EFEKTIVITAS PENERAPAN MODEL CHILDREN LEARNING IN …
Transcript of EFEKTIVITAS PENERAPAN MODEL CHILDREN LEARNING IN …
EFEKTIVITAS PENERAPAN MODEL CHILDREN LEARNING IN
SCIENCE TERHADAP HASIL BELAJAR IPA MATERI ENERGI
SISWA KELAS III SD NEGERI 200 BULUE KECAMATAN
MARIORIAWA KABUPATEN SOPPENG
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan (S.Pd) pada Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Muhammadiyah Makassar
Oleh
Nurfadilah Islami
105401109116
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
2020
i
ii
SURAT PERNYATAAN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : Nurfadilah Islami
NIM : 105401109116
Jurusan : Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Judul Skripsi : Efektivitas Penerapan Model Children Learning
in Science Terhadap Hasil Belajar IPA Materi Energi
Siswa Kelas III SD Negeri 200 Bulue Kecamatan
Marioriawa Kabupaten Soppeng.
Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang saya ajukan d depan tim penguji
adalah hasil karya saya sendiri, dan bukan hasil ciptaan orang lain atau dibuatkan
oleh siapapun.
Demikian pernyataan ini saya buat dan saya bersedia menerima sanksi
apabila pernyataan ini tidak benar.
Makassar, September 2020
Yang membuat pernyataan
NURFADILAH ISLAMI
NIM. 105401109116
iii
SURAT PERJANJIAN
Saya yang bertanda tangan dibawah ini:
Nama : Nurfadilah Islami
Stambuk : 105401109116
Jurusan : Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Dengan ini menyatakan bahwa:
1. Mulai penyusunan proposal sampai selesainya skripsi ini, saya
menyusunnya sendiri tanpa dibuatkan oleh siapapun.
2. Dalam penyusunan skripsi ini saya akan selalu melakukan konsultasi
dengan pembimbing, yang telah ditetapkan oleh pimpinan fakultas.
3. Saya tidak akan melakukan penjiplakan dalam menyusun skripsi ini.
4. Apabila saya melanggar perjanjian saya seperti yang tertera di atas maka
saya bersedia menerima sanksi sesuai dengan aturan yang berlaku.
Demikian perjanjian ini saya buat dengan penuh kesadaran.
Makassar, September 2020
Yang membuat perjanjian
NURFADILAH ISLAMI
NIM. 105401109116
iv
MOTO DAN PERSEMBAHAN
Do the best, and let Allah do the rest
(Lakukan yang terbaik, dan biarkan Allah yang melakukan sisanya )
- Nurfadilah Islami
Kupersembahkan karya ini kepada :
Kedua orang tua, keluarga, sahabat-sahabatku,dan team dari fadilah laundry
yang dengan tulus dan ikhlas selalu berdo’a dan membantu baik moril maupun
materi demi keberhasilan penulis semoga Allah SWT memberikan Rahmat
dan Keberkahannya kepada kita semua
v
ABSTRAK
Nurfadilah Islami 2020. Efektivitas Penerapan Model Children Learning In
Science Terhadap Hasil Belajar IPA Materi Energi Siswa Kelas III SD Negeri
200 Bulue Kecamatan Marioriawa Kabupaten Soppeng. Skripsi. Program Studi
Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Muhammadiyah Makassar. Dibimbing oleh Ibu Irmawanty dan Ibu
Nasrah.
Penelitian ini bertujuan Untuk mengetahui gambaran penerapan model
pembelajaran Children Learning In Science pada mata pelajaran IPA materi
energi siswa kelas III SD Negeri 200 Bulue Kecamatan Marioriawa Kabupaten
Soppeng, Untuk mengetahui gambaran hasil belajar siswa pada mata pelajaran
IPA materi energi siswa kelas III SD Negeri 200 Bulue Kecamatan Marioriawa
Kabupaten Soppeng setelah menerapkan model pembelajaran Children Learning
In Science, dan Untuk mengetahui keefektifan penerapan model Children
Learning In Sciecnce terhadap hasil belajar IPA materi energi siswa kelas III SD
Negeri 200 Bulue Kecamatan Marioriawa Kabupaten Soppeng. Pendekatan
penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif dengan desain penelitian quasi
experimental dalam bentuk Nonequivalent Control Group Design. Populasi dari
penelitian ini adalah siswa kelas III SD Negeri 200 Bulue. Teknik pengambilan
sampel yang digunakan adalah teknik purposive sample, dengan menjadikan
populasi sebagai sampel yaitu 43 siswa. instrument penelitian yang digunakan
yaitu tes, lembar observasi, dan dokumentasi, sedangkan teknik pengumpulan
data pada penelitian ini menggunakan wawancara, observasi, dokumentasi dan tes
belajar IPA. Analisis data yang digunakan yaitu analisis data deskritif dan analisis
data inferensial.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa aktivitas siswa pada kelas
eksperimen sangat efektif dengan persentase 90%, pada kelas control cukup
efektif dengan persentase 57%. Hasil uji Independent Sample T-Test pada taraf
signifikansi 5% diperoleh nilai signifikan (2-tailed) < α (0,003 < 0,05).
Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulakan efektif
Kata Kunci :Chlildren Learning In Science, Energi
vi
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, puji syukur kepada Allah swt, berkat rahmat, taufik, dan
hidayah-Nya sehingga penulis mampu menyelesaikan penulisan skripsi ini yang
berjudul “Efektifitas Penerapam Model Pembelajaran Children Learning In
science Terhadap Hasil Belajar IPA Materi Energi Kelas III SD Negeri 200
Bulue”. Shalawat serta salam tercurahkan kepada junjungan Nabi Muhammad
saw yang dinantikan syafaatnya di hari kiamat.
Dengan kerendahan hati, peneliti menyadari bahwa skripsi ini masih jauh
dari kata sempurna baik dari redaksi kalimat maupun sistematika penulisannya,
karena segala keterbatasan kemampuan yang dimiliki peneliti. Penyusunan skripsi
ini, peneliti menghadapi hambatan, namun berkat bimbingan dan arahan dari
berbagai pihak skripsi ini dapat terselesaikan. Oleh karena itu, peneliti
mengucapkan terima kasih kepada kedua orang tua tercinta Ibunda Hj.Saniah,
S.Pd , Ayahanda Sirajuddin S.Pd sebagai orang tua yang senantiasa memberikan
motivasi dan doa kepada peneliti. Serta kepada Ibu Irmawanty, S.Si., M.Si sebagai
Pembimbing I dan Ibu Nasrah S.Si., M.Pd sebagai Pembimbing II yang dengan
sabar, tulus, dan ikhlas meluangkan waktu, tenaga dan pikiran serta memberikan
motivasi, arahan dan saran yang berharga dan bermanfaat bagi peneliti sejak awal
penyusunan proposal hingga selesainya skripsi ini.
Selanjutnya ucapan terima kasih ditujukan kepada, Prof. Dr. H. Ambo
Asse, M.Ag. Rektor Universitas Muhammadiyah Makassar yang telah memberi
vii
peluang untuk mengikuti proses perkuliahan pada Program Studi Pendidikan Guru
Sekolah Dasar.
Erwin Akib, S.Pd., M.Pd., Ph.D Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan yang telah memberikan izin sehingga penelitian ini dapat terlaksana,
Aliem Bahri, S.Pd.,M.Pd. Ketua Prodi Pendidikan Guru Sekolah Dasar dan
seluruh staf pegawai dalam lingkungan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
yang penuh perhatian dalam membimbing dan memfasilitasi selama proses
perkuliahan hingga penyusunan skripsi.
Bapak Burhan, S.Pd Kepala Sekolah SD Negeri 200 Bulue ,Ibu Hj.
Saniah, S.Pd dan Guperiah., S.Pd.I wali kelas III, yang telah memberikan izin dan
bantuan kepada peneliti untuk melaksanakan penelitian, Teristimewa Saudara,
teman-teman kelas C PGSD 2016, yang senantiasa menemani dan menyemangati
dalam penyusunan skripsi ini. Peneliti menyampaikan kepada semua pihak yang
tak sempat disebutkan namanya atas bantuan dan bimbingannya, semoga Tuhan
Yang Maha Esa senantiasa memberikan ganjaran pahala yang setimpal. Harapan
peneliti semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembacanya, khususnya bagi
pendidikan.
Makassar, September 2020
Penulis
viii
DAFTAR ISI
SAMPUL
LEMBAR PENGESAHAN ............................................................................. i
PERSETUJUAN PEMBIMBING .................................................................. ii
SURAT PERNYATAAN ................................................................................ iii
SURAT PERJANJIAN .................................................................................... iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN .................................................................. vi
ABSTRAK ....................................................................................................... v
KATA PENGANTAR ...................................................................................... vi
DAFTAR ISI ..................................................................................................... viii
DAFTAR TABEL ........................................................................................... x
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................ xii
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... xiii
BAB I PENDAHULUAN .......................................................................... 1
A. Latar Belakang ....................................................................... 1
B. Rumusan Masalah .................................................................. 7
C. Tujuan Penelitian ................................................................... 8
D. Manfaat Penelitian ................................................................. 8
BAB II KAJIAN PUSTAKA ..................................................................... 12
A. Kajian Pustaka ............................................................................................ 12
1. Kajian Teori ........................................................................................... 12
a. Pengertian Efektivitas .................................................................... 12
b. Hasil Belajar ................................................................................. . 13
ix
c. Hakikat IPA ................................................................................ . 14
d. Materi energy ................................................................................. 16
e. Sifat – sifat Energi ......................................................................... 18
f. Model Pembelajaran Children Learning in Science ......................... 19
2. Penelitian Yang Relevan .................................................................... 23
B. Kerangka Pikir ............................................................................................ 30
C. Hipotesis Penelitian .................................................................................... 32
BAB III METODE PENELITIAN ............................................................. 33
A. Jenis dan Desain Penelitian ...................................................................... 33
1. Jenis Penelitian ....................................................................................... 33
2. Desain Penelitian .................................................................................... 33
B. Populasi dan Sampel Penelitian ................................................................ 35
1. Populasi .................................................................................................. 35
2. Sampel .................................................................................................... 35
C. Definisi Operasional Variabel Penelitian .................................................. 36
D. Instrumen Penelitian ................................................................................. 37
E. Teknik Pengumpulan Data ....................................................................... 38
F. Uji Validitas Instrumen............................................................................. 40
G. Teknik Analisis Data ................................................................................ 41
1. Analisis statistik deskriptif ..................................................................... 41
2. Analisis data Statistik Inferensial .......................................................... 43
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................
x
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
Tabel 3.1 Keterlaksanaan Proses Pembelajaran .......................................... 38
Tabel 3.2. Pedoman Pengkategorian Hasil belajar IPA materi energi siswa kelas
III SD Negeri 200 Bulue .......................................... 42
Tabel 3.3 Kriteria Ketuntasan Minimal .......................................... 42
Tabel 3.4 Kategori Aspek Aktifitas siswa .......................................... 43
Tabel 4.1 Hasil Preetest dan Posttest Kelas Eskperimen ..................................... 48
Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi dan Persentase Kategori Hasil Pretest Kelas
Eksperimen .......................................... 50
Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi dan Persentase Kategori Hasil Posttest Kelas
Eksperimen .......................................... 51
Tabel 4.4 Hasil Pretest dan Posttest Kelas Kontrol .......................................... 51
Tabel 4.5 Distribusi Frekuensi dan Persentase Kategori Hasil Pretest Kelas
Kontrol .......................................... 53
Tabel 4.6 Distribusi Frekuensi dan Persentase Kategori Hasil Posttest Kelas
Kontrol .......................................... 54
Tabel 4.7 Nilai Hasil Observasi Keterlaksanaan Proses Pembelajaran Kelas III
dengan Menerapkan Model Pembelajaran CLIS .......................................... 56
Tabel 4.8 Uji Normalitas Data Pretest dan Posttest Kelas Eksperimen dan Kelas
Kontrol .......................................... 57
Tabel 4.9 Hasil Uji Homogenitas Pretest Kelas Eksperimen dan
Kelas Kontrol .......................................... 58
xi
Tabel 4.10 Hasil Uji Homogenitas Posttest Kelas Eksperimen dan
Kelas Kontrol .......................................... 59
Tabel 4.11 Independent Sampel T-Test Pretest Kelas Eksperimen dan Kelas
Kontrol .......................................... 60
Tabel 4.12 Independent Sampel T-Test Posttest Kelas Eksperimen dan Kelas
Kontrol .......................................... 61
xii
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
Gambar 2.1 Kerangka Berpikir .......................................... 31
Gambar 4.1 Histogram perbandingan rata-rata nilai pretest dan posttest kelas
eksperimen dan kelas control .......................................... 55
xiii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 RPP
Lampiran 2 lembar observasi respon siswa dalam pembelajaran
Lampiran 3 hasil pretest posttest kelas eksperimen
Lampiran 4 hasl pretest dan posttest kelas kontrol
Lampiran 5 nilai hasil pretest dan posttest kelas eksperimen
Lampiran 6 nilai hasil pretest dan posttest kelas kontrol
Lampiran 7 daftar hadir kelas eksperimen
Lampiran 8 daftar hadir kelas kontrol
Lampiran 9 hasil analisis data deskriptif kelas eksperimen
Lampiran 10 hasil analisis data deskriptif kelas kontrol
Lampiran 11 uji normalitas
Lampiran 12 uji homogenitas
Lampiran 13 uji hipotesis
Lampiran 14 t tabel
Lampiran 15 hasil uji validitas dan reabilitas
Lampiran 16 soal uji coba posttest
Lampiran 17 soal uji coba pretest
Lampiran 18 kunci jawaban soal uji coba
Lampiran 19 surat izin dari dinas penanaman modal
Lampiran 20 surat izin dari pemerintah kabupaten soppeng
Lampiran 21 kontrol pelasksanaan penelitian
Lampiran 22 surat keterangan telah melaksanakan penelitian
Lampiran 23 dokumentasi
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam dunia pendidikan belajar tidak hanya dilakukan di sekolah saja,
melainkan juga di tiga pusat yang biasa disebut dengan Tri Pusat Pendidikan. Tri
Pusat Pendidikan terdiri atas pendidikan dari dalam keluarga (informal),
pendidikan di sekolah (formal), dan pendidikan dalam masyarakat (non formal).
Manusia dapat meningkatkan mutunya melalui pendidikan dalam bentuk
meningkatnya kompetensi kognitif, psikomotor, dan afektif. Di sinilah seseorang
memperoleh pengajaran baik secara langsung maupun tidak langsung, baik formal
maupun tidak formal. Pendidikan dapat mencangkup seluruh proses hidup dan
segenap bentuk interaksi manusia dengan lingkungannya dalam rangka
mengembangkan potensi yang ada dalam dirinya. Setiap manusia memiliki hak
yang sama untuk mendapatkan pendidikan, karena pendidikan merupakan bidang
yang sangat penting dalam kehidupan manusia.
Negara Indonesia mengatur secara khusus perihal pendidikan dalam
Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional Nomor 20 tahun 2003. Dalam
undang-undang tersebut tercantum konsep pendidikan yang harus dan hendak
dituju oleh pemerintah dan warga negara Indonesia. Oleh karena itu, makna
pendidikan yang tertuang dalam undang-undang tersebut adalah usaha sadar untuk
mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar siswa secara aktif
mengembangkan potensinya untuk memiliki kekuatan keagamaan, pengendalian
2
diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, dan keterampilan yang diperlukan
dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara.
Tujuan Pendidikan Nasional, sebagaimana terdapat dalam Undang-
Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Bab II pasal 3
menyebutkan bahwa :
Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan
membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam
rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk
berkembangnya potensi siswa agar menjadi manusia yang beriman
dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berahlak mulia, sehat,
berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang
demokratis serta bertanggung jawab.
Dengan demikian, pendidikan merupakan salah satu sarana utama
peningkatan dan pengembangan sumber daya manusia dalam menjamin
keberlangsungan suatu bangsa. Upaya untuk menciptakan pendidikan yang
bermutu yaitu dengan menciptakan pembelajaran yang kreatif, inspiratif,
menyenangkan dan memotivasi siswa, sehingga siswa dapat berperan aktif dalam
pembelajaran. Untuk itu, tenaga pendidik dalam hal ini guru memiliki tanggung
jawab dalam menciptakan proses pembelajaran yang aktif, kreatif, dan bermakna.
Guru dituntut memiliki kinerja yang mampu memberikan dan merealisasikan
harapan dan keinginan semua pihak terutama masyarakat umum yang telah
mempercayai sekolah dan guru dalam membina anak didik. Dalam meraih mutu
pendidikan yang baik sangat dipengaruhi oleh kinerja guru dalam melaksanakan
tugasnya sehingga kinerja guru menjadi tuntutan penting untuk mencapai
keberhasilan pendidik (Tola 2015:18)
Guru tidak boleh hanya sekedar mentransfer informasi kepada siswa
3
dalam proses pembelajaran, tetapi guru harus mampu melibatkan siswa secara
aktif dalam proses pembelajaran dengan memunculkan pengalaman belajar
mereka secara nyata. Namun, kegiatan pembelajaran yang lazim dilakukan guru
dalam mengajar IPA ialah pemberian materi secara langsung dengan
menggunakan metode ceramah.
Metode ceramah merupakan metode mengajar dimana guru
menyampaikan informasi dan pengetahuan secara lisan kepada
sejumlah peserta didik, di mana pada umumnya peserta didik
mengikuti proses pembelajaran secara pasif. Tidak ada yang salah
dalam penerapan metode ceramah, bahkan pada sebagian materi
pelajaran metode ceramah harus digunakan karena siswa harus
mengetahui informasi langsung dari guru (Mudlofir 2017:106 )
Selain ceramah, biasanya guru mengkombinasikan pembelajaran dengan
metode tanya jawab. Metode tanya jawab bertujuan untuk menarik perhatian
siswa agar lebih terpusat pada proses pembelajaran. Metode tanya jawab
diterapkan untuk mengetahui sejauh mana penguasaan siswa terhadap materi yang
dipelajari. Kedua metode tersebut selanjutnya disebut dengan pembelajaran
konvensional. Pembelajaran yang bersifat konvensional merupakan pembelajaran
yang lebih berpusat pada guru. Metode konvensional memang baik untuk
diterapkan, namun hendaknya guru lebih memvariasikan metode pembelajaran
yang dipadukan dengan media pembelajaran yang bersifat konkret, dengan tujuan
agar pembelajaran lebih bermakna dan dapat meningkatkan keaktifan, serta
kreativitas siswa dalam proses pembelajaran selain itu juga dapat meningkatkan
hasil belajar siswa.
Kenyataannya kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh guru masih
berpusat pada guru dan minimnya keterlibatan siswa dalam proses pembelajaran.
4
Guru yang menerapkan pembelajaran konvensional tanpa diselingi dengan
metode lain mengakibatkan siswa merasa bosan dengan rutinitas kegiatan yang
sama, sehingga hasil belajar siswa menjadi kurang baik. Sehingga ketercapaian
tujuan pembelajaran yang telah dirancang menjadi kurang maksimal. Kegiatan
pembelajaran semacam ini juga terjadi di SD Negeri 200 Bulue Kecamatan
Marioriawa Kabupaten Soppeng.
