Ekonomi Publik Desentralisasi Fiskal

14
Bab I Latar Belakang Salah satu wujud pelaksanaan otonomi daerah adalah dengan adanya otonomi dalam aspek pengelolaan keuangan daerah yang disebut desentralisasi fiscal. Prinsip dari desentralisasi fiscal tersebut adalah money follow functions, dimana pemerintah daerah mendapat kewenangan dalam melaksanakan fungsi pelayanan dan pembangunan di daerahnya. Pemerintah pusat memberikan dukungan dengan menyerahkan sumber-sumber penerimaan kepada daerah untuk dikelola secara optimal agar mampu membiayai daerahnya dalam melaksanakan tugas dan fungsinya. UU No. 33 tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Pusat dengan pemerintah daerah mengatur kewenangan daerah dalam menggali pendapatan asli daerah dan dana transfer dari pemerintah pusat. Pembangunan di daerah merupakan bagian dari pembangunan nasional, untuk itu pembangunan di daerah kota Semarang dilaksanakan secara bertahap sehingga mendukung pencapaian sasaran pembangunan nasional. Permasalahan dan Pertanyaaan Kajian Pelaksanaan desentralisasi fiskal merupakan suatu produk kebijakan pemerintah, sebagai bentuk pengalihan otoritas pengelolaan sektor fiskal daerah, dari pemerintah pusat kepada pemerintah daerah. Pemerintah daerah diharapkan mampu memenuhi kebutuhan daerahnya sendiri melalui pengelolaan sumber-sumber penerimaan yang dimilikinya serta

description

Ilmu Ekonomi

Transcript of Ekonomi Publik Desentralisasi Fiskal

Bab I

Latar BelakangSalah satu wujud pelaksanaan otonomi daerah adalah dengan adanya otonomi dalam aspek pengelolaan keuangan daerah yang disebut desentralisasi fiscal. Prinsip dari desentralisasi fiscal tersebut adalah money follow functions, dimana pemerintah daerah mendapat kewenangan dalam melaksanakan fungsi pelayanan dan pembangunan di daerahnya. Pemerintah pusat memberikan dukungan dengan menyerahkan sumber-sumber penerimaan kepada daerah untuk dikelola secara optimal agar mampu membiayai daerahnya dalam melaksanakan tugas dan fungsinya. UU No. 33 tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Pusat dengan pemerintah daerah mengatur kewenangan daerah dalam menggali pendapatan asli daerah dan dana transfer dari pemerintah pusat. Pembangunan di daerah merupakan bagian dari pembangunan nasional, untuk itu pembangunan di daerah kota Semarang dilaksanakan secara bertahap sehingga mendukung pencapaian sasaran pembangunan nasional. Permasalahan dan Pertanyaaan Kajian

Pelaksanaan desentralisasi fiskal merupakan suatu produk kebijakan pemerintah, sebagai bentuk pengalihan otoritas pengelolaan sektor fiskal daerah, dari pemerintah pusat kepada pemerintah daerah. Pemerintah daerah diharapkan mampu memenuhi kebutuhan daerahnya sendiri melalui pengelolaan sumber-sumber penerimaan yang dimilikinya serta memenuhi kebutuhan pembiayaan pemerintahan daerahnya. Untuk memenuhi kebutuhan daerahnya pemerintah daerah memiliki sumber-sumber penerimaan daerah yang dapat digunakan yaitu Pendapatan Asli Daerah (PAD), Dana Alokasi Umum (DAU), dan Dana Bagi Hasil (DBH).

Dengan keadaan di atas, maka dapat dirumuskan maslah utama yang akan di bahas adalah : apakah dampak pelaksanaan desentralisasi fiskal mempengaruhi pertumbuhan ekonomi daerah-daerah kabupaten/kota (Semarang) pada periode Tahun 2007-2012?

