EFEKTIVITAS KONSUMSI SEMANGKA YANG DI JUS DAN …repository.stikes-bhm.ac.id/116/1/8.pdf ·...
Transcript of EFEKTIVITAS KONSUMSI SEMANGKA YANG DI JUS DAN …repository.stikes-bhm.ac.id/116/1/8.pdf ·...
SKRIPSI
EFEKTIVITAS KONSUMSI SEMANGKA YANG DI JUS DAN DIMAKAN
SECARA LANGSUNG UNTUK MENURUNKAN TEKANAN DARAH
PADA LANSIA PENDERITA HIPERTENSI RINGAN – SEDANG DI
POSYANDU LANSIA MAWAR INDAH DESA JANGGAN
KECAMATAN PONCOL KABUPATEN MAGETAN
Oleh :
EMMA TRISTIANA PUTRI
NIM : 201402073
PROGRAM STUDI KEPERAWATAN
STIKES BHAKTI HUSADA MULIA MADIUN
2018
ii
SKRIPSI
EFEKTIVITAS KONSUMSI SEMANGKA YANG DI JUS DAN DIMAKAN
SECARA LANGSUNG UNTUK MENURUNKAN TEKANAN DARAH
PADA LANSIA PENDERITA HIPERTENSI RINGAN–SEDANG DI
POSYANDU LANSIA MAWAR INDAH DESA JANGGAN
KECAMATAN PONCOL KABUPATEN MAGETAN
Diajukan untuk memperoleh
gelar Sarjana Keperawatan (S.Kep) pada Program Studi S1 Keperawatan
STIKES Bhakti Husada Mulia Madiun
Oleh :
EMMA TRISTIANA PUTRI
NIM : 201402073
PROGRAM STUDI KEPERAWATAN
STIKES BHAKTI HUSADA MULIA MADIUN
2018
iii
iv
v
PERSEMBAHAN
Dengan segala puja dan puji syukur kepada Allah SWT dan atas
dukungan dan doa dari orang-orang tercinta, akhirnya skripsi ini dapat
diselesaikan dengan tepat waktu. Oleh karena itu, dengan rasa bangga dan bahagia
saya banyak bersyukur dan berterimakasih saya kepada :
Tuhan Yang Maha Esa, karena atas izin dan karunianyalah maka skripsi ini
dapat dibuat dan selesai tepat waktu. Puji syukur saya yang tak terhingga
pada tuhan penguasa alam yang meridhoi dan mengabulkan segala doa.
Kedua orang tuaku bapak Sutrisno dan ibuk Emi Wulandari trrimakasih telah
memberikan dukungan moril maupun materi serta doa yang tak henti
dipanjatkan. Terimakasih juga kedua adikku Rizal dan Ella atas dukungan
dan doa.
Dosen Pembimbing Tugas Akhir
Bapak Priyoto, S.Kep., Ns., M.Kes dan bapak Edy Bachrun, S.KM., M.Kes
selaku pembimbing tugas akhir saya, terimakasih banyak bapak, saya sudah
dibantu dengan sabar selama ini, sudah dinasehati, sudah diajari, saya tidak
akan lupa atas bantuan dan kesabaran bapak. Serta tidak lupa saya ucapkan
terimakasih kepada bapak I Made Santu, S.Kep., Ns., M.M selaku penguji
skripsi saya. Tidak lupa saya ucapkan terimakasih kepada dosen Prodi S1
Keperawatan dan seluruh dosen STIKES BHAKTI HUSADA MULIA
MADIUN atas semua ilmu, didikan dan bimbingan yang telah diberikan.
vi
Sahabat – sahabatku
Terimakasih kepada sahabat – sahabatku Putri (condet), Vivi, Wulan, Vio
terimakasih sudah memberi semangat dan membatu dalam mengerjakan
skripsi saya ini. Terimakasih kepada Bayu Kurniawan atas dukungan dan
motivasi serta doanya.
Keperawatan 8B
Teman temanku satu angkatan Prodi S1 Keperawatan tahun 2014 kelas B
terimakasih atas kekompakan dan kebersamaannya selama 4 tahun ini.
Serta almamaterku SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BHAKTI
HUSADA MULIA MADIUN
vii
viii
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Nama : Emma Tristiana Putri
Jenis Kelamin : Perempuan
Tempat dan Tanggal Lahir : Magetan, 15 November 1995
Agama : Islam
Email : [email protected]
Riwayat Pendidikan :
1. Lulus Dari Pendidikan Tk Harapan tahun 2002
2. Lulus Dari Sekolah Dasar Negeri 01 Bulugunung Tahun 2008
3. Lulus Dari Sekolah Menengah Pertama Negeri 1 Poncol Tahun 2011
4. Lulus Dari Sekolah Menengah Atas Negri 3 Magetan Tahun 2014
5. Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Bhakti Husada Mulia Madiun 2014-
sekarang
ix
ABSTRAK
Emma Tristiana Putri
EFEKTIVITAS KONSUMSI SEMANGKAYANG DI JUS DAN DIMAKAN
SECARA LANGSUNG UNTUK MENURUNKAN TEKANAN DARAH
PADA LANSIA PENDERITA HIPERTENSI RINGAN-SEDANG
DI POSYANDU LANSIA MAWAR INDAH DESA JANGGAN
KECAMATAN PONCOL KABUPATEN MAGETAN
103 halaman + 12 tabel + 4 gambar + 17 lampiran
Hipertensi adalah suatu keadaan dimana seseorang mengalami peningkatan
tekanan darah diatas normal yang mengakibatkan peningkatan angka kesakitan
dan angka kematian.Terapi non farmakologis untuk menurunkan tekanan darah
salah satunya menggunakan buah semangka.
Penelitian di Posyandu Lansia Mawar Indah Desa Janggan Kecamatan
Poncol Kabupaten Magetan pada tanggal 7 mei-15 mei 2018. Jenis penelitian
Kuantitatif menggunakan desain Pre Eksperimentaldengan rancangan One Group
Pretest Posttest With Control Group. Teknik pengambilan sampel dengan
Purposive sampling. Jumlah sampel 32 responden lansia penderita hipertensi
ringan-sedang.
Responden dilakukan pengecekan tekanan darah sebelum dan sesudah
diberikan terapi dengan menggunakan Spygnomanometerdan Stetoscope. Sebelum
dilakukan terapi jus semangka rata-rata tekanan darah sistolik responden adalah
1,49mmHg menjadi 1,31 mmHg, tekanan darah diastole pre test sebesar 88,12
mmHg menjadi 79,37 mmHg. Rerata tekanan darah sistolik pada perlakuan
semangka dimakan langsung 1,56 mmHg menjadi 1,29 mmHg, tekanan darah
diastole pre test sebesar 95,0 mmHg menjadi 83,12 mmHg.
Analisis statistik menggunakan uji Mann-Whitney U test. Hasil uji statistik
menunjukkan nilai p-value (0,003) lebih kecil dari nilai α (0.05), dengan demikian
Ho ditolak dan H1 diterima.
Dengan demikian dapat diharapkan penderita hipertensi seharusnya
menerapkan terapi semangka yang dimakan secara langsung untuk menurunkan
tekanan darah. Penelitian ini menunjukkan bahwa ada perbedaan Efektivitas
pemberian jus semangka dan semangka yang dimakan langsung.
Kata Kunci : Tekanan Darah, Semangka Dimakan langsung, Jus Semangka
x
ABSTRACT
Emma Tristiana Putri
EFFECTIVENESS CONSUME OF WATERMELONJUICE AND EATED
WATERMELON DIRECTLY FOR REDUCE BLOOD PRESSURE ON
ELDERLY SUFFERER HIPERTENSION LIGHT-MEDIUM IN THE
POSYANDU LANSIA MAWAR INDAH DESA JANGGAN
SUB-DISTRIK PONCOL DISTRICT MAGETAN
103 pages + 12 tables + 4 pictures + 17 appendixs
Hypertension is a condition in which a person has an increase in blood
pressure above normal which resulted in increased morbidity and mortality rate.
Non-pharmacological therapy to reduce blood pressure one of them using
watermelon fruit.
This research do Posyandu Lansia Mawar Indah Village Janggan Poncol
District Magetan Regency. Type of Quantitative researched used Pre
Experimental design with One Group Pretest Posttest With Control Group
design.Sampling technique with Purposive sampling. Amount of sample 32
respondents elderly with mild-moderate hypertension.
Responder checked blood pressure before and after given
Spygnomanometer and Stetoscope. Before conducted juice watermelon therapy
the average systolic blood pressure of respondents was 1.49mmHg to 1.31 mmHg,
diastole pre test blood pressure of 88.12 mmHg to 79.37 mmHg. Mean systolic
blood pressure at the treatment of watermelon was directly fed 1.56 mmHg to
1.29 mmHg, diastole blood pressure pre test of 95,0 mmHg to 83,12 mmHg.
Statistical analysis used Mann-Whitney U test. The result of statistical test
shows that p-value (0.003) is smaller than α (0.05), so Ho is rejected and H1 is
accepted.
Thereby can be expected by hypertensive patients should apply watermelon
therapy that is eaten directly to lower blood pressure.This study shows that there
is a difference Effectiveness of watermelon juice and watermelon that is eaten
directly
Keyword : Blood pressure, Juice Watermelon,and Eated Watermelon Directly
xi
DAFTAR ISI
Sampul Depan ..................................................................................................... i
Sampul Dalam ..................................................................................................... ii
Lembar Persetujuan ............................................................................................. iii
Lembar Pengesahan ........................................................................................... iv
Persembahan ...................................................................................................... v
Halaman Pernyataan............................................................................................ vii
Daftar Riwayat Hidup ......................................................................................... viii
Abstrak ............................................................................................................... ix
Abstract ............................................................................................................... x
Daftar Isi.............................................................................................................. xi
Daftar Tabel ........................................................................................................ xiii
Daftar Gambar ..................................................................................................... xiv
Daftar Lampiran .................................................................................................. xv
Daftar Singkatan.................................................................................................. xvi
Daftar Istilah........................................................................................................ xvii
Kata Pengantar ....................................................................................................xviii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah ............................................................ 1
1.2 Rumusan Masalah ..................................................................... 5
1.3 Tujuan Penelitian ..................................................................... 6
1.3.1 Tujuan Umum ............................................................... 6
1.3.2 Tujuan Khusus ............................................................... 6
1.4 Manfaat Penelitian ................................................................... 6
1.4.1 Manfaat Teoritis ............................................................ 6
1.4.2 Manfaat Praktis ............................................................. 7
1.5 Keaslian Penelitian .................................................................... 7
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Konsep Hipertensi
2.1.1 Definisi Hipertensi ........................................................ 9
2.1.2 Klasifikasi Hipertensi .................................................... 10
2.1.3 Faktor-faktor Risiko Hipertensi .................................... 12
2.1.4 Patofisiologi Hipertensi ................................................. 16
2.1.5 Manifestasi Klinis Hipertensi ........................................ 18
2.1.6 Komplikasi Hipertensi ................................................... 19
2.1.7 Penatalaksanaan Hipertensi ........................................... 21
2.2 Terapi Jus Semangka
2.2.1 Definisi Semangka ........................................................ 29
2.2.2 Kandungan Semangka ................................................... 30
2.2.3 Manfaat Buah Semangka Untuk Menurunka
TekananDarah ............................................................... 31
2.3 Konsep Lansia
2.3.1 Pengertian Lansia .......................................................... 32
2.3.2 Batasan Lansia ............................................................... 33
xii
2.3.3 Perubahan-Perubahan Lansia ........................................ 34
2.3.4 Masalah-Masalah Pada Lansia ...................................... 36
2.4 Kerangka Teori ......................................................................... 39
BAB III KERANGKA KONSEPTUAL DAN HIPOTESA PENELITIAN
3.1 Kerangka Konseptual ................................................................ 41
3.2 Hipotesis .................................................................................... 42
BAB IV METODOLOGI PENELITIAN
4.1 Desain Penelitian ....................................................................... 43
4.2 Populasi dan Sampel
4.2.1 Populasi ......................................................................... 44
4.2.2 Sampel ........................................................................... 44
4.2.3 Kriteria Sampel ............................................................. 45
4.2.4 Tehnik Sampling ........................................................... 46
4.3 Kerangka Kerja Penelitian ........................................................ 47
4.4 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional
4.4.1 Indentifikasi Variabel .................................................... 48
4.4.2 Definisi Operasional Variabel ....................................... 49
4.5 Instrumen Penelitian.................................................................. 50
4.6 Lokasi dan Waktu Penelitian .................................................... 50
4.7 Prosedur Pengumpulan Data ..................................................... 51
4.8 Pengolahan Data........................................................................ 52
4.9 Analisa Data
4.9.1 Analisa Univariat ........................................................... 55
4.9.2 Analisa Bivariat ............................................................. 55
4.10 Etika Penelitian ......................................................................... 58
BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
5.1 Hasil Penelitian ......................................................................... 60
5.1.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian ............................. 60
5.1.2 Data Umum Responden ................................................ 62
5.1.3 Data Khusus Responden ................................................ 64
5.2 Pembahasan ............................................................................... 67
5.2.1 Rata-Rata Tekanan Darah Sebelum dan Sesudah
Diberi Jus Semangka .................................................... 67
5.2.2 Rata-Rata Tekanan Darah Sebelum dan Sesudah
Diberi Semangka yang Dimakan Langsung .................. 69
5.2.3 Rerata Tekanan Darah Antara Jus Semangka dan
Semangka yang Dimakan Langsung ............................. 70
5.3 Keterbatasan Penelitian ............................................................. 72
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan ............................................................................... 73
6.2 Saran .......................................................................................... 74
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 75
Lampiran-lampiran .............................................................................................. 77
xiii
DAFTAR TABEL
Nomor Judul Tabel Halaman
Tabel 2.1 Klasifikasi Tekanan Darah Pada Dewasa................................. 11
Tabel 2.2 Komposisi Buah Semangka per 100 gram .............................. 31
Tabel 4.1 Skema Desain Penelitian .......................................................... 43
Tabel 4.2 Definisi Operasional Variabel .................................................. 49
Tabel 4.3 Gantt Cahat ............................................................................... 50
Tabel 5.1 Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden Berdasarkan
Jenis Kelamin ........................................................................... 62
Tabel 5.2 Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden Berdasarkan
Usia .......................................................................................... 63
Tabel 5.3 Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden Berdasarkan
Pekerjaan .................................................................................. 63
Tabel 5.4 Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden Berdasarkan
Pendidikan terakhir .................................................................. 64
Tabel 5.5 Rerata Tekanan Darah Sebelum dan Sesudah Diberi Jus
Semangka ................................................................................ 64
Tabel 5.6 Rerata Tekanan Darah Sebelum dan Sesudah Diberi
Semangka Makan Langsung ................................................... 65
Tabel 5.7 Rerata Tekanan Darah Antara Kelompok Jus semangka dan
semangka yang dimakan secara langsung ................................ 66
xiv
DAFTAR GAMBAR
Nomor Judul Gambar Halaman
Gambar 2.1 Teori Betty Neuman (1972) ................................................... 39
Gambar 2.2 Aplikasi Teori Betty Neuman ................................................ 39
Gambar 3.1 Kerangka Konseptual ............................................................ 41
Gambar 4.1 Kerangka Kerja Penelitian ..................................................... 47
xv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Permohonan surat izin pengambilan data STIKES Bhakti
Husada Mulia Madiun ................................................................. 77
Lampiran 2 Permohonan surat izin pengambilan data Bankesbangpol .......... 78
Lampiran 3 Surat keterangan izin penelitian BanKesBangPol ....................... 80
Lampiran 4 Surat Balasan Izin Penelitian Puskesmas Poncol ....................... 82
Lampiran 5 Surat Keterangan Selesai Penelitian ........................................... 83
Lampiran 6 Lembar Permohonan Menjadi Responden .................................. 84
Lampiran 7 Informed Consent ........................................................................ 85
Lampiran 8 SOP Jus Semangka ...................................................................... 86
Lampiran 9 Lembar Kuesioner Responden .................................................... 88
Lampiran 10 Tabulasi Data Tekanan Darah ..................................................... 89
Lampiran 11 Hasil Distribusi Frekuensi ........................................................... 91
Lampiran 12 Uji Normalitas dan Homogenitas ................................................ 93
Lampiran 13 Uji Wilxocon jus semangka ......................................................... 94
Lampiran 14 Uji Wilxocon semangka makan langsung .................................... 96
Lampiran 15 Uji Mann-whitney U test ............................................................. 98
Lampiran 16 Dokumentasi ............................................................................... 99
Lampiran 17 Lembar Konsultasi ...................................................................... 100
xvi
DAFTAR SINGKATAN
WHO : World Health Organization
RiskesDas : Riset Kesehatan Dasar
BPS : Badan Pusat statistik
UPTD : Unit Pelaksana Teknis Daerah
AHA : America Health Association
NaCl : Natrium Klorida
KB : Keluarga Berencana
BUN : Blood Urea Nitrogen
CCB : Calsium Chanel Blocker
Na : Natrium
BBT : Biological Base Terapies
BB : Berat Badan
LANSIA : Lanjut Usia
xvii
DAFTAR ISTILAH
Mortalitas : Angka kematian
Morbiditas : Angka kesakitan
Hipertiroid : Hormon tiroid yang berlebihan
Menopause : Peradangan persendian
Genetik : Kematian jaringan pada pasokan darah
Coding : Pemberian kode
Confidentiality : Rahasia
Obesitas : Jenis obat untuk mengatasi peradangan
Arterioskalierosis : Penebalan Pada Dinding Arteri
Data entry : Entri data
Dependent variable : Variabel bebas
Diuretic : Anti diuretic
Arteriola : Arteri kecil
Fight-or-flight : Reaksi fisik tubuh terhadap ancaman dari
luar
Nokturia : Sering berkemih pada malam hari
Hipertensi : Tekanan darah tinggi
Eksudat : Kumpulan cairan
Hemiplegia : Gangguan tajam penglihatan
Independent variable : variabel terikat
Informed consent : lembar persetujuan menjadi responden
Elderly : Lanjut usia
Ensefalopati : obat anti inflamasi non-steroid
Edema : Bengkak pada kaki
Hipertensi Maligna : Peningkatan tekanan darah yang cepat
Koma : Tidak sadarkan diri
Angina Pektoris : Nyeri dada
Migren : Sakit kepala sebelah
Intravena : Pembuluh darah
Non farmakologi : Tanpa obat dari dokter
Citrullus Vulgaris : Nama lain semangka
Cucurbitaceace : Keluarga buah labu-labuan
Reinforcement : Pemberian ulang informasi
Respect human dignity : Prinsip menghargai hak asasi manusia
Right to justice : Prinsip keadilan
Citrulline : Kandungan di dalam semangka yang
dapat menurunkan tekanan darah
Very Old : Sangat tua
Middle Age : Usia pertengahan
xviii
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Wr.Wb
Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala
rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang
berjudul “Efektivitas Konsumsi Semangka yang di Jus dan Dimakan Secara
Langsung untuk Menurunkan Tekanan Darah Pada Lansia Penderita Hipertensi
Ringan-Sedang Di Posyandu Lansia Mawar Indah Desa Janggan Kecamatan
Poncol Kabupaten Magetan” dengan baik. Tersusunnya skripsi ini tentu tidak
lepas dari bimbingan, saran dan dukungan moral kepada penulis, untuk itu penulis
mengucapkan terima kasih kepada :
1. Bapak Paeran selaku Ketua Pengurus Posyandu Lansia Mawar Indah Desa
Janggan Kecamatan Poncol yang telah memberikan ijin kepada saya untuk
melakukan penelitian di Posyandu Lansia Mawar Indah.