Berdasarkan hasil wawancara peneliti dengan Ibu Hj.Saniah, S.Pd. guru
kelas III SD Negeri 200 Bulue Kecamatan Marioriawa Kabupaten Soppeng,
diperoleh keterangan bahwa selama ini guru masih menggunakan model
pembelajaran konvensional. Dalam proses pembelajarannya guru menggun0akan
metode ceramah, sedangkan siswa lebih banyak mendengarkan dan
memperhatikan penjelasan guru, sehingga siswa cenderung bosan saat proses
pembelajaran yang berakibat pada hasil belajar menurun. Hal ini menyebabkan
rata-rata nilai ulangan akhir semester siswa masih rendah. Dari 43 siswa kelas III
tahun ajaran 2019/2020, 35% dari mereka memperoleh nilai di atas Kriteria
Ketuntasan Minimal (KKM) pada mata pelajaran IPA, berarti 65% siswa belum
mencapai batas KKM. Nilai KKM mata pelajaran IPA kelas III SD Negeri 200
Bulue Kecamatan Marioriawa Kabupaten Soppeng yaitu 78. Selain itu,
partisipasi aktif siswa selama proses pembelajaran juga rendah. Menurut Ibu
Hj.Saniah, masih ada beberapa siswa yang kurang berkontribusi dalam
pembelajaran, adanya siswa yang cerita sendiri dan bermain-main pada saat
proses pembelajaran berlangsung.
5
Berdasarkan permasalahan tersebut guru harus melakukan inovasi
pembelajaran, salah satunya yaitu dengan penggunaan model pembelajaran yang
menarik dan sesuai untuk diterapkan. Di dalam penelitian ini, peneliti akan
menerapkan model pembelajaran yang tepat dengan karakteristik siswa dan
materi pembelajaran IPA di SD yaitu model pembelajaran Children Learning In
Science (CLIS).
Widiyarti dkk (dalam Ni Md, Deni Novia 2017). Model pembelajaran
Children Learning In Science merupakan model pembelajaran yang berusaha
mengembangkan ide atau gagasan siswa tentang suatu masalah dalam
pembelajaran serta merekonstruksi ide atau gagasan berdasarkan hasil
pengamatan atau percobaan.
Model pembelajaran Children Learning In Science merupakan salah satu
model pembelajaran yang dilandasi oleh pandangan konstruktivis dengan
memperhatikan dan mempertimbangkan pengetahuan awal siswa yang mungkin
diperoleh di luar sekolah. (Astiti,dkk 2017 : 2)
Model pembelajaran Children Learning In Science merupakan
model pembelajaran yang berusaha mengembangkan ide atau
gagasan siswa tentang suatu masalah tertentu dalam pembelajaran
serta merekonstruksi ide atau gagasan berdasarkan hasil
pengamatan dan percobaan. Pada model pembelajaran tersebut
dapat memberikan kesempatan kepada siswa untuk lebih aktif
dalam berkomunikasi atau berinteraksi langsung dengan lingkungan
sekitar, sehingga dapat menambah pengalaman siswa dalam proses
belajar, Alifviani (2010:3)
Sebelumnya, model Children Learning In Sciencetelah diterapkan dalam
pembelajaran pada jenjang sekolah dasar yang dilaksanakan Ni Md. Deny Novia
Damayanti pada tahun 2017 dengan judul Pengaruh Model Pembelajaran
6
Children Learning In Science Terhadap Hasil Belajar Ipa Siswa Kelas V Sd
Gugus VII Kecamatan Seririt, hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian
sebelumnya, yang telah dilakukan oleh Budiarti (2014) mengungkapkan, terdapat
perbedaan yang signifikan hasil belajar IPA antara kelompok siswa yang
mengikuti pembelajaran Children Learning In Science (CLIS) dan kelompok
siswa yang dibelajarkan dengan model pembelajaran konvensional. Hasil tersebut
menjadi bukti empiris terhadap penerapan model Children Learning In Science di
kelas untuk menyelesaikan masalah-masalah pembelajaran.
Kajian empiris di atas, menjadi landasan peneliti untuk menerapkan model
Children Learning In Science dalam mengatasi permasalahan pembelajaran IPA
pada kelas III SD Negeri 200 Bulue Kecamatan Marioriawa Kabupaten Soppeng.
Model Children Learning In Science cocok untuk diterapkan pada pembelajaran
IPA di sekolah dasar kelas III materi energi. Materi ini berkaitan dengan bentuk-
bentuk energi yang sering ditemukan dalam kehidupan sehari-hari. Penerapan
model Children Learning In Science diharapkan mampu menciptakan
pembelajaran yang interaktif dan aktif karena memberikan kesempatan langsung
pada siswa untuk terlibat aktif dalam proses pembelajaran, membangkitkan rasa
ingin tahu terhadap konsep yang belum dipahaminya, dan melatih siswa
melakukan observasi melalui percobaan dan pengamatan yang dilakukannya,
selain itu proses pembelajaran yang terlaksana menjadi lebih bermakna.
Pembelajaran IPA yang baik hendaknya dapat mengaitkan IPA dengan
kehidupan sehari-hari siswa disertai dengan observasi melalui pengamatan dan
percobaan agar pengalaman belajar siswa menjadi lebih bermakna. Model
7
Children Learning In Science merupakan model pembelajaran inovatif yang dapat
dijadikan sebagai alternatif model untuk pembelajaran IPA. Masih jarang
ditemukan penerapan model Children Learning In Science dalam pembelajaran
khususnya pada materi energi di kelas III sekolah dasar, sehingga peneliti akan
melakukan penelitian untuk mengetahui Efektivitas Penerapan Model Children
Learning In Science Terhadap Hasil Belajar IPA Materi Energi Siswa Kelas
III SD Negeri 200 Bulue Kecamatan Marioriawa Kabupaten Soppeng.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka masalah dalam penelitian ini
adalah Apakah penerapan model Children Learning In Science efektif terhadap
hasil belajar IPA materi energi siswa kelas III SD Negeri 200 Bulue Kecamatan
Marioriawa Kabupaten Soppeng ?
C. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini ialah untuk mengetahui penerapan model
Children Learning In Sciecnce terhadap hasil belajar IPA materi energi siswa
kelas III SD Negeri 200 Bulue Kecamatan Marioriawa Kabupaten Soppeng.
D. Manfaat Penelitian
Manfaat yang diperoleh dari penelitian ini dapat dijabarkan menjadi
manfaat teoritis dan praktis. Manfaat teoritis yaitu manfaat dalam bentuk teori
yang diperoleh dari penelitian, sedangkan manfaat praktis adalah manfaat yang
dapat diperoleh secara praktis dari penelitian, yaitu manfaat penerapan model
Children Learning In Science di dalam pembelajaran IPA. Penelitian ini
8
diharapkan dapat memberikan manfaat bagi peneliti, siswa, guru, dan sekolah
tempat penelitian dilaksanakan.
1. Manfaat Teoritis
Penelitian ini diharapkan memberikan manfaat teoritis, diantaranya:
a. Masukan bagi sekolah dalam mengatasi permasalahan pembelajaran yang
terjadi.
b. Dapat memberikan informasi mengenai model pembelajaran inovatif
Children Learning In Science yang dapat digunakan guru dalam
merancang dan melaksanakan pembelajaran IPA materi energi.
2. Manfaat Praktis
Penelitian ini diharapkan memberikan manfaat bagi banyak pihak yaitu
guru, siswa, sekolah, peneliti dan pembaca.
a. Bagi Guru
Penelitian ini juga diharapkan akan memberikan manfaat bagi guru.
Manfaat tersebut antara lain:
1. Mengoptimalkan proses pembelajaran dengan menggunakan model
pembelajaran.
2. Menambah wawasan dan pengalaman tentang model pembelajaran
Children Learning In Science.
3. Memberikan informasi tentang pelaksanaan model Children
Learning In Science untuk pembelajaran IPA di SD.
9
4. Menambah variasi model pembelajaran IPA khususnya, dan mata
pelajaran yang lain pada umumnya, agar lebih menarik dan inovatif.
b. Bagi siswa
Manfaat yang diperoleh siswa dari penelitian ini antara lain:
1. Meningkatkan pemahaman siswa kelas III SD Negeri 200 Bulue
Kecamatan Marioriawa Kabupaten Soppeng dalam mata pelajaran IPA
khususnya pada materi energi.
2. Meningkatkan belajar siswa kelas III SD Negeri 200 Bulue Kecamatan
Marioriawa Kabupaten Soppeng dalam mata pelajaran IPA khususnya
materi energi.
3. Meningkatkan pemahaman siswa dalam mengkaji IPA melalui pengamatan
atau percobaan sederhana.
4. Meningkatkan kemandirian siswa dalam belajar.
c. Bagi Sekolah
Lebih lanjut, penelitian ini juga diharapkan akan memberikan manfaat
bagi sekolah. Manfaat tersebut antara lain:
1. Meningkatkan motivasi sekolah dalam menciptakan sistem
pembelajaran IPA yang kreatif dan inovatif.
2. Memberikan kontribusi pada sekolah dalam rangka perbaikan proses
pembelajaran IPA sehingga dapat meningkatkan prestasi sekolah.
10
3. Menambah inovasi dalam proses pembelajaran sehingga mampu
meningkatkan kualitas sekolah yang pada akhirnya menjadikan citra
sekolah menjadi lebih baik lagi.
d. Bagi Peneliti
Bagi peneliti yaitu meningkatnya daya pikir dan keterampilan dalam
melakukan pembelajaran IPA dengan menggunakan model Children
Learning In Science (CLIS)
e. Bagi Pembaca
Manfaat bagi pembaca yaitu penelitian ini diharapkan dapat dijadikan
sebagai referensi sumber untuk menambah wawasan dan sebagai bahan acuan
untuk pengembangan penelitian selanjutnya
12
12
BAB II
KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR, DAN HIPOTESIS
A. Kajian Pustaka
1. Kajian Teori
Teori teori yang akan dikaji meliputi tentang mata pelajaran IPA tentang
Energi, Model pembelajaran yang akan diterapkan yaitu model pembelajaran
Children Learning In Science.
a. Efektivitas Pembelajaran
Istilah efektivitas berasal dari kata efektif. Dalam kamus umum Bahasa
Indonesia kata efektif mempunyai dua arti, yakni:
1. Efektif diartikan sebagai mempunyai efek, pengaruh, atau akibat.
2. Efektif juga diartikan memberikan hasil yang memuaskan.
Memberikan suatu definisi tentang efektivitas bukan suatu hal yang
mudah. Istilah efektivitas biasanya digunakan dalam manajemen pendidikan.
Efektivitas individu dapat dipandang dari suatu pencapaian sasaran yang
ditargetkan, secara khusus dalam konteks pembelajaran di sekolah menengah.
Ada beberapa definisi belajar yang disampaikan para ahli. Berikut
dikemukakan beberapa definisi tersebut. Menurut Corey (Baso, 2017: 25)
menjelaskan “ Pembelajaran adalah suatu proses dimana lingkungan seseorang
dikelola secara di sengaja untuk memungkinkan ia turut serta dalam tingkah laku
tertentu, sehingga dalam kondisi-kondisi khusus akan menghasilkan respon
terhadap situasi tertentu juga”.
13
Dari definisi diatas dapat dikatakan bahwa pembelajaran pada dasarnya
merupakan kegiatan yang dilakukan oleh guru secara sistematis untuk
menciptakan suatu lingkungan yang memungkinkan murid untuk belajar. Dalam
proses pelaksanaan kegiatan tersebut, terdapat kegiatan memilih, menetapkan dan
mengembangkan metode untuk mencapai hasil pembelajaran yang diinginkan.
Dalam memilih, menetapkan dan mengembangkan metode pembelajaran yang
akan digunakan harus memperhatikan materi yang akan dipelajari dan kondisi
realitas murid yang akan belajar.
Berdasarkan uraian diatas, maka pengertian efektivitas pembelajaran yang
dimaksud dalam penelitian ini adalah tingkat penguasaan murid terhadap materi
pelajaran setelah proses pembelajaran berlangsung. Secara operasional efektivitas
yang dimaksud akan tergambar dari hasil belajar IPA murid.
Efektivitas pembelajaran merupakan tolak ukur keberhasilan guru
mengelola kelas, efektivitas yang dimaksud akan tergambar melalui hasil belajar
murid.
b. Hasil Belajar
Hasil belajar yaitu perubahan-perubahan yang terjadi pada diri siswa, baik
yang menyangkut aspek kognitif,afektif, dan psikomotor sebagai hasil belajar
dari kegiatan belajar, Susanto (2019:5)
K.Brahim (dalam Susanto, 2019:5) yang menyatakan bahwa hasil belajar
dapat diartikan sebagai tingkat keberhasilan siswa dalam mempelajari mata
pelajaran di sekolah yang dinyatakan dalam skor yang dapat diperoleh dari tes
mengenal sejumlah materi pelajaran tertentu.
14
Untuk mengetahui apakah hasil belajar yang dicapai telah sesuai dengan
tujuan yang dikehendaki dapat diketahui melalui evaluasi, sebagaimana yang
dikemukakan oleh Sunal dalam Susanto (2019:5) bahwa evaluasi merupakan
proses penggunaan informasi untuk membuat pertimbangan seberapa efektif suatu
program telah memenuhi kebutuhan siswa. Selain itu, dengan dilakukannya
evaluasi atau penilaian ini dapat dijadikan feedback atau tindak lanjut, atau
bahkan cara untuk mengukur tingkat penguasaan siswa. Kemajuan prestasi
belajar siswa tidak saja diukur dari tingkat penguasaan ilmu pengetahuan, tetapi
juga sikap dan keterampilan. Dengan demikian, penilaian hasil belajar siswa
mencakup segala hal yang dipelajari di sekolah, baik itu menyangkut
pengetahuan, sikap, dan keterampilan yang berkaitan dengan mata pelajaran yang
diberikan siswa.
Wasliman (dalam Susanto, 2019:12) Faktor – faktor yang mempengaruhi
hasil belajar sebagai berikut :
1. Faktor internal, faktor internal merupakan faktor yang bersumber dari
dalam diri peserta didik yang mempengaruhi kemampuan belajarnya.
Faktor internal ini meliputi: kecerdasan, minat dan perhatian , motivasi
belajar,ketekunan sikap, kebiasaan belajar,serta kondisi fisik dan kesehatan
2. Faktor eksternal, faktor yang berasal dari luar diri peserta didik yang
mempengaruhi hasil belajar yaitu keluarga, sekolah, dan masyarakat.
c. Hakikat IPA
IPA adalah usaha manusia dalam memahami alam semesta melalui
pengamatan yang tepat pada sasaran, serta menggunakan prosedur dan dijelaskan
15
dengan penalaran sehingga mendapatkan suatu kesimpulan (Susanto 2019:167).
Dalam hal ini para guru, khususnya yang mengajar IPA SD, diharapkan
mengetahui dan mengerti hakikat pembelajaran IPA guru tidak kesulitan dalam
mendesain dan melaksanakan pembelajaran. Siswa yang melakukan pembelajaran
juga tidak mendapat kesulitan dalam memahami konsep IPA.
Menurut Susanto (2019:181) adapun tujuan pembelajaran IPA disekolah
dasar dalam Badan Nasional Standar Pendidikan (BSNP 2006), dimaksudkan
untuk :
1. Memperoleh keyakinan terhadap Kebesaran Tuhan Yang Maha Esa
berdasarkan keberadaan, keindahan , dan keteraturan alam ciptaan-Nya.
2. Mengembangkan pengetahuan dan pemahaman konsep–konsep IPA yang
bermanfaat dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
3. Mengembangkan rasa ingin tahu, sikap positif dan kesadaran tentang adanya
hubungan saling mempengaruhi antara IPA, Lingkungan, teknologi, dan
masyarakat.
4. Mengembangkan keterampilan proses untuk menyelidiki alam sekitar,
memecahkan masalah, dan membuat keputusan.
5. Meningkatkan kesadaran untuk berperan serta dalam memelihara, menjaga,
dan melestarikan lingkungan alam.
6. Meningkatkan kesadaran untuk menghargai alam dan segala keteraturannya
sebagai salah satu ciptaan Tuhan
7. Memperoleh bekal pengetahuan, konsep ,dan keterampilan IPA sebagai dasar
untuk melanjutkan penyelidikan ke SMP.
16
d. Materi Energi
Materi merupakan apa yang dipelajari oleh siswa berdasarkan tujuan yang
akan dicapai. Materi yang digunakan dalam penelitian ini adalah energi yang
terdapat di kelas III. Pokok bahasan pada materi ini yaitu bentuk energi dan
pengaruhnya dalam kehidupan, serta sifat-sifat energi. Energi merupakan daya
(kekuatan) untuk melakukan (membuat) berbagai kegiatan. Kamus umum Bahasa
Indonesia (2017:321)
Materi IPA tentang Energi, dirangkum dari Buku Siswa Energi dan
Perubahannya tema 6 (Buku Tematik Terpadu Kurikulum 2013) Sinyanyuri
(2018: 1-53). Adapun materi tersebut adalah sebagai berikut.
1. Sumber Energi
Semua benda yang menghasilkan energi disebut sumber energi. Tuhan
menciptakan bermacam-macam sumber energi. Air dan udara adalah sumber
energi. Tumbuhan dan hewan adalah sumber makanan. Makanan
menghasilkan energi bagi tubuh. Jadi, tumbuhan dan hewan juga sumber
energi. Sumber energi lainnya yang ada di bumi adalah matahari. Matahari
menghasilkan energi cahaya dan panas. Cahaya dan panas matahari
merupakan sumber kehidupan di bumi. Matahari adalah sumber energi
terbesar di bumi.Tanpa matahari, tumbuhan tidak dapat melakukan
fotosintesis. Dari proses fotosintesis dihasilkan makanan dan oksigen.
Makanan dan oksigen sangat penting bagi kelangsungan hidup manusia dan
makhluk hidup lainnya.
17
Selain membantu proses fotosintesis, sinar matahari juga merupakan
sumber energi listrik. Melalui Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS),
energi cahaya matahari diubah menjadi energi listrik.
2. Energi panas
Panas disebut juga kalor merupakan salah satu bentuk energi.
Energi yang dihasilkan oleh benda-benda panas disebut energi panas. Jadi,
energi panas berasal dari benda yang memiliki suhu tinggi. Contoh alat
yang menghasilkan energi panas yaitu setrika listrik, api, dan matahari.
Panas yang dihasilkan dapat dimanfaatkan untuk berbagai keperluan.
Misalnya, panas matahari digunakan untuk mengeringkan pakaian, panas
setrika digunakan untuk melicinkan pakaian, dan panas dari api kompor
dapat digunakan untuk memasak.
3. Energi Cahaya
Energi cahaya adalah energi yang dipancarkan oleh sumber
cahaya. Energi cahaya yang paling besar berasal dari matahari. Energi
cahaya bias juga didapat dari api dan lampu. Salah satu manfaat dari
energi cahaya matahari yaitu untuk menerangi bumi pada siang hari.
4. Energi Gerak
Energi gerak dibutuhkan saat kita melakukan aktivitas. Energi
gerak tubuh berasal dari energi kimia pada makanan. Tubuh yang selalu
digerakkan dengan teratur akan terjaga kesehatannya.
Senam irama merupakan contoh gerakan tubuh yang menyehatkan.
Pada pelajaran lalu, kalian sudah melakukan kombinasi gerak berjalan,
18
menekuk, dan mengayun. Kali ini kalian akan melakukan kombinasi gerak
berjalan, meliuk, dan mengayun.
5. Energi Bunyi
Bunyi dihasilkan dari benda yang bergetar. Energi bunyi adalah
energi yang ditimbulkan oleh benda yang menghasilkan bunyi. Energi
bunyi dapat diketahui melalui telinga kita. Sebagai contoh, gendang yang
dipukul akan menggetarkan kulit gendang. Getaran inilah yang
menimbulkan bunyi. Semakin kuat getarannya, semakin besar pula energi
bunyi yang dihasilkan oleh pita suara.
e. Sifat-Sifat Energi
Tidak ada yang dapat hidup, bergerak, dan bekerja tanpa energi. Energi
sering digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Misalnya, energi panas
digunakan oleh petani untuk mengeringkan hasil panennya, energi cahaya
digunakan untuk menerangi ruangan. Energi adalah kemampuan untuk
melakukan usaha. Jadi, segala sesuatu dapat melakukan kegiatan atau usaha jika
mempunyai energi. Sifat- sifat energi ada 3, yaitu energi ada tetapi tidak dapat
dilihat, energi dapat dirasakan, dan energi dapat diubah bentuknya.
1. Energi ada tetapi tidak dapat dilihat
Energi ada dalam kehidupan kita, tapi kita tidak dapat melihat wujud
energi. contohnya saat kita menjemur pakaian basah di bawah terik matahari.
Pakaian yang awalnya basah dapat berubah kering karena adanya energi
panas. Contoh lain baling-baling kincir angin dapat berputar karena adanya
energi angin. Kedua kegiatan tersebut membuktikan adanya energi. Kita
19
mengetahui bentuk energinya namun wujud energinya seperti apa kita tidak
dapat melihatnya
2. Energi dapat dirasakan
Kita dapat merasakan pengaruh energi, namun kita tidak dapat melihat
wujud energinya, seperti halnya kita dapat melihat wujud batu, buku, ataupun
meja. Kita dapat merasakan adanya panas matahari namun kita tidak dapat
melihat wujud panas itu seperti apa. Pembuktian dari sifat yang kedua yaitu
saat kita menggosokan dua buah batu. Saat kita menempelkan tangan pada
batu yang telah digosok-gosok, maka tangan akan terasa hangat, hal ini
menunjukan adanya energi panas. Kita dapat merasakan rasa hangat namun
kita tidak dapat melihat wujud rasa hangat itu seperti apa.
3. Energi dapat berubah bentuk
Energi tidak dapat dihilangkan namun kita dapat merubah bentuknya, hal
ini juga dapat kita buktikan saat kita menggosokan dua buah batu. Kegiatan
tersebut menunjukkan adanya perubahan energi dari energi gerak (saat
menggosok batu) menjadi energi panas (rasa panas pada permukaan batu).
contoh lainnya pada saat kita memukul bedug, peristiwa tersebut
menunjukkan adanya perubahan bentuk energi gerak menjadi bunyi.
f. Model Pembelajaran Children Learning in Science
Adapun Soekanto (dalam Shoimin, 2014:23) mengemukakan bahwa
model pembelajaran sebagai berikut :
Model pembelajaran adalah kerangka konseptual yang
melukiskan prosedur yang sistematis dalam mengorganisasikan
pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar tertentu, dan
berfungsi sebagai pedoman bagi para perancang pembelajaran dan
20
para pengajar dalam merencanakan aktivitas belajar mengajar. Hal
itu berarti model pembelajaran memberikan kerangka dan arah bagi
guru untuk mengajar.
Weil (dalam Nafiah, 2018:17) mengemukakan bahwa Model
pembelajaran adalah suatu rencana atau pola yang dapat digunakan untuk
membangun kurikulum, untuk merancang bahan pembelajaran yang diperlukan,
serta untuk memadu pengajaran didalam kelas atau pada situasi pembelajaran
yang lain.
Arends (dalam Nafiah, 2018:17) model pembelajaran adalah suatu
perencanaan atau suatu pola yang digunakan sebagai pedoman dalam
merencanakan pembelajaran di kelas atau pembelajaran dalam tutorial
Fungsi model pembelajaran adalah sebagai pedoman bagi pengajar dan
para guru dalam melaksanakan pembelajaran. Hal ini menunjukkan bahwa setiap
model yang digunakan dalam pembelajaran menentukan perangkat yang dipakai
dalam pembelajaran tersebut (Shoimin 2014 : 24).
Adapun model pembelajaran Children Learning In Science menurut
(Alifviani 2010:3) yaitu:
Model pembelajaran Children Learning In Science merupakan
model pembelajaran yang berusaha mengembangkan ide atau
gagasan siswa tentang suatu masalah tertentu dalam pembelajaran
serta merekonstruksi ide atau gagasan berdasarkan hasil
pengamatan dan percobaan. Pada model pembelajaran tersebut
dapat memberikan kesempatan kepada siswa untuk lebih aktif
dalam berkomunikasi atau berinteraksi langsung dengan lingkungan
sekitar, sehingga dapat menambah pengalaman siswa dalam proses
belajar.
Menurut Samatowa dalam (Budiarto 2014: 65) Children Learning In
Science merupakan model pembelajaran yang berusaha mengembangkan ide atau
21
gagasan siswa tentang suatu masalah tertentu dalam pembelajaran serta
merekonstruksi ide atau gagasan berdasarkan hasil pengamatan atau percobaan.
Model Children Learning In Science terdiri atas lima tahap, yakni orientasi
atau orientation, pemunculan gagasan atau elicitation of ideas, penyusunan ulang
gagasan atau restructuring of ideas, penerapan gagasan atau application of ideas,
dan pemantapan gagasan atau review change in ideas. Adapun penjelasan dari
kelima tahapan pembelajaran model Children Learning In Science menurut
Nuryani Rustaman dkk (2018:95) adalah sebagai berikut.
1. Tahap orientasi
Merupakan tahapan yang dilakukan guru dengan tujuan untuk
memusatkan perhatian siswa. Orientasi dapat dilakukan dengan cara
menunjukkan berbagai fenomena alam yang terjadi dalam kehidupan
sehari-hari atau guru melakukan demonstrasi berkaitan dengan topik
yang akan dipelajari.
2. Tahap pemunculan gagasan
Tahap ini merupakan upaya yang dilakukan oleh guru untuk
memunculkan konsepsi awal siswa tentang topik yang dibahas dalam
pembelajaran. Cara yang dilakukan bisa dengan meminta siswa untuk
menuliskan apa saja yang telah diketahui tentang topik yang dibahas
atau bisa dengan cara menjawab pertanyaan uraian terbuka.
3. Tahap penyusunan ulang gagasan
Tahap penyusunan ulang gagasan dibedakan atas tiga bagian,
yaitu pengungkapan dan pertukaran gagasan (clarification and
22
exchange), pembukaan pada situasi konflik (eksposure to conflict
situation), dan konstruksi gagasan baru dan evaluasi (construction of
new ideas and evaluation).
Tahap pengungkapan dan pertukaran gagasan (clarification
and exchange) merupakan upaya untuk memperjelas atau
mengungkapkan gagasan awal siswa tentang suatu topik secara
umum, misalnya dengan cara mendiskusikan jawaban siswa pada
langkah kedua dalam kelompok kecil, kemudian salah satu anggota
kelompok melaporkan hasil diskusi ke seluruh kelas. Dalam kegiatan
ini guru tidak membenarkan atau menyalahkan gagasan yang telah
didiskusikan siswa.
Pada tahap pembukaan pada situasi konflik (eksposure to
conflict situation), siswa diberi kesempatan untuk mencari pengertian
ilmiah yang sedang dipelajari di dalam buku teks. Selanjutnya siswa
mencari beberapa perbedaan antara konsep awal mereka dengan
konsep ilmiah yang ada dalam buku teks atau hasil pengamatan
terhadap kegiatan yang dilakukan.
Tahap konstruksi gagasan baru dan evaluasi (construction of
new ideas and evaluation) dilakukan dengan tujuan untuk
mencocokan gagasan yang sesuai dengan fenomena yang dipelajari
guna mengkonstruksi gagasan baru. Siswa diberi kesempatan untuk
melakukan percobaan atau observasi, kemudian mendiskusikannya
dalam kelompok untuk menyusun gagasan baru.
23
4. Tahap penerapan gagasan
Pada tahap ini siswa dibimbing untuk menerapkan gagasan
baru yang dikembangkan melalui percobaan atau observasi ke dalam
situasi baru. Gagasan baru yang sudah direkonstruksi digunakan untuk
menganalisis isu dan memecahkan masalah yang ada di lingkungan.
5. Tahap pemantapan gagasan
Konsepsi yang telah diperoleh siswa perlu diberi umpan balik
oleh guru untuk memperkuat konsep ilmiah tersebut. Dengan
demikian, siswa yang konsepsi awalnya tidak konsisten dengan konsep
ilmiah akan dengan sadar mengubahnya menjadi konsep ilmiah.
2. Penelitian Yang Relevan
Berikut ini adalah beberapa penelitian mengenai model Children
Learning In Science yang telah dilakukan dan dapat dijadikan kajian dalam
penelitian ini adalah :
a. Penelitian eksperimen yang dilakukan Budiarto (2014), dengan judul
penelitian “Keefektifan Penerapan Model CLIS (Children Learning In
Science) terhadap Motivasi dan Hasil Belajar Materi Perubahan Sifat
Benda Kelas V Sekolah Dasar Negeri Debong Tengah 1 Kota Tegal”.
Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas V SD Negeri Debong
Tengah 1dan 3 Kota Tegal tahun ajaran 2013/2014 yang berjumlah 59
siswa. Berdasarkan hasil uji hipotesis data motivasi belajar siswa dengan
perhitungan menggunakan rumus uji hipotesis komparatif dua sampel
independen, menunjukkan bahwa thitung sebesar 3,414 dan ttabel sebesar
24
1,677 (thitung > ttabel), maka Ho ditolak dan Ha diterima. Dengan kata lain,
motivasi belajar IPA siswa dengan penerapan model CLIS lebih baik dari
pada motivasi belajar IPA siswa dengan penerapan model pembelajaran
konvensional. Sementara itu, hasil uji hipotesis untuk hasil belajar siswa
menunjukkan bahwa 2,941 dan ttabel sebesar 1,677 (thitung > ttabel), maka
Ho ditolak dan Ha diterima. Berdasarkan hasil perhitungan tersebut
diketahui bahwa hasil belajar IPA siswa dengan penerapan model
Children Learning In Science lebih baik dari pada hasil belajar IPA siswa
dengan penerapan model pembelajaran konvensional . Jadi dapat
disimpulkan bahwa, penerapan model Children Learning In Science
terbukti efektif terhadap motivasi dan hasil belajar siswa pada
pembelajaran IPA materi perubahan sifat benda.
b. Penelitian yang dilakukan oleh Arisantiani, Putra, Ganing pada tahun
2017 dengan judul Pengaruh Model Children Learning In Science
(CLIS) berbantuan Media Lingkungan terhadap Kompetisi pengetahuan
IPA. Hasil penelitian pada kelas IV SDN 5 Sanur sebagai kelompok
eksperimen yaitu nilai akhir kompetensi pengetahuan IPA yang
dibelajarkan menggunakan model pembelajaran CHILDREN
LEARNING IN SCIENCE berbantuan media lingkungan memiliki rata-
rata 76,02; standar deviasi 7,8995; varian 63,31; nilai minimum 62 dan
nilai maksimum 94. Sedangkan data pada kelas IV SDN 6 Sanur sebagai
kelompok kontrol yaitu nilai akhir kompetensi pengetahuan IPA yang
dibelajarkan menggunakan pembelajaran konvensional memiliki rata-
25
rata 69,43; standar deviasi 10,06; varian 101,20; nilai minimum 50 dan
nilai maksimum 85. Frekuensi nilai akhir kompetensi pengetahuan IPA
siswa kelompok eksperimen.
c. Penelitian yang dilakukan oleh Nurul Hidayah, M. Arifuddin, Andi
Ichsan Mahardika pada tahun 2017 dengan judul Meningkatkan
Keterampilan Proses Sains Pada Pembelajaran Fisika Menggunakan
Metode Percobaan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ketuntasan
klasikal mencapai 62,07% atau 18 siswa yang tuntas dari total 29 siswa
dalam kelas. Sedangkan siswa yang tidak tuntas ada 11 orang atau
37,93%. Tabel 11 menunjukkan bahwa ketuntasan belajar siswa sudah
mencapai 86,21% secara klasikal atau 25 siswa yang tuntas dari 29 siswa
dalam kelas. Sedangkan siswa yang tidak tuntas adalah 13,79% atau 4
orang siswa. Adanya peningkatan hasil belajar ini menunjukkan adanya
kaitan dengan penggunaan metode pembelajaran yang dipakai.
Walaupun secara perlahan, siswa mampu berpikir secara runtut dan
menemukan sesuatu dari kegiatan percobaan. Hasil ini menunjukkan
bahwa metode percobaan dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Hal ini
sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Arum (2012)
menyatakan bahwa serangkaian kegiatan pembelajaran dengan
penerapan metode percobaan dapat membuat siswa aktif dan mampu
memahami konsep fisika dengan baik sehingga hasil belajar siswa tinggi.
d. Penelitian yang dilakukan Ni Md. Deny Novia Damayanti pada tahun
2017 dengan judul Pengaruh Model Pembelajaran CLIS Terhadap Hasil
26
Belajar IPA Siswa Kelas V Sd Gugus VII Kecamatan Seririt, hasil
penelitian ini konsisten dengan penelitian sebelumnya, yang telah
dilakukan oleh Budiarti (2014) mengungkapkan, terdapat perbedaan
yang signifikan hasil belajar IPA antara kelompok siswa yang mengikuti
pembelajaran Children Learning In Science (CLIS) dan kelompok siswa
yang dibelajarkan dengan model pembelajaran konvensional diketahui
bahwa thitung> ttabel (thitung = 29,305 > ttabel = 2,0357) dengan taraf
signifikansi 5%. Dari rata-rata hasil belajar IPA diketahui siswa yang
mengikuti pembelajaran dengan model pembelajaran Children Learning
In Science lebih baik dari siswa yang mengikuti pembelajaran
menggunakan model pembelajaran konvensional (14,50>8,31). Dengan
demikian dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran Children
Learning In Science berpengaruh terhadap hasil belajar IPA siswa kelas
IV Gugus III Kecamatan Busungbiu tahun pelajaran 2013/2014.
Penelitian yang lain juga dilakukan oleh Susanti (2014) mengungkapkan,
terdapat perbedaan yang signifikan hasil belajar IPA antara siswa yang
belajar melalui model pembelajaran Children Learning In Science
(CLIS) berbantuan media grafis dengan siswa yang belajar melalui
model pembelajaran konvensional diketahui bahwa thitung> ttabel
(thitung = 5,4 > ttabel = 2,00) dengan taraf signifikansi 5%. Dari rata-
rata hasil belajar IPA diketahui siswa yang mengikuti pembelajaran
dengan model pembelajaran CLIS berbantuan media grafis lebih baik
27
dari siswa yang mengikuti pembelajaran dengan menggunakan model
pembelajaran konvensional (76,9>56,9).
e. Penelitian yang dilakukan oleh Astiti, Ardana, Wiarta pada tahun 2017
dengan judul Pengaruh Model Pembelajaran Children Learning In
Science Berbasis Budaya Penyelidikan Terhadap Kompetensi
Pengetahuan IPA. Hasil penelitian siswa kelompok eksperimen
memperoleh nilai rata – rata/mean 80,51 dan rata – rata persentase
kompetensi pengetahuan IPA yang diperoleh adalah 80,51%. Rata – rata
persentase kompetensi pengetahuan IPA tersebut kemudian
dikategorikan dengan tabel konversi PAP dan berada pada kategori
tinggi. Sedangkan siswa kelompok kontrol memperoleh nilai rata –
rata/mean 71,03 dan rata – rata persentase kompetensi pengetahuan IPA
yang diperoleh adalah 71,03%. Rata – rata persentase kompetensi
pengetahuan IPA tersebut kemudian dikategorikan dengan tabel konversi
PAP dan berada pada kategori sedang. Setelah dilakukan analisis statistik
deskriptif, dilanjutkan dengan analisis statistik inferensial. Uji prasyarat
dilakukan terlebih dahulu sebelum menuju uji hipotesis. Uji prasyarat
meliputi uji normalitas dan uji homogenitas varians. Uji normalitas ini
dilakukan untuk membuktikan bahwa kedua sampel tersebut
berdistribusi normal. Penelitian yang dilakukan oleh Muzikka
f. Anwar, Agus Wahyuni, Ahmad Hamid, pada tahun 2017 dengan judul
Penerapan Pembelajaran Children Learning In Science Untuk
Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Penerapan model pembelajaran
28
Children Learning in Science pada materi energi di kelas VII-1 MTsN
Model Meulaboh dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Hal ini dapat
dilihat dari ketuntasan belajar siswa, yaitu pada siklus I sebesar 72,22%,
siklus II sebesar 86,11%. Dari siklus I ke siklus II terjadi peningkatan
sebesar 13,89%. Dengan jumlah nilai rata-rata pada siklus I sebesar
71,25, pada siklus II sebesar 78,89.Aktivitas guru dalam pembelajaran
dengan menerapkan model pembelajaran Children Learning in Science
terjadi peningkatan pada tiap siklusnya. Hal ini menunjukkan bahwa
terlaksananya penerapan model pembelajaran Children Learning in Science
dalam pembelajaran yang dapat dilihat dari skor rata-rata yang diperoleh
pada siklus I kegiatan awal 2,66 (baik), pada siklus II 3 (baik). Selanjutnya
pada kegiatan inti siklus I dengan skor rata-rata 2,95 (baik), siklus II 3,18
(baik). Sedangkan skor rata-rata kegiatan akhir pada siklus I dan II 3
(baik).Aktivitas siswa dalam pembelajaran dengan menerapkan model
pembelajaran Children Learning in Science juga terjadi peningkatan pada
tiap siklusnya. Hal ini menunjukkan bahwa terlaksananya penerapan model
pembelajaran Children Learning in Sciece dalam pembelajaran yang dapat
dilihat dari skor rata-rata yang diperoleh pada kegiatan awal pada siklus I
2,83 (baik) dan pada siklus II 3,16 (baik). Selanjutnya, pada kegiatan inti
siklus I dengan skor rata-rata 2,95 (baik) dan siklus II 3,22 (baik).
Sedangkan skor rata-rata kegiatan akhir pada siklus I 3 (baik) dan siklus II
3,37 (baik). Penerapan model pembelajaran Children Learning in Science,
pada materi energi mendapatkan respon yang sangat baik dari siswa yaitu
94,4% siswa setuju dan 5,6% siswa yang tidak setuju dengan penerapan
29
model pembelajaran Children Learning in Science.
g. Budiarti, Gede, dan Wayan (2014), yang berjudul “Pengaruh Model
Pembelajaran Children Learning In Science terhadap Hasil Belajar IPA
Siswa Kelas IV SD di Gugus III Kecamatan Busungbiu”. Jenis penelitian
ini adalah eksperimen semu dengan desain nonequivalent posttest only
control group design. Populasi penelitian adalah kelas IV di Gugus III
Kecamatan Busungbiu yang berjumlah 147 orang. Berdasarkan
perhitungan uji-t diperoleh ttabel sebesar 29,305 sedangkan thitung dengan
db = 33 dan taraf signifikansi 5% adalah 2,0357. Hal ini berarti bahwa
ttabel lebih besar daripada thitung Hasil penelitian menunjukkan bahwa
terdapat perbedaan hasil belajar IPA yang signifikan antara kelompok
siswa yang yang dibelajarkan dengan model pembelajaran Children
Learning In Science dan kelompok siswa yang yang dibelajarkan dengan
model pembelajaran konvensional pada siswa kelas IV di Gugus III.
