Ekonomi Nasional Jembatan Selat Sunda Prioritas di 2013 filepulau itu dihubungkan kapal...

1
18 | Ekonomi Nasional JUMAT, 3 DESEMBER 2010 | MEDIA INDONESIA D UA pulau besar yang didiami seki- tar 80% penduduk Indonesia, yaitu Pu- lau Jawa dan Pulau Sumatra, berperan sangat penting dalam perputaran roda ekonomi dan pembangunan nasional. Na- mun, meski memiliki peran yang strategis, kedua pulau itu masih belum sepenuh- nya terhubung maksimal ka- rena adanya Selat Sunda yang memisahkan keduanya. Selama ini, angkutan barang dan manusia di antara kedua pulau itu dihubungkan kapal penyeberangan (feri). Seiring dengan meningkatnya arus lalu lintas dan barang, jalur itu sering mengalami kemacetan terutama di saat musim gelom- bang besar di Selat Sunda dan menjelang hari besar seperti Idul Fitri, Natal, dan Tahun Baru. Setelah melihat hal itu, mun- cul ide untuk menghubungkan daratan Sumatra dan Jawa dengan sebuah jembatan. Jem- batan Selat Sunda (JSS), begitu nama yang diberikan untuk jembatan sepanjang 29 kilome- ter yang akan menghubungkan Sumatra dan Jawa. Agar megaproyek monu- mental itu dapat segera terea- lisasi, pemerintah melalui Tim Nasonal Persiapan Pemba- ngunan JSS siap meluncurkan produk hukum untuk melaku- kan pembangunan JSS. Tentu- nya rencana itu membutuhkan dukungan seluruh pihak agar pembangunan JSS dapat dimu- lai secara simbolis pada 2013. Itu perlu karena pada 2014, konsentrasi dan energi bangsa Indonesia akan tercurah ke- pada pesta demokrasi. Jangan sampai proyek itu dipolitisasi atau menjadi alat politik se- hingga akhirnya cita-cita be- sar bangsa Indonesia kembali terkatung-katung. Saat menanggapi hal itu, Menko Perekonomian Hatta Rajasa, kemarin, menggaransi pembangunan JSS tidak akan terpengaruh oleh pemilu di 2014. “Tidak akan terhambat oleh tahun politik. Pemba- ngunan harus jalan terus,” tegas Hatta. Namun, jika memang mega- proyek itu mulai dibangun pada 2013, penerbitan produk hukum harus segera dilakukan secepatnya sejak sekarang. Jadi prioritas Menurut ekonom Universitas Katolik (Unika) Atma Jaya Ja- karta Agustinus Prasetyantoko, posisi strategis Pulau Sumatra dan Jawa terkait erat dengan populasi penduduk dan po- tensi ekonomi yang selama ini dominan dalam pertumbuhan ekonomi. “Sumatra sebagai pemasok bahan baku sekaligus pasar bagi produk manufaktur yang dihasilkan di Jawa. Posisi Su- matra itu sangat strategis se- hingga membuat Malaysia ber- nafsu sekali untuk segera mem- bangun Jembatan Selat Malaka (JSM)yang menghubungkan wilayah mereka dengan Suma- tra,” papar Prasetyantoko. Keseriusan negeri jiran su- dah terlihat dari pembentukan badan khusus untuk segera merealisasikan proyek yang menghubungkan Kota Malaka di Malaysia dengan Pulau Rupat dan Dumai Provinsi Riau. Dengan pertimbangan itu, ia berpendapat percepat- an pembangunan JSS harus menjadi bagian dari prioritas pembangunan infrastruktur nasional. “Secara normatif memang pembangunan interkoneksi domestik harus lebih utama. Artinya JSS menjadi prioritas untuk direalisasikan. Jangan sampai konektivitas regional seperti JSM itu terbangun ter- lebih dahulu,” tegasnya. Hal senada diungkapkan Ketua Global Nexus Institute Christianto Wibisono. Ia me- nilai megaproyek JSS harus segera dibangun sebagai sarana keterhubungan (konektivitas) Jawa-Sumatra dan peran pen- ting Indonesia di kawasan. “Proyek itu akan menjadi akselerator sebagai pelancar konektivitas arus