Efektivitas Ekstrak Jahe (Zingiber officinale Roscoe) Terhadap ...

61
Efektivitas Ekstrak Jahe (Zingiber officinale Roscoe) Terhadap Pertumbuhan Bakteri Streptococcus viridans Laporan Penelitian ini ditulis sebagai salah satu syarat untuk Memperoleh gelar SARJANA KEDOKTERAN Disusun Oleh: Sidqa Hanief NIM: 1110103000063 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1434 H/2013 M

Transcript of Efektivitas Ekstrak Jahe (Zingiber officinale Roscoe) Terhadap ...

Page 1: Efektivitas Ekstrak Jahe (Zingiber officinale Roscoe) Terhadap ...

Efektivitas Ekstrak Jahe (Zingiber officinale Roscoe)

Terhadap Pertumbuhan Bakteri Streptococcus viridans

Laporan Penelitian ini ditulis sebagai salah satu syarat untuk

Memperoleh gelar SARJANA KEDOKTERAN

Disusun Oleh

Sidqa Hanief

NIM 1110103000063

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1434 H2013 M

KATA PENGANTAR

Assalamursquoalaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Segala puji dan syukur atas kehadirat Ilahi Robbi yang telah melimpahkan

kekuatan hidayah dan petunjuk pada jalan kemudahan untuk menyelesaikan laporan

penelitian ini yang berjudul ldquoUji Efektivitas Ekstrak Jahe (Zingiber officinale

Roscoe) Terhadap Pertumbuhan Bakteri Streptococcus viridansrdquo Oleh karena itu

penulis haturkan ribuan terima kasih yang tak terhingga kepada

1 Prof Dr (hc) dr MK Tadjudin SpAnd selaku Dekan FKIK UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta

2 dr Witri Ardini MGizi SpGK selaku Ketua Program Studi Pendidikan

Dokter serta seluruh dosen atas bimbingan yang diberikan selama penulis

menempuh pendidikan di Program Studi Pendidikan Dokter FKIK UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta ini

3 Yuliati SSi MBiomed dan Endah Wulandari MBiomed selaku dosen

pembimbing yang membimbing dan mengarahkan dalam penyelesaian

laporan penelitian ini

4 dr Intan Keumala Dewi SpMK dan Silvia F Nasution SSi MBiomed

selaku dosen penguji

5 drg Laifa Annisa Hendarmin Ph D selaku penanggungjawab riset Program

Studi Pendidikan Dokter 2010 yang tidak pernah bosan untuk selalu mem-

follow-up pada setiap akhir modul

6 Kedua orang tua M Amin Akkas dan Mahmudah yang secara khusus selalu

memberikan doa dan semangat Serta adik-adik Hikmatul Mujadalah Yazki

Mufliha dan Nawra Tatmainna yang menjadi penyemangat dalam menjalani

laporan penelitian ini dapat terselesaikan dengan baik

7 Karlina Sari Sujana Rina Karina Nida Khofia dan Mutia Oktavia selaku

teman satu tim riset yang selalu saling memberikan bantuan dan dukungan

v

satu sama lain selama menjalani penelitian bersama sehingga laporan

penelitian ini dapat terselesaikan

8 Mbak Novi dan Pak Bacok yang banyak membantu selama penelitian

berlangsung di Laboratorium Mikrobiologi

Penulis menyadari laporan penelitian ini masih jauh dari kesempurnaan dan

juga kekurangan maupun kekeliruan yang tak terhindarkan Untuk itu saran dan

kritik sangat diharapkan dalam upaya perbaikan dan penyempurnaan laporan ini

Demikian laporan penelitian ini dibuat semoga Allah SWT senantiasa melimpahkan

hidayah dan taufiq dalam setiap langkah ikhtiar yang dilakukan oleh penulis dan

semoga laporan ini dapat memberikan manfaat dan khasanah intelektual dalam

meningkatkan kesejahteraan dalam bidang kesehatan

Wassalamursquoalaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Ciputat 10 September 2013

Sidqa Hanief

vi

ABSTRAK

Sidqa Hanief Program Studi Pendidikan Dokter Efektivitas Ekstrak Jahe (Zingiber

officinale Roscoe) terhadap Pertumbuhan Bakteri Streptococcus viridans 2013

Jahe adalah salah satu tanaman jenis rempah-rempah yang banyak dimanfaatkan secara

tradisional sebagai obat Kandungan minyak atsiri dan oleoresin pada jahe memiliki aktivitas

antibakteri terhadap pertumbuhan Streptococcus viridans yang mampu membunuh dengan

cara merusak membran plasma sel bakteri serta mengganggu proses koagulasi Streptococcus

viridans merupakan bakteri yang dapat menyebabkan timbulnya berbagai penyakit infeksi

saluran napas Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui aktivitas antibakteri pada ekstrak

jahe (Zingiber officinale Roscoe) terhadap pertumbuhan Streptococcus viridans

menggunakan metode disc diffusion pada media pertumbuhan agar darah Konsentrasi yang

digunakan adalah 100mgml 200mgml 500mgml 600mgml 800mgml dan 1000mgml

dengan pelarut etanol 96 sebagai kontrol negatif dan penisilin sebagai kontrol positif

Analisis data menggunakan uji Kruskal-Wallis dilanjutkan dengan Post Hoc Test dan uji

Mann-Whitney menunjukkan perbedaan daya hambat yang bermakna (p lt 005) antara

berbagai konsenytrasi ekstrak jahe terhadap pertumbuhan Streptococcus viridans Hasil yang

didapatkan adalah konsentrasi yang memiliki daya hambat tertinggi terdapat pada konsentrasi

1000mgml dengan diameter 123 mm Penelitian ini membuktikan bahwa berbagai

konsentrasi ekstrak jahe memiliki aktivitas antibakteri terhadap pertumbuhan Streptococcus

viridans

Kata kunci Jahe Streptococcus viridans disc diffusion

ABSTRACT

Sidqa Hanief Medical Education Study Program The Effectiveness of Ginger Extract

(Zingiber officinale Roscoe) on the Growth of Streptococcus viridans 2013

Ginger is one of the spice plants that widely used as a traditional medicine Essential oils and

oleoresin in Ginger have antibacterial activity against the growth of Streptococcus viridans

which is able to kill bacteria through cell membrane damage and disruption of the

coagulation process of the bacteria Streptococcus viridans was a bacteria that can caused

respiratory infection This research was conducted to determine the effect of ginger extract

against the growth of Streptococccus viridans by using the disc diffusion method on blood

agar Data was analyzed by Kruskal-Wallis test followed by Post Hoc and Mann-Whitney

test showed a significant result (p lt 005) in which concentrations of the extract able to kill

the Streptococcus viridans effectively The results indicated that the highest inhibitory at a

concentration of 1000mgml with a diameter of 123 mm This research proved that the

various concentrations of the ginger extract have the ability to inhibit the growth of

Streptococcus viridans

Key Words Ginger Streptococcus viridans disc diffusion

vii

DAFTAR ISI

Halaman

LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYAhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip ii

LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBINGhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip iii

LEMBAR PENGESAHANhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip iv

KATA PENGANTARhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip v

ABSTRAKhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip vii

ABSTRACThelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip vii

DAFTAR TABELhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip x

DAFTAR GRAFIKhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip xi

DAFTAR GAMBARhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip xii

DAFTAR LAMPIRANhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip xiii

BAB I PENDAHULUANhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 1

11 Latar Belakanghelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 1

12 Rumusan Masalahhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 2

13 Tujuan Penelitianhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 3

14 Manfaat Penelitianhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 3

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKAhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 5

21 Landasan Teori helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 5

211 Jahe (Zingiber officinale Roscoe)helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 5

212 Kandungan Kimiawi dan Manfaat Jahehelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 7

213 Morfologi dan Klasifikasi Streptococcus viridanshelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 9

2131 Patogenesis Streptococcus viridianshelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 10

214 Antimikrobahelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 11

2141 Mekanisme Kerjahelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 12

2142 Metode Ujihelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 12

22 Kerangka Konsephelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 14

23 Definisi Operasionalhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 15

viii

BAB 3 METODE PENELITIANhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 16

31 Desaign Penelitianhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 16

33 Bahan yang Diujihelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 16

34 Sampel Bakterihelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 16

35 Indentifikasi Variabelhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 16

351 Variabel Bebashelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 16

351 Variabel Terikathelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 16

36 Alat dan Bahan Penelitianhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 17

361 Alat Penelitianhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 17

362 Bahan Penelitianhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 17

37 Alur Penelitianhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 17

38 Cara Kerja Penelitianhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 18

381 Tahap Persiapanhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 18

382 Tahap Uji Efektivitas Ekstrak Jahehelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 18

39 Pengelolaan Datahelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 19

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASANhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 20

BAB 5 PENUTUPhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 24

DAFTAR PUSTAKAhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 25

LAMPIRANhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 27

ix

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 21 Karakteristik Tiga Jenis Utama Jahehelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 7

Tabel 22 Kandungan Senyawa yang terdapat dalam Jahehelliphelliphelliphelliphelliphellip 8

Tabel 23 Klasifikasi Respon Hambatan Pertumbuhan Bakterihelliphelliphelliphellip 13

Tabel 41 Hasil Analisis Post Hoc dengan Menggunakan Uji Mann-

Whitneyhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip

21

x

DAFTAR GRAFIK

Halaman

Grafik 42 Diameter Rata-Rata Zona Hambathelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 20

xi

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 21 Pohon Jahehelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 5

Gambar 22 Rimpang Jahehelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 6

Gambar 23 Pewarnaan Gram Positif Bakteri Streptococcus viridanshellip 9

Gambar 24 Biakan Streptococcus viridans pada Media Agar Darahhelliphellip 10

Gambar 43 Efek Ekstrak Jahe terhadap Pertumbuhan Streptococcus

Viridanshelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip

22

xii

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1 Hasil Identifikasi Bahan Ujihelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip

Lampiran 2 Hasil Ekstraksi Jahehelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip

Lampiran 3 Data Hasil Uji Statistikhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip

Lampiran 4 Alat dan Bahanhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip

Lampiran 5 Uji Antibakteri Jahe Terhadap Streptococcus viridanshelliphelliphelliphellip

Lampiran 6 Riwayat Penulishelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip

26

27

28

46

47

48

1

BAB I

PENDAHULUAN

11 Latar Belakang

Indonesia merupakan negara yang dikenal sebagai penghasil rempah-

rempah sejak dahulu kala Rempah-rempah banyak dimanfaatkan oleh masyarakat

Indonesia sebagai bahan dasar untuk kebutuhan pangan bahan obat-obatan dan

kosmetika Bagian dari tanaman rempah-rempah yang dapat digunakan antara lain

adalah kulit batang akar daun rimpang bunga buah dan biji Tanaman jahe

salah satu tanaman jenis rempah-rempah berbentuk rimpang yang banyak

dimanfaatkan secara tradisional sebagai minuman penghangat serta pereda batuk

nyeri dan diare12

Saat ini penggunaan jahe banyak dimanfaatkan untuk menangani penyakit

infeksi saluran pernapasan Penyakit infeksi pada saluran napas merupakan

penyakit yang banyak terjadi pada masyarakat baik infeksi saluran napas atas

maupun bawah penyakit infeksi ini sebagai salah satu penyebab utama kematian

(127)34

Secara umum penyebab dari penyakit infeksi saluran napas adalah

mikroorganisme namun yang terbanyak disebabkan oleh infeksi virus dan

bakteri Bakteri Streptococcus viridans merupakan salah satu bakteri yang dapat

menginfeksi saluran napas Penyakit infeksi ini masih menjadi masalah kesehatan

bagi masyarakat di Indonesia melihat masih tingginya angka kejadian penyakit

infeksi yang juga menimbulkan tingginya angka kematian terutama pada bayi dan

balita56

Hal tersebut memicu para peneliti untuk mencari pengobatan alternatif

yang sekiranya dapat dijadikan pilihan yang aman dikonsumsi oleh masyarakat

Pengobatan herbal sebagai pengobatan alternatif saat ini banyak dipilih karena

memiliki efek samping yang lebih sedikit harga yang lebih ekonomis dan telah

lama dimanfaatkan secara tradisional sebagai bahan dasar obat-obatan2

Upaya pemanfaatan ekstrak jahe telah banyak dilakukan oleh beberapa

penelitian baik di luar negeri maupun di Indonesia diantaranya dilakukan oleh

Akoachere et al (2002) telah membuktikan bahwa jahe mempunyai kemampuan

untuk menghambat pertumbuhan bakteri dan Sarah (2011) yang menguji ekstrak

jahe dengan pelarut etil asetat menunjukkan bahwa terdapat inhibitory zone pada

2

pertumbuhan beberapa bakteri patogen seperti Staphylococus aureus

Streptococcus viridans Bacillus cereus dan Salmonella

Kemampuan bahan aktif yang terkandung di dalam rempah-rempah

bergantung pada jenis senyawa dan konsentrasinya Senyawa dari jahe yang

kemungkinan mempunyai aktivitas sebagai antibakteri adalah minyak atsiri

terdiri atas senyawa-senyawa aktif sebagai berikut β-bisabolene β- farnesene

sesquiphelandrene zingiberen zingeron oleoresin kamfena limonen borneol

sineol sitral zingiberal felandren vitamin A B dan C serta senyawa-senyawa

flavonoid dan polifenol Senyawa aktif tersebut mengandung senyawa fenol yang

bekerja dengan cara merusak membran plasma sel bakteri dan mengganggu proses

koagulasi sel bakteri7

Berdasarkan hal tersebut di atas maka peneliti akan melakukan penelitian

mengenai efektivitas ekstrak jahe dengan menggunakan pelarut etanol yang

terbukti lebih efektif dibandingkan jenis pelarut organik lain sebagai antibakterial

terhadap pertumbuhan bakteri Streptococcus viridans dengan metode difusi agar

Penelitian ini diharapkan dapat melihat potensi jahe yang selama ini dikenal dapat

bermanfaat dalam penghambatan tumbuhnya bakteri Streptococcus viridans

12 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas rumusan masalah pada penelitian ini

adalah apakah terdapat pengaruh ekstrak jahe (Zingiber officinale Roscoe)

terhadap pertumbuhan bakteri Streptococcus viridans

13 Tujuan Penelitian

131 Tujuan Umum

Untuk mengetahui pengaruh ekstrak jahe (Zingiber officinale Roscoe)

terhadap pertumbuhan Streptococcus viridans

132 Tujuan Khusus

Untuk menentukan konsentrasi ekstrak jahe (Zingiber officinale

Roscoe) yang dapat menghambat pertumbuhan Streptococcus

viridans

3

14 Manfaat Penelitian

141 Bagi Peneliti

a Menambah pengetahuan dan wawasan penulis dalam menerapkan

ilmu yang diperoleh selama menjalani perkuliahan

b Menambah pengetahuan penulis tentang obat-obat herbal terutama

tentang efek jahe (Zingiber officinale Roscoe) yang ekstraknya

mampu menghambat pertumbuhan bakteri Streptococcus viridans

c Sebagai prasyaratan tugas dalam memperoleh gelar SKed (sarjana

kedokteran) di Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Program

Studi Pendidikan Dokter Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta

142 Bagi Institusi

a Menambah informasi dan literatur mengenai keilmuan

mikrobiologi

b Memajukan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

dan Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam

Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta dengan mempublikasikan

penelitian ini

143 Bagi Keilmuan

a Memberikan informasi mengenai efek ekstrak jahe (Zingiber

officinale Roscoe) terhadap pertumbuhan bakteri Streptococcus

viridans

b Menjadi bahan referensi bagi praktisi yang tertarik dalam

penelitian mikrobiologi

c Sebagai data dan informasi untuk melakukan penelitian lebih lanjut

mengenai pengaruh ekstrak jahe (Zingiber officinale Roscoe)

terhadap pertumbuhan bakteri Streptococcus viridans

144 Bagi Sosial

a Meningkatkan pemanfaatan bahan alami sebagai tanaman

berkhasiat obat dalam upaya peningkatan kesehatan masyarakat

dengan cara yang mudah dan ekonomis

4

b Memberikan pengetahuan dan masukan kepada semua kalangan

masyarakat bahwa tidak hanya penggunaan obat sintesis saja yang

dapat bersifat antibakterial tetapi tanaman herbal juga dapat

digunakan untuk mengurangi gejala yang ditimbulkan dari infeksi

saluran napas atas

5

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

21 Landasan Teori

211 Morfologi dan Klasifikasi Jahe (Zingiber officinale Roscoe)

Jahe termasuk tanaman yang berasal dari daerah Asia Tropik yang tersebar

di berbagai wilayah dari India sampai Cina Sejak zaman Kong Hu (551-479 SM)

jahe sudah dibudidayakan di India dan diekspor ke Cina Di kawasan Asia

tanaman jahe tersebar hampir di seluruh daerah tropika basah Saat ini tanaman

jahe dibudidayakan di berbagai daerah di Indonesia antara lain adalah Sumatera

Utara Bengkulu Jawa Barat Jawa Tengah dan Jawa Timur38

Gambar 21 Pohon Jahe

Sumber httpyudiansyahsukmanawordpresscom20100129jahe-1

Kedudukan tanaman jahe dalam taksonomi tumbuhan adalah sebagai

berikut

Kingdom Plantae

Divisi Spermatophyta

Subdivisi Angiospermae

Kelas Monocotyledonae

Ordo Zingiberales

Famili Zingiberaceae

6

Subfamili Zingiberoidae

Genus Zingiber

Spesies Zingiber officinale Roscoe

Jahe merupakan tanaman tahunan berbatang semu dengan tinggi antara 30

ndash 75 cm Berdaun sempit memanjang menyerupai pita dengan panjang 15 ndash 23

cm lebar lebih kurang 25 cm tersusun teratur dua baris berseling Tanaman jahe

hidup merumpun beranak-pinak menghasilkan rimpang dan berbunga Bungan

berupa malai yang tersembul pada permukaan tanah berbentuk tongkat atau bulat

telur dengan panjang lebih kurang 25 cm Mahkota bunga berbentuk tabung

dengan helaian agak sempit tajam berwarna kuning kehijauan Rimpang jahe

memiliki bentuk yang bervariasi mulai agak pipih sampai bulat panjang dengan

warna putih kekuning-kuningan hingga kuning kemerah-merahan Di Indonesia

jahe dikenal dengan beberapa nama anatara lain halia haliya lea lia lahia jhai

jahi jhahik moyuman beuing hairale masin manas reja pimedas jahja padeh

sipode sipadas pege bahing ai manas naije sedap sehi sewe laie gore

gisoro gihori dan yoyo89

Gambar 22 Rimpang Jahe

Sumber httpcaramudahdietblogspotcom201203manfaat-jahe-

untuk-kesehatan-tubuhhtml

Terdapat tiga jenis jahe berdasarkan ukuran bentuk dan warna rimpang

yaitu jahe gajah (Zingiber officinale Roscoe) atau jahe putih jahe putih kecil

(Zingiber officinale Amarum) atau jahe emprit dan jahe merah (Zingiber

officinale Rubrum) atau jahe sunti10

7

Tabel 21 Karakteristik Tiga Jenis Utama Jahe

Bagian tanaman Jahe gajah Jahe emprit Jahe merah

Struktur rimpang Besar berbuku Kecil berlapis Kecil berlapis

Warna irisan Putih

kekuningan

Putih

kekuningan

Jingga muda

sampai merah

Berat per rimpang (kg) 018 ndash 208 010 ndash 158 020 ndash 140

Diameter rimpang (cm) 847 ndash 850 327 ndash 405 420 ndash 426

Kadar minyak atsiri () 082 ndash 166 150 ndash 350 285 ndash 390

Kadar pati () 5510 5470 4499

Kadar serat () 689 659 -

Kadar abu () 660 ndash 757 739 ndash 890 746

Sumber Dimodifikasi dari Rostiana dkk (1991) Sri Yuliani dan Risfaheri (1990)

diacu dalam Bermawie dkk (1997)

212 Kandungan Kimiawi dan Manfaat Jahe

Menurut Rismunandar kandungan kimiawi yang terdapat pada rimpang jahe

menentukan aroma dan kepedasan jahe Terdapat beberapa faktor yang

mempengaruhi komposisi kimia rimpang jahe antara lain jenis jahe tanah dimana

jahe ditanam umur jahe saat dipanen pengolahan rimpang jahe dan ekosistem

tempat jahe berada8

Jahe memiliki kandungan minyak atsiri yang terdiri atas senyawa-senyawa

sesquiterpen zingiberen zingeron oleoresin kamfena limonen borneol sineol

sitral zingiberal felandren vitamin A B dan C serta senyawa-senyawa

flavonoid dan polifenol Substansi-substansi fenolitik berperan pada pembentukan

flavor yang dimana beberapa turunan fenolitik memberikan efek yang disebut

pungensi karena karakteristik oedas tajam dan sensasi menyengat Minyak atsiri

adalah minyak dari campuran zat yang mudah menguap dengan komposisi dan

titik didih yang berbeda berwarna kehijauan sampai kuning dan berbau khas

jahe Minyak atsiri dapat diperoleh dengan cara penyulingan dan hidrodestilasi912

8

Tabel 22 Kandungan Senyawa yang Terdapat dalam Jahe

Kandungan senyawa dalam jahe Senyawa

Minyak atsiri - geranial (259)

- a-zingiberen (95)

- (EE)-a-farnesen (76)

- neral (76)

- ar-curcumen (66)

- β-sesquiphellandren (2716)

- caryophyllen (1529)

- β-bisabolen (114)

Etanol oleoresin jahe - eugenol (498)

- zingeron (145)

- trans-6-shogaol (59)

- geraniol (37)

- borneol (19)

Methanol oleoresin jahe - zingeron (336)

- trans-6-shogaol (149)

- diacetoxy-[6]-gingerdiol (49)

- decanal (38)

- a-zingiberen (27)

CCl4 oleoresin jahe - zingeron (333)

- trans-6- shogaol (104)

- geranial (75)

- neral (49)

- methyldiacetoxy-[6]-gingerdione (35)

Isooktan oleoresin jahe - zingeron (305)

- palmitoleic acid (109)

- trans-6-shogaol (93)

- palmitic acid (89)

- diacetoxy-[6]-gingerdiol (33)

Sumber Singh et al (2008) El-Baroty et al (2010) Sacchetti et al (2005)

9

Oleoresin merupakan cairan kental berwarna kuning dengan rasa pedas yang

tajam larut dalam alkohol dan potroleum eter dan sedikit larut dalam air

Oleoresin mengandung senyawa aktif gingerol yang apabila selah melalui proses

penyimpanan dan pengeringan dapat berubah menjadi shogaol Senyawa-senyawa

kimia tersebut bekerja aktif untuk merusak membran luar dan membran

sitoplasma dinding sel bakteri11

213 Morfologi dan Klasifikasi Streptococcus viridans

Streptococcus merupakan salah satu flora normal yang terdapat dalam

rongga mulut Keberadaan bakteri tersebut tidak hanya memberikan efek yang

menguntungkan namun dapat merugikan bagi kesehatan mulut13

Gambar 23 Pewarnaan Gram Positif Bakteri Streptococcus viridans

Sumber httpwwwvitanaturalplpaciorkowiec-ropny-angina-

paciorkowcowa-ptonica-szkarlatyna

Streptococcus viridans adalah flora normal pada saluran napas atas yang

berperan untuk menjaga membran mukus Mikroorganisme ini bersifat Gram

positif berbentuk bulat dan tersusun dalam bentuk rantai selama pertumbuhannya

Mikroorganisme ini termasuk alpha hemolytic sehingga bila dilakukan

pembiakan dalam agar darah menunjukkan koloni berwarna kehijauan Pewarnaan

Gram didapatkan gambaran bentuk bulat berwarna ungu Streptococcus viridans

memiliki kekerabatan dengan spesies lain seperti Streptococcus mutans

Streptococcus anginosus Streptococcus mitis Streptococcus sanguis

Streptococcus salivarius dan Streptococcus bovis 13 14

10

Gambar 24 Biakan Streptococcus viridans pada media Agar Darah

Sumber httplibjiangnaneducnASM114-Introduce1htm

Klasifikasi Streptococcus viridans menurut Bergey

Ordo Eubacteriales

Famili Lactobacillaceae

Tribus Streptococcaceae

Genus Streptococcus

Spesies Streptococcus viridans

Pertumbuhan pada Streptococcus viridans tidak dihambat oleh optochin dan

koloninya tidak dapat larut dalam empedu (deoxycholate) Bakteri ini dapat

mencapai aliran darah akibat trauma dan dikenal sebagai penyebab utama

endokarditis pada katub jantung yang abnormal Selain itu beberapa bakteri S

viridans mensintesa polisakarida dari sukrosa dan berperan penting pada proses

pembentukan karies gigi13

2131 Patogenesis Streptococcus viridans

Penyakit yang ditimbulkan oleh infeksi Streptococcus dapat dipengaruhi

oleh beberapa macam faktor antara lain sifat biologik bakteri cara host

memberikan respons dan port drsquo entree bakteri13

Mulut merupakan organ yang

mengandung banyak bakteri dengan Streptococcus menjadi genus dominan

Orofaring terdapat campuran dari beberapa bakteri Streptococcus dan beberapa

spesies dari Streptococcus Streptococcus viridans mencegah kolonisasi bakteri

lain di rongga mulut dengan menjadi lebih agresif dari mikroorganisme lain

Berbagai bakteri bersaing dengan melakukan mucosal adherence dan

11

memproduksi bakteriosin yang mempunyai efek bakterisid Hanya sedikit yang

diketahui tentang mekanisme patogen pada Streptococcus viridans namun

diketahui bahwa bakteri tersebut dapat menghasilkan beberapa eksotoksin dan

enzim litik mengaktivasi komplemen menginduksi produksi dari sitokin15

Pada seseorang yang menjalani bedah mulut dan ekstraksi gigi memicu

terjadinya perdarahan 30 pasien akan mengalami bakteremia yang disebabkan

oleh Streptococcus viridans13

Streptococcus viridans adalah mikroorganisme

penyebab utama endokarditis bakterialis subakuta Lesi ini bersifat progresif dan

bagian yang mengalami penyembuhan akan mengalami inflamasi aktif dengan

vegetasi yang terdiri atas fibrin platelet sel darah dan bakteri yang melekat pada

katup jantung Menurut Refuoa selain endokarditis dilaporkan juga dalam

penelitiannya bahwa Streptococcus viridans mempunyai peranan dalam terjadinya

dental abcesses16

214 Antimikroba

Antimikroba merupakan substansi kimia yang berasal dari berbagai macam

mikroorganisme dalam konsentrasi rendah namun mampu menghambat

pertumbuhan mikroorganisme lainnya

Antibiotika mempunyai sifat-sifat

antibiotika antara lain menghambat atau membunuh patogen tanpa merusak host

bersifat bakterisid tidak ada resistensi pada bakteri tidak bersifat alergenik tetap

aktif dalam plasma dan eksudat larut di dalam air dan stabil dan bactericidal

level di dalam tubuh cepat dicapai dan bertahan untuk waktu lama14

2141 Mekanisme kerja antimikroba

Antimikroba yang mempunyai sifat bakteriostatik dapat menghambat

pertumbuhan bakteri dan membunuh bakteri Terdapat beberapa mekanisme kerja

antimikroba antara lain

1 Antimikroba yang mempengaruhi dinding sel

Mikroorganisme memiliki dinding sel yang merupakan struktur kaku

yang terdiri dari suatu kompleks polimer mukopeptida Dinding sel ini

menjaga tekanan osmotik di dalam bakteri sehingga mampu mencegah

gangguan dalam sintesisnya Antibiotika yang dapat menghambat reaksi

12

dalam proses sintesis dinding sel adalah penisilin fosfomisin sikloserin

ristosetin vankomisin dan basitrasin13

2 Antimikroba yang merusak membran sel

Beberapa antibiotika yang mampu merusak kehidupan sel

mikroorganisme Membran sel sebagai pembatas osmotik bagi difusi

antara lingkungan luar dan dalam sel Obat seperti polimiksin yang

merupakan kelompok polipeptida sederhana yang sukar berdifusi dan

sangat toksik 13

3 Antimikroba yang mengganggu fungsi DNA

Obat antimikroba yang berfungsi untuk merusak fungsi DNA hanya

beberapa saja yang dapat dipakai karena faktor toksisitasnya Antimikroba

yang bekerja sesuai dengan mekanisme tersebut adalah mitosin dan asam

nalidiksat 13

4 Antimikroba yang menghambat sintesis protein

Sintesis protein pada mikroorganisme berlangsung di ribosom

dengan bantuan mRNA dan tRNA Terdapat dua hasil akhir dari proses

sintesis protein yaitu transkripsi atau sintesis asam ribonukleat yang DNA-

dependent dan translasi atau sintesis protein yang RNA-dependent

Antimikroba yang mampu menghambat sintesis protein adalah rifampisin

aminoglikosida tetrasiklin dan kloramfenikol 13

2142 Metode uji antimikroba

Uji antimikroba dilakukan dengan metode difusi dan metode dilusi untuk

mengukur nilai konsentrasi hambat minimum (KHM)

A Metode difusi

Pada metode difusi dilakukan pengukuran daya hambat dari senyawa

antimikroba yang terkandung dalam ekstrak Metode ini merupakan metode yang

paling umum digunakan Metode difusi dibedakan melalui 3 cara yaitu

a Metode disc diffusion

Metode ini menggunakan blank disc yang berfungsi untuk menampung

zat antimikroba Blank disc yang mengandung zat antimikroba diletakkan di atas

13

permukaan media pertumbuhan yang telah diinokulasi Setelah itu diinkubasi

pada pada suhu 37oC selama 18-24 jam Hasil yang akan didapat adalah ada

tidaknya zona bening (clear zone) yang terbentuk di sekitar blank disc yang

menunjukan zona hambat pada pertumbuhan bakteri Dari hasil yang ditunjukan

dilakukan pengukuran dengan menggunakan penggaris Semakin besar zona

hambat yang dihasilkan semakin besar pula akitivitas suatu zat antimikroba1718

Tabel 23 Klasifikasi Respon Hambatan Pertumbuhan Bakteri

Diameter Zona Terang Respon Hambatan Pertumbuhan

gt20 mm Kuat

16-20 mm Sedang

10-15 mm Lemah

lt10 mm Tidak ada

Sumber Greenwood 1995

b Metode lubang (sumuranhole)

Pada metode ini media agar yang sudah diinokulasikan dengan bakteri

uji kemudian dibuat lubang atau sumur Lubang tersebut diisi ekstrak yang

mengandung zat antimikroba Setelah semua terisi oleh zat antimikroba

kemudian inkubasi pada waktu dan suhu optimum lalu dilakukan pengamatan

hambatan yang akan terbentuk 17

c Metode parit

Media pertumbuhan agar diinokulasikan dengan bakteri kemudian

dibuat sebidang parit Parit tersebut diisi dengan ekstrak dan diinkubasi pada

waktu dan suhu optimum pertumbuhan bakteri Setelah itu dilakukan pengamatan

dengan melihat ada atau tidaknya hambatan yang terbentuk 17

B Metode dilusi

Pada metode dilusi atau pengenceran senyawa antimikroba diencerkan

menjadi beberapa konsentrasi kemudian setiap konsentrasi tersebut dimasukkan

bakteri uji dalam media cair Lakukan inkubasi dan lihat apakah terdapat

pertumbuhan bakteri Pada umumnya metode ini terbagi menjadi dua metode

14

yaitu metode dilusi cair dan padat Kedua metode tersebut digunakan untuk

menentukan konsentrasi hambat minimal (KHM) dan konsentrasi bunuh minimal

(KBM) dari zat antimikroba terhadap bakteri uji Namun terbedakan dengan

media yang digunakan 18

22 Kerangka Teori

23 Kerangka Konsep

Ekstrak jahe

(Zingiber

officinale

Roscoe)

Koloni

Streptococcus

viridans

Pertumbuhan

koloni normal

Hambatan pada

pertumbuhan koloni

(+)

Zona hambat (+)

Ekstrak Jahe

Minyak atsiri dan oleoresin

β-bisabolene β- farnesene

sesquiphelandrene Gingerol

Shagaol Bisabolene

Merusak membran plasma sel

bakteri Streptococcus viridans

15

23 Definisi Operasional

No Variabel Definisi

Operasional

Alat Ukur Hasil Ukur Skala

Ukur

1 Zona hambat

Sviridans

Daerah

sekeliling blank

disc yang tidak

ditemukan

adanya

pertumbuhan S

viridans

Penggaris Diameter

zona bersih

(clear zone)

Numerik

2 Konsentrasi

ekstrak jahe

(100mgml

200mgml

500mgml

600mgml

800mgml

1000mgml)

Jahe yang sudah

dikeringkan

yang kemudian

dilarutkan

dengan

konsentrasi yang

telah ditentukan

Mikro

pipet

Jumlah

ekstrak sesuai

dengan

konsentrasi

pada setiap

tabung

Kategorik

3 Larutan

kontrol

negatif

Larutan kontrol

negatif yang

berisi etanol

96

Mikro

pipet

Blank disc

berisi etanol

96

Kategorik

4 Kontrol

positif

Kontrol positif

berupa blank

disc berisi

antibiotik

penisilin

Tidak ada Blank disc

berisi

antibiotik

penisilin

Kategorik

16

BAB III

METODE PENELITIAN

31 Desain Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental

32 Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada bulan Desember 2012 sampai bulan Juli

2013 di Laboratorium Mikrobiologi Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan

Universitas Islam Negeri Jakarta Proses ekstraksi jahe (Zingiber officinale

Roscoe) dilakukan oleh Balai Penelitian Tanaman Rempah dan Obat (BALITRO)

Bogor

33 Bahan yang Diuji

Ekstrak jahe (Zingiber officinale Roscoe) yang telah diekstraksi oleh Balai

Penelitian Tanaman Rempah dan Obat (BALITRO) Bogor

34 Sampel Bakteri

Bakteri Streptococcus viridans yang diisolasi pada media Agar darah dan

diinkubasi pada suhu 37degC selama 24 jam

35 Identifikasi Variabel

351 Variabel Bebas

Ekstrak jahe (Zingiber officinale Roscoe) dengan konsentrasi 100 mgml

200 mgml 500 mgml 600 mgml 800 mgml 1000 mgml

`352 Variabel Terikat

Pertumbuhan bakteri Streptococcus viridans dalam media pertumbuhan

Agar Darah

17

36 Alat dan Bahan Penelitian

361 Alat Penelitian

Tabung reaksi mikro pipet vortex bunsen alkohol ose cawan petri

penggaris korek api rak tabung autoclave baki alumuniumfoil swab kapas

erlenmeyer inkubator penggaris label alat tulis laminar air flow tisu pinset

dan kamera

362 Bahan Penelitian

Jahe pelarut etanol 96 pembenihan Agar darah larutan pengencer

thioglikolat biakan Streptococcus viridans blank disc blank disc berisi antibiotik

penicillin

37 Alur Penelitian

Kultur bakteri Streptococcus viridans

di media Agar Darah

Pembuatan konsentrasi ekstrak jahe

Timbang ekstrak jahe dengan berat

1000 800 600 500 200 dan 100

gram masukkan ke dalam tabung

Masukkan 1 ose Streptococcus

viridans ke dalam larutan thioglikolat

Usapkan bakteri ke media Agar Darah

dengan swab kapas steril

Thioglikolat dan Streptococcus

viridans divortex hingga omogen Masukkan 1ml etanol 96 ke dalam

masing-masing tabung

Pindahkan konsentrasi ekstrak jahe

yang homogen ke cawan petri

Blank disc diletakkan di media Agar

Darah yang telah diberi bakteri

Streptococcus viridans

Ekstrak jahe dan etanol 96 divortex

hingga homogen

Kekeruhan distandarisasi dengan

menggunakan larutan standarisasi

konsentrasi 05 Mac Farland

Inkubasi selama 24 jam

Amati dan ukur zona hambat yang

terbentuk

Rendam blank disc ke dalam cawan

petri selama 10-15 menit

18

38 Cara Kerja Penelitian

381 Tahap Persiapan

3811 Sterilisasi Alat dan Bahan

Seluruh alat yang akan digunakan sebelumnya dicuci bersih dikeringkan

dan dibungkus dengan kertas Setelah itu sterilisasi dapat dilakukan dengan

menggunakan autoclave selama 15-30 menit dan kemudian mengatur tekanan

sebesar 15 dynecm3 (1 atm) dan suhu sebesar 121

o C

3812 Persiapan Sampel

Jahe diperoleh dari pasar tradisional di Jakarta Timur yang homogen

sebanyak 4 kilogram Kemudian dilakukan pembuatan ekstrak jahe di Balai

Penelitian Tanaman Rempah dan Obat (BALITRO) Bogor Proses ekstraksi

meliputi pencucian pegirisan dan pengeringan Pada jahe yang sudah meliputi

tahap pengeringan kemudian diekstraksi melalui proses maserasi dengan pelarut

etanol 96 Pada penelitian ini digunakan 4 kg jahe yang dimana setelah

mengalami proses ekstraksi didapatkan ekstrak kental sebanyak 500 gram

3813 Pembuatan stok bakteri

Pembuatan stok bakteri ini dilakukan untuk memperbanyak bakteri

dengan cara menginokulasikan 1 ose biakan murni bakteri Streptococcus viridans

dalam media agar darah kemudian diinkubasi selama 24 jam dengan suhu 37degC

di dalam inkubator

3814 Pembuatan stok variabel konsentrasi

Stok ekstrak jahe akan dibuat dalam berbagai konsentrasi yaitu konsentrasi

100 mgml 200 mgml 500 mgml 600 mgml 800 mgml dan 1000 mgml

Etanol 96 digunakan sebagai kontrol negatif dan antibiotik penisilin sebagai

kontrol positif sehingga seluruhnya berjumlah 8 variabel Penelitian ini

dikerjakan secara triplet Blank disc dimasukkan ke dalam masing-masing stok

variabel konsentrasi selama 10-15 menit Kemudian masing-masing stok variabel

akan dimasukkan ke dalam 6 cawan petri (1 cawan petri akan berisi 3 blank disc

kosong kontrol negatif dan penisilin sebagai kontrol positif) yang akan digunakan

dalam tahap pengujian selanjutnya

19

382 Tahap uji efektivitas ekstrak jahe

Bakteri diencerkan dengan mencampurkan 1 ose bakteri Streptococcus

viridans ke dalam tabung reaksi yang telah berisi thiloglikolat steril kemudian

dihomogenkan dengan menggunakan vortex dan kekeruhannya distandarisasi

dengan konsentrasi 05 Mac Farland Bakteri dalam thioglikolat yang telah

terstandarisasi dioleskan pada media pertumbuhan Agar Darah (AD) dengan

menggunakan swab kapan steril Konsentrasi ekstrak jahe kemudian dimasukkan

ke dalam cawan petri dan rendam blank disc selama plusmn 15 menit Setelah dilakukan

perendaman blank disc diletakkan di atas permukaan media pertumbuhan yang

sudah diolesi dengan campuran bakteri dan thioglikolat secara higienis di dalam

laminar air flow Media Agar Darah kemudian diinkubasi ke dalam inkubator

pada suhu 37oC selama 24 jam Setelah 24 jam dilakukan pengukuran diameter

zona hambat yang terbentuk sebagai area bening atau zona bersih dengan

menggunakan penggaris

39 Pengelolaan data

Pada penelitian ini menggunakan data yang merupakan variable numerik

lebih dari 2 kelompok yang tidak berpasangan sehingga analisis data

menggunakan uji One Way ANOVA (distribusi data normal dan varians data harus

homogen) Namun jika distribusi data tidak normal maka uji alternatif yang

dilakukan adalah uji ststistik nonparameter Kruskall-Wallis Untuk menentukan

konsentrasi mana yang memiliki kebermaknaan maka dilakukan analisis Post Hoc

menggunakan uji Mann-Whitney

20

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

41 Efek Ekstrak Jahe (Zingiber officinale Roscoe) terhadap Pertumbuhan

Streptococcus viridans

Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan uji metode disc diffusion

secara triplo dengan beberapa konsentrasi ekstrak jahe (100 mgml 200 mgml

500 mgml 600 mgml 800 mgml dan 1000 mgml) Blank disc yang telah

direndam dalam ekstrak selama 10-15 menit diletakkan pada media pertumbuhan

Agar Darah yang terinokulasi bakteri Streptococcus viridans kemudian

diinkubasi selama 24 jam pada suhu 37oC Ekstrak jahe diketahui dapat

memberikan efek menghambat pertumbuhan bakteri Streptococcus viridans yang

terlihat dari terbentuknya zona hambat disekitar blank disc

Grafik 42 Diameter rata-rata zona hambat

Pada hasil pengamatan didapatkan berbagai diameter zona hambat yang

terbentuk dari masing-masing konsentrasi ekstrak jahe yang digunakan Rata-rata

diameter pada konsentrasi 100 mgml sebesar 667 mm dengan standar deviasi

058 Pada konsentrasi 200 mgml sebesar 767 mm dengan standar deviasi 058

000

500

1000

1500

2000

2500

3000

1 2 3 4 5 6 7 8

Leb

ar Z

on

a H

amb

at (

mm

)

Konsentrasi Ekstrak Jahe (mgml)

100 200 500

600 1000

K(-) K(+) 800

21

Pada konsentrasi 500 mgml sebesar 9 mm dengan standar deviasi 0 Pada

konsentrasi 600 mgml sebesar 10 mm dengan standar deviasi 0 Pada konsentrasi

800 mgml sebesar 11 mm dengan standar deviasi 0 Pada konsentrasi 1000

mgml sebesar 1233 mm dengan standar deviasi 058 Pada uji kontrol positif

yang menggunakan antibiotik penisilin terbentuk zona hambat dengan rata-rata

sebesar 2983 mm dengan standar deviasi 029 Pada uji kontrol negatif yang

menggunakan etanol 96 tidak terbentuk zona hambat yang memberikan arti

bahwa tidak adanya hambatan terhadap pertumbuhan bakteri Streptococcus

viridans

Data penelitian diatas menunjukkan bahwa data tidak memenuhi syarat

untuk melakukan uji One-Way Annova maka digunakan uji Kruskall-Wallis19

Pada uji Kruskall-Wallis menunjukkan nilai signifikan atau bermakna yang mana

dapat dikatakan bermakna jika p lt 005 sehingga diketahui bahwa berbagai

konsentrasi ekstrak jahe yang digunakkan pada penelitian ini berpengaruh

terhadap pertumbuhan bakteri Streptococcus viridans

Tabel 41 Hasil Analisis Post Hoc dengan Menggunakan Uji Mann-Whitney

Perlakuan Analisis Multikomparasi dengan Uji Mann-Whitney

Etanol 100

mgml

200

mgml

500

mgml

600

mgml

800

mgml

1000

mgml

Penisilin

Etanol 0034 0034 0025 0025 0025 0034 0034

100 mgml 0099 0034 0034 0034 0043 0043

200 mgml 0034 0034 0034 0043 0043

500 mgml 0025 0025 0034 0034

600 mgml 0025 0034 0034

800 mgml 0034 0034

1000 mgml 0043

Penisilin

Keterangan p lt 005

Berdasarkan hasil statistik analisis Post Hoc yang didapatkan bahwa

terdapat perbedaan yang bermakna antar setiap konsentrasi dengan penisilin

dengan indeks kepercayaan 95 Akan tetapi terdapat konsentrasi yang tidak

memiliki perbedaan yang bermakna yaitu antar konsentrasi 100 mgml dan 200

22

mgml Pada penelitian ini diketahui bahwa respon yang terbentuk dari

penghambatan tumbuhnya bakteri Streptococcus viridans merupakan respon

lemah

Pemberian ekstrak jahe berpengaruh terhadap pertumbuhan bakteri

Streptococcus viridans Diameter rata-rata zona hambat terbesar didapatkan pada

pemberian 1000 mgml (1233 mm) kemudian dengan pemberian konsentrasi 800

mgml (10 mm) dan konsentrasi 600 mgml (11 mm) tetapi berbeda bila

dibandingkan dengan pemberian konsentrasi 100 mgml 200 mgml dan 500

mgml Semakin tinggi konsentrasi ekstrak jahe mengakibatkan semakin besar

diameter rata-rata zona hambat yang terbentuk terhadap pertumbuhan bakteri

Streptococcus viridans

Gambar 43 Efek ekstrak jahe terhadap pertumbuhan Streptococcus viridans

Aktivitas antibakteri yang ditimbulkan dari pemberian ekstrak jahe dapat

dihubungkan dengan adanya kandungan senyawa-senyawa kimia jahe

Kandungan utama jahe adalah seskuiterpen dan zingiberen Komponen lainnya

termasuk β-sesquiphellandrene bisabolene dan farnesene yang termasuk

seskuiterpen Jahe memiliki senyawa reaktif yang disebut terpenoid yang

menstimulasi produksi air liur dan merupakan senyawa penting dalam farmasi

(Ekam et al 2007)

Menurut Winarto (2007) berdasarkan dari analisa kimia diketahui bahwa

tanaman jahe mengandung senyawa antara lain flavonoida polivenol minyak

atsiri gingerol limonene oleoresin 18 cineole 10-dehydroginger dione 6-

K (+)

K (-)

100 mgml

500 mgml

200 mgml

K (+)

K (-)

1000 mgml

800 mgml

600 mgml

23

gingerdione alpha-linolenic acid arginine aspartic betha-sitosterol caprilic-

acid capcaicin chorogenic acid farnesal farnese dan farnesol20

Minyak atsiri dan oleoresin merupakan senyawa kimia yang mampu

menghambat pertumbuhan dan membunuh bakteri dengan merusak membran

plasma bakteri merusak sistem kerja sel dan menyebabkan lisis pada sel bakteri

Selain itu struktur 3 dimensi protein terganggu sehingga menyebabkan protein

terdenaturasi Setelah mengalami denaturasi deret asam amino pada bakteri tetap

utuh namun tidak dapat lagi melakukan fungsinya21

Penelitian telah dilakukan oleh Malu et al (2009) yang membuktikan bahwa

ekstrak jahe mengandung senyawa aktif yaitu zingiberene yang mampu

menghambat pertumbuhan bakteri Streptococcus viridans Pada penelitian

tersebut jahe yang sudah dilakukan pengeringan dan penggilingan menjadi bubuk

halus dengan menggunakan electric grinder dihasilkan serbuk jahe sebanyak 100

gram Serbuk jahe kemudian dibagi menjadi masing-masing 20 gram dan akan

dilakukan ekstraksi dengan berbagai pelarut (n-heksana etil asetat etanol soxhlet

dan air) Hasil yang didapatkan adalah adanya aktivitas antibakteri dari ekstrak

jahe dengan berbagai pelarut kecuali air Zona hambat yang terbentuk sebesar 5

mm 56 mm 7 mm dan 0 mm

Berdasarkan hasil yang diperoleh dari penelitian sebelumnya terdapat

perbedaan yang signifikan dengan penelitian ini Perbedaaan yang ada

dipengaruhi oleh metode pembuatan variabel konsentrasi berupa simplisia jenis

dan konsentrasi pelarut yang digunakan berupa n-heksana etil asetat etanol

soxhlet dan air tempat tanaman jahe diperoleh di pasar di Nigeria dan usia panen

tanaman jahe (semakin tua tanaman jahe saat dipanen semakin banyak

kandungan minyak atsiri di dalamnya)

Pada penelitian ini terdapat beberapa hambatan antara lain

1 Penggunaan media pertumbuhan Agar Darah yang baik bagi berbagai bakteri

sehingga mempermudah adanya kontaminasi

2 Bakteri Streptococcus viridans yang tidak dapat bertahan hidup dalam waktu

yang cukup lama

24

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

51 Kesimpulan

Pada penelitian ini berdasarkan hasil uji efektivitas dan analisis statistik

dapat disimpulkan bahwa

1 Ekstrak tanaman jahe dengan pelarut etanol 96 dapat memberikan efek

hambat terhadap pertumbuhan bakteri Strptococcus viridans (p lt 005)

2 Rata-rata efek hambat yang paling besar terdapat pada konsentrasi ekstrak

jahe 1000 mgml yaitu sebesar 1233 mm konsentrasi 800 mgml sebesar

11 mm konsentrasi 600 mgml sebesar 10 mm konsentrasi 500 mgml

sebesar 9 mm konsentrasi 200 mgml sebesar 767 mm dan konsentrasi

100 mgml sebesar 667 mm

3 Efektivitas ekstrak jahe (Zingiber officinale Roscoe) terhadap

pertumbuhan Streptococcus viridans termasuk dalam golongan respon

lemah

52 Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang ada maka disarankan bagi peneliti

selanjutnya

1 Melakukan penelitian lebih lanjut tentang pengaruh konsentrasi ekstrak

tanaman jahe terhadap bakteri Streptococcus viridans dengan menggunakan

konsentrasi yang lebih kecil daripada penelitian ini

2 Melakukan penelitian lebih lanjut tentang kerja antibakteri ekstrak jahe

terhadap bakteri lainnya

3 Melakukan uji aktivitas antibakteri esktrak tanaman jahe terhadap bakteri

Streptococcus viridans secara in-vivo

25

DAFTAR PUSTAKA

1 Fathia S dkk Aktivitas Antimikroba Ekstrak Jahe (Zingiber officinale

Roscoe) Terhadap Beberapa Bakteri Patogen Bogor Institut Pertanian

Bogor 2011

2 Santoso B Jahe Yogyakarta Penerbit Kanisius 15-17

3 Departemen Kesehatan RI Profil Kesehatan Indonesia Jakarta

Departemen Kesehatan RI 2005 Diunduh dari httpwwwdepkesgoid

Diakses pada 20 Januari 2013

4 Departemen Kesehatan RI Pharmaceutical Care Untuk Penyakit Saluran

Pernapasan 2005

5 Bisno A Acute Pharyngitis N Engl J Med 2001 344(3) Diunduh dari

httpwwwnejmorg Diakses pada 14 Februari 2013

6 Malu S Obochi G Tawo N Nyong B Antibacterial Activity And

Medicinal Properties Of Ginger (Zingiber officinale) Global Journal Of

Pure And Applied Sciences Nigeria 2009 Vol(3) 365-368

7 Astuti V Uji Antibakteri Ekstrak Jahe (Zingiber officinale Roscoe)

Terhadap Pertumbuhan Bakteri Escherichia coli Dan Staphylococcus

aureus Secara In Vitro Semarang Universitas Diponegoro 2000

8 Rukmana R Usaha Tani Jahe Yogyakarta Penerbit Kanisius 12-17

9 Miksusanti Kajian Aktivitas Antibakteri Minyak Atsiri Temu Kunci dan

Aplikasinya dalam Fil Edibel Antibakteri Bogor Institut Pertanian Bogor

2008

10 Kaushik P Evaluation of Various Crude Extracts of Zingiber officinale

Rhizome for Potential Antibacterial Activity A Study in Vitro India

Department of Botany and Microbiology Gurukul Kangri University

Scientific Research 2011 Diunduh di httpwwwSciRPorgjournalaim

Diakses 16 Februari 2013

11 Fathona D Kandungan Gingerol dan Shogaol Intensitas Kepedasan dan

Penerimaan Panelis terhadap Oleoresin Jahe gajah (Zingiber officinale

var Roscoe) Jahe Emprit (Zingiber officinale var Amarum) dan Jahe

Merah (Zingiber officinale var Rubrum) Bogor Institut Pertanian Bogor

2011

12 Duke J et al Handbook of Medicinal Hebrs United State of America

CRC Press 2000 327-328

26

13 Brooks GF Butel JS Ornston NL Mikrobiologi Kedokteran Jawetz

Jakarta Penerbit Buku Kedokteran EGC 1996 327-338

14 Chatim A Suharto Sterilisasi dan Desinfeksi Dalam Staf Pengajar

FKUI Buku Ajar Mikrobiologi Kedokteran Jakarta Binarupa Aksara

Publisher 64-69

15 Topazian R et al Oral and Maxillofacial Infections Philadelphia WB

Saunders Company 33-34

16 Refoua A Study of Streptococcus Viridans in the Maxillofacial Region

Original Article University of Medical Sciences Tehran Iran

2005Vol(4) 174-177

17 Kusmiyati Uji Aktivitas Senyawa Antibakteri dari Mikroalga

Porphyridium cruentum Pusat Penelitian Bioteknologi Lembaga Ilmu

Pengetahuan Indonesia (LIPI) Cibinong 2007 Vol(1) 48-53

18 Greenwood Antibiotics Susceptibility (Sensitivity) Test Antimicrobial and

Chemotheraphy United State of America Mc Graw Hill Company 1995

19 Dahlan M Sopiyudin Statistik untuk Kedokteran dan Kesehatan Edisi 3

Jakarta Salemba Medika 2009 83-105

20 Winarto W Tanaman Obat Indonesia Untuk Pengobatan Herbal

Karyasari Herba Media 2007

21 Hertiani T et al Effect of Indonesian Medicinal Plants Essential Oils on

Streptococcus mutans Biofilm Yogyakarta Faculty of Pharmacy UGM

2011

27

LAMPIRAN

Lampiran 1

Hasil IdentifikasiDeterminasi Bahan Uji

28

Lampiran 2

Hasil Ekstraksi Jahe

29

Lampiran 3

Data Hasil Uji Statistik

UJI NORMALITAS

30

31

32

33

34

35

36

37

38

39

40

41

42

43

44

45

46

Lampiran 4

Alat dan Bahan

Media Agar Darah Ekstrak Jahe Timbangan Tabung

Reaksi Sendok

Etanol 96 Ose Pinset

Tisu Spirtus Cawan Petri Vortex

Laminar Air Flow Lemari Pendingin

47

Lampiran 5

Uji Antibakteri Jahe Terhadap Streptococcus viridan

K (+)

K (-)

100mgml

500mgml

200mgml

K (-)

K (+)

600mgml 1000mgml

800mgml

48

Lampiran 6

Riwayat Penulis

Identitas

Nama Sidqa Hanief

Jenis Kelamin Perempuan

Tempat Tanggal Lahir Jakarta 21 Desember 1992

Agama Islam

Alamat Jl Masjid Al Munir No 44 RT 012 RW 003 Jakarta

Timur

Email sidqahnfhotmailcom

Riwayat Pendidikan

1997-1998 TK Purwarini Jakarta

1998-2004 SDS Angkasa 3 Jakarta

2004-2007 SMP Negeri 81 Jakarta

2007-2010 SMA Madania Indonesian School Bogor

2010-sekarang Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

Page 2: Efektivitas Ekstrak Jahe (Zingiber officinale Roscoe) Terhadap ...

KATA PENGANTAR

Assalamursquoalaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Segala puji dan syukur atas kehadirat Ilahi Robbi yang telah melimpahkan

kekuatan hidayah dan petunjuk pada jalan kemudahan untuk menyelesaikan laporan

penelitian ini yang berjudul ldquoUji Efektivitas Ekstrak Jahe (Zingiber officinale

Roscoe) Terhadap Pertumbuhan Bakteri Streptococcus viridansrdquo Oleh karena itu

penulis haturkan ribuan terima kasih yang tak terhingga kepada

1 Prof Dr (hc) dr MK Tadjudin SpAnd selaku Dekan FKIK UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta

2 dr Witri Ardini MGizi SpGK selaku Ketua Program Studi Pendidikan

Dokter serta seluruh dosen atas bimbingan yang diberikan selama penulis

menempuh pendidikan di Program Studi Pendidikan Dokter FKIK UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta ini

3 Yuliati SSi MBiomed dan Endah Wulandari MBiomed selaku dosen

pembimbing yang membimbing dan mengarahkan dalam penyelesaian

laporan penelitian ini

4 dr Intan Keumala Dewi SpMK dan Silvia F Nasution SSi MBiomed

selaku dosen penguji

5 drg Laifa Annisa Hendarmin Ph D selaku penanggungjawab riset Program

Studi Pendidikan Dokter 2010 yang tidak pernah bosan untuk selalu mem-

follow-up pada setiap akhir modul

6 Kedua orang tua M Amin Akkas dan Mahmudah yang secara khusus selalu

memberikan doa dan semangat Serta adik-adik Hikmatul Mujadalah Yazki

Mufliha dan Nawra Tatmainna yang menjadi penyemangat dalam menjalani

laporan penelitian ini dapat terselesaikan dengan baik

7 Karlina Sari Sujana Rina Karina Nida Khofia dan Mutia Oktavia selaku

teman satu tim riset yang selalu saling memberikan bantuan dan dukungan

v

satu sama lain selama menjalani penelitian bersama sehingga laporan

penelitian ini dapat terselesaikan

8 Mbak Novi dan Pak Bacok yang banyak membantu selama penelitian

berlangsung di Laboratorium Mikrobiologi

Penulis menyadari laporan penelitian ini masih jauh dari kesempurnaan dan

juga kekurangan maupun kekeliruan yang tak terhindarkan Untuk itu saran dan

kritik sangat diharapkan dalam upaya perbaikan dan penyempurnaan laporan ini

Demikian laporan penelitian ini dibuat semoga Allah SWT senantiasa melimpahkan

hidayah dan taufiq dalam setiap langkah ikhtiar yang dilakukan oleh penulis dan

semoga laporan ini dapat memberikan manfaat dan khasanah intelektual dalam

meningkatkan kesejahteraan dalam bidang kesehatan

Wassalamursquoalaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Ciputat 10 September 2013

Sidqa Hanief

vi

ABSTRAK

Sidqa Hanief Program Studi Pendidikan Dokter Efektivitas Ekstrak Jahe (Zingiber

officinale Roscoe) terhadap Pertumbuhan Bakteri Streptococcus viridans 2013

Jahe adalah salah satu tanaman jenis rempah-rempah yang banyak dimanfaatkan secara

tradisional sebagai obat Kandungan minyak atsiri dan oleoresin pada jahe memiliki aktivitas

antibakteri terhadap pertumbuhan Streptococcus viridans yang mampu membunuh dengan

cara merusak membran plasma sel bakteri serta mengganggu proses koagulasi Streptococcus

viridans merupakan bakteri yang dapat menyebabkan timbulnya berbagai penyakit infeksi

saluran napas Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui aktivitas antibakteri pada ekstrak

jahe (Zingiber officinale Roscoe) terhadap pertumbuhan Streptococcus viridans

menggunakan metode disc diffusion pada media pertumbuhan agar darah Konsentrasi yang

digunakan adalah 100mgml 200mgml 500mgml 600mgml 800mgml dan 1000mgml

dengan pelarut etanol 96 sebagai kontrol negatif dan penisilin sebagai kontrol positif

Analisis data menggunakan uji Kruskal-Wallis dilanjutkan dengan Post Hoc Test dan uji

Mann-Whitney menunjukkan perbedaan daya hambat yang bermakna (p lt 005) antara

berbagai konsenytrasi ekstrak jahe terhadap pertumbuhan Streptococcus viridans Hasil yang

didapatkan adalah konsentrasi yang memiliki daya hambat tertinggi terdapat pada konsentrasi

1000mgml dengan diameter 123 mm Penelitian ini membuktikan bahwa berbagai

konsentrasi ekstrak jahe memiliki aktivitas antibakteri terhadap pertumbuhan Streptococcus

viridans

Kata kunci Jahe Streptococcus viridans disc diffusion

ABSTRACT

Sidqa Hanief Medical Education Study Program The Effectiveness of Ginger Extract

(Zingiber officinale Roscoe) on the Growth of Streptococcus viridans 2013

Ginger is one of the spice plants that widely used as a traditional medicine Essential oils and

oleoresin in Ginger have antibacterial activity against the growth of Streptococcus viridans

which is able to kill bacteria through cell membrane damage and disruption of the

coagulation process of the bacteria Streptococcus viridans was a bacteria that can caused

respiratory infection This research was conducted to determine the effect of ginger extract

against the growth of Streptococccus viridans by using the disc diffusion method on blood

agar Data was analyzed by Kruskal-Wallis test followed by Post Hoc and Mann-Whitney

test showed a significant result (p lt 005) in which concentrations of the extract able to kill

the Streptococcus viridans effectively The results indicated that the highest inhibitory at a

concentration of 1000mgml with a diameter of 123 mm This research proved that the

various concentrations of the ginger extract have the ability to inhibit the growth of

Streptococcus viridans

Key Words Ginger Streptococcus viridans disc diffusion

vii

DAFTAR ISI

Halaman

LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYAhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip ii

LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBINGhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip iii

LEMBAR PENGESAHANhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip iv

KATA PENGANTARhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip v

ABSTRAKhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip vii

ABSTRACThelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip vii

DAFTAR TABELhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip x

DAFTAR GRAFIKhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip xi

DAFTAR GAMBARhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip xii

DAFTAR LAMPIRANhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip xiii

BAB I PENDAHULUANhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 1

11 Latar Belakanghelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 1

12 Rumusan Masalahhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 2

13 Tujuan Penelitianhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 3

14 Manfaat Penelitianhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 3

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKAhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 5

21 Landasan Teori helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 5

211 Jahe (Zingiber officinale Roscoe)helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 5

212 Kandungan Kimiawi dan Manfaat Jahehelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 7

213 Morfologi dan Klasifikasi Streptococcus viridanshelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 9

2131 Patogenesis Streptococcus viridianshelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 10

214 Antimikrobahelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 11

2141 Mekanisme Kerjahelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 12

2142 Metode Ujihelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 12

22 Kerangka Konsephelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 14

23 Definisi Operasionalhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 15

viii

BAB 3 METODE PENELITIANhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 16

31 Desaign Penelitianhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 16

33 Bahan yang Diujihelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 16

34 Sampel Bakterihelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 16

35 Indentifikasi Variabelhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 16

351 Variabel Bebashelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 16

351 Variabel Terikathelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 16

36 Alat dan Bahan Penelitianhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 17

361 Alat Penelitianhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 17

362 Bahan Penelitianhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 17

37 Alur Penelitianhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 17

38 Cara Kerja Penelitianhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 18

381 Tahap Persiapanhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 18

382 Tahap Uji Efektivitas Ekstrak Jahehelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 18

39 Pengelolaan Datahelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 19

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASANhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 20

BAB 5 PENUTUPhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 24

DAFTAR PUSTAKAhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 25

LAMPIRANhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 27

ix

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 21 Karakteristik Tiga Jenis Utama Jahehelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 7

Tabel 22 Kandungan Senyawa yang terdapat dalam Jahehelliphelliphelliphelliphelliphellip 8

Tabel 23 Klasifikasi Respon Hambatan Pertumbuhan Bakterihelliphelliphelliphellip 13

Tabel 41 Hasil Analisis Post Hoc dengan Menggunakan Uji Mann-

Whitneyhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip

21

x

DAFTAR GRAFIK

Halaman

Grafik 42 Diameter Rata-Rata Zona Hambathelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 20

xi

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 21 Pohon Jahehelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 5

Gambar 22 Rimpang Jahehelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 6

Gambar 23 Pewarnaan Gram Positif Bakteri Streptococcus viridanshellip 9

Gambar 24 Biakan Streptococcus viridans pada Media Agar Darahhelliphellip 10

Gambar 43 Efek Ekstrak Jahe terhadap Pertumbuhan Streptococcus

Viridanshelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip

22

xii

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1 Hasil Identifikasi Bahan Ujihelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip

Lampiran 2 Hasil Ekstraksi Jahehelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip

Lampiran 3 Data Hasil Uji Statistikhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip

Lampiran 4 Alat dan Bahanhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip

Lampiran 5 Uji Antibakteri Jahe Terhadap Streptococcus viridanshelliphelliphelliphellip

Lampiran 6 Riwayat Penulishelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip

26

27

28

46

47

48

1

BAB I

PENDAHULUAN

11 Latar Belakang

Indonesia merupakan negara yang dikenal sebagai penghasil rempah-

rempah sejak dahulu kala Rempah-rempah banyak dimanfaatkan oleh masyarakat

Indonesia sebagai bahan dasar untuk kebutuhan pangan bahan obat-obatan dan

kosmetika Bagian dari tanaman rempah-rempah yang dapat digunakan antara lain

adalah kulit batang akar daun rimpang bunga buah dan biji Tanaman jahe

salah satu tanaman jenis rempah-rempah berbentuk rimpang yang banyak

dimanfaatkan secara tradisional sebagai minuman penghangat serta pereda batuk

nyeri dan diare12

Saat ini penggunaan jahe banyak dimanfaatkan untuk menangani penyakit

infeksi saluran pernapasan Penyakit infeksi pada saluran napas merupakan

penyakit yang banyak terjadi pada masyarakat baik infeksi saluran napas atas

maupun bawah penyakit infeksi ini sebagai salah satu penyebab utama kematian

(127)34

Secara umum penyebab dari penyakit infeksi saluran napas adalah

mikroorganisme namun yang terbanyak disebabkan oleh infeksi virus dan

bakteri Bakteri Streptococcus viridans merupakan salah satu bakteri yang dapat

menginfeksi saluran napas Penyakit infeksi ini masih menjadi masalah kesehatan

bagi masyarakat di Indonesia melihat masih tingginya angka kejadian penyakit

infeksi yang juga menimbulkan tingginya angka kematian terutama pada bayi dan

balita56

Hal tersebut memicu para peneliti untuk mencari pengobatan alternatif

yang sekiranya dapat dijadikan pilihan yang aman dikonsumsi oleh masyarakat

Pengobatan herbal sebagai pengobatan alternatif saat ini banyak dipilih karena

memiliki efek samping yang lebih sedikit harga yang lebih ekonomis dan telah

lama dimanfaatkan secara tradisional sebagai bahan dasar obat-obatan2

Upaya pemanfaatan ekstrak jahe telah banyak dilakukan oleh beberapa

penelitian baik di luar negeri maupun di Indonesia diantaranya dilakukan oleh

Akoachere et al (2002) telah membuktikan bahwa jahe mempunyai kemampuan

untuk menghambat pertumbuhan bakteri dan Sarah (2011) yang menguji ekstrak

jahe dengan pelarut etil asetat menunjukkan bahwa terdapat inhibitory zone pada

2

pertumbuhan beberapa bakteri patogen seperti Staphylococus aureus

Streptococcus viridans Bacillus cereus dan Salmonella

Kemampuan bahan aktif yang terkandung di dalam rempah-rempah

bergantung pada jenis senyawa dan konsentrasinya Senyawa dari jahe yang

kemungkinan mempunyai aktivitas sebagai antibakteri adalah minyak atsiri

terdiri atas senyawa-senyawa aktif sebagai berikut β-bisabolene β- farnesene

sesquiphelandrene zingiberen zingeron oleoresin kamfena limonen borneol

sineol sitral zingiberal felandren vitamin A B dan C serta senyawa-senyawa

flavonoid dan polifenol Senyawa aktif tersebut mengandung senyawa fenol yang

bekerja dengan cara merusak membran plasma sel bakteri dan mengganggu proses

koagulasi sel bakteri7

Berdasarkan hal tersebut di atas maka peneliti akan melakukan penelitian

mengenai efektivitas ekstrak jahe dengan menggunakan pelarut etanol yang

terbukti lebih efektif dibandingkan jenis pelarut organik lain sebagai antibakterial

terhadap pertumbuhan bakteri Streptococcus viridans dengan metode difusi agar

Penelitian ini diharapkan dapat melihat potensi jahe yang selama ini dikenal dapat

bermanfaat dalam penghambatan tumbuhnya bakteri Streptococcus viridans

12 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas rumusan masalah pada penelitian ini

adalah apakah terdapat pengaruh ekstrak jahe (Zingiber officinale Roscoe)

terhadap pertumbuhan bakteri Streptococcus viridans

13 Tujuan Penelitian

131 Tujuan Umum

Untuk mengetahui pengaruh ekstrak jahe (Zingiber officinale Roscoe)

terhadap pertumbuhan Streptococcus viridans

132 Tujuan Khusus

Untuk menentukan konsentrasi ekstrak jahe (Zingiber officinale

Roscoe) yang dapat menghambat pertumbuhan Streptococcus

viridans

3

14 Manfaat Penelitian

141 Bagi Peneliti

a Menambah pengetahuan dan wawasan penulis dalam menerapkan

ilmu yang diperoleh selama menjalani perkuliahan

b Menambah pengetahuan penulis tentang obat-obat herbal terutama

tentang efek jahe (Zingiber officinale Roscoe) yang ekstraknya

mampu menghambat pertumbuhan bakteri Streptococcus viridans

c Sebagai prasyaratan tugas dalam memperoleh gelar SKed (sarjana

kedokteran) di Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Program

Studi Pendidikan Dokter Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta

142 Bagi Institusi

a Menambah informasi dan literatur mengenai keilmuan

mikrobiologi

b Memajukan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

dan Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam

Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta dengan mempublikasikan

penelitian ini

143 Bagi Keilmuan

a Memberikan informasi mengenai efek ekstrak jahe (Zingiber

officinale Roscoe) terhadap pertumbuhan bakteri Streptococcus

viridans

b Menjadi bahan referensi bagi praktisi yang tertarik dalam

penelitian mikrobiologi

c Sebagai data dan informasi untuk melakukan penelitian lebih lanjut

mengenai pengaruh ekstrak jahe (Zingiber officinale Roscoe)

terhadap pertumbuhan bakteri Streptococcus viridans

144 Bagi Sosial

a Meningkatkan pemanfaatan bahan alami sebagai tanaman

berkhasiat obat dalam upaya peningkatan kesehatan masyarakat

dengan cara yang mudah dan ekonomis

4

b Memberikan pengetahuan dan masukan kepada semua kalangan

masyarakat bahwa tidak hanya penggunaan obat sintesis saja yang

dapat bersifat antibakterial tetapi tanaman herbal juga dapat

digunakan untuk mengurangi gejala yang ditimbulkan dari infeksi

saluran napas atas

5

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

21 Landasan Teori

211 Morfologi dan Klasifikasi Jahe (Zingiber officinale Roscoe)

Jahe termasuk tanaman yang berasal dari daerah Asia Tropik yang tersebar

di berbagai wilayah dari India sampai Cina Sejak zaman Kong Hu (551-479 SM)

jahe sudah dibudidayakan di India dan diekspor ke Cina Di kawasan Asia

tanaman jahe tersebar hampir di seluruh daerah tropika basah Saat ini tanaman

jahe dibudidayakan di berbagai daerah di Indonesia antara lain adalah Sumatera

Utara Bengkulu Jawa Barat Jawa Tengah dan Jawa Timur38

Gambar 21 Pohon Jahe

Sumber httpyudiansyahsukmanawordpresscom20100129jahe-1

Kedudukan tanaman jahe dalam taksonomi tumbuhan adalah sebagai

berikut

Kingdom Plantae

Divisi Spermatophyta

Subdivisi Angiospermae

Kelas Monocotyledonae

Ordo Zingiberales

Famili Zingiberaceae

6

Subfamili Zingiberoidae

Genus Zingiber

Spesies Zingiber officinale Roscoe

Jahe merupakan tanaman tahunan berbatang semu dengan tinggi antara 30

ndash 75 cm Berdaun sempit memanjang menyerupai pita dengan panjang 15 ndash 23

cm lebar lebih kurang 25 cm tersusun teratur dua baris berseling Tanaman jahe

hidup merumpun beranak-pinak menghasilkan rimpang dan berbunga Bungan

berupa malai yang tersembul pada permukaan tanah berbentuk tongkat atau bulat

telur dengan panjang lebih kurang 25 cm Mahkota bunga berbentuk tabung

dengan helaian agak sempit tajam berwarna kuning kehijauan Rimpang jahe

memiliki bentuk yang bervariasi mulai agak pipih sampai bulat panjang dengan

warna putih kekuning-kuningan hingga kuning kemerah-merahan Di Indonesia

jahe dikenal dengan beberapa nama anatara lain halia haliya lea lia lahia jhai

jahi jhahik moyuman beuing hairale masin manas reja pimedas jahja padeh

sipode sipadas pege bahing ai manas naije sedap sehi sewe laie gore

gisoro gihori dan yoyo89

Gambar 22 Rimpang Jahe

Sumber httpcaramudahdietblogspotcom201203manfaat-jahe-

untuk-kesehatan-tubuhhtml

Terdapat tiga jenis jahe berdasarkan ukuran bentuk dan warna rimpang

yaitu jahe gajah (Zingiber officinale Roscoe) atau jahe putih jahe putih kecil

(Zingiber officinale Amarum) atau jahe emprit dan jahe merah (Zingiber

officinale Rubrum) atau jahe sunti10

7

Tabel 21 Karakteristik Tiga Jenis Utama Jahe

Bagian tanaman Jahe gajah Jahe emprit Jahe merah

Struktur rimpang Besar berbuku Kecil berlapis Kecil berlapis

Warna irisan Putih

kekuningan

Putih

kekuningan

Jingga muda

sampai merah

Berat per rimpang (kg) 018 ndash 208 010 ndash 158 020 ndash 140

Diameter rimpang (cm) 847 ndash 850 327 ndash 405 420 ndash 426

Kadar minyak atsiri () 082 ndash 166 150 ndash 350 285 ndash 390

Kadar pati () 5510 5470 4499

Kadar serat () 689 659 -

Kadar abu () 660 ndash 757 739 ndash 890 746

Sumber Dimodifikasi dari Rostiana dkk (1991) Sri Yuliani dan Risfaheri (1990)

diacu dalam Bermawie dkk (1997)

