Efusi Pleura

24
BAB I PENDAHULUAN Pleura adalah membran tipis yang terdiri dari 2 lapisan yaitu pleura viseralis dan pleura parietalis. Rongga pleura dalam keadaan normal berisi sekitar 10 – 20 ml cairan yang berfungsi sebagai pelicin agar paru dapat bergerak dengan leluasa saat bernapas. Akumulasi cairan melebihi volume normal dan menimbulkan gangguan jika cairan yang diproduksi oleh pleura parietal dan viseral tidak mampu diserap oleh pembuluh limfe dan pembuluh darah mikropleura viseral atau sebaliknya yaitu apabila produksi cairan melebihi kemampuan penyerapan. Akumulasi cairan pleura melebihi normal dapat disebabkan oleh beberapa kelainan, antara lain infeksi dan kasus keganasan di paru atau organ luar paru. Hal pathogenesis seperti inilah yang disebut dengan efusi pleura, yang bisa berupa hidrothoraks, pleuritis eksudativa, kilothoraks, piothoraks atau empiema 1 . Efusi pleura berupa eksudat atau transudat. Transudat terjadi pada peningkatan tekanan vena pulmonalis, misalnya pada payah jantung kongestif. Transudasi juga dapat terjadi pada hipoproteinemia seperti pada penyakit hati dan ginjal atu penekanan tumor pada vena kava.Sedangkan eksudat terjadi sekunder dari peradangan atau keganasan pleura dan peningkatan permeabilitas kapiler atau gangguan absorpsi getah bening 2 . 1

description

efusi

Transcript of Efusi Pleura

BAB I

BAB I

PENDAHULUANPleura adalah membran tipis yang terdiri dari 2 lapisan yaitu pleura viseralis dan pleura parietalis. Rongga pleura dalam keadaan normal berisi sekitar 10 20 ml cairan yang berfungsi sebagai pelicin agar paru dapat bergerak dengan leluasa saat bernapas. Akumulasi cairan melebihi volume normal dan menimbulkan gangguan jika cairan yang diproduksi oleh pleura parietal dan viseral tidak mampu diserap oleh pembuluh limfe dan pembuluh darah mikropleura viseral atau sebaliknya yaitu apabila produksi cairan melebihi kemampuan penyerapan. Akumulasi cairan pleura melebihi normal dapat disebabkan oleh beberapa kelainan, antara lain infeksi dan kasus keganasan di paru atau organ luar paru. Hal pathogenesis seperti inilah yang disebut dengan efusi pleura, yang bisa berupa hidrothoraks, pleuritis eksudativa, kilothoraks, piothoraks atau empiema1.Efusi pleura berupa eksudat atau transudat. Transudat terjadi pada peningkatan tekanan vena pulmonalis, misalnya pada payah jantung kongestif. Transudasi juga dapat terjadi pada hipoproteinemia seperti pada penyakit hati dan ginjal atu penekanan tumor pada vena kava.Sedangkan eksudat terjadi sekunder dari peradangan atau keganasan pleura dan peningkatan permeabilitas kapiler atau gangguan absorpsi getah bening2.

Menurut WHO pada tahun 2008, efusi pleura merupakan suatu gejala penyakit yang dapat mengancam jiwa. Secara geografis penyakit ini terdapat terdapat di seluruh dunia, bahkan menjadi problema utama di negara-negara yang sedang berkembang termasuk Indonesia. Di negara-negara industri, diperkirakan terdapat 320 kasus efusi pleura per 100.000 orang.3 Menurut Depkes RI pada tahun 2006, kasus efusi pleura mencapai 2,7% dari penyakit infeksi saluran nafas lainnya. Tingginya angka kejadian efusi pleura disebabkan keterlambatan penderita untuk memeriksakan kesehatan sejak dini dan angka kematian akibat efusi pleura masih sering ditemukan faktor resiko terjadinya efusi pleura karena lingkungan yang tidak bersih, sanitasi yang tidak baik.4 Di Indonesia, tuberculosis paru adalah penyebab utama efusi pleura, disusul dengan keganasan. Distribusi berdasarkan jenis kelamin, efusi pleura didapatkan lebih banyak pada wanita daripada pria.2BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

1.1. Definisi Efusi PleuraEfusi pleura merupakan suatu kondisi dimana adanya akumulasi cairan pleura yang berlebihan didalam rongga pleura yang disebabkan karena ketidakseimbangan antara pembentukan dan pengeluaran cairan pleura.8 Rongga pleura dalam keadaan normal berisi cairan 10 ml sampai 20 ml yang berfungsi dalam proses pernapasan. Akumulasi cairan yang melebihi normal, akan menimbulkan gangguan dengan memberikan gejala klinis dan terdeteksi pada pemeriksaan klinis dan radiologis. Efusi pleura dapat berupa eksudat dan transudat.91.2. Epidemiologi

Di Amerika serikat, dilaporkan 1,3 juta orang setiap tahunnya menderita efusi pleura terutama disebabkan oleh gagal jantung kongestif dan pneumonia bakteri. Sementara di negara berkembang seperti Indonesia, diakibatkan oleh infeksi tuberculosis disusul dengan keganasan. Distribusi berdasarkan jenis kelamin,efusi pleura didapatkan lebih banyak pada wanita daripada pria. Efusi pleura yang disebabkan karena tuberkulosis paru lebih banyak dijumpai pada wanita. Umur terbanyak untuk efusi pleura karena tuberculosis adalah 21-30 tahun(rerata 30,26%).51.3. Etiologi

Akumulasi cairan di rongga pleura terjadi akibat peningkatan permeabilitas pembuluh darah karena reaksi inflamasi oleh infiltrasi sel kanker pada pleura parietal dan visceral. Mekanisme yang lain adalah invasi langsung sel tumor yang berdekatan dengan pleura, obstruksi kelenjar limfe dan gangguan absorbsi oleh pembuluh limfe pleura parietal. Dengan terjadinya efusi pleura pada umumnya ialah kenaikan tekanan hidrostatik dan penurunan tekanan onkotik pada sirkulsi kapiler, penurunan tekanan kavum pleura, kenaikan permeabilitas kapiler dan penurunan aliran limfe dari rongga pleura.6Hambatan reasorbsi cairan dari rongga pleura terjadi pada dekompensasi kordis, penykit ginjl, tumor mediastinum. Produksi cairan berlebihan misalnya karena radang (tuberculosis, pneumonia), bronkiektasis, abses amuba. Ini disebabkan oleh empat mekanisme yaitu peningkatan tekanan kapiler subpleural atau limfatik, penurunan tekanan osmotik koloid darah, peningkatan tekanan negatif intrapleura dan adanya inflamasi atau neoplastik pleura.61.4. Patofisiologi

Pleura adalah membran serous yang menutupi permukaan parenkim paru, mediastinum, diafragma, dan rongga toraks. Struktur tersebut terbagi atas pleura viseralis dan pleura parietalis. Pleura viseralis melindungi permukaan parenkim paru terhadap dinding toraks, diafragma, mediastinum dan fisura interlobaris. Pleura parietalis melapisi permukaan rongga toraks, yang terbagi atas pleura parietalis kostalis, mediastinalis, dan diafragmatik. Kedua pleura membran tersebut bertemu di akar hilus paru. Diantara keduanya terdapat rongga ataupun rongga potensial yang disebut sebagai rongga pleura.1Pleura terdiri dari lima bagian utama, yaitu: sirkulasi sistemik parietal (percabangan arteri interkostalis dan arteri mamaria interna), ruang interstisial parietal, rongga pleura yang sisi-sisinya dibatasi oleh sel mesotelial, interstisial paru, dan sirkulasi viseral (arteri bronkial dan arteri pulmonalis). Pada keadaan normal, rongga pleura berisi sekitar 10-20 ml cairan yang bermanfaat sebagai pelicin agar paru dapat bergerak dengan leluasa saat bernapas. Produksinya sekitar 0,01 mg/kgBB/jam hampir sama dengan kecepatan penyerapan. Dari sirkulasi sistemik, cairan normal dan protein memasuki rongga pleura. Cairan pleura tersebut mengandung kadar protein rendah ( BJ II , reguler (+), bising (-)8. Abdomen

Inspeksi: soepel, distensi (-)

Palpasi: Nyeri tekan (-),

Hepar dan Lien tidak teraba, ballottement ginjal (-/-)

Perkusi: Tympani (+)

Auskultasi: Peristaltik (+), kesan normal.9. Ekstremitas: Superior Inferior

Kanan Kiri Kanan Kiri

Sianosis - - - -

Edema - - - -III. PEMERIKSAAN PENUNJANG1. Foto Thorax PA dan lateral ( November 2013) KV

: Cukup

Soft Tissue

: Tidak Ada Massa, Kesan Normal

Tulang-Tulang

: Intak, Tidak Ada Yang Fraktur

Klavikula

: Letak Simetris

Sela Iga

: ICS tidak melebar Trakea

: Letak Medial Jantung

: Tidak membesar Diafragma

: Dalam Batas Normal

Sinus Kostofrenikus : Kanan : tertutup perselubungan, Kiri : tajam Hilus Paru

: Dalam Batas Normal (paru kiri) Paru

:Perselubungan opaque yang difus pada paru kanan.

Kesan

: Efusi Pleura dextra. 2. Analisa Cairan Pleura- Warna: kuning

- Kejernihan: Keruh

- Bekuan: Negatif

- Protein: 5,3

- Glukosa: 91 mg/dl

- Hitung sel: 5.500

-PMN

: 10%

- MN

: 90%

3. BTA cairan Pleura

BTA negatif (-)

IV. DIAGNOSIS BANDING

Efusi pleura dextra ec dd/1. TB Paru

2. Keganasan

V. DIAGNOSIS SEMENTARA

Efusi pleura dextra ec. TB Paru VI. PENATALAKSANAAN

Bed rest IVFD RL 20 gtt/menit Torakosintesis (WSD) Ceftriaxon 1 g/ 12 jam Tramadol 1 amp/ 12 jam Coditam tab 3 x 1 Inadryl Syr 3 x 1C Rimstar 1x4 tabPlanning diagnostik Pemeriksaan Lab rutin Sputum BTAPlanning Evaluasi

Pemeriksaan Lab rutin ulang

Foto thorak ulangVII. PROGNOSIS

Dubia ad bonamFOLLOW UP HARIANTgl/Hari RawatanSOAP

18/11/2013H-1Batuk, nyeri tempat pemasangan WSDVital Sign :Kes : CM

TD : 120/80 mmHg

N: 108 x/mnt

RR: 24 x/mnt

T: 36,5 CPF :Kepala, Telinga, Mulut, Leher : dbn

Toraks

I : Simetris (-), Retraksi (-)

P: SF Kanan < SF kiri

P: redup / sonor

A:Ves (/+), Rh (-/-), Wh (-/-)

Abdomen : dbn

Extremitas : dbnEfusi pleura dextra e.c. susp TB paru/Keganasan Therapi :

Bed rest

IVFD RL 20 gtt/menit

Torakosintesis (WSD)

Ceftriaxon 1 g/ 12 jam Tramadol 1 amp/ 12 jam Coditam tab 3 x 1 Inadryl Syr 3 x 1C

19/11/2013H-2Batuk, demamVital Sign :

Kes : CM

TD : 110/80 mmHg

N: 118 x/mnt

RR: 23 x/mnt

T: 38,1 CPF :

Kepala, Telinga, Mulut, Leher : dbn

Toraks

I : Simetris (-), Retraksi (-)

P: SF Kanan < SF kiri

P: redup / sonor

A:Ves (/+), Rh (-/-), Wh (-/-)

Abdomen : dbn

Extremitas : dbnEfusi pleura dextra e.c. susp TB paru/KeganasanTherapi :

Bed rest

IVFD RL 20 gtt/menit

Torakosintesis (WSD)

Ceftriaxon 1 g/ 12 jam Tramadol 1 amp/ 12 jam Coditam tab 3 x 1 Inadryl Syr 3 x 1C

i.

20/11/2013H-3Batuk, DemamVital Sign :

Kes : CM

TD : 110/80 mmHg

N: 104 x/mnt

RR: 21 x/mnt

T: 37,7 oC

PF :

Kepala, Telinga, Mulut, Leher : dbn

Toraks

I : Simetris (-), Retraksi (-)

P: SF Kanan < SF kiri

P: sonor / Sonor

A:Ves (/+), Rh (-/-), Wh (-/-)

Abdomen : dbn

Extremitas : dbnEfusi pleura dextra e.c. TB paruTherapi :

Bed rest

IVFD RL 20 gtt/menit

Torakosintesis (WSD)

Ceftriaxon 1 g/ 12 jam Tramadol 1 amp/ 12 jam Coditam tab 3 x 1 Inadryl Syr 3 x 1C Rimstar 1x4 tab

21/11/2013H-4DemamVital Sign :

Kes : CM

TD : 120/80 mmHg

N: 102 x/mnt

RR: 24 x/mnt

T: 37,9 CPF :

Kepala, Telinga, Mulut, Leher : dbn

Toraks

I : Simetris (-), Retraksi (-)

P: SF Kanan < SF kiri

P: redup / sonor

A:Ves (/+), Rh (-/-), Wh (-/-)

Abdomen : dbn

Extremitas : dbnEfusi pleura dextra e.c. TB paruTherapi :

Bed rest

IVFD RL 20 gtt/menit

Torakosintesis (WSD)

Ceftriaxon 1 g/ 12 jam Tramadol 1 amp/ 12 jam Coditam tab 3 x 1 Inadryl Syr 3 x 1C Rimstar 1x4 tab

BAB III

KESIMPULAN1. Efusi pleura adalah istilah yang digunakan bagi penimbunan cairan dalam rongga pleura. Timbulnya efusi pleura didahului oleh keradangan pleura atau pleuritis. Dimana pleuritis terdiri dari pleuritis sicca(tanpa cairan), pleuritis eksudativa, pleuritis fibrinosa, pleuritis deformans, dan pleuritis adhesiva.

2. di Indonesia, tuberculosis paru adalah penyebab utama efusi pleura, disusul dengan keganasan. Distribusi berdasarkan jenis kelamin, efusi pleura didapatkan lebih banyak pada wanita daripada pria.

3. Efusi pleura bisa saja tanpa gejala klinis, tergantung pada banyaknya cairan dan juga bergantung pada penyakit dasar. Pasien terkadang mengeluhkan demam, kemudian ada nyeri dada dan rasa tidak enak di dada. Bisa juga disertai batuk dan sesak nafas. Posisi tidur lebih nyaman ke sisi yan sakit.

4. Diagnosis efusi pleura dibuat berdasarkan pada temuan klinis, penunjang radiologis, serta pemeriksaan cairan pleura, baik analisis maupun sitologi.5. Tatalaksana pada efusi pleura terfokus pada penyakit dasar dan pengosongan cairan. Pengosongan cairan dapat dilakukan menggunakan pipa intubasi melaui sela iga(torakosintesis). Indikasinya adalah untuk mengurangi sesak pada pasien

DAFTAR PUSTAKA1. Alsagaff H, Mukti A. Dasar-Dasar Ilmu Penyakit Paru. Airlangga University Press.edisi 2. Surabaya: 2002.2. Willson, Lorraine M. Penyakit pernapasan Retriktif dalam patofisiologi proses-proses Penyakit. EGC. Jakarta. 2006.3. Amin Z., dan Masna I. A. K., 2007. Indikasi dan Prosedur Pleurodesis.MajalahKedokteran Indononesia. Volume: 57.Nomor: 4.pp 129-1334. Diaz-Guzman E, Budev MM. Accuracy of the physical examination in evaluating pleural effusion. Cleveland Clinic Journal 2008;75:297-303.5. Hanley M, Welsh C. Diagnosis & Treatment in Pulmonary Medicine.Mc Graw Hill 2003 41: 424-425.6. Halim, Hadi. Penyakit-penyakit Pleura dalam Buku Ajar Ilmu penyakit dalam. EGC. Jakarta. 2009.7. Kumar, Ramzi. Basic Pathology.EGC.Jakarta. 2006.8. Tobing EM, Widirahardjo. Karakteristik Penderita Efusi Pleura di RS.Adam Malik Medan tahun 2011. E-Jurnal FK USU. 2013.9. Syahruddin E. Efusi Pleura Ganas dan Stadiun TNM untuk Staging Kanker Paru Jenis Karsinoma bukan Sel Kecil (KPKBSK) Versi 7, UUIC 2009. J Respir Indo. 2010.

PAGE 17