EFEKTIVITAS TERAPI MUSIK INSTRUMENTAL GITAR DALAM ... · Ibuku, Ibu Maria Magdalena Siti Satsini...
Transcript of EFEKTIVITAS TERAPI MUSIK INSTRUMENTAL GITAR DALAM ... · Ibuku, Ibu Maria Magdalena Siti Satsini...
i
EFEKTIVITAS TERAPI MUSIK INSTRUMENTAL GITAR DALAM
MENURUNKAN KECEMASAN MATEMATIKA BAGI SISWA KELAS VIII A
SMP PANGUDI LUHUR 1 KLATEN PADA MATERI SISTEM PERSAMAAN
LINIER DUA VARIABEL
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Matematika
Oleh:
Christina Susi Rahayu
NIM : 111414014
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA
JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN
ALAM
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2016
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iv
MOTTO :
“Musik akan membawamu ke alam surgawi, tempat iring-iringan malaikat menyambut
kedatanganmu, merangkulmu, dan memberimu kedamaian serta kesehatan.”
-D. Joseph-
“Que Bene cantat bis orat”
Bernyanyi dengan baik sama dengan berdoa dua kali
“Pertolongan-Mu, begitu ajaib. Kau tlah memikat hatiku.
Di saat aku tak sanggup lagi, di situ tangan-Mu bekerja”
-Citra Scolastika, Pertolongan-Mu-
“Pengorbananmu, Ayah dan Bunda tercinta, tiada ‘kan pernah terbalaskan,
hanya seuntai kata, TERIMAKASIHKU”
-Marsia, Terima kasihku-
My life, my adventure
Life with God is a wonderful adventure.
So, God is Wonderful!
-Christina Susi-
“Sakehing prekara bisa daksangga srana kekuwatan sing diparengake dening Sang Kristus
marang aku”
-Filipi 4 : 13-
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
v
HALAMAN PERSEMBAHAN
Karya sederhanaku ini aku persembahkan untuk:
Allah Tritunggal Mahakudus, Bapa, Putra, dan Roh Kudus,
Bunda Maria,
Keluargaku tercinta:
Ibuku, Ibu Maria Magdalena Siti Satsini
sang malaikat tak bersayap yang sedang mengambil sayapnya di surga.
Bapakku Antonius Sudarsono, Ibu Anastasia Yanti Purwani,
Kakakku semata wayang, Sony Christian Sudarsono,
Dan semua saudara-saudari sanak keluarga
yang selalu mendoakan dan mendukungku dalam bentuk apapun.
Teman-teman dan komunitas:
Teman-teman Pendidikan Matematika USD angkatan 2011
Keluarga Besar Pendidikan Matematika USD
Keluarga Besar PSM Cantus Firmus USDdan Pak Mbong
Rider Voice
SMP Pangudi Luhur 1 Klaten dan anak-anak 8_awesome class
Keluarga KKN 12 Sunar’s Family
OMK St. Sylvester Paroki Wedi
Dan semua komunitas dan pihak-pihak yang saya kenal dan pernah merasakan
kebersamaan.
*SELURUH HIDUP KITA BAGI ALLAH DAN SESAMA*
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vi
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak
memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan
dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.
Yogyakarta, 28 April 2016
Penulis
Christina Susi Rahayu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vii
PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK
KEPENTINGAN AKADEMIS
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma:
Nama : Christina Susi Rahayu
NIM : 111414014
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan
Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul Efektivitas Terapi Musik
Instrumental Gitar Dalam Menurunkan Kecemasan Matematika Bagi Siswa Kelas
VIII A SMP Pangudi Luhur 1 Klaten Pada Materi Sistem Persamaan Linier Dua
Variabel.
Dengan demikian, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata
Dharma hak menyimpan, mengalihkan dalam bentuk lain, mengelolanya dalam bentuk
pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas dan mempublikasikan di internet atau
media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta izin dari saya maupun
memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.
Dibuat di Yogyakarta
Pada tanggal 28 April 2016
Yang menyatakan,
Christina Susi Rahayu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
viii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan berkat dan rahmat-nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang
berjudul Efektivitas Terapi Musik Instrumental Gitar dalam Menurunkan Kecemasan
Matematika bagi Siswa Kelas VIII A SMP Pangudi Luhur 1 Klaten pada Materi Sistem
Persamaan Linier Dua Variabel.
Penulisan skripsi ini merupakan salah satu syarat mendapatkan gelar sarjana
pendidikan Program Studi Pendidikan Matematika, Jurusan Pendidikan Matematika dan
Ilmu Pengetahuan Alam, Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata
Dharma, Yogyakarta. Skripsi ini dapat disusun dengan baik atas dukungan dan bantuan
dari berbagai pihak, maka penulis ingin mengucapkan terima kasih dengan penuh
ketulusan kepada pihak-pihak yang menjadi perpanjangan Tangan Tuhan berikut :
1. Bapak Dominikus Arif Budi Prasetyo, M.Si. selaku dosen pembimbing penulis dalam
menyusun skripsi ini. Beliau memberikan banyak inspirasi, masukan, dan pesan-pesan
yang berguna dalam menyusun skripsi ini.
2. Bapak Rohandi, Ph.D. selaku Dekan Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan.
3. Bapak Dr. Hongky Julie, S.Pd., M.Si. selaku Ketua Program Studi Pendidikan
Matematika.
4. Dosen penguji Bapak Dr. Marcellinus Andy Rudhito, S. Pd dan Ibu C. Novella
Krisnamurti, M. Sc atas saran yang diberikan.
5. Bruder Antonius Hardianto, FIC. selaku Kepala SMP Pangudi Luhur 1 Klaten yang
telah memberikan izin untuk melakukan penelitian.
6. Bapak Yustinus Suranto, S.Pd. selaku guru matapelajaran matematika kelas VIII yang
telah memberikan kesempatan dan bantuan dalam melaksanakan penelitian.
7. Dosen dan seluruh karyawan di Jurusan Pendidikan Matematika Dan Ilmu
Pengetahuan Alam yang telah membimbing dan membantu penulis selama belajar di
Universitas Sanata Dharma.
8. Orang tua tercinta, Ibu Maria Magdalena Siti Satsini (†), Bapak Antonius Sudarsono,
Ibu Anastasia Yanti Purwani yang telah membiayai, selalu mendoakan penulis dan
memberikan semangat serta dukungan kepada penulis.
9. Kakak Sony Christian Sudarsono yang telah memberikan bantuan, dukungan dan doa
kepada penulis.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ix
10. Keluarga, sanak saudara, sepupu dan keponakan atas perhatian dan doa kepada
penulis.
11. Teman-teman penulis dalam komunitas PSM CF USD (Pak mBong, Yanti, Tika,
Danang, Iyok, Paul), Rider Voice (Mas Yogis, Mbak Nita, Mbak Uli, Mbak Lintang,
Mas Louis, Mas Paul, Mbak Fanny, Mas Satya, Fera, Adit, Detha, Novi), OMK St.
Sylvester Paroki Wedi (Shinta, Putri, Septi, Sava, Bang Bend, Mas Marten, Dicky,
Mas Hore), teman-teman Pendidikan Matematika Angkatan 2011 dan semua teman-
teman penulis yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu, yang telah memberikan
warna dan keceriaan kepada penulis sehingga penulis selalu semangat dalam
menyusun skripsi ini.
Saran dan masukan sangat penulis harapkan, semoga karya sederhana ini
bermanfaat bagi pembacanya. Tuhan memberkati.
Yogyakarta, 28 April 2016
Penulis
Christina Susi Rahayu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
x
ABSTRAK
Christina Susi Rahayu, 111414014. 2016. Efektivitas Terapi Musik
Instrumental Gitar dalam Menurunkan Kecemasan Matematika Bagi Siswa Kelas
VIII A SMP Pangudi Luhur 1 Klaten Pada Materi Sistem Persamaan Linier Dua
Variabel. Skripsi. Program Studi Pendidikan Matematika, Jurusan Pendidikan
Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam, Fakultas Keguruan Dan Ilmu
Pendidikan, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisa keefektifan Musik
Instrumental Gitar dalam mengurangi kecemasan matematika siswa kelas VIII SMP
Pangudi Luhur 1 Klaten Pada Materi Sistem Persamaan Linier Dua Variabel.
Subjek penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIII A
SMP Pangudi Luhur 1 Klaten Tahun Ajaran 2015/2016 sebanyak 38 siswa. Jenis
penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif kualitatif-
kuantitatif. Data yang dibutuhkan dalam penelitian ini adalah data kecemasan matematika
dan data hasil belajar siswa. Data hasil belajar siswa diperoleh melalui tes tertulis dan
data kecemasan matematika diperoleh dari pengisian angket (kuesioner). Data prestasi
belajar siswa akan dianalisis dengan membandingkan banyak siswa yang tuntas dan tidak
tuntas Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM). Analisis kuesioner dilakukan dengan
menghitung skor total dan kriteria kecemasan matematika dari masing-masing siswa.
Data dari hasil wawancara siswa, observasi, dan dokumentasi kegiatan pembelajaran akan
dideskripsikan dan dianalisis secara kualitatif yang digunakan untuk memperkuat hasil
kuesioner kecemasan matematika siswa.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) Penggunaan terapi musik instrumental
gitar efektif ditinjau dari data kuesioner kecemasan matematika. Sebanyak 4 siswa
mengalami kenaikan kecemasan matematika, 1 siswa tidak mengalami kenaikan maupun
penurunan dan 31 siswa mengalami penurunan kecemasan matematika. (2) Penggunaan
terapi musik instrumental gitar belum efektif ditinjau dari prestasi belajar siswa.
Presentase ketuntasan siswa adalah 36,11%, hasil ini tidak optimal karena dari 36 siswa
yang mengikuti ulangan harian hanya 13 siswa yang tuntas KKM.
Kata kunci : Hasil belajar; Sistem Persamaan Linier Dua Variabel; Terapi Musik
Instrumental Gitar; Kecemasan Matematika.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xi
ABSTRACT
Christina Susi Rahayu, 111414014. 2016. The effectiveness of guitar
instrumental music therapy in reducing math anxiety for Students in class VIII A SMP
Pangudi Luhur 1 Klaten on the subject system of linear equations of two variables.
Thesis. Mathematics Education Study Program, Matematics Education and Science
Study Program, Faculty of Teacher Training and Education, Sanata Dharma
University, Yogyakarta
This study aimed to determine the effetiveness of guitars’ instrumental music
therapy in reducing math anxiety towards students in grade VIII A of SMP Pangudi
Luhur 1 Klaten on the subject system of linear equations of two variables.
The subject for this study are the 38’s students in grade VIII A of SMP Pangudi
Luhur 1 Klaten 2015/2016. This study was conducted with quantitative-qualitative
descriptive technique. The data needed were students’ math anxiety and their result of the
learning process (evaluation). The result of students’ achievement in learning process
gained from the result of written test.While their math anxiety data were acquired from
questionnaires. The analysis of students’ learning results has done by comparing the
quantity of students who successfully passed the Minimum Requirement Criteria (MRC-
KKM) with those who did not pass. The analysis in questionnaire has done by counting
the total score and the criteria of math anxiety of each students. The datafrom the result
ofstudents’ interview, observation and documentation of learning activity will described
and analyzed qualitatively that used to strengthen the questionnaire result of students’
math anxiety.
The result showed that: (1) The use of guitars’ instrumental music therapy is
effective to reduce the math anxiety, considered from the questionnaire data of math
anxiety. There were 4 students who got increasing of their math anxiety, only 1 student
who got neither increasingnor descending of the math anxiety, and there were 31 students
who gotdescending of their math anxiety. (2) The use of guitars’ instrumental music
therapy is ineffective considered from the students’ achievement. The percentage of the
students’ completenesson passed the grade was 36,11%. This result is not optimal
sincethere were 36 students that join the final test, there were only 13 students who could
pass the Minimum Requirement Criteria (MRC-KKM).
Keywords: Students’ learning achievement;linearequations system of two
variables; guitars’ instrumental music therapy; math anxiety.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ............................................................................................................... i
HALAMAN PENGESAHAN PEMBIMBING ....................................................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN PENGUJI ................................................................................ iii
MOTTO ................................................................................................................................... iv
HALAMAN PERSEMBAHAN .............................................................................................. v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA .................................................................................. vi
PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK
KEPENTINGAN AKADEMIS ........................................................................................ vii
KATA PENGANTAR ............................................................................................................. viii
ABSTRAK ............................................................................................................................... x
ABSTRACT .............................................................................................................................. xi
DAFTAR ISI ............................................................................................................................ xii
DAFTAR TABEL .................................................................................................................... xv
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................................................ xvii
BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................................ 1
A. Latar Belakang Masalah .......................................................................................... 1
B. Identifikasi Masalah ................................................................................................ 6
C. Pembatasan Masalah ............................................................................................... 6
D. Rumusan Masalah ................................................................................................... 7
E. Tujuan Penelitian ..................................................................................................... 7
F. Batasan Istilah .......................................................................................................... 7
G. Manfaat Penelitian................................................................................................... 9
H. Sistematika Penulisan .............................................................................................. 10
BAB II LANDASAN TEORI .................................................................................................. 12
A. Terapi Musik ........................................................................................................... 12
B. Terapi Musik Instrumental ...................................................................................... 14
C. Rancangan Terapi Musik Terhadap Fungsi Otak .................................................... 15
D. Efek Musik Sebagai Terapi ..................................................................................... 18
E. Pengertian Kecemasan ............................................................................................. 19
F. Kecemasan Matematika ........................................................................................... 21
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiii
G. Sistem Persamaan Linier Dua Variabel .................................................................. 25
H. Kerangka Berpikir ................................................................................................... 32
I. Hipotesis Penelitian ................................................................................................. 32
BAB III METODE PENELITIAN .......................................................................................... 34
A. Jenis Penelitian ........................................................................................................ 34
B. Tempat dan Waktu Penelitian ................................................................................. 34
C. Subjek Penelitian ..................................................................................................... 35
D. Rumusan Variabel ................................................................................................... 35
E. Bentuk Data ............................................................................................................. 36
1. Data Kecemasan Matematika Siswa ................................................................... 36
2. Data Hasil Belajar Siswa ..................................................................................... 36
F. Metode Pengumpulan Data ...................................................................................... 37
1. Metode Kuesioner ............................................................................................... 36
2. Metode Tes .......................................................................................................... 38
3. Metode Wawancara ............................................................................................. 39
G. Instrumen Penelitian ................................................................................................ 40
H. Metode Analisis Data .............................................................................................. 43
1. Analisis Kuesioner Kecemasan Matematika Siswa ............................................ 43
2. Analisis Hasil Belajar Siswa ............................................................................... 43
3. Metode Wawancara Kecemasan Matematika Siswa ........................................... 48
I. Prosedur Pelaksanaan Penelitian .............................................................................. 48
1. Persiapan Penelitian ............................................................................................ 48
2. Pelaksanaan Penelitian ........................................................................................ 49
BAB IV PELAKSANAAN, HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN ......................... 51
A. Deskripsi Persiapan dan Pelaksanaan Penelitian .................................................... 51
1. Persiapan Penelitian ............................................................................................ 51
2. Pelaksanaan Penelitian ........................................................................................ 51
B. Data Penelitian......................................................................................................... 59
1. Data Kuesioner Kecemasan Matematika ............................................................ 59
2. Hasil Belajar Siswa ............................................................................................. 63
3. Data Wawancara.................................................................................................. 65
C. Pembahasan Penelitian ............................................................................................ 80
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiv
D. Kelebihan dan Keterbatasan Penelitian .................................................................. 82
BAB V PENUTUP .................................................................................................................. 84
A. Kesimpulan ............................................................................................................. 84
B. Saran ....................................................................................................................... 85
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................................. 87
LAMPIRAN ............................................................................................................................. 89
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xv
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 3.1 Rencana Pelaksanaan Penelitian .............................................................................. 34
Tabel 3.2 Kisi-kisi Kuesioner Kecemasan Matematika Sebelum Pembelajaran Matematika
dengan Terapi Musik Instrumental Gitar ............................................................... 41
Tabel 3.3 Kisi-kisi Kuesioner Kecemasan Matematika Setelah Pembelajaran Matematika
dengan Terapi Musik Instrumental Gitar ............................................................... 42
Tabel 3.4 Penskoran Pernyataan Positif dan Negatif .............................................................. 44
Tabel 3.5 Kriteria Kecemasan Matematika Berdasarkan Total Skor (TX) untuk Analisis
Kuesioner sebelum Pembelajaran Matematika dengan Terapi Musik Instrumental
Gitar ......................................................................................................................... 45
Tabel 3.6 Kriteria Kecemasan Matematika Berdasarkan Skala 100 untuk Analisis
Kuesioner sebelum Pembelajaran Matematika dengan Terapi Musik Instrumental
Gitar ......................................................................................................................... 46
Tabel 3.7 Kriteria Kecemasan Matematika Berdasarkan Total Skor (TX) untuk Analisis
Kuesioner setelah Pembelajaran Matematika dengan Terapi Musik Instrumental
Gitar ......................................................................................................................... 47
Tabel 3.8 Kriteria Kecemasan Matematika Berdasarkan Skala 100 untuk Analisis
Kuesioner setelah Pembelajaran Matematika dengan Terapi Musik Instrumental
Gitar ......................................................................................................................... 48
Tabel 4.1 Rangkuman Pelaksanaan Pembelajaran................................................................... 52
Tabel 4.2 Kriteria Kecemasan Matematika Berdasarkan Skala 100 untuk Analisis
Kuesioner setelah Pembelajaran Matematika dengan Terapi Musik Instrumental
Gitar ...................................................................................................................... 59
Tabel 4.3 Hasil Analisis Kecemasan Matematika Sebelum dan Setelah
Terapi Musik Instrumental Gitar ............................................................................ 60
Tabel 4.4 Hasil Kuesioner Kecemasan Matematika Sebelum dan Setelah Terapi
Musik Instrumental Gitar ........................................................................................ 60
Tabel 4.5 Rekapitulasi dan Hasil Kuesioner Kecemasan Matematika .................................. 62
Tabel 4.6 Data Hasil Rata-rata Kuesioner Sebelum dan Setelah Terapi Musik
Instrumental Gitar ................................................................................................... 63
Tabel 4.7 Hasil Tes Akhir VIII A ............................................................................................ 64
Tabel 4.8 Rangkuman Hasil Wawancara Kecemasan Matematika Siswa Setelah Terapi Musik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvi
Instrumental Gitar.................................................................................................... 77
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvii
DAFTAR LAMPIRAN
LAMPIRAN A
Lampiran A.1 RPP ....................................................................................................... 89
Lampiran A. Soal Tes Tertulis ..................................................................................... 103
Lampiran A. 3 Pedoman Wawancara........................................................................... 104
LAMPIRAN B
Lampiran B.1 Analisis Kuesioner Sebelum Terapi ..................................................... 105
Lampiran B. 2 Analisis Kuesioner Setelah Terapi ....................................................... 108
LAMPIRAN C
Lampiran C. 1 Kuesioner Sebelum Terapi .................................................................. 109
Lampiran C. 2 Kuesioner Setelah Terapi ..................................................................... 121
Lampiran C. 3 Lembar Jawab Tes Tertulis .................................................................. 137
Lampiran C. 4 Surat Izin Penelitian ............................................................................. 141
Lampiran C. 5 Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian.................................... 142
Lampiran C. 6 Dokumentasi Penelitian ....................................................................... 143
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Musik sangat berpengaruh dalam kehidupan apalagi selain dapat
didengarkan, dimainkan, dan dipentaskan juga dapat dipelajari secara
ilmiah. Musik memiliki dimensi kreatif selain bagian-bagian yang identik
dengan proses belajar secara umum. Sebagai contoh, dalam musik terdapat
analogi melalui persepsi, visual, auditori, antisipasi, induktif-deduktif,
memori, konsentrasi dan logika. Ketika seseorang mendengarkan atau
terlibat dalam musik yang membuat perasaan senang, rileks, kontemplatif,
tubuhnya akan mendapat efek relaksasi yang mendalam seperti tidur
nyenyak, mandi air hangat, dan menurunkan tingkat stres secara
keseluruhan.
Musik dipercaya memiliki banyak keunggulan yakni dapat
menstimuli respon rilaksasi, motivasi atau pikiran, imajinasi, dan memori,
juga membantu anak untuk mengambangkan intelektual, emosi, motor, dan
ketrampilan sosial. Mendengarkan musik bukan hanya untuk membuat kita
senang. Mendengarkan musik dapat mengembangkan ketrampilan kognisi,
seperti memori dan konsentrasi. Penggunaan musik sebagai terapi
sebenarnya telah digunakan manusia sejak zaman Yunani kuno. Dalam
masyarakat Yunani kuno, musik dikenal memiliki kekuatan khusus mampu
melampaui pikiran, emosi, dan kesehatan fisik, mengobati gangguan mental,
dan mengembangkan karakter tertentu. Orang-orang terkenal zaman Yunani
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
seperti, Aristoteles menghargai musik sebagai katarsis emosi; Plato
menyebut musik sebagai obat jiwa; dan Caelius Aurelianus yang
menggunakan musik untuk melawan gangguan-gangguan kejiwaan (Djohan
2006)
Terapi musik mempunyai tujuan untuk membantu mengekspresikan
perasaan, membantu rehabilitasi fisik, memberi pengaruh positif terhadap
kondisi suasana hati dan emosi meningkatkan memori, serta menyediakan
kesempatan yang unik untuk berinteraksi dan membangun kedekatan
emosional dan mulai diterapkan pada masa Perang Dunia I, ketika itu musik
masih digunakan di rumah sakit bagi veteran perang hanya sebatas media
untuk menyembuhkan gangguan trauma.
Terapi musik juga diharapkan dapat membantu mengatasi stress,
mencegah penyakit dan meringankan rasa sakit (Djohan 2006). Dalam
dunia kesehatan, terapi musik juga sangat efektif untuk penurunan
intensitas nyeri pada Pasien Post Operasi (Purwanto 2012). Terapi musik
juga dapat menurunkan tingkat kecemasan pasien pra operasi (Faradisi
2012). Terapi musik merupakan intervensi alami non invasif yang dapat
diterapkan secara sederhana tidak selalu membutuhkan kehadiran ahli
terapi, harga terjangkau dan tidak menimbulkan efek samping (Samuel
2007). Banyak jenis musik yang dapat digunakan untuk terapi, diantaranya
musik klasik, instrumental, jazz, dangdut, pop rock, dan keroncong. Salah
satu diantaranya adalah musik instrumental yang bermanfaat menjadikan
badan, pikiran, dan mental menjadi lebih sehat. Semakin banyak hasil riset
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
mengenai efek musik instrumental terhadap kesehatan dan kesegaran fisik.
Musik instrumental dan terapi relaksasi telah banyak digunakan secara
bersamaan guna menurunkan detak jantung dan menormalkan tekanan darah
terhadap seseorang yang menderita serangan jantung (Djohan 2006).
Musik sebagai sarana pendidikan tentu saja akan sangat baik.
Banyak penelitian yang membuktikan bahwa musik memberikan banyak
manfaat kepada manusia, antara lain merangsang pikiran, memperbaiki
konsentrasi dan ingatan, meningkatkan aspek kognitif, dan membangun
kecerdasan emosional, menyeimbangkan fungsi otak kanan dan otak kiri
sehingga menyebabkan aspek intelektual dan emosional. Musik juga dapat
membantu anak-anak dalam perkembangannya, tentu saja musik yang baik
untuk anak-anak adalah contoh lagu alpabet, 1 + 1 dan lain-lain. Dimana
anak akan merangsang otaknya agar mengetahui isi dari lagu itu tersebut
dan membantu mereka di dalam pelajaran untuk pendidikannya. Dengan
demikian, tidaklah berlebihan bila musik dikatakan sebagai pendidikan
humanis. Itulah sebabnya siswa yanng terbiasa mendapatkan pendidikan
musik akan tumbuh menjadi manusia yang berpikiran logis, cerdas, kreatif,
mampu mengambil keputusan, serta mempunyai empati (Imam Musbikin
2009).
Kondisi sekarang ini dalam kenyataannya diantara matapelajaran-
matapelajaran yang lainnya matapelajaran matematika merupakan
matapelajaran yang dijadikan momok diantara matapelajaran yang lain. Dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
kondisi pemikiran semacam itu merupakan kondisi yang sudah menyeluruh
diberikan siswa-siswi mulai dahulu sampai sekarang.
Berdasarkan observasi di SMP Pangudi Luhur 1 Klaten dengan
mengambil subjek penelitian yaitu kelas VIII A, peneliti menemukan
permasalahan kurangnya antusias siswa-siswi dalam mengikuti
pembelajaran. Peneliti mengamati bahwa di awal kegiatan pembelajaran
sebagian besar siswa masih antusias dan memperhatikan penjelasan guru,
namun ketika pertengahan hingga akhir pelajaran terdapat banyak siswa-
siswi yang sudah tidak antusias mengikuti pelajaran. Terdapat beberapa
siswa yang melamun, tidak lagi memperhatikan penjelasan guru, dan tidak
antusias untuk mengerjakan soal latihan. Ada juga yang mulai mengalihkan
perhatiannya dengan bercerita dan mengganggu temannya ketika ia sudah
mulai merasa bosan.
Peneliti menemukan bahwa siswa-siswi masih kurang percaya diri
ketika diminta menulis jawaban di papan tulis dan kemudian menjelaskan
kepada teman yang lain, serta masih kurang aktif menanggapi penjelasan
dari temannya.Sebagian besar siswa-siswi terlihat gelisah dan perlu diminta
berulang-ulang untuk maju mengerjakan soal latihan yang diberikan
sehingga cukup memakan waktu. Ketika observasi, ditemukan pula siswa
yang mempunyai pengalaman masa lalu yang kurang baik mengenai
pembelajaran matematika baik dengan guru ataupun metapelajaran
matematika itu sendiri.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
Peneliti juga menemukan lingkungan belajar yang kurang kondusif
di kelas. Suara-suara dari luar kelas juga mengganggu siswa-siswi dalam
berkonsentrasi dan mengambil alih perhatian siswa. Ketika siswa diberi
kesempatan mengemukakan pendapat, pelajaran matematika baginya adalah
pelajaran yang sulit dan kurang menyenangkan, karena cara penyampaian
materi yang dilakukan oleh guru pun sedikit monoton dan konvensional
sehingga kurang menarik minat siswa. Semua faktor tersebut membuat nilai
atau hasil belajar siswa-siswi menjadi kurang maksimal.
Timbul pertanyaan mengenai permasalahan atau alasan terjadinya
fenomena di atas. Sebenarnya permasalahan dapat datang dari berbagai
macam alasan, salah satunya adalah kecemasan. Salah satu contohnya
adalah siswa-siswi terlihat gelisah dan mulai tidak antusias dalam
pembelajaran. Hurlock (2000) mengemukakan bahwa rasa cemas
merupakan keadaan mental yang tidak enak berkenaan dengan sakit yang
mengancam atau yang dibayangkan. Menurut Drajat (1995), kecemasan
merupakan perasaan yang tidak menentu, panik, takut tanpa mengetahui
sesuatu yang ditakutkan dan tidak dapat menghilangkan perasaan gelisah
serta mencemaskan tersebut. Reaksi cemas sebenarnya wajar bila
disebabkan oleh keadaan yang menimbulkan stres yang jelas (Supratiknya,
1995). Kecemasan yang berlebihan akan memberikan dampak yang tidak
baik untuk seseorang, salah satunya menurunnya prestasi.
Dalam beberapa dasawarsa terakhir, banyak sekali penelitian yang
telah dilakukan terhadap bagaimana cara yang memungkinkan bunyi, irama,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
dan musik meningkatkan mutu hidup kita. Penelitian serupa sebelumnya
dilakukan oleh Devi Winja dan Faridah Ainur (2011) dengan menggunakan
musik klasik yang efektif untuk menurunkan kecemasan matematika.
Berdasarkan penjelasan di atas, peneliti tertarik untuk meneliti apakah terapi
musik instrumental gitar dapat efektif sebagai sarana untuk menurunkan
kecemasan mempelajari matematika (Anxiety) pada siswa kelas VIII A pada
materi SPLDV?
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang di atas, muncul beberapa permasalahan
yang dapat diidentifikasi sebagai berikut :
1. Kurangnya antusias siswa untuk belajar matematika.
2. Siswa menganggap matematika itu pelajaran yang sulit.
3. Siswa menganggap pelajaran matematika kurang menyenangkan.
4. Hasil belajar/nilai yang diperoleh siswa belum maksimal.
5. Siswa mempunyai pengalaman masa lalu yang kurang baik dengan
matematika.
6. Cara penyampaian materi yang dilakukan oleh guru sedikit monoton
dan konvensional sehingga kurang menarik minat siswa.
7. Siswa cemas ketika mempelajari dan mengerjakan soal matematika.
8. Pembelajaran matematika yang dilakukan guru kurang memperhatikan
faktor lingkungan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
C. Pembatasan Masalah
Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah yang telah diuraikan di
atas, peneliti menentukan beberapa batasan masalah. Berikut batasan masalah
tersebut, antara lain :
1. Pokok bahasan materi ajar dalam penelitian adalah sistem persamaan
linier dua variabel.
2. Subjek penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah siswa
kelas VIII A SMP Pangudi Luhur 1 Klaten Tahun Ajaran 2015/2016
sebanyak 38 siswa.
3. Penelitian ini hanya membahas mengenai efektivitas terapi musik
instrumental gitar sebagai pengiring kegiatan pembelajaran
matematika untuk mengurangi kecemasan matematika.
4. Musik instrumental yang digunakan dalam terapi musik ini adalah
musik instrumental untuk meditasi, yakni Instrumental Guitar Music
Meditation, Relaxation, Yoga, Work, Sleep, Stress, Mind (High
Definition)
D. Rumusan Masalah
Rumusan masalah pada penelitian ini adalah :
1. Apakah terapi musik instrumental gitar efektif menurunkan kecemasan
matematika siswa dalam belajar matematika pada materi sistem
persamaan linier dua variabel?
2. Apakah terapi musik instrumental gitar efektif membantu siswa dalam
belajar matematika pada materi sistem persamaan linier dua variabel?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
E. Tujuan Penelitian
Tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk menganalisa keefektifan Musik
Instrumental Gitar dalam mengurangi kecemasan matematika siswa kelas
VIII SMP Pangudi Luhur 1 Klaten Pada Materi Sistem Persamaan Linier Dua
Variabel. Sedangkan tujuan khususnya adalah membandingkan kecemasan
matematika kecemasan matematika siswa kelas VIII SMP Pangudi Luhur 1
Klaten pada materi Sistem Persamaan Linier Dua Variabel sebelum dan
sesudah diberi terapi musik instrumental gitar, dan dapat membantu siswa
dalam belajar matematika pada materi Sistem Persamaan Linier Dua Variabel
(SPLDV).
F. Batasan Istilah
1. Efektivitas
Efektititas adalah tingkat keberhasilan dalam proses pembelajaran atau
suatu keadaan yang menunjukkan sejauh mana rencana tersebut dapat
tercapai. Dimana makin besar presentase target akan dicapai, makin
tinggi efektivitasnya (Hidayat, 1986)
2. Kecemasan Matematika
Kecemasan pada umumnya digunakan dalam menanggapi ancaman yang
dirasakan kepada individu (Barnes 1984:16). Kecemasan Matematika
telah didefinisikan sebagai perasaan tegang, ketidakberdayaan,
disorganisasi mental dan takut seseorang bila diperlukan untuk
memanipulasi angka dan bentuk dan pemecahan masalah matematika
(Ashcraft & Faust 1994:98). Karakteristik khusus dari kecemasan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
matematika dapat digambarkan sebagai perasaan ketidakpastian dan
ketidakberdayaan dalam menghadapi bahaya.
3. Terapi Musik Instrumental Gitar
Musik instrumental merupakan musik yang dilantunkan tanpa vokal, dan
hanya instrument/alat musik. Dalam penelitian ini akan musik
instrumental gitar akan digunakan sebagai terapi, sehingga terapi Musik
instrumental gitar adalah terapi musik dengan melantunkan musik tanpa
vokal, dan hanya instrument/alat musik gitar petik.
4. Hasil belajar
Hasil belajar dalam penelitian ini adalah perubahan yang diperoleh siswa
setelah mengalami aktivitas dan proses belajar mengajar dengan
menggunakan musik istrumental gitar sebagai terapi dang pengiring
pembelajaran matematika siswa kelas VIII A SMP Pangudi Luhur 1
Klaten pada materi sistem persamaan linier dua variabel. Dalam
penelitian ini, hasil belajar yang dimaksud dalam ranah kognitif.
Berdasarkan batasan istilah di atas, maka penelitian yang berjudul
“Efektifitas Terapi Musik Instrumental Gitar dalam Menurunkan
Kecemasan Matematika bagi Siswa Kelas VIII A SMP Pangudi Luhur 1
Klaten pada Materi Sistem Persamaan Linier Dua Variabel” akan
meneliti tingkat keberhasilan dalam proses kegiatan belajar mengajar
matematika dengan menggunakan musik instrumental gitar sebagai terapi
untuk pokok bahasan sistem persamaan linier dua variabel siswa kelas VIII A
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
SMP Pangudi Luhur 1 Klaten ditinjau dari tingkat kecemasan dan hasil
belajar siswa.
G. Manfaat Penelitian
Manfaat dari penelitian ini adalah :
1. Bagi Guru Mata Pelajaran Matematika
Hasil penelitian ini dapat menjadi masukan bagi guru untuk
memperhatika kecemasan matematika siswa dan upaya pemberian
terapi-terapi guna menurunkan kecemasan siswa, maka hasil belajar
siswa akan maksimal.
2. Bagi Siswa
Hasil penelitian ini dapat menjadi pertimbangan bagi siswa untuk lebih
sering mendengarkan musik Instrumental Gitar karena banyak manfaat
yang dapat diperoleh, khususnya dalam menurunkan kecemasan
matematika, mendapatkan hasil belajar matematika yang maksimal dan
menjadi alternatif cara atau metode belajar yang dapat diterapkan
untuk masing-masing siswa, serta memperoleh situasi pembelajaran
yang baru dalam pembelajaran matematika.
3. Bagi Peneliti
Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai gambaran tentang
efektifitas musik instrumental gitar dalam menurunkan kecemasan
matematika siswa. Sehingga peneliti mendapat wawasan dan
pengalaman dalam dunia pendidikan yang nyata yang apabila peneliti
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
benar-benar terjun di dunia pendidikan, pengalaman tersebut dapat
menjadi acuan untuk dapat meningkatkan hasil belajar.
H. Sistematika Penulisan
Dalam skripsi ini terdiri dari 5 bab, yaitu :
1. Bab I yaitu pendahuluan, mengulas tentang latar belakang masalah
identifikasi masalah, pembatasan masalah, rumusan masalah, batasan
istilah, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan sistematika penulisan.
2. Bab II yaitu landasan teori, mengulas tentang terapi musik
instrumental gitar, teori pembelajaran dengan musik, kecemasan
matematika, sistem persamaan linier dua variabel, kerangka berpikir
dan hipotesis penelitian.
3. Bab III yaitu metode penelitian, mengulas tentang jenis penelitian,
tempat dan waktu penelitian, subjek dan objek penelitian, variabel
penelitian, bentuk data, metode pengumpulan data, instrumen
penelitian, metode analisis data, dan prosedur pelaksanaan penelitian.
4. Bab IV mengulas tentang deskripsi persiapan dan pelaksanaan
penelitian, hasil dan pembahasan penelitian.
5. Bab V yaitu penutup yang mengulas tentang kesimpulan, kelebihan
dan keterbatasan penelitian serta saran.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Terapi Musik
Kehadiran musik sebagai bagian dari kehidupan manusia bukanlah hal
yang baru. Setiap budaya di dunia memiliki musik yang khusus
diperdengarkan atau dimainkan berdasarkan peristiwa bersejarah dalam
perjalanan hidup anggota masyarakatnya. Ada musik yang dimainkan untuk
mengungkapkan rasa syukur atas kelahiran seorang anak, ada juga musik
yang khusus mengiringi upacara-upacara tertentu seperti pernikahan dan
kematian. Musik juga menjadi pendukung utama yang melengkapi dan
menyempurnakan beragam bentuk kesenian dalam berbagai budaya. Dengan
kebhinekaan suku bangsa dan budayanya, Indonesia memiliki musik daerah
yang tak terhitung banyaknya. Meskipun demikian, peran musik sebagai
sarana penyembuhan belum banyak ditelaah walau sudah diterapkan sejak
berabad-abad yang lalu. Banyak wilayah di Indonesia mempunyai tradisi
menyertakan musik dalam upaya penyembuhan tanpa menyadari bahwa
sebenarnya yang berlangsung adalah bagian dari sebuah terapi musik.
Kata “musik” dalam “terapi musik” digunakan untuk menjelaskan
media yang digunakan secara khusus dalam rangkaian terapi. Berbeda
dengan berbagai terapi dalam lingkup psikologi yang justru mendorong klien
untuk bercerita tentang permasalahan-permasalahannya, terapi musik adalah
terapi yang bersifat nonverbal. Dengan bantuan musik, pikiran klien dibiarkan
untuk mengembara, baik untuk mengenang hal-hal yang membahagiakan,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
membayangkan ketakutan-ketakutan yang dirasakan, mengangankan hal-hal
yang diimpikan dan dicita-citakan, atau langsung mencoba menguraikan
permasalahan yang dihadapi.
Terapi musik dirancang dengan pengenalan yang mendalam terhadap
keadaan dan permasalahan klien, sehingga akan berbeda untuk setiap orang.
Ada klien yang lebih sesuai menggunakan model terapi musik tertentu, tetapi
ada juga yang lebih terbantu dengan model yang lain. Setiap terapi musik
juga akan berbeda maknanya untuk orang yang berbeda. Namun semua terapi
musik mempunyai tujuan yang sama, yaitu membantu mengekspresikan
perasaan, membantu rehabilitasi fisik, memberi pengaruh positif terhadap
kondisi suasana hati dan emosi, meningkatkan memori, serta menyediakan
kesempatan yang unik untuk berinteraksi dan membangun kedekatan
emosional. Dengan demikian, terapi musik juga diharapkan dapat membantu
mengatasi stres, mencegah penyakit dan meringankan rasa sakit.
Pada The American Musik Therapy Association (1997) terapi musik
disebut sebagai sebuah profesi di bidang kesehatan. Terapi musik adalah
suatu profesi di bidang kesehatan menggunakan musik dan aktivitas musik
untuk mengatasi berbagai masalah dalam aspek fisik, psikologis, kognitif dan
kebutuhan sosial individu yang mengalami cacat fisik. (AMTA, 1997)
Berbagai definisi masih terus berkembang, antara lain dengan
menyebutkan secara rinci untuk siapa terapi musik diperuntukkan. Terapi
musik adalah penggunaan musik dalam lingkup klinis, pendidikan, dan sosial
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
bagi klien atau pasien yang membutuhkan pengobatan, pendidikan atau
intervensi pada aspek sosial dan psikologis (Wigram, 2000e)
Terapi musik merupakan intervensi alami non invasif yang dapat
diterapkan secara sederhana tidak selalu membutuhkan kehadiran ahli terapi,
harga terjangkau dan tidak menimbulkan efek samping (Samuel 2007).
Banyak jenis musik yang dapat digunakan untuk terapi, diantaranya musik
klasik, instrumental, jazz, dangdut, pop rock, dan keroncong. Salah satu
diantaranya adalah musik instrumental yang bermanfaat menjadikan badan,
pikiran, dan mental menjadi lebih sehat.Semakin banyak hasil riset mengenai
efek musik instrumental terhadap kesehatan dan kesegaran fisik. Musik
instrumental dan terapi relaksasi telah banyak digunakan secara bersamaan
guna menurunkan detak jantung dan menormalkan tekanan darah terhadap
seseorang yang menderita serangan jantung (Djohan 2006).
B. Terapi Musik Instrumental
Musik instrumental merupakan musik yang mempunyai tingkat
frekuensirendah. Bunyi yang keluar dengan frekuensi rendah (125-750 Hz)
akan mempengaruhi gerakan-gerakan fisik. Terapi musik instrumental adalah
suatu cara penanganan penyakit (pengobatan) denganmenggunakan nada atau
suara yang semua instrumen musik dihasilkan melalui alat musik disusun
demikian rupa sehingga mengandung irama, lagu dan keharmonisan. Bunyi-
bunyian dalam frekuensi tinggi (3.000-8.000 Hz), lazimnya bergetar pada
otak dan mempengaruhi fungsi-fungsi kognitif seperti berpikir, persepsi dan
ingatan. Bunyi-bunyi dengan frekuensi sedang (750-3.000 Hz) cenderung
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
merangsang jantung, otak dan emosi. Sedangkan bunyi yang keluar dengan
frekuensi rendah (125-750 Hz) akan mempengaruhi gerakan-gerakan fisik.
Mekanisme kerja musik untuk rileksasi rangsangan atau unsur irama dan nada
masuk ke canalis auditorius dihantar sampai ke thalamus sehingga memori di
sistem limbik aktif secara otomatis mempengaruhi saraf otonom yang
disampaikan ke thalamus dan kelenjar hipofisis dan muncul respon terhadap
emosional melalui feedback ke kelenjar adrenal untuk menekan pengeluaran
hormon stress sehingga seseorang menjadi rileks.
C. Rangsangan Terapi Musik terhadap fungsi otak
Musik memberi rangsangan pertumbuhan fungsi-fungsi pada otak
(fungsi ingatan, belajar, bahasa, berbicara, analisis dan fungsi kecerdasan).
Dengan menikmati musik, gudang ingatan anak semakin lama semakin
berkembang, sehingga daya ingat anak semakin baik (Satiadarma,2004).
Musik juga berpengaruh untuk:
1. Merancang otak secara fisik
Musik mampu mengaktifkan fungsi fisik otak yang telah mengalami
penurunan akibat adanya gangguan fisik. Ada yang beranggapan bahwa
bukan musik yang memperbaiki kondisi fisik otak, melainkan kondisi
fisik otak yang lebih memungkinkan seseorang untuk belajar musik.
Bagian otak yang berperan dalam fungsi pendengaran dan kemampuan
verbal (planum temporal) dan bagian otak yang berfungsi sebagai lintas
transformasi sinyal dari belahan otak kanan dan belahan otak kiri
(corpus collosum).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
2. Merangsang fungsi kogntif
Fungsi kognitif (nalar) merupakan fungsi yang sangat penting dalam
aktivitas kerja otak. Fungsi kognitif memungkinkan seseorang untuk
berpikir, mengingat, menganalisa, belajar, dan melakukan aktivitas
mental yang lebih tinggi. Secara umum musik mampu membantu
seseorang meningkatkan konsentrasi, menenangkan pikiran, memberi
ketenangan dan membantu seseorang untuk melakukan motivasi dengan
kata lain musik dapat membantu individu mengembangkan proses
mental dan meningkatkan kesadaran.
3. Merangsang proses assosiatif
Proses assosiatif adalah salah satu proses berpikir untuk mengaitkan satu
hal dengan hal yang lainnnya. Musik merangsang kemampuan
tumbuhkembangnya kemampuan assosiatif anak. Lagu anak-anak yang
dirancang dengan menyisipkan kata-kata tertentu merupakan suatu sarana
untuk mengembangkan kemampuan assosiatif anak.
4. Merangsang rekognisi (mengenali kembali)
Proses rekognisi merupakan salah satu proses penting dalam berpikir,
proses ini berlangsung cukup kompleks dan melibatkan ragam fungsi
kerja otak. Pada awalnya rangsang diterima oleh penginderaan dan
disampaikan ke otak dengan menggunakan sinyal tertentu melintas pada
jaringan syaraf, kemudian otak menganalisa sinyal dikirimkan oleh
penginderaan, mencari pendengarannya dengan koleksi data yang ada di
gudang ingatan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
Jika seseorang mendengar alunan musik, syaraf indera pendengaran
mengirim sinyal ke otak untuk mengenal alunan musik tersebut. Jika
individu pernah mendengar alunan serupa misalnya dengan hentakan
kaki, bersiul mengikuti lagu yang didengarnya.
5. Memperluas gudang ingatan
Berbagai bentuk pengalaman memberikan kontribusi koleksi data dalam
gudang ingatan. Ragam musik juga memberikan kontribusi data di dalam
gudang ingatan, akan tetapi gudang ingatan mempunyai keterbatasan jika
jumlah data yang masuk jauh lebih besar dari daya tampang gudang
dalam ingatan. Musik mampu mengubah individu untuk memanggil
kembali data lainnya karena adanya proses assosiatif. Banyaknya ragam
musik yang direkam dalam ingatan seseorang memperkaya koleksi
ingatan dengan ragam bentuk data yang terorganisir sehingga individu
lebih mampu mengklasifikasikan kelompok ingatan dan mengaitkannya
dengan musik.
6. Merangsang perkembangan bahasa
Dalam bidang pendidikan di berbagai lembaga bahasa, musik serta lagu
sering digunakan untuk membantu para siswa agar lebih mampu belajar
bahasa. Lirik musik juga mengubah individu untuk memahami kita dan
ragam ungkapan dalam lirik lagu tersebut.
7. Merangsang berpikir ritmis
Tidak dapat dipungkiri bahwa musik mengansung irama atau ritmis.
Ketika anak-anak mulai belajar musik dengan bertepuk tangan, mereka
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
mengawali proses berpikir secara ritmis. Dalam proses ini anak mulai
melatih mengkoordinasi gerak dengan ritme musik.
D. Efek Musik Sebagai Terapi
Berikut ini merupakan beberapa efek musik sehingga diterapkan ke
dalam bagian terapi. Pertama, stimulus otak. Musik dengan irama yang kuat
bisa merangsang gelombang otak agar ikut beresonansi. Ketukan yang lebih
kuat akan lebih menajamkan konsentrasi dan meningkatkan kewaspadaan
otak. Sementara itu musik dengan tempo yang lebih lambat akan membuat
nyaman dan membawa ke suasana meditasi. Yang menarik lagi, penelitian
telah menemukan bahwa musik mengubah kadar aktivitas gelombangnya
sendiri. Hal ini memungkinkan otak bisa mengubah kecepatan dengan mudah
sesuai dengan kebutuhan. Artinya, musik membawa manfaat yang akan
bertahan seumur hidup bagi otak bahkan setelah berhenti mendengarkan
musik.
Kedua, pernapasan dan detak jantung. Perubahan gelombang otak
dengan sendirinya juga akan mengubah fungsi tubuh lainnya. Hal ini akan
diatur oleh sistem syaraf otonom. Sebagai contoh, pernapasan dan detak
jantung juga bisa berubah akibat jenis musik yang berbeda. Berarti, proses
bernapas dan detak jantung juga semakin lambat, serta adanya respons
relaksasi. Karena itu, terapi musik bisa melawan dan mencegah dampak
kerusakan akibat stres kronis.
Ketiga, pikiran. Musik juga digunakan untuk menenangkan dan
membawa hal-hal positif ke dalam pikiran. Dengan begitu, akan menjauhkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
depresi dan segala kecemasan. Terapi musik juga bisa mencegah respons stres
yang mengakibatkan kerusakan di dalam tubuh, menjaga kreativitas, dan
sikap optimis tetap tinggi, serta menawarkan berbagai keuntungan lainnya.
E. Pengertian Kecemasan
Rasa cemas tampaknya sudah menjadi bagian dari kehidupan. Orang
yang cemas tidak juga lepas dari keadaan mental yang tidak menyenangkan.
Masalah kecemasan merupakan salah satu masalah yang banyak dipelajari,
diteliti dan dibahas dalam psikologi. Beberapa teori dan metode terapi untuk
memahami dan mengatasi kecemasan telah dikembangkan secara intensif
oleh para ahli psikologi. Pandangan psikologi terhadap masalah kecemasan
ini cukup beraneka ragam. Teori-teori tentang kecemasan banyak
dikembangkan, karena dalam pandangan psikologi kecemasan dianggap
sebagai penyebab utama dalam berbagai gangguan kejiwaan. Oleh karena itu,
dapat dimengerti kalau masalah kecemasan cukup menarik perhatian para ahli
psikologi untuk membahasnya. Menurut Zakiyah Darajat (2001) bahwa
kecemasan adalah “Manifestasi dari berbagai proses emosi yang bercampur
baur, yang terjadi ketika orang sedang mengalami tekanan perasaan
danpertentangan batin (Konflik).” Menurut Singgih D. Gunarsa (1995)
kecemasan merupakan “suatu perubahan suasana hati, perubahan di dalam
dirinya sendiri yang timbul dari dalam tanpa adanya perangsang dari luar.”
Menurut W.E. Maramis juga memberikan pengertian bahwa “Kecemasan
adalah gejala-gejala (komponen psikologi yang timbul akibat rasa was-was,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
khawatir akan terjadi sesuatu yang tidak menyenangkan”. Dari beberapa
pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa kecemasan adalah perasaan yang
bercampur baur yang tidak bisa memberikan jawaban yang jelas, tidak ada
harapan yang jelas akan mendapatkan hasil. Rasa cemas dapat juga menjadi
tanda adanya bahaya yang tidak melindungi kita dari bahaya fisik,tetapi dari
bahaya psikologis. Sementara kita pada umumnya sadar bahwa kita sedang
mengalami rasa cemas dapat begitu menyembunyikan diri sehingga kita tidak
sadar bahwa kita sedang mengalami rasa cemas. Orang dapat mengalami rasa
cemas dalam berbagai bentuk yang berbeda juga. Horney mengatakan
betapapun wajah dan bentuk kecemasan, namun ia timbul dari sumber yang
satu, yaitu perasaan individu bahwaia lemah, tidak berdaya, ia tidak mengerti
dirinya dan orang lain sertaia hidup di tengah-tengah alam permusuhan yang
penuh dengan kontradiksi. Kecemasan itu bisa ringan, bisa bersifat sekali-kali
bisa pula terus menerus. Bila ringan tetapi terus menerus, disebut
kekhawatiran. Bila sekali-sekali tetapi berat dinamakan panik.
Menurut Zakiyah Darajat (2001) kecemasan itu dibagi menjadi 3yaitu:
Pertama, rasa cemas yang timbul akibat melihat dan mengetahui ada bahaya
yang mengancam dirinya. Cemas ini lebih dekat kepada rasa takut karena
sumbernya jelas terlihat dalam pikiran, misalnya, seseorang mahasiswa yang
sepanjang tahun bermain-main saja, merasa cemas, gelisah apabila ujian
datang. Kedua, rasa cemas yang berupa penyakit dan terlihat dalam beberapa
bentuk. Yang paling sederhana adalah cemas yang umum, dimana orang
merasa cemas (takut) yang kurang jelas, tidak tertentu dan tidak ada
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
hubungannya dengan apa-apa. Ada pula cemas dalam bentuk takut akan
benda-benda atau hal-hal tertentu, misalnya takut melihat darah, serangga,
binatang-binatang kecil dan tempat yang tinggi. Selanjutnya ada pula cemas
dalam bentuk ancaman, yaitu kecemasan yang menyertai gejala-gejala
gangguan dan penyakit jiwa. Orang merasa cemas karena menyangka akan
terjadi sesuatu yangtidak menyenangkan, sehingga ia merasa terancam oleh
sesuatu itu.
Ketiga, cemas karena merasa berdosa atau bersalah, karena
melakukan hal-hal yang berlawanaan dengan keyakinan atau hati nurani.
Gejala-gejala cemas ada yang bersifat fisik (ujung-ujung jari terasa dingin,
pencernaan tidak teratur, keringat bercucuran dan tidur tidak nyenyak, nafsu
makan hilang, kepala pusing, nafas sesak dan sebagainya) dan cemas yang
bersifat mental (sangat takut, merasaakan ditimpa bahaya atau kecelakaan,
tidak bisa memusatkan perhatian, rendah diri atau tidak berdaya, tidak
tentram, ingin lari dari kenyataan hidup dan sebagainya)
F. Kecemasan matematika
Kecemasan menurut Depkes RI (1990) adalah ketegangan, rasa tidak
aman dan kekhawatiran yang timbul karena dirasakan terjadi sesuatu yang
tidak menyenangkan. Kecemasan masing-masing siswa berbeda, sesuai
dengan kesukaan dan kecenderungan siswa terhadap mata pelajaran tertentu.
Kecemasan yang dialami siswa pada mata pelajaran matematika sering
disebut sebagai kecemasan matematika (Mathematics Anxiety). Kecemasan
terhadap matematika tidak bisa dipandang sebagai hal biasa, karena ketidak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
mampuan siswa dalam beradaptasi pada pelajaran menyebabkan siswa
kesulitan serta fobia terhadap matematika yang akhirnya menyebabkan hasil
belajar dan prestasi siswa dalam matematika rendah. Kecemasan matematika
dapat diperparah karena kondisi pembelajaran dikelas yang kurang
menyenangkan. Faktor yang muncul dapat berasal dari desain pembelajaran
yang monoton atau dari kurang cakapnya guru matematika. Wahyudin
(2010:21) menyatakan bahwa kecemasan matematika seringkali tumbuh
dalam diri para siswa di sekolah, sebagai akibat dari pembelajaran oleh para
guru yang juga merasa cemas tentang kemampuan matematika mereka sendiri
dalam area tertentu. Seperti yang dituliskan oleh Ma (Zakaria & Nordin,
2007:27) ada hubungan antara kecemasan matematika dengan prestasi siswa
dalam matematika. Prestasi dan hasil belajar matematika siswa secara
terperinci dijabarkan dalam beberapa penguasaan kemampuan matematis
sesuai dengan jenjang pendidikan.
Taylor (1953) dalam Tailor Manifest Anxiety Scale (TMAS)
mengemukakan bahwa kecemasan merupakan suatu perasaan subyektif
(perasaan dalam menilai sesuatu sesuai seleranya atau hanya memacu pada
penilaian dari satu sudut pandang) mengenai ketegangan mental yang
menggelisahkan sebagai reaksi umum dari ketidakmampuan mengatasi suatu
masalah atau tidak adanya rasa aman. Tobias (Wahyudin, 2010:7)
mendefinisikan kecemasan matematika sebagai perasaan-perasaan tegang dan
cemas yang mencampuri manipulasi bilangan-bilangan dan pemecahan
masalah matematis dalam beragam situasi kehidupan sehari-hari dan situasi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
akademik. Siswa yang mengalami kecemasan terhadap matematika merasa
bahwa dirinya tidak mampu dan tidak bisa mempelajari materi matematika
dan mengerjakan soal-soal matematika. Ashcraft (2002: 1) mendefinisikan
kecemasan matematika sebagai perasaan ketegangan, cemas atau ketakutan
yang mengganggu kinerja matematika. Siswa yang mengalami kecemasan
matematika cenderung menghindari situasi dimana mereka harus mempelajari
dan mengerjakan matematika. Sedangkan Richardson dan Suinn (1972)
menyatakan bahwa kecemasan pada pelajaran matematika melibatkan
perasaan tegang dan cemas yang mempengaruhi dengan berbagai cara ketika
menyelesaikan soal matematika dalam kehidupan nyata dan akademik. Pada
The Revised Mathematics Anxiety Rating Scale (RMARS) yang
dikembangkan oleh Alexander & Martray (1989) skala kecemasan dibagi
dalam tiga kriteria, yaitu : kecemasan terhadap pembelajaran matematika,
kecemasan terhadap tes atau ujian matematika dan kecemasan terhadap tugas-
tugas dan perhitungan numerikal matematika. Dari ketiga kriteria tersebut,
gejala-gejala kecemasan matematika yang muncul dapat terdeteksi secara
psikologis, fisiologis dan aktivitas sosial atau sikap dan tingkah lakunya.
Trujillo & Hadfield (Peker, 2009) menyatakan bahwa penyebab kecemasan
matematika dapat diklasifikasikan dalam tiga kategori yaitu sebagai berikut :
1. Faktor kepribadian (psikologis atau emosional)
Misalnya perasaan takut siswa akan kemampuan yang dimilikinya
(self-efficacy belief), kepercayaan diri yang rendah yang menyebabkan
rendahnya nilai harapan siswa (expectancy value), motivasi diri siswa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
yang rendah dan sejarah emosional seperti pengalaman tidak
menyenangkan dimasa lalu yang berhubungan dengan matematika yang
menimbulkan trauma.
2. Faktor lingkungan atau sosial
Misalnya kondisi saat proses belajar mengajar matematika di kelas
yang tegang diakibatkan oleh cara mengajar, model dan metode mengajar
guru matematika. Rasa takut dan cemas terhadap matematika dan
kurangnya pemahaman yang dirasakan para guru matematika dapat
terwariskan kepada para siswanya (Wahyudin, 2010:21). Faktor yang lain
yaitu keluarga terutama orang tua siswa yang terkadang memaksakan
anak-anaknya untuk pandai dalam matematika karena matematika
dipandang sebagai sebuah ilmu yang memiliki nilai prestise.
3. Faktor intelektual
Faktor intelektual terdiri atas pengaruh yang bersifat kognitif, yaitu
lebih mengarah pada bakat dan tingkat kecerdasan yang dimiliki siswa.
Hasil penelitian yang dilakukan oleh Ashcraft & Kirk (dalam Johnson,
2003) menunjukkan bahwa ada korelasi antara kecemasan matematika dan
kemampuan verbal atau bakat serta Intelectual Quotion (IQ).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
G. Sistem Persamaan Linier Dua Variabel
1. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar
.Standar Kompetensi Kompetensi Dasar
2. Memahami sistem persamaan linear
dua variabel dan menggunakannya
dalam pemecahan masalah.
2.1 Menyelesaikan sistem
persamaan linear dua variabel
2. Pengertian Persamaan Linear Dua Variabel (PLDV)
Persamaan linear dua variabel ialah persamaan yang mengandung
dua variabel dimana pangkat/derajat tiap-tiap variabelnya sama dengan
satu. Bentuk Umum PLDV :
𝑎𝑥 + 𝑏𝑦 = 𝑐
x dan y disebut variabel
x dan y ∈ bilangan Real
𝑎 dan 𝑏 ≠ 0
3. Sistem Persamaan Linear Dua Variabel (SPLDV)
Sistem persamaan linear dua variabel adalah dua persamaan linear dua
variabel yang mempunyai hubungan diantara keduanya dan mempunyai
satu penyelesaian.Bentuk umum SPLDV :
𝑎𝑥 + 𝑏𝑦 = 𝑐
𝑝𝑥 + 𝑞𝑦 = 𝑟
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
dengan x , y disebut variabel
𝑎, 𝑏, 𝑝, 𝑞 disebut koefisien
𝑐 , 𝑟 disebut konstanta
Berbeda dengan persamaan dua variabel, SPLDV memiliki penyelesaian
atau himpunan penyelesaian yang harus memenuhi kedua persamaan
linear dua variabel tersebut.
Contoh, SPLDV (1) :
1. 2𝑥 + 𝑦 = 6
2. 𝑥 + 𝑦 = 5
Penyelesaian dari sistem persamaan linear adalah mencari nilai-nilai xdan
y yang dicari demikian sehingga memenuhi kedua persamaan linear.
4. Metode Penyelesaian Sistem Persamaan Linier Dua Variabel
SPLDV adalah persamaan yang memiliki dua buah persamaan linear dua
variabel. Penyelesaian SPLDV dapat ditentukan dengan cara mencari nilai
variabel yang memenuhi kedua persamaan linear dua variabel tersebut.
a. Metode Grafik
Grafik untuk persamaan linear dua variabel berbentuk garis
lurus.SPLDV terdiri atas dua buah persamaan dua variabel, berarti
SPLDV digambarkan berupa dua buah garis lurus.Penyelesaiandapat
ditentukan dengan menentukan titik potong kedua garis lurus tersebut.
Sebagai contoh, mencari penyelesaian SPLDV berikut dengan metode
grafik.
𝑥,𝑦 ∈ bilangan cacah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
Contoh (2) :
a. x + y = 2
b. 3x + y = 6
Langkah pertama, menentukan titik potong terhadap sumbu x dan
sumbu y pada masing-masing persamaan linear dua variabel.
1) Persamaan x + y = 2
Titik potong dengan sumbu x, berarti y = 0.
x + y = 2
x + 0 = 2
x = 2
Diperoleh x + y = 2 dan y = 0, maka diperoleh titik potong
dengan sumbu x dititik (2, 0). Titik potong dengan sumbu y,
berarti x = 0.
x + y = 2
0 + y = 2
y = 2
Diperoleh x = 0 dan y = 2, maka diperoleh titik potong dengan
sumbu y (0, 2).
2) Persamaan 3x + y = 6
Titik potong dengan sumbu x, berarti y = 0.
3x + y = 6
3x + 0 = 6
3x = 6
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
x = 2
Diperoleh x = 2 dan y = 0 maka diperoleh titik potong dengan
sumbu x dititik (2, 0). Titik potong dengan sumbu y, berarti
x = 0.
3x + y = 6
3(0) + y = 6
y = 6
Diperoleh x = 0 dan y = 6 maka diperoleh titik potong dengan
sumbu y dititik (0, 6).Langkah kedua, gambarkan ke dalam
bidang koordinat Cartesius.Persamaan x + y = 2 memiliki titik
potong sumbu di (2, 0) dan (0, 2)
Persamaan 3x + y = 6 memiliki titik potong sumbu di (2, 0) dan
(0, 6)
Perhatikan grafik berikut.
Langkah ketiga, tentukan himpunan penyelesaian SPLDV
berikut.Perhatikan gambar tersebut, titik potong antara garis x +
y = 2 dan 3x + y = 6 adalah
(2, 0) Jadi, Hp = {(2, 0)}
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
b. Metode Substitusi
Substitusi artinya mengganti. Langkah-langkahnya adalah sebagai
berikut :
1) Menyatakan variabel dalam variabellain, misal menyatakan 𝑥
dalam 𝑦 atau sebaliknya.
2) Mensubstitusikan persamaan yang sudah kita rubah pada
persamaan yang lain
3) Mensubstitusikan nilai yang sudah ditemukan dari variabel 𝑥 atau
𝑦 ke salah satu persamaan.
Penggunaan metode substitusi untuk menyelesaikan SPLDV
3x + y = 7
x + 4y = 6
Langkah pertama, tuliskan masing-masing persamaan dalam
bentuk persamaan (1) dan (2).
3x + y = 7 …(1)
x + 4y = 6 …(2)
Langkah kedua, pilih salah satu persamaan, misalkan persamaan
(1).Kemudian, nyatakan salah satu variabelnya dalam bentuk
variabel lainnya.
3x + y = 7
y = 7 – 3x … (3)
Langkah ketiga, nilai variabel y pada persamaan (3) menggantikan
variabel y pada persamaan (2).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
x + 4y = 6
x + 4 (7 – 3x) = 6
x + 28 – 12x = 6
x – 12x = 6 – 28
–11x = –22
x = 2 …(4)
Langkah keempat, nilai x pada persamaan (4) menggantikan
variabel x pada salah satu persamaan awal, misalkan persamaan
(1).
3x + y = 7
3 (2) + y = 7
6 + y = 7
y = 7 – 6
y = 1 …(5)
Langkah kelima, menentukan penyelesaian SPLDV tersebut. Dari
uraian diperoleh nilai x = 2 dan y = 1. Jadi, dapat dituliskan
Hp = {(2, 1)}
c. Metode Eliminasi
Berbeda dengan metode substitusi yang mengganti variabel, metode
eliminasi justru menghilangkan salah satu variabel untuk dapat
menentukannilai variabel yang lain. Dengan demikian, koefisien salah
satu variabel yangakan dihilangkan haruslah sama atau dibuat sama.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
Langkah-langkahnya adalah sebagai berikut :
1) Nyatakan kedua persamaan ke bentuk 𝑎𝑥 + 𝑏𝑦 = 𝑐
2) Samakan koefisien dari variabel yang akan dihilangkan, melalui
cara mengalikan dengan bilangan yang sesuai ( tanpa
memperhatikan tanda )
3) Memgurangkan atau menjumlahkan kedua persamaan.
a) Jika koefisien dari variabel bertanda sama (sama positif atau
sama negatif), maka kurangkan kedua persamaan
b) Jika koefisien dari varibel yang dihilangkan tandanya berbeda
(positif dan negatif ), maka jumlahkan kedua persamaan.
Penggunaan metode eliminasi untuk menentukan penyelesaian SPLDV
x + y = 7
2x + y = 9
Langkah pertama, menghilangkan salah satu variabel dari SPLDV
tersebut.Misalkan, variabel y yang akan dihilangkan maka kedua
persamaan harus dikurangkan.
x + y =7
2x +y =9_
-x = -2
x = 2
Diperoleh nilai x = 2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
Langkah kedua, menghilangkan variabel yang lain dari SPLDV
tersebut, yaitu variabel x. Perhatikan koefisien x pada SPLDV tersebut
tidak sama. Jadi, harus disamakan terlebih dahulu.
x + y =7 × 2 2x +2y =14
2x +y =9 × 1 2x +y =9
Kemudian, kedua persamaan yang telah disetarakan dikurangkan.
2x +2y =14
2x +y=9 _
y = 5
Diperoleh nilai y = 5
Langkah ketiga, menentukan penyelesaian SPLDV tersebut.
Diperoleh nilai x = 2 dan y = 5. Jadi, Hp = {(2, 5)}.
3) Kerangka Berpikir
4) Hipotesis Penelitian
Hipotesis penelitian ini yaitu:
1. Ditinjau dari tingkat kecemasan siswa, pembelajaran matematika dengan
Terapi Musik Instrumental Gitar efektif dalam menurunkan kecemasan
Terapi Musik
Instrumental Gitar
Efek Musik Sebagai
Terapi
Siswa Kelas VIII A
Kecemasan
Matematika
Faktor Penyebab
Kecemasan
Matematika
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33
matematika bagi siswa kelas VIIIA SMP Pangudi Luhur 1 Klaten pada
materi Sistem Persamaan Linier Dua Variabel.
2. Ditinjau dari hasil belajar siswa, pembelajaran matematika dengan Terapi
Musik Instrumental Gitar efektif bagi siswa kelas VIII A SMP Pangudi
Luhur 1 Klaten dan membantu siswa kelas VIII A meningkatkan hasil
belajar pada materi Sistem Persamaan Linier Dua Variabel.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian
deskriptif kualitatif-kuantitatif. Data hasil belajar siswa yang diperoleh
melalui tes akan dianalisis secara kuantitatif, begitu juga dengan data
kuesioner kecemasan matematika akan dikuantifikasi. Sedangkan data dari
hasil wawancara siswa dan dokumentasi kegiatan pembelajaran akan
dideskripsikan dan dianalisis secara kualitatif.
B. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat
Penelitian ini akan dilaksanakan di SMP Pangudi Luhur 1 Klaten yang
beralamat di Jln. Wahidin Sudirohusodo no.28 Klaten.
2. Waktu
Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan Maret 2015 – Maret 2016.
Tabel 3.1. Rencana Pelaksanaan Penelitian
No Keterangan Waktu
1. Penyusunan proposal (BAB I dan
BAB II)
Maret – April 2015
2. Observasi Juli 2015
3. Penyusunan proposal (BAB III) Agustus 2015
4. Penyusunan September 2015
5. Pengambilan data pretest
kecemasan matematika
November 2015
6 Pengambilan data posttest
kecemasan matematika
November 2015
7. Pengambilan data hasil belajar
matematika
November 2015
8. Analisis data hasil pretest dan
posttest
Januari 2016
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
9. Analisis data hasil belajar
matematika
Januari 2016
10. Penyusunan laporan hasil
penelitian
Februari – Maret
2016
C. Subjek Penelitian
Subjek penelitian adalah individu, benda, atau organisme yang
dijadikan sumber informasi yang dibutuhkan dalam pengumpulan data
penelitian. Subjek penelitian pada penelitian ini adalah adalah siswa kelas
VIII A SMP Pangudi Luhur 1 Klaten yang berjumlah 38 siswa.
Kelas VIII A merupakan salah satu kelas reguler di SMP Pangudi
Luhur 1 Klaten yang memiliki fasilitas kelas yang lengkap (speaker dan
LCD). Sebagian besar siswa kelas VIII A memiliki latar belakang dari
keluarga yang menengah ke atas. Beberapa dari siswa VIII A juga mengikuti
tambahan pelajaran di luar sekolah baik secara private atau klasikal.
D. Perumusan Variabel
Variabel penelitian pada dasarnya adalah segala sesuatu yang
berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga
diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya
(Sugiyono,2009:60). Jadi yang dimaksud dengan variabel penelitian dalam
penelitian ini adalah segala sesuatu sebagaui obyek penelitian yang ditetapkan
dan dipelajari sehingga memperoleh informasi untuk menarik kesimpulan
Sugiyono (2009:61) menyampaikan bahwa variabel penelitian dalam
penelitian kuantitatif ada dua macam, yaitu :
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
1. Variabel Independen (variabel bebas) yaitu variabel yang
mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbul
variabel dependen (veriabel terikat). Dalam penelitian ini variabel
bebas adalah pembelajaran matematika dengan menggunakan
terapi musik instrumental gitar.
2. Variabel Dependen (variabel terikat) yaitu variabel yang
dipengaruhi atau yang menjadi akibat karena adanya variabel bebas
atau respon dari variabel bebas. Dalam penelitian ini variabel
terikat adalah kecemasan matematika dan hasil belajar siswa.
E. Bentuk Data
Data adalah sesuatu yang dibutuhkan atau digunakan dalam penelitian
dengan menggunakan parameter tertentu yang telah ditentukan (Duwi
Priyatno, 2008:7). Dalam penelitian ini data yang digunakan adalah data
kecemasan matematika siswa dan data hasil belajar siswa.
1. Data kecemasan matematika siswa
Kecemasan matematika siswa diperoleh dari observasi secara
langsung proses pembelajaran di kelas yang didukung dengan
dokumentasi berupa foto-foto dan rekaman video. Data juga diperoleh
dari kuesioner kecemasan matematika siswa. Untuk memperkuat data
dari observasi dan kuesioner kecemasan siswa maka dilakukan
wawancara dengan beberapa siswa.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
2. Data hasil belajar siswa
Data hasil belajar siswa diperoleh dari ulangan harian siswa untuk KD
yaitu 2.1 Siswa akan diberikan post-test berupa ulangan harian untuk
mengetahui hasil belajar siswa dan membandingkan dengan KKM
yang ditetapkan oleh sekolah untuk matapelajaran matematika yaitu
sebesar 76. Pemberian pre-test dipandang tidak efektif karena siswa
belum menerima materi yang akan diujikan sehingga jika hasilnya
rendah, hal tersebut wajar saja terjadi.
F. Metode Pengumpulan Data
Secara umum metode penelitian diartikan sebagai cara ilmiah untuk
mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu (Sugiyono,
2010:3). Ada beberapa metode mengumpulan data yang digunakan dalam
penelitian ini, antara lain:
1. Metode Kuesioner
Metode kuesioner adalah suatu cara untuk mengumpulkan data
primer dengan menggunakan seperangkat daftar pertanyaan mengenai
variabel yang diukur melalui perencanaan yang matang, disusun dan
dikemas sedemikian rupa, sehingga jawaban dari semua pertanyaan
benar-benar dapat menggambarkan keadaan variabel yang sebenarnya
(Zainal Mustafa, 2009:99). Angket merupakan seperangkat daftar
pertanyaan yang telah disusun sesuai dengan kaidah-kaidah
pengukuran yang digunakan dalam kuesioner. Dalam penelitian ini
kuesioner digunakan untuk mengukur kecemasan siswa sebelum dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38
sesudah diberikan terapi musik instrumental gitar. Sehingga
pemberian kuesioner dilakuan dengan pertemuan pertama sebelum
pemutaran musik instrumental gitar dan pada pertemuan terakhir yaitu
pertemuan keempat sesudah siswa mengerjakan post-test berupa
ulangan harian.
2. Metode wawancara
Wawancara atau interview digunakan sebagai teknik
pengumpulan data apabila peneliti ingin melakukan studi pendahuluan
untuk menemukan permasalahan yang harus diteliti, dan juga apabila
peneliti ingin mengetahui hal-hal dari responden yang lebih mendalam
dan jumlah respondennya sedikit/kecil (Sugiyono, 2010:194).
Sebelum melakukan penelitian, guru lebih dahulu diwawancarai untuk
mengetahui materi yang ketuntasannya masih rendah dan juga untuk
memperoleh data-data mengenai kelas serta siswa yang akan diteliti.
Dalam penelitian ini menggunakan interview bebas terpimpin, dimana
pewawancara bebas melakukan wawancara dengan hanya
menggunakan pedoman memuat garis besarnya (Triyanto, 2010:266).
(Pedoman wawancara dapat dilihat pada lampiran A.3)
Wawancara terhadap siswa dilakukan setelah siswa selesai
mempelajari materi sistem persamaan linier dua variabel dengan
diberi terapi musik instrumental gitar. Beberapa siswa dipilih secara
acak kemudian diwawancarai untuk memperkuat jawaban siswa
mengenai data kuesioner kecemasan matematika dan untuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
mengetahui respon serta tanggapan tentang terapi musik instrumental
gitar dalam pembelajaran matematika.
3. Metode Tes
Tes ialah seperangkat rangsangan (stimuli) yang diberikan
kepada seseorang dengan maksud untuk mendapat jawaban yang
dapat dijadikan dasar bagi penetapan skor angka (S. Margono,
2007:170). Dalam penelitian ini, tes yang digunakan adalah tes hasil
belajar (post-test) berupa soal ulangan harian. Tes ini diberikan setelah
siswa selesai mempelajari materi sistem persamaan linier dua variabel
dengan terapi musik instrumental gitar dalam pembelajaran di kelas
untuk mengetahui hasil belajar siswa.
Data yang digunakan sebagai pembanding untuk hasil belajar
siswa dalam penelitian ini adalah pernyataan dari guru matapelajaran
matematika pada saat wawancara mengenai target ketuntasan siswa
pada materi sistem persamaan linier dua variabel dan membandingkan
banyak siswa yang tuntas dan tidak tuntas Kriteria Ketuntasan
Minimal (KKM).
Dalam penelitian ini, kegiatan pembelajaran dilakukan oleh
guru pengampu matapelajaran matematika yang telah mengajarkan
materi sistem persamaan linier dua variabel. Sehingga tes hasil belajar
disusun oleh guru pengampu guna mendapatkan relevansi antara hal-
hal yang diajarkan dan hal-hal yang akan diujikan. Untuk itu dalam
penelitian ini tidak menggunakan validitas dan reabilitas soal.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40
G. Instrumen Penelitian
Instrumen merupakan segala macam alat bantu yang digunakan
peneliti untuk memudahkan dalam pengukuran variabel (Zainal Mustafa,
2009:93). Instrumen penelitian yang digunakan antara lain :
1. Dokumentasi
Dokumentasi yang peneliti gunakan adalah berupa foto-foto
kegiatan aktivitas siswa di dalam kelas dalam pembelajaran
matematika dengan terapi musik instrumental gitar.
2. Kuesioner (Angket)
Kuesioner digunakan untuk mengetahui tingkat kecemasan
matematika dari siswa. Kuesioner akan diberikan pada pertemuan
pertama sebelum siswa mendapatkan terapi musik instrumental gitar
dan pada pertemuan terakhir sebelum siswa mendapatkan terapi musik
instrumental gitar. Kuesioner ini menggunakan skala Likert. Dalam
skala Likert ini terdapat 5 respon tingkatan yang digunakan yaitu :
a) Selalu
b) Sering
c) Kadang-kadang
d) Jarang
e) Tidak pernah
Berikut ini adalah kisi-kisi dari kuesioner kecemasan belajar
matematika siswa sebelum terapi musik instrumental gitar:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41
Tabel 3.2
Kisi-kisi Kuesioner Kecemasan Matematika Sebelum Pembelajaran
Matematika dengan Terapi Musik Instrumental Gitar
No Indikator Aspek yang
diukur
Nomor Soal
Pernyataan
Positif
Pernyataan
Negatif
1. Siswa gugup ketika
bertanya kepada guru dan
teman
Kecemasan
siswa saat akan
bertanya
1, 2 15, 16
2. Percaya diri ketika
menggunakan matematika
di luar kelas
Perasaan siswa
ketika
menggunakan
matematika
dalam
kehidupan
31 4
3. Mengerjakan soal
matematika
Perasaan siswa
ketika
mengerjakan
soal ulangan,
tugas dan PR
5, 8, 21, 3, 9, 17, 20, 28,
29
4. Khawatir ketika
menggunakan matematika
di masa yang akan datang
Perasaan yang
dirasakan
ketika
menggunakan
matematika di
masa yang akan
datang
11, 23, 32 6, 19
5. Yakin mendapatkan nilai
baik dalam kelas
matematika
Perasaan yang
dirasakan
ketika di kelas
matematika
14 7, 26
6. Percaya diri akan
kemampuan matematika
Keyakinan diri
akan
kemampuan
matematika
10, 22, 30 24
7. Siswa khawatir akan ketika
mengalami pembelajaran
matematika
Pengalaman
siswa dalam
pembelajaran
matematika di
dalam kelas
13, 18, 25 12, 27
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42
Berikut ini adalah kisi-kisi dari kuesioner kecemasan belajar
matematika siswa setelah terapi musik instrumental gitar:
Tabel 3.3
Kisi-kisi Kuesioner Kecemasan Matematika Setelah Pembelajaran
Matematika dengan Terapi Musik Instrumental Gitar
No Indikator Aspek yang
diukur
Nomor Soal
Pernyataan
Positif
Pernyataan
Negatif
1. Siswa gugup ketika
bertanya kepada guru dan
teman
Kecemasan
siswa saat akan
bertanya
13, 14 3, 4
2. Percaya diri ketika
menggunakan matematika
di luar kelas
Perasaan siswa
ketika
menggunakan
matematika
dalam
kehidupan
27 16,
3. Mengerjakan soal
matematika
Perasaan siswa
ketika
mengerjakan
soal ulangan,
tugas dan PR
8, 21, 29 5, 9, 15, 17, 20,
32
4. Khawatir ketika
menggunakan matematika
di masa yang akan datang
Perasaan yang
dirasakan ketika
menggunakan
matematika di
masa yang akan
datang
11, 23, 28, 6, 19
5. Yakin mendapatkan nilai
baik dalam kelas
matematika
Perasaan yang
dirasakan ketika
di kelas
matematika
2, 7, 30
6. Percaya diri akan
kemampuan matematika
Keyakinan diri
akan
kemampuan
matematika
10, 22, 26 24
7. Siswa khawatir akan ketika
mengalami pembelajaran
matematika
Pengalaman
siswa dalam
pembelajaran
matematika di
dalam kelas
1, 18, 12,25,31
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
43
H. Metode Analisis Data
1. Analisis Hasil Belajar Siswa
Hasil belajar siswa diukur dengan menggunakan nilai ulangan
harian. Peneliti akan menggunakan KKM sebagai patokan tuntas atau
tidaknya siswa dalam mempelajari materi sistem persamaan linier dua
variabel. Siswa akan dinyatakan tuntas jika nilai ulangan harian lebih
dari atau sama dengan 76. Hasil belajar ini kemudian dibuat dalam
bentuk presentase kemudian akan dibandingkan presentase siswa uang
tuntas dan presentase siswa yang tidak tuntas. Apabila presentase
siswa yang tuntas lebih besar dari presentase siswa yang tidak tuntas
maka dinyatakan pembelajaran matematika dengan terapi musik
instrumental gitar efektif.
2. Analisis Kuesioner Kecemasan Matematika
Dalam kuesioner kecemasan matematika, kuesioner terlebih
dahulu dikonsultasikan kepada dosen pembimbing sbelum kuesioner
tersebut diberikan kepada siswa. Setelah siswa mengisi kuesioner,
data kecemasan siswa akan diperoleh dengan menghitung skor yang
diperoleh masing-masing siswa. Penskoran untuk pernyataan dalam
kuesioner adalah sebagai berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
44
Tabel 3.4
Penskoran Pernyataan Positif dan Pernyataan Negatif
No Keterangan Skor Pernyataan
Positif Negatif
1. Selalu 5 1
2. Sering 4 2
3. Kadang-kadang 3 3
4. Jarang 2 4
5. Tidak pernah 1 5
Kriteria kecemasan matematika akan dikategorisasikan dengan
menggunakan pendekan sturges. Pendekatan ini merupakan
pendekatan untuk mengetahui batas-batas antar skor untuk melakukan
pengelompokan berdasarkan kriteria yang ada. Pendekatan sturges
mempunyai interval yang sama untuk setiap skornya.
Sebelum melakukan pengelompokan, terlebih dahulu dicari
interval setiap skor dengan menggunakan Skor Total (TX). Analisis
dilakukan terhadap skor total untuk mengetahui hasil kecemasan
metematika siswa secara keseluruhan.
a) Skor Total (TX)
1) Untuk kuesioner sebelum pembelajaran dengan terapi musik
instrumental gitar adalah sebagai berikut:
Skor maksimum = Σ P × SPmax = 32 × 5 = 160
Skor minimum = Σ P × SPmin = 32 × 1 = 32
Range (jarak) = Skor maksimum - Skor minimum = 160 – 32 = 128
Banyak kriteria = 5
Interval setiap kriteria adalah : 𝑟𝑎𝑛𝑔𝑒
𝑘𝑟𝑖𝑡𝑒𝑟𝑖𝑎=
128
5= 25,6
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
Keterangan :
Σ P= Jumlah pernyataan
SPmax = Skor pernyataan maksimum
SPmin = Skor pernyataan minimum
Jadi skor untuk setiap kriteria adalah sebagai berikut :
Tabel 3.5
Kriteria Kecemasan Matematika Berdasarkan Total Skor (TX)
untuk Analisis Kuesioner sebelum Pembelajaran Matematika
dengan Terapi Musik Instrumental Gitar
Kriteria Skor
Kecemasan Sangat Tinggi 32 ˂ x ≤ 57,6
Kecemasan Tinggi 57,6 ˂ x ≤ 83,2
Kecemasan Cukup 83,2 ˂ x ≤ 108,8
Kecemasan Rendah 108,8 ˂ x ≤ 134,4
Kecemasan Sangat Rendah 134,4 ≤ x ˂ 160
b) Skor dengan Skala 100
Untuk mempermudah peneliti dalam mengkategorisasikan, kriteria
kecemasan belajar dibuat dengan menggunakan skala 100
disesuaikan dengan hasil skor dari tabel di atas. Penyesuaian skor
dengan skala 100 adalah sebagai berikut :
Skor minimum = 32, skor maksimum = 160
32 disesuaikan menjadi 𝑥
160 disesuaikan menjadi 100
x = 32
160× 100 = 20, sehingga
32 disesuaikan menjadi 20
160 disesuaikan menjadi 100
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
46
Skor minimum = 20, skor maksimum = 100
Range = 100 – 20 = 80, banyak kriteria = 5
Interval setiap kriteria adalah = 80
5= 16
Maka skor untuk setiap kriteria adalah sebagai berikut :
Tabel 3.6
Kriteria Kecemasan Matematika Berdasarkan Skala 100 untuk
Analisis Kuesioner sebelum Pembelajaran Matematika dengan
Terapi Musik Instrumental Gitar
Kriteria Skor
Kecemasan Sangat Tinggi 20 ˂ x ≤ 36
Kecemasan Tinggi 36 ˂ x ≤ 52
Kecemasan Cukup 52 ˂ x ≤ 68
Kecemasan Rendah 68 ˂ x ≤ 84
Kecemasan Sangat Rendah 84 ˂ x ≤ 100
2) Untuk kuesioner setelah pembelajaran dengan terapi musik
instrumental gitar adalah sebagai berikut:
Skor maksimum = Σ P x SPmax = 32 x 5 = 160
Skor minimum = Σ P x SPmin = 32 x 1 = 32
Range (jarak) = Skor maksimum - Skor minimum = 160 – 32 = 128
Banyak kriteria = 5
Interval setiap kriteria adalah : 𝑟𝑎𝑛𝑔𝑒
𝑘𝑟𝑖𝑡𝑒𝑟𝑖𝑎=
128
5= 25,6
Keterangan :
Σ P = Jumlah pernyataan
SPmax = Skor pernyataan maksimum
SPmin = Skor pernyataan minimum
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
47
Jadi skor untuk setiap kriteria adalah sebagai berikut :
Tabel 3.7
Kriteria Kecemasan Matematika Berdasarkan Total Skor (TX)
untuk Analisis Kuesioner setelah Pembelajaran Matematika
dengan Terapi Musik Instrumental Gitar
Kriteria Skor
Kecemasan Sangat Tinggi 32 ˂ x ≤ 57,6
Kecemasan Tinggi 57,6 ˂ x ≤ 83,2
Kecemasan Cukup 83,2 ˂ x ≤ 108,8
Kecemasan Rendah 108,8 ˂ x ≤ 134,4
Kecemasan Sangat Rendah 134,4 ˂ x ≤ 160
Untuk mempermudah peneliti dalam mengkategorisasikan, kriteria
kecemasan belajar dibuat dengan menggunakan skala 100
disesuaikan dengan hasil skor dari tabel di atas. Penyesuaian skor
dengan skala 100 adalah sebagai berikut :
Skor minimum = 32, skor maksimum = 160
32 disesuaikan menjadi 𝑥
160 disesuaikan menjadi 100
x = 32
160× 100 = 20, sehingga
32 disesuaikan menjadi 20
160 disesuaikan menjadi 100
Skor minimum = 20, skor maksimum = 100
Range = 100 – 20 = 80, banyak kriteria = 5
Interval setiap kriteria adalah = 80
5= 16
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
48
Maka skor untuk setiap kriteria adalah sebagai berikut :
Tabel 3.8
Kriteria Kecemasan Matematika Berdasarkan Skala 100 untuk
Analisis Kuesioner setelah Pembelajaran Matematika dengan
Terapi Musik Instrumental Gitar
Kriteria Skor
Kecemasan Sangat Tinggi 20 ˂ x ≤ 36
Kecemasan Tinggi 36 ˂ x ≤ 52
Kecemasan Cukup 52 ˂ x ≤ 68
Kecemasan Rendah 68 ˂ x ≤ 84
Kecemasan Sangat Rendah 84 ˂ x ≤ 100
3. Analisis Wawancara Kecemasan Belajar Siswa
Hasil wawancara siswa akan dianalisis secara deskriptif kualitatif. Dari
hasil wawancara ini akan diketahui tanggapan dan respon dari siswa. Data
ini digunakan untuk memperkuat hasil observasi dan kuesioner.
84 Prosedur Pelaksanaan Penelitian
Prosedur pelaksanaan penelitian dalam pelaksanaan penelitian ini akan
dijelaskan di bawah ini :
1. Persiapan Penelitian
a. Penyusunan proposal
Sebelum melakukan penelitian, peneliti terlebih dahulu menyusun
proposal penelitian. Proposal penelitian terdiri dari BAB I, BAB II,
dan BAB III.
b. Perizinan
Peneliti mengurus surat perizinan di Sekretariat Jurusan
Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. Surat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
49
ditujukan kepada Kepala Sekolah SMP Pangudi Luhur 1 Klaten
dengan waktu penelitian dari bulan September- Desember 2015.
c. Observasi
Observasi dilakukan untuk mengetahui proses pembelajaran di
kelas, mengetahui permasalahan-permasalahan yang ada di dalam
kelas dan jenis musik instrumental yang digemari siswa. Kegiatan
ini dilakukan untuk memperoleh data dalam proses penyusunan
proposal penelitian.
2. Pelaksanaan Penelitian
a. Kuesioner sebelum pembelajaran dengan terapi musik instrumental
gitar
Kuesioner diberikan sebelum siswa melakukan proses
pembelajaran dengan terapi musik instrumental gitar. Kuesioner
diberikan pada pertemuan pertama untuk mengetahui kecemasan
matematika siswa di awal pelajaran tanpa terapi musik.
b. Observasi kegiatan pembelajaran
Kegiatan observasi dilakukan untuk mengamati siswa. Observasi
dilakukan selama pembelajaran berlangsung yaitu selama 5 kali
pertemuan.
c. Post-test
Post-test berupa ulangan harian disusun oleh guru dan diberikan
setelah siswa selesai mempelajari materi persamaan linier dua
variabel.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
50
d. Kuesioner setelah pembelajaran dengan terapi musik instrumental
gitar
Kuesioner diberikan pada pertemuan terakhir setelah siswa
mengerjakan ulangan harian
e. Wawancara
Wawancara dilakukan setelah pembelajaran dengan terapi musik
instrumental gitar selesai dilaksanakan. Akan dipilih secara acak
beberapa siswa untuk diwawancarai.
f. Analisis data
Data yang diperoleh adalah kecemasan matematika siswa dan data
hasil belajar siswa. Data kecemasan matematika yang diperoleh
dari observasi dan wawancara akan dianalisis secara kualitatif.
Sedangkan data kuesioner akan dikuantifikasi. Data hasil belajar
akan dianalisis secara kuantitatif.
g. Penarikan kesimpulan
Berdasarkan analisis yang telah dilakukan maka selanjutnya akan
ditarik kesimpulan yang merupakan jawaban dari hasil penelitian
ini.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
51
BAB IV
PELAKSANAAN, HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN
A. Deskripsi Persiapan dan Pelaksanaan Penelitian
1. Persiapan Penelitian
Persiapan yang peneliti lakukan dalam penelitian ini adalah dengan
menyusun instrumen berupa kuesioner kecemasan matematika siswa.
Terdapat 2 kuesioner yang diberikan kepada siswa. Kuesioner pertama
adalah kuesioner konsentrasi siswa sebelum adanya pembelajaran dengan
terapi musik instrumental gitar untuk mengetahui tingkat kecemasan
matematika siswa sebelum adanya terapi musik instrumental gitar.
Kuesioner yang kedua adalah kuesioner konsentrasi siswa setelah
adanya pembelajaran dengan terapi musik instrumental gitar untuk
mengetahui tingkat kecemasan matematika siswa setelah adanya terapi
musik instrumental gitar.
2. Pelaksanaan penelitian
Pelaksanaan penelitian dilakukan sebanyak 5 kali pertemuan di
kelas VIII A dengan 9 jam pelajaran. Jadwal pembelajaran matematika di
kelas VIII A adalah setiap hari Selasa, Kamis dan Sabtu. Dalam
penelitian ini guru yang melakukan pembelajaran di kelas dan peneliti
bertindak sebagai observer.
Musik instrumental yang digunakan dalam penelitian ini adalah
Instrumental Guitar Music Meditation, Relaxation, Yoga, Work, Sleep,
Stress, Mind (High Definition). Musik instrumental gitar diperdengarkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
52
kepada siswa 5 menit pertama sebelum siswa mengikuti pembelajaran
matematika dengan arahan untuk menikmati alunan musik dari peneliti.
Berikut ini adalah rangkuman pelaksanaan pembelajaran yang
dilaksanakan di kelas VIII A :
Tabel 4.1
Rangkuman Pelaksanaan Pembelajaran
Pertemuan Tanggal Materi
1 14 November 2015 Penyelesaian SPLDV dengan
metode grafik
2 19 November 2015 Penyelesaian SPLDV dengan
metode substitusi
3 21 November 2015 Penyelesaian SPLDV dengan
metode eliminasi
4 24 November 2015 Latihan soal tentang metode
substitusi dan eliminasi
5 28 November 2015 Ulangan harian
Berikut ini adalah rincian pelaksanaan pertemuan yang
dilaksanakan di kelas VIII A :
a) Pertemuan ke-1
Kegiatan belajar mengajar matematika di hari Sabtu, 14
November 2015 berlangsung pada jam ke 1 dan ke 2. Yaitu
dimulai dari pukul 06.50 sampai 08.20. Kegiatan pembelajaran
diawali dengan doa bersama yang dipimpin oleh central. Setelah
selesai doa, semua siswa dan guru menyanyikan lagu kebangsaan
Indonesia Raya. Setelah itu peneliti memperkenalkan diri dan
memberikan penjelasan singkat mengenai penelitian yang akan
dilakukan kepada siswa. Kemudian siswa diminta untuk mengisi
kuesioner kecemasan matematika di awal pelajaran dengan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
53
dipandu oleh peneliti. Jumlah anak yang hadir pada pertemuan ke-
1 berjumlah 38 (nihil).
Setelah mengisi kuesioner, siswa melanjutkan pelajaran
matematika didampingi oleh guru matapelajaran. Materi pada hari
tersebut adalah penyelesaian SPLDV dengan menggunakan metode
grafik. Pada awal pembelajaran siswa nampak antusias. Tapi
menuju akhir pambelajaran, siswa nampak bosan dan kurang
memperhatikan penjelasan guru matapelajaran. Selama pelajaran
berlangsung ada bagian dari papan tulis yang lepas sehingga guru
harus sering memegangi papan. Pembelajaran diakhiri dengan
pemberian PR dari LKS.
b) Pertemuan ke-2
Kegiatan belajar mengajar matematika di hari Kamis, 19
November 2015 berlangsung pada jam ke 1. Yaitu dimulai dari
pukul 06.50 sampai 07.40. Kegiatan pembelajaran diawali dengan
doa bersama yang dipimpin oleh central. Setelah selesai doa,
semua siswa dan guru menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia
Raya. Guru mengecek kehadiran dan menanyakan kabar siswa.
Jumlah anak yang hadir pada pertemuan ke-2 berjumlah 38 (nihil)
tetapi ada 1 anak yang meninggalkan kelas karena dipanggil oleh
guru BK.
Setelah itu guru mempersilakan peneliti mulai memberikan
terapi musik instrumental gitar. Peneliti mengarahkan siswa duduk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
54
dengan posisi ternyaman. Musik instrumental yang digunakan
dalam penelitian ini adalah Instrumental Guitar Music Meditation,
Relaxation, Yoga, Work, Sleep, Stress, Mind (High
Definition))yang diberikan kepada siswa selama 5 menit. Selama
musik diperdengarkan, siswa diberi arahan untuk tenang dan rileks.
Siswa diberi instruksi untuk mengimajinasikan pembelajaran
matematika yang menyenangkan dan mereka terlibat aktif dalam
pembelajaran. Setelah terapi musik instrumental gitar, siswa
melanjutkan pembelajaran dengan didampingi guru matapelajaran.
Guru mengingatkan kembali kepada siswa tentang materi
yang telah dipelajari pada pertemuan sebelumnya yakni
penyelesaian SPLDV dengan menggunakan metode substitusi.
Guru membuka sesi bertanya kepada siswa tentang bagian mana
yang belum dipahami, tetapi siswa tiddak menanggapi. Setelah
beberapa saat ada salahsatu siswa bertanya mengenai soal yang
diberikan guru minggu kemarin. Guru memberikan penjelasan lalu
meminta siswa tersebut mengerjakan kembali soal itu dan
menulisnya di papan tulis. Guru menggunakan metode latihan soal
kepada siswa dan hanya berorientasi pada papan tulis. Guru kurang
mengecek pemahaman siswa secara lebih dalam. Pengecekan
pemahaman hanya dilakukan secara klasikal saja. Kondisi kelas
sangat tertib, tidak ada yang mengobrol sendiri. Semua siswa fokus
dengan pembelajaran.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
55
c) Pertemuan ke-3
Kegiatan belajar mengajar matematika di hari Sabtu, 21
November 2015 berlangsung pada jam ke 1 dan ke 2. Yaitu
dimulai dari pukul 06.50 sampai 08.20. Kegiatan pembelajaran
diawali dengan doa bersama yang dipimpin oleh central. Setelah
selesai doa, semua siswa dan guru menyanyikan lagu kebangsaan
Indonesia Raya. Guru mengecek kehadiran dan menanyakan kabar
siswa. Jumlah anak yang hadir pada pertemuan ke-3 berjumlah 38
(nihil).
Setelah itu guru mempersilakan peneliti mulai memberikan
terapi musik instrumental gitar. Peneliti mengarahkan siswa duduk
dengan posisi ternyaman. Musik instrumental yang digunakan
dalam penelitian ini adalah Instrumental Guitar Music Meditation,
Relaxation, Yoga, Work, Sleep, Stress, Mind (High Definition)yang
diberikan kepada siswa selama 5 menit. Selama musik
diperdengarkan, siswa diberi arahan untuk tenang dan rileks. Siswa
diberi instruksi untuk mengimajinasikan pembelajaran matematika
yang menyenangkan dan mereka terlibat aktif dalam pembelajaran.
Setelah terapi musik instrumental gitar, siswa melanjutkan
pembelajaran dengan didampingi guru matapelajaran.
Guru mengingatkan kembali kepada siswa tentang materi
yang telah dipelajari pada pertemuan sebelumnya yakni
penyelesaian SPLDV dengan menggunakan metode eliminasi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
56
Guru lalu membuka sesi bertanya, dan dua siswa bertanya
mengenai soal yang diberikan guru minggu kemarin. Guru
memberikan penjelasan lalu menunjuk 2 siswa yang nilainya
kurang untuk mengerjakan kembali soal itu dan menulisnya di
papan tulis. Siswa lain mengerjakan soal dari LKS dan hanya
diperbolehkan diskusi dengan teman sebangku. Tidak banyak
terjadi diskusi tanya jawab. Kondisi kelas sangat tertib, tidak ada
yang mengobrol sendiri. Semua siswa fokus dengan pembelajaran.
Pembelajaran diakhiri dengan pemberian PR dari LKS.
Pada akhir pembelajaran, peneliti membagikan kertas
refleksi. Siswa diminta menuliskan bagaimana perasaannya ketika
diberi terapi musik instrumental gitar sebagai pembuka pelajaran
lalu dikumpulkan kembali kepada peneliti.
d) Pertemuan ke-4
Kegiatan belajar mengajar matematika di hari Selasa, 24 November
2015 berlangsung pada jam ke 6 dan ke 7. Yaitu dimulai dari pukul
10.50 sampai 11.20. Guru mengecek kehadiran dan menanyakan
kabar siswa. Jumlah anak yang hadir pada pertemuan ke-4
berjumlah 37, dan 1 orang siswa tidak masuk karena sakit.
Setelah itu guru mempersilakan peneliti mulai memberikan
terapi musik instrumental gitar. Peneliti mengarahkan siswa duduk
dengan posisi ternyaman. Musik instrumental yang digunakan
dalam penelitian ini adalah Instrumental Guitar Music Meditation,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
57
Relaxation, Yoga, Work, Sleep, Stress, Mind (High Definition)
yang diberikan kepada siswa selama 5 menit. Selama musik
diperdengarkan, siswa diberi arahan untuk tenang dan rileks. Siswa
diberi instruksi untuk mengimajinasikan pembelajaran matematika
yang menyenangkan dan mereka terlibat aktif dalam pembelajaran.
Setelah terapi musik instrumental gitar, siswa melanjutkan
pembelajaran dengan didampingi guru matapelajaran.
Guru mengingatkan kembali kepada siswa tentang materi
yang telah dipelajari pada pertemuan sebelumnya yakni
penyelesaian SPLDV dengan menggunakan metode eliminasi dan
substitusi. Guru lalu membuka sesi bertanya, dan dua siswa
bertanya mengenai soal yang diberikan guru minggu kemarin.
Guru memberikan penjelasan lalu meminta siswa tersebut
mengerjakan kembali soal itu dan menulisnya di papan tulis.
Suasana kelas sedikit hidup karena ada 2 siswa lagi yang kemudian
mengajukan pertanyaan. Beberapa soal ada yang belum
terselesaikan, lalu guru memperbolehkan siswa untuk berdiskusi
dengan teman sebangkunya saja. Semua soal dapat diselesaikan
dengan baik oleh siswa dan siswa terlihat dapat mengikuti
pembelajaran dengan aktif. Kondisi kelas sangat tertib, tidak ada
yang mengobrol sendiri. Semua siswa fokus dengan pembelajaran.
Pada akhir pembelajaran, peneliti membagikan kertas
refleksi. Siswa diminta menuliskan bagaimana perasaannya ketika
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
58
diberi terapi musik instrumental gitar sebagai pembuka pelajaran
lalu dikumpulkan kembali kepada peneliti.
e) Pertemuan ke-5
Pertemuan kelima diadakan pada hari Sabtu, 28 November
2015 dan berlangsung pada jam ke 1 dan ke 2. Yaitu dimulai dari
pukul 06.50 sampai 08.20. Kegiatan pembelajaran diawali dengan
doa bersama yang dipimpin oleh central. Setelah selesai doa,
semua siswa dan guru menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia
Raya. Guru mengecek kehadiran dan menanyakan kabar siswa.
Pada pertemuan kelima ini diadakan ulangan untuk materi sistem
persamaan linier dua variabel. Pada ulangan ini dihadiri oleh 36
siswa dengan 2 siswa sakit.
Selanjutnya peneliti mengarahkan siswa duduk dengan
posisi ternyaman. Musik instrumental yang digunakan dalam
penelitian ini adalah Instrumental Guitar Music Meditation,
Relaxation, Yoga, Work, Sleep, Stress, Mind (High Definition)
yang diberikan kepada siswa selama 5 menit. Selama musik
diperdengarkan, siswa diberi arahan untuk tenang dan rileks. Siswa
diberi instruksi untuk mengimajinasikan situasi ulangan yang
lancar dan siswa dapat mengerjakan ulangan dengan baik dan
memberi keyakinan kepada siswa agar mendapatkan nilai
maksimal. Ulangan berlangsung dengan tertib. Setelah ulangan
selesai lembar jawab dikumpulkan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
59
Selanjutnya siswa mengisi kuesioner kedua yaitu kuesioner
setelah pembelajaran matematika terapi musik instrumental gitar
untuk materi sistem persamaan linier dua variabel selesai
dilaksanakan dengan dipandu oleh peneliti.
B. Data Penelitian
1. Data Kuesioner Kecemasan Matematika Siswa
Data tentang kecemasan matematika siswa diperoleh dengan
melakukan penyebaran 2 buah kuesioner kepasa siswa yang mengikuti
pembelajaran matematika di kelas VIIIA, yaitu keusioner sebelum dan
setelah pembelajaran dengan terapi musik instrumental gitar.
Berdasarkan tabel berikut:
Tabel 4.2
Kriteria Kecemasan Matematika Berdasarkan Skala 100 untuk
Analisis Kuesioner setelah Pembelajaran Matematika dengan
Terapi Musik Instrumental Gitar
Kriteria Skor
Kecemasan Sangat Tinggi 20 < x ≤ 36
Kecemasan Tinggi 36 < x ≤ 52
Kecemasan Cukup 52 < x ≤ 68
Kecemasan Rendah 68 < x ≤ 84
Kecemasan Sangat Rendah 84 < x ≤ 100
dan dari data kuesioner sebelum dan setelah terapi musik instrumental
gitar, dapat diperoleh hasil sebagai berikut :
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
60
Tabel 4.3
Hasil Analisis Kriteria Kecemasan Matematika Sebelum
dan Setelah Terapi Musik Instrumental Gitar
Kriteria Kuesioner
Sebelum
Kuesioner
Setelah
Kecemasan Sangat Tinggi - -
Kecemasan Tinggi 13 5
Kecemasan Cukup 20 16
Kecemasan Rendah 5 13
Kecemasan Sangat Rendah 2
Dilihat dari tabel di atas, nampak bahwa terjadi penurunan
jumlah siswa yang mengalami kecemasan tinggi dan kecemasan
cukup. Nampak pula terjadi kenaikan jumlah siswa yang mengalami
kecemasan rendah dan kecemasan sangat rendah.
Dari data kuesioner kecemasan siswa juga diperoleh data
berikut :
Tabel 4.4
Hasil Kuesioner Kecemasan Matematika Siswa
Setelah dan Sebelum Terapi Musik Instrumental Gitar
No Nama Sebelum Sesudah Keterangan
1 S33 50 36.875 naik
2 S27 41.25 61.25 turun
3 S7 64.375 76.25 turun
4 S2 60.625 71.25 turun
5 S16 54.375 50 naik
6 S20 53.75 68.75 turun
7 S23 46.875 0 -
8 S8 45 53.75 turun
9 S14 50.625 0 -
10 S26 72.5 60.625 naik
11 S28 71.25 86.25 turun
12 S1 50.625 60 turun
13 S18 62.5 69.375 turun
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
61
14 S19 58.75 65 turun
15 S4 47.5 65 turun
16 S15 53.125 60 turun
17 S9 53.125 55.625 turun
18 S37 56.25 60 turun
19 S3 56.875 61.25 turun
20 S31 59.375 63.125 turun
21 S21 69.375 78.125 turun
22 S34 73.125 87.5 turun
23 S35 60 72.5 turun
24 S17 63.125 61.875 naik
25 S5 40 46.875 turun
26 S10 5.625 71.25 turun
27 S25 73.75 83.75 turun
28 S36 57.5 78.75 turun
29 S29 60.625 66.875 turun
30 S38 55.625 69.375 turun
31 S11 45 53.125 turun
32 S30 53.125 73.75 turun
33 S6 38.75 49.375 turun
34 S24 57.5 76.25 turun
35 S13 58.125 73.75 turun
36 S22 44.375 44.375 sama
37 S32 62.5 71.25 turun
38 S12 43.75 62.5 turun
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
62
Grafik 4.1
Hasil Kuesioner Kecemasan Matematika Siswa
Setelah dan Sebelum Terapi Musik Instrumental Gitar
Berdasarkan tabel dan grafik di atas, dapat dilihat rekapitulasi hasil
kuesioner siswa dengan :
Tabel 4.5
Rekapitulasi dan Presentase Hasil Kuesioner Kecemasan
Matematika Siswa
Keadaan Siswa Jumlah Siswa Presentase
Kenaikan Kecemasan
Matematika
4 P = 4
36 × 100 %
= 11,1 %
Penurunan Kecemasan
Matematika
31 P = 31
36 × 100 %
= 86,11 %
Tidak mengalami
kenaikan dan penurunan
Kecemasan Matematika
1 P = 1
36 × 100 %
= 2,78 %
0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
100
1 3 5 7 9 11 13 15 17 19 21 23 25 27 29 31 33 35 37
has
il ku
esi
on
er
nomer absen siswa
skor sebelum terapi
skor setelah terapi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
63
Dari kuesioner siswa, dapat diperoleh juga data rata-rata
sebagai berikut :
Tabel 4.6
Data Hasil Rata-rata Kuesioner Sebelum dan Setelah
Terapi Musik Instrumental Gitar
Kuesioner Sebelum Kuesioner Setelah
Rata-rata 55.5428 65.1563
Kriteria Cukup Cukup
Terdapat kenaikan skor pada data hasil kuesioner yaitu
55.5428 menjadi 65.156. Hal tersebut menunjukkan bahwa terjadi
penurunan kecemasan matematika siswa setelah diberi terapi musik
instrumental gitar meski berdasarkan tabel 4.2, rata-rata tersebut
masih dalam kriteria yang sama yaitu cukup.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa terapi musik intrumental
gitar dapat menurunkan kecemasan matematika siswa kelas VIIIA
dilihat dari hasil kuesioner sebelum dan setelah pembelajaran dengan
terapi musik instrumental gitar.
2. Hasil belajar siswa
Untuk mengetahui efektivitas dari terapi musik
instrumental gitar sebagai pembuka kegiatan pembelajaran pada
materi sistem persamaan linier dua variabel, peneliti menggunakan
nilai ulangan sebagai data hasil belajar siswa.
Nilai ulangan dipandang dapat mewakili proses pembelajaran
yang telah siswa lalui dan merupakan usaha individu untuk
menyelesaikan soal-soal yang diberikan dalam ulangan tanpa bantuan
dari oranglain sehingga dapat diketahui apakah siswa telah memahami
materi atau belum memahaminya. KKM yang telah ditentukan untuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
64
matapelajaran matematika di SMP Pangudi Luhur 1 Klaten adalah 76.
