Ekonomi Mikro- Pasar

34
TUGAS EKONOMI MIKRO PASAR Oleh : Nama : I Wayan Septiyana NIM : 1317041001 Jurusan : Manajemen Kelas : II A FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA SINGARAJA

description

Konsep Pasar

Transcript of Ekonomi Mikro- Pasar

TUGAS EKONOMI MIKROPASAR

Oleh :Nama : I Wayan SeptiyanaNIM : 1317041001Jurusan : ManajemenKelas : II A

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNISUNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHASINGARAJA2014

PASAR1.1 Pasar Persaingan SempurnaSupaya perusahaan mencapai laba maksimum, maka jumblah output yang dihasilkan harus dalam jumblah tertentu dan pada saat MR = MC. Secara teoritis ada dua bentuk pasar yang bersifat ekstrem, yaitu pasar persaingan sempurna dan pasar monopoli. Karakteristik pasar persaingan sempurna meliputi, barang yang diproduksi bersifat homogen, produsen dan konsumen memiliki pengetahuan atau informasi sempurna tentang pasar, output sebuah perusahaan jumblahnya relatif kecfil dibandingkan dengan output keseluruhan di pasar, perusahaan tidak bisa mempengaruhi harga barang di pasar, semua perusahaan bebas masuk dan keluar pasar (free entry and exit).a. Barang yang diproduksi homogenMaksudnya homogen, bahwa produk mampu memberikan kepuasan yang sama kepada konsumen, tanpa perlu mengetahui produsennya, sebab produsen manapun yang memproduksi barang tersebut barangnya homogen dalam segala-galanya. Karena barangya homogen, maka semua perusahaan dianggap mampu menghasilkan barang dan jasa dengan karakteristik dan kualitas yang sama

b. Produsen dan konsumen memiliki pengetahuan/informasi sempurna tentang pasarPelaku pasar (produsen dan konsumen) memiliki pengetahuan sempurna tentang keadaan pasar seperti, tahu persis jenis barang yang dijual, harga pokok barang, harga input, kualitas barang, dan lain-lainya. Karena barang bersifat homogen atau sama antara yang dihasilkan produsen satu dengan yang lainya.

c. Output sebuah perusahaan relatif kecil dibandingkan dengan output keseluruhanSemua perusahaan bisa berproduksi secara efisien dengan jumblah output tertentu, tetapi karena produsenya begitu banyak, menyebabkan tiap-tiap produsen memiliki jatah dalam jumblah output yang relatif kecil bila dibandingkan dengan output keseluruhan yang ada di pasar. Dengan kata lain jumblah output yang dihasilkan masing-masing produsen seolah-olah tidak ada artinya bila dibandingkan dengan output keseluruhan yang diperdagangkan.

d. Perusahaan tidak bisa mempengaruhi hargaBegitu kecilnya jumblah output tersebut sehingga setiap produsen atau penjual tidak memiliki kekuatan untuk mengubah harga yang telah berlaku di pasar, atau bertindak sebagai pengikut harga. Oleh karena itu mereka hanya bisa mengikuti harga yang telah berlaku.

e. Semua perusahaan bebas masuk dan keluar pasarMunculnya karakteristik ini disebabkan oleh adanya anggapan bahwa faktor-faktor produksi yang digunakan dalam proses produksi memiliki mobilitas yang tinggi untuk berpindah dari suatu pekerjaan ke pekerjaan lainya, tanpa perlu mengeluarkan tambahan biaya. Perpindahan maksudnya produsen berusaha untuk mengalihkan usaha atau kegiatan produksinya ke usaha lain yang lebih menguntungkan.

1) Permintaan dalam Pasar Persaingan SempurnaKarena harga output di Pasar Persaingan Sempurna relatif tetap, dan perusahaan secara individual tidak bisa mempengaruhi atau mengubah harga, maka kurve permintaan perusahaan secara indovidual berbentuk garis horisontal.