barang an- tara Sumatra dan Jawa sebagai dua pulau paling padat pen- duduknya di Indonesia.” Bila tidak segera mewujud- kan konektivitas itu, Indonesia bisa tertinggal dalam pemba- ngunan dan integrasi kekuatan kawasan Asia Tenggara seba- gai kawasan yang berpotensi menjadi sentra pertumbuhan ekonomi dunia. (E-5) jajang@ mediaindonesia.com Jika memang megaproyek ini mulai dibangun pada 2013, penerbitan produk hukum harus segera dilakukan secepatnya. Jajang Sumantri Jembatan Selat Sunda Prioritas di 2013 KEMENTERIAN Kehutanan akan memprioritaskan kon- versi hutan untuk lahan tebu guna mengurangi impor gula yang tiap tahun mencapai jutaan ton. Menteri Kehutanan (Menhut) Zulkii Hasan seusai membuka Rapat Koordinasi Penyuluh Kehutanan, di Jakarta, kemarin, mengatakan ia telah meminta agar kepala daerah menginven- tarisasi lahan hutan di daerah yang cocok untuk dikembang- kan sebagai perkebunan tebu. “Jika ada yang cocok, dahu- lukan konversi hutan untuk perkebunan tebu, jangan untuk kelapa sawit,” kata Menhut. Ia menjelaskan kawasan hutan yang diarahkan untuk dikonversi menjadi lahan tebu haruslah kawasan yang sudah jarang tegakan pohonnya. Selain itu, kawasan tersebut juga ber- status hutan produksi konversi (HPK) yang sebelumnya me- mang sudah dialokasikan untuk dikonversi guna kepentingan pembangunan. “Juga jangan di lahan gambut,” tegasnya. Menurutnya, langkah terse- but menjadi bagian dari upaya pencapaian swasembada gula nasional. Saat ini, Indonesia masih mengimpor gula dalam jumlah yang cukup besar. Un- tuk menutup impor tersebut, setidaknya butuh perluasan lahan tebu seluas 500 ribu hektare. Menhut menambahkan, dari inventarisasi awal, provinsi yang cocok untuk pengem- bangan tebu antara lain Lam- pung, Sumatra Selatan, serta sebagian Jambi dan Maluku. “Untuk Lampung, konversi sudah tertutup karena luas hutannya sudah kurang dari 30% dari total luas daratan. Sementara untuk provinsi lain masih terbuka asal lahannya cocok,” urainya. Pengalokasian kawasan hu- tan untuk perkebunan tebu sebenarnya sudah mencuat saat awal pemerintahan Kabinet Indonesia Bersatu II. Namun, wacana tersebut kemudian tenggelam seiring dengan mun- culnya letter of intent (LoI) Indo- nesia dengan Norwegia tentang kerja sama dalam mengurangi emisi gas rumah kaca dari ka- wasan hutan. Dalam kesepakatan tersebut, Indonesia diharamkan untuk melakukan konversi hutan selama dua tahun. Namun, menurut Menhut, langkah tersebut tidak berten- tangan dengan kesepakatan dengan Norwegia. “Yang di- suspensi untuk dikonversi ada- lah kawasan hutan primer dan kawasan gambut. Karena ini kawasan yang sudah tidak ber- hutan dan bukan lahan gambut, jadi boleh,” katanya. Ia juga menegaskan bahwa penyediaan lahan untuk perke- bunan tebu penting sebagai bagian dari ketahanan pangan nasional. “Ini penting. Kalau tidak, nanti kita impor terus sehingga harga tak terkendali. Rakyat kita menjadi kesulitan,” kata Zulkii. (Ant/E-5) PEMBAHASAN Rancangan Undang-Undang (RUU) O- toritas Jasa Keuangan (OJK) saat ini mulai memasuki tahap krusial. Yakni, mengenai struk- tur kelembagaan, khususnya menyangkut masalah Dewan Komisioner (DK), serta pro- tokol koordinasi antara OJK dengan Bank Indonesia (BI), pemerintah, dan Lembaga Pen- jamin Simpanan (LPS). Ketua Pansus OJK Nusron Wahid mengatakan itu, di Ja- karta, Rabu (1/12). Menurut- nya, untuk DK, konsep peme- rintah terdiri dari tujuh orang. Yakni, dua