Terdapat 2 orang siswa yaitu S23 dan S14 yang tidak mengikuti
ulangan sebagai tes akhir S23 dan S14 tidak dihitung nilainya. Berikut
adalah hasil dari ulangan sebagai tes akhir dari kelas VIIIA :
Tabel 4.7
Hasil Tes Akhir Kelas VIIIA
NO NAMA KKM NILAI KETERANGAN
1 S33 76 67 Tidak Tuntas
2 S27 76 75 Tidak Tuntas
3 S7 76 70 Tidak Tuntas
4 S2 76 77 Tuntas
5 S16 76 78 Tuntas
6 S20 76 82 Tuntas
7 S23 76 - -
8 S8 76 60 Tidak Tuntas
9 S14 76 - -
10 S26 76 65 Tidak Tuntas
11 S28 76 77 Tuntas
12 S1 76 65 Tidak Tuntas
13 S18 76 70 Tidak Tuntas
14 S19 76 67 Tidak Tuntas
15 S4 76 78 Tuntas
16 S15 76 83 Tuntas
17 S9 76 75 Tidak Tuntas
18 S37 76 65 Tidak Tuntas
19 S3 76 70 Tidak Tuntas
20 S31 76 80 Tuntas
21 S21 76 67 Tidak Tuntas
22 S34 76 83 Tuntas
23 S35 76 55 Tidak Tuntas
24 S17 76 70 Tidak Tuntas
25 S5 76 58 Tidak Tuntas
26 S10 76 72 Tidak Tuntas
27 S25 76 75 Tidak Tuntas
28 S36 76 65 Tidak Tuntas
29 S29 76 85 Tuntas
30 S38 76 55 Tidak Tuntas
31 S11 76 67 Tidak Tuntas
32 S30 76 77 Tuntas
33 S6 76 82 Tuntas
34 S24 76 57 Tidak Tuntas
35 S13 76 80 Tuntas
36 S22 76 63 Tidak Tuntas
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
65
37 S32 76 70 Tidak Tuntas
38 S12 76 78 Tuntas
Rata-rata kelas 69
Berdasarkan tabel di atas, hanya terdapat siswa 13 dari 38
siswa yang tuntas KKM. Sehingga presentase ketuntasan siswa
adalah:
𝑃 =13
36 × 100% = 36,11 %
Berdasarkan presentase tersebut, jika dibandingkan dengan
presentase ketidaktuntasan, presentase siswa yang tuntas kurang dari
presentase siswa yang tidak tuntas yakni 63,89%, sehingga dapat
ditarik kesimpulan bahwa penggunaan terapi musik instrumental gitar
dalam pembelajaran matematika tidak efektif dilihat dari ketuntasan
hasil belajar siswa.
3. Data wawancara
Wawancara dilakukan kepada 6 siswa yang diambil secara
acak.
Wawancara Siswa dengan nomor absen 26 (S10)
S10 memiliki tingkat kecemasan yang tinggi sebelum
mengikuti pembelajaran matematika dengan terapi musik instrumental
gitar. Dilihat dari hasil kuesioner kecemasan matematikanya yang
bernilai 45.625.S10 mengalami penurunan tingkat kecemasan setelah
mengikuti pembelajaran matematika dengan terapi musik instrumental
gitar. Terbukti dari hasil kuesioner kecemasan matematikanya yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
66
bernilai 71,25 yang termasuk dalam kategori rendah. KKM
matapelajaran matematika adalah 76 dan S10 mendapatkan nilai 72
sehingga tidak tuntas KKM. Berikut adalahtranskrip dan analisis hasil
wawancara S10:
P : “Bagaimana pendapatmu tentang mempelajari materi sistem
persamaan linier dua variabel?”
S10 : “Menurutku materinya lumayan susah, Bu”
P : “Susahnya di bagian mana? Eliminasi subtitusikah?Atau
metode grafik?”
S10 : ”Iya itu Bu di metode eliminasi dan substitusi, bingung mau
disubstitusiin kemana”
P : “Terus, kan kemarin Ibu masuk, terus memberikan terapi
musik instrumental gitar, nah itu bagaimana pendapatmu
mengenai pembelajaran materi sistem persamaan linier dua
variabel dengan menggunakan terapi musik instrumental
gitar?”
S10 : “enak Bu, jadi santai gitu”
P : “Ada perbedaannya nggak yang kamu rasakan ketika belajar
dengan didahului dengan terapi instrumental gitar?”
S10 : “Ada, tenang tapi agak bikin ngantuk Bu di jam terakhir itu”
P : “Tapi kamu ngrasa nyaman nggak saat mengikuti
pembelajaran dengan terapi instrumental gitar?”
S10 : “Nyaman Bu, belajarnya jadi enak”
P : “Terus, apakah kamu masih merasa cemas dalam
pembelajaran matematika dengan terapi instrumental gitar?”
S10 : “Hmmm.. nggak sih Bu, jadi tambah rileks sih”
P :”Jadi menurutmu dengan terapi instrumental gitar dapat
menurunkan kecemasan matematikamu nggak?”
S10 : ”Ya, Bu. Lumayan tidak cemas lagi, tapi ya masih deg-
degan”
P : “ Oke, yang terakhir ini, apakah menurutmu terapi
instrumental gitar cocok digunakan dalam pembelajaran?
S10 : “Iya cocok, Bu”
Berdasarkan hasil wawancara, dengan adanya terapi musik
instrumental gitar di awal pembelajaran pada pelajaran matematika
untuk materi persamaan linier dua variabel, S10 merasa nyaman dan
efeknya S10 dapat mengikuti pelajaran dengan lebih santai.Dengan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
67
terapi musik instrumental gitar, S10 mengalami penurunan kecemasan
matematika dan dia menikmati terapi yang diberikan.Dapat
disimpulkan bahwa terapi musik instrumental gitar ini sesuai untuk
S10 dalam membuka pelajaran dan hasil belajar S10 tidak tuntas
KKM.Namun dengan bantuan terapi musik instrumental gitar,
kecemasan matematika S10 mengalami penurunan, hal itu dipengaruhi
oleh efek musik sebagai terapi yang mampu menenangkan dan
membawa hal-hal positif ke dalam pikiran. Nilai yang diperoleh tidak
tuntas KKM namun mendekati nilai ketuntasan.Hal tersebut
disebabkan oleh salah satu faktor yaitu faktor intelektual yang
mengarah pada tingkat kecerdasan yang dimiliki siswa seperti yang
diungkapkan Trujillo & Hadfield (Peker, 2009).
Wawancara Siswa dengan nomor absen 32 (S30)
S30 memiliki tingkat kecemasan yang cukup sebelum
mengikuti pembelajaran matematika dengan terapi musik instrumental
gitar. Dilihat dari hasil kuesioner kecemasan matematikanya yang
bernilai 55.625.S10 mengalami penurunan tingkat kecemasan setelah
mengikuti pembelajaran matematika dengan terapi musik instrumental
gitar meski masih dalam kategori yang sama yaitu cukup.Terbukti dari
hasil kuesioner kecemasan matematikanya yang bernilai 69,375 yang
termasuk dalam kategori cukup.KKM matapelajaran matematika
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
68
adalah 76 dan S10 mendapatkan nilai 77 sehingga tuntas KKM.
Berikut adalahtranskrip dan analisis hasil wawancara S30:
P : “Bagaimana pendapatmu tentang mempelajari materi sistem
persamaan linier dua variabel?”
S30 : “membingungkan, Bu ”
P : “Kok bingung? Bingungnya di mana?Metodenya kah?
S30 : ”Iya itu Bu, kadang-kadang masing bingung menentukan
pake tabel, ngisi kotak-kotaknya”
P : “Ohhh gitu..Terus, kan kemarin Ibu masuk, terus memberikan
terapi musik instrumental gitar, nah itu bagaimana pendapatmu
tentang pembelajaran materi sistem persamaan linier dua
variabel dengan menggunakan terapi musik instrumental gitar
kemarin?”
S30 : “Lumayan Bu, jadi agak bisa bekerja”
P : “Wah oke, terus ada perbedaannya nggak yang kamu rasakan
ketika belajar dengan didahului dengan terapi instrumental
gitar?”
S30 : “Ada, Bu. Kalo pake musik dulu itu pikirannya jadi lebih
rileks dan tenang”
P : “Apakah kamu ngrasa nyaman saat mengikuti pembelajaran
dengan terapi instrumental gitar?”
S30 : “Nyaman Bu, belajarnya jadi rileks”
P : “Terus, apakah kamu masih merasa cemas dalam
pembelajaran matematika dengan terapi musik instrumental
gitar? Pas mau ulangan gimana?”
S30 : “Lumayan tidak gugup dan cemas, Bu”
P :”Jadi menurutmu dengan terapi musik instrumental gitar dapat
menurunkan kecemasan matematikamu nggak?”
S30 : ”Ya, bisa Bu. Lumayan terbantu”
P : “ Baiklah, ini yang terakhir, apakah menurutmu terapi musik
instrumental gitar cocok digunakan dalam pembelajaran?”
S30 : “Iya, Bu. Cocok”
P : “Mau diterapi musik lagi?”
S30 :”Mau, Bu”
Berdasarkan hasil wawancara, dengan adanya terapi musik
instrumental gitar di awal pembelajaran pada pelajaran matematika
untuk materi persamaan linier dua variabel, S30 merasa terbantu dan
efeknya S30 dapat mengikuti pelajaran dengan lebih rileks. Dengan
terapi musik instrumental gitar, S30 mengalami penurunan kecemasan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
69
matematika meski masih dalam kategori yang sama dan dia
menikmati terapi yang diberikan. Dapat disimpulkan bahwa terapi
musik instrumental gitar ini sesuai untuk S30 dalam membuka
pelajaran sehingga hasil belajar S30 tuntas KKM. Bagi S30, musik
intrsumental berhasil menenangkan pikirannya dan membawa hal-hal
positif, yang kemudian dapat menjauhkannya dari kecemasan. Hal
tersebut merupakan efek musik sebagai terapi seperti yang
disampaikan oleh Djohan.
Wawancara Siswa dengan nomor absen 3 (S7)
S7 memiliki tingkat kecemasan yang cukup sebelum
mengikuti pembelajaran matematika dengan terapi musik instrumental
gitar. Dilihat dari hasil kuesioner kecemasan matematikanya yang
bernilai 64,375.S7 mengalami penurunan tingkat kecemasan setelah
mengikuti pembelajaran matematika dengan terapi musik instrumental
gitar.Terbukti dari hasil kuesioner kecemasan matematikanya setelah
mendapat terapi musik instrumental gitar yang bernilai 76,25 yang
termasuk dalam kategori rendah. KKM matapelajaran matematika
adalah 76 dan S7 mendapatkan nilai 70 sehingga tidak tuntas KKM.
Berikut adalahtranskrip dan analisis hasil wawancara S7:
P : “Bagaimana pendapatmu tentang mempelajari materi sistem
persamaan linier dua variabel?”
S7 : “Tidak terlalu susah, bisa mengikuti ”
P : “Wahhh..baiklah.. Terus, kan kemarin Ibu masuk ke kelas,
terus memberikan terapi musik instrumental gitar, nah itu
bagaimana pendapatmu tentang pembelajaran materi sistem
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
70
persamaan linier dua variabel dengan menggunakan terapi
musik instrumental gitar kemarin?”
S7 : “Tambah rileks gimana gitu, jadi santai”
P : “Oke, terus ada perbedaannya nggak yang kamu rasakan
ketika belajar dengan didahului dengan terapi instrumental
gitar?”
S7 : “Ada bedanya, Bu. Jadi lebih enak, pake musik pokokmen
enak”
P : “Wahh enak yaa..Apakah kamu ngrasa nyaman saat
mengikuti pembelajaran dengan terapi instrumental gitar?”
S7 : “Nyaman Bu, jadi santai”
P : “Kira-kira, apakah kamu masih merasa cemas dalam
pembelajaran matematika dengan terapi musik instrumental
gitar? Pas mau ulangan kemarin gimana?”
S7 : “Jadi tidak cemas, Bu”
P :”Jadi menurutmu, dengan terapi musik instrumental gitar
dapat menurunkan kecemasan matematikamu nggak?”
S7 : ”Iya, bisa Bu.”
P : “ Baiklah, apakah menurutmu terapi musik instrumental gitar
cocok digunakan dalam pembelajaran?”
S7 : “Iya, cocok, Bu. Mau terus”
Berdasarkan hasil wawancara dengan S7, dengan adanya
terapi musik instrumental gitar di awal pembelajaran pada pelajaran
matematika untuk materi persamaan linier dua variabel, S7 merasa
terbantu dan efeknya S7 dapat mengikuti pelajaran dengan lebih
santai.Dengan terapi musik instrumental gitar, S7 mengalami
penurunan kecemasan matematika dan dia menikmati terapi yang
diberikan.Dapat disimpulkan bahwa terapi musik instrumental gitar ini
sesuai untuk S7 dalam membuka pelajaran. Bagi S7, musik mampu
merangsang kognisi dan menenangkan pikiran dan membuat S7
memotivasi dirinya dengan kata lain musik dapat membantu S7
mengembangkan proses mental dan meningkatkan kesadaran.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
71
Wawancara Siswa dengan nomor absen 36 (S22)
S22 memiliki tingkat kecemasan yang tinggi sebelum
mengikuti pembelajaran matematika dengan terapi musik instrumental
gitar. Dilihat dari hasil kuesioner kecemasan matematikanya yang
bernilai 44,375.S22tidak mengalami penurunan ataupun kenaikan
tingkat kecemasan setelah mengikuti pembelajaran matematika
dengan terapi musik instrumental gitar.Terbukti dari hasil kuesioner
kecemasan matematikanya sebelum dan setelahdiberi terapi musik
instrumental gitar yang bernilai 44,375 yang termasuk dalam kategori
tinggi.KKM matapelajaran matematika adalah 76 dan S22
mendapatkan nilai 63 sehingga tidak tuntasKKM. Berikut
adalahtranskrip dan analisis hasil wawancara S22:
P : “Bagaimana pendapatmu tentang mempelajari materi sistem
persamaan linier dua variabel?”
S22 : “Susah, Bu ”
P : “Susah ya? Susahnya di mana?
S22 : ”di metode substitusi”
P :”Memangnya gimana substitusinya?”
S22 :”Ya itu, mana yang disubstitusi, disubstitusi kemana itu Bu”
P : “Ohhh gitu..Terus, kan kemarin Ibu masuk kelas dan
memberikan terapi musik instrumental gitar, nah itu bagaimana
pendapatmu tentang pembelajaran materi sistem persamaan
linier dua variabel dengan menggunakan terapi musik
instrumental gitar kemarin?”
S22 : “Malah nggak masuk Bu”
P : ”Oh ya..kok bisa?”
S22 : ”Jadi tidak fokus Bu, kalau ada musiknya”
P : “Wah gitu ya, terus ada perbedaannya nggak yang kamu
rasakan ketika belajar dengan didahului dengan terapi
instrumental gitar?”
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
72
S22 : “Nggak ada, Bu. Malah nggak bisa masuk”
P : “Apakah kamu ngrasa nyaman saat mengikuti pembelajaran
dengan terapi instrumental gitar?”
S22 : “tidak Bu, mending kalau tenang”
P : “Terus, apakah kamu masih merasa cemas dalam
pembelajaran matematika dengan terapi musik instrumental
gitar? Pas mau ulangan gimana?”
S22 : “Iya masih cemas, Bu”
P :”Jadi menurutmu dengan terapi musik instrumental gitar dapat
menurunkan kecemasan matematikamu nggak?”
S22 : ”Tidak bisa Bu”
P : “ wah gitu ya, apakah menurutmu terapi musik instrumental
gitar cocok digunakan dalam pembelajaran?”
S22 : “Tidak cocok di materinya, Bu”
P : “Gi materinya? Maksudnya gimana?”
S22 :”Ya kalau di aljabar gini emang akunya agak nggak cocok Bu,
susah. Apalagi dikasih musik malah jadi tambah bingung”
Berdasarkan hasil wawancara dengan S22, dengan adanya
terapi musik instrumental gitar di awal pembelajaran pada pelajaran
matematika untuk materi persamaan linier dua variabel, S22 merasa
terganggu dan sulit berkonsentrasi dan menangkap
pembelajaran.Ditambah lagi dengan materi yang dipelajari yaitu
tentang aljabar.Dia mengakui bahwa pada materi aljabar S22 memang
mengalami kesulitan.Maka dengan terapi musik instrumental gitar,
S22 tidak mengalami penurunan ataupun kenaikan kecemasan
matematika.Dapat disimpulkan bahwa terapi musik instrumental gitar
ini tidak sesuai untuk S22 dalam membuka pelajaran sehingga hasil
belajar S22 tidak tuntas KKM. Kecemasan yang tetap dikarenakan
oleh gejala-gejala psikologis S22 yng khawatir akan terjadi sesuatu
yang menyenangkan setelah mendapatkan terapi musik instrumental
gitar. Kecemasan S22 juga dikarenakan oleh tekanan perasaan yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
73
dirasakannya ketika materi yang sedang dipelajari adalah aljabar,
dimana materi itu adalah materi yang paling dianggap sulit oleh
S22.Faktor ini merupakan faktor kepribadian seperti yang dijelaskan
Trujillo & Hadfield (Peker, 2009).
Wawancara Siswa dengan nomor absen 22 (S34)
S34 memiliki tingkat kecemasan yang cukup sebelum
mengikuti pembelajaran matematika dengan terapi musik instrumental
gitar. Dilihat dari hasil kuesioner kecemasan matematikanya yang
bernilai 57,5. S34 mengalami penurunan tingkat kecemasan setelah
mengikuti pembelajaran matematika. Terbukti dari hasil kuesioner
kecemasan matematikanya setelahdiberi terapi musik instrumental
gitar yang bernilai 76,25 yang termasuk dalam kategori rendah. KKM
matapelajaran matematika adalah 76 dan S34 mendapatkan nilai 83
sehingga tuntas KKM. Berikut adalahtranskrip dan analisis hasil
wawancara S34:
P : “Bagaimana pendapatmu tentang mempelajari materi sistem
persamaan linier dua variabel?”
S34 : “Biasa wae, Bu. Kalau udah paham ya udah”
P : “wahh gitu..Terus, kan kemarin Ibu masuk ke kelas beberapa
hari, terus memberikan terapi musik instrumental gitar, nah itu
bagaimana pendapatmu tentang pembelajaran materi sistem
persamaan linier dua variabel dengan menggunakan terapi
musik instrumental gitar kemarin?”
34 : “Hmmmmm enak..lebih tenang”
P : “Oke, terus ada perbedaannya nggak yang kamu rasakan
ketika belajar dengan didahului dengan terapi instrumental
gitar?”
S34 : “Sama sih Bu, biasa wae”
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
74
P : “Apakah kamu ngrasa nyaman saat mengikuti pembelajaran
dengan terapi instrumental gitar?”
S34 : “Ya, kalau nyaman sih nyaman Bu”
P : “Terus, kira-kira kamu masih merasa cemas nggak dalam
pembelajaran matematika dengan terapi musik instrumental
gitar? Pas mau ulangan kemarin gimana?”
S34 : “Yaaa jadi tidak gugup dan cemas, Bu”
P :”Jadi menurutmu dengan terapi musik instrumental gitar dapat
menurunkan kecemasan matematikamu nggak?”
S34 : ”Ya, bisa sih, Bu”
P : “ Baiklah, terakhir ya, apakah menurutmu terapi musik
instrumental gitar cocok digunakan dalam pembelajaran?”
S34 : “Ya cocok sih Bu, tapi aku sih biasa wae, nggak masalah ada
musik ada enggak, tapi cara ngajarnya sih bu yang jadi
masalah” (tertawa)
Berdasarkan hasil wawancara, dengan adanya terapi musik
instrumental gitar di awal pembelajaran pada pelajaran matematika
untuk materi persamaan linier dua variabel, S34 merasa biasa saja tapi
lumayan terbantu dan efeknya S34 dapat mengikuti pelajaran dengan
lebih tenang, walaupun sebenarnya dengan menggunakan terapi musik
tidak mengubah pemahamannya. Dengan terapi musik instrumental
gitar, S34 mengalami penurunan kecemasan matematika dan dia
menikmati terapi yang diberikan.Dapat disimpulkan bahwa terapi
musik instrumental gitar ini sesuai untuk S34 dalam membuka
pelajaran sehingga hasil belajar S34 tuntas KKM.Kecemasan
matematika yang dialami S34 disebabkan oleh kondisi pembelajaran
di kelas yang kurang menyenangkan dan desain pembelajaran yang
monoton yang dilakukan oleh guru matapelajaran.Faktor ini
merupakan faktor lingkungan atau sosial seperti yang dijelaskan
Trujillo & Hadfield (Peker, 2009).Dari hasil belajar dan hasil
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
75
kuesioner S34, dapat diketahui ada hubungan antara hasil belajarnya
dan kecemasan matematika siswa seperti yang dituliskan Zakaria dan
Nordin.
Wawancara Siswa dengan nomor absen 8 (S8)
S8 memiliki tingkat kecemasan yang tinggi sebelum
mengikuti pembelajaran matematika dengan terapi musik instrumental
gitar. Dilihat dari hasil kuesioner kecemasan matematikanya yang
bernilai 45.S8 mengalami penurunan tingkat kecemasan setelah
mengikuti pembelajaran matematika dengan terapi musik instrumental
gitar. Terbukti dari hasil kuesioner kecemasan matematikanya yang
bernilai 53,75 yang termasuk dalam kategori cukup. KKM
matapelajaran matematika adalah 76 dan S8 mendapatkan nilai 60
sehingga tidak tuntas KKM. Berikut adalahtranskrip dan analisis hasil
wawancara S8:
P : “Bagaimana pendapatmu tentang mempelajari materi sistem
persamaan linier dua variabel?”
S8 : “susah, Bu. Membingungkan”
P : “Kok bingung? Bingungnya di mana coba?
S8 : ”bingung pas mengalikan. Haruse dikali malah ditambah”
P : “Oh yang di metode eliminasi ya?”
S8 : “ Iya, Bu. Di eliminasi”
P : “Ohhh gitu..Terus, kan kemarin Ibu masuk, terus memberikan
terapi musik instrumental gitar, nah itu bagaimana pendapatmu
tentang pembelajaran materi sistem persamaan linier dua
variabel dengan menggunakan terapi musik instrumental gitar
kemarin?”
S8 : “Jadi lebih tenang”
P : “Oke, terus ada perbedaannya nggak yang kamu rasakan
ketika belajar dengan didahului dengan terapi instrumental
gitar?”
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
76
S8 : “Ada. Jadi lebih enak, pelajarannya nyantol ”
P : “Kira-kira kamu ngrasa nyaman saat mengikuti pembelajaran
dengan terapi instrumental gitar?”
S8 : “Nyaman Bu, OK”
P : “Terus, apakah kamu masih merasa cemas dalam
pembelajaran matematika dengan terapi musik instrumental
gitar? Pas mau ulangan itu gimana?”
S8 : “Lumayan tidak cemas, Bu”
P :”Jadi kira-kira dengan terapi musik instrumental gitar dapat
menurunkan kecemasan matematikamu nggak?”
S8 : ”Iya bisa, Bu. Dapat membantu kok”
P : “ Baiklah, terakhir ya ini, apakah menurutmu terapi musik
instrumental gitar cocok digunakan dalam pembelajaran?”
S8 : “Cocok, Bu”
P : “Mau nggak diterapi musik lagi?”
S8 :”Ya, Bu. Mau”
Berdasarkan hasil wawancara, dengan adanya terapi musik
instrumental gitar di awal pembelajaran pada pelajaran matematika
untuk materi persamaan linier dua variabel, S8 merasa terbantu dan
efeknya S8 dapat mengikuti pelajaran dengan lebih tenang. Dengan
terapi musik instrumental gitar, S8 mengalami penurunan kecemasan
matematika meski masih dalam kategori yang sama dan dia
menikmati terapi yang diberikan. Dapat disimpulkan bahwa terapi
musik instrumental gitar ini sesuai untuk S8 dalam membuka
pelajaran dan hasil belajar S8 tidak KKM. Faktor yang
mempengaruhi kecemasan matematika S8 ini merupakan faktor
intelektual seperti yang dijelaskan Trujillo & Hadfield (Peker,
2009).S8 masih mengalami kebingungan dalam metode
eliminasi.Pengaruh ini bersifat kognitif.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
77
Hasil wawancara dapat dirangkum menjadi :
Tabel 4.8
Rangkuman Hasil WawancaraKecemasan Matematika Siswa
Setelah Terapi Musik Instrumental Gitar
Siswa/
No
Absen
Rangkuman Wawancara Hasil
Belajar
Kecemasan
Belajar Setelah
Terapi Musik
Instrumental Gitar
Metode
Belajar
S10 / 26 S10 mengalami
kesulitan dalam
mempelajari materi
SPLDV. S10 merasakan
ada perubahan setelah
diberi terapi musik
instrumental gitar
dengan merasa lebih
tenang tetapi
mengantuk. S10 merasa
nyaman dan kecemasan
matematikanya
menurun.
Tidak
Tuntas
Menurun Sesuai
S30 / 32 S30 mengalami
kesulitan dalam
mempelajari materi
SPLDV. S30 merasakan
ada perubahan setelah
diberi terapi musik
instrumental gitar yakni
merasa lebih rileks dan
tenang sehingga
mendorongnya untuk
mengerjakan soal-soal
matematika. S30 mendi
tidak gugup dan
lumayan dapat
membantu menurunkan
kecemasan
matematikanya.
Tuntas Menurun Sesuai
S7 / 03 S7 dalam mempelajari
materi SPLDV. S7
merasa lebih setelah
diberi terapi musik
instrumental gitar. S10
merasa sangat nyaman
ketika diberi terapi dan
kecemasan
Tidak
Tuntas
Menurun
Sesuai
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
78
matematikanya
menurun.
S22 / 36 S22 mengalami
kesulitan dalam
mempelajari materi
SPLDV. S22 tidak
merasakan ada
perubahan setelah diberi
terapi musik
instrumental gitar.
Menurut S22 dengan
adanya terapi justru
membuat
konsentrasinya tidak
maksimal. S10 merasa
kecemasan
matematikanya tidak
menurun ataupun
meningkat.
Tidak
Tuntas
Tidak mengalami
kenaikan maupun
penurunan
Tidak Sesuai
S34 / 22 S34 tidak mengalami
kesulitan dalam
mempelajari materi
SPLDV. S34 merasakan
tidak terlalu banyak
perubahan setelah diberi
terapi musik
instrumental gitar.
Namun ia dengan
merasa lebih nyaman
dan kecemasan
matematikanya
menurun.
Tuntas Menurun Sesuai
S8 / 08 S34 tidak mengalami
kesulitan dalam
mempelajari materi
SPLDV. S34 merasakan
ada perubahan setelah
diberi terapi musik
instrumental gitar yaitu
S8 menjadi lebih tenang
dan pelajaran dapat
diterima dengan baik.
S8 merasa nyaman
ketika diberi terapi dan
kecemasan
matematikanya
menurun.
Tidak
Tuntas
Menurun Sesuai
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
79
Keterangan :
Rangkuman Wawancara : Rangkuman transkrip wawancara
dilihat dari indikator wawancara
Hasil Belajar : Ketuntasan nilai yang diperoleh ketika Ulangan
Harian sesuai dengan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM)
Kecemasan Belajar Setelah Terapi Musik Instrumental Gitar :
Metode Belajar : Kesesuaian Metode belajar siswa dengan
aktivitas mendengarkan musik
Setelah mewawancarai keenam siswa, dapat disimpulkan
bahwa sebagian besar siswa merasa nyaman dengan adanya terapi
musik instrumental gitar di awal pembelajaran matematika dengan
materi sistem persamaan linier dua variabel. Terapi musik
instrumental gitar memiliki dampakmenurunkan kecemasan
matematika bagi siswa yang memiliki cara belajar sambil
mendengarkan musik, sedangkan bagi siswa yang tidak suka
mendengarkan musik instrumental gitar, terapi musik instrumental
gitar tidak memiliki dampak menurunkan kecemasan matematikanya.
Kemampuan dalam aljabar pun sangat penting dalam mempelajari
materi sistem persamaan linier dua variabelini. Sehingga cara belajar
dan kemampuan akan materi prasyarat seperti aljabar juga
berpengaruh terhadap efektif atau tidaknya terapi ini.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
80
C. Pembahasan Penelitian
Berdasarkan hasil penelitian yang telah peneliti lakukan,
dilihat dari hasil olah data kuesioner dan data wawancara, terapi
musik instrumental gitar efektif dalam menurunkan kecemasan
matematika siswa. Terapi musik instrumental gitar efektif dapat
membangun suasana tenang dan rileks sehingga siswa dapat memulai
pelajaran dengan santai. Kesimpulan ini untuk menjawab rumusan
masalah yaitu “Apakah terapi musik instrumental gitar efektif dalam
menurunkan kecemasan matematika siswa pada materi SPLDV?”
adalah efektif ditinjau dari tingkat kecemasan dari data kuesioner dan
wawancara.
Berdasarkan data ketuntasan hasil belajar siswa,
penggunaan terapi musik instrumental gitar dalam pembelajaran
matematika tidak efektif jika dilihat dari ketuntasan hasil belajar
karena hanya terdapat 36,11% siswa yang tuntas. Kesimpulan ini
untuk menjawab rumusan masalah yaitu “Apakah terapi musik
instrumental gitar efektif dalam membantu siswa dalam belajar pada
materi SPLDV ditinjau dari hasil belajar siswa?” adalah tidak efektif
ditinjau dari ketuntasan hasil belajar siswa.
Berdasarkan observasi yang dilakukan, maka peneliti dapat
mendeskripsikan hal-hal yang menurut peneliti mempengaruhi
keefektifan dari terapi musik instrumental gitar:
a) Cara belajar siswa.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
81
Cara belajar siswa menjadi hal yang sangat penting. Bagi
siswa yang gemar mendengarkan musik dan terbiasa belajar
dengan mendengarkan musik, terapi musik instrumental akan
menjadi stimulus yang baik bagi siswa untuk membantu
menurunkan kecemasan matematikanya. Tetapi bagi siswa yang
tidak gemar mendengarkan musik, adanya terapi musik
instrumental gitar justru mengganggu konsentrasi balajar yang
siswa ciptakan sendiri dan semakin menambah atau tidak
menurunkan kecemasan matematikannya.
b) Metode pengajaran guru.
Metode pengajaran yang digunakan oleh guru
matapelajaran adalah faktor yang sangat penting dalam menunjang
hasil belajar siswa dan untuk menurunkan kecemasan matematika
siswa. Di sini metode pengajaran yang digunakan oleh guru masih
kurang inovatif dan cenderung monoton, hanya terpusat pada papan
tulis. Dari hasil wawancara dengan beberapa siswa, guru tidak
pernah menggunakan dinamika berkelompok sebagai metode
pengajaran sehingga bagi sebagian siswa merasa bosan dan
„spaneng‟untuk pelajaran matematika.
c) Penguasaan materi prasyarat
Faktor lain yang berperan penting adalah tingkat
penguasaan siswa terhadap materi prasyarat seperti aljabar dan
persamaan linier dua variabel. Siswa akan mengalami kesulitan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
82
saat mengerjakan soal-soal dikarenakan belum menguasai materi
prasyarat dengan baik, walaupun siswa dapat mengikuti pelajaran
dengan rileks setelah diberi terapi musikinstrumental gitar.
d) Fasilitas kelas.
Pembelajaran di kelas VIIIA menggunakan white
board dan ketika pembelajaran berlangsung, whiteboard tidak
terpasang kecang dan kadang-kadang lepas serta tinta dari spidol
yang kurang terang sehingga menjadi faktor yang mempengaruhi
hasil belajar siswa kelas VIIIA.
e) Kondisi luar kelas.
Letak kelas VIIIA dekat dengan jalan menuju arah
lapangan. Beberapa kali lapangan digunakan untuk kegiatan-
kegiatan eksternal sekolah yang mengakibatkan kegiatan belajar
mengajar terganggu karena suara motor dan keributan dari luar
kelas.
D. Kelebihan dan Keterbatasan Penelitian
1. Kelebihan penelitian
Kelebihan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :
a) Penggunaan musik instrumental sebagai terapi merupakan salah
satu metode yang jarang digunakan dalam pembuka pembelajaran
matematika dan penelitian skripsi. Metode-metode baru
berdasarkan penelitian yang sudah ada perlu diujicobakan untuk
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
83
mengetahui keefektifannya untuk dapat mengatasi permasalahan
yang dihadapi siswa.
b) Kegiatan pembelajaran di kelas berlangsung seperti biasa, dimana
guru sebagai pengajar dan peneliti hanya sebagai observer dan
terapis.
2. Keterbatasan penelitian
Dalam penelitian ini pun juga terdapat keterbatasan.
Keterbatasannya adalah:
a) Pemberian terapi tidak dilakukan oleh guru matapelajaran
melainkan oleh peneliti. Peneliti hendaknya hanya sebagai
observer saja, tidak sebagai sehingga tidak ada faktor dari luar
yang mempengaruhi penelitian.
b) Wawancara yang dilakukan peneliti hanya terbatas kepada siswa
yang mengalami penurunan kecemasan matematika dan siswa yang
tidak mengalami penurunan maupun peningkatan, tidak kepada
siswa yang mengalami peningkatan kecemasan matematika.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
84
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan di kelas VIII A SMP
Pangudi Luhur 1 Klaten, maka dapat disimpulkan sebagai berikut :
1. Penggunaan terapi musik instrumental gitar dalam pembuka kegiatan
pembelajaran matematika pada materi sistem persamaan linier dua
variabel secara umum adalah efektif dalam menurunkan kecemasan
matematika siswa, walau dilihat dari rata-rata hasil kuesioner masih
dalah kriteria yang sama yaitu kriteria cukup. Tetapi sebagian besar
siswa mengalami penurunan kecemasan matematika dilihat dari jumlah
kriteria hasil kuesioner siswa.
2. Penggunaan terapi musik instrumental gitar dalam pembuka kegiatan
pembelajaran matematika pada materi sistem persamaan linier dua
variabel secara umum adalah tidak efektif ditinjau dari ketuntasan
hasil belajar siswa. Hal ini ditunjukkan dengan persentase ketuntasan
sebesar 36,11 % dengan terapi musik instrumental gitar lebih kecil jika
dibandingkan dengan persentase ketidaktuntasan siswa yaitu sebesar
63,89%.
Selain dua kesimpulan di atas, dapat disimpulkan juga dari
penelitian ini hal-hal yang diduga dapat mempengaruhi keefektifan dari
penggunaan terapi musik instrumental gitar dalam pembelajaran
matematika yaitu cara belajar siswa, metode pengajaran guru,
penguasaan materi prasyarat, fasilitas kelas seperti spidol dan papan
tulis, serta kondisi di luar kelas yang ribut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
85
B. Saran
Berdasarkan dari peneniliat yang telah dilakukan dengan menggunakan
terapi musik instrumental gitar terdapat beberapa saran sebagai berikut :
1. Bagi peneliti selanjutnya
a. Peneliti dapat menggunakan musik instrumen nusantara yang
beragam sehingga dapat mengangkat kekayaan musik nusantara
sebagai musik terapi pada pembuka pembelajaran matematika
untuk penelitian selanjutnya.
b. Peneliti perlu berkolaborasi dengan guru dalam menyusun RPP
dan penyusunan tes akhir siswa.
c. Peneliti perlu menekan faktor-faktor yang tidak dapat dikontrol
yang mempengaruhi hasil penelitian.
2. Bagi guru
a. Penggunaan musik instrumental sebagai terapi dalam pembelajaran
di kelas dapat dilakukan guru namun perlu memperhatikan gaya
belajar dari siswa.
b. Terapi musik instrumental gitar dapat dilakukan saat-saat tertentu
saja, karena dimungkinkan ada kelas yang gaya belajarnya
beragam.
3. Bagi siswa
a. Siswa perlu mengetahui cara belajar mereka sendiri dan melatih
untuk dapat menurunkan kecemasan matematika.
b. Siswa dapat menggunakan musik instrumental gitar sebelum
belajar di rumah untuk menurunkan kecemasan matematika
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
86
khususnya bagi yang memiliki cara belajar dengan dan gemar
mendengarkan musik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
87
DAFTAR PUSTAKA
Agus dan Nuniek Avianti. 2007. Mudah Belajar Matematika 2. Jakarta: Pusat
Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.
Devi Winja dan Faridah Ainur. 2011. Efektivitas Musik Klasik Mozart dalam
Menurunkan Kecemasan Matematika. Yogyakarta: Fakultas Psikologi UAD.
Djohan. 2006. Terapi Musik. Yogyakarta: Best.
Djohan. 2009. Psikologi Musik. Yogyakarta: Best.
Imam Musbikin. 2009. Kehebatan Musik untuk Mengasah Kecerdasan Anak.
Yogyakarta: Power Books.
Dimyati Mahmud. M. 1990. Psikologi Suatu Pengantar. Yogyakarta: BPFE.
Margono. 2007. Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta: Rineka Cinta
Mustafa Fahmi. 1977. Kesehatan Jiwa dalam Keluarga, Sekolah dan Masyarakat.
Jakarta: Bulan Bintang.
Jeffrey Nevid, dkk. 2005. Psikologi Abnormal ed. Kelima. Jakarta: Erlangga.
Oliver Sacks. 2013. Musikofilia. Jakarta: PT. Indeks.
Singgih D. Gunarsa. 1995. Psikologi Anak Bermasalah. Jakarta: BPK Gunung Mulia.
Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan
R&. Bandung : Alfabeta.
Supraktiknya. 1995. Mengenal Perilaku Abnormal. Yogyakarta: Kanisius.
Maramis. W.E. 1995. Ilmu Kedokteran Jiwa Cet. V. Surabaya: AP. Airlangga.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
88
Wahyudin. 2010. Monograf: Kecemasan Matematika. Bandung: Program Studi
Pendidikan Matematika SPS UPI.
Zainal Mustafa. 2009. Mengurai Variabel hingga Intrumentasi. Yogyakarta: Graha
Ilmu.
Zakiyah Darajat. 2001. Kesehatan Mental. Jakarta: Gunung Agung.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
89
89
Lampiran A.1
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
Nama Sekolah : SMP Pangudi Luhur 1 Klaten
Mata Pelajaran : Matematika
Kelas : VIII (Delapan) A
Semester : 1 (Satu)
Standar Kompetensi : 2.Memahami sistem persamaan linear dua variabel dan menggunakannya
dalam pemecahan masalah.
Kompetensi Dasar : 2.1.Menyelesaikan sistem persamaan linear dua variabel.
Alokasi Waktu : 6 jam pelajaran (3 pertemuan).
A. Tujuan Pembelajaran
- Pertemuan Pertama, Kedua, dan Ketiga:
a. Peserta didik dapat menyebutkan perbedaan persamaan linear dua variabel (PLDV) dan
sistem persamaan linear dua variabel (SPLDV).
b. Peserta didik dapat menentukan himpunan penyelesaian dari SPLDV berturut-turut dengan
metode grafik, substitusi, dan eliminasi.
Karakter siswa yang diharapkan : Disiplin ( Discipline )
Rasa hormat dan perhatian ( respect )
Tekun ( diligence )
Tanggung jawab ( responsibility )
B. Materi Ajar
Sistem Persamaan Linear Dua Variabel, yaitu mengenai:
a. Mengingat persamaan linear satu variabel (PLSV).
b. Mengenal persamaan linear dua variabel (PLDV)
c. Menentukan himpunan penyelesaian persamaan linear dua variabel dan menggambar
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
90
90
grafik.
d. Mengenal sistem persamaan linear dua variabel (SPLDV).
e. Menentukan penyelesaian sistem persamaan linear dua variabel (SPLDV).
C. Metode Pembelajaran
Ceramah, tanya jawab, diskusi, dan pemberian tugas.
D. Langkah-langkah Kegiatan
Pertemuan Pertama, Kedua, dan Ketiga
Pendahuluan : - Apersepsi : Menyampaikan tujuan
pembelajaran.
- Memotivasi peserta didik dengan memberi penjelasan tentang
pentingnya mempelajari materi ini.
Kegiatan Inti:.
Eksplorasi
Dalam kegiatan eksplorasi, guru:
Peserta didik diberikan stimulus berupa pemberian materi oleh guru mengenai
perbedaan persamaan linear dua variabel (PLDV) dan sistem persamaan linear dua
variabel (SPLDV), serta cara menentukan himpunan penyelesaian dari SPLDV
berturut-turut dengan metode grafik, substitusi, dan eliminasi, kemudian antara peserta
didik dan guru mendiskusikan materi tersebut (Bahan: buku paket, yaitu buku
Matematika Kelas VIII Semester 1, mengenai mengingat persamaan linear satu
variabel (PLSV), mengenai mengenal persamaan linear dua variabel (PLDV), mengenai
menentukan himpunan penyelesaian persamaan linear dua variabel dan menggambar
grafik, mengenai mengenal sistem persamaan linear dua variabel (SPLDV), mengenai
menentukan penyelesaian sistem persamaan linear dua variabel (SPLDV)).
Peserta didik mengkomunikasikan secara lisan atau mempresentasikan mengenai
perbedaan persamaan linear dua variabel (PLDV) dan sistem persamaan linear dua
variabel (SPLDV), serta cara menentukan himpunan penyelesaian dari SPLDV
berturut-turut dengan metode grafik, substitusi, dan eliminasi.
Peserta didik dan guru secara bersama-sama membahas contoh dalam buku paket pada
mengenai cara menggambar grafik dari himpunan penyelesaian PLDV, mengenai cara
menentukan penyelesaian dari SPLDV dengan metode substitusi, mengenai cara
menentukan penyelesaian dari SPLDV dengan metode eliminasi, dan mengenai cara
menentukan penyelesaian dari SPLDV dengan penggabungan metode eliminasi dan
substitusi.
materi yang akan dipelajari dengan menerapkan prinsip alam takambang jadi guru dan
belajar dari aneka sumber;
menggunakan beragam pendekatan pembelajaran, media pembelajaran, dan sumber
belajar lain;
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
91
91
memfasilitasi terjadinya interaksi antarpeserta didik serta antara peserta didik dengan
guru, lingkungan, dan sumber belajar lainnya;
melibatkan peserta didik secara aktif dalam setiap kegiatan pembelajaran;
Elaborasi
Dalam kegiatan elaborasi, guru:
memfasilitasi peserta didik melalui pemberian tugas, diskusi, dan lain-lain untuk
memunculkan gagasan baru baik secara lisan maupun tertulis;
memfasilitasi peserta didik dalam pembelajaran kooperatif dan kolaboratif;
memfasilitasi peserta didik berkompetisi secara sehat untuk meningkatkan prestasi
belajar;
memfasilitasi peserta didik membuat laporan eksplorasi yang dilakukan baik lisan
maupun tertulis, secara individual maupun kelompok;
memfasilitasi peserta didik untuk menyajikan hasil kerja individual maupun kelompok;
Peserta didik mengerjakan beberapa soal dari “Bekerja Aktif“ dalam buku paket
mengenai contoh masalah yang dinyatakan dengan PLDV, kemudian peserta didik dan
guru secara bersama-sama membahas jawaban soal tersebut.
Peserta didik mengerjakan beberapa soal dari “Kompetensi Berkembang Melalui
Latihan“ dalam buku paket mengenai penentuan penyelesaian dari PLSV, mengenai
penentuan penyelesaian dari PLDV, mengenai penentuan himpunan penyelesaian dari
PLDV beserta penggambaran grafik himpunan penyelesaiannya, mengenai penentuan
penyelesaian dari SPLDV dengan metode grafik, mengenai penentuan penyelesaian
dari SPLDV dengan metode substitusi, dan mengenai penentuan penyelesaian dari
SPLDV dengan metode eliminasi, kemudian peserta didik dan guru secara bersama-
sama membahas beberapa jawaban soal tersebut.
Peserta didik mengerjakan beberapa soal dalam buku paket.
Konfirmasi
Dalam kegiatan konfirmasi, guru:
memberikan umpan balik positif dan penguatan dalam bentuk lisan, tulisan, isyarat,
maupun hadiah terhadap keberhasilan peserta didik,
memberikan konfirmasi terhadap hasil eksplorasi dan elaborasi peserta didik melalui
berbagai sumber,
memfasilitasi peserta didik melakukan refleksi untuk memperoleh pengalaman belajar
yang telah dilakukan,
memfasilitasi peserta didik untuk memperoleh pengalaman yang bermakna dalam
mencapai kompetensi dasar:
berfungsi sebagai narasumber dan fasilitator dalam menjawab pertanyaan peserta
didik yang menghadapi kesulitan, dengan menggunakan bahasa yang baku dan
benar;
membantu menyelesaikan masalah;
memberi acuan agar peserta didik dapat melakukan pengecekan hasil eksplorasi;
memberi informasi untuk bereksplorasi lebih jauh;
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
92
92
memberikan motivasi kepada peserta didik yang kurang atau belum berpartisipasi
aktif.
Kegiatan Akhir
Dalam kegiatan penutup, guru:
bersama-sama dengan peserta didik dan/atau sendiri membuat rangkuman/simpulan
pelajaran;
melakukan penilaian dan/atau refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan
secara konsisten dan terprogram;
memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran;
merencanakan kegiatan tindak lanjut dalam bentuk pembelajaran remedi, program
pengayaan, layanan konseling dan/atau memberikan tugas baik tugas individual
maupun kelompok sesuai dengan hasil belajar peserta didik.
Peserta didik membuat rangkuman subbab yang telah dipelajari.
Peserta didik diberikan pekerjaan rumah (PR) dari soal-soal “Kompetensi Berkembang
Melalui Latihan” dalam buku paket yang belum terselesaikan/dibahas di kelas.
E. Alat dan Sumber Belajar
Sumber :
- Buku paket, yaitu buku Matematika Kelas VIII Semester 1.
- Buku referensi lain.
Alat :
- Laptop
- LCD
- OHP
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
93
93
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
94
94
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
Nama Sekolah : SMP Pangudi Luhur 1 Klaten
Mata Pelajaran : Matematika
Kelas : VIII (Delapan)
Semester : 1 (Satu)
Standar Kompetensi :2. Memahami sistem persamaan linear dua variabel dan menggunakannya
dalam pemecahan masalah.
Kompetensi Dasar :2.2.Membuat model matematika dari masalah yang berkaitan dengan sistem
persamaan linear dua variabel (SPLDV).
Alokasi Waktu : 2 jam pelajaran (1 pertemuan).
A. Tujuan Pembelajaran
Peserta didik dapat membuat model matematika dari masalah sehari-hari yang berkaitan dengan
SPLDV.
Karakter siswa yang diharapkan : Disiplin ( Discipline )
Rasa hormat dan perhatian ( respect )
Tekun ( diligence )
Tanggung jawab ( responsibility )
B. Materi Ajar
Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan SPLDV.
C. Metode Pembelajaran
Ceramah, tanya jawab, diskusi, dan pemberian tugas.
D. Langkah-langkah Kegiatan
Pertemuan Pertama
Pendahuluan : - Apersepsi : Menyampaikan tujuan pembelajaran.
- Memotivasi peserta didik dengan memberi penjelasan tentang
pentingnya mempelajari materi ini.
Kegiatan Inti:
Eksplorasi
Dalam kegiatan eksplorasi, guru:
Peserta didik diberikan stimulus berupa pemberian materi oleh guru mengenai cara
membuat model matematika dari masalah sehari-hari yang berkaitan dengan SPLDV
(Bahan: buku paket, yaitu buku Matematika Kelas VIII Semester 1, mengenai
menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan SPLDV).
Peserta didik mengkomunikasikan secara lisan atau mempresentasikan mengenai cara
membuat model matematika dari masalah sehari-hari yang berkaitan dengan SPLDV.
Peserta didik dan guru secara bersama-sama membahas contoh dalam buku paket
mengenai penyusunan model matematika ke dalam bentuk SPLDV.
materi yang akan dipelajari dengan menerapkan prinsip alam takambang jadi guru dan
belajar dari aneka sumber;
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
95
95
menggunakan beragam pendekatan pembelajaran, media pembelajaran, dan sumber
belajar lain;
memfasilitasi terjadinya interaksi antarpeserta didik serta antara peserta didik dengan
guru, lingkungan, dan sumber belajar lainnya;
melibatkan peserta didik secara aktif dalam setiap kegiatan pembelajaran;
Elaborasi
Dalam kegiatan elaborasi, guru:
memfasilitasi peserta didik melalui pemberian tugas, diskusi, dan lain-lain untuk
memunculkan gagasan baru baik secara lisan maupun tertulis;
memfasilitasi peserta didik dalam pembelajaran kooperatif dan kolaboratif;
memfasilitasi peserta didik berkompetisi secara sehat untuk meningkatkan prestasi
belajar;
memfasilitasi peserta didik membuat laporan eksplorasi yang dilakukan baik lisan
maupun tertulis, secara individual maupun kelompok;
memfasilitasi peserta didik untuk menyajikan hasil kerja individual maupun kelompok;
Konfirmasi
Dalam kegiatan konfirmasi, guru:
memberikan umpan balik positif dan penguatan dalam bentuk lisan, tulisan, isyarat,
maupun hadiah terhadap keberhasilan peserta didik,
memberikan konfirmasi terhadap hasil eksplorasi dan elaborasi peserta didik melalui
berbagai sumber,
memfasilitasi peserta didik melakukan refleksi untuk memperoleh pengalaman belajar
yang telah dilakukan,
memfasilitasi peserta didik untuk memperoleh pengalaman yang bermakna dalam
mencapai kompetensi dasar:
berfungsi sebagai narasumber dan fasilitator dalam menjawab pertanyaan peserta
didik yang menghadapi kesulitan, dengan menggunakan bahasa yang baku dan
benar;
membantu menyelesaikan masalah;
memberi acuan agar peserta didik dapat melakukan pengecekan hasil eksplorasi;
memberi informasi untuk bereksplorasi lebih jauh;
memberikan motivasi kepada peserta didik yang kurang atau belum berpartisipasi
aktif.
Kegiatan Akhir
Dalam kegiatan penutup, guru:
bersama-sama dengan peserta didik dan/atau sendiri membuat rangkuman/simpulan
pelajaran;
melakukan penilaian dan/atau refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan
secara konsisten dan terprogram;
memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran;
merencanakan kegiatan tindak lanjut dalam bentuk pembelajaran remedi, program
pengayaan, layanan konseling dan/atau memberikan tugas baik tugas individual
maupun kelompok sesuai dengan hasil belajar peserta didik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
96
96
E. Alat dan Sumber Belajar.
Sumber :
- Buku paket, yaitu buku Matematika Kelas VIII Semester 1.
- Buku referensi lain.
Alat :
-Laptop
-LCD
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
97
97
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
Nama Sekolah : SMP Pangudi Luhur 1 Klaten
Mata Pelajaran : Matematika
Kelas : VIII (Delapan)
Semester : 1 (Satu)
Standar Kompetensi :2. Memahami sistem persamaan linear dua variabel dan menggunakannya
dalam pemecahan masalah.
Kompetensi Dasar :2.3.Menyelesaikan model matematika dari masalah yang berkaitan dengan
sistem persamaan linear dua variabel dan penafsirannya.
Alokasi Waktu : 6 jam pelajaran (3 pertemuan).
A. Tujuan Pembelajaran
- Pertemuan Pertama:
a. Peserta didik dapat menyelesaikan model matematika dari masalah yang berkaitan dengan
SPLDV dan penafsirannya.
- Pertemu, Kedua:
a. Peserta didik dapat menyelesaikan sistem persamaan non linear dua variabel.
- Pertemuan Ketiga:
a. Peserta didik dapat mengerjakan soal-soal pada ulangan harian dengan baik berkaitan
dengan materi mengenai sistem persamaan linear dua variabel dan sistem persamaan non
linear dua variabel
Karakter siswa yang diharapkan : Disiplin ( Discipline )
Rasa hormat dan perhatian ( respect )
Tekun ( diligence )
Tanggung jawab ( responsibility )
B. Materi Ajar.
a. Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan sistem persamaan linear dua variabel.
b. Menyelesaikan sistem persamaan non linear dua variabel.
C. Metode Pembelajaran
Ceramah, tanya jawab, diskusi, dan pemberian tugas.
D. Langkah-langkah Kegiatan
Pertemuan Pertama
Pendahuluan : - Apersepsi : Menyampaikan tujuan pembelajaran.
- Memotivasi peserta didik dengan memberi penjelasan tentang
pentingnya mempelajari materi ini.
Kegiatan Inti:
Eksplorasi
Dalam kegiatan eksplorasi, guru:
Peserta didik diberikan stimulus berupa pemberian materi oleh guru mengenai cara
menyelesaikan model matematika dari masalah yang berkaitan dengan SPLDV dan penafsirannya
(Bahan: buku paket, yaitu buku Matematika Kelas VIII Semester 1, mengenai menyelesaikan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
98
98
masalah yang berkaitan dengan sistem persamaan linear dua variabel), kemudian antara peserta
didik dan guru mendiskusikan materi tersebut.
Peserta didik mengkomunikasikan secara lisan atau mempresentasikan mengenai cara
menyelesaikan model matematika dari masalah yang berkaitan dengan SPLDV dan
penafsirannya.
Peserta didik dan guru secara bersama-sama membahas contoh dalam buku paket pada mengenai
cara menyelesaikan model matematika dari masalah yang berkaitan dengan SPLDV dan
penafsirannya.
materi yang akan dipelajari dengan menerapkan prinsip alam takambang jadi guru dan belajar
dari aneka sumber;
menggunakan beragam pendekatan pembelajaran, media pembelajaran, dan sumber belajar lain;
memfasilitasi terjadinya interaksi antarpeserta didik serta antara peserta didik dengan guru,
lingkungan, dan sumber belajar lainnya;
melibatkan peserta didik secara aktif dalam setiap kegiatan pembelajaran;
Elaborasi
Dalam kegiatan elaborasi, guru:
memfasilitasi peserta didik melalui pemberian tugas, diskusi, dan lain-lain untuk memunculkan
gagasan baru baik secara lisan maupun tertulis;
memfasilitasi peserta didik dalam pembelajaran kooperatif dan kolaboratif;
memfasilitasi peserta didik berkompetisi secara sehat untuk meningkatkan prestasi belajar;
memfasilitasi peserta didik membuat laporan eksplorasi yang dilakukan baik lisan maupun
tertulis, secara individual maupun kelompok;
memfasilitasi peserta didik untuk menyajikan hasil kerja individual maupun kelompok;
Konfirmasi
Dalam kegiatan konfirmasi, guru:
memberikan umpan balik positif dan penguatan dalam bentuk lisan, tulisan, isyarat, maupun
hadiah terhadap keberhasilan peserta didik,
memberikan konfirmasi terhadap hasil eksplorasi dan elaborasi peserta didik melalui berbagai
sumber,
memfasilitasi peserta didik melakukan refleksi untuk memperoleh pengalaman belajar yang telah
dilakukan,
memfasilitasi peserta didik untuk memperoleh pengalaman yang bermakna dalam mencapai
kompetensi dasar:
berfungsi sebagai narasumber dan fasilitator dalam menjawab pertanyaan peserta didik yang
menghadapi kesulitan, dengan menggunakan bahasa yang baku dan benar;
membantu menyelesaikan masalah;
memberi acuan agar peserta didik dapat melakukan pengecekan hasil eksplorasi;
memberi informasi untuk bereksplorasi lebih jauh;
memberikan motivasi kepada peserta didik yang kurang atau belum berpartisipasi aktif.
Kegiatan Akhir
Dalam kegiatan penutup, guru:
melakukan penilaian dan/atau refleksi terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan
secara konsisten dan terprogram;
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
99
99
bersama-sama dengan peserta didik dan/atau sendiri membuat rangkuman/simpulan
pelajaran;
memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran;
merencanakan kegiatan tindak lanjut dalam bentuk pembelajaran remedi, program
pengayaan, layanan konseling dan/atau memberikan tugas baik tugas individual
maupun kelompok sesuai dengan hasil belajar peserta didik.
Pertemuan Kedua.
Pendahuluan : - Apersepsi : Menyampaikan tujuan pembelajaran.
- Memotivasi peserta didik dengan memberi penjelasan tentang pentingnya
mempelajari materi ini.
Kegiatan Inti:.
Eksplorasi
Dalam kegiatan eksplorasi, guru:
Peserta didik diberikan stimulus berupa pemberian materi oleh guru mengenai cara
menyelesaikan sistem persamaan non linear dua variabel (Bahan: buku paket, yaitu
buku Matematika Kelas VIII Semester 1, mengenai menyelesaikan sistem persamaan
non linear dua variabel), kemudian antara peserta didik dan guru mendiskusikan materi
tersebut.
Peserta didik mengkomunikasikan secara lisan atau mempresentasikan mengenai cara
menyelesaikan sistem persamaan non linear dua variabel.
Peserta didik dan guru secara bersama-sama membahas contoh dalam buku paket pada
mengenai cara menyelesaikan model matematika dari masalah yang berkaitan dengan
SPLDV dan penafsirannya.
Elaborasi
Dalam kegiatan elaborasi, guru:
Peserta didik mengerjakan soal-soal dari “Cek Pemahaman“ dalam buku paket
mengenai penentuan penyelesaian dari sistem persamaan non linear dua variabel,
kemudian antara peserta didik dan guru mendiskusikan materi tersebut.
Peserta didik mengerjakan beberapa soal dari “Kompetensi Berkembang Melalui
Latihan“ dalam buku paket mengenai penentuan penyelesaian dari sistem persamaan
non linear dua variabel, kemudian peserta didik dan guru secara bersama-sama
membahas beberapa jawaban soal tersebut.
Peserta didik diingatkan untuk mempelajari kembali materi mengenai sistem persamaan
linear dua variabel dan sistem persamaan non linear dua variabel untuk menghadapi
ulangan pada pertemuan berikutnya.
Konfirmasi
Dalam kegiatan konfirmasi, guru:
memberikan umpan balik positif dan penguatan dalam bentuk lisan, tulisan, isyarat,
maupun hadiah terhadap keberhasilan peserta didik,
memberikan konfirmasi terhadap hasil eksplorasi dan elaborasi peserta didik melalui
berbagai sumber,
memfasilitasi peserta didik melakukan refleksi untuk memperoleh pengalaman belajar
yang telah dilakukan,
memfasilitasi peserta didik untuk memperoleh pengalaman yang bermakna dalam
mencapai kompetensi dasar:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
100
100
berfungsi sebagai narasumber dan fasilitator dalam menjawab pertanyaan peserta
didik yang menghadapi kesulitan, dengan menggunakan bahasa yang baku dan
benar;
membantu menyelesaikan masalah;
memberi acuan agar peserta didik dapat melakukan pengecekan hasil eksplorasi;
memberi informasi untuk bereksplorasi lebih jauh;
memberikan motivasi kepada peserta didik yang kurang atau belum berpartisipasi
aktif.
Kegiatan Akhir
Dalam kegiatan penutup, guru:
Peserta didik membuat rangkuman subbab yang telah dipelajari.
Peserta didik dan guru menyimak dan membahas “Refleksi Matematika“.
Peserta didik diberikan pekerjaan rumah (PR) dari soal-soal “Kompetensi Berkembang
Melalui Latihan” dalam buku paket yang belum terselesaikan/dibahas di kelas, serta
soal-soal dari “Evaluasi Mandiri“dan “Portofolio“ pada.
Pertemuan Ketiga.
Pendahuluan : Memotivasi siswa agar dapat mengerjakan soal-soal pada ulangan harian
dengan baik berkaitan dengan materi mengenai sistem persamaan linear dua
variabel dan sistem persamaan non linear dua variabel.
Kegiatan Inti:
Eksplorasi
Dalam kegiatan eksplorasi, guru:
Peserta didik diminta untuk menyiapkan kertas ulangan dan peralatan tulis secukupnya
di atas meja karena akan diadakan ulangan harian.
Elaborasi
Dalam kegiatan elaborasi, guru:
Peserta didik diberikan lembar soal ulangan harian.
Peserta didik diingatkan mengenai waktu pengerjaan soal ulangan harian, serta diberi
peringatan bahwa ada sanksi bila peserta didik mencontek.
Guru mengumpulkan kertas ulangan jika waktu pengerjaan soal ulangan harian telah
selesai.
Konfirmasi
Dalam kegiatan konfirmasi, guru:
Guru bertanya jawab tentang hal-hal yang belum diktahui siswa
Guru bersama siswa bertanya jawab meluruskan kesalahan pemahaman, memberikan
penguatan dan penyimpulan
Kegiatan Akhir
Dalam kegiatan penutup, guru:
Peserta didik diingatkan untuk mempelajari materi pada pertemuan berikutnya
mengenai Teorema Pythagoras.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
101
101
E. Alat dan Sumber Belajar.
Sumber :
- Buku paket, yaitu buku Matematika Kelas VIII Semester 1,.
- Buku referensi lain.
Alat :
- Laptop
- LCD
- OHP
F. Penilaian Hasil Belajar
Indikator
Pencapaian
Kompetensi
Penilaian
Teknik
Bentuk
Instrume
n
Instrumen/ Soal
Menyelesaikan
model
matematika dari
masalah yang
berkaitan
dengan sistem
persamaan
linear dua
variabel dan
penafsirannya
Menyelesaikan
SPLDV dengan
menggunakan
grafik garis
lurus
Tes tertulis Uraian
pilihan
ganda
Selesaikan SPLDV berikut:
2x + 3y = 8
5x - 2y =1
Selesaikan SPLDV
4x + 5y = 19
3x + 4y = 15
dengan menggunakan grafik garis lurus dan
merupakan apakah hasilnya?
1. Jumlah dua bilangan adalah 48. Empat
kali bilangan pertama ditambah tiga kali
bilangan kedua adalah 20. Tentukan kedua
bilangan itu.
2. Tentukan penyelesaiannya! (x 0, y 0)
1 13
2 16
x y
x y
3. Jika harga 4 kaos dan 3 celana adalah
Rp395.000,00 dan harga 2 kaos dan 2 celana
adalah Rp230.000,00, tentukan harga 1 kaos dan
4 celana!
4. Nilai x yang memenuhi sistem
persamaan:
12 8 365 41
x yx y adalah…..
a. 5 c. 7
b. 6 d. 8
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
102
102
Contoh rubrik.
No.
Aspek yang dinilai
Bobot
Penilaian
Skala
Skor Tiap
Aspek Rubrik
1 2 3 4
1 Pemahaman apa yang
diketahui
4
....
1. jika sama sekali tidak
memahami
2. jika pemahamannya
sebagian kecil
3. jika pemahamannya
sebagian besar
4. jika sangat memahami
2
Pemahaman apa yang
ditanyakan
4
....
1. jika sama sekali tidak
memahami
2. jika pemahamannya
sebagian kecil
3. jika pemahamannya
sebagian besar
4. jika sangat memahami
3. Ketepatan strategi
pemecahan masalah
4 ... 1. jika sama sekali tidak
tepat
2. jika sebagian kecil tepat
3. jika sebagian besar tepat
4. jika seluruhnya tepat
4. Relevansi konsep
yang dipilih dengan
permasalahan
3
....
1. jika sama sekali tidak
relevan
2. jika sebagian kecil relevan
3. jika sebagian besar relevan
4. jika seluruhnya relevan
5. Ketepatan model
matematika yang
digunakan
5
....
1. jika sama sekali tidak tepat
2. jika sebagian kecil tepat
3. jika sebagian besar tepat
4. jika seluruhnya tepat
6. Kebenaran dalam
melakukan operasi
hitung
3
....
1. jika sama sekali tidak benar
2. jika sebagian kecil benar
3. jika sebagian besar benar
4. jika seluruhnya benar
7. Kebenaran jawaban 2 ... 1. jika sama sekali tidak benar
2. jika sebagian kecil benar
3. jika sebagian besar benar
4. jika seluruhnya benar
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
103
103
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
104
104
Lampiran A.2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
105
105
Lampiran A.3
Panduan Wawancara Siswa :
1. Bagaimana pendapatmu mempelajari materi sistem persamaan linier dua variabel?
2. Bagaimana pendapatmu mengenai pembelajaran materi sistem persamaan linier dua
variabel dengan menggunakan terapi musik instrumental gitar?
3. Apakah ada perbedaan yang kamu rasakan ketika belajar dengan menggunakan terapi
musik instrumental gitar?
4. Apakah kamu merasa nyaman saat mengikuti pembelajaran dengan menggunakan
terapi musik instrumental gitar?
5. Apakah kamu masih merasa cemas dalam pembelajaran matematika dengan
menggunakan terapi musik instrumental gitar?
6. Apakah pembelajaran dengan menggunakan terapi musik instrumental gitar dapat
menurunkan kecemasan belajar matematikamu?
7. Apakah terapi musik instrumental gitar cocok digunakan dalam pembelajaran?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
105
105
Lampiran B.1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
106
106
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
107
107
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
108
108
Lampiran B.2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
109
109
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
109
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
110
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
109
Lampiran C1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
110
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
111
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
112
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
113
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
114
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
115
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
116
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
117
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
118
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
119
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
120
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
121
Lampiran C.2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
122
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
123
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
124
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
125
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
126
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
127
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
128
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
129
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
130
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
131
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
132
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
133
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
134
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
135
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
136
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
137
Lampiran C.3
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
138
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
139
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
140
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
141
Lampiran C.4
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
142
Lampiran C.5
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
143
Lampiran C.6
Dokumentasi Penelitian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
144
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
145
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI