EKOLOGI MANUSIA : PERTANIAN DAN PANGAN MANUSIA · PDF fileDalam ekosistem teresterial sumber...

27
EKOLOGI MANUSIA : PERTANIAN DAN PANGAN MANUSIA Nini Rahmawati

Transcript of EKOLOGI MANUSIA : PERTANIAN DAN PANGAN MANUSIA · PDF fileDalam ekosistem teresterial sumber...

EKOLOGI MANUSIA : PERTANIAN DAN PANGAN MANUSIA

Nini Rahmawati

Pangan dan Gizi Manusia

Zat gizi merupakan komponen pangan yang bermanfaat bagi kesehatan (Mc Collum 1957; Intel et al 2002).

Secara klasik gizi dikelompokan pada karbohidrat, protein, lemak, vitamin, mineral, dan air.

Memahami gizi tidak mungkin dilakukan tanpa memehami pangan sebagai bagian dari sistem ekologi, dan memahami pangan sebagai penyuplai utama zat gizi bagi sistem tubuh manusia.

Pangan mempunyai peran penting dalam kehidupan manusia.

Gizi juga mempunyai dua dimensi yang tampak jelas, yaitu :

Pertama, gizi dari aspek anatomi (struktur dan bentuk tubuh serta organ tubuh) dan fisiologi (mekanisme kerja tubuh dan organ tubuh yang merupakan bagian dari sistem tubuh manusia sebagai makhluk hidup.

Kedua, gizi dari spek pangan dan air, yang merupakan bagian dari sistem ekologi.

Dari dua dimensi tersebut selalu terjadi dalam kehidupan manusia dan mengisi sistem ekologi manusia.

Anatomi dan fisiologi yang merupakan bagian dari sistem tubuh manusia (human system) turut dipengaruhi dan mempengaruhi sistem ekologi (ecology system).

Pangan merupakan bagian penting dari komponen ekologi manusia, kerena setiap hari manusia berinteraksi dengan pangan melalui kegiatan makan, minum dan bernafas.

Produksi pangan ditentukan oleh kondisi agreokologi (jenis lahan, topografi, air, suhu, dan iklim) dari wilayah produksi pangan serta sentuhan teknologi dan manajemen yang diberikan manusia.

Indonesia memiliki beragam agreokologi yang

secara sederhanan dapat dikelompokkan pada

agreokologi pantai, agreokologi dataran rendah,

agreokologi perbukitan, dan agreokologi dataran

tinggi pengunungan.

Masing-masing memiliki kebolehan dan

kelemahan dalam menghasilkan pangan.

SISTEM PERTANIAN (AGROEKOSISTEM)

Agroekosistem adalah komunitas tanaman dan hewan yang berhubungan dengan lingkungannya (baik fisik maupun kimia) yang telah diubah oleh manusia untuk menghasilkan Pangan, pakan, serat, kayu bakar, dan produk- produk lainnya.

Pengertian lain tentang agroekosistem adalah agroekosistem merupakan salah satu bentuk ekosistem binaan manusia yang bertujuan menghasikan produksi pertanian guna memenuhi kebutuhan manusia.

Konsep agroekosistem adalah sistem ekologi yang terdapat didalam lingkungan pertanian, yang biasanya merupakan sistem alami yang terjadi setelah dibentuk oleh manusia

• Atau dalam arti lain agroekosistem adalah suatu kawasan tempat membudidayakan makhluk hidup tertentu meliputi apa saja yang hidup di dalamnya serta material lain yang saling berinteraksi.

• Agar lebih mudah difahami, dapat diartikan lahan pertanian dalam arti luas, termasuk kedalamnya hutan produksi dengan komoditas tanaman industry (HTI), kawasan peternakan dengan ladang penggembalaan serta tambak-tambak ikan.

• Agroekosistem ditandai oleh komunitas yang

monospesifik dengan kumpulan beberapa

gulma.

• Ekosistem pertanian sangat peka terhadap

kekeringan, frost, hama/penyakit, sedangkan

ekosistem alam dengan komunitas yang

kompleks dan banyak spesies mempunyai

ketahanan untuk bertahan terhadap

gangguan iklim dan mahluk perusak.