212 Kandungan Kimiawi dan Manfaat Jahe

Menurut Rismunandar kandungan kimiawi yang terdapat pada rimpang jahe

menentukan aroma dan kepedasan jahe Terdapat beberapa faktor yang

mempengaruhi komposisi kimia rimpang jahe antara lain jenis jahe tanah dimana

jahe ditanam umur jahe saat dipanen pengolahan rimpang jahe dan ekosistem

tempat jahe berada8

Jahe memiliki kandungan minyak atsiri yang terdiri atas senyawa-senyawa

sesquiterpen zingiberen zingeron oleoresin kamfena limonen borneol sineol

sitral zingiberal felandren vitamin A B dan C serta senyawa-senyawa

flavonoid dan polifenol Substansi-substansi fenolitik berperan pada pembentukan

flavor yang dimana beberapa turunan fenolitik memberikan efek yang disebut

pungensi karena karakteristik oedas tajam dan sensasi menyengat Minyak atsiri

adalah minyak dari campuran zat yang mudah menguap dengan komposisi dan

titik didih yang berbeda berwarna kehijauan sampai kuning dan berbau khas

jahe Minyak atsiri dapat diperoleh dengan cara penyulingan dan hidrodestilasi912

8

Tabel 22 Kandungan Senyawa yang Terdapat dalam Jahe

Kandungan senyawa dalam jahe Senyawa

Minyak atsiri - geranial (259)

- a-zingiberen (95)

- (EE)-a-farnesen (76)

- neral (76)

- ar-curcumen (66)

- β-sesquiphellandren (2716)

- caryophyllen (1529)

- β-bisabolen (114)

Etanol oleoresin jahe - eugenol (498)

- zingeron (145)

- trans-6-shogaol (59)

- geraniol (37)

- borneol (19)

Methanol oleoresin jahe - zingeron (336)

- trans-6-shogaol (149)

- diacetoxy-[6]-gingerdiol (49)

- decanal (38)

- a-zingiberen (27)

CCl4 oleoresin jahe - zingeron (333)

- trans-6- shogaol (104)

- geranial (75)

- neral (49)

- methyldiacetoxy-[6]-gingerdione (35)

Isooktan oleoresin jahe - zingeron (305)

- palmitoleic acid (109)

- trans-6-shogaol (93)

- palmitic acid (89)

- diacetoxy-[6]-gingerdiol (33)

Sumber Singh et al (2008) El-Baroty et al (2010) Sacchetti et al (2005)

9

Oleoresin merupakan cairan kental berwarna kuning dengan rasa pedas yang

tajam larut dalam alkohol dan potroleum eter dan sedikit larut dalam air

Oleoresin mengandung senyawa aktif gingerol yang apabila selah melalui proses

penyimpanan dan pengeringan dapat berubah menjadi shogaol Senyawa-senyawa

kimia tersebut bekerja aktif untuk merusak membran luar dan membran

sitoplasma dinding sel bakteri11

213 Morfologi dan Klasifikasi Streptococcus viridans

Streptococcus merupakan salah satu flora normal yang terdapat dalam

rongga mulut Keberadaan bakteri tersebut tidak hanya memberikan efek yang

menguntungkan namun dapat merugikan bagi kesehatan mulut13

Gambar 23 Pewarnaan Gram Positif Bakteri Streptococcus viridans

Sumber httpwwwvitanaturalplpaciorkowiec-ropny-angina-

paciorkowcowa-ptonica-szkarlatyna

Streptococcus viridans adalah flora normal pada saluran napas atas yang

berperan untuk menjaga membran mukus Mikroorganisme ini bersifat Gram

positif berbentuk bulat dan tersusun dalam bentuk rantai selama pertumbuhannya

Mikroorganisme ini termasuk alpha hemolytic sehingga bila dilakukan

pembiakan dalam agar darah menunjukkan koloni berwarna kehijauan Pewarnaan

Gram didapatkan gambaran bentuk bulat berwarna ungu Streptococcus viridans

memiliki kekerabatan dengan spesies lain seperti Streptococcus mutans

Streptococcus anginosus Streptococcus mitis Streptococcus sanguis

Streptococcus salivarius dan Streptococcus bovis 13 14

10

Gambar 24 Biakan Streptococcus viridans pada media Agar Darah

Sumber httplibjiangnaneducnASM114-Introduce1htm

Klasifikasi Streptococcus viridans menurut Bergey

Ordo Eubacteriales

Famili Lactobacillaceae

Tribus Streptococcaceae

Genus Streptococcus

Spesies Streptococcus viridans

Pertumbuhan pada Streptococcus viridans tidak dihambat oleh optochin dan

koloninya tidak dapat larut dalam empedu (deoxycholate) Bakteri ini dapat

mencapai aliran darah akibat trauma dan dikenal sebagai penyebab utama

endokarditis pada katub jantung yang abnormal Selain itu beberapa bakteri S

viridans mensintesa polisakarida dari sukrosa dan berperan penting pada proses

pembentukan karies gigi13

2131 Patogenesis Streptococcus viridans

Penyakit yang ditimbulkan oleh infeksi Streptococcus dapat dipengaruhi

oleh beberapa macam faktor antara lain sifat biologik bakteri cara host

memberikan respons dan port drsquo entree bakteri13

Mulut merupakan organ yang

mengandung banyak bakteri dengan Streptococcus menjadi genus dominan

Orofaring terdapat campuran dari beberapa bakteri Streptococcus dan beberapa

spesies dari Streptococcus Streptococcus viridans mencegah kolonisasi bakteri

lain di rongga mulut dengan menjadi lebih agresif dari mikroorganisme lain

Berbagai bakteri bersaing dengan melakukan mucosal adherence dan

11

memproduksi bakteriosin yang mempunyai efek bakterisid Hanya sedikit yang

diketahui tentang mekanisme patogen pada Streptococcus viridans namun

diketahui bahwa bakteri tersebut dapat menghasilkan beberapa eksotoksin dan

enzim litik mengaktivasi komplemen menginduksi produksi dari sitokin15

Pada seseorang yang menjalani bedah mulut dan ekstraksi gigi memicu

terjadinya perdarahan 30 pasien akan mengalami bakteremia yang disebabkan

oleh Streptococcus viridans13

Streptococcus viridans adalah mikroorganisme

penyebab utama endokarditis bakterialis subakuta Lesi ini bersifat progresif dan

bagian yang mengalami penyembuhan akan mengalami inflamasi aktif dengan

vegetasi yang terdiri atas fibrin platelet sel darah dan bakteri yang melekat pada

katup jantung Menurut Refuoa selain endokarditis dilaporkan juga dalam

penelitiannya bahwa Streptococcus viridans mempunyai peranan dalam terjadinya

dental abcesses16

214 Antimikroba

Antimikroba merupakan substansi kimia yang berasal dari berbagai macam

mikroorganisme dalam konsentrasi rendah namun mampu menghambat

pertumbuhan mikroorganisme lainnya

Antibiotika mempunyai sifat-sifat

antibiotika antara lain menghambat atau membunuh patogen tanpa merusak host

bersifat bakterisid tidak ada resistensi pada bakteri tidak bersifat alergenik tetap

aktif dalam plasma dan eksudat larut di dalam air dan stabil dan bactericidal

level di dalam tubuh cepat dicapai dan bertahan untuk waktu lama14

2141 Mekanisme kerja antimikroba

Antimikroba yang mempunyai sifat bakteriostatik dapat menghambat

pertumbuhan bakteri dan membunuh bakteri Terdapat beberapa mekanisme kerja

antimikroba antara lain

1 Antimikroba yang mempengaruhi dinding sel

Mikroorganisme memiliki dinding sel yang merupakan struktur kaku

yang terdiri dari suatu kompleks polimer mukopeptida Dinding sel ini

menjaga tekanan osmotik di dalam bakteri sehingga mampu mencegah

gangguan dalam sintesisnya Antibiotika yang dapat menghambat reaksi

12

dalam proses sintesis dinding sel adalah penisilin fosfomisin sikloserin

ristosetin vankomisin dan basitrasin13

2 Antimikroba yang merusak membran sel

Beberapa antibiotika yang mampu merusak kehidupan sel

mikroorganisme Membran sel sebagai pembatas osmotik bagi difusi

antara lingkungan luar dan dalam sel Obat seperti polimiksin yang

merupakan kelompok polipeptida sederhana yang sukar berdifusi dan

sangat toksik 13

3 Antimikroba yang mengganggu fungsi DNA

Obat antimikroba yang berfungsi untuk merusak fungsi DNA hanya

beberapa saja yang dapat dipakai karena faktor toksisitasnya Antimikroba

yang bekerja sesuai dengan mekanisme tersebut adalah mitosin dan asam

nalidiksat 13

4 Antimikroba yang menghambat sintesis protein

Sintesis protein pada mikroorganisme berlangsung di ribosom

dengan bantuan mRNA dan tRNA Terdapat dua hasil akhir dari proses

sintesis protein yaitu transkripsi atau sintesis asam ribonukleat yang DNA-

dependent dan translasi atau sintesis protein yang RNA-dependent

Antimikroba yang mampu menghambat sintesis protein adalah rifampisin

aminoglikosida tetrasiklin dan kloramfenikol 13

2142 Metode uji antimikroba

Uji antimikroba dilakukan dengan metode difusi dan metode dilusi untuk

mengukur nilai konsentrasi hambat minimum (KHM)

A Metode difusi

Pada metode difusi dilakukan pengukuran daya hambat dari senyawa

antimikroba yang terkandung dalam ekstrak Metode ini merupakan metode yang

paling umum digunakan Metode difusi dibedakan melalui 3 cara yaitu

a Metode disc diffusion

Metode ini menggunakan blank disc yang berfungsi untuk menampung

zat antimikroba Blank disc yang mengandung zat antimikroba diletakkan di atas

13

permukaan media pertumbuhan yang telah diinokulasi Setelah itu diinkubasi

pada pada suhu 37oC selama 18-24 jam Hasil yang akan didapat adalah ada

tidaknya zona bening (clear zone) yang terbentuk di sekitar blank disc yang

menunjukan zona hambat pada pertumbuhan bakteri Dari hasil yang ditunjukan

dilakukan pengukuran dengan menggunakan penggaris Semakin besar zona

hambat yang dihasilkan semakin besar pula akitivitas suatu zat antimikroba1718

Tabel 23 Klasifikasi Respon Hambatan Pertumbuhan Bakteri

Diameter Zona Terang Respon Hambatan Pertumbuhan

gt20 mm Kuat

16-20 mm Sedang

10-15 mm Lemah

lt10 mm Tidak ada

Sumber Greenwood 1995

b Metode lubang (sumuranhole)

Pada metode ini media agar yang sudah diinokulasikan dengan bakteri

uji kemudian dibuat lubang atau sumur Lubang tersebut diisi ekstrak yang

mengandung zat antimikroba Setelah semua terisi oleh zat antimikroba

kemudian inkubasi pada waktu dan suhu optimum lalu dilakukan pengamatan

hambatan yang akan terbentuk 17

c Metode parit

Media pertumbuhan agar diinokulasikan dengan bakteri kemudian

dibuat sebidang parit Parit tersebut diisi dengan ekstrak dan diinkubasi pada

waktu dan suhu optimum pertumbuhan bakteri Setelah itu dilakukan pengamatan

dengan melihat ada atau tidaknya hambatan yang terbentuk 17

B Metode dilusi

Pada metode dilusi atau pengenceran senyawa antimikroba diencerkan

menjadi beberapa konsentrasi kemudian setiap konsentrasi tersebut dimasukkan

bakteri uji dalam media cair Lakukan inkubasi dan lihat apakah terdapat

pertumbuhan bakteri Pada umumnya metode ini terbagi menjadi dua metode

14

yaitu metode dilusi cair dan padat Kedua metode tersebut digunakan untuk

menentukan konsentrasi hambat minimal (KHM) dan konsentrasi bunuh minimal

(KBM) dari zat antimikroba terhadap bakteri uji Namun terbedakan dengan

media yang digunakan 18

22 Kerangka Teori

23 Kerangka Konsep

Ekstrak jahe

(Zingiber

officinale

Roscoe)

Koloni

Streptococcus

viridans

Pertumbuhan

koloni normal

Hambatan pada

pertumbuhan koloni

(+)

Zona hambat (+)

Ekstrak Jahe

Minyak atsiri dan oleoresin

β-bisabolene β- farnesene

sesquiphelandrene Gingerol

Shagaol Bisabolene

Merusak membran plasma sel

bakteri Streptococcus viridans

15

23 Definisi Operasional

No Variabel Definisi

Operasional

Alat Ukur Hasil Ukur Skala

Ukur

1 Zona hambat

Sviridans

Daerah

sekeliling blank

disc yang tidak

ditemukan

adanya

pertumbuhan S

viridans

Penggaris Diameter

zona bersih

(clear zone)

Numerik

2 Konsentrasi

ekstrak jahe

(100mgml

200mgml

500mgml

600mgml

800mgml

1000mgml)

Jahe yang sudah

dikeringkan

yang kemudian

dilarutkan

dengan

konsentrasi yang

telah ditentukan

Mikro

pipet

Jumlah

ekstrak sesuai

dengan

konsentrasi

pada setiap

tabung

Kategorik

3 Larutan

kontrol

negatif

Larutan kontrol

negatif yang

berisi etanol

96

Mikro

pipet

Blank disc

berisi etanol

96

Kategorik

4 Kontrol

positif

Kontrol positif

berupa blank

disc berisi

antibiotik

penisilin

Tidak ada Blank disc

berisi

antibiotik

penisilin

Kategorik

16

BAB III

METODE PENELITIAN

31 Desain Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental

32 Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada bulan Desember 2012 sampai bulan Juli

2013 di Laboratorium Mikrobiologi Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan

Universitas Islam Negeri Jakarta Proses ekstraksi jahe (Zingiber officinale

Roscoe) dilakukan oleh Balai Penelitian Tanaman Rempah dan Obat (BALITRO)

Bogor

33 Bahan yang Diuji

Ekstrak jahe (Zingiber officinale Roscoe) yang telah diekstraksi oleh Balai

Penelitian Tanaman Rempah dan Obat (BALITRO) Bogor

34 Sampel Bakteri

Bakteri Streptococcus viridans yang diisolasi pada media Agar darah dan

diinkubasi pada suhu 37degC selama 24 jam

35 Identifikasi Variabel

351 Variabel Bebas

Ekstrak jahe (Zingiber officinale Roscoe) dengan konsentrasi 100 mgml

200 mgml 500 mgml 600 mgml 800 mgml 1000 mgml

`352 Variabel Terikat

Pertumbuhan bakteri Streptococcus viridans dalam media pertumbuhan

Agar Darah

17

36 Alat dan Bahan Penelitian

361 Alat Penelitian

Tabung reaksi mikro pipet vortex bunsen alkohol ose cawan petri

penggaris korek api rak tabung autoclave baki alumuniumfoil swab kapas

erlenmeyer inkubator penggaris label alat tulis laminar air flow tisu pinset

dan kamera

362 Bahan Penelitian

Jahe pelarut etanol 96 pembenihan Agar darah larutan pengencer

thioglikolat biakan Streptococcus viridans blank disc blank disc berisi antibiotik

penicillin

37 Alur Penelitian

Kultur bakteri Streptococcus viridans

di media Agar Darah

Pembuatan konsentrasi ekstrak jahe

Timbang ekstrak jahe dengan berat

1000 800 600 500 200 dan 100

gram masukkan ke dalam tabung

Masukkan 1 ose Streptococcus

viridans ke dalam larutan thioglikolat

Usapkan bakteri ke media Agar Darah

dengan swab kapas steril

Thioglikolat dan Streptococcus

viridans divortex hingga omogen Masukkan 1ml etanol 96 ke dalam

masing-masing tabung

Pindahkan konsentrasi ekstrak jahe

yang homogen ke cawan petri

Blank disc diletakkan di media Agar

Darah yang telah diberi bakteri

Streptococcus viridans

Ekstrak jahe dan etanol 96 divortex

hingga homogen

Kekeruhan distandarisasi dengan

menggunakan larutan standarisasi

konsentrasi 05 Mac Farland

Inkubasi selama 24 jam

Amati dan ukur zona hambat yang

terbentuk

Rendam blank disc ke dalam cawan

petri selama 10-15 menit

18

38 Cara Kerja Penelitian

381 Tahap Persiapan

3811 Sterilisasi Alat dan Bahan

Seluruh alat yang akan digunakan sebelumnya dicuci bersih dikeringkan

dan dibungkus dengan kertas Setelah itu sterilisasi dapat dilakukan dengan

menggunakan autoclave selama 15-30 menit dan kemudian mengatur tekanan

sebesar 15 dynecm3 (1 atm) dan suhu sebesar 121

o C

3812 Persiapan Sampel

Jahe diperoleh dari pasar tradisional di Jakarta Timur yang homogen

sebanyak 4 kilogram Kemudian dilakukan pembuatan ekstrak jahe di Balai

Penelitian Tanaman Rempah dan Obat (BALITRO) Bogor Proses ekstraksi

meliputi pencucian pegirisan dan pengeringan Pada jahe yang sudah meliputi

tahap pengeringan kemudian diekstraksi melalui proses maserasi dengan pelarut

etanol 96 Pada penelitian ini digunakan 4 kg jahe yang dimana setelah

mengalami proses ekstraksi didapatkan ekstrak kental sebanyak 500 gram

3813 Pembuatan stok bakteri

Pembuatan stok bakteri ini dilakukan untuk memperbanyak bakteri

dengan cara menginokulasikan 1 ose biakan murni bakteri Streptococcus viridans

dalam media agar darah kemudian diinkubasi selama 24 jam dengan suhu 37degC

di dalam inkubator

3814 Pembuatan stok variabel konsentrasi

Stok ekstrak jahe akan dibuat dalam berbagai konsentrasi yaitu konsentrasi

100 mgml 200 mgml 500 mgml 600 mgml 800 mgml dan 1000 mgml

Etanol 96 digunakan sebagai kontrol negatif dan antibiotik penisilin sebagai

kontrol positif sehingga seluruhnya berjumlah 8 variabel Penelitian ini

dikerjakan secara triplet Blank disc dimasukkan ke dalam masing-masing stok

variabel konsentrasi selama 10-15 menit Kemudian masing-masing stok variabel

akan dimasukkan ke dalam 6 cawan petri (1 cawan petri akan berisi 3 blank disc

kosong kontrol negatif dan penisilin sebagai kontrol positif) yang akan digunakan

dalam tahap pengujian selanjutnya

19

382 Tahap uji efektivitas ekstrak jahe

Bakteri diencerkan dengan mencampurkan 1 ose bakteri Streptococcus

viridans ke dalam tabung reaksi yang telah berisi thiloglikolat steril kemudian

dihomogenkan dengan menggunakan vortex dan kekeruhannya distandarisasi

dengan konsentrasi 05 Mac Farland Bakteri dalam thioglikolat yang telah

terstandarisasi dioleskan pada media pertumbuhan Agar Darah (AD) dengan

menggunakan swab kapan steril Konsentrasi ekstrak jahe kemudian dimasukkan

ke dalam cawan petri dan rendam blank disc selama plusmn 15 menit Setelah dilakukan

perendaman blank disc diletakkan di atas permukaan media pertumbuhan yang

sudah diolesi dengan campuran bakteri dan thioglikolat secara higienis di dalam

laminar air flow Media Agar Darah kemudian diinkubasi ke dalam inkubator

pada suhu 37oC selama 24 jam Setelah 24 jam dilakukan pengukuran diameter

zona hambat yang terbentuk sebagai area bening atau zona bersih dengan

menggunakan penggaris

39 Pengelolaan data

Pada penelitian ini menggunakan data yang merupakan variable numerik

lebih dari 2 kelompok yang tidak berpasangan sehingga analisis data

menggunakan uji One Way ANOVA (distribusi data normal dan varians data harus

homogen) Namun jika distribusi data tidak normal maka uji alternatif yang

dilakukan adalah uji ststistik nonparameter Kruskall-Wallis Untuk menentukan

konsentrasi mana yang memiliki kebermaknaan maka dilakukan analisis Post Hoc

menggunakan uji Mann-Whitney

20

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

41 Efek Ekstrak Jahe (Zingiber officinale Roscoe) terhadap Pertumbuhan

Streptococcus viridans

Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan uji metode disc diffusion

secara triplo dengan beberapa konsentrasi ekstrak jahe (100 mgml 200 mgml

500 mgml 600 mgml 800 mgml dan 1000 mgml) Blank disc yang telah

direndam dalam ekstrak selama 10-15 menit diletakkan pada media pertumbuhan

Agar Darah yang terinokulasi bakteri Streptococcus viridans kemudian

diinkubasi selama 24 jam pada suhu 37oC Ekstrak jahe diketahui dapat

memberikan efek menghambat pertumbuhan bakteri Streptococcus viridans yang

terlihat dari terbentuknya zona hambat disekitar blank disc

Grafik 42 Diameter rata-rata zona hambat

Pada hasil pengamatan didapatkan berbagai diameter zona hambat yang

terbentuk dari masing-masing konsentrasi ekstrak jahe yang digunakan Rata-rata

diameter pada konsentrasi 100 mgml sebesar 667 mm dengan standar deviasi

058 Pada konsentrasi 200 mgml sebesar 767 mm dengan standar deviasi 058

000

500

1000

1500

2000

2500

3000

1 2 3 4 5 6 7 8

Leb

ar Z

on

a H

amb

at (

mm

)

Konsentrasi Ekstrak Jahe (mgml)

100 200 500

600 1000

K(-) K(+) 800

21

Pada konsentrasi 500 mgml sebesar 9 mm dengan standar deviasi 0 Pada

konsentrasi 600 mgml sebesar 10 mm dengan standar deviasi 0 Pada konsentrasi

800 mgml sebesar 11 mm dengan standar deviasi 0 Pada konsentrasi 1000

mgml sebesar 1233 mm dengan standar deviasi 058 Pada uji kontrol positif

yang menggunakan antibiotik penisilin terbentuk zona hambat dengan rata-rata

sebesar 2983 mm dengan standar deviasi 029 Pada uji kontrol negatif yang

menggunakan etanol 96 tidak terbentuk zona hambat yang memberikan arti

bahwa tidak adanya hambatan terhadap pertumbuhan bakteri Streptococcus

viridans

Data penelitian diatas menunjukkan bahwa data tidak memenuhi syarat

untuk melakukan uji One-Way Annova maka digunakan uji Kruskall-Wallis19

Pada uji Kruskall-Wallis menunjukkan nilai signifikan atau bermakna yang mana

dapat dikatakan bermakna jika p lt 005 sehingga diketahui bahwa berbagai

konsentrasi ekstrak jahe yang digunakkan pada penelitian ini berpengaruh

terhadap pertumbuhan bakteri Streptococcus viridans

Tabel 41 Hasil Analisis Post Hoc dengan Menggunakan Uji Mann-Whitney

Perlakuan Analisis Multikomparasi dengan Uji Mann-Whitney

Etanol 100

mgml

200

mgml

500

mgml

600

mgml

800

mgml

1000

mgml

Penisilin

Etanol 0034 0034 0025 0025 0025 0034 0034

100 mgml 0099 0034 0034 0034 0043 0043

200 mgml 0034 0034 0034 0043 0043

500 mgml 0025 0025 0034 0034

600 mgml 0025 0034 0034

800 mgml 0034 0034

1000 mgml 0043

Penisilin

Keterangan p lt 005

Berdasarkan hasil statistik analisis Post Hoc yang didapatkan bahwa

terdapat perbedaan yang bermakna antar setiap konsentrasi dengan penisilin

dengan indeks kepercayaan 95 Akan tetapi terdapat konsentrasi yang tidak

memiliki perbedaan yang bermakna yaitu antar konsentrasi 100 mgml dan 200

22

mgml Pada penelitian ini diketahui bahwa respon yang terbentuk dari

penghambatan tumbuhnya bakteri Streptococcus viridans merupakan respon

lemah

Pemberian ekstrak jahe berpengaruh terhadap pertumbuhan bakteri

Streptococcus viridans Diameter rata-rata zona hambat terbesar didapatkan pada

pemberian 1000 mgml (1233 mm) kemudian dengan pemberian konsentrasi 800

mgml (10 mm) dan konsentrasi 600 mgml (11 mm) tetapi berbeda bila

dibandingkan dengan pemberian konsentrasi 100 mgml 200 mgml dan 500

mgml Semakin tinggi konsentrasi ekstrak jahe mengakibatkan semakin besar

diameter rata-rata zona hambat yang terbentuk terhadap pertumbuhan bakteri

Streptococcus viridans

Gambar 43 Efek ekstrak jahe terhadap pertumbuhan Streptococcus viridans

Aktivitas antibakteri yang ditimbulkan dari pemberian ekstrak jahe dapat

dihubungkan dengan adanya kandungan senyawa-senyawa kimia jahe

Kandungan utama jahe adalah seskuiterpen dan zingiberen Komponen lainnya

termasuk β-sesquiphellandrene bisabolene dan farnesene yang termasuk

seskuiterpen Jahe memiliki senyawa reaktif yang disebut terpenoid yang

menstimulasi produksi air liur dan merupakan senyawa penting dalam farmasi

(Ekam et al 2007)

Menurut Winarto (2007) berdasarkan dari analisa kimia diketahui bahwa

tanaman jahe mengandung senyawa antara lain flavonoida polivenol minyak

atsiri gingerol limonene oleoresin 18 cineole 10-dehydroginger dione 6-

K (+)

K (-)

100 mgml

500 mgml

200 mgml

K (+)

K (-)

1000 mgml

800 mgml

600 mgml

23

gingerdione alpha-linolenic acid arginine aspartic betha-sitosterol caprilic-

acid capcaicin chorogenic acid farnesal farnese dan farnesol20

Minyak atsiri dan oleoresin merupakan senyawa kimia yang mampu

menghambat pertumbuhan dan membunuh bakteri dengan merusak membran

plasma bakteri merusak sistem kerja sel dan menyebabkan lisis pada sel bakteri

Selain itu struktur 3 dimensi protein terganggu sehingga menyebabkan protein

terdenaturasi Setelah mengalami denaturasi deret asam amino pada bakteri tetap

utuh namun tidak dapat lagi melakukan fungsinya21

Penelitian telah dilakukan oleh Malu et al (2009) yang membuktikan bahwa

ekstrak jahe mengandung senyawa aktif yaitu zingiberene yang mampu

menghambat pertumbuhan bakteri Streptococcus viridans Pada penelitian

tersebut jahe yang sudah dilakukan pengeringan dan penggilingan menjadi bubuk

halus dengan menggunakan electric grinder dihasilkan serbuk jahe sebanyak 100

gram Serbuk jahe kemudian dibagi menjadi masing-masing 20 gram dan akan

dilakukan ekstraksi dengan berbagai pelarut (n-heksana etil asetat etanol soxhlet

dan air) Hasil yang didapatkan adalah adanya aktivitas antibakteri dari ekstrak

jahe dengan berbagai pelarut kecuali air Zona hambat yang terbentuk sebesar 5

mm 56 mm 7 mm dan 0 mm

Berdasarkan hasil yang diperoleh dari penelitian sebelumnya terdapat

perbedaan yang signifikan dengan penelitian ini Perbedaaan yang ada

dipengaruhi oleh metode pembuatan variabel konsentrasi berupa simplisia jenis

dan konsentrasi pelarut yang digunakan berupa n-heksana etil asetat etanol

soxhlet dan air tempat tanaman jahe diperoleh di pasar di Nigeria dan usia panen

tanaman jahe (semakin tua tanaman jahe saat dipanen semakin banyak

kandungan minyak atsiri di dalamnya)

Pada penelitian ini terdapat beberapa hambatan antara lain

1 Penggunaan media pertumbuhan Agar Darah yang baik bagi berbagai bakteri

sehingga mempermudah adanya kontaminasi

2 Bakteri Streptococcus viridans yang tidak dapat bertahan hidup dalam waktu

yang cukup lama

24

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

51 Kesimpulan

Pada penelitian ini berdasarkan hasil uji efektivitas dan analisis statistik

dapat disimpulkan bahwa

1 Ekstrak tanaman jahe dengan pelarut etanol 96 dapat memberikan efek

hambat terhadap pertumbuhan bakteri Strptococcus viridans (p lt 005)

2 Rata-rata efek hambat yang paling besar terdapat pada konsentrasi ekstrak

jahe 1000 mgml yaitu sebesar 1233 mm konsentrasi 800 mgml sebesar

11 mm konsentrasi 600 mgml sebesar 10 mm konsentrasi 500 mgml

sebesar 9 mm konsentrasi 200 mgml sebesar 767 mm dan konsentrasi

100 mgml sebesar 667 mm

3 Efektivitas ekstrak jahe (Zingiber officinale Roscoe) terhadap

pertumbuhan Streptococcus viridans termasuk dalam golongan respon

lemah

52 Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang ada maka disarankan bagi peneliti

selanjutnya

1 Melakukan penelitian lebih lanjut tentang pengaruh konsentrasi ekstrak

tanaman jahe terhadap bakteri Streptococcus viridans dengan menggunakan

konsentrasi yang lebih kecil daripada penelitian ini

2 Melakukan penelitian lebih lanjut tentang kerja antibakteri ekstrak jahe

terhadap bakteri lainnya

3 Melakukan uji aktivitas antibakteri esktrak tanaman jahe terhadap bakteri

Streptococcus viridans secara in-vivo

25

DAFTAR PUSTAKA

1 Fathia S dkk Aktivitas Antimikroba Ekstrak Jahe (Zingiber officinale

Roscoe) Terhadap Beberapa Bakteri Patogen Bogor Institut Pertanian

Bogor 2011

2 Santoso B Jahe Yogyakarta Penerbit Kanisius 15-17

3 Departemen Kesehatan RI Profil Kesehatan Indonesia Jakarta

Departemen Kesehatan RI 2005 Diunduh dari httpwwwdepkesgoid

Diakses pada 20 Januari 2013

4 Departemen Kesehatan RI Pharmaceutical Care Untuk Penyakit Saluran

Pernapasan 2005

5 Bisno A Acute Pharyngitis N Engl J Med 2001 344(3) Diunduh dari

httpwwwnejmorg Diakses pada 14 Februari 2013

6 Malu S Obochi G Tawo N Nyong B Antibacterial Activity And

Medicinal Properties Of Ginger (Zingiber officinale) Global Journal Of

Pure And Applied Sciences Nigeria 2009 Vol(3) 365-368

7 Astuti V Uji Antibakteri Ekstrak Jahe (Zingiber officinale Roscoe)

Terhadap Pertumbuhan Bakteri Escherichia coli Dan Staphylococcus

aureus Secara In Vitro Semarang Universitas Diponegoro 2000

8 Rukmana R Usaha Tani Jahe Yogyakarta Penerbit Kanisius 12-17

9 Miksusanti Kajian Aktivitas Antibakteri Minyak Atsiri Temu Kunci dan

Aplikasinya dalam Fil Edibel Antibakteri Bogor Institut Pertanian Bogor

2008

10 Kaushik P Evaluation of Various Crude Extracts of Zingiber officinale

Rhizome for Potential Antibacterial Activity A Study in Vitro India

Department of Botany and Microbiology Gurukul Kangri University

Scientific Research 2011 Diunduh di httpwwwSciRPorgjournalaim

Diakses 16 Februari 2013

11 Fathona D Kandungan Gingerol dan Shogaol Intensitas Kepedasan dan

Penerimaan Panelis terhadap Oleoresin Jahe gajah (Zingiber officinale

var Roscoe) Jahe Emprit (Zingiber officinale var Amarum) dan Jahe

Merah (Zingiber officinale var Rubrum) Bogor Institut Pertanian Bogor

2011

12 Duke J et al Handbook of Medicinal Hebrs United State of America

CRC Press 2000 327-328

26

13 Brooks GF Butel JS Ornston NL Mikrobiologi Kedokteran Jawetz

Jakarta Penerbit Buku Kedokteran EGC 1996 327-338

14 Chatim A Suharto Sterilisasi dan Desinfeksi Dalam Staf Pengajar

FKUI Buku Ajar Mikrobiologi Kedokteran Jakarta Binarupa Aksara

Publisher 64-69

15 Topazian R et al Oral and Maxillofacial Infections Philadelphia WB

Saunders Company 33-34

16 Refoua A Study of Streptococcus Viridans in the Maxillofacial Region

Original Article University of Medical Sciences Tehran Iran

2005Vol(4) 174-177

17 Kusmiyati Uji Aktivitas Senyawa Antibakteri dari Mikroalga

Porphyridium cruentum Pusat Penelitian Bioteknologi Lembaga Ilmu

Pengetahuan Indonesia (LIPI) Cibinong 2007 Vol(1) 48-53

18 Greenwood Antibiotics Susceptibility (Sensitivity) Test Antimicrobial and

Chemotheraphy United State of America Mc Graw Hill Company 1995

19 Dahlan M Sopiyudin Statistik untuk Kedokteran dan Kesehatan Edisi 3

Jakarta Salemba Medika 2009 83-105

20 Winarto W Tanaman Obat Indonesia Untuk Pengobatan Herbal

Karyasari Herba Media 2007

21 Hertiani T et al Effect of Indonesian Medicinal Plants Essential Oils on

Streptococcus mutans Biofilm Yogyakarta Faculty of Pharmacy UGM

2011

27

LAMPIRAN

Lampiran 1

Hasil IdentifikasiDeterminasi Bahan Uji

28

Lampiran 2

Hasil Ekstraksi Jahe

29

Lampiran 3

Data Hasil Uji Statistik

UJI NORMALITAS

30

31

32

33

34

35

36

37

38

39

40

41

42

43

44

45

46

Lampiran 4

Alat dan Bahan

Media Agar Darah Ekstrak Jahe Timbangan Tabung

Reaksi Sendok

Etanol 96 Ose Pinset

Tisu Spirtus Cawan Petri Vortex

Laminar Air Flow Lemari Pendingin

47

Lampiran 5

Uji Antibakteri Jahe Terhadap Streptococcus viridan

K (+)

K (-)

100mgml

500mgml

200mgml

K (-)

K (+)

600mgml 1000mgml

800mgml

48

Lampiran 6

Riwayat Penulis

Identitas

Nama Sidqa Hanief

Jenis Kelamin Perempuan

Tempat Tanggal Lahir Jakarta 21 Desember 1992

Agama Islam

Alamat Jl Masjid Al Munir No 44 RT 012 RW 003 Jakarta

Timur

Email sidqahnfhotmailcom

Riwayat Pendidikan

1997-1998 TK Purwarini Jakarta

1998-2004 SDS Angkasa 3 Jakarta

2004-2007 SMP Negeri 81 Jakarta

2007-2010 SMA Madania Indonesian School Bogor

2010-sekarang Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

Page 3: Efektivitas Ekstrak Jahe (Zingiber officinale Roscoe) Terhadap ...

v

satu sama lain selama menjalani penelitian bersama sehingga laporan

penelitian ini dapat terselesaikan

8 Mbak Novi dan Pak Bacok yang banyak membantu selama penelitian

berlangsung di Laboratorium Mikrobiologi

Penulis menyadari laporan penelitian ini masih jauh dari kesempurnaan dan

juga kekurangan maupun kekeliruan yang tak terhindarkan Untuk itu saran dan

kritik sangat diharapkan dalam upaya perbaikan dan penyempurnaan laporan ini

Demikian laporan penelitian ini dibuat semoga Allah SWT senantiasa melimpahkan

hidayah dan taufiq dalam setiap langkah ikhtiar yang dilakukan oleh penulis dan

semoga laporan ini dapat memberikan manfaat dan khasanah intelektual dalam

meningkatkan kesejahteraan dalam bidang kesehatan

Wassalamursquoalaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Ciputat 10 September 2013

Sidqa Hanief

vi

ABSTRAK

Sidqa Hanief Program Studi Pendidikan Dokter Efektivitas Ekstrak Jahe (Zingiber

officinale Roscoe) terhadap Pertumbuhan Bakteri Streptococcus viridans 2013

Jahe adalah salah satu tanaman jenis rempah-rempah yang banyak dimanfaatkan secara

tradisional sebagai obat Kandungan minyak atsiri dan oleoresin pada jahe memiliki aktivitas

antibakteri terhadap pertumbuhan Streptococcus viridans yang mampu membunuh dengan

cara merusak membran plasma sel bakteri serta mengganggu proses koagulasi Streptococcus

viridans merupakan bakteri yang dapat menyebabkan timbulnya berbagai penyakit infeksi

saluran napas Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui aktivitas antibakteri pada ekstrak

jahe (Zingiber officinale Roscoe) terhadap pertumbuhan Streptococcus viridans

menggunakan metode disc diffusion pada media pertumbuhan agar darah Konsentrasi yang

digunakan adalah 100mgml 200mgml 500mgml 600mgml 800mgml dan 1000mgml

dengan pelarut etanol 96 sebagai kontrol negatif dan penisilin sebagai kontrol positif

Analisis data menggunakan uji Kruskal-Wallis dilanjutkan dengan Post Hoc Test dan uji

Mann-Whitney menunjukkan perbedaan daya hambat yang bermakna (p lt 005) antara

berbagai konsenytrasi ekstrak jahe terhadap pertumbuhan Streptococcus viridans Hasil yang

didapatkan adalah konsentrasi yang memiliki daya hambat tertinggi terdapat pada konsentrasi

1000mgml dengan diameter 123 mm Penelitian ini membuktikan bahwa berbagai

konsentrasi ekstrak jahe memiliki aktivitas antibakteri terhadap pertumbuhan Streptococcus

viridans

Kata kunci Jahe Streptococcus viridans disc diffusion

ABSTRACT

Sidqa Hanief Medical Education Study Program The Effectiveness of Ginger Extract

(Zingiber officinale Roscoe) on the Growth of Streptococcus viridans 2013

Ginger is one of the spice plants that widely used as a traditional medicine Essential oils and

oleoresin in Ginger have antibacterial activity against the growth of Streptococcus viridans

which is able to kill bacteria through cell membrane damage and disruption of the

coagulation process of the bacteria Streptococcus viridans was a bacteria that can caused

respiratory infection This research was conducted to determine the effect of ginger extract

against the growth of Streptococccus viridans by using the disc diffusion method on blood

agar Data was analyzed by Kruskal-Wallis test followed by Post Hoc and Mann-Whitney

test showed a significant result (p lt 005) in which concentrations of the extract able to kill

the Streptococcus viridans effectively The results indicated that the highest inhibitory at a

concentration of 1000mgml with a diameter of 123 mm This research proved that the

various concentrations of the ginger extract have the ability to inhibit the growth of

Streptococcus viridans

Key Words Ginger Streptococcus viridans disc diffusion

vii

DAFTAR ISI

Halaman

LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYAhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip ii

LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBINGhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip iii

LEMBAR PENGESAHANhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip iv

KATA PENGANTARhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip v

ABSTRAKhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip vii

ABSTRACThelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip vii

DAFTAR TABELhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip x

DAFTAR GRAFIKhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip xi

DAFTAR GAMBARhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip xii

DAFTAR LAMPIRANhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip xiii

BAB I PENDAHULUANhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 1

11 Latar Belakanghelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 1

12 Rumusan Masalahhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 2

13 Tujuan Penelitianhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 3

14 Manfaat Penelitianhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 3

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKAhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 5

21 Landasan Teori helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 5

211 Jahe (Zingiber officinale Roscoe)helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 5

212 Kandungan Kimiawi dan Manfaat Jahehelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 7

213 Morfologi dan Klasifikasi Streptococcus viridanshelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 9

2131 Patogenesis Streptococcus viridianshelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 10

214 Antimikrobahelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 11

2141 Mekanisme Kerjahelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 12

2142 Metode Ujihelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 12

22 Kerangka Konsephelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 14

23 Definisi Operasionalhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 15

viii

BAB 3 METODE PENELITIANhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 16

31 Desaign Penelitianhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 16

33 Bahan yang Diujihelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 16

34 Sampel Bakterihelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 16

35 Indentifikasi Variabelhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 16

351 Variabel Bebashelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 16

351 Variabel Terikathelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 16

36 Alat dan Bahan Penelitianhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 17

361 Alat Penelitianhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 17

362 Bahan Penelitianhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 17

37 Alur Penelitianhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 17

38 Cara Kerja Penelitianhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 18

381 Tahap Persiapanhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 18

382 Tahap Uji Efektivitas Ekstrak Jahehelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 18

39 Pengelolaan Datahelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 19

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASANhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 20

BAB 5 PENUTUPhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 24

DAFTAR PUSTAKAhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 25

LAMPIRANhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 27

ix

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 21 Karakteristik Tiga Jenis Utama Jahehelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 7

Tabel 22 Kandungan Senyawa yang terdapat dalam Jahehelliphelliphelliphelliphelliphellip 8

Tabel 23 Klasifikasi Respon Hambatan Pertumbuhan Bakterihelliphelliphelliphellip 13

Tabel 41 Hasil Analisis Post Hoc dengan Menggunakan Uji Mann-

Whitneyhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip

21

x

DAFTAR GRAFIK

Halaman

Grafik 42 Diameter Rata-Rata Zona Hambathelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 20

xi

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 21 Pohon Jahehelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 5

Gambar 22 Rimpang Jahehelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 6

Gambar 23 Pewarnaan Gram Positif Bakteri Streptococcus viridanshellip 9

Gambar 24 Biakan Streptococcus viridans pada Media Agar Darahhelliphellip 10

Gambar 43 Efek Ekstrak Jahe terhadap Pertumbuhan Streptococcus

Viridanshelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip

22

xii

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1 Hasil Identifikasi Bahan Ujihelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip

Lampiran 2 Hasil Ekstraksi Jahehelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip

Lampiran 3 Data Hasil Uji Statistikhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip

Lampiran 4 Alat dan Bahanhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip

Lampiran 5 Uji Antibakteri Jahe Terhadap Streptococcus viridanshelliphelliphelliphellip

Lampiran 6 Riwayat Penulishelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip

26

27

28

46

47

48

1

BAB I

PENDAHULUAN

11 Latar Belakang

Indonesia merupakan negara yang dikenal sebagai penghasil rempah-

rempah sejak dahulu kala Rempah-rempah banyak dimanfaatkan oleh masyarakat

Indonesia sebagai bahan dasar untuk kebutuhan pangan bahan obat-obatan dan

kosmetika Bagian dari tanaman rempah-rempah yang dapat digunakan antara lain

adalah kulit batang akar daun rimpang bunga buah dan biji Tanaman jahe

salah satu tanaman jenis rempah-rempah berbentuk rimpang yang banyak

dimanfaatkan secara tradisional sebagai minuman penghangat serta pereda batuk

nyeri dan diare12

Saat ini penggunaan jahe banyak dimanfaatkan untuk menangani penyakit

infeksi saluran pernapasan Penyakit infeksi pada saluran napas merupakan

penyakit yang banyak terjadi pada masyarakat baik infeksi saluran napas atas

maupun bawah penyakit infeksi ini sebagai salah satu penyebab utama kematian

(127)34

Secara umum penyebab dari penyakit infeksi saluran napas adalah

mikroorganisme namun yang terbanyak disebabkan oleh infeksi virus dan

bakteri Bakteri Streptococcus viridans merupakan salah satu bakteri yang dapat

menginfeksi saluran napas Penyakit infeksi ini masih menjadi masalah kesehatan

bagi masyarakat di Indonesia melihat masih tingginya angka kejadian penyakit

infeksi yang juga menimbulkan tingginya angka kematian terutama pada bayi dan

balita56

Hal tersebut memicu para peneliti untuk mencari pengobatan alternatif

yang sekiranya dapat dijadikan pilihan yang aman dikonsumsi oleh masyarakat

Pengobatan herbal sebagai pengobatan alternatif saat ini banyak dipilih karena

memiliki efek samping yang lebih sedikit harga yang lebih ekonomis dan telah

lama dimanfaatkan secara tradisional sebagai bahan dasar obat-obatan2

Upaya pemanfaatan ekstrak jahe telah banyak dilakukan oleh beberapa

penelitian baik di luar negeri maupun di Indonesia diantaranya dilakukan oleh

Akoachere et al (2002) telah membuktikan bahwa jahe mempunyai kemampuan

untuk menghambat pertumbuhan bakteri dan Sarah (2011) yang menguji ekstrak

jahe dengan pelarut etil asetat menunjukkan bahwa terdapat inhibitory zone pada

2

pertumbuhan beberapa bakteri patogen seperti Staphylococus aureus

Streptococcus viridans Bacillus cereus dan Salmonella

Kemampuan bahan aktif yang terkandung di dalam rempah-rempah

bergantung pada jenis senyawa dan konsentrasinya Senyawa dari jahe yang

kemungkinan mempunyai aktivitas sebagai antibakteri adalah minyak atsiri

terdiri atas senyawa-senyawa aktif sebagai berikut β-bisabolene β- farnesene

sesquiphelandrene zingiberen zingeron oleoresin kamfena limonen borneol

sineol sitral zingiberal felandren vitamin A B dan C serta senyawa-senyawa

flavonoid dan polifenol Senyawa aktif tersebut mengandung senyawa fenol yang

bekerja dengan cara merusak membran plasma sel bakteri dan mengganggu proses

koagulasi sel bakteri7

Berdasarkan hal tersebut di atas maka peneliti akan melakukan penelitian

mengenai efektivitas ekstrak jahe dengan menggunakan pelarut etanol yang

terbukti lebih efektif dibandingkan jenis pelarut organik lain sebagai antibakterial

terhadap pertumbuhan bakteri Streptococcus viridans dengan metode difusi agar

Penelitian ini diharapkan dapat melihat potensi jahe yang selama ini dikenal dapat

bermanfaat dalam penghambatan tumbuhnya bakteri Streptococcus viridans

12 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas rumusan masalah pada penelitian ini

adalah apakah terdapat pengaruh ekstrak jahe (Zingiber officinale Roscoe)

terhadap pertumbuhan bakteri Streptococcus viridans

13 Tujuan Penelitian

131 Tujuan Umum

Untuk mengetahui pengaruh ekstrak jahe (Zingiber officinale Roscoe)

terhadap pertumbuhan Streptococcus viridans

132 Tujuan Khusus

Untuk menentukan konsentrasi ekstrak jahe (Zingiber officinale

Roscoe) yang dapat menghambat pertumbuhan Streptococcus

viridans

3

14 Manfaat Penelitian

141 Bagi Peneliti

a Menambah pengetahuan dan wawasan penulis dalam menerapkan

ilmu yang diperoleh selama menjalani perkuliahan

b Menambah pengetahuan penulis tentang obat-obat herbal terutama

tentang efek jahe (Zingiber officinale Roscoe) yang ekstraknya

mampu menghambat pertumbuhan bakteri Streptococcus viridans

c Sebagai prasyaratan tugas dalam memperoleh gelar SKed (sarjana

kedokteran) di Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Program

Studi Pendidikan Dokter Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta

142 Bagi Institusi

a Menambah informasi dan literatur mengenai keilmuan

mikrobiologi

b Memajukan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

dan Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam

Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta dengan mempublikasikan

penelitian ini

143 Bagi Keilmuan

a Memberikan informasi mengenai efek ekstrak jahe (Zingiber

officinale Roscoe) terhadap pertumbuhan bakteri Streptococcus

viridans

b Menjadi bahan referensi bagi praktisi yang tertarik dalam

penelitian mikrobiologi

c Sebagai data dan informasi untuk melakukan penelitian lebih lanjut

mengenai pengaruh ekstrak jahe (Zingiber officinale Roscoe)

terhadap pertumbuhan bakteri Streptococcus viridans

144 Bagi Sosial

a Meningkatkan pemanfaatan bahan alami sebagai tanaman

berkhasiat obat dalam upaya peningkatan kesehatan masyarakat

dengan cara yang mudah dan ekonomis

4

b Memberikan pengetahuan dan masukan kepada semua kalangan

masyarakat bahwa tidak hanya penggunaan obat sintesis saja yang

dapat bersifat antibakterial tetapi tanaman herbal juga dapat

digunakan untuk mengurangi gejala yang ditimbulkan dari infeksi

saluran napas atas

5

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

21 Landasan Teori

211 Morfologi dan Klasifikasi Jahe (Zingiber officinale Roscoe)

Jahe termasuk tanaman yang berasal dari daerah Asia Tropik yang tersebar

di berbagai wilayah dari India sampai Cina Sejak zaman Kong Hu (551-479 SM)

jahe sudah dibudidayakan di India dan diekspor ke Cina Di kawasan Asia

tanaman jahe tersebar hampir di seluruh daerah tropika basah Saat ini tanaman

jahe dibudidayakan di berbagai daerah di Indonesia antara lain adalah Sumatera

Utara Bengkulu Jawa Barat Jawa Tengah dan Jawa Timur38

Gambar 21 Pohon Jahe

Sumber httpyudiansyahsukmanawordpresscom20100129jahe-1

Kedudukan tanaman jahe dalam taksonomi tumbuhan adalah sebagai

berikut

Kingdom Plantae

Divisi Spermatophyta

Subdivisi Angiospermae

Kelas Monocotyledonae

Ordo Zingiberales

Famili Zingiberaceae

6

Subfamili Zingiberoidae

Genus Zingiber

Spesies Zingiber officinale Roscoe

Jahe merupakan tanaman tahunan berbatang semu dengan tinggi antara 30

ndash 75 cm Berdaun sempit memanjang menyerupai pita dengan panjang 15 ndash 23

cm lebar lebih kurang 25 cm tersusun teratur dua baris berseling Tanaman jahe

hidup merumpun beranak-pinak menghasilkan rimpang dan berbunga Bungan

berupa malai yang tersembul pada permukaan tanah berbentuk tongkat atau bulat

telur dengan panjang lebih kurang 25 cm Mahkota bunga berbentuk tabung

dengan helaian agak sempit tajam berwarna kuning kehijauan Rimpang jahe

memiliki bentuk yang bervariasi mulai agak pipih sampai bulat panjang dengan

warna putih kekuning-kuningan hingga kuning kemerah-merahan Di Indonesia

jahe dikenal dengan beberapa nama anatara lain halia haliya lea lia lahia jhai

jahi jhahik moyuman beuing hairale masin manas reja pimedas jahja padeh

sipode sipadas pege bahing ai manas naije sedap sehi sewe laie gore

gisoro gihori dan yoyo89

Gambar 22 Rimpang Jahe

Sumber httpcaramudahdietblogspotcom201203manfaat-jahe-

untuk-kesehatan-tubuhhtml

Terdapat tiga jenis jahe berdasarkan ukuran bentuk dan warna rimpang

yaitu jahe gajah (Zingiber officinale Roscoe) atau jahe putih jahe putih kecil

(Zingiber officinale Amarum) atau jahe emprit dan jahe merah (Zingiber

officinale Rubrum) atau jahe sunti10

7

Tabel 21 Karakteristik Tiga Jenis Utama Jahe

Bagian tanaman Jahe gajah Jahe emprit Jahe merah

Struktur rimpang Besar berbuku Kecil berlapis Kecil berlapis

Warna irisan Putih

kekuningan

Putih

kekuningan

Jingga muda

sampai merah

Berat per rimpang (kg) 018 ndash 208 010 ndash 158 020 ndash 140

Diameter rimpang (cm) 847 ndash 850 327 ndash 405 420 ndash 426

Kadar minyak atsiri () 082 ndash 166 150 ndash 350 285 ndash 390

Kadar pati () 5510 5470 4499

Kadar serat () 689 659 -

Kadar abu () 660 ndash 757 739 ndash 890 746

Sumber Dimodifikasi dari Rostiana dkk (1991) Sri Yuliani dan Risfaheri (1990)

diacu dalam Bermawie dkk (1997)

212 Kandungan Kimiawi dan Manfaat Jahe

Menurut Rismunandar kandungan kimiawi yang terdapat pada rimpang jahe

menentukan aroma dan kepedasan jahe Terdapat beberapa faktor yang

mempengaruhi komposisi kimia rimpang jahe antara lain jenis jahe tanah dimana

jahe ditanam umur jahe saat dipanen pengolahan rimpang jahe dan ekosistem

tempat jahe berada8

Jahe memiliki kandungan minyak atsiri yang terdiri atas senyawa-senyawa

sesquiterpen zingiberen zingeron oleoresin kamfena limonen borneol sineol

sitral zingiberal felandren vitamin A B dan C serta senyawa-senyawa

flavonoid dan polifenol Substansi-substansi fenolitik berperan pada pembentukan

flavor yang dimana beberapa turunan fenolitik memberikan efek yang disebut

pungensi karena karakteristik oedas tajam dan sensasi menyengat Minyak atsiri

adalah minyak dari campuran zat yang mudah menguap dengan komposisi dan

titik didih yang berbeda berwarna kehijauan sampai kuning dan berbau khas

jahe Minyak atsiri dapat diperoleh dengan cara penyulingan dan hidrodestilasi912

8

Tabel 22 Kandungan Senyawa yang Terdapat dalam Jahe

Kandungan senyawa dalam jahe Senyawa

Minyak atsiri - geranial (259)

- a-zingiberen (95)

- (EE)-a-farnesen (76)

- neral (76)

- ar-curcumen (66)

- β-sesquiphellandren (2716)

- caryophyllen (1529)

- β-bisabolen (114)

Etanol oleoresin jahe - eugenol (498)

- zingeron (145)

- trans-6-shogaol (59)

- geraniol (37)

- borneol (19)

Methanol oleoresin jahe - zingeron (336)

- trans-6-shogaol (149)

- diacetoxy-[6]-gingerdiol (49)

- decanal (38)

- a-zingiberen (27)

CCl4 oleoresin jahe - zingeron (333)

- trans-6- shogaol (104)

- geranial (75)

- neral (49)

- methyldiacetoxy-[6]-gingerdione (35)

Isooktan oleoresin jahe - zingeron (305)

- palmitoleic acid (109)

- trans-6-shogaol (93)

- palmitic acid (89)

- diacetoxy-[6]-gingerdiol (33)

Sumber Singh et al (2008) El-Baroty et al (2010) Sacchetti et al (2005)

9

Oleoresin merupakan cairan kental berwarna kuning dengan rasa pedas yang

tajam larut dalam alkohol dan potroleum eter dan sedikit larut dalam air

Oleoresin mengandung senyawa aktif gingerol yang apabila selah melalui proses

penyimpanan dan pengeringan dapat berubah menjadi shogaol Senyawa-senyawa

kimia tersebut bekerja aktif untuk merusak membran luar dan membran

sitoplasma dinding sel bakteri11

213 Morfologi dan Klasifikasi Streptococcus viridans

Streptococcus merupakan salah satu flora normal yang terdapat dalam

rongga mulut Keberadaan bakteri tersebut tidak hanya memberikan efek yang

menguntungkan namun dapat merugikan bagi kesehatan mulut13

Gambar 23 Pewarnaan Gram Positif Bakteri Streptococcus viridans

Sumber httpwwwvitanaturalplpaciorkowiec-ropny-angina-

paciorkowcowa-ptonica-szkarlatyna

Streptococcus viridans adalah flora normal pada saluran napas atas yang

berperan untuk menjaga membran mukus Mikroorganisme ini bersifat Gram

positif berbentuk bulat dan tersusun dalam bentuk rantai selama pertumbuhannya

Mikroorganisme ini termasuk alpha hemolytic sehingga bila dilakukan

pembiakan dalam agar darah menunjukkan koloni berwarna kehijauan Pewarnaan

Gram didapatkan gambaran bentuk bulat berwarna ungu Streptococcus viridans

memiliki kekerabatan dengan spesies lain seperti Streptococcus mutans

Streptococcus anginosus Streptococcus mitis Streptococcus sanguis

Streptococcus salivarius dan Streptococcus bovis 13 14

10

Gambar 24 Biakan Streptococcus viridans pada media Agar Darah

Sumber httplibjiangnaneducnASM114-Introduce1htm

Klasifikasi Streptococcus viridans menurut Bergey

Ordo Eubacteriales

Famili Lactobacillaceae

Tribus Streptococcaceae

Genus Streptococcus

Spesies Streptococcus viridans

Pertumbuhan pada Streptococcus viridans tidak dihambat oleh optochin dan

koloninya tidak dapat larut dalam empedu (deoxycholate) Bakteri ini dapat

mencapai aliran darah akibat trauma dan dikenal sebagai penyebab utama

endokarditis pada katub jantung yang abnormal Selain itu beberapa bakteri S

viridans mensintesa polisakarida dari sukrosa dan berperan penting pada proses

pembentukan karies gigi13

2131 Patogenesis Streptococcus viridans

Penyakit yang ditimbulkan oleh infeksi Streptococcus dapat dipengaruhi

oleh beberapa macam faktor antara lain sifat biologik bakteri cara host

memberikan respons dan port drsquo entree bakteri13

Mulut merupakan organ yang

mengandung banyak bakteri dengan Streptococcus menjadi genus dominan

Orofaring terdapat campuran dari beberapa bakteri Streptococcus dan beberapa

spesies dari Streptococcus Streptococcus viridans mencegah kolonisasi bakteri

lain di rongga mulut dengan menjadi lebih agresif dari mikroorganisme lain

Berbagai bakteri bersaing dengan melakukan mucosal adherence dan

11

memproduksi bakteriosin yang mempunyai efek bakterisid Hanya sedikit yang

diketahui tentang mekanisme patogen pada Streptococcus viridans namun

diketahui bahwa bakteri tersebut dapat menghasilkan beberapa eksotoksin dan

enzim litik mengaktivasi komplemen menginduksi produksi dari sitokin15

Pada seseorang yang menjalani bedah mulut dan ekstraksi gigi memicu

terjadinya perdarahan 30 pasien akan mengalami bakteremia yang disebabkan

oleh Streptococcus viridans13

Streptococcus viridans adalah mikroorganisme

penyebab utama endokarditis bakterialis subakuta Lesi ini bersifat progresif dan

bagian yang mengalami penyembuhan akan mengalami inflamasi aktif dengan

vegetasi yang terdiri atas fibrin platelet sel darah dan bakteri yang melekat pada

katup jantung Menurut Refuoa selain endokarditis dilaporkan juga dalam

penelitiannya bahwa Streptococcus viridans mempunyai peranan dalam terjadinya

dental abcesses16

214 Antimikroba

Antimikroba merupakan substansi kimia yang berasal dari berbagai macam

mikroorganisme dalam konsentrasi rendah namun mampu menghambat

pertumbuhan mikroorganisme lainnya

Antibiotika mempunyai sifat-sifat

antibiotika antara lain menghambat atau membunuh patogen tanpa merusak host

bersifat bakterisid tidak ada resistensi pada bakteri tidak bersifat alergenik tetap

aktif dalam plasma dan eksudat larut di dalam air dan stabil dan bactericidal

level di dalam tubuh cepat dicapai dan bertahan untuk waktu lama14

2141 Mekanisme kerja antimikroba

Antimikroba yang mempunyai sifat bakteriostatik dapat menghambat

pertumbuhan bakteri dan membunuh bakteri Terdapat beberapa mekanisme kerja

antimikroba antara lain

1 Antimikroba yang mempengaruhi dinding sel

Mikroorganisme memiliki dinding sel yang merupakan struktur kaku

yang terdiri dari suatu kompleks polimer mukopeptida Dinding sel ini

menjaga tekanan osmotik di dalam bakteri sehingga mampu mencegah

gangguan dalam sintesisnya Antibiotika yang dapat menghambat reaksi

12

dalam proses sintesis dinding sel adalah penisilin fosfomisin sikloserin

ristosetin vankomisin dan basitrasin13

2 Antimikroba yang merusak membran sel

Beberapa antibiotika yang mampu merusak kehidupan sel

mikroorganisme Membran sel sebagai pembatas osmotik bagi difusi

antara lingkungan luar dan dalam sel Obat seperti polimiksin yang

merupakan kelompok polipeptida sederhana yang sukar berdifusi dan

sangat toksik 13

3 Antimikroba yang mengganggu fungsi DNA

Obat antimikroba yang berfungsi untuk merusak fungsi DNA hanya

beberapa saja yang dapat dipakai karena faktor toksisitasnya Antimikroba

yang bekerja sesuai dengan mekanisme tersebut adalah mitosin dan asam

nalidiksat 13

4 Antimikroba yang menghambat sintesis protein

Sintesis protein pada mikroorganisme berlangsung di ribosom

dengan bantuan mRNA dan tRNA Terdapat dua hasil akhir dari proses

sintesis protein yaitu transkripsi atau sintesis asam ribonukleat yang DNA-

dependent dan translasi atau sintesis protein yang RNA-dependent

Antimikroba yang mampu menghambat sintesis protein adalah rifampisin

aminoglikosida tetrasiklin dan kloramfenikol 13

2142 Metode uji antimikroba

Uji antimikroba dilakukan dengan metode difusi dan metode dilusi untuk

mengukur nilai konsentrasi hambat minimum (KHM)

A Metode difusi

Pada metode difusi dilakukan pengukuran daya hambat dari senyawa

antimikroba yang terkandung dalam ekstrak Metode ini merupakan metode yang

paling umum digunakan Metode difusi dibedakan melalui 3 cara yaitu

a Metode disc diffusion

Metode ini menggunakan blank disc yang berfungsi untuk menampung

zat antimikroba Blank disc yang mengandung zat antimikroba diletakkan di atas

13

permukaan media pertumbuhan yang telah diinokulasi Setelah itu diinkubasi

pada pada suhu 37oC selama 18-24 jam Hasil yang akan didapat adalah ada

tidaknya zona bening (clear zone) yang terbentuk di sekitar blank disc yang

menunjukan zona hambat pada pertumbuhan bakteri Dari hasil yang ditunjukan

dilakukan pengukuran dengan menggunakan penggaris Semakin besar zona

hambat yang dihasilkan semakin besar pula akitivitas suatu zat antimikroba1718

Tabel 23 Klasifikasi Respon Hambatan Pertumbuhan Bakteri

Diameter Zona Terang Respon Hambatan Pertumbuhan

gt20 mm Kuat

16-20 mm Sedang

10-15 mm Lemah

lt10 mm Tidak ada

Sumber Greenwood 1995

b Metode lubang (sumuranhole)

Pada metode ini media agar yang sudah diinokulasikan dengan bakteri

uji kemudian dibuat lubang atau sumur Lubang tersebut diisi ekstrak yang

mengandung zat antimikroba Setelah semua terisi oleh zat antimikroba

kemudian inkubasi pada waktu dan suhu optimum lalu dilakukan pengamatan

hambatan yang akan terbentuk 17

c Metode parit

Media pertumbuhan agar diinokulasikan dengan bakteri kemudian

dibuat sebidang parit Parit tersebut diisi dengan ekstrak dan diinkubasi pada

waktu dan suhu optimum pertumbuhan bakteri Setelah itu dilakukan pengamatan

dengan melihat ada atau tidaknya hambatan yang terbentuk 17

B Metode dilusi

Pada metode dilusi atau pengenceran senyawa antimikroba diencerkan

menjadi beberapa konsentrasi kemudian setiap konsentrasi tersebut dimasukkan

bakteri uji dalam media cair Lakukan inkubasi dan lihat apakah terdapat

pertumbuhan bakteri Pada umumnya metode ini terbagi menjadi dua metode

14

yaitu metode dilusi cair dan padat Kedua metode tersebut digunakan untuk

menentukan konsentrasi hambat minimal (KHM) dan konsentrasi bunuh minimal

(KBM) dari zat antimikroba terhadap bakteri uji Namun terbedakan dengan

media yang digunakan 18

22 Kerangka Teori

23 Kerangka Konsep

Ekstrak jahe

(Zingiber

officinale

Roscoe)

Koloni

Streptococcus

viridans

Pertumbuhan

koloni normal

Hambatan pada

pertumbuhan koloni

(+)

Zona hambat (+)

Ekstrak Jahe

Minyak atsiri dan oleoresin

β-bisabolene β- farnesene

sesquiphelandrene Gingerol

Shagaol Bisabolene

Merusak membran plasma sel

bakteri Streptococcus viridans

15

23 Definisi Operasional

No Variabel Definisi

Operasional

Alat Ukur Hasil Ukur Skala

Ukur

1 Zona hambat

Sviridans

Daerah

sekeliling blank

disc yang tidak

ditemukan

adanya

pertumbuhan S

viridans

Penggaris Diameter

zona bersih

(clear zone)

Numerik

2 Konsentrasi

ekstrak jahe

(100mgml

200mgml

500mgml

600mgml

800mgml

1000mgml)

Jahe yang sudah

dikeringkan

yang kemudian

dilarutkan

dengan

konsentrasi yang

telah ditentukan

Mikro

pipet

Jumlah

ekstrak sesuai

dengan

konsentrasi

pada setiap

tabung

Kategorik

3 Larutan

kontrol

negatif

Larutan kontrol

negatif yang

berisi etanol

96

Mikro

pipet

Blank disc

berisi etanol

96

Kategorik

4 Kontrol

positif

Kontrol positif

berupa blank

disc berisi

antibiotik

penisilin

Tidak ada Blank disc

berisi

antibiotik

penisilin

Kategorik

16

BAB III

METODE PENELITIAN

31 Desain Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental

32 Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada bulan Desember 2012 sampai bulan Juli

2013 di Laboratorium Mikrobiologi Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan

Universitas Islam Negeri Jakarta Proses ekstraksi jahe (Zingiber officinale

Roscoe) dilakukan oleh Balai Penelitian Tanaman Rempah dan Obat (BALITRO)