ex-officio dari Ke- menterian Keuangan (Kemen- keu) dan dari Deputi Gubernur BI, dua dari unsur profesional dan akademisi yang dipilih DPR, dan tiga kepala eksekutif bidang pengawas perbankan, pasar modal, dan industri ke- uangan nonbank (IKNB). Namun, fraksi-fraksi teruta- ma Golkar, Partai Keadilan Se- jahtera (PKS), Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), dan fraksi-fraksi lain kecuali Partai Demokrat menghendaki agar ketujuh DK dipilih DPR. Di sisi lain, pemerintah keberat an. “Hingga saat ini pemerintah minta ditunda dan akan dilanjutkan pembahasan pada Rabu hingga Jumat malam secara maraton,” katanya. Secara terpisah, Ketua Dewan Pertimbangan Forum Rektor Indonesia Edi Suandi Hamid menilai, rencana pendirian OJK saat ini sangat belum siap. Apabila dipaksakan, OJK justru bisa membahayakan sistem ke- uangan yang telah berjalan. “Sekarang sudah Desember, sedangkan OJK paling lambat harus selesai sebelum akhir tahun. Sebaiknya jangan di- paksakan karena saya tidak melihat ada kesiapan yang memadai untuk pembentukan OJK pada akhir bulan ini,” kata Edi, kemarin. Menurutnya, dengan per- siapan yang lemah, tujuan pembentukan OJK untuk mem- perbaiki sistem pengawasan perbankan dan lembaga ke- uangan tidak akan terwujud. “Ketidaksiapan pembentukan OJK, di tengah situasi keuangan global yang tidak stabil saat ini, akan berisiko sangat tinggi bagi perekonomian kita,” katanya. (Ant/E-1) Konversi Hutan Diutamakan untuk Tebu Pembahasan OJK Masuki Tahap Krusial MI/ROMMY PUJIANTO SIKIB EXPO: Peserta asal Perkumpulan Mitra Giri Harja, Cilekong, Bandung, tengah membuat wayang golek dalam Solidaritas Istri Kabinet Indonesia Bersatu II (Sikib) Expo 2010 di Jakarta, kemarin. Pameran yang mengambil tema Bersama menuju Indonesia sejahtera tersebut menampilkan produk-produk seperti batik, makanan, dan minuman Nusantara, serta produk kerajinan dari berbagai daerah. Suspensi untuk dikonversi adalah kawasan hutan primer dan gambut. Karena ini kawasan yang sudah tidak berhutan dan bukan lahan gambut, jadi boleh.” Zulkifli Hasan Menteri Kehutanan MI/SUSANTO Selamat & Sukses Kepada Pengurus Baru Susunan Pengurus Baru DPP Perbarindo (Perhimpunan Bank Perkreditan Rakyat Indonesia) Periode 2010 - 2014 DPP PERBARINDO P E R B A R I N D O DEWAN PENASEHAT Awet Abadi Soni Harsono Rachmad Ali Satriyo Yudiarto L. Harwanto KETUA BIDANG PENELITIAN & PENGEMBANGAN Edi Poernomo Santoso KETUA BIDANG HUKUM & PERATURAN Gonti Manalu KETUA BIDANG ORGANISASI DAN KEANGGOTAAN Fahmi Akbar Idries KETUA UMUM Joko Suyanto WAKIL KETUA UMUM Made Arya Amitaba KETUA BIDANG HUBUNGAN KELEMBAGAAN Sawaluddin KETUA BIDANG HUBUNGAN LUAR NEGERI Tenny Yanutriana KETUA BIDANG PENDIDIKAN Hiras Lumban Tobing KETUA BIDANG DANA & USAHA Biyanto Toto Subagio KETUA BIDANG HUBUNGAN MASYARAKAT Arifin Mufti SEKRETARIS JENDERAL T. Jaya Tarigan SEKRETARIS I Asep Jajang SEKRETARIS II I Gede Hartadi BENDAHARA UMUM Christine Widythia BENDAHARA Eva Maryani Setiawan P E R B A RIN D O DEWAN PIMPINAN DAERAH PERBARINDO KEPRI BPR NUSAMBA GROUP PT. BPR Darmawan Adhiguna Lestari PT. BPR Aditama Arta PT. BPR Semesta Megadana PT. BPR Sarikusuma Surya PT. BPR Mitra Karya PT. BPR Sukawati Pancakanti DPD Perbarindo Jawa Tengah PT. BPR DP Taspen PT. BPR Tapeunadana PT. BPR Cicurug Bumi Asih PT. BPR Nova Trijaya PT. BPR Eka Bumi Artha PT. BPR Bekasi Binatanjung Makmur DPD Perbarindo Sulawesi Tengah MEDIA INDONESIA MI