2. Terimakasih kepada Kepala Puskesmas Kecamatan Poncol yang telah
memberikan ijin kepada saya untuk Melakukan Penelitian Di Kecamatan
Poncol.
3. Bapak Zaenal Abidin, S.KM., M.Kes (Epid) selaku Ketua STIKES Bhakti
Husada Mulia Madiun.
4. Ibu Mega Arianti Putri, S.Kep., Ns., M.Kep selaku Ketua Prodi Sarjana
Keperawatan STIKES Bhakti Husada Mulia Madiun.
5. Bapak Priyoto, S.Kep., Ns., M.Kes selaku dosen pembimbing 1 beserta
Bapak Edy Bachrun, S.KM., M.Kes selaku dosen pembimbing 2 yang selalu
membimbing dengan penuh kesabaran dan ketelatenan.
6. Segenap keluarga yang telah memberi dorongan, doa dan semangat tanpa
henti.
xix
7. Mas Bayu Kurniawan, Vivi Pristya, Tri Wulandari, Putri Setyarini, Alvionita
Mei, yang banyak membantu.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini masih banyak
kekurangan, oleh karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat
membangun selalu diharapkan demi kesempurnaan skripsi ini.
Akhir kata penulis sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah
berperan serta dalam penyusunan skripsi ini dari awal sampai akhir. Semoga
Allah SWT senantiasa meridhai segala usaha kita. Aamiin
Wassalamualaikum Wr.Wb
Madiun, 21 Juli 2018
Peneliti
Emma Tristiana Putri
NIM. 201402073
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Seiring dengan perkembangan zaman, baik disadari maupun tidak,
manusia cenderung menganut gaya hidup modern seperti kebiasaan merokok,
mengkonsumsi alkohol dan kafein yang berlebihan, selain itu gaya hidup modern
seperti ini membuat manusia sangat menyukai hal hal yang instan. Seperti terlalu
sering mengkonsumsi makanan cepat saji yang memiliki kandungan lemak dan
natrium yang tinggi. Makanan yang berlemak dapat menyebabkan peningkatan
kadar lemak dalam darah serta asupan natrium yang berlebih dapat menyebabkan
ketidakseimbangan cairan didalam tubuh. Hal-hal tersebut tentu dapat memicu
timbulnya berbagai penyakit, salah satunya adalah penyakit hipertensi (Medika,
2017).
Hipertensi didefinisikan sebagai tekanan darah sistolik diatas 140 mmHg
dan tekanan darah diastolik diatas 90 mmHg yang terjadi pada seorang klien
(Asikin, 2016). Dalam mengontrol hipertensi kita dapat memanfaatkan
pengobatan farmakologis dengan menggunakan obat-obatan atau tanpa obat
(nonfarmalogi). Meskipun demikian, tidak berarti dapat memusnahkan penyakit
hipertensi. Tetaplah yang paling penting adalah membiasakan pola hidup sehat,
seperti tidak merokok, tidak minum minuman keras, rajin berolahraga dan
perbanyak konsumsi sayuran dan buah-buahan. Salah satu buah yang dapat
menurunkan tekanan darah pada penderita hipertensi adalah buah semangka
(Noviyanti, 2015).
2
Menurut data WHO (World Health Organization) dan the international
society of hypertension pada tahun 2016 jumlah kasus hipertensi ada 600 juta
orang penderita hipertensi, dan 3 juta diantaranya meninggal setiap tahun
(Manurung, 2016). Di Indonesia penderita hipertensi mencapai 15 juta jiwa
dengan prevalensi 6-15% pada orang lanjut usia, dan 50% tidak menyadari
sebagai penderita hipertensi, sehingga mereka cenderung menjadi 90% penderita
hipertensi esensial. Dari data RiskesDas 2013 prevalensi hipertensi pada umur
>18 tahun di indonesia sebesar 25,8% dan cakupan nakes hanya 36,8%, sehingga
sebagian besar (63,2%) kasus hipertensi di masyarakat tidak terdiagnosis. Data
profil kesehatan Jawa timur pada tahun 2015 menyebutkan, prevalensi hipertensi
di jawa timur adalah 15.157.234 jiwa (BPS, 2015). Sedangkan kabupaten
Magetan pada tahun 2015 untuk prevalensi hipertensi sebesar 20.802 jiwa,
kemuudian pada tahun 2017 mengalami peningkatan menjadi 122.210 jiwa yang
tersebar di 22 kecamatan, dari jumlah tersebut hanya sekitar 20,46% atau sekitar
25.010 jiwa yang sudah tertangani (BPS Kab. Magetan, 2017).
Menurut data Dinas Kesehatan Kabupaten Magetan wilayah kerja
puskesmas kecamatan poncol tercatat sebanyak 6.190 penduduk yang
mengalami hipertensi. Data puskesmas kecamatan ponco menyebutkan, desa yang
sebagian besar penduduk lansianya mengalami hipertensi terbanyak adalah desa
Janggan dengan jumlah 616 jiwa (UPTD Puskesmas Poncol, 2017). Dari survei
pendahuluan yang dilaksanakan diposyandu lansia MAWAR INDAH di desa
janggan. Penderita hipertensi, pada bulan november tahun 2017 sampai dengan
desember tahun 2017, mengalami peningkatan yaitu dari 35 orang menjadi 40
3
orang dengan hipertensi. Sementara itu dari wawancara yang saya lakukan pada
15 orang masyarakat desa janggan. Terdapat 9 orang gemar mengkonsumsi buah
semangka yang dimakan secara langsung dan 6 orang gemar mengkonsumsi
dalam bentuk jus semangka. Sebagian besar memilih mengkonsumsi secara
langsung dengan alasan lebih praktis dan tidak membutuhkan waktu yang bnyak
untuk membuat jus dan sebagian masyarakat desa janggan tidak memiliki alat
untuk membuat jus. Karena harga alat yang dirasa cukup mahal, selain itu
masyarakat pedesaan juga kurangnya pengetahuan tentang manfaat
mengkonsumsi jus.
Hipertensi merupakan silent killer, karena sering kali penderita hipertensi
bertahun-tahun tidak merasakan suatu gangguan atau gejala apapun. Tanpa
disadari penderita sudah mengalami komplikasi pada organ-organ vital seperti
jantung, otak ataupun ginjal. Gejala-gejala hipertensi seperti sakit kepala/rasa
berat di tengkuk, pusing (vertigo), jantung berdebar-debar, mudah Ielah,
penglihatan kabur, telinga berdenging (tinitus), dan mimisan, sering kali terjadi
disaat tekanan darah sudah mencapai angka tertentu yang bermakna (Triyanto,
2014). Pada sebagian besar, penderita, hipertensi tidak menimbulkan gejala.
Berbagai macam pencetus awal tekanan darah tinggi diantaranya gaya hidup,
faktor lingkungan, pola makan yang tidak terkontrol, obesitas, perokok, stres,
konsumsi garam berlebih dan kurang olahraga.
Faktor risiko hipertensi yang tidak dapat diubah diantaranya umur, jenis
kelamin, riwayat keluarga, genetic (Shanti, 2016). Hipertensi lebih sering
menyerang dewasa tengah dan lansia, lebih dari 50% orang berusia 60 sampai 74
4
tahun dan sekitar 75%mereka yang berusia 75 tahun keatas (AHA, 2009).
Hipertensi jika tidak tertangani dengan baik dapat menyebabkan beberapa
komplikasi, yaitu seperti, infark miokard, arteriosklerosis, kebutaan, serangan
jantung dan gagal jantung, gagal ginjal (Asikin, 2016). Selain itu kondisi
hipertensi yang berkepanjangan dapat menyebabkan perdarahan yang timbul
akibat tekanan tinggi di otak sehingga menyebabkan stroke. Ketidakmampuan
jantung dalam memompa darah yang kembalinya kejantung dengan cepat,
mengakibatkan cairan terkumpul diparu, kaki dan jaringan lain yang sering
disebut edema. Cairan di dalam paru-paru menyebabkan sesak nafas dan
timbunan cairan di tungkai menyebabkan bengkak pada kaki. Ensefalopati dapat
terjadi terutama pada hipertensi maligna (hipertensi yang cepat). Tekanan darah
yang tinggi pada kelainan ini, menyebabkan peningkatan tekanan kapiler dan
mendorong cairan ke dalam ruang intertisium diseluruh saraf pusat sehingga
neuron-neuron disekitarnya kolap dan menyebabkan koma (Triyanto, 2014).
Pengobatan hipertensi sendiri terdiri dari 2 terapi yaitu terapi
Farmakologis dan Non-farmakologi. Pada terapi Farmakologis, hipertensi dapat
diatasi dengan obat antihipertensi seperti diuretik, simpatolitik, penghambat
adrenergik-alfa, penghambat neuron adrenergik, vasodilator arteriol yang bekerja
langsung dengan merelksasikan otot-otot polos pembuluh darah terutama alteri
sehingga menyebabkan vasodilatasi. Meskipun demikian obat-obatan tersebut
tidak lantas langsung digemari oleh masyarakat karena beberapa alasan seperti
harga yang terlalu mahal dan masyarakat enggan untuk mengantri dipelayanan
kesehatan. Sedangkan terapi Non- farmakologis menurut hasil penelitian maya,
5
2016 buah semangka terbukti dapat menurunkan tekanan darah. Buah semangka
yang mengandung potasium, beta karoten, dan kalium. Selain itu, semangka kaya
akan kandungan air, asam amino, L-arginine yang dapat menjaga tekanan darah.
Kandungan kalium pada buah semangka cukup tinggi yang dapat membantu kerja
jantung dan menormalkan tekanan darah. Likopen merupakan antioksidan yang
lebih ungggul dari vitamin C dan E. Biji kaya zat gizi dengan kandungan minyak
berwarna kuning 20%-45%, protein 30%-40%, sitrullin, vitamin B12, dan enzim
urease. Senyawa aktif kukurbositrin pada biji semangka dapat memacu kerja
ginjal dan menjaga tekanan darah agar tetap normal. Buah semangka mengandung
Asam Amino Sitrulin yang berperan dalam menurunkan tekanan darah, selain itu
kandungan karetenoid pada buah semangka dapat mencegah pengerasan dinding
arteri maupun pembuluh vena, sehingga dapat mengurangi tekanan darah (Maya,
2016).
Dari uraian diatas saya tertarik untuk meneliti apakah ada perbedaan antara
mengkonsumsi langsung buah semangka dan mengkonsumsi semangka yang
dibuat jus untuk menurunkan tekanan darah pada lansia penderita hipertensi
ringan sampai sedang.
1.2 Rumusan Masalah
Apakah ada perbedaan penurunan tekanan darah antara mengkonsumsi
buah semangka yang di jus dan semangka yang di makan secara langsung untuk
menurunkan tekanan darah pada lansia penderita hipertensi ringan sampai
sedangdi posyandu lansia Mawar Indah Desa Janggan Kecamatan Poncol
Kabupaten Magetan?
6
1.3 Tujuan Penelitian
1.3.1 Tujuan Umum
Mengetahui apakah ada perbedaan antara mengkonsumsi buah semangka
yang di jus dan semangka yang di makan secara langsung untuk menurunkan
tekanan darah pada lansia penderita hipertensi ringan sampai sedangdi posyandu
lansia Mawar Indah Desa Janggan Kecamatan Poncol Kabupaten Magetan.
1.3.2 Tujuan Khusus
1. Mengidentifikasi tekanan darah sebelum dan sesudah pemberian jus
semangka.
2. Mengidentifikasi tekanan darah sebelum dan sesudah pemberian buah
semangka yang dimakan langsung.
3. Menganalisis efektivitas jus buah semangka dan buah semangka yang
dikonsumsi secara langsung terhadap penurunan tekanan darah pada lansia
penderita hipertensi ringan sampai sedang.
1.4 Manfaat Penelitian
1.4.1 Manfaat Teoritis
Hasil penelitian ini secara teoritis diharapkan dapat memberikan
sumbangan pemikiran dalam memperkaya wawasan tentang efektivitas konsumsi
semangka yang di jus dengan semangka yang dimakan langsung untuk
menurunkan tekanan darah pada lansia penderita hipertensi ringan sampai sedang.
7
1.4.2 Manfaat Praktis
1. Manfaat bagi institusi kesehatan puskesmas kecamatan Poncol
Bagi institusi kesehatan ataupun perawat komunitas puskesmas kecamatan
Poncol diharapkan bisa menerapkan tindakan tindakan mandiri untuk
mengobati hipertensi yaitu dengan terapi non farmakologis dengan
meminum jus semangka ataupun mengkonsumsi langsung buah semangka,
supaya dapat meminimalkan efek dari penggunaan obat-obatan kimia.
2. Manfaat bagi institusi pendidikan STIKES Bhakti Husada Mulia Madiun
Bagi pendidikan ilmu keperawatan sebagai bahan untuk menambah
wawasan bagi mahasiswa kesehatan khususnya mahasiswa ilmu
keperawatan STIKES Bhakti Husada Mulia Madiun dalam hal pemahaman
dan upaya pencegahan penyakit hipertensi dengan cara non farmakologis.
3. Manfaat bagi peneliti selanjutnya
Untuk menambah wawasan dan pengetahuan peneliti selanjutnya dan
dapat digunakan sebagai acuan dalam penelitian selanjutnya di masa yang
akan datang.
1.5 Keaslian Penelitian
Tabel 1.1 Keaslian Penelitian
Penelitian
(Tahun)
Judul
Penelitian Design Studi Variabel Hasil
Ni Made Shanti
(2016).
Pengaruh
Pemberian Jus
Semangka
Terhadap
Penurunan
Tekanan Darah
Lansia
Penelitian ini
dengan design
eksperimen
semu dengan
rancangan non
equivalent
control group,
dengan
pendekatan
kuantitatif
Variable
independen:
jus Semangka
Variable
dependen:
tekanan darah
Terdapat pengaruh
pemberian jus
semangka terhadap
perubahan tekanan
darah pada penderita
hipertensi.
8
Penelitian
(Tahun)
Judul
Penelitian Design Studi Variabel Hasil
Maya Fadilah
(2016)
Pengaruh
Pemberian Jus
Semangka
Terhadap
Tekanan Darah
Pada Lansia
Penderita
Hipertensi Di
Panti Tresns
Werdha Teratai
Palembang
Penelitian ini
menggunakan
pre eksperiment
desain dengan
rancangan one
group pretest –
posttest, dan
dengan
pendekatan
kuantitatif
Variable
independen:
juice
semangka
Variable
dependen:
tekanandarah.
Jus semangka dapat
menurunkan tekanan
darah pada penderita
hipertensi.
Widya
Pebryanti
Manurung
(2016)
Pengaruh
Konsumsi
Semangka
(Citrullus
Vulgaris) Untuk
Menurunkan
Tekanan Darah
Pada Penderita
Hipertensi
Penelitian ini
menggunakan
desain
preEksperimen
dengan
rancangan One-
Group Pre-Post
test Design.
Variabel
independen:
semangka
Variable
dependen:
tekanandarah
Semangka efektif
untuk penurunann
tekanan darah pada
penderita hipertensi.
Nova Fridalni
(2013)
Pengaruh
Pemberian jus
Semangka
(Ciltrus
Vulgaris
Schrad)
Terhadap
Penurunan
Tekanan Darah
Lansia Dengan
Riwayat
Hipertensi Kota
Padang.
Penelitian ini
menggunakan
desain Quasi-
Experiment
dengan
rancangan
Pretes-Posttes
Design
Variable
independen:
jus semangka
Variable
dependen:
tekanandarah
Ada pengaruh jus
semangka(Cilitrus
Vulgaris Schrad)
terhadap penurunan
tekanan darah pada
penderita hipertensi
kelompok lansia
Perbedaan jurnal diatas dengan penelitian saya yang berjudul “Efektivitas
Konsumsi Semangka Yang Di Jus Dan Dimakan Secara Langsung Untuk
Menurunkan Tekanan Darah Pada Lansia Penderita Hipertensi Ringan-Sedang Di
Posyandu Lansia Mawar Indah Desa Janggan Kecamatan Poncol Kabupaten
Magetan”, desain Pre Eksperimental dengan rancangan One Group Pre test Post
test With Control Group menggunakan pendekatan kuantitatif. Variabel
Independent jus semangka dan semangka yang dimakan secara langsung. Variabel
dependent tekanan darah.
9
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Konsep Hipertensi
2.1.1 Definisi Hipertensi
Hipertensi adalah suatu keadaaan dimana seseorag mengalami peningkatan
tekanan darah diatas normal yang mengakibatkan peningkatan angka kesakitan
(morbiditas) dan angka kematian (mortalitas). Tekanan darah 140/90 mmHg
didasarkan pada dua fase dalam setiap denyut jantung yaitu fase sistolik 140
menunjukkan fase darah yang sedang dipompa oleh jantung dan fase diastolik 90
menunjukkan fase darah yang kembali ke jantung (Triyanto, 2014).
Hipertensi adalah penyakit yang sering terjadi ketika ada masalah
kesehatan pada seseorang sehingga membutuhkan pengobatan yang lebih spesifik.
Hipertensi dapat memperbesar risiko terserang penyakit gagal jantung, risiko
penyakit arteri koroner, pembesaran ventrikel kiri jantung, diabetes, penyakit
ginjal kronis, dan serangan stroke (Noviyanti, 2015).
Hipertensi adalah penyakit kelainan jantung dan pembuluh darah yang
ditandai dengan peningkatan tekanan darah. Dimana tekanan sistoliknya di atas
140 mmHg dan tekanan diastoliknya di atas 90 mmHg (WHO).
10
2.1.2 Klasifikasi Hipertensi
Secara klinis hipertensi dapat dikelompokkan yaitu :
1. Berdasarkan penyebabnya
a. Hipertensi Esensial (Primer)
Hipertensi primer adalah suatu kondisi tekanan darah mencapai
keadaan hipertensi yaitu mencapai 140/90 mmHg atau lebih, dengan
penyebab yang tidak diketahui. Diagnosos hipertensi primer dibuat
setelah pengukuran dilakukan 2 kali atau lebih dengan posisis duduk
dan tetap menunjukkan peningkatan. Kemudian diambil reratanya,
pada duakali atau lebih kunjungan. Pada hipertensi primer tidak
ditemukan penyakit lainnya seperti, renovaskuler, gagal ginjal.
Genetik dan ras merupakan bagian yang menjadi penyebab timbulnya
hipertensi primer, termasuk faktor lain yang diantaranya adalah faktor
stress, intake alkohol moderat, lingkungan, demografi dan gaya hidup
(Triyanto, 2014).
b. Hipertensi sekunder
Hipertensi sekunder adalah hipertensi yang penyebabnya dapat
diketahui, antara lain kelainan pembuluh darah ginjal, gangguan
kelenjar tiroid (hipertiroid), penyakit kelenjar adrenal
(hiperaldosteronisme). Golongan terbesar dari penderita hipetensi
adalah hipertensi esensial, maka pendidikan dan pengobatan lebih
banyak ditujukan ke penderita hipertensi esensial (Triyanto, 2014).