Tujuan Penelitian

Sesuai dengan permasalahan yang dikemukakan diatas, maka penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dampak pelaksanaan desentralisasi fiskal terhadap pertumbuhan ekonomi daerah-daerah kabupaten/kota (Semarang) pada periode Tahun 2007-2012.BAB II

Landasan Teori

MenurutTodaro (2000),Terdapat tiga faktor atau komponen utama dalam pertumbuhan ekonomi dari setiap bangsa, ketiganya adalah : Akumulasi modal yang meliputi semua bentuk atau jenis investasi baru yang ditanamkan pada tanah, peralatan fisik dan modal atau sumber daya manusia,Pertumbuhan penduduk beberapa tahun selanjutnya yang akan memperbanyak jumlah akumulasi kapital, kemajuan teknologi.Model pertumbuhan neoklasik dipelopori oleh Robert M. Solow pada tahun 1950-an. Model pertumbuhan ini telah diterapkan dalam berbagai studi empiris di banyak negara. Asumsi dasar yang dipakai dalam model ini antara lain, keluaran dihasilkan dari penggunaan dua jenis masukanya itu modal dan tenaga kerja, perekonomian berada pada kondisi penggunaan tenaga kerja penuh, perekonomian berada dalam kondisi persaingan sempurna. Ada dua hal utama yang dibahas dalam model ini, yaitu peranan modal dan perubahan teknologi dalam pertumbuhan ekonomi. Namun untuk sementara perubahan teknologi dianggap konstan sehingga akan diketahui bagaimana peran modal dalam proses pertumbuhan. Akumulasi modal dan kedalaman modal terjadi pada saat pertumbuhan persediaan (stock) modal lebih cepat dari pada pertumbuhan tenaga kerja. Dalam kondisi tanpa perubahan teknologi, akumulasi modal akan mendorong pertumbuhan keluaran per tenaga kerja, meningkatkan marginal Product tenaga kerja serta meningkatkan upah. Namun akumulasi modal juga akan mendorong berkurangnya pengembalian modal (return of capital) dan menurunkan tingkat suku bunga riil.Desentralisasi FiskalDesentralisasi merupakan bagian dari strategi setiap institusi yang berkehendak untuk tidak mati dalam persaingan global. Ia adalah strategi untuk menjadi kompetitif. Demikian pula bagisebuahnegara. Desentralisasi menjadikannya terbagi menjadi bagian-bagian kecil yang terintegrasi dan menjadi sebuah "makhlukorganik" yang bergerak efisien mengatasi tantangan global. Dalam praktik, desentralisasi dan otonomi bersifat tumpang tindih. Namun, dalam makna keduanya memiliki perbedaan. Desentralisasi merupakan system pengelolaan yang berkelebihan dengan sentralisasi. Jika sentralisasi adalah pemusatan pengelolaan, maka desentralisasi adalah pembagian dan pelimpahan. Rondinelli dan Cheema (dikutipSarundajang, 1999). Desentralisasi adalah "the transfer of planning, decission making, or administrative authority from the central government to its field organizations, local administrative units, semi-autonomous and parastatal organizations".MenurutPrawirosetoto (2002), Desentralisasi fiscal adalah pendelegasian tanggung jawab dan pembagian kekuasaan dan kewenangan untuk pengambilan keputusan di bidang fiscal yang meliputi aspek penerimaan (tax assignment) maupun aspek pengeluaran (expenditure assignment).Desentralisasi fiscal ini dikaitkan dengan tugas dan fungsi pemerintah daerah dalam penyediaan barang dan jasa publik (public goods/public service).BAB III

Metode Penelitian

A. Pendekatan Penelitian

Ditinjau dari jenis datanya pendekatan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif. Adapun yang dimaksud dengan penelitian kualitatif yaitu penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian secara holistik, dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode ilmiah.

