Ekonomi Teknik (Economy in Engineering)
-
Upload
pras-setia -
Category
Documents
-
view
224 -
download
2
description
Transcript of Ekonomi Teknik (Economy in Engineering)
DAFTAR ISI
ASPEK UMUM DAN ORGANISASI 2
ASPEK LINGKUNGAN USAHA, PASAR, DAN PEMASARAN 4
LINGKUNGAN USAHA 4
STRUKTUR PASAR 6
PELUANG USAHA 6
SEGMENTASI PASAR 6
TARGET PASAR 6
ANALISIS DEMAND/ SUPPLY 7
PERENCANAAN (PLANNING) 8
MARKETING MIX (7P) 8
DESAIN PRODUK DAN JASA 14
LETAK FASILITAS 15
LOKASI 16
RENCANA PRODUKSI 17
PENGORGANISASIAN (ORGANIZING) 18
PENGENDALIAN (CONTROLLING) 20
LAMPIRAN 21
1
ASPEK UMUM DAN ORGANISASI
Visi
“Menjadi restoran yang menyajikan makanan khas dari Indonesia dengan membawa konsep
kereta yang terbaik di Indonesia”
Misi
Kami berupaya untuk memperkenalkan dan mengeksplor berbagai makanan khas dari
wilayah-wilayah di Nusantara kepada konsumen.
Kami berupaya untuk memberikan pengalaman dan suasana yang berbeda bagi para
konsumen restoran untuk menikmati makanan yang disajikan seperti sedang menaiki kereta
api.
Kami berupaya untuk mengenalkan budaya dari seluruh wilayah nusantara kepada para
konsumen dari restoran.
Latar Belakang Organisasi
Setelah bekerja dengan keras lima hari dalam seminggu, warga Surabaya sangat
membutuhkan tempat rekreasi yang menyenangkan untuk menghabiskan waktu bersama
keluarga dan teman. Hal tersebut terlihat dengan ramainya mall dan taman hiburan yang ada
di Surabaya dan sekitarnya setiap akhir minggu dan hari libur. Namun terkadang dengan
membawa keluarga ke mall terutama anak-anak, dapat memicu perilaku konsumtif bagi anak
sejak dini. Dengan melihat kebutuhan tersebut maka kami membuat restoran dengan tema
kereta api ini dengan harapan dapat memenuhi kebutuhan rekreasi dari warga Surabaya
sekaligus kebutuhan mengenai edukasi untuk anak-anak khususnya dan calon pelanggan bagi
restoran kereta ini.
Selain kebutuhan akan rekreasi dan edukasi, warga Surabaya khususnya anak muda
selalu penasaran dengan hal-hal yang baru. Sehingga ketika ada restoran yang baru dan unik
muncul maka restoran ini akan meningkatkan keingintahuan warga Surabaya untuk datang
dan menikmati hidangannya. Dengan adanya restoran kereta ini menambah deretan restoran
unik yang tersedia di Indonesia yang dapat dikatakan masih sedikit jumlahnya.
2
Kemudian, dikarenakan Surabaya merupakan ibukota negara, maka banyak ekspatriat
yang banyak datang dan tinggal di Surabaya. Para ekspatriat-ekspatriat ini pasti ingin
mengetahui makanan khas daerah yang ada di seluruh nusantara. Namun untuk mengeksplor
makanan dari setiap daerah dengan langsung datang di daerah tersebut membutuhkan waktu
yang cukup lama dikarenakan negara kita memiliki banyak sekali daerah yang memiliki
makanan khas daerah yang unik. Maka dari itu restoran kereta ini akan berusaha memenuhi
keinginan para ekspatriat dan juga wisatawan asing untuk lebih mengenal makanan-makanan
khas dari berbagai daerah di Indonesia tanpa perlu mengunjungi daerah tersebut.
Melalui restoran ini kami juga ingin mengenalkan makanan-makanan daerah yang
belum pernah didengar dan dirasakan oleh orang pada umumnya. Semua alasan-alasan yang
disebutkan tadi menjadi latar belakang dari pembentukan restoran berkonsep kereta yang
ingin kami buat.
3
ASPEK LINGKUNGAN USAHA, PASAR, DAN PEMASARAN
LINGKUNGAN USAHA
Regional dan Internasional
Secara regional, Indonesia terletak di Asia Tenggara dengan beberapa negara lainnya,
yaitu Myanmar, Kamboja, Thailand, Vietnam, Laos, Malaysia, Brunei Darussalam,
Singapura, dan Filipina. Secara umum, negara-negara di Asia Tenggara mengalami
pertumbuhan ekonomi dan penduduk yang cukup tinggi sehingga daya beli konsumen
meningkat. Di Asia Tenggara, Indonesia termasuk dalam salah satu destinasi wisata yang
cukup bagus. Hal ini dapat dimanfaatkan Bongesto untuk menjual masakan khas Indonesia
kepada WNI dan WNA. Terlebih, WNA yang mengunjungi Indonesia pasti ingin mencoba
masakan khas Indonesia dengan suasana yang nyaman dan unik.