Bogor

33 Bahan yang Diuji

Ekstrak jahe (Zingiber officinale Roscoe) yang telah diekstraksi oleh Balai

Penelitian Tanaman Rempah dan Obat (BALITRO) Bogor

34 Sampel Bakteri

Bakteri Streptococcus viridans yang diisolasi pada media Agar darah dan

diinkubasi pada suhu 37degC selama 24 jam

35 Identifikasi Variabel

351 Variabel Bebas

Ekstrak jahe (Zingiber officinale Roscoe) dengan konsentrasi 100 mgml

200 mgml 500 mgml 600 mgml 800 mgml 1000 mgml

`352 Variabel Terikat

Pertumbuhan bakteri Streptococcus viridans dalam media pertumbuhan

Agar Darah

17

36 Alat dan Bahan Penelitian

361 Alat Penelitian

Tabung reaksi mikro pipet vortex bunsen alkohol ose cawan petri

penggaris korek api rak tabung autoclave baki alumuniumfoil swab kapas

erlenmeyer inkubator penggaris label alat tulis laminar air flow tisu pinset

dan kamera

362 Bahan Penelitian

Jahe pelarut etanol 96 pembenihan Agar darah larutan pengencer

thioglikolat biakan Streptococcus viridans blank disc blank disc berisi antibiotik

penicillin

37 Alur Penelitian

Kultur bakteri Streptococcus viridans

di media Agar Darah

Pembuatan konsentrasi ekstrak jahe

Timbang ekstrak jahe dengan berat

1000 800 600 500 200 dan 100

gram masukkan ke dalam tabung

Masukkan 1 ose Streptococcus

viridans ke dalam larutan thioglikolat

Usapkan bakteri ke media Agar Darah

dengan swab kapas steril

Thioglikolat dan Streptococcus

viridans divortex hingga omogen Masukkan 1ml etanol 96 ke dalam

masing-masing tabung

Pindahkan konsentrasi ekstrak jahe

yang homogen ke cawan petri

Blank disc diletakkan di media Agar

Darah yang telah diberi bakteri

Streptococcus viridans

Ekstrak jahe dan etanol 96 divortex

hingga homogen

Kekeruhan distandarisasi dengan

menggunakan larutan standarisasi

konsentrasi 05 Mac Farland

Inkubasi selama 24 jam

Amati dan ukur zona hambat yang

terbentuk

Rendam blank disc ke dalam cawan

petri selama 10-15 menit

18

38 Cara Kerja Penelitian

381 Tahap Persiapan

3811 Sterilisasi Alat dan Bahan

Seluruh alat yang akan digunakan sebelumnya dicuci bersih dikeringkan

dan dibungkus dengan kertas Setelah itu sterilisasi dapat dilakukan dengan

menggunakan autoclave selama 15-30 menit dan kemudian mengatur tekanan

sebesar 15 dynecm3 (1 atm) dan suhu sebesar 121

o C

3812 Persiapan Sampel

Jahe diperoleh dari pasar tradisional di Jakarta Timur yang homogen

sebanyak 4 kilogram Kemudian dilakukan pembuatan ekstrak jahe di Balai

Penelitian Tanaman Rempah dan Obat (BALITRO) Bogor Proses ekstraksi

meliputi pencucian pegirisan dan pengeringan Pada jahe yang sudah meliputi

tahap pengeringan kemudian diekstraksi melalui proses maserasi dengan pelarut

etanol 96 Pada penelitian ini digunakan 4 kg jahe yang dimana setelah

mengalami proses ekstraksi didapatkan ekstrak kental sebanyak 500 gram

3813 Pembuatan stok bakteri

Pembuatan stok bakteri ini dilakukan untuk memperbanyak bakteri

dengan cara menginokulasikan 1 ose biakan murni bakteri Streptococcus viridans

dalam media agar darah kemudian diinkubasi selama 24 jam dengan suhu 37degC

di dalam inkubator

3814 Pembuatan stok variabel konsentrasi

Stok ekstrak jahe akan dibuat dalam berbagai konsentrasi yaitu konsentrasi

100 mgml 200 mgml 500 mgml 600 mgml 800 mgml dan 1000 mgml

Etanol 96 digunakan sebagai kontrol negatif dan antibiotik penisilin sebagai

kontrol positif sehingga seluruhnya berjumlah 8 variabel Penelitian ini

dikerjakan secara triplet Blank disc dimasukkan ke dalam masing-masing stok

variabel konsentrasi selama 10-15 menit Kemudian masing-masing stok variabel

akan dimasukkan ke dalam 6 cawan petri (1 cawan petri akan berisi 3 blank disc

kosong kontrol negatif dan penisilin sebagai kontrol positif) yang akan digunakan

dalam tahap pengujian selanjutnya

19

382 Tahap uji efektivitas ekstrak jahe

Bakteri diencerkan dengan mencampurkan 1 ose bakteri Streptococcus

viridans ke dalam tabung reaksi yang telah berisi thiloglikolat steril kemudian

dihomogenkan dengan menggunakan vortex dan kekeruhannya distandarisasi

dengan konsentrasi 05 Mac Farland Bakteri dalam thioglikolat yang telah

terstandarisasi dioleskan pada media pertumbuhan Agar Darah (AD) dengan

menggunakan swab kapan steril Konsentrasi ekstrak jahe kemudian dimasukkan

ke dalam cawan petri dan rendam blank disc selama plusmn 15 menit Setelah dilakukan

perendaman blank disc diletakkan di atas permukaan media pertumbuhan yang

sudah diolesi dengan campuran bakteri dan thioglikolat secara higienis di dalam

laminar air flow Media Agar Darah kemudian diinkubasi ke dalam inkubator

pada suhu 37oC selama 24 jam Setelah 24 jam dilakukan pengukuran diameter

zona hambat yang terbentuk sebagai area bening atau zona bersih dengan

menggunakan penggaris

39 Pengelolaan data

Pada penelitian ini menggunakan data yang merupakan variable numerik

lebih dari 2 kelompok yang tidak berpasangan sehingga analisis data

menggunakan uji One Way ANOVA (distribusi data normal dan varians data harus

homogen) Namun jika distribusi data tidak normal maka uji alternatif yang

dilakukan adalah uji ststistik nonparameter Kruskall-Wallis Untuk menentukan

konsentrasi mana yang memiliki kebermaknaan maka dilakukan analisis Post Hoc

menggunakan uji Mann-Whitney

20

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

41 Efek Ekstrak Jahe (Zingiber officinale Roscoe) terhadap Pertumbuhan

Streptococcus viridans

Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan uji metode disc diffusion

secara triplo dengan beberapa konsentrasi ekstrak jahe (100 mgml 200 mgml

500 mgml 600 mgml 800 mgml dan 1000 mgml) Blank disc yang telah

direndam dalam ekstrak selama 10-15 menit diletakkan pada media pertumbuhan

Agar Darah yang terinokulasi bakteri Streptococcus viridans kemudian

diinkubasi selama 24 jam pada suhu 37oC Ekstrak jahe diketahui dapat

memberikan efek menghambat pertumbuhan bakteri Streptococcus viridans yang

terlihat dari terbentuknya zona hambat disekitar blank disc

Grafik 42 Diameter rata-rata zona hambat

Pada hasil pengamatan didapatkan berbagai diameter zona hambat yang

terbentuk dari masing-masing konsentrasi ekstrak jahe yang digunakan Rata-rata

diameter pada konsentrasi 100 mgml sebesar 667 mm dengan standar deviasi

058 Pada konsentrasi 200 mgml sebesar 767 mm dengan standar deviasi 058

000

500

1000

1500

2000

2500

3000

1 2 3 4 5 6 7 8

Leb

ar Z

on

a H

amb

at (

mm

)

Konsentrasi Ekstrak Jahe (mgml)

100 200 500

600 1000

K(-) K(+) 800

21

Pada konsentrasi 500 mgml sebesar 9 mm dengan standar deviasi 0 Pada

konsentrasi 600 mgml sebesar 10 mm dengan standar deviasi 0 Pada konsentrasi

800 mgml sebesar 11 mm dengan standar deviasi 0 Pada konsentrasi 1000

mgml sebesar 1233 mm dengan standar deviasi 058 Pada uji kontrol positif

yang menggunakan antibiotik penisilin terbentuk zona hambat dengan rata-rata

sebesar 2983 mm dengan standar deviasi 029 Pada uji kontrol negatif yang

menggunakan etanol 96 tidak terbentuk zona hambat yang memberikan arti

bahwa tidak adanya hambatan terhadap pertumbuhan bakteri Streptococcus

viridans

Data penelitian diatas menunjukkan bahwa data tidak memenuhi syarat

untuk melakukan uji One-Way Annova maka digunakan uji Kruskall-Wallis19

Pada uji Kruskall-Wallis menunjukkan nilai signifikan atau bermakna yang mana

dapat dikatakan bermakna jika p lt 005 sehingga diketahui bahwa berbagai

konsentrasi ekstrak jahe yang digunakkan pada penelitian ini berpengaruh

terhadap pertumbuhan bakteri Streptococcus viridans

Tabel 41 Hasil Analisis Post Hoc dengan Menggunakan Uji Mann-Whitney

Perlakuan Analisis Multikomparasi dengan Uji Mann-Whitney

Etanol 100

mgml

200

mgml

500

mgml

600

mgml

800

mgml

1000

mgml

Penisilin

Etanol 0034 0034 0025 0025 0025 0034 0034

100 mgml 0099 0034 0034 0034 0043 0043

200 mgml 0034 0034 0034 0043 0043

500 mgml 0025 0025 0034 0034

600 mgml 0025 0034 0034

800 mgml 0034 0034

1000 mgml 0043

Penisilin

Keterangan p lt 005

Berdasarkan hasil statistik analisis Post Hoc yang didapatkan bahwa

terdapat perbedaan yang bermakna antar setiap konsentrasi dengan penisilin

dengan indeks kepercayaan 95 Akan tetapi terdapat konsentrasi yang tidak

memiliki perbedaan yang bermakna yaitu antar konsentrasi 100 mgml dan 200

22

mgml Pada penelitian ini diketahui bahwa respon yang terbentuk dari

penghambatan tumbuhnya bakteri Streptococcus viridans merupakan respon

lemah

Pemberian ekstrak jahe berpengaruh terhadap pertumbuhan bakteri

Streptococcus viridans Diameter rata-rata zona hambat terbesar didapatkan pada

pemberian 1000 mgml (1233 mm) kemudian dengan pemberian konsentrasi 800

mgml (10 mm) dan konsentrasi 600 mgml (11 mm) tetapi berbeda bila

dibandingkan dengan pemberian konsentrasi 100 mgml 200 mgml dan 500

mgml Semakin tinggi konsentrasi ekstrak jahe mengakibatkan semakin besar

diameter rata-rata zona hambat yang terbentuk terhadap pertumbuhan bakteri

Streptococcus viridans

Gambar 43 Efek ekstrak jahe terhadap pertumbuhan Streptococcus viridans

Aktivitas antibakteri yang ditimbulkan dari pemberian ekstrak jahe dapat

dihubungkan dengan adanya kandungan senyawa-senyawa kimia jahe

Kandungan utama jahe adalah seskuiterpen dan zingiberen Komponen lainnya

termasuk β-sesquiphellandrene bisabolene dan farnesene yang termasuk

seskuiterpen Jahe memiliki senyawa reaktif yang disebut terpenoid yang

menstimulasi produksi air liur dan merupakan senyawa penting dalam farmasi

(Ekam et al 2007)

Menurut Winarto (2007) berdasarkan dari analisa kimia diketahui bahwa

tanaman jahe mengandung senyawa antara lain flavonoida polivenol minyak

atsiri gingerol limonene oleoresin 18 cineole 10-dehydroginger dione 6-

K (+)

K (-)

100 mgml

500 mgml

200 mgml

K (+)

K (-)

1000 mgml

800 mgml

600 mgml

23

gingerdione alpha-linolenic acid arginine aspartic betha-sitosterol caprilic-

acid capcaicin chorogenic acid farnesal farnese dan farnesol20

Minyak atsiri dan oleoresin merupakan senyawa kimia yang mampu

menghambat pertumbuhan dan membunuh bakteri dengan merusak membran

plasma bakteri merusak sistem kerja sel dan menyebabkan lisis pada sel bakteri

Selain itu struktur 3 dimensi protein terganggu sehingga menyebabkan protein

terdenaturasi Setelah mengalami denaturasi deret asam amino pada bakteri tetap

utuh namun tidak dapat lagi melakukan fungsinya21

Penelitian telah dilakukan oleh Malu et al (2009) yang membuktikan bahwa

ekstrak jahe mengandung senyawa aktif yaitu zingiberene yang mampu

menghambat pertumbuhan bakteri Streptococcus viridans Pada penelitian

tersebut jahe yang sudah dilakukan pengeringan dan penggilingan menjadi bubuk

halus dengan menggunakan electric grinder dihasilkan serbuk jahe sebanyak 100

gram Serbuk jahe kemudian dibagi menjadi masing-masing 20 gram dan akan

dilakukan ekstraksi dengan berbagai pelarut (n-heksana etil asetat etanol soxhlet

dan air) Hasil yang didapatkan adalah adanya aktivitas antibakteri dari ekstrak

jahe dengan berbagai pelarut kecuali air Zona hambat yang terbentuk sebesar 5

mm 56 mm 7 mm dan 0 mm

Berdasarkan hasil yang diperoleh dari penelitian sebelumnya terdapat

perbedaan yang signifikan dengan penelitian ini Perbedaaan yang ada

dipengaruhi oleh metode pembuatan variabel konsentrasi berupa simplisia jenis

dan konsentrasi pelarut yang digunakan berupa n-heksana etil asetat etanol

soxhlet dan air tempat tanaman jahe diperoleh di pasar di Nigeria dan usia panen

tanaman jahe (semakin tua tanaman jahe saat dipanen semakin banyak

kandungan minyak atsiri di dalamnya)

Pada penelitian ini terdapat beberapa hambatan antara lain

1 Penggunaan media pertumbuhan Agar Darah yang baik bagi berbagai bakteri

sehingga mempermudah adanya kontaminasi

2 Bakteri Streptococcus viridans yang tidak dapat bertahan hidup dalam waktu

yang cukup lama

24

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

51 Kesimpulan

Pada penelitian ini berdasarkan hasil uji efektivitas dan analisis statistik

dapat disimpulkan bahwa

1 Ekstrak tanaman jahe dengan pelarut etanol 96 dapat memberikan efek

hambat terhadap pertumbuhan bakteri Strptococcus viridans (p lt 005)

2 Rata-rata efek hambat yang paling besar terdapat pada konsentrasi ekstrak

jahe 1000 mgml yaitu sebesar 1233 mm konsentrasi 800 mgml sebesar

11 mm konsentrasi 600 mgml sebesar 10 mm konsentrasi 500 mgml

sebesar 9 mm konsentrasi 200 mgml sebesar 767 mm dan konsentrasi

100 mgml sebesar 667 mm

3 Efektivitas ekstrak jahe (Zingiber officinale Roscoe) terhadap

pertumbuhan Streptococcus viridans termasuk dalam golongan respon

lemah

52 Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang ada maka disarankan bagi peneliti

selanjutnya

1 Melakukan penelitian lebih lanjut tentang pengaruh konsentrasi ekstrak

tanaman jahe terhadap bakteri Streptococcus viridans dengan menggunakan

konsentrasi yang lebih kecil daripada penelitian ini

2 Melakukan penelitian lebih lanjut tentang kerja antibakteri ekstrak jahe

terhadap bakteri lainnya

3 Melakukan uji aktivitas antibakteri esktrak tanaman jahe terhadap bakteri

Streptococcus viridans secara in-vivo

25

DAFTAR PUSTAKA

1 Fathia S dkk Aktivitas Antimikroba Ekstrak Jahe (Zingiber officinale

Roscoe) Terhadap Beberapa Bakteri Patogen Bogor Institut Pertanian

Bogor 2011

2 Santoso B Jahe Yogyakarta Penerbit Kanisius 15-17

3 Departemen Kesehatan RI Profil Kesehatan Indonesia Jakarta

Departemen Kesehatan RI 2005 Diunduh dari httpwwwdepkesgoid

Diakses pada 20 Januari 2013

4 Departemen Kesehatan RI Pharmaceutical Care Untuk Penyakit Saluran

Pernapasan 2005

5 Bisno A Acute Pharyngitis N Engl J Med 2001 344(3) Diunduh dari

httpwwwnejmorg Diakses pada 14 Februari 2013

6 Malu S Obochi G Tawo N Nyong B Antibacterial Activity And

Medicinal Properties Of Ginger (Zingiber officinale) Global Journal Of

Pure And Applied Sciences Nigeria 2009 Vol(3) 365-368

7 Astuti V Uji Antibakteri Ekstrak Jahe (Zingiber officinale Roscoe)

Terhadap Pertumbuhan Bakteri Escherichia coli Dan Staphylococcus

aureus Secara In Vitro Semarang Universitas Diponegoro 2000

8 Rukmana R Usaha Tani Jahe Yogyakarta Penerbit Kanisius 12-17

9 Miksusanti Kajian Aktivitas Antibakteri Minyak Atsiri Temu Kunci dan

Aplikasinya dalam Fil Edibel Antibakteri Bogor Institut Pertanian Bogor

2008

10 Kaushik P Evaluation of Various Crude Extracts of Zingiber officinale

Rhizome for Potential Antibacterial Activity A Study in Vitro India

Department of Botany and Microbiology Gurukul Kangri University

Scientific Research 2011 Diunduh di httpwwwSciRPorgjournalaim

Diakses 16 Februari 2013

11 Fathona D Kandungan Gingerol dan Shogaol Intensitas Kepedasan dan

Penerimaan Panelis terhadap Oleoresin Jahe gajah (Zingiber officinale

var Roscoe) Jahe Emprit (Zingiber officinale var Amarum) dan Jahe

Merah (Zingiber officinale var Rubrum) Bogor Institut Pertanian Bogor

2011

12 Duke J et al Handbook of Medicinal Hebrs United State of America

CRC Press 2000 327-328

26

13 Brooks GF Butel JS Ornston NL Mikrobiologi Kedokteran Jawetz

Jakarta Penerbit Buku Kedokteran EGC 1996 327-338

14 Chatim A Suharto Sterilisasi dan Desinfeksi Dalam Staf Pengajar

FKUI Buku Ajar Mikrobiologi Kedokteran Jakarta Binarupa Aksara

Publisher 64-69

15 Topazian R et al Oral and Maxillofacial Infections Philadelphia WB

Saunders Company 33-34

16 Refoua A Study of Streptococcus Viridans in the Maxillofacial Region

Original Article University of Medical Sciences Tehran Iran

2005Vol(4) 174-177

17 Kusmiyati Uji Aktivitas Senyawa Antibakteri dari Mikroalga

Porphyridium cruentum Pusat Penelitian Bioteknologi Lembaga Ilmu

Pengetahuan Indonesia (LIPI) Cibinong 2007 Vol(1) 48-53

18 Greenwood Antibiotics Susceptibility (Sensitivity) Test Antimicrobial and

Chemotheraphy United State of America Mc Graw Hill Company 1995

19 Dahlan M Sopiyudin Statistik untuk Kedokteran dan Kesehatan Edisi 3

Jakarta Salemba Medika 2009 83-105

20 Winarto W Tanaman Obat Indonesia Untuk Pengobatan Herbal

Karyasari Herba Media 2007

21 Hertiani T et al Effect of Indonesian Medicinal Plants Essential Oils on

Streptococcus mutans Biofilm Yogyakarta Faculty of Pharmacy UGM

2011

27

LAMPIRAN

Lampiran 1

Hasil IdentifikasiDeterminasi Bahan Uji

28

Lampiran 2

Hasil Ekstraksi Jahe

29

Lampiran 3

Data Hasil Uji Statistik

UJI NORMALITAS

30

31

32

33

34

35

36

37

38

39

40

41

42

43

44

45

46

Lampiran 4

Alat dan Bahan

Media Agar Darah Ekstrak Jahe Timbangan Tabung

Reaksi Sendok

Etanol 96 Ose Pinset

Tisu Spirtus Cawan Petri Vortex

Laminar Air Flow Lemari Pendingin

47

Lampiran 5

Uji Antibakteri Jahe Terhadap Streptococcus viridan

K (+)

K (-)

100mgml

500mgml

200mgml

K (-)

K (+)

600mgml 1000mgml

800mgml

48

Lampiran 6

Riwayat Penulis

Identitas

Nama Sidqa Hanief

Jenis Kelamin Perempuan

Tempat Tanggal Lahir Jakarta 21 Desember 1992

Agama Islam

Alamat Jl Masjid Al Munir No 44 RT 012 RW 003 Jakarta

Timur

Email sidqahnfhotmailcom

Riwayat Pendidikan

1997-1998 TK Purwarini Jakarta

1998-2004 SDS Angkasa 3 Jakarta

2004-2007 SMP Negeri 81 Jakarta

2007-2010 SMA Madania Indonesian School Bogor

2010-sekarang Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

Page 4: Efektivitas Ekstrak Jahe (Zingiber officinale Roscoe) Terhadap ...

vi

ABSTRAK

Sidqa Hanief Program Studi Pendidikan Dokter Efektivitas Ekstrak Jahe (Zingiber

officinale Roscoe) terhadap Pertumbuhan Bakteri Streptococcus viridans 2013

Jahe adalah salah satu tanaman jenis rempah-rempah yang banyak dimanfaatkan secara

tradisional sebagai obat Kandungan minyak atsiri dan oleoresin pada jahe memiliki aktivitas

antibakteri terhadap pertumbuhan Streptococcus viridans yang mampu membunuh dengan

cara merusak membran plasma sel bakteri serta mengganggu proses koagulasi Streptococcus

viridans merupakan bakteri yang dapat menyebabkan timbulnya berbagai penyakit infeksi

saluran napas Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui aktivitas antibakteri pada ekstrak

jahe (Zingiber officinale Roscoe) terhadap pertumbuhan Streptococcus viridans

menggunakan metode disc diffusion pada media pertumbuhan agar darah Konsentrasi yang

digunakan adalah 100mgml 200mgml 500mgml 600mgml 800mgml dan 1000mgml

dengan pelarut etanol 96 sebagai kontrol negatif dan penisilin sebagai kontrol positif

Analisis data menggunakan uji Kruskal-Wallis dilanjutkan dengan Post Hoc Test dan uji

Mann-Whitney menunjukkan perbedaan daya hambat yang bermakna (p lt 005) antara

berbagai konsenytrasi ekstrak jahe terhadap pertumbuhan Streptococcus viridans Hasil yang

didapatkan adalah konsentrasi yang memiliki daya hambat tertinggi terdapat pada konsentrasi

1000mgml dengan diameter 123 mm Penelitian ini membuktikan bahwa berbagai

konsentrasi ekstrak jahe memiliki aktivitas antibakteri terhadap pertumbuhan Streptococcus

viridans

Kata kunci Jahe Streptococcus viridans disc diffusion

ABSTRACT

Sidqa Hanief Medical Education Study Program The Effectiveness of Ginger Extract

(Zingiber officinale Roscoe) on the Growth of Streptococcus viridans 2013

Ginger is one of the spice plants that widely used as a traditional medicine Essential oils and

oleoresin in Ginger have antibacterial activity against the growth of Streptococcus viridans

which is able to kill bacteria through cell membrane damage and disruption of the

coagulation process of the bacteria Streptococcus viridans was a bacteria that can caused

respiratory infection This research was conducted to determine the effect of ginger extract

against the growth of Streptococccus viridans by using the disc diffusion method on blood

agar Data was analyzed by Kruskal-Wallis test followed by Post Hoc and Mann-Whitney

test showed a significant result (p lt 005) in which concentrations of the extract able to kill

the Streptococcus viridans effectively The results indicated that the highest inhibitory at a

concentration of 1000mgml with a diameter of 123 mm This research proved that the

various concentrations of the ginger extract have the ability to inhibit the growth of

Streptococcus viridans

Key Words Ginger Streptococcus viridans disc diffusion

vii

DAFTAR ISI

Halaman

LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYAhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip ii

LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBINGhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip iii

LEMBAR PENGESAHANhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip iv

KATA PENGANTARhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip v

ABSTRAKhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip vii

ABSTRACThelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip vii

DAFTAR TABELhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip x

DAFTAR GRAFIKhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip xi

DAFTAR GAMBARhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip xii

DAFTAR LAMPIRANhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip xiii

BAB I PENDAHULUANhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 1

11 Latar Belakanghelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 1

12 Rumusan Masalahhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 2

13 Tujuan Penelitianhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 3

14 Manfaat Penelitianhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 3

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKAhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 5

21 Landasan Teori helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 5

211 Jahe (Zingiber officinale Roscoe)helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 5

212 Kandungan Kimiawi dan Manfaat Jahehelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 7

213 Morfologi dan Klasifikasi Streptococcus viridanshelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 9

2131 Patogenesis Streptococcus viridianshelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 10

214 Antimikrobahelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 11

2141 Mekanisme Kerjahelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 12

2142 Metode Ujihelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 12

22 Kerangka Konsephelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 14

23 Definisi Operasionalhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 15

viii

BAB 3 METODE PENELITIANhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 16

31 Desaign Penelitianhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 16

33 Bahan yang Diujihelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 16

34 Sampel Bakterihelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 16

35 Indentifikasi Variabelhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 16

351 Variabel Bebashelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 16

351 Variabel Terikathelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 16

36 Alat dan Bahan Penelitianhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 17

361 Alat Penelitianhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 17

362 Bahan Penelitianhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 17

37 Alur Penelitianhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 17

38 Cara Kerja Penelitianhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 18

381 Tahap Persiapanhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 18

382 Tahap Uji Efektivitas Ekstrak Jahehelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 18

39 Pengelolaan Datahelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 19

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASANhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 20

BAB 5 PENUTUPhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 24

DAFTAR PUSTAKAhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 25

LAMPIRANhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 27

ix

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 21 Karakteristik Tiga Jenis Utama Jahehelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 7

Tabel 22 Kandungan Senyawa yang terdapat dalam Jahehelliphelliphelliphelliphelliphellip 8

Tabel 23 Klasifikasi Respon Hambatan Pertumbuhan Bakterihelliphelliphelliphellip 13

Tabel 41 Hasil Analisis Post Hoc dengan Menggunakan Uji Mann-

Whitneyhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip

21

x

DAFTAR GRAFIK

Halaman

Grafik 42 Diameter Rata-Rata Zona Hambathelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 20

xi

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 21 Pohon Jahehelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 5

Gambar 22 Rimpang Jahehelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 6

Gambar 23 Pewarnaan Gram Positif Bakteri Streptococcus viridanshellip 9

Gambar 24 Biakan Streptococcus viridans pada Media Agar Darahhelliphellip 10

Gambar 43 Efek Ekstrak Jahe terhadap Pertumbuhan Streptococcus

Viridanshelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip

22

xii

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1 Hasil Identifikasi Bahan Ujihelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip

Lampiran 2 Hasil Ekstraksi Jahehelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip

Lampiran 3 Data Hasil Uji Statistikhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip

Lampiran 4 Alat dan Bahanhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip

Lampiran 5 Uji Antibakteri Jahe Terhadap Streptococcus viridanshelliphelliphelliphellip

Lampiran 6 Riwayat Penulishelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip

26

27

28

46

47

48

1

BAB I

PENDAHULUAN

11 Latar Belakang

Indonesia merupakan negara yang dikenal sebagai penghasil rempah-

rempah sejak dahulu kala Rempah-rempah banyak dimanfaatkan oleh masyarakat

Indonesia sebagai bahan dasar untuk kebutuhan pangan bahan obat-obatan dan

kosmetika Bagian dari tanaman rempah-rempah yang dapat digunakan antara lain

adalah kulit batang akar daun rimpang bunga buah dan biji Tanaman jahe

salah satu tanaman jenis rempah-rempah berbentuk rimpang yang banyak

dimanfaatkan secara tradisional sebagai minuman penghangat serta pereda batuk

nyeri dan diare12

Saat ini penggunaan jahe banyak dimanfaatkan untuk menangani penyakit

infeksi saluran pernapasan Penyakit infeksi pada saluran napas merupakan

penyakit yang banyak terjadi pada masyarakat baik infeksi saluran napas atas

maupun bawah penyakit infeksi ini sebagai salah satu penyebab utama kematian

(127)34

Secara umum penyebab dari penyakit infeksi saluran napas adalah

mikroorganisme namun yang terbanyak disebabkan oleh infeksi virus dan

bakteri Bakteri Streptococcus viridans merupakan salah satu bakteri yang dapat

menginfeksi saluran napas Penyakit infeksi ini masih menjadi masalah kesehatan

bagi masyarakat di Indonesia melihat masih tingginya angka kejadian penyakit

infeksi yang juga menimbulkan tingginya angka kematian terutama pada bayi dan

balita56

Hal tersebut memicu para peneliti untuk mencari pengobatan alternatif

yang sekiranya dapat dijadikan pilihan yang aman dikonsumsi oleh masyarakat

Pengobatan herbal sebagai pengobatan alternatif saat ini banyak dipilih karena

memiliki efek samping yang lebih sedikit harga yang lebih ekonomis dan telah

lama dimanfaatkan secara tradisional sebagai bahan dasar obat-obatan2

Upaya pemanfaatan ekstrak jahe telah banyak dilakukan oleh beberapa

penelitian baik di luar negeri maupun di Indonesia diantaranya dilakukan oleh

Akoachere et al (2002) telah membuktikan bahwa jahe mempunyai kemampuan

untuk menghambat pertumbuhan bakteri dan Sarah (2011) yang menguji ekstrak

jahe dengan pelarut etil asetat menunjukkan bahwa terdapat inhibitory zone pada

2

pertumbuhan beberapa bakteri patogen seperti Staphylococus aureus

Streptococcus viridans Bacillus cereus dan Salmonella

Kemampuan bahan aktif yang terkandung di dalam rempah-rempah

bergantung pada jenis senyawa dan konsentrasinya Senyawa dari jahe yang

kemungkinan mempunyai aktivitas sebagai antibakteri adalah minyak atsiri

terdiri atas senyawa-senyawa aktif sebagai berikut β-bisabolene β- farnesene

sesquiphelandrene zingiberen zingeron oleoresin kamfena limonen borneol

sineol sitral zingiberal felandren vitamin A B dan C serta senyawa-senyawa

flavonoid dan polifenol Senyawa aktif tersebut mengandung senyawa fenol yang

bekerja dengan cara merusak membran plasma sel bakteri dan mengganggu proses

koagulasi sel bakteri7

Berdasarkan hal tersebut di atas maka peneliti akan melakukan penelitian

mengenai efektivitas ekstrak jahe dengan menggunakan pelarut etanol yang

terbukti lebih efektif dibandingkan jenis pelarut organik lain sebagai antibakterial

terhadap pertumbuhan bakteri Streptococcus viridans dengan metode difusi agar

Penelitian ini diharapkan dapat melihat potensi jahe yang selama ini dikenal dapat

bermanfaat dalam penghambatan tumbuhnya bakteri Streptococcus viridans

12 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas rumusan masalah pada penelitian ini

adalah apakah terdapat pengaruh ekstrak jahe (Zingiber officinale Roscoe)

terhadap pertumbuhan bakteri Streptococcus viridans

13 Tujuan Penelitian

131 Tujuan Umum

Untuk mengetahui pengaruh ekstrak jahe (Zingiber officinale Roscoe)

terhadap pertumbuhan Streptococcus viridans

132 Tujuan Khusus

Untuk menentukan konsentrasi ekstrak jahe (Zingiber officinale

Roscoe) yang dapat menghambat pertumbuhan Streptococcus

viridans

3

14 Manfaat Penelitian

141 Bagi Peneliti

a Menambah pengetahuan dan wawasan penulis dalam menerapkan

ilmu yang diperoleh selama menjalani perkuliahan

b Menambah pengetahuan penulis tentang obat-obat herbal terutama

tentang efek jahe (Zingiber officinale Roscoe) yang ekstraknya

mampu menghambat pertumbuhan bakteri Streptococcus viridans

c Sebagai prasyaratan tugas dalam memperoleh gelar SKed (sarjana

kedokteran) di Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Program

Studi Pendidikan Dokter Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta

142 Bagi Institusi

a Menambah informasi dan literatur mengenai keilmuan

mikrobiologi

b Memajukan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

dan Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam

Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta dengan mempublikasikan

penelitian ini

143 Bagi Keilmuan

a Memberikan informasi mengenai efek ekstrak jahe (Zingiber

officinale Roscoe) terhadap pertumbuhan bakteri Streptococcus

viridans

b Menjadi bahan referensi bagi praktisi yang tertarik dalam

penelitian mikrobiologi

c Sebagai data dan informasi untuk melakukan penelitian lebih lanjut

mengenai pengaruh ekstrak jahe (Zingiber officinale Roscoe)

terhadap pertumbuhan bakteri Streptococcus viridans

144 Bagi Sosial

a Meningkatkan pemanfaatan bahan alami sebagai tanaman

berkhasiat obat dalam upaya peningkatan kesehatan masyarakat

dengan cara yang mudah dan ekonomis

4

b Memberikan pengetahuan dan masukan kepada semua kalangan

masyarakat bahwa tidak hanya penggunaan obat sintesis saja yang

dapat bersifat antibakterial tetapi tanaman herbal juga dapat

digunakan untuk mengurangi gejala yang ditimbulkan dari infeksi

saluran napas atas

5

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

21 Landasan Teori

211 Morfologi dan Klasifikasi Jahe (Zingiber officinale Roscoe)

Jahe termasuk tanaman yang berasal dari daerah Asia Tropik yang tersebar

di berbagai wilayah dari India sampai Cina Sejak zaman Kong Hu (551-479 SM)

jahe sudah dibudidayakan di India dan diekspor ke Cina Di kawasan Asia

tanaman jahe tersebar hampir di seluruh daerah tropika basah Saat ini tanaman

jahe dibudidayakan di berbagai daerah di Indonesia antara lain adalah Sumatera

Utara Bengkulu Jawa Barat Jawa Tengah dan Jawa Timur38

Gambar 21 Pohon Jahe

Sumber httpyudiansyahsukmanawordpresscom20100129jahe-1

Kedudukan tanaman jahe dalam taksonomi tumbuhan adalah sebagai

berikut

Kingdom Plantae

Divisi Spermatophyta

Subdivisi Angiospermae

Kelas Monocotyledonae

Ordo Zingiberales

Famili Zingiberaceae

6

Subfamili Zingiberoidae

Genus Zingiber

Spesies Zingiber officinale Roscoe

Jahe merupakan tanaman tahunan berbatang semu dengan tinggi antara 30

ndash 75 cm Berdaun sempit memanjang menyerupai pita dengan panjang 15 ndash 23

cm lebar lebih kurang 25 cm tersusun teratur dua baris berseling Tanaman jahe

hidup merumpun beranak-pinak menghasilkan rimpang dan berbunga Bungan

berupa malai yang tersembul pada permukaan tanah berbentuk tongkat atau bulat

telur dengan panjang lebih kurang 25 cm Mahkota bunga berbentuk tabung

dengan helaian agak sempit tajam berwarna kuning kehijauan Rimpang jahe

memiliki bentuk yang bervariasi mulai agak pipih sampai bulat panjang dengan

warna putih kekuning-kuningan hingga kuning kemerah-merahan Di Indonesia

jahe dikenal dengan beberapa nama anatara lain halia haliya lea lia lahia jhai

jahi jhahik moyuman beuing hairale masin manas reja pimedas jahja padeh

sipode sipadas pege bahing ai manas naije sedap sehi sewe laie gore

gisoro gihori dan yoyo89

Gambar 22 Rimpang Jahe

Sumber httpcaramudahdietblogspotcom201203manfaat-jahe-

untuk-kesehatan-tubuhhtml

Terdapat tiga jenis jahe berdasarkan ukuran bentuk dan warna rimpang

yaitu jahe gajah (Zingiber officinale Roscoe) atau jahe putih jahe putih kecil

(Zingiber officinale Amarum) atau jahe emprit dan jahe merah (Zingiber

officinale Rubrum) atau jahe sunti10

7

Tabel 21 Karakteristik Tiga Jenis Utama Jahe

Bagian tanaman Jahe gajah Jahe emprit Jahe merah

Struktur rimpang Besar berbuku Kecil berlapis Kecil berlapis

Warna irisan Putih

kekuningan

Putih

kekuningan

Jingga muda

sampai merah

Berat per rimpang (kg) 018 ndash 208 010 ndash 158 020 ndash 140

Diameter rimpang (cm) 847 ndash 850 327 ndash 405 420 ndash 426

Kadar minyak atsiri () 082 ndash 166 150 ndash 350 285 ndash 390

Kadar pati () 5510 5470 4499

Kadar serat () 689 659 -

Kadar abu () 660 ndash 757 739 ndash 890 746

Sumber Dimodifikasi dari Rostiana dkk (1991) Sri Yuliani dan Risfaheri (1990)

diacu dalam Bermawie dkk (1997)

212 Kandungan Kimiawi dan Manfaat Jahe

Menurut Rismunandar kandungan kimiawi yang terdapat pada rimpang jahe

menentukan aroma dan kepedasan jahe Terdapat beberapa faktor yang

mempengaruhi komposisi kimia rimpang jahe antara lain jenis jahe tanah dimana

jahe ditanam umur jahe saat dipanen pengolahan rimpang jahe dan ekosistem

tempat jahe berada8

Jahe memiliki kandungan minyak atsiri yang terdiri atas senyawa-senyawa

sesquiterpen zingiberen zingeron oleoresin kamfena limonen borneol sineol

sitral zingiberal felandren vitamin A B dan C serta senyawa-senyawa

flavonoid dan polifenol Substansi-substansi fenolitik berperan pada pembentukan

flavor yang dimana beberapa turunan fenolitik memberikan efek yang disebut

pungensi karena karakteristik oedas tajam dan sensasi menyengat Minyak atsiri

adalah minyak dari campuran zat yang mudah menguap dengan komposisi dan

titik didih yang berbeda berwarna kehijauan sampai kuning dan berbau khas

jahe Minyak atsiri dapat diperoleh dengan cara penyulingan dan hidrodestilasi912

8

Tabel 22 Kandungan Senyawa yang Terdapat dalam Jahe

Kandungan senyawa dalam jahe Senyawa

Minyak atsiri - geranial (259)

- a-zingiberen (95)

- (EE)-a-farnesen (76)

- neral (76)

- ar-curcumen (66)

- β-sesquiphellandren (2716)

- caryophyllen (1529)

- β-bisabolen (114)

Etanol oleoresin jahe - eugenol (498)

- zingeron (145)

- trans-6-shogaol (59)

- geraniol (37)

- borneol (19)

Methanol oleoresin jahe - zingeron (336)

- trans-6-shogaol (149)

- diacetoxy-[6]-gingerdiol (49)

- decanal (38)

- a-zingiberen (27)

CCl4 oleoresin jahe - zingeron (333)

- trans-6- shogaol (104)

- geranial (75)

- neral (49)

- methyldiacetoxy-[6]-gingerdione (35)

Isooktan oleoresin jahe - zingeron (305)

- palmitoleic acid (109)

- trans-6-shogaol (93)

- palmitic acid (89)

- diacetoxy-[6]-gingerdiol (33)

Sumber Singh et al (2008) El-Baroty et al (2010) Sacchetti et al (2005)

9

Oleoresin merupakan cairan kental berwarna kuning dengan rasa pedas yang

tajam larut dalam alkohol dan potroleum eter dan sedikit larut dalam air

Oleoresin mengandung senyawa aktif gingerol yang apabila selah melalui proses

penyimpanan dan pengeringan dapat berubah menjadi shogaol Senyawa-senyawa

kimia tersebut bekerja aktif untuk merusak membran luar dan membran

sitoplasma dinding sel bakteri11

213 Morfologi dan Klasifikasi Streptococcus viridans

Streptococcus merupakan salah satu flora normal yang terdapat dalam

rongga mulut Keberadaan bakteri tersebut tidak hanya memberikan efek yang

menguntungkan namun dapat merugikan bagi kesehatan mulut13

Gambar 23 Pewarnaan Gram Positif Bakteri Streptococcus viridans

Sumber httpwwwvitanaturalplpaciorkowiec-ropny-angina-

paciorkowcowa-ptonica-szkarlatyna

Streptococcus viridans adalah flora normal pada saluran napas atas yang

berperan untuk menjaga membran mukus Mikroorganisme ini bersifat Gram

positif berbentuk bulat dan tersusun dalam bentuk rantai selama pertumbuhannya

Mikroorganisme ini termasuk alpha hemolytic sehingga bila dilakukan

pembiakan dalam agar darah menunjukkan koloni berwarna kehijauan Pewarnaan

Gram didapatkan gambaran bentuk bulat berwarna ungu Streptococcus viridans

memiliki kekerabatan dengan spesies lain seperti Streptococcus mutans

Streptococcus anginosus Streptococcus mitis Streptococcus sanguis

Streptococcus salivarius dan Streptococcus bovis 13 14

10

Gambar 24 Biakan Streptococcus viridans pada media Agar Darah

Sumber httplibjiangnaneducnASM114-Introduce1htm

Klasifikasi Streptococcus viridans menurut Bergey

Ordo Eubacteriales

Famili Lactobacillaceae

Tribus Streptococcaceae

Genus Streptococcus

Spesies Streptococcus viridans

Pertumbuhan pada Streptococcus viridans tidak dihambat oleh optochin dan

koloninya tidak dapat larut dalam empedu (deoxycholate) Bakteri ini dapat

mencapai aliran darah akibat trauma dan dikenal sebagai penyebab utama

endokarditis pada katub jantung yang abnormal Selain itu beberapa bakteri S

viridans mensintesa polisakarida dari sukrosa dan berperan penting pada proses

pembentukan karies gigi13

2131 Patogenesis Streptococcus viridans

Penyakit yang ditimbulkan oleh infeksi Streptococcus dapat dipengaruhi

oleh beberapa macam faktor antara lain sifat biologik bakteri cara host

memberikan respons dan port drsquo entree bakteri13

Mulut merupakan organ yang

mengandung banyak bakteri dengan Streptococcus menjadi genus dominan

Orofaring terdapat campuran dari beberapa bakteri Streptococcus dan beberapa

spesies dari Streptococcus Streptococcus viridans mencegah kolonisasi bakteri

lain di rongga mulut dengan menjadi lebih agresif dari mikroorganisme lain

Berbagai bakteri bersaing dengan melakukan mucosal adherence dan

11

memproduksi bakteriosin yang mempunyai efek bakterisid Hanya sedikit yang

diketahui tentang mekanisme patogen pada Streptococcus viridans namun

diketahui bahwa bakteri tersebut dapat menghasilkan beberapa eksotoksin dan

enzim litik mengaktivasi komplemen menginduksi produksi dari sitokin15

Pada seseorang yang menjalani bedah mulut dan ekstraksi gigi memicu

terjadinya perdarahan 30 pasien akan mengalami bakteremia yang disebabkan

oleh Streptococcus viridans13

Streptococcus viridans adalah mikroorganisme

penyebab utama endokarditis bakterialis subakuta Lesi ini bersifat progresif dan

bagian yang mengalami penyembuhan akan mengalami inflamasi aktif dengan

vegetasi yang terdiri atas fibrin platelet sel darah dan bakteri yang melekat pada

katup jantung Menurut Refuoa selain endokarditis dilaporkan juga dalam

penelitiannya bahwa Streptococcus viridans mempunyai peranan dalam terjadinya

dental abcesses16

214 Antimikroba

Antimikroba merupakan substansi kimia yang berasal dari berbagai macam

mikroorganisme dalam konsentrasi rendah namun mampu menghambat

pertumbuhan mikroorganisme lainnya

Antibiotika mempunyai sifat-sifat

antibiotika antara lain menghambat atau membunuh patogen tanpa merusak host

bersifat bakterisid tidak ada resistensi pada bakteri tidak bersifat alergenik tetap

aktif dalam plasma dan eksudat larut di dalam air dan stabil dan bactericidal

level di dalam tubuh cepat dicapai dan bertahan untuk waktu lama14

2141 Mekanisme kerja antimikroba

Antimikroba yang mempunyai sifat bakteriostatik dapat menghambat

pertumbuhan bakteri dan membunuh bakteri Terdapat beberapa mekanisme kerja

antimikroba antara lain

1 Antimikroba yang mempengaruhi dinding sel

Mikroorganisme memiliki dinding sel yang merupakan struktur kaku

yang terdiri dari suatu kompleks polimer mukopeptida Dinding sel ini

menjaga tekanan osmotik di dalam bakteri sehingga mampu mencegah

gangguan dalam sintesisnya Antibiotika yang dapat menghambat reaksi

12

dalam proses sintesis dinding sel adalah penisilin fosfomisin sikloserin

ristosetin vankomisin dan basitrasin13

2 Antimikroba yang merusak membran sel

Beberapa antibiotika yang mampu merusak kehidupan sel

mikroorganisme Membran sel sebagai pembatas osmotik bagi difusi

antara lingkungan luar dan dalam sel Obat seperti polimiksin yang

merupakan kelompok polipeptida sederhana yang sukar berdifusi dan

sangat toksik 13

3 Antimikroba yang mengganggu fungsi DNA

Obat antimikroba yang berfungsi untuk merusak fungsi DNA hanya

beberapa saja yang dapat dipakai karena faktor toksisitasnya Antimikroba

yang bekerja sesuai dengan mekanisme tersebut adalah mitosin dan asam

nalidiksat 13

4 Antimikroba yang menghambat sintesis protein

Sintesis protein pada mikroorganisme berlangsung di ribosom

dengan bantuan mRNA dan tRNA Terdapat dua hasil akhir dari proses

sintesis protein yaitu transkripsi atau sintesis asam ribonukleat yang DNA-

dependent dan translasi atau sintesis protein yang RNA-dependent

Antimikroba yang mampu menghambat sintesis protein adalah rifampisin

aminoglikosida tetrasiklin dan kloramfenikol 13

2142 Metode uji antimikroba

Uji antimikroba dilakukan dengan metode difusi dan metode dilusi untuk

mengukur nilai konsentrasi hambat minimum (KHM)

A Metode difusi

Pada metode difusi dilakukan pengukuran daya hambat dari senyawa

antimikroba yang terkandung dalam ekstrak Metode ini merupakan metode yang

paling umum digunakan Metode difusi dibedakan melalui 3 cara yaitu

a Metode disc diffusion

Metode ini menggunakan blank disc yang berfungsi untuk menampung

zat antimikroba Blank disc yang mengandung zat antimikroba diletakkan di atas

13

permukaan media pertumbuhan yang telah diinokulasi Setelah itu diinkubasi

pada pada suhu 37oC selama 18-24 jam Hasil yang akan didapat adalah ada

tidaknya zona bening (clear zone) yang terbentuk di sekitar blank disc yang

menunjukan zona hambat pada pertumbuhan bakteri Dari hasil yang ditunjukan

dilakukan pengukuran dengan menggunakan penggaris Semakin besar zona

hambat yang dihasilkan semakin besar pula akitivitas suatu zat antimikroba1718

Tabel 23 Klasifikasi Respon Hambatan Pertumbuhan Bakteri

Diameter Zona Terang Respon Hambatan Pertumbuhan

gt20 mm Kuat

16-20 mm Sedang

10-15 mm Lemah

lt10 mm Tidak ada

Sumber Greenwood 1995

b Metode lubang (sumuranhole)

Pada metode ini media agar yang sudah diinokulasikan dengan bakteri

uji kemudian dibuat lubang atau sumur Lubang tersebut diisi ekstrak yang

mengandung zat antimikroba Setelah semua terisi oleh zat antimikroba

kemudian inkubasi pada waktu dan suhu optimum lalu dilakukan pengamatan

hambatan yang akan terbentuk 17

c Metode parit

Media pertumbuhan agar diinokulasikan dengan bakteri kemudian

dibuat sebidang parit Parit tersebut diisi dengan ekstrak dan diinkubasi pada

waktu dan suhu optimum pertumbuhan bakteri Setelah itu dilakukan pengamatan

dengan melihat ada atau tidaknya hambatan yang terbentuk 17

B Metode dilusi

Pada metode dilusi atau pengenceran senyawa antimikroba diencerkan

menjadi beberapa konsentrasi kemudian setiap konsentrasi tersebut dimasukkan

bakteri uji dalam media cair Lakukan inkubasi dan lihat apakah terdapat

pertumbuhan bakteri Pada umumnya metode ini terbagi menjadi dua metode

14

yaitu metode dilusi cair dan padat Kedua metode tersebut digunakan untuk

menentukan konsentrasi hambat minimal (KHM) dan konsentrasi bunuh minimal

(KBM) dari zat antimikroba terhadap bakteri uji Namun terbedakan dengan

media yang digunakan 18

22 Kerangka Teori

23 Kerangka Konsep

Ekstrak jahe

(Zingiber

officinale

Roscoe)

Koloni

Streptococcus

viridans

Pertumbuhan

koloni normal

Hambatan pada

pertumbuhan koloni

(+)

Zona hambat (+)

Ekstrak Jahe

Minyak atsiri dan oleoresin

β-bisabolene β- farnesene

sesquiphelandrene Gingerol

Shagaol Bisabolene

Merusak membran plasma sel

bakteri Streptococcus viridans

15

23 Definisi Operasional

No Variabel Definisi

Operasional

Alat Ukur Hasil Ukur Skala

Ukur

1 Zona hambat

Sviridans

Daerah

sekeliling blank

disc yang tidak

ditemukan

adanya

pertumbuhan S

viridans

Penggaris Diameter

zona bersih

(clear zone)

Numerik

2 Konsentrasi

ekstrak jahe

(100mgml

200mgml

500mgml

600mgml

800mgml

1000mgml)

Jahe yang sudah

dikeringkan

yang kemudian

dilarutkan

dengan

konsentrasi yang

telah ditentukan

Mikro

pipet

Jumlah

ekstrak sesuai

dengan

konsentrasi

pada setiap

tabung

Kategorik

3 Larutan

kontrol

negatif

Larutan kontrol

negatif yang

berisi etanol

96

Mikro

pipet

Blank disc

berisi etanol

96

Kategorik

4 Kontrol

positif

Kontrol positif

berupa blank

disc berisi

antibiotik

penisilin

Tidak ada Blank disc

berisi

antibiotik

penisilin

Kategorik

16

BAB III

METODE PENELITIAN

31 Desain Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental

32 Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada bulan Desember 2012 sampai bulan Juli

2013 di Laboratorium Mikrobiologi Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan

Universitas Islam Negeri Jakarta Proses ekstraksi jahe (Zingiber officinale

Roscoe) dilakukan oleh Balai Penelitian Tanaman Rempah dan Obat (BALITRO)

Bogor

33 Bahan yang Diuji

Ekstrak jahe (Zingiber officinale Roscoe) yang telah diekstraksi oleh Balai

Penelitian Tanaman Rempah dan Obat (BALITRO) Bogor

34 Sampel Bakteri

Bakteri Streptococcus viridans yang diisolasi pada media Agar darah dan

diinkubasi pada suhu 37degC selama 24 jam

35 Identifikasi Variabel

351 Variabel Bebas

Ekstrak jahe (Zingiber officinale Roscoe) dengan konsentrasi 100 mgml

200 mgml 500 mgml 600 mgml 800 mgml 1000 mgml

`352 Variabel Terikat

Pertumbuhan bakteri Streptococcus viridans dalam media pertumbuhan

Agar Darah

17

36 Alat dan Bahan Penelitian

361 Alat Penelitian

Tabung reaksi mikro pipet vortex bunsen alkohol ose cawan petri

penggaris korek api rak tabung autoclave baki alumuniumfoil swab kapas

erlenmeyer inkubator penggaris label alat tulis laminar air flow tisu pinset

dan kamera

362 Bahan Penelitian

Jahe pelarut etanol 96 pembenihan Agar darah larutan pengencer

thioglikolat biakan Streptococcus viridans blank disc blank disc berisi antibiotik

penicillin

37 Alur Penelitian

Kultur bakteri Streptococcus viridans

di media Agar Darah

Pembuatan konsentrasi ekstrak jahe

Timbang ekstrak jahe dengan berat

1000 800 600 500 200 dan 100

gram masukkan ke dalam tabung

Masukkan 1 ose Streptococcus

viridans ke dalam larutan thioglikolat

Usapkan bakteri ke media Agar Darah

dengan swab kapas steril

Thioglikolat dan Streptococcus

viridans divortex hingga omogen Masukkan 1ml etanol 96 ke dalam

masing-masing tabung

Pindahkan konsentrasi ekstrak jahe

yang homogen ke cawan petri

Blank disc diletakkan di media Agar

Darah yang telah diberi bakteri

Streptococcus viridans

Ekstrak jahe dan etanol 96 divortex

hingga homogen

Kekeruhan distandarisasi dengan

menggunakan larutan standarisasi

konsentrasi 05 Mac Farland

Inkubasi selama 24 jam

Amati dan ukur zona hambat yang

terbentuk

Rendam blank disc ke dalam cawan

petri selama 10-15 menit

18

38 Cara Kerja Penelitian

381 Tahap Persiapan

3811 Sterilisasi Alat dan Bahan

Seluruh alat yang akan digunakan sebelumnya dicuci bersih dikeringkan

dan dibungkus dengan kertas Setelah itu sterilisasi dapat dilakukan dengan

menggunakan autoclave selama 15-30 menit dan kemudian mengatur tekanan

sebesar 15 dynecm3 (1 atm) dan suhu sebesar 121

o C

3812 Persiapan Sampel

Jahe diperoleh dari pasar tradisional di Jakarta Timur yang homogen

sebanyak 4 kilogram Kemudian dilakukan pembuatan ekstrak jahe di Balai

Penelitian Tanaman Rempah dan Obat (BALITRO) Bogor Proses ekstraksi

meliputi pencucian pegirisan dan pengeringan Pada jahe yang sudah meliputi

tahap pengeringan kemudian diekstraksi melalui proses maserasi dengan pelarut

etanol 96 Pada penelitian ini digunakan 4 kg jahe yang dimana setelah

mengalami proses ekstraksi didapatkan ekstrak kental sebanyak 500 gram

3813 Pembuatan stok bakteri

Pembuatan stok bakteri ini dilakukan untuk memperbanyak bakteri

dengan cara menginokulasikan 1 ose biakan murni bakteri Streptococcus viridans

dalam media agar darah kemudian diinkubasi selama 24 jam dengan suhu 37degC

di dalam inkubator

3814 Pembuatan stok variabel konsentrasi

Stok ekstrak jahe akan dibuat dalam berbagai konsentrasi yaitu konsentrasi

100 mgml 200 mgml 500 mgml 600 mgml 800 mgml dan 1000 mgml

Etanol 96 digunakan sebagai kontrol negatif dan antibiotik penisilin sebagai

kontrol positif sehingga seluruhnya berjumlah 8 variabel Penelitian ini

dikerjakan secara triplet Blank disc dimasukkan ke dalam masing-masing stok

variabel konsentrasi selama 10-15 menit Kemudian masing-masing stok variabel

akan dimasukkan ke dalam 6 cawan petri (1 cawan petri akan berisi 3 blank disc

kosong kontrol negatif dan penisilin sebagai kontrol positif) yang akan digunakan

dalam tahap pengujian selanjutnya

19

382 Tahap uji efektivitas ekstrak jahe

Bakteri diencerkan dengan mencampurkan 1 ose bakteri Streptococcus

viridans ke dalam tabung reaksi yang telah berisi thiloglikolat steril kemudian

dihomogenkan dengan menggunakan vortex dan kekeruhannya distandarisasi

dengan konsentrasi 05 Mac Farland Bakteri dalam thioglikolat yang telah

terstandarisasi dioleskan pada media pertumbuhan Agar Darah (AD) dengan

menggunakan swab kapan steril Konsentrasi ekstrak jahe kemudian dimasukkan

ke dalam cawan petri dan rendam blank disc selama plusmn 15 menit Setelah dilakukan

perendaman blank disc diletakkan di atas permukaan media pertumbuhan yang

sudah diolesi dengan campuran bakteri dan thioglikolat secara higienis di dalam

laminar air flow Media Agar Darah kemudian diinkubasi ke dalam inkubator

pada suhu 37oC selama 24 jam Setelah 24 jam dilakukan pengukuran diameter

zona hambat yang terbentuk sebagai area bening atau zona bersih dengan

menggunakan penggaris

39 Pengelolaan data

Pada penelitian ini menggunakan data yang merupakan variable numerik

lebih dari 2 kelompok yang tidak berpasangan sehingga analisis data

menggunakan uji One Way ANOVA (distribusi data normal dan varians data harus

homogen) Namun jika distribusi data tidak normal maka uji alternatif yang

dilakukan adalah uji ststistik nonparameter Kruskall-Wallis Untuk menentukan

konsentrasi mana yang memiliki kebermaknaan maka dilakukan analisis Post Hoc

menggunakan uji Mann-Whitney

20

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

41 Efek Ekstrak Jahe (Zingiber officinale Roscoe) terhadap Pertumbuhan

Streptococcus viridans

Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan uji metode disc diffusion

secara triplo dengan beberapa konsentrasi ekstrak jahe (100 mgml 200 mgml

500 mgml 600 mgml 800 mgml dan 1000 mgml) Blank disc yang telah

direndam dalam ekstrak selama 10-15 menit diletakkan pada media pertumbuhan

Agar Darah yang terinokulasi bakteri Streptococcus viridans kemudian

diinkubasi selama 24 jam pada suhu 37oC Ekstrak jahe diketahui dapat

memberikan efek menghambat pertumbuhan bakteri Streptococcus viridans yang

terlihat dari terbentuknya zona hambat disekitar blank disc

Grafik 42 Diameter rata-rata zona hambat

Pada hasil pengamatan didapatkan berbagai diameter zona hambat yang

terbentuk dari masing-masing konsentrasi ekstrak jahe yang digunakan Rata-rata

diameter pada konsentrasi 100 mgml sebesar 667 mm dengan standar deviasi

058 Pada konsentrasi 200 mgml sebesar 767 mm dengan standar deviasi 058

000

500

1000

1500

2000

2500

3000

1 2 3 4 5 6 7 8

Leb

ar Z

on

a H

amb

at (

mm

)

Konsentrasi Ekstrak Jahe (mgml)

100 200 500

600 1000

K(-) K(+) 800

21

Pada konsentrasi 500 mgml sebesar 9 mm dengan standar deviasi 0 Pada

konsentrasi 600 mgml sebesar 10 mm dengan standar deviasi 0 Pada konsentrasi

800 mgml sebesar 11 mm dengan standar deviasi 0 Pada konsentrasi 1000

mgml sebesar 1233 mm dengan standar deviasi 058 Pada uji kontrol positif

yang menggunakan antibiotik penisilin terbentuk zona hambat dengan rata-rata

sebesar 2983 mm dengan standar deviasi 029 Pada uji kontrol negatif yang

menggunakan etanol 96 tidak terbentuk zona hambat yang memberikan arti

bahwa tidak adanya hambatan terhadap pertumbuhan bakteri Streptococcus

viridans

Data penelitian diatas menunjukkan bahwa data tidak memenuhi syarat

untuk melakukan uji One-Way Annova maka digunakan uji Kruskall-Wallis19

Pada uji Kruskall-Wallis menunjukkan nilai signifikan atau bermakna yang mana

dapat dikatakan bermakna jika p lt 005 sehingga diketahui bahwa berbagai

konsentrasi ekstrak jahe yang digunakkan pada penelitian ini berpengaruh

terhadap pertumbuhan bakteri Streptococcus viridans

Tabel 41 Hasil Analisis Post Hoc dengan Menggunakan Uji Mann-Whitney

Perlakuan Analisis Multikomparasi dengan Uji Mann-Whitney

Etanol 100

mgml

200

mgml

500

mgml

600

mgml

800

mgml

1000

mgml

Penisilin

Etanol 0034 0034 0025 0025 0025 0034 0034

100 mgml 0099 0034 0034 0034 0043 0043

200 mgml 0034 0034 0034 0043 0043

500 mgml 0025 0025 0034 0034

600 mgml 0025 0034 0034

800 mgml 0034 0034

1000 mgml 0043

Penisilin

Keterangan p lt 005

Berdasarkan hasil statistik analisis Post Hoc yang didapatkan bahwa

terdapat perbedaan yang bermakna antar setiap konsentrasi dengan penisilin

dengan indeks kepercayaan 95 Akan tetapi terdapat konsentrasi yang tidak

memiliki perbedaan yang bermakna yaitu antar konsentrasi 100 mgml dan 200

22

mgml Pada penelitian ini diketahui bahwa respon yang terbentuk dari

penghambatan tumbuhnya bakteri Streptococcus viridans merupakan respon

lemah

Pemberian ekstrak jahe berpengaruh terhadap pertumbuhan bakteri

Streptococcus viridans Diameter rata-rata zona hambat terbesar didapatkan pada

pemberian 1000 mgml (1233 mm) kemudian dengan pemberian konsentrasi 800

mgml (10 mm) dan konsentrasi 600 mgml (11 mm) tetapi berbeda bila

dibandingkan dengan pemberian konsentrasi 100 mgml 200 mgml dan 500

mgml Semakin tinggi konsentrasi ekstrak jahe mengakibatkan semakin besar

diameter rata-rata zona hambat yang terbentuk terhadap pertumbuhan bakteri

Streptococcus viridans

Gambar 43 Efek ekstrak jahe terhadap pertumbuhan Streptococcus viridans

Aktivitas antibakteri yang ditimbulkan dari pemberian ekstrak jahe dapat

dihubungkan dengan adanya kandungan senyawa-senyawa kimia jahe

Kandungan utama jahe adalah seskuiterpen dan zingiberen Komponen lainnya

termasuk β-sesquiphellandrene bisabolene dan farnesene yang termasuk

seskuiterpen Jahe memiliki senyawa reaktif yang disebut terpenoid yang

menstimulasi produksi air liur dan merupakan senyawa penting dalam farmasi

(Ekam et al 2007)

Menurut Winarto (2007) berdasarkan dari analisa kimia diketahui bahwa

tanaman jahe mengandung senyawa antara lain flavonoida polivenol minyak

atsiri gingerol limonene oleoresin 18 cineole 10-dehydroginger dione 6-

K (+)

K (-)

100 mgml

500 mgml

200 mgml

K (+)

K (-)

1000 mgml

800 mgml

600 mgml

23

gingerdione alpha-linolenic acid arginine aspartic betha-sitosterol caprilic-

acid capcaicin chorogenic acid farnesal farnese dan farnesol20

Minyak atsiri dan oleoresin merupakan senyawa kimia yang mampu

menghambat pertumbuhan dan membunuh bakteri dengan merusak membran

plasma bakteri merusak sistem kerja sel dan menyebabkan lisis pada sel bakteri

Selain itu struktur 3 dimensi protein terganggu sehingga menyebabkan protein

terdenaturasi Setelah mengalami denaturasi deret asam amino pada bakteri tetap

utuh namun tidak dapat lagi melakukan fungsinya21

Penelitian telah dilakukan oleh Malu et al (2009) yang membuktikan bahwa

ekstrak jahe mengandung senyawa aktif yaitu zingiberene yang mampu

menghambat pertumbuhan bakteri Streptococcus viridans Pada penelitian

tersebut jahe yang sudah dilakukan pengeringan dan penggilingan menjadi bubuk

halus dengan menggunakan electric grinder dihasilkan serbuk jahe sebanyak 100

gram Serbuk jahe kemudian dibagi menjadi masing-masing 20 gram dan akan

dilakukan ekstraksi dengan berbagai pelarut (n-heksana etil asetat etanol soxhlet

dan air) Hasil yang didapatkan adalah adanya aktivitas antibakteri dari ekstrak

jahe dengan berbagai pelarut kecuali air Zona hambat yang terbentuk sebesar 5

mm 56 mm 7 mm dan 0 mm

Berdasarkan hasil yang diperoleh dari penelitian sebelumnya terdapat

perbedaan yang signifikan dengan penelitian ini Perbedaaan yang ada

dipengaruhi oleh metode pembuatan variabel konsentrasi berupa simplisia jenis

dan konsentrasi pelarut yang digunakan berupa n-heksana etil asetat etanol

soxhlet dan air tempat tanaman jahe diperoleh di pasar di Nigeria dan usia panen

tanaman jahe (semakin tua tanaman jahe saat dipanen semakin banyak

kandungan minyak atsiri di dalamnya)

Pada penelitian ini terdapat beberapa hambatan antara lain

1 Penggunaan media pertumbuhan Agar Darah yang baik bagi berbagai bakteri

sehingga mempermudah adanya kontaminasi

2 Bakteri Streptococcus viridans yang tidak dapat bertahan hidup dalam waktu

yang cukup lama

24

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

51 Kesimpulan

Pada penelitian ini berdasarkan hasil uji efektivitas dan analisis statistik

dapat disimpulkan bahwa

1 Ekstrak tanaman jahe dengan pelarut etanol 96 dapat memberikan efek

hambat terhadap pertumbuhan bakteri Strptococcus viridans (p lt 005)

2 Rata-rata efek hambat yang paling besar terdapat pada konsentrasi ekstrak

jahe 1000 mgml yaitu sebesar 1233 mm konsentrasi 800 mgml sebesar

11 mm konsentrasi 600 mgml sebesar 10 mm konsentrasi 500 mgml

sebesar 9 mm konsentrasi 200 mgml sebesar 767 mm dan konsentrasi

100 mgml sebesar 667 mm

3 Efektivitas ekstrak jahe (Zingiber officinale Roscoe) terhadap

pertumbuhan Streptococcus viridans termasuk dalam golongan respon

lemah

52 Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang ada maka disarankan bagi peneliti

selanjutnya

1 Melakukan penelitian lebih lanjut tentang pengaruh konsentrasi ekstrak

tanaman jahe terhadap bakteri Streptococcus viridans dengan menggunakan

konsentrasi yang lebih kecil daripada penelitian ini

2 Melakukan penelitian lebih lanjut tentang kerja antibakteri ekstrak jahe

terhadap bakteri lainnya

3 Melakukan uji aktivitas antibakteri esktrak tanaman jahe terhadap bakteri

Streptococcus viridans secara in-vivo

25

DAFTAR PUSTAKA

1 Fathia S dkk Aktivitas Antimikroba Ekstrak Jahe (Zingiber officinale

Roscoe) Terhadap Beberapa Bakteri Patogen Bogor Institut Pertanian

Bogor 2011

2 Santoso B Jahe Yogyakarta Penerbit Kanisius 15-17

3 Departemen Kesehatan RI Profil Kesehatan Indonesia Jakarta

Departemen Kesehatan RI 2005 Diunduh dari httpwwwdepkesgoid

Diakses pada 20 Januari 2013

4 Departemen Kesehatan RI Pharmaceutical Care Untuk Penyakit Saluran

Pernapasan 2005

5 Bisno A Acute Pharyngitis N Engl J Med 2001 344(3) Diunduh dari

httpwwwnejmorg Diakses pada 14 Februari 2013

6 Malu S Obochi G Tawo N Nyong B Antibacterial Activity And

Medicinal Properties Of Ginger (Zingiber officinale) Global Journal Of

Pure And Applied Sciences Nigeria 2009 Vol(3) 365-368

7 Astuti V Uji Antibakteri Ekstrak Jahe (Zingiber officinale Roscoe)

Terhadap Pertumbuhan Bakteri Escherichia coli Dan Staphylococcus

aureus Secara In Vitro Semarang Universitas Diponegoro 2000

8 Rukmana R Usaha Tani Jahe Yogyakarta Penerbit Kanisius 12-17

9 Miksusanti Kajian Aktivitas Antibakteri Minyak Atsiri Temu Kunci dan

Aplikasinya dalam Fil Edibel Antibakteri Bogor Institut Pertanian Bogor

2008

10 Kaushik P Evaluation of Various Crude Extracts of Zingiber officinale

Rhizome for Potential Antibacterial Activity A Study in Vitro India

Department of Botany and Microbiology Gurukul Kangri University

Scientific Research 2011 Diunduh di httpwwwSciRPorgjournalaim

Diakses 16 Februari 2013

11 Fathona D Kandungan Gingerol dan Shogaol Intensitas Kepedasan dan

Penerimaan Panelis terhadap Oleoresin Jahe gajah (Zingiber officinale

var Roscoe) Jahe Emprit (Zingiber officinale var Amarum) dan Jahe

Merah (Zingiber officinale var Rubrum) Bogor Institut Pertanian Bogor

2011

12 Duke J et al Handbook of Medicinal Hebrs United State of America

CRC Press 2000 327-328

26

13 Brooks GF Butel JS Ornston NL Mikrobiologi Kedokteran Jawetz

Jakarta Penerbit Buku Kedokteran EGC 1996 327-338

14 Chatim A Suharto Sterilisasi dan Desinfeksi Dalam Staf Pengajar

FKUI Buku Ajar Mikrobiologi Kedokteran Jakarta Binarupa Aksara

Publisher 64-69

15 Topazian R et al Oral and Maxillofacial Infections Philadelphia WB

Saunders Company 33-34

16 Refoua A Study of Streptococcus Viridans in the Maxillofacial Region

Original Article University of Medical Sciences Tehran Iran

2005Vol(4) 174-177

17 Kusmiyati Uji Aktivitas Senyawa Antibakteri dari Mikroalga

Porphyridium cruentum Pusat Penelitian Bioteknologi Lembaga Ilmu

Pengetahuan Indonesia (LIPI) Cibinong 2007 Vol(1) 48-53

18 Greenwood Antibiotics Susceptibility (Sensitivity) Test Antimicrobial and

Chemotheraphy United State of America Mc Graw Hill Company 1995

19 Dahlan M Sopiyudin Statistik untuk Kedokteran dan Kesehatan Edisi 3

Jakarta Salemba Medika 2009 83-105

20 Winarto W Tanaman Obat Indonesia Untuk Pengobatan Herbal

Karyasari Herba Media 2007

21 Hertiani T et al Effect of Indonesian Medicinal Plants Essential Oils on

Streptococcus mutans Biofilm Yogyakarta Faculty of Pharmacy UGM

2011

27

LAMPIRAN

Lampiran 1

Hasil IdentifikasiDeterminasi Bahan Uji

28

Lampiran 2

Hasil Ekstraksi Jahe

29

Lampiran 3

Data Hasil Uji Statistik

UJI NORMALITAS

30

31

32

33

34

35

36

37

38

39

40

41

42

43

44

45

46

Lampiran 4

Alat dan Bahan

Media Agar Darah Ekstrak Jahe Timbangan Tabung

Reaksi Sendok

Etanol 96 Ose Pinset

Tisu Spirtus Cawan Petri Vortex

Laminar Air Flow Lemari Pendingin

47

Lampiran 5

Uji Antibakteri Jahe Terhadap Streptococcus viridan

K (+)

K (-)

100mgml

500mgml

200mgml

K (-)

K (+)

600mgml 1000mgml

800mgml

48

Lampiran 6

Riwayat Penulis

Identitas

Nama Sidqa Hanief

Jenis Kelamin Perempuan

Tempat Tanggal Lahir Jakarta 21 Desember 1992

Agama Islam

Alamat Jl Masjid Al Munir No 44 RT 012 RW 003 Jakarta

Timur

Email sidqahnfhotmailcom

Riwayat Pendidikan

1997-1998 TK Purwarini Jakarta

1998-2004 SDS Angkasa 3 Jakarta

2004-2007 SMP Negeri 81 Jakarta

2007-2010 SMA Madania Indonesian School Bogor

2010-sekarang Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

Page 5: Efektivitas Ekstrak Jahe (Zingiber officinale Roscoe) Terhadap ...

vii

DAFTAR ISI

Halaman

LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYAhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip ii

LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBINGhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip iii

LEMBAR PENGESAHANhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip iv

KATA PENGANTARhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip v

ABSTRAKhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip vii

ABSTRACThelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip vii

DAFTAR TABELhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip x

DAFTAR GRAFIKhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip xi

DAFTAR GAMBARhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip xii

DAFTAR LAMPIRANhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip xiii

BAB I PENDAHULUANhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 1

11 Latar Belakanghelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 1

12 Rumusan Masalahhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 2

13 Tujuan Penelitianhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 3

14 Manfaat Penelitianhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 3

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKAhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 5

21 Landasan Teori helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 5

211 Jahe (Zingiber officinale Roscoe)helliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 5

212 Kandungan Kimiawi dan Manfaat Jahehelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 7

213 Morfologi dan Klasifikasi Streptococcus viridanshelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 9

2131 Patogenesis Streptococcus viridianshelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 10

214 Antimikrobahelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 11

2141 Mekanisme Kerjahelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 12

2142 Metode Ujihelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 12

22 Kerangka Konsephelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 14

23 Definisi Operasionalhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 15

viii

BAB 3 METODE PENELITIANhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 16

31 Desaign Penelitianhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 16

33 Bahan yang Diujihelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 16

34 Sampel Bakterihelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 16

35 Indentifikasi Variabelhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 16

351 Variabel Bebashelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 16

351 Variabel Terikathelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 16

36 Alat dan Bahan Penelitianhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 17

361 Alat Penelitianhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 17

362 Bahan Penelitianhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 17

37 Alur Penelitianhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 17

38 Cara Kerja Penelitianhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 18

381 Tahap Persiapanhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 18

382 Tahap Uji Efektivitas Ekstrak Jahehelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 18

39 Pengelolaan Datahelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 19

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASANhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 20