Dengan demikian, model pembelajaran Children Learning In Science
berpengaruh terhadap hasil belajar IPA siswa kelas IV di gugus III
Kecamatan Busungbiu, Kabupaten Buleleng pada tahun pelajaran
2013/2014
Hal diatas berarti bahwa hasil penelitian menunjukkan adanya perbedaan
prestasi yang signifikan antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol,
tetapi tidak ditemukan adanya perbedaan signifikan dalam sikap mereka. Dapat
dikatakan bahwa kegiatan pembelajaran konstruktivis memungkinkan siswa untuk
menjadi lebih sukses dan mengembangkan persepsi positif. Hal inilah yang
30
menjadikan peneliti melakukan penelitian tentang pembelajaran konstruktivisme
berupa model Children Learning In Science, agar nantinya juga dapat membantu
siswa dalam proses pembelajaran.
Dalam penelitian terdahulu tersebut digunakan oleh peneliti sebagai kajian
yang diharapkan mampu memberikan kontribusi bagi peneliti. Sebagian besar
hasil penelitian di atas membuktikan bahwa model Children Learning In Science
berhasil meningkatkan hasil belajar siswa. Oleh karena itu, dalam penelitian ini
peneliti ingin mengetahui adanya Efektivitas Penerapan Model Children
Learning In Science Terhadap Hasil Belajar IPA Materi Energi Siswa Kelas
III SD Negeri 200 Bulue Kecamatan Marioriawa Kabupaten Soppeng
3. Kerangka Pikir
IPA adalah usaha manusia dalam memahami alam semesta melalui
pengamatan yang tepat pada sasaran, serta menggunakan prosedur dan dijelaskan
dengan penalaran sehingga mendapatkan suatu kesimpulan (Susanto 2019:167).
Pembelajaran IPA yang baik hendaknya dapat mengaitkan IPA dengan kehidupan
sehari-hari siswa disertai dengan observasi melalui pengamatan agar pengalaman
belajar siswa menjadi lebih bermakna. Namun, masih banyak guru dalam
membelajarkan IPA menggunakan pembelajaran konvensional yang diwarnai
dengan ceramah, tanya jawab, dan penugasan.
Pembelajaran konvensional memang lazim diterapkan guru dalam
pembelajaran, namun hendaknya guru lebih memvariasikan metode pembelajaran
yang dipadukan dengan media yang bersifat konkret, dengan tujuan agar
31
pembelajaran lebih bermakna dan dapat meningkatkan partisipasi, keaktifan, serta
kreativitas siswa dalam proses pembelajaran. Proses belajar yang kurang
bermakna mengakibatkan aktivitas belajar siswa menjadi menurun, hal ini juga
berdampak pada rendahnya hasil belajar siswa.
Sehubungan dengan hal tersebut, salah satu dari beberapa model
pembelajaran IPA yang dianggap sesuai untuk meningkatkan mutu pembelajaran
IPA SD adalah model pembelajaran yang didasarkan pada pandangan
konstruktivisme yaitu Model Pembelajaran Children Learning In Science.
Melalui model Children Learning In Science (CLIS) diharapkan menjadi
model pembelajaran yang efektif dalam pembelajaran IPA khususnya materi
Energi. Keefektifan model Children Learning In Science diketahui melalui 2
tahap yaitu pretest dan posttes pada siswa SD Negeri 200 Bulue Kecamatan
Marioriawa Kabupaten Soppeng. Berdasarkan uraian tersebut dapat dijelaskan
dalam bagan kerangka berpikir sebagai berikut :
Gambar 2.1 Kerangaka Berpikir
32
4. Hipotesis
Berdasarkan kajian pustaka dan kerangka pikir yang telah diuraikan,
maka hipotesis dalam penelitian ini adalah Penerapan Model Pembelajaran
Children Learning In Science efektif terhadap hasil belajar siswa SD
Negeri 200 Bulue Kecamatan Marioriawa Kabupaten Soppeng. Untuk
keperluan pengujian dirumuskan hipotesis statistik sebagai berikut:
H0 : 1 2 Vs H1 : 1
2
Ho : Penerapan model pembelajaran Children Learning In Science tidak
efektif terhadap hasil belajar IPA siswa kelas III SD Negeri 200 Bulue
Kecamatan Marioriawa Kabupaten Soppeng.
H1 : Penerapan model pembelajaran Children Learning In Science efektif
terhadap hasil belajar IPA siswa kelas III SD Negeri 200 Bulue
Kecamatan Marioriawa Kabupaten Soppeng.
Keterangan :
H0 = Hipotesis Nihil
H1 = Hipotesis Alternatif
1 = Nilai Posttest kelas eksperimen (yang diberikan perlakuan)
2 = Nilai Posttest kelas control (tanpa diberikan perlakuan)
33
33
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Dan Desain Penelitian
1. Jenis Penelitian
Desain penelitian yang digunakan untuk penelitian ini yaitu quasi
experimental design. Pada desain penelitian ini terdapat kelompok kontrol
tetapi tidak dapat berfungsi sepenuhnya untuk mengontrol variabel-variabel
luar yang mempengaruhi pelaksanaan eksperimen (Sugiyono, 2017: 116).
2. Desain Penelitian
Bentuk desain penelitian dari quasi experimental yang akan digunakan
peneliti adalah Nonequivalent Control Group Design. Desain penelitian ini
digunakan karena kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol tidak
dipilih secara random.
Desain penelitian nonequivalent control group menghendaki adanya
tes awal dan tes akhir. Tes awal dilakukan untuk mengetahui kesetaraan dua
kelas penelitian, sedangkan tes akhir dilakukan untuk mengetahui apakah ada
perbedaan hasil setelah mendapatkan perlakuan yang berbeda. Desain
penelitian nonequivalent control group design dapat digambarkan sebagai
berikut:
O1
O3
O2
O4
34
34
Keterangan:
X : perlakuan yang diberikan
O1 : tes awal kelas eksperimen
O2 : tes akhir kelas eksperimen
O3 : tes awa kelas kontrol
O4 : tes akhir kelas kontrol
(Sugiyono, 2017: 118)
Kelompok eksperimen adalah kelompok yang diberi perlakuan (X),
sedangkan kelompok kontrol tidak. Kelompok O1 (eksperimen) diberi
perlakuan (X) yaitu dengan menggunakan model Children Learning In
Science, sedangkan kelompok O3 (kontrol) tidak diberi perlakuan (X) yaitu
tidak menggunakan model Children Learning In Science. Kedua kelompok
tersebut diberi tes awal untuk mengetahui hasil belajar siswa sebelum adanya
perlakuan. Setelah diketahui hasil tes awal kedua kelas setara (O1 tidak
berbeda jauh dengan O3), maka kelas eksperimen diberi perlakuan dengan
menerapkan model Children Learning In Science dalam pembelajarannya,
sedangkan kelas kontrol tidak. Selanjutnya diadakan tes akhir untuk
mengetahui pengaruh perlakuan yang diberikan. Kelompok kontrol tidak
diberikan perlakuan tetapi tetap diadakan tes akhir. Kemudian hasil tes akhir
kedua kelompok dibandingkan untuk mengetahui dampak perlakuan yang
diberikan kepada kelompok eksperimen.
35
B. Populasi dan Sampel Penelitian
1. Populasi Penelitian
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/subjek
yang mempunya kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh
peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono
2017:117). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas III SD
Negeri 200 Bulue Kecamatan Marioriawa Kabupaten Soppeng tahun ajaran
2020/2021.
Anggota populasi berjumlah 43 siswa yang terdiri dari dua kelas
dengan jumlah siswa 23 di kelas IIIA dan 20 siswa di kelas IIIB. Pada
penelitian ini kelas IIIA digunakan sebagai kelas eksperimen, sedangkan
kelas IIIB sebagai kelas kontrol. Alasan peneliti menggunakan populasi
tersebut karena kedua kelas sudah memenuhi syarat dilakukan penelitian
eksperimen dari berbagai aspek. Diantaranya yaitu, kualifikasi guru yang
relatif sama, sarana dan prasarana sekolah cukup memadai, karakteristik
pembelajaran yang dilakukan guru relatif sama, dan kemampuan awal siswa
yang relatif sama.
2. Sampel Penelitian
Sampel menurut Sugiyono (2017: 118) adalah bagian dari jumlah dan
karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Penarikan sampel yang
dilakukan dengan cara purposive (purposive sample). Siswa yang dijadikan
sampel adalah seluruh siswa kelas III SD Negeri 200 Bulue Kecamatan
Marioriawa Kabupaten Soppeng tahun ajaran 2020/2021
36
C. Definisi Operasional Variabel
Variabel dalam penelitian ini adalah ketuntasan hasil belajar siswa, respon
siswa kelas III SD Negeri 200 Bulue Kecamatan Marioriawa Kabupaten Soppeng
melalui model pembelajaran Children Learning In Science.
Dalam hal ini yang termasuk variabel independen (bebas) yang
mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel
dependen (terikat) ialah model pembelajaran Children Learning In Science.
Sedangkan yang termasuk variabel dependen (terikat) ialah hasil belajar siswa
kelas III SD Negeri 200 Bulue.
1. Model CLIS (Children Learning In Science)
Widiyarti dkk ((dalam Ni Md, Deni Novia 2017). Model pembelajaran
Children Learning In Science merupakan model pembelajaran yang berusaha
mengembangkan ide atau gagasan siswa tentang suatu masalah dalam
pembelajaran serta merekonstruksi ide atau gagasan berdasarkan hasil
pengamatan atau percobaan.
Model Children Learning In Science dalam penelitian ini diterapkan pada
kelas III SD Negeri 200 Bulue Kecamatan marioriawa Kabupaten Soppeng
dengan materi energi. Model Children Learning In Science terdiri atas lima
tahap, yakni orientasi, pemunculan gagasan, penyusunan ulang gagasan,
penerapan gagasan, dan pemantapan gagasan.
2. Hasil Belajar
Hasil belajar adalah perubahan yang terjadi pada diri siswa baik yang
menyangkut aspek kognitif, afektif, maupun psikomotor setelah siswa
37
mengalami aktivitas atau kegiatan belajar. Sedangkan dalam penelitian ini,
peneliti akan menilai hasil belajar siswa setelah mendapatkan pembelajaran
dengan menggunakan model Children Learning In Science. Hasil belajar yang
dimaksud yaitu hasil belajar siswa yang berupa kemampuan kognitif yang
diperoleh dari tes hasil belajar. Tes hasil belajar berupa tes awal dan tes akhir
guna mendapatkan data hasil belajar berupa nilai tes.
3. Respon Siswa
Respon siswa yang dimaksimalkan adalah ukuran kesukaan, minat,
ketertarikan, atau pendapat siswa tentang cara mengajar guru, LKS, bahan ajar,
dan suasana kelas dengan menggunakan model pembelajaran Children Learning
In Science dalam jangka waktu tertentu pada siswa kelas III SD Negeri 200
Bulue Kecamatan Marioriawa Kabupaten Soppeng.
D. Instrumen Penelitian
Menurut Sugiyono (2017:30) Instrumen dalam penelitian kuantitatif dapat
berupa:
a. Tes Hasil Belajar IPA
Tes hasil belajar dengan jenis Pretest dan Posttest. Pretest yang
digunakan sebelum penerapan model pembelajaran Children Learning In
Science, sedangkan posttest digunakan setelah siswa mengikuti
pembelajaran dengan penerapan model pembelajaran Children Learning
In Science.
38
b. Pedoman Wawancara
Sebelum melaksanakan wawancara, peneliti perlu menyiapkan
instrumen wawancara yaitu pedoman wawancara. Dalam penelitian ini,
wawancara yang digunakan peneliti yaitu wawancara tidak terstruktur.
Pedoman wawancara yang digunakan hanya berupa garis-garis besar
permasalahan yang akan ditanyakan.
c. Pedoman Observasi
Instrumen observasi digunakan untuk mengukur keterlaksanaan
penerapan model Children Learning In Science terhadap hasil belajar
siswa.
E. Teknik dan Prosedur Pengumpulan Data
1. Teknik Pengumpulan Data
a. Observasi
Observasi yang dilakukan pada penelitian ini dilakukan terhadap
proses pembelajaran di dalam kelas dengan memperhatikan model
pembelajaran yang digunakan oleh guru. Selain itu calon peneliti juga
melakukan observasi terhadap aktivitas belajar siswa dari awal sampai akhir
pembelajaran.
Tabel 3.1 Keterlaksanaan Proses Pembelajaran
Skor Kategori
< 20% Sangat kurang efektif
21%-40% Kurang efektif
41%-60% Cukup Efektif
61%-80% Efektif
81%-100% Sangat Efektif
Sumber: Arikunto (2013)
39
b. Tes
Tes merupakan instrumen utama sebagai alat pengumpulan data
penelitian untuk kelompok eksperimen dan kelompok kontrol, tes bertujuan
untuk menguji hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA. Tes berisi
pertanyaan-pertanyaan bidang studi IPA berkaitan dengan materi yang akan
dan telah dipelajari saat proses belajar mengajar (perlakuan), Tes tertulis yang
dipakai adalah tes dalam bentuk soal pilihan ganda (multiple choice).
Pemilihan bentuk soal pilihan ganda dilakukan karena mengingat untuk
mengurangi tingkat kesubjektifitas dalam pemberian skor. Penskoran 1 (satu)
untuk jawaban yang benar dan 0 (nol) untuk jawaban yang salah.
c. Dokumentasi
Dokumen-dokumen yang digunakan dalam penelitian yaitu bersumber
dari data sekolah yang memuat daftar jumlah siswa baik laki-laki maupun
perempuan, absensi siswa, serta kriteria ketuntasan hasil belajar pada mata
pelajaran IPA kelas III SDN 200 Bulue Kecamatan Marioriawa Kabupaten
Soppeng.
Teknik dokumentasi ini dimaksudkan untuk memperoleh data dan
informasi terkait dengan aktivitas guru dan keadaan siswa saat proses
pembelajaran yang nantinya menjadi hasil penelitian.
40
2. Prosedur Pengempulan Data
a. Pretest
Kegiatan pretest siswa diberikan tes berupa soal pilihan ganda. Pretest
dilakukan sebelum treatment dengan tujuan mengetahui kemampuan dan
hasil belajar IPA siswa sebelum diberikan perlakuan.
b. Pemberian Treatment
Pemberian treatment berupa kegiatan proses belajar mengajar dengan
menerapkan model pembelajaran Children Learning In Science.
c. Posttest
Kegiatan posttest, siswa diberikan tes berupa soal pilihan ganda yang
tujuan posttest untuk mengetahui hasil belajar IPA setelah siswa diberikan
treatment atau perlakuan.
F. Uji Validitas Instrumen
Instrumen yang valid berarti alat ukur yang digunakan untuk
mengumpulkan data atau informasi itu valid. Uji validitas terhadap instrumen
yang dipergunakan dimaksudkan untuk mengetahui instrumen yang digunakan
dapat mengungkapkan data dari variabel yang diteliti secara tepat.
Suatu alat ukur dikatakan valid jika dapat mengukur apa yang seharusnya
diukur, demikian pula dengan tes penelitian yang mengkaji hasil belajar siswa.
Penentuan valid atau drop item instrumennya dapat dilihat dengan
membandingkan antara dengan dan taraf signifikan a= 5 . Apabila
maka item instrumen valid, tetapi apabila maka item
41
instrumen drop. Uji validitas dapat ditentukan dengan menggunakan statistical
package for social science (SPSS) versi 25.0
G. Teknik Analisis Data
Menganalisis data merupakan suatu langkah yang kritis dalam penelitian.
Analisis data penelitian dilakukan dengan tujuan untuk menyempitkan dan
membatasi penemuan-penemuan hingga menjadi suatu data yang teratur dan lebih
berarti. Analisis data kuantitatif dilakukan menggunakan statistik untuk
menghitung data yang bersifat kuantitatif atau dapat diwujudkan dalam angka
yang didapatkan dari hasil penelitian di lapangan. Adapun teknik analisis data
yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Analisis statistik deskriptif
Analisis data deskriptif bertujuan untuk mendeskripsikan atau
menggambarkan hasil belajar IPA materi energi siswa dari yang sudah
diberikan perlakuan model pembelajaran Children Learning In Science.
Hasil belajar IPA materi energi siswa kelas III SD Negeri 200 Bulue akan
dibandingkan dengan sebelum diberikan perlakuan dengan model children
learning in science. Terdiri dari nilai rata-rata (mean), standar deviasi,
nilai tertinggi, dan nilai terendah.
a) Hasil Belajar IPA materi energi
Berikut kategori skor hasil belajar IPA, dapat dilihat pada
tabel skor sebagai berikut :
42
Tabel 3.2. Pedoman Pengkategorian Hasil belajar IPA materi energi
siswa kelas III SD Negeri 200 Bulue
Tingkat Penguasaan Nilai Keterangan
90% - 100% 90 – 100 Sangat Tinggi
80% - 89% 80 – 89 Tinggi
65% - 79% 65 – 79 Sedang
55% - 64% 55 – 64 Rendah
0% - 54% 0 – 54 Sangat Rendah
Adapun ketuntasan belajar siswa dapat dilihat dari Kriteria
Ketuntasan Minimal yang digunakan untuk mata pelajaran IPA SD
Negeri 200 bulue sebagai berikut :
Tabel 3.3 Kriteria Ketuntasan Minimal
Nilai Kriteria
< 78 Tidak Tuntas
≥78 Tuntas
b) Aktivitas Respon Siswa dalam Proses Pembelajaran IPA
materi Energi
Data hasil pengamatan siswa dilihat dari lembar observasi saat
proses pembelajaran berlangsung dengan melihat rata-rata nilai
43
aktifitas siswa tiap aspek. Adapun aspek aktifitas siswa diambil
dari Ridwan ( Oktiarini & Lutfiati, 2013 )
Tabel 3.4 Kategori Aspek Aktivitas Siswa
Persentase Siswa Aktif (A) Kategori
0% ≤ A < 20% Tidak Aktif
20% ≤ A < 40% Kurang Aktif
40% ≤ A < 60% Cukup Aktif
60% ≤ A < 80% Aktif
80% ≤ A ≤ 100% Sangat Aktif
Aktivitas siswa dikatakan efektif apabila kategori aktivitas
siswa minimal berada pada kategori cukup aktif.
2.Statistik Inferensial
Analisis statistik inferensial merupakan teknik statistik yang
digunakan untuk menganalisis data sampel dan hasilnya diberlakukan untuk
populasi. Analisis inferensial digunakan pada statistik parametrik dan
nonparametrik. Pengujian hipotesis penelitian ini menggunakan uji t.
Sebelum pengujian, hipotesis terlebih dahulu dilakukan pengujian analisis
prasayarat, yakni uji normalitas dimana semua data diolah pada sistem
SPSS (Statistical Package for Social Science) versi 25.0.