Dalam lingkungan internasional, Indonesia telah melakukan kerjasama dengan
berbagai negara. Jakarta sebagai ibukota negara menjadi lokasi kedutaan besar negara-negara
sahabat, selain itu Surabaya sebagai pusat bisnis juga menjadi lokasi perusahaan
multinasional dari berbagai negara. Hal ini menjadikan jumlah ekspatriat yang berdomsili di
Surabaya banyak, biasanya mereka juga ingin merasakan masakan khas Indonesia, maka
kehadiran Bongesto dapat memenuhi kebutuhan mereka.
Analisis Situasi
a. Ekonomi
Pertumbuhan Indonesia yang positif menunjukkan roda perekonomian Indonesia
berjalan cukup baik, sehingga mendorong dibukanya bisnis baru. Pertumbuhan PDB dan
PDB per kapita Indonesia terus meningkat. Selain itu, pertumbuhan 9 sektor usaha, terutama
restoran mengalami pertumbuhan yang cukup baik, hal ini ditunjukkan dengan pernyataan
Kemenperin bahwa industri makanan dan minuman dapat tumbuh sebesar 9% sampai akhir
tahun 2013. Pajak Indonesia yang tidak terlalu besar dapat mendorong penciptaan bisnis baru
di Indonesia sehingga dapat mengurangi pengangguran yang saat ini masih cukup tinggi.
Angka inflasi yang cukup tinggi karena kenaikan BBM (bahan bakar minyak) dan
TDL (tariff dasar listrik) sehingga mengurangi daya beli masyarakat. Selain itu, kenaikan
UMP DKI Jakarta juga menambah beban biaya gaji perusahaan. Kurs rupiah sempat
4
melemah beberapa waktu lalu menyebabkan kenaikan harga pada komoditas tertentu. Suku
bunga kredit yang cukup tinggi mengurangi minat pebisnis untuk meminjam dana dari bank.
Analisis Industri
a. Daya Tawar Pemasok
Secara umum, supplier bahan makanan dan minuman Bongesto merupakan penjual-
penjual di Pasar Keputran. Namun, bila bahan makanan tidak dijual di Pasar Keputran
(misalnya bahan makanan pada menu khusus), maka Bongesto mencari supplier khusus.
Pemilihan supplier di Pasar Keputran disebabkan Bongesto memerlukan berbagai macam
bahan baku dengan jumlah yang cukup banyak sehingga supplier pedagang pasar akan
memudahkan dalam belanja. Selain itu, banyaknya jumlah penjual membuat kekuatan
supplier tidak terlalu besar terhadap Bongesto karena Bongesto memiliki banyak pilihan
untuk menentukan supplier terbaik, dari segi kualitas, harga, dan lengkapnya bahan makanan
yang dijual.
b. Daya Tawar Konsumen
Konsumen Bongesto adalah keluarga, orang-orang muda, dan anak-anak, baik warga negara
Indonesia maupun asing. Target konsumen Bongesto memiliki karakteristik menengah ke
atas dan suka mencoba hal-hal baru, hal tersebut menunjukkan daya tawat konsumen yang
besar atau kekuatan konsumen cukup besar. Maka, Bongesto harus sangat menjaga kualitas
produk dan pelayanan agar konsumen tetap puas dan loyal terhadap Bongesto.
c. Persaingan antar Perusahaan yang Sudah Ada
Restoran masakan Indonesia, seperti Sate Khas Madura, Kafe Betawi, Seribu Rasa,
Harum Manis, Palalada, Bunga Rampai, dan sebagainya cukup banyak di Surabaya
dibandingkan kota-kota lainnya. Banyaknya kompetitor membuat kekuatan kompetitor
tersebut besar dan Bongesto harus bertahan dan terus mengembangkan bisnis untuk
mengatasi kekuatan competitor tersebut.
d. Potensi Masuknya Pesaing Baru
Semakin banyak restoran yang mengusung konsep yang unik, misalnya digabungkan
dengan galeri, perpustakaan, toko buku, dan sebagainya. Hal ini memberi kesan tersendiri
bagi konsumen dan memiliki brand identity tersendiri. Hal tersebut menunjukkan kekuatan
yang besar dari kompetitor yang akan datang. Untuk itu Bongesto harus mengantisipasi hal
tersebut dengan terus menerus berinovasi.
5
STRUKTUR PASAR
Struktur Pasar Bongesto adalah monopolistik karena jumlah restoran di Jakarta cukup
banyak, tetapi terdiferensiasi dalam hal produk, tempat, promosi, harga, dan sebagainya. Oleh
karena itu, konsumen tetap dapat membedakan antara restoran yang satu dengan restoran
yang lain. Hal terpenting yang harus diperhatikan oleh restoran adalah makanan dan
minuman yang enak. Hal ini harus dipertahankan dan terus dikembangkan agar dapat
memenangkan kompetisi di struktur pasar monopolistik, sehingga mendapatkan kepuasan dan
loyalitas konsumen.
PELUANG USAHA
Peluang usaha restoran sangat besar karena kebutuhan makanan dan rekreasi yang
sangat tinggi oleh masyarakat Surabaya. Mereka biasanya setiap akhir pekan mengajak
keluarga untuk makan bersama. Selain itu, banyaknya pertumbuhan penduduk menyebabkan
penduduk usia anak-anak sangat banyak. Hal ini dapat memberi kesempatan bagi Bongesto
untuk melengkapi fasilitasnya dengan mini-cinema, train simulator, dan playground. Dengan
fasilitas untuk anak-anak, Bongesto akan bekerja sama dengan TK dan SD agar siswa-siswa
dapat mengunjungi dan menikmati fasilitas di Bongesto secara rombongan pada hari kerja
agar permintaan pada hari biasa/kerja tidak terlalu rendah.
SEGMENTASI PASAR
Segmentasi merupakan proses keseluruhan berupa pengelompokkan orang dengan
kebutuhan yang mirip ke dalam sebuah segmen pasar. Segmentasi ini dibagi berdasarkan
demografi, psikografi, sosioekonomi, geografi. Berikut ini penjelasannya:
Geo - demografi : lokasi, umur, jenis kelamin
Psikografi : kepribadian (personality), nilai (value), gaya hidup (lifestyle)
Sosioekonomi : pendapatan, pekerjaan
TARGET PASAR
Target pasar merupakan sebuah bauran pemasaran yang disesuaikan dengan target
konsumen tertentu. Bongesto mempunyai bauran pemasaran yang menyasar konsumen kelas
menengah ke atas. Target pasar dapat dibagi sebagai berikut:
6
Penduduk Surabaya (WNI dan WNA), usia 2-55 tahun (anak-anak, orang muda, orang
tua), laki-laki dan perempuan
Kepribadian yang suka mencoba hal-hal yang unik, menyukai kereta api dan budaya
Indonesia, dan menyukai wisata kuliner khas Indonesia
Pengeluaran lebih dari Rp 5.000.000 dan pekerjaan siswa, karyawan, wirausaha
Socio-economic segment: B+ (middle high class) sampai A (high class)
DEMAND/ SUPPLY
Demand
Saat ini, kelas menengah di Indonesia khususnya di Surabaya meningkat sehingga
konsumsi masyarakat meningkat. Permintaan terhadap restoran sangat tinggi karena makanan
dan minuman merupakan kebutuhan pokok jasmani manusia, sedangkan rekreasi merupakan
kebutuhan rohani yang penting. Hal ini membuat masyarakat semakin menyukai datang ke
restoran, terutama restoran yang memberikan pengalaman berbeda. Hal ini cocok dengan
Bongesto yang mengusung konsep restoran unik yang menyajikan masakan khas Indonesia
dengan konsep stasiun dan gerbong kereta api. Menurut permintaan restoran Bongesto akan
tinggi dari beberapa kelompok masyarakat, yaitu keluarga, anak-anak, dan warga negara
asing. Keluarga atau masyarakat umum semakin menginginkan pengalaman unik dan
menarik bagi keluarganya. Penduduk usia anak-anak yang cukup tinggi membutuhkan
pendidikan tidak hanya di sekolah tetapi juga di lingkungannya melalui pengalaman yang ia
dapatkan. Melalui Bongesto, anak-anak dapat mendapatkan pengalaman edukatif tentang
kereta api dan kebudayaan Indonesia. Warga negara asing yang ingin mengenal budaya
Indonesia dan suasana kereta api Indonesia, terutama kuliner, dapat menikmatinya di
Bongresto.
Supply
Ketersediaan restoran tentu sangat tinggi dengan berbagai variasi konsep restoran dan
jenis makanan yang ditawarkan. Berbagai fasilitas penunjang juga ditawarkan untuk menarik
pengunjung. Namun, di Indonesia belum ada restoran yang memiliki konsep restoran di
gerbong kereta. Hal ini berbeda dengan restoran di kereta yang hanya dibuat seadanya.
Kapasitas restoran adalah 22 orang per gerbong, restoran memiliki 3 gerbong,
sehingga kapasitas gerbong 66 orang. Sedangkan kapasitas peron 84 orang, sehingga
kapasitas keseluruhan mencapai 150 orang. Bongesto menyediakan pengalaman menikmati
7
hidangan khas Indonesia di dalam bangunan berkonsep gerbong kereta yang kental dengan
nuansa Indonesia. Hidangan khas kuliner Indonesia yang kaya dan nuansa stasiun tempo dulu
dengan nuansa berbeda di setiap gerbongnya. Setiap gerbong mewakili daerah tertentu di
Indonesia di mana penggunaan kain/ gambar/ musik yang diputar khas daerah di Indonesia.
A. PERENCANAAN (PLANNING)
Marketing Mix (7P)
Product
Produk berupa jasa restoran dengan bentuk restoran adalah stasiun dan gerbong
kereta. Menu-menu yang kami sajikan berupa makanan utama, makanan ringan (jajanan
pasar), dan minuman. Detail makanan dan minuman berada pada bagian operasi. Makanan
utama yang kami sajikan disukai tidak hanya oleh WNI, tetapi juga oleh WNA. Menurut chef
Yono (pemilik restoran di New York, AS), bule Amerika menyukai makanan gado-gado,
sate, dan rendang. Menu ditampilkan melalui buku menu. Menu ditampilkan dengan daerah
asalnya untuk memudahkan konsumen, misalnya Nasi Liwet Solo. Selama berada di gerbong,
konsumen dapat merasakan suasana budaya Indonesia melalui tema hiasan di kereta yang
menggambarkan budaya beberapa daerah di Indonesia, antara lain gerbong Sumatera, Jawa,
dan Sulawesi.