BAB 5 PENUTUPhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 24

DAFTAR PUSTAKAhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 25

LAMPIRANhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 27

ix

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 21 Karakteristik Tiga Jenis Utama Jahehelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 7

Tabel 22 Kandungan Senyawa yang terdapat dalam Jahehelliphelliphelliphelliphelliphellip 8

Tabel 23 Klasifikasi Respon Hambatan Pertumbuhan Bakterihelliphelliphelliphellip 13

Tabel 41 Hasil Analisis Post Hoc dengan Menggunakan Uji Mann-

Whitneyhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip

21

x

DAFTAR GRAFIK

Halaman

Grafik 42 Diameter Rata-Rata Zona Hambathelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 20

xi

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 21 Pohon Jahehelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 5

Gambar 22 Rimpang Jahehelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 6

Gambar 23 Pewarnaan Gram Positif Bakteri Streptococcus viridanshellip 9

Gambar 24 Biakan Streptococcus viridans pada Media Agar Darahhelliphellip 10

Gambar 43 Efek Ekstrak Jahe terhadap Pertumbuhan Streptococcus

Viridanshelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip

22

xii

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1 Hasil Identifikasi Bahan Ujihelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip

Lampiran 2 Hasil Ekstraksi Jahehelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip

Lampiran 3 Data Hasil Uji Statistikhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip

Lampiran 4 Alat dan Bahanhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip

Lampiran 5 Uji Antibakteri Jahe Terhadap Streptococcus viridanshelliphelliphelliphellip

Lampiran 6 Riwayat Penulishelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip

26

27

28

46

47

48

1

BAB I

PENDAHULUAN

11 Latar Belakang

Indonesia merupakan negara yang dikenal sebagai penghasil rempah-

rempah sejak dahulu kala Rempah-rempah banyak dimanfaatkan oleh masyarakat

Indonesia sebagai bahan dasar untuk kebutuhan pangan bahan obat-obatan dan

kosmetika Bagian dari tanaman rempah-rempah yang dapat digunakan antara lain

adalah kulit batang akar daun rimpang bunga buah dan biji Tanaman jahe

salah satu tanaman jenis rempah-rempah berbentuk rimpang yang banyak

dimanfaatkan secara tradisional sebagai minuman penghangat serta pereda batuk

nyeri dan diare12

Saat ini penggunaan jahe banyak dimanfaatkan untuk menangani penyakit

infeksi saluran pernapasan Penyakit infeksi pada saluran napas merupakan

penyakit yang banyak terjadi pada masyarakat baik infeksi saluran napas atas

maupun bawah penyakit infeksi ini sebagai salah satu penyebab utama kematian

(127)34

Secara umum penyebab dari penyakit infeksi saluran napas adalah

mikroorganisme namun yang terbanyak disebabkan oleh infeksi virus dan

bakteri Bakteri Streptococcus viridans merupakan salah satu bakteri yang dapat

menginfeksi saluran napas Penyakit infeksi ini masih menjadi masalah kesehatan

bagi masyarakat di Indonesia melihat masih tingginya angka kejadian penyakit

infeksi yang juga menimbulkan tingginya angka kematian terutama pada bayi dan

balita56

Hal tersebut memicu para peneliti untuk mencari pengobatan alternatif

yang sekiranya dapat dijadikan pilihan yang aman dikonsumsi oleh masyarakat

Pengobatan herbal sebagai pengobatan alternatif saat ini banyak dipilih karena

memiliki efek samping yang lebih sedikit harga yang lebih ekonomis dan telah

lama dimanfaatkan secara tradisional sebagai bahan dasar obat-obatan2

Upaya pemanfaatan ekstrak jahe telah banyak dilakukan oleh beberapa

penelitian baik di luar negeri maupun di Indonesia diantaranya dilakukan oleh

Akoachere et al (2002) telah membuktikan bahwa jahe mempunyai kemampuan

untuk menghambat pertumbuhan bakteri dan Sarah (2011) yang menguji ekstrak

jahe dengan pelarut etil asetat menunjukkan bahwa terdapat inhibitory zone pada

2

pertumbuhan beberapa bakteri patogen seperti Staphylococus aureus

Streptococcus viridans Bacillus cereus dan Salmonella

Kemampuan bahan aktif yang terkandung di dalam rempah-rempah

bergantung pada jenis senyawa dan konsentrasinya Senyawa dari jahe yang

kemungkinan mempunyai aktivitas sebagai antibakteri adalah minyak atsiri

terdiri atas senyawa-senyawa aktif sebagai berikut β-bisabolene β- farnesene

sesquiphelandrene zingiberen zingeron oleoresin kamfena limonen borneol

sineol sitral zingiberal felandren vitamin A B dan C serta senyawa-senyawa

flavonoid dan polifenol Senyawa aktif tersebut mengandung senyawa fenol yang

bekerja dengan cara merusak membran plasma sel bakteri dan mengganggu proses

koagulasi sel bakteri7

Berdasarkan hal tersebut di atas maka peneliti akan melakukan penelitian

mengenai efektivitas ekstrak jahe dengan menggunakan pelarut etanol yang

terbukti lebih efektif dibandingkan jenis pelarut organik lain sebagai antibakterial

terhadap pertumbuhan bakteri Streptococcus viridans dengan metode difusi agar

Penelitian ini diharapkan dapat melihat potensi jahe yang selama ini dikenal dapat

bermanfaat dalam penghambatan tumbuhnya bakteri Streptococcus viridans

12 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas rumusan masalah pada penelitian ini

adalah apakah terdapat pengaruh ekstrak jahe (Zingiber officinale Roscoe)

terhadap pertumbuhan bakteri Streptococcus viridans

13 Tujuan Penelitian

131 Tujuan Umum

Untuk mengetahui pengaruh ekstrak jahe (Zingiber officinale Roscoe)

terhadap pertumbuhan Streptococcus viridans

132 Tujuan Khusus

Untuk menentukan konsentrasi ekstrak jahe (Zingiber officinale

Roscoe) yang dapat menghambat pertumbuhan Streptococcus

viridans

3

14 Manfaat Penelitian

141 Bagi Peneliti

a Menambah pengetahuan dan wawasan penulis dalam menerapkan

ilmu yang diperoleh selama menjalani perkuliahan

b Menambah pengetahuan penulis tentang obat-obat herbal terutama

tentang efek jahe (Zingiber officinale Roscoe) yang ekstraknya

mampu menghambat pertumbuhan bakteri Streptococcus viridans

c Sebagai prasyaratan tugas dalam memperoleh gelar SKed (sarjana

kedokteran) di Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Program

Studi Pendidikan Dokter Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta

142 Bagi Institusi

a Menambah informasi dan literatur mengenai keilmuan

mikrobiologi

b Memajukan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

dan Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam

Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta dengan mempublikasikan

penelitian ini

143 Bagi Keilmuan

a Memberikan informasi mengenai efek ekstrak jahe (Zingiber

officinale Roscoe) terhadap pertumbuhan bakteri Streptococcus

viridans

b Menjadi bahan referensi bagi praktisi yang tertarik dalam

penelitian mikrobiologi

c Sebagai data dan informasi untuk melakukan penelitian lebih lanjut

mengenai pengaruh ekstrak jahe (Zingiber officinale Roscoe)

terhadap pertumbuhan bakteri Streptococcus viridans

144 Bagi Sosial

a Meningkatkan pemanfaatan bahan alami sebagai tanaman

berkhasiat obat dalam upaya peningkatan kesehatan masyarakat

dengan cara yang mudah dan ekonomis

4

b Memberikan pengetahuan dan masukan kepada semua kalangan

masyarakat bahwa tidak hanya penggunaan obat sintesis saja yang

dapat bersifat antibakterial tetapi tanaman herbal juga dapat

digunakan untuk mengurangi gejala yang ditimbulkan dari infeksi

saluran napas atas

5

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

21 Landasan Teori

211 Morfologi dan Klasifikasi Jahe (Zingiber officinale Roscoe)

Jahe termasuk tanaman yang berasal dari daerah Asia Tropik yang tersebar

di berbagai wilayah dari India sampai Cina Sejak zaman Kong Hu (551-479 SM)

jahe sudah dibudidayakan di India dan diekspor ke Cina Di kawasan Asia

tanaman jahe tersebar hampir di seluruh daerah tropika basah Saat ini tanaman

jahe dibudidayakan di berbagai daerah di Indonesia antara lain adalah Sumatera

Utara Bengkulu Jawa Barat Jawa Tengah dan Jawa Timur38

Gambar 21 Pohon Jahe

Sumber httpyudiansyahsukmanawordpresscom20100129jahe-1

Kedudukan tanaman jahe dalam taksonomi tumbuhan adalah sebagai

berikut

Kingdom Plantae

Divisi Spermatophyta

Subdivisi Angiospermae

Kelas Monocotyledonae

Ordo Zingiberales

Famili Zingiberaceae

6

Subfamili Zingiberoidae

Genus Zingiber

Spesies Zingiber officinale Roscoe

Jahe merupakan tanaman tahunan berbatang semu dengan tinggi antara 30

ndash 75 cm Berdaun sempit memanjang menyerupai pita dengan panjang 15 ndash 23

cm lebar lebih kurang 25 cm tersusun teratur dua baris berseling Tanaman jahe

hidup merumpun beranak-pinak menghasilkan rimpang dan berbunga Bungan

berupa malai yang tersembul pada permukaan tanah berbentuk tongkat atau bulat

telur dengan panjang lebih kurang 25 cm Mahkota bunga berbentuk tabung

dengan helaian agak sempit tajam berwarna kuning kehijauan Rimpang jahe

memiliki bentuk yang bervariasi mulai agak pipih sampai bulat panjang dengan

warna putih kekuning-kuningan hingga kuning kemerah-merahan Di Indonesia

jahe dikenal dengan beberapa nama anatara lain halia haliya lea lia lahia jhai

jahi jhahik moyuman beuing hairale masin manas reja pimedas jahja padeh

sipode sipadas pege bahing ai manas naije sedap sehi sewe laie gore

gisoro gihori dan yoyo89

Gambar 22 Rimpang Jahe

Sumber httpcaramudahdietblogspotcom201203manfaat-jahe-

untuk-kesehatan-tubuhhtml

Terdapat tiga jenis jahe berdasarkan ukuran bentuk dan warna rimpang

yaitu jahe gajah (Zingiber officinale Roscoe) atau jahe putih jahe putih kecil

(Zingiber officinale Amarum) atau jahe emprit dan jahe merah (Zingiber

officinale Rubrum) atau jahe sunti10

7

Tabel 21 Karakteristik Tiga Jenis Utama Jahe

Bagian tanaman Jahe gajah Jahe emprit Jahe merah

Struktur rimpang Besar berbuku Kecil berlapis Kecil berlapis

Warna irisan Putih

kekuningan

Putih

kekuningan

Jingga muda

sampai merah

Berat per rimpang (kg) 018 ndash 208 010 ndash 158 020 ndash 140

Diameter rimpang (cm) 847 ndash 850 327 ndash 405 420 ndash 426

Kadar minyak atsiri () 082 ndash 166 150 ndash 350 285 ndash 390

Kadar pati () 5510 5470 4499

Kadar serat () 689 659 -

Kadar abu () 660 ndash 757 739 ndash 890 746

Sumber Dimodifikasi dari Rostiana dkk (1991) Sri Yuliani dan Risfaheri (1990)

diacu dalam Bermawie dkk (1997)

212 Kandungan Kimiawi dan Manfaat Jahe

Menurut Rismunandar kandungan kimiawi yang terdapat pada rimpang jahe

menentukan aroma dan kepedasan jahe Terdapat beberapa faktor yang

mempengaruhi komposisi kimia rimpang jahe antara lain jenis jahe tanah dimana

jahe ditanam umur jahe saat dipanen pengolahan rimpang jahe dan ekosistem

tempat jahe berada8

Jahe memiliki kandungan minyak atsiri yang terdiri atas senyawa-senyawa

sesquiterpen zingiberen zingeron oleoresin kamfena limonen borneol sineol

sitral zingiberal felandren vitamin A B dan C serta senyawa-senyawa

flavonoid dan polifenol Substansi-substansi fenolitik berperan pada pembentukan

flavor yang dimana beberapa turunan fenolitik memberikan efek yang disebut

pungensi karena karakteristik oedas tajam dan sensasi menyengat Minyak atsiri

adalah minyak dari campuran zat yang mudah menguap dengan komposisi dan

titik didih yang berbeda berwarna kehijauan sampai kuning dan berbau khas

jahe Minyak atsiri dapat diperoleh dengan cara penyulingan dan hidrodestilasi912

8

Tabel 22 Kandungan Senyawa yang Terdapat dalam Jahe

Kandungan senyawa dalam jahe Senyawa

Minyak atsiri - geranial (259)

- a-zingiberen (95)

- (EE)-a-farnesen (76)

- neral (76)

- ar-curcumen (66)

- β-sesquiphellandren (2716)

- caryophyllen (1529)

- β-bisabolen (114)

Etanol oleoresin jahe - eugenol (498)

- zingeron (145)

- trans-6-shogaol (59)

- geraniol (37)

- borneol (19)

Methanol oleoresin jahe - zingeron (336)

- trans-6-shogaol (149)

- diacetoxy-[6]-gingerdiol (49)

- decanal (38)

- a-zingiberen (27)

CCl4 oleoresin jahe - zingeron (333)

- trans-6- shogaol (104)

- geranial (75)

- neral (49)

- methyldiacetoxy-[6]-gingerdione (35)

Isooktan oleoresin jahe - zingeron (305)

- palmitoleic acid (109)

- trans-6-shogaol (93)

- palmitic acid (89)

- diacetoxy-[6]-gingerdiol (33)

Sumber Singh et al (2008) El-Baroty et al (2010) Sacchetti et al (2005)

9

Oleoresin merupakan cairan kental berwarna kuning dengan rasa pedas yang

tajam larut dalam alkohol dan potroleum eter dan sedikit larut dalam air

Oleoresin mengandung senyawa aktif gingerol yang apabila selah melalui proses

penyimpanan dan pengeringan dapat berubah menjadi shogaol Senyawa-senyawa

kimia tersebut bekerja aktif untuk merusak membran luar dan membran

sitoplasma dinding sel bakteri11

213 Morfologi dan Klasifikasi Streptococcus viridans

Streptococcus merupakan salah satu flora normal yang terdapat dalam

rongga mulut Keberadaan bakteri tersebut tidak hanya memberikan efek yang

menguntungkan namun dapat merugikan bagi kesehatan mulut13

Gambar 23 Pewarnaan Gram Positif Bakteri Streptococcus viridans

Sumber httpwwwvitanaturalplpaciorkowiec-ropny-angina-

paciorkowcowa-ptonica-szkarlatyna

Streptococcus viridans adalah flora normal pada saluran napas atas yang

berperan untuk menjaga membran mukus Mikroorganisme ini bersifat Gram

positif berbentuk bulat dan tersusun dalam bentuk rantai selama pertumbuhannya

Mikroorganisme ini termasuk alpha hemolytic sehingga bila dilakukan

pembiakan dalam agar darah menunjukkan koloni berwarna kehijauan Pewarnaan

Gram didapatkan gambaran bentuk bulat berwarna ungu Streptococcus viridans

memiliki kekerabatan dengan spesies lain seperti Streptococcus mutans

Streptococcus anginosus Streptococcus mitis Streptococcus sanguis

Streptococcus salivarius dan Streptococcus bovis 13 14

10

Gambar 24 Biakan Streptococcus viridans pada media Agar Darah

Sumber httplibjiangnaneducnASM114-Introduce1htm

Klasifikasi Streptococcus viridans menurut Bergey

Ordo Eubacteriales

Famili Lactobacillaceae

Tribus Streptococcaceae

Genus Streptococcus

Spesies Streptococcus viridans

Pertumbuhan pada Streptococcus viridans tidak dihambat oleh optochin dan

koloninya tidak dapat larut dalam empedu (deoxycholate) Bakteri ini dapat

mencapai aliran darah akibat trauma dan dikenal sebagai penyebab utama

endokarditis pada katub jantung yang abnormal Selain itu beberapa bakteri S

viridans mensintesa polisakarida dari sukrosa dan berperan penting pada proses

pembentukan karies gigi13

2131 Patogenesis Streptococcus viridans

Penyakit yang ditimbulkan oleh infeksi Streptococcus dapat dipengaruhi

oleh beberapa macam faktor antara lain sifat biologik bakteri cara host

memberikan respons dan port drsquo entree bakteri13

Mulut merupakan organ yang

mengandung banyak bakteri dengan Streptococcus menjadi genus dominan

Orofaring terdapat campuran dari beberapa bakteri Streptococcus dan beberapa

spesies dari Streptococcus Streptococcus viridans mencegah kolonisasi bakteri

lain di rongga mulut dengan menjadi lebih agresif dari mikroorganisme lain

Berbagai bakteri bersaing dengan melakukan mucosal adherence dan

11

memproduksi bakteriosin yang mempunyai efek bakterisid Hanya sedikit yang

diketahui tentang mekanisme patogen pada Streptococcus viridans namun

diketahui bahwa bakteri tersebut dapat menghasilkan beberapa eksotoksin dan

enzim litik mengaktivasi komplemen menginduksi produksi dari sitokin15

Pada seseorang yang menjalani bedah mulut dan ekstraksi gigi memicu

terjadinya perdarahan 30 pasien akan mengalami bakteremia yang disebabkan

oleh Streptococcus viridans13

Streptococcus viridans adalah mikroorganisme

penyebab utama endokarditis bakterialis subakuta Lesi ini bersifat progresif dan

bagian yang mengalami penyembuhan akan mengalami inflamasi aktif dengan

vegetasi yang terdiri atas fibrin platelet sel darah dan bakteri yang melekat pada

katup jantung Menurut Refuoa selain endokarditis dilaporkan juga dalam

penelitiannya bahwa Streptococcus viridans mempunyai peranan dalam terjadinya

dental abcesses16

214 Antimikroba

Antimikroba merupakan substansi kimia yang berasal dari berbagai macam

mikroorganisme dalam konsentrasi rendah namun mampu menghambat

pertumbuhan mikroorganisme lainnya

Antibiotika mempunyai sifat-sifat

antibiotika antara lain menghambat atau membunuh patogen tanpa merusak host

bersifat bakterisid tidak ada resistensi pada bakteri tidak bersifat alergenik tetap

aktif dalam plasma dan eksudat larut di dalam air dan stabil dan bactericidal

level di dalam tubuh cepat dicapai dan bertahan untuk waktu lama14

2141 Mekanisme kerja antimikroba

Antimikroba yang mempunyai sifat bakteriostatik dapat menghambat

pertumbuhan bakteri dan membunuh bakteri Terdapat beberapa mekanisme kerja

antimikroba antara lain

1 Antimikroba yang mempengaruhi dinding sel

Mikroorganisme memiliki dinding sel yang merupakan struktur kaku

yang terdiri dari suatu kompleks polimer mukopeptida Dinding sel ini

menjaga tekanan osmotik di dalam bakteri sehingga mampu mencegah

gangguan dalam sintesisnya Antibiotika yang dapat menghambat reaksi

12

dalam proses sintesis dinding sel adalah penisilin fosfomisin sikloserin

ristosetin vankomisin dan basitrasin13

2 Antimikroba yang merusak membran sel

Beberapa antibiotika yang mampu merusak kehidupan sel

mikroorganisme Membran sel sebagai pembatas osmotik bagi difusi

antara lingkungan luar dan dalam sel Obat seperti polimiksin yang

merupakan kelompok polipeptida sederhana yang sukar berdifusi dan

sangat toksik 13

3 Antimikroba yang mengganggu fungsi DNA

Obat antimikroba yang berfungsi untuk merusak fungsi DNA hanya

beberapa saja yang dapat dipakai karena faktor toksisitasnya Antimikroba

yang bekerja sesuai dengan mekanisme tersebut adalah mitosin dan asam

nalidiksat 13

4 Antimikroba yang menghambat sintesis protein

Sintesis protein pada mikroorganisme berlangsung di ribosom

dengan bantuan mRNA dan tRNA Terdapat dua hasil akhir dari proses

sintesis protein yaitu transkripsi atau sintesis asam ribonukleat yang DNA-

dependent dan translasi atau sintesis protein yang RNA-dependent

Antimikroba yang mampu menghambat sintesis protein adalah rifampisin

aminoglikosida tetrasiklin dan kloramfenikol 13

2142 Metode uji antimikroba

Uji antimikroba dilakukan dengan metode difusi dan metode dilusi untuk

mengukur nilai konsentrasi hambat minimum (KHM)

A Metode difusi

Pada metode difusi dilakukan pengukuran daya hambat dari senyawa

antimikroba yang terkandung dalam ekstrak Metode ini merupakan metode yang

paling umum digunakan Metode difusi dibedakan melalui 3 cara yaitu

a Metode disc diffusion

Metode ini menggunakan blank disc yang berfungsi untuk menampung

zat antimikroba Blank disc yang mengandung zat antimikroba diletakkan di atas

13

permukaan media pertumbuhan yang telah diinokulasi Setelah itu diinkubasi

pada pada suhu 37oC selama 18-24 jam Hasil yang akan didapat adalah ada

tidaknya zona bening (clear zone) yang terbentuk di sekitar blank disc yang

menunjukan zona hambat pada pertumbuhan bakteri Dari hasil yang ditunjukan

dilakukan pengukuran dengan menggunakan penggaris Semakin besar zona

hambat yang dihasilkan semakin besar pula akitivitas suatu zat antimikroba1718

Tabel 23 Klasifikasi Respon Hambatan Pertumbuhan Bakteri

Diameter Zona Terang Respon Hambatan Pertumbuhan

gt20 mm Kuat

16-20 mm Sedang

10-15 mm Lemah

lt10 mm Tidak ada

Sumber Greenwood 1995

b Metode lubang (sumuranhole)

Pada metode ini media agar yang sudah diinokulasikan dengan bakteri

uji kemudian dibuat lubang atau sumur Lubang tersebut diisi ekstrak yang

mengandung zat antimikroba Setelah semua terisi oleh zat antimikroba

kemudian inkubasi pada waktu dan suhu optimum lalu dilakukan pengamatan

hambatan yang akan terbentuk 17

c Metode parit

Media pertumbuhan agar diinokulasikan dengan bakteri kemudian

dibuat sebidang parit Parit tersebut diisi dengan ekstrak dan diinkubasi pada

waktu dan suhu optimum pertumbuhan bakteri Setelah itu dilakukan pengamatan

dengan melihat ada atau tidaknya hambatan yang terbentuk 17

B Metode dilusi

Pada metode dilusi atau pengenceran senyawa antimikroba diencerkan

menjadi beberapa konsentrasi kemudian setiap konsentrasi tersebut dimasukkan

bakteri uji dalam media cair Lakukan inkubasi dan lihat apakah terdapat

pertumbuhan bakteri Pada umumnya metode ini terbagi menjadi dua metode

14

yaitu metode dilusi cair dan padat Kedua metode tersebut digunakan untuk

menentukan konsentrasi hambat minimal (KHM) dan konsentrasi bunuh minimal

(KBM) dari zat antimikroba terhadap bakteri uji Namun terbedakan dengan

media yang digunakan 18

22 Kerangka Teori

23 Kerangka Konsep

Ekstrak jahe

(Zingiber

officinale

Roscoe)

Koloni

Streptococcus

viridans

Pertumbuhan

koloni normal

Hambatan pada

pertumbuhan koloni

(+)

Zona hambat (+)

Ekstrak Jahe

Minyak atsiri dan oleoresin

β-bisabolene β- farnesene

sesquiphelandrene Gingerol

Shagaol Bisabolene

Merusak membran plasma sel

bakteri Streptococcus viridans

15

23 Definisi Operasional

No Variabel Definisi

Operasional

Alat Ukur Hasil Ukur Skala

Ukur

1 Zona hambat

Sviridans

Daerah

sekeliling blank

disc yang tidak

ditemukan

adanya

pertumbuhan S

viridans

Penggaris Diameter

zona bersih

(clear zone)

Numerik

2 Konsentrasi

ekstrak jahe

(100mgml

200mgml

500mgml

600mgml

800mgml

1000mgml)

Jahe yang sudah

dikeringkan

yang kemudian

dilarutkan

dengan

konsentrasi yang

telah ditentukan

Mikro

pipet

Jumlah

ekstrak sesuai

dengan

konsentrasi

pada setiap

tabung

Kategorik

3 Larutan

kontrol

negatif

Larutan kontrol

negatif yang

berisi etanol

96

Mikro

pipet

Blank disc

berisi etanol

96

Kategorik

4 Kontrol

positif

Kontrol positif

berupa blank

disc berisi

antibiotik

penisilin

Tidak ada Blank disc

berisi

antibiotik

penisilin

Kategorik

16

BAB III

METODE PENELITIAN

31 Desain Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental

32 Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada bulan Desember 2012 sampai bulan Juli

2013 di Laboratorium Mikrobiologi Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan

Universitas Islam Negeri Jakarta Proses ekstraksi jahe (Zingiber officinale

Roscoe) dilakukan oleh Balai Penelitian Tanaman Rempah dan Obat (BALITRO)

Bogor

33 Bahan yang Diuji

Ekstrak jahe (Zingiber officinale Roscoe) yang telah diekstraksi oleh Balai

Penelitian Tanaman Rempah dan Obat (BALITRO) Bogor

34 Sampel Bakteri

Bakteri Streptococcus viridans yang diisolasi pada media Agar darah dan

diinkubasi pada suhu 37degC selama 24 jam

35 Identifikasi Variabel

351 Variabel Bebas

Ekstrak jahe (Zingiber officinale Roscoe) dengan konsentrasi 100 mgml

200 mgml 500 mgml 600 mgml 800 mgml 1000 mgml

`352 Variabel Terikat

Pertumbuhan bakteri Streptococcus viridans dalam media pertumbuhan

Agar Darah

17

36 Alat dan Bahan Penelitian

361 Alat Penelitian

Tabung reaksi mikro pipet vortex bunsen alkohol ose cawan petri

penggaris korek api rak tabung autoclave baki alumuniumfoil swab kapas

erlenmeyer inkubator penggaris label alat tulis laminar air flow tisu pinset

dan kamera

362 Bahan Penelitian

Jahe pelarut etanol 96 pembenihan Agar darah larutan pengencer

thioglikolat biakan Streptococcus viridans blank disc blank disc berisi antibiotik

penicillin

37 Alur Penelitian

Kultur bakteri Streptococcus viridans

di media Agar Darah

Pembuatan konsentrasi ekstrak jahe

Timbang ekstrak jahe dengan berat

1000 800 600 500 200 dan 100

gram masukkan ke dalam tabung

Masukkan 1 ose Streptococcus

viridans ke dalam larutan thioglikolat

Usapkan bakteri ke media Agar Darah

dengan swab kapas steril

Thioglikolat dan Streptococcus

viridans divortex hingga omogen Masukkan 1ml etanol 96 ke dalam

masing-masing tabung

Pindahkan konsentrasi ekstrak jahe

yang homogen ke cawan petri

Blank disc diletakkan di media Agar

Darah yang telah diberi bakteri

Streptococcus viridans

Ekstrak jahe dan etanol 96 divortex

hingga homogen

Kekeruhan distandarisasi dengan

menggunakan larutan standarisasi

konsentrasi 05 Mac Farland

Inkubasi selama 24 jam

Amati dan ukur zona hambat yang

terbentuk

Rendam blank disc ke dalam cawan

petri selama 10-15 menit

18

38 Cara Kerja Penelitian

381 Tahap Persiapan

3811 Sterilisasi Alat dan Bahan

Seluruh alat yang akan digunakan sebelumnya dicuci bersih dikeringkan

dan dibungkus dengan kertas Setelah itu sterilisasi dapat dilakukan dengan

menggunakan autoclave selama 15-30 menit dan kemudian mengatur tekanan

sebesar 15 dynecm3 (1 atm) dan suhu sebesar 121

o C

3812 Persiapan Sampel

Jahe diperoleh dari pasar tradisional di Jakarta Timur yang homogen

sebanyak 4 kilogram Kemudian dilakukan pembuatan ekstrak jahe di Balai

Penelitian Tanaman Rempah dan Obat (BALITRO) Bogor Proses ekstraksi

meliputi pencucian pegirisan dan pengeringan Pada jahe yang sudah meliputi

tahap pengeringan kemudian diekstraksi melalui proses maserasi dengan pelarut

etanol 96 Pada penelitian ini digunakan 4 kg jahe yang dimana setelah

mengalami proses ekstraksi didapatkan ekstrak kental sebanyak 500 gram

3813 Pembuatan stok bakteri

Pembuatan stok bakteri ini dilakukan untuk memperbanyak bakteri

dengan cara menginokulasikan 1 ose biakan murni bakteri Streptococcus viridans

dalam media agar darah kemudian diinkubasi selama 24 jam dengan suhu 37degC

di dalam inkubator

3814 Pembuatan stok variabel konsentrasi

Stok ekstrak jahe akan dibuat dalam berbagai konsentrasi yaitu konsentrasi

100 mgml 200 mgml 500 mgml 600 mgml 800 mgml dan 1000 mgml

Etanol 96 digunakan sebagai kontrol negatif dan antibiotik penisilin sebagai

kontrol positif sehingga seluruhnya berjumlah 8 variabel Penelitian ini

dikerjakan secara triplet Blank disc dimasukkan ke dalam masing-masing stok

variabel konsentrasi selama 10-15 menit Kemudian masing-masing stok variabel

akan dimasukkan ke dalam 6 cawan petri (1 cawan petri akan berisi 3 blank disc

kosong kontrol negatif dan penisilin sebagai kontrol positif) yang akan digunakan

dalam tahap pengujian selanjutnya

19

382 Tahap uji efektivitas ekstrak jahe

Bakteri diencerkan dengan mencampurkan 1 ose bakteri Streptococcus

viridans ke dalam tabung reaksi yang telah berisi thiloglikolat steril kemudian

dihomogenkan dengan menggunakan vortex dan kekeruhannya distandarisasi

dengan konsentrasi 05 Mac Farland Bakteri dalam thioglikolat yang telah

terstandarisasi dioleskan pada media pertumbuhan Agar Darah (AD) dengan

menggunakan swab kapan steril Konsentrasi ekstrak jahe kemudian dimasukkan

ke dalam cawan petri dan rendam blank disc selama plusmn 15 menit Setelah dilakukan

perendaman blank disc diletakkan di atas permukaan media pertumbuhan yang

sudah diolesi dengan campuran bakteri dan thioglikolat secara higienis di dalam

laminar air flow Media Agar Darah kemudian diinkubasi ke dalam inkubator

pada suhu 37oC selama 24 jam Setelah 24 jam dilakukan pengukuran diameter

zona hambat yang terbentuk sebagai area bening atau zona bersih dengan

menggunakan penggaris

39 Pengelolaan data

Pada penelitian ini menggunakan data yang merupakan variable numerik

lebih dari 2 kelompok yang tidak berpasangan sehingga analisis data

menggunakan uji One Way ANOVA (distribusi data normal dan varians data harus

homogen) Namun jika distribusi data tidak normal maka uji alternatif yang

dilakukan adalah uji ststistik nonparameter Kruskall-Wallis Untuk menentukan

konsentrasi mana yang memiliki kebermaknaan maka dilakukan analisis Post Hoc

menggunakan uji Mann-Whitney

20

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

41 Efek Ekstrak Jahe (Zingiber officinale Roscoe) terhadap Pertumbuhan

Streptococcus viridans

Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan uji metode disc diffusion

secara triplo dengan beberapa konsentrasi ekstrak jahe (100 mgml 200 mgml

500 mgml 600 mgml 800 mgml dan 1000 mgml) Blank disc yang telah

direndam dalam ekstrak selama 10-15 menit diletakkan pada media pertumbuhan

Agar Darah yang terinokulasi bakteri Streptococcus viridans kemudian

diinkubasi selama 24 jam pada suhu 37oC Ekstrak jahe diketahui dapat

memberikan efek menghambat pertumbuhan bakteri Streptococcus viridans yang

terlihat dari terbentuknya zona hambat disekitar blank disc

Grafik 42 Diameter rata-rata zona hambat

Pada hasil pengamatan didapatkan berbagai diameter zona hambat yang

terbentuk dari masing-masing konsentrasi ekstrak jahe yang digunakan Rata-rata

diameter pada konsentrasi 100 mgml sebesar 667 mm dengan standar deviasi

058 Pada konsentrasi 200 mgml sebesar 767 mm dengan standar deviasi 058

000

500

1000

1500

2000

2500

3000

1 2 3 4 5 6 7 8

Leb

ar Z

on

a H

amb

at (

mm

)

Konsentrasi Ekstrak Jahe (mgml)

100 200 500

600 1000

K(-) K(+) 800

21

Pada konsentrasi 500 mgml sebesar 9 mm dengan standar deviasi 0 Pada

konsentrasi 600 mgml sebesar 10 mm dengan standar deviasi 0 Pada konsentrasi

800 mgml sebesar 11 mm dengan standar deviasi 0 Pada konsentrasi 1000

mgml sebesar 1233 mm dengan standar deviasi 058 Pada uji kontrol positif

yang menggunakan antibiotik penisilin terbentuk zona hambat dengan rata-rata

sebesar 2983 mm dengan standar deviasi 029 Pada uji kontrol negatif yang

menggunakan etanol 96 tidak terbentuk zona hambat yang memberikan arti

bahwa tidak adanya hambatan terhadap pertumbuhan bakteri Streptococcus

viridans

Data penelitian diatas menunjukkan bahwa data tidak memenuhi syarat

untuk melakukan uji One-Way Annova maka digunakan uji Kruskall-Wallis19

Pada uji Kruskall-Wallis menunjukkan nilai signifikan atau bermakna yang mana

dapat dikatakan bermakna jika p lt 005 sehingga diketahui bahwa berbagai

konsentrasi ekstrak jahe yang digunakkan pada penelitian ini berpengaruh

terhadap pertumbuhan bakteri Streptococcus viridans

Tabel 41 Hasil Analisis Post Hoc dengan Menggunakan Uji Mann-Whitney

Perlakuan Analisis Multikomparasi dengan Uji Mann-Whitney

Etanol 100

mgml

200

mgml

500

mgml

600

mgml

800

mgml

1000

mgml

Penisilin

Etanol 0034 0034 0025 0025 0025 0034 0034

100 mgml 0099 0034 0034 0034 0043 0043

200 mgml 0034 0034 0034 0043 0043

500 mgml 0025 0025 0034 0034

600 mgml 0025 0034 0034

800 mgml 0034 0034

1000 mgml 0043

Penisilin

Keterangan p lt 005

Berdasarkan hasil statistik analisis Post Hoc yang didapatkan bahwa

terdapat perbedaan yang bermakna antar setiap konsentrasi dengan penisilin

dengan indeks kepercayaan 95 Akan tetapi terdapat konsentrasi yang tidak

memiliki perbedaan yang bermakna yaitu antar konsentrasi 100 mgml dan 200

22

mgml Pada penelitian ini diketahui bahwa respon yang terbentuk dari

penghambatan tumbuhnya bakteri Streptococcus viridans merupakan respon

lemah

Pemberian ekstrak jahe berpengaruh terhadap pertumbuhan bakteri

Streptococcus viridans Diameter rata-rata zona hambat terbesar didapatkan pada

pemberian 1000 mgml (1233 mm) kemudian dengan pemberian konsentrasi 800

mgml (10 mm) dan konsentrasi 600 mgml (11 mm) tetapi berbeda bila

dibandingkan dengan pemberian konsentrasi 100 mgml 200 mgml dan 500

mgml Semakin tinggi konsentrasi ekstrak jahe mengakibatkan semakin besar

diameter rata-rata zona hambat yang terbentuk terhadap pertumbuhan bakteri

Streptococcus viridans

Gambar 43 Efek ekstrak jahe terhadap pertumbuhan Streptococcus viridans

Aktivitas antibakteri yang ditimbulkan dari pemberian ekstrak jahe dapat

dihubungkan dengan adanya kandungan senyawa-senyawa kimia jahe

Kandungan utama jahe adalah seskuiterpen dan zingiberen Komponen lainnya

termasuk β-sesquiphellandrene bisabolene dan farnesene yang termasuk

seskuiterpen Jahe memiliki senyawa reaktif yang disebut terpenoid yang

menstimulasi produksi air liur dan merupakan senyawa penting dalam farmasi

(Ekam et al 2007)

Menurut Winarto (2007) berdasarkan dari analisa kimia diketahui bahwa

tanaman jahe mengandung senyawa antara lain flavonoida polivenol minyak

atsiri gingerol limonene oleoresin 18 cineole 10-dehydroginger dione 6-

K (+)

K (-)

100 mgml

500 mgml

200 mgml

K (+)

K (-)

1000 mgml

800 mgml

600 mgml

23

gingerdione alpha-linolenic acid arginine aspartic betha-sitosterol caprilic-

acid capcaicin chorogenic acid farnesal farnese dan farnesol20

Minyak atsiri dan oleoresin merupakan senyawa kimia yang mampu

menghambat pertumbuhan dan membunuh bakteri dengan merusak membran

plasma bakteri merusak sistem kerja sel dan menyebabkan lisis pada sel bakteri

Selain itu struktur 3 dimensi protein terganggu sehingga menyebabkan protein

terdenaturasi Setelah mengalami denaturasi deret asam amino pada bakteri tetap

utuh namun tidak dapat lagi melakukan fungsinya21

Penelitian telah dilakukan oleh Malu et al (2009) yang membuktikan bahwa

ekstrak jahe mengandung senyawa aktif yaitu zingiberene yang mampu

menghambat pertumbuhan bakteri Streptococcus viridans Pada penelitian

tersebut jahe yang sudah dilakukan pengeringan dan penggilingan menjadi bubuk

halus dengan menggunakan electric grinder dihasilkan serbuk jahe sebanyak 100

gram Serbuk jahe kemudian dibagi menjadi masing-masing 20 gram dan akan

dilakukan ekstraksi dengan berbagai pelarut (n-heksana etil asetat etanol soxhlet

dan air) Hasil yang didapatkan adalah adanya aktivitas antibakteri dari ekstrak

jahe dengan berbagai pelarut kecuali air Zona hambat yang terbentuk sebesar 5

mm 56 mm 7 mm dan 0 mm

Berdasarkan hasil yang diperoleh dari penelitian sebelumnya terdapat

perbedaan yang signifikan dengan penelitian ini Perbedaaan yang ada

dipengaruhi oleh metode pembuatan variabel konsentrasi berupa simplisia jenis

dan konsentrasi pelarut yang digunakan berupa n-heksana etil asetat etanol

soxhlet dan air tempat tanaman jahe diperoleh di pasar di Nigeria dan usia panen

tanaman jahe (semakin tua tanaman jahe saat dipanen semakin banyak

kandungan minyak atsiri di dalamnya)

Pada penelitian ini terdapat beberapa hambatan antara lain

1 Penggunaan media pertumbuhan Agar Darah yang baik bagi berbagai bakteri

sehingga mempermudah adanya kontaminasi

2 Bakteri Streptococcus viridans yang tidak dapat bertahan hidup dalam waktu

yang cukup lama

24

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

51 Kesimpulan

Pada penelitian ini berdasarkan hasil uji efektivitas dan analisis statistik

dapat disimpulkan bahwa

1 Ekstrak tanaman jahe dengan pelarut etanol 96 dapat memberikan efek

hambat terhadap pertumbuhan bakteri Strptococcus viridans (p lt 005)

2 Rata-rata efek hambat yang paling besar terdapat pada konsentrasi ekstrak

jahe 1000 mgml yaitu sebesar 1233 mm konsentrasi 800 mgml sebesar

11 mm konsentrasi 600 mgml sebesar 10 mm konsentrasi 500 mgml

sebesar 9 mm konsentrasi 200 mgml sebesar 767 mm dan konsentrasi

100 mgml sebesar 667 mm

3 Efektivitas ekstrak jahe (Zingiber officinale Roscoe) terhadap

pertumbuhan Streptococcus viridans termasuk dalam golongan respon

lemah

52 Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang ada maka disarankan bagi peneliti

selanjutnya

1 Melakukan penelitian lebih lanjut tentang pengaruh konsentrasi ekstrak

tanaman jahe terhadap bakteri Streptococcus viridans dengan menggunakan

konsentrasi yang lebih kecil daripada penelitian ini

2 Melakukan penelitian lebih lanjut tentang kerja antibakteri ekstrak jahe

terhadap bakteri lainnya

3 Melakukan uji aktivitas antibakteri esktrak tanaman jahe terhadap bakteri

Streptococcus viridans secara in-vivo

25

DAFTAR PUSTAKA

1 Fathia S dkk Aktivitas Antimikroba Ekstrak Jahe (Zingiber officinale

Roscoe) Terhadap Beberapa Bakteri Patogen Bogor Institut Pertanian

Bogor 2011

2 Santoso B Jahe Yogyakarta Penerbit Kanisius 15-17

3 Departemen Kesehatan RI Profil Kesehatan Indonesia Jakarta

Departemen Kesehatan RI 2005 Diunduh dari httpwwwdepkesgoid

Diakses pada 20 Januari 2013

4 Departemen Kesehatan RI Pharmaceutical Care Untuk Penyakit Saluran

Pernapasan 2005

5 Bisno A Acute Pharyngitis N Engl J Med 2001 344(3) Diunduh dari

httpwwwnejmorg Diakses pada 14 Februari 2013

6 Malu S Obochi G Tawo N Nyong B Antibacterial Activity And

Medicinal Properties Of Ginger (Zingiber officinale) Global Journal Of

Pure And Applied Sciences Nigeria 2009 Vol(3) 365-368

7 Astuti V Uji Antibakteri Ekstrak Jahe (Zingiber officinale Roscoe)

Terhadap Pertumbuhan Bakteri Escherichia coli Dan Staphylococcus

aureus Secara In Vitro Semarang Universitas Diponegoro 2000

8 Rukmana R Usaha Tani Jahe Yogyakarta Penerbit Kanisius 12-17

9 Miksusanti Kajian Aktivitas Antibakteri Minyak Atsiri Temu Kunci dan

Aplikasinya dalam Fil Edibel Antibakteri Bogor Institut Pertanian Bogor

2008

10 Kaushik P Evaluation of Various Crude Extracts of Zingiber officinale

Rhizome for Potential Antibacterial Activity A Study in Vitro India

Department of Botany and Microbiology Gurukul Kangri University

Scientific Research 2011 Diunduh di httpwwwSciRPorgjournalaim

Diakses 16 Februari 2013

11 Fathona D Kandungan Gingerol dan Shogaol Intensitas Kepedasan dan

Penerimaan Panelis terhadap Oleoresin Jahe gajah (Zingiber officinale

var Roscoe) Jahe Emprit (Zingiber officinale var Amarum) dan Jahe

Merah (Zingiber officinale var Rubrum) Bogor Institut Pertanian Bogor

2011

12 Duke J et al Handbook of Medicinal Hebrs United State of America

CRC Press 2000 327-328

26

13 Brooks GF Butel JS Ornston NL Mikrobiologi Kedokteran Jawetz

Jakarta Penerbit Buku Kedokteran EGC 1996 327-338

14 Chatim A Suharto Sterilisasi dan Desinfeksi Dalam Staf Pengajar

FKUI Buku Ajar Mikrobiologi Kedokteran Jakarta Binarupa Aksara

Publisher 64-69

15 Topazian R et al Oral and Maxillofacial Infections Philadelphia WB

Saunders Company 33-34

16 Refoua A Study of Streptococcus Viridans in the Maxillofacial Region

Original Article University of Medical Sciences Tehran Iran

2005Vol(4) 174-177

17 Kusmiyati Uji Aktivitas Senyawa Antibakteri dari Mikroalga

Porphyridium cruentum Pusat Penelitian Bioteknologi Lembaga Ilmu

Pengetahuan Indonesia (LIPI) Cibinong 2007 Vol(1) 48-53

18 Greenwood Antibiotics Susceptibility (Sensitivity) Test Antimicrobial and

Chemotheraphy United State of America Mc Graw Hill Company 1995

19 Dahlan M Sopiyudin Statistik untuk Kedokteran dan Kesehatan Edisi 3

Jakarta Salemba Medika 2009 83-105

20 Winarto W Tanaman Obat Indonesia Untuk Pengobatan Herbal

Karyasari Herba Media 2007

21 Hertiani T et al Effect of Indonesian Medicinal Plants Essential Oils on

Streptococcus mutans Biofilm Yogyakarta Faculty of Pharmacy UGM

2011

27

LAMPIRAN

Lampiran 1

Hasil IdentifikasiDeterminasi Bahan Uji

28

Lampiran 2

Hasil Ekstraksi Jahe

29

Lampiran 3

Data Hasil Uji Statistik

UJI NORMALITAS

30

31

32

33

34

35

36

37

38

39

40

41

42

43

44

45

46

Lampiran 4

Alat dan Bahan

Media Agar Darah Ekstrak Jahe Timbangan Tabung

Reaksi Sendok

Etanol 96 Ose Pinset

Tisu Spirtus Cawan Petri Vortex

Laminar Air Flow Lemari Pendingin

47

Lampiran 5

Uji Antibakteri Jahe Terhadap Streptococcus viridan

K (+)

K (-)

100mgml

500mgml

200mgml

K (-)

K (+)

600mgml 1000mgml

800mgml

48

Lampiran 6

Riwayat Penulis

Identitas

Nama Sidqa Hanief

Jenis Kelamin Perempuan

Tempat Tanggal Lahir Jakarta 21 Desember 1992

Agama Islam

Alamat Jl Masjid Al Munir No 44 RT 012 RW 003 Jakarta

Timur

Email sidqahnfhotmailcom

Riwayat Pendidikan

1997-1998 TK Purwarini Jakarta

1998-2004 SDS Angkasa 3 Jakarta

2004-2007 SMP Negeri 81 Jakarta

2007-2010 SMA Madania Indonesian School Bogor

2010-sekarang Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

Page 6: Efektivitas Ekstrak Jahe (Zingiber officinale Roscoe) Terhadap ...

viii

BAB 3 METODE PENELITIANhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 16

31 Desaign Penelitianhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 16

33 Bahan yang Diujihelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 16

34 Sampel Bakterihelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 16

35 Indentifikasi Variabelhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 16

351 Variabel Bebashelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 16

351 Variabel Terikathelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 16

36 Alat dan Bahan Penelitianhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 17

361 Alat Penelitianhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 17

362 Bahan Penelitianhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 17

37 Alur Penelitianhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 17

38 Cara Kerja Penelitianhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 18

381 Tahap Persiapanhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 18

382 Tahap Uji Efektivitas Ekstrak Jahehelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 18

39 Pengelolaan Datahelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 19

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASANhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 20

BAB 5 PENUTUPhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 24

DAFTAR PUSTAKAhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 25

LAMPIRANhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 27

ix

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 21 Karakteristik Tiga Jenis Utama Jahehelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 7

Tabel 22 Kandungan Senyawa yang terdapat dalam Jahehelliphelliphelliphelliphelliphellip 8

Tabel 23 Klasifikasi Respon Hambatan Pertumbuhan Bakterihelliphelliphelliphellip 13

Tabel 41 Hasil Analisis Post Hoc dengan Menggunakan Uji Mann-

Whitneyhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip

21

x

DAFTAR GRAFIK

Halaman

Grafik 42 Diameter Rata-Rata Zona Hambathelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 20

xi

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 21 Pohon Jahehelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 5

Gambar 22 Rimpang Jahehelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 6

Gambar 23 Pewarnaan Gram Positif Bakteri Streptococcus viridanshellip 9

Gambar 24 Biakan Streptococcus viridans pada Media Agar Darahhelliphellip 10

Gambar 43 Efek Ekstrak Jahe terhadap Pertumbuhan Streptococcus

Viridanshelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip

22

xii

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1 Hasil Identifikasi Bahan Ujihelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip

Lampiran 2 Hasil Ekstraksi Jahehelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip

Lampiran 3 Data Hasil Uji Statistikhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip

Lampiran 4 Alat dan Bahanhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip

Lampiran 5 Uji Antibakteri Jahe Terhadap Streptococcus viridanshelliphelliphelliphellip

Lampiran 6 Riwayat Penulishelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip

26

27

28

46

47

48

1

BAB I

PENDAHULUAN

11 Latar Belakang

Indonesia merupakan negara yang dikenal sebagai penghasil rempah-

rempah sejak dahulu kala Rempah-rempah banyak dimanfaatkan oleh masyarakat

Indonesia sebagai bahan dasar untuk kebutuhan pangan bahan obat-obatan dan

kosmetika Bagian dari tanaman rempah-rempah yang dapat digunakan antara lain

adalah kulit batang akar daun rimpang bunga buah dan biji Tanaman jahe

salah satu tanaman jenis rempah-rempah berbentuk rimpang yang banyak

dimanfaatkan secara tradisional sebagai minuman penghangat serta pereda batuk

nyeri dan diare12

Saat ini penggunaan jahe banyak dimanfaatkan untuk menangani penyakit

infeksi saluran pernapasan Penyakit infeksi pada saluran napas merupakan

penyakit yang banyak terjadi pada masyarakat baik infeksi saluran napas atas

maupun bawah penyakit infeksi ini sebagai salah satu penyebab utama kematian

(127)34

Secara umum penyebab dari penyakit infeksi saluran napas adalah

mikroorganisme namun yang terbanyak disebabkan oleh infeksi virus dan

bakteri Bakteri Streptococcus viridans merupakan salah satu bakteri yang dapat

menginfeksi saluran napas Penyakit infeksi ini masih menjadi masalah kesehatan

bagi masyarakat di Indonesia melihat masih tingginya angka kejadian penyakit

infeksi yang juga menimbulkan tingginya angka kematian terutama pada bayi dan

balita56

Hal tersebut memicu para peneliti untuk mencari pengobatan alternatif

yang sekiranya dapat dijadikan pilihan yang aman dikonsumsi oleh masyarakat

Pengobatan herbal sebagai pengobatan alternatif saat ini banyak dipilih karena

memiliki efek samping yang lebih sedikit harga yang lebih ekonomis dan telah

lama dimanfaatkan secara tradisional sebagai bahan dasar obat-obatan2

Upaya pemanfaatan ekstrak jahe telah banyak dilakukan oleh beberapa

penelitian baik di luar negeri maupun di Indonesia diantaranya dilakukan oleh

Akoachere et al (2002) telah membuktikan bahwa jahe mempunyai kemampuan

untuk menghambat pertumbuhan bakteri dan Sarah (2011) yang menguji ekstrak

jahe dengan pelarut etil asetat menunjukkan bahwa terdapat inhibitory zone pada

2

pertumbuhan beberapa bakteri patogen seperti Staphylococus aureus

Streptococcus viridans Bacillus cereus dan Salmonella

Kemampuan bahan aktif yang terkandung di dalam rempah-rempah

bergantung pada jenis senyawa dan konsentrasinya Senyawa dari jahe yang

kemungkinan mempunyai aktivitas sebagai antibakteri adalah minyak atsiri

terdiri atas senyawa-senyawa aktif sebagai berikut β-bisabolene β- farnesene

sesquiphelandrene zingiberen zingeron oleoresin kamfena limonen borneol

sineol sitral zingiberal felandren vitamin A B dan C serta senyawa-senyawa

flavonoid dan polifenol Senyawa aktif tersebut mengandung senyawa fenol yang

bekerja dengan cara merusak membran plasma sel bakteri dan mengganggu proses

koagulasi sel bakteri7

Berdasarkan hal tersebut di atas maka peneliti akan melakukan penelitian

mengenai efektivitas ekstrak jahe dengan menggunakan pelarut etanol yang

terbukti lebih efektif dibandingkan jenis pelarut organik lain sebagai antibakterial

terhadap pertumbuhan bakteri Streptococcus viridans dengan metode difusi agar

Penelitian ini diharapkan dapat melihat potensi jahe yang selama ini dikenal dapat

bermanfaat dalam penghambatan tumbuhnya bakteri Streptococcus viridans

12 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas rumusan masalah pada penelitian ini

adalah apakah terdapat pengaruh ekstrak jahe (Zingiber officinale Roscoe)

terhadap pertumbuhan bakteri Streptococcus viridans

13 Tujuan Penelitian

131 Tujuan Umum

Untuk mengetahui pengaruh ekstrak jahe (Zingiber officinale Roscoe)

terhadap pertumbuhan Streptococcus viridans

132 Tujuan Khusus

Untuk menentukan konsentrasi ekstrak jahe (Zingiber officinale

Roscoe) yang dapat menghambat pertumbuhan Streptococcus

viridans

3

14 Manfaat Penelitian

141 Bagi Peneliti

a Menambah pengetahuan dan wawasan penulis dalam menerapkan

ilmu yang diperoleh selama menjalani perkuliahan

b Menambah pengetahuan penulis tentang obat-obat herbal terutama

tentang efek jahe (Zingiber officinale Roscoe) yang ekstraknya

mampu menghambat pertumbuhan bakteri Streptococcus viridans

c Sebagai prasyaratan tugas dalam memperoleh gelar SKed (sarjana

kedokteran) di Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Program

Studi Pendidikan Dokter Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta

142 Bagi Institusi

a Menambah informasi dan literatur mengenai keilmuan

mikrobiologi

b Memajukan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

dan Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam

Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta dengan mempublikasikan

penelitian ini

143 Bagi Keilmuan

a Memberikan informasi mengenai efek ekstrak jahe (Zingiber

officinale Roscoe) terhadap pertumbuhan bakteri Streptococcus

viridans

b Menjadi bahan referensi bagi praktisi yang tertarik dalam

penelitian mikrobiologi

c Sebagai data dan informasi untuk melakukan penelitian lebih lanjut

mengenai pengaruh ekstrak jahe (Zingiber officinale Roscoe)

terhadap pertumbuhan bakteri Streptococcus viridans

144 Bagi Sosial

a Meningkatkan pemanfaatan bahan alami sebagai tanaman

berkhasiat obat dalam upaya peningkatan kesehatan masyarakat

dengan cara yang mudah dan ekonomis

4

b Memberikan pengetahuan dan masukan kepada semua kalangan

masyarakat bahwa tidak hanya penggunaan obat sintesis saja yang

dapat bersifat antibakterial tetapi tanaman herbal juga dapat

digunakan untuk mengurangi gejala yang ditimbulkan dari infeksi

saluran napas atas

5

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

21 Landasan Teori

211 Morfologi dan Klasifikasi Jahe (Zingiber officinale Roscoe)

Jahe termasuk tanaman yang berasal dari daerah Asia Tropik yang tersebar

di berbagai wilayah dari India sampai Cina Sejak zaman Kong Hu (551-479 SM)

jahe sudah dibudidayakan di India dan diekspor ke Cina Di kawasan Asia

tanaman jahe tersebar hampir di seluruh daerah tropika basah Saat ini tanaman

jahe dibudidayakan di berbagai daerah di Indonesia antara lain adalah Sumatera

Utara Bengkulu Jawa Barat Jawa Tengah dan Jawa Timur38

Gambar 21 Pohon Jahe

Sumber httpyudiansyahsukmanawordpresscom20100129jahe-1

Kedudukan tanaman jahe dalam taksonomi tumbuhan adalah sebagai

berikut

Kingdom Plantae

Divisi Spermatophyta

Subdivisi Angiospermae

Kelas Monocotyledonae

Ordo Zingiberales

Famili Zingiberaceae

6

Subfamili Zingiberoidae

Genus Zingiber

Spesies Zingiber officinale Roscoe

Jahe merupakan tanaman tahunan berbatang semu dengan tinggi antara 30

ndash 75 cm Berdaun sempit memanjang menyerupai pita dengan panjang 15 ndash 23

cm lebar lebih kurang 25 cm tersusun teratur dua baris berseling Tanaman jahe

hidup merumpun beranak-pinak menghasilkan rimpang dan berbunga Bungan

berupa malai yang tersembul pada permukaan tanah berbentuk tongkat atau bulat

telur dengan panjang lebih kurang 25 cm Mahkota bunga berbentuk tabung

dengan helaian agak sempit tajam berwarna kuning kehijauan Rimpang jahe

memiliki bentuk yang bervariasi mulai agak pipih sampai bulat panjang dengan

warna putih kekuning-kuningan hingga kuning kemerah-merahan Di Indonesia

jahe dikenal dengan beberapa nama anatara lain halia haliya lea lia lahia jhai

jahi jhahik moyuman beuing hairale masin manas reja pimedas jahja padeh

sipode sipadas pege bahing ai manas naije sedap sehi sewe laie gore

gisoro gihori dan yoyo89

Gambar 22 Rimpang Jahe

Sumber httpcaramudahdietblogspotcom201203manfaat-jahe-

untuk-kesehatan-tubuhhtml

Terdapat tiga jenis jahe berdasarkan ukuran bentuk dan warna rimpang

yaitu jahe gajah (Zingiber officinale Roscoe) atau jahe putih jahe putih kecil

(Zingiber officinale Amarum) atau jahe emprit dan jahe merah (Zingiber

officinale Rubrum) atau jahe sunti10

7

Tabel 21 Karakteristik Tiga Jenis Utama Jahe

Bagian tanaman Jahe gajah Jahe emprit Jahe merah

Struktur rimpang Besar berbuku Kecil berlapis Kecil berlapis

Warna irisan Putih

kekuningan

Putih

kekuningan

Jingga muda

sampai merah

Berat per rimpang (kg) 018 ndash 208 010 ndash 158 020 ndash 140

Diameter rimpang (cm) 847 ndash 850 327 ndash 405 420 ndash 426

Kadar minyak atsiri () 082 ndash 166 150 ndash 350 285 ndash 390

Kadar pati () 5510 5470 4499

Kadar serat () 689 659 -

Kadar abu () 660 ndash 757 739 ndash 890 746

Sumber Dimodifikasi dari Rostiana dkk (1991) Sri Yuliani dan Risfaheri (1990)

diacu dalam Bermawie dkk (1997)

212 Kandungan Kimiawi dan Manfaat Jahe

Menurut Rismunandar kandungan kimiawi yang terdapat pada rimpang jahe

menentukan aroma dan kepedasan jahe Terdapat beberapa faktor yang

mempengaruhi komposisi kimia rimpang jahe antara lain jenis jahe tanah dimana

jahe ditanam umur jahe saat dipanen pengolahan rimpang jahe dan ekosistem

tempat jahe berada8

Jahe memiliki kandungan minyak atsiri yang terdiri atas senyawa-senyawa

sesquiterpen zingiberen zingeron oleoresin kamfena limonen borneol sineol

sitral zingiberal felandren vitamin A B dan C serta senyawa-senyawa

flavonoid dan polifenol Substansi-substansi fenolitik berperan pada pembentukan

flavor yang dimana beberapa turunan fenolitik memberikan efek yang disebut

pungensi karena karakteristik oedas tajam dan sensasi menyengat Minyak atsiri

adalah minyak dari campuran zat yang mudah menguap dengan komposisi dan

titik didih yang berbeda berwarna kehijauan sampai kuning dan berbau khas

jahe Minyak atsiri dapat diperoleh dengan cara penyulingan dan hidrodestilasi912

8

Tabel 22 Kandungan Senyawa yang Terdapat dalam Jahe

Kandungan senyawa dalam jahe Senyawa

Minyak atsiri - geranial (259)

- a-zingiberen (95)

- (EE)-a-farnesen (76)

- neral (76)

- ar-curcumen (66)

- β-sesquiphellandren (2716)

- caryophyllen (1529)

- β-bisabolen (114)

Etanol oleoresin jahe - eugenol (498)

- zingeron (145)

- trans-6-shogaol (59)

- geraniol (37)

- borneol (19)

Methanol oleoresin jahe - zingeron (336)

- trans-6-shogaol (149)

- diacetoxy-[6]-gingerdiol (49)

- decanal (38)

- a-zingiberen (27)

CCl4 oleoresin jahe - zingeron (333)

- trans-6- shogaol (104)

- geranial (75)

- neral (49)

- methyldiacetoxy-[6]-gingerdione (35)

Isooktan oleoresin jahe - zingeron (305)

- palmitoleic acid (109)

- trans-6-shogaol (93)

- palmitic acid (89)

- diacetoxy-[6]-gingerdiol (33)

Sumber Singh et al (2008) El-Baroty et al (2010) Sacchetti et al (2005)

9

Oleoresin merupakan cairan kental berwarna kuning dengan rasa pedas yang

tajam larut dalam alkohol dan potroleum eter dan sedikit larut dalam air

Oleoresin mengandung senyawa aktif gingerol yang apabila selah melalui proses

penyimpanan dan pengeringan dapat berubah menjadi shogaol Senyawa-senyawa

kimia tersebut bekerja aktif untuk merusak membran luar dan membran

sitoplasma dinding sel bakteri11

213 Morfologi dan Klasifikasi Streptococcus viridans

Streptococcus merupakan salah satu flora normal yang terdapat dalam

rongga mulut Keberadaan bakteri tersebut tidak hanya memberikan efek yang

menguntungkan namun dapat merugikan bagi kesehatan mulut13

Gambar 23 Pewarnaan Gram Positif Bakteri Streptococcus viridans

Sumber httpwwwvitanaturalplpaciorkowiec-ropny-angina-

paciorkowcowa-ptonica-szkarlatyna

Streptococcus viridans adalah flora normal pada saluran napas atas yang

berperan untuk menjaga membran mukus Mikroorganisme ini bersifat Gram

positif berbentuk bulat dan tersusun dalam bentuk rantai selama pertumbuhannya

Mikroorganisme ini termasuk alpha hemolytic sehingga bila dilakukan

pembiakan dalam agar darah menunjukkan koloni berwarna kehijauan Pewarnaan

Gram didapatkan gambaran bentuk bulat berwarna ungu Streptococcus viridans

memiliki kekerabatan dengan spesies lain seperti Streptococcus mutans

Streptococcus anginosus Streptococcus mitis Streptococcus sanguis

Streptococcus salivarius dan Streptococcus bovis 13 14

10

Gambar 24 Biakan Streptococcus viridans pada media Agar Darah

Sumber httplibjiangnaneducnASM114-Introduce1htm

Klasifikasi Streptococcus viridans menurut Bergey

Ordo Eubacteriales

Famili Lactobacillaceae

Tribus Streptococcaceae

Genus Streptococcus

Spesies Streptococcus viridans

Pertumbuhan pada Streptococcus viridans tidak dihambat oleh optochin dan

koloninya tidak dapat larut dalam empedu (deoxycholate) Bakteri ini dapat

mencapai aliran darah akibat trauma dan dikenal sebagai penyebab utama

endokarditis pada katub jantung yang abnormal Selain itu beberapa bakteri S

viridans mensintesa polisakarida dari sukrosa dan berperan penting pada proses

pembentukan karies gigi13

2131 Patogenesis Streptococcus viridans

Penyakit yang ditimbulkan oleh infeksi Streptococcus dapat dipengaruhi

oleh beberapa macam faktor antara lain sifat biologik bakteri cara host

memberikan respons dan port drsquo entree bakteri13

Mulut merupakan organ yang

mengandung banyak bakteri dengan Streptococcus menjadi genus dominan

Orofaring terdapat campuran dari beberapa bakteri Streptococcus dan beberapa

spesies dari Streptococcus Streptococcus viridans mencegah kolonisasi bakteri

lain di rongga mulut dengan menjadi lebih agresif dari mikroorganisme lain

Berbagai bakteri bersaing dengan melakukan mucosal adherence dan

11

memproduksi bakteriosin yang mempunyai efek bakterisid Hanya sedikit yang

diketahui tentang mekanisme patogen pada Streptococcus viridans namun

diketahui bahwa bakteri tersebut dapat menghasilkan beberapa eksotoksin dan

enzim litik mengaktivasi komplemen menginduksi produksi dari sitokin15

Pada seseorang yang menjalani bedah mulut dan ekstraksi gigi memicu

terjadinya perdarahan 30 pasien akan mengalami bakteremia yang disebabkan

oleh Streptococcus viridans13

Streptococcus viridans adalah mikroorganisme

penyebab utama endokarditis bakterialis subakuta Lesi ini bersifat progresif dan

bagian yang mengalami penyembuhan akan mengalami inflamasi aktif dengan

vegetasi yang terdiri atas fibrin platelet sel darah dan bakteri yang melekat pada

katup jantung Menurut Refuoa selain endokarditis dilaporkan juga dalam

penelitiannya bahwa Streptococcus viridans mempunyai peranan dalam terjadinya

dental abcesses16

214 Antimikroba

Antimikroba merupakan substansi kimia yang berasal dari berbagai macam

mikroorganisme dalam konsentrasi rendah namun mampu menghambat

pertumbuhan mikroorganisme lainnya

Antibiotika mempunyai sifat-sifat

antibiotika antara lain menghambat atau membunuh patogen tanpa merusak host

bersifat bakterisid tidak ada resistensi pada bakteri tidak bersifat alergenik tetap

aktif dalam plasma dan eksudat larut di dalam air dan stabil dan bactericidal

level di dalam tubuh cepat dicapai dan bertahan untuk waktu lama14

2141 Mekanisme kerja antimikroba

Antimikroba yang mempunyai sifat bakteriostatik dapat menghambat

pertumbuhan bakteri dan membunuh bakteri Terdapat beberapa mekanisme kerja

antimikroba antara lain

1 Antimikroba yang mempengaruhi dinding sel

Mikroorganisme memiliki dinding sel yang merupakan struktur kaku

yang terdiri dari suatu kompleks polimer mukopeptida Dinding sel ini

menjaga tekanan osmotik di dalam bakteri sehingga mampu mencegah

gangguan dalam sintesisnya Antibiotika yang dapat menghambat reaksi

12

dalam proses sintesis dinding sel adalah penisilin fosfomisin sikloserin

ristosetin vankomisin dan basitrasin13

2 Antimikroba yang merusak membran sel

Beberapa antibiotika yang mampu merusak kehidupan sel

mikroorganisme Membran sel sebagai pembatas osmotik bagi difusi

antara lingkungan luar dan dalam sel Obat seperti polimiksin yang

merupakan kelompok polipeptida sederhana yang sukar berdifusi dan

sangat toksik 13

3 Antimikroba yang mengganggu fungsi DNA

Obat antimikroba yang berfungsi untuk merusak fungsi DNA hanya

beberapa saja yang dapat dipakai karena faktor toksisitasnya Antimikroba

yang bekerja sesuai dengan mekanisme tersebut adalah mitosin dan asam

nalidiksat 13

4 Antimikroba yang menghambat sintesis protein

Sintesis protein pada mikroorganisme berlangsung di ribosom

dengan bantuan mRNA dan tRNA Terdapat dua hasil akhir dari proses

sintesis protein yaitu transkripsi atau sintesis asam ribonukleat yang DNA-

dependent dan translasi atau sintesis protein yang RNA-dependent

Antimikroba yang mampu menghambat sintesis protein adalah rifampisin

aminoglikosida tetrasiklin dan kloramfenikol 13

2142 Metode uji antimikroba

Uji antimikroba dilakukan dengan metode difusi dan metode dilusi untuk

mengukur nilai konsentrasi hambat minimum (KHM)

A Metode difusi

Pada metode difusi dilakukan pengukuran daya hambat dari senyawa

antimikroba yang terkandung dalam ekstrak Metode ini merupakan metode yang

paling umum digunakan Metode difusi dibedakan melalui 3 cara yaitu

a Metode disc diffusion

Metode ini menggunakan blank disc yang berfungsi untuk menampung

zat antimikroba Blank disc yang mengandung zat antimikroba diletakkan di atas

13

permukaan media pertumbuhan yang telah diinokulasi Setelah itu diinkubasi

pada pada suhu 37oC selama 18-24 jam Hasil yang akan didapat adalah ada

tidaknya zona bening (clear zone) yang terbentuk di sekitar blank disc yang

menunjukan zona hambat pada pertumbuhan bakteri Dari hasil yang ditunjukan

dilakukan pengukuran dengan menggunakan penggaris Semakin besar zona

hambat yang dihasilkan semakin besar pula akitivitas suatu zat antimikroba1718

Tabel 23 Klasifikasi Respon Hambatan Pertumbuhan Bakteri

Diameter Zona Terang Respon Hambatan Pertumbuhan

gt20 mm Kuat

16-20 mm Sedang

10-15 mm Lemah

lt10 mm Tidak ada

Sumber Greenwood 1995

b Metode lubang (sumuranhole)

Pada metode ini media agar yang sudah diinokulasikan dengan bakteri

uji kemudian dibuat lubang atau sumur Lubang tersebut diisi ekstrak yang

mengandung zat antimikroba Setelah semua terisi oleh zat antimikroba

kemudian inkubasi pada waktu dan suhu optimum lalu dilakukan pengamatan

hambatan yang akan terbentuk 17

c Metode parit

Media pertumbuhan agar diinokulasikan dengan bakteri kemudian

dibuat sebidang parit Parit tersebut diisi dengan ekstrak dan diinkubasi pada

waktu dan suhu optimum pertumbuhan bakteri Setelah itu dilakukan pengamatan

dengan melihat ada atau tidaknya hambatan yang terbentuk 17

B Metode dilusi

Pada metode dilusi atau pengenceran senyawa antimikroba diencerkan

menjadi beberapa konsentrasi kemudian setiap konsentrasi tersebut dimasukkan

bakteri uji dalam media cair Lakukan inkubasi dan lihat apakah terdapat

pertumbuhan bakteri Pada umumnya metode ini terbagi menjadi dua metode

14

yaitu metode dilusi cair dan padat Kedua metode tersebut digunakan untuk

menentukan konsentrasi hambat minimal (KHM) dan konsentrasi bunuh minimal

(KBM) dari zat antimikroba terhadap bakteri uji Namun terbedakan dengan

media yang digunakan 18

22 Kerangka Teori

23 Kerangka Konsep

Ekstrak jahe

(Zingiber

officinale

Roscoe)

Koloni

Streptococcus

viridans

Pertumbuhan

koloni normal

Hambatan pada

pertumbuhan koloni

(+)

Zona hambat (+)

