EFEKTIVITAS MEDIASI TERHADAP PERKARA CERAI ...repository.uinjambi.ac.id/6983/1/wtr-SKRIPSI...

83
EFEKTIVITAS MEDIASI TERHADAP PERKARA CERAI GUGAT (STUDI KASUS DI PENGADILAN AGAMA KELAS II B KABUPATEN MUARA BUNGO) SKRIPSI Diajukan untuk Melengkapi Syarat-Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Hukum (S.H) Dalam Hukum Keluarga Islam Pada Fakultas Syariah Oleh: ZULKIPLI SHK.162136 PROGRAM STUDI HUKUM KELUARGA ISLAM FAKULTAS SYARIAH UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTHAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI 2021

Transcript of EFEKTIVITAS MEDIASI TERHADAP PERKARA CERAI ...repository.uinjambi.ac.id/6983/1/wtr-SKRIPSI...

Page 1: EFEKTIVITAS MEDIASI TERHADAP PERKARA CERAI ...repository.uinjambi.ac.id/6983/1/wtr-SKRIPSI ZULKIPLI-2.pdfMediasi Terhadap Perkara Cerai Gugat (Studi Kasus di Pengadilan Agama Kelas

EFEKTIVITAS MEDIASI TERHADAP PERKARA CERAI GUGAT (STUDI

KASUS DI PENGADILAN AGAMA KELAS II B KABUPATEN

MUARA BUNGO)

SKRIPSI

Diajukan untuk Melengkapi Syarat-Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Hukum (S.H)

Dalam Hukum Keluarga Islam

Pada Fakultas Syariah

Oleh:

ZULKIPLI

SHK.162136

PROGRAM STUDI HUKUM KELUARGA ISLAM

FAKULTAS SYARIAH UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SULTHAN THAHA SAIFUDDIN

JAMBI

2021

Page 2: EFEKTIVITAS MEDIASI TERHADAP PERKARA CERAI ...repository.uinjambi.ac.id/6983/1/wtr-SKRIPSI ZULKIPLI-2.pdfMediasi Terhadap Perkara Cerai Gugat (Studi Kasus di Pengadilan Agama Kelas
Page 3: EFEKTIVITAS MEDIASI TERHADAP PERKARA CERAI ...repository.uinjambi.ac.id/6983/1/wtr-SKRIPSI ZULKIPLI-2.pdfMediasi Terhadap Perkara Cerai Gugat (Studi Kasus di Pengadilan Agama Kelas
Page 4: EFEKTIVITAS MEDIASI TERHADAP PERKARA CERAI ...repository.uinjambi.ac.id/6983/1/wtr-SKRIPSI ZULKIPLI-2.pdfMediasi Terhadap Perkara Cerai Gugat (Studi Kasus di Pengadilan Agama Kelas
Page 5: EFEKTIVITAS MEDIASI TERHADAP PERKARA CERAI ...repository.uinjambi.ac.id/6983/1/wtr-SKRIPSI ZULKIPLI-2.pdfMediasi Terhadap Perkara Cerai Gugat (Studi Kasus di Pengadilan Agama Kelas

v

MOTTO

Artinya: Mereka itu adalah orang-orang yang suka mendengar berita bohong,

banyak memakan yang haram. jika mereka (orang Yahudi) datang

kepadamu (untuk meminta putusan), Maka putuskanlah (perkara itu) di

antara mereka, atau berpalinglah dari mereka; jika kamu berpaling dari

mereka Maka mereka tidak akan memberi mudharat kepadamu

sedikitpun. dan jika kamu memutuskan perkara mereka, Maka

putuskanlah (perkara itu) di antara mereka dengan adil, Sesungguhnya

Allah menyukai orang-orang yang adil. (QS. Al-Maidah Ayat 42).1

1 Al-Maidah (5): 42

Page 6: EFEKTIVITAS MEDIASI TERHADAP PERKARA CERAI ...repository.uinjambi.ac.id/6983/1/wtr-SKRIPSI ZULKIPLI-2.pdfMediasi Terhadap Perkara Cerai Gugat (Studi Kasus di Pengadilan Agama Kelas

vi

ABSTRAK

Tujuan dari penelitian ini untuk menemukan Efektivitas Mediasi Terhadap

Perkara cerai gugat (Studi Kasus di Pengadilan Agama Kelas II B Kabupaten

Muara Bungo). Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif, adapaun teknik

pengumpulan data dilakuakn dengan observasi/pengamatan, wawancara dan

dokumentasi. Adapun hasil penelitian ini adalah: (1) Terdapat empat Efektivitas

Mediasi Terhadap Perkara Cerai Gugat (Studi Kasus di Pengadilan Agama Kelas II

B Kabupaten Muara Bungo), di antaranya; Pramediasi, pemeriksaan berkas yang

telah diajukan guna ditindaklanjuti untuk dilaksanakan mediasi, membentuk

Forum, di mana pihak pengadilan memberi peluang bagi pemohon agar memilih

atau mencari mediator yang sesuai dengan keiinginan mereka; mendalami

masalahan, di mana mediator memberi kesempatan untuk memberikan pandangan

terlapor dan pelapor demi mencapai hasil kesepakatan yang adil dan bijaksana, di

mana mediator memberikan sepenuhnya keputusan pada tergugat dan penggugat

setelah diadakannya mediasi dengan baik. (2) Ada dua faktor yang menjadi

penghambat dalam tercapainya keberhasilan melakukan mediasi terhadap perkara

cerai gugat di Pengadilan Agama Kelas II B Kabupaten Muara Bungo, di

antaranya; sumberdaya manusia yang terbatas di mana jumlah penggugat yang

terus berdatangan untuk bercerai mempuat mediator di pengadilan harus diatur

dengan baik, sehingga penyelesaian persidangan kerap kali tertunda dan

diperpanjang dan tidak adanya itikad untuk berdamai, di mana penggugat tidak

ingin untuk berdamai dan tetap pada pilihannya untuk bercerai; (3) Ada dua faktor

pendukung keberhasilan mediasi terhadap perkara cerai gugat di Pengadilan

Agama Kelas II B Kabupaten Muara Bungo, diantaranya Meningkatkan

Kedisiplinan di mana dengan menerapkan kedisiplinan agar pera mediasi dapat

melakukan kerjanya sesuai dengan jadwal yang telah diberikan dan Mengikuti

Pelatihan, di mana dengan adanya pelatihan yang diberikan agar kualitas mediator

menjadi lebih baik dan ada pegawai yang berpotensi menjadi mediator agar dapat

menjadi solusi apabila mediator berhalangan.

Kata Kunci: Pelaksanaan, Mediasi, Gugat Cerai

Page 7: EFEKTIVITAS MEDIASI TERHADAP PERKARA CERAI ...repository.uinjambi.ac.id/6983/1/wtr-SKRIPSI ZULKIPLI-2.pdfMediasi Terhadap Perkara Cerai Gugat (Studi Kasus di Pengadilan Agama Kelas

vii

PERSEMBAHAN

Skripsi ini kupersembahkan untuk orang-orang tercinta yang menginginkan

keberhasilanku mencapai cita-cita, kupersembahkan untuk ayahku (M. SAR'I) dan

Ibuku (Siti Fathimah) dua sosok hebat yang selalu mengajariku dan

membimbingku hingga dewasa sampai saat ini. Tak sedikit airmata yang mereka

habiskan demi menyekolahkanku, sungguh mulia pengrobananmu ayah dan ibu.

Janjiku untuk membahagiakanmu selalu tertanam dalam diri dan juga harapanku.

Page 8: EFEKTIVITAS MEDIASI TERHADAP PERKARA CERAI ...repository.uinjambi.ac.id/6983/1/wtr-SKRIPSI ZULKIPLI-2.pdfMediasi Terhadap Perkara Cerai Gugat (Studi Kasus di Pengadilan Agama Kelas

viii

KATA PENGANTAR

Terucaprasa syukur atas segala karunia yang telah Allah SWT berikan pada

hambanya yang selalu menyanjung dan menjalankan perintahny. Shalawat

beriringkan salam tak luput untuk terus diucapkan kepada Rasulullah SAW,

sehingga memberikan peluang bagi penulis untuk menyelesaikan tugas akhir

kuliah dengan judul “Efektivitas Mediasi Terhadap Perkara Cerai Gugat

(Studi Kasus di Pengadilan Agama Kelas II B Kabupaten Muara Bungo)”.

Penulis sangat menyadari bahwa penulisan dalam skripsi ini masih jauh dari

sempurna. Hal ini disebabkan oleh keterbatasan kemampuan dan pengetahuan

penulis dan dengan bantuan semua pihak khususnya bantuan dan bimbingan dari

dosen pembimbing, skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik. Oleh karena itu,

patut dikatakan bahwa penulis berterima kasih kepada semua pihak yang telah

membantu menyelesaikan skripsi ini, di antaranya:

1. Bapak Prof. Dr. Suaidi, MA., Ph. D, Rektor UIN Sulthan Thaha Saifuddin

Jambi

2. Bapak Dr. Sayuti, S. Ag., M.H Dekan Fakultas Syariah UIN STS Jambi.

3. Bapak Agus Salim, M.A., M.I.R., Ph. D, Wakil Dekan I, Bidang Akademik,

Bapak Dr. Ruslan Abdul Gani, S.H., M.H, Wakil Dekan II, Bidang Adminitrasi

Umum, Perencanaan dan Keuangan, Bapak Dr. H., Ishaq, SH., M. Hum,

Wakil Dekan III, Bidang Kemahasiswaan dan Kerjasama Fakultas Syariah UIN

STS Jambi.

Page 9: EFEKTIVITAS MEDIASI TERHADAP PERKARA CERAI ...repository.uinjambi.ac.id/6983/1/wtr-SKRIPSI ZULKIPLI-2.pdfMediasi Terhadap Perkara Cerai Gugat (Studi Kasus di Pengadilan Agama Kelas

ix

4. Ibu Mustia RH, S.Ag.,M.Sy Ketua Jurusan Hukum Keluarga dan Bapak

Irsadunas Novri MH, Sekretaris Jurusan Hukum Keluarga di Fakultas Syariah

UIN STS Jambi.

5. Bapak Drs. Baharuddin Ahmad, M.H.I Pembimbing I skripsi dan Ibu Sulhani

S.Sy., M.H Pembimbing II skripsi yang telah membimbing dalam

menyelesaikan skripsi ini.

6. Bapak dan Ibu dosen, Asisten dosen dan Seluruh Karyawan/Karyawati

Fakultas Syari’ah UIN STS Jambi.

7. Semua pihak yang terlibat dalam Penyusunan skripsi ini, baik secara langsung

maupun tidak langsung.

Selain itu, penulis menyadari bahwa penyelesaian skripsi ini masih jauh

dari sesempurna, sehingga saya berharap semua pihak dapat memberikan saran dan

kritik yang membangun dan positif untuk perbaikan skripsi ini. Demi Allah SWT,

penulis memohon ampunan atas segala kesalahan yang terdapat pada skripsi ini

dan mohon maaf yang sebesar-besarnya.

Jambi Januari 2021

Penulis

ZULKIPLI

SHK.162136

Page 10: EFEKTIVITAS MEDIASI TERHADAP PERKARA CERAI ...repository.uinjambi.ac.id/6983/1/wtr-SKRIPSI ZULKIPLI-2.pdfMediasi Terhadap Perkara Cerai Gugat (Studi Kasus di Pengadilan Agama Kelas

x

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL. ................................................................................ i

LEMBAR PERNYATAAN. ..................................................................... ii

PERSETUJUAN PEMBIMBING. ........................................................... iii

PENGESAHAN PANITIA UJIAN. ......................................................... iv

MOTTO. ..................................................................................................... v

ABSTRAK. ................................................................................................. vi

PERSEMBAHAN. ..................................................................................... vii

KATA PENGANTAR. .............................................................................. viii

DAFTAR ISI. ............................................................................................. xi

DAFTAR SINGKATAN. .......................................................................... xiii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah. ..................................................... 1

B. Rumusan Masalah. .............................................................. 5

C. Batasan Masalah. ................................................................. 5

D. Tujuan Penelitian dan Kegunaan Penelitian. ....................... 6

E. Kerangka Teori. ................................................................... 7

F. Tinjauan Pustaka. ................................................................ 24

BAB II METODE PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitan .............................................. 27

B. Jenis Penelitian. ................................................................... 27

C. Pendekatan Penelitian. ........................................................ 28

D. Jenis dan Sumber Data. ....................................................... 28

E. Unit Analisis… .................................................................... 29

F. Instrumen Pengumpulan Data. ............................................ 30

G. Teknik Analisis Data. .......................................................... 31

H. Sistematika Penulisan; ......................................................... 32

BAB III GAMBARAN UMUM TEMPAT PENELITIAN

A. Sejarah Pengadilan Agama Kelas II B Kabupaten Muara

Bungo ................................................................................... 35

B. Visi dan Misi Pengadilan Agama Kelas II B Kabupaten

Muara Bungo ....................................................................... 37

C. Standar dan Maklumat Pengadilan Agama Kelas II Muara

Bungo .................................................................................. 37

D. Struktur Organisasi Pengadilan Agama Kelas II Muara

Bungo ................................................................................... 38

Page 11: EFEKTIVITAS MEDIASI TERHADAP PERKARA CERAI ...repository.uinjambi.ac.id/6983/1/wtr-SKRIPSI ZULKIPLI-2.pdfMediasi Terhadap Perkara Cerai Gugat (Studi Kasus di Pengadilan Agama Kelas

xi

BAB IV PEMBAHASAN DAN HASIL PENELITIAN

A. Pelaksanaan Mediasi Terhadap Perkara Cerai Gugat di

Pengadilan Agama Kelas II B Kabupaten Muara Bungo ..... 41

B. Faktor Penghambat dalam Keberhasilan Mediasi terhadap

Perkara Perceraian Bagi Pihak Perempuan di Pengadilan

Agama Kelas II Muara Bungo.............................................. 54

C. Faktor Pendukung dalam Keberhasilan Mediasi terhadap

Perkara Perceraian Bagi Pihak Perempuan di Pengadilan

Agama Kelas II Muara Bungo.............................................. 59

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan………………………………………….……... 62

B. Saran-Saran..............…...……………………............……... 63

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN-LAMPIRAN

CURRICULUM VITAE

Page 12: EFEKTIVITAS MEDIASI TERHADAP PERKARA CERAI ...repository.uinjambi.ac.id/6983/1/wtr-SKRIPSI ZULKIPLI-2.pdfMediasi Terhadap Perkara Cerai Gugat (Studi Kasus di Pengadilan Agama Kelas

xii

DAFTAR SINGKATAN

KHI :Kompilasi Hukum Islam

PA : Pengadilan Agama

STS : Sulthan Thaha Saifuddin

SWT : Subhanahu Wata’ala

SAW : Shallallahu Alaihi Wasallam

UIN : Universitas Islam Negeri

UUP : Undang-Undang Perkawinan

Page 13: EFEKTIVITAS MEDIASI TERHADAP PERKARA CERAI ...repository.uinjambi.ac.id/6983/1/wtr-SKRIPSI ZULKIPLI-2.pdfMediasi Terhadap Perkara Cerai Gugat (Studi Kasus di Pengadilan Agama Kelas

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Perkawinan dalam Islam merupakan fitrah manusia agar seorang muslim

dapat memikul amanat tanggung jawabnya yang paling besar dalam dirinya

terhadap orang yang berhak mendapatkan pendidikan dan pemeliharaan. Di

samping itu perkawinan memiliki dampak paling besar terhadap kepentingan-

kepentingan sosial lainnya.2 Kepentingan sosial itu adalah memelihara

kelangsungan jenis manusia, memilihara keturunan, menjaga keselamatan

masyarakat dari berbagai penyakit yang dapat membahayakan kehidupan

manusia serta menjaga ketentraman jiwa.3

Undang-Undang Perkawinan secara jelas mengatur tentang prinsip-prinsip

perkawinan, namun fakta kehidupan membuktikan bahwa menjaga

keseimbangan kehidupan keluarga itu tidak mudah. Terkadang tidak mungkin

untuk mencapai kehidupan yang harmonis di antara suami dan istri sehingga

berujung pada konflik atau pertengkaran antara keduanya dan menyebabkan

perceraian. Dalam penyelesaian permasalahan yang ditempuh dengan

mengguankan mediasi telah banyak diterapkan dan juga telah dikenal dalam

sistem hukum Islam.4 Ketika ada konflik besar dalam keluarga dan suami-istri

2Juhaya Pradja, Konflik Antar Mazhab dalam Islam,( Bandung: Pustaka Setia, 2013), hlm.

18. 3Mukti Arto, Penemuan Hukum Islam Demi Mewujudkan Keadilan, (Yogyakarta: Pustaka

Pelajar, 2017), hlm. 136 4 Aulia Muthiah, Hukum Islam Dinamika Seputar Hukum Keluarga, (Yogyakarta: Pustaka

Bru Press, 2016), hlm. 141

Page 14: EFEKTIVITAS MEDIASI TERHADAP PERKARA CERAI ...repository.uinjambi.ac.id/6983/1/wtr-SKRIPSI ZULKIPLI-2.pdfMediasi Terhadap Perkara Cerai Gugat (Studi Kasus di Pengadilan Agama Kelas

2

tidak bisa menyelesaikannya sendiri, Islam menginstruksikan kedua belah pihak

untuk mengirimkan dua jalur mediasi (mediator) untuk mencari solusi,

sebagaimana Allah SWT menjelaskan dalam Al-Quran Surat An-Nissa ayat 35:

Artinya: dan jika kamu khawatir dengan adanya ada persengketaan antara

keduanya, Maka kirimlah seorang hakam dari keluarga laki-laki dan

seorang hakam dari keluarga perempuan. Jika kedua orang hakam itu

bermaksud Mengadakan perbaikan, niscaya Allah memberi taufik

kepada suami dan juga istri. Sesungguhnya Allah Maha mengetahui lagi

Maha Mengenal.5

Prosedur mediasi telah dijelaskan dalam Peraturan Mahkamah Agung

(PERMA) Nomor 1 Tahun 2016 tentang Prosedur Mediasi di Pengadilan yang

berbunyi Mediasi adalah salah satu cara untuk menyelesaikan sengketa melalui

negosiasi. Kesepakatan yang ditimbulkan bagi para pihak dapat dicapai dengan

bantuan mediator. Pada hakekatnya ketika melakukan mediasi yang dilakukan

seorang mediator terjadi di luar pengadilan. Namun dalam kenyataanya bahwa

jumlah mediator yang sangat terbatas sehingga tidak semua pengadilan

memiliki mediator yang memenuhi syarat untuk persidangan, maka PERMA

memperbolehkan seorang hakim yang tidak tidak bersertifikat sebagai mediator

untuk menjadi mediator.6

Mediator tidak memiliki hak untuk mengambil keputusan atas sengketa

tersebut, tetapi para pihak yang bersengketa bersifat proaktif dan memiliki

5 An-Nisa, (4): 35

6 Supardi & Zahrotul Hanifiyah, “Penyebab Kegagalan Mediasi dalam Proses Perceraian

(Studi Kasus di Pengadilan Agama Kudus Periode Januari-April 2017)”, Jurnal Pemikiran Hukum

dan Hukum Islam, 2014, hlm. 4

Page 15: EFEKTIVITAS MEDIASI TERHADAP PERKARA CERAI ...repository.uinjambi.ac.id/6983/1/wtr-SKRIPSI ZULKIPLI-2.pdfMediasi Terhadap Perkara Cerai Gugat (Studi Kasus di Pengadilan Agama Kelas

3

kekuatan pengambilan keputusan yang cukup, Mediator hanya berperan

membantu dan mencari solusi atas sengketa tersebut. Secara umum, mediasi

dilakukan di dalam ruangan khusus yang telah disediakan oleh pengadilan. Di

ruang konferensi, kedua pihak melakukan proses mediasi dengan didampingi

oleh hakim mediasi yang ditunjuk. Hal tersebut sejalan dengan ketentuan

PERMA Nomor 1 Tahun 2016 tentang tata cara mediasi pengadilan.7

Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan penulis ditemukan bawa

kehadiran Pengadilan Agama Kelas II B Kabupaten Muara Bungo Dengan

memberikan pelayanan secara cepat, tepat dan jujur, memang dapat membantu

masyarakat yang mencari keadilan dalam menyelesaikan masalah keluarga.