*Kesederhanaan dalam struktur dan fungsi agroekosistem dan pemeliharaannya untuk mendapatkan hasil yang maksimum, menjadikannya mudah goyah dan peka terhadap tekanan lingkungan.

*Peningkatan produksi pertanian untuk memenuhi kebutuhan penduduk yang semakin meningkat dihasilkan satu teknologi antara lain : mekanisasi, varietas baru, cara pengendalian pengganggu, pemupukan, irigasi dan perluasan areal pertanian dengan membuka hutan dan padang rumput.

*Semua aktivitas pertanian itu menyebabkan implikasi ekologi dalam ekosistem dan mempengaruhi struktur dan fungsi biosfer.

Komponen abiotik :

Air

Tanah

Udara

Iklim (cahaya matahari, suhu, kelembaban, angin, dll)

Topografi

Garam mineral

Teknologi

STRUKTUR AGROEKOSISTEM

Komponen biotik :

Tumbuhan

Hewan/ternak

Manusia

Organisme

pathogen

Gulma dan hama

Pengurai

Tipe Agroekosistem

Berdasarkan jenis sampai varietas tanaman yang ditanam, diantaranya:

Monokultur, yaitu satu jenis atau satu varietas tanaman saja yang di tanam dalam agroekosistem

Polikultur, yaitu penanaman lebih dari satu jenis atau varietas tanaman dalam satu kawasan agroekosistem. Meliputi: tumpang sari (multiple cropping), tanam lajur (intercropping) dan tanam bergilir lebih dari satu jenis atau varietas tanaman (alleycropping).

Berdasarkan kondisi lahan, meliputi:

Lahan kering

Lahan basah

Gambut

Rawa

Berdasarkan penggunaan lahan, yaitu:

1. Persawahan

2. Perkebunan

3. Ladang

4. Agroforestry

5. Kebun/pekarangan campuran

• Praktek agrikultur dengan intensitas rendah seperti perladangan berpindah, pekarangan tradisional, talun, rotasi lahan, menyisakan banyak proses ekosistem alami dan komposisi tumbuhan, hewan dan mikroorganisme.

• Sistem dengan intensitas tinggi, termasuk perkebunan modern yang seragam dan peternakan besar, mungkin merubah ekosistem secara keseluruhan sehingga sedikit sekali biota dan keistimewaan bentang alam sebelumnya yang tersisa (Karyono, 2000).

Komponen abiotik dan biotik di dalam agroekosistem saling berinteraksi untuk mencapai keseibampangan ekosistem pertanian.

Kebutuhan pangan atau sumber nutrisi bagi faktor biotik tersedia dengan adanya faktor abiotik tanah, air, unsur hara, dan anasir iklim yang mendukung nutrisi dalam tanah maupun udara menjadi tersedia.

Adanya daur unsur atau daur biogeokimiawi di alam menunjukkan keterkaitan antara faktor biotik dan abiotik.

Dalam ekosistem teresterial sumber mineral dari tanah secara alami status nutrisi dipelihara oleh adanya proses daur biogeokimia.

Di dalam agroekosistem sebagian besar nutrisi terikut sebagai hasil panen dan tidak kembali lagi secara alami sehingga diperlukan pemupukan

Siklus biogeokimia atau siklus organik-anorganik adalah siklus unsur atau senyawa kimia yang mengalir dari komponen abiotik ke biotik dan kembali lagi ke komponen abiotik.

Siklus unsur-unsur tersebut tidak hanya melalui organisme, tetapi juga melibatkan reaksi-reaksi kimia dalam lingkungan abiotik sehingga disebut siklus biogeokimia

Perkembangan pembangunan pertanian memiliki 3 tahap :

Tahap pertama adalah pertanian tradisional yang produktivitasnya rendah.

Tahap kedua adalah tahap penganekaragaman produk pertanian sudah mulai terjadi di mana produk pertanian sudah ada yang dijual ke sektor komersial, tetapi pemakaian modal dan teknologi masih rendah.

Tahap yang ketiga adalah tahap yang menggambarkan pertanian modern yang produktivitasnya sangat tinggi yang disebabkan oleh pemakaian modal dan teknologi yang tinggi pula. Pada tahap ini produk pertanian ditujukan untuk melayani keperluan pasar komersial.

