Memangnyakonflik Maluku bisa selesai lewat cara saling adu pedang?"

Di masyarakat, aksi Laskar Jihad cukup menebar ketegangan. Betapatidak kalau pedang tajam mengkilat bisa bebas ditenteng di Istana danGedung DPR. Pihak keamanan kita begitu lemah atau mereka sedemikian"saktinya"? Beralasan bila kemudian muncul dugaan adanya dukungan kubumiliter atau orang kuat di belakang mereka. Bila tidak, kenapa lokasikonsentrasi latihan gabungan Laskar Jihad tidak segera ditutup? MarkasBesarnya di Yogyakarta pun bukan tidak diketahui oleh aparat keamanandan intelejen. Tapi tetap aman-aman saja.

Akhirnya, motif berjihad ke Maluku pun menjadi pertanyaan. Tidakkurang tokoh Islam Nurcholish Madjid mengaku keheranan. Karena, kasusMaluku kini tengah berangsur diselesaikan. Pemerintah Gus Dur telahcukup serius memecahkan masalah. Memaksa pergi ke Maluku bersandangsenjata sama saja dengan membuka persoalan baru. Apalagi para Laskarmengancam menggelar jihad di Pulau Jawa jika tuntutan berjihad tidakdihiraukan. Pernyataan senada Cak Nur juga diungkap Thamrin AmalTomagola. Sosiolog UI asal Maluku ini sebelumnya telah melakukaninvestigasi dan memberikan reko-mendasi penyelesaian kasus bentrokandua umat beragama pada pemerintah dan DPR.

Lalu, apa lagi alasan Laskar Jihad? "Kami melihat pemerintah tidakbisa diharapkan untuk melindungi umat Islam dari penindasan," kataPanglima Laskar Jihad, Djafar Umar Thalib. Selama ini, pemerintahdianggap tidak cukup serius menyelesaikan persoalan Maluku. Beritamedia masa pun dinilai cenderung menutup-nutupi fakta di lapangan.Karenanya menjadi tugas seluruh umat Islam untuk membela saudaranya."Ini wajib ain hukumnya".

Page 45: Eksekusi PM Amir

Perintah fardhu ain untuk berjihad menurut Djafar berangkat darikeputusan pertemuan para ulama Salafi sedunia di Mina, beberapa waktusebelumnya. Menurut Djafar, tiap tahunnya para ulama Salafi seduniarutin pertemuan pada musim haji di Mina. Di kota itu merekamembicarakan segala soal menyangkut umat Islam. "Termasuk permasalahAmbon," papar Djafar yang juga tokoh Salafi asal Yogyakarta. Hasilkesepakatan mengikat seluruh pengikut Salafiyah. Termasuk wajibmendukung gerakan di tingkat lokal.

Salafi? Dari beberapa sumber literatur Islam diketahui gerakan Salafiatau dikenal juga dengan nama Wahhabi muncul pertama kali di ArabSaudi. Istilah Wahhabi berkait dengan nama pendirinya, Muhammad binAbdul Wahhab. Substansi dakwah-dakwah Salafiyah senantiasa menyerupada pemurnian akidah Islam. Wahhabian pun disebut sebagai salah satupelopor gerakan pembaruan pemikiran Islam. Ditengarai, setelahImam-imam Besar, pemikiran kritis Islam mengalami kemandekan. "Salafiberupaya mereformasi dengan kembali pada sumber murni Islam," terangDjafar.

Seringnya pertemuan di Mina lantaran tempat ini menjadi pusat gerakan?Mengingat latar pikir kemunculan, Salafi tidak mengenal konsep pusat.Dakwah mereka tersebar di tangan para ulama. Sejatinya gerakanpembaruan pemikiran, Salafi pun menganut prinsip-prinsip non violence.Maka sangat mengherankan, bila "Salafi" Indonesia sampai punyapanglima perang. Apalagi nama yang digunakan adalah ahlus sunnah waljamaah. Nama yang khas lekat pada salah satu atau kompilasi mazhabpara Imam Besar.

"Allah SWT memang menjanjikan surga untuk para mujahid (mereka yangmelakukan jihad -red)," ungkap seorang mantan aktivis Salman. "Danjihad menunjuk pada konsep keimanan kritis, rasa solidaritaskemanusiaan yang tinggi dan dengan sendirinya cinta kasih". Bukankonsep memintas jalan menuju surga. (*)ISTIQLAL (31/03/2000)# SALAHKAH MEREKA MENJADI KOMUNIS MUSLIM?

Oleh: Alam Tulus

A. Dahlan Ranuwihardjo, dalam tulisannya "Fenomena Komunis Muslim" (Simponi, No 37 th ke-I, 13-20 Januari 2000) mempertanyakan: Salahkah mereka menjadi Komunis Muslim?

Ternyata pertanyaan Dahlan itu karena dilandasi kenyataan bahwa sekarang ini, dimana sebagian besar dari negara-negara berkembang masih merupakan ajang penghisapan dan eksploitasi oleh kapitalisme internasional, yang berperangai sebagai neo kolonialisme/imperialisme ekonomi.

Page 46: Eksekusi PM Amir

Kalau (dalam keadaan demikian -pen) pemimpin-pemimpin Islam hanya menampilkan Islam sebagai ibadah saja, plus agama percaya Hari Besar Islam, hanya mempersoalkan prilaku yang a-susila, tapi diam dalam seribu bahasa mengenai prilaku a-sosial.

Kalau dakwah hanya terbatas kepada soal-soal ibadah dan akhlak karimah dan dalam bidang sosial hanya terbatas kepada mengatasi soal kemiskinan dan kemelaratan, tapi tanpa membahas soal kekayaan dan kemiskinan struktural dipandang dari sudut ajaran Islam.

Kalau para pemimpin Islam hanya menerima saja setiap sumbangan dengan mengucapkan terima kasih dan ini adalah wajar, tapi tanpa mempertanyakan apakah sumbangan itu merupakan bagian dari kekayaan struktural, jatah atau bukan?

Pendek kata kalau pemimpin-pemimpin Islam di tengah-tengah merajalelanya kemunkaran-kemunkaran besar yang mengakibatkan penghisapan besar, melakukan tegoran "dengan kebijaksanaan baik" pun tidak, dan sekarang hanya melakukan nahi munkar dengan batin (semua keberatan disebut sebagai aliran kebatinan), maka akan merupakan konsekuensi logis. Jika di kalangan ikhwan-ikhwan khususnya yang muda (akan) muncul figur-figur muda, yang walaupun rajin bersholat di masjid-masjid di Jakarta, Bandung, Yogya dan kota lain, namun dengan bangga menyebut diri sebagai new leftis. Inilah fenomena "komunisme muslim" dengan nama dan bentuk yang lain. Salahkah mereka?

APA ARTI PERTANYAAN DAHLAN RANUWIHARDJO TERSEBUTPertanyaan Dahlan tersebut ternyata mengandung kritikan yang tajam kepada

praktek keberagamaan orang-orang Islam terutama para pemimpinnya. Tampaknya di mata Dahlan Ranuwihardjo, terutama para pemimpin Islam lebih banyak menekuni soal-soal yang bersifat simbol, seperti ibadah sholat, merayakan hari-hari besar Islam dan bila perlu berunjuk rasa terhadap hal-hal yang bersifat a-susila, tapi diam dalam seribu bahasa mengenai hal-hal yang a-sosial. Mereka tidak perdulikan terjadinya ketidakadilan sosial, kesenjangan sosial dsb.

Dakwahnya hanya terbatas kepada soal-soal ibadah dan akhlak karimah dalam bidang sosial hanya kepada meringankan penderitaan orang-orang yang miskin berupa pemberian sedekah, zakat infak dsb. Tapi tak pernah membahas mengapa di dunia ada yang miskin dan yang kaya, padahal ketika lahir semua dalam keadaan telanjang bulat. Tak pernah mereka bahas ajaran Islam yang mengutuk orang-orang yang menumpuk harta (lihat surat A1 Humazah ayat 1) tak terdengar mereka suarakan agar kaum tertindas dan miskin mustadhafin bisa menjadi pemimpin di bumi dan mewarisi bumi, seperti yang dijanjikan Allah dalam surat A1 Qashas ayat 5-5.

Begitu pula bila ada sumbangan, mereka tak pernah mempersoalkan apakah uang yang disumbangkan hasil kerja pribadi si penyumbang, atau hasil merampas keringat orang lain, atau hasil korupsi, kolusi dan nepotisme.Mereka hanya mengucapkan terima kasih dan mereka doakan semoga yang menyumbang itu lebih banyak lagi "rezekinya", supaya bisa pula di waktu lain

Page 47: Eksekusi PM Amir

menyumbang kepadanya. Mereka tidak mempersoalkan apakah uang yang disumbangkan padanya itu haram atau halal.

Begitu pula terhadap makin mengganasnya penghisapan sesama, mereka hanya melakukan nahi munkar dengan batin saja. Itu jauh dari sikap orang yang kuat imannya. Seperti dikatakan oleh Nabi Muhammad: bila anda melihat kemunkaran ubahlah dengan tangan, dan bila tak mampu dengan tangan ubahlah dengan lidah dan bila tidak mampu juga dalam hati saja dan itulah selemah-lemahnya iman. Jadi, kalau para pemimpin Islam di Indonesia kuat imannya, tentu kemunkaran itu akan diubahnya dengan tangan, bukan hanya dengan batin atau dalam hati saja.

Orang-orang yang lemah iman inilah yang dengan gampang berkata bahwa orang yang menjadi komunis muslim itu adalah karena lemah imannya, sesat dan gampang dipropagandai oleh orang komunis. Kelemahan mereka, mereka tuduhkan sebagai kelemahan komunis muslim.

Ringkasnya, munculnya komunis muslim, terutama karena para pemimpin Islamnya dalam praktek keberagamaanya, tidak sungguh sungguh hendak menjadikan kebenaran dan keadilan, menjadikan Islam sebagai agama pembebasan bagi orang-orang yang tertindas.

MENJADI KOMUNISSeorang Islam menjadi komunis bisa karena berdasarkan pengalaman

pribadinya, dimana yang melakukan pembelaan terhadap kepentingan sosial ekonominya, dari penghisapan kaum kapitalis, feodalis dan fasis justru kaum komunis dan bukan para pemimpin Islam. Malah sementara pemimpin Islam dilihatnya justru memihak kapitalisme, feodalisme dan fasisme.

Ada juga yang menjadi komunis, karena ia mengetahui terdapat banyak titik temu antara Islam dan komunisme, terutama mengenai hal-hal yang mendasar. Seorang diantaranya yang demikian ialah H. Misbach dari Solo. Seperti dikatakan Pringgodigdo SH dalam bukunya "Sejarah Pergerakan Rakyat Indonesia" bahwa H. Misbach menunjukkan dengan ayat-ayat Al Quran hal-hal yang bercocokan antara komunisme dan Islam (diantaranya, kedua-duanya memandang sebagai kewajiban menghormati hak-hak manusia dan kedua-duanya berjuang terhadap penindasan). Dan diterangkannya juga bahwa seorang yang tidak menyetujui dasar-dasar komunisme, mustahil ia seorang muslim sejati. Dosa itu lebih besar lagi kalau orang memakai agama Islam sebagai selimut untuk memperkaya diri (hal: 28).

