Ekologi batas kota

14
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI PROGRAM PASCA SARJANA UNIVERSITAS NEGERI PADANG 2014 KARAKTERISTIK EKOLOGI BATAS KOTA Presentasi oleh Selamet

Transcript of Ekologi batas kota

Page 1: Ekologi batas kota

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGIPROGRAM PASCA SARJANA

UNIVERSITAS NEGERI PADANG2014

KARAKTERISTIK EKOLOGIBATAS KOTA

Presentasi olehSelamet

Page 2: Ekologi batas kota

Tujuan : mengetahui bagaimana Karakteristik Ekologi daerah

pinggiran kota terjadinya suksesi dan berbagai macam

penyebabnya Pendekatan/solusi untuk konsep kota yang

berkelanjutanRUMUSAN MASALAH : Bagaimana yang dimaksud ekologi pinggir kota Bagaiamana keadaan suksesi pada daerah pinggir

kota Bagaimana konsep kota yang berkelanjutan

Page 3: Ekologi batas kota

Pengertian Ekologi

3Keluar

Secara harfiah, ekologi mengakar pada dua kata dari bahasa Yunani yakni Oikos dan juga Logos

adalah ilmu yang mencoba untuk memahami dan mempelajari hubungan antara binatang,

tumbuhan, manusia dan juga lingkungannya, bagaimana mereka hidup, dimana mereka hidup,

juga mengapa mereka berada di lingkungan tersebut.

Pengertian umum

Page 4: Ekologi batas kota

Ekologi Pinggir Kota

Istilah Wilayah :Undang-undang 26/2007 menyatakan bahwa wilayah didefinisikan sebagai ruang yang merupakan kesatuan geografis beserta segenap unsur terkait dengan batas dan sistemnya ditentukan berdasarkan aspek administratif dan aspek fungsional. Untuk pengertian wilayah yang batasannya bersifat fungsional sering dipergunakan istilah kawasan

Fungsi :UU 26/2007 mendefinisikan kawasan sebagai wilayah yang memiliki fungsi utama lindung atau budidaya. Misalnya kawasan lindung, kawasan budidaya, kawasan perkotaan, kawasan pedesaan, kawasan perumahan, kawasan pusat kota, kawasan industri dan sebagainya

Page 5: Ekologi batas kota

Ekologi Pinggir Kota

Karakteristik :Kota memiliki komunitas yang terdiri dari penduduk, tempat tinggal dan sarana. Karena kompetisi, unsur-unsur tersebut mengalami proses perubahan dengan terjadinya segregasi, invasi, dan suksesi, sehingga daerah alamiah ada dalam pinggir/batas kota terdapat zona-zona atau lingkatan-lingkaran tertentu

Keberadaan Ekosistem :Pada daerah pinggiran kota merupakan daerah transisi dimana pemukiman penduduk yang cukup padat, namun disisi lain kita masih dapat menemukan daerah-daerah/tanah yang masih kosong dengan vegetasi yang mengalami suksesi sehingga memungkinkan terbentuknya komunitas suksesesi dengan ekosistem kecil disekitar tanah kosong dan pemukiman

Page 6: Ekologi batas kota

Suksesi

6Keluar

Komunitas suksesi terjadi ketika komunitas awal terganggu dan mengakibatkan hilangnya komunitas awal tersebut secara total sehingga di tempat komunitas asal tersebut akan terbentuk substrat dan habitat baru. (Primer)Komunitas suksesi terjadi ketika komunitas awal terganggu dan mengakibatkan hilangnya komunitas awal tersebut secara total sehingga di tempat komunitas asal tersebut akan terbentuk habitat baru dari substrat yang telah ada. (Skunder)

Page 7: Ekologi batas kota

Faktor yang mempengaruhi proses suksesi

7Keluar

1. Luasnya habitat asal yang mengalami kerusakan2. Jenis-jenis tumbuhan di sekitar ekosistem yang

terganggu3. Kecepatan pemancaran biji atau benih dalam

ekosistem tersebut4. Iklim terutama arah dan kecepatan angin yang

membawa biji, spora, dan benih lain serta curah hujan yang sangat berpengaruh daam proses perkecambahan

5. Jenis substrat baru yang terbentuk.

Page 8: Ekologi batas kota
Page 9: Ekologi batas kota

Tahapan perubahan komunitas suksesi

Page 10: Ekologi batas kota

Daerah pinggir kota, terjadinya suksesi primer

Page 11: Ekologi batas kota

Daerah pinggir kota, suksesi hampir mencapai klimak

Page 12: Ekologi batas kota

Disverfikasi/sebaran organisme pinggir kota

Angsana (Pterocarpus indicus);

Trembesi (Samanea saman);

Mahoni (Swietenia microphylla);

Asam (Tamarindus indica);

Kere Payung (Filicium decipiens);

G. Pecut (Polyalthia longifolia);

Ketapang (Terminalia catapa);

Sawo Kecik (Manilkara kauki);

Ficus elastica (Burgundi)

Decora (F. Benyamina);

F. elastica (daun kuning);

F. lyrata; Johar (Cassia siamea);

Pulai (Alstonia scholaris)

jamblang (Syzygium cumini),

kapulasan (Nephelium ramboutan-ake),

mempelam (Mangifera laurina),

nona (Annona reticulata),

pala (Myristica fragans),

rambai (Baccaurea motleyana),

redan (Nephelium sp.),

rukam (Flacourtia roukam),

sentul (Sandoricum koetjape),

tampoi (Baccaurea macrocarpa)

tempunik (Artocarpus rigidus)

Terap (Artocarpus odoratissimus.)

kelapa (Cocos nucifera),

pinang (Areca catechu),

palem merah (Cyrtostachys lakka),

palem kuning (Crysalidocarpus

lutescens)

belimbing (Averrhoa carambola),

duku (Lansium domesticum),

durian (Durio zibethinus),

Jambu Batu (Psidium guava);

jambu (Syzygium aqueun)

jeruk (Citrus reticulata),

manga (Mangifera indica),

manggis (Garcinia mangostana),

melinjo (Gnetum gnemon),

nangka (Artocarpus heterophyllus),

pepaya (Carica papaya),

sawo (Achras zapota) dan lainnya

Page 13: Ekologi batas kota

o Memahami peran dan fungsi kota dalam konteks ekosistem

o Konservasi ruang - ruang alami yang berfungsi ekologis (ecologically sensitive areas)

o Penyediaan ruang-ruang buatan penunjang fungsi ekologis Melalui pendekatan ini penataan

ruang mengakomodasikan kebutuhan ruang- ruang buatan untuk menunjang kelangsungan

fungsi ekologis, termasuk untuk meminimalkan kerentanan terhadap bencana alam yang tidak

dapat lagi dipenuhi oleh ruang-ruang alamiah yang ada, seperti waduk, saluran drainase, polder,

breakwater, sea wall

o Penyediaan ruang - ruang pengolah limbah untuk melindungi kelangsungan fungsi ekologis

o Optimalisasi pemanfaatan ruang terbangun Melalui pendekatan optimalisasi kapasitas

ruang-ruang yang telah terbangun.

Guna Keberlanjutan Fungsi-fungsi Ekologis, Perlu Ada Pendekatan Berupa :

Page 14: Ekologi batas kota

Terima Kasih

14Keluar

From Selamet