Mewujudkan lembaga peradilan yang profesional, beretika dan bermartabat

dengan selalu menjaga kinerja dengan bertanggungjawab dan terbuka biaya

perkara.8 Berdasarkan data yang penulis temukan di Pengadilan Agama Kelas

II B Kabupaten Muara Bungo, dari beberapa perkara perceraian yang ada

mereka melakukan cerai gugat dikarenakan perselingkuhan yang dilakukan

suami maupun istri dan juga terjadinya kekerasan dalam rumah tangga.

Sebagaimana yang diutarakan Ibu Nuryatin selaku staf Pelaksana Mediasi di

Pengadilan Agama Kelas II B Kabupaten Muara Bungo “sebagian mereka

melakukan cerai gugat itu sebab perkara perselingkuhan, KDRT dan juga salah

satu pihat terjerat pidana”9. Maraknya cerai gugat yang dilakukan menyebabkan

7 Muslimah Suciati, “Implementasi Mediasi terhadap Perkara Perceraian di Pengadilan

Agama Kendari”, Skripsi: Jurusan Ilmu Hukum Fakultas Hukum Program Pascasarjana (S2)

Universitas Hasanuddin, 2015, hlm. 3 8 Observasi penulis di Pengadilan Agama Kelas II B Kabupaten Muara Bungo, pada 8

Januari 2020 9 Wawancara bersama Ibu Nuryatin, Staf Pelaksana Mediasi di Pengadilan Agama Kelas II

B Muara Bungo, pada 8 Januari 2020

Page 16: EFEKTIVITAS MEDIASI TERHADAP PERKARA CERAI ...repository.uinjambi.ac.id/6983/1/wtr-SKRIPSI ZULKIPLI-2.pdfMediasi Terhadap Perkara Cerai Gugat (Studi Kasus di Pengadilan Agama Kelas

4

oleh masyarakat berdampak pada meningkatnya angka cerai gugat di

Pengadilan Agama Kelas II B Kabupaten Muara Bungo. Mediator yang telah

dilakukan rupanya belum menekan angka cerai gugat dikarenakan pemohon

berkomitmen untuk melakukan perceraian dan tetap pada keputusannya unuk

bercerai, sehingga permohonan tersebut dapat terkabulkan.

Tabel 1

Jumlah Perkara di Pengadilan Agama Kelas II B Kabupaten Muara Bungo

tahun 202010

Tahun Jumlah

Perkara

Cerai Gugat

yang

Diterima

Jumlah

Perkara

Cerai

yang

Dimediasi

Penyelesaian Mediasi

Tidak Berhasil Berhasil

2019 284 19 17 2

2020 316 29 24 4

Berdasarkan tabel di atas dapat dicermati bahwa terjadi penurunan dalam

keberhasilan menengurangi angka perceraian di Pengadilan Agama Kelas II B

Kabupaten Muara Bungo, ini disebabkan pemohon yakin terhadap dirinya

untuk menggugat cerai pasangannya di dalam persidangan, sehingga dasar

tersebut menyebabkan permohonan dapat terkabulkan keinginannya

berdasarkan bukti dan tuntutan pemohon. Upaya perdamaian yang dimaksud

oleh Pasal 130 ayat (1) HIR bersifat imperatif. Artinya hakim berkewajiban

mendamaikan pihak-pihak yang bersengketa sebelum dimulainya proses

persidangan. Sang hakim berusaha mendamaikan dengan cara-cara yang baik

agar ada titik temu sehingga tidak perlu ada proses persidangan yang lama dan

melelahkan. Walaupun demikian, upaya damai yang dilakukan tetap

10

Observasi Penulis di Pengadilan Agama Kelas II B Kabupaten Muara Bungo, pada 8

Oktober 2020

Page 17: EFEKTIVITAS MEDIASI TERHADAP PERKARA CERAI ...repository.uinjambi.ac.id/6983/1/wtr-SKRIPSI ZULKIPLI-2.pdfMediasi Terhadap Perkara Cerai Gugat (Studi Kasus di Pengadilan Agama Kelas

5

mengedepankan kepentingan semua pihak yang bersengketa sehingga semua

merasa puas dan tidak ada yang merasa dirugikan.

Berdasarkan pemaparan penulis di atas yang mana diperuntukkan guna

meminimalisir angka perceraian, maka diperlukan seorang mediator yang

handal dibidangnya, maka penulis melakukan penelitian mengenai seorang

mediator dengan judul skripsi “Efektivitas Mediasi Terhadap Perkara Cerai

Gugat (Studi Kasus di Pengadilan Agama Kelas II B Kabupaten Muara

Bungo)”.

B. Rumusan Masalah

Hasil pemaparan masalah di atas maka penulis merumuskan permasalahan

penelitian ini, sebagai berikut:

1. Bagaimana pelaksanaan mediasi terhadap perkara cerai gugat di

Pengadilan Agama Kelas II B Kabupaten Muara Bungo?

2. Apa saja faktor penghambat keberhasilan mediasi terhadap perkara cerai

gugat di Pengadilan Agama Kelas II B Kabupaten Muara Bungo?

3. Apa saja faktor pendukung keberhasilan mediasi terhadap perkara cerai

gugat di Pengadilan Agama Kelas II B Kabupaten Muara Bungo?

C. Batasan Masalah

Batasan masalah merupakan pemusatan penelitian agar tidak terjadi

pelebaran pembahasan, sehingga dalam hal ini penulis memberikan batasan

masalah ini hanya membahas pelaksanaan mediasi terhadap perkara cerai

gugat di Pengadilan Agama Kelas II B Kabupaten Muara Bungo pada tahun

Page 18: EFEKTIVITAS MEDIASI TERHADAP PERKARA CERAI ...repository.uinjambi.ac.id/6983/1/wtr-SKRIPSI ZULKIPLI-2.pdfMediasi Terhadap Perkara Cerai Gugat (Studi Kasus di Pengadilan Agama Kelas

6

2019-2020 yang berdasarkan PERMA Nomor 1 Tahun 2016 tentang tata cara

mediasi pengadilan.

D. Tujuan dan Kegunaan Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Tujuan dalam penelitian ini dapat dilihat sebagai berikut:

a. Untuk mengetahui pelaksanaan mediasi terhadap perkara cerai gugat di

Pengadilan Agama Kelas II B Kabupaten Muara Bungo.

b. Untuk mengetahui faktor penghambat keberhasilan mediasi terhadap

perkara cerai gugat di Pengadilan Agama Kelas II B Kabupaten Muara

Bungo.

4. Untuk mengetahui faktor pendukung keberhasilan mediasi terhadap perkara

cerai gugat di Pengadilan Agama Kelas II B Kabupaten Muara Bungo.

2. Kegunaan Penelitian

a. Penelitian ini merupakan studi pendahuluan yang dapat memberikan

pengalaman dan wawasan kepada penulis tentang mediasi kasus

perceraian oleh Pengadilan Agama Kelas B dan B di Kabupaten Mula

Bongo.

b. Sebagai salah satu persyaratan untuk mendapatkan gelar sarjana Strata

Satu (S1) di Fakultas Syari’ah, Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha

Siafuddin Jambi.

c. Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan bacaan bagi jurusan

Syari'ah (khususnya bagi dosen pada jurusan hukum keluarga dan jurusan

Islam lainnya).

Page 19: EFEKTIVITAS MEDIASI TERHADAP PERKARA CERAI ...repository.uinjambi.ac.id/6983/1/wtr-SKRIPSI ZULKIPLI-2.pdfMediasi Terhadap Perkara Cerai Gugat (Studi Kasus di Pengadilan Agama Kelas

7

d. Hasil penelitian ini diharapkan mampu memberikan dukungan yang

substantif bagi pengembangan penelitian ini lebih lanjut untuk

memperoleh manfaat keilmuan khususnya penelitian tentang hukum

keluarga Islam.

e. Sebagai sumber informasi dan juga referensi bagi para sarjana dan praktisi

masyarakat untuk mendukung penelitian selanjutnya, akan sangat

membantu jika dibandingkan dengan penelitian lain

E. Kerangka Teori

1. Mediasi

Mediasi merupakan intervensi dalam proses negosiasi yang dilakukan

oleh pihak ketiga. Pihak ketiga memiliki kekuasaan terbatas (terbatas) atau

tidak sama sekali untuk membuat keputusan, yang membantu para pihak

yang bersengketa untuk mencapai solusi penyelesaian sengketa yang dapat

diterima oleh kedua belah pihak11

menurut Dian Mustika mediasi merupakan

upaya penyelesaian sengketa di mana para pihak yang berselisih atau

bersengketa bersepakat untuk menghadiri pihak ketiga yang independen guna

sebagai mediator.12

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, istilah mediasi

diartikan sebagai proses melibatkan pihak ketiga dalam menyelesaikan

perselisihan, sebagaimana dikutip Rina Antasari, terdapat batasan: mediasi:

11

Syafruddin, “Upaya Mediasi dalam Meminimalisir Angkaperceraian di Pengadilan

Agama Kelas I B Watampone”, Jurnal Hukum Keluarga Islam, Vol. II No. 1, hlm. 3 12

Dian Mustika, “efektivitas mediasi dalam penyelesaian perkara perceraian di pengadilan

agama jambi, Jurnal Al-Risalah Forum sosial dan kenegaraan, Vol. 15 No 2, Desember 2015, hlm.

298

Page 20: EFEKTIVITAS MEDIASI TERHADAP PERKARA CERAI ...repository.uinjambi.ac.id/6983/1/wtr-SKRIPSI ZULKIPLI-2.pdfMediasi Terhadap Perkara Cerai Gugat (Studi Kasus di Pengadilan Agama Kelas

8

Menggunakan jasa mediator atau mediator untuk menyelesaikan sengketa

lain di luar pengadilan.13

Artinya mediasi adalah prosedur mediasi, di mana satu orang bertindak

sebagai “media” komunikasi antara para pihak sehingga mereka dapat

memahami dan mungkin memediasi pandangan mereka yang berbeda

tentang sengketa, tetapi tanggung jawab utama untuk mencapai perdamaian

tetap berada pada para pihak itu sendiri. Pemahaman yang komprehensif

tentang mediasi, menurut PERMA Nomor 1 Tahun 2016 tentang prosedur

mediasi perlu dipahami tentang 3 (tiga) aspek dari mediasi sebagai berikut:14

a. Aspek Urgensi/Motivasi

Urgensi dan motivasi mediasi adalah agar para pihak dapat hidup

damai, bukan untuk melanjutkan perkara mereka dalam proses

pengadilan. Jika selama ini ada masalah, maka perlu diselesaikan dengan

damai melalui negosiasi untuk mencapai mufakat. Tujuan adanya mediasi

ialah guna mencapai perdamaian antara pihak yang bertikai. Jika para

pihak yang berkonflik atau proses pengadilan bertemu sendiri, seringkali

sulit untuk mencapai kesepakatan. Titik pertemuan yang dibekukan pada

masalah yang disengketakan biasanya dapat menjadi cair selama

pertemuan. Oleh karena itu, mediasi merupakan sarana mempertemukan

para pihak dengan bantuan satu atau lebih mediator untuk menyaring

13

Rina Antasari, “Pelaksanaan Mediasi dalam Sistem Peradilan Agama (Kajian

Implementasi Mediasi dalam Penyelesaian Perkara di Pengadilan Agama Kelas I A Palembang)”,

Jurnal Intizar, Vol. 19, No. 1, 2013, hlm. 4 14

PERMA Nomor 1 Tahun 2016 tentang Prosedur Mediasi

Page 21: EFEKTIVITAS MEDIASI TERHADAP PERKARA CERAI ...repository.uinjambi.ac.id/6983/1/wtr-SKRIPSI ZULKIPLI-2.pdfMediasi Terhadap Perkara Cerai Gugat (Studi Kasus di Pengadilan Agama Kelas

9

masalah dan memperjelas masalah.Para pihak yang bertikai juga sadar

akan pentingnya perdamaian antara satu sama lain.

b. Aspek Prinsip

Menurut undang-undang, mediasi diatur dalam Pasal 2 ayat (2)

PERMA No. 01 Tahun 2016, yang mewajibkan setiap hakim, mediator,

dan pihak mengikuti tata cara penyelesaian perkara melalui mediasi.

Kegagalan mengikuti prosedur mediasi PERMA merupakan pelanggaran

Pasal 130 dan / atau Pasal 154 Rbg. Mengarah pada putusan tidak valid.

Ini berarti bahwa semua kasus yang diajukan ke pengadilan tingkat

pertama kemungkinan besar tidak akan melewatkan proses mediasi.

Karena jika ini terjadi maka bahayanya akan berakibat fatal. 15

c. Aspek Substansi

Mediasi merupakan rangkaian prosedur yang harus dilalui dalam

setiap perkara perdata yang diajukan ke pengadilan. Inti dari mediasi

merupakan proses yang harus dilakukan secara serius untuk mencapai

perdamaian. Karena sebelum pemeriksaan kasus diberikan waktu terpisah

untuk mediasi. Mediasi tidak hanya memenuhi persyaratan legalitas

formal, tetapi juga merupakan upaya serius yang harus dilakukan semua

pihak untuk mencapai perdamaian. Mediasi adalah upaya damai kedua

belah pihak yang berselisih untuk menjaga kepentingan kedua belah

pihak. Ini bukan untuk kepentingan pengadilan atau hakim, maupun untuk

15

PERMA Nomor 1 Tahun 2016 tentang Prosedur Mediasi

Page 22: EFEKTIVITAS MEDIASI TERHADAP PERKARA CERAI ...repository.uinjambi.ac.id/6983/1/wtr-SKRIPSI ZULKIPLI-2.pdfMediasi Terhadap Perkara Cerai Gugat (Studi Kasus di Pengadilan Agama Kelas

10

kepentingan mediator. Oleh karena itu, dalam hal ini, segala biaya yang

timbul dari proses mediasi menjadi tanggungan para pihak. 16

Dalam kamus istilah hukum, mediasi memiliki definisi yang

berbeda, dan ahli hukum juga memberikan pengertian yang berbeda. Guna

memudahkan masyarakat dalam memahami makna mediasi, penulis

berkeyakinan bahwa agar lebih mudah dalam memahami mediasi dapat

dilakukan dengan cara memahami elemen-elemen yang terdapat dalam

mediasi, seperti gambar dibawah ini:17

1) Metode alternatif yang digunakan dalam penyelesaian sengketa;

2) Bersifat non-litigasi;

3) Menggunakan seorang jasa mediator; dan

4) Kesepakatan berdasarkan keinginan para pihak.

2. Asas-asas Umum Dalam Proses Mediasi

PERMA menegaskan bahwa mediasi adalah proses di luar litigasi,

menurut Mosqueah Suciati, proses mediasi memiliki ciri dan prinsip yang

berbeda dengan prinsip peradilan umum, antara lain::18

a. Sebagai mediator, mediator akan menggunakan cara-cara non-hukum

dalam melakukan penyelesaian kasus, sehingga tidak terjadi kerancuan.

Bagi mediator non-hakim di mana pertemuan bisa dilakukan di luar

pengadilan seperti hotel, restoran. Ini guna menciptakan suasana yang

nyaman dan lebih baik guna terciptanya perdamaian kedua belah pihak.

16

PERMA Nomor 1 Tahun 2016 tentang Prosedur Mediasi 17

Amir Syarifuddin, Ushul Fiqih, (Jakarta: Perpustakaan Nasional KDT, 1999), hlm. 235 18

Muslimah Suciati, “Implementasi Mediasi terhadap Perkara Perceraian di Pengadilan

Agama Kendari”, hlm. 6

Page 23: EFEKTIVITAS MEDIASI TERHADAP PERKARA CERAI ...repository.uinjambi.ac.id/6983/1/wtr-SKRIPSI ZULKIPLI-2.pdfMediasi Terhadap Perkara Cerai Gugat (Studi Kasus di Pengadilan Agama Kelas

11

Dalam mediasi pengadilan, aturan prosedural tetap dipatuhi sebagai

pedoman prosedur, namun tingkat prosedurnya tidak seformal prosedur

yang dilakukan di pengadilan. Jadi proses mediasi pengadilan bersifat

semi-informal.19

b. Waktu yang diperlukan terbilang singkat. Pasal 13 (3), "UU No. 1 tahun

2016" mengatur bahwa proses mediasi dapat berlangsung hingga 40 hari

(empat puluh hari), dan dalam Pasal 13 (4), proses mediasi dapat

diperpanjang paling lama. 14 hari (empat belas hari). Ini bukan waktu

yang mutlak, jika kesepakatan tercapai dalam waktu kurang dari 40

(empat puluh) hari, mediator dapat segera menyampaikan kesepakatan

damai sebelum hakim meninjau akta damai kasus tersebut. Namun, jika

mediasi di pengadilan tingkat pertama gagal, mediasi dapat diulangi pada

tingkat banding, pencabutan putusan semula dan peninjauan kembali. 20

c. Penyelesaian didasarkan atas kesepakatan para pihak. Mediator hanya

sebagai fasilitator agar tercapai sebuah kesepakatan yang dapat

menguntungkan kedua belah pihak.

d. Biaya ringan dan murah.Jika para pihak menggunakan jasa mediator non-

hakim, maka biaya mediasi tergantung pada kebutuhan proses mediasi.