Transcript of Ekonomi Nasional Jembatan Selat Sunda Prioritas di 2013 filepulau itu dihubungkan kapal...

Page 1: Ekonomi Nasional Jembatan Selat Sunda Prioritas di 2013 filepulau itu dihubungkan kapal penyeberangan (feri). Seiring dengan meningkatnya arus lalu lintas dan barang, jalur itu ...

18 | Ekonomi Nasional JUMAT, 3 DESEMBER 2010 | MEDIA INDONESIA

DUA pulau besar yang didiami seki-tar 80% penduduk Indonesia, yaitu Pu-

lau Jawa dan Pulau Sumatra, berperan sangat penting dalam perputaran roda ekonomi dan pembangunan nasional. Na-mun, meski memiliki peran yang strategis, kedua pulau itu masih belum sepenuh-nya terhubung maksimal ka-rena adanya Selat Sunda yang memisahkan keduanya.

Selama ini, angkutan barang dan manusia di antara kedua pulau itu dihubungkan kapal penyeberangan (feri). Seiring dengan meningkatnya arus lalu lintas dan barang, jalur itu sering mengalami kemacetan terutama di saat musim gelom-bang besar di Selat Sunda dan menjelang hari besar seperti Idul Fitri, Natal, dan Tahun Baru.

Setelah melihat hal itu, mun-cul ide untuk menghubungkan daratan Sumatra dan Jawa dengan sebuah jembatan. Jem-batan Selat Sunda (JSS), begitu nama yang diberikan untuk

jembatan sepanjang 29 kilome-ter yang akan menghubungkan Sumatra dan Jawa.

Agar megaproyek monu-mental itu dapat segera terea-lisasi, pemerintah melalui Tim Nasonal Persiapan Pemba-ngunan JSS siap meluncurkan produk hukum untuk melaku-kan pembangunan JSS. Tentu-nya rencana itu membutuhkan dukungan seluruh pihak agar pembangunan JSS dapat dimu-lai secara simbolis pada 2013.

Itu perlu karena pada 2014, konsentrasi dan energi bangsa Indonesia akan tercurah ke-pada pesta demokrasi. Jangan sampai proyek itu dipolitisasi atau menjadi alat politik se-hingga akhirnya cita-cita be-sar bangsa Indonesia kembali terkatung-katung.

Saat menanggapi hal itu, Menko Perekonomian Hatta Rajasa, kemarin, menggaransi pembangunan JSS tidak akan terpengaruh oleh pemilu di 2014. “Tidak akan terhambat oleh tahun politik. Pemba-ngunan harus jalan terus,” tegas Hatta.

Namun, jika memang mega-proyek itu mulai dibangun pada 2013, penerbitan produk

hukum harus segera dilakukan secepatnya sejak sekarang.

Jadi prioritasMenurut ekonom Universitas

Katolik (Unika) Atma Jaya Ja-karta Agustinus Prasetyantoko, posisi strategis Pulau Sumatra dan Jawa terkait erat dengan populasi penduduk dan po-tensi ekonomi yang selama ini dominan dalam pertumbuhan ekonomi.

“Sumatra sebagai pemasok bahan baku sekaligus pasar bagi produk manufaktur yang dihasilkan di Jawa. Posisi Su-matra itu sangat strategis se-hingga membuat Malaysia ber-nafsu sekali untuk segera mem-bangun Jembatan Selat Malaka (JSM)yang menghubungkan wilayah mereka dengan Suma-tra,” papar Prasetyantoko.

Keseriusan negeri jiran su-dah terlihat dari pembentukan badan khusus untuk segera merealisasikan proyek yang menghubungkan Kota Malaka di Malaysia dengan Pulau Rupat dan Dumai Provinsi Riau. Dengan pertimbangan itu, ia berpendapat percepat-an pembangunan JSS harus menjadi bagian dari prioritas

pembangunan infrastruktur nasional.

“Secara normatif memang pembangunan interkoneksi domestik harus lebih utama. Artinya JSS menjadi prioritas untuk direalisasikan. Jangan sampai konektivitas regional seperti JSM itu terbangun ter-lebih dahulu,” tegasnya.

Hal senada diungkapkan Ketua Global Nexus Institute Christianto Wibisono. Ia me-nilai megaproyek JSS harus segera dibangun sebagai sarana keterhubungan (konektivitas) Jawa-Sumatra dan peran pen-ting Indonesia di kawasan.

“Proyek itu akan menjadi akselerator sebagai pelancar konektivitas arus barang an-tara Sumatra dan Jawa sebagai dua pulau paling padat pen-duduknya di Indonesia.”

