EFEKTIVITAS PENERAPAN MODEL CHILDREN LEARNING IN …

136
EFEKTIVITAS PENERAPAN MODEL CHILDREN LEARNING IN SCIENCE TERHADAP HASIL BELAJAR IPA MATERI ENERGI SISWA KELAS III SD NEGERI 200 BULUE KECAMATAN MARIORIAWA KABUPATEN SOPPENG SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) pada Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar Oleh Nurfadilah Islami 105401109116 UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR 2020

Transcript of EFEKTIVITAS PENERAPAN MODEL CHILDREN LEARNING IN …

Page 1: EFEKTIVITAS PENERAPAN MODEL CHILDREN LEARNING IN …

EFEKTIVITAS PENERAPAN MODEL CHILDREN LEARNING IN

SCIENCE TERHADAP HASIL BELAJAR IPA MATERI ENERGI

SISWA KELAS III SD NEGERI 200 BULUE KECAMATAN

MARIORIAWA KABUPATEN SOPPENG

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar

Sarjana Pendidikan (S.Pd) pada Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Muhammadiyah Makassar

Oleh

Nurfadilah Islami

105401109116

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

2020

Page 2: EFEKTIVITAS PENERAPAN MODEL CHILDREN LEARNING IN …

i

Page 3: EFEKTIVITAS PENERAPAN MODEL CHILDREN LEARNING IN …

ii

SURAT PERNYATAAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Nurfadilah Islami

NIM : 105401109116

Jurusan : Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Judul Skripsi : Efektivitas Penerapan Model Children Learning

in Science Terhadap Hasil Belajar IPA Materi Energi

Siswa Kelas III SD Negeri 200 Bulue Kecamatan

Marioriawa Kabupaten Soppeng.

Dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang saya ajukan d depan tim penguji

adalah hasil karya saya sendiri, dan bukan hasil ciptaan orang lain atau dibuatkan

oleh siapapun.

Demikian pernyataan ini saya buat dan saya bersedia menerima sanksi

apabila pernyataan ini tidak benar.

Makassar, September 2020

Yang membuat pernyataan

NURFADILAH ISLAMI

NIM. 105401109116

Page 4: EFEKTIVITAS PENERAPAN MODEL CHILDREN LEARNING IN …

iii

SURAT PERJANJIAN

Saya yang bertanda tangan dibawah ini:

Nama : Nurfadilah Islami

Stambuk : 105401109116

Jurusan : Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Dengan ini menyatakan bahwa:

1. Mulai penyusunan proposal sampai selesainya skripsi ini, saya

menyusunnya sendiri tanpa dibuatkan oleh siapapun.

2. Dalam penyusunan skripsi ini saya akan selalu melakukan konsultasi

dengan pembimbing, yang telah ditetapkan oleh pimpinan fakultas.

3. Saya tidak akan melakukan penjiplakan dalam menyusun skripsi ini.

4. Apabila saya melanggar perjanjian saya seperti yang tertera di atas maka

saya bersedia menerima sanksi sesuai dengan aturan yang berlaku.

Demikian perjanjian ini saya buat dengan penuh kesadaran.

Makassar, September 2020

Yang membuat perjanjian

NURFADILAH ISLAMI

NIM. 105401109116

Page 5: EFEKTIVITAS PENERAPAN MODEL CHILDREN LEARNING IN …

iv

MOTO DAN PERSEMBAHAN

Do the best, and let Allah do the rest

(Lakukan yang terbaik, dan biarkan Allah yang melakukan sisanya )

- Nurfadilah Islami

Kupersembahkan karya ini kepada :

Kedua orang tua, keluarga, sahabat-sahabatku,dan team dari fadilah laundry

yang dengan tulus dan ikhlas selalu berdo’a dan membantu baik moril maupun

materi demi keberhasilan penulis semoga Allah SWT memberikan Rahmat

dan Keberkahannya kepada kita semua

Page 6: EFEKTIVITAS PENERAPAN MODEL CHILDREN LEARNING IN …

v

ABSTRAK

Nurfadilah Islami 2020. Efektivitas Penerapan Model Children Learning In

Science Terhadap Hasil Belajar IPA Materi Energi Siswa Kelas III SD Negeri

200 Bulue Kecamatan Marioriawa Kabupaten Soppeng. Skripsi. Program Studi

Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Muhammadiyah Makassar. Dibimbing oleh Ibu Irmawanty dan Ibu

Nasrah.

Penelitian ini bertujuan Untuk mengetahui gambaran penerapan model

pembelajaran Children Learning In Science pada mata pelajaran IPA materi

energi siswa kelas III SD Negeri 200 Bulue Kecamatan Marioriawa Kabupaten

Soppeng, Untuk mengetahui gambaran hasil belajar siswa pada mata pelajaran

IPA materi energi siswa kelas III SD Negeri 200 Bulue Kecamatan Marioriawa

Kabupaten Soppeng setelah menerapkan model pembelajaran Children Learning

In Science, dan Untuk mengetahui keefektifan penerapan model Children

Learning In Sciecnce terhadap hasil belajar IPA materi energi siswa kelas III SD

Negeri 200 Bulue Kecamatan Marioriawa Kabupaten Soppeng. Pendekatan

penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif dengan desain penelitian quasi

experimental dalam bentuk Nonequivalent Control Group Design. Populasi dari

penelitian ini adalah siswa kelas III SD Negeri 200 Bulue. Teknik pengambilan

sampel yang digunakan adalah teknik purposive sample, dengan menjadikan

populasi sebagai sampel yaitu 43 siswa. instrument penelitian yang digunakan

yaitu tes, lembar observasi, dan dokumentasi, sedangkan teknik pengumpulan

data pada penelitian ini menggunakan wawancara, observasi, dokumentasi dan tes

belajar IPA. Analisis data yang digunakan yaitu analisis data deskritif dan analisis

data inferensial.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa aktivitas siswa pada kelas

eksperimen sangat efektif dengan persentase 90%, pada kelas control cukup

efektif dengan persentase 57%. Hasil uji Independent Sample T-Test pada taraf

signifikansi 5% diperoleh nilai signifikan (2-tailed) < α (0,003 < 0,05).

Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulakan efektif

Kata Kunci :Chlildren Learning In Science, Energi

Page 7: EFEKTIVITAS PENERAPAN MODEL CHILDREN LEARNING IN …

vi

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji syukur kepada Allah swt, berkat rahmat, taufik, dan

hidayah-Nya sehingga penulis mampu menyelesaikan penulisan skripsi ini yang

berjudul “Efektifitas Penerapam Model Pembelajaran Children Learning In

science Terhadap Hasil Belajar IPA Materi Energi Kelas III SD Negeri 200

Bulue”. Shalawat serta salam tercurahkan kepada junjungan Nabi Muhammad

saw yang dinantikan syafaatnya di hari kiamat.

Dengan kerendahan hati, peneliti menyadari bahwa skripsi ini masih jauh

dari kata sempurna baik dari redaksi kalimat maupun sistematika penulisannya,

karena segala keterbatasan kemampuan yang dimiliki peneliti. Penyusunan skripsi

ini, peneliti menghadapi hambatan, namun berkat bimbingan dan arahan dari

berbagai pihak skripsi ini dapat terselesaikan. Oleh karena itu, peneliti

mengucapkan terima kasih kepada kedua orang tua tercinta Ibunda Hj.Saniah,

S.Pd , Ayahanda Sirajuddin S.Pd sebagai orang tua yang senantiasa memberikan

motivasi dan doa kepada peneliti. Serta kepada Ibu Irmawanty, S.Si., M.Si sebagai

Pembimbing I dan Ibu Nasrah S.Si., M.Pd sebagai Pembimbing II yang dengan

sabar, tulus, dan ikhlas meluangkan waktu, tenaga dan pikiran serta memberikan

motivasi, arahan dan saran yang berharga dan bermanfaat bagi peneliti sejak awal

penyusunan proposal hingga selesainya skripsi ini.

Selanjutnya ucapan terima kasih ditujukan kepada, Prof. Dr. H. Ambo

Asse, M.Ag. Rektor Universitas Muhammadiyah Makassar yang telah memberi

Page 8: EFEKTIVITAS PENERAPAN MODEL CHILDREN LEARNING IN …

vii

peluang untuk mengikuti proses perkuliahan pada Program Studi Pendidikan Guru

Sekolah Dasar.

Erwin Akib, S.Pd., M.Pd., Ph.D Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu

Pendidikan yang telah memberikan izin sehingga penelitian ini dapat terlaksana,

Aliem Bahri, S.Pd.,M.Pd. Ketua Prodi Pendidikan Guru Sekolah Dasar dan

seluruh staf pegawai dalam lingkungan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

yang penuh perhatian dalam membimbing dan memfasilitasi selama proses

perkuliahan hingga penyusunan skripsi.

Bapak Burhan, S.Pd Kepala Sekolah SD Negeri 200 Bulue ,Ibu Hj.

Saniah, S.Pd dan Guperiah., S.Pd.I wali kelas III, yang telah memberikan izin dan

bantuan kepada peneliti untuk melaksanakan penelitian, Teristimewa Saudara,

teman-teman kelas C PGSD 2016, yang senantiasa menemani dan menyemangati

dalam penyusunan skripsi ini. Peneliti menyampaikan kepada semua pihak yang

tak sempat disebutkan namanya atas bantuan dan bimbingannya, semoga Tuhan

Yang Maha Esa senantiasa memberikan ganjaran pahala yang setimpal. Harapan

peneliti semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembacanya, khususnya bagi

pendidikan.

Makassar, September 2020

Penulis

Page 9: EFEKTIVITAS PENERAPAN MODEL CHILDREN LEARNING IN …

viii

DAFTAR ISI

SAMPUL

LEMBAR PENGESAHAN ............................................................................. i

PERSETUJUAN PEMBIMBING .................................................................. ii

SURAT PERNYATAAN ................................................................................ iii

SURAT PERJANJIAN .................................................................................... iv

MOTTO DAN PERSEMBAHAN .................................................................. vi

ABSTRAK ....................................................................................................... v

KATA PENGANTAR ...................................................................................... vi

DAFTAR ISI ..................................................................................................... viii

DAFTAR TABEL ........................................................................................... x

DAFTAR GAMBAR ........................................................................................ xii

DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... xiii

BAB I PENDAHULUAN .......................................................................... 1

A. Latar Belakang ....................................................................... 1

B. Rumusan Masalah .................................................................. 7

C. Tujuan Penelitian ................................................................... 8

D. Manfaat Penelitian ................................................................. 8

BAB II KAJIAN PUSTAKA ..................................................................... 12

A. Kajian Pustaka ............................................................................................ 12

1. Kajian Teori ........................................................................................... 12

a. Pengertian Efektivitas .................................................................... 12

b. Hasil Belajar ................................................................................. . 13

Page 10: EFEKTIVITAS PENERAPAN MODEL CHILDREN LEARNING IN …

ix

c. Hakikat IPA ................................................................................ . 14

d. Materi energy ................................................................................. 16

e. Sifat – sifat Energi ......................................................................... 18

f. Model Pembelajaran Children Learning in Science ......................... 19

2. Penelitian Yang Relevan .................................................................... 23

B. Kerangka Pikir ............................................................................................ 30

C. Hipotesis Penelitian .................................................................................... 32

BAB III METODE PENELITIAN ............................................................. 33

A. Jenis dan Desain Penelitian ...................................................................... 33

1. Jenis Penelitian ....................................................................................... 33

2. Desain Penelitian .................................................................................... 33

B. Populasi dan Sampel Penelitian ................................................................ 35

1. Populasi .................................................................................................. 35

2. Sampel .................................................................................................... 35

C. Definisi Operasional Variabel Penelitian .................................................. 36

D. Instrumen Penelitian ................................................................................. 37

E. Teknik Pengumpulan Data ....................................................................... 38

F. Uji Validitas Instrumen............................................................................. 40

G. Teknik Analisis Data ................................................................................ 41

1. Analisis statistik deskriptif ..................................................................... 41

2. Analisis data Statistik Inferensial .......................................................... 43

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................

Page 11: EFEKTIVITAS PENERAPAN MODEL CHILDREN LEARNING IN …

x

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

Tabel 3.1 Keterlaksanaan Proses Pembelajaran .......................................... 38

Tabel 3.2. Pedoman Pengkategorian Hasil belajar IPA materi energi siswa kelas

III SD Negeri 200 Bulue .......................................... 42

Tabel 3.3 Kriteria Ketuntasan Minimal .......................................... 42

Tabel 3.4 Kategori Aspek Aktifitas siswa .......................................... 43

Tabel 4.1 Hasil Preetest dan Posttest Kelas Eskperimen ..................................... 48

Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi dan Persentase Kategori Hasil Pretest Kelas

Eksperimen .......................................... 50

Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi dan Persentase Kategori Hasil Posttest Kelas

Eksperimen .......................................... 51

Tabel 4.4 Hasil Pretest dan Posttest Kelas Kontrol .......................................... 51

Tabel 4.5 Distribusi Frekuensi dan Persentase Kategori Hasil Pretest Kelas

Kontrol .......................................... 53

Tabel 4.6 Distribusi Frekuensi dan Persentase Kategori Hasil Posttest Kelas

Kontrol .......................................... 54

Tabel 4.7 Nilai Hasil Observasi Keterlaksanaan Proses Pembelajaran Kelas III

dengan Menerapkan Model Pembelajaran CLIS .......................................... 56

Tabel 4.8 Uji Normalitas Data Pretest dan Posttest Kelas Eksperimen dan Kelas

Kontrol .......................................... 57

Tabel 4.9 Hasil Uji Homogenitas Pretest Kelas Eksperimen dan

Kelas Kontrol .......................................... 58

Page 12: EFEKTIVITAS PENERAPAN MODEL CHILDREN LEARNING IN …

xi

Tabel 4.10 Hasil Uji Homogenitas Posttest Kelas Eksperimen dan

Kelas Kontrol .......................................... 59

Tabel 4.11 Independent Sampel T-Test Pretest Kelas Eksperimen dan Kelas

Kontrol .......................................... 60

Tabel 4.12 Independent Sampel T-Test Posttest Kelas Eksperimen dan Kelas

Kontrol .......................................... 61

Page 13: EFEKTIVITAS PENERAPAN MODEL CHILDREN LEARNING IN …

xii

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

Gambar 2.1 Kerangka Berpikir .......................................... 31

Gambar 4.1 Histogram perbandingan rata-rata nilai pretest dan posttest kelas

eksperimen dan kelas control .......................................... 55

Page 14: EFEKTIVITAS PENERAPAN MODEL CHILDREN LEARNING IN …

xiii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 RPP

Lampiran 2 lembar observasi respon siswa dalam pembelajaran

Lampiran 3 hasil pretest posttest kelas eksperimen

Lampiran 4 hasl pretest dan posttest kelas kontrol

Lampiran 5 nilai hasil pretest dan posttest kelas eksperimen

Lampiran 6 nilai hasil pretest dan posttest kelas kontrol

Lampiran 7 daftar hadir kelas eksperimen

Lampiran 8 daftar hadir kelas kontrol

Lampiran 9 hasil analisis data deskriptif kelas eksperimen

Lampiran 10 hasil analisis data deskriptif kelas kontrol

Lampiran 11 uji normalitas

Lampiran 12 uji homogenitas

Lampiran 13 uji hipotesis

Lampiran 14 t tabel

Lampiran 15 hasil uji validitas dan reabilitas

Lampiran 16 soal uji coba posttest

Lampiran 17 soal uji coba pretest

Lampiran 18 kunci jawaban soal uji coba

Lampiran 19 surat izin dari dinas penanaman modal

Lampiran 20 surat izin dari pemerintah kabupaten soppeng

Lampiran 21 kontrol pelasksanaan penelitian

Lampiran 22 surat keterangan telah melaksanakan penelitian

Lampiran 23 dokumentasi

Page 15: EFEKTIVITAS PENERAPAN MODEL CHILDREN LEARNING IN …

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dalam dunia pendidikan belajar tidak hanya dilakukan di sekolah saja,

melainkan juga di tiga pusat yang biasa disebut dengan Tri Pusat Pendidikan. Tri

Pusat Pendidikan terdiri atas pendidikan dari dalam keluarga (informal),

pendidikan di sekolah (formal), dan pendidikan dalam masyarakat (non formal).

Manusia dapat meningkatkan mutunya melalui pendidikan dalam bentuk

meningkatnya kompetensi kognitif, psikomotor, dan afektif. Di sinilah seseorang

memperoleh pengajaran baik secara langsung maupun tidak langsung, baik formal

maupun tidak formal. Pendidikan dapat mencangkup seluruh proses hidup dan

segenap bentuk interaksi manusia dengan lingkungannya dalam rangka

mengembangkan potensi yang ada dalam dirinya. Setiap manusia memiliki hak

yang sama untuk mendapatkan pendidikan, karena pendidikan merupakan bidang

yang sangat penting dalam kehidupan manusia.

Negara Indonesia mengatur secara khusus perihal pendidikan dalam

Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional Nomor 20 tahun 2003. Dalam

undang-undang tersebut tercantum konsep pendidikan yang harus dan hendak

dituju oleh pemerintah dan warga negara Indonesia. Oleh karena itu, makna

pendidikan yang tertuang dalam undang-undang tersebut adalah usaha sadar untuk

mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar siswa secara aktif

mengembangkan potensinya untuk memiliki kekuatan keagamaan, pengendalian

Page 16: EFEKTIVITAS PENERAPAN MODEL CHILDREN LEARNING IN …

2

diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, dan keterampilan yang diperlukan

dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara.

Tujuan Pendidikan Nasional, sebagaimana terdapat dalam Undang-

Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Bab II pasal 3

menyebutkan bahwa :

Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan

membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam

rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk

berkembangnya potensi siswa agar menjadi manusia yang beriman

dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berahlak mulia, sehat,

berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang

demokratis serta bertanggung jawab.

Dengan demikian, pendidikan merupakan salah satu sarana utama

peningkatan dan pengembangan sumber daya manusia dalam menjamin

keberlangsungan suatu bangsa. Upaya untuk menciptakan pendidikan yang

bermutu yaitu dengan menciptakan pembelajaran yang kreatif, inspiratif,

menyenangkan dan memotivasi siswa, sehingga siswa dapat berperan aktif dalam

pembelajaran. Untuk itu, tenaga pendidik dalam hal ini guru memiliki tanggung

jawab dalam menciptakan proses pembelajaran yang aktif, kreatif, dan bermakna.

Guru dituntut memiliki kinerja yang mampu memberikan dan merealisasikan

harapan dan keinginan semua pihak terutama masyarakat umum yang telah

mempercayai sekolah dan guru dalam membina anak didik. Dalam meraih mutu

pendidikan yang baik sangat dipengaruhi oleh kinerja guru dalam melaksanakan

tugasnya sehingga kinerja guru menjadi tuntutan penting untuk mencapai

keberhasilan pendidik (Tola 2015:18)

Guru tidak boleh hanya sekedar mentransfer informasi kepada siswa

Page 17: EFEKTIVITAS PENERAPAN MODEL CHILDREN LEARNING IN …

3

dalam proses pembelajaran, tetapi guru harus mampu melibatkan siswa secara

aktif dalam proses pembelajaran dengan memunculkan pengalaman belajar

mereka secara nyata. Namun, kegiatan pembelajaran yang lazim dilakukan guru

dalam mengajar IPA ialah pemberian materi secara langsung dengan

menggunakan metode ceramah.

Metode ceramah merupakan metode mengajar dimana guru

menyampaikan informasi dan pengetahuan secara lisan kepada

sejumlah peserta didik, di mana pada umumnya peserta didik

mengikuti proses pembelajaran secara pasif. Tidak ada yang salah

dalam penerapan metode ceramah, bahkan pada sebagian materi

pelajaran metode ceramah harus digunakan karena siswa harus

mengetahui informasi langsung dari guru (Mudlofir 2017:106 )

Selain ceramah, biasanya guru mengkombinasikan pembelajaran dengan

metode tanya jawab. Metode tanya jawab bertujuan untuk menarik perhatian

siswa agar lebih terpusat pada proses pembelajaran. Metode tanya jawab

diterapkan untuk mengetahui sejauh mana penguasaan siswa terhadap materi yang

dipelajari. Kedua metode tersebut selanjutnya disebut dengan pembelajaran

konvensional. Pembelajaran yang bersifat konvensional merupakan pembelajaran

yang lebih berpusat pada guru. Metode konvensional memang baik untuk

diterapkan, namun hendaknya guru lebih memvariasikan metode pembelajaran

yang dipadukan dengan media pembelajaran yang bersifat konkret, dengan tujuan

agar pembelajaran lebih bermakna dan dapat meningkatkan keaktifan, serta

kreativitas siswa dalam proses pembelajaran selain itu juga dapat meningkatkan

hasil belajar siswa.

Kenyataannya kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh guru masih

berpusat pada guru dan minimnya keterlibatan siswa dalam proses pembelajaran.

Page 18: EFEKTIVITAS PENERAPAN MODEL CHILDREN LEARNING IN …

4

Guru yang menerapkan pembelajaran konvensional tanpa diselingi dengan

metode lain mengakibatkan siswa merasa bosan dengan rutinitas kegiatan yang

sama, sehingga hasil belajar siswa menjadi kurang baik. Sehingga ketercapaian

tujuan pembelajaran yang telah dirancang menjadi kurang maksimal. Kegiatan

pembelajaran semacam ini juga terjadi di SD Negeri 200 Bulue Kecamatan

Marioriawa Kabupaten Soppeng.

Berdasarkan hasil wawancara peneliti dengan Ibu Hj.Saniah, S.Pd. guru

kelas III SD Negeri 200 Bulue Kecamatan Marioriawa Kabupaten Soppeng,

diperoleh keterangan bahwa selama ini guru masih menggunakan model

pembelajaran konvensional. Dalam proses pembelajarannya guru menggun0akan

metode ceramah, sedangkan siswa lebih banyak mendengarkan dan

memperhatikan penjelasan guru, sehingga siswa cenderung bosan saat proses

pembelajaran yang berakibat pada hasil belajar menurun. Hal ini menyebabkan

rata-rata nilai ulangan akhir semester siswa masih rendah. Dari 43 siswa kelas III

tahun ajaran 2019/2020, 35% dari mereka memperoleh nilai di atas Kriteria

Ketuntasan Minimal (KKM) pada mata pelajaran IPA, berarti 65% siswa belum

mencapai batas KKM. Nilai KKM mata pelajaran IPA kelas III SD Negeri 200

Bulue Kecamatan Marioriawa Kabupaten Soppeng yaitu 78. Selain itu,

partisipasi aktif siswa selama proses pembelajaran juga rendah. Menurut Ibu

Hj.Saniah, masih ada beberapa siswa yang kurang berkontribusi dalam

pembelajaran, adanya siswa yang cerita sendiri dan bermain-main pada saat

proses pembelajaran berlangsung.

Page 19: EFEKTIVITAS PENERAPAN MODEL CHILDREN LEARNING IN …

5

Berdasarkan permasalahan tersebut guru harus melakukan inovasi

pembelajaran, salah satunya yaitu dengan penggunaan model pembelajaran yang

menarik dan sesuai untuk diterapkan. Di dalam penelitian ini, peneliti akan

menerapkan model pembelajaran yang tepat dengan karakteristik siswa dan

materi pembelajaran IPA di SD yaitu model pembelajaran Children Learning In

Science (CLIS).

Widiyarti dkk (dalam Ni Md, Deni Novia 2017). Model pembelajaran

Children Learning In Science merupakan model pembelajaran yang berusaha

mengembangkan ide atau gagasan siswa tentang suatu masalah dalam

pembelajaran serta merekonstruksi ide atau gagasan berdasarkan hasil

pengamatan atau percobaan.

Model pembelajaran Children Learning In Science merupakan salah satu

model pembelajaran yang dilandasi oleh pandangan konstruktivis dengan

memperhatikan dan mempertimbangkan pengetahuan awal siswa yang mungkin

diperoleh di luar sekolah. (Astiti,dkk 2017 : 2)

Model pembelajaran Children Learning In Science merupakan

model pembelajaran yang berusaha mengembangkan ide atau

gagasan siswa tentang suatu masalah tertentu dalam pembelajaran

serta merekonstruksi ide atau gagasan berdasarkan hasil

pengamatan dan percobaan. Pada model pembelajaran tersebut

dapat memberikan kesempatan kepada siswa untuk lebih aktif

dalam berkomunikasi atau berinteraksi langsung dengan lingkungan

sekitar, sehingga dapat menambah pengalaman siswa dalam proses

belajar, Alifviani (2010:3)

Sebelumnya, model Children Learning In Sciencetelah diterapkan dalam

pembelajaran pada jenjang sekolah dasar yang dilaksanakan Ni Md. Deny Novia

Damayanti pada tahun 2017 dengan judul Pengaruh Model Pembelajaran

Page 20: EFEKTIVITAS PENERAPAN MODEL CHILDREN LEARNING IN …

6

Children Learning In Science Terhadap Hasil Belajar Ipa Siswa Kelas V Sd

Gugus VII Kecamatan Seririt, hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian

sebelumnya, yang telah dilakukan oleh Budiarti (2014) mengungkapkan, terdapat

perbedaan yang signifikan hasil belajar IPA antara kelompok siswa yang

mengikuti pembelajaran Children Learning In Science (CLIS) dan kelompok

siswa yang dibelajarkan dengan model pembelajaran konvensional. Hasil tersebut

menjadi bukti empiris terhadap penerapan model Children Learning In Science di

kelas untuk menyelesaikan masalah-masalah pembelajaran.

Kajian empiris di atas, menjadi landasan peneliti untuk menerapkan model

Children Learning In Science dalam mengatasi permasalahan pembelajaran IPA

pada kelas III SD Negeri 200 Bulue Kecamatan Marioriawa Kabupaten Soppeng.

Model Children Learning In Science cocok untuk diterapkan pada pembelajaran

IPA di sekolah dasar kelas III materi energi. Materi ini berkaitan dengan bentuk-

bentuk energi yang sering ditemukan dalam kehidupan sehari-hari. Penerapan

model Children Learning In Science diharapkan mampu menciptakan

pembelajaran yang interaktif dan aktif karena memberikan kesempatan langsung

pada siswa untuk terlibat aktif dalam proses pembelajaran, membangkitkan rasa

ingin tahu terhadap konsep yang belum dipahaminya, dan melatih siswa

melakukan observasi melalui percobaan dan pengamatan yang dilakukannya,

selain itu proses pembelajaran yang terlaksana menjadi lebih bermakna.

Pembelajaran IPA yang baik hendaknya dapat mengaitkan IPA dengan

kehidupan sehari-hari siswa disertai dengan observasi melalui pengamatan dan

percobaan agar pengalaman belajar siswa menjadi lebih bermakna. Model

Page 21: EFEKTIVITAS PENERAPAN MODEL CHILDREN LEARNING IN …

7

Children Learning In Science merupakan model pembelajaran inovatif yang dapat

dijadikan sebagai alternatif model untuk pembelajaran IPA. Masih jarang

ditemukan penerapan model Children Learning In Science dalam pembelajaran

khususnya pada materi energi di kelas III sekolah dasar, sehingga peneliti akan

melakukan penelitian untuk mengetahui Efektivitas Penerapan Model Children

Learning In Science Terhadap Hasil Belajar IPA Materi Energi Siswa Kelas

III SD Negeri 200 Bulue Kecamatan Marioriawa Kabupaten Soppeng.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, maka masalah dalam penelitian ini

adalah Apakah penerapan model Children Learning In Science efektif terhadap

hasil belajar IPA materi energi siswa kelas III SD Negeri 200 Bulue Kecamatan

Marioriawa Kabupaten Soppeng ?

C. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini ialah untuk mengetahui penerapan model

Children Learning In Sciecnce terhadap hasil belajar IPA materi energi siswa

kelas III SD Negeri 200 Bulue Kecamatan Marioriawa Kabupaten Soppeng.

D. Manfaat Penelitian

Manfaat yang diperoleh dari penelitian ini dapat dijabarkan menjadi

manfaat teoritis dan praktis. Manfaat teoritis yaitu manfaat dalam bentuk teori

yang diperoleh dari penelitian, sedangkan manfaat praktis adalah manfaat yang

dapat diperoleh secara praktis dari penelitian, yaitu manfaat penerapan model

Children Learning In Science di dalam pembelajaran IPA. Penelitian ini

Page 22: EFEKTIVITAS PENERAPAN MODEL CHILDREN LEARNING IN …

8

diharapkan dapat memberikan manfaat bagi peneliti, siswa, guru, dan sekolah

tempat penelitian dilaksanakan.

1. Manfaat Teoritis

Penelitian ini diharapkan memberikan manfaat teoritis, diantaranya:

a. Masukan bagi sekolah dalam mengatasi permasalahan pembelajaran yang

terjadi.

b. Dapat memberikan informasi mengenai model pembelajaran inovatif

Children Learning In Science yang dapat digunakan guru dalam

merancang dan melaksanakan pembelajaran IPA materi energi.

2. Manfaat Praktis

Penelitian ini diharapkan memberikan manfaat bagi banyak pihak yaitu

guru, siswa, sekolah, peneliti dan pembaca.

a. Bagi Guru

Penelitian ini juga diharapkan akan memberikan manfaat bagi guru.

Manfaat tersebut antara lain:

1. Mengoptimalkan proses pembelajaran dengan menggunakan model

pembelajaran.

2. Menambah wawasan dan pengalaman tentang model pembelajaran

Children Learning In Science.

3. Memberikan informasi tentang pelaksanaan model Children

Learning In Science untuk pembelajaran IPA di SD.

Page 23: EFEKTIVITAS PENERAPAN MODEL CHILDREN LEARNING IN …

9

4. Menambah variasi model pembelajaran IPA khususnya, dan mata

pelajaran yang lain pada umumnya, agar lebih menarik dan inovatif.

b. Bagi siswa

Manfaat yang diperoleh siswa dari penelitian ini antara lain:

1. Meningkatkan pemahaman siswa kelas III SD Negeri 200 Bulue

Kecamatan Marioriawa Kabupaten Soppeng dalam mata pelajaran IPA

khususnya pada materi energi.

2. Meningkatkan belajar siswa kelas III SD Negeri 200 Bulue Kecamatan

Marioriawa Kabupaten Soppeng dalam mata pelajaran IPA khususnya

materi energi.

3. Meningkatkan pemahaman siswa dalam mengkaji IPA melalui pengamatan

atau percobaan sederhana.

4. Meningkatkan kemandirian siswa dalam belajar.

c. Bagi Sekolah

Lebih lanjut, penelitian ini juga diharapkan akan memberikan manfaat

bagi sekolah. Manfaat tersebut antara lain:

1. Meningkatkan motivasi sekolah dalam menciptakan sistem

pembelajaran IPA yang kreatif dan inovatif.

2. Memberikan kontribusi pada sekolah dalam rangka perbaikan proses

pembelajaran IPA sehingga dapat meningkatkan prestasi sekolah.

Page 24: EFEKTIVITAS PENERAPAN MODEL CHILDREN LEARNING IN …

10

3. Menambah inovasi dalam proses pembelajaran sehingga mampu

meningkatkan kualitas sekolah yang pada akhirnya menjadikan citra

sekolah menjadi lebih baik lagi.

d. Bagi Peneliti

Bagi peneliti yaitu meningkatnya daya pikir dan keterampilan dalam

melakukan pembelajaran IPA dengan menggunakan model Children

Learning In Science (CLIS)

e. Bagi Pembaca

Manfaat bagi pembaca yaitu penelitian ini diharapkan dapat dijadikan

sebagai referensi sumber untuk menambah wawasan dan sebagai bahan acuan

untuk pengembangan penelitian selanjutnya

Page 25: EFEKTIVITAS PENERAPAN MODEL CHILDREN LEARNING IN …

12

12

BAB II

KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR, DAN HIPOTESIS

A. Kajian Pustaka

1. Kajian Teori

Teori teori yang akan dikaji meliputi tentang mata pelajaran IPA tentang

Energi, Model pembelajaran yang akan diterapkan yaitu model pembelajaran

Children Learning In Science.

a. Efektivitas Pembelajaran

Istilah efektivitas berasal dari kata efektif. Dalam kamus umum Bahasa

Indonesia kata efektif mempunyai dua arti, yakni:

1. Efektif diartikan sebagai mempunyai efek, pengaruh, atau akibat.

2. Efektif juga diartikan memberikan hasil yang memuaskan.

Memberikan suatu definisi tentang efektivitas bukan suatu hal yang

mudah. Istilah efektivitas biasanya digunakan dalam manajemen pendidikan.

Efektivitas individu dapat dipandang dari suatu pencapaian sasaran yang

ditargetkan, secara khusus dalam konteks pembelajaran di sekolah menengah.

Ada beberapa definisi belajar yang disampaikan para ahli. Berikut

dikemukakan beberapa definisi tersebut. Menurut Corey (Baso, 2017: 25)

menjelaskan “ Pembelajaran adalah suatu proses dimana lingkungan seseorang

dikelola secara di sengaja untuk memungkinkan ia turut serta dalam tingkah laku

tertentu, sehingga dalam kondisi-kondisi khusus akan menghasilkan respon

terhadap situasi tertentu juga”.

Page 26: EFEKTIVITAS PENERAPAN MODEL CHILDREN LEARNING IN …

13

Dari definisi diatas dapat dikatakan bahwa pembelajaran pada dasarnya

merupakan kegiatan yang dilakukan oleh guru secara sistematis untuk

menciptakan suatu lingkungan yang memungkinkan murid untuk belajar. Dalam

proses pelaksanaan kegiatan tersebut, terdapat kegiatan memilih, menetapkan dan

mengembangkan metode untuk mencapai hasil pembelajaran yang diinginkan.

Dalam memilih, menetapkan dan mengembangkan metode pembelajaran yang

akan digunakan harus memperhatikan materi yang akan dipelajari dan kondisi

realitas murid yang akan belajar.

Berdasarkan uraian diatas, maka pengertian efektivitas pembelajaran yang

dimaksud dalam penelitian ini adalah tingkat penguasaan murid terhadap materi

pelajaran setelah proses pembelajaran berlangsung. Secara operasional efektivitas

yang dimaksud akan tergambar dari hasil belajar IPA murid.

Efektivitas pembelajaran merupakan tolak ukur keberhasilan guru

mengelola kelas, efektivitas yang dimaksud akan tergambar melalui hasil belajar

murid.

b. Hasil Belajar

Hasil belajar yaitu perubahan-perubahan yang terjadi pada diri siswa, baik

yang menyangkut aspek kognitif,afektif, dan psikomotor sebagai hasil belajar

dari kegiatan belajar, Susanto (2019:5)

K.Brahim (dalam Susanto, 2019:5) yang menyatakan bahwa hasil belajar

dapat diartikan sebagai tingkat keberhasilan siswa dalam mempelajari mata

pelajaran di sekolah yang dinyatakan dalam skor yang dapat diperoleh dari tes

mengenal sejumlah materi pelajaran tertentu.

Page 27: EFEKTIVITAS PENERAPAN MODEL CHILDREN LEARNING IN …

14

Untuk mengetahui apakah hasil belajar yang dicapai telah sesuai dengan

tujuan yang dikehendaki dapat diketahui melalui evaluasi, sebagaimana yang

dikemukakan oleh Sunal dalam Susanto (2019:5) bahwa evaluasi merupakan

proses penggunaan informasi untuk membuat pertimbangan seberapa efektif suatu

program telah memenuhi kebutuhan siswa. Selain itu, dengan dilakukannya

evaluasi atau penilaian ini dapat dijadikan feedback atau tindak lanjut, atau

bahkan cara untuk mengukur tingkat penguasaan siswa. Kemajuan prestasi

belajar siswa tidak saja diukur dari tingkat penguasaan ilmu pengetahuan, tetapi

juga sikap dan keterampilan. Dengan demikian, penilaian hasil belajar siswa

mencakup segala hal yang dipelajari di sekolah, baik itu menyangkut

pengetahuan, sikap, dan keterampilan yang berkaitan dengan mata pelajaran yang

diberikan siswa.

Wasliman (dalam Susanto, 2019:12) Faktor – faktor yang mempengaruhi

hasil belajar sebagai berikut :

1. Faktor internal, faktor internal merupakan faktor yang bersumber dari

dalam diri peserta didik yang mempengaruhi kemampuan belajarnya.

Faktor internal ini meliputi: kecerdasan, minat dan perhatian , motivasi

belajar,ketekunan sikap, kebiasaan belajar,serta kondisi fisik dan kesehatan

2. Faktor eksternal, faktor yang berasal dari luar diri peserta didik yang

mempengaruhi hasil belajar yaitu keluarga, sekolah, dan masyarakat.

c. Hakikat IPA

IPA adalah usaha manusia dalam memahami alam semesta melalui

pengamatan yang tepat pada sasaran, serta menggunakan prosedur dan dijelaskan

Page 28: EFEKTIVITAS PENERAPAN MODEL CHILDREN LEARNING IN …

15

dengan penalaran sehingga mendapatkan suatu kesimpulan (Susanto 2019:167).

Dalam hal ini para guru, khususnya yang mengajar IPA SD, diharapkan

mengetahui dan mengerti hakikat pembelajaran IPA guru tidak kesulitan dalam

mendesain dan melaksanakan pembelajaran. Siswa yang melakukan pembelajaran

juga tidak mendapat kesulitan dalam memahami konsep IPA.

Menurut Susanto (2019:181) adapun tujuan pembelajaran IPA disekolah

dasar dalam Badan Nasional Standar Pendidikan (BSNP 2006), dimaksudkan

untuk :

1. Memperoleh keyakinan terhadap Kebesaran Tuhan Yang Maha Esa

berdasarkan keberadaan, keindahan , dan keteraturan alam ciptaan-Nya.

2. Mengembangkan pengetahuan dan pemahaman konsep–konsep IPA yang

bermanfaat dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.

3. Mengembangkan rasa ingin tahu, sikap positif dan kesadaran tentang adanya

hubungan saling mempengaruhi antara IPA, Lingkungan, teknologi, dan

masyarakat.

4. Mengembangkan keterampilan proses untuk menyelidiki alam sekitar,

memecahkan masalah, dan membuat keputusan.

5. Meningkatkan kesadaran untuk berperan serta dalam memelihara, menjaga,

dan melestarikan lingkungan alam.

6. Meningkatkan kesadaran untuk menghargai alam dan segala keteraturannya

sebagai salah satu ciptaan Tuhan

7. Memperoleh bekal pengetahuan, konsep ,dan keterampilan IPA sebagai dasar

untuk melanjutkan penyelidikan ke SMP.

Page 29: EFEKTIVITAS PENERAPAN MODEL CHILDREN LEARNING IN …

16

d. Materi Energi

Materi merupakan apa yang dipelajari oleh siswa berdasarkan tujuan yang

akan dicapai. Materi yang digunakan dalam penelitian ini adalah energi yang

terdapat di kelas III. Pokok bahasan pada materi ini yaitu bentuk energi dan

pengaruhnya dalam kehidupan, serta sifat-sifat energi. Energi merupakan daya

(kekuatan) untuk melakukan (membuat) berbagai kegiatan. Kamus umum Bahasa

Indonesia (2017:321)

Materi IPA tentang Energi, dirangkum dari Buku Siswa Energi dan

Perubahannya tema 6 (Buku Tematik Terpadu Kurikulum 2013) Sinyanyuri

(2018: 1-53). Adapun materi tersebut adalah sebagai berikut.

1. Sumber Energi

Semua benda yang menghasilkan energi disebut sumber energi. Tuhan

menciptakan bermacam-macam sumber energi. Air dan udara adalah sumber

energi. Tumbuhan dan hewan adalah sumber makanan. Makanan

menghasilkan energi bagi tubuh. Jadi, tumbuhan dan hewan juga sumber

energi. Sumber energi lainnya yang ada di bumi adalah matahari. Matahari

menghasilkan energi cahaya dan panas. Cahaya dan panas matahari

merupakan sumber kehidupan di bumi. Matahari adalah sumber energi

terbesar di bumi.Tanpa matahari, tumbuhan tidak dapat melakukan

fotosintesis. Dari proses fotosintesis dihasilkan makanan dan oksigen.

Makanan dan oksigen sangat penting bagi kelangsungan hidup manusia dan

makhluk hidup lainnya.

Page 30: EFEKTIVITAS PENERAPAN MODEL CHILDREN LEARNING IN …

17

Selain membantu proses fotosintesis, sinar matahari juga merupakan

sumber energi listrik. Melalui Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS),

energi cahaya matahari diubah menjadi energi listrik.

2. Energi panas

Panas disebut juga kalor merupakan salah satu bentuk energi.

Energi yang dihasilkan oleh benda-benda panas disebut energi panas. Jadi,

energi panas berasal dari benda yang memiliki suhu tinggi. Contoh alat

yang menghasilkan energi panas yaitu setrika listrik, api, dan matahari.

Panas yang dihasilkan dapat dimanfaatkan untuk berbagai keperluan.

Misalnya, panas matahari digunakan untuk mengeringkan pakaian, panas

setrika digunakan untuk melicinkan pakaian, dan panas dari api kompor

dapat digunakan untuk memasak.

3. Energi Cahaya

Energi cahaya adalah energi yang dipancarkan oleh sumber

cahaya. Energi cahaya yang paling besar berasal dari matahari. Energi

cahaya bias juga didapat dari api dan lampu. Salah satu manfaat dari

energi cahaya matahari yaitu untuk menerangi bumi pada siang hari.

4. Energi Gerak

Energi gerak dibutuhkan saat kita melakukan aktivitas. Energi

gerak tubuh berasal dari energi kimia pada makanan. Tubuh yang selalu

digerakkan dengan teratur akan terjaga kesehatannya.

Senam irama merupakan contoh gerakan tubuh yang menyehatkan.

Pada pelajaran lalu, kalian sudah melakukan kombinasi gerak berjalan,

Page 31: EFEKTIVITAS PENERAPAN MODEL CHILDREN LEARNING IN …

18

menekuk, dan mengayun. Kali ini kalian akan melakukan kombinasi gerak

berjalan, meliuk, dan mengayun.

5. Energi Bunyi

Bunyi dihasilkan dari benda yang bergetar. Energi bunyi adalah

energi yang ditimbulkan oleh benda yang menghasilkan bunyi. Energi

bunyi dapat diketahui melalui telinga kita. Sebagai contoh, gendang yang

dipukul akan menggetarkan kulit gendang. Getaran inilah yang

menimbulkan bunyi. Semakin kuat getarannya, semakin besar pula energi

bunyi yang dihasilkan oleh pita suara.

e. Sifat-Sifat Energi

Tidak ada yang dapat hidup, bergerak, dan bekerja tanpa energi. Energi

sering digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Misalnya, energi panas

digunakan oleh petani untuk mengeringkan hasil panennya, energi cahaya

digunakan untuk menerangi ruangan. Energi adalah kemampuan untuk

melakukan usaha. Jadi, segala sesuatu dapat melakukan kegiatan atau usaha jika

mempunyai energi. Sifat- sifat energi ada 3, yaitu energi ada tetapi tidak dapat

dilihat, energi dapat dirasakan, dan energi dapat diubah bentuknya.

1. Energi ada tetapi tidak dapat dilihat

Energi ada dalam kehidupan kita, tapi kita tidak dapat melihat wujud

energi. contohnya saat kita menjemur pakaian basah di bawah terik matahari.

Pakaian yang awalnya basah dapat berubah kering karena adanya energi

panas. Contoh lain baling-baling kincir angin dapat berputar karena adanya

energi angin. Kedua kegiatan tersebut membuktikan adanya energi. Kita

Page 32: EFEKTIVITAS PENERAPAN MODEL CHILDREN LEARNING IN …

19

mengetahui bentuk energinya namun wujud energinya seperti apa kita tidak

dapat melihatnya

2. Energi dapat dirasakan

Kita dapat merasakan pengaruh energi, namun kita tidak dapat melihat

wujud energinya, seperti halnya kita dapat melihat wujud batu, buku, ataupun

meja. Kita dapat merasakan adanya panas matahari namun kita tidak dapat

melihat wujud panas itu seperti apa. Pembuktian dari sifat yang kedua yaitu

saat kita menggosokan dua buah batu. Saat kita menempelkan tangan pada

batu yang telah digosok-gosok, maka tangan akan terasa hangat, hal ini

menunjukan adanya energi panas. Kita dapat merasakan rasa hangat namun

kita tidak dapat melihat wujud rasa hangat itu seperti apa.

3. Energi dapat berubah bentuk

Energi tidak dapat dihilangkan namun kita dapat merubah bentuknya, hal

ini juga dapat kita buktikan saat kita menggosokan dua buah batu. Kegiatan

tersebut menunjukkan adanya perubahan energi dari energi gerak (saat

menggosok batu) menjadi energi panas (rasa panas pada permukaan batu).

contoh lainnya pada saat kita memukul bedug, peristiwa tersebut

menunjukkan adanya perubahan bentuk energi gerak menjadi bunyi.

f. Model Pembelajaran Children Learning in Science

Adapun Soekanto (dalam Shoimin, 2014:23) mengemukakan bahwa

model pembelajaran sebagai berikut :

Model pembelajaran adalah kerangka konseptual yang

melukiskan prosedur yang sistematis dalam mengorganisasikan

pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar tertentu, dan

berfungsi sebagai pedoman bagi para perancang pembelajaran dan

Page 33: EFEKTIVITAS PENERAPAN MODEL CHILDREN LEARNING IN …

20

para pengajar dalam merencanakan aktivitas belajar mengajar. Hal

itu berarti model pembelajaran memberikan kerangka dan arah bagi

guru untuk mengajar.

Weil (dalam Nafiah, 2018:17) mengemukakan bahwa Model

pembelajaran adalah suatu rencana atau pola yang dapat digunakan untuk

membangun kurikulum, untuk merancang bahan pembelajaran yang diperlukan,

serta untuk memadu pengajaran didalam kelas atau pada situasi pembelajaran

yang lain.

Arends (dalam Nafiah, 2018:17) model pembelajaran adalah suatu

perencanaan atau suatu pola yang digunakan sebagai pedoman dalam

merencanakan pembelajaran di kelas atau pembelajaran dalam tutorial

Fungsi model pembelajaran adalah sebagai pedoman bagi pengajar dan

para guru dalam melaksanakan pembelajaran. Hal ini menunjukkan bahwa setiap

model yang digunakan dalam pembelajaran menentukan perangkat yang dipakai

dalam pembelajaran tersebut (Shoimin 2014 : 24).

Adapun model pembelajaran Children Learning In Science menurut

(Alifviani 2010:3) yaitu:

Model pembelajaran Children Learning In Science merupakan

model pembelajaran yang berusaha mengembangkan ide atau

gagasan siswa tentang suatu masalah tertentu dalam pembelajaran

serta merekonstruksi ide atau gagasan berdasarkan hasil

pengamatan dan percobaan. Pada model pembelajaran tersebut

dapat memberikan kesempatan kepada siswa untuk lebih aktif

dalam berkomunikasi atau berinteraksi langsung dengan lingkungan

sekitar, sehingga dapat menambah pengalaman siswa dalam proses

belajar.

Menurut Samatowa dalam (Budiarto 2014: 65) Children Learning In

Science merupakan model pembelajaran yang berusaha mengembangkan ide atau

Page 34: EFEKTIVITAS PENERAPAN MODEL CHILDREN LEARNING IN …

21

gagasan siswa tentang suatu masalah tertentu dalam pembelajaran serta

merekonstruksi ide atau gagasan berdasarkan hasil pengamatan atau percobaan.

Model Children Learning In Science terdiri atas lima tahap, yakni orientasi

atau orientation, pemunculan gagasan atau elicitation of ideas, penyusunan ulang

gagasan atau restructuring of ideas, penerapan gagasan atau application of ideas,

dan pemantapan gagasan atau review change in ideas. Adapun penjelasan dari

kelima tahapan pembelajaran model Children Learning In Science menurut

Nuryani Rustaman dkk (2018:95) adalah sebagai berikut.

1. Tahap orientasi

Merupakan tahapan yang dilakukan guru dengan tujuan untuk

memusatkan perhatian siswa. Orientasi dapat dilakukan dengan cara

menunjukkan berbagai fenomena alam yang terjadi dalam kehidupan

sehari-hari atau guru melakukan demonstrasi berkaitan dengan topik

yang akan dipelajari.

2. Tahap pemunculan gagasan

Tahap ini merupakan upaya yang dilakukan oleh guru untuk

memunculkan konsepsi awal siswa tentang topik yang dibahas dalam

pembelajaran. Cara yang dilakukan bisa dengan meminta siswa untuk

menuliskan apa saja yang telah diketahui tentang topik yang dibahas

atau bisa dengan cara menjawab pertanyaan uraian terbuka.

3. Tahap penyusunan ulang gagasan

Tahap penyusunan ulang gagasan dibedakan atas tiga bagian,

yaitu pengungkapan dan pertukaran gagasan (clarification and

Page 35: EFEKTIVITAS PENERAPAN MODEL CHILDREN LEARNING IN …

22

exchange), pembukaan pada situasi konflik (eksposure to conflict

situation), dan konstruksi gagasan baru dan evaluasi (construction of

new ideas and evaluation).

Tahap pengungkapan dan pertukaran gagasan (clarification

and exchange) merupakan upaya untuk memperjelas atau

mengungkapkan gagasan awal siswa tentang suatu topik secara

umum, misalnya dengan cara mendiskusikan jawaban siswa pada

langkah kedua dalam kelompok kecil, kemudian salah satu anggota

kelompok melaporkan hasil diskusi ke seluruh kelas. Dalam kegiatan

ini guru tidak membenarkan atau menyalahkan gagasan yang telah

didiskusikan siswa.

Pada tahap pembukaan pada situasi konflik (eksposure to

conflict situation), siswa diberi kesempatan untuk mencari pengertian

ilmiah yang sedang dipelajari di dalam buku teks. Selanjutnya siswa

mencari beberapa perbedaan antara konsep awal mereka dengan

konsep ilmiah yang ada dalam buku teks atau hasil pengamatan

terhadap kegiatan yang dilakukan.

Tahap konstruksi gagasan baru dan evaluasi (construction of

new ideas and evaluation) dilakukan dengan tujuan untuk

mencocokan gagasan yang sesuai dengan fenomena yang dipelajari

guna mengkonstruksi gagasan baru. Siswa diberi kesempatan untuk

melakukan percobaan atau observasi, kemudian mendiskusikannya

dalam kelompok untuk menyusun gagasan baru.

Page 36: EFEKTIVITAS PENERAPAN MODEL CHILDREN LEARNING IN …

23

4. Tahap penerapan gagasan

Pada tahap ini siswa dibimbing untuk menerapkan gagasan

baru yang dikembangkan melalui percobaan atau observasi ke dalam

situasi baru. Gagasan baru yang sudah direkonstruksi digunakan untuk

menganalisis isu dan memecahkan masalah yang ada di lingkungan.

5. Tahap pemantapan gagasan

Konsepsi yang telah diperoleh siswa perlu diberi umpan balik

oleh guru untuk memperkuat konsep ilmiah tersebut. Dengan

demikian, siswa yang konsepsi awalnya tidak konsisten dengan konsep

ilmiah akan dengan sadar mengubahnya menjadi konsep ilmiah.

2. Penelitian Yang Relevan

Berikut ini adalah beberapa penelitian mengenai model Children

Learning In Science yang telah dilakukan dan dapat dijadikan kajian dalam

penelitian ini adalah :

a. Penelitian eksperimen yang dilakukan Budiarto (2014), dengan judul

penelitian “Keefektifan Penerapan Model CLIS (Children Learning In

Science) terhadap Motivasi dan Hasil Belajar Materi Perubahan Sifat

Benda Kelas V Sekolah Dasar Negeri Debong Tengah 1 Kota Tegal”.

Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas V SD Negeri Debong

Tengah 1dan 3 Kota Tegal tahun ajaran 2013/2014 yang berjumlah 59

siswa. Berdasarkan hasil uji hipotesis data motivasi belajar siswa dengan

perhitungan menggunakan rumus uji hipotesis komparatif dua sampel

independen, menunjukkan bahwa thitung sebesar 3,414 dan ttabel sebesar

Page 37: EFEKTIVITAS PENERAPAN MODEL CHILDREN LEARNING IN …

24

1,677 (thitung > ttabel), maka Ho ditolak dan Ha diterima. Dengan kata lain,

motivasi belajar IPA siswa dengan penerapan model CLIS lebih baik dari

pada motivasi belajar IPA siswa dengan penerapan model pembelajaran

konvensional. Sementara itu, hasil uji hipotesis untuk hasil belajar siswa

menunjukkan bahwa 2,941 dan ttabel sebesar 1,677 (thitung > ttabel), maka

Ho ditolak dan Ha diterima. Berdasarkan hasil perhitungan tersebut

diketahui bahwa hasil belajar IPA siswa dengan penerapan model

Children Learning In Science lebih baik dari pada hasil belajar IPA siswa

dengan penerapan model pembelajaran konvensional . Jadi dapat

disimpulkan bahwa, penerapan model Children Learning In Science

terbukti efektif terhadap motivasi dan hasil belajar siswa pada

pembelajaran IPA materi perubahan sifat benda.

b. Penelitian yang dilakukan oleh Arisantiani, Putra, Ganing pada tahun

2017 dengan judul Pengaruh Model Children Learning In Science

(CLIS) berbantuan Media Lingkungan terhadap Kompetisi pengetahuan

IPA. Hasil penelitian pada kelas IV SDN 5 Sanur sebagai kelompok

eksperimen yaitu nilai akhir kompetensi pengetahuan IPA yang

dibelajarkan menggunakan model pembelajaran CHILDREN

LEARNING IN SCIENCE berbantuan media lingkungan memiliki rata-

rata 76,02; standar deviasi 7,8995; varian 63,31; nilai minimum 62 dan

nilai maksimum 94. Sedangkan data pada kelas IV SDN 6 Sanur sebagai

kelompok kontrol yaitu nilai akhir kompetensi pengetahuan IPA yang

dibelajarkan menggunakan pembelajaran konvensional memiliki rata-

Page 38: EFEKTIVITAS PENERAPAN MODEL CHILDREN LEARNING IN …

25

rata 69,43; standar deviasi 10,06; varian 101,20; nilai minimum 50 dan

nilai maksimum 85. Frekuensi nilai akhir kompetensi pengetahuan IPA

siswa kelompok eksperimen.

c. Penelitian yang dilakukan oleh Nurul Hidayah, M. Arifuddin, Andi

Ichsan Mahardika pada tahun 2017 dengan judul Meningkatkan

Keterampilan Proses Sains Pada Pembelajaran Fisika Menggunakan

Metode Percobaan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ketuntasan

klasikal mencapai 62,07% atau 18 siswa yang tuntas dari total 29 siswa

dalam kelas. Sedangkan siswa yang tidak tuntas ada 11 orang atau

37,93%. Tabel 11 menunjukkan bahwa ketuntasan belajar siswa sudah

mencapai 86,21% secara klasikal atau 25 siswa yang tuntas dari 29 siswa

dalam kelas. Sedangkan siswa yang tidak tuntas adalah 13,79% atau 4

orang siswa. Adanya peningkatan hasil belajar ini menunjukkan adanya

kaitan dengan penggunaan metode pembelajaran yang dipakai.

Walaupun secara perlahan, siswa mampu berpikir secara runtut dan

menemukan sesuatu dari kegiatan percobaan. Hasil ini menunjukkan

bahwa metode percobaan dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Hal ini

sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Arum (2012)

menyatakan bahwa serangkaian kegiatan pembelajaran dengan

penerapan metode percobaan dapat membuat siswa aktif dan mampu

memahami konsep fisika dengan baik sehingga hasil belajar siswa tinggi.

d. Penelitian yang dilakukan Ni Md. Deny Novia Damayanti pada tahun

2017 dengan judul Pengaruh Model Pembelajaran CLIS Terhadap Hasil

Page 39: EFEKTIVITAS PENERAPAN MODEL CHILDREN LEARNING IN …

26

Belajar IPA Siswa Kelas V Sd Gugus VII Kecamatan Seririt, hasil

penelitian ini konsisten dengan penelitian sebelumnya, yang telah

dilakukan oleh Budiarti (2014) mengungkapkan, terdapat perbedaan

yang signifikan hasil belajar IPA antara kelompok siswa yang mengikuti

pembelajaran Children Learning In Science (CLIS) dan kelompok siswa

yang dibelajarkan dengan model pembelajaran konvensional diketahui

bahwa thitung> ttabel (thitung = 29,305 > ttabel = 2,0357) dengan taraf

signifikansi 5%. Dari rata-rata hasil belajar IPA diketahui siswa yang

mengikuti pembelajaran dengan model pembelajaran Children Learning

In Science lebih baik dari siswa yang mengikuti pembelajaran

menggunakan model pembelajaran konvensional (14,50>8,31). Dengan

demikian dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran Children

Learning In Science berpengaruh terhadap hasil belajar IPA siswa kelas

IV Gugus III Kecamatan Busungbiu tahun pelajaran 2013/2014.

Penelitian yang lain juga dilakukan oleh Susanti (2014) mengungkapkan,

terdapat perbedaan yang signifikan hasil belajar IPA antara siswa yang

belajar melalui model pembelajaran Children Learning In Science

(CLIS) berbantuan media grafis dengan siswa yang belajar melalui

model pembelajaran konvensional diketahui bahwa thitung> ttabel

(thitung = 5,4 > ttabel = 2,00) dengan taraf signifikansi 5%. Dari rata-

rata hasil belajar IPA diketahui siswa yang mengikuti pembelajaran

dengan model pembelajaran CLIS berbantuan media grafis lebih baik

Page 40: EFEKTIVITAS PENERAPAN MODEL CHILDREN LEARNING IN …

27

dari siswa yang mengikuti pembelajaran dengan menggunakan model

pembelajaran konvensional (76,9>56,9).

e. Penelitian yang dilakukan oleh Astiti, Ardana, Wiarta pada tahun 2017

dengan judul Pengaruh Model Pembelajaran Children Learning In

Science Berbasis Budaya Penyelidikan Terhadap Kompetensi

Pengetahuan IPA. Hasil penelitian siswa kelompok eksperimen

memperoleh nilai rata – rata/mean 80,51 dan rata – rata persentase

kompetensi pengetahuan IPA yang diperoleh adalah 80,51%. Rata – rata

persentase kompetensi pengetahuan IPA tersebut kemudian

dikategorikan dengan tabel konversi PAP dan berada pada kategori

tinggi. Sedangkan siswa kelompok kontrol memperoleh nilai rata –

rata/mean 71,03 dan rata – rata persentase kompetensi pengetahuan IPA

yang diperoleh adalah 71,03%. Rata – rata persentase kompetensi

pengetahuan IPA tersebut kemudian dikategorikan dengan tabel konversi

PAP dan berada pada kategori sedang. Setelah dilakukan analisis statistik

deskriptif, dilanjutkan dengan analisis statistik inferensial. Uji prasyarat

dilakukan terlebih dahulu sebelum menuju uji hipotesis. Uji prasyarat

meliputi uji normalitas dan uji homogenitas varians. Uji normalitas ini

dilakukan untuk membuktikan bahwa kedua sampel tersebut

berdistribusi normal. Penelitian yang dilakukan oleh Muzikka

f. Anwar, Agus Wahyuni, Ahmad Hamid, pada tahun 2017 dengan judul

Penerapan Pembelajaran Children Learning In Science Untuk

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Penerapan model pembelajaran

Page 41: EFEKTIVITAS PENERAPAN MODEL CHILDREN LEARNING IN …

28

Children Learning in Science pada materi energi di kelas VII-1 MTsN

Model Meulaboh dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Hal ini dapat

dilihat dari ketuntasan belajar siswa, yaitu pada siklus I sebesar 72,22%,

siklus II sebesar 86,11%. Dari siklus I ke siklus II terjadi peningkatan

sebesar 13,89%. Dengan jumlah nilai rata-rata pada siklus I sebesar

71,25, pada siklus II sebesar 78,89.Aktivitas guru dalam pembelajaran

dengan menerapkan model pembelajaran Children Learning in Science

terjadi peningkatan pada tiap siklusnya. Hal ini menunjukkan bahwa

terlaksananya penerapan model pembelajaran Children Learning in Science

dalam pembelajaran yang dapat dilihat dari skor rata-rata yang diperoleh

pada siklus I kegiatan awal 2,66 (baik), pada siklus II 3 (baik). Selanjutnya

pada kegiatan inti siklus I dengan skor rata-rata 2,95 (baik), siklus II 3,18

(baik). Sedangkan skor rata-rata kegiatan akhir pada siklus I dan II 3

(baik).Aktivitas siswa dalam pembelajaran dengan menerapkan model

pembelajaran Children Learning in Science juga terjadi peningkatan pada

tiap siklusnya. Hal ini menunjukkan bahwa terlaksananya penerapan model

pembelajaran Children Learning in Sciece dalam pembelajaran yang dapat

dilihat dari skor rata-rata yang diperoleh pada kegiatan awal pada siklus I

2,83 (baik) dan pada siklus II 3,16 (baik). Selanjutnya, pada kegiatan inti

siklus I dengan skor rata-rata 2,95 (baik) dan siklus II 3,22 (baik).

Sedangkan skor rata-rata kegiatan akhir pada siklus I 3 (baik) dan siklus II

3,37 (baik). Penerapan model pembelajaran Children Learning in Science,

pada materi energi mendapatkan respon yang sangat baik dari siswa yaitu

94,4% siswa setuju dan 5,6% siswa yang tidak setuju dengan penerapan

Page 42: EFEKTIVITAS PENERAPAN MODEL CHILDREN LEARNING IN …

29

model pembelajaran Children Learning in Science.

g. Budiarti, Gede, dan Wayan (2014), yang berjudul “Pengaruh Model

Pembelajaran Children Learning In Science terhadap Hasil Belajar IPA

Siswa Kelas IV SD di Gugus III Kecamatan Busungbiu”. Jenis penelitian

ini adalah eksperimen semu dengan desain nonequivalent posttest only

control group design. Populasi penelitian adalah kelas IV di Gugus III

Kecamatan Busungbiu yang berjumlah 147 orang. Berdasarkan

perhitungan uji-t diperoleh ttabel sebesar 29,305 sedangkan thitung dengan

db = 33 dan taraf signifikansi 5% adalah 2,0357. Hal ini berarti bahwa

ttabel lebih besar daripada thitung Hasil penelitian menunjukkan bahwa

terdapat perbedaan hasil belajar IPA yang signifikan antara kelompok

siswa yang yang dibelajarkan dengan model pembelajaran Children

Learning In Science dan kelompok siswa yang yang dibelajarkan dengan

model pembelajaran konvensional pada siswa kelas IV di Gugus III.

Dengan demikian, model pembelajaran Children Learning In Science

berpengaruh terhadap hasil belajar IPA siswa kelas IV di gugus III

Kecamatan Busungbiu, Kabupaten Buleleng pada tahun pelajaran

2013/2014

Hal diatas berarti bahwa hasil penelitian menunjukkan adanya perbedaan

prestasi yang signifikan antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol,

tetapi tidak ditemukan adanya perbedaan signifikan dalam sikap mereka. Dapat

dikatakan bahwa kegiatan pembelajaran konstruktivis memungkinkan siswa untuk

menjadi lebih sukses dan mengembangkan persepsi positif. Hal inilah yang

Page 43: EFEKTIVITAS PENERAPAN MODEL CHILDREN LEARNING IN …

30

menjadikan peneliti melakukan penelitian tentang pembelajaran konstruktivisme

berupa model Children Learning In Science, agar nantinya juga dapat membantu

siswa dalam proses pembelajaran.

Dalam penelitian terdahulu tersebut digunakan oleh peneliti sebagai kajian

yang diharapkan mampu memberikan kontribusi bagi peneliti. Sebagian besar

hasil penelitian di atas membuktikan bahwa model Children Learning In Science

berhasil meningkatkan hasil belajar siswa. Oleh karena itu, dalam penelitian ini

peneliti ingin mengetahui adanya Efektivitas Penerapan Model Children

Learning In Science Terhadap Hasil Belajar IPA Materi Energi Siswa Kelas

III SD Negeri 200 Bulue Kecamatan Marioriawa Kabupaten Soppeng

3. Kerangka Pikir

IPA adalah usaha manusia dalam memahami alam semesta melalui

pengamatan yang tepat pada sasaran, serta menggunakan prosedur dan dijelaskan

dengan penalaran sehingga mendapatkan suatu kesimpulan (Susanto 2019:167).

Pembelajaran IPA yang baik hendaknya dapat mengaitkan IPA dengan kehidupan

sehari-hari siswa disertai dengan observasi melalui pengamatan agar pengalaman

belajar siswa menjadi lebih bermakna. Namun, masih banyak guru dalam

membelajarkan IPA menggunakan pembelajaran konvensional yang diwarnai

dengan ceramah, tanya jawab, dan penugasan.

Pembelajaran konvensional memang lazim diterapkan guru dalam

pembelajaran, namun hendaknya guru lebih memvariasikan metode pembelajaran

yang dipadukan dengan media yang bersifat konkret, dengan tujuan agar

Page 44: EFEKTIVITAS PENERAPAN MODEL CHILDREN LEARNING IN …

31

pembelajaran lebih bermakna dan dapat meningkatkan partisipasi, keaktifan, serta

kreativitas siswa dalam proses pembelajaran. Proses belajar yang kurang

bermakna mengakibatkan aktivitas belajar siswa menjadi menurun, hal ini juga

berdampak pada rendahnya hasil belajar siswa.

Sehubungan dengan hal tersebut, salah satu dari beberapa model

pembelajaran IPA yang dianggap sesuai untuk meningkatkan mutu pembelajaran

IPA SD adalah model pembelajaran yang didasarkan pada pandangan

konstruktivisme yaitu Model Pembelajaran Children Learning In Science.

Melalui model Children Learning In Science (CLIS) diharapkan menjadi

model pembelajaran yang efektif dalam pembelajaran IPA khususnya materi

Energi. Keefektifan model Children Learning In Science diketahui melalui 2

tahap yaitu pretest dan posttes pada siswa SD Negeri 200 Bulue Kecamatan

Marioriawa Kabupaten Soppeng. Berdasarkan uraian tersebut dapat dijelaskan

dalam bagan kerangka berpikir sebagai berikut :

Gambar 2.1 Kerangaka Berpikir

Page 45: EFEKTIVITAS PENERAPAN MODEL CHILDREN LEARNING IN …

32

4. Hipotesis

Berdasarkan kajian pustaka dan kerangka pikir yang telah diuraikan,

maka hipotesis dalam penelitian ini adalah Penerapan Model Pembelajaran

Children Learning In Science efektif terhadap hasil belajar siswa SD

Negeri 200 Bulue Kecamatan Marioriawa Kabupaten Soppeng. Untuk

keperluan pengujian dirumuskan hipotesis statistik sebagai berikut:

H0 : 1 2 Vs H1 : 1

2

Ho : Penerapan model pembelajaran Children Learning In Science tidak

efektif terhadap hasil belajar IPA siswa kelas III SD Negeri 200 Bulue

Kecamatan Marioriawa Kabupaten Soppeng.

H1 : Penerapan model pembelajaran Children Learning In Science efektif

terhadap hasil belajar IPA siswa kelas III SD Negeri 200 Bulue

Kecamatan Marioriawa Kabupaten Soppeng.

Keterangan :

H0 = Hipotesis Nihil

H1 = Hipotesis Alternatif

1 = Nilai Posttest kelas eksperimen (yang diberikan perlakuan)

2 = Nilai Posttest kelas control (tanpa diberikan perlakuan)

Page 46: EFEKTIVITAS PENERAPAN MODEL CHILDREN LEARNING IN …

33

33

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Dan Desain Penelitian

1. Jenis Penelitian

Desain penelitian yang digunakan untuk penelitian ini yaitu quasi

experimental design. Pada desain penelitian ini terdapat kelompok kontrol

tetapi tidak dapat berfungsi sepenuhnya untuk mengontrol variabel-variabel

luar yang mempengaruhi pelaksanaan eksperimen (Sugiyono, 2017: 116).

2. Desain Penelitian

Bentuk desain penelitian dari quasi experimental yang akan digunakan

peneliti adalah Nonequivalent Control Group Design. Desain penelitian ini

digunakan karena kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol tidak

dipilih secara random.

Desain penelitian nonequivalent control group menghendaki adanya

tes awal dan tes akhir. Tes awal dilakukan untuk mengetahui kesetaraan dua

kelas penelitian, sedangkan tes akhir dilakukan untuk mengetahui apakah ada

perbedaan hasil setelah mendapatkan perlakuan yang berbeda. Desain

penelitian nonequivalent control group design dapat digambarkan sebagai

berikut:

O1

O3

O2

O4

Page 47: EFEKTIVITAS PENERAPAN MODEL CHILDREN LEARNING IN …

34

34

Keterangan:

X : perlakuan yang diberikan

O1 : tes awal kelas eksperimen

O2 : tes akhir kelas eksperimen

O3 : tes awa kelas kontrol

O4 : tes akhir kelas kontrol

(Sugiyono, 2017: 118)

Kelompok eksperimen adalah kelompok yang diberi perlakuan (X),

sedangkan kelompok kontrol tidak. Kelompok O1 (eksperimen) diberi

perlakuan (X) yaitu dengan menggunakan model Children Learning In

Science, sedangkan kelompok O3 (kontrol) tidak diberi perlakuan (X) yaitu

tidak menggunakan model Children Learning In Science. Kedua kelompok

tersebut diberi tes awal untuk mengetahui hasil belajar siswa sebelum adanya

perlakuan. Setelah diketahui hasil tes awal kedua kelas setara (O1 tidak

berbeda jauh dengan O3), maka kelas eksperimen diberi perlakuan dengan

menerapkan model Children Learning In Science dalam pembelajarannya,

sedangkan kelas kontrol tidak. Selanjutnya diadakan tes akhir untuk

mengetahui pengaruh perlakuan yang diberikan. Kelompok kontrol tidak

diberikan perlakuan tetapi tetap diadakan tes akhir. Kemudian hasil tes akhir

kedua kelompok dibandingkan untuk mengetahui dampak perlakuan yang

diberikan kepada kelompok eksperimen.

Page 48: EFEKTIVITAS PENERAPAN MODEL CHILDREN LEARNING IN …

35

B. Populasi dan Sampel Penelitian

1. Populasi Penelitian

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/subjek

yang mempunya kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh

peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono

2017:117). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas III SD

Negeri 200 Bulue Kecamatan Marioriawa Kabupaten Soppeng tahun ajaran

2020/2021.

Anggota populasi berjumlah 43 siswa yang terdiri dari dua kelas

dengan jumlah siswa 23 di kelas IIIA dan 20 siswa di kelas IIIB. Pada

penelitian ini kelas IIIA digunakan sebagai kelas eksperimen, sedangkan

kelas IIIB sebagai kelas kontrol. Alasan peneliti menggunakan populasi

tersebut karena kedua kelas sudah memenuhi syarat dilakukan penelitian

eksperimen dari berbagai aspek. Diantaranya yaitu, kualifikasi guru yang

relatif sama, sarana dan prasarana sekolah cukup memadai, karakteristik

pembelajaran yang dilakukan guru relatif sama, dan kemampuan awal siswa

yang relatif sama.

2. Sampel Penelitian

Sampel menurut Sugiyono (2017: 118) adalah bagian dari jumlah dan

karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Penarikan sampel yang

dilakukan dengan cara purposive (purposive sample). Siswa yang dijadikan

sampel adalah seluruh siswa kelas III SD Negeri 200 Bulue Kecamatan

Marioriawa Kabupaten Soppeng tahun ajaran 2020/2021

Page 49: EFEKTIVITAS PENERAPAN MODEL CHILDREN LEARNING IN …

36

C. Definisi Operasional Variabel

Variabel dalam penelitian ini adalah ketuntasan hasil belajar siswa, respon

siswa kelas III SD Negeri 200 Bulue Kecamatan Marioriawa Kabupaten Soppeng

melalui model pembelajaran Children Learning In Science.

Dalam hal ini yang termasuk variabel independen (bebas) yang

mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel

dependen (terikat) ialah model pembelajaran Children Learning In Science.

Sedangkan yang termasuk variabel dependen (terikat) ialah hasil belajar siswa

kelas III SD Negeri 200 Bulue.

1. Model CLIS (Children Learning In Science)

Widiyarti dkk ((dalam Ni Md, Deni Novia 2017). Model pembelajaran

Children Learning In Science merupakan model pembelajaran yang berusaha

mengembangkan ide atau gagasan siswa tentang suatu masalah dalam

pembelajaran serta merekonstruksi ide atau gagasan berdasarkan hasil

pengamatan atau percobaan.

Model Children Learning In Science dalam penelitian ini diterapkan pada

kelas III SD Negeri 200 Bulue Kecamatan marioriawa Kabupaten Soppeng

dengan materi energi. Model Children Learning In Science terdiri atas lima

tahap, yakni orientasi, pemunculan gagasan, penyusunan ulang gagasan,

penerapan gagasan, dan pemantapan gagasan.

2. Hasil Belajar

Hasil belajar adalah perubahan yang terjadi pada diri siswa baik yang

menyangkut aspek kognitif, afektif, maupun psikomotor setelah siswa

Page 50: EFEKTIVITAS PENERAPAN MODEL CHILDREN LEARNING IN …

37

mengalami aktivitas atau kegiatan belajar. Sedangkan dalam penelitian ini,

peneliti akan menilai hasil belajar siswa setelah mendapatkan pembelajaran

dengan menggunakan model Children Learning In Science. Hasil belajar yang

dimaksud yaitu hasil belajar siswa yang berupa kemampuan kognitif yang

diperoleh dari tes hasil belajar. Tes hasil belajar berupa tes awal dan tes akhir

guna mendapatkan data hasil belajar berupa nilai tes.

3. Respon Siswa

Respon siswa yang dimaksimalkan adalah ukuran kesukaan, minat,

ketertarikan, atau pendapat siswa tentang cara mengajar guru, LKS, bahan ajar,

dan suasana kelas dengan menggunakan model pembelajaran Children Learning

In Science dalam jangka waktu tertentu pada siswa kelas III SD Negeri 200

Bulue Kecamatan Marioriawa Kabupaten Soppeng.

D. Instrumen Penelitian

Menurut Sugiyono (2017:30) Instrumen dalam penelitian kuantitatif dapat

berupa:

a. Tes Hasil Belajar IPA

Tes hasil belajar dengan jenis Pretest dan Posttest. Pretest yang

digunakan sebelum penerapan model pembelajaran Children Learning In

Science, sedangkan posttest digunakan setelah siswa mengikuti

pembelajaran dengan penerapan model pembelajaran Children Learning

In Science.

Page 51: EFEKTIVITAS PENERAPAN MODEL CHILDREN LEARNING IN …

38

b. Pedoman Wawancara

Sebelum melaksanakan wawancara, peneliti perlu menyiapkan

instrumen wawancara yaitu pedoman wawancara. Dalam penelitian ini,

wawancara yang digunakan peneliti yaitu wawancara tidak terstruktur.

Pedoman wawancara yang digunakan hanya berupa garis-garis besar

permasalahan yang akan ditanyakan.

c. Pedoman Observasi

Instrumen observasi digunakan untuk mengukur keterlaksanaan

penerapan model Children Learning In Science terhadap hasil belajar

siswa.

E. Teknik dan Prosedur Pengumpulan Data

1. Teknik Pengumpulan Data

a. Observasi

Observasi yang dilakukan pada penelitian ini dilakukan terhadap

proses pembelajaran di dalam kelas dengan memperhatikan model

pembelajaran yang digunakan oleh guru. Selain itu calon peneliti juga

melakukan observasi terhadap aktivitas belajar siswa dari awal sampai akhir

pembelajaran.

Tabel 3.1 Keterlaksanaan Proses Pembelajaran

Skor Kategori

< 20% Sangat kurang efektif

21%-40% Kurang efektif

41%-60% Cukup Efektif

61%-80% Efektif

81%-100% Sangat Efektif

Sumber: Arikunto (2013)

Page 52: EFEKTIVITAS PENERAPAN MODEL CHILDREN LEARNING IN …

39

b. Tes

Tes merupakan instrumen utama sebagai alat pengumpulan data

penelitian untuk kelompok eksperimen dan kelompok kontrol, tes bertujuan

untuk menguji hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA. Tes berisi

pertanyaan-pertanyaan bidang studi IPA berkaitan dengan materi yang akan

dan telah dipelajari saat proses belajar mengajar (perlakuan), Tes tertulis yang

dipakai adalah tes dalam bentuk soal pilihan ganda (multiple choice).

Pemilihan bentuk soal pilihan ganda dilakukan karena mengingat untuk

mengurangi tingkat kesubjektifitas dalam pemberian skor. Penskoran 1 (satu)

untuk jawaban yang benar dan 0 (nol) untuk jawaban yang salah.

c. Dokumentasi

Dokumen-dokumen yang digunakan dalam penelitian yaitu bersumber

dari data sekolah yang memuat daftar jumlah siswa baik laki-laki maupun

perempuan, absensi siswa, serta kriteria ketuntasan hasil belajar pada mata

pelajaran IPA kelas III SDN 200 Bulue Kecamatan Marioriawa Kabupaten

Soppeng.

Teknik dokumentasi ini dimaksudkan untuk memperoleh data dan

informasi terkait dengan aktivitas guru dan keadaan siswa saat proses

pembelajaran yang nantinya menjadi hasil penelitian.

Page 53: EFEKTIVITAS PENERAPAN MODEL CHILDREN LEARNING IN …

40

2. Prosedur Pengempulan Data

a. Pretest

Kegiatan pretest siswa diberikan tes berupa soal pilihan ganda. Pretest

dilakukan sebelum treatment dengan tujuan mengetahui kemampuan dan

hasil belajar IPA siswa sebelum diberikan perlakuan.

b. Pemberian Treatment

Pemberian treatment berupa kegiatan proses belajar mengajar dengan

menerapkan model pembelajaran Children Learning In Science.

c. Posttest

Kegiatan posttest, siswa diberikan tes berupa soal pilihan ganda yang

tujuan posttest untuk mengetahui hasil belajar IPA setelah siswa diberikan

treatment atau perlakuan.

F. Uji Validitas Instrumen

Instrumen yang valid berarti alat ukur yang digunakan untuk

mengumpulkan data atau informasi itu valid. Uji validitas terhadap instrumen

yang dipergunakan dimaksudkan untuk mengetahui instrumen yang digunakan

dapat mengungkapkan data dari variabel yang diteliti secara tepat.

Suatu alat ukur dikatakan valid jika dapat mengukur apa yang seharusnya

diukur, demikian pula dengan tes penelitian yang mengkaji hasil belajar siswa.

Penentuan valid atau drop item instrumennya dapat dilihat dengan

membandingkan antara dengan dan taraf signifikan a= 5 . Apabila

maka item instrumen valid, tetapi apabila maka item

Page 54: EFEKTIVITAS PENERAPAN MODEL CHILDREN LEARNING IN …

41

instrumen drop. Uji validitas dapat ditentukan dengan menggunakan statistical

package for social science (SPSS) versi 25.0

G. Teknik Analisis Data

Menganalisis data merupakan suatu langkah yang kritis dalam penelitian.

Analisis data penelitian dilakukan dengan tujuan untuk menyempitkan dan

membatasi penemuan-penemuan hingga menjadi suatu data yang teratur dan lebih

berarti. Analisis data kuantitatif dilakukan menggunakan statistik untuk

menghitung data yang bersifat kuantitatif atau dapat diwujudkan dalam angka

yang didapatkan dari hasil penelitian di lapangan. Adapun teknik analisis data

yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Analisis statistik deskriptif

Analisis data deskriptif bertujuan untuk mendeskripsikan atau

menggambarkan hasil belajar IPA materi energi siswa dari yang sudah

diberikan perlakuan model pembelajaran Children Learning In Science.

Hasil belajar IPA materi energi siswa kelas III SD Negeri 200 Bulue akan

dibandingkan dengan sebelum diberikan perlakuan dengan model children

learning in science. Terdiri dari nilai rata-rata (mean), standar deviasi,

nilai tertinggi, dan nilai terendah.

a) Hasil Belajar IPA materi energi

Berikut kategori skor hasil belajar IPA, dapat dilihat pada

tabel skor sebagai berikut :

Page 55: EFEKTIVITAS PENERAPAN MODEL CHILDREN LEARNING IN …

42

Tabel 3.2. Pedoman Pengkategorian Hasil belajar IPA materi energi

siswa kelas III SD Negeri 200 Bulue

Tingkat Penguasaan Nilai Keterangan

90% - 100% 90 – 100 Sangat Tinggi

80% - 89% 80 – 89 Tinggi

65% - 79% 65 – 79 Sedang

55% - 64% 55 – 64 Rendah

0% - 54% 0 – 54 Sangat Rendah

Adapun ketuntasan belajar siswa dapat dilihat dari Kriteria

Ketuntasan Minimal yang digunakan untuk mata pelajaran IPA SD

Negeri 200 bulue sebagai berikut :

Tabel 3.3 Kriteria Ketuntasan Minimal

Nilai Kriteria

< 78 Tidak Tuntas

≥78 Tuntas

b) Aktivitas Respon Siswa dalam Proses Pembelajaran IPA

materi Energi

Data hasil pengamatan siswa dilihat dari lembar observasi saat

proses pembelajaran berlangsung dengan melihat rata-rata nilai

Page 56: EFEKTIVITAS PENERAPAN MODEL CHILDREN LEARNING IN …

43

aktifitas siswa tiap aspek. Adapun aspek aktifitas siswa diambil

dari Ridwan ( Oktiarini & Lutfiati, 2013 )

Tabel 3.4 Kategori Aspek Aktivitas Siswa

Persentase Siswa Aktif (A) Kategori

0% ≤ A < 20% Tidak Aktif

20% ≤ A < 40% Kurang Aktif

40% ≤ A < 60% Cukup Aktif

60% ≤ A < 80% Aktif

80% ≤ A ≤ 100% Sangat Aktif

Aktivitas siswa dikatakan efektif apabila kategori aktivitas

siswa minimal berada pada kategori cukup aktif.

2.Statistik Inferensial

Analisis statistik inferensial merupakan teknik statistik yang

digunakan untuk menganalisis data sampel dan hasilnya diberlakukan untuk

populasi. Analisis inferensial digunakan pada statistik parametrik dan

nonparametrik. Pengujian hipotesis penelitian ini menggunakan uji t.

Sebelum pengujian, hipotesis terlebih dahulu dilakukan pengujian analisis

prasayarat, yakni uji normalitas dimana semua data diolah pada sistem

SPSS (Statistical Package for Social Science) versi 25.0.

Page 57: EFEKTIVITAS PENERAPAN MODEL CHILDREN LEARNING IN …

44

a. Uji Normalitas

Pada penelitian ini, uji normalitas dilakukan untuk mengetahui

apakah sampel yang diteliti terdistribusi normal atau tidak. Pengujian

normalitas data hasil belajar IPA siswa menggunakan One-Sample

Kolmogorov-Smirnov Test pada sistem SPSS Versi 25.0. Data hasil belajar

siswa akan terdistribusi normal jika signifikansi > 0,05. Sebaliknya,

dikatakan tidak terdistribusi normal jika dignifikansi yang diperoleh <

0,05. Dengan taraf kesalahan (α) yang digunakan yaitu 0,05.

Hipotesis yang diajukan adalah :

H0 : Sampel berasal dari populasi tidak berdistribusi normal

H1 : Sampel berasal dari populasi berdistribusi normal

b. Uji Homogenitas

Pengujian homogenitas dilakukan bertujuan untuk mengetahui

apakah data dari kelas tersebut memenuhi kekonstantaan varians

(homogen), dengan taraf kesalahan (α) yang digunakan yaitu 5% (0,05).

Pengujian ini, dilakukan dengan menggunakan aplikasi SPSS (Statistical

Package for Social Science) versi 25.0. Hipotesis yang akan diuji adalah :

H0 : Variansi kedua populasi tidak homogen

H1 : Variansi kedua populasi homogen

Kriteria pengujian hipotesis yaitu :

1) H1 diterima jika p-value > α

2) H1 ditolak jika p-value < α

Page 58: EFEKTIVITAS PENERAPAN MODEL CHILDREN LEARNING IN …

45

c. Uji Hipotesis

Pengujian hipotesis pada penelitian ini dilakukan untuk

mengetahui apakah terdapat perbedaan antara pretest dengan posttest.

Pengujian ini dilakukan menggunakan program SPSS versi 25.0 dengan

independent sample t-test, taraf kesalahan (α) yang digunakan yaitu 0,05.

H0 : 1 2 Vs H1 : 1

2

Ho : Penerapan model pembelajaran Children Learning In Science tidak

efektif terhadap hasil belajar IPA siswa kelas III SD Negeri 200 Bulue

Kecamatan Marioriawa Kabupaten Soppeng.

H1 : Penerapan model pembelajaran Children Learning In Science efektif

terhadap hasil belajar IPA siswa kelas III SD Negeri 200 Bulue

Kecamatan Marioriawa Kabupaten Soppeng.

Adapun kemungkinan hasil penelitian yaitu :

a) Jika nilai thitung > nilai ttabel maka hipotesis nol (H0) ditolak dan

hipotesis alternatif (H1) diterima berarti penerapan model Children

Learning In Science efektif terhadap hasil belajar IPA materi Energi.

b) Jika nilai thitung < nilai ttabel maka hipotesis nol (H0) diterima dan

hipotesis alternatif (H1) ditolak berarti penerapan model Children

Learning In Science tidak efektif terhadap hasil belajar IPA materi

Energi.

Kemungkinan hasil penelitian signifikansi SPSS Versi 25.0 yaitu :

a) Jika sig > 0,05 maka H1 ditolak dan H0 diterima

b) Jika sig < 0,05 maka H1 diterima dan H0 ditolak

Page 59: EFEKTIVITAS PENERAPAN MODEL CHILDREN LEARNING IN …

46

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

Hasil penelitian ini akan mendeskripsikan hasil penelitian yang dilakukan,

yakni untuk mengetahui gambaran penerapan model pembelajaran Children

Learning In Science dan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA kelas III SD

Negeri 200 Bulue Kecamatan Marioriawa Kabupaten Soppeng dan mengetahui

keefektifan model pembelajaran Children Learning In Science terhadap hasil

belajar siswa pada mata pelajaran IPA kelas III SD Negeri 200 Bulue Kecamatan

Marioriawa Kabupaten Soppeng. Hasil penelitian tersebut akan dijelaskan pada

bab ini.

Langkah awal yang dilakukan oleh penulis adalah melakukan uji validitas

isi. Validitas isi merupakan validitas yang menyatakan keterwakilan aspek yang

diukur dalam instrumen. Validitas isi dibuat dengan bantuan menggunakan kisi-

kisi instrumen. Dalam kisi-kisi tersebut terdapat standar kompetensi, kompetensi

dasar, dan indikator sebagai tolak ukur dan nomor butir pertanyaan yang telah

dijabarkan dari indikator.

Penelitian yang dilakukan SD Negeri 200 Bulue Kecamatan Marioriawa

Kabupaten Soppeng berlangsung selama 2 pekan yaitu pada 01 Agustus – 14

Agustus 2020 dengan 4 kali pertemuan di kelas kontrol dan 4 kali di kelas

eksperimen . Pertemuan pertama diadakan pemberian pretest untuk kedua kelas

dalam waktu berbeda. Pada pertemuan kedua dan ketiga pemberian perlakuan

dengan menerapkan model pembelajaran Children Learning In Science,

Page 60: EFEKTIVITAS PENERAPAN MODEL CHILDREN LEARNING IN …

47

sedangkan pada kelas kontrol tanpa menerapkan model pembelajaran Children

Learning In Science. Pertemuan terakhir pada kedua kelas tersebut diberikan tes

akhir (posttest) untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan hasil belajar siswa

setelah menerapkan model pembelajaran Children Learning In Science pada mata

pelajaran IPA.

1. Hasil Analisis Statistic Deskriptif

a. Hasil Belajar Siswa pada Mata Pelajaran IPA Sebelum dan Setelah

Menerapkan Model Pembelajaran Children Learning In Science

Hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA sebelum dan setelah

menerapkan model pembalajaran Children Learning In Science dapat diketahui

dari pretest yang dilakukan terhadap dua kelas yang bertujuan untuk mengukur

pengetahuan awal siswa dan posttest untuk mengukur sejauh mana peningkatan

hasil belajar siswa setelah menerapkan model pembelajaran Children Learning

In Science.

Nilai statistik deskriptif hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA kelas

III SD Negeri 200 Bulue Kecamatan Marioriawa Kabupaten Soppeng sebelum

dan sesudah pembelajaran pada kelas eksperimen dan kelas kontrol adalah

sebagai berikut:

1) Hasil Pretest dan Posttest Kelas Ekperimen

Kelas ekperimen adalah kelas yang menerapkan model pembelajaran

Children Learning In Science. Pretest dilakukan untuk mengetahui kondisi

Page 61: EFEKTIVITAS PENERAPAN MODEL CHILDREN LEARNING IN …

48

awal siswa sebelum diberikan perlakuan, sedangkan posttest untuk

mengetahui hasil belajar siswa setelah diberikan perlakuan. Data hasil pretest

dan posttest kelas eksperimen dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 4.1 Hasil Pretest dan Posttest Kelas Eksperimen

Data Statistik Kelas Ekperimen

Pretest Posttest

Jumlah Sampel 23 23

Mean 70,22 86,09

Nilai Tertinggi 85 95

Nilai Terendah 50 70

Median 70 85

Modus 65 95

Range 35 25

Standar Deviasi 11,52 7,8

Sumber : Data Output SPSS Versi 25.0

Berdasarkan tabel 4.1 diatas, hasil pretest dan posttest siswa kelas

eksperimen memperlihatkan bahwa nilai rata-rata yang berbeda dimana nilai

pretest untuk kelas eksperimen yaitu 70,22 sedangkan posttest sebesar 86,09

Nilai tertinggi pada pretest yaitu 85, sedangkan nilai tertinggi pada posttest

yaitu 95. Selisih nilai tertinggi pretest dan posttest adalah 10. Dilihat dari selisih

tersebut, dapat ditarik kesimpulan bahwa ada peningkatan hasil belajar siswa

setelah pemberian perlakuan dilihat dari hasil posttest siswa. Nilai terendah pada

Page 62: EFEKTIVITAS PENERAPAN MODEL CHILDREN LEARNING IN …

49

pretest yaitu 50, sedangkan untuk posttest yaitu 70. Selisih nilai terendah pretest

dan posttest yaitu 20. Dilihat dari selisih nilai terendah pretest dan posttest

tersebut maka dapat ditarik kesimpulan bahwa ada peningkatan hasil belajar

siswa.

Nilai median pada pretest yaitu 70, sedangkan nilai median pada posttest

yaitu 85. Dilihat dari selisih median pretest dan posttest, nilai median posttest

lebih baik daripada nilai median pretest.

Nilai modus pada pretest yaitu 65, sedangkan nilai modus untuk posttest

yaitu 95. Nilai modus pada saat pretest dan posttest menunjukkan bahwa nilai

yang sering muncul pada data pretest dan posttest adalah 65 dan 95.

Nilai simpangan baku (standard deviasi) pretest yaitu 11,52 , sedangkan

untuk posttest yaitu 7,82. Nilai simpangan baku pretest menunjukkan bahwa

ukuran variasi lebih tinggi daripada simpangan baku postest. Simpangan baku

yang nilai ukuran variasi menjauhi nol berarti makin seragam data yang dimiliki.

Jika dilihat dari selisih standard deviasi yang diperoleh dari pretest dan posttest

yaitu 3,7 hanya sedikit perbedaan keseragaman yang diperoleh setelah diberi

perlakuan. Nilai sebaran yang besar menyebabkan data semakin bervariasi. Nilai

range pada saat pretest yaitu 35 sedangkan posttest 25. Jadi nilai rentang antara

nilai tertinggi dan terendah pada saat pretest dan posttest yaitu 10 dan 20 dengan

selisih 10.

Page 63: EFEKTIVITAS PENERAPAN MODEL CHILDREN LEARNING IN …

50

Jika skor hasil belajar siswa kelas eksperimen dikelompokkan dalam 5

kategori, maka diperoleh daftar distribusi frekuensi dan persentase kategori hasil

pretes dan posttest pada tabel berikut:

Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi dan Persentase Kategori Hasil Pretest Kelas

Eksperimen

Nilai Angka Kategori Jumlah Persentase (%)

80 ke atas Baik Sekali 7 30

66 – 79 Baik 5 22

56 – 65 Cukup 7 30

46 – 55 Kurang 4 18

45 ke bawah Sangat Kurang 0 0

Jumlah 23 100

Berdasarkan tabel 4.3 diatas, diketahui jumlah siswa yang memperoleh

nilai kategori kurang sebanyak 4 orang dengan persentase 18%, jumlah siswa

yang memperoleh nilai kategori cukup 7 orang dengan persentase 30%, siswa

yang memperoleh nilai kategori baik sebanyak 5 orang dengan persentase 22%

dan siswa yang memperoleh nilai kategori baik sekali sebanyak 7 orang dengan

persentase 30%. Berdasarkan hasil analisis deskripif yang telah dilakukan dapat

disimpulkan bahwa pretest pada kelas eksperimen berada pada kategori baik. Hal

ini dapat dilihat berdasarkan nilai rata-rata (mean) pretest pada kelas eksperimen.

Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi dan Persentase Kategori Hasil Posttest Kelas

Eksperimen

Nilai Angka Kategori Jumlah Persentase (%)

80 ke atas Baik Sekali 19 83

66 – 79 Baik 4 17

56 – 65 Cukup 0 0

46 – 55 Kurang 0 0

45 ke bawah Sangat Kurang 0 0

Jumlah 23 100

Page 64: EFEKTIVITAS PENERAPAN MODEL CHILDREN LEARNING IN …

51

Berdasarkan tabel 4.4 diatas, diketahui jumlah siswa yang memperoleh

nilai kategori baik sebanyak 4 orang dengan persentase 17 % dan siswa yang

memperoleh nilai kategori baik sekali sebanyak 19 orang dengan persentase 83%.

Berdasarkan hasil analisis deskripif yang telah dilakukan dapat disimpulkan

bahwa posttest pada kelas eksperimen berada pada kategori baik sekali.

2) Hasil Pretest dan Posttest Kelas Kontrol

Kelas kontrol adalah kelas yang tidak menerapkan model pembelajaran

Children Learning In Science dalam proses pembelajaran. Data hasil pretest dan

posttest kelas eksperimen dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 4.4 Hasil Pretest dan Posttest Kelas Kontrol

Data Statistik Kelas Kontrol

Pretest Postest

Jumlah Sampel 20 20

Mean 72,25 77,75

Nilai Tertinggi 90 95

Nilai Terendah 45 60

Median 75 75

Modus 75 75

Range 45 35

Standar Deviasi 12.82 9,38

Sumber : Data Output SPSS Versi 25.0

Page 65: EFEKTIVITAS PENERAPAN MODEL CHILDREN LEARNING IN …

52

Berdasarkan tabel 4.3 hasil pretest dan posttest siswa kelas kontrol yang

diajar tanpa menerapkan model pembelajaran Children Learning In Science

memperlihatkan bahwa nilai rata-rata untuk pretest yaitu 72 dan untuk posttest 77.

Hal ini menunjukkan ada perbedaan antara nilai rata-rata pada pretest dan

posttest.

Nilai tertinggi pada pretest adalah 90 dan untuk postest yaitu 95 Selisih

nilai tertinggi pretest dan posttest yaitu 5. Dilihat dari selisih tersebut dapat ditarik

kesimpulan bahwa terdapat peningkatan hasil belajar siswa. Nilai terendah pada

pretest adalah 45 dan untuk posttest 60. Dengan selisih nilai pretest dan postest

yaitu 15. Dilihat dari selisih nilai terendah pretest dan posttest tersebut maka dapat

ditarik kesimpulan bahwa ada peningkatan hasil belajar siswa.

Nilai median atau nilai tengah pada pretest dan posttest sama yaitu 75

Nilai modus pada pretest dan posttest sama adalah 75.

Nilai range pada pretest adalah 45 dan untuk posttest 35. Jadi nilai rentang

antara nilai tertinggi dan nilai terendah pada saat pretest dan posttest adalah 45

dan 35 dengan selisih 10.

Nilai simpangan baku (standar deviasi) pada data pretest yaitu 12,82,

sedangkan untuk posttest adalah 9,38 . Jika dilhat dari selisih standar deviasi yang

diperoleh dari pretest dan posttest yaitu 3,44, hanya sedikit perbedaan

keseragaman yang diperoleh setelah melakukan pembelajaran. Nilai selisih

sebesar 3,44 memberikan arti bahwa kecilnya perbandingan standar deviasi

Page 66: EFEKTIVITAS PENERAPAN MODEL CHILDREN LEARNING IN …

53

pretest dan posttest. Nilai sebaran yang besar menyebabkan data semakin

bervariasi.

Jika skor hasil belajar siswa kelas kontrol dikelompokkan dalam 5

kategori, maka diperoleh daftar distribusi frekuensi dan persentase kategori hasil

pretes dan posttest pada tabel berikut:

Tabel 4.5 Distribusi Frekuensi dan Persentase Kategori Hasil Pretest Kelas Kontrol

Nilai Angka Kategori Jumlah Persentase (%)

80 ke atas Baik Sekali 7 35

66 – 79 Baik 6 30

56 – 65 Cukup 6 30

46 – 55 Kurang 1 5

45 ke bawah Sangat Kurang 0 0

Jumlah 20 100

Berdasarkan tabel 4.6 diatas, diketahui jumlah siswa yang memperoleh

nilai kategori sangat kurang sebanyak 0 orang dengan persentase 0%, jumlah

siswa yang memperoleh nilai kategori kurang sebanyak 1 orang dengan persentase

5%, jumlah siswa yang memperoleh nilai kategori cukup 6 orang dengan

persentase 30%, siswa yang memperoleh nilai kategori baik sebanyak 6 orang

dengan persentase 30 % dan siswa yang memperoleh nilai kategori baik sekali

sebanyak 7 orang dengan persentase 35%. Berdasarkan hasil analisis deskripif

yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa pretest pada kelas kontrol berada

Page 67: EFEKTIVITAS PENERAPAN MODEL CHILDREN LEARNING IN …

54

pada kategori baik. Hal ini dapat dilihat berdasarkan nilai rata-rata (mean) pretest

pada kelas kontrol.

Tabel 4.6 Distribusi Frekuensi dan Persentase Kategori Hasil Posttest Kelas

Kontrol

Nilai Angka Kategori Jumlah Persentase (%)

80 ke atas Baik Sekali 9 45

66 – 79 Baik 9 45

56 – 65 Cukup 2 10

46 – 55 Kurang 0 0

45 ke bawah Sangat Kurang 0 0

Jumlah 20 100

Berdasarkan tabel 4.7 diatas, diketahui jumlah siswa yang memperoleh

nilai kategori cukup 2 orang dengan persentase 10%, siswa yang memperoleh

nilai kategori baik sebanyak 9 orang dengan persentase 45 % dan siswa yang

memperoleh nilai kategori baik sekali sebanyak 9 orang dengan persentase 45%.

Berdasarkan hasil analisis deskripif yang telah dilakukan dapat disimpulkan

bahwa posttest pada kelas kontrol berada pada kategori baik. Hal ini dapat dilihat

berdasarkan nilai rata-rata (mean) posttest pada kelas kontrol.

Berdasarkan data penelitian hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA

maka perbandingan nilai pretest dan posttest di kelas eksperimen dan kelas

kontrol disajikan dalam histogram berikut ini:

Page 68: EFEKTIVITAS PENERAPAN MODEL CHILDREN LEARNING IN …

55

Gambar 4.1 Histogram perbandingan rata-rata nilai pretest dan posttest kelas

eksperimen dan kelas kontrol

b. Hasil Observasi Keterlaksanaan Proses Pembelajaran

Proses pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran Children

Learning In Science pada kelas eksperimen dapat dikatakan sangat efektif. Hal

ini terlihat dari semangat siswa dalam mengikuti pembelajaran, keaktifan dan

antusias siswa pada saat guru melakukan pembelajaran dengan menerapkan

model pembelajaran Children Learning In Science, dimana siswa dapat

membuat prediksi, melakukan percobaan, dan dapat menyampaikan hasil

pengamatannya, sehingga proses pembelajaran dapat berlangsung efektif dan

lancar.

Berdasarkan hasil observasi yang telah dilakukan dalam proses

pembelajaran IPA dengan menerapkan model pembelajaran Children Learning

In Science, hasil pelaksanaan tersebut dapat dilihat pada tabel berikut:

0

10

20

30

40

50

60

70

80

90

100

Kelas Eksperimen Kelas Kontrol

Pretest

Posttest

Page 69: EFEKTIVITAS PENERAPAN MODEL CHILDREN LEARNING IN …

56

Tabel 4.7 Nilai Hasil Observasi Keterlaksanaan Proses Pembelajaran Kelas

III dengan Menerapkan Model Pembelajaran Children Learning

In Science

Kelas Eksperimen Kelas Kontrol

Skor perolehan/skor

maksimal

19/21 11/21

Persentase 90% 57%

Kualifikasi Sangat

efektif

Cukup efektif

Sumber: Data Hasil Keterlaksanaan proses pembelajaran

Berdasarkan tabel 4.1 diatas dapat disimpulkan bahwa pada pembelajaran

kelas kontrol yang dilaksanakan dapat dikategorikan cukup efektif dengan

persentase tingkat pencapaian 57%, Sedangkan pada pembelajaran kelas

eksperimen yang dilaksanakan dengan persentase tingkat pencapaian 90% dan

berada pada kategori sangat efektif. Persentase pencapaian tersebut diperoleh

dengan membagi skor indikator yang dicapai dengan skor maksimal dikali 100%.

Hal tersebut menunjukkan bahwa. Pelaksanaan pembelajaran dengan menerapkan

model pembelajaran Children Learning In Science pada kelas ekperimen dapat

dikatakan sangat efektif.

2. Hasil Analisis Statistic Inferensial

1) Uji Normalitas

Uji normalitas data dilakukan untuk mengetahui apakah data yang telah

diperoleh berdistribusi normal atau tidak. Data uji normalitas diperoleh dari hasil

pretest dan posttest hasil belajar siswa. Uji normalitas dilakukan dengan

Page 70: EFEKTIVITAS PENERAPAN MODEL CHILDREN LEARNING IN …

57

menggunakan sistem SPSS versi 25.0, dengan kriteria pengujian bahwa data

berdistribusi normal jika signifikansi yang diperoleh > 0,05. Sebaliknya,

dikatakan bahwa data tidak terdistribusi normal jika signifikansi yang diperoleh <

0,05. Berikut hasil uji normalitas data pretest dan posttest kelas eksperimen dan

kontrol.

Tabel 4.8 Hasil Uji Normalitas Data Pre-test dan Post-test Kelas Eksperimen

dan Kontrol

Kelompok Data Kolmogorov-

Smirnov

Z

Asymp.

Sig. (2-

tailed)

Ket.

Kelas Eksperimen

(n=23)

Pretest 0,153 0,175 Sig > 0,05 (Normal)

Posttest 0,177 0,60 Sig > 0,05 (Normal)

Kelas Kontrol

(n=20)

Pretest 0,140 0,200 Sig > 0,05 (Normal)

Posttest 0,165 0,155 Sig > 0,05 (Normal)

Sumber : Data Output SPSS Versi 25.0

Tabel 4.8 di atas menunjukkan bahwa nilai signifikansi yang diperoleh

pada pretest dan posttest kelas eksperimen yaitu 0,175 dan 0,060 sedangkan pada

pretest dan posttest kelas kontrol adalah 0,200 dan 0,155. Karena p-value > 0,05

maka dapat disimpulkan bahwa semua data dari kedua kelas berdistribusi normal.

Page 71: EFEKTIVITAS PENERAPAN MODEL CHILDREN LEARNING IN …

58

2) Uji Homogenitas

Uji homogenitas dilakukan untuk mengetahui apakah data dari kelas

sampel homogen. Data yang akan diuji homogenitas varians yaitu variansi kelas

kontrol dan eksperimen. Uji homogenitas dilakukan dengan menggunakan sistem

SPSS versi 25.0, dengan kriteria pengujian bahwa data homogen jika signifikansi

yang diperoleh > 0,05. Sebaliknya, dikatakan bahwa data tidak homogen jika

signifikansi yang diperoleh < 0,05. Berikut data hasil uji homogenitas pretest

kelas eksperimen dan kelas kontrol.

Tabel 4.9 Hasil Uji Homogenitas Pretest Kelas Eksperimen dan Kelas

Kontrol

Levene Statistic df1 df2 Sig. Ket.

0,118 1 41 0,733 Sig > 0,05 (Homogen)

Sumber : Data Output SPSS Versi 25.0

Tabel 4.9 di atas menunjukkan bahwa hasil perhitungan uji homogenitas

pretest variansi kelas eksperimen dan kelas kontrol diperoleh levene statistic

yaitu 0,118. Nilai levene statistik menunjukkan bahwa semakin kecil nilainya

maka semakin besar homogenitasnnya. Sedangkan degree of freedom (df) artinya

derajat kebebasan yang berkaitan dengan ukuran sampel, dimana (df1) = jumlah

variabel-1 (2-1) = 1. Sedangkan untuk (df2) = jumlah sampel- jumlah variabel

(43-2) = 41. Untuk nilai p value sig. sebesar 0,733. Karena nilai signifikansi

tersebut lebih besar dari 0,05 maka data memiliki varians yang sama (homogen).

Page 72: EFEKTIVITAS PENERAPAN MODEL CHILDREN LEARNING IN …

59

Tabel 4.10 Hasil Uji Homogenitas Posttest Kelas Eksperimen dan Kelas

Kontrol

Levene Statistic df1 df2 Sig. Ket.

0,509 1 41 0,479 Sig > 0,05 (Homogen)

Sumber : Data Output SPSS Versi 25.0

Tabel 4.10 di atas menunjukkan bahwa hasil perhitungan uji homogenitas

posttest variansi kelompok eksperimen dan kelas kontrol diperoleh levene statistik

yaitu 0,509. Nilai levene statistik menunjukkan bahwa semakin kecil nilainya

maka semakin besar homogenitasnnya. Sedangkan degree of freedom (df) artinya

derajat kebebasan yang berkaitan dengan ukuran sampel, dimana (df1) = jumlah

variabel-1 (2-1) = 1. Sedangkan untuk (df2)=jumlah sampel- jumlah variabel (43-

2) = 41. Untuk nilai p value sig. sebesar 0,479. Karena nilai signifikansi tersebut

lebih besar dari 0,05 maka data memiliki varians yang sama (homogen).

a. Uji Hipotesis

1) Independent Sample T-Test Pretest Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol

Analisis ini bertujuan untuk melihat perbedaan rata-rata nilai hasil belajar

IPA (pretest) dari dua kelas yang tak berkaitan (independent) sebelum diberikan

perlakuan berupa penerapan model pembelajaran Children Learning In Science.

Data dikatakan memiliki perbedaan yang signifikan apabila nilai probabilitas <

0,05. Berikut disajikan rangkuman hasil analisis uji-t nilai pretest kelas kontrol

dan eksperimen pada Tabel 4.11.

Page 73: EFEKTIVITAS PENERAPAN MODEL CHILDREN LEARNING IN …

60

Tabel 4.11 Independent Sample T-Test Pretest Kelas Eksperimen dan Kelas

Kontrol

Variabel T Df Sig. (2-

tailed)

Ket.

Pretest Hasil Belajar IPA

Kelas Kontrol dan

Eksperimen*

(*Equal variances assumed)

-547 41 0,587 0,587 < 0,05=

tidak efektif

Sumber : Data Output SPSS Versi 25.0

Berdasarkan tabel di atas, dapat dilihat hasil perhitungan uji-t dan

diperoleh nilai t hitung sebesar -547. Kemudian nilai t hitung dibandingkan

dengan t tabel dimana degree of freedom (df)= n-2 (43-2) = 41 dengan taraf

kesalahan 5% untuk uji dua pihak (2-tailed). Karena nilai signifikansi atau p-value

tersebut jauh lebih besar dari nilai taraf signifikansi α (0,587 < 0,05), maka dapat

dikatakan bahwa penerapan model Children Learning In Science tidak efektif

terhadap hasil pretest kelas eksperimen dan kelas kontrol.

2) Independent Sample T-Test Posttest Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol

Independent Sampel T-Test digunakan untuk melihat perbedaan rata-rata

nilai hasil belajar IPA (posttest) dari dua kelas yang tak berkaitan (independent).

Kriteria pengujiannya yaitu jika nilai signifikansi (2-tailed)> (taraf signifikansi

, maka Ho diterima dan H1 ditolak sedangkan jika nilai signifikansi (2-

tailed)< , maka Ho ditolak dan H1 diterima. Berikut disajikan hasil analisis uji-t

antara kelas kontrol dan eksperimen:

Page 74: EFEKTIVITAS PENERAPAN MODEL CHILDREN LEARNING IN …

61

Tabel 4.12 Independent Sample T-Test Posttest Kelas Eksperimen dan Kelas

Kontrol

Variabel T Df Sig. (2-

tailed)

Ket.

Posttest Hasil Belajar IPA

Kelas Kontrol dan

Eksperimen*

(*Equal variances assumed)

3,176 41 0,003 0,003 < 0,05

(Ho ditolak, Ha

diterima)

Sumber : Data Output SPSS Versi 25.0

Berdasarkan tabel 4.12 di atas, dapat dilihat hasil perhitungan uji-t dan

diperoleh nilai t hitung sebesar 3,176. Kemudian nilai t hitung dibandingkan

dengan t tabel dimana degree of freedom (df)= n-2 (43-2) = 41 dengan taraf

kesalahan 5% untuk uji dua pihak (2-tailed). Untuk nilai signifikansi (dua sisi)

sebesar 0,003. Karena nilai signifikansi atau p-value tersebut jauh lebih kecil dari

nilai taraf signifikansi α (0,003 < 0,05), maka Ho ditolak dan H1 diterima. Dengan

demikian, dapat dikatakan bahwa pelaksanaan pembelajaran dengan menerapkan

model pembelajaran Children Learning In Science pada postest kelas ekperimen

dapat dikatakan sangat efektif

Dengan t tabel pada tabel statistic dengan signifikansi 0,05, dengan nilai

df diperoleh dari 43-2 = 41, sehingga diperoleh t tabel 2.019. t hitung > t tabel

(3,176 > 2.019) maka dapat disimpulkan bahwa Ho ditolak dan H1 diterima yaitu

terdapat terdapat perbedaan signifikan hasil belajar pada siswa kelas III SD

Negeri 200 Bulue setelah diberikan perlakuan serta pelaksanaan pembelajaran

Page 75: EFEKTIVITAS PENERAPAN MODEL CHILDREN LEARNING IN …

62

dengan menerapkan model pembelajaran Children Learning In Science pada kelas

ekperimen dapat dikatakan sangat efektif.

B. PEMBAHASAN

Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri 200 Bulue pada kelas III dengan

sampel 43 siswa, yang dilakukan menggunakan model pembelajaran Children

Learning In Science pada kelas eksperimen dan tanpa penggunaan model pada

kelas kontrol . Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas Penerapan

Model Children Learning In Science terhadap hasil belajar IPA materi energi

siswa kelas III SD Negeri 200 Bulue Kecamatan Marioriawa Kabupaten Soppeng.

Bentuk desain penelitian dari quasi experimental yang akan digunakan

peneliti adalah Nonequivalent Control Group Design. Desain penelitian ini

digunakan karena kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol tidak dipilih

secara random.

Desain penelitian nonequivalent control group menghendaki adanya tes

awal dan tes akhir. Tes awal dilakukan untuk mengetahui kesetaraan dua kelas

penelitian, sedangkan tes akhir dilakukan untuk mengetahui apakah ada perbedaan

hasil setelah mendapatkan perlakuan yang berbeda. Berdasarkan analisis statistik

deskriptif dengan menggunakan program SPSS versi 25.0 Pelaksanaan proses

pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran Children Learning In

Science pada kelas ekperimen tersebut dapat dikatakan sangat efektif. Hal ini

terlihat dari antusias, semangat, serta keaktifan siswa selama proses pembelajaran

berlangsung, dimana siswa mampu membuat suatu prediksi, melakukan observasi

Page 76: EFEKTIVITAS PENERAPAN MODEL CHILDREN LEARNING IN …

63

atau percobaan. sehingga pembelajaran dapat berlangsung secara efektif dan

lancar. Hal tersebut dibuktikan dengan hasil observasi keterlaksanaan proses

pembelajaran. Pada pembelajaran kelas kontrol yang dilaksanakan dapat

dikategorikan cukup efektif dengan persentase tingkat pencapaian 57%,

Sedangkan pada pembelajaran kelas eksperimen yang dilaksanakan dengan

persentase tingkat pencapaian 90% dan berada pada kategori sangat efektif.

Persentase pencapaian tersebut diperoleh dengan membagi skor indikator yang

dicapai dengan skor maksimal dikali 100%. .

Selanjutnya dilihat dari analisis data yaitu analisis deskriptif dan

inferensial (uji-t). Secara deskriptif hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA

kelompok eksperimen lebih rendah dibandingkan dengan siswa kelompok kontrol.

Tinjauan ini didasarkan pada rata-rata skor hasil belajar siswa pada mata pelajaran

IPA. Berdasarkan analisis data, diketahui rata-rata (mean) hasil belajar IPA pada

pretest untuk kelas ekperimen yaitu 70,22 sedangkan kelas kontrol adalah 72,25

dengan selisih 2.03. Setelah diberi perlakukan dengan menerapkan model

pembelajaran Children Learning In Science pada kelas ekperimen maka diperoleh

nilai rata-rata pada posttest sebesar 86,09 sedangkan hasil belajar siswa kelas

kontrol yang menerapkan pengajaran tanpa model pembelajaran Children

Learning In Science adalah 77,75. Keadaan ini menggambarkan bahwa

penerapan model pembelajaran Children Learning In Science berpengaruh

terhadap peningkatan hasil belajar IPA.

Berdasarkan data hasil belajar siswa yang diajarkan dengan menerapkan

model pembelajaran Children Learning In Science menunjukkan bahwa nilai

Page 77: EFEKTIVITAS PENERAPAN MODEL CHILDREN LEARNING IN …

64

seluruh siswa meningkat. Hal ini dikarenakan model pembelajaran Children

Learning In Science dapat mengaktifkan siswa dalam proses pembelajaran

dengan melaksanakan lima tahap, yakni orientasi atau orientation, pemunculan

gagasan atau elicitation of ideas, penyusunan ulang gagasan atau restructuring of

ideas, penerapan gagasan atau application of ideas, dan pemantapan gagasan atau

review change in ideas.

Berdasarkan data hasil belajar siswa yang diajarkan tanpa menerapkan

model pembelajaran Children Learning In Science (Kelas kontrol),mengalami

penurunan hasil belajar hal ini disebabkan karena siswa kurang memperhatikan

pembelajaran sehingga siswa tersebut tidak memahami dan merasa kesulitan

dalam menjawab soal tes yang diberikan. Hal tersebut juga disebabkan karena

pembelajaran di kelas kontrol kurang mampu merangsang daya nalar siswa, dan

metode yang digunakan dalam pembelajaran kurang mampu mengaktifkan siswa

dan tidak memberikan kesempatan kepada siswa untuk berfikir kreatif secara

berkelompok sehingga pembelajaran hanya berpusat pada guru.

Selanjutnya, pada analisis data statistik inferensial terlebih dahulu

dilakukan uji prasayat yaitu uji normalitas dan homogenitas. Uji normalitas

pretest dan posttest hasil belajar siswa pada kelas ekperimen dan kelas kontrol

menggunakan uji Kolmogorof-Smirniv dengan hasil semua data berdistribusi

normal. Setelah itu dilakukan uji homogenitas pretest kelas eksperimen dan kelas

kontrol, dan posttest kelas eksperimen dan kelas kontrol menggunkan uji Levene’s

dengan hasil kedua kelompok data dinyatakan homogen. Setelah dilakukan uji

prasyarat tersebut, selanjutnya dilakukan uji hipotesis.

Page 78: EFEKTIVITAS PENERAPAN MODEL CHILDREN LEARNING IN …

65

Pengujian hipotesis melalui uji-t dengan menggunakan metode

Independent Sample T-Test pada posttest hasil perhitungan uji-t dan diperoleh

nilai t hitung sebesar 3,176. Kemudian nilai t hitung dibandingkan dengan t tabel

dimana degree of freedom (df)= n-2 (43-2) = 41 dengan taraf kesalahan 5% untuk

uji dua pihak (2-tailed). Untuk nilai signifikansi (dua sisi) sebesar 0,003. Karena

nilai signifikansi atau p-value tersebut jauh lebih kecil dari nilai taraf signifikansi

α (0,003 < 0,05), maka Ho ditolak dan H1 diterima. Dengan demikian, dapat

dikatakan bahwa pelaksanaan pembelajaran dengan menerapkan model

pembelajaran Children Learning In Science pada kelas ekperimen dapat dikatakan

sangat efektif.

Dengan t tabel pada tabel statistic dengan signifikansi 0,05, dengan nilai

df diperoleh dari 43-2 = 41, sehingga diperoleh t tabel 2.019. t hitung > t tabel

(3,176 > 2.019) maka dapat disimpulkan bahwa Ho ditolak dan H1 diterima yaitu

pelaksanaan pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran Children

Learning In Science pada kelas ekperimen dapat dikatakan sangat efektif.

Page 79: EFEKTIVITAS PENERAPAN MODEL CHILDREN LEARNING IN …

66

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan maka dapat ditarik

kesimpulan sebagai berikut:

1. Hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA Materi Energi Siswa Kelas III SD

Negeri 200 Bulue Kecamatan Marioriawa Kabupaten Soppeng setelah

menerapkan model pembelajaran Children Learning In Science mengalami

peningkatan Hal ini terlihat dari nilai rata-rata kelas eksperimen pada pretest

dikategorikan baik dan posttest dikategorikan baik sekali.

2. Penerapan model Children Learning In Science efektif terhadap hasil belajar

IPA materi energi siswa kelas III SD Negeri 200 Bulue Kecamatan Marioriawa

Kabupaten Soppeng.

Page 80: EFEKTIVITAS PENERAPAN MODEL CHILDREN LEARNING IN …

67

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan yang telah dikemukakan maka penulis

mengajukan saran sebagai berikut:

1. Pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran Children Learning In

Science hendaknya dapat diaplikasikan guru dalam kegiatan proses belajar

mengajar di kelas, khusunya pada mata pelajaran IPA agar siswa juga lebih

aktif memecahkan sendiri masalah, mampu mengungkapkan pendapat di

depan teman kelasnya, serta mampu berpikir kritis.

2. Penelitian ini sangat terbatas karena dilaksanakan dalam situasi pandemi

covid19, sehingga disarankan untuk peneliti selanjutnya melakukan penelitian

dalam jangka waktu yang lebih lama dan menggunakan populasi yang lebih

bervariasi dilihat dari jumlah sekolah yang digunakan.

Page 81: EFEKTIVITAS PENERAPAN MODEL CHILDREN LEARNING IN …

68

DAFTAR PUSTAKA

Aliviani, Inayatul.2010. Penerapan Model Pembelajaran Children Learning In

Science (CHILDREN LEARNING IN SCIENCE) Untuk Meningkatkan

Keterampilan Berpikir Ilmiah Siswa Kelas IV SD Negeri Kedungmutih I

Demak. Skripsi. Universitas Negeri Semarang.

Anwar, Muzikka, Agus Wahyuni, Ahmad Hamid. 2017. Pengaruh Model

Pembelajaran Children Learning In ScienceTerhadap Hasil Belajar Ipa

Siswa Kelas V Sd Gugus VII Kecamatan Seririt. Jurnal Ilmiah Mahasiswa

(JIM) Pendidikan Fisika. Vol. 1 No.4

Arikunto,Suharsimi.2011.Prosedur Penelitian:Suatu Pendekatan Praktik.Edisi

Revisi VII.Semarang:PT.RinEka Cipta.

Arisantiani, Putra, Ganing. 2017. Pengaruh Model Pembelajaran Children’s

Learning In Science (Children Learning In Science) Berbantuan Media

Lingkungan Terhadap Kompetensi Pengetahuan IPA. Journal of Education

Technology. Vol. 1 No. (2) pp. 124-132

Astiti, Ardana, Wiarta. 2017. Pengaruh Model Pembelajaran Children Learning

In Science Berbasis Budaya Penyelidikan Terhadap Kompetensi

Pengetahuan IPA. Journal of Education Technology. Vol. 1 No. (2) pp. 86-

93

Baso, Andi dan Nasrun Hasan. 2017. Pembelajaran PPkn SD Kelas Rendah.

Makassar: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan UNISMUH Makassar

BSNP.2006. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Jakarta: Depdikbud

Budiarti, Luh Putu Yudha, Gede Raga, dan I Wayan Romi Sudhita. 2014.

Pengaruh Model Pembelajaran CHILDREN LEARNING IN

SCIENCETerhadap Hasil Belajar IPA Siswa Kelas IV SD di Gugus III

Kecamatan Busungbiu. e-Journal Mimbar PGSD Universitas Pendidikan

Ganesha Jurusan PGSD, Vol. 2, No. 1, 2017.

Budiarto, Fariz. 2014. Keefektifan Penerapan Model CHILDREN LEARNING IN

SCIENCE(Children Learning In Science) Terhadap Motivasi dan Hasil

Belajar Materi Perubahan Sifat Benda Kelas V Sekolah Dasar Negeri

Debong Tengah 1 Kota Tegal. Skripsi. Universitas Negeri Semarang.

Hidayah, Nurul, M. Arifuddin, Andi Ichsan Mahardika. 2017. Meningkatkan

Keterampilan Proses Sains Pada Pembelajaran Fisika Menggunakan

Metode Percobaan. Berkala Ilmiah Pendidikan Fisika Vol. 5, No.2

Kunandar.2015.Penilaian Autentik (Penilaian Hasil Belajar Peserta Didik

Berdasarkan Kurikulum 2013). Jakarta: Rajawali pers

Page 82: EFEKTIVITAS PENERAPAN MODEL CHILDREN LEARNING IN …

69

Md, Ni, Deny Novia Damayanti. 2017. Pengaruh Model Pembelajaran Children

Learning In ScienceTerhadap Hasil Belajar Ipa Siswa Kelas V Sd Gugus

Viii Kecamatan Seririt. e-Journal PGSD Universitas Pendidikan Ganesha

Mimbar PGSD Vol. 5 No. 2

Mudlofir. Ali dan Evi Fatimatur Rusydiyanah.2017. Desain Pembelajaran

Inovatif Dari Teori Ke Praktik. Jakarta: Rajawali pers

Munirah.2018.Keterampilan berbahasa Indonesia. Makassar: CV.Berkah Utami

Nafi’ah,Anisatun,Siti,.2018.Model – model pembelajaran bahasa Indonesia di

SD/ MI. Yogyakarta: Arr-ruzz Media.

Children Learning In Sciencerwadarminta, W.J.S. 2017. Kamus Umum Bahasa

Indonesia. Jakarta Timur: PT Balai Pustaka (Persero)

Prasetyo, Heri. 2017. Statistik Dasar Sebuah Panduan Untuk Peneliti

Pemula/Penyusun. Mojokerto Jawa Timur Indonesia: Lembaga

Peendidikan Dan Pelatihan International English Institute Of Indonesia

Shoimin,Aris. 2014. 68 Model Pembelajaran Inovatif Dalam kurikulum 2013.

Yogyakarta: Ar-Ruzz Media

Sinyanyuri,Sonya.2018. Energi dan Perubahannya buku tematik terpadu

kurikulum 2013. Jakarta: Kementrian pendidikan dan Kebudayaan

Susanto, Ahmad. 2019. Teori Belajar & Pembelajaran di Sekolah Dasar. Jakarta:

Kencana Prenada Media Group.

Sugiyono.2017. Metode Penelitian Pendidikan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D.

Bandung: Alfabeta

Rustaman, Nuryani, dkk. 2018. Materi dan Pembelajaran IPA SD. Tangerang

Selatan: Universitas Terbuka

Tim Penyusun FKIP..2018.Pedoman Penulisan Skripsi. Jalan Sultan alauddin No

259 FKIP Unismuh Makassar Gedung PSG Lantai 1 Makassar: FKIP

Unismuh Makassar

Tola. Fatimah. Dkk. 2015. Etika. Profesi Keguruan. Jln Sultan Alauddin No.259

Makassar: Perpustakaan Umum Unismuh

Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem

Pendidikan Nasional. 2010. Bandung: Nuansa Aulia

Widiyarti, Widayanti dan Winarti. 2012. Penelitian, Pendidikan, dan Penerapan

MIPA. Makalah disajikan dalam Seminar Nasional. Fakultas MIPA,

Universitas Negeri Yogyakarta. Yogyakarta Juni 2012

Page 83: EFEKTIVITAS PENERAPAN MODEL CHILDREN LEARNING IN …

70

Lampiran 1

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

(RPP)

Posttest

Satuan Pendidikan :SD NEGERI 200 BULUE

Kelas / Semester : III (Tiga) / 2

Tema 6 : Energi dan Perubahannya

Sub Tema 1 : Sumber Energi

Pembelajaran : 1

Alokasi Waktu : 1 x 30 Menit

A. KOMPETENSI INTI (KI)

KI 1 : Menerima dan menjalankan ajaran agama yang dianutnya

KI 2 : Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli,

dan percaya diri dalam berinteraksi dengan keluarga, teman, guru

dan tetangga.

KI 3 : Memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati (mendengar,

melihat, membaca) dan menanya berdasarkan rasa ingin tahu tentang

dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dan benda-benda

yang dijumpainya di rumah dan di sekolah.

KI 4 : Menyajikan pengetahuan faktual dalam bahasa yang jelas, sistematis,

dan logis, dalam karya yang estetis, dalam gerakan yang

mencerminkan anak sehat, dan dalam tindakan yang mencerminkan

perilaku anak beriman dan berakhlak mulia.

Page 84: EFEKTIVITAS PENERAPAN MODEL CHILDREN LEARNING IN …

71

B. KOMPETENSI DASAR

4.2 Mendiskripsikan hasil pengamatan tentang pengaruh

energi panas, gerak, dan getaran dalam kehidupan sehari-

hari.

C. INDIKATOR

4.2.1 Mengidentifikasi energi itu ada, tidak dapat dilihat, tetapi dapat

dirasakan, dan energi dapat diubah bentuknya.

D. TUJUAN PEMBELAJARAN

1. Setelah mendengarkan penjelasan dari guru tentang sifat-sifat

energi, siswa dapat menyebutkan sifat-sifat energi

2. Melalui kegitan demonstrasi tentang sifat-sifat energi yang

dilakukan guru, siswa dapat membuktikan sifat-sifat energi.

E. MATERI PEMBELAJARAN

Sifat-sifat energi

F. SUMBER DAN MEDIA/ALAT PERAGA PEMBELAJARAN

1. Sumber pembelajaran

a. Silabus IPA kelas III

b. Buku tematik terpadu kurikulum 2013 tema 6 energi

dan perubahannya.

2. media pembelajaran

a. korek api

b. lilin

G. Model dan Metode Pembelajaran

1. Model Pembelajaran : CLIS (Children Learning In Science)

2. Metode Pembelajaran : ceramah, tanya jawab,

demonstrasi, percobaan, dan diskusi.

Page 85: EFEKTIVITAS PENERAPAN MODEL CHILDREN LEARNING IN …

72

H. Kegiatan Pembelajaran

Kegiatan Deskripsi Kegiatan Alokasi

Waktu

Metode

Pendahuluan 1. Guru mengondisikan siswa

berdoa menurut agama dan

kepercayaan masing-masing.

2. Guru melaukan presensi terhadap

siswa.

3. Memberikan apersepsi,

dengan cara mengajukan

pertanyaan-pertanyaan yang

berkaitan dengan materi yang

akan dibahas.

a. “Anak-anak apa yang kalian

rasakan setelah melakukan

olahraga?”

b. “Apa yang kamu lakukan agar

tidak merasa panas? c. “Nah pada saat kalian

mengipas badan kalian,

ternyata ada energi. Apa kalian

dapat melihat wujud nyata

energi itu seperti apa?”

4. Menyampaikan tujuan

pembelajaran.

5 menit

Tanya jawab

Inti 1. Eksplorasi

Tahap Orientasi

a. Guru memimpin siswa untuk

malakukan kegiatan menggosok

kedua telapak tangan.

“Anak-anak, coba kalian

tempelkan kedua telapak tangan

di pipi? Sekarang ayo gosok-

gosok kedua telapak tangan kita.

Tempelkan kedua telapak

tangan di pipi. Adakah

perbedaan yang kalian rasakan

saat telapak tangan sebelum dan

sesudah di gosok? ”

Tahap Pemunculan Gagasan

b. Guru mengajukan tanya jawab

seputar sifat-sifat energi.

5 menit Penggunaan

model Children

Learning In Science yang

terdiri dari 5

tahap

Demonstrasi

Tanya jawab

Tanya jawab

Page 86: EFEKTIVITAS PENERAPAN MODEL CHILDREN LEARNING IN …

73

2. Elaborasi

Tahap Penyusunan Ulang

gagasan

mbentuk siswa menjadi ke dalam 5

kelompok dengan beranggotakan 4-

5 siswa.

a. Guru membagikan lembar kerja

yang berisi pertanyaan-

pertanyaan yang harus

diselesaikan masing-masing

kelompok.

b. Siswa berdiskusi jawaban yang

ada di lembar kerja.

c. Siswa mencari beberapa

perbedaan antara konsep awal

mereka dengan konsep ilmiah yang ada dalam buku teks.

10 menit

Diskusi

e. Guru memberikan penjelasan

tentang langkah-langkah

menjawab pertanyaan pada

lembar kerja melalui percobaan

secara berkelompok.

f. Siswa melakukan percobaan

dengan bimbingan guru.

Tahap Penerapan Gagasan

g. Siswa menyampaikan hasil

percobaan di depan kelas dan

kelompok lain menanggapi.

3. Konfirmasi

Tahap Pemantapan Gagasan

c. Guru mengungkapkan salah satu

konsepsi awal siswa kemudian

membandingkan dengan hasil

percobaan.

d. Guru bertanya jawab kepada

siswa mengenai materi yang

telah dipelajari untuk

memantapkan gagasan

Ceramah

Percobaan

5 menit

Ceramah

Tanya jawab

Page 87: EFEKTIVITAS PENERAPAN MODEL CHILDREN LEARNING IN …

74

B. Penilaian

1. Prosedur penilaian : Tes

2. Jenis Penilaian :

a. Penilaian Proses : Pengamatan aktivitas siswa

b. Penilaian Hasil : Pilihan Ganda

3. Bentuk Tes : Pilihan Ganda

Penutup 1. Guru bersama siswa menyimpulkan

materi pembelajaran.

2. Guru melakukan evaluasi

terhadap kegiatan yang sudah

dilaksanakan, dengan cara

memberikan soal pilihan ganda

3. Guru mengakhiri pembelajaran

dengan mengucapkan salam.

5 menit Ceramah

Latihan

Page 88: EFEKTIVITAS PENERAPAN MODEL CHILDREN LEARNING IN …

75

4. Kunci Jawaban : terlampir

5. Skor Penilaian : terlampir

Bulue, Agustus 2020

Guru Kelas III Peneliti

Hj. Saniah.,S.Pd Nurfadilah

Islami

NIP :- Nim

105401109116

Page 89: EFEKTIVITAS PENERAPAN MODEL CHILDREN LEARNING IN …

76

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

(RPP)

Pretest

Satuan Pendidikan :SD NEGERI 200 BULUE

Kelas / Semester : III (Tiga) / 2

Tema 6 : Energi dan Perubahannya

Sub Tema 1 : Sumber Energi

Pembelajaran : 1

Alokasi Waktu : 1 x 30 Menit

B. KOMPETENSI INTI (KI)

KI 1 : Menerima dan menjalankan ajaran agama yang dianutnya

KI 2 : Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli,

dan percaya diri dalam berinteraksi dengan keluarga, teman, guru

dan tetangga.

KI 3 : Memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati (mendengar,

melihat, membaca) dan menanya berdasarkan rasa ingin tahu tentang

dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dan benda-benda

yang dijumpainya di rumah dan di sekolah.

KI 4 : Menyajikan pengetahuan faktual dalam bahasa yang jelas, sistematis,

dan logis, dalam karya yang estetis, dalam gerakan yang

mencerminkan anak sehat, dan dalam tindakan yang mencerminkan

perilaku anak beriman dan berakhlak mulia.

Page 90: EFEKTIVITAS PENERAPAN MODEL CHILDREN LEARNING IN …

77

B. KOMPETENSI DASAR

4.2 Mendiskripsikan hasil pengamatan tentang pengaruh

energi panas, gerak, dan getaran dalam kehidupan sehari-

hari.

C. INDIKATOR

4.2.2 Mengidentifikasi energi itu ada, tidak dapat dilihat, tetapi dapat

dirasakan, dan energi dapat diubah bentuknya.

D. TUJUAN PEMBELAJARAN

3. Setelah mendengarkan penjelasan dari guru tentang sifat-sifat

energi, siswa dapat menyebutkan sifat-sifat energi

4. Melalui kegitan demonstrasi tentang sifat-sifat energi yang

dilakukan guru, siswa dapat membuktikan sifat-sifat energi.

E. MATERI PEMBELAJARAN

Sifat-sifat energi

F. SUMBER DAN MEDIA/ALAT PERAGA PEMBELAJARAN

1. Sumber pembelajaran

a. Silabus IPA kelas III

b. Buku tematik terpadu kurikulum 2013 tema 6 energi dan

perubahannya.

G. Model dan Metode Pembelajaran

3. Metode Pembelajaran : ceramah, tanya jawab,

Page 91: EFEKTIVITAS PENERAPAN MODEL CHILDREN LEARNING IN …

78

H. Kegiatan Pembelajaran

Kegiatan Deskripsi Kegiatan Alokasi

Waktu

Metode

Pendahuluan 1.Guru mengondisikan siswa berdoa

menurut agama dan kepercayaan

masing-masing.

2.Guru melaukan presensi terhadap

siswa.

3. Memberikan apersepsi,

dengan cara mengajukan

pertanyaan-pertanyaan yang

berkaitan dengan materi yang akan

dibahas.

c. “Anak-anak apa yang kalian

rasakan setelah melakukan

olahraga?”

d. “Apa yang kamu lakukan agar

tidak merasa panas? c. “Nah pada saat kalian

mengipas badan kalian,

ternyata ada energi. Apa kalian

dapat melihat wujud nyata

energi itu seperti apa?”

4. Menyampaikan tujuan

pembelajaran.

5 menit

Tanya jawab

Inti 2. Eksplorasi

a. Guru memimpin siswa untuk

malakukan kegiatan menggosok

kedua telapak tangan.

“Anak-anak, coba kalian

tempelkan kedua telapak tangan

di pipi? Sekarang ayo gosok-

gosok kedua telapak tangan kita.

Tempelkan kedua telapak

tangan di pipi. Adakah

perbedaan yang kalian rasakan

saat telapak tangan sebelum dan

sesudah di gosok? ”

b. Guru mengajukan tanya jawab

seputar sifat-sifat energi.

5 menit Tanya jawab

Tanya jawab

Page 92: EFEKTIVITAS PENERAPAN MODEL CHILDREN LEARNING IN …

79

3. Elaborasi

mbentuk siswa menjadi ke dalam 5

kelompok dengan beranggotakan 4-

5 siswa.

a. Guru membagikan lembar kerja

yang berisi pertanyaan-

pertanyaan

b. Siswa mencari beberapa

perbedaan antara konsep awal

mereka dengan konsep ilmiah yang ada dalam buku teks.

10 menit

h. Guru memberikan penjelasan

tentang langkah-langkah

menjawab pertanyaan pada

lembar kerja

i. .siswa menjawab pertanyaan

4. Konfirmasi

c. Guru mengungkapkan salah satu

konsepsi awal siswa kemudian

membandingkan dengan hasil

percobaan.

d. Guru bertanya jawab kepada

siswa mengenai materi yang

telah dipelajari untuk

memantapkan gagasan

Ceramah

5 menit

Ceramah

Penutup 4. Guru bersama siswa menyimpulkan

materi pembelajaran.

5. Guru melakukan evaluasi

terhadap kegiatan yang sudah

dilaksanakan, dengan cara

memberikan soal pilihan ganda

6. Guru mengakhiri pembelajaran

dengan mengucapkan salam.

5 menit Ceramah

Latihan

Page 93: EFEKTIVITAS PENERAPAN MODEL CHILDREN LEARNING IN …

80

B. Penilaian

6. Prosedur penilaian : Tes

7. Jenis Penilaian :

a. Penilaian Proses : Pengamatan aktivitas siswa

b. Penilaian Hasil : Pilihan Ganda

8. Bentuk Tes : Pilihan Ganda

Page 94: EFEKTIVITAS PENERAPAN MODEL CHILDREN LEARNING IN …

67

9. Kunci Jawaban : terlampir 10. Skor Penilaian : terlampir

Bulue, Agustus 2020

Guru Kelas III Peneliti

Hj. Saniah.,S.Pd Nurfadilah

Islami

NIP :- Nim

105401109116

Page 95: EFEKTIVITAS PENERAPAN MODEL CHILDREN LEARNING IN …

68

Lampiran 2

Lembar Observasi Respon Siswa dalam Proses Pembelajaran

Page 96: EFEKTIVITAS PENERAPAN MODEL CHILDREN LEARNING IN …

69

Page 97: EFEKTIVITAS PENERAPAN MODEL CHILDREN LEARNING IN …

70

Lampiran 3

HASIL PRETEST DAN POSTEST KELAS EKSPERIMEN DAN KELAS

KONTROL

A. KELAS EKSPERIMEN

Page 98: EFEKTIVITAS PENERAPAN MODEL CHILDREN LEARNING IN …

71

Page 99: EFEKTIVITAS PENERAPAN MODEL CHILDREN LEARNING IN …

72

Lampiran 4

B. KELAS KONTROL

Page 100: EFEKTIVITAS PENERAPAN MODEL CHILDREN LEARNING IN …

73

Page 101: EFEKTIVITAS PENERAPAN MODEL CHILDREN LEARNING IN …

74

Lampiran 5

Nilai Hasil Pretset dan Posttest

A. Daftar Nilai Kelas Eksperimen

Laki – laki 13 siswa

Perempuan 10 siswa

No Nama Nilai Hasil Belajar

Pretest Posttest

1. Andi Baso 50 70

2. Surya Fajar 75 85

3. Taufiq 65 75

4. Rehan Renata 85 95

5. Muh. Aidil Halwis 80 95

6. Yustiar Ardi 80 85

7. Aditya 85 95

8. Zahra Khaeruddin 65 80

9. Nurul Azkia 75 95

10. Juwita Bahar 65 85

11. Nur Rahmi 70 90

12. Ayyatul Husna 85 95

13. Sulfadillah Islami 75 75

14. Abdul Janual Akbar 65 85

15. Radit Alamsyah 85 90

16. Hayuniar 50 80

17. Suharni 85 95

18. Cahaya Purnama 65 85

19. Rahmat Asdar 60 85

20. Dimas 55 80

21. Aldi 55 75

22. Sunarti 75 95

23. Ahmad Refaldy 65 90

Page 102: EFEKTIVITAS PENERAPAN MODEL CHILDREN LEARNING IN …

75

Lampiran 6

B. Daftar Nilai Kelas Kontrol

No Nama Nilai Hasil Belajar

Pretest Posttest

1. Muh. Iksan 75 85

2. Mufidatul Aditya 60 75

3. M.Helmi Harimurti 75 75

4. Muh. Faiz Ramadhan 60 70

5. Surya Awal 90 90

6. Padli Ramadhan 85 80

7. Ijma 45 60

8. Nur Anna 75 75

9. Ismi Humairah 90 90

10. Juwita Anggraini 80 85

11. Nur Hikma 85 85

12. Julia Agustina 70 75

13. Fitriyah Ramadhani 55 70

14. Andi Dewa Raja 85 85

15. Aisya Awlia Alimin 75 95

16. Aulia Putri 70 75

17. Wahyu Hidayat 65 80

18. Intan Nuraini 65 70

19. Araditha Azzahra 55 60

20. Ahmad Fajrin Hijriyah 85 75

Laki –laki : 10 siswa

Perempuan: 10 siswa

Page 103: EFEKTIVITAS PENERAPAN MODEL CHILDREN LEARNING IN …

76

Lampiran 7

Daftar Hadir Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol

A.Daftar Hadir Kelas Eksperimen

Laki – laki 13 siswa

Perempuan 10 siswa

No Nama Pertemuan

1 2 3 4

1. Andi Baso √ √ √ √

2. Surya Fajar √ √ √ √

3. Taufiq √ √ √ √

4. Rehan Renata √ √ √ √

5. Muh. Aidil Halwis √ √ √ √

6. Yustiar Ardi √ √ √ √

7. Aditya √ √ √ √

8. Zahra Khaeruddin √ √ √ √

9. Nurul Azkia √ √ √ √

10. Juwita Bahar √ √ √ √

11. Nur Rahmi √ √ √ √

12. Ayyatul Husna √ √ √ √

13. Sulfadillah Islami √ √ √ √

14. Abdul Janual Akbar √ √ √ √

15. Radit Alamsyah √ √ √ √

16. Hayuniar √ √ √ √

17. Suharni √ √ √ √

18. Cahaya Purnama √ √ √ √

19. Rahmat Asdar √ √ √ √

20. Dimas √ √ √ √

21. Aldi √ √ √ √

22. Sunarti √ √ √ √

23. Ahmad Refaldy √ √ √ √

Page 104: EFEKTIVITAS PENERAPAN MODEL CHILDREN LEARNING IN …

77

Lampiran 8

B.Daftar hadir Kelas Kontrol

No Nama Pertemuan

1 2 3 4

1. Muh. Iksan √ √ √ √

2. Mufidatul Aditya √ √ √ √

3. M.Helmi Harimurti √ √ √ √

4. Muh. Faiz Ramadhan √ √ √ √

5. Surya Awal √ √ √ √

6. Padli Ramadhan √ √ √ √

7. Ijma √ √ √ √

8. Nur Anna √ √ √ √

9. Ismi Humairah √ √ √ √

10. Juwita Anggraini √ √ √ √

11. Nur Hikma √ √ √ √

12. Julia Agustina √ √ √ √

13. Fitriyah Ramadhani √ √ √ √

14. Andi Dewa Raja √ √ √ √

15. Aisya Awlia Alimin √ √ √ √

16. Aulia Putri √ √ √ √

17. Wahyu Hidayat √ √ √ √

18. Intan Nuraini √ √ √ √

19. Araditha Azzahra √ √ √ √

20. Ahmad Fajrin Hijriyah √ √ √ √

Laki –laki : 10 siswa

Perempuan: 10 siswa

Page 105: EFEKTIVITAS PENERAPAN MODEL CHILDREN LEARNING IN …

78

Lampiran 9

Hasil analisis data deskriptif

Kelas eksperimen

Statistics

preEx postEx

N Valid 23 23

Missing 0 0

Mean 70.22 86.09

Median 70.00 85.00

Mode 65 95

Std. Deviation 11.528 7.827

Variance 132.905 61.265

Range 35 25

Minimum 50 70

Maximum 85 95

Sum 1615 1980

Frequency Table

preEx

Frequency Percent

Valid

Percent

Cumulative

Percent

Valid 50 2 8.7 8.7 8.7

55 2 8.7 8.7 17.4

60 1 4.3 4.3 21.7

65 6 26.1 26.1 47.8

70 1 4.3 4.3 52.2

75 4 17.4 17.4 69.6

80 2 8.7 8.7 78.3

85 5 21.7 21.7 100.0

Total 23 100.0 100.0

Page 106: EFEKTIVITAS PENERAPAN MODEL CHILDREN LEARNING IN …

79

postEx

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid 70 1 4.3 4.3 4.3

75 3 13.0 13.0 17.4

80 3 13.0 13.0 30.4

85 6 26.1 26.1 56.5

90 3 13.0 13.0 69.6

95 7 30.4 30.4 100.0

Total 23 100.0 100.0

Page 107: EFEKTIVITAS PENERAPAN MODEL CHILDREN LEARNING IN …

80

Lampiran 10

Kelas kontrol

Statistics

prekon Postkon

N Valid 20 20

Missing 0 0

Mean 72.25 77.75

Median 75.00 75.00

Mode 75a 75

Std. Deviation 12.822 9.386

Variance 164.408 88.092

Range 45 35

Minimum 45 60

Maximum 90 95

Sum 1445 1555

a. Multiple modes exist. The smallest

value is shown

Frequency Table

Prekon

Frequency Percent

Valid

Percent

Cumulative

Percent

Valid 45 1 5.0 5.0 5.0

55 2 10.0 10.0 15.0

60 2 10.0 10.0 25.0

65 2 10.0 10.0 35.0

70 2 10.0 10.0 45.0

75 4 20.0 20.0 65.0

80 1 5.0 5.0 70.0

85 4 20.0 20.0 90.0

90 2 10.0 10.0 100.0

Total 20 100.0 100.0

Page 108: EFEKTIVITAS PENERAPAN MODEL CHILDREN LEARNING IN …

81

Postkon

Frequency Percent

Valid

Percent

Cumulative

Percent

Valid 60 2 10.0 10.0 10.0

70 3 15.0 15.0 25.0

75 6 30.0 30.0 55.0

80 2 10.0 10.0 65.0

85 4 20.0 20.0 85.0

90 2 10.0 10.0 95.0

95 1 5.0 5.0 100.0

Total 20 100.0 100.0

Page 109: EFEKTIVITAS PENERAPAN MODEL CHILDREN LEARNING IN …

82

Lampiran 11

Uji Normalitas

Kelas eksperimen

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

preEx postEx

N 23 23

Normal Parametersa,b

Mean 70.22 86.09

Std.

Deviation

11.528 7.827

Most Extreme

Differences

Absolute .153 .177

Positive .153 .127

Negative -.139 -.177

Test Statistic .153 .177

Asymp. Sig. (2-tailed) .175c .060

c

a. Test distribution is Normal.

b. Calculated from data.

c. Lilliefors Significance Correction.

Keterangan : Data berdistribusi normal jika sig > 0,05

Kelas control

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Prekon postkon

N 20 20

Normal Parametersa,b

Mean 72.25 77.75

Std.

Deviation

12.822 9.386

Most Extreme

Differences

Absolute .140 .165

Positive .083 .165

Negative -.140 -.135

Test Statistic .140 .165

Asymp. Sig. (2-tailed) .200c,d

.155c

a. Test distribution is Normal.

b. Calculated from data.

c. Lilliefors Significance Correction.

Keterangan : Data berdistribusi normal jika sig > 0,05

Page 110: EFEKTIVITAS PENERAPAN MODEL CHILDREN LEARNING IN …

83

Lampiran 12

Uji homogenitas

Pretest eksperimen kontrol

Test of Homogeneity of Variances

Levene

Statistic df1 df2 Sig.

hasil belajar Based on Mean .145 1 41 .705

Based on Median .050 1 41 .823

Based on Median and

with adjusted df

.050 1 37.383 .823

Based on trimmed mean .118 1 41 .733

Data homogen jika sig > 0,05

posttest eksperimen kontrol

Test of Homogeneity of Variances

Levene

Statistic df1 df2 Sig.

hasil belajar Based on Mean .547 1 41 .464

Based on Median .318 1 41 .576

Based on Median and

with adjusted df

.318 1 37.029 .576

Based on trimmed mean .509 1 41 .479

Data homogen jika sig > 0,05

Page 111: EFEKTIVITAS PENERAPAN MODEL CHILDREN LEARNING IN …

84

Lampiran 13

Uji Hopotesis

Pretest eksperimen kontrol

Independent Samples Test

Levene's Test for

Equality of

Variances t-test for Equality of Means

F Sig. T df

Sig. (2-

tailed)

Mean

Differenc

e

Std.

Error

Differenc

e

95% Confidence

Interval of the

Difference

Lower Upper

hasil

belajar

Equal variances

assumed

.145 .705 -.547 41 .587 -2.0326 3.7133 -9.5317 5.4665

Equal variances

not assumed

-.543 38.62

0

.590 -2.0326 3.7415 -9.6029 5.5377

Posttest eksperimen kontrol

Independent Samples Test

Levene's Test for

Equality of Variances t-test for Equality of Means

F Sig. T df

Sig. (2-

tailed)

Mean

Differenc

e

Std. Error

Differenc

e

95% Confidence

Interval of the

Difference

Lower Upper

hasil

belajar

Equal variances

assumed

.547 .464 3.176 41 .003 8.337 2.625 3.036 13.638

Equal variances

not assumed

3.136 37.18

4

.003 8.337 2.659 2.951 13.723

Page 112: EFEKTIVITAS PENERAPAN MODEL CHILDREN LEARNING IN …

85

Lampiran 14

T table

Pr

Df 0.25

0.50

0.10

0.20

0.05

0.10

0.025

0.050

0.01

0.02

0.005

0.010

0.001

0.002

41

42

43

44

45

46

47

48

49

50

51

52

53

54

55

56

57

58

59

60

61

62

63

64

65

66

67

68

69

70

71

72

73

74

75

76

77

78

79

80

0.68052

0.68038

0.68024

0.68011

0.67998

0.67986

0.67975

0.67964

0.67953

0.67943

0.67933

0.67924

0.67915

0.67906

0.67898

0.67890

0.67882

0.67874

0.67867

0.67860

0.67853

0.67847

0.67840

0.67834

0.67828

0.67823

0.67817

0.67811

0.67806

0.67801

0.67796

0.67791

0.67787

0.67782

0.67778

0.67773

0.67769

0.67765

0.67761

0.67757

1.30254

1.30204

1.30155

1.30109

1.30065

1.30023

1.29982

1.29944

1.29907

1.29871

1.29837

1.29805

1.29773

1.29743

1.29713

1.29685

1.29658

1.29632

1.29607

1.29582

1.29558

1.29536

1.29513

1.29492

1.29471

1.29451

1.29432

1.29413

1.29394

1.29376

1.29359

1.29342

1.29326

1.29310

1.29294

1.29279

1.29264

1.29250

1.29236

1.29222

1.68288

1.68195

1.68107

1.68023

1.67943

1.67866

1.67793

1.67722

1.67655

1.67591

1.67528

1.67469

1.67412

1.67356

1.67303

1.67252

1.67203

1.67155

1.67109

1.67065

1.67022

1.66980

1.66940

1.66901

1.66864

1.66827

1.66792

1.66757

1.66724

1.66691

1.66660

1.66629

1.66600

1.66571

1.66543

1.66515

1.66488

1.66462

1.66437

1.66412

2.01954

2.01808

2.01669

2.01537

2.01410

2.01290

2.01174

2.01063

2.00958

2.00856

2.00758

2.00665

2.00575

2.00488

2.00404

2.00324

2.00247

2.00172

2.00100

2.00030

1.99962

1.99897

1.99834

1.99773

1.99714

1.99656

1.99601

1.99547

1.99495

1.99444

1.99394

1.99346

1.99300

1.99254

1.99210

1.99167

1.99125

1.99085

1.99045

1.99006

2.42080

2.41847

2.41625

2.41413

2.41212

2.41019

2.40835

2.40658

2.40489

2.40327

2.40172

2.40022

2.39879

2.39741

2.39608

2.39480

2.39357

2.39238

2.39123

2.39012

2.38905

2.38801

2.38701

2.38604

2.38510

2.38419

2.38330

2.38245

2.38161

2.38081

2.38002

2.37926

2.37852

2.37780

2.37710

2.37642

2.37576

2.37511

2.37448

2.37387

2.70118

2.69807

2.69510

2.69228

2.68959

2.68701

2.68456

2.68220

2.67995

2.67779

2.67572

2.67373

2.67182

2.66998

2.66822

2.66651

2.66487

2.66329

2.66176

2.66028

2.65886

2.65748

2.65615

2.65485

2.65360

2.65239

2.65122

2.65008

2.64898

2.64790

2.64686

2.64585

2.64487

2.64391

2.64298

2.64208

2.64120

2.64034

2.63950

2.63869

3.30127

3.29595

3.29089

3.28607

3.28148

3.27710

3.27291

3.26891

3.26508

3.26141

3.25789

3.25451

3.25127

3.24815

3.24515

3.24226

3.23948

3.23680

3.23421

3.23171

3.22930

3.22696

3.22471

3.22253

3.22041

3.21837

3.21639

3.21446

3.21260

3.21079

3.20903

3.20733

3.20567

3.20406

3.20249

3.20096

3.19948

3.19804

3.19663

3.19526

t hitung > t tabel (3,176 > 2.019) maka dapat disimpulkan bahwa Ho

ditolak dan H1 diterima yaitu terdapat terdapat perbedaan signifikan hasil belajar

pada siswa kelas III SD Negeri 200 Bulue setelah diberikan perlakuan serta

pelaksanaan pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran Children

Learning In Science pada kelas ekperimen dapat dikatakan sangat efektif.

Page 113: EFEKTIVITAS PENERAPAN MODEL CHILDREN LEARNING IN …

86

Lampiran 15

Hasil Uji Validitas dan Reabilitas

Page 114: EFEKTIVITAS PENERAPAN MODEL CHILDREN LEARNING IN …

87

Nama : ………………………..

No. Absen : ………………………..

Kelas : ………………………..

Lampiran 16

SOAL UJI COBA POSTTEST

Petunjuk:

- Tulislah nama, nomor absen dan kelas pada kotak yang disediakan!

- Perhatikan soal dengan teliti!

- Kerjakan soal secara mandiri!

- Berilah tanda silang (X) huruf a, b, c, atau d pada jawaban yang kamu anggap benar

dan tepat!

1. Energi adalah kemampuan untuk melakukan ….

a. lari

b. usaha

c. gaya

d. gerak

2. Energi yang dihasilkan dari benda-benda yang panas disebut energi ….

a. gerak

b. bunyi

c. panas

d. matahari

3. Energi yang timbul dari benda yang bergetar disebut energi ….

a. panas

b. suara

c. gerak

d. bunyi

4. Manfaat yang diperoleh dari energi panas yaitu ….

a. menerbangkan layang-layang

b. mengeringkan pakaian

c. menggerakan kincir

d. menerangi bumi

Page 115: EFEKTIVITAS PENERAPAN MODEL CHILDREN LEARNING IN …

88

5. Contoh alat yang menghasilkan energi panas yaitu ….

a. sepeda

b. kulkas

c. setrika

d. komputer

6. Seruling adalah alat musik yang dapat menghasilkan energi ….

a. tiup

b. suara

c. bunyi

d. cahaya

7. Benda yang dapat menghasilkan energi cahaya yaitu ….

a. kipas

b. senter

c. jam

d. peluit

8. Pakaianmu kering saat dijemur di bawah sinar matahari. Hal ini karena

matahari ….

a. menghasilkan panas

b. memberikan penerangan

c. menghasilkan dingin

d. menghasilkan udara

9. Kincir angin akan berputar saat ditiup. Hal ini terjadi akibat adanya pengaruh

dari energi ….

a. panas

b. bunyi

c. gerak air

d. gerak angin

10. Manfaat energi cahaya dapat dilihat pada ….

a. kain yang dijemur

b. adanya angin

c. dua batu yang saling digosokkan

d. lampu senter yang menyala

Page 116: EFEKTIVITAS PENERAPAN MODEL CHILDREN LEARNING IN …

89

11. Perhatikan gambar di samping!

Energi yang dimiliki oleh alat musik di samping

saat dipukul adalah energi ….

a. panas

b. gerak

c. bunyi

d. cahaya

12. Pernyataan berikut yang berkaitan dengan energi adalah ….

a. energi memiliki beberapa bentuk

b. energi tidak bermanfaat bagi kehidupan

c. semua energi dapat dilihat

d. energi tidak dapat diubah bentuknya

13. Di bawah ini yang tidak termasuk sifat-sifat energi ialah ….

a. dapat diubah bentuk

b. dapat dirasakan

c. tidak dapat dirasakan

d. tidak dapat dilihat

14. Saat orang memukul bedug terjadi perubahan energi … menjadi energi ….

a. gerak menjadi bunyi

b. bunyi menjadi gerak

c. bunyi menjadi panas

d. panas menjadi bunyi

15. Tangan akan terasa panas bila di dekatkan dengan api. Hal ini membuktikan

bahwa energi dapat ….

a. dilihat

b. diubah bentuk

c. diamati

d. dirasakan

Page 117: EFEKTIVITAS PENERAPAN MODEL CHILDREN LEARNING IN …

90

16. Perhatikan gambar berikut!

I II III IV

Di antara benda-benda di atas yang menghasilkan energi cahaya adalah ….

a. I dan II

b. I dan III

c. II dan IV

d. III dan IV

17. Kertas bentuk spiral akan bergerak bila di letakkan di atas api. Hal ini

menunjukan adanya perubahan energi … menjadi energi ….

a. api menjadi abu

b. bunyi menjadi panas

c. cahaya menjadi gerak

d. panas menjadi gerak

18. Perhatikan gambar di samping!

Energi yang dihasilkan oleh benda di samping yaitu ….

a. cahaya dan sinar

b. cahaya dan panas

c. panas dan terang

d. cahaya dan terang

19. Kegiatan petani menjemur ikan memanfaatkan energi yang berasal dari …

a. matahari

b. air

c. angin

d. udara

Page 118: EFEKTIVITAS PENERAPAN MODEL CHILDREN LEARNING IN …

91

20. Perhatikan pernyataan berikut!

I. Energi dapat diubah bentuknya

II. Kita tidak memerlukan energi

III. Lampu senter merupakan contoh energi bunyi

IV. Matahari menghasilkan energi panas dan cahaya

Pernyataan yang sesuai ditunjukan oleh nomor ….

a. I dan II

b. I dan IV

c. II dan III

d. III dan IV

Page 119: EFEKTIVITAS PENERAPAN MODEL CHILDREN LEARNING IN …

92

Nama : ………………………..

No. Absen : ………………………..

Kelas : ………………………..

Lampiran 17

SOAL UJI COBA PRETEST Petunjuk:

- Tulislah nama, nomor absen dan kelas pada kotak yang disediakan!

- Perhatikan soal dengan teliti!

- Kerjakan soal secara mandiri!

- Berilah tanda silang (X) huruf a, b, c, atau d pada jawaban yang kamu anggap benar

dan tepat!

1.Perhatikan gambar di samping!

Energi yang dimiliki oleh alat musik di samping

saat dipukul adalah energi ….

a. panas

b. gerak

c. bunyi

d. cahaya

2.Pernyataan berikut yang berkaitan dengan energi adalah ….

a. energi memiliki beberapa bentuk

b. energi tidak bermanfaat bagi kehidupan

c. semua energi dapat dilihat

d. energi tidak dapat diubah bentuknya

3. Di bawah ini yang tidak termasuk sifat-sifat energi ialah ….

a. dapat diubah bentuk

b. dapat dirasakan

c. tidak dapat dirasakan

d. tidak dapat dilihat

4. Saat orang memukul bedug terjadi perubahan energi … menjadi energi ….

a. gerak menjadi bunyi

b. bunyi menjadi gerak

Page 120: EFEKTIVITAS PENERAPAN MODEL CHILDREN LEARNING IN …

93

c. bunyi menjadi panas

d. panas menjadi bunyi

5. Tangan akan terasa panas bila di dekatkan dengan api. Hal ini membuktikan

bahwa energi dapat ….

a. dilihat

b. diubah bentuk

c. diamati

d. dirasakan

Page 121: EFEKTIVITAS PENERAPAN MODEL CHILDREN LEARNING IN …

94

6. Perhatikan gambar berikut!

I II III IV

Di antara benda-benda di atas yang menghasilkan energi cahaya adalah ….

a. I dan II

b. I dan III

c. II dan IV

d. III dan IV

7. Kertas bentuk spiral akan bergerak bila di letakkan di atas api. Hal ini

menunjukan adanya perubahan energi … menjadi energi ….

a. api menjadi abu

b. bunyi menjadi panas

c. cahaya menjadi gerak

d. panas menjadi gerak

8. Perhatikan gambar di samping!

Energi yang dihasilkan oleh benda di samping yaitu ….

a. cahaya dan sinar

b. cahaya dan panas

c. panas dan terang

d. cahaya dan terang

9. Kegiatan petani menjemur ikan memanfaatkan energi yang berasal dari …

a. matahari

b. air

c. angin

d. udara

Page 122: EFEKTIVITAS PENERAPAN MODEL CHILDREN LEARNING IN …

95

10. Perhatikan pernyataan berikut!

V. Energi dapat diubah bentuknya

VI. Kita tidak memerlukan energi

VII. Lampu senter merupakan contoh energi bunyi

VIII. Matahari menghasilkan energi panas dan

cahaya Pernyataan yang sesuai ditunjukan oleh

nomor ….

e. I dan II

f. I dan IV

g. II dan III

h. III dan IV

11. Di bawah ini yang merupakan sifat-sifat energi adalah ….

a. dapat dilihat

b. dapat dirasakan

c. tidak dapat dirasakan

d. tidak dapat diubah bentuk

12. Di antara benda berikut, yang dapat mengalami perubahan bentuk energi gerak

menjadi energi bunyi yaitu ….

a. lampu senter

b. kipas angin

c. jam dinding

d. radio

13. Kegiatan di bawah ini yang menunjukkan energi dapat dirasakan yaitu ….

a. menggosok-gosokkan telapak tangan

b. menjemur pakaian di tempat panas

c. membakar kertas

d. meniup kincir angin

Page 123: EFEKTIVITAS PENERAPAN MODEL CHILDREN LEARNING IN …

96

14. Perhatikan gambar berikut!

I II III IV

Di antara benda-benda di atas yang menghasilkan energi gerak adalah ….

a. I dan II

b. I dan III

c. II dan IV

d. III dan IV

15. Berikut ini yang menunjukkan adanya perubahan energi panas menjadi energi

gerak yaitu ….

a. telapak tangan di dekatkan pada api

b. kertas spiral diletakkan di atas api

c. kentongan dipukul

d. senar gitar dipetik

16. Perhatikan gambar di samping!

Benda seperti gambar di samping ini, jika

dinyalakan akan menghasilkan energi ….

a. cahaya

b. panas

c. udara

d. gerak

17. Kegiatan nelayan menjemur ikan memanfaat energi yang berasal dari ….

a. matahari

b. air

c. angin

d. panas

Page 124: EFEKTIVITAS PENERAPAN MODEL CHILDREN LEARNING IN …

97

18. Perhatikan pernyataan berikut!

I. Energi tidak dapat dilihat dan dirasakan

II. Gerak secara alami dihasilkan oleh angin dan air

III. Energi tidak dapat dilihat, namun dapat dirasakan

IV. Energi dapat dilihat dan dirubah bentuknya

Pernyataan yang sesuai ditunjukan oleh nomor ….

a. I dan II

b. I dan IV

c. II dan III

d. III dan IV

19. Energi adalah kemampuan untuk melakukan ….

a. lari

b. usaha

c. gaya

d. gerak

20. Energi yang timbul dari benda yang bergetar disebut energi ….

a. panas

b. suara

c. gerak

d. bunyi

Page 125: EFEKTIVITAS PENERAPAN MODEL CHILDREN LEARNING IN …

98

Lampiran 18

KUNCI JAWABAN SOAL UJI COBA

Posttest Posttest

1. C

2. A

3. C

4. A

5. D

6. B

7. D

8. B

9. A

10. B

1. B

2. C

3. D

4. B

5. C

6. C

7. B

8. A

9. D

10. D

11. C

12. A

13. C

14. A

15. D

16. B

17. D

18. B

19. A

20. B

11. C

12. D

13. B

14. C

15. A

16. A

17. B

18. D

19. B

20. D

Page 126: EFEKTIVITAS PENERAPAN MODEL CHILDREN LEARNING IN …

99

Lampiran 19

Surat Izin Meneliti Dari Dinas Penanaman Modal

Page 127: EFEKTIVITAS PENERAPAN MODEL CHILDREN LEARNING IN …

100

Lampiran 20

Surat Izin Meneliti dari Pemerintah Kabupaten Soppeng

Page 128: EFEKTIVITAS PENERAPAN MODEL CHILDREN LEARNING IN …

101

Lampiran 21

Kontrol pelaksanaan penelitian

Page 129: EFEKTIVITAS PENERAPAN MODEL CHILDREN LEARNING IN …

102

Lampiran 22 Surat keterangan telah melaksanakan penelitian

Page 130: EFEKTIVITAS PENERAPAN MODEL CHILDREN LEARNING IN …

103

Lampiran 23

Dokumentasi

Kelas eksperimen

Gambar 1. Pengerjaan soal pretes kelas experiment

Gambar 2. Pengerjaan soal pretest kelas eksperimen

Gambar 3. Pembelajaran dengan model pembelajaran children learnig in science pada

kelas eksperimen

Page 131: EFEKTIVITAS PENERAPAN MODEL CHILDREN LEARNING IN …

104

Gambar 4. Pembelajaran dengan model pembelajaran children learnig in science

berbantuan dengan media pendukung pada kelas eksperimen

Gambar 5. Pengerjaan soal posttest kelas eksperimen

Gambar 6. Pengerjaan soal posttest kelas eksperimen

Page 132: EFEKTIVITAS PENERAPAN MODEL CHILDREN LEARNING IN …

105

Kelas Kontrol

Gambar 7. Pengerjaan soal pretes kelas kontrol

Gambar 8 Pengerjaan soal pretes kelas kontrol

Gambar 8 Pembelajaran tanpa menggunakan model pembelajaran Children Learning In

Science pada kelas control

Page 133: EFEKTIVITAS PENERAPAN MODEL CHILDREN LEARNING IN …

106

Gambar 12. Pengerjaan soal posttest kelas kontrol

Gambar 13.Pembelajaran tanpa menggunakan model pembelajaran Children Lerning In

science pada kelas Kontrol

Gambar 12. Pengerjaan soal posttest kelas kontrol

Page 134: EFEKTIVITAS PENERAPAN MODEL CHILDREN LEARNING IN …

107

Kartu kontrol bimbingan

Pembimbing 1

Page 135: EFEKTIVITAS PENERAPAN MODEL CHILDREN LEARNING IN …

108

Pembimbing 2

Page 136: EFEKTIVITAS PENERAPAN MODEL CHILDREN LEARNING IN …

67

RIWAYAT HIDUP

NURFADILAH ISLAMI, lahir di Galungkalunge pada

tanggal 09 Desember 1997, anak sulung dari 2 bersaudara,

dari pasangan Sirajuddin, S.Pd dengan Hj. Saniah, S.Pd.

penulis pertama kali menempuh pendidikan formal pada

tahun 2004 di SD Negeri 200 Bulue. Pada tahun 2009 melanjutkan pendidikan di

SMPN 1 Marioriawa. Kemudian pada tahun 2013 melanjutkan pendidikan di

SMAN 1 Marioriawa dan tamat pada tahun 2016. Pada tahun yang sama penulis

melanjutkan pendidikan di Universitas Muhammadiyah Makassar, Fakultas

Keguruan dan Ilmu pendidikan, Program Studi Pendidilam Guru Sekolah Dasar

(PGSD) program Strata 1 (S1). Pada tahun 2020, penulis meneyelesaikan study

dengan menyusun karya ilmiah yang berjudul “Efektivitas Penerapan Model

Children Learning In Science Terhadap Hasil Belajar IPA Materi Energi Siswa

Kelas III SD Negeri 200 Bulue Kecamatan Marioriawa Kabupaten Soppeng.”