Ekonomi Bab Ketenagakerjaan

47
Ketenagakerjaan Oleh : Kelompok 1

Transcript of Ekonomi Bab Ketenagakerjaan

KetenagakerjaanOleh :

Kelompok 1

Undang-undang Ketenagakerjaan

Undang-undang Ketenagakerjaan diatur dalam Undang-undang Nomor 13 tahun 2003 tentang ketenagakerjaaan.

Yang menyebutkan bahwa “Ketenagakerjaan adalah segala hal yang berhubungan dengan masalah tenaga kerja pada waktu sebelum, selama, dan sesudah masa kerja”.

Penduduk

Penduduk yaitu manusia yang mendiami tempat tertentu atau manusia yang bertempat tinggal dan menetap dalam suatu negara.

 

Skema Penduduk

Kesempatan Kerja, Angkatan Kerja dan Tenaga Kerja

Kesempatan kerjaKesempatan kerja dapat diartikan sebagai

permintaan ataupun kebutuhan tenaga kerja. Kesempatan kerja biasanya tercipta sebagai dampak banyaknya kegiatan usaha yang berjalan, baik usaha yang dilakukan oleh pihak swasta, maupun usaha yang dilakukan oleh pemerintah.

Semakin rendah kesempatan kerja di suatu negara, maka semakin besar pula jumlah angkatan kerja yang tidak dapat bekerja. Hal ini menyebabkan pengangguran besar-besaran di sebuah negara.

Beberapa faktor yang mempengaruhi kesempatan kerja adalah :• Pendidikan, pengetahuan, keterampilan dan keakhlian• Usia tenaga kerja• Permintaan tenaga kerja (lapangan kerja yang tersedia)

Pengelompokkan kesempatan kerja didasarkan pada :a) Menurut sektor lapangan usaha dibagi menjadi :• Sektor A ( pertanian, perburuhan, kehutanan dan perikanan)• Sektor M (pertambangan, manufaktur, pembangunan listrik dan air,

pengangkutan, perhubungan dan gas)• Sektor S (perdagangan, rumah makan, hotel, keuangan, asuransi, jasa-

jasa kemasyarakatan, sosial dan pribadi)

b) Jenis atau jabatan pekerjaan dibagi menjadi :• Pemimpin dan manajer senior• Tenaga ahli• Teknisi• Tenaga produksi dan tenaga terkait

c) Menurut status pekerjaan dibagi menjadi :• Berusaha sendiri tanpa bantuan orang lain• Berusaha dengan dibantu anggota rumah tangga atau buruh tidak tetap• Berusaha dengan buruh tetap• Buruh karyawan• Pekerja tanpa menerima upah

Angkatan Kerja (Labour Force)Angkatan kerja adalah setiap orang yang memiliki

pekerjaan, baik yang benar-benar sedang bekerja, ataupun yang sedang berhenti bekerja sementara dikarenakan berbagai alasan. Selain itu, angkatan kerja juga mencakup setiap orang yang memiliki kemampuan dan kemauan untuk bekerja yang sedang berusaha untuk mendapatkan lapangan pekerjaan (pengangguran).

Bukan angkatan kerja merupakan setiap orang yang sedang menempuh pendidikan, mengurus rumah tangga, lanjut usia, cacat jasmani, dan setiap orang yang tidak melakukan kegiatan apapun yang dapat digolongkan sebagai sebuah pekerjaan.

Angkatan kerja dibagi menjadi dua golongan, yaitu :

Golongan Bekerja (employment) adalah angkatan kerja yang benar-benar mempunyai pekerjaan atau sudah diserap oleh permintaan  kerja.

Golongan ini dibagi lagi menjadi 2 golongan, yaitu :• Yang bekerja penuh (full employment)•  Yang bekerja tidak penuh/setengah menganggur

Golongan Pengangguran (unemployment) adalah angkatan kerja yang ingin bekerja, tetapi belum mendapat pekerjaan.

Menurut UU No. 13 tahun 2003, yang termasuk angkatan kerja adalah penduduk dalam usia kerja (18 tahun ke atas). Sementara menurut Bank Dunia, yaitu penduduk dalam usia 15 – 64 tahun.

• Tingkat partisipasi angkatan kerja (TPAK) adalah angka yang menunjukkan besarnya angkatan kerja dibanding tenaga kerja

TPAK :

Tenaga Kerja

Ada banyak sekali definisi tenaga kerja yang diungkapkan oleh para ahli. Berikut ini merupakan dua definisi terbaik mengenai tenaga kerja :

• Sumitro Djojohadikusumo (1987)Menurut Sumitro Djojohadikusumo, tenaga kerja

adalah semua orang yang mau ataupun bersedia dan memiliki kesanggupan untuk bekerja, termasuk mereka yang menganggur meskipun mau dan mampu untuk bekerja, akan tetapi terpaksa menganggur karena tidak adanya kesempatan kerja.

• Ritonga dan Yoga Firdaus (2007)Tenaga kerja adalah penduduk yang berada pada rentang usia

kerja yang siap melaksanakan pekerjaan, antara lain mereka yang telah bekerja, mereka yang sedang mencari kerja, mereka yang sedang menempuh pendidikan (sekolah), dan juga mereka yang sedang mengurus rumah tangga.

• Menurut UU No. 13 tahun 2003 tentang ketenagakerjaan“Tenaga kerja adalah setiap orang yang mampu melakukan pekerjaan guna menghasilkan barang atau jasa, baik untuk memenuhi kebutuhan sendiri maupun untuk masyarakat dan merupakan modal bagi bergeraknya perekonomian Negara”.

Jenis-jenis Tenaga Kerja Company name

A. Tenaga kerja menurut kemampuannya

1. Tenaga Kerja Terdidik / Tenaga Ahli / Tenaga Mahir

Tenaga kerja terdidik adalah tenaga kerja yang mendapatkan suatu keahlian atau kemahiran pada suatu bidang karena sekolah atau pendidikan formal dan non formal yang telah menerima teori. Contohnya seperti sarjana ekonomi, insinyur, sarjana muda, doktor, master, dan lain sebagainya.

2. Tenaga Kerja Terlatih

Tenaga kerja terlatih adalah tenaga kerja yang memiliki keahlian dalam bidang tertentu yang didapat melalui pengalaman kerja. Keahlian terlatih ini tidak memerlukan pendidikan karena yang dibutuhkan adalah latihan dan melakukannya berulang-ulang sampai bisa dan menguasai pekerjaan tersebut. Contohnya adalah supir, pelayan toko, tukang masak, montir, pelukis, dan lain-lain.

3. Tenaga Kerja Tidak Terdidik dan Tidak Terlatih

Tenaga kerja tidak terdidik dan tidak terlatih adalah tenaga kerja kasar yang hanya mengandalkan tenaga saja. Contoh tenaga kerja model ini seperti kuli, buruh angkut, buruh pabrik, pembantu, tukang becak, dan masih banyak lagi contoh lainnya.

B. Tenaga kerja menurut sifatnya 1. Tenaga kerja jasmani : mengandalkan fisik dalam

proses produksi2. Tenaga kerja rohani : memerlukan pikiran dalam

proses produksi

C. Tenaga kerja menurut fungsi pokoknya 1. Tenaga kerja bagian produksi2. Tenaga kerja bagian pemasaran3. Tenaga kerja bagian umum dan administrasi

D. Tenaga kerja menurut hubungan dengan produk1. Tenaga kerja langsung2. Tenaga kerja tidak langsung

E. Tenaga kerja menurut kegiatan departemen dalam perusahaan

1. Tenaga kerja departemen produksi2. Tenaga kerja departemen non produksi

F. Tenaga kerja menurut jenis pekerjaan1. Tenaga kerja bagian pabrik2. Tenaga kerja bagian kantor3. Tenaga kerja bagian lapangan

Upaya Meningkatkan Kualitas Tenaga Kerja

Melalui Pendidikan Formal

Pendidikan formal ditempuh melalui jalur formal, baik umum maupun kejuruan dengan melalui berbagai jenjang pendidikan. Misalnya, SD, SMP. SMA, dan SMK, serta perguruan tinggi.

Melalui Pendidikan Nonformal• Latihan kerja, yaitu kegiatan untuk melatih tenaga

kerja agar memiliki keahlian dan keterampilan di bidang tertentu sesuai tuntutan pekerjaan. Dalam hal ini Departemen Tenaga Kerja sudahmendirikan BLK (Balai Latihan Kerja) di setiap Daerah Tingkat II.

• Magang, yaitu latihan kerja yang dilakukan langsung di tempat kerja. Magang umumnya diselenggarakan oleh lembaga pendidikan  yang bekerja sama dengan perusahaan-perusahaan yang dianggap tepat sebagai tempat latihan kerja. Tujuannya, setelah magang siswa menjadi tenaga kerja yang siap pakai.

• Meningkatkan kualitas mental dan spiritual tenaga kerja. Untuk meningkatkan kualitas tenaga kerja, tidak hanya

mengutamakan segi pengetahuan, keahlian dan keterampilan. Akan tetapi, kualitas mental dan spiritual seperti: keimanan, kejujuran, semangat kerja, kedisiplinan, terampil, inovatif, cerdas, bisa saling menghargai dan bertanggung jawab juga perlu ditingkatkan juga perlu ditingkatkan.

• Meningkatkan pemberian gizi dan kualitas kesehatan. Tenaga kerja tidak mampu bekerja dengan baik bila kurang gizi dan kurang sehat. Kurang gizi bahkan bisa menurunkan kualitas otak (kecerdasan) yang justru sangat dibutuhkan dalam menyelesaikan suatu pekerjaan. Dengan demikian, peningkatan pemberian gizi dan kesehatan sangat dibutuhkan untuk meningkatkan kualitas tenaga kerja.

• Meningkatkan pengadaan seminar, workshop yang berkaitan dengan pekerjaan tertentu. Pada umumnya tenaga kerja pada level menengah ke atas seperti kepala seksi, kepala bagian dan sejenisnya dapat meningkatkan kualitas dirinya dengan mengikuti berbagai seminar workshop dan sejenisnya. Peningkatan wawasan sangat berguna bagi tenaga kerja pada level menengah ke atas, karena bisa digunakan untuk membantu dalam pengambilan keputusan atau dalam pembuatan rencana dan strategi.

Peningkatan kualitas SDMSumber daya manusia adalah suatu proses

mendayagunakan manusia sebagai tenaga kerja secara manusiawi, agar potensi fisik dan psikis yang dimilikinya berfungsi maksimal bagi pencapaian tujuan organisasi. Sumber daya manusia yang berkualitas sangat dibutuhkan dalam mewujudkan manusia Indonesia seutuhnya.

Dalam upaya peningkatan sumber daya manusia, segala sesuatunya dapat dimulai dari diri sendiri, sebagai generasi muda hanya bisa melakukan kewajiban sekaligus hak kita untuk belajar. Selain itu, kita juga harus bersikap lebih peduli dan kritis terhadap segala sesuatu yang terjadi pada dunia sekitar kita.

1. Memberikan pelatihan dan ketrampilan kepada masyarakat di semua sektor. 2. Memberikan pendidikan formal gratis 3. Memberikan pemenuhan gizi yang baik kepada setiap warga 4. Memberikan tunjangan / beasiswa bagi warga yang berprestasi atau berinovasi.

5.Meningkatkan Kualitas Taraf Hidup,Meningkatkan Kualitas Pendidikan.

6.Dengan cara memberi sosialisasi kepada masyarakat bahwa kita harus mencari pekerjaan dan meninggalkan pengangguran. 7.Menciptakan generasi muda yang diasah untuk baik kedepannya

8.Dengan meningkatkan kesehatan dan juga kesejahteraan atau penghasilan para SDM di Indonesia

Upaya dalam meningkatkan kualitas SDM

Upaya swasta dalam meningkatkan kualitas SDM

1. Mengadakan pelatihan bagi karyawan untuk meningkatkan kualitas SDM yang dimiliki2. Melakukan evaluasi hasil kerja karyawan3. Mengadakan latihan kepemimpinan bagi karyawan, sehingga membetuk karakter yang tangguh dan tanggungjawab4. Memberikan fasilitas (gaji, tempat tinggal, kebutuhan pokok) kepada karyawan agar lebih produktif5.Pemberian pengalaman kerja untuk menghasilkan sdm yg baik

Pengembangan Karyawan adalah suatu usaha untuk meningkatkan kemampuan teknis teoritis, konseptual dan moral karyawan sesuai dengan kebutuhan pekerjaan/ jabatan melalui pendidikan dan pelatihan. Pendidikan bertujuan meningkatkan keahlian teoritis, konsep dan moral sedangkan pelatihan bertujuan untuk meningkatkan keterampilan teknis pelaksanaan pekerjaan karyawan.

Akibat dari pertumbuhan dan perkembangan organisasi adalah organisasi harus mengeluarkan biaya pengembangan karyawannya, dan juga ‘harga’ yang harus dibayar karena pemborosan, pekerjaan yang buruk, keluhan dan rotasi karyawan. Hasil dari pengembangan adalah meningkatkan kepuasan kerja karyawan, karyawan menjadi lebih percaya diri, dan juga memberi nilai tambah bagi masyarakat dan rekan kerja. Maka, pengembangan karyawan harus dinamis dan berkesinambungan.

Pengembangan Karyawan

B. Tujuan Pengembangan Karyawan

Adapun tujuan-tujuan dari pengembangan karyawan: 1. Memperbaiki kinerja karyawan-karyawannya yang bekerja secara tidak memuaskan karena kekurangan keterampilan dengan melakukan pelatihan-pelatihan kepada calon tenaga kerja supaya dapat meminimalkan suatu masalah. 2. Memuktahirkan keahlian para karyawan sejalan dengan kemajuan teknologi. Melalui pelatihan, pelatih memastikan bahwa karyawan dapat megaplikasikan teknologi baru secara efektif. 3. Mengurangi waktu pembelajaran bagi karyawan baru agar kompeten dalam pekerjaan.

Tujuan lain dari pengembangan karyawan antara lain :a.Produktifitas kerja

Dengan pengembangan, produktifitas kerja karyawan akan meningkat, kualitas dan kualitas produksi semakin baik, karena technical skill, human skill dan managerial skill karyawan yang semakin membaik.b.Efesien

Pengembangan karyawan bertujuan untuk meningkatkan efesiensi tenaga, waktu, bahan baku dan mengurangi hausnya mesin-mesin. Pemborosan berkurang , biaya produksi relative mengecil sehingga daya saing perusahaan semakin besar.c.Mengurangi kerusakan

Pengembangan karyawan juga bertujuan untuk mengurangi kerusakan barang, produksi dan mesin-mesin karena karyawan semakin ahli dan terampil dalam melaksanakan pekerjaannya.

d.Mengurangi kecelakaanPengembangan bertujuan untuk mengurangi tingkat kecelakaan karyawan, sehingga jumlah biaya pengobatan yang dikeluarkan perusahaan berkurang.e.Meningkatkan servicePengembangan akan meningkatkan kualitas layanan yang lebih baik dari karyawan kepada nasabah perusahaan, karena pemberian pelayanan yang baik merupakan daya penarik yang sangat penting bagi rekan-rekan perusahaan yang bersangkutan.

Pengembangan karyawan dapat dilakukan melalui orientasi, pelatihan, dan pendidikan. Pada hakikatnya yang ditujukan untuk menyesuaikan persyaratan atau kualifikasi yang dibutuhkan untuk melaksanakan pekerjaannya ( sekarang atau pada masa mendatang ) dengan kualifikasi yang dimiliki karyawan sekarang.ØOrientasi

Orientasi dapat hanya berupa pengenalan sederhana dengan karyawan lama, atau dapat merupakan proses panjang, yang meliputi pemberian informasi mengenai kebijaksanaan-kebijaksanaan personalia ( kondisi kerja, upah, dan jaminan social ) prosedur kerja, gambaran umum/sejarah, sifat perusahaan, dan manfaat-manfaat yang diperoleh karyawan baru

C. Usaha dalam Pengembangan Karyawan

ØPelatihanSuatu usaha untuk meningkatkan keterampilan

karyawan untuk melakukan pekerjaan tertentu.Pelatihan diberikan kepada karyawan yang baru diterima guna memperkenalkan tugas yang akan dikerjakan, kewajiban didalam melaksanakan suatu pekerjaan tertentu.ØPendidikan

Suatu usaha untuk meningkatkan pengetahuan atau pemahaman tentang suatu pekerjaan.Konsep ini biasa dikenal sebagai pengembangan.

Peningkatan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3)

• Keselamatan KerjaKeselamatan kerja adalah perlindungan

karyawan dari luka-luka yang disebabkan oleh kecelakaan yang terkait dengan pekerjaan.

Faktor-faktor Penyebab Terjadinya Kecelakaan Kerja

• Keadaan Tempat Lingkungan Kerjaa.    Penyusunan dan penyimpanan barang-

barang yang berbahaya kurang diperhitungkan keamanannya.

b.   Ruang kerja yang terlalu padat dan sesak.c.    Pembuangan kotoran dan limbah yang tidak

pada tempatnya.

• Pengaturan Udaraa.    Pergantian udara di ruang kerja yang tidak baik

(ruang kerja yang kotor, berdebu, dan berbau tidak enak).

b.   Suhu udara yang tidak dikondisikan pengaturannya.• Pengaturan Penerangana.    Pengaturan dan penggunaan sumber cahaya yang

tidak tepat.b.   Ruang kerja yang kurang cahaya, remang-remang.

• Pemakaian Peralatan Kerjaa.    Pengamanan peralatan kerja yang sudah usang atau rusak.b.   Penggunaan mesin, alat elektronik tanpa pengamanan yang

baik.• Kondisi Fisik dan Mental Pegawaia.    Stamina pegawai yang tidak stabil.b.    Emosi pegawai yang tidak stabil, kepribadian pegawai yang

rapuh, cara berpikir dan kemampuan persepsi yang lemah, motivasi kerja rendah, sikap pegawai yang ceroboh, kurang cermat, dan kurang pengetahuan dalam penggunaan fasilitas kerja terutama fasilitas kerja yang membawa risiko bahaya.

Pencegahan yang harus dilakukan untuk menghindari kecelakaaan antara lain mencakup tindakan:

a.    Memperhatikan faktor-faktor keselamatan kerja.b.   Melakukan pengawasan yang teratur.c.    Melakukan tindakan koreksi terhadap kejadian, dand.   Melaksanakan program diklat keselamatan kerja dan

menghindari cara kecelakaan dan menghadapi kemungkinan timbulnya kecelakaan.

 

• Kesehatan KerjaKesehatan kerja adalah kebebasan dari

kekerasan fisik. Resiko kesehatan merupakan faktor-faktor dalam lingkungan kerja yang bekerja melebihi periode waktu yang ditentukan, lingkungan yang dapat membuat stres emosi atau gangguan fisik.

• Beberapa program kesehatan yang dapat dilakukan oleh perusahaan, diantaranya sebagai berikut:

a. Manajemen stres,b. Program kebugaran fisik, danc. Program penanggulangan penyalahgunaan alkohol

dan obat-obatan.

Lima langkah yang bisa diterapkan untuk melibatkan pekerja dalam membangun K3, yaitu:

• Berhenti Berfikir Keselamatan Kerja adalah Tanggung Jawab Departemen K3

Seringkali di banyak pabrik, semua hal terkait dengan K3 akan dilakukan oleh departemen K3. Hal ini juga berlaku jika ada kecelakaan kerja, maka departemen K3 bisa jadi akan dikambinghitamkan. Padahal, seharusnya keselamatan kerja adalah tanggung jawab semua orang. Namun, departemen K3 tetap harus bertanggung jawab untuk mengkordinir seluruh aktivitas K3 di perusahaan.

• Bangun Program Spesifik.Setiap tingkatan manajemen pasti memiliki tugas dan fungsi

yang berbeda. Oleh karena itu, kita kadang harus menciptakan semua program peningkatan budaya K3 yang sesuai dengan tingkatan manejemen.

• Sepakati Target BersamaProgram yang kita buat harus memiliki target jumlah

pelaksanaan yang jelas. Target-target tersebut harus disepakati oleh semua pihak.

• Lakukan pengawasan target• Jalankan konsekuensi dari target

Jangan sampai target yang telah dibuat menjadi sia-sia hanya karena orang-orang yang dibebankan target tersebut tidak melaksanakannya. Oleh karena itu, perlu dibuat sebuah mekanisme konsekuensi baik bagi yang mencapai target atau yang tidak mencapai target. Sebuah meeting Manajemen dapat menjadi cara ampuh untuk “mengadili” orang-orang yang tidak mencapai target yang telah disepakati. Peniadaan bonus juga dapat menjadi alternatif untuk menjadi konsekuensi dari absennya orang tersebut terhadap target yang telah disepakati.

Tujuan dan Pentingnya K3

a. Manfaat Lingkungan Yang Aman Dan Sehat• Mengingkatkan produktivitas karena menurunnya jumlah hari

kerja yang hilang• Menginkatnya efisensi dan kualitas kerja yang lebih

berkomitmen• Menurunnya biaya – biaya kesehatan dan asuransi• Tingkat Kompensasi pekerja dan pembayaran langsung yang

lebih rendah karena menurunnya pengajuan klaim• Felksibilitas dan adaptabilitas yang lebih besar sebagai akibat

dari meningkatnya partisipasi dan rasa kepemilikan• Rasio seleksi tenaga kerja yang lebih baik karena meningkatnya

citra perusahaan

b. Kerugian Lingkungan Kerja yang Tidak Aman dan Tidak Sehat

Jumlah biaya yang besar sering muncul karena ada kerugian – kerugian akibat kematian dan kecelakaan di tempat kerja dan kerugian menderita penyakit – penyakit yang berkaitan dengan kondisi pekerjaan

Gangguan Terhadap Keselamatan Dan Kesehatan kerja

• Kecelakaan–kecelakaan kerja• Penyakit–penyakit yang diakibatkan pekerjaan• Kehidupan kerja berkualitas rendah• Stress pekerjaan • Kelelahan kerja

THANKS