Ekstrak Jahe

Minyak atsiri dan oleoresin

β-bisabolene β- farnesene

sesquiphelandrene Gingerol

Shagaol Bisabolene

Merusak membran plasma sel

bakteri Streptococcus viridans

15

23 Definisi Operasional

No Variabel Definisi

Operasional

Alat Ukur Hasil Ukur Skala

Ukur

1 Zona hambat

Sviridans

Daerah

sekeliling blank

disc yang tidak

ditemukan

adanya

pertumbuhan S

viridans

Penggaris Diameter

zona bersih

(clear zone)

Numerik

2 Konsentrasi

ekstrak jahe

(100mgml

200mgml

500mgml

600mgml

800mgml

1000mgml)

Jahe yang sudah

dikeringkan

yang kemudian

dilarutkan

dengan

konsentrasi yang

telah ditentukan

Mikro

pipet

Jumlah

ekstrak sesuai

dengan

konsentrasi

pada setiap

tabung

Kategorik

3 Larutan

kontrol

negatif

Larutan kontrol

negatif yang

berisi etanol

96

Mikro

pipet

Blank disc

berisi etanol

96

Kategorik

4 Kontrol

positif

Kontrol positif

berupa blank

disc berisi

antibiotik

penisilin

Tidak ada Blank disc

berisi

antibiotik

penisilin

Kategorik

16

BAB III

METODE PENELITIAN

31 Desain Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental

32 Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada bulan Desember 2012 sampai bulan Juli

2013 di Laboratorium Mikrobiologi Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan

Universitas Islam Negeri Jakarta Proses ekstraksi jahe (Zingiber officinale

Roscoe) dilakukan oleh Balai Penelitian Tanaman Rempah dan Obat (BALITRO)

Bogor

33 Bahan yang Diuji

Ekstrak jahe (Zingiber officinale Roscoe) yang telah diekstraksi oleh Balai

Penelitian Tanaman Rempah dan Obat (BALITRO) Bogor

34 Sampel Bakteri

Bakteri Streptococcus viridans yang diisolasi pada media Agar darah dan

diinkubasi pada suhu 37degC selama 24 jam

35 Identifikasi Variabel

351 Variabel Bebas

Ekstrak jahe (Zingiber officinale Roscoe) dengan konsentrasi 100 mgml

200 mgml 500 mgml 600 mgml 800 mgml 1000 mgml

`352 Variabel Terikat

Pertumbuhan bakteri Streptococcus viridans dalam media pertumbuhan

Agar Darah

17

36 Alat dan Bahan Penelitian

361 Alat Penelitian

Tabung reaksi mikro pipet vortex bunsen alkohol ose cawan petri

penggaris korek api rak tabung autoclave baki alumuniumfoil swab kapas

erlenmeyer inkubator penggaris label alat tulis laminar air flow tisu pinset

dan kamera

362 Bahan Penelitian

Jahe pelarut etanol 96 pembenihan Agar darah larutan pengencer

thioglikolat biakan Streptococcus viridans blank disc blank disc berisi antibiotik

penicillin

37 Alur Penelitian

Kultur bakteri Streptococcus viridans

di media Agar Darah

Pembuatan konsentrasi ekstrak jahe

Timbang ekstrak jahe dengan berat

1000 800 600 500 200 dan 100

gram masukkan ke dalam tabung

Masukkan 1 ose Streptococcus

viridans ke dalam larutan thioglikolat

Usapkan bakteri ke media Agar Darah

dengan swab kapas steril

Thioglikolat dan Streptococcus

viridans divortex hingga omogen Masukkan 1ml etanol 96 ke dalam

masing-masing tabung

Pindahkan konsentrasi ekstrak jahe

yang homogen ke cawan petri

Blank disc diletakkan di media Agar

Darah yang telah diberi bakteri

Streptococcus viridans

Ekstrak jahe dan etanol 96 divortex

hingga homogen

Kekeruhan distandarisasi dengan

menggunakan larutan standarisasi

konsentrasi 05 Mac Farland

Inkubasi selama 24 jam

Amati dan ukur zona hambat yang

terbentuk

Rendam blank disc ke dalam cawan

petri selama 10-15 menit

18

38 Cara Kerja Penelitian

381 Tahap Persiapan

3811 Sterilisasi Alat dan Bahan

Seluruh alat yang akan digunakan sebelumnya dicuci bersih dikeringkan

dan dibungkus dengan kertas Setelah itu sterilisasi dapat dilakukan dengan

menggunakan autoclave selama 15-30 menit dan kemudian mengatur tekanan

sebesar 15 dynecm3 (1 atm) dan suhu sebesar 121

o C

3812 Persiapan Sampel

Jahe diperoleh dari pasar tradisional di Jakarta Timur yang homogen

sebanyak 4 kilogram Kemudian dilakukan pembuatan ekstrak jahe di Balai

Penelitian Tanaman Rempah dan Obat (BALITRO) Bogor Proses ekstraksi

meliputi pencucian pegirisan dan pengeringan Pada jahe yang sudah meliputi

tahap pengeringan kemudian diekstraksi melalui proses maserasi dengan pelarut

etanol 96 Pada penelitian ini digunakan 4 kg jahe yang dimana setelah

mengalami proses ekstraksi didapatkan ekstrak kental sebanyak 500 gram

3813 Pembuatan stok bakteri

Pembuatan stok bakteri ini dilakukan untuk memperbanyak bakteri

dengan cara menginokulasikan 1 ose biakan murni bakteri Streptococcus viridans

dalam media agar darah kemudian diinkubasi selama 24 jam dengan suhu 37degC

di dalam inkubator

3814 Pembuatan stok variabel konsentrasi

Stok ekstrak jahe akan dibuat dalam berbagai konsentrasi yaitu konsentrasi

100 mgml 200 mgml 500 mgml 600 mgml 800 mgml dan 1000 mgml

Etanol 96 digunakan sebagai kontrol negatif dan antibiotik penisilin sebagai

kontrol positif sehingga seluruhnya berjumlah 8 variabel Penelitian ini

dikerjakan secara triplet Blank disc dimasukkan ke dalam masing-masing stok

variabel konsentrasi selama 10-15 menit Kemudian masing-masing stok variabel

akan dimasukkan ke dalam 6 cawan petri (1 cawan petri akan berisi 3 blank disc

kosong kontrol negatif dan penisilin sebagai kontrol positif) yang akan digunakan

dalam tahap pengujian selanjutnya

19

382 Tahap uji efektivitas ekstrak jahe

Bakteri diencerkan dengan mencampurkan 1 ose bakteri Streptococcus

viridans ke dalam tabung reaksi yang telah berisi thiloglikolat steril kemudian

dihomogenkan dengan menggunakan vortex dan kekeruhannya distandarisasi

dengan konsentrasi 05 Mac Farland Bakteri dalam thioglikolat yang telah

terstandarisasi dioleskan pada media pertumbuhan Agar Darah (AD) dengan

menggunakan swab kapan steril Konsentrasi ekstrak jahe kemudian dimasukkan

ke dalam cawan petri dan rendam blank disc selama plusmn 15 menit Setelah dilakukan

perendaman blank disc diletakkan di atas permukaan media pertumbuhan yang

sudah diolesi dengan campuran bakteri dan thioglikolat secara higienis di dalam

laminar air flow Media Agar Darah kemudian diinkubasi ke dalam inkubator

pada suhu 37oC selama 24 jam Setelah 24 jam dilakukan pengukuran diameter

zona hambat yang terbentuk sebagai area bening atau zona bersih dengan

menggunakan penggaris

39 Pengelolaan data

Pada penelitian ini menggunakan data yang merupakan variable numerik

lebih dari 2 kelompok yang tidak berpasangan sehingga analisis data

menggunakan uji One Way ANOVA (distribusi data normal dan varians data harus

homogen) Namun jika distribusi data tidak normal maka uji alternatif yang

dilakukan adalah uji ststistik nonparameter Kruskall-Wallis Untuk menentukan

konsentrasi mana yang memiliki kebermaknaan maka dilakukan analisis Post Hoc

menggunakan uji Mann-Whitney

20

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

41 Efek Ekstrak Jahe (Zingiber officinale Roscoe) terhadap Pertumbuhan

Streptococcus viridans

Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan uji metode disc diffusion

secara triplo dengan beberapa konsentrasi ekstrak jahe (100 mgml 200 mgml

500 mgml 600 mgml 800 mgml dan 1000 mgml) Blank disc yang telah

direndam dalam ekstrak selama 10-15 menit diletakkan pada media pertumbuhan

Agar Darah yang terinokulasi bakteri Streptococcus viridans kemudian

diinkubasi selama 24 jam pada suhu 37oC Ekstrak jahe diketahui dapat

memberikan efek menghambat pertumbuhan bakteri Streptococcus viridans yang

terlihat dari terbentuknya zona hambat disekitar blank disc

Grafik 42 Diameter rata-rata zona hambat

Pada hasil pengamatan didapatkan berbagai diameter zona hambat yang

terbentuk dari masing-masing konsentrasi ekstrak jahe yang digunakan Rata-rata

diameter pada konsentrasi 100 mgml sebesar 667 mm dengan standar deviasi

058 Pada konsentrasi 200 mgml sebesar 767 mm dengan standar deviasi 058

000

500

1000

1500

2000

2500

3000

1 2 3 4 5 6 7 8

Leb

ar Z

on

a H

amb

at (

mm

)

Konsentrasi Ekstrak Jahe (mgml)

100 200 500

600 1000

K(-) K(+) 800

21

Pada konsentrasi 500 mgml sebesar 9 mm dengan standar deviasi 0 Pada

konsentrasi 600 mgml sebesar 10 mm dengan standar deviasi 0 Pada konsentrasi

800 mgml sebesar 11 mm dengan standar deviasi 0 Pada konsentrasi 1000

mgml sebesar 1233 mm dengan standar deviasi 058 Pada uji kontrol positif

yang menggunakan antibiotik penisilin terbentuk zona hambat dengan rata-rata

sebesar 2983 mm dengan standar deviasi 029 Pada uji kontrol negatif yang

menggunakan etanol 96 tidak terbentuk zona hambat yang memberikan arti

bahwa tidak adanya hambatan terhadap pertumbuhan bakteri Streptococcus

viridans

Data penelitian diatas menunjukkan bahwa data tidak memenuhi syarat

untuk melakukan uji One-Way Annova maka digunakan uji Kruskall-Wallis19

Pada uji Kruskall-Wallis menunjukkan nilai signifikan atau bermakna yang mana

dapat dikatakan bermakna jika p lt 005 sehingga diketahui bahwa berbagai

konsentrasi ekstrak jahe yang digunakkan pada penelitian ini berpengaruh

terhadap pertumbuhan bakteri Streptococcus viridans

Tabel 41 Hasil Analisis Post Hoc dengan Menggunakan Uji Mann-Whitney

Perlakuan Analisis Multikomparasi dengan Uji Mann-Whitney

Etanol 100

mgml

200

mgml

500

mgml

600

mgml

800

mgml

1000

mgml

Penisilin

Etanol 0034 0034 0025 0025 0025 0034 0034

100 mgml 0099 0034 0034 0034 0043 0043

200 mgml 0034 0034 0034 0043 0043

500 mgml 0025 0025 0034 0034

600 mgml 0025 0034 0034

800 mgml 0034 0034

1000 mgml 0043

Penisilin

Keterangan p lt 005

Berdasarkan hasil statistik analisis Post Hoc yang didapatkan bahwa

terdapat perbedaan yang bermakna antar setiap konsentrasi dengan penisilin

dengan indeks kepercayaan 95 Akan tetapi terdapat konsentrasi yang tidak

memiliki perbedaan yang bermakna yaitu antar konsentrasi 100 mgml dan 200

22

mgml Pada penelitian ini diketahui bahwa respon yang terbentuk dari

penghambatan tumbuhnya bakteri Streptococcus viridans merupakan respon

lemah

Pemberian ekstrak jahe berpengaruh terhadap pertumbuhan bakteri

Streptococcus viridans Diameter rata-rata zona hambat terbesar didapatkan pada

pemberian 1000 mgml (1233 mm) kemudian dengan pemberian konsentrasi 800

mgml (10 mm) dan konsentrasi 600 mgml (11 mm) tetapi berbeda bila

dibandingkan dengan pemberian konsentrasi 100 mgml 200 mgml dan 500

mgml Semakin tinggi konsentrasi ekstrak jahe mengakibatkan semakin besar

diameter rata-rata zona hambat yang terbentuk terhadap pertumbuhan bakteri

Streptococcus viridans

Gambar 43 Efek ekstrak jahe terhadap pertumbuhan Streptococcus viridans

Aktivitas antibakteri yang ditimbulkan dari pemberian ekstrak jahe dapat

dihubungkan dengan adanya kandungan senyawa-senyawa kimia jahe

Kandungan utama jahe adalah seskuiterpen dan zingiberen Komponen lainnya

termasuk β-sesquiphellandrene bisabolene dan farnesene yang termasuk

seskuiterpen Jahe memiliki senyawa reaktif yang disebut terpenoid yang

menstimulasi produksi air liur dan merupakan senyawa penting dalam farmasi

(Ekam et al 2007)

Menurut Winarto (2007) berdasarkan dari analisa kimia diketahui bahwa

tanaman jahe mengandung senyawa antara lain flavonoida polivenol minyak

atsiri gingerol limonene oleoresin 18 cineole 10-dehydroginger dione 6-

K (+)

K (-)

100 mgml

500 mgml

200 mgml

K (+)

K (-)

1000 mgml

800 mgml

600 mgml

23

gingerdione alpha-linolenic acid arginine aspartic betha-sitosterol caprilic-

acid capcaicin chorogenic acid farnesal farnese dan farnesol20

Minyak atsiri dan oleoresin merupakan senyawa kimia yang mampu

menghambat pertumbuhan dan membunuh bakteri dengan merusak membran

plasma bakteri merusak sistem kerja sel dan menyebabkan lisis pada sel bakteri

Selain itu struktur 3 dimensi protein terganggu sehingga menyebabkan protein

terdenaturasi Setelah mengalami denaturasi deret asam amino pada bakteri tetap

utuh namun tidak dapat lagi melakukan fungsinya21

Penelitian telah dilakukan oleh Malu et al (2009) yang membuktikan bahwa

ekstrak jahe mengandung senyawa aktif yaitu zingiberene yang mampu

menghambat pertumbuhan bakteri Streptococcus viridans Pada penelitian

tersebut jahe yang sudah dilakukan pengeringan dan penggilingan menjadi bubuk

halus dengan menggunakan electric grinder dihasilkan serbuk jahe sebanyak 100

gram Serbuk jahe kemudian dibagi menjadi masing-masing 20 gram dan akan

dilakukan ekstraksi dengan berbagai pelarut (n-heksana etil asetat etanol soxhlet

dan air) Hasil yang didapatkan adalah adanya aktivitas antibakteri dari ekstrak

jahe dengan berbagai pelarut kecuali air Zona hambat yang terbentuk sebesar 5

mm 56 mm 7 mm dan 0 mm

Berdasarkan hasil yang diperoleh dari penelitian sebelumnya terdapat

perbedaan yang signifikan dengan penelitian ini Perbedaaan yang ada

dipengaruhi oleh metode pembuatan variabel konsentrasi berupa simplisia jenis

dan konsentrasi pelarut yang digunakan berupa n-heksana etil asetat etanol

soxhlet dan air tempat tanaman jahe diperoleh di pasar di Nigeria dan usia panen

tanaman jahe (semakin tua tanaman jahe saat dipanen semakin banyak

kandungan minyak atsiri di dalamnya)

Pada penelitian ini terdapat beberapa hambatan antara lain

1 Penggunaan media pertumbuhan Agar Darah yang baik bagi berbagai bakteri

sehingga mempermudah adanya kontaminasi

2 Bakteri Streptococcus viridans yang tidak dapat bertahan hidup dalam waktu

yang cukup lama

24

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

51 Kesimpulan

Pada penelitian ini berdasarkan hasil uji efektivitas dan analisis statistik

dapat disimpulkan bahwa

1 Ekstrak tanaman jahe dengan pelarut etanol 96 dapat memberikan efek

hambat terhadap pertumbuhan bakteri Strptococcus viridans (p lt 005)

2 Rata-rata efek hambat yang paling besar terdapat pada konsentrasi ekstrak

jahe 1000 mgml yaitu sebesar 1233 mm konsentrasi 800 mgml sebesar

11 mm konsentrasi 600 mgml sebesar 10 mm konsentrasi 500 mgml

sebesar 9 mm konsentrasi 200 mgml sebesar 767 mm dan konsentrasi

100 mgml sebesar 667 mm

3 Efektivitas ekstrak jahe (Zingiber officinale Roscoe) terhadap

pertumbuhan Streptococcus viridans termasuk dalam golongan respon

lemah

52 Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang ada maka disarankan bagi peneliti

selanjutnya

1 Melakukan penelitian lebih lanjut tentang pengaruh konsentrasi ekstrak

tanaman jahe terhadap bakteri Streptococcus viridans dengan menggunakan

konsentrasi yang lebih kecil daripada penelitian ini

2 Melakukan penelitian lebih lanjut tentang kerja antibakteri ekstrak jahe

terhadap bakteri lainnya

3 Melakukan uji aktivitas antibakteri esktrak tanaman jahe terhadap bakteri

Streptococcus viridans secara in-vivo

25

DAFTAR PUSTAKA

1 Fathia S dkk Aktivitas Antimikroba Ekstrak Jahe (Zingiber officinale

Roscoe) Terhadap Beberapa Bakteri Patogen Bogor Institut Pertanian

Bogor 2011

2 Santoso B Jahe Yogyakarta Penerbit Kanisius 15-17

3 Departemen Kesehatan RI Profil Kesehatan Indonesia Jakarta

Departemen Kesehatan RI 2005 Diunduh dari httpwwwdepkesgoid

Diakses pada 20 Januari 2013

4 Departemen Kesehatan RI Pharmaceutical Care Untuk Penyakit Saluran

Pernapasan 2005

5 Bisno A Acute Pharyngitis N Engl J Med 2001 344(3) Diunduh dari

httpwwwnejmorg Diakses pada 14 Februari 2013

6 Malu S Obochi G Tawo N Nyong B Antibacterial Activity And

Medicinal Properties Of Ginger (Zingiber officinale) Global Journal Of

Pure And Applied Sciences Nigeria 2009 Vol(3) 365-368

7 Astuti V Uji Antibakteri Ekstrak Jahe (Zingiber officinale Roscoe)

Terhadap Pertumbuhan Bakteri Escherichia coli Dan Staphylococcus

aureus Secara In Vitro Semarang Universitas Diponegoro 2000

8 Rukmana R Usaha Tani Jahe Yogyakarta Penerbit Kanisius 12-17

9 Miksusanti Kajian Aktivitas Antibakteri Minyak Atsiri Temu Kunci dan

Aplikasinya dalam Fil Edibel Antibakteri Bogor Institut Pertanian Bogor

2008

10 Kaushik P Evaluation of Various Crude Extracts of Zingiber officinale

Rhizome for Potential Antibacterial Activity A Study in Vitro India

Department of Botany and Microbiology Gurukul Kangri University

Scientific Research 2011 Diunduh di httpwwwSciRPorgjournalaim

Diakses 16 Februari 2013

11 Fathona D Kandungan Gingerol dan Shogaol Intensitas Kepedasan dan

Penerimaan Panelis terhadap Oleoresin Jahe gajah (Zingiber officinale

var Roscoe) Jahe Emprit (Zingiber officinale var Amarum) dan Jahe

Merah (Zingiber officinale var Rubrum) Bogor Institut Pertanian Bogor

2011

12 Duke J et al Handbook of Medicinal Hebrs United State of America

CRC Press 2000 327-328

26

13 Brooks GF Butel JS Ornston NL Mikrobiologi Kedokteran Jawetz

Jakarta Penerbit Buku Kedokteran EGC 1996 327-338

14 Chatim A Suharto Sterilisasi dan Desinfeksi Dalam Staf Pengajar

FKUI Buku Ajar Mikrobiologi Kedokteran Jakarta Binarupa Aksara

Publisher 64-69

15 Topazian R et al Oral and Maxillofacial Infections Philadelphia WB

Saunders Company 33-34

16 Refoua A Study of Streptococcus Viridans in the Maxillofacial Region

Original Article University of Medical Sciences Tehran Iran

2005Vol(4) 174-177

17 Kusmiyati Uji Aktivitas Senyawa Antibakteri dari Mikroalga

Porphyridium cruentum Pusat Penelitian Bioteknologi Lembaga Ilmu

Pengetahuan Indonesia (LIPI) Cibinong 2007 Vol(1) 48-53

18 Greenwood Antibiotics Susceptibility (Sensitivity) Test Antimicrobial and

Chemotheraphy United State of America Mc Graw Hill Company 1995

19 Dahlan M Sopiyudin Statistik untuk Kedokteran dan Kesehatan Edisi 3

Jakarta Salemba Medika 2009 83-105

20 Winarto W Tanaman Obat Indonesia Untuk Pengobatan Herbal

Karyasari Herba Media 2007

21 Hertiani T et al Effect of Indonesian Medicinal Plants Essential Oils on

Streptococcus mutans Biofilm Yogyakarta Faculty of Pharmacy UGM

2011

27

LAMPIRAN

Lampiran 1

Hasil IdentifikasiDeterminasi Bahan Uji

28

Lampiran 2

Hasil Ekstraksi Jahe

29

Lampiran 3

Data Hasil Uji Statistik

UJI NORMALITAS

30

31

32

33

34

35

36

37

38

39

40

41

42

43

44

45

46

Lampiran 4

Alat dan Bahan

Media Agar Darah Ekstrak Jahe Timbangan Tabung

Reaksi Sendok

Etanol 96 Ose Pinset

Tisu Spirtus Cawan Petri Vortex

Laminar Air Flow Lemari Pendingin

47

Lampiran 5

Uji Antibakteri Jahe Terhadap Streptococcus viridan

K (+)

K (-)

100mgml

500mgml

200mgml

K (-)

K (+)

600mgml 1000mgml

800mgml

48

Lampiran 6

Riwayat Penulis

Identitas

Nama Sidqa Hanief

Jenis Kelamin Perempuan

Tempat Tanggal Lahir Jakarta 21 Desember 1992

Agama Islam

Alamat Jl Masjid Al Munir No 44 RT 012 RW 003 Jakarta

Timur

Email sidqahnfhotmailcom

Riwayat Pendidikan

1997-1998 TK Purwarini Jakarta

1998-2004 SDS Angkasa 3 Jakarta

2004-2007 SMP Negeri 81 Jakarta

2007-2010 SMA Madania Indonesian School Bogor

2010-sekarang Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

Page 7: Efektivitas Ekstrak Jahe (Zingiber officinale Roscoe) Terhadap ...

ix

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 21 Karakteristik Tiga Jenis Utama Jahehelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 7

Tabel 22 Kandungan Senyawa yang terdapat dalam Jahehelliphelliphelliphelliphelliphellip 8

Tabel 23 Klasifikasi Respon Hambatan Pertumbuhan Bakterihelliphelliphelliphellip 13

Tabel 41 Hasil Analisis Post Hoc dengan Menggunakan Uji Mann-

Whitneyhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip

21

x

DAFTAR GRAFIK

Halaman

Grafik 42 Diameter Rata-Rata Zona Hambathelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 20

xi

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 21 Pohon Jahehelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 5

Gambar 22 Rimpang Jahehelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 6

Gambar 23 Pewarnaan Gram Positif Bakteri Streptococcus viridanshellip 9

Gambar 24 Biakan Streptococcus viridans pada Media Agar Darahhelliphellip 10

Gambar 43 Efek Ekstrak Jahe terhadap Pertumbuhan Streptococcus

Viridanshelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip

22

xii

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1 Hasil Identifikasi Bahan Ujihelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip

Lampiran 2 Hasil Ekstraksi Jahehelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip

Lampiran 3 Data Hasil Uji Statistikhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip

Lampiran 4 Alat dan Bahanhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip

Lampiran 5 Uji Antibakteri Jahe Terhadap Streptococcus viridanshelliphelliphelliphellip

Lampiran 6 Riwayat Penulishelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip

26

27

28

46

47

48

1

BAB I

PENDAHULUAN

11 Latar Belakang

Indonesia merupakan negara yang dikenal sebagai penghasil rempah-

rempah sejak dahulu kala Rempah-rempah banyak dimanfaatkan oleh masyarakat

Indonesia sebagai bahan dasar untuk kebutuhan pangan bahan obat-obatan dan

kosmetika Bagian dari tanaman rempah-rempah yang dapat digunakan antara lain

adalah kulit batang akar daun rimpang bunga buah dan biji Tanaman jahe

salah satu tanaman jenis rempah-rempah berbentuk rimpang yang banyak

dimanfaatkan secara tradisional sebagai minuman penghangat serta pereda batuk

nyeri dan diare12

Saat ini penggunaan jahe banyak dimanfaatkan untuk menangani penyakit

infeksi saluran pernapasan Penyakit infeksi pada saluran napas merupakan

penyakit yang banyak terjadi pada masyarakat baik infeksi saluran napas atas

maupun bawah penyakit infeksi ini sebagai salah satu penyebab utama kematian

(127)34

Secara umum penyebab dari penyakit infeksi saluran napas adalah

mikroorganisme namun yang terbanyak disebabkan oleh infeksi virus dan

bakteri Bakteri Streptococcus viridans merupakan salah satu bakteri yang dapat

menginfeksi saluran napas Penyakit infeksi ini masih menjadi masalah kesehatan

bagi masyarakat di Indonesia melihat masih tingginya angka kejadian penyakit

infeksi yang juga menimbulkan tingginya angka kematian terutama pada bayi dan

balita56

Hal tersebut memicu para peneliti untuk mencari pengobatan alternatif

yang sekiranya dapat dijadikan pilihan yang aman dikonsumsi oleh masyarakat

Pengobatan herbal sebagai pengobatan alternatif saat ini banyak dipilih karena

memiliki efek samping yang lebih sedikit harga yang lebih ekonomis dan telah

lama dimanfaatkan secara tradisional sebagai bahan dasar obat-obatan2

Upaya pemanfaatan ekstrak jahe telah banyak dilakukan oleh beberapa

penelitian baik di luar negeri maupun di Indonesia diantaranya dilakukan oleh

Akoachere et al (2002) telah membuktikan bahwa jahe mempunyai kemampuan

untuk menghambat pertumbuhan bakteri dan Sarah (2011) yang menguji ekstrak

jahe dengan pelarut etil asetat menunjukkan bahwa terdapat inhibitory zone pada

2

pertumbuhan beberapa bakteri patogen seperti Staphylococus aureus

Streptococcus viridans Bacillus cereus dan Salmonella

Kemampuan bahan aktif yang terkandung di dalam rempah-rempah

bergantung pada jenis senyawa dan konsentrasinya Senyawa dari jahe yang

kemungkinan mempunyai aktivitas sebagai antibakteri adalah minyak atsiri

terdiri atas senyawa-senyawa aktif sebagai berikut β-bisabolene β- farnesene

sesquiphelandrene zingiberen zingeron oleoresin kamfena limonen borneol

sineol sitral zingiberal felandren vitamin A B dan C serta senyawa-senyawa

flavonoid dan polifenol Senyawa aktif tersebut mengandung senyawa fenol yang

bekerja dengan cara merusak membran plasma sel bakteri dan mengganggu proses

koagulasi sel bakteri7

Berdasarkan hal tersebut di atas maka peneliti akan melakukan penelitian

mengenai efektivitas ekstrak jahe dengan menggunakan pelarut etanol yang

terbukti lebih efektif dibandingkan jenis pelarut organik lain sebagai antibakterial

terhadap pertumbuhan bakteri Streptococcus viridans dengan metode difusi agar

Penelitian ini diharapkan dapat melihat potensi jahe yang selama ini dikenal dapat

bermanfaat dalam penghambatan tumbuhnya bakteri Streptococcus viridans

12 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas rumusan masalah pada penelitian ini

adalah apakah terdapat pengaruh ekstrak jahe (Zingiber officinale Roscoe)

terhadap pertumbuhan bakteri Streptococcus viridans

13 Tujuan Penelitian

131 Tujuan Umum

Untuk mengetahui pengaruh ekstrak jahe (Zingiber officinale Roscoe)

terhadap pertumbuhan Streptococcus viridans

132 Tujuan Khusus

Untuk menentukan konsentrasi ekstrak jahe (Zingiber officinale

Roscoe) yang dapat menghambat pertumbuhan Streptococcus

viridans

3

14 Manfaat Penelitian

141 Bagi Peneliti

a Menambah pengetahuan dan wawasan penulis dalam menerapkan

ilmu yang diperoleh selama menjalani perkuliahan

b Menambah pengetahuan penulis tentang obat-obat herbal terutama

tentang efek jahe (Zingiber officinale Roscoe) yang ekstraknya

mampu menghambat pertumbuhan bakteri Streptococcus viridans

c Sebagai prasyaratan tugas dalam memperoleh gelar SKed (sarjana

kedokteran) di Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Program

Studi Pendidikan Dokter Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta

142 Bagi Institusi

a Menambah informasi dan literatur mengenai keilmuan

mikrobiologi

b Memajukan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

dan Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam

Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta dengan mempublikasikan

penelitian ini

143 Bagi Keilmuan

a Memberikan informasi mengenai efek ekstrak jahe (Zingiber

officinale Roscoe) terhadap pertumbuhan bakteri Streptococcus

viridans

b Menjadi bahan referensi bagi praktisi yang tertarik dalam

penelitian mikrobiologi

c Sebagai data dan informasi untuk melakukan penelitian lebih lanjut

mengenai pengaruh ekstrak jahe (Zingiber officinale Roscoe)

terhadap pertumbuhan bakteri Streptococcus viridans

144 Bagi Sosial

a Meningkatkan pemanfaatan bahan alami sebagai tanaman

berkhasiat obat dalam upaya peningkatan kesehatan masyarakat

dengan cara yang mudah dan ekonomis

4

b Memberikan pengetahuan dan masukan kepada semua kalangan

masyarakat bahwa tidak hanya penggunaan obat sintesis saja yang

dapat bersifat antibakterial tetapi tanaman herbal juga dapat

digunakan untuk mengurangi gejala yang ditimbulkan dari infeksi

saluran napas atas

5

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

21 Landasan Teori

211 Morfologi dan Klasifikasi Jahe (Zingiber officinale Roscoe)

Jahe termasuk tanaman yang berasal dari daerah Asia Tropik yang tersebar

di berbagai wilayah dari India sampai Cina Sejak zaman Kong Hu (551-479 SM)

jahe sudah dibudidayakan di India dan diekspor ke Cina Di kawasan Asia

tanaman jahe tersebar hampir di seluruh daerah tropika basah Saat ini tanaman

jahe dibudidayakan di berbagai daerah di Indonesia antara lain adalah Sumatera

Utara Bengkulu Jawa Barat Jawa Tengah dan Jawa Timur38

Gambar 21 Pohon Jahe

Sumber httpyudiansyahsukmanawordpresscom20100129jahe-1

Kedudukan tanaman jahe dalam taksonomi tumbuhan adalah sebagai

berikut

Kingdom Plantae

Divisi Spermatophyta

Subdivisi Angiospermae

Kelas Monocotyledonae

Ordo Zingiberales

Famili Zingiberaceae

6

Subfamili Zingiberoidae

Genus Zingiber

Spesies Zingiber officinale Roscoe

Jahe merupakan tanaman tahunan berbatang semu dengan tinggi antara 30

ndash 75 cm Berdaun sempit memanjang menyerupai pita dengan panjang 15 ndash 23

cm lebar lebih kurang 25 cm tersusun teratur dua baris berseling Tanaman jahe

hidup merumpun beranak-pinak menghasilkan rimpang dan berbunga Bungan

berupa malai yang tersembul pada permukaan tanah berbentuk tongkat atau bulat

telur dengan panjang lebih kurang 25 cm Mahkota bunga berbentuk tabung

dengan helaian agak sempit tajam berwarna kuning kehijauan Rimpang jahe

memiliki bentuk yang bervariasi mulai agak pipih sampai bulat panjang dengan

warna putih kekuning-kuningan hingga kuning kemerah-merahan Di Indonesia

jahe dikenal dengan beberapa nama anatara lain halia haliya lea lia lahia jhai

jahi jhahik moyuman beuing hairale masin manas reja pimedas jahja padeh

sipode sipadas pege bahing ai manas naije sedap sehi sewe laie gore

gisoro gihori dan yoyo89

Gambar 22 Rimpang Jahe

Sumber httpcaramudahdietblogspotcom201203manfaat-jahe-

untuk-kesehatan-tubuhhtml

Terdapat tiga jenis jahe berdasarkan ukuran bentuk dan warna rimpang

yaitu jahe gajah (Zingiber officinale Roscoe) atau jahe putih jahe putih kecil

(Zingiber officinale Amarum) atau jahe emprit dan jahe merah (Zingiber

officinale Rubrum) atau jahe sunti10

7

Tabel 21 Karakteristik Tiga Jenis Utama Jahe

Bagian tanaman Jahe gajah Jahe emprit Jahe merah

Struktur rimpang Besar berbuku Kecil berlapis Kecil berlapis

Warna irisan Putih

kekuningan

Putih

kekuningan

Jingga muda

sampai merah

Berat per rimpang (kg) 018 ndash 208 010 ndash 158 020 ndash 140

Diameter rimpang (cm) 847 ndash 850 327 ndash 405 420 ndash 426

Kadar minyak atsiri () 082 ndash 166 150 ndash 350 285 ndash 390

Kadar pati () 5510 5470 4499

Kadar serat () 689 659 -

Kadar abu () 660 ndash 757 739 ndash 890 746

Sumber Dimodifikasi dari Rostiana dkk (1991) Sri Yuliani dan Risfaheri (1990)

diacu dalam Bermawie dkk (1997)

212 Kandungan Kimiawi dan Manfaat Jahe

Menurut Rismunandar kandungan kimiawi yang terdapat pada rimpang jahe

menentukan aroma dan kepedasan jahe Terdapat beberapa faktor yang

mempengaruhi komposisi kimia rimpang jahe antara lain jenis jahe tanah dimana

jahe ditanam umur jahe saat dipanen pengolahan rimpang jahe dan ekosistem

tempat jahe berada8

Jahe memiliki kandungan minyak atsiri yang terdiri atas senyawa-senyawa

sesquiterpen zingiberen zingeron oleoresin kamfena limonen borneol sineol

sitral zingiberal felandren vitamin A B dan C serta senyawa-senyawa

flavonoid dan polifenol Substansi-substansi fenolitik berperan pada pembentukan

flavor yang dimana beberapa turunan fenolitik memberikan efek yang disebut

pungensi karena karakteristik oedas tajam dan sensasi menyengat Minyak atsiri

adalah minyak dari campuran zat yang mudah menguap dengan komposisi dan

titik didih yang berbeda berwarna kehijauan sampai kuning dan berbau khas

jahe Minyak atsiri dapat diperoleh dengan cara penyulingan dan hidrodestilasi912

8

Tabel 22 Kandungan Senyawa yang Terdapat dalam Jahe

Kandungan senyawa dalam jahe Senyawa

Minyak atsiri - geranial (259)

- a-zingiberen (95)

- (EE)-a-farnesen (76)

- neral (76)

- ar-curcumen (66)

- β-sesquiphellandren (2716)

- caryophyllen (1529)

- β-bisabolen (114)

Etanol oleoresin jahe - eugenol (498)

- zingeron (145)

- trans-6-shogaol (59)

- geraniol (37)

- borneol (19)

Methanol oleoresin jahe - zingeron (336)

- trans-6-shogaol (149)

- diacetoxy-[6]-gingerdiol (49)

- decanal (38)

- a-zingiberen (27)

CCl4 oleoresin jahe - zingeron (333)

- trans-6- shogaol (104)

- geranial (75)

- neral (49)

- methyldiacetoxy-[6]-gingerdione (35)

Isooktan oleoresin jahe - zingeron (305)

- palmitoleic acid (109)

- trans-6-shogaol (93)

- palmitic acid (89)

- diacetoxy-[6]-gingerdiol (33)

Sumber Singh et al (2008) El-Baroty et al (2010) Sacchetti et al (2005)

9

Oleoresin merupakan cairan kental berwarna kuning dengan rasa pedas yang

tajam larut dalam alkohol dan potroleum eter dan sedikit larut dalam air

Oleoresin mengandung senyawa aktif gingerol yang apabila selah melalui proses

penyimpanan dan pengeringan dapat berubah menjadi shogaol Senyawa-senyawa

kimia tersebut bekerja aktif untuk merusak membran luar dan membran

sitoplasma dinding sel bakteri11

213 Morfologi dan Klasifikasi Streptococcus viridans

Streptococcus merupakan salah satu flora normal yang terdapat dalam

rongga mulut Keberadaan bakteri tersebut tidak hanya memberikan efek yang

menguntungkan namun dapat merugikan bagi kesehatan mulut13

Gambar 23 Pewarnaan Gram Positif Bakteri Streptococcus viridans

Sumber httpwwwvitanaturalplpaciorkowiec-ropny-angina-

paciorkowcowa-ptonica-szkarlatyna

Streptococcus viridans adalah flora normal pada saluran napas atas yang

berperan untuk menjaga membran mukus Mikroorganisme ini bersifat Gram

positif berbentuk bulat dan tersusun dalam bentuk rantai selama pertumbuhannya

Mikroorganisme ini termasuk alpha hemolytic sehingga bila dilakukan

pembiakan dalam agar darah menunjukkan koloni berwarna kehijauan Pewarnaan

Gram didapatkan gambaran bentuk bulat berwarna ungu Streptococcus viridans

memiliki kekerabatan dengan spesies lain seperti Streptococcus mutans

Streptococcus anginosus Streptococcus mitis Streptococcus sanguis

Streptococcus salivarius dan Streptococcus bovis 13 14

10

Gambar 24 Biakan Streptococcus viridans pada media Agar Darah

Sumber httplibjiangnaneducnASM114-Introduce1htm

Klasifikasi Streptococcus viridans menurut Bergey

Ordo Eubacteriales

Famili Lactobacillaceae

Tribus Streptococcaceae

Genus Streptococcus

Spesies Streptococcus viridans

Pertumbuhan pada Streptococcus viridans tidak dihambat oleh optochin dan

koloninya tidak dapat larut dalam empedu (deoxycholate) Bakteri ini dapat

mencapai aliran darah akibat trauma dan dikenal sebagai penyebab utama

endokarditis pada katub jantung yang abnormal Selain itu beberapa bakteri S

viridans mensintesa polisakarida dari sukrosa dan berperan penting pada proses

pembentukan karies gigi13

2131 Patogenesis Streptococcus viridans

Penyakit yang ditimbulkan oleh infeksi Streptococcus dapat dipengaruhi

oleh beberapa macam faktor antara lain sifat biologik bakteri cara host

memberikan respons dan port drsquo entree bakteri13

Mulut merupakan organ yang

mengandung banyak bakteri dengan Streptococcus menjadi genus dominan

Orofaring terdapat campuran dari beberapa bakteri Streptococcus dan beberapa

spesies dari Streptococcus Streptococcus viridans mencegah kolonisasi bakteri

lain di rongga mulut dengan menjadi lebih agresif dari mikroorganisme lain

Berbagai bakteri bersaing dengan melakukan mucosal adherence dan

11

memproduksi bakteriosin yang mempunyai efek bakterisid Hanya sedikit yang

diketahui tentang mekanisme patogen pada Streptococcus viridans namun

diketahui bahwa bakteri tersebut dapat menghasilkan beberapa eksotoksin dan

enzim litik mengaktivasi komplemen menginduksi produksi dari sitokin15

Pada seseorang yang menjalani bedah mulut dan ekstraksi gigi memicu

terjadinya perdarahan 30 pasien akan mengalami bakteremia yang disebabkan

oleh Streptococcus viridans13

Streptococcus viridans adalah mikroorganisme

penyebab utama endokarditis bakterialis subakuta Lesi ini bersifat progresif dan

bagian yang mengalami penyembuhan akan mengalami inflamasi aktif dengan

vegetasi yang terdiri atas fibrin platelet sel darah dan bakteri yang melekat pada

katup jantung Menurut Refuoa selain endokarditis dilaporkan juga dalam

penelitiannya bahwa Streptococcus viridans mempunyai peranan dalam terjadinya

dental abcesses16

214 Antimikroba

Antimikroba merupakan substansi kimia yang berasal dari berbagai macam

mikroorganisme dalam konsentrasi rendah namun mampu menghambat

pertumbuhan mikroorganisme lainnya

Antibiotika mempunyai sifat-sifat

antibiotika antara lain menghambat atau membunuh patogen tanpa merusak host

bersifat bakterisid tidak ada resistensi pada bakteri tidak bersifat alergenik tetap

aktif dalam plasma dan eksudat larut di dalam air dan stabil dan bactericidal

level di dalam tubuh cepat dicapai dan bertahan untuk waktu lama14

2141 Mekanisme kerja antimikroba

Antimikroba yang mempunyai sifat bakteriostatik dapat menghambat

pertumbuhan bakteri dan membunuh bakteri Terdapat beberapa mekanisme kerja

antimikroba antara lain

1 Antimikroba yang mempengaruhi dinding sel

Mikroorganisme memiliki dinding sel yang merupakan struktur kaku

yang terdiri dari suatu kompleks polimer mukopeptida Dinding sel ini

menjaga tekanan osmotik di dalam bakteri sehingga mampu mencegah

gangguan dalam sintesisnya Antibiotika yang dapat menghambat reaksi

12

dalam proses sintesis dinding sel adalah penisilin fosfomisin sikloserin

ristosetin vankomisin dan basitrasin13

2 Antimikroba yang merusak membran sel

Beberapa antibiotika yang mampu merusak kehidupan sel

mikroorganisme Membran sel sebagai pembatas osmotik bagi difusi

antara lingkungan luar dan dalam sel Obat seperti polimiksin yang

merupakan kelompok polipeptida sederhana yang sukar berdifusi dan

sangat toksik 13

3 Antimikroba yang mengganggu fungsi DNA

Obat antimikroba yang berfungsi untuk merusak fungsi DNA hanya

beberapa saja yang dapat dipakai karena faktor toksisitasnya Antimikroba

yang bekerja sesuai dengan mekanisme tersebut adalah mitosin dan asam

nalidiksat 13

4 Antimikroba yang menghambat sintesis protein

Sintesis protein pada mikroorganisme berlangsung di ribosom

dengan bantuan mRNA dan tRNA Terdapat dua hasil akhir dari proses

sintesis protein yaitu transkripsi atau sintesis asam ribonukleat yang DNA-

dependent dan translasi atau sintesis protein yang RNA-dependent

Antimikroba yang mampu menghambat sintesis protein adalah rifampisin

aminoglikosida tetrasiklin dan kloramfenikol 13

2142 Metode uji antimikroba

Uji antimikroba dilakukan dengan metode difusi dan metode dilusi untuk

mengukur nilai konsentrasi hambat minimum (KHM)

A Metode difusi

Pada metode difusi dilakukan pengukuran daya hambat dari senyawa

antimikroba yang terkandung dalam ekstrak Metode ini merupakan metode yang

paling umum digunakan Metode difusi dibedakan melalui 3 cara yaitu

a Metode disc diffusion

Metode ini menggunakan blank disc yang berfungsi untuk menampung

zat antimikroba Blank disc yang mengandung zat antimikroba diletakkan di atas

13

permukaan media pertumbuhan yang telah diinokulasi Setelah itu diinkubasi

pada pada suhu 37oC selama 18-24 jam Hasil yang akan didapat adalah ada

tidaknya zona bening (clear zone) yang terbentuk di sekitar blank disc yang

menunjukan zona hambat pada pertumbuhan bakteri Dari hasil yang ditunjukan

dilakukan pengukuran dengan menggunakan penggaris Semakin besar zona

hambat yang dihasilkan semakin besar pula akitivitas suatu zat antimikroba1718

Tabel 23 Klasifikasi Respon Hambatan Pertumbuhan Bakteri

Diameter Zona Terang Respon Hambatan Pertumbuhan

gt20 mm Kuat

16-20 mm Sedang

10-15 mm Lemah

lt10 mm Tidak ada

Sumber Greenwood 1995

b Metode lubang (sumuranhole)

Pada metode ini media agar yang sudah diinokulasikan dengan bakteri

uji kemudian dibuat lubang atau sumur Lubang tersebut diisi ekstrak yang

mengandung zat antimikroba Setelah semua terisi oleh zat antimikroba

kemudian inkubasi pada waktu dan suhu optimum lalu dilakukan pengamatan

hambatan yang akan terbentuk 17

c Metode parit

Media pertumbuhan agar diinokulasikan dengan bakteri kemudian

dibuat sebidang parit Parit tersebut diisi dengan ekstrak dan diinkubasi pada

waktu dan suhu optimum pertumbuhan bakteri Setelah itu dilakukan pengamatan

dengan melihat ada atau tidaknya hambatan yang terbentuk 17

B Metode dilusi

Pada metode dilusi atau pengenceran senyawa antimikroba diencerkan

menjadi beberapa konsentrasi kemudian setiap konsentrasi tersebut dimasukkan

bakteri uji dalam media cair Lakukan inkubasi dan lihat apakah terdapat

pertumbuhan bakteri Pada umumnya metode ini terbagi menjadi dua metode

14

yaitu metode dilusi cair dan padat Kedua metode tersebut digunakan untuk

menentukan konsentrasi hambat minimal (KHM) dan konsentrasi bunuh minimal

(KBM) dari zat antimikroba terhadap bakteri uji Namun terbedakan dengan

media yang digunakan 18

22 Kerangka Teori

23 Kerangka Konsep

Ekstrak jahe

(Zingiber

officinale

Roscoe)

Koloni

Streptococcus

viridans

Pertumbuhan

koloni normal

Hambatan pada

pertumbuhan koloni

(+)

Zona hambat (+)

Ekstrak Jahe

Minyak atsiri dan oleoresin

β-bisabolene β- farnesene

sesquiphelandrene Gingerol

Shagaol Bisabolene

Merusak membran plasma sel

bakteri Streptococcus viridans

15

23 Definisi Operasional

No Variabel Definisi

Operasional

Alat Ukur Hasil Ukur Skala

Ukur

1 Zona hambat

Sviridans

Daerah

sekeliling blank

disc yang tidak

ditemukan

adanya

pertumbuhan S

viridans

Penggaris Diameter

zona bersih

(clear zone)

Numerik

2 Konsentrasi

ekstrak jahe

(100mgml

200mgml

500mgml

600mgml

800mgml

1000mgml)

Jahe yang sudah

dikeringkan

yang kemudian

dilarutkan

dengan

konsentrasi yang

telah ditentukan

Mikro

pipet

Jumlah

ekstrak sesuai

dengan

konsentrasi

pada setiap

tabung

Kategorik

3 Larutan

kontrol

negatif

Larutan kontrol

negatif yang

berisi etanol

96

Mikro

pipet

Blank disc

berisi etanol

96

Kategorik

4 Kontrol

positif

Kontrol positif

berupa blank

disc berisi

antibiotik

penisilin

Tidak ada Blank disc

berisi

antibiotik

penisilin

Kategorik

16

BAB III

METODE PENELITIAN

31 Desain Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental

32 Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada bulan Desember 2012 sampai bulan Juli

2013 di Laboratorium Mikrobiologi Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan

Universitas Islam Negeri Jakarta Proses ekstraksi jahe (Zingiber officinale

Roscoe) dilakukan oleh Balai Penelitian Tanaman Rempah dan Obat (BALITRO)

Bogor

33 Bahan yang Diuji

Ekstrak jahe (Zingiber officinale Roscoe) yang telah diekstraksi oleh Balai

Penelitian Tanaman Rempah dan Obat (BALITRO) Bogor

34 Sampel Bakteri

Bakteri Streptococcus viridans yang diisolasi pada media Agar darah dan

diinkubasi pada suhu 37degC selama 24 jam

35 Identifikasi Variabel

351 Variabel Bebas

Ekstrak jahe (Zingiber officinale Roscoe) dengan konsentrasi 100 mgml

200 mgml 500 mgml 600 mgml 800 mgml 1000 mgml

`352 Variabel Terikat

Pertumbuhan bakteri Streptococcus viridans dalam media pertumbuhan

Agar Darah

17

36 Alat dan Bahan Penelitian

361 Alat Penelitian

Tabung reaksi mikro pipet vortex bunsen alkohol ose cawan petri

penggaris korek api rak tabung autoclave baki alumuniumfoil swab kapas

erlenmeyer inkubator penggaris label alat tulis laminar air flow tisu pinset

dan kamera

362 Bahan Penelitian

Jahe pelarut etanol 96 pembenihan Agar darah larutan pengencer

thioglikolat biakan Streptococcus viridans blank disc blank disc berisi antibiotik

penicillin

37 Alur Penelitian

Kultur bakteri Streptococcus viridans

di media Agar Darah

Pembuatan konsentrasi ekstrak jahe

Timbang ekstrak jahe dengan berat

1000 800 600 500 200 dan 100

gram masukkan ke dalam tabung

Masukkan 1 ose Streptococcus

viridans ke dalam larutan thioglikolat

Usapkan bakteri ke media Agar Darah

dengan swab kapas steril

Thioglikolat dan Streptococcus

viridans divortex hingga omogen Masukkan 1ml etanol 96 ke dalam

masing-masing tabung

Pindahkan konsentrasi ekstrak jahe

yang homogen ke cawan petri

Blank disc diletakkan di media Agar

Darah yang telah diberi bakteri

Streptococcus viridans

Ekstrak jahe dan etanol 96 divortex

hingga homogen

Kekeruhan distandarisasi dengan

menggunakan larutan standarisasi

konsentrasi 05 Mac Farland

Inkubasi selama 24 jam

Amati dan ukur zona hambat yang

terbentuk

Rendam blank disc ke dalam cawan

petri selama 10-15 menit

18

38 Cara Kerja Penelitian

381 Tahap Persiapan

3811 Sterilisasi Alat dan Bahan

Seluruh alat yang akan digunakan sebelumnya dicuci bersih dikeringkan

dan dibungkus dengan kertas Setelah itu sterilisasi dapat dilakukan dengan

menggunakan autoclave selama 15-30 menit dan kemudian mengatur tekanan

sebesar 15 dynecm3 (1 atm) dan suhu sebesar 121

o C

3812 Persiapan Sampel

Jahe diperoleh dari pasar tradisional di Jakarta Timur yang homogen

sebanyak 4 kilogram Kemudian dilakukan pembuatan ekstrak jahe di Balai

Penelitian Tanaman Rempah dan Obat (BALITRO) Bogor Proses ekstraksi

meliputi pencucian pegirisan dan pengeringan Pada jahe yang sudah meliputi

tahap pengeringan kemudian diekstraksi melalui proses maserasi dengan pelarut

etanol 96 Pada penelitian ini digunakan 4 kg jahe yang dimana setelah

mengalami proses ekstraksi didapatkan ekstrak kental sebanyak 500 gram

3813 Pembuatan stok bakteri

Pembuatan stok bakteri ini dilakukan untuk memperbanyak bakteri

dengan cara menginokulasikan 1 ose biakan murni bakteri Streptococcus viridans

dalam media agar darah kemudian diinkubasi selama 24 jam dengan suhu 37degC

di dalam inkubator

3814 Pembuatan stok variabel konsentrasi

Stok ekstrak jahe akan dibuat dalam berbagai konsentrasi yaitu konsentrasi

100 mgml 200 mgml 500 mgml 600 mgml 800 mgml dan 1000 mgml

Etanol 96 digunakan sebagai kontrol negatif dan antibiotik penisilin sebagai

kontrol positif sehingga seluruhnya berjumlah 8 variabel Penelitian ini

dikerjakan secara triplet Blank disc dimasukkan ke dalam masing-masing stok

variabel konsentrasi selama 10-15 menit Kemudian masing-masing stok variabel

akan dimasukkan ke dalam 6 cawan petri (1 cawan petri akan berisi 3 blank disc

kosong kontrol negatif dan penisilin sebagai kontrol positif) yang akan digunakan

dalam tahap pengujian selanjutnya

19

382 Tahap uji efektivitas ekstrak jahe

Bakteri diencerkan dengan mencampurkan 1 ose bakteri Streptococcus

viridans ke dalam tabung reaksi yang telah berisi thiloglikolat steril kemudian

dihomogenkan dengan menggunakan vortex dan kekeruhannya distandarisasi

dengan konsentrasi 05 Mac Farland Bakteri dalam thioglikolat yang telah

terstandarisasi dioleskan pada media pertumbuhan Agar Darah (AD) dengan

menggunakan swab kapan steril Konsentrasi ekstrak jahe kemudian dimasukkan

ke dalam cawan petri dan rendam blank disc selama plusmn 15 menit Setelah dilakukan

perendaman blank disc diletakkan di atas permukaan media pertumbuhan yang

sudah diolesi dengan campuran bakteri dan thioglikolat secara higienis di dalam

laminar air flow Media Agar Darah kemudian diinkubasi ke dalam inkubator

pada suhu 37oC selama 24 jam Setelah 24 jam dilakukan pengukuran diameter

zona hambat yang terbentuk sebagai area bening atau zona bersih dengan

menggunakan penggaris

39 Pengelolaan data

Pada penelitian ini menggunakan data yang merupakan variable numerik

lebih dari 2 kelompok yang tidak berpasangan sehingga analisis data

menggunakan uji One Way ANOVA (distribusi data normal dan varians data harus

homogen) Namun jika distribusi data tidak normal maka uji alternatif yang

dilakukan adalah uji ststistik nonparameter Kruskall-Wallis Untuk menentukan

konsentrasi mana yang memiliki kebermaknaan maka dilakukan analisis Post Hoc

menggunakan uji Mann-Whitney

20

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

41 Efek Ekstrak Jahe (Zingiber officinale Roscoe) terhadap Pertumbuhan

Streptococcus viridans

Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan uji metode disc diffusion

secara triplo dengan beberapa konsentrasi ekstrak jahe (100 mgml 200 mgml

500 mgml 600 mgml 800 mgml dan 1000 mgml) Blank disc yang telah

direndam dalam ekstrak selama 10-15 menit diletakkan pada media pertumbuhan

Agar Darah yang terinokulasi bakteri Streptococcus viridans kemudian

diinkubasi selama 24 jam pada suhu 37oC Ekstrak jahe diketahui dapat

memberikan efek menghambat pertumbuhan bakteri Streptococcus viridans yang

terlihat dari terbentuknya zona hambat disekitar blank disc

Grafik 42 Diameter rata-rata zona hambat

Pada hasil pengamatan didapatkan berbagai diameter zona hambat yang

terbentuk dari masing-masing konsentrasi ekstrak jahe yang digunakan Rata-rata

diameter pada konsentrasi 100 mgml sebesar 667 mm dengan standar deviasi

058 Pada konsentrasi 200 mgml sebesar 767 mm dengan standar deviasi 058

000

500

1000

1500

2000

2500

3000

1 2 3 4 5 6 7 8

Leb

ar Z

on

a H

amb

at (

mm

)

Konsentrasi Ekstrak Jahe (mgml)

100 200 500

600 1000

K(-) K(+) 800

21

Pada konsentrasi 500 mgml sebesar 9 mm dengan standar deviasi 0 Pada

konsentrasi 600 mgml sebesar 10 mm dengan standar deviasi 0 Pada konsentrasi

800 mgml sebesar 11 mm dengan standar deviasi 0 Pada konsentrasi 1000

mgml sebesar 1233 mm dengan standar deviasi 058 Pada uji kontrol positif

yang menggunakan antibiotik penisilin terbentuk zona hambat dengan rata-rata

sebesar 2983 mm dengan standar deviasi 029 Pada uji kontrol negatif yang

menggunakan etanol 96 tidak terbentuk zona hambat yang memberikan arti

bahwa tidak adanya hambatan terhadap pertumbuhan bakteri Streptococcus

viridans

Data penelitian diatas menunjukkan bahwa data tidak memenuhi syarat

untuk melakukan uji One-Way Annova maka digunakan uji Kruskall-Wallis19

Pada uji Kruskall-Wallis menunjukkan nilai signifikan atau bermakna yang mana

dapat dikatakan bermakna jika p lt 005 sehingga diketahui bahwa berbagai

konsentrasi ekstrak jahe yang digunakkan pada penelitian ini berpengaruh

terhadap pertumbuhan bakteri Streptococcus viridans

Tabel 41 Hasil Analisis Post Hoc dengan Menggunakan Uji Mann-Whitney

Perlakuan Analisis Multikomparasi dengan Uji Mann-Whitney

Etanol 100

mgml

200

mgml

500

mgml

600

mgml

800

mgml

1000

mgml

Penisilin

Etanol 0034 0034 0025 0025 0025 0034 0034

100 mgml 0099 0034 0034 0034 0043 0043

200 mgml 0034 0034 0034 0043 0043

500 mgml 0025 0025 0034 0034

600 mgml 0025 0034 0034

800 mgml 0034 0034

1000 mgml 0043

Penisilin

Keterangan p lt 005

Berdasarkan hasil statistik analisis Post Hoc yang didapatkan bahwa

terdapat perbedaan yang bermakna antar setiap konsentrasi dengan penisilin

dengan indeks kepercayaan 95 Akan tetapi terdapat konsentrasi yang tidak

memiliki perbedaan yang bermakna yaitu antar konsentrasi 100 mgml dan 200

22

mgml Pada penelitian ini diketahui bahwa respon yang terbentuk dari

penghambatan tumbuhnya bakteri Streptococcus viridans merupakan respon

lemah

Pemberian ekstrak jahe berpengaruh terhadap pertumbuhan bakteri

Streptococcus viridans Diameter rata-rata zona hambat terbesar didapatkan pada

pemberian 1000 mgml (1233 mm) kemudian dengan pemberian konsentrasi 800

mgml (10 mm) dan konsentrasi 600 mgml (11 mm) tetapi berbeda bila

dibandingkan dengan pemberian konsentrasi 100 mgml 200 mgml dan 500

mgml Semakin tinggi konsentrasi ekstrak jahe mengakibatkan semakin besar

diameter rata-rata zona hambat yang terbentuk terhadap pertumbuhan bakteri

Streptococcus viridans

Gambar 43 Efek ekstrak jahe terhadap pertumbuhan Streptococcus viridans

Aktivitas antibakteri yang ditimbulkan dari pemberian ekstrak jahe dapat

dihubungkan dengan adanya kandungan senyawa-senyawa kimia jahe

Kandungan utama jahe adalah seskuiterpen dan zingiberen Komponen lainnya

termasuk β-sesquiphellandrene bisabolene dan farnesene yang termasuk

seskuiterpen Jahe memiliki senyawa reaktif yang disebut terpenoid yang

menstimulasi produksi air liur dan merupakan senyawa penting dalam farmasi

(Ekam et al 2007)

Menurut Winarto (2007) berdasarkan dari analisa kimia diketahui bahwa

tanaman jahe mengandung senyawa antara lain flavonoida polivenol minyak

atsiri gingerol limonene oleoresin 18 cineole 10-dehydroginger dione 6-

K (+)

K (-)

100 mgml

500 mgml

200 mgml

K (+)

K (-)

1000 mgml

800 mgml

600 mgml

23

gingerdione alpha-linolenic acid arginine aspartic betha-sitosterol caprilic-

acid capcaicin chorogenic acid farnesal farnese dan farnesol20

Minyak atsiri dan oleoresin merupakan senyawa kimia yang mampu

menghambat pertumbuhan dan membunuh bakteri dengan merusak membran

plasma bakteri merusak sistem kerja sel dan menyebabkan lisis pada sel bakteri

Selain itu struktur 3 dimensi protein terganggu sehingga menyebabkan protein

terdenaturasi Setelah mengalami denaturasi deret asam amino pada bakteri tetap

utuh namun tidak dapat lagi melakukan fungsinya21

Penelitian telah dilakukan oleh Malu et al (2009) yang membuktikan bahwa

ekstrak jahe mengandung senyawa aktif yaitu zingiberene yang mampu

menghambat pertumbuhan bakteri Streptococcus viridans Pada penelitian

tersebut jahe yang sudah dilakukan pengeringan dan penggilingan menjadi bubuk

halus dengan menggunakan electric grinder dihasilkan serbuk jahe sebanyak 100

gram Serbuk jahe kemudian dibagi menjadi masing-masing 20 gram dan akan

dilakukan ekstraksi dengan berbagai pelarut (n-heksana etil asetat etanol soxhlet

dan air) Hasil yang didapatkan adalah adanya aktivitas antibakteri dari ekstrak

jahe dengan berbagai pelarut kecuali air Zona hambat yang terbentuk sebesar 5

mm 56 mm 7 mm dan 0 mm

Berdasarkan hasil yang diperoleh dari penelitian sebelumnya terdapat

perbedaan yang signifikan dengan penelitian ini Perbedaaan yang ada

dipengaruhi oleh metode pembuatan variabel konsentrasi berupa simplisia jenis

dan konsentrasi pelarut yang digunakan berupa n-heksana etil asetat etanol

soxhlet dan air tempat tanaman jahe diperoleh di pasar di Nigeria dan usia panen

tanaman jahe (semakin tua tanaman jahe saat dipanen semakin banyak

kandungan minyak atsiri di dalamnya)

Pada penelitian ini terdapat beberapa hambatan antara lain

1 Penggunaan media pertumbuhan Agar Darah yang baik bagi berbagai bakteri

sehingga mempermudah adanya kontaminasi

2 Bakteri Streptococcus viridans yang tidak dapat bertahan hidup dalam waktu

yang cukup lama

24

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

51 Kesimpulan

Pada penelitian ini berdasarkan hasil uji efektivitas dan analisis statistik

dapat disimpulkan bahwa

1 Ekstrak tanaman jahe dengan pelarut etanol 96 dapat memberikan efek

hambat terhadap pertumbuhan bakteri Strptococcus viridans (p lt 005)

2 Rata-rata efek hambat yang paling besar terdapat pada konsentrasi ekstrak

jahe 1000 mgml yaitu sebesar 1233 mm konsentrasi 800 mgml sebesar

11 mm konsentrasi 600 mgml sebesar 10 mm konsentrasi 500 mgml

sebesar 9 mm konsentrasi 200 mgml sebesar 767 mm dan konsentrasi

100 mgml sebesar 667 mm

3 Efektivitas ekstrak jahe (Zingiber officinale Roscoe) terhadap

pertumbuhan Streptococcus viridans termasuk dalam golongan respon

lemah

52 Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang ada maka disarankan bagi peneliti

selanjutnya

1 Melakukan penelitian lebih lanjut tentang pengaruh konsentrasi ekstrak

tanaman jahe terhadap bakteri Streptococcus viridans dengan menggunakan

konsentrasi yang lebih kecil daripada penelitian ini

2 Melakukan penelitian lebih lanjut tentang kerja antibakteri ekstrak jahe

terhadap bakteri lainnya

3 Melakukan uji aktivitas antibakteri esktrak tanaman jahe terhadap bakteri

Streptococcus viridans secara in-vivo

25

DAFTAR PUSTAKA

1 Fathia S dkk Aktivitas Antimikroba Ekstrak Jahe (Zingiber officinale

Roscoe) Terhadap Beberapa Bakteri Patogen Bogor Institut Pertanian

Bogor 2011

2 Santoso B Jahe Yogyakarta Penerbit Kanisius 15-17

3 Departemen Kesehatan RI Profil Kesehatan Indonesia Jakarta

Departemen Kesehatan RI 2005 Diunduh dari httpwwwdepkesgoid

Diakses pada 20 Januari 2013

4 Departemen Kesehatan RI Pharmaceutical Care Untuk Penyakit Saluran

Pernapasan 2005

5 Bisno A Acute Pharyngitis N Engl J Med 2001 344(3) Diunduh dari

httpwwwnejmorg Diakses pada 14 Februari 2013

6 Malu S Obochi G Tawo N Nyong B Antibacterial Activity And

Medicinal Properties Of Ginger (Zingiber officinale) Global Journal Of

Pure And Applied Sciences Nigeria 2009 Vol(3) 365-368

7 Astuti V Uji Antibakteri Ekstrak Jahe (Zingiber officinale Roscoe)

Terhadap Pertumbuhan Bakteri Escherichia coli Dan Staphylococcus

aureus Secara In Vitro Semarang Universitas Diponegoro 2000

8 Rukmana R Usaha Tani Jahe Yogyakarta Penerbit Kanisius 12-17

9 Miksusanti Kajian Aktivitas Antibakteri Minyak Atsiri Temu Kunci dan

Aplikasinya dalam Fil Edibel Antibakteri Bogor Institut Pertanian Bogor

2008

10 Kaushik P Evaluation of Various Crude Extracts of Zingiber officinale

Rhizome for Potential Antibacterial Activity A Study in Vitro India

Department of Botany and Microbiology Gurukul Kangri University

Scientific Research 2011 Diunduh di httpwwwSciRPorgjournalaim

Diakses 16 Februari 2013

11 Fathona D Kandungan Gingerol dan Shogaol Intensitas Kepedasan dan

Penerimaan Panelis terhadap Oleoresin Jahe gajah (Zingiber officinale

var Roscoe) Jahe Emprit (Zingiber officinale var Amarum) dan Jahe

Merah (Zingiber officinale var Rubrum) Bogor Institut Pertanian Bogor

2011

12 Duke J et al Handbook of Medicinal Hebrs United State of America

CRC Press 2000 327-328

26

13 Brooks GF Butel JS Ornston NL Mikrobiologi Kedokteran Jawetz

Jakarta Penerbit Buku Kedokteran EGC 1996 327-338

14 Chatim A Suharto Sterilisasi dan Desinfeksi Dalam Staf Pengajar

FKUI Buku Ajar Mikrobiologi Kedokteran Jakarta Binarupa Aksara

Publisher 64-69

15 Topazian R et al Oral and Maxillofacial Infections Philadelphia WB

Saunders Company 33-34

16 Refoua A Study of Streptococcus Viridans in the Maxillofacial Region

Original Article University of Medical Sciences Tehran Iran

2005Vol(4) 174-177

17 Kusmiyati Uji Aktivitas Senyawa Antibakteri dari Mikroalga

Porphyridium cruentum Pusat Penelitian Bioteknologi Lembaga Ilmu

Pengetahuan Indonesia (LIPI) Cibinong 2007 Vol(1) 48-53

18 Greenwood Antibiotics Susceptibility (Sensitivity) Test Antimicrobial and

Chemotheraphy United State of America Mc Graw Hill Company 1995

19 Dahlan M Sopiyudin Statistik untuk Kedokteran dan Kesehatan Edisi 3

Jakarta Salemba Medika 2009 83-105

20 Winarto W Tanaman Obat Indonesia Untuk Pengobatan Herbal

Karyasari Herba Media 2007

21 Hertiani T et al Effect of Indonesian Medicinal Plants Essential Oils on

Streptococcus mutans Biofilm Yogyakarta Faculty of Pharmacy UGM

2011

27

LAMPIRAN

Lampiran 1

Hasil IdentifikasiDeterminasi Bahan Uji

28

Lampiran 2

Hasil Ekstraksi Jahe

29

Lampiran 3

Data Hasil Uji Statistik

UJI NORMALITAS

30

31

32

33

34

35

36

37

38

39

40

41

42

43

44

45

46

Lampiran 4

Alat dan Bahan

Media Agar Darah Ekstrak Jahe Timbangan Tabung

Reaksi Sendok

Etanol 96 Ose Pinset

Tisu Spirtus Cawan Petri Vortex

Laminar Air Flow Lemari Pendingin

47

Lampiran 5

Uji Antibakteri Jahe Terhadap Streptococcus viridan

K (+)

K (-)

100mgml

500mgml

200mgml

K (-)

K (+)

600mgml 1000mgml

800mgml

48

Lampiran 6

Riwayat Penulis

Identitas

Nama Sidqa Hanief

Jenis Kelamin Perempuan

Tempat Tanggal Lahir Jakarta 21 Desember 1992

Agama Islam

Alamat Jl Masjid Al Munir No 44 RT 012 RW 003 Jakarta

Timur

Email sidqahnfhotmailcom

Riwayat Pendidikan

1997-1998 TK Purwarini Jakarta

1998-2004 SDS Angkasa 3 Jakarta

2004-2007 SMP Negeri 81 Jakarta

2007-2010 SMA Madania Indonesian School Bogor

2010-sekarang Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

Page 8: Efektivitas Ekstrak Jahe (Zingiber officinale Roscoe) Terhadap ...

x

DAFTAR GRAFIK

Halaman

Grafik 42 Diameter Rata-Rata Zona Hambathelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 20

xi

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 21 Pohon Jahehelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 5

Gambar 22 Rimpang Jahehelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 6

Gambar 23 Pewarnaan Gram Positif Bakteri Streptococcus viridanshellip 9

Gambar 24 Biakan Streptococcus viridans pada Media Agar Darahhelliphellip 10

Gambar 43 Efek Ekstrak Jahe terhadap Pertumbuhan Streptococcus

Viridanshelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip

22

xii

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1 Hasil Identifikasi Bahan Ujihelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip

Lampiran 2 Hasil Ekstraksi Jahehelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip

Lampiran 3 Data Hasil Uji Statistikhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip

Lampiran 4 Alat dan Bahanhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip

Lampiran 5 Uji Antibakteri Jahe Terhadap Streptococcus viridanshelliphelliphelliphellip

Lampiran 6 Riwayat Penulishelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip

26

27

28

46

47

48

1

BAB I

PENDAHULUAN

11 Latar Belakang

Indonesia merupakan negara yang dikenal sebagai penghasil rempah-

rempah sejak dahulu kala Rempah-rempah banyak dimanfaatkan oleh masyarakat

Indonesia sebagai bahan dasar untuk kebutuhan pangan bahan obat-obatan dan

kosmetika Bagian dari tanaman rempah-rempah yang dapat digunakan antara lain

adalah kulit batang akar daun rimpang bunga buah dan biji Tanaman jahe

salah satu tanaman jenis rempah-rempah berbentuk rimpang yang banyak

dimanfaatkan secara tradisional sebagai minuman penghangat serta pereda batuk

nyeri dan diare12

Saat ini penggunaan jahe banyak dimanfaatkan untuk menangani penyakit

infeksi saluran pernapasan Penyakit infeksi pada saluran napas merupakan

penyakit yang banyak terjadi pada masyarakat baik infeksi saluran napas atas

maupun bawah penyakit infeksi ini sebagai salah satu penyebab utama kematian

(127)34

Secara umum penyebab dari penyakit infeksi saluran napas adalah

mikroorganisme namun yang terbanyak disebabkan oleh infeksi virus dan

bakteri Bakteri Streptococcus viridans merupakan salah satu bakteri yang dapat

menginfeksi saluran napas Penyakit infeksi ini masih menjadi masalah kesehatan

bagi masyarakat di Indonesia melihat masih tingginya angka kejadian penyakit

infeksi yang juga menimbulkan tingginya angka kematian terutama pada bayi dan

balita56

Hal tersebut memicu para peneliti untuk mencari pengobatan alternatif

yang sekiranya dapat dijadikan pilihan yang aman dikonsumsi oleh masyarakat

Pengobatan herbal sebagai pengobatan alternatif saat ini banyak dipilih karena

memiliki efek samping yang lebih sedikit harga yang lebih ekonomis dan telah

lama dimanfaatkan secara tradisional sebagai bahan dasar obat-obatan2

Upaya pemanfaatan ekstrak jahe telah banyak dilakukan oleh beberapa

penelitian baik di luar negeri maupun di Indonesia diantaranya dilakukan oleh

Akoachere et al (2002) telah membuktikan bahwa jahe mempunyai kemampuan

untuk menghambat pertumbuhan bakteri dan Sarah (2011) yang menguji ekstrak

jahe dengan pelarut etil asetat menunjukkan bahwa terdapat inhibitory zone pada

2

pertumbuhan beberapa bakteri patogen seperti Staphylococus aureus

Streptococcus viridans Bacillus cereus dan Salmonella

Kemampuan bahan aktif yang terkandung di dalam rempah-rempah

bergantung pada jenis senyawa dan konsentrasinya Senyawa dari jahe yang

kemungkinan mempunyai aktivitas sebagai antibakteri adalah minyak atsiri

terdiri atas senyawa-senyawa aktif sebagai berikut β-bisabolene β- farnesene

sesquiphelandrene zingiberen zingeron oleoresin kamfena limonen borneol

sineol sitral zingiberal felandren vitamin A B dan C serta senyawa-senyawa

flavonoid dan polifenol Senyawa aktif tersebut mengandung senyawa fenol yang

bekerja dengan cara merusak membran plasma sel bakteri dan mengganggu proses

koagulasi sel bakteri7

Berdasarkan hal tersebut di atas maka peneliti akan melakukan penelitian

mengenai efektivitas ekstrak jahe dengan menggunakan pelarut etanol yang

terbukti lebih efektif dibandingkan jenis pelarut organik lain sebagai antibakterial

terhadap pertumbuhan bakteri Streptococcus viridans dengan metode difusi agar

Penelitian ini diharapkan dapat melihat potensi jahe yang selama ini dikenal dapat

bermanfaat dalam penghambatan tumbuhnya bakteri Streptococcus viridans

12 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas rumusan masalah pada penelitian ini

adalah apakah terdapat pengaruh ekstrak jahe (Zingiber officinale Roscoe)

terhadap pertumbuhan bakteri Streptococcus viridans

13 Tujuan Penelitian

131 Tujuan Umum

Untuk mengetahui pengaruh ekstrak jahe (Zingiber officinale Roscoe)

terhadap pertumbuhan Streptococcus viridans

132 Tujuan Khusus

Untuk menentukan konsentrasi ekstrak jahe (Zingiber officinale

Roscoe) yang dapat menghambat pertumbuhan Streptococcus

viridans

3

14 Manfaat Penelitian

141 Bagi Peneliti

a Menambah pengetahuan dan wawasan penulis dalam menerapkan

ilmu yang diperoleh selama menjalani perkuliahan

b Menambah pengetahuan penulis tentang obat-obat herbal terutama

tentang efek jahe (Zingiber officinale Roscoe) yang ekstraknya

mampu menghambat pertumbuhan bakteri Streptococcus viridans

c Sebagai prasyaratan tugas dalam memperoleh gelar SKed (sarjana

kedokteran) di Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Program

Studi Pendidikan Dokter Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta

142 Bagi Institusi

a Menambah informasi dan literatur mengenai keilmuan

mikrobiologi

b Memajukan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

dan Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam

Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta dengan mempublikasikan

penelitian ini

143 Bagi Keilmuan

a Memberikan informasi mengenai efek ekstrak jahe (Zingiber

officinale Roscoe) terhadap pertumbuhan bakteri Streptococcus

viridans

b Menjadi bahan referensi bagi praktisi yang tertarik dalam

penelitian mikrobiologi

c Sebagai data dan informasi untuk melakukan penelitian lebih lanjut

mengenai pengaruh ekstrak jahe (Zingiber officinale Roscoe)

terhadap pertumbuhan bakteri Streptococcus viridans

144 Bagi Sosial

a Meningkatkan pemanfaatan bahan alami sebagai tanaman

berkhasiat obat dalam upaya peningkatan kesehatan masyarakat

dengan cara yang mudah dan ekonomis

4

b Memberikan pengetahuan dan masukan kepada semua kalangan

masyarakat bahwa tidak hanya penggunaan obat sintesis saja yang

dapat bersifat antibakterial tetapi tanaman herbal juga dapat

digunakan untuk mengurangi gejala yang ditimbulkan dari infeksi

saluran napas atas

5

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

21 Landasan Teori

211 Morfologi dan Klasifikasi Jahe (Zingiber officinale Roscoe)

Jahe termasuk tanaman yang berasal dari daerah Asia Tropik yang tersebar

di berbagai wilayah dari India sampai Cina Sejak zaman Kong Hu (551-479 SM)

jahe sudah dibudidayakan di India dan diekspor ke Cina Di kawasan Asia

tanaman jahe tersebar hampir di seluruh daerah tropika basah Saat ini tanaman

jahe dibudidayakan di berbagai daerah di Indonesia antara lain adalah Sumatera

Utara Bengkulu Jawa Barat Jawa Tengah dan Jawa Timur38

Gambar 21 Pohon Jahe

Sumber httpyudiansyahsukmanawordpresscom20100129jahe-1

Kedudukan tanaman jahe dalam taksonomi tumbuhan adalah sebagai

berikut

Kingdom Plantae

Divisi Spermatophyta

Subdivisi Angiospermae

Kelas Monocotyledonae

Ordo Zingiberales

Famili Zingiberaceae

6

Subfamili Zingiberoidae

Genus Zingiber

Spesies Zingiber officinale Roscoe

Jahe merupakan tanaman tahunan berbatang semu dengan tinggi antara 30

ndash 75 cm Berdaun sempit memanjang menyerupai pita dengan panjang 15 ndash 23

cm lebar lebih kurang 25 cm tersusun teratur dua baris berseling Tanaman jahe

hidup merumpun beranak-pinak menghasilkan rimpang dan berbunga Bungan

berupa malai yang tersembul pada permukaan tanah berbentuk tongkat atau bulat

telur dengan panjang lebih kurang 25 cm Mahkota bunga berbentuk tabung

dengan helaian agak sempit tajam berwarna kuning kehijauan Rimpang jahe

memiliki bentuk yang bervariasi mulai agak pipih sampai bulat panjang dengan

warna putih kekuning-kuningan hingga kuning kemerah-merahan Di Indonesia

jahe dikenal dengan beberapa nama anatara lain halia haliya lea lia lahia jhai

jahi jhahik moyuman beuing hairale masin manas reja pimedas jahja padeh

sipode sipadas pege bahing ai manas naije sedap sehi sewe laie gore

gisoro gihori dan yoyo89

Gambar 22 Rimpang Jahe

Sumber httpcaramudahdietblogspotcom201203manfaat-jahe-

untuk-kesehatan-tubuhhtml

Terdapat tiga jenis jahe berdasarkan ukuran bentuk dan warna rimpang

yaitu jahe gajah (Zingiber officinale Roscoe) atau jahe putih jahe putih kecil

(Zingiber officinale Amarum) atau jahe emprit dan jahe merah (Zingiber

officinale Rubrum) atau jahe sunti10

7

Tabel 21 Karakteristik Tiga Jenis Utama Jahe

Bagian tanaman Jahe gajah Jahe emprit Jahe merah

Struktur rimpang Besar berbuku Kecil berlapis Kecil berlapis

Warna irisan Putih

kekuningan

Putih

kekuningan

Jingga muda

sampai merah

Berat per rimpang (kg) 018 ndash 208 010 ndash 158 020 ndash 140

Diameter rimpang (cm) 847 ndash 850 327 ndash 405 420 ndash 426

Kadar minyak atsiri () 082 ndash 166 150 ndash 350 285 ndash 390

Kadar pati () 5510 5470 4499

Kadar serat () 689 659 -

Kadar abu () 660 ndash 757 739 ndash 890 746

Sumber Dimodifikasi dari Rostiana dkk (1991) Sri Yuliani dan Risfaheri (1990)

diacu dalam Bermawie dkk (1997)

212 Kandungan Kimiawi dan Manfaat Jahe

Menurut Rismunandar kandungan kimiawi yang terdapat pada rimpang jahe

menentukan aroma dan kepedasan jahe Terdapat beberapa faktor yang

mempengaruhi komposisi kimia rimpang jahe antara lain jenis jahe tanah dimana

jahe ditanam umur jahe saat dipanen pengolahan rimpang jahe dan ekosistem

tempat jahe berada8

Jahe memiliki kandungan minyak atsiri yang terdiri atas senyawa-senyawa

sesquiterpen zingiberen zingeron oleoresin kamfena limonen borneol sineol

sitral zingiberal felandren vitamin A B dan C serta senyawa-senyawa

flavonoid dan polifenol Substansi-substansi fenolitik berperan pada pembentukan

flavor yang dimana beberapa turunan fenolitik memberikan efek yang disebut

pungensi karena karakteristik oedas tajam dan sensasi menyengat Minyak atsiri

adalah minyak dari campuran zat yang mudah menguap dengan komposisi dan

titik didih yang berbeda berwarna kehijauan sampai kuning dan berbau khas

jahe Minyak atsiri dapat diperoleh dengan cara penyulingan dan hidrodestilasi912

8

Tabel 22 Kandungan Senyawa yang Terdapat dalam Jahe

Kandungan senyawa dalam jahe Senyawa

Minyak atsiri - geranial (259)

- a-zingiberen (95)

- (EE)-a-farnesen (76)

- neral (76)

- ar-curcumen (66)

- β-sesquiphellandren (2716)

- caryophyllen (1529)

- β-bisabolen (114)

Etanol oleoresin jahe - eugenol (498)

- zingeron (145)

- trans-6-shogaol (59)

- geraniol (37)

- borneol (19)

Methanol oleoresin jahe - zingeron (336)

- trans-6-shogaol (149)

- diacetoxy-[6]-gingerdiol (49)

- decanal (38)

- a-zingiberen (27)

CCl4 oleoresin jahe - zingeron (333)

- trans-6- shogaol (104)

- geranial (75)

- neral (49)

- methyldiacetoxy-[6]-gingerdione (35)

Isooktan oleoresin jahe - zingeron (305)

- palmitoleic acid (109)

- trans-6-shogaol (93)

- palmitic acid (89)

- diacetoxy-[6]-gingerdiol (33)

Sumber Singh et al (2008) El-Baroty et al (2010) Sacchetti et al (2005)

9

Oleoresin merupakan cairan kental berwarna kuning dengan rasa pedas yang

tajam larut dalam alkohol dan potroleum eter dan sedikit larut dalam air

Oleoresin mengandung senyawa aktif gingerol yang apabila selah melalui proses

penyimpanan dan pengeringan dapat berubah menjadi shogaol Senyawa-senyawa

kimia tersebut bekerja aktif untuk merusak membran luar dan membran

sitoplasma dinding sel bakteri11

213 Morfologi dan Klasifikasi Streptococcus viridans

Streptococcus merupakan salah satu flora normal yang terdapat dalam

rongga mulut Keberadaan bakteri tersebut tidak hanya memberikan efek yang

menguntungkan namun dapat merugikan bagi kesehatan mulut13

Gambar 23 Pewarnaan Gram Positif Bakteri Streptococcus viridans

Sumber httpwwwvitanaturalplpaciorkowiec-ropny-angina-

paciorkowcowa-ptonica-szkarlatyna

Streptococcus viridans adalah flora normal pada saluran napas atas yang

berperan untuk menjaga membran mukus Mikroorganisme ini bersifat Gram

positif berbentuk bulat dan tersusun dalam bentuk rantai selama pertumbuhannya

Mikroorganisme ini termasuk alpha hemolytic sehingga bila dilakukan

pembiakan dalam agar darah menunjukkan koloni berwarna kehijauan Pewarnaan

Gram didapatkan gambaran bentuk bulat berwarna ungu Streptococcus viridans

memiliki kekerabatan dengan spesies lain seperti Streptococcus mutans

Streptococcus anginosus Streptococcus mitis Streptococcus sanguis

Streptococcus salivarius dan Streptococcus bovis 13 14

10

Gambar 24 Biakan Streptococcus viridans pada media Agar Darah

Sumber httplibjiangnaneducnASM114-Introduce1htm

Klasifikasi Streptococcus viridans menurut Bergey

Ordo Eubacteriales

Famili Lactobacillaceae

Tribus Streptococcaceae

Genus Streptococcus

Spesies Streptococcus viridans

Pertumbuhan pada Streptococcus viridans tidak dihambat oleh optochin dan

koloninya tidak dapat larut dalam empedu (deoxycholate) Bakteri ini dapat

mencapai aliran darah akibat trauma dan dikenal sebagai penyebab utama

endokarditis pada katub jantung yang abnormal Selain itu beberapa bakteri S

viridans mensintesa polisakarida dari sukrosa dan berperan penting pada proses

pembentukan karies gigi13

2131 Patogenesis Streptococcus viridans

Penyakit yang ditimbulkan oleh infeksi Streptococcus dapat dipengaruhi

oleh beberapa macam faktor antara lain sifat biologik bakteri cara host

memberikan respons dan port drsquo entree bakteri13

Mulut merupakan organ yang

mengandung banyak bakteri dengan Streptococcus menjadi genus dominan

Orofaring terdapat campuran dari beberapa bakteri Streptococcus dan beberapa

spesies dari Streptococcus Streptococcus viridans mencegah kolonisasi bakteri

lain di rongga mulut dengan menjadi lebih agresif dari mikroorganisme lain

Berbagai bakteri bersaing dengan melakukan mucosal adherence dan

11

memproduksi bakteriosin yang mempunyai efek bakterisid Hanya sedikit yang

diketahui tentang mekanisme patogen pada Streptococcus viridans namun

diketahui bahwa bakteri tersebut dapat menghasilkan beberapa eksotoksin dan

enzim litik mengaktivasi komplemen menginduksi produksi dari sitokin15

Pada seseorang yang menjalani bedah mulut dan ekstraksi gigi memicu

terjadinya perdarahan 30 pasien akan mengalami bakteremia yang disebabkan

oleh Streptococcus viridans13

Streptococcus viridans adalah mikroorganisme

penyebab utama endokarditis bakterialis subakuta Lesi ini bersifat progresif dan

bagian yang mengalami penyembuhan akan mengalami inflamasi aktif dengan

vegetasi yang terdiri atas fibrin platelet sel darah dan bakteri yang melekat pada

katup jantung Menurut Refuoa selain endokarditis dilaporkan juga dalam

penelitiannya bahwa Streptococcus viridans mempunyai peranan dalam terjadinya

dental abcesses16

214 Antimikroba

Antimikroba merupakan substansi kimia yang berasal dari berbagai macam

mikroorganisme dalam konsentrasi rendah namun mampu menghambat

pertumbuhan mikroorganisme lainnya

Antibiotika mempunyai sifat-sifat

antibiotika antara lain menghambat atau membunuh patogen tanpa merusak host

bersifat bakterisid tidak ada resistensi pada bakteri tidak bersifat alergenik tetap

aktif dalam plasma dan eksudat larut di dalam air dan stabil dan bactericidal

level di dalam tubuh cepat dicapai dan bertahan untuk waktu lama14

2141 Mekanisme kerja antimikroba

Antimikroba yang mempunyai sifat bakteriostatik dapat menghambat

pertumbuhan bakteri dan membunuh bakteri Terdapat beberapa mekanisme kerja

antimikroba antara lain

1 Antimikroba yang mempengaruhi dinding sel

Mikroorganisme memiliki dinding sel yang merupakan struktur kaku

yang terdiri dari suatu kompleks polimer mukopeptida Dinding sel ini

menjaga tekanan osmotik di dalam bakteri sehingga mampu mencegah

gangguan dalam sintesisnya Antibiotika yang dapat menghambat reaksi

12

dalam proses sintesis dinding sel adalah penisilin fosfomisin sikloserin

ristosetin vankomisin dan basitrasin13

2 Antimikroba yang merusak membran sel

Beberapa antibiotika yang mampu merusak kehidupan sel

mikroorganisme Membran sel sebagai pembatas osmotik bagi difusi

antara lingkungan luar dan dalam sel Obat seperti polimiksin yang

merupakan kelompok polipeptida sederhana yang sukar berdifusi dan

sangat toksik 13

3 Antimikroba yang mengganggu fungsi DNA

Obat antimikroba yang berfungsi untuk merusak fungsi DNA hanya

beberapa saja yang dapat dipakai karena faktor toksisitasnya Antimikroba

yang bekerja sesuai dengan mekanisme tersebut adalah mitosin dan asam

nalidiksat 13

4 Antimikroba yang menghambat sintesis protein

Sintesis protein pada mikroorganisme berlangsung di ribosom

dengan bantuan mRNA dan tRNA Terdapat dua hasil akhir dari proses

sintesis protein yaitu transkripsi atau sintesis asam ribonukleat yang DNA-

dependent dan translasi atau sintesis protein yang RNA-dependent

Antimikroba yang mampu menghambat sintesis protein adalah rifampisin

aminoglikosida tetrasiklin dan kloramfenikol 13

2142 Metode uji antimikroba

Uji antimikroba dilakukan dengan metode difusi dan metode dilusi untuk

mengukur nilai konsentrasi hambat minimum (KHM)

A Metode difusi

Pada metode difusi dilakukan pengukuran daya hambat dari senyawa

antimikroba yang terkandung dalam ekstrak Metode ini merupakan metode yang

paling umum digunakan Metode difusi dibedakan melalui 3 cara yaitu

a Metode disc diffusion

Metode ini menggunakan blank disc yang berfungsi untuk menampung

zat antimikroba Blank disc yang mengandung zat antimikroba diletakkan di atas

13

permukaan media pertumbuhan yang telah diinokulasi Setelah itu diinkubasi

pada pada suhu 37oC selama 18-24 jam Hasil yang akan didapat adalah ada

tidaknya zona bening (clear zone) yang terbentuk di sekitar blank disc yang

menunjukan zona hambat pada pertumbuhan bakteri Dari hasil yang ditunjukan

dilakukan pengukuran dengan menggunakan penggaris Semakin besar zona

hambat yang dihasilkan semakin besar pula akitivitas suatu zat antimikroba1718

Tabel 23 Klasifikasi Respon Hambatan Pertumbuhan Bakteri

Diameter Zona Terang Respon Hambatan Pertumbuhan

gt20 mm Kuat

16-20 mm Sedang

10-15 mm Lemah

lt10 mm Tidak ada

Sumber Greenwood 1995

b Metode lubang (sumuranhole)

Pada metode ini media agar yang sudah diinokulasikan dengan bakteri

uji kemudian dibuat lubang atau sumur Lubang tersebut diisi ekstrak yang

mengandung zat antimikroba Setelah semua terisi oleh zat antimikroba

kemudian inkubasi pada waktu dan suhu optimum lalu dilakukan pengamatan

hambatan yang akan terbentuk 17

c Metode parit

Media pertumbuhan agar diinokulasikan dengan bakteri kemudian

dibuat sebidang parit Parit tersebut diisi dengan ekstrak dan diinkubasi pada

waktu dan suhu optimum pertumbuhan bakteri Setelah itu dilakukan pengamatan

dengan melihat ada atau tidaknya hambatan yang terbentuk 17

B Metode dilusi

Pada metode dilusi atau pengenceran senyawa antimikroba diencerkan

menjadi beberapa konsentrasi kemudian setiap konsentrasi tersebut dimasukkan

bakteri uji dalam media cair Lakukan inkubasi dan lihat apakah terdapat

pertumbuhan bakteri Pada umumnya metode ini terbagi menjadi dua metode

14

yaitu metode dilusi cair dan padat Kedua metode tersebut digunakan untuk

menentukan konsentrasi hambat minimal (KHM) dan konsentrasi bunuh minimal

(KBM) dari zat antimikroba terhadap bakteri uji Namun terbedakan dengan

media yang digunakan 18

22 Kerangka Teori

23 Kerangka Konsep

Ekstrak jahe

(Zingiber

officinale

Roscoe)

Koloni

Streptococcus

viridans

Pertumbuhan

koloni normal

Hambatan pada

pertumbuhan koloni

(+)

Zona hambat (+)

Ekstrak Jahe

Minyak atsiri dan oleoresin

β-bisabolene β- farnesene

sesquiphelandrene Gingerol

Shagaol Bisabolene

Merusak membran plasma sel

bakteri Streptococcus viridans

15

23 Definisi Operasional

No Variabel Definisi

Operasional

Alat Ukur Hasil Ukur Skala

Ukur

1 Zona hambat

Sviridans

Daerah

sekeliling blank

disc yang tidak

ditemukan

adanya

pertumbuhan S

viridans

Penggaris Diameter

zona bersih

(clear zone)

Numerik

2 Konsentrasi

ekstrak jahe

(100mgml

200mgml

500mgml

600mgml

800mgml

1000mgml)

Jahe yang sudah

dikeringkan

yang kemudian

dilarutkan

dengan

konsentrasi yang

telah ditentukan

Mikro

pipet

Jumlah

ekstrak sesuai

dengan

konsentrasi

pada setiap

tabung

Kategorik

3 Larutan

kontrol

negatif

Larutan kontrol

negatif yang

berisi etanol

96

Mikro

pipet

Blank disc

berisi etanol

96

Kategorik

4 Kontrol

positif

Kontrol positif

berupa blank

disc berisi

antibiotik

penisilin

Tidak ada Blank disc

berisi

antibiotik

penisilin

Kategorik

16

BAB III

METODE PENELITIAN

31 Desain Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental

32 Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada bulan Desember 2012 sampai bulan Juli

2013 di Laboratorium Mikrobiologi Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan

Universitas Islam Negeri Jakarta Proses ekstraksi jahe (Zingiber officinale

Roscoe) dilakukan oleh Balai Penelitian Tanaman Rempah dan Obat (BALITRO)

Bogor

33 Bahan yang Diuji

Ekstrak jahe (Zingiber officinale Roscoe) yang telah diekstraksi oleh Balai

Penelitian Tanaman Rempah dan Obat (BALITRO) Bogor

34 Sampel Bakteri

Bakteri Streptococcus viridans yang diisolasi pada media Agar darah dan

diinkubasi pada suhu 37degC selama 24 jam

35 Identifikasi Variabel

351 Variabel Bebas

Ekstrak jahe (Zingiber officinale Roscoe) dengan konsentrasi 100 mgml

200 mgml 500 mgml 600 mgml 800 mgml 1000 mgml

`352 Variabel Terikat

Pertumbuhan bakteri Streptococcus viridans dalam media pertumbuhan

Agar Darah

17

36 Alat dan Bahan Penelitian

361 Alat Penelitian

Tabung reaksi mikro pipet vortex bunsen alkohol ose cawan petri

penggaris korek api rak tabung autoclave baki alumuniumfoil swab kapas

erlenmeyer inkubator penggaris label alat tulis laminar air flow tisu pinset

dan kamera

362 Bahan Penelitian

Jahe pelarut etanol 96 pembenihan Agar darah larutan pengencer

thioglikolat biakan Streptococcus viridans blank disc blank disc berisi antibiotik

penicillin

37 Alur Penelitian

Kultur bakteri Streptococcus viridans

di media Agar Darah

Pembuatan konsentrasi ekstrak jahe

Timbang ekstrak jahe dengan berat

1000 800 600 500 200 dan 100

gram masukkan ke dalam tabung

Masukkan 1 ose Streptococcus

viridans ke dalam larutan thioglikolat

Usapkan bakteri ke media Agar Darah

dengan swab kapas steril

Thioglikolat dan Streptococcus

viridans divortex hingga omogen Masukkan 1ml etanol 96 ke dalam

masing-masing tabung

Pindahkan konsentrasi ekstrak jahe

yang homogen ke cawan petri

Blank disc diletakkan di media Agar

Darah yang telah diberi bakteri

Streptococcus viridans

Ekstrak jahe dan etanol 96 divortex

hingga homogen

Kekeruhan distandarisasi dengan

menggunakan larutan standarisasi

konsentrasi 05 Mac Farland

Inkubasi selama 24 jam

Amati dan ukur zona hambat yang

terbentuk

Rendam blank disc ke dalam cawan

petri selama 10-15 menit

18

38 Cara Kerja Penelitian

381 Tahap Persiapan

3811 Sterilisasi Alat dan Bahan

Seluruh alat yang akan digunakan sebelumnya dicuci bersih dikeringkan

dan dibungkus dengan kertas Setelah itu sterilisasi dapat dilakukan dengan

menggunakan autoclave selama 15-30 menit dan kemudian mengatur tekanan

sebesar 15 dynecm3 (1 atm) dan suhu sebesar 121

o C

3812 Persiapan Sampel

Jahe diperoleh dari pasar tradisional di Jakarta Timur yang homogen

sebanyak 4 kilogram Kemudian dilakukan pembuatan ekstrak jahe di Balai

Penelitian Tanaman Rempah dan Obat (BALITRO) Bogor Proses ekstraksi

meliputi pencucian pegirisan dan pengeringan Pada jahe yang sudah meliputi

tahap pengeringan kemudian diekstraksi melalui proses maserasi dengan pelarut

etanol 96 Pada penelitian ini digunakan 4 kg jahe yang dimana setelah

mengalami proses ekstraksi didapatkan ekstrak kental sebanyak 500 gram

3813 Pembuatan stok bakteri

Pembuatan stok bakteri ini dilakukan untuk memperbanyak bakteri

dengan cara menginokulasikan 1 ose biakan murni bakteri Streptococcus viridans

dalam media agar darah kemudian diinkubasi selama 24 jam dengan suhu 37degC

di dalam inkubator

3814 Pembuatan stok variabel konsentrasi

Stok ekstrak jahe akan dibuat dalam berbagai konsentrasi yaitu konsentrasi

100 mgml 200 mgml 500 mgml 600 mgml 800 mgml dan 1000 mgml

Etanol 96 digunakan sebagai kontrol negatif dan antibiotik penisilin sebagai

kontrol positif sehingga seluruhnya berjumlah 8 variabel Penelitian ini

dikerjakan secara triplet Blank disc dimasukkan ke dalam masing-masing stok

variabel konsentrasi selama 10-15 menit Kemudian masing-masing stok variabel

akan dimasukkan ke dalam 6 cawan petri (1 cawan petri akan berisi 3 blank disc

kosong kontrol negatif dan penisilin sebagai kontrol positif) yang akan digunakan

dalam tahap pengujian selanjutnya

19

382 Tahap uji efektivitas ekstrak jahe

Bakteri diencerkan dengan mencampurkan 1 ose bakteri Streptococcus

viridans ke dalam tabung reaksi yang telah berisi thiloglikolat steril kemudian

dihomogenkan dengan menggunakan vortex dan kekeruhannya distandarisasi

dengan konsentrasi 05 Mac Farland Bakteri dalam thioglikolat yang telah

terstandarisasi dioleskan pada media pertumbuhan Agar Darah (AD) dengan

menggunakan swab kapan steril Konsentrasi ekstrak jahe kemudian dimasukkan

ke dalam cawan petri dan rendam blank disc selama plusmn 15 menit Setelah dilakukan

perendaman blank disc diletakkan di atas permukaan media pertumbuhan yang

sudah diolesi dengan campuran bakteri dan thioglikolat secara higienis di dalam

laminar air flow Media Agar Darah kemudian diinkubasi ke dalam inkubator

pada suhu 37oC selama 24 jam Setelah 24 jam dilakukan pengukuran diameter

zona hambat yang terbentuk sebagai area bening atau zona bersih dengan

menggunakan penggaris

39 Pengelolaan data

Pada penelitian ini menggunakan data yang merupakan variable numerik

lebih dari 2 kelompok yang tidak berpasangan sehingga analisis data

menggunakan uji One Way ANOVA (distribusi data normal dan varians data harus

homogen) Namun jika distribusi data tidak normal maka uji alternatif yang

dilakukan adalah uji ststistik nonparameter Kruskall-Wallis Untuk menentukan

konsentrasi mana yang memiliki kebermaknaan maka dilakukan analisis Post Hoc

menggunakan uji Mann-Whitney

20

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

41 Efek Ekstrak Jahe (Zingiber officinale Roscoe) terhadap Pertumbuhan

Streptococcus viridans

Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan uji metode disc diffusion

secara triplo dengan beberapa konsentrasi ekstrak jahe (100 mgml 200 mgml

500 mgml 600 mgml 800 mgml dan 1000 mgml) Blank disc yang telah

direndam dalam ekstrak selama 10-15 menit diletakkan pada media pertumbuhan

Agar Darah yang terinokulasi bakteri Streptococcus viridans kemudian

diinkubasi selama 24 jam pada suhu 37oC Ekstrak jahe diketahui dapat

memberikan efek menghambat pertumbuhan bakteri Streptococcus viridans yang

terlihat dari terbentuknya zona hambat disekitar blank disc

Grafik 42 Diameter rata-rata zona hambat

Pada hasil pengamatan didapatkan berbagai diameter zona hambat yang

terbentuk dari masing-masing konsentrasi ekstrak jahe yang digunakan Rata-rata

diameter pada konsentrasi 100 mgml sebesar 667 mm dengan standar deviasi

058 Pada konsentrasi 200 mgml sebesar 767 mm dengan standar deviasi 058

000

500

1000

1500

2000

2500

3000

1 2 3 4 5 6 7 8

Leb

ar Z

on

a H

amb

at (

mm

)

Konsentrasi Ekstrak Jahe (mgml)

100 200 500

600 1000

K(-) K(+) 800

21

Pada konsentrasi 500 mgml sebesar 9 mm dengan standar deviasi 0 Pada

konsentrasi 600 mgml sebesar 10 mm dengan standar deviasi 0 Pada konsentrasi

800 mgml sebesar 11 mm dengan standar deviasi 0 Pada konsentrasi 1000

mgml sebesar 1233 mm dengan standar deviasi 058 Pada uji kontrol positif

yang menggunakan antibiotik penisilin terbentuk zona hambat dengan rata-rata

sebesar 2983 mm dengan standar deviasi 029 Pada uji kontrol negatif yang

menggunakan etanol 96 tidak terbentuk zona hambat yang memberikan arti

bahwa tidak adanya hambatan terhadap pertumbuhan bakteri Streptococcus

viridans

Data penelitian diatas menunjukkan bahwa data tidak memenuhi syarat

untuk melakukan uji One-Way Annova maka digunakan uji Kruskall-Wallis19

Pada uji Kruskall-Wallis menunjukkan nilai signifikan atau bermakna yang mana

dapat dikatakan bermakna jika p lt 005 sehingga diketahui bahwa berbagai

konsentrasi ekstrak jahe yang digunakkan pada penelitian ini berpengaruh

terhadap pertumbuhan bakteri Streptococcus viridans

Tabel 41 Hasil Analisis Post Hoc dengan Menggunakan Uji Mann-Whitney

Perlakuan Analisis Multikomparasi dengan Uji Mann-Whitney

Etanol 100

mgml

200

mgml

500

mgml

600

mgml

800

mgml

1000

mgml

Penisilin

Etanol 0034 0034 0025 0025 0025 0034 0034

100 mgml 0099 0034 0034 0034 0043 0043

200 mgml 0034 0034 0034 0043 0043

500 mgml 0025 0025 0034 0034

600 mgml 0025 0034 0034

800 mgml 0034 0034

1000 mgml 0043

Penisilin

Keterangan p lt 005

Berdasarkan hasil statistik analisis Post Hoc yang didapatkan bahwa

terdapat perbedaan yang bermakna antar setiap konsentrasi dengan penisilin

dengan indeks kepercayaan 95 Akan tetapi terdapat konsentrasi yang tidak

memiliki perbedaan yang bermakna yaitu antar konsentrasi 100 mgml dan 200

22

mgml Pada penelitian ini diketahui bahwa respon yang terbentuk dari

penghambatan tumbuhnya bakteri Streptococcus viridans merupakan respon

lemah

Pemberian ekstrak jahe berpengaruh terhadap pertumbuhan bakteri

Streptococcus viridans Diameter rata-rata zona hambat terbesar didapatkan pada

pemberian 1000 mgml (1233 mm) kemudian dengan pemberian konsentrasi 800

mgml (10 mm) dan konsentrasi 600 mgml (11 mm) tetapi berbeda bila

dibandingkan dengan pemberian konsentrasi 100 mgml 200 mgml dan 500

mgml Semakin tinggi konsentrasi ekstrak jahe mengakibatkan semakin besar

diameter rata-rata zona hambat yang terbentuk terhadap pertumbuhan bakteri

Streptococcus viridans

Gambar 43 Efek ekstrak jahe terhadap pertumbuhan Streptococcus viridans

Aktivitas antibakteri yang ditimbulkan dari pemberian ekstrak jahe dapat

dihubungkan dengan adanya kandungan senyawa-senyawa kimia jahe

Kandungan utama jahe adalah seskuiterpen dan zingiberen Komponen lainnya

termasuk β-sesquiphellandrene bisabolene dan farnesene yang termasuk

seskuiterpen Jahe memiliki senyawa reaktif yang disebut terpenoid yang

menstimulasi produksi air liur dan merupakan senyawa penting dalam farmasi

(Ekam et al 2007)

Menurut Winarto (2007) berdasarkan dari analisa kimia diketahui bahwa

tanaman jahe mengandung senyawa antara lain flavonoida polivenol minyak

atsiri gingerol limonene oleoresin 18 cineole 10-dehydroginger dione 6-

K (+)

K (-)

100 mgml

500 mgml

200 mgml

K (+)

K (-)

1000 mgml

800 mgml

600 mgml

23

gingerdione alpha-linolenic acid arginine aspartic betha-sitosterol caprilic-

acid capcaicin chorogenic acid farnesal farnese dan farnesol20

Minyak atsiri dan oleoresin merupakan senyawa kimia yang mampu

menghambat pertumbuhan dan membunuh bakteri dengan merusak membran

plasma bakteri merusak sistem kerja sel dan menyebabkan lisis pada sel bakteri

Selain itu struktur 3 dimensi protein terganggu sehingga menyebabkan protein

terdenaturasi Setelah mengalami denaturasi deret asam amino pada bakteri tetap

utuh namun tidak dapat lagi melakukan fungsinya21

Penelitian telah dilakukan oleh Malu et al (2009) yang membuktikan bahwa

ekstrak jahe mengandung senyawa aktif yaitu zingiberene yang mampu

menghambat pertumbuhan bakteri Streptococcus viridans Pada penelitian

tersebut jahe yang sudah dilakukan pengeringan dan penggilingan menjadi bubuk

halus dengan menggunakan electric grinder dihasilkan serbuk jahe sebanyak 100

gram Serbuk jahe kemudian dibagi menjadi masing-masing 20 gram dan akan

dilakukan ekstraksi dengan berbagai pelarut (n-heksana etil asetat etanol soxhlet

dan air) Hasil yang didapatkan adalah adanya aktivitas antibakteri dari ekstrak

jahe dengan berbagai pelarut kecuali air Zona hambat yang terbentuk sebesar 5

mm 56 mm 7 mm dan 0 mm

Berdasarkan hasil yang diperoleh dari penelitian sebelumnya terdapat

perbedaan yang signifikan dengan penelitian ini Perbedaaan yang ada

dipengaruhi oleh metode pembuatan variabel konsentrasi berupa simplisia jenis

dan konsentrasi pelarut yang digunakan berupa n-heksana etil asetat etanol

soxhlet dan air tempat tanaman jahe diperoleh di pasar di Nigeria dan usia panen

tanaman jahe (semakin tua tanaman jahe saat dipanen semakin banyak

kandungan minyak atsiri di dalamnya)

Pada penelitian ini terdapat beberapa hambatan antara lain

1 Penggunaan media pertumbuhan Agar Darah yang baik bagi berbagai bakteri

sehingga mempermudah adanya kontaminasi

2 Bakteri Streptococcus viridans yang tidak dapat bertahan hidup dalam waktu

yang cukup lama

24

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

51 Kesimpulan

Pada penelitian ini berdasarkan hasil uji efektivitas dan analisis statistik

dapat disimpulkan bahwa

1 Ekstrak tanaman jahe dengan pelarut etanol 96 dapat memberikan efek

hambat terhadap pertumbuhan bakteri Strptococcus viridans (p lt 005)

2 Rata-rata efek hambat yang paling besar terdapat pada konsentrasi ekstrak

jahe 1000 mgml yaitu sebesar 1233 mm konsentrasi 800 mgml sebesar

11 mm konsentrasi 600 mgml sebesar 10 mm konsentrasi 500 mgml

sebesar 9 mm konsentrasi 200 mgml sebesar 767 mm dan konsentrasi

100 mgml sebesar 667 mm

3 Efektivitas ekstrak jahe (Zingiber officinale Roscoe) terhadap

pertumbuhan Streptococcus viridans termasuk dalam golongan respon

lemah

52 Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang ada maka disarankan bagi peneliti

selanjutnya

1 Melakukan penelitian lebih lanjut tentang pengaruh konsentrasi ekstrak

tanaman jahe terhadap bakteri Streptococcus viridans dengan menggunakan

konsentrasi yang lebih kecil daripada penelitian ini

2 Melakukan penelitian lebih lanjut tentang kerja antibakteri ekstrak jahe

terhadap bakteri lainnya

3 Melakukan uji aktivitas antibakteri esktrak tanaman jahe terhadap bakteri

Streptococcus viridans secara in-vivo

25

DAFTAR PUSTAKA

1 Fathia S dkk Aktivitas Antimikroba Ekstrak Jahe (Zingiber officinale

Roscoe) Terhadap Beberapa Bakteri Patogen Bogor Institut Pertanian

Bogor 2011

2 Santoso B Jahe Yogyakarta Penerbit Kanisius 15-17

3 Departemen Kesehatan RI Profil Kesehatan Indonesia Jakarta

Departemen Kesehatan RI 2005 Diunduh dari httpwwwdepkesgoid

Diakses pada 20 Januari 2013

4 Departemen Kesehatan RI Pharmaceutical Care Untuk Penyakit Saluran

Pernapasan 2005

5 Bisno A Acute Pharyngitis N Engl J Med 2001 344(3) Diunduh dari

httpwwwnejmorg Diakses pada 14 Februari 2013

6 Malu S Obochi G Tawo N Nyong B Antibacterial Activity And

Medicinal Properties Of Ginger (Zingiber officinale) Global Journal Of

Pure And Applied Sciences Nigeria 2009 Vol(3) 365-368

7 Astuti V Uji Antibakteri Ekstrak Jahe (Zingiber officinale Roscoe)

Terhadap Pertumbuhan Bakteri Escherichia coli Dan Staphylococcus

aureus Secara In Vitro Semarang Universitas Diponegoro 2000

8 Rukmana R Usaha Tani Jahe Yogyakarta Penerbit Kanisius 12-17

9 Miksusanti Kajian Aktivitas Antibakteri Minyak Atsiri Temu Kunci dan

Aplikasinya dalam Fil Edibel Antibakteri Bogor Institut Pertanian Bogor

2008

10 Kaushik P Evaluation of Various Crude Extracts of Zingiber officinale

Rhizome for Potential Antibacterial Activity A Study in Vitro India

Department of Botany and Microbiology Gurukul Kangri University

Scientific Research 2011 Diunduh di httpwwwSciRPorgjournalaim

Diakses 16 Februari 2013

11 Fathona D Kandungan Gingerol dan Shogaol Intensitas Kepedasan dan

Penerimaan Panelis terhadap Oleoresin Jahe gajah (Zingiber officinale

var Roscoe) Jahe Emprit (Zingiber officinale var Amarum) dan Jahe

Merah (Zingiber officinale var Rubrum) Bogor Institut Pertanian Bogor

2011

12 Duke J et al Handbook of Medicinal Hebrs United State of America

CRC Press 2000 327-328

26

13 Brooks GF Butel JS Ornston NL Mikrobiologi Kedokteran Jawetz

Jakarta Penerbit Buku Kedokteran EGC 1996 327-338

14 Chatim A Suharto Sterilisasi dan Desinfeksi Dalam Staf Pengajar

FKUI Buku Ajar Mikrobiologi Kedokteran Jakarta Binarupa Aksara

Publisher 64-69

15 Topazian R et al Oral and Maxillofacial Infections Philadelphia WB

Saunders Company 33-34

16 Refoua A Study of Streptococcus Viridans in the Maxillofacial Region

Original Article University of Medical Sciences Tehran Iran

2005Vol(4) 174-177

17 Kusmiyati Uji Aktivitas Senyawa Antibakteri dari Mikroalga

Porphyridium cruentum Pusat Penelitian Bioteknologi Lembaga Ilmu

Pengetahuan Indonesia (LIPI) Cibinong 2007 Vol(1) 48-53

18 Greenwood Antibiotics Susceptibility (Sensitivity) Test Antimicrobial and

Chemotheraphy United State of America Mc Graw Hill Company 1995

19 Dahlan M Sopiyudin Statistik untuk Kedokteran dan Kesehatan Edisi 3

Jakarta Salemba Medika 2009 83-105

20 Winarto W Tanaman Obat Indonesia Untuk Pengobatan Herbal

Karyasari Herba Media 2007

21 Hertiani T et al Effect of Indonesian Medicinal Plants Essential Oils on

Streptococcus mutans Biofilm Yogyakarta Faculty of Pharmacy UGM

2011

27

LAMPIRAN

Lampiran 1

Hasil IdentifikasiDeterminasi Bahan Uji

28

Lampiran 2

Hasil Ekstraksi Jahe

29

Lampiran 3

Data Hasil Uji Statistik

UJI NORMALITAS

30

31

32

33

34

35

36

37

38

39

40

41

42

43

44

45

46

Lampiran 4

Alat dan Bahan

Media Agar Darah Ekstrak Jahe Timbangan Tabung

Reaksi Sendok

Etanol 96 Ose Pinset

Tisu Spirtus Cawan Petri Vortex

Laminar Air Flow Lemari Pendingin

47

Lampiran 5

Uji Antibakteri Jahe Terhadap Streptococcus viridan

K (+)

K (-)

100mgml

500mgml

200mgml

K (-)

K (+)

600mgml 1000mgml

800mgml

48

Lampiran 6

Riwayat Penulis

Identitas

Nama Sidqa Hanief

Jenis Kelamin Perempuan

Tempat Tanggal Lahir Jakarta 21 Desember 1992

Agama Islam

Alamat Jl Masjid Al Munir No 44 RT 012 RW 003 Jakarta

Timur

Email sidqahnfhotmailcom

Riwayat Pendidikan

1997-1998 TK Purwarini Jakarta

1998-2004 SDS Angkasa 3 Jakarta

2004-2007 SMP Negeri 81 Jakarta

2007-2010 SMA Madania Indonesian School Bogor

2010-sekarang Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

Page 9: Efektivitas Ekstrak Jahe (Zingiber officinale Roscoe) Terhadap ...

xi

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 21 Pohon Jahehelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 5

Gambar 22 Rimpang Jahehelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip 6

Gambar 23 Pewarnaan Gram Positif Bakteri Streptococcus viridanshellip 9

Gambar 24 Biakan Streptococcus viridans pada Media Agar Darahhelliphellip 10

Gambar 43 Efek Ekstrak Jahe terhadap Pertumbuhan Streptococcus

Viridanshelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip

22

xii

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1 Hasil Identifikasi Bahan Ujihelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip

Lampiran 2 Hasil Ekstraksi Jahehelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip

Lampiran 3 Data Hasil Uji Statistikhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip

Lampiran 4 Alat dan Bahanhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip

Lampiran 5 Uji Antibakteri Jahe Terhadap Streptococcus viridanshelliphelliphelliphellip

Lampiran 6 Riwayat Penulishelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip

26

27

28

46

47

48

1

BAB I

PENDAHULUAN

11 Latar Belakang

Indonesia merupakan negara yang dikenal sebagai penghasil rempah-

rempah sejak dahulu kala Rempah-rempah banyak dimanfaatkan oleh masyarakat

Indonesia sebagai bahan dasar untuk kebutuhan pangan bahan obat-obatan dan

kosmetika Bagian dari tanaman rempah-rempah yang dapat digunakan antara lain

adalah kulit batang akar daun rimpang bunga buah dan biji Tanaman jahe

salah satu tanaman jenis rempah-rempah berbentuk rimpang yang banyak

dimanfaatkan secara tradisional sebagai minuman penghangat serta pereda batuk

nyeri dan diare12

Saat ini penggunaan jahe banyak dimanfaatkan untuk menangani penyakit

infeksi saluran pernapasan Penyakit infeksi pada saluran napas merupakan

penyakit yang banyak terjadi pada masyarakat baik infeksi saluran napas atas

maupun bawah penyakit infeksi ini sebagai salah satu penyebab utama kematian

(127)34

Secara umum penyebab dari penyakit infeksi saluran napas adalah

mikroorganisme namun yang terbanyak disebabkan oleh infeksi virus dan

bakteri Bakteri Streptococcus viridans merupakan salah satu bakteri yang dapat

menginfeksi saluran napas Penyakit infeksi ini masih menjadi masalah kesehatan

bagi masyarakat di Indonesia melihat masih tingginya angka kejadian penyakit

infeksi yang juga menimbulkan tingginya angka kematian terutama pada bayi dan

balita56

Hal tersebut memicu para peneliti untuk mencari pengobatan alternatif

yang sekiranya dapat dijadikan pilihan yang aman dikonsumsi oleh masyarakat

Pengobatan herbal sebagai pengobatan alternatif saat ini banyak dipilih karena

memiliki efek samping yang lebih sedikit harga yang lebih ekonomis dan telah

lama dimanfaatkan secara tradisional sebagai bahan dasar obat-obatan2

Upaya pemanfaatan ekstrak jahe telah banyak dilakukan oleh beberapa

penelitian baik di luar negeri maupun di Indonesia diantaranya dilakukan oleh

Akoachere et al (2002) telah membuktikan bahwa jahe mempunyai kemampuan

untuk menghambat pertumbuhan bakteri dan Sarah (2011) yang menguji ekstrak

jahe dengan pelarut etil asetat menunjukkan bahwa terdapat inhibitory zone pada

2

pertumbuhan beberapa bakteri patogen seperti Staphylococus aureus

Streptococcus viridans Bacillus cereus dan Salmonella

Kemampuan bahan aktif yang terkandung di dalam rempah-rempah

bergantung pada jenis senyawa dan konsentrasinya Senyawa dari jahe yang

kemungkinan mempunyai aktivitas sebagai antibakteri adalah minyak atsiri

terdiri atas senyawa-senyawa aktif sebagai berikut β-bisabolene β- farnesene

sesquiphelandrene zingiberen zingeron oleoresin kamfena limonen borneol

sineol sitral zingiberal felandren vitamin A B dan C serta senyawa-senyawa

flavonoid dan polifenol Senyawa aktif tersebut mengandung senyawa fenol yang

bekerja dengan cara merusak membran plasma sel bakteri dan mengganggu proses

koagulasi sel bakteri7

Berdasarkan hal tersebut di atas maka peneliti akan melakukan penelitian

mengenai efektivitas ekstrak jahe dengan menggunakan pelarut etanol yang

terbukti lebih efektif dibandingkan jenis pelarut organik lain sebagai antibakterial

terhadap pertumbuhan bakteri Streptococcus viridans dengan metode difusi agar

Penelitian ini diharapkan dapat melihat potensi jahe yang selama ini dikenal dapat

bermanfaat dalam penghambatan tumbuhnya bakteri Streptococcus viridans

12 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas rumusan masalah pada penelitian ini

adalah apakah terdapat pengaruh ekstrak jahe (Zingiber officinale Roscoe)

terhadap pertumbuhan bakteri Streptococcus viridans

13 Tujuan Penelitian

131 Tujuan Umum

Untuk mengetahui pengaruh ekstrak jahe (Zingiber officinale Roscoe)

terhadap pertumbuhan Streptococcus viridans

132 Tujuan Khusus

Untuk menentukan konsentrasi ekstrak jahe (Zingiber officinale

Roscoe) yang dapat menghambat pertumbuhan Streptococcus

viridans

3

14 Manfaat Penelitian

141 Bagi Peneliti

a Menambah pengetahuan dan wawasan penulis dalam menerapkan

ilmu yang diperoleh selama menjalani perkuliahan

b Menambah pengetahuan penulis tentang obat-obat herbal terutama

tentang efek jahe (Zingiber officinale Roscoe) yang ekstraknya

mampu menghambat pertumbuhan bakteri Streptococcus viridans

c Sebagai prasyaratan tugas dalam memperoleh gelar SKed (sarjana

kedokteran) di Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Program

Studi Pendidikan Dokter Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta

142 Bagi Institusi

a Menambah informasi dan literatur mengenai keilmuan

mikrobiologi

b Memajukan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

dan Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam

Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta dengan mempublikasikan

penelitian ini

143 Bagi Keilmuan

a Memberikan informasi mengenai efek ekstrak jahe (Zingiber

officinale Roscoe) terhadap pertumbuhan bakteri Streptococcus

viridans

b Menjadi bahan referensi bagi praktisi yang tertarik dalam

penelitian mikrobiologi

c Sebagai data dan informasi untuk melakukan penelitian lebih lanjut

mengenai pengaruh ekstrak jahe (Zingiber officinale Roscoe)

terhadap pertumbuhan bakteri Streptococcus viridans

144 Bagi Sosial

a Meningkatkan pemanfaatan bahan alami sebagai tanaman

berkhasiat obat dalam upaya peningkatan kesehatan masyarakat

dengan cara yang mudah dan ekonomis

4

b Memberikan pengetahuan dan masukan kepada semua kalangan

masyarakat bahwa tidak hanya penggunaan obat sintesis saja yang

dapat bersifat antibakterial tetapi tanaman herbal juga dapat

digunakan untuk mengurangi gejala yang ditimbulkan dari infeksi

saluran napas atas

5

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

21 Landasan Teori

211 Morfologi dan Klasifikasi Jahe (Zingiber officinale Roscoe)

Jahe termasuk tanaman yang berasal dari daerah Asia Tropik yang tersebar

di berbagai wilayah dari India sampai Cina Sejak zaman Kong Hu (551-479 SM)

jahe sudah dibudidayakan di India dan diekspor ke Cina Di kawasan Asia

tanaman jahe tersebar hampir di seluruh daerah tropika basah Saat ini tanaman

jahe dibudidayakan di berbagai daerah di Indonesia antara lain adalah Sumatera

Utara Bengkulu Jawa Barat Jawa Tengah dan Jawa Timur38

Gambar 21 Pohon Jahe

Sumber httpyudiansyahsukmanawordpresscom20100129jahe-1

Kedudukan tanaman jahe dalam taksonomi tumbuhan adalah sebagai

berikut

Kingdom Plantae

Divisi Spermatophyta

Subdivisi Angiospermae

Kelas Monocotyledonae

Ordo Zingiberales

Famili Zingiberaceae

6

Subfamili Zingiberoidae

Genus Zingiber

Spesies Zingiber officinale Roscoe

Jahe merupakan tanaman tahunan berbatang semu dengan tinggi antara 30

ndash 75 cm Berdaun sempit memanjang menyerupai pita dengan panjang 15 ndash 23

cm lebar lebih kurang 25 cm tersusun teratur dua baris berseling Tanaman jahe

hidup merumpun beranak-pinak menghasilkan rimpang dan berbunga Bungan

berupa malai yang tersembul pada permukaan tanah berbentuk tongkat atau bulat

telur dengan panjang lebih kurang 25 cm Mahkota bunga berbentuk tabung

dengan helaian agak sempit tajam berwarna kuning kehijauan Rimpang jahe

memiliki bentuk yang bervariasi mulai agak pipih sampai bulat panjang dengan

warna putih kekuning-kuningan hingga kuning kemerah-merahan Di Indonesia

jahe dikenal dengan beberapa nama anatara lain halia haliya lea lia lahia jhai

jahi jhahik moyuman beuing hairale masin manas reja pimedas jahja padeh

sipode sipadas pege bahing ai manas naije sedap sehi sewe laie gore

gisoro gihori dan yoyo89

Gambar 22 Rimpang Jahe

Sumber httpcaramudahdietblogspotcom201203manfaat-jahe-

untuk-kesehatan-tubuhhtml

Terdapat tiga jenis jahe berdasarkan ukuran bentuk dan warna rimpang

yaitu jahe gajah (Zingiber officinale Roscoe) atau jahe putih jahe putih kecil

(Zingiber officinale Amarum) atau jahe emprit dan jahe merah (Zingiber

officinale Rubrum) atau jahe sunti10

7

Tabel 21 Karakteristik Tiga Jenis Utama Jahe

Bagian tanaman Jahe gajah Jahe emprit Jahe merah

Struktur rimpang Besar berbuku Kecil berlapis Kecil berlapis

Warna irisan Putih

kekuningan

Putih

kekuningan

Jingga muda

sampai merah

Berat per rimpang (kg) 018 ndash 208 010 ndash 158 020 ndash 140

Diameter rimpang (cm) 847 ndash 850 327 ndash 405 420 ndash 426

Kadar minyak atsiri () 082 ndash 166 150 ndash 350 285 ndash 390

Kadar pati () 5510 5470 4499

Kadar serat () 689 659 -

Kadar abu () 660 ndash 757 739 ndash 890 746

Sumber Dimodifikasi dari Rostiana dkk (1991) Sri Yuliani dan Risfaheri (1990)

diacu dalam Bermawie dkk (1997)

212 Kandungan Kimiawi dan Manfaat Jahe

Menurut Rismunandar kandungan kimiawi yang terdapat pada rimpang jahe

menentukan aroma dan kepedasan jahe Terdapat beberapa faktor yang

mempengaruhi komposisi kimia rimpang jahe antara lain jenis jahe tanah dimana

jahe ditanam umur jahe saat dipanen pengolahan rimpang jahe dan ekosistem

tempat jahe berada8

Jahe memiliki kandungan minyak atsiri yang terdiri atas senyawa-senyawa

sesquiterpen zingiberen zingeron oleoresin kamfena limonen borneol sineol

sitral zingiberal felandren vitamin A B dan C serta senyawa-senyawa

flavonoid dan polifenol Substansi-substansi fenolitik berperan pada pembentukan

flavor yang dimana beberapa turunan fenolitik memberikan efek yang disebut

pungensi karena karakteristik oedas tajam dan sensasi menyengat Minyak atsiri

adalah minyak dari campuran zat yang mudah menguap dengan komposisi dan

titik didih yang berbeda berwarna kehijauan sampai kuning dan berbau khas

jahe Minyak atsiri dapat diperoleh dengan cara penyulingan dan hidrodestilasi912

8

Tabel 22 Kandungan Senyawa yang Terdapat dalam Jahe

Kandungan senyawa dalam jahe Senyawa

Minyak atsiri - geranial (259)

- a-zingiberen (95)

- (EE)-a-farnesen (76)

- neral (76)

- ar-curcumen (66)

- β-sesquiphellandren (2716)

- caryophyllen (1529)

- β-bisabolen (114)

Etanol oleoresin jahe - eugenol (498)

- zingeron (145)

- trans-6-shogaol (59)

- geraniol (37)

- borneol (19)

Methanol oleoresin jahe - zingeron (336)

- trans-6-shogaol (149)

- diacetoxy-[6]-gingerdiol (49)

- decanal (38)

- a-zingiberen (27)

CCl4 oleoresin jahe - zingeron (333)

- trans-6- shogaol (104)

- geranial (75)

- neral (49)

- methyldiacetoxy-[6]-gingerdione (35)

Isooktan oleoresin jahe - zingeron (305)

- palmitoleic acid (109)

- trans-6-shogaol (93)

- palmitic acid (89)

- diacetoxy-[6]-gingerdiol (33)

Sumber Singh et al (2008) El-Baroty et al (2010) Sacchetti et al (2005)

9

Oleoresin merupakan cairan kental berwarna kuning dengan rasa pedas yang

tajam larut dalam alkohol dan potroleum eter dan sedikit larut dalam air

Oleoresin mengandung senyawa aktif gingerol yang apabila selah melalui proses

penyimpanan dan pengeringan dapat berubah menjadi shogaol Senyawa-senyawa

kimia tersebut bekerja aktif untuk merusak membran luar dan membran

sitoplasma dinding sel bakteri11

213 Morfologi dan Klasifikasi Streptococcus viridans

Streptococcus merupakan salah satu flora normal yang terdapat dalam

rongga mulut Keberadaan bakteri tersebut tidak hanya memberikan efek yang

menguntungkan namun dapat merugikan bagi kesehatan mulut13

Gambar 23 Pewarnaan Gram Positif Bakteri Streptococcus viridans

Sumber httpwwwvitanaturalplpaciorkowiec-ropny-angina-

paciorkowcowa-ptonica-szkarlatyna

Streptococcus viridans adalah flora normal pada saluran napas atas yang

berperan untuk menjaga membran mukus Mikroorganisme ini bersifat Gram

positif berbentuk bulat dan tersusun dalam bentuk rantai selama pertumbuhannya

Mikroorganisme ini termasuk alpha hemolytic sehingga bila dilakukan

pembiakan dalam agar darah menunjukkan koloni berwarna kehijauan Pewarnaan

Gram didapatkan gambaran bentuk bulat berwarna ungu Streptococcus viridans

memiliki kekerabatan dengan spesies lain seperti Streptococcus mutans

Streptococcus anginosus Streptococcus mitis Streptococcus sanguis

Streptococcus salivarius dan Streptococcus bovis 13 14

10

Gambar 24 Biakan Streptococcus viridans pada media Agar Darah

Sumber httplibjiangnaneducnASM114-Introduce1htm

Klasifikasi Streptococcus viridans menurut Bergey

Ordo Eubacteriales

Famili Lactobacillaceae

Tribus Streptococcaceae

Genus Streptococcus

Spesies Streptococcus viridans

Pertumbuhan pada Streptococcus viridans tidak dihambat oleh optochin dan

koloninya tidak dapat larut dalam empedu (deoxycholate) Bakteri ini dapat

mencapai aliran darah akibat trauma dan dikenal sebagai penyebab utama

endokarditis pada katub jantung yang abnormal Selain itu beberapa bakteri S

viridans mensintesa polisakarida dari sukrosa dan berperan penting pada proses

pembentukan karies gigi13

2131 Patogenesis Streptococcus viridans

Penyakit yang ditimbulkan oleh infeksi Streptococcus dapat dipengaruhi

oleh beberapa macam faktor antara lain sifat biologik bakteri cara host

memberikan respons dan port drsquo entree bakteri13

Mulut merupakan organ yang

mengandung banyak bakteri dengan Streptococcus menjadi genus dominan

Orofaring terdapat campuran dari beberapa bakteri Streptococcus dan beberapa

spesies dari Streptococcus Streptococcus viridans mencegah kolonisasi bakteri

lain di rongga mulut dengan menjadi lebih agresif dari mikroorganisme lain

Berbagai bakteri bersaing dengan melakukan mucosal adherence dan

11

memproduksi bakteriosin yang mempunyai efek bakterisid Hanya sedikit yang

diketahui tentang mekanisme patogen pada Streptococcus viridans namun

diketahui bahwa bakteri tersebut dapat menghasilkan beberapa eksotoksin dan

enzim litik mengaktivasi komplemen menginduksi produksi dari sitokin15

Pada seseorang yang menjalani bedah mulut dan ekstraksi gigi memicu

terjadinya perdarahan 30 pasien akan mengalami bakteremia yang disebabkan

oleh Streptococcus viridans13

Streptococcus viridans adalah mikroorganisme

penyebab utama endokarditis bakterialis subakuta Lesi ini bersifat progresif dan

bagian yang mengalami penyembuhan akan mengalami inflamasi aktif dengan

vegetasi yang terdiri atas fibrin platelet sel darah dan bakteri yang melekat pada

katup jantung Menurut Refuoa selain endokarditis dilaporkan juga dalam

penelitiannya bahwa Streptococcus viridans mempunyai peranan dalam terjadinya

dental abcesses16

214 Antimikroba

Antimikroba merupakan substansi kimia yang berasal dari berbagai macam

mikroorganisme dalam konsentrasi rendah namun mampu menghambat

pertumbuhan mikroorganisme lainnya

Antibiotika mempunyai sifat-sifat

antibiotika antara lain menghambat atau membunuh patogen tanpa merusak host

bersifat bakterisid tidak ada resistensi pada bakteri tidak bersifat alergenik tetap

aktif dalam plasma dan eksudat larut di dalam air dan stabil dan bactericidal

level di dalam tubuh cepat dicapai dan bertahan untuk waktu lama14

2141 Mekanisme kerja antimikroba

Antimikroba yang mempunyai sifat bakteriostatik dapat menghambat

pertumbuhan bakteri dan membunuh bakteri Terdapat beberapa mekanisme kerja

antimikroba antara lain

1 Antimikroba yang mempengaruhi dinding sel

Mikroorganisme memiliki dinding sel yang merupakan struktur kaku

yang terdiri dari suatu kompleks polimer mukopeptida Dinding sel ini

menjaga tekanan osmotik di dalam bakteri sehingga mampu mencegah

gangguan dalam sintesisnya Antibiotika yang dapat menghambat reaksi

12

dalam proses sintesis dinding sel adalah penisilin fosfomisin sikloserin

ristosetin vankomisin dan basitrasin13

2 Antimikroba yang merusak membran sel

Beberapa antibiotika yang mampu merusak kehidupan sel

mikroorganisme Membran sel sebagai pembatas osmotik bagi difusi

antara lingkungan luar dan dalam sel Obat seperti polimiksin yang

merupakan kelompok polipeptida sederhana yang sukar berdifusi dan

sangat toksik 13

3 Antimikroba yang mengganggu fungsi DNA

Obat antimikroba yang berfungsi untuk merusak fungsi DNA hanya

beberapa saja yang dapat dipakai karena faktor toksisitasnya Antimikroba

yang bekerja sesuai dengan mekanisme tersebut adalah mitosin dan asam

nalidiksat 13

4 Antimikroba yang menghambat sintesis protein

Sintesis protein pada mikroorganisme berlangsung di ribosom

dengan bantuan mRNA dan tRNA Terdapat dua hasil akhir dari proses

sintesis protein yaitu transkripsi atau sintesis asam ribonukleat yang DNA-

dependent dan translasi atau sintesis protein yang RNA-dependent

Antimikroba yang mampu menghambat sintesis protein adalah rifampisin

aminoglikosida tetrasiklin dan kloramfenikol 13

2142 Metode uji antimikroba

Uji antimikroba dilakukan dengan metode difusi dan metode dilusi untuk

mengukur nilai konsentrasi hambat minimum (KHM)

A Metode difusi

Pada metode difusi dilakukan pengukuran daya hambat dari senyawa

antimikroba yang terkandung dalam ekstrak Metode ini merupakan metode yang

paling umum digunakan Metode difusi dibedakan melalui 3 cara yaitu

a Metode disc diffusion

Metode ini menggunakan blank disc yang berfungsi untuk menampung

zat antimikroba Blank disc yang mengandung zat antimikroba diletakkan di atas

13

permukaan media pertumbuhan yang telah diinokulasi Setelah itu diinkubasi

pada pada suhu 37oC selama 18-24 jam Hasil yang akan didapat adalah ada

tidaknya zona bening (clear zone) yang terbentuk di sekitar blank disc yang

menunjukan zona hambat pada pertumbuhan bakteri Dari hasil yang ditunjukan

dilakukan pengukuran dengan menggunakan penggaris Semakin besar zona

hambat yang dihasilkan semakin besar pula akitivitas suatu zat antimikroba1718

Tabel 23 Klasifikasi Respon Hambatan Pertumbuhan Bakteri

Diameter Zona Terang Respon Hambatan Pertumbuhan

gt20 mm Kuat

16-20 mm Sedang

10-15 mm Lemah

lt10 mm Tidak ada

Sumber Greenwood 1995

b Metode lubang (sumuranhole)

Pada metode ini media agar yang sudah diinokulasikan dengan bakteri

uji kemudian dibuat lubang atau sumur Lubang tersebut diisi ekstrak yang

mengandung zat antimikroba Setelah semua terisi oleh zat antimikroba

kemudian inkubasi pada waktu dan suhu optimum lalu dilakukan pengamatan

hambatan yang akan terbentuk 17

c Metode parit

Media pertumbuhan agar diinokulasikan dengan bakteri kemudian

dibuat sebidang parit Parit tersebut diisi dengan ekstrak dan diinkubasi pada

waktu dan suhu optimum pertumbuhan bakteri Setelah itu dilakukan pengamatan

dengan melihat ada atau tidaknya hambatan yang terbentuk 17

B Metode dilusi

Pada metode dilusi atau pengenceran senyawa antimikroba diencerkan

menjadi beberapa konsentrasi kemudian setiap konsentrasi tersebut dimasukkan

bakteri uji dalam media cair Lakukan inkubasi dan lihat apakah terdapat

pertumbuhan bakteri Pada umumnya metode ini terbagi menjadi dua metode

14

yaitu metode dilusi cair dan padat Kedua metode tersebut digunakan untuk

menentukan konsentrasi hambat minimal (KHM) dan konsentrasi bunuh minimal

(KBM) dari zat antimikroba terhadap bakteri uji Namun terbedakan dengan

media yang digunakan 18

22 Kerangka Teori

23 Kerangka Konsep

Ekstrak jahe

(Zingiber

officinale

Roscoe)

Koloni

Streptococcus

viridans

Pertumbuhan

koloni normal

Hambatan pada

pertumbuhan koloni

(+)

Zona hambat (+)

Ekstrak Jahe

Minyak atsiri dan oleoresin

β-bisabolene β- farnesene

sesquiphelandrene Gingerol

Shagaol Bisabolene

Merusak membran plasma sel

bakteri Streptococcus viridans

15

23 Definisi Operasional

No Variabel Definisi

Operasional

Alat Ukur Hasil Ukur Skala

Ukur

1 Zona hambat

Sviridans

Daerah

sekeliling blank

disc yang tidak

ditemukan

adanya

pertumbuhan S

viridans

Penggaris Diameter

zona bersih

(clear zone)

Numerik

2 Konsentrasi

ekstrak jahe

(100mgml

200mgml

500mgml

600mgml

800mgml

1000mgml)

Jahe yang sudah

dikeringkan

yang kemudian

dilarutkan

dengan

konsentrasi yang

telah ditentukan

Mikro

pipet

Jumlah

ekstrak sesuai

dengan

konsentrasi

pada setiap

tabung

Kategorik

3 Larutan

kontrol

negatif

Larutan kontrol

negatif yang

berisi etanol

96

Mikro

pipet

Blank disc

berisi etanol

96

Kategorik

4 Kontrol

positif

Kontrol positif

berupa blank

disc berisi

antibiotik

penisilin

Tidak ada Blank disc

berisi

antibiotik

penisilin

Kategorik

16

BAB III

METODE PENELITIAN

31 Desain Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental

32 Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada bulan Desember 2012 sampai bulan Juli

2013 di Laboratorium Mikrobiologi Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan

Universitas Islam Negeri Jakarta Proses ekstraksi jahe (Zingiber officinale

Roscoe) dilakukan oleh Balai Penelitian Tanaman Rempah dan Obat (BALITRO)

