Efisiensi Kolom Sieve Tray Pada Destilasi Yang Mengandung Tiga Komponen Aceton-Alkohol-Air1

download Efisiensi Kolom Sieve Tray Pada Destilasi Yang Mengandung Tiga Komponen Aceton-Alkohol-Air1

of 6

description

efisiensi pada destilasi

Transcript of Efisiensi Kolom Sieve Tray Pada Destilasi Yang Mengandung Tiga Komponen Aceton-Alkohol-Air1

  • Seminar Nasional TEKNOIN 2007 ISBN: 978-979-96964-5-8 Yogyakarta, 10 Nopember 2007

    A-59

    EFISIENSI KOLOM SIEVE TRAY PADA DESTILASI YANG MENGANDUNG TIGA KOMPONEN (ACETON-ALKOHOL-AIR)

    Abbassato,Tony Irwanto, Eko Aris Budiarto

    Jurusan Teknik Kimia, Fakultas Teknologi Industri, Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya

    ABSTRAK

    Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh destilasi multi komponen terhadap unjuk kerja sieve tray yang diketahui dari pengukuruan efisiensi tray dan penurunan tekanan pada tiap-tiap tray serta faktor-faktor yang mempengaruhinya, sehingga dari data yang diperoleh dapat dipakai sebagai data pada scale up kolom distilasi

    Penelitian tentang sieve tray telah banyak dilakukan baik dalam skala laboratorium maupun skala industri. Dalam penelitian ini dicoba menggunakan distilasi yang mengandung liquid tiga komponen. Penelitian dilakukan pada kolom distilasi berdiameter 2.5 in, terbuat dari stainless steel dan dilengkapi dengan sieve tray yang dapat dilepas dengan mudah, berjarak 20 cm, terbuat dari teflon yang memiliki lubang perforasi dengan ukuran 2 mm, ukuran jarak 6 mm segi tiga. Distilasi dilangsungkan secara total refluks menggunakan sistem Aseton-Etanol-Air konsentrasi awalnya dan laju uap dibuat sebagai variabel. Setelah keadaan steadi tercapai, diambil sampel pada condenser, reboiler dan setiap tray untuk diukur konsentrasinya, dan dicatat laju uap yang melalui kolom serta penurunan tekanan di tiap tray. Efisiensi pada setiap tray dihitung sebagai efisiensi murphree

    Dari percobaan yang dilakukan diperoleh hasil bahwa dengan menggunakan sistem Aseton-Etanol-air kolom sive tray yang dibuat dalam percobaan ini memberikan efisiensi murphree antara 5-95 %. Kata kunci: distilasi, sieve tray, efisiensi. 1. PENDAHULUAN

    Proses Distilasi merupakan salah satu cara untuk memisahkan komponen dalam larutan yang berbentuk cair atau gas dengan mendasarkan pada perbedaan titik didih komponen yang ada di dalamnya. Dasar dari pemisahan dengan distilasi adalah jika suatu campuran komponen diuapkan maka komposisi pada fase uap akan berbeda dengan fase cairnya. Untuk komponen yang memiliki titik didih lebih rendah maka akan didapatkan komposisi yang cenderung lebih besar pada fase uapnya, uap ini diembunkan dan dididihkan kembali secara bertingkattingkat maka akan diperoleh komposisi yang semakin murni pada salah satu komponen

    Pada beberapa campuran komponen, untuk komposisi, suhu dan tekanan tertentu tidak memenuhi kecenderungan tersebut, artinya jika campuran tersebut dididihkan maka komposisi fase uapnya akan memiliki komposisi yang sama dengan fase cairnya, keadaan ini disebut kondisi azeotrop, sehingga campuran pada kondisi ini tidak dapat dipisahkan dengan cara distilasi biasa. Untuk mengatasi kondisi ini maka harus diberikan perlakuan tertentu untuk memisahkan campuran komponen ini. Salah satu cara yang dapat dilakukan adalah dengan menambahkan bahan lain ke dalam campuran yang akan di distilasi, bahan ini dikenal dengan nama entrainer, yaitu suatu bahan yang ditambahkan untuk merubah komposisi ikatan kimia antar molekul penyusun campuran. Penambahan entrainer itu dilakukan untuk destilasi biner atau dua komponen, tetapi untuk destilasi multi komponen tidak perlu dilakukan penambahan entrainer karena

    komponennya sudah memiliki komposisi uap yang berbeda yang disebabkan perbedaan titik didih masing-masing komponen. Destilasi multi komponen ini dilakukan untuk mengetahui kinerja kolom destilasi terhadap multi komponen karena selama ini destilasi yang dilakukan hanya untuk 2 (dua) komponen atau biner.

    Perubahan interaksi molekul yang terjadi pada saat terjadinya perbedaan titik didih akan berpengaruh terhadap efisiensi tray pada kolom distilasi karena efisiensi tray merupakan fungsi perpindahan masa antar molekul. Dalam penelitian ini dicoba untuk mencari pengaruh antara destilasi yang menggunakan multi kompenen terhadap unjuk kerja kolom distilasi yang diukur dengan besarnya efisiensi tray . Efisiensi tray adalah parameter yang cukup penting dalam menentukan tingkat kinerja tray disamping parameter yang lainnya seperti penurunan tekanan dan distribusi uap. Karena efisiensi tray merupakan parameter terpenting dalam tray maka unjuk kerja tray dapat dinyatakan dalam efisiensi tray.

    Penelitian yang pernah dilakukan sebelumnya

    Dari penelitian yang telah ada sebelumnya, Yang NS dkk(2003) dengan menggunakan system methanol-air menemukan efisiensi sieve tray sebesar 65%-85% untuk konsentrasi air 0.2% - 70%, 20%-60% untuk konsentrasi air dibawah 0.2% dan 45%-50% pada konsentrasi air di atas 95%. Antonio Garcia dkk (2000) menemukan efisiensi sebesar 55% - 65% untuk sistem sikloheksana - n-heptana, 25% - 45% untuk sistem air - etilen glikol, 65% -

  • Seminar Nasional TEKNOIN 2007 ISBN: 978-979-96964-5-8 Yogyakarta, 10 Nopember 2007

    A-60

    73% untuk sistem i-butana - n-butana, 55% - 60% untuk sistem 2-propanol - air, 45% - 55% untuk sistem n-oktanol - n-dekanol dan 40% 63% untuk sistem o-xylene - p-xylene. Kalbassi dkk (1987) menemukan efisiensi sebesar 50% - 125% untuk sistem etanol - air, 50% - 80% untuk sistem metanol-air dan 55% - 73% untuk sistem methanol - n-propanol. Kirschbaum dengan menggunakan sistem etanol-air mendapatkan efisiensi antara 40%-90%. Yanagi dan Sakata (1982) menguanakan sistem c-heksena - n-heptana mendapatkan efisiensi sebesar 30% - 90%. Francisco Lopez dkk (1999) dengan menggunakan sestem etanol-air mendapatkan efisiensi 60% - 75% pada diameter lubang tray 10 mm dan efisiensi sebesar 82% - 95% pada diameter lubang tray 2.5 mm, dengan menggunakan sistem c-heksena - n-heptana mendapatkan efisiensi sebesar 63%-70% pada diameter lubang tray 12.5 mm dan 78% - 97% pada diameter lubang tray 2 mm 2. METODOLOGI PENELITIAN

    Variabel Penelitian adalah konsentrasi awal feed dan laju uap distilasi. Penelitian dilakukan dengan Prosedur: a. Bahan yang akan didistilasi dengan komposisi

    tertentu, dimasukkan dalam reboiler kemudian dipanaskan dengan laju panas tertentu sampai mendidih

    b. Mengalirkan air pendingin pada condenser c. Melakukan distilasi tersebut pada kondisi total

    refluks . d. Setelah kondisi steady tercapai, (kira-kira 1 jam

    setelah terlihat uap pada kondenser) diambil sampel dari setiap tray, condenser dan reboiler untuk diukur konsentrasinya. Pengukuran konsentrasi dilakukan dengan mengukur density sampel dan membandingkan konsentrasinya pada grafik hubungan konsentrasi terhadap density

    Gambar 1. Skema peralatan percobaan

    3. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

    Hasil pengukuran konsentrasi etanol dan pressure drop pada setiap tray dapat ditabelkan sebagai berikut:

    1. PERCOBAAN I Komposisi destilasi: Aseton: 5 % Ethanol: 25 % Air: 70 %

    Tabel 1. Pembacan Pressure Drop (P) tiap tray untuk sistem aseton-etanol-air

    P

    RunOriface

    (cm) P1-P2 (cm)

    P2-P3 (cm)

    P3-P4 (cm)

    P4-P5 (cm)

    1 4 1 1,3 1,5 1,2 2 3,5 1 1,1 1,2 0,8 3 3,2 0,9 1 1,2 0,7 4 2,5 0,7 0,8 0,9 0,5 5 2 0,6 0,8 0,8 0,4

    Tabel 2. Densitas tiap tray untuk sistem aseton-etanol-air

    Berat pikno + sampel

    Berat sample Densitas

    Run No ( gram ) ( gram ) ( gram/ml ) 1 22,0193 8,5362 0,85362 2 22,0466 8,5635 0,85635 I 3 22,0672 8,5841 0,85841 4 22,0725 8,5894 0,85894 5 22,0826 8,599 0,8599

    1 22,0905 8,6074 0,8607 2 22,1077 8,6246 0,86246 II 3 22,1348 8,6517 0,86517 4 22,144 8,6609 0,86609 5 22,822 9,3389 0,93389

    1 21,8161 8,373 0,8333 2 22,0552 8,5721 0,85721

    III 3 22,0592 8,5761 0,85761 4 22,0701 8,587 0,8587 5 22,0727 8,5896 0,85896

    1 21,7183 8,2352 0,82352 2 21,8104 8,3273 0,83273

    IV 3 21,8199 8,3368 0,83368 4 21,8295 8,3464 0,83464 5 22,0969 8,6138 0,86138

    1 21,6678 8,1847 0,81847 2 21,7757 8,2926 0,82926 V 3 21,7835 8,3004 0,83004 4 21,8021 8,319 0,8319 5 21,9211 8,438 0,8438

    Tabel 3. Konsentrasi aseton tiap tray untuk sistem aseton-etanol-air

    Letak Tray

    Kadar Aseton ( % mol )

    Run I Run II Run III Run IV Run V 1 28,5 23,5 21 20 18,5 2 18 17 16 15,7 5 3 40 22,5 22 20,5 19,5 4 44 40,3 39,8 39 17,5 5 45,5 41,5 41 40,7 35

  • Seminar Nasional TEKNOIN 2007 ISBN: 978-979-96964-5-8 Yogyakarta, 10 Nopember 2007

    A-61

    Tabel 4. Konsentrasi air tiap tray untuk sistem aseton-etanol-air

    Kadar air ( % mol ) Letak Tray Run I Run II Run III Run IV Run V

    1 40 50,5 55,5 57 61,5 2 62,5 64,7 67 67,8 89 3 17,5 51,5 52,5 56,5 59 4 9,5 16,7 17,7 19,5 63,7 5 11 14,5 15,1 16,2 27,5

    Dari hasil pengukuran konsentrasi tersebut

    dapat dihitung besarnya efisiensi tray seperti pada tabel berikut:

    Tabel 5. Efisiensi pada tiap tray untuk sistem aseton-etanol-air

    EFFISIENSI EFISIENSI RATA-RATA Tray ASETON ETHANOL AIR ASETON ETHANOL AIR

    1 22,4618149 49,41599281 -45,87155963 2 11,1457869 17,78093883 -15,87805653 11,1677822 21,98607681 -19,64976745 3 4,49034576 3,315649867 -4,184100418 4 6,57318142 17,43172574 -12,66535322 5 1 4,38212095 6,345848757 -5,565393372 2 4,37636761 6,493506494 -5,669213705 3,3559868 13,48903788 -27,97679423 3 1,30947185 2,457002457 -1,884126236 4 38,65979381 -98,78844362 5 1 2 2,2655188 3,993610224 -2,977076511 4,4546648 10,15428178 -5,497198821 3 6,68151448 17,06484642 -12,08459215 4 4,41696113 9,404388715 -6,927126628 5 1 23,1684408 -32,3176362 349,5145631 2 3,12695435 -4,84496124 -21,41327623 10,4297177 18,94799653 443,5714316 3 4,9937578 -10,68376068 -37,03703704 4 123,6383442 1483,221477 5 1 25,1414205 4,191114837 -729,1666667 2 3,13283208 -0,854700855 -16,39344262 16,2924442 -27,54459803 -193,6268694 3 1,88323917 -7,25294651 -28,94736842 4 35,012285 -106,2618596 5

    Tabel 6. Laju uap pada tiap tray untuk sistem aseton-etanol-air percobaan 1.

    Laju uap Effisiensi Murphree Rata-rata (%) Run ( kg/s ) Aseton Ethanol Air

    1 0,2228 11,16778225 21,98607681 -19,64982 0,2084 3,355986803 13,48903788 -27,97683 0,1882 4,454664804 10,15428178 -5,49724 0,1761 10,42971766 18,94799653 443,57145 0,1575 16,29244419 -27,54459803 -193,627

    4. PEMBAHASAN

    Distilasi dengan menggunakan sistem etanol air hanya dapat mencapai konsentrasi maksimal 95%, karena pada konsentrasi ini terjadi azeotrop. Sebagaimana terlihat pada gambar 2, kesetimbangan uap-cair pada sistem etanol-air memiliki titik azeotrop dengan titik didih minimum pada konsentrasi 90%mol. Karena distilasi biasa tidak

    dapat menghasilkan komponen etanol dengan konsentrasi yang cukup tinggi.

    Titik didih normal etanol, air dan aseton adalah 78.4oC, 100 oC dan 56.4 oC. Dari ketiga komponen tersebut yang membentuk titik azeotrop hanyalah komponen etanol dan air saja. Antara etanol dan air membentuk azeotrop homogen dengan titik didih minimum pada suhu 75.55 oC, pada konsentrasi 90% mol etanol. Kompososi liquid pada titik azeotrop ini sama dengan komposisi uapnya

    Distilasi tiga komponen, etanol-air-aseton jika digambarkan dalam peta kurva residu seperti yang ditunjukkan pada gambar. Dalam gambar titik-titik tebal adalah titik azeotrop dan garis tipis adalah kurva residu. Dengan memperhatikan kurva residu tersebut dapat dilihat bahwa dengan tiga komponen aseton etanol air dalam komponen maka distilasi pada kolom tunggal jika jumlah tray cukup banyak maka kecenderungannya akan dihasilkan komponen aseton pada produk atas dan komponen air pada produk bawah, sedangkan etanol akan berada pada bagian pertengahan kolom.

    00,10,20,30,40,50,60,70,80,9

    1

    0 0,2 0,4 0,6 0,8 1

    Fraksi mol liquid

    Frak

    si m

    ol v

    apou

    r

    aseton

    air

    etanol

    Gambar 2. grafik kesetimbangan uap-cair pada

    sistem aceton-etanol -air

    aseton-etanol

    0

    0,1

    0,2

    0,3

    0,4

    0,5

    0,6

    0,7

    0,8

    0,9

    1

    0 0,1 0,2 0,3 0,4 0,5 0,6 0,7 0,8 0,9 1

    Fraksi mol aseton

    Frak

    si m

    ol e

    tano

    l

    Gambar 3. grafik kesetimbangan uap-cair pada

    sistem aseton-ethanol

  • Seminar Nasional TEKNOIN 2007 ISBN: 978-979-96964-5-8 Yogyakarta, 10 Nopember 2007

    A-62

    Aseton-etanol-air

    00,05

    0,10,15

    0,20,25

    0,30,35

    0,40,45

    0,50,55

    0,60,65

    0,70,75

    0,80,85

    0,90,95

    1

    0 0,05 0,1 0,15 0,2 0,25 0,3 0,35 0,4 0,45 0,5 0,55 0,6 0,65 0,7 0,75 0,8 0,85 0,9 0,95 1fraksi etanol

    fraks

    i ase

    ton

    Gambar 4. Peta kurva residu sistem aseton-etanol-air

    Dari percobaan yang dilakukan didapat hasil

    pengukuran konsentrasi aseton di tiap tray yang dapat digambarkan dalam grafik berikut:

    05

    101520253035404550

    0 1 2 3 4 5 6

    Letak tray

    frak

    si m

    ol A

    seto

    n (%

    )

    run 1

    run 2

    run 3

    run 4

    run 5

    Gambar 5. Data konsentrasi etanol pada tiap tray

    sistem aseton-air-ethanol pada percobaan 1

    05

    101520253035404550

    0 1 2 3 4 5 6

    Letak Tray

    Frak

    si m

    ol E

    than

    ol (%

    )

    run 1

    run 2

    run 3

    run 4

    run 5

    Gambar 6. Data konsentrasi di tiap tray pada sistem

    aseton-air-ethanol pada percobaan 1

    Dari pembacaan grafik diatas dapat diketahui bahwa, tren konsentrasi aseton terhadap letak tray akan cenderung mengalami penurunan, untuk tray semakin ke bawah. Hal ini terjadi dikarenakan titik didih aseton pada berbagai variasi komposisi memiliki titik didih yang berbeda-beda, titik didih aseton adalah yang terendah diantara ketiga

    komponen. Pengaruh ini terjadi karena interaksi antar molekul berbeda-beda untuk tiap komponen, hal ini terutama pada distilasi multi komponen. Perbedaan komposisi bahan yang cukup besar akan mengakibatkan perbedaan diffusivitas, interaksi diffusional, factor stripping dan lain-lain. Karena perbedaan komponen ini menyebabkan efisiensi dapat berbeda-beda dalam satu kolom distilasi.

    Sedangkan untuk pembacaan grafik diatas dapat diketahui bahwa, tren konsentrasi ethanol terhadap letak tray juga mengalami kecenderungan penurunan seperti halnya pada komponen aseton. Fenomena ini terjadi dikarenakan pada berbagai variasi komposisi memiliki titik didih yang berbeda-beda, terjadinya interaksi antar molekul pada tiap-tiap komponen mengakibatkan perbedaan diffusivitas sehingga sangat berpengaruh pada titik didihnya. Disamping itu titik didih etanol adalah berada diantara titik didih air dan aseton sehingga ada kecenderungan penurunan konsentrasi etanol untuk tray yang mendekati bawah dimana konsentrasi air yang mendominasi.

    0

    20

    40

    60

    80

    100

    120

    0 1 2 3 4 5 6

    Letak Tray

    Frak

    si m

    ol a

    ir (%

    )

    run 1

    run 2

    run 3

    run 4

    run 5

    Gambar 7. Data konsentrasi di tiap tray pada sistem

    aseton-air-ethanol pada percobaan 1

  • Seminar Nasional TEKNOIN 2007 ISBN: 978-979-96964-5-8 Yogyakarta, 10 Nopember 2007

    A-63

    Dari pembacaan grafik diatas dapat diketahui bahwa, tren konsentrasi air terhadap letak tray mengalami kecenderungan naik. Fenomena ini terjadi dikarenakan pada berbagai variasi komposisi memiliki titik didih yang berbeda-beda, terjadinya interaksi antar molekul pada tiap-tiap komponen mengakibatkan perbedaan diffusivitas sehingga sangat berpengaruh pada titik didihnya. Disamping itu titik didih air adalah yang paling tinggi diantara ketiga komponen lainnya (aseton-ethanol) sehingga ada kecenderungan konsentrasi naik untuk tray yang semakin ke bawah dimana konsentrasi air yang mendominasi, karena pada waktu bahan (aseton-ethanol-air) dimasukkan ke reboiler dan dilakukan pemanasan pada suhu tertentu itu komponen air yang menguapnya agak lama atau belakangan sehingga konsentrasi air yang lebih banyak untuk tray semakin ke bawah.

    Dari pengukuran konsentrasi tersebut maka dapat dihitung efisiensi di tiap tray, dimana efisiensinya dihitung sebagai efisiensi Murphree. Hasil perhitungan efisiensi untuk tiap tray dapat dilihat seperti pada grafik berikut: Pada percobaan 1 diperoleh grafik effisiensi:

    0

    5

    10

    15

    20

    25

    30

    35

    40

    15 20 25 30 35 40 45 50

    Fraksi mol aseton (%)

    Effis

    iens

    i (%

    )

    run 1

    run 2

    run 3

    run 4

    run 5

    Gambar 8. Data konsentrasi-effisiensi di tiap run

    untuk komponen aseton

    05

    10152025303540455055

    15 20 25 30 35 40 45

    Fraksi mol ethanol (%)

    Effi

    sien

    si (%

    )

    run 1run 2run 3run 4

    Gambar 9. Data konsentrasi-effisiensi di tiap run

    untuk komponen ethanol

    -900

    -700

    -500

    -300

    -100

    100

    300

    500

    0 20 40 60 80 100

    Fraksi mol air (%)

    effis

    iens

    i (%

    )

    run 1run 2run 3run 4run 5

    Gambar 10. Data konsentrasi-effisiensi di tiap run

    untuk komponen air

    Pada pembacaan grafik diatas untuk komponen aseton diketahui bahwa konsentrasi aseton dari 0 % sampai 45% mengalami kecenderungan effisiensinya naik, setelah melewati konsentrasi 45% effisiensinya mengalami penurunan, sedangkan untuk komponen ethanol pada konsentrasi 10% sampai 35% mengalami kenaikan effisiensi, tetapi setelah konsentrasi diatas 35% mengalami penurunan effisiensi dan komponen air pada konsentrasi kurang lebih 45% sampai 100% mengalami kenaikkan tetapi setelah melewati 100% mengalami penurunan effisiensi, terjadinya fenomena seperti diatas dikarenakan pada kondisi ini konsentrasi komponen air dalam larutan masih sangat tinggi hal ini menyebabkan tegangan permukaan larutan juga tinggi, jika suatu larutan memiliki tegangan permukaan yang tinggi menyebabkan uap akan kesulitan dalam penetrasi kepermukaan larutan sehingga transfer massa pun menjadi terhambat. Setelah destilasi berlangsung dalam kurun waktu tertentu konsentrasi dalam larutan pun akan berubah.

    Perpindahan massa dalam proses destilasi akan berpengaruh pada densitas dari destilat pada tiap-tiap tray yang dihasilkan, hal ini akan berpengaruh dalam perhitungan effisiensi tray.

    Hubungan antara laju uap dengan effisiensi tray dapat dilihat dari grafik berikut:

    0

    50

    100

    150

    200

    250

    0 0,05 0,1 0,15 0,2 0,25 0,3 0,35 0,4 0,45 0,5 0,55 0,6

    Laju uap (kg/s)

    Effis

    iens

    i ave

    rage

    ace

    ton

    (%)

    Percobaan 1

    Percobaan 2

    percobaan 3

    Gambar 11. Hubungan laju uap terhadap efisiensi

    tray untuk komponen aseton

    0

    10

    20

    30

    40

    50

    60

    0 0,1 0,2 0,3 0,4 0,5 0,6

    Laju uap (kg/s)

    Effi

    sien

    si a

    vera

    ge e

    than

    ol (%

    )

    Percobaan 1

    Percobaan 2

    Percobaan 3

    Gambar 12. Hubungan laju uap terhadap efisiensi

    tray untuk komponen ethanol

    Untuk sistem aseton-etanol-air factor uap yang dinyatakan dalam bentuk laju uap (kg/s) berpengaruh terhadap efisiensi, seperti terlihat pada grafik diatas pada laju uap di bawah 0.22 (kg/s), efisiensi cenderung menurun, sedangkan pada laju uap di atas 0.22 (kg/m) efisiensi cenderung naik, terjadinya perbedaan effisiensi oleh factor laju uap

  • Seminar Nasional TEKNOIN 2007 ISBN: 978-979-96964-5-8 Yogyakarta, 10 Nopember 2007

    A-64

    disebabkan karena adanya pengaruh komponen penyusun destilasi itu sendiri. Umumnya dengan meningkatnya laju uap maka akan meningkatkan perpindahan massa, tetapi menurunkan waktu kontak antara uap dan liquid. Efek yang berlawanan ini akan menyebabkan efisiensi hampir konstan pada operasi normal. Sampai pada kecepatan uap yang lebih rendah akan terjadi tiris(weeping) yang menyebabkan efisiensi turun sangat jauh. Pada kecepatan yang terlalu tinggi juga akan menyebabkan turunnya efisiensi karena adanya entrainment.

    Sedangkan untuk mengetahui hubungan antara letak tray dengan effisiensi dapat dilihat dalam grafik dibawah ini:

    0

    20

    40

    60

    80

    100

    120

    0 1 2 3 4 5 6

    Letak Tray

    Effis

    iens

    i Ase

    ton

    (%)

    Percobaan 1

    Percobaan 2

    Percobaan 3

    Gambar 13. Hubungan letak tray terhadap efisiensi

    tray untuk komponen aseton

    0102030405060708090

    100

    0 1 2 3 4 5 6

    Letak Tray

    Effis

    iens

    i Eta

    nol (

    %)

    percobaan 1

    percobaan 2

    percobaan 3

    Gambar 14. Hubungan letak tray terhadap efisiensi

    tray untuk komponen air

    Dari data yang ditampilkan dari percobaan yang telah dilakukan dapat diketahui bahwa effisiensi tray baik pada effisiensi aseton,etanol maupun air mempunyai nilai effisiensi yang hampir sama. Hal ini dapat dinyatakan bahwa unjuk kerja sieve tray optimal, dengan indikator nilai effisiensi pada tiap-tiap traynya adalah mendekati konstan. 5. KESIMPULAN

    Dari serangkaian percobaan yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan: 1. Pada destilasi yang melibatkan beberapa

    komponen (multi komponen) nilai effisiensi sangat dipengaruhi oleh faktor komposisi dari masing-masing komponen, dan faktor lain yang berpengaruh terhadap effisiensi adalah laju uapnya

    2. Letak tray kurang begitu berpengaruh terhadap effisiensi tray. Nilai effisiensi yang diperoleh pada setiap traynya mendekati konstan.

    3. Effisiensi pada percobaan ini adalah 5% - 95% dengan kecenderungan naik dengan meningkatnya konsentrasi aseton, ethanol maupun air serta effisiensinya juga akan naik dengan bertambahnya laju uap.

    PUSTAKA [1] McCabe,WL, Smith,JC, Harriot, 1993, Unit

    Operations of Chemical Engineering, 6th ed , McGraw-Hill, New York

    [2] Antonio Garcia, James R Fair, 2000, A Fundamental model for the prediction of distillation tray efficiency, Ind Eng Chem Res, Vol 39. p 1809 - 1824

    [3] Bennett, DL , Grimm, HJ, 1991, Eddy diffusivity for Distillation Sieve Trays, AIChE Journal , vol 37 p 589

    [4] Bennet, DL , Agrawal, R , Cook, PJ , 1983, New Pressure Drop Correlation for Sieve Tray Distillation Column, AIChe Journal, vol 29 p 434

    [5] Bennett, DL , Watson, DN , Wiescinski, MA , 1997, New Correllations for Sieve Tray Point Efficiency, AIChE Journal, vol 43 p 1611

    [6] Chen,Guang X, Chuang,Karl T, 1993, Prediction of Point Efficiency for Sieve trays in Distillation, Ind Eng Chem Res, Vol 32. p 701-708,

    [7] Dribika, MM, Biddulph, MW, 1987, Surface Tension Effects on a Large Rectangular Tray with Small Diameter Holes, Ind Eng Chem Res, Vol 26. p 1489,.

    [8] Kalbassi,MA, Biddulph,MW, 1987, A Modified Oldershaw Column for Distillation Efficiency Measurements, Ind Eng Chem Res, Vol 26. p 1127-1132,.

    [9] Klemola, KT, Ilmw, JK 1996, Distillation efficiencies of an industrial scale i-Butane/n-butane Fractionator, Ind Eng Chem Res, Vol 25 p 4579

    [10] Lopez,Francisco, Castells Francesc, 1999, Influence of Tray Geometry on Scaling Up Distillation Efficiency from Laboratory Data, Ind Eng Chem Res, Vol 38. p 2747-2753.

    [11] Yang, N.S., Chuang, K.T., Afacan, A., 2003, Improving the Efficiency and Capacity of Methanol-Water Distillation Trays, Ind Eng Chem Res, Vol 42. p 6601 6606.