11
2. Berdasarkan Bentuk Hipertensi (Bumi medika, 2017)
a. Hipertensi Sistolik
Hipertensi sistolik (isolated systolic hypertension) yaitu hipertensi
yang biasanya ditemukan pada usia lanjut, yang ditandai dengan
peningkatan tekanan sistolic tanpa diikuti peningkatan tekanan darah
diastolic.
b. Hipertensi Diastolic
Hipertensi diastolic (diastolic hypertension) yaitu peningkatan tekanan
darah diastolic tanpa diikuti peningkatan tekanan sistolik, biasanya
ditemukan pada anak-anak dan dewasa muda.
c. Hipertensi Campuran
Hipertensi campuran yaitu peningkatan tekanan sistol dan diikuti
tekanan diastol
Tabel 2.1 Klasifikasi tekanan darah pada dewasa
Kategori Tekanan Darah
Sistolik
Tekanan Darah
Diastolik
Normal Dibawah 130 mmHg Dibawah 85 mmHg
Normal Tinggi 130-139 mmHg 85-89 mmHg
Stadium 1(Hipertensi Ringan) 140-159 mmHg 90-99 mmHg
Stadium 2 (Hipertensi Sedang) 160-179 mmHg 100-109 mmHg
Stadium 3 (Hipertensi Berat) 180-209 mmHg 110-119 mmHg
Stadium 4 (Hipertensi Maligna) 210 mmHg atau lebih 120 mmHg atau lebih
Sumber : Endang Triyono 2014
12
2.1.3 Faktor-faktor Risiko Hipertensi
Faktor resiko hiperetensi dibagi menjadi 2 yaitu dapat diubah dan tidak
dapat diubah(Bumi medika, 2017).
1. Faktor yang tidak dapat diubah :
a. Jenis Kelamin
Jenis kelamin merupakan salah satu resiko terjadinya hipertensi
yang tidak dapat diubah. Dalam hal ini, pria cenderung lebih banyak
menderita hipertensi dibandingkan dengan wanita. Hal tersebut terjadi
karena adannya dugaan bahwa pria memiliki gaya hidup yang kurang
sehat jika dibandingkan dengan wanita. Akan tetapi, prevalensi
hipertensi pada wanita mengalami peningkatan setelah memasuki usia
menopause. Hal tersebut disebabkan oleh adanya perubahan hormonal
yang dialami wanita setelah menopause (Medika, 2017).
Pada premenopause, wanita mulai kehilangan sedikit demi sedikit
hormon estrogen yang selama ini melindungi pembuluh darah dari
kerusakan. Proses ini terus berlanjut dimana terjadi perubahan
kuantitas hormon estrogen sesuai dengan umur wanita secara alami.
Umumnya, proses ini mulai terjadi pada wanita umur 45-55 tahun
(Kumar, 2005)
b. Umur
Semakin tinggi umur seseorang maka semakin tinggi tekanan
darahnya, jadi orang yang lebih tua cenderung mempunyai tekanan
darah yang tinggi dari orang yang berusia lebih muda. Hal ini
13
disebabkan, oleh perubaha struktur pembuluh darah seperti
penyempitan lumen, serta dinding pembuluh darah menjadi kaku dan
elastisitasnya berkurang sehingga meningkatkan tekanan darah.
Kecenderungan bahwa pria dengan usia lebih dari 45 tahun lebih
rentan mengalami peningkatan tekanan darah, sedangkan wanita
cenderung mengalami peningkatan tekanan darah pada usia diatas 55
tahun (Medika, 2017). Pada usia tersebut kerja gunjal dan hati mulai
menurun. Tetapi pada kebanyakan kasus, hipertensi banyak terjadi
pada usia lanjut. Pada wanita, hipertensi sering terjadi pada usia diatas
50 tahun. Hal ini disebabkan perubahan sesudah menopause. (Elsanti,
2009)
c. Keturunan (genetik)
Adanya faktor genetik pada keluarga tertentu akan menyebabkan
keluarga itu mempunyai risiko menderita hipertensi. Hal ini
berhubungan dengan peningkatan kadar sodium intrasluler dan
rendahnya rasio antara potasium terhadap sodium, individu dengan
orang tua dengan hipertensi mempunyai risiko dua kali lebih besar
untuk menderita hipertensi dari pada orang yang tidak mempunyai
keluarga dengan riwayat hipertensi. Seseorang akan memiliki
kemungkinan lebih besar untuk mendapatkan hipertensi jika orang
tuanya adalah penderita hipertensi (Triyanto, 2014)
14
2. Faktor resiko yang dapat diubah
a. Merokok
Merokok dapat menjadi salah satu faktor pemicu terjadinya
hipertensi. Merokok dapat menyebabkan denyut jantung dan
kebutuhan oksigen untuk disuplai ke otot jantung mengalami
peningkatan. Pada umumnya, rokok mengandung zat kimia berbahay
seperti nikotin dan karbon monoksida. Zat nikotin dapat diserap oleh
pembuluh darah kemudian diedarkan melalui darah ke seluruh tubuh,
termasuk otak. Akibatnya, otak akan bereaksi dengan memberika
sinyal pada kelenjar adrenal untuk melepaskan epinefrin (adrenalin).
Hormon inilah yang akan membuat pembuluh darah mengalami
penyempitan, sehingga dapat meningkatkan kerja jantung. Selain itu
karbon monoksida yang terdapat dalam rokok diketahui dapat
mengikat hemoglobin dalam darah dan mengentalkan darah. Hal
inilah yang dapat meningkatkan tekanan darah (Medika, 2017).
b. Obesitas
Obesitas adalah suatu keadaan penumpukan lemak berlebihan di
dalam tubuh. Obesitas dapat memicu terjadinya hipetensi akibat
terganggunya aliran darah. Dalam hal ini, orang dengan obesitas
biasanya mengalami peningkatan kadar lemak dalam darah
(hiperlipidemia) sehingga berpotensi menimbulkan penyempitan
pembuluh darah. Penyempitan tersebut memicu jantung untuk bekerja
lebih kuat agar kebutuhan oksigen dan zat lain yang dibutuhkan oleh
15
tubuh dapat terpenuhu. Hal inilah yang menyebabkan tekanan darah
meningkat (Medika, 2017).
c. Konsumsi garam (Natrium) berlebih
Sudah banyak diketahui bahwa konsumsi garam berlebih dapat
menyebabkan hipertensi. Hal tersebut dikarenakan garam (NaCl)
mengandung natrium yang dapat menarik cairan diluar sel agar tidak
dikeluarkan sehingga menyebabkan penumpukan cairan di dalam
tubuh. Hal inilah yang dapat membuat peningkatan volume dan
tekanan darah (Medika,2017).
d. Stress
Stress juga dapat menjadi faktor risiko terjadinya hipertensi.
Kejadian hipertensi lebih besar terjadi pada individu yang memiliki
kecenderungan stress emosional. Keadaan seperti tertekan, murung,
dendam, takut dan rasa bersalah dapat merangsang timbulnya hormon
adrenalin dan memicu jantung berdetak lebih kencang sehingga
memicu peningkatan tekanan darah (Medika, 2017).
e. Keseimbangan hormonal
Keseimbangan hormonal antara esterogen dan progesteron dapat
memengaruhi tekanan darah. Dalam hal ini, wanita memiliki hormon
esterogen yang berfungsi mencegah terjadinya pengentalan darah dan
menjaga dinding pembuluh darah. Jika terjadi ketidak seimbangan
maka dapat memicu gangguan pada pembuluh darah. Gangguan
16
keseimbangan hormonal ini biasanya dapat terjadi pada penggunaan
alat kontrasepsi hormonal seperti pil KB (Medika, 2017).
2.1.4 Patofisiologi Hipertensi
Meningkatnya tekanan darah di dalam arteri bisa terjadi melalui beberapa
cara yaitu, jantung memompa lebih kuat sehingga mengalirkan lebih banyak
cairan pada setiap detiknya, arteri besar kehilangan kelenturannya dan menjadi
kaku sehingga mereka tidak dapat mengembang pada saat jantung memompa
darah melalui arteri tersebut. Darah pada setiap denyut jantung dipaksa untuk
melalui pembuluh darah yang sempit dari pada biasanya dan menyebabkan
naiknya tekanan. Inilah yang yerjadi pada usia lanjut, dimana dinding arterinya
telah menebal dan kaku karena arterioskalierosis.
Dengan cara yang sama, tekanan darah juga meningkat pada saat terjadi
vasokonstriksi, yaitu jika arteri kecil (arteriola) untuk sementara waktu mengkerut
karena perengsangan saraf atau hormon didalam darah. Bertambahnya cairan
didalam sirkulasi bisa menyebabkan meningkatnya tekanan darah. Hal ini terjadi
jika terdapat kelainan fungsi ginjal sehingga tidak mampu membuang sejimlah
garam dan air dari dalam tubuh, volume darah dalam tubuh meningkat sehingga
tekanan carahjuga meningkat.
Sebaliknya, jika aktivitas memompa jantung berkurang arteri mengalami
pelebaran,sehingga banyak cairan yang keluar dari sirkulasi, maka tekanan darah
akan menurun. Penyesuaian terhadap faktor faktor tersebut dilaksanakan oleh
perubahan didalam fungsi ginjal dan sistem saraf otonom (bagian dari sistem saraf
yang mengatur berbagai fungsi tubuh secara otomatis). Prubahan fungsi ginjal,
17
ginjal mengendalikan tekanan darah melalui beberapa cara jika tekanan darah
meningkat, ginjal akan menambah pengeluaran garam dan air, yang akan
menyebabkan berkurangnya volume darah dan mengembalikan tekanan darah ke
normal.
Jika tekanan darah menurun, ginjal akn mengurangi pembuangan air dan
garam, sehingga volume darah bertambah dan tekanan darah kembali ke normal.
Ginjal juga bisa meningkatkan tekanan darah dengan menghasilkan enzim yang
disebut renin, yang memicu pembentukan hormon aldosteron. Ginjal merupakan
organ penting dalam mengendalikan tekanan darah, karena itu berbagai penyakit
dan kelainan pada ginjal dapat menyebabkan naiknya tekanan darah.
Sistem saraf simpatis merupakan bagian dari sistem saraf otonom yang
untuk sementara waktu akan meningkatkan tekanan darah selama respon fight-or-
flight (reaksi fisik tubuh terhadap ancaman dari luar), meningkatkan kecepatan
dan kekuatan denyut jantung dan juga mempersempit sebagian besar arteriola,
tetapi mempertebal arteriola di daerah tertentu (misalnya otot rangka yang
memerlukan pasokan darah yang lebih banyak), mengurangi pembuangan air dan
garam oleh ginjal, sehingga akan meningkatkan volume darah dalam tubuh.
Melepaskan hormon epinefrin (adrenalin) dan noreprinefrin (noradrenalin),
yang merangsang jantung dan pembuluh darah. Faktor stress merupakan satu
faktor pencetus terjadinya peningkatan tekanan darah dengsn proses pelepasan
hormon epinefrin (adrenalin) dan noreprinefrin (noradrenalin) (Triyanto, 2014).
18
2.1.5 Manifestasi Klinis Hipertensi
Gejala klinis yang dialami oleh para penderita hipertensi biasanya berupa :
pusing, mydah marah, telinga berdengung, sukar tidur, sesak napas, rasa berat
ditengkuk, mudah lelah, mata berkunang-kunang dan mimisan (jarang dilaporkan)
(Triyanto, 2014). Individu yang menderita hipertensi kadang tidak menampakkan
gejala sampai bertahun-tahun. Gejala bila ada menunjukkan adanyakerusakan
vaskuler, dngan manifestasi yang khas sesuai sistem organ yang divaskularisasi
oleh pembuluh darah bersangkutan. Perubahan patologis pada ginjal dapat
bermanifestasi sebagai nokturia (peningkatan urinasi pada malam hari) dan
azetoma peningkatan nitrogen urea darah (BUN) dan kreatinin. Keterlibatan
pembuluh darah otak dapat menimbulkan stroke atau serangan iskemik , transien
yang bermanifestasi sebagai paralisis sementara pada satu sisi (hemiplegia) atau
gangguan tajam penglihatan (Triyanto, 2014).
Sebagian besar gejala klinis timbul setelah mengalami hipertensibertahun-
tahun berupa nyeri kepala saaat terjaga, kadang-kadang disertai mual dan muntah,
akibat peningkatan tekanan darah intracranial. Pada pemeriksaan fisik, tidak
dijumpai kelainan apapun selain tekanan darah yang tinggi, tetapi dapat pula
ditemukan perubahan pada retina, seperti perdarahan, eksudat (kumpulan cairan),
penyempitan darah, dan pada kasus berat, edema pupil (edema pada diskus
optikus). Gejala lain yang umumnya terjadi pada penderita hipertensi yaitu
pusing, muka merah, sakit kepala, keluaran darah dari hidung secara tiba-tiba,
tengkuk terasa pegal dan lain lain (Triyanto,2014).
19
2.1.6 Komplikasi Hipertensi
1. Stroke
Stroke dapat timbul akibat pendarahan tekanan tinggi diotak, atau
akibat embolus yang terlepas dari pembuluh non otak yang terpajan
tekanan tinggi. Stroke dapat terjadi pada hipertensi kronik apabila arteri-
arteri yang memperdarah otak mengalami hipertropi dan menebal,
sehingga aliran darah ke daerah-daerah yang diperdarahinya berkurang.
Arteri-arteri otak yang mengalami arterosklerosis dapat menjadi lemah,
sehingga meningkatkan terbentuknya aneurisma. Gejala terkena stroke
adalah sakit kepala secara tiba-tiba, seperti orang bingung, limbung atau
bertingkah laku seperti orang mabuk, salah satu bagian tubuh terasa lemah
atau sulit digerakkan (misalnya, wajah, mulut, atau lengan terasa kaku,
tidak dapat berbicara secara jelas) serta tidak sadarkan diri secara
mendadak(Triyanto, 2014).
2. Infark Miokard
Infark miokard dapat terjadi apabila arteri koroner yang
arterosklerosis tidak dapat menyuplai banyak oksigen ke miokardium atau
apabila terbentuk trombus yang menghambat aliran darah melalui
pembuluh darah tersebut. Hipertensi kronik dan hipertensi ventrikel, maka
kebutuhan oksigen miokardium mungkin tidak dapat terpenuhi dan dapat
terjadi iskemia jantung yang menyebabkan infark. Demikian juga
hipertropi ventrikel dapat menimbulkan perubahan-perubahan waktu
20
hantaran listrik melintasi ventrikel sehingga terjadi disritmia, hipoksia
jantung, dan peningkatan resiko pembentukan bekuan (Triyanto, 2014).
3. Gagal Ginjal
Gagal ginjal dapat terjadi karena kerusakan progresif akibat tekanan
tinggi pada kailer-kapiler ginjal, glomerolus. Dengan rusaknya glomerolus
darah akan mengalir ke unit-unit fungsional ginjal, nefron akan terganggu
dan akan berlanjut menjadi hipoksia dan kematian. Dengan rusaknya
membran glomerolus, protein akan keluar melalui urin sehingga tekanan
osmotik koloid plasma berkurang, menyebabkan edema yang sering
dijumpai pada hipertensi kronis (Triyanto, 2014).
4. Jantung Tidak Dapat Memompa Darah
Ketidakmampuan jantung dalam memompa darah yang kembalinya ke
jantung dengan cepat mengakibatkan cairan terkumpil diparu, kaki dan
jaringan lain lain sering disebut edema. Cairan didalam paru-paru
menyebabkan sesak nafas, timbunan cairan ditungkai mengakibatkan kaki
bengkak atau sering dikatakan edema. Ensefalopati dapat terjadi terutama
pada hipertensi maligna (hipertensi yang cepat). Tekanan yang tinggi pada
kelainan ini menyebabkan peningkatan tekanan kapiler dan mendorong
cairan ke dalam ruang intertisium diseluruh susunan saraf pusat. Neuron-
neuron di sekitarnya kolap dan terjadi koma (Triyanto, 2014).
21
2.1.7 Penatalaksanaan Hipertensi
Tatalaksana hipertensi ada 2 antara lain menurut (Triyanto, 2014) yaitu:
1. Penatalaksanaan Farmakologis
Penatalaksanaan utama hipertensi adalah dengan obat. Pengobatan
hipertensi dilandasi oleh beberapa prinsip untuk menurunkan tekanan
darah. Upaya menurunkan tekanan darah dicapai dengan menggunakan
obat anti hipertensi. Pengobatan hipertensi adalah pengobatan jangka
panjang, bahkan kemungkinan seumur hidup (Triyanto, 2014).
Terapi farmakologis dilakukan dengan pemberian obat-obatan seperti
berikut : (Triyanto, 2014)
a. Golongan Diuretik
Biasanya merupakan obat pertama yang diberikan untuk mengobati
hipertensi. Diuretik membantu ginjal membuang garam dan air, yang
akan mengurangi vulume cairan diseluruh tubuh sehingga menurunkan
tekanan darah. Diuretik juga menyebabkan pelebaran pembuluh darah.
Diuretik menyebabkan hilangnya kalium melaluinair kemih, sehingga
kadang diberikan tambahan kalium atau obat penahan kalium. Diuretik
sangat efektif pada orang kulit hitam, lanjut usia, kegemukan, penderita
gagal jantung atau penyakit ginjal menahun (Triyanto, 2014).
b. Penghambat Adrenergik
Penghambat adrenergik merupakan sekelompok obat yang terdiri dari
alfa-blocker, beta-blocker dan alfa-beta-blocker labetalol, yang
menghambat sistem saraf simpatis. Sistem saraf simpatis adalah sistem
22
saraf yang dengan segera akan memberikan respon terhadap stres,
dengan cara meningkatkan tekanan darah. Yang paling sering
digunakan adalah beta-blocker, yang efektif diberikan kepada: penderita
usia muda, penderita yang pernah mengalami serangan jantung,
penderita dengan denyut jantung yang cepat, angina pektoris (nyeri
dada), sakit kepala migren.
c. ACE-inhibitor
Angiotensin converting enzyme inhibitor (ACE-inhibitor) menyebabkan
penurunan tekanan darah dengan cara melebarkan arteri. Obat ini
efektif diberikan kepada: orang kulit putih, usia muda, penderita gagal
jantung, penderita dengan protein dalam air kemihnya yang disebabkan
oleh penyakit ginjal menahun atau .penyakit ginjal diabetik, pria yang
menderita impotensi sebagai efek samping dari obat yang lain.
d. Angiotensin-II-bloker
Angiotensin-II-bloker menyebabkan penurunan tekanan darah dengan
suatu mekanisme yang mirip dengan ACE-inhibitor.
e. Antagonis kalsium
Antagonis kalsium menyebabkan melebarnya pembuluh darah dengan
mekanisme yang benar-benar berbeda. Sangat efektif diberikan kepada:
orang kulit hitam, lanjut usia, penderita angina pektoris (nyeri dada),
denyut jantung yang cepat, sakit kepala migren.
23
f. Vasodilator
Vasodilator langsung menyebabkan melebarnya pembuluh darah.
g. Diazoxide
Kedaruratan hipertensi (misalnya hipertensi maligna) memerlukan obat
yang menurunkan tekanan darah tinggi dengan segera. Beberapa obat
bisa menurunkan tekanan darah tinggi dengan cepat dan sebagian besar
diberikan secara intravena(melalui pembuluh darah (Triyanto, 2014).
h. Beta Blocker
Beta blocker digunakan untuk memperlambat detak jantung dan
menurunkan kekuatan kontraksi jantung sehingga aliran darah yang
terpompa lebih sedikit dan tekanan darah berkurang. Selain itu, beta
blocker juga berperan dalam menurunkan pelepasan renin di plasma
(Medika, 2017).
i. Calsium Chanel Blocker (CCB)
Calsium chanel blocker (CCB) atau bloker kanal kalsium digunakan
untuk memperlambat laju kalsium yang melalui otot jantung dan yang
masuk ke dinding pembuluh darah. Dengan demikian, pembuluh darah
dapat rileks dan membuat aliran darah lancar. Beberapa obat hipertensi
CCB antara lain felodipine dan Nifedipine (Medika, 2017).
2. Penatalaksanaan non farmakologi
Pengobatan non farmakologi atau lebih dikenal denagn pengobatan
tanpa obat-obatan. Pendekatan non farmakologis merupakan penanganan
awal sebelum penambahan obat-obatan hipertensi, disamping itu perlu
24
diperhatikan oleh seseorang yang sedang dalam terapi obat. Oleh karena
itu, modifikasi gaya hidup merupakan hal yang penting diperhatikan
karena berperan dalam keberhasilan penanganan hipertensi (Triyanto,
2014).
a. Mengurangi konsumsi garam
Pengurangan asupan garam sangat penting untuk klien hipertensi.
Tujuan diet rendah garam adalah untuk menurunkan tekanan darah dan
untuk mencegah edema dan penyakit jantung.adapun yang disebut
rendah garam bukan hanya membatasi konsumsi garam dapur tetapi
mengkonsumsi makanan rendah sodium atau natrium (Na). Oleh karena
itu sangat penting untuk diperhatikan dalam melakukan diet rendah
garam adalah komposisi makanan yang harus mengandung cukup zat
gizi, baik kalori, protein, mineral maupun vitamin dan rendah sodium
dan natrium. Namun sampai saat ini pengurangan asupan garam masih
sangat sulit dilaksanakan karena kebiasaan yang sulit dihilangkan
(Triyanto, 2014).
b. Olahraga yang teratur
Olahraga sebaiknya dilakukan secara teratur dan terus menerus dimana
kebutuhan oksigen masih dapat dipenuhi oleh tubuh, misalnya olahraga
isotonik (joging, senam, renang dan bersepeda), olahraga isotonik yang
teratur dapat memperlancar peredaran darah sehingga dapat
menurunkan tekanan darah. Namun, ada beberapa olahraga yang tidak
boleh dilakukan oleh penderita hipertensi yaitu, latihan fisik isometrik
25
seperti angkat besi karena dapat meningkatkan tekanan darah dan harus
dihindari oleh penderita hipertensi (Triyanto, 2014)
c. Menghentikan rokok
Tembakau mengandung nikotin yang memperkuat kerja jantung dan
menciutkan arteri kecil hingga sirkulasi darah berkurang dan tekanan
darah meningkat. Berhenti merokok merupakan perubahan gaya hidup
yang paling kuat untuk mencegah penyakit kardiovaskular pada
penderita hipertensi.dalam rangka menghentikan kebiasaan merokok
memang tergolong langkah yang sulit pada kebanyakan orang. Apalagi
sekarang ini banyak sekali bermunculan pabrik rokok yang menjamur
dibelahan nusantara (Triyanto, 2014)
d. Membatasi konsumsi alkohol
Konsumsi alkohol dalam jumlah sedang sebagai bagian dari pola makan
yang sehat dan bervariasi tidak merisak kesehatan. Namun demikian,
minum alkohol yang berlebihan telah dikaitkan denagn peningkatan
tekanan darah. Wanita sebaiknya membatasi konsumsi alkohol dari 14
unit perminggu dan laki-laki tidak melebihi 21 unit perminggu.
Menghindari konsumsi alkohol bisa menurunkan tekanan darah 2-4
mmHg (Triyanto, 2014).
e. Mengurangi kelebihan berat badan
Berat badan adalah salah satu yang paling erat kaitannya dengan
hipertensi. Dibandingkan dengan yang kurus, orang yang gemuk lebih
besar peluangnya mengalami hipertensi. Penurunan berat badan pada
26
penderita hipertensi dapat dilakukan melalui perubahan pola makan dan
olahraga secara teratur. Menurunkan berat badan bisa menurunkan
tekanan darah 5-20 mmHg per 10 kg penurunan BB (Triyanto, 2014).
Dalam pengobatan non farmakologis penderita hipertensi juga
dapat menggunakan alternativ herbal yang biasanya terbuat dari buah-
buahan dan sayur-sayuran (Noviyanti, 2015). National center for
complementary and alternative medicine of thenational institute of
health telah mengklasifikasikan berbagai macam terapi dan sistem
perawatan menjadi 5 kategori. Salah satu kategorinya adalah biological
base therapies (BBT). BBT merupakan sebuah jenis terapi
komplementer yang menggunakan bahan alam dan termasuk kedalam
BBT adalah herbal. Beragam terapi herbal yang telah terbukti secara
ilmiah dapat menurunkan tekanan darah (Ulfah, 2012).
Namun masyarakat masih belum banyak yang mengetahui obat herbal
yang terbuat dari bahan alam, antara lain (Noviyanti, 2015) :
a. Coklat
Coklat yang pekat yang belum ditambah zat pemanis atau pewarna
mengandung flavonoid tinggi. Flavonoid ini mampu memproduksi nitrit
oksida yang berfungsi menguatkan otot-otot disekitar pembuluh darah
sehingga aliran darah ke semua organ menjadi lancar, sehingga
mencegah risiko stroke dan kerusakan jantung.
27
b. Buah jeruk
Jeruk terkenal sebagai buah yang mengandung vitamin C. Ternyata
selain mengandung vitamin C, buah ini juga banyak mengandung
potasium, serat dan rendah sodium, yang dapat menurunkan tekanan
darah. Jeruk dapat dikonsumsi langsung ataupun dibuat jus. Jeruk dapat
dikonsumsi 2 kali sehari dan bila dijus usahakan sekali minum.
c. Brokoli
Brokoli adalah salah satu contoh sayuran hijau yang mengandung
potasium tinggi dan rendah sodium, sehingga sangat baik untuk
penderita hipertensi.
d. Buah semangka
Semangka mengandung vitamin A dan kalium yang dapat menurunkan
tekanan darah. Buah semangka dapat dikonsumsi langsung ataupun
dijus.
e. Kacang-kacangan
Kedelai, kacang tanah, kacang merah, dan semua jenis kacang-
kacangan mengandung asam folat, magnesium, dan potasium. Dua zat
ini terbukti mampu menurunkan tekanan darah tinggi.
f. Daun Seledri
Seledri berkhasiat menurunkan darah tinggi karena aktivitasnya sebagai
calcium antagonis yang berpengaruh pada tekanan darah. Ini artinya
senyawa aktif dalam seledri bekerja pada reseptor pembuluh darah yang
akhirnya memberikan efek relaksasi dan mengurangi ketegangan
28
pembuluh darah, sehingga dapat menurunkan tekanan darah
(Nurrahmani, 2015).
g. Mentimun
Kandungan air didalam mentimun yang mencapai 90%, serta kalium
yang tinggi akan mengeluarkan garam dalam tubuh, sehingga dapat
menurunkan tekanan darah (Nurrahmani, 2015).
h. Buah Mengkudu
Kandungan scopoletindalam buah mengkudu mampu menurunkan
tekanan darah tinggi. Mengkudu biasanya dikonsumsi dalam bentuk jus
(Nurrahmani, 2015).
i. Buah Naga
Buah naga mengandung banyak vitamin C, antioksidan flavonoid dan
magnesium yang memiliki khasiat melenturkan arteri sehingga menjadi
lebih rileks dan membuat tekanan darah menurun (Noviyanti, 2015).
j. Buah Anggur
Sebaiknya anggur dimakan dengan bijinya. Karena di dalam biji anggur
terdapat senyawa polifenol yang dapat melebarkan pembuluh darah
sehingga tekanan darah membaik. Anggur juga mengandung vitamin E,
flavonoid, asam linoleat dan prosianidin yang dapat membantu
menyeimbangkan pembuluh darah (Nurrahmani, 2015).
k. Buah Belimbing Manis
Buah belimbing manis (Avverhoa carambola Linn) memiliki efek
diuretic yang dapat memperlancar air seni sehingga dapat mengurangi
29
beban kerja jantung. Diuretic memiliki efek antihipertensi dengan
meningkatkan pelepasan air dan garam natrium. Kalium menjaga
kestabilan elektrolit tubuh melalui pompa kalium natrium, mengurangi
jumlah air dan garam didalam tubuh serta melonggarkan pembuluh
darah sehingga jumlah garam dipembuluh darah membesar, kondisi ini
membantu tekanan darah menjadi normal (Kartika,2012).
l. Bunga Rosella
Unsur yang terkandung dalam bunga rosela yang dapat menurunkan
tekanan darah adalah asam glycotik yang memiliki kemampuan sebagai
diuretik, asam askorbat yang berperan dalam mempertahankan
elastisitas dinding pembuluh darah arteri, sehingga dapat menurunkan
tekanan darah (Triyanto, 2014).
2.2 Terapi Jus Semangka
2.2.1 Definisi Semangka
Tanaman semangka (Citrullus vulgaris) adalah tanaman yang berasal dari
Afrika.Semangka termasuk dalam keluarga buah labulabuan (Cucurbitaceae) dan
memiliki sekitar 750 jenis.Tanaman ini merupakan tanaman semusim yang
hidupnya merambat dan memiliki anekaragam jenis seperti, semangka merah,
semangka kuning, semangka biji dan semangka non biji (Sobir, 2010)
Tanaman semangka merupakan tanaman semusim, tumbuhan merambat
hingga mencapai panjang 3-5meter, batangnya lunak, bersegi, berambut, dan
panjngnya mencapai 1,5-5 meter. Daun semangka berseling, bertangkai, helaian
daunnya lebar dan berbulu, menjari, dengan ujungnya runcing. Panjang daun
30
sekitar 3-25 cm dengan lebar 1,5-5 cm. Bagian tepi daun bergelombang dan
permukaan bawahnya berambut rapat pada tulangnya. Bunga tanaman semangka
muncul pada ketiak tangkai daun berwarna kuning cerah. Semangka memiliki tiga
jenis bunga, yaitu bunga jantan (staminate), bunga betina (pistillate), dan bunga
sempurna (hermaphrodite). Pada umumnya semangka memiliki bunga jantan dan
bunga betina dengan proporsi 7:1. Semangka memiliki bentuk yang beragam
dengan panjang 20-40cm, diameter 15-20cm, dengan berat mulai dari 4 kg sampai
20 kg. Menurut bentuknya buahnya dibedakan menjadi tiga yaitu bulat, oval dan
lonjong. Semangka memiliki kulit buah yang tebal, berdaging dan licin. Daging
kulit semangka ini disebut dengan albedo. Bagian kulit semangka memiliki
banyak kandungan yang bermanfaat bagi kesehatan karena kulit semangka kaya
akan zat sitrulin. Daging buah semangka renyah mengandung banyak air dan
rasanya manis dan sebagian besar berwarna merah, walaupun ada yang berwarna
kuning (Sobir, 2010).
2.2.2 Kandungan Semangka
Semangka banyak mengandung nilai giziseperti vitamin A dan vitamin C
serta kalium yang baik bagi kesehatan. Bagi penerita hipertensi, semangka dapat
dikonsumsi sehingga bisa menetralisir tekanan darah, selain, itu semangka dapat
mengobati sariawan, membersihkan ginjal dan mempergiat kerja jantung. Selain
itu semangka juga mengandung citrulline, yaitu asam amino yang memiliki
kemampuanuntuk memvasodilatasi saluran pembuluh darah (Sobir, 2010).
Semangka memiliki khasiat sebagai penyeimbang cairan tubuh, menjaga
tekanan darah tetap normal, menjaga kesehatan ginjal, meningkatkan kadar urea
31
hati, menjaga kerja jantung, menjaga kesehatan kuku dan kulit, dan menjaga
kesehatan mata (Putra, 2013).
Tabel 2.2 Komposisi Buah Semangka per 100 gram
Kandungan Jumlah
Energi 127 kJ (30 kkal)
Karbohidrat 7,55 g
Gula 6,2 g
Diet Serat 0,4 g
Lemak 0,15 g
Pretein 0,61 g
Air 91,45 g
Vitamin A equiv 28 mg (3%)
Thiamine (Vit B1) 0,033 mg (3%)
Riboflavin (Vit B2) 0,021 mg (3%)
Niacin (Vit B3) 0,178 mg (1%)
Asam Pantotenat 0,221 mg (4%)
Vitamin B6 0,045 mg (3%)
Folat (Vit B9) 3mg (1%)
Vitamin C 8,1 mg (14%)
Kalsium 7 mg (1%)
Besi 0,24 mg (2%)
Magnesium 10 mg (3%)
Fosfor 11 mg (2%)
Kalium 112 mg (2%)
Seng 0,10 mg (1%)
Sumber : Putra, 2013
2.2.3 Manfaat Buah Semangka untuk Menurunkan Tekanan Darah
Semangka merupakan buah yang dapat menurunkan tekanan darah.
Karena terdapat kandungan yang ada di dalam obatanti hipertensit. Kandungan
dalam semangka yaitu potassium, betakaroten, dankalium. Dalam semangka
sangat kayaakan kandungan air, asam amino, L-arginine dapat menjaga tekanan
darah yang sehat. Peningkatan asupan kalium dalam diet telah dihubungkan
dengan penurunan tekanan darah, karena kalium memicu natriuresis (kehilangan
natrium melaluiurin). Diduga bahwa peningkatan asupan kalium untuk
mengimbangi natrium dalam diet bermanfaat bag ikesehatan jantung. Dosis sehari
32
kalium adalah 3500mg. Kandungan kalium pada buah semangka cukup tinggi
yang dapa tmembantu kerja jantung dan menormalkan tekanandarah.Likopen
merupakanantioksidan yang lebih ungggul dari vitamin C dan E. Biji kaya zat gizi
dengankandungan minyak berwarna kuning 20% 45%, protein 30% 40%, sitrullin,
vitamin B12, dan enzim urease. Senyawa aktif kukurbositrin pada biji semangka
dapat memacu kerja ginjal dan menjaga tekanan darah agar tetap normal. Buah
semangka mengandung Asam Amino Sitrulin yang berperan dalam menurunkan
tekaan darah, selain itu kandungan karetenoid pada buah semangka dapat
mencegah pengerasan dinding arteri maupun pembuluh vena,sehingga dapat
mengurangi tekanandarah (Fadilah, 2016).
2.2.3.1 Perbedaan buah yang dijus dan dimakan secara langsung :
Buah-buahan yang dijus justru akan menghancurkan senyawa kimia yang
bermanfaat bagi kesehatan dan kandungan vitamin didalam buah juga akan
berkurang. Proses ketika memakan buah secara langsung seperti menggigit,
mengunyah dan menelan akan membuat nutrisi dan vitamin dalam buah akan
terserap lebih sempurna (Harvard, 2018).
2.3 Konsep Lansia
2.3.1 Pengertian Lansia
Lansia adalah bagian dari proses tumbuh kembang. Manuasia tidak secara
tiba-tiba menjadi tua, tetapi berkembang dari bayi, anak-anak, dewasa dan
akhirnya menjadi tua (Azizah, 2013). Lansia bukan suatu penyakit, namun
merupakan tahap lanjut dari suatu proses kehidupan yang ditandai dengan
kemampuan tubuh untu beradaptasi dengan stres lingkungan (Efendi, 2013).
33
Menurut pengertian lansia adalah keadaan yang ditandai oleh kegagalan
sesorang untuk memeprtahankan kesimbangan terhadao kondisi stres fifiologis.
Kegagalan ini berkaitan dengan penurunan daya kemampuan untuk hidup serta
peningkatan kepekaan secara individual (Efendi, 2013).
Lansia adalah seorang pria atau wanita yang telah mencapai usia 60 tahun
ke atas (Undang-Undang No. 13 tahun 1998).Sebagian berpendapat bahwa lansia
bukan suatu penyakit, namun merupakan tahap lanjut dari suatu proses kehidupan
yang akan dijalani semua individu, ditandai dengan penurunan kemampuan tubuh
utnuk beradaptasi dengan stres lingkungan (Azizah, 2011).
2.3.2 Batasan Lansia
1. Batas Usia menurut WHO meliputi : (Sulistyarini, 2017)
a. Usia pertengahan (middle age), ialah kelompok usia 45 sampai 59
tahun.
b. Lanjut usia (elderly), antara 60 sampai 74 tahun
c. Lanjut usia tua (old), antara 75 sampai 90 tahun
d. Usia sangat tua (very old), diatas 90 tahun
2. Menurut Birren dan Jenner (1997) meliputi :
a. Usia biologis, menunjuk kepada jangka waktu sesorang sejak lahirnya
berada dalam keadaan hidup atau mati
b. Usia psikologis, menunjuk kepada kemampuan sesorang untuk
mengadakan penyesuaian-penyesuaian kepada situasi yang dihadapinya
c. Usia sosial, menunjukkan kepada peran-peran diharapkan atau
diberikan masyarakat kepada seseorang berhubungan dnegan usianya.
34
3. Menurut Dra. Ny. Jos Masdani (Psikolog dari Universitas Indonesia)
dalam Nugorho, 2008. Lanjut usia merupakan kelanjutan usia dewasa.
Kedewasan di bagi menjadi empat bagian yaitu :
a. Fase iuventus, antara usia 25 – 40 tahun
b. Fase varilitas, antara usia 40 – 50 tahun
c. Fase praesenium, anatar usia 55 – 65 tahun
d. Fase senium, antara usia 65 tahun hingga tutup usia
2.3.3 Perubahan-perubahan Lansia
Penuaan adalah suatuproses almi yang tidak dapat dihindari, berjalan
secara terus–menerus, dan berkesinambungan. Selanjutnya akan menyebabkan
perubahan anatomis, fisiologis dan biokimia pada tubuh sehingga akan
mempengaruhi fungsi dan kemampuan tubuh secara keseluruhan (Sulistyarini,
2017)
1. Perubahan-Perubahan Fisik
a. Sel
Sel menjadi lebih sedikit jumlahnya dan lebih besar ukurannya.
Berkurangnya jumlah cairan tubuh dan berkurangnya cairan
intraseluler, menurunya proporsi di otak, otot, ginal, darah, dan hati
serta terjadi penurunan jumlah sel otak.
b. Sistem Persarafan
Sistem persarafan terjadi penurunan hubungan persarafan, berat otak
menurun 10 – 20% (Sel saraf otak tiap orang berkurang setiap harinya),
saraf panca indra mengecil. Menjadikan penglihatan berkurang
35
pendengaran menghilang, saraf penciuman dan perasa mengecil, lebih
sensitiv terhadap perubahan suhu, dan rendahnya ketahanan terhadap
dingin.
c. Sistem Pendengaran
Terjadinya gangguan pendengaran, hilangnya daya pendengaran pada
telingan dalam, terutama terhadap bunyi suara atau nada yang tinggi,
suara yang tidak jelas, sulit mengerti kata-kata, 50% terjadi pasa usia 65
tahun. Membran timpani menjadi atropi menyebabkan otosklerosis.
Terjadi pengumpulan serumen, dapat mengeras karena meningkatnya
keratin. Mengalami vertigo (perasaan tidak stabil seperti berputar atau
bergoyang)
d. Sistem Penglihatan
Lensa lebih suram (kekeruhan pada lensa), menjadi katarak, jelas
menyebabkan gangguan penglihatan. Penurunan atau hilangnya daya
akomodasi, dengan manifestasi presbiopia, seorang sulit melihat dekat
yang mempengaruhi berkurangnya ekastistas lensa. Lapang padang
menurun luas pandang berkurang.
2. Perubahan-Perubahan Non Fisik
a. Sistem Kardiovaskular
Katup jantung menebal dan menjadi kaku, terjadinya penurunan
elastisitas dinding aorta. Terjadi perubahan struktur pembuluh darah
seperti penyempitan lumen, serta dinding pembuluh darah menjadi kaku
36
dan elastisitasnya menurun sehingga meningkatkan tekanan darah
(Medika, 2017).
b. Sistem Pernapasan
Otot-otot pernafasan kehilngan kekuatan dan menjadi kaku, paru-paru
kehilangan elastisitas, kapasitas residu meningkat, menarik nafas lebih
berat, kapasitas pernafasan maksimum menurun dan kedalaman
bernafas menurun. Alveoli ukurannya melebar dari biasa dan jumlahnya
berkurang, keamampuan kekuatan otot pernafasan akan menurun
seiring dengan pertambahan usia. Oksigen dalam arteri menurun
menjadi 75 mmHg.
c. Sistem Pencernan
Indera pengecap menurun, hilangnya sensitifitas saraf pengecap dilidah
terhadap rasa manis, asin, asam dan pahit, esophagus mengalami
pelebaran. Rasa lapar menurun, asam lambung menurun. Peristaltik
melemah dan biasanya timbul konstipasi
2.3.4 Masalah-masalah Pada Lansia
Menurut Nugoroho tahun 2008 masalah dan penyakit pada lanjut usia,
antara lain :
1. Masalah fisik umum
a. Mudah Jatuh
Jatuh pada lanjut usia merupakan masalah yang seiring terjadi.
Penyebabnya multi faktor. Baik faktor intrinsik maupun dari dalam diri
lanjut usia.
37
b. Mudah lelah
Hal ini dapat disebabkan oleh faktor psikologis (perasaan bosan,
keletihan atau depresi), gangguan organis, misalnya anemia,
kekurangan vitamin, peruabahan pada tulang, gangguan pencernaan,
kelainan metabolisme, gngguan ginjal dengan uremia, gangguan faal
hati, gangguan sistem peredaran darah dan jantung.
2. Gangguan Kardovaskuler
a. Nyeri dada
Nyeri dada dapat disebabkan oleh penyakit jantung koroner, aneruitsme
aorta, radang selaput jantung
b. Sesak nafas pada kerja fisik
Sesak nafas pada kerja fisik dapat disebabkan oleh kelemahan jantung,
gangguan sistem salruan nafas berat badan berlebihan.
c. Palpitasi
d. Edema kaki
3. Nyeri atau ketidaknayamanan
Nyeri pinggang atau punggung, nyeri sendi pinggul, keluha pusing,
kesemutan pada anggota badan.
4. Berat Badan Menurun
Berat badan menurun disebabkan oleh nafsu makan menurun karena
kurang adanya gairah hidup, adanya penyakit kronis, gangguan pada
saluran pencernaan, faktor sosial ekonomi.
38
5. Gangguan Eliminasi
a. Inkontinesia atau ngompol
Inkontinensia atau ngompol disebabkan oleh melemahnya otot dasar
panggul, kontraksi abdomen pada kandung kemih, obat diuretik, radang
kandung kemih, radang saluran kemih, kelainan kontrol pada kandung
kemih.
b. Inkontinesia alvi
Inkontinesia alvi disebabkan oleh obat pencahar perut, gangguan saraf,
keadaan diare, kelaina pada usus besar, kelainan pada ujung slauran
pencernaan dan neurodiabetik.
6. Gangguan ketajaman penglihatan
Gangguan ketajaman pengelihatan disebabkan oleh presbiopi, kelainan
lensa mata, kekeruhan pada lensa, pupil konstritksi, tekanan dalam mata,
retina terjadi degenerasi, radang saraf mata.
7. Gangguan pendengaran
Gangguan pendengaran disebabkan oleh kelainan degenerasi, ketulian
pada lanjut usia, vertigo dan tinnitus.
8. Gangguan tidur
Gangguan tidur pada lansia disebabkan oleh :
a. Faktor eksternal (luar), mislanya lignkungan yang krang tenang
b. Faktor intinsic, baik organik maupun pesikogenik. Organik bergerak
(akatisia) dan penyakit tertentu yang membuat gelisah. Psikogenik,
misalnya depresi kecemasan, stres, iritabilitas dan marah yang tidak
disalurkan.
39
2.4 Kerangka Teori
Gambar 2.1 Teori model Betty Neuman, 1972
Gambar 2.2 Aplikasi teori Betty Neuman
Primer
Faktor yg tidak dapat di
ubah :
Jenis Kelamin
Umur
Keturunan (genetik)
Faktor yang dapat di
ubah :
Gaya hidup
Diet
Stress
Obesitas
Tersier
Membatasi konsumsi garam
Menghentikan rokok
Olahraga teratur
Mengurangi berat badan
Sekunder
Farmakologi :
Golongan diuretik
Penghambat Adrenergik
ACE-Inhibitor
Angiotensin II-bloker
Antagonis-kalsium
Vasoduakor
Diazoxide
Beta blocker
Calsium Chonel Blocker (CCB)
Non Farmakologi :
Mengurangi konsumsi garam
Olahraga yang teratur
Menghentikan rokok
Membatasi konsumsi alkhohol
Mengurangi kelebihan berat badan
Herbal (bahan alami)
Buah dan sayur :
Coklat
Buah jeruk
Brokoli
Buah semangka
Kacang-kacangan
Daun seledri
Mentimun
Buah Mengkudu
Buah Anggur
Belimbing Manis
BungaRosela
HIPER
TENSI
40
Teori Betty Neuman memiliki tujuan untuk membantu individu, keluarga,
dan kelompok untuk mendapatkan dan mempertahankan tingkat kesehatan
maksimalnya melalui intervensi tertentu. Neuman meyakini bahwa keperawatan
memperhatikan manusia secara utuh. Perawat mengkaji, mengatur dan
mengevaluasi sistem klien. Perawatan berfokus pada variabel-variabel yang
mempengaruhi respons klien terhadap stressor. Tindakan keperawatan terdiri dari
pencegahan primer berfokus pada peningkatan pertahanan tubuh melalui
identifikasi faktor-faktor risiko yang potensial dan aktual terjadi akibat stressor
tertentu. Pencegahan sekunder berfokus pada penguatan pertahanan dan sumber
internal melalui penetapan prioritas dan rencana pengobatan pada gejala-gejala
yang tampak, sedangkan pencegahan tersier berfokus pada proses adaptasi
kembali. Prinsip dari pencegahan tersier adalah untuk memberikan penguatan
pertahanan tubuh terhadap stresor melalui pendidikan kesehatan dan untuk
membantu dalam mencegah terjadinya masalah yang sama.
41
BAB III
KERANGKA KONSEPTUAL DAN HIPOTESIS
3.1 Kerangka Konseptual
Kerangka konsep adalah suatu uraian dan visualisasi hubungan atau kaitan
antar konsep satu terhadap konsep lainnya, atau antara variabel yang satu dengan
variabel yang lain dari masalah yang ingin diteliti (Notoatmodjo, 2012).
Keterangan :
: Tidak diteliti : Berpengaruh
: Diteliti
Gambar 3.1 Kerangka konsep
Jus Semangka
Semangka dimakan
secara langsung
Tekanan darah
Faktor risiko hipertensi :
Tidak dapat diubah:
- Genetik
- Jenis Kelamin
- Umur
Dapat diubah:
- Merokok
- Konsumsi Garam
- Obesitas
- Stres
- Keseimbangan Hormonal
42
Tekanan darah dipengaruhi oleh 2 faktor yaitu faktor yang tidak dapat
diubah dan dapat diubah, untuk faktor yang tidak dapat diubah yaitu usia, jenis
kelamin, keturunan (genetik). Faktor yang dapat diubah yaitu obesitas, merokok,
konsumsi garam yang berlebih, stres, dan keseimbangan hormonal. Adapun
intervensi yang dapat diberikan peneliti yaitu pemberian jus semangka dan
semangka yang dimakan secara langsung.
3.2 Hipotesis
Hipotesis adalah jawaban sementara dari rumusan masalah atau atau
pertanyaan penelitian (Nursalam, 2015). Hipotesis adalah jawaban sementara
penelitian, patokan duga, atau dalil sementara, tentang kebenarannya akan
dibuktikan dalam penelitian tersebut (Notoatmodjo, 2012).
Ha : Ada perbedaan antara konsumsi semangka yang di jus dan dimakan secara
langsung untuk menurunkan tekanan darah pada lansia penderita hipertensi
ringan sampai sedang di posyandu lansia Mawar Indah di Desa Janggan
Kecamatan Poncol Kabupaten Magetan.
43
BAB IV
METODE PENELITIAN
1
Metode penelitian merupakancara memecahkan masalah berdasarkan
keilmuan (Nursalam, 2003).
4.1 Desain Penelitian
Desain penelitian adalah suatu strategi penelitian dalam mengidentifikasi
permasalahan sebelum perencanaan akhir pengumpulan data berdasarkan tujuan
penelitian (Nursalam, 2003).
Dalam penelitian ini menggunakan jenis penelitian kuantitatif. Desain
penelitian ini Pre Eksperimental dengan rancangan One Group Pretest Posttest
with control group. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis
perbedaan efektivitas antara jus semangka dan semangka yang dimakan langsung
terhadap perubahan tekanan darah pada lansia dengan hipertensi ringan – sedang,
dimana pada eksperimen ini membandingkan antara kelompok intervensi yaitu
kelompok pemberian jus semangka dengan kelompok kontrol pemberian buah
semangka yang dimakan secara langsung. Pada penelitian ini observasi atau
penilaian tekanan darah dilakukan sebanyak dua kali yaitu sebelum dan sesudah
intervensi (pre dan post test). Bentuk rancangan ini sebagai berikut :
Tabel 4.1 Skema Penelitian One Group Pretest PosttestWith Control Group
Subjek Pra Perlakuan Post
P O1 X1 O2
P O1 X2 O2
44
Keterangan :
P : Perlakuan
O1 : Pengukuran awal sebelum dilakukan perlakuan (pre test)
X1 : Perlakuan (Pemberian jus semangka)
X2 : Perlakuan pemberian buah semangka yang dimakan langsung
O2 : Pengukuran kedua setelah dilakukan perlakuan (post test)
4.2 Populasi dan Sampel
4.2.1 Populasi
Populasi adalah keseluruhan suatu variabel menyangkut masalah yang
diteliti berupa orang, kejadian atau sesuatu lain yang akan dilakukan penelitian
(Nursalam, 2013). Populasi dalam penelitian ini adalah semua penderita hipertensi
ringan-sedang di Posyandu lansia Mawar Indah Desa Janggan Kecamatan Poncol
Kabupaten Magetan sebanyak 34 orang.
4.2.2 Sampel
Sampel merupakan bagian dari populasi yang akan diteliti atau sebagian
jumlah dari karakteristik yang dimiliki oleh populasi, dimana dalam sampel
terdapat kriteria sampel antara lain kriteria inklusi (subjek penelitian dapat
mewakili sampel penelitian karena memenuhi syarat) dan kriteria eksklusi (subjek
penelitian tidak dapat mewakili sampel penelitian karena tidak memenuhi syarat)
(Hidayat, 2009).
Jumlah sampel minimal dalam penelitian ini dihitung dengan rumus besar
sampel menggunakan rumus Slowvin, adapun rumus slowvin sebagai berikut :
45
𝑛 =N
1 + N(d)2
𝑛 =34
1 + 34(0,05)2
𝑛 =34
1 + 34(0,0025)2
𝑛 =34
1,085
𝑛 = 31,57
𝑛 = 32
Keterangan :
n : besar sampel
N : besar populasi
d : tingkat signifikan (0,05)²
4.2.3 Kriteria Sampel
Penentuan kriteria sampel sangat membantu peneliti untuk mengurangi
bias hasil penelitian, khususnya jika terdapat variabel-variabel kontrol ternyata
mempunyai pengaruh terhadap variabel yang kita teliti. Kriteria sampel dapat
dibedakan menjadi 2 bagian, yaitu inklusi dan eksklusi (Nursalam, 2013).
1. Kriteria Inklusi
Kriteria inklusi dalam penelitian ini adalah :
a. Lansia anggota posyandu lansia Mawar Indah Desa Janggan Kecamatan
Poncol Kabupaten Magetan yang menderita Hipertensi ringan - sedang
b. Bersedia menjadi responden
c. Usia 54-90 tahun
46
2. Kriteria Eksklusi
Kriteria eksklusi dalam penelitian ini, yaitu :
a. Lansia menderita hipertensi dengan komplikasi
b. Lansia menderita hipertensi berat
c. Penderita hipertensi dengan penyakit gagal ginjal dan gagal jantung
4.2.4 Tehnik Sampling
Sampling adalah proses menyeleksi porsi dari populasi untuk dapat
mewakili populasi (Nursalam,2008).
Metode yang digunakan untuk pengambilan sampel dilakukan dengan non
probability dengan tehnik Purposive sampling yaitu didasarkan pada suatu
pertimbangan tertentu yang dibuat oleh peneliti sendiri, berdasarkan ciri atau
sifat-sifat populasi yang sudah diketahui sebelumnya. Mula-mula peneliti
mengidentifikasi semua karakteristik populasi, misalnya dengan melakukan study
pendahuluan atau dengan mempelajari berbagai hal yang berhubungan dengn
populasi. Kemudian peneliti menetapkan berdasarkan pertimbangannya,sebagian
dari anggota populasi menjadi sampel peneliti sehingga trhnik pengambilan
sampel sacara purposive ini didasarkan pada pertimbangan pribadi peneliti sendiri
(Notoatmodjo, 2012)
47
4.3 Kerangka Kerja Penelitian
Gambar 4.1 Kerangka kerja penelitian
Populasi
Seluruh penderita hipertensi ringan - sedang yang berjumlah 34 orang di Posyandu
Lansia Mawar Indah Desa Janggan Kecamatan Poncol Kabupaten Magetan
PO
Sampel
Sebagian penderita hipertensi yang sesuai kriteria inklusi yang mengalami hipertensi ringan -
sedang di Posyandu Lansia Mawar Indah Desa Janggan Kecamatan Poncol Kabupaten
Teknik Sampling
Purposive Sampling
Desain Penelitian
Pre Eksperimental dengan rancangan “One Group Pretest Posttest with control group”
Pengumpulan Data
Mengukur tekanan darah sebelum dan sesudah dilakukan terapi
Kelompok Eksperimen
Pretest
Jus semangka
Posttest
Kelompok Control
Pretest
Semangka di makan langsung
Posttest
Pengolahan data
Editing, coding, entry, cleaning, tabulating
Analisis
Independent t-test
Hasil dan Kesimpulan
48
4.4 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional
Variabel penelitian adalah perilaku atau karakteristik yang memberikan
nilai beda terhadap sesuatu (benda, manusia dan lain-lain) (Nursalam, 2013).
4.4.1 Identifikasi Variabel
Macam jenis variabel meliputi independen dan dependen (Nursalam,
2015) :
1. Variabel independen (Variabel bebas).
Variabel Independent adalah yang mempengaruhi atau nilainya
menentukan variabel lain. Suatu kegiatan stimulus yang dimanipulasi oleh
peneliti menciptakan suatu damak pada variabel terikat. Variabel
Independent biasanya dimanipulasi, diamati, diukur untuk diketahui
hubungannya atau pengaruhnya terhadap variabel lain (Nursalam, 2013).
Variabel Independent dalam penelitian ini adalah terapi jus semangka dan
semangka yang dimakan secara langsung.
2. Variabel dependen (Variabel terikat).
Variabel Dependent adalah yang diamati dan diukur untuk menentukan
ada tidaknya hubungan atau pengaruh dari variabel Independent
(Nursalam, 2013) Variabel Dependent pada penelitian ini adalah tekanan
darah.
49
4.4.2 Definisi Operasional Variabel
Definisi operasional secara rinci dapat dilihat dalam definisi operasional
penelitian yang digambarkan
Tabel 4.2 Definisi Operasional Variabel
Variabel Definisi
operasional Indikator Alat ukur
Skala
data Skor
Independent
variable
1. Terapijus
semangka
2. Terapi
semangka
yang
dimakan
langsung
Suatu metode
penyembuhan
dengan
menggunakan jus
semangka untuk
mendapatkan
efek-efek terapis
atau
penyembuhan.
Suatu metode
penyembuhan
menggunakan
buah semangka
yang dimakan
langsung untuk
mendapatkan
efek-efek terapis
atau
penyembuhan.
Jumlah : 200
gram buah
semangka 100cc
air putih
kemudian
dihaluskan
dengan blender.
Diberikan 1 x
sehari selama 7
hari setiap pagi
setelah makan.
Jumlah : 200
gram buah
semangka
kemudian
dipotong dadu.
Diberikan 1x
sehari selama 7
hari setelah
makan.
SOP jus
semangka
Dependent
Variable
Tekanan darah
Nilai tekanan
darah pada pada
penderita
hipertensi ringan
– sedang dengan
melakukan
pengukuran
tekanan darah.
Nilai tekanan
darah tekanan
darah sistol: 120
mmHg dan
tekanan diastol
80 mmHg
Spygnoma
nometer
jarum dengan
merk GEA
dengan
ketelitian 3
mmHg dan
stetoscope
Interval Sistolik :
140-179
mmHg
Diastolik
: 90-119
mmHg
50
4.5 Instrumen penelitian
Instrumen penelitian adalah alat atau fasilitas yang digunakan untuk
peneliti dalam pengumpulan data agar pekerjaanya lebih mudah dan hasilnya
lebih baik (Arikunto, 2006).
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah tensimeter jarum,
stetoskop, timbangan, lembar kuesioner responden, lembar tabulasi data tekanan
darah, SOP cara membuatan jus semangka. Pada penelitian ini alat timbangan dan
tensimeter jarum yang digunakan baru.
4.6 Lokasi dan Waktu Penelitian
Lokasi penelitian ini akan dilakukan di Posyandu Lansia Mawar Indah
Desa Janggan Kecamatan Poncol Kabupaten Magetan. Waktu penelitian akan
dilakukan pada bulan Maret – Mei 2018.
Tabel 4.3 Gantt Cahat
Kegiatan Bulan
12/2017 04/2018 04/2018 05/2018
Pengambilan data awal
Ujian Proposal
Mengurus Surat ijin
Penelitian
Penelitian
51
4.7 Prosedur Pengumpulan Data
Beberapa langkah-langkah yang dilakukan peneliti dalam pengumpulan
data adalah sebagai berikut :
1. Mengurus ijin penelitian dengan membawa surat dari STIKES Bhakti
Husada Mulia Madiun untuk ditujukan kepada Bakesbangpol Magetan.
2. Setelah mendapatkan surat ijin penelitian dari Bakesbangpol, surat ijin
ditujukan kepada Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Magetan.
3. Setelah mendapatkan surat ijin penelitiam dari Dinas Kesehatan
Kabupaten Magetan, surat ijin ditujukan kepada Kepala Puskesmas
Poncol.
4. Setelah mendapatkan ijin dari pihak Puskesmas Kecamatan Poncol
Kabupaten Magetansurat ijin ditujukan ke Ketua Kader Posyandu Lansia
Mawar Indah Desa Janggan Kecamatan Poncol Kabupaten Magetan.
5. Peneliti memberikan penjelasan kepada responden tentang maksud dan
tujuan serta inform consent responden. Setiap responden diberikan
kebebasan untuk memberikan persetujuan atau menolak menjadi subjek
penelitian. Setelah calon responden menyatakan bersedia untuk mengikuti
prosedur penelitian, maka responden diminta untuk menandatangani
lembar informed consent yang telah disiapkan peneliti (lampiran). Setelah
mengisi lembar informed consent, kemudian responden diminta untuk
mengisi data demografi meliputi nama, usia, dan jenis kelamin.
6. Responden dibagi menjadi 2 kelompok.
52
7. Peneliti melakukan pemeriksaan tekanan darah (pre-test) pertama kali,
selanjutnya akan dilihat setelah dilakukan intervensi selama satu minggu.
Hasil pemeriksaan tekanan darah tersebut dicatat pada lembar observasi
(lampiran).
8. Peneliti menyiapkan jus semangka dan semangka yang dipotong sama
besar, kemudian diberikan kepada responden dan peneliti memberikan
penjelasan tentang prosedur pemberian terapi jus tersebutyang diminum 1
gelas/hari (200cc) setelah makan pagi dan terapi semangka yang dimakan
langsung(200gram) setelah makan pagi.
9. Peneliti memberikan terapi jus semangka ataupun semangka yang dimakan
langsung kepada responden dengan cara door to door.
10. Peneliti melakukan pengukuran tekanan darah pada hari ke 4 sebelum
diberikan terapi jus maupun dimakan langsung sebagai observasi
perubahan tekanan darah.
11. Peneliti melakukan pemeriksaan tekanan darah responden kembali (post-
test) setelah dilakukan intervensi selama satu minggu. Hasilnya dicatat
pada lembar observasi nilai tekanan darah.
12. Mengumpulkan data dan untuk selanjutnya data diolah dan dianalisis.
4.8 Pengolahan Data
Setelah data terkumpul dari hasil pengumpulan data perlu diproses dan
dianalisis secara sistematis supaya bisa terdeteksi.Data tersebut di tabulasi dan
dikelompokkan sesuai dengan variabel yang diteliti. Langkah-langkah pengolahan
data :
53
1. Editing
Editing adalah data yang terkumpul, baik data kualitatif maupun data
kuantitatif harus dibaca sekali lagi untuk memastikan apakah data tersebut
dijadikan bahan analisis atau tidak (Nasehudin,dkk, 2012).
2. Coding
Coding adalahpeng”kodean” atau “coding”, yaitu mengubah data
berbentuk kalimat atau huruf menjadi angka atau bilangan.
Data demografi,Jenis kelamin meliputilaki laki dan perempuan.
Pendidikan meliputi SD, SMP, SMA, perguruan tinggi, buta
huruf.Pekerjan meliputi, pensiunan, wiraswasta, dan buruh tani.
a. Jenis Kelamin :
- Laki –laki : diberi kode 1
- Perempuan : diberi kode 2
b. Pendidikan :
- Tidak sekolah : diberi kode 1
- SD : diberi kode 2
- SMP : diberi kode 3
- SMA : diberi kode 4
- Perguruan tinggi : diberi kode 5
c. Pekerjaan :
- Tidak bekerja : diberi kode 1
- Pensiunan : diberi kode 2
- Pedagang : diberi kode 3
54
- Pegawai negri : diberi kode 4
- TNI/Polri : diberi kode 5
- Tani : diberi kode 6
- Swasta : diberi kode 7
d. Usia :
- 45 – 59 tahun : diberi kode 1
- 60 – 74 tahun : diberi kode 2
- 75 – 90 tahun : diberi kode 3
e. Pemberian Terapi :
- Jus semangka : Diberi kode 1
- Semangka dimakan langsung : Diberi kode 2
3. Entry
Data entry adalah kegiatan memasukkan data yang telah dikumpulkan ke
dalam master tabel atau data komputer, kemudian membuat distribusi
frekuensi.
4. Cleaning
Apabila semua data dari setiap sumber data atau responden selesai
dimasukkan perlu di cek kembali untuk melihat kemungkinan adanya
kesalahan kode, ketidaklengkapan dan sebagainya, kemudian dilakukan
pembetulan atau koreksi.
55
5. Tabulating
Data yang ditabulasi sesusuaidengan kriteria penelitian meliputi data jenis
kelamin, pendidikan, dan data pengecekkan tekanan darah sebelum dan
sesudah.
4.9 Analisa Data
4.9.1 Analisa Univariat
Analisa univariat dilakukan terhadap masing-masing variabel yang
diteliti.Tujuan dari analisis univariat adalah menjelaskan karakteristik setiap
variabel penelitian (Notoatmodjo, 2010).
Distribusi frekuensi dalam penelitian ini untuk data kategorik sebagai
berikut: pendidikan, jenis kelamin, pekerjaan.
P = ∑𝑓/N X 100%
P : Populasi
f : frekuensi
Perhitungan Tendensi Sentral
Data yang dianalisis Jenis tendensi sentral adalah mean (rata-rata), median
(nilai tengah), modus. Data yang dianalisis merupakan data numerik yang
berskala rasio dan interval. Di dalam penelitian data yang dianalisis tendensi
sentral adalah tekanan darah dan usia.
4.9.2 Analisa Bivariat
Analisis bivariat adalah analisis yang dilakukan terhadap dua variabel
yang diduga berhubungan atau berkorelasi (Notoatmojdo, 2012).
56
Teknik analisis yang digunakan untuk mengetahui tekanan darah sebelum
dan sesudah diberikan jus semangka dan semangka dimakan langsung
menggunakan uji statistik Paired t-test jika data berdistribusi normal, dan jika
data tidak berdistribusi normal menggunakan uji Wilcoxon yang merupakan
nonparametric test.
Teknik analisis yang digunakan untuk mengetahui perbedaan efektivitas
antara kelompok yang diberi jus semangka dan di beri semangka yang dimakan
langsung terhadap penurunan tekanan darah menggunakan uji statistik
Independent t-test.Beberapa syarat penggunaan independen t-test :
1. Sampel dalam jumlah kecil
2. Skala data interval / rasio
3. Data homogen
4. Data berdistribusi normal
Langkah-langkah yang dilakukan dalam uji penelitian ini adalah sebagai
berikut:
1. Homogen/sejenis
Uji homogenitas menggunakan metode levene’s. Kelompok dikatakan
homogen apabila hasil p value > 0,05. Dimana uji signifikansi 0,05 atau
taraf kepercayaan 95%. Hasil analisa disimpulkan sevagai berikut:
a. Menolak H0 (menerima Ha) bila diperoleh nilai p < 0,05
b. Menerima H0 (menolak Ha) bila diperoleh nilai p > 0,05
Perhitunganuji statistik menggunakan perhitungan dengan system
komputerisasi SPSS 16.0.
57
2. Uji Kenormalan Data
Untuk mengetahui normalitas data perlu dilakukan uji normalitas
dengan menggunakan uji Shapiro-Wilk, distribusi data dikatakan normal
jika nilai p > 0,05 dan tidak normal jika jika hasi nilai p < 0,05. Uji
normalitas Shapiro-Wilk digunakan jika jumlah sample ≤ 50, pada
penelitian ini jumlah sample sebanyak 32 orang sehingga cocok
menggunakan uji Shapiro-Wilk. Data-data tersebut akan disajikan dalam
bentuk tabel.
3. Metode analisis statistik
Metode analisis statistik ini untuk mengetahui perubahan dua
populasi/ kelompok data yang independent yaitu 2 kelompok intervensi
yang mendapatkan Terapi jus semangka dan semangka yang dimakan
secara langsung terhadap penurunan tekanan darah.
Bila syarat-syarat terpenuhi maka menggunakan uji independent T-test dan
bila syarat tidak terpenuhi maka menggunakan uji Mann-Whitney U test yang
merupakakn nonparametric test.Untuk mengetahui perbedaan efektivitas antara
kelompok jus semangka dan kelompok semangka yang dimakan secara langsung
dilihat nilai p value dari dua kelompok.Jika nilai p < 0.05 maka terdapat
perbedaan yang signifikan, namun jika p > 0.05 maka tidak ada perbedaan yang
signifikan antara kelompokjus semangka dan semangka yang dimakan secara
langsung.
58
4.10 Etika Penelitian
Masalah etika pada penelitian yang menggunakan subjek manusia menjadi
isu sentral yang berkembang saat ini.Penelitian hampir 90% subjek yang
dipergunakan adalah manusia, maka peneliti harus memahami prinsip-prinsip
etika penelitian. Apabila hal ini tidak dilaksanakan, maka peneliti akan melanggar
hak-hak (otonomi) manusia yang kebetulan sebagai klien. Peneliti sering
memperlakukan subjek penelitian seperti memperlakukan kliennya, sehingga
subjek harus menurut semua anjuran yang diberikan.Padahal pada kenyataannya
hal ini sangat bertentangan dengan prinsip-prinsip etika penelitian (Nursalam,
2016).
Dalam melakukan penelitian ini, masalah etika meliputi :
1. Menghormati harkat dan martabat manusia (respect for human dignity)
Peneliti perlu mempertimbangkan hak-hak subyek untuk mendapatkan
informasi yang terbuka berkaitan dengan jalannya penelitian serta
memiliki kebebasan menentukan pilihan dan bebas dari paksaan untuk
berpartisipasi dalam kegiatan penelitian (autonomy). Peneliti menyiapkan
formulir persetujuan subyek.
2. Kerahasiaan (Confidentiality)
Setiap orang mempunyai hak-hak dasar individu termasuk privasi dan
kebebasan individu dalam memberikan informasi. Setiap orang berhak
untuk tidak memberikan apa yang diketahuinya kepada orang lain.Oleh
sebab itu, peneliti tidak boleh menampilkan informasi mengenai identitas
59
dan kerahasiaan identitas subjek. Peneliti seyogyanya cukup menggunakan
coding sebagai pengganti identitas responden.
3. Keadilan dan Keterbukaan (Respect for Justice an Inclusiveness)
Menurut peneliti di dalam hal ini menjamin bahwa semua subjek
penelitian memperoleh perlakuan dan keuntungan yang sama, tanpa
membedakan jender, agama, etnis, dan sebagainya,serta perlunya prinsip
keterbukaan dan adilpadakelompok.
60
BAB V
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
5.1 Hasil Penelitian
5.1.1 Gambaran Umum Lokasi Peneliti
Pada bab ini penulis menyajikan hasil dan pembahasan penelitian tentang
Efektifitas Konsumsi Semangka Yang Di Jus Dan Dimakan Secara Langsung
Untuk Menurunkan Tekanan Darah pada Lansia Penderita Hipertensi Ringan –
Sedang di Posyandu Lansia Mawar Indah Desa Janggan Kecamatan Poncol
Kabupaten Magetan yang mengambil sampel sebanyak 32 responden. Dimana 16
responden menjadi kelompok perlakuan dan 16 responden menjadi kelompok
kontrol. Batas-batas wilayah Puskesmas Poncol sebelah utara adalah kelurahan
Bulugunung, sebelah timur adalah Kelurahan Alastuwo, sebelah selatan adalah
Kelurahan Genilangit, dan sebelah barat adalah Kelurahan Wonomulyo.
Posyandu lansia Mawar Indah Desa Janggan Kecamatan Poncol
mengadakan kegiatan posyandu secara ruti sebulan sekali setiap tanggal 07 yang
berlokasi dirumah salah satu kader yang bernama Bapak Paeran Rt02/Rw01 Desa
Janggan. Saat pelaksanaan posyandu lansia dilakukan pemeriksaan kesehatan
yaitu pemeriksaan tekanan darah dan juga pemeriksaan gula darah. Pada pasien
yang saat pemeriksaan ditemukan penyakit hipertensi ataupu gula darahnya tinggi
mereka diberi edukasi tentang pola hidup yang sesuai oleh tenaga kesehatan yang
ada. Selain itu, diposyandu lansia mawar indah juga mengadakan senam lansia
yang dilakukan setiap satu bulan sekali yaitu pada tanggal 17 yang berlokasi di
halaman Puskesmas Poncol.
61
Penelitian ini dilaksanakan pada 07 Mei 2018 – 14 Mei 2018. Hari
pertama tanggal 07 Mei 2018 peneliti memberikan penyuluhan tentang hipertensi
dan juga melakukan pretest pada kelompok perlakuan dan kelompok kontrol,
kemudian pada tanggal 08 Mei 2018 – 15 Mei 2018 peneliti memberikan jus
semangka untuk kelompok perlakuan sedangkan kelompok kontrol diberikan
semangka yang dimakan langsung. Kemudian pada hari ke-4 pagi sebelum
peneliti memberikan terapi peneliti melakukan observasi (pengukuran tekanan
darah) pada kelompok perlakuan ataupun kelompok kontrol. perlakuan.
Pengecekan tekanan darah setelah pemberian terapi selesai (post test) pada kedua
kelompok dilakukan pada tanggal 15 Mei 2018.
Data hasil penelitian dibagi menjadi dua bagian, yaitu: data umum dan
data khusus. Data umum akan menyajikan mengenai karakteristik responden
berdasarkan umur, jenis kelamin, pendidikan, pekerjaan, sedangkan data
khususnya menyajikan hasil perubahan tekanan darah setelah diberikan terapi jus
semangka ataupun semangka yang dimakan secara langsung selama 7 hari.
sebelum dan sesudah dilakukan terapi jus semangka ataupun semangka yang
dimakan secara langsung pada kelompok perlakuan dan juga kelompok
kontrol.Sebelum dilakukan uji Independent T-Test peneliti melakukan uji
Homogenity Of Variance untuk mengetahui apakah data homogen atau tidak.
Apabila data tidak homogen maka uji yang digunakan yaitu uji Mann-Whitney U
test. Hasil dari uji homogenitas didapatkan hasil data tidak homogen, dari itu
peneliti menggunakan uji Mann-Whitney U test yang merupakan non-
parametrikdan hasil uji statistik Mann Whitney digunakan untuk mengetahui
62
perbedaan efektivitas pemberian jus semangka dan semangka yang dimakan
secara langsung untuk menurunkan tekanan darah pada lansia penderita hipertensi
ringan - sedang.
5.1.2 Data Umum Responden
1. Distribusi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
Tabel 5.1 Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden Berdasarkan
Jenis Kelamin di Posyandu Lansia Mawar Indah Desa Janggan
Kecamatan Poncol Pada tanggal 08 Mei 2018 – 14 Mei 2018
(n=32)
Jenis
Kelamin
Kelompok
Jus Semangka Semangka dimakan langsung
Frekuensi (f) Prosentase (%) Frekuensi (f) Prosentase (%)
Laki-laki
Perempuan
6
10
37,5%
62,5%
1
15
7%
93%
Total 16 100% 16 100%
Sumber : Data Primer Responden, 2018
Tabel diatas menunjukkan bahwa dari 2 kelompok tersebut frekuensi
terbesar berjenis kelamin perempuan, pada kelompok jus semangka
responden perempuan berjumlah 10 responden (62,5%) dan semangka
yang dimakan langsung responden perempuan berjumlah 15 responden
(93%). Jumlah responden laki-laki pada kelompok jus semangka
berjumlah 6 orang (37,5%) dansemangka yang dimakan langsung
reponden laki-laki berjumlah 1 orang (7%).
63
2. Distribusi Responden Berdasarkan Usia
Tabel 5.2 Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden Berdasarkan
Usia di Posyandu Lansia Mawar Indah Desa Janggan
Kecamatan Poncol Pada tanggal 08 Mei 2018 – 14 Mei
2018(n=32)
Usia
Kelompok
Jus Semangka Semangka dimakan langsung
Frekuensi (f) Prosentase (%) Frekuensi (f) Prosentase (%)
45-59 tahun
60-74 tahun
75-90 tahun
6
8
2
37,5%
50%
12,5%
5
10
1
31%
62,5%
6,5
Total 16 100% 16 100%
Sumber : Data Primer Responden, 2018
Hasil penelitian pada 2 kelompok menunjukkan pada kelompok jus
semangka usia responden terbanyak adalah 60-74 tahun (50%) tahun, dan
usia terendah adalah 75-90 tahun (12,5%). Sedangkan pada kelompok
semangka yang dimakan langsung usia terbanyak responden adalah 60-74
tahun (62,5%) tahun, dan usia terendah adalah 75-90 (6,5%).
3. Distribusi Responden Berdasarkan Pekerjaan
Tabel 5.3 Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden Berdasarkan
Pekerjaan di Posyandu Lansia Mawar Indah desa Janggan
Kecamatan Poncol Pada tanggal 08 Mei 2018 – 14 Mei 2018
(n=32)
Pekerjaan
Kelompok
Jus Semangka Semangka Dimakan Langsung
Frekuensi (f) Prosentase (%) Frekuensi (f) Prosentase (%)
TidakBekarja
Petani
Swasta
Pedagang
1
11
3
1
6,2%
68,8%
18,8%
6,2%
-
6
7
3
-
37,5%
43,8%
18,8%
Total 16 100% 16 100%
Sumber : Data Primer Responden, 2018
Hasil menunjukkan bahwa responden pada kelompok jus semangka
dengan pekerjaan petani berjumlah 11 orang (68%), swasta berjumlah 3
orang (18,8%), dan pedagang berjumlah 1 orang (6,2%) dan ada 1
responden yang tidak bekerja (pengangguran). Pada kelompok semangka
64
yang dimakan langsung responden dengan pekerjaan petani berjumlah 6
orang (37,5%), swasta 7 orang (43,8%), dan pedagang 3 orang (18,8%).
4. Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan
Tabel 5.4 Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden Berdasarkan
Pendidikan terakhir di Posyandu Lansia Mawar Indah Desa
Janggan Kecamatan Poncol pada tanggal 08 Mei – 14 Mei
2018 (n=32)
No Pendidikan Frekuensi (f) Prosentasi (%)
1 Tidak sekolah 18 56.2
2 SD 14 43.8
TOTAL 32 100.0
Sumber : Data Primer Responden, 2018
Berdasarkan tabel 5.4 sebagian besar responden responden tidak
besekolah yaitu dengan jumlah 18 orang (56,2) sedangkan pendidikan
terakhir SD berjumlah 14 orang (43,8).
5.1.3 Data Khusus Responden
1. Rerata Tekanan Darah Sebelum dan Sesudah Diberi Jus Semangka
Tabel 5.5 Rerata Tekanan Darah Sebelum dan Sesudah Diberi Jus
Semangka di Posyandu lansia Mawar Indah Desa Janggan
Kecamatan Poncol Kabupaten Magetan (n=16)
Jus
Semangka
Tekanan Darah
Sebelum (PreTest) Sesudah (PostTest)
Sistol Diastol Sistol Diastol
Mean 1,49 88,12 1,31 79,37
SD 8,53 5,43 11,47 4,42
Min - Max 140-160 80-100 120-150 70-90
Sumber : Olahan Data Primer Responden di Posyandu lansia Mawar Indah Desa
Janggan Kecamatan Poncol Kabupaten Magetan, 2018.
Berdasarkan tabel 5.5 dapat diketahui rata-rata yang diperoleh dari
hasil pretest sistol 1,49 Standard Deviation 8,53 Skor terendah 140 dan
skor tertinggi 160. Rata-rata yang diperoleh dari hasil pretest diastoleh
88,12 Standard Deviation 5,43 Skor terendah 80 dan skor tertinggi 100.
65
Rata-rata yang diperoleh dari hasil posttest sistol 1,31 Standard Deviation
11,47 Skor terendah 120 dan skor terttinggi 150. Rata-rata yang diperoleh
dari hasil posttest diastole 79,37 Standard Deviation 4.42 Skor terendah 70
dan skor tertinggi 90. Setelah diberi jus semangka.
2. Rerata Tekanan Darah Sebelum dan Sesudah Diberi Semangka Makan
Langsung
Tabel 5.6 Rerata Tekanan Darah Sebelum dan Sesudah Diberi Semangka
Dimakan Langsung di Posyandu lansia Mawar Indah Desa
Janggan Kecamatan Poncol Kabupaten Magetan (n=16)
Semangka
Dimakan
Langsung
Tekanan Darah
Sebelum (PreTest) Sesudah (PostTest)
Sistol Diastol Sistol Diastol
Mean 1,56 95,0 1,29 83,12
SD 9,57 6,32 10,62 4,78
Min – Max 140-170 80-100 110-150 80-90
Sumber : Olahan Data Primer Responden di Posyandu lansia Mawar Indah Desa
Janggan Kecamatan Poncol Kabupaten Magetan, 2018.
Berdasarkan tabel 5.6 dapat diketahui rata-rata yang diperoleh dari
hasil pretest sistol 1,56 Standard Deviation 9.57 Skor terendah 140 dan
skor tertinggi 170. Rata-rata yang diperoleh dari hasil pretest diastole 95.0
Standard Deviation 6,32 Skor terendah 80 dan skor tertinggi 100. Rata-rata
yang diperoleh dari hasil posttest sistol 1,29 Standard Deviation 10,62
Skor terendah 110 dan skor terttinggi 150. Rata-rata yang diperoleh dari
hasil posttest diastole 83,12 Standard Deviation 4.78 Skor terendah 80 dan
skor tertinggi 90 setelah diberi buah semangka yang dimakan langsung.
66
3. Rerata Tekanan Darah Sistolik Antara Kelompok Jus semangka dan
semangka yang dimakan secara langsung.
Tabel 5.7 Rerata Tekanan Darah Sistolik Antara Kelompok jus
Semangka dan Semangka dimakan langsung di Posyandu
lansia Mawar Indah Desa Janggan Kecamatan Poncol
Kabupaten Magetan (n=32)
Hasil Jus Semangka Semangka Dimakan Langsung
Sistol Diastol Sistol Diastol
Mean Rank 12,06 12,00 20,94 21,00
Sum 193 192 335 336
P – Value P-Value Sistol = 0,003 dan P-Value Diastol = 0,002
sumber : Olahan Data Primer Responden di Posyandu lansia Mawar Indah Desa
Janggan Kecamatan Poncol Kabupaten Magetan, 2018.
Hasil uji Mann Whitney U Test didapatkan nilai p-value tekanan sistol
0.003 (<0,05) dan nilai p-value tekanan diastol 0,002(<0,05) sehingga
dapat disimpulkan bahwa H0 ditolak dan H1 diterima yang berarti ada
perbedaan efektivitas pemberian jus semangka dan semangka dimakan
langsung terhadap penurunan tekanan darah tinggi pada penderita
hipertensi lansia di posyandu lansia mawar indah Desa Janggan
Kecamatan Poncol Kabupaten Magetan. Dengan Mean Rank sistol
kelompok jus semangka 12.06, dan sistol kelompok semangka makan
langsung 20.94, sedangkan hasil diastole pada kelompok jus semangka
12.00, dan diastole kelompok semangka makan langsung 21.00. dari hasil
diatas dapat diketahui bahwa semangka yang dimakan secara langsung
lebih efektiv dibandingkan dengan semangka yang di jus.
67
5.2 Pembahasan
5.2.1 Rata-rata Tekanan Darah Sebelum dan Sesudah Diberi Jus Semangka
Hasil uji wilcoxon kelompok jus semangka pada tabel 5.4 menunjukkan
bahwa rerata tekanan darah sistolik sebelum pemberian jus semangka sebesar 1,49
turun menjadi 1,31 mmHg dan tekanan darah diastolik 88,12 mmHg turun
menjadi 79,37 mmHg (p value sistol= 0,000 < α 0,05) dan (p value diastol =
0,002 < α 0,05) yang berarti terdapat perbedaan rerata tekanan darah sistolik dan
diastolik yang bermakna sebelum dan sesudah pemberian jus Semangka pada
lansia dengan hipertensi ringan - sedang di Posyandu lansia Mawar Indah Desa
Janggan Kecamatan Poncol Kabupaten Magetan.
Hasil penelitian tersebut sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh
Maya Fadilah (2016) judul jurnal Pengruh Pemberian Jus semangka Terhadap
Tekanan Darah Pada Lansia Hipertensi Di Panti Tresna Werdha Teratai
Palembang. Hasil penelitiannya menyebutka ada penurunan sebasar 20 -40 mmHg
setelah diberikan jus semangka.
Hal ini didukung dari teori yang menyatakan perubahan tekanan darah
pada kelompok jus semangka dipengaruhi oleh kandunganDalam semangka
sangat kayaakan kandungan air, asam amino, L-arginine dapat menjaga tekanan
darah yang sehat. Peningkatan asupan kalium dalam diet telah dihubungkan
dengan penurunan tekanan darah, karena kalium memicu natriuresis (kehilangan
natrium melalui urin) sehingga dapat menurunkan tekanan darah. Diduga bahwa
peningkatan asupan kalium untuk mengimbangi natrium dalam diet bermanfaat
bagi kesehatan jantung. Kandungan kalium pada buah semangka cukup tinggi
68
yang dapat membantu kerja jantung dan menormalkan tekanan darah. Likopen
merupakan antioksidan yang lebih ungggul dari vitamin C dan E. Biji kaya zat
gizi dengankandungan minyak berwarna kuning 20% 45%, protein 30% 40%,
sitrullin, vitaminB12, dan enzim urease. Senyawa aktif kukurbositrin pada biji
semangka dapat memacu kerja ginjal dan menjaga tekanan darah agar tetap
normal (Fadilah,2016), Vitamin C berfungsi meningkatkan fungsi endotel melalui
produksi nitrat oksida, dengan peningkatan kadar nitrat oksida akan menyebabkan
relaksasi endotel yang bersifat sebagai vasodilator sehingga tekanan darah akan
menurun karena terjadi pelebaran pembuluh darah (Asprilia, 2016).
Peneliti berpendapat hasil penelitian ini didukung oleh karena pemberian
jus dilakukan dengan mengontrol kebiasaan konsumsi makanan dan minuman
oleh responden yaitu responden tidak mengkonsumsi kopi lebih dari batas normal
dan tidak mengkonsumsi makanan yang terlalu asin.
Hasil dari penelitian yang dilakukan oleh peneliti pada tanggal 07 Mei –
14 mei 2018 didapatkan hasil bahwa terdapat perubahan tekanan darah sebelum
dan sesudah diberikan terapi jus semangka. Peneliti menerapkan dengan cara
menyiapkan buah semangka, ditimbang sebanyak 200 gram, ditambahkan air
sebanyak 100cc kemudian diblender. Jus semangka diberikan kepada responden
setiap pagi setelah makan selama 7 hari. Berdasarkan hasil dan teori diatas
diketahui bahwa terapi jus semangka terhadap prubahan tekanan darah pada
penderita hipertensi ringan-sedang pada lansia terdapat pengaruh yang signifikan.
69
5.2.2 Rerata Tekanan Darah Sebelum dan Sesudah Diberi Semangka Yang
Dimakan langsung
Hasil uji wilcoxon kelompok jus semangka pada tabel 5.5 menunjukkan
bahwa rerata tekanan darah sistolik sebelum pemberian semangka dimakan
langsung sebesar 1,56 turun menjadi 1,29 mmHg dan tekanan darah diastolik 95,0
turun menjadi 83,12(p value sistoldan diastol= 0,000 < α 0,05)yang berarti
terdapat perbedaan rerata tekanan darah sistolik yang bermakna sebelum dan
sesudah pemberian Semangka dimakan langsung pada lansia dengan hipertensi
ringan - sedang di Posyandu lansia Mawar Indah Desa Janggan Kecamatan
Poncol Kabupaten Magetan.
Hal ini didukung dari teori yang menyatakan perubahan tekanan darah
pada kelompok semangk dimakan secara langsung dipengaruhi oleh
kandunganDalam semangka sangat kayaakan kandungan air, asam amino, L-
arginine dapat menjaga tekanan darah yang sehat. Peningkatan asupan kalium
dalam diet telah dihubungkan dengan penurunan tekanan darah, karena kalium
memicu natriuresis (kehilangan natrium melalui urin) sehingga dapat menurunkan
tekanan darah. Diduga bahwa peningkatan asupan kalium untuk mengimbangi
natrium dalam diet bermanfaat bagi kesehatan jantung. Kandungan kalium pada
buah semangka cukup tinggi yang dapat membantu kerja jantung dan
menormalkan tekanan darah. Likopen merupakan antioksidan yang lebih ungggul
dari vitamin C dan E. Biji kaya zat gizi dengankandungan minyak berwarna
kuning 20% 45%, protein 30% 40%, sitrullin, vitaminB12, dan enzim urease.
Senyawa aktif kukurbositrin pada biji semangka dapat memacu kerja ginjal dan
menjaga tekanan darah agar tetap normal (Fadilah,2016), Vitamin C berfungsi
70
meningkatkan fungsi endotel melalui produksi nitrat oksida, dengan peningkatan
kadar nitrat oksida akan menyebabkan relaksasi endotel yang bersifat sebagai
vasodilator sehingga tekanan darah akan menurun karena terjadi pelebaran
pembuluh darah (Asprilia, 2016).
Sebuah terapi kesehatan yang menggunakan buah semangka yang dimakan
secara langsung merupakan salah satu terapi yang digunakan untuk menurunkan
tekanan darah tanpa memerlukan biaya yang banyak karena hanya memerlukan
buah semangka. Hasil dari penelitian yang dilakukan oleh peneliti pada tanggal 07
mei – 14 mei 2018 didapatkan hasil bahwa terdapat perubahan tekanan darah
sebelum dan sesudah diberikan terapi buah semangka yang dimakan secara
langsung. Peneliti menerapkan dengan cara menyiapkan buah semangka, buah
semangka dipotong kotak kotak dan ditimbang sebanyak 200 gram kemudian
diberikan kepada responden setiap pagi setelah makan selama 7 hari. Berdasarkan
hasil dan teori diatas diketahui bahwa terapi buah semangka yang dimakan
langsung terhadap prubahan tekanan darah pada penderita hipertensi ringan –
sedang pada lansia terdapat pengaruh yang signifikan.
5.2.3 Rerata Tekanan Darah Antara Kelompok Jus Semangka dan
Semangka dimakan langsung
Sebelum dilakukan uji Independent T-Test peneliti melakukanuji
normalitas untuk mengetahui data berdistribusi normal atau tidak dan juga uji
Homogenity Of Variance untuk mengetahui apakah data homogen atau tidak.
Apabila data tidak homogen maka uji yang digunakan yaitu uji Mann-Whitney U
test. Hasil dari uji homogenitas didapatkan hasil data tidak homogen, dari itu
peneliti menggunakan uji Mann-Whitney U test yang merupakan non-parametrik.
71
Hasil uji Mann Whitney U Test didapatkan nilai p-value sistol 0.003 dan p
value diastol 0,002 (p value < 0,05) sehingga dapat disimpulkan bahwa H0 ditolak
dan H1 diterima yang berarti ada perbedaan efektivitas pemberian jus semangka
dan semangka dimakan langsung terhadap penurunan tekanan darah tinggi pada
penderita hipertensi lansia di posyandu lansia mawar indah Desa Janggan
Kecamatan Poncol Kabupaten Magetan. Dengan Mean Rank sistol kelompok jus
semangka12.06, dan sistol kelompok semangka makan langsung 20.94, sedangkan
hasil diastole pada kelompok jus semangka 12.06, dan diastole kelompok
semangka makan langsung 21.00. dari hasil diatas dapat diketahui bahwa
semangka yang dimakan secara langsung lebih efektiv dibandingkan dengan
semangka yang di jus.
Adanya perbedaan yang signifikan pada 2 kelompok penelitian. Hal ini
sesuai dengan teori yang dinyatakan oleh Harvard (2018) yang meyakini bahwa
buah-buahan yang dijus justru akan menghancurkan senyawa kimia yang
bermanfaat bagi kesehatan dan kandungan vitamin didalam buah juga akan
berkurang. Proses ketika memakan buah secara langsung seperti menggigit,
mengunyah dan menelan akan membuat nutrisi dan vitamin dalam buah akan
terserap lebih sempurna. Proses kimiawi yang menyebabkan penurunan tekanan
darah adalah kandungan didalam buah semangka sangat kayaakan kandungan air,
asam amino, L-arginine dapat menjaga tekanan darah yang sehat. Peningkatan
asupan kalium dalam diet telah dihubungkan dengan penurunan tekanan darah,
karena kalium memicu natriuresis (kehilangan natrium melalui urin) sehingga
dapat menurunkan tekanan darah. Diduga bahwa peningkatan asupan kalium
72
untuk mengimbangi natrium dalam diet bermanfaat bagi kesehatan jantung.
Kandungan kalium pada buah semangka cukup tinggi yang dapat membantu kerja
jantung dan menormalkan tekanan darah. Likopen merupakan antioksidan yang
lebih ungggul dari vitamin C dan E. Biji kaya zat gizi dengankandungan minyak
berwarna kuning 20% 45%, protein 30% 40%, sitrullin, vitaminB12, dan enzim
urease. Senyawa aktif kukurbositrin pada biji semangka dapat memacu kerja
ginjal dan menjaga tekanan darah agar tetap normal (Fadilah,2016), Vitamin C
berfungsi meningkatkan fungsi endotel melalui produksi nitrat oksida, dengan
peningkatan kadar nitrat oksida akan menyebabkan relaksasi endotel yang bersifat
sebagai vasodilator sehingga tekanan darah akan menurun karena terjadi
pelebaran pembuluh darah (Asprilia, 2016).
5.3 Keterbatasan Penelitian
Dalam penelitian ini peneliti mengakui terdapat kelemahan dan
kekurangan sehingga memungkinkan hasil yang ada belum optimal atau belum
bisa dikatakan sempurna. Banyak sekali kekurangan tersebut antara lain:
Aktivitas responden diluar treatment tidak dapat dikontrol peneliti
sehingga tidak mengetahui aktivitas yang dapat mempengaruhi naik atau turunnya
tekanan darah saat pengukuran. Selain itu observasi pengukuran tekanan darah
pada responden tidak dilakukan setiap hari melainkan hanya 3 hari sekali.
73
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan
Berdasarkan dari hasil penelitian yang telah dilakukan serta diuraikan pada
pembahasan yang terpapar di bab sebelumnya, maka penelitian dapat memberikan
kesimpulan sebagai berikut :
1. Terdapat penurunan tekanan darah sebelum dan sesudah pemberian terapi
jus semangka terhadap perubahan tekanan darah pada lansia penderita
hipertensi ringan-sedang di Posyandu Lansia Mawar Indah Desa Janggan
Kecamatan Poncol Kabupaten Magetan.
2. Terdapat penurunan tekanan darah sebelum dan sesudah pemberian terapi
semangka yang dimakan secara langsung terhadap perubahan tekanan
darah pada lansia penderita hipertensi ringan-sedang di Posyandu Lansia
Mawar Indah Desa Janggan Kecamatan Poncol Kabupaten Magetan.
3. Mengkonsumsi buah semangka secara langsung lebih efektiv
dibandingkan semangka yang dijus untuk menurunkan tekanan darah pada
lansia penderita hipertensi ringan-sedang di Posyandu Lansia Mawar Indah
Desa Janggan Kecamatan Poncol Kabupaten Magetan.
74
6.2 Saran
Berdasarkan hasil penelitian, berikut ini adalah saran yang dapat diberikan
terkait dengan terapi jus semangka dan semangka yang dimakan secara langsung
terhadap perubahan tekanan darah pada lansia penderita hipertensi ringan –
sedang di Posyandu Lansia Mawar Indah Desa Janggan Kecamatan Poncol
Kabupaten Magetan.
1. Bagi Penderita Hipertensi
Melanjutkan terapi menggunakan jus semangka ataupun semangka yang
dimakan secara langsung sebagai pengobatan alternatif yang murah,
mudah, dan praktis dalam menurunkan tekanan darah pada penderita
hipertensi ringan - sedang.
2. Bagi Institusi STIKES Bhakti Husada Mulia Madiun
Diharapkan penelitian ini dijadikan referensi dan digunakan bagi
mahasiswa untuk menambah pengetahuan di bidang kesehatan yaitu
pemberian terapi alternatif jus semangka dan semangka yang dimakan
secara langsung terhadap perubahan tekanan darah pada lansia penderita
hipertensi ringan - sedang.
3. Bagi Peneliti Selanjutnya
Diharapkan untuk peneliti selanjutnya dapat menghilangkan faktor – faktor
perancu di dalam proses penelitian, dan observasi pengukuran tekanan
darah dilakukan setiap hari sebelum diberikan terapi jus semangka ataupun
semangka dimakan langsung.
75
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian : Suatu Pendekatan Praktek.
Edisi Revisi V. Jakarta : Rineka Cipta.
Asikin, dkk. 2016. Keperawatan Medikal Bedah Sistem Kardiovaskular Jakarta:
Erlangga.
Azizah, Lilik Marifatul. 2011. Keperawatan Lanjut Usia. Edisi 1. Yogyakarta:
Graha Ilmu.
Efendi & Makhfudli. 2013. Keperawatan Kesehatan Komunitas. Jakarta: Salemba
Medika.
Fadilah, Maya. 2016. Pengaruh Pemberian Jus Semangka Terhadap Tekanan
Darah Pada Lansia Penderita Hipertensi Di Panti Tresna Werdha Teratai
Palembang. Palembang : STIKes Muhammadiyah Palembang.
Kalie, Baga. 2006. Bertanam Semangka. Jakarta : Penebar Swadaya.
Kartikasari, Erni. 2012. Pengaruh Mengkonsumsi Buah Belimbing Manis
(Averrhoa Carambola L) Dan Buah Pepaya (Carica Papaya L) Terhadap
Jumlah Koloni Stretococcus Sp.
Notoatmodjo, Sukidjo. 2010. Metode Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka
Cipta.
. 2012. Metode Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka
Cipta.
Noviyanti. 2015.Hipertensi, Kenali, Cegah & Obati. Yogyakarta: Notebook.
Nugroho, Wahyudi. 2008. Keperawatan Gerontik. Jakarta: EGC.
Nurrahmani, Ulfah. 2015. Stop Gejala Penyakit Jantung Koroner, Kolesterol
Tinggi, Diabetes Melitus, Hipertensi. Yogyakarta : Istana Media.
Nursalam. 2003. Konsep dan penerapan Metodologi penelitian Ilmu
Keperawatan. Jakarta : Salemba Medika.
. 2008. Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu
Keperawatan : Pedoman Skripsi, Tesis dan Instrumen Penelitian
Keperawatan. Jakarta : Salemba Medika.
76
. 2013. Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan. Jakarta: Salemba
Medika.
. 2015. Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan. Jakarta: Slemba
Medika.
Perry & Potter. 2005. Buku Ajar Fundamental Keperawatan Konsep, Proses dan
Praktik. Jakarta : Buku Kedokteran.
Putra, Winkanda. 2013. 68 Buah Ajaib. Yogyakarta: Ar-ruzz Media.
Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas). 2013. Prevalensi Hipertensi Di Indonesia.
Tersedia Dalam http://www.depkes.go.id (Diakses 10 Januari 2017).
Shanti, Ni Made. 2016. Pengaruh Pemberian Jus Semangka Terhadap Penurunan
Tekanan Darah Lansia. Lampung: Fakultas Kedokteran Universitas
Lampung.
Sobir dan Firmansyah. 2010. Budidaya Semangka Panen 60 Hari. Jakarta:
Penebar Swadaya.
Sugiono. 2007. Statistik Untuk Penelitian. Bandung : CV Alfabeta.
Sulistyarini, Tri.2016. Kompres Hangat Dan Senam Lansia Dalam Menurunkan
Nyeri Sendi Lansia. Nganjuk :Adjie Media Nusantara.
Tim Bumi Medika. 2017. Berdamai Dengan Hipertensi. Jakarta: Bumi Medika.
Triyanto, Endang. 2014. Pelayanan Keperawatan Bagi Penderita Hipertensi.
Yogyakarta: Graha Ilmu.
WHO. 2013. Hipertensi.
77
Lampiran 1
Surat Ijin Pencarian Data Awal STIKES Bhakti Husada Mulia
78
Lampiran 2
Surat Ijin Pencarian Data Awal BanKesBangPol
79
80
Lampiran 3
Surat Ijin Penelitian Awal BanKesBangPol
81
82
Lampiran 4
Surat Balasan Izin Penelitian Puskesmas Poncol
83
Lampiran 5
Surat Keterangan Selesai Penelitian
84
Lampiran 6
LEMBAR PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN
Kepada
Yth. Calon Responden
Di Tempat
Dengan hormat,
Saya yang bertanda tangan di bawah ini adalah mahasiswa Progam Studi
Ilmu Keperawatan STIKES Bhakti Husada Mulia Madiun,
Nama : Emma Tristianan Putri
NIM : 201402073
Bermaksud melakukan penelitian tentang berjudul “Efektivitas Konsumsi
Semangka Yang Di Jus Dan Dimakan Secara Langsung Untuk Menurunkan
Tekanan Darah Pada Lansia Penderita Hipertensi Ringan – Sedang Di Posyandu
Lansia Mawar Indah Desa Janggan Kecamatan Poncol Kabupaten Magetan”.
Sehubungan dengan ini, saya mohon kesediaan saudara untuk bersedia menjadi
responden dalam penelitian yang akan saya lakukan. Kerahasiaan data pribadi
saudara akan sangat kami jaga dan informasi yang akan saya gunakan untuk
kepentingan penelitian.
Demikian permohonan saya, atas perhatian dan kesediaan saudara saya
ucapkan terima kasih.
Madiun, Mei 2018
Peneliti
Emma Tristiana Putri
201402073
85
Lampiran 7
LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN
(Informed Consent)
Yang bertanda tangan dibawah ini :
Nama :
Umur :
Alamat :
Setelah saya mendapatkan penjelasan mengenai tujuan, manfaat, jaminan
kerahasiaan dan tidak adanya resiko dalam penelitian yang akan dilakukan oleh
mahasiswa Program Studi Keperawatan STIKES Bhakti Husada Mulia Madiun
yang bernama Emma Tristiana Putri mengenai judul “Efektivitas Konsumsi
Semangka Yang Di Jus Dan Dimakan Secara Langsung Untuk Menurunkan
Tekanan Darah Pada Lansia Penderita Hipertensi Ringan - Sedang Di Posyandu
Lansia Mawar Indah Desa Janggan Kecamatan Poncol Kabupaten Magetan”. Saya
mengetahui bahwa informasi yang akan saya berikan ini sangat bermanfaat bagi
pengetahuan keperawatan di Indonesia. Untuk itu saya akan memberikan data
yang diperlukan dengan sebenar-benarnya. Demikian penyataan ini saya buat
untuk dipergunakan sesuai keperluan.
Madiun, Mei 2018
Responden
86
Lampiran 8
STANDARD OPERASIONAL PROSEDUR
STANDARD
OPERASIONAL
PROSEDUR
JUS SEMANGKA BAGI
PENDERITA HIPERTENSI LANSIA
PENGERTIAN Tindakan pembuatan jus semangka bagi penerita
hipertensi lansia untuk menurunkan tekanan darah
menjadi normal
TUJUAN 1. Mengurangi nyeri kepala, leher, dan pundak akibat
hipertensi
2. Menurunkan tekanan darah menjadi normal
KEBIJAKAN Klien yang menderita hipertensi
PETUGAS Tim penelitian
ALAT DAN
BAHAN
1. Semangka 200 gram
2. Air 100cc
3. Gelas ukur
4. Blender
5. Pisau
PROSEDUR
PELAKSANAAN
A. Tahap Prainteraksi
1. Mencuci tangan
2. Menyiapkan alat
B. Tahap Orientasi
1. Memberikan salam
2. Menjelaskan tujuan dan prosedur pembuatan jus
semangka
3. Menanyakan persetujuan klien (Informed
Consen)
C. Tahap Kerja
1. Persiapan Alat dan Bahan
Pisau
Blender
Gelas ukur
Sendok
Semangka 200gram
2. Langkah kerja
Melakukan pemeriksaan tekanan darah
Menyiapkan 200 gram semangka
Menyiapkan blender
Potong kecil semangka lalu masukkan
dalam blender
87
Tambahkan air 100
Blender sampai halus
Tuangka kedalam gelas 200cc lalu minum
1x sehari sehabis makan pagi selama 7 hari
Lakukan pemeriksaan tekanan darah
D. Tahap Terminasi
1. Berpamitan dengan klien
2. Membersihkan alat
3. Merapikan alat
4. Mencuci Peralatan
5. Mencuci tangan
6. Salam
88
Lampiran 9
LEMBAR KUESIONER RESPONDEN
Nama :
Tempat, Tanggal Lahir/ Usia : /
Alamat :
Pekerjaan :
Pendidikan Terakhir :
Jenis Kelamin : L/P (Lingkari salah satu)
Berapa Lama Menderita Hipertensi :
Dalam Pengobatan Hipertensi : Ya / Tidak (Coret yang tidak perlu)
Makanan Yang Sering Dikonsumsi : (Beri Tanda Cek)
o Makanan Asin
o Sayur-sayuran
o Kacang-kacangan
o Lain-lain Sebutkan :
Mempunyai riwayat penyakit Lain: Ya / Tidak (Coret yang Tidak perlu)
Kode Responden :
89
Lampiran 10
Tabulasi Data Tekanan Darah
No Nama Jenis
Kelamin Umur Pendidikan Pekerjaan Alamat Terapi TD Pre
TD
Post
Selisih
Sistol Diastol
1 Ny. J P 60 Tidak sekolah Tidak bekerja Ds. Janggang Jus Semangka 150/80 140/80 10 0
2 Ny. T P 65 SD TANI Ds. Janggang Jus Semangka 160/90 150/80 10 10
3 Tn. M L 62 SD TANI Ds. Janggang Jus Semangka 140/80 120/80 20 0
4 Ny. M P 59 Tidak sekolah SWASTA Ds. Janggang Jus Semangka 160/90 140/80 20 10
5 Tn. S L 63 SD TANI Ds. Janggang Jus Semangka 160/90 140/80 20 10
6 Ny. S P 57 SD SWASTA Ds. Janggang Jus Semangka 150/80 120/80 30 0
7 Ny. Y P 54 SD TANI Ds. Janggang Jus Semangka 140/80 120/80 20 0
8 Ny. M P 70 SD TANI Ds. Janggang Jus Semangka 160/80 140/80 20 0
9 Ny. N P 58 Tidak sekolah TANI Ds. Janggang Jus Semangka 140/80 120/80 20 0
10 Ny. T P 75 Tidak sekolah PEDAGANG Ds. Janggang Jus Semangka 140/80 130/70 10 0
11 Tn. K L 76 Tidak sekolah TANI Ds. Janggang Jus Semangka 150/90 120/80 30 10
12 Tn. D L 72 SD TANI Ds. Janggang Jus Semangka 140/80 120/80 20 0
13 Tn. B L 57 SD TANI Ds. Janggang Jus Semangka 160/90 150/90 10 0
14 Ny. K P 72 Tidak sekolah TANI Ds. Janggang Jus Semangka 150/80 130/80 20 0
15 Ny. M P 70 SD TANI Ds. Janggang Jus Semangka 140/80 120/70 20 10
16 Tn. M L 69 SD SWASTA Ds. Janggang Jus Semangka 150/90 140/80 10 10
17 Ny. P P 72 Tidak sekolah SWASTA Ds. Janggang Semangka dimakan langsung 150/80 130/80 20 0
18 Ny. R P 70 Tidak sekolah PEDAGANG Ds. Janggang Semangka dimakan langsung 160/100 140/90 20 10
19 Ny. M P 68 Tidak sekolah SWASTA Ds. Janggang Semangka dimakan langsung 170/100 150/90 20 10
20 Ny. M P 70 Tidak sekolah TANI Ds. Janggang Semangka dimakan langsung 160/90 140/80 20 10
21 Ny. K P 72 Tidak sekolah SWASTA Ds. Janggang Semangka dimakan langsung 150/100 130/80 20 20
22 Ny. R P 67 Tidak sekolah TANI Ds. Janggang Semangka dimakan langsung 160/100 140/90 20 10
23 Ny. M P 73 Tidak sekolah SWASTA Ds. Janggang Semangka dimakan langsung 140/90 120/80 20 10
24 Ny. M P 59 Tidak sekolah SWASTA Ds. Janggang Semangka dimakan langsung 150/100 120/90 30 10
25 Tn. P L 69 Tidak sekolah SWASTA Ds. Janggang Semangka dimakan langsung 160/100 120/80 40 20
26 Ny. D P 72 Tidak sekolah TANI Ds. Janggang Semangka dimakan langsung 150/90 120/80 30 10
20 2 P 73 Tidak sekolah TANI Ds. Janggang Semangka dimakan langsung 140/90 120/80 20 10
90
No Nama Jenis
Kelamin Umur Pendidikan Pekerjaan Alamat Terapi TD Pre
TD
Post
Selisih
Sistol Diastol
28 Ny. R P 77 Tidak sekolah PEDAGANG Ds. Janggang Semangka dimakan langsung 170/100 140/90 30 10
29 Ny. M P 58 SD PEDAGANG Ds. Janggang Semangka dimakan langsung 160/90 130/80 30 10
30 Ny. S P 56 SD TANI Ds. Janggang Semangka dimakan langsung 150/90 110/80 40 10
31 Ny. K P 59 SD TANI Ds. Janggang Semangka dimakan langsung 160/100 130/80 30 10
32 Ny. W P 58 SD SWASTA Ds. Janggang Semangka dimakan langsung 170/100 130/80 40 20
91
Lampiran 11
Hasil Distribusi Frekuensi
1. Hasil Distribusi Frekuensi Jenis Kelamin
Statistics
Jenis_kelamin
N Valid 32
Missing 0
Mean 1.7812
Median 2.0000
Mode 2.00
Minimum 1.00
Maximum 2.00
Sum 57.00
Jenis_kelamin
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid Laki-laki 7 21.9 21.9 21.9
Perempuan 25 78.1 78.1 100.0
Total 32 100.0 100.0
2. Hasil Distribusi Frekuensi Usia
Statistics
Usia
N Valid 32
Missing 0
Mean 1.7500
Median 2.0000
Mode 2.00
Minimum 1.00
Maximum 3.00
Sum 56.00
Usia
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid 45-59 11 34.4 34.4 34.4
60-74 18 56.2 56.2 90.6
75-90 3 9.4 9.4 100.0
Total 32 100.0 100.0
92
3. Hasil ditribusi frekuensi pendidikan
Statistics
Pendidikan
N Valid 32
Missing 0
Mean 1.4375
Median 1.0000
Mode 1.00
Minimum 1.00
Maximum 2.00
Sum 46.00
Pendidikan
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid Tidak Sekolah 18 56.2 56.2 56.2
SD 14 43.8 43.8 100.0
Total 32 100.0 100.0
4. Distribusi Frekuensi Pekerjaan
Statistics
Pekerjaan
N Valid 32
Missing 0
Mean 5.7812
Median 6.0000
Mode 6.00
Minimum 1.00
Maximum 7.00
Sum 185.00
Pekerjaan
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid Tidak Bekerja 1 3.1 3.1 3.1
Pedagang 4 12.5 12.5 15.6
Petani 17 53.1 53.1 68.8
Swasta 10 31.2 31.2 100.0
Total 32 100.0 100.0
93
Lampiran 12
Uji Normalitas Tekanan Darah
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
Pre_test_Sistolik .211 32 .001 .873 32 .001
Pre_test_Diastolik .279 32 .000 .796 32 .000
a. Lilliefors Significance Correction
Uji Homogenitas
ANOVA
Sum of Squares Df Mean Square F Sig.
Pre_test_Sistolik Between Groups 378.125 1 378.125 4.595 .040
Within Groups 2468.750 30 82.292
Total 2846.875 31
Pre_test_Diastolik Between Groups 378.125 1 378.125 10.868 .003
Within Groups 1043.750 30 34.792
Total 1421.875 31
94
Lampiran 13
Uji Wilcoxon Jus Semangka
N Mean Std. Deviation Minimum Maximum
Pre_test_sistolik 16 1.4938E2 8.53913 140.00 160.00
Post_test_sistolik 16 1.3125E2 11.47461 120.00 150.00
Ranks
N Mean Rank Sum of Ranks
Post_test_sistolik -
Pre_test_sistolik
Negative Ranks 16a 8.50 136.00
Positive Ranks 0b .00 .00
Ties 0c
Total 16
a. Post_test_sistolik < Pre_test_sistolik
b. Post_test_sistolik > Pre_test_sistolik
c. Post_test_sistolik = Pre_test_sistolik
Test Statisticsb
Post_test_sistoli
k -
Pre_test_sistolik
Z -3.602a
Asymp. Sig. (2-tailed) .000
a. Based on positive ranks.
b. Wilcoxon Signed Ranks Test
Descriptive Statistics
N Mean Std. Deviation Minimum Maximum
Pre_test_diastolik 16 88.1250 5.43906 80.00 100.00
Post_test_diastolik 16 79.3750 4.42531 70.00 90.00
95
Ranks
N Mean Rank Sum of Ranks
Post_test_diastolik - Pre_test_diastolik
Negative Ranks 11a 6.00 66.00
Positive Ranks 0b .00 .00
Ties 5c
Total 16
a. Post_test_diastolik < Pre_test_diastolik
b. Post_test_diastolik > Pre_test_diastolik
c. Post_test_diastolik = Pre_test_diastolik
Test Statisticsb
Post_test_diastolik -
Pre_test_diastolik
Z -3.071a
Asymp. Sig. (2-tailed) .002
a. Based on positive ranks.
b. Wilcoxon Signed Ranks Test
96
Lampiran 14
Uji Wilcoxon Semangka Makan Langsung
Descriptive Statistics
N Mean Std. Deviation Minimum Maximum
Pre_test_sistolik 16 1.5625E2 9.57427 140.00 170.00
Post_test_sistolik 16 1.2938E2 10.62623 110.00 150.00
Ranks
N Mean Rank Sum of Ranks
Post_test_sistolik - Pre_test_sistolik
Negative Ranks 16a 8.50 136.00
Positive Ranks 0b .00 .00
Ties 0c
Total 16
a. Post_test_sistolik < Pre_test_sistolik
b. Post_test_sistolik > Pre_test_sistolik
c. Post_test_sistolik = Pre_test_sistolik
Test Statisticsb
Post_test_sistolik -
Pre_test_sistolik
Z -3.581a
Asymp. Sig. (2-tailed) .000
a. Based on positive ranks.
b. Wilcoxon Signed Ranks Test
Descriptive Statistics
N Mean Std. Deviation Minimum Maximum
Pre_test_diastolik 16 95.0000 6.32456 80.00 100.00
Post_test_diastolik 16 83.1250 4.78714 80.00 90.00
97
Ranks
N Mean Rank Sum of Ranks
Post_test_diastolik -
Pre_test_diastolik
Negative Ranks 15a 8.00 120.00
Positive Ranks 0b .00 .00
Ties 1c
Total 16
a. Post_test_diastolik < Pre_test_diastolik
b. Post_test_diastolik > Pre_test_diastolik
c. Post_test_diastolik = Pre_test_diastolik
Test Statisticsb
Post_test_diastol
ik -
Pre_test_diastoli
k
Z -3.578a
Asymp. Sig. (2-tailed) .000
a. Based on positive ranks.
b. Wilcoxon Signed Ranks Test
98
Lampiran 15
Uji Mann-whitney U test
Descriptive Statistics
N Mean Std. Deviation Minimum Maximum
Selisih_sistolik 32 22.5000 8.42424 10.00 40.00
Selisih_Diastolik 32 8.4375 6.27816 .00 20.00
Pemberian_terapi 32 1.5000 .50800 1.00 2.00
Ranks
Pemberian_terapi N Mean Rank Sum of Ranks
Selisih_sistolik Jus semangka 16 12.06 193.00
Semangka dimakan secara langsung
16 20.94 335.00
Total 32
Selisih_Diastolik Jus semangka 16 12.00 192.00
Semangka dimakan secara langsung
16 21.00 336.00
Total 32
Test Statisticsb
Selisih_sistolik Selisih_Diastolik
Mann-Whitney U 57.000 56.000
Wilcoxon W 193.000 192.000
Z -2.927 -3.098
Asymp. Sig. (2-tailed) .003 .002
Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] .007a .006a
a. Not corrected for ties.
b. Grouping Variable: Pemberian_terapi
99
Lampiran 16
Dokumentasi Penelitian
100
Lampiran 17
Lembar Konsultasi Bimbingan
101
102
103