EKOSAINS - ejournal.unpatti.ac.id

14
ISSN : 2337 - 5329 VOLUME O2, No : 01. Februari 2013 ISSN : 2337 - 5329 2013 E E K K O O S S A A I I N N S S J U RNALEK OLOGI DAN SAINS PUSAT PENELITIAN LINGKUNGAN HIDUP DAN SUMBERDAYA ALAM (PPLH – SDA) UNIVERSITAS PATTIMURA

Transcript of EKOSAINS - ejournal.unpatti.ac.id

Page 1: EKOSAINS - ejournal.unpatti.ac.id

ISSN : 2337 - 5329

VOLUME O2, No : 01. Februari 2013 ISSN : 2337 - 5329

2013

EEKKOOSSAAIINNSSJU RNAL EKOLOGI DAN SAINS

PUSAT PENELITIAN LINGKUNGAN HIDUPDAN SUMBERDAYA ALAM (PPLH – SDA)

UNIVERSITAS PATTIMURA

Page 2: EKOSAINS - ejournal.unpatti.ac.id

Ekosains

21

STUDI RONA AWAL LINGKUNGAN HIDUPUNTUK PEMBUATAN PERKEBUNAN SAWIT

PT. SUTERA SEJATI INDONESIA DI KECAMATAN SERAM UTARA BARATKABUPATEN MALUKU TENGAH PROVINSI MALUKU

Environmental Baseline Studies to Making Oil Palm Plantation Area by PT. Sutera SejatiIndonesia at Northwest Seram District in Central Mollucas Province

Abraham H TulalessyPPLH-SDA Universitas Pattimura Ambon

ABSTRAK

Pembangunan perkebunan kelapa sawit PT. Sutera Sejati Indonesia (PT. SSI), dapatmenimbulkan dampak posistif maupun negatif terhadap lingkungan di sekitar arealpembangunan yang terletak di petuanan hak ulayat Desa Latea, Desa Lisabata dan DesaWaeluhu, Kecamatan Seram Utara-Barat, Kabupaten Maluku Tengah, Provinsi Maluku.Dengan demikian diperlukan Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup (AMDAL),dengan tujuan untuk mencegah munculnya dampak negatif serta mengoptimalisasikandampak positif yang akan ditimbulkan dari pembangunan perkebunan kelapa sawit. Analisisdata yang digunakan berupa data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh dari hasilsurvei lapangan, pengambilan sampel dan analisis laboratorium, sedangkan data sekunderdiperoleh dari instansi atau lembaga terkait serta ditunjang dengan referensi yang relevan.Hasil survei dan penelitian di lapangan memberikan gambaran bahwa : (1). Kegiatanpembersihan lahan akan menyebabkan hilangnya sebagian besar jenis vegetasi, yangberpengaruh terhadap keseimbangan lingkungan, (2). Pembukaan lahan akan meningkatkanlaju erosi dan sedimentasi yang berakibat pada peningkatan kekeruhan dan padatantersuspensi, (3). Pembangunan perkebunan kelapa sawit akan memberi dampak pada kualitasair berupa peningkatan senyawa nitrogen, fosfor, kalium dan pestisida yang disebabkan olehpenggunaan pupuk untuk meningkatkan kesuburan tanah serta pestisida untuk pemberantasanhama-penyakit tanaman yang pada akhirnya akan berpengaruh terhadap biota perairan.

Kata kunci : Perkebunan kelapa sawit, Analisis mengenai dampak lingkungan

PENDAHULUANUpaya pemanfaatan lahan selama ini

dilakukan untuk meningkatkanproduktivitas, yang dapat memberidampak bagi masyarakat sekitar terutamadalam usaha meningkatkan pendapatanmasyarakat, salah satunya adalah melaluikegiatan usaha perkebunan.

Salah satu usaha perkebunan yangmemiliki nilai bagi pendapatan petanimaupun PAD adalah usaha perkebunankelapa sawit. Hal ini disebabkan kelapa

sawit merupakan salah satu produk yangdapat mendatangkan devisa dari sektor nonmigas. Meningkatnya nilai ekspor CPOdalam dekade terakhir ini telahmemberikan konstribusi yang besarterhadap perkembangan ekonomi nasionalmaupun ekonomi daerah termasuk diProvinsi Maluku.

PT. Sutera Sejati Indonesia (PT. SSI)merupakan perusahaan perkebunan swastanasional yang mempunyai peranan cukuppenting dalam melakukan kegiatan

Page 3: EKOSAINS - ejournal.unpatti.ac.id

Ekosains

22

pembangunan perkebunan, berdasarkanSurat Keputusan Bupati Maluku TengahNo. 593/375/2009, Tentang PemberianIzin Lokasi Untuk Keperluan PerkebunanKelapa Sawit Atas Nama PT. Sutera SejatiIndonesia seluas 16.972 Ha, yang terletakdi Kecamatan Seram Utara KabupatenMaluku Tengah, Propinsi Maluku(Gambar 1).

Keberadaan Perkebunan KelapaSawit, akan menimbulkan dampak positifmaupun negatif terhadap lingkungan.Oleh karena itu Pemerintah KabupatenMaluku Tengah selalu berusahamengedepankan masalah lingkungan disegala kegiatan pembangunannya.

Dalam hubungan dengan dampakterhadap lingkungan maka perlu dilakukananalisa sejak awal perencanaan sampaioperasional kegiatan. Hal ini perlu agardapat diambil langkah sedini mungkinuntuk mencegah munculnya dampaknegatif dan mengembangkan ataumengoptimalkan dampak positif yangterjadi akibat suatu kegiatan atau proyekpembangunan perkebunan kelapa sawit.

Dampak penting terhadap lingkunganbaik dampak positif mapun negatifdiperkirakan akan terjadi ketika kegiatanpembangunan perkebunan Kelapa SawitPT. SSI mulai dilakukan. MenurutUndang-Undang No. 23 tahun 1997 pasal15, setiap rencana usaha dan/atau kegiatanyang mungkin menimbulkan dampak besardan penting terhadap lingkungan hidup,wajib melakukan studi Analisis MengenaiDampak Lingkungan Hidup (AMDAL),sesuai dengan Peraturan Menteri NegaraLingkungan Hidup No. 11 Tahun 2006tentang Jenis Rencana Usaha dan/ataukegiatan yang wajib dilengkapi dengananalisis mengenai dampak lingkungan.

Berdasarkan hal tersebut maka penulismelakukan suatu kajian tentang AnalisisDampak Lingkungan terhadap kegiatanusaha perkebunan kelapa sawit PT. SuteraSejati Indonesia.

TUJUAN PENELITIANPenelitian ini bertujuan untuk

mengetahui kondisi rona awal lingkunganhidup di sekitar calon lokasi perkebunansawit PT. Sutera Sejati Indonesia.

METODE DAN ANALISIS DATALokasi Penelitian

Kajian Analisis Dampak Lingkunganini dilakukan di areal pembangunan kebunkelapa sawit PT. SSI yang terletak dipetuanan hak ulayat Desa Latea, DesaLisabata Timur dan Waelulu, KecamatanSeram Utara-Barat, Kabupaten MalukuTengah, Provinsi Maluku.

Metode dan Analisis DataData komponen lingkungan yang

diamati berupa data primer dan datasekunder. Data primer diperolehberdasarkan hasil survei di lapanganmelalui pengamatan, pengambilan sampeldan analisis loratorium yang dilakukan dilaboratorium Dinas Kesehatan Ambon.Sedangkan data sekunder diperolehberdasarkan data-data dari instansi ataulembaga terkait serta tinjauan dari pustakayang relevan.

IklimData komponen iklim yang diperoleh

di lapangan selanjutnya diseleksi danditabulasi secara bulanan (5-10 tahun),kemudian dihitung nilai rata-ratamaksimum dan minimumnya. Penentuanjenis iklim setempat dengan menggunakannilai indeks Q (Indeks Quotient) denganrumus :

Q = K / Bdimana : K = Total rata-rata bulan kering

(curah hujan < 100 mmB = Total rata-rata bulan basah

(> 100 mm)

Kualitas udaraPengumpulan data kualitas udara

dilakukan secara langsung di lapangan.Untuk gas, pengambilan sampel dilakukandengan menggunakan metode gas sample

Page 4: EKOSAINS - ejournal.unpatti.ac.id

Ekosains

23

dan untuk debu menggunakan high volumeair sampler (Hi-Vol). Data hasilpengukuran kualitas udara (kadar abu/gas)ditabulasikan dan dibandingkan dengannilai baku mutu lingkungan menurut PPNo. 41 Tahun 1999 untuk SO2, No2 dandebu.

KebisinganTingkat kebisingan diukur langsung di

lapangan dengan menggunakan SoundLevel Meter. Data hasil pengukurandibandingkan dengan baku mutu tingkatkebisingan menurut Keputusan MenteriNegara Lingkungan Hidup No.48/MENLH/II/1996. Penyebarankebisingan dari sumbernya dianalisismenggunakan persamaan matematis:

SL1-SL2 = 20 log r1/r2

dimana : SL1 = tingkat kebisinganlokasi 1 pada jarak r1

SL2 = tingkat kebisingan lokasi 2pada jarak r2

Kualitas airPengambilan contoh air sungai dan air

laut pada setiap titik dilakukan denganmenggunakan botol sampel air. Untukmenjaga agar sampel air yang diambiltidak terkontaminasi dan rusak, makaselama pengangkutan maka airdimasukkan kedalam cool box yang berisiair es. Parameter-parameter kualitas airyang mudah berubah dan tidak terlarut(suhu, pH dan oksigen terlarut (DO)) dapatdiawetkan dan dianalisis di lokasi padasaat pengambilan sampel secara langsung(in-situ), sedangkan untuk parameter-parameter kualitas air yang lain akandianalisis di laboratorium.

HASIL DAN PEMBAHASANGambaran Lokasi Penelitian

Gambar 1 menunjukkan lokasipembangunan areal perkebunan kelapasawit PT. Sutera Sejati Indonesia. Secararinci letak dan luas areal pembangunanperkebunan kelapa sawit dapat dilihat padaTabel 1.

Rencana kegiatan pembangunanperkebunan kelapa sawit untuk jangkawaktu pendek diarahkan untukpembangunan perkebunan sawit danfasilitas pendukungnya di Desa/Negeri:Latea, Lisabata Timur dan Wailulu,Kecamatan Seram Utara-Barat,Kabupaten Maluku Tengah.

Hasil telaahan terhadap rencanakegiatan yang potensial menimbulkandampak telah diidentifikasi untuk setiaptahapan kegiatan baik kegiatan-kegiatanpada tahap pra-konstruksi, tahapkonstruksi, tahap operasi dan tahap pascaoperasi.

Secara garis besar kegiatan padamasing-masing tahapan dalam rencanakegiatan pembangunan perkebunan kelapasawit yang dilakukan pada PT. SSI diKecamatan Seram Utara-Barat KabupatenMaluku Tengah sebagai berikut :

Komponen Fisik-KimiaCurah hujan dan tipe iklim

Hasil pantauan di lapanganmenunjukkan bahwa tidak terdapat stasiuniklim, sehingga untuk menggambarkankondisi iklim wilayah studi (khususnyacurah hujan) digunakan data curah hujanrataan dari Stasiun Hujan Taniwel danStasiun Hujan Wahai seperti terlihat padaTabel 2.

Page 5: EKOSAINS - ejournal.unpatti.ac.id

Ekosains

24

Gambar 1. Peta Lokasi Pembangunan Perkebunan Kelapa sawit PT. SSI

Tabel 1. Letak, Luas dan Keadaan Wilayah Areal Perkebunan

Uraian Keterangan

1. Luas Areal Kebun Kelapa Sawit 16.792 ha

2. Batas Geografis : LS

BT

02° 48’ 21” - 02° 56’ 53”

128° 49’ 16” - 129° 04’ 35”

3 Batas Areal :

a. Sebelah Utara Berbatasan dengan laut Seram dan wilayah: Desa Paa, DesaKarlutu, Desa Gale-Gale dan Desa Labuan.

b. Sebelah Timur Berbatasan dengan wilayah Desa Gale-Gale, Desa Pasanea, DesaKarlutu dan Desa Paa

c. Sebelah Selatan Berbatasan dengan Hutan

d. Sebelah Barat Berbatasan dengan wilayah desa Rumahwey

4. Administrasi Pemerintahan

a. Kecamatan Seram Utara Barat

b. Kabupaten Maluku Tengah

c. Provinsi Maluku

5. Kelompok Hutan Wae Yala dan Wae Kuhu

6. Jenis Penggunaan Lahan Hutan Sekunder (bekas tebangan) dan Areal Penggunaan Lain

Tabel 2. Curah Hujan Rataan Bulanan di Wilayah StudiLokasi J F M A M J J A S O N D Tahunan

Taniwel 391 365 343 192 161 108 131 93 125 87 108 234 2338

Wahai 312 361 308 213 155 116 115 98 92 92 111 196 2169

WilayahStudi 352 363 326 203 158 112 123 95 109 89 109 215 2254

Sumber : Data historis curah hujan rataan dari Stasiun Hujan Taniwel dan Stasiun Hujan Wahai

Page 6: EKOSAINS - ejournal.unpatti.ac.id

Ekosains

25

Tabel 2, memberikan gambaranbahwa curah hujan rataan tahunan diwilayah ini cukup tinggi (2254 mm) terdiridari curah hujan selama musim hujan(Desember-Mei) sebesar 1617 mm atau71,7% dari curah hujan setahun dan curahhujan musim kemarau (Juni-November)sebesar 637 mm atau 28,3% dari curahhujan setahun.

Bulan Januari sampai Maretmerupakan bulan-bulan dengan curahhujan tinggi (rataan >300 mm/bulan)sedangkan bulan Agustus dan Oktobermerupakan bulan-bulan yang curahhujannya rendah (rataan <100 mm/bulan).

Unsur iklim lainnyaSama halnya dengan curah hujan, data

unsur iklim lainnya (suhu udara,kelembaban nisbi udara, lama penyinarandan kecepatan angin) untuk lokasi studitidak tersedia. Posisi geografis wilayahstudi yang terletak di bagian utara pulauSeram serta memiliki musim hujan dalamperiode Desember-Mei dan musimkemarau dalam periode Juni-Novemberadalah sama dengan kondisi di pulau BuruBagian Utara.

Data klimatologis 10 tahun terakhirdari Stasiun Meteorologi Namlea (periode1999-2009) yang dianalisis menunjukkankondisi iklim bulanan seperti terlihat padaTabel 3.

Tabel 3. Kondisi Beberapa Unsur Iklim di Wilayah Studi

BulanSuhu Udara (oC) Kelembaban

Nisbi(%)

Lama Penyinaran(%)

Kecepatan Angin(knot)Harian Maksimum Minimum

Januari 26.6 30.3 24.0 85.9 55.6 6.6

Februari 26.4 29.7 23.8 86.6 55.7 5.9

Maret 26.6 30.8 24.0 86.7 58.1 6.0

April 26.7 30.8 23.9 85.8 68.2 5.9

Mei 26.7 30.8 23.6 83.0 70.7 7.1

Juni 26.0 30.1 23.8 82.2 63.7 8.2

Juli 25.5 29.8 23.0 82.0 67.6 9.4

Agustus 25.6 30.1 22.0 77.9 72.2 10.7

September 26.3 31.1 22.8 75.5 78.7 9.6

Oktober 26.8 31.7 23.2 77.6 80.6 8.4

Nopember 27.2 31.7 24.0 80.0 76.0 6.8

Desember 26.9 31.1 24.2 81.6 58.4 6.1

Tahunan 26.4 30.7 23.5 82.1 67.1 7.6

Sumber : Data Klimatologi Stasiun Meteorologi Namlea Periode 2000-2009 (yang diolah Tahun 2010)

Kualitas udaraPengukuran kualitas udara di lokasi

studi lebih ditekankan pada parameterkadar debu dalam udara yang diukur

langsung di lapangan (Tabel 4). Hasilpengukuran dan analisis menunjukkanbahwa kadar debu dalam udara di lokasistudi masih berada di bawah baku mutu.

Page 7: EKOSAINS - ejournal.unpatti.ac.id

Ekosains

26

Tabel 4. Hasil Pengukuran Kadar Debu Pada Beberapa Tempat di Wilayah StudiLokasi

SatuanHasil

PengukuranBaku mutu

Kep. 48/MENLH/ XI/96

1. Dalam lokasi proyek g/Nm3 15 230

2. Pemukiman dusun Rumahmole g/Nm3 16 230

3. Jalan di pinggiran desa Latea g/Nm3 18 230

4.. Pinggiran lokasi proyek g/Nm3 16 230

Sumber : Pengukuran Lapangan (PPLH SDA Unpatti, 2010)

KebisinganSalah satu komponen lingkungan fisik

yang potensial terkena dampak besar danpenting akibat kegiatan perkebunan kelapasawit (terutama pada tahap konstruksi danoperasi) adalah kebisingan. Kegiatan yangberpontensi menimbulkan dampakkebisingan adalah berasal dari kegiatan

mobilisasi bahan dan material, pembukaanlahan, pembangunan sarana dan prasaranadan pengangkutan hasil panen. Untukmengetahui tingkat kebisingan di lokasistudi dilakukan pengukuran langsung dilapangan pada beberapa lokasi (Tabel 5).

Tabel 5. Hasil Pengukuran Kebisingan Pada Beberapa Tempat di Wilayah Studi

Lokasi SatuanHasil

Pengukuran

Baku mutuKep. 48/MENLH/

XI/96

1. Dalam lokasi proyek dBA 38 55

2. Pemukiman dusun Rumahmole dBA 39 55

3. Jalan di pinggiran desa Latea dBA 40 55

4. Pinggiran lokasi proyek dBA 39 55

Sumber : Pengukuran Lapangan (PPLH SDA Unpatti, 2010)

Komponen HidrologiAliran sungai

Lokasi Perkebunan Kelapa Sawit PT.SSI dialiri oleh empat buah sungai utamayaitu Way Sala, Way Kuhu, Way Yala danWay Ela. Pola aliran sungai-sungaitersebut seperti terlihat pada Tabel 6 danGambar 2.

Jumlah curah hujan yang relatif cukuptinggi di lokasi studi menyebabkan airsungai tidak mengalami kekeringan saatmusim kemarau. Tingkat kekeruhan airsungai yang berada di calon arealperkebunan ini sangat bergantung kepadamusim. Pada musim kemarau air sungairelatif jernih, namun sebaliknya padamusim hujan air sungai terlihat keruh.

Melihat pada kondisi aliran sungai dancalon areal perkebunan sawit, dikaitkandengan rencana kegiatan, maka dampakyang mungkin timbul adalah penurunankualitas air sungai (termasuk sumur) danbiota perairan akibat adanya erosi dansedimentasi. Proses erosi dan sedimentasiberpeluang terjadi (meningkat) terutamapada tahap konstruksi (pembukaan lahan).

Nilai parameter kualitas air tersebutberpotensi meningkat ketika berlangsungusaha perkebunan dengan berbagaitahapan kegiatannya. Kegiatan-kegiatanyang diperkirakan menimbulkan dampakpenurunan kualitas air sungai maupun airtanah berasal dari kegiatan land clearingdan kegiatan budidaya tanaman denganmenggunakan pestisida.

Page 8: EKOSAINS - ejournal.unpatti.ac.id

Ekosains

27

Gambar 2. Peta Jaringan Sungai di Wilayah Studi

Tabel 6. Karakteristik Sungai di Wilayah StudiNamaSungai

ArahAliran

Letak Muara Sungai Ukuran (m)

Panjang Lebar Kedalaman

Wae SalaBarat –Timur

Pantai timur wilayah kecamatanSeram Utara Barat; antara desa Paadan desa Wailulu

17.000 2 – 10 0,25 – 1,25

Wae YalaTenggara-Barat Laut

Pantai utara pulau Seram; di dusunMarahunu desa Latea

65.000 5 – 15 0,5 – 2,5

Wae KuhuTenggara-Barat Laut

Pantai utara pulau Seram; di desaLisabata Timur

62.000 5 – 30 0,3 – 1,5

Wae ElaSelatan-

UtaraPantai utara pulau Seram; tepatnya didesa Rumahwey-Rumahmole.

23.000 5 – 20 0,3 – 1,2

Sumber : PPLH-SDA Unpatti (2010)

Komponen BiologiBiologi daratVegetasi

Hutan di areal rencana pembangunanperkebunan Kelapa Sawit PT. Sutera SejatiIndonesia termasuk tipe hutan tropikabasah. Jenis-jenis pohon dominan daerahini antara lain Matoa (Pometia pinnata),Merbau (Instia bijuga), Lenggua(Pterocarpus indicus), Kenari (Canariumspp), Nyatoh (Palaqium spp), Pulai(Alstonia cholaris), dan Gofasa (Viteks

cofasua) dan jenis rimba campuranlainnya.

Keadaan penutupan lahannya terdiridari areal hutan primer, areal bekastebangan dan areal non hutan. Arealtersebut merupakan habitat berbagai hasilhutan yang terdapat secara alamiah, yangterdiri dari beberapa jenis hasil hutan kayudan non kayu. Jenis-jenis vegetasi tanamankehutanan merupakan jenis yangbervariasi dimana komposisi jenis tanamanpada areal tersebut berbeda pula, hal inidisebabkan adanya perbedaan kondisi

Page 9: EKOSAINS - ejournal.unpatti.ac.id

Ekosains

28

tempat tumbuh dan faktor lingkunganlainnya.

Pengamatan vegetasi dilakukan padaareal yang berbatasan dengan lahanperkebunan rakyat yang merupakandataran rendah yang berbatasan denganbukit. Penggunaan lahan pada studi saatini adalah sawah, kebun dan hutansekunder yang sebagian ditumbuhipohon, herba dan semak. Jenis vegetasi

meliputi tumbuhan semak, herba, pohonpada tegalan dan hutan bekas tebangan.

Persentase penutupan petak ukuryang terbanyak adalah jenis alang-alang50%, sungga-sungga 30% dan rumput-rumputan 20% yang merupakan jumlahdari semua penutupan petak ukur Jenisvegetasi tingkat semai yang ditemui dipetak contoh terdiri atas 13 jenis danyang paling mendominasi (Tabel 7).

Tabel 7. Jenis Vegetasi Dasar (Ground cover) di Lokasi Studi dan Sekitarnya

Nama Daerah Nama Latin K KR F FR INP

Sungga-sungga Euphatorium odoratum 155 13,42 1,00 9,26 22,68

Rumput Teki Cyperus rotundus 150 12,99 0,60 5,56 18,54

Alang-alang Imperata cylendriica 235 20,35 0,80 7,41 27,75

Putri malu Mimosa pudica 210 18,18 0,60 5,56 23,74

Tali putrid Cassytha filiformis 115 9,96 0,80 7,41 17,36

Rukam Flacourtia rukan 10 0,87 0,40 3,70 4,57

Talas Colocasia sp 25 2,16 0,40 3,70 5,87

Paku-pakuan Nephrolepsis exaltata 45 3,90 0,40 3,70 7,60

Papaya Carica papaya 30 2,60 0,40 3,70 6,30

Biroro Melastoma polyanthum 25 2,16 0,40 3,70 5,87

Pandan-pandanan Pandanus sp. 25 2,16 0,40 3,70 5,87

Sirih hutan Cadeum variagata 5 0,43 0,40 3,70 4,14

Pisang Musa paradisiacal 50 4,33 0,80 7,41 11,74

Sumber : Hasil data lapangan (PPLH SDA Unpatti, 2010)

Penutup lahan untuk vegetasi tingkatpancang di dominasi oleh jenis kayu, kayupule, aren, kayu loreng, kinar, pinanghutan, daun kikir, pala hutan, kayu merah,beringin, kayu samama, lenggua, besi,gupasa, ketapang, kenanga, lasi, belohitam, kenari, gayam, pulaka, gondal, kayuburung, gejawas hutan, jambu hutan, letor,pakis (nibong), bambu, galoba, rotan,siripopar, bambu loleba, keladi hutan,paku-pakuan dan pandan.

Strata herba meliputi: biroro (buahtinta), daun kora-kora, paku-pakuan,rumput pisau, putri malu, rumput kuda,leguminosa, tali hulalleng, keladi hutandan sirih hutan.

Vegetasi kategori pohon di lokasistudi terdapat 16 jenis. Pengukuran

dilakukan berdasarkan 3 (tiga) indikatoryaitu KR (Kerapatan Relatif), FR(Frekuensi Relatif) dan INP (IndeksNilai Penting). Pada daerah rencanapembangunan perkebunan kelapa sawitPT. Sutra Sejati Indonesia merupakanareal dengan kawasan hutan sekunder,tanaman kebun campuran dengan tanamanbudidaya bernilai ekonomis yang ada disekitar perkampungan yaitu tanamanKelapa (Cocos nucifera), Mangga(Mangifera indica), Jeruk (Citrus sp),Nangka (Artocarpus integra), Papaya(Carica papaya) dan Sukun (Artocarpuscommunis). Sedangkan untuk tanamanpangan atau tanaman semusim, ditemukanjenis umbi-umbian seperti singkong

Page 10: EKOSAINS - ejournal.unpatti.ac.id

Ekosains

29

(Manihot utilisima ), Jagung (Zeamays),dan pisang (Muza sp).

Tanaman kehutanan yang dominanadalah pala hutan (Miristica, sp),Salawaku (Paraserianthis mollucensis),Gujawas Hutan (Duabanga molucana),Samama (Athocarpus cadamba), Beringin(Ficus benjamina), Waru Laut (Hibiscushitiliaceus), Gondal (Ficus elastic).Tanaman penutup tanah yang dominanadalah Bayam Duri (Amaranthusspinosus), Boroco (Celosia argentea),Putri Malu (Mimosa pudica), Rumput Teki(Cyperys rotundus) Rumput Jarum(Andropogon aciculatus), Cebungan(Drymaria cordata), Alang-alang(Imperata chilinderica) dan Bamboo(Bambusa sp).

FaunaJenis-jenis fauna yang terdapat

didalam areal rencana pembangunanperkebunan Kelapa Sawit PT. Sutera SejatiIndonesia masih cukup banyak. Dari hasilstudi oleh INTAG, (1989) telahteridentifikasi 31 jenis burung, 5 jenismamalia dan 4 jenis reptilian. Banyaknyajenis burung tersebut berkaitan denganterdapatnya banyak jenis-jenis tumbuhanyang merupakan makanan hewan,misalnya kenari, melinjo dan pohon buah-buahan yang lain.

Hal ini sesuai dengan nilai biologiflora yang berkaitan dengan kehidupansatwa. Jenis mamalia yang terdapat diareal rencana pembangunan perkebunanKelapa Sawit PT. Sutera Sejati Indonesiaseperti terlihat pada Tabel 8 dan Tabel 9.

Tabel 8. Jenis Mamalia yang Terdapat di Lokasi Area Rencana Pembangunan PerkebunanKelapa Sawit

No Nama Indonesia Nama Ilmiah Keterangan1 Babi hutan Sus sp Tidak dilindungi2 Kus-Kus Phalanger sp Dilindungi3 Rusa Cervus timorensis Tidak dilindungi4 Kalong Pteropus Tidak dilindungi5 Tikus Rattus sp Tidak dilindungi6 Anjing Anis domesticus Tidak dilindungi7 Kelelawar Pteropus accularis Tidak dilindungi

Catatan : dilindungi Undang-undang

Tabel 9. Jenis Reptil yang Terdapat di Lokasi Area Rencana Pembangunan PerkebunanKelapa Sawit

No Nama Indonesia Nama Ilmiah Keterangan1 Biawak Varanus Salvator Dilindungi2 Ular Kuning Achrocodus Tidak dilindungi3 Kadal Mabonya multifocista Tidak dilindungi4 Soa soa Hidrosaurus amboinensis Dilindungi

Catatan : dilindungi undang-undang

BurungJenis burung yang terdapat di lokasi

area rencana pembangunan perkebunankelapa sawit PT. Sutera Sejati Indonesiaberjumlah 31 jenis dan 10 jenis burungdilindungi. Dari 13 jenis burung yangdijumpai oleh tim studi Andal, 4 jenistermasuk dalam jenis yang dilindungi.

Dari 4 jenis burung tersebut, RajaUdang (Halcyon chloris) merupakan jenisyang frekwensi dijumpainya tinggi, yanghabitatnya adalah hutan sekunder.Selanjutnya diikuti oleh Burung SesapMadu (Anthreptes sp) yang habitatnyaserupa dengan habitat Raja Udang, Burung

Page 11: EKOSAINS - ejournal.unpatti.ac.id

Ekosains

30

Gagak (Corvusenca) dan Elang (Haliastus sp), seperti ditunjukkan pada Tabel 10.

Tabel 10. Jenis-Jenis Satwa Burung yang Terdapat di Lokasi StudiNo Jenis Satwa Nama Ilmiah Keterangan1 Kasuari Dilindungi2 Pombu Ducula bicolor Tidak dilindungi3 Sesap Madu Anthreptes sp Dilindungi4 Nuri merah Eos sp Dilindungi5 Toi Psitaculla alexandri Tidak dilindungi6 Kakatua putih Cacatua sp Dilindungi7 Kepodang Oirius ch Tidak dilindungi8 Pipit Lonchura molucca Dilindungi9 Bayan Eclectus roratus Tidak dilindungi10 Raja Udang Halcyon chloris Dilindungi

Catatan : dilindungi Undang-undang

Biologi lautPhytoplankton

Komunitas fitoplankton pada perairanSeram Utara-Barat bulan Juli 2009 sangatmelimpah dibandingkan dengan perairanlainnya di perairan Kabupaten MalukuTengah, karena kelimpahannya merupakankelimpahan tertinggi yakni 326.99 sel/m3

dan yang terendah 42.11 sel/m3.Komunitas fitoplankton pada perairan

ini didominasi oleh jenis Ceratium spp,Chaetoceros spp, Coscinodiscus spp,Dynophysis sp, Noctiluca sp, Rhizosoleniaspp, dan Pyrocytis sp. Volume endapantertinggi adalah 100 ml dan terendah 10ml.

ZooplanktonKelimpahan zooplankton yang

tertinggi di perairan sekitar Seram Utara-Barat yaitu sebesar 2856.75 individu/m3

dan kelimpahan terendah sebesar 26,68individu/m3. Komunitas zooplanktondidominasi oleh Telur Ikan, LarvaGastropoda, Calanus sp, Paracalanus sp,Clausocalanus sp, Acartia spp, Sagita sp,Candacia sp, Glossecephalus sp, Oithonaspp, Scolecethrix sp, Hyperia sp,Labidocera sp, Pronimopsis sp, Mysis sp,Globigerina sp, dan Thysanoessa sp.Sedangkan volume endapan zooplantontertinggi 500 ml dan terendah 20 ml.

Padang lamunKomunitas lamun di perairan Seram

Utara-Barat dijumpai sebanyak 6 jenisyakni Enhalus acoroides, Thalassiahemprychii, Cymodocea rotundata,Halodule pinifolia, Halophyla ovata danHalophyla ovalis yang mana jenisThalassia hemprychii dan Cymodocearotundata adalah dua jenis yang dominandengan tingkat kerapatan jenis yang sangattinggi dibandingkan dengan empat jenislainnya. Karakteristik pulau-pulau denganpantai yang didominasi karang dan berbatudi Kecamatan Seram Utara-Baratmerupakan salah satu faktor bagi distribusiekosistem lamun.

Total Kerapatan lamun di perairanSeram Utara-Barat sebesar 171,50tegakan/m2 dengan kerapatan tertinggiditemukan pada jenis lamun Cymodocearotundata sebesar 77,38 tegakan/m2,selanjutnya jenis Thalassia hemprychiisebesar 58,63 tegakan/m2, Halophylaovata sebesar 14,75 tegakan/m2, Halophilaovata sebesar 8,00 tegakan/m2, Halophilaovalis sebesar 10,25 tegakan/m2, danterkecil ditemukan pada jenis Halodulepinifolia sebesar 6,50 tegakan/m2. Nilaikerapatan ini hampir berbanding lurusdengan nilai persen tutupan dari masingmasing jenis.

Page 12: EKOSAINS - ejournal.unpatti.ac.id

Ekosains

31

Terumbu karangLuas terumbu karang wilayah perairan

Seram Utara hanya mencapai 14,47 km2,sementara panjang total terumbu karangmencapai 97 km dengan kisaran panjangrata-rata antra 0,85 di P. Esauh hingga14,23 di P. Besar (Wilayah P. Tujuh) danlebar rata-rata 0,08 km (0,04 di lokasi Tg.Paa Tibotoni hingga 0,245 km di TelukSawai). Luas terumbu karang Teluk Sawaitergolong besar yaitu mencapai 27,9%(4,04 km2) dari total luas area terumbukarang di perairan Seram Utara-Barat.

Karang batu yang tumbuh dan tersebarpada areal terumbu perairan pesisir pulau-pulau kecil Kecamatan Seram Utara-Baratsebanyak 106 spesies. Kekayaan spesieskarang tertinggi berada di wilayahperairan pesisir Pulau Tujuh dan TelukSawai, dibanding perairan pesisir Wahai.

Terdapat sekitar 18 spesies karangbatu dengan sebaran tergolong umum atauluas antar areal terumbu karang wilayahperairan pesisir pulau-pulau kecilKecamatan Seram Utara-Barat ini antaralain Acropora cuneata, A. palifera,Pocillopora verrucosa, Fungia fungites, F,repandan, Herpolitha limax, Galaxeafascicularis, Diploastrea heliopora, Faviamathai, F. pallida, Favites abdita,Goniastrea edwardsi, Porites cylindrica,P. lutea, Lobophyllia hemprichii,Merulina ampliata, Pavona varians danMillepora platyphylla..

Selain itu terdapat 38 spesies karangbatu dengan kemampuan menyebar sangatterbatas yaitu hanya bisa ditemukan padaareal terumbu karang tertentu. Fakta iniberkaitan erat dengan kesesuaian habitathidup dari spesies-spesies karang batuyang menyebar terbatas tersebut.

AlgaWilayah perairan Kecamatan Seram

Utara-Barat memiliki keragaman jenismakro sebanyak 14 spesies yangdikelompokkan kedalam 10 genus, 10famili, 7 ordo dan 3 devisi. Denganpenyebaran spesies per divisi adalah alga

hijau (Chlorophyta) terdiri dari 7 spesies,algae coklat (Phaeophyta) terdiri dari 4spesies, dan algae merah (Rhodophyta)yang terdiri dari 3 spesies. Dari spesiesyang ditemukan ada beberapa jenis yangmemiliki nilai ekonomis yaitu dari genuscaulerpa, gracilaria dan hypnea.

Fauna benthosHasil pengumpulan data lapangan

untuk organisme makrofauna bentos diKecamatan Seram Utara-Barat, dilakukandi Desa Latea dan berhasil dikumpulkan22 spesies organisme makrofauna bentos.Dari ke-22 spesies tersebut teridentifikasisebanyak 3 spesies yang bernilai ekonomispenting yaitu Tridacna squamosa,Spondylus squamosus, dan Pinctadamargaritifera.

Nekton (Ikan Demersal, Ikan Arang danIkan Hias)

Kelimpahan spesies ikan karang danikan hias yang hidup pada ekosistemterumbu karang Kecamatan Seram UtaraBarat sebanyak 134 spesies yang termasukdalam 68 genera dan 32 famili.

Dari total spesies ikan tersebut,ternyata 58 spesies diantaranya termasukdalam kelompok ikan yang dikonsumsidan/atau ekonomis penting dan 76 spesieslainnya adalah ikan hias yang hidup diterumbu karang.

Kelimpahan spesies ikan karang danikan hias pada areal terumbu perairanpesisir Pulau Tujuh lebih tinggi, sementarakelimpahan spesies ikan karang dan ikanhias terendah terdapat di areal terumbuperairan pesisir Wahai. Secaramenyeluruh, tedapat indikasi bahwakelimpahan spesies ikan hias antara arealterumbu karang Kecamatan Seram Utaralebih tinggi dari ikan konsumsi/ekonomispenting.

Sebanyak 26 spesies ikan karang danikan hias memiliki penyebaran luas padaareal terumbu karang perairan pesisir danpulau-pulau kecil di Kecamatan SeramUtara Barat, yaitu Acanthurus lineatus, A.

Page 13: EKOSAINS - ejournal.unpatti.ac.id

Ekosains

32

mata, Ctenochaetus striatus, Nasolituratus, Zebrasoma scopas, Balistapusundulatus, Caesio teres, Pterocaesio tile,Chaetodon kleini, Hebiochus varius,Lethrinus harak, Lutjanus decussatus,Scolopsis trilineatus, Amblyglyphydodoncuracao, Chromis analis, C. margaritifer,C. ternatensis, Dascyllus aruanus,Pomacentrus coelestis, P. pavo, Scarusghobban, Scarus schlegeli, Scarussordidus, Rastrelliger kanagurta,Cephalopholis argus, Zanclus cornutus.Pada bagian lain, sebanyak 108 spesiesikan karang dan ikan hias lainnyatermasuk dalam kategori menyebar sangatterbatas.

Hasil analisis stok ikan karang danikan hias pada areal terumbu karangperairan pesisir pulau-pulau kecil wilayahKecamatan Seram Utara-Baratmenunjukkan bahwa ternyata besaran nilaistok, MSY dan jumlah tangkapan ikankarang dan ikan hias yang diperbolehkanlebih tinggi pada areal terumbu karangPulau Tujuh dibanding Teluk Sawai danperairan pesisir Wahai.

Species ikan karang ekonomis pentingdengan nilai stok yang besar pada arealterumbu karang P. Tujuh dan Teluk Sawaiadalah Pterocaesio tile (lalosi), sementaradi perairan pesisir Sawai adalahCtenocaetus striatus.

Spesies ikan hias dengan kepadatanserta stok tergolong tinggi di terumbukarang P. Tujuh adalah adalahAmblyglyphydodon curacao, Chromisatripectoralis dan Chromis analis.Sementara ikan hias dengan kepadatan dankelimpahan stok tertinggi di terumbukarang Teluk Sawai adalah Chromisatripectoralis dan Chromis analis. Untukperairan pesisir Wahai, ternyata ikan hiasdengan kepadatan individu dankelimpahan stok tertinggi adalah Chromisternatensis.

KESIMPULAN1. Lokasi penelitian dapat dijadikan

sebagai lahan perkebunan kelapasawit milik PT. Sutera SejatiIndonesia.

2. Perlu dilakukan pengolahanlingkungan hidup di dalampengembangan perkebunan kelapasawit milik PT. Sutera SejatiIndonesia.

DAFTAR PUSTAKAINTAG, 1989. Studi Jenis-Jenis Flora dan

Fauna.Suratmo, R. G., 2004, Analisis Mengenai

Dampak Lingkungan, Gadjah MadaUniversity Press, Yogyakarta.

PPLH SDA-Unpatti, 2010. Data HasilLapangan, Ambon.

Page 14: EKOSAINS - ejournal.unpatti.ac.id

Ekosains