Efisiensi Ternak Sapi Potong di Kecamatan Tumpang, Kab. Malang · efisiensi teknis usaha ternak...

2
Efisiensi Ternak Sapi Potong di Kecamatan Tumpang, Kab. Malang Dikirim oleh dietodita pada 26 Mei 2016 | Komentar : 0 | Dilihat : 2385 Ujian Disertasi Ir. Umi Wisapti Ningsih, MS Sapi potong merupakan jenis ternak yang mempunyai nilai jual tinggi diantara ternak lainnya. Kesadaran masyarakat akan kebutuhan sumber protein hewani yang terkandung pada sapi potong meningkatkan jumlah permintaan kesediaan daging sapi di pasar. Oleh karena itu, usaha sapi potong memiliki nilai ekonomi tinggi. Peternakan sapi potong di Indonesia dikelola oleh peternak besar (perusahaan) dan peternak kecil (perseoragan). Permasalahan yang dihadapi peternak kecil adalah rendahnya produktivitas ternak sapi lokal, salah satu penyebabnya ialah pengelolaan usaha yang masih bersifat tradisional. Sistem peternakan di seluruh Indonesia hampir 85% masih mengacu pada sistem keluarga yang bersifat tabungan keluarga. Kondisi ekonomi peternak dalam mengalokasikan sumber daya dipengaruhi oleh pengetahuan dan keterampilan peternak, sehinga hasil tiap peternak akan beragam. Pengelolaan usaha yang serius diperlukan agar peternak dapat mengkombinasikan faktor-faktor produksi secara efisien sehingga menghasilkan keuntungan yang maksimal. Hal tersebut diangkat melalui penelitian yang berjudul “Analisis Efisiensi Usaha Ternak Sapi Potong (studi kasus di Kecamatan Tumpang Kabupaten Malang)” oleh Ir. Umi Wisapti Ningsih, MS dalam ujian akhir disertasi. Beliau adalah salah satu tenaga pengajar yang mengabdi di Fakultas Peternakan UB sejak tahun 1980 silam. Dibawah bimbingan Prof. Dr. Ir. Budi Hartono, MS, Dr. Ir. Bambang Ali Nugroho, MS, DAA, Ir. Hari Dwi Utami, MS, M.AppL.Sc.PhD, penelitian tersebut mempunyai tujuan menganalisis efisiensi teknis, efisiensi alokatif, dan efisiensi ekonomi serta menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi keuntungan usaha ternak sapi potong. Menggunakan metode survei dengan pengambilan sampel sebanyak 75 peternak terdiri dari 23 peternak sapi lokal dan 52 peternak sapi persilangan, dengan kepemilikan ternak minimal 1 ekor dewasa, diperoleh rata-rata nilai efisiensi teknis usaha ternak sapi potong 0,895 dengan kisaran 0,660 – 1,00. Secara teknis sebagian besar peternak telah efisien dalam penggunaan input. Sementara itu ditemukan faktor-faktor yang mempengaruhi keuntungan usaha ternak diantaranya biaya pakan hijauan, listrik, dan besarnya skala usaha. Apabila biaya pakan menurun 10% maka keuntungan akan naik sebesar Rp.2,71 per ekor, sedangkan apabila biaya listrik turun 10% maka keuntungan naik sebesar Rp.2,6. Skala usaha akan naik menjadi Rp 5,1 per ekor apabila skala usaha dinaikkan sebesar 10%. Ujian yang dilakukan di ruang sidang 1 program pascasarjana lt.2 Gd.II Fapet pada Kamis (19/5) mengundang Prof. Dr. Ir. Hartutik, MP, Prof. Dr. Ir. Zaenal Fanani, MS, Dr. Ir. Moch. Nasich, MS, dan Prof. Dr. Sudi Nurtini, SU (UGM) sebagai tim penguji. Dalam akhir laporan penelitian Umi menarik kesimpulan bahwa secara teknis 80%

Transcript of Efisiensi Ternak Sapi Potong di Kecamatan Tumpang, Kab. Malang · efisiensi teknis usaha ternak...

Efisiensi Ternak Sapi Potong di Kecamatan Tumpang, Kab. Malang

Dikirim oleh dietodita pada 26 Mei 2016 | Komentar : 0 | Dilihat : 2385

Ujian Disertasi Ir. Umi Wisapti Ningsih, MS

Sapi potong merupakan jenis ternak yang mempunyai nilai jual tinggi diantara ternak lainnya. Kesadaran masyarakat akan kebutuhan sumber protein hewani yang terkandung pada sapi potong meningkatkan jumlah permintaan kesediaan daging sapi di pasar. Oleh karena itu, usaha sapi potong memiliki nilai ekonomi tinggi. Peternakan sapi potong di Indonesia dikelola oleh peternak besar (perusahaan) dan peternak kecil (perseoragan). Permasalahan yang dihadapi peternak kecil adalah rendahnya produktivitas ternak sapi lokal, salah satu penyebabnya ialah pengelolaan usaha yang masih bersifat tradisional. Sistem peternakan di seluruh Indonesia hampir 85% masih mengacu pada sistem keluarga yang bersifat tabungan keluarga.

Kondisi ekonomi peternak dalam mengalokasikan sumber daya dipengaruhi oleh pengetahuan dan keterampilan peternak, sehinga hasil tiap peternak akan beragam. Pengelolaan usaha yang serius diperlukan agar peternak dapat mengkombinasikan faktor-faktor produksi secara efisien sehingga menghasilkan keuntungan yang maksimal.

Hal tersebut diangkat melalui penelitian yang berjudul “Analisis Efisiensi Usaha Ternak Sapi Potong (studi kasus di Kecamatan Tumpang Kabupaten Malang)” oleh Ir. Umi Wisapti Ningsih, MS dalam ujian akhir disertasi. Beliau adalah salah satu tenaga pengajar yang mengabdi di Fakultas Peternakan UB sejak tahun 1980 silam.

Dibawah bimbingan Prof. Dr. Ir. Budi Hartono, MS, Dr. Ir. Bambang Ali Nugroho, MS, DAA, Ir. Hari Dwi Utami, MS, M.AppL.Sc.PhD, penelitian tersebut mempunyai tujuan menganalisis efisiensi teknis, efisiensi alokatif, dan efisiensi ekonomi serta menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi keuntungan usaha ternak sapi potong.

Menggunakan metode survei dengan pengambilan sampel sebanyak 75 peternak terdiri dari 23 peternak sapi lokal dan 52 peternak sapi persilangan, dengan kepemilikan ternak minimal 1 ekor dewasa, diperoleh rata-rata nilai efisiensi teknis usaha ternak sapi potong 0,895 dengan kisaran 0,660 – 1,00. Secara teknis sebagian besar peternak telah efisien dalam penggunaan input. Sementara itu ditemukan faktor-faktor yang mempengaruhi keuntungan usaha ternak diantaranya biaya pakan hijauan, listrik, dan besarnya skala usaha. Apabila biaya pakan menurun 10% maka keuntungan akan naik sebesar Rp.2,71 per ekor, sedangkan apabila biaya listrik turun 10% maka keuntungan naik sebesar Rp.2,6. Skala usaha akan naik menjadi Rp 5,1 per ekor apabila skala usaha dinaikkan sebesar 10%.

Ujian yang dilakukan di ruang sidang 1 program pascasarjana lt.2 Gd.II Fapet pada Kamis (19/5) mengundang  Prof. Dr. Ir. Hartutik, MP, Prof. Dr. Ir. Zaenal Fanani, MS, Dr. Ir. Moch. Nasich, MS, dan Prof. Dr. Sudi Nurtini, SU (UGM) sebagai tim penguji. Dalam akhir laporan penelitian Umi menarik kesimpulan bahwa secara teknis 80%

peternak telah efisien dalam mengalokasikan dana, tetapi secara ekonomi masih belum efisien. Saran kepada peternak lokal perlu adanya penambahan jumlah kepemilikan ternak, karena dengan penambahan skala usaha keuntungan peternak dapat ditingkatkan. (dita/Humas UB)