Efusi Pleura
-
Upload
tinea-sycillia -
Category
Documents
-
view
78 -
download
5
Transcript of Efusi Pleura
REFERAT
DIAGNOSIS OF PLEURAL EFFUSIONA SYSTEMATIC APPROACH
Disusun Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Mengikuti Ujian Kepaniteraan Klinik
di Bagian Ilmu Bedah RSUD Panembahan Senopati Bantul
Disusun oleh :
Verani Dwitasari, S. Ked
(20080310081)
Dokter Penguji :
dr. Suryo Habsara, Sp. B
SMF BEDAH
RSUD PANEMBAHAN SENOPATI BANTUL
2013
HALAMAN PENGESAHAN
DIAGNOSIS OF PLEURAL EFFUSIONA SYSTEMATIC APPROACH
Disusun Untuk Memenuhi Sebagian Syarat MengikutiUjian Kepaniteraan Klinik di Bagian Ilmu Bedah
RSUD Panembahan Senopati Bantul
Disusun Oleh:
Verani Dwitasari, S. Ked
(20080310081)
Telah disetujui dan dipresentasikan pada tanggal Januari 2013
Oleh :
Dokter Penguji
dr. Suryo Habsara, Sp. B
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum wr. wb.
Alhamdulillahirabbil’alamin, puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT
atas segala nikmat, petunjuk dan kemudahan yang telah diberikan sehingga penulis
dapat menyelesaikan tugas referat bagian Ilmu Bedah ini dengan judul “Diagnosis of
Pleural Effusion: A Systematic Approach“. Shalawat dan salam untuk junjungan
kita Nabi Muhammad SAW, keluarga, sahabat dan para pengikutnya.
Referat ini selain disusun dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk
mengikuti ujian akhir di bagian Ilmu Bedah, juga bertujuan untuk menambah
wawasan penulis serta memberikan tambahan informasi kepada masyarakat mengenai
masalah-masalah yang berkaitan dengan efusi pleura.
Penulis menyadari naskah referat yang penulis susun masih jauh dari
kesempurnaan, sehingga kritik dan saran sangat penulis harapkan. Dalam kesempatan
yang sangat baik ini perkenankanlah penulis mengucapkan penghargaan dan terima
kasih yang tidak ternilai kepada:
1. Allah SWT, telah memberikan segala nikmat yang tidak terhingga sehingga
penulis mampu menyelesaikan presentasi kasus ini dengan baik.
2. dr. Suryo Habsara, Sp. B selaku dokter pembimbing.
3. dr. Gunawan Siswadi, Sp. B selaku dokter pembimbing.
4. Teman-teman kelompok Co-Assistensi seperjuangan di RSUD Panembahan
Senopati Bantul.
Wassalamu’alaikum wr. wb.
Bantul, 31 Januari 2013
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Akumulasi cairan pada rongga pleura merupakan manifestasi yang sering
terjadi pada berbagai macam penyakit. Akumulasi cairan ini bisa disebabkan oleh
beberapa mekanisme seperti peningkatan permeabilitas membran pleura,
peningkatan tekanan kapiler pulmonar, penurunan tekanan negatif intrapleural,
penurunan tekanan onkotik, dan obstruksi aliran limfe. Sehingga, Efusi pleura
dapat mengindikasikan adanya penyakit yang dapat berasal dari pulmonar,
pleural, atau ekstrapulmonar. Dengan diagnosis banding yang sangat luas,
investigasi sistematik perlu dilakukan. Hal ini bertujuan untuk penegakan
diagnosis dini, sehingga efusi pleura beserta penyakit yang mendasarinya dapat
ditatalaksana secara tepat.
B. Tujuan
- Mengetahui penyebab dan patofisiologi terjadinya efusi pleura.
- Mengetahui algoritma penegakan diagnosis pasien dengan efusi pleura,
- Mengetahui penatalaksanaan efusi pleura.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Anatomi Rongga Pleura
Pleura merupakan membran serosa yang melapisi parenkim paru,
mediastinum, diafragma, dan costa. Struktur ini dibagi menjadi pleura visceral
dan pleura parietal. Pleura visceral melapisi parenkim paru, tidak hanya yang
bersinggungan dengan dinding thorax, diafragma, dan mediastinum namun juga
fisura interlobular. Sedangkan pleura parietal membatasi bagian dalam rongga
thorax. Berdasarkan bagian yang dibatasi, pleura parietalis dibagi lagi menjadi
pleura parietalis pars costalis, pars mediastinalis, dan pars diafragmatika. Pleura
visceral dan parietal bertemu pada dasar paru.
Cairan pleura normalnya terdapat di antara pleura parietal dan visceral.
Lapisan tipis cairan ini berfunsi sebagai lubrikan bagi paru melalui pleura visceral
yang melapisinya dengan pleura parietal yang melapisi rongga thorax ketika
respirasi.
Suplai darah pleura parietal berasal dari kapiler sistemik, sedangkan pleura
visceral berasal dari cabang arteri bronchial.
Gambar 1. Anatomi Rongga Pleura
B. Fisiologi Cairan Pleura
Dalam rongga pleura, terdapat kurang lebih 5 mL cairan yang cukup untuk
membasahi seluruh permukaan pleura parietalis dan pleura viseralis. Cairan pleura
berfungsi untuk memudahkan pergerakan paru ketika respirasi.
Gambar 2. Dinamika Pertukaran Cairan Pleura
Gambar di atas menunjukkan dinamika pertukaran cairan dalam rongga pleura.
Membrane pleura merupakan membrane serosa berpori, tempat sejumlah kecil
cairan interstitial betransudasi secara terus menerus ke dalam ruang pleura. Cairan
yang dihasilkan membawa protein jaringan sehingga memberi sifat mukoid yang
memungkinkan pergerakan paru berlangsung mudah. Kadar protein yang
terkandung sekitar 1-1,5 g/dL.
Cairan pleura berasal dari kapiler pleura parietalis, ruang interstitial paru,
limfatik intrathoracic, pembuluh darah intrathoracic atau rongga peritoneum.
Namun, normalnya cairan pleura masuk ke dalam rongga pleura melalui kapiler
pleura parietalis karena adanya tekanan hidrostatik, tekanan koloid, daya tarik
elastic. Sebagian cairan ini diserap kembali oleh kapiler paru dan pleura visceralis,
sebagian kecil lainnya (10-20%) mengalir ke dalam pembuluh limfe sehingga
pasase cairan di sini mencapai 1 liter perharinya. Jumlah total cairan pleura sangat
sedikit, bila jumlahnya melebihi batas, kelebihan akan dipompa keluar oleh
pembuluh limfe yang terbuka secara langsung dari rongga pleura melalui
pleuraparietal menuju ke dalam mediastinum, permukaan atas diafragma, dan
lateral pleura parietalis.
Pada rongga pleura yang normal terdapat keseimbangan antara aliran masuk
dan keluar cairan pleura. Akhir abad ke-19, Starlind dan Tubby mengembangkan
teori adanya keseimbangan antara tekanan hidrostatik, tekanan osmotic dan
permeabilitas kapiler.
QF = Lp × A[(Pcap - Ppl) - σd(πcap - πpl)]
Dimana, QF : pergerakan cairan
Lp : koefisien filtrasi
A : permukaan membrane
P & π : tekanan hidrosatik dan onkotik
σd : koefisien protein
C. Patofisiologi Efusi Pleura
Efusi pleura adalah akumulasi abnormal cairan di rongga pleura ketika
terdapat gangguan keseimbangan antara pembentukan cairan pleura dengan
absorpsinya. Faktor utama pemicu peningkatan produksi cairan pleura atau
penurunan absorpsi dapat dilihat pada Tabel 1.
Peningkatan Produksi Peningkatan cairan interstitial paru Left ventriculare failure,
pneumonia,pulmonary embolus
Peningkatan tekanan intravaskuler
pleura
Right/Left ventriculare failure,
Superior vena caval Syndrome
Peningkatan permeabilitas kapiler Inflamasi
pleura
Peningkatan kadar protein cairan pleura
Penurunan tekanan pleura Atelectasis/ Increased elastic
recoil
Peningkatan cairan rongga peritoneum Ascites, peritoneal dialysis
Disrupsi ductus thoracic
Disrupsi pembuluh darah thorac
Penurunan Absorpsi Obstruksi drainase lymphatic
Elevasi tekanan pembuluh darah
sistemik
Superior VenaCaval Syndrome,
Right Ventriculare Failure
Menurut penyebabnya, efusi pleura diklasifikasikan menjadi transudatif
dan eksudatif. Efusi pleura transudatif terjadi ketika terdapat gangguan sistemik
yang menyebabkan ultrafiltrasi plasma pada pleura dikarenakan adanya
ketidakseimbangan tekanan hidrostatik dan onkotik thorax. Transudatif terjadi
pada gagal jantung kongestif, sirosis, nephritis syndrome, peritoneal dialysis,
obstruksi saluran kemih. Sedangkan efusi pleura eksudatif diakibatkan oleh faktor
lokal seperti inflamasi, neoplasma, atau dapat pula disebabkan oleh sumbatan
aliran limfe dan tekanan negative pleura. Pada efusi pleura eksudatif terjadi
peningkatan permeabilitas membrane pleura dan permeabilitas dinding kapiler
atau pada disrupsi vascular sehingga menyebabkan peningkatan kandungan
protein.
D. Manifestasi Klinis
Gejala pada pasien dengan efusi pleura sangat luas, tergantung dengan
penyakit atau gangguan yang mendasarinya. Namun secaraumum, efusi pleura
memiliki gejala:
- Sesak napas (dyspneu)
- Batuk
- Nyeri pleuritik
E. Penegakan Diagnosis
Anamnesis mendalam diperlukan pada pasien dengan efusi pleura untuk
membantu mencari penyebab dari efusi pleura yang terjadi.
Manifestasi klinis, gejala yang paling sering dirasa adalah dispneu
progresif, batuk, dan nyeri pleuritik. Gejala lain yang menyertai tergantung
penyebabnya.
Pemeriksaan fisik, didapatkan bervariasi tergantung volume efusi. Tidak
ditemukan tanda fisik pada efusi < 300 mL. Dengan efusi >300 mL akan
ditemukan:
- Dullnes saat perkusi, penurunan tactile fremitus, keterlambatan gerak pada
bagian yang terjadi efusi.
- Pergeseran mediastinal dari lokasi efusi.
- Penurunan suara paru
- Egofoni
Pemeriksaan penunjang,
- Radiografi
Dapat menggunakan sinar x-ray, USG, atau CT-scan.
Pada manifestasi klinis, efusi akan sulit terlihat apabila cairan yang
terakumulasi <500mL, namun pada gambaran sinar x akan tampak, (1) lesi
opak homogen bumunya densiti sama dengan ayangan jantung, (2) sudut
kostofrenikus tumpul, (2) tidak terlihat gambaran paru atau bronkhus, (4)
pergeseran mediastinum ke arah yang berlawanan. Jika gambaran sudah
terlihat sudut kostofrenikus yang tumpul, menunjukkan cairan yang
terakumulasi mencapai 200-300 mL. Jika lesi semakin luas, mediastinum
akan terdorong ke arah yang berlawanan.
- Thoracocentesis
Pengambilan cairan efusi dan untuk melihat karasteristik cairan.
- Analisis cairan pleura
Dengan dilakukan pengambilen specimen cairan pleura dan dilanjutkan
dengan pemeriksan laboratorium. Dengan dilakukan thoracentesis dapat
dinilai karakteristik cairan pleura untuk menentukan kemungkinan
penyebabnya.
Untuk membedakan antara cairan transudat ataupun eksudat, dapat dinilai
dari komposisi cairan pleura yang ditemukan.
- Biopsi Pleura
Dilakukan jika kemungkinan disebabkan adanya keganasan.
F. Management
Management efusi pleura bertujuan untuk memperbaiki gejala yang timbul.
Namun, secara menyeluruh, penatalaksanaan efusi pleruta tergantung dengan
penyakit yang mendasarinya
Medikasi
- Antibiotik
Operatif
- Therapeutic thoracentesis
- Tube thoracostomy (chest tube)
- Pleural sclerosis
- Thoracoscopic
G. Komplikasi
- Infeksi
- Fibrosis paru
H. Prognosis
Prognosis efusi pleura tergantung pada penyakit atau gangguan yang
mendasarinya. Namun, dengan penegakan diagnosis dini dan penanganan yang
tepat, akan menurunkan resiko terjadinya komplikasi.
BAB II
KESIMPULAN
Efusi pleura merupakan akumulasi cairan pada rongga pleura
Efusi pleura terjadi karena adanan peningkatan produksi atau adanya
hambatan pada drainase cairan pleura
Dapat berupa transudat maupun eksudat
Penegakan diagnosis dini dan penanganan yang tepat akan memberikan
prognosis yang baik.
DAFTAR PUSTAKA
Sjamsuhidajat R., De Jong W. 2008. Buku Ajar Ilmu Bedah, eds. Revisi, Jakarta : EGC : 1988 : 696-719.