Ayat-ayat Al Quran yang bercocokan antara komunisme dan Islam, seperti yang dikemukakan H. Misbach tsb, diantaranya ialah surat Al Humazah, ayat 1-4, yang mengutuk orang-orang yang menumpuk harta. Artinya mengutuk kapitalisme, memerangi kapitalisme, ini sama dengan komunisme. Juga surat Al Qashas ayat 5 dan 6, yang menjanjikan kaum yang tertindas dan miskin (mustadhafin) akan menjadi pemimpin di bumi dan mewarisi bumi. Jika Al Qashas ayat 5 dan 6 ini membumi, artinya sosialisme telah tegak, kaum penindas (mustakbirin) tak berdaya lagi. Semua sudah diatur oleh kaum mustadhafin. Sosialisme ini juga menjadi tujuan yang dekat dari komunisme. Begitu juga Islam menghendaki umat

Page 48: Eksekusi PM Amir

yang satu, yang tak mengenal kelas kelas lagi, seperti yang dikemukakan surat Al Mukminun ayat 52. Dan masyarakat yang derikian menurut Mansour Fakih adalah masyarakat Tauhidi. Masyarakat tanpa kelas ini, juga menjadi tujuan dari komunisme.

Karena itu pulalah H. Misbach seperti dikatakan Pringgodigdo bahwa golongan H. Misbach menganggap diri mereka bukan sebagai kaum komunis saja tetapi juga sebagai pembela-pembela yang tulen dari agama Islam.

MENDAHULUI ALLAHKarena itu, orang-orang Islam yang "fanatik", kata bung Karno,dan

memerangani pergerakan marxisme, adalah Islamis yang tak kenal akan larangan-larangan agamanya sendiri (DBR, hal: 13).

Bagi orang-orang Islam yang tak mengenal larangan-larangan ajaran agamanya sendiri, itulah yang memerangi komunisme. Dan mereka inilah yang dengan seenaknya menilai orang Islam yang menjadi komunis sebagai kurang iman, bodoh, sesat, terkecoh oleh propaganda komunis dsb. Atau yang bersangkutan Islamnya palsu, ia muslim gadungan, Islam dipakai sebagai kedok, sholatnya hanya pura-pura, alias sebagai taktik saja. Biarlah mereka nanti merasakan azab, karena telah menempuh jalan sesat, serta ikut-ikutan dalam gerakan anti Tuhan dan anti agama.

Mereka sudah menjatuhkan hukum, padahal surat Al Hujurat ayat 1 mengatakan: janganlah kamu menjatuhkan sesuatu hukum, sebelum Allah dan Rasul menghukumkan. Padahal Allah baru akan menghukum di akhirat nanti. Mengenai hal itu dengan jelas dikatakan Al Quran dalam surat As Saba ayat 24-25-26 bahwa: Sesungguhnya kami atau kamu yang berada dalam kebenaran atau dalam kesesatan yang nyata. Kamu tidak akan diminta pertanggunganjawab pelanggaran-pelanggaran kami, dan kami pun tidak akan diminta mempertanggungjawabkan perbuatan-perbuatan kamu. Katakanlah, Allah kelak akan menghimpun kita semua, kemudian memberi keputusan diantara kita dengan benar, sesungguhnya Dia Maha Pemberi Keputusan lagi Maha Mengetahui.

Jadi, mereka yang menyatakan azab bagi komunis muslim, telah mendahului keputusan Allah, telah menempatkan dirinya sebagai Tuhan.

TANGGUNGJAWAB PARA PEMIMPIN ISLAMMenurut Dahlan, masalah "Komunis Muslim" bukanlah masalah individual dari

seorang individu muslim saja. Masalah ini disebut fenomena, karena ini merupakan gejala dalam dan merupakan masalah masyarakat. Masalah "Komunis Muslim" adalah merupakan dampak dari proses kontak dan interaksi antara Islam dan Komunisme. Soal bagaimana ajaran-ajaran Islam diaktualisasikan dan ditampilkan, memegang peranan besar, bahkan menentukan. Dan ini adalah merupakan tugas kewajiban para ulama dan cendekiawan muslim.

Jadi, masalah "Komunis Muslim" tidaklah hanya merupakan tanggungjawab individu yang bersangkutan, melainkan juga bahkan terutama tanggungjawab para pemimpin Islam. Komunisme tidaklah muncul begitu saja dalam alam vakum. Ia adalah produk, bukan produk sampingan, melainkan produk pokok dari

Page 49: Eksekusi PM Amir

kapitalisme dan setiap sistem penindasan lainnya (feodalisme, fasisme dan lainnya). Sebagaimana pernah diungkapkan oleh Arnold Toynbee "komunisme adalah hasil hati nurani Barat yang bersalah". Begitu komunisme, demikian pula ke "Komunis Muslim-an". Kalau komunisme adalah tanggungjawab Barat (kapitalisme), fenomena "komunis muslim " adalah juga menjadi tanggungjawab para pemimpin Islam.

MENGAPA DAHLAN SAMPAI PADA KESIMPULAN DEMIKIAN?Dahlan benar sekali, sekiranya para pemimpin Islam tidak hanya tenggelam

dalam simbol-simbol Islam saja, tetapi lebih mengutamakan substansi ajaran Islam, tentu persoalannya akan menjadi lain. Karena, kalau para pemimpin Islam senantiasa tampil sebagai penentang setiap bentuk penindasan atau penghisapan, tentu Komunis Muslim itu tidak akan muncul. Seperti tidak akan munculnya, komunisme, bila kapitalisme tidak ada.

Komunis muslim tak akan muncul, bila pemimpin Islam tampil memerangi kapitalisme, sesuai dengan kutukan terhadap orang-orang yang menumpuk-numpuk harta dalam surat Al Humazah (ayat 1-4). Bukankah yang menumpuk-numpuk harta itu kaum kapitalis!

Komunis muslim tak akan muncul sekiranya para pemimpin Islam memperjuangkan supaya kaum tertindas dan miskin (buruh, tani dan rakyat pekerja lain) menjadi pemimpin di bumi dan mewarisi bumi, seperti yang dijanjikan Allah dalam surat Al Qashas ayat 5-6. Bila kaum tertindas dan miskin (mustadhafin) telah menjadi pemimpin di bumi dan mewarisi bumi, maka tak ada peluang lagi bagi kaum penindas/penghisap (mustakbirin) untuk menindas/menghisap kaum mustadhafin. Dan itulah Sosialisme Islam.

Komunis Muslim pasti akan lebih banyak lagi yang muncul, bila para pemimpin Islam justru berdiri dipihak kapitalisme, feodalisme dan fasisme, bukannya memerangi kapitalisme, feodalisme dan fasisme. Komunis muslim muncul karena para pemimpin Islam tidak mengamalkan ajaran Islam secara sungguh-sungguh dan karena itulah, meskipun sudah 14 abad lebih, Sosialisme Islam juga belum tegak di bumi. Munculnya Komunis Muslim, diantaranya juga untuk mengoreksi para pemimpin Islam tersebut, untuk kembali pada ajaran Islam yang sungguh-sungguh. Menegakkan keadilan dan kebenaran.

Hadirnya "Komunis muslim" justru menguntungkan agama Islam itu sendiri, karena mereka dengan sepenuh hati dan tanggungjawab mengamalkan ajaran-ajaran Islam yang oleh sementara pemimpin Islam diabaikan. Atau sementara pemimpin Islam itu hanya beriman kepada sebagian isi Al Quran dan ingkar atas sebagiannya. Bila demikian, mereka itulah yang dimaksud surat A1 Baqarah ayat 58, maka tiadalah balasan bagi orang-orang yang berbuat demikian di antaramu, melainkan kehinaan dalam kehidupan dunia; dan pada hari kiamat mereka dimasukkan ke dalam siksaan yang keras. Allah tiada lalai dari apa-apa yang kamu kerjakan. "Komunis Muslim" sudah di jalan Islam. ***

APA KABAR "KIRI" INDONESIA?

Page 50: Eksekusi PM Amir

(POLITIK): Marxis dogmatis, perlu disekularisasi? Goenawan Mohamad:"Betulkah teori masih diperlukan saat ini?" Fajrul Rahman: "Bisakah menjadi'kiri' tanpa menjadi Marxis?"

"Marxism is not a dogma, but a guide to reality" tulis John Percy,Sekretaris Nasional Socialist Democratic Party (DSP) Australia, dalammakalah "Relevance of the 'Communist Manifesto' Today", Januari 1998. Percyterang menyatakan "keliru" dogmatisasi teori-teori Marx. Barangkali ia punmau menyanggah terdapatnya kecenderungan demikian pada sebagian 'orang-orangkiri'. Kalau begitu tidak diperlukan 'sekularisasi' seperti dimajukanPeneliti Lakpesdam NU Ulil Abshar Abdala?

Pekan silam sebuah diskusi terbuka tentang Teori dan Gerakan Kiri Indonesiadigelar di Teater Utan Kayu (TUK), Jakarta. Ketua Partai Rakyat Demokratik(PRD) Budiman Sudjatmiko tampil bersama penulis "Nasionalisme MencariIdeologi" (Nationalism in Search of Ideology) J. Elesio Rocamora sebagaipembicara. Kritik kedua pembicara dan sebagian besar peserta memicu gagasananti-dogmatisme Marxisme tadi.

Ditengarai kemunduran faham dan gerakan 'kiri' -kalau tak disebut gagalbersalah satu sumber dari terjadinya 'pengagamaan' terhadap Marxisme.Diskursus sepanjang tiga dekade belakangan pun kerap menyebut-nyebutdeterminisme 'manifesto' sebagai biang keteledoran orang-orang Marxis.

Budiman Sudjatmiko saat memaparkan perkembangan gerakan 'kiri' Indonesiamelontarkan beberapa kritik kepada Partai Komunis Indonesia (PKI). "Sampaisaat ini betapapun belum muncul organisasi Marxis besar selain PKI," terangBudiman.

Toh, menurut Budiman, PKI malah tidak banyak memberi kontribusi wacanasecara nyata, "Justru di tahun-tahun keemasannya". Budiman memaksudkanperiode 1960-an di mana PKI menjadi salah satu parpol terbesar selain PNIdan NU. Peran kritis partai justru menguat di kurun tahun 1920-an.

Karakter PKI sebagai partai pelopor lebih kentara dan banyak memunculkandebat-debat kritis. "Analisa Snevliet tentang perlunya mengorganisirkekuatan kaum tani di luar kaum buruh mendapat pengakuan komintern," paparBudiman selanjutnya.

Sebaliknya, watak partai kader lenyap setelah PKI turut unggul di Pemilu1955. Jurnal-jurnal terbitan partai memang dijumpai tetapi berisi melulu,"Slogan-slogan revolusi dan kebenaran analisa Marxisme," ujar Budiman.

Kritik tersebut lantas mengundang bantahan. Sosiolog Dr. Arief Budimanmengingatkan Budiman Sudjatmiko tentang paper Tan Ling Gie yang memicu

Page 51: Eksekusi PM Amir

kemunculan argumentasi-argumentasi kritis dari intelektual PKI. Takketinggalan, mantan anggota PKI dari Ali Arkam, Hasan Rait membantahkesimpulan Sudjatmiko.

"Justru di tahun-tahun 1920-an PKI melakukan banyak kesalahan denganpercobaan-percobaan revolusi," terang Hasan Rait. Peran Snevliet sendiridinilai Goenawan Mohamad berangkat dari teori Lenin mengenai "Dua TaktikSosialis Revolusioner". Kerangka analisa yang dibuat Lenin dalam menilaisifat revolusi Rusia.

Kala itu Lenin menulis: "Sifat utama situasi Rusia saat ini adalah bahwanegara ini sedang beralih dari tahapan pertama revolusi -yang disebabkanoleh kurangnya kesadaran kelas dan organisasi kaum ploretariat, telahmenempatkan kekuasaan di tangan kaum borjuis- menuju tahapannya yang kedua,yang harus menempatkan kekuasaan di tangan kaum proletariat dangolongan-golongan termiskin kaum tani". Tahap pertama oleh Bolshevikdimengerti sebagai tahapan demokrasi. Lepas dari benar tidaknya asal muasalgagasan Henk Snevliet, Lenin sendiri tidak memaklumkan "dua taktik" secaraketat. Baginya yang paling penting adalah kesadaran kelas kaum proletar danorganisasi.

Ada benarnya ketidakketatan Lenin memberlakukan "dua taktik". Cina tahun1927 ditandai dengan kemenangan kaum buruh komunis bersenjata atas golonganreaksioner. Toh, ketika Shanghai berhasil dikuasai, kemenangan itu dimintapihak nasionalis pimpinan Ciang Kai-Shek. Alasan Khai-Shek, "perlu tahapandemokrasi sebagaimana tesis dua taktik Lenin yang telah dimaklumatkanStalin". Toh, pasca penyerahan kemenangan berikut senjata, kaum komunis Cinadiserbu gerakan nasionalis atas titah Chiang Kai Shek.

Dari pengalaman-pengalaman Bolshevik masa Lenin, Stalin, Cina dan Spanyoltahun 1930-an kaum kiri beroleh pijakan betapa menderita kerugian berpolahdogmatis. Maka, bodoh saja bila terulang. Sementara kapitalisme sebagailawan kian melentur diri dan karenanya kian meranggas dan menggeragas."Tetapi apa maksud 'kiri' sebenarnya?" cetus Rara, seorang peserta. Lebihjauh Fajrul Rahman mempertanyakan makna menjadi 'kiri' saat ini. Tukikanpertanyaan kemudian, "Bisakah menjadi 'kiri' tanpa sekaligus menjadi seorangMarxis?"

Rocamora menelorkan rumusan secara singkat. Kiri, dan orang-orang kiri,tidak lain adalah mereka yang senantiasa melawan, mengkritik dan bermaksudmenghancurkan kapitalisme. "Saya kira ini turut memberi jawaban apa maknanyamenjadi 'kiri' sekarang ini," terang Rocamora. Bersepakat dengannya BudimanSudjatmiko menambahkan bahwa 'kiri' merupakan pilihan posisi politik.

Kedua pembicara selanjutnya mengemukakan bisa saja menjadi 'kiri' tanpa

Page 52: Eksekusi PM Amir

sekaligus Marxis. "Tetapi 'kiri' yang dimaknai sebagai lawan kapitalisme,sulit tidak menjadi Marxis. Sebab, belum ada teori yang mengkritik danmenganalisa kapitalisme setajam dan sesistematis Marxisme," tukas Rocamora.Namun, seperti ditanyakan Goenawan Mohamad, "Apa perlu teori sekarang?"Tanpa teori PRD tidak dapat menganalisa struktur masyarakat, menentukanbasis pengorganisasian, dan menetapkan strategi perlawanan," tutup BudimanSudjatmiko. (*)FAKTA-FAKTA BARU MENGENAISERANGAN OEMOEM 1 MARET 1949 ATAS YOGYAKARTA (1/4)

Disusun oleh: Batara Hutagalung===============================

PENDAHULUAN Sebagaimana pada banyak peristiwa, penyerangan atas Yogyakarta pada1 Maret 1949 juga tidak berdiri sendiri. Ada rangkaian peristiwa yangmendahuluinya yang perlu diteliti agar dapat memperoleh gambaran yanglengkap mengenai latar belakang, pertimbangan-pertimbangan, perencanaan,pelaksanaan serta hal-hal yang terjadi setelah penyerangan dilaksanakan. Sebenarnya latar belakang penyerangan 1 Maret atas Yogyakarta,Ibukota RI waktu itu yang diduduki oleh Belanda, tidak perlu menjadikontroversi selama lebih dari tigapuluh tahun, apabila para pelaku sejarahtidak ikut dalam konspirasi pemutarbalikan fakta-fakta sejarah. T.B.Simatupang, saat peristiwa serangan tersebut adalah Wakil II Kepala StafAngkatan Perang dengan pangkat Kolonel, telah menulis secara garis besarmengenai hal-hal seputar serangan tersebut, dari mulai perencanaan sampaipenyebarluasan berita penyerangan itu. Buku itu pertama kali diterbitkanpada tahun 1960. Diterbitkan ulang pada tahun 1980.[1] Begitu juga dalamskripsi yang ditulis oleh Indriastuti sebagai bahan untuk ujian S-1 yangditerbitkan pada tahun 1988,[2] telah memuat salinan Instruksi RahasiaPanglima Divisi III/GM III Kol. Bambang Soegeng, dimana seharusnya terlihatjelas, bahwa serangan tersebut adalah perintah dari pimpinan tertinggiDivisi. Selain itu cuplikan dari draft buku Dr. Wiliater Hutagalung yangsehubungan dengan serangan atas Yogyakarta tersebut telah diterbitkan dalammingguan "Bonani Pinasa", Medan, edisi November 1992. Dalam tulisan ini, dirangkum apa yang telah diuraikan oleh beberapapelaku sejarah, baik melalui tulisan, maupun yang disampaikan secara lisan.Mungkin ini belum yang paling sempurna, tetapi setidaknya dapat memberimasukan guna penelitian lebih lanjut.

KILAS BALIK SEJARAH Setelah Indonesia memproklamasikan kemerdekaannya pada 17 Agustus1945, Belanda yang tetap ingin menjadi penguasa di Indonesia tidakhenti-hentinya menjalankan upaya untuk menjadikan Indonesia sebagai

Page 53: Eksekusi PM Amir

jajahannya, baik melalui aksi militer, maupun melalui jalur diplomasi diPerserikatan Bangsa-Bangsa (PBB). Walaupun telah ada persetujuan Linggajati pada bulan Maret 1947,Belanda melaksanakan serangan yang dikenal sebagai agresi I pada 21 Juli1947. Pada akhir Agustus 1947, delegasi Indonesia yang dipimpin oleh SutanSjahrir diterima oleh Dewan Keamanan PBB dimana Indonesia mengadukan agresiBelanda tersebut yang dinilai telah melanggar persetujuan Linggajati, yangdiprakarsai oleh Sekutu. Secara de facto Dewan Keamanan mengakui eksistensiRepublik Indonesia. Dewan Keamanan PBB menyutujui dibentuknya Komisi yangakan menjadi penengah konflik antara Indonesia dan Belanda. Komisi iniawalnya hanyalah sebagai "Panitia Jasa Baik" PBB[3] dan dikenal sebagaiKomisi Tiga Negara (KTN), karena beranggotakan tiga negara, yaitu Australiayang dipilih oleh Indonesia, Belgia yang dipilih oleh Belanda dan AmerikaSerikat sebagai pihak yang netral. KTN ini segera bertugas dan berangkat keYogyakarta. Dalam perkembangan selanjutnya komisi ini diresmikan menjadiUnited Nations Comission for Indonesia (UNCI) dan mendapat wewenang yanglebih besar. Dengan difasilitasi oleh KTN, diadakanlah perundingan antara Belandadan Indonesia di Kapal Perang AS Renville sebagai tempat netral, karena AmirSyarifuddin Harahap, Perdana Menteri waktu itu tidak mempercayai pihakBelanda dan menolak berunding di Jakarta. Pada 19 Januari 1948,ditandatanganilah yang kemudian dikenal sebagai "Persetujuan Renville". Isipersetujuan ini a.l. membuat batas-batas wilayah kekuasaan Belanda danIndonesia dan sehubungan dengan ini, pasukan-pasukan Indonesia yang beradadi wilayah Belanda harus dikosongkan. Yang terkena persetujuan ini adalahDivisi Siliwangi, yang harus keluar dari "kantong-kantong" di wilayahBelanda. Terjadilah yang kemudian dikenal sebagai Hijrah Siliwangi ke JawaTengah, terutama ke Yogyakarta, yang waktu itu adalah Ibukota RepublikIndonesia pada Februari 1948. Setelah dicapai persetujuan Renville,perundingan antara Indonesia dan Belanda dilanjutkan. Tempat perundinganbergantian antara Jakarta dan Kaliurang (dekat Yogyakarta). Pada 19 Desember 1948, saat perundingan antara Belanda dan Indonesiaberlangsung di Kaliurang yang difasilitasi oleh KTN, Belanda melancarkanserangan atas Ibukota Yogyakarta, yang kemudian dikenal sebagai agresi II.Malam sebelumnya, pukul 23.30, Dr. L.J.M Beel Wakil Tinggi Kerajaan Belanda,berpidato di Radio dan menyatakan, bahwa Belanda tidak lagi terikat denganPersetujuan Renville. Belanda melancarkan serangan besar-besaran dengan menggunakanpesawat pembom guna menghancurkan lapangan terbang Maguwo serta menerjunkanpasukan payung di Yogyakarta. Pemerintah Indonesia menyerah tanpa perlawanandan hampir seluruh pimpinan sipil Republik Indonesia, termasuk PresidenSoekarno dan Wakil Presiden Hatta, ditangkap dan diasingkan ke berbagaitempat di Indonesia. Panglima Besar Sudirman tidak mau menyerah dan memimpinperang gerilya. Tentara Nasional Indonesia (TNI) waktu itu telahmempersiapkan perang gerilya, karena serangan Belanda telah diantisipasi

Page 54: Eksekusi PM Amir

sebelumnya maka beberapa bulan sebelum serangan tersebut, telah dibentukjaringan teritorial serta persiapan perang gerilya. Sebelum ditawan, Presiden dan Wakil Presiden sempat membuat suratkuasa kepada Mr. Syafruddin Prawiranegara yang isinya, apabila Pemerintahtidak dapat menjalankan kewajibannya, agar dibentuk Pemerintah RepublikIndonesia Darurat di Sumatra. Selain itu juga dibuat surat untuk Dr.Soedarsono, Palar dan Mr. A.A. Maramis di New Delhi yang isinya, seandainyaMr. Syafruddin gagal membentuk Pemerintah Darurat di Sumatra, agar dibentukexile Government of Republic Indonesia di New Delhi. Pada 22 Desember 1948 Mr. Syafruddin Prawiranegara membentukPemerintah Darurat Republik Indonesia (PDRI) yang berkedudukan diBukittinggi. Jenderal Sudirman mendukung penuh berdirinya PDRI. Mr. A.A.Maramis kemudian menjadi Menteri Luar Negeri PDRI dan berkedudukan di NewDelhi, India. Mr. Maramis sangat berperan dalam menyuarakan Indonesia didunia internasional sejak Belanda melakukan agresi ke II. Dalam situasi ini,secara de facto, Mr. Syafruddin adalah Presiden RI ke II. Di bidang militer terdapat Markas Besar Komando Jawa (ejaan dahuluMBKD) dengan Kolonel A.H. Nasution, yang orang Tapanuli, sebagai PanglimaTentara dan Teritorial Jawa (dahulu PTTD) dan Markas Besar Komando Sumatra(MBKS) dengan Kolonel Hidayat, Wakil II KSAP yang berasal dari Jawa, sebagaiPanglima Tentara dan Teritorial Sumatra. Jenderal Sudirman sendiri sebagaiPanglima Besar Angkatan Perang merangkap Kepala Staf Angkatan Perang (KSAP). Pada 25 Desember 1948, Kol. Nasution selaku Panglima Tentara danTeritorial Jawa mengeluarkan instruksi Nr. 1/MBKD/1948 yang isinya mengenaipembentukan Pemerintahan Militer di seluruh Jawa. Divisi III di bawah Kol.Bambang Soegeng bermarkas di Desa Kaliangkrik membentuk daerah perlawanandalam bentuk Wehrkreise (WK) dan Subwehrkreise (SWK). Kol. Bambang Soegengsejak September 1948 juga telah diangkat menjadi Gubernur Militer daerah III. a. Wehrkreis I dipimpin oleh Letkol. Bachrun. Wilayahnya meliputi Karesidenan Pekalongan, Banyumas dan Wonosobo, bermarkas di Desa Makam. b. Wehrkreis II dipimpin oleh Letkol. Sarbini. Wilayahnya meliputi Kedu dan Kabupaten Kendal, bermarkas di Bruno. c. Wehrkreis III dipimpin oleh Letkol. Soeharto. Wilayahnya meliputi Yogyakarta dengan Pos Komandonya di Pegunungan Menoreh.

Beberapa hari setelah naik ke Gunung Sumbing, para gerilyawan telahdapat membuka jalur komunikasi dan surat menyurat dengan pimpinan sipil yangberada di kota Yogyakarta. Jalur radio dan telegram juga dapat difungsikandalam waktu relatif singkat. Dengan cara estafet, pemberitaan melalui radiodari Gunung Sumbing bisa mencapai New York, a.l. melalui pemancar radio AURIdi Playen, ke Bukittinggi, kemudian diteruskan ke Kotaraja. Siaran dariKotaraja ini dapat ditangkap di Singapura dan Burma yang kemudian dapat

Page 55: Eksekusi PM Amir

ditangkap di New Delhi, India. Begitu juga jaringan teritorial yang telah dipersiapkan beberapabulan sebelum serangan Belanda pada 19 Desember 1949 berfungsi dengan baik,sehingga seluruh Panglima/Gubernur Militer selalu dapat berhubungan denganPanglima Besar Sudirman yang juga adalah Kepala Staf Angkatan Perang.Hirarki kemiliteran tetap berfungsi selama perang gerilya. Pada 25 Februari1949 Simatupang memulai perjalanannya di Jawa dan mencatat: "Organisasiteritorial kita telah cukup teratur pada waktu itu, sehingga kami tidak usahmembawa apa-apa selain daripada sekedar pakaian, sebab dimana-manaorganisasi teritorial itu akan menyediakan penunjuk jalan, tenaga-tenagapengangkut barang, tempat tidur, makanan dan di daerah-daerah yang kurangaman, pengawalan."[4]

DIPLOMASI DI PBB Di PBB dan di dunia internasional, terjadi perang diplomasi antaraIndonesia dan Belanda. Tokoh-tokoh Indonesia di luar negeri berusaha untukmembuktikan dunia internasional bahwa Republik Indonesia dan TNI masiheksis. Di pihak lain, Belanda terus berusaha untuk meyakinkan negara-negaralain di PBB, bahwa Republik Indonesia dengan TNI-nya sudah tidak ada. UNCI(KTN) masih tetap berada di Yogyakarta untuk mengadakan pemantauan situasi. Di PBB sendiri makin banyak negara termasuk Amerika Serikat, yangtidak percaya dengan versi Belanda. Beberapa negara melancarkan inisiatifuntuk mendesak Belanda keluar dari Indonesia dan mengakui kedaulatanRepublik Indonesia. Terutama adalah Amerika Serikat yang ingin segeradihentikannya pertempuran di Indonesia dan telah memberikan isyarat, bahwaAS menyetujui pengakuan kedaulatan RI. Hal ini sebenarnya tidak terlepasdari strategi global AS untuk menghadang Komunisme, berdasarkan teoridominonya pada waktu itu. Maka Amerika Serikat, bersama Kuba, Norwegia dan Cina mengajukanresolusi kepada Dewan Keamanan PBB, yang isinya a.l. menyerukan penghentianpertempuran dan mendesak Belanda untuk memulai perundingan dengan Indonesiaguna membicarakan pengakuan/penyerahan kedaulatan kepada RI. Pada 28 Januari1948, Dewan Keamanan PBB menerima resolusi 4 Negara tersebut. Tetapi Belandasendiri menolak resolusi tersebut dengan alasan, bahwa Republik Indonesiadan TNI sudah tidak ada lagi.

PERENCANAAN SERANGAN ATAS YOGYAKARTA Berita mengenai penolakan Belanda ini disiarkan melalui radio diIndonesia. Sultan Hamengkubuwono IX segera menulis surat kepada PanglimaSudirman mengenai hal ini. Letkol Dr. Hutagalung, yang sejak September 1948diangkat menjadi Perwira Teritorial, berada bersama Jenderal Sudirman ketikaPanglima Besar menerima surat dari Sultan Hamengkubuwono IX. Dr. Hutagalungjuga adalah seorang dokter spesialis paru, yang sewaktu-waktu ikut merawatJenderal Sudirman. Kepada Letkol Dr. Hutagalung diserahkan surat tersebutdengan tugas untuk menindaklanjutinya. Hutagalung termasuk salah satu

Page 56: Eksekusi PM Amir

perwira teritorial Kementerian Pertahanan, yang ikut membentuk organisasiteritorial di Jawa Tengah, sehingga dapat selalu melacak keberadaan PanglimaBesar serta menjadi penghubung antara Panglima Besar denganPanglima-Panglima dan pimpinan sipil di Jawa Tengah Hutagalung menyampaikan hal ini kepada pimpinan Divisi III danmenguraikan gagasannya. Untuk mengcounter versi Belanda, perlu dilakukansuatu serangan yang sangat spektakuler yang dapat diketahui oleh duniainternasional dan tidak mungkin ditutup-tutupi oleh Belanda. Setelahdilakukan diskusi, diputuskan untuk melakukan Serangan Spektakuler(formulasi Hutagalung) terhadap satu kota (lihat tulisan Hutagalung dilampiran). Panglima Divisi III/GM III Kol Bambang Soegeng bersikukuh, bahwayang harus diserang adalah Yogyakarta. Tiga alasan penting untuk memilihYogyakarta sebagai sasaran adalah: 1. Yogyakarta adalah Ibukota RI, sehingga bila dapat "direbut" walau hanya beberapa jam, akan sangat berpengaruh besar. 2. Keberadaan banyak wartawan asing di Hotel "Merdeka" Yogyakarta, serta masih adanya anggota delegasi UNCI (KTN) dari PBB. 3. Langsung di bawah wilayah Divisi III/GM III sehingga tidak perluFAKTA-FAKTA BARU MENGENAISERANGAN OEMOEM 1 MARET 1949 ATAS YOGYAKARTA (2/4)

Disusun oleh: Batara Hutagalung===============================

PIHAK-PIHAK YANG TERLIBAT Jadi tujuan utama adalah: "Bagaimana menunjukkan eksistensi TNI dandengan demikian juga menunjukkan eksistensi Republik Indonesia". Untuk"menunjukkan" eksistensi TNI, maka wartawan-wartawan asing serta pengamatmiliter UNCI harus "melihat perwira-perwira yang berseragam TNI". Untukskenario ini akan dicari beberapa pemuda berbadan tinggidan tegap, yanglancar berbahasa Belanda, Inggris atau Perancis dan akan dilengkapi denganseragam TNI dari mulai sepatu sampai topi. Pada waktu penyerangan, merekaharus masuk ke hotel "Merdeka" guna "menunjukkan diri" kepadaanggota-anggota UNCI serta wartawan-wartawan asing yang berada di hoteltersebut. Kolonel Wijono, Pejabat Kepala Bagian Pendidikan Politik Tentara(PEPOLIT) Kementerian Pertahanan yang juga berada di gunung Sumbing akanditugaskan mencari pemuda-pemuda yang sesuai dengan kriteria yang telahditentukan, terutama yang fasih berbahasa Belanda dan Inggris. Selanjutnya pertanyaan "bagaimana menyebarluaskan ke duniainternasional?" Untuk ini akan diminta bantuan Kol. T.B. Simatupang, yangbermarkas di Pedukuhan Banaran, desa Banjarsasi, untuk menghubungi pemancarradio AURI di Playen, agar setelah serangan dilancarkan, berita mengenaipenyerangan besar-besaran oleh TNI atas Yogyakarta segera disiarkan. Dalamkapasitasnya sebagai Wakil II Kepala Staf Angkatan Perang, Simatupang lebihkompeten menyampaikan hal ini kepada pihak AURI dibandingkan perwira AD lain.

Page 57: Eksekusi PM Amir

Sebagaimana telah ditetapkan, bahwa perintah-perintah yang sangatpenting dan rahasia harus disampaikan langsung oleh atasan kepada komandanyang bersangkutan, maka rencana penyerangan atas Yogyakarta yang berada diwilayah Wehrkreis I di bawah pimpinan Letkol. Soeharto, akan disampaikanlangsung oleh Panglima Divisi III Kolonel Bambang Soegeng. Kurir segeradikirim kepada Kol. Soeharto untuk memberitahu kedatangan Panglima Divisiserta mempersiapkan pertemuan. Ikut dalam rombongan Panglima Divisi, selain Letkol. Dr. Hutagalung,antara lain juga Dr. Kusen (dokter pribadi Bambang Soegeng), Bambang Soerono(adik Bambang Soegeng), Letnan Amron Tanjung (ajudan dari Hutagalung),seorang mantri kesehatan dan seorang supir dari Dr. Kusen. Pertama-tamasinggah di tempat Kol. Wijono memberikan tugas untuk mencari pemuda-pemudaberbadan tinggi dan tegap yang fasih berbahasa Belanda, Inggris atauPerancis. Setelah itu Panglima beserta rombongan mengunjungi Kol. Simatupangdi Pedukuhan Banaran. Dalam catatan harian tertanggal 18-2-'49, Simatupangmenulis: "Kolonel Bambang Soegeng yang sedang mengunjungi daerah Yogyakarta(dia adalah Gubernur Militer daerahYogyakarta-Kedu-Banyumas-Pekalongan-sebagian dari Semarang) datang danbermalam di Banaran. Soegeng adalah orang yang emosional dan bagi dia tidaklah memuaskanapabila Yogyakarta nanti dikembalikan begitu saja kepada kita. Idenya ialah:Yogya harus direbut dengan senjata. Paling sidikit dia ingin bahwaYogyakarta kita serang secara besar-besaran agar menjadi jelas bagi sejarahbahwa sekalipun Yogyakarta ditinggalkan oleh Belanda, namun kita tidakmenerima kota itu sebagai hadiah saja. Paling sedikit dia mau membuktikanbahwa kita mempunyai kekuatan untuk menjadikan kedudukan Belanda di kotatidak tertahan (onhoudbar). Demikianlah kurang lebih jalan pikiran dan perasaan dari BambangSoegeng yang dapat saya tangkap dari pembicaraan-pembicaraan dengan diawaktu berada di Banaran. "Saya jelaskan bahwa hari dan cara penyerahan Yogyakarta kepada kitabelum lagi ditentukan, sehingga masih ada cukup waktu untuk melancarkanserbuan atas Yogyakarta. Sama sekali tidak ada larangan untuk menyerang dan ditinjau darisegi diplomasi, maka saya anggap bahwa setiap serangan yang spektakuler,justru dapat memperkuat kedudukan kita. Dengan Kolonel Soegeng masih saya bicarakan berapa kekuatan yangdapat dikumpulkannya untuk serangan itu, bagaimana rencananya danseterusnya."[5]

Dari Banaran rombongan meneruskan perjalanan ke pegunungan Menoreh,wilayah Wehrkreis III untuk menyampaikan perintah kepada Komandan WehrkreisIII Letkol. Soeharto. Sebelumnya, Bambang Soegeng beserta rombongan masihsempat mampir di Pengasih, tempat kediaman mertua Bambang Soegeng.[6] Pertemuan dengan Letkol. Soeharto berlangsung di Brosot, dekat

Page 58: Eksekusi PM Amir

Wates. Dalam pertemuan yang dilakukan di dalam sebuah gubug di tengah sawah,hadir lima orang yaitu Panglima Divisi III/Gubernur Militer III Kol. BambangSoegeng, Perwira Teritorial Letkol. Dr. Wiliater Hutagalung beserta ajudanLetnan Amron Tanjung, Komandan Wehrkreis III/Brigade X Letkol. Soehartobeserta ajudan. (Lihat rincian ini di tulisan Letkol. Dr. Hutagalung). Kepada Soeharto diberikan perintah untuk mengadakan penyeranganantara tanggal 25 Februari dan 1 Maret 1949. Kepastian tanggal baru dapatditentukan kemudian setelah koordinasi serta kesiapan semua pihak terkaitseperti bagian PEPOLIT Kementerian Pertahanan. Kepada Komandan Wehrkreis Ijuga telah diberikan perintah untuk melibatkan Belanda dalam pertempuran diluar wilayah III antara tanggal 25 Februari dan 1 Maret, agar Belanda tidakdapat mengirimkan bantuan pasukan ke Yogyakarta (lihat lampiran). Pada 25 Februari 1949 Simatupang memulai perjalanan dan membuatcatatan: "Besoknya tanggal 28 Februari kami tiba di sebuah desa dekat Playenyang bernama Banaran. Di Pulau Jawa banyak desa-desa yang bernama Banaran,Kalibawang dan seterusnya. Pemancar radio yang mula-mula berada di lapanganterbang AURI dekat Wonosari telah dipindahkan di suatu tempat tidak jauhdari Banaran ini. Dari perwira AURI di sini, yang menjadi tuan rumah kamihari itu, saya dengar bahwa selain daripada pemancar Wonosari ada jugabeberapa pemancar kita yang kuat yakni di Kotaraja, di sekitar Bukittinggi... Kebanyakan dari pemancar-pemancar ini adalah pemancar-pemancar dariAURI dan dalam hal memelihara hubungan, radio AURI telah memberikansumbangan yang besar selama perang rakyat ini."[7]

Keterangan Simatupang ini cocok dengan penuturan Boediardjo (MenteriPenerangan RI 1968-1973, Pangkat terakhir Laksamana Madya Udara) mencatat:"...Pangkalan di Playen itulah yang kemudian terbukti berjasa, ketikaberhasil menyiarkan berita keberhasilan Serangan Umum Satu Maret 1949 keluar negeri. Peristiwa Serangan Umum Satu Maret sangat penting, sebagai usahamembuktikan bahwa Yogya sebagai Ibukota perjuangan Republik Indonesia belumsepenuhnya jatuh ke tangan Belanda. Dengan peralatan radio PC2 kita yangsangat sederhana menjalin jaringan dengan stasiun-stasiun radio sejenis diSumatera maka kita dapat merelay berita Serangan Umum itu melalui Birma danIndie, sampai ke perwakilan kita di Sidang Dewan Keamanan PBB."

Sehari menjelang 1 Maret, dalam perjalanan ke Jawa Timur KolonelSimatupang singgah ke Playen membawa berita tentang Serangan Umum Satu Maretyang akan dilaksanakan esok harinya. Saya menerima teks dan brifingsecukupnya di rumah paling depan, sebelum lorong yang menuju ke rumahkeluarga Pawirosoetomo dengan di wanti-wanti untuk menyiarkannya besokmalamnya, setelah terjadi Serangan Umum yang akan dilancarkan pada waktusubuh tanggal 1 Maret 1949. Tulisan Pak Simatupang tersusun jelas, dalam bahasa yang bagus danrapi. Sayang sekali saya tidak berani menyimpan teks itu, setelah disiarkan.

Page 59: Eksekusi PM Amir

Seperti biasa, kami hancurkan semua dokumen, ketika mengadakan evakuasi. Siaran itu berhasil menembus blokade informasi Belanda. Dari Playensiaran ditangkap dan diteruskan oleh teman-teman di Bukit Tinggi. Dari sanaditeruskan keAceh, kemudian secara estafet ke Burma dan akhirnya India. DariNew Delhi, All India Radio menyiarkan ke seluruh penjuru dunia pada malamhari itu juga. Alangkah bahagianya kami, dua hari berikutnya kami memantauberita All India Radio yang menyiarkan teks radiogram kami. Isinya sama,kata demi kata."[8]

Rupanya perwira AURI yang ditemui Simatupang di Playen adalahBoediardjo. Dari kalimat Simatupang: "...Dengan Kolonel Soegeng masih sayabicarakan berapa kekuatan yang dapat dikumpulkannya untuk serangan itu,bagaimana rencananya dan seterusnya" dan mencocokkannya dengan tulisanBoediardjo, kelihatannya Simatupang cukup banyak terlibat dalam persiapanserangan tersebut; dan bahwa Simatupang telah mempersiapkan teks pada 28Februari, sehari sebelum serangan terjadi dan meminta teks tersebut segeradisiarkan setelah serangan dilaksanakan. Tetapi Islam Salim mencatat, bahwa Perwakilan RI di PBB menerimaberita bukanlah dari New Delhi, melainkan dari Indonesia Office diSingapura. Islam Salim menulis: "Prakarsa UNCI untuk Perjanjian Roem-Royendi atas, diambil sesuai dengan keputusan PBB dalam Sidang Umumnya di Paris,yang menghendaki agar kedua pihak yang bertikai kembali ke meja perundingan,karena Sidang Umum PBB telah mengkonstatir kegagalan Agresi Kolonial Belandadengan tetap tegaknya Negara RI. Hal ini, antara lain, didasarkan atas pressrelease Press Officer Perwakilan RI di PBB Soedjatmoko, tentang terjadinyaserangan umum 1 Maret 1949 di Yogyakarta, di daerah Brigade X/Wehrkreise IIIdi bawah pimpinan Letnan Kolonel Soeharto, yang beritanya diterima melaluiMayor Wibowo dari Indonesia Office di Singapura."[9]

PENUTUP Dari sumber-sumber yang dapat dipercaya terlihat jelas bahwaperencanaan dan persiapan serangan atas Yogyakarta yang kemudiandilaksanakan pada 1 Maret 1949, dilakukan di jajaran tertinggi militer diDivisi III/GM III berdasarkan perintah dari Panglima Besar Sudirman untukmembuktikan kepada dunia internasional mengenai bahwa TNI masih ada dancukup kuat sehingga dengan demikian membuktikan eksistensi Republik Indonesia. Serangan tersebut melibatkan berbagai pihak, bukan saja dariAngkatan Darat, melainkan juga AURI dan PEPOLIT Kementerian Pertahanan.Pasukan yang terlibat langsung adalah dari Bigade IX dan X, didukung olehpasukan di Wehrkreis I yang bertugas mengikat Belanda dalam pertempuran diluar Wehrkreis III. Cukup kuat alasan untuk meragukan versi yang mengatakan, bahwaserangan tersebut dirancang oleh seorang komandan Brigade yang memberikantugas kepada Wakil II Kepala Staf Angkatan Perang, yang adalah atasannya,untuk menghubungi pihak AURI, serta memintanya membuat teks untuk disiarkan.

Page 60: Eksekusi PM Amir

Begitu juga dengan versi yang menyebutkan, bahwa perintah serangan diberikanoleh seseorang yang berada di luar garis komando militer, adalah sangattidak masuk akal. Apalagi langsung kepada komandan pasukan, tanpa melibatkanatasan Keberhasilan "Serangan Spektakuler" tersebut adalah berkat dukunganberbagai pihak. Sangat banyak orang yang terlibat langsung dalam perencanaandan persiapan, sehingga bukan hanya satu orang saja yang berjasa, melainkanbanyak sekali. Juga tidak hanya Angkatan Darat saja yang terlibat, melainkanjuga Angkatan Udara dan Kementerian Pertahanan sendiri serta tokoh-tokoh sipil.

