Ekonomi - ftp.unpad.ac.id · memiliki strategi kebijakan yang solid untuk ... kenaikan laba bersih...

1
April-7 Mei). Setelah untuk pertama kali- nya ditutup menembus level 3.000 pada 21 Juli 2010, tepatnya di posisi 3,013.40, kinerja IHSG terus mengalami tren menanjak Anggodo Widjojo berhasil mempermalukan Presiden di hadapan rakyatnya. Tugas Satgas Pemberantasan Mafia Hukum mengembalikan wibawa Presiden. HALAMAN 17 SENIN, 27 DESEMBER 2010 Ekonomi TIDAK MEMILIKI KEBIJAKAN: Sejumlah buruh perempuan menjahit pakaian di salah satu pabrik pakaian, PT Metro Garmen, Dayeuhkolot, Bandung, Jawa Barat, beberapa waktu lalu. Pemerintah tidak memiliki strategi kebijakan yang solid untuk pengembangan industri nasional. EKONOMIKA Permata Syariah Catat Laba Rp76 Miliar PADA kuartal III 2010, PermataBank Syariah mencatat laba bersih Rp76 miliar, atau naik sebesar 46% dari Rp52 miliar tahun lalu. Menurut rilis mereka, kenaikan laba bersih itu ditopang peningkatan pendapatan seiring dengan pertambahan pembiayaan, di antaranya dari margin murabahah dan sewa ijarah yang tercatat Rp94,1 miliar atau naik 35% dari Rp69,9 miliar. Pendapatan operasional lainnya tercatat Rp60,9 miliar atau tumbuh hingga 178% dari Rp21,9 miliar akhir September 2010. Selain itu, PermataBank Syariah mencatat pembiayaan sebelum pajak sebesar Rp1,28 triliun hingga kuartal III. Di akhir September 2010, non-performing nance net tercatat 2,5%, di bawah ketentuan Bank Indonesia sebesar 5%. (*/M-3) Telkom Flexi Antisipasi Trafik Tahun Baru MENYAMBUT Natal 2010 dan Tahun Baru, operator Telkom Flexi menyatakan siap mengantisipasi lonjakan trak. “Sebanyak 5.650 BTS di seluruh Indonesia telah ditingkatkan kapasitasnya untuk mengantisipasi kenaikan trak menyambut Natal 2010 dan Tahun Baru,” ujar Executive General Manager of Telkom Flexi Division Triana Mulyatsa dalam siaran pers yang diterima kemarin. Beberapa persiapan di antaranya menyiapkan 3,2 juta nomor Flexi Combo guna mengantisipasi pelanggan yang bepergian di luar kode area, juga meningkatkan kualitas sinyal lewat penambahan repeater dan mobile BTS di beberapa lokasi wisata. Lima gates koneksi internet juga disiapkan di Medan, Jakarta, Semarang, Surabaya, dan Banjar- masin berkapasitas total 3,2 Gbps. Saat ini, trak meningkat sekitar 2 Mbps setiap harinya, dengan pengguna aktif FlexiNet sekitar 400 ribu. (CS/M-3) BSM Targetkan Pertumbuhan Kredit 30% PT Bank Syariah Mandiri (BSM) menargetkan pertumbuhan kredit sebesar 30% untuk tahun depan, seiring dengan prospek pereko- nomian Indonesia yang membaik dan prestasi BSM tahun ini yang melebihi ekspektasi. Demikian dikatakan Direktur Utama BSM Yuslam Fauzi di Jakarta, Jumat (24/12). Dalam penyaluran kredit, BSM akan terus fokus pada sektor usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) yang besarnya 70% dari selu- ruh penyaluran kredit. Guna mencapai target pertumbuhan kredit tersebut, Yuslam menyatakan pihaknya akan terus menambah sum- ber daya manusia untuk melayani sektor UMKM lebih banyak. Sampai November 2010, kredit yang dikucurkan mencapai Rp22,79 triliun. Sejumlah Rp15,72 triliun, atau 68,97%, di antaranya merupa- kan pembiayaan UMKM. Nilai plafon kredit mikro BSM mencapai Rp100 juta, sementara untuk kredit kecil sampai Rp1,5 miliar, dan kredit menengah maksimal dari Rp15 miliar. (*/M-3) ANTARA/REZZA ESTILY Strategi Kebijakan Mandek P EMERINTAH tidak memiliki strategi kebi- jakan yang solid untuk pengembangan indus- tri nasional. Hal itu sudah bisa terlihat dari ketidaksinkronan di antara pejabat pemerin- tah tentang rencana insentif skal. Ekonom Econit Hendri Sa- parini mengemukakan hal tersebut ketika dihubungi Me- dia Indonesia, kemarin. Untuk merancang kebijakan ekonomi nasional, setiap menteri se- harusnya meninggalkan ego sektoral masing-masing. Hendri menjelaskan, bagi Menteri Keuangan (Menkeu), pajak merupakan sumber uta- ma penerimaan negara, bukan sebagai instrumen skal. Itulah yang menjadikan tidak mudah bagi Menteri Perindustrian (Menperin) mengusahakan insentif skal bagi industri. Demikian juga antara Men- perin dan Menteri Perdagangan (Mendag). Mendag selalu mem- Akhmad Mustain Paradigma sektoral bisa disinkronkan jika ada sebuah strategi dan kebijakan pengembangan industri secara menyeluruh. Saat ini IHSG bertengger di urutan pertama pertumbuhan indeks 10 bursa utama dunia bila dibandingkan dengan penutupan akhir 2009.” FANTASTIS! Hanya satu kata itu yang mampu mendeskripsi- kan kinerja indeks harga sa- ham gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI) sepanjang 2010. Dalam tempo hanya empat bulan sejak perdagangan tahun ini dimulai, nilai IHSG mam- pu membalap posisi indeks Shanghai China dan indeks Straits Times Singapura yang selama ini selalu berada di atas. IHSG sukses melewati indeks Shanghai pada minggu keempat April 2010, tepatnya di 27 April. Pada hari itu, IHSG ditutup di level 2.939,90, sedangkan in- deks Shanghai ditutup di level 2.907,93. Hanya berselang satu pekan, IHSG kembali menunjukkan keperkasaannya dengan menya- lip indeks negara tetangga, Sin- Bursa Saham Mengukuhkan Keperkasaan gapura. Indeks ‘Negeri Singa’ tersebut berhasil dibalap pada pekan pertama Mei 2010, tepat- nya pada 3 Mei. Ketika disalip, indeks Straits Times berada di level 2.944,22, adapun IHSG mengukuhkan diri di posisi 2.960,90. Bahkan yang lebih hebat, saat ini IHSG bertengger di urutan pertama pertumbuhan indeks dari 10 bursa utama dunia bila dibandingkan dengan penu- tupan akhir 2009. Meski digoyang kasus Bank Century yang menyeret nama Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati dan Wakil Presiden Boediono, keperkasaan IHSG berlanjut sepanjang 2010. Akibat kasus tersebut, kapitalisasi pasar BEI memang sempat melorot tajam Rp190,12 triliun hanya dalam tempo satu minggu (30 BLACKBERRY WHITE EDITION: Pimpinan Comtech Celullar Indonesia Johan (kiri), Direktur Trikomsel Evi Sunaryo (tengah), dan VP Management Telkomsel Gideon Edie Purnomo memperlihatkan BlackBerry White Edition terbaru yang mulai dipasarkan, di Jakarta, akhir pekan lalu. Telkomsel dan OkeShop menggelar BlackBerry Christmas Year End Sale dengan berbagai varian paket bundling termasuk gratis unlimited pada bulan pertama. MI/M SOLEH CATATAN AKHIR TAHUN (bullish) hingga penghujung 2010, meski geraknya tampak fluktuatif. IHSG sempat me- ninggalkan level 3.000 pada 3-4 Agustus 2010. Namun, laju pergerakan in- deks seakan tak tertahankan. IHSG berhasil mencapai pun- caknya dan ditutup pada posisi tertinggi di 3.786,09 poin pada Kamis (9/12). Menurut Kepala Riset Saham Mandiri Sekuritas Ari Pitoyo, tahun depan IHSG diperkirakan dapat meningkat sekitar 15% dari tahun ini atau akan tembus ke level 4.350. Ada dua syarat, jelasnya, di tahun depan yang dapat me- nopang kinerja IHSG untuk dapat sampai ke level itu. Per- tama, pertumbuhan ekonomi Amerika Serikat (AS) yang tidak terlalu baik. Jika perekonomian AS membaik, investor akan memindahkan investasinya ke negara adidaya itu. Hal kedua adalah inasi ha- rus terkendali di kisaran 6%. Jika tidak, tambah Ari, investor akan mengkhawatirkan penem- patan dananya. Bergairahnya perdagangan saham di BEI tidak terlepas dari kecenderungan derasnya aliran masuk modal asing ( capital inflow). Hal ini pulalah yang mengundang kekhawatiran sejumlah pihak akan risiko penarikan dana secara tiba-tiba (sudden reversal). Oleh sebab itulah, pemerintah bersama otoritas pasar modal didesak mengeluarkan kebi- jakan untuk mengatasi sudden reversal. Kebijakan yang hingga kini masih ditunggu wujud nya- tanya. (Andreas Timothy/E-1) prioritaskan ekspor, sedangkan Menperin ingin bahan baku diolah di dalam negeri. “Namun, sebenarnya para- digma sektoral tersebut bisa disinkronkan, jika memang ada sebuah strategi dan kebi- jakan pengembangan industri komprehensif,” tuturnya. Pekan lalu, dalam sebuah konferensi pers tentang kinerja industri 2010, Menperin MS Hidayat menyatakan pemerin- tah telah menyepakati insentif skal bagi industri. Aturan terkait pemberian in- sentif tersebut tengah disusun dan akan diselesaikan selam- batnya Januari tahun depan (Media Indonesia, 23/12). Namun, pernyataan tersebut kemudian dibantah Menko Perekonomian Hatta Rajasa. Menurut dia, insentif fiskal masih dalam tahap pengkajian sehingga sangat sulit untuk diberlakukan pada awal tahun depan. Lebih lanjut Hendri ber- pendapat pajak bisa diperlaku- kan secara eksibel sesuai de- ngan kebutuhan. Suatu waktu dipakai untuk meningkatkan penerimaan negara, di lain waktu untuk mendorong sek- tor riil. “Seperti di Thailand. Untuk dorong riil, withholding tax naik. Ini supaya hotmoney (modal jangka pendek) terkontrol dan beralih ke sektor riil. Begitu juga Brasil menaikkan pajak pada modal asing dan gain- nya,” ujarnya. Perlu kepastian Sementara itu, Sekjen Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API) Er- novian G Ismy berharap ada satu suara di pemerintahan mengenai insentif skal. Dengan demikian, kepastian tercipta bagi calon in- vestor yang ingin menanamkan modalnya di Indonesia. “Ini sebagai daya tarik. Kalau negara lain melakukan, sedang- kan kita tidak, tentu investor akan lebih memilih di negara lain,” tukasnya. Dia menilai ego sektoral masih dominan di kalangan pemerintah. Akibatnya, antara satu kebijakan dan kebijakan lainnya sering kali tidak sin- kron.(E-1) mustain @mediaindonesia.com Fokus Politik & HAM, hlm 22-23 Satgas Hukum untuk Tutupi Malu MI RAMDANI

Transcript of Ekonomi - ftp.unpad.ac.id · memiliki strategi kebijakan yang solid untuk ... kenaikan laba bersih...

Page 1: Ekonomi - ftp.unpad.ac.id · memiliki strategi kebijakan yang solid untuk ... kenaikan laba bersih itu ditopang peningkatan ... Semarang, Surabaya, dan Banjar-masin berkapasitas total

April-7 Mei). Setelah untuk pertama kali-

nya ditutup menembus level 3.000 pada 21 Juli 2010, tepatnya di posisi 3,013.40, kinerja IHSG terus mengalami tren menanjak

Anggodo Widjojo berhasil mempermalukan Presiden di hadapan rakyatnya. Tugas Satgas Pemberantasan Mafia Hukum

mengembalikan wibawa Presiden.HALAMAN 17SENIN, 27 DESEMBER 2010

Ekonomi

TIDAK MEMILIKI KEBIJAKAN: Sejumlah buruh perempuan menjahit pakaian di salah satu pabrik pakaian, PT Metro Garmen, Dayeuhkolot, Bandung, Jawa Barat, beberapa waktu lalu. Pemerintah tidak memiliki strategi kebijakan yang solid untuk pengembangan industri nasional.

EKONOMIKA

Permata Syariah Catat Laba Rp76 MiliarPADA kuartal III 2010, PermataBank Syariah mencatat laba bersih Rp76 miliar, atau naik sebesar 46% dari Rp52 miliar tahun lalu. Menurut rilis mereka, kenaikan laba bersih itu ditopang peningkatan pendapatan seiring dengan pertambahan pembiayaan, di antaranya dari margin murabahah dan sewa ijarah yang tercatat Rp94,1 miliar atau naik 35% dari Rp69,9 miliar. Pendapatan operasional lainnya tercatat Rp60,9 miliar atau tumbuh hingga 178% dari Rp21,9 mi liar akhir September 2010.

Selain itu, PermataBank Syariah mencatat pembiayaan sebelum pajak sebesar Rp1,28 triliun hingga kuartal III. Di akhir September 2010, non-performing fi nance net tercatat 2,5%, di bawah ketentuan Bank Indonesia sebesar 5%. (*/M-3)

Telkom Flexi Antisipasi Trafik Tahun BaruMENYAMBUT Natal 2010 dan Tahun Baru, operator Telkom Flexi menyatakan siap mengantisipasi lonjakan trafi k. “Sebanyak 5.650 BTS di seluruh Indonesia telah ditingkatkan kapasitasnya untuk meng antisipasi kenaikan trafi k menyambut Natal 2010 dan Tahun Baru,” ujar Executive General Manager of Telkom Flexi Division Triana Mulyatsa dalam siaran pers yang diterima kemarin.

Beberapa persiapan di antaranya menyiapkan 3,2 juta nomor Flexi Combo guna mengantisipasi pelanggan yang bepergian di luar kode area, juga meningkatkan kualitas sinyal lewat penambahan repeater dan mobile BTS di beberapa lokasi wisata. Lima gates koneksi internet juga disiapkan di Medan, Jakarta, Semarang, Surabaya, dan Banjar-masin berkapasitas total 3,2 Gbps. Saat ini, trafi k meningkat sekitar 2 Mbps setiap harinya, dengan pengguna aktif FlexiNet sekitar 400 ribu. (CS/M-3)

BSM Targetkan Pertumbuhan Kredit 30%PT Bank Syariah Mandiri (BSM) menargetkan pertumbuhan kredit sebesar 30% untuk tahun depan, seiring dengan prospek pereko-nomian Indonesia yang membaik dan prestasi BSM tahun ini yang melebihi ekspektasi. Demikian dikatakan Direktur Utama BSM Yuslam Fauzi di Jakarta, Jumat (24/12).

Dalam penyaluran kredit, BSM akan terus fokus pada sektor usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) yang besarnya 70% dari selu-ruh penyaluran kredit. Guna mencapai target pertumbuhan kredit tersebut, Yuslam menyatakan pihaknya akan terus menambah sum-ber daya manusia untuk melayani sektor UMKM lebih banyak.

Sampai November 2010, kredit yang dikucurkan mencapai Rp22,79 triliun. Sejumlah Rp15,72 triliun, atau 68,97%, di antaranya merupa-kan pembiayaan UMKM. Nilai plafon kredit mikro BSM mencapai Rp100 juta, sementara untuk kredit kecil sampai Rp1,5 miliar, dan kredit menengah maksimal dari Rp15 miliar. (*/M-3)

ANTARA/REZZA ESTILY

Strategi Kebijakan Mandek

PEMERINTAH tidak memiliki strategi kebi-jakan yang solid untuk pengembangan indus-

tri nasional. Hal itu sudah bisa terlihat dari ketidaksinkronan di antara pejabat pemerin-tah tentang rencana insentif fi skal.

Ekonom Econit Hendri Sa-parini mengemukakan hal tersebut ketika dihubungi Me-dia Indonesia, kemarin. Untuk merancang kebijakan ekonomi nasional, setiap menteri se-harusnya meninggalkan ego sektoral masing-masing.

Hendri menjelaskan, bagi Menteri Keuangan (Menkeu), pajak merupakan sumber uta-ma penerimaan negara, bukan sebagai instrumen fi skal. Itulah yang menjadikan tidak mudah bagi Menteri Perindustrian (Menperin) mengusahakan insentif fi skal bagi industri.

Demikian juga antara Men-perin dan Menteri Perdagangan (Mendag). Mendag selalu mem-

Akhmad Mustain

Paradigma sektoral bisa disinkronkan jika ada sebuah strategi dan kebijakan pengembangan industri secara menyeluruh.

Saat ini IHSG bertengger di urutan pertama pertumbuhan indeks 10 bursa utama dunia bila dibandingkan dengan penutupan akhir 2009.”

FANTASTIS! Hanya satu kata itu yang mampu mendeskripsi-kan kinerja indeks harga sa-ham gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI) sepanjang 2010.

Dalam tempo hanya empat bulan sejak perdagangan tahun ini dimulai, nilai IHSG mam-pu membalap posisi indeks Shanghai China dan indeks Straits Times Singapura yang selama ini selalu berada di atas. IHSG sukses melewati indeks Shanghai pada minggu keempat April 2010, tepatnya di 27 April. Pada hari itu, IHSG ditutup di level 2.939,90, sedangkan in-deks Shanghai ditutup di level 2.907,93.

Hanya berselang satu pekan, IHSG kembali menunjukkan keperkasaannya dengan menya-lip indeks negara tetangga, Sin-

Bursa Saham Mengukuhkan Keperkasaangapura. Indeks ‘Negeri Singa’ tersebut berhasil dibalap pada pekan pertama Mei 2010, tepat-nya pada 3 Mei. Ketika di salip, indeks Straits Times berada di level 2.944,22, adapun IHSG mengukuhkan diri di posisi 2.960,90.

Bahkan yang lebih hebat, saat ini IHSG bertengger di urutan pertama pertumbuhan indeks dari 10 bursa utama dunia bila dibandingkan dengan penu-tupan akhir 2009.

Meski digoyang kasus Bank Century yang menyeret nama Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati dan Wakil Presiden Boediono, keperkasaan IHSG berlanjut sepanjang 2010. Akibat kasus tersebut, kapitalisasi pasar BEI memang sempat melorot tajam Rp190,12 triliun hanya da lam tempo satu minggu (30

BLACKBERRY WHITE EDITION: Pimpinan Comtech Celullar Indonesia Johan (kiri), Direktur Trikomsel Evi Sunaryo (tengah), dan VP Management Telkomsel Gideon Edie Purnomo memperlihatkan BlackBerry White Edition terbaru yang mulai dipasarkan, di Jakarta, akhir pekan lalu. Telkomsel dan OkeShop menggelar BlackBerry Christmas Year End Sale dengan berbagai varian paket bundling termasuk gratis unlimited pada bulan pertama.

MI/M SOLEH

CATATAN AKHIR TAHUN

(bullish) hingga penghujung 2010, meski geraknya tampak fluktuatif. IHSG sempat me-ninggalkan level 3.000 pada 3-4 Agustus 2010.

Namun, laju pergerakan in-deks seakan tak tertahankan. IHSG berhasil mencapai pun-caknya dan ditutup pada posisi tertinggi di 3.786,09 poin pada Kamis (9/12).

Menurut Kepala Riset Saham Mandiri Sekuritas Ari Pitoyo, tahun depan IHSG diperkirakan dapat meningkat sekitar 15% dari tahun ini atau akan tembus ke level 4.350.

Ada dua syarat, jelasnya, di tahun depan yang dapat me-nopang kinerja IHSG untuk dapat sampai ke level itu. Per-tama, pertumbuhan ekonomi Amerika Serikat (AS) yang tidak terlalu baik. Jika perekonomian

AS membaik, investor akan me mindahkan investasinya ke negara adidaya itu.

Hal kedua adalah infl asi ha-rus terkendali di kisaran 6%. Ji ka tidak, tambah Ari, investor akan mengkhawatirkan penem-patan dananya.

Bergairahnya perdagangan saham di BEI tidak terlepas dari kecenderungan derasnya aliran masuk modal asing (capital in flow). Hal ini pulalah yang me ngundang kekhawatiran sejumlah pihak akan risiko penarikan dana secara tiba-tiba (sudden reversal).

Oleh sebab itulah, pemerintah bersama otoritas pasar modal didesak mengeluarkan kebi-jakan untuk mengatasi sudden reversal. Kebijakan yang hingga kini masih ditunggu wujud nya-tanya. (Andreas Timothy/E-1)

prioritaskan ekspor, sedangkan Menperin ingin bahan baku diolah di dalam negeri.

“Namun, sebenarnya para-digma sektoral tersebut bisa disinkronkan, jika memang ada sebuah strategi dan kebi-jakan pengembangan industri komprehensif,” tuturnya.

Pekan lalu, dalam sebuah konferensi pers tentang kinerja industri 2010, Menperin MS Hidayat menyatakan pemerin-tah telah menyepakati insentif fi skal bagi industri.

Aturan terkait pemberian in-sentif tersebut tengah disusun

dan akan diselesaikan selam-batnya Januari tahun depan (Media Indonesia, 23/12).

Namun, pernyataan tersebut kemudian dibantah Menko Perekonomian Hatta Rajasa. Menurut dia, insentif fiskal masih dalam tahap pengkajian sehingga sangat sulit untuk diberlakukan pada awal tahun depan.

Lebih lanjut Hendri ber-pendapat pajak bisa diperlaku-kan secara fl eksibel sesuai de-ngan kebutuhan. Suatu waktu dipakai untuk meningkatkan penerimaan negara, di lain

waktu untuk mendorong sek-tor riil.

“Seperti di Thailand. Untuk dorong riil, withholding tax naik. Ini supaya hotmoney (modal jangka pendek) terkontrol dan beralih ke sektor riil. Begitu juga Brasil menaikkan pajak pada modal asing dan gain-nya,” ujarnya.

Perlu kepastian Sementara itu, Sekjen Asosiasi

Pertekstilan Indonesia (API) Er-novian G Ismy berharap ada satu suara di pemerintahan mengenai insentif fi skal. Dengan demikian,

kepastian tercipta bagi calon in-vestor yang ingin menanamkan modalnya di Indonesia.

“Ini sebagai daya tarik. Kalau negara lain melakukan, sedang-kan kita tidak, tentu investor akan lebih memilih di negara lain,” tukasnya.

Dia menilai ego sektoral masih dominan di kalangan pemerintah. Akibatnya, antara satu kebijakan dan kebijakan lainnya sering kali tidak sin-kron.(E-1)

[email protected]

Fokus Politik & HAM, hlm 22-23

Satgas Hukum untuk Tutupi Malu

MI RAMDANI