Dapur terletak di stasiun (bagian depan) dengan konsep dapur terbuka (open kitchen)
dengan dilapisi kaca pada sisi yang menghadap ruang makan sehingga konsumen yang
sedang menikmati makanan dapat melihat proses pembuatannya. Fasilitas lain yang
disediakan oleh Bongesto, yaitu mini cinema dan train simulator. Mini cinema dengan
kapasitas 50-60 orang untuk menayangkan sejarah kereta api di dunia dan Indonesia serta
berbagai kebudayaan Indonesia, durasi film sekitar 15-30 menit, penayangan dua kali sehari
pada hari kerja (pada pukul 13.00 dan pukul 18.30), sedangkan tiga kali sehari pada akhir
pekan (pada pukul 13.00, 16.00, dan 19.00). Membuat train simulator bagi anak-anak
sehingga mereka dapat merasakan menjadi masinis. Kapasitas train simulator adalah empat
orang dengan durasi 10 menit. Selain itu, terdapat toko souvenir yang menjual berbagai
mainan dan pernak-pernik khas nusantara.
Manfaat yang kami berikan kepada pelanggan berupa layanan restoran yang tidak
hanya tempat untuk makan dan minum, tetapi juga mendapatkan pengalaman menaiki kereta
(baik di gerbong, maupun di lokomotif dengan train simulator), mengetahui sejarah kereta api
8
di Indonesia dan dunia, serta mengenal budaya Indonesia (melalui kuliner dan interior
restoran). Kelebihan restoran kami adalah masakan Indonesia yang enak, suasana stasiun dan
kereta dengan gaya khas Indonesia, dan tempat yang edukatif bagi anak-anak melalui film
dan train simulator.
Produk komplementer yang kami sediakan adalah mini cinema dan train simulator
sehingga anak-anak dapat mendapatkan pengetahuan terkait kereta api di Indonesia. Produk
substitusi restoran Bongesto adalah restoran unik lainnya yang memberikan pengalaman
tertentu kepada pelanggan.
Brand yang kami usung adalah restoran keluarga untuk kelas menengah atas
berkonsep kereta yang menyajikan masakan khas Indonesia. Desain eksterior restoran
bertema stasiun tempo dulu dengan satu lokomotif dan tiga gerbong kereta, serta taman kecil
di bagian belakang stasiun. Sedangkan interior gerbong dan mini cinema menggunakan kain
khas Indonesia sebagai pelapis beberapa sisi dinding. Tempat duduk dan meja yang
digunakan pada dua buah gerbong berbentuk kursi kereta api, sedangkan pada salah satu
gerbong dan sepanjang peron berbentuk kursi makan kayu.
Kualitas atau sertifikasi yang perlu kami miliki, yaitu sertifikasi halal dari Majelis
Ulama Indonesia (MUI), sertifikasi kebersihan dan penggunaan zat yang aman dari Badan
Pengawas Obat dan Makanan (BPOM). Untuk pengembangan jasa restoran dalam enam
tahun yang akan datang, kami akan menyediakan jasa delivery (di sekitar wilayah restoran,
radius 5 km). Selain itu, dalam delapan tahun mendatang, Bongesto akan mengembangkan
jasa catering (untuk acara pesta, arisan, ulang tahun, dan sebagainya).
Place
Lokasi restoran ini berada di Surabaya, tepatnya di daerah Darmo. Secara umum,
Surabaya dipilih sebagai lokasi Bongesto karena daya beli masyarakat cukup tinggi dan
menyukai hal-hal yang baru. Secara khusus, Darmo dipilih karena wilayah tersebut terdapat
beberapa perumahan mewah yang cukup baru. Selain itu, banyak dibangun sekolah dari
tingkat TK dan SD. Hal tersebut sesuai dengan konsep Bongesto yang menyasar keluarga dan
anak-anak. Walaupun kompetitor di wilayah tersebut banyak, tetapi kami yakin dapat
diterima dengan baik oleh konsumen karena konsep yang unik dan masakan yang lezat.
Cara kami menjual produk kami adalah dengan langsung menyajikannya di restoran.
Pelanggan memesan makanan atau minuman di meja masing-masing, kemudian pelayan akan
mengantar makanan dan minuman yang dipesan. Cara kami mendistribusikan produk adalah
9
dengan mempersilahkan pelanggan untuk langsung santap menyantap makanan atau
minuman di restoran atau dibawa pulang (take away). Jasa delivery order akan kami sediakan
dalam enam tahun ke depan karena kami menginginkan pelanggan menikmati suasana
restoran yang kami sediakan.
Jumlah outlet yang kami perlukan satu buah dengan tiga gerbong dengan kapasitas 22
orang dalam satu gerbong, terdapat tiga gerbong sehingga kapasitas 66 orang. Kapasitas
keseluruhan sekitar 150 orang karena kapasitas peron 84 orang. Peralatan pendukung yang
kami butuhkan sebuah lokomotif, tiga buah gerbong, peralatan masak, perlatan mini-cinema,
peralatan train simulator, mesin kasir dan mesin pembayaran kredit atau debet, tablet untuk
menginput pesanan pelanggan di gerbong dan komputer untuk melihat pesanan di dapur.
Promotion
Ide khusus yang kami lakukan sebagai bentuk komunikasi pemasaran dalam
menanamkan brand kepada pelanggan adalah melalui pelayanan yang khas dengan
keramahan Indonesia, mengangkat tema-tema tertentu sesuai event pada bulan tersebut,
lomba foto dan share dengan hadiah menarik, dan potongan harga untuk rombongan.
Media yang kami gunakan sebagai sarana promosi, yaitu iklan di radio (Gen.fm,
Prambors, Jak, Elshinta, dan V Radio), majalah (Bobo, AyahBunda, dan Asian Journey),
koran (Kompas dan Jakarta Post), internet (website – “Bongesto”; twitter - @bongesto;
facebook - “Bongesto”; dan iklan di beberapa halaman artikel online), iklan lainnya (baliho,
spanduk, brosur) yang dipasang atau disebar pada beberapa tempat strategis di Surabaya,
misalnya menyebar brosur di tempat umum, memasang poster di beberapa sekolah, serta
memasang spanduk di sekitar wilayah Darmo.
Kerja sama yang kami lakukan sebagai sarana promosi, yaitu kerja sama dengan PT
Kereta Api Indonesia untuk pemasangan iklan di kereta commuter line dan kereta non-
commuter line. PT KAI juga berhak memasang iklan atau promosi di restoran melalui mini-
cinema. Selain itu, mereka dapat menjual tiket KAI di restoran ini. Selain itu, Bongesto
bekerja sama dengan sekolah (TK dan SD) untuk melakukan kunjungan ke restoran dan
menikmati fasilitas mini-cinema, train simulator, serta makanan Indonesia (menu anak-anak).
Publisitas dilakukan melalui “100% Cinta Indonesia” (Kementerian Perdagangan dan
Kementerian Pariwisata & Ekonomi Kreatif) dan asosiasi kuliner Indonesia (terutama pihak
yang perhatian untuk memperkenalkan kuliner Indonesia melalui kompetisi tingkat dunia).
10
Sebelum bisnis dibuka, kami mempromosikan restoran melalui internet (websites,
twitter, facebook). Saat bisnis dibuka Bongesto promosi melalui iklan (radio, majalah, koran),
serta iklan melalui spanduk, poster, dan brosur, lomba foto yang di-upload melalui media
online (facebook, instagram, dsb), serta kerja sama dengan sekolah (TK dan SD) untuk
melakukan kunjungan. Selain itu, paket promosi yang Bongesto berikan kepada pelanggan
berupa paket rombongan pada train simulator dan mini-cinema, serta voucher jajanan pasar
untuk pembelian di atas Rp 200.000. Setiap bulan, Bongesto melakukan promosi dengan
tema yang berbeda-beda melalui menu khusus, kompetisi masak, dan kelas memasak untuk
anak-anak.
Price
Bongesto menyasar kelas menengah atas sehingga penentuan harga ditetapkan
berdasarkan value yang dapat diberikan kepada konsumen dan sesuai dengan daya beli
konsumen. Harga makanan berkisar Rp 30.000-Rp 150.000 untuk makanan utama dan Rp
3.000-Rp 12.000 untuk makanan ringan (jajanan pasar), serta harga minuman Rp 5.000-Rp
30.000.
Kami memberikan diskriminasi harga antara rombongan (min. 50 orang) dan non-
rombongan. Rombongan mendapat fasilitas free picture and free minuman (jenis tertentu).
Setiap orang dalam rombongan mendapat potongan sebesar Rp 15.000 untuk mini-cinema
dan potongan Rp 20.000 untuk train simulator.
Pembayaran dapat dilakukan dengan tunai, kartu kredit, kartu debit. Restoran bekerja
sama dengan Bank BNI dan BCA untuk pembayaran dengan kartu, minimum pembelian
adalah Rp 50.000 untuk pembayaran dengan kartu. Konsinyasi dilakukan pada makanan
ringan (jajanan pasar). Hal tersebut dimaksudkan untuk memberdayakan Usaha Kecil
Menengah (UKM) dan mengurangi tugas chef.
Physical Evidence
Bentuk restoran berupa stasiun (terdapat bagian tiket, ruang tunggu, bagian kasir,
dapur, mini cinema) dan kereta (satu buah lokomotif sebagai ruang train simulator dan tiga
buah gerbong sebagai ruang makan). Stasiun tempo dulu dengan gaya bangunan, ornamen,
dan suara yang dibuat menyerupai suasana stasiun. Bagian tiket sebagai tempat pelanggan
mendapatkan nomor meja yang disesuaikan dengan jumlah pelanggan. Ruang tunggu sebagai
tempat pelanggan menunggu bila waiting list atau sebagai tempat orang tua yang menunggu
anak-anaknya menonton di mini-cinema dan train-simulator. Bagian kasir sebagai tempat
11
pelanggan membayar makanan dan minuman yang telah dipesan. Bagian kasir dibuat di front
office berdekatan dengan bagian tiket. Dapur terletak di stasiun dengan jendela besar pada
salah satu sisinya agar para pelanggan dapat melihat chef yang sedang memasak. Mini-
cinema terdiri dari satu layar besar dengan ruangan yang bertingkat-tingkat agar dapat
menonton dengan jelas (tanpa terhalangi oleh orang di depannya). Di ruangan ini tidak
terdapat kursi agar anak-anak lebih mudah menentuka tampat.
Lokomotif berisi 4 buah train-simulator, yang terdiri dari tempat duduk, layar, dan
beberapa tombol-tombol untuk menjalankan simulasi kereta. Setiap gerbong mewakili daerah
tertentu di Indonesia, yaitu Sumatera, Jawa, dan Sulawesi. Kami menggunakan kain khas
daerah tersebut sebagai wallpaper, pemutaran musik dari daerah tersebut, dan memajang
beberapa gambar yang menggambarkan daerah tersebut.
Desain service delivery system akan diterapkan restoran kami saat tahun keenam
karena kami kami lebih mendorong pelanggan untuk makan di restoran sambil menikmati
berbagai fasilitas yang kami sediakan. Selain itu, Bongesto akanmengembangkan jasa
catering pada tahun kedelapan untuk memaksimalkan value kepada pelanggan.
Pemberian informasi bagi pelanggan melalui information center (yang berada di
bagian tiket) untuk memberitahu pengumuman terkait dimulainya film, dan sebagainya.
Suasana lingkungan di restoran ini benar-benar seperti di stasiun dengan kereta api, serta
taman kecil di belakang restoran. Di depan restoran terdapat tempat parkir dengan dan taman
kecil.
Rasa nyaman pelanggan kami perhatikan dengan fasilitas ruang tunggu di luar
gerbong untuk pelanggan yang waiting list. Rasa aman pelanggan kami perhatikan dengan
penempatan satpam pada pintu masuk parkir dan pintu masuk stasiun, serta meletakkan
kamera CCTV pada beberapa sudut restoran. Selain itu, kami memberikan perhatian kepada
pelanggan melalui sambutan kepada pelanggan dengan sapaan yang khas dan hangat, seperti
“Selamat Menikmati Perjalanan di Bongesto”, melayani dengan ramah (senyum dan penuh
kesopanan), memberikan pelayanan yang cepat, menawarkan mainan atau fasilitas lain
kepada anak-anak.
Kami yakin bahwa pelanggan mendapatkan hal-hal yang tidak diperoleh di tempat
lain, yaitu suasana makan khas nusantara di kereta dengan suasana restoran seperti di stasiun
tempo dulu yang memberikan fasilitas tambahan, yaitu mini-cinema dan train simulator.
Seragam SDM seperti seragam pegawai kereta api (karcis, kasir, kondektur, pramugara/i)
12
dengan modifikasi sentuhan khas Bongesto. Pada hari-hari tertentu menggunakan pakaian
adat yang simple untuk menunjukkan kebudayaan Indonesia.
People
Orang-orang yang bekerja di Bongesto merupakan orang-orang yang handal pada
bagiannya. Pada Bongesto, bagian pemasaran disatukan dengan bagian pembelian, yaitu
pegawai yang mempunyai kewajiban untuk melakukan pembelian secara rutin sesuai
kebutuhan dan melakukan pemasaran melalui berbagai media, serta melakukan kerja sama
dengan pihak-pihak terkait, misalnya PT. KAI, pihak kementerian perdagangan dan ekonomi
kreatif, asosiasi kuliner, dan sebagainya. Bagian pembelian dan pemasaran membawahi dua
orang freelancer yang membantunya dalam menyebarkan brosur, poster, dan spanduk kepada
calon pelanggan di tempat-tempat strategis, melakukan pendekatan yang persuasif kepada
sekolah-sekolah agar mau datang dan menikmati fasilitas di restoran, serta melakukan
pemasangan iklan di berbagai media lain.
Kompetensi bagian pemasaran dan pembelian adalah ramah, jujur, rajin, mau bekerja
keras, dan mau belajar. Selain itu, mereka harus dapat mewakili image (citra) Bongesto di
depan para pelanggan karena mereka adalah orang-orang yang menarik pelanggan untuk
berkunjung ke Bongesto. Dengan promosi yang gencar oleh bagian pemasaran, diharapkan
semakin banyak pengunjung yang menikmati pelayanan Bongesto.
Process
Konsumen yang membawa kendaraan dapat memarkirkan kendaraan di tempat parkir.
Konsumen masuk ke restoran dan mengambil tiket di loket untuk memesan meja sesuai
dengan jumlah orangnya. Kemudian pelayan mengarahkan konsumen menuju jenis gerbong
dan nomor tempat duduk. Konsumen menaiki kereta dan memesan makanan di dalam kereta
dengan melihat menu. Kemudian konsumen dapat memanggil waitress, waitress akan
menginput pesanan ke tablet. Konsumen menunggu pesanan.
Makanan dan minuman yang sudah selesai dibuat akan diantar ke meja konsumen.
Konsumen mulai makan dan minum. Ketika selesai, pelayan mengambil piring atau gelas
kotor, serta menawarkan pesanan tambahan. Konsumen yang sudah selesai diarahkan menuju
ke pintu keluar untuk pembayaran. Pembayaran dilakukan di kasir yang terletak di stasiun.
Setelah itu, konsumen dapat meninggalkan restoran.
13
DESAIN PRODUK DAN JASA
Bongesto akan menghadirkan berbagai menu makanan dan minuman yang ada di
Nusantara. Terdapat beberapa menu masakan yang ada setiap waktu, tetapi akan terdapat juga
beberapa menu masakan yang hanya ada pada periode waktu tertentu, misalnya menu yang
hanya ada pada saat perayaan dirgahayu suatu provinsi atau kota. Menu yang akan dihadirkan
dalam perayaan tersebut adalah menu khas daerah tersebut.
Menu yang dihadirkan berasal dari berbagai bahan baku dan setiap bahan baku
memiliki variasinya tersendiri untuk dapat membuat produk atau menu turunan sehingga
seluruh bahan baku dapat habis terjual, bukan habis karena busuk/tidak terjual. Misalnya,
bahan dasar daging sapi akan dibuat dalam berbagai menu masakan: rendang, empal, dan
selat solo.
Servicescapes
a. Ambient conditions.
Bongesto akan memberikan penerangan yang cukup dengan tengkat iluminasi sekitar
25 s.d. 50 foot-candles.
Selama memasuki Bongesto, akan diberikan musik-musik instrumental dan dalam
rentang periode tertentu akan dibunyikan sirine penanda kedatangan kereta.
Suhu akan diatur pada tingkat 20 s.d. 24 derajat celsius agar menjaga udara di
Bongesto tetap sejuk.
b. Spatial layout and functionality.
Jarak antara satu meja dengan meja yang lainnya diatur agar tidak terlalu dekat
dengan meja lainnya untuk tetap menjaga privacy dari pengunjung, tetapi tetap
memaksimalkan utilitas ruang yang tersedia di ruang makan untuk tetap dapat
memberikan pemasukan kepada Bongesto.
c. Signs, symbols, and artifacts.
Pada saat memasuki Bongesto, pengunjung akan diberikan sign sambutan atau
sapaan.
Dinding di ruang makan akan didekorasi dengan nuansa kebudayaan Indonesia.
Gerbong pertama akan diberi nuansa Melayu, gerbong kedua akan diberi nuansa Jawa
& Sunda, dan gerbong ketiga akan diberi nuansa Bali.
14
Suasana yang diberikan di Bongesto adalah suasana stasiun kereta api zaman dahulu
(kolonial).Akan terdapat beberapa ornamen-ornamen yang terdapat di stasiun kereta
api.
LETAK FASILITAS
Berikut ini adalah beberapa pertimbangan yang dilakukan untuk menetapkan layout
yang dibutuhkan oleh Bongesto.
a. Tingkat utilitas ruang, peralatan, dan karyawan.
b. Alur informasi, makanan & minuman, dan orang-orang—karyawan dan pengunjung.
c. Kondisi keselamatan dan keamanan bagi pihak yang terlibat di Bongesto.
d. Tingkat interaksi antara karyawan dengan pengujung Bongesto.
e. Fleksibilitas (bagaimanapun layout-nya sekarang, suatu saat butuh untuk berubah).
Untuk dapat menciptakan layout yang fleksibel, yang dapat dilakukan Bongesto
adalah menjaga peralatan dan perlengkapan yang ada, menjaga tingkat investasi tetap rendah,
menempatkan workstation berdekatan satu sama lain, serta menggunakan peralatan yang
kecil dan mudah dipindahkan—apalagi jika peralatannya memiliki roda.
Layout yang akan digunakan untuk wilayah front office adalah office layout karena
layout diatur dengan mempertimbangkan kenyamanan, keamanan, dan perpindahan informasi
antara karyawan dengan pengunjung. Pertimbangan lainnya adalah pola komunikasi antar-
karyawan, pemisahan kebutuhan, dan kondisi lain yang memengaruhi keefektifan karyawan.
Berikut ini adalah denah umum dan tata letak fasilitas Bongesto.
15
LOKASI
Lokasi yang dipilih untuk membuka usaha Bongesto adalah daerah D, Jakarta Timur.
Beberapa alasan yang pemilihan lokasi tersebut adalah sebagai berikut.
a. Masih tersedianya lahan kosong yang cukup luas yang dapat digunakan untuk membangun
restoran dengan luas yang cukup besar 25 m x 40 m.
b. Kedekatan dengan pasar (target pasar) Bongesto, yaitu pengunjung dengan tingkat
ekonomi menengah-ke atas. Banyak kompleks perumahan elite di daerah Jakarta Timur,
khususnya wilayah Cibubur, misalnya Kota Wisata Cibubur, Citra Grand Cibubur, Citra
Indah Timur, Harvest City, dan lain-lain.
c. Berada di jalur lalu-lintas padat, terutama pada saat pulang kerja.
d. Kemudahan dalam akses jalan untuk menuju lokasi bahan baku karena dekat dengan Pasar
Cibubur.
e. Densitas lalu lintas yang tinggi di Cibubur karena merupakan wilayah pinggiran yang padat
penduduk.
f. Masih sedikitnya jumlah pesaing dalam dunia restoran khas masakan Indonesia di Jakarta
Timur.
RENCANA PRODUKSI
16
Strategi proses produksi yang digunakan adalah process focus. Tujuan diadakannya
strategi ini adalah untuk membuat suatu proses produksi yang memenuhi kebutuhan atau
permintaan konsumen sesuai dengan spesifikasi yang diinginkan dengan kendala biaya dan
keputusan manajerial lainnya. Strategi ini diterapkan karena volume produksi untuk setiap
menu makanan dan minuman cenderung rendah, sedangkan variasi makanan dan minuman
cenderung tinggi. Strategi ini disebut juga dengan job shop atau intermitten processes.
Perencanaan produksi akan begitu rumit dengan beberapa pertimbangan dari kapasitas
ketersediaan bahan baku yang disimpan di gudang, kesegaran makanan dan minuman yang
disajikan, serta pelayanan yang diberikan kepada pengunjung Bongesto. Produksi atau
pembuatan menu makanan utama akan dilakukan pada pagi hari sebelum Bongesto memulai
operasi restorannya. Hal ini dilakukan karena menu-menu utama masakan Indonesia
memiliki waktu masak yang cenderung lama sehingga harus dimulai dimasak dari pagi hari
dan dipanaskan pada saat akan dihidangkan kepada pengunjung agar pengunjung tidak
menunggu terlalu lama sehingga tingkat pelayanan (service level) terhadap pengunjung dapat
tetap tinggi. Menu pendamping dan minuman akan dibuat pada saat terjadi pemesanan oleh
pengunjung untuk tetap menjaga hidangan tetap segar dan lezat untuk disantap. Makanan
pembuka dan jajanan pasar akan diantar setiap pagi oleh penjual makanan (rack-jobbers)
untuk menjaga makanan masih dalam kondisi segar setiap hari.
Berikut terlampir table time schedule proyek pembangunan Bongesto, beserta Rencana
Anggaran Biaya (RAB)
Menghitung Bobot Pekerjaan
Untuk monitoring proyek dengan menggunakan kurva S, diperlukan satu unit satuan
pekerjaan yang seragam agar dapat dihitung secara mudah karena unit masing-masing
pekerjaan berbeda-beda, maka semua satuan tersebut disatukan dalambobot % dengan satuan
seragam dalam bentuk biay, sehingga :
Bobot (%) = x 100%
17
B. PENGORGANISASIAN (ORGANIZING)
Pada tahapan ini dilakukan identifikasi dan pengelompokan jenis-jenis pekerjaan,
menentukan pendelegasian wewenang dan tanggung jawab personel serta meletakka dasar
bagi hubungan masing-masing unsur organisasi. Untuk menggerakan organisasai, pimpinan
harus mampu mengarahkan organisasi dan menjalin komunikasi antar pribadi dalam hierarki
organisasi.
OAT – Organizing Analysis Tabel
18
C. PENGENDALIAN (CONTROLLING)
Kegiatan yang dilakukan pada tahapan ini dimaksudkan untuk memastikan bahwa
program dan aturan kerja yang telah ditetapkan dapat dicapai dengan penyimpangan paling
minimal dan hasil paling memuaskan. Untuk itu dilakukan bentuk-bentuk kegiatan seperti
berikut:
Supervisi: melakukan serangkaian tindakan koordinasi pengawasan dalam batas wewenang
dan tanggung jawab menurut organisasi yang telah ditetapkan, agar dalam operasional dapat
dilakukan secara bersama-sama oleh semua personel dengan kendali pengawas.
Inspeksi: melakukan pemeriksaan terhadap hasil pekerjaan dengan tujuan menjamin
spesifikasi mutu dan produk sesuai dengan yang direncanakan.
Tindakan koreksi: melakukan perubahan dan perbaikan terhadap rencana yang telah
ditetapkan untuk menyesuaikan dengan kondisi pelaksanaan.
KegiatanPemiliki Proyek
Konsultan Perencanaan
Konsultan Pengawas
Manager Proyek
Site Manager
Site Engineer
Pelaksanaan Logistik
Administrasi Keuangan
Menetapkan Sasaran dan
Tujuan Proyeka e e f f f f j
Menetapkan Kebijakan
Proyeka e e f f f f j
Perencanaan Proyek
e a e f f f f j
Penhgawasan & Pengendalian
Proyekh h a j j j j j
Pembayaran Proyek
a c b i j j j j
Struktur Organisasi
Pelaksanaanh h c a f f f f
Administrasi Pelaksanaan
d d c h i i i a
Anggaran Pelaksanaan
d d d a f f f j
Pengawasan dan Pengendalian Pelaksanaan
d d e a g g g g
Pelaksanaan Proyek
d d g a f f f j
Material d d c i h h a j
Hirarki Organisasi Proyek
20
Keterangan wewenang dan tanggung jawab
a. Tanggung jawab penuh
b. Memberi pengesahan
c. Memberi persetujuan
d. Mengetahui
e. Memberi konsultasi
f. Melaksanakan
g. Mengawasi
h. Mendapat laporan
i. Membuat laporan
j. Terlibat membantu
Organisasi Proyek
Pemilik proyek : Dedy Ompu
Konsultan Perencana : Dyah Patmoewijoto
Konsultan Pengawas : Annisa Fitria
Manager Proyek : Rizal Malawi
Site Manager : Artie Geronimo
Site Engineer : Rendy Bramanto
Administrasi Keuangan : Sarah Cruz
21