Efektivitas Penerapan Pendekatan Jelajah

of 21 /21
Judul : EFEKTIVITAS PENERAPAN PENDEKATAN JELAJAH ALAM SEKITAR (JAS) DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF JIGSAW PADA SUB MATERI VERTEBRATA DI SMP NEGERI 1 MAKMUR A. Latar Belakang Kurikulum 2006 atau yang lebih dikenal dengan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) menuntut kreativitas guru dalam menyelenggarakan kegiatan pembelajaran. Kreativitas tersebut diantaranya meliputi kreatif dalam memilih pendekatan dan model pembelajaran yang tepat dan sesuai dengan materi yang disajikan. Kegiatan pembelajaran yang diinginkan oleh kurikulum 2006 adalah pembelajaran yang berpusat pada siswa (Student Centered Learning). Siswa dituntut untuk aktif dan senantiasa ambil bagian dalam aktivitas belajar. Guru dapat berfungsi sebagai fasilitator dan membantu memecahkan masalah yang dihadapi oleh siswa selama belajar. Penggunaan media pembelajaran berupa awetan dan gambar merupakan salah satu alternatif untuk membantu keberhasilan pembelajaran. Sub materi vertebrata merupakan salah satu sub materi dalam pelajaran Sains (biologi) SMP kelas VII semester ganjil. Sub materi ini terintegrasi pada materi pokok

Embed Size (px)

Transcript of Efektivitas Penerapan Pendekatan Jelajah

Judul :

EFEKTIVITAS PENERAPAN PENDEKATAN JELAJAH ALAM SEKITAR (JAS) DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF JIGSAW PADA SUB MATERI VERTEBRATA DI SMP NEGERI 1 MAKMUR

A. Latar Belakang Kurikulum 2006 atau yang lebih dikenal dengan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) menuntut kreativitas guru dalam menyelenggarakan kegiatan pembelajaran. Kreativitas tersebut

diantaranya meliputi kreatif dalam memilih pendekatan dan model pembelajaran yang tepat dan sesuai dengan materi yang disajikan. Kegiatan pembelajaran yang diinginkan oleh kurikulum 2006 adalah pembelajaran yang berpusat pada siswa (Student Centered Learning). Siswa dituntut untuk aktif dan senantiasa ambil bagian dalam aktivitas belajar. Guru dapat berfungsi sebagai fasilitator dan membantu memecahkan masalah yang dihadapi oleh siswa selama belajar. Penggunaan media pembelajaran berupa awetan dan gambar merupakan salah satu alternatif untuk membantu keberhasilan pembelajaran. Sub materi vertebrata merupakan salah satu sub materi dalam pelajaran Sains (biologi) SMP kelas VII semester ganjil. Sub materi ini terintegrasi pada materi pokok Keanekaragaman Hewan. Beberapa contoh hewan yang termasuk kelompok

vertebrata merupakan hewan-hewan yang dapat ditemukan di lingkungan sekitar kita.

2

Berdasarkan data nilai ulangan harian mata pelajaran biologi materi pokok Keanekaragaman Tumbuhan siswa kelas VII diketahui nilai rata-rata kelas adalah 7,4. Kriteria Ketuntasan Minimal untuk mata pelajaran biologi materi Keanekaragaman Hewan adalah 66. Kelas yang digunakan dalam kegiatan penelitian ini dalah kelas VII A dan VII B karena hasil uji homogenitas menunjukkan bahwa kedua kelas ini mempunyai kemampuan akademik yang sama. Keberhasilan pembelajaran sub materi vertebrata adalah siswa mampu mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal untuk sub materi vertebrata yaitu 66. Selain itu, terdapat indikator dalam kompetensi dasar yang perlu dicapai, yaitu siswa dapat mengelompokkan hewanhewan yang bertulang belakang (Pisces, Amphibia, Reptilia, Aves, dan Mammalia). indikator motivasi Untuk mencapai diperlukan siswa. Kriteria cara Ketuntasan dapat dapat Minimal dan

terebut belajar

yang belajar

membangkitkan mempengaruhi

Motivasi

keberhasilan belajar siswa. Motivasi merupakan proses internal yang mengaktifkan, memandu, dan memelihara perilaku sesorang secara terus menerus (Slavin dalam Anni, 2004). Salah satu alternatif strategi pembelajaran yang

diharapkan dapat efektif digunakan yaitu penerapan pendekatan Jelajah Alam Sekitar (JAS) dengan model kooperatif Jigsaw. Melalui penerapan pemahaman pendekatan dan JAS diharapkan siswa akan meningkatkan serta

kecintaan

terhadap

lingkungan

menawarkan pembelajaran yang menarik yang dapat meningkatkan

3

motivasi siswa. Sedangkan dengan model pembelajaran kooperatif Jigsaw, diharapkan dapat meningkatkan keaktifan, pemahaman dan rasa solidaritas siswa. B. Permasalahan Berdasarkan uraian di atas, dapat dirumuskan

permasalahan : apakah pendekatan Jelajah Alam Sekitar (JAS) dengan model pembelajaran kooperatif Jigsaw efektif bila diterapkan pada sub materi vertebrata di SMP Negeri 1 Makmur ? C. Penegasan Istilah Untuk menghindari kesalahan dalam penafsiran judul penelitian, Efektivitas Penerapan Pendekatan Jelajah Alam Sekitar (JAS) dengan Model Pembelajaran Kooperatif Jigsaw pada Sub Materi Vertebrata di SMP Negeri 1 Makmur ini, maka perlu dijelaskan penegasan istilah. Adapun penegasan istilah tersebut adalah sebagai berikut: 1. Efektivitas Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) 1990

dikemukakan efektif berarti ada efeknya (akibatnya, pengaruhnya, kesannya) manjur/mujarab, dapat membawa hasil. Jadi efektivitas adalah adanya kesesuaian antara orang yang melaksanakan tugas dengan sasaran yang dituju. Menurut Mulyasa (2004) efektivitas adalah bagaimana suatu organisasi berhasil mendapatkan dan memanfaatkan sumber daya dalam usaha mewujudkan tujuan. Efektivitas yang dimaksud dalam penelitian ini adalah pengaruh

4

dari

strategi

pembelajaran

yang

diterapkan

sesuai

dengan

indikator kinerja yang meliputi rata-rata nilai post test, ketuntasan belajar, keaktifan siswa, keterampilan proses sains siswa, kinerja guru, tanggapan siswa dan tanggapan guru terhadap kegiatan pembelajaran. 2. Pendekatan Jelajah Alam Sekitar Jelajah alam sekitar dalam hal ini merupakan pendekatan pembelajaran biologi yang memanfaatkan objek langsung melalui kegiatan pengamatan, diskusi dan pelaporan hasil. Hal tersebut dikarenakan pendekatan JAS didasarkan pada tiga ciri pokok yaitu : (1) selalu dikaitkan dengan alam sekitar secara langsung, tidak langsung maupun dengan menggunakan media. (2) Selalu ada kegiatan berupa peramalan, pengamatan, dan penjelasan. (3) Ada laporan untuk dikomunikasikan baik secara lisan, tulisan, gambar, foto, atau audiovisual (Mariyanti, 2006). Pembelajaran JAS dilakukan dengan mendatangkan objek yang diamati di dalam kelas, hal ini dikarenakan lingkungan sekolah yang tidak

memungkinkan untuk melakukan pengamatan langsung objek di lingkungan aslinya. 3. Model Pembelajaran Kooperatif Jigsaw Pembelajaran kooperatif merupakan model pembelajaran dengan mengelompokkan siswa menjadi kelompok-kelompok kecil dengan menitikberatkan pada pengelompokkan siswa yang

5

mempunyai tingkat kemampuan akademik yang berbeda satu dengan yang lainnya (Saptono, 2003). Metode Jigsaw yang dimaksud dalam penelitian ini adalah metode pembelajaran yang membagi siswa ke dalam kelompokkelompok (masing-masing kelompok beranggotakan 5-6 siswa, laki-laki dan perempuan ) yang masing-masing anggota kelompok bertanggung jawab untuk mempelajari bagian materi tertentu dan anggota masing-masing kelompok asal bertemu dalam kelompok ahli untuk membahas bagian materi yang ditugaskan padanya. Setelah pembahasan selesai setiap anggota kelompok ahli kembali ke kelompok semula (asal) dan menjelaskan materi tersebut kepada anggota kelompoknya. 4. Sub Materi Vertebrata Vertebrata merupakan salah satu sub materi dari mata pelajaran Sains (Biologi) kelas VII semester ganjil. Materi ini terintegrasi dalam materi pokok Keanekaragaman Hewan.

Indikator yang harus tercapai pada materi ini adalah siswa dapat mengelompokkan hewan-hewan yang bertulang belakang. Hewanhewan vertebrata yang dipelajari meliputi 5 filum yaitu Pisces, Amphibia, Reptilia, Aves, dan Mammalia. D. Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas penerapan pendekatan Jelajah Alam Sekitar (JAS) dengan model

6

pembelajaran kooperatif Jigsaw pada sub materi vertebrata di SMP Negeri 1 Makmur. E. Manfaat Penelitian Strategi pembelajaran yang digunakan dalam pelaksanaan penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi siswa, guru maupun sekolah dan memberikan suatu alternatif model pembelajaran yang dapat diterapkan bagi perorangan maupun institusi. 1. a. memahami Bagi siswa Siswa akan terlatih untuk aktif berfikir dan adanya perbedaan individu diantara anggota

kelompoknya. b. Meningkatkan rasa tanggung jawab

perseorangan, karena masing-masing siswa diberikan tanggung jawab terhadap penguasaan pada bagian materi pelajaran. c. Meningkatkan keaktifan siswa untuk lebih

berperan aktif dalam kegiatan belajar mengajar. 2. Bagi guru Sebagai alternatif kegiatan pembelajaran biologi yang menarik pada sub materi vertebrata sehingga dapat

dikembangkan untuk materi pelajaran biologi lain yang relevan. 3. Bagi sekolah Hasil penelitian ini dapat memberikan sumbangan yaitu sebagai masukan dalam pembelajaran biologi. F. Tinjauan Pustaka

7

1. Hakikat biologi Hakikat biologi berhubungan dengan cara pandang orang mengenai apa sebenarnya biologi. Cara pandang ini terkait dengan bagaimana orang menanggapi dan menghayati masalahmasalah dalam biologi. Saptono (2003) menjelaskan hakikat biologi yang dapat digunakan guru sebagai pertimbangan untuk mengembangkan pembelajaran biologi. Hakikat biologi yang dimaksudkan antara lain sebagai berikut. a. Biologi sebagai kumpulan pengetahuan.

Biologi adalah bagian dari IPA (Ilmu Pengetahuan Alam) dan mencakup ilmu-ilmu atau pengetahuan yang berhubungan dengan kehidupan di alam semesta ini. Pengetahuan tersebut dapat berupa fakta, konsep, teori, maupun generalisasi yang menjelaskan tentang gejala kehidupan. b. Biologi sebagai suatu proses investigasi.

Pemahaman bahwa biologi dapat juga dikatakan sebagi suatu proses investigasi (penelusuran/penyelidikan) banyak diartikan dengan hal-hal yang selalu berhubungan dengan laboratorium beserta perangkatnya. Proses pengamatan gejala alam,

merumuskan hipotesis, melakukan pengujian, serta membuat generalisasi diperhatikan merupakan oleh guru serangkaian pada saat yang seharusnya aktivitas

melakukan

pembelajaran biologi. 2. Hakikat pembelajaran biologi

8

Pendidikan

biologi

menekankan

pada

pemberian

pengalaman secara langsung. Karena itu siswa perlu dibantu untuk mengembangkan sejumlah keterampilan proses supaya mereka mampu menjelajahi dan memahami alam sekitar.

Keterampilan proses ini meliputi keterampilan mengamati dengan seluruh indera, mengajukan hipotesis, menggunakan alat dan bahan secara benar dengan selalu mempertimbangkan

keselamatan kerja, mengajukan pertanyaan, menggolongkan, menafsirkan data, dan mengkomunikasikan hasil temuan secara beragam, menggali dan memilah informasi faktual yang relevan untuk menguji gagasan-gagasan atau memecahkan masalah sehari-hari (Pusat Kurikulum Balitbang Depdiknas, 2001). Jika biologi hanya diajarkan dengan hafalan, maka siswa yang memiliki pengetahuan awal tentang berbagai fenomena biologi tidak dapat menggunakan pengetahuan mereka selama proses pembelajaran yang dikembangkan oleh guru. Belajar biologi seharusnya dapat mengakomodir kesenangan dan

kepuasan intelektual bagi siswa dalam usahanya membongkar dan memperbaiki berbagai konsep yang mungkin masih keliru.

Pembelajaran biologi akan lebih bermakna jika memungkinkan siswa menjalani perubahan konsepsi (Saptono, 2003). Menurut Ibrahim dkk (2000), unsur-unsur dasar

pembelajaran kooperatif adalah sebagai berikut:

9

a. Siswa

dalam

kelompoknya

haruslah

beranggapan

bahwa

mereka sehidup sepenanggungan bersama. b. Siswa bertanggung jawab atas segala sesuatu di dalam kelompoknya, seperti milik mereka sendiri. c. Siswa haruslah melihat bahwa semua anggota di dalam kelompoknya memiliki tujuan yang sama. d. Siswa haruslah membagi tugas dan tanggung jawab yang sama di antara anggota kelompoknya. e. Siswa akan dikenakan evaluasi atau diberikan

hadiah/penghargaan yang juga akan dikenakan untuk semua anggota kelompok. f. Siswa berbagi kepemimpinan dan mereka membutuhkan

keterampilan untuk belajar bersama selama proses belajarnya. g. Siswa akan diminta mempertanggungjawabkan secara

individual materi yang ditangani dalam kelompok kooperatif Prinsip-prinsip pembelajaran kooperatif yang harus

dilakukan dalam proses belajar mengajar menurut Saptono (2003) yaitu terjadinya saling ketergantungan secara positif (positive interdependence), terbentuknya tanggung jawab personal (individual accountability), terjadinya keseimbangan dan keputusan bersama dalam kelompok (equal participation), dan interaksi menyeluruh (simultaneous interaction). a. Terjadinya saling ketergantungan secara positif (positive

interdependence). Setiap siswa saling bekerja sama dalam

10

kelompoknya dan mereka sadar bahwa antara siswa yang satu dengan yang lain saling membutuhkan. b. Terbentuknya tanggung jawab personal (individual accountability). Setiap siswa dalam kelompok harus memiliki rasa tanggung jawab untuk dapat mempelajari dan menjelaskan bagian materi sebagai sumbang saran dalam kelompok. c. Terjadinya keseimbangan dan keputusan bersama dalam

kelompok (equal participation). Keseimbangan antar personal dalam kelompok merupakan Bukan hal yang utama dalam anggota

pembelajara

kooperatif.

hanya

seorang

kelompok saja yang berperan, semua anggota kelompok dituntut untuk berpartisipasi dalam usahanya memperoleh pengetahuan. d. Interaksi menyeluruh (simultaneous interaction). Pembelajaran

kooperatif menempatkan setiap siswa masing-masing dalam kelompok secara

memperoleh tugas proporsional dan

secara simultan mengerjakan tugas atau menjawab pertanyaan untuk mengevaluasi perolehan pemahaman siswa tersebut terhadap materi yang dibahas. Menurut Ibrahim dkk (2000), model pembelajaran

kooperatif meliputi tiga submodel yaitu Students Teams Achievement Divisions (STAD), Jigsaw dan Investigasi Kelompok (Group Investigation). Nur (2005) membagi model pembelajaran kooperatif menjadi tiga submodel yaitu STAD, Jigsaw dan TGT (Teams Games Tournaments).

11

Model pembelajaran kooperatif Jigsaw dikembangkan oleh Elliot Aronson (dalam Ibrahim dkk, 2005). Jigsaw merupakan pembelajaran kooperatif yang memungkinkan masing-masing siswa membentuk satu kelompok yang mengkhususkan diri pada satu materi pembelajaran (Lie dalam Fauzi, 2005). G. Hipotesis Berdasarkan tinjauan pustaka maka hipotesis penelitian ini adalah sebagai berikut : pendekatan pembelajaran Jelajah Alam Sekitar (JAS) dengan model kooperatif Jigsaw efektif bila diterapkan pada sub materi vertebrata di SMP Negeri 1 Makmur. H. Metode Penelitian Metode adalah cara yang teratur dan terpikir baik-baik untuk mencapai suatu maksud dan tujuan (Poerwodarminto, 1976). Metode penelitian digunakan dengan maksud untuk mencapai kebenaran ilmiah. Dalam kegiatan ilmiah peneliti berpedoman pada metode yang dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya. Dalam penelitian ini akan dibahas hal yang berkaitan dengan metode penelitian. I. Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada semester genap tahun ajaran 2010/2011 di SMP Negeri 1 Makmur. J. Populasi dan Sampel Penelitian Adapun sampelnya adalah semua siswa kelas VII A dan kelas VII B. Cara pengambilan sampel dilakukan dengan teknik purposive random sampling. Dari keenam kelas diambil kelas yang

12

mempunyai

kemampuan

akademik

yang

sama

(melalui

uji

homogenitas). Berdasarkan uji homogenitas dan saran dari guru mata pelajaran terpilih kelas VII A dan VII B. Kelas VII A sebagai kelas yang diberi perlakuan (sub materi JAS vertebrata dan model diajarkan kooperatif dengan Jigsaw),

menggunakan

pendekatan

sedangkan kelas VII B sebagai kelas kontrol (sub materi vertebrata diajarkan dengan metode konvensional). K. Variabel Penelitian 1. Variabel bebas: pendekatan pembelajaran JAS dengan model pembelajaran kooperatif Jigsaw. 2. Variabel bergantung: hasil belajar siswa pada kelas eksperimen dan kelas kontrol. 3. Variabel kendali: guru, sarana dan prasarana pembelajaran. 4. Variabel rambang: kondisi kelompok (jumlah siswa, kemampuan siswa, komposisi jenis kelamin). L. Rancangan Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian pra-eksperimental (Pre Experimental Design) dengan menggunakan rancangan randomized controlgroup only design. Dalam rancangan ini sekelompok subjek yang diambil dari populasi tertentu dikelompokkan secara rambang menjadi dua kelompok yaitu kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.

Kelompok eksperimen dikenai variabel perlakuan tertentu dalam jangka waktu tertentu, lalu kedua kelompok tersebut dikenai

pengukuran yang sama. Perlakuan yang diberikan kepada kelas

13

eksperimen

berupa

penerapan Jigsaw,

pendekatan sedangkan

JAS pada

dengan model kelas kontrol

pembelajaran

kooperatif

digunakan metode konvensional yaitu dengan ceramah dan diskusi sederhana. Pola rancangan tersebut digambarkan sebagai berikut (Rachman dan Muhsin, 2004). M. Data dan Cara Pengumpulan Data 1. Sumber data : Sumber data penelitian ini adalah siswa dan guru 2. Jenis Data : Jenis data yang diperoleh adalah data kuantitatif dan kualitatif a. Hasil tes pemahaman konsep siswa b. Keaktifan siswa dalam pembelajaran baik pada kelas

eksperimen maupun kelas kontrol c. Keterampilan proses sains siswa selama pembelajaran d. Kinerja guru selama proses pembelajaran e. Tanggapan siswa setelah mengikuti proses pembelajaran f. Tanggapan dilakukan 3. Cara Pengambilan Data a. Data hasil tes pemahaman konsep siswa diambil dengan memberikan post test kepada siswa b. Data tentang aktivitas dan keterampilan proses sains siswa serta kinerja guru selama proses pembelajaran diambil dengan menggunakan lembar observasi. guru terhadap kegiatan pembelajaran yang

14

c. Data tentang tanggapan siswa selama proses pembelajaran diambil dengan kuesioner d. Data tentang tanggapan guru terhadap kegiatan pembelajaran yang dilakukan diambil dengan menggunakan lembar

wawancara.

N. Indikator kinerjaPenerapan pendekatan JAS dengan model pembelajaran kooperatif Jigsaw ini dikatakan efektif apabila indikator yang

diharapkan tercapai. Indikatornya adalah sebagai berikut : 1. Ada perbedaan hasil belajar (post test) yang signifikan antara kelas eksperimen dan kelas kontrol. 2. Minimal 75% siswa dari kelas eksperimen memenuhi Kriteria Ketuntasan Minimal untuk sub materi vertebrata yaitu 66. 3. Persentase keaktifan siswa yang menunjang pembelajaran

kategori tinggi pada kelas eksperimen > kelas kontrol. 4. Minimal 40% siswa kelas eksperimen mempunyai keterampilan proses sains kategori tinggi. 5. Guru melaksanakan minimal 80% indikator kinerja sesuai dengan lembar observasi kinerja guru. 6. Minimal 75% siswa senang atau sangat senang dengan

pembelajaran menggunakan pendekatan Jelajah Alam Sekitar model kooperatif Jigsaw.

15

7. Guru

mitra

menyatakan

terkesan

dan

tertarik

dengan

pembelajaran menggunakan pendekatan Jelajah Alam Sekitar model kooperatif Jigsaw. O. Hasil Penelitian Dan Pembahasan Siswa dalam pembelajaran kooperatif dikelompokkan

menjadi kelompok-kelompok kecil dengan menitikberatkan pada pengelompokkan siswa yang mempunyai tingkat kemampuan

akademik yang berbeda satu dengan yang lainnya (Saptono, 2003) sehingga siswa dengan kemampuan akademik yang tinggi, sedang maupun rendah harus bekerja sama untuk memahami materi yang dipelajari. Adanya pembagian materi untuk masing-masing anggota kelompok menyebabkan tidak adanya dominansi dari siswa yang berkemampuan akademik tinggi. Masing-masing siswa mempunyai kesempatan yang sama untuk mengemukakan hasil diskusi kelompok ahli kepada anggota kelompok asal, sehingga pemahaman akan materi yang dipelajari oleh masing-masing siswa dapat lebih merata.

DAFTAR PUSTAKA

Anni, C.T; Rifai, A; Purwanto, E; Purnomo, D. 2004. Psikologi Belajar. Semarang : UPT MKK UNNES Arikunto, S. 1999. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara . 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta . 2003. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.

16

Fauzi, A.N. 2005. Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas II SMA Negeri 14 Semarang pada Konsep Pertumbuhan dan Perkembangan pada Hewan Melalui Pemanfaatan Pembelajaran Kooperatif Jigsaw. Skripsi. Semarang: Biologi UNNES Ibrahim, H.M.,F.Rachmadiarti, M.Nur, Ismono. 2000. Pembelajaran Kooperatif. Pusat Sains dan Matematika Sekolah Pasca Sarjana UNESA Surabaya: University Press Kartiyono, N.E., A. Mariyanti. 2004. Jelajah Alam Sekitar (Makalah Program A2 Pendidikan Biologi FMIPA UNNES) Mariyanti, A. 2006. Bunga Rampai Pendekatan Pembelajaran Jelajah Alam Sekitar. Semarang: Jurusan Biologi FMIPA UNNES Mulyasa, E. 2004. Implementasi Kurikulum 2004 Panduan Pembelajaran KBK. Bandung: PT. Remaja Karya Nur, Mohamad. 2005. Pembelajaran Kooperatif. Surabaya: Pusat Sains dan Matematika Sekolah UNESA Nurhadi dan Senduk, A.G. 2003. Pembelajaran Kontekstual (Contextual Teaching and Learning/CTL) dan Penerapannya dalam KBK. Surabaya: Universitas Negeri Malang Pusat Kurikulum Badan Penelitian dan Pengembangan Depdiknas. 2001. Kurikulum Berbasis Kompetensi Mata Pelajaran Biologi SLTP. Jakarta: Departemen Pendidikan nasional Rachman, M dan Muhsin. 2004. Konsep dan Analisis Statistik. Semarang: Universitas Negeri Semarang Ridlo, S dan Rudiyatmi, E. 2002. Paparan Kuliah Evaluasi Pembelajaran. Paparan Kuliah. Semarang: Tidak dipublikasikan Santosa, K dan Sumadi. 2003. Media dan Alat Peraga dalam Pembelajaran Sains (Makalah Bintek Pembelajaran Sains Sekolah Dasar). Semarang: Universitas Negeri Semarang Saptono, S. 2003. Paparan Kuliah Strategi Belajar Mengajar Biologi. Paparan Kuliah. Semarang: tidak dipublikasikan Soekamto, T. dan U.S. Winataputra. 1995. Teori Belajar dan Model-model Pembelajaran. Jakarta: Depdikbud Dirjendikti bagian Proyek Pendidikan Tenaga Guru Sudjana. 2002. Metoda Statistika. Bandung: Tarsito Sudjiono, A. 2003. Pengantar Statistik Pendidikan. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada Sugandi, A.,Haryanto. 2004. Teori Pembelajaran. Semarang: UPT MKK UNNES