EFEKTIVITAS STRATEGI PROGRAM SANITASI TOTAL …

247
EFEKTIVITAS STRATEGI PROGRAM SANITASI TOTAL BERBASIS MASYARAKAT (STBM) PILAR PERTAMA DI PUSKESMAS KILASAH KECAMATAN KASEMEN KOTA SERANG Skripsi Diajukan sebagai salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Administrasi Publik pada Konsentrasi Manajemen Publik Program Studi Administrasi Publik oleh : Zetha Bernynda NIM. 6661141441 ADMINISTRASI PUBLIK FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA SERANG, 2018

Transcript of EFEKTIVITAS STRATEGI PROGRAM SANITASI TOTAL …

Page 1: EFEKTIVITAS STRATEGI PROGRAM SANITASI TOTAL …

1

EFEKTIVITAS STRATEGI PROGRAM SANITASI TOTAL

BERBASIS MASYARAKAT (STBM) PILAR PERTAMA

DI PUSKESMAS KILASAH KECAMATAN KASEMEN

KOTA SERANG

Skripsi

Diajukan sebagai salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar

Sarjana Administrasi Publik pada Konsentrasi Manajemen Publik

Program Studi Administrasi Publik

oleh :

Zetha Bernynda

NIM. 6661141441

ADMINISTRASI PUBLIK

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA

SERANG, 2018

Page 2: EFEKTIVITAS STRATEGI PROGRAM SANITASI TOTAL …

1

Page 3: EFEKTIVITAS STRATEGI PROGRAM SANITASI TOTAL …

1

Page 4: EFEKTIVITAS STRATEGI PROGRAM SANITASI TOTAL …

1

Page 5: EFEKTIVITAS STRATEGI PROGRAM SANITASI TOTAL …

1

Cogito Ergo Sum

Aku Berpikir Maka Aku Ada

-Descartes

Kupersembahkan skripsi ini untuk Orang tua tercinta, saudara-saudara tersayang, serta orang-orang terkasih yang telah meluangkan waktunya untuk selalu mendoakanku.

Page 6: EFEKTIVITAS STRATEGI PROGRAM SANITASI TOTAL …

1

ABSTRAK

Zetha Bernynda. NIM. 6661141441. Efektivitas Strategi Program Sanitasi

Total Berbasis Masyarakat (STBM) Pilar Pertama di Puskesmas Kilasah,

Kecamatan Kasemen, Kota Serang. Pembimbing I : Titi Stiawati, M.Si dan

Pembimbing II : Drs. Hasuri Waseh, M.Si.

Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) merupakan pendekatan untuk

mengubah perilaku menjadi higienis dan saniter melalui pemberdayaan

masyarakat dengan cara pemicuan. Terdapat 5 pilar dalam program STBM, dan

Stop BABS merupakan pilar yang pertama. Tujuan dari peneliltian ini adalah

untuk mengukur seberapa efektif strategi program ini berjalan di Wilayah

Puskesmas Kilasah. Penelitian ini menggunakan teori efektivitas dari Duncan

yang terdiri 3 indikator yaitu pencapaian tujuan, integrasi dan adaptasi. Metode

yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuantitatif deskriptif. Teknik

pengambilan sampel menggunakan teknik proporsional sampling dan sampel yang

digunakan adalah 100 sample. Untuk menganalisis data menggunakan uji

hipotesis atau t-test satu sampel dengan uji pihak kanan diperoleh hasil t hitung < t

tabel (-4,066 < 1,660) maka Ho diterima dan Ha ditolak, serta hasil

perhitungannya berada di angka 63% dari prediksi paling tinggi 65%, artinya

kurang efektif. Saran dalam penelitiam ini adalah perlu adanya pendekatan dengan

masyarakat, pendataan masyarakat yang mengikuti pemicuan, keberlanjutan

setelah pemicuan dilaksanakan serta meningkatkan peran kader dalam

pelaksanaan Program Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM).

Kata Kunci : Efektivitas, Program Sanitasi Total Berbasis Masyarakat

(STBM), pemicuan

Page 7: EFEKTIVITAS STRATEGI PROGRAM SANITASI TOTAL …

2

ABSTRACT

Zetha Bernynda. NIM. 6661141441. The Effectiveness of Strategy of the First

Pillar of Community-based Total Sanitation (CBTS) Program at Public Health

Center of Kilasah, Kasemen Sub-District, Serang City. The Study Program of

Public Administration. The Faculty of Social and Politic Science. Sultan Ageng

Tirtayasa University. Advisor I Titi Stiawati, M.Si and Advisor II Drs. Hasuri

Waseh, M.Si.

Community-based Total Sanitation (CBTS) Program is an approaching method to

mobilise community to improve hygiene and sanitation throuh triggering

collective behaviour change. CBTS consists of five pillars with its main pillar is

Stop BABS. Goal of this research is to measure how effectively the strategy of this

program runs in the Region of Public Health Center of Kilasah. This research

uses Duncan's effectiveness theory which consists of 3 indicators are goal

achievement, integration and adaptation. This research uses descriptive

quantittattive method. The sampling technique used Proportional Stratification

Random Sampling technique and 100 sample. To analyze the data using

hypothesis test or one-sample t-test with right-tailed test obtained t-test value < t

table (-4,066 <1,660) then Ho accepted and Ha rejected, and the calculation

result is 63% from predictions highest 65%, that conclude the program has not

run effectively. Suggestions in this research are the need for an approach with the

community, data collection of villagers who attend trigger, sustainability after

triggered and increase the role of cadres in the implementation of Community-

based Total Sanitation (CBTS) Program

Keyword : Effectiveness, Community-based Total Sanitation Program (CBTS),

triggering

Page 8: EFEKTIVITAS STRATEGI PROGRAM SANITASI TOTAL …

i

KATA PENGANTAR

Assalamu‟alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh,

Puji dan syukur selalu kita panjatkan kehadirat Allah SWT , karena atas

rahmat dan karunia dan Ridho-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi yang

berjudul Efektivitas Strategi Program Sanitasi Total Berbasis Masyarakat

(STBM) Pilar Pertama di Puskesmas Kilasah, Kecamatan Kasemen, Kota

Serang. Skripsi ini dibuat sebagai persyaratan untuk memperoleh Gelar Sarjana

Strata Satu (S1) Administrasi Publik. Dalam penyusunan Penelitian ini tentu tidak

lepas dari bantuan dan dorongan dari berbagai pihak yang tidak henti-hentinya

memberikan semangat serta masukan-masukan kepada penulis sehingga

menambah wawasan dan pengetahuan terutama pada bidang yang sedang diteliti.

Meskipun penulis menyadari bahwa penelitian ini masih banyak kekurangan, oleh

karena itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun sebagai

perbaikan dan juga unuk menambah wawasan dimasa yang akan datang. Penulis

mengucapkan terima kasih paling terdalam kepada Papa, Mama, Kakak serta

Adik-adik yang selalu memberikan motivasi, semangat serta tiada henti

mendoakan penulis agar diberikan kelancaran dalam setiap prosesnya dan menjadi

orang yang sukses.

Pada kesempatan ini, merupakan suatu kebanggaan bagi penulis untuk

mengucapkan terima kasi yang sedalam-dalamnya kepada berbagai pihak yang

telah membantu serta mendukung peneliti selama proses penelitian berlangsung.

Peneliti mengucapkan terima kasih kepada :

Page 9: EFEKTIVITAS STRATEGI PROGRAM SANITASI TOTAL …

ii

1. Bapak Prof. Dr. H. Sholeh Hidayat, M.Pd., Rektor Universitas Sultan

Ageng Tirtayasa.

2. Bapak Dr. Agus Sjafari, M.Si., Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu

Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.

3. Ibu Rahmawati, S.Sos., M.Si., Wakil Dekan I Fakultas Ilmu Sosial dan

Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa.

4. Bapak Imam Mukhroman, S.Sos., M.Si, Wakil Dekan II Fakultas Ilmu

Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa

5. Bapak Kandung Sapto Nugroho, S.Sos., M.Si, Wakil Dekan III

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng

Tirtayasa

6. Ibu Listyaningsih, M.Si, Ketua Jurusan Ilmu Administrasi Publik

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng

Tirtayasa

7. Ibu Dr. Arenawati, S.Sos., M.Si, Sekretaris Jurusan Ilmu Administrasi

Publik Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng

Tirtayasa

8. Ibu Titi Stiawati, M.Si, sebagai dosen pembimbing I yang senantiasa

memberikan arahan, bimbingan dan masukan kepada penulis dengan

sabar dan memberikan dukungan selama proses penyusunan skripsi

9. Bapak Drs. Hasuri Waseh, M.Si, sebagai dosen Pembimbing II yang

telah memberikan masukan, arahan dan memotivasi penulis dalam

proses penyusunan skripsi

Page 10: EFEKTIVITAS STRATEGI PROGRAM SANITASI TOTAL …

iii

10. Bapak Dr. Abdul Apip, M.Si, sebagai dosen pembimbing akademik

yang telah membimbing mulai dari awal perkuliahan

11. Kepada seluruh Dosen Jurusan Ilmu Administrasi Publik Fakultas Ilmu

Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa yang telah

membekali penulis dengan berbagai ilmu pengetahuan selama

perkuliahan

12. Para Staf Tata Usaha Program Studi Ilmu Administrasi Publik Fakultas

Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa atas

segala bantuan informasi selama perkuliahan

13. Kepala Dinas Kesehatan Kota Serang, Kepala Bidang Kesehatan

Lingkungan dan Staff Bidang Kesehatan Lingkungan yang telah

memberikan informasi, data dan kesediaan waktunya dalam proses

pengambilan data untuk penulis.

14. Sanitarian UPT Puskesmas Kilasah serta kader-kader dan masyarakat

yang sudah sangat baik membantu penulis memperoleh informasi yang

penulis perlukan.

15. Bapak Camat Kasemen, Bapak Lurah Terumbu serta masyarakat yang

telah meluangkan waktunya di sela-sela kesibukannya untuk

memberikan informasi kepada penulis

16. Teman terbaik, Nur Oktafiani, Widyo Rieska Utama, Yuli Eka Putri

dan Talia Reski Odevi Barnas yang telah memberikan dukungan,

kebahagiaan, kesedihan dan keceriaan selama masa perkuliahan

Page 11: EFEKTIVITAS STRATEGI PROGRAM SANITASI TOTAL …

iv

17. ANE B dan ANE 2014, yang namanya tidak bisa disebutkan satu per

satu namun memberikan kesan dan tawa selama perkuliahan. teman

seperjuangan yang saling mendukung agar kelak sukses bersama.

18. HIMANE 2015, BEM 2016 dan BEM 2017, yang telah memberikan

pembelajaran berorganisasi yang bermanfaat dan menyenangkan.

19. Semua pihak yang tidak bisa disebutkan satu persatu namun telah

membantu selama proses penyusunan skripsi ini.

Akhir kata penulis mengucapkan terima kasih. Semoga skripsi ini dapat

memberikan manfaat di kemudian hari.

Wassalamu‟alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

Serang, Juni 2018

Penulis

Zetha Bernynda

Page 12: EFEKTIVITAS STRATEGI PROGRAM SANITASI TOTAL …

v

DAFTAR ISI

Halaman

LEMBAR PERSETUJUAN

LEMBAR PENGESAHAN

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

ABSTRAK

ABSTRACT

KATA PENGANTAR .................................................................................... i

DAFTAR ISI ................................................................................................... v

DAFTAR TABEL........................................................................................... viii

DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... x

DAFTAR DIAGRAM .................................................................................... xi

DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xiii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah ................................................................... 1

1.2 Identifikasi Masalah ......................................................................... 18

1.3 Batasan Masalah ............................................................................... 18

1.4 Rumusan Masalah ............................................................................. 18

1.5 Tujuan Penelitian .............................................................................. 19

1.6 Manfaat Penelitian ............................................................................ 19

1.7 Sistematika Penulisan ....................................................................... 20

Page 13: EFEKTIVITAS STRATEGI PROGRAM SANITASI TOTAL …

vi

BAB II DESKRIPSI TEORI, KERANGKA BERPIKIR DAN

HIPOTESIS PENELITIAN

2.1 Deskripsi Teori ................................................................................ 26

2.1.1 Efektivitas .................................................................................. 27

2.1.2 Ukuran Efektivitas ..................................................................... 29

2.1.3 Manajemen Strategi ................................................................... 32

2.1.4 Proses Manajemen Strategi ....................................................... 34

2.1.4 Program STBM .......................................................................... 36

2.1.5 Pilar Pertama STBM .................................................................. 40

2.2 Penelitian Terdahulu ......................................................................... 43

2.3 Kerangka Berpikir ............................................................................ 46

2.4 Hipotesis Penelitian .......................................................................... 49

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Metode Penelitian ............................................................................. 50

3.2 Fokus Penelitian ............................................................................... 51

3.3 Lokasi Penelitian .............................................................................. 51

3.4 Variabel Penelitian............................................................................ 51

3.4.1 Definisi Konseptual ................................................................. 51

3.4.2 Definisi Operasional ................................................................ 52

3.5 Instrumen Penelitian ......................................................................... 54

3.6 Teknik Pengumpulan Data ............................................................... 55

Page 14: EFEKTIVITAS STRATEGI PROGRAM SANITASI TOTAL …

vii

3.7 Populasi dan Sampel Penelitian ........................................................ 57

3.8 Teknik Pengolahan dan Analisis Data .............................................. 61

3.8 Jadwal Penelitian .............................................................................. 67

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Deskripsi Obyek Penelitian .............................................................. 68

4.1.1 Letak Geografis ......................................................................... 68

4.2 Deskripsi Data .................................................................................. 73

4.2.1 Identitas Responden ................................................................. 73

4.2.2 Analisis Data ............................................................................ 81

4.3 Pengujian Persyaratan Statistik ........................................................ 121

4.4.1 Uji Validitas ............................................................................. 121

4.4.2 Uji Reliabilitas ......................................................................... 123

4.4.3 Uji Normalitas .......................................................................... 124

4.4 Pengujian Hipotesis Penelitian ......................................................... 126

4.5 Interpretasi Hasil Penelitian .............................................................. 129

4.6 Pembahasan ...................................................................................... 131

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

5.1 Kesimpulan ....................................................................................... 141

5.1 Saran ................................................................................................. 142

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... xiv

LAMPIRAN

Page 15: EFEKTIVITAS STRATEGI PROGRAM SANITASI TOTAL …

viii

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1.1 Jumlah Desa/Kelurahan yang melaksanakan STBM di Indonesia

Tahun 2014- 2016 .............................................................................. 4

Tabel 1.2 Jumlah Desa/Kelurahan yang melaksanakan STBM di Indonesia

Tahun 2014- 2016 .............................................................................. 5

Tabel 1.3 Persentase Akses dan Kepemilikan JSP Banten Tahun 2017 .......... 6

Tabel 1.4 Desa Ter-verifikasi ODF di Kota Serang Tahun 2017 .................... 7

Tabel 1.5 Akses Pemakai Jamban di Kota Serang Tahun 2017 ....................... 8

Tabel 1.6 Akses Sanitasi di Kecamatan Kasemen Tahun 2017 ....................... 10

Tabel 1.7 Jumlah Sarana Air Bersih di Kecamatan Kasemen Tahun 2017 .... 14

Tabel 1.8 Sepuluh Besar Penyakit di Puskesmas Kilasah 2017....................... 16

Tabel 3.1 Tabel Operasional Variabel ............................................................. 53

Tabel 3.2 Skoring Item Instrumen ................................................................... 54

Tabel 3.3 Perhitungan Sampel ......................................................................... 60

Tabel 3.4 Jadwal Penelitian.............................................................................. 67

Tabel 4.1 Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin di Kecamatan Kasemen

Page 16: EFEKTIVITAS STRATEGI PROGRAM SANITASI TOTAL …

ix

Tahun 2016 ..................................................................................... 69

Tabel 4.2 Kampung yang Telah di Laksanakan Pemicuan STBM di Wilayah

Puskesmas Kilasah .......................................................................... 71

Tabel 4.3 Akses Terhadap Sanitasi Dasar (Jamban) di Wilayah Puskesmas Kilasah

Tahun 2017 ...................................................................................... 72

Tabel 4.4 Responden Menurut Jenis Kelamin ................................................. 73

Tabel 4.5 Hasil Uji Validitas ............................................................................ 121

Tabel 4.6 Hasil Uji Reliabilitas ........................................................................ 123

Tabel 4.7 Kriteria Uji Reliabilitas .................................................................... 124

Tabel 4.8 Hasil Uji Normalitas ........................................................................ 125

Tabel 4.9 Hasil Uji Hipotesis ........................................................................... 126

Tabel 4.10 Indikator Skor Hasil Penelitian ...................................................... 130

Tabel 4.11 Analisis Hipotesis Penelitian ......................................................... 140

Page 17: EFEKTIVITAS STRATEGI PROGRAM SANITASI TOTAL …

x

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1 Kerangka Berpikir ........................................................................ 48

Gambar 4.1 Kurva Penerimaan dan Penolakan Hipotesis dengan Uji Hipotesis

Pihak Kanan ................................................................................ 128

Gambar 4.2 Kategori Efektivitas...................................................................... 129

Page 18: EFEKTIVITAS STRATEGI PROGRAM SANITASI TOTAL …

xi

DAFTAR DIAGRAM

Halaman

Diagram 4.1 Responden Menurut Usia ........................................................... 75

Diagram 4.2 Responden Menurut Tingkat Pendidikan .................................... 76

Diagram 4.3 Responden Menurut Pekerjaan ................................................... 77

Diagram 4.4 Responden Berdasarkan Jumlah Anggota Keluarga ................... 78

Diagram 4.5 Responden Berdasarkan Kepemilikan Jammban ........................ 79

Diagram 4.6 Responden Berdasarkan Penggunaan Jamban ............................ 80

Diagram 4.7 Pemilihan Waktu Pemicuan ........................................................ 82

Diagram 4.8 Lama Waktu Pemicuan ............................................................... 83

Diagram 4.9 Pelaksanaan Pemicuan dilakukan Berulang ................................ 85

Diagram 4.10 Sasaran Pemicuan adalah Masyarakat Yang Masih BABS ...... 86

Diagram 4.11 Sasaran Pemicuan adalah Masyarakat Yang Tidak Memiliki

Jamban ...................................................................................... 88

Diagram 4.12 Partisipasi Masyarakat Dalam Pemicuan Sangat Tinggi .......... 89

Diagram 4.13 Penyampaian Maksud dan Tujuan Sudah Baik dan Jelas ......... 91

Diagram 4.14 Membaur Dengan Masyarakat .................................................. 92

Diagram 4.15 Masyarakat ikut berdiskusi ....................................................... 94

Diagram 4.16 Pemicuan Sudah Berjalan Dengan Baik ................................... 95

Diagram 4.17 Masyarakat Aktif Menjawab ..................................................... 97

Diagram 4.18 Masyarakat Mengikuti Arahan yang diminta ............................ 99

Diagram 4.19 Masyarakat Memberikan Masukan Untuk Mengatasi Masalah

Buang Air Besar Sembarangan ................................................ 100

Page 19: EFEKTIVITAS STRATEGI PROGRAM SANITASI TOTAL …

xii

Diagram 4.20 Masyarakat Mengikuti Proses Pemicuan Hingga Selesai ......... 102

Diagram 4.21 Informasi yang disampaikan dipahami Masyarakat .................. 103

Diagram 4.22 Pemicuan Sesuai Dengan Kebutuhan Masyarakat .................... 104

Diagram 4.23 Masyarakat Menyadari Pentingnya Kesehatan ......................... 106

Diagram 4.24 Masyarakat Menyadari Bahaya Buang Air Besar Sembarangan

.................................................................................................. 107

Diagram 4.25 Timbul Keinginan Membangun Jamban Sendiri ...................... 109

Diagram 4.26 Masyarakat Malu Melakukan Buang Air Besar Sembarangan .

.................................................................................................. 110

Diagram 4.27 Masyarakat Menyusun Rencana Pembangunan Jamban........... 111

Diagram 4.28 Tidak Ada Masyarakat yang Melakukan Buang Air Besar

Sembarangan ............................................................................ 113

Diagram 4.29 Jumlah Tenaga Pemicuan Sudah Cukup ................................... 114

Diagram 4.30 Sarana dan Prasarana Penunjang Sudah Memadai.................... 116

Diagram 4.31 Pendampingan Setelah Pemicuan ............................................. 118

Diagram 4.32 Tindak Lanjut Setelah Pemicuan .............................................. 119

Diagram 4.33 Subindikator Kurun Waktu ....................................................... 132

Diagram 4.34 Subindikator Sasaran ................................................................. 133

Diagram 4.35 Subindikator Prosedur ............................................................... 135

Diagram 4.36 Subindikator Proses Sosialisasi ................................................. 136

Diagram 4.37 Subindikator Peningkatan Kemampuan .................................... 138

Diagram 4.38 Subindikator Sarana dan Prasarana ........................................... 139

Page 20: EFEKTIVITAS STRATEGI PROGRAM SANITASI TOTAL …

xiii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Kuesioner

Lampiran 2 Surat Ijin Penelitian

Lampiran 3 Surat Balasan

Lampiran 4 Bimbingan Skripsi

Lampiran 5 Data Pendukung Penelitian

Lampiran 6 Dokumentasi

Lampiran 7 Hasil Kuesioner

Lampiran 8 Hasil Uji-uji

Lampiran 9 Tabel Pengujian

Lampiran 10 Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 3 Tahun 2014 tentang Sanitasi

Total Berbasis Masyarakat

Lampiran 11 Riwayat Hidup

Page 21: EFEKTIVITAS STRATEGI PROGRAM SANITASI TOTAL …

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Kesehatan merupakan salah satu indikator untuk mengukur kesejahteraan

masyarakat. Semakin tinggi dan terjamin kesehatan suatu masyarakat, maka tinggi

pula kesejahteraannya. Kesehatan juga merupakan hak asasi manusia, dimana

setiap masyarakat berhak mendapatkan perhatian mengenai kesehatannya, baik

kesehatan masyarakatnya maupun kesehatan lingkungannya. Di indonesia,

kesehatan merupakan salah satu permasalahan yang selalu dihadapi setiap

harinya. Mulai dari kesehatan masyarakat sampai kesehatan lingkungan bahkan

sarana dan prasarana penunjang kesehatan. Permasalahan mengenai kesehatan

berkaitan erat dengan permasalahan lainnya seperti kemiskinan dan pendidikan.

Dan karena keterkaitan masalah kesehatan dengan permasalahan lainnya inilah,

maka terbentuk sebuah “rantai setan”, yaitu kondisi dimana semua permasalahan

yang ada saling berkaitan dan untuk menyelesaikannya harus dari semua bidang.

Kesehatan masyarakat berkaitan erat dengan kesehatan lingkungannya.

Karena lingkungan yang sehat dapat menunjang kesehatan masyarakatnya

begitupun sebaliknya, ketika masyarakat sudah peduli akan kesehatannya, maka

mereka akan peduli juga dengan lingkungannya. Jika lingkungannya masih

kumuh, banyak sampah dan sebagainya, maka dapat dipastikan kesadarannya

akan pentingnya kesehatan masih rendah dan ini akan mengancam kesehatan

masyarakat tersebut. Lingkungan yang kotor dan tidak sehat juga akan membuat

penyebaran virus penyebab penyakit menjadi lebih cepat, terutama penyakit yang

Page 22: EFEKTIVITAS STRATEGI PROGRAM SANITASI TOTAL …

2

berkaitan dengan pencernaan manusia seperti diare. Dalam Rencana

Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) tahun 2015-2019,

permasalahan kesehatan lingkungan mendapatkan perhatian khusus, yaitu

permasalahan mengenai akses terhadap air minum, sanitasi yang layak dan

perilaku hidup bersih dan sehat (higine) yang bertujuan untuk meningkatkan mutu

lingkungan hidup yang sehat.

Peraturan Pemerintah Nomor 66 Tahun 2014 tentang Kesehatan

Lingkungan menyatakan bahwa kesehatan lingkungan adalah upaya pencegahan

penyakit dan/atau gangguan kesehatan dari faktor risiko lingkungan untuk

mewujudkan kualitas lingkungan yang baik dari aspek kimia, biologi, maupun

sosial. Lingkungan menjadi salah satu faktor yang berperan dalam menentukan

derajat kesehatan masyarakat yang optimal disamping faktor kualitas pelayanan

kesehatan dan perilaku hidup bersih dan sehat masyarakat. Dalam Profil

Kesehatan Indonesia pada tahun 2016, program lingkungan sehat bertujuan untuk

mewujudkan mutu lingkungan hidup yang lebih sehat melalui pengembangan

sistem kesehatan kewilayahan dalam menggerakan pembangunan lintas sektor

berwawasan kesehatan. Salah satu program untuk mewujudkn mutu lingkungan

hidup yang lebih sehat adalah Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM).

Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 3 Tahun 2014 tentang

Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) adalah pendekatan untuk mengubah

perilaku higienis dan sanitasi melalui pemberdayaan masyarakat dengan cara

pemicuan. Pelaku pemicuan dalam program STBM terdiri dari tim fasilitator,

bidan desa, posyandu, kader posyandu dan Natural Leader. Pelaksanaan

Page 23: EFEKTIVITAS STRATEGI PROGRAM SANITASI TOTAL …

3

pemicuan dilakukan di satu kampung dengan rentang waktu 1-3 jam. Sasaran

program ini adalah komunitas masyarakat (RW/dusun/desa), yaitu semua keluarga

yang belum melaksanakan salah satu atau lima pilar STBM dan semua keluarga

yang telah memiliki fasilitas sanitasi tetapi belum memenuhi syarat kesehatan.

STBM bertujuan untuk mewujudkan perilaku yang higienis dan saniter secara

mandiri dalam rangka meningkatkan derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-

tingginya. STBM ditetapkan oleh pemerintah sebagai kebijakan Nasional sejak

tahun 2008 dan telah terbukti mampu mempercepat akses sanitasi di Indonesia,

yaitu mencapai 3.53% per tahun (Profil Kesehatan Indonesia tahun 2016:245).

Dalam STBM terdapat 5 (lima) pilar yang menjadi pedoman pelaksanaan

STBM, yaitu :

1. Stop Buang Air Besar Sembarangan (SBS)

2. Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS)

3. Pengelolaan Air Minum dan Makanan Rumah Tangga (PAM-RT)

4. Pengamanan Sampah Rumah Tangga (PSRT)

5. Pengamanan Limbah Cair Rumah Tangga (PLCRT)

Dalam rangka mencapai taget yang ditetapkan dalam RPJMN tahun 2015-

2019, pada akhir tahun 2019 harus tercapai 100% desa/kelurahan yang

melaksanakan STBM dan 50% desa/kelurahan STBM harus mencapai SBS/ODF

yang terverifikasi. SBS (Stop Buang Air Besar Sembarangan) atau ODF (Open

Defecation Free) yang terverifikasi adalah kondisi ketika setiap individu dalam

suatu komunitas tidak lagi melakukan perilaku buang air besar sembarangan.

Menurut WHO, Perilaku Buang Air Besar Sembarangan (Buang Air Besar

Page 24: EFEKTIVITAS STRATEGI PROGRAM SANITASI TOTAL …

4

Sembarangan) / Open Defecation Free merupakan suatu tindakan membuang

kotoran atau tinja di ladang, hutan, semak-semak, sungai, pantai atau area terbuka

lainnya dan dibiarkan menyebar mengkontaminasi lingkungan, tanah, udara dan

air. Perilaku ini sangat tidak sehat karena berpotensi menyebarkan penyakit

Pada tahun 2016, dari seluruh desa/kelurahan yang ada di Indonesia,

sebanyak 80.314 desa/kelurahan yang telah terdata dan hanya sebanyak 33.927

atau 42.24% desa/kelurahan yang telah melaksanakan STBM. Ini melebihi dari

target yang ditetapkan oleh Kementrian Kesehatan pada Rencana Strategis

(Renstra) tahun 2016, yaitu 30.000 desa/kelurahan. Jumlah desa/kelurahan yang

melaksanakan program STBM mengalami peningkatan setiap tahunnya, hal ini

dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 1.1

Jumlah Desa/Kelurahan Yang Melaksanakan Sanitasi Total Berbasis

Masyarakat Tahun 2014 - 2016

Tahun Jumlah

Desa/Kelurahan

Jumlah

Desa STBM

% Desa

STBM

2014 82.505 20.497 24,84

2015 80.276 26.417 32,91

2016 80.314 33.927 42,24

Sumber : Data diolah peneliti, Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2016

Banten merupakan salah satu Provinsi yang ada di Indonesia. Dalam Profil

Kesehatan Indonesia Tahun 2016, jumlah desa/kelurahan di Provinsi Banten yang

melaksanakan STBM mengalami peningkatan sejak 3 (tiga) tahun terakhir dan

pada tahun 2016 telah mencapai angka 54.22% atau melebihi setengah dari

Page 25: EFEKTIVITAS STRATEGI PROGRAM SANITASI TOTAL …

5

jumlah desa/kelurahan yang tercatat. Peningkatan jumlah desa/kelurahan yang

melaksanakan STBM dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 1.2

Jumlah Desa/Kelurahan Yang Melaksanakan Sanitasi Total Berbasis

Masyarakat di Provinsi Banten Tahun 2014 - 2016

Tahun Jumlah

Desa/Kelurahan

Jumlah

Desa STBM

% Desa

STBM

2014 1.551 144 9,28

2015 1.551 379 24,44

2016 1.551 841 54,22

Sumber : Data diolah peneliti, Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2016

Pelaksanaan Program STBM juga didukung dengan aplikasi STBM Smart,

yaitu aplikasi yang menyajikan mengenai kemajuan program STBM dan dapat

diakses melalui telepon genggam. Aplikasi ini dapat diunduh oleh masyarakat

untuk melihat perkembangan STBM di Indonesia termasuk perkembangan STBM

di Provinsi Banten. Acuan keberhasilan dari program ini dilihat jika

desa/kelurahan telah melaksanakan pilar pertama, yaitu Stop Buang Air Besar

Sembarangan (SBS). Karena pilar pertama merupakan kunci untuk keberhasilan

pilar STBM lainnya. Jika masyarakat sudah mampu meninggalkan kebiasaan

Buang Air Besar Sembarangan, maka di asumsikan masyarakat telah memiliki

kesadaran akan pentingnya kesehatan dan mampu melaksanakan pilar selanjutnya.

Faktor lain yang menyebabkan masyarakat masih melakukan perilaku Buang Air

Besar Sembarangan adalah karena akses terhadap sanitasi yang layak masih

Page 26: EFEKTIVITAS STRATEGI PROGRAM SANITASI TOTAL …

6

rendah. Berikut adalah data mengenai jumlah desa/kelurahan di Provinsi Banten

beserta akses dan persentasi kepemilikan JSP (Jamban Sehat Permanen) :

Tabel 1.3

Persentase Akses Terhadap Sanitasi dan Persentase Kepemilikan Jamban

Sehat Permanen (JSP) di Banten berdasarkan Kota/Kabupaten Tahun 2017

No Nama Kota/Kabupaten % Akses % JSP

1 Kota Tangerang Selatan 99.65 79.40

2 Kota Tangerang 98.80 87.19

3 Kota Cilegon 96.97 63.26

4 Kab. Tangerang 72.41 32.27

5 Kab. Lebak 68.41 37.25

6 Kota Serang 64.06 50.68

7 Kab. Serang 61.42 44.09

8 Kab. Pandeglang 60.57 36.27

Sumber : Diolah Peneliti, Website STBM Nasional Tahun 2017

Dari data diatas, dapat dilihat bahwa Kota Serang menempati urutan paling

rendah dibandingkan kota lain yang ada di Provinsi Banten. Sebagai Ibu Kota

Provinsi Banten, seharusnya Kota Serang dapat menjadi acuan untuk kemajuan

daerah yang lainnya, karena merupakan pusat pemerintahan Provinsi Banten.

Namun kenyataannya, di Kota Serang permasalahan akses terhadap sanitasi yang

layak masih rendah dibandingkan kota lainnya. Masih banyak pula masyarakat

yang melakukan Perilaku Buang Air Besar Sembarangan. Karena Kota Serang

merupakan hasil pemekaran dari Kabupaten Serang, maka meskipun menyandang

nama „Kota‟, namun secara keseluruhan daerahnya masih belum maju dan masih

terus melakukan pembangunan. Salah satunya adalah dalam bidang kesehatan.

Page 27: EFEKTIVITAS STRATEGI PROGRAM SANITASI TOTAL …

7

Karena akses serta kepemilikan sanitasi dasar yang masih rendah di Kota

Serang, menyebabkan masih ditemui masyarakat yang melakukan perilaku Buang

Air Besar Sembarangan. Berdasarkan data dari aplikasi STBM Smart, jumlah

desa/kelurahan yang telah terverifikasi sebagai Desa ODF (Open Defecation Free)

atau Desa yang bebas dari perilaku Buang Air Besar Sembarangan di Kota Serang

hanya sebanyak 5 (lima) desa/kelurahan. Lebih rinci desa/kelurahan ODF tersebut

dapat dilihat dari tabel berikut:

Tabel 1.4

Desa Yang Ter-verifikasi ODF di Kota Serang Tahun 2017

No. Kecamatan Kelurahan

1. Cipocok Jaya Panancangan

2. Serang Cipare

3. Serang Lopang

4. Serang Serang

5. Serang Sumurpecung

Sumber : data diolah, Aplikasi STBM Smart

Dari 67 kelurahan yang ada di Kota Serang, hanya 5 (lima) Kelurahan

yang ter-verifikasi bebas perilaku Buang Air Besar Sembarangan dan di dominasi

oleh Kecamatan Serang. Sedangkan untuk Kecamatan yang lain masih banyak

ditemui masyarakat yang melakukan Buang Air Besar Sembarangan. Hal ini

dikarenakan sulitnya mengubah perilaku masyarakat untuk tidak Buang Air Besar

Sembarangan, terutama untuk daerah yang jauh dari pusat kota. Maka dari itu,

pelaksanaan STBM yang berupa pemicuan di Kota Serang lebih di fokuskan pada

desa/kelurahan yang hampir mendekati ODF terlebih dahulu, baru kemudian

memfokuskan pada desa/kelurahan lain. Meskipun begitu, pemicuan STBM tetap

Page 28: EFEKTIVITAS STRATEGI PROGRAM SANITASI TOTAL …

8

dilakukan di semua desa/kelurahan yang ada oleh Tim Fasilitator, yaitu tim yang

dibentuk untuk melakukan pemciuan. Data yang diperoleh dari Dinas Kesehatan

Kota Serang mengenai akses terhadap sanitasi dasar, yaitu Jamban menurut

Kecamatan dan Puskesmas di Kota Serang pada tahun 2017 adalah sebagai

berikut :

Tabel 1.5

Akses Terhadap Fasilitas Sanitasi Dasar (Jamban) Menurut Kecamatan dan

Puskesmas di Kota Serang Pada Tahun 2017

No Kecamatan Puskesmas Jumlah

Penduduk

Jumlah Akses

Pemakai

Jamban

Jumlah

jiwa %

1. Cipocok Jaya Banjar Agung 46.230 33.385 72

Banten Girang 31.823 18.135 57

Cipocok Jaya 15.726 11.935 76

2 Curug Curug 51.622 29.555 57

3 Kasemen Kasemen 41.667 16,160 39

Kilasah 49.893 12,905 32

Sawah Luhur 9.302 5,930 64

4 Serang Ciracas 28.723 18.700 65

Rau 51.075 37.785 74

Serang Kota 55.848 50.220 90

Singandaru 31.328 25.235 81

Unyur 55.769 52.265 94

5 Taktakan Taktakan 60.635 49.035 81

Pancur 26.675 20.410 77

6 Walantaka Walantaka 48.843 39.970 82

Kalodran 37.797 29.010 79

Sumber : Data diolah peneliti, Dinas Kesehatan Kota Serang Tahun 2017

Dari data diatas, terlihat bahwa penduduk dengan akses sanitasi dasar

yaitu jamban di Kota Serang sebagian besar sudah melebihi 50%. Akses paling

Page 29: EFEKTIVITAS STRATEGI PROGRAM SANITASI TOTAL …

9

tinggi berada di Puskesmas Unyur sebesar 94% dan paling rendah adalah

Puskesmas Kilasah yaitu sebesar 32%. Tingginya persentase masyarakat

mengakses jamban tidak menjamin bahwa daerah tersebut sudah terbebas dari

perilaku Buang Air Besar Sembarangan. Karena Buang Air Besar Sembarangan

berbicara tentang perilaku masyarakat dan menjadi kebiasaan. Hal ini dikarenakan

kemudahan untuk mengakses jamban tidak menjamin bahwa masyarakat tersebut

menggunakan jamban.

Kecamatan Kasemen memang tercatat sebagai daerah dengan tingkat

kesehatan lingkungan yang masih rendah dan masih ditemui perilaku Buang Air

Besar Sembarangan. Berdasarkan hasil wawancara dengan Camat Kasemen pada

tanggal 24 Januari 2018, dikatakan bahwa jika berbicara mengenai perilaku Buang

Air Besar Sembarangan atau dolbon (istilah daerah setempat) berarti

membicarakan keseluruhan wilayah Kasemen, karena hampir sebagian besar

masyarakat Kecamatan Kasemen masih melakukan Buang Air Besar

Sembarangan. Untuk kesehatan lingkungannya juga sebagian besar wilayah

Kasemen berada di kategori merah, yaitu keadaan kesehatan lingkungannya

berada dibawah atau sangat buruk. Dari total 10 Kelurahan yang ada di

Kecamatan Kasemen, 6 diantaranya berada di kategori merah dan 5 Kelurahan

merupakan wilayah cakupan dari Puskesmas Kilasah. Karena berada di kategori

merah inilah membuat masyarakat kesulitan untuk mendapatkan akses sanitasi

yang layak dan juga mewujudkan pola hidup yang saniter dan higienis. Hal ini

dapat dilihat pada data yang didapat dari aplikasi STBM Smart mengenai akses

sanitasi di Kecamatan Kasemen :

Page 30: EFEKTIVITAS STRATEGI PROGRAM SANITASI TOTAL …

10

Tabel 1.6

Akses Terhadap Sanitasi di Kecamatan Kasemen Tahun 2017

No Desa/kelurahan Jml KK %

Akses JSP JSSP Sharing BAB

1. Banten 4.211 89.41 546 94 3.125 446

2. Kasemen 3.505 89.04 1.534 388 1.199 384

3. Margaluyu 1.746 65.06 580 91 465 610

4. Mesjid Priyayi 1.920 60.63 921 110 133 756

5. Kasunyatan 1.424 60.32 572 117 170 565

6. Sawah Luhur 2.599 48.10 1.092 0 158 1.349

7. Bendung 1.279 45.19 364 91 123 701

8. Warung Jaud 2.024 43.53 465 95 321 1.143

9. Kilasah 1.703 38.70 383 92 184 1.044

10. Terumbu 2.045 33.11 444 111 122 1.368

Sumber : data diolah, Aplikasi STBM- Smart

Dari tabel diatas terlihat bahwa desa/kelurahan dengan jumlah Kepala

Keluarga yang masih melakukan perilaku Buang Air Besar Sembarangan di

Kecamatan Kasemen paling banyak adalah di Kelurahan Terumbu, yaitu sebanyak

1.368 Kepala Keluarga dengan persentase akses 33.11%, kemudian Kelurahan

Sawah Luhur, Kelurahan Warung Jaud dan Kelurahan Kilasah yang memiliki

jumlah lebih dari 1000 Kepala Keluarga dan memiliki persentase akses dibawah

50% yang berarti hampir sebagian besar masyarakat tidak mendapatkan akses

terhadap sanitasi yang layak. Bahkan Kelurahan Terumbu merupakan

desa/kelurahan dengan jumlah Buang Air Besar Sembarangan terbanyak se-Kota

Serang.

Page 31: EFEKTIVITAS STRATEGI PROGRAM SANITASI TOTAL …

11

Berdasarkan hasil observasi awal, wawancara dan data yang diperoleh,

peneliti menemukan beberapa permasalahan. Pertama, masih ditemui perilaku

Buang Air Besar Sembarangan. Berdasarkan wawancara dengan Kepala Bidang

Kesehatan Lingkungan Kota Serang (16 Januari 2018, pukul 10.51 WIB)

dikatakan bahwa sulit untuk mengurangi perilaku Buang Air Besar Sembarangan

karena masyarakat sudah terbiasa melakukan Buang Air Besar Sembarangan di

area terbuka seperti kebun, sawah atau kali. Perilaku ini sudah dilakukan sejak

lama, sehingga perilaku Buang Air Besar Sembarangan dilakukan oleh

masyarakat sebagai suatu kebiasaan. Hal ini seperti yang dikatakan oleh Camat

Kasemen (tanggal 24 Januari 2018, pukul 15.41 WIB) bahwa masyarakat terbiasa

melakukan Buang Air Besar Sembarangan karena adanya kepercayaan

masyarakat terhadap mitos yang berasal dari para ulama bahwa tidak semestinya

kotoran dibuang di dalam rumah (jamban di dalam rumah) karena rumah

merupakan tempat yang sering dipakai untuk ibadah, sehingga kondisi rumah

haruslah suci. Mitos ini membuat masyarakat tidak membuat jamban di dalam

rumah dan lebih memilih membuang kotoran di luar rumah seperti kebon dan

sawah. Mitos ini diyakini oleh masyarakat Kasemen karena nilai agama yang

masih sangat kuat dan turun-temurun sampai sekarang.

Disamping itu karena masih luasnya lahan pertanian yang ada membuat

masyarakat memilih untuk Buang Air Besar Sembarangan di sawah dengan alasan

lebih praktis dan tidak perlu mengeluarkan biaya. Terkadang meskipun sudah

memiliki jamban sendiri atau sudah memiliki akses untuk menggunakan jamban,

masyarakat tetap memilih melakukan Buang Air Besar Sembarangan karena telah

Page 32: EFEKTIVITAS STRATEGI PROGRAM SANITASI TOTAL …

12

terbiasa. Sebagai contoh di Kelurahan Terumbu yang merupakan salah satu

Kelurahan yang ada di cakupan wilayah Puskesmas Kilasah. Dari hasil

wawancara dengan Lurah Terumbu (tanggal 24 Januari 2018, pukul 15.41 WIB)

dikatakan bahwa sudah pernah dibangun jamban yang dapat digunakan oleh

masyarakat dengan membayar iuran untuk biaya perawatan. Namun hanya

bertahan 2-3 bulan saja fasilitas jamban tersebut sudah tidak digunakan lagi

karena masyarakat sudah malas membayar iuran dan kembali lagi menggunakan

sawah karena tidak perlu membayar dan lebih praktis. Kondisi jamban tersebut

juga sudah memprihatinkan, seperti lampu nya yang hilang, pintu nya rusak,

bahkan jambannya disumbat oleh serabut kelapa. Di Kelurahan Terumbu juga

sudah sering diadakan penyuluhan mengenai bahaya Buang Air Besar

Sembarangan, termasuk Program STBM yang berupa pemicuan, namun

partisipasi yang diberikan oleh masyarakat terhadap penyuluhan tersebut sangat

rendah sehingga tim fasilitator yang terdiri dari sanitarian Puskesmas Kilasah dan

anggota lainnya harus mendatangi masyarakat ke tiap-tiap rumah.

Kedua, yaitu keterbatasan ekonomi masyarakat. Terkadang pemicuan dan

pendekatan yang dilakukan oleh tim fasilitator STBM tidak selalu gagal, ada saja

masyarakat yang menyadari pentingnya jamban dan bahaya dari Buang Air Besar

Sembarangan sehingga timbul keinginan untuk merubah kebiasaan lama tersebut.

Namun permasalahan ekonomi membuat keinginan masyarakat untuk memiliki

jamban keluarga belum bisa terpenuhi karena keterbatasan biaya. Seperti contoh

yang terjadi di Kelurahan Terumbu berdasarkan wawancara dengan Lurah

Terumbu (tanggal 24 Januari 2018, pukul 15.41 WIB). Beliau mengatakan bahwa

Page 33: EFEKTIVITAS STRATEGI PROGRAM SANITASI TOTAL …

13

yang membuat masyarakat Terumbu masih melakukan Buang Air Besar

Sembarangan adalah karena keterbatasan biaya untuk membangun jamban.

Sehingga masyarakat memilih untuk memanfaatkan lahan pertanian yang luas

sebagai pengganti jamban, karena tidak perlu mengeluarkan biaya. Meskipun Pak

Lurah sendiri secara pribadi sudah pernah menawarkan untuk membantu dalam

soal biaya dengan memberikan bantuan kakus dan batu bata untuk membangun

jamban, namun ternyata masyarakat menolak untuk menambahkan biaya

pembangunannya dan menjual batu bata yang disediakan oleh Pak Lurah.

Masyarakat menginginkan fasilitas jamban yang gratis tanpa adanya iuran ataupun

tambahan biaya dari masyarakat. Inilah yang menyebabkan masih ditemui

masyarakat yang belum memiliki jamban sendiri karena permasalahan ekonomi

ini membuat masyarakat berpikir bahwa untuk membangun sebuah jamban

memerlukan biaya yang tidak sedikit. Apalagi untuk membangun jamban yang

sehat dan sesuai dengan standar jamban sehat. Sehingga masyarakat tidak

memprioritaskan pembangunan jamban sebagai keperluan dasar dan memilih

untuk memenuhi keperluan lain yang lebih penting. Padahal dengan

mengenyampingkan masalah pembangunan jamban bisa merugikan masyarakat

itu sendiri serta dapat membahayakan kesehatan dan keselamatan masyarakat

Ketiga, keterbatasan sarana air bersih. Salah satu yang menjadi pendukung

sanitasi yang layak selain jamban yang sehat adalah air bersih. Namun

permasalahan air bersih ini masih di rasakan oleh beberapa masyarakat di

Kecamatan Kasemen. Berdasarkan wawancara dengan Sanitarian Puskesmas

Kilasah (tanggal 27 Januari 2018, pukul 11.20 WIB), dikatakan pada tahun 2016

Page 34: EFEKTIVITAS STRATEGI PROGRAM SANITASI TOTAL …

14

masyarakat masih memanfaatkan air kali dan air irigasi untuk keperluan sehari-

hari, dari mencuci pakaian sampai keperluan MCK, namun untuk tahun 2017

masyarakat sudah mulai menggunakan air dari PDAM. Sebagaimana data berikut

mengenai jumlah sarana air bersih di Kecamatan Kasemen berdasarkan

Puskesmas :

Tabel 1.7

Jumlah Sarana Air Bersih di Kecamatan Kasemen Berdasarkan Puskesmas

Tahun 2017

No Puskesmas Jml

KK

Jumlah Sarana Air Bersih

PDAM

Sumur

Pompa

Tangan

Sumur

Gali

Mata

Air

Sumur

Bor/Jet

pump

Penam

pungan

Air

Hujan

Lain

nya %

1. Kasemen 10.889 - - 14 - 38 - - 0.48

2. Kilasah 10.565 126 56 2,700 - 1.913 88 - 46.22

3. Sawah

Luhur 2.727 8 - 15 - 15 - 2 1.47

Sumber : Diolah peneliti, Dinas Kesehatan Kota Serang

Meskipun sudah banyak masyarakat yang mengandalkan air dari PDAM

dan juga sumur, namun air yang di hasilkan bukanlah air bersih, karena berasa

asin sehingga tidak bisa digunakan untuk keperluan sehari-hari, termasuk untuk

dikonsumsi. Sehingga masih banyak ditemui masyarakat yang memanfaatkan air

kali untuk keperluan sehari-hari. Menurut wawancara dengan Camat Kasemen

(tanggal 24 Januari 2018, pukul 15.00 WIB), permasalahan air bersih di

Kecamatan Kasemen merupakan permasalahan lainnya yang menyebabkan

banyak masyarakat tidak memiliki jamban keluarga. Karena merasa percuma jika

Page 35: EFEKTIVITAS STRATEGI PROGRAM SANITASI TOTAL …

15

membangun jamban sedangkan air nya terasa asin dan tidak bisa digunakan untuk

keperluan sehari-hari Dalam Musyawarah Perencanaan dan Pembangunan

(Musrembang 2019) yang dilaksanakan pada 24 Januari 2018 di Kelurahan

Terumbu, Camat Kasemen mengusulkan agar dilakukan pipanisasi untuk instalasi

air bersih yang di tujukan untuk kebutuhan masyarakat Kelurahan Terumbu.

Keempat, tingginya angka penyakit yang berbasis lingkungan. Dampak

dari masih ditemuinya perilaku Buang Air Besar Sembarangan adalah tingginya

angka penyakit yang berbasis lingkungan, karena perilaku Buang Air Besar

Sembarangan berkaitan erat dengan kesehatan lingkungan. Jika masih banyak

masyarakat yang melakukan Perilaku Buang Air Besar Sembarangan, maka

lingkungan sekitar masyarakat akan ikut terkontaminasi oleh kotoran yang berada

di area terbuka tersebut. Keadaan kotoran di area terbuka ini, selain

mengkontaminasi lingkungan seperti tanah dan air, juga bisa mengkontaminasi

makanan yang nanti nya di konsumsi oleh masyarakat dan ini menyebabkan

berbagai penyakit yang salah satunya adalah penyakit Diare. Selain diare,

penyakit lainnya akibat perilaku Buang Air Besar Sembarangan juga

menyebabkan penyakit gatal-gatal atau dermatitis jika masyarakat mandi

menggunakan air kali, karena air kali terkontaminasi dengan bakteri yang berasal

dari kotoran manusia yang melebur akibat hujan. Berdasarkan wawancara dengan

Sanitarian Puskesmas Kilasah (tanggal 24 Januari 2018, pukul 11.20 WIB),

dikatakan bahwa penyakit yang berbasis lingkungan selalu masuk kedalam 10

besar penyakit dengan jumlah penderita terbanyak. Hal ini dapat dilihat dari data

Page 36: EFEKTIVITAS STRATEGI PROGRAM SANITASI TOTAL …

16

yang didapat dari Puskesmas Kilasah mengenai 10 besar penyakit pada tahun

2017, yaitu :

Tabel 1.8

Sepuluh Besar Penyakit di UPT Puskesmas Kilasah Tahun 2016 - 2017

No. Nama Penyakit Jumlah

2016 2017

1. ISPA 1.161 1.401

2. Dermatitis 2.896 1.236

3. Myalgia 2.891 1.220

4. Gastritis 3.052 1.167

5. Diare 1.334 957

6. Konjungtivitis 2.138 786

7. Batuk 3.402 742

8. Sakit Kepala 3.249 502

9. Hipertensi 384 495

10. Caries Dentis 655 -

OMNS - 312

Sumber : UPT Puskesmas Kilasah

Dari tabel diatas terlihat bahwa dari 10 besar penyakit yang di derita

masyarakat cakupan Puskesmas Kilasah, terdapat 4 penyakit yang merupakan

dampak dari perilaku Buang Air Besar Sembarangan, yaitu ISPA (Infeksi Saluran

Pernapasan Akut), dermatitis, diare dan batuk. Ini menandakan bahwa masalah

kesehatan Lingkungan di wilayah cakupan Puskesmas Kilasah yang terdiri atas 5

Kelurahan, yaitu Kelurahan Kilasah, Kelurahan Mesjid Priayi, Kelurahan Warung

Jaud, Kelurahan Terumbu dan Kelurahan Bendung sangat memerlukan perhatian

Page 37: EFEKTIVITAS STRATEGI PROGRAM SANITASI TOTAL …

17

baik dari pemerintah maupun dari masyarakat itu sendiri. Jika perilaku Buang Air

Besar Sembarangan dapat di hilangkan, maka penyebaran penyakit yang berbasis

lingkungan pun dapat dicegah sehingga dapat mengurangi jumlah penderita

penyakit yang berbasis lingkungan. Karena lingkungan yang sehat membuat

kesejahteraan serta kesehatan masyarakatnya meningkat pula.

Sehubungan dengan permasalahan-permasalahan diatas, maka peneliti

tertarik untuk melakukan penelitian yang berjudul “Efektivitas Strategi Program

Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) Pilar Pertama di Puskesmas Kilasah,

Kecamatan Kasemen, Kota Serang”.

Page 38: EFEKTIVITAS STRATEGI PROGRAM SANITASI TOTAL …

18

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan pemaparan sebelumnya, peneliti mengidentifikasi masalah

sebagai berikut :

a. Masih ditemui perilaku Buang Air Besar Sembarangan

b. Keterbatasan ekonomi masyarakat di wilayah Puskesmas Kilasah

c. Keterbatasan masyarakat mengakses sarana air bersih

d. Tingginya angka penyakit berbasis lingkungan

1.3 Batasan Masalah

Pembatasan masalah dilakukan agar penulis lebih terfokus pada apa yang

diteliti dalam penelitian ini dan mencegah terjadinya pelebaran permasalahan.

Adapun penelitian yang dilakukan oleh peneliti hanya terbatas mengenai

efektivitas strategi program Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) pada

pilar pertama di wilayah Puskesmas Kilasah, Kecamatan Kasemen, Kota Serang.

Peneliti memfokuskan pada penilaian keberhasilan pemicuan yang dilakukan oleh

pelaku pemicuan atau tim fasilitator dan akan dijawab oleh masyarakat yang

pernah mengikuti pemicuan sebagai responden dalam penelitian ini.

1.4 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah yang telah dipaparkan

sebelumnya, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah seberapa besar

tingkat efektivitas strategi program Sanitasi Total Berbasis Masyarakat pilar

pertama di wilayah Puskesmas Kilasah, Kecamatan Kasemen, Kota Serang?

Page 39: EFEKTIVITAS STRATEGI PROGRAM SANITASI TOTAL …

19

1.5 Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui seberapa efektif strategi

program Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) terutama pada pilar pertama

untuk mengurangi perilaku Buang Air Besar Sembarangan di wilayah Puskesmas

Kilasah, Kecamatan Kasemen, Kota Serang.

1.6 Manfaat Penelitian

Secara teoritis, penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat melalui

pemikiran penulis agar dapat meningkatkan pemahaman masyarakat Kecamatan

Kasemen akan pentingnya kesehatan sehingga dapat mengurangi perilaku Buang

Air Besar Sembarangan.

Secara Praktis, penelitian ini diharapkan bermanfaat :

1. Bagi penulis, menambah pengetahuan dan wawasan mengenai program

yang dilaksanakan untuk menangani permasalahan kesehatan masyarakat

dan mengetahui keadaan kesehatan masyarakat di Kecamatan Kasemen

2. Bagi Dinas Kesehatan Kota Serang dan UPT Puskesmas Kilasah untuk

terus meningkatkan kinerja nya dan mengoptimalkan program yang

berguna bagi masyarakat sehingga kesehatan masyarakat semakin

meningkat dan terjamin.

3. Bagi pembaca, penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai dasar

dan acuan untuk membuat penelitian selanjutnya

Page 40: EFEKTIVITAS STRATEGI PROGRAM SANITASI TOTAL …

20

1.7 Sistematika Penulisan

Untuk mempermudah dalam memahami penelitian ini, peneliti menguraikan

sistematika penulisan dengan lima bab yang masing-masing bab akan terbagi ke

dalam sub bab sebagai berikut :

BAB I Pendahuluan

1.1 Latar Belakang Masalah

Menerangkan atau menjelaskan ruang lingkup dan kedudukan masalah

yang akan diteliti secara deduktif, artinya dimulai dari penjelasan yang

berbentuk umum hingga menukik ke masalah yang spesifik dan relevan

dengan judul penelitian. Latar belakang masalah perlu diuraikan secara

jelas, faktual dan logis serta didukung oleh data-data.

1.2 Identifikasi Masalah

Mengidentifikasi masalah yang akan diteliti, dikaitkan dengan

tema/topik/judul atau variabel penelitian

1.3 Batasan Masalah

Memfokuskan pada masalah spesifik yang akan diajukan dalam

rumusan masalah. Pada batasan masalah perlu menjelaskan lokus,

tujuan dan waktu penelitian.

1.4 Rumusan Masalah

Bertujuan untuk memilih dan menetapkan masalah yang paling urgen

yang berkaitan dengan judul penelitian. Rumusan masalah

mendefinisikan permasalahan yang telah diterapkan dalam bentuk

definisi konsep dan definisi operasional.

Page 41: EFEKTIVITAS STRATEGI PROGRAM SANITASI TOTAL …

21

1.5 Tujuan Penelitian

Mengungkapkan tentang sasaran yang ingin dicapai. Isi dan rumusan

masalah tujuan penelitian sejalan dengan isi dan rumusan masalah

penelitian.

1.6 Manfaat Penelitian

Menjelaskan manfaat teoritis dan praktis temuan penelitian.

1.7 Sistematika Penelitian

Memberikan gambaran yang sistematis serta dapat dengan mudah

dipahami.

BAB II Deskripsi Teori, Kerangka Berpikir dan Hipotesis Penelitian

2.1 Deskripsi Teori

Mengkaji berbagai teori dan konsep yang relevan dengan permasalahan

dan variabel penelitian sehingga akan memperoleh konsep penelitian

yang jelas.

2.2 Penelitian Terdahulu

Kajian penelitian yang pernah dilakukan oleh peneliti sebelumnya

untuk memberi gambaran pada peneliti. Dapat diambil dari berbagai

sumber ilmiah, baik Skripsi, Tesis, Disertasi atau Jurnal Penelitian.

2.3 Kerangka Berpikir

Menggambarkan alur pikiran peneliti sebagai kelanjutan dari deskripsi

teori untuk memberikan penjelasan kepada pembaca mengenai

hipotesisnya.

Page 42: EFEKTIVITAS STRATEGI PROGRAM SANITASI TOTAL …

22

2.4 Hipotesis Penelitian

Merupakan jawaban sementara terhadap permasalahan yang diteliti, dan

akan diuji kebenarannya. Hipotesis dirumuskan berdasarkan kajian teori

dan kadian konseptual serta kerangkat berpikir.

BAB III Metodologi Penelitian

3.1 Metode Penelitian

Menguraikan tentang tipe atau pendekatan yang digunakan dalam

penelitian, yaitu : survei (deskriptif analisis, ekspalanatory,

eksperimental atau teknik kuantitatif lainnya.

3.2 Fokus Penelitian

Menjelaskan tentang substansi materi kajian penelitian yang akan

diteliti oleh peneliti.

3.3 Lokasi Penelitian

Menjelaskan tempat (locus) penelitian dilaksanakan. Menjelaskan

tempat serta alasan memilihnya.

3.4 Variabel Penelitian

Berisi penjelasan mengenai definisi konsep dan definisi operasional dari

variabel yang akan diteliti. Definisi konsep memberikan penjelasan

tentang konsep dari variabel yang akan diteliti, sedangkan defisini

operasional merupakan penjabaran konsep atau variabel penelitian

dalam rincian yang terukur (indikator penelitian)

Page 43: EFEKTIVITAS STRATEGI PROGRAM SANITASI TOTAL …

23

3.5 Instrumen Penelitian

Menjelaskan tentang proses penyusunan dan jenis alat pengumpulan

data yang digunakan, proses pengumpulan data dan teknik penentuan

instrumen (validitas, reliabilitas dan normalitas)

3.6 Teknik Pengumpulan Data

Menjelaskan teknik yang digunakan untuk mengumpulkan data.

3.7 Populasi dan Sampel

Menjelaskan wilayah generalisasi atau populasi penelitian, penetapan

besar sampel, dengan teknik pengambilan sampel dan rasionalisasinya.

3.8 Teknik Pengolahan dan Analisis Data

Menjelaskan teknik analisa beserta rasionalisasinya yang sesuai dengan

sifat data yang diteliti.

3.9 Jadwal Penelitian

Menjelaskan tentang waktu penelitian secara rinci beserta tahapan

penelitian yang dilakukan dalam bentuk tabel.

BAB IV Hasil Penelitian dan Pembahasan

4.1 Deskripsi Obyek Penelitian

Menjelaskan obyek penelitian yang meliputi lokasi penelitian secara

jelas, struktur organisasi dari populasi/sampel serta hal lain yang

berhubungan dengan obyek penelitian.

Page 44: EFEKTIVITAS STRATEGI PROGRAM SANITASI TOTAL …

24

4.2 Deskripsi Data

Menjelaskan hasil penelitian yang telah diolah dari data mentah dengan

menggunakan teknik analisis data yang relevan.

4.3 Pengujian Persyaratan Statistik

Melakukan pengujian terhadap persyarata statistik dengan

menggunakan uji statistik tertentu. hasilnya ditempatkan dalam batang

skripsi sedangkan perhitungan lengkapnya ditempatkan dalam

lampiran.

4.4 Pengujian Hipotesis Penelitian

Melakukan pengujian terhadap hipotesis dengan menggunakan teknik

analisis statistik yang sudah ditentukan sebelumnya. Hasil akhir dari

analisis statistik adalah teruji atau tidaknya hipotesis nol penelitian.

4.5 Interpretasi Hasil Penelitian

Melakukan penafsiran terhadap hasil akhir pengujian hipotesis.

4.6 Pembahasan

Melakukan pembahasan lebih lanjut terhadap hasil analisis data.

terhadap hipotesis yang diterima barangkali tidak ada persoalan, tetapi

jika hipotesis yang ditolak harus diberikan dugaan yang menjadi

penyebabnya.

Page 45: EFEKTIVITAS STRATEGI PROGRAM SANITASI TOTAL …

25

BAB V Penutup

5.1 Kesimpulan

Menyimpulkan hasil penelitian yang diungkapkan secara singkat, jelas

dan mudah dipahami. Selain itu kesimpulan juga harus sejalan dan

sesuai dengan permasalahan serta hipotesis penelitian.

5.2 Saran

Berisi tindak lanjut dari sumbangan penelitian terhadap bidang yang

diteliti baik secara teoritis maupun secara praktis.

Page 46: EFEKTIVITAS STRATEGI PROGRAM SANITASI TOTAL …

26

BAB II

DESKRIPSI TEORI, KERANGKA BERPIKIR DAN HIPOTESIS

PENELITIAN

1.8 Deskripsi Teori

Teori merupakan hal yang penting dalam suatu penelitian. Karena sifat

penelitian adalah ilmiah, maka seorang peneliti membutuhkan teori-teori yang

dapat mendukung penyelesaian permasalahan yang ada. Deskripsi teori adalah

rangkaian penjelasan yang mengungkapkan suatu fenomena atau realitas tertentu

dan dirangkum menjadi suatu konsep gagasan, pandangan, sikap dan atau cara-

cara yang menguraikan nilai-nilai serta maksud dan tujuan tertentu yang

teraktualisasi dalam proses hubungan situasional, hubungan kondisional, atau

hubungan fungsional diantara hal-hal yang terekam dari fenomena atau realitas

tertentu.

Dalam suatu penelitian, deskripsi teori merupakan uraian sistematis

tentang teori dan hasil penelitian yang relevan dengan variabel yang di teliti.

Jumlah teori yang perlu dikemukakan di deskripsikan akan tergantung pada

luasnya masalah dan jumlah variabel yang di teliti

Page 47: EFEKTIVITAS STRATEGI PROGRAM SANITASI TOTAL …

27

2.1.1 Efektivitas

Pada dasarnya pengertian efektivitas yang umum menunjukkan pada taraf

tercapainya hasil, sering atau senantiasa dikaitkan dengan pengertian efisien,

meskipun sebenarnya ada perbedaan diantara keduanya. Efektivitas menekankan

pada hasil yang akan dicapai, sedangkan efisien lebih melihat pada bagaimana

cara mencapai hasil yang dicapai itu dengan membandingkan antara input dan

outputnya istilah efektif dan efisien merupakan dua istilah yang saling berkaitan

dan patut dihayati dalam upaya untuk mencapai tujuan suatu organisasi.

Efektivitas berasal dari kata effective yang mengandung pengertian

dicapainya tujuan yang telah ditetapkan. Efektivitas selalu terkait dengan

hubungan antara hasil yang diharapkan dengan hasil yang sesungguhnya dicapai.

Efektivitas dapat dilihat dari berbagai sudut pandang (view point) dan dapat dinilai

dengan berbagai cara dan mempunyai kaitan yang erat dengan efisiensi.

Mardiasmo (2006:183), berpendapat bahwa :

“Efektivitas adalah ukuran berhasil tidaknya suatu organisasi mencapai

tujuannya. Apabila suatu organisasi berhasil mencapai tujuan, maka

organisasi tersebut dikatakan telah berjalan dengan efektif. Efektivitas

adalah mengukur hubungan antara hasil pungutan suatu pajak dengan

target penerimaan pajak itu sendiri.”

Suatu organsasi yang berhasil dapat diukur dengan melihat pada sejauh

mana organisasi tersebut dapat mencapai tujuan yang sudah ditetapkan. Konsep

efektivitas yang dikemukakan oleh para ahli organisasi dan manajemen memiliki

makna yang berbeda, tergantung pada kerangka acuan yang dipergunakan.

Page 48: EFEKTIVITAS STRATEGI PROGRAM SANITASI TOTAL …

28

Pendapat Peter F. Drucker yang dikutip H.A.S. Moenir (2006:166) dalam

bukunya Manajemen Umum di Indonesia yang mendefiniinisikan efektivitas,

sebagai berikut:

“Effectivennes, on the other hand, is the ability to choose appropriate

objectives. An effective manager is one who selects the right things to get

done. (Efektivitas, pada sisi lain, menjadi kemampuan untuk memilih

sasaran hasil sesuai. Seorang manajer efektif adalah satu yang memilih

kebenaran untuk melaksanakan)”

Memperhatikan pendapat para ahli di atas, bahwa konsep efektivitas

merupakan suatu konsep yang bersifat multidimensional, artinya dalam

mendefinisikan efektivitas berbeda-beda sesuai dengan dasar ilmu yang dimiliki

walaupun tujuan akhir dari efektivitas adalah pencapaian tujuan. Kata efektif

sering dicampuradukkan dengan kata efisien walaupun artinya tidak sama, sesuatu

yang dilakukan secara efisien belum tentu efektif.

Adapun efektivitas menurut The Liang (2004:35) adalah

“Kata efektif berarti terjadinya suatu efek atau akibat yang akan

dikehendaki dalam suatu perbuatan. Setiap pekerjaan yang efisien dengan

perbuatan ini telah tercapai bahkan tercapai secara maksimal. Setiap

pekerjaan belum tentu efektif karena hasil yang didapatnya, tetapi dengan

penghamburan fikiran, tenaga, biaya dapat dicapai.”

Jadi efektivitas dan efesiensi selalu saling berhubungan dalam suatu

kegiatan untuk mencai tujuan dengan menggunakan sumber, cara dan landasan

yang baik dengan baik. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI),

efektivitas identik dengan terminology prestasi yang secara hasil dari suatu yang

dilakukan gramatikal didefinisikan sebagai hasil yang telah diraih sesuatu yang

berhasil dicapai dengan baik dari hasil suatu pekerjaan.

Page 49: EFEKTIVITAS STRATEGI PROGRAM SANITASI TOTAL …

29

Menurut Siagian (2001:24) Efektivitas pada dasarnya menekankan pada

taraf pencapaian hasil, sedangkan efisiensi lebih meilhat bagaimana mencapai

hasil yang akan dicapai itu dengan membandingkan antara input dan outputnya.

Dari penjelasan tersebut diketahui bahwa efektivitas merupakan tolak ukur dalam

pencapaian sasaran atau tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya oleh sebuah

organisasi.

Berdasarkan penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa efektivitas selalu

berkaitan pada pencapaian tujuan suatu program atau kebijakan sebuah organisasi.

yang dalam hal ini organisasi merupakan alat yang digunakan untuk mencapai

tujuan tersebut, karena tujuan tidak bisa dicapai jika sendiri-sendiri. Semakin

banyak rencana yang terwujud, maka semakin efektif pula tingkat keberhasilan

suatu program atau kebijakan dan ini sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai oleh

organisasi tersebut.

2.1.2 Ukuran Efektivitas

Tingkat efektivitas juga dapat diukur dengan membandingkan antara rencana

yang telah ditentukan dengan hasil nyata yang telah diwujudkan. Jika usaha atau

hasil pekerjaan dan tindakan yang dilakukan tidak tepat maka dapat menyebabkan

tujuan atau sasaran yang diharapkan tidak tercapai, dan ini dapat dikatakan tidak

efektif.

Adapun kriteria atau ukuran mengenai pencapaian tujuan efektif atau tidak,

sebagaimana dikemukakan oleh S.P. Siagian (2001:24), yaitu:

Page 50: EFEKTIVITAS STRATEGI PROGRAM SANITASI TOTAL …

30

1. Kejelasan tujuan yang hendak dicapai, hal ini dimaksudkan supaya

karyawan dalam pelaksanaan tugas mencapai sasaran yang terarah dan

tujuan organisasi dapat tercapai.

2. Kejelasan strategi pencapaian tujuan, telah diketahui bahwa strategi adalah

“pada jalan” yang diikuti dalam melakukan berbagai upaya dalam

mencapai sasaran-sasaran yang ditentukan agar para implementer tidak

tersesat dalam pencapaian tujuan organisasi.

3. Proses analisis dan perumusan kebijakan yang mantap, berkaitan dengan

tujuan yang hendak dicapai dan strategi yang telah ditetapkan artinya

kebijakan harus mampu menjembatani tujuan-tujuan dengan usaha-usaha

pelaksanaan kegiatan operasional.

4. Perencanaan yang matang, pada hakekatnya berarti memutuskan sekarang

apa yang dikerjakan oleh organisasi dimasa depan.

5. Penyusunan program yang tepat suatu rencana yang baik masih perlu

dijabarkan dalam program-program pelaksanaan yang tepat sebab apabila

tidak, para pelaksana akan kurang memiliki pedoman bertindak dan

bekerja.

6. Tersedianya sarana dan prasarana kerja, salah satu indicator efektivitas

organisasi adalah kemamapuan bekerja secara produktif. Dengan sarana

dan prasarana yang tersedia dan mungkin disediakan oleh organisasi.

7. Pelaksanaan yang efektif dan efisien, bagaimanapun baiknya suatu

program apabila tidak dilaksanakan secara efektif dan efisien maka

organisasi tersebut tidak akan mencapai sasarannya, karena dengan

pelaksanaan organisasi semakin didekatkan pada tujuannya.

Sedangkan menurut Tangkilisan (2005:314) yakni diantaranya sebagai

berikut :

1. Pencapaian Target.

Hal ini dapat dilihat sejauh mana pelaksanaan tujuan organisasi dalam

mencapai target sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan.

2. Kemampuan Adaptasi

Keberhasilan suatu organisasi dilihat dari sejauh mana organisasi dapat

menyesuaikan diri dengan perubahan yang terjadi baik dari dalam

maupun luar organisasi.

3. Kepuasan Kerja.

Suatu kondisi yang dirasakan oleh seluruh anggota organisasi yang

mampu memberikan kenyamanan dan motivasi bagi peningkatan kinerja

organisasi.

4. Tanggung Jawab.

Organisasi dapat melaksanakan mandat yang telah diembannya sesuai

dengan ketentuan yang telah dibuat sebelumnya.

Page 51: EFEKTIVITAS STRATEGI PROGRAM SANITASI TOTAL …

31

Menurut Robbins (2003:142), dapat di definisikan bahwa :

“Efektivitas merupakan kemampuan suatu organisasi dalam pencapaian

tujuan secara efisien dengan sumber daya yang tersedia. Organisasi yang

efektif merupakan organisasi yang mendesain struktur dan budayanya

sesuai dengan stakeholder”

Menurut Gibson dalam Steers (1985:53) dikatakan bahwa ukuran

efektivitas adalah sebagai berikut :

1. Kejelasan tujuan yang hendak dicapai

2. Kejelasan strategi pencapaian tujuan

3. Proses analisis dan perumusan kebijaksanaan yang mantap

4. Perencanaan yang matang

5. Penyusunan program yang tepat

6. Tersedianya sarana dan prasarana

7. Sistem pengawasan dan pengendalian yang bersifat mendidik

Menurut Duncan dalam Richard M. Steers (1985:53), terdapat 3 (tiga)

indikator yang mempengaruhi efektivitas, antara lain :

1. Pencapaian tujuan

Pencapaian adalah suatu proses yang merupakan bagian puncak dari usaha

keseluruhan suatu program. Upaya pencapaian tujuan harus dipandang

sebagai suatu proses karena dari pencapaian tersebut dapat diketahui

apakah tujuan dari program yang dijalankan berjalan dengan optimal atau

tidak. Indikator dari pencapaian tujuan ini yaitu : (1) Kurun waktu dan (2)

Sasaran

2. Integrasi

Integrasi yaitu pengukuran terhadap tingkat kemampuan suatu organisasi

untuk mengadakan sosialisasi, pengembangan konsesnsus, serta

komunikasi dengan berbagai macam organisasi lainnya. Integritas terdiri

dari beberapa indikator yaitu : (1) Prosedur dan (2) Proses sosialisasi.

3. Adaptasi

Adaptasi adalah proses penyesuaian diri yang dilakukan untuk

menyelaraskan suatu individu terhadap perubahan-perubahan yang terjadi

di lingkungannya. Adaptasi terdiri dari beberapa indikator yaitu (1)

Peningkatan kemampuan dan (2) Sarana dan Prasarana

Page 52: EFEKTIVITAS STRATEGI PROGRAM SANITASI TOTAL …

32

Berdasarkan definisi diatas, maka dapat diartikan bahwa efektivitas pada

umumnya dipandang sebagai tingkat pencapaian tujuan operatif dan operasional.

Efektivitas juga digunakan sebagai alat untuk mengukur seberapa baik pekerjaan

yang dilakukan dan sejauhmana seseorang menghasilkan keluaran sesuai dengan

yang direncanakan, sehingga tidak dapat dikatakan efektif tanpa memperhatikan

waktu, tenaga dan lainnya. Tingkat efektivitas dapat diukur dengan

membandingkan antara rencana yang telah ditentukan dengan hasil nyata yang

telah terwujud. Namun, jika usaha atau hasil pekerjaan dan tindakan yang

dilakukan tidak tepat sehingga menyebabkan tujuan tidak tercapai atau sasaran

yang ditak diharapkan, maka hal itu dikatakan tidak efektif.

Berdasarkan berbagai pendapat para ahli mengenai konsep efektivitas dan

dari berbagai pandangan yang berbeda, maka dapat diambil garis besar mengenai

konsep efektivitas. Bahwa yang dimaksud dengan efektivitas adalah kesesuaian

tujuan awal yang telah direncanakan dengan hasil akhir yang didapat. Hal ini

berarti, dipentingkan dalam efektivitas adalah semata-mata hasil.

2.1.3 Manajemen strategi

Manajemen strategi berhubungan dengan proses memilih strategi dan

kebijakan dalam upaya memaksimalkan sasaran-sasaran organisasi yang

bersangkutan. Manajemen strategi merupakan proses yang dinamik atau

berlangsung secara terus-menerus dalam suatu organisasi. Setiap strategi

memerlukan tinjauan ulang atau bahkan mungkin perubahan di masa yang akan

datang. Hal ini dilakukan karena kondisi yang dihadapi oleh suatu organisasi

Page 53: EFEKTIVITAS STRATEGI PROGRAM SANITASI TOTAL …

33

akan selalu berubah-ubah, baik yang bersifat internal maupun bersifat eksternal.

Dapat dikatakan bahwa manajemen strategi bertujuan untuk membuat suatu

organisasi berhasil meningkatkan kinerjanya, karena organisasi yang berhasil

adalah organisasi yang semakin lama semakin meningkat efektivitas dan

produktivitasnya.

Menurut Hunger & Thomas (2003:3) dalam bukunya yang berjudul

“manajemen strategis” dikatakan bahwa manajemen strategis adalah serangkaian

keputusan dan tindakan manajerial yang menentukan kinerja perusahaan dalam

jangka panjang. Manajemen strategis meliputi pengamatan lingkungan,

perumusan strategis, implementasi dan evaluasi. Dengan demikian dapat

dikatakan bahwa manajemen strategis merupakan suatu bidang ilmu ang

menggabungkan kebijakan bisnis dengan lingkungan dan tekanan strategis.

Menurut Fred (2004:5), manajemen strategis didefinisikan sebagai seni

dan pengetahuan untuk merumuskan, mengimplementasikan dan mengevaluasi

keputusan lintas fungsional yang membuat organisasi mampu mencapai

obyektifnya. Selanjutnya menurut Pearce and Robinson (1997:5), manajemen

strategis didefinisikan sebagai suatu set keputusan dan tindakan yang

menghasilkan formulasi dan implementasi rencana yang dirancang untuk meraih

tujuan suatu perusahaan.

Page 54: EFEKTIVITAS STRATEGI PROGRAM SANITASI TOTAL …

34

Menurut Prof. Dr. Sondang P. Siagian (2004) dalam bukunya “Manajemen

Strategik”, dikatakan bahwa manajemen strategik adalah :

“Serangkaian keputusan dan tindakan mendasar yang dibuat oleh

manajemen puncak dan diimplementasikan oleh seluruh jajaran suatu

organisasi dalam rangka pencapaian tujuan organisasi tersebut”

Dari beberapa pengertian para ahli, dapat disimpulkan bahwa manajemen

strategik adalah suatu seni dan ilmu dari pembuaran (formulating), penerapan

(implementing) dan evaluasi (evaluating) keputusan-keputusa strategis antar

fungsi-fungsi yang memungkinkan sebuah organisasi mencapai tujuan-tujuan di

masa datang (Wahyudi, 1996:15)

2.1.4 Proses Manajemen Strategi

Menurut Fred (2004:7), proses manajemen strategis adalah usaha untuk

mengulang apa yang terjadi dalam pikiran orang cerdas, intuisi yang menyetahui

bisnis dan mengaitkannya dengan analisis. Proses manajemen strategis terdiri dari

3 (tiga) tahap, yaitu :

1. Perumusan strategi. Tahapan manajemen strategi diawali dengan

perumusan strategi yaitu proses memilih pola tindakan utama (strategi)

untuk mewujudkan visi organisasi, termasuk mengembangkan misi,

mengenali peluang dan ancaman eksternal perusahaan, menetapkan

kekuatan dan kelemahan internal, mendapatkan obyektif jangka

panjang, menghasilkan strategi alternatif dan memilih strategi tertentu

untuk dilaksanakan.

2. Implementasi strategi. Tahapan ini menuntut perusahaan atau

organisasi untuk menetapkan obyektif tahunan, melengkapi dengan

kebijakan, memotivasi karyawan dan mengalokasikan sumber daya

sehingga strategi yang dirumuskan dapat terlaksana dengan baik.

Implementasi strategi adalah proses dimana manajemen mewujudkan

strategi dan kebijakannya dalam tindakan melalui pengembangan

program, anggaran dan prosedur.

Page 55: EFEKTIVITAS STRATEGI PROGRAM SANITASI TOTAL …

35

3. Evaluasi strategi. Tahapan ini merupakan tahap akhir dalam

manajemen strategis. Melalui evaluasi strategi ini semua strategi dapat

dimodifikasi di masa datang karena adanya faktor-faktor yang

berubah-ubah, baik yang bersifat internal maupun eksternal suatu

organisasi.

Menurut Hunger dan Wheelen (2003:9) membagi proses manajemen

strategis menjadi 4 (empat) elemen dasar, yaitu :

1. Pengamatan lingkungan

2. Penentuan strategi

3. Implementasi strategi

4. Evaluasi dan pengendalian

Sementara itu proses manajemen strategi menurut Pearce dan Robinson

(1997:20), terdapat 9 (sembilan) tugas penting, yaitu :

1. Merumuskan nilai organisasi atau perusahaan, meliputi rumusan umum

tentang maksud keberadaan (purpose), filosofi (phylosophy), dan tujuan

(goal)

2. Mengembangkan profil perusahaan yang mencerminkan kondisi intern dan

kapabilitasnya.

3. Menilai lingkungan eksternal perusahaan, meliputi pesaing maupun faktor

kontekstual umum.

4. Menganalisis opsi perusahaan dengan mencocokkan sumber daya nya

dengan lingkungan eksternal

5. Mengidentifikasi opsi yang paling dikehendaki dengan mengevaluasi

setiap opsi yang ada berdasarkan misi perusahaan.

6. Memilih seperangkat sasaran jangka panjang dan strategi umum (grand

strategy) yang akan mencapai pilihan yang paling dikehendaki

7. Mengembangkan sasaran tahunan dan strategi jangka pendek yang sesuai

dengan sasaran jangka panjang dan strategi umum yang dipilih

8. Mengimplementasikan pilihan strategik dengan mengalokasikan sumber

daya anggaran yang menekankan pada kesesuaian antara tugas, SDM,

struktur, teknologi dan sistem imbalan

9. Mengevaluasi keberhasilan proses strategik sebagai masukan bagi

pengambil keputusanyang akan datang.

Page 56: EFEKTIVITAS STRATEGI PROGRAM SANITASI TOTAL …

36

2.1.5 Program STBM

Sanitasi Total Berbasis Masyarakat yang selanjutnya disebut sebagai

STBM adalah pendekatan untuk merubah perilaku higiene dan sanitasi melalui

pemberdayaan masyarakat dengan metode pemicuan. Hal ini dikarenakan

permasalahan higiene dan sanitasi di Indonesia masih sangat besar. Masih banyak

masyarakat yang melakukan perilaku buang air besar ke sungai, sawah, kolam,

kebun dan tempat terbuka lainnya.

Kondisi kesehatan lingkungan yang rendah dan perilaku masyarakat yang

kurang sehat menyebabkan tingginya angka penyakit berbasis lingkungan seperti

diare di Indonesia. Dan karena nya ini menjadi perhatian bagi pemerintah untuk

meningkatkan perilaku higienis dan saniter di masyarakat. Karena nya ditetapkan

lah program Sanitasi Berbasis Masyarakat. Karena untuk mengatasi permasalahan

sanitasi diperlukan strategi yang berbasis masyarakat, agar dari diri masyarakat

nya timbul keinginan untuk melakukan perilaku yang higieni dan saniter serta

malu melakukan perilaku buang air besar sembarangan atus perilaku tidak higiene

lainnya.

Maksud dan tujuan dari strategi nasional Sanitasi Total Berbasis

Masyarakat ini merupakan acuan dalam penyusunan perencanaan, pelaksanaan,

pemantauan serta evaluasi yang berkaitan dengan Sanitasi Total Berbasis

Masyarakat. Dalam STBM terdapat pilar yang menjadi acuan untuk hidup yang

lebih higiene dan saniter, pilar STBM tersebut adalah sebagai berikut :

Page 57: EFEKTIVITAS STRATEGI PROGRAM SANITASI TOTAL …

37

6. Stop Buang Air Besar Sembarangan (SBS)

7. Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS)

8. Pengelolaan Air Minum dan Makanan Rumah Tangga (PAM-RT)

9. Pengamanan Sampah Rumah Tangga (PSRT)

10. Pengamanan Limbah Cair Rumah Tangga (PLCRT)

Dalam program ini, tantangan yang dihadapi dalam pembangunan sanitasi

di Indonesia adalah masalah sosial budaya dari perilaku penduduk yang telah

terbiasa melakukan buang air besar di sembarangan tempat, terutama ke area

dengan aliran air seperti kali atau sungai yang juga digunakan untuk keperluan

mencuci, mandi serta kebutuhan higienis lainnya.

Strategi Nasional yang di laksanakan dalam program STBM ini adalah :

A. Penciptaan Lingkungan Yang Kondusif

1. Prinsip

Meningkatkan dukungan pemerintah dan pemangku kepentingan

lainnya dalam meningkatkan perilaku higienis dan saniter.

2. Pokok Kegiatan

Melakukan advokasi dan sosialisasi kepada pemerintah dan pemangku kepentingan lainnya secara berjenjang

Mengembangkan kapasitas lembaga pelaksana di daerah.

Meningkatkan kemitraan antara Pemerintah, Pemerintah

Daerah,

Organisasi Masyarakat, Lembaga Swadaya Masyarakat dan Swasta.

B. Peningkatan Kebutuhan

1. Prinsip

Menciptakan perilaku komunitas yang higienis dan saniter untuk

mendukung terciptanya sanitasi total.

2. Pokok kegiatan

Meningkatkan peran seluruh pemangku kepentingan dalam perencanaan dan pelaksanaan sosialisasi pengembangan

kebutuhan.

Mengembangkan kesadaran masyarakat tentang konsekuensi

dari kebiasaan buruk sanitasi (buang air besar) dan dilanjutkan

dengan pemicuan perubahan perilaku komunitas.

Page 58: EFEKTIVITAS STRATEGI PROGRAM SANITASI TOTAL …

38

Meningkatkan kemampuan masyarakat dalam memilih teknologi, material dan biaya sarana sanitasi yang sehat.

Mengembangkan kepemimpinan di masyarakat (natural

leader) untuk menfasilitasi pemicuan perubahan perilaku

masyarakat.

Mengembangkan sistem penghargaan kepada masyarakat untuk meningkatkan dan menjaga keberlanjutan sanitasi total.

C. Peningkatan Penyediaan

1. Prinsip

Meningkatkan ketersediaan sarana sanitasi yang sesuai dengan

kebutuhan masyarakat.

2. Pokok kegiatan

Meningkatkan kapasitas produksi swasta lokal dalam penyediaan sarana sanitasi.

Mengembangkan kemitraan dengan kelompok masyarakat, koperasi, lembaga keuangan dan pengusaha lokal dalam

penyediaan sarana sanitasi.

Meningkatkan kerjasama dengan lembaga penelitian perguruan

tinggi untuk pengembangan rancangan sarana sanitasi tepat

guna.

D. Pengelolaan Pengetahuan (Knowledge Management)

1. Prinsip

Melestarikan pengetahuan dan pembelajaran dalam sanitasi total.

2. Pokok kegiatan

Mengembangkan dan mengelola pusat data dan informasi.

Meningkatkan kemitraan antar program-program pemerintah, non pemerintah dan swasta dalam peningkatan pengetahuan

dan pembelajaran sanitasi di Indonesia.

Mengupayakan masuknya pendekatan sanitasi total dalam

kurikulum pendidikan.

E. Pembiayaan

1. Prinsip

Meniadakan subsidi untuk penyediaan fasilitas sanitasi dasar.

2. Pokok kegiatan

Menggali potensi masyarakat untuk membangun sarana sanitasi sendiri

Page 59: EFEKTIVITAS STRATEGI PROGRAM SANITASI TOTAL …

39

Mengembangkan solidaritas sosial (gotong royong).

Menyediakan subsidi diperbolehkan untuk fasilitas sanitasi

komunal.

F. Pemantauan Dan Evaluasi

1. Prinsip

Melibatkan masyarakat dalam kegiatan pemantauan dan evaluasi

2. Pokok kegiatan

Memantau kegiatan dalam lingkup komunitas oleh masyarakat

Pemerintah Daerah mengembangkan sistem pemantauan dan pengelolaan data.

Mengoptimumkan pemanfaatan hasil pemantauan dari kegiatan-kegiatan lain yang sejenis

Pemerintah dan pemerintah daerah mengembangkan sistem

pemantauan berjenjang.

Output yang dihasilkan dari strategi ini telah tercatat pada Keputusan

Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 822/MENKES/SK/IX/2008

Tentang Strategi Nasional Sanitasi Total Berbasis Masyarakat, yaitu :

Setiap individu dan komunitas mempunyai akses terhadap sarana sanitasi dasar sehingga dapat mewujudkan komunitas yang bebas dari buang air di

sembarang tempat (ODF).

Setiap rumah tangga telah menerapkan pengelolaan air minum dan makanan yang aman di rumah tangga.

Setiap rumah tangga dan sarana pelayanan umum dalam suatu

komunitas(seperti sekolah, kantor, rumah makan, puskesmas, pasar,

terminal) tersedia fasilitas cuci tangan (air,sabun, sarana cuci tangan),

sehingga semua orang mencuci tangan dengan benar.

Setiap rumah tangga mengelola limbahnya dengan benar.

Setiap rumah tanga mengelola sampahnya dengan benar.

Sedangkan Outcome dari program ini adalah menurunnya kejadian

penyakit diare dan penyakit berbasis lingkungan lainnya yang berkaitan dengan

sanitasi dan perilaku.

Page 60: EFEKTIVITAS STRATEGI PROGRAM SANITASI TOTAL …

40

2.1.6 Pilar pertama STBM

Pilar pertama dalam STBM adalah mengenai Stop Buang Air Besar

Sembarangan. Ini adalah suatu kondisi ketika setiap individu dalam suatu

komunitas tidak buang air besar di sembarangan di area terbuka. Perilaku Stop

BABS ini diikuti dengan memanfaatkan sarana sanitasi yang saniter seperti

jamban sehat. Sedangkan saniter merupakan kondisi fasilitas sanitasi yang

memenuhi standar dan persyaratan kesehatan yaitu :

a. Tidak mengakibatkan terjadinya penyebaran langsung bahan-bahan yang

berbahaya bagi manusia akibat pembuangan kotoran manusia

b. Dapat mencegah vektor pembawa untuk menyebarkan penyakit pada

pemakai dan lingkungan sekitarnya

Jamban sehat efektif untuk memutus mata rantai penularan penyakit.

Jamban sehat harus dibangun, dimiliki, dan digunakan oleh keluarga dengan

penempatan (di dalam rumah atau di luar rumah) yang mudah dijangkau oleh

penghuni rumah dan tidak membahayakan pengguna. Standar dan persyaratan

kesehatan bangunan jamban terdiri dari :

a. Bangunan atas jamban (dinding dan/atau atap)

Bangunan atas jamban harus berfungsi untuk melindungi pemakai dam

gangguan cuaca dan gangguan lainnya.

b. Bangunan tengah jamban

Terdapat 2 (dua) bagian bangunan tengah jamban, yaitu:

- Lubang tempat pembuangan kotoran (tinja dan urine) yang saniter

dilengkapi oleh konstruksi leher angsa. Pada konstruksi sederhana

(semi saniter), lubang dapat dibuat tanpa konstruksi leher angsa, tetapi

harus diberi tutup.

- Lantai Jamban terbuat dari bahan kedap air, tidak licin, dan

mempunyai saluran untuk pembuangan air bekas ke Sistem

Pembuangan Air Limbah (SPAL).

Page 61: EFEKTIVITAS STRATEGI PROGRAM SANITASI TOTAL …

41

c. Bangunan Bawah

Merupakan bangunan penampungan, pengolah, dan pengurai kotoran/tinja

yang berfungsi mencegah terjadinya pencemaran atau kontaminasi dari

tinja melalui vektor pembawa penyakit, baik secara langsung maupun

tidak langsung.

Terdapat 2 (dua) macam bentuk bangunan bawah jamban,

yaitu:

- Tangki Septik, adalah suatu bak kedap air yang berfungsi sebagai

penampungan limbah kotoran manusia (tinja dan urine). Bagian padat

dari kotoran manusia akan tertinggal dalam tangki septik, sedangkan

bagian cairnya akan keluar dari tangki septik dan diresapkan melalui

bidang/sumur resapan. Jika tidak memungkinkan dibuat resapan maka

dibuat suatu filter untuk mengelola cairan tersebut.

- Cubluk, merupakan lubang galian yang akan menampung limbah padat

dan cair dari jamban yang masuk setiap harinya dan akan meresapkan

cairan limbah tersebut ke dalam tanah dengan tidak mencemari air

tanah, sedangkan bagian padat dari limbah tersebut akan diuraikan

secara biologis. Bentuk cubluk dapat dibuat bundar atau segi empat,

dindingnya harus aman dari longsoran, jika diperlukan dinding cubluk

diperkuat dengan pasangan bata, batu kali, buis beton, anyaman

bambu, penguat kayu, dan sebagainya.

Strategi yang digunakan dalam program Sanitasi Total Berbasis

Masyarakat adalah menggunakan pemicuan dengan sasaran pemicuan adalah

komunitas masyarakat (RW/dusun/desa) dan bukan perorangan/keluarga, yaitu

1. Semua keluarga yang belum melaksanakan salah satu pilar atau lima pilar

STBM

2. Semua keluarga yang telah memiliki fasilitas sanitasi tetapi belum

memenuhi syarat kesehatan

Dalam STBM pada pilar pertama, pesan yang disampaikan kepada

masyarakat dalam pemicuan adalah :

- Buang air besar sembarangan akan mencemari lingkungan dan akan

menjadi sumber penyakit.

- Buang air besar dengan cara yang aman dan sehat berarti menjaga

harkat dan martabat diri dan lingkungan.

- Jangan jadikan kotoran yang dibuang sembarangan untuk penderitaan

orang lain dan diri sendiri.

- Cara hidup sehat dengan membiasakan keluarga buang air besar yang

aman dan sehat berarti menjaga generasi untuk tetap sehat.

Page 62: EFEKTIVITAS STRATEGI PROGRAM SANITASI TOTAL …

42

Prinsip dasar pemicuan terbagi menjadi 2 hal, yaitu yang boleh dilakukan

dan tidak Boleh dilakukan. Hal-hal yang boleh dilakukan adalah :

- Memfasilitasi proses, meminta pendapat dan mendengarkan

- Membiarkan individu menyadari sendiri

- Biarkanlah orang-orang menyampaikan inovasi jamban-jamban/kakus

yang sederhana.

- Tanpa subsidi

Sedangkan untuk hal-hal yang tidak boleh dilakukan dalam pemicuan

yaitu :

- Menggurui

- Mengatakan apa yang baik dan buruk (mengajari)

- Mempromosikan rancangan/desain jamban/kakus khusus

- Menawarkan subsidi

Page 63: EFEKTIVITAS STRATEGI PROGRAM SANITASI TOTAL …

43

1.9 Penelitian Terdahulu

Dalam melakukan penelitian, diperlukan peninjauan terhadap penelitian

yang telah dilakukan sebelumnya, baik dalam bentuk skripsi, tesis ataupun

jurnal yang berkaitan dengan tema yang diambil dalam penelitian ini. Peneliti

mengambil 2 (dua) penelitian terdahulu sebagai pembanding dengan

penelitian yang dilakukan.

1. Penelitian pertama yaitu penelitian yang dilakukan oleh Mursi. Berbentuk

skripsi pada tahun 2016 yang berjudul “Strategi Dinas Kesehatan Dalam

Penyelenggaraan Kesehatan Lingkungan di Kota Serang” dari Fakultas

Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa. Teori

yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis SWOT Siagian

dengan menggunakan metode penelitian kualitatif. Fokus penelitian ini

adalah menganalisis faktor-faktor internal dan eksternal yang kemudian

menentukan berbagai kemungkinan alternatif yang dapat dijalankan dalam

penyelenggaraan kesehatan lingkungan di Kota Serang. Hasil dari

penelitian ini dari faktor kekuatan, Dinas Kesehatan Kota Serang dalam

penyelenggeraan kesehatan lingkungan di Kota Serang adalah adanya

Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Tahun 852 Tentang

STBM. Faktor kelemahan Dinas Kesehatan Kota Serang adalah masih

kurang nya tenaga kesehatan atau sanitarian di Kota Serang, alokasi

anggaran belum optimal, kurang nya sarana dan prasarana yang

menunjang, belum memanfaatkan media elektronik dalam sosialisasi serta

rotasi jabatan yang sering dilakukan. Faktor peluang Dinas Kesehatan

Page 64: EFEKTIVITAS STRATEGI PROGRAM SANITASI TOTAL …

44

Kota Serang adalah banyaknya SKPD yang terlibat dalam

penyelenggaraan Kesehatan lingkungan serta dari masyarakatnya yang

dapat diberdayakan. Sedangkan faktor ancaman Dinas Kesehatan Kota

Serang adalah masih banyak masyarakat yang tidak peduli dan belum

sadar akan pentingnya kesehatan lingkungan, kondisi ekonomi yang

kurang, perilaku BABS, buang sampah sembarangan dan juga

ketersediaan sarana prasarana pendukung sanitasi. Saran yang diberikan

oleh peneliti adalah Dinas Kesehatan perlu memberikan perhatian khusus

teradap kesehatan lingkungan dengan memperhatikan kendala tenaga

sanitarian, meningkatkan pendanaan dan sarana prasarana demi

menunjang program kesehatan lingkungan, diperlukan kerjasama lintas

sektor yang lebih intensif dengan FKSS, merangkul komunitas sosial

seperti LSM, Mahasiswa NGO serta perusahaan untuk meningkatkan

perbaikan kesehatan lingkungan serta perlu meningkatkan pemahaman dan

kepedulian masyarakat dengan melakukan sosialisasi secara continue atau

berjalan terus-menerus secara masif dan kreatif serta memanfaatkan media

massa yang ada sehingga dapat meningkatkan perilaku hidup bersih dan

sehat

Page 65: EFEKTIVITAS STRATEGI PROGRAM SANITASI TOTAL …

45

2. Penelitian kedua yaitu penelitian yang dilakukan oleh Moh. Fajar Nugraha

yang berbentuk Jurnal pada tahun 2015. Penelitian mengenai “Dampak

Program Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) Pilar Pertama di

Desa Gucialit Kecamatan Gucialit Kabupaten Lumanjang ini berasal dari

Ilmu Administrasi Negara FISIP Universitas Airlangga. Penelitian ini

menggunakan metode kualitatif dengan menggunakan teori Dampak. Hasil

dari penelitian ini adalah program STBM yang dilaksanakan di Desa

Gucialit dapat dikatakan sudah berjalan sesuai dengan tujuan awal dan

dapat memenuhi tujuan kebijakan/ program yang sudah dirumuskan oleh

pembuat kebijakan yaitu pemerintah. Adanya program STBM ini

memberikan dampak secara fisik, lingkungan, sosial, kesehatan dan

budaya bagi masyarakat yang menjadi sasaran. Saran yang disajikan

dalam penelitian ini adalah pemberian target waktu agar pelaksanaan

program STBM pilar pertama semakin cepat tercapai, karena program ini

tidak ada target waktu pelaksanaannya. Lalu terdapat daerah yang jauh

dari sumber air sehingga kesulitan untuk mengalirkan air dari sumber air

ke rumah-rumah warga, padahal program STBM bertujuan untuk

memperbaiki akses sanitasi masyarakat. Sebelumnya pihak Puskesmas,

Desa dan Kecamatan telah berkoordinasi dengan dinas PU terkait

permasalahan tersebut, namun belum ada tanggapan serius, sarannya

adalah sebaiknya perlu penguatan koordinasi antar lembaga agar

permasalahan tersebut cepat terselesaikan.

Page 66: EFEKTIVITAS STRATEGI PROGRAM SANITASI TOTAL …

46

1.10 Kerangka Berpikir

Kerangka berpikir merupakan model konseptual tentang bagaimana teori

berhubungan dengan beberapa faktor yang telah diidentifikasikan sebagai

masalah. Kerangka berpikir yang baik menjelaskan secara teoritis pertautan antar

variabel yang akan diteliti. Yang menjadi fokus penelitian ini adalah efektivitas

pelaksanaan Program Sanitasi Total Berbasis Masyarkat (STBM) dalam

mengurangi perilaku Buang Air Besar Sembarangan (BABS)

Program ini terdiri dari 5 (lima) pilar yaitu :

1. Stop Buang Air Besar Sembarangan (SBS)

2. Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS)

3. Pengelolaan Air Minum dan Makanan Rumah Tangga (PAM-RT)

4. Pengamanan Sampah Rumah Tangga (PSRT)

5. Pengamanan Limbah Cair Rumah Tangga (PLCRT)

Fokus yang diteliti pada penelitian ini adalah pilar pertama, yaitu

mengenai Stop Buang Air Besar. Program ini sudah berjalan sejak tahun 2008 dan

telah mampu untuk mengurangi perilaku Buang Air Besar Sembarangan, namun

di beberapa daerah seperti Kecamatan Kasemen, masih banyak ditemui

masyarakat yang melakukan Perilaku Buang Air Besar Sembarangan. Meskipun

setiap tahun terjadi pengurangan, namun pengurangan yang terjadi belum

signifikan. Berdasarkan observasi awal, peneliti menemukan beberapa

permasalahan, yaitu : (1) Masih ditemui Perilaku Buang Air Besar Sembarangan,

(2) Keterbatasan ekonomi masyarakat di wilayah Puskesmas Kilasah, (3)

Page 67: EFEKTIVITAS STRATEGI PROGRAM SANITASI TOTAL …

47

Keterbatasan masyarakat mengakses sarana air bersih, (4) kurangnya pendekatan

dengan masyarakat, dan (5) Tingginya angka penyakit berbasis lingkungan

Pada penelitian ini menggunakan teori efektivitas menurut Duncan dalam

Richard M. Steers (1985:53), terdapat 3 (tiga) indikator yang mempengaruhi

efektivitas, antara lain :

1. Pencapaian tujuan

Pencapaian adalah suatu proses yang merupakan bagian puncak dari usaha

keseluruhan suatu program. Upaya pencapaian tujuan harus dipandang

sebagai suatu proses karena dari pencapaian tersebut dapat diketahui

apakah tujuan dari program yang dijalankan berjalan dengan optimal atau

tidak. Indikator dari pencapaian tujuan ini yaitu : (1) Kurun waktu dan (2)

Sasaran

2. Integrasi

Integrasi yaitu pengukuran terhadap tingkat kemampuan suatu organisasi

untuk mengadakan sosialisasi, pengembangan konsesnsus, serta

komunikasi dengan berbagai macam organisasi lainnya. integritas terdiri

dari beberapa indikator yaitu : (1) Prosedur dan (2) Proses sosialisasi.

3. Adaptasi

Adaptasi adalah proses penyesuaian diri yang dilakukan untuk

menyelaraskan suatu individu terhadap perubahan-perubahan yang terjadi

di lingkungannya. Adaptasi terdiri dari beberapa indikator yaitu (1)

Peningkatan kemampuan dan (2) Sarana dan Prasarana

Output yang dihasilkan dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat

memberi masukan kepada instansi terkait dan memberi pemahaman kepada

masyarakat akan pentingnya kesehatan lingkungan dan bahaya perilaku Buang Air

Besar Sembarangan. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar berikut ini :

Page 68: EFEKTIVITAS STRATEGI PROGRAM SANITASI TOTAL …

48

Input :

a. Masih ditemui perilaku Buang Air Besar Sembarangan

b. Keterbatasan ekonomi masyarakat di wilayah Puskesmas Kilasah

c. Keterbatasan masyarakat mengakses sarana air bersih

d. Tingginya angka penyakit berbasis lingkungan

Indikator Efektivitas menurut Duncan (1973) dalam

Richard M. Steers (1985:53):

1. Pencapaian tujuan

2. Integrasi

3. Adaptasi

Output :

Terciptanya strategi program Sanitasi Total Berbasis Masyarakat

(STBM) pilar pertama yang efektif di Puskesmas Kilasah

Gambar 2.1

Kerangka berpikir

Efektivitas Strategi Program Sanitasi Total Berbasis

Masyarakat (STBM) Pilar Pertama di Puskesmas Kilasah

Kecamatan Kasemen Kota Serang

Page 69: EFEKTIVITAS STRATEGI PROGRAM SANITASI TOTAL …

49

1.11 Hipotesis Penelitian

Hipotesis penelitian merupakan jawaban sementara terhadap masalah

yang akan diteliti dan dibuktikan kebenarannya. Dikatakan sementara, karena

jawaban yang diberikan baru ddasarkan pada teori yang relevan, belum

berdasarkan pada fakta-fakta empiris yang diperoleh melalui pengumpulan data.

Dapat dikatakan bahwa hipotesis merupakan jawaban teoritis terhadap rumusan

masalah penelitian dan bukan merupakan jawaban yang empiris.

Pada penelitian ini peneliti menggunakan hipotesisi deskriptif yaitu proses

pengujian generalisasi hasil penelitian yang didasarkan pada satu sampel

(Sugiyono, 2016). Berdasarkan hasil observasi awal di lokasi penelitian, rumusan

masalah dan landasan teori yang telah diuraikan sebelumnya, maka hipotesis

penelitian ini adalah :

Ho : Efektivitas Strategi Program Sanitasi Total Berbasis Masyarakat

(STBM) Pilar Pertama di Puskesmas Kilasah Kecamatan Kasemen

Kota Serang kurang dari atau sama dengan 65%

≤ 65%

Ha : Efektivitas Strategi Program Sanitasi Total Berbasis Masyarakat

(STBM) Pilar Pertama di Puskesmas Kilasah Kecamatan Kasemen

Kota Serang lebih dari 65%

65%

Page 70: EFEKTIVITAS STRATEGI PROGRAM SANITASI TOTAL …

50

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

1.12 Metode Penelitian

Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara yang digunakan oleh

peneliti untuk mengumpulkan data penelitiannya. Sementara itu, Sugiyono

(2016:2) mendefinisikan bahwa metode penelitian adalah suatu cara ilmiah untuk

mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Selanjutnya, dalam

pengertian yang luas Sugiyono menjelaskan bahwa metode penelitian adalah cara-

cara ilmiah untuk mendapatkan data yang valid, dengan tujuan untuk dapat

ditemukan, dikembangkan, dan dibuktikan suatu pengetahuan tertentu sehingga

pada gilirannya dapat digunakan untuk memahami, memecahkan, dan

mengantisipasi masalah.

Untuk mengetahui tingkat yang sesuai dengan rumusan masalah dan

tujuan penelitian, adapun metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini

adalah metode penelitian kuantitatif dengan pendekatan deskriptif yakni suatu

metode dalam meneliti suatu obyek, suatu sistem pemikiran atau suatu kilas

peristiwa pada masa sekarang. Tujuan dari penelitian deskriptif adalah untuk

membuat deskripsi, gambaran atau lukisan secara sistematis faktual dan akurat

mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan antara fenomena yang diselidiki.

Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan data yang akurat dan faktual

mengenai efektivitas pelaksanaan suatu program.

Page 71: EFEKTIVITAS STRATEGI PROGRAM SANITASI TOTAL …

51

1.13 Fokus Penelitian

Pada penelitian ini, fokus penelitian yang diteliti adalah menilai seberapa

efektif strategi program Sanitasi Total Berbasis Masyarakat untuk mengurangi

perilaku Buang Air Besar Sembarangan yang masih menjadi permasalahan

kesehatan, dan ini sesuai dengan pilar pertama pada STBM yaitu Stop Buang Air

Besar Sembarangan.

1.14 Lokasi Penelitian

Sesuai dengan judul yang diangkat oleh peneliti, maka lokasi penelitian ini

dilakukan di Puskesmas Kilasah yang mencakup 5 Kelurahan, yaitu Kelurahan

Kilasah, Kelurahan Masjid Priayi, Kelurahan Warung Jaud, Kelurahan Terumbu

dan Kelurahan Bendung. Pemilihan locus penelitian ini di dasarkan pada masih

tingginya perilaku Buang Air Besar Sembarangan dan rendahnya kesadaran

masyarakat akan bahaya Perilaku Buang Air Besar Sembarangan. Secara

Kesehatan Lingkungannya, wilayah cakupan Puskesmas Kilasah merupakan

wikayah yang kesehatan lingkungannya masuk kategori merah.

1.15 Variabel Penelitian

3.4.1 Definisi Konsep

Definisi konseptual merupakan pengertian umum dari variabel atau

fokus yang diteliti menurut pendapat peneliti itu sendiri. Pada

penelitian ini terdapat variabel tunggal yang di teliti, yaitu efektivitas

pelaksanaan program yang dianalisis melalui indikator efektivitas yang

Page 72: EFEKTIVITAS STRATEGI PROGRAM SANITASI TOTAL …

52

dalam hal ini mengacu pada seberapa baik program tersebut terlaksana

untuk mengurangi perilaku BABS sehingga meningkatkan derajat

kesehatan masyarakat. Peneliti menggunakan teori efektivitas menurut

Duncan dalam Richard M. Steers (1985:53), terdapat 3 (tiga) indikator

yang mempengaruhi efektivitas, antara lain :

1. Pencapaian tujuan

Pencapaian adalah suatu proses yang merupakan bagian puncak

dari usaha keseluruhan suatu program. Upaya pencapaian tujuan

harus dipandang sebagai suatu proses karena dari pencapaian

tersebut dapat diketahui apakah tujuan dari program yang

dijalankan berjalan dengan optimal atau tidak. Indikator dari

pencapaian tujuan ini yaitu : (1) Kurun waktu, dan (2) Sasaran

2. Integrasi

Integrasi yaitu pengukuran terhadap tingkat kemampuan suatu

organisasi untuk mengadakan sosialisasi, pengembangan

konsesnsus, serta komunikasi dengan berbagai macam organisasi

lainnya. integritas terdiri dari beberapa indikator yaitu : (1)

Prosedur dan (2) Proses sosialisasi.

3. Adaptasi

Adaptasi adalah proses penyesuaian diri yang dilakukan untuk

menyelaraskan suatu individu terhadap perubahan-perubahan yang

terjadi di lingkungannya. Adaptasi terdiri dari beberapa indikator

yaitu (1) Peningkatan kemampuan dan (2) Sarana dan Prasarana

3.4.2 Definisi Operasional

Definisi operasional merupakan penjabaran konsep atau variabel

penelitian dalam rincian yang terukur (indikator penelitian). Variabel

dalam penelitian ini Efektivitas Strategi Program STBM pilar

pertama, maka dalam penjelasan definisi operasional ini akan

dikemukakan fenomena-fenomena yang berkaitan dengan konsep yang

digunakan. Adapun penjelasannya dapat dilihat pada tabel berikut ini :

Page 73: EFEKTIVITAS STRATEGI PROGRAM SANITASI TOTAL …

53

Tabel 3.1

Tabel Operasional Variabel

Variabel Indikator Sub-Indikator Pernyataan

Efektivitas

Pencapaian

Tujuan

- Kurun Waktu

Waktu pelaksanaan

pemicuan

- Sasaran

Ketepatan sasaran

program

1,2,3

4,5,6

Integrasi - Prosedur

Prosedur pelaksanaan

pemicuan

- Proses Sosialisasi

Proses pelaksanaan

pemicuan

7,8,9,10

11,12,13,14,

15,16

Adaptasi - Peningkatan Kemampuan

Terciptanya

perubahan perilaku

masyarakat

- Sarana dan Prasarana

Ketersediaan sarana

dan prasarana

pendukung program

STBM

17,18,19,20,

21,22

23,24,25,26

Sumber : Peneliti, 2017

Page 74: EFEKTIVITAS STRATEGI PROGRAM SANITASI TOTAL …

54

1.16 Instrumen Penelitian

Menurut Emory dalam Sugiyono (2016: 102), mengatakan bahwa pada

prinsipnya meneliti adalah melakukan pengukuran terhadap fenomena sosial

maupun alam. Karena pada prinsipnya meneliti adalah melakukan

pengukuran, maka harus ada alat ukur yang baik. Alat ukur dalam penelitian

biasanya dinamakan instrumen penelitian. Jadi instrumen penelitian

merupakan alat yang digunakan untuk mengukur fenomena alam maupun

sosial yang diamati.

Skala pengukuran instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah

Skala Likert. Skala Likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan

persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial

(Sugiyono, 2016:93). Indikator variabel yang disusun melalui item-item

instrumen dalam bentuk pertanyaan atau pernyataan dierikan jawaban setiap

item instrumennya. Jawaban setiap item diberi skor sebagai berikut ini :

Tabel 3.2

Skoring Item Instrumen

Pilihan Jawaban Skor

Sangat Setuju 4

Setuju 3

Tidak Setuju 2

Sangat Tidak Setuju 1

Sumber : Sugiyono, 2017

Page 75: EFEKTIVITAS STRATEGI PROGRAM SANITASI TOTAL …

55

1.17 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang penting dalam

penelitian, karena akan menentukan kualitas dari data dan hasil penelitian.

Tanpa menggunakan teknik pengumpulan data, maka peneliti tidak akan

mendapatkan data yang memenuhi standar yang telah ditetapkan. Dalam

penelitian ini, peneliti menggunakan tekni pengumpulan data berupa

angket/kuesioner, wawancara, studi dokumentasi, studi pustaka dan

observasi.

1. Angket/kuesioner

Merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara

memberi cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis

kepada responden untu kemudian dijawab. Kuesioner merupakan

teknik pengumpulan data yang efisien bila peneliti tahu dengan pasti

variabel apa yang akan diukur dan tahu apa yang bisa diharapkan dari

responden. Selain itu, kuisioner juga cocok digunakan bila jumlah

responden cukup besar dan tersebar di wilayah yang luas. Kuisioner

dapat berupa pertanyaan atau pernyataan tertutup atau terbuka, dapat

diberikan kepada responden secara langsung atau dikirim melalui pos

atau internet (Sugiyono, 2016: 142).

Page 76: EFEKTIVITAS STRATEGI PROGRAM SANITASI TOTAL …

56

2. Wawancara

Wawancara merupakan proses memperoleh keterangan untuk

tujuan penelitian dengan cara tanya-jawab, dengan bertatap muka

antara pewawancara dengan responden. Wawancara yang dilakukan

oleh peneliti adalah wawancara terstruktur dengan menggunakan

angket/kuesioner sebagai alat dan panduan dalam melakukan

wawancara.

3. Studi dokumentasi

Yaitu pengumpulan data yang diperoleh melalui pengumpulan

peraturan atau undang-undang, laporan, catatan serta dokumentasi

yang relevan atau berkaitan dengan masalah yang diteliti oleh peneliti.

Dokumentasi digunakan untuk memperoleh data dari hasil laporan dan

keterangan-keterangan secara tertulis, tergambar, terekam ataupun

tercetak seperti dokumen

4. Studi pustaka

Yaitu pengumpulan data yang diperoleh dari berbagai referensi

baik jurnal ilmiah ataupun buku-buku lainnya yang relevan atau

berkaitan dengan permasalahan yang diteliti.

Page 77: EFEKTIVITAS STRATEGI PROGRAM SANITASI TOTAL …

57

5. Observasi

Salah satu teknik pengumpulan data yang dilakukan peneliti adalah

observasi atau dengan melakukan pengamatan, yang dapat

diklasifikasikan atas pengamatan melalui cera berperan serta dan yang

tidak berperan serta. Pada penelitian ini, peneliti menggunakan

observasi tak berperan serta, karena dalam penelitian ini peneliti tidak

terlibat langsung. Peneliti hanya menjadi pengamat independen dan

tidak terlibat langsung.

1.18 Populasi dan Sampel Penelitian

Populasi merupakan wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau

subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh

peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. (Sugiyono, 2016 :

60). Populasi dapat disebut sebagai keseluruhan subjek penelitian (Suharsini,

2006). Dalam penelitian ini yang disebut dengan populasi adalah seluruh

masyarakat yang ada di wilayah Puskesmas Kilasah.

Target populasi merupakan definisi operasional dari konsep populasi.

Umumnya menggunakan kriteria wilayah, umur, jenis kelamin, dan pendidikan.

Target populasi dalam penelitian ini adalah masyarakat yang berada di wilayah

cakupan Puskesmas Kilasah yang berjumlah 39.999 dan tersebar di 5 Kelurahan,

yaitu Kelurahan Kilasah, Kelurahan Masjid Priayi, Kelurahan Warung Jaud,

Kelurahan Terumbu dan Kelurahan Bendung.

Page 78: EFEKTIVITAS STRATEGI PROGRAM SANITASI TOTAL …

58

Definisi sampel menurut Mardalis (2008:55) adalah sebagian dari seluruh

individu yang menjadi objek penelitian. Sampel yang digunakan dalam penelitian

ini sesuai dengan kriteria penelitian, yaitu keluarga yang ada di cakupan wilayah

Puskesmas Kilasah. Kriteria ini didasarkan atas kepemilikan jamban, yaitu per

keluarga. Jumlah keluarga yang ada di cakupan wilayah Kilasah berjumlah 10.565

Kepala Keluarga.

Karena jumlah sampel yang cukup banyak, maka peneliti membutuhkan

ukuran sampel sebagai representative dari populasi yang ada. Perhitungan ukuran

sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan rumus Slovin,

yaitu :

Keterangan :

n = Jumlah sampel

N = Jumlah populasi

e2 = sampling error/tingkat kesalahan (10%)

𝑛 =𝑁

1 + 𝑁𝑒2

Page 79: EFEKTIVITAS STRATEGI PROGRAM SANITASI TOTAL …

59

Menurut rumus Slovin apabila sampel lebih dari 10.000 orang dan

dengan tingkat kesalahan 10% maka akan di dapat 100 orang. atas

pertimbangan tersebut, peneliti mendapatkan ukuran sampel sebanyak 100

orang atau 100 Kepala Keluarga.

Pada penelitian ini, perhitungan sampel dilakukan dengan

menggunakan teknik Proportional Stratification Random Sampling.

Teknik Proportional Stratification Random Sampling merupakan teknik

perhitungan jumlah sampel sesuai dengan proporsinya dalam populasi

dengan menggunakan perbandingan tertentu. proporsi terbesar akan

mendapatkan jumlah sampel yang besar. Begitupun sebaliknya, jika

proporsinya kecil maka akan mendapatkan jumlah sampel yang kecil pula.

Perhitungan sampel dari tiap-tiap Kelurahan yang ada di cakupan wilayah

Puskesmas Kilasah berdasarkan perhitungannya adalah sebagai berikut :

Sampel =Populasi

Total Populasi x Total Sampel

Page 80: EFEKTIVITAS STRATEGI PROGRAM SANITASI TOTAL …

60

Tabel 3.3

Perhitungan Sampel

No. Kelurahan Jml KK Perhitungan

Hasil

Akhir

1. Kilasah 1.655 1

1 x 1 = 1 16

2. Masjid Priyayi 1.920 1

1 x 1 = 1 1 18

3. Warung Jaud 2.340

1 x 1 = 1 22

4. Terumbu 2.810 1

1 x 1 = 27

5. Bendung 1.840 1

1 x 1 = 1 1 17

10.565 100

Sumber : Diolah Peneliti, 2017

Page 81: EFEKTIVITAS STRATEGI PROGRAM SANITASI TOTAL …

61

1.19 Teknik Pengolahan dan Analisis Data

Pengolahan data adalah kegiatan lanjutan setelah pengumpulan data

dilaksanakan (Bungin 2009:164-168). Pada penelitian kuantitatif, pengolahan data

secara umum dilakukan melalui 3 tahap, yaitu tahap memeriksa (editing), proses

pemberian identitas (coding) dan proses pembeberan (tabulating). Lebih jelasnya

adalah sebagai berikut :

1. Memeriksa (Editing).

Tahap ini merupakan kegiatan yang dilaksanakan setelah peneliti

selesai mengumpulkan data di lapangan. Kegiatan ini penting karena

terkadang data yang terkumpul belum memenuhi harapan peneliti, ada

yang kurang ataupun yang terlewatkan oleh penelilti, tumpan tindih,

berlebihan bahkan mungkin ada data yang terlupakan. Oleh karena itu,

keadaan tersebut harus diperbaiki dengan tahap editing atau memeriksa

ini.

2. Pemberian identitas (coding).

Tahapan ini dilakukan setelah tahapan editing selesai dilakukan,

yaitu dengan mengklasifikasi data-data yang ada melalui tahapan

coding. Maksudnya adalah data yang telah di edit kemudian diberi

identitas sehingga memiliki arti tertentu pada saat di analisis nantinya.

Page 82: EFEKTIVITAS STRATEGI PROGRAM SANITASI TOTAL …

62

3. Proses pembeberan (tabulating).

Tahap ini adalah tahapan terakhir dari pengolahan data. Setelah

data diberi identitas kemudian data dimasukan kedalam tabel-tabel

tertentu dan mengatur angka serta menghitungnya. Penyederhanaan

(Tabulating) dilakukan dengan menggolongkan jawaban yang

beraneka ragam ke dalam kategori yang jumlahnya terbatas

Setelah proses pengolahan data selesai, proses selanjutnya adalah analisis

data. Analisis data merupakan upaya peneliti untuk menyajikan data dengan

mengelompokkan sesuai dengan kategori sehingga dapat dipahami oleh pembaca.

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan metode analisis data kuantitatif

deskriptif. Pada penelitian kuantitatf, maka kegiatan dalam analisis data adalah

mengelompokkan data berdasarkan variabel dan jenis respinden, mentabulasi data

berdasarkan variabel dari seluruh responden, menyajikan data tiap variabel yang

diteliti serta melakukan perhitungan untuk menguji hipotesis yang telah

ditentukan sebelumnya.

Page 83: EFEKTIVITAS STRATEGI PROGRAM SANITASI TOTAL …

63

3.8.1 Uji Validitas

Validitas merupakan indeks yang menunjukkan pada

persesuaian alat pengukur dengan tujuan pengukuran. Validitas

berfungsi untuk menunjukan tingkat kesalahan suatu instrumen.

Instrumen dikatakan salah apabila mampu mengukut variaenl-

varianel yang akan diukur dalam penelitian. Untuk uji validitas

pada penelitian ini peneliti menggunakan tekni korelasi Product

Moment dengan rumus :

Keterangan:

r = Koefisien korelasi pearson

n = Jumlah sampel

x = Jumlah nilai x, y = Jumlah nilai y

x2 = Jumlah nilai x

2, y

2 = Jumlah nilai y

2

xy = Jumlah nilai x dikali y

Butir instrumen pada kuesioner dinyatakan valid apabila r hitung >

r tabel, dan dinyatakan tidak valid jika r hitung < r tabel. Dalam penelitian

ini, peneliti menggunakan Aplikasi IBM SPSS Statistics Versi 23 untuk

mempermudah dalam perhitungan validitas .

2222

yynxxn

yxxynr

Page 84: EFEKTIVITAS STRATEGI PROGRAM SANITASI TOTAL …

64

3.8.2 Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas menunjuk pada kemampuan instrumen untuk

digunakan sebagai alat ukur. Uji ini dilakukan pada instrumen yang

dinyatakan valid, sedangkan untuk instumen yang dinyatakan tidak valid

tidak bisa dilakukan uji reliabilitas. Dalam penelitian ini, peneliti

menggunakan teknik Alpha Cronbach yaitu perhitungan yang dilakukan

dengan menghitung rata-rata interkotelasi diantara butir-butir pernyataan

ataupun pertanyaan dalam kuesioner/angket. Rumus Alpha Cronbach

yaitu:

=

1 1

Keterangan :

k : Jumlah item

Si : Jumlah varians skor total

St : Jumlah responden untuk item ke i

Suatu instrumen dikatakan reliabel jika nilai r hitung > nilai r tabel

pada taraf signifikan (α) sebesar 10% dan dk = n-2. Dalam penelitian ini,

untuk mempermudah pengujian reliabilitas, peneliti menggunakan

Aplikasi IBM SPSS Statistics Versi 23.

Page 85: EFEKTIVITAS STRATEGI PROGRAM SANITASI TOTAL …

65

3.8.1 Uji Normalitas

Uji Normalitas adalah sebuah uji yang dilakukan dengan tujuan

untuk menilai sebaran data pada sebuah kelompok data atau variabel,

apakah sebaran data tersebut berdistribusi normal ataukah tidak. Data yang

baik dan layak digunakan dalam penelitian adalah data yang memiliki

distribusi normal. (Nugroho, 2005:18). Uji normalitas dapat menggunakan

skewness dan kurtosis, kurva normal, p-plot, chi kuadrat dan kolmogorov-

smirov.

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan uji Skewness dan

Kurtosis untuk menguji normalitas data. Skewness adalah ukuran

kecondongan suatu kurva, sementara Kurtosis adalah ukuran keruncingan

puncak kurva. Dengan uji Skewness dan Kurtosis akan dapat diketahui

grafik normalitas akan condong ke kanan atau ke kiri, terlalu datar atau

mgnumpul ditengah.

3.8.1 Uji Hipotesis

Hipotesis penelitian merupakan jawaban sementara terhadap

masalah yang akan diteliti dan dibuktikan kebenarannya. Peneliti

menggunakan hipotesis deskriptif yaitu proses pengujian generalisasi hasil

penelitian yang didasarkan pada satu sampel (Sugiyono, 2006). Pengujian

Hipotesis dilakukan untuk menentukan diterima atau ditolaknya hipotesis

penelitian yang telah dirumuskan sebelumnya. Uji t-test digunakan untuk

menguji hipotesis deskriptif satu atau dua variabel yang datanya berbentuk

Page 86: EFEKTIVITAS STRATEGI PROGRAM SANITASI TOTAL …

66

interval atau ratio. Untuk menganalisis efektivitas strategi program

Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) Pilar Pertama, peneliti

menggunakan uji t-test satu variabel dengan rumus sebagai berikut :

Keterangan :

t : nilai t hitung

x : rata-rata sampel

μ : Nilai Parameter

SD : Standar deviasi sampel

N : Jumlah sampel

Hipotesis dalam penelitian ini adalah hipotesis nol (Ho) tercapai

kurang dari atau sama dengan 65% (≤) dan hipotesis alternatifnya (Ha)

tercapai lebih dari 65% (>), Sehingga yang digunakan adalah uji pihak

kanan. Dengan demikian berlaku ketentuan dimana

- Jika thitung < ttabel maka Ho diterima dan Ha ditolak

- Jika thitung > ttabel maka Ho ditolak dan Ha diterima

Page 87: EFEKTIVITAS STRATEGI PROGRAM SANITASI TOTAL …

67

1.20 Jadwal Penelitian

Jadwal penelitian berisi mengenai rincian waktu beserta tahapan penelitian

yang akan dilakukan dan ditulis dalam bentuk tabel. Jadwal penelitian

mengenai Efektivitas Strategi Program Sanitasi Total Berbasis Masyarakat

(STBM) Pilar Pertama di Puskesmas Kilasah Kecamatan Kasemen Kota

Serang adalah sebagai berikut:

Tabel 3.4

Jadwal Penelitian

No Waktu

Kegiatan

2017 2018

Sep Okt Nov Des Jan Feb Mar Apr Mei Juni

1. Pengajuan

judul skripsi

2. Observasi awal

3. Penyusunan

proposal

4. Bimbingan

Proposal

5.

Seminar

Proposal

Penelitian

6. Revisi

Proposal

7.

Penyebaran

kuesioner dan

observasi ke

lapangan

8. Penulisan Bab

IV dan V

9. Bimbingan

Bab IV dan V

10. Sidang Skripsi

11. Revisi Skripsi

Page 88: EFEKTIVITAS STRATEGI PROGRAM SANITASI TOTAL …

68

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Deskripsi Obyek Penelitian

4.1.1 Letak Geografis

Kecamatan Kasemen merupakan salah satu Kecamatan yang

berada di Kota Serang, Provinsi Banten. Berdasarkan data dari Kecamatan

Kasemen Dalam Angka, Kecamatan Kasemen memiliiki luas wilayah

66,52 Km2, dengan batas-batas Kecamatan sebagai berikut :

Utara : Laut Jawa

Selatan : Kecamatan Serang

Barat : Kecamatan Kramatwatu, Kabupaten Serang

Timur : Kecamatan Pontang, Kabupaten Serang

Ibukota Kecamatan Kasemen terletak pada jarak ± 9 Km dari

ibukota Serang. Bentuk topografi wilayah Kecamatan Kasemen sebagian

besar merupakan dataran, dengan ketinggian rata-rata 500-700 m dari

permukaan laut, dengan rata-rata curah hujan ± 7,52 mm/tahun.

Secara administrasi wilayah Kecamatan Kasemen terbagi menjadi

161 Kampung/Lingkungan, 70 Rukun Warga (RW), 247 Rukun Tetangga

(RT). Dengan Jumlah Penduduk 95.060 Jiwa dengan rincian sebagai

berikut :

Page 89: EFEKTIVITAS STRATEGI PROGRAM SANITASI TOTAL …

69

Tabel 4.1

Jumlah Penduduk menurut Jenis Kelamin di Kecamatan Kasemen

Tahun 2016

No Desa/Kelurahan Penduduk Total

Penduduk Laki-laki Perempuan

1. Kasemen 7.975 7.557 15.532

2. Warung Jaud 5.232 5.992 10.224

3. Masjid Priyayi 3.776 3.469 7.245

4. Bendung 3.371 3.144 6.515

5. Terumbu 4.627 4.221 8.848

6. Sawah Luhur 4.560 4.156 8.716

7. Kilasah 4.076 3.655 7.731

8. Margaluyu 3.270 2.960 6.230

9. Kasunyatan 4.887 4.445 9.332

10. Banten 7.580 7.107 14.687

Jumlah 49.354 45.706 95.060

Sumber : Kecamatan Kasemen Dalam Angka 2017

Kecamatan Kasemen merupakan wilayah pembangunan bagian

utara dari Kota Serang. Wilayah Pembangunan Bagian Utara ini diarahkan

dengan fungsi utama pariwisata cagar budaya dan cagar alam, pelabuhan,

perdagangan dan jasa, perumahan dan berbagai fasiilitasi umum.

Di wilayah Kecamatan Kasemen melintas sebuah sungai yang

cukup besar dan terkenal yaitu Sungai Cibanten yang bermuara di

Karangantu yang ada di wilayah Kecamatan Kasemen. Di Kecamatan

Kasemen juga terdapat Cagar Budaya Banten Lama dan Cagar Alam Pulau

Dua. Cagar Alam Banten Lama ini merupakan tempat ziarah yang banyak

dikunjungi oleh peziarah, baik dari daerah Banten sendiri maupun dari luar

Page 90: EFEKTIVITAS STRATEGI PROGRAM SANITASI TOTAL …

70

daerah Banten. Serta masih banyak peninggalan sejarah di masa

Kesultanan Banten yang ada di wilayah Kecamatan Kasemen

Puskesmas Kilasah merupakan satu dari 16 Puskesmas yang ada di

Kota Serang sebagai Unit Pelaksana Teknis Dinas Kesehatan Kota Serang

dan merupakan Puskesmas Perawatan. Puskesmas Kilasah merupakan 1

dari 3 Puskesmas yang ada di wilayah Kecamatan Kasemen.

Luas wilayah kerja Puskesmas Kilasah 24,59 Km2 terdiri dari 5

(lima) Kelurahan binaan, yaitu :

Kilasah : 4,04 Km2

Warung Jaud : 3,83 Km2

Masjid Priyayi : 3,81 Km2

Bendung : 5,43 Km2

Terumbu : 7,48 Km2

Secara administrasi wilayah kerja Puskesmas Kilasah berbatasan dengan :

Sebelah Utara berbatasan dengan Kelurahan Sawah Luhur

Sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan Serang

Sebelah Timur berbatasan dengan Kecamatan Walantaka

Sebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan Kasemen

Berikut adalah jumlah RT dan RW yang ada di masing-masing Kelurahan

Kilasah : 19 RT dan 6 RW

Warung Jaud : 25 RT dan 5 RW

Masjid Priyayi : 16 RT dan 5 RW

Bendung : 15 RT dan 4 RW

Terumbu : 16 RT dan 5 RW

Page 91: EFEKTIVITAS STRATEGI PROGRAM SANITASI TOTAL …

71

Pelaksanaan program Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM)

di Puskesmas Kilasah Kecamatan Kasemen Kota Serang terutama pada

pilar pertama sudah mencakup semua kelurahan meskipun tidak semua

kampung telah dilaksanakan pemicuan. Berikut adalah data mengenai

kampung yang pernah dilaksanakan pemicuan Sanitasi Total Berbasis

Masyarakat (STBM) :

Tabel 4.2

Kampung yang Telah dilaksanakan Pemicuan STBM di Puskesmas

Kilasah

No Kelurahan Kampung

1. Mesjid Priyayi Priyayi Dukuh, Kebon Sawo,

Priyayi Tegal, Priyayi Tengah,

Priyayi Langgar dan Terwana

Gede

2. Bendung Ciwedus, Kebon, Bendung,

Lamaran dan Sairah

3. Warung Jaud Warung Pasar, Sakdiah 1, Sakdiah

2 dan Kesaud

4. Kilasah Kilasah 1, Kilasah 3, Sinaba 1,

Sinaba 2, dan Sinaba 3

5. Terumbu Sampang 1, Sampang 2, Sampang

3, Sampang 4 dan Babadan

Sumber : Sanitarian UPT Puskekmas Kilasah

Page 92: EFEKTIVITAS STRATEGI PROGRAM SANITASI TOTAL …

72

Pemicuan tersebut dilakukan untuk membantu masyarakat

menyadari pentingnya kesehatan dan bahaya dari perilaku Buang Air

Besar Sembarangan agar tercipta perilaku yang lebih saniter dan higenis.

Dalam Aplikasi STBM-Smart tersaji data mengenai akses terhadap

sanitasi serta kepemilikan jamban di wilayah Puskesmas Kilasah yang

dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 4.3

Akses Terhadap Sanitasi Dasar (Jamban) di Cakupan Wilayah

Puskesmas Kilasah Tahun 2017

No Desa/kelurahan Jml KK %

Akses JSP JSSP Sharing BAB

1. Mesjid Priyayi 1.920 60.63 921 110 133 756

2. Bendung 1.279 45.19 364 91 123 701

3. Warung Jaud 2.024 43.53 465 95 321 1.143

4. Kilasah 1.703 38.70 383 92 184 1.044

5. Terumbu 2.045 33.11 444 111 122 1.368

Sumber : Aplikasi STBM-Smart

Page 93: EFEKTIVITAS STRATEGI PROGRAM SANITASI TOTAL …

73

4.2 Deskripsi Data

4.2.1 Identitas Responden

Dalam penelitian yang berjudul Efektivitas Strategi Program

Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) di Puskesmas Kilasah

Kecamatan Kasemen Kota Serang, maka yang menjadi responden dalam

penelitian ini adalah masyarakat yang pernah mengikuti pemicuan

Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM). Berdasarkan peritungan

menggunakan rumus Slovin dengan tingkat kesalahan 10%, didapatkan

jumlah sampel dalam penelitian ini yaitu sebanyak 100 orang responden.

Dalam Kuesioner, responden diminta untuk memberikan identitas diri

sebagai penunjang data dimana identitas diri meliputi jenis kelamin, usia,

pendidikan terakhir, pekerjaan, jumlah anggota keluarga serta

kepemilikan jamban.

Page 94: EFEKTIVITAS STRATEGI PROGRAM SANITASI TOTAL …

74

Tabel 4.4

Responden Menurut Jenis Kelamin

No Jenis Kelamin Jumlah Presentase (%)

1. Laki-laki 0 0%

2. Perempuan 100 100%

Total 100 100%

Sumber : diolah peneliti, 2018

Dari tabel di atas, dapat dilihat bahwa semua responden adalah

Perempuan. Hal ini dikarenakan pemicuan dilaksanakan pada saat jam

kerja, sehingga hanya Perempuan atau dalam hal ini adalah Ibu-ibu saja

yang mengikuti pemicuan. Selain karena pada jam dilaksanakannya

pemicuan bapak-bapak sedang bekerja, alasan lainnya mengapa

masyarakat yang mengikuti pemicuan adalah ibu-ibu dikarenakan

memang sudah biasa ibu-ibu yang mengikuti kegiatan yang berkaitan

dengan kesehatan, terutama jika yang mengajak adalah kader posyandu.

Page 95: EFEKTIVITAS STRATEGI PROGRAM SANITASI TOTAL …

75

Diagram 4.1

Responden Menurut Usia

Sumber : diolah peneliti, 2018

Dari diagram 4.4 mengenai responden menurut usia, dapat dilihat

bahwa sebagian besar responden yang mengikuti pemicuan adalah

masyarakat dengan usia 41-50 tahun yaitu sebanyak 36% atau 36

responden, sedangkan responden yang berusia 31-40 tahun yaitu

sebanyak 28% atau 28 responden, lalu yang berusia 51-60 tahun

sebanyak 27% atau 27 responden dan yang terakhir adalah berusia 20-30

tahun yang hanya sebanyak 9% dari keseluruhan responden atau hanya

sebanyak 9 orang.

9%

28%

36%

27%

Usia Responden

20-30

31-40

41-50

51-60

Page 96: EFEKTIVITAS STRATEGI PROGRAM SANITASI TOTAL …

76

Diagram 4.2

Responden Menurut Tingkat Pendidikan

Sumber : diolah peneliti, 2018

Dari diagram 4.2 mengenai responden menurut tingkat

pendidikannya, terlihat bahwa hampir semua masyarakat yang mengikuti

pemicuan adalah masyarakat yang mengenyam pendidikan Tingkat

Sekolah Dasar, yaitu sebanyak 79% atau 79 responden. Sedangkan 16%

atau 16 responden tidak sekolah dan hanya 5% atau sebanyak 5

responden yang merupakan lulusan SMP. Karena sebagian besar

masyarakat yang menjadi responden berasal dari keluarga kurang mampu

sehingga memiliki keterbatasan biaya untuk mengenyam pendidikan

sampai tingkat SMP atau SMA, dan hanya sedikit masyarakat yang

menjadi responden dalam penelitian ini yang mampu mengenyam

pendidikan sampai tingkat SMP.

79%

5% 16%

Pendidikan Responden

SD

SMP

Tidak Sekolah

Page 97: EFEKTIVITAS STRATEGI PROGRAM SANITASI TOTAL …

77

Diagram 4.3

Responden Menurut Pekerjaan

Sumber : diolah peneliti, 2018

Dari diagram 4.3 mengenai responden menurut pekerjaannya,

terlihat bahwa pekerjaan masyarakat yang mengikuti pemicuan dan

responden dalam penelitian ini sebagian besar adalah Ibu Rumah Tangga

yaitu sebesar 95% atau sebanyak 95 responden, karena waktu

pelaksanaan pemicuan dilakukan pada saat jam kerja. Sehingga banyak

Ibu Rumah Tangga yang mengikuti pemicuan. Sedangkan hanya 4% atau

4 responden saja yang bekerja sebagai pedagang dan 1% atau 1

responden yang bekerja sebagai buruh.

95%

1% 4%

Pekerjaan Responden

IRT

Buruh

Pedagang

Page 98: EFEKTIVITAS STRATEGI PROGRAM SANITASI TOTAL …

78

Diagram 4.4

Responden berdasarkan Jumlah Anggota Keluarga

Sumber : diolah peneliti, 2018

Dari diagram 4.4 menenai responden berdasarkan jumlah anggota

keluarga, terlihat bahwa sebagian besar masyarakat yang mengikuti

pemicuan adalah masyarakat yang memiliki rentang jumlah anggota

keluarga 1-5 orang yaitu sebesar 68% atau sebanyak 68 responden.

Sedangkan sisanya, yaitu sebanyak 32% atau 32 responden memiliki

anggota keluarga 6-10 orang. Jumlah anggota keluarga berkaitan dengan

penelitian ini, karena sanitasi yang dalam hal ini adalah jamban berarti

membicarakan jamban keluarga. Dan perilaku Buang Air Besar

Sembarangan dalam sebuah keluarga berkaitan dengan kepemilikan

jamban.

68%

32%

Jumlah Anggota Keluarga

1-5

6-10

Page 99: EFEKTIVITAS STRATEGI PROGRAM SANITASI TOTAL …

79

Diagram 4.5

Responden berdasarkan Kepemilikan Jamban

Sumber : diolah peneliti, 2018

Berdasarkan diagram 4.5 mengenai responden berdasarkan

kepemilikan jamban, dapat dilihat bahwa dari 100 masyarakat yang

menjadi responden sebagian besar adalah masyarakat yang tidak

memiliki jamban, yaitu sebesar 75% atau sebanyak 75 responden.

Sedangkan masyarakat yang memiliki jamban hanya 25% atau sebanyak

25 responden saja. Namun kepemilikan jamban tidak menjamin

masyarakat menggunakan jamban tersebut, sehingga peneliti

menanyakan juga kepada masyarakat mengenai penggunaan jamban

untuk keperluan sehari-hari yang dapat dilihat pada diagram berikut :

75%

25%

Kepemilikan Jamban

Tidak

Ya

Page 100: EFEKTIVITAS STRATEGI PROGRAM SANITASI TOTAL …

80

Diagram 4.6

Responden Berdasarkan Penggunaan Jamban

Sumber : diolah peneliti, 2018

Dari diagram 4.6 mengenai responden berdasarkan penggunaan

jamban, terlihat bahwa sebesar 55% atau sebanyak 55 responden tidak

menggunakan jamban untuk keperluan sehari-hari. Dan 45% atau 45

responden lainnya menggunakan jamban untuk keperluan sehari-hari.

Meskipun masyarakat tidak memiliki jamban sendiri, namun tidak semua

masyarakat tidak menggunakan jamban. Terkadang masyarkat memilih

memanfaatkan fasilitas yang tersedia seperti MCK umum yang dibangun

oleh pemerintah. Begitupun sebaliknya, masyarakat yang memiliki

jamban belum tentu menggunakan jamban tersebut. Pembangunan

jamban biasanya didasari karena ada kerabat atau anggota baru yang

tinggal dirumah tersebut, sehingga masyarakat malu jika tidak memiliki

jamban di dalam rumah.

55%

45%

Menggunakan Jamban

Tidak

Ya

Page 101: EFEKTIVITAS STRATEGI PROGRAM SANITASI TOTAL …

81

4.2.2 Analisis Data

Analisis data merupakan proses analisis yang dilakukan peneliti

dengan cara mendeskripsikan data hasil penyebaran kuesioner yang

ditujukan kepada responden yang berada di 5 Kelurahan cakupan wilayah

Puskesmas Kilasah. Hal ini dilakukan untuk mengetahui penilaian

masyarakat mengenai program Sanitasi Total Berbasis Masyarakat yang

telah dilaksanakan.

Untuk lebih jelasnya, peneliti menjelasakan dalam bentuk diagram

dan disertai dengan pemaparan serta kesimpulan dari hasil jawaban

responden. Butir pernyataan yang tertuang dalam kuesioner diuraikan

oleh peneliti untuk penjelasan butir-butir pertanyaan secara sistematis.

Kuesioner disebarkan kepada 100 orang masyarakat yang menjadi

responden. Setiap kuesioner berisi 26 pernyataan yang terbagi kedalam 3

indikator dan 6 sub-indikator. Dari setiap pernyataan terdapat 4 pilihan

jawaban yang dapat dipilih oleh masyarakat, yaitu sangat setuju dengan

skor 4, setuju dengan skor 3, tidak setuju dengan skor 2 dan sangat tidak

setuju dengan skor 1. Jawaban ini nantinya akan memberikan penilai

terhadap program yang menjadi fokus penelitian. Berikut pemaparan

hasil penyebaran kuesioner kepada responden :

Page 102: EFEKTIVITAS STRATEGI PROGRAM SANITASI TOTAL …

82

1. Indikator Pencapaian Target

Diagram 4.7

Pemilihan Waktu Pemicuan

Sumber : data diolah peneliti, 2018

Dari diagram 4.7 mengenai pemilihan waktu pemicuan sudah tepat,

terlihat bahwa dari 100 repsonden sebanyak 80% atau 80 responden

menjawab setuju dengan pernyataan tersebut. Sedangkan 5% atau

sebanyak 5 responden menjawab sangat setuju dan sisanya sebanyak

15% atau 15 responden memilih jawaban tidak setuju. Responden

menjawab setuju karena pemicuan dilaksanakan pada waktu dimana

responden yang sebagian besar adalah Ibu Rumah Tangga, sudah

selesai dengan urusan pekerjaan rumahnya dan sedang berada di

rumah, yaitu pada pukul 10.00 WIB atau sore hari pada pukul 16.00

WIB.

5%

80%

15%

Pernyataan ke-1

Sangat Setuju

Setuju

Tidak Setuju

Sangat Tidak Setuju

Page 103: EFEKTIVITAS STRATEGI PROGRAM SANITASI TOTAL …

83

Sedangkan untuk responden yang menjawab tidak setuju ,

dikarenakan sedang memiliki pekerjaan lain yang harus dikerjakan,

seperti pedagang yang harus menjaga dagangannya. Atau Ibu Rumah

Tangga yang sedang beristiraha setelah menyelesaikan pekerjaan

rumah. Meskipun demikian, kesimpulan dari pernyataan pertama

adalah sebagian besar responden setuju jika pemilihan waktu

pemicuan Sanitasi Total Berbasis Masyarakat sudah tepat.

Diagram 4.8

Lama Waktu Pemicuan

Sumber : data diolah peneliti, 2018

Berdasarkan diargam 4.8 mengenai pernyataan bahwa lama waktu

pemicuan sudah mampu menimbulkan kesadaran, terlhat bahwa 79%

atau sebanyak 79 responden menjawab setuju dengan pernyataan

tersebut. Sedangkan 5% atau sebanyak 5 responden menjawab sangat

5%

79%

16%

Pernyataan ke-2

Sangat Setuju

Setuju

Tidak Setuju

Sangat Tidak Setuju

Page 104: EFEKTIVITAS STRATEGI PROGRAM SANITASI TOTAL …

84

setuju dan sisanya yaitu 16% atau 16 responden menjawab tidak

setuju.

Lama waktu pemicuan adalah kurang lebih 2 jam dan sebagian

responden setuju jika 2 jam sudah cukup untuk menimbulkan

kesadaran didiri masyarakat. Sedangkan responden yang menjawab

tidak setuju beranggapan bahwa 2 jam saja tidak cukup untuk

menimbulkan kesadaran, terutama akan pentingnya kesehatan. Karena

masih ditemui masyarakat yang abai akan kesehatan. Kesimpulan

untuk pernyataan kedua mengenai lama waktu pelaksanaan pemicuan

adalah sebagian besar setuju jika lama waktu pemicuan untuk

menimbulkan kesadaran sudah cukup

Page 105: EFEKTIVITAS STRATEGI PROGRAM SANITASI TOTAL …

85

Diagram 4.9

Pelaksanaan Pemicuan dilakukan Berulang

Sumber : data diolah peneliti, 2018

Dari diagram 4.9 mengenai pelaksanaan pemicuan dilakukan

berulang, dapat dilihat bahwa untuk pernyataan ketiga, sebagian besar

responden menjawab tidak setuju, yaitu sebanyak 81% atau 81

responden dan 19% atau sebanyak 19 responden memilih jawaban

sangat tidak setuju.

Berdasarkan informasi yang didapat oleh peneliti dari Sanitarian

Puskesmas Kilasah dan Kader posyandu, dikatakan bahwa pemicuan

hanya dilakukan sekali di tiap kampung. Sedangkan setelah pemicuan

hanya dilakukan pengecekan apakah setelah pemicuan ada masyarakat

yang membangun jamban atau tidak dan juga tidak melakukan Buang

Air Besar Sembarangan (BABS) lagi. Sehingga jawaban responden

yang memilih tidak setuju dan sangat tidak setuju sesuai dengan yang

dikatakan oleh pelaku pemicuan. Sehingga dapat disimpulkan bahwa

81%

19%

Pernyataan Ke-3

Sangat Setuju

Setuju

Tidak Setuju

Sangat Tidak Setuju

Page 106: EFEKTIVITAS STRATEGI PROGRAM SANITASI TOTAL …

86

masyarakat tidak setuju dengan pernyataan ketiga bahwa pemicuan

dilakukan secara berulang.

Diagram 4.10

Sasaran Pemicuan adalah Masyarakat yang Masih Buang Air

Besar Sembarangan (BABS)

Sumber : data diolah peneliti, 2018

Dari diagram 4.10 mengenai pernyataan bahwa sasaran pemicuan

adalah masyarakat yang masih melakukan Buang Air Besar

Sembarangan (BABS), terlihat bahwa 69% atau sebanyak 69

responden memilih jawaban setuju dan 31% atau sebanyak 31

responden memilih jawaban tidak setuju untuk pernyataan keempat

bahwa masyarakat yang mengikuti pemicuan adalah masyarakat yang

masih melakukan Buang Air Besar Sembarangan.

69%

31%

Pernyataan ke-4

Sangat Setuju

Setuju

Tidak Setuju

Sangat Tidak Setuju

Page 107: EFEKTIVITAS STRATEGI PROGRAM SANITASI TOTAL …

87

Responden yang menjawab tidak setuju adalah responden yang

sudah tidak melakukan Buang Air Besar Sembarangan (BABS).

Masyarakat yang tidak melakukan Buang Air Besar Sembarangan

(BABS) juga turut diajak mengikuti pemicuan, agar terdapat

perbandingan antara masyarakat yang masih Buang Air Besar

Sembarangan (BABS) dengan yang tidak. Kesimpulannya adalah

meskipun sasaran program ini adalah untuk masyarakat yang masih

melakukan Buang Air Besar Sembarangan (BABS), tetapi diperlukan

juga masyarakat yang tidak melakukan Buang Air Besar Sembarangan

(BABS) sebagai perbandingan dan juga pemicu agar masyarakat mau

merubah kebiasaannya Buang Air Besar Sembarangan (BABS) agar

menjadi lebih sehat.

Page 108: EFEKTIVITAS STRATEGI PROGRAM SANITASI TOTAL …

88

Diagram 4.11

Sasaran Pemicuan adalah Masyarakat yang Tidak Memiliki

Jamban

Sumber : data diolah peneliti, 2018

Dari diagram 4.11 mengenai pernyataan bahwa sasaran pemicuan

adalah masyarakat yang tidak memiliki jamban, terlihat sebagian

besar responden memilih setuju dengan pernyataan ke-5, yaitu 78%

atau sebanyak 78 orang. Sedangkan 3% atau sebanyak 3 responden

memilih sangat setuju dan 19% atau sebanyak 19 responden memilih

jawaban tidak setuju.

Sama seperti pernyataan sebelumnya, bahwa meskipun sasarannya

adalah masyarakat yang tidak memiliki jamban, tetapi dalam

pelaksanaannya masyarakat yang memiliki jamban juga diikutsertakan

sebagai pembanding sekaligus pemicu agar masyarakat mau

membangun jamban. Meskipun begitu, namun ada masyarakat yang

3%

78%

19%

Pernyataan ke-5

Sangat Setuju

Setuju

Tidak Setuju

Sangat Tidak Setuju

Page 109: EFEKTIVITAS STRATEGI PROGRAM SANITASI TOTAL …

89

tidak memiliki jamban tetapi telah menggunakannya untuk keperluan

sehari-hari. Atau masyarakat yang memiliki jamban tetapi tidak

menggunakannya untuk keperluan sehari-hari. Jadi sasaran ini tidak

hanya dikhususkan bagi masyarakat yang tidak memiliki jamban saja,

tetapi yang memilki dan juga yang menggunakan jamban. Sehingga

bisa saling berbagi informasi mengenai manfaat dari memiliki dan

menggunakan jamban.

Diagram 4.12

Partisipasi Masyarakat Dalam Pemicuan Sangat Tinggi

Sumber : data diolah peneliti, 2018

Dari diagram 4.12 mengenai pernyataan bahwa partisipasi

masyarakat dalam mengikuti pemicuan sangat tinggi, sebanyak 12%

atau 12 responden menjawab sangat setuju, 64% atau sebanyak 64

responden menjawab setuju dan 24% atau sebanyak 24 responden

12%

64%

24%

Pernyataan ke-6

Sangat Setuju

Setuju

Tidak Setuju

Sangat Tidak Setuju

Page 110: EFEKTIVITAS STRATEGI PROGRAM SANITASI TOTAL …

90

memilih menjawab tidak setuju dengan pernyataan bahwa partisipasi

masyarakat dalam pemicuan sangat tinggi.

Berdasarkan wawancara dengan responden, didapatkan jawaban

bahwa responden memilih setuju karena jumlah masyarakat yang

mengikuti pemicuan cukup banyak, yaitu sekitaran 20 orang atau

lebih. Sedangkan responden yang menjawab tidak setuju mengatakan

bahwa masyarakat banyak yang datang karena awalnya tidak

mengetahui bahwa masyarakat dikumpulkan untuk mengikuti

pemicuan pemicuan. Sebagian besar masyarakat yang datang hanya

mengikuti arahan dari kader dan Bu RT untuk berkumpul. Sehingga

dapat disimpulkan bahwa partisipasi masyarakat dalam pemicuan

sebenarnya tidak terlalu tinggi, karena masyarakat yang datang tidak

mengetahui bahwa perkumpulan tersebut adalah pemicuan Sanitasi

Total Berbasis Masyarakat (STBM). Meskipun demikian, namun

melihat dari jawaban responden, sebagian besar memilih jawaban

setuju untuk pernyataan bahwa partisipasi masyarakat dalam

pemicuan sangat tinggi.

Page 111: EFEKTIVITAS STRATEGI PROGRAM SANITASI TOTAL …

91

2. Indikator Integrasi

Diagram 4.13

Penyampaian Maksud dan Tujuan Sudah Baik dan Jelas

Sumber : data diolah peneliti, 2018

Dari diagram 4.13 mengenai pernyataan bahwa penyampaian

maksud dan tujuan sudah baik dan jelas, dapat dilihat bahwa 83% atau

sebanyak 83 responden memilih jawaban setuju, 6% atau sebanyak 6

responden memilih jawaban sangat setuju dan 11% atau sebanyak 11

responden memilih jawaban tidak setuju. Hal ini dikarenakan pelaku

pemicuan atau tim fasilitator mampu menyampaikan maksudnya

mengadakan perkumpulan kepada masyarakat dengan baik dan jelas.

Sehingga masyarakat mengerti dan memahami apa yang disampaikan

dalam pemicuan.

6%

83%

11%

Pernyataan Ke-7

Sangat Setuju

Setuju

Tidak Setuju

Sangat Tidak Setuju

Page 112: EFEKTIVITAS STRATEGI PROGRAM SANITASI TOTAL …

92

Namun beberapa masyarakat ada juga yang tidak mengerti maksud

dan tujuan dari pemicuan dan menganggap bahwa akan diberikan

bantuan jamban secara gratis. Padahal dalam pemicuan tidak ada

pemberian subsidi kepada masyarakat. Sehingga terjadi

kesalahpahaman di beberapa masyarakat. Meskipun begitu,

masyarakat tetap mengikuti proses pemicuan sampai selesai.

Diagram 4.14

Membaur dengan Masyarakat

Diagram 4.14

Masyarakat Ikut Berdiskusi

Sumber : data diolah peneliti, 2018

Dari diagram 4.14 mengenai pernyataan bahwa pelaku pemicuan

mampu berbaur dengan masyarakat, diketahui bahwa untuk

pernyataan kedelapan, hampir semua responden memilih setuju yaitu

87% atau sebanyak 87 responden , 2% atau sebanyak 2 responden

memilih jawaban sangat setuju, sedangkan 11% atau sebanyak 11

responden memilih jawaban tidak setuju. Hal ini dikarenakan pelaku

2%

87%

11%

Pernyataan ke-8

Sangat Setuju

Setuju

Tidak Setuju

Sangat Tidak Setuju

Page 113: EFEKTIVITAS STRATEGI PROGRAM SANITASI TOTAL …

93

pemicuan atau tim fasilitator mampu berbaur dengan masyarakat dan

mampu mencarikan suasana. Sesekali tim fasilitator membubuhi

diskusi dengan ice breaking agar masyarakat tidak bosan ketika

diskusi berlangsung. Tim fasilitator juga menggunakan istilah dan

bahasa setempat, yaitu bahasa jawa serang yang menjadi bahasa

sehari-hari masyarakat Kasemen. Sehingga tim fasilitator lebih bisa

membaur dengan masyarakat. Sedangkan responden yang memilih

tidak setuju karena ketika proses pemicuan dilaksanakan, akibat

banyaknya masyarakat yang datang, beberapa masyarakat tidak dapat

mengikuti setiap proses dalam pemicuan. Sehingga responden

beranggapan bahwa pelaku pemicuan kurang bisa berbaur dengan

semua masyarakat.

Page 114: EFEKTIVITAS STRATEGI PROGRAM SANITASI TOTAL …

94

Diagram 4.15

Masyarakat Ikut Berdiskusi

Sumber : data diolah peneliti, 2018

Dari diagram 4.15 mengenai pernyataan bahwa tim fasilitator

mampu membawa masyarakat untuk ikut berdiskusi, dapat dilihat

bahwa hampir sebagian besar masyarakat memilih jawaban setuju,

yaitu 76% atau sebanyak 76 responden, sedangkan 7% atau sebanyak

7 responden memilih jawaban sangat setuju, dan 17% atau sebanyak

17 responden memilih jawaban tidak setuju untuk kesembilan.

Hampir semua responden menyatakan bahwa saat pemicuan

masyarakat mampu menjawab pertanyaan yang ditanyakan oleh tim

fasilitator, begitupun sebaliknya ketika masyarakat menanyakan

mengenai kesehatan kepada tim fasilitator. Sehingga terciptalah

diskusi antara masyarakat dan tim fasilitator dan diskusi berjalan

dengan baik. Sedangkan responden yang memilih jawaban tidak

setuju adalah responden yang tidak menganggap bahwa pemicuan

7%

76%

17%

Pernyataan ke-9

Sangat Setuju

Setuju

Tidak Setuju

Sangat Tidak Setuju

Page 115: EFEKTIVITAS STRATEGI PROGRAM SANITASI TOTAL …

95

tersebut adalah sebuah diskusi, karena yang lebih aktif adalah tim

fasilitator dan masyarakat hanya mengikuti arahan atau menajwab

ketika ditanyakan. Ada pula masyarakat yang hanya mendengarkan

saja tanpa bertanya. Bahkan ada masyarakat dengan pendengaran yang

kurang, sehingga hanya melihat proses berjalannya diskusi tanpa

terlibat secara langsung dalam diskusi.

Diagram 4.16

Pemicuan Sudah Berjalan dengan Baik

Sumber : data diolah peneliti, 2018

Dari diagram 4.16, terlihat bahwa sebagian besar responden

memilih jawaban setuju, yaitu sebanyak 80 responden dan hanya 20

responden yang menjawab tidak setuju untuk pernyataan bahwa

pemicuan yang dilakukan oleh tim fasilitator sudah berjalan dengan

baik. Responden yang memilih jawaban tidak setuju menyatakan

bahwa pemicuan belum berjalan dengan baik, karena ada masyarakat

yang tidak mengikuti hingga pemicuan selesai atau masyarakat hanya

mengikuti tanpa ada timbal balik. Pemicuan yang bersifat sukarela

80%

20%

Pernyataan ke-10

Sangat Setuju

Setuju

Tidak Setuju

Sangat Tidak Setuju

Page 116: EFEKTIVITAS STRATEGI PROGRAM SANITASI TOTAL …

96

tidak bisa mengikat masyarakat untuk harus mengikuti pemicuan

hingga selesai, atau menuntut masyarakat untuk aktif selalu bertanya.

Karenanya ketika pemicuan dilakukan, tim fasilitator tidak terlalu

memaksa masyarakat untuk aktif bertanya. Sehingga pemicuan

dikatakan belum berjalan dengan baik. Responden yang menjawab

tidak setuju juga beralasan bahwa pemicuan sebenarnya tidak sesuai

dengan kebutuhan masyarakat. Karena yang diharapkan masyarakat

adalah bentuk nyata, yaitu pembangunan jamban gratis. Seperti yang

dialami oleh peneliti ketika pertama bertemu dengan responden,

sebagian besar responden beranggapan bahwa peneliti merupakan

perwakilan dari pemerintah yang akan memberikan bantuan jamban

gratis.

Meskipun begitu, melihat dari diagram 4.16 dimana sebagian besar

masyarakat menyetujui jika pemicuan sudah berjalan dengan baik,

karena didalam pemicuan tersebut, masyarakat memungkinkan untuk

berdiskusi dan sharing dengan orang-orang dari bidang kesehatan

seputar kesehatan. Dan juga dalam pemicuan masyarakat bisa

menyampaikan keluh kesah serta keinginan memiliki jamban sendiri.

Sehingga masyarkat berharap dengan melalui pemicuan pemerintah

dapat memberikan bantuan jamban gratis.

Page 117: EFEKTIVITAS STRATEGI PROGRAM SANITASI TOTAL …

97

Diagram 4.17

Masyarakat Aktif Menjawab

sumber : data diolah peneliti, 2018

Dari diagram 4.17 diatas, dapat dilihat bahwa 7% atau sebanyak 7

responden memilih jawaban sangat setuju, kemudian 79% atau

sebanyak 79 responden menjawab setuju dan sisanya yaitu 14% atau

sebanyak 14 responden memilih jawaban tidak setuju untuk

pernyataan bahwa masyarakat aktif menjawab pertanyaan yang

diajukan selama pemicuan berlangsung.

Responden yang menjawab setuju dan sangat setuju mengatakan

bahwa masyarakat selalu menjawab ketika ditanya, sehingga

menyetujui jika selama pemicuan masyarakat aktif menjawab

pertanyaan yang diajukan pelaku pemicuan. Sedangkan responden

yang menjawab tidak setuju hanya mengikuti pemicuan tetapi tidak

terlalu aktif menjawab pertanyaan yang diajukan. Ada juga

7%

79%

14%

Pernyataan ke-11

Sangat Setuju

Setuju

Tidak Setuju

Sangat Tidak Setuju

Page 118: EFEKTIVITAS STRATEGI PROGRAM SANITASI TOTAL …

98

masyarakat yang pendengarannya kurang sehingga tidak ikut

menjawab setiap pertanyaan yang ditanyakan pelaku pemicuan,

kecuali jika dibantu oleh masyarakat lain seperti ketika peneliti

menanyakan mengenai pemicuan yang dibantu oleh kader. Banyak

juga masyarakat yang hanya ikut-ikutan menjawab ketika ditanya oleh

pelaku pemicuan. Pada dasarnya masyarakat akan menjawab

pertanyaan yang disebutkan oleh pelaku pemicuan karena pertanyaan

tersebut merupakan pertanyaan yang umum dan mampu dijawab oleh

masyarakat. Untuk pernyataan ini dapat disimpulkan bahwa

masyarakat memilih setuju dengan pernyataan bahwa selama

pemicuan masyarakat aktif menjawab pertanyaan yang diajukan oleh

pelaku pemicuan.

Page 119: EFEKTIVITAS STRATEGI PROGRAM SANITASI TOTAL …

99

Diagram 4.18

Masyarakat Mengikuti Arahan yang diminta

Sumber : data diolah peneliti, 2018

Dari diagram 4.18 mengenai pernyataan bahwa masyarakat

mengikuti arahan yang diminta oleh pelaku pemicuan, terlihat

sebagian besar masyarakat menjawab setuju, yaitu 84% atau sebanyak

84 responden. Sedangkan 4% atau sebanyak 4 responden memilih

jawaban sangat setuju dan 12% atau sebanyak 12 responden lainnya

menjawab tidak setuju.

Masyarakat yang menjawab sangat setuju dan setuju mengatakan

bahwa selama pemicuan sebagian besar masyarakat mengikuti arahan

yang diminta oleh pelaku pemicuan. Terutama saat pemetaan dimana

masyarkat diminta untuk membuatkan peta kampungnya, dan

menandai dimana saja titik-titik masyarakat biasa melakukan Buang

Air Besar Sembarangan (BABS), hingga transect walk dimana

4%

84%

12%

Pernyataan ke-12

Sangat Setuju

Setuju

Tidak Setuju

Sangat Tidak Setuju

Page 120: EFEKTIVITAS STRATEGI PROGRAM SANITASI TOTAL …

100

masyarakat diajak ke salah satu titik tempat masyarakat Buang Air

Besar Sembarangan (BABS), untuk kemudian diberikan pemahaman

kepada masyarakat mengenai bahaya nya. Meskipun ada masyarakat

yang tidak mengikuti arahan yang diminta oleh pelaku pemicuan

karena tidak mengikuti kegiatan hingga selesai. Tetapi secara

keseluruhan responden setuju dengan pernyataan bahwa masyarakat

mengikuti arahan yang diminta oleh pelaku pemicuan selama

pemicuan.

Diagram 4.19

Masyarakat Memberikan Masukan Untuk Mengatasi Masalah

Buang Air Besar Sembarangan

Sumber : data diolah peneliti, 2018

Dari diagram 4.19 mengenai pernyataan bahwa masyarakat

memberikan masukan untuk mengatasi permasalahan Buang Air

Besar Sembarangan (BABS), dapat dilihat bahwa untuk pernyataan

ke-13 sebagian besar masyarakat menjawab tidak setuju yaitu 84%

atau sebanyak 84 responden dan 14% atau sebanyak 14 responden

2%

84%

14%

Pernyataan ke-13

Sangat Setuju

Setuju

Tidak Setuju

Sangat Tidak Setuju

Page 121: EFEKTIVITAS STRATEGI PROGRAM SANITASI TOTAL …

101

menjawab sangat tidak setuju dan hanya 2% atau sebanyak 2

responden yang memilih jawaban setuju.

Masyarakat yang menjawab setuju mengajukan pembangunan

jamban komunal dengan gotong-royong. Hal ini dikarenakan rumah

warga yang berdempetan dan tidak ada lahan untuk membangun

septic tank di masing-masing rumah, sehingga jamban komunal sangat

cocok. Tetapi pembuatan jamban tersebut tetap membutuhkan biaya

yang menurut masyarakat tidak sedikit dan masyarakat tidak

memprioritaskan pembangunan jamban komunal tersebut. Sehingga

masukan tersebut tidak terlaksana dan pemicuan hanya sebatas

perkumpulan saja tanpa adanya kelanjutan dari masyarakat karena

masyarakat masih berpikir dua kali untuk mengeluarkan biaya

pembangunan jamban dan lebih mengharapkan bantuan gratis dari

pemerintah. Sedangkan dalam program ini tidak memberikan bantuan

kepada masyarakat, karena hanya memberdayakan masyarakat untuk

mau berupaya merubah sendiri perilakunya menjadi lebih higienis dan

saniter. Secara keseluruhan, responden memilih jawaban tidak setuju

dengan pernyataan bahwa masyarakat memberikan masukan untuk

mengatasi permasalahan Buang Air Besar Sembarangan (BABS).

Page 122: EFEKTIVITAS STRATEGI PROGRAM SANITASI TOTAL …

102

Diagram 4.20

Masyarakat Mengikuti Proses Pemicuan Hingga Selesai

Sumber : data diolah peneliti, 2018

Dari diagram 4.20 mengenai pernyataan bahwa masyarakat

mengikuti pemicuan hingga selesai, terlihat bahwa untuk pernyataan

ke-14 sebagian besar responden menjawab setuju yaitu 61% atau

sebanyak 61 responden, sedangkan sisanya yaitu 39% atau sebanyak

39 responden menjawab tidak setuju. Karena masyarakat tidak

semuanya mengikuti pemicuan dari awal hingga selesai. Masyarakat

ada yang mengikuti pemicuan tetapi tidak aktif dalam diskusi dengan

pelaku pemicuan, sedangkan yang lainnya ada yang tidak mengikuti

sampai akhir pemicuan karena sudah memahami maksud dari

pemicuan tersebut atau karena adanya urusan lain.

Berdasarkan diagram 4.20 dapat diketahui bahwa sebagian besar

responden setuju dengan pernyataan bahwa masyarakat mengikuti

pemicuan hingga selesai.

61%

39%

Pernyataan ke-14

Sangat Setuju

Setuju

Tidak Setuju

Sangat Tidak Setuju

Page 123: EFEKTIVITAS STRATEGI PROGRAM SANITASI TOTAL …

103

Diagram 4.21

Informasi yang disampaikan dipahami Masyarakat

Sumber : data diolah peneliti, 2018

Dari diagram 4.21 mengenai pernyataan bahwa informasi yang

disampaikan dalam pemicuan dapat dipahami oleh masyarakat,

terlihat sebagian besar responden yaitu 59% atau sebanyak 59

responden memilih jawaban setuju, sedangkan sisanya yaitu 41% atau

sebanyak 41 responden memilih jawaban tidak setuju.

Responden yang memilih tidak setuju karena telah lupa mengenai

informasi apa saja yang disampaikan pada pemicuan dan hanya

mengetahui bahwa perkumpulan tersebut membicarakan tentang WC.

Hal ini terjadi karena pemicuan tersebut sudah lama dilaksanakan dan

usia responden yang sudah berumur, sehingga tidak bisa mengingat

informasi apa saja yang disampaikan. Selain itu, ada juga masyarakat

yang memiliki pendengaran yang kurang. Sehingga tidak semua

59%

41%

Pernyataan ke-15

Sangat Setuju

Setuju

Tidak Setuju

Sangat Tidak Setuju

Page 124: EFEKTIVITAS STRATEGI PROGRAM SANITASI TOTAL …

104

informasi yang disampaikan oleh pelaku pemicuan dipahami

masyarakat.

Diagram 4.22

Pemicuan sesuai dengan Kebutuhan Masyarakat

Sumber : data diolah peneliti, 2018

Dari diagram 4.22, terlihat bahwa sebagian besar masyarakat

memilih jawaban tidak setuju yaitu 57% atau sebanyak 57 responden,

sedangkan 11% atau sebanyak 11 responden memilih jawaban sangat

tidak setuju dan hanya 32% atau 32 responden yang memilih jawaban

setuju untuk pernyataan bahwa pemicuan sudah sesuai dengan

kebutuhan masyarakat. Seperti yang telah disebutkan pada diagram

4.19 bahwa sebagian besar yang masyarakat butuhkan adalah bentuk

nyata dari pemerintah, bukan hanya sekedar pemberitahuan informasi

mengenai bahayanya. Masyarakat lebih membutuhkan pemberian

bantuan untuk membangun jamban daripada informasi mengenai

bahaya Buang Air Besar Sembarangan (BABS), karena pada dasarnya

32%

57%

11%

Pernyataan ke-16

Sangat Setuju

Setuju

Tidak Setuju

Sangat Tidak Setuju

Page 125: EFEKTIVITAS STRATEGI PROGRAM SANITASI TOTAL …

105

masyarkat sudah menyadari akan bahaya dari perilaku Buang Air

Besar Sembarangan (BABS), namun karena terhalang biaya yang

tidak murah, maka masyarakat tetap memanfaatkan lahan hijau

sebagai pengganti jamban.

Masyarakat juga menginginkan pemberian jamban gratis untuk

setiap rumah, bukan pembuatan jamban umum atau MCK umum,

karena MCK umum tetap mengharuskan masyarakat membayar iuran

dan ini memberatkan menurut masyarakat. Selain karena harus

membayar iuran untuk biaya listriknya, terkadang pembangunan MCK

Umum juga jauh dari rumah masyarakat yang membutuhkan jamban.

Letaknya yang berjauhan dari rumah membuat masyarakat enggan

menggunakan MCK umum dan lebih memilih kebon yang lebih dekat.

Seperti di Kelurahan Warung Jaud, dimana MCK umum dibangun di

dekat rumah warga yang telah memiliki dan menggunakan jamban,

dan jauh dari rumah warga yang tidak memiliki jamban. Karena

rumah warga yang berdempetan sehingga tidak ada lahan untuk

membangun MCK umum, sehingga mengunakan lahan yang ada.

Selain itu, letaknya yang dekat rumah RT membuat lebih mudah

untuk mengontrol penggunaan dan pembayaran iuran. Namun tetap

saja, makin lama masyarakat tidak memanfaatkan MCK tersebut dan

kembali menggunakan lahan pertanian yang ada.

Page 126: EFEKTIVITAS STRATEGI PROGRAM SANITASI TOTAL …

106

3. Indikator Adaptasi

Diagram 4.23

Masyarakat Menyadari Pentingnya Kesehatan

Sumber : data diolah peneliti, 2018

Dari diagram 4.23 mengenai pernyataan bahwa setelah mengikuti

pemicuan masyarakat menyadari pentingnya kesehatan, terlihat bahwa

69% atau sebanyak 69 responden memilih jawaban setuju, 30% atau

sebanyak 30 responden memilih jawaban tidak setuju dan hanya 1%

atau sebanyak 1 responden yang menjawab sangat setuju.

Responden yang menjawab tidak setuju berpendapat bahwa

sebelum mengikuti pemicuan sebenarnya masyarakat sudah

menyadari pentingnya kesehatan. Sehingga tidak setuju dengan

pernyataan setelah mengikuti pemicuan masyarakat menyadari

pentingnya kesehatan. Sedangkan responden yang menjawab setuju

mengatakan mendapatkan pemahaman baru dan menambah

pemahaman akan pentingnya kesehatan setelah pemicuan. Karena

1%

69%

30%

Pernyataan ke-17

Sangat Setuju

Setuju

Tidak Setuju

Sangat Tidak Setuju

Page 127: EFEKTIVITAS STRATEGI PROGRAM SANITASI TOTAL …

107

dalam pemicuan masyarakat bisa bertanya kepada orang yang berasal

dari bidang kesehatan dan mendapatkan informasi yang berkaitan

dengan kesehatan terutama seputar perilaku Buang Air Besar

Sembarangan.

Diagram 4.24

Masyarakat Menyadari Bahaya Buang Air Besar Sembarangan

Sumber : data diolah peneliti, 2018

Dari diagram diatas dapat dilihat bahwa untuk pernyataan

mengenai setelah mengikuti pemicuan masyarakat menyadari bahaya

Buang Air Besar Sembarangan (BABS). Dari seratus responden,

sebagian besar responden setuju, yaitu 66% atau sebanyak 66

responden, sedangkan 34% atau sebanyak 34 responden memilih

jawaban tidak setuju. Meskipun pada dasarnya masyarakat sudah

mengetahui bahaya dari Buang Air Besar Sembarangan (BABS)

sebelum pemicuan, tetapi masyarakat mendapatkan penguatan

daripada sebelumnya mengenai bahaya Buang Air Besar

66%

34%

Pernyataan ke-18

Sangat Setuju

Setuju

Tidak Setuju

Sangat Tidak Setuju

Page 128: EFEKTIVITAS STRATEGI PROGRAM SANITASI TOTAL …

108

Sembarangan (BABS), sedangkan masyarakat yang menjawab tidak

setuju adalah masyarakat yang tidak melakukan Buang Air Besar

Sembarangan (BABS) karena telah memiliki jamban sendiri dan telah

menggunakan jamban, sehingga masyarakat memilih tidak setuju.

Berdasarkan informasi yang didapatkan dari Sanitarian UPT

Puskesmas Kilasah juga mengiyakan jika masyarakat sudah

mengetahui bahaya perilaku Buang Air Besar Sembarangan (BABS),

namun karena keterbatasan biaya dan faktor kebiasaan, sehingga sulit

merubah perilakunya tersebut. Berdasarkan tabel diatas, dapat

disimpulkan bahwa responden setuju dengan pernyataan bahwa

masyarakat mengetahui bahaya Buang Air Besar Sembarangan

(BABS) setelah mengikuti pemicuan.

Page 129: EFEKTIVITAS STRATEGI PROGRAM SANITASI TOTAL …

109

Diagram 4.25

Timbul Keinginan Membangun Jamban Sendiri

Sumber : data diolah peneliti, 2018

Dari diagram 4.25 diatas, terlihat bahwa 52% atau sebanyak 52

responden menjawab setuju dan sisanya yaitu 48% atau sebanyak 48

responden menjawab tidak setuju untuk pernyataan bahwa timbul

keinginan membangun jamban sendiri setelah mengikuti pemicuan.

Pada dasarnya masyarakat sudah memiliki keinginan untuk

membangun jamban sendiri, namun karena terhalang oleh masalah

ekonomi, sehingga berpikir dua kali untuk membangun jamban

sendiri. Selain ekonomi, hal lain yang membuat masyarakat tidak

setuju adalah karena telah memiliki jamban sendiri, dan juga telah

memanfaatkan jamban umum yang ada. Sehingga tidak setuju untuk

membangun jamban sendiri serta tidak ada lahan untuk membangun

jamban sendiri di dalam rumah. Tidak jarang responden menjawab

setuju pelaku pemicuan sebagai pernyambungtangan pemerintah.

52%

48%

Pernyataan ke-19

Sangat Setuju

Setuju

Tidak Setuju

Sangat Tidak Setuju

Page 130: EFEKTIVITAS STRATEGI PROGRAM SANITASI TOTAL …

110

Meskipun demikian, untuk pernyataan kesembilan belas, responden

setuju dengan pernyataan timbul keinginan membangun jamban

sendiri setelah mengikuti pemicuan.

Diagram 4.26

Masyarakat Malu Melakukan Buang Air Besar Sembarangan

Sumber : data diolah peneliti, 2018

Dari diagram 4.26 diatas terlihat bahwa jawaban di dominasi oleh

tidak setuju, yaitu 70% atau sebanyak 70 responden, dan sangat tidak

setuju 16% atau sebanyak 16 responden sedangkan 14% atau

sebanyak 14 responden menjawab setuju. Masyarakat yang setuju

adalah masyarakat yang telah memiliki jamban dan menggunakan

jamban, sedangkan masyarakat yang memilih tidak setuju dan sangat

tidak setuju adalah masyarkat yang masih melakukan Buang Air Besar

Sembarangan (BABS). Karena meskipun malu tetapi masyarakat

masih tetap melakukan Buang Air Besar Sembarangan (BABS)

14%

70%

16%

Pernyataan ke-20

Sangat Setuju

Setuju

Tidak Setuju

Sangat Tidak Setuju

Page 131: EFEKTIVITAS STRATEGI PROGRAM SANITASI TOTAL …

111

dengan alasan tidak punya jamban, atau akses terhadap jamban umum

sangat jauh, atau karena sudah terbiasa memanfaatkan lahan pertanian.

Salah satu cara menghilangkan rasa malu adalah mencari tempat lain

yang lebih tertutup atau tempat yang jarang dilalui oleh orang lain.

Sehingga pemicuan tidak membuat masyarakat menjadi malu

melakukan Buang Air Besar Sembarangan (BABS) dan berpindah

menggunakan jamban yang tersedia. Faktor kenyamanan juga menjadi

salah satu penyebab masyarakat masih melakukan Buang Air Besar

Sembarangan (BABS).

Diagram 4.27

Masyarakat Menyusun Rencana Pembangunan Jamban

Sumber : data diolah peneliti, 2018

Dari diagram 4.27 diatas, sebagian besar responden menjawab

tidak setuju yaitu 78% atau sebanyak 78 responden dan 22% lainnya

atau sebanyak 22 responden menjawab sangat tidak setuju untuk

pernyataan setelah mengikuti pemicuan masyarakat menyusun

rencana pembangunan jamban. Karena setelah pemicuan tidak ada

78%

22%

Pernyataan ke-21

Sangat Setuju

Setuju

Tidak Setuju

Sangat Tidak Setuju

Page 132: EFEKTIVITAS STRATEGI PROGRAM SANITASI TOTAL …

112

kelanjutan dari masyarakat, sehingga tidak ada rencana membangun

jamban. Selain itu, sebetulnya di beberapa kampung telah dibangun

MCK umum yang bisa dimanfaatkan masyarakat, namun hanya

bertahan beberapa bulan dan tidak terpakai lagi.

Salah satu kampung di Kelurahan Kilasah, yaitu kampung Kilasah

3 bahkan terdapat mitos di MCK umum yang dibangun oleh

pemerintah melalui program NUSP. MCK tersebut tidak digunakan

selama hampir satu tahun karena masyarakat tidak ada yang

membayar iuran dan tidak ada yang membersihkan kamar mandi yang

ada. Karena telah lama tidak digunakan, kamar mandi tersebut dihuni

oleh makhluk lain yang diyakini masyarakat sebagai “uka-uka”. Mitos

yang beredar adalah setiap hari Selasa dan Kamis, akan ada anak kecil

yang kesurupan jika melihat kearah kamar mandi tersebut. Karena

letak kamar mandi berdekatan dengan madrasah dan tempat mengaji

anak-anak di kampung tersebut. Sehingga banyak orang tua yang lebih

memilih anaknya Buang Air Besar Sembarangan (BABS) daripada

menggunakan kamar mandi tersebut. Akibat mitos tersebut, kamar

mandi yang telah dibangun oleh pemerintah tidak pernah digunakan

lagi dan terbengkalai. Bahkan lampu nya saja sudah hilang, meskipun

bangunannya masih sangat bagus.

Page 133: EFEKTIVITAS STRATEGI PROGRAM SANITASI TOTAL …

113

Diagram 4.28

Tidak Ada Masyarakat yang Melakukan Buang Air Besar

Sembarangan

Sumber : diolah peneliti, 2018

Dari diagram diatas terlihat bahwa sebagian besar responden

memilih jawaban tidak setuju, yaitu 78% atau sebanyak 78 responden

dan 22% atau sebanyak 22 responden memilh jawaban sangat tidak

setuju untuk pernyataan bahwa setelah pemicuan tidak ada masyarakat

yang melakukan Buang Air Besar Sembarangan (BABS). Hal ini

dikarenakan meskipun telah dilakukan pemicuan tetapi masyarakat

masih tetap melakukan Buang Air Besar Sembarangan (BABS).

Selain ekonomi dan kebiasaan, faktor lainnya adalah karena mitos

yang beredar di masyarakat. Salah satunya adalah di Kampung

Kesaud, Kelurahan Warung Jaud. Terdapat masyarakat yang tidak

mau membangun jamban di dalam rumah karena tidak bagus jika

jamban yang merupakan tempat membuang kotoran ada di dalam

78%

22%

Pernyataan ke-22

Sangat Setuju

Setuju

Tidak Setuju

Sangat Tidak Setuju

Page 134: EFEKTIVITAS STRATEGI PROGRAM SANITASI TOTAL …

114

rumah, sehingga lebih memilih menggunakan lahan pertanian yang

jauh dari rumahnya. Meskipun masyarakat menyadari bahaya Buang

Air Besar Sembarangan (BABS) tetapi tidak mengurangi perilaku

masyarakat untuk melakukan Buang Air Besar Sembarangan (BABS).

Terkadang ada masyarakat yang sudah memiliki jamban tetapi masih

melakukan Buang Air Besar Sembarangan (BABS) karena sudah

terbiasa. Dari diagram diatas, dapat disimpulkan bahwa responden

tidak setuju untuk pernyataan setelah pemicuan tidak ada masyarakat

yang melakukan Buang Air Besar Sembarangan (BABS).

Diagram 4.29

Jumlah Tenaga Pemicuan Sudah Cukup

Sumber : data diolah peneliti, 2018

Dari diagram 4.29 diatas, terlihat sebanyak 3% atau 3 responden

memilih jawaban setuju, sedangkan 77% atau sebanyak 77 responden

menjawab setuju dan sisanya 20% atau sebanyak 20 responden

3%

77%

20%

Pernyataan ke-23

Sangat Setuju

Setuju

Tidak Setuju

Sangat Tidak Setuju

Page 135: EFEKTIVITAS STRATEGI PROGRAM SANITASI TOTAL …

115

menjawab tidak setuju. Masyarakat yang menjawab sangat setuju dan

setuju beranggapan bahwa jumlah tenaga pemicuan sudah cukup

untuk melakukan pemicuan. Karena sudah ada perwakilan dari bidang

yang berkaitan, seperti sanitarian yang mengerti tentang sanitasi dari

puskesmas, kader posyandu yang juga merupakan warga yang tinggal

dilingkungan mereka, ada juga bidan yang membantu menjelaskan

kepada masyarakat dari segi kesehatan jika ada pertanyaan yang

berkaitan dengan kesehatan yang ditanyakan oleh masyarakat, serta

tokoh masyarakat yang diwakilkan oleh Bu RT. Semuanya sudah

mewakili di tiap bidangnya, sehingga dikatakan sudah cukup.

Sedangkan masyarakat yang memilih tidak setuju dikarenakan jumlah

tenaga yang melakukan pemicuan tidak seimbang dengan jumlah

masyarakat yang datang. Meskipun demikian, untuk pernyataan

mengenai jumlah tenaga pemicuan sudah cukup, responden memilih

setuju.

Page 136: EFEKTIVITAS STRATEGI PROGRAM SANITASI TOTAL …

116

Diagram 4.30

Sarana dan Prasarana Penunjang Sudah Memadai

Sumber : data diolah peneliti, 2018

Dari diagram 4.30 diatas, dapat dilihat sebagian besar responden

memilih jawaban setuju, yaitu 86% atau sebanyak 86 responden, 7%

atau sebanyak 7 responden memilih sangat setuju dan 7% atau 7

reponden lainnya memilih tidak setuju dengan pernyataan bahwa

sarana dan prasarana penunjang pemicuan sudah memadai.

Sarana dan prasarana yang diperlukan untuk pemicuan tidaklah

banyak, karena yang terpenting dari pemicuan adalah bagaimana

diskusi yang dilakukan dapat memicu masyarakat untuk mau merubah

kebiasaannya menjadi lebih higienis dan saniter. Responden memilih

setuju karena melihat bahwa sarana dan prasarana sudah memadai

untuk melakukan pemicuan. Sedangkan responden yang memilih tidak

setuju beranggapan bahwa masih ada yang kurang ketika perkumpulan

7%

86%

7%

Pernyataan ke-24

Sangat Setuju

Setuju

Tidak Setuju

Sangat Tidak Setuju

Page 137: EFEKTIVITAS STRATEGI PROGRAM SANITASI TOTAL …

117

berlangsung, karena ketika masyarakat dikumpulkan untuk sebuah

kegiatan, maka tidak jarang yang beranggapan mendapatkan uang atau

bantuan. Akan tetapi, karena program ini tidak mendapatkan

anggaran dari pemerintah, sehingga untuk menunjang pemicuan hanya

disediakan minuman saja. Hal ini pula yang menyulitkan

mengumpulkan masyarakat untuk mengikuti pemicuan, karena tidak

ada sesuatu yang bisa menarik minat masyarakat untuk berkumpul.

Dan karena sifatnya yang sukarela, pelaku pemicuan tidak

memaksakan agar semua masyarakat mau mengikuti perkumpulan.

Meskipun demikian, melihat dari hasil penyebaran kuesioner,

masyarakat menyetujui pernyataan bahwa sarana dan sarana

penunjang pemicuan sudah memadai.

Page 138: EFEKTIVITAS STRATEGI PROGRAM SANITASI TOTAL …

118

Diagram 4.31

Pendampingan Setelah Pemicuan

Sumber : data diolah peneliti, 2018

Dari diagram diatas, dapat dilihat bahwa sebagian besar

masyarakat menjawab tidak setuju yaitu 89% atau sebanyak 89

responden, sedangkan 11% atau sebanyak 11 responden lainnya

menjawab sangat tidak setuju. Masyarakat menjawab tidak setuju

karena setelah pemicuan tidak ada pendampingan dari pelaku

pemicuan. Ketika ditanyakan kepada kader disalah satu kampung,

terkadang sanitarian datang ke kampung untuk mengecek dan

menanyakan kemajuan setelah pemicuan. Hanya saja pengecekan

tersebut tidak merata di semua kampung yang sudah di lakukan

pemicuan, dan juga karena sanitarian hanya sendiri sehingga

pendekatan antara pelaku pemicuan dengan masyarakat menjadi

89%

11%

Pernyataan ke-25

Sangat Setuju

Setuju

Tidak Setuju

Sangat Tidak Setuju

Page 139: EFEKTIVITAS STRATEGI PROGRAM SANITASI TOTAL …

119

kurang terutama setelah pemicuan. Sehingga masyarakat beranggapan

tidak ada pendampingan setelah pemicuan.

Padahal pendampingan setelah pemicuan merupakan bagian yang

penting. Selain untuk melihat hasil dari pemicuan, pendampingan juga

dapat membantu pelaku pemicuan untuk melihat potensi masyarakat

yang nantinya bisa menjadi Natural Leader yang bisa mengajak

masyarakat agar mau merubah perilakunya menjadi lebih higienis dan

saniter. Meskipun demikian, melihat dari diagram 4.31 diketahui

bahwa responden tidak setuju dengan pernyataan terdapat

pendampingan setelah pemicuan.

Diagram 4.32

Tindak Lanjut Setelah Pemicuan

Sumber : data diolah peneliti, 2018

Untuk pernyataan terakhir pada diagram 4.32 dapat dilihat bahwa

sebagian besar responden menjawab tidak setuju yaitu 78% atau

78%

22%

Pernyataan ke-26

Sangat Setuju

Setuju

Tidak Setuju

Sangat Tidak Setuju

Page 140: EFEKTIVITAS STRATEGI PROGRAM SANITASI TOTAL …

120

sebanyak 78 responden dan 22% atau sebanyak 22 responden lainnya

menjawab sangat tidak setuju. Karena setelah pemicuan tidak ada

kelanjutan apapun dari masyarakat. Meskipun pelaku pemicuan sudah

memberikan masukan untuk menggunakan MCK umum yang telah

tersedia dan menetapkan iuran, tetapi banyak masyarakat yang

menolak. Karena untuk keperluan sehari-hari saja masyarakat masih

kesulitan, meskipun tidak semua masyarakat berpendapat demikian.

Sehingga tidak ada kelanjutan dari pemicuan yang dilakukan oleh

pelaku pemicuan, karena dari masyarakatnya sendiri belum

mementingkan kesehatan dan pembangunan jamban untuk hidup yang

lebih higienis dan saniter. Sehingga pemicuan yang dilakukan oleh

pelaku pemicuan hanya sekedar perkumpulan saja tanpa ada

kelanjutannya.

Tetapi tidak sedikit masyarakat yang terpicu untuk membangun

jamban sendiri, sehingga sanitarian mencari opsi jamban yang murah

agar bisa membantu masyarakat dan tidak memberatkan dalam hal

biaya untuk membangun jamban. Melihat dari diagram 4.32 diketahui

responden tidak setuju dengan pernyataan bahwa terdapat tindak

lanjut dari masyarakat setelah pemicuan.

Page 141: EFEKTIVITAS STRATEGI PROGRAM SANITASI TOTAL …

121

4.3 Pengujian Persyaratan Statistik

4.4.1 Uji Validitas

Uji Validitas instrumen dilakukan guna menjaga ketetapan dan

kecermatan suatu alat ukut dalam melakukan fungsi ukurnya. Uji ini

digunakan untuk mengukur sah atau valid tidaknya sebuah kuesioner.

Adapun rumus yang digunakan adalah Product moment dengan hasil

sebagai berikut :

Tabel 4.5

Hasil Uji Validitas Instrumen Penelitian

No r hitung r tabel Keterangan

1. - 0,051 0,1966 Tidak Valid

2. 0,374 0,1966 Valid

3. 0,413 0,1966 Valid

4. 0,368 0,1966 Valid

5. 0,295 0,1966 Valid

6. 0,381 0,1966 Valid

7. 0,407 0,1966 Valid

8. 0,426 0,1966 Valid

9. 0,223 0,1966 Valid

10. 0,402 0,1966 Valid

11. 0,386 0,1966 Valid

12. 0,257 0,1966 Valid

13. 0,230 0,1966 Valid

14. 0,551 0,1966 Valid

15. 0,507 0,1966 Valid

16. 0,247 0,1966 Valid

Page 142: EFEKTIVITAS STRATEGI PROGRAM SANITASI TOTAL …

122

17. 0,642 0,1966 Valid

18. 0,640 0,1966 Valid

19. 0,434 0,1966 Valid

20. 0,606 0,1966 Valid

21. 0,408 0,1966 Valid

22. 0,492 0,1966 Valid

23. 0,412 0,1966 Valid

24. - 0,074 0,1966 Tidak Valid

25. 0,087 0,1966 Tidak Valid

26. 0,318 0,1966 Valid

Sumber : SPSS, 2018

Butir instrumen pada kuesioner dinyatakan valid apabila r hitung >

r tabel, dan dinyatakan tidak valid jika r hitung < r tabel. Pengujian

validitas pada penelitian ini menggunakan SPSS versi 23 yang

menghasilkan data tabel di atas. Berdasarkan tabel di atas dapat

diketahui bahwa dari 26 butir pernyataan yang ada terdapat 3 butir

pernyataan yang tidak valid, yaitu pernyataan nomor 1, 24 dan 25.

Page 143: EFEKTIVITAS STRATEGI PROGRAM SANITASI TOTAL …

123

4.4.2 Uji Reliabilitas

Uji Reliabilitas dilakukan untuk menjaga kehandalan dari sebuah

instrumen atau alat ukur. Instrumen yang di uji reliabilitas adalah

instrumen yang dinyatakan valid, karena isntrumen yang dinyatakan

tidak valid tidak bisa di lakukan uji reliabilitas. Pada penelitian ini

pengujian reliabilitas menggunakan SPSS 23 dengan menggunakan

Alpha Cronbach. Berikut hasil pengujian reliabilitas :

Tabel 4.6

Hasil Uji Reliabilitas

Sumber : SPSS, 2018

Dari tabel di atas, terlihat hasil pengujian reliabilitas adalah

sebesar 0,779. Jumlah N atau jumlah item pada tabel hasil pengujian

adalah 23, karena hanya 23 pernyataan yang valid dan dapat

dimasukkan dalam pengujian reliabilitas. Data di katakan reliabel

apabila memenuhi persyaratan berikut :

Cronbach'

s Alpha N of Items

.779 23

Reliability Statistics

Page 144: EFEKTIVITAS STRATEGI PROGRAM SANITASI TOTAL …

124

Tabel 4.7

Kriteria Uji Reliablitias

No. Nilai Korelasi Kriteria

1. 0,80 < n ≤ 1,00 Sangat Tinggi

2. 0,60 < n ≤ 0,80 Tinggi

3. 0,40 < n ≤ 0,60 Sedang

4. 0,20 < n ≤ 0,40 Rendah

5. 0,00 < n ≤ 0,20 Sangat Rendah

Sumber : Suherman, 2001-156

Berdasarkan tabel diatas, maka hasil perhitungan uji reliabilitas

yaitu 0,779 masuk pada kriteria tinggi karena angka tersebut berada

di antara 0,61 < 0,779 ≤ 0,80. Sehingga dapat dikatakan reliabel.

4.4.3 Uji Normalitas

Uji Normalitas adalah sebuah uji yang dilakukan dengan tujuan

untuk menilai sebaran data pada sebuah kelompok data atau variabel,

apakah sebaran data tersebut berdistribusi normal ataukah tidak. Data

yang baik dan layak digunakan dalam penelitian adalah data yang

memiliki distribusi normal. (Nugroho, 2005:18). Peneliti

menggunakan uji normalitas dengan menggunakan rumus Skewness

dan Kurtosi, dimana data dikatakan berdistribusi normal apabila nilai

Skewness dan Kurtosis berada di antara 2 dan -2. Dalam penelitian ini,

perhitungan uji normalitas menggunakan menggunakan aplikasi SPSS

dengan hasil sebagai berikut :

Page 145: EFEKTIVITAS STRATEGI PROGRAM SANITASI TOTAL …

125

Tabel 4.8

Hasil Uji Normalitas

Sumber : SPSS, 2018

Nilai Skewness dari hasil perhitungan menggunakan SPSS adalah

sebesar -0.441 dan nilai Kurtosis adalah sebesar -0,277. Untuk

menentukan normal atau tidaknya persebaran dapat dihitung dengan

membandingkan nilai ratio Skewness dengan Std.Error Skewness dan

membandingkan nilai ratio Kurtosis dengan Std.Error Kurtosis. Hasil

perhitungannya adalah sebagai berikut :

- Nilai Skewness/Std. Error Skewness = -0,411/0,241 = -1,705

- Nilai Kurtosis/Std. Error Kurtosis = -0,277/0,478 = -0,579

Dari perhitungan tersebut didapatkan hasil bahwa perhitungan

Skewness dan Kurtosis berada diantara nilai 2 dan -2. Sehingga dapat

dikatakan bahwa data yang ada berdistribusi normal.

N

Statistic Statistic Std. Error Statistic Std. Error

VAR00001100 -.411 .241 -.277 .478

Valid N

(listwise)100

Descriptive Statistics

Skewness Kurtosis

Page 146: EFEKTIVITAS STRATEGI PROGRAM SANITASI TOTAL …

126

4.4 Pengujian Hipotesis Penelitian

Uji Hipotesis atau t-test digunakan untuk menguji hipotesis deskriptif satu

atau dua variabel yang datanya berbentuk interval atau ratio. Untuk

menganalisis tingkat partisipasi Pria maka dalam pengujian hipotesis

deskriptif digunakan uji t-test satu variabel. Hipotesis dalam penelitian ini

adalah hipotesis nol (Ho) tercapai kurang dari atau sama dengan 65% (≤) dan

hipotesis alternatifnya (Ha) tercapai lebih dari 65% (>), Sehingga yang

digunakan adalah uji pihak kanan. Dengan demikian berlaku ketentuan

dimana :

- Jika thitung < ttabel maka Ho diterima dan Ha ditolak

- Jika thitung > ttabel maka Ho ditolak dan Ha diterima

Uji ini dimaksudkan untuk mengetahui apakah hipotesis yang diuji dapat

digeneralisasikan atau tidak. Untuk mennguji Hipotesis penelitian, peneliti

menggunakan SPSS dengan hasil berikut :

Tabel 4.9

Hasil Uji Hipotesis

N Mean

Std.

Deviation

Std. Error

Mean

VAR00028100 65.83 4.353 .435

One-Sample Statistics

Page 147: EFEKTIVITAS STRATEGI PROGRAM SANITASI TOTAL …

127

One-Sample Test

Test Value = 67.6

t df Sig. (2-

tailed)

Mean

Difference

95% Confidence Interval

of the Difference

Lower Upper

VAR00001 -4.066 99 .000 -1.770 -2.63 -.91

Sumber : SPSS, 2018

Rumus yang digunakan untuk menguji hipotesis adalah t-test satu sampel.

Skor ideal dalam penelitian ini adalah 4 x 26 x 100 = 10.400 (4 adalah nilai

tertinggi dari item pernyataan yang ada menurut skala Likert, 26 adalah

jumlah item pernyataan yang ada dan 100 adalah jumlah respondedn

berdasarkan hasil perhitungan sampel). Dan nilai rata-rata nya adalah 10.400 :

100 = 104. Sehingga untuk mengukur berdasarkan nilai yang telah di

hipotesiskan adalah tertinggi mencapai 65% dari yang diharapkan, ini berarti

65% x 104 = 67.6. Nilai ini digunakan sebagai test value pada SPSS.

Berdasarkan hasil perhitungan dengan SPSS, di dapatkan nilai thitung yaitu

sebesar -4,066. Nilai thitung selanjutnya dibandingkan dengan ttabel pada dk n-1

dan α 10% untuk uji satu pihak kanan, didapat nilai ttabel yaitu 1,660. Karena

thitung < ttabel dan jatuh pada daerah penerimaan Ho, maka hipotesis nol (Ho) di

terima dan hipotesis alternatif (Ha) di tolak. Hal ini dapat dilihat pada gambar

berikut :

Page 148: EFEKTIVITAS STRATEGI PROGRAM SANITASI TOTAL …

128

Gambar 4.1

Kurva Penerimaan dan Penolakan Hipotesis untuk Uji Hipotesis Pihak

Kanan

Ho diterima, Ha ditolak Ha diterima, Ho ditolak

-4,066 0 1,660

Dari perbandingan jumlah data yang terkumpul dengan skor ideal,

ditemukan bahwa Efektivitas Strategi Program Sanitasi Total Berbasis

Masyarakat di Puskesmas Kilasah Kecamatan Kasemen, yaitu :

1 1 = 1

Berdasarkan perhitungan diatas, dapat diketahui bahwa Efektivitas Strategi

Program Sanitasi Total Berbasis Masyarakat di Puskesmas Kilasah Kecamatan

Kasemen adalah sebesar 63%.

Page 149: EFEKTIVITAS STRATEGI PROGRAM SANITASI TOTAL …

129

4.5 Interpretasi Hasil Penelitian

Setelah melakukan serangkaian pengujian, hal selanjutnya yang dilakukan

adalah menjawab rumusan masalah yang telah dirumuskan sebelumnya pada

Bab Pendahuluan. Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah seberapa

besar efektivitas strategi program Sanitasi Berbasis Masyarakat pilar pertama

untuk mengurangi perilaku Buang Air Besar Sembarangan di wilayah

Puskesmas Kilasah.

Dari hasil pengujian hipotesis yang menggunakan rumus t-tes satu sampel

dengan uji pihak kanan, didapatkan hasil jika t hitung < t tabel yang dapat

diartikan bahwa Ho diterima dan Ha ditolak. Hasil perhitungan hipotesis

mencapai angka 63% dari angka maskimal 65% dan ini dapat dikatakan

efektif karena nilai 63% berada dalam kategori interval kurang efektif dan

efektif dan lebih mendekati efektif. Hal ini dapat dilihat pada gambar berikut :

Gambar 4.2

Kategori Efektivitas

Tidak efektif Kurang efektif Efektif Sangat efektif

25% 50% 75% 100%

63%

Page 150: EFEKTIVITAS STRATEGI PROGRAM SANITASI TOTAL …

130

Indikator skor efektivitas tersebut juga didapatkan dari Skala Likert yang

digunakan dalam penelitian ini. Indikator skor tersebut dapat dilihat pada tabel

berikut :

Tabel 4.10

Indikator Skor Hasil Penelitian

No. Nilai Keterangan

1. 1% - 25,99% Tidak efektif

2. 26% - 50,99% Kurang efektif

3. 51% - 75,99% Efektif

4. 76% - 100% Sangat efektif

Sumber : Skala Likert, Pengolahan data, 2018

Sehingga dapat di interpretasikan untuk menjawab rumusan masalah yaitu

bahwa Efektivitas Strategi Program Sanitasi Total Berbasis Masyarakat

(STBM) Pilar Pertama di Puskesmas Kilasah Kecamatan Kasemen Kota

Serang adalah sebesar 63% yang berarti efektif.

Page 151: EFEKTIVITAS STRATEGI PROGRAM SANITASI TOTAL …

131

4.6 Pembahasan

Pada pembahasan penelitian ini, peneliti akan memaparkan mengenai hasil

pengujian hipotesis, dimana dalam hasil pengujian hipotesis dengan

menggunakan rumus t-test satu sampel dengan menguji pihak kanan tersebut

diketahui bahwa Efektivitas Strategi Program Sanitasi Total Berbasis

Masyarakat (STBM) Pilar Pertama di Puskesmas Kilasah, Kecamatan

Kasemen, Kota Serang kurang dari atau sama dengan 65%. Berdasarkan hasil

penghitungan didapatkan hasil bahwa nilai t hitung < t tabel dan hal itu dapat

menandakan bahwa Ho diterima dan Ha ditolak. Karena berdasarkan data

pengujian hipotesis diatas, dijelaskan bahwa Efektivitas Strategi Program

Sanitasi Total Berbasis Masyarakat di puskesmas kilasah hanya mencapai

angka 63% dari angka yang diharapkan yakni 65% yang artinya strategi

program Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) Pilar Pertama di

Puskesmas Kilasah, Kecamatan Kasemen, Kota Serang sudah berjalan secara

efektif.

Berikut adalah pemaparan hasil penyebaran kuesioner yang terbagi kedalam

tiga indikator berdasarkan atas teori Efeketivitas dari Duncan dalam Richard

M. Steers (1985:53).

Page 152: EFEKTIVITAS STRATEGI PROGRAM SANITASI TOTAL …

132

1. Indikator Pencapaian Tujuan

Indikator pencapaian tujuan mencakup pernyataan nomor 1 sampai

dengan pernyataan nomor 6. Indikator ini mengukur efektivitas dilihat dari

pencapaian tujuannya. Pada indikator ini terdapat 2 subindikator yaitu

kurun waktu dan sasaran program. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada

diagram berikut :

Diagram 4.33

Subindikator Kurun Waktu

Sumber : data diolah peneliti, 2018

Subindikator kurun waktu mencakup pernyataan nomor 1 sampai

dengan nomor 3. Berdasarkan diagram 4.33 untuk subindikator kurun

waktu, dapat dilihat bahwa sebagian besar hasilnya berada di antara 2,52

sampai 3,27 yang berarti untuk subindikator kurun waktu termasuk

kedalam kategori efektif. Ini berarti, dari 100 responden memilih setuju

2.90 2.89

1.81

0.00

0.50

1.00

1.50

2.00

2.50

3.00

3.50

4.00

P1 P2 P3

Kurun Waktu

Page 153: EFEKTIVITAS STRATEGI PROGRAM SANITASI TOTAL …

133

dengan pernyataan bahwa pemilihan waktu pemicuan sudah baik dan

lama pelaksanaan pemicuan sudah cukup. Tetapi untuk pernyataan ketiga

mengenai adanya pemicuan ulang mendapatkan nilai terendah, yaitu 1,81

yang artinya tidak efektif. Karena pemicuan hanya dilakukan sekali saja

dan ini dianggap masih kurang untuk merubah perilaku masyarakat

sedangkan salah satu strategi dalam program Sanitasi Total Berbasis

Masyarakat (STBM) adalah menciptakan perilaku komunitas yang

higienis dan saniter untuk mendukung terciptanya sanitasi total.

Meskipun mendapatkan nilai efektif untuk subindikator kurun waktu,

tetapi tidak ada perubahan perilaku pada masyarakat sehingga belum

mencapai strategi yang telah ditetapkan sebelumnya.

Diagram 4.34

Subindikator Sasaran

Sumber : diolah peneliti, 2018

2.69 2.84 2.88

0.00

0.50

1.00

1.50

2.00

2.50

3.00

3.50

4.00

P4 P5 P6

Sasaran

Page 154: EFEKTIVITAS STRATEGI PROGRAM SANITASI TOTAL …

134

Subindikator sasaran mencakup pernyataan nomor 4 sampai

dengan nomor 6. Berdasarkan diagram 4.34 untuk subindikator sasaran,

dapat dilihat bahwa sebagian besar hasilnya berada diantara 2,52 sampai

3,27 yang berarti untuk subindikator sasaran termasuk kedalam kategori

efektif. Ini berarti dari 100 responden memilih setuju dengan pernyataan

bahwa masyarakat yang mengikuti pemicuan adalah masyarakat yang

masih melakukan perilaku BABS, masyarakat yang belum memiliki

jamban dan partisipasi masyarakatnya dalam mengikuti pemicuan cukup

tinggi. Karena sasaran dalam pemicuan adalah komunitas yang dalam hal

ini adalah masyarakat yang masih melakukan perilaku BABS atau yang

belum memiliki jamban, serta masyarakat yang sudah memiliki jamban

dan tidak melakukan BABS sebagai pembanding dan pelaku pemicuan

sebagai fasilitator. Hal ini sesuai dengan salah satu strategi dalam

program Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) yaitu penciptaan

lingkungan yang kondusif dengan meningkatkan dukungan dari

pemerintah dan pemangku kepentingan lainnya dalam meningkatkan

perilaku higienis dan saniter. Atas pemaparan sebelumnya, peneliti

mengansumsikan bahwa untuk subindikator sasaran sudah efektiif.

Page 155: EFEKTIVITAS STRATEGI PROGRAM SANITASI TOTAL …

135

2. Indikator Integrasi

Indikator integrasi mencakup pernyataan nomor 7 sampai dengan

pernyataan nomor 16. Indikator ini mengukur efektifitas dilihat dari

integrasi atau pembaurannya. Pada indikator ini terdapat 2 subindikator

yaitu prosedur dan proses sosialisasi. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat

pada diagram berikut:

Diagram 4.35

Subindikator Prosedur

Sumber : diolah peneliti, 2018

Subindikator prosedur mencakup pernyataan nomor 7 sampai

dengan nomor 10. Berdasarkan diagram 4.35 untuk subindikator Prosedur

dapat dilihat bahwa sebagian besar hasilnya berada diantara 2,52 sampai

3,27 yang berarti untuk subindikator prosedur termasuk kedalam kategori

2.95 2.88 2.90 2.80

0.00

0.50

1.00

1.50

2.00

2.50

3.00

3.50

4.00

P7 P8 P9 P10

Prosedur

Page 156: EFEKTIVITAS STRATEGI PROGRAM SANITASI TOTAL …

136

efektif. Ini artinya dari 100 responden memilih setuju dengan pernyataan

bahwa pelaku pemicuan melakukan prosedur pemicuan dengan baik, yaitu

menyampaikan maksud dan tujuan dengan baik dan jelas, mencairkan

suasana dan membaur dengan masyarakat, membawa masyarakat untuk

ikut berdiskusi sehingga pemicuan sudah berjalan dengan baik.

Pendekatan dengan masyarakat sangat penting dalam pemicuan karena

dapat membantu mengembangkan kesadaran masyarakat tentang

konsekuensi dari kebiasaan BABS.

Diagram 4.36

Subindikator Proses Sosialisasi

Sumber : diolah peneliti, 2018

2.93 2.92

1.86

2.61 2.59

2.21

0.00

0.50

1.00

1.50

2.00

2.50

3.00

3.50

4.00

P11 P12 P13 P14 P15 P16

Proses Sosialisasi

Page 157: EFEKTIVITAS STRATEGI PROGRAM SANITASI TOTAL …

137

Subindikator proses sosialisasi mencakup pernyataan nomor 11

sampai dengan nomor 16. Berdasarkan diagram 4.36 untuk subindikator

proses sosialisasi, dapat dilihat bahwa sebagian besar hasilnya berada di

antara 2,52 sampai 3,27 yang berarti untuk subindikator proses sosialisasi

termasuk kedalam kategori efektif. Ini berarti, dari 100 responden memilih

setuju dengan pernyataan yang terdapat di kuesioner. Tetapi untuk

pernyataan ke-13 dan ke-16 mendapatkan nilai terendah yaitu 1,86 dan

2,21 dan berada di kategori tidak efektif. Pernyataan ke-13 mendapatkan

nilai rendah karena setelah pemicuan masyarakat tidak memberikan

masukan untuk mengatasi masalah BABS, sedangkan untuk pernyataan

ke-16 mendapatkan nilai rendah karena pemicuan tidak sesuai dengan

kebutuhan masyarakat. Sebagian besar masyarakat menginginkan adanya

pemberian jamban gratis, sedangkan dalam strategi program Sanitasi Total

Berbasis Maysarakat (STBM) meniadakan subsidi untuk penyediaan

fasilitas sanitasi dasar. Meskipun mendapatkan nilai rendah, tetapi sudah

sesuai dengan strategi yang disusun. Secara keseluruhan, untuk

subindikator proses sosialisasi dapat dikatakan sudah efektif berdasarkan

hasil penyebaran kuesioner, meskipun di beberapa pernyataan mendapakan

hasil rendah.

Page 158: EFEKTIVITAS STRATEGI PROGRAM SANITASI TOTAL …

138

3. Adaptasi

Indikator adaptasi mencakup pernyataan nomor 17 sampai dengan

pernyataan nomor 26. Indikator ini mengukur efektifitas dilihat dari proses

penyesuaian diri terhadap perubahan yang terjadi. Pada indikator ini

terdapat 2 subindikator yaitu peningkatan kemampuan dan sarana dan

prasarana. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada diagram berikut:

Diagram 4.37

Subindikator Peningkatan Kemampuan

Sumber : diolah peneliti, 2018

Subindikator peningkatan kemampuan mencakup pernyataan

nomor 17 sampai dengan nomor 22. Berdasarkan diagram 4.37 dapat

dilihat bahwa sebagian hasilnya berada di antara 2,52 sampai 3,27 dan

yang lainnya berada di antara 1,76 dan 2,51 yang berarti untuk

2.70 2.66 2.52

1.98 1.78 1.78

0.00

0.50

1.00

1.50

2.00

2.50

3.00

3.50

4.00

P17 P18 P19 P20 P21 P22

Peningkatan Kemampuan

Page 159: EFEKTIVITAS STRATEGI PROGRAM SANITASI TOTAL …

139

subindikator peningkatan kemampuan termasuk kedalam kategori kurang

efektif. Ini berarti, dari 100 responden memilih tidak setuju dengan

pernyataan yang terdapat pada kuesioner. Terutama untuk pernyataan

mengenai perilaku masyarakat setelah mengikuti pemicuan, karena setelah

pemicuan masyarakat masih tetap melakukan BABS. Hal ini terjadi karena

setelah pemicuan tidak ada kelanjutan dan pemantauan dari masyarakat

dan ini tidak sesuai dengan strategi program Sanitasi Total Berbasis

Masyarakat (STBM) mengenai pemantauan dan evaluasi dimana

dilakukan pemantauan terhadap kegiatan dalam lingkup komunitas oleh

masyarakat. Sehingga untuk subindikator peningkatan kemampuan

mendapatkan nilai rendah dan termasuk kategori kurang efektif

Diagram 4.38

Subindikator Sarana dan Prasarana

Sumber : diolah peneliti, 2018

2.83 3.00

1.89 1.78

0.00

0.50

1.00

1.50

2.00

2.50

3.00

3.50

4.00

P23 P24 P25 P26

Sarana dan Prasarana

Page 160: EFEKTIVITAS STRATEGI PROGRAM SANITASI TOTAL …

140

Subindikator sarana dan prasarana mencakup pernyataan nomor 23

sampai dengan nomor 26. Berdasarkan diagram 4.38 dapat dilihat bahwa

sebagian hasilnya efektif dan sebagian lagi hasilnya kurang efektif. Untuk

pernyataan yang mendapatkan nilai kurang efektif yaitu pernyataan nomor

25 dan nomor 26 mendapatkan nilai rendah karena setelah pemicuan tidak

ada pendampingan dan tindak lanjutnya. Sedangkan tindak lanjut setelah

pemicuan ini sangat penting karena tercantum dalam strategi Sanitasi Total

Berbasis Masyarakat (STBM) yaitu pemantauan dan evaluasi, dimana

masyarakat dan pelaku pemicuan berperan penting dalam memantau dan

mengevaluasi apakah pemicuan sudah berjalan dengan baik dan mampu

membawa perubahan perilaku atau tidak. Secara keseluruhan untuk

subindikator sarana dan prasarana masuk kedalam kategori kurang efektif.

Berdasarkan pemaparan diatas mengenai analisis per subindikator, maka

dapat disimpulkan sebagai berikut :

Tabel 4.11

Analisis Hipotesis Penelitian

No Subindikator Persentase (%)

1. Kurun Waktu 63%

2. Sasaran 70%

3. Prosedur 72%

4. Proses Sosialisasi 63%

5. Peningkatan Kemampuan 56%

6. Sarana dan Prasarana 59%

Sumber : data diolah peneliti, 2018

Page 161: EFEKTIVITAS STRATEGI PROGRAM SANITASI TOTAL …

141

BAB V

PENUTUP

1.21 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian Hipotesis yang telah dilakukan oleh peneliti

dan dipaparkan pada BAB IV mengenai Efektivitas Strategi Program Sanitasi

Total Berbasis Masyarakat (STBM) Pilar Pertama di Puskesmas Kilasah,

Kecamatan Kasemen, Kota Serang pada tahun 2017 dengan menggunakan teori

efektivitas dari Duncan (1973) dalam Richard M. Steers (1985:53) yang terdiri

dari 3 indikator, yaitu pencapaian tujuan, integrasi dan adaptasi. Didapatkan hasil

bahwa Efektivitas Strategi Program Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM)

Pilar Pertama di Puskesmas Kilasah, Kecamatan Kasemen, Kota Serang telah

mencapai angka 63% dari angka paling tinggi yang dihipotesiskan, yaitu 65%.

Sehingga dapat dikatakan sudah berjalan dengan efektif. Hal ini dapat dilihat pada

pemaparan perindikator berikut :

1. Untuk indikator Pencapaian Tujuan, didapatkan hasil 67% dari nilai

hipotesis tertinggi yaitu 65%. Hal ini berarti untuk indikator pencapaian

tujuan sudah berjalan dengan baik.

2. Untuk indikator Integrasi, didapatkan hasil 67% dari nilai hipotesis sebesar

65%. Hal ini berarti untuk indikator Integrasi sudah berjalan dengan baik

3. Untuk indikator Adaptasi, didapatkan hasil sebesar 58% dari nilai

hipotesis sebesar 65% dan ini dapat dikatakan belum berjalan dengan baik.

Page 162: EFEKTIVITAS STRATEGI PROGRAM SANITASI TOTAL …

142

1.22 Saran

Berdasarkan hasil dari penelitian ini, saran yang dapat diberikan oleh

peneliti yaitu :

a. Perlu adanya pendataan mengenai masyarakat mana saja yang mengikuti

pemicuan dan masyarakat mana saja yang berkeinginan merubah perilaku

menjadi lebih sehat dengan membangun jamban sendiri. Sehingga akan

memudahkan untuk melihat peningkatan sebelum dan sesudah

dilaksanakan pemicuan. Selain itu pendataan masyarakat yang

berkeinginan membangun jamban sendiri akan memudahkan apabila akan

ada pemberian bantuan jamban gratis dari sektor atau pihak yang lain,

agar tepat sasaran dan dapat mengurangi adanya kecurangan.

b. Perlu adanya pendekatan dengan masyarakat setelah dilaksanakannya

pemicuan. Pendekatan dengan masyarakat ini dimaksudkan agar

masyarakat semakin tergerak untuk merubah pola hidup nya dari yang

kurang sehat menjadi lebih sehat. Pendekatan dengan masyarakat juga

dilakukan agar terdata masyarakat mana saja yang berhasil merubah pola

hidupnya. Sehingga tujuan dari program Sanitasi Total Berbasis

Masyarakat (STBM) Pilar Pertama ini tercapai dan tepat sasaran.

c. Kiranya pihak-pihak yang terlibat dalam program Sanitasi Total Berbasis

Masyarakat (STBM) Pilar Pertama ini, terutama pelaku pemicuan atau tim

fasilitator mempertimbangkan untuk mengadakan pemicuan lebih dari

sekali dalam jangka waktu satu tahun. Selain agar lebih dekat dengan

masyarakat, pemicuan lebih dari sekali juga dapat melihat potensi yang

Page 163: EFEKTIVITAS STRATEGI PROGRAM SANITASI TOTAL …

143

ada di masyarakat untuk menjadi Natural Leader, yaitu anggota

masyarakat baik individu maupun kelompok masyarakat yang memotori

gerakan Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) Pilar Pertama di

masyarakat tersebut.

d. Perlunya peningkatan peran kader. Peran kader posyandu dalam pemicuan

Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) Pilar Pertama sangat penting.

Karena kader posyandu merupakan salah satu bagian tim fasilitator yang

tinggal di lingkungan tersebut dan memiliki pengetahuan lebih mengenai

kesehatan. Sehingga perlu adanya peningkatan peran kader posyandu tidak

hanya sebagai pendamping saat pemicuan atau penyambung tangan

bantuan dari pemerintah. Tetapi juga setelah selesai pemicuan, para kader

bisa melakukan pendekatan dengan masyarakat sekaligus monitoring dan

pengingat kepada masyarakat.

Page 164: EFEKTIVITAS STRATEGI PROGRAM SANITASI TOTAL …

xiv

DAFTAR PUSTAKA

Buku-buku

Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.

Jakarta : Rineka Cipta

Bhuono, Agung Nugroho. 2005. Strategi Jitu Memilih Metode Statistik Penelitian

Dengan SPSS. Yogyakarta : Andi

Bungin, Burhan. 2009. Metode Penelitian Kuantitatif Komunikasi, Ekonomi dan

Kebijakan. Jakarta : Kencana

David, Fred R. 2004. Manajemen Strategis. Jakarta : PT. Indeks Kelompok

Gramedia

Gie, The Liang. 2004. Ensiklopedia Administrasi. Jakarta : Gunung Agung

Hunger, J. David dan Wheelen. 2003. Manajemen Strategis. Yogyakarta : Andi

Mardalis. 2008. Metode Penelitian Suatu Pendekatan Proposal. Jakarta : Bumi

Aksara

Mardiasmo. 2006. Pengukuran Kinerja Sektor Publik. Yogyakarta : BPFE

Moenir, H.A.S. 2006. Manajemen Pelayanan Umum di Indonesia. Jakarta : Bumi

Aksara

Robbin, Stephen P. 2003. Perilaku Organisasi. Jakarta : PT Indeks Kelompok

Page 165: EFEKTIVITAS STRATEGI PROGRAM SANITASI TOTAL …

xv

Pearce dan Robinson. 1997. Manajemen Stratejik : Formulasi, Implementasi dan

Pengendalian. Jakarta : Binarupa Aksara

Siagian, Sondang. 2004. Manajemen Strategik. Yogyakarta : Andi

_________. 2009. Administrasi Pembangunan Konsep Dimensi Dan

Strateginya. Jakarta : PT Bumi Aksara

Streers, M. Richard. 1985. Efektivitas Organisasi. Jakarta : Erlangga

Sugiyono. 2016. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung :

Alfabeta

Suherman, Eman dkk. 2001. Strategi Pembelajaran Matematika Kontemporer.

Bandung : JICA

Tangkilisan, Hessel Nogi S. 2005. Manajemen Publik. Jakarta : PT Gramedia

Wahyudi, Agustini Sri. 1996. Manajemen Strategik (Pengantar Proses Berpikir

Strategik). Jakarta : Binarupa Aksara

Page 166: EFEKTIVITAS STRATEGI PROGRAM SANITASI TOTAL …

xvi

Dokumen-Dokumen

Peraturan Pemerintah Nomor 66 Tahun 2014 Tentang Kesehatan Lingkungan

Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 3 Tahun 2014 Tentang Sanitasi Total

Berbasis Masyarakat

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional Tahun 2015-2019

Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2016

Profil Kesehatan Kota Serang Tahun 2017

Laporan Studi EHRA Tahun 2017

Kecamatan Kasemen Dalam Angka Tahun 2017

Sumber Lainnya

Jurnal :

Budiani, Ni. Wayan, 2007. Efektivitas Program Penanggulangan Pengangguran

Karang Taruna “Eka Bhakti” Desa Sumerta Kelod Kecamatan Denpasar Timur

Kota Denpasar, Jurnal Ekonomi dan Sosial. Vol. 2, No. 1, Hal. 49-57

Duncan, Robert B., 1973. Multiple Decision-making Structures in Adapting to

Environmental Uncertainly : The Impact on Organizational Effeciveness, Human

Relations, Vol. 26, No. 3 Hal. 273-291

Page 167: EFEKTIVITAS STRATEGI PROGRAM SANITASI TOTAL …

xvii

Skripsi :

Mursi, 2016. Strategi Dinas Kota Serang Dalam Penyelenggaraan Kesehatan

Lingkungan di Kota Serang. Universitas Sultan Ageng Tirtayasa Serang

Nugraha, Moh. Fajar, 2015. Dampak Program Sanitasi Total Berbasis

Masyarakat (STBM) Pilar Pertama di Desa Gucialit Kecamatan Gucialit

Kabupaten Lumanjang. Universitas Airlangga

Website :

STBM Nasional. http://stbm-indonesia.org, 19 Desember 2017.

Aplikasi :

STBM-Smart Umum

IBM SPSS Statistics 23

Page 168: EFEKTIVITAS STRATEGI PROGRAM SANITASI TOTAL …

LAMPIRAN

Page 169: EFEKTIVITAS STRATEGI PROGRAM SANITASI TOTAL …

KUESIONER

Assalamu’alaikum Wr Wb

Dalam rangka penelitian saya yang berjudul “Efektivitas Strategi Program

Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) Pilar Pertama di Puskesmas Kilasah,

Kecamatan Kasemen Kota Serang”. Saya mengharapkan kesediaan Bapak/Ibu

untuk menjawab beberapa pertanyaan yang disediakan dalam kuesioner ini

dengan sebenar-benarnya. Atas kesediaan dan waktunya, saya mengucapkan

terima kasih.

Petunjuk pengisian Kuesioner :

1. Berilah tanda centang () pada jawaban yang Bapak/Ibu anggap sesuai

dan paling tepat.

Keterangan :

SS : Sangat Setuju

S : Setuju

TS : Tidak Setuju

STS : Sangat Tidak Setuju

2. Setiap pernyataan hanya memiliki satu alternatif jawaban

Identitas Responden

Nama : …………………

Jenis Kelamin : Laki-laki Perempuan

Usia : ……… Tahun

Pendidikan terakhir : SD SMP SMA/SMK Universitas/PT

Lainnya …….

Pekerjaan : …………………

Jumlah anggota keluarga : ……… Orang

Kelurahan/Kampung : …………………

Page 170: EFEKTIVITAS STRATEGI PROGRAM SANITASI TOTAL …

Kepemilikan Jamban

Memiliki jamban : Ya Tidak

Menggunakan jamban : Ya Tidak

No Pernyataan Penilaian

SS S TS STS

Kurun Waktu

1. Waktu pelaksanaan pemicuan sudah tepat

2. Lama waktu pelaksanaan pemicuan sudah cukup untuk

menimbulkan kesadaran masyarakat

3. Pelaksanaan pemicuan dilakukan secara berulang dalam

rentang waktu tertentu

Sasaran

4. Masyarakat yang mengikuti pemicuan adalah

masyarakat yang masih melakukan BABS

5. Masyarakat yang mengikuti pemicuan adalah

masyarakat yang tidak memiliki jamban

6. Partisipasi masyarakat dalam mengikuti pemicuan

sangat tinggi

Prosedur

7. Pelaku pemicuan menyampaikan maksud dan tujuan

pemicuan dengan baik dan jelas

8. Pelaku pemicuan dapat mencairkan suasana dan berbaur

dengan masyarakat

9. Pelaku pemicuan dapat membawa masyarakat untuk

ikut berdiskusi

10. Pemicuan yang dilakukan oleh pelaku pemicuan sudah

berjalan dengan baik

Proses sosialisasi

11. Selama pemicuan, masyarakat aktif menjawab

pertanyaan yang ditanyakan

12. Selama pemicuan, masyarakat mengikuti arahan yang

diminta oleh pelaku pemicuan

13. Selama pemicuan, masyarakat memberikan masukan

untuk mengatasi permasalahan mengenai BABS

14. Masyarakat mengikuti proses pemicuan dari awal

hingga akhir

15. Informasi yang disampaikan dalam pemicuan sudah

jelas dan dapat dipahami oleh masyarakat

Page 171: EFEKTIVITAS STRATEGI PROGRAM SANITASI TOTAL …

16. Pemicuan yang dilakukan sesuai dengan kebutuhan

masyarakat

Peningkatan Kemampuan

17. Setelah mengikuti pemicuan, masyarakat menyadari

pentingnya kesehatan

18. Setelah mengikuti pemicuan, masyarakat menyadari

bahaya perilaku BABS

19. Setelah mengikuti pemicuan, timbul keinginan untuk

membangun jamban sendiri

20 Setelah mengikuti pemicuan, masyarakat menjadi malu

melakukan BABS

21. Setelah mengikuti pemicuan, masyarakat menyusun

rencana pembangunan jamban sehat

22. Setelah mengikuti pemicuan, tidak ada masyarakat yang

melakukan BABS

Sarana dan prasarana

23. Jumlah tenaga yang melakukan pemicuan sudah cukup

24. Ketersediaan sarana dan prasarana penunjang pemicuan

sudah memadai

25. Adanya pendampingan dari tim fasilitator setelah

pelaksanaan pemicuan

26. Adanya tidak lanjut dari masyarakat setelah mengikuti

pemicuan

Terima kasih atas waktu dan kesediaannya

Page 172: EFEKTIVITAS STRATEGI PROGRAM SANITASI TOTAL …

DOKUMENTASI

Keadaan MCK Umum di Kelurahan Terumbu

Keadaan jamban yang tersumbat sabut kelapa

Keadaan MCK Umum lainnya di Kelurahan Terumbu

Page 173: EFEKTIVITAS STRATEGI PROGRAM SANITASI TOTAL …

MCK Umum di Kampung Sakdiah 1

MCK Umum yang terbengkalai di Kampung Kilasah 3

Keadaan MCK Umum di Kampung Kilasah 3

Page 174: EFEKTIVITAS STRATEGI PROGRAM SANITASI TOTAL …

Keadaan jamban yang terbengkalai

Dua orang anak sedang BAB di parit

Pengisian kuesioner dengan salah satu masyarakat

Page 175: EFEKTIVITAS STRATEGI PROGRAM SANITASI TOTAL …

Pengisian kuesioner dengan salah satu masyarakat

Wawancara dengan salah satu kader

Pengisian kuesioner dengan salah satu masyarakat

Page 176: EFEKTIVITAS STRATEGI PROGRAM SANITASI TOTAL …

Pengisian kuesioner dengan salah satu masyarakat

Pengisian kuesioner dengan salah satu masyarakat

Pengisian kuesioner dengan salah satu masyarakat

Page 177: EFEKTIVITAS STRATEGI PROGRAM SANITASI TOTAL …
Page 178: EFEKTIVITAS STRATEGI PROGRAM SANITASI TOTAL …

LAPORAN CAKUPAN KELUARGA DENGAN KEPEMILIKAN SARANA SANITASI DASAR MENURUT KECAMATAN

PUSKESMAS KILASAH

TAHUN 2017

NO KECAMATAN DESA/KELURAHAN JUMLAH

PENDUDUK JMLH KK

JAMBAN

JUMLAH KK

MEMILIKI

JUMLAH KK

DIPERIKSA

JUMLAH SEHAT

JML AKSES PEMAKAI JAMBAN

(jiwa)

% KK MEMILIKI

% KK DIPERIKSA

% SEHAT SELURUHNYA

% SEHAT YANG

DIPERIKSA

% AKSES JAMBAN

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14

1 KASEMEN KILASAH 7,670 1,655 475 98 77 490 28.70 5.92 16.21 78.57 6.39

2 MESJID PRIYAYI 7,920 1,920 550 75 59 375 28.65 13.64 10.73 78.67 4.73

3 WARUNG JAUD 9,237 2,340 547 179 145 895 23.38 32.72 26.51 81.01 9.69

4 TERUMBU 8,369 2,810 554 78 60 390 19.72 14.08 10.83 76.92 4.66

5 BENDUNG 6,797 1,840 455 29 19 145 24.73 6.37 4.18 65.52 2.13

JUMLAH 39,993 10,565 2,581 459 360 2,295 24.43 17.78 13.95 78.43 5.74

Page 179: EFEKTIVITAS STRATEGI PROGRAM SANITASI TOTAL …

STUDI EHRA 2017

KELURAHAN KEPADATAN

(JIWA/HA) JUMLAH

PERSENTASE KEMISKINAN

JUMLAH PERSENTASE

BABS JUMLAH

JUMLAH AGREGAT

JUMLAH JUSTIFIKASI

KEC. CURUG

Kamanisan 14.35 1 2.35 1 44.53 3 61.23 5.00

Pancalaksana 9.68 1 2.83 1 50.58 3 63.09 5.00

Tinggar 8.86 1 0.45 1 47.98 3 57.29 5.00

Cipete 10.27 1 2.37 1 36.25 3 48.88 5.00

Curugmanis 12.30 1 2.86 1 55.87 4 71.03 6.00

Sukalaksana 7.63 1 2.25 1 49.26 3 59.14 5.00

Sukawana 6.54 1 7.91 2 48.53 3 62.99 6.00

Curug 9.54 1 0.76 1 47.17 3 57.48 5.00

Sukajaya 9.79 1 1.81 1 41.81 3 53.41 5.00

Cilaku 13.11 1 3.67 1 41.62 3 58.41 5.00

KEC. WALANTAKA

Nyapah 14.96 1 4.39 1 47.60 3 66.96 5.00

Lebakwangi 12.61 1 3.09 1 51.61 3 67.31 5.00

Cigoong 19.53 1 7.90 2 67.54 4 94.98 7.00

Tegalsari 15.77 1 5.54 1 63.25 4 84.56 6.00

Pasuluhan 18.80 1 3.59 1 69.68 4 92.07 6.00

Pabuaran 12.22 1 4.55 1 27.38 2 44.15 4.00

Walantaka 12.70 1 2.28 1 42.23 3 57.21 5.00

Pengampelan 35.60 1 2.43 1 48.99 3 87.02 5.00

Pipitan 116.54 3 1.57 1 12.98 1 131.10 5.00

Kiara 12.42 1 1.84 1 38.55 3 52.81 5.00

Pageragung 20.09 1 7.14 2 51.98 3 79.21 6.00

Kalodran 17.20 1 2.38 1 19.89 2 39.47 4.00

Kepuren 35.97 1 3.11 1 27.35 2 66.43 4.00

Teritih 22.61 1 4.46 1 21.25 2 48.32 4.00

KEC. CIPOCOKJAYA

Gelam 13.76 1 7.70 2 54.36 4 75.81 7.00

Page 180: EFEKTIVITAS STRATEGI PROGRAM SANITASI TOTAL …

KELURAHAN KEPADATAN (JIWA/HA)

JUMLAH PERSENTASE KEMISKINAN

JUMLAH PERSENTASE BABS

JUMLAH JUMLAH AGREGAT

JUMLAH JUSTIFIKASI Dalung 48.64 1 1.69 1 5.36 1 55.68 3.00

Tembong 47.14 1 9.87 2 28.30 2 85.31 5.00

Karundang 29.58 1 7.02 2 27.70 2 64.30 5.00

Cipocok Jaya 90.26 2 2.73 1 23.24 2 116.24 5.00

Banjarsari 39.57 1 6.09 1 30.74 2 76.39 4.00

Banjaragung 16.07 1 3.63 1 14.73 1 34.44 3.00

Panancangan 67.60

6.50 1 6.15 1 80.25 2.00

KEC. SERANG

Serang 57.52 1 1.08 1 0.00 1 58.60 3.00

Cipare 220.17 4 2.38 1 31.08 2 253.63 7.00

Sumurpecung 68.83 2 1.54 1 0.00 1 70.38 4.00

Cimuncang 177.19 4 2.81 1 31.07 2 211.06 7.00

Kotabaru 111.64 2 2.10 1 21.36 2 135.10 5.00

Lontarbaru 94.76 2 1.29 1 1.83 1 97.88 4.00

Kagungan 114.02 3 3.24 1 3.37 1 120.64 5.00

Lopang 133.53 3 3.64 1 0.00 1 137.17 5.00

Unyur 86.17 2 3.40 1 10.34 1 99.91 4.00

Kaligandu 67.71 2 2.40 1 26.66 2 96.77 5.00

Terondol 43.39 1 11.98 2 37.85 3 93.23 6.00

Sukawana 26.99 1 15.43 3 69.50 4 111.93 8.00

KEC. TAKTAKAN

Cilowong 18.31 1 4.98 1 27.11 2 50.40 4.00

Sayar 5.89 1 16.32 3 15.58 1 37.79 5.00

Sepang 19.29 1 2.94 1 20.63 2 42.86 4.00

Pancur 5.64 1 6.04 1 28.55 2 40.22 4.00

Kalang Anyar 9.15 1 14.13 3 46.25 3 69.52 7.00

Kuranji 14.65 1 9.33 2 23.63 2 47.60 5.00

Panggungjati 44.14 1 4.38 1 32.29 2 80.81 4.00

Drangong 48.97 1 1.35 1 16.85 1 67.18 3.00

Taktakan 26.88 1 4.97 1 25.74 2 57.59 4.00

Umbul Tengah 17.32 1 3.37 1 42.45 3 63.13 5.00

Lialang 30.10 1 3.68 1 26.47 2 60.25 4.00

Tamanbaru 37.70 1 2.34 1 24.71 2 64.75 4.00

KEC. KASEMEN

Page 181: EFEKTIVITAS STRATEGI PROGRAM SANITASI TOTAL …

KELURAHAN KEPADATAN (JIWA/HA)

JUMLAH PERSENTASE KEMISKINAN

JUMLAH PERSENTASE BABS

JUMLAH JUMLAH AGREGAT

JUMLAH JUSTIFIKASI Kasemen 22.74 1 7.62 2 10.98 1 41.34 4.00

Warung Jaud 22.18 1 23.47 4 56.47 4 102.13 9.00

Mesjid Priyayi 25.65 1 20.73 4 39.38 3 85.76 8.00

Bendung 15.12 1 25.25 4 54.81 4 95.18 9.00

Terumbu 15.51 1 13.55 3 66.89 4 95.95 8.00

Sawah Luhur 7.33 1 9.70 2 56.83 4 73.85 7.00

Kilasah 10.86 1 24.66 4 61.30 4 96.83 9.00

Margaluyu 14.81 1 12.37 2 35.68 3 62.87 6.00

Kasunyatan 25.34 1 22.19 4 40.10 3 87.63 8.00

Banten 25.75 1 12.73 2 10.69 1 49.16 4.00

Keterangan:

Semakin padat diasumsikan semakin tinggi produksi limbah/sampah yang dihasilkan dan semakin sedikit area luas terbangun,

semakin miskin diasumsikan semakin lemah dalam mengakses sarana sanitasi layak, dan parameter lainnya lebih difokuskan pada

pengayaan variabel agar data yang diperolehpun lebih menjadi bervariasi.

Maksimal : - 9.00 Minimal : - 2.00 Interval : - 1.75

Risiko Sanitasi Rendah : 2.00 - 3.75 Risiko Sanitasi Sedang : 3.76 - 5.50 Risiko Sanitasi Tinggi : 5.51 - 7.25 Risiko Sanitasi Sangat Tinggi : 7.26 - 9.00

Page 182: EFEKTIVITAS STRATEGI PROGRAM SANITASI TOTAL …

TABULASI DATA

NO JENIS

KELAMIN UMUR

PEND. TERAKHIR

PEKERJAAN JUMLAH

ANGGOTA KELURAHAN KAMPUNG

MEMILIKI JAMBAN

MENGGUNAKAN JAMBAN

P1 P2 P3 P4 P5

1 P 30 SMP IRT 4 Bendung Ciwedus YA YA 4 2 1 2 2

2 P 45 SD IRT 1 Bendung Ciwedus TIDAK TIDAK 3 3 2 3 3

3 P 55 TDK SEKOLAH IRT 3 Bendung Ciwedus TIDAK TIDAK 3 3 2 3 3

4 P 30 SMP KREDIT BARANG 3 Bendung Ciwedus YA YA 3 3 2 2 2

5 P 35 SD IRT 5 Bendung Ciwedus YA YA 3 3 2 2 2

6 P 55 SD Tdk Kerja 3 Bendung Lamaran TIDAK YA 3 3 2 2 3

7 P 37 SD IRT 4 Bendung Lamaran TIDAK YA 3 3 2 3 3

8 P 36 SD IRT 4 Bendung Lamaran TIDAK YA 3 3 2 3 3

9 P 45 SD IRT 4 Bendung Lamaran TIDAK YA 4 3 2 2 3

10 P 40 SD IRT 4 Bendung Lamaran TIDAK YA 4 3 2 3 3

11 P 52 SD IRT 6 Bendung Lamaran TIDAK YA 3 3 2 3 3

12 P 34 SD IRT 5 Bendung Lamaran TIDAK YA 4 4 1 3 3

13 P 50 SD IRT 8 Bendung Sairah TIDAK YA 3 3 2 2 3

14 P 45 SD IRT 7 Bendung Sairah TIDAK YA 3 3 2 3 3

15 P 50 SD IRT 6 Bendung Bendung TIDAK TIDAK 3 3 2 3 3

16 P 55 SD Tdk Kerja 2 Bendung Bendung TIDAK YA 3 3 2 2 3

17 P 60 SD IRT 2 Bendung Bendung TIDAK TIDAK 3 3 2 3 3

18 P 40 SD IRT 7 Kilasah Kilasah 3 TIDAK TIDAK 3 3 2 3 3

19 P 50 TDK SEKOLAH IRT 5 Kilasah Kilasah 3 YA YA 3 3 2 3 3

20 P 40 TDK SEKOLAH IRT 2 Kilasah Kilasah 3 YA YA 3 3 2 2 2

21 P 45 TDK SEKOLAH IRT 6 Kilasah Kilasah 3 TIDAK TIDAK 3 3 2 2 2

22 P 28 SD IRT 2 Kilasah Kilasah 3 TIDAK TIDAK 3 2 2 2 2

23 P 45 SD IRT 5 Kilasah Kilasah 3 YA TIDAK 3 3 2 3 3

24 P 30 SD IRT 3 Kilasah Kilasah 3 TIDAK TIDAK 3 2 1 3 3

Page 183: EFEKTIVITAS STRATEGI PROGRAM SANITASI TOTAL …

25 P 35 SD IRT 6 Kilasah Kilasah 3 TIDAK TIDAK 3 3 2 3 3

26 P 55 TDK SEKOLAH IRT 4 Kilasah Kilasah 3 TIDAK TIDAK 3 2 1 2 3

27 P 40 SD IRT 8 Kilasah Kilasah 3 TIDAK TIDAK 3 3 2 3 3

28 P 44 SD IRT 3 Kilasah Sinaba TIDAK YA 2 4 2 3 4

29 P 53 SD PEDAGANG 6 Kilasah Sinaba YA YA 2 3 2 3 3

30 P 60 TDK SEKOLAH IRT 8 Kilasah Sinaba TIDAK TIDAK 3 3 2 2 2

31 P 47 SD IRT 4 Kilasah Sinaba TIDAK TIDAK 3 3 2 3 3

32 P 42 SD IRT 4 Kilasah Sinaba YA YA 3 2 2 3 3

33 P 51 SD IRT 6 Kilasah Sinaba TIDAK TIDAK 3 3 2 3 3

34 P 58 SD IRT 5 Kilasah Sinaba TIDAK TIDAK 3 3 2 3 3

35 P 45 SD IRT 5 Masjid Priyayi Priyayi Tengah YA YA 3 2 2 3 3

36 P 47 SD IRT 5 Masjid Priyayi Priyayi Tengah TIDAK TIDAK 3 3 1 3 3

37 P 52 SD IRT 4 Masjid Priyayi Priyayi Tengah TIDAK TIDAK 2 4 2 3 3

38 P 50 SD IRT 7 Masjid Priyayi Kebon Sawo YA YA 2 3 1 3 3

39 P 55 SD IRT 7 Masjid Priyayi Kebon Sawo TIDAK TIDAK 3 2 1 3 3

40 P 45 SD IRT 6 Masjid Priyayi Kebon Sawo TIDAK TIDAK 2 2 1 3 3

41 P 47 SD IRT 6 Masjid Priyayi Kebon Sawo YA YA 3 2 1 2 2

42 P 60 SD IRT 9 Masjid Priyayi Kebon Sawo TIDAK TIDAK 3 3 2 2 2

43 P 42 SD IRT 5 Masjid Priyayi Kebon Sawo YA YA 3 3 2 3 3

44 P 45 SD IRT 4 Masjid Priyayi Priyayi Tegal TIDAK TIDAK 3 3 2 3 3

45 P 40 SD IRT 4 Masjid Priyayi Priyayi Tegal TIDAK TIDAK 3 3 2 2 2

46 P 50 TDK SEKOLAH IRT 5 Masjid Priyayi Priyayi Tegal TIDAK YA 2 3 2 3 3

47 P 55 SD IRT 5 Masjid Priyayi Priyayi Tegal YA YA 2 3 2 3 4

48 P 49 SMP IRT 4 Masjid Priyayi Priyayi Tegal YA YA 3 2 2 2 3

49 P 55 TDK SEKOLAH IRT 4 Masjid Priyayi Priyayi Tegal TIDAK TIDAK 3 3 2 2 2

50 P 52 SD IRT 5 Masjid Priyayi Priyayi Tegal TIDAK TIDAK 3 3 2 3 3

51 P 39 SD IRT 4 Masjid Priyayi Priyayi Tegal TIDAK YA 3 3 2 2 3

Page 184: EFEKTIVITAS STRATEGI PROGRAM SANITASI TOTAL …

52 P 50 TDK SEKOLAH IRT 6 Masjid Priyayi Priyayi Tegal TIDAK TIDAK 3 3 1 3 3

53 P 35 SMP IRT 4 Warung Jaud Sakdiah 1 YA YA 3 2 2 3 3

54 P 27 SD IRT 4 Warung Jaud Sakdiah 1 TIDAK YA 3 3 2 3 3

55 P 22 SD IRT 3 Warung Jaud Sakdiah 1 TIDAK YA 3 2 1 2 3

56 P 38 SD IRT 5 Warung Jaud Sakdiah 1 TIDAK YA 3 3 2 3 3

57 P 25 SD IRT 3 Warung Jaud Sakdiah 1 TIDAK YA 3 3 2 3 3

58 P 39 SMP PEDAGANG 3 Warung Jaud Sakdiah 1 YA YA 3 2 1 3 3

59 P 34 SD IRT 4 Warung Jaud Sakdiah 1 TIDAK YA 2 3 2 3 3

60 P 45 SD IRT 5 Warung Jaud Sakdiah 1 TIDAK TIDAK 3 2 1 3 3

61 P 26 SD IRT 4 Warung Jaud Sakdiah 1 TIDAK YA 3 3 2 3 3

62 P 24 SD IRT 4 Warung Jaud Sakdiah 1 TIDAK YA 2 3 1 3 2

63 P 55 SD IRT 7 Warung Jaud Warung Pasar YA YA 3 3 2 3 3

64 P 45 SD IRT 5 Warung Jaud Warung Pasar TIDAK TIDAK 3 2 1 2 3

65 P 40 SD IRT 4 Warung Jaud Warung Pasar TIDAK TIDAK 2 3 2 3 3

66 P 40 SD IRT 4 Warung Jaud Warung Pasar YA YA 3 3 2 2 2

67 P 50 TDK SEKOLAH IRT 5 Warung Jaud Warung Pasar TIDAK TIDAK 2 3 2 3 3

68 P 60 SD IRT 9 Warung Jaud Warung Pasar TIDAK TIDAK 3 3 2 3 3

69 P 46 SD PEDAGANG 4 Warung Jaud Warung Pasar YA YA 4 3 2 2 3

70 P 36 SD IRT 4 Warung Jaud Warung Pasar YA YA 3 3 2 2 3

71 P 37 SD IRT 5 Warung Jaud Warung Pasar TIDAK YA 3 3 2 2 2

72 P 50 SD IRT 7 Warung Jaud Warung Pasar TIDAK TIDAK 3 3 2 3 3

73 P 45 SD IRT 5 Terumbu Terumbu YA YA 3 3 2 3 3

74 P 40 SD IRT 7 Terumbu Terumbu TIDAK TIDAK 3 3 2 3 3

75 P 36 SD IRT 6 Terumbu Terumbu TIDAK TIDAK 3 3 2 3 3

76 P 60 SD IRT 5 Terumbu Terumbu YA YA 3 3 2 3 3

77 P 50 SD IRT 8 Terumbu Terumbu TIDAK TIDAK 3 3 2 3 3

78 P 44 SD IRT 9 Terumbu Terumbu TIDAK TIDAK 3 3 2 3 3

Page 185: EFEKTIVITAS STRATEGI PROGRAM SANITASI TOTAL …

79 P 35 SD IRT 6 Terumbu Terumbu TIDAK TIDAK 3 3 2 3 3

80 P 56 SD IRT 5 Terumbu Babadan TIDAK TIDAK 3 3 2 3 3

81 P 45 SD IRT 5 Terumbu Babadan TIDAK TIDAK 3 3 2 3 3

82 P 40 SD BURUH 4 Terumbu Babadan TIDAK TIDAK 2 3 2 3 3

83 P 45 SD IRT 4 Terumbu Babadan TIDAK TIDAK 3 3 2 3 3

84 P 45 SD IRT 5 Terumbu Babadan TIDAK TIDAK 3 3 2 3 3

85 P 55 SD IRT 7 Terumbu Babadan YA YA 3 3 2 2 2

86 P 40 SD IRT 4 Terumbu Babadan TIDAK TIDAK 3 3 2 3 3

87 P 45 SD IRT 8 Terumbu Sampang 4 TIDAK TIDAK 3 2 1 2 2

88 p 55 SD IRT 7 Terumbu Sampang 4 YA YA 2 3 2 3 3

89 P 40 SD IRT 4 Terumbu Sampang 4 TIDAK TIDAK 2 3 2 3 3

90 P 40 SD IRT 6 Terumbu Sampang 4 TIDAK TIDAK 3 3 2 2 2

91 P 35 SD IRT 5 Terumbu Sampang 4 TIDAK TIDAK 3 3 2 2 2

92 P 50 SD IRT 6 Terumbu Sampang 4 TIDAK TIDAK 3 3 2 2 2

93 P 56 TDK SEKOLAH IRT 3 Terumbu Sampang 4 TIDAK TIDAK 3 3 1 3 3

94 P 55 TDK SEKOLAH IRT 6 Terumbu Sampang 4 TIDAK TIDAK 3 3 2 3 3

95 P 50 SD IRT 5 Terumbu Sampang 3 TIDAK TIDAK 3 3 1 2 3

96 P 57 TDK SEKOLAH IRT 4 Terumbu Sampang 3 YA YA 3 4 2 3 4

97 P 60 TDK SEKOLAH IRT 3 Terumbu Sampang 3 TIDAK TIDAK 2 3 2 3 3

98 P 55 TDK SEKOLAH IRT 4 Terumbu Sampang 2 TIDAK TIDAK 3 4 2 3 3

99 P 35 SD IRT 5 Terumbu Sampang 2 TIDAK TIDAK 3 3 2 2 3

100 P 50 TDK SEKOLAH IRT 6 Terumbu Sampang 2 TIDAK TIDAK 3 3 1 3 3

TOTAL 290 289 181 269 284

RATA-RATA 2.90 2.89 1.81 2.69 2.84

INDIKATOR E E KE E E

Page 186: EFEKTIVITAS STRATEGI PROGRAM SANITASI TOTAL …

P6 P7 P8 P9 P10 P11 P12 P13 P14 P15 P16 P17 P18 P19 P20 P21 P22 P23 P24 P25 P26 SKOR

2 3 3 3 3 2 3 2 3 3 3 3 3 3 3 2 2 3 3 2 2 67

3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 2 3 3 3 2 2 2 3 3 2 2 70

3 3 3 3 3 4 3 2 2 2 2 3 3 2 2 2 2 3 3 2 2 68

2 3 3 3 3 3 3 2 2 2 3 3 3 3 2 2 1 3 3 2 1 64

3 3 3 2 3 3 3 2 3 2 3 3 3 3 2 2 1 3 3 2 2 66

3 3 3 3 3 3 3 2 2 2 2 3 3 2 3 2 2 3 3 2 1 66

3 3 3 2 3 3 3 2 2 3 2 3 3 3 2 2 1 3 2 2 1 65

2 3 3 3 3 4 3 2 3 3 3 3 3 2 3 2 2 3 3 2 2 71

3 3 3 3 3 3 3 2 2 2 2 3 3 2 3 2 2 3 3 2 1 67

3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 2 3 3 2 3 2 2 3 3 1 2 70

3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 1 3 3 3 2 2 2 3 3 2 2 69

3 3 3 3 2 3 3 2 2 2 1 3 3 2 2 2 2 3 3 2 2 66

3 3 3 3 3 3 3 2 2 2 2 3 3 2 3 2 2 3 3 2 1 66

3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 2 3 3 3 2 2 2 3 3 2 2 70

3 3 3 3 2 3 3 2 2 2 2 3 3 2 2 2 2 3 3 2 2 66

3 3 3 3 2 2 3 2 2 2 2 3 3 3 2 2 2 3 3 2 2 65

3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 2 3 3 2 3 2 2 3 3 2 1 69

3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 2 2 3 3 2 2 72

2 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 2 2 3 2 1 2 69

3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 2 3 3 3 2 2 2 3 3 1 1 66

2 3 3 2 3 3 3 2 3 3 3 2 2 2 2 1 2 3 3 2 2 63

2 3 3 4 3 2 2 1 3 3 3 3 3 3 2 2 2 3 4 2 2 66

3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 2 3 3 3 2 2 2 3 3 1 2 69

2 2 3 2 3 3 3 2 2 2 2 3 2 2 1 2 1 2 4 2 1 58

Page 187: EFEKTIVITAS STRATEGI PROGRAM SANITASI TOTAL …

3 3 2 3 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 1 2 1 2 3 2 2 59

2 3 3 3 3 3 3 2 2 2 2 2 2 2 1 1 1 2 3 2 1 56

3 2 3 3 3 3 2 2 3 3 3 3 3 3 2 2 2 3 3 2 2 69

4 4 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 2 2 2 2 3 1 2 72

3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 2 2 2 1 2 3 3 2 2 67

3 3 3 3 3 3 3 2 2 3 2 3 3 3 2 2 2 3 3 2 1 66

3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 2 3 3 3 2 2 2 3 3 2 2 70

3 2 3 3 3 3 3 2 3 3 2 3 2 2 2 2 2 2 3 2 2 65

3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 2 3 3 3 2 2 2 3 3 2 2 70

3 3 3 3 3 4 3 2 2 2 1 3 3 2 2 2 2 3 3 2 2 67

3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 2 2 2 1 2 2 4 2 2 67

2 3 3 3 3 3 3 1 3 3 3 3 3 3 1 1 1 3 3 2 2 65

4 4 3 4 3 4 3 2 3 3 3 3 3 3 2 2 2 4 2 2 2 75

3 2 2 2 2 3 2 1 3 3 3 2 2 2 2 1 2 3 3 2 2 59

2 2 2 3 3 3 2 2 3 3 3 2 3 3 2 2 2 3 3 2 2 64

4 4 3 2 3 3 3 2 3 3 3 2 3 3 2 2 2 3 4 2 2 69

2 3 3 3 3 3 3 1 2 2 2 3 2 2 2 1 2 3 3 2 1 58

2 3 3 3 3 3 3 2 2 2 2 2 2 2 1 2 1 2 3 2 1 58

3 3 2 3 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 1 2 1 2 3 2 2 59

3 3 3 3 3 3 3 2 2 2 2 2 2 2 1 2 1 3 3 2 2 63

2 3 2 3 3 3 3 2 3 3 1 2 2 2 1 1 1 2 3 2 2 58

3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 2 2 2 1 2 3 3 2 2 67

3 2 2 2 2 3 2 2 3 3 3 2 2 2 2 2 2 3 3 2 2 63

4 3 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 3 2 2 60

2 3 3 2 3 3 3 2 3 3 3 2 2 2 2 1 2 3 3 2 2 63

3 3 3 2 2 2 3 2 3 2 1 3 3 3 2 2 2 3 3 2 2 65

4 3 3 4 3 3 3 2 2 2 2 2 3 3 1 2 1 2 3 2 1 64

Page 188: EFEKTIVITAS STRATEGI PROGRAM SANITASI TOTAL …

3 3 3 3 3 3 3 1 3 3 3 3 2 2 2 1 2 3 4 2 2 67

3 2 3 3 3 3 3 2 3 3 2 3 2 2 2 2 2 2 3 2 2 65

3 3 2 3 2 2 3 2 2 2 2 2 2 2 1 2 1 2 3 2 2 59

2 3 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 3 2 2 57

3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 2 1 2 3 4 1 2 70

3 3 3 3 3 3 3 2 2 2 2 2 2 2 1 2 1 3 3 2 2 63

3 2 2 3 2 3 3 1 2 2 2 2 3 3 1 1 1 2 4 2 2 58

4 4 3 3 3 4 3 2 3 3 3 3 3 3 2 2 2 3 3 2 2 73

3 3 2 2 2 3 2 1 3 3 1 2 2 2 2 1 2 2 3 2 2 57

3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 2 2 2 3 3 1 2 70

2 3 3 3 3 3 3 1 3 3 2 3 3 3 2 1 2 3 3 2 2 64

2 3 3 4 3 3 2 1 3 2 3 2 2 3 2 2 2 3 3 2 2 66

4 3 3 2 2 2 2 2 2 3 3 2 2 3 2 2 2 3 2 2 2 61

2 3 3 3 3 3 2 2 2 2 1 2 2 2 2 2 2 4 3 2 2 62

3 3 2 3 2 3 3 2 2 3 3 2 3 3 2 2 2 3 2 1 2 63

4 4 3 3 3 4 3 2 3 3 3 3 3 3 2 2 2 3 3 2 2 73

2 3 3 3 3 4 3 2 3 3 2 3 3 2 3 2 2 3 3 1 2 69

3 3 3 3 3 3 3 2 2 2 2 3 3 2 3 2 2 3 3 2 1 67

3 3 3 3 3 3 3 2 2 2 2 3 3 2 3 2 2 3 3 2 1 66

3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 2 3 3 3 2 2 2 3 3 2 1 67

3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 2 3 3 3 2 2 2 3 3 2 2 70

3 3 3 3 3 3 3 2 2 2 2 3 3 3 2 2 2 3 3 2 2 68

3 3 3 3 2 3 3 2 2 2 1 3 3 2 2 2 2 3 3 2 2 65

2 3 3 3 3 3 4 2 3 3 2 3 3 3 2 2 2 3 3 2 2 70

3 3 3 2 2 2 3 2 3 2 2 3 3 3 2 2 2 3 3 2 2 66

3 3 3 3 3 3 3 1 3 3 2 3 3 2 3 2 2 3 3 2 2 69

3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 2 3 3 3 3 2 2 3 3 2 2 71

Page 189: EFEKTIVITAS STRATEGI PROGRAM SANITASI TOTAL …

4 3 3 3 3 3 3 2 3 3 2 3 3 3 2 2 1 3 3 2 2 70

3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 2 3 3 2 2 2 1 3 3 2 2 68

3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 2 3 3 3 2 2 2 3 3 2 2 70

3 3 3 2 2 2 4 2 3 2 2 3 3 3 2 2 2 3 3 2 2 66

3 3 3 2 2 2 3 2 3 2 2 3 3 3 2 2 2 3 3 2 2 66

3 3 3 2 3 3 3 2 3 2 2 3 3 3 2 2 1 3 3 2 2 67

3 3 3 3 3 3 3 2 2 3 2 3 3 3 2 2 2 3 3 2 1 66

3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 1 3 3 3 2 2 2 3 3 2 2 69

2 3 3 4 3 2 2 1 3 3 3 3 3 3 2 1 2 4 3 2 2 64

3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 2 2 2 2 2 2 3 2 2 67

3 3 3 3 3 3 4 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 3 2 2 65

2 3 3 3 3 3 3 2 2 2 2 2 2 2 1 2 1 2 3 2 1 58

2 3 3 2 3 3 3 2 3 3 3 2 2 2 1 1 1 3 3 2 2 61

3 3 3 3 3 3 3 2 2 2 2 2 3 3 2 2 2 2 3 2 1 63

2 2 3 2 3 3 3 1 2 2 2 3 2 2 1 1 1 2 3 2 1 56

3 2 3 3 3 3 4 2 3 3 2 3 3 3 2 2 2 3 2 1 2 68

4 3 3 4 3 3 3 1 2 2 1 2 3 3 2 1 2 3 3 2 1 63

4 4 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 2 2 2 2 3 1 2 73

3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 1 3 2 2 2 1 2 3 3 2 2 65

3 2 3 3 2 3 3 2 2 2 2 2 2 2 2 1 2 3 2 2 2 62

4 3 3 4 3 3 3 2 2 2 2 2 3 3 1 2 1 2 3 2 1 64

3 3 3 3 3 3 3 1 3 3 2 3 2 2 2 1 2 3 3 2 2 65

288 295 288 290 280 293 292 186 261 259 221 270 266 252 198 178 178 283 300 189 178 6558

2.88 2.95 2.88 2.90 2.80 2.93 2.92 1.86 2.61 2.59 2.21 2.70 2.66 2.52 1.98 1.78 1.78 2.83 3.00 1.89 1.78 65.58

E E E E E E E KE E E KE E E E KE KE KE E E E E

Page 190: EFEKTIVITAS STRATEGI PROGRAM SANITASI TOTAL …

HASIL UJI VALIDITAS

VAR01 VAR02 VAR03 VAR04 VAR05 VAR06 VAR07 VAR08 VAR09 VAR010 VAR011 VAR012 VAR013

VAR01 Pearson Correlation 1 -.108 -.025 -.303** -.187 -.203* -0.196 .072 .096 .000 -.187 .012 -.012

Sig. (2-tailed) .283 .804 .002 .062 .043 .050 .475 .344 1.000 .062 .908 .905

N 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100

VAR02 Pearson Correlation -.108 1 .313** .223* .216* .255* .299** 0.129 .089 .045 .309** .351** 0.158

Sig. (2-tailed) .283 .002 .026 .031 .010 .002 .199 .378 .657 .002 .000 .117

N 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100

VAR03 Pearson Correlation -.025 .313** 1 .017 -.020 0.194 .067 .229* .114 .165 .143 .269** .472**

Sig. (2-tailed) .804 .002 .870 .844 .053 .507 .022 .257 .102 .156 .007 .000

N 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100

VAR04 Pearson Correlation -.303** .223* .017 1 .639** .157 -.082 -.049 -.140 -.065 .231* .139 -.041

Sig. (2-tailed) .002 .026 .870 .000 .118 .418 .629 .165 .521 .021 .168 .687

N 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100

VAR05 Pearson Correlation -.187 .216* -.020 .639** 1 .466** .011 -.029 -.028 -.181 .094 -.016 .183

Sig. (2-tailed) .062 .031 .844 .000 .000 .913 .778 .779 .071 .351 .873 .068

Page 191: EFEKTIVITAS STRATEGI PROGRAM SANITASI TOTAL …

N 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100

VAR06 Pearson Correlation -.203* .255* 0.194 .157 .466** 1 .349** .142 .099 -.145 .081 .089 .248*

Sig. (2-tailed) .043 .010 .053 .118 .000 .000 .158 .326 .151 .422 .381 .013

N 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100

VAR07 Pearson Correlation -0.196 .299** .067 -.082 .011 .349** 1 .248* .178 .183 .143 .162 0.09

Sig. (2-tailed) .050 .002 .507 .418 .913 .000 .013 .076 .068 .156 .107 .375

N 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100

VAR08 Pearson Correlation .072 0.129 .229* -.049 -.029 .142 .248* 1 .066 .444** .150 .240* 0.069

Sig. (2-tailed) .475 .199 .022 .629 .778 .158 .013 .516 .000 .137 .016 .495

N 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100

VAR09 Pearson Correlation .096 .089 .114 -.140 -.028 .099 .178 .066 1 .313** .152 -.043 -.230*

Sig. (2-tailed) .344 .378 .257 .165 .779 .326 .076 .516 .002 .131 .674 .022

N 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100

VAR010 Pearson Correlation .000 .045 .165 -.065 -.181 -.145 .183 .444** .313** 1 .530** .217* -.092

Sig. (2-tailed) 1.000 .657 .102 .521 .071 .151 .068 .000 .002 .000 .030 .364

N 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100

VAR011 Pearson Correlation -.187 .309** .143 .231* .094 .081 .143 .150 .152 .530** 1 .194 .009

Page 192: EFEKTIVITAS STRATEGI PROGRAM SANITASI TOTAL …

Sig. (2-tailed) .062 .002 .156 .021 .351 .422 .156 .137 .131 .000 .053 .927

N 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100

VAR012 Pearson Correlation .012 .351** .269** .139 -.016 .089 .162 .240* -.043 .217* .194 1 0.136

Sig. (2-tailed) .908 .000 .007 .168 .873 .381 .107 .016 .674 .030 .053 .176

N 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100

VAR013 Pearson Correlation -.012 0.158 .472** -.041 .183 .248* 0.09 0.069 -.230* -.092 .009 0.136 1

Sig. (2-tailed) .905 .117 .000 .687 .068 .013 .375 .495 .022 .364 .927 .176

N 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100

VAR014 Pearson Correlation -.230* .033 .142 .395** .082 -.024 .103 .087 -.124 .267** .103 -.006 -.090

Sig. (2-tailed) .021 .747 .159 .000 .418 .815 .309 .387 .219 .007 .309 .951 .372

N 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100

VAR015 Pearson Correlation -.191 -.023 .083 .233* -.026 .037 .097 -.040 -.004 .346** .230* -.066 .004

Sig. (2-tailed) .057 .818 .414 .020 .799 .712 .338 .691 .967 .000 .021 .512 .966

N 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100

VAR016 Pearson Correlation -.218* -.061 -0.065 -.052 -.060 -.041 .120 -.005 -.030 .169 .052 -.177 .022

Sig. (2-tailed) .029 .546 .518 .608 .554 .689 .234 .960 .765 .093 .606 .077 .828

N 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100

Page 193: EFEKTIVITAS STRATEGI PROGRAM SANITASI TOTAL …

VAR017 Pearson Correlation .150 .133 .169 .228* .065 .019 .131 .445** .048 .326** .138 .305** -.026

Sig. (2-tailed) .137 .187 .094 .023 .521 .854 .194 .000 .634 .001 .171 .002 .794

N 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100

VAR018 Pearson Correlation .223* .250* .134 .021 .027 .248* .273** .238* .202* .169 .169 .231* .051

Sig. (2-tailed) .026 .012 .183 .836 .791 .013 .006 .017 .043 .093 .093 .021 .615

N 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100

VAR019 Pearson Correlation -.037 .077 .035 .005 -.076 .247* .225* .154 .134 .120 -.104 .059 .013

Sig. (2-tailed) .717 .444 .728 .959 .451 .013 .024 .127 .185 .234 .302 .558 .901

N 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100

VAR020 Pearson Correlation .159 .073 .148 .015 .111 .055 .129 .252* .030 .164 .156 -.007 .084

Sig. (2-tailed) .113 .470 .141 .882 .271 .589 .199 .011 .763 .102 .122 .941 .405

N 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100

VAR021 Pearson Correlation .155 .140 .461** .062 .191 .261** 0.171 .140 .091 -.024 -.029 0.076 .529**

Sig. (2-tailed) .123 .165 .000 .543 .058 .009 .089 .166 .370 .812 .776 .450 .000

N 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100

VAR022 Pearson Correlation -.122 .031 .090 .114 .136 .138 .112 .140 .091 -.024 .078 -.108 .023

Page 194: EFEKTIVITAS STRATEGI PROGRAM SANITASI TOTAL …

Sig. (2-tailed) .227 .756 .373 .260 .178 .171 .267 .166 .370 .812 .442 .283 .822

N 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100

VAR023 Pearson Correlation -.087 .157 -.027 .035 -.087 -.039 .172 .285** .060 .089 .089 -.134 -.002

Sig. (2-tailed) .390 .119 .790 .728 .389 .697 .088 .004 .550 .377 .378 .183 .982

N 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100

VAR024 Pearson Correlation .000 -.360** -.176 .058 .000 -.091 .000 .000 .000 .134 -.059 -.068 -.280**

Sig. (2-tailed) 1.000 .000 .080 .568 1.000 .368 1.000 1.000 1.000 0.185 .560 .500 .005

N 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100

VAR025 Pearson Correlation .137 -.214* .139 .052 -.089 -.204* -.180 .020 .016 .039 .126 -.050 -.043

Sig. (2-tailed) .175 .033 .167 .607 .377 .041 .073 .843 .873 .701 .210 .620 .668

N 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100

VAR026 Pearson Correlation -.218* .036 -.008 .576** .297** .058 .054 -.126 -.102 -.244* -.075 -.099 .029

Sig. (2-tailed) .029 .722 .940 .000 .003 .564 .595 .213 .315 .015 .457 .325 .773

N 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100

SKOR Pearson Correlation

-.051 .374** .413** .368** .295** .381** .407** .426** .223* .402** .386** .257** .230*

Sig. (2-tailed)

.612 .000 .000 .000 .003 .000 .000 .000 .026 .000 .000 .010 .022

N 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100

Page 195: EFEKTIVITAS STRATEGI PROGRAM SANITASI TOTAL …

VAR014 VAR015 VAR016 VAR017 VAR018 VAR019 VAR020 VAR021 VAR022 VAR023 VAR024 VAR025 VAR026 SKOR

-.230* -.191 -.218* .150 .223* -.037 .159 .155 -.122 -.087 .000 .137 -.218* -.051

.021 .057 .029 .137 .026 .717 .113 .123 .227 .390 1.000 .175 .029 .612

100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100

.033 -.023 -.061 .133 .250* .077 .073 .140 .031 .157 -.360** -.214* .036 .374**

.747 .818 .546 .187 .012 .444 .470 .165 .756 .119 .000 .033 .722 .000

100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100

.142 .083 -0.065 .169 .134 .035 .148 .461** .090 -.027 -.176 .139 -.008 .413**

.159 .414 .518 .094 .183 .728 .141 .000 .373 .790 .080 .167 .940 .000

100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100

.395** .233* -.052 .228* .021 .005 .015 .062 .114 .035 .058 .052 .576** .368**

.000 .020 .608 .023 .836 .959 .882 .543 .260 .728 .568 .607 .000 .000

100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100

.082 -.026 -.060 .065 .027 -.076 .111 .191 .136 -.087 .000 -.089 .297** .295**

.418 .799 .554 .521 .791 .451 .271 .058 .178 .389 1.000 .377 .003 .003

100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100

Page 196: EFEKTIVITAS STRATEGI PROGRAM SANITASI TOTAL …

-.024 .037 -.041 .019 .248* .247* .055 .261** .138 -.039 -.091 -.204* .058 .381**

.815 .712 .689 .854 .013 .013 .589 .009 .171 .697 .368 .041 .564 .000

100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100

.103 .097 .120 .131 .273** .225* .129 0.171 .112 .172 .000 -.180 .054 .407**

.309 .338 .234 .194 .006 .024 .199 .089 .267 .088 1.000 .073 .595 .000

100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100

.087 -.040 -.005 .445** .238* .154 .252* .140 .140 .285** .000 .020 -.126 .426**

.387 .691 .960 .000 .017 .127 .011 .166 .166 .004 1.000 .843 .213 .000

100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100

-.124 -.004 -.030 .048 .202* .134 .030 .091 .091 .060 .000 .016 -.102 .223*

.219 .967 .765 .634 .043 .185 .763 .370 .370 .550 1.000 .873 .315 .026

100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100

.267** .346** .169 .326** .169 .120 .164 -.024 -.024 .089 .134 .039 -.244* .402**

.007 .000 .093 .001 .093 .234 .102 .812 .812 .377 0.185 .701 .015 .000

100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100

.103 .230* .052 .138 .169 -.104 .156 -.029 .078 .089 -.059 .126 -.075 .386**

Page 197: EFEKTIVITAS STRATEGI PROGRAM SANITASI TOTAL …

.309 .021 .606 .171 .093 .302 .122 .776 .442 .378 .560 .210 .457 .000

100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100

-.006 -.066 -.177 .305** .231* .059 -.007 0.076 -.108 -.134 -.068 -.050 -.099 .257**

.951 .512 .077 .002 .021 .558 .941 .450 .283 .183 .500 .620 .325 .010

100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100

-.090 .004 .022 -.026 .051 .013 .084 .529** .023 -.002 -.280** -.043 .029 .230*

.372 .966 .828 .794 .615 .901 .405 .000 .822 .982 .005 .668 .773 .022

100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100

1 .751** .336** .375** .162 .299** .270** -.128 .318** .200* .110 .062 .514** .551**

.000 .001 .000 .108 .003 .007 .205 .001 .046 .278 .539 .000 .000

100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100

.751** 1 .380** .304** .131 .257** .267** -.148 .343** .183 -.054 .065 .348** .507**

.000 .000 .002 .193 .010 .007 .141 .000 .069 .591 .522 .000 .000

100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100

.336** .380** 1 .037 -.029 .196 .101 -0.092 .063 .092 0.043 -.068 .202* .247*

.001 .000 .715 .773 .051 .319 .360 .534 .361 .671 .502 .044 .013

100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100

Page 198: EFEKTIVITAS STRATEGI PROGRAM SANITASI TOTAL …

.375** .304** .037 1 .539** .256* .516** .184 .336** .285** .056 .047 .044 .642**

.000 .002 .715 .000 .010 .000 .067 .001 .004 .578 .640 .661 .000

100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100

.162 .131 -.029 .539** 1 .663** .437** .434** .230* .340** -.056 -.054 -.056 .640**

.108 .193 .773 .000 .000 .000 .000 .021 .001 .577 .597 .581 .000

100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100

.299** .257** .196 .256* .663** 1 .038 .263** .118 .216* -.107 -.288** .089 .434**

.003 .010 .051 .010 .000 .707 .008 .243 .031 .289 .004 .378 .000

100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100

.270** .267** .101 .516** .437** .038 1 .245* .686** .475** -.146 .334** .067 .606**

.007 .007 .319 .000 .000 .707 .014 .000 .000 .146 .001 .508 .000

100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100

-.128 -.148 -0.092 .184 .434** .263** .245* 1 .068 .068 -0.194 .104 -.035 .408**

.205 .141 .360 .067 .000 .008 .014 .504 .503 .054 .304 0.732 .000

100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100

.318** .343** .063 .336** .230* .118 .686** .068 1 .445** -.065 .041 .245* .492**

Page 199: EFEKTIVITAS STRATEGI PROGRAM SANITASI TOTAL …

.001 .000 .534 .001 .021 .243 .000 .504 .000 .524 .684 .014 .000

100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100

.200* .183 .092 .285** .340** .216* .475** .068 .445** 1 -.238* .029 .229* .412**

.046 .069 .361 .004 .001 .031 .000 .503 .000 .017 .771 .022 .000

100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100

.110 -.054 0.043 .056 -.056 -.107 -.146 -0.194 -.065 -.238* 1 -0.069 .000 -.074

.278 .591 .671 .578 .577 .289 .146 .054 .524 .017 .494 1.000 .464

100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100

.062 .065 -.068 .047 -.054 -.288** .334** .104 .041 .029 -0.069 1 .038 .087

.539 .522 .502 .640 .597 .004 .001 .304 .684 .771 .494 .709 .391

100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100

.514** .348** .202* .044 -.056 .089 .067 -.035 .245* .229* .000 .038 1 .318**

.000 .000 .044 .661 .581 .378 .508 0.732 .014 .022 1.000 .709 .001

100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100

.551** .507** .247* .642** .640** .434** .606** .408** .492** .412** -.074 .087 .318** 1

.000 .000 .013 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .464 .391 .001

100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100 100

Page 200: EFEKTIVITAS STRATEGI PROGRAM SANITASI TOTAL …

HASIL UJI RELIABILITAS

Case Processing Summary

N %

Cases Valid 100 100.0

Excludeda 0 0.0

Total 100 100.0

a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of

Items

.779 23

HASIL UJI NORMALITAS

Page 201: EFEKTIVITAS STRATEGI PROGRAM SANITASI TOTAL …

Descriptive Statistics

N Skewness Kurtosis

Statistic Statistic Std. Error Statistic Std.

Error

VAR00001 100 -.411 .241 -.277 .478

Valid N (listwise) 100

Page 202: EFEKTIVITAS STRATEGI PROGRAM SANITASI TOTAL …

HASIL UJI HIPOTESIS (T-TES)

One-Sample Statistics

N Mean Std. Deviation

Std. Error

Mean

VAR00028 100 65.83 4.353 .435

One-Sample Test

Test Value = 62.4

t df Sig. (2-

tailed)

Mean

Difference

95% Confidence Interval

of the Difference

Lower Upper

VAR00028 7.879 99 .000 3.430 2.57 4.29

Page 203: EFEKTIVITAS STRATEGI PROGRAM SANITASI TOTAL …

Tabel r

df = (N-2)

Tingkat signifikansi untuk uji satu arah

0.05 0.025 0.01 0.005 0.0005

Tingkat signifikansi untuk uji dua arah

0.1 0.05 0.02 0.01 0.001

62 0.2075 0.2461 0.2902 0.3198 0.4018

63 0.2058 0.2441 0.2880 0.3173 0.3988

64 0.2042 0.2423 0.2858 0.3150 0.3959

65 0.2027 0.2404 0.2837 0.3126 0.3931

66 0.2012 0.2387 0.2816 0.3104 0.3903

67 0.1997 0.2369 0.2796 0.3081 0.3876

68 0.1982 0.2352 0.2776 0.3060 0.3850

69 0.1968 0.2335 0.2756 0.3038 0.3823

70 0.1954 0.2319 0.2737 0.3017 0.3798

71 0.1940 0.2303 0.2718 0.2997 0.3773

72 0.1927 0.2287 0.2700 0.2977 0.3748

73 0.1914 0.2272 0.2682 0.2957 0.3724

74 0.1901 0.2257 0.2664 0.2938 0.3701

75 0.1888 0.2242 0.2647 0.2919 0.3678

76 0.1876 0.2227 0.2630 0.2900 0.3655

77 0.1864 0.2213 0.2613 0.2882 0.3633

78 0.1852 0.2199 0.2597 0.2864 0.3611

79 0.1841 0.2185 0.2581 0.2847 0.3589

80 0.1829 0.2172 0.2565 0.2830 0.3568

81 0.1818 0.2159 0.2550 0.2813 0.3547

82 0.1807 0.2146 0.2535 0.2796 0.3527

83 0.1796 0.2133 0.2520 0.2780 0.3507

84 0.1786 0.2120 0.2505 0.2764 0.3487

85 0.1775 0.2108 0.2491 0.2748 0.3468

86 0.1765 0.2096 0.2477 0.2732 0.3449

87 0.1755 0.2084 0.2463 0.2717 0.3430

88 0.1745 0.2072 0.2449 0.2702 0.3412

89 0.1735 0.2061 0.2435 0.2687 0.3393

90 0.1726 0.2050 0.2422 0.2673 0.3375

91 0.1716 0.2039 0.2409 0.2659 0.3358

92 0.1707 0.2028 0.2396 0.2645 0.3341

93 0.1698 0.2017 0.2384 0.2631 0.3323

94 0.1689 0.2006 0.2371 0.2617 0.3307

95 0.1680 0.1996 0.2359 0.2604 0.3290

96 0.1671 0.1986 0.2347 0.2591 0.3274

97 0.1663 0.1975 0.2335 0.2578 0.3258

98 0.1654 0.1966 0.2324 0.2565 0.3242

99 0.1646 0.1956 0.2312 0.2552 0.3226

100 0.1638 0.1946 0.2301 0.2540 0.3211

Page 204: EFEKTIVITAS STRATEGI PROGRAM SANITASI TOTAL …

Tabel t

Pr

df

0.25 0.10 0.05 0.025 0.01 0.005 0.001

0.50 0.20 0.10 0.050 0.02 0.010 0.002

81 0.67753 1.29209 1.66388 1.98969 2.37327 2.63790 3.19392

82 0.67749 1.29196 1.66365 1.98932 2.37269 2.63712 3.19262

83 0.67746 1.29183 1.66342 1.98896 2.37212 2.63637 3.19135

84 0.67742 1.29171 1.66320 1.98861 2.37156 2.63563 3.19011

85 0.67739 1.29159 1.66298 1.98827 2.37102 2.63491 3.18890

86 0.67735 1.29147 1.66277 1.98793 2.37049 2.63421 3.18772

87 0.67732 1.29136 1.66256 1.98761 2.36998 2.63353 3.18657

88 0.67729 1.29125 1.66235 1.98729 2.36947 2.63286 3.18544

89 0.67726 1.29114 1.66216 1.98698 2.36898 2.63220 3.18434

90 0.67723 1.29103 1.66196 1.98667 2.36850 2.63157 3.18327

91 0.67720 1.29092 1.66177 1.98638 2.36803 2.63094 3.18222

92 0.67717 1.29082 1.66159 1.98609 2.36757 2.63033 3.18119

93 0.67714 1.29072 1.66140 1.98580 2.36712 2.62973 3.18019

94 0.67711 1.29062 1.66123 1.98552 2.36667 2.62915 3.17921

95 0.67708 1.29053 1.66105 1.98525 2.36624 2.62858 3.17825

96 0.67705 1.29043 1.66088 1.98498 2.36582 2.62802 3.17731

97 0.67703 1.29034 1.66071 1.98472 2.36541 2.62747 3.17639

98 0.67700 1.29025 1.66055 1.98447 2.36500 2.62693 3.17549

99 0.67698 1.29016 1.66039 1.98422 2.36461 2.62641 3.17460

100 0.67695 1.29007 1.66023 1.98397 2.36422 2.62589 3.17374

101 0.67693 1.28999 1.66008 1.98373 2.36384 2.62539 3.17289

102 0.67690 1.28991 1.65993 1.98350 2.36346 2.62489 3.17206

103 0.67688 1.28982 1.65978 1.98326 2.36310 2.62441 3.17125

104 0.67686 1.28974 1.65964 1.98304 2.36274 2.62393 3.17045

105 0.67683 1.28967 1.65950 1.98282 2.36239 2.62347 3.16967

106 0.67681 1.28959 1.65936 1.98260 2.36204 2.62301 3.16890

107 0.67679 1.28951 1.65922 1.98238 2.36170 2.62256 3.16815

108 0.67677 1.28944 1.65909 1.98217 2.36137 2.62212 3.16741

109 0.67675 1.28937 1.65895 1.98197 2.36105 2.62169 3.16669

110 0.67673 1.28930 1.65882 1.98177 2.36073 2.62126 3.16598

111 0.67671 1.28922 1.65870 1.98157 2.36041 2.62085 3.16528

112 0.67669 1.28916 1.65857 1.98137 2.36010 2.62044 3.16460

113 0.67667 1.28909 1.65845 1.98118 2.35980 2.62004 3.16392

114 0.67665 1.28902 1.65833 1.98099 2.35950 2.61964 3.16326

115 0.67663 1.28896 1.65821 1.98081 2.35921 2.61926 3.16262

116 0.67661 1.28889 1.65810 1.98063 2.35892 2.61888 3.16198

117 0.67659 1.28883 1.65798 1.98045 2.35864 2.61850 3.16135

118 0.67657 1.28877 1.65787 1.98027 2.35837 2.61814 3.16074

119 0.67656 1.28871 1.65776 1.98010 2.35809 2.61778 3.16013

120 0.67654 1.28865 1.65765 1.97993 2.35782 2.61742 3.15954

Page 205: EFEKTIVITAS STRATEGI PROGRAM SANITASI TOTAL …
Page 206: EFEKTIVITAS STRATEGI PROGRAM SANITASI TOTAL …

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

NOMOR 3 TAHUN 2014

TENTANG

SANITASI TOTAL BERBASIS MASYARAKAT

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA,

Menimbang : a. bahwa dalam rangka memperkuat upaya perilaku hidup bersih dan sehat, mencegah penyebaran penyakit berbasis lingkungan, meningkatkan kemampuan masyarakat, serta meningkatkan akses air minum dan sanitasi dasar, perlu menyelenggarakan sanitasi total berbasis masyarakat;

b. bahwa Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 852/Menkes/SK/IX/2008 tentang Strategi Nasional Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) dipandang sudah tidak sesuai dengan perkembangan dan kebutuhan masyarakat;

c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Menteri Kesehatan tentang Sanitasi Total Berbasis Masyarakat;

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437) sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4844);

2. Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 69, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4851);

3. Undang-Undang...

Page 207: EFEKTIVITAS STRATEGI PROGRAM SANITASI TOTAL …

-2-

3. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5059);

4. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 144, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5063);

5. Peraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2001 Nomor 153, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4161);

6. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan Antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi, dan Pemerintahan Daerah Kabupaten/Kota (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4737);

7. Peraturan Presiden Nomor 72 Tahun 2012 tentang Sistem Kesehatan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 193);

8. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 876/Menkes/SK/ VIII/2001 tentang Pedoman Teknis Analisis Dampak Kesehatan Lingkungan;

9. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 492/Menkes/Per/ IV/2010 tentang Persyaratan Kualitas Air Minum;

10. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 1144/Menkes/Per/VIII/2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Kesehatan (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 585) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 35 Tahun 2013 (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor 741);

11. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 2269/Menkes/Per/XI/2011 tentang Pedoman Pembinaan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 755);

MEMUTUSKAN...

Page 208: EFEKTIVITAS STRATEGI PROGRAM SANITASI TOTAL …

-3-

MEMUTUSKAN :

Menetapkan : PERATURAN MENTERI KESEHATAN TENTANG SANITASI TOTAL BERBASIS MASYARAKAT.

BAB I

KETENTUAN UMUM

Pasal 1

Dalam Peraturan Menteri ini yang dimaksud dengan:

1. Sanitasi Total Berbasis Masyarakat yang selanjutnya disingkat STBM adalah pendekatan untuk mengubah perilaku higienis dan saniter melalui pemberdayaan masyarakat dengan cara pemicuan.

2. Pilar Sanitasi Total Berbasis Masyarakat yang selanjutnya disebut Pilar STBM adalah perilaku higienis dan saniter yang digunakan sebagai acuan dalam penyelenggaraan Sanitasi Total Berbasis Masyarakat.

3. Pemicuan adalah cara untuk mendorong perubahan perilaku higiene dan sanitasi individu atau masyarakat atas kesadaran sendiri dengan menyentuh perasaan, pola pikir, perilaku, dan kebiasaan individu atau masyarakat.

4. Stop Buang Air Besar Sembarangan adalah kondisi ketika setiap individu dalam suatu komunitas tidak lagi melakukan perilaku buang air besar sembarangan yang berpotensi menyebarkan penyakit.

5. Cuci Tangan Pakai Sabun adalah perilaku cuci tangan dengan menggunakan air bersih yang mengalir dan sabun.

6. Pengelolaan Air Minum dan Makanan Rumah Tangga adalah melakukan kegiatan mengelola air minum dan makanan di rumah tangga untuk memperbaiki dan menjaga kualitas air dari sumber air yang akan digunakan untuk air minum, serta untuk menerapkan prinsip higiene sanitasi pangan dalam proses pengelolaan makanan di rumah tangga.

7. Pengamanan Sampah Rumah Tangga adalah melakukan kegiatan pengolahan sampah di rumah tangga dengan mengedepankan prinsip mengurangi, memakai ulang, dan mendaur ulang.

8. Pengamanan Limbah Cair Rumah Tangga adalah melakukan kegiatan pengolahan limbah cair di rumah tangga yang berasal dari sisa kegiatan mencuci, kamar mandi dan dapur yang memenuhi standar baku mutu kesehatan lingkungan dan persyaratan kesehatan yang mampu memutus mata rantai penularan penyakit.

9. Pemerintah...

Page 209: EFEKTIVITAS STRATEGI PROGRAM SANITASI TOTAL …

-4-

9. Pemerintah Pusat yang selanjutnya disebut Pemerintah adalah Presiden Republik Indonesia yang memegang kekuasaan pemerintahan Negara Republik Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.

10. Pemerintah Daerah adalah gubernur, bupati, atau walikota dan perangkat daerah sebagai unsur penyelenggara pemerintahan daerah.

11. Menteri adalah menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang kesehatan.

Pasal 2

Penyelenggaraan STBM bertujuan untuk mewujudkan perilaku masyarakat yang higienis dan saniter secara mandiri dalam rangka meningkatkan derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya.

BAB II

PENYELENGGARAAN

Pasal 3

(1) Masyarakat menyelenggarakan STBM secara mandiri dengan berpedoman pada Pilar STBM.

(2) Pilar STBM sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri atas perilaku: a. Stop Buang Air Besar Sembarangan; b. Cuci Tangan Pakai Sabun; c. Pengelolaan Air Minum dan Makanan Rumah Tangga; d. Pengamanan Sampah Rumah Tangga; dan e. Pengamanan Limbah Cair Rumah Tangga.

(3) Pilar STBM sebagaimana dimaksud pada ayat (2) ditujukan untuk memutus mata rantai penularan penyakit dan keracunan.

Pasal 4

(1) Perilaku stop buang air besar sembarangan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (2) huruf a diwujudkan melalui kegiatan paling sedikit terdiri atas:

a. membudayakan perilaku buang air besar sehat yang dapat memutus alur kontaminasi kotoran manusia sebagai sumber penyakit secara berkelanjutan; dan

b. menyediakan...

Page 210: EFEKTIVITAS STRATEGI PROGRAM SANITASI TOTAL …

-5-

b. menyediakan dan memelihara sarana buang air besar yang memenuhi standar dan persyaratan kesehatan.

(2) Perilaku Cuci Tangan Pakai Sabun sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (2) huruf b diwujudkan melalui kegiatan paling sedikit terdiri atas:

a. membudayakan perilaku cuci tangan dengan air bersih yang mengalir dan sabun secara berkelanjutan; dan

b. menyediakan dan memelihara sarana cuci tangan yang dilengkapi dengan air mengalir, sabun, dan saluran pembuangan air limbah.

(3) Perilaku Pengelolaan Air Minum dan Makanan Rumah Tangga sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (2) huruf c diwujudkan melalui kegiatan paling sedikit terdiri atas:

a. membudayakan perilaku pengolahan air layak minum dan makanan yang aman dan bersih secara berkelanjutan; dan

b. menyediakan dan memelihara tempat pengolahan air minum dan makanan rumah tangga yang sehat.

(4) Perilaku Pengamanan Sampah Rumah Tangga sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (2) huruf d diwujudkan melalui kegiatan paling sedikit terdiri atas:

a. membudayakan perilaku memilah sampah rumah tangga sesuai dengan jenisnya dan membuang sampah rumah tangga di luar rumah secara rutin;

b. melakukan pengurangan (reduce), penggunaan kembali (reuse), dan pengolahan kembali (recycle); dan

c. menyediakan dan memelihara sarana pembuangan sampah rumah tangga di luar rumah.

(5) Perilaku Pengamanan Limbah Cair Rumah Tangga sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (2) huruf e diwujudkan melalui kegiatan paling sedikit terdiri atas:

a. melakukan pemisahan saluran limbah cair rumah tangga melalui sumur resapan dan saluran pembuangan air limbah;

b. menyediakan dan menggunakan penampungan limbah cair rumah tangga; dan

c. memelihara saluran pembuangan dan penampungan limbah cair rumah tangga.

(6) Ketentuan...

Page 211: EFEKTIVITAS STRATEGI PROGRAM SANITASI TOTAL …

-6-

(6) Ketentuan lebih lanjut mengenai perilaku sebagaimana dimaksud pada ayat (1) sampai dengan ayat (5) tercantum dalam Lampiran yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Menteri ini.

Pasal 5

(1) Dalam menyelenggarakan STBM sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 dan Pasal 4, dilakukan Pemicuan kepada masyarakat.

(2) Pemicuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan oleh tenaga kesehatan, kader, relawan, dan/atau masyarakat yang telah berhasil mengembangkan STBM.

(3) Pemicuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diarahkan untuk memberikan kemampuan dalam:

a. merencanakan perubahan perilaku;

b. memantau terjadinya perubahan perilaku; dan

c. mengevaluasi hasil perubahan perilaku.

(4) Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara Pemicuan tercantum dalam Lampiran yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Menteri ini.

Pasal 6

Dalam rangka penyelenggaraan STBM masyarakat membentuk kelompok dan membuat rencana kerja pelaksanaan STBM sesuai kebutuhan.

Pasal 7

(1) Untuk mencapai kondisi sanitasi total yang mencakup 5 (lima) Pilar STBM sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (2), setelah Pemicuan dilakukan pendampingan kepada masyarakat.

(2) Pendampingan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan oleh tenaga kesehatan, kader, relawan, dan/atau masyarakat dalam pelaksanaan rencana kerja masyarakat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6.

Pasal 8...

Page 212: EFEKTIVITAS STRATEGI PROGRAM SANITASI TOTAL …

-7-

Pasal 8

(1) Masyarakat yang telah berhasil mencapai kondisi sanitasi total atau salah satu pilar dalam penyelenggaraan STBM berdasarkan penilaian Tim Verifikasi, dapat melakukan deklarasi keberhasilan pelaksanaan STBM.

(2) Tim Verifikasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dibentuk oleh Pemerintah Daerah yang terdiri atas unsur Pemerintah Daerah dan masyarakat.

BAB III

TANGGUNG JAWAB DAN PERAN PEMERINTAH

DAN PEMERINTAH DAERAH

Pasal 9

Dalam mendukung penyelenggaraan STBM, Pemerintah, pemerintah daerah provinsi, dan pemerintah daerah kabupaten/kota bertanggung jawab dalam: a. penyusunan peraturan dan kebijakan teknis; b. fasilitasi pengembangan teknologi tepat guna; c. fasilitasi pengembangan penyelenggaraan STBM; d. pelatihan teknis bagi tenaga pelatih; dan/atau e. penyediaan panduan media komunikasi, informasi, dan edukasi.

Pasal 10

Untuk mendukung penyelenggaraan STBM, Pemerintah berperan: a. melakukan koordinasi lintas sektor dan lintas program; b. menyiapkan materi pelatihan teknis bagi tenaga pelatih; c. melakukan pemantauan dan evaluasi; dan d. melakukan kajian, penelitian, dan pengembangan.

Pasal 11

Untuk mendukung penyelenggaraan STBM, pemerintah daerah provinsi berperan: a. melakukan koordinasi lintas sektor dan lintas program, jejaring kerja,

dan kemitraan; b. melaksanakan pelatihan teknis bagi tenaga pelatih kabupaten/kota; c. melakukan pemantauan dan evaluasi kabupaten/kota;

d. menetapkan...

Page 213: EFEKTIVITAS STRATEGI PROGRAM SANITASI TOTAL …

-8-

d. menetapkan skala prioritas pembinaan wilayah kabupaten/kota dalam penerapan STBM; dan

e. menyediakan materi media komunikasi, informasi, dan edukasi.

Pasal 12

Untuk mendukung penyelenggaraan STBM, pemerintah daerah kabupaten/kota berperan: a. menetapkan skala prioritas wilayah untuk penerapan STBM; b. melakukan koordinasi lintas sektor dan lintas program, jejaring kerja,

dan kemitraan dalam rangka pengembangan penyelenggaraan STBM; c. melaksanakan pelatihan teknis bagi petugas dan masyarakat

kecamatan dan/atau desa/kelurahan; d. melakukan pemantauan dan evaluasi; dan e. menyediakan materi media komunikasi, informasi, dan edukasi.

Pasal 13

(1) Pemerintah, pemerintah daerah provinsi, dan pemerintah daerah kabupaten/kota dalam mendukung penyelenggaraan STBM sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 sampai dengan Pasal 12 mengacu pada strategi dan tahapan penyelenggaraan STBM.

(2) Strategi penyelenggaraan STBM sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi: a. penciptaan lingkungan yang kondusif; b. peningkatan kebutuhan sanitasi; dan c. peningkatan penyediaan akses sanitasi.

(3) Penciptaan lingkungan yang kondusif sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf a merupakan upaya menciptakan kondisi yang mendukung tercapainya kondisi sanitasi total melalui dukungan kelembagaan, regulasi, dan kemitraan dari Pemerintah, masyarakat, lembaga swadaya masyarakat, institusi pendidikan, institusi keagamaan, dan swasta.

(4) Peningkatan kebutuhan sanitasi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf b merupakan upaya meningkatkan kebutuhan masyarakat menuju perubahan perilaku yang higienis dan saniter.

(5) Peningkatan penyediaan akses sanitasi sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf c merupakan upaya meningkatkan dan mengembangkan percepatan akses terhadap produk dan layanan sanitasi yang layak dan terjangkau masyarakat.

(6) Tahapan...

Page 214: EFEKTIVITAS STRATEGI PROGRAM SANITASI TOTAL …

-9-

(6) Tahapan penyelenggaraan STBM sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi: a. penyusunan perencanaan; b. pelaksanaan; c. pemantauan dan evaluasi; dan d. penyusunan laporan.

(7) Ketentuan lebih lanjut mengenai strategi dan tahapan penyelenggaraan STBM sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat (3) tercantum dalam Lampiran yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Menteri ini.

Pasal 14

Dalam mendukung penyelenggaraan STBM sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 sampai dengan Pasal 12, Pemerintah, pemerintah daerah provinsi, dan pemerintah daerah kabupaten/kota dapat melibatkan tenaga ahli, lembaga pendidikan, lembaga donor, swasta, dan pihak terkait lainnya yang relevan.

BAB IV

PEMANTAUAN DAN EVALUASI

Pasal 15

(1) Pemantauan dan evaluasi penyelenggaraan STBM dilakukan oleh Pemerintah, pemerintah daerah provinsi, pemerintah daerah kabupaten/kota, dan/atau masyarakat.

(2) Pemantauan dan evaluasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan untuk memperoleh gambaran mengenai penyelenggaraan STBM dengan indikator yang meliputi: a. aksesibilitas penyelenggaraan STBM; b. keberhasilan penyelenggaraan STBM; c. permasalahan yang dihadapi; dan d. dampak penyelenggaraan STBM.

(3) Tata cara pemantauan dan evaluasi penyelenggaraan STBM tercantum dalam Lampiran yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Menteri ini.

BAB V...

Page 215: EFEKTIVITAS STRATEGI PROGRAM SANITASI TOTAL …

-10-

BAB V

PENDANAAN

Pasal 16

(1) Pendanaan penyelenggaraan STBM bersumber dari masyarakat.

(2) Pendanaan untuk mendukung penyelenggaraan STBM oleh Pemerintah dan Pemerintah Daerah bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara, Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah, dan sumber lain yang tidak mengikat sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan.

BAB VI

PEMBINAAN DAN PENGAWASAN

Pasal 17

(1) Pembinaan dan pengawasan dilaksanakan oleh Menteri, Gubernur, dan Bupati/Walikota.

(2) Menteri, Gubernur, dan Bupati/Walikota dalam pelaksanaan pembinaan dan pengawasan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat melimpahkan kewenangannya kepada satuan kerja yang memiliki tugas dan fungsi terkait penyelenggaraan STBM.

Pasal 18

Pembinaan dan pengawasan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 17 terutama diarahkan terhadap: a. penyelenggaraan STBM oleh masyarakat; b. pelaksanaan dukungan penyelenggaraan STBM; dan c. pengelolaan sumber daya manusia dalam rangka mendukung

penyelenggaraan STBM.

BAB VII...

Page 216: EFEKTIVITAS STRATEGI PROGRAM SANITASI TOTAL …
Page 217: EFEKTIVITAS STRATEGI PROGRAM SANITASI TOTAL …

-12-

LAMPIRAN PERATURAN MENTERI KESEHATAN NOMOR 3 TAHUN 2014 TENTANG SANITASI TOTAL BERBASIS MASYARAKAT

I. PERILAKU HIGIENIS DAN SANITER DALAM SANITASI TOTAL

BERBASIS MASYARAKAT

A. PENDAHULUAN

Tantangan yang dihadapi Indonesia terkait pembangunan kesehatan, khususnya bidang, higiene dan sanitasi masih sangat besar. Untuk itu perlu dilakukan intervensi terpadu melalui pendekatan sanitasi total. Pemerintah merubah pendekatan pembangunan sanitasi nasional dari pendekatan sektoral dengan penyediaan subsidi perangkat keras yang selama ini tidak memberi daya ungkit terjadinya perubahan perilaku higienis dan peningkatan akses sanitasi, menjadi pendekatan sanitasi total berbasis masyarakat yang menekankan pada 5 (lima) perubahan perilaku higienis. Pelaksanaan Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM) dengan lima pilar akan mempermudah upaya meningkatkan akses sanitasi masyarakat yang lebih baik serta mengubah dan mempertahankan keberlanjutan budaya hidup bersih dan sehat. Pelaksanaan STBM dalam jangka panjang dapat menurunkan angka kesakitan dan kematian yang diakibatkan oleh sanitasi yang kurang baik, dan dapat mendorong tewujudnya masyarakat sehat yang mandiri dan berkeadilan. Perubahan perilaku dalam STBM dilakukan melalui metode Pemicuan yang mendorong perubahan perilaku masyarakat sasaran secara kolektif dan mampu membangun sarana sanitasi secara mandiri sesuai kemampuan.

B. LIMA PILAR STBM

Lima Pilar STBM terdiri dari:

1. Stop Buang air besar Sembarangan (SBS)

Suatu kondisi ketika setiap individu dalam komunitas tidak buang air besar sembarangan.

Perilaku SBS diikuti dengan pemanfaatan sarana sanitasi yang saniter berupa jamban sehat. Saniter merupakan kondisi fasilitas sanitasi yang memenuhi standar dan persyaratan kesehatan yaitu:

Page 218: EFEKTIVITAS STRATEGI PROGRAM SANITASI TOTAL …

-13-

a. tidak mengakibatkan terjadinya penyebaran langsung bahan-bahan yang berbahaya bagi manusia akibat pembuangan kotoran manusia; dan

b. dapat mencegah vektor pembawa untuk menyebar penyakit pada pemakai dan lingkungan sekitarnya.

Contoh perubahan perilaku SBS :

Jamban sehat efektif untuk memutus mata rantai penularan penyakit. Jamban sehat harus dibangun, dimiliki, dan digunakan oleh keluarga dengan penempatan (di dalam rumah atau di luar rumah) yang mudah dijangkau oleh penghuni rumah.

Standar dan persyaratan kesehatan bangunan jamban terdiri dari : a) Bangunan atas jamban (dinding dan/atau atap)

Bangunan atas jamban harus berfungsi untuk melindungi pemakai dari gangguan cuaca dan gangguan lainnya.

Page 219: EFEKTIVITAS STRATEGI PROGRAM SANITASI TOTAL …

-14-

b) Bangunan tengah jamban

Terdapat 2 (dua) bagian bangunan tengah jamban, yaitu: - Lubang tempat pembuangan kotoran (tinja dan urine)

yang saniter dilengkapi oleh konstruksi leher angsa. Pada konstruksi sederhana (semi saniter), lubang dapat dibuat tanpa konstruksi leher angsa, tetapi harus diberi tutup.

- Lantai Jamban terbuat dari bahan kedap air, tidak licin, dan mempunyai saluran untuk pembuangan air bekas ke Sistem Pembuangan Air Limbah (SPAL).

c) Bangunan Bawah

Merupakan bangunan penampungan, pengolah, dan pengurai kotoran/tinja yang berfungsi mencegah terjadinya pencemaran atau kontaminasi dari tinja melalui vektor pembawa penyakit, baik secara langsung maupun tidak langsung. Terdapat 2 (dua) macam bentuk bangunan bawah jamban, yaitu: - Tangki Septik, adalah suatu bak kedap air yang berfungsi

sebagai penampungan limbah kotoran manusia (tinja dan urine). Bagian padat dari kotoran manusia akan tertinggal dalam tangki septik, sedangkan bagian cairnya akan keluar dari tangki septik dan diresapkan melalui bidang/sumur resapan. Jika tidak memungkinkan dibuat resapan maka dibuat suatu filter untuk mengelola cairan tersebut.

- Cubluk, merupakan lubang galian yang akan menampung limbah padat dan cair dari jamban yang masuk setiap harinya dan akan meresapkan cairan limbah tersebut ke dalam tanah dengan tidak mencemari air tanah, sedangkan bagian padat dari limbah tersebut akan diuraikan secara biologis.

Page 220: EFEKTIVITAS STRATEGI PROGRAM SANITASI TOTAL …

-15-

Bentuk cubluk dapat dibuat bundar atau segi empat, dindingnya harus aman dari longsoran, jika diperlukan dinding cubluk diperkuat dengan pasangan bata, batu kali, buis beton, anyaman bambu, penguat kayu, dan sebagainya.

2. Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS)

CTPS merupakan perilaku cuci tangan dengan menggunakan sabun dan air bersih yang mengalir. a. Langkah-langkah CTPS yang benar :

- Basahi kedua tangan dengan air bersih yang mengalir. - Gosokkan sabun pada kedua telapak tangan sampai

berbusa lalu gosok kedua punggung tangan, jari jemari, kedua jempol, sampai semua permukaan kena busa sabun.

- Bersihkan ujung-ujung jari dan sela-sela di bawah kuku. - Bilas dengan air bersih sambil menggosok-gosok kedua

tangan sampai sisa sabun hilang. - Keringkan kedua tangan dengan memakai kain, handuk

bersih, atau kertas tisu, atau mengibas-ibaskan kedua tangan sampai kering.

Page 221: EFEKTIVITAS STRATEGI PROGRAM SANITASI TOTAL …

-16-

b. Waktu penting perlunya CTPS, antara lain: - sebelum makan - sebelum mengolah dan menghidangkan makanan - sebelum menyusui - sebelum memberi makan bayi/balita - sesudah buang air besar/kecil - sesudah memegang hewan/unggas

c. Kriteria Utama Sarana CTPS

- Air bersih yang dapat dialirkan - Sabun - Penampungan atau saluran air limbah yang aman

3. Pengelolaan Air Minum dan Makanan Rumah Tangga (PAMM-RT)

PAMM-RT merupakan suatu proses pengolahan, penyimpanan, dan pemanfaatan air minum dan pengelolaan makanan yang aman di rumah tangga.

Tahapan kegiatan dalam PAMM-RT, yaitu: a. Pengelolaan Air Minum Rumah Tangga

1) Pengolahan air baku Apabila air baku keruh perlu dilakukan pengolahan awal: - Pengendapan dengan gravitasi alami - Penyaringan dengan kain - Pengendapan dengan bahan kimia/tawas

Page 222: EFEKTIVITAS STRATEGI PROGRAM SANITASI TOTAL …

-17-

2) Pengolahan air untuk minum

Pengolahan air minum di rumah tangga dilakukan untuk mendapatkan air dengan kualitas air minum. Cara pengolahan yang disarankan, yaitu: Air untuk minum harus diolah terlebih dahulu untuk menghilangkan kuman dan penyakit melalui : a) Filtrasi (penyaringan), contoh : biosand filter, keramik

filter, dan sebagainya. b) Klorinasi, contoh : klorin cair, klorin tablet, dan

sebagainya. c) Koagulasi dan flokulasi (penggumpalan), contoh :

bubuk koagulan d) Desinfeksi, contoh : merebus, sodis (Solar Water

Disinfection)

3) Wadah Penyimpanan Air Minum

Setelah pengolahan air, tahapan selanjutnya menyimpan air minum dengan aman untuk keperluan sehari-hari, dengan cara: - Wadah bertutup, berleher sempit, dan lebih baik dilengkapi dengan kran.

- Air minum sebaiknya disimpan di wadah pengolahannya.

- Air yang sudah diolah sebaiknya disimpan dalam tempat yang bersih dan selalu tertutup.

- Minum air dengan menggunakan gelas yang bersih dan kering atau tidak minum air langsung mengenai mulut/wadah kran.

- Letakkan wadah penyimpanan air minum di tempat yang bersih dan sulit terjangkau oleh binatang.

Page 223: EFEKTIVITAS STRATEGI PROGRAM SANITASI TOTAL …

-18-

- Wadah air minum dicuci setelah tiga hari atau saat air habis, gunakan air yang sudah diolah sebagai air bilasan terakhir.

4) Hal penting dalam PAMM-RT

- Cucilah tangan sebelum menangani air minum dan mengolah makanan siap santap.

- Mengolah air minum secukupnya sesuai dengan kebutuhan rumah tangga.

- Gunakan air yang sudah diolah untuk mencuci sayur dan buah siap santap serta untuk mengolah makan siap santap.

- Tidak mencelupkan tangan ke dalam air yang sudah diolah menjadi air minum.

- Secara periodik meminta petugas kesehatan untuk melakukan pemeriksaan air guna pengujian laboratorium.

Baik Buruk

Buruk Baik

Page 224: EFEKTIVITAS STRATEGI PROGRAM SANITASI TOTAL …

-19-

b. Pengelolaan Makanan Rumah Tangga

Makanan harus dikelola dengan baik dan benar agar tidak menyebabkan gangguan kesehatan dan bermanfaat bagi tubuh. Cara pengelolaan makanan yang baik yaitu dengan menerapkan prinsip higiene dan sanitasi makanan. Pengelolaan makanan di rumah tangga, walaupun dalam jumlah kecil atau skala rumah tangga juga harus menerapkan prinsip higiene sanitasi makanan.

Prinsip higiene sanitasi makanan :

1) Pemilihan bahan makanan

Pemilihan bahan makanan harus memperhatikan mutu dan kualitas serta memenuhi persyaratan yaitu untuk bahan makanan tidak dikemas harus dalam keadaan segar, tidak busuk, tidak rusak/berjamur, tidak mengandung bahan kimia berbahaya dan beracun serta berasal dari sumber yang resmi atau jelas.

Untuk bahan makanan dalam kemasan atau hasil pabrikan, mempunyai label dan merek, komposisi jelas, terdaftar dan tidak kadaluwarsa.

2) Penyimpanan bahan makanan

Menyimpan bahan makanan baik bahan makanan tidak dikemas maupun dalam kemasan harus memperhatikan tempat penyimpanan, cara penyimpanan, waktu/lama penyimpanan dan suhu penyimpanan. Selama berada dalam penyimpanan harus terhindar dari kemungkinan terjadinya kontaminasi oleh bakteri, serangga, tikus dan hewan lainnya serta bahan kimia berbahaya dan beracun. Bahan makanan yang disimpan lebih dulu atau masa kadaluwarsanya lebih awal dimanfaatkan terlebih dahulu.

3) Pengolahan makanan

Empat aspek higiene sanitasi makanan sangat mempengaruhi proses pengolahan makanan, oleh karena itu harus memenuhi persyaratan, yaitu : - Tempat pengolahan makanan atau dapur harus

memenuhi persyaratan teknis higiene sanitasi untuk mencegah risiko pencemaran terhadap makanan serta dapat mencegah masuknya serangga, binatang pengerat, vektor dan hewan lainnya.

Page 225: EFEKTIVITAS STRATEGI PROGRAM SANITASI TOTAL …

-20-

- Peralatan yang digunakan harus tara pangan (food grade) yaitu aman dan tidak berbahaya bagi kesehatan (lapisan permukaan peralatan tidak larut dalam suasana asam/basa dan tidak mengeluarkan bahan berbahaya dan beracun) serta peralatan harus utuh, tidak cacat, tidak retak, tidak gompel dan mudah dibersihkan.

- Bahan makanan memenuhi persyaratan dan diolah sesuai urutan prioritas Perlakukan makanan hasil olahan sesuai persyaratan higiene dan sanitasi makanan, bebas cemaran fisik, kimia dan bakteriologis.

- Penjamah makanan/pengolah makanan berbadan sehat, tidak menderita penyakit menular dan berperilaku hidup bersih dan sehat.

4) Penyimpanan makanan matang

Penyimpanan makanan yang telah matang harus memperhatikan suhu, pewadahan, tempat penyimpanan dan lama penyimpanan. Penyimpanan pada suhu yang tepat baik suhu dingin, sangat dingin, beku maupun suhu hangat serta lama penyimpanan sangat mempengaruhi kondisi dan cita rasa makanan matang.

5) Pengangkutan makanan

Dalam pengangkutan baik bahan makanan maupun makanan matang harus memperhatikan beberapa hal yaitu alat angkut yang digunakan, teknik/cara pengangkutan, lama pengangkutan, dan petugas pengangkut. Hal ini untuk menghindari risiko terjadinya pencemaran baik fisik, kimia maupun bakteriologis.

6) Penyajian makanan

Makanan dinyatakan laik santap apabila telah dilakukan uji organoleptik atau uji biologis atau uji laboratorium, hal ini dilakukan bila ada kecurigaan terhadap makanan tersebut. Adapun yang dimaksud dengan:

- Uji organoleptik yaitu memeriksa makanan dengan cara meneliti dan menggunakan 5 (lima) indera manusia yaitu dengan melihat (penampilan), meraba (tekstur, keempukan), mencium (aroma), mendengar (bunyi misal telur) menjilat (rasa). Apabila secara organoleptik baik maka makanan dinyatakan laik santap.

- Uji biologis yaitu dengan memakan makanan secara sempurna dan apabila dalam waktu 2 (dua) jam tidak terjadi tanda-tanda kesakitan, makanan tersebut dinyatakan aman.

Page 226: EFEKTIVITAS STRATEGI PROGRAM SANITASI TOTAL …

-21-

- Uji laboratorium dilakukan untuk mengetahui tingkat cemaran makanan baik kimia maupun mikroba. Untuk pemeriksaan ini diperlukan sampel makanan yang diambil mengikuti standar/prosedur yang benar dan hasilnya dibandingkan dengan standar yang telah baku.

Beberapa hal yang harus diperhatikan pada penyajian makanan yaitu tempat penyajian, waktu penyajian, cara penyajian dan prinsip penyajian. Lamanya waktu tunggu makanan mulai dari selesai proses pengolahan dan menjadi makanan matang sampai dengan disajikan dan dikonsumsi tidak boleh lebih dari 4 (empat) jam dan harus segera dihangatkan kembali terutama makanan yang mengandung protein tinggi, kecuali makanan yang disajikan tetap dalam keadaan suhu hangat. Hal ini untuk menghindari tumbuh dan berkembang biaknya bakteri pada makanan yang dapat menyebabkan gangguan pada kesehatan.

4. Pengamanan Sampah Rumah Tangga

Tujuan Pengamanan Sampah Rumah Tangga adalah untuk menghindari penyimpanan sampah dalam rumah dengan segera menangani sampah. Pengamanan sampah yang aman adalah pengumpulan, pengangkutan, pemrosesan, pendaur-ulangan atau pembuangan dari material sampah dengan cara yang tidak membahayakan kesehatan masyarakat dan lingkungan.

Prinsip-prinsip dalam Pengamanan sampah: a. Reduce yaitu mengurangi sampah dengan mengurangi

pemakaian barang atau benda yang tidak terlalu dibutuhkan. Contoh: - Mengurangi pemakaian kantong plastik.

Page 227: EFEKTIVITAS STRATEGI PROGRAM SANITASI TOTAL …

-22-

- Mengatur dan merencanakan pembelian kebutuhan rumah tangga secara rutin misalnya sekali sebulan atau sekali seminggu.

- Mengutamakan membeli produk berwadah sehingga bisa diisi ulang.

- Memperbaiki barang-barang yang rusak (jika masih bisa diperbaiki).

- Membeli produk atau barang yang tahan lama.

b. Reuse yaitu memanfaatkan barang yang sudah tidak terpakai tanpa mengubah bentuk. Contoh: - Sampah rumah tangga yang bisa dimanfaatkan seperti

koran bekas, kardus bekas, kaleng susu, wadah sabun lulur, dan sebagainya. Barang-barang tersebut dapat dimanfaatkan sebaik mungkin misalnya diolah menjadi tempat untuk menyimpan tusuk gigi, perhiasan, dan sebagainya.

- Memanfaatkan lembaran yang kosong pada kertas yang sudah digunakan, memanfaatkan buku cetakan bekas untuk perpustakaan mini di rumah dan untuk umum.

- Menggunakan kembali kantong belanja untuk belanja berikutnya.

c. Recycle yaitu mendaur ulang kembali barang lama menjadi

barang baru. Contoh: - Sampah organik bisa dimanfaatkan sebagai pupuk

dengan cara pembuatan kompos atau dengan pembuatan lubang biopori.

- Sampah anorganik bisa di daur ulang menjadi sesuatu yang bisa digunakan kembali, contohnya mendaur ulang kertas yang tidak digunakan menjadi kertas kembali, botol plastik bisa menjadi tempat alat tulis, bungkus plastik detergen atau susu bisa dijadikan tas, dompet, dan sebagainya.

- Sampah yang sudah dipilah dapat disetorkan ke bank sampah terdekat.

Page 228: EFEKTIVITAS STRATEGI PROGRAM SANITASI TOTAL …

-23-

SKALA INDIVIDU SKALA. LINGKUNGAN SKALA KOTA/ REGIONAL

SUMBERSAMPAH

Pengumpulan

Pengangkutan

Pemilahan

Konsepsi integrasi 3 R

Pengurangan/Pengolahan (3R)

Pengolahan Akhir

Pengurangan/ Pengolahan (3R)

Pengurangan/Penggunaan Kembali/ Pendaur Ulangan (3 R)

Kegiatan Pengamanan Sampah Rumah Tangga dapat dilakukan dengan : - sampah tidak boleh ada dalam rumah dan harus dibuang

setiap hari - pemilahan dalam bentuk pengelompokan dan pemisahan

sampah sesuai dengan jenis, jumlah, dan/atau sifat sampah. - pemilahan sampah dilakukan terhadap 2 (dua) jenis sampah,

yaitu organik dan nonorganik. Untuk itu perlu disediakan tempat sampah yang berbeda untuk setiap jenis sampah tersebut. Tempat sampah harus tertutup rapat.

- pengumpulan sampah dilakukan melalui pengambilan dan pemindahan sampah dari rumah tangga ke tempat penampungan sementara atau tempat pengolahan sampah terpadu.

- Sampah yang telah dikumpulkan di tempat penampungan sementara atau tempat pengolahan sampah terpadu diangkut ke tempat pemrosesan akhir.

Page 229: EFEKTIVITAS STRATEGI PROGRAM SANITASI TOTAL …

-24-

5. Pengamanan Limbah Cair Rumah Tangga Proses pengamanan limbah cair yang aman pada tingkat rumah tangga untuk menghindari terjadinya genangan air limbah yang berpotensi menimbulkan penyakit berbasis lingkungan. Untuk menyalurkan limbah cair rumah tangga diperlukan sarana berupa sumur resapan dan saluran pembuangan air limbah rumah tangga. Limbah cair rumah tangga yang berupa tinja dan urine disalurkan ke tangki septik yang dilengkapi dengan sumur resapan. Limbah cair rumah tangga yang berupa air bekas yang dihasilkan dari buangan dapur, kamar mandi, dan sarana cuci tangan disalurkan ke saluran pembuangan air limbah.

Prinsip Pengamanan Limbah Cair Rumah Tangga adalah: a) Air limbah kamar mandi dan dapur tidak boleh tercampur

dengan air dari jamban b) Tidak boleh menjadi tempat perindukan vektor c) Tidak boleh menimbulkan bau d) Tidak boleh ada genangan yang menyebabkan lantai licin

dan rawan kecelakaan e) Terhubung dengan saluran limbah umum/got atau sumur

resapan.

Page 230: EFEKTIVITAS STRATEGI PROGRAM SANITASI TOTAL …

-25-

II. TATA CARA PEMICUAN STBM

A. Sasaran Pemicuan Sasaran Pemicuan adalah komunitas masyarakat (RW/dusun/desa), bukan perorangan/keluarga, yaitu :

1. Semua keluarga yang belum melaksanakan salah satu atau lima pilar STBM.

2. Semua keluarga yang telah memiliki fasilitas sanitasi tetapi belum memenuhi syarat kesehatan.

B. Pesan yang disampaikan kepada masyarakat

1. Stop Buang air besar Sembarangan

- Buang air besar sembarangan akan mencemari lingkungan dan akan menjadi sumber penyakit.

- Buang air besar dengan cara yang aman dan sehat berarti menjaga harkat dan martabat diri dan lingkungan.

- Jangan jadikan kotoran yang dibuang sembarangan untuk penderitaan orang lain dan diri sendiri.

- Cara hidup sehat dengan membiasakan keluarga buang air besar yang aman dan sehat berarti menjaga generasi untuk tetap sehat.

2. Cuci Tangan Pakai Sabun

- Ingin sehat dan terbebas dari pencemaran kuman lakukan Cuci Tangan Pakai Sabun sebelum makan dan setelah melakukan pekerjaan.

- Banyak penyakit yang dapat dihindari cukup dengan Cuci Tangan Pakai Sabun.

- Cukup 20 detik untuk menghindari penyakit dengan Cuci Tangan Pakai Sabun.

3. Pengelolaan Air Minum dan Makanan Rumah Tangga

- Memastikan air dan makanan yang akan dikonsumsi adalah air dan makanan yang memenuhi syarat kesehatan dan aman untuk dikonsumsi.

- Melakukan treatment atau penanganan terhadap air sebelum dikonsumsi misalnya dengan merebus sampai mendidih, klorinasi, penjernihan dan cara-cara lain yang sesuai. Begitu juga dengan pengolahan makanan yang sehat.

- Menutup air minum dan makanan sebelum dikonsumsi.

Page 231: EFEKTIVITAS STRATEGI PROGRAM SANITASI TOTAL …

-26-

4. Pengamanan Sampah Rumah Tangga

- Sampah akan menjadi sumber petaka apabila tidak dikelola dengan baik

- Jangan buang sampah di sembarang tempat - Pilahkan sampah kering dan sampah basah - Sudahkan rumah anda dilengkapi tembuat pembuangan

sampah yang aman? - Sampah dapat dikelola dan menghasilkan uang dengan cara

pemilahan, komposting dan pemanfaatan sampah kering menjadi kerajinan

- Disesuaikan dengan kreativitas masing-masing.

5. Pengamanan Limbah Cair Rumah Tangga

- Genangan air limbah menjadi tempat bersarangnya penyakit - Jagalah kebersihan lingkungan dan hindari pencemaran

dengan mengelola air limbah dengan aman dan sehat - Banyak penyakit yang dapat dihindari dengan cara

membersihkan lingkungan dari pencemaran air limbah rumah tangga.

- Disesuaikan dengan kreativitas masing-masing

Pesan-pesan tersebut dapat disampaikan melalui berbagai macam media seperti brosur, leaflet, baliho, papan larangan, video, radio dan lain sebagainya yang bisa dikembangkan sendiri oleh desa. Setiap desa dapat mengembangkan sesuai dengan kondisi desanya masing-masing tergantung masing-masing desa untuk mencari pesan yang paling efektif untuk disampaikan.

C. Prinsip Dasar Pemicuan

Boleh dilakukan: Tidak Boleh dilakukan: Memfasilitasi proses, meminta pendapat dan mendengarkan

Menggurui

Membiarkan individu menyadari sendiri

Mengatakan apa yang baik dan buruk (mengajari)

Biarkanlah orang-orang menyampaikan inovasi jamban-jamban/kakus yang sederhana.

Mempromosikan rancangan/desain jamban/kakus khusus

Tanpa subsidi Menawarkan subsidi

Page 232: EFEKTIVITAS STRATEGI PROGRAM SANITASI TOTAL …

-27-

D. Pelaku Pemicuan

1. Tim Fasilitator STBM Desa/kelurahan yang terdiri dari sedikitnya relawan, tokoh masyarakat, tokoh agama, dengan dukungan kepala desa, dapat dibantu oleh orang lain yang berasal dari dalam ataupun dari luar Desa tersebut

2. Bidan desa, diharapkan akan berperan sebagai pendamping, terutama ketika ada pertanyaan masyarakat terkait medis, dan pendampingan lanjutan serta pemantauan dan evaluasi

3. Posyandu diharapkan dapat bertindak sebagai wadah kelembagaan yang ada di masyarakat yang akan dimanfaatkan sebagai tempat edukasi, pemicuan, pelaksanaan pembangunan, pengumpulan alternatif pendanaan sampai dengan pemantauan dan evaluasi

4. Kader Posyandu diharapkan juga dapat sebagai fasilitator yang ikut serta dalam kegiatan pemicuan di desa,

5. Natural leader dapat dipakai sebagai anggota Tim Fasilitator STBM Desa untuk keberlanjutan STBM.

E. Langkah-langkah Pemicuan

Proses Pemicuan dilakukan satu kali dalam periode tertentu, dengan lama waktu Pemicuan antara 1-3 jam, hal ini untuk menghindari informasi yang terlalu banyak dan dapat membuat bingung masyarakat. Pemicuan dilakukan berulang sampai sejumlah orang terpicu. Orang yang telah terpicu adalah orang yang tergerak dengan spontan dan menyatakan untuk merubah perilaku. Biasanya sang pelopor ini disebut dengan natural leader.

1. Pengantar pertemuan

- Memperkenalkan diri beserta semua anggota tim dan membangun hubungan setara dengan masyarakat yang akan dipicu.

- Menjelaskan tujuan keberadaan kader dan atau fasilitator. Tujuannya adalah untuk belajar tentang kebiasaan masyarakat yang berhubungan dengan kesehatan lingkungan.

- Menjelaskan bahwa kader dan atau fasilitator akan banyak bertanya dan minta kesediaan masyarakat yang hadir untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan dengan jujur.

- Menjelaskan bahwa kedatangan kader dan atau fasilitator bukan untuk memberikan bantuan dalam bentuk apapun (uang, semen dan lain-lain), melainkan untuk belajar.

Page 233: EFEKTIVITAS STRATEGI PROGRAM SANITASI TOTAL …

-28-

2. Pencairan suasana

- Pencairan suasana dilakukan untuk menciptakan suasana akrab antara fasilitator dan masyarakat sehingga masyarakat akan terbuka untuk menceritakan apa yang terjadi di kampung tersebut.

- Pencairan suasana bisa dilakukan dengan permainan yang menghibur, mudah dilakukan oleh masyarakat, melibatkan banyak orang.

3. Identifikasi istilah-istilah yang terkait dengan sanitasi

- Fasilitator dan/atau kader dapat memulai dengan pertanyaan, misalnya “Siapa yang melihat atau mencium bau kotoran manusia pada hari ini?” “Siapa saja yang BAB di tempat terbuka pada hari ini?”

- Setelah itu sepakati bersama tentang penggunaan kata BAB dan kotoran manusia dengan bahasa setempat yang kasar, misal “berak” untuk BAB dan “tai” untuk kotoran manusia. Gunakan kata-kata ini selama proses analisis.

4. Pemetaan sanitasi

- Melakukan pemetaan sanitasi yang merupakan pemetaan sederhana yang dilakukan oleh masyarakat untuk menentukan lokasi rumah, sumber daya yang tersedia dan permasalahan sanitasi yang terjadi, serta untuk memicu terjadinya diskusi dan dilakukan di ruangan terbuka yang cukup lapang.

- Menggunakan bahan-bahan yang tersedia di lokasi( daun, batu, batang kayu, dan lain-lain) untuk membuat peta.

- Memulai pembuatan peta dengan membuat batas kampung, jalan desa, lokasi Pemicuan, lokasi kebun, sawah, kali, lapangan, rumah penduduk (tandai mana yang punya dan yang tidak punya jamban, sarana cuci tangan, tempat pembuangan sampah, saluran limbah cair rumah tangga).

- Memberi tanda pada lokasi-lokasi biasanya digunakan untuk membuang tinja, sampah dan limbah cair rumah tangga. Selanjutnya membuat garis dari lokasi pembuangan ke rumah tangga.

- Melakukan diskusi tentang peta tersebut dengan cara meminta peserta untuk berdiri berkelompok sesuai denga dusun/RT. Minta mereka mendiskusikan dusun/RT mana yang paling kotor? Mana yang nomor 2 kotor dan seterusnya. Catat hasil diskusi di kertas dan bacakan.

- Memindahkan pemetaan lapangan tersebut kedalam kertas flipchat atau kertas manila karton, karena peta ini akan dipergunakan untuk memantau perkembangan perubahan perilaku masyarakat.

Page 234: EFEKTIVITAS STRATEGI PROGRAM SANITASI TOTAL …

-29-

5. Transect Walk (Penelusuran Wilayah)

- Mengajak anggota masyarakat untuk menelusuri desa sambil melakukan pengamatan, bertanya dan mendengar.

- Menandai lokasi pembuangan tinja, sampah dan limbah cair rumah tangga dan kunjungi rumah yang sudah memiliki fasilitas jamban, cuci tangan, tempat pembuangan sampah dan saluran pembuangan limbah cair.

- Penting sekali untuk berhenti di lokasi pembuangan tinja, sampah, limbah cair rumah tangga dan luangkan waktu di tempat itu untuk berdiskusi.

6. Diskusi

a. Alur kontaminasi

- Menanyangkan gambar-gambar yang menunjukkan alur kontaminasi penyakit.

- Tanyakan: Apa yang terjadi jika lalat-lalat tersebut hinggap di makanan anda? Di piring anda? Di wajah dan bibir anak kita?

- Kemudian tanyakan: Jadi apa yang kita makan bersama makanan kita?

- Tanyakan: Bagaimana perasaan anda yang telah saling memakan kotorannya sebagai akibat dari BAB di sembarang tempat?

- Fasililator tidak boleh memberikan komentar apapun, biarkan mereka berfikir dan ingatkan kembali hal ini ketika membuat rangkuman pada akhir proses analisis.

Page 235: EFEKTIVITAS STRATEGI PROGRAM SANITASI TOTAL …

-30-

Gambar alur kontaminasi

b. Simulasi air yang terkontaminasi

- Siapkan 2 gelas air mineral yang utuh dan minta salah seorang anggota masyarakat untuk minum air tersebut. Lanjutkan ke yang lainnya, sampai mereka yakin bahwa air tersebut memang layak diminum.

- Minta 1 helai rambut kepada salah seorang peserta, kemudian tempelkan rambut tersebut ke tinja yang ada di sekitar kita, celupkan rambut ke air yang tadi diminum oleh peserta.

- Minta peserta yang minum air tadi untuk meminum kembali air yang telah diberi dicelup rambut bertinja. Minta juga peserta yang lain untuk meminumnya. Ajukan pertanyaan: Kenapa tidak yang ada berani minum?

- Tanyakan berapa jumlah kaki seekor lalat dan beritahu mereka bahwa lalat mempunyai 6 kaki yang berbulu. Tanyakan: Apakah lalat bisa mengangkut tinja lebih banyak dari rambut yang dicelupkan ke air tadi?

7. Menyusun rencana program sanitasi

- Jika sudah ada masyarakat yang terpicu dan ingin berubah, dorong mereka untuk mengadakan pertemuan untuk membuat rencana aksi.

- Pada saat Pemicuan, amati apakah ada orang-orang yang akan muncul menjadi natural leader.

- Mendorong orang-orang tersebut untuk menjadi pimpinan kelompok, memicu orang lain untuk mengubah perilaku.

- Tindak lanjut setelah Pemicuan merupakan hal penting yang harus dilakukan, untuk menjamin keberlangsungan perubahan perilaku serta peningkatan kualitas fasilitas sanitasi yang terus menerus.

Page 236: EFEKTIVITAS STRATEGI PROGRAM SANITASI TOTAL …

-31-

- Mendorong natural leader untuk bertanggung jawab terhadap terlaksananya rencana aksi dan perubahan perilaku terus berlanjut.

- Setelah tercapai status 100% (seratus persen) STBM (minimal pilar 1), masyarakat didorong untuk mendeklarasikannya, jika perlu memasang papan pengumuman.

- Untuk menjamin agar masyarakat tidak kembali ke perilaku semula, masyarakat perlu membuat aturan lokal, contohnya denda bagi anggota masyarakat yang masih BAB di tempat terbuka.

- Mendorong masyarakat untuk terus melakukan perubahan perilaku higiene dan sanitasi sampai tercapai Sanitasi Total.

F. Opsi Teknologi

1. Stop Buang Air Besar Sembarangan

Pilihan teknologi jamban disesuaikan dengan karakteristik wilayah setempat, seperti jamban diatas sungai untuk daerah pasang surut.

2. Cuci Tangan Pakai Sabun

Pilihan sarana Cuci Tangan Pakai Sabun tergantung pada kreatifitas masing-masing, misalnya: - Ceret/kendi (khusus untuk cuci tangan) dilengkapi dengan

sabun dan lap (handuk) - Ember dengan gayung dilengkapi dengan sabun dan lap

bersih (handuk) - Jerigen dimodifikasi dipasang kran dilengkapi sabun dan lap

bersih (handuk) - Pancuran dilengkapi sabun dan lap bersih (handuk) - Wastafel dilengkapi sabun dan lap bersih (handuk)

Page 237: EFEKTIVITAS STRATEGI PROGRAM SANITASI TOTAL …

-32-

3. Pengelolaan Air Minum dan Makanan Rumah Tangga

Teknologi sarana pengelolaan air minum rumah tangga mencakup dua bagian yaitu pengolahan air minum dan penyimpanan air minum:

Pengolahan air minum Penyimpanan air minum • Merebus air sampai

mendidih untuk air yang sudah jernih

• Koagulasi/flokulasi +Desinfeksi

• Khlorinasi • Desinfeksi dengan Sinar

Matahari (SODIS) • Saringan Air Keramik

• Menyimpan pada tempat yang aman (ceret, kendi, teko, dan sebagainya serta ditutup)

• Menutup air dalam gelas • Dan lain-lain

Prinsipnya: Lalat atau jenis serangga/binatang tidak menghinggapi minuman sebelum dikonsumsi

Pengolahan makanan Penyimpanan makanan • Mengolah sayuran, dicuci

terlebih dahulu, baru dipotong potong

• CTPS sebelum mengolah dan menghidangkan makanan

• Disimpan dalam lemari makanan

• Menutup dengan tudung saji apabila disimpan diatas meja makan

Prinsipnya : Lalat atau jenis serangga/binatang tidak menghinggapi makanan sebelum dikonsumsi

4. Pengamanan Sampah Rumah Tangga

Teknologi pengamanan sampah yang sudah berkembang di masyarakat pada saat ini, seperti komposter

5. Pengamanan Limbah Cair Rumah Tangga

Prinsip teknologi Saluran Pembuangan Air Limbah adalah tidak terjadi genangan secara terbuka. Beberapa pilihan teknologi yang dapat dipilih antara lain: - Saluran dengan pipa disambungkan dengan pembungan

secara tertutup - Saluran terbuka dengan pasangan kedap air disambungkan

ke tempat penampungan tertutu

Page 238: EFEKTIVITAS STRATEGI PROGRAM SANITASI TOTAL …

-33-

III. STRATEGI DAN TAHAPAN PENYELENGGARAAN STBM

Strategi penyelenggaraan STBM meliputi 3 (tiga) komponen yang saling mendukung satu dengan yang lain yaitu penciptaan lingkungan yang kondusif, peningkatan kebutuhan sanitasi, dan peningkatan penyediaan akses sanitasi. Apabila salah satu dari komponen STBM tersebut tidak ada maka proses pencapaian 5 (lima) Pilar STBM tidak maksimal.

1. Penciptaan Lingkungan yang Kondusif

Komponen ini mencakup advokasi kepada Pemerintah, Pemerintah Daerah, dan pemangku kepentingan dalam mengembangkan komitmen bersama untuk melembagakan program pembangunan sanitasi perdesaan, yang diharapkan akan menghasilkan: a. komitmen Pemerintah Daerah untuk menyediakan sumber daya

untuk melaksanakan program STBM yang dinyatakan dalam surat kepeminatan.

b. kebijakan daerah dan peraturan daerah mengenai program sanitasi seperti Keputusan Bupati, peraturan daerah, Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD), Rencana Strategis (Renstra), dan lain-lain.

c. terbentuknya lembaga koordinasi yang mengarusutamakan sektor sanitasi, yang menghasilkan peningkatan anggaran sanitasi daerah serta koordinasi sumber daya dari Pemerintah maupun non Pemerintah.

d. adanya tenaga fasilitator, pelatih STBM, dan program peningkatan kapasitas.

e. adanya sistem pemantauan hasil kinerja program serta proses pengelolaan pembelajaran.

Page 239: EFEKTIVITAS STRATEGI PROGRAM SANITASI TOTAL …

-34-

2. Peningkatan Kebutuhan Sanitasi

Komponen Peningkatan kebutuhan sanitasi merupakan upaya sistematis untuk mendapatkan perubahan perilaku yang higienis dan saniter, berupa: a. pemicuan perubahan perilaku; b. promosi dan kampanye perubahan perilaku higiene dan sanitasi; c. penyampaian pesan melalui media massa dan media komunikasi

lainnya; d. mengembangkan komitmen masyarakat dalam perubahan

perilaku; e. memfasilitasi terbentuknya tim kerja masyarakat; dan f. mengembangkan mekanisme penghargaan terhadap

masyarakat/institusi.

3. Peningkatan Penyediaan Akses Sanitasi

Peningkatan penyediaan sanitasi secara khusus diprioritaskan untuk meningkatkan dan mengembangkan percepatan penyediaan akses dan layanan sanitasi yang layak dalam rangka membuka dan mengembangkan pasar sanitasi perdesaan, yaitu : a. mengembangkan opsi teknologi sarana sanitasi yang sesuai

kebutuhan dan terjangkau; b. menciptakan dan memperkuat jejaring pasar sanitasi perdesaan;

dan c. mengembangkan mekanisme peningkatan kapasitas pelaku

pasar sanitasi.

Setelah 3 (tiga) komponen strategi tersebut di atas dipenuhi, maka penyelenggaraan STBM dapat dilaksanakan dengan tahapan sebagai berikut:

Page 240: EFEKTIVITAS STRATEGI PROGRAM SANITASI TOTAL …

-35-

TAHAPAN PENYELENGGARAAN STBM

Page 241: EFEKTIVITAS STRATEGI PROGRAM SANITASI TOTAL …

- 36 -

IV. TATA CARA PEMANTAUAN DAN EVALUASI PENYELENGGARAAN STBM

Pemantauan dan evaluasi penyelenggaraan STBM dilakukan untuk mengukur perubahan dalam pencapaian program serta mengidentifikasi pembelajaran yang ada dalam pelaksanaannya, mulai pada tingkat komunitas masyarakat di desa/kelurahan.

Pemantauan dan evaluasi penyelenggaraan STBM di setiap tingkat pemerintahan secara berjenjang dilakukan melalui Sistem Informasi Pemantauan yang dilaksanakan dengan tahapan: 1. pengumpulan data dan informasi; 2. pengolahan dan analisis data dan informasi; dan 3. pelaporan dan pemberian umpan-balik.

Capaian Indikator Pemantauan dan Evaluasi:

1. Desa/Kelurahan yang melaksanakan STBM

Indikator bahwa suatu Desa/Kelurahan dikatakan telah melaksanakan STBM adalah: a) Minimal telah ada intervensi melalui Pemicuan di salah satu dusun

dalam desa/kelurahan tersebut. b) Ada masyarakat yang bertanggung jawab untuk melanjutkan aksi

intervensi STBM seperti disebutkan pada poin pertama, baik individu (natural leader) ataupun bentuk kelompok masyarakat.

c) Sebagai respon dari aksi intervensi STBM, kelompok masyarakat menyusun suatu rencana aksi kegiatan dalam rangka mencapai komitmen perubahan perilaku pilar STBM, yang telah disepakati bersama.

2. Desa/Kelurahan SBS (Stop Buang air besar Sembarangan)

Indikator suatu Desa/Kelurahan dikatakan telah mencapai status SBS adalah: a) Semua masyarakat telah BAB hanya di jamban yang sehat dan

membuang tinja/kotoran bayi hanya ke jamban yang sehat (termasuk di sekolah).

b) Tidak terlihat tinja manusia di lingkungan sekitar. c) Ada penerapan sanksi, peraturan atau upaya lain oleh masyarakat

untuk mencegah kejadian BAB di sembarang tempat. d) Ada mekanisme pemantauan umum yang dibuat masyarakat

untuk mencapai 100% KK mempunyai jamban sehat. e) Ada upaya atau strategi yang jelas untuk dapat mencapai sanitasi

total.

Page 242: EFEKTIVITAS STRATEGI PROGRAM SANITASI TOTAL …

- 37 -

3. Desa/Kelurahan STBM Indikator bahwa suatu Desa/Kelurahan dikatakan sebagai Desa/Kelurahan STBM adalah Desa/Kelurahan tersebut telah mencapai 5 (lima) Pilar STBM.

Adapun rangkaian pelaksanaan pemantauan program STBM seperti pada gambar berikut. Rangkaian tata cara pemantauan dan evaluasi STBM :

a) Pemantauan di desa/kelurahan dilakukan oleh fasilitator untuk melihat perkembangan kegiatan Pemicuan di masyarakat dan mengumpulkan data dasar STBM. Hasil dari pemantauan berupa data dasar dan kemajuan akses sanitasi tentang proses Pemicuan yang selanjutnya dicatat dan didokumentasikan dalam bentuk peta sosial masyarakat, terbentuknya tim kerja masyarakat di desa/kelurahan, dan rencana kerja masyarakat.

b) Pemantauan dan evaluasi di Kecamatan dilakukan oleh tenaga

kesehatan Puskesmas, untuk melakukan kompilasi Pemicuan, rencana kerja masyarakat, dan aktifitas tim kerja masyarakat.

Page 243: EFEKTIVITAS STRATEGI PROGRAM SANITASI TOTAL …

- 38 -

Selanjutnya tenaga kesehatan Puskesmas melakukan pendampingan terhadap masyarakat yang terpicu agar mampu melaksanakan rencana kerjanya dan melaporkan hasil kemajuan akses sanitasi masyarakat di wilayah kerjanya.

c) Pemantauan dan evaluasi di Kabupaten/kota dilakukan oleh Dinas

Kesehatan Kabupaten/kota untuk memperoleh gambaran tentang kemajuan Pemicuan, implementasi rencana kerja masyarakat dan aktivitas natural leader, kondisi masyarakat yang tidak BABS serta upaya percepatan menuju desa/kelurahan STBM.

d) Pemantauan dan evaluasi di Provinsi dilakukan oleh Dinas Kesehatan

Provinsi untuk memperoleh gambaran tentang upaya dalam percepatan desa/kelurahan STBM pada kabupaten/kota.

e) Pemantauan dan evaluasi di Pusat dilakukan oleh Kementerian

Kesehatan untuk memperoleh gambaran tentang kemampuan kabupaten/kota serta provinsi dalam menerapkan pendekatan STBM dalam rangka mencegah dan memutus mata rantai penularan penyakit berbasis masyarakat.

Teknik pelaporan hasil pemantauan dan evaluasi STBM dapat dilakukan dengan cara : a) Sanitarian Puskesmas mengirimkan data ke layanan pesan singkat

(sms) server di Kementerian Kesehatan, SMS yang masuk di server akan diverifikasi oleh sistem berdasarkan riwayat data sebelumnya, apabila sistem menemukan kesalahan/meragukan, sistem akan mengirim SMS kepada sanitarian untuk klarifikasi, namun sebaliknya data akan dikirm ke website server.

b) Petugas pemantauan di kabupaten akan masuk ke menu (control panel) kabupaten melalui situs STBM, dan masuk pada menu isi data. Sistem akan mengenali data desa/kelurahan yang terhubung dengan database pengirim berdasarkan wilayah kerjanya sebagai penanggung jawab pemantauan.

c) Data dari dua cara perekaman sistem pemantauan akan disimpan dalam database server melalui situs dan melalui SMS akan dilakukan sinkronisasi dalam dua database utama yaitu data dasar dan data kemajuan.

Di samping pemantauan dan evaluasi sebagaimana diuraikan di atas dalam pelaksanaan STBM dilakukan pula verifikasi terhadap desa/kelurahan STBM untuk memastikan bahwa telah terjadi perubahan perilaku masyarakat dalam menyelenggarakan STBM.

Page 244: EFEKTIVITAS STRATEGI PROGRAM SANITASI TOTAL …

- 39 -

Secara lengkap verifikasi desa/kelurahan STBM adalah sebagai berikut :

1. Pelaku Verifikasi

Verifikasi merupakan serangkaian kegiatan untuk mengetahui kebenaran informasi atas laporan yang disampaikan serta memberikan pernyataan atas keabsahan dari laporan tersebut.

Level Apa yang dilakukan tim verifikasi

Pelaku verifikasi

Pemantau perubahan

perilaku Dusun • Kunjungan rumah

• Laporan kemajuan 5 Pilar STBM

Tim Verifikasi Desa

Kader STBM

Desa • Kunjungan rumah secara acak

• Laporan kemajuan 5 Pilar STBM

• Merekomendasikan deklarasi desa STBM

• Merekomendasikan peningkatan dan pengembangan desa STBM

• Merekomendasikan pencabutan status desa SBS/STBM

Tim Verifikasi Kecamatan

Tim Kerja Masyarakat

Kecamatan • Kunjungan rumah secara acak

• Laporan kemajuan pelaksanaan 5 Pilar STBM kabupaten / kota

• Merekomendasikan deklarasi pencapaian desa STBM pada wilayah kecamatan

• Merekomendasikan peningkatan dan pengembangan desa STBM pada wilayah kecamatan

Tim Verifikasi Kabupaten / Kota

Tim Pemantau Kecamatan

Page 245: EFEKTIVITAS STRATEGI PROGRAM SANITASI TOTAL …
Page 246: EFEKTIVITAS STRATEGI PROGRAM SANITASI TOTAL …
Page 247: EFEKTIVITAS STRATEGI PROGRAM SANITASI TOTAL …

CURRICULUM VITAE

A. Personal

Nama Lengkap : Zetha Bernynda

Tempat, Tanggal Lahir : Serang, 4 Juni 1996

Agama : Islam

Alamat : Cluster Nirwana Asri C10,

Taktakan, Serang

Jenis Kelamin : Perempuan

Status Perkawinan : Belum Menikah

No. Telepon : 0895332027262

Email : [email protected]

B. Riwayat Pendidikan

2002 – 2008 : SDN 13 Kota Serang

2008 – 2011 : SMPN 1 Kota Serang

2011 – 2014 : SMAN 3 Kota Serang

2014 – 2018 : Administrasi Publik FISIP UNTIRTA

C. Pengalaman Organisasi

2015 : Anggota Divisi PPSDM, Himpunan Mahasiswa Ilmu

Administrasi Negara FISIP Untirta

2016 : Anggota Biro Kesekretariatan, BEM FISIP Untirta

2017 : Kepala Biro Kesekretariatan, BEM FISIP Untirta

D. Pengalaman Kerja

Enumerator Survey Nasional Penyalahgunaan Narkoba Regional Banten

Tahun 2017