EFEKTIVITAS PEMUNGUTAN PAJAK HOTEL DALAM MENINGKATKAN PENERIMAAN PAJAK DAERAH DAN PENDAPATAN ASLI...

91
EFEKTIVITAS PEMUNGUTAN PAJAK HOTEL DALAM MENINGKATKAN PENERIMAAN PAJAK DAERAH DAN PENDAPATAN ASLI DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA TAHUN 2010-2014 SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Akademik Dan Melengkapai Sebagian Dari Syarat-Syarat Guna Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Akuntansi Oleh SISKA DWI RAHAYU 2011420027 FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS DARMA PERSADA JAKARTA 2015

Transcript of EFEKTIVITAS PEMUNGUTAN PAJAK HOTEL DALAM MENINGKATKAN PENERIMAAN PAJAK DAERAH DAN PENDAPATAN ASLI...

Page 1: EFEKTIVITAS PEMUNGUTAN PAJAK HOTEL DALAM MENINGKATKAN PENERIMAAN PAJAK DAERAH DAN PENDAPATAN ASLI DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA TAHUN 2010-2014

EFEKTIVITAS PEMUNGUTAN PAJAK HOTEL DALAM

MENINGKATKAN PENERIMAAN PAJAK DAERAH DAN

PENDAPATAN ASLI DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA

TAHUN 2010-2014

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Akademik Dan Melengkapai

Sebagian Dari Syarat-Syarat Guna Mencapai

Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Akuntansi

Oleh

SISKA DWI RAHAYU

2011420027

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS DARMA PERSADA

JAKARTA

2015

Page 2: EFEKTIVITAS PEMUNGUTAN PAJAK HOTEL DALAM MENINGKATKAN PENERIMAAN PAJAK DAERAH DAN PENDAPATAN ASLI DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA TAHUN 2010-2014
Page 3: EFEKTIVITAS PEMUNGUTAN PAJAK HOTEL DALAM MENINGKATKAN PENERIMAAN PAJAK DAERAH DAN PENDAPATAN ASLI DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA TAHUN 2010-2014
Page 4: EFEKTIVITAS PEMUNGUTAN PAJAK HOTEL DALAM MENINGKATKAN PENERIMAAN PAJAK DAERAH DAN PENDAPATAN ASLI DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA TAHUN 2010-2014
Page 5: EFEKTIVITAS PEMUNGUTAN PAJAK HOTEL DALAM MENINGKATKAN PENERIMAAN PAJAK DAERAH DAN PENDAPATAN ASLI DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA TAHUN 2010-2014

ABSTRAK

NIM : 2011420027, Judul : EFEKTIVITAS PEMUNGUTAN PAJAK HOTEL

DALAM MENINGKATKAN PENERIMAAN PAJAK DAERAH DAN

PENDAPATAN ASLI DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA TAHUN

2010-2014,

Jumlah Hal : xiii + 60 hal : 2015,

Kata Kunci : Efektivitas,Pajak Hotel, Pajak Daerah, Pendapatan Asli Daerah

Penelitian ini menunjukan bahwa pemungutan pajak hotel di Kabupaten

Majalengka tergolong efektif, dimana tingkat efektivitas pemungutan mencapai

94,98% dan rata-ratanya mencapai 92,13%. Besarnya pertumbuhan pajak daerah

pada tahun 2010-2014 mencapai 17,28% dari total pendapatan asli daerah.

pendapatan asli daerah pada tahun 2010-2014 berhasil mencapai 101,75% atau

sebesar Rp605.703.776.621. kontribusi pajak hotel terhadap pajak daerah

mencapai 0,44% dan kontribusi pajak hotel terhadap pendapatan asli daerah

mencapai 0,08%, dalam hal ini kontribusi pajak hotel terhadap pajak daerah dan

pendapatan asli daerah tergolong sangat rendah.

Penerimaan pajak hotel mempunyai pengaruh terhadap peningkatan pajak

daerah dan pendapatan asli daerah namun kontribusi yang diberikan terlalu

rendah. upaya dalam meningkatkan kontribusi pajak hotel tersebut dengan cara

melakukan intensifikasi dan ekstensifikasi pajak, serta penggalian potensi yang

baru untuk meningkatkan pendapatan pajak daerah.

Daftar Acuan : (2004-2014)

Jakarta, 03 September 2015

Penulis

v

Page 6: EFEKTIVITAS PEMUNGUTAN PAJAK HOTEL DALAM MENINGKATKAN PENERIMAAN PAJAK DAERAH DAN PENDAPATAN ASLI DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA TAHUN 2010-2014

KATA PENGANTAR

Bismil-laahir-rahmanir-raahim

Dengan mengucapkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT atas segala

rahmat yang telah diberikan penulis, baik kesehatan fisik dan mental sehingga

penulis dapat menyelesaikan skripsi ini, yang merupakan salah satu persyaratan

untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi jurusan akuntansi pada Fakultas

Ekonomi Universitas Darma Persada Jakarta.

Penulis mengucapkan terima kasih yang tidak terhingga kepada semua

pihak yang telah memberikan bantuan sehingga memungkinkan skripsi ini

terwujud. Ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada :

1. Papah dan Mamah yang telah memberikan do’a, perhatian kepada penulis,

memberikan kasih sayang yang tulus, dan dukungan yang begitu besar

sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

2. Bapak Ahmad Basid Hasibuan, SE, M.Si selaku Ketua Jurusan Akuntansi dan

selaku Pembimbing yang telah meluangkan waktunya untuk memberikan

bimbingan, arahan, dan motivasi kepada penulis sehingga dapat

menyelesaikan skripsi ini.

3. Bapak Sukardi Sentono selaku Dekan Fakultas Ekonomi

4. Ibu Dra. Sri Ari Wahyuningsih, MM selaku pembimbing akademis

5. Bapak/Ibu Dosen Fakultas Ekonomi atas ilmu yang telah diberikan kepada

penulis.

vi

Page 7: EFEKTIVITAS PEMUNGUTAN PAJAK HOTEL DALAM MENINGKATKAN PENERIMAAN PAJAK DAERAH DAN PENDAPATAN ASLI DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA TAHUN 2010-2014

6. Bapak Momon selaku Kasubag Pep Dinas Pengelolaan Keuangan dan Aset

Daerah Kabupaten Majalengka, terima kasih telah mengijinkan penulis

melakukan penelitian di DPKAD Kabupaten Majalengka.

7. Bapak Dhany selaku Kasi Pengelolaan PAD dan Lainnya, terima kasih penulis

ucapkan atas bantuan bapak dalam memberikan data yang diperlukan,

motivasi serta dukungannya.

8. Terima kasih penulis ucapkan kepada pihak-pihak yang telah membantu

penulis dalam pembuatan skripsi ini yang tidak bisa penulis sebutkan satu

persatu.

Akhir kata, penulis berharap semoga skripsi ini dapat diterima dan

bermanfaat dengan baik.

Jakarta, 03 September 2015

Penulis

vii

Page 8: EFEKTIVITAS PEMUNGUTAN PAJAK HOTEL DALAM MENINGKATKAN PENERIMAAN PAJAK DAERAH DAN PENDAPATAN ASLI DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA TAHUN 2010-2014

DAFTAR ISI

JUDUL SKRIPSI …………………………………………………………… i

LEMBAR PERNYATAAN ………………………………………………... ii

LEMBAR PERSETUJUAN ………………………………………………... iii

LEMBAR PENGESAHAN ………………………………………………… iv

ABSTRAK ………………………………………………………………….. v

KATA PENGANTAR ……………………………………………………… vi

DAFTAR ISI ……………………………………………………………….. viii

DAFTAR TABEL ………………………………………………………….. xii

DAFTAR GAMBAR ……………………………………………………..... xiii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ……………………………………….. 1

B. Rumusan Masalah ……………………………………………... 3

C. Tujuan Penelitian ………………………………...................... 4

D. Kegunaan Penelitian ………………………………………….. 4

viii

Page 9: EFEKTIVITAS PEMUNGUTAN PAJAK HOTEL DALAM MENINGKATKAN PENERIMAAN PAJAK DAERAH DAN PENDAPATAN ASLI DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA TAHUN 2010-2014

BAB II LANDASAN TEORI

A. Tinjauan Pustaka ……………………………………………..... 6

1. Ruang Lingkup Pajak ……………………………………… 6

a. Definisi Pajak …………………………………………. 6

b. Tujuan Pajak …………………………………………… 8

c. Fungsi Pajak …………………………………………… 9

d. Jenis Pajak ……………………………………………... 9

e. Asas Pemungutan Pajak ……………………………….. 11

f. Syarat Pemungutan Pajak ……………………………… 12

g. Sistem Pemungutan Pajak ……………………………... 12

2. Pendapatan Asli Daerah …………………………………… 13

3. Pajak Daerah ………………………………………………. 15

a. Definisi Pajak Daerah ………………………………..... 15

b. Jenis Pajak Daerah …………………………………….. 16

c. Tolak Ukur Penilaian Pajak Daerah ……….………….. 20

d. Sanksi Pajak Daerah …………………………………… 20

4. Pajak Hotel …………………………………………………. 22

a. Definisi Pajak Hotel …………………………………… 22

b. Objek dan Bukan Objek Pajak Hotel …………………. 22

c. Subjek dan Wajib Pajak Hotel ………………………... 23

d. Dasar, Pengenaan, Tarif dan

Perhitungan Pajak Hotel ………………………………. 24

5. Efektivitas dan Kontribusi ………………………………… 25

ix

Page 10: EFEKTIVITAS PEMUNGUTAN PAJAK HOTEL DALAM MENINGKATKAN PENERIMAAN PAJAK DAERAH DAN PENDAPATAN ASLI DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA TAHUN 2010-2014

B. Kerangka Berpikir ……………………………………………... 29

C. Penelitian Terdahulu …………………………………………… 30

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Lokasi dan Waktu Penelitian ………………………………….. 32

B. Jenis Data ……………………………………………………… 32

C. Teknik Pengumpulan Data ……………………………………. 32

D. Metode Analisis Data …………………………………………. 33

BAB IV HASIL PENELITIAN

A. Gambaran Umum DPKAD …………………………………….. 34

1. Sejarah Singkat DPKAD ……………………………………. 34

2. Visi dan Misi DPKAD ……………………………………… 35

3. Tugas dan Fungsi DPKAD …………………………………. 36

4. Struktur Organisasi DPKAD ……………………………….. 38

5. Tugas dan Fungsi Kantor DPKAD …………………………. 40

B. Pembahasan …………………………………………………….. 41

1. Analisis Pertumbuhan Pajak Daerah

Kabupaten Majalengka …………………………………….. 43

2. Analisis Pendapatan Asli Daerah

Kabupaten Majalengka …………………………….………. 48

3. Analisis Efektivitas Pajak Hotel …………………………… 50

4. Analisis Kontribusi Pajak Hotel terhadap

Pajak Daerah dan PAD …………………………………… 52

x

Page 11: EFEKTIVITAS PEMUNGUTAN PAJAK HOTEL DALAM MENINGKATKAN PENERIMAAN PAJAK DAERAH DAN PENDAPATAN ASLI DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA TAHUN 2010-2014

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan ………………………………………………………. 55

B. Saran ……………………………………………………………... 56

DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………………... 58

LAMPIRAN ……………………………………………………………….. 60

xi

Page 12: EFEKTIVITAS PEMUNGUTAN PAJAK HOTEL DALAM MENINGKATKAN PENERIMAAN PAJAK DAERAH DAN PENDAPATAN ASLI DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA TAHUN 2010-2014

DAFTAR TABEL

1. Indikator Efektifitas Pemungutan Pajak Hotel ……………………………... 27

2. Indikator Kontribusi Pajak Hotel …………………………………………… 28

3. Laju Pertumbuhan Pajak Daerah Kabupaten Majalengka ……………..…. 43

4. Sumber Penerimaan Pajak Daerah Kabupaten Majalengaka …………….. 46

5. Target dan Realisasi Pendapatan Asli Daerah

Kabupaten Majalengka …………………………………………………..... 49

6. Efektivitas Pemungutan Pajak Hotel Kabupaten Majalengka …………… 51

7. Kontribusi Pajak Hotel Terhadap Penerimaan

Pajak Daerah dan Pendapatan Asli Daerah Kabupaten Majalengka …….. 53

xii

Page 13: EFEKTIVITAS PEMUNGUTAN PAJAK HOTEL DALAM MENINGKATKAN PENERIMAAN PAJAK DAERAH DAN PENDAPATAN ASLI DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA TAHUN 2010-2014

DAFTAR GAMBAR

1. Kerangka Pemikiran ……………………………………………………… 30

2. Struktur Organisasi Dinas Pengelolaan Keungan dan

Aset Daerah Kabupaten Majalengka …………………………………….. 39

3. Penerimaan Pajak Daerah Kabupaten Majalengka

Tahun 2010-2014…………………………………………………………. 41

4. Pertumbuhan Pajak Daerah Kabupaten Majalengka

Tahun 2010-2014 ………………………………………………………... 44

5. Penerimaan Pendapatan Asli Daerah Kabupaten Majalengka

Tahun 2010-2014 …………………………………………………………. 48

xiii

Page 14: EFEKTIVITAS PEMUNGUTAN PAJAK HOTEL DALAM MENINGKATKAN PENERIMAAN PAJAK DAERAH DAN PENDAPATAN ASLI DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA TAHUN 2010-2014

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dalam rangka penyelenggaraan pemerintah, Negara Kesatuan Republik

Indonesia dibagi atas daerah-daerah provinsi dan daerah-daerah kabupaten

atau kota. tujuan dilakukannya pembagian daerah untuk meningkatkan

efesiensi dan efektivitas dalam penyelenggaraan pelayanan kepada

masyarakat. Berdasarkan Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia

tahun 1945 ditegaskan bahwa pajak dipungut berdasarkan peraturan yang

berlaku dimana pemungutan pajak tersebut diatur dalam Undang-undang

Nomor 18 tahun 1997 yang sebagaimana telah diubah menjadi Undang-

undang Nomor 34 tahun 2000.

Pembagian pemungutan pajak dilakukan sejak ditetapkan otonomi daerah,

dimana pemerintah daerah mempunyai kewenangan dalam mengatur dan

mengurusi kepentingan masyarakatnya. Penerapan otonomi daerah membawa

perubahan dalam sistem pengelolaan keuangan, dimana perubahan ini

menimbulkan suatu permasalahan dalam pembagian keuangan antar pusat dan

daerah.

Tujuan diterapkannya otonomi daerah agar pemerintah daerah mampu

meningkatan pendapatan asli daerah, meningkatkan pelayanan publik,

sehingga dapat membiayai kegiatan rumah tangganya. Upaya dalam

meningkatkan sumber daya yaitu dengan cara menggali sumber penerimaan

baru dan terus meningkatkan efesiensi dan efektivitas sumber daya yang ada.

1

Page 15: EFEKTIVITAS PEMUNGUTAN PAJAK HOTEL DALAM MENINGKATKAN PENERIMAAN PAJAK DAERAH DAN PENDAPATAN ASLI DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA TAHUN 2010-2014

Faktor-faktor yang mempengaruhi rendahnya penerimaan pendapatan asli

daerah kabupaten atau kota, antara lain :

1. Banyaknya sumber pendapatan di kabupaten yang belum tergali secara

maksimal

2. Kurangnya kesadaran dalam membayar pajak

3. Adanya kebocoran-kebocoran

4. Biaya pemungutan yang masih tinggi

5. Peraturan daerah yang perlu disesuaikan

6. Kemampuan masyarakat dalam membayar pajak

Kabupaten Majalengka merupakan salah satu kabupaten yang terletak di

Jawa Barat dimana penerimaan Pendapatan Asli Daerah (PAD) pada tahun

2010 sampai dengan 2014 sudah melewati target yang direncanakan dimana

penerimaan PAD nya sebesar Rp 616.281.370.314 sudah melampaui target

sebesar Rp 605.703.776.920,57 atau mencapai 101,75%. Hal ini menandakan

bahwa penerimaan komponen PAD terus mengalami perkembangan. Namun

ada beberapa penerimaan pajak yang mempunyai kontribusi yang sangat

rendah salah satunya penerimaan pajak hotel.

Hotel merupakan salah satu sarana penginapan atau tempat tinggal

sementara selama berada di Kabupaten Majalengka. hotel digunakan juga

sebagai sarana bermain dan berkumpul, pesta ulang tahun, pernikahan, dan

acara lainnya. Semakin banyaknya bangunan hotel atau penginapan maka laju

pertumbuhan hotel tersebut semakin tinggi sehingga penerimaan pajak daerah

pun ikut meningkat. namun pada kenyataanya kontribusi pajak hotel terhadap

2

Page 16: EFEKTIVITAS PEMUNGUTAN PAJAK HOTEL DALAM MENINGKATKAN PENERIMAAN PAJAK DAERAH DAN PENDAPATAN ASLI DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA TAHUN 2010-2014

pajak daerah dan PAD sangat rendah. Menurut Listiyarko rendahnya

kontribusi penerimaan pajak terhadap PAD didasarkan pada penggaliam

potensi yang masih rendah dan kinerja pemungutan yang masih kurang efektif

dimana dalam pemungutan pajak dipengaruhi oleh dua hal yaitu kepatuhan

pajak yang mencakup kesadaran wajib pajak dalam membayar pajak dan

penggalian potensi yang mencakup intensifikasi dan ekstensifikasi.

Dilihat dari permasalahan diatas, penulis mengambil judul skripsi

“Efektivitas Pemungutan Pajak Hotel Dalam Meningkatkan Penerimaan

Pajak Daerah dan Pendapatan Asli Daerah Kabupaten Majalengka

Tahun 2010-2014”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian diatas, maka disusun rumusan masalah sebagai berikut:

1. Bagaimana laju pertumbuhan pajak daerah Kabupaten Majalengka pada

tahun 2010-2014?

2. Seberapa besar target pendapatan asli daerah Kabupaten Majalengka pada

tahun 2010-2014 dapat terealisasi?

3. Apakah pemungutan pajak hotel di Kabupaten Majalengka pada tahun

2010-2014 sudah efektif?

3

Page 17: EFEKTIVITAS PEMUNGUTAN PAJAK HOTEL DALAM MENINGKATKAN PENERIMAAN PAJAK DAERAH DAN PENDAPATAN ASLI DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA TAHUN 2010-2014

4. Seberapa besar kontribusi pajak hotel terhadap penerimaan pajak daerah

dan pendapatan asli daerah di Kabupaten Majalengka pada tahun

2010-2014?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan dilakukannya penelitian ini yaitu:

1. Mengetahui laju pertumbuhan pajak daerah Kabupaten Majalengka tahun

2010-2014.

2. Mengetahui besarnya target pendapatan asli daerah Kabupaten Majalengka

tahun 2010-2014 yang dapat terealisasi.

3. Mengetahui efektivitas pemungutan pajak hotel di Kabupaten Majalengka

pada tahun 2010-2014.

4. Mengetahui besarnya kontribusi pajak hotel terhadap pajak daerah dan

pendapatan asli daerah Kabupaten Majalengka tahun 2010-2014.

D. Kegunaan Penelitian

Penulis berharap hasil dari penelitian skripsi ini dapat memberikan manfaat

bagi berbagai pihak seperti:

1. Bagi Perkuliahan

Dapat dijadikan referensi untuk bahan penelitian selanjutnya guna

mempermudah pengetahuan dalam mempelajari pajak daerah khususnya

pajak daerah, pendapatan asli daerah, dan pajak hotel.

4

Page 18: EFEKTIVITAS PEMUNGUTAN PAJAK HOTEL DALAM MENINGKATKAN PENERIMAAN PAJAK DAERAH DAN PENDAPATAN ASLI DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA TAHUN 2010-2014

2. Bagi Mahasiswa

Penelitian yang telah dilakukan akan di jadikan bahan masukan dalam

menambah wawasan, pengetahuan, dan perbandingan, untuk penelitian

selanjutnya.

3. Bagi Dinas Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah

Dapat dijadikan sebagai bahan masukan dalam menentukan kebijakan

pemerintah agar penerimaan pajak terus meningkat.

5

Page 19: EFEKTIVITAS PEMUNGUTAN PAJAK HOTEL DALAM MENINGKATKAN PENERIMAAN PAJAK DAERAH DAN PENDAPATAN ASLI DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA TAHUN 2010-2014

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Tinjauan Pustaka

1. Ruang Lingkup Pajak

a. Definisi Pajak

Dalam melaksanakan pembangunan nasional pemerintah harus

dapat mengatasi masalah pembiayaan dalam pembangunan tersebut,

dimana biaya tersebut dapat diperoleh dari penerimaan sumber-sumber

yang berasal dari dalam negeri seperti penerimaan pajak. Pajak dapat

digunakan untuk membiayai pembangunan yang nantinya dapat

berguna bagi kepentingan masyarakat.

Pajak dapat di definisikan berdasarkan pandangan masing-masing

orang yang mempunyai tujuan yang sama yakni meningkatkan

kesejahteraan rakyat dan membangun fasilitas yang dibutuhkan rakyat

nya. Beberapa pengertian mengenai pajak menurut para ahli

perpajakan yaitu:

Menurut P.J.A Andriani dan Waluyo (2011) pengertian pajak:

“Pajak merupakan iuran wajib kepada negara (yang dapat

dipaksakan), yang terutang oleh yang wajib membayarnya menurut

peraturan-peraturan, dengan tidak mendapatkan prestasi kembali, yang

langsung dapat ditunjukan, dan yang gunanya adalah untuk membiayai

pengeluaran-pengeluaran umum yang berhubungan dengan tugas

negara yang menyelenggarakan pemerintah”.

6

Page 20: EFEKTIVITAS PEMUNGUTAN PAJAK HOTEL DALAM MENINGKATKAN PENERIMAAN PAJAK DAERAH DAN PENDAPATAN ASLI DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA TAHUN 2010-2014

Menurut Resmi dalam bukunya berjudul “Perpajakan : Teori dan

Kasus”

Pajak dipungut oleh negara baik pemerintah pusat maupun

pemerintah daerah berdasarkan atau dengan kekuatan undang-undang

serta aturan pelaksanannya, dimana diperuntukan bagi pengeluaran-

pengeluaran pemerintah, yang bila dari pemasukannya masih terdapat

surplus, yang digunakan untuk membiayai public investment”.

Menurut Prof.Dr.MJH.Smeets yang disadur oleh Diaz Priantara

(2012) Pajak merupakan prestasi kepada pemerintah yang terutang

melalui norma-norma umum dan yang dapat dipaksakan, tanpa adanya

kontraprestasi yang dapat diajukan dalam hal yang individual,

dimaksudkan untuk membiayai pengeluaran pemerintah.

Pajak merupakan suatu cara negara untuk membiayai pengeluaran

secara umum disamping kewajiban suatu warga negara. secara politik

pajak merupakan partisipasi masyarakat dalam proses pembangunan

dan pertahanan menuju masyarakat yang adil.

Jadi pajak merupakan suatu prestasi pemerintah dalam

melaksanakan kewajiban yang bersifat memaksa berdasarkan

undang-undang yang berlaku tanpa adanya timbal balik secara

langsung terhadap wajib pajaknya.

Pengertian pajak dapat dipandang dalam dua aspek yaitu dari sudut

pandang ekonomi dan sudut pandang hukum. Pajak dilihat dari sudut

pandang ekonomi, pajak digunakan untuk meningkatkan kesejahteraan

masyarakat. Sedangkan pajak dilihat dari sudut pandang hukum, pajak

digunakan untuk mengatur permasalahan negara. Dari beberapa

7

Page 21: EFEKTIVITAS PEMUNGUTAN PAJAK HOTEL DALAM MENINGKATKAN PENERIMAAN PAJAK DAERAH DAN PENDAPATAN ASLI DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA TAHUN 2010-2014

definisi diatas pajak dapat disimpulkan bahwa unsur pokok dalam

perpajakan yaitu:

1) Pajak dipungut berdasarkan peraturan perundang-undangan.

2) Pajak dipungut oleh negara, baik pemerintah pusat maupun

pemerintah daerah.

3) Tidak terdapat kontraprestasi individual oleh pemerintah, dimana

swasta atau pihak lain tidak boleh memungut.

4) Pajak diperuntukan bagi pengeluaran-pengeluaran pemerintah.

b. Tujuan Pajak

Tujuan diadakannya pemungutan pajak yaitu untuk membiayai

kegiatan-kegiatan yang diselenggarakan pemerintah yang digunakan

untuk kesejahteraan masyarakat melalui penyetoran iuran wajib kepada

kas negara yang nantinya digunakan untuk memenuhi kebutuhan

masyarakat setempat.

Dalam pencapaian tujuan negara, pemerintah membutuhkan asas

pemungutan dalam memilih alternatif pemungutannya sehingga

diperoleh keserasian dalam pemungutan pajak dengan tujuan dan asas

yang masih diperlukan.

8

Page 22: EFEKTIVITAS PEMUNGUTAN PAJAK HOTEL DALAM MENINGKATKAN PENERIMAAN PAJAK DAERAH DAN PENDAPATAN ASLI DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA TAHUN 2010-2014

c. Fungsi Pajak

Menurut Harjo (2013:7) fungsi pajak dibagi menjadi dua golongan

yaitu:

1) Fungsi Penerimaan (Budgeter)

Pajak berfungsi sebagai sumber dana yang diperuntukan bagi

pembiayaan pengeluran-pengeluaran pemerintah.

Contoh: Pajak digunakan sebagai sumber penerimaan Anggaran

Pendapatan Belanja Negara (APBD) sebagai pendapatan

dalam negri.

2) Fungsi Mengatur (Reguler)

Pajak berfungsi sebagai alat untuk mengatur untuk melaksanakan

dibidang sosial atau ekonomi.

Contoh: Pajak digunakan untuk mengatur barang mewah, pajak

minuman keras, dan pajak rokok. Pengenaan pajak

tersebut dilakukan untuk menekan konsumen dalam

memproduksi barang tersebut

d. Jenis Pajak

Menurut Harjo (2013) pajak dibagi dalam tiga kategori yaitu:

1) Menurut golongan dan pembebanan, pajak dibagi menjadi dua

yaitu:

9

Page 23: EFEKTIVITAS PEMUNGUTAN PAJAK HOTEL DALAM MENINGKATKAN PENERIMAAN PAJAK DAERAH DAN PENDAPATAN ASLI DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA TAHUN 2010-2014

a) Pajak langsung

Pajak langsung merupakan pajak yang pembebanannya tidak

dapat dilimpahkan kepada pihak lain, tetapi harus menjadi

beban langsung wajib pajak yang bersangkutan.

b) Pajak tidak langsung

Pajak tidak langsung merupakan pajak yang pembebanannya

dilimpahkan kepada pihak ketiga atau pihak lain.

2) Menurut sifatnya

Menurut sifatnya pajak dibagi kedalam dua jenis pajak yaitu:

a) Pajak subjektif

Pajak subjektif merupakan pajak yang berpangkal pada subjek

pajaknya kemudian dicari objek pajaknya. Dalam hal ini pajak

dilihat dari wajib pajaknya terlebih dahulu.

b) Pajak objektif

Pajak objektif merupakan pajak yang berpangkal atau

berdasarkan pada objeknya tanpa memperhatikan keadaan dari

wajib pajak.

3) Menurut pemungutannya

Menurut pemungutannya pajak dibagi menjadi dua jenis pajak

yaitu:

a) Pajak pusat

Pajak pusat merupakan pajak yang dipungut oleh pemerintah

pusat yang digunakan untuk membiayai rumah tangga Negara.

10

Page 24: EFEKTIVITAS PEMUNGUTAN PAJAK HOTEL DALAM MENINGKATKAN PENERIMAAN PAJAK DAERAH DAN PENDAPATAN ASLI DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA TAHUN 2010-2014

Misalnya: Pajak Kendaraan Bermotor, Bea Balik Nama

Kendaraan Bermotor, Pajak Air Permukaan, dan Pajak Rokok.

b) Pajak daerah

Pajak daerah merupakan pajak yang dipungut pemerintah

daerah dan digunakan untuk memenuhi pengeluaran-

pengeluaran daerah. Menurut Undang-undang Nomor 28

Tahun 2009 tentang pajak dan retribusi daerah, bahwa pajak

daerah dibagi menjadi dua bagian yaitu pajak yang dipungut

oleh provinsi dan dipungut oleh kabupaten atau kota. pajak

yang dipungut provinsi mencakup empat jenis pajak dan pajak

kabupaten atau kota dibagi kedalam tujuh jenis pajak.

e. Asas-asas Pemungutan Pajak

Asas-asas pemungutan pajak dibagi menjadi dua bagian yaitu:

1) Asas domisili

Asas domisili merupakan asas yang menyatakan bahwa negara

berhak mengenakan pajak atas seluruh penghasilan. Wajib pajak

yang bertempat tinggal diwilayahnya baik yang berasal dari dalam

negeri maupun dari luar negeri. Setiap wajib pajak yang

berdomisili diwilayah indonesia akan dikenakan atas seluruh

penghasilan yang diperoleh baik dari Indonesia maupun dari luar

indonesia.

11

Page 25: EFEKTIVITAS PEMUNGUTAN PAJAK HOTEL DALAM MENINGKATKAN PENERIMAAN PAJAK DAERAH DAN PENDAPATAN ASLI DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA TAHUN 2010-2014

2) Asas kebangsaan

Asas ini menyatakan bahwa pengenaan pajak dihubungkan dengan

kebangsaan suatu negara. suatu negara akan memungut pajak

kepada setiap orang yang mempunyai hubungan kebangsaan atas

suatu negara yang bersangkutan tanpa memandang apakah

bertempat tinggal didalam negeri diluar negeri.

f. Syarat Pemungutan Pajak

Syarat-syarat pemungutan pajak dilakukan untuk mencegah

terjadinya kesulitan atau hambatan yang terjadi dalam proses

pemungutan pajak dengan syarat:

1) Pemungutan pajak yang dilakukan pemerintah harus adil;

2) Pemungutan pajak yang dilakukannya harus berdasarkan undang-

undang yang berlaku;

3) Pemungutan harus efesien;

4) Pemungutan harus sederhana;

5) Pemungutan pajak tidak mengganggu perekonomian.

g. Sistem Pemungutan Pajak

Dalam pemungutan pajak baik yang dikelola pemerintah pusat

maupun pemerintah daerah selalu berpedoman pada asas-asas

pemungutan pajak. Menurut Waluyo (2011:7) asas pemungutan pajak

terbagi menjadi :

12

Page 26: EFEKTIVITAS PEMUNGUTAN PAJAK HOTEL DALAM MENINGKATKAN PENERIMAAN PAJAK DAERAH DAN PENDAPATAN ASLI DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA TAHUN 2010-2014

1) Official assessment system

Sistem ini merupakan sistem pemungutan pajak yang memberi

wewenang kepada pemerintah (fiskus) untuk menentukan besarnya

pajak yang terutang.

2) Self assessment system

Sistem ini merupakan sistem pemungutan pajak yang memberi

wewenang, kepercayaan, tanggung jawab kepada wajib pajak

untuk menghitung, memperhitungkan, membayar, dan melaporkan

sendiri besarnya pajak yang harus dibayarkan.

3) Withoulding system

Sistem ini merupakan sistem pemungutan pajak yang memberi

wewenang kepada pihak ketiga untuk memotong atau memungut

besarnya yang terutang oleh wajib pajak.

2. Pendapatan Asli Daerah

Berdasarkan Undang-undang nomor 33 tahun 2004 tentang Perimbangan

Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah mengatakan

sumber-sumber penerimaan daerah terbagi menjadi empat bagian yaitu:

a. Pendapatan Asli Daerah

b. Dana Perimbangan Keuangan

c. Pinjaman Daerah

d. Sumber- sumber pendapatan lain yang sah

13

Page 27: EFEKTIVITAS PEMUNGUTAN PAJAK HOTEL DALAM MENINGKATKAN PENERIMAAN PAJAK DAERAH DAN PENDAPATAN ASLI DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA TAHUN 2010-2014

Pendapatan asli daerah merupakan salah satu indikator kemandirian suatu

daerah, dimana sumber pendapatan asli daerah merupakan faktor penentu

terwujudnya otonomi daerah.

Menurut Indah (2014) Pendapatan asli daerah merupakan pendapatan

yang diperoleh dari sumber-sumber pendapatan daerah dan dikelola

sendiri oleh pemerintah daerah yang bertujuan untuk memberikan

keleluasaan kepada daerah dalam menggali pendanaan dalam

melaksanakan otonomi daerah sebagai perwujudan asas desentralisasi.

Berdasarkan Undang-undang nomor 33 tahun 2004 tentang Perimbangan

Keuangan sumber-sumber Pendapatan Asli Daerah terbagi menjadi:

a. Penerimaan Pajak Daerah

b. Penerimaan Retribusi Daerah

c. Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan

d. Lain-lain Pendapatan Asli Daerah yang Sah.

Besarnya pendapatan asli daerah dapat mengurangi ketergantungan dari

bantuan pusat, dimana pemerintah daerah harus mampu menggali sumber-

sumber penerimaan di daerah tersebut agar pendapatan asli daerah yang

diperoleh dapat membiayai kegiatan rumah tangganya sendiri.

Menurut Frenadin upaya dalam meningkatkan pendapatan asli daerah

dapat dilihat dari pelaksanaan pajaknya. Namun dalam pelaksanaan pajak

tersebut ada beberapa faktor yang menghambat yaitu:

14

Page 28: EFEKTIVITAS PEMUNGUTAN PAJAK HOTEL DALAM MENINGKATKAN PENERIMAAN PAJAK DAERAH DAN PENDAPATAN ASLI DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA TAHUN 2010-2014

a. Keberadaan peraturan daerah yang masih berdasarkna undang-undang

b. Belum konsisten para penegak hukum dalam memberikan sanksi

terhadap subjek pajak yang melalaikan kewajibannya.

c. Kelemahan dalam mengidentifikasi ketersediaan potensi pajak

d. Kurangnya informasi dan sosialisasi terhadap kebijakan pajak

e. Masih lemahnya pengawasan termasuk instrumennya.

3. Pajak Daerah

a. Pengertian Pajak Daerah

Berdasarkan Undang-undang nomor 28 tahun 2009 tentang Pajak

Daerah dan Retribusi Daerah bahwa pajak daerah merupakan:

Pajak Daerah, yang selanjutnya disebut pajak merupakan

kontribusi wajib kepada daerah yang terutang oleh orang pribadi atau

badan yang bersifat memaksa berdasarkan undang-undang, dengan

tidak mendapatkan imbalan secara langsung dan digunakan untuk

keperluan daerah bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.

Menurut Mardiasmo (2009:2) Pajak Daerah merupakan:

Pajak Daerah, yang selanjutnya disebut pajak merupakan iuran

wajib yang dilakukan oleh orang pribadi atau badan kepala daerah

tanpa imbalan langsung yang seimbang, yang dapat dipaksakan

berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku, yang

digunakan untuk membiayai penyelenggaraan pemerintah daerah dan

pembangunan daerah.

Menurut Syahrial (2007:86) Pajak Daerah merupakan:

Iuran masyarakat kepada Negara (yang dapat dipaksakan) yang

terutang oleh yang wajib membayarnya menurut peraturan-peraturan

umum (undang-undang) dengan tidak mendapatkan prestasi kembali

yang langsung dapat ditunjukan dan yang gunanya untuk membiayai

pengeluaran-pengeluaran umum yang berhubungan tugas Negara

untuk menyelenggarakan pemerintah.

15

Page 29: EFEKTIVITAS PEMUNGUTAN PAJAK HOTEL DALAM MENINGKATKAN PENERIMAAN PAJAK DAERAH DAN PENDAPATAN ASLI DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA TAHUN 2010-2014

b. Jenis Pajak Daerah

Berdasarkan undang-undang nomor 28 tahun 2009 tentang pajak

daerah dan retribusi daerah, jenis pajak daerah terbagi menjadi 11

(sebelas) jenis pajak yaitu:

1. Pajak Hotel

Pajak hotel merupakan pajak yang dikenakan atas pelayanan

yang disediakan oleh hotel. Hotel merupakan fasilitas penyedia

jasa penginapan/peristirahatan termasuk jasa terkait lainnya dengan

dipungut bayaran yang mencakup juga motel, losmen, gubuk

pariwisata, wisma pariwisata, pesanggrahan, rumah penginapan

dan sejenisnya.

Pajak hotel dikenakan terhadap jumlah pembayaran yang

diserahkan kepada wajib pajak hotel yaitu pemilik hotel yang

mempunyai tugas untuk menarik pajak hotel tersebut. sedangkan

pajak hotel dikenakan kepada subjek pajak hotel atau konsumen

yang sudah menikmati fasilitas dari hotel tersebut. tarif pajak yang

dikenakan paling besar 10%.

2. Pajak Restoran

Pajak restoran merupakan pajak yang dikenakan atas pelayanan

yang disediakan restoran. Restoran merupkan fasilitas penyedia

makanan dan minuman yang dipungut bayaran. Tarif pajak yang

dikenakan sebesar 10%.

16

Page 30: EFEKTIVITAS PEMUNGUTAN PAJAK HOTEL DALAM MENINGKATKAN PENERIMAAN PAJAK DAERAH DAN PENDAPATAN ASLI DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA TAHUN 2010-2014

3. Pajak Hiburan

Pajak hiburan merupakan pajak yang dikenakan atas

penyelenggaraan hiburan. Hiburan merupakan senua jenis

tontonan, pertunjukan, permainan, dan keramaian yang dinikmati

dengan pungutan bayaran. Subjek pajak hiburan yaitu konsumen

yang menikmati hiburan dan yang yang menyelenggarakan hiburan

disebut wajib pajak. Tarif pajak hotel ditetapkan paling tinggi

35%, khusus untuk hiburan berupa pagelaran busana, kontes

kecantikan, diskotik, karoke, klab malam, permainan ketangkasan,

panti pijat dan mandi uap tarif pajak ditetapkan paling tinggi 75%,

khusus kesenian rakyat/tradisional dikenakan tarif pajak hiburan

sebesar 10%.

4. Pajak Reklame

Pajak reklame merupakan pajak yang dikenakan pada semua

penyelenggaraan reklame. Reklame merupakan benda, alat,

perbuatan, media, yang bentuk dan corak ragamnya dirancang

untuk tujuan komersial memperkenalkan, mempromosikan,yang

digunakan untuk menarik perhatian umum. Dasar pengenaan pajak

reklame yaitu nilai sewa dimana wajib pajak atau pihak ketiga

memungut pajak kepada subjek pajak reklame yaitu orang atau

badan yang menyewa. Tarif pajak reklame ditetapkan paling tinggi

sebesar 25%.

17

Page 31: EFEKTIVITAS PEMUNGUTAN PAJAK HOTEL DALAM MENINGKATKAN PENERIMAAN PAJAK DAERAH DAN PENDAPATAN ASLI DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA TAHUN 2010-2014

5. Pajak Penerangan Jalan

Pajak penerangan jalan merupakan pajak yang dikenakan atas

penggunaan tenaga listrik baik yang dihasilkan sendiri maupun

diperoleh dari sumber lain. Tarif pajak penerangan jalan

ditetapakan paling tinggi sebesar 10%, penggunaan listrik oleh

industry dan pertambangan minyak bumi dan gas sebesar 3%,

penggunaan listrik yang dihasilkan sendiri ditetapkan palin tinggi

sebesar 1,5%.

6. Pajak Mineral Bukan Logam dan Batuan

Pajak mineral bukan logam dan batuan merupakan pajak yang

dikenakan atas pengambilan mineral bukan logam dan batuan yang

meliputi batu tulis, batu kapur, batu apung, batu permata, dan

marmer. Pajak dikenakan berdasarkan nilai jual hasil pengambilan

mineral bukan logam dan batuan dimana tarif yang ditetapkan

paling tinggi sebesar 25%.

7. Pajak Parkir

Pajak parkir merupakan pajak yang dikenakan atas

penyelenggaraan tempat parkir yang berada diluar badan jalan,

baik yang disediakan berkaitan dengan pokok usaha maupun yang

disediakan sebagai suatu usaha. Pajak parkir dikenakan jumlah

pembayaran atau jumlah yang mestinya dibayarkan, tariff yang

dikenakan paling tinggi sebesar 30%.

18

Page 32: EFEKTIVITAS PEMUNGUTAN PAJAK HOTEL DALAM MENINGKATKAN PENERIMAAN PAJAK DAERAH DAN PENDAPATAN ASLI DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA TAHUN 2010-2014

8. Pajak Air Tanah

Pajak air tanah merupakan pajak yang dikenakan atas

pengambilan/pemnfaatan air tanah dimana pajak dikenakan

berdasarkan nilai perolehan air tanah dan tarif yang dikenakan

paling tinggi sebesar 20%.

9. Pajak Sarang Burung Walet

Pajak sarang burung walet merupakan pajak yang dikenakan

atas pengambilan/ atau pengusahaan sarang burung wallet dimana

dasar pengenaan pajak dilihat dari nilai jual sarang burung wallet.

Tariff yang dikenakan paling tinggi sebesar 10%.

10. Bea Perolehan Hak Atas Tanah dan Bangunan (BPHTB)

BPHTB merupakan pajak yang dikenakan atas perolehan hak

atas tanah dan/atau bangunan. Pajak dikenakan atas dasar nilai

perolehan objek pajak dan tarif yang ditetapkan paling tinggi

sebesar 5%.

11. Pajak Bumi dan Bangunan Sektor Pedesaan dan Perkotaan (PBB)

PBB merupakan pajak yang dikenakan atas bumi dan/atau

bangunan yang dimiliki, dikuasai, dan/atau dimanfaatkan. PBB

dikenakan atas dasar NJOP dan tariff yang dikenakan paling tinggi

sebesar 0,3%.

19

Page 33: EFEKTIVITAS PEMUNGUTAN PAJAK HOTEL DALAM MENINGKATKAN PENERIMAAN PAJAK DAERAH DAN PENDAPATAN ASLI DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA TAHUN 2010-2014

c. Tolak Ukur Penilaian Pajak Daerah

Peningkatan pelayanan masyarakat merupakan salah satu tujuan

daerah dalam membangun kesejaheraan dan kemakmuran rakyat.

Dimana penerimaan pajak daerah mempunyai kontribusi yang sangat

besar dalam peningkatan pajak daerah. besarnya penerimaan pajak

daerah dapat ditentukan dari seberapa besar kesadaran masyarakat

akan kewajiban dalam membayar pajak dan apakah pajak yang

dibayarkan dilakukan secara teratur atau tidak. Oleh karena itu untuk

mengetahui penilaian pajak daerah dapat diketahui dengan lima tolak

ukur yaitu:

1) Hasil (Yield)

2) Keadilan (Equity)

3) Daya guna ekonomi (Economyc effeciency)

4) Kemampuan melaksanakan (Abality to implement)

5) Kecocokan sebagi sumber penerimaan daerah

d. Sanksi Pajak Daerah

1) Sanksi Administrasi

a) Apabila SKPD yang dimaksud tidak atau kurang bayar setelah

lewat waktu paling lama 30 hari (tiga puluh) hari sejak SKPD

diterima, dikenakan sanksi administratife berupa bunga 2%

20

Page 34: EFEKTIVITAS PEMUNGUTAN PAJAK HOTEL DALAM MENINGKATKAN PENERIMAAN PAJAK DAERAH DAN PENDAPATAN ASLI DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA TAHUN 2010-2014

(dua persen) sebulan dan ditagih dengan menerbitkan STPD

dengan jangka waktu paling lama 24 (dua puluh empat) bulan.

b) Jumlah kekurangan pajak yang terutang dalan SKPDKB

dikenakan sanksi administratif berupa bunga 2% (dua persen)

sebulan dihitung dari pajak yang kurang atau terlambat dibayar

untuk jangka waktu paling lam 24 (dua puluh empat) bulan

dihitung sejak saat terutangnya pajak.

c) Jumlah pajak yang terutang dalam SKPDKB dengan

perhitungan jabatan dikenakan sanksi administrative berupa

kenaikan 25% (dua puluh lima persen) dari pokok pajak

ditambah sanksi administrative berupa bunga sebesar 2% (dua

persen) sebulan dihitung dari pajak yang kurang atau terlambat

dibayar untuk jangka waktu paling lama 24 (dua puluh empat)

bulan dihitung saat terhutangnya pajak.

2) Saksi Pidana

a) Wajib pajak yang karena kealpaannya yang tidak

menyampaikan SPTPD/SSPD atau mengisi dengan tidak benar

atu tidak lengkap atau melampirkan keterangan yang tidak

benar sehingga merugikan keuangan daerah dapat dipidana

dengan pidana kurungan paling lama satu tahun atau pidana

denda paling banyak dua kali jumlah pajak yang terutang atau

yang tidak dibayar.

21

Page 35: EFEKTIVITAS PEMUNGUTAN PAJAK HOTEL DALAM MENINGKATKAN PENERIMAAN PAJAK DAERAH DAN PENDAPATAN ASLI DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA TAHUN 2010-2014

b) Wajib pajak dengan sengaja tidak menyampaikan

SPTPD/SSPD atau mengisi dengan tidak benar sehingga

merugikan keuangan daerah dapat dapat dipidana dengan

pidana kurungan paling lama dua tahun atau pidana denda

paling banyak empat kali jumlah pajak yang terutang yang

tidak atau kurang dibayar.

4. Pajak Hotel

a. Pengertian Pajak Hotel

Berdasarkan undang-undang nomor 28 tahun 2009 tentang pajak

daerah dan retribusi daerah menyatakan pajak hotel merupakan pajak

yang dikenakan atas pelayanan yang disediakan hotel.

Hotel merupakan fasilitas penyedia jasa penginapan/ peristirahatan

termasuk jasa terkait lainnya dengan dipungut bayaran, yang

mencakup juga motel, losmen, gubuk pariwisata, wisma pariwisata,

pesanggrahan, rumah penginapan dan sejenisnya, serta rumah kos

dengan jumlah kamar lebih dari 10 (sepuluh).

b. Objek Pajak dan Bukan Objek Pajak Hotel

1) Objek Pajak Hotel

Objek pajak hotel adalah pelayanan yang disediakan oleh hotel

dengan pembayaran, termasuk jasa penunjang sebagai kelengkapan

hotel yang sifatnya memberikan kemudahan dan kenyamanan,

22

Page 36: EFEKTIVITAS PEMUNGUTAN PAJAK HOTEL DALAM MENINGKATKAN PENERIMAAN PAJAK DAERAH DAN PENDAPATAN ASLI DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA TAHUN 2010-2014

termasuk fasilias olahraga dan hiburan. Jasa penunjang hotel

misalnya fasilitas hotel, faksmile, teleks, internet, fotocopy,

pelayanan setrika, transfortasi dan fasilitas sejenis yang dikelola

oleh hotel.

2) Bukan Objek Pajak Hotel

Dalam pemungutan pajak hotel terdapat beberapa objek pajak

hotel yang tidak dikenakan pemungutan yaitu:

a) Jasa tempat tinggal asrama yang diselenggarakan oleh

pemerintah atau pemerintah daerah.

b) Jasa sewa apartemen, kondominium, dan sejenisnya

c) Jasa tempat tinggal dipusat pendidikan atau kegiatan keagamaan

d) Jasa tempat tinggal dirumah sakit, asrama perawat, panti jompo,

panti asuhan, dan panti sosial lainnya yang sejenis dan

e) Jasa biro perjalanan atau perjalanan wisata yang

diselenggarakan oleh hotel dapat dimanfaatkan oleh umum.

c. Subjek Pajak dan Wajib Pajak Hotel

Subjek pajak hotel merupakan orang pribadi atau badan yang

melakukan pembayaran kepada orang pribadi atau badan yang

mengusahakan hotel. Secara sederhana yang menjadi subjek pajak

hotel yaitu konsumen yang menikmati fasilitas yang diberikan hotel

tersebut.

23

Page 37: EFEKTIVITAS PEMUNGUTAN PAJAK HOTEL DALAM MENINGKATKAN PENERIMAAN PAJAK DAERAH DAN PENDAPATAN ASLI DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA TAHUN 2010-2014

Wajib pajak hotel merupakan orang pribadi atau badan yang

mengusahakan hotel atau pemilik yang mempunyai hotel tersebut.

sehingga kedudukan subek dan wajib pajak berbeda, dimana subjek

pajak hotel membayarkan bertindak sebagai pembayar pajak dan wajib

pajak hotel bertindak sebagai pemungut pajak.

d. Dasar Pengenaan, Tarif dan Cara Perhitungan Pajak Hotel

1) Dasar Pengenaan Pajak Hotel

Dasar pengenaan pajak hotel adalah jumlah pembayaran yang

dilakukan kepada hotel. Pembayaran merupakan jumlah uang yang

harus dibayarkan subjek pajak kepada wajib pajak atas fasilitas

yang telah di berikan oleh hotel tersebut.

2) Tarif Pajak Hotel

Tarif pajak hotel ditetapkan paling tinggi sebesar 10% (sepuluh

persen). Penetapan tarif berbeda-beda disetiap wilayahnya

tergantung potensi yang dimiliki wilayah tersebut.

3) Cara Perhitungan Pajak Hotel

Besaran pokok pajak hotel yang terutang dihitung dengan cara

mengalikan tarif pajak dengan dasar pengenaan pajak. Perhitungan

pajak hotel dapat di rumuskan sebagi berikut :

Pajak Terutang = Tarif pajak x Dasar pengenaan pajak

= Tarif pajak x jumlah pembayaran yang dibayarkan

24

Page 38: EFEKTIVITAS PEMUNGUTAN PAJAK HOTEL DALAM MENINGKATKAN PENERIMAAN PAJAK DAERAH DAN PENDAPATAN ASLI DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA TAHUN 2010-2014

5. Efektivitas dan Kontribusi

a. Efektivitas

Menurut Edward (2013) Efektivitas merupakan hubungan antara

keluaran dan dengan tujuan tau sasaran yang arus dicapai. Dikatakan

efektif jika proses kegaiatan mencapai tujuan dan sasaran akhir

kebijakan. Semakin besar output yang dihasilkan terhadap pencapian

tujuan dan sasaran yang ditentukan maka semakin efektif proses kerja

suatu unit.

Efektivitas merupakan pemerintah daerah dalam merealisasikan

pendapatan asli daerah yang didapatkan dibandingkan dengan

anggaran yang ditetapkan berdasarkan potensi riil daerah.

Dari definisi diatas dapat diperoleh kesimpulan bahwa efektivitas

merupakan suatu alat yang digunakan untuk mengukur tingkat kinerja

dengan melihat kebijakan dan prosedur yang telah ditetapkan.

Indikator efektivitas pemungutan pajak tidak hanya dapat dilihat

dari kinerja kantor pajak daerah dalam merealisasikan target

penerimaan pajak, namun juga dilihat dari kinerja dalam menjaring

wajib pajak baru melalui kegiatan ekstensifikasi dan intensifikasi pajk

serta menciptakan kepatuhan Wajib Pajak.

Perpajakan dikatakan efektif, jika dapat menyelesaikan masalah

berikut ini:

1) Wajib pajak yang tidak terdaftar, maksudnya mengetahui sejauh

mana anggota yang dapat terdeteksi dan mengambil tindakan

25

Page 39: EFEKTIVITAS PEMUNGUTAN PAJAK HOTEL DALAM MENINGKATKAN PENERIMAAN PAJAK DAERAH DAN PENDAPATAN ASLI DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA TAHUN 2010-2014

terhadap anggota masyarakat yang belum terdaftar sebagai wajib

pajak walaupun sebenarnya masyrakat tersebut telah memenuhi

kriteria wajib pajak.

2) Wajib pajak yang yang tidak menyanpaikan surat pemberitahuan,

maksudnya wajib pajak yang sudah mendaftarkan usahanya namun

tidak menyampaikan surat pemberitahuan.

3) Penyelundupan pajak, maksudnya wajib pajak yang melaporkan

pajak lebih kecil dari yang seharusnya menurut ketentuan

perundang-undangan.

4) Penunggakan pajak, pajak dapat diperoleh secara maksimal apabila

masyarakat percaya akan pengenaan pajak tersebut sehingga

dengan adanyanya kepercayaan, penugakan pun dapat

terhindarkan.

Menurut Nasucha instrument operasional yang dapat digunakan

untuk mengukur tingkat efektivitas yaitu berupa intensitas dan

ekstensifikasi pajak. Dengan adanya kedua tingkatan tersebut

diharapkan terwujudnya kepatuhan wajib pajak, dimana tingkatan

intensifikasi dan ekstensifikasi mempunyai pengaruh terhadap

tingkatan penerimaan pajak. Selain itu penegakan hukum pajak dan

kepatuhan wajib pajak juga mempunyai pengaruh tersendiri terhadap

penerimaan pajaknya.

Dari pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa penerimaan

pajak tidak hanya diukur dengan optimalisasi pajak saja, namun

26

Page 40: EFEKTIVITAS PEMUNGUTAN PAJAK HOTEL DALAM MENINGKATKAN PENERIMAAN PAJAK DAERAH DAN PENDAPATAN ASLI DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA TAHUN 2010-2014

pengukuran penerimaan pajak dapat dukur juga dengan melihat

realisasi. Apakah penerimaan pajak sudah mencapi target yang

diharpakan atau tidak. Sehingga dengan adanya target maka sasaran

dalam penerimaan pajak dapat tercapai.

Menurut Sri (2013) Efektivitas pemungutan pajak hotel dapat

dihitung dengan rasio efektivitas sebagai berikut:

Rasio efektivitas =

Tabel 1. Indikator Efektivitas Pemungutan Pajak Hotel

Indikator Keterangan

> 100% Sangat Efektif

90% - 100% Efektif

80% - 90% Cukup Efektif

60% - 80% Kurang Efektif

< 60% Tidak Efektif

Sumber : Depdagri, Kepmendagri No.690.900.327

Dari tabel indikator diatas dapat dilhat bahwa tingkat rasio

melebihi angka 100% atau ( < 100%) maka dapat dikategorikan

pemungutan pajak tersebut sangat efektif, sedangkan jika rasio

efektivitas kurang dari 100% maka pemungutan pajak dikategorikan

tidak efektif ( > 100%).

b. Kontribusi

Menurut Edward (2013) Kontribusi digunakan untuk mengetahui

sejauh mana pajak hotel memberikan sumbangan dalam penerimaan

PAD.dalam mengetahui kontribusi dilakukan dengan membandingkan

27

Page 41: EFEKTIVITAS PEMUNGUTAN PAJAK HOTEL DALAM MENINGKATKAN PENERIMAAN PAJAK DAERAH DAN PENDAPATAN ASLI DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA TAHUN 2010-2014

penerimaan pajak daerah (khususnya pajak hotel) dengan PAD

(Pendapatan Asli Daerah). semakin besar hasilnya berarti semakin

besar pula peranan pajak daerah terhadap PAD. Begitu pula

sebaliknya.

Menurut Sri (2013) besarnya kontribusi pajak hotel terhadap

pajak daerah dan pendapatan asli daerah dapat digunakan rasio

kontribusi sebagai berikut:

- Rasio kontribusi pajak hotel terhadap pajak daerah

Kontribusi =

- Rasio kontribusi pajak hotel terhadap pendapatan asli daerah

Kontribusi =

Tabel 2. Indikator Kontribusi Pajak Hotel

Indikator Keterangan

> 50% Sangat Baik

40,10% - 50,00% Baik

30,10 % - 40,00% Cukup Baik

20,10% - 30,00% Sedang

10,00% - 20,00% Kurang Baik

< 10% Sangat Kurang

Sumber : Tim Libang Depdagri Fisipol UGM

28

Page 42: EFEKTIVITAS PEMUNGUTAN PAJAK HOTEL DALAM MENINGKATKAN PENERIMAAN PAJAK DAERAH DAN PENDAPATAN ASLI DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA TAHUN 2010-2014

B. Kerangka Berpikir

Pendapatan Asli Daerah (PAD) digunakann pemerintah untuk membiayai

pembangunan daerah, dimana dalam proses pembangunannya dibutuhkan

sumber penerimaan yang dapat digunakan untuk merealisasikan tujuan

tersebut, salah satu sumber penerimaan PAD yaitu penerimaan pajak daerah.

Penerimaan pajak daerah mempunyai pengaruh yang sangat besar terhadap

pendapatan asli daerah, hal tersebut dapat dibuktikan dalam penelitian Syifa

(2014) bahwa pemungutan pajak daerah mempunyai pengaruh yang signifikan

terhadap pendapatan asli daerah sebesar 0,007 atau (0,007 > 0,005). Dari hasil

penelitian tersebut dapat diketahui pajak daerah merupakan salah satu faktor

meningkatnya pendapatan asli daerah.

Pajak daerah merupakan kontribusi wajib yang dikenakan kepada

masyarakat menurut undang-undang dengan tanpa adanya timbal balik secara

langsung. besarnya penerimaan pajak dapat dilihat dari sumber daya yang

terdapat didaerah tersebut, dimana dalam pengelolaannya harus diawasi

sebaik-baiknya agar penerimaan pajak tersebut dapat terus meningkat.

pengawasan tersebut dapat diukur dengan mengitung efektivitas penerimaan

pajak daerah tersebut dimana perhitungan efektivitas dapat diperoleh dengan

melihat target dengan realisasi yang dicapai. Sehingga dalam meningkatkan

pajak daerah dapat dilihat dari intensifikasi dan ekstensifikasi dalam

pemungutan pajak.

Faktor yang mepengaruhi besarnya penerimaan pajak daerah salah satunya

yaitu sumber daya yang tersedia, dalam penelitian ini penulis mengambil

29

Page 43: EFEKTIVITAS PEMUNGUTAN PAJAK HOTEL DALAM MENINGKATKAN PENERIMAAN PAJAK DAERAH DAN PENDAPATAN ASLI DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA TAHUN 2010-2014

Pajak Hotel sebagai sumber penerimaan Pajak Daerah. Pajak Hotel dikenakan

atas fasilitas yang diberikan oleh hotel tersebut, dimana maksud dari hotel

tersebut dapat dipersamakan dengan tempat penginapan. Menurut Muqqadas

(2011) faktor yang mempengaruhi besarnya Pajak Hotel yaitu jumlah kamar,

tarif rata-rata kamar.

Gambar 1. Kerangka Pemikiran

C. Penelitian Terdahulu

Dalam mengadakan penelitian, tidak terlepas dari penelitian yang

dilakukan oleh peneliti terdahulu dengan tujuan untuk memperkuat hasil dari

penelitian yang sedang dilakukan, selain itu juga bertujuan untuk

membandingkan dengan penelitian yang dilakukan sebelumnya. Berikut ini

Membiayai membiayai pembangunan daerah

dengan menggunakan sumber-sumber

penerimaan

Pendapatan

Asli Daerah

Lain-lain

PAD yang

Sah

Hasil

Pengelolaan

Kekayaan Asli

Daerah

Retribusi Daerah Pajak Daerah

Pajak Hotel

Realisasi Target

30

Page 44: EFEKTIVITAS PEMUNGUTAN PAJAK HOTEL DALAM MENINGKATKAN PENERIMAAN PAJAK DAERAH DAN PENDAPATAN ASLI DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA TAHUN 2010-2014

ringkasan hasil penelitian yang dilakukan sebelumnya. Berikut ringksan hasil

penelitian terdahulu yang dilakuakan oleh peneliti selama melakukan

penelitian:

1. Sofia, mengungkapkan bahwa rata-rata pertumbuhan pajak daerah di Kota

Malang pada tahun 2009-2013 meningkat sebesar 25,73%, dimana laju

pertumbuhannya mencapai 50,27% dan rata-rata kontribusi pajak hotel dan

pajak hiburan terhadap pendapatan pajak daerah pada tahun 2009-2013

mencapai 21,22% sehingga dapat dikategorikan berhasil.

2. Listiyarko dan Cahyo, mengungkapkan bahwa variabel struktur organisasi,

prosedur organisasi, stratergi organsasi dan budaya organisasi secara

bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap efektivitas pemungutan

pajak.

3. Arvian, mengungkapkan bahwa tingkat efektivitas pemungutan pajak

reklame di Kota Bandung pada tahun 2006 cukup baik, mencapai 53,56%,

laju pertumbuhan pajak iklan selama enam tahun terakhir menunjuan rata-

rata mencapai 53,94% pertahun. Potensi pajak reklame yang harus

diperoleh oleh Kota Bandung dapat mencapai Rp 48.736.796.510. pajak

reklame pada tahun 2000 kontribusi terhadap pajak daerah untuk tahun

2006 berdasarkan realisasi mencapai 15,84% sedangkan berdasarkan

potensinya mampu mencapai 29,77%.

31

Page 45: EFEKTIVITAS PEMUNGUTAN PAJAK HOTEL DALAM MENINGKATKAN PENERIMAAN PAJAK DAERAH DAN PENDAPATAN ASLI DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA TAHUN 2010-2014

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Lokasi dan Waktu Penelitian

Dalam melakukan penelitian penulis menggunakan objek penelitian pada

Dinas Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten Majalengka, yang

berlokasi di Jl. Jenderal Ahmad Yani No. 9 Majalengka. Penelitian ini

dilaksanakan pada tanggal 15 Mei 2015 sampai dengan tanggal Agustus

2015.

B. Jenis Data

Data yang digunakan pada penelitian ini yaitu data sekunder yang

diperoleh dari Dinas Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten

Majalengka. Data tersebut mencakup laporan realisasi anggaran dari tahun

2010 sampai dengan tahun 2014. Selain itu informasi yang berhubungan

dengan pemungutan pajak hotel.

C. Teknik Pengumpulan Data

Teknik yang digunakan oleh penulis dalam penelitian ini terdiri dari:

1. Penelitian Perpustakaan

Menurut Syifa (2008) metode ini digunakan untuk memperoleh

landasan dan konsep yang kuat agar dapat memecahkan permasalahan.

Metode ini digunakan peneliti untuk memecahkan masalah dengan

32

Page 46: EFEKTIVITAS PEMUNGUTAN PAJAK HOTEL DALAM MENINGKATKAN PENERIMAAN PAJAK DAERAH DAN PENDAPATAN ASLI DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA TAHUN 2010-2014

mempelajari dan mengumpulkan data melalui buku-buku, jurnal

perpajakan, jurnal akuntansi, artikel, undang-undang perpajakan.

2. Penelitian Lapangan

Menurut Sugiyono (2014:137), teknik penelitian lapang ini merupakan

teknik penelitian untuk memperoleh data primer dengan cara :

a. Wawancara (Interview)

peneliti menggunakan teknik ini untuk memperoleh data yang tidak

dapat di peroleh dari observasi.

b. Pengamatan (Observasi)

Teknik pengumpulan data ini dapat digunakan dengan cara mengamati

dan mencatat gejala-gejala yang diselidiki.

D. Metode Analisis Data

Menurut Sugiyono (2014) metode penelitian merupakan cara ilmiah

untuk mendapatkan data yang valid dengan tujuan dapat ditemukan,

dibuktikan dan dikembangkan suatu pengetahuan sehingga pada gilirannya

dapat digunakan untuk memecahkan dan mengatasi masalah.

Metode yang digunakan penulis dalam penyusunan skripsi ini adalah

penelitian deskriftif dan komparatif. Yaitu dengan cara melihat tingkat

efektivitas pemungutan pajak hotel, laju pertumbuhan pajak daerah, dan

kontribusi pajak hotel terhadap pajak daerah dan pendapatan asli daerah

selama lima tahun.

33

Page 47: EFEKTIVITAS PEMUNGUTAN PAJAK HOTEL DALAM MENINGKATKAN PENERIMAAN PAJAK DAERAH DAN PENDAPATAN ASLI DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA TAHUN 2010-2014

BAB IV

ANALISIS DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Dinas Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah

(DPKAD)

1. Sejarah Singkat DPKAD Kabupaten Majalengka

Berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Majalengka Nomor 8 Tahun

2011 tentang perubahan Peraturan Daerah Nomor 10 Tahun 2009, Dinas

Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten Majalengka merupakan

salah satu upaya Pemerintah Kabupaten Majalengka agar mampu eksis dan

unggul dalam persaingan yang semakin ketat dalam lingkungan yang

berubah sangat cepat seperti dewasa ini. Sekarang ini, suatu instansi

pemerintah harus terus menerus melakukan perubahan kearah perbaikan.

Perubahan tersebut harus disusun dalam suatu tahapan yang konsisten dan

berkelanjutan sehingga dapat meningkatkan akuntabilitas dan kinerja yang

berorientasi kepada pencapaian hasil.

Pembentukan Dinas Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah dibentuk

agar memudahkan koordinasi antar bidang-bidang yang mengurusi

pendapatan, pengelolaan keuangan dan asset. Bidang-bidang tersebut pada

awalnya dikelola oleh tiga lembaga yaitu Dinas Pendapatan Daerah, Bagian

Keuangan Sekretariat Daerah, dan Bagian Perlengkapan Sekertariat Daerah

Kabupaten Majalengka.

34

Page 48: EFEKTIVITAS PEMUNGUTAN PAJAK HOTEL DALAM MENINGKATKAN PENERIMAAN PAJAK DAERAH DAN PENDAPATAN ASLI DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA TAHUN 2010-2014

2. Visi dan Misi DPKAD

Berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Majalengka Nomor 10 tahun

2009, bagian kesembilan, urusan pemerintah daerah berdasarkan azas

desentralisasi dan tugas pembantu dibidang administrasi keuangan dan

aset daerah.

Berdasarkan tugas pokok dan dihubungkan dengan visi RPJD

2005-2025 dan visi Kabupaten Majalengka tahun 2014-2018 disusun visi

DPKAD Kabupaten Majalengka.

a. Visi

Mewujudkan tata kelola keuangan daerah yang professional dan

akuntabel

b. Misi

1) Meningkatkan SDM aparatur dibidang perpajakan, pengelolaan

keuangan dan aset daerah

2) Meningkatkan kebijakan pendapatan daerah di Kabupaten

Majalengka sebagai alat untuk melakukan fungsi, alokasi, distribusi,

dan stabilitasi.

3) Meningkatkan efektivitas manajemen dan pengelolaan keuangan

dan daerah.

4) Meningkatkan keselarasan antar pemerintah daerah dilingkungan

pemerintah Kabupaten Majalengka.

5) Meningkatkan penyediaan administrasi asset yang akurat

6) Meningkatkan pelayanan publik dibidang pendapatan, pengelolaan

keuangan dan aset daerah.

35

Page 49: EFEKTIVITAS PEMUNGUTAN PAJAK HOTEL DALAM MENINGKATKAN PENERIMAAN PAJAK DAERAH DAN PENDAPATAN ASLI DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA TAHUN 2010-2014

7) Mewujudkan sistem informasi yang terintegrasi.

8) Meningkatkan penerimaan daerah dengan melalui peningkatan

kualitas pelayanan yang prima pada masyarakat, khususnya

masyarakat wajib pajak (WP).

9) Meningkatkan penyediaan prasarana, guna menunjang intensifikasi

pemungutan pajak dan retribusi daerah.

10) Mewujudkan data dan informasi perpajakan yang konfrehensif,

akurat, reliabel, transparan, dan dapat diakses oleh masyarakat.

11) Mewujudkan komunikasi pengiriman data dan transaksi secara

cepat transparan, akuntabel, dan reabel antara DPKAD dengan unit

kerja sejenis disetiap Kabupaten atau Kota.

12) Meningkatkan pengelolaan data dan menginformasikan kepada

masyarakat dan mitra kerja mengenai potensi serta peranan pajak

dan retribusi daerah maupun lain-lain terhadap pembangunan.

13) Mengoptimalkan kerjasama dan hubungan dengan mayarakat

(community development) yang berkompeten dengan meningkatkan

penerimaan pajak daerah dan retribusi daerah maupun pendapatan

lainnya.

3. Tugas dan Fungsi DPKAD

Berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Majalengka Nomor 10

Tahun 2009 tentang Organisasi Perangkat Daerah Kabupaten Majalengka

Bagian Kesembilan, Paragraf 1 Pasal 27 ayat (1) Dinas Pengelolaan

Keuangan dan Aset Daerah merupakan unsur pelaksanaan Pemerintah

36

Page 50: EFEKTIVITAS PEMUNGUTAN PAJAK HOTEL DALAM MENINGKATKAN PENERIMAAN PAJAK DAERAH DAN PENDAPATAN ASLI DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA TAHUN 2010-2014

Daerah yang dipimpin oleh seorang Kepala Dinas dan berkedudukan

dibawah serta bertanggung jawab kepada Bupati melalui Sekretaris

Daerah.

a. Tugas Dinas Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah (DPKAD)

Berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Majalengka Nomor 10

Tahun 2009 tentang Organisasi Perangkat Daerah Kabupaten

Majalengka Bagian Kesembilan, Paragraf 1 Pasal 27 ayat (2) DPKAD

mempunyai tugas pokok :

Melaksanakan urusan pemerintahan daerah berdasarkan azas

desentralisasi dan tugas pembantu dibidang administrasi keuangan dan

aset daerah.

b. Fungsi Dinas Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah (DPKAD)

Berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Majalengka Nomor 10

Tahun 2009 tentang Organisasi Perangkat Daerah Kabupaten

Majalengka Bagian Kesembilan, Paragraf 1 Pasal 27 ayat (3) DPKAD

fungsi :

1) Perumusan kebijakan teknis bidang administrasi keuangan dan aset

daerah ;

2) Penyelenggaraan urusan pemerintah daerah dan pelayanan umum

bidang administrasi keuangan dan aset daerah ;

3) Pembinaan dan pelaksanaan tugas bidang administrasi keuangan

dan aset daerah ;

4) Pelaksanaan tugas lain dan fungsinya

37

Page 51: EFEKTIVITAS PEMUNGUTAN PAJAK HOTEL DALAM MENINGKATKAN PENERIMAAN PAJAK DAERAH DAN PENDAPATAN ASLI DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA TAHUN 2010-2014

4. Struktur Organisasi

Struktur organisasi merupakan suatu rangkaian kerja dari sekelompok

orang dalam mencapai tujuan berasama. Dengan adanya struktur

organisasi yang jelas memungkinkan anggota organisasi memahami tugas

yang harus dilakukan serta kepada siapa harus bertanggung jawab dan apa

yang menjadi wewenang sehingga tugasnya dapat dilaksanakan secara

efektif dan penuh tanggung jawab.

Struktur organisasi Dinas Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah

Kabupaten Majalengka berbentuk garis dan staf yaitu wewenang dari

pucuk yang dilimpahkan kepada satuan bagian lain dibawahnya sehingga

pembagi tugasnya terlihat jelas dan menjamin adanya tanggung jawab

dalam organisasi.

Dinas Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten Majalengka

dipimpin oleh Kepala Dinas yang berkedudukan dibawah dan

bertanggung jawab kepada Bupati melalui Sekertaris Daerah yang

mempunyai tugas pokok merumuskan, menyelenggarakan, membina, dan

mengevaluasi urusan pemerintah daerah berdasarkan asas desentralisasi

dan tugas pembantu pada bidang administrasi keuangan dan aset daerah

yang meliputi bidang anggaran, bidang pendapatan, bidang

perbendaharaan dan akuntansi serta bidang aset.

Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada bagan struktur organisasi

berikut ini:

38

Page 52: EFEKTIVITAS PEMUNGUTAN PAJAK HOTEL DALAM MENINGKATKAN PENERIMAAN PAJAK DAERAH DAN PENDAPATAN ASLI DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA TAHUN 2010-2014

Strukrur Organisasi Dinas Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten Majalengka

Kepala Dinas

Sekertaris

Sumber : Dinas Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten Majalengka

Gambar 2. Struktur Organisasi DPKAD Kabupaten Majalengka

Kasi Pelaporan Aset

Tetap

Kasi Penatausahaan

Aset Tetap

Kasi Penatausahaan

Aset Lancar

Kepala Bidang Aset

Kasi Pengelolaan Akuntansi

dan Pelaporan

Kasi Pengelolaan Belanja

Langsung

Kasi Pengelolaan Belanja

Tidak langsung

Kepala Bidang

Perbendaharaan dan Akuntansi

Kasi Pengelolaan DP

dan Lain-lain PAD

yang Sah

Kasi Pengelolaan

PAD dan Lainnya

Kasi Pengelolaan

PBB dan BPHTB

Kepala Bidang

Pendapatan

Kasi Pengendalian

Anggaran

Kasi Penyusunan

Anggaran

Kepala Bidang

Anggaran

Kasubag Perencanaan, Evaluasi,

dan Pelaporan

Kasubag Keuangan Kasubag Umum

39

Page 53: EFEKTIVITAS PEMUNGUTAN PAJAK HOTEL DALAM MENINGKATKAN PENERIMAAN PAJAK DAERAH DAN PENDAPATAN ASLI DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA TAHUN 2010-2014

5. Tugas dan Fungsi Organisasi

a. Kepala Dinas

Kepala Dinas mempunyai tugas untuk merumuskan,

menyelenggarakan, membina, dan mengevaluasi, urusan pemerintah

daerah berdasarkan asas desentralisasi.

b. Sekertaris

Sekertaris mempunyai tugas untuk merencanakan operasional,

mengelola, mengoordinisasikan, mengendalikan, mengevaluasi dan

menegelola urusan umum, keuangan, perencanaan, evaluasi dan

pelaporan.

c. Kasubag Umum

Merencanakan kegiatan, melaksanakan, membagi tugas dan

mengawasi serta melaporkan urusan tata warkat, kepegawaian,

kehumasan, dan dokumentasi, perlengkapan, perbekalan, dan

keperluan alat tulisserta ruang perkantoran pada Dinas Pengelolaan

Keuangan dan Aset Daerah.

d. Kasubag Keuangan

Merencanakan kegiatan, melaksanakan, membagi tugas dan

mengawasi serta melaporkan urusan administrasi keuangan pada Dinas

Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah.

e. Kasubag Perencanaan, Evaluasi, dan Pelaporan

Merencanakan kegiatan, melaksanakan, membagi tugas, dan

mengawasi serta melaporkan urusan perencanaan, evaluasi dan

40

Page 54: EFEKTIVITAS PEMUNGUTAN PAJAK HOTEL DALAM MENINGKATKAN PENERIMAAN PAJAK DAERAH DAN PENDAPATAN ASLI DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA TAHUN 2010-2014

pelaporan yang meliputi penghimpunan rencana program atau

kegiatan, evaluasi dan laporandari masing –masing bidang Dinas

Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah

B. Data dan Pembahasan

1. Pajak Daerah Kabupaten Majalengka Tahun 2010-2014

Pajak daerah merupakan salah satu sumber Pendapatan Asli Daerah

(PAD) yang mempunyai kontribusi yang besar terhadap PAD tersebut.

dimana laju pertumbuhan pajak daerah Kabupaten Majalengka mengalami

peningkatan yang signifikan. Dapat dilihat dari gambar dibawah ini bahwa

realisasi penerimaan pajak daerah dari tahun 2010-2014:

Gambar 3. Penerimaan Pajak Daerah Kabupaten Majalengka Tahun

2010-2014

Penerimaan pajak daerah Kabupaten Majalengka terus meningkat

dimana pada tahun 2010 penerimaan pajak daerah sebesar

-

5,000,000,000

10,000,000,000

15,000,000,000

20,000,000,000

25,000,000,000

30,000,000,000

35,000,000,000

40,000,000,000

Realisasi Pajak Daerah (Rp)

Realisasi Pajak Daerah (Rp)

41

Page 55: EFEKTIVITAS PEMUNGUTAN PAJAK HOTEL DALAM MENINGKATKAN PENERIMAAN PAJAK DAERAH DAN PENDAPATAN ASLI DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA TAHUN 2010-2014

Rp 5.174.181.843 menjadi Rp 39.697.469.541 di tahun 2014. Peningkatan

tersebut terjadi di karenakan sumber penerimaan pajak daerah mengalami

peningkatan dan adanya penambahan jenis pajak daerah pada tahun 2013

yaitu pajak bumi dan bangunan. Berdasarkan undang-undang nomor 28

tahun 2009 tujuan dilakukannya perpindahan pajak bumi dan bangunan

menjadi pungutan pajak daerah kabupaten/kota yaitu:

a. Untuk meningkatkan akuntabilitas penyelenggaraan otonomi daerah

b. Memberikan peluang baru kepada daerah untuk mengenakan

pemungutan baru

c. Memberikan kewenangan yang lebih besar dalam perpajakan dan

retribusi dengan memperluas basis pajak daerah

d. Memberikan kewenangan kepada daerah dalam penetapan tarif pajak

daerah

e. Menyerahkan fungsi pajak sebagai instrument penganggaran dan

pengaturan pada daerah.

Peningakatan tersebut menunjukan pertumbuhan yang terjadi pada

penerimaan pajak daerah. untuk menghitung pertumbuhan pajak daerah

dapat digunakan rumus berikut:

G =

X 100%

42

Page 56: EFEKTIVITAS PEMUNGUTAN PAJAK HOTEL DALAM MENINGKATKAN PENERIMAAN PAJAK DAERAH DAN PENDAPATAN ASLI DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA TAHUN 2010-2014

Analisis Pertumbuhan Pajak Daerah Kabupaten Majalengka Tahun

2010-2014

- Tahun 2010 =

X 100% = - 12,42%

- Tahun 2011 =

X 100% = 150,67%

- Tahun 2012 =

X 100% = 12,96%

- Tahun 2013 =

X 100% = 131,97%

- Tahun 2014 =

X 100% = 16,81%

Tabel 3. Laju Pertumbuhan Pajak Daerah Kabupaten Majalengka Tahun

2010-2014

Tahun Realisasi Pajak Daerah (Rp) Selisih (Rp)

Pertumbuhan

(%)

2009

5.907.816.772 -

-

2010

5.174.181.843 (733.634.929)

(12,42)

2011

12.970.000.948 7.795.819.105

150,67

2012

14.650.525.514 1.680.524.566

12,96

2013

33.984.716.510 19.334.190.996

131,97

2014

39.697.469.541 5.712.753.031

16,81

43

Page 57: EFEKTIVITAS PEMUNGUTAN PAJAK HOTEL DALAM MENINGKATKAN PENERIMAAN PAJAK DAERAH DAN PENDAPATAN ASLI DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA TAHUN 2010-2014

Gambar 4. Pertumbuhan Pajak Daerah Kabupaten Majalengka Tahun

2010-2014

Dari gambar diatas dapat dilihat penerimaan pajak daerah selama lima

tahun. Pada tahun 2010 pertumbuhan pajak daerah mengalami penurunan

dikarena kan pada tahun 2009 penerimaan pajak yang diperoleh lebih

besar dari pada tahun 2010. Pada tahun 2010-2011 pertumbuhan pajak

daerah mengalami kenaikan yang signifikan yaitu – 12,42% menjadi

150,67% di tahun 2011. Penurunan pada tahun 2010 dikarenakan

penerimaan pajak parkir, pajak air tanah, BPHTB dan PBB belum ditarik

ke daerah atau masih di pungut oleh pemerintah pusat. Dan pada tahun

2011 terjadi kenaikan yang signifikan di karenakan adanya penambahan

penerimaan pajak daerah yaitu pajak air tanah sebesar Rp 122.044.517

dan bea perolehan hak atas tanah dan bangunan sebesar Rp

1.651.651.897.

(12,42)

150,67

12,96

131,97

16,81

2010 2011 2012 2013 2014

Pertumbuhan (%)

44

Page 58: EFEKTIVITAS PEMUNGUTAN PAJAK HOTEL DALAM MENINGKATKAN PENERIMAAN PAJAK DAERAH DAN PENDAPATAN ASLI DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA TAHUN 2010-2014

Pada tahun 2011-2012 peningkatan pajak daerah hanya mencapai

12,96% dimana pertumbuhan pajak lebih rendah dibandingkan tahun

sebelumnya, hal tersebut dikarena kan pajak sarang burung walet, pajak

mineral bukan logam dan batuan, dan pajak hiburan yang tidak dapat

mencapai target yang ditetapkan. Dimana pajak sarang burung walet

hanya dapat terealisasi sebesar 4,68%, pajak mineral bukan logam dan

batuan hanya dapat terealisasi sebesar 80,91%, dan pajak hiburan dapat

terealisasi sebesar 93,27%.

Pada tahun 2012-2013 pertumbuhan pajak daerah mencapai 131,97%

atau lebih tinggi dari tahun sebelumnya hal ini dikarenakan penerimaan

pajak yang didapat melampaui target yang telah ditetapkan, selain itu

adanya penambahan jenis pajak daerah yaitu pajak bumi dan bangunan

sebesar Rp 14.820.747.275.

Pada tahun 2013- 2014 pertumbuhan pajak daerah hanya mencapai

16,81% hal ini dikarenakan penerimaan pajak sarang burung walet yang

mengalami penurunan atau tidak tercapinya target yang ditetapkan.

Realisasi pajak sarang burung walet mencapai 75,83% atau sebesar

Rp 4.550.000 dari target Rp 6.000.000.

Jadi besarnya pertumbuhan pajak daerah tergantung pada seberapa

besar sumber penerimaan pajak daerah tersebut diperoleh. Oleh karena itu

besarnya sumber penerimaan pajak dapat dilihat sebagi berikut:

45

Page 59: EFEKTIVITAS PEMUNGUTAN PAJAK HOTEL DALAM MENINGKATKAN PENERIMAAN PAJAK DAERAH DAN PENDAPATAN ASLI DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA TAHUN 2010-2014

Tabel 4. Sumber Penerimaan Pajak Daerah Kabupaten Majalengka Tahun

2010-2014

Jenis Pajak Tahun (Rp)

2010 2011 2012 2013 2014

Pajak Hotel

36.830.000

71.930.000

98.393.900

120.035.500

140.091.800

Pajak Restoran

879.371.924

1.254.569.220

1.493.965.369

1.647.941.522

1.831.559.422

Pajak Hiburan

46.910.400

58.531.000

74.616.250

89.143.000

146.122.060

Pajak Reklame

526.964.285

1.005.222.625

1.082.066.279

1.265.620.481

1.291.738.451

Pajak Penerangan

Jalan

3.350.015.234

8.732.156.689

8.056.236.993

8.905.597.115

10.532.570.057

Pajak Mineral Bukan

Logam dan Batuan

298.000.000

401.310.000

283.200.000

206.000.000

752.766.000

Pajak Parkir

-

-

32.800.000

75.000.000

75.000.000

Pajak Air Tanah

-

122.044.517

181.426.189

250.677.760

305.948.435

Pajak Sarang Burung

Walet

36.090.000

38.585.000

21.050.000

6.000.000

4.550.000

Bea Perolehan Hak

Atas Tanah dan Bangunan

-

1.651.651.897

3.326.770.534

6.597.953.857

5.469.825.672

Pajak Bumi dan

Bangunan Sektor

Perdesaan dan

Perkotaan

-

-

-

14.820.747.275

19.147.297.644

Pajak Daerah

5.174.181.843

13.336.000.948

14.650.525.514

33.984.716.510

39.697.469.541

Sumber: Dinas Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten Majaelngka

Dari tabel diatas dapat diketahui sumber penerimaan pajak berasal

dari sebelas jenis pajak. di Kabupaten Majalengka penerimaan pajak

penerangan jalan memperoleh penerimaan terbesar setiap tahunnya,

dikarenakan kebutuhan listrik rumah tangga dan industri di Kabupaten

Majalengka mengalami peningkatan. Selain itu pada tahun 2014

penerimaan pajak PBB mempunyai penerimaan terbesar yaitu

Rp 19.147.297.644, hal ini dikarenakan penduduk yang memiliki lahan

semakin meningkat dari 80.494 pada tahun 2010 menjadi 100.616 di

46

Page 60: EFEKTIVITAS PEMUNGUTAN PAJAK HOTEL DALAM MENINGKATKAN PENERIMAAN PAJAK DAERAH DAN PENDAPATAN ASLI DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA TAHUN 2010-2014

tahun 2012 dan pada tahun 2013-2014 belum tersedia. Dengan semakin

meningkatnya sumber penerimaan pajak maka penerimaan pajak daerah

juga mengalami kenaikan.

2. Pendapatan Asli Daerah (PAD)

Pendapatan Asli Daerah atau PAD merupakan sumber terbesar

pendapatan daerah dimana pendapatan daerah merupakan semua hak

daerah yang diakui sebagai penambahan nilai kekayaan bersih dalam

periode tahun anggaran yang bersangkutan ( UU No.34 Tahun 2004).

Menurut Baihaqi (2011) kontribusi pendapatan asli daerah terhadap

pendapatan daerah akan menunjukan semakin kecilnya ketergantungan

daerah kepada pusat. Dengan kontribusi yang semakin meningkat

diharapkan pemerintah daerah mampu membiayai keungan daerah.

pendapatan asli daerah dapat juga dikatakan sebagi indikator kemandirian

suatu daerah dimana sumber daya keuangan daerah dapat dilihat dari

seberapa besarnya penerimaan PAD tersebut dan seberapa besar target

yang di capainya.

47

Page 61: EFEKTIVITAS PEMUNGUTAN PAJAK HOTEL DALAM MENINGKATKAN PENERIMAAN PAJAK DAERAH DAN PENDAPATAN ASLI DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA TAHUN 2010-2014

Gambar 4. Penerimaan Pendapatan Asli Daerah Kabupaten

Majalengka Tahun 2010-2014

Analisis Pendapatan Asli Daerah Kabupaten Majalengka Tahun

2010-2014

Target merupakan suatu alat yang digunakan dalam menetapkan suatu

rencana kerja dimana hasil yang didapat sesuai dengan harapan.

Sedangkan realisasi merupakan proses akhir atau hasil yang di peroleh.

Target dan realisasi dibutuhkan dalam menilai kinerja, dimana

pendapatan asli daerah dapat menunjukan seberapa besar pengaruh

ketergantungan daerah terhadap pusat.

-

50,000,000,000

100,000,000,000

150,000,000,000

200,000,000,000

250,000,000,000

2010 2011 2012 2013 2014

Tahun

Realisasi PAD

48

Page 62: EFEKTIVITAS PEMUNGUTAN PAJAK HOTEL DALAM MENINGKATKAN PENERIMAAN PAJAK DAERAH DAN PENDAPATAN ASLI DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA TAHUN 2010-2014

Tabel 5. Target dan Realisasi Pendapatan Asli Daerah Kabupaten

Majalengka Tahun 2010-2014

Sumber: Dinas Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten

Majalengka (Data diolah)

Dari tabel diatas dapat dilihat realisasi pendapatan asli daerah

Kabupaten Majalengka tahun 2010-2014 menunjukan bahwa besarnya

presentase berturut-turut adalah 95,86%, 95,33%, 104,72%, 103,27%, dan

104,51%. Data diatas menunjukan bahwa persentase paling tinggi dan

paling memuaskan adalah tahun 2012 yaitu sebesar 104,72%. Sementara

presentase realisasi yang paling rendah adalah tahun 2011 yaitu 95,33%.

Rendahnya realisasi pendapatan asli daerah Kabupaten Majalengka

tahun 2011 dikarena kan penerimaan retribusi daerah dan lain-lain

pendapatan asli daerah belum mencapai target yang direncanakan, dimana

penerimaan retribusi daerah tahun 2011 sebesar Rp 11.987.641.003 dan

lain-lain PAD yang sah sebesar Rp 58.451.620.358. untuk lebih jelasnya

dapat dilihat pada lampiran.

Tahun Target (Rp) Realisasi (Rp)

Pencapaian

(%)

2010

79.695.505.977

76.398.018.123 95,86

2011

90.825.073.850

86.579.536.411 95,33

2012

99.061.748.602

103.740.974.491 104,72

2013

137.999.002.414

142.505.677.495 103,27

2014

198.122.446.078

207.057.163.794 104,51

Total

605.703.776.921

616.281.370.314 101,75

Rata-Rata

100,74

49

Page 63: EFEKTIVITAS PEMUNGUTAN PAJAK HOTEL DALAM MENINGKATKAN PENERIMAAN PAJAK DAERAH DAN PENDAPATAN ASLI DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA TAHUN 2010-2014

3. Efektivitas Pajak Hotel

Pajak hotel merupakan pajak yang dikenakan atas fasilitas yang

diberikan hotel, sedangkan efektivitas merupakan suatu alat yang

digunakan untuk mengukur hubungan antara hasil pungutan dengan tujuan

yang di tetapkan atau target. Jadi efektivitas pemungutan pajak hotel

merupakan suatu alat yang mengukur kinerja pemungutan pajak hotel

antara realisasi yang didapa dengan target yang telah ditetapkan.

Menurut Edward (2011) raio efektivitas pemungutan pajak hotel dapat

dilihat dari rumus berikut ini:

Efektivitas =

x 100%

Analisis Efektivitas Pemungutan Pajak Hotel Kabupaten Majalengka

- Tahun 2010 =

x 100% = 73,66%

- Tahun 2011 =

x 100% = 79,92%

- Tahun 2012 =

x 100% = 106,95%

- Tahun 2013 =

x 100% = 100,03%

- Tahun 2014 =

x 100% = 100.07%

50

Page 64: EFEKTIVITAS PEMUNGUTAN PAJAK HOTEL DALAM MENINGKATKAN PENERIMAAN PAJAK DAERAH DAN PENDAPATAN ASLI DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA TAHUN 2010-2014

Tabel 6. Efektivitas Pemungutan Pajak Hotel Kabupaten Majalengka

Tahun 2010-2014

Sumber: Dinas Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten

Majalengka (Data diolah)

Dari tabel efektivitas diatas dapat diketahui tingkat efektivitas

pemungutan pajak hotel pada tahun 2010-2014 mencapai 94,98% atau

dapat di ketahui bahwa pemungutan pajak hotel dilakukan secara efektif,

dimana pajak hotel dapat terealisasi sebesar Rp 467.281.200.

Pada tahun 2012 realisasi penerimaan pajak hotel mencapai

106,95%, dimana pemungutan pajak hotel dapat dikategorikan sangat

efektif begitu pula tahun 2013 dan 2014 pemungutan pajak hotel dapat

dikategorikan sangat efektif dikarena kan realisasi pajak hotel mencapai

>100%. Namun pada tahun 2010-2011 pajak hotel hanya dapat terealisasi

sebesar 73,66% dan 79,92% atau pemungutan pajak hotel dikategorikan

cukup efektif.

Tahun Target Realisasi

Presentase Keterangan

Pajak Hotel Pajak Hotel Efektivitas

(Rp) (Rp) ( % )

2010 50.000.000

36.830.000

73,66 Cukup Efektif

2011 90.000.000

71.930.000

79,92 Cukup Efektif

2012 92.000.000

98.393.900

106,95 Sangat Efektif

2013 120.000.000

120.035.500

100,03 Sangat Efektif

2014 140.000.000

140.091.800

100,07 Sangat Efektif

Total 492.000.000

467.281.200 94,98 Efektif

51

Page 65: EFEKTIVITAS PEMUNGUTAN PAJAK HOTEL DALAM MENINGKATKAN PENERIMAAN PAJAK DAERAH DAN PENDAPATAN ASLI DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA TAHUN 2010-2014

4. Kontribusi Pajak Hotel Terhadap Penerimaan Pajak Daerah dan

Pendapatan Asli Daerah

Kontribusi pajak hotel merupakan sumbangan yang diberikan pajak

hotel kepada pajak daerah dan pendapatan asli daerah yang digunakan

untuk mengukur besarnya pengaruh penerimaan pajak hotel.

Menurut Edward (2013) kontribusi pajak hotel terhadap pendapatan

asli daerah dapat dihitung dengan menggunakan rumus berikut:

Kontribusi =

x 100%

Menurut Zuhrakhtun kontribusi pajak hotel terhadap pajak daerah

dapat dihitung dengan menggunakan rumus berikut:

Kontribusi =

x 100%

Analisis Kontribusi Pajak Hotel Terhadap Pajak Daerah dan

Pendapatan Asli Daerah Kabupaten Majalengka Tahun 2010-2014

1) Kontribusi Pajak Hotel terhadap Pajak Daerah Kabupaten Majalengka

Tahun 2010-2014

- Tahun 2010 =

x 100% = 0,71%

- Tahun 2011 =

x 100% = 0,55%

- Tahun 2012 =

x 100% = 0,67%

- Tahun 2013 =

x 100% = 0,35%

52

Page 66: EFEKTIVITAS PEMUNGUTAN PAJAK HOTEL DALAM MENINGKATKAN PENERIMAAN PAJAK DAERAH DAN PENDAPATAN ASLI DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA TAHUN 2010-2014

- Tahun 2014 =

x 100% = 0,35%

2) Kontribusi Pajak Hotel terhadap Pendapatan Asli Daerah Kabupaten

Majalengka Tahun 2010-2014

- Tahun 2010 =

x 100% = 0,05%

- Tahun 2011 =

x 100% = 0,08%

- Tahun 2012 =

x 100% = 0,09%

- Tahun 2013 =

x 100% = 0,08%

- Tahun 2014 =

x 100% = 0,07%

Tebel 7. Kontribusi Pajak Hotel Terhadap Pajak Daerah dan Pendapatan

Asli Daerah Kabupaten Maalengka Tahun 2020-2014

Tahun

Pajak

Hotel Pajak Daerah

Pendapatan

Asli Daerah Kontribusi Pajak Hotel

(Rp) (Rp) (Rp)

Pajak

Daerah (%) PAD (%)

2010

36.830.000

5.174.181.843

76.398.018.123 0,71 0,05

2011

71.930.000

12.970.000.948

86.579.536.411 0,55 0,08

2012

98.393.900

14.650.525.514

103.740.974.491 0,67 0.09

2013

120.035.500

33.984.716.510

142.505.677.495 0,35 0,08

2014

140.091.800

39.697.469.541

207.051.637.947 0,35 0,07

Jumlah

467.281.200

106.476.894.356

616.275.844.467 0,44 0,08

Sumber: Dinas Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten

Majalengka

Dari tabel diatas dapat dilihat kontribusi pajak hotel terhadap pajak

daerah dan pendapatan asli daerah tahun 2010-2014 di kategorikan sangat

rendah. dimana kontribusi pajak hotel terhadap pajak daerah mencapai

53

Page 67: EFEKTIVITAS PEMUNGUTAN PAJAK HOTEL DALAM MENINGKATKAN PENERIMAAN PAJAK DAERAH DAN PENDAPATAN ASLI DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA TAHUN 2010-2014

0,44%, dan kontribusi pajak hotel terhadap pendapatan asli daerah

mencapai 0,08%.

Rendahnya kontribusi dikarenakan penerimaan pajak hotel pada tahun

2010 dan 2011 belum mencapai target yang ditetapkan Kabupaten

Majalengka, dimana realisasi penerimaan pajak hotel pada tahun 2010

sebesar Rp 36.830.000 dan pada tahun 2011 sebesar Rp 71.930.000,

sedangkan target yang ditetapkan tahun 2010 dan 2011 sebesar

Rp 50.000.000 dan Rp 90.000.000.

Penentuan target pajak daerah Kabupaten Majalengka pada tahun 2010

dan 2011 hanya berdasarkan tahun sebelumnya. Jadi pemungutan pajak

yang diperoleh tidak sesuai dengan potensi yang dimiliki daerah tersebut.

54

Page 68: EFEKTIVITAS PEMUNGUTAN PAJAK HOTEL DALAM MENINGKATKAN PENERIMAAN PAJAK DAERAH DAN PENDAPATAN ASLI DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA TAHUN 2010-2014

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan uraian hasil analisis data dan pembahasan pada bab-bab

sebelumnya, maka diperoleh kesimpulan penelitian sebagai berikut :

1. Penerimaan pajak daerah selama lima tahun mengalami pertumbuhan yang

sangat baik hal ini dapat dilihat dari besarnya sumber penerimaan pajak

daerah di Kabupaten Majalengka yang mengalami kenaikan setiap

tahunnya. Peningkatan tersebut terjadi karena adanya strategi yang

ditetapkan DPKAD Kabupaten Majalengka telah sesuai, selain itu adanya

perluasan subjek, objek pajak dan partisipasi masyarakat yang sadar atas

kewajibanya jug ikut serta dalam peningkatan penerimaan pajak daerah.

Besarnya penerimaan pajak daerah dari tahun 2010-2014 mencapai

17,28% dari total Pendapatan Asli Daerah Kabupaten Majalengka. Dalam

hal ini penerimaan pajak menempati posisi kedua terbesar, namun

penerimaan pajak daerah mempunyai kontribusi sangat besar terhadap

Pendapatan Asli Daerah.

2. Pendapatan Asli Daerah Kabupaten Majalengka pada tahun 2010-2014

dapat terealisasi sebesar 101,75% atau sebesar Rp 605.703.776.621 dari

target yang telah direncanakan sebesar Rp 616.281.370.314.

55

Page 69: EFEKTIVITAS PEMUNGUTAN PAJAK HOTEL DALAM MENINGKATKAN PENERIMAAN PAJAK DAERAH DAN PENDAPATAN ASLI DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA TAHUN 2010-2014

3. Pemungutan pajak hotel di Kabupaten Majalengka pada tahun 2010-2014

tergolong efektif dimana pemungutan pajak hotel mencapai 94,98% atau

sebesarRp 467.281.200 dari target yang telah ditetapkan.

4. Kontribusi pajak hotel terhadap pajak daerah dan pendapatan asli daerah

dari tahun 2010 sampai dengan tahun 2014 mencapai 0,44% dan 0,08%.

Kontribusi pajak hotel terhadap pajak daerah dan pendapatan asli daerah

tergolong sangat rendah.

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan yang telah dibuat, penulis memberikan

masukan kepada Pemerintah Daerah Kabupaten Majalengka dalam upaya

meningkatkan efektivitas pemungutan pajak hotel dan peningkatan pajak

daerah dan pendapatan asli daerah, maka dapat disarankan :

1. Intensifikasi dan ekstensifikasi pajak diperlukan dalam meningkatkan

penerimaan pajak daerah. dimana salah satu upaya dalam meningkatkan

pajak daerah dengan menjaring wajib pajak yang belum terdaftar,

menggali potensi yang maksimal melalui intensifikasi pajak serta

mengenakan sanksi pajak jika terdapat kesalahan sehingga wajib pajak

dapat mewujudkan kepatuhan pajaknya.

2. Agar target dapat tercapai dibutuhkan partisipasi masyarakat dalam

membayar pajaknya. Cara untuk mengajak wajib pajak agar patuh

membayar pajak yaitu:

a. Melakukan kampanye sadar pajak

56

Page 70: EFEKTIVITAS PEMUNGUTAN PAJAK HOTEL DALAM MENINGKATKAN PENERIMAAN PAJAK DAERAH DAN PENDAPATAN ASLI DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA TAHUN 2010-2014

b. Membuat poster tentang pajak

c. Lebih seringnya sosialisasi pada masyarakat dalam memberitahukan

pajak.

3. Penetapan target berdasarkan potensi diperlukan dalam meningkatakan

efektivitas pemungutan, target yang ditetapkan dapat memacu petugas

dalam melampaui target yang telah di tetapkan.

4. Penggalian potensi yang baru diperlukan dalam peningkatan pajak daerah

dan pendapatan asli daerah dimana kontribusi pajak hotel di Kabupaten

Majalengka masih dalam kategori rendah.

57

Page 71: EFEKTIVITAS PEMUNGUTAN PAJAK HOTEL DALAM MENINGKATKAN PENERIMAAN PAJAK DAERAH DAN PENDAPATAN ASLI DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA TAHUN 2010-2014

DAFTAR PUSTAKA

Adegustara, Frenadin. Kontribusi Pajak Daerah dan Retribusi Daerah Terhadap

Peningkatan Pendapatan Asli Daerah Dalam Rangka Pelaksanaan

Otonomi Daerah

Arvian Trianto. 2013. Efektivitas Pemungutan Pajak Reklame dan Kontribusinya

Terhadap Penerimaan Pajak Daerah Di Kota Bandung. Fokus Ekonomi.

Vol.5 No.1 Juni : 1-24

Baihaqi. 2011. Analisis Kontribusi Pendapatan Asli Daerah Terhadap Pendapatan

Daerah Provinsi Bengkulu. Jurnal Akuntansi. Vol.1 No.3. 246-266

Edward. 2013. Efektivitas dan Kontribusi Penerimaan Pajak Hotel dan Restoran

Terhadap Pendapatan Asli Daerah Kota Manado. ISSN 2303-1174. Jurnal

EMBA. Vol. 1 No.3. Juni : 871-881

Handoko, Sri. 2013. Analisis Tingkat Efektivitas Pajak Daerah Sebagai Sumber

Pendapatan Asli Daerah Kota Pontianak

Harjo, Dwikora. 2012.Perpajakan Indonesia. Jakarta: Mitra Wacana Media

Mardiasmo. 2011. Perpajakan. Yogyakarta: Andi Publisher

Munzir, Syahrial. 2007. Peranan Pajak dan Retribusi Daerah Terhadap

Pendapatan Asli Daerah. Jurnal Ekonis. Vol 4. No 2

Muqqadas, A. Azinar, Karim Saleh. Faktor Penentu Penerimaan Pajak Perhotelan

Di Kota Pare-pare

Peraturan Daerah Kabupaten Majalengka Nomor 9 Tahun 2010

Peraturan Bupati Nomor 7 Tahun 2011 tentang Rician Tugas Pokok dan fungsi

Dinas Daerah Kabupaten Majalengka

Priantara, Diaz. 2013. Perpajakan Indonesia. Jakarta: Mitra Wacana Media

Rahmawati, Indah. 2014. Analisis Potensi Penerimaan Pajak Mineral Bukan

Logam dan Batuan Sebagai Sumber Pendapatan Asli Daerah Di

Kabupaten Gresik

Resmi, Siti. 2011. Perpajakan: Teori dan Kasus. Salemba Empat

Sofia, Kadarisman, dkk. 2013. Analisis Laju Pertumbuhan dan Kontribusi

Penerimaan Pajak Hotel dan Pajak Restoran Terhadap Pendapatan Pajak

Daerah

Page 72: EFEKTIVITAS PEMUNGUTAN PAJAK HOTEL DALAM MENINGKATKAN PENERIMAAN PAJAK DAERAH DAN PENDAPATAN ASLI DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA TAHUN 2010-2014

Sugiyono, 2014. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Alfabeta.

Bandung

Syahfariyah, Syifa. 2008. Analisis Efektivitas Pemungutan Pajak Daerah dan

Retribusi Daerah Terhadap Pendapatan Asli Daerah Provinsi DKI

Jakarta. Jakarta

Undang-undang Nomor 34 Tahun 2004 Tentang Perimbangan Keuangan Antara

Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah

Undang-undang Nomor 28 Tahun 2009 Tentang Pajak Daerah dan Retribusi

Daerah

Waluyo. 2011. Perpajakan Indonesia. Salemba Empat. Jakarta

Wijito, listiyarko. 2013. Pengaruh Administrasi Pepajakan Terhadap Efektivitas

Pemungutan Pajak Serta Hubungannya Dengan Tax Ratio

Page 73: EFEKTIVITAS PEMUNGUTAN PAJAK HOTEL DALAM MENINGKATKAN PENERIMAAN PAJAK DAERAH DAN PENDAPATAN ASLI DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA TAHUN 2010-2014

LAMPIRAN

Page 74: EFEKTIVITAS PEMUNGUTAN PAJAK HOTEL DALAM MENINGKATKAN PENERIMAAN PAJAK DAERAH DAN PENDAPATAN ASLI DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA TAHUN 2010-2014

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

DATA DIRI

Nama : Siska Dwi Rahayu

Alama : Desa Pasir Malati Blok Malati Rt.001

Rw. 004 No. 29 Kecamatan Dawuan

Kabupaten Majalengka

Tempat Tanggal Lahir : Majalengka, 26 Juli 1993

Agama : Islam

E-mail : [email protected]

Pendidikan Formal

SDN Pasir Malati, Majalengka, Tahun Ajaran 1999-2005

SMPN 2 Dawuan, Majalengka, Tahun Ajaran 2005-2008

SMAN 1 Kasokandel, Majalengka, Tahun Ajaran 2008-2011

Page 75: EFEKTIVITAS PEMUNGUTAN PAJAK HOTEL DALAM MENINGKATKAN PENERIMAAN PAJAK DAERAH DAN PENDAPATAN ASLI DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA TAHUN 2010-2014
Page 76: EFEKTIVITAS PEMUNGUTAN PAJAK HOTEL DALAM MENINGKATKAN PENERIMAAN PAJAK DAERAH DAN PENDAPATAN ASLI DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA TAHUN 2010-2014
Page 77: EFEKTIVITAS PEMUNGUTAN PAJAK HOTEL DALAM MENINGKATKAN PENERIMAAN PAJAK DAERAH DAN PENDAPATAN ASLI DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA TAHUN 2010-2014
Page 78: EFEKTIVITAS PEMUNGUTAN PAJAK HOTEL DALAM MENINGKATKAN PENERIMAAN PAJAK DAERAH DAN PENDAPATAN ASLI DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA TAHUN 2010-2014
Page 79: EFEKTIVITAS PEMUNGUTAN PAJAK HOTEL DALAM MENINGKATKAN PENERIMAAN PAJAK DAERAH DAN PENDAPATAN ASLI DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA TAHUN 2010-2014
Page 80: EFEKTIVITAS PEMUNGUTAN PAJAK HOTEL DALAM MENINGKATKAN PENERIMAAN PAJAK DAERAH DAN PENDAPATAN ASLI DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA TAHUN 2010-2014
Page 81: EFEKTIVITAS PEMUNGUTAN PAJAK HOTEL DALAM MENINGKATKAN PENERIMAAN PAJAK DAERAH DAN PENDAPATAN ASLI DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA TAHUN 2010-2014
Page 82: EFEKTIVITAS PEMUNGUTAN PAJAK HOTEL DALAM MENINGKATKAN PENERIMAAN PAJAK DAERAH DAN PENDAPATAN ASLI DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA TAHUN 2010-2014
Page 83: EFEKTIVITAS PEMUNGUTAN PAJAK HOTEL DALAM MENINGKATKAN PENERIMAAN PAJAK DAERAH DAN PENDAPATAN ASLI DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA TAHUN 2010-2014
Page 84: EFEKTIVITAS PEMUNGUTAN PAJAK HOTEL DALAM MENINGKATKAN PENERIMAAN PAJAK DAERAH DAN PENDAPATAN ASLI DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA TAHUN 2010-2014
Page 85: EFEKTIVITAS PEMUNGUTAN PAJAK HOTEL DALAM MENINGKATKAN PENERIMAAN PAJAK DAERAH DAN PENDAPATAN ASLI DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA TAHUN 2010-2014
Page 86: EFEKTIVITAS PEMUNGUTAN PAJAK HOTEL DALAM MENINGKATKAN PENERIMAAN PAJAK DAERAH DAN PENDAPATAN ASLI DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA TAHUN 2010-2014
Page 87: EFEKTIVITAS PEMUNGUTAN PAJAK HOTEL DALAM MENINGKATKAN PENERIMAAN PAJAK DAERAH DAN PENDAPATAN ASLI DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA TAHUN 2010-2014
Page 88: EFEKTIVITAS PEMUNGUTAN PAJAK HOTEL DALAM MENINGKATKAN PENERIMAAN PAJAK DAERAH DAN PENDAPATAN ASLI DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA TAHUN 2010-2014
Page 89: EFEKTIVITAS PEMUNGUTAN PAJAK HOTEL DALAM MENINGKATKAN PENERIMAAN PAJAK DAERAH DAN PENDAPATAN ASLI DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA TAHUN 2010-2014
Page 90: EFEKTIVITAS PEMUNGUTAN PAJAK HOTEL DALAM MENINGKATKAN PENERIMAAN PAJAK DAERAH DAN PENDAPATAN ASLI DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA TAHUN 2010-2014
Page 91: EFEKTIVITAS PEMUNGUTAN PAJAK HOTEL DALAM MENINGKATKAN PENERIMAAN PAJAK DAERAH DAN PENDAPATAN ASLI DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA TAHUN 2010-2014