Adapun jenis pendekatan penelitian ini adalah deskriptif. Penelitian deskriptif yaitu penelitian yang berusaha untuk menuturkan pemecahan masalah yang ada sekarang berdasarkan data-data. Jenis penelitian deskriptif kualitatif yang digunakan pada penelitian ini dimaksudkan untuk memperoleh informasi mengenai dampak pelaksanaan desentralisasi fiskal terhadap pertumbuhan ekonomi daerah-daerah kabupaten/kota (Semarang) pada periode Tahun 2007-2012.B. Objek PenelitianObyek penelitian dapat dinyatakan sebagai situasi sosial penelitian yang ingin diketahui apa yang terjadi di dalamnya. Pada obyek penelitian ini, peneliti dapat mengamati secara mendalam aktivitas (activity) orang-orang/instansi (actors) atau hal yang terkait yang ada pada tempat (place) tertentu. Obyek dari penelitian ini adalah dampak pelaksanaan desentralisasi fiskal terhadap pertumbuhan ekonomi daerah-daerah kabupaten/kota (Semarang) pada periode Tahun 2007-2012.C. Subjek PenelitianSubjek penelitian merupakan sumber data yang dimintai informasinya sesuai dengan masalah penelitian. Adapun yang dimaksud sumber data dalam penelitian adalah subjek dari mana data diperoleh. Untuk mendapat data yang tepat maka perlu ditentukan informan yang memiliki kompetensi dan sesuai dengan kebutuhan data (purposive). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dampak pelaksanaan desentralisasi fiskal terhadap pertumbuhan ekonomi daerah-daerah kabupaten/kota (Semarang) pada periode Tahun 2007-2012.Oleh karena itu,diperlukan subjek yang memenuhi parameter yang dapat mengungkap hal di atas sehingga memungkinkan data dapat diperoleh. Parameternya adalah sebagai berikut:

1. Mengetahui realisasi pengeluaran pemerintah Provinsi Jawa Tengah tahun 2007-2012

2. PDRB atas harga berlaku atau harga konstan di Kota Semarang tahun 2007-2012

3. Mengetahui pertumbuhan PDRB Kota Semarang tahun 2007-20124. Mengetahui rata-rata pertumbuhan per tahun Kota Semarang periode waktu 2007-2012D. Metode Pengumpulan DataMetode DokumentasiMetode dokumentasi adalah mencari data yang berupa catatan, transkrip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, legger, agenda dan sebagainya.Studi dokumentasi adalah cara pengumpulan data melalui peninggalan tertulis terutama berupa arsip-arsip dan termasuk juga buku mengenai pendapat, dalil yang berhubungan dengan masalah penyelidikan.

Dalam penelitian ini, dokumentasi diperoleh dari Direktorat jendral Perimbangan Keuangan dan Bappeda Semarang Kota melalui website.

E. Teknik Analisis DataPenelitian ini adalah penelitian deskriptif, dengan lebih banyak bersifat uraian dari hasil studi dokumentasi. Data yang telah diperoleh akan dianalisis secara kualitatif serta diuraikan dalam bentuk deskriptif.

Analisis data adalah proses mengatur urutan data, mengorganisasikannya ke dalam suatu pola, kategori dan uraian dasar.Definisi tersebut memberikan gambaran tentang betapa pentingnya kedudukan analisis data dilihat dari segi tujuan penelitian. Prinsip pokok penelitian kualitatif adalah menemukan teori dari data.Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan langkah-langkah :

1. Pengumpulan Data (Data Collection)Pengumpulan data merupakan bagian integral dari kegiatan analisis data. Kegiatan pengumpulan data pada penelitian ini adalah dengan menggunakan studi dokumentasi.2. Reduksi Data (Data Reduction)Reduksi data, diartikan sebagai proses pemilihan, pemusatan perhatian pada penyederhanaan dan transformasi data kasar yang muncul dari catatancatatan tertulis di lapangan. Reduksi dilakukan sejak pengumpulan data dimulai dengan membuat ringkasan, mengkode, menelusur tema, membuat gugus-gugus, menulis memo dan sebagainya dengan maksud menyisihkan data/informasi yang tidak relevan.3. Display Data

Display data adalah pendeskripsian sekumpulan informasi tersusun yang memberikan kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan. Penyajian data kualitatif disajikan dalam bentuk teks naratif. Penyajiannya juga dapat berbentuk matrik, diagram, tabel dan bagan.

4. Verifikasi dan Penegasan Kesimpulan (Conclution Drawing and Verification)

Merupakan kegiatan akhir dari analisis data. Penarikan kesimpulan berupa kegiatan interpretasi, yaitu menemukan makna data yang telah disajikan. Antara display data dan penarikan kesimpulan terdapat aktivitas analisis data yang ada. Dalam pengertian ini analisis data kualitatif merupakan upaya berlanjut, berulang dan terus-menerus. Masalah reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan/ verifikasi menjadi gambaran keberhasilan secara berurutan sebagai rangkaian kegiatan analisis yang terkait. Selanjutnya data yang telah dianalisis, dijelaskan dan dimaknai dalam bentuk kata-kata untuk mendiskripsikan fakta yang ada di lapangan, pemaknaan atau untuk menjawab pertanyaan penelitian yang kemudian diambil intisarinya saja.Berdasarkan keterangan di atas, maka setiap tahap dalam prosestersebut dilakukan untuk mendapatkan keabsahan data dengan menelaah seluruh data yang ada dari berbagai sumber yang telah didapat dari lapangan dan dokumen resmi dan sebagainya melalui studi dokumentasi.PembahasanTABEL REALISASI PENGELUARAN PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2007-2102 (DALAM JUTAAN RUPIAH)

Di Indonesia Transfer dari pemerintah pusat ke daerah meliputi : dana bagi hasil, dana alokasi umum, dan dana alokasi khusus. Besarnya transfer pemerintah pusat ke Kota Semarang untuk tahun 2007-2012 .. Dan pada pengeluaran pemerintah terjadi peningkatan dari tahun 2007 hingga tahun 2011, tetapi pada tahun 2012 terjadi penurunan pengeluaran pemerintah.

TABEL PDRB ATAS HARGA BERLAKU ATAU HARGA KONSTAN DI KOTA SEMARANG TAHUN 2007-2012

Sumber:bappeda.semarangkota.go.idGRAFIK PERTUMBUHAN PDRB KOTA SEMARANG TAHUN 2007-2012

Sumber:bappeda.semarangkota.go.idDampak pengeluaran pemerintah di kota semarang dapat dilihat dari beberapa indicator salah satunya pertumbuhan ekonomi. Pertumbuhan riill ekonomi di kota semarang dari tahun 2007 hingga tahun 2012 selalu meningkat dalam harga konstan maupun harga berlaku.

Pertumbuhan ekonomi disamping dapat berdampak peningkatan pendapatan pada akhirnya juga akan berpengaruh pada pendapatan daerah. Semakin mampu menggali potensi perekonomian daerah yang ada, akan semakin besar Produk Domestik Regional Bruto dan Pendapatan Asli Daerah, sehingga mampu meningkatkan keuangan daerah dalam menunjang pelaksanaan otonomi daerah.

TABEL RATA-RATA PERTUMBUHAN PER TAHUN KOTA SEMARANG TAHUN 2007-2012

Sumber: bappeda.semarangkota.go.id

GRAFIK RATA-RATA PERTUMBUHAN PER TAHUN KOTA SEMARANG TAHUN 2007-2012

Sumber: bappeda.semarangkota.go.idTerlihat sampai dengan tahun 2012, laju pertumbuhan ekonomi Kota Semarang mengalami senantiasa mengalami peningkatan. Tetapi pada tahun 2008 dan 2009 mengalami peningkatan yang melambat, kemudian kembali meningkat lebih cepat pada tahun 2011 dan 2012. Ini berarti pertumbuhan ekonomi tahun 2011 dan 2012 yang mencapai 6,41 dan 6,42 persen, mengalami peningkatan lebih cepat dibandingkan tiga tahun sebelumnya.DAFTAR PUSTAKAPrawirosetoto, Yuwonono, (2002). DesentralisasiFiskal di Indonesia, JurnalEkonomidan Bisnis, Vol. 2 Agustus, Jakarta :UnikaAtmajaya.

Todaro, Michael, P., (2000). Pembangunan Ekonomi di DuniaKetiga, Alih Bahasa

Indonesia: Burhanudin Abdullah dan Harris Munandar

BMuslikhMetodePenelitian.2012.http://eprints.uny.ac.id/9785/3/Bab%203%20-%2005101241004.pdf (diakses Minggu 14 Juni 2015)