Bila tidak segera mewujud-kan konektivitas itu, Indonesia bisa tertinggal dalam pemba-ngunan dan integrasi kekuatan kawasan Asia Tenggara seba-gai kawasan yang berpotensi menjadi sentra pertumbuhan ekonomi dunia. (E-5)

[email protected]

Jika memang megaproyek ini mulai dibangun pada 2013, penerbitan produk hukum harus segera dilakukan secepatnya.

Jajang Sumantri

Jembatan Selat SundaPrioritas di 2013

KEMENTERIAN Kehutanan akan memprioritaskan kon-versi hutan untuk lahan tebu guna mengurangi impor gula yang tiap tahun mencapai jutaan ton.

Menteri Kehutanan (Menhut) Zulkifl i Hasan seusai membuka Rapat Koordinasi Penyuluh Kehutanan, di Jakarta, kemarin, mengatakan ia telah meminta agar kepala daerah menginven-tarisasi lahan hutan di daerah yang cocok untuk dikembang-kan sebagai perkebunan tebu.

“Jika ada yang cocok, dahu-lukan konversi hutan untuk perkebunan tebu, jangan untuk kelapa sawit,” kata Menhut.

Ia menjelaskan kawasan hutan yang diarahkan untuk dikonversi menjadi lahan tebu haruslah kawasan yang sudah jarang tegakan pohonnya. Selain itu, kawasan tersebut juga ber-status hutan produksi konversi (HPK) yang sebelumnya me-mang sudah dialokasikan untuk dikonversi guna kepentingan pembangunan. “Juga jangan di lahan gambut,” tegasnya.

Menurutnya, langkah terse-but menjadi bagian dari upaya pencapaian swasembada gula nasional. Saat ini, Indonesia masih mengimpor gula dalam jumlah yang cukup besar. Un-tuk menutup impor tersebut, setidaknya butuh perluasan

lahan tebu seluas 500 ribu hektare.

Menhut menambahkan, dari inventarisasi awal, provinsi yang cocok untuk pengem-bangan tebu antara lain Lam-pung, Sumatra Selatan, serta sebagian Jambi dan Maluku. “Untuk Lampung, konversi sudah tertutup karena luas hutannya sudah kurang dari

30% dari total luas daratan. Sementara untuk provinsi lain masih terbuka asal lahannya cocok,” urainya.

Pengalokasian kawasan hu-tan untuk perkebunan tebu sebenarnya sudah mencuat saat awal pemerintahan Kabinet Indonesia Bersatu II. Namun, wacana tersebut kemudian tenggelam seiring dengan mun-culnya letter of intent (LoI) Indo-nesia dengan Norwegia tentang kerja sama dalam mengurangi emisi gas rumah kaca dari ka-wasan hutan.

Dalam kesepakatan tersebut, Indonesia diharamkan untuk melakukan konversi hutan selama dua tahun.

Namun, menurut Menhut, langkah tersebut tidak berten-tangan dengan kesepakatan dengan Norwegia. “Yang di-suspensi untuk dikonversi ada-lah kawasan hutan primer dan kawasan gambut. Karena ini kawasan yang sudah tidak ber-hutan dan bukan lahan gambut, jadi boleh,” katanya.

Ia juga menegaskan bahwa penyediaan lahan untuk perke-bunan tebu penting sebagai bagian dari ketahanan pangan nasional. “Ini penting. Kalau tidak, nanti kita impor terus sehingga harga tak terkendali. Rakyat kita menjadi kesulitan,” kata Zulkifl i. (Ant/E-5)

PEMBAHASAN Rancangan Undang-Undang (RUU) O-toritas Jasa Keuangan (OJK) saat ini mulai memasuki tahap krusial. Yakni, mengenai struk-tur kelembagaan, khususnya menyangkut masalah Dewan Komisioner (DK), serta pro-tokol koordinasi antara OJK dengan Bank Indonesia (BI), pemerintah, dan Lembaga Pen-jamin Simpanan (LPS).

Ketua Pansus OJK Nusron Wahid mengatakan itu, di Ja-karta, Rabu (1/12). Menurut-nya, untuk DK, konsep peme-rintah terdiri dari tujuh orang.

Yakni, dua ex-officio dari Ke-menterian Keuangan (Kemen-keu) dan dari Deputi Gubernur BI, dua dari unsur profesional dan akademisi yang dipilih DPR, dan tiga kepala eksekutif bidang pengawas perbankan, pasar modal, dan industri ke-uangan nonbank (IKNB).

Namun, fraksi-fraksi teruta-ma Golkar, Partai Keadilan Se-jahtera (PKS), Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), dan fraksi-fraksi lain kecuali Partai Demokrat menghendaki agar ketujuh DK dipilih DPR.

Di sisi lain, pemerintah

keberat an. “Hingga saat ini pemerintah minta ditunda dan akan dilanjutkan pembahasan pada Rabu hingga Jumat malam secara maraton,” katanya.

Secara terpisah, Ketua De wan Pertimbangan Forum Rektor Indonesia Edi Suandi Hamid menilai, rencana pendirian OJK saat ini sangat belum siap. Apabila dipaksakan, OJK justru bisa membahayakan sistem ke-uangan yang telah berjalan.

“Sekarang sudah Desember, sedangkan OJK paling lambat harus selesai sebelum akhir tahun. Sebaiknya jangan di-

paksakan karena saya tidak melihat ada kesiapan yang memadai untuk pembentukan OJK pada akhir bulan ini,” kata Edi, kemarin.

Menurutnya, dengan per-siapan yang lemah, tujuan pembentukan OJK untuk mem-perbaiki sistem pengawasan perbankan dan lembaga ke-uangan tidak akan terwujud. “Ketidaksiapan pembentukan OJK, di tengah situasi keuangan global yang tidak stabil saat ini, akan berisiko sangat tinggi bagi perekonomian kita,” katanya.(Ant/E-1)

Konversi HutanDiutamakan untuk Tebu

Pembahasan OJK Masuki Tahap Krusial

MI/ROMMY PUJIANTO

SIKIB EXPO: Peserta asal Perkumpulan Mitra Giri Harja, Cilekong, Bandung, tengah membuat wayang golek dalam Solidaritas Istri Kabinet Indonesia Bersatu II (Sikib) Expo 2010 di Jakarta, kemarin. Pameran yang mengambil tema Bersama menuju Indonesia sejahtera tersebut menampilkan produk-produk seperti batik, makanan, dan minuman Nusantara, serta produk kerajinan dari berbagai daerah.

Suspensi untuk dikonversi adalah kawasan hutan primer dan gambut. Karena ini kawasan yang sudah tidak berhutan dan bukan lahan gambut, jadi boleh.”Zulkifli HasanMenteri Kehutanan

MI/SUSANTO

Selamat & Sukses Kepada Pengurus Baru

Susunan Pengurus Baru DPP Perbarindo

(Perhimpunan Bank Perkreditan Rakyat Indonesia)

Periode 2010 - 2014

DPP PERBARINDO

PERBARINDO

DEWAN PENASEHATAwet Abadi

Soni HarsonoRachmad Ali

Satriyo YudiartoL. Harwanto

KETUA BIDANG PENELITIAN & PENGEMBANGAN

Edi Poernomo Santoso

KETUA BIDANG HUKUM & PERATURANGonti Manalu

KETUA BIDANG ORGANISASI DAN KEANGGOTAANFahmi Akbar Idries

KETUA UMUMJoko Suyanto

WAKIL KETUA UMUMMade Arya Amitaba

KETUA BIDANG HUBUNGAN KELEMBAGAAN

Sawaluddin

KETUA BIDANG HUBUNGAN LUAR NEGERI

Tenny Yanutriana

KETUA BIDANG PENDIDIKANHiras Lumban Tobing

KETUA BIDANG DANA & USAHABiyanto Toto Subagio

KETUA BIDANG HUBUNGAN MASYARAKAT

Arifin Mufti

SEKRETARIS JENDERALT. Jaya Tarigan

SEKRETARIS IAsep Jajang

SEKRETARIS III Gede Hartadi

BENDAHARA UMUMChristine Widythia

BENDAHARAEva Maryani Setiawan

PERBARINDO

DEWAN PIMPINAN DAERAHPERBARINDO KEPRI

BPR NUSAMBA GROUP

PT. BPR Darmawan Adhiguna LestariPT. BPR Aditama ArtaPT. BPR Semesta MegadanaPT. BPR Sarikusuma SuryaPT. BPR Mitra KaryaPT. BPR Sukawati PancakantiDPD Perbarindo Jawa Tengah

PT. BPR DP TaspenPT. BPR TapeunadanaPT. BPR Cicurug Bumi AsihPT. BPR Nova TrijayaPT. BPR Eka Bumi ArthaPT. BPR Bekasi Binatanjung MakmurDPD Perbarindo Sulawesi Tengah

MEDIAINDONESIAMI