CATATATAN KAKI[1] Mayjen. T.B. Simatupang: "Laporan dari Banaran" Kisah pengalaman seorang prajurit selama perang kemerdekaan. Penerbit Sinar Harapan. Edisi pertama 1960. Edisi kedua 1961. Diterbitkan ulang 1980.[2] Idriastuti: "Pemerintahan Militer di Daerah Gerilya Gunung Sumbing pada tahun 1948-1949". Penerbit: Fakultas Sastra Universitas Diponegoro, Semarang 1988. Hal. 83-87; 142.[3] Anthony J.S. Reid: "Revolusi Nasional Indonesia". Pustaka Sinar Harapan, 1996. Hal. 194.[4] T.B. Simatupang, op.cit. hal. 65[5] T.B. Simatupang, ibid hal. 60.[6] Keterangan dari Bambang Poernomo. Bambang Poernomo, Koordinator YAPETA wilayah Kedu, adalah adik kandung Bambang Soegeng. Tinggal di Temanggung.[7] Ibid hal. 68.[8] Boediardjo: "Siapa Sudi Saya Dongengi". Pustaka Sinar Harapan, 1996. Hal. 45-46.[9] Islam Salim: "Terobosan PDRI dan Peranan TNI". Pustaka Sinar Harapan, 1995. Hal. 52-53. Islam Salim 1948-1949 adalah Asisten Khusus Panglima Tentara dan Teritorium Sumatera kemudian menjadi anggota Central Joint Board (Delegasi RI).

REFERENSI1. T.B. Simatupang: "Laporan dari Banaran" Kisah pengalaman seorang prajurit selama perang kemerdekaan. Penerbit Sinar Harapan, Jakarta 1980.2. Boediardjo: "Siapa Sudi Saya Dongengi". Pustaka Sinar Harapan, Jakarta 1996.3. Islam Salim: "Terobosan PDRI dan Peranan TNI". Pustaka Sinar Harapan, Jakarta 1995.

Page 61: Eksekusi PM Amir

4. Anthony J.S. Reid: "Revolusi Nasional Indonesia". Pustaka Sinar Harapan, Jakarta 1996.5. Indriastuti: "Pemerintahan Militer di Daerah Gerilya Gunung Sumbing pada tahun 1948 - 1949". Skripsi untuk ujian S-1. Fakultas Sastra Univ. Diponegoro, Semarang 1988.6. Dr. W. Hutagalung: "Anak Bangsa dari Tiga Episode Perjuangan". (Masih sebagai manuskript).7. Bambang Poernomo. Pembicaraan pada Maret 1999 dan Februari 2000. persetujuan Panglima/GM lain dan semua pasukan memahami dan menguasai situasi/daerah operasi. (BERSAMBUNG)

- ----------------

FAKTA-FAKTA BARU MENGENAISERANGAN OEMOEM 1 MARET 1949 ATAS YOGYAKARTA (3/4)

Disusun oleh: Batara Hutagalung===============================

LAMPIRAN(Cuplikan dari manuskript buku yang akan diterbitkan)

ANAK BANGSA DARI TIGA EPISODE PERANG KEMERDEKAAN

Surabaya, 10 November 1945Hijrah Siliwangi, Februari 1948Serangan Oemoem 1 Maret 1949

LETKOL. (PURN.) TNI AD DR. WILIATER HUTAGALUNG (ALIAS HARUN)Mantan Kwartiermeester General Staf "Q" TNI AD

CUPLIKAN Saudara Bambang Soegeng yang adalah Panglima Divisi, diangkatsebagai Gubernur Militer. Penulis, yang sejak bulan September 1948 telahdiangkat menjadi Perwira Teritorial, dalam perang gerilya penulis menjadipenghubung antara Panglima Besar Sudirman dengan Panglima-PanglimaDivisi/Gubernur Militer serta Komandan-Komandan Pasukan di Jawa Tengah. Pimpinan militer dan sebagian pimpinan sipil bermarkas di lerengGunung Sumbing, tersebar di desa-desa yang letaknya sangat tinggi, yaitu didesa-desa Pulosaren, Kalikarung. Kolonel T.B. Simatupang, Wakil II KepalaStaf Angkatan Perang, bermarkas di pedukuhan Banaran, desa Banjarsari.

Page 62: Eksekusi PM Amir

Kolonel A.H. Nasution, yang juga berasal dari Sumatra Utara telah diangkatmenjadi Panglima Tentara dan Tertorium Jawa, sedangkan Kolonel Hidayat yangberasal dari Jawa Barat, diangkat menjadi Panglima Tentara dan TeritoriumSumatra. Sebelum ditangkap, Presiden Soekarno masih sempat mengeluarkan suratkuasa kepada Mr. Syafruddin Prawiranegara untuk mendirikan PemerintahanDarurat Republik Indonesia di Sumatra; dan seandainya ini gagal,diinstruksikan untuk mendirikan Pemerintahan Exil di India. Ternyatapendirian Pemerintahan Darurat Republik Indonesia dapat didirikan, dibawahpimpinan Mr. Syafruddin Prawiranegara. Pada 25 Desember 1945, Kolonel Nasution selaku Panglima Tentara danTeritorium Jawa menyatakan pemberlakuan Pemerintahan Militer untuk seluruhPulau Jawa. Pelanggaran peraturan dan gangguan ketertiban dihukum denganperaturan militer. Penjara tidak dikenal, karena tidak mungkin membawatahanan berpindah-pindah tempat. Hukuman yang dijatuhkan ada tiga tingkat : 1. Denda. 2. Pukulan badan (pecut). 3. Hukuman mati. Yang boleh menjatuhkan hukuman mati adalah Bupati atau KomandanBatalyon. Selama bergerilya, dua kali dijatuhkan hukuman mati. Satu didaerah Borobudur dan yang ke dua di daerah pantai selatan. Pada awal Januari 1949, sebagai Perwira Teritorial, untukmelaksanakan instruksi Markas Besar Komando Jawa, penulis meminta parapimpinan Pamong Praja dan militer untuk berkumpul, guna menetapkangaris-garis besar perjuangan dan pembagian kerja.

Hadir dari Pamong Praja adalah: Gubernur Jawa Tengah, Mr.Wongsonegoro Residen Salamoen Residen Boediono Bupati Sangidi Bupati Soemitro Kolopaking

Hadir dari militer adalah: Panglima Divisi Kolonel Bambang Soegeng. Komandan Resimen Letkol. Sarbini. Perwira Teritorial Letkol. Dr. W. Hutagalung.

Hasil pembicaraan adalah: Gubernur Sipil menjadi Penasehat Gubernur Militer. Selama berlakunyakeadaan darurat perang, yang berlaku adalah keputusan pimpinan militer.Selain itu dilakukan: 1. Diadakan inventarisasi, berapa jiwa yang ikut bergerilya: pria, wanita, anak-anak. Caranya adalah dengan mengumpulkan data melalui Lurah-Lurah yang akan melaporkan kepada Camat,

Page 63: Eksekusi PM Amir

berapa orang yang makan di desanya pada satu saat tertentu (moment). 2. Ditentukan daerah yang akan ikut memikul beban akibat ribuan orang yang perlu diberi makan, minum dan pemondokan. 3. Didata, jumlah produksi bahan pangan di daerah pemikul beban. 4. Ditetapkan indeks rata-rata yang dikonsumsi seorang untuk satu kali makan/minum. 5. Dimufakati, secara periodik diadakan pertemuan seperti itu. Lokasi dan waktunya diatur oleh Camat-Camat yang lebih mengenal daerahnya.

Dengan demikian, setiap Lurah mengetahui berapa kewajiban desanya.Adakalanya satu desa terus menerus dilalui pasukan yang berjumlah puluhanorang, atau para gerilyawan tinggal agak lama di tempat itu. Bilapengeluaran makanan dan minuman melebihi kewajibannya, Lurah melaporkan keCamat dan Camat akan mengatur agar desa-desa di sekitarnya memberikan beras,garam gula dan lain-lain, sebanyak kelebihan pengeluaran dari desa tersebut.Instruksi yang diberikan kepada pimpinan militer: * Dilarang memberikan perintah tertulis, yang bisa jatuh ke tangan musuh. Komandan harus berkeliling mengunjungi bawahannya untuk inspeksi. * Dalam melancarkan serangan terhadap konvoi ataupun asrama musuh, tidak perlu menunggu perintah. Harus inisiatif sendiri menurut kemampuan dan kesempatan. * Semua instansi militer dilarang mencampuri urusan intern Pamong Praja. Pemerintahan sipil dibawah Kabupaten harus berjalan terus dengan lancar.

Instruksi yang diberikan kepada para gerilyawan: * Tidak boleh dalam kelompok besar dan tidak boleh terlalu lama berada di satu tempat. * Gerilyawan dilarang mengambil makanan tanpa izin, misalnya telor ayam di halaman, buah-buahan dari pohon, jagung dari ladang, bahkan duren yang jatuh sekalipun, dan seterusnya.

Motto bagi gerilyawan: "Gerilyawan di tengah rakyat, ibarat ikan di dalamair!" Jangan sampai ada laporan, adanya gerilyawan yang mencuri. Rakyatperlu diyakinkan, bahwa tentara tidak hanya menghabiskan makanan danpengganggu di desa, melainkan untuk memperjuangkan kemerdekaan bagi semuaorang, termasuk rakyat di desa-desa di sana. Dalam suatu percakapan denganseorang kepala desa, dia mengatakan: "Sedangkan anak gadis kita relakan,asalkan kita melihat bahwa tentara bertempur melawan Belanda".

Pasukan-pasukan yang berada di Gunung Sumbing antara lain yangdipimpin oleh Achmad Yani, dan pasukan Tentara Pelajar, yang direkrut olehKolonel GPH Djatikusumo, yang kemudian menjadi Kepala Staf Angkatan Darat.

Page 64: Eksekusi PM Amir

Pasukan ini kemudian dikenal sebagai Pasukan cadangan Ronggolawe (denganejaan lama dinamakan Pasukan T. Ronggolawe), untuk membedakan dengan pasukanRonggolawe yang telah ada. Pada suatu hari, Perwira Teritorial mendapat laporan mengenaikeluhan seorang Bupati, oleh karena Komandan Batalyon yang mendampinginyabertindak bertentangan dengan peraturan, untuk memperkaya dirinya. Setelahdiselidiki dan ternyata laporan itu benar, Komandan Batalyon tersebut denganseketika diberhentikan dan diganti. Tidak ada waktu percobaan, dan tidakdikenal pengampunan, ini dalam keadaan perang.

SERANGAN UMUM 1 MARET 1949. Karena tidak banyak dokter yang ikut bergerilya, selain dokterpribadi Panglima Besar Sudirman, yaitu Dr.Soewondho, setiap kali bertemu,penulis ikut merawat Panglima Besar, yang semasa perang gerilya menderitasakit. Penulis yang juga seorang dokter, adalah spesialis penyakit malariadan paru-paru. Untuk pergi dari satu tempat ke tempat lainnya, beliau harusselalu ditandu. Walaupun demikian, kontak diantara pimpinan militer terusdilakukan. Tidak hanya terbatas di Pulau Jawa saja. Kolonel Hidayat, Wakil IKepala Staf Angkatan Perang, yang sempat diterbangkan ke Sumatra, sebelumagresi Belanda tanggal 19 Desember 1948 ditugaskan untuk mengkoordinirperlawanan di Sumatra, sedangkan Kolonel T.B. Simatupang, Wakil II KepalaStaf Angkatan Perang, bermarkas di lereng Gunung Sumbing, di pedukuhanBanaran. Dengan berbagai cara, pertukaran informasi tetap dapat dilakukan. Informasi dari Yogyakarta diperoleh dari tokoh-tokoh RepublikIndonesia yang tidak ditangkap oleh Belanda, seperti Sri Sultan HamengkuBuwono IX, Soetardjo Kartohadikusumo, Ketua Dewan Pertimbangan Agung. Selainitu juga dari keluarga gerilyawan yang berada di dalam kota diperolehberbagai informasi. Jaringan rahasia yang telah kami kembangkan berfungsidengan baik, sehingga penulis, sebagai perwira penghubung, selalu mengetahuiposisi "Pak De", nama samaran Jenderal Sudirman. Penulis sendiri memakainama samaran "Harun". Semua perwira diharuskan memakai nama samaran. Sekitar Awal Februari 1949 di perbatasan Jawa Timur, ketika bertemudan sebagai seorang Dokter ahli penyakit paru-paru ikut merawat PanglimaBesar, datang surat dari Sri Sultan Hamengku Buwono IX, yang menyampaikan,bahwa dari berita-berita yang dapat diperoleh, antara lain dari siaranradio, kelihatannya dunia internasional termakan oleh propaganda Belanda,yang menyatakan bahwa Republik Indonesia sudah tidak ada lagi. Belandamenolak resolusi PBB tertanggal 28 Januari 1949, untuk mengakui kedaulatanRepublik Indonesia. Amerika Serikat dan anggota Dewan Keamanan PBB yang lainmasih ragu-ragu memberikan dukungan kepada Indonesia, karena kurang pastimengenai eksistensi Republik Indonesia. Panglima Besar memberikan surat tersebut kepada penulis danmenginstruksikan untuk memikirkan langkah-langkah yang harus diambil gunamengcounter propaganda Belanda. Penulis segera kembali ke markas di lerengG. Sumbing. Memerlukan waktu beberapa hari untuk sampai ke markas Gubernur

Page 65: Eksekusi PM Amir

Militer. Pemikiran yang dikembangkan oleh penulis adalah, perlu meyakinkandunia internasional terutama Amerika Serikat dan Inggris, bahwa NegaraRepublik Indonesia masih kuat, ada pemerintahan, ada organisasi dan adatentaranya. Untuk membuktikan hal ini, maka untuk menembus isolasi , harusdiadakan suatu serangan spektakuler, yang tidak bisa disembunyikan olehBelanda, dapat diketahui oleh UNCI (United Nations Commission on Indonesia)dan wartawan-wartawan asing untuk disebarluaskan ke seluruh dunia. Untukmenyampaikan kepada UNCI dan para wartawan asing bahwa Negara RepublikIndonesia masih ada, diperlukan pemuda-pemuda berseragam Tentara NasionalIndonesia, yang dapat berbahasa Inggris, Belanda atau Perancis. Sebagaimana kesepakatan bersama, keputusan mengenai masalah-masalahbesar harus dirundingkan dalam rapat yang dihadiri pimpinan tertinggimiliter dan sipil. Rapat diadakan di lereng Gunung Sumbing, di satu desa.Seperti biasanya, dari Pemerintahan Sipil hadir Gubernur Wongsonegoro,Residen Salamoen, Residen Boediono, Bupati Sangidi dan Bupati SoemitroKolopaking, sedangkan dari pimpinan militer militer adalah Panglima DivisiKolonel Bambang Soegeng, Komandan Resimen Letkol. Sarbini dan PerwiraTeritorial Letkol. Dr.W. Hutagalung. Konsep ini disampaikan oleh penulis dalam rapat tersebut. Denganpengalaman serangan mendadak terhadap Inggris pada tanggal 28 Oktober 1945di Surabaya, penulis menguraikan rencana tersebut, tetapi dengan perbedaan,bahwa di Surabaya, kekuatan kita luar biasa besarnya dibandingkan kekuatanInggris, sedangkan saat ini, kekuatan kita di bawah kekuatan Belanda, jaditidak dengan tujuan untuk memenangkan pertempuran, melainkan hanya sekedarmemberikan kejutan, untuk mengalihkan perhatian tentara Belanda akan tujuanpolitis yang sebenarnya ingin dicapai. Logika yang dikemukakan tersebut dimufakati oleh seluruh hadirin.Pertanyaannya kemudian adalah : Kota mana yang akan diserang ? Berbagai usuldikemukakan antara lain Yogyakarta, Semarang dan beberapa tempat lain. Untuksetiap kota diperhitungkan berapa kekuatan musuh, bagaimana mengerahkanpasukan tentara Indonesia ke kota tersebut, harus menyelidiki dahulu apakahmungkin dalam waktu singkat dilakukan serangan terhadap kota tersebut, sertatujuan utama adalah, di mana dapat dijumpai wartawan-wartawan asing, dansebagainya. Akhirnya rapat menyetujui untuk mengadakan serangan spektakulerterhadap Yogyakarta. Pilihan atas Yogyakarta diusulkan dan digaris bawahioleh Saudara Bambang Soegeng. Beberapa pertimbangan antara lain, diketahuibahwa beberapa anggota/pengamat militer dari United Nations Commission forIndonesia (UNCI) masih berada di Yogyakarta. Di samping itu, PanglimaDivisi, Bambang Soegeng sangat yakin akan keberhasilan misi tersebut, bilaserangan dilakukan atas pertahanan Belanda di Yogyakarta, karenapasukan-pasukan Divisi III benar-benar menguasai lapangan sertakoordinasinya lebih mudah. Juga yang terpenting adalah, Yogyakarta termasukwilayah dibawah komando Saudara Bambang Soegeng, sehingga perintah dapatsegera diberikan, tanpa harus konsultasi dengan Panglima Divisi/Gubernur

Page 66: Eksekusi PM Amir

Militer setempat, apabila sasaran serangan tidak berada dibawah komandonya. Serangan tersebut ditetapkan harus dilaksanakan antara tanggal 25Februari dan tanggal 1 Maret 1949. Pelaksanaan akan diserahkan kepadaKomandan pasukan yang membawahi Yogyakarta. Semua fihak dianjurkan untukmemberikan bantuan yang diperlukan, karena untuk mendukung serangantersebut, harus dipersiapkan bantuan dari pasukan-pasukan lain. Untukmenyiarkar berita setelah penyerangan, dibutuhkan bantuan pihak AURI yangmempunyai pemancar radio. Seperti yang telah ditetapkan, bahwa perintah yang sangat pentingdan rahasia harus disampaikan sendiri oleh atasan, maka Panglima DivisiKolonel Bambang Soegeng dan penulis bersama ajudan serta beberapa orang StafGubernur Militer (dikenal sebagai SGM) akan berangkat untuk menyampaikankeputusan rapat ini kepada Komandan Brigade X/ Wehrkreis III, yang membawahiwilayah Yogyakarta. Perintah tersebut jelas tidak mungkin ditulis di atasselembar kertas kecil, yang dapat ditelan bila kurir tertangkap oleh musuh.Apabila diperintahkan kepada kurir menyampaikan secara lisan, kuatir tidaklengkap atau salah penyampaian. Seorang Komandan Pasukan ditugaskan untuk menyampaikan keputusanrapat kepada Panglima Besar Sudirman. Selain itu, Panglima Divisi/GubernurMiliter mengeluarkan instruksi Rahasia kepada seluruh Komandan-Komandanpasukan di sekitar Yogyakarta, untuk mengadakan serangan terhadap pos-pospertahanan Belanda antara tanggal 25 Februari sampai 1 Maret 1949, gunamengikat Belanda dalam pertempuran-pertempuran setempat, sehingga tidakdapat mengirimkan bantuan ke Yogyakarta. Seorang kurir segera dikirim kepadaKomandan Brigade X, Letkol Soeharto, untuk memberitahukan kedatanganPanglima Divisi beserta Perwira Teritorial. Kemudian berangkatlah rombongan kecil untuk menyampaikan rencanatersebut. Agar tujuan perjalanan tidak diketahui oleh mata-mata, makapenunjuk jalan hanya mengantar dari satu desa ke desa berikutnya, kemudianpenunjuk jalan diganti. Berangkat pagi buta; berhenti bila ada banyak orangdi sawah atau ladang, kemudian meneruskan perjalanan sore hari sampai malam. Untuk tujuan utama serangan spektakuler tersebut, yaitu membuktikaneksistensi Indonesia kepada utusan PBB, United Nations Commission forIndonesia (UNCI) serta wartawan-wartawan asing lainnya, Kolonel Wijono,Pejabat Kepala Bagian Pendidikan Politik Tentara (PEPOLIT) KementerianPertahanan, diberi tugas untuk memilih paling sedikit 5 (lima) pemudatentara pelajar yang berbadan tinggi dan gagah serta bisa berbahasa Inggris,Belanda atau Perancis. Mereka akan dilengkapi dengan seragam tentara, darimulai topi, pakaian, sepatu dan tanda pangkat Tentara Nasional Indonesia.Tugas mereka dalam serangan atas kota Yogyakarta adalah masuk ke HotelMerdeka dan menemui UNCI serta wartawan-wartawan asing lainnya gunamenerangkan bahwa Republik Indonesia masih ada dan masih kuat. Serangantersebut adalah sebagai buktinya. Saudara Wijono yang bersama BagianPenerangan Kementerian Pertahanan, bermarkas di sebuah desa di tepi kaliTinalih. Dia harus mengkoordinasikan pelaksanaan ini dengan Komandan

Page 67: Eksekusi PM Amir

Pelaksana Operasi. Dalam perjalanan menuju wilayah Resimen Yogyakarta, Panglima Divisidan Perwira Teritorial juga singgah di pedukuhan Banaran, desa Banjarsari,untuk menemui Wakil II Kepala Staf Angkatan Perang, Kolonel T.B. Simatupang.Juga hadir Mr. Ali Boediardjo, yang kemudian menjadi ipar SaudaraSimatupang. Kepada mereka disampaikan keputusan rapat di lereng gunungSumbing, dan diminta untuk membantu dalam pelaksanaan. Kepada Simatupangkhusus diminta bantuannya untuk menghubungi pihak AURI yang memilikipemancar radio. Simatupang dapat melakukan hal ini karena dia adalah WakilII Kepala Staf Angkatan Perang. Akhirnya kami tiba di Pegunungan Menoreh, yang terletak di sebelahbarat Yogyakarta. Pegunungan Menoreh terdiri dari bukit-bukit batu dankapur. Hampir tidak ada tumbuh-tumbuhan. Dari tahun ke tahun, orang yangliwat membuat gua-gua. Diantaranya ada yang sebesar kamar. Menurut ceriteradari penduduk, pada waktu perang melawan Belanda, Pangeran Diponegoro pernahbertahan di sini. (BERSAMBUNG)FAKTA-FAKTA BARU MENGENAISERANGAN OEMOEM 1 MARET 1949 ATAS YOGYAKARTA (4/4)

Disusun oleh: Batara Hutagalung===============================

LAMPIRAN(Cuplikan dari manuskript buku yang akan diterbitkan)

Sewaktu kami berjalan di bukit-bukit Menoreh, muncul pesawat terbangBelanda, lama berputar-putar dan kemudian melepaskan tembakan. Apakahkebetulan sedang latihan ataukah ada laporan dari mata-mata mereka, kamitidak mau mengambil risiko dan berlindung di salah satu gua sampai pesawatterbang betul-betul pergi. Sesampainya di wilayah Brigade X, kepada kami diberitahukan, bahwapertemuan akan diadakan di salah satu sekolah desa. Oleh karena ada hal yangmencurigakan, pertemuan dipindahkan ke suatu gubug di tengah sawah.Pertemuan tersebut dihadiri oleh 5 (lima) orang, yakni PanglimaDivisi/Gubernur Militer Kolonel Bambang Soegeng, Perwira Teritorial Letkol.Dr.Hutagalung beserta Ajudan, Letnan Amron Tanjung dan Komandan Brigade XLetkol. Soeharto beserta Ajudan.

Panglima Divisi membuka rapat dengan kata-kata: "Bersama ini rapat dibukadan dipersilakan Dr. Hutagalung untuk menguraikan tujuan".

Penulis berdiri serta mengulurkan tangan kepada Komandan Brigade III Letkol.Soeharto dan mengatakan: "Saudara Soeharto, saya ucapkan selamat padasaudara Soeharto oleh karena ditakdirkan untuk memegang peranan pentingdalam perjuangan kita. Nama saudara Soeharto akan dicantumkan dengan tinta

Page 68: Eksekusi PM Amir

mas dalam sejarah perjuangan untuk kemerdekaan Republik Indonesia". Setelahduduk kembali, Dr. Hutagalung meneruskan dan menguraikan tentang sidang digunung Sumbing yang dihadiri pimpinan pemerintahan sipil dan militer dengankeputusan: 1. Perlu melancarkan serangan "spektakuler" untuk meyakinkan dunia pada umumnya, khususnya Amerika Serikat, bahwa Negara Republik Indonesia masih ada, mempunyai wilayah pemerintahan, organisasi dan kekuatan militer. Agar Amerika Serikat mempertegas dukungan terhadap resolusi PBB, serta menghentikan bantuan keuangan dan persenjataan pada Belanda yang sebenarnya sudah bangkrut. 2. Memilih kota Yogyakarta sebagai sasaran, dan menugaskan Komandan Brigade X/Wehrkreis III, Letnan Kolonel Soeharto untuk melaksanakan rencana ini.

Kemudian diajukan pertanyaan "Siapkah Saudara Soeharto untuk melaksanakannya?"

Dijawab: "Siap".

Setelah itu diuraikan secara rinci pembicaraan dalam rapat di lerengGunung Sumbing, terutama mengenai tujuan yang ingin dicapai, yaitu agarsupaya pemuda-pemuda berseragam Tentara Nasional Indonesia yang bisaberbahasa Belanda, Inggris atau Perancis dapat masuk ke Hotel Merdeka, gunaberbicara dengan wartawan-wartawan asing yang berada di Hotel tersebut. Jugadiperoleh informasi, bahwa utusan PBB, United Nations Commission forIndonesia (UNCI) masih berada di Yogyakarta. Harus diusahakan, bahwa merekadapat melihat Tentara Nasional Indonesia. Mengenai persiapan sehubungandengan pemuda-pemuda tersebut, harus dikoordinasikan dengan Saudara Wijonodari Pepolit. Serangan harus dilaksanakan antara tanggal 25 Februari dan 1Maret 1949, agar supaya sesuai dengan instruksi yang telah dikeluarkan olehPanglima Divisi kepada Komandan-Komandan pasukan lainnya di sekitar Yogyakarta. Selesai pertemuan, kami semua berjalan bersama-sama untuk beberapakilometer. Di suatu tempat kami beristirahat di bawah beberapa pohon.Tiba-tiba muncul lagi satu pesawat terbang Belanda, yang awalnyaberputar-putar di atas kami, kelihatannya untuk memastikan siapa yang beradadi bawah. Pesawat tersebut lalu menukik. Melihat situasi tersebut, kamisegera menghindar dari tempat berlindung di bawah pohon. Dan ternyata benar,pesawat tersebut melepaskan tembakan, tepat mengenai pohon di mana kamibeberapa detik sebelumnya berteduh. Kami segera lari ke arah pohon-pohonyang lebih lebat untuk mencari perlindungan. Setelah tidak berhasil melihatkami, pesawat tersebut berbalik arah dan terbang jauh. Kami kemudianberpisah, masing-masing dengan arah yang berbeda.

MEMBANTU BERSALIN Panglima Divisi dan Perwira Teritorial beserta Ajudan dan Staf

Page 69: Eksekusi PM Amir

kembali ke lereng Gunung Sumbing. Dalam perjalanan pulang, di daerah selatanGunung Sumbing, berpapasan dengan Residen Salamoen. Melihat penulis, Residenkelihatannya menjadi sangat gembira dan berkata: "Untung bertemu dengan pakdokter. Isteri saya akan melahirkan. Saya tinggalkan keluarga di desaBandongan. Saya harap pak dokter menolong isteri saya melahirkan".Saya menjawab: "Pak Salamoen mengetahui bahwa saya di sini bukan sebagaidokter. Saya tidak membawa alat kedokteran sedikitpun".

Residen Salamoen mengatakan: "Pokoknya saya serahkan isteri saya kepada pakdokter".

Berat juga! Kami berpisah. Residen Salamoen melanjutkan perjalananuntuk menjalankan tugasnya mengurus pemerintahan sipil dalam perang gerilya;penulis bersama Ajudan, Letnan Amron Tanjung, berbalik menuju desaBandongan; saudara Bambang Soegeng berserta beberapa orang stafnya kembalike Markas Divisi di desa Kalikarung, di lereng Gunung Sumbing. Bila berjalan melalui jalan biasa akan memakan waktu empat hari;mungkin terlambat. Penulis memilih jalan pintas tetapi susah, yaitu naik keatas Gunung setinggi 1900 m di atas permukaan laut, dan terpaksa menginap disatu desa di sana. Dingin luar biasa. Di sana hanya ada tanaman klembak.Padi tidak tumbuh. Jagung tidak berbuah. Bahan makanan harus dibawa daribawah. Di desa kecil itu penulis bersama ajudan dijamu sebagai tamu agung.Diberi makanan "mewah" yakni: Nasi dengan jagung, garam dan cabe. Sebagaialas untuk tidur diberikan jerami; untuk selimut juga jerami. Penduduk yangmendengar ada orang asing menginap di desa mereka segera berdatangan danmengajukan berbagai pertanyaan. Ada yang minta diajarkan bahasa Melayu.Setelah mendengar bahwa tamu berasal dari Sumatra, bertanya: "Mana yanglebih jauh, negeri Belanda atau Sumatra?" Esok paginya kami turun dan sampai di desa Bandongan sore hari,langsung mencari tempat pemondokan Nyonya Salamoen, yang memang sudah sangatdekat saatnya melahirkan. Desa Bandongan terletak di dekat jembatan sebelahatas Kali Progo, yang menghubungkan kota Magelang dengan Gunung Sumbing.Terlalu dekat dengan kota Magelang yang penuh dengan tentara Belanda; jadisangat berbahaya bagi gerilyawan, apalagi bagi seorang perwira. Melihatkondisi Nyonya Salamoen yang diperkirakan baru beberapa hari lagi akanmelahirkan, maka demi ketenangan dan keselamatan diusulkan agar pindah kedesa yang lebih tinggai. Waktu itu, bulan Februari, masih musim hujan. Jalansetapak dari tanah liat sangat licin. Esok paginya, dengan ketabahan yangluar biasa Nyonya Salamoen berjalan ke atas, satu orang menarik lengannya,satu orang mendorong punggung. Tetapi bagaimana mendapatkan peralatan dan obat-obatan? Anaklaki-laki Residen Salamoen ikut bergerilya dan menemani ibunya. Kepadanyadiberitahu mengenai kesulitan ini.

Penulis bertanya: "Berani ke Magelang dan membawa surat ini untuk mendapat

Page 70: Eksekusi PM Amir

peralatan dokter serta obat-obatan?"

Dia menjawab: "Berani!"

Penulis memberitahu alamat isteri penulis di Magelang dan memberi sepotongkertas dengan tulisan: "Mam, tolong kirim alat-alat dan obat-oatan untukbersalin".

Dipesankan kepada anak itu, apabila tertangkap, kertas tersebut harusditelan. Dia segera berangkat dengan seorang temannya.

Esok harinya anak itu kembali dengan wajah sedih.Ditanya: "Mana obatnya?"

Dia menjawab: "Sewaktu menyeberang Kali Progo, ditembak Belanda. Teman sayamati. Obat-obatannya jatuh ke Kali Progo".

Ditanya lagi: "Masih berani ke kota Magelang?"

Jawab: "Berani!"

Untuk ke dua kalinya penulis mengirim surat kepada isteri, Ny.Hutagalung, di Magelang dan menceriterakan apa yang telah terjadi danmeminta untuk sekali lagi dikirim yang diperlukan untuk persalinan. Kirimanyang ke dua kali ini selamat dan masih sempat dipakai waktu Nyonya Salamoenmelahirkan seorang anak perempuan yang gemuk dan sehat. Di kemudian hari penulis mendengar dari isteri, bahwa dalam mengirimobat-obatan, dibantu oleh seorang apoteker di Rumah Sakit Belanda, bernamaSoepangkat. Mereka sering mencuri obat-obatan untuk dikirim ke gunung bagigerilyawan. Hal itu mempunyai risiko yang sangat tinggi, karena untuktindakan tersebut, mereka dapat dikenakan hukuman mati. (SELESAI)