Namun, jika menggunakan jasa mediator hakim, biayanya akan jauh lebih

murah, yaitu Anda hanya perlu membayar biaya panggilan jika pihak

tersebut tidak hadir sesuai kesepakatan. Sedangkan untuk jasa mediator

19

PERMA Nomor 1 Tahun 2016 tentang Prosedur Mediasi 20

PERMA Nomor 1 Tahun 2016 tentang Prosedur Mediasi

Page 24: EFEKTIVITAS MEDIASI TERHADAP PERKARA CERAI ...repository.uinjambi.ac.id/6983/1/wtr-SKRIPSI ZULKIPLI-2.pdfMediasi Terhadap Perkara Cerai Gugat (Studi Kasus di Pengadilan Agama Kelas

12

yang disediakan oleh hakim dan ruang mediasi yang digunakan oleh

pengadilan tidak dikenakan biaya apapun21

e. Prosesnya tertutup dan bersifat rahasia. Dalam Pasal 6 PERMA Nomor 1

Tahun 2016 disebutkan bahwa proses mediasi pada asasnya tertutup

kecuali para pihak menghendaki lain.

f. Kesepakatan damai bersifat mengakhiri perkara. Artinya bila para pihak

menghendaki kesepakatan damai, gugatan perkara harus dicabut, sehingga

perkara dinyatakan selesai. 22

g. Proses mediasi dapat mengesampingkan pembuktian. Para pihak tidak

perlu saling berdebat dengan alasan bukti-bukti, namun yang diupayakan

adalah mempertemukan titik temu dari permasalahan.

h. Proses mediasi menggunakan metode komunikasi. Metode dialog

didasarkan pada mode komunikasi interaktif yang saling menghormati

dan menghargai.

i. Hasil mediasi adalah mencari kebenaran. Tidak ada istilah menang atau

kalah. Semua pihak harus menerima kesepakatan yang mereka capai

bersama.

j. Operasi perdamaian bersifat final dan mengikat. Ini memiliki efek hukum

permanen dan dapat diterapkan.

3. Keuntungan Memilih Proses Mediasi

Salah satu alternatif penyelesaian sengketa dengan melakukan mediasi

tidak diragukan lagi memberikan keuntungan bagi pihak-pihak yang ingin

21

PERMA Nomor 1 Tahun 2016 tentang Prosedur Mediasi 22

PERMA Nomor 1 Tahun 2016 tentang Prosedur Mediasi

Page 25: EFEKTIVITAS MEDIASI TERHADAP PERKARA CERAI ...repository.uinjambi.ac.id/6983/1/wtr-SKRIPSI ZULKIPLI-2.pdfMediasi Terhadap Perkara Cerai Gugat (Studi Kasus di Pengadilan Agama Kelas

13

menyelesaikan kasus tersebut. Oleh karena itu, dibandingkan dengan

persidangan di pengadilan, pilihannya sangat tepat. Menurut Muslimah

Suciati, keuntungan menggunakan mediasi:23

a. Prosesnya cepat: sebagian besar sengketa yang ditangani melalui Pusat

Mediasi Publik hanya dapat diselesaikan melalui sidang dua hingga tiga

minggu. Waktu rata-rata untuk setiap pemeriksaan adalah satu setengah

jam.

b. Rahasia: Semua yang dikatakan pada sidang mediasi bersifat rahasia

karena tidak ada partisipasi publik dan tidak ada laporan berita.

c. Harga murah: Sebagian besar pusat mediasi publik menyediakan layanan

berkualitas tinggi secara gratis atau setidaknya berbiaya sangat rendah:

tidak diperlukan pengacara selama proses mediasi.

d. Keadilan: Metode penyelesaian sengketa dapat disesuaikan dengan

kebutuhan para pihak: preseden hukum tidak akan diterapkan pada kasus-

kasus yang ditinjau melalui mediasi

e. Berhasil kebaikan: dalam berbagai kasus yang telah dilakukan mediasi

dapat mencapai keberhasilan sesuai dengan keinginan kedua belah pihak

untuk berdamai.24

4. Peran dan Fungsi Mediator

Menurut PERMA No.1 Tahun 2016, mediator adalah partai politik

yang netral, yang dapat membantu para pihak untuk menemukan berbagai

kemungkinan penyelesaian sengketa selama proses negosiasi tanpa

23

Muslimah Suciati, “Implementasi Mediasi terhadap Perkara Perceraian di Pengadilan

Agama Kendari”, hlm. 9 24

PERMA Nomor 1 Tahun 2016 tentang Prosedur Mediasi

Page 26: EFEKTIVITAS MEDIASI TERHADAP PERKARA CERAI ...repository.uinjambi.ac.id/6983/1/wtr-SKRIPSI ZULKIPLI-2.pdfMediasi Terhadap Perkara Cerai Gugat (Studi Kasus di Pengadilan Agama Kelas

14

menggunakan metode pengambilan keputusan atau mandatory settlement.

Mediator memainkan peran yang sangat penting dalam mencapai

kesepakatan damai antara para pihak yang bersengketa.25

Ahmad Tholabi

Kharlie, menyebutkan bahwa mediator memiliki beberapa peran penting

antara lain:26

a. Melakukan diagnosa konflik;

b. Mengidentifikasi masalah serta kepentingan-kepentingan kritis;

c. Menyusun agenda;

d. Memperlancar dan mengendalikan komunikasi;

e. Mengajar para pihak dalam proses dan keterampilan tawar menawar;

f. Membantu para pihak mengumpulkan informasi penting;

g. Penyelesaian masalah untuk menciptakan pilihan-pilihan; dan

h. Diagnosis sengketa untuk memudahkan penyelesaian problem.

Kita dapat memahami bahwa mediator memainkan peran yang

sangat penting dalam mencapai kesepakatan damai antara kedua pihak.

Menurut Fuller (Rina Antasari), selain peran di atas, mediator juga

memiliki banyak fungsi, di antaranya27

1) Sebagai katalisator, menciptakan situasi dan suasana baru dari konflik

menuju kondisi kooperatif dalam forum solidaritas.

25

PERMA Nomor 1 Tahun 2016 tentang Prosedur Mediasi 26

Ahmad Tholabi Kharlie, Hukum Keluarga Indonesia, (Jakarta Timur: Sinar Garafika,

2015), hlm. 230. 27

Rina Antasari, “Pelaksanaan Mediasi dalam Sistem Peradilan Agama (Kajian

Implementasi Mediasi dalam Penyelesaian Perkara di Pengadilan Agama Kelas I A Palembang)”,

hlm. 7

Page 27: EFEKTIVITAS MEDIASI TERHADAP PERKARA CERAI ...repository.uinjambi.ac.id/6983/1/wtr-SKRIPSI ZULKIPLI-2.pdfMediasi Terhadap Perkara Cerai Gugat (Studi Kasus di Pengadilan Agama Kelas

15

2) Sebagai pendidik, Anda dapat memberikan arahan dan nasehat untuk

mencari solusi terbaik bagi semua pihak

3) Sebagai penerjemah, itu berarti menerjemahkan konsep semua pihak

dan apa yang ingin mereka lakukan serta saling menyediakan.

4) Sebagai narasumber, dimana dapat mendayagunakan atau menciptakan

kemanfaatan dari sumber informasi yang tersedia.

5) Sebagai penyandang berita yang tidak baik, yakni meminimalisit

konflik sehingga terhindar dari berbagai hal-hal negatif, memancing

emosi, dan memperkeruh suasana saat persidangan.

6) Sebagai agen kenyataan, yakni mengetahui dan menampung segala

informasi yang didapatkan dari penggugat dan juga tergugat dan

menyalurkan informasi tersebut kepada pihak lawan dengan bahasa

baik..

7) Sebagai kambing hitam, yakni bersedia menerima penolakan dan

ketidakpuasan yang dialami bagi para pihak terhadap solusi yang

ditawarkan.

5. Proses Mediasi

Berhasil tidaknya mediasi bergantung pada proses dalam persidangan.

Jika prosedurnya bagus tentu akan membawa hal baik kepada kedua pihak

dan dapat mencapai kesepakatan damai. Sebaliknya dalam proses yang

buruk tentu akan membuat mediasi menjadi gagal. Berikut berbagai tahapan

proses mediasi yang ditetapkan dalam PERMA No. 1 tahun 2016:28

28

PERMA Nomor 1 Tahun 2016 tentang Prosedur Mediasi

Page 28: EFEKTIVITAS MEDIASI TERHADAP PERKARA CERAI ...repository.uinjambi.ac.id/6983/1/wtr-SKRIPSI ZULKIPLI-2.pdfMediasi Terhadap Perkara Cerai Gugat (Studi Kasus di Pengadilan Agama Kelas

16

a. Tahapan Pra Mediasi

Penggugat harus melengkapi persyaratan dan mendaftarkan

gugatannya di Pengadilan Agama Muara Bungo II. Ketua pengadilan

kemudian akan menunjuk panel hakim untuk meninjau kasus tersebut.

Jika para pihak hadir pada hari persidangan pertama, mereka memiliki

kewajiban untuk melakukan mediasi. Hakim akan menyampaikan kepada

terlapor dan pelapor mengenai prosedur mediasi yang harus mereka ikuti

dan lakukan. Setelah tersampaiakn penjelasan prosedur mediasi, hakim

memberikan kesempatan kepada para pihak untuk memilih mediator dari

daftar mediator yang telah disediakan dan juga terpajang di ruang tunggu

kantor pengadilan. Para pihak dapat memilih sesuai dengan keinginannya

sendiri, asalkan mediator tersebut telah mampu dan memiliki pengalaman

dan juga memiliki sertifikat mediator.

Bila dalam waktu dua hari yang telah diberikan kepada para pihak,

namun tidak dapat menentukan mediator yang akan dijadikan sebagi

penengah mereka, maka hakim akan menunjuk hakim pengadilan di luar

Hakim Pemeriksa Perkara yang bersertifikat atau mediator yang ada

namun disesuaikan dengan kasus mereka. Namun jika tidak ada hakim

yang bersertifikat, salah satu anggota Hakim Pemeriksa Perkara yang

ditunjuk oleh Ketua Majelis wajib menjalankan fungsi mediator. Hakim

Pemeriksa Perkara memberikan waktu selama empat puluh hari kerja

kepada para pihak untuk menempuh proses mediasi yang telah

dijadwalkan.

Page 29: EFEKTIVITAS MEDIASI TERHADAP PERKARA CERAI ...repository.uinjambi.ac.id/6983/1/wtr-SKRIPSI ZULKIPLI-2.pdfMediasi Terhadap Perkara Cerai Gugat (Studi Kasus di Pengadilan Agama Kelas

17

b. Pembentukan Forum

Apabila terlapor dan pelapor tidak dapat memilih mediator selama

dua hari, hakim akan menunjuk hakim pengadilan selain hakim

peninjauan kasus di depan pengadilan. Namun, jika tidak ada hakim yang

terdaftar, anggota hakim peninjau perkara yang ditunjuk oleh ketua panel

ahli wajib menjalankan fungsi mediator. Hakim peninjau kasus akan

memberi para pihak 40 hari kerja (empat puluh hari kerja) untuk mediasi.

Jika perlu, masa mediasi dapat diperpanjang 14 (empat belas) hari kerja

(Pasal 13 ayat [3] dan [4])..29

c. Pendalaman Masalah

Mediator menggali masalah dengan mengolah data dan

mengembangkan informasi, menggali kepentingan para pihak,

mengevaluasi kepentingan yang telah diinventarisasi, dan akhirnya

mengarahkan para pihak ke proses tawar-menawar untuk menyelesaikan

masalah.

d. Penyelesaian Akhir dan Penentuan Hasil Kesepakatan

Pada tahap penyelesaian akhir, para pihak akan

mengkomunikasikan keinginannya dalam bentuk kesepakatan

kesepakatan berdasarkan kepentingannya. Mediator akan mencatat

keinginan para pihak dalam catatan dan memasukkannya ke dalam

dokumen perjanjian. Dalam Pasal 23. Pernyataan PERMA pertama di

29

Nadilla Oktari Diningtias, Pelaksanaan Mediasi dalam Proses Perceraian di Pengadilan

Agama Padang Kelas IA, Skripsi: Program Kekhususan Hukum Perdata Fakultas Hukum

Universitas Bung Hatta Padang, 2014, hlm. 5

Page 30: EFEKTIVITAS MEDIASI TERHADAP PERKARA CERAI ...repository.uinjambi.ac.id/6983/1/wtr-SKRIPSI ZULKIPLI-2.pdfMediasi Terhadap Perkara Cerai Gugat (Studi Kasus di Pengadilan Agama Kelas

18

tahun 2016 menyebutkan bahwa syarat-syarat yang harus dipenuhi untuk

perjanjian damai adalah sebagai berikut:30

1) Berdasarkan kehendak para pihak;

2) Jauh dari pelanggaran hukum;

3) Tanpa merugikan pihak ketiga;

4) Bersedia dieksekusi; dan

5) Adanya iktikad baik. 31

ika kesepakatan tersebut melanggar ketentuan di atas, mediator

wajib mengingatkan para pihak. Namun, jika berkeras, mediator berhak

menyapaikan proses mediasi telah gagal dan melaporkan kepada hakim

peninjau kasus. Jika kesepakatan damai tercapai, para pihak harus betul-

betul berdamai dengan bantuan mediator, merumuskan kesepakatan yang

dicapai dan ditandatangani oleh para pihak dan mediator. Dokumen

perjanjian damai tersebut akan diserahkan kepada hakim peninjau kasus

untuk dikonfirmasikan sebagai akta perdamaian. 32

e. Kesepakatan di Luar Pengadilan

Pasal 23 (1) PERMA menetapkan bahwa para pihak dapat

menyelesaikan sengketa mereka di luar pengadilan melalui perjanjian

damai dengan bantuan mediator yang terakreditasi, dan dapat mengajukan

perjanjian damai ke pengadilan yang berwenang untuk memulai litigasi.

30

Muhammad Syaifuddin, Pluralitas Hukum Perceraian, (Bandung: Tunggal Mandiri

Publishing, 2012), hlm. 4 31

PERMA Nomor 1 Tahun 2016 tentang Prosedur Mediasi 32

Rina Antasari, “Pelaksanaan Mediasi dalam Sistem Peradilan Agama (Kajian

Implementasi Mediasi dalam Penyelesaian Perkara di Pengadilan Agama Kelas I A Palembang)”,

hlm. 7

Page 31: EFEKTIVITAS MEDIASI TERHADAP PERKARA CERAI ...repository.uinjambi.ac.id/6983/1/wtr-SKRIPSI ZULKIPLI-2.pdfMediasi Terhadap Perkara Cerai Gugat (Studi Kasus di Pengadilan Agama Kelas

19

Dapatkan akta perdamaian. Tujuan dari pengajuan gugatan adalah untuk

membuat perselisihan antara para pihak berada dalam yurisdiksi

pengadilan dengan mendaftar dalam kasus register Catatan Sipil. Ketua

pengadilan kemudian dapat memilih panel hakim yang akan memberikan

informasi perdamaian dalam persidangan sifatnya terbuka untuk umum

(terkecuali bagi mereka yang kasusnya yang terbuka untuk umum (seperti

perceraian). 33

f. Keterlibatan Ahli saat Proses Mediasi

Pasal 16 (1) (No. 1 tahun 2016) mengatur bahwa mediator dengan

persetujuan penasihat hukum dapat mengundang satu atau lebih ahli pada

bidangnya guna memberikan penjelasan ataupun sebuah pertimbangan

daalm membantu penyelesaian permasalahan yang ada. Ketidaksepakatan

di antara kedua belah pihak. Biaya perekrutan seorang tenaga ahli akan

ditanggung oleh kedua belah pihak yang sebagai tergugat dan juga

penggugat sesuai dengan kesepakatan mereka. Namun PERMA tidak

menjelaskan siapa yang dapat dijelaskan secara rinci dan benar terkait

sebagai ahli, sehingga penentuan siapa yang akan menjadi ahli dalam

proses mediasi berdasarkan pada saran dan juga masukan yang diterima

seorang mediator dan persetujuan para pihak. 34

g. Berakhirnya Mediasi

Disebutkan bahwa proses adanya mediasi dapat berakhir dalam 2

(dua) bentuk. Pertama, keberhasilan mediasi dengan mencapai

33

PERMA Nomor 1 Tahun 2016 tentang Prosedur Mediasi 34

PERMA Nomor 1 Tahun 2016 tentang Prosedur Mediasi

Page 32: EFEKTIVITAS MEDIASI TERHADAP PERKARA CERAI ...repository.uinjambi.ac.id/6983/1/wtr-SKRIPSI ZULKIPLI-2.pdfMediasi Terhadap Perkara Cerai Gugat (Studi Kasus di Pengadilan Agama Kelas

20

kesepakatan yang ditimbulkan bagi para pihak, kemudian kesepakatan

damai akan dikukuhkan sebagai kontrak perdamaian dalam proses

perdamaian, yang mengandung keunggulan putusan hakim yang

berkekuatan hukum tetap. Kedua, proses mediasi menemui jalan buntu

dan berakhir dengan kegagalan. Proses mediasi pengadilan yang gagal

akan dilanjutkan dalam proses pengadilan.

h. Mediasi Pada Tahap Upaya Hukum

Para pihak dapat menjadi penengahi kasus-kasus yang sedang naik

banding, ditolak atau ditinjau sesuai dengan negosiasi bersama, dan juga

dapat menengahi kasus-kasus yang belum mengajukan banding, banding

atau peninjauan kembali, dan juga dapat menangani kasus-kasus yang

sedang naik banding, diberhentikan dan ditinjau tanpa memutuskan

kasusnya.35

6. Mediasi Dalam Islam

Istilah mediasi dalam Islam disebut al-Sulh. Secara bahasa berarti qath

al-niza' yang dapat menyelesaikan perselisihan. Pengertian al-Sulh sendiri

adalah: pemutusan kontrak yang disengketakan antara dua pihak. Praktik al-

Sulh telah dilakukan pada zaman Nabi Muhammad. berbagai jenis.

Mendamaikan pertikaian antara suami dan istri, Muslim dan kafir, dan

perselisihan antara satu pihak dengan pihak lainnya. Al-Sulh adalah metode

mediasi keinginan masing-masing pihak yang berselisih tanpa melalui proses

peradilan hakim yang tujuan utamanya merupakan membuat para pihak

35

PERMA Nomor 1 Tahun 2016 tentang Prosedur Mediasi

Page 33: EFEKTIVITAS MEDIASI TERHADAP PERKARA CERAI ...repository.uinjambi.ac.id/6983/1/wtr-SKRIPSI ZULKIPLI-2.pdfMediasi Terhadap Perkara Cerai Gugat (Studi Kasus di Pengadilan Agama Kelas

21

yang bersengketa puas dengan penyelesaian konflik. Karena asasnya adalah

kerelaan semua pihak. Dalam perkara perceraian, al-Quran menjelaskan

tentang al-Sulh dalam surat An-Nisa ayat 128 sebagai berikut:

Artinya: dan jika seorang wanita khawatir akan nusyuz atau sikap tidak

acuh dari suaminya, Maka tidak mengapa bagi keduanya Mengadakan

perdamaian yang sebenar-benarnya dan perdamaian itu lebih baik

(bagi mereka) walaupun manusia itu menurut tabiatnya kikir dan jika

kamu bergaul dengan istrimu secara baik dan memelihara dirimu. 36

Ayat ini terkait dengan kisah istri nabi Saudah binti Zam'ah (Saudah

binti Zam'ah) di masa tuanya dan Rasulullah SAW ingin menceraikannya.

Kemudian, selama dia tidak menceraikan Aisyah, Soda akan mengambil hari

Aisyah sebagai hadiah untuk dirinya sendiri. Rasulullah SAW menerima

permintaan ini dan melepaskan rencananya untuk menceraikannya. Bagian

ini juga dijelaskan dalam kitab Sahih al-Bukhari. Seseorang menjelaskan

bahwa wanita yang takut tidak puas atau cuek pada suaminya mengacu pada

wanita yang tidak memiliki keinginan padanya, yaitu ingin menceraikannya

dan ingin menikahi wanita lain. Kemudian perempuan (istrinya) berkata

pada suaminya: Jaga aku dan jangan cerai aku. Silakan menikahi wanita lain,

36

An-Nisa, (4): 128.

Page 34: EFEKTIVITAS MEDIASI TERHADAP PERKARA CERAI ...repository.uinjambi.ac.id/6983/1/wtr-SKRIPSI ZULKIPLI-2.pdfMediasi Terhadap Perkara Cerai Gugat (Studi Kasus di Pengadilan Agama Kelas

22

Anda menyingkirkan hidup dan membutuhkan saya.37

Sebagaimana dalam

surat An-Nisa ayat 35 sebagai berikut:

Artinya: dan jika kamu khawatirkan ada persengketaan antara keduanya,

Maka kirimlah seorang hakam[293] dari keluarga laki-laki dan seorang

hakam dari keluarga perempuan. jika kedua orang hakam itu

bermaksud Mengadakan perbaikan, niscaya Allah memberi taufik

kepada suami-isteri itu. Sesungguhnya Allah Maha mengetahui lagi

Maha Mengenal.38

Berdasarkan ayat di atas dapat dipahami bahwa menjaga keutuhan

keluarga dengan menyerahkan satu hari saham kepada Aisyah, istri bungsu

Nabi. Dalam kasus ini, sebenarnya tidak ada pihak ketiga yang bertindak

sebagai mediator. Namun yang dilakukan Saudah adalah bentuk lain dari

penyelesaian perselisihan, yang kemudian dikukuhkan dalam hukum Islam

melalui surat al-Nisa ayat 128. Bentuk perdamaian yang diperdebatkan

antara suami dan istri dapat ditemukan dalam Al-quran ayat 35. Ayat ini

lebih mendekati makna dan konsep mediasi dalam PERMA No. 1 2016

tentang tata cara mediasi pengadilan. Dan, jika Anda khawatir dengan

perselisihan di antara keduanya, kirimkan hakam (pembawa damai) dari

keluarga laki-laki dan hakam dari keluarga perempuan. Jika kedua hakim itu

37

Ela Sartika, Dede Rodiana dan Syahrullah, “Keluarga Sakinah Dalam Tafsir Al-Qur’an

Studi Komparatif Penafsiran Al-Qurt}ubi dalam Tafsir Jami’ Li Ahka m Al-Qur’a>n dan Wahbah

Zuhaili dalam Tafsir Al-Muni”, Jurnal Studi Al-Qur‟an dan Tafsir 2, 2 (Desember 2017, hlm. 5 38

An-Nisa, (4): 35.

Page 35: EFEKTIVITAS MEDIASI TERHADAP PERKARA CERAI ...repository.uinjambi.ac.id/6983/1/wtr-SKRIPSI ZULKIPLI-2.pdfMediasi Terhadap Perkara Cerai Gugat (Studi Kasus di Pengadilan Agama Kelas

23

berniat memperbaiki, Allah pasti akan memberikannya kepada suami istri

Taufik. Allah Maha Tahu, Maha Tahu.39

Ayat ini menjelaskan bahwa jika terjadi perselisihan antara suami istri,

hakim akan mengirimkan 2 (dua) orang arbiter / mediator. Tugas dari kedua

hak ini adalah mempelajari penyebab perselisihan dan menemukan cara

terbaik untuk menyelesaikannya, apakah bermanfaat bagi mereka untuk

mencapai perdamaian atau mengakhiri pernikahan mereka. Sayaratnya

antara lain:: 40

a. Berakal.

b. Baligh.

c. Adil.

d. Muslim.

Tidak mengklaim hak untuk berasal dari keluarga kedua pasangan.

Urutan di bagian 35 di atas cukup menggembirakan. Hak di luar keluarga

mungkin bisa lebih memahami masalah dan menemukan solusi terbaik untuk

perselisihan antara suami dan istri.

F. Tinjauan Pustaka

Adapun penelitian lain yang terdapat kesamaan tema terhadap penelitian

yang penulis lakukan, di antaranya;

39

PERMA Nomor 1 Tahun 2016 Tentang Prosedur Mediasi 40

Ela Sartika, Dede Rodiana dan Syahrullah, “Keluarga Sakinah dalam Tafsir Al-Qur’an

Studi Komparatif Penafsiran Al-Qurtubi dalam Tafsir Jami’ Li Ahka m Al-Qur’an dan Wahbah

Zuhaili dalam Tafsir Al-Muni”, hlm. 6

Page 36: EFEKTIVITAS MEDIASI TERHADAP PERKARA CERAI ...repository.uinjambi.ac.id/6983/1/wtr-SKRIPSI ZULKIPLI-2.pdfMediasi Terhadap Perkara Cerai Gugat (Studi Kasus di Pengadilan Agama Kelas

24

Pertama,.penelitian.yang dilakukan oleh Rina Antasari dengan judul

Pelaksanaan Mediasi dalam Sistem.Peradilan Agama (Kajian.Implementasi

Mediasi dalam Penyelesaian Perkara di Pengadilan Agama Kelas I A

Palembang yang.ditulis pada tahun 2013.41

Tujuan dari penelitian ini adalah

untuk mengetahui kebijakan regulasi mediasi agama di pengadilan dan

bagaimana menyelesaikan sengketa melalui mediasi dan implementasi mediasi

melalui perkara pengadilan di Pengadilan Agama Palembang Kelas I dan Kelas

A. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif. Sumber data yang digunakan

adalah data utama dan data pembantu. Dari penelitian ini dapat diketahui bahwa

latar belakang dari kebijakan dan aturan mediasi pengadilan agama adalah (a)

manfaat yang dapat diperoleh jika mediasi digunakan sebagai alat untuk

penyelesaian sengketa, yaitu proses.mediasi dapat menyelesaikan masalah

penumpukan materi, dan proses mediasi dianggap sebagai Cara untuk

menyelesaikan sengketa dengan lebih cepat dan lebih cepat. Mediasi dan

penegakan hukum yang lebih murah daripada proses litigasi, dapat memperluas

peluang semua.pihak untuk mendapatkan rasa keadilan, dan (b) memberikan

upaya perdamaian hukum

Kedua, penelitian yang.dilakukan oleh Fitri Purnamasari42

dengan.judulu

Pelaksanaan Mediasi Pada Penyelesaian.Perceraian Di Pengadilan Agama

Kuningan yang ditulis.pada tahun 2014. Tujuan penelitian ini adalah untuk

mengetahui kebijakan regulasi mediasi agama di Pengadilan Agama, bagaimana

41

Rina Antasari, “Pelaksanaan Mediasi dalam Sistem Peradilan Agama (Kajian

Implementasi Mediasi dalam Penyelesaian Perkara di Pengadilan Agama Kelas I A Palembang)”,

hlm. 4 42

Fitri Purnamasari, “Pelaksanaan Mediasi pada Penyelesaian Perceraian di Pengadilan

Agama Kuningan”, Jurnal Unifikasi, Vol. 04 Nomor 02 Juli 2017

Page 37: EFEKTIVITAS MEDIASI TERHADAP PERKARA CERAI ...repository.uinjambi.ac.id/6983/1/wtr-SKRIPSI ZULKIPLI-2.pdfMediasi Terhadap Perkara Cerai Gugat (Studi Kasus di Pengadilan Agama Kelas

25

menyelesaikan sengketa melalui mediasi, dan bagaimana cara melaksanakan

mediasi melalui mediasi pada perkara Pengadilan Agama.Palembang I dan

Pengadilan Tingkat A. Sumber data yang digunakan adalah data primer dan data

pembantu. Hal ini dapat dilihat dari penelitian ini bahwa yang melatarbelakangi

kebijakan dan aturan mediasi pengadilan agama adalah (a) Jika mediasi

digunakan sebagai alat untuk menyelesaikan perselisihan, maka dapat

memperoleh manfaat, yaitu.proses mediasi dapat menyelesaikan masalah

penumpukan materi, dan proses mediasi. Ini dianggap sebagai cara untuk

menyelesaikan perselisihan. Cepatlah, cepatlah. Mediasi dan penegakan hukum

lebih murah daripada prosedur litigasi, dapat memperluas peluang semua pihak

untuk memperoleh rasa keadilan, dan (b) memberikan upaya perdamaian hukum

Ketiga, penelitian yang dilakukan oleh Muslimah Suciati43

dengan judul

Implementasi Mediasi Terhadap Perkara Perceraian Di Pengadilan Agama

Kendari yang ditulis pada tahun 2015. Penelitian ini bertujuan untuk

mengetahui implementasi substansi hukum mediasi yang berlaku untuk perkara

perceraian oleh Pengadilan Agama Kendari, sehingga menemukan bahwa

mediasi yang dilakukan oleh Pengadilan Agama Kendari dapat menurunkan

angka perceraian dan menjadi sarana yang efektif untuk mencegah terjadinya

penumpukan perkara.di pengadilan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa

tingkat pelaksanaan mediasi menunjukkan tingkat perceraian yang masih tinggi,

dan tingkat perceraian yang masih tinggi. Angka perceraian secara damai

mengakhiri tingkat keberhasilan perceraian oleh berbagai faktor. Faktor-faktor

43

Muslimah Suciati, “Implementasi Mediasi terhadap Perkara Perceraian di Pengadilan

Agama Kendari”, Skripsi: Fakultas Hukum Program Pascasarjana (S2) Universitas Hasanuddin,

2015, hlm. 1

Page 38: EFEKTIVITAS MEDIASI TERHADAP PERKARA CERAI ...repository.uinjambi.ac.id/6983/1/wtr-SKRIPSI ZULKIPLI-2.pdfMediasi Terhadap Perkara Cerai Gugat (Studi Kasus di Pengadilan Agama Kelas

26

tersebut mempengaruhi sifat mediasi, faktor.para pihak, dan mediasi. Faktor

manusia dan faktor advokasi. Penerapan mediasi tidak dapat mengurangi angka

perceraian, juga tidak dapat.menyelesaikan masalah pengajuan perkara di

pengadilan, faktor sosial budaya dan budaya hakim juga mempengaruhi putusan

cerai.

Berdasarkan beberapa hasil penelitian di atas, dapat dijelaskan beberapa

persamaan dan perbedaan. Persamaan dalam artikel ini dan hasil penelitian

sebelumnya merupakan salah satu variabel yang digunakan dalam topik

pembahasan yaitu variabel mediasi. Sedangkan perbedaan antara artikel ini

dengan hasil penelitian sebelumnya terletak pada implementasi mediasi serta

faktor penahan dan pendukungnya. Dalam makalah ini, penelitian lebih

difokuskan pada penjelasan deskriptif pelaksanaan mediasi terhadap perkara

cerai gugat di Pengadilan Agama Kelas II B Kabupaten Muara Bungo.

Page 39: EFEKTIVITAS MEDIASI TERHADAP PERKARA CERAI ...repository.uinjambi.ac.id/6983/1/wtr-SKRIPSI ZULKIPLI-2.pdfMediasi Terhadap Perkara Cerai Gugat (Studi Kasus di Pengadilan Agama Kelas

27

BAB II

METODE PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan guna mengungkap pelaksanaan mediasi.terhadap

perkara cerai gugat di Pengadilan Agama Kelas II B Kabupaten Muara Bungo.

Kegiatan penelitian ini dimulai sejak disahkannya penelitian ini pada 16 Januari

2020. Pemilihan lokasi ini berdasarkan pertimbangan sebagai berikut:

1. Kantor Pengadilan Agama Kelas II B Kabupaten Muara Bungo telah

memberi peran penting dalam menjadikan perdamaian antara pihak

penggugat dan juga tergugat.

2. Penulis telah diizinkan melakukan penelitian dan penulis juga menemukan

bahwa masih banyak angka perceraian di Pengadilan Agama Kelas II B

Kabupaten Muara Bungo.

B. Pendekatan Penelitian

Pendekatan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah

penelitian Yuridis Empiris, dengan kata lain merupakan jenis penelitian hukum

sosiologis atau disebut juga penelitian lapangan yang mempelajari peraturan

perundang-undangan yang berlaku dan realitas sosial. 44

Artinya untuk

mempelajari situasi aktual atau situasi aktual di masyarakat, tujuannya untuk

memahami dan menemukan fakta dan data yang diperlukan, setelah

44

Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D, (Bandung: Alfabeta, 2009),

hlm. 9.

Page 40: EFEKTIVITAS MEDIASI TERHADAP PERKARA CERAI ...repository.uinjambi.ac.id/6983/1/wtr-SKRIPSI ZULKIPLI-2.pdfMediasi Terhadap Perkara Cerai Gugat (Studi Kasus di Pengadilan Agama Kelas

28

mengumpulkan data yang dibutuhkan dapat mengarah pada identifikasi masalah

dan pada akhirnya mengarah pada pemecahan masalah penelitian. Ini termasuk

dalam penelitian empiris, karena hendak mengetahui pelaksanaan.mediasi

terhadap.perkara cerai gugat di Pengadilan Agama Kelas II B Kabupaten Muara

Bungo.

C. Jenis Penelitian

Jneis penelitian ini adalah kualitatif deskriptif adalah jenis penelitian yang

akan mengabarkan kejadian dan juga aktivitas yang ada di lokasi penelitian.

Danzin dan Lincoln menjelaskan dalam bukunya Sudaryono bahwa kualitatif

digunakan untuk mencari pemahaman tentang objek yang diteliti yang diperoleh

secara dan ikut serta menyaksikan kejadian atau aktivitas tersebut.45

Itu artinya

kualitatif mengedepankan kebenaran data yang ada dilapangan dengan teknik

deskriptif yaitu menjelaskan kenyataan yang sedang diteliti. Sehingga

mempermudah penulis dalam mendapatkan data yang objektif guna mengetahui

penelitian ini tentang pelaksanaan mediasi terhadap perkara cerai gugat di

Pengadilan Agama Kelas II B Kabupaten Muara Bungo.

D. Jenis Dan Sumber Data

1. Jenis data

Data primer merupakan data yang didapatkan secara langsung oleh

penulis dari sumbernya dengan pihak Pengadilan Agama Kelas II B

Kabupaten Muara Bungo. Sedangkan data sekunder yang diperoleh melalui

45

Sudaryono, Metodologi Penelitian, Kuantitatif, Kualitatid dan Mix Method, (Depok: PT

Grafindo Persada, 2018), hlm. 118

Page 41: EFEKTIVITAS MEDIASI TERHADAP PERKARA CERAI ...repository.uinjambi.ac.id/6983/1/wtr-SKRIPSI ZULKIPLI-2.pdfMediasi Terhadap Perkara Cerai Gugat (Studi Kasus di Pengadilan Agama Kelas

29

beberapa buku rujukan, Perundang-Undangan, juga sumber-sumber lain yang

terdapat hubungan masalah dalam penelitian ini.46

Data sekunder merupakan data yang didapatkan dari lokasi penelitian

yang berbentuk dokumen atau data yang sudah ada sebelumnya. Dalam

penelitian ini data sekundernya laporan kerja dari keberhasilan mediator.

2. Sumber data

Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah manusia

ataupun peristiwa yang sedang terjadi atau telah terjadi. Sumber data yang

bentuk ucapan informan dalam penelitain ini. Sumber data yang terdapat

dalam penelitian ini adalah kejadian yang terjadi di lapangan, di mana dalam

penelitian ini peristiwa dijadikan sumber data adalah penelitian ini tentang

pelaksanaan mediasi terhadap perkara cerai gugat di Pengadilan Agama

Kelas II B Kabupaten Muara Bungo.47

E. Unit Analisis

Unit analisis dalam penulisan skripsi perlu dicantumkan apabila penelitian

tersebut adalah penelitian lapangan yang tidak memerlukan populasi dan

sampel. Unit analisis dapat berupa organisasi, baik itu organisasi pemerintah

maupun organisasi swasta atau sekelompok orang.48

Unit analisis juga

menjelaskan kapan waktu (tahun berapa, atau bulan apa) penelitian dilakukan,

jika judul penelitian tidak secara jelas menggambarkan mengenai batasan waktu

46

Sayuti Una, Pedoman Penulisan Skripsi, (Jambi: Fakultas Syari’ah IAIN STS Jambi,

(2012), hlm. 34 47

Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D, hlm. 16. 48

Sayuti Una (ed), Pedoman Penulisan Skripsi, (Jambi: Fakultas Syari’ah IAIN STS Jambi,

(2012), hlm. 62.

Page 42: EFEKTIVITAS MEDIASI TERHADAP PERKARA CERAI ...repository.uinjambi.ac.id/6983/1/wtr-SKRIPSI ZULKIPLI-2.pdfMediasi Terhadap Perkara Cerai Gugat (Studi Kasus di Pengadilan Agama Kelas

30

tersebut. Dalam penelitian ini, unit analisisnya adalah Pengadilan Agama Kelas

II B Kabupaten Muara Bungo dan informasi- informasi yang berasal dari

aparat-aparatnya saja. Dalam penelitian ini informan ditentukan dengan

menggunakan teknik purposive sampling, yaitu pengambilan sampel didasarkan

kewenangan dan juga keilmuan dari informan penelitian, mereka di antaranya:

1. Hakim Pengadilan Agama Kelas II B Kabupaten Muara Bungo (satu orang)

2. Panitera Pengadilan Agama Kelas II B Kabupaten Muara Bungo (satu orang)

3. Mediator Kantor Pengadilan Agama Kelas II B Kabupaten Muara Bungo

(tiga orang).

F. Instrumen Pengumpulan Data

Berikut merupakan beberapa metode yang digunakan untuk

mengumpulkan data dalam penelitian ini:

1. Observasi

Observasi adalah kegitan pengamatan langsung di lokasi penelitian.

Penulis menggunakan observasi secara langsung, namun tidka telibat dalam

kegiatan di lokasi penelitian.49

Observasi non-partisipan adalah teknik

pengamatan di lokasi penelitian namun tidak ikut ambil dalam kegiatan yang

dilakukan oleh objek yang diselidiki. Penulis menggunakan catatan lapangan

dan juga kamera untuk mengetahui pelaksanaan mediasi terhadap perkara

cerai gugat di Pengadilan Agama Kelas II B Kabupaten Muara Bungo. 50

2. Wawancara

49

Djam’an Satori dan Aan Komariah, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: Alfabeta,

2013), hlm. 130 50

Cholid Narbuko dan Abdu Acmhmad, Metodologi Penelitian, (Jakarta: Sinar Grafika

Offset, 2018), hlm, 72

Page 43: EFEKTIVITAS MEDIASI TERHADAP PERKARA CERAI ...repository.uinjambi.ac.id/6983/1/wtr-SKRIPSI ZULKIPLI-2.pdfMediasi Terhadap Perkara Cerai Gugat (Studi Kasus di Pengadilan Agama Kelas

31

Wawancara merupakan teknik tanya jawab yang dilakukan penulis

bersama informan dalam penelitian, sehingga data tersebut dijadikan data

utama yang akan dituangkan di dalam pembahasan. Menurut Cholid

Narbuko dan Abdu Acmhmad wawancara meruapakan ketiatan Tanya jawab

yang dilakukan oleh dua orang atau lebih untuk mendapatkan informasi yang

diperlukan.51

Penulis menggunakan wawancara terstruktur dimana penulis

telah menyiapkan pertanyaan yang akan ditanyakan. Alat-alat yang penulis

gunakan dalam teknik wawancara ini ialah buku catatan dan kamera.52

3. Dokumentasi

Dokumentasi meruapkan catatan peristiwa atau laporan kerja yang

telah ada sehingga penulis gunakan untuk pendukung data yang berbentuk

dokumen baik yang berada di Pengadilan.Agama Kelas II B Kabupaten

Muara Bungo kemudian mempelajarinya dan mengkaji dokumen atau

berkas-berkas tersebut.53

Dalam skripsi ini data dokumentasi yang penulis

kumpulkan berupa sejarah Pengadilan.Agama Kelas II B Kabupaten Muara

Bungo, visi-misi Pengadilan.Agama Kelas II B Kabupaten Muara Bungo,

serta bukti-bukti laporan mediasi Pengadilan.Agama Kelas II B Kabupaten

Muara Bungo dan juga mengenai pelaksanaan mediasi terhadap perkara

cerai gugat di Pengadilan Agama Kelas II B Kabupaten Muara Bungo.

51

Cholid Narbuko dan Abdu Acmhmad, Metodologi Penelitian, hlm, 83 52

Moh. Nazir, Metode Penelitian, (Bogor: Ghalia Indonesia, 2014), hlm. 170 53

Djam’an Satori Dan Aan Komariah, Metodologi Penelitian Kualitatif, hlm. 147

Page 44: EFEKTIVITAS MEDIASI TERHADAP PERKARA CERAI ...repository.uinjambi.ac.id/6983/1/wtr-SKRIPSI ZULKIPLI-2.pdfMediasi Terhadap Perkara Cerai Gugat (Studi Kasus di Pengadilan Agama Kelas

32

G. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data dalam penelitian ini adalah reduksi data, penyajian

data, dan kesimpulan.54

1. Reduksi Data

Reduksi data merupakan penyaringan data dimana data diringkas

sesuai dengan kebnutuhan penulis agar mendapatkan jawaban yang

diinginkan. Reduksi dilakukan saat pengumpulan data telah dimulai, dengan

meringkas dan juga mengkode data agar mudah dipahami sesuai dengan

poin-poin yang tengah diteliti.

2. Penyajian Data

Penyajian data merupakan langkah kedua setelah data diringkas sesuai

dengan rumusan pertanyaan. Data dijelaskan dengan menggunakan naratif

atau uraian-uraian singkat sehingga mudah dipahami dan juga dimengeri.

Data yang dijelaskan meruapakan data yang bersumber dari data urtama dan

data sekunder.

3. Kesimpulan/Verifikasi

Kesimpulan adalah langkah akhir setelah dilakukan peringkasan data

dan juga penjelasan data. Kesimpulan awal yang nantinya didapatkan

meruapakan hal yang sementara apabila tidak lagi ditemukan bukti kuat lain

maka akan menjadi akhir keimpulan terhadap pelaksanaan mediasi terhadap

perkara cerai gugat di Pengadilan Agama Kelas II B Kabupaten Muara

Bungo.

54

Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D, hlm. 34

Page 45: EFEKTIVITAS MEDIASI TERHADAP PERKARA CERAI ...repository.uinjambi.ac.id/6983/1/wtr-SKRIPSI ZULKIPLI-2.pdfMediasi Terhadap Perkara Cerai Gugat (Studi Kasus di Pengadilan Agama Kelas

33

H. Sistematika Penulisan

Adapun sistematika penulisan skripsi ini, di antarnaya:

BAB I : Bab ini membahas mengenai Latar Belakang Masalah, Rumusan

Masalah, Batasan Masalah, Tujuan dan Kegunaan Penelitian, Kerangka Teori,

Tinjauan Pustaka.

BAB II : Bab ini membahas mengenai metode penelitian yang mencakup

Pendekatan Penelitian, Jenis Dan Sumber Data, Teknik Pengumpulan Data,

Unit Analsis dan Alat Analisis Data dan Sistematika Penulisan

BAB III : Bab ini membahas mengenai gambaran umum tempat

penelitian. Sejarah Pengadilan Agama Kelas II B Kabupaten Muara Bungo,

Visi dan Misi Pengadilan Agama Kelas II B Kabupaten Muara Bungo, Standar

dan Maklumat Pelayanan Pengadilan Agama Kelas II B Kabupaten Muara

Bungo dan Struktur Organisasi Pengadilan Agama Kelas II B Kabupaten

Muara Bungo.

BAB IV merupakan hasil dari temuan di lapangan tentang pembahasan

dan hasil penelitian terkait pelaksanaan mediasi terhadap perkara cerai gugat

di Pengadilan Agama Kelas II B Kabupaten Muara Bungo dan faktor

penghambat keberhasilan mediasi terhadap perkara cerai gugat di Pengadilan

Agama Kelas II B Kabupaten Muara Bungo.

BAB V merupakan bagian terakhir dari isi skripsi yang mana

mencangkup kesimpulan mengenai pelaksanaan mediasi terhadap perkara

cerai gugat di Pengadilan Agama Kelas II B Kabupaten Muara Bungo dan

faktor penghambat keberhasilan mediasi terhadap perkara cerai gugat di

Page 46: EFEKTIVITAS MEDIASI TERHADAP PERKARA CERAI ...repository.uinjambi.ac.id/6983/1/wtr-SKRIPSI ZULKIPLI-2.pdfMediasi Terhadap Perkara Cerai Gugat (Studi Kasus di Pengadilan Agama Kelas

34

Pengadilan Agama Kelas II B Kabupaten Muara Bungo dan saran-saran, kata

penutup serta dilengkapi dengan Daftar Pustaka, Lampiran dan Curriculum

Vitae.

Page 47: EFEKTIVITAS MEDIASI TERHADAP PERKARA CERAI ...repository.uinjambi.ac.id/6983/1/wtr-SKRIPSI ZULKIPLI-2.pdfMediasi Terhadap Perkara Cerai Gugat (Studi Kasus di Pengadilan Agama Kelas

35

BAB III

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

A. Sejarah Pengadilan Agama Kelas II B Kabupaten Muara Bungo

Pengadilan Agama Kelas II B Kabupaten Muara Bungo merupakan salah

satu eksekutor yang memiliki kekuasaan kehakiman pada pengadilan biasa yang

didirikan pada tahun 1963. Pengadilan Agama Kelas II B Kabupaten Muara

Bungo saat itu masuk dalam yurisdiksi Pengadilan Tinggi Medan, kemudian

berubah menjadi ahli waris hukum Pengadilan Tinggi Palembang. Pengadilan

Tinggi Jambi didirikan berdasarkan Undang-Undang Nomor 14 Tahun 1982

yang menjadi yurisdiksi Pengadilan Agama Jambi. Pengadilan Agama Kelas II

B Kabupaten Muara Bungo terletak di Kabupaten Bungo dengan luas wilayah

4.659 KM2 dengan populasi 303.135 jiwa yang terdiri dari 17 kecamatan,

yaitu:55

1. Kecamatan Pasar Muara Bungo

2. Kecamatan Rimbo Tengah

3. Kecamatan Bungo Dani

4. Kecamatan Bathin III

5. Kecamatan Bathin III Ulu

6. Kecamatan Tanah Tumbuh

7. Kecamatan Rantau Pandan

8. Kecamatan Jujuhan

55

Kantor Pengadilan Agama Kelas II Muara Bungo, Kabuapten Bungo, Profil Pengadilan

Agama Kelas II Muara Bungo, pada 18 September 2020

Page 48: EFEKTIVITAS MEDIASI TERHADAP PERKARA CERAI ...repository.uinjambi.ac.id/6983/1/wtr-SKRIPSI ZULKIPLI-2.pdfMediasi Terhadap Perkara Cerai Gugat (Studi Kasus di Pengadilan Agama Kelas

36

9. Kecamatan Jujuhan Ilir

10. Kecamatan Tanah sepenggal

11. Kecamatan Tanah Sepenggal Lintas

12. Kecamatan Limbur Lubuk Mengkuang

13. Kecamatan Pelepat

14. Kecamatan Pelepat Ilir

15. Kecamatan Muko-muko Bathin VII

16. Kecamatan Bathin II Babeko

17. Kecamatan Bathin II Pelayang

Pejabat-pejabat yang pernah menjadi pimpinan Pengadilan Agama

Kelas II B Kabupaten Muara Bungo menurut catatan yang dikumpulkan

adalah 56

a. M. Akip Lasangke, SH.

b. H. Rahmad, SH.

c. I Made Sudarma, SH.

d. Albizar, SH.

e. Sofyan Muhammad, SH.

f. Farid Fauzi, SH.

g. Desnayeti, SH., MH.

h. Tjokorda Rai Suamba, SH.

i. R. A. Suharni, SH., MH.

j. Rudi Martinus, SH.

56

Kantor Pengadilan Agama Kelas II Muara Bungo, Kabuapten Bungo, Profil Pengadilan

Agama Kelas II Muara Bungo, pada 18 September 2020

Page 49: EFEKTIVITAS MEDIASI TERHADAP PERKARA CERAI ...repository.uinjambi.ac.id/6983/1/wtr-SKRIPSI ZULKIPLI-2.pdfMediasi Terhadap Perkara Cerai Gugat (Studi Kasus di Pengadilan Agama Kelas

37

k. Sontan Merauke Sinaga, SH., MH.

l. Agung Ciptoadi, SH., MH.

m. Rendra Yozar Dharma Putra, SH., MH.

n. Flowerry Yulidas, SH., MH.

B. Visi dan Misi Pengadilan Agama Kelas II B Kabupaten Muara Bungo

1. VISI :

Terwujudnya Pengadilan Agama Kelas II B Kabupaten Muara Bungo

Yang Agung.

2. MISI :

a. Menjaga kemandirian badan peradilan

b. Memberikan pelayanan hukum yang berkeadilan kepada pencari keadilan

c. Meningkatkan kualitas kepemimpinan badan peradilan

d. Meningkatkan kredibilitas dan transparansi badan peradilan57

C. Standar dan Maklumat Pelayanan Pengadilan Agama Kelas II B

Kabupaten Muara Bungo

Standar pelayanan publik yang termasuk dalam standar pelayanan

pengadilan sejalan dengan Pasal 21 Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009.

Klausul tersebut mengatur bahwa setiap standar pelayanan publik (termasuk

sistem, mekanisme dan prosedur) harus memuat 14 poin; jangka waktu

penyelesaian; biaya / tarif; fasilitas kenyamanan; evaluasi kinerja. Standar

layanan pengadilan mencakup layanan kasus dan non-kasus. Standar layanan ini

juga akan berfungsi sebagai standar layanan pengadilan negara dan setiap

57

Kantor Pengadilan Agama Kelas II Muara Bungo, Kabuapten Bungo, Profil Pengadilan

Agama Kelas II Muara Bungo, pada 18 September 2020

Page 50: EFEKTIVITAS MEDIASI TERHADAP PERKARA CERAI ...repository.uinjambi.ac.id/6983/1/wtr-SKRIPSI ZULKIPLI-2.pdfMediasi Terhadap Perkara Cerai Gugat (Studi Kasus di Pengadilan Agama Kelas

38

pengadilan dan unit kerja. Standar pelayanan pengadilan mensyaratkan adanya

standar pelayanan bagi unit kerja yang lebih kecil agar sesuai dengan

karakteristiknya masing-masing, seperti kondisi geografis dan karakteristik

perkara. Berikut Ketua MA No. RI tentang Standar Pelayanan Pengadilan: 026 /

KMA / SK / II / 2012.

D. Struktur Organisasi Pengadilan Agama Kelas II B Kabupaten Muara

Bungo58

1. Struktur Organisasi

58

Kantor Pengadilan Agama Kelas II Muara Bungo, Kabuapten Bungo, Profil Pengadilan

Agama Kelas II Muara Bungo, pada 18 September 2020

Page 51: EFEKTIVITAS MEDIASI TERHADAP PERKARA CERAI ...repository.uinjambi.ac.id/6983/1/wtr-SKRIPSI ZULKIPLI-2.pdfMediasi Terhadap Perkara Cerai Gugat (Studi Kasus di Pengadilan Agama Kelas

39

2. Tugas dan Fungsi

Pengadilan Agama Kelas II B Kabupaten Muara Bungo adalah

pengadilan tingkat pertama, yang bertanggung jawab untuk menyidangkan,

mengadili, dan menyelesaikan perkara tingkat pertama di kalangan umat

Islam di bidang perkawinan, warisan, wasiat dan subsidi, serta wakaf,

shadaqah dan ekonomi syariah sesuai dengan hukum Islam. Sesuai dengan

ketentuan Pasal 49 Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1989, undang-undang

ini dibagi menjadi Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2006 dan Undang-

Undang Nomor 50 Tahun 2009 (tentang Pengadilan Agama). Untuk

menjalankan tugas pokok tersebut, pengadilan agama memiliki fungsi

sebagai berikut: 59

a. Memberikan layanan peradilan dan administrasi teknis untuk kasus-kasus

kelas satu dan penyitaan serta penegakan hukum;

b. Menyediakan manajemen kasus banding, pencabutan dan peninjauan, dan

layanan manajemen pengadilan lainnya;

c. Menyediakan layanan administrasi umum untuk semua departemen di

pengadilan agama (umum, kecuali personalia dan keuangan, kecuali biaya

pengadilan);

d. Sesuai dengan ketentuan Pasal 50, Pasal 52 Undang-Undang Nomor 50

Tahun 2010 (Perubahan Kedua atas Undang-Undang Nomor 7 Tahun

1989), memberikan informasi, catatan, dan saran tentang hukum Islam

kepada instansi pemerintah di wilayahnya masing-masing.

59

Kantor Pengadilan Agama Kelas II Muara Bungo, Kabuapten Bungo, Profil Pengadilan

Agama Kelas II Muara Bungo, pada 18 September 2020

Page 52: EFEKTIVITAS MEDIASI TERHADAP PERKARA CERAI ...repository.uinjambi.ac.id/6983/1/wtr-SKRIPSI ZULKIPLI-2.pdfMediasi Terhadap Perkara Cerai Gugat (Studi Kasus di Pengadilan Agama Kelas

40

e. Penyediaan layanan penyelesaian sesuai dengan Pasal 107 (2) Undang-

Undang Nomor 3 Tahun 2006 (Perubahan atas Undang-Undang Nomor 7

Tahun 1989) untuk memberikan layanan penyelesaian untuk membantu

dalam alokasi sengketa eksternal di kalangan umat Islam ke pengadilan

agama sesuai dengan hukum Syariah;

f. Akta Keahliwarisan untuk penarikan simpanan / tabungan, pensiunan, dll;

g. Melakukan tugas pengabdian lainnya, seperti konsultasi hukum,

pelaksanaan hisab rukyat, pengabdian penelitian / penelitian, dll. 60

60

Kantor Pengadilan Agama Kelas II Muara Bungo, Kabuapten Bungo, Profil Pengadilan

Agama Kelas II Muara Bungo, pada 18 September 2020

Page 53: EFEKTIVITAS MEDIASI TERHADAP PERKARA CERAI ...repository.uinjambi.ac.id/6983/1/wtr-SKRIPSI ZULKIPLI-2.pdfMediasi Terhadap Perkara Cerai Gugat (Studi Kasus di Pengadilan Agama Kelas

41

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Pelaksanaan Mediasi Terhadap Perkara Cerai Gugat di Pengadilan

Agama Kelas II B Kabupaten Muara Bungo

1. Pramediasi

Pramediasi dilakukan sebelum adanya gugatan yang diajukan oleh

penggugat kepada tergugat. Maka dari itu penggugat diahruskan

mendaftarkan keingiannnya kepada di Pengadilan Agama Kelas II Bungo.

Setelah adanya permohonan yang dilengkapi dengan bukti dan juga alas an

maka pihak pengadilan akan memeriksa berkas tersebut dan akan dilanjutkan

dalam persidangan. Sebagaimana terlihat dari hasil wawancara yang penulis

peroleh di lapangan bersama Bapak Rahmat selaku Jurusita di Pengadilan

Agama Kelas II Bungo, sebagai berikut:

Saat berkas telah masuk maka nanti hakim berkewajiban untuk

memilih mediator yang tepat sesuai dengan permasalahan yang dialami

keluarga tersebut/ sipenggugat, penunjukan tim dilakuakn unutk

menganalisa permasalahan dan persyaratan yang telah dipenuhi dan

juga menganalisa permasalahan yang ada. Mediasi dilakukan saat

persidangan dengan mengedepankan kekeluargaan sehingga dapat

meredam amarah penggungat kepada tergugat yang nantinya akan

menghasilkan putusan yang adil dan bijaksana serta kedua belah phiak

dapat berdamai dan tidak terjadi perceraian.61

Hasil temuan yang diperoleh penulis dapat diketahui bahwa berkas

yang telah diterima oleh pihak pengadilan kemudian dilanjutkan untuk

dilakukan persidangan dengan mediasi yang didahulukan, sehingga ketua

61

Wawancara bersama Bapak Rahmat selaku Jurusita di Pengadilan Agama Kelas II Bungo,

pada 15 September 2020.

Page 54: EFEKTIVITAS MEDIASI TERHADAP PERKARA CERAI ...repository.uinjambi.ac.id/6983/1/wtr-SKRIPSI ZULKIPLI-2.pdfMediasi Terhadap Perkara Cerai Gugat (Studi Kasus di Pengadilan Agama Kelas

42

pengadilan menunjuk hakim dalam memeriksa perkara tersebut. Untuk

melakukan mediasi maka dihariskan hadirnya para penggungat dan tergugat

di majelis sidang. Penjelasan terus diberikan agar tergugat dan penggugat

mengikuti prosedur mediasi yang wajib mereka jalankan. Pramediasi juga

disebut tahapan pendaftaran berkas penggugat di Pengadilan Agama Kelas II

Bungo. Kemudian melakukan pengecekan dari lengkap atau tidaknya berkas,

sealin itu juga dengan menaksit biaya, baik itu biaya panggilan mediasi

kepada kedua belah pihak yang kemudian penggugat dan pemohon dapat

membayar semua biaya perkara mereka.

Berdasarkan hasil observasi penulis ditemukan bahwa saat memilih

mediator, penugaskan hakim berdasarkan bidang dan permasalahannya.

Setiap mediator harus memiliki sertifikat mediator yang diperoleh setelah

keikutsertaan dan menyatakan telah lulus pelatihan sertifikasi mediator yang

diberikan oleh Mahkamah Agung atau lembaga yang diakui oleh Mahkamah

Agung. Dalam pemilihan mediator hakim betul-betul memberikan hakim

sesuai dengan bidang dan juga permasalahannya. Setiap Mediator wajib

memiliki Sertifikat Mediator yang diperoleh setelah mengikuti dan

dinyatakan lulus dalam pelatihan sertifikasi Mediator yang diselenggarakan

oleh Mahkamah Agung atau lembaga yang telah memperoleh akreditasi dari

Mahkamah Agung. 62

Permohonan yang diajukan akan mendapatkan nomor registrasi

perkara, dan panitera akan mengajukan surat gugatan kepada Ketua

62

Observasi penulis di Pengadilan Agama Kelas II B Kabupaten Muara Bungo, pada 8

September 2020

Page 55: EFEKTIVITAS MEDIASI TERHADAP PERKARA CERAI ...repository.uinjambi.ac.id/6983/1/wtr-SKRIPSI ZULKIPLI-2.pdfMediasi Terhadap Perkara Cerai Gugat (Studi Kasus di Pengadilan Agama Kelas

43

Pengadilan Agama Kelas II B Kabupaten Muara Bungo untuk diperlihatkan

kepada hakim yang akan meninjau perkara tersebut. Hakim akan menentukan

jalannya sidang dengan menetapkan bahwa terlapor dan pelapor harus

mengikuti sidang hari pertama. Penggungat dan tergugat wajib ikut serta,

karena hakim akan memberikan penjelasan dan juga manfaat serta

mewajibkan para pihak untuk menempuh proses mediasi dikarenakan ini

sangat penting demi kebaikan mereka sebelum dilanjutkan kepersidangan

penyelesaian perkara. Sebagaimana terlihat dari hasil wawancara yang

penulis peroleh di lapangan bersama Bapak Rian selaku Mediator di

Pengadilan Agama Kelas II Bungo menambahkan, sebagai berikut:

Penggugat harus mengajukan permohonan untuk dilanjutkan oleh

hakim dalma melakukan mediasi, mediasi kmai lakukan unutk mencari

titik terang dari pemrasalahan yang datang untuk bercerai. Sehingga

keduabelah pihak dapat meredam amarah dan bisa baik kemabali.

Untuk dilakukan persidangan amaka pihak pengadilan akan membaca

dan memeplajari berkas penggugat dengan baik.63

Hasil temuan yang diperoleh penulis dapat diketahui bahwa gugatan

tersebut merupakan permintaan istri kepada penggugat yang disetujui oleh

hakim. Melakukan mediasi agar kedua belah pihak dapat saling memahami

dan menemukan titik terang dalam masalah mereka. Penulis berkeyakinan

bahwa bentuk permintaan yang diajukan adalah sebagai berikut: (1)

Menerima dan setuju sepenuhnya dengan permintaan penggugat; (2)

Menyatakan bahwa perkawinan antara terlapor dan pelapor secara hukum

diputus karena perceraian (3) Menyatakan bahwa penggugat menikmati hak

pengasuhan anak dan mendukung tergugat Hak, dan (4) mensyaratkan

63

Wawancara bersama Bapak Rian selaku Mediator di Pengadilan Agama Kelas II Bungo,

pada 15 September 2020.

Page 56: EFEKTIVITAS MEDIASI TERHADAP PERKARA CERAI ...repository.uinjambi.ac.id/6983/1/wtr-SKRIPSI ZULKIPLI-2.pdfMediasi Terhadap Perkara Cerai Gugat (Studi Kasus di Pengadilan Agama Kelas

44

tergugat untuk membayar pengasuhan anak (jika anak tersebut belum

dewasa); (5) menunjukkan bahwa aset dalam bentuk aset kolektif (gono-gini)

adalah hak penggugat. Setelah proses perceraian, lima salinan dokumen

dibuat. 64

Keenam dokumen tersebut nantinya akan didistribusikan ke semua

pihak. Pengadilan akan mengirimkan satu dokumen kepada suami (tergugat),

tiga dokumen kepada hakim, satu dokumen kepada panitera (pegawai yang

bertanggung jawab mencatat persidangan), dan satu dokumen kepada

penggugat. 65

Gugatan akan dilaksanakan oleh pegawai yang ada di pengadilan untuk

menerima berkas dari gugatan. Petugas memberikan tanda atau cap sebuah

pengesahan kepada semua berkas yang diserahkan. Surat gugatan yang telah

mengikuti prosedur di atas maka sudah sah didaftarkan. Sebagaimana terlihat

dari hasil wawancara yang penulis peroleh di lapangan bersama Bapak Nurdin

Selaku Hakim di Pengadilan Agama Kelas II Bungo, sebagai berikut:

Saat berkas telah diperiksa dan telah dirasa cukup lengkap berkas dari

penggugat maka engadilan akan memberikan kesempatan pada

penggugat untuk memilih mediator yang dijadikan orang yang dapat

memediasi. Tentunya pemilihan berdasarkan kemampuan dan juga

mediator tesebut telah lulus dan layak sebagai mediator. Apabila

mediator dari luar maka biaya ditanggung oleh penggugat, dan apabila

mediator dipilih dari pengadilan maka semua biaya telah ditanggung

pemerintah.66

Hasil temuan yang diperoleh penulis dapat diketahui bahwa phak

pengadilan memberikan sepenuhnya kesempatan bagi para pihak dalam

64

PERMA Nomor 1 Tahun 2008 65

PERMA Nomor 1 Tahun 2008 66

Wawancara bersama Bapak Nurdin Selaku Hakim di Pengadilan Agama Kelas II Bungo,

pada 15 September 2020.

Page 57: EFEKTIVITAS MEDIASI TERHADAP PERKARA CERAI ...repository.uinjambi.ac.id/6983/1/wtr-SKRIPSI ZULKIPLI-2.pdfMediasi Terhadap Perkara Cerai Gugat (Studi Kasus di Pengadilan Agama Kelas

45

memilih mediator yang terdapat di dalam daftar mediator yang ada di ruang

tunggu kantor pengadilan, para pihak dapat memilih mediatornya sendiri,

asalkan mediator tersebut sudah memiliki sertifikat mediator. Para pihak

memiliki waktu dua hari untuk memilih mediator. Jika para pihak tidak dapat

menentukan mediator dalam waktu 2 (dua) hari, tim hakim akan menunjuk

hakim pengadilan selain hakim peninjauan kasus yang bersertifikat. Namun,

jika tidak ada hakim yang terakreditasi, anggota hakim peninjauan kasus

yang ditunjuk oleh ketua kelompok wajib menjalankan fungsi mediator.

Hakim peninjauan kasus memberi para pihak waktu 30 hari kerja (30 hari

kerja) untuk mediasi. Jika diperlukan, waktu mediasi dapat diperpanjang 14

(empat belas) hari kerja.

2. Membentuk Forum

Diperlukan waktu lima hari setelah para pihak menunjuk mediator

yang disepakati atau para pihak gagal memilih mediator, pengadilan akan

membentuk forum dan para pihak akan menyerahkan resume perkara kepada

mediator yang ditunjuk oleh Hakim. Sebagaimana terlihat dari hasil

wawancara yang penulis peroleh di lapangan bersama Bapak Nurdin Selaku

Hakim di Pengadilan Agama Kelas II Bungo, sebagai berikut:

Dalam melakukan mediasi kedua belah pihak harus turut serta dalam

memberikan keterangan kepada mediator agar dapat menganalisa

permasalahan yang tengah diselesaikan, untuk itu kehadiran kedua

belah pihak sangat menentukan keberhasilan mediator dalam

memberikan perannya kepada kedua belah pihak yang sedang tidak

baik agar diberikan cara yang tepat untuk berdamai, sehingga mereka

dapat merasakan perdamaian yang tidak menyebabkan kerugian antara

satu dan lainnya67

67

Wawancara bersama Bapak Nurdin Selaku Hakim di Pengadilan Agama Kelas II Bungo,

pada 15 September 2020.

Page 58: EFEKTIVITAS MEDIASI TERHADAP PERKARA CERAI ...repository.uinjambi.ac.id/6983/1/wtr-SKRIPSI ZULKIPLI-2.pdfMediasi Terhadap Perkara Cerai Gugat (Studi Kasus di Pengadilan Agama Kelas

46

Hasil temuan yang diperoleh penulis dapat diketahui bahwa mediator

harus membantu penyelesaian sengketa secara damai melalui mediasi

pengadilan. Mediator nantinya akan membantu para penggugat dalam proses

perdamaian untuk menemukan berbagai kemungkinan penyelesaian

persoalan semua pihak. Sebagaimana terlihat dari hasil wawancara yang

penulis peroleh di lapangan bersama Bapak Amran selaku Mediator di

Pengadilan Agama Kelas II Bungo, sebagai berikut:

Mediator tidak boleh ada keberpihakan ke salah satu, dia harus menjadi

penengah dari masalah ini. Mediasi itu penting untuk memberikan

kesempatan dalam menyampaikan keluh kesah yang dialami dan juga

bantahan dengan yang dialami, dengan adanya mediasi ini maka akan

ketemu akar permasalahan sehingga apabila telah terjadi permaslahan

dan juga dirumuskan untuk dicarikan jalan keluar. Apabila mereka

tetap bersikeras untuk berpisah maka kami tidak bisa mencegahnya,

yang jelas mediasi yang dilakuan telah sesuai dengan prosedur yang

benar.68

Hasil temuan yang diperoleh penulis dapat diketahui bahwa saat

menjalankan tugasnya, tugas mediator adalah memperkenalkan diri dan

memberikan kesempatan kepada para pihak untuk saling memperkenalkan;

menjelaskan kepada kedua belah pihak maksud, tujuan dan sifat mediasi;

menjelaskan status dan peran mediator yang netral dan non-keputusan;

Aturan mediasi dengan para pihak; jelaskan bahwa mediator dapat

mengadakan pertemuan dengan satu pihak (group meeting) tanpa kehadiran

pihak lain; menyiapkan jadwal mediasi dengan para pihak; mengisi jadwal

mediasi; memberikan arahan kepada para pihak Masalah dan peluang untuk

proposal perdamaia; diskusikan masalah daftar dan jadwal sesuai dengan

68

Wawancara bersama Bapak Amran selaku Mediator di Pengadilan Agama Kelas II Bungo,

pada 15 September 2020.

Page 59: EFEKTIVITAS MEDIASI TERHADAP PERKARA CERAI ...repository.uinjambi.ac.id/6983/1/wtr-SKRIPSI ZULKIPLI-2.pdfMediasi Terhadap Perkara Cerai Gugat (Studi Kasus di Pengadilan Agama Kelas

47

daftar prioritas; promosikan dan dorong para pihak: dan menggali

kepentingan para pihak; temukan berbagai solusi yang paling cocok untuk

kedua belah pihak; dan bersama-sama mencapai solusi; membantu para

pihak untuk merumuskan dan berdamai dan persetujuan; menyampaikan

laporan keberhasilan, kegagalan, dan / atau kegagalan mediasi kepada hakim

peninjau kasus; menyatakan bahwa satu atau dua pihak tidak tulus, dan

mengkomunikasikan kepada hakim peninjau kasus tugas mereka yang lain

dalam menjalankan tugasnya

3. Mendalami Permasalahan

Masalah yang diselesaikan oleh mediator melalui pertemuan kelompok

diperdalam. Cara ini dilakukan dengan mengadakan pertemuan antara

mediator dengan salah satu pihak tanpa ada pihak lain yang berpartisipasi. Ini

akan mengungkap masalah secara detail. Sebagaimana terlihat dari hasil

wawancara yang penulis peroleh di lapangan bersama Bapak Rudi selaku

pegawai pemeriksa berkas di Pengadilan Agama Kelas II Bungo

menambahkan, sebagai berikut:

Kaukus ini dilakukan supaya setiap sisi dapat memberikan informasi

kepada mediator lebih jelas dan rinci yang kerap kali tidak

disampaikan saat bertemu dengan pihak lawan. Adanya pendalmaan

permasalahan ini menjadikan mediator memiliki penguasaan dari

permasalahan yang tengah dihadapi sehingga nantinya ada formula

yang baik untuk keda belah pihak.69

Hasil temuan yang diperoleh penulis dapat diketahui bahwa

keberadaan tim inti, kemudian mengolah data dan mengembangkan

informasi, menggali kepentingan para pihak, dan mengevaluasi kepentingan

69

Wawancara bersama Bapak Rudi selaku pegawai pemeriksa berkas di Pengadilan Agama

Kelas II Bungo, pada 15 September 2020.

Page 60: EFEKTIVITAS MEDIASI TERHADAP PERKARA CERAI ...repository.uinjambi.ac.id/6983/1/wtr-SKRIPSI ZULKIPLI-2.pdfMediasi Terhadap Perkara Cerai Gugat (Studi Kasus di Pengadilan Agama Kelas

48

yang telah diperhitungkan.Dalam proses mediasi, peran mediator sangat

penting dalam membujuk dan mengundang para pihak untuk membahas

metode penyelesaian sengketa. Alih-alih mencari tahu sisi mana yang benar

dan mana yang salah. Peran mediator di sini hanya untuk memastikan

kelancaran proses mediasi dan menciptakan suasana yang kondusif bagi

kedua belah pihak untuk mendapatkan hasil yang saling menguntungkan

(win-win solution). Perilaku yang harus diambil seorang mediator adalah jika

ingin berhasil memediasi suatu perselisihan, Anda prihatin dengan masalah

dan para pihak serta memberikan waktu yang sama kepada para pihak untuk

mengkomunikasikan masalah tersebut.

Seperti proses penyelesaian konflik lainnya, mediasi harus melalui

beberapa tahapan. Secara garis besar tahapan mediasi dapat dibedakan

menjadi empat tahapan yaitu tahapan registrasi, penetapan mediator,

pelaksanaan mediasi dan implementasi final mediasi. Sebagaimana terlihat

dari hasil wawancara yang penulis peroleh di lapangan bersama Bapak

Nurdin Selaku Hakim di Pengadilan Agama Kelas II Bungo, sebagai berikut:

Perlakuan mediator kepada sebuah permasalahan dengan cara

memberikan perhatian khusus, sehingga nantinya para mediator dapat

berperan penting dalam kesusksesan mediasi sebelum akhirnya terjadi

perceraian kedua belah pihak. Mediator sangatlah memberikan

kontribusi positef penggugat dan juga tergugat agar sama-sama

mendapatkan titik terang dari permasalahan yang sedang dialaminya.70

Hasil temuan yang diperoleh penulis dapat diketahui bahwa tawar-

menawar atau negosiasi adalah waktu yang paling tepat untuk melakukan

mediasi, karena pada tahap ini akan ada dua masalah kunci yang menjadi

70

Wawancara bersama Bapak Nurdin Selaku Hakim di Pengadilan Agama Kelas II Bungo,

pada 15 September 2020.

Page 61: EFEKTIVITAS MEDIASI TERHADAP PERKARA CERAI ...repository.uinjambi.ac.id/6983/1/wtr-SKRIPSI ZULKIPLI-2.pdfMediasi Terhadap Perkara Cerai Gugat (Studi Kasus di Pengadilan Agama Kelas

49

sengketa. Pada tahap ini terdapat dua modus. Modus pertama adalah para

pihak berbicara secara langsung, dan mediator hanya menjaga tata tertib

bicara. Untuk membantu proses komunikasi, artinya mediator

memperbolehkan dua pihak untuk mengungkapkan masalahnya terlebih

dahulu, baru kemudian mediator mendengarkan, kemudian kedua mediator

mengatur arah seluruh dialog dengan menanyakan kepada kedua pihak yang

bermasalah dan memberikan solusi.

Penulis menemukan bahwa jangka waktu paling lama dari penetapan

tersebut adalah 5 (lima) hari, dan kedua belah pihak dapat menyerahkan

resume perkara tersebut kepada pihak lain dan mediator. Proses mediasi

selambat-lambatnya 30 (tiga puluh) hari yang ditentukan dalam urutan

mediasi. Berdasarkan kesepakatan para pihak, jangka waktu mediasi dapat

diperpanjang paling lambat 30 (tiga puluh) hari terhitung sejak tanggal

berakhirnya jangka waktu. Atas permintaan para pihak, mediator meminta

hakim peninjau kasus untuk memperpanjang masa mediasi yang disebutkan

dalam ayat ini dan menjelaskan alasannya.

4. Menentukan Hasil Kesepakatan

Penyelesaian akhir dari adanya mediasi adalah hasil kesepakan kedua

belah pihak, pabila tidka ditemukan adanya kesepakatan maka terjadilah

persidangan berikutnya untuk dijatuhkan utusan hakim yang mengabilkan

penggugat untuk bercerai. Sebagaimana terlihat dari hasil wawancara yang

penulis peroleh di lapangan bersama Bapak Nurdin Selaku Hakim di

Pengadilan Agama Kelas II Bungo, sebagai berikut:

Page 62: EFEKTIVITAS MEDIASI TERHADAP PERKARA CERAI ...repository.uinjambi.ac.id/6983/1/wtr-SKRIPSI ZULKIPLI-2.pdfMediasi Terhadap Perkara Cerai Gugat (Studi Kasus di Pengadilan Agama Kelas

50

Iktikad baik yang terus dikuatkan adalah dengan cara berdamai dan

mereka bisa bersama kembali, kami menghindari adanya perceraian,

karena perceraian pada dasarnya dilarang oleh agama, sehingga kami

berupaya untuk mencarikan solusi terbaik untuk mereka, namun

apabila mereka tidak lagi dapat menemukan titik terang setelah kami

damaikan dan carikan solusi, dan bersikeras dengan keinginan untuk

berpisah maka kami akan mengabulkan permohonan tersebut dengan

melihat alasan dan juga barang bukti penguat di persidangan agar

nantinya tidak terjadi penyesalan di kemudian hari bagi kedua belah

pihak.71

Hasil temuan yang diperoleh penulis dapat diketahui bahwa mediator

akan mencatat keinginan para pihak dan menggunakannya dalam Pasal 23

ayat 3 dokumen perjanjian. PERMA No. 1 Tahun 2008 mengatur bahwa

syarat-syarat yang harus dipenuhi oleh perjanjian damai adalah sebagai

berikut; sesuai dengan keinginan para pihak tidak melanggar hukum dan

tidak merugikan pihak ketiga, serta dapat dilaksanakan dengan itikad baik.72

Sebagaimana terlihat dari hasil wawancara yang penulis peroleh di lapangan

bersama Bapak Nurdin Selaku Hakim di Pengadilan Agama Kelas II Bungo,

sebagai berikut:

Kesepakan diperoleh dengan adanya keterangan dan juga penjelasan

dari kedua belah pihak baik penggugat dan juga tergugat, sehingga

kesepakatan yang didaptkan betul-betul berdasarkan keinginan dari

kedua belah pihak tanpa adanya intervensi dari manapun, ini

disebabkan mereka yang akan menerima konsekuensianya dari apa

yang akan diberikan putusan tersebut, sehingga diharapkan putusan

tersebut dapat diterima oleh keduanya.73

Hasil temuan yang diperoleh penulis dapat diketahui bahwa

kesepakatan diperoleh dengan adanya keterangan dan juga penjelasan kedua

71

Wawancara bersama Bapak Nurdin Selaku Hakim di Pengadilan Agama Kelas II Bungo,

pada 15 September 2020. 72

PERMA Nomor 1 Tahun 2008 73

Wawancara bersama Bapak Nurdin Selaku Hakim di Pengadilan Agama Kelas II Bungo,

pada 15 September 2020.

Page 63: EFEKTIVITAS MEDIASI TERHADAP PERKARA CERAI ...repository.uinjambi.ac.id/6983/1/wtr-SKRIPSI ZULKIPLI-2.pdfMediasi Terhadap Perkara Cerai Gugat (Studi Kasus di Pengadilan Agama Kelas

51

belah pihak, sehingga mereka menerima putusan tersebut. Kesepakatan harus

berdasarkan PERMA No. 1 Tahun 2008, sehingga kesepakatan yang dibuat

berdasarkan keinginan dan juga kesediaan mereka. Jika kesepakatan tersebut

melanggar ketentuan di atas, mediator wajib mengingatkan para pihak.

Namun, jika mediator tetap bertahan, ia berhak menyatakan bahwa proses

mediasi telah gagal dan melaporkan kepada hakim sidang kasus tersebut.

Jika kesepakatan damai tercapai, para pihak harus merumuskan kesepakatan

yang dicapai dan ditandatangani oleh para pihak dan mediator. Dokumen

perjanjian perdamaian akan diserahkan kepada hakim peninjau kasus untuk

dikonfirmasikan sebagai akta perdamaian. 74

Dalam Pasal 23 ayat (1), PERMA No. 1 tahun 2008 mengatur bahwa

para pihak, dengan bantuan mediator bersertifikat, telah berhasil

menyelesaikan sengketa di luar pengadilan dengan mencapai kesepakatan

damai dengan pengadilan. Perjanjian tersebut berwenang untuk mengajukan

gugatan untuk mendapatkan akta perdamaian. Tujuan mengajukan gugatan

adalah untuk memastikan bahwa semua pihak berada di bawah yurisdiksi

pengadilan dengan mendaftar dalam kasus register Catatan Sipil. Ketua

pengadilan dapat menunjuk bebrapa hakim yang layak sehingga dapat

membantu untuk mengkonfirmasi perdamaian dalam persidangan yang

terbuka untuk umum (kecuali untuk kasus yang terbuka untuk umum, seperti

perceraian).75

74

PERMA Nomor 1 Tahun 2008 75

PERMA Nomor 1 Tahun 2008

Page 64: EFEKTIVITAS MEDIASI TERHADAP PERKARA CERAI ...repository.uinjambi.ac.id/6983/1/wtr-SKRIPSI ZULKIPLI-2.pdfMediasi Terhadap Perkara Cerai Gugat (Studi Kasus di Pengadilan Agama Kelas

52

Pasal 16 ayat (1) tahun 1 tahun 2008 mengatur bahwa dengan

persetujuan para pihak, mediator dapat memilih atau mengundang seorang

lebih ahli dalam bidang tertentu guna memberikan penjelasan atau

pertimbangan untuk membantu penyelesaian. Ketidaksepakatan di antara

para pihak. Biaya perekrutan tenaga ahli akan ditanggung oleh kedua belah

pihak sesuai dengan kesepakatan. Namun PERMA tidak menjelaskan siapa

yang dapat diklasifikasikan sebagai ahli, sehingga dalam proses

penentuannya, siapa yang akan menentukan ahli tersebut akan tergantung

pada saran mediator dan persetujuan para pihak. 76

Disebutkan bahwa proses mediasi akan berakhir dalam 2 (dua) bentuk.

Pertama, keberhasilan mediasi dilakukan dengan mencapai kesepakatan yang

ditimbulkan bagi para pihak, Proses mediasi dapat dilakukan dengan

mengukuhkan perjanjian damai sebagai akta perdamaian, yang memiliki

kekuatan tetap yang sama dengan keputusan hakim. Kedua, proses mediasi

menemui jalan buntu dan berakhir dengan kegagalan. Proses mediasi

pengadilan yang gagal akan dilanjutkan dengan sidang pengadilan. Para

pihak dapat melakukan upaya damai atas kasus yang sedang naik banding,

pemberhentian atau peninjauan atau kasus yang sedang naik banding,

pemberhentian atau peninjauan atas dasar musyawarah bersama, selama

kasus tersebut belum diputuskan. 77

Kesepakatan Perdamaian Sebagian. Jika dalam proses mediasi

mencapai kesepakatan antara penggugat dan beberapa tergugat, maka

76

PERMA Nomor 1 Tahun 2008 77

PERMA Nomor 1 Tahun 2008

Page 65: EFEKTIVITAS MEDIASI TERHADAP PERKARA CERAI ...repository.uinjambi.ac.id/6983/1/wtr-SKRIPSI ZULKIPLI-2.pdfMediasi Terhadap Perkara Cerai Gugat (Studi Kasus di Pengadilan Agama Kelas

53

penggugat harus mengubah gugatannya dan tidak lagi menganggap tergugat

yang tidak mencapai kesepakatan sebagai counterparty. Perjanjian

penyelesaian sebagian antara para pihak sebagaimana dimaksud pada ayat

(1) ditandatangani oleh penggugat dan sebagian tergugat yang mencapai

kesepakatan dan mediator. (2) Bagian perjanjian damai sebagaimana

dimaksud pada ayat (2) dapat diperkuat dengan "Akta Damai", sepanjang

perjanjian tersebut tidak melibatkan aset, aset, dan aset para pihak yang

belum mencapai kesepakatan dan memenuhi Pasal 27 (2). / Atau minat.

Penggugat dapat mengajukan gugatan terhadap pihak yang belum

terjangkau.78

Bagian dari perjanjian damai tersebut pada ayat (1). Jika penggugat

lebih dari satu pihak, dan sebagian penggugat telah mencapai kesepakatan

dengan beberapa atau semua tergugat, namun beberapa penggugat yang

belum mencapai kesepakatan tidak bersedia untuk mengubah gugatan,

mediasi dinyatakan gagal antara pihak-pihak yang disebutkan dalam ayat (1)

tidak dapat dilaksanakan pada tingkat penyelesaian sukarela pada tahap

peninjauan kasus dan pada tingkat upaya hukum untuk naik banding,

pencabutan atau peninjauan kembali..79

Berdasarkan penjelasan di atas diketahui bahwa ada empat Efektivitas

Mediasi Terhadap Perkara Cerai Gugat (Studi Kasus di Pengadilan Agama

Kelas II B Kabupaten Muara Bungo), di antaranya; Pramediasi, pemeriksaan

berkas yang telah diajukan guna ditindaklanjuti untuk dilaksanakan mediasi,

78

PERMA Nomor 1 Tahun 2008 79

PERMA Nomor 1 Tahun 2008

Page 66: EFEKTIVITAS MEDIASI TERHADAP PERKARA CERAI ...repository.uinjambi.ac.id/6983/1/wtr-SKRIPSI ZULKIPLI-2.pdfMediasi Terhadap Perkara Cerai Gugat (Studi Kasus di Pengadilan Agama Kelas

54

membentuk Forum, di mana pihak pengadilan memberi peluang bagi

pemohon agar memilih atau mencari mediator yang sesuai dengan keiinginan

mereka; mendalami masalahan, di mana mediator memberi kesempatan

untuk memberikan pandangan terlapor dan pelapor demi mencapai hasil

kesepakatan yang adil dan bijaksanadan menentukan hasil kesepakatan, di

mana mediator memberikan sepenuhnya keputusan pada tergugat dan

penggugat setelah diadakannya mediasi dengan baik.

B. Faktor Penghambat Keberhasilan Mediasi Terhadap Perkara Cerai

Gugat di Pengadilan Agama Kelas II B Kabupaten Muara Bungo

1. Sumberdaya Manusia yang Terbatas

Kemampuan dan jumlah mediator yang memadai menjadi faktor

penting terselenggaranya proses mediasi yang sesuai diinginkan. Banyaknya

permohonan unutk bercerai kerap kali menjadi kendala dalam memberikan

kesempatan pada mediator untuk menjadi penengah bagi penggugat,

sehingga waktu dan jadwal yang ditentukan kerapkali tertunda dan proses

mediasi tidak berjalan sebagaimana mestinya. Sebagaimana terlihat dari hasil

wawancara yang penulis peroleh di lapangan bersama Bapak Nurdin Selaku

Hakim di Pengadilan Agama Kelas II Bungo, sebagai berikut:

Jumlah mediator yang ada di sini itu ada 3 orang, sehingga apabila

kasusnya begitu banyak sipenggugat meminta cerai, maka peran

mediator dituntut untuk ekstra dalam memebrikan pelayanan, kita

harus membagi jadwal dengan baik dan juga jangan sampai tidak

masksimal, tentunya ada kekurangan dan juga penambahan waktu

dalam persidangan, karena kita tetap harus bergantian, semua merasa

terlayanai dengan tututan mereka dapan segera mendapatkan titik

Page 67: EFEKTIVITAS MEDIASI TERHADAP PERKARA CERAI ...repository.uinjambi.ac.id/6983/1/wtr-SKRIPSI ZULKIPLI-2.pdfMediasi Terhadap Perkara Cerai Gugat (Studi Kasus di Pengadilan Agama Kelas

55

terang. Untuk itu kita atur sedemikian rupa, saat ini kendala kadang

melalui online, jadi tidak begitu efektif.80

Hasil wawancara penulis di atas dapat dicermati bahwa jumlah

mediator yang tidak sebanding dengan banyaknya penggugat menyebabkan

waktu dalam penyelesaian harus tertunda dan diundur, dikarenakan mediator

masih menangai penggugat yang telah dahulu memasukkan bahannya di

Pengadilan Agama Kelas II Bungo. Sebagaimana terlihat dari hasil

wawancara yang penulis peroleh di lapangan bersama Bapak Rudi selaku

pegawai pemeriksa berkas di Pengadilan Agama Kelas II Bungo

menambahkan, sebagai berikut:

Masyarakat yang mengajukan permohonan terbilang meningkat

sehingga angka perceraian meningkat, memang kita akui mediator

dalam menyelesaiakan kasus rumah tangga belum sepenuhnya

maksimal, tapi kita terus berupaya unutk memberikan yang terbaik

untuk masyarkat, sehingga mediator dapat memberikan dampak baik

bagi terlapor dan pelapor dalma menyelesaikan permasalahan dalam

keluarganya. Pengalaman tentu menjadikan mediator lebih professional

dan juga ahli dibidangnya, kita terus berpedoman kepada satuan

operasional prosedur yang terus kita jalankan, jangan samapi kita

bekerja diluar itu.81

Hasil temuan yang diperoleh penulis dapat diketahui bahwa jumlah

penggugat semakin meningkat dimasa pandemic COVID 19 saat ini,

sehingga angka perceraian yang ada di Pengadilan Agama Kelas II Bungo

menjadi menignkat, temuan penulis di lapangan bahwa jumlah yang semakin

meningkat tidak dibarengi dengan penambahan mediator dalam membantu

menyelesaikan permasalahan dari penggugat dan tergugat.

80

Wawancara bersama Bapak Nurdin Selaku Hakim di Pengadilan Agama Kelas II Bungo,

pada 15 September 2020. 81

Wawancara bersama Bapak Rudi selaku pegawai pemeriksa berkas di Pengadilan Agama

Kelas II Bungo, pada 15 September 2020.

Page 68: EFEKTIVITAS MEDIASI TERHADAP PERKARA CERAI ...repository.uinjambi.ac.id/6983/1/wtr-SKRIPSI ZULKIPLI-2.pdfMediasi Terhadap Perkara Cerai Gugat (Studi Kasus di Pengadilan Agama Kelas

56

2. Tidak Adanya Itikad untuk Berdamai

Permasalahan yang menjadi pemicu tidak berujung pada adanya

percamaian antara penggugat dan tergugat, di mana mereka tetap dengan

pendirian mereka untuk melangsungkan perceraian. Sebagaimana terlihat

dari hasil wawancara yang penulis peroleh di lapangan bersama Bapak

Anwar Haibuan selaku Hakim di Pengadilan Agama Kelas II Bungo, sebagai

berikut:

Penggugat yang meminta permohonananya dikabulkan tetap kita

proses dan kita ajak terlebih dahulu untuk dimediasi, namun yang

menjadi permasalahan adalah mereka tetap bersikeras dengan

keinginannya unutk bercerai dan tidak ingin untuk berdamai lagi

dengan pasangannya, ini disebabkan karena faktor ekonomi, di mana

keuangan keluarga mereka yang tidak baik menjadi permasalahan

utama, selain itu juga kemarahan yang sesaat, adanya perselingkuhan

dan juga kekerasan dalam rumahtangga.82

Bapak Mukmin Selaku pegawai pemeriksa berkas di Pengadilan

Agama Kelas II Bungo menambahkan sebagai berikut:

Kedua belah pihak tidak ingin lagi mempertahankan keutuhan keluarga

mereka, mereka memilih tidak datang dan tidak mau untuk dimediasi

dengan berbagai macam alasan seolah menghindar dan berkeyakinan

pada diri untuk tetap melangsungkan perceraian, sendiri sehingga

persidangan dilanjutkan pada putusan perceraian yang harus dilakukan

oleh hakim, ini menjadi kendala kita karena mereka yang ke sini

sebagian besar sudah bulat dengan pilihannya untuk bercerai dengan

didukung oleh keluarga mereka yang sangat mendukung perceraian ini,

ini bisa disebabkan pihak keluarga telah ikut andil dalam proses

perceraian ini, sejauh yang kita lihat bahwa mereka benar-benar merasa

dirugikan oleh salah satu pihak, karena anak mereka yang seharusnya

dijaga dan diberikan nafkas sesuai dengan aturan, ternyata disia-

siakan.83

82

Wawancara bersama Bapak Anwar Haibuan selaku Hakim di Pengadilan Agama Kelas II

Bungo, pada 29 September 2020 83

Wawancara bersama Bapak Mukmin Selaku pegawai pemeriksa berkas di Pengadilan

Agama Kelas II Bungo, pada 16 September 2020

Page 69: EFEKTIVITAS MEDIASI TERHADAP PERKARA CERAI ...repository.uinjambi.ac.id/6983/1/wtr-SKRIPSI ZULKIPLI-2.pdfMediasi Terhadap Perkara Cerai Gugat (Studi Kasus di Pengadilan Agama Kelas

57

Hasil temuan yang diperoleh penulis dapat diketahui bahwa tidak

adanya iktikad baik yang dilakukan kedua belah pihak maka persidangan

dilanjutkan sampai pada putusan persidangan dan penggugat mendapatkan

putusannya, sehingga gugatan tersebut sesuai dengan fkata dan realita yang

benar-benar terjadi.

Konsekuensi hukum bagi pihak yang jujur. Jika penggugat dinyatakan

tidak jujur dalam prosedur mediasi yang dijelaskan dalam Pasal 7 (2), hakim

peninjau kasus harus menyatakan permintaan tersebut tidak dapat diterima.

Penggugat yang dinyatakan tidak jujur sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

juga wajib membayar biaya mediasi. Mediator menyerahkan laporan

ketidakjujuran penggugat kepada hakim peninjauan kasus, bersama dengan

proposal pemungutan biaya mediasi dan penghitungan laporan kegagalan84

Berdasarkan laporan mediator sebagaimana dimaksud pada ayat (3),

hakim peninjau perkara telah mengambil keputusan yang bersifat final

dengan menyatakan bahwa gugatan tidak dapat diterima dan disertai dengan

denda pembayaran biaya mediasi dan biaya perkara. Biaya mediasi, sebagai

hukuman bagi penggugat, dapat dipotong dari uang muka pengadilan, atau

dibayarkan secara terpisah oleh penggugat dan diserahkan kepada tergugat

melalui daftar pengadilan. Tergugat yang dinyatakan tidak tulus berdasarkan

Pasal 7 ayat (2) wajib membayar biaya mediasi. Mediator secara tidak jujur

menyerahkan laporan terdakwa kepada hakim peninjau kasus, dengan

84

PERMA Nomor 1 Tahun 2008

Page 70: EFEKTIVITAS MEDIASI TERHADAP PERKARA CERAI ...repository.uinjambi.ac.id/6983/1/wtr-SKRIPSI ZULKIPLI-2.pdfMediasi Terhadap Perkara Cerai Gugat (Studi Kasus di Pengadilan Agama Kelas

58

rekomendasi pemungutan biaya mediasi dan rekomendasi penghitungan

jumlah kegagalan atau kegagalan mediasi dalam laporan.85

Dalam perkara perceraian di pengadilan agama, tergugat sebagaimana

dimaksud pada ayat (1) dihukum dengan membayar biaya mediasi, dan biaya

perkara tersebut ditanggung oleh penggugat. Biaya mediasi yang dibayarkan

oleh tergugat akan diserahkan kepada penggugat melalui catatan pengadilan

setelah dilaksanakannya putusan yang mengikat secara hukum tetap. Jika

mediator bersama-sama menyatakan bahwa para pihak tidak tulus, hakim

peninjau kasus akan mengumumkan bahwa gugatan tidak akan diterima dan

tidak ada biaya mediasi yang akan dikenakan. 86

Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa ada dua faktor yang

menjadi penghambat guna mencapai keberhasilan melakukan mediasi

terhadap perkara cerai gugat di Pengadilan Agama Kelas II B Kabupaten

Muara Bungo, di antaranya; sumberdaya manusia yang terbatas di mana

jumlah penggugat yang terus berdatangan untuk bercerai mempuat mediator

di pengadilan harus diatur dengan baik, sehingga penyelesaian persidangan

kerap kali tertunda dan diperpanjang dan tidak adanya itikad untuk berdamai,

di mana penggugat tidak ingin untuk berdamai dan tetap pada pilihannya

untuk bercerai.

85

PERMA Nomor 1 Tahun 2008 86

PERMA Nomor 1 Tahun 2008

Page 71: EFEKTIVITAS MEDIASI TERHADAP PERKARA CERAI ...repository.uinjambi.ac.id/6983/1/wtr-SKRIPSI ZULKIPLI-2.pdfMediasi Terhadap Perkara Cerai Gugat (Studi Kasus di Pengadilan Agama Kelas

59

C. Faktor Pendukung Keberhasilan Mediasi Terhadap Perkara Cerai

Gugat di Pengadilan Agama Kelas II B Kabupaten Muara Bungo

Terdapat dua faktor pendukung Keberhasilan Mediasi Terhadap Perkara

Cerai Gugat di Pengadilan Agama Kelas II B Kabupaten Muara Bungo,

diantaranya meningkatkan kedisiplinan dan mendapatkan pelatihan.

1. Meningkatkan Kedisiplinan

Sebagaimana terlihat dari hasil wawancara yang penulis peroleh di lapangan

bersama Bapak Rudi selaku pegawai pemeriksa berkas di Pengadilan Agama Kelas

II Bungo menambahkan, sebagai berikut:

Ada beberapa upaya dan juga pendukung dalam mencapai keberhasilan

mediasi terhadap perkara perceraian bagi pihak perempuan di Pengadilan

Agama Kelas II Bungo tentu harus dimulai dari dalam dulu. Langkah yang

diambil tentu harus dari perbaikan di dalam dulu. Dengan cara menerapkan

disiplin yang tinggi, tentu disiplin tanpa konsekuensi hukuman bagi

pelanggarnya tidak ada artinya. Untuk itu saya akan melalui beberapa tahap

dalam penerapannya, yang teguran, peringatan sehingga petuga atau

mediator mampu untuk melaksanakan tugasnya dengan baik.87

Hasil wawancara di atas dapat diketahui bahwa pegawai yang ada di

Pengadilan Agama Kelas II Bungo berupaya menerapkan disiplin kerja yang

tniggi, karena dengan disiplin yang tinggi akan memberikan dampak positif pada

kinerja dan juga pada masyarakat setempat. Selain itu pula, disiplin yang tinggi

dan memberikan hukuman bagi pelanggarnya pun telah diterapkan di Pengadilan

Agama Kelas II Bungo.

2. Mengikuti Pelatihan

Dalam memberikan pelayanan yang baik maka perlu dilakukan pelatihan dan

seminar guna mencapai keberhasilan kinerja yang baik dan benar, maka dari itu

87

Wawancara bersama Bapak Rudi selaku pegawai pemeriksa berkas di Pengadilan Agama

Kelas II Bungo, pada 25 Februari 2021.

Page 72: EFEKTIVITAS MEDIASI TERHADAP PERKARA CERAI ...repository.uinjambi.ac.id/6983/1/wtr-SKRIPSI ZULKIPLI-2.pdfMediasi Terhadap Perkara Cerai Gugat (Studi Kasus di Pengadilan Agama Kelas

60

peningkatan wawasan mediator Pengadilan Agama Kelas II Bungo perlu dilakukan

guna meningkatkan profesionalisme kerja, lebih aktif dan efisien dalam

menjalankan tugasnya dan melahirkan pemikiran dan wawasan yang baru dalam

memberikan pelayanan. Dengan kegiatan tersebut akan terjadi peningkatan

kemampuan pengelola, baik kemampuan profesionalnya, kemampuan

wawasannya, kemampuan kepemimpinannya maupun kemampuan pengabdiannya.

Salah satu instrument penting dalam pengembangan sumber daya mediator

Pengadilan Agama Kelas II Bungo melalui pelatihan, sehingga mampu menjadi

alat yang efisien, efektif, bersih dan berwibawa dan mampu melaksanakan

tugasnya. Sebagaimana terlihat dari hasil wawancara yang penulis peroleh di

lapangan bersama Bapak Rudi selaku pegawai pemeriksa berkas di Pengadilan

Agama Kelas II Bungo menambahkan, sebagai berikut:

Dengan mengadakan pelatihan dan pemahaman kepada mediator dalam

memberikan pelayanan, maka kami terus berharap dan berupaya agar

pemberian pelayanan berjalan dengan baik, kita juga tidak tinggal diam

dalam menangani bila ada permasalahan. Maka upaya kami selama ini

melakukan pelatihan seminar dan pertemuan agar bertambah ilmu

pengetahuan. 88

Hasil wawancara di atas dapat diketahui bahwa pelatihan sebagai salah satu

bentuk upaya peningkatan kemampuan sumber daya manusia, yang

diselenggarakan dengan cara tepat akan memberikan dampak positif terhadap diri

mediator yang bersangkutan maupun bagi organisasi secara keseluruhan. Penulis

menemukan bahwa saat ini Pengadilan Agama Kelas II Bungo telah mempunyai

kegiatan yang baik dan telah memberikan dampak positif kepada pengunjung,

namun tetap masih perlu ditingkatkan kembali. Hampir dapat dipastikan bahwa

88

Wawancara bersama Bapak Rudi selaku pegawai pemeriksa berkas di Pengadilan Agama

Kelas II Bungo, pada 25 Februari 2021

Page 73: EFEKTIVITAS MEDIASI TERHADAP PERKARA CERAI ...repository.uinjambi.ac.id/6983/1/wtr-SKRIPSI ZULKIPLI-2.pdfMediasi Terhadap Perkara Cerai Gugat (Studi Kasus di Pengadilan Agama Kelas

61

dengan adanya pelatihan dapat menambah pengetahuan, keterampilan serta

pengabdian sehingga dengan sendirinya akan dapat meningkatkan kemampuan

administratif pengelola dalam meningkatkan pelayanan yang baik dan pada

akhirnya juga akan membuka peluang yang lebih besar bagi masyarakat pada

umumnya. Sebagaimana terlihat dari hasil wawancara yang penulis peroleh di

lapangan bersama Bapak Rahmat selaku Jurusita di Pengadilan Agama Kelas II

Bungo, sebagai berikut:

Pelatihan biasanya di sini dan juga terkadang di hotel itu biasanya satu

minggu di sana, maka kami bisa mendapatkan wawasan yang baru di sana.

Bentuk pelatihan dalam pengaturan, sistem mediator, surat dan juga

teknologi agar menciptakan pelayanan yang baik baik masyarakat pada

umumnya.89

Hasil wawancara penulis di atas dapat dicermati bahwa, bentuk-bentuk

pelatihan yang diikuti oleh pengelola perpustakaan memberikan dampak yang

positif, karena dengan ilmu yang didapat perwakilan dalam mengikuti pelatihan

maka akan memberikan ilmu kepada para mediator yang ada. Penulis menemukan

bahwa pelatihan ini bertujuan untuk pencapaian kerja secara efektif dan efisien

guna terwujudnya pelayanan bagi masyarakat memberikan dampak positif pada

masyarakat luas dengan diadakannya pelatihan-pelatihan khusus terutama untuk

seluruh mediator

89

Wawancara bersama Bapak Rahmat selaku Jurusita di Pengadilan Agama Kelas II Bungo,

pada 25 Februari 2021

Page 74: EFEKTIVITAS MEDIASI TERHADAP PERKARA CERAI ...repository.uinjambi.ac.id/6983/1/wtr-SKRIPSI ZULKIPLI-2.pdfMediasi Terhadap Perkara Cerai Gugat (Studi Kasus di Pengadilan Agama Kelas

62

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Adapun kesimpulan dalam penelitian ini dapat dilihat, sebagai berikut:

1. Ada empat Efektivitas Mediasi Terhadap Perkara cerai gugat di Pengadilan

Agama Kelas II B Kabupaten Muara Bungo), di antaranya; Pramediasi,

pemeriksaan berkas yang telah diajukan guna ditindaklanjuti untuk

dilaksanakan mediasi, membentuk Forum, di mana pihak pengadilan

memberi peluang bagi pemohon agar memilih atau mencari mediator yang

sesuai dengan keiinginan mereka; mendalami masalahan, di mana mediator

memberi kesempatan untuk memberikan pandangan terlapor dan pelapor

demi mencapai hasil kesepakatan yang adil dan bijaksanadan menentukan

hasil kesepakatan, di mana mediator memberikan sepenuhnya keputusan

pada tergugat dan penggugat setelah diadakannya mediasi dengan baik.

2. Ada dua faktor yang menjadi penghambat dalam tercapainya keberhasilan

melakukan mediasi terhadap perkara cerai gugat di Pengadilan Agama Kelas

II B Kabupaten Muara Bungo, di antaranya; sumberdaya manusia yang

terbatas di mana jumlah penggugat yang terus berdatangan untuk bercerai

mempuat mediator di pengadilan harus diatur dengan baik, sehingga

penyelesaian persidangan kerap kali tertunda dan diperpanjang dan tidak

adanya itikad untuk berdamai, di mana penggugat tidak ingin untuk berdamai

dan tetap pada pilihannya untuk bercerai.

Page 75: EFEKTIVITAS MEDIASI TERHADAP PERKARA CERAI ...repository.uinjambi.ac.id/6983/1/wtr-SKRIPSI ZULKIPLI-2.pdfMediasi Terhadap Perkara Cerai Gugat (Studi Kasus di Pengadilan Agama Kelas

63

3. Ada dua faktor pendukung keberhasilan mediasi terhadap perkara cerai gugat

di Pengadilan Agama Kelas II B Kabupaten Muara Bungo, diantaranya

Meningkatkan Kedisiplinan di mana dengan menerapkan kedisiplinan agar

pera mediasi dapat melakukan kerjanya sesuai dengan jadwal yang telah

diberikan dan Mengikuti Pelatihan, di mana dengan adanya pelatihan yang

diberikan agar kualitas mediator menjadi lebih baik dan ada pegawai yang

berpotensi menjadi mediator agar dapat menjadi solusi apabila mediator

berhalangan.

B. Rekomendasi

Hasil penelitian ini, maka penulis merekomendasikan beberapa poin, di

antaranya:

1. Diharapkan para mediator yang terdapat di Pengadilan Agama Bungo II

seharusnya terus melakukan pemeriksaan yang adil tanpa adanya rasa

memihak berdasarkan fakta yang ada dengan menerapkan prinsip kebenaran

berdasarkan hukum yang baik sehingga terlaksana keadilan., serta menjadi

contoh bagi pengadilan agama yang terdapat di tempat lain agar selalu

senantiasa tercipta kebenaran.

2. Hendaknya bagi keluarga untuk tidak terlibat dan mengatur terlapor dan juga

pelapor sehingga pilihan untuk berdamai dapat tercipta bagi kedua belah

pihak.

3. Hendaknya bagi kedua belah pihak keluarga mendukung dan

mendamamikanagar tidak terjadi peningkatan angka perceraian di

Pengadilan Agama Kelas II Bungo.

Page 76: EFEKTIVITAS MEDIASI TERHADAP PERKARA CERAI ...repository.uinjambi.ac.id/6983/1/wtr-SKRIPSI ZULKIPLI-2.pdfMediasi Terhadap Perkara Cerai Gugat (Studi Kasus di Pengadilan Agama Kelas

64

DAFTAR PUSTAKA

A. Literatur

Annomin, Al-qur’an, Al-qur’an dan terjemahnya, Bandung: Kementrian Agama

RI, 2011.

Aulia Muthiah, Hukum Islam Dinamika Seputar Hukum Keluarga, Yogyakarta:

Pustaka Bru Press, 2016.

Amir Syarifuddin, Ushul Fiqih, Jakarta: Perpustakaan Nasional KDT, 1999.

Ahmad Tholabi Kharlie, Hukum Keluarga Indonesia, Jakarta Timur: Sinar

Garafika, 2015.

Djam’an Satori dan Aan Komariah, Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung:

Alfabeta, 2013.

Juhaya Pradja, Konflik Antar Mazhab Dalam Islam, Pustaka Setia, Bandung, 2013,

hlm. 18.

Moh. Nazir, Metode Penelitian, Bogor: Ghalia Indonesia, 2014.

Muhammad Syaifuddin, dkk, Hukum Perceraian, Jakarta Timur: Sinar Grafika,

2013.

Muhammad Syaifuddin, Pluralitas Hukum Perceraian, Bandung: Tunggal Mandiri

Publishing, 2012.

Mukti Arto, Penemuan Hukum Islam Demi Mewujudkan Keadilan, Pustaka

Pelajar, Yogyakarta, 2017.

Mustafha Dib Al-Bugha, Ringkasan Fiqih Mazhab Syafi’i, Jakarta Selatan: PT

Mizan Publike, 2009.

Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R & D, Bandung: Alfabeta,

2009.

Sayuti Una (ed), Pedoman Penulisan Skripsi, Jambi: Fakultas Syari’ah IAIN STS

Jambi, 2012.

Umar, Metode Penelitian Untuk Sekripsi dan Tesis Bisnis, Jakarta: PT Raja

Grafindo Persada, 2011.

Page 77: EFEKTIVITAS MEDIASI TERHADAP PERKARA CERAI ...repository.uinjambi.ac.id/6983/1/wtr-SKRIPSI ZULKIPLI-2.pdfMediasi Terhadap Perkara Cerai Gugat (Studi Kasus di Pengadilan Agama Kelas

65

B. Peraturan Penrundang-Undangan

Peraturan Mahkamah Agung (PERMA) Nomor 1 Tahun 2016 tentang

Prosedur Mediasi

C. Jurnal

Dian Mustika, “efektivitas mediasi dalam penyelesaian perkara perceraian di

pengadilan agama jambi, Jurnal Al-Risalah Forum sosial dan kenegaraan,

Vol. 15 No 2, Desember 2015.

Ela Sartika, Dede Rodiana dan Syahrullah, “Keluarga Sakinah Dalam Tafsir Al-

Qur’an (Studi Komparatif Penafsiran Al-Qurt}ubi dalam Tafsir Jami’ Li

Ah}ka m Al-Qur’a>n dan Wahbah Zuhaili dalam Tafsir Al-Muni”, Jurnal

Studi Al-Qur‟an dan Tafsir 2, 2 (Desember 2017.

Fitri Purnamasari, “Pelaksanaan Mediasi Pada Penyelesaian Perceraian Di

Pengadilan Agama Kuningan”, Jurnal Unifikasi, Vol. 04 Nomor 02 Juli

2017.

Malik Ibrahim, “Efektivitas Peran Mediasi Dalam Menanggulangi Perceraian Di

Lingkungan Peradilan Agama”, Jurnal Madania, Vol. 19, No. 1, Juni 2015.

Muslimah Suciati, “Implementasi Mediasi Terhadap Perkara Perceraian Di

Pengadilan Agama Kendari”, Skripsi: Fakultas Hukum Program

Pascasarjana (S2) Universitas Hasanuddin, 2015.

Nadilla Oktari Diningtias, Pelaksanaan Mediasi Dalam Proses Perceraian Di

Pengadilan Agama Padang Kelas I A, Skripsi: Program Kekhususan

Hukum Perdata Fakultas Hukum Universitas Bung Hatta Padang, 2014

Rina Antasari, “Pelaksanaan Mediasi dalam Sistem Peradilan Agama (Kajian

Implementasi Mediasi dalam Penyelesaian Perkara di Pengadilan Agama

Kelas I A Palembang)”, Jurnal Intizar, Vol. 19, No. 1, 2013.

Syafruddin, “Upaya Mediasi Dalam Meminimalisir Angkaperceraian Di

Pengadilan Agama Kelas I B Watampone”, Jurnal Hukum Keluarga Islam,

Vol. II No. 1.

Supardi & Zahrotul Hanifiyah, “Penyebab Kegagalan Mediasi Dalam Proses

Perceraian (Studi Kasus Di Pengadilan Agama Kudus Periode Januari-

April 2017)”, Jurnal Pemikiran Hukum dan Hukum Islam.

Page 78: EFEKTIVITAS MEDIASI TERHADAP PERKARA CERAI ...repository.uinjambi.ac.id/6983/1/wtr-SKRIPSI ZULKIPLI-2.pdfMediasi Terhadap Perkara Cerai Gugat (Studi Kasus di Pengadilan Agama Kelas

66

INSTRUMEN WAWANCARA.

Saat melakukan wawancara, peneliti menggunakan pertanyaan yang disusun

secara terarah dan sistematis untuk mendapatkan informasi dan data yang obyektif.

Pertanyaan-pertanyaan yang diajukan peneliti dalam wawancara adalah sebagai

berikut

1. Bagaimana sejarah berdirinya Pengadilan Agama Kelas II B Kabupaten

Muara Bungo?

2. Bagaimana perkembangan yang dicapai Pengadilan Agama Kelas II B

Kabupaten Muara Bungo?

3. Apa Visi dan Misi Pengadilan Agama Kelas II B Kabupaten Muara

Bungo?

4. Bagaimana keadaan struktur organisasi Pengadilan Agama Kelas II B

Kabupaten Muara Bungo?

5. Bagaimana keadaan pegawai Pengadilan Agama Kelas II B Kabupaten

Muara Bungo?

a. Latar belakang pendidikan

b. Alamat

c. Usaha yang dilakukan untuk peningkatan profesionalisme

6. Bagaimana keadaan penggugat Pengadilan Agama Kelas II B Kabupaten

Muara Bungo?

a. Jumlah

b. Keadaan

7. Bagaimana pelaksanaan mediasi terhadap perkara cerai gugat di

Pengadilan Agama Kelas II B Kabupaten Muara Bungo?

8. Apa saja dasar dalam melakukan mediasi di Pengadilan Agama Kelas II B

Kabupaten Muara Bungo?

9. Apa saja faktor yang menjadi dasar penggugat mengajukan pemrohonan

kepada di Pengadilan Agama Kelas II B Kabupaten Muara Bungo?

Page 79: EFEKTIVITAS MEDIASI TERHADAP PERKARA CERAI ...repository.uinjambi.ac.id/6983/1/wtr-SKRIPSI ZULKIPLI-2.pdfMediasi Terhadap Perkara Cerai Gugat (Studi Kasus di Pengadilan Agama Kelas

67

10. Apa saja faktor penghambat keberhasilan mediasi terhadap perkara cerai

gugat di Pengadilan Agama Kelas II B Kabupaten Muara Bungo?

DAFTAR INFORMAN

No Nama Jabatan

1 Bapak Rahmat Jurusita di Pengadilan Agama Kelas

II Bungo

2 Bapak Nurdin Selaku Hakim di Pengadilan Agama

Kelas II Bungo

3 Bapak Rian Bapak Rian selaku Mediator di

Pengadilan Agama Kelas II Bungo

4 Bapak Amran Bapak Amran selaku Mediator di

Pengadilan Agama Kelas II Bungo

5 Bapak Rudi pegawai pemeriksa berkas di

Pengadilan Agama Kelas II Bungo

6 Bapak Anwar Haibuan Hakim di Pengadilan Agama Kelas

II Bungo

7 Bapak Mukmin Pegawai Administrasi di Pengadilan

Agama Kelas II Bungo

Page 80: EFEKTIVITAS MEDIASI TERHADAP PERKARA CERAI ...repository.uinjambi.ac.id/6983/1/wtr-SKRIPSI ZULKIPLI-2.pdfMediasi Terhadap Perkara Cerai Gugat (Studi Kasus di Pengadilan Agama Kelas

68

DOKUMENTASI

Page 81: EFEKTIVITAS MEDIASI TERHADAP PERKARA CERAI ...repository.uinjambi.ac.id/6983/1/wtr-SKRIPSI ZULKIPLI-2.pdfMediasi Terhadap Perkara Cerai Gugat (Studi Kasus di Pengadilan Agama Kelas

69

Page 82: EFEKTIVITAS MEDIASI TERHADAP PERKARA CERAI ...repository.uinjambi.ac.id/6983/1/wtr-SKRIPSI ZULKIPLI-2.pdfMediasi Terhadap Perkara Cerai Gugat (Studi Kasus di Pengadilan Agama Kelas

70

Page 83: EFEKTIVITAS MEDIASI TERHADAP PERKARA CERAI ...repository.uinjambi.ac.id/6983/1/wtr-SKRIPSI ZULKIPLI-2.pdfMediasi Terhadap Perkara Cerai Gugat (Studi Kasus di Pengadilan Agama Kelas

71

CURRICULUM VITAE

A. Informasi Diri

Nama : ZULKIPLI

Jenis Kelamin : Laki-Laki

Tempat & Tgl. Lahir : Dusun Danau, 15-11-1995

NIM : SHK.162136

Alamat : Permindo Asri

No. Telp/HP : 082285791400

Email : [email protected]

Nama Ayah : M. SAR'I

Nama Ibu : Siti Fathimah

B. Riwayat Pendidikan

1. Pendidikan Formal

a. UIN STS Jambi : Tahun 2020

b. SMN 4 Ma.Bungo : Tahun 2016

c. SMPN 5 Pelapat Ilir : Tahun 2013

d. SDN 03 Dusun Danu : Tahun 2010

2. Pendidikan Non-Formal

a. Kursus Komputer di Jambi