44
a. Uji Normalitas
Pada penelitian ini, uji normalitas dilakukan untuk mengetahui
apakah sampel yang diteliti terdistribusi normal atau tidak. Pengujian
normalitas data hasil belajar IPA siswa menggunakan One-Sample
Kolmogorov-Smirnov Test pada sistem SPSS Versi 25.0. Data hasil belajar
siswa akan terdistribusi normal jika signifikansi > 0,05. Sebaliknya,
dikatakan tidak terdistribusi normal jika dignifikansi yang diperoleh <
0,05. Dengan taraf kesalahan (α) yang digunakan yaitu 0,05.
Hipotesis yang diajukan adalah :
H0 : Sampel berasal dari populasi tidak berdistribusi normal
H1 : Sampel berasal dari populasi berdistribusi normal
b. Uji Homogenitas
Pengujian homogenitas dilakukan bertujuan untuk mengetahui
apakah data dari kelas tersebut memenuhi kekonstantaan varians
(homogen), dengan taraf kesalahan (α) yang digunakan yaitu 5% (0,05).
Pengujian ini, dilakukan dengan menggunakan aplikasi SPSS (Statistical
Package for Social Science) versi 25.0. Hipotesis yang akan diuji adalah :
H0 : Variansi kedua populasi tidak homogen
H1 : Variansi kedua populasi homogen
Kriteria pengujian hipotesis yaitu :
1) H1 diterima jika p-value > α
2) H1 ditolak jika p-value < α
45
c. Uji Hipotesis
Pengujian hipotesis pada penelitian ini dilakukan untuk
mengetahui apakah terdapat perbedaan antara pretest dengan posttest.
Pengujian ini dilakukan menggunakan program SPSS versi 25.0 dengan
independent sample t-test, taraf kesalahan (α) yang digunakan yaitu 0,05.
H0 : 1 2 Vs H1 : 1
2
Ho : Penerapan model pembelajaran Children Learning In Science tidak
efektif terhadap hasil belajar IPA siswa kelas III SD Negeri 200 Bulue
Kecamatan Marioriawa Kabupaten Soppeng.
H1 : Penerapan model pembelajaran Children Learning In Science efektif
terhadap hasil belajar IPA siswa kelas III SD Negeri 200 Bulue
Kecamatan Marioriawa Kabupaten Soppeng.
Adapun kemungkinan hasil penelitian yaitu :
a) Jika nilai thitung > nilai ttabel maka hipotesis nol (H0) ditolak dan
hipotesis alternatif (H1) diterima berarti penerapan model Children
Learning In Science efektif terhadap hasil belajar IPA materi Energi.
b) Jika nilai thitung < nilai ttabel maka hipotesis nol (H0) diterima dan
hipotesis alternatif (H1) ditolak berarti penerapan model Children
Learning In Science tidak efektif terhadap hasil belajar IPA materi
Energi.
Kemungkinan hasil penelitian signifikansi SPSS Versi 25.0 yaitu :
a) Jika sig > 0,05 maka H1 ditolak dan H0 diterima
b) Jika sig < 0,05 maka H1 diterima dan H0 ditolak
46
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
Hasil penelitian ini akan mendeskripsikan hasil penelitian yang dilakukan,
yakni untuk mengetahui gambaran penerapan model pembelajaran Children
Learning In Science dan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA kelas III SD
Negeri 200 Bulue Kecamatan Marioriawa Kabupaten Soppeng dan mengetahui
keefektifan model pembelajaran Children Learning In Science terhadap hasil
belajar siswa pada mata pelajaran IPA kelas III SD Negeri 200 Bulue Kecamatan
Marioriawa Kabupaten Soppeng. Hasil penelitian tersebut akan dijelaskan pada
bab ini.
Langkah awal yang dilakukan oleh penulis adalah melakukan uji validitas
isi. Validitas isi merupakan validitas yang menyatakan keterwakilan aspek yang
diukur dalam instrumen. Validitas isi dibuat dengan bantuan menggunakan kisi-
kisi instrumen. Dalam kisi-kisi tersebut terdapat standar kompetensi, kompetensi
dasar, dan indikator sebagai tolak ukur dan nomor butir pertanyaan yang telah
dijabarkan dari indikator.
Penelitian yang dilakukan SD Negeri 200 Bulue Kecamatan Marioriawa
Kabupaten Soppeng berlangsung selama 2 pekan yaitu pada 01 Agustus – 14
Agustus 2020 dengan 4 kali pertemuan di kelas kontrol dan 4 kali di kelas
eksperimen . Pertemuan pertama diadakan pemberian pretest untuk kedua kelas
dalam waktu berbeda. Pada pertemuan kedua dan ketiga pemberian perlakuan
dengan menerapkan model pembelajaran Children Learning In Science,
47
sedangkan pada kelas kontrol tanpa menerapkan model pembelajaran Children
Learning In Science. Pertemuan terakhir pada kedua kelas tersebut diberikan tes
akhir (posttest) untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan hasil belajar siswa
setelah menerapkan model pembelajaran Children Learning In Science pada mata
pelajaran IPA.
1. Hasil Analisis Statistic Deskriptif
a. Hasil Belajar Siswa pada Mata Pelajaran IPA Sebelum dan Setelah
Menerapkan Model Pembelajaran Children Learning In Science
Hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA sebelum dan setelah
menerapkan model pembalajaran Children Learning In Science dapat diketahui
dari pretest yang dilakukan terhadap dua kelas yang bertujuan untuk mengukur
pengetahuan awal siswa dan posttest untuk mengukur sejauh mana peningkatan
hasil belajar siswa setelah menerapkan model pembelajaran Children Learning
In Science.
Nilai statistik deskriptif hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA kelas
III SD Negeri 200 Bulue Kecamatan Marioriawa Kabupaten Soppeng sebelum
dan sesudah pembelajaran pada kelas eksperimen dan kelas kontrol adalah
sebagai berikut:
1) Hasil Pretest dan Posttest Kelas Ekperimen
Kelas ekperimen adalah kelas yang menerapkan model pembelajaran
Children Learning In Science. Pretest dilakukan untuk mengetahui kondisi
48
awal siswa sebelum diberikan perlakuan, sedangkan posttest untuk
mengetahui hasil belajar siswa setelah diberikan perlakuan. Data hasil pretest
dan posttest kelas eksperimen dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 4.1 Hasil Pretest dan Posttest Kelas Eksperimen
Data Statistik Kelas Ekperimen
Pretest Posttest
Jumlah Sampel 23 23
Mean 70,22 86,09
Nilai Tertinggi 85 95
Nilai Terendah 50 70
Median 70 85
Modus 65 95
Range 35 25
Standar Deviasi 11,52 7,8
Sumber : Data Output SPSS Versi 25.0
Berdasarkan tabel 4.1 diatas, hasil pretest dan posttest siswa kelas
eksperimen memperlihatkan bahwa nilai rata-rata yang berbeda dimana nilai
pretest untuk kelas eksperimen yaitu 70,22 sedangkan posttest sebesar 86,09
Nilai tertinggi pada pretest yaitu 85, sedangkan nilai tertinggi pada posttest
yaitu 95. Selisih nilai tertinggi pretest dan posttest adalah 10. Dilihat dari selisih
tersebut, dapat ditarik kesimpulan bahwa ada peningkatan hasil belajar siswa
setelah pemberian perlakuan dilihat dari hasil posttest siswa. Nilai terendah pada
49
pretest yaitu 50, sedangkan untuk posttest yaitu 70. Selisih nilai terendah pretest
dan posttest yaitu 20. Dilihat dari selisih nilai terendah pretest dan posttest
tersebut maka dapat ditarik kesimpulan bahwa ada peningkatan hasil belajar
siswa.
Nilai median pada pretest yaitu 70, sedangkan nilai median pada posttest
yaitu 85. Dilihat dari selisih median pretest dan posttest, nilai median posttest
lebih baik daripada nilai median pretest.
Nilai modus pada pretest yaitu 65, sedangkan nilai modus untuk posttest
yaitu 95. Nilai modus pada saat pretest dan posttest menunjukkan bahwa nilai
yang sering muncul pada data pretest dan posttest adalah 65 dan 95.
Nilai simpangan baku (standard deviasi) pretest yaitu 11,52 , sedangkan
untuk posttest yaitu 7,82. Nilai simpangan baku pretest menunjukkan bahwa
ukuran variasi lebih tinggi daripada simpangan baku postest. Simpangan baku
yang nilai ukuran variasi menjauhi nol berarti makin seragam data yang dimiliki.
Jika dilihat dari selisih standard deviasi yang diperoleh dari pretest dan posttest
yaitu 3,7 hanya sedikit perbedaan keseragaman yang diperoleh setelah diberi
perlakuan. Nilai sebaran yang besar menyebabkan data semakin bervariasi. Nilai
range pada saat pretest yaitu 35 sedangkan posttest 25. Jadi nilai rentang antara
nilai tertinggi dan terendah pada saat pretest dan posttest yaitu 10 dan 20 dengan
selisih 10.
50
Jika skor hasil belajar siswa kelas eksperimen dikelompokkan dalam 5
kategori, maka diperoleh daftar distribusi frekuensi dan persentase kategori hasil
pretes dan posttest pada tabel berikut:
Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi dan Persentase Kategori Hasil Pretest Kelas
Eksperimen
Nilai Angka Kategori Jumlah Persentase (%)
80 ke atas Baik Sekali 7 30
66 – 79 Baik 5 22
56 – 65 Cukup 7 30
46 – 55 Kurang 4 18
45 ke bawah Sangat Kurang 0 0
Jumlah 23 100
Berdasarkan tabel 4.3 diatas, diketahui jumlah siswa yang memperoleh
nilai kategori kurang sebanyak 4 orang dengan persentase 18%, jumlah siswa
yang memperoleh nilai kategori cukup 7 orang dengan persentase 30%, siswa
yang memperoleh nilai kategori baik sebanyak 5 orang dengan persentase 22%
dan siswa yang memperoleh nilai kategori baik sekali sebanyak 7 orang dengan
persentase 30%. Berdasarkan hasil analisis deskripif yang telah dilakukan dapat
disimpulkan bahwa pretest pada kelas eksperimen berada pada kategori baik. Hal
ini dapat dilihat berdasarkan nilai rata-rata (mean) pretest pada kelas eksperimen.
Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi dan Persentase Kategori Hasil Posttest Kelas
Eksperimen
Nilai Angka Kategori Jumlah Persentase (%)
80 ke atas Baik Sekali 19 83
66 – 79 Baik 4 17
56 – 65 Cukup 0 0
46 – 55 Kurang 0 0
45 ke bawah Sangat Kurang 0 0
Jumlah 23 100
51
Berdasarkan tabel 4.4 diatas, diketahui jumlah siswa yang memperoleh
nilai kategori baik sebanyak 4 orang dengan persentase 17 % dan siswa yang
memperoleh nilai kategori baik sekali sebanyak 19 orang dengan persentase 83%.
Berdasarkan hasil analisis deskripif yang telah dilakukan dapat disimpulkan
bahwa posttest pada kelas eksperimen berada pada kategori baik sekali.
2) Hasil Pretest dan Posttest Kelas Kontrol
Kelas kontrol adalah kelas yang tidak menerapkan model pembelajaran
Children Learning In Science dalam proses pembelajaran. Data hasil pretest dan
posttest kelas eksperimen dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 4.4 Hasil Pretest dan Posttest Kelas Kontrol
Data Statistik Kelas Kontrol
Pretest Postest
Jumlah Sampel 20 20
Mean 72,25 77,75
Nilai Tertinggi 90 95
Nilai Terendah 45 60
Median 75 75
Modus 75 75
Range 45 35
Standar Deviasi 12.82 9,38
Sumber : Data Output SPSS Versi 25.0
52
Berdasarkan tabel 4.3 hasil pretest dan posttest siswa kelas kontrol yang
diajar tanpa menerapkan model pembelajaran Children Learning In Science
memperlihatkan bahwa nilai rata-rata untuk pretest yaitu 72 dan untuk posttest 77.
Hal ini menunjukkan ada perbedaan antara nilai rata-rata pada pretest dan
posttest.
Nilai tertinggi pada pretest adalah 90 dan untuk postest yaitu 95 Selisih
nilai tertinggi pretest dan posttest yaitu 5. Dilihat dari selisih tersebut dapat ditarik
kesimpulan bahwa terdapat peningkatan hasil belajar siswa. Nilai terendah pada
pretest adalah 45 dan untuk posttest 60. Dengan selisih nilai pretest dan postest
yaitu 15. Dilihat dari selisih nilai terendah pretest dan posttest tersebut maka dapat
ditarik kesimpulan bahwa ada peningkatan hasil belajar siswa.
Nilai median atau nilai tengah pada pretest dan posttest sama yaitu 75
Nilai modus pada pretest dan posttest sama adalah 75.
Nilai range pada pretest adalah 45 dan untuk posttest 35. Jadi nilai rentang
antara nilai tertinggi dan nilai terendah pada saat pretest dan posttest adalah 45
dan 35 dengan selisih 10.
Nilai simpangan baku (standar deviasi) pada data pretest yaitu 12,82,
sedangkan untuk posttest adalah 9,38 . Jika dilhat dari selisih standar deviasi yang
diperoleh dari pretest dan posttest yaitu 3,44, hanya sedikit perbedaan
keseragaman yang diperoleh setelah melakukan pembelajaran. Nilai selisih
sebesar 3,44 memberikan arti bahwa kecilnya perbandingan standar deviasi
53
pretest dan posttest. Nilai sebaran yang besar menyebabkan data semakin
bervariasi.
Jika skor hasil belajar siswa kelas kontrol dikelompokkan dalam 5
kategori, maka diperoleh daftar distribusi frekuensi dan persentase kategori hasil
pretes dan posttest pada tabel berikut:
Tabel 4.5 Distribusi Frekuensi dan Persentase Kategori Hasil Pretest Kelas Kontrol
Nilai Angka Kategori Jumlah Persentase (%)
80 ke atas Baik Sekali 7 35
66 – 79 Baik 6 30
56 – 65 Cukup 6 30
46 – 55 Kurang 1 5
45 ke bawah Sangat Kurang 0 0
Jumlah 20 100
Berdasarkan tabel 4.6 diatas, diketahui jumlah siswa yang memperoleh
nilai kategori sangat kurang sebanyak 0 orang dengan persentase 0%, jumlah
siswa yang memperoleh nilai kategori kurang sebanyak 1 orang dengan persentase
5%, jumlah siswa yang memperoleh nilai kategori cukup 6 orang dengan
persentase 30%, siswa yang memperoleh nilai kategori baik sebanyak 6 orang
dengan persentase 30 % dan siswa yang memperoleh nilai kategori baik sekali
sebanyak 7 orang dengan persentase 35%. Berdasarkan hasil analisis deskripif
yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa pretest pada kelas kontrol berada
54
pada kategori baik. Hal ini dapat dilihat berdasarkan nilai rata-rata (mean) pretest
pada kelas kontrol.
Tabel 4.6 Distribusi Frekuensi dan Persentase Kategori Hasil Posttest Kelas
Kontrol
Nilai Angka Kategori Jumlah Persentase (%)
80 ke atas Baik Sekali 9 45
66 – 79 Baik 9 45
56 – 65 Cukup 2 10
46 – 55 Kurang 0 0
45 ke bawah Sangat Kurang 0 0
Jumlah 20 100
Berdasarkan tabel 4.7 diatas, diketahui jumlah siswa yang memperoleh
nilai kategori cukup 2 orang dengan persentase 10%, siswa yang memperoleh
nilai kategori baik sebanyak 9 orang dengan persentase 45 % dan siswa yang
memperoleh nilai kategori baik sekali sebanyak 9 orang dengan persentase 45%.
Berdasarkan hasil analisis deskripif yang telah dilakukan dapat disimpulkan
bahwa posttest pada kelas kontrol berada pada kategori baik. Hal ini dapat dilihat
berdasarkan nilai rata-rata (mean) posttest pada kelas kontrol.
Berdasarkan data penelitian hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA
maka perbandingan nilai pretest dan posttest di kelas eksperimen dan kelas
kontrol disajikan dalam histogram berikut ini:
55
Gambar 4.1 Histogram perbandingan rata-rata nilai pretest dan posttest kelas
eksperimen dan kelas kontrol
b. Hasil Observasi Keterlaksanaan Proses Pembelajaran
Proses pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran Children
Learning In Science pada kelas eksperimen dapat dikatakan sangat efektif. Hal
ini terlihat dari semangat siswa dalam mengikuti pembelajaran, keaktifan dan
antusias siswa pada saat guru melakukan pembelajaran dengan menerapkan
model pembelajaran Children Learning In Science, dimana siswa dapat
membuat prediksi, melakukan percobaan, dan dapat menyampaikan hasil
pengamatannya, sehingga proses pembelajaran dapat berlangsung efektif dan
lancar.
Berdasarkan hasil observasi yang telah dilakukan dalam proses
pembelajaran IPA dengan menerapkan model pembelajaran Children Learning
In Science, hasil pelaksanaan tersebut dapat dilihat pada tabel berikut:
0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
100
Kelas Eksperimen Kelas Kontrol
Pretest
Posttest
56
Tabel 4.7 Nilai Hasil Observasi Keterlaksanaan Proses Pembelajaran Kelas
III dengan Menerapkan Model Pembelajaran Children Learning
In Science
Kelas Eksperimen Kelas Kontrol
Skor perolehan/skor
maksimal
19/21 11/21
Persentase 90% 57%
Kualifikasi Sangat
efektif
Cukup efektif
Sumber: Data Hasil Keterlaksanaan proses pembelajaran
Berdasarkan tabel 4.1 diatas dapat disimpulkan bahwa pada pembelajaran
kelas kontrol yang dilaksanakan dapat dikategorikan cukup efektif dengan
persentase tingkat pencapaian 57%, Sedangkan pada pembelajaran kelas
eksperimen yang dilaksanakan dengan persentase tingkat pencapaian 90% dan
berada pada kategori sangat efektif. Persentase pencapaian tersebut diperoleh
dengan membagi skor indikator yang dicapai dengan skor maksimal dikali 100%.
Hal tersebut menunjukkan bahwa. Pelaksanaan pembelajaran dengan menerapkan
model pembelajaran Children Learning In Science pada kelas ekperimen dapat
dikatakan sangat efektif.
2. Hasil Analisis Statistic Inferensial
1) Uji Normalitas
Uji normalitas data dilakukan untuk mengetahui apakah data yang telah
diperoleh berdistribusi normal atau tidak. Data uji normalitas diperoleh dari hasil
pretest dan posttest hasil belajar siswa. Uji normalitas dilakukan dengan
57
menggunakan sistem SPSS versi 25.0, dengan kriteria pengujian bahwa data
berdistribusi normal jika signifikansi yang diperoleh > 0,05. Sebaliknya,
dikatakan bahwa data tidak terdistribusi normal jika signifikansi yang diperoleh <
0,05. Berikut hasil uji normalitas data pretest dan posttest kelas eksperimen dan
kontrol.
Tabel 4.8 Hasil Uji Normalitas Data Pre-test dan Post-test Kelas Eksperimen
dan Kontrol
Kelompok Data Kolmogorov-
Smirnov
Z
Asymp.
Sig. (2-
tailed)
Ket.
Kelas Eksperimen
(n=23)
Pretest 0,153 0,175 Sig > 0,05 (Normal)
Posttest 0,177 0,60 Sig > 0,05 (Normal)
Kelas Kontrol
(n=20)
Pretest 0,140 0,200 Sig > 0,05 (Normal)
Posttest 0,165 0,155 Sig > 0,05 (Normal)
Sumber : Data Output SPSS Versi 25.0
Tabel 4.8 di atas menunjukkan bahwa nilai signifikansi yang diperoleh
pada pretest dan posttest kelas eksperimen yaitu 0,175 dan 0,060 sedangkan pada
pretest dan posttest kelas kontrol adalah 0,200 dan 0,155. Karena p-value > 0,05
maka dapat disimpulkan bahwa semua data dari kedua kelas berdistribusi normal.
58
2) Uji Homogenitas
Uji homogenitas dilakukan untuk mengetahui apakah data dari kelas
sampel homogen. Data yang akan diuji homogenitas varians yaitu variansi kelas
kontrol dan eksperimen. Uji homogenitas dilakukan dengan menggunakan sistem
SPSS versi 25.0, dengan kriteria pengujian bahwa data homogen jika signifikansi
yang diperoleh > 0,05. Sebaliknya, dikatakan bahwa data tidak homogen jika
signifikansi yang diperoleh < 0,05. Berikut data hasil uji homogenitas pretest
kelas eksperimen dan kelas kontrol.
Tabel 4.9 Hasil Uji Homogenitas Pretest Kelas Eksperimen dan Kelas
Kontrol
Levene Statistic df1 df2 Sig. Ket.
0,118 1 41 0,733 Sig > 0,05 (Homogen)
Sumber : Data Output SPSS Versi 25.0
Tabel 4.9 di atas menunjukkan bahwa hasil perhitungan uji homogenitas
pretest variansi kelas eksperimen dan kelas kontrol diperoleh levene statistic
yaitu 0,118. Nilai levene statistik menunjukkan bahwa semakin kecil nilainya
maka semakin besar homogenitasnnya. Sedangkan degree of freedom (df) artinya
derajat kebebasan yang berkaitan dengan ukuran sampel, dimana (df1) = jumlah
variabel-1 (2-1) = 1. Sedangkan untuk (df2) = jumlah sampel- jumlah variabel
(43-2) = 41. Untuk nilai p value sig. sebesar 0,733. Karena nilai signifikansi
tersebut lebih besar dari 0,05 maka data memiliki varians yang sama (homogen).
59
Tabel 4.10 Hasil Uji Homogenitas Posttest Kelas Eksperimen dan Kelas
Kontrol
Levene Statistic df1 df2 Sig. Ket.
0,509 1 41 0,479 Sig > 0,05 (Homogen)
Sumber : Data Output SPSS Versi 25.0
Tabel 4.10 di atas menunjukkan bahwa hasil perhitungan uji homogenitas
posttest variansi kelompok eksperimen dan kelas kontrol diperoleh levene statistik
yaitu 0,509. Nilai levene statistik menunjukkan bahwa semakin kecil nilainya
maka semakin besar homogenitasnnya. Sedangkan degree of freedom (df) artinya
derajat kebebasan yang berkaitan dengan ukuran sampel, dimana (df1) = jumlah
variabel-1 (2-1) = 1. Sedangkan untuk (df2)=jumlah sampel- jumlah variabel (43-
2) = 41. Untuk nilai p value sig. sebesar 0,479. Karena nilai signifikansi tersebut
lebih besar dari 0,05 maka data memiliki varians yang sama (homogen).
a. Uji Hipotesis
1) Independent Sample T-Test Pretest Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
Analisis ini bertujuan untuk melihat perbedaan rata-rata nilai hasil belajar
IPA (pretest) dari dua kelas yang tak berkaitan (independent) sebelum diberikan
perlakuan berupa penerapan model pembelajaran Children Learning In Science.
Data dikatakan memiliki perbedaan yang signifikan apabila nilai probabilitas <
0,05. Berikut disajikan rangkuman hasil analisis uji-t nilai pretest kelas kontrol
dan eksperimen pada Tabel 4.11.
60
Tabel 4.11 Independent Sample T-Test Pretest Kelas Eksperimen dan Kelas
Kontrol
Variabel T Df Sig. (2-
tailed)
Ket.
Pretest Hasil Belajar IPA
Kelas Kontrol dan
Eksperimen*
(*Equal variances assumed)
-547 41 0,587 0,587 < 0,05=
tidak efektif
Sumber : Data Output SPSS Versi 25.0
Berdasarkan tabel di atas, dapat dilihat hasil perhitungan uji-t dan
diperoleh nilai t hitung sebesar -547. Kemudian nilai t hitung dibandingkan
dengan t tabel dimana degree of freedom (df)= n-2 (43-2) = 41 dengan taraf
kesalahan 5% untuk uji dua pihak (2-tailed). Karena nilai signifikansi atau p-value
tersebut jauh lebih besar dari nilai taraf signifikansi α (0,587 < 0,05), maka dapat
dikatakan bahwa penerapan model Children Learning In Science tidak efektif
terhadap hasil pretest kelas eksperimen dan kelas kontrol.
2) Independent Sample T-Test Posttest Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
Independent Sampel T-Test digunakan untuk melihat perbedaan rata-rata
nilai hasil belajar IPA (posttest) dari dua kelas yang tak berkaitan (independent).
Kriteria pengujiannya yaitu jika nilai signifikansi (2-tailed)> (taraf signifikansi
, maka Ho diterima dan H1 ditolak sedangkan jika nilai signifikansi (2-
tailed)< , maka Ho ditolak dan H1 diterima. Berikut disajikan hasil analisis uji-t
antara kelas kontrol dan eksperimen:
61
Tabel 4.12 Independent Sample T-Test Posttest Kelas Eksperimen dan Kelas
Kontrol
Variabel T Df Sig. (2-
tailed)
Ket.
Posttest Hasil Belajar IPA
Kelas Kontrol dan
Eksperimen*
(*Equal variances assumed)
3,176 41 0,003 0,003 < 0,05
(Ho ditolak, Ha
diterima)
Sumber : Data Output SPSS Versi 25.0
Berdasarkan tabel 4.12 di atas, dapat dilihat hasil perhitungan uji-t dan
diperoleh nilai t hitung sebesar 3,176. Kemudian nilai t hitung dibandingkan
dengan t tabel dimana degree of freedom (df)= n-2 (43-2) = 41 dengan taraf
kesalahan 5% untuk uji dua pihak (2-tailed). Untuk nilai signifikansi (dua sisi)
sebesar 0,003. Karena nilai signifikansi atau p-value tersebut jauh lebih kecil dari
nilai taraf signifikansi α (0,003 < 0,05), maka Ho ditolak dan H1 diterima. Dengan
demikian, dapat dikatakan bahwa pelaksanaan pembelajaran dengan menerapkan
model pembelajaran Children Learning In Science pada postest kelas ekperimen
dapat dikatakan sangat efektif
Dengan t tabel pada tabel statistic dengan signifikansi 0,05, dengan nilai
df diperoleh dari 43-2 = 41, sehingga diperoleh t tabel 2.019. t hitung > t tabel
(3,176 > 2.019) maka dapat disimpulkan bahwa Ho ditolak dan H1 diterima yaitu
terdapat terdapat perbedaan signifikan hasil belajar pada siswa kelas III SD
Negeri 200 Bulue setelah diberikan perlakuan serta pelaksanaan pembelajaran
62
dengan menerapkan model pembelajaran Children Learning In Science pada kelas
ekperimen dapat dikatakan sangat efektif.
B. PEMBAHASAN
Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri 200 Bulue pada kelas III dengan
sampel 43 siswa, yang dilakukan menggunakan model pembelajaran Children
Learning In Science pada kelas eksperimen dan tanpa penggunaan model pada
kelas kontrol . Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas Penerapan
Model Children Learning In Science terhadap hasil belajar IPA materi energi
siswa kelas III SD Negeri 200 Bulue Kecamatan Marioriawa Kabupaten Soppeng.
Bentuk desain penelitian dari quasi experimental yang akan digunakan
peneliti adalah Nonequivalent Control Group Design. Desain penelitian ini
digunakan karena kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol tidak dipilih
secara random.
Desain penelitian nonequivalent control group menghendaki adanya tes
awal dan tes akhir. Tes awal dilakukan untuk mengetahui kesetaraan dua kelas
penelitian, sedangkan tes akhir dilakukan untuk mengetahui apakah ada perbedaan
hasil setelah mendapatkan perlakuan yang berbeda. Berdasarkan analisis statistik
deskriptif dengan menggunakan program SPSS versi 25.0 Pelaksanaan proses
pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran Children Learning In
Science pada kelas ekperimen tersebut dapat dikatakan sangat efektif. Hal ini
terlihat dari antusias, semangat, serta keaktifan siswa selama proses pembelajaran
berlangsung, dimana siswa mampu membuat suatu prediksi, melakukan observasi
63
atau percobaan. sehingga pembelajaran dapat berlangsung secara efektif dan
lancar. Hal tersebut dibuktikan dengan hasil observasi keterlaksanaan proses
pembelajaran. Pada pembelajaran kelas kontrol yang dilaksanakan dapat
dikategorikan cukup efektif dengan persentase tingkat pencapaian 57%,
Sedangkan pada pembelajaran kelas eksperimen yang dilaksanakan dengan
persentase tingkat pencapaian 90% dan berada pada kategori sangat efektif.
Persentase pencapaian tersebut diperoleh dengan membagi skor indikator yang
dicapai dengan skor maksimal dikali 100%. .
Selanjutnya dilihat dari analisis data yaitu analisis deskriptif dan
inferensial (uji-t). Secara deskriptif hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA
kelompok eksperimen lebih rendah dibandingkan dengan siswa kelompok kontrol.
Tinjauan ini didasarkan pada rata-rata skor hasil belajar siswa pada mata pelajaran
IPA. Berdasarkan analisis data, diketahui rata-rata (mean) hasil belajar IPA pada
pretest untuk kelas ekperimen yaitu 70,22 sedangkan kelas kontrol adalah 72,25
dengan selisih 2.03. Setelah diberi perlakukan dengan menerapkan model
pembelajaran Children Learning In Science pada kelas ekperimen maka diperoleh
nilai rata-rata pada posttest sebesar 86,09 sedangkan hasil belajar siswa kelas
kontrol yang menerapkan pengajaran tanpa model pembelajaran Children
Learning In Science adalah 77,75. Keadaan ini menggambarkan bahwa
penerapan model pembelajaran Children Learning In Science berpengaruh
terhadap peningkatan hasil belajar IPA.
Berdasarkan data hasil belajar siswa yang diajarkan dengan menerapkan
model pembelajaran Children Learning In Science menunjukkan bahwa nilai
64
seluruh siswa meningkat. Hal ini dikarenakan model pembelajaran Children
Learning In Science dapat mengaktifkan siswa dalam proses pembelajaran
dengan melaksanakan lima tahap, yakni orientasi atau orientation, pemunculan
gagasan atau elicitation of ideas, penyusunan ulang gagasan atau restructuring of
ideas, penerapan gagasan atau application of ideas, dan pemantapan gagasan atau
review change in ideas.
Berdasarkan data hasil belajar siswa yang diajarkan tanpa menerapkan
model pembelajaran Children Learning In Science (Kelas kontrol),mengalami
penurunan hasil belajar hal ini disebabkan karena siswa kurang memperhatikan
pembelajaran sehingga siswa tersebut tidak memahami dan merasa kesulitan
dalam menjawab soal tes yang diberikan. Hal tersebut juga disebabkan karena
pembelajaran di kelas kontrol kurang mampu merangsang daya nalar siswa, dan
metode yang digunakan dalam pembelajaran kurang mampu mengaktifkan siswa
dan tidak memberikan kesempatan kepada siswa untuk berfikir kreatif secara
berkelompok sehingga pembelajaran hanya berpusat pada guru.
Selanjutnya, pada analisis data statistik inferensial terlebih dahulu
dilakukan uji prasayat yaitu uji normalitas dan homogenitas. Uji normalitas
pretest dan posttest hasil belajar siswa pada kelas ekperimen dan kelas kontrol
menggunakan uji Kolmogorof-Smirniv dengan hasil semua data berdistribusi
normal. Setelah itu dilakukan uji homogenitas pretest kelas eksperimen dan kelas
kontrol, dan posttest kelas eksperimen dan kelas kontrol menggunkan uji Levene’s
dengan hasil kedua kelompok data dinyatakan homogen. Setelah dilakukan uji
prasyarat tersebut, selanjutnya dilakukan uji hipotesis.
65
Pengujian hipotesis melalui uji-t dengan menggunakan metode
Independent Sample T-Test pada posttest hasil perhitungan uji-t dan diperoleh
nilai t hitung sebesar 3,176. Kemudian nilai t hitung dibandingkan dengan t tabel
dimana degree of freedom (df)= n-2 (43-2) = 41 dengan taraf kesalahan 5% untuk
uji dua pihak (2-tailed). Untuk nilai signifikansi (dua sisi) sebesar 0,003. Karena
nilai signifikansi atau p-value tersebut jauh lebih kecil dari nilai taraf signifikansi
α (0,003 < 0,05), maka Ho ditolak dan H1 diterima. Dengan demikian, dapat
dikatakan bahwa pelaksanaan pembelajaran dengan menerapkan model
pembelajaran Children Learning In Science pada kelas ekperimen dapat dikatakan
sangat efektif.
Dengan t tabel pada tabel statistic dengan signifikansi 0,05, dengan nilai
df diperoleh dari 43-2 = 41, sehingga diperoleh t tabel 2.019. t hitung > t tabel
(3,176 > 2.019) maka dapat disimpulkan bahwa Ho ditolak dan H1 diterima yaitu
pelaksanaan pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran Children
Learning In Science pada kelas ekperimen dapat dikatakan sangat efektif.
66
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan maka dapat ditarik
kesimpulan sebagai berikut:
1. Hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA Materi Energi Siswa Kelas III SD
Negeri 200 Bulue Kecamatan Marioriawa Kabupaten Soppeng setelah
menerapkan model pembelajaran Children Learning In Science mengalami
peningkatan Hal ini terlihat dari nilai rata-rata kelas eksperimen pada pretest
dikategorikan baik dan posttest dikategorikan baik sekali.
2. Penerapan model Children Learning In Science efektif terhadap hasil belajar
IPA materi energi siswa kelas III SD Negeri 200 Bulue Kecamatan Marioriawa
Kabupaten Soppeng.
67
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan yang telah dikemukakan maka penulis
mengajukan saran sebagai berikut:
1. Pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran Children Learning In
Science hendaknya dapat diaplikasikan guru dalam kegiatan proses belajar
mengajar di kelas, khusunya pada mata pelajaran IPA agar siswa juga lebih
aktif memecahkan sendiri masalah, mampu mengungkapkan pendapat di
depan teman kelasnya, serta mampu berpikir kritis.
2. Penelitian ini sangat terbatas karena dilaksanakan dalam situasi pandemi
covid19, sehingga disarankan untuk peneliti selanjutnya melakukan penelitian
dalam jangka waktu yang lebih lama dan menggunakan populasi yang lebih
bervariasi dilihat dari jumlah sekolah yang digunakan.
68
DAFTAR PUSTAKA
Aliviani, Inayatul.2010. Penerapan Model Pembelajaran Children Learning In
Science (CHILDREN LEARNING IN SCIENCE) Untuk Meningkatkan
Keterampilan Berpikir Ilmiah Siswa Kelas IV SD Negeri Kedungmutih I
Demak. Skripsi. Universitas Negeri Semarang.
Anwar, Muzikka, Agus Wahyuni, Ahmad Hamid. 2017. Pengaruh Model
Pembelajaran Children Learning In ScienceTerhadap Hasil Belajar Ipa
Siswa Kelas V Sd Gugus VII Kecamatan Seririt. Jurnal Ilmiah Mahasiswa
(JIM) Pendidikan Fisika. Vol. 1 No.4
Arikunto,Suharsimi.2011.Prosedur Penelitian:Suatu Pendekatan Praktik.Edisi
Revisi VII.Semarang:PT.RinEka Cipta.
Arisantiani, Putra, Ganing. 2017. Pengaruh Model Pembelajaran Children’s
Learning In Science (Children Learning In Science) Berbantuan Media
Lingkungan Terhadap Kompetensi Pengetahuan IPA. Journal of Education
Technology. Vol. 1 No. (2) pp. 124-132
Astiti, Ardana, Wiarta. 2017. Pengaruh Model Pembelajaran Children Learning
In Science Berbasis Budaya Penyelidikan Terhadap Kompetensi
Pengetahuan IPA. Journal of Education Technology. Vol. 1 No. (2) pp. 86-
93
Baso, Andi dan Nasrun Hasan. 2017. Pembelajaran PPkn SD Kelas Rendah.
Makassar: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan UNISMUH Makassar
BSNP.2006. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Jakarta: Depdikbud
Budiarti, Luh Putu Yudha, Gede Raga, dan I Wayan Romi Sudhita. 2014.
Pengaruh Model Pembelajaran CHILDREN LEARNING IN
SCIENCETerhadap Hasil Belajar IPA Siswa Kelas IV SD di Gugus III
Kecamatan Busungbiu. e-Journal Mimbar PGSD Universitas Pendidikan
Ganesha Jurusan PGSD, Vol. 2, No. 1, 2017.
Budiarto, Fariz. 2014. Keefektifan Penerapan Model CHILDREN LEARNING IN
SCIENCE(Children Learning In Science) Terhadap Motivasi dan Hasil
Belajar Materi Perubahan Sifat Benda Kelas V Sekolah Dasar Negeri
Debong Tengah 1 Kota Tegal. Skripsi. Universitas Negeri Semarang.
Hidayah, Nurul, M. Arifuddin, Andi Ichsan Mahardika. 2017. Meningkatkan
Keterampilan Proses Sains Pada Pembelajaran Fisika Menggunakan
Metode Percobaan. Berkala Ilmiah Pendidikan Fisika Vol. 5, No.2
Kunandar.2015.Penilaian Autentik (Penilaian Hasil Belajar Peserta Didik
Berdasarkan Kurikulum 2013). Jakarta: Rajawali pers
69
Md, Ni, Deny Novia Damayanti. 2017. Pengaruh Model Pembelajaran Children
Learning In ScienceTerhadap Hasil Belajar Ipa Siswa Kelas V Sd Gugus
Viii Kecamatan Seririt. e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha
Mimbar PGSD Vol. 5 No. 2
Mudlofir. Ali dan Evi Fatimatur Rusydiyanah.2017. Desain Pembelajaran
Inovatif Dari Teori Ke Praktik. Jakarta: Rajawali pers
Munirah.2018.Keterampilan berbahasa Indonesia. Makassar: CV.Berkah Utami
Nafi’ah,Anisatun,Siti,.2018.Model – model pembelajaran bahasa Indonesia di
SD/ MI. Yogyakarta: Arr-ruzz Media.
Children Learning In Sciencerwadarminta, W.J.S. 2017. Kamus Umum Bahasa
Indonesia. Jakarta Timur: PT Balai Pustaka (Persero)
Prasetyo, Heri. 2017. Statistik Dasar Sebuah Panduan Untuk Peneliti
Pemula/Penyusun. Mojokerto Jawa Timur Indonesia: Lembaga
Peendidikan Dan Pelatihan International English Institute Of Indonesia
Shoimin,Aris. 2014. 68 Model Pembelajaran Inovatif Dalam kurikulum 2013.
Yogyakarta: Ar-Ruzz Media
Sinyanyuri,Sonya.2018. Energi dan Perubahannya buku tematik terpadu
kurikulum 2013. Jakarta: Kementrian pendidikan dan Kebudayaan
Susanto, Ahmad. 2019. Teori Belajar & Pembelajaran di Sekolah Dasar. Jakarta:
Kencana Prenada Media Group.
Sugiyono.2017. Metode Penelitian Pendidikan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D.
Bandung: Alfabeta
Rustaman, Nuryani, dkk. 2018. Materi dan Pembelajaran IPA SD. Tangerang
Selatan: Universitas Terbuka
Tim Penyusun FKIP..2018.Pedoman Penulisan Skripsi. Jalan Sultan alauddin No
259 FKIP Unismuh Makassar Gedung PSG Lantai 1 Makassar: FKIP
Unismuh Makassar
Tola. Fatimah. Dkk. 2015. Etika. Profesi Keguruan. Jln Sultan Alauddin No.259
Makassar: Perpustakaan Umum Unismuh
Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional. 2010. Bandung: Nuansa Aulia
Widiyarti, Widayanti dan Winarti. 2012. Penelitian, Pendidikan, dan Penerapan
MIPA. Makalah disajikan dalam Seminar Nasional. Fakultas MIPA,
Universitas Negeri Yogyakarta. Yogyakarta Juni 2012
70
Lampiran 1
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
Posttest
Satuan Pendidikan :SD NEGERI 200 BULUE
Kelas / Semester : III (Tiga) / 2
Tema 6 : Energi dan Perubahannya
Sub Tema 1 : Sumber Energi
Pembelajaran : 1
Alokasi Waktu : 1 x 30 Menit
A. KOMPETENSI INTI (KI)
KI 1 : Menerima dan menjalankan ajaran agama yang dianutnya
KI 2 : Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli,
dan percaya diri dalam berinteraksi dengan keluarga, teman, guru
dan tetangga.
KI 3 : Memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati (mendengar,
melihat, membaca) dan menanya berdasarkan rasa ingin tahu tentang
dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dan benda-benda
yang dijumpainya di rumah dan di sekolah.
KI 4 : Menyajikan pengetahuan faktual dalam bahasa yang jelas, sistematis,
dan logis, dalam karya yang estetis, dalam gerakan yang
mencerminkan anak sehat, dan dalam tindakan yang mencerminkan
perilaku anak beriman dan berakhlak mulia.
71
B. KOMPETENSI DASAR
4.2 Mendiskripsikan hasil pengamatan tentang pengaruh
energi panas, gerak, dan getaran dalam kehidupan sehari-
hari.
C. INDIKATOR
4.2.1 Mengidentifikasi energi itu ada, tidak dapat dilihat, tetapi dapat
dirasakan, dan energi dapat diubah bentuknya.
D. TUJUAN PEMBELAJARAN
1. Setelah mendengarkan penjelasan dari guru tentang sifat-sifat
energi, siswa dapat menyebutkan sifat-sifat energi
2. Melalui kegitan demonstrasi tentang sifat-sifat energi yang
dilakukan guru, siswa dapat membuktikan sifat-sifat energi.
E. MATERI PEMBELAJARAN
Sifat-sifat energi
F. SUMBER DAN MEDIA/ALAT PERAGA PEMBELAJARAN
1. Sumber pembelajaran
a. Silabus IPA kelas III
b. Buku tematik terpadu kurikulum 2013 tema 6 energi
dan perubahannya.
2. media pembelajaran
a. korek api
b. lilin
G. Model dan Metode Pembelajaran
1. Model Pembelajaran : CLIS (Children Learning In Science)
2. Metode Pembelajaran : ceramah, tanya jawab,
demonstrasi, percobaan, dan diskusi.
72
H. Kegiatan Pembelajaran
Kegiatan Deskripsi Kegiatan Alokasi
Waktu
Metode
Pendahuluan 1. Guru mengondisikan siswa
berdoa menurut agama dan
kepercayaan masing-masing.
2. Guru melaukan presensi terhadap
siswa.
3. Memberikan apersepsi,
dengan cara mengajukan
pertanyaan-pertanyaan yang
berkaitan dengan materi yang
akan dibahas.
a. “Anak-anak apa yang kalian
rasakan setelah melakukan
olahraga?”
b. “Apa yang kamu lakukan agar
tidak merasa panas? c. “Nah pada saat kalian
mengipas badan kalian,
ternyata ada energi. Apa kalian
dapat melihat wujud nyata
energi itu seperti apa?”
4. Menyampaikan tujuan
pembelajaran.
5 menit
Tanya jawab
Inti 1. Eksplorasi
Tahap Orientasi
a. Guru memimpin siswa untuk
malakukan kegiatan menggosok
kedua telapak tangan.
“Anak-anak, coba kalian
tempelkan kedua telapak tangan
di pipi? Sekarang ayo gosok-
gosok kedua telapak tangan kita.
Tempelkan kedua telapak
tangan di pipi. Adakah
perbedaan yang kalian rasakan
saat telapak tangan sebelum dan
sesudah di gosok? ”
Tahap Pemunculan Gagasan
b. Guru mengajukan tanya jawab
seputar sifat-sifat energi.
5 menit Penggunaan
model Children
Learning In Science yang
terdiri dari 5
tahap
Demonstrasi
Tanya jawab
Tanya jawab
73
2. Elaborasi
Tahap Penyusunan Ulang
gagasan
mbentuk siswa menjadi ke dalam 5
kelompok dengan beranggotakan 4-
5 siswa.
a. Guru membagikan lembar kerja
yang berisi pertanyaan-
pertanyaan yang harus
diselesaikan masing-masing
kelompok.
b. Siswa berdiskusi jawaban yang
ada di lembar kerja.
c. Siswa mencari beberapa
perbedaan antara konsep awal
mereka dengan konsep ilmiah yang ada dalam buku teks.
10 menit
Diskusi
e. Guru memberikan penjelasan
tentang langkah-langkah
menjawab pertanyaan pada
lembar kerja melalui percobaan
secara berkelompok.
f. Siswa melakukan percobaan
dengan bimbingan guru.
Tahap Penerapan Gagasan
g. Siswa menyampaikan hasil
percobaan di depan kelas dan
kelompok lain menanggapi.
3. Konfirmasi
Tahap Pemantapan Gagasan
c. Guru mengungkapkan salah satu
konsepsi awal siswa kemudian
membandingkan dengan hasil
percobaan.
d. Guru bertanya jawab kepada
siswa mengenai materi yang
telah dipelajari untuk
memantapkan gagasan
Ceramah
Percobaan
5 menit
Ceramah
Tanya jawab
74
B. Penilaian
1. Prosedur penilaian : Tes
2. Jenis Penilaian :
a. Penilaian Proses : Pengamatan aktivitas siswa
b. Penilaian Hasil : Pilihan Ganda
3. Bentuk Tes : Pilihan Ganda
Penutup 1. Guru bersama siswa menyimpulkan
materi pembelajaran.
2. Guru melakukan evaluasi
terhadap kegiatan yang sudah
dilaksanakan, dengan cara
memberikan soal pilihan ganda
3. Guru mengakhiri pembelajaran
dengan mengucapkan salam.
5 menit Ceramah
Latihan
75
4. Kunci Jawaban : terlampir
5. Skor Penilaian : terlampir
Bulue, Agustus 2020
Guru Kelas III Peneliti
Hj. Saniah.,S.Pd Nurfadilah
Islami
NIP :- Nim
105401109116
76
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
Pretest
Satuan Pendidikan :SD NEGERI 200 BULUE
Kelas / Semester : III (Tiga) / 2
Tema 6 : Energi dan Perubahannya
Sub Tema 1 : Sumber Energi
Pembelajaran : 1
Alokasi Waktu : 1 x 30 Menit
B. KOMPETENSI INTI (KI)
KI 1 : Menerima dan menjalankan ajaran agama yang dianutnya
KI 2 : Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli,
dan percaya diri dalam berinteraksi dengan keluarga, teman, guru
dan tetangga.
KI 3 : Memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati (mendengar,
melihat, membaca) dan menanya berdasarkan rasa ingin tahu tentang
dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dan benda-benda
yang dijumpainya di rumah dan di sekolah.
KI 4 : Menyajikan pengetahuan faktual dalam bahasa yang jelas, sistematis,
dan logis, dalam karya yang estetis, dalam gerakan yang
mencerminkan anak sehat, dan dalam tindakan yang mencerminkan
perilaku anak beriman dan berakhlak mulia.
77
B. KOMPETENSI DASAR
4.2 Mendiskripsikan hasil pengamatan tentang pengaruh
energi panas, gerak, dan getaran dalam kehidupan sehari-
hari.
C. INDIKATOR
4.2.2 Mengidentifikasi energi itu ada, tidak dapat dilihat, tetapi dapat
dirasakan, dan energi dapat diubah bentuknya.
D. TUJUAN PEMBELAJARAN
3. Setelah mendengarkan penjelasan dari guru tentang sifat-sifat
energi, siswa dapat menyebutkan sifat-sifat energi
4. Melalui kegitan demonstrasi tentang sifat-sifat energi yang
dilakukan guru, siswa dapat membuktikan sifat-sifat energi.
E. MATERI PEMBELAJARAN
Sifat-sifat energi
F. SUMBER DAN MEDIA/ALAT PERAGA PEMBELAJARAN
1. Sumber pembelajaran
a. Silabus IPA kelas III
b. Buku tematik terpadu kurikulum 2013 tema 6 energi dan
perubahannya.
G. Model dan Metode Pembelajaran
3. Metode Pembelajaran : ceramah, tanya jawab,
78
H. Kegiatan Pembelajaran
Kegiatan Deskripsi Kegiatan Alokasi
Waktu
Metode
Pendahuluan 1.Guru mengondisikan siswa berdoa
menurut agama dan kepercayaan
masing-masing.
2.Guru melaukan presensi terhadap
siswa.
3. Memberikan apersepsi,
dengan cara mengajukan
pertanyaan-pertanyaan yang
berkaitan dengan materi yang akan
dibahas.
c. “Anak-anak apa yang kalian
rasakan setelah melakukan
olahraga?”
d. “Apa yang kamu lakukan agar
tidak merasa panas? c. “Nah pada saat kalian
mengipas badan kalian,
ternyata ada energi. Apa kalian
dapat melihat wujud nyata
energi itu seperti apa?”
4. Menyampaikan tujuan
pembelajaran.
5 menit
Tanya jawab
Inti 2. Eksplorasi
a. Guru memimpin siswa untuk
malakukan kegiatan menggosok
kedua telapak tangan.
“Anak-anak, coba kalian
tempelkan kedua telapak tangan
di pipi? Sekarang ayo gosok-
gosok kedua telapak tangan kita.
Tempelkan kedua telapak
tangan di pipi. Adakah
perbedaan yang kalian rasakan
saat telapak tangan sebelum dan
sesudah di gosok? ”
b. Guru mengajukan tanya jawab
seputar sifat-sifat energi.
5 menit Tanya jawab
Tanya jawab
79
3. Elaborasi
mbentuk siswa menjadi ke dalam 5
kelompok dengan beranggotakan 4-
5 siswa.
a. Guru membagikan lembar kerja
yang berisi pertanyaan-
pertanyaan
b. Siswa mencari beberapa
perbedaan antara konsep awal
mereka dengan konsep ilmiah yang ada dalam buku teks.
10 menit
h. Guru memberikan penjelasan
tentang langkah-langkah
menjawab pertanyaan pada
lembar kerja
i. .siswa menjawab pertanyaan
4. Konfirmasi
c. Guru mengungkapkan salah satu
konsepsi awal siswa kemudian
membandingkan dengan hasil
percobaan.
d. Guru bertanya jawab kepada
siswa mengenai materi yang
telah dipelajari untuk
memantapkan gagasan
Ceramah
5 menit
Ceramah
Penutup 4. Guru bersama siswa menyimpulkan
materi pembelajaran.
5. Guru melakukan evaluasi
terhadap kegiatan yang sudah
dilaksanakan, dengan cara
memberikan soal pilihan ganda
6. Guru mengakhiri pembelajaran
dengan mengucapkan salam.
5 menit Ceramah
Latihan
80
B. Penilaian
6. Prosedur penilaian : Tes
7. Jenis Penilaian :
a. Penilaian Proses : Pengamatan aktivitas siswa
b. Penilaian Hasil : Pilihan Ganda
8. Bentuk Tes : Pilihan Ganda
67
9. Kunci Jawaban : terlampir 10. Skor Penilaian : terlampir
Bulue, Agustus 2020
Guru Kelas III Peneliti
Hj. Saniah.,S.Pd Nurfadilah
Islami
NIP :- Nim
105401109116
68
Lampiran 2
Lembar Observasi Respon Siswa dalam Proses Pembelajaran
69
70
Lampiran 3
HASIL PRETEST DAN POSTEST KELAS EKSPERIMEN DAN KELAS
KONTROL
A. KELAS EKSPERIMEN
71
72
Lampiran 4
B. KELAS KONTROL
73
74
Lampiran 5
Nilai Hasil Pretset dan Posttest
A. Daftar Nilai Kelas Eksperimen
Laki – laki 13 siswa
Perempuan 10 siswa
No Nama Nilai Hasil Belajar
Pretest Posttest
1. Andi Baso 50 70
2. Surya Fajar 75 85
3. Taufiq 65 75
4. Rehan Renata 85 95
5. Muh. Aidil Halwis 80 95
6. Yustiar Ardi 80 85
7. Aditya 85 95
8. Zahra Khaeruddin 65 80
9. Nurul Azkia 75 95
10. Juwita Bahar 65 85
11. Nur Rahmi 70 90
12. Ayyatul Husna 85 95
13. Sulfadillah Islami 75 75
14. Abdul Janual Akbar 65 85
15. Radit Alamsyah 85 90
16. Hayuniar 50 80
17. Suharni 85 95
18. Cahaya Purnama 65 85
19. Rahmat Asdar 60 85
20. Dimas 55 80
21. Aldi 55 75
22. Sunarti 75 95
23. Ahmad Refaldy 65 90
75
Lampiran 6
B. Daftar Nilai Kelas Kontrol
No Nama Nilai Hasil Belajar
Pretest Posttest
1. Muh. Iksan 75 85
2. Mufidatul Aditya 60 75
3. M.Helmi Harimurti 75 75
4. Muh. Faiz Ramadhan 60 70
5. Surya Awal 90 90
6. Padli Ramadhan 85 80
7. Ijma 45 60
8. Nur Anna 75 75
9. Ismi Humairah 90 90
10. Juwita Anggraini 80 85
11. Nur Hikma 85 85
12. Julia Agustina 70 75
13. Fitriyah Ramadhani 55 70
14. Andi Dewa Raja 85 85
15. Aisya Awlia Alimin 75 95
16. Aulia Putri 70 75
17. Wahyu Hidayat 65 80
18. Intan Nuraini 65 70
19. Araditha Azzahra 55 60
20. Ahmad Fajrin Hijriyah 85 75
Laki –laki : 10 siswa
Perempuan: 10 siswa
76
Lampiran 7
Daftar Hadir Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
A.Daftar Hadir Kelas Eksperimen
Laki – laki 13 siswa
Perempuan 10 siswa
No Nama Pertemuan
1 2 3 4
1. Andi Baso √ √ √ √
2. Surya Fajar √ √ √ √
3. Taufiq √ √ √ √
4. Rehan Renata √ √ √ √
5. Muh. Aidil Halwis √ √ √ √
6. Yustiar Ardi √ √ √ √
7. Aditya √ √ √ √
8. Zahra Khaeruddin √ √ √ √
9. Nurul Azkia √ √ √ √
10. Juwita Bahar √ √ √ √
11. Nur Rahmi √ √ √ √
12. Ayyatul Husna √ √ √ √
13. Sulfadillah Islami √ √ √ √
14. Abdul Janual Akbar √ √ √ √
15. Radit Alamsyah √ √ √ √
16. Hayuniar √ √ √ √
17. Suharni √ √ √ √
18. Cahaya Purnama √ √ √ √
19. Rahmat Asdar √ √ √ √
20. Dimas √ √ √ √
21. Aldi √ √ √ √
22. Sunarti √ √ √ √
23. Ahmad Refaldy √ √ √ √
77
Lampiran 8
B.Daftar hadir Kelas Kontrol
No Nama Pertemuan
1 2 3 4
1. Muh. Iksan √ √ √ √
2. Mufidatul Aditya √ √ √ √
3. M.Helmi Harimurti √ √ √ √
4. Muh. Faiz Ramadhan √ √ √ √
5. Surya Awal √ √ √ √
6. Padli Ramadhan √ √ √ √
7. Ijma √ √ √ √
8. Nur Anna √ √ √ √
9. Ismi Humairah √ √ √ √
10. Juwita Anggraini √ √ √ √
11. Nur Hikma √ √ √ √
12. Julia Agustina √ √ √ √
13. Fitriyah Ramadhani √ √ √ √
14. Andi Dewa Raja √ √ √ √
15. Aisya Awlia Alimin √ √ √ √
16. Aulia Putri √ √ √ √
17. Wahyu Hidayat √ √ √ √
18. Intan Nuraini √ √ √ √
19. Araditha Azzahra √ √ √ √
20. Ahmad Fajrin Hijriyah √ √ √ √
Laki –laki : 10 siswa
Perempuan: 10 siswa
78
Lampiran 9
Hasil analisis data deskriptif
Kelas eksperimen
Statistics
preEx postEx
N Valid 23 23
Missing 0 0
Mean 70.22 86.09
Median 70.00 85.00
Mode 65 95
Std. Deviation 11.528 7.827
Variance 132.905 61.265
Range 35 25
Minimum 50 70
Maximum 85 95
Sum 1615 1980
Frequency Table
preEx
Frequency Percent
Valid
Percent
Cumulative
Percent
Valid 50 2 8.7 8.7 8.7
55 2 8.7 8.7 17.4
60 1 4.3 4.3 21.7
65 6 26.1 26.1 47.8
70 1 4.3 4.3 52.2
75 4 17.4 17.4 69.6
80 2 8.7 8.7 78.3
85 5 21.7 21.7 100.0
Total 23 100.0 100.0
79
postEx
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid 70 1 4.3 4.3 4.3
75 3 13.0 13.0 17.4
80 3 13.0 13.0 30.4
85 6 26.1 26.1 56.5
90 3 13.0 13.0 69.6
95 7 30.4 30.4 100.0
Total 23 100.0 100.0
80
Lampiran 10
Kelas kontrol
Statistics
prekon Postkon
N Valid 20 20
Missing 0 0
Mean 72.25 77.75
Median 75.00 75.00
Mode 75a 75
Std. Deviation 12.822 9.386
Variance 164.408 88.092
Range 45 35
Minimum 45 60
Maximum 90 95
Sum 1445 1555
a. Multiple modes exist. The smallest
value is shown
Frequency Table
Prekon
Frequency Percent
Valid
Percent
Cumulative
Percent
Valid 45 1 5.0 5.0 5.0
55 2 10.0 10.0 15.0
60 2 10.0 10.0 25.0
65 2 10.0 10.0 35.0
70 2 10.0 10.0 45.0
75 4 20.0 20.0 65.0
80 1 5.0 5.0 70.0
85 4 20.0 20.0 90.0
90 2 10.0 10.0 100.0
Total 20 100.0 100.0
81
Postkon
Frequency Percent
Valid
Percent
Cumulative
Percent
Valid 60 2 10.0 10.0 10.0
70 3 15.0 15.0 25.0
75 6 30.0 30.0 55.0
80 2 10.0 10.0 65.0
85 4 20.0 20.0 85.0
90 2 10.0 10.0 95.0
95 1 5.0 5.0 100.0
Total 20 100.0 100.0
82
Lampiran 11
Uji Normalitas
Kelas eksperimen
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
preEx postEx
N 23 23
Normal Parametersa,b
Mean 70.22 86.09
Std.
