Ekonomi

16
EKONOMI KELOMPOK 4 : -ARIFIN NUR RAHMAD -SEGRA KUMARA -KANYA DHARMMESTHI -NADIA HASNA I

Transcript of Ekonomi

Page 1: Ekonomi

EKONOMI

KELOMPOK 4 :-ARIFIN NUR RAHMAD-SEGRA KUMARA-KANYA DHARMMESTHI-NADIA HASNA I

Page 2: Ekonomi

C. Manfaat Perhitungan Pendapatan NasionalBanyaknya kegiatan pembangunan ekonomi, dapat menekannya laju pertumbuhan penduduk, mengurangi angka kemiskinan dan pengangguran adalah salah satu proses pertumbuhan ekonomi dalam mencapai kesejahteraan masyarakat.

Semakin banyak masyarakat menghasilkan barang dan jasa, akan semakin meningkat pula pendapatan nasionalnya. Semakin besar pendapat nasional, semakin besar pertumbuhan ekonomi.

Manfaat mengitung pendapatan nasional :

1. Mengukur tingkat kemakmuran suatu negara

2. Mendapatkan data-data terperinci mengenai seluruh barang dan jasa yang dihasilkan suatu negara selama satu periode.

3. Untuk menggolongkan suatu negara menjadi negara industri, pertanian, atau negara jasa.

4. Untuk menentukan besarnya kontribusi berbagai sektor perekonomian terhadap pendapatan nasional.

5. Untuk membandingkan kemajuan perekonomian dari waktu ke waktu, membandingkan perekonomian antarnegara atau antardaerah, dan sebagai landasan perumusan kebijakan pemerintah

Page 3: Ekonomi

D. Pendapatan Per Kapita1. Pengetian Pendapatan Per Kapita

Pendapatan per kapita adalah besarnya pendapatan rata-rata penduduk di suatu negara. Pendapatan per kapita didapatkan dari hasil pembagian pendapatan nasional suatu negara dengan jumlah penduduk negara terebut. Pendapatan per kapita digunakan sebagai tolak ukur kemakmuran dan tingkat pembangunan sebuah negara. Semakin besar pendapatan per kapitanya, semakin makmur negara tersebut.

Page 4: Ekonomi

Persamaan matematisnya :

Pendapatan Per Kapita = Ʃ Pendapatan nasional Ʃ Penduduk

Atau :

IPC = Ʃ GNP

Ʃ P

Keterangan :

IPC = Income Per Capita Ʃ GNP = Jumlah GNP

Ʃ P = Jumlah Penduduk

Page 5: Ekonomi

2. Pertumbuhan Pendapatan Per KapitaMendapatkan per kapita pada tahun tertentu adalah dengan cara membagi pendapatan pada tahun itu dengan jumlah penduduk pada tahun yang bersangkutan sehingga pertumbuhan pendapatan per kapita dari tahun ke tahun dapat ditentukan dengan menggunakan rumus berikut :

GT = PNRt – PNRt-1

PNRt-1

Keterangan :

GT = Pertumbuhan pendapatan per kapita yang dinyatakan dalam persen

PNRt = Pendapatan per kapita pada tahun t

PNRt-1 = Pendapatan per kapita pada tahun ke (t-1) / (sebelum tahun ke-t)

Page 6: Ekonomi

E. Indeks Harga dan Inflasi1. Indeks Harga

Dalam pasar modal dikenal istilah Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG), dalam perdagangan dikenal istilah Indeks Harga Perdagangan Besar (IHPB), dan dalam pengukuran laju inflasi Indeks Harga Konsumen (IHK). Indeks harga adalah angka yang diharapkan diharapkan dapat dipakai untuk menunjukan perubahan mengenai harga-harga, baik harga untuk semacam maupun beberapa macam barang dalam waktu dan tempat yang sama atau berlainan.

Indeks harga sangat dibutuhkan oleh beberapa pihak, baik perusahaan, pemerintah, maupun akademisi sehingga indeks harga memiliki peranan yang sangat penting dalam perekonomian, seperti sebagai petunjuk kondisi perekonomian secara umum atau digunakan sebagai pedoman bagi pembelian barang.

a. Cara Sederhana

IA = Ʃ Pn x 100 % Keterangan : IA = Indeks harga agregatif sederhana

Ʃ Po Pn = Harga tahun tertentu

Po = Harga tahun dasar

Page 7: Ekonomi

b. Cara Tertimbang

Ada dua metode yang dikenal, yaitu Laspeyres dan metode Paasche Metode Laspeyres

IL = Ʃ(Pn.Qo) x 100 %

Ʃ(Po.Qo)

Keterangan :

IL = Indeks harga menurut metode Laspeyres

Pn = Harga tahun tertentu

Po = Harga tahun dasar

Qo = Kuantitas tahun dasar Metode Paasche

IP = Ʃ(Pn.Qn) x 100 % Keterangan: IP = Indeks harga menurut metode Paasche

Ʃ(Po.Qn) Qn = Kuantitas pada tahun tertentu

Page 8: Ekonomi

2. Inflasi

a. Pengertian Inflasi

Inflasi adalah kecendrungan dari harga-harga untuk meningkat secara umum dan terus menerus. Kebalikan dari inflasi adalah deflasi, yaitu keadaan makin turunnya harga barang-barang, tetapi daya beli masyarakat semakin berkurang.

Tiga ciri bahwa perekonomian dapat dikatan inflasi, yaitu : Adanya kecendrungan harga untuk terus meningkat Kenaikan harga tersebut berlangsung secara terus menerus (sustained) Tingkat harga umum, yang berarti tingkat harga yang mengalami kenaikan harga secara umum bukan hanya pada satu atau beberapa saja

b. Sebab – Sebab Timbulnya Inflasi Inflasi Tarikan Permintaan (Demand Pull Inflation) atau Inflasi Sisi Permintaan

Inflasi Tarikan Permintaan adalah inflasi yang terjadi sebagai akibat dari adanya kenaikan permintaan agregat demand yang terlalu besar dibandingkan dengan penawaran atau produksi agregat barang-barang.

Page 9: Ekonomi

Menurut kaum monetaris bahwa kenaikan permintaan diakibatkan oleh bertambahnya jumlah uang yang beredar di masyarakat. Adapun menurut kaum keynesian bahwa kenaikan permintaan disebabkan oleh meningkatnya pengeluaran konsumsi, investasi, dan pengeluaran pemerintah.

Inflasi Dorongan Biaya (Cost Push Inflation) atau Inflasi Sisi Penawaran

Inflasi dorongan biaya adalah inflasi yang terjadi sebagai akibat adanya kenaikan biaya produksi yang pesat dibandingkan dengan produktivitas dan efisiensi sehingga menyebabkan perusahaan mengurangi supply barang dan jasa ke pasar atau inflasi dorongan biaya adalah inflasi yang terjadi sebagai akibat dari adanya restriksi

Page 10: Ekonomi

Atau pembatasan terhadap penawaran dari satu atau lebih sumber daya yang mengalami kenaikan atau dinaikan.

Inflasi Struktural (Structural Inflation)

Inflasi Struktural adalah inflasi yang terjadi sebagai akibat dari adanya berbagai kendala atau kekuatan struktural (structural rigidities) yang menyebabkan penawaran di dalam perekonomian menjadi kurang atau tidak responsive terhadap permintaan yang meningkat.

Inflasi Domestik (Domestic Inflation)

Inflasi Domestik adalah inflasi yang berasal dari dalam negeri Inflasi Luar Negeri (Imported Inflation)

Inflasi Luar Negeri adalah inflasi yang berasal dari luar negeri.

Page 11: Ekonomi

3. Jenis – Jenis InflasiMenurut Boediono, inflasi dapat dibedakan berdasarkan parah atau tidaknya inflasi, yaitu : 30% per tahun Inflasi berat (30%-100% per tahun) Hiperinflansi (Hyperinflation) (tingkat keparahannya diatas 100% per tahun)

Menurut International Monetary Fund (IMF), inflasi dibedakan menjadi tiga, yaitu : Chronic Inflation : Inflasi dengan laju rata-rata antara 25-50% per tahun selama tiga tahun atau lebih

Acute Inflantion : Inflasi dengan laju rata-rata lebih dari 50% per tahun selama tiga tahun atau lebih

Runaway : Inflasi dengan laju rata-rata lebih dari 200% per tahun selama satu tahun atau lebih

Menurut Bank Indonesia, inflasi dibedakan menjadi dua, yaitu: Inflasi Inti : inflasi yang dipengaruhi oleh faktor fundamental, seperti interaksi permintaan dan penawaran lingkungan eksternal (nilai tukar, harga, komoditi internasional dan inflasi mitra dagang), ekpetasi inflasi dari pedagang dan konsumen.

Page 12: Ekonomi

Inflasi non Inti : inflasi yang dipengaruhi oleh selain faktor fundamental. Inflasi ini diantaranya sebagai berikut :

a. Inflasi Volatile Food : inflasi yang dipengaruhi shocks dalam kelompok bahan makanan (panen, gangguan alam, gangguan penyakit).

b. Inflasi Administered Prices : inflasi yang dipengaruhi shocks berupa kebijakan harga pemerintah (harga BBM, tarif listrik, tarif angkutan).

4. Pengukuran Inflasi

a. Indeks Harga Konsumen (Consumer Price Index atau CPI)

Indek Harga Konsumen (IHK) adalah indeks harga yang mengukur biaya sekelompok barang dan jasa di pasar transportasi, perawatan, kesehatan, pendidikan, dan komoditi lain yang yang dibeli untuk menunjang kebutuhan sehari-hari.

IHK = IHKn – IHKn-1 x 100 %

IHKn-1

Page 13: Ekonomi

b. Indeks Harga Produsen (Producer Price Index atau PPI)

Indeks Harga Produsen adalah suatu indek dari harga-harga bahan baku (raw materials), produk antara (intermediate products), dan peralatan modal mesin yang dibeli oleh sektor bisnis atau perusahaan.

IHPB = IHPBn – IHPBn-1 x 100 %

IHPBn-1

c. GNP Deflator

GNP deflator adalah suatu indeks yang merupakan perbandingan atau rasio antara GNP nominal dan GNP rill dikalikan dengan 100. GNP rill adalah nilai barang-barang dan jasa-jasa yang dihasilkan di dalam perekonomian yang diperoleh ketika output dinilai dengan menggunakan harga tahun dasar (base year). GNP nominal adalah GNP yang dihitung berdasarkan harga pasar yang berlaku (GNP at a current market pieces). GNP deflator merupakan suatu ukuran tentang tingkat harga.

GNP deflator atau indeks harga implisit digunakan untuk melihat inflasi dari sisi perekonomian secara keseluruhan.

GNP Deflator = GNP Deflatorn - GNP Deflatorn-1 X 100 %

GNP Deflatorn-1

Page 14: Ekonomi

5. Dampak Inflasi Inflasi dapat mendorong redistribusi pendapatan diantara anggota masyarakat, atau disebut dengan efek redistribusi dari inflasi (redistribution effect of inflation).

Inflasi dapat menyebabkan penurunan dalam efesiensi ekonomi (economic efficiency). Inflasi dapat menyebabkan perubahan-perubahan dalam output dan kesempatan kerja (employment) dengan cara memotivasi langsung perusahaan untuk memproduksi lebih atau kurang dari yang telah dilakukan selama ini atau disebut “output and employment effect inflation”.

Inflasi dapat menyebabkan sebuah lingkungan yang tidak stabil (unstabile environtment) bagi keputusan ekonomi.

Inflasi cenderung memperendah tingkat bunga rill sehingga menyebabkan terjadinya ketidak seimbangan di pasar modal.

6. Cara Mengatasi Inflasi

a. Kebijakan Moneter

Kebijakan Moneter adalah kebijakan pemerintah di bidang keuangan atau moneter yang bertujuan menjaga kestabilan jumlah uang yang beredar dalam sistem perekonomian

Page 15: Ekonomi

1) Politik Diskonto

Bank Sentral memerintah bank umum untuk mengurangi pemberian kredit kepada masyarakat dengan cara menaikkan tingkat suku bunga kredit sehingga uang yang beredar akan menurun.

2) Politik Pasar Terbuka

Bank Sentral akan menjual surat-surat berharga, seperti obligasi ke pasar modal.

3) Persediaan Kas

Bank Sentral dapat membuat kebijakan dengan menaikkan persentase persediaan kas minimum bagi bank umum.

b. Kebijakan Viskal Menaikkan tarif pajak dengan memberakukan tingkat pajak yang tinggi bagi unit usaha yang tidak memproduksi kebutuhan pokok masyarakat.

Mengurangi pengeluaran pemerintah dengan menunda pengeluaran-pengeluaran yang bukan menjadi prioritas.

Mengadakan pinjaman pemerintah dengan mengurangi pembayaran yang dilakukan pada masyarakat dan mengembalikan lagi di kemudian hari, seperti bentuk dalam bentuk uang pensiun.

Page 16: Ekonomi

c. Kebijakan Nonmoneter Menaikkan hasil produksi, sehingga permintaan masyarakat yang asalnya tidak terpenuhi dapat terpenuhi atau adanya keseimbangan antara permintaan dan penawaran.

Pengawasan harga dengan cara pemerintah turut campur tangan dalam mekanisme pasar.

thxxxx