PERTANIAN DAN INDUSTRI

Jika dilihat dari tahap perkembangan

pembangunan pertanian diatas dapat dikatakan

Indonesia berada pada tahap ke 2 yang pada

umumnya di cirikan dengan masih banyaknya

jumlah petani kecil.

Dengan ciri-ciri umum seperti:

1. Pemilikan lahan yang sempit

2. Sumber pendapatan mereka umumnya tidak

hanya berasal dari sektor pertanian.

3. Masih bersifat tradisional

Ada sebagian peranan penting sektor pertanian dalam pembangunan ekonomi suatu negara. Sebagai leading sector untuk mencapai laju

pertumbuhan ekonomi yang tinggi karena sebagian pendapatan nasional berasal dari sektor industrialisasi.

Sebagai sektor yang paling banyak memperkerjakan para pekerja maka sektor pertanian merupakan sumber bagi industrialisasi.

Sektor pertanian diperlukan sektor industri untuk memasok bahan pangan dan mentah.

Pandangan bahwa pertumbuhan ekonomi yang cepat memerlukan industrialisasi

DAMPAK PEMBANGUNAN PERTANIAN DAN INDUSTRI

Usaha untuk meningkatkan hasil produksi pertanian

1. Intensifikasi pertanian, yaitu usaha peningkatan produksi pertanian tanpa melakukan perluasan lahan.

2. Ekstensifikasi pertanian, yaitu usaha peningkatan produksi pertanian dengan perluasan lahan.

3. Diversifikasi pertanian, yaitu usaha peningkatan produksi pertanian dengan cara penganekaragaman jenis tanaman dalam satu areal.

4. Mekanisasi pertanian, yaitu usaha peningkatan produksi pertanian dengan menggunakan mesin-mesin pertanian modern.

Beberapa negara yang mengidentikan industrialisasi dengan pertumbuhan serta mengabaikan sektor pertanian, akhirnya mengalami beberapa kesulitan seperti Mexico yang mengabaikan sektor pertaniannya sebelum perang dunia ke-II dan kemudian terpaksa mengimpor pangan sebesar $ 21 juta tiap tahun, ini merupakan jumlah yang sangat besar untuk negara seperti Mexico yang mempunyai cadangan devisa yang terbatas untuk mengimpor.

Industri pertanian adalah industri yang mengolah dan menghasilkan barang yang mendukung sektor pertanian. Industri pertanian meliputi industri pertanian, perkebunan, perikanan, kehutanan, dan peternakan.

Adapun tujuan pembangunan industri pertanian adalah sebagai berikut.

a. Meningkatkan hasil dan mutu produksi.

b. Meningkatkan taraf hidup dan pendapatan petani, peternak, dan nelayan.

c. Memperluas lapangan kerja dan kesempatan berusaha untuk menunjang pembangunan industri.

d. Meningkatkan pendapatan negara melalui ekspor.

PROGRAM PENINGKATAN KETAHANAN PANGAN

• Program ini bertujuan untuk memfasilitasi peningkatan dan keberlanjutan ketahanan pangan sampai ke tingkat rumah tangga sebagai bagian dari ketahanan nasional.

• Kegiatan pokok yang dilakukan dalam program ini meliputi :

1. Pengamanan ketersediaan pangan dari produksi dalam negeri, antara lain melalui pengamanan lahan sawah di daerah irigasi, peningkatan mutu intensifikasi, serta optimalisasi dan perluasan areal pertanian;

2. Peningkatan distribusi pangan, melalui penguatan kapasitas kelembagaan pangan dan peningkatan infrastruktur perdesaan yang mendukung sistem distribusi pangan, untuk menjamin keterjangkauan masyarakat atas pangan;

3. Peningkatan pasca panen dan

pengolahan hasil, melalui optimalisasi

pemanfaatan alat dan mesin pertanian

untuk pasca panen dan pengolahan

hasil, serta pengembangan dan

pemanfaatan teknologi pertanian untuk

menurunkan kehilangan hasil (looses);

4. Pencegahan dan penanggulangan

masalah pangan, melalui peningkatan

bantuan pangan kepada keluarga

miskin/rawan pangan, peningkatan

pengawasan mutu dan kemanan

pangan, dan pengembangan sistem

antisipasi dini terhadap kerawanan

pangan.