Deviation
11.528 7.827
Most Extreme
Differences
Absolute .153 .177
Positive .153 .127
Negative -.139 -.177
Test Statistic .153 .177
Asymp. Sig. (2-tailed) .175c .060
c
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
c. Lilliefors Significance Correction.
Keterangan : Data berdistribusi normal jika sig > 0,05
Kelas control
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Prekon postkon
N 20 20
Normal Parametersa,b
Mean 72.25 77.75
Std.
Deviation
12.822 9.386
Most Extreme
Differences
Absolute .140 .165
Positive .083 .165
Negative -.140 -.135
Test Statistic .140 .165
Asymp. Sig. (2-tailed) .200c,d
.155c
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
c. Lilliefors Significance Correction.
Keterangan : Data berdistribusi normal jika sig > 0,05
83
Lampiran 12
Uji homogenitas
Pretest eksperimen kontrol
Test of Homogeneity of Variances
Levene
Statistic df1 df2 Sig.
hasil belajar Based on Mean .145 1 41 .705
Based on Median .050 1 41 .823
Based on Median and
with adjusted df
.050 1 37.383 .823
Based on trimmed mean .118 1 41 .733
Data homogen jika sig > 0,05
posttest eksperimen kontrol
Test of Homogeneity of Variances
Levene
Statistic df1 df2 Sig.
hasil belajar Based on Mean .547 1 41 .464
Based on Median .318 1 41 .576
Based on Median and
with adjusted df
.318 1 37.029 .576
Based on trimmed mean .509 1 41 .479
Data homogen jika sig > 0,05
84
Lampiran 13
Uji Hopotesis
Pretest eksperimen kontrol
Independent Samples Test
Levene's Test for
Equality of
Variances t-test for Equality of Means
F Sig. T df
Sig. (2-
tailed)
Mean
Differenc
e
Std.
Error
Differenc
e
95% Confidence
Interval of the
Difference
Lower Upper
hasil
belajar
Equal variances
assumed
.145 .705 -.547 41 .587 -2.0326 3.7133 -9.5317 5.4665
Equal variances
not assumed
-.543 38.62
0
.590 -2.0326 3.7415 -9.6029 5.5377
Posttest eksperimen kontrol
Independent Samples Test
Levene's Test for
Equality of Variances t-test for Equality of Means
F Sig. T df
Sig. (2-
tailed)
Mean
Differenc
e
Std. Error
Differenc
e
95% Confidence
Interval of the
Difference
Lower Upper
hasil
belajar
Equal variances
assumed
.547 .464 3.176 41 .003 8.337 2.625 3.036 13.638
Equal variances
not assumed
3.136 37.18
4
.003 8.337 2.659 2.951 13.723
85
Lampiran 14
T table
Pr
Df 0.25
0.50
0.10
0.20
0.05
0.10
0.025
0.050
0.01
0.02
0.005
0.010
0.001
0.002
41
42
43
44
45
46
47
48
49
50
51
52
53
54
55
56
57
58
59
60
61
62
63
64
65
66
67
68
69
70
71
72
73
74
75
76
77
78
79
80
0.68052
0.68038
0.68024
0.68011
0.67998
0.67986
0.67975
0.67964
0.67953
0.67943
0.67933
0.67924
0.67915
0.67906
0.67898
0.67890
0.67882
0.67874
0.67867
0.67860
0.67853
0.67847
0.67840
0.67834
0.67828
0.67823
0.67817
0.67811
0.67806
0.67801
0.67796
0.67791
0.67787
0.67782
0.67778
0.67773
0.67769
0.67765
0.67761
0.67757
1.30254
1.30204
1.30155
1.30109
1.30065
1.30023
1.29982
1.29944
1.29907
1.29871
1.29837
1.29805
1.29773
1.29743
1.29713
1.29685
1.29658
1.29632
1.29607
1.29582
1.29558
1.29536
1.29513
1.29492
1.29471
1.29451
1.29432
1.29413
1.29394
1.29376
1.29359
1.29342
1.29326
1.29310
1.29294
1.29279
1.29264
1.29250
1.29236
1.29222
1.68288
1.68195
1.68107
1.68023
1.67943
1.67866
1.67793
1.67722
1.67655
1.67591
1.67528
1.67469
1.67412
1.67356
1.67303
1.67252
1.67203
1.67155
1.67109
1.67065
1.67022
1.66980
1.66940
1.66901
1.66864
1.66827
1.66792
1.66757
1.66724
1.66691
1.66660
1.66629
1.66600
1.66571
1.66543
1.66515
1.66488
1.66462
1.66437
1.66412
2.01954
2.01808
2.01669
2.01537
2.01410
2.01290
2.01174
2.01063
2.00958
2.00856
2.00758
2.00665
2.00575
2.00488
2.00404
2.00324
2.00247
2.00172
2.00100
2.00030
1.99962
1.99897
1.99834
1.99773
1.99714
1.99656
1.99601
1.99547
1.99495
1.99444
1.99394
1.99346
1.99300
1.99254
1.99210
1.99167
1.99125
1.99085
1.99045
1.99006
2.42080
2.41847
2.41625
2.41413
2.41212
2.41019
2.40835
2.40658
2.40489
2.40327
2.40172
2.40022
2.39879
2.39741
2.39608
2.39480
2.39357
2.39238
2.39123
2.39012
2.38905
2.38801
2.38701
2.38604
2.38510
2.38419
2.38330
2.38245
2.38161
2.38081
2.38002
2.37926
2.37852
2.37780
2.37710
2.37642
2.37576
2.37511
2.37448
2.37387
2.70118
2.69807
2.69510
2.69228
2.68959
2.68701
2.68456
2.68220
2.67995
2.67779
2.67572
2.67373
2.67182
2.66998
2.66822
2.66651
2.66487
2.66329
2.66176
2.66028
2.65886
2.65748
2.65615
2.65485
2.65360
2.65239
2.65122
2.65008
2.64898
2.64790
2.64686
2.64585
2.64487
2.64391
2.64298
2.64208
2.64120
2.64034
2.63950
2.63869
3.30127
3.29595
3.29089
3.28607
3.28148
3.27710
3.27291
3.26891
3.26508
3.26141
3.25789
3.25451
3.25127
3.24815
3.24515
3.24226
3.23948
3.23680
3.23421
3.23171
3.22930
3.22696
3.22471
3.22253
3.22041
3.21837
3.21639
3.21446
3.21260
3.21079
3.20903
3.20733
3.20567
3.20406
3.20249
3.20096
3.19948
3.19804
3.19663
3.19526
t hitung > t tabel (3,176 > 2.019) maka dapat disimpulkan bahwa Ho
ditolak dan H1 diterima yaitu terdapat terdapat perbedaan signifikan hasil belajar
pada siswa kelas III SD Negeri 200 Bulue setelah diberikan perlakuan serta
pelaksanaan pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran Children
Learning In Science pada kelas ekperimen dapat dikatakan sangat efektif.
86
Lampiran 15
Hasil Uji Validitas dan Reabilitas
87
Nama : ………………………..
No. Absen : ………………………..
Kelas : ………………………..
Lampiran 16
SOAL UJI COBA POSTTEST
Petunjuk:
- Tulislah nama, nomor absen dan kelas pada kotak yang disediakan!
- Perhatikan soal dengan teliti!
- Kerjakan soal secara mandiri!
- Berilah tanda silang (X) huruf a, b, c, atau d pada jawaban yang kamu anggap benar
dan tepat!
1. Energi adalah kemampuan untuk melakukan ….
a. lari
b. usaha
c. gaya
d. gerak
2. Energi yang dihasilkan dari benda-benda yang panas disebut energi ….
a. gerak
b. bunyi
c. panas
d. matahari
3. Energi yang timbul dari benda yang bergetar disebut energi ….
a. panas
b. suara
c. gerak
d. bunyi
4. Manfaat yang diperoleh dari energi panas yaitu ….
a. menerbangkan layang-layang
b. mengeringkan pakaian
c. menggerakan kincir
d. menerangi bumi
88
5. Contoh alat yang menghasilkan energi panas yaitu ….
a. sepeda
b. kulkas
c. setrika
d. komputer
6. Seruling adalah alat musik yang dapat menghasilkan energi ….
a. tiup
b. suara
c. bunyi
d. cahaya
7. Benda yang dapat menghasilkan energi cahaya yaitu ….
a. kipas
b. senter
c. jam
d. peluit
8. Pakaianmu kering saat dijemur di bawah sinar matahari. Hal ini karena
matahari ….
a. menghasilkan panas
b. memberikan penerangan
c. menghasilkan dingin
d. menghasilkan udara
9. Kincir angin akan berputar saat ditiup. Hal ini terjadi akibat adanya pengaruh
dari energi ….
a. panas
b. bunyi
c. gerak air
d. gerak angin
10. Manfaat energi cahaya dapat dilihat pada ….
a. kain yang dijemur
b. adanya angin
c. dua batu yang saling digosokkan
d. lampu senter yang menyala
89
11. Perhatikan gambar di samping!
Energi yang dimiliki oleh alat musik di samping
saat dipukul adalah energi ….
a. panas
b. gerak
c. bunyi
d. cahaya
12. Pernyataan berikut yang berkaitan dengan energi adalah ….
a. energi memiliki beberapa bentuk
b. energi tidak bermanfaat bagi kehidupan
c. semua energi dapat dilihat
d. energi tidak dapat diubah bentuknya
13. Di bawah ini yang tidak termasuk sifat-sifat energi ialah ….
a. dapat diubah bentuk
b. dapat dirasakan
c. tidak dapat dirasakan
d. tidak dapat dilihat
14. Saat orang memukul bedug terjadi perubahan energi … menjadi energi ….
a. gerak menjadi bunyi
b. bunyi menjadi gerak
c. bunyi menjadi panas
d. panas menjadi bunyi
15. Tangan akan terasa panas bila di dekatkan dengan api. Hal ini membuktikan
bahwa energi dapat ….
a. dilihat
b. diubah bentuk
c. diamati
d. dirasakan
90
16. Perhatikan gambar berikut!
I II III IV
Di antara benda-benda di atas yang menghasilkan energi cahaya adalah ….
a. I dan II
b. I dan III
c. II dan IV
d. III dan IV
17. Kertas bentuk spiral akan bergerak bila di letakkan di atas api. Hal ini
menunjukan adanya perubahan energi … menjadi energi ….
a. api menjadi abu
b. bunyi menjadi panas
c. cahaya menjadi gerak
d. panas menjadi gerak
18. Perhatikan gambar di samping!
Energi yang dihasilkan oleh benda di samping yaitu ….
a. cahaya dan sinar
b. cahaya dan panas
c. panas dan terang
d. cahaya dan terang
19. Kegiatan petani menjemur ikan memanfaatkan energi yang berasal dari …
a. matahari
b. air
c. angin
d. udara
91
20. Perhatikan pernyataan berikut!
I. Energi dapat diubah bentuknya
II. Kita tidak memerlukan energi
III. Lampu senter merupakan contoh energi bunyi
IV. Matahari menghasilkan energi panas dan cahaya
Pernyataan yang sesuai ditunjukan oleh nomor ….
a. I dan II
b. I dan IV
c. II dan III
d. III dan IV
92
Nama : ………………………..
No. Absen : ………………………..
Kelas : ………………………..
Lampiran 17
SOAL UJI COBA PRETEST Petunjuk:
- Tulislah nama, nomor absen dan kelas pada kotak yang disediakan!
- Perhatikan soal dengan teliti!
- Kerjakan soal secara mandiri!
- Berilah tanda silang (X) huruf a, b, c, atau d pada jawaban yang kamu anggap benar
dan tepat!
1.Perhatikan gambar di samping!
Energi yang dimiliki oleh alat musik di samping
saat dipukul adalah energi ….
a. panas
b. gerak
c. bunyi
d. cahaya
2.Pernyataan berikut yang berkaitan dengan energi adalah ….
a. energi memiliki beberapa bentuk
b. energi tidak bermanfaat bagi kehidupan
c. semua energi dapat dilihat
d. energi tidak dapat diubah bentuknya
3. Di bawah ini yang tidak termasuk sifat-sifat energi ialah ….
a. dapat diubah bentuk
b. dapat dirasakan
c. tidak dapat dirasakan
d. tidak dapat dilihat
4. Saat orang memukul bedug terjadi perubahan energi … menjadi energi ….
a. gerak menjadi bunyi
b. bunyi menjadi gerak
93
c. bunyi menjadi panas
d. panas menjadi bunyi
5. Tangan akan terasa panas bila di dekatkan dengan api. Hal ini membuktikan
bahwa energi dapat ….
a. dilihat
b. diubah bentuk
c. diamati
d. dirasakan
94
6. Perhatikan gambar berikut!
I II III IV
Di antara benda-benda di atas yang menghasilkan energi cahaya adalah ….
a. I dan II
b. I dan III
c. II dan IV
d. III dan IV
7. Kertas bentuk spiral akan bergerak bila di letakkan di atas api. Hal ini
menunjukan adanya perubahan energi … menjadi energi ….
a. api menjadi abu
b. bunyi menjadi panas
c. cahaya menjadi gerak
d. panas menjadi gerak
8. Perhatikan gambar di samping!
Energi yang dihasilkan oleh benda di samping yaitu ….
a. cahaya dan sinar
b. cahaya dan panas
c. panas dan terang
d. cahaya dan terang
9. Kegiatan petani menjemur ikan memanfaatkan energi yang berasal dari …
a. matahari
b. air
c. angin
d. udara
95
10. Perhatikan pernyataan berikut!
V. Energi dapat diubah bentuknya
VI. Kita tidak memerlukan energi
VII. Lampu senter merupakan contoh energi bunyi
VIII. Matahari menghasilkan energi panas dan
cahaya Pernyataan yang sesuai ditunjukan oleh
nomor ….
e. I dan II
f. I dan IV
g. II dan III
h. III dan IV
11. Di bawah ini yang merupakan sifat-sifat energi adalah ….
a. dapat dilihat
b. dapat dirasakan
c. tidak dapat dirasakan
d. tidak dapat diubah bentuk
12. Di antara benda berikut, yang dapat mengalami perubahan bentuk energi gerak
menjadi energi bunyi yaitu ….
a. lampu senter
b. kipas angin
c. jam dinding
d. radio
13. Kegiatan di bawah ini yang menunjukkan energi dapat dirasakan yaitu ….
a. menggosok-gosokkan telapak tangan
b. menjemur pakaian di tempat panas
c. membakar kertas
d. meniup kincir angin
96
14. Perhatikan gambar berikut!
I II III IV
Di antara benda-benda di atas yang menghasilkan energi gerak adalah ….
a. I dan II
b. I dan III
c. II dan IV
d. III dan IV
15. Berikut ini yang menunjukkan adanya perubahan energi panas menjadi energi
gerak yaitu ….
a. telapak tangan di dekatkan pada api
b. kertas spiral diletakkan di atas api
c. kentongan dipukul
d. senar gitar dipetik
16. Perhatikan gambar di samping!
Benda seperti gambar di samping ini, jika
dinyalakan akan menghasilkan energi ….
a. cahaya
b. panas
c. udara
d. gerak
17. Kegiatan nelayan menjemur ikan memanfaat energi yang berasal dari ….
a. matahari
b. air
c. angin
d. panas
97
18. Perhatikan pernyataan berikut!
I. Energi tidak dapat dilihat dan dirasakan
II. Gerak secara alami dihasilkan oleh angin dan air
III. Energi tidak dapat dilihat, namun dapat dirasakan
IV. Energi dapat dilihat dan dirubah bentuknya
Pernyataan yang sesuai ditunjukan oleh nomor ….
a. I dan II
b. I dan IV
c. II dan III
d. III dan IV
19. Energi adalah kemampuan untuk melakukan ….
a. lari
b. usaha
c. gaya
d. gerak
20. Energi yang timbul dari benda yang bergetar disebut energi ….
a. panas
b. suara
c. gerak
d. bunyi
98
Lampiran 18
KUNCI JAWABAN SOAL UJI COBA
Posttest Posttest
1. C
2. A
3. C
4. A
5. D
6. B
7. D
8. B
9. A
10. B
1. B
2. C
3. D
4. B
5. C
6. C
7. B
8. A
9. D
10. D
11. C
12. A
13. C
14. A
15. D
16. B
17. D
18. B
19. A
20. B
11. C
12. D
13. B
14. C
15. A
16. A
17. B
18. D
19. B
20. D
99
Lampiran 19
Surat Izin Meneliti Dari Dinas Penanaman Modal
100
Lampiran 20
Surat Izin Meneliti dari Pemerintah Kabupaten Soppeng
101
Lampiran 21
Kontrol pelaksanaan penelitian
102
Lampiran 22 Surat keterangan telah melaksanakan penelitian
103
Lampiran 23
Dokumentasi
Kelas eksperimen
Gambar 1. Pengerjaan soal pretes kelas experiment
Gambar 2. Pengerjaan soal pretest kelas eksperimen
Gambar 3. Pembelajaran dengan model pembelajaran children learnig in science pada
kelas eksperimen
104
Gambar 4. Pembelajaran dengan model pembelajaran children learnig in science
berbantuan dengan media pendukung pada kelas eksperimen
Gambar 5. Pengerjaan soal posttest kelas eksperimen
Gambar 6. Pengerjaan soal posttest kelas eksperimen
105
Kelas Kontrol
Gambar 7. Pengerjaan soal pretes kelas kontrol
Gambar 8 Pengerjaan soal pretes kelas kontrol
Gambar 8 Pembelajaran tanpa menggunakan model pembelajaran Children Learning In
Science pada kelas control
106
Gambar 12. Pengerjaan soal posttest kelas kontrol
Gambar 13.Pembelajaran tanpa menggunakan model pembelajaran Children Lerning In
science pada kelas Kontrol
Gambar 12. Pengerjaan soal posttest kelas kontrol
107
Kartu kontrol bimbingan
Pembimbing 1
108
Pembimbing 2
67
RIWAYAT HIDUP
NURFADILAH ISLAMI, lahir di Galungkalunge pada
tanggal 09 Desember 1997, anak sulung dari 2 bersaudara,
dari pasangan Sirajuddin, S.Pd dengan Hj. Saniah, S.Pd.
penulis pertama kali menempuh pendidikan formal pada
tahun 2004 di SD Negeri 200 Bulue. Pada tahun 2009 melanjutkan pendidikan di
SMPN 1 Marioriawa. Kemudian pada tahun 2013 melanjutkan pendidikan di
SMAN 1 Marioriawa dan tamat pada tahun 2016. Pada tahun yang sama penulis
melanjutkan pendidikan di Universitas Muhammadiyah Makassar, Fakultas
Keguruan dan Ilmu pendidikan, Program Studi Pendidilam Guru Sekolah Dasar
(PGSD) program Strata 1 (S1). Pada tahun 2020, penulis meneyelesaikan study
dengan menyusun karya ilmiah yang berjudul “Efektivitas Penerapan Model
Children Learning In Science Terhadap Hasil Belajar IPA Materi Energi Siswa
Kelas III SD Negeri 200 Bulue Kecamatan Marioriawa Kabupaten Soppeng.”