EFEKTIVITAS PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING...

150
EFEKTIVITAS PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM MENGATASI KENAKALAN SANTRIWAN/TI (Studi Kasus di Pondok Pesantren Modern Daarul Uluum I Bantarkemang Bogor) SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Untuk Memenuhi Salah Satu Syaratan Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd) Oleh WIGUNA MIHARJA NIM : 1111011000091 JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1439 H/2017 M

Transcript of EFEKTIVITAS PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING...

Page 1: EFEKTIVITAS PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36230/2/WIGUNA... · EFEKTIVITAS PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM MENGATASI

EFEKTIVITAS PROGRAM BIMBINGAN DAN

KONSELING DALAM MENGATASI KENAKALAN

SANTRIWAN/TI (Studi Kasus di Pondok Pesantren

Modern Daarul Uluum I Bantarkemang Bogor)

SKRIPSI

Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

Untuk Memenuhi Salah Satu Syaratan Mencapai Gelar

Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd)

Oleh

WIGUNA MIHARJA

NIM : 1111011000091

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1439 H/2017 M

Page 2: EFEKTIVITAS PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36230/2/WIGUNA... · EFEKTIVITAS PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM MENGATASI
Page 3: EFEKTIVITAS PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36230/2/WIGUNA... · EFEKTIVITAS PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM MENGATASI
Page 4: EFEKTIVITAS PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36230/2/WIGUNA... · EFEKTIVITAS PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM MENGATASI
Page 5: EFEKTIVITAS PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36230/2/WIGUNA... · EFEKTIVITAS PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM MENGATASI
Page 6: EFEKTIVITAS PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36230/2/WIGUNA... · EFEKTIVITAS PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM MENGATASI

i

ABSTRAK

Wiguna Miharja (1111011000091). Efektivitas Program Bimbingan dan

Konseling dalam Mengatasi Kenakalan Santriwan/ti (Studi Kasus di Pondok

Pesantren Modern Daarul Uluum I Bantarkemang Bogor). Skripsi. Jurusan

Pendidikan Agama Islam, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas

Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2017.

Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan informasi mengenai efektivitas

program bimbingan dan konseling dalam mengatasi kenakalan santriwan dan

santriwati di Pondok Pesantren Modern Daarul Uluum I Bantarkemang Bogor.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif

kuantitatif. Dalam hal ini peneliti akan mendeskripsikan atau memberikan

gambaran mengenai efektivitas program bimbingan dan konseling dalam

mengatasi kenakalan santriwan/ti di Pesantren Modern Daarul Uluum I

Banterkemang Bogor.

Adapun Jenis Penelitian yang dilakukan adalah penelitian lapangan (field

research). Populasi dalam penelitian ini merupakan santriwan/ti Pondok

Pesantren Modern Daarul Uluum I Banterkemang Bogor dengan jumlah 242

orang. Dan sempel yang digunakan sebanyak 48 orang. Adapun teknik

pengumpulan dan analisis data menggunakan observasi, angket dan wawancara.

Untuk analisisnya menggunakan metode Importance Performance Analys (IPA)

dan metode Customer Statisfaction Index (CSI)

Berdasarkan metode lapangan dengan menggunakan analisis CSI bahwa

program BK di Pondok Pesantren Modern Daarul Uluum I Bantarkemang Bogor

sudah efektif dalam menangani kenakalan santriwan/ti dengan hasil nilai CSI dari

penelitian ini adalah 67,76%. Berdasarkan tabel kriteria nilai CSI, nilai 67,76%

berada diantara 50,01-70,00%, nilai tersebut menunjukkan bahwa pendapat

responden efektivitas program BK dalam mengatasi kenakalan santriwan/ti di

Pondok Pesantren Modern Daarul Uluum I Bogor berpendapat rata-rata puas

(sudah efektif) dengan kualitas program BK yang telah dilakukan di Pondok

Pesantren Modern Daarul Uluum I Bogor.

Kata kunci: Bimbingan Konseling, Kenakalan Satriwan/ti.

Page 7: EFEKTIVITAS PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36230/2/WIGUNA... · EFEKTIVITAS PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM MENGATASI

ii

ABSTRACT

Wiguna Miharja (1111011000091). Efectivity of Guidance and Counseling

Program in Overcoming the Student Deliquency (Study Case at Modern

Islamic College Daarul Uluum I Bantarkemang Bogor). Thesis. Education of

Islamic Religion Major, Faculty of Educational Science, State IslamicUniversity

Syarif Hidayatullah Jakarta, 2017.

This research has purpose to get the informations about the efectivity of

guidance and counseling program in overcoming the islamic student deliquency at

Modern Islamic College Daarul Uluum I Bantarkemang Bogor.

The methode used in this research is qualitatif descriptif methode.

Therefore, the researcher will discribe or give a perspective about the efectivity of

guidance and counseling program in overcoming islamic student delinquency at

Modern Islamic College Daarul Uluum I Bantarkemang Bogor.

The type of this research is field research. The population is 242 students

of Modern Islamic College Daarul Uluum I Bantarkemang Bogor. And sample

used is 48 students. The technical collection and analysis data use observasion,

poll and inteview. To analyze, researcher uses Importance Performance Analys

(IPA) adn Customer Satisfaction Index (CSI) methode.

According to field methode which use CSI analysis, explain that BK

program at Modern Islamic College Daarul Uluum I Bantarkemang Bogor is

effectically succeed to overcome the student delinquency with the 67,76% CSI

percentage result. As the table of value criteria, 67,76% is in between 50,01-

70,00%, that percentage shows that respondens are satisfied at the efectivity of

guidance and counseling program in overcoming the student delinquency at

Modern Islamic College Daarul Uluum I Bantarkemang Bogor which have

applied at Modern Islamic College Daarul Uluum I Bantarkemang Bogor by the

quality of BK program.

Keynote: Guidance and Counseling, Student Delinquency

Page 8: EFEKTIVITAS PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36230/2/WIGUNA... · EFEKTIVITAS PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM MENGATASI

iii

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Warahmatullâhi Wabarakâtuh

Kiranya tiada kalimat yang pantas diucapkan selain Alhamdulillâh, yang

merupakan kalimat terindah yang dapat penulis sampaikan. Segala puji hanya

bagi Allah, merupakan manifestasi rasa syukur terhadap kehadirat Ilâhi Rabbi

dengan rahmat dan hidâyahnya telah menghadiahkan anugerah yang begitu

mahal nilainya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Şalawat dan

salâm semoga senantiasa tercurahkan kepada baginda Nabi Muhammad Saw,

orang yang begitu mencintai kita sehingga diakhir hayatnya yang beliau sebut

dan kenang hanyalah kita umatnya.

Skripsi ini penulis susun dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk

memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Islam pada Jurusan Pendidikan Agama

Islam Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri (UIN)

Syarif Hidayatullah Jakarta.

Menyadari bahwa suksesnya penulis dalam menyelesaikan skripsi ini

bukan semata-mata karena usaha penulis sendiri, melainkan tidak lepas dari

bantuan beberapa pihak, baik bantuan moril ataupun materil. Oleh karena itu

sudah menjadi kepatutan untuk penulis sampaikan penghargaan yang tulus

dan terima kasih yang tak terhingga kepada:

1. Prof. Dr. Ahmad Thib Raya, MA. Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan

Keguruan (FITK).

2. Dr. H. Abdul Majid Khon, M.Ag dan Hj. Marhamah Saleh, Lc. MA.

Ketua dan Sekretaris Jurusan Pendidikan Agama Islam. Semoga

kebijakan yang telah dilakukan selalu mengarah kepada kontinuitas

eksistensi mahasiswanya.

3. Dr. Sururin, MA. Pembimbing skripsi yang telah memberikan

perhatian, bimbingan, nasehat, kritik dan saran, serta motivasi yang

besar dalam proses penulisan skripsi ini.

Page 9: EFEKTIVITAS PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36230/2/WIGUNA... · EFEKTIVITAS PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM MENGATASI

iv

4. Dr. Jejen Musfah, MA. Dosen pebimbing akademik yang telah

meluangkan waktunya untuk memberikan pelayanan konsultasi bagi

penulis.

5. Orang tua penulis, yaitu Ayahanda H. Atu Ansyori, SE dan Ibunda Hj.

Yulia yang telah merawat, mendidik putra-putranya dengan tulus

ikhlas, dan mencukupi kebutuhan moril dan materil serta

membimbing, memotivasi dan mendo’akan penulis dalam menempuh

kehidupan ini.

6. Seluruh dosen Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan yang telah

memberikan ilmunya sehingga penulis dapat memahami berbagai

materi perkuliahan.

7. Al-Ustadz Iqbal Harafa, S.Ag. Pimpinan Pondok Pesantren Modern

Daarul Uluum I Bantarkemang Bogor, dewan guru dan seluruh staf

serta santriwan dan santriwati yang telah memberikan izin dan

bantuannya kepada penulis untuk melakukan penelitian di Pondok

Pesantren Modern Daarul Uluum I Bantarkemang Bogor.

8. Adik-adik penulis yaitu Asep Kurnia, M Triliana Mulyadi dan

Luqmanul Hakim yang selalu memberikan semangat kepada penulis,

semoga kita selalu menjadi anak-anak yang bisa membanggakan

kedua orang tua kita.

9. Sahabat Abdul Rosid, Arif Fadillah, Ahmad Irfan, Achmad Widadi,

Muta’aliyah, Ade Esa Nur Iskandar, Fikri Aziz, Tezar, Ari DNA,

Faisal Zami, Debby dan Faisal Azhari, tanpa jasa-jasa kalian penulis

bukanlah apa-apa dan bukan siapa-siapa.

10. Sahabat-sahabat CMPS Abdul Aziz, Ahmad Syauqi, Firman, Haikal

Al-Yusdi, Ali Zuhdan, Arfin Syadzi serta Sahabat PAI C Angkatan

2011 yang selalu ada untuk menemani, membimbing dan terus

memberikan semangat kepada penulis.

11. Teman-teman seperjuangan PAI A dan PAI B Angkatan 2011 yang

sama-sama menepuh studi pada jurusan PAI UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta.

Page 10: EFEKTIVITAS PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36230/2/WIGUNA... · EFEKTIVITAS PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM MENGATASI

v

12. Semua pihak yang tidak mungkin penulis sebutkan namanya satu

persatu karena sedemikian banyaknya orang yang memberikan

bantuan dalam proses pembuatan skripsi ini, penulis hanya berharap

semoga semuanya mendapatkan balasan yang terbaik dan terindah

dari Allah SWT. Amin.

Akhirnya penulis sadar bahwa kesempurnaan hanyalah milik Allah

semata. Oleh karena itu, penulis menyampaikan terima kasih atas perhatian

dan bantuan semua pihak. Semoga Allah SWT memberikan barokah-Nya atas

segala kebaikan yang telah diberikan kepada penulis.

Akhir kata, penulis berharap walaupun skripsi ini jauh dari

kesempurnaan, semoga apa yang telah ditulis dalam skripsi ini dapat

bermanfaat bagi semua pihak. Âmîn Yâ Robbal `Âlâmîn.

Jakarta, 19 Juli 2017

Wiguna Miharja

Page 11: EFEKTIVITAS PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36230/2/WIGUNA... · EFEKTIVITAS PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM MENGATASI

vi

DAFTAR ISI

SURAT PERNYATAAN KARYA ILMIAH

LEMBAR PENGESAHAN DOSEN PEMBIMBING

LEMBAR PENGESAHAN PANITIA UJIAN

UJI REFERENSI

ABSTRAK ................................................................................................................... i

ABSTRACT ................................................................................................................. ii

KATA PENGANTAR ................................................................................................. iii

DAFTAR ISI ................................................................................................................ vi

DAFTAR TABEL ....................................................................................................... viii

DAFTAR GAMBAR ................................................................................................... ix

DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................................... x

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah .............................................................................. 1

B. Identifikasi Masalah .................................................................................... 6

C. Pembatasan Masalah ................................................................................... 7

D. Perumusan Masalah .................................................................................... 8

E. Tujuan Penelitian ........................................................................................ 8

F. Kegunaan Penelitian .................................................................................... 8

BAB II KAJIAN TEORI

A. Bimbingan dan Konseling ........................................................................... 10

B. Kenakalan Remaja ...................................................................................... 28

C. Efektivitas ................................................................................................... 41

D. Kerangka Berfikir ........................................................................................ 42

E. Hasil Penelitian yang Relevan .................................................................... 45

F. Hipotesis Penelitian ..................................................................................... 46

Page 12: EFEKTIVITAS PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36230/2/WIGUNA... · EFEKTIVITAS PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM MENGATASI

vii

BAB III METODELOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian ..................................................................... 47

B. Metode Penelitian ........................................................................................ 47

C. Populasi dan Sampel ................................................................................... 48

D. Teknik Pengumpulan Data .......................................................................... 49

E. Variabel Penelitian ...................................................................................... 51

F. Teknik Analisis Data ................................................................................... 52

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Pondok Pesantren Modern Daarul Uluum 1 Bogor ....... 56

B. Efektivitas Program Bimbingan dan Konseling dalam Mengatasi

Kenakalan Santriwan/Ti Pondok Pesantren Modern Daarul Uluum 1

Bogor ........................................................................................................... 70

C. Analisis Data ............................................................................................... 75

D. Importance Performance Analysis (IPA) .................................................... 81

E. Analisis Efektivitas Program BK dalam Mengatasi Kenakalan

Santriwan/ti di Pondok Pesantren Modern Daarul Uluum I

Bantarkemang Bogor dengan Customer Statification Index (CSI) ............. 88

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan ................................................................................................. 91

B. Saran-Saran ................................................................................................. 92

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................. 93

LAMPIRAN-LAMPIRAN

Page 13: EFEKTIVITAS PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36230/2/WIGUNA... · EFEKTIVITAS PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM MENGATASI

viii

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Pengambilan Sampel ........................................................................ 49

Tabel 3.2 Skala Likert ...................................................................................... 50

Tabel 3.3 Instrumen Penelitian ......................................................................... 51

Tabel 3.4 Kriteria Nilai CSI ............................................................................. 55

Tabel 4.1 Data Keadaan Tenaga Pengajar dan Karyawan Pondok Pesantren

Modern Daarul Uluum I Bantarkemang Bogor Tahun Ajaran

2016-2017 ......................................................................................... 63

Tabel 4.2 Data Keadaan Santri Tahun Ajaran 2016-2017 ................................ 65

Tabel 4.3 Data Pelanggaran Santri Tahun Ajaran 2016-2017 ......................... 65

Tabel 4.4 Data Keadaan Sarana dan Prasarana Pondok Pesantren Modern

Daarul Uluum I Bantarkemang Bogor .............................................. 66

Tabel 4.5 Hasil Uji Validitas Pertama Melalui Program SPSS 24 (Item-

Total Statistics) ................................................................................. 75

Tabel 4.6 Hasil Uji Validitas Kedua Melalui Program SPSS 24 (Item-Total

Statistics) ........................................................................................... 78

Tabel 4.7 Hasil Uji Reliabilitas Melalui Program SPSS 24 (Reliability

Statistics) ........................................................................................... 80

Page 14: EFEKTIVITAS PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36230/2/WIGUNA... · EFEKTIVITAS PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM MENGATASI

ix

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Bagan Efektivitas Program BK .................................................. 44

Gambar 3.1 Diagram Kartesius ...................................................................... 53

Gambar 4.1 Struktur Organisasi BK Pondok Pesantren Modern Daarul

Uluum I Bogor ............................................................................. 73

Gambar 4.2 Diagram Kartesius Importance Performance Analysis Pondok

Pesantren Modern Daarul Uluum I Bantarkemang Bogor .......... 83

Page 15: EFEKTIVITAS PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36230/2/WIGUNA... · EFEKTIVITAS PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM MENGATASI

x

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Jumlah Tingkat Kenyataan (X) dan Jumlah Tingkat

Kepentingan (Y)

Lampiran 2. Kesenjangan Antar Skor Kenyataan Dengan Skor

Harapan/Kepentingan

Lampiran 3. Perhitungan Rata-rata Tingkat Kenyataan/Realitas

(Performance)

Lampiran 4. Perhitungan Rata-rata Tingkat Kepentingan (Importance)

Lampiran 5. Perhitungan Responden dengan Costumer Statification

Index (CSI)

Lampiran 6. Instrumen (Angket)

Lampiran 7. Surat Izin Penelitian

Lampiran 8. Lembar Uji Referensi

Lampiran 9. Riwayat Hidup Penulis

Page 16: EFEKTIVITAS PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36230/2/WIGUNA... · EFEKTIVITAS PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM MENGATASI

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan faktor terpenting dalam kehidupan sosial guna

menjamin perkembangan kehidupan masyarakat. Pendidikan juga merupakan

suatu upaya untuk menjadikan manusia yang berkualitas. Semua manusia

berhak mendapatkan pendidikan, sehingga dalam kehidupannya mempunyai

tendensi kearah kemajuan yang positif, yaitu menuju kehidupan yang baik.

Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan

Nasional, pasal satu, ayat satu, dikemukakan bahwa:

Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana

belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual

keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia,

serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan

negara. 1

Hal penting pada kutipan di atas adalah: pertama, pendidikan adalah

usaha sadar dan terencana, artinya bahwa penyelenggaraan pendidikan

memerlukan proses perencanaan sehingga dapat memberikan pijakan, arah,

dan tujuan. Kedua, pendidikan memiliki tujuan, sehingga diperlukan

perencanaan untuk merumuskannya, menyusun langkah sistematis dan

strategis untuk mencapainya.

Pada pasal tiga disebutkan bahwa Pendidikan Nasional bertujuan untuk

“Mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman

dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu,

cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta

bertanggung jawab”.2

Pendidikan mengambil peranan penting dan memberikan konstribusi

yang sangat besar dalam upaya peningkatan kualitas sumber daya manusia.

1 UU No 20 Tahun 2003, Sistem Pendidikan Nasional, (Jakarta: DPR.RI), h. 1.

2 Ibid., h. 3.

Page 17: EFEKTIVITAS PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36230/2/WIGUNA... · EFEKTIVITAS PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM MENGATASI

2

Dengan pendidikan yang dilaksanakan secara benar, profesional, dan

berkualitas, akan menghasilkan siswa/sumber daya manusia yang berkualitas.

Bagi bangsa Indonesia, kontribusi pendidikan yang diharapkan bagi

perkembangan siswa tercatat dalam Undang-Undang No. 20 tahun 2003 Bab

II pasal 3 ayat 1 tentang Sistem Pendidikan Nasional yang berbunyi sebagai

berikut:

Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan

membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka

mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi

siswa agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan

yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri

dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.3

Pada hakikatnya kegiatan pendidikan dan pengajaran telah ada dari

zaman dahulu, hanya pada zaman sekarang proses pendidikkan dan

pengajaran diselenggarakan di sekolah dan pada masa lalu kegiatan tersebut

dilaksanakan di dalam kelompok-kelompok masyarakat, yang pada zaman

sekarang ini sering dikenal dengan pendidikan formal. Pendidikan dasar

merupakan pondasi untuk pendidikan selanjutnya dan pendidikan nasional.

Untuk itu aset suatu bangsa tidak hanya terletak pada sumber daya alam yang

melimpah, tetapi terletak pada sumber daya manusia yang berkualitas, maka

diperlukan peningkatan sumber daya manusia Indonesia sebagai kekayaan

negara yang kekal dan sebagai investasi untuk mencapai kemajuan bangsa.

Untuk mencapai tujuan tersebut, maka diperlukan lembaga formal dari

pemerintah agar tercapai apa yang diinginkan, dalam hal ini

sekolah/madrasahlah sebagai lembaga yang dimaksud.

Sekolah/madrasah merupakan lembaga pendidikan yang sangat penting

dalam rangka membentuk manusia seutuhnya yang berkembang secara

optimal dalam berbagai aspek baik kognitif, afektif dan psikomotorik, saat

anak berada di jenjang sekolah/madrasah maka dirasakan sangat berarti bagi

kehidupannya, karena tambahan tuntutan belajar sebagai seorang siswa lebih

berat dan akan mengalami banyak perubahan dalam diri sendiri. Secara

3 Ibid.

Page 18: EFEKTIVITAS PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36230/2/WIGUNA... · EFEKTIVITAS PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM MENGATASI

3

berangsur-angsur siswa akan berusaha untuk melepaskan diri dari

pengawasan orang tuanya, dan akan dihadapkan pada rangkaian perubahan

jasmani pada dirinya.4

Bimbingan merupakan suatu proses yang berkesinambungan, sehingga

bantuan itu diberikan secara sistematis, berencana, terus menerus dan terarah

kepada tujuan tertentu dengan demikian bimbingan bukanlah kegiatan yang

dilakukan secara kebetulan, insidental atau sewaktu-waktu. Sedangkan

konseling merupakan salah satu teknik dalam pelayanan bimbingan di mana

proses pemberian bantuan itu berlansung dan tatap muka antara guru

pembimbing dengan klien, dengan tujuan agar klien itu mampu memperoleh

pemahaman yang lebih baik terhadap dirinya.5 Menurut Prayitno Erman

Amti, “Bimbingan dan Konseling memiliki pemberian layanan yang meliputi

layanan orientasi, informasi, penempatan dan penyaluran, pembelajaran,

konseling perorangan, bimbingan kelompok, dan konseling kelompok”.6

Sedangkan bimbingan dan konseling Islam adalah upaya membantu

individu belajar mengembangkan fitrah-iman atau kembali kepada fitrah-

iman, dengan cara memberdayakan fitrah (jasmani, rohani, nafs dan iman)

serta mempelajari dan melaksanakan tuntunan Allah dan rasul-Nya, agar

fitrah yang ada pada individu berkembang dan berfungsi dengan baik dan

benar. Pada akhirnya, individu diharapkan agar selamat memperoleh

kebahagiaan yang sejati di dunia dan akhirat.7

Bimbingan dan konseling di sekolah sangatlah diperlukan

keberadaannya, hal ini salah satunya disebabkan oleh beragam problem,

permasalahan dan kesulitan-kesulitan yang dihadapi oleh siswa saat belajar

yang tidak dapat atau kurang sesuai jika diselesaikan dengan/oleh kegiatan

pengajaran dan pelatihan, namun melalui BK.

4 Winkel, WS & M.M.Sri Hastuti, Bimbingan dan Konseling di Institusi Pendidikan (Jakarta:

PT Grasindo, 1997), h. 162.

5 Hallen, Bimbingan dan Konseling, (Jakarta: Ciputat Press, 2005), h. 5 dan 11.

6 Prayitno dan Erman Amti, Dasar-Dasar Bimbingan dan Konseling, (Jakarta: Rineka Cipta,

2004), h. 35.

7 Achmad Farid, Konseling Religi: Jurnal Bimbingan Konseling Islam, (Vol. 6, No. 2,

Desember 2015), h. 386.

Page 19: EFEKTIVITAS PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36230/2/WIGUNA... · EFEKTIVITAS PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM MENGATASI

4

Selain permasalahan di atas, kurangnya perhatian orang tua juga sangat

berpengaruh terhadap siswa. Orang tua lebih memusatkan perhatian kepada

karir (mencari nafkah) mengakibatkan hubungan antara anak dengan orang

tua semakin renggang. Orang tua kurang memiliki waktu untuk memberikan

perhatian kepada anaknya. Keadaan semacam ini tampak jelas di kota-kota

besar. Kemudian permasalahan lain yang biasa dihadapi siswa di sekolah

cukup beragam, diantaranya; terbiasa berbicara kotor, sering bolos sekolah,

suka bertindak kasar kepada sesama temannya, mudah tersinggung, jarang

ikut shalat berjamaah, malas belajar, kurang perhatian terhadap pelajaran,

selalu membuat masalah di kelas, dan perilaku-perilaku negatif lainnya.

Apabila hal tersebut dibiarkan berlarut-larut akan mengakibatkan penurunan

prestasi belajar mereka. Pada saat itulah peranan BK sangat diperlukan untuk

menangani permasalahan pada siswa.

Bimbingan dan Konseling tidak hanya diterapkan di sekolah/madrasah

saja akan tetapi ada beberapa yayasan pesantren yang menerapkan program

BK di dalam kesehariannya, salah satunya adalah Yayasan Pesantren Modern

Daarul Uluum Bogor. Keberadaan BK diharapkan dapat menjadi suatu alat

atau media yang dapat memecahkan masalah yang dimiliki oleh siswa, lebih

dari itu BK dapat membantu siswa dalam mengembangkan potensi mengenai

dirinya dan menyesuaikan dengan sekolah. Proses pembentukan,

pendampingan, dan pemeliharaan pribadi, terutama di sekolah, adalah bagian

dari peran BK, maka perlu disadari bahwa sebetulnya BK memegang peranan

yang cukup menentukan dalam peningkatan kualitas di sekolah, dan tentu saja

berimbas pada peningkatan kualitas pendidikan.

Menurut Elfi Mu’awanah, Bimbingan dan Konseling dijalankan di

sekolah dalam rangka menunjang keberhasilan program pendidikan. Artinya,

apapun yang dilakukan dalam bimbingan merupakan usaha pendidikan.

Terlebih dalam setiap kurikulum yang lahir disebutkan wajibnya pelaksanaan

Page 20: EFEKTIVITAS PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36230/2/WIGUNA... · EFEKTIVITAS PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM MENGATASI

5

BK.8 Dengan adanya BK di sekolah/madrasah diharapkan dapat mengurangi

kenakalan yang dilakukan oleh remaja pada setiap harinya.

Menurut Sarlito W. Sarwono, “Kenakalan anak adalah tindakan oleh

seseorang yang belum dewasa yang sengaja melanggar hukum dan yang

diketahui oleh petugas hukum ia bisa dikenai hukuman.9 Dalam mengetahui

arti kenakalan, maka dapat diketahui bahwa kenakalan merupakan tingkah

laku anak yang menimbulkan persoalan bagi orang lain, namun agar lebih

jelas lagi kenakalan terbagi dua yaitu: Pertama, Kenakalan semu. Kenakalan

yang dapat disebut kenakalan semu merupakan tingkah laku yang dalam

bahasa sehari-harinya disebut kenakalan dan dinyatakan keterlaluan, tetapi

sebenarnya masih terletak dalam batas-batas normal. Hanya dalam kenakalan

semu ini maka yang dilampaui adalah batas kesabaran orang tua, batas

sensitifitas orang yang memberi penilaian itu justru hanya keterbatasan dalam

hal pengetahuan mengenai anak-anak pada umumnyalah yang menyebabkan

timbulnya kekesalan, kekhawatiran dan kemarahan terhadap anak yang

bertingkahlaku nakal itu. Kedua, Kenakalan sebenarnya. Kenakalan

sebenarnya merupakan tingkahlaku yang melanggar nilai-nilai sosial sehingga

merugikan diri sendiri ataupun merugikan orang lain. Tingkahlaku ini sering

mengkhawatirkan dan menimbulkan kegelisahan orang tua.10

Berdasarkan hasil wawancara penulis dengan bagian pengasuhan dan

urusan asrama santriwan/ti, selalu ada saja santriwan/ti yang melanggar

peraturan yang telah ditetapkan pesantren. Kenakalan santriwan/ti pun

beragam, mulai dari kabur pada saat pelajaran, kabur meninggalkan asrama,

mencuri, berkelahi, merokok dan lain sebagainya. Untuk menangani masalah-

masalah tersebut, pengasuh pesanteren dan para guru menggunakan program

BK, hal ini diharapkan agar santriwan/ti yang melanggar dapat jera dan tidak

mengulanginya, kemudian bagi santriwan/ti yang lainnya supaya menjadi

pembelajaran agar tidak melanggar peraturan-peraturan pesantren.

8 Elfi Mu’awanah dan Rifa Hidayah, Bimbingan Konseling Islami di Sekolah Dasar, (Jakarta:

Bumi Aksara, 2009), h. 60.

9 Sarlito W. Sarwono, Psikologi Remaja, (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2012), h. 251.

10

Singgih D Gunarsa, Psikologi Anak Bermasalah, (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2004), h. 15.

Page 21: EFEKTIVITAS PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36230/2/WIGUNA... · EFEKTIVITAS PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM MENGATASI

6

Yayasan Pesantren Modern Daarul Uluum didirikan oleh Tokoh KH.

Elon Syuja’i. Saat ini unit kegiatan utama Yayasan Pesantren Modern Daarul

Uluum adalah program pendidikan MTs-MA Terpadu yang bertempat di

Kampus 1 Kelurahan Baranangsiang Kota Bogor, dan SMP-SMA Terpadu

yang bertempat di Kampus 2 Desa Nagrak Kecamatan Sukaraja Kabupaten

Bogor. Namun fokus penelitian yang penulis lakukan hanya pada Pesantren

Modern Daarul Uluum 1 Bantarkemang yang bertempat di Kelurahan

Baranangsiang Kota Bogor dengan jumlah siswa 242 orang. Adanya program

BK di pesantren modern Daarul Uluum 1 Bantarkemang Bogor diharapkan

dapat mengatasi kenakalan santriwan/ti yang melanggar peraturan yang ada.

Jika berkurangnya santriwan/ti yang melanggar maka dapat dinyatakan

program BK di pesantren modern Daarul Uluum 1 Bantarkemang Bogor

berjalan secara efektif. Adapun efektivitas program BK merupakan tingkat

keberhasilan/ketercapaian tujuan dari program BK yang dilaksanakan.

Keefektifan program BK terhadap santriwan/ti, dapat dilihat dari beberapa

indikator, seperti santriwan/ti secara efektif mampu mengaktualisasikan

dirinya dalam setiap dimensi kehidupannya, mampu secara efektif mengatasi

permasalahan yang dihadapi, pengembangan diri yang optimal, dan mampu

merencanakan masa depan secara realistik.

Berdasarkan latar belakang di atas, penulis bermaksud mengadakan

penelitian dengan judul: “Efektivitas Program Bimbingan dan Konseling

dalam Mengatasi Kenakalan Santriwan/ti (Studi Kasus di Pondok

Pesantren Modern Daarul Uluum 1 Bantarkemang Bogor)”.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan, beberapa

masalah diidentifikasikan, sebagai berikut:

1. Belum optimalnya guru BK dalam melaksanakan program bimbingan dan

konseling di pesantren

2. Kurangnya pemberian punishment kepada santriwan/ti yang melanggar

peraturan pesantren.

Page 22: EFEKTIVITAS PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36230/2/WIGUNA... · EFEKTIVITAS PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM MENGATASI

7

3. Rendahnya ketaatan santriwan/ti terhadap peraturan-peraturan di

pesantren.

C. Pembatasan Masalah

Untuk mengatasi masih belum optimalnya kenakalan satriwaan/ti,

peneliti ingin memberikan solusi melalui program bimbingan dan konseling

yang intensif.

1. Yang dimaksud dengan BK dalam penelitian ini adalah suatu proses

pemberian bantuan individu secara berkelanjutan dan sistematis yang

dilakukan oleh seorang ahli yang telah mendapat latihan khusus untuk itu,

dengan tujuan agar individu dapat memahami dirinya, lingkungannya,

serta dapat mengarahkan diri dan menyesuaikan dengan lingkungan untuk

mengembangkan potensinya secara optimal. Pelaksanaan BK di Pesantren

Modern Daarul Uluum I Bantarkemang Bogor yang dilakukan oleh Guru

BK berada di bawah naungan Bagian Kepengasuhan Santri dan dibantu

oleh Pengurus Santri (santri kelas XI MA).

2. Yang dimaksud kenakalan dalam penelitian ini adalah kenakalan yang

dilakukan santriwan/ti di Pesantren Modern Daarul Uluum I

Bantarkemang Bogor yang memiliki kecenderungan untuk melakukan

tindakan yang melanggar aturan yang dapat mengakibatkan kerugian dan

kerusakan terhadap dirinya sendiri dan orang lain, seperti kabur pada saat

pelajaran, kabur meninggalkan asrama, mencuri, berkelahi, merokok dan

lain sebagainya.

Page 23: EFEKTIVITAS PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36230/2/WIGUNA... · EFEKTIVITAS PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM MENGATASI

8

D. Perumusan Masalah

Berdasarkan pembatasan masalah yang ada, maka masalah yang akan

diteliti dapat dirumuskan sebagai berikut:

1. Apa saja jenis kenakalan santri di Pondok Pesantren Modern Daarul

Uluum 1 Bantarkemang Bogor?

2. Apakah program bimbingan dan konseling efektif dalam mengatasi

kenakalan santriwan dan santriwati di Pondok Pesantren Modern Daarul

Uluum I Bantarkemang Bogor?

E. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan mengenai efektivitas

Bimbingan dan Konseling serta dampak kegiatannya dalam mengatasi

kenakalan santriwan/ti Pondok Pesantren Daarul Uluum I Bantarkemang

Bogor. Sejalan dengan penelitian tersebut maka penelitian ini diarahkan

untuk mengetahui:

1. Untuk mengetahui jenis kenakalan santri di Pondok Pesantren Modern

Daarul Uluum 1 Bantarkemang Bogor.

2. Untuk mengetahui efektivitas Program Bimbingan dan Konseling dalam

mengatasi kenakalan santriwan dan santriwati di Pondok Pesantren

Modern Daarul Uluum I Bantarkemang Bogor.

F. Kegunaan Penelitian

Kegunaan penelitian ini adalah:

1. Hasil penelitian dapat memberikan suatu pemikiran khususnya bagi para

guru di pesantren dalam mengatasi kenakalan santriwan/ti.

2. Memberikan dampak positif pada santriwan/ti agar lebih semangat belajar

dan tidak merasa malu dalam berkonsultasi dengan guru BK saat

memiliki permasalahan.

3. Agar dapat digunakan untuk bahan pertimbangan dalam memberikan

layanan bimbingan dan konseling di pondok pesantren.

Page 24: EFEKTIVITAS PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36230/2/WIGUNA... · EFEKTIVITAS PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM MENGATASI

9

4. Memberikan sumbangsih pemikiran melalui tulisan ini agar bisa

dimanfaatkan oleh peneliti lain yang ingin mengembangkan penelitian

tentang bimbingan dan konseling di pesantren.

Page 25: EFEKTIVITAS PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36230/2/WIGUNA... · EFEKTIVITAS PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM MENGATASI

10

BAB II

KAJIAN TEORI

A. Bimbingan dan Konseling

1. Pengertian Bimbingan dan Konseling (BK)

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, bimbingan adalah petunjuk

(penjelasan) cara mengerjakan sesuatu; tuntunan. Sedangkan konseling

adalah pemberian bimbingan oleh yang ahli kepada seseorang dengan

menggunakan metode psikologis dan sebagainya; pengarahan; pemberian

bantuan oleh konselor kepada konseli sedemikian rupa sehingga

pemahaman terhadap kemampuan diri sendiri meningkat dalam

memecahkan berbagai masalah; penyuluhan.1

Bimbingan adalah proses pemberian bantuan yang dilakukan oleh

orang yang ahli kepada seorang atau beberapa orang individu, baik anak-

anak, remaja, maupun dewasa agar orang yang dibimbing dapat

mengembangkan kemampuan dirinya sendiri dan mandiri dengan

memanfaatkan kekuatan individu dan sarana yang ada, dan dapat

dikembangkan berdasarkan norma-norma yang berlaku.2

Bimbingan memiliki makna sebagai berikut:

a. Bimbingan merupakan suatu proses yang berkesinambungan bukan

kegiatan yang seketika atau kebetulan. Bimbingan merupakan

serangkaian kegiatan yang sistematis dan berencana yang terarah

kepada pencapaian tujuan.

b. Bimbingan merupakan “helping”, yang identik dengan “aiding”,

“assisting”, atau “availing”, yang berarti bantuan dari pertolongan.

1 http://pusatbahasa.kemdiknas.go.id, diakses pada hari Minggu, 23 September 2014, pada

pukul 20.34 WIB

2 Prayitno dan Erman Amti, Dasar-Dasar Bimbingan dan Konseling, (Jakarta: Rineka Cipta,

2004), h. 99.

Page 26: EFEKTIVITAS PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36230/2/WIGUNA... · EFEKTIVITAS PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM MENGATASI

11

c. Individu yang dibantu adalah individu yang sedang berkembang

dengan segala keunikannya.3

Bimbingan merupakan suatu proses yang berkesinambungan,

sehingga bantuan itu diberikan secara sistematis, berencana, terus

menerus dan terarah kepada tujuan tertentu dengan demikian bimbingan

bukanlah kegiatan yang dilakukan secara kebetulan, incidental atau

sewaktu-waktu. Sedangkan konseling merupakan salah satu teknik dalam

pelayanan bimbingan di mana proses pemberian bantuan itu berlansung

dan tatap muka antara guru pembimbing dengan klien, dengan tujuan agar

klien itu mampu memperoleh pemahaman yang lebih baik terhadap

dirinya.4

Dari berbagai pendapat diatas bimbingan konseling dapat diartikan

sebagai proses pemberian bantuan yang dilakukan oleh orang yang ahli

kepada seorang atau beberapa orang individu, baik anak-anak, remaja,

maupun dewasa agar orang yang dibimbing dapat mengembangkan

kemampuan dirinya sendiri dan mandiri dengan memanfaatkan kekuatan

individu dan sarana yang ada dan dapat dikembangkan berdasarkan

norma-norma yang berlaku.

Konseling dapat diartikan semua bentuk hubungan antara dua orang,

di mana yang seorang, yaitu klien dibantu untuk lebih mampu

menyesuaikan diri secara efektif terhadap dirinya sendiri dan

lingkungannya.5 Konseling adalah suatu pertalian timbal balik antara dua

orang individu dimana yang seorang (counselee), supaya ia dapat lebih

baik memahami dirinya dalam hubungan dengan masalah-masalah hidup

yang dihadapinya pada waktu itu dan pada waktu yang akan datang.6

3 Syamsu Yusuf dan A. Juntika Nurihsan, Landasan Bimbingan dan Konseling, (Bandung:

Remaja Rosadakarya, 2006), h. 6-7.

4 Hallen, Bimbingan dan Konseling, (Jakarta: Ciputat Press, 2005), h. 5 dan 11.

5 Yusuf dan A. Jutinka Nurihsan, op. cit., h. 7.

6 Yusuf Gunawan, Pengantar Bimbingan dan Konseling : Buku Panduan Mahasiswa, (Jakarta:

PT Gramedia Pustaka Utama, 1992), h. 116-117.

Page 27: EFEKTIVITAS PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36230/2/WIGUNA... · EFEKTIVITAS PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM MENGATASI

12

Counseling dalam arti luas adalah segala ikhtiar pengaruh

phsychologis yang dapat diadakan terhadap sesama manusia. Arti yang

sesungguhnya counseling merupakan suatu hubungan yang sengaja

diadakan dengan manusia lain, dengan maksud agar dengan berbagai cara

phsychologis kita dapat mempengaruhi berbagai faktor kepribadiannya

sedemikian rupa sehingga dapat diperoleh sesuatu effect tertentu.7

Kesimpulannya bahwa konseling adalah usaha membantu konseli

atau klien dengan tujuan agar klien dapat mengambil tanggung jawab

sendiri terhadap berbagai persoalan atau masalah khusus yang

dihadapinya dan berujung pada pemecahan masalah tersebut. Jadi BK

adalah sebuah layanan yang berorientasi pada siswa. Bimbingan

konseling berusaha memahami keberadaan dan kebutuhan siswa, serta

membantu siswa dalam memecahkan permasalahan yang dihadapinya.

Berikut ini adalah beberapa pendapat mengenai pengertian BK dari

beberapa pakar atau ahli: Bimbingan dan konseling adalah suatu proses

pemberian bantuan individu secara berkelanjutan dan sistematis, yang

dilakukan oleh seorang ahli yang telah mendapat latihan khusus untuk itu,

dengan tujuan agar individu dapat memahami dirinya, lingkungannya,

serta dapat mengarahkan diri dan menyesuaikan diri dengan lingkungan

untuk mengembangkan potensi dirinya secara optimal untuk

kesejahteraan dirinya dan kesejahteraan rakyat.8

Bimbingan dan konseling merupakan proses bantuan atau

pertolongan yang diberikan pembimbing (konselor) kepada individu

(konseli) melalui pertemuan tatap muka atau hubungan timbal balik antara

keduanya, agar konseli memiliki kemampuan atau kecakapan melihat dan

menemukan masalahnya serta mampu memecahkan masalahnya sendiri.

Proses pemberian bantuan atau pertolongan yang sistematis dari

pembimbing (konselor) kepada konseli (siswa) melalui pertemuan tatap

muka atau hubungan timbal balik antara keduanya untuk mengungkap

7 Koestoer Partowisastro, Bimbingan dan Penyuluhan di Sekolah-Sekolah Jilid II, (Jakarta:

Erlangga, 1987), h. 15.

8 Anas Salahudin, Bimbingan dan Konseling, (Bandung: CV. Pustaka Setia, 2010), h. 16.

Page 28: EFEKTIVITAS PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36230/2/WIGUNA... · EFEKTIVITAS PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM MENGATASI

13

masalah konseli sehingga konseli mampu melihat masalah sendiri,

mampu menerima dirinya sendiri sesuai dengan potensinya, dan mampu

memecahkan sendiri masalah yang dihadapinya.9

Jika diambil benang merah antara bimbingan (guidance) dan

konseling (counseling), maka bisa dikatakan bahwa masing-masing

mempunyai peranan yang khas namun saling melengkapi satu sama lain.

Bimbingan lebih bersifat membantu secara preventif (menentukan

langkah atau mengambil keputusan kedepan untuk menghindari

munculnya masalah atau problem), sedangkan konseling merupakan

bantuan yang lebih bersifat represif (mengupayakan solusi setelah

mengalami masalah atau problem).

2. Jenis Bimbingan dan Konseling (BK)

Menurut jenisnya, bimbingan dapat dibedakan menjadi sebagai

berikut:

a. Bimbingan pendidikan adalah usaha bimbingan yang ditujukan kepada

siswa untuk mengatasi kesulitan dalam bidang pendidikan. Bentuk

bimbingan pendidikan ini misalnya menyediakan informasi mengenai

jurusan, informasi mengenai kelanjutan studi, menyelenggarakan

layanan orientasi kepada siswa baru, dan sebagainya.

b. Bimbingan belajar adalah usaha bimbingan kepada siswa untuk

mengatasi kesulitan dalam bidang belajar. Bentuk bimbingan belajar

misalnya membentuk kelompok belajar, memberikan informasi cara

mengatur jadwal belajar, cara memusatkan perhatian belajar,

memberikan informasi tentang pola belajar, dan sebagainya.

c. Bimbingan pribadi adalah usaha bimbingan yang ditujukan kepada

siswa dalam usahanya mengatasi kesulitan pribadi. Bentuk bimbingan

ini misalnya memberikan konseling, role playing, psikodrama,

informasi cara bergaul, dan sebagainya.

9 Tohirin, Bimbingan dan Konseling di Sekolah dan Madrasah (Berbasis Integrasi), (Jakarta:

Rajawali Pers, 2009), h. 26.

Page 29: EFEKTIVITAS PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36230/2/WIGUNA... · EFEKTIVITAS PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM MENGATASI

14

d. Bimbingan sosial adalah usaha bimbingan yang bertujuan membantu

siswa mengatasi kesulitannya dalam bidang sosial. Bentuk bimbingan

ini misalnya informasi cara berorganisasi, cara bergaul agar disenangi

kelompok, cara-cara mendapatkan biaya sekolah tanpa harus

mengorbankan belajar, dan sebagainya.

e. Bimbingan pekerjaan adalah usaha bimbingan dalam membantu siswa

untuk mengatasi kesulitan dalam bidang pekerjaan, karya wisata ke

pabrik, ke perusahaan, cara melamar pekerjaan, cara memilih dan

menentukan pekerjaan dan sebagainya.10

f. Bimbingan agama adalah membantu individu belajar mengembangkan

fitrah-iman atau kembali kepada fitrah-iman, dengan cara

memberdayakan fitrah (jasmani, rohani, nafs dan iman).11

Untuk memenuhi fungsi dan tujuan bimbingan perlu dilaksanakan

berbagai kegiatan layanan bantuan. Beberapa jenis layanan bantuan

bimbingan itu diantaranya adalah sebagai berikut:

a. Pelayanan pengumpulan data tentang siswa dan lingkungannya.

b. Konseling. Layanan ini memfasilitasi siswa untuk memperoleh

bantuan pribadi secara langsung.

c. Penyajian informasi dan penempatan. Penyajian informasi dalam arti

menyajikan keterangan (informasi) tentang berbagai aspek kehidupan

yang diperlukan individu.

d. Penilaian dan penelitian. Layanan ini dilaksanakan untuk mengetahui

tujuan program bimbingan apa saja yang telah dilaksanakan dapat

dicapai.12

10 Elfi Mu’awanah dan Rifa Hidayah, Bimbingan Konseling Islami di Sekolah Dasar, (Jakarta:

Bumi Aksara, 2009), h. 80-83.

11 Achmad Farid, Konseling Religi: Jurnal Bimbingan Konseling Islam, (Vol. 6, No. 2,

Desember 2015), h. 397.

12 Yusuf dan A. Jutinka Nurihsan, op. cit., h. 20.

Page 30: EFEKTIVITAS PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36230/2/WIGUNA... · EFEKTIVITAS PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM MENGATASI

15

Jenis bimbingan dapat dibedakan menjadi tiga, yaitu :

a. Bimbingan Pendidikan (Educational Guidance)

Bantuan yang diberikan kepada siswa dalam bimbingan pendidikan

dapat berupa informasi pendidikan, cara belajar yang efektif,

pemilihan jurusan, lanjutan sekolah, mengatasi masalah belajar,

mengembangkan kemampuan dan kesanggupan secara optimal dalam

pendidikan atau membantu agar para siswa dapat sukses dalam belajar

dan mampu menyesuaikan diri terhadap semua tuntutan sekolah.

b. Bimbingan Pekerjaan

Bimbingan pekerjaan atau bimbingan karir sebagai proses bantuan

kepada siswa agar memperoleh pemahaman diri dan dunia kerja agar

ia mampu mengarahkan diri ke suatu bidang kehidupan yang sesuai

dan selaras dengan dirinya dan masyarakat.

c. Bimbingan Pribadi

Bimbingan pribadi memberikan bantuan kepada siswa untuk

mengembangkan hidup pribadinya, seperti motivasi, persepsi tentang

diri, gaya hidup, perkembangan nilai-nilai moral/agama dan sosial

dalam diri, kemampuan mengerti dan menerima orang lain, serta

membantunya untuk memecahkan masalah-masalah pribadi yang

ditemuinya.13

Berdasarkan dari penjelasan di atas mengenai jenis-jenis BK, maka

dapat disimpulkan bahwa jenis-jenis BK terdiri dari bimbingan

pendidikan, bimbingan belajar, bimbingan pribadi, bimbingan sosial,

bimbingan pekerjaan, dan bimbingan agama.

3. Tujuan Bimbingan dan Konseling (BK)

Tujuan BK adalah agar klien:

a. Memperoleh pemahaman yang lebih baik terhadap dirinya.

b. Mengarahkan dirinya sesuai dengan potensi yang dimilikinya kearah

tingkat perkembangan yang optimal.

13 Gunawan, op. cit., h. 46-49.

Page 31: EFEKTIVITAS PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36230/2/WIGUNA... · EFEKTIVITAS PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM MENGATASI

16

c. Mampu memecahkan sendiri masalah yang dihadapinya.

d. Mempunyai wawasan yang lebih realistis serta penerimaan yang

objektif tentang dirinya.

e. Dapat menyesuaikan diri secara lebih efektif baik terhadap dirinya

sendiri maupun lingkungannya sehingga memperoleh kebahagiaan

dalam hidupnya.

f. Mencapai taraf aktualisasi diri sesuai dengan potensi yang

dimilikinya.

g. Terhindar dari gejala-gejala kecemasan dan perilaku salah suai.14

Tujuan umum BK adalah untuk membantu individu

memperkembangkan diri secara optimal sesuai dengan tahap

perkembangan dan predisposisi yang dimilikinya (seperti kemampuan

dasar dan bakat-bakatnya), berbagai latar belakang yang ada (seperti latar

belakang keluarga, pendidikan, status sosial ekonomi), serta sesuai

dengan tuntutan positif lingkungannya. Adapun tujuan khusus BK

merupakan penjabaran tujuan utama tersebut yang dikaitkan secara

langsung dengan permasalahan yang dialami oleh individu yang

bersangkutan, sesuai dengan kompleksitas permasalahannya itu.15

Tujuan bimbingan yang merupakan penjabaran dari tujuan umum

lebih banyak dirumuskan dalam definisi bimbingan, antara lain

bimbingan dinyatakan sebagai bantuan yang diberikan kepada individu

tersebut:

a. Mengerti dirinya dan lingkungannya.

b. Mampu memilih, memutuskan dan merencanakan hidupnya secara

bijaksana baik dalam bidang pendidikan, pekerjaan dan sosial-pribadi.

c. Mengembangkan kemampuan dan kesanggupannya secara maksimal.

d. Memecahkan masalah yang dihadapi secara bijaksana.

14 Tohirin, op. cit., h. 36.

15

Prayitno, op. cit., h. 114.

Page 32: EFEKTIVITAS PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36230/2/WIGUNA... · EFEKTIVITAS PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM MENGATASI

17

e. Mengelola aktivitas kehidupannya, mengembangkan sudut

pandangnya dan mengambil keputusan serta mempertanggung

jawabkannya.

f. Memahami dan mengarahkan diri dalam bertindak serta bersikap

sesuai dengan tuntutan dan keadaan lingkungannya.16

Berdasarkan dari beberapa penjelasan di atas, maka dapat

disimpulkan bahwa tujuan BK adalah untuk membantu individu

memperkembangkan diri secara optimal sesuai dengan tahap

perkembangan yang dimilikinya seperti kemampuan dasar dan bakat,

berbagai latar belakang yang ada seperti latar belakang keluarga,

pendidikan, dan status sosial ekonomi.

4. Prinsip Bimbingan dan Konseling (BK)

Secara umum, prinsip-prinsip BK diantaranya adalah:

a. Bimbingan berhubungan dengan sikap dan perilaku individu.

b. Pembimbing perlu memahami perbedaan individu yang dibimbing.

c. Individu yang dibimbing diharapkan dapat mengarahkan dirinya dalam

menghadapi kesulitan-kesulitan yang dihadapi.

d. Bimbingan harus berpusat pada individu yang dibimbing.

e. Masalah yang tidak dapat diselesaikan di sekolah harus diserahkan

kepada individu atau lembaga yang mampu dan berwenang.

f. Bimbingan harus dimulai dengan identifikasi kebutuhan yang

dirasakan oleh individu yang dibimbing.

g. Bimbingan harus fleksibel sesuai dengan kebutuhan individu dan

masyarakat.

h. Program bimbingan haru sesuai dengan program pendidikan.

i. Program bimbingan harus dipimpin oleh petugas yang ahli dan dapat

bekerja sama dengan pihak sekolah dan pihak lain.

j. Pelaksanaan bimbingan perlu penilaian secara teratur.17

16 Gunawan, op. cit., h. 41-42.

17

Ibid., h. 53-54.

Page 33: EFEKTIVITAS PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36230/2/WIGUNA... · EFEKTIVITAS PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM MENGATASI

18

Sedangkan prinsip-prinsip konseling secara umum diantaranya

adalah:

a. Bimbingan harus berpusat pada individu yang dibimbingnya.

b. Bimbingan diarahkan kepada memberikan bantuan agar individu yang

dibimbing mampu mengarahkan dirinya dan menghadapi kesulitan

dalam hidupnya.

c. Pemberian bantuan disesuaikan dengan kebutuhan individu (siswa)

yang dibimbing.

d. Bimbingan berkenaan dengan sikap dan tingkah laku individu.

e. Pelaksanaan bimbingan dan konseling dimulai dengan

mengidentifikasi kebutuhan yang dirasakan individu yang dibimbing.18

Berikut adalah 12 prinsip bimbingan:

a. Bimbingan dan konseling dimaksudkan untuk anak-anak, orang

dewasa, dan orang-orang yang sudah tua.

b. Tiap aspek daripada kepribadian seseorang menentukan tingkah laku

orang itu.

c. Usaha-usaha bimbingan dalam prinsipnya harus menyeluruh ke semua

orang karena semua orang mempunyai berbagai masalah yang butuh

pertolongan.

d. Berhubungan dengan prinsip kedua, maka semua guru di sekolah

seharusnya menjadi pembimbing karena semua siswa juga

membutuhkan bimbingan.

e. Sebaiknya semua usaha pendidikan adalah bimbingan sehingga alat-

alat dan teknik mengajar juga sebaiknya mengandung.

f. Dalam memberikan suatu bimbingan harus diingat bahwa semua orang

meskipun sama dalam kebanyakan sifat-sifatnya.

g. Supaya bimbingan dapat berhasil dengan baik dibutuhkan pengertian

yang mendalam mengenai orang dibimbing.

18 Tohirin, op. cit., h. 70.

Page 34: EFEKTIVITAS PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36230/2/WIGUNA... · EFEKTIVITAS PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM MENGATASI

19

h. Harus diingat bahwa pergejolakan-pergejolakan sosial, ekonomi dan

politik dapat menyebabkan timbulnya tingkah laku yang sukar atau

penyesuaian yang salah (maladjustment).

i. Bagi anak-anak haruslah kita ingat bahwa sikap orang tua dan suasana

rumah sangat mempengaruhi tingkah laku mereka.

j. Fungsi bimbingan ialah menolong orang supaya berani dan dapat

memikul tanggung jawab sendiri dalam mengatasi kesukaran yang

dialaminya, yang hasilnya dapat berupa kemajuan daripada

keseluruhan pribadi orang yang bersangkutan.

k. Usaha bimbingan harus bersifat lincah (flexible) sesuai dengan

kebutuhan dan keadaan masyarakat serta kebutuhan individual.

l. Berhasil atau tidaknya suatu bimbingan sebagian besar tergantung

kepada orang yang minta tolong itu sendiri, pada kesediaan dan

kesanggupan dan proses-proses yang terjadi dalam diri orang itu

sendiri.19

Berdasarkan penjelasan di atas, maka dapat disimpulkan prinsip-

prinsip BK pada umumnya ialah berkenaan dengan sasaran pelayanan,

masalah klien, tujuan dan proses penanganan masalah, program

pelayanan, penyelenggaraan pelayanan.

5. Fungsi Bimbingan dan Konseling (BK)

Secara umum layanan BK mempunyai fungsi sebagai fasilitator baik

bagi individu maupun lembaga, dalam arti bahwa BK berfungsi untuk

mempermudah bagi individu dalam mencapai kehidupan yang bahagia

dan sejahtera baik di dunia maupun akhirat; dan BK sebagai alat untuk

mempermudah bagi lembaga dalam upaya pencapaian tujuan yang ingin

dicapai dari lembaga yang didirikan.

Dalam hubungan ini BK berfungsi sebagai pemberi layanan kepada

siswa agar masing-masing siswa dapat berkembang secara optimal

19 Bimo Walgito, Bimbingan dan Konseling (Studi & Karier), (Yoygakarta: ANDI, 2004), h.

30-31.

Page 35: EFEKTIVITAS PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36230/2/WIGUNA... · EFEKTIVITAS PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM MENGATASI

20

sehingga menjadi pribadi yang utuh dan mandiri. Oleh karena itu

pelayanan BK mengemban sejumlah fungsi yang hendak dipenuhi melalui

kegiatan BK. Fungsi-fungsi tersebut adalah fungsi pemahaman, fungsi

pencegahan, fungsi pengentasan, fungsi pemeliharaan, dan pengembangan

dan fungsi advokasi. Uraian berikut ini akan menjelaskan makna masing-

masing fungsi BK tersebut.

a. Fungsi pemahaman, yaitu fungsi BK yang akan menghasilkan

pemahaman tentang sesuatu oleh pihak-pihak tertentu sesuai dengan

kepentingan pengembangan siswa.

b. Fungsi pencegahan, yaitu fungsi BK yang akan menghasilkan

tercegahnya atau terhindarnya siswa dari berbagai permasalahan yang

mungkin timbul dan akan dapat mengganggu, menghambat ataupun

menimbulkan kesulitan, kerugian-kerugian tertentu dalam proses

perkembangannya.

c. Fungsi pengentasan, melalui fungsi pengentasan ini pelayanan BK

akan menghasilkan terentaskannya atau teratasinya berbagai

permasalahan yang dialami oleh siswa.

d. Fungsi pemeliharaan dan pengembangan, adalah fungsi BK yang

menghasilkan terpeliharanya dan terkembangkannya berbagai potensi

siswa dalam rangka perkembangan dirinya secara terarah, mantap dan

berkelanjutan.

e. Fungsi advokasi, yaitu fungsi BK yang akan menghasilkan teradvokasi

atau pembelaan terhadap siswa dalam rangka upaya pengembangan

seluruh potensi secara optimal.20

Dari penjelasan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa fungsi BK

menurut Hallen terdiri dari fungsi pemahaman, fungsi pencegahan, fungsi

pengentasan, fungsi pemeliharaan, dan fungsi advokasi.

20 Hallen, op. cit., h. 56-57.

Page 36: EFEKTIVITAS PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36230/2/WIGUNA... · EFEKTIVITAS PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM MENGATASI

21

6. Kriteria Guru Bimbingan dan Konseling (BK)

Kualitas pribadi konselor merupakan faktor yang sangat penting

dalam konseling, di samping faktor pengetahuan tentang dinamika

perilaku dan keterampilan terapeutik atau konseling.

Seorang pembimbing harus memenuhi syarat-syarat berikut:

a. Seorang guru BK atau pembimbing harus mempunyai pengetahuan

yang cukup luas, baik segi teori maupun segi praktik.

b. Seorang pembimbing dapat mengambil tindakan yang bijaksana,

seperti minat bekerja sama dengan orang lain.

c. Seorang pembimbing harus memiliki kode etik yang baik dan

berperilaku profesional.

d. Seorang pembimbing harus memiliki nilai-nilai yang diakui

kebenarannya.

e. Seorang pembimbing harus menunjukkan sifat yang penuh toleransi.

f. Seorang pembimbing harus lemah lembut dalam memahami dan

memperlakukan secara psikologis tanpa tekanan-tekanan sosial untuk

memaksa klien menyesuaikan dirinya.21

Kriteria atau persyaratan yang harus dimiliki oleh seorang guru

konselor diantaranya adalah:

a. Memiliki sifat/akhlak yang baik, setidaknya sesuai ukuran klien;

b. Bertawakal, mendasarkan sesuatu atas nama Allah;

c. Sabar, utamanya tahan menghadapi klien yang menentang keinginan

untuk diberikan bantuan;

d. Tidak emosional, artinya tidak mudah terbawa emosi dan dapat

mengatasi emosi diri sendiri dan klien;

e. Retorika yang baik, mengatasi keraguan klien dan dapat meyakinkan

bahwa ia dapat memberikan bantuan;

21 Gunawan, op. cit., h. 227-228.

Page 37: EFEKTIVITAS PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36230/2/WIGUNA... · EFEKTIVITAS PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM MENGATASI

22

f. Dapat membedakan tingkah laku klien yang berimplikasi terhadap

hukum wajib, sunnah, mubah, makruh, haram terhadap perlunya taubat

atau tidak.22

Supaya pembimbing dapat menjalankan pekerjaannya dengan sebaik-

baiknya, maka pembimbing harus memenuhi syarat-syarat tertentu, yaitu:

a. Seorang pembimbing harus mempunyai pengetahuan yang cukup luas,

baik segi teori maupun segi praktik.

b. Di dalam segi psikologis, seorang pembimbing akan dapat mengambil

tindakan yang bijaksana jika pembimbing telah cukup dewasa secara

psikologis.

c. Seorang pembimbing harus sehat jasmani maupun rohaninya.

d. Seorang pembimbing harus mempunyai kecintaan terhadap

pekerjaannya dan juga terhadap anak atau individu yang dihadapinya.

e. Seorang pembimbing harus mempunyai inisiatif yang baik sehingga

dapat diharapkan usaha BK berkembang ke arah keadaan yang lebih

sempurna demi untuk kemajuan sekolah.

f. Karena bidang gerak dari pembimbing tidak terbatas pada sekolah saja,

maka seorang pembimbing harus supel, ramah tamah, sopan santun di

dalam segala perbuatannya.

g. Seorang pembimbing diharapkan mempunyai sifat-sifat yang dapat

menjalankan prinsip-prinsip serta kode etik bimbingan dan konseling

dengan sebaik-baiknya.23

Dari penjelasan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa, kriteria

seorang guru BK adalah sebagai berikut: memahami diri sendiri dan

klien, kompeten, sehat psikis, dapat dipercaya, bersikap hangat,

pendengar yang baik, sabar, dan peka.

22 Mu’awanah dan Rifa Hidayah, op. cit., h. 142.

23

Walgito, op. cit., h. 40.

Page 38: EFEKTIVITAS PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36230/2/WIGUNA... · EFEKTIVITAS PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM MENGATASI

23

7. Peranan Guru Bimbingan dan Konseling (BK)

Implementasi kegiatan BK dalam pelaksanaan Kurikulum Berbasis

Kompetensi sangat menentukan keberhasilan proses belajar-mengajar.

Oleh karena itu peranan guru kelas dalam pelaksanaan kegiatan BK

sangat penting dalam rangka mengefektifkan pencapaian tujuan

pembelajaran yang dirumuskan.

Ada sembilan peran guru dalam kegiatan BK, yaitu:

a. Informator, guru diharapkan sebagai pelaksana cara mengajar

informatif, laboratorium, studi lapangan, dan sumber informasi

kegiatan akademik maupun umum.

b. Organisator, guru sebagai pengelola kegiatan akademik, silabus,

jadwal pelajaran dan lain-lain.

c. Motivator, guru harus mampu merangsang dan memberikan dorongan

serta reinforcement untuk mendinamisasikan potensi siswa,

menumbuhkan swadaya (aktivitas) dan daya cipta (kreativitas)

sehingga akan terjadi dinamika di dalam proses belajar-mengajar.

d. Director, guru harus dapat membimbing dan mengarahkan kegiatan

belajar siswa sesuai dengan tujuan yang dicita-citakan.

e. Inisiator, guru sebagai pencetus ide dalam proses belajar-mengajar.

f. Transmitter, guru bertindak selaku penyebar kebijaksanaan dalam

pendidikan dan pengetahuan.

g. Fasilitator, guru akan memberikan fasilitas atau kemudahan dalam

proses belajar-mengajar.

h. Mediator, guru sebagai penengah dalam kegiatan belajar siswa.

i. Evaluator, guru mempunyai otoritas untuk menilai prestasi siswa

dalam bidang akademik maupun tingkah laku sosialnya, sehingga

dapat menentukan bagaimana siswanya berhasil atau tidak.24

24 Sardiman, Interaksi dan Motivasi Belajar-Mengajar. (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2012),

h. 144.

Page 39: EFEKTIVITAS PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36230/2/WIGUNA... · EFEKTIVITAS PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM MENGATASI

24

Peranan guru dalam bimbingan itu meliputi: (a) mengembangkan

iklim kelas sehat, (b) mengarahkan belajar yang efektif, (c) menemukan

potensi kelemahan siswa, (d) penyuluhan tidak resmi, (e) menyajikan

informasi pendidikan dan jabatan, (f) mendorong pertumbuhan siswa, (g)

melakukan pelayanan rujukan, (h) melaksanakan bimbingan kelompok di

kelas, (i) memperlakukan siswa secara manusiawi, (j) melengkapi upaya

penyuluh, (k) menyelenggarakan pelajaran sesuai dengan kebutuhan

siswa, (l) mengarahkan kebiasaan belajar yang baik, (m) menilai hasil

belajar secara keseluruhan dan berkesinambungan, (n) melakukan

perbaikan pengajaran perbaikan, (o) mempersiapkan pembicaraan kasus,

(p) bekerja sama dalam membantu siswa, (q) mengikuti kebijaksanaan

sekolah dalam pelayanan bimbingan.25

Dari beberapa penjelasan di atas, maka dapat disimpulkan bahawa

guru BK/konselor memiliki tugas, tanggung jawab, wewenang dalam

pelaksanaan pelayanan BK terhadap siswa. Tugas guru BK/konselor

terkait dengan pengembangan diri siswa yang sesuai dengan kebutuhan,

potensi, bakat, minat, dan kepribadian siswa.

8. Kode Etik Bimbingan dan Konseling (BK)

Yang dimaksud dengan kode etik ialah ketentuan-ketentuan atau

peraturan-peraturan yang harus ditaati oleh siapa saja yang berkecimpung

dalam bidang BK demi kebaikan, dengan adanya kode etik di dalam BK

dimaksudkan agar BK tetap dalam keadaan baik dan diharapkan menjadi

semakin baik, maka untuk menjadi konselor profesional tidak cukup

hanya memiliki ilmu, keterampilan, dan kepribadian belaka, akan tetapi

harus pula memahami dan mengaplikasikan kode etik konseling. Berikut

beberapa kode etik BK menurut Bimo Walgito dalam bukunya

Bimbingan dan Konseling di Sekolah:

25 Moh. Surya dan Rochman Natawidjaja, Pengantar Bimbingan dan Penyuluhan, (Jakarta:

Universitas Terbuka, Depdikbud, 2004), h. 141.

Page 40: EFEKTIVITAS PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36230/2/WIGUNA... · EFEKTIVITAS PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM MENGATASI

25

a. Pembimbing atau pejabat lain yang memegang jabatan dalam bidang

BK harus memegang teguh prinsip-prinsip BK.

b. Pembimbing harus berusaha semaksimal mungkin untuk dapat

mencapai hasil yang sebaik-baiknya, dengan membatasi diri pada

keahliannya atau wewenangnya. Karena itu pembimbing jangan

sampai mencampuri wewenang serta tanggung jawab yang bukan

wewenang serta tanggung jawabnya.

c. Oleh karena pekerjaan pembimbing berhubungan langsung dengan

kehidupan pribadi orang maka seorang pembimbing harus:

1) Dapat memegang teguh atau menyimpan rahasia klien dengan

sebaik-baiknya.

2) Menunjukkan rasa hormat kepada klien.

3) Menghargai sesama terhadap bermacam-macam klien. Jadi di

dalam menghadapi klien pembimbing harus menghadapi klien

dalam derajat yang sama.

d. Pembimbing tidak diperkenankan:

1) Menggunakan tenaga pembantu yang tidak ahli atau tidak terlatih.

2) Menggunakan alat-alat yang kurang dapat dipertanggung

jawabkan.

3) Mengambil tindakan-tindakan yang mungkin akan menimbulkan

hal-hal yang tidak baik bagi klien.

4) Mengalihkan klien kepada konselor lain tanpa persetujuan klien.

e. Meminta bantuan kepada ahli dalam bidang lain di luar kemampuan

atau di luar keahliannya ataupun di luar keahlian stafnya yang

diperlukan dalam bimbingan dan konseling.26

Beberapa kode etik BK sebagai berikut:

a. Kerahasiaan, masksudnya ialah pembimbing harus dapat

merahasiakan segala isi pembicaraannya dengan klien sehubungan

dengan masalah klien tersebut.

26 Walgito, op. cit., h. 37.

Page 41: EFEKTIVITAS PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36230/2/WIGUNA... · EFEKTIVITAS PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM MENGATASI

26

b. Kesukarelaan, maskudnya ialah proses bimbingan itu berlangsung

harus atas dasar kesukarelaan antara kedua belah pihak. Klien rela

masalahnya dipecahkan/diselesaikan berarti tidak merasa terpaksa

untuk datang dan mengemukakan masalahnya serta segala informasi

yang dibutuhkan untuk menyelesaikan masalah tersebut. Kemudian

juga pembimbing harus dengan rasa tidak terpaksa untuk membantu

klien tersebut. Hendaknya pembimbing merasa terpanggil untuk

melaksanakan bimbingan serta konseling umumnya, dan membantu

kilen khususnya.

c. Keahlian, ialah usaha pelayanan BK perlu dilakukan dengan teratur,

sistematis dan dengan mempergunakan teknik serta alat yang

memadai.

d. Normatif, maksudnya ialah usaha pemberian bantuan itu harus

didasarkan pada norma-norma yang berlaku di mana bimbingan itu

dilaksanakan atau tidak boleh lagi bertentangan dengan norma-norma

yang berlaku.

e. Alih tangan, ialah pembimbing dalam usahanya membantu kliennya

jangan sampai pada tingkat kemampuannya yang tinggi

(semampunya).

f. Atas kegunaan, maksudnya ialah jangan menggunakan sesuatu

sehubungan dengan pelayanan BK kalau tidak ada gunanya.27

Dari beberapa penjelasan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa

kode etik profesi konseling meliputi hal-hal yang bersangkut-paut dengan

kompetensi yang dimiliki, kewenangan dan kewajiban tenaga profesi

konseling, serta cara-cara pelaksanaan layanan yang dilakukan dalam

kegiatan profesi. Ruang lingkup dan materi kode etik profesi konseling

diadopsi dari kode etik konseling yang diberlakukan.

27 Slameto, Bimbingan di Sekolah, (Jakarta: Bina Akasara), h. 29.

Page 42: EFEKTIVITAS PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36230/2/WIGUNA... · EFEKTIVITAS PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM MENGATASI

27

9. Langkah-Langkah Bimbingan dan Konseling (BK)

Dalam memberikan bimbingan, terdapat langkah-langkah sebagai

berikut:

a. Langkah identifikasi

b. Langkah diagnosis

c. Langkah-langkah prognosis

d. Langkah terapi

e. Langkah evaluasi dan follow up28

Proses konseling akan menempuh beberapa langkah, yaitu:

a. Menentukan masalah

Menentukan masalah dalam konseling dapat dilakukan terlebih dahulu

melakukan identifikasi masalah (identifikasi kasus-kasus) yang dialami

oleh klien (siswa).

b. Pengumpulan data

Setelah ditetapkan masalah yang akan dibicarakan dalam konseling,

selanjutnya adalah mengumpulkan data siswa yang bersangkutan.

c. Analisis data

Data-data siswa yang dikumpulkan selanjutnya dianalisis. Data hasil

tes dapat dianalisis secara kuantitatif dan data nontes dapat dianalisis

secara kualitatatif.

d. Diagnosis

Diagnosis merupakan usaha pembimbing (konselor) menetapkan latar

belakang masalah atau faktor-faktor penyebab timbulnya masalah pada

siswa.

e. Prognosis

Setelah diketahui faktor-faktor penyebab timbulnya masalah pada

siswa selanjutnya pembimbing atau konselor menetapkan langkah-

langkah bantuan yang akan diambil. Jenis bantuan apa bisa yang

diberikan sesuai dengan masalah yang dihadapi oleh siswa.

28 Salahudin, op. cit., h. 95.

Page 43: EFEKTIVITAS PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36230/2/WIGUNA... · EFEKTIVITAS PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM MENGATASI

28

f. Terapi

Setelah ditetapkan jenis atau langkah-langkah pemberian bantuan,

selanjutnya adalah melaksanakan jenis bantuan yang telah ditetapkan.

Pembimbing atau konselor melaksanakan bantuan belajar yang telah

ditetapkan untuk memecahkan masalah.

g. Evaluasi atau follow up

Evaluasi dilakukan untuk melihat apakah upaya bantuan yang telah

diberikan memperoleh hasil atau tidak.29

Pelaksanaan program layanan bimbingan, sebagai berikut:

a. Melaksanakan identifikasi kasus

b. Melaksanakan diagnosis

c. Melaksanakan prognosis

d. Melaksanakan langkah pemberian bantuan

e. Melaksanakan tindak lanjut

f. Melaksanakan pendekatan30

Dari penjelasan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa langkah-

langkah melaksanakan BK yaitu identifikasi masalah, diagnosis,

prognosis, pemberian bantuan, evaluasi dan tindak lanjut.

B. Kenakalan Remaja

1. Pengertian Kenakalan Remaja

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, “Kenakalan adalah sifat

nakal; perbuatan nakal; tingkah laku secara ringan yang menyalahi norma

yang berlaku dalam suatu masyarakat: salah satu sebab kenakalan remaja

adalah kerenggangan ikatan kasih dengan orang tuanya.31

Menurut Sarlito

W. Sarwono, “Kenakalan anak adalah tindakan oleh seseorang yang

29 Nana Syaodih Sukmadinata, Bimbingan dan Konseling dalam Praktek, (Bandung: Maestro,

2007), h. 91.

30 Afifudin, Bimbingan dan Konseling, (Bandung: CV. Pustaka Setia, 2010), h. 148.

31

http://pusatbahasa.kemdiknas.go.id, diakses pada hari Minggu, 23 September 2014, pada

pukul 20.34 WIB

Page 44: EFEKTIVITAS PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36230/2/WIGUNA... · EFEKTIVITAS PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM MENGATASI

29

belum dewasa yang sengaja melanggar hukum dan yang diketahui oleh

petugas hukum ia bisa dikenai hukuman.32

Dalam Pasal 1 angka 2 UU No. 3 Tahun 1997 tentang Pengadilan

Anak menyatakan bahwa anak nakal adalah:

a. Anak yang melakukan tindak pidana; atau

b. Anak yang melakukan perbuatan yang dinyatakan terlarang bagi anak,

baik meniru peraturan perundang-undangan maupun peraturan hukum

lain yang hidup dan berlaku dalam masyarakat yang bersangkutan.33

Dalam mengetahui arti kenakalan, maka dapat diketahui bahwa

kenakalan merupakan tingkah laku anak yang menimbulkan persoalan

bagi orang lain, namun agar lebih jelas lagi kenakalan terbagi dua yaitu:

a. Kenakalan semu

Kenakalan yang dapat disebut kenakalan semu merupakan tingkah

laku yang dalam bahasa sehari-harinya disebut kenakalan dan

dinyatakan keterlaluan, tetapi sebenarnya masih terletak dalam batas-

batas normal. Hanya dalam kenakalan semu ini maka yang dilampaui

adalah batas kesabaran orang tua, batas sensitifitas orang yang

memberi penilaian itu justru hanya keterbatasan dalam hal

pengetahuan mengenai anak-anak pada umumnyalah yang

menyebabkan timbulnya kekesalan, kekhawatiran dan kemarahan

terhadap anak yang bertingkahlaku nakal itu.

b. Kenakalan sebenarnya

Kenakalan sebenarnya merupakan tingkahlaku yang melanggar nilai-

nilai sosial dan nilai-nilai sehingga merugikan diri sendiri ataupun

merugikan orang lain. Tingkahlaku-tingkahlaku ini sering

mengkhawatirkan dan menimbulkan kegelisahan orang tua.34

32 Sarlito W. Sarwono, Psikologi Remaja, (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2012), h. 251.

33

UU No 3 Tahun 1997, Tentang Pengadilan Anak, (Jakarta: DPR.RI), h. 2.

34 Singgih D Gunarsa, Psikologi anak bermasalah, (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2004), h. 15.

Page 45: EFEKTIVITAS PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36230/2/WIGUNA... · EFEKTIVITAS PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM MENGATASI

30

Dari pendapat-pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa

kecenderungan kenakalan remaja adalah kecenderungan remaja untuk

melakukan tindakan yang melanggar aturan yang dapat mengakibatkan

kerugian dan kerusakan baik terhadap dirinya sendiri maupun orang lain

yang dilakukan remaja di bawah umur 17 tahun.

2. Jenis-Jenis Kenakalan Remaja

Bentuk-bentuk kenakalan remaja dalam hal ini berhubungan dengan

keberadaan kenakalan remaja itu sendiri, bahwa kenakalan remaja itu

tidak mungkin dilakukan dalam proses hampa. Sehubungan dengan hal

tersebut, maka dikenal berbagai pembagian kenakalan remaja ini

berdasarkan pendapat para ahli, bahwa pengelompokan kenakalan

tersebut dalam berbagai tipe, antara lain:

a. Delinkuensi Individual

Delinkuensi individual lebih ditekankan pada kondisi pribadi pelaku.

Kelompok kenakalan jenis ini banyak dilakukan oleh mereka yang

mempunyai kelainan jasmaniah dan mental yang dibawa sejak lahir.

b. Delinkuensi Situasional

Kenakalan tipe ini dilakukan oleh anak yang yang normal, tetapi

banyak dipengaruhi oleh berbagai kekuatan situasional, stimulasi

sosial dan tekanan lingkungan yang kesemuanya memberikan

pengaruh menekan-memaksa pada pembentukan perilaku buruk.

c. Delinkuensi Sistematik

Delinkuensi sistematik di sini berkaitan dengan kejahatan anak-anak

remaja yang disistematisir dalam bentuk suatu organisasi, yaitu gang.

Kumpulan tingkah laku delinkuen yang disistematisir itu disertai

pengaturan, status formal, peranan tertentu, nilai-nilai, norma-norma,

rasa kebanggaan, dan moral delinkuen yang berbeda dengan yang

umum berlaku.

Page 46: EFEKTIVITAS PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36230/2/WIGUNA... · EFEKTIVITAS PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM MENGATASI

31

d. Delinkuensi Kumulatif

Status sosial dan kondisi kultural buruk yang mempengaruhi terus

menerus dan berlangsung berulang kali dapat menginsentifkan

perbuatan jahat remaja, sehingga kumulatif sifatnya, yaitu terdapat di

mana-mana, tidak hanya di ibu kota negara saja, tetapi sampai di

daerah pinggiran.35

Kenakalan remaja menjadi empat jenis yaitu:

a. Kenakalan yang menimbulkan korban fisik pada orang lain:

perkelahian, perkosaan, perampokan, pembunuhan, dan lain-lain.

b. Kenakalan yang menimbulkan korban materi: perusakan, pencurian,

pencopetan, pemerasan, dan lain-lain.

c. Kenakalan sosial yang tidak menimbulkan korban di pihak orang lain:

pelacuran, penyalahgunaan. Di Indonesia mungkin dapat juga

dimasukkan hubungan seks sebelum menikah dalam jenis ini.

d. Kenakalan yang melawan status, misalnya mengingkari status anak

sebagai pelajar dengan cara membolos, mengingkari status orang tua

dengan cara minggat dari rumah atau membantah perintah meraka, dan

sebagainya.36

Jenis-jenis kenakalan remaja dalam beberapa keadaan, adalah:

a. Neurotic delinquency

Remaja bersifat pemalu, terlalu perasa, suka menyendiri, gelisah dan

mengalami perasan rendah diri. Mereka mempunyai dorongan untuk

berbuat sesuatu kenakalan seperti mencuri dan melakukan tindkan

yang agresif secara tiba-tiba tanpa alasan karena dikuasai khayalan dan

fantasi sendiri.

35 Soenarjati, Anang Priyanto dan Suripno, Kriminologi dan Kenakalan Remaja, (Jakarta:

Universitas Terbuka, 2007), h. 624.

36 Sarwono, op. cit., h. 256-257.

Page 47: EFEKTIVITAS PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36230/2/WIGUNA... · EFEKTIVITAS PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM MENGATASI

32

b. Unsocialized delinguent

Suatu sikap yang melawan kekuasaan seseorang, suka bermusuhan dan

pendendam, tidak pernah merasa salah dan tidak pula menyesali

perbuatan yang telah dilakukan.

c. Pseudo social delinguent

Remaja yang mempunyai loyalitas yang tinggi terhadap kelompok

sehingga sikap-sikapnya tampak patuh, setia dan kesetiakawanan yang

baik, sehingga jika melakukan tindakan kenakalan bukan atas dasar

kesadaran sendiri.37

Dari beberapa jenis kenakalan pada remaja di atas, maka dapat

disimpulkan bahwa semuanya menimbulkan dampak negatif yang tidak

baik bagi dirinya sendiri dan orang lain, serta lingkungan sekitarnya.

Adapun aspek-aspeknya terdiri dari aspek perilaku yang melanggar aturan

dan status, perilaku yang membahayakan diri sendiri dan orang lain,

perilaku yang mengakibatkan korban materi, dan perilaku yang

mengakibatkan korban fisik.

3. Karakteristik Kenakalan Remaja

Menurut Anwar Sutoyo karakteristik kenakalan remaja itu ada yang

“nakal” dan ada yang “tidak nakal”. Dilihat dalam segi al-Qur’an dan

hadis pada ilmu psikologi anak yang nakal itu dari: Pertama, Usia 12-13,

Kedua, Yang akhirnya relatif pada usia 15-18 atau 22-23 dan, Ketiga,

dilihat dari usia remaja, pada usia yang rasional, Jadi kalau pada usia yang

rasional apa-apa harus dijelaskan dengan masuk akal, seperti contoh

mengapa harus puasa, dan mengapa puasa dianggap menyehatkan?.38

Karakter kenakalan remaja juga dipandang dari sisi Psikologi dan

Agama yang disebabkan oleh:

37 Hasan Basri, Remaja Berkualitas, Probelamtika Remaja dan Solusinya, (Yogyakarta: Mitra

Pustaka, 2004), h. 16.

38 Farid, op. cit., h. 390.

Page 48: EFEKTIVITAS PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36230/2/WIGUNA... · EFEKTIVITAS PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM MENGATASI

33

a. Pengaruh lingkungan dipandang dalam ilmu Psikologi, seperti dalam

teori behaviorisme kenakalan remaja itu dikarenakan pengaruh

lingkungan, namun menurut Anwar Sutoyo lingkungan itu tidak

sepenuhnya menentukan, karena lingkungan itu tidak maha kuasa.

b. Pengaruh setan dipandang dalam ilmu Agama, seperti remaja yang

berharap sesuatu yang tidak mungkin bisa dicapai, lebih suka

berkhayal dan tidak menggunakan akal, dan diperparah lagi dengan

minum-minuman keras (khamar)

c. Pengaruh makanan dipandang dalam ilmu Agama, Anwar Sutoyo

menjelaskan bahwa kenakalan remaja yang dilihat dari sudut pandang

agama dikarenakan faktor konsumsi makanan yang tidak halal

sehingga dapat menumbuhkan daging yang haram atau dosa dalam

tubuh manusia. Makanan yang haram dapat menyebabkan manusia

melakukan perbuatan yang kotor dan berbau dosa yang tidak disukai

Allah SWT.39

Anak Remaja adalah masa peralihan dari kanak-kanak ke dewasa,

bukan hanya dalam artian psikologis tetapi juga rohani dan fisiknya.

Perubahan-perubahan fisik merupakan gejala primer dalam pertumbuhan

anak remaja, sedangkan perubahan-perubahan psikologis muncul antara

lain sebagai akibat dari perubahan-perubahan fisik. Menurut Sarlito W.

Sarwono karakter kenakalan remaja dipengaruhi dari perubahan fisiknya,

antara perubahan-perubahan fisik, yang terbesar pengaruhnya pada

perkembangan jiwa remaja adalah pertumbuhan tubuh, mulai dari

berfungsinya alat-alat reproduksi dan tanda-tanda seksual sekunder yang

tumbuh secara lengkap.40

Sementara itu Aristoteles merumuskan pertumbuhan kanak-kanak

menuju remaja adalah:

Perkembangan anak dengan 3 (tiga) fase perkembangan yakni: Fase I

pada usia 0-7 tahun yang disebut masa anak kecil dan kegiatan pada fase

39 Ibid, h. 392 dan 393.

40

Sarwono, op. cit., h. 62

Page 49: EFEKTIVITAS PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36230/2/WIGUNA... · EFEKTIVITAS PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM MENGATASI

34

ini hanya bermain. Fase II yaitu pada usia 7-14 yang disebut masa anak

atau masa sekolah dimana kegiatan anak mulai belajar di sekolah dasar.

Fase III yaitu pada usia 14-21 tahun yang disebut dengan masa remaja

atau pubertas, masa ini adalah masa peralihan dari anak menjadi dewasa.

Aristoteles menyebutkan pada periodesasi ini disebut sebagai periodesasi

yang berdasarkan pada biologis karena antara fase I dengan fase II itu

ditandai dengan adanya pergantian gigi, sedangkan antara fase II dengan

fase III ditandai dengan mulai bekerjanya organ kelengkapan kelamin.41

Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa karakteristik

kenakalan remaja menurut Anwar Sutoyo dapat dilihat dari dua sudut

pandang; pertama, dari sudut pandang psikologi yang menggunakan teori

behaviorisme yang menyatakan bahwa kenakalan remaja itu dikarenakan

pengaruh lingkungan, kedua, dari sudut pandang agama disebabkan oleh

pengaruh setan dan makanan.

Senada dengan Sarlito W. Sarwono mengatakan bahwa masa remaja

adalah masa peralihan dari kanak-kanak ke dewasa, bukan dalam artian

psikologisnya saja tetapi juga rohani dan fisiknnya, bahkan antara

perubahan-perubahan fisik yang terbesar pengaruhnya pada

perkembangan jiwa remaja adalah pertumbuhan tubuhnya. Sarlito juga

mengutip penjelasan perubahan remaja menurut Aristoteles yaitu;

perubahan yang terjadi pada anak-anak umumnya, dan hampir semua

aspek perkembangannya yaitu meliputi perkembangan fisik, kognitif,

kepribadian, dan sosial. Dengan demikian periodesasi berdasarkan

biologis adalah periodesasi yang pembahasannya berdasarkan pada

kondisi atau proses pertumbuhan biologis anak, karena pertumbuhan

biologis ikut berpengaruh terhadap perkembangan kejiwaan seorang anak.

Dikatakan remaja apabila “Fase transisi dari kanak-kanak menjadi remaja,

usia 10-12 tahun sampai dengan 18 tahun merupakan tahapan awal

pertumbuhan menuju remaja”.

41 Ibid., h. 103.

Page 50: EFEKTIVITAS PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36230/2/WIGUNA... · EFEKTIVITAS PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM MENGATASI

35

4. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kenakalan Remaja

Dalam kenyataan, banyak sekali faktor yang menyebabkan kenakalan

remaja maupun kelainan perilaku remaja pada umumnya. Berbagai teori

yang mencoba mejelaskan penyebab kenakalan remaja, dapat

digolongkan sebagai berikut:

a. Rational choice: teori ini mengutamakan faktor individu daripada

faktor lingkungan. Kenakalan yang dilakukannya adalah atas pilihan,

interes, motivasi atau kemauannya sendiri.

b. Social disorganization: kaum positivis pada umumnya lebih

mengutamakan faktor budaya. Yang menyebabkan kenakalan remaja

adalah berkurangnya atau menghilangnya pranata-pranata masyarakat

selama ini menjaga keseimbangan atau harmoni dalam masyarakat.

c. Strain: pada teori ini disimpulkan bahwa tekanan yang besar dalam

masyarakat, misalnya kemiskinan, menyebabkan sebagian dari anggota

masyarakat yang memilih jalan rellibion melakukan kejahatan atau

kenakalan remaja.

d. Differential association: menurut teori ini, kenakalan remaja adalah

akibat salah pergaulan.

e. Labeling: ada pendapat yang menyatakan bahwa anak nakal selalu

dianggap atau dicap (diberi label) nakal. Di Indonesia, banyak orang

tua (khususnya ibu-ibu) yang ingin berbasa-basi dengan tamunya,

sehingga ketika anaknya muncul di ruang tamu, ia mengatakan pada

tamunya, “ini loh, mbakyu, anak sulung saya. Badannya saja yang

tinggi, tetapi nakalnya bukan main”. Kalau terlalu sering anak diberi

label nakal seperti itu, maka ia akan betul-betul menjadi nakal.

f. Male phenomenon: teori ini percaya bahwa anak laki-laki lebih nakal

daripada perempuan.42

Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa berbagai teori yang

menjelaskan penyebab kenakalan remaja ialah; rational choice

42 Ibid., h. 255.

Page 51: EFEKTIVITAS PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36230/2/WIGUNA... · EFEKTIVITAS PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM MENGATASI

36

(mengutamakan faktor individu), social disorganization (mengutamakan

faktor budaya), strain (faktor kemiskinan yang menyebabkan memilih

untuk melakukan kejahatan/kenakalan remaja), differential association

(akibat salah pergaulan), labeling (akibat anak selalu dicap nakal) dan

male phenomenon (percaya bahwa anak laki-laki lebih nakal dari anak

perempuan) jika hal tersebut terjadi atau dilakukan pada anak remaja

maka akan banyak sekali remaja yang nakal bahkan sampai melampaui

batas kewajaran anak remaja pada umumnya.

Kenakalan remaja adalah suatu penyesuaian diri yaitu respon yang

dipelajari terhadap situasi lingkungan yang tidak cocok atau lingkungan

yang memusuhinya. Kenakalan remaja dapat disebabkan oleh:

a. Identitas diri yang negatif

b. Kontrol diri yang rendah

c. Pengaruh pengawasan orang tua yang rendah

d. Pengaruh ketahanan diri yang rendah

e. Kualitas lingkungan sekitar tempat tinggal43

Mungkin timbulnya kenakalan remaja bukan karena murni dari dalam

remaja itu sendiri, tetapi mungkin kenakalan itu merupakan efek samping

dari hal-hal yang tidak dapat ditanggulangi oleh remaja dalam

keluarganya. Bahkan orang tua sendiri pun tidak mampu mengatasinya,

akibatnya remaja menjadi korban dari keadaan keluarga. Faktor-faktor

terjadinya kenakalan remaja antara lain:

a. Kondisi keluarga yang berantakan (Broken Home);

b. Kurangnya perhatian dan kasih-sayang dari orang tua;

c. Status sosial ekonomi orang tua rendah;

d. Penerapan disiplin keluarga yang tidak tepat.44

Berdasarkan pendapat para ahli di atas, maka dapat disimpulkan

bahwa faktor yang paling berperan menyebabkan timbulnya

43 Sri Esti W. Djiwandono, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: PT Grasindo, 2004), h. 112.

44

Agoes Dariyo, Psikologi Perkembangan Remaja, (Bogor: Ghalia Indonesia, 2004), h. 109.

Page 52: EFEKTIVITAS PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36230/2/WIGUNA... · EFEKTIVITAS PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM MENGATASI

37

kecenderungan kenakalan remaja adalah faktor keluarga yang kurang

harmonis dan faktor lingkungan terutama teman sebaya yang kurang baik,

karena pada masa ini remaja mulai bergerak meninggalkan rumah dan

menuju teman sebaya, sehingga minat, nilai, dan norma yang ditanamkan

oleh kelompok lebih menentukan perilaku remaja dibandingkan dengan

norma, nilai yang ada dalam keluarga dan masyarakat.

5. Cara Mengatasi Kenakalan Remaja

Telah kita ketahui bahwa masa remaja secara umum merupakan

peralihan dari masa kanak-kanak ke dewasa, yang mana pada masa ini

banyak sekali perubahan yang terjadi baik segi psikis maupun fisiknya.

Menurut Sarlito perubahan fisik merupakan gejala primer dalam

pertumbuhan anak remaja, dan perubahan fisik yang paling berpengaruh

ialah perubahan pada pertumbuhan tubuhnya, sedangkan perubahan

psikologis muncul antara lain sebagai akibat dari perubahan fisik.45

Kenakalan-kenakalan yang dilakukan remaja oleh anak-anak dan

remaja seyogyanya diupayakan penanggulangannya secara sungguh-

sungguh, dalam arti penanggulangan yang setuntas-tuntasnya. Upaya ini

merupakan aktivitas yang pelik apabila ditinjau secara intergral, akan

tetapi apabila ditinjau secara terpisah-pisah maka upaya ini merupakan

kegiatan yang harus dilakukan secara profesional yang menuntut

ketekunan dan berkesinambungan dari satu kondisi menuju kondisi yang

lain.

Masa remaja merupakan suatu periode yang sarat dengan perubahan

dan sangat rentan munculnya masalah, maka perlu adanya perhatian

khusus, pemahaman yang baik serta pananganan yang tepat oleh guru BK

terhadap remaja, hal ini merupakan faktor penting demi keberhasilan

remaja di kehidupan selanjutnya, mengingat masa remaja merupakan

masa yang paling menentukan. Selain itu perlu adanya kerja sama dari

remaja itu sendiri, oranag tua, guru BK khususnya dan pihak-pihak lain

45 Sarwono, op. cit., h. 62

Page 53: EFEKTIVITAS PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36230/2/WIGUNA... · EFEKTIVITAS PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM MENGATASI

38

yang terkait agar perkembangan remaja di bidang pendidikan dan bidang-

bidang lainnya dapat dilalui secara terarah, sehat dan bahagia.

Langkah perdana dalam upaya kompleks ini dapat dilakukan dengan

tindakan preventif (usaha pencegahan dan pembinaan) sebagai berikut:

a. Mengenal dan mengetahui ciri umum dan khas remaja

b. Mengetahui kesulitan-kesulitan yang secara umum dialami oleh para

remaja

c. Menguatkan sikap mental remaja supaya mampu menyelesaikan

persoalan yang dihadapinya

d. Memberikan pendidikan bukan hanya dalam penambahan pengetahuan

dan keterampilan melainkan pendidikan mental dan pribadi melalui

pengajaran agama seperti di pesantren

e. Menyediakan sarana-sarana dan meciptakan suasana yang optimal

demi perkembangan pribadi yang wajar

f. Usaha memperbaiki keadaan lingkungan sekitar dalam hal ini di

lingkungan pesantren46

Usaha pencegahan yang dipaparkan di atas tentunya dilakukan oleh

guru BK bersama dengan para pendidik lainnya dalam hal ini yang ada di

pesantren modern Daarul Uluum I Bantarkemang Bogor, dengan usaha

pembinaan yang terarah akan mengembangkan diri remaja dengan baik

sehingga menimbulkan keseimbangan yang akan menciptakan hubungan

yang serasi antara aspek rasio dan aspek emosi pada diri remaja sehingga

menjadikan mereka mengenali dirinya.

Langkah selanjutnya ialah dengan melakukan tindakan

represif/kuratif (usaha menyembuhkan), dengan usaha menindak

pelanggaran norma-norma sosial dan moral dapat dilakukan dengan

mengadakan hukuman terhadap setiap perbuatan pelanggaran. Seperti di

rumah, remaja harus menaati peraturan dan tata cara yang berlaku, di

samping itu perlu adanya semacam hukuman yang dibuat oleh orang tua

46 Rustam Mahmuddin, Dua Langkah Mengatasi Kenakalan Remaja, (http://rustam-

mahmuddin20.blogspot.co.id) diakses pada 23 September 2014, pada pukul 20.50 WIB.

Page 54: EFEKTIVITAS PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36230/2/WIGUNA... · EFEKTIVITAS PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM MENGATASI

39

terhadap pelanggaran tata tertib dan tata cara keluarga. Pelaksanaan tata

tertib harus dilakukan dengan konsisten. Setiap pelanggaran yang sama

harus dikenakan sanksi yang sama.

Selain hal tersebut dilakukan di rumah, perlu juga dilakukan di

sekolah atau pesantren. Di sekolah atau pesantren, Kepala Sekolah (di

lingkup sekolah) atau pimpinan pesantren (di lingkup pesantren) yang

berwenang dalam pelaksanan hukuman terhadap pelanggaran tata tertib,

dalam beberapa hal guru juga berhak bertindak khususnya guru BK di

sekolah atau pesantren tersebut. Akan tetapi hukuman yang berat seperti

skorsing maupun pengeluaran dari sekolah atau pesantren merupakan

wewenang kepala sekolah atau pimpinan pesantren, guru BK dan stafnya

bertugas menyampaikan data mengenai pelanggaran dan kemungkinan-

kemungkinan pelanggaran maupun akibatnya.

Pada umumnya tindakan represif/kuratif diberikan dalam bentuk

peringatan secara lisan maupun tertulis kepada peserta didik dan orang

tua, melakukan pengawasan khusus oleh kepala sekolah atau pimpinan

pesantren dan tim guru BK, dan melarang bersekolah (jika di sekolah) dan

dipulangkan (jika di pesantren) untuk sementara atau seterusnya

tergantung dari macam pelanggaran tata tertib sekolah atau pesantren

yang digariskan.47

Langkah terakhir ialah dengan melakukan tindakan rehabilitasi,

tindakan ini dilakukan setelah tindakan pencegahan dan penyembuhan

lainnya dilaksanakan dan dianggap perlu mengubah tingkahlaku remaja

yang melakukan pelanggaran dengan memberikan pendidikan lagi.

Pendidikan diulangi melalui pembinaan secara khusus, hal mana sering

ditanggulangi oleh lembaga khusus maupun perorangan yang ahli dalam

bidang ini. Mengenai penanggulangan masalah kenakalan remaja ini perlu

ditekankan bahwa segala usaha harus ditujukan ke arah tercapainya

kepribadian yang mantap, serasi dan dewasa. Remaja diharapkan akan

menjadi orang dewasa yang memiliki kepribadian kuat, sehat badani dan

47 Ibid.

Page 55: EFEKTIVITAS PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36230/2/WIGUNA... · EFEKTIVITAS PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM MENGATASI

40

rohani, teguh dalam kepercayaan dan beriman sebagai anggota

masyarakat, bangsa dan tanah airtercinta.48

Langkah-langkah positif tersebut memerlukan partisipasi banyak

pihak agar manfaat maksimal dapat tercapai. Upaya preventif, kuratif, dan

rehabilitasi yang relevan perlu keikutsertaan masyarakat sekitar baik yang

ada di lingkungan rumah maupun di lingkungan pesantren agar

penyebarluasannya mencapai sebagian besar anggota masyarakat,

khususnya anak-anak remaja.49

Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa cara mengatasi

kenakalan remaja dilakukan dengan tiga tahapan tindakan, pertama,

tindakan preventif (usaha mencegah) yang mana dalam tindakan ini

remaja diberikan perhatian khusus, pemahaman yang baik serta

pananganan yang tepat oleh guru BK dan lainnya yang bersangkutan demi

keberhasilan remaja di kehidupan selanjutnya, menjadikan perkembangan

remaja di bidang pendidikan dan bidang-bidang lainnya dapat dilalui

secara terarah, sehat dan bahagia. Kedua, tindakan represif/kuratif (usaha

menyembuhkan) dengan usaha menindak pelanggaran norma-norma

sosial dan moral dapat dilakukan dengan mengadakan hukuman terhadap

setiap perbuatan pelanggaran. Tindakan ini umumnya diberikan dalam

bentuk peringatan secara lisan maupun tertulis kepada peserta didik dan

orang tua, melakukan pengawasan khusus oleh kepala sekolah atau

pimpinan pesantren dan tim guru BK, dan melarang bersekolah (jika di

sekolah) dan dipulangkan (jika di pesantren) untuk sementara atau

seterusnya tergantung dari macam pelanggaran tata tertib sekolah atau

pesantren yang digariskan. Ketiga, tindakan rehabilitasi yang dilakukan

setelah tindakan pencegahan dan penyembuhan lainnya dilaksanakan dan

dianggap perlu mengubah tingkahlaku remaja yang melakukan

pelanggaran dengan memberikan pendidikan lagi.

48 Ibid.

49

Sudarsono, Kenakalan Remaja: Prevensi, Rehabilitasi dan Resosialisasi, (Jakarta: Rineka

Cipta, 2004), h. 7.

Page 56: EFEKTIVITAS PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36230/2/WIGUNA... · EFEKTIVITAS PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM MENGATASI

41

C. Efektivitas

1. Pengertian Efektivitas

Efektivitas berarti ketepatan guna, hasil guna, atau menunjang

tujuan.50

Efektivitas adalah keberhasilan guna dalam pelaksanaan tugas

dan fungsi rencana atau program ketentuan atau aturan dan tujuan kondisi

ideal.51

2. Aspek-aspek Efektivitas

Efektivitas suatu program dapat dilihat dari aspek-aspek sebagai

berikut:

a. Aspek tugas dan fungsi

Suatu lembaga atau seseorang dikatakan efektif jika melaksanakan

tugas atau fungsinya. Begitu juga suatu program BK akan efektif jika

tugas dan fungsinya dapat dilaksanakan dengan baik. Sedangkan yang

dimaksud dengan tugas atau fungsi adalah tugas guru BK memberikan

bimbingan dengan baik dan tugas peserta didik belajar dengan baik.

b. Aspek rencana atau program

Yang dimaksud rencana atau program adalah rencana pembelajaran

yang terprogram yaitu berupa materi yang terwujud dalam sebuah

kurikulum yang telah ditetapkan. Jika rencana atau program

dilaksanakan dengan baik, maka rencana atau program dikatakan

efektif.

c. Aspek ketentuan atau aturan

Efektivitas suatu program juga dapat dilihat dari sudut berfungsi atau

tidaknya ketentuan atau aturan yang telah dibuat. Aspek ini mencakup

aturan-aturan baik yang berhubungan dengan guru maupun peserta

didik. Jika ketentuan ini dilaksanakan berarti ketentuan dan aturan

telah berlaku secara efektif.

50 Pius A Purtanto dan M Dahlan Al Barry, Kamus Ilmiah Populer (Surabaya: Arlaka, 1994), h.

128.

51 Aswarni Sujud, Matra Fungsional Administrasi Pendidikan (Yogyakarta: Purbasari, 1989),

h. 154.

Page 57: EFEKTIVITAS PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36230/2/WIGUNA... · EFEKTIVITAS PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM MENGATASI

42

d. Aspek tujuan atau kondisi ideal

Suatu program atau kegiatan dikatakan efektif jika tujuan atau kondisi

ideal program tersebut dicapai. Penilaian aspek ini dapat dilihat dari

prestasi yang dicapai oleh peserta didik.52

D. Kerangka Berfikir

Berdasarkan Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem

Pendidikan Nasional, pasal 3, ayat 1, dikemukakan bahwa tujuan pendidikan

adalah untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia

yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia,

sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang

demokratis serta bertanggung jawab.53

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, “Kenakalan adalah sifat nakal;

perbuatan nakal; tingkah laku secara ringan yang menyalahi norma yang

berlaku dalam suatu masyarakat: salah satu sebab kenakalan remaja adalah

kerenggangan ikatan kasih dengan orang tuanya.54

Kenakalan yang dapat disebut kenakalan semu merupakan tingkah laku

yang dalam bahasa sehari-harinya disebut kenakalan dan dinyatakan

keterlaluan, tetapi sebenarnya masih terletak dalam batas-batas normal.

Hanya dalam kenakalan semu ini maka yang dilampaui adalah batas

kesabaran orang tua, batas sensitifitas orang yang memberi penilaian itu

justru hanya keterbatasan dalam hal pengetahuan mengenai anak-anak pada

umumnyalah yang menyebabkan timbulnya kekesalan, kekhawatiran dan

kemarahan terhadap anak yang bertingkahlaku nakal itu.

Macam-macam kenakalan santriwan/ti yang terjadi di Pesantren Modern

Daarul Uluum 1 Bantarkemang Bogor sangat beragam antara lain: kabur pada

saat jam pelajaran, kabur meninggalkan asrama, mencuri, berkelahi, merokok

dan lain sebagainya.

52 Ibid.

53

UU No 20 Tahun 2003, Sistem Pendidikan Nasional, (Jakarta: DPR.RI), h. 1 dan 3.

54 http://pusatbahasa.kemdiknas.go.id, diakses pada hari Minggu, 23 September 2014, pada

pukul 20.34 WIB

Page 58: EFEKTIVITAS PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36230/2/WIGUNA... · EFEKTIVITAS PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM MENGATASI

43

Berdasarkan masalah-masalah yang terjadi di Pesantren Modern Daarul

Uluum 1 Bantarkemang Bogor diperlukan adanya bimbingan dan konseling

secara intensif, terus-menerus dan berkesinambungan supaya masalah-

masalah yang terjadi dapat diatasi dan diberikan solusi yang terbaik.

Bimbingan dan Konseling di Pondok Pesantren Modern Daarul Uluum I

Bogor berada di bawah naungan Bagian Kepengasuhan Santri, adapun guru

BK itu hanya satu orang yaitu Ibu Lulu Zahroh, S.Psi. Bagian pengasuhan ini

terdiri dari enam orang guru, yang dalam pelaksanaannya langsung diawasi

oleh Ibu Dede latifah, S.Ag. dalam hal ini beliau menekankan tiga hal yang

harus diperhatikan yaitu peningkatan di segala bidang terutama dalam hal

disiplin, kebersamaan dan kontrol terhadap santriwan dan santriwati harus

lebih diperhatikan.

Bagian Pengasuhan memberikan pelayanan untuk santriwan dan

santriwati agar bisa mandiri dan berkembang secara optimal dalam hubungan

pribadi, belajar dan organisasi, dengan cara memandirikan santriwan dan

santriwati dan menegembangkan potensi-potensi mereka melalui

pembelajaran kepribadian, kewanitaan dan berorganisasi secara optimal.

Bagian pengasuhan juga membantu mengatasi berbagai permasalahan yang

mengganggu dan menghambat perkembangannya agar bisa terwujud

kemandirian santriwan dan santriwati dalam menjalani kehidupan sehari-hari

sebagai santriwan dan santriwati secara efektif, kreatif dan dinamis serta

memiliki kecakapan hidup untuk masa depan.

Bimbingan dan konseling merupakan proses bantuan atau pertolongan

yang diberikan pembimbing (konselor) kepada individu (konseli) melalui

pertemuan tatap muka atau hubungan timbal balik antara keduanya, agar

konseli memiliki kemampuan atau kecakapan melihat dan menemukan

masalahnya serta mampu memecahkan masalahnya sendiri. Proses pemberian

bantuan atau pertolongan yang sistematis dari pembimbing (konselor) kepada

konseli (siswa) melalui pertemuan tatap muka atau hubungan timbal balik

antara keduanya untuk mengungkap masalah konseli sehingga konseli

mampu melihat masalah sendiri, mampu menerima dirinya sendiri sesuai

Page 59: EFEKTIVITAS PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36230/2/WIGUNA... · EFEKTIVITAS PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM MENGATASI

44

dengan potensinya, dan mampu memecahkan sendiri masalah yang

dihadapinya.55

Diharapkan dengan penelitian ini menjadi bahan pembelajaran baik untuk

tenaga pendidik khususnya mata pelajaran bimbingan dan konseling, siswa

dan stakeholder untuk mencapai visi dan misi Pesantren Modern Daarul

Uluum 1 Bantarkemang Bogor.

Sistematika pengambilan penelitian metode deskriptif kuantitatif, yakni

mendeskripsikan atau memberikan gambaran sejelas mungkin tanpa adanya

perlakuan terhadap objek yang diteliti.56

Dalam hal ini peneliti akan

mendeskripsikan atau memberikan gambaran mengenai efektivitas program

bimbingan dan konseling dalam mengatasi kenakalan santriwan/ti di

Pesantren Modern Daarul Uluum I Banterkemang Bogor. Penelitian

Deskriptif merupakan dasar bagi semua penelitian yang dapat dilakukan

secara kuantitatif agar dapat dilakukan analisis statistik.

Secara ringkas, kerangka berpikir untuk penelitian ini tertera pada bagan

sebagai berikut:

Gambar 2.1 Bagan Efektivitas Program BK

55 Tohirin, op. cit., h. 26.

56

Moh. Nazir, Metodologi Penelitian Pendidikan. (Bandung: Ghalia Indonesia, 2009), h. 63.

Bimbingan Konseling

Kenakalan Remaja

Kondisi Ideal Kondisi Empiris

Efektivitas Program BK

Page 60: EFEKTIVITAS PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36230/2/WIGUNA... · EFEKTIVITAS PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM MENGATASI

45

E. Hasil Penelitian yang Relevan

Penelitian tentang BK sebenarnya sudah banyak yang membahas. Seperti

pada karya Renti Yasmar “Bimbingan dan Konseling terhadap Siswi

Bermasalah di Madrasah Mu’allimaat Muhammadiyah Yogyakarta”57

penelitian ini menggunakan pendekatan psikologis untuk menganalisa

dampak psikologis pada diri siswi setelah diberikan bimbingan dan konseling,

kemudian metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif kualitatif

dengan menggunakan teknik triangulasi sumber ganda untuk menguji

keabsahan data yang diperoleh. Dalam pelaksanaan bimbingan dan konseling

di Madrasah Mu’allimaat memerlukan kerjasama yang baik antara staf

pimpinan, guru, musrifah dan pamong supaya tercapai tujuan dari bimbingan

itu sendiri.

Selain itu skripsi Nurul Ainna, dengan judul “Efektivitas Kerjasama

antara Guru BK dengan Guru PAI dalam Mengatasi Kenakalan Remaja

(Studi Kasus Tiga SMA di Ambarawa)”.58

Penelitian ini menggunakan

metode penelitian lapangan (field Research) yang bersifat deskriptif kualitatif.

Pengumpulan datanya menggunakan observasi, angket, wawancara dan

dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa efektivitas kerjasama

antara guru BK dengan guru PAI dalam mengatasi kenakalan remaja dari

ketiga SMA di Ambarawa, semuanya memiliki rata-rata tingkat kenakalan

yang rendah, selain itu tingkat efektivitas kerjasama antara guru BK dengan

guru PAI juga rendah atau kurang efektif.

Setelah melakukan penelitian yang relevan penulis belum menemukan

penelitian yang membahas tentang Efektivitas Program Bimbingan dan

Konseling dalam Mengatasi Kenakalan Santriwan/ti (Studi Kasus di Pondok

Pesantren Modern Daarul Uluum 1 Bantarkemang Bogor). Yang dilakukan

dalam penelitian ini, yaitu: pertama, peneliti mewawancara atau berdiskusi

57 Renti Yasmar, “Bimbingan dan Konseling terhadap Siswi Bermasalah di Madrasah

Mu’allimaat Muhammadiyah Yogyakarta”, Skripsi pada Fakultas Tarbiyah UIN Sunan Kalijaga

Yogyakarta, Yogyakarta, 2009.

58 Nurul Ainna, “Efektivitas Kerjasama antara Guru BK dengan Guru PAI dalam Mengatasi

Kenakalan Remaja (Studi Kasus Tiga SMA di Ambarawa)”, Skripsi pada Fakultas Agama Islam

Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, Yogyakarta, 2013.

Page 61: EFEKTIVITAS PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36230/2/WIGUNA... · EFEKTIVITAS PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM MENGATASI

46

dengan pengembang program BK Pondok Pesantren Daarul Uluum 1

Bantarkemang Bogor, kedua, peneliti melakukan observasi pada santriwan/ti

serta memberikan angket berupa pertanyaan tentang bimbingan dan konseling

terhadap keseharian mereka di Pondok Pesantren Daarul Uluum 1

Bantarkemang Bogor. Dengan demikian agar mendapatkan keabsahan data.

F. Hipotesis Penelitian

Hipotesis berasal dari dua penggalan kata, yaitu “hypo” yang artinya

“dibawah” dan “thesa” yang artinya “kebenaran”. Dari dua kata tersebut,

hipotesis dapat diartikan sebagai suatu jawaban yang bersifat sementara

terhadap permasalahan penelitian, sampai terbukti melalui data yang

terkumpul.59

Hipotesis penelitian ini adalah:

H0: Program bimbingan dan konseling dalam mengatasi kenakalan santriwan

dan santriwati di Pesantren Modern Daarul Uluum 1 Bogor belum efektif.

H1: Program bimbingan dan konseling dalam mengatasi kenakalan santriwan

dan santriwati di Pesantren Modern Daarul Uluum 1 Bogor sudah efektif.

59 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta: Rineka Cipta,

2006), h. 71.

Page 62: EFEKTIVITAS PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36230/2/WIGUNA... · EFEKTIVITAS PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM MENGATASI

47

BAB III

METODELOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

Rencana waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan penelitian ini

mulai dari bulan April-Mei 2017. Lokasi penelitian ini di Pondok Pesantren

Modern Daarul Uluum I Bantarkemang Bogor. Bertempat di Jl. Durian Raya

No.76 Bantarkemang Kota Bogor 16143. Waktu pelaksanaan penelitian

lapangan (penyebaran angket) dilakukan pada semester genap pada bulan

April-Mei Tahun Ajaran 2016/2017.

B. Metode Penelitian

Penelitian dilakukan untuk mendapatkan informasi mengenai efektivitas

program bimbingan dan konseling dalam mengatasi kenakalan santriwan dan

santriwati di Pondok Pesantren Modern Daarul Uluum I Bantarkemang

Bogor.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif

kuantitatif. Penelitian Deskriptif merupakan dasar bagi semua penelitian yang

dapat dilakukan secara kuantitatif agar dapat dilakukan analisis statistik,

sehingga dapat mendeskripsikan atau memberikan gambaran sejelas mungkin

tanpa adanya perlakuan terhadap objek yang diteliti.1 Dalam hal ini peneliti

akan mendeskripsikan atau memberikan gambaran mengenai efektivitas

program bimbingan dan konseling dalam mengatasi kenakalan santriwan/ti di

Pesantren Modern Daarul Uluum I Banterkemang Bogor.

Adapun Jenis Penelitian yang dilakukan adalah penelitian lapangan (field

research) merupakan langkah terpenting karena akan diperoleh data-data

yang akan diolah untuk memperoleh data jawaban dan kesimpulan yaitu

dengan mengadakan penelitian secara langsung di Pondok Pesantren Modren

Daarul Uluum I Bantarkemang Bogor.

1 Moh. Nazir, Metodologi Penelitian Pendidikan. (Bandung: Ghalia Indonesia, 2009), h. 63.

Page 63: EFEKTIVITAS PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36230/2/WIGUNA... · EFEKTIVITAS PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM MENGATASI

48

C. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Populasi adalah semua anggota kelompok manusia, binatang,

peristiwa, atau benda yang tinggal bersama dalam satu tempat dan secara

berencana menjadi target kesimpulan dari hasil akhir suatu penelitian.

Sedangkan sampel adalah sebagian dari jumlah populasi yang dipilih

untuk sumber data2

Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian.3 Sedangkan menurut

Sugiyono Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas

obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang

ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik

kesimpulannya

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh anak murid MTs dan MA

Pondok Pesantren Modern Daarul Uluum I Bantarkemang Bogor yang

berjumlah 242 orang.

2. Sampel

Riduwan mengatakan bahwa: “Sampel adalah bagian dari populasi”.4

Sampel penelitian adalah sebagian dari populasi yang diambil sebagai

sumber data dan dapat mewakili seluruh populasi. Dalam kaitannya

dengan penarikan sampel, Suharsimi mengatakan “Apabila subjeknya

kurang dari 100, lebih baik diambil semua sehingga penelitiannya

merupakan penelitian populasi. Selanjutnya jika jumlah subjek besar,

dapat diambil antara 10-15% atau 20-25% atau lebih. Karena dalam

penelitian ini subjeknya lebih dari 100 orang, maka penulis mengambil

sampelnya sebanyak 20% dari jumlah populasi dengan perhitungan (20 x

242) : 100 = 48 orang.

Teknik sampling atau pengambilan sampel ini dapat menggambarkan

populasi sebenarnya. Untuk teknik sampling, penulis menggunakan

2 Sukardi, Metodologi Penelitian Pendidikan, (Jakarta: PT Bumi Aksara.2004) h.53-54.

3 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian suatu Pendekatan Praktek, Edisi Revisi VI, (Jakarta:

PT. Rineka Cipta, 2006), h.130.

4 Riduwan, Metode dan Teknik Penyusunan Tesis. (Bandung: Alfabeta, 2010), h.56.

Page 64: EFEKTIVITAS PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36230/2/WIGUNA... · EFEKTIVITAS PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM MENGATASI

49

sampel random, atau sampel acak, atau sampel campur. Dengan demikian,

peneliti memberi hak yang sama kepada setiap subjek untuk memperoleh

kesempatan dipilih menjadi sampel yang tidak mengistimewakan satu atau

beberapa subjek untuk dijadikan sampel.

Untuk lebih jelasnya dapat dilihat dalam tabel berikut ini:

Tabel 3.1 Pengambilan Sampel

NO KELAS POPULASI SAMPEL (20%)

1 VII 50 10

2 VIII 44 9

3 IX 43 9

4 X 41 8

5 XI 32 6

6 XII 32 6

JUMLAH 242 48

D. Teknik Pengumpulan Data

Untuk mendapatkan data dan informasi yang diperlukan sebagai bahan

kajian, peneliti mencoba menggunakan beberapa teknik/metode pengumpulan

data. Moh. Nazir mengatakan bahwa teknik pengumpulan data merupakan

alat-alat ukur yang diperlukan untuk melaksanakan suatu penelitian.5 Data

yang dikumpulkan dapat berupa angka-angka, keterangan tertulis, informasi

lisan dan beragam fakta yang berhubungan dengan fokus penelitian yang

diteliti. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini antara lain sebagai

berikut:

1. Observasi

Observasi adalah pengamatan dan pencatatan secara sistematis

terhadap gejela yang tampak pada objek yang dilakukan terhadap objek

untuk memperoleh gambaran umum tentang kondisi di lokasi penelitian

serta mengamati lingkungan sekolah. Maka penulis akan melakukan

pengamatan dan pencatatan terhadap segala hal yang berkaitan dengan

penelitian, mulai dari profil tempat penelitian, program BK, dsb.

5 Nazir, op. cit., h. 174.

Page 65: EFEKTIVITAS PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36230/2/WIGUNA... · EFEKTIVITAS PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM MENGATASI

50

2. Angket

Angket (kuesioner). Angket atau kuesioner secara umum sering

disebut daftar pertanyaan. Menurut Moh. Nazir kuesioner adalah daftar

pertanyaan yang cukup terperinci dan lengkap.6 Jenis angket yang

digunakan adalah angket tertutup, yaitu responden diberi sejumlah

pertanyaan yang menggambarkan hal-hal yang ingin diungkapkan dari

variabel-variabel yang disertai alternatif jawaban. Kuesioner menggunakan

skala likert, skala ini berhubungan dengan pertanyaan tentang sikap

seseorang terhadap sesuatu, misalnya setuju-tidak setuju, senang-tidak

senang, baik-tidak baik. Dengan rumusan sebagai berikut: 7

Tabel 3.2 Skala Likert

Bobot Kategori

5 Sangat Penting/Sangat Puas

4 Cukup Penting/ Cukup Puas

3 Penting/Puas

2 Tidak Penting/Tidak Puas

1 Sangat Tidak Penting/Sangat Tidak Puas

Dengan menggunakan skala likert 5 poin. Skala ini digunakan dengan

cara memberikan daftar pertanyaan pada responden, dengan menjawab

berdasar tingkatan jawaban yang tersedia. Mulai dari sangat setuju, setuju,

ragu-ragu, tidak setuju, sangat tidak setuju.

Koesioner ini diberikan oleh peneliti kepada siswa MTs dan MA

Pondok Pesantren Modern Daarul Uluum I Bantarkemang Bogor, dengan

maksud untuk mengetahui bentuk bimbingan dan konseling yang disukai

oleh responden dan untuk mengetahui pengaruh kegiatan bimbingan

konseling dalam mengatasi kenakalan santriwan dan santriwati.

6 Ibid., h. 203.

7 Husein Umar, Metodelogi Penelitian untuk Skripsi dan Tesis Bisnis, (Jakarta: Rajawali Pers,

2009), h. 70

Page 66: EFEKTIVITAS PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36230/2/WIGUNA... · EFEKTIVITAS PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM MENGATASI

51

3. Wawancara

Wawancara adalah suatu teknik pengumpulan data dengan

menggunakan komunikasi langsung yang dilakukan pewawancara kepada

kepala sekolah dan guru bimbingan konseling yang bertujuan untuk

mengetahui program bimbingan dan konseling yang ada di Pondok

Pesantren Modern Daarul Uluum I Bantarkemang Bogor.

E. Variabel Penelitian

1. Variabel yang diteliti

Variabel bebas : Program Bimbingan Konseling

Variabel terikat : Kenakalan Santriwan/ti (Studi Kasus di Pondok

Pesantren Modern Daarul Uluum 1 Bantarkemang Bogor)

2. Sumber data

Sumber data dalam penelitian ini adalah siswa yang menjadi sampel

penelitian, guru mata pelajaran BK, dan peneliti.

3. Instrumen penelitian

Sebagai upaya untuk mendapatkan data dan informasi mengenai hal-hal

yang ingin dikaji dalam penelitian, maka dibuat seperangkat instrumen.

Adapun instrumen yang akan digunakan pada penelitian ini adalah

instrumen tes dan instrumen non tes sebagai berikut:

Tabel 3.3 Instrumen Penelitian

NO VARIABEL INDIKATOR NO SOAL JUMLAH

1 Program Bimbinan dan

Konseling

- Program Bimbingan dan Konseling

- Jenis Bimbingan dan Konseling

- Tujuan Bimbingan dan Konseling

- Prinsip Bimbingan dan Konseling

- Fungsi Bimbingan dan Konseling

- Petugas Bimbingan dan Konseling

- Kode Etik Bimbingan dan Konseling

- Langkah Bimbingan dan Konseling

1-16

17-20

21

22-27

28-32

33-52

53-63

64-66

16

4

1

6

5

20

11

3

Page 67: EFEKTIVITAS PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36230/2/WIGUNA... · EFEKTIVITAS PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM MENGATASI

52

2 Kenakalan Remaja

(Santriwan/ti)

- Macam-macam Kenakalan

- Karakteristik Kenakalan Remaja

- Faktor yang Mempengaruhi

Kenakalan Remaja

- Cara Mengatasi Kenakalan Remaja

67-71

72-75

76-81

82-87

5

4

6

6

3 Efektivitas - Aspek Efektivitas 88-92 5

Jumlah 92

F. Teknik Analisis Data

1. Uji Validitas dan Reliabilitas

Uji Validitas digunakan untuk mengetahui kelayakan butir-butir dalam

suatu daftar pertanyaan. Validitas mengukur sejauh mana suatu alat ukur

itu mengukur apa yang ingin anda ukur. Sehingga dapat dikatakan mampu

memperoleh data yang tepat dari variabel yang diteliti. Kriteria dari

validitas yaitu bila koefisien korelasi masing-masing pertanyaan dengan

nilai Corrected Item Total Correlation lebih besar atau sama dengan r

tabel. Maka, instrumen dinyatakan valid.

Sedangkan reliabilitas adalah derajat ketepatan, ketelitian atau

keakuratan yang ditunjukkan oleh instrumen pengukuran. Setiap alat ukur

seharusnya memberikan hasil pengukuran yang konsisten.8 Menurut

Ghazali Suatu variabel dikatakan reliabel jika nilai cronbach alpha lebih

besar dari 0,5.9

2. Importance Performance Analysis (IPA)

Importance Performae Analysis (IPA) adalah sebuah metode untuk

memetakan tingkat kepentingan atas kinerja tertentu dari sebuah produk.

Kemudian tingkat kepentingan tersebut dipetakan dalam diagram kartesius

yang disebut Matriks IPA.10

Menurut Basri analisis kuadran atau

8 Ibid., h. 58

9 Arif Fadilah, “Efektivitas Program Pendistribusian Dana Zakat di BAZNAS Kota Bogor”,

Skripsi pada Universitas Djuanda Bogor. Bogor, 2015, h. 49, tidak dipublikasikan.

10 Nur Cahya, “Efektifitas Sosialisasi Asuransi Syariah PT. PRU Syariah Bogor (Studi pada

Pasar di Bogor)”, Skripsi pada Universitas Djuanda Bogor. Bogor, 2014, h. 48, tidak

dipublikasikan.

Page 68: EFEKTIVITAS PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36230/2/WIGUNA... · EFEKTIVITAS PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM MENGATASI

53

Importance Performance Analysis (IPA) merupakan teknik analisis

deskriptif yang pertama kali diperkenalkan oleh John A. Martilla dan John

C. James pada tahun 1977.11

Dalam penelitian ini, teknik Importance

Performance Analysis (IPA) bertujuan untuk mengidentifikasi sejauh

mana efektifitas program bimbingan dan konseling dalam mengatasi

kenakalan santriwan/ti di Pesantren Modern Daaarul Uluum I Bogor,

sehingga Pesantren tersebut dapat mengetahui seberapa besar efektifitas

program-program bimbingan dan konseling yang ada.

Analisis kuadran atau Importance Performance Analysis (IPA) ini

mengaitkan antara tingkat kepentingan (importance) suatu atribut yang

dimiliki obyek tertentu dengan kenyataan (performance) yang dirasakan

oleh pengguna. Dalam penelitian ini, tingkat kepentingan (importance)

yang ditujukan adalah program BK yang ada di Pesantren Modern Daarul

Uluum I Bogor, sedangkan kenyataan (performance) adalah implementasi

program BK yang telah dilaksanakan dalam teknik IPA ini dapat dilakukan

dengan menggabungkan faktor (klausul) program BK dan tingkat

implementasi yang telah dilaksanakan dalam grafik dua dimensi yang

memudahkan penjabaran data. Grafik IPA menurut Supranto dibagi

menjadi empat buah kuadran berdasarkan hasil pengukuran Importance

Performance Analysis sebagaimana terlihat pada gambar 3.1 berikut ini.12

A

B

C D

Gambar 3.1 Diagram Kartesius

Supranto menjelaskan interpretasi masing-masing kuadran pada

gambar 3.1 sebagai berikut:

11 Arif Fadilah., op. cit., h. 49

12

Cahya. Op. cit., h. 49

Tingkatkan

Kinerja Pertahankan

Kinerja

Prioritas

Rendah

Cenderung

Berlebihan

Sangat Penting

Kurang Penting Rendah Persepsi/Kinerja Aktual Tinggi

Har

apan

/Kep

enti

ng

an

Page 69: EFEKTIVITAS PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36230/2/WIGUNA... · EFEKTIVITAS PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM MENGATASI

54

a. Kuadran A, Tingkatkan Kinerja (high importance & low performance)

Faktor-faktor yang terletak pada kuadran ini dianggap sebagai faktor

yang sangat penting oleh Pesantren Modern Daarul Uluum I Bogor.

Namun program BK tersebut kurang dari yang diharapkan sehingga

guru BK berkewajiban mengimplementasikan BK melalui program

yang efektif untuk meningkatkan efektifitas program BK, berbagai

faktor tersebut yang terletak pada kuadran ini merupakan prioritas

untuk ditingkatkan.

b. Kuadran B, Pertahankan Kinerja (high importance & high

performance)

Faktor-faktor yang terletak pada kuadran ini dianggap sebagai faktor

penunjang sehingga guru BK berkewajiban untuk memastikan program

BK yang dibuat dan diimplementasikannya dapat terus

mempertahankan efektivitas yang telah dicapai.

c. Kuadran C, Prioritas Rendah (low importance & low performance)

Faktor-faktor yang terletak pada kuadran ini mempunyai tingkat

kepentingan yang rendah dan sekaligus dianggap tidak perlu

memprioritaskan atau terlalu memberikan perhatian pada faktor-faktor

tersebut.

d. Kuadran D, Cenderung Berlebihan (low importance & high

performance)

Faktor-faktor yang terletak pada kuadran ini dianggap tidak terlalu

penting sehingga guru BK perlu mengimplementasikan program BK

dari faktor-faktor tersebut kepada faktor-faktor lain yang mempunyai

prioritas penanganan efektifitas program lebih tinggi yang masih

membutuhkan peningkatan.

Rumus yang digunakan dalam IPA adalah sebagai berikut:

Tki = Xi

= X 100% Yi

Keterangan:

TKi = Tingkat kesesuaian responden

Page 70: EFEKTIVITAS PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36230/2/WIGUNA... · EFEKTIVITAS PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM MENGATASI

55

Xi = Skor penelitian tingkat kinerja/kepuasan

Yi = Skor penilaian kepentingan13

3. Analisis Efektivitas Program BK dalam Mengatasi Kenakalan Santriwan/ti

di Pesantren Modern Daarul Uluum I Bogor dengan Customer

Statisfaction Index (CSI)

Menurut Andi metode analisis CSI ini bertujuan untuk mengukur dan

mengetahui sejauh mana kepusan responden terhadap kinerja atau

kenyataan yang telah dilakukan oleh Pesantren Modern Daarul Uluum I

Bogor. CSI merupakan alat analisis yang bertujuan untuk mengetahui

kepuasan responden. Analisis CSI ini di mulai dengan menentukan Mean

Importance Score (MIS) dan Mean Satification Score (MSS). Cara untuk

untuk menentukan CSI ini adalah sebagai berikut:

a. MIS, didapatkan dari rata-rata, dari tingkat harapan dibagi dengan

jumlah responden.

b. MSS, didapatkan dari rata-rata, dari tingkat kenyataan atau kinerja

dibagi dengan jumlah responden.

c. WF, didapatkan dengan cara menghitung nilai MIS perfaktor dibagi

dengan total MIS seluruh atribut.

d. WS, didapatkan dari mengalikan WF dengan MSS.

e. CSI, didapatkan dari menjumlahkan seluruh faktor WS atau disebut

dengan WT dan membaginya dengan skala nominal 5 dikalikan

100%.14

Tabel 3.4 Kriteria Nilai CSI

No. Indeks CSI Parameter

1 90,01 – 100% Excellent

2 70,01 – 90,00% Statisfied

3 50,01 – 70,00% Average

4 25,01 – 50,00% Unstatisfied

5 0 – 25,00% Very Unstatisfied

13 Ibid., h. 48-49

14

Ibid., h. 50-51

Page 71: EFEKTIVITAS PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36230/2/WIGUNA... · EFEKTIVITAS PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM MENGATASI

56

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Pondok Pesantren Modern Daarul Uluum I

Bogor

1. Sejarah Berdirinya Pondok Pesantren Modern Daarul Uluum I Bogor

Pada awalnya Pondok Pesantren Modern Daarul Uluum I Bogor

adalah majelis pengajian agama di sebuah mushalla kecil yang didirikan

oleh KH Elon Syuja’i di kampung halamannya, Bantarkemang, Bogor

sejak tahun 1960-an. Dari waktu ke waktu para santri yang belajar agama

kepadanya semakin bertambah banyak. Nama Mu’allim Elon, demikian

KH Elon Syuja’i sering dipanggil, semakin dikenal banyak orang. Santri-

santri dari luar daerah pun mulai banyak berdatangan untuk turut belajar

kepadanya.

Semakin banyaknya santri dari luar daerah yang datang belajar

mengharuskan KH Elon Syuja’i menyiapkan tempat-tempat penampungan

untuk mereka menginap. Pada masa inilah asrama-asrama santri, walaupun

masih sangat sederhana, mulai dibangun secara gotong royong. Pada masa

ini pulalah majelis pengajian Mu’allim Elon ini mulai menampakkan

dirinya sebagai sebuah lembaga pesantren yang sesungguhnya. Atas usul

para santrinya, komunitas pengajian ini kemudian diberi nama “Pondok

Pesantren Sukamanah”. Sukamanah yang berarti “tentram”, diambil dari

nama salah satu pesantren di Tasikmalaya, tempat di mana KH Elon

Syuja’i pernah menimba ilmu.

Beberapa tahun kemudian, Pesantren Sukamanah berubah nama

menjadi “Pondok Pesantren As-Syuja’iyyah”. Perubahan nama inipun

dilakukan atas usul para santrinya untuk mengokohkan posisi dan nama

pendirinya, yaitu Elon Syujai. “As-Syuja’iyyah” diambil dari “Syujai”

yang berarti “keberanian”. Pada periode awal ini, Pondok Pesantren As-

Syuja'iyyah lebih banyak memfokuskan diri kepada pengajaran ilmu-ilmu

Page 72: EFEKTIVITAS PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36230/2/WIGUNA... · EFEKTIVITAS PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM MENGATASI

57

keagamaan. KH Elon Syuja'i menjadi guru utama yang waktunya nyaris

habis selama 27 tahun lebih untuk mengajar para santri. Namun demikian,

di sela-sela waktunya, KH Elon Syuja’i masih menyempatkan diri

mengurus dan mengembangkan beberapa unit usaha komersial bersama

beberapa sahabatnya. Di antara unit-unit usaha yang dikembangkannya

adalah kerajinan kopiah dan pertanian. Untuk kerajinan kopiah, merk

dagang kopiah “Haji Iming” sangat terkenal di wilayah Bogor pada

masanya.

Dalam perkembangannya kemudian, semangat kewirausahaannya ini

ditularkan kepada santri-santrinya. Dengan demikian, selain mendalami

ilmu-ilmu keagamaan, para santri di Pondok Pesantren As-Syuja’iyah pun

belajar skill kewirausahaan dan sekaligus mempraktekkannya. Di sela-sela

waktu belajar, para santri sering kali dilibatkan dalam pengurusan usaha

kerajinan kopiah serta penggarapan lahan-lahan pertanian yang

dimilikinya. Di bidang pertanian, harapan KH Elon Syuja’i bahkan

berkembang lebih jauh lagi. Ia menginginkan pesantren yang diasuhnya

dikembangkan menjadi sebuah pesantren politeknik dengan konsentrasi

agribisnis. Para lulusan pesantrennya diharapkan menjadi orang-orang

yang memiliki pengetahuan agama yang dalam sekaligus memiliki skill

dan keahlian yang memadai, khususnya di bidang pertanian.

Untuk memuluskan cita-citanya, KH Elon Syuja’i banyak bersahabat

dan bertukarpikiran dengan tokoh-tokoh IPB (Institut Pertanian Bogor)

serta para mahasiswanya. Tidak terkecuali beberapa tokoh LSM (Lembaga

Swadaya Masyarakat) di sekitar Kota Bogor. Mereka banyak dilibatkan

dalam rencana pengembangan program pesantren politeknik ini. Terlihat

di sini bahwa KH Elon Syuja’i adalah seorang ulama yang sangat terbuka

menerima ide-ide segar pengembangan pesantren dari siapapun juga.

Baginya, pesantren haruslah menjadi sebuah lembaga pendidikan Islam

konprehensif. Di dalamnya, para santri tidak saja mendalami ilmu-ilmu

keagamaan, tetapi juga sains, teknologi, dan keterampilan kemasyarakatan

Page 73: EFEKTIVITAS PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36230/2/WIGUNA... · EFEKTIVITAS PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM MENGATASI

58

yang memadai. Dialog-dialog intensif sangat sering dilakukan oleh KH

Elon Syuja’i sehingga pesantren yang dipimpinnya itu, tanpa disadari, juga

menjadi tempat berkumpulnya para tokoh dengan latar belakang yang

berbeda-beda.

Semua visi KH Elon Syuja’i itu kemudian mengerucut ke dalam satu

rencana besar untuk mendirikan sebuah pesantren politeknik dengan

konsentrasi agribisnis sebagaimana telah disebutkan di atas. Untuk

memuluskan rencananya itu, langkah awal yang dilakukan oleh KH Elon

Syuja’i adalah merubah nama Pesantren As-Syuja’iyah dan menata seluruh

unsur kelembagaan yang ada di dalamnya. Hal itu mulai dilakukan pada 26

Juli 1971 saat pesantren yang dipimpinnya ini resmi berbadan hukum

yayasan. Nama Pesantrennya itupun secara resmi berubah menjadi

“Yayasan Pesantren Ilmu-Ilmu Pertanian (YPIP) Daarul Uluum”.

Beberapa tokoh penting di Kota Bogor yang mendukung visi besarnya itu

kemudian dilibatkan sebagai pengurus-pengurus inti yayasan.

Nama As-Syuja’iyah diganti menjadi Daarul Uluum karena beberapa

pertimbangan: pertama, untuk menghilangkan kesan terlalu

mengkultuskan pribadi. Pesantren ini adalah milik ummat Islam, bukan

milik KH Elon Syuja’i secara pribadi karena ia sudah mewakafkannya.

Kedua, “Daarul Uluum” yang berarti “istana pengetahuan” lebih mewakili

apa yang menjadi spirit dan visi KH Elon Syuja’i sendiri. Tidak cukup

sampai di situ, KH Elon Syuja’i bahkan meminta seorang insinyur untuk

membuatkan site plane rencana pendirian Komplek Pesantren Politeknik

Daarul Uluum di atas tanahnya yang lain seluas 2 hektar. Tanah tersebut

adalah warisan dari orang tuanya yang berjarak 2 kilometer dari lokasi

pesantren yang sudah ada.

Sambil menanti datangnya kesempatan yang baik untuk

merealisasikan pesantren politektik tersebut, KH Elon Syuja’i, bersama

dengan menantunya, Drs. Achmad Dimyati, melakukan perombakan

kembali atas sistem pendidikan di Daarul Uluum pada tahun 1983. Sistem

Page 74: EFEKTIVITAS PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36230/2/WIGUNA... · EFEKTIVITAS PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM MENGATASI

59

dan kurikulum pendidikan yang menjadi standar pemerintah mulai

diterima dan masuk ke dalam sistem pendidikan pesantren. Untuk

diketahui, sebelum perubahan ini, Pesantren Daarul Uluum masih

menganut sistem pendidikan yang murni “salafi”. Santri datang ke pondok

hanya untuk tinggal dan belajar agama (ditambah sesekali mengikuti

pendidikan kewirausahaan). Kebanyakan santri merangkap belajar di

sekolah-sekolah formal, seperti SMP, SMA, MTs, MA, STM, atau bahkan

sambil kuliah di beberapa perguruan tinggi.

Sistem pendidikan semacam tersebut di atas kemudian dirubah total.

Kurikulum sekolah-sekolah pemerintah (khususnya tingkat MTs dan MA)

dipadukan dengan kurikulum salafi yang sudah berjalan selama ini.

Pendidikan Bahasa Arab dan Bahasa Inggris ditonjolkan dengan cara

mengadopsi pula sebagian kurikulum pendidikan dari Pesantren Modern

Daarussalam, Gontor, Ponorogo, dan Pondok Pesantren Daar El-Qalam,

Balaraja, Tangerang. Guru-guru dari kedua pesantren tersebut banyak

didatangkan untuk membantu pengajaran Bahasa Arab dan Inggris.

Kurikulum semacam tersebut di atas terus berlaku sampai saat ini, dengan

beberapa penajaman di berbagai sisi sesuai dengan perkembangan yang

terjadi di masa berikutnya. Sementara itu, gagasan pembangunan komplek

pesantren politeknik masih belum menemukan jalannya sampai, akhirnya,

KH Elon Syuja’i wafat pada tanggal 5 April 1990 dan kepemimpinan

pesantren berganti ke generasi berikutnya.

Wafatnya KH Elon Syuja’i menimbulkan guncangan psikologis yang

sangat besar, tidak saja di kalangan pengurus dan penghuni pesantren,

tetapi juga di kalangan masyarakat secara umum. Keguncangan terjadi

karena begitu kuatnya pengaruh dan kharisma almarhum selama hidupnya

di banyak sendi kehidupan pesantren dan masyarakat. Situasi itu diperberat

lagi dengan menyusul wafatnya anak tertua KH Elon Syuja’i, Abdul Latif,

setahun kemudian. Penghuni dan masyarakat di sekitar pesantren seperti

menjadi “pohon besar yang tiba-tiba kehilangan akarnya”.

Page 75: EFEKTIVITAS PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36230/2/WIGUNA... · EFEKTIVITAS PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM MENGATASI

60

Kelembagaan pesantren baru kokoh kembali saat generasi kedua dan

ketiga merapatkan diri dan secara bersama melakukan reorientasi dan

reformasi pesantren agar apa yang menjadi cita-cita almarhum dapat terus

diperjuangkan. Visi dan arah perjalanan lembaga pun disegarkan dan

dibangun kembali. Daarul Uluum akan diarahkan ke depan untuk secara

konsisten memerankan dirinya sebagai pusat kegiatan pendidikan,

kaderisasi, dan pemberdayaan masyarakat, khususnya ummat Islam. Di

bidang pendidikan, pesantren akan terus menyempurnakan sistem dan

kurikulum pendidikannya agar dapat melahirkan lulusan-lulusan yang

memiliki moralitas luhur (al-Akhlaq al-Karimah) serta memiliki skill dan

keterampilan yang cukup untuk dapat memberdayakan diri dan

masyarakatnya. Manusia-manusia yang bermoral luhur, berpengetahuan

luas, dan berskill baik (al-Insan al-Kamil) hanya dapat dibentuk dalam

suatu sistem pendidikan “nabawi” yang sepenuhnya bersandarkan kepada

ajaran-ajaran luhur Islam.

Di bidang pemberdayaan masyarakat, pesantren akan terus mereposisi

perannya agar masyarakat dapat merasakan langsung sentuhannya dalam

mengangkat harkat dan martabat hidup mereka. Secara bertahap, pesantren

akan semakin memantapkan kelembagaan aksi-aksinya di bidang sosial,

ekonomi, politik, hukum, seni, dan budaya. Saat ini unit kegiatan utama

Yayasan Pesantren Daarul Uluum adalah program pendidikan MTs-MA

Terpadu yang bertempat di Kampus 1 Kelurahan Baranangsiang Kota

Bogor, dan SMP-SMA Terpadu yang bertempat di Kampus 2 Desa Nagrak

Kecamatan Sukaraja Kabupaten Bogor.1

1 Hasbulloh, dkk. Wawasan Pesantrenan, Buku Panduan Masa Pengenalan Pondok, (Bogor :

Daarul Uluum Press, 2015), h. 29.

Page 76: EFEKTIVITAS PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36230/2/WIGUNA... · EFEKTIVITAS PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM MENGATASI

61

2. Profil Pondok Pesantren Modern Daarul Uluum I Bogor

a. Nama Yayasan : Yayasan Pesantren Daarul Uluum

b. Alamat Yayasan : Jalan Sukaraja-Nagrak Km 1

Desa Nagrak Kecamatan Sukaraja

Kabupaten Bogor - Jawa Barat

c. Akta Pendirian

Notaris : Supiah Nurbaiti, SH

Nomor : 6

Tanggal : 2 Agustus 2006

d. Nama Ketua Pengurus : KH. NASRUDIN LATIF

e. Nomor Pokok Wajib Pajak : 02.595.019.7-404.000

f. Sumber Pembiayaan Operasional :

1. Iuran Siswa

2. Yayasan

3. Zakat, Infaq, Shadaqah

4. Bantuan Lainnya2

3. Visi Misi Pondok Pesantren Modern Daarul Uluum I Bogor

Dalam sebuah organisasi atau suatu lembaga, visi dan misi merupakan

sebuah kunci utama untuk menjalankan segala kegiatan dalam

organisasi/lembaga tersebut. Visi dan misi berada dalam urutan paling atas

sebelum perencanaan dalam organisasi. Berikut adalah visi dan misi

Pondok Pesantren Modern Daarul Uluum I Bogor.

a. Visi : Menjadi lembaga pendidikan Islam terpadu yang unggul, sehat,

berdisiplin untuk melahirkan pelajar-pelajar muslim yang ahli fikir dan

ahli dzikir serta berwawasan global.

2 Sumber : Arsip Kesekretariatan Pondok Pesantren Modren Daarul Uluum I Bantarkemang

Bogor Tahun Ajaran 2016-2017

Page 77: EFEKTIVITAS PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36230/2/WIGUNA... · EFEKTIVITAS PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM MENGATASI

62

b. Misi : Untuk mencetak Alumni-alumni yang:

1) Senantiasa Istiqomah menjalankan seluruh ajaran-ajaran luhur Islam

serta senantiasa menjunjung tinggi al-akhlaq al-karimah.

2) Cerdas, kreatif, mandiri, bertanggung jawab, berkesadaran sosial

tinggi.

3) Menguasai secara aktif bahasa Arab sebagai bahasa ilmu dan bahasa

persatuan dunia Islam, serta bahasa Inggris sebagai bahasa ilmu

bahasa komunikasi internasional.

4) Menguasai skill kependidikan sehingga senantiasa dapat

memerankan fungsi pendidik, pemimpin, dan penjaga nilai-nilai

Islam di tengah mayarakat.

5) Menguasai dasar-dasar pengembangan sains dan teknologi sehingga

senantiasa dapat mengikuti perkembangan dunia yang selalu berubah

dengan cepat.3

4. Keadaan Guru dan Siswa Pondok Pesantren Modern Daarul Uluum I

Bogor

a. Data Keadaan Guru/Karyawan

Dalam Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) Pondok Pesantren

Modern Daarul Uluum I Bogor dibina oleh Kepala Sekolah Madrasah

Aliyah dan Kepala Sekolah Madrasah Tsanawiyah, dengan 43 Tenaga

Pengajar beserta staf Tata Usaha dan lainnya. Untuk lebih lengkapnya,

dapat dilihat pada tabel dibawah ini: 4

3 Hasbulloh, dkk., op. cit., h. 48.

4 Sumber : Arsip Kesekretariatan Pondok Pesantren Modren Daarul Uluum I Bantarkemang

Bogor Tahun Ajaran 2016-2017

Page 78: EFEKTIVITAS PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36230/2/WIGUNA... · EFEKTIVITAS PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM MENGATASI

63

Tabel 4.1

Data Keadaan Tenaga Pengajar dan Karyawan

Pondok Pesantren Modern Daarul Uluum I Bantarkemang Bogor

Tahun Ajaran 2016-2017

No Nama Pendidikan Jabatan Bidang Studi

1 Abdullah Abbas, S.Pd.I S1 Guru Tafsir, Aqidah

Akhlak. Ulumul

Qur’an

2 Abdul Rasyid, M.H.I S2 Guru Fiqih, Tarbiyah

3 Abdul Rosyid, M.Pd S2 Guru dan Kepala

Sekolah MTs

Tafsir

4 Aep Saepuddin Diploma Guru dan Penasehat Matematika, Faraid

5 Dede Latifah, S.Ag. S1 Guru/Ketua Bidang

Asrama

Bahasa Indonesia

6 Dasep Angga, S.Pd S1 Guru/Wali Kelas Penjaskes dan

Kesenian

7 Euis Laela, S.Pd S1 Guru Bahasa Inggris

8 Harun Al-Rasyid, Mpd. S2 Guru Bahasa Arab, Nahu

Sharf

9 Hamdi Gunawan, M.Pd. S2 Guru Bahasa Inggris,

Gramar

10 Hasbulloh, SE., MA., Ek. S2 Guru dan Kepala

Sekolah MA

TIK, Ekonomi

11 Dra. Zurhaya Dra Guru Matematika

12 Ihsan Muharrik, S.Kom S1 Guru dan Ketua

Laboratorium

Komputer dan IPA

Fisika, Matematika

13 Iqbal Harafa, S.Ag S1 Direktur Pesantren Balagah, Tarjamah

14 Lukman, S.H.I S1 Guru Aqidah Akhlak

15 Lulu Zahrah, S.Ps.I S1 Guru BK Bimbingan

Konseling,

Sosiologi

16 Matroni, S.Pd S1 Guru Hadits, Ulumu

Hadits

17 Mukholil, S.Ag S1 Guru Bahasa Arab, Insya

18 Nasrudin Ghozali SE. M.Pd S2 Guru TIK, Ekonomi,

Biologi

19 Nining Sartika, S.Pd. S1 Guru/Wali Kelas SKI, IPS

20 Rizal Azizi, S.Pd S1 Kepala TU Sejarah, Bahasa

Inggris

21 Syahidin, S.H.I S1 Guru/Wali Kelas Fiqih, Sejarah Islam

22 Maesaroh Anwar, S.Pd. S1 Guru dan Kabid

Kurikulum

Tarjamah, Insya dan

Tamrinat

Page 79: EFEKTIVITAS PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36230/2/WIGUNA... · EFEKTIVITAS PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM MENGATASI

64

23 Tabroni, S.Pd S1 Guru Sejarah

24 Uun Unairoh, S.Pd. S1 Guru Bahasa Indonesia

25 Lenny Wulandari, S.E. S1 Wakabid TU -

26 Zahroh Zakiyah, S.Ag S1 Guru Mutholaah dan

Mahfudzot

27 Fikri Azis, S.Pd.I S1 Guru dan Pembina

OSIS

Penjaskes

28 Siti Nurohmah Lanjut Studi Guru/Wali Kelas IPA

29 Fauzi Ba’ats Diploma Wakil Direktur

Pesantren

-

30 Edi Sofyan SLTA Guru Pencak Silat

31 Alphi Parati MA Staf Administrasi -

32 Debinair Lilianita Lanjut Studi Guru/Wali Kelas Bahasa Inggris

33 Dr. Suharti S1 Kepala Klinik

Pesantren

-

34 Rizki Hakiki El-Yasier, S.Pd.I S1 Guru/Wali Kelas Tauhid

35 Inayatoel Samsiah, S.Ag S1 Guru Bahasa Arab

36 Harakatullael Rodhiyya, S.Pd.I S1 Guru/Wali Kelas Qur’an Hadits

37 Wahyu Cahyono Lanjut Studi Guru/Wali Kelas dan

Kepala Bagian

Pramuka

IPS

38 Agus Setiawan Lanjut Studi Staf Bidang Sarana

dan Prasarana

-

39 Siti Kholisoh Lanjut Studi Guru/Wali Kelas Fiqih

40 Sarah Sayyidah Lanjut Studi Staf TU -

41 Zaenudin Ihsan Lanjut Studi Staf Administrasi -

42 Danil Fazriansyah Lanjut Studi Wakabid Kurikulum IPA

43 Yaser Arusyi, ST S1 Kabid Sarana dan

Prasarana

-

b. Data Keadaan Santri Tahun 2016-2017

Berdasarkan data keadaan santri Pondok Pesantren Daarul Uluum

bahwa jumlah siswa pada Tahun Pelajaran 2016-2017 sebanyak 242

santriwan dan santriwati, dengan perincian pada tabel dibawah ini: 5

5 Sumber : Arsip Kesekretariatan Pondok Pesantren Modren Daarul Uluum I Bantarkemang

Bogor Tahun Ajaran 2016-2017

Page 80: EFEKTIVITAS PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36230/2/WIGUNA... · EFEKTIVITAS PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM MENGATASI

65

Tabel 4.2

Data Keadaan Santri Tahun Ajaran 2016-2017

Kelas Jumlah

VII 50

VIII 44

IX 43

X 41

XI 32

XII 32

Jumlah 242

c. Data Pelanggaran Santri Tahun 2016-2017

Berdasarkan data pelanggaran santri Pondok Pesantren Daarul Uluum

bahwa jumlah santri yang melanggar pada Tahun Pelajaran 2016-2017

dengan perincian pada tabel dibawah ini: 6

Tabel 4.3

Data Pelanggaran Santri Tahun Ajaran 2016-2017

Semester I

KELAS KABUR MEROKOK MENCURI BERKELAHI BOLOS

SEKOLAH

JUMLAH

VII 8 - - 1 6 15

VIII 5 - 1 2 6 14

IX 8 - 1 4 7 20

X 5 3 - - 5 13

XI 2 3 1 2 5 13

XII 2 3 2 2 5 14

Jumlah 30 9 5 11 34 89

6 Sumber : Arsip Kesekretariatan Pondok Pesantren Modren Daarul Uluum I Bantarkemang

Bogor Tahun Ajaran 2016-2017

Page 81: EFEKTIVITAS PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36230/2/WIGUNA... · EFEKTIVITAS PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM MENGATASI

66

Semester II

KELAS KABUR MEROKOK MENCURI BERKELAHI BOLOS

SEKOLAH

JUMLAH

VII 5 - - 1 5 11

VIII 2 - 1 2 3 8

IX 3 - 1 2 3 9

X 2 3 - - 5 10

XI 2 2 1 2 4 11

XII 2 3 2 2 4 13

Jumlah 16 8 5 9 24 44

5. Sarana dan Prasarana Pondok Pesantren Modern Daarul Uluum I

Bogor

Untuk menunjang keberhasilan tujuan pendidikan, perlu ditunjang

oleh berbagai fasilitas berupa sarana dan prasarana. Sarana dan prasarana

Pondok Pesantren Modern Daarul Uluum I Bogor dapat dilihat pada tabel

dibawah ini: 7

Tabel 4.4

Data Keadaan Sarana dan Prasarana

Pondok Pesantren Modern Daarul Uluum I Bantarkemang Bogor

NO JENIS JUMLAH KEADAAN

1 Kantor Yayasan 1 Unit Baik

2 Ruang Kelas 10 Unit Baik

3 Ruang Kamad 2 Unit Baik

4 Ruang Guru 2 Unit Baik

5 Ruang Tata Usaha 1 Unit Baik

6 Laboratorium 2 Unit Baik

7 Perpustakaan 1 Unit Baik

8 Ruang Seni/Studio 1 Unit Baik

9 Ruang BK 1 Unit Baik

7 Sumber : Wawancara dengan Kabid Sarana dan Prasarana Pondok Pesantren Daarul Uluum I

Bogor, Ustadz Yaser Arusyi, ST, pada tanggal 25 Mei 2017 pukul 14.00 WIB.

Page 82: EFEKTIVITAS PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36230/2/WIGUNA... · EFEKTIVITAS PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM MENGATASI

67

10 Klinik 1 Unit Baik

11 Aula Serbaguna 2 Unit Baik

12 Masjid 1 Unit Baik

13 Koperasi 1 Unit Baik

14 Kantor Osis 1 Unit Baik

15 Rumah Dinas Kamad 1 Unit Baik

16 Asrama Guru 6 Unit Baik

17 Asrama Santri 15 Unit Baik

18 Lapangan Serbaguna 1 Unit Baik

6. Susunan Organisasi Pondok Pesantren Modern Daarul Uluum I

Bogor

Pengasuh dan Pembina Pondok Pesantren : KH. Aep Saepudin

Drs. Kyai Nasrudin Latief

Ketua Yayasan Pondok Pesantren : Drs. Kyai Nasrudin Latief

Direktur Pondok Pesantren : Iqbal Harafa, S.Ag

Wakil Direktur Ponpes : Fauzi Ba’ats

Kepala Sekretariat Ponpes/Kamad MA : Hasbulloh, SE., MA., Ek.

Kamad MTs : Abdul Rosid, S.Pd.I., M.Pd

Kabid Keuangan Ponpes : Rizal Azizi, S.Pd

Kabid Kurikulum Ponpes : Siti Maisaroh Anwar, S.Pd.I

Kabid Kesiswaan Ponpes : Fikri Aziz, S.Pd.I

Kabid Sarana dan Prasarana Ponpes : Yaser Arusyi, ST

Kabid Laboratorium Ponpes : Ihsan Muharrik, S.Kom

Kabid Ibadah, Tahfizh, dan Tilawah : Syahidin, S.HI

Kabid Asrama : Dede Latifah, S.Ag

Kabid Pramuka : Wahyu Cahyono8

8 Sumber : Wawancara dengan Sekretaris Direktur Pondok Pesantren Daarul Uluum I Bogor,

Hasbulloh, SE., MA., Ek., pada tanggal 25 Mei 2017 pukul 17.00 WIB.

Page 83: EFEKTIVITAS PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36230/2/WIGUNA... · EFEKTIVITAS PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM MENGATASI

68

7. Prestasi Pondok Pesantren Modern Daarul Uluum I Bogor

Prestasi sekolah dapat diartikan sebagai penilaian hasil belajar dari

proses kegiatan belajar mengajar yang dinyatakan dalam bentuk simbol,

angka, huruf maupun kalimat yang dapat mencerminkan hasil yang sudah

dicapai oleh setiap siswa dalam periode selama masih dalam bangku

sekolah sehingga dapat membawa perubahan baik dari segi kognitif,

afektif, dan psikomotorik yang dinyatakan dalam angka menurut

kemampuan siswa dalam mengerjakan tes pelajaran. Bila demikian halnya,

prestasi sekolah dalam kehidupan manusia pada tingkat dan jenis tertentu

dapat memberikan kepuasan pada bangku sekolah. Berikut adalah prestasi

yang pernah dicapai oleh Pondok Pesantren Modern Daarul Uluum I

Bogor tahun 2016 - 2017:

a. Juara II Pos Wide Game Tingkat SMA/MA Se-Jabodetabek di Bogor

Utara (Pon-Pen Al-Inayah).

b. Juara I Pionering Tingkat SMA/MA Se-Jabodetabek di Bogor Barat

(MAN 1 Bogor).

c. Juara III Pidato Bahasa Arab Tingkat SMA/MA di Universitas

Djuanda Bogor

d. Juara I Pionering Tingkat MTs/SMP Se-Jabodetabek di Bogor Barat

(MAN 1 Bogor).

e. Juara II Pos Wide Game Tingkat MTs/SMP Se-Jabodetabek di Bogor

Utara (Pon-Pen Al-Inayah).

f. Juara I Seni Budaya Tingkat MTs/SMP Se-Jabodetabek di Bumi

Perkemahan Cimandala.

g. Juara I Pidato Bahasa Inggris Se-Kota Bogor di Bogor Utara (Pon-Pen

Al-Inayah).

h. Juara I Senam Smapohore Tingkat MTs/SMP Se-Jabodetabek di Bumi

Perkemahan Cimandala.

i. Juara III Qosidah Tingkat MTs/SMP Se-Jabodetabek di MAN 1

Bogor dan Pon-Pes Sirajul Huda.

Page 84: EFEKTIVITAS PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36230/2/WIGUNA... · EFEKTIVITAS PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM MENGATASI

69

j. Juara I Volly Tingkat MTs/SMP di Pondok Pesantren Al-Inayah.

k. Juara II LCT Tingkat MTs/SMP Se-Kota Bogor di Pondok Pesantren

Al-Inayah.

l. Juara II Kaligrafi Putra Tingkat MTs/SMP Se-Jabodetabek di

Universitas Djuanda Bogor.

m. Juara I Qosidah Tingkat SMA/MA Se-Jabodetabek di Podok

Pesantren Sirajul Hhuda.

n. Juara II Pidato Bahasa Inggris Tingkat SMA/MA Se-Jabodetabek di

Universitas Djuanda Bogor.

o. Juara I Senam Smaphore Tingkat SMA/MA Se-Jabodetabek di

Pondok Pesantren Al-Inayah Bogor.

p. Juara Pencak Silat Tingkat SMA/MA Se-Kabupaten Bogor di GOR

Padjajaran.

q. Juara II Marawis Putra Tingkat SMA/MA Se-Jabodetabek di Pondok

Pesantren Sirojul Huda.

r. Juara I Pramuka Putri Se-Jabodetabek di SMPN 9 Bekasi.

s. Juara I Lomba Lintas Alam tingkat SMP/MTs Se-Kota Bogor di

Pondok Pesantren Al-Inayah.

t. Juara II Adzan tingkat SMP/MTs Se-Kota Bogor

u. Juara II Pidato Bahasa Indonesia Tingkat MTs/SMP Se-Jabodetabek

di Daarul Uluum Lido.

v. Juara III Nasyid Se-Kota Bogor MAN 2 Kota Bogor.

w. Juara II Nasyid Se-Kota Bogor di PGRI.

x. Juara I Tenis Meja Tingkat SMA/MA Se-Kota Bogor di MAN 2 Kota

Bogor

y. Juara III Marawis Tingkat Umum Se-Jabodetabek Piala DPD KNPI

Kota Bogor9

9 Sumber : Wawancara dengan Kabid Kesiswaan Pondok Pesantren Daarul Uluum I Bogor,

Fikri Aziz, S.Pd.I, pada tanggal 25 Mei 2017 pukul 15.00 WIB.

Page 85: EFEKTIVITAS PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36230/2/WIGUNA... · EFEKTIVITAS PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM MENGATASI

70

B. Evektivitas Program Bimbingan dan Konseling dalam

Mengatasi Kenakalan Santriwan dan Santriwati Pondok

Pesantren Modern Daarul Uluum I Bogor

Bimbingan dan konseling di Pondok Pesantren Modern Daarul Uluum I

Bogor berada di bawah naungan Bagian Kepengasuhan Santri (Bagian

Asrama), adapun guru BK itu hanya satu orang yaitu Ibu Lulu Zahroh, S.Psi.

Bagian pengasuhan santri (Bagian Asrama) di Pondok Pesantren Modern

Daarul Uluum I Bogor bertugas mengontrol seluruh kegiatan dan memberi

bimbingan konseling kepada santri. Bagian pengasuhan ini terdiri dari 6

orang guru, yang dalam pelaksanaannya langsung diawasi oleh Ibu Dede

Latifah, S.Ag. Dalam hal ini beliau menekankan 3 hal yang harus

diperhatikan yaitu Peningkatan di segala bidang terutama dalam hal disiplin,

kebersamaan dan kontrol terhadap santriwan dan santriwati harus lebih

diperhatikan.

Bagian Pengasuhan memberikan pelayanan untuk santriwan dan

santriwati agar bisa mandiri dan berkembang secara optimal dalam hubungan

pribadi, belajar dan organisasi, dengan cara memandirikan santriwan dan

santriwati dan mengembangkan potensi-potensi mereka melalui pembelajaran

kepribadian, kewanitaan dan berorganisasi secara optimal. Bagian

pengasuhan juga membantu mengatasi berbagai permasalahan yang

mengganggu dan menghambat perkembangannya agar bisa terwujud

kemandirian santriwan dan santriwati dalam menjalani kehidupan sehari-hari

sebagai santriwan dan santriwati secara efektif, kreatif dan dinamis serta

memiliki kecakapan hidup untuk masa depan.

Adapun program-program kerja bagian pengasuhan adalah sebagai

berikut:

1. Program Kerja Harian

a. Mengontrol pelaksanaan sholat fardlu

Mengontrol Sholat 5 waktu seluruh santriwan dan santriwati setiap

waktu shubuh dan maghrib.

Page 86: EFEKTIVITAS PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36230/2/WIGUNA... · EFEKTIVITAS PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM MENGATASI

71

b. Mengontrol aktivitas santri

Mengontrol seluruh aktivitas santriwan dan santriwati dari mulai

bangun tidur sampai tidur kembali.

c. Memberi bimbingan dan konseling kepada santriwan dan santriwati

Memberikan bimbingan dan konseling kepada santriwan dan santriwati

apabila menemukan kesulitan dalam hal pribadi, belajar dan organisasi

dengan cara mengadakan kontrol, dan musyawarah mingguan dalam hal

bimbingan serta pengarahan kepada Himpunan Santri Daarul Uluum

dan Koordinator.

d. Mengontrol santriwan dan santriwati sesuai dengan jadwal yang

ditetapkan

Pengontrolan secara bergilir sesuai jadwal yang telah ditentukan dan

mewajibkan kepada setiap Koordinator untuk mengabsen anggotanya

setiap malam dan dikumpulkan di pengasuhan. Di setiap pagi hari

sebelum berangkat ke sekolah untuk mendata anggotanya yang tidak

masuk sekolah karena sakit, pulang, atau kabur (meninggalkan pondok

tanpa izin).

e. Mengontrol bimbingan membaca Al-Qur’an

Mengadakan bimbingan membaca Al-Qur’an setiap bada’ maghrib

yang bekerjasama dengan koordinator peribadatan dalam pengontrolan

dan mengadakan pemilihan bagi santriwan dan santriwati yang belum

bisa mengaji dengan lancar.

f. Mengontrol belajar santriwan dan santriwati pada malam hari

Bekerjasama dengan Ustaadzat asrama dalam pengontrolan belajar

malam, serta memberikan bimbingan kepada santriwan dan santriwati

yang mengalami kesulitan dalam pelajaran.

Page 87: EFEKTIVITAS PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36230/2/WIGUNA... · EFEKTIVITAS PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM MENGATASI

72

2. Program Kerja Mingguan dan Bulanan

a. Mengontrol muhadlarah setiap malam kamis dan malam jum’at,

bekerjasama dengan Bagian Penggerak Bahasa dalam kelancaran

program muhadlarah.

b. Mengontrol kegiatan kesenian dan keterampilan santri setiap selasa,

rabu, kamis dan jum’at, bekerjasama dengan pembimbing kesenian

pusat.

c. Mengontrol kegiatan muhatdasah (pengembangan bahasa arab dan

inggris) setiap hari selasa dan jum’at bekerjasama dengan koordinator

bahasa pusat.

d. Perizinan setiap hari Jum’at

Mengadakan perizinan hari Jum’at apabila tidak ada kegiatan pondok

yang dibuka pada jam 09.00 WIB sampai dengan jam 16.30 WIB.

e. Mengontrol perizinan perpulangan (pertengahan dan akhir tahun)

Mengontrol perizinan pertengahan tahun dan akhir tahun bagi santriwan

dan santriwati yang akan diberangkatkan oleh konsulatnya masing-

masing, dan penjemputan santriwan dan santriwati setelah liburan di

terminal Baranangsiang yang dikoordinir oleh Bagian Keamanan.

f. Mengadakan Kuliah Umum tentang Etiket (kuliah adab sopan santun)

menjelang liburan.

Seluruh santriwati wajib mengikuti kuliah ini sebelum perpulangan

sebagai salah satu pendidikan tentang adab sopan santun agar santriwati

bisa menjaga akhlak dan bertingkah laku dengan baik layaknya seorang

santriwati, baik selama di perjalanan maupun di rumah.

g. Mengontrol kegiatan munaqosyah atau diskusi ilmiah yang diadakan

pada hari senin, bekerjasama dengan koordinator perpustakaan.

h. Mengontrol kegiatan pengajian kitab kuning yang diadakan setiap hari

ba’da subuh, bekerjasama dengan koordinator peribadatan. 10

10 Sumber : Wawancara dengan Bagian Kepengasuhan Santri/Kabid Asrama Pondok Pesantren

Daarul Uluum I Bogor, Dede Latifah, S.Ag, pada tanggal 25 Mei 2017 pukul 19.00 WIB.

Page 88: EFEKTIVITAS PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36230/2/WIGUNA... · EFEKTIVITAS PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM MENGATASI

73

Adapun Struktur Organisasi Bimbingan Konseling Pondok Pesantren

Modern Daarul Uluum I Bogor adalah:11

Gambar 4.1

Struktur Organisasi BK Pondok Pesantren Modern Daarul Uluum I Bogor

Berdasarkan hasil wawancara dengan Kepala Bagian Kepengasuhan dan Guru

BK, didapat kemajuan dan hambatan dapat dikemukakan sebagai berikut:

1. Kemajuan

a. Segi kuantitas

Dari segi kuantitas, dapat disimpulkan cukup baik karena dari segi

kuantitas, pelaksanaan pelayanan program bimbingan dan konseling

11 Sumber : Wawancara dengan Koordinator Bimbingan Konseling Pondok Pesantren Daarul

Uluum I Bogor, Lulu Zahroh, S.Psi, pada tanggal 25 Mei 2017 pukul 20.00 WIB.

Direktur Pesantren

Iqbal Harafa, S.Ag

Kepala Madrasah Aliyah

Hasbulloh, SE., MA. Ek

Kepala Madrasah Tsanawiyah

Abdul Rosid, S.Pd.I., M.Pd

Guru Mata

Pelajaran

Bagian Asrama

Putra dan Putri

Koor. Bimbingan Konseling

Lulu Zahroh S. Psi

Kood. BK Kelas VII Koord. BK Kelas VIII

Koord. BK Kelas IX

SISWA-SISWI MA dan MTS. DAARUL ULUUM BOGOR

Kepala Bagian Kepengasuhan

Dede Latifah, S.Ag

Kood. BK Kelas X

Koord. BK Kelas XI

Koord. BK Kelas XII

Page 89: EFEKTIVITAS PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36230/2/WIGUNA... · EFEKTIVITAS PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM MENGATASI

74

diadakan setiap hari jika ditemukan masalah pada santriawan dan

santriawati.

b. Segi kualitas

Dari segi kualitas, dapat disimpulkan cukup baik karena pelaksanaan

pelayanan bimbingan dan konseling dapat menyelesaikan permasalahan

santriawan dan santriwati, sehingga berdampak positif bagi perubahan

sikap dan semangat kerja santri.

2. Hambatan

Hambatan yang ditemui lembaga pendidikan Islam sudah tentu

banyak terutama hambatan yang ditemui bagian kepengasuhan dalam

mendidik santri menjadi lebih baik. Berikut adalah hambatan-hambatan

yang ditemui bimbingan konseling di Pondok Pesantren Modern Daarul

Uluum I Bogor:

a. Kurangnya personil guru bimbingan konseling.

b. Kurang memadainya ruang bimbingan konseling.

c. Minimnya fasilitas penunjang.

d. Minimnya santri yang mau untuk berkonsultasi dengan guru bimbingan

konseling disebabkan takut atau malu.

e. Kurangnya kerjasama antara wali kelas dengan guru bimbingan

konseling. 12

Berdasarkan hasil angket yang telah disebarkan kepada 48 (20% dari

242) santriwan dan santriwati Pondok Pesantren Modern Daarul Uluum I

Bantarkemang Bogor pada bulan Mei 2017, maka dapat diketahui jumlah

tingkat kenyataan (X) dan jumlah tingkat kepentingan (Y) dari setiap butir

soal yang telah dibuat, berikut datanya (lampiran 1).

12 Sumber : Wawancara dengan Koordinator Bimbingan Konseling Pondok Pesantren Daarul

Uluum I Bogor, Lulu Zahroh, S.Psi, pada tanggal 25 Mei 2017 pukul 21.00 WIB.

Page 90: EFEKTIVITAS PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36230/2/WIGUNA... · EFEKTIVITAS PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM MENGATASI

75

C. Analisis Data

1. Uji Validitas

Uji validitas dilakukan untuk menguji kuesioner layak untuk

digunakan sebagai instrument penelitian. Valid berarti instrument tersebut

dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur. Validitas

dalam penelitian ini menggunakan bantuan Software SPSS versi 24 for

Windows untuk memperoleh hasil yang terarah.

Kriteria dari validitas yaitu bila koefisien kolerasi masing-masing

pertanyaan dengan nilai Corrected Item Total Correlation lebih besar atau

sama dengan r tabel. Hasil uji validitas melalui program SPSS 24

diuraikan dalam tabel berikut:

Tabel 4.5

Item-Total Statistics

Scale Mean if

Item Deleted

Scale Variance

if Item Deleted

Corrected Item-Total

Correlation Keterangan

VAR00001 307.8542 1430.510 .466 Valid

VAR00002 307.9167 1428.674 .472 Valid

VAR00003 307.8958 1433.500 .411 Valid

VAR00004 307.9792 1428.957 .476 Valid

VAR00005 307.4375 1422.677 .556 Valid

VAR00006 307.7708 1440.521 .254 Tidak Valid

VAR00007 307.8958 1446.478 .199 Tidak Valid

VAR00008 308.1875 1450.411 .135 Tidak Valid

VAR00009 307.5417 1435.871 .381 Valid

VAR00010 308.3750 1448.452 .152 Tidak Valid

VAR00011 307.6458 1450.148 .131 Tidak Valid

VAR00012 308.2292 1452.989 .081 Tidak Valid

VAR00013 308.0417 1423.317 .557 Valid

VAR00014 307.6250 1441.644 .280 Tidak Valid

VAR00015 308.0417 1445.402 .202 Tidak Valid

VAR00016 308.1250 1429.941 .391 Valid

VAR00017 308.0000 1428.936 .381 Valid

VAR00018 308.0625 1431.422 .407 Valid

VAR00019 307.9792 1430.234 .394 Valid

VAR00020 308.5208 1432.127 .378 Valid

Page 91: EFEKTIVITAS PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36230/2/WIGUNA... · EFEKTIVITAS PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM MENGATASI

76

VAR00021 308.1042 1426.861 .419 Valid

VAR00022 308.3542 1431.936 .385 Valid

VAR00023 307.9375 1427.209 .371 Valid

VAR00024 308.1458 1415.106 .553 Valid

VAR00025 308.1667 1436.525 .373 Valid

VAR00026 307.9792 1427.127 .426 Valid

VAR00027 307.8958 1444.223 .258 Tidak Valid

VAR00028 308.1042 1417.500 .536 Valid

VAR00029 307.7917 1433.573 .357 Valid

VAR00030 308.1458 1428.680 .402 Valid

VAR00031 308.1458 1415.234 .597 Valid

VAR00032 308.0625 1438.400 .318 Valid

VAR00033 307.9167 1440.801 .286 Valid

VAR00034 307.6458 1426.702 .450 Valid

VAR00035 307.4792 1444.638 .246 Tidak Valid

VAR00036 307.8958 1427.585 .422 Valid

VAR00037 308.1667 1431.589 .384 Valid

VAR00038 307.6250 1425.984 .424 Valid

VAR00039 307.7708 1426.819 .428 Valid

VAR00040 308.0625 1440.485 .314 Valid

VAR00041 307.8750 1426.580 .401 Valid

VAR00042 307.9167 1414.333 .583 Valid

VAR00043 307.9375 1430.953 .408 Valid

VAR00044 307.8750 1427.516 .413 Valid

VAR00045 307.9583 1407.743 .673 Valid

VAR00046 308.0208 1428.659 .411 Valid

VAR00047 307.8125 1422.198 .545 Valid

VAR00048 307.9167 1421.610 .472 Valid

VAR00049 307.9167 1437.695 .360 Valid

VAR00050 307.7917 1431.147 .441 Valid

VAR00051 308.2292 1426.946 .440 Valid

VAR00052 308.0417 1425.232 .415 Valid

VAR00053 307.7083 1424.041 .445 Valid

VAR00054 308.0417 1422.296 .543 Valid

VAR00055 307.9167 1412.716 .581 Valid

VAR00056 307.8750 1424.537 .491 Valid

VAR00057 308.1667 1449.972 .163 Tidak Valid

VAR00058 308.3750 1435.729 .347 Valid

VAR00059 307.7917 1420.381 .423 Valid

Page 92: EFEKTIVITAS PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36230/2/WIGUNA... · EFEKTIVITAS PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM MENGATASI

77

VAR00060 308.2083 1412.126 .616 Valid

VAR00061 307.9375 1426.783 .436 Valid

VAR00062 308.1250 1442.963 .305 Valid

VAR00063 308.0417 1418.551 .612 Valid

VAR00064 308.1042 1416.861 .579 Valid

VAR00065 307.9167 1429.397 .475 Valid

VAR00066 307.8958 1424.436 .519 Valid

VAR00067 307.8333 1423.333 .530 Valid

VAR00068 307.6458 1441.255 .263 Tidak Valid

VAR00069 307.6458 1442.914 .268 Tidak Valid

VAR00070 307.5625 1439.911 .338 Valid

VAR00071 307.4792 1439.617 .322 Valid

VAR00072 307.7083 1434.254 .374 Valid

VAR00073 307.4792 1446.851 .235 Tidak Valid

VAR00074 307.6458 1434.617 .345 Valid

VAR00075 307.3125 1433.964 .315 Valid

VAR00076 307.7500 1436.021 .324 Valid

VAR00077 307.6875 1429.496 .358 Valid

VAR00078 307.2917 1424.083 .505 Valid

VAR00079 307.4792 1436.042 .365 Valid

VAR00080 307.4792 1431.702 .441 Valid

VAR00081 307.2292 1434.861 .429 Valid

VAR00082 307.9792 1408.361 .668 Valid

VAR00083 307.8958 1428.904 .480 Valid

VAR00084 307.6458 1430.021 .488 Valid

VAR00085 307.7292 1434.797 .366 Valid

VAR00086 307.5833 1431.184 .385 Valid

VAR00087 307.7083 1430.934 .470 Valid

VAR00088 307.6875 1428.858 .451 Valid

VAR00089 307.8750 1436.707 .326 Valid

VAR00090 307.5417 1428.211 .484 Valid

VAR00091 307.6458 1431.468 .451 Valid

VAR00092 307.3125 1440.858 .264 Tidak Valid

Sumber: Hasil penelitian (diolah tahun 2017)

Dari hasil pengolahan data, dapat dilihat bahwa koefisien korelasi dari

92 butir pertanyaan, dikatakan 15 yang tidak valid dengan nilai r

hasil/output < r tabel (0,284), agar data dapat diolah lebih lanjut maka 15

butir pertanyaan tersebut harus dibuang. Pada tahap selanjutnya saya akan

Page 93: EFEKTIVITAS PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36230/2/WIGUNA... · EFEKTIVITAS PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM MENGATASI

78

kembali menguji validitas namun dengan butir pertanyaan yang valid

sebanyak 77 butir pertanyaan. Hasil selengkapnya dapat dilihat pada tabel

berikut:

Tabel 4.6

Item-Total Statistics

Scale Mean if

Item Deleted

Scale Variance

if Item Deleted

Corrected Item-

Total Correlation Keterangan

VAR00001 256.5000 1201.915 .478 Valid

VAR00002 256.5625 1202.336 .450 Valid

VAR00003 256.5417 1205.232 .413 Valid

VAR00004 256.6250 1201.899 .465 Valid

VAR00005 256.0833 1195.610 .554 Valid

VAR00009 256.1875 1209.134 .355 Valid

VAR00013 256.6875 1196.900 .543 Valid

VAR00016 256.7708 1202.521 .384 Valid

VAR00017 256.6458 1203.255 .353 Valid

VAR00018 256.7083 1206.509 .360 Valid

VAR00019 256.6250 1202.239 .396 Valid

VAR00020 257.1667 1203.887 .381 Valid

VAR00021 256.7500 1198.830 .424 Valid

VAR00022 257.0000 1203.787 .387 Valid

VAR00023 256.5833 1200.504 .359 Valid

VAR00024 256.7917 1187.275 .569 Valid

VAR00025 256.8125 1207.517 .383 Valid

VAR00026 256.6250 1200.793 .408 Valid

VAR00028 256.7500 1191.170 .529 Valid

VAR00029 256.4375 1206.336 .344 Valid

VAR00030 256.7917 1201.530 .393 Valid

VAR00031 256.7917 1188.339 .601 Valid

VAR00032 256.7083 1210.551 .307 Valid

VAR00033 256.5625 1212.719 .276 Tidak Valid

VAR00034 256.2917 1197.871 .468 Valid

VAR00036 256.5417 1198.296 .445 Valid

VAR00037 256.8125 1201.815 .410 Valid

VAR00038 256.2708 1197.521 .437 Valid

VAR00039 256.4167 1198.248 .441 Valid

VAR00040 256.7083 1209.998 .343 Valid

Page 94: EFEKTIVITAS PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36230/2/WIGUNA... · EFEKTIVITAS PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM MENGATASI

79

VAR00041 256.5208 1197.191 .425 Valid

VAR00042 256.5625 1187.826 .583 Valid

VAR00043 256.5833 1201.652 .429 Valid

VAR00044 256.5208 1198.212 .436 Valid

VAR00045 256.6042 1181.308 .679 Valid

VAR00046 256.6667 1200.950 .410 Valid

VAR00047 256.4583 1196.168 .527 Valid

VAR00048 256.5625 1195.230 .461 Valid

VAR00049 256.5625 1208.294 .376 Valid

VAR00050 256.4375 1202.762 .448 Valid

VAR00051 256.8750 1200.282 .426 Valid

VAR00052 256.6875 1197.028 .424 Valid

VAR00053 256.3542 1197.808 .430 Valid

VAR00054 256.6875 1193.964 .561 Valid

VAR00055 256.5625 1185.188 .596 Valid

VAR00056 256.5208 1196.255 .504 Valid

VAR00058 257.0208 1207.510 .345 Valid

VAR00059 256.4375 1192.932 .427 Valid

VAR00060 256.8542 1185.659 .617 Valid

VAR00061 256.5833 1199.780 .427 Valid

VAR00062 256.7708 1213.670 .312 Valid

VAR00063 256.6875 1191.666 .612 Valid

VAR00064 256.7500 1188.830 .597 Valid

VAR00065 256.5625 1202.081 .467 Valid

VAR00066 256.5417 1195.998 .536 Valid

VAR00067 256.4792 1196.680 .520 Valid

VAR00070 256.2083 1210.934 .344 Valid

VAR00071 256.1250 1212.069 .303 Valid

VAR00072 256.3542 1205.638 .380 Valid

VAR00074 256.2917 1207.105 .334 Valid

VAR00075 255.9583 1207.828 .288 Valid

VAR00076 256.3958 1208.627 .310 Valid

VAR00077 256.3333 1200.227 .376 Valid

VAR00078 255.9375 1196.613 .507 Valid

VAR00079 256.1250 1207.218 .372 Valid

VAR00080 256.1250 1203.261 .449 Valid

VAR00081 255.8750 1206.580 .429 Valid

VAR00082 256.6250 1181.261 .683 Valid

VAR00083 256.5417 1200.892 .484 Valid

Page 95: EFEKTIVITAS PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36230/2/WIGUNA... · EFEKTIVITAS PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM MENGATASI

80

VAR00084 256.2917 1201.658 .497 Valid

VAR00085 256.3750 1205.644 .380 Valid

VAR00086 256.2292 1203.074 .387 Valid

VAR00087 256.3542 1202.659 .477 Valid

VAR00088 256.3333 1201.674 .442 Valid

VAR00089 256.5208 1206.553 .351 Valid

VAR00090 256.1875 1201.347 .471 Valid

VAR00091 256.2917 1203.956 .444 Valid

Sumber: Hasil penelitian (diolah tahun 2017)

Dari hasil uji validitas yang kedua, dapat dilihat bahwa koefisien

korelasi dari 77 butir pertanyaan, dikatakan 1 yang tidak valid dengan nilai

r hasil/output < r tabel (0,284), sperti yang telah diucapkan di atas bahwa

agar data dapat diolah lebih lanjut maka 1 butir pertanyaan tersebut harus

dibuang. Pada tahap selanjutnya saya akan melakukan uji reliabilitas

dengan butir pertanyaan yang valid sebanyak 76 butir pertanyaan.

2. Uji Reliabilitas

Uji realiabilitas dari masing-masing faktor menggunakan Cronbach’s

Alpha. Kuesioner dinyatakan reliabel jika mempunyai nilai koefisien alpha

yang lebih besar > 0,5. Hasil selengkapnya dapat dilihat pada tabel

berikut:

Tabel 4.7

Reliability Statistics

Cronbach's

Alpha N of Items

.951 76

Sumber: Hasil penelitian (diolah tahun 2017)

Tabel 4.7 di atas memiliki nilai Cronbach’s Alpa sebesar 0,951 di atas

0,5 maka instrumen dinyatakan reliabel. Dari hasil pengujian instrumen

maka semua instrumen dikatakan reliabel karena nilai koefisien Cronbach

Alpha yang diperoleh lebih besar dari 0,5 (a > 0,5).

Page 96: EFEKTIVITAS PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36230/2/WIGUNA... · EFEKTIVITAS PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM MENGATASI

81

D. Importance Performance Analysis (IPA)

Dalam pengumpulan data, penulis menggunakan instrumen wawancara

dan angket. Masing-masing instrument tersebut berguna untuk melengkapi

data yang diperoleh peneliti.

Setelah mengkategorikan hasil angket, perhitungan yang peneliti gunakan

adalah untuk mengetahui besar kecilnya efektifitas program BK dalam

mengatasi kenakalan santriwan dan santriwati di Pondok Pesantren Modern

Daarul Uluum I Bantarkemang Bogor, maka teknik analisa data yang

digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan Importance

Performance Analysis (IPA). Metode ini digunakan untuk menganalisis

tingkat kepentingan dan kenyataan. Responden memberikan penilaian

terhadap indikator program BK sesuai dengan skor yang diberikan.

Analisis Importance Performance Analysis (IPA) juga dapat memberikan

hasil kesenjangan dari setiap atribut, kesenjangan tersebut diperoleh dari skor

kenyataan kinerja dari setiap atribut. Kesenjangan atribut ini diperoleh dari

skor kenyataan (ei) yang dilakukan dan kepentingan (bi) yang didapatkan.

Rumus yang digunakan untuk mendapatkan kesenjangan (GAP) adalah:

“Gap adalah Rata-rata kenyataan - Rata-rata kepentingan”. Jika nilai ei-bi =

0, maka dapat diartikan bahwa indikator program BK saat ini diasumsikan

telah efektif. Jika nilai (ei-bi) positif atau ei ≥ bi, maka dapat diasumsikan

bahwa indikator lebih baik dibandingkan dengan yang diharapkan Pondok

Pesantren Modern Daarul Uluum I Bantarkemang Bogor, sebaliknya jika nilai

(ei-bi) negatif atau ei ≤ bi, maka dapat diasumsikan belum memenuhi

indikator kepentingan Pondok Pesantren Modern Daarul Uluum I

Bantarkemang Bogor. Berikut merupakan tabel yang menunjukkan tentang

kesenjangan antara skor kenyataan dengan skor kepentingan (lampiran 2).

Berdasarkan hasil perhitungan pada tabel tersebut, terlihat bahwasannya

variabel-variabel yang ada saat ini belum sepenuhnya sesuai dengan harapan

karena rata-rata dari hasil gap semuanya menunjukkan kurang dari angka nol.

Dengan demikian, maka Guru BK Pondok Pesantren Modern Daarul Uluum I

Page 97: EFEKTIVITAS PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36230/2/WIGUNA... · EFEKTIVITAS PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM MENGATASI

82

Bantarkemang Bogor dapat mengetahui bahwa nilai kenyataan dari

kepentingan masih banyak terdapat kekurangan yang bisa menjadi masukan

untuk perbaikan kedepannya.

Setelah menghitung tingkat analisis gap dari variabel yang ada, maka

selanjutnya adalah melakukan analisis Importance Performance Analysis

(IPA). Analisis IPA dimulai dengan menghitung rata-rata tingkat realitas atau

kenyataan (X) dan tingkat harapan atau kepentingan (Y). Setelah menghitung

tingkat rata-rata X dan Y, selanjutnya ratakan kembali nilai X dan Y, dimana

nilai rata-rata tersebut akan menjadi pembatas dalam diagram IPA. Adapun

hasil rata-rata tingkat kenyataan (X) adalah sebagai berikut (lampiran 3).

Dari hasil perhitungan pada tabel berikut menunjukkan bahwa rata-rata

nilai kenyataan adalah 3.38. Nilai tersebut akan digunakan sebagai batas

kuadran dalam analisis IPA pada sumbu X. Untuk itu, setelah mengetahui

hasil perhitungan rata-rata performance, maka selanjutnya akan mencari rata-

rata tingkat kepentingan (importance), maka perhitungan rata-rata tingkat

kepentingan sebagai berikut (lampiran 4).

Dari hasil perhitungan pada tabel berikut menunjukkan bahwa nilai rata-

rata dari tingkat kepentingan adalah 3.93. Nilai tersebut akan digunakan

sebagai batas kuadran IPA pada sumbu Y. Nilai-nilai tersebut akan

dimasukkan kedalam Diagram Kartesius Importance Performance Analysis

(IPA) pada gambar 4.2 di bawah ini:

Page 98: EFEKTIVITAS PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36230/2/WIGUNA... · EFEKTIVITAS PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM MENGATASI

83

Sumber: Hasil penelitian (diolah tahun 2017)

Gambar 4.2

Diagram Kartesius Importance Performance Analysis (IPA)

Pondok Pesantren Modern Daarul Uluum I Bantarkemang Bogor

Pada gambar 4.2 diagram kartesius IPA di atas menunjukkan bahwa

efektivitas program BK Pondok Pesantren Modern Daarul Uluum I

Bantarkemang Bogor dibagi menjadi 4 kuadran diantaranya yaitu:

1. Kuadran A

Pada kuadran ini (A) menunjukan faktor atau atribut yang dianggap

mempengaruhi efektivitas program BK dalam mengatasi kenakalan

santriwan/ti di Pondok Pesantren Modern Daarul Uluum I Bantarkemang

Bogor, namun pada kenyataannya faktor pada kuadran ini belum

diimplementasikan dengan baik, sehingga faktor-faktor dalam kuadran ini

perlu ditingkatkan kembali, yang termasuk dalam kuadran ini adalah:

Pertama, dalam variabel program BK yaitu mengontrol aktivitas santri

dari mulai bangun tidur sampai tidur kembali (2), memberi bimbingan dan

Page 99: EFEKTIVITAS PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36230/2/WIGUNA... · EFEKTIVITAS PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM MENGATASI

84

konseling kepada santri (3) dan mengontrol santri sesuai yang ditetapkan

(4). Kedua, dalam variabel jenis BK yaitu menyediakan informasi

mengenai jurusan, kelanjutan studi dan menyelenggarakan orientasi

kepada siswa baru (17), membentuk kelompok belajar, memberikan

informasi cara mengatur jadwal belajar dan memberikan cara untuk

mengatasi masalah dalam belajar (18) dan memberikan konseling untuk

mengembangkan hidup dan membantu memecahkan masalah dari segi

agama dan sosial (19). Ketiga, dalam variabel prinsip BK yaitu

mengarahkan santri dalam menghadapi kesulitan-kesulitan yang dihadapi

(23) dan memahami setiap individu santri (24). Kempat, dalam variabel

fungsi BK yaitu teratasinya berbagai permasalahan yang dialami (30).

Kelima, dalam variabel petugas BK yaitu pembimbing atau guru BK

mempunyai kecintaan yang penuh pada pekerjaannya dan terhadap anak

atau individu yang dihadapinya (36), guru BK membimbing dan

mengarahkan kegiatan belajar siswa sesuai tujuan yang dicita-citakan (45)

dan guru BK memberikan fasilitas atau kemudahan dalam proses belajar-

mengajar (48) dan Keenam, dalam variabel cara mengatasi kenakalan

remaja yaitu guru BK Mengenal dan mengetahui ciri umum dan khas

remaja dalam mengatasi kenakalannya (82).

2. Kuadran B

Pada kuadran ini (B) ”High Importance High Performance” dianggap

sebagai faktor yang penting atau diharapkan oleh BK di Pondok Pesantren

Modern Daarul Uluum I Bantarkemang Bogor dan pada kenyataannya

faktor-faktor ini telah diimplementasikan pada program BK, maka dari itu,

faktor-faktor yang berada pada kuadran ini wajib dipertahankan, yang

termasuk dalam kuadran ini adalah: Pertama, dalam variabel program BK

yaitu mengontrol sholat fardlu setiap waktu shubuh dan maghrib (1),

mengadakan bimbingan membaca Al Qur’an setiap ba’da maghrib

kerjasama dengan bagian peribadatan (5) dan mengontrol kegiatan

muhadatsah setiap selasa dan jum’at bekerjasama dengan koordinator

Page 100: EFEKTIVITAS PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36230/2/WIGUNA... · EFEKTIVITAS PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM MENGATASI

85

bahasa pusat (9). Kedua, dalam variabel fungsi BK yaitu pencegahan

terhadap siswa (santri) dari berbagai permasalahan yang mungkin timbul

dan dapat mengganggu dalam proses perkembangannya (29). Ketiga,

dalam variabel petugas BK yaitu seorang pembimbing dapat mengambil

tindakan yang bijaksana (34), pembimbing memiliki akhlak yang yang

baik dan bertawakal yang mendasarkan sesuatu atas nama Allah (38),

pembimbing memiliki kesabaran yang maksimal dalam menghadapi

kliennya (39), pembimbing sebagai pendengar yang baik bagi kliennya

(41) dan guru BK mempunyai otoritas untuk menilai prestasi siswa dalam

bidang akademik maupun tingkah laku sosialnya (50). Keempat, dalam

variabel kode etik BK yaitu guru BK harus memegang teguh prinsip BK

(53) dan guru BK memiliki rasa hormat dan menghargai sesama terhadap

bermacam-macam klien (56). Kelima, dalam variabel macam-macam

kenakalan yaitu tidak adanya kerenggangan ikatan kasih antara orang tua

dan remaja (67), pencegahan terhadap siswa yang melakukan kenakalan

yang mengakibatkan korban materi (70) dan pencegahan terhadap siswa

yang melakukan kenakalan yang mengakibatkan korban fisik (71).

Keenam, dalam variabel karakteristik kenakalan remaja yaitu dalam hal

penjelasan suatu apapun harus dijelaskan dengan masuk akal terhadap

remaja (72) dan mengonsumsi makanan yang baik lagi halal (75). Ketujuh,

dalam variabel faktor yang mempengaruhi kenakalan remaja yaitu anak

remaja tidak salah dalam pergaulannya (77), orang tua tidak mencap jelek

anaknya di depan tamunya ketika berbasa-basi (78), remaja memiliki

identitas diri yang positif (79), remaja memiliki kontrol terhadap dirinya

dengan maksimal (80) dan penerapan disiplin keluarga yang tepat (81).

Kedelapan, dalam variabel cara mengatasi kenakalan remaja yaitu

Penguatan sikap mental remaja sehingga mampu menyelesaikan persoalan

yang dihadapinya (84) dan menindak pelanggaran norma-norma sosial dan

moral dengan hukuman yang sesuai tingkat kenakalan (86). Kesembilan,

dalam variabel aspek efektivitas yaitu tugas dan fungsi BK dapat

Page 101: EFEKTIVITAS PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36230/2/WIGUNA... · EFEKTIVITAS PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM MENGATASI

86

dilaksanakan dengan baik oleh guru BK dan timnya di Pesantren Modern

Daarul Uluum I Bogor (88), berfungsinya ketentuan atau aturan yang telah

dibuat oleh guru BK dan timnya di Pesantren Modern Daarul Uluum I

Bogor (90) dan kondisi ideal program BK di Pesantren Modern Daarul

Uluum I Bogor tercapai dengan baik (91).

3. Kuadran C

Pada kuadran ini (C) memiliki tingkat yang rendah dan dianggap tidak

penting oleh BK di Pondok Pesantren Modern Daarul Uluum I

Bantarkemang Bogor, dan tingkat implementasi pada faktor-faktor ini

biasa-biasa saja, sehingga Guru BK Pondok Pesantren Modern Daarul

Uluum I Bantarkemang Bogor tidak perlu memprioritaskan faktor-faktor

tersebut. Pada kuadran ini, faktor-faktor tersebut adalah: Pertama, dalam

variabel program BK yaitu mengontrol kegiatan munaqosyah (diskusi

ilmiah) pada hari senin (13) dan program bimbingan harus dipimpin oleh

petugas yang ahli dan dapat bekerjasama dengan pihak pesantren dan

lainnya (16). Kedua, dalam variabel jenis BK yaitu pemahaman dunia

kerja yang selaras (20). Ketiga, dalam variabel tujuan BK yaitu membantu

santri memperkembangkan diri secara optimal sesuai dengan tahap

perkembangan yang dimilikinya (21). Keempat, dalam variabel prinsip BK

yaitu bimbingan berpusat pada individu yang dibimbing (22), pemberian

bimbingan disesuaikan dengan kebutuhan santri yang dibimbing (25) dan

bimbingan diadakan untuk pengembangan pribadi santri (26). Kelima,

dalam variabel fungsi BK yaitu pemahaman tentang sesuatu oleh pihak-

pihak tertentu sesuai dengan kepentingan pengembangan siswa (santri)

(28), terpelihara dan terkembangkan berbagai potensi siswa (santri) secara

terarah, mantap dan berkelanjutan (31) dan pembelaan terhadap siswa

dalam rangka upaya pengembangan seluruh potensi secara optimal (32).

Keenam, dalam variabel petugas BK yaitu pembimbing atau guru BK

mempunyai inisiatif yang cukup baik (37), pembimbing dapat meyakinkan

klien dalam memberikan bantuan (40), guru BK sebagai informator yang

Page 102: EFEKTIVITAS PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36230/2/WIGUNA... · EFEKTIVITAS PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM MENGATASI

87

baik dalam kegiatan akademik maupun umum (42), guru BK sebagai

pengelola kegiatan akademik, silabus, jadwal pelajaran dan lain-lain (43),

guru BK sebagai pencetus ide dalam proses belajar-mengajar (46), guru

BK sebagai penengah dalam kegiatan belajar siswa (49), guru BK

melaksanakan bimbingan kelompok di kelas (51) dan guru BK mengikuti

kebijaksanaan sekolah dalam pelayanan bimbingan (52). Ketujuh, dalam

variabel kode etik BK yaitu pembimbing BK tidak mencampuri wewenang

serta tanggung jawab yang bukan wewenang dan tanggung jawabnya (54),

guru BK dapat memegang teguh atau menyimpan rahasia klien dengan

sebaik-baiknya (55), guru BK tidak menggunakan alat-alat yang kurang

dapat dipertanggung jawabkan (58), guru BK tidak dapat mengalihkan

klien pada konselor lain tanpa persetujuan dari klien (60), proses

bimbingan berlangsung atas dasar kesukarelaan antara klien dan

pembimbing (61), usaha pelayan BK dilakukan dengan teratur, sistematis

dan dengan mempergunakan teknik serta alat yang memadai (62) dan

usaha pemberian bantuan didasarkan pada norma-norma yang berlaku dan

tidak boleh bertentangan (63). Kedelapan, dalam variabel langkah BK

yaitu guru BK melakukan langkah-langkah yang ada dalam proses

konseling dengan teratur (64), langkah awal dalam proses konseling guru

BK melakukan identifikasi masalah yang dialami klien (siswa) (65) dan

langkah akhir dalam proses konseling guru BK melakukan evaluasi (follow

up) terhadap klien (siswa) yang bermasalah (66). Kesembilan, dalam

variabel cara mengatasi kenakalan remaja yaitu guru BK mengetahui

kesulitan-kesulitan yang secara umum dialami oleh remaja (83).

4. Kuadran D

Pada kuadran ini (D) dianggap sebagai faktor-faktor yang kurang

penting atau kurang diharapkan oleh BK di Pondok Pesantren Modern

Daarul Uluum I Bantarkemang Bogor, akan tetapi implementasi yang

dirasakan dari faktor-faktor pada kuadran ini sangatlah berlebihan, maka

dari itu Guru BK di Pondok Pesantren Modern Daarul Uluum I

Page 103: EFEKTIVITAS PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36230/2/WIGUNA... · EFEKTIVITAS PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM MENGATASI

88

Bantarkemang Bogor harus mengalokasikan sumberdayanya kepada

faktor-faktor lain yang mempunyai prioritas lebih tinggi untuk

peningkatan. Adapun yang termasuk dalam kuadran ini adalah: Pertama,

dalam variabel petugas BK yaitu guru BK sebagai seorang motivator yang

baik (44) dan guru BK bertindak selaku penyebar kebijaksanaan dalam

pendidikan dan pengetahuan (47). Kedua, dalam variabel kode etik BK

yaitu guru BK tidak dapat mengambil tindakan yang mungkin

menimbulkan hal-hal yang tidak baik bagi klien (59). Ketiga, dalam

variabel karakteristik kenakalan remaja yaitu remaja melakukan aktifitas

yang positif untuk menghindari dari suka mengkhayal berlebihan (74).

Keempat, dalam variabel faktor yang mempengaruhi kenakalan remaja

yaitu tingginya status sosial ekonomi orang tua (76). Kelima, dalam

variabel cara mengatasi kenakalan remaja yaitu usaha pembinaan yang

terarah dengan baik dalam perkembangan diri remaja (85) dan melakukan

tindakan rehabilitasi jika tahap pencegahan dan penyembuhan telah

dilakukan dan dianggap perlu (87). Keenam, dalam variabel aspek

efektivitas yaitu rencana atau program BK dapat dilaksanakan dengan baik

oleh guru BK dan timnya di Pesantren Modern Daarul Uluum I Bogor (89)

E. Analisis Efektivitas Program BK dalam Mengatasi Kenakalan

Santriwan/ti di Pondok Pesantren Modern Daarul Uluum I

Bantarkemang Bogor dengan Customer Statification Index

(CSI)

Metode analisis CSI ini bertujuan untuk mengukur dan mengetahui

tingkat efektivitas program BK dalam mengatasi kenakalan santriwan/ti di

Pondok Pesantren Modern Daarul Uluum I Bantarkemang Bogor. Metode

analisis CSI ini merupakan suatu indeks yang berfungsi untuk mengukur

tingkat efektivitas program BK yang telah dilakukan oleh Pondok Pesantren

Page 104: EFEKTIVITAS PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36230/2/WIGUNA... · EFEKTIVITAS PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM MENGATASI

89

Modern Daarul Uluum I Bantarkemang Bogor dalam mengatasi kenakalan

santriwan/ti.

Metode analisis CSI ini dimulai dengan menentukan Mean Importance

Score (MIS) dan Mean Statification Score (MSS). Cara menentukan metode

analisis CSI adalah sebagai berikut:

1. MIS, didapatkan dari rata-rata, dari tingkat harapan dibagi dengan jumlah

responden.

2. MSS, didapatkan dari rata-rata, dari tingkat kenyataan atau kinerja dibagi

dengan jumlah responden.

3. WF (Weight Factors), didapatkan dengan cara menghitung nilai MIS

perfaktor dibagi dengan total MIS seluruh atribut.

4. WS (Weight Score), didapatkan dari mengalikan WF dengan MSS.

5. CSI, didapatkan dari menjumlahkan seluruh factor WS atau disebut

dengan WT dan membaginya dengan skala nominal 5 dikalikan 100%.

Berikut data hasil perhitungan responden Efektivitas Program BK dalam

Mengatasi Kenakalan Santriwan/ti di Pondok Pesantren Modern Daarul

Uluum I Bantarkemang Bogor dengan Customer Statification Index (CSI)

(lampiran 5).

Berdasarkan data hasil perhitungan Customer Statification Index (CSI)

pada tabel yang terlampir berikut, responden efektivitas program BK dalam

mengatasi kenakalan santriwan/ti di Pondok Pesantren Modern Daarul

Uluum I Bantarkemang Bogor, dapat disimpulkan bahwa hasil pengelolaan

data dengan metode analisis CSI ini adalah 67,76%. Menurut Cahya

(118:2014) berdasarkan tabel kriteria nilai CSI, nilai 67,76% berada diantara

50,01-70,00%, nilai tersebut menunjukkan bahwa pendapat responden

efektivitas program BK dalam mengatasi kenakalan santriwan/ti di Pondok

Pesantren Modern Daarul Uluum I Bantarkemang Bogor berpendapat rata-

rata puas (sudah efektif) dengan kualitas program BK yang telah dilakukan di

Pondok Pesantren Modern Daarul Uluum I Bantarkemang Bogor, maka dari

Page 105: EFEKTIVITAS PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36230/2/WIGUNA... · EFEKTIVITAS PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM MENGATASI

90

itu Pondok Pesantren Modern Daarul Uluum I Bantarkemang Bogor harus

tetap mempertahankan kualitas program BK yang telah diterapkan dan harus

berusaha untuk meningkatkan kinerja guru BK dan tim dalam

mengimplementasikan program BK tersebut, sehingga diharapkan dapat

meningkatkan kualitas dan dapat mengatasi berbagai kenakalan santriwan/ti

di Pondok Pesantren Modern Daarul Uluum I Bantarkemang Bogor.

Page 106: EFEKTIVITAS PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36230/2/WIGUNA... · EFEKTIVITAS PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM MENGATASI

91

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Dalam pengumpulan data, penulis menggunakan metode penyebaran

kuesioner sebagai instrumen pengumpulan data. Tujuan dari penyebaran

kuesioner ini untuk mengetahui bagaimana tanggapan responden mengenai

efektivitas program bimbingan dan konseling dalam mengatasi kenakalan

santriwan/ti di Pondok Pesantren Modern Daarul Uluum I Bantarkemang

Bogor.

Dari hasil pengumpulan data dan hasil analisisnya, maka penulis menarik

kesimpulan sebagai berikut:

1. Kenakalan yang dilakukan oleh santriwan/tiwan dan santriwan/tiwati

Pondok Pesantren Modern Daarul Uluum I Bantarkemang Bogor seperti

tidak masuk kelas atau bolos sekolah, keluar asrama tanpa izin atau kabur,

mencuri atau memakai barang orang lain tanpa izin, berkelahi, merokok

dan tidak mengikuti kegiatan kepesantrenan tanpa izin.

2. Berdasarkan hasil perhitungan dengan menggunakan metode analisis

Customer Statification Index (CSI) bahwa program BK di Pondok

Pesantren Modern Daarul Uluum I Bantarkemang Bogor sudah efektif

dalam mengatasi kenakalan santriwan/ti, dengan hasil nilai CSI dari

penelitian ini adalah 67,76%. Berdasarkan tabel kriteria nilai CSI, nilai

67,76% berada diantara 50,01-70,00%, nilai tersebut menunjukkan bahwa

pendapat responden efektivitas program BK dalam mengatasi kenakalan

santriwan/ti di Pondok Pesantren Modern Daarul Uluum I Bantarkemang

Bogor berpendapat rata-rata puas (sudah efektif) dengan kualitas program

BK yang telah dilakukan guru BK beserta tim BK di Pondok Pesantren

Modern Daarul Uluum I Bantarkemang Bogor.

Page 107: EFEKTIVITAS PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36230/2/WIGUNA... · EFEKTIVITAS PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM MENGATASI

92

B. Saran-Saran

Berdasarkan kesimpulan di atas dan pengalaman yang didapat selama

proses penelitian, maka penulis dapat memberikan saran-saran sebagai

berikut:

1. Untuk guru atau koordinator BK serta rekan timnya agar lebih

memperbanyak mengadakan pelatihan atau kegiatan yang positif untuk

santriwan/ti, baik dari segi bidang akademik maupun non-akademik

sehingga mampu mengurangi timbulnya daya fikir santriwan/ti dan rasa

ingin melakukan hal-hal negatif yang melanggar peraturan pesantren.

2. Sebaiknya dibuatkan ruang khusus untuk bimbingan dan konseling, yang

bertujuan agar santriwan/ti mau dan bersedia untuk berkonsultasi tanpa

harus malu atau takut karena berkonsultasi di tempat terbuka. Pembuatan

ruangan baru diharapkan dapat menyelesaikan seluruh permasalahan yang

dihadapi oleh santriwan/ti.

3. Bagi pondok pesantren agar menyediakan guru atau koordinator BK lebih

dari satu orang supaya lebih terkontrolnya aktivitas santriwan/ti dalam

kesehariannya.

4. Bagi peneliti lain diperlukan adanya penelitian lebih lanjut mengenai BK

di pesantren tetapi dalam indikator yang berbeda.

Page 108: EFEKTIVITAS PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36230/2/WIGUNA... · EFEKTIVITAS PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM MENGATASI

93

DAFTAR PUSTAKA

Afifudin. Bimbingan dan Konseling. Bandung: CV. Pustaka Setia, 2010.

Ainna, Nurul. “Efektivitas Kerjasama antara Guru BK dengan Guru PAI dalam

Mengatasi Kenakalan Remaja”, Skripsi pada Fakultas Agama Islam

Universitas Muhammadiyah Yogyakarta: 2013.

Arikunto, Suharsimi. Prosedur Penelitian suatu Pendekatan Praktik, Edisi Revisi

VI. Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2006.

Arsip Kesekretariatan Pondok Pesantren Modren Daarul Uluum I Bantarkemang

Bogor Tahun Ajaran 2016-2017, 25 Mei 2017.

Arusyi, Yaser. Wawancara. Pondok Pesantren Modern Daarul Uluum I

Bantarkemang Bogor, 25 Mei 2017.

Aziz, Fikri. Wawancara. Pondok Pesantren Modern Daarul Uluum I

Bantarkemang Bogor, 25 Mei 2017.

Basri, Hasan. Remaja Berkualitas, Probelamtika Remaja dan Solusinya.

Yogyakarta: Mitra Pustaka, 2004.

Cahya, Nur. “Efektifitas Sosialisasi Asuransi Syariah PT. PRU Syariah Bogor

(Studi pada Pasar di Bogor)”, Skripsi pada Universitas Djuanda Bogor:

2014. tidak dipublikasikan.

Dariyo, Agoes. Psikologi Perkembangan Remaja. Bogor: Ghalia Indonesia, 2004.

Djiwandono, Sri Esti W. Psikologi Pendidikan. Jakarta: PT. Grasindo, 2004.

Fadilah, Arif. “Efektivitas Program Pendistribusian Dana Zakat di BAZNAS Kota

Bogor”, Skripsi pada Universitas Djuanda Bogor: 2015. Tidak

dipublikasikan.

Farid, Achmad. Konseling Religi: Jurnal Bimbingan Konseling Islam, Vol. 6, No.

2, Desember 2015.

Gunarsa, Singgih D. Psikologi Anak Bermasalah. Jakarta: BPK Gunung Mulia,

2004.

Gunawan, Yusuf. Pengantar Bimbingan dan Konseling : Buku Panduan

Mahasiswa. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 1992.

Page 109: EFEKTIVITAS PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36230/2/WIGUNA... · EFEKTIVITAS PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM MENGATASI

94

Hallen. Bimbingan dan Konseling. Jakarta: Ciputat Press, 2005.

Hasbulloh, dkk. Wawasan Pesantrenan, Buku Panduan Masa Pengenalan

Pondok. Bogor: Daarul Uluum Press, 2015.

Hasbulloh. Wawancara. Pondok Pesantren Modern Daarul Uluum I

Bantarkemang Bogor, 25 Mei 2017.

http://pusatbahasa.kemdiknas.go.id, 23 September 2014.

Mahmuddin, Rustam. “Dua Langkah Mengatasi Kenakalan Remaja”,

http://rustam-mahmuddin20.blogspot.co.id, 23 September 2014.

Mu’awanah, Elfi dan Hidayah, Rifa. Bimbingan dan Konseling Islami di Sekolah

Dasar. Jakarta: Bumi Aksara, 2009.

Nazir, Moh. Metodologi Penelitian Pendidikan. Bandung: Ghalia Indonesia,

2009.

Partowisastro, Koestoer. Bimbingan dan Penyuluhan di Sekolah-Sekolah Jilid II.

Jakarta: Erlangga, 1987.

Prayitno dan Amti, Erman. Dasar-Dasar Bimbingan dan Konseling. Jakarta:

Rineka Cipta, 2004.

Purtanto, Pius A dan Al Barry, M Dahlan. Kamus Ilmiah Populer. Surabaya:

Arlaka, 1994.

Riduwan. Metode dan Teknik Penyusunan Tesis. Bandung: Alfabeta, 2010.

Salahudin, Anas. Bimbingan dan Konseling. Bandung: CV. Pustaka Setia, 2010.

Sardiman. Interaksi dan Motivasi Belajar-Mengajar. Jakarta: Raja Grafindo

Persada, 2012.

Sarwono, Sarlito W. Psikologi Remaja. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2012.

Slameto. Bimbingan di Sekolah. Jakarta: Bina Akasara.

Soenarjati, dkk. Kriminologi dan Kenakalan Remaja. Jakarta: Universitas

Terbuka, 2007.

Sudarsono. Kenakalan Remaja: Prevensi, Rehabilitasi dan Resosialisasi. Jakarta:

Rineka Cipta, 2004.

Page 110: EFEKTIVITAS PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36230/2/WIGUNA... · EFEKTIVITAS PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM MENGATASI

95

Sujud, Aswarni. Matra Fungsional Administrasi Pendidikan. Yogyakarta:

Purbasari, 1989.

Sukardi. Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta: PT Bumi Aksara, 2004.

Sukmadinata, Nana Syaodih. Bimbingan dan Konseling dalam Praktek. Bandung:

Maestro, 2007.

Surya, Moh. dan Natawidjaja, Rochman. Pengantar Bimbingan dan Penyuluhan.

Jakarta: Universitas Terbuka, Depdikbud, 2004.

Tohirin. Bimbingan dan Konseling di Sekolah dan Madrasah (Berbasis Integrasi).

Jakarta: Rajawali Pers, 2009.

Umar, Husein. Metodelogi Penelitian untuk Skripsi dan Tesis Bisnis. Jakarta:

Rajawali Pers, 2009.

UU No 20 Tahun 2003. Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta: DPR.RI.

UU No 3 Tahun 1997. Tentang Pengadilan Anak. Jakarta: DPR.RI.

Walgito, Bimo. Bimbingan dan Konseling (Studi dan Karier). Yoygakarta: ANDI,

2010.

WS, Winkel dan Hastuti, M. M. Sri. Bimbingan dan Konseling di Institusi

Pendidikan. Jakarta: PT Grasindo, 1997.

Yasmar, Renti. “Bimbingan dan Konseling terhadap Siswi Bermasalah di

Madrasah Mu’allimaat Muhammadiyah Yogyakarta”, Skripsi pada

Fakultas Tarbiyah UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta: 2009.

Yusuf, Syamsu dan Nurihsan, A. Juntika. Landasan Bimbingan dan Konseling.

Bandung: Remaja Rosadakarya, 2006.

Zahroh, Lulu. Wawancara. Pondok Pesantren Modern Daarul Uluum I

Bantarkemang Bogor, 25 Mei 2017.

Page 111: EFEKTIVITAS PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36230/2/WIGUNA... · EFEKTIVITAS PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM MENGATASI

Lampiran 1

Jumlah Tingkat Kenyataan (X) dan Jumlah Tingkat Kepentingan (Y)

Variabel Atribut Pernyataan Kenyataan Kepentingan

Program

Bimbingan

dan Konseling

Mengontrol sholat fardlu setiap waktu shubuh dan

maghrib 163 210

Mengontrol aktivitas santri dari mulai bangun tidur

sampai tidur kembali 160 200

Memberi bimbingan dan konseling kepada santri 161 205

Mengontrol santri sesuai yang ditetapkan 157 189

Mengadakan bimbingan membaca Al Qur’an

setiap ba’da maghrib kerjasama dengan bagian

peribadatan

183 207

Mengontrol belajar santri pada malam hari 167 187

Mengontrol muuhadlarah setiap malam kamis dan

malam jum’at 161 178

Mengontrol kegiatan kesenian dan keterampilan

santri bekerjasama dengan pembimbing kesenian 147 169

Mengontrol kegiatan muhadatsah setiap selasa dan

jum’at bekerjasama dengan koordinator bahasa

pusat

178 193

Mengadakan perizinan hari jum’at jika tidak ada

kegiatan 138 173

Mengontrol perizinan perpulangan pada

pertengahan dan akhir tahun 173 193

Mengadakan kuliah umum tentang etiket setiap

menjelang liburan 145 153

Mengontrol kegiatan munaqosyah (diskusi ilmiah)

pada hari senin 154 172

Mengontrol pengajian kitab kuning setiap ba’da

shubuh bekerjasama dengan bagian peribatan 174 193

Program bimbingan sesuai dengan program

pendidikan 154

185

Program bimbingan harus dipimpin oleh petugas

yang ahli dan dapat bekerjasama dengan pihak

pesantren dan lainnya

150 180

Jenis

Bimbingan

dan Konseling

Menyediakan informasi mengenai jurusan,

kelanjutan studi dan menyelenggarakan orientasi

kepada siswa baru

156 192

Membentuk kelompok belajar, memberikan

informasi cara mengatur jadwal belajar dan

memberikan cara untuk mengatasi masalah dalam

belajar

153 192

Page 112: EFEKTIVITAS PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36230/2/WIGUNA... · EFEKTIVITAS PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM MENGATASI

Memberikan konseling untuk mengembangkan

hidup dan membantu memecahkan masalah dari

segi agama dan sosial

157 205

Pemahaman dunia kerja yang selaras 131 160

Tujuan

Bimbingan

dan Konseling

Membantu santri memperkembangkan diri secara

optimal sesuai dengan tahap perkembangan yang

dimilikinya

151 185

Prinsip

Bimbingan

dan Konseling

Bimbingan berpusat pada individu yang dibimbing 139 166

Mengarahkan santri dalam menghadapi kesulitan-

kesulitan yang dihadapi 159 198

Memahami setiap individu santri 149 190

Pemberian bimbingan disesuaikan dengan

kebutuhan santri yang dibimbing 148 181

Bimbingan diadakan untuk pengembangan pribadi

santri 157 187

Berhasil atau tidaknya bimbingan sebagian besar

tergantung pada orang yang minta bimbingan

dengan kesediaan dan kesanggupan pada proses-

proses yang terjadi dalam dirinya

161 177

Fungsi

Bimbingan

dan Konseling

Pemahaman tentang sesuatu oleh pihak-pihak

tertentu sesuai dengan kepentingan pengembangan

siswa (santri)

151 168

Pencegahan terhadap siswa (santri) dari berbagai

permasalahan yang mungkin timbul dan dapat

mengganggu dalam proses perkembangannya

166 204

Teratasinya berbagai permasalahan yang dialami 149 193

Terpelihara dan terkembangkan berbagai potensi

siswa (santri) secara terarah, mantap dan

berkelanjutan

149 182

Pembelaan terhadap siswa dalam rangka upaya

pengembangan seluruh potensi secara optimal 153 174

Petugas

Bimbingan

dan Konseling

Seorang guru BK mempunyai pengetahuan yang

cukup luas, baik segi teori maupun praktik 160 192

Seorang pembimbing dapat mengambil tindakan

yang bijaksana 173 208

Pembimbing harus sehat fisik maupun rohaninya 181 197

Pembimbing atau guru BK mempunyai kecintaan

yang penuh pada pekerjaannya dan terhadap anak

atau individu yang dihadapinya

161 191

Pembimbing atau guru BK mempunyai inisiatif

yang cukup baik 148

184

Pembimbing memiliki akhlak yang yang baik dan

bertawakal yang mendasarkan sesuatu atas nama

Allah

174 213

Page 113: EFEKTIVITAS PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36230/2/WIGUNA... · EFEKTIVITAS PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM MENGATASI

Pembimbing memiliki kesabaran yang maksimal

dalam menghadapi kliennya 167 197

Pembimbing dapat meyakinkan klien dalam

memberikan bantuan 153 179

Pembimbing sebagai pendengar yang baik bagi

kliennya 162 191

Guru BK sebagai informator yang baik dalam

kegiatan akademik maupun umum 160 180

Guru BK sebagai pengelola kegiatan akademik,

silabus, jadwal pelajaran dan lain-lain 159 169

Guru BK sebagai seorang motivator yang baik 162 186

Guru BK membimbing dan mengarahkan kegiatan

belajar siswa sesuai tujuan yang dicita-citakan 158 193

Guru BK sebagai pencetus ide dalam proses

belajar-mengajar 155 181

Guru BK bertindak selaku penyebar kebijaksanaan

dalam pendidikan dan pengetahuan 165 182

Guru BK memberikan fasilitas atau kemudahan

dalam proses belajar-mengajar 160 190

Guru BK sebagai penengah dalam kegiatan belajar

siswa 160 175

Guru BK mempunyai otoritas untuk menilai

prestasi siswa dalam bidang akademik maupun

tingkah laku sosialnya

166 194

Guru BK melaksanakan bimbingan kelompok di

kelas 145 166

Guru BK mengikuti kebijaksanaan sekolah dalam

pelayanan bimbingan 154 182

Kode Etik

Bimbingan

dan Konseling

Guru BK harus memegang teguh prinsip BK 170 194

Pembimbing BK tidak mencampuri wewenang

serta tanggung jawab yang bukan wewenang dan

tanggung jawabnya

154 162

Guru BK dapat memegang teguh atau menyimpan

rahasia klien dengan sebaik-baiknya 160 183

Guru BK memiliki rasa hormat dan menghargai

sesama terhadap bermacam-macam klien 162 193

Guru BK tidak menggunakan tenaga pembantu

yang tidak ahli atau tidak terlatih 148

161

Guru BK tidak menggunakan alat-alat yang kurang

dapat dipertanggung jawabkan 138

167

Guru BK tidak dapat mengambil tindakan yang

mungkin menimbulkan hal-hal yang tidak baik

bagi klien

166 3.92

Page 114: EFEKTIVITAS PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36230/2/WIGUNA... · EFEKTIVITAS PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM MENGATASI

Guru BK tidak dapat mengalihkan klien pada

konselor lain tanpa persetujuan dari klien 146 4.58

Proses bimbingan berlangsung atas dasar

kesukarelaan antara klien dan pembimbing 159 3.52

Usaha pelayan BK dilakukan dengan teratur,

sistematis dan dengan mempergunakan teknik serta

alat yang memadai

150 4.08

Usaha pemberian bantuan didasarkan pada norma-

norma yang berlaku dan tidak boleh bertentangan 154 4.33

Langkah

Bimbingan

dan Konseling

Guru BK melakukan langkah-langkah yang ada

dalam proses konseling dengan teratur 151 4.31

Langkah awal dalam proses konseling guru BK

melakukan identifikasi masalah yang dialami klien

(siswa)

160 4.21

Langkah akhir dalam proses konseling guru BK

melakukan evaluasi (follow up) terhadap klien

(siswa) yang bermasalah

161 4.48

Macam-

macam

Kenakalan

Tidak adanya kerenggangan ikatan kasih antara

orang tua dan remaja 164 4.06

Siswa diberikan pengetahuan tentang macam

kenakalan yang dilarang di sekolah 173 3.90

Mencegah siswa untuk melanggar nilai-nilai agama

dan sosial sehingga merugikan diri sendiri dan

orang lain

173 4.23

Pencegahan terhadap siswa yang melakukan

kenakalan yang mengakibatkan korban materi 177 3.92

Pencegahan terhadap siswa yang melakukan

kenakalan yang mengakibatkan korban fisik 181 4.04

Karakteristik

Kenakalan

Remaja

Dalam hal penjelasan suatu apapun harus

dijelaskan dengan masuk akal terhadap remaja 170 3.77

Terciptanya lingkungan yang baik 181 4.06

Remaja melakukan aktifitas yang positif untuk

menghindari dari suka mengkhayal berlebihan 173 3.88

Mengonsumsi makanan yang baik lagi halal 189 4.23

Faktor yang

Mempengaruhi

Kenakalan

Remaja

Tingginya status sosial ekonomi orang tua 168 4.00

Anak remaja tidak salah dalam pergaulannya 171 4.38

Orang tua tidak mencap jelek anaknya di depan

tamunya ketika berbasa-basi 190 4.17

Remaja memiliki identitas diri yang positif 181 4.27

Remaja memiliki kontrol terhadap dirinya dengan

maksimal 181

3.94

Penerapan disiplin keluarga yang tepat 193 4.31

Cara

Mengatasi

Guru BK Mengenal dan mengetahui ciri umum dan

khas remaja dalam mengatasi kenakalannya 157 4.02

Page 115: EFEKTIVITAS PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36230/2/WIGUNA... · EFEKTIVITAS PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM MENGATASI

Kenakalan

Remaja

Guru BK mengetahui kesulitan-kesulitan yang

secara umum dialami oleh remaja 161 3.58

Penguatan sikap mental remaja sehingga mampu

menyelesaikan persoalan yang dihadapinya 173 3.75

Usaha pembinaan yang terarah dengan baik dalam

perkembangan diri remaja 169 4.00

Menindak pelanggaran norma-norma sosial dan

moral dengan hukuman yang sesuai tingkat

kenakalan

176 4.00

Melakukan tindakan rehabilitasi jika tahap

pencegahan dan penyembuhan telah dilakukan dan

dianggap perlu

170 4.27

Aspek

Efektivitas

Tugas dan fungsi BK dapat dilaksanakan dengan

baik oleh guru BK dan timnya di Pesantren

Modern Daarul Uluum I Bogor

171 3.33

Rencana atau program BK dapat dilaksanakan

dengan baik oleh guru BK dan timnya di Pesantren

Modern Daarul Uluum I Bogor

162 3.85

Berfungsinya ketentuan atau aturan yang telah

dibuat oleh guru BK dan timnya di Pesantren

Modern Daarul Uluum I Bogor

178 3.46

Kondisi ideal program BK di Pesantren Modern

Daarul Uluum I Bogor tercapai dengan baik 173 4.13

Siswa mampu bersaing dan berprestasi dari

berbagai bidang baik di dalam maupun di luar

lingkungan pesantren

189 3.96

Page 116: EFEKTIVITAS PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36230/2/WIGUNA... · EFEKTIVITAS PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM MENGATASI

Lampiran 2

Kesenjangan Antar Skor Kenyataan Dengan Skor Harapan/Kepentingan

No Variabel Kenyataan Kepentingan Hasil GAP

1 Mengontrol sholat fardlu setiap waktu

shubuh dan maghrib 3.40 4.38 -0.98

2 Mengontrol aktivitas santri dari mulai

bangun tidur sampai tidur kembali 3.33 4.17 -0.83

3 Memberi bimbingan dan konseling

kepada santri 3.35 4.27

-0.92

4 Mengontrol santri sesuai yang ditetapkan 3.27 3.94 -0.67

5

Mengadakan bimbingan membaca Al

Qur’an setiap ba’da maghrib kerjasama

dengan bagian peribadatan

3.81 4.31 -0.50

9

Mengontrol kegiatan muhadatsah setiap

selasa dan jum’at bekerjasama dengan

koordinator bahasa pusat

3.71 4.02 -0.31

13 Mengontrol kegiatan munaqosyah

(diskusi ilmiah) pada hari senin 3.21 3.58 -0.38

16

Program bimbingan harus dipimpin oleh

petugas yang ahli dan dapat bekerjasama

dengan pihak pesantren dan lainnya

3.13 3.75 -0.63

17

Menyediakan informasi mengenai

jurusan, kelanjutan studi dan

menyelenggarakan orientasi kepada

siswa baru

3.25 4.00 -0.75

18

Membentuk kelompok belajar,

memberikan informasi cara mengatur

jadwal belajar dan memberikan cara

untuk mengatasi masalah dalam belajar

3.19 4.00 -0.81

19

Memberikan konseling untuk

mengembangkan hidup dan membantu

memecahkan masalah dari segi agama

dan sosial

3.27 4.27 -1.00

20 Pemahaman dunia kerja yang selaras 2.73 3.33 -0.60

21

Membantu santri memperkembangkan

diri secara optimal sesuai dengan tahap

perkembangan yang dimilikinya

3.15 3.85 -0.71

22 Bimbingan berpusat pada individu yang

dibimbing 2.90 3.46 -0.56

23 Mengarahkan santri dalam menghadapi

kesulitan-kesulitan yang dihadapi 3.31 4.13 -0.81

24 Memahami setiap individu santri 3.10 3.96 -0.85

Page 117: EFEKTIVITAS PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36230/2/WIGUNA... · EFEKTIVITAS PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM MENGATASI

25 Pemberian bimbingan disesuaikan

dengan kebutuhan santri yang dibimbing 3.08 3.77 -0.69

26 Bimbingan diadakan untuk

pengembangan pribadi santri 3.27 3.90 -0.63

28

Pemahaman tentang sesuatu oleh pihak-

pihak tertentu sesuai dengan kepentingan

pengembangan siswa (santri)

3.15 3.50 -0.35

29

Pencegahan terhadap siswa (santri) dari

berbagai permasalahan yang mungkin

timbul dan dapat mengganggu dalam

proses perkembangannya

3.46 4.25 -0.79

30 Teratasinya berbagai permasalahan yang

dialami 3.10 4.02 -0.92

31

Terpelihara dan terkembangkan berbagai

potensi siswa (santri) secara terarah,

mantap dan berkelanjutan

3.10 3.79 -0.69

32

Pembelaan terhadap siswa dalam rangka

upaya pengembangan seluruh potensi

secara optimal

3.19 3.63 -0.44

34 Seorang pembimbing dapat mengambil

tindakan yang bijaksana 3.60 4.33 -0.73

36

Pembimbing atau guru BK mempunyai

kecintaan yang penuh pada pekerjaannya

dan terhadap anak atau individu yang

dihadapinya

3.35 3.98 -0.63

37 Pembimbing atau guru BK mempunyai

inisiatif yang cukup baik 3.08 3.83 -0.75

38

Pembimbing memiliki akhlak yang yang

baik dan bertawakal yang mendasarkan

sesuatu atas nama Allah

3.63 4.44 -0.81

39 Pembimbing memiliki kesabaran yang

maksimal dalam menghadapi kliennya 3.48 4.10 -0.63

40 Pembimbing dapat meyakinkan klien

dalam memberikan bantuan 3.19 3.73 -0.54

41 Pembimbing sebagai pendengar yang

baik bagi kliennya 3.38 3.98 -0.60

42 Guru BK sebagai informator yang baik

dalam kegiatan akademik maupun umum 3.33 3.75

-0.42

43

Guru BK sebagai pengelola kegiatan

akademik, silabus, jadwal pelajaran dan

lain-lain

3.31 3.52 -0.21

44 Guru BK sebagai seorang motivator yang

baik 3.38 3.88

-0.50

Page 118: EFEKTIVITAS PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36230/2/WIGUNA... · EFEKTIVITAS PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM MENGATASI

45

Guru BK membimbing dan mengarahkan

kegiatan belajar siswa sesuai tujuan yang

dicita-citakan

3.29 4.02 -0.73

46 Guru BK sebagai pencetus ide dalam

proses belajar-mengajar 3.23 3.77 -0.54

47

Guru BK bertindak selaku penyebar

kebijaksanaan dalam pendidikan dan

pengetahuan

3.44 3.79 -0.35

48

Guru BK memberikan fasilitas atau

kemudahan dalam proses belajar-

mengajar

3.33 3.96 -0.63

49 Guru BK sebagai penengah dalam

kegiatan belajar siswa 3.33 3.65 -0.31

50

Guru BK mempunyai otoritas untuk

menilai prestasi siswa dalam bidang

akademik maupun tingkah laku sosialnya

3.46 4.04 -0.58

51 Guru BK melaksanakan bimbingan

kelompok di kelas 3.02 3.46 -0.44

52 Guru BK mengikuti kebijaksanaan

sekolah dalam pelayanan bimbingan 3.21 3.79

-0.58

53 Guru BK harus memegang teguh prinsip

BK 3.54 4.04 -0.50

54

Pembimbing BK tidak mencampuri

wewenang serta tanggung jawab yang

bukan wewenang dan tanggung

jawabnya

3.21 3.38 -0.17

55

Guru BK dapat memegang teguh atau

menyimpan rahasia klien dengan sebaik-

baiknya

3.33 3.81 -0.48

56

Guru BK memiliki rasa hormat dan

menghargai sesama terhadap bermacam-

macam klien

3.38 4.02 -0.65

58

Guru BK tidak menggunakan alat-alat

yang kurang dapat dipertanggung

jawabkan

2.88 3.48 -0.60

59

Guru BK tidak dapat mengambil

tindakan yang mungkin menimbulkan

hal-hal yang tidak baik bagi klien

3.46 3.88 -0.42

60

Guru BK tidak dapat mengalihkan klien

pada konselor lain tanpa persetujuan dari

klien

3.04 3.79 -0.75

61

Proses bimbingan berlangsung atas dasar

kesukarelaan antara klien dan

pembimbing

3.31 3.75 -0.44

Page 119: EFEKTIVITAS PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36230/2/WIGUNA... · EFEKTIVITAS PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM MENGATASI

62

Usaha pelayan BK dilakukan dengan

teratur, sistematis dan dengan

mempergunakan teknik serta alat yang

memadai

3.13 3.67 -0.54

63

Usaha pemberian bantuan didasarkan

pada norma-norma yang berlaku dan

tidak boleh bertentangan

3.21 3.71 -0.50

64

Guru BK melakukan langkah-langkah

yang ada dalam proses konseling dengan

teratur

3.15 3.73 -0.58

65

Langkah awal dalam proses konseling

guru BK melakukan identifikasi masalah

yang dialami klien (siswa)

3.33 3.81 -0.48

66

Langkah akhir dalam proses konseling

guru BK melakukan evaluasi (follow up)

terhadap klien (siswa) yang bermasalah

3.35 3.90 -0.54

67 Tidak adanya kerenggangan ikatan kasih

antara orang tua dan remaja 3.42 3.94

-0.52

70

Pencegahan terhadap siswa yang

melakukan kenakalan yang

mengakibatkan korban materi

3.69 4.02 -0.33

71

Pencegahan terhadap siswa yang

melakukan kenakalan yang

mengakibatkan korban fisik

3.77 4.06 -0.29

72

Dalam hal penjelasan suatu apapun harus

dijelaskan dengan masuk akal terhadap

remaja

3.54 3.98 -0.44

74

Remaja melakukan aktifitas yang positif

untuk menghindari dari suka mengkhayal

berlebihan

3.60 3.92 -0.31

75 Mengonsumsi makanan yang baik lagi

halal 3.94 4.58

-0.65

76 Tingginya status sosial ekonomi orang

tua 3.50 3.52 -0.02

77 Anak remaja tidak salah dalam

pergaulannya 3.56 4.08 -0.52

78 Orang tua tidak mencap jelek anaknya di

depan tamunya ketika berbasa-basi 3.96 4.33 -0.38

79 Remaja memiliki identitas diri yang

positif 3.77 4.31 -0.54

80 Remaja memiliki kontrol terhadap

dirinya dengan maksimal 3.77 4.21 -0.44

81 Penerapan disiplin keluarga yang tepat 4.02 4.48 -0.46

Page 120: EFEKTIVITAS PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36230/2/WIGUNA... · EFEKTIVITAS PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM MENGATASI

82

Guru BK Mengenal dan mengetahui ciri

umum dan khas remaja dalam mengatasi

kenakalannya

3.27 4.06 -0.79

83 Guru BK mengetahui kesulitan-kesulitan

yang secara umum dialami oleh remaja 3.35 3.90 -0.54

84

Penguatan sikap mental remaja sehingga

mampu menyelesaikan persoalan yang

dihadapinya

3.60 4.23 -0.63

85 Usaha pembinaan yang terarah dengan

baik dalam perkembangan diri remaja 3.52 3.92 -0.40

86

Menindak pelanggaran norma-norma

sosial dan moral dengan hukuman yang

sesuai tingkat kenakalan

3.67 4.04 -0.38

87

Melakukan tindakan rehabilitasi jika

tahap pencegahan dan penyembuhan

telah dilakukan dan dianggap perlu

3.54 3.77 -0.23

88

Tugas dan fungsi BK dapat dilaksanakan

dengan baik oleh guru BK dan timnya di

Pesantren Modern Daarul Uluum I Bogor

3.56 4.06 -0.50

89

Rencana atau program BK dapat

dilaksanakan dengan baik oleh guru BK

dan timnya di Pesantren Modern Daarul

Uluum I Bogor

3.38 3.88 -0.50

90

Berfungsinya ketentuan atau aturan yang

telah dibuat oleh guru BK dan timnya di

Pesantren Modern Daarul Uluum I Bogor

3.71 4.23 -0.52

91

Kondisi ideal program BK di Pesantren

Modern Daarul Uluum I Bogor tercapai

dengan baik

3.60 4.00 -0.40

Sumber: Hasil penelitian (diolah tahun 2017)

Page 121: EFEKTIVITAS PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36230/2/WIGUNA... · EFEKTIVITAS PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM MENGATASI

Lampiran 3

Perhitungan Rata-rata Tingkat Kenyataan atau Realitas (Performance)

Efektivitas Program BK dalam Mengatasi Kenakalan Santriwan/ti

Pondok Pesantren Modern Daarul Uluum I Bantarkemang Bogor

Variabel Atribut Pernyataan Rata-rata

Program

Bimbingan

dan Konseling

Mengontrol sholat fardlu setiap waktu shubuh dan

maghrib 3.40

Mengontrol aktivitas santri dari mulai bangun tidur

sampai tidur kembali 3.33

Memberi bimbingan dan konseling kepada santri 3.35

Mengontrol santri sesuai yang ditetapkan 3.27

Mengadakan bimbingan membaca Al Qur’an

setiap ba’da maghrib kerjasama dengan bagian

peribadatan

3.81

Mengontrol kegiatan muhadatsah setiap selasa dan

jum’at bekerjasama dengan koordinator bahasa

pusat

3.71

Mengontrol kegiatan munaqosyah (diskusi ilmiah)

pada hari senin 3.21

Program bimbingan harus dipimpin oleh petugas

yang ahli dan dapat bekerjasama dengan pihak

pesantren dan lainnya

3.13

Jenis

Bimbingan

dan Konseling

Menyediakan informasi mengenai jurusan,

kelanjutan studi dan menyelenggarakan orientasi

kepada siswa baru

3.25

Membentuk kelompok belajar, memberikan

informasi cara mengatur jadwal belajar dan

memberikan cara untuk mengatasi masalah dalam

belajar

3.19

Memberikan konseling untuk mengembangkan

hidup dan membantu memecahkan masalah dari

segi agama dan sosial

3.27

Pemahaman dunia kerja yang selaras 2.73

Tujuan

Bimbingan

dan Konseling

Membantu santri memperkembangkan diri secara

optimal sesuai dengan tahap perkembangan yang

dimilikinya

3.15

Prinsip

Bimbingan

dan Konseling

Bimbingan berpusat pada individu yang dibimbing 2.90

Mengarahkan santri dalam menghadapi kesulitan-

kesulitan yang dihadapi 3.31

Memahami setiap individu santri 3.10

Pemberian bimbingan disesuaikan dengan

kebutuhan santri yang dibimbing 3.08

Bimbingan diadakan untuk pengembangan pribadi

santri 3.27

Page 122: EFEKTIVITAS PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36230/2/WIGUNA... · EFEKTIVITAS PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM MENGATASI

Fungsi

Bimbingan

dan Konseling

Pemahaman tentang sesuatu oleh pihak-pihak

tertentu sesuai dengan kepentingan pengembangan

siswa (santri)

3.15

Pencegahan terhadap siswa (santri) dari berbagai

permasalahan yang mungkin timbul dan dapat

mengganggu dalam proses perkembangannya

3.46

Teratasinya berbagai permasalahan yang dialami 3.10

Terpelihara dan terkembangkan berbagai potensi

siswa (santri) secara terarah, mantap dan

berkelanjutan

3.10

Pembelaan terhadap siswa dalam rangka upaya

pengembangan seluruh potensi secara optimal

3.19

Petugas

Bimbingan

dan Konseling

Seorang pembimbing dapat mengambil tindakan

yang bijaksana 3.60

Pembimbing atau guru BK mempunyai kecintaan

yang penuh pada pekerjaannya dan terhadap anak

atau individu yang dihadapinya

3.35

Pembimbing atau guru BK mempunyai inisiatif

yang cukup baik 3.08

Pembimbing memiliki akhlak yang yang baik dan

bertawakal yang mendasarkan sesuatu atas nama

Allah

3.63

Pembimbing memiliki kesabaran yang maksimal

dalam menghadapi kliennya 3.48

Pembimbing dapat meyakinkan klien dalam

memberikan bantuan 3.19

Pembimbing sebagai pendengar yang baik bagi

kliennya 3.38

Guru BK sebagai informator yang baik dalam

kegiatan akademik maupun umum 3.33

Guru BK sebagai pengelola kegiatan akademik,

silabus, jadwal pelajaran dan lain-lain 3.31

Guru BK sebagai seorang motivator yang baik 3.38

Guru BK membimbing dan mengarahkan kegiatan

belajar siswa sesuai tujuan yang dicita-citakan 3.29

Guru BK sebagai pencetus ide dalam proses

belajar-mengajar 3.23

Guru BK bertindak selaku penyebar kebijaksanaan

dalam pendidikan dan pengetahuan 3.44

Guru BK memberikan fasilitas atau kemudahan

dalam proses belajar-mengajar 3.33

Guru BK sebagai penengah dalam kegiatan belajar

siswa

3.33

Page 123: EFEKTIVITAS PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36230/2/WIGUNA... · EFEKTIVITAS PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM MENGATASI

Guru BK mempunyai otoritas untuk menilai

prestasi siswa dalam bidang akademik maupun

tingkah laku sosialnya

3.46

Guru BK melaksanakan bimbingan kelompok di

kelas 3.02

Guru BK mengikuti kebijaksanaan sekolah dalam

pelayanan bimbingan 3.21

Kode Etik

Bimbingan

dan Konseling

Guru BK harus memegang teguh prinsip BK 3.54

Pembimbing BK tidak mencampuri wewenang

serta tanggung jawab yang bukan wewenang dan

tanggung jawabnya

3.21

Guru BK dapat memegang teguh atau menyimpan

rahasia klien dengan sebaik-baiknya 3.33

Guru BK memiliki rasa hormat dan menghargai

sesama terhadap bermacam-macam klien 3.38

Guru BK tidak menggunakan alat-alat yang kurang

dapat dipertanggung jawabkan 2.88

Guru BK tidak dapat mengambil tindakan yang

mungkin menimbulkan hal-hal yang tidak baik

bagi klien

3.46

Guru BK tidak dapat mengalihkan klien pada

konselor lain tanpa persetujuan dari klien 3.04

Proses bimbingan berlangsung atas dasar

kesukarelaan antara klien dan pembimbing 3.31

Usaha pelayan BK dilakukan dengan teratur,

sistematis dan dengan mempergunakan teknik serta

alat yang memadai

3.13

Usaha pemberian bantuan didasarkan pada norma-

norma yang berlaku dan tidak boleh bertentangan 3.21

Langkah

Bimbingan

dan Konseling

Guru BK melakukan langkah-langkah yang ada

dalam proses konseling dengan teratur 3.15

Langkah awal dalam proses konseling guru BK

melakukan identifikasi masalah yang dialami klien

(siswa)

3.33

Langkah akhir dalam proses konseling guru BK

melakukan evaluasi (follow up) terhadap klien

(siswa) yang bermasalah

3.35

Macam-

macam

Kenakalan

Tidak adanya kerenggangan ikatan kasih antara

orang tua dan remaja 3.42

Pencegahan terhadap siswa yang melakukan

kenakalan yang mengakibatkan korban materi 3.69

Pencegahan terhadap siswa yang melakukan

kenakalan yang mengakibatkan korban fisik 3.77

Karakteristik

Kenakalan

Dalam hal penjelasan suatu apapun harus

dijelaskan dengan masuk akal terhadap remaja 3.54

Page 124: EFEKTIVITAS PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36230/2/WIGUNA... · EFEKTIVITAS PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM MENGATASI

Remaja Remaja melakukan aktifitas yang positif untuk

menghindari dari suka mengkhayal berlebihan 3.60

Mengonsumsi makanan yang baik lagi halal 3.94

Faktor yang

Mempengaruhi

Kenakalan

Remaja

Tingginya status sosial ekonomi orang tua 3.50

Anak remaja tidak salah dalam pergaulannya 3.56

Orang tua tidak mencap jelek anaknya di depan

tamunya ketika berbasa-basi 3.96

Remaja memiliki identitas diri yang positif 3.77

Remaja memiliki kontrol terhadap dirinya dengan

maksimal 3.77

Penerapan disiplin keluarga yang tepat 4.02

Cara

Mengatasi

Kenakalan

Remaja

Guru BK Mengenal dan mengetahui ciri umum dan

khas remaja dalam mengatasi kenakalannya 3.27

Guru BK mengetahui kesulitan-kesulitan yang

secara umum dialami oleh remaja 3.35

Penguatan sikap mental remaja sehingga mampu

menyelesaikan persoalan yang dihadapinya 3.60

Usaha pembinaan yang terarah dengan baik dalam

perkembangan diri remaja 3.52

Menindak pelanggaran norma-norma sosial dan

moral dengan hukuman yang sesuai tingkat

kenakalan

3.67

Melakukan tindakan rehabilitasi jika tahap

pencegahan dan penyembuhan telah dilakukan dan

dianggap perlu

3.54

Aspek

Efektivitas

Tugas dan fungsi BK dapat dilaksanakan dengan

baik oleh guru BK dan timnya di Pesantren

Modern Daarul Uluum I Bogor

3.56

Rencana atau program BK dapat dilaksanakan

dengan baik oleh guru BK dan timnya di Pesantren

Modern Daarul Uluum I Bogor

3.38

Berfungsinya ketentuan atau aturan yang telah

dibuat oleh guru BK dan timnya di Pesantren

Modern Daarul Uluum I Bogor

3.71

Kondisi ideal program BK di Pesantren Modern

Daarul Uluum I Bogor tercapai dengan baik 3.60

Rata-rata 3.38 Sumber: Hasil penelitian (diolah tahun 2017)

Page 125: EFEKTIVITAS PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36230/2/WIGUNA... · EFEKTIVITAS PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM MENGATASI

Lampiran 4

Perhitungan Rata-rata Tingkat Kepentingan (Importance)

Efektivitas Program BK dalam Mengatasi Kenakalan Santriwan/ti

Pondok Pesantren Modern Daarul Uluum I Bantarkemang Bogor

Variabel Atribut Pernyataan Rata-rata

Program

Bimbingan

dan Konseling

Mengontrol sholat fardlu setiap waktu shubuh dan

maghrib 4.38

Mengontrol aktivitas santri dari mulai bangun tidur

sampai tidur kembali 4.17

Memberi bimbingan dan konseling kepada santri 4.27

Mengontrol santri sesuai yang ditetapkan 3.94

Mengadakan bimbingan membaca Al Qur’an

setiap ba’da maghrib kerjasama dengan bagian

peribadatan

4.31

Mengontrol kegiatan muhadatsah setiap selasa dan

jum’at bekerjasama dengan koordinator bahasa

pusat

4.02

Mengontrol kegiatan munaqosyah (diskusi ilmiah)

pada hari senin 3.58

Program bimbingan harus dipimpin oleh petugas

yang ahli dan dapat bekerjasama dengan pihak

pesantren dan lainnya

3.75

Jenis

Bimbingan

dan Konseling

Menyediakan informasi mengenai jurusan,

kelanjutan studi dan menyelenggarakan orientasi

kepada siswa baru

4.00

Membentuk kelompok belajar, memberikan

informasi cara mengatur jadwal belajar dan

memberikan cara untuk mengatasi masalah dalam

belajar

4.00

Memberikan konseling untuk mengembangkan

hidup dan membantu memecahkan masalah dari

segi agama dan sosial

4.27

Pemahaman dunia kerja yang selaras 3.33

Tujuan

Bimbingan

dan Konseling

Membantu santri memperkembangkan diri secara

optimal sesuai dengan tahap perkembangan yang

dimilikinya

3.85

Prinsip

Bimbingan

dan Konseling

Bimbingan berpusat pada individu yang dibimbing 3.46

Mengarahkan santri dalam menghadapi kesulitan-

kesulitan yang dihadapi 4.13

Memahami setiap individu santri 3.96

Pemberian bimbingan disesuaikan dengan

kebutuhan santri yang dibimbing 3.77

Bimbingan diadakan untuk pengembangan pribadi

santri 3.90

Page 126: EFEKTIVITAS PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36230/2/WIGUNA... · EFEKTIVITAS PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM MENGATASI

Fungsi

Bimbingan

dan Konseling

Pemahaman tentang sesuatu oleh pihak-pihak

tertentu sesuai dengan kepentingan pengembangan

siswa (santri)

3.50

Pencegahan terhadap siswa (santri) dari berbagai

permasalahan yang mungkin timbul dan dapat

mengganggu dalam proses perkembangannya

4.25

Teratasinya berbagai permasalahan yang dialami 4.02

Terpelihara dan terkembangkan berbagai potensi

siswa (santri) secara terarah, mantap dan

berkelanjutan

3.79

Pembelaan terhadap siswa dalam rangka upaya

pengembangan seluruh potensi secara optimal 3.63

Petugas

Bimbingan

dan Konseling

Seorang pembimbing dapat mengambil tindakan

yang bijaksana 4.33

Pembimbing atau guru BK mempunyai kecintaan

yang penuh pada pekerjaannya dan terhadap anak

atau individu yang dihadapinya

3.98

Pembimbing atau guru BK mempunyai inisiatif

yang cukup baik 3.83

Pembimbing memiliki akhlak yang yang baik dan

bertawakal yang mendasarkan sesuatu atas nama

Allah

4.44

Pembimbing memiliki kesabaran yang maksimal

dalam menghadapi kliennya 4.10

Pembimbing dapat meyakinkan klien dalam

memberikan bantuan 3.73

Pembimbing sebagai pendengar yang baik bagi

kliennya 3.98

Guru BK sebagai informator yang baik dalam

kegiatan akademik maupun umum 3.75

Guru BK sebagai pengelola kegiatan akademik,

silabus, jadwal pelajaran dan lain-lain 3.52

Guru BK sebagai seorang motivator yang baik 3.88

Guru BK membimbing dan mengarahkan kegiatan

belajar siswa sesuai tujuan yang dicita-citakan 4.02

Guru BK sebagai pencetus ide dalam proses

belajar-mengajar 3.77

Guru BK bertindak selaku penyebar kebijaksanaan

dalam pendidikan dan pengetahuan 3.79

Guru BK memberikan fasilitas atau kemudahan

dalam proses belajar-mengajar

3.96

Guru BK sebagai penengah dalam kegiatan belajar

siswa

3.65

Page 127: EFEKTIVITAS PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36230/2/WIGUNA... · EFEKTIVITAS PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM MENGATASI

Guru BK mempunyai otoritas untuk menilai

prestasi siswa dalam bidang akademik maupun

tingkah laku sosialnya

4.04

Guru BK melaksanakan bimbingan kelompok di

kelas 3.46

Guru BK mengikuti kebijaksanaan sekolah dalam

pelayanan bimbingan 3.79

Kode Etik

Bimbingan

dan Konseling

Guru BK harus memegang teguh prinsip BK 4.04

Pembimbing BK tidak mencampuri wewenang

serta tanggung jawab yang bukan wewenang dan

tanggung jawabnya

3.38

Guru BK dapat memegang teguh atau menyimpan

rahasia klien dengan sebaik-baiknya 3.81

Guru BK memiliki rasa hormat dan menghargai

sesama terhadap bermacam-macam klien 4.02

Guru BK tidak menggunakan alat-alat yang kurang

dapat dipertanggung jawabkan 3.48

Guru BK tidak dapat mengambil tindakan yang

mungkin menimbulkan hal-hal yang tidak baik

bagi klien

3.88

Guru BK tidak dapat mengalihkan klien pada

konselor lain tanpa persetujuan dari klien 3.79

Proses bimbingan berlangsung atas dasar

kesukarelaan antara klien dan pembimbing 3.75

Usaha pelayan BK dilakukan dengan teratur,

sistematis dan dengan mempergunakan teknik serta

alat yang memadai

3.67

Usaha pemberian bantuan didasarkan pada norma-

norma yang berlaku dan tidak boleh bertentangan 3.71

Langkah

Bimbingan

dan Konseling

Guru BK melakukan langkah-langkah yang ada

dalam proses konseling dengan teratur 3.73

Langkah awal dalam proses konseling guru BK

melakukan identifikasi masalah yang dialami klien

(siswa)

3.81

Langkah akhir dalam proses konseling guru BK

melakukan evaluasi (follow up) terhadap klien

(siswa) yang bermasalah

3.90

Macam-

macam

Kenakalan

Tidak adanya kerenggangan ikatan kasih antara

orang tua dan remaja 3.94

Pencegahan terhadap siswa yang melakukan

kenakalan yang mengakibatkan korban materi 4.02

Pencegahan terhadap siswa yang melakukan

kenakalan yang mengakibatkan korban fisik 4.06

Karakteristik

Kenakalan

Dalam hal penjelasan suatu apapun harus

dijelaskan dengan masuk akal terhadap remaja 3.98

Page 128: EFEKTIVITAS PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36230/2/WIGUNA... · EFEKTIVITAS PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM MENGATASI

Remaja Remaja melakukan aktifitas yang positif untuk

menghindari dari suka mengkhayal berlebihan 3.92

Mengonsumsi makanan yang baik lagi halal 4.58

Faktor yang

Mempengaruhi

Kenakalan

Remaja

Tingginya status sosial ekonomi orang tua 3.52

Anak remaja tidak salah dalam pergaulannya 4.08

Orang tua tidak mencap jelek anaknya di depan

tamunya ketika berbasa-basi 4.33

Remaja memiliki identitas diri yang positif 4.31

Remaja memiliki kontrol terhadap dirinya dengan

maksimal 4.21

Penerapan disiplin keluarga yang tepat 4.48

Cara

Mengatasi

Kenakalan

Remaja

Guru BK Mengenal dan mengetahui ciri umum dan

khas remaja dalam mengatasi kenakalannya 4.06

Guru BK mengetahui kesulitan-kesulitan yang

secara umum dialami oleh remaja 3.90

Penguatan sikap mental remaja sehingga mampu

menyelesaikan persoalan yang dihadapinya 4.23

Usaha pembinaan yang terarah dengan baik dalam

perkembangan diri remaja 3.92

Menindak pelanggaran norma-norma sosial dan

moral dengan hukuman yang sesuai tingkat

kenakalan

4.04

Melakukan tindakan rehabilitasi jika tahap

pencegahan dan penyembuhan telah dilakukan dan

dianggap perlu

3.77

Aspek

Efektivitas

Tugas dan fungsi BK dapat dilaksanakan dengan

baik oleh guru BK dan timnya di Pesantren

Modern Daarul Uluum I Bogor

4.06

Rencana atau program BK dapat dilaksanakan

dengan baik oleh guru BK dan timnya di Pesantren

Modern Daarul Uluum I Bogor

3.88

Berfungsinya ketentuan atau aturan yang telah

dibuat oleh guru BK dan timnya di Pesantren

Modern Daarul Uluum I Bogor

4.23

Kondisi ideal program BK di Pesantren Modern

Daarul Uluum I Bogor tercapai dengan baik 4.00

Rata-rata 3.93 Sumber: Hasil penelitian (diolah tahun 2017)

Page 129: EFEKTIVITAS PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36230/2/WIGUNA... · EFEKTIVITAS PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM MENGATASI

Lampiran 5

Perhitungan Responden Efektivitas Program BK dalam Mengatasi

Kenakalan Santriwan/Ti di Pondok Pesantren Modern Daarul Uluum I

Bantarkemang Bogor dengan Costumer Statification Index (CSI)

Variabel Atribut Pernyataan MIS MSS WF WS

Program

Bimbingan

dan Konseling

Mengontrol sholat fardlu setiap waktu shubuh

dan maghrib 4.38 3.40 0.01 0.05

Mengontrol aktivitas santri dari mulai bangun

tidur sampai tidur kembali 4.17 3.33 0.01 0.05

Memberi bimbingan dan konseling kepada

santri 4.27 3.35 0.01 0.05

Mengontrol santri sesuai yang ditetapkan 3.94 3.27 0.01 0.04

Mengadakan bimbingan membaca Al Qur’an

setiap ba’da maghrib kerjasama dengan bagian

peribadatan

4.31 3.81 0.01 0.06

Mengontrol kegiatan muhadatsah setiap selasa

dan jum’at bekerjasama dengan koordinator

bahasa pusat

4.02 3.71 0.01 0.05

Mengontrol kegiatan munaqosyah (diskusi

ilmiah) pada hari senin 3.58 3.21 0.01 0.04

Program bimbingan harus dipimpin oleh petugas

yang ahli dan dapat bekerjasama dengan pihak

pesantren dan lainnya

3.75 3.13 0.01 0.04

Jenis

Bimbingan

dan Konseling

Menyediakan informasi mengenai jurusan,

kelanjutan studi dan menyelenggarakan

orientasi kepada siswa baru

4.00 3.25 0.01 0.04

Membentuk kelompok belajar, memberikan

informasi cara mengatur jadwal belajar dan

memberikan cara untuk mengatasi masalah

dalam belajar

4.00 3.19 0.01 0.04

Memberikan konseling untuk mengembangkan

hidup dan membantu memecahkan masalah dari

segi agama dan sosial

4.27 3.27 0.01 0.05

Pemahaman dunia kerja yang selaras 3.33 2.73 0.01 0.03

Tujuan

Bimbingan

dan Konseling

Membantu santri memperkembangkan diri

secara optimal sesuai dengan tahap

perkembangan yang dimilikinya

3.85 3.15 0.01 0.04

Prinsip

Bimbingan

dan Konseling

Bimbingan berpusat pada individu yang

dibimbing 3.46 2.90 0.01 0.03

Mengarahkan santri dalam menghadapi

kesulitan-kesulitan yang dihadapi 4.13 3.31 0.01 0.05

Memahami setiap individu santri 3.96 3.10 0.01 0.04

Pemberian bimbingan disesuaikan dengan

kebutuhan santri yang dibimbing 3.77 3.08 0.01 0.04

Page 130: EFEKTIVITAS PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36230/2/WIGUNA... · EFEKTIVITAS PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM MENGATASI

Bimbingan diadakan untuk pengembangan

pribadi santri 3.90 3.27 0.01 0.04

Fungsi

Bimbingan

dan Konseling

Pemahaman tentang sesuatu oleh pihak-pihak

tertentu sesuai dengan kepentingan

pengembangan siswa (santri)

3.50 3.15 0.01 0.04

Pencegahan terhadap siswa (santri) dari

berbagai permasalahan yang mungkin timbul

dan dapat mengganggu dalam proses

perkembangannya

4.25 3.46 0.01 0.05

Teratasinya berbagai permasalahan yang

dialami 4.02 3.10 0.01 0.04

Terpelihara dan terkembangkan berbagai

potensi siswa (santri) secara terarah, mantap dan

berkelanjutan

3.79 3.10 0.01 0.04

Pembelaan terhadap siswa dalam rangka upaya

pengembangan seluruh potensi secara optimal 3.63 3.19 0.01 0.04

Petugas

Bimbingan

dan Konseling

Seorang pembimbing dapat mengambil tindakan

yang bijaksana 4.33 3.60 0.01 0.05

Pembimbing atau guru BK mempunyai

kecintaan yang penuh pada pekerjaannya dan

terhadap anak atau individu yang dihadapinya

3.98 3.35 0.01 0.04

Pembimbing atau guru BK mempunyai inisiatif

yang cukup baik 3.83 3.08 0.01 0.04

Pembimbing memiliki akhlak yang yang baik

dan bertawakal yang mendasarkan sesuatu atas

nama Allah

4.44 3.63 0.01 0.05

Pembimbing memiliki kesabaran yang

maksimal dalam menghadapi kliennya 4.10 3.48 0.01 0.05

Pembimbing dapat meyakinkan klien dalam

memberikan bantuan 3.73 3.19 0.01 0.04

Pembimbing sebagai pendengar yang baik bagi

kliennya 3.98 3.38 0.01 0.04

Guru BK sebagai informator yang baik dalam

kegiatan akademik maupun umum 3.75 3.33 0.01 0.04

Guru BK sebagai pengelola kegiatan akademik,

silabus, jadwal pelajaran dan lain-lain 3.52 3.31 0.01 0.04

Guru BK sebagai seorang motivator yang baik 3.88 3.38 0.01 0.04

Guru BK membimbing dan mengarahkan

kegiatan belajar siswa sesuai tujuan yang dicita-

citakan

4.02 3.29 0.01 0.04

Guru BK sebagai pencetus ide dalam proses

belajar-mengajar 3.77 3.23 0.01 0.04

Guru BK bertindak selaku penyebar

kebijaksanaan dalam pendidikan dan

pengetahuan

3.79 3.44 0.01 0.04

Page 131: EFEKTIVITAS PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36230/2/WIGUNA... · EFEKTIVITAS PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM MENGATASI

Guru BK memberikan fasilitas atau kemudahan

dalam proses belajar-mengajar 3.96 3.33 0.01 0.04

Guru BK sebagai penengah dalam kegiatan

belajar siswa 3.65 3.33 0.01 0.04

Guru BK mempunyai otoritas untuk menilai

prestasi siswa dalam bidang akademik maupun

tingkah laku sosialnya

4.04 3.46 0.01 0.05

Guru BK melaksanakan bimbingan kelompok di

kelas 3.46 3.02 0.01 0.03

Guru BK mengikuti kebijaksanaan sekolah

dalam pelayanan bimbingan 3.79 3.21 0.01 0.04

Kode Etik

Bimbingan

dan Konseling

Guru BK harus memegang teguh prinsip BK 4.04 3.54 0.01 0.05

Pembimbing BK tidak mencampuri wewenang

serta tanggung jawab yang bukan wewenang

dan tanggung jawabnya

3.38 3.21 0.01 0.04

Guru BK dapat memegang teguh atau

menyimpan rahasia klien dengan sebaik-baiknya 3.81 3.33 0.01 0.04

Guru BK memiliki rasa hormat dan menghargai

sesama terhadap bermacam-macam klien 4.02 3.38 0.01 0.05

Guru BK tidak menggunakan alat-alat yang

kurang dapat dipertanggung jawabkan 3.48 2.88 0.01 0.03

Guru BK tidak dapat mengambil tindakan yang

mungkin menimbulkan hal-hal yang tidak baik

bagi klien

3.88 3.46 0.01 0.04

Guru BK tidak dapat mengalihkan klien pada

konselor lain tanpa persetujuan dari klien 3.79 3.04 0.01 0.04

Proses bimbingan berlangsung atas dasar

kesukarelaan antara klien dan pembimbing 3.75 3.31 0.01 0.04

Usaha pelayan BK dilakukan dengan teratur,

sistematis dan dengan mempergunakan teknik

serta alat yang memadai

3.67 3.13 0.01 0.04

Usaha pemberian bantuan didasarkan pada

norma-norma yang berlaku dan tidak boleh

bertentangan

3.71 3.21 0.01 0.04

Langkah

Bimbingan

dan Konseling

Guru BK melakukan langkah-langkah yang ada

dalam proses konseling dengan teratur 3.73 3.15 0.01 0.04

Langkah awal dalam proses konseling guru BK

melakukan identifikasi masalah yang dialami

klien (siswa)

3.81 3.33 0.01 0.04

Langkah akhir dalam proses konseling guru BK

melakukan evaluasi (follow up) terhadap klien

(siswa) yang bermasalah

3.90 3.35 0.01 0.04

Macam-

macam

Kenakalan

Tidak adanya kerenggangan ikatan kasih antara

orang tua dan remaja 3.94 3.42 0.01

0.05

Page 132: EFEKTIVITAS PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36230/2/WIGUNA... · EFEKTIVITAS PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM MENGATASI

Pencegahan terhadap siswa yang melakukan

kenakalan yang mengakibatkan korban materi 4.02 3.69 0.01 0.05

Pencegahan terhadap siswa yang melakukan

kenakalan yang mengakibatkan korban fisik 4.06 3.77 0.01 0.05

Karakteristik

Kenakalan

Remaja

Dalam hal penjelasan suatu apapun harus

dijelaskan dengan masuk akal terhadap remaja 3.98 3.54 0.01 0.05

Remaja melakukan aktifitas yang positif untuk

menghindari dari suka mengkhayal berlebihan 3.92 3.60 0.01 0.05

Mengonsumsi makanan yang baik lagi halal 4.58 3.94 0.02 0.06

Faktor yang

Mempengaruhi

Kenakalan

Remaja

Tingginya status sosial ekonomi orang tua 3.52 3.50 0.01 0.04

Anak remaja tidak salah dalam pergaulannya 4.08 3.56 0.01 0.05

Orang tua tidak mencap jelek anaknya di depan

tamunya ketika berbasa-basi 4.33 3.96 0.01 0.06

Remaja memiliki identitas diri yang positif 4.31 3.77 0.01 0.05

Remaja memiliki kontrol terhadap dirinya

dengan maksimal 4.21 3.77 0.01 0.05

Penerapan disiplin keluarga yang tepat 4.48 4.02 0.01 0.06

Cara

Mengatasi

Kenakalan

Remaja

Guru BK Mengenal dan mengetahui ciri umum

dan khas remaja dalam mengatasi kenakalannya 4.06 3.27 0.01 0.04

Guru BK mengetahui kesulitan-kesulitan yang

secara umum dialami oleh remaja 3.90 3.35 0.01 0.04

Penguatan sikap mental remaja sehingga mampu

menyelesaikan persoalan yang dihadapinya 4.23 3.60 0.01 0.05

Usaha pembinaan yang terarah dengan baik

dalam perkembangan diri remaja 3.92 3.52 0.01 0.05

Menindak pelanggaran norma-norma sosial dan

moral dengan hukuman yang sesuai tingkat

kenakalan

4.04 3.67 0.01 0.05

Melakukan tindakan rehabilitasi jika tahap

pencegahan dan penyembuhan telah dilakukan

dan dianggap perlu

3.77 3.54 0.01 0.04

Aspek

Efektivitas

Tugas dan fungsi BK dapat dilaksanakan

dengan baik oleh guru BK dan timnya di

Pesantren Modern Daarul Uluum I Bogor

4.06 3.56 0.01 0.05

Rencana atau program BK dapat dilaksanakan

dengan baik oleh guru BK dan timnya di

Pesantren Modern Daarul Uluum I Bogor

3.88 3.38 0.01 0.04

Berfungsinya ketentuan atau aturan yang telah

dibuat oleh guru BK dan timnya di Pesantren

Modern Daarul Uluum I Bogor

4.23 3.71 0.01 0.05

Kondisi ideal program BK di Pesantren Modern

Daarul Uluum I Bogor tercapai dengan baik 4.00 3.60 0.01 0.05

Total 298.77 256.56 1.00 3.39

CSI 67.76%

Sumber: Hasil penelitian (diolah tahun 2017)

Page 133: EFEKTIVITAS PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36230/2/WIGUNA... · EFEKTIVITAS PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM MENGATASI

KISI-KISI ANGKET

Efektivitas Program Bimbingan dan Konseling dalam Mengatasi Kenakalan

Santriwan/ti (Studi Kasus di Pondok Pesantren Modern Daarul Uluum 1

Bantarkemang Bogor)

NO VARIABEL INDIKATOR NO SOAL JUMLAH

1 Program Bimbinan dan

Konseling

- Program Bimbingan dan Konseling

- Jenis Bimbingan dan Konseling

- Tujuan Bimbingan dan Konseling

- Prinsip Bimbingan dan Konseling

- Fungsi Bimbingan dan Konseling

- Petugas Bimbingan dan Konseling

- Kode Etik Bimbingan dan Konseling

- Langkah Bimbingan dan Konseling

1-16

17-20

21

22-27

28-32

33-52

53-63

64-66

16

4

1

6

5

20

11

3

2 Kenakalan Remaja

(Santriwan/ti)

- Macam-macam Kenakalan

- Karakteristik Kenakalan Remaja

- Faktor yang Mempengaruhi

Kenakalan Remaja

- Cara Mengatasi Kenakalan Remaja

67-71

72-75

76-81

82-87

5

4

6

6

3 Efektivitas - Aspek Efektivitas 88-92 5

Jumlah 92

Page 134: EFEKTIVITAS PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36230/2/WIGUNA... · EFEKTIVITAS PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM MENGATASI

LEMBAR ANGKET

I. PETUNJUK

1. Tulis nama dengan lengkap terlebih dahulu!

2. Pilih alternatif jawaban dengan tanda () pada jawaban yang dianggap benar,

sesuai dengan hati nurani!

Indikator Kepentingan Indikator Kenyataan

1 = Sangat Tidak Penting 1 = Sangat Tidak Puas

2 = Tidak Penting 2 = Tidak Puas

3 = Cukup Penting 3 = Cukup Puas

4 = Penting 4 = Puas

5 = Sangat Penting 5 = Sangat Puas

3. Jawablah dengan jujur, tanpa terpengaruh oleh teman!

4. Kalau ada hal kurang jelas dalam menjawab, tanyakan kepada petugas!

II. IDENTITAS SISWA

Hari/Tanggal :

Nama :

Kelas :

III. PERTANYAAN

NO PERNYATAAN Kepentingan Kenyataan

1 2 3 4 5 1 2 3 4 5

1 Mengontrol sholat fardlu setiap waktu shubuh

dan maghrib

2 Mengontrol aktivitas santri dari mulai bangun

tidur sampai tidur kembali

3 Memberi bimbingan dan konseling kepada santri

4 Mengontrol santri sesuai yang ditetapkan

5

Mengadakan bimbingan membaca Al Qur’an

setiap ba’da maghrib kerjasama dengan bagian

peribadatan

6 Mengontrol belajar santri pada malam hari

7 Mengontrol muuhadlarah setiap malam kamis

dan malam jum’at

8 Mengontrol kegiatan kesenian dan keterampilan

santri bekerjasama dengan pembimbing kesenian

9

Mengontrol kegiatan muhadatsah setiap selasa

dan jum’at bekerjasama dengan koordinator

bahasa pusat

Page 135: EFEKTIVITAS PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36230/2/WIGUNA... · EFEKTIVITAS PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM MENGATASI

10 Mengadakan perizinan hari jum’at jika tidak ada

kegiatan

11 Mengontrol perizinan perpulangan pada

pertengahan dan akhir tahun

12 Mengadakan kuliah umum tentang etiket setiap

menjelang liburan

13 Mengontrol kegiatan munaqosyah (diskusi

ilmiah) pada hari senin

14 Mengontrol pengajian kitab kuning setiap ba’da

shubuh bekerjasama dengan bagian peribatan

15 Program bimbingan sesuai dengan program

pendidikan

16

Program bimbingan harus dipimpin oleh petugas

yang ahli dan dapat bekerjasama dengan pihak

pesantren dan lainnya

17

Menyediakan informasi mengenai jurusan,

kelanjutan studi dan menyelenggarakan orientasi

kepada siswa baru

18

Membentuk kelompok belajar, memberikan

informasi cara mengatur jadwal belajar dan

memberikan cara untuk mengatasi masalah

dalam belajar

19

Memberikan konseling untuk mengembangkan

hidup dan membantu memecahkan masalah dari

segi agama dan sosial

20 Pemahaman dunia kerja yang selaras

21

Membantu santri memperkembangkan diri

secara optimal sesuai dengan tahap

perkembangan yang dimilikinya

22 Bimbingan berpusat pada individu yang

dibimbing

23 Mengarahkan santri dalam menghadapi

kesulitan-kesulitan yang dihadapi

24 Memahami setiap individu santri

25 Pemberian bimbingan disesuaikan dengan

kebutuhan santri yang dibimbing

26 Bimbingan diadakan untuk pengembangan

pribadi santri

27

Berhasil atau tidaknya bimbingan sebagian besar

tergantung pada orang yang minta bimbingan

dengan kesediaan dan kesanggupan pada proses-

proses yang terjadi dalam dirinya

28

Pemahaman tentang sesuatu oleh pihak-pihak

tertentu sesuai dengan kepentingan

pengembangan siswa (santri)

29

Pencegahan terhadap siswa (santri) dari berbagai

permasalahan yang mungkin timbul dan dapat

mengganggu dalam proses perkembangannya

30 Teratasinya berbagai permasalahan yang dialami

Page 136: EFEKTIVITAS PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36230/2/WIGUNA... · EFEKTIVITAS PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM MENGATASI

31

Terpelihara dan terkembangkan berbagai potensi

siswa (santri) secara terarah, mantap dan

berkelanjutan

32 Pembelaan terhadap siswa dalam rangka upaya

pengembangan seluruh potensi secara optimal

33 Seorang guru BK mempunyai pengetahuan yang

cukup luas, baik segi teori maupun praktik

34 Seorang pembimbing dapat mengambil tindakan

yang bijaksana

35 Pembimbing harus sehat fisik maupun rohaninya

36

Pembimbing atau guru BK mempunyai

kecintaan yang penuh pada pekerjaannya dan

terhadap anak atau individu yang dihadapinya

37 Pembimbing atau guru BK mempunyai inisiatif

yang cukup baik

38

Pembimbing memiliki akhlak yang baik dan

bertawakal yang mendasarkan sesuatu atas nama

Allah

39 Pembimbing memiliki kesabaran yang maksimal

dalam menghadapi kliennya

40 Pembimbing dapat meyakinkan klien dalam

memberikan bantuan

41 Pembimbing sebagai pendengar yang baik bagi

kliennya

42 Guru BK sebagai informator yang baik dalam

kegiatan akademik maupun umum

43 Guru BK sebagai pengelola kegiatan akademik,

silabus, jadwal pelajaran dan lain-lain

44 Guru BK sebagai seorang motivator yang baik

45

Guru BK membimbing dan mengarahkan

kegiatan belajar siswa sesuai tujuan yang dicita-

citakan

46 Guru BK sebagai pencetus ide dalam proses

belajar-mengajar

47

Guru BK bertindak selaku penyebar

kebijaksanaan dalam pendidikan dan

pengetahuan

48 Guru BK memberikan fasilitas atau kemudahan

dalam proses belajar-mengajar

49 Guru BK sebagai penengah dalam kegiatan

belajar siswa

50

Guru BK mempunyai otoritas untuk menilai

prestasi siswa dalam bidang akademik maupun

tingkah laku sosialnya

51 Guru BK melaksanakan bimbingan kelompok di

kelas

52 Guru BK mengikuti kebijaksanaan sekolah

dalam pelayanan bimbingan

53 Guru BK harus memegang teguh prinsip BK

Page 137: EFEKTIVITAS PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36230/2/WIGUNA... · EFEKTIVITAS PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM MENGATASI

54

Pembimbing BK tidak mencampuri wewenang

serta tanggung jawab yang bukan wewenang dan

tanggung jawabnya

55 Guru BK dapat memegang teguh atau

menyimpan rahasia klien dengan sebaik-baiknya

56 Guru BK memiliki rasa hormat dan menghargai

sesama terhadap bermacam-macam klien

57 Guru BK tidak menggunakan tenaga pembantu

yang tidak ahli atau tidak terlatih

58 Guru BK tidak menggunakan alat-alat yang

kurang dapat dipertanggung jawabkan

59

Guru BK tidak dapat mengambil tindakan yang

mungkin menimbulkan hal-hal yang tidak baik

bagi klien

60 Guru BK tidak dapat mengalihkan klien pada

konselor lain tanpa persetujuan dari klien

61 Proses bimbingan berlangsung atas dasar

kesukarelaan antara klien dan pembimbing

62

Usaha pelayan BK dilakukan dengan teratur,

sistematis dan dengan mempergunakan teknik

serta alat yang memadai

63

Usaha pemberian bantuan didasarkan pada

norma-norma yang berlaku dan tidak boleh

bertentangan

64 Guru BK melakukan langkah-langkah yang ada

dalam proses konseling dengan teratur

65

Langkah awal dalam proses konseling guru BK

melakukan identifikasi masalah yang dialami

klien (siswa)

66

Langkah akhir dalam proses konseling guru BK

melakukan evaluasi (follow up) terhadap klien

(siswa) yang bermasalah

67 Tidak adanya kerenggangan ikatan kasih antara

orang tua dan remaja

68 Siswa diberikan pengetahuan tentang macam

kenakalan yang dilarang di sekolah

69

Mencegah siswa untuk melanggar nilai-nilai

agama dan sosial sehingga merugikan diri sendiri

dan orang lain

70 Pencegahan terhadap siswa yang melakukan

kenakalan yang mengakibatkan korban materi

71 Pencegahan terhadap siswa yang melakukan

kenakalan yang mengakibatkan korban fisik

72 Dalam hal penjelasan suatu apapun harus

dijelaskan dengan masuk akal terhadap remaja

73 Terciptanya lingkungan yang baik

74 Remaja melakukan aktifitas yang positif untuk

menghindari dari suka mengkhayal berlebihan

75 Mengonsumsi makanan yang baik lagi halal

Page 138: EFEKTIVITAS PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36230/2/WIGUNA... · EFEKTIVITAS PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM MENGATASI

76 Tingginya status sosial ekonomi orang tua

77 Anak remaja tidak salah dalam pergaulannya

78 Orang tua tidak mencap jelek anaknya di depan

tamunya ketika berbasa-basi

79 Remaja memiliki identitas diri yang positif

80 Remaja memiliki kontrol terhadap dirinya

dengan maksimal

81 Penerapan disiplin keluarga yang tepat

82 Guru BK Mengenal dan mengetahui ciri umum

dan khas remaja dalam mengatasi kenakalannya

83 Guru BK mengetahui kesulitan-kesulitan yang

secara umum dialami oleh remaja

84 Penguatan sikap mental remaja sehingga mampu

menyelesaikan persoalan yang dihadapinya

85 Usaha pembinaan yang terarah dengan baik

dalam perkembangan diri remaja

86

Menindak pelanggaran norma-norma sosial dan

moral dengan hukuman yang sesuai tingkat

kenakalan

87

Melakukan tindakan rehabilitasi jika tahap

pencegahan dan penyembuhan telah dilakukan

dan dianggap perlu

88

Tugas dan fungsi BK dapat dilaksanakan dengan

baik oleh guru BK dan timnya di Pesantren

Modern Daarul Uluum I Bogor

89

Rencana atau program BK dapat dilaksanakan

dengan baik oleh guru BK dan timnya di

Pesantren Modern Daarul Uluum I Bogor

90

Berfungsinya ketentuan atau aturan yang telah

dibuat oleh guru BK dan timnya di Pesantren

Modern Daarul Uluum I Bogor

91 Kondisi ideal program BK di Pesantren Modern

Daarul Uluum I Bogor tercapai dengan baik

92

Siswa mampu bersaing dan berprestasi dari

berbagai bidang baik di dalam maupun di luar

lingkungan pesantren

Page 139: EFEKTIVITAS PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36230/2/WIGUNA... · EFEKTIVITAS PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM MENGATASI
Page 140: EFEKTIVITAS PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36230/2/WIGUNA... · EFEKTIVITAS PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM MENGATASI
Page 141: EFEKTIVITAS PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36230/2/WIGUNA... · EFEKTIVITAS PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM MENGATASI
Page 142: EFEKTIVITAS PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36230/2/WIGUNA... · EFEKTIVITAS PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM MENGATASI
Page 143: EFEKTIVITAS PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36230/2/WIGUNA... · EFEKTIVITAS PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM MENGATASI
Page 144: EFEKTIVITAS PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36230/2/WIGUNA... · EFEKTIVITAS PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM MENGATASI
Page 145: EFEKTIVITAS PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36230/2/WIGUNA... · EFEKTIVITAS PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM MENGATASI

LEMBAR UJI REFERENSI

Nama : Wiguna Miharja

NIM : 1111011000091

Fakultas : Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

Jurusan : Pendidikan Agama Islam

Judul : Efektivitas Program Bimbingan dan Konseling dalam

Mengatasi Kenakalan Santriwan/ti (Studi Kasus di Pondok

Pesantren Modern Daarul Uluum I Bantarkemang Bogor)

No Judul Buku No.

Footnote

Halaman

Skripsi

Paraf

Pembimbing

BAB I

1

UU No 20 Tahun 2003, Sistem

Pendidikan Nasional, (Jakarta:

DPR.RI), h. 1 dan 3

1,2 dan 3 1 dan 2

2

Winkel, WS & M.M.Sri Hastuti,

Bimbingan dan Konseling di

Institusi Pendidikan (Jakarta: PT

Grasindo, 1997), h. 162

4 3

3

Hallen, Bimbingan dan Konseling,

(Jakarta: Ciputat Press, 2005), h. 5

dan 11

5 3

4

Prayitno dan Erman Amti, Dasar-

Dasar Bimbingan dan Konseling,

(Jakarta: Rineka Cipta, 2004), h. 35

6 3

5

Achmad Farid, Konseling Religi:

Jurnal Bimbingan Konseling Islam,

(Vol. 6, No. 2, Desember 2015), h. 386 7 3

6

Elfi Mu’awanah dan Rifa Hidayah,

Bimbingan Konseling Islami di

Sekolah Dasar, (Jakarta: Bumi Aksara,

2009), h. 60

8 5

7 Sarlito W. Sarwono, Psikologi Remaja,

(Jakarta: PT RajaGrafindo Persada,

2012), h. 251 9 5

8 Singgih D Gunarsa, Psikologi Anak

Bermasalah, (Jakarta: BPK Gunung

Mulia, 2004), h. 15 10 5

Page 146: EFEKTIVITAS PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36230/2/WIGUNA... · EFEKTIVITAS PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM MENGATASI

BAB II

9

http://pusatbahasa.kemdiknas.go.id,

diunduh pada hari Minggu, 23

September 2014, pada pukul 20.34

WIB

1, 31,

dan 54

10, 28,

dan 42

10

Prayitno dan Erman Amti, Dasar-

Dasar Bimbingan dan Konseling,

(Jakarta: Rineka Cipta, 2004), h. 99

dan 114

2 dan 15 10 dan 16

11

Syamsu Yusuf dan A. Juntika

Nurihsan, Landasan Bimbingan

dan Konseling, (Bandung: Remaja

Rosadakarya, 2006), h. 6, 7 dan 20

3, 5 dan

12 11 dan 14

12

Hallen, Bimbingan dan Konseling,

(Jakarta: Ciputat Press, 2005), h. 5,

11 dan 56-57

4 dan 20 11 dan 20

13

Yusuf Gunawan, Pengantar

Bimbingan dan Konseling : Buku

Panduan Mahasiswa, (Jakarta: PT

Gramedia Pustaka Utama, 1992), h.

116-117, 46-49, 41-42, 53-54 dan

227-228

6, 13, 16,

17 dan

21

11, 15, 17

dan 21

14

Koestoer Partowisastro, Bimbingan

dan Penyuluhan di Sekolah-

Sekolah Jilid II, (Jakarta: Erlangga,

1987), h. 15

7 12

15

Anas Salahudin, Bimbingan dan

Konseling, (Bandung: CV. Pustaka

Setia, 2010), h. 16, dan 95

8 dan 28 12 dan 27

16

Tohirin, Bimbingan dan Konseling

di Sekolah dan Madrasah (Berbasis

Integrasi), (Jakarta: Rajawali Pers,

2009), h. 26, 36, 70 dan 26

9, 14, 18

dan 55

13, 16, 18

dan 44

17

Elfi Mu’awanah dan Rifa Hidayah,

Bimbingan Konseling Islami di

Sekolah Dasar, (Jakarta: Bumi

Aksara, 2009), h. 80-83 dan 142

10 dan

22 14 dan 22

18

Achmad Farid, Konseling Religi:

Jurnal Bimbingan Konseling Islam,

(Vol. 6, No. 2, Desember 2015), h.

397, 390, 392 dan 393

11, 38

dan 39

14, 32 dan

33

19

Bimo Walgito, Bimbingan dan

Konseling (Studi & Karier),

(Yogyakarta: ANDI, 2010), h. 30-

31, 40 dan 37

19, 23

dan 26

19, 22 dan

25

Page 147: EFEKTIVITAS PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36230/2/WIGUNA... · EFEKTIVITAS PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM MENGATASI

20

Sardiman, Interaksi dan Motivasi

Belajar-Mengajar. (Jakarta: Raja

Grafindo Persada, 2012), h. 144

24 23

21

Moh. Surya dan Rochman

Natawidjaja, Pengantar Bimbingan

dan Penyuluhan, (Jakarta:

Universitas Terbuka, Depdikbud,

2004), h. 141

25 24

22 Slameto, Bimbingan di Sekolah,

(Jakarta: Bina Akasara), h. 29 27 26

23

Nana Syaodih Sukmadinata,

Bimbingan dan Konseling dalam

Praktek, (Bandung: Maestro, 2007),

h. 91

29 28

24

Afifudin, Bimbingan dan

Konseling, (Bandung: CV. Pustaka

Setia, 2010), h. 148

30 28

25

Sarlito W. Sarwono, Psikologi

Remaja, (Jakarta: PT RajaGrafindo

Persada, 2012), h. 251, 256-257,

62, 103, 255 dan 62

32, 36,

40, 41,

42 dan

45

29, 31, 33,

34, 35,

dan 37

26

UU No 3 Tahun 1997, Tentang

Pengadilan Anak, (Jakarta:

DPR.RI), h. 2

33 29

27

Singgih D Gunarsa, Psikologi anak

bermasalah, (Jakarta: BPK Gunung

Mulia, 2004), h. 15

34 29

28

Soenarjati, Anang Priyanto dan

Suripno, Kriminologi dan

Kenakalan Remaja, (Jakarta:

Universitas Terbuka, 2007), h. 624

35 31

29

Hasan Basri, Remaja Berkualitas,

Probelamtika Remaja dan

Solusinya, (Yogyakarta: Mitra

Pustaka, 2004), h. 16

37 32

30

Sri Esti W. Djiwandono, Psikologi

Pendidikan, (Jakarta: PT Grasindo,

2004), h. 112

43 36

31

Agoes Dariyo, Psikologi

Perkembangan Remaja, (Bogor:

Ghalia Indonesia, 2004), h. 109

44 36

Page 148: EFEKTIVITAS PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36230/2/WIGUNA... · EFEKTIVITAS PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM MENGATASI

32

Rustam Mahmuddin, Dua Langkah

Mengatasi Kenakalan Remaja,

(http://rustam-

mahmuddin20.blogspot.co.id)

diunduh pada 23 September 2014,

pada pukul 20.50 WIB

46, 47

dan 48

38, 39 dan

40

33

Sudarsono, Kenakalan Remaja:

Prevensi, Rehabilitasi dan

Resosialisasi, (Jakarta: Rineka

Cipta, 2004), h. 7

49 40

34

Pius A Purtanto dan M Dahlan Al

Barry, Kamus Ilmiah Populer

(Surabaya: Arlaka, 1994), h. 128

50 41

35

Aswarni Sujud, Matra Fungsional

Administrasi Pendidikan

(Yogyakarta: Purbasari, 1989), h.

154

51 dan

52 41 dan 42

36

UU No 20 Tahun 2003, Sistem

Pendidikan Nasional, (Jakarta:

DPR.RI), h. 1 dan 3

53 42

37

Moh. Nazir, Metodologi Penelitian

Pendidikan. (Bandung: Ghalia

Indonesia, 2009), h. 63

56 44

38

Renti Yasmar, “Bimbingan dan

Konseling terhadap Siswi

Bermasalah di Madrasah

Mu’allimaat Muhammadiyah

Yogyakarta”, Skripsi pada Fakultas

Tarbiyah UIN Sunan Kalijaga

Yogyakarta, Yogyakarta, 2009

57 45

39

Nurul Ainna, “Efektivitas

Kerjasama antara Guru BK dengan

Guru PAI dalam Mengatasi

Kenakalan Remaja (Studi Kasus

Tiga SMA di Ambarawa)”, Skripsi

pada Fakultas Agama Islam

Universitas Muhammadiyah

Yogyakarta, Yogyakarta, 2013

58 45

40

Suharsimi Arikunto, Prosedur

Penelitian suatu Pendekatan

Praktik, (Jakarta: Rineka Cipta,

2006), h. 71

59 46

BAB III

41 Moh. Nazir, Metodologi Penelitian

Pendidikan. (Bandung: Ghalia

Indonesia, 2009), h. 63, 174 dan 203

1, 5 dan

6

47, 49 dan

50

Page 149: EFEKTIVITAS PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36230/2/WIGUNA... · EFEKTIVITAS PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM MENGATASI

42

Sukardi, Metodologi Penelitian

Pendidikan, (Jakarta: PT Bumi

Aksara.2004) h.53-54

2 48

43

Suharsimi Arikunto, Prosedur

Penelitian suatu Pendekatan

Praktek, Edisi Revisi VI, (Jakarta:

PT. Rineka Cipta, 2006), h.130

3 48

44

Riduwan, Metode dan Teknik

Penyusunan Tesis. (Bandung:

Alfabeta, 2010) h.56

4 48

45

Husein Umar, Metodelogi

Penelitian untuk Skripsi dan Tesis

Bisnis, (Jakarta: Rajawali Pers,

2009), h. 70 dan 58

7 dan 8 50 dan 52

46

Arif Fadilah, “Efektivitas Program

Pendistribusian Dana Zakat di

BAZNAS Kota Bogor”, Skripsi

pada Universitas Djuanda Bogor.

Bogor, 2015, h. 49

9 dan 11 52 dan 53

47

Nur Cahya, “Efektifitas Sosialisasi

Asuransi Syariah PT. PRU Syariah

Bogor (Studi pada Pasar di

Bogor)”, Skripsi pada Universitas

Djuanda Bogor. Bogor, 2014, h. 48,

49 dan 50-51

10, 12,

13 dan

14

52, 53 dan

55

BAB IV

48

Hasbulloh, dkk. Wawasan

Pesantrenan, Buku Panduan Masa

Pengenalan Pondok, (Bogor :

Daarul Uluum Press, 2015), h. 29,

48

1 dan 3 60 dan 62

49

Arsip Kesekretariatan Pondok

Pesantren Modren Daarul Uluum I

Bantarkemang Bogor Tahun Ajaran

2016-2017

2, 4, 5

dan 6

61, 62, 63

dan 65

Page 150: EFEKTIVITAS PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36230/2/WIGUNA... · EFEKTIVITAS PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING DALAM MENGATASI

RIWAYAT HIDUP PENULIS

Wiguna dilahirkan di Kampung Rawakaso Desa Jatisari Rt 009/019

Kecamatan Cileungsi Kabupaten Bogor pada hari Ahad, 14 Robiul Awal

1415 H/21 Agustus 1994 M.

Nama lengkapnya adalah Wiguna Miharja, telah lahir dari pasangan Bapak

Atu Ansyori dan Ibu Yulia, Ia Merupakan anak Pertama dari Empat bersaudara yaitu: Asep

Kurnia, M Triliana Mulyadi dan Luqmanul Hakim. Pendidikan Sekolah Dasar di SDN

Kubang 02 yang tidak jauh dari rumah kediamannya, sejak lulus SD Ia sudah tinggal jauh

dari kedua orang tua dan keluarganya, karena Ia sudah tinggal di Pesantren daerah Kota

Bogor sambil melanjutkan studi nya di MTs Daarul Uluum I Bogor dan MA Daarul Uluum I

Bogor. Setelah Lulus Aliyah Ia Melanjutkan di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Mengambil

Jurusan Pendidikan Agama Islam. Pria yang Pemalu ini dikenal sebagai Mahasiswa yang

Humoris dan sangat akrab dengan teman-temannya. Pria yang akrab disapa Wiguna ini

masih terus menjalankan aktifitasnya sebagai seorang santri di Pondok Pesantren Al-

Ghazaliyah Nagrak-Gunungputri-Bogor.