PPSD

DP

P

Q

00Q

Gambar 5.1a Permintaan dalam Gambar 5.1b Permintaan IndividualPersaingan Sempurna

Gambar 5.1a menunjukan jumblah permintaan di Pasar Persaingan Sempurna dengan Keseimbangan Pasar yang dibentuk oleh titik perpotongan permintaan (D) dengan penawaran (S) dan tingkat harga setinggi OP. Harga setinggi itu hanya dapat diikuti oleh permintaan dari perusahaan-perusahaan secara individual seperti diperlihatkan oleh Gambar 5.1b.

2) Penerimaan dalam Pasar Persaingan SempurnaPermintaan keseluruhan perusahaan jumblahnya sebanyak ouput kali harga atau TR = Q.P. Karena harga tetap, maka Penerimaan Rata-rata (AR) perusahaan sama besar dengan Penerimaan Marginal (MR), sama dengan Harga (P), dan sama pula dengan Permintaan (D). Jadi TR = AR = MR = P = D. Perhatikan gambar 5.2a, dan 5.2b.

PP

TR = Q.PD = AR = MR = P

Q0Q0

Gambar 5.2a D=AR=MR=PGambar 5.2b Permintaan TotalPenerimaan total seperti dalam Gambar 5.2b berbentuk garis lurus dengan sudut kemiringan positif dari titik nol.

3) Keseimbangan PerusahaanSyarat yang harus dipenuhi dalam Pasar Persaingan Sempurna supaya perusahaan bisa mencapai keseimbangan adalah :

a) Jumblah output yang diproduksi sebaiknya dalam jumblah tertentu, dan pada saat jumblah tersebut, Biaya Variabel (VC) sama dengan Penerimaan Total (TR), atau Biaya Variabel Rata-rata (AVC) sama besar dengan tingkat harga (P). Dalam keadaan AC =TR atau AVC = P, maka perusahaan hanya mengalami kerugian Biaya Tetap (FC), karena biaya ini akan tetap dikeluarkan saat perusahaan berpoduksi atau dalam keadaan tidak berproduksi.

b) Jumblah output yang dihasilkan dalam jumblah tertentu, dan pada saat jumblah output tersebut MR = MC. Kemungkinan yang bisa terjadi adalah perusahaan akan memperoleh Laba Maksimum, atau perusahaan berada dalam kondisi tidak menguntungkan yang ditandai oleh terjadinya kerugian minimum.Gambar 5.3 memperlihatkan perusahaan memperoleh Laba Maksimum di Pasar Persaingan Sempurna.Gambar 5.3 Laba Maksimum

PMC

P2

ACED = AR = MR = P

P1

B

0QQ

Laba Maksimum dalam Pasar Persaingan Sempurna sebesar segi empat P1P2 EB dicapai pada saat jumblah output optimal sebanyak OQ. Pada saat output sebesar itu MR = MC. Biaya Rata-Rata (AC) lebih kecil dan tingkat harga P2 untuk setiap unit output. Oleh karena itu setiap unit output, perusahaan memperoleh laba sebesar BE. Laba Total Maksimum atau Laba Super Normal yang diperoleh bila output sebesar OQ sebesar OQ kali BE = P1P2EB.Kemungkinan lain yang bisa terjadi pada saat produksi atau output mencapai jumblah yang menyebabkan MC = MR adalah perusahaan berada pada posisi impas, atau menderita Rugi Minimum. Pada posisi impas, perusahaan tidak merugi dan tidak memperoleh Untung Maksimal, atau disebut perusahaan memperoleh Laba Normal yang ditandai oleh D = AR = MR = P = MC = MR. Output keseimbangan besarnya = OQ. Pada saat AR = P, maka laba perunit perusahaan sama dengan nol. Perusahaan dalam keadaan memperoleh Laba Normal kurvenya dapat dilihat pada Gambar 5.4.PP

AMCACACMC

BP2P1E

D = AR = MR = PP

ECP4D = AR = MR = PP3

QQQ0

Q3Q2Q1

Gambar 5.4 Laba NormalGambar 5.5 Rugi MinimumGambar 5.5 menunjukan perusahaan menderita Rugi Minimum. Pada saat MC = MR dengan jumblah output sebanyak OQ2. Perusahaan menderita rugi sebesar BE perunit, karena AC < P. Rugi Total Minimum saat output sejumblah OQ2 besarnya P3P2BE atau seluas bidang segi empat yang diarsir. Dikatakan Rugi Minimum karena pada saat output sebesar OQ2 rugi yang terjadi merupakan kerugian terkecil yang diderita perusahaan. Jika output dikurangi atau ditambah dari jumblah OQ2 perusahaan akan menderita kerugian yang lebih besar dari P3P2BE. Misalnya produksi atau output dikurangi dari jumblah OQ2 menjadi OQ1, maka kerugian total yang diderita perusahaan bertambah besar yaitu seluas segi empat P4P1AC (segi empat P4P1AC lebih luas dari segi empat P3P2BE). Sebaliknya kalau output lebih besar dari OQ2, misalnya ditambah menjadi OQ3, kerugian output perunit mungkin lebih kecil , tetapi rugi total akan semakin besar. Jadi supaya terhindar dari kerugian yang lebih besar dari Rugi Minimum, maka sebaiknya perusahaan berproduksi dengan output sebesar OQ2.1.2 Pasar MonopoliSuatu industri atau perusahaan dikatakan berstuktur monopoli apabila hanya ada satu produsen atau pengusaha tanpa ada pesaing langsung maupun tidak langsung, baik nyata maupun potensial. Output yang dihasilkan tidak ada substitusinya. Perusahaan atau industri tidak memiliki pesaing karena adanya hambatan untuk masuk dan ikut berusaha di bidang yang dimonopoli oleh perusahaan pemegang momopoli. Dilihat dari penyebab hambatan-hambatan untuk masuk ke Pasar Monopoli berupa hambatan teknis (tecnical barriers to entry) dan hambatan legalitas (legal barriers to entry).Hambatan teknis maksdunya, perusahaan yang ingin masuk secara teknis tidak memiliki kemampuan untuk bersaing dengan pemegang monopoli, karena pemegang monopoli memiliki kemampuan untuk bersaing keunggulan-keunggulan teknis antara lain disebabkan oleh :a) Perusahaan pemegang monopoli memiliki kemampuan atau pengetahuan khusus yang menyebabkan perusahaan bekerja efisien dan tidak bisa ditandingi oleh perusahaan lain. Tingginya efisiensi memungkinkan perusahaan pemegang monopoli memiliki kurve biaya (AC dan MC) menurun. Semakin besar skala produksi, kurve MC terus menurun dan menyebabkan AC perunit makin rendah.b) Perusahaan pemegang monopoli memiliki kontrol sumber faktor-faktor produksi baik untuk Sumber Daya Alam, Sumber Daya Manusia, maupun lokasi peusahaan.Perusahaan pemegang monopoli memiliki kemampuan untuk mengatur harga melalui pengaturan outputnya. Oleh karena itu pemegang monopoli berkedudukan sebagai Penentu Harga (Price Setter). Dalam Pasar Persaingan Sempurna, kurve MR = AR = D = P, tetapi dalam Pasar Monopoli, Pendapatan Marginal (MR) lebih kecil dari tingkat harga (P) atau MR AC sehingga Laba Super Normal tercapai. Kalau output kurang atau lebih dari jumblah OQ1, maka tidak tercapai Laba Maksimum, karena MR belum sama dengan MC.Perusahaan dalam Pasar Monopoli dengan perolehan Laba Normal dan Rugi Minimal dapat dilihat pada Gambar 5.10 dan Gambar 5.11.

Gambar 5.10 Laba NormalGambar 5.11 Rugi MinimalGambar 5.10 menunjukan perusahaan dalam keadaan memperoleh Laba Normal, karena tingginya harga perunit sama dengan Biaya Rata-rata perunit, atau P = AC. Sementara Gambar 5.11 adalah gambar yang memperlihatkan perusahaan menderita Kerugian Minimum. Saat itu tingginya Biaya Rata-rata serada diatas harga, atau AC > P. Pada kasus ini perusahaan akan tetap berusaha untuk menawarkan outputnya di pasar sepanjang masih mampu menutup Biaya Variabel yang harus dikeluarkan dalam proses produksi. Apabila hal ini tidak bisa dilakukan kemungkinanya adalah produsen akan menutup usahanya. Penutupan usaha mungkin sudah mulai dipikirkan pada saat perusahaan meneriman Laba Normal. Titik E pada Gambar 5.10 disebut Titik Tutup Usaha (The Closing Down Point, atau The Shut Down Point). Apabila harga kemudian berada dibawah OP berarti produsen tidak mampu menutup ongkos-ongkos variabel produksinya, oleh karena itu akan lebih baik kalau mereka menutup usahanya.

2) Kekuatan MonopoliMonopoli mutlak dalam pasar pada umumnya sulit ditemukan, karena dalam kenyataanya struktur pasar yang ada kebanyakan didalamnya terdapat persaingan. Oleh karena itu pengertian monopoli dalam ilmu ekonomi berbeda dengan pengertian monopoli berdasarkan pendapat masyarakat awam. Masyarakat umum mungkin membayangkan bahwa monopoli mempunyai kemampuan yang luar biasa, sehingga perusahaan bebas berbuat apa saja demi mencapai laba yang sebesar-besarnya. Perusahaan dalam Pasar Monopoli memiliki daya monopoli sebatas kemampuanya untuk mempengaruhi atau mengatur jumblah output dan harga, semakin sulit keputusan harga dan kebijaksanaan output untuk dilawan oleh perusahaan lainya, maka perusahaan tersebut dikatakan memiliki daya monopoli yang semakin besar.Besarnya daya monopoli yang dimiliki oleh perusahaan, bisa diukur dengan Lerner Index. Lerner Index adalah angka indeks yang menunjukan tingkat daya monopoli yang diukur berdasarkan permintaan yang dihadapi oleh perusahaan. Rumusnya adalah sebagai berikut. L = ( P MC ) : P. L adalah Lerner Index, P sama dengan harga output, dan MC merupakan Biaya Marginal. Besarnya nilai Lerner Index (L) berkisar antara nol sampai dengan satu. Perusahaan memiliki Lerner Index = 0, artinya perusahaan tidak memiliki daya monopoli. Sebaliknya Lerner Index = 1, berarti perusahaan memiliki daya monopoli yang sangat kuat, hampir-hampir tidak bisa dilawan oleh perusahaan lainya. Jadi semakin besar Lerner Index, berarti daya monopoli yang dimiliki oleh perusahaan tersebut semakin kuat pula. Dalam Pasar Persaingan Sempurna, Lerner Index = 0.

3) Monopoli AlamiahMunculnya perusahaan sebagai pemengang Monopoli Alamiah, lebih banyak disebabkan oleh tingkat efisiensi yang tinggi dalam proses produksi, karena kemampuannya menerapkan teknologi modern. Karena mampu bekerja secara efisien, menyebabkan struktur Biaya Rata-Rata (AC) dalam jangka panjangterus mengalami penurunan. Semakin besar outputnya semakin rendah AC nya. Harga jual (P) yang semakin tinggi di atas AC dan MC, akan membuat perusahaan menikmati keuntungan yang semakin besar. Gambar 5.12 memperlihatkan hal itu.

Gambar 5.12 Laba SupernormalDari Gambar 5.12 dapat dilihat bahwa Harga Pasar (P1) berada jauh diatas MC dan AC. Oleh karena harga jual jauh diatas Biaya Rata-Rata dam Biaya Marginal, mengakibatkan perusahaan memperoleh Laba Super Normal, yang besarnya sama dengan luas segi empat P2P1AB. Perolehan laba ini membuat perusahaan memiliki kemampuan untuk mempengaruhi pasar dalam hal penyediaan output dan pengaturan harga yang sulit ditandingi oleh perusahaan-perusahaan lainya.

4) Diskriminasi HargaDiskriminasi Harga merupakan sebuah kebijaksanaan dengan cara menjual output yang sama, dengan harga berbeda di pasar yang berbeda. Tujaun kebijakan Diskriminasi harga adalah untuk mencapai tingkat laba yang lebih besar, karena dengan cara tersebut hampir semua konsumen dengan tingkat kemampuan yang berbeda bisa dilayani sesuai dengan daya belinya. Supaya Diskriminasi harga bisa efektif, maka perlu diperhatikan hal-hal sebagai berikut :a) Perusahaan memiliki daya monopoli yang cukup, karena hanya perusahaan yang demikian mampu menerapkan harga berbeda di pasar yang berbeda pula.b) Pasar harus memiliki tingkat elastisitas yang berbeda (elastis dan inelastis).c) Tidak ada kemungkinan tindakan menjual kembali.d) Pendapatan Marginal dimasing-masing pasar sama, untuk mencapai Laba Maksimum.

Gambar 5.13 Diskriminasi Harga di Pasar A dan Pasar BDari Gambar 5.13 dapat dijelaskan bahwa perusahaan yang memengang monopoli memiliki Kurve Permintaan (D) = Dt. Permintaan outputnya terjadi di dua pasar yang berbeda yaitu Pasar A dan Pasar B. Permintaan di Pasar A lebih elastis dibandingkan dengan permintaan di Pasar B. Jika perusahaan tidak melakukanDiskriminasi Harga, maka harga yang berlaku di semua pasar setinggi Pt, dengan penawaran output sejumblah Laba Maksimumyang mampu dicapainya sejumblah AptBC.Apabila perusahaan melakukan Diskriminasi Harga dengan membagi pasar menjadi Pasar A dan B, maka keadaanya menjadi berbeda dengan apa yang terjadi apabila tidak melakukan Diskriminasi Harga tersebut. Di Pasar A dan B keseimbangan pasarnya ditandai oleh Biaya Marginal (MR). Pendapatan Marginal di Pasar A sebesar Mra, dan di Pasar B = MRb. Jadi kedua pasar tersebut berlaku MC = Mra = MRb. Laba Maksimum di Pasar A sebesar EpaFG dengan penawaran sebanyak Oqa dan tingkat harga setinggi OPa. Sementara di Pasar B, perusahaan memperoleh Laba Maksimum sebesar HpbIJ pada tingkat penawaran output sejumblah OQb, dengan harga jual setinggi OPb.Dengan melakukan Diskriminasi Harga, perolehan Laba Makismum perusahaan menjadi lebih baik, terbukti jumblah laba yang diperolehnya dengan tidak melakukan Diskriminasi Harga, lebih kecil dari jumblah Laba Maksimum yang diperoleh di Pasar A dan Pasar B. Dengan kata lain jumblah laba yang diperoleh tanpa Diskriminasi Harga, lebih kecil dari jumblah laba yang diperoleh di Pasar A dan Pasar B. Atau jumblah laba APtBC < EPaFG + HPbIJ. Output total yang terjual juga bertambah banyak yaitun sejumblah Qt = Qa + Qb. Tambahan laba perusahaan diperoleh dari Pasar B yang Inelastis dengan cara mengeksploitasi urplus Konsun menjadi keuntungan perusahaan. Bila tidak ada Diskriminasi Harga di Pasar B dan harga tingginya tetap setinggi Opt, maka Surplus Konsumen yang menjadi hak konsumen sebesar KLN. Tetapi setelah diberlakukanya Diskriminasi Harga dengan tingkat harga setinggi Opb, maka Surplus Konsumen berkurang hanya sebesar KpbI. Surplus Konsumen yang sebenarnya menjadi haknya sebesar PbLMI, diambil alih oleh perusahaan sebagai tambahan keuntungannya. Sementara itu sisa Surplus Konsumen sebesar IMN menjadi hilang. Hilangnya Surplus Konsumen ini disebut Dead Wieght Loss, dari Gambar 5.13 dapat pula dilihat bahwa untuk Pasar A yang keadaanya lebih elastis, tingkat harga produk lebih rendah dari tingkat harga di Pasar B yang sifatnya Inelastis, (Pa < Pb).Pasar Monopoli yang menyebabkan tingkat kesejahteraan konsumen hilang. Seberapa besar konsumen akan kehilangan kesejahteraan, akibat terjadinya Diskriminasi Harga, dapat dicermati pada Gambar 5.14

Gambar 5.14 Dead Weight LossKalau perusahaan menerapkan monopoli maka harga output yang diterapkan oleh perusahaan setinggi OP2, dengan tingkat output sebanyak OQ2. Padahal apabila pasarnya Pasar Persaingan Sempurna, maka tingkat harganya hanya setinggi OP1 dengan jumblah output sebanyak OQ1. Pada Pasar Persaingan Sempurna keseimbangan pasar terjadi pada titik C.Pada saat itu tingginya harga atau P = D = MC = AR = MR. karena pasar bergerak ke arah monopoli, akibatnya konsumen kehilangan Surplus Konsumen sebesar DBC. Kalau saja pasar tetap bergerak ke arah Pasar Persaingan Sempurna, maka Surplus Konsumen yang semestinya bisa diraih sebesar P1AC.kemudian karena pasar bergerak ke Pasar Monopoli, maka jumblah Surplus Konsumen berkurang sebanyak P1P2BC dengan rincian kehilangan sejumblah P1P2BD dieksploitasi menjadi tambahan keuntungan untuk pemegang monopoli dan sejumblah DBC berupa Dead Weight Loss. Jadi Surplus. Jadi surplus konsumen akhirnya tinggal sebanyyak P2BA. Konsekuensi pasar yang bergerak ke Pasar Monopoli ditanggung juga oleh pemegang monopoli berupa kehilangan Surplus Produsen sebanyak DEC. Dengan Demikian total kesejahteraan yang hilang adalah sebesar DBC dari konsumen, ditambah DEC dari produsen. Tetapi kehilangan Surplus Produsen sebanyak DEC masih lebih kecil dibandingkan dengan jumblah keuntungan yang dicapai sebesar P1P2BD. Oleh karena itu keuntungan mampu mampu produsen dengan mengarahkan pasar ke Pasar Monopoli adalah P1P2BD dikurangi EDC.Karena pemegang monopoli bisa mengatur output yang akan dipasarkan, maka dampaknya adalah kapasitas produksi menjadi tidak optimal. Jumblah output di pasar akan menurun karena terjadi pengurangan kapasitas produksi sampai pada tingkat output optimal. Pemutusan hubungan kerja menjadi dampaknya, penganguran akan bertambah banyak. Pasar mengalami Under Fullemployement karena pelaku monopoli memaksa pengurangan output sehingga kapasitas produksi berada dibawah kemampuan yang sesungguhnya. Beberapa kebijaksanaan yang bisa ditempuh untuk mengurangi dampak negatif Pasar Monopoli adalah pengaturan harga dalam bentuk Penetapan Harga Tertinggi oleh pemerintah dan membuat Undang-Undang Anti Monopoli.

3.3 Pasar Persaingan MonopolistikPasar Persaingan Monopolistik mengandung arti bahwa di pasar tersebut terjadi persaingan dan monopoli. Bersaing maksudnya bahwa untuk merebut pangsa pasar diantara perusahaan melakukan persaingan dalam berbagai hal. Persaingan terjadi semakin ketat dengan adanya perang iklan untuk merebut simpati pembeli, sedangkan unsur monopolinya berlaku untuk para pengemarnya.Produk-produk yang dipasarkan dalam Pasar Persaingan Monopolistik memiliki banyak diferensiasi. Perbedaan-perbedaan tersebut mampu menimbulkan monopoli terhadap pengemar-pengemarnya. Unsur persaingan antar produk disebabkan juga oleh sifat produk-produk yang dapat saling mengantikan antar produk satu dengan produk yang lainya. Paling sedikit ada tiga katagori dari produk-produk yang dipasarkan di Pasar Persaingan Monopolistik, yaitu produk terdiferensiasi, jumblah produsen banyak, bebas masuk dan keluar.

a) Produk TerdiferensiasiTerdiferensiasi maksudnya bahwa produk-produk yang ada di pasar memiliki ciri-ciri tertentu, sehingga konsumen mampu membedakan dengan produk lainya. Pembeda produk antara lain model, bentuk, warna, merk, kemasan dan pelayanan saat dan pasca pembelian.Karena barang-barang yang diperdagangkan dipasar dapat atau bisa saling tergantikan, tanpa menimbulkan efek negatif secara teknis, maka permintaan produk-produk tersebut menjadi semakin elastis. Elastisitas produk-produk di Pasar Persaingan Monopolistik berada diantara Pasar Persaingan Sempurna dan Pasar Monopolis. Elastisitas tersebut dapat dilihat pada Gambar 5.15, bahwa Kurve Permintaan di Pasar Monopolis lebih inelastis dibandingkan dengan Pasar Persaingan Monopolistik. Sementara Kurve Permintaan di Pasar Persaingan Sempurna terlihat datar sejajar dengan Sumbu X.

Gambar 5.15 Di dalam Pasar Monopoli, Pasar Persaingan Sempurna dan Pasar Persaingan Monopolistik

b) Jumblah Produsen BanyakJumblah merk produk yang dipasarkan di Pasar Monopolistik begitu banyak, seperti produk-produk baju dengan berbagai merek. Karena banyaknya merk produk maka pengusahanya tidak terlalu banyak harus memperhitungkan reaksi perusahaan lainya terhadap keputusan harga dengan jumblah output yang akan dipasarkan, karena masing-masing merk dan perusahaan memiliki kurve permintaannya sendiri-sendiri atau bersifat individual.

c) Bebas Masuk dan KeluarTidak danya yang bisa memaksa perusahaan yeng merugi terus, untuk tetap berada di Pasar Persaingn Monopolistik. Mereka bebas untuk memutuskan tetap berada atau keluar dari pasark karena alsan-alasan tertentu. Dalam jangka pendek keseimbangan pasar di Pasar Persaingan Monopolistik dicapai pada saat MR = MC sama dengan pasar monopoli terbatas. Oleh karena itu keseimbangan jangka pendek, gambar kurvenya sama dengan keseimbangan jangka pendek Pasar Monopoli. Perhatikan gambar 5.16

Gambar 5.16 Laba SupernormalBerdasarkan gambar 5.16, perusahaan mencaapai Laba Maksimum pada saat MR = MC, dan pada saat P > AC. Kemampuan untuk mengeksploitasi laba relatif terbatas karena kurve permintaanya sangat lancai. Laba supernormal perusahaan, jumblah atau besarnya sama dengan segi empat P1P2 AB atau segi empat yang diarsir dengan tingkat harga OP2 dan jumblah outputnya Q.Laba supernormal yang bisa dicapai oleh dua perusahaan yang telah ada di Pasar Persaingan Monopolistik, membuat perusahaan-perusahaan lain ingin ikut masuk ke pasar tersebut. Ada dua kemungkinan yang bisa terjadi bila pendatang baru masuk ke pasar, yaitu : a. Dalam jangka panjang para pelanggan tetap setiap pada perusahaan. Kurvenya seperti Gambar 5.17

Gambar 5.17 D Jangka Panjang dan Kesetiaan PelangganPada gambar 5.17 dapat dilihat bahwa Permintaan pelanggan jangka panjang (D1) lebih curam arahnya dibandingkan dengan permintaan jangka pendek (D2). Ini artinya walaupun perusahaan menaikkan atau menurunkan tingkat harga, tidak akan menyebabkan perubahan yang besar pada jumblah permintaan, karena kurve (D1) atau jangka panjang lebih elastis dibandingkan dengan kurve permintaan jangka pendek (D2).

b. Dalam jangka panjang pelanggan bersifat memilih. Sifat memilih pelanggan terhadap barang yang ditawarkan oleh perusahaan tercermin dari kurve Permintaan jangka panjang (D1), lebih landai atau lebih elastis bila dibandingkan dengan permintaan pelanggan jangka pendek (D2).Oleh karena itu dalam jangka panjang kalau perusahaan mengubah tingkat harga (terutama kalau menaikkan harga), akan banyak berpengaruh pada para pelanggan untuk beralih memilih atau membeli barang-barang yang dihasilkan oleh perusahaan lain dengan harga lebih murah.

Gambar 5.18 D Jangka Panjang dan Sikap Memilih Pelanggan

5.4 Pasar OligopoliPasar Oligopoli adalah pasar yang dikuasai oleh beberapa perusahaan. Diantaranya perusahaan-perusahaan tersebut ada yang memiliki kemampuan bersaing cukup besar untuk mempengaruhi tingkat harga. Antara perusahaan yang satu dengan yang lainya selalu memonitor secara ketat langka-langkah dan kebijakan-kebijakan yang diterapkan pada masing-masing perusahaan, baik dalam penetapan harga maupun diluar harga. Barang-barang yang dipasarkan dalam Pasar Oligopoli termasuk barang-barang sejenis, tetapi dari kejenisanya tersebut masih terdapat perbedaan-perbedaan atau deferensiasi produk. Dari penjelasan yang sudah diungkapkan sebelumnya dapat dibuat beberapa karakteristik Pasar Oligopoli sebagai berikut :a) Pasar Oligopoli hanya terdapat sedikit perusahaan yang memasarkan barangnyaMemang secara teoritis sangat sulit untuk menyatakan secara pasti berapa jumblah perusahaan yang berjualan dalam Pasar Persaingan tersebut salah satu diantaranya akan muncul sebagai pemenang, dan pemenang ini lazim disebut dengan Pemimpin Harga (Price Leader) merupakan produk yang paling digemari oleh masyarakat.

b) Produknya Homogen asatu sejenis dengan berbagai deferensiasinyaWalaupun jenis barang yang dijual di Pasar Oligopoli barangnya sama, tetapi untuk membedakan produk yang satu dengan produk yang lainya biasanya dirincikan oleh perbedaan-perbedaan yang melekat pada produk tersebut.

c) Monitoring masing-masing perusahaan terhadap pesaingnya sangat ketatMonitoring yang dimaksud berkaitan erat dengan pengambilan keputusan yang sebenarnya saling mempengaruhi antara pesaing yang satu dengan pesaing lainya.

d) Mereka melakukan kompetisi persaingan diluar harga (non harga)Bukan dalam tinggi rendahnya tingkat harga saja mereka berkompetisi, tetapi diluar itu masih ada pesaingan pesaingan lainya seperti berlomba-lomba memasang iklan.

1. Keseimbangan PerusahaanPerusahaan-perusahaan yang bergerak di Pasar Oligopoli, maka masalah keseimbangan perusahaan tidak hanya diukur berdasarkan jumblah output, tingkat harga dan jumblah Laba Maksimum yang diperoleh, tetapi diluar itu masih ada hal-hal yang perlu diperhatikan. Perusahaan akan seimbang apabila mampu melakukan perubahan-perubahan yang diinginkan untuk menyesuaikan diri dengan situasi yang berubah dan berkembang di pasar.

2. Kurve Permintaan yang Patah (Kinked Demand Curve)Kurve permintaan yang patah ditemukan oleh P.M. Sweezy pada tahun 1939. Ia mengatakan bahwa dalam Pasar Oligopoli, permintaan akan menjadi sangat elastis apabila harga dinaikkan, dan sebaliknya akan menjadi inelastis apabila harga diturunkan.

Gambar 5.19 kinked Demand Curve

Dari Gambar 5.19 dapat dijelaskan bahwa pada saat OP1 kurve permintaan perusahaan adalah ABD2. Perusahaan menaikkan harga dari OP1 menjadi OP3. Akibatnya perusahaan yang menaikkan harga menjadi OP3 kehilangan pembeli sebanyak Q1 Q3. Penurunan harganya menjadi OP2 diikuti oleh harapan supaya jumblah pembeli semakin meningkat menjadi OQ4 dengan posisi kurve permintaan ABD1. Jumblah pembeli yang mampu diraihnya hanya sejumblah OQ2 dengan kurve permintaan ABD2. Dengan perubahan sasaran jumblah pembeli dari yang diharapkan sejumblah OQ4 menjadi sebanyak OQ2 membuat kurve permintaan patah kearah kurve permintaan ABD2 yang semestinya kearah ABD1. Kurve MR patahan tadi adalah ACDE/MR2 yang seharusnya ACMR2 dan kembali ke OP1.