Bogor

33 Bahan yang Diuji

Ekstrak jahe (Zingiber officinale Roscoe) yang telah diekstraksi oleh Balai

Penelitian Tanaman Rempah dan Obat (BALITRO) Bogor

34 Sampel Bakteri

Bakteri Streptococcus viridans yang diisolasi pada media Agar darah dan

diinkubasi pada suhu 37degC selama 24 jam

35 Identifikasi Variabel

351 Variabel Bebas

Ekstrak jahe (Zingiber officinale Roscoe) dengan konsentrasi 100 mgml

200 mgml 500 mgml 600 mgml 800 mgml 1000 mgml

`352 Variabel Terikat

Pertumbuhan bakteri Streptococcus viridans dalam media pertumbuhan

Agar Darah

17

36 Alat dan Bahan Penelitian

361 Alat Penelitian

Tabung reaksi mikro pipet vortex bunsen alkohol ose cawan petri

penggaris korek api rak tabung autoclave baki alumuniumfoil swab kapas

erlenmeyer inkubator penggaris label alat tulis laminar air flow tisu pinset

dan kamera

362 Bahan Penelitian

Jahe pelarut etanol 96 pembenihan Agar darah larutan pengencer

thioglikolat biakan Streptococcus viridans blank disc blank disc berisi antibiotik

penicillin

37 Alur Penelitian

Kultur bakteri Streptococcus viridans

di media Agar Darah

Pembuatan konsentrasi ekstrak jahe

Timbang ekstrak jahe dengan berat

1000 800 600 500 200 dan 100

gram masukkan ke dalam tabung

Masukkan 1 ose Streptococcus

viridans ke dalam larutan thioglikolat

Usapkan bakteri ke media Agar Darah

dengan swab kapas steril

Thioglikolat dan Streptococcus

viridans divortex hingga omogen Masukkan 1ml etanol 96 ke dalam

masing-masing tabung

Pindahkan konsentrasi ekstrak jahe

yang homogen ke cawan petri

Blank disc diletakkan di media Agar

Darah yang telah diberi bakteri

Streptococcus viridans

Ekstrak jahe dan etanol 96 divortex

hingga homogen

Kekeruhan distandarisasi dengan

menggunakan larutan standarisasi

konsentrasi 05 Mac Farland

Inkubasi selama 24 jam

Amati dan ukur zona hambat yang

terbentuk

Rendam blank disc ke dalam cawan

petri selama 10-15 menit

18

38 Cara Kerja Penelitian

381 Tahap Persiapan

3811 Sterilisasi Alat dan Bahan

Seluruh alat yang akan digunakan sebelumnya dicuci bersih dikeringkan

dan dibungkus dengan kertas Setelah itu sterilisasi dapat dilakukan dengan

menggunakan autoclave selama 15-30 menit dan kemudian mengatur tekanan

sebesar 15 dynecm3 (1 atm) dan suhu sebesar 121

o C

3812 Persiapan Sampel

Jahe diperoleh dari pasar tradisional di Jakarta Timur yang homogen

sebanyak 4 kilogram Kemudian dilakukan pembuatan ekstrak jahe di Balai

Penelitian Tanaman Rempah dan Obat (BALITRO) Bogor Proses ekstraksi

meliputi pencucian pegirisan dan pengeringan Pada jahe yang sudah meliputi

tahap pengeringan kemudian diekstraksi melalui proses maserasi dengan pelarut

etanol 96 Pada penelitian ini digunakan 4 kg jahe yang dimana setelah

mengalami proses ekstraksi didapatkan ekstrak kental sebanyak 500 gram

3813 Pembuatan stok bakteri

Pembuatan stok bakteri ini dilakukan untuk memperbanyak bakteri

dengan cara menginokulasikan 1 ose biakan murni bakteri Streptococcus viridans

dalam media agar darah kemudian diinkubasi selama 24 jam dengan suhu 37degC

di dalam inkubator

3814 Pembuatan stok variabel konsentrasi

Stok ekstrak jahe akan dibuat dalam berbagai konsentrasi yaitu konsentrasi

100 mgml 200 mgml 500 mgml 600 mgml 800 mgml dan 1000 mgml

Etanol 96 digunakan sebagai kontrol negatif dan antibiotik penisilin sebagai

kontrol positif sehingga seluruhnya berjumlah 8 variabel Penelitian ini

dikerjakan secara triplet Blank disc dimasukkan ke dalam masing-masing stok

variabel konsentrasi selama 10-15 menit Kemudian masing-masing stok variabel

akan dimasukkan ke dalam 6 cawan petri (1 cawan petri akan berisi 3 blank disc

kosong kontrol negatif dan penisilin sebagai kontrol positif) yang akan digunakan

dalam tahap pengujian selanjutnya

19

382 Tahap uji efektivitas ekstrak jahe

Bakteri diencerkan dengan mencampurkan 1 ose bakteri Streptococcus

viridans ke dalam tabung reaksi yang telah berisi thiloglikolat steril kemudian

dihomogenkan dengan menggunakan vortex dan kekeruhannya distandarisasi

dengan konsentrasi 05 Mac Farland Bakteri dalam thioglikolat yang telah

terstandarisasi dioleskan pada media pertumbuhan Agar Darah (AD) dengan

menggunakan swab kapan steril Konsentrasi ekstrak jahe kemudian dimasukkan

ke dalam cawan petri dan rendam blank disc selama plusmn 15 menit Setelah dilakukan

perendaman blank disc diletakkan di atas permukaan media pertumbuhan yang

sudah diolesi dengan campuran bakteri dan thioglikolat secara higienis di dalam

laminar air flow Media Agar Darah kemudian diinkubasi ke dalam inkubator

pada suhu 37oC selama 24 jam Setelah 24 jam dilakukan pengukuran diameter

zona hambat yang terbentuk sebagai area bening atau zona bersih dengan

menggunakan penggaris

39 Pengelolaan data

Pada penelitian ini menggunakan data yang merupakan variable numerik

lebih dari 2 kelompok yang tidak berpasangan sehingga analisis data

menggunakan uji One Way ANOVA (distribusi data normal dan varians data harus

homogen) Namun jika distribusi data tidak normal maka uji alternatif yang

dilakukan adalah uji ststistik nonparameter Kruskall-Wallis Untuk menentukan

konsentrasi mana yang memiliki kebermaknaan maka dilakukan analisis Post Hoc

menggunakan uji Mann-Whitney

20

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

41 Efek Ekstrak Jahe (Zingiber officinale Roscoe) terhadap Pertumbuhan

Streptococcus viridans

Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan uji metode disc diffusion

secara triplo dengan beberapa konsentrasi ekstrak jahe (100 mgml 200 mgml

500 mgml 600 mgml 800 mgml dan 1000 mgml) Blank disc yang telah

direndam dalam ekstrak selama 10-15 menit diletakkan pada media pertumbuhan

Agar Darah yang terinokulasi bakteri Streptococcus viridans kemudian

diinkubasi selama 24 jam pada suhu 37oC Ekstrak jahe diketahui dapat

memberikan efek menghambat pertumbuhan bakteri Streptococcus viridans yang

terlihat dari terbentuknya zona hambat disekitar blank disc

Grafik 42 Diameter rata-rata zona hambat

Pada hasil pengamatan didapatkan berbagai diameter zona hambat yang

terbentuk dari masing-masing konsentrasi ekstrak jahe yang digunakan Rata-rata

diameter pada konsentrasi 100 mgml sebesar 667 mm dengan standar deviasi

058 Pada konsentrasi 200 mgml sebesar 767 mm dengan standar deviasi 058

000

500

1000

1500

2000

2500

3000

1 2 3 4 5 6 7 8

Leb

ar Z

on

a H

amb

at (

mm

)

Konsentrasi Ekstrak Jahe (mgml)

100 200 500

600 1000

K(-) K(+) 800

21

Pada konsentrasi 500 mgml sebesar 9 mm dengan standar deviasi 0 Pada

konsentrasi 600 mgml sebesar 10 mm dengan standar deviasi 0 Pada konsentrasi

800 mgml sebesar 11 mm dengan standar deviasi 0 Pada konsentrasi 1000

mgml sebesar 1233 mm dengan standar deviasi 058 Pada uji kontrol positif

yang menggunakan antibiotik penisilin terbentuk zona hambat dengan rata-rata

sebesar 2983 mm dengan standar deviasi 029 Pada uji kontrol negatif yang

menggunakan etanol 96 tidak terbentuk zona hambat yang memberikan arti

bahwa tidak adanya hambatan terhadap pertumbuhan bakteri Streptococcus

viridans

Data penelitian diatas menunjukkan bahwa data tidak memenuhi syarat

untuk melakukan uji One-Way Annova maka digunakan uji Kruskall-Wallis19

Pada uji Kruskall-Wallis menunjukkan nilai signifikan atau bermakna yang mana

dapat dikatakan bermakna jika p lt 005 sehingga diketahui bahwa berbagai

konsentrasi ekstrak jahe yang digunakkan pada penelitian ini berpengaruh

terhadap pertumbuhan bakteri Streptococcus viridans

Tabel 41 Hasil Analisis Post Hoc dengan Menggunakan Uji Mann-Whitney

Perlakuan Analisis Multikomparasi dengan Uji Mann-Whitney

Etanol 100

mgml

200

mgml

500

mgml

600

mgml

800

mgml

1000

mgml

Penisilin

Etanol 0034 0034 0025 0025 0025 0034 0034

100 mgml 0099 0034 0034 0034 0043 0043

200 mgml 0034 0034 0034 0043 0043

500 mgml 0025 0025 0034 0034

600 mgml 0025 0034 0034

800 mgml 0034 0034

1000 mgml 0043

Penisilin

Keterangan p lt 005

Berdasarkan hasil statistik analisis Post Hoc yang didapatkan bahwa

terdapat perbedaan yang bermakna antar setiap konsentrasi dengan penisilin

dengan indeks kepercayaan 95 Akan tetapi terdapat konsentrasi yang tidak

memiliki perbedaan yang bermakna yaitu antar konsentrasi 100 mgml dan 200

22

mgml Pada penelitian ini diketahui bahwa respon yang terbentuk dari

penghambatan tumbuhnya bakteri Streptococcus viridans merupakan respon

lemah

Pemberian ekstrak jahe berpengaruh terhadap pertumbuhan bakteri

Streptococcus viridans Diameter rata-rata zona hambat terbesar didapatkan pada

pemberian 1000 mgml (1233 mm) kemudian dengan pemberian konsentrasi 800

mgml (10 mm) dan konsentrasi 600 mgml (11 mm) tetapi berbeda bila

dibandingkan dengan pemberian konsentrasi 100 mgml 200 mgml dan 500

mgml Semakin tinggi konsentrasi ekstrak jahe mengakibatkan semakin besar

diameter rata-rata zona hambat yang terbentuk terhadap pertumbuhan bakteri

Streptococcus viridans

Gambar 43 Efek ekstrak jahe terhadap pertumbuhan Streptococcus viridans

Aktivitas antibakteri yang ditimbulkan dari pemberian ekstrak jahe dapat

dihubungkan dengan adanya kandungan senyawa-senyawa kimia jahe

Kandungan utama jahe adalah seskuiterpen dan zingiberen Komponen lainnya

termasuk β-sesquiphellandrene bisabolene dan farnesene yang termasuk

seskuiterpen Jahe memiliki senyawa reaktif yang disebut terpenoid yang

menstimulasi produksi air liur dan merupakan senyawa penting dalam farmasi

(Ekam et al 2007)

Menurut Winarto (2007) berdasarkan dari analisa kimia diketahui bahwa

tanaman jahe mengandung senyawa antara lain flavonoida polivenol minyak

atsiri gingerol limonene oleoresin 18 cineole 10-dehydroginger dione 6-

K (+)

K (-)

100 mgml

500 mgml

200 mgml

K (+)

K (-)

1000 mgml

800 mgml

600 mgml

23

gingerdione alpha-linolenic acid arginine aspartic betha-sitosterol caprilic-

acid capcaicin chorogenic acid farnesal farnese dan farnesol20

Minyak atsiri dan oleoresin merupakan senyawa kimia yang mampu

menghambat pertumbuhan dan membunuh bakteri dengan merusak membran

plasma bakteri merusak sistem kerja sel dan menyebabkan lisis pada sel bakteri

Selain itu struktur 3 dimensi protein terganggu sehingga menyebabkan protein

terdenaturasi Setelah mengalami denaturasi deret asam amino pada bakteri tetap

utuh namun tidak dapat lagi melakukan fungsinya21

Penelitian telah dilakukan oleh Malu et al (2009) yang membuktikan bahwa

ekstrak jahe mengandung senyawa aktif yaitu zingiberene yang mampu

menghambat pertumbuhan bakteri Streptococcus viridans Pada penelitian

tersebut jahe yang sudah dilakukan pengeringan dan penggilingan menjadi bubuk

halus dengan menggunakan electric grinder dihasilkan serbuk jahe sebanyak 100

gram Serbuk jahe kemudian dibagi menjadi masing-masing 20 gram dan akan

dilakukan ekstraksi dengan berbagai pelarut (n-heksana etil asetat etanol soxhlet

dan air) Hasil yang didapatkan adalah adanya aktivitas antibakteri dari ekstrak

jahe dengan berbagai pelarut kecuali air Zona hambat yang terbentuk sebesar 5

mm 56 mm 7 mm dan 0 mm

Berdasarkan hasil yang diperoleh dari penelitian sebelumnya terdapat

perbedaan yang signifikan dengan penelitian ini Perbedaaan yang ada

dipengaruhi oleh metode pembuatan variabel konsentrasi berupa simplisia jenis

dan konsentrasi pelarut yang digunakan berupa n-heksana etil asetat etanol

soxhlet dan air tempat tanaman jahe diperoleh di pasar di Nigeria dan usia panen

tanaman jahe (semakin tua tanaman jahe saat dipanen semakin banyak

kandungan minyak atsiri di dalamnya)

Pada penelitian ini terdapat beberapa hambatan antara lain

1 Penggunaan media pertumbuhan Agar Darah yang baik bagi berbagai bakteri

sehingga mempermudah adanya kontaminasi

2 Bakteri Streptococcus viridans yang tidak dapat bertahan hidup dalam waktu

yang cukup lama

24

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

51 Kesimpulan

Pada penelitian ini berdasarkan hasil uji efektivitas dan analisis statistik

dapat disimpulkan bahwa

1 Ekstrak tanaman jahe dengan pelarut etanol 96 dapat memberikan efek

hambat terhadap pertumbuhan bakteri Strptococcus viridans (p lt 005)

2 Rata-rata efek hambat yang paling besar terdapat pada konsentrasi ekstrak

jahe 1000 mgml yaitu sebesar 1233 mm konsentrasi 800 mgml sebesar

11 mm konsentrasi 600 mgml sebesar 10 mm konsentrasi 500 mgml

sebesar 9 mm konsentrasi 200 mgml sebesar 767 mm dan konsentrasi

100 mgml sebesar 667 mm

3 Efektivitas ekstrak jahe (Zingiber officinale Roscoe) terhadap

pertumbuhan Streptococcus viridans termasuk dalam golongan respon

lemah

52 Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang ada maka disarankan bagi peneliti

selanjutnya

1 Melakukan penelitian lebih lanjut tentang pengaruh konsentrasi ekstrak

tanaman jahe terhadap bakteri Streptococcus viridans dengan menggunakan

konsentrasi yang lebih kecil daripada penelitian ini

2 Melakukan penelitian lebih lanjut tentang kerja antibakteri ekstrak jahe

terhadap bakteri lainnya

3 Melakukan uji aktivitas antibakteri esktrak tanaman jahe terhadap bakteri

Streptococcus viridans secara in-vivo

25

DAFTAR PUSTAKA

1 Fathia S dkk Aktivitas Antimikroba Ekstrak Jahe (Zingiber officinale

Roscoe) Terhadap Beberapa Bakteri Patogen Bogor Institut Pertanian

Bogor 2011

2 Santoso B Jahe Yogyakarta Penerbit Kanisius 15-17

3 Departemen Kesehatan RI Profil Kesehatan Indonesia Jakarta

Departemen Kesehatan RI 2005 Diunduh dari httpwwwdepkesgoid

Diakses pada 20 Januari 2013

4 Departemen Kesehatan RI Pharmaceutical Care Untuk Penyakit Saluran

Pernapasan 2005

5 Bisno A Acute Pharyngitis N Engl J Med 2001 344(3) Diunduh dari

httpwwwnejmorg Diakses pada 14 Februari 2013

6 Malu S Obochi G Tawo N Nyong B Antibacterial Activity And

Medicinal Properties Of Ginger (Zingiber officinale) Global Journal Of

Pure And Applied Sciences Nigeria 2009 Vol(3) 365-368

7 Astuti V Uji Antibakteri Ekstrak Jahe (Zingiber officinale Roscoe)

Terhadap Pertumbuhan Bakteri Escherichia coli Dan Staphylococcus

aureus Secara In Vitro Semarang Universitas Diponegoro 2000

8 Rukmana R Usaha Tani Jahe Yogyakarta Penerbit Kanisius 12-17

9 Miksusanti Kajian Aktivitas Antibakteri Minyak Atsiri Temu Kunci dan

Aplikasinya dalam Fil Edibel Antibakteri Bogor Institut Pertanian Bogor

2008

10 Kaushik P Evaluation of Various Crude Extracts of Zingiber officinale

Rhizome for Potential Antibacterial Activity A Study in Vitro India

Department of Botany and Microbiology Gurukul Kangri University

Scientific Research 2011 Diunduh di httpwwwSciRPorgjournalaim

Diakses 16 Februari 2013

11 Fathona D Kandungan Gingerol dan Shogaol Intensitas Kepedasan dan

Penerimaan Panelis terhadap Oleoresin Jahe gajah (Zingiber officinale

var Roscoe) Jahe Emprit (Zingiber officinale var Amarum) dan Jahe

Merah (Zingiber officinale var Rubrum) Bogor Institut Pertanian Bogor

2011

12 Duke J et al Handbook of Medicinal Hebrs United State of America

CRC Press 2000 327-328

26

13 Brooks GF Butel JS Ornston NL Mikrobiologi Kedokteran Jawetz

Jakarta Penerbit Buku Kedokteran EGC 1996 327-338

14 Chatim A Suharto Sterilisasi dan Desinfeksi Dalam Staf Pengajar

FKUI Buku Ajar Mikrobiologi Kedokteran Jakarta Binarupa Aksara

Publisher 64-69

15 Topazian R et al Oral and Maxillofacial Infections Philadelphia WB

Saunders Company 33-34

16 Refoua A Study of Streptococcus Viridans in the Maxillofacial Region

Original Article University of Medical Sciences Tehran Iran

2005Vol(4) 174-177

17 Kusmiyati Uji Aktivitas Senyawa Antibakteri dari Mikroalga

Porphyridium cruentum Pusat Penelitian Bioteknologi Lembaga Ilmu

Pengetahuan Indonesia (LIPI) Cibinong 2007 Vol(1) 48-53

18 Greenwood Antibiotics Susceptibility (Sensitivity) Test Antimicrobial and

Chemotheraphy United State of America Mc Graw Hill Company 1995

19 Dahlan M Sopiyudin Statistik untuk Kedokteran dan Kesehatan Edisi 3

Jakarta Salemba Medika 2009 83-105

20 Winarto W Tanaman Obat Indonesia Untuk Pengobatan Herbal

Karyasari Herba Media 2007

21 Hertiani T et al Effect of Indonesian Medicinal Plants Essential Oils on

Streptococcus mutans Biofilm Yogyakarta Faculty of Pharmacy UGM

2011

27

LAMPIRAN

Lampiran 1

Hasil IdentifikasiDeterminasi Bahan Uji

28

Lampiran 2

Hasil Ekstraksi Jahe

29

Lampiran 3

Data Hasil Uji Statistik

UJI NORMALITAS

30

31

32

33

34

35

36

37

38

39

40

41

42

43

44

45

46

Lampiran 4

Alat dan Bahan

Media Agar Darah Ekstrak Jahe Timbangan Tabung

Reaksi Sendok

Etanol 96 Ose Pinset

Tisu Spirtus Cawan Petri Vortex

Laminar Air Flow Lemari Pendingin

47

Lampiran 5

Uji Antibakteri Jahe Terhadap Streptococcus viridan

K (+)

K (-)

100mgml

500mgml

200mgml

K (-)

K (+)

600mgml 1000mgml

800mgml

48

Lampiran 6

Riwayat Penulis

Identitas

Nama Sidqa Hanief

Jenis Kelamin Perempuan

Tempat Tanggal Lahir Jakarta 21 Desember 1992

Agama Islam

Alamat Jl Masjid Al Munir No 44 RT 012 RW 003 Jakarta

Timur

Email sidqahnfhotmailcom

Riwayat Pendidikan

1997-1998 TK Purwarini Jakarta

1998-2004 SDS Angkasa 3 Jakarta

2004-2007 SMP Negeri 81 Jakarta

2007-2010 SMA Madania Indonesian School Bogor

2010-sekarang Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

Page 10: Efektivitas Ekstrak Jahe (Zingiber officinale Roscoe) Terhadap ...

xii

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1 Hasil Identifikasi Bahan Ujihelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip

Lampiran 2 Hasil Ekstraksi Jahehelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip

Lampiran 3 Data Hasil Uji Statistikhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip

Lampiran 4 Alat dan Bahanhelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip

Lampiran 5 Uji Antibakteri Jahe Terhadap Streptococcus viridanshelliphelliphelliphellip

Lampiran 6 Riwayat Penulishelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphelliphellip

26

27

28

46

47

48

1

BAB I

PENDAHULUAN

11 Latar Belakang

Indonesia merupakan negara yang dikenal sebagai penghasil rempah-

rempah sejak dahulu kala Rempah-rempah banyak dimanfaatkan oleh masyarakat

Indonesia sebagai bahan dasar untuk kebutuhan pangan bahan obat-obatan dan

kosmetika Bagian dari tanaman rempah-rempah yang dapat digunakan antara lain

adalah kulit batang akar daun rimpang bunga buah dan biji Tanaman jahe

salah satu tanaman jenis rempah-rempah berbentuk rimpang yang banyak

dimanfaatkan secara tradisional sebagai minuman penghangat serta pereda batuk

nyeri dan diare12

Saat ini penggunaan jahe banyak dimanfaatkan untuk menangani penyakit

infeksi saluran pernapasan Penyakit infeksi pada saluran napas merupakan

penyakit yang banyak terjadi pada masyarakat baik infeksi saluran napas atas

maupun bawah penyakit infeksi ini sebagai salah satu penyebab utama kematian

(127)34

Secara umum penyebab dari penyakit infeksi saluran napas adalah

mikroorganisme namun yang terbanyak disebabkan oleh infeksi virus dan

bakteri Bakteri Streptococcus viridans merupakan salah satu bakteri yang dapat

menginfeksi saluran napas Penyakit infeksi ini masih menjadi masalah kesehatan

bagi masyarakat di Indonesia melihat masih tingginya angka kejadian penyakit

infeksi yang juga menimbulkan tingginya angka kematian terutama pada bayi dan

balita56

Hal tersebut memicu para peneliti untuk mencari pengobatan alternatif

yang sekiranya dapat dijadikan pilihan yang aman dikonsumsi oleh masyarakat

Pengobatan herbal sebagai pengobatan alternatif saat ini banyak dipilih karena

memiliki efek samping yang lebih sedikit harga yang lebih ekonomis dan telah

lama dimanfaatkan secara tradisional sebagai bahan dasar obat-obatan2

Upaya pemanfaatan ekstrak jahe telah banyak dilakukan oleh beberapa

penelitian baik di luar negeri maupun di Indonesia diantaranya dilakukan oleh

Akoachere et al (2002) telah membuktikan bahwa jahe mempunyai kemampuan

untuk menghambat pertumbuhan bakteri dan Sarah (2011) yang menguji ekstrak

jahe dengan pelarut etil asetat menunjukkan bahwa terdapat inhibitory zone pada

2

pertumbuhan beberapa bakteri patogen seperti Staphylococus aureus

Streptococcus viridans Bacillus cereus dan Salmonella

Kemampuan bahan aktif yang terkandung di dalam rempah-rempah

bergantung pada jenis senyawa dan konsentrasinya Senyawa dari jahe yang

kemungkinan mempunyai aktivitas sebagai antibakteri adalah minyak atsiri

terdiri atas senyawa-senyawa aktif sebagai berikut β-bisabolene β- farnesene

sesquiphelandrene zingiberen zingeron oleoresin kamfena limonen borneol

sineol sitral zingiberal felandren vitamin A B dan C serta senyawa-senyawa

flavonoid dan polifenol Senyawa aktif tersebut mengandung senyawa fenol yang

bekerja dengan cara merusak membran plasma sel bakteri dan mengganggu proses

koagulasi sel bakteri7

Berdasarkan hal tersebut di atas maka peneliti akan melakukan penelitian

mengenai efektivitas ekstrak jahe dengan menggunakan pelarut etanol yang

terbukti lebih efektif dibandingkan jenis pelarut organik lain sebagai antibakterial

terhadap pertumbuhan bakteri Streptococcus viridans dengan metode difusi agar

Penelitian ini diharapkan dapat melihat potensi jahe yang selama ini dikenal dapat

bermanfaat dalam penghambatan tumbuhnya bakteri Streptococcus viridans

12 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas rumusan masalah pada penelitian ini

adalah apakah terdapat pengaruh ekstrak jahe (Zingiber officinale Roscoe)

terhadap pertumbuhan bakteri Streptococcus viridans

13 Tujuan Penelitian

131 Tujuan Umum

Untuk mengetahui pengaruh ekstrak jahe (Zingiber officinale Roscoe)

terhadap pertumbuhan Streptococcus viridans

132 Tujuan Khusus

Untuk menentukan konsentrasi ekstrak jahe (Zingiber officinale

Roscoe) yang dapat menghambat pertumbuhan Streptococcus

viridans

3

14 Manfaat Penelitian

141 Bagi Peneliti

a Menambah pengetahuan dan wawasan penulis dalam menerapkan

ilmu yang diperoleh selama menjalani perkuliahan

b Menambah pengetahuan penulis tentang obat-obat herbal terutama

tentang efek jahe (Zingiber officinale Roscoe) yang ekstraknya

mampu menghambat pertumbuhan bakteri Streptococcus viridans

c Sebagai prasyaratan tugas dalam memperoleh gelar SKed (sarjana

kedokteran) di Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Program

Studi Pendidikan Dokter Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta

142 Bagi Institusi

a Menambah informasi dan literatur mengenai keilmuan

mikrobiologi

b Memajukan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

dan Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam

Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta dengan mempublikasikan

penelitian ini

143 Bagi Keilmuan

a Memberikan informasi mengenai efek ekstrak jahe (Zingiber

officinale Roscoe) terhadap pertumbuhan bakteri Streptococcus

viridans

b Menjadi bahan referensi bagi praktisi yang tertarik dalam

penelitian mikrobiologi

c Sebagai data dan informasi untuk melakukan penelitian lebih lanjut

mengenai pengaruh ekstrak jahe (Zingiber officinale Roscoe)

terhadap pertumbuhan bakteri Streptococcus viridans

144 Bagi Sosial

a Meningkatkan pemanfaatan bahan alami sebagai tanaman

berkhasiat obat dalam upaya peningkatan kesehatan masyarakat

dengan cara yang mudah dan ekonomis

4

b Memberikan pengetahuan dan masukan kepada semua kalangan

masyarakat bahwa tidak hanya penggunaan obat sintesis saja yang

dapat bersifat antibakterial tetapi tanaman herbal juga dapat

digunakan untuk mengurangi gejala yang ditimbulkan dari infeksi

saluran napas atas

5

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

21 Landasan Teori

211 Morfologi dan Klasifikasi Jahe (Zingiber officinale Roscoe)

Jahe termasuk tanaman yang berasal dari daerah Asia Tropik yang tersebar

di berbagai wilayah dari India sampai Cina Sejak zaman Kong Hu (551-479 SM)

jahe sudah dibudidayakan di India dan diekspor ke Cina Di kawasan Asia

tanaman jahe tersebar hampir di seluruh daerah tropika basah Saat ini tanaman

jahe dibudidayakan di berbagai daerah di Indonesia antara lain adalah Sumatera

Utara Bengkulu Jawa Barat Jawa Tengah dan Jawa Timur38

Gambar 21 Pohon Jahe

Sumber httpyudiansyahsukmanawordpresscom20100129jahe-1

Kedudukan tanaman jahe dalam taksonomi tumbuhan adalah sebagai

berikut

Kingdom Plantae

Divisi Spermatophyta

Subdivisi Angiospermae

Kelas Monocotyledonae

Ordo Zingiberales

Famili Zingiberaceae

6

Subfamili Zingiberoidae

Genus Zingiber

Spesies Zingiber officinale Roscoe

Jahe merupakan tanaman tahunan berbatang semu dengan tinggi antara 30

ndash 75 cm Berdaun sempit memanjang menyerupai pita dengan panjang 15 ndash 23

cm lebar lebih kurang 25 cm tersusun teratur dua baris berseling Tanaman jahe

hidup merumpun beranak-pinak menghasilkan rimpang dan berbunga Bungan

berupa malai yang tersembul pada permukaan tanah berbentuk tongkat atau bulat

telur dengan panjang lebih kurang 25 cm Mahkota bunga berbentuk tabung

dengan helaian agak sempit tajam berwarna kuning kehijauan Rimpang jahe

memiliki bentuk yang bervariasi mulai agak pipih sampai bulat panjang dengan

warna putih kekuning-kuningan hingga kuning kemerah-merahan Di Indonesia

jahe dikenal dengan beberapa nama anatara lain halia haliya lea lia lahia jhai

jahi jhahik moyuman beuing hairale masin manas reja pimedas jahja padeh

sipode sipadas pege bahing ai manas naije sedap sehi sewe laie gore

gisoro gihori dan yoyo89

Gambar 22 Rimpang Jahe

Sumber httpcaramudahdietblogspotcom201203manfaat-jahe-

untuk-kesehatan-tubuhhtml

Terdapat tiga jenis jahe berdasarkan ukuran bentuk dan warna rimpang

yaitu jahe gajah (Zingiber officinale Roscoe) atau jahe putih jahe putih kecil

(Zingiber officinale Amarum) atau jahe emprit dan jahe merah (Zingiber

officinale Rubrum) atau jahe sunti10

7

Tabel 21 Karakteristik Tiga Jenis Utama Jahe

Bagian tanaman Jahe gajah Jahe emprit Jahe merah

Struktur rimpang Besar berbuku Kecil berlapis Kecil berlapis

Warna irisan Putih

kekuningan

Putih

kekuningan

Jingga muda

sampai merah

Berat per rimpang (kg) 018 ndash 208 010 ndash 158 020 ndash 140

Diameter rimpang (cm) 847 ndash 850 327 ndash 405 420 ndash 426

Kadar minyak atsiri () 082 ndash 166 150 ndash 350 285 ndash 390

Kadar pati () 5510 5470 4499

Kadar serat () 689 659 -

Kadar abu () 660 ndash 757 739 ndash 890 746

Sumber Dimodifikasi dari Rostiana dkk (1991) Sri Yuliani dan Risfaheri (1990)

diacu dalam Bermawie dkk (1997)

212 Kandungan Kimiawi dan Manfaat Jahe

Menurut Rismunandar kandungan kimiawi yang terdapat pada rimpang jahe

menentukan aroma dan kepedasan jahe Terdapat beberapa faktor yang

mempengaruhi komposisi kimia rimpang jahe antara lain jenis jahe tanah dimana

jahe ditanam umur jahe saat dipanen pengolahan rimpang jahe dan ekosistem

tempat jahe berada8

Jahe memiliki kandungan minyak atsiri yang terdiri atas senyawa-senyawa

sesquiterpen zingiberen zingeron oleoresin kamfena limonen borneol sineol

sitral zingiberal felandren vitamin A B dan C serta senyawa-senyawa

flavonoid dan polifenol Substansi-substansi fenolitik berperan pada pembentukan

flavor yang dimana beberapa turunan fenolitik memberikan efek yang disebut

pungensi karena karakteristik oedas tajam dan sensasi menyengat Minyak atsiri

adalah minyak dari campuran zat yang mudah menguap dengan komposisi dan

titik didih yang berbeda berwarna kehijauan sampai kuning dan berbau khas

jahe Minyak atsiri dapat diperoleh dengan cara penyulingan dan hidrodestilasi912

8

Tabel 22 Kandungan Senyawa yang Terdapat dalam Jahe

Kandungan senyawa dalam jahe Senyawa

Minyak atsiri - geranial (259)

- a-zingiberen (95)

- (EE)-a-farnesen (76)

- neral (76)

- ar-curcumen (66)

- β-sesquiphellandren (2716)

- caryophyllen (1529)

- β-bisabolen (114)

Etanol oleoresin jahe - eugenol (498)

- zingeron (145)

- trans-6-shogaol (59)

- geraniol (37)

- borneol (19)

Methanol oleoresin jahe - zingeron (336)

- trans-6-shogaol (149)

- diacetoxy-[6]-gingerdiol (49)

- decanal (38)

- a-zingiberen (27)

CCl4 oleoresin jahe - zingeron (333)

- trans-6- shogaol (104)

- geranial (75)

- neral (49)

- methyldiacetoxy-[6]-gingerdione (35)

Isooktan oleoresin jahe - zingeron (305)

- palmitoleic acid (109)

- trans-6-shogaol (93)

- palmitic acid (89)

- diacetoxy-[6]-gingerdiol (33)

Sumber Singh et al (2008) El-Baroty et al (2010) Sacchetti et al (2005)

9

Oleoresin merupakan cairan kental berwarna kuning dengan rasa pedas yang

tajam larut dalam alkohol dan potroleum eter dan sedikit larut dalam air

Oleoresin mengandung senyawa aktif gingerol yang apabila selah melalui proses

penyimpanan dan pengeringan dapat berubah menjadi shogaol Senyawa-senyawa

kimia tersebut bekerja aktif untuk merusak membran luar dan membran

sitoplasma dinding sel bakteri11

213 Morfologi dan Klasifikasi Streptococcus viridans

Streptococcus merupakan salah satu flora normal yang terdapat dalam

rongga mulut Keberadaan bakteri tersebut tidak hanya memberikan efek yang

menguntungkan namun dapat merugikan bagi kesehatan mulut13

Gambar 23 Pewarnaan Gram Positif Bakteri Streptococcus viridans

Sumber httpwwwvitanaturalplpaciorkowiec-ropny-angina-

paciorkowcowa-ptonica-szkarlatyna

Streptococcus viridans adalah flora normal pada saluran napas atas yang

berperan untuk menjaga membran mukus Mikroorganisme ini bersifat Gram

positif berbentuk bulat dan tersusun dalam bentuk rantai selama pertumbuhannya

Mikroorganisme ini termasuk alpha hemolytic sehingga bila dilakukan

pembiakan dalam agar darah menunjukkan koloni berwarna kehijauan Pewarnaan

Gram didapatkan gambaran bentuk bulat berwarna ungu Streptococcus viridans

memiliki kekerabatan dengan spesies lain seperti Streptococcus mutans

Streptococcus anginosus Streptococcus mitis Streptococcus sanguis

Streptococcus salivarius dan Streptococcus bovis 13 14

10

Gambar 24 Biakan Streptococcus viridans pada media Agar Darah

Sumber httplibjiangnaneducnASM114-Introduce1htm

Klasifikasi Streptococcus viridans menurut Bergey

Ordo Eubacteriales

Famili Lactobacillaceae

Tribus Streptococcaceae

Genus Streptococcus

Spesies Streptococcus viridans

Pertumbuhan pada Streptococcus viridans tidak dihambat oleh optochin dan

koloninya tidak dapat larut dalam empedu (deoxycholate) Bakteri ini dapat

mencapai aliran darah akibat trauma dan dikenal sebagai penyebab utama

endokarditis pada katub jantung yang abnormal Selain itu beberapa bakteri S

viridans mensintesa polisakarida dari sukrosa dan berperan penting pada proses

pembentukan karies gigi13

2131 Patogenesis Streptococcus viridans

Penyakit yang ditimbulkan oleh infeksi Streptococcus dapat dipengaruhi

oleh beberapa macam faktor antara lain sifat biologik bakteri cara host

memberikan respons dan port drsquo entree bakteri13

Mulut merupakan organ yang

mengandung banyak bakteri dengan Streptococcus menjadi genus dominan

Orofaring terdapat campuran dari beberapa bakteri Streptococcus dan beberapa

spesies dari Streptococcus Streptococcus viridans mencegah kolonisasi bakteri

lain di rongga mulut dengan menjadi lebih agresif dari mikroorganisme lain

Berbagai bakteri bersaing dengan melakukan mucosal adherence dan

11

memproduksi bakteriosin yang mempunyai efek bakterisid Hanya sedikit yang

diketahui tentang mekanisme patogen pada Streptococcus viridans namun

diketahui bahwa bakteri tersebut dapat menghasilkan beberapa eksotoksin dan

enzim litik mengaktivasi komplemen menginduksi produksi dari sitokin15

Pada seseorang yang menjalani bedah mulut dan ekstraksi gigi memicu

terjadinya perdarahan 30 pasien akan mengalami bakteremia yang disebabkan

oleh Streptococcus viridans13

Streptococcus viridans adalah mikroorganisme

penyebab utama endokarditis bakterialis subakuta Lesi ini bersifat progresif dan

bagian yang mengalami penyembuhan akan mengalami inflamasi aktif dengan

vegetasi yang terdiri atas fibrin platelet sel darah dan bakteri yang melekat pada

katup jantung Menurut Refuoa selain endokarditis dilaporkan juga dalam

penelitiannya bahwa Streptococcus viridans mempunyai peranan dalam terjadinya

dental abcesses16

214 Antimikroba

Antimikroba merupakan substansi kimia yang berasal dari berbagai macam

mikroorganisme dalam konsentrasi rendah namun mampu menghambat

pertumbuhan mikroorganisme lainnya

Antibiotika mempunyai sifat-sifat

antibiotika antara lain menghambat atau membunuh patogen tanpa merusak host

bersifat bakterisid tidak ada resistensi pada bakteri tidak bersifat alergenik tetap

aktif dalam plasma dan eksudat larut di dalam air dan stabil dan bactericidal

level di dalam tubuh cepat dicapai dan bertahan untuk waktu lama14

2141 Mekanisme kerja antimikroba

Antimikroba yang mempunyai sifat bakteriostatik dapat menghambat

pertumbuhan bakteri dan membunuh bakteri Terdapat beberapa mekanisme kerja

antimikroba antara lain

1 Antimikroba yang mempengaruhi dinding sel

Mikroorganisme memiliki dinding sel yang merupakan struktur kaku

yang terdiri dari suatu kompleks polimer mukopeptida Dinding sel ini

menjaga tekanan osmotik di dalam bakteri sehingga mampu mencegah

gangguan dalam sintesisnya Antibiotika yang dapat menghambat reaksi

12

dalam proses sintesis dinding sel adalah penisilin fosfomisin sikloserin

ristosetin vankomisin dan basitrasin13

2 Antimikroba yang merusak membran sel

Beberapa antibiotika yang mampu merusak kehidupan sel

mikroorganisme Membran sel sebagai pembatas osmotik bagi difusi

antara lingkungan luar dan dalam sel Obat seperti polimiksin yang

merupakan kelompok polipeptida sederhana yang sukar berdifusi dan

sangat toksik 13

3 Antimikroba yang mengganggu fungsi DNA

Obat antimikroba yang berfungsi untuk merusak fungsi DNA hanya

beberapa saja yang dapat dipakai karena faktor toksisitasnya Antimikroba

yang bekerja sesuai dengan mekanisme tersebut adalah mitosin dan asam

nalidiksat 13

4 Antimikroba yang menghambat sintesis protein

Sintesis protein pada mikroorganisme berlangsung di ribosom

dengan bantuan mRNA dan tRNA Terdapat dua hasil akhir dari proses

sintesis protein yaitu transkripsi atau sintesis asam ribonukleat yang DNA-

dependent dan translasi atau sintesis protein yang RNA-dependent

Antimikroba yang mampu menghambat sintesis protein adalah rifampisin

aminoglikosida tetrasiklin dan kloramfenikol 13

2142 Metode uji antimikroba

Uji antimikroba dilakukan dengan metode difusi dan metode dilusi untuk

mengukur nilai konsentrasi hambat minimum (KHM)

A Metode difusi

Pada metode difusi dilakukan pengukuran daya hambat dari senyawa

antimikroba yang terkandung dalam ekstrak Metode ini merupakan metode yang

paling umum digunakan Metode difusi dibedakan melalui 3 cara yaitu

a Metode disc diffusion

Metode ini menggunakan blank disc yang berfungsi untuk menampung

zat antimikroba Blank disc yang mengandung zat antimikroba diletakkan di atas

13

permukaan media pertumbuhan yang telah diinokulasi Setelah itu diinkubasi

pada pada suhu 37oC selama 18-24 jam Hasil yang akan didapat adalah ada

tidaknya zona bening (clear zone) yang terbentuk di sekitar blank disc yang

menunjukan zona hambat pada pertumbuhan bakteri Dari hasil yang ditunjukan

dilakukan pengukuran dengan menggunakan penggaris Semakin besar zona

hambat yang dihasilkan semakin besar pula akitivitas suatu zat antimikroba1718

Tabel 23 Klasifikasi Respon Hambatan Pertumbuhan Bakteri

Diameter Zona Terang Respon Hambatan Pertumbuhan

gt20 mm Kuat

16-20 mm Sedang

10-15 mm Lemah

lt10 mm Tidak ada

Sumber Greenwood 1995

b Metode lubang (sumuranhole)

Pada metode ini media agar yang sudah diinokulasikan dengan bakteri

uji kemudian dibuat lubang atau sumur Lubang tersebut diisi ekstrak yang

mengandung zat antimikroba Setelah semua terisi oleh zat antimikroba

kemudian inkubasi pada waktu dan suhu optimum lalu dilakukan pengamatan

hambatan yang akan terbentuk 17

c Metode parit

Media pertumbuhan agar diinokulasikan dengan bakteri kemudian

dibuat sebidang parit Parit tersebut diisi dengan ekstrak dan diinkubasi pada

waktu dan suhu optimum pertumbuhan bakteri Setelah itu dilakukan pengamatan

dengan melihat ada atau tidaknya hambatan yang terbentuk 17

B Metode dilusi

Pada metode dilusi atau pengenceran senyawa antimikroba diencerkan

menjadi beberapa konsentrasi kemudian setiap konsentrasi tersebut dimasukkan

bakteri uji dalam media cair Lakukan inkubasi dan lihat apakah terdapat

pertumbuhan bakteri Pada umumnya metode ini terbagi menjadi dua metode

14

yaitu metode dilusi cair dan padat Kedua metode tersebut digunakan untuk

menentukan konsentrasi hambat minimal (KHM) dan konsentrasi bunuh minimal

(KBM) dari zat antimikroba terhadap bakteri uji Namun terbedakan dengan

media yang digunakan 18

22 Kerangka Teori

23 Kerangka Konsep

Ekstrak jahe

(Zingiber

officinale

Roscoe)

Koloni

Streptococcus

viridans

Pertumbuhan

koloni normal

Hambatan pada

pertumbuhan koloni

(+)

Zona hambat (+)

Ekstrak Jahe

Minyak atsiri dan oleoresin

β-bisabolene β- farnesene

sesquiphelandrene Gingerol

Shagaol Bisabolene

Merusak membran plasma sel

bakteri Streptococcus viridans

15

23 Definisi Operasional

No Variabel Definisi

Operasional

Alat Ukur Hasil Ukur Skala

Ukur

1 Zona hambat

Sviridans

Daerah

sekeliling blank

disc yang tidak

ditemukan

adanya

pertumbuhan S

viridans

Penggaris Diameter

zona bersih

(clear zone)

Numerik

2 Konsentrasi

ekstrak jahe

(100mgml

200mgml

500mgml

600mgml

800mgml

1000mgml)

Jahe yang sudah

dikeringkan

yang kemudian

dilarutkan

dengan

konsentrasi yang

telah ditentukan

Mikro

pipet

Jumlah

ekstrak sesuai

dengan

konsentrasi

pada setiap

tabung

Kategorik

3 Larutan

kontrol

negatif

Larutan kontrol

negatif yang

berisi etanol

96

Mikro

pipet

Blank disc

berisi etanol

96

Kategorik

4 Kontrol

positif

Kontrol positif

berupa blank

disc berisi

antibiotik

penisilin

Tidak ada Blank disc

berisi

antibiotik

penisilin

Kategorik

16

BAB III

METODE PENELITIAN

31 Desain Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental

32 Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada bulan Desember 2012 sampai bulan Juli

2013 di Laboratorium Mikrobiologi Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan

Universitas Islam Negeri Jakarta Proses ekstraksi jahe (Zingiber officinale

Roscoe) dilakukan oleh Balai Penelitian Tanaman Rempah dan Obat (BALITRO)

Bogor

33 Bahan yang Diuji

Ekstrak jahe (Zingiber officinale Roscoe) yang telah diekstraksi oleh Balai

Penelitian Tanaman Rempah dan Obat (BALITRO) Bogor

34 Sampel Bakteri

Bakteri Streptococcus viridans yang diisolasi pada media Agar darah dan

diinkubasi pada suhu 37degC selama 24 jam

35 Identifikasi Variabel

351 Variabel Bebas

Ekstrak jahe (Zingiber officinale Roscoe) dengan konsentrasi 100 mgml

200 mgml 500 mgml 600 mgml 800 mgml 1000 mgml

`352 Variabel Terikat

Pertumbuhan bakteri Streptococcus viridans dalam media pertumbuhan

Agar Darah

17

36 Alat dan Bahan Penelitian

361 Alat Penelitian

Tabung reaksi mikro pipet vortex bunsen alkohol ose cawan petri

penggaris korek api rak tabung autoclave baki alumuniumfoil swab kapas

erlenmeyer inkubator penggaris label alat tulis laminar air flow tisu pinset

dan kamera

362 Bahan Penelitian

Jahe pelarut etanol 96 pembenihan Agar darah larutan pengencer

thioglikolat biakan Streptococcus viridans blank disc blank disc berisi antibiotik

penicillin

37 Alur Penelitian

Kultur bakteri Streptococcus viridans

di media Agar Darah

Pembuatan konsentrasi ekstrak jahe

Timbang ekstrak jahe dengan berat

1000 800 600 500 200 dan 100

gram masukkan ke dalam tabung

Masukkan 1 ose Streptococcus

viridans ke dalam larutan thioglikolat

Usapkan bakteri ke media Agar Darah

dengan swab kapas steril

Thioglikolat dan Streptococcus

viridans divortex hingga omogen Masukkan 1ml etanol 96 ke dalam

masing-masing tabung

Pindahkan konsentrasi ekstrak jahe

yang homogen ke cawan petri

Blank disc diletakkan di media Agar

Darah yang telah diberi bakteri

Streptococcus viridans

Ekstrak jahe dan etanol 96 divortex

hingga homogen

Kekeruhan distandarisasi dengan

menggunakan larutan standarisasi

konsentrasi 05 Mac Farland

Inkubasi selama 24 jam

Amati dan ukur zona hambat yang

terbentuk

Rendam blank disc ke dalam cawan

petri selama 10-15 menit

18

38 Cara Kerja Penelitian

381 Tahap Persiapan

3811 Sterilisasi Alat dan Bahan

Seluruh alat yang akan digunakan sebelumnya dicuci bersih dikeringkan

dan dibungkus dengan kertas Setelah itu sterilisasi dapat dilakukan dengan

menggunakan autoclave selama 15-30 menit dan kemudian mengatur tekanan

sebesar 15 dynecm3 (1 atm) dan suhu sebesar 121

o C

3812 Persiapan Sampel

Jahe diperoleh dari pasar tradisional di Jakarta Timur yang homogen

sebanyak 4 kilogram Kemudian dilakukan pembuatan ekstrak jahe di Balai

Penelitian Tanaman Rempah dan Obat (BALITRO) Bogor Proses ekstraksi

meliputi pencucian pegirisan dan pengeringan Pada jahe yang sudah meliputi

tahap pengeringan kemudian diekstraksi melalui proses maserasi dengan pelarut

etanol 96 Pada penelitian ini digunakan 4 kg jahe yang dimana setelah

mengalami proses ekstraksi didapatkan ekstrak kental sebanyak 500 gram

3813 Pembuatan stok bakteri

Pembuatan stok bakteri ini dilakukan untuk memperbanyak bakteri

dengan cara menginokulasikan 1 ose biakan murni bakteri Streptococcus viridans

dalam media agar darah kemudian diinkubasi selama 24 jam dengan suhu 37degC

di dalam inkubator

3814 Pembuatan stok variabel konsentrasi

Stok ekstrak jahe akan dibuat dalam berbagai konsentrasi yaitu konsentrasi

100 mgml 200 mgml 500 mgml 600 mgml 800 mgml dan 1000 mgml

Etanol 96 digunakan sebagai kontrol negatif dan antibiotik penisilin sebagai

kontrol positif sehingga seluruhnya berjumlah 8 variabel Penelitian ini

dikerjakan secara triplet Blank disc dimasukkan ke dalam masing-masing stok

variabel konsentrasi selama 10-15 menit Kemudian masing-masing stok variabel

akan dimasukkan ke dalam 6 cawan petri (1 cawan petri akan berisi 3 blank disc

kosong kontrol negatif dan penisilin sebagai kontrol positif) yang akan digunakan

dalam tahap pengujian selanjutnya

19

382 Tahap uji efektivitas ekstrak jahe

Bakteri diencerkan dengan mencampurkan 1 ose bakteri Streptococcus

viridans ke dalam tabung reaksi yang telah berisi thiloglikolat steril kemudian

dihomogenkan dengan menggunakan vortex dan kekeruhannya distandarisasi

dengan konsentrasi 05 Mac Farland Bakteri dalam thioglikolat yang telah

terstandarisasi dioleskan pada media pertumbuhan Agar Darah (AD) dengan

menggunakan swab kapan steril Konsentrasi ekstrak jahe kemudian dimasukkan

ke dalam cawan petri dan rendam blank disc selama plusmn 15 menit Setelah dilakukan

perendaman blank disc diletakkan di atas permukaan media pertumbuhan yang

sudah diolesi dengan campuran bakteri dan thioglikolat secara higienis di dalam

laminar air flow Media Agar Darah kemudian diinkubasi ke dalam inkubator

pada suhu 37oC selama 24 jam Setelah 24 jam dilakukan pengukuran diameter

zona hambat yang terbentuk sebagai area bening atau zona bersih dengan

menggunakan penggaris

39 Pengelolaan data

Pada penelitian ini menggunakan data yang merupakan variable numerik

lebih dari 2 kelompok yang tidak berpasangan sehingga analisis data

menggunakan uji One Way ANOVA (distribusi data normal dan varians data harus

homogen) Namun jika distribusi data tidak normal maka uji alternatif yang

dilakukan adalah uji ststistik nonparameter Kruskall-Wallis Untuk menentukan

konsentrasi mana yang memiliki kebermaknaan maka dilakukan analisis Post Hoc

menggunakan uji Mann-Whitney

20

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

41 Efek Ekstrak Jahe (Zingiber officinale Roscoe) terhadap Pertumbuhan

Streptococcus viridans

Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan uji metode disc diffusion

secara triplo dengan beberapa konsentrasi ekstrak jahe (100 mgml 200 mgml

500 mgml 600 mgml 800 mgml dan 1000 mgml) Blank disc yang telah

direndam dalam ekstrak selama 10-15 menit diletakkan pada media pertumbuhan

Agar Darah yang terinokulasi bakteri Streptococcus viridans kemudian

diinkubasi selama 24 jam pada suhu 37oC Ekstrak jahe diketahui dapat

memberikan efek menghambat pertumbuhan bakteri Streptococcus viridans yang

terlihat dari terbentuknya zona hambat disekitar blank disc

Grafik 42 Diameter rata-rata zona hambat

Pada hasil pengamatan didapatkan berbagai diameter zona hambat yang

terbentuk dari masing-masing konsentrasi ekstrak jahe yang digunakan Rata-rata

diameter pada konsentrasi 100 mgml sebesar 667 mm dengan standar deviasi

058 Pada konsentrasi 200 mgml sebesar 767 mm dengan standar deviasi 058

000

500

1000

1500

2000

2500

3000

1 2 3 4 5 6 7 8

Leb

ar Z

on

a H

amb

at (

mm

)

Konsentrasi Ekstrak Jahe (mgml)

100 200 500

600 1000

K(-) K(+) 800

21

Pada konsentrasi 500 mgml sebesar 9 mm dengan standar deviasi 0 Pada

konsentrasi 600 mgml sebesar 10 mm dengan standar deviasi 0 Pada konsentrasi

800 mgml sebesar 11 mm dengan standar deviasi 0 Pada konsentrasi 1000

mgml sebesar 1233 mm dengan standar deviasi 058 Pada uji kontrol positif

yang menggunakan antibiotik penisilin terbentuk zona hambat dengan rata-rata

sebesar 2983 mm dengan standar deviasi 029 Pada uji kontrol negatif yang

menggunakan etanol 96 tidak terbentuk zona hambat yang memberikan arti

bahwa tidak adanya hambatan terhadap pertumbuhan bakteri Streptococcus

viridans

Data penelitian diatas menunjukkan bahwa data tidak memenuhi syarat

untuk melakukan uji One-Way Annova maka digunakan uji Kruskall-Wallis19

Pada uji Kruskall-Wallis menunjukkan nilai signifikan atau bermakna yang mana

dapat dikatakan bermakna jika p lt 005 sehingga diketahui bahwa berbagai

konsentrasi ekstrak jahe yang digunakkan pada penelitian ini berpengaruh

terhadap pertumbuhan bakteri Streptococcus viridans

Tabel 41 Hasil Analisis Post Hoc dengan Menggunakan Uji Mann-Whitney

Perlakuan Analisis Multikomparasi dengan Uji Mann-Whitney

Etanol 100

mgml

200

mgml

500

mgml

600

mgml

800

mgml

1000

mgml

Penisilin

Etanol 0034 0034 0025 0025 0025 0034 0034

100 mgml 0099 0034 0034 0034 0043 0043

200 mgml 0034 0034 0034 0043 0043

500 mgml 0025 0025 0034 0034

600 mgml 0025 0034 0034

800 mgml 0034 0034

1000 mgml 0043

Penisilin

Keterangan p lt 005

Berdasarkan hasil statistik analisis Post Hoc yang didapatkan bahwa

terdapat perbedaan yang bermakna antar setiap konsentrasi dengan penisilin

dengan indeks kepercayaan 95 Akan tetapi terdapat konsentrasi yang tidak

memiliki perbedaan yang bermakna yaitu antar konsentrasi 100 mgml dan 200

22

mgml Pada penelitian ini diketahui bahwa respon yang terbentuk dari

penghambatan tumbuhnya bakteri Streptococcus viridans merupakan respon

lemah

Pemberian ekstrak jahe berpengaruh terhadap pertumbuhan bakteri

Streptococcus viridans Diameter rata-rata zona hambat terbesar didapatkan pada

pemberian 1000 mgml (1233 mm) kemudian dengan pemberian konsentrasi 800

mgml (10 mm) dan konsentrasi 600 mgml (11 mm) tetapi berbeda bila

dibandingkan dengan pemberian konsentrasi 100 mgml 200 mgml dan 500

mgml Semakin tinggi konsentrasi ekstrak jahe mengakibatkan semakin besar

diameter rata-rata zona hambat yang terbentuk terhadap pertumbuhan bakteri

Streptococcus viridans

Gambar 43 Efek ekstrak jahe terhadap pertumbuhan Streptococcus viridans

Aktivitas antibakteri yang ditimbulkan dari pemberian ekstrak jahe dapat

dihubungkan dengan adanya kandungan senyawa-senyawa kimia jahe

Kandungan utama jahe adalah seskuiterpen dan zingiberen Komponen lainnya

termasuk β-sesquiphellandrene bisabolene dan farnesene yang termasuk

seskuiterpen Jahe memiliki senyawa reaktif yang disebut terpenoid yang

menstimulasi produksi air liur dan merupakan senyawa penting dalam farmasi

(Ekam et al 2007)

Menurut Winarto (2007) berdasarkan dari analisa kimia diketahui bahwa

tanaman jahe mengandung senyawa antara lain flavonoida polivenol minyak

atsiri gingerol limonene oleoresin 18 cineole 10-dehydroginger dione 6-

K (+)

K (-)

100 mgml

500 mgml

200 mgml

K (+)

K (-)

1000 mgml

800 mgml

600 mgml

23

gingerdione alpha-linolenic acid arginine aspartic betha-sitosterol caprilic-

acid capcaicin chorogenic acid farnesal farnese dan farnesol20

Minyak atsiri dan oleoresin merupakan senyawa kimia yang mampu

menghambat pertumbuhan dan membunuh bakteri dengan merusak membran

plasma bakteri merusak sistem kerja sel dan menyebabkan lisis pada sel bakteri

Selain itu struktur 3 dimensi protein terganggu sehingga menyebabkan protein

terdenaturasi Setelah mengalami denaturasi deret asam amino pada bakteri tetap

utuh namun tidak dapat lagi melakukan fungsinya21

Penelitian telah dilakukan oleh Malu et al (2009) yang membuktikan bahwa

ekstrak jahe mengandung senyawa aktif yaitu zingiberene yang mampu

menghambat pertumbuhan bakteri Streptococcus viridans Pada penelitian

tersebut jahe yang sudah dilakukan pengeringan dan penggilingan menjadi bubuk

halus dengan menggunakan electric grinder dihasilkan serbuk jahe sebanyak 100

gram Serbuk jahe kemudian dibagi menjadi masing-masing 20 gram dan akan

dilakukan ekstraksi dengan berbagai pelarut (n-heksana etil asetat etanol soxhlet

dan air) Hasil yang didapatkan adalah adanya aktivitas antibakteri dari ekstrak

jahe dengan berbagai pelarut kecuali air Zona hambat yang terbentuk sebesar 5

mm 56 mm 7 mm dan 0 mm

Berdasarkan hasil yang diperoleh dari penelitian sebelumnya terdapat

perbedaan yang signifikan dengan penelitian ini Perbedaaan yang ada

dipengaruhi oleh metode pembuatan variabel konsentrasi berupa simplisia jenis

dan konsentrasi pelarut yang digunakan berupa n-heksana etil asetat etanol

soxhlet dan air tempat tanaman jahe diperoleh di pasar di Nigeria dan usia panen

tanaman jahe (semakin tua tanaman jahe saat dipanen semakin banyak

kandungan minyak atsiri di dalamnya)

Pada penelitian ini terdapat beberapa hambatan antara lain

1 Penggunaan media pertumbuhan Agar Darah yang baik bagi berbagai bakteri

sehingga mempermudah adanya kontaminasi

2 Bakteri Streptococcus viridans yang tidak dapat bertahan hidup dalam waktu

yang cukup lama

24

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

51 Kesimpulan

Pada penelitian ini berdasarkan hasil uji efektivitas dan analisis statistik

dapat disimpulkan bahwa

1 Ekstrak tanaman jahe dengan pelarut etanol 96 dapat memberikan efek

hambat terhadap pertumbuhan bakteri Strptococcus viridans (p lt 005)

2 Rata-rata efek hambat yang paling besar terdapat pada konsentrasi ekstrak

jahe 1000 mgml yaitu sebesar 1233 mm konsentrasi 800 mgml sebesar

11 mm konsentrasi 600 mgml sebesar 10 mm konsentrasi 500 mgml

sebesar 9 mm konsentrasi 200 mgml sebesar 767 mm dan konsentrasi

100 mgml sebesar 667 mm

3 Efektivitas ekstrak jahe (Zingiber officinale Roscoe) terhadap

pertumbuhan Streptococcus viridans termasuk dalam golongan respon

lemah

52 Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang ada maka disarankan bagi peneliti

selanjutnya

1 Melakukan penelitian lebih lanjut tentang pengaruh konsentrasi ekstrak

tanaman jahe terhadap bakteri Streptococcus viridans dengan menggunakan

konsentrasi yang lebih kecil daripada penelitian ini

2 Melakukan penelitian lebih lanjut tentang kerja antibakteri ekstrak jahe

terhadap bakteri lainnya

3 Melakukan uji aktivitas antibakteri esktrak tanaman jahe terhadap bakteri

Streptococcus viridans secara in-vivo

25

DAFTAR PUSTAKA

1 Fathia S dkk Aktivitas Antimikroba Ekstrak Jahe (Zingiber officinale

Roscoe) Terhadap Beberapa Bakteri Patogen Bogor Institut Pertanian

Bogor 2011

2 Santoso B Jahe Yogyakarta Penerbit Kanisius 15-17

3 Departemen Kesehatan RI Profil Kesehatan Indonesia Jakarta

Departemen Kesehatan RI 2005 Diunduh dari httpwwwdepkesgoid

Diakses pada 20 Januari 2013

4 Departemen Kesehatan RI Pharmaceutical Care Untuk Penyakit Saluran

Pernapasan 2005

5 Bisno A Acute Pharyngitis N Engl J Med 2001 344(3) Diunduh dari

httpwwwnejmorg Diakses pada 14 Februari 2013

6 Malu S Obochi G Tawo N Nyong B Antibacterial Activity And

Medicinal Properties Of Ginger (Zingiber officinale) Global Journal Of

Pure And Applied Sciences Nigeria 2009 Vol(3) 365-368

7 Astuti V Uji Antibakteri Ekstrak Jahe (Zingiber officinale Roscoe)

Terhadap Pertumbuhan Bakteri Escherichia coli Dan Staphylococcus

aureus Secara In Vitro Semarang Universitas Diponegoro 2000

8 Rukmana R Usaha Tani Jahe Yogyakarta Penerbit Kanisius 12-17

9 Miksusanti Kajian Aktivitas Antibakteri Minyak Atsiri Temu Kunci dan

Aplikasinya dalam Fil Edibel Antibakteri Bogor Institut Pertanian Bogor

2008

10 Kaushik P Evaluation of Various Crude Extracts of Zingiber officinale

Rhizome for Potential Antibacterial Activity A Study in Vitro India

Department of Botany and Microbiology Gurukul Kangri University

Scientific Research 2011 Diunduh di httpwwwSciRPorgjournalaim

Diakses 16 Februari 2013

11 Fathona D Kandungan Gingerol dan Shogaol Intensitas Kepedasan dan

Penerimaan Panelis terhadap Oleoresin Jahe gajah (Zingiber officinale

var Roscoe) Jahe Emprit (Zingiber officinale var Amarum) dan Jahe

Merah (Zingiber officinale var Rubrum) Bogor Institut Pertanian Bogor

2011

12 Duke J et al Handbook of Medicinal Hebrs United State of America

CRC Press 2000 327-328

26

13 Brooks GF Butel JS Ornston NL Mikrobiologi Kedokteran Jawetz

Jakarta Penerbit Buku Kedokteran EGC 1996 327-338

14 Chatim A Suharto Sterilisasi dan Desinfeksi Dalam Staf Pengajar

FKUI Buku Ajar Mikrobiologi Kedokteran Jakarta Binarupa Aksara

Publisher 64-69

15 Topazian R et al Oral and Maxillofacial Infections Philadelphia WB

Saunders Company 33-34

16 Refoua A Study of Streptococcus Viridans in the Maxillofacial Region

Original Article University of Medical Sciences Tehran Iran

2005Vol(4) 174-177

17 Kusmiyati Uji Aktivitas Senyawa Antibakteri dari Mikroalga

Porphyridium cruentum Pusat Penelitian Bioteknologi Lembaga Ilmu

Pengetahuan Indonesia (LIPI) Cibinong 2007 Vol(1) 48-53

18 Greenwood Antibiotics Susceptibility (Sensitivity) Test Antimicrobial and

Chemotheraphy United State of America Mc Graw Hill Company 1995

19 Dahlan M Sopiyudin Statistik untuk Kedokteran dan Kesehatan Edisi 3

Jakarta Salemba Medika 2009 83-105

20 Winarto W Tanaman Obat Indonesia Untuk Pengobatan Herbal

Karyasari Herba Media 2007

21 Hertiani T et al Effect of Indonesian Medicinal Plants Essential Oils on

Streptococcus mutans Biofilm Yogyakarta Faculty of Pharmacy UGM

2011

27

LAMPIRAN

Lampiran 1

Hasil IdentifikasiDeterminasi Bahan Uji

28

Lampiran 2

Hasil Ekstraksi Jahe

29

Lampiran 3

Data Hasil Uji Statistik

UJI NORMALITAS

30

31

32

33

34

35

36

37

38

39

40

41

42

43

44

45

46

Lampiran 4

Alat dan Bahan

Media Agar Darah Ekstrak Jahe Timbangan Tabung

Reaksi Sendok

Etanol 96 Ose Pinset

Tisu Spirtus Cawan Petri Vortex

Laminar Air Flow Lemari Pendingin

47

Lampiran 5

Uji Antibakteri Jahe Terhadap Streptococcus viridan

K (+)

K (-)

100mgml

500mgml

200mgml

K (-)

K (+)

600mgml 1000mgml

800mgml

48

Lampiran 6

Riwayat Penulis

Identitas

Nama Sidqa Hanief

Jenis Kelamin Perempuan

Tempat Tanggal Lahir Jakarta 21 Desember 1992

Agama Islam

Alamat Jl Masjid Al Munir No 44 RT 012 RW 003 Jakarta

Timur

Email sidqahnfhotmailcom

Riwayat Pendidikan

1997-1998 TK Purwarini Jakarta

1998-2004 SDS Angkasa 3 Jakarta

2004-2007 SMP Negeri 81 Jakarta

2007-2010 SMA Madania Indonesian School Bogor

2010-sekarang Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

Page 11: Efektivitas Ekstrak Jahe (Zingiber officinale Roscoe) Terhadap ...

1

BAB I

PENDAHULUAN

11 Latar Belakang

Indonesia merupakan negara yang dikenal sebagai penghasil rempah-

rempah sejak dahulu kala Rempah-rempah banyak dimanfaatkan oleh masyarakat

Indonesia sebagai bahan dasar untuk kebutuhan pangan bahan obat-obatan dan

kosmetika Bagian dari tanaman rempah-rempah yang dapat digunakan antara lain

adalah kulit batang akar daun rimpang bunga buah dan biji Tanaman jahe

salah satu tanaman jenis rempah-rempah berbentuk rimpang yang banyak

dimanfaatkan secara tradisional sebagai minuman penghangat serta pereda batuk

nyeri dan diare12

Saat ini penggunaan jahe banyak dimanfaatkan untuk menangani penyakit

infeksi saluran pernapasan Penyakit infeksi pada saluran napas merupakan

penyakit yang banyak terjadi pada masyarakat baik infeksi saluran napas atas

maupun bawah penyakit infeksi ini sebagai salah satu penyebab utama kematian

(127)34

Secara umum penyebab dari penyakit infeksi saluran napas adalah

mikroorganisme namun yang terbanyak disebabkan oleh infeksi virus dan

bakteri Bakteri Streptococcus viridans merupakan salah satu bakteri yang dapat

menginfeksi saluran napas Penyakit infeksi ini masih menjadi masalah kesehatan

bagi masyarakat di Indonesia melihat masih tingginya angka kejadian penyakit

infeksi yang juga menimbulkan tingginya angka kematian terutama pada bayi dan

balita56

Hal tersebut memicu para peneliti untuk mencari pengobatan alternatif

yang sekiranya dapat dijadikan pilihan yang aman dikonsumsi oleh masyarakat

Pengobatan herbal sebagai pengobatan alternatif saat ini banyak dipilih karena

memiliki efek samping yang lebih sedikit harga yang lebih ekonomis dan telah

lama dimanfaatkan secara tradisional sebagai bahan dasar obat-obatan2

Upaya pemanfaatan ekstrak jahe telah banyak dilakukan oleh beberapa

penelitian baik di luar negeri maupun di Indonesia diantaranya dilakukan oleh

Akoachere et al (2002) telah membuktikan bahwa jahe mempunyai kemampuan

untuk menghambat pertumbuhan bakteri dan Sarah (2011) yang menguji ekstrak

jahe dengan pelarut etil asetat menunjukkan bahwa terdapat inhibitory zone pada

2

pertumbuhan beberapa bakteri patogen seperti Staphylococus aureus

Streptococcus viridans Bacillus cereus dan Salmonella

Kemampuan bahan aktif yang terkandung di dalam rempah-rempah

bergantung pada jenis senyawa dan konsentrasinya Senyawa dari jahe yang

kemungkinan mempunyai aktivitas sebagai antibakteri adalah minyak atsiri

terdiri atas senyawa-senyawa aktif sebagai berikut β-bisabolene β- farnesene

sesquiphelandrene zingiberen zingeron oleoresin kamfena limonen borneol

sineol sitral zingiberal felandren vitamin A B dan C serta senyawa-senyawa

flavonoid dan polifenol Senyawa aktif tersebut mengandung senyawa fenol yang

bekerja dengan cara merusak membran plasma sel bakteri dan mengganggu proses

koagulasi sel bakteri7

Berdasarkan hal tersebut di atas maka peneliti akan melakukan penelitian

mengenai efektivitas ekstrak jahe dengan menggunakan pelarut etanol yang

terbukti lebih efektif dibandingkan jenis pelarut organik lain sebagai antibakterial

terhadap pertumbuhan bakteri Streptococcus viridans dengan metode difusi agar

Penelitian ini diharapkan dapat melihat potensi jahe yang selama ini dikenal dapat

bermanfaat dalam penghambatan tumbuhnya bakteri Streptococcus viridans

12 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas rumusan masalah pada penelitian ini

adalah apakah terdapat pengaruh ekstrak jahe (Zingiber officinale Roscoe)

terhadap pertumbuhan bakteri Streptococcus viridans

13 Tujuan Penelitian

131 Tujuan Umum

Untuk mengetahui pengaruh ekstrak jahe (Zingiber officinale Roscoe)

terhadap pertumbuhan Streptococcus viridans

132 Tujuan Khusus

Untuk menentukan konsentrasi ekstrak jahe (Zingiber officinale

Roscoe) yang dapat menghambat pertumbuhan Streptococcus

viridans

3

14 Manfaat Penelitian

141 Bagi Peneliti

a Menambah pengetahuan dan wawasan penulis dalam menerapkan

ilmu yang diperoleh selama menjalani perkuliahan

b Menambah pengetahuan penulis tentang obat-obat herbal terutama

tentang efek jahe (Zingiber officinale Roscoe) yang ekstraknya

mampu menghambat pertumbuhan bakteri Streptococcus viridans

c Sebagai prasyaratan tugas dalam memperoleh gelar SKed (sarjana

kedokteran) di Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Program

Studi Pendidikan Dokter Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta

142 Bagi Institusi

a Menambah informasi dan literatur mengenai keilmuan

mikrobiologi

b Memajukan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

dan Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam

Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta dengan mempublikasikan

penelitian ini

143 Bagi Keilmuan

a Memberikan informasi mengenai efek ekstrak jahe (Zingiber

officinale Roscoe) terhadap pertumbuhan bakteri Streptococcus

viridans

b Menjadi bahan referensi bagi praktisi yang tertarik dalam

penelitian mikrobiologi

c Sebagai data dan informasi untuk melakukan penelitian lebih lanjut

mengenai pengaruh ekstrak jahe (Zingiber officinale Roscoe)

terhadap pertumbuhan bakteri Streptococcus viridans

144 Bagi Sosial

a Meningkatkan pemanfaatan bahan alami sebagai tanaman

berkhasiat obat dalam upaya peningkatan kesehatan masyarakat

dengan cara yang mudah dan ekonomis

4

b Memberikan pengetahuan dan masukan kepada semua kalangan

masyarakat bahwa tidak hanya penggunaan obat sintesis saja yang

dapat bersifat antibakterial tetapi tanaman herbal juga dapat

digunakan untuk mengurangi gejala yang ditimbulkan dari infeksi

saluran napas atas

5

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

21 Landasan Teori

211 Morfologi dan Klasifikasi Jahe (Zingiber officinale Roscoe)

Jahe termasuk tanaman yang berasal dari daerah Asia Tropik yang tersebar

di berbagai wilayah dari India sampai Cina Sejak zaman Kong Hu (551-479 SM)

jahe sudah dibudidayakan di India dan diekspor ke Cina Di kawasan Asia

tanaman jahe tersebar hampir di seluruh daerah tropika basah Saat ini tanaman

jahe dibudidayakan di berbagai daerah di Indonesia antara lain adalah Sumatera

Utara Bengkulu Jawa Barat Jawa Tengah dan Jawa Timur38

Gambar 21 Pohon Jahe

Sumber httpyudiansyahsukmanawordpresscom20100129jahe-1

Kedudukan tanaman jahe dalam taksonomi tumbuhan adalah sebagai

berikut

Kingdom Plantae

Divisi Spermatophyta

Subdivisi Angiospermae

Kelas Monocotyledonae

Ordo Zingiberales

Famili Zingiberaceae

6

Subfamili Zingiberoidae

Genus Zingiber

Spesies Zingiber officinale Roscoe

Jahe merupakan tanaman tahunan berbatang semu dengan tinggi antara 30

ndash 75 cm Berdaun sempit memanjang menyerupai pita dengan panjang 15 ndash 23

cm lebar lebih kurang 25 cm tersusun teratur dua baris berseling Tanaman jahe

hidup merumpun beranak-pinak menghasilkan rimpang dan berbunga Bungan

berupa malai yang tersembul pada permukaan tanah berbentuk tongkat atau bulat

telur dengan panjang lebih kurang 25 cm Mahkota bunga berbentuk tabung

dengan helaian agak sempit tajam berwarna kuning kehijauan Rimpang jahe

memiliki bentuk yang bervariasi mulai agak pipih sampai bulat panjang dengan

warna putih kekuning-kuningan hingga kuning kemerah-merahan Di Indonesia

jahe dikenal dengan beberapa nama anatara lain halia haliya lea lia lahia jhai

jahi jhahik moyuman beuing hairale masin manas reja pimedas jahja padeh

sipode sipadas pege bahing ai manas naije sedap sehi sewe laie gore

gisoro gihori dan yoyo89

Gambar 22 Rimpang Jahe

Sumber httpcaramudahdietblogspotcom201203manfaat-jahe-

untuk-kesehatan-tubuhhtml

Terdapat tiga jenis jahe berdasarkan ukuran bentuk dan warna rimpang

yaitu jahe gajah (Zingiber officinale Roscoe) atau jahe putih jahe putih kecil

(Zingiber officinale Amarum) atau jahe emprit dan jahe merah (Zingiber

officinale Rubrum) atau jahe sunti10

7

Tabel 21 Karakteristik Tiga Jenis Utama Jahe

Bagian tanaman Jahe gajah Jahe emprit Jahe merah

Struktur rimpang Besar berbuku Kecil berlapis Kecil berlapis

Warna irisan Putih

kekuningan

Putih

kekuningan

Jingga muda

sampai merah

Berat per rimpang (kg) 018 ndash 208 010 ndash 158 020 ndash 140

Diameter rimpang (cm) 847 ndash 850 327 ndash 405 420 ndash 426

Kadar minyak atsiri () 082 ndash 166 150 ndash 350 285 ndash 390

Kadar pati () 5510 5470 4499

Kadar serat () 689 659 -

Kadar abu () 660 ndash 757 739 ndash 890 746

Sumber Dimodifikasi dari Rostiana dkk (1991) Sri Yuliani dan Risfaheri (1990)

diacu dalam Bermawie dkk (1997)

212 Kandungan Kimiawi dan Manfaat Jahe

Menurut Rismunandar kandungan kimiawi yang terdapat pada rimpang jahe

menentukan aroma dan kepedasan jahe Terdapat beberapa faktor yang

mempengaruhi komposisi kimia rimpang jahe antara lain jenis jahe tanah dimana

jahe ditanam umur jahe saat dipanen pengolahan rimpang jahe dan ekosistem

tempat jahe berada8

Jahe memiliki kandungan minyak atsiri yang terdiri atas senyawa-senyawa

sesquiterpen zingiberen zingeron oleoresin kamfena limonen borneol sineol

sitral zingiberal felandren vitamin A B dan C serta senyawa-senyawa

flavonoid dan polifenol Substansi-substansi fenolitik berperan pada pembentukan

flavor yang dimana beberapa turunan fenolitik memberikan efek yang disebut

pungensi karena karakteristik oedas tajam dan sensasi menyengat Minyak atsiri

adalah minyak dari campuran zat yang mudah menguap dengan komposisi dan

titik didih yang berbeda berwarna kehijauan sampai kuning dan berbau khas

jahe Minyak atsiri dapat diperoleh dengan cara penyulingan dan hidrodestilasi912

8

Tabel 22 Kandungan Senyawa yang Terdapat dalam Jahe

Kandungan senyawa dalam jahe Senyawa

Minyak atsiri - geranial (259)

- a-zingiberen (95)

- (EE)-a-farnesen (76)

- neral (76)

- ar-curcumen (66)

- β-sesquiphellandren (2716)

- caryophyllen (1529)

- β-bisabolen (114)

Etanol oleoresin jahe - eugenol (498)

- zingeron (145)

- trans-6-shogaol (59)

- geraniol (37)

- borneol (19)

Methanol oleoresin jahe - zingeron (336)

- trans-6-shogaol (149)

- diacetoxy-[6]-gingerdiol (49)

- decanal (38)

- a-zingiberen (27)

CCl4 oleoresin jahe - zingeron (333)

- trans-6- shogaol (104)

- geranial (75)

- neral (49)

- methyldiacetoxy-[6]-gingerdione (35)

Isooktan oleoresin jahe - zingeron (305)

- palmitoleic acid (109)

- trans-6-shogaol (93)

- palmitic acid (89)

- diacetoxy-[6]-gingerdiol (33)

Sumber Singh et al (2008) El-Baroty et al (2010) Sacchetti et al (2005)

9

Oleoresin merupakan cairan kental berwarna kuning dengan rasa pedas yang

tajam larut dalam alkohol dan potroleum eter dan sedikit larut dalam air

Oleoresin mengandung senyawa aktif gingerol yang apabila selah melalui proses

penyimpanan dan pengeringan dapat berubah menjadi shogaol Senyawa-senyawa

kimia tersebut bekerja aktif untuk merusak membran luar dan membran

sitoplasma dinding sel bakteri11

213 Morfologi dan Klasifikasi Streptococcus viridans

Streptococcus merupakan salah satu flora normal yang terdapat dalam

rongga mulut Keberadaan bakteri tersebut tidak hanya memberikan efek yang

menguntungkan namun dapat merugikan bagi kesehatan mulut13

Gambar 23 Pewarnaan Gram Positif Bakteri Streptococcus viridans

Sumber httpwwwvitanaturalplpaciorkowiec-ropny-angina-

paciorkowcowa-ptonica-szkarlatyna

Streptococcus viridans adalah flora normal pada saluran napas atas yang

berperan untuk menjaga membran mukus Mikroorganisme ini bersifat Gram

positif berbentuk bulat dan tersusun dalam bentuk rantai selama pertumbuhannya

Mikroorganisme ini termasuk alpha hemolytic sehingga bila dilakukan

pembiakan dalam agar darah menunjukkan koloni berwarna kehijauan Pewarnaan

Gram didapatkan gambaran bentuk bulat berwarna ungu Streptococcus viridans

memiliki kekerabatan dengan spesies lain seperti Streptococcus mutans

Streptococcus anginosus Streptococcus mitis Streptococcus sanguis

Streptococcus salivarius dan Streptococcus bovis 13 14

10

Gambar 24 Biakan Streptococcus viridans pada media Agar Darah

Sumber httplibjiangnaneducnASM114-Introduce1htm

Klasifikasi Streptococcus viridans menurut Bergey

Ordo Eubacteriales

Famili Lactobacillaceae

Tribus Streptococcaceae

Genus Streptococcus

Spesies Streptococcus viridans

Pertumbuhan pada Streptococcus viridans tidak dihambat oleh optochin dan

koloninya tidak dapat larut dalam empedu (deoxycholate) Bakteri ini dapat

mencapai aliran darah akibat trauma dan dikenal sebagai penyebab utama

endokarditis pada katub jantung yang abnormal Selain itu beberapa bakteri S

viridans mensintesa polisakarida dari sukrosa dan berperan penting pada proses

pembentukan karies gigi13

2131 Patogenesis Streptococcus viridans

Penyakit yang ditimbulkan oleh infeksi Streptococcus dapat dipengaruhi

oleh beberapa macam faktor antara lain sifat biologik bakteri cara host

memberikan respons dan port drsquo entree bakteri13

Mulut merupakan organ yang

mengandung banyak bakteri dengan Streptococcus menjadi genus dominan

Orofaring terdapat campuran dari beberapa bakteri Streptococcus dan beberapa

spesies dari Streptococcus Streptococcus viridans mencegah kolonisasi bakteri

lain di rongga mulut dengan menjadi lebih agresif dari mikroorganisme lain

Berbagai bakteri bersaing dengan melakukan mucosal adherence dan

11

memproduksi bakteriosin yang mempunyai efek bakterisid Hanya sedikit yang

diketahui tentang mekanisme patogen pada Streptococcus viridans namun

diketahui bahwa bakteri tersebut dapat menghasilkan beberapa eksotoksin dan

enzim litik mengaktivasi komplemen menginduksi produksi dari sitokin15

Pada seseorang yang menjalani bedah mulut dan ekstraksi gigi memicu

terjadinya perdarahan 30 pasien akan mengalami bakteremia yang disebabkan

oleh Streptococcus viridans13

Streptococcus viridans adalah mikroorganisme

penyebab utama endokarditis bakterialis subakuta Lesi ini bersifat progresif dan

bagian yang mengalami penyembuhan akan mengalami inflamasi aktif dengan

vegetasi yang terdiri atas fibrin platelet sel darah dan bakteri yang melekat pada

katup jantung Menurut Refuoa selain endokarditis dilaporkan juga dalam

penelitiannya bahwa Streptococcus viridans mempunyai peranan dalam terjadinya

dental abcesses16

214 Antimikroba

Antimikroba merupakan substansi kimia yang berasal dari berbagai macam

mikroorganisme dalam konsentrasi rendah namun mampu menghambat

pertumbuhan mikroorganisme lainnya

Antibiotika mempunyai sifat-sifat

antibiotika antara lain menghambat atau membunuh patogen tanpa merusak host

bersifat bakterisid tidak ada resistensi pada bakteri tidak bersifat alergenik tetap

aktif dalam plasma dan eksudat larut di dalam air dan stabil dan bactericidal

level di dalam tubuh cepat dicapai dan bertahan untuk waktu lama14

2141 Mekanisme kerja antimikroba

Antimikroba yang mempunyai sifat bakteriostatik dapat menghambat

pertumbuhan bakteri dan membunuh bakteri Terdapat beberapa mekanisme kerja

antimikroba antara lain

1 Antimikroba yang mempengaruhi dinding sel

Mikroorganisme memiliki dinding sel yang merupakan struktur kaku

yang terdiri dari suatu kompleks polimer mukopeptida Dinding sel ini

menjaga tekanan osmotik di dalam bakteri sehingga mampu mencegah

gangguan dalam sintesisnya Antibiotika yang dapat menghambat reaksi

12

dalam proses sintesis dinding sel adalah penisilin fosfomisin sikloserin

ristosetin vankomisin dan basitrasin13

2 Antimikroba yang merusak membran sel

Beberapa antibiotika yang mampu merusak kehidupan sel

mikroorganisme Membran sel sebagai pembatas osmotik bagi difusi

antara lingkungan luar dan dalam sel Obat seperti polimiksin yang

merupakan kelompok polipeptida sederhana yang sukar berdifusi dan

sangat toksik 13

3 Antimikroba yang mengganggu fungsi DNA

Obat antimikroba yang berfungsi untuk merusak fungsi DNA hanya

beberapa saja yang dapat dipakai karena faktor toksisitasnya Antimikroba

yang bekerja sesuai dengan mekanisme tersebut adalah mitosin dan asam

nalidiksat 13

4 Antimikroba yang menghambat sintesis protein

Sintesis protein pada mikroorganisme berlangsung di ribosom

dengan bantuan mRNA dan tRNA Terdapat dua hasil akhir dari proses

sintesis protein yaitu transkripsi atau sintesis asam ribonukleat yang DNA-

dependent dan translasi atau sintesis protein yang RNA-dependent

Antimikroba yang mampu menghambat sintesis protein adalah rifampisin

aminoglikosida tetrasiklin dan kloramfenikol 13

2142 Metode uji antimikroba

Uji antimikroba dilakukan dengan metode difusi dan metode dilusi untuk

mengukur nilai konsentrasi hambat minimum (KHM)

A Metode difusi

Pada metode difusi dilakukan pengukuran daya hambat dari senyawa

antimikroba yang terkandung dalam ekstrak Metode ini merupakan metode yang

paling umum digunakan Metode difusi dibedakan melalui 3 cara yaitu

a Metode disc diffusion

Metode ini menggunakan blank disc yang berfungsi untuk menampung

zat antimikroba Blank disc yang mengandung zat antimikroba diletakkan di atas

13

permukaan media pertumbuhan yang telah diinokulasi Setelah itu diinkubasi

pada pada suhu 37oC selama 18-24 jam Hasil yang akan didapat adalah ada

tidaknya zona bening (clear zone) yang terbentuk di sekitar blank disc yang

menunjukan zona hambat pada pertumbuhan bakteri Dari hasil yang ditunjukan

dilakukan pengukuran dengan menggunakan penggaris Semakin besar zona

hambat yang dihasilkan semakin besar pula akitivitas suatu zat antimikroba1718

Tabel 23 Klasifikasi Respon Hambatan Pertumbuhan Bakteri

Diameter Zona Terang Respon Hambatan Pertumbuhan

gt20 mm Kuat

16-20 mm Sedang

10-15 mm Lemah

lt10 mm Tidak ada

Sumber Greenwood 1995

b Metode lubang (sumuranhole)

Pada metode ini media agar yang sudah diinokulasikan dengan bakteri

uji kemudian dibuat lubang atau sumur Lubang tersebut diisi ekstrak yang

mengandung zat antimikroba Setelah semua terisi oleh zat antimikroba

kemudian inkubasi pada waktu dan suhu optimum lalu dilakukan pengamatan

hambatan yang akan terbentuk 17

c Metode parit

Media pertumbuhan agar diinokulasikan dengan bakteri kemudian

dibuat sebidang parit Parit tersebut diisi dengan ekstrak dan diinkubasi pada

waktu dan suhu optimum pertumbuhan bakteri Setelah itu dilakukan pengamatan

dengan melihat ada atau tidaknya hambatan yang terbentuk 17

B Metode dilusi

Pada metode dilusi atau pengenceran senyawa antimikroba diencerkan

menjadi beberapa konsentrasi kemudian setiap konsentrasi tersebut dimasukkan

bakteri uji dalam media cair Lakukan inkubasi dan lihat apakah terdapat

pertumbuhan bakteri Pada umumnya metode ini terbagi menjadi dua metode

14

yaitu metode dilusi cair dan padat Kedua metode tersebut digunakan untuk

menentukan konsentrasi hambat minimal (KHM) dan konsentrasi bunuh minimal

(KBM) dari zat antimikroba terhadap bakteri uji Namun terbedakan dengan

media yang digunakan 18

22 Kerangka Teori

23 Kerangka Konsep

Ekstrak jahe

(Zingiber

officinale

Roscoe)

Koloni

Streptococcus

viridans

Pertumbuhan

koloni normal

Hambatan pada

pertumbuhan koloni

(+)

Zona hambat (+)

Ekstrak Jahe

Minyak atsiri dan oleoresin

β-bisabolene β- farnesene

sesquiphelandrene Gingerol

Shagaol Bisabolene

Merusak membran plasma sel

bakteri Streptococcus viridans

15

23 Definisi Operasional

No Variabel Definisi

Operasional

Alat Ukur Hasil Ukur Skala

Ukur

1 Zona hambat

Sviridans

Daerah

sekeliling blank

disc yang tidak

ditemukan

adanya

pertumbuhan S

viridans

Penggaris Diameter

zona bersih

(clear zone)

Numerik

2 Konsentrasi

ekstrak jahe

(100mgml

200mgml

500mgml

600mgml

800mgml

1000mgml)

Jahe yang sudah

dikeringkan

yang kemudian

dilarutkan

dengan

konsentrasi yang

telah ditentukan

Mikro

pipet

Jumlah

ekstrak sesuai

dengan

konsentrasi

pada setiap

tabung

Kategorik

3 Larutan

kontrol

negatif

Larutan kontrol

negatif yang

berisi etanol

96

Mikro

pipet

Blank disc

berisi etanol

96

Kategorik

4 Kontrol

positif

Kontrol positif

berupa blank

disc berisi

antibiotik

penisilin

Tidak ada Blank disc

berisi

antibiotik

penisilin

Kategorik

16

BAB III

METODE PENELITIAN

31 Desain Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental

32 Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada bulan Desember 2012 sampai bulan Juli

2013 di Laboratorium Mikrobiologi Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan

Universitas Islam Negeri Jakarta Proses ekstraksi jahe (Zingiber officinale

Roscoe) dilakukan oleh Balai Penelitian Tanaman Rempah dan Obat (BALITRO)

Bogor

33 Bahan yang Diuji

Ekstrak jahe (Zingiber officinale Roscoe) yang telah diekstraksi oleh Balai

Penelitian Tanaman Rempah dan Obat (BALITRO) Bogor

34 Sampel Bakteri

Bakteri Streptococcus viridans yang diisolasi pada media Agar darah dan

diinkubasi pada suhu 37degC selama 24 jam

35 Identifikasi Variabel

351 Variabel Bebas

Ekstrak jahe (Zingiber officinale Roscoe) dengan konsentrasi 100 mgml

200 mgml 500 mgml 600 mgml 800 mgml 1000 mgml

`352 Variabel Terikat

Pertumbuhan bakteri Streptococcus viridans dalam media pertumbuhan

Agar Darah

17

36 Alat dan Bahan Penelitian

361 Alat Penelitian

Tabung reaksi mikro pipet vortex bunsen alkohol ose cawan petri

penggaris korek api rak tabung autoclave baki alumuniumfoil swab kapas

erlenmeyer inkubator penggaris label alat tulis laminar air flow tisu pinset

dan kamera

362 Bahan Penelitian

Jahe pelarut etanol 96 pembenihan Agar darah larutan pengencer

thioglikolat biakan Streptococcus viridans blank disc blank disc berisi antibiotik

penicillin

37 Alur Penelitian

Kultur bakteri Streptococcus viridans

di media Agar Darah

Pembuatan konsentrasi ekstrak jahe

Timbang ekstrak jahe dengan berat

1000 800 600 500 200 dan 100

gram masukkan ke dalam tabung

Masukkan 1 ose Streptococcus

viridans ke dalam larutan thioglikolat

Usapkan bakteri ke media Agar Darah

dengan swab kapas steril

Thioglikolat dan Streptococcus

viridans divortex hingga omogen Masukkan 1ml etanol 96 ke dalam

masing-masing tabung

Pindahkan konsentrasi ekstrak jahe

yang homogen ke cawan petri

Blank disc diletakkan di media Agar

Darah yang telah diberi bakteri

Streptococcus viridans

Ekstrak jahe dan etanol 96 divortex

hingga homogen

Kekeruhan distandarisasi dengan

menggunakan larutan standarisasi

konsentrasi 05 Mac Farland

Inkubasi selama 24 jam

Amati dan ukur zona hambat yang

terbentuk

Rendam blank disc ke dalam cawan

petri selama 10-15 menit

18

38 Cara Kerja Penelitian

381 Tahap Persiapan

3811 Sterilisasi Alat dan Bahan

Seluruh alat yang akan digunakan sebelumnya dicuci bersih dikeringkan

dan dibungkus dengan kertas Setelah itu sterilisasi dapat dilakukan dengan

menggunakan autoclave selama 15-30 menit dan kemudian mengatur tekanan

sebesar 15 dynecm3 (1 atm) dan suhu sebesar 121

o C

3812 Persiapan Sampel

Jahe diperoleh dari pasar tradisional di Jakarta Timur yang homogen

sebanyak 4 kilogram Kemudian dilakukan pembuatan ekstrak jahe di Balai

Penelitian Tanaman Rempah dan Obat (BALITRO) Bogor Proses ekstraksi

meliputi pencucian pegirisan dan pengeringan Pada jahe yang sudah meliputi

tahap pengeringan kemudian diekstraksi melalui proses maserasi dengan pelarut

etanol 96 Pada penelitian ini digunakan 4 kg jahe yang dimana setelah

mengalami proses ekstraksi didapatkan ekstrak kental sebanyak 500 gram

3813 Pembuatan stok bakteri

Pembuatan stok bakteri ini dilakukan untuk memperbanyak bakteri

dengan cara menginokulasikan 1 ose biakan murni bakteri Streptococcus viridans

dalam media agar darah kemudian diinkubasi selama 24 jam dengan suhu 37degC

di dalam inkubator

3814 Pembuatan stok variabel konsentrasi

Stok ekstrak jahe akan dibuat dalam berbagai konsentrasi yaitu konsentrasi

100 mgml 200 mgml 500 mgml 600 mgml 800 mgml dan 1000 mgml

Etanol 96 digunakan sebagai kontrol negatif dan antibiotik penisilin sebagai

kontrol positif sehingga seluruhnya berjumlah 8 variabel Penelitian ini

dikerjakan secara triplet Blank disc dimasukkan ke dalam masing-masing stok

variabel konsentrasi selama 10-15 menit Kemudian masing-masing stok variabel

akan dimasukkan ke dalam 6 cawan petri (1 cawan petri akan berisi 3 blank disc

kosong kontrol negatif dan penisilin sebagai kontrol positif) yang akan digunakan

dalam tahap pengujian selanjutnya

19

382 Tahap uji efektivitas ekstrak jahe

Bakteri diencerkan dengan mencampurkan 1 ose bakteri Streptococcus

viridans ke dalam tabung reaksi yang telah berisi thiloglikolat steril kemudian

dihomogenkan dengan menggunakan vortex dan kekeruhannya distandarisasi

dengan konsentrasi 05 Mac Farland Bakteri dalam thioglikolat yang telah

terstandarisasi dioleskan pada media pertumbuhan Agar Darah (AD) dengan

menggunakan swab kapan steril Konsentrasi ekstrak jahe kemudian dimasukkan

ke dalam cawan petri dan rendam blank disc selama plusmn 15 menit Setelah dilakukan

perendaman blank disc diletakkan di atas permukaan media pertumbuhan yang

sudah diolesi dengan campuran bakteri dan thioglikolat secara higienis di dalam

laminar air flow Media Agar Darah kemudian diinkubasi ke dalam inkubator

pada suhu 37oC selama 24 jam Setelah 24 jam dilakukan pengukuran diameter

zona hambat yang terbentuk sebagai area bening atau zona bersih dengan

menggunakan penggaris

39 Pengelolaan data

Pada penelitian ini menggunakan data yang merupakan variable numerik

lebih dari 2 kelompok yang tidak berpasangan sehingga analisis data

menggunakan uji One Way ANOVA (distribusi data normal dan varians data harus

homogen) Namun jika distribusi data tidak normal maka uji alternatif yang

dilakukan adalah uji ststistik nonparameter Kruskall-Wallis Untuk menentukan

konsentrasi mana yang memiliki kebermaknaan maka dilakukan analisis Post Hoc

menggunakan uji Mann-Whitney

20

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

41 Efek Ekstrak Jahe (Zingiber officinale Roscoe) terhadap Pertumbuhan

Streptococcus viridans

Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan uji metode disc diffusion

secara triplo dengan beberapa konsentrasi ekstrak jahe (100 mgml 200 mgml

500 mgml 600 mgml 800 mgml dan 1000 mgml) Blank disc yang telah

direndam dalam ekstrak selama 10-15 menit diletakkan pada media pertumbuhan

Agar Darah yang terinokulasi bakteri Streptococcus viridans kemudian

diinkubasi selama 24 jam pada suhu 37oC Ekstrak jahe diketahui dapat

memberikan efek menghambat pertumbuhan bakteri Streptococcus viridans yang

terlihat dari terbentuknya zona hambat disekitar blank disc

Grafik 42 Diameter rata-rata zona hambat

Pada hasil pengamatan didapatkan berbagai diameter zona hambat yang

terbentuk dari masing-masing konsentrasi ekstrak jahe yang digunakan Rata-rata

diameter pada konsentrasi 100 mgml sebesar 667 mm dengan standar deviasi

058 Pada konsentrasi 200 mgml sebesar 767 mm dengan standar deviasi 058

000

500

1000

1500

2000

2500

3000

1 2 3 4 5 6 7 8

Leb

ar Z

on

a H

amb

at (

mm

)

Konsentrasi Ekstrak Jahe (mgml)

100 200 500

600 1000

K(-) K(+) 800

21

Pada konsentrasi 500 mgml sebesar 9 mm dengan standar deviasi 0 Pada

konsentrasi 600 mgml sebesar 10 mm dengan standar deviasi 0 Pada konsentrasi

800 mgml sebesar 11 mm dengan standar deviasi 0 Pada konsentrasi 1000

mgml sebesar 1233 mm dengan standar deviasi 058 Pada uji kontrol positif

yang menggunakan antibiotik penisilin terbentuk zona hambat dengan rata-rata

sebesar 2983 mm dengan standar deviasi 029 Pada uji kontrol negatif yang

menggunakan etanol 96 tidak terbentuk zona hambat yang memberikan arti

bahwa tidak adanya hambatan terhadap pertumbuhan bakteri Streptococcus

viridans

Data penelitian diatas menunjukkan bahwa data tidak memenuhi syarat

untuk melakukan uji One-Way Annova maka digunakan uji Kruskall-Wallis19

Pada uji Kruskall-Wallis menunjukkan nilai signifikan atau bermakna yang mana

dapat dikatakan bermakna jika p lt 005 sehingga diketahui bahwa berbagai

konsentrasi ekstrak jahe yang digunakkan pada penelitian ini berpengaruh

terhadap pertumbuhan bakteri Streptococcus viridans

Tabel 41 Hasil Analisis Post Hoc dengan Menggunakan Uji Mann-Whitney

Perlakuan Analisis Multikomparasi dengan Uji Mann-Whitney

Etanol 100

mgml

200

mgml

500

mgml

600

mgml

800

mgml

1000

mgml

Penisilin

Etanol 0034 0034 0025 0025 0025 0034 0034

100 mgml 0099 0034 0034 0034 0043 0043

200 mgml 0034 0034 0034 0043 0043

500 mgml 0025 0025 0034 0034

600 mgml 0025 0034 0034

800 mgml 0034 0034

1000 mgml 0043

Penisilin

Keterangan p lt 005

Berdasarkan hasil statistik analisis Post Hoc yang didapatkan bahwa

terdapat perbedaan yang bermakna antar setiap konsentrasi dengan penisilin

dengan indeks kepercayaan 95 Akan tetapi terdapat konsentrasi yang tidak

memiliki perbedaan yang bermakna yaitu antar konsentrasi 100 mgml dan 200

22

mgml Pada penelitian ini diketahui bahwa respon yang terbentuk dari

penghambatan tumbuhnya bakteri Streptococcus viridans merupakan respon

lemah

Pemberian ekstrak jahe berpengaruh terhadap pertumbuhan bakteri

Streptococcus viridans Diameter rata-rata zona hambat terbesar didapatkan pada

pemberian 1000 mgml (1233 mm) kemudian dengan pemberian konsentrasi 800

mgml (10 mm) dan konsentrasi 600 mgml (11 mm) tetapi berbeda bila

dibandingkan dengan pemberian konsentrasi 100 mgml 200 mgml dan 500

mgml Semakin tinggi konsentrasi ekstrak jahe mengakibatkan semakin besar

diameter rata-rata zona hambat yang terbentuk terhadap pertumbuhan bakteri

Streptococcus viridans

Gambar 43 Efek ekstrak jahe terhadap pertumbuhan Streptococcus viridans

Aktivitas antibakteri yang ditimbulkan dari pemberian ekstrak jahe dapat

dihubungkan dengan adanya kandungan senyawa-senyawa kimia jahe

Kandungan utama jahe adalah seskuiterpen dan zingiberen Komponen lainnya

termasuk β-sesquiphellandrene bisabolene dan farnesene yang termasuk

seskuiterpen Jahe memiliki senyawa reaktif yang disebut terpenoid yang

menstimulasi produksi air liur dan merupakan senyawa penting dalam farmasi

(Ekam et al 2007)

Menurut Winarto (2007) berdasarkan dari analisa kimia diketahui bahwa

tanaman jahe mengandung senyawa antara lain flavonoida polivenol minyak

atsiri gingerol limonene oleoresin 18 cineole 10-dehydroginger dione 6-

K (+)

K (-)

100 mgml

500 mgml

200 mgml

K (+)

K (-)

1000 mgml

800 mgml

600 mgml

23

gingerdione alpha-linolenic acid arginine aspartic betha-sitosterol caprilic-

acid capcaicin chorogenic acid farnesal farnese dan farnesol20

Minyak atsiri dan oleoresin merupakan senyawa kimia yang mampu

menghambat pertumbuhan dan membunuh bakteri dengan merusak membran

plasma bakteri merusak sistem kerja sel dan menyebabkan lisis pada sel bakteri

Selain itu struktur 3 dimensi protein terganggu sehingga menyebabkan protein

terdenaturasi Setelah mengalami denaturasi deret asam amino pada bakteri tetap

utuh namun tidak dapat lagi melakukan fungsinya21

Penelitian telah dilakukan oleh Malu et al (2009) yang membuktikan bahwa

ekstrak jahe mengandung senyawa aktif yaitu zingiberene yang mampu

menghambat pertumbuhan bakteri Streptococcus viridans Pada penelitian

tersebut jahe yang sudah dilakukan pengeringan dan penggilingan menjadi bubuk

halus dengan menggunakan electric grinder dihasilkan serbuk jahe sebanyak 100

gram Serbuk jahe kemudian dibagi menjadi masing-masing 20 gram dan akan

dilakukan ekstraksi dengan berbagai pelarut (n-heksana etil asetat etanol soxhlet

dan air) Hasil yang didapatkan adalah adanya aktivitas antibakteri dari ekstrak

jahe dengan berbagai pelarut kecuali air Zona hambat yang terbentuk sebesar 5

mm 56 mm 7 mm dan 0 mm

Berdasarkan hasil yang diperoleh dari penelitian sebelumnya terdapat

perbedaan yang signifikan dengan penelitian ini Perbedaaan yang ada

dipengaruhi oleh metode pembuatan variabel konsentrasi berupa simplisia jenis

dan konsentrasi pelarut yang digunakan berupa n-heksana etil asetat etanol

soxhlet dan air tempat tanaman jahe diperoleh di pasar di Nigeria dan usia panen

tanaman jahe (semakin tua tanaman jahe saat dipanen semakin banyak

kandungan minyak atsiri di dalamnya)

Pada penelitian ini terdapat beberapa hambatan antara lain

1 Penggunaan media pertumbuhan Agar Darah yang baik bagi berbagai bakteri

sehingga mempermudah adanya kontaminasi

2 Bakteri Streptococcus viridans yang tidak dapat bertahan hidup dalam waktu

yang cukup lama

24

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

51 Kesimpulan

Pada penelitian ini berdasarkan hasil uji efektivitas dan analisis statistik

dapat disimpulkan bahwa

1 Ekstrak tanaman jahe dengan pelarut etanol 96 dapat memberikan efek

hambat terhadap pertumbuhan bakteri Strptococcus viridans (p lt 005)

2 Rata-rata efek hambat yang paling besar terdapat pada konsentrasi ekstrak

jahe 1000 mgml yaitu sebesar 1233 mm konsentrasi 800 mgml sebesar

11 mm konsentrasi 600 mgml sebesar 10 mm konsentrasi 500 mgml

sebesar 9 mm konsentrasi 200 mgml sebesar 767 mm dan konsentrasi

100 mgml sebesar 667 mm

3 Efektivitas ekstrak jahe (Zingiber officinale Roscoe) terhadap

pertumbuhan Streptococcus viridans termasuk dalam golongan respon

lemah

52 Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang ada maka disarankan bagi peneliti

selanjutnya

1 Melakukan penelitian lebih lanjut tentang pengaruh konsentrasi ekstrak

tanaman jahe terhadap bakteri Streptococcus viridans dengan menggunakan

konsentrasi yang lebih kecil daripada penelitian ini

2 Melakukan penelitian lebih lanjut tentang kerja antibakteri ekstrak jahe

terhadap bakteri lainnya

3 Melakukan uji aktivitas antibakteri esktrak tanaman jahe terhadap bakteri

Streptococcus viridans secara in-vivo

25

DAFTAR PUSTAKA

1 Fathia S dkk Aktivitas Antimikroba Ekstrak Jahe (Zingiber officinale

Roscoe) Terhadap Beberapa Bakteri Patogen Bogor Institut Pertanian

Bogor 2011

2 Santoso B Jahe Yogyakarta Penerbit Kanisius 15-17

3 Departemen Kesehatan RI Profil Kesehatan Indonesia Jakarta

Departemen Kesehatan RI 2005 Diunduh dari httpwwwdepkesgoid

Diakses pada 20 Januari 2013

4 Departemen Kesehatan RI Pharmaceutical Care Untuk Penyakit Saluran

Pernapasan 2005

5 Bisno A Acute Pharyngitis N Engl J Med 2001 344(3) Diunduh dari

httpwwwnejmorg Diakses pada 14 Februari 2013

6 Malu S Obochi G Tawo N Nyong B Antibacterial Activity And

Medicinal Properties Of Ginger (Zingiber officinale) Global Journal Of

Pure And Applied Sciences Nigeria 2009 Vol(3) 365-368

7 Astuti V Uji Antibakteri Ekstrak Jahe (Zingiber officinale Roscoe)

Terhadap Pertumbuhan Bakteri Escherichia coli Dan Staphylococcus

aureus Secara In Vitro Semarang Universitas Diponegoro 2000

8 Rukmana R Usaha Tani Jahe Yogyakarta Penerbit Kanisius 12-17

9 Miksusanti Kajian Aktivitas Antibakteri Minyak Atsiri Temu Kunci dan

Aplikasinya dalam Fil Edibel Antibakteri Bogor Institut Pertanian Bogor

2008

10 Kaushik P Evaluation of Various Crude Extracts of Zingiber officinale

Rhizome for Potential Antibacterial Activity A Study in Vitro India

Department of Botany and Microbiology Gurukul Kangri University

Scientific Research 2011 Diunduh di httpwwwSciRPorgjournalaim

Diakses 16 Februari 2013

11 Fathona D Kandungan Gingerol dan Shogaol Intensitas Kepedasan dan

Penerimaan Panelis terhadap Oleoresin Jahe gajah (Zingiber officinale

var Roscoe) Jahe Emprit (Zingiber officinale var Amarum) dan Jahe

Merah (Zingiber officinale var Rubrum) Bogor Institut Pertanian Bogor

2011

12 Duke J et al Handbook of Medicinal Hebrs United State of America

CRC Press 2000 327-328

26

13 Brooks GF Butel JS Ornston NL Mikrobiologi Kedokteran Jawetz

Jakarta Penerbit Buku Kedokteran EGC 1996 327-338

14 Chatim A Suharto Sterilisasi dan Desinfeksi Dalam Staf Pengajar

FKUI Buku Ajar Mikrobiologi Kedokteran Jakarta Binarupa Aksara

Publisher 64-69

15 Topazian R et al Oral and Maxillofacial Infections Philadelphia WB

Saunders Company 33-34

16 Refoua A Study of Streptococcus Viridans in the Maxillofacial Region

Original Article University of Medical Sciences Tehran Iran

2005Vol(4) 174-177

17 Kusmiyati Uji Aktivitas Senyawa Antibakteri dari Mikroalga

Porphyridium cruentum Pusat Penelitian Bioteknologi Lembaga Ilmu

Pengetahuan Indonesia (LIPI) Cibinong 2007 Vol(1) 48-53

18 Greenwood Antibiotics Susceptibility (Sensitivity) Test Antimicrobial and

Chemotheraphy United State of America Mc Graw Hill Company 1995

19 Dahlan M Sopiyudin Statistik untuk Kedokteran dan Kesehatan Edisi 3

Jakarta Salemba Medika 2009 83-105

20 Winarto W Tanaman Obat Indonesia Untuk Pengobatan Herbal

Karyasari Herba Media 2007

21 Hertiani T et al Effect of Indonesian Medicinal Plants Essential Oils on

Streptococcus mutans Biofilm Yogyakarta Faculty of Pharmacy UGM

2011

27

LAMPIRAN

Lampiran 1

Hasil IdentifikasiDeterminasi Bahan Uji

28

Lampiran 2

Hasil Ekstraksi Jahe

29

Lampiran 3

Data Hasil Uji Statistik

UJI NORMALITAS

30

31

32

33

34

35

36

37

38

39

40

41

42

43

44

45

46

Lampiran 4

Alat dan Bahan

Media Agar Darah Ekstrak Jahe Timbangan Tabung

Reaksi Sendok

Etanol 96 Ose Pinset

Tisu Spirtus Cawan Petri Vortex

Laminar Air Flow Lemari Pendingin

47

Lampiran 5

Uji Antibakteri Jahe Terhadap Streptococcus viridan

K (+)

K (-)

100mgml

500mgml

200mgml

K (-)

K (+)

600mgml 1000mgml

800mgml

48

Lampiran 6

Riwayat Penulis

Identitas

Nama Sidqa Hanief

Jenis Kelamin Perempuan

Tempat Tanggal Lahir Jakarta 21 Desember 1992

Agama Islam

Alamat Jl Masjid Al Munir No 44 RT 012 RW 003 Jakarta

Timur

Email sidqahnfhotmailcom

Riwayat Pendidikan

1997-1998 TK Purwarini Jakarta

1998-2004 SDS Angkasa 3 Jakarta

2004-2007 SMP Negeri 81 Jakarta

2007-2010 SMA Madania Indonesian School Bogor

2010-sekarang Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

Page 12: Efektivitas Ekstrak Jahe (Zingiber officinale Roscoe) Terhadap ...

2

pertumbuhan beberapa bakteri patogen seperti Staphylococus aureus

Streptococcus viridans Bacillus cereus dan Salmonella

Kemampuan bahan aktif yang terkandung di dalam rempah-rempah

bergantung pada jenis senyawa dan konsentrasinya Senyawa dari jahe yang

kemungkinan mempunyai aktivitas sebagai antibakteri adalah minyak atsiri

terdiri atas senyawa-senyawa aktif sebagai berikut β-bisabolene β- farnesene

sesquiphelandrene zingiberen zingeron oleoresin kamfena limonen borneol

sineol sitral zingiberal felandren vitamin A B dan C serta senyawa-senyawa

flavonoid dan polifenol Senyawa aktif tersebut mengandung senyawa fenol yang

bekerja dengan cara merusak membran plasma sel bakteri dan mengganggu proses

koagulasi sel bakteri7

Berdasarkan hal tersebut di atas maka peneliti akan melakukan penelitian

mengenai efektivitas ekstrak jahe dengan menggunakan pelarut etanol yang

terbukti lebih efektif dibandingkan jenis pelarut organik lain sebagai antibakterial

terhadap pertumbuhan bakteri Streptococcus viridans dengan metode difusi agar

Penelitian ini diharapkan dapat melihat potensi jahe yang selama ini dikenal dapat

bermanfaat dalam penghambatan tumbuhnya bakteri Streptococcus viridans

12 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas rumusan masalah pada penelitian ini

adalah apakah terdapat pengaruh ekstrak jahe (Zingiber officinale Roscoe)

terhadap pertumbuhan bakteri Streptococcus viridans

13 Tujuan Penelitian

131 Tujuan Umum

Untuk mengetahui pengaruh ekstrak jahe (Zingiber officinale Roscoe)

terhadap pertumbuhan Streptococcus viridans

132 Tujuan Khusus

Untuk menentukan konsentrasi ekstrak jahe (Zingiber officinale

Roscoe) yang dapat menghambat pertumbuhan Streptococcus

viridans

3

14 Manfaat Penelitian

141 Bagi Peneliti

a Menambah pengetahuan dan wawasan penulis dalam menerapkan

ilmu yang diperoleh selama menjalani perkuliahan

b Menambah pengetahuan penulis tentang obat-obat herbal terutama

tentang efek jahe (Zingiber officinale Roscoe) yang ekstraknya

mampu menghambat pertumbuhan bakteri Streptococcus viridans

c Sebagai prasyaratan tugas dalam memperoleh gelar SKed (sarjana

kedokteran) di Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Program

Studi Pendidikan Dokter Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta

142 Bagi Institusi

a Menambah informasi dan literatur mengenai keilmuan

mikrobiologi

b Memajukan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

dan Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam

Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta dengan mempublikasikan

penelitian ini

143 Bagi Keilmuan

a Memberikan informasi mengenai efek ekstrak jahe (Zingiber

officinale Roscoe) terhadap pertumbuhan bakteri Streptococcus

viridans

b Menjadi bahan referensi bagi praktisi yang tertarik dalam

penelitian mikrobiologi

c Sebagai data dan informasi untuk melakukan penelitian lebih lanjut

mengenai pengaruh ekstrak jahe (Zingiber officinale Roscoe)

terhadap pertumbuhan bakteri Streptococcus viridans

144 Bagi Sosial

a Meningkatkan pemanfaatan bahan alami sebagai tanaman

berkhasiat obat dalam upaya peningkatan kesehatan masyarakat

dengan cara yang mudah dan ekonomis

4

b Memberikan pengetahuan dan masukan kepada semua kalangan

masyarakat bahwa tidak hanya penggunaan obat sintesis saja yang

dapat bersifat antibakterial tetapi tanaman herbal juga dapat

digunakan untuk mengurangi gejala yang ditimbulkan dari infeksi

saluran napas atas

5

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

21 Landasan Teori

211 Morfologi dan Klasifikasi Jahe (Zingiber officinale Roscoe)

Jahe termasuk tanaman yang berasal dari daerah Asia Tropik yang tersebar

di berbagai wilayah dari India sampai Cina Sejak zaman Kong Hu (551-479 SM)

jahe sudah dibudidayakan di India dan diekspor ke Cina Di kawasan Asia

tanaman jahe tersebar hampir di seluruh daerah tropika basah Saat ini tanaman

jahe dibudidayakan di berbagai daerah di Indonesia antara lain adalah Sumatera

Utara Bengkulu Jawa Barat Jawa Tengah dan Jawa Timur38

Gambar 21 Pohon Jahe

Sumber httpyudiansyahsukmanawordpresscom20100129jahe-1

Kedudukan tanaman jahe dalam taksonomi tumbuhan adalah sebagai

berikut

Kingdom Plantae

Divisi Spermatophyta

Subdivisi Angiospermae

Kelas Monocotyledonae

Ordo Zingiberales

Famili Zingiberaceae

6

Subfamili Zingiberoidae

Genus Zingiber

Spesies Zingiber officinale Roscoe

Jahe merupakan tanaman tahunan berbatang semu dengan tinggi antara 30

ndash 75 cm Berdaun sempit memanjang menyerupai pita dengan panjang 15 ndash 23

cm lebar lebih kurang 25 cm tersusun teratur dua baris berseling Tanaman jahe

hidup merumpun beranak-pinak menghasilkan rimpang dan berbunga Bungan

berupa malai yang tersembul pada permukaan tanah berbentuk tongkat atau bulat

telur dengan panjang lebih kurang 25 cm Mahkota bunga berbentuk tabung

dengan helaian agak sempit tajam berwarna kuning kehijauan Rimpang jahe

memiliki bentuk yang bervariasi mulai agak pipih sampai bulat panjang dengan

warna putih kekuning-kuningan hingga kuning kemerah-merahan Di Indonesia

jahe dikenal dengan beberapa nama anatara lain halia haliya lea lia lahia jhai

jahi jhahik moyuman beuing hairale masin manas reja pimedas jahja padeh

sipode sipadas pege bahing ai manas naije sedap sehi sewe laie gore

gisoro gihori dan yoyo89

Gambar 22 Rimpang Jahe

Sumber httpcaramudahdietblogspotcom201203manfaat-jahe-

untuk-kesehatan-tubuhhtml

Terdapat tiga jenis jahe berdasarkan ukuran bentuk dan warna rimpang

yaitu jahe gajah (Zingiber officinale Roscoe) atau jahe putih jahe putih kecil

(Zingiber officinale Amarum) atau jahe emprit dan jahe merah (Zingiber

officinale Rubrum) atau jahe sunti10

7

Tabel 21 Karakteristik Tiga Jenis Utama Jahe

Bagian tanaman Jahe gajah Jahe emprit Jahe merah

Struktur rimpang Besar berbuku Kecil berlapis Kecil berlapis

Warna irisan Putih

kekuningan

Putih

kekuningan

Jingga muda

sampai merah

Berat per rimpang (kg) 018 ndash 208 010 ndash 158 020 ndash 140

Diameter rimpang (cm) 847 ndash 850 327 ndash 405 420 ndash 426

Kadar minyak atsiri () 082 ndash 166 150 ndash 350 285 ndash 390

Kadar pati () 5510 5470 4499

Kadar serat () 689 659 -

Kadar abu () 660 ndash 757 739 ndash 890 746

Sumber Dimodifikasi dari Rostiana dkk (1991) Sri Yuliani dan Risfaheri (1990)

diacu dalam Bermawie dkk (1997)

212 Kandungan Kimiawi dan Manfaat Jahe

Menurut Rismunandar kandungan kimiawi yang terdapat pada rimpang jahe

menentukan aroma dan kepedasan jahe Terdapat beberapa faktor yang

mempengaruhi komposisi kimia rimpang jahe antara lain jenis jahe tanah dimana

jahe ditanam umur jahe saat dipanen pengolahan rimpang jahe dan ekosistem

tempat jahe berada8

Jahe memiliki kandungan minyak atsiri yang terdiri atas senyawa-senyawa

sesquiterpen zingiberen zingeron oleoresin kamfena limonen borneol sineol

sitral zingiberal felandren vitamin A B dan C serta senyawa-senyawa

flavonoid dan polifenol Substansi-substansi fenolitik berperan pada pembentukan

flavor yang dimana beberapa turunan fenolitik memberikan efek yang disebut

pungensi karena karakteristik oedas tajam dan sensasi menyengat Minyak atsiri

adalah minyak dari campuran zat yang mudah menguap dengan komposisi dan

titik didih yang berbeda berwarna kehijauan sampai kuning dan berbau khas

jahe Minyak atsiri dapat diperoleh dengan cara penyulingan dan hidrodestilasi912

8

Tabel 22 Kandungan Senyawa yang Terdapat dalam Jahe

Kandungan senyawa dalam jahe Senyawa

Minyak atsiri - geranial (259)

- a-zingiberen (95)

- (EE)-a-farnesen (76)

- neral (76)

- ar-curcumen (66)

- β-sesquiphellandren (2716)

- caryophyllen (1529)

- β-bisabolen (114)

Etanol oleoresin jahe - eugenol (498)

- zingeron (145)

- trans-6-shogaol (59)

- geraniol (37)

- borneol (19)

Methanol oleoresin jahe - zingeron (336)

- trans-6-shogaol (149)

- diacetoxy-[6]-gingerdiol (49)

- decanal (38)

- a-zingiberen (27)

CCl4 oleoresin jahe - zingeron (333)

- trans-6- shogaol (104)

- geranial (75)

- neral (49)

- methyldiacetoxy-[6]-gingerdione (35)

Isooktan oleoresin jahe - zingeron (305)

- palmitoleic acid (109)

- trans-6-shogaol (93)

- palmitic acid (89)

- diacetoxy-[6]-gingerdiol (33)

Sumber Singh et al (2008) El-Baroty et al (2010) Sacchetti et al (2005)

9

Oleoresin merupakan cairan kental berwarna kuning dengan rasa pedas yang

tajam larut dalam alkohol dan potroleum eter dan sedikit larut dalam air

Oleoresin mengandung senyawa aktif gingerol yang apabila selah melalui proses

penyimpanan dan pengeringan dapat berubah menjadi shogaol Senyawa-senyawa

kimia tersebut bekerja aktif untuk merusak membran luar dan membran

sitoplasma dinding sel bakteri11

213 Morfologi dan Klasifikasi Streptococcus viridans

Streptococcus merupakan salah satu flora normal yang terdapat dalam

rongga mulut Keberadaan bakteri tersebut tidak hanya memberikan efek yang

menguntungkan namun dapat merugikan bagi kesehatan mulut13

Gambar 23 Pewarnaan Gram Positif Bakteri Streptococcus viridans

Sumber httpwwwvitanaturalplpaciorkowiec-ropny-angina-

paciorkowcowa-ptonica-szkarlatyna

Streptococcus viridans adalah flora normal pada saluran napas atas yang

berperan untuk menjaga membran mukus Mikroorganisme ini bersifat Gram

positif berbentuk bulat dan tersusun dalam bentuk rantai selama pertumbuhannya

Mikroorganisme ini termasuk alpha hemolytic sehingga bila dilakukan

pembiakan dalam agar darah menunjukkan koloni berwarna kehijauan Pewarnaan

Gram didapatkan gambaran bentuk bulat berwarna ungu Streptococcus viridans

memiliki kekerabatan dengan spesies lain seperti Streptococcus mutans

Streptococcus anginosus Streptococcus mitis Streptococcus sanguis

Streptococcus salivarius dan Streptococcus bovis 13 14

10

Gambar 24 Biakan Streptococcus viridans pada media Agar Darah

Sumber httplibjiangnaneducnASM114-Introduce1htm

Klasifikasi Streptococcus viridans menurut Bergey

Ordo Eubacteriales

Famili Lactobacillaceae

Tribus Streptococcaceae

Genus Streptococcus

Spesies Streptococcus viridans

Pertumbuhan pada Streptococcus viridans tidak dihambat oleh optochin dan

koloninya tidak dapat larut dalam empedu (deoxycholate) Bakteri ini dapat

mencapai aliran darah akibat trauma dan dikenal sebagai penyebab utama

endokarditis pada katub jantung yang abnormal Selain itu beberapa bakteri S

viridans mensintesa polisakarida dari sukrosa dan berperan penting pada proses

pembentukan karies gigi13

2131 Patogenesis Streptococcus viridans

Penyakit yang ditimbulkan oleh infeksi Streptococcus dapat dipengaruhi

oleh beberapa macam faktor antara lain sifat biologik bakteri cara host

memberikan respons dan port drsquo entree bakteri13

Mulut merupakan organ yang

mengandung banyak bakteri dengan Streptococcus menjadi genus dominan

Orofaring terdapat campuran dari beberapa bakteri Streptococcus dan beberapa

spesies dari Streptococcus Streptococcus viridans mencegah kolonisasi bakteri

lain di rongga mulut dengan menjadi lebih agresif dari mikroorganisme lain

Berbagai bakteri bersaing dengan melakukan mucosal adherence dan

11

memproduksi bakteriosin yang mempunyai efek bakterisid Hanya sedikit yang

diketahui tentang mekanisme patogen pada Streptococcus viridans namun

diketahui bahwa bakteri tersebut dapat menghasilkan beberapa eksotoksin dan

enzim litik mengaktivasi komplemen menginduksi produksi dari sitokin15

Pada seseorang yang menjalani bedah mulut dan ekstraksi gigi memicu

terjadinya perdarahan 30 pasien akan mengalami bakteremia yang disebabkan

oleh Streptococcus viridans13

Streptococcus viridans adalah mikroorganisme

penyebab utama endokarditis bakterialis subakuta Lesi ini bersifat progresif dan

bagian yang mengalami penyembuhan akan mengalami inflamasi aktif dengan

vegetasi yang terdiri atas fibrin platelet sel darah dan bakteri yang melekat pada

katup jantung Menurut Refuoa selain endokarditis dilaporkan juga dalam

penelitiannya bahwa Streptococcus viridans mempunyai peranan dalam terjadinya

dental abcesses16

214 Antimikroba

Antimikroba merupakan substansi kimia yang berasal dari berbagai macam

mikroorganisme dalam konsentrasi rendah namun mampu menghambat

pertumbuhan mikroorganisme lainnya

Antibiotika mempunyai sifat-sifat

antibiotika antara lain menghambat atau membunuh patogen tanpa merusak host

bersifat bakterisid tidak ada resistensi pada bakteri tidak bersifat alergenik tetap

aktif dalam plasma dan eksudat larut di dalam air dan stabil dan bactericidal

level di dalam tubuh cepat dicapai dan bertahan untuk waktu lama14

2141 Mekanisme kerja antimikroba

Antimikroba yang mempunyai sifat bakteriostatik dapat menghambat

pertumbuhan bakteri dan membunuh bakteri Terdapat beberapa mekanisme kerja

antimikroba antara lain

1 Antimikroba yang mempengaruhi dinding sel

Mikroorganisme memiliki dinding sel yang merupakan struktur kaku

yang terdiri dari suatu kompleks polimer mukopeptida Dinding sel ini

menjaga tekanan osmotik di dalam bakteri sehingga mampu mencegah

gangguan dalam sintesisnya Antibiotika yang dapat menghambat reaksi

12

dalam proses sintesis dinding sel adalah penisilin fosfomisin sikloserin

ristosetin vankomisin dan basitrasin13

2 Antimikroba yang merusak membran sel

Beberapa antibiotika yang mampu merusak kehidupan sel

mikroorganisme Membran sel sebagai pembatas osmotik bagi difusi

antara lingkungan luar dan dalam sel Obat seperti polimiksin yang

merupakan kelompok polipeptida sederhana yang sukar berdifusi dan

sangat toksik 13

3 Antimikroba yang mengganggu fungsi DNA

Obat antimikroba yang berfungsi untuk merusak fungsi DNA hanya

beberapa saja yang dapat dipakai karena faktor toksisitasnya Antimikroba

yang bekerja sesuai dengan mekanisme tersebut adalah mitosin dan asam

nalidiksat 13

4 Antimikroba yang menghambat sintesis protein

Sintesis protein pada mikroorganisme berlangsung di ribosom

dengan bantuan mRNA dan tRNA Terdapat dua hasil akhir dari proses

sintesis protein yaitu transkripsi atau sintesis asam ribonukleat yang DNA-

dependent dan translasi atau sintesis protein yang RNA-dependent

Antimikroba yang mampu menghambat sintesis protein adalah rifampisin

aminoglikosida tetrasiklin dan kloramfenikol 13

2142 Metode uji antimikroba

Uji antimikroba dilakukan dengan metode difusi dan metode dilusi untuk

mengukur nilai konsentrasi hambat minimum (KHM)

A Metode difusi

Pada metode difusi dilakukan pengukuran daya hambat dari senyawa

antimikroba yang terkandung dalam ekstrak Metode ini merupakan metode yang

paling umum digunakan Metode difusi dibedakan melalui 3 cara yaitu

a Metode disc diffusion

Metode ini menggunakan blank disc yang berfungsi untuk menampung

zat antimikroba Blank disc yang mengandung zat antimikroba diletakkan di atas

13

permukaan media pertumbuhan yang telah diinokulasi Setelah itu diinkubasi

pada pada suhu 37oC selama 18-24 jam Hasil yang akan didapat adalah ada

tidaknya zona bening (clear zone) yang terbentuk di sekitar blank disc yang

menunjukan zona hambat pada pertumbuhan bakteri Dari hasil yang ditunjukan

dilakukan pengukuran dengan menggunakan penggaris Semakin besar zona

hambat yang dihasilkan semakin besar pula akitivitas suatu zat antimikroba1718

Tabel 23 Klasifikasi Respon Hambatan Pertumbuhan Bakteri

Diameter Zona Terang Respon Hambatan Pertumbuhan

gt20 mm Kuat

16-20 mm Sedang

10-15 mm Lemah

lt10 mm Tidak ada

Sumber Greenwood 1995

b Metode lubang (sumuranhole)

Pada metode ini media agar yang sudah diinokulasikan dengan bakteri

uji kemudian dibuat lubang atau sumur Lubang tersebut diisi ekstrak yang

mengandung zat antimikroba Setelah semua terisi oleh zat antimikroba

kemudian inkubasi pada waktu dan suhu optimum lalu dilakukan pengamatan

hambatan yang akan terbentuk 17

c Metode parit

Media pertumbuhan agar diinokulasikan dengan bakteri kemudian

dibuat sebidang parit Parit tersebut diisi dengan ekstrak dan diinkubasi pada

waktu dan suhu optimum pertumbuhan bakteri Setelah itu dilakukan pengamatan

dengan melihat ada atau tidaknya hambatan yang terbentuk 17

B Metode dilusi

Pada metode dilusi atau pengenceran senyawa antimikroba diencerkan

menjadi beberapa konsentrasi kemudian setiap konsentrasi tersebut dimasukkan

bakteri uji dalam media cair Lakukan inkubasi dan lihat apakah terdapat

pertumbuhan bakteri Pada umumnya metode ini terbagi menjadi dua metode

14

yaitu metode dilusi cair dan padat Kedua metode tersebut digunakan untuk

menentukan konsentrasi hambat minimal (KHM) dan konsentrasi bunuh minimal

(KBM) dari zat antimikroba terhadap bakteri uji Namun terbedakan dengan

media yang digunakan 18

22 Kerangka Teori

23 Kerangka Konsep

Ekstrak jahe

(Zingiber

officinale

Roscoe)

Koloni

Streptococcus

viridans

Pertumbuhan

koloni normal

Hambatan pada

pertumbuhan koloni

(+)

Zona hambat (+)

Ekstrak Jahe

Minyak atsiri dan oleoresin

β-bisabolene β- farnesene

sesquiphelandrene Gingerol

Shagaol Bisabolene

Merusak membran plasma sel

bakteri Streptococcus viridans

15

23 Definisi Operasional

No Variabel Definisi

Operasional

Alat Ukur Hasil Ukur Skala

Ukur

1 Zona hambat

Sviridans

Daerah

sekeliling blank

disc yang tidak

ditemukan

adanya

pertumbuhan S

viridans

Penggaris Diameter

zona bersih

(clear zone)

Numerik

2 Konsentrasi

ekstrak jahe

(100mgml

200mgml

500mgml

600mgml

800mgml

1000mgml)

Jahe yang sudah

dikeringkan

yang kemudian

dilarutkan

dengan

konsentrasi yang

telah ditentukan

Mikro

pipet

Jumlah

ekstrak sesuai

dengan

konsentrasi

pada setiap

tabung

Kategorik

3 Larutan

kontrol

negatif

Larutan kontrol

negatif yang

berisi etanol

96

Mikro

pipet

Blank disc

berisi etanol

96

Kategorik

4 Kontrol

positif

Kontrol positif

berupa blank

disc berisi

antibiotik

penisilin

Tidak ada Blank disc

berisi

antibiotik

penisilin

Kategorik

16

BAB III

METODE PENELITIAN

31 Desain Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental

32 Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada bulan Desember 2012 sampai bulan Juli

2013 di Laboratorium Mikrobiologi Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan

Universitas Islam Negeri Jakarta Proses ekstraksi jahe (Zingiber officinale

Roscoe) dilakukan oleh Balai Penelitian Tanaman Rempah dan Obat (BALITRO)

Bogor

33 Bahan yang Diuji

Ekstrak jahe (Zingiber officinale Roscoe) yang telah diekstraksi oleh Balai

Penelitian Tanaman Rempah dan Obat (BALITRO) Bogor

34 Sampel Bakteri

Bakteri Streptococcus viridans yang diisolasi pada media Agar darah dan

diinkubasi pada suhu 37degC selama 24 jam

35 Identifikasi Variabel

351 Variabel Bebas

Ekstrak jahe (Zingiber officinale Roscoe) dengan konsentrasi 100 mgml

200 mgml 500 mgml 600 mgml 800 mgml 1000 mgml

`352 Variabel Terikat

Pertumbuhan bakteri Streptococcus viridans dalam media pertumbuhan

Agar Darah

17

36 Alat dan Bahan Penelitian

361 Alat Penelitian

Tabung reaksi mikro pipet vortex bunsen alkohol ose cawan petri

penggaris korek api rak tabung autoclave baki alumuniumfoil swab kapas

erlenmeyer inkubator penggaris label alat tulis laminar air flow tisu pinset

dan kamera

362 Bahan Penelitian

Jahe pelarut etanol 96 pembenihan Agar darah larutan pengencer

thioglikolat biakan Streptococcus viridans blank disc blank disc berisi antibiotik

penicillin

37 Alur Penelitian

Kultur bakteri Streptococcus viridans

di media Agar Darah

Pembuatan konsentrasi ekstrak jahe

Timbang ekstrak jahe dengan berat

1000 800 600 500 200 dan 100

gram masukkan ke dalam tabung

Masukkan 1 ose Streptococcus

viridans ke dalam larutan thioglikolat

Usapkan bakteri ke media Agar Darah

dengan swab kapas steril

Thioglikolat dan Streptococcus

viridans divortex hingga omogen Masukkan 1ml etanol 96 ke dalam

masing-masing tabung

Pindahkan konsentrasi ekstrak jahe

yang homogen ke cawan petri

Blank disc diletakkan di media Agar

Darah yang telah diberi bakteri

Streptococcus viridans

Ekstrak jahe dan etanol 96 divortex

hingga homogen

Kekeruhan distandarisasi dengan

menggunakan larutan standarisasi

konsentrasi 05 Mac Farland

Inkubasi selama 24 jam

Amati dan ukur zona hambat yang

terbentuk

Rendam blank disc ke dalam cawan

petri selama 10-15 menit

18

38 Cara Kerja Penelitian

381 Tahap Persiapan

3811 Sterilisasi Alat dan Bahan

Seluruh alat yang akan digunakan sebelumnya dicuci bersih dikeringkan

dan dibungkus dengan kertas Setelah itu sterilisasi dapat dilakukan dengan

menggunakan autoclave selama 15-30 menit dan kemudian mengatur tekanan

sebesar 15 dynecm3 (1 atm) dan suhu sebesar 121

o C

3812 Persiapan Sampel

Jahe diperoleh dari pasar tradisional di Jakarta Timur yang homogen

sebanyak 4 kilogram Kemudian dilakukan pembuatan ekstrak jahe di Balai

Penelitian Tanaman Rempah dan Obat (BALITRO) Bogor Proses ekstraksi

meliputi pencucian pegirisan dan pengeringan Pada jahe yang sudah meliputi

tahap pengeringan kemudian diekstraksi melalui proses maserasi dengan pelarut

etanol 96 Pada penelitian ini digunakan 4 kg jahe yang dimana setelah

mengalami proses ekstraksi didapatkan ekstrak kental sebanyak 500 gram

3813 Pembuatan stok bakteri

Pembuatan stok bakteri ini dilakukan untuk memperbanyak bakteri

dengan cara menginokulasikan 1 ose biakan murni bakteri Streptococcus viridans

dalam media agar darah kemudian diinkubasi selama 24 jam dengan suhu 37degC

di dalam inkubator

3814 Pembuatan stok variabel konsentrasi

Stok ekstrak jahe akan dibuat dalam berbagai konsentrasi yaitu konsentrasi

100 mgml 200 mgml 500 mgml 600 mgml 800 mgml dan 1000 mgml

Etanol 96 digunakan sebagai kontrol negatif dan antibiotik penisilin sebagai

kontrol positif sehingga seluruhnya berjumlah 8 variabel Penelitian ini

dikerjakan secara triplet Blank disc dimasukkan ke dalam masing-masing stok

variabel konsentrasi selama 10-15 menit Kemudian masing-masing stok variabel

akan dimasukkan ke dalam 6 cawan petri (1 cawan petri akan berisi 3 blank disc

kosong kontrol negatif dan penisilin sebagai kontrol positif) yang akan digunakan

dalam tahap pengujian selanjutnya

19

382 Tahap uji efektivitas ekstrak jahe

Bakteri diencerkan dengan mencampurkan 1 ose bakteri Streptococcus

viridans ke dalam tabung reaksi yang telah berisi thiloglikolat steril kemudian

dihomogenkan dengan menggunakan vortex dan kekeruhannya distandarisasi

dengan konsentrasi 05 Mac Farland Bakteri dalam thioglikolat yang telah

terstandarisasi dioleskan pada media pertumbuhan Agar Darah (AD) dengan

menggunakan swab kapan steril Konsentrasi ekstrak jahe kemudian dimasukkan

ke dalam cawan petri dan rendam blank disc selama plusmn 15 menit Setelah dilakukan

perendaman blank disc diletakkan di atas permukaan media pertumbuhan yang

sudah diolesi dengan campuran bakteri dan thioglikolat secara higienis di dalam

laminar air flow Media Agar Darah kemudian diinkubasi ke dalam inkubator

pada suhu 37oC selama 24 jam Setelah 24 jam dilakukan pengukuran diameter

zona hambat yang terbentuk sebagai area bening atau zona bersih dengan

menggunakan penggaris

39 Pengelolaan data

Pada penelitian ini menggunakan data yang merupakan variable numerik

lebih dari 2 kelompok yang tidak berpasangan sehingga analisis data

menggunakan uji One Way ANOVA (distribusi data normal dan varians data harus

homogen) Namun jika distribusi data tidak normal maka uji alternatif yang

dilakukan adalah uji ststistik nonparameter Kruskall-Wallis Untuk menentukan

konsentrasi mana yang memiliki kebermaknaan maka dilakukan analisis Post Hoc

menggunakan uji Mann-Whitney

20

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

41 Efek Ekstrak Jahe (Zingiber officinale Roscoe) terhadap Pertumbuhan

Streptococcus viridans

Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan uji metode disc diffusion

secara triplo dengan beberapa konsentrasi ekstrak jahe (100 mgml 200 mgml

500 mgml 600 mgml 800 mgml dan 1000 mgml) Blank disc yang telah

direndam dalam ekstrak selama 10-15 menit diletakkan pada media pertumbuhan

Agar Darah yang terinokulasi bakteri Streptococcus viridans kemudian

diinkubasi selama 24 jam pada suhu 37oC Ekstrak jahe diketahui dapat

memberikan efek menghambat pertumbuhan bakteri Streptococcus viridans yang

terlihat dari terbentuknya zona hambat disekitar blank disc

Grafik 42 Diameter rata-rata zona hambat

Pada hasil pengamatan didapatkan berbagai diameter zona hambat yang

terbentuk dari masing-masing konsentrasi ekstrak jahe yang digunakan Rata-rata

diameter pada konsentrasi 100 mgml sebesar 667 mm dengan standar deviasi

058 Pada konsentrasi 200 mgml sebesar 767 mm dengan standar deviasi 058

000

500

1000

1500

2000

2500

3000

1 2 3 4 5 6 7 8

Leb

ar Z

on

a H

amb

at (

mm

)

Konsentrasi Ekstrak Jahe (mgml)

100 200 500

600 1000

K(-) K(+) 800

21

Pada konsentrasi 500 mgml sebesar 9 mm dengan standar deviasi 0 Pada

konsentrasi 600 mgml sebesar 10 mm dengan standar deviasi 0 Pada konsentrasi

800 mgml sebesar 11 mm dengan standar deviasi 0 Pada konsentrasi 1000

mgml sebesar 1233 mm dengan standar deviasi 058 Pada uji kontrol positif

yang menggunakan antibiotik penisilin terbentuk zona hambat dengan rata-rata

sebesar 2983 mm dengan standar deviasi 029 Pada uji kontrol negatif yang

menggunakan etanol 96 tidak terbentuk zona hambat yang memberikan arti

bahwa tidak adanya hambatan terhadap pertumbuhan bakteri Streptococcus

viridans

Data penelitian diatas menunjukkan bahwa data tidak memenuhi syarat

untuk melakukan uji One-Way Annova maka digunakan uji Kruskall-Wallis19

Pada uji Kruskall-Wallis menunjukkan nilai signifikan atau bermakna yang mana

dapat dikatakan bermakna jika p lt 005 sehingga diketahui bahwa berbagai

konsentrasi ekstrak jahe yang digunakkan pada penelitian ini berpengaruh

terhadap pertumbuhan bakteri Streptococcus viridans

Tabel 41 Hasil Analisis Post Hoc dengan Menggunakan Uji Mann-Whitney

Perlakuan Analisis Multikomparasi dengan Uji Mann-Whitney

Etanol 100

mgml

200

mgml

500

mgml

600

mgml

800

mgml

1000

mgml

Penisilin

Etanol 0034 0034 0025 0025 0025 0034 0034

100 mgml 0099 0034 0034 0034 0043 0043

200 mgml 0034 0034 0034 0043 0043

500 mgml 0025 0025 0034 0034

600 mgml 0025 0034 0034

800 mgml 0034 0034

1000 mgml 0043

Penisilin

Keterangan p lt 005

Berdasarkan hasil statistik analisis Post Hoc yang didapatkan bahwa

terdapat perbedaan yang bermakna antar setiap konsentrasi dengan penisilin

dengan indeks kepercayaan 95 Akan tetapi terdapat konsentrasi yang tidak

memiliki perbedaan yang bermakna yaitu antar konsentrasi 100 mgml dan 200

22

mgml Pada penelitian ini diketahui bahwa respon yang terbentuk dari

penghambatan tumbuhnya bakteri Streptococcus viridans merupakan respon

lemah

Pemberian ekstrak jahe berpengaruh terhadap pertumbuhan bakteri

Streptococcus viridans Diameter rata-rata zona hambat terbesar didapatkan pada

pemberian 1000 mgml (1233 mm) kemudian dengan pemberian konsentrasi 800

mgml (10 mm) dan konsentrasi 600 mgml (11 mm) tetapi berbeda bila

dibandingkan dengan pemberian konsentrasi 100 mgml 200 mgml dan 500

mgml Semakin tinggi konsentrasi ekstrak jahe mengakibatkan semakin besar

diameter rata-rata zona hambat yang terbentuk terhadap pertumbuhan bakteri

Streptococcus viridans

Gambar 43 Efek ekstrak jahe terhadap pertumbuhan Streptococcus viridans

Aktivitas antibakteri yang ditimbulkan dari pemberian ekstrak jahe dapat

dihubungkan dengan adanya kandungan senyawa-senyawa kimia jahe

Kandungan utama jahe adalah seskuiterpen dan zingiberen Komponen lainnya

termasuk β-sesquiphellandrene bisabolene dan farnesene yang termasuk

seskuiterpen Jahe memiliki senyawa reaktif yang disebut terpenoid yang

menstimulasi produksi air liur dan merupakan senyawa penting dalam farmasi

(Ekam et al 2007)

Menurut Winarto (2007) berdasarkan dari analisa kimia diketahui bahwa

tanaman jahe mengandung senyawa antara lain flavonoida polivenol minyak

atsiri gingerol limonene oleoresin 18 cineole 10-dehydroginger dione 6-

K (+)

K (-)

100 mgml

500 mgml

200 mgml

K (+)

K (-)

1000 mgml

800 mgml

600 mgml

23

gingerdione alpha-linolenic acid arginine aspartic betha-sitosterol caprilic-

acid capcaicin chorogenic acid farnesal farnese dan farnesol20

Minyak atsiri dan oleoresin merupakan senyawa kimia yang mampu

menghambat pertumbuhan dan membunuh bakteri dengan merusak membran

plasma bakteri merusak sistem kerja sel dan menyebabkan lisis pada sel bakteri

Selain itu struktur 3 dimensi protein terganggu sehingga menyebabkan protein

terdenaturasi Setelah mengalami denaturasi deret asam amino pada bakteri tetap

utuh namun tidak dapat lagi melakukan fungsinya21

Penelitian telah dilakukan oleh Malu et al (2009) yang membuktikan bahwa

ekstrak jahe mengandung senyawa aktif yaitu zingiberene yang mampu

menghambat pertumbuhan bakteri Streptococcus viridans Pada penelitian

tersebut jahe yang sudah dilakukan pengeringan dan penggilingan menjadi bubuk

halus dengan menggunakan electric grinder dihasilkan serbuk jahe sebanyak 100

gram Serbuk jahe kemudian dibagi menjadi masing-masing 20 gram dan akan

dilakukan ekstraksi dengan berbagai pelarut (n-heksana etil asetