Ekosistem Hutan
-
Upload
soonmuipeng -
Category
Documents
-
view
34 -
download
5
description
Transcript of Ekosistem Hutan
Pengertian Hutan | Definisi Hutan
Pengertian hutan atau definisi hutan yang diberikan Dengler adalah suatu
kumpulan atau asosiasi pohon-pohon yang cukup rapat dan menutup areal yang
cukup luas sehingga akan dapat membentuk iklim mikro yang kondisi ekologis
yang khas serta berbeda dengan areal luarnya (Anonimous 1997).
Hutan adalah suatu areal yang luas dikuasai oleh pohon, tetapi hutan bukan
hanya sekedar pohon. Termasuk di dalamnya tumbuhan yang kecil seperti
lumut, semak belukar dan bunga-bunga hutan. Di dalam hutan juga terdapat
beranekaragam burung, serangga dan berbagai jenis binatang yang menjadikan
hutan sebagai habitatnya.
Menurut Spurr (1973), hutan dianggap sebagai persekutuan antara tumbuhan
dan binatang dalam suatu asosiasi biotis. Asosiasi ini bersama-sama dengan
lingkungannya membentuk suatu sistem ekologis dimana organisme dan
lingkungan saling berpengaruh di dalam suatu siklus energi yang kompleks.
Pohon tidak dapat dipisahkan dari hutan, karena pepohonan adalah vegetasi
utama penyusun hutan tersebut. Selama pertumbuhannya pohon melewati
berbagai tingkat kehidupan sehubungan dengan ukuran tinggi dan diameternya.
Iklim, tanah dan air menentukan jenis tumbuhan dan hewan yang dapat hidup di
dalam hutan tersebut. Berbagai kehidupan dan lingkungan tempat hidup,
bersama-sama membentuk ekosistem hutan. Suatu ekosistem terdiri dari semua
yang hidup (biotik) dan tidak hidup (abiotik) pada daerah tertentu dan terjadi
hubungan didalamnya.
Ekosistem hutan mempunyai hubungan yang sangat kompleks. Pohon dan
tumbuhan hijau lainnya menggunakan cahaya matahari untuk membuat
makanannya, karbondioksida diambil dari udara, ditambah air (H2O) dan unsur
hara atau mineral yang diserap dari dalam tanah.
Undang-Undang No 41 tahun 1999 tentang Kehutanan, mendefinisikan hutan
sebagai suatu kesatuan ekosistem berupa hamparan lahan berisi sumberdaya
alam hayati yang didominasi jenis pepohonan dalam persekutuan dengan
lingkungannya, yang satu dengan lain tidak dapat dipisahkan.
Hutan merupakan suatu masyarakat tumbuh-tumbuhan dan hewan yang hidup
dalam lapisan dan permukaan tanah, yang terletak pada suatu kawasan dan
membentuk suatu ekosistem yang berada dalam keadaan keseimbangan
dinamis.
Dengan demikian berarti berkaitan dengan proses-proses yang berhubungan
yaitu:
Hidrologis, artinya hutan merupakan gudang penyimpanan air dan tempat
menyerapnya air hujan maupun embun yang pada akhirnya akan
mengalirkannya ke sungai-sungai yang memiliki mata air di tengah-tengah hutan
secara teratur menurut irama alam. Hutan juga berperan untuk melindungi tanah
dari erosi dan daur unsur haranya.
Iklim, artinya komponen ekosistem alam yang terdiri dari unsur-unsur hujan (air),
sinar matahari (suhu), angin dan kelembaban yang sangat mempengaruhi
kehidupan yang ada di permukaan bumi, terutama iklim makro maupun mikro.
Kesuburan tanah, artinya tanah hutan merupakan pembentuk humus utama dan
penyimpan unsur-unsur mineral bagi tumbuhan lain. Kesuburan tanah sangat
ditentukan oleh faktor-faktor seperti jenis batu induk yang membentuknya,
kondisi selama dalam proses pembentukan, tekstur dan struktur tanah yang
meliputi kelembaban, suhu dan air tanah, topografi wilayah, vegetasi dan jasad
jasad hidup. Faktor-faktor inilah yang kelak menyebabkan terbentuknya
bermacam-macam formasi hutan dan vegetasi hutan.
Keanekaan genetik, artinya hutan memiliki kekayaan dari berbagai jenis flora dan
fauna. Apabila hutan tidak diperhatikan dalam pemanfaatan dan
kelangsungannya, tidaklah mustahil akan terjadi erosi genetik. Hal ini terjadi
karena hutan semakin berkurang habitatnya.
Sumber daya alam, artinya hutan mampu memberikan sumbangan hasil alam
yang cukup besar bagi devisa negara, terutama di bidang inciustri. Selain itu
hutan juga memberikan fungsi kepada masyarakat sekitar hutan sebagai
pemenuhan kebutuhan sehari-hari. Selain kayu juga dihasilkan bahan lain
seperti damar, kopal, gondorukem, terpentin, kayu putih dan rotan serta tanaman
obat-obatan.
Wilayah wisata alam, artinya hutan mampu berfungsi sebagai sumber inspirasi,
nilai estetika, etika dan sebagainya.
Menurut Marsono (2004) secara garis besar ekosistem sumberdaya hutan
terbagi menjadi dua kelompok besar, yaitu:
Tipe Zonal yang dipengaruhi terutama oleh iklim atau disebut klimaks iklim,
seperti hutan tropika basah, hutan tropika musim dan savana.
Tipe Azonal yang dipengaruhi terutama oleh habitat atau disebut klimaks habitat,
seperti hutan mangrove, hutan pantai dan hutan gambut.
Sebagian besar hutan alam di Indonesia termasuk dalam hutan hujan tropis.
Banyak para ahli yang mendiskripsi hutan hujan tropis sebagai ekosistem
spesifik, yang hanya dapat berdiri mantap dengan keterkaitan antara komponen
penyusunnya sebagai kesatuan yang utuh. Keterkaitan antara komponen
penyusun ini memungkinkan bentuk struktur hutan tertentu yang dapat
memberikan fungsi tertentu pula seperti stabilitas ekonomi,
produktivitas biologis yang tinggi, siklus hidrologis yang memadai dan lain-lain.
Secara de facto tipe hutan ini memiliki kesuburan tanah yang sangat rendah,
tanah tersusun oleh partikel lempung yang bermuatan negatif rendah seperti
kaolinite dan illite. Kondisi tanah asam ini memungkinkan besi dan almunium
menjadi aktif di samping kadar silikanya memang cukup tinggi, sehingga
melengkapi keunikan hutan ini. Namun dengan pengembangan struktur yang
mantap terbentuklah salah satu fungsi yang menjadi andalan utamanya yaitu
”siklus hara tertutup” (closed nutrient cycling) dan keterkaitan komponen
tersebut, sehingga mampu mengatasi berbagai kendala/keunikan tipe hutan ini
(Marsono, 1997).
Makhluk hidup dalam perkembangan dan pertumbuhannya tidak dapat hidup
sendiri, selalu memerlukan makhluk lainnya dalam menjalani hidup dan
kehidupannya. Antara makhluk yang satu dengan makhluk yang lain selalu
berhubungan dan mengadakan kontak yang saling menguntungkan. Tetapi ada
juga sebagian kecil mahkluk hidup yang selalu merugikan makhluk lain, biasanya
makhluk ini disebut dengan parasit.
Ekologi adalah kajian mengenai interaksi timbal-balik jasad individu, di antara
dan di dalam populasi spesies yang sama, atau di antara komunitas populasi yag
berbeda-beda dan berbagai faktor non hidup (abiotik) yang banyak jumlahnya
yang merupakan lingkungan yang efektif tempat hidup jasad, populasi atau
komunitas itu. Lingkungan efektif itu mencakup kesemberautan pada interaksi
antara jasad hidup itu sendiri. Kaji ekologi itu memungkinkan kita memahami
komunitas itu secara keseluruhan. Guna memastikan kenyataan ini, perlu
kiranya diadakan berbagai percobaan di lapangan, di laboratorium atau di kedua
lingkungan itu sekaligus (Ewusie, 1990).
Adapun ekologi sendiri mencakup suatu keterkaitan antara segenap unsur
lingkungan hidup yang saling mempengaruhi, sepeti tumbuhan dan sinar
matahari, tanah dengan air, yang pada umumnya dikatakan sebagai hukum alam
yang berimbang dan biasa disebut ekosisitem. Komponen-komponen dalam
ekosistem telah dikelolah oleh alam dan mereka saling berinteraksi. Ada
komponen yang bersifat netral, bekerjasama, menyesuaikan diri, bertentangan
bahkan saling menguasai. Akan tetapi pada akhirnya antara kekuatan-kekuatan
tersebut terjadi keseimbangan (Arief, 1994).
Untuk mengetahui keterkaitan atau interaksi antara komponen abiotik dengan
biotik serta hubungan antara kedua komponen tersebut maka percobaan ini
layak dilakukan, karena untuk mengetahui hubungan antara kedua komponen
tersebut butuh suatu pengamatan di lapangan. Dalam pengamatan yang
dilakukan, ekosisitem yang diamati itu ada dua tempat yaitu padang rumput dan
hutan. Dari kedua ekosistem ini akan dihasilkan data-data mengenai jenis-jenis
spesies yang ada pada kedua ekosisitem dan dari data yang ada dapat diketahui
perbedaan spesies, keanekaragaman spesies, jumlah spesies, peranan dari
masing-masing spesies yang nantinya berkaitan dengan jaring-jaring makanan
atau food web yang ada pada ekosistem itu serta dari data yang ada dapat
dibuat piramida jumlah spesiesnya berdasarkan peranannya masing-masing.
Jika semua komponen tersebut sudah di dapat atau diketahui maka dapat
diketahui perbedaan dari kedua ekosistem tersebut, dan mengapa hal itu terjadi
serta apa penyebabnya. Hal ini nantinya dikaitkan dengan keadaan dari masing-
masing ekosistem yang diamati.
Satu ciri mendasar pada ekosistem adalah bahwa ekosistem itu bukahlah suatu
sistem yang tertutup, tetapi terbuka dan daripadanya energi dan zat terus-
menerus keluar dan digantikan agar sistem itu terus berjalan. Sejauh yang
berkenaan dengan struktur, ekosistem secara khas mempunyai tiga komponen
biologi, yaitu; produsen (jasad autotrof) atau tumbuhan hijau yang mampu
menambat energi cahaya; hewan (jasad heterotrof) atau kosumen makro yang
menggunakan bahan organik; dan pengurai, yang terdiri dari jasad renik yang
menguraikan bahan organik dan membebaskan zat hara terlarut (Ewusie, 1990).
Hutan
Komponen-komponen ekosistem yang ada pada hutan ini adalah mulai dari
tingkat produsen yaitu semua jenis tanaman heterotrof yang ada, tingkat
konsumen I yaitu belalang, kupu-kupu, ulat dan capung. Konsumen II terdiri dari
semut, nyamuk dan pacat.
Dari tabel hasil yang sudah ada dapat dilihat jenis spesies yang ada pada
ekosistem ini, dimana jenis tumbuhannya sangat beranekaragam dari tingkat
stratum yaitu mulai dari strata A sampai dengan strata tumbuhan bawah tanah
seperti perdu atau semak. Dari sini dapat dilihat bahwa persaingan yang terjadi
pada ekosistem ini sangat tinggi terutama dalam memperoleh sinar matahari,
karena jumlah produsen pada ekosistem ini sangat banyak dan masing-masing
pasti membutuhkan intensitas cahaya yang berbeda sesuai dengan kebutuhan.
Menurut Michael (1995) bahwa bilamana sejumlah organisme bergantung pada
sumber yang sama, persaingan akan terjadi. Persaingan demikian dapat terjadi
antara anggota-anggota spesies yang berbeda (persaingan interspesifik) atau
antara organisme yang sama (persaingan intraspesifik). Persaingan dapat terjadi
dalam makanan atau ruang. Persaingan interspesifik yang dapat terjadi pada
ekosistem ini dapat dilihat dari food web yang terjadi yaitu antara nyamuk
dengan pacat, dimana mereka sama-sama bersaing dalam memakan dengan
kata lain menghisap darah manusia. Sedangkan untuk yang intraspesifik yaitu
antara produsen itu sendiri dalam memperoleh sinar matahari, antara hewan
yang satu dengan hewan yang lain dalam satu jenis seperti belalang dengan
belalang dalam memperoleh tanaman muda yang dapat untuk dimakan.
Hewan yang paling banyak ditemui pada tempat ini adalah semut, hal ini
dikarenakan sifat dari semut itu sendiri yang dapat hidup dimana saja.
PENTINGNYA EKOSISTEM HUTAN BAGI KEHIDUPAN MANUSIA
Hutan merupakan satu ekosistem yang sangat penting di muka bumi ini, dan
sangat mempengaruhi proses alam yang berlangsung di bumi kita ini. Ada 7
fungsi hutan yang sangat membantu kebutuhan dasar “basic needs” kehidupan
manusia, yaitu:
Hidrologis, hutan merupakan gudang penyimpan air dan tempat menyerapnya air
hujan maupun embun yang pada khirnya akan mengalirkannya ke sungai-sungai
melalui mata air-mata air yang berada di hutan. Dengan adanya hutan, air hujan
yang berlimpah dapat diserap dan diimpan di dalam tanah dan tidak terbuang
percuma.
Melihat topografi Minahasa, bergunung-gunung dan terjal, sehingga banyak
lahan-lahan kritis yang mudah tererosi apabila datang hujan. Keberadaan hutan
sangat berperan melindungi tanah dari erosi dan longsor.
Hutan pula merupakan tempat memasaknya makanan bagi tanaman-tanaman,
dimana di dalam hutan ini terjadi daur unsur haranya (nutrien, makanan bagi
tanaman) dan melalui aliran permukaan tanahnya, dapat mengalirkan
makanannya ke area sekitarnya. Bayangkan jika kita tak punya lagi dapur alami
bagi tanaman-tanaman sekitarnya ataupun bagi tanaman-tanaman air yaang ada
di sungai-sungai, maka bumi Minahasa akan merana.
Fungsi penting hutan lainnya adalah sebagai pengatur iklim, melalui kumpulan
pohon-pohonnya dapat memprduksi Oksigen (O2) yang diperlukan bagi
kehidupan manusia dan dapat pula menjadi penyerap carbondioksida (CO2) sisa
hasil kegiatan manusia, atau menjadi paru-paru wilayah setempat bahkan jika
dikumpulkan areal hutan yang ada di daerah tropis ini, dapat menjadi paru-paru
dunia. Siklus yang terjadi di hutan, dapat mempengaruhi iklim suatu wilayah.
Hutan memiliki jenis kekayaan dari berbagai flora dan fauna sehingga fungsi
hutan yang penting lagi adalah sebagai area yang memproduksi embrio-embrio
flora dan fauna yang bakal menembah keanegaragaman hayati. Dengan salah
satu fungsi hutan ini, dapat mempertahankan kondisi ketahanan ekosistem di
satu wilayah.
Hutan mampu memberikan sumbangan hail alam yang cukup besar bagi devisa
negara, terutama di bidang industri, selain kayu hutan juga menghasilkan bahan-
bahan lain seperti damar, kopal, terpentein, kayu putih, rotan serta tanaman-
tanaman obat.
Hutan juga mampu memberikan devisa bagi kegiatan turismenya, sebagai
penambah estetika alam bagi bentang alam yang kita miliki.
Dari 7 fungsi penting hutan bagi kehidupan manusia, bagaimana nasibnya
dengan hutan di Minahasa (khususnya di Liandok) yang semakin hari ditebang
saja tanpa ada pengelolaan benar. Padahal areal ini berada pada area
“watershed” di Minahasa bagian selatan. Berada pada posisi awal yang
menangkap air hujan, berada pada area yang kritis yang sulit dijangkau oleh
manusia. Dengan posisi demikian sangat pentinglah fungsi hutan ini bagi
keberadaan sungai-sungai dan kehidupan manusia di wilayah ini. Karena, jika
dibiarkan ditebang dan dimusnahkan dan bahkan dialihfungsikan, maka bakal
terjadi erosi (pengikisan lahan) yang tinggi oleh hujan dan bakal terjadi
kerusakan lahan (seperti longsor) dan bakal mengikis humus (makanan) yang
berada di permukaan tanah sehingga lahan menjadi tandus (miskin makanan).
Hujan yang tak tertampung lagi menjadi penyebab banjir bagi sungai-sungai
sekitarnya.
Hutan Liandok seluas 1600 ha, memang bukan saja milik masyarakat sekitarnya,
tetapi milik semua manusia yang tinggal di Minahasa, di Manado, di Sulawesi
Utara, sehingga semua masyarakat semestinya menjaga dan peduli dengan
cara-cara pengeksploitasiannya (pembabatan yang semena-mena) dengan dalih
dan tameng kebutuhan masyarakat. Karena akibat dari pembabatan yang tak
terkendali ini, akan memberikan dampak langsung bagi semua orang di
Minahasa bagian selatan dan bahkan semua yang tinggal di Minahasa, tidak
memberikan dampak langsung bagi pengusaha-pengusaha yang hanya datang
dan melakukan ekploitasi. Hanya sesaat kita akan menikmati kekayaan itu yang
selanjutnya adalah “badai’.
Hutan Liandok adalah bagian hutan tropis yang sangat penting yang masih kita
miliki dan tak dimiliki oleh dunia belahan barat. Di hutan ini kita memiliki
keanegaraman hayati yang tinggi yang artinya, kita memiliki jenis-jenis tanaman
dan hewan yang banyak jenisnya namun sedikit jumlahnya, akibatnya jika hutan
ini berkurang maka akan sangat mempengaruhi jumlah jenis flora dan fauna dan
akibat lainnya adalah membuat kondisi ekosistem tidak seimbang. Jika
dibandingkan dengan hutan yang dimiliki daerah benua bagian barat, yang
dikenal dengan hutan “temperate”, dimana jumlah jenis tanaman dan hewan
tidak beraneka ragam dan jumlah setiap jenis banyak jumlahnya sehingga
apabila hutan ini terganggu maka tidak akan mempengaruhi jumlah jenis
(spesies) tanaman dan hewan di hutan itu.
Tanaman-tanaman dan hewan-hewan di hutan tropis seperti di hutan Liandok
sangat penting fungsinya bagi ketahanan Ekosistem di wilayah Minahasa dan
seluruh wilayah Sulawesi Utara, tidak hanya sekarang ini tetapi di masa datang.
Jika dalih, masyarakat sangat membutuhkan pemenuhuan ekonomi sehingga
harus membabat hutan di wilayah ini, rasanya tidak benar. Karena dari hasil
hutan saja sudah dapat kita olah untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat.
Kita yang ada di Minahasa dengan luas wilayah yang kita miliki, dibandingkan
dengan saudara-saudara kita di P. Jawa, kita masih memiliki areal yang sangat
luas untuk berusaha dan mnegelola hutan kita. Kita belum pada posisi wilayah
yang memiliki kepadatan penduduk tinggi dan belum pada tidak memiliki lahan
lagi, jadi kita masih punya kesempatan untuk mengelola hutan kita, untuk tetap
ada dan tetap berfungsi memberikan keuntungan ekologis bagi kehidupan kita
saat ini dan untuk dimasa datang. Sudah terlihat contohnya, jika satu wilayah tak
memiliki hutan lagi seperti P. Jawa, yang kini tak bisa membendung atau
menanggulangi amukan alam. Tak ada lagi tempat menyimpan air bagi daratan
P. Jawa. Semua hutan mereka telah berubah menjadi lahan budidaya dan lahan
permukiman. Itu adalah contoh yang bisa kita lihat saat ini dan kita di Sulawesi
Utara, di Minahasa, kini telah di “warning” melalui kejadian banjir bandang di
akhir tahun 2000, untuk tidak melakukan hal yang sama. Cobalah masyarakat
memahami untuk melindungi lingkungan hidupnya sendiri, janganlah
meninggalkan “badai” bagi anak cucu di masa datang. Yang saya tahu dan
membaca dari sejarah Minahasa, kita masyarakat Minahasa memiliki etika yang
tinggi terhadap lingkungan hidup kita. Coba lihat, kita selalu meminta
pertolongan dan petunjuk “Opo Wananatas” di dalam melakukan kegiatan.
Jangan sampai kebiasaan ini menjadi hilang akibat ulah investor besar yang
melumpuhkan kebiasaan atau “etika lingkungan” kita. Opo Wananatas akan
sedih dan murka akibatnya.
Kepentingan Hutan
Hutan dianggap sebagi sumber yang boleh diperbaharui.Benar,tetapi untuk
memperbaharuinya mengambil masa yang lama.Hutan yang sudah
dimusnahkan oleh manusia atas dasar pembangunan,sukar untuk pulih seperti
sediakala.Dengan fungsinya sebagai biodiversiti menjadikan Malaysia sebagi
salah satu khazanah dunia yang kaya dengan pelbagai kehidupan biotik dan
abiotik.Sesungguhnya hutan mempunyai peranan yang sangat besar di dalam
kehidupan manusia.
Hutan dan Sungai
Legeh sungai atau punca sungai kebanyakkanya berasal dari kawasan tanah
tinggi yang dilitupi hutan.Lihat sahaja contohnya sungai Perak dan Sungai
Pahang berasal dari Banjaran Titiwangsa yang merupakan tulang belakang
Negara.Banjaran Titiwangsa menjadi legeh sungai kerana hutan di situ berfungsi
seolah-olah span yang menyerap air.Hutan akan menyimpan air kerana air hujan
diserap ke dalam tanah dan dikeluarkan semula di dalam bentuk punca
sungai( kawasan air terjun dan mata air ).
Hutan sebagai habitat flora dan fauna.
Malaysia diiktiraf sebagai salah satu mega biodiversiti yang hanya berjumlah 12
kawasan sahaja di seluruh dunia.Biodiversiti merujuk kepada keseluruhan
hidupan dari mikro kepada hidupan sebesar gajah yang membentuk ekologi dan
habitat yang sangat unik,rencam serta hebat.Lihat sahaja Malaysia bersama
hutannya gah dengan bunga terbesar di Malaysia,gah dengan pelbagai hidupan
liarnya yang unik.Lihat sahaja orang utan ‘the one and only’! di seluruh
dunia.Hutan yang dipelihara serta dipulihara akan menjadi khazanah dan tempat
tinggal hidupan liar serta perlindungan flora yang hebat.
Hutan Penstabil Suhu Dunia.
Dengan sifatnya yang melakukan fotosintesis,hutan menggunakan karbon
dioksida dapat menyejukkan suhu bumi.Suhu setempat juga dapat dikawal
melalui penanam pokok yang besar,terutama di kawasan Bandar.Hutan penting
sebagai agen penyejuk serta menyederhanakan kawasan yang panas.Dengan
pembalakan secara berleluasa tanpa kawalan akan menyebabkan suhu dunia
bertambah panas.Fenomena pemanasan global biasanya dikaitkan denga n
kesan rumah hijau dan pertambahan karbon dioksida
Bidang Penyelidikan dan Pembangunan
Dengan kepelbagian biologinya,hutan merupkan khazanah Negara yang sangat
bernilai.kajian tentang perubatan sebenarnya masih meluas dan berpotensi
untuk dimajukan.Dengan nilai perubatan yang sangat tinggi hanya sebahagian
kecil sahaja khasiat perubatan hutan diketahui serta dikaji,antaranya tongkat ali
dan kacip Fatimah yang popular itu.Banyak lagi sebenarnya yang belum
diterokai dan dikaji.
Pencegahan banjir.
Oleh kerana pembalakan yang berleluasa Thailand pada tahun 1988 kalau tida
silap saya mengalami banjir yang dashyat di kota Bangkok.Ini kerana hutan di
sebelah utara Negara itu sudah dimusnahkan secara meluas.Hutan berfungsi
untuk menahan air larian permukaan bila tanah tidak lagi mampu menampung
jumlah air hujan yang turun.Jadi jika hujan turun dengan lebat sekali pun hutan
akan menyerap air dengan baik,kerana titisan air hujan akan turun dengan
perlahan-lahan akibat rintangan daun,ranting ,batang pokok serta humus yang
begitu tebal di kawasan tanah hutan.Dengan ini banjir akan dapat dielakkan.
Hutan dan Komuniti Orang Asli/Pribumi
Sejak sekian lamanya hutan merupakan tempat tinggal orang asli serta
bumiputera di Kepulauan Borne.Walaupun bersama dengan arus
kemodenan,hutan masih merupakn tempat tinggal ramai kaun pribumi di seluruh
dunia.Hutan mampu menjadi tempat tinggal yang sangat sebati dengan
kehidupan pribumi seperti memburu dan bercucuk tanam.Hutan merupakan
perlindungan yang unik,hingga melahirkan budaya hidup dan adat yang unik
menjadi kebanggaan kita bersama.
Hutan dan Pelancongan
Masyarakat dunia sekarang melihat bahawa gabungan ekologi dan pelancongan
menghasilkan kaedah pelancongan yang hebat.Konsep eko pelancongan sangat
bertepatan dengan Negara kita sebenarnya.Dengan hutan hujan tropika yang
hebat,termasuklah hutan paya bakau mampu menyerlahkan suasana nature
kepada pelancongan,buktinya sudah terbentang di depan mata,Taman Negara
sebagai contohnya merupakan salah satu konsep eko pelancongan yang
menarik untuk diterokai.
Hutan dan Ekonomi Negara
Pembalakan secara terancang boleh menjamin kelangsungan hutan
Negara.Pemuliharaan hutan sangat perlu.Pembalakan secara terpilih,menebang
pokok yang betul-betul matang sahaja perlu dilaksanakan.Penanaman semula
hutan perlu dijalankan secara kerap.Kawasan hutan simpan dan taman Negara
memerlukan pemantaun yang lebih kerap dan terancang.Kawasan hutan yang
menjadi kawasan tadahan air perlu dipantau,tindakan undang-undang perlu
tegas.Undang-undang perlu digubal untuk menjamin kawasan hutan atau
kawasan tadahan air terpelihara.
Sumber makanan.
Hutan sebenarnya berpotensi untuk dimajukan sebagi sumber makanan serta
buah-buahan.Buah-buah atau tumbuhan di dalam hutan boleh menjadi sumber
makanan melalui kajian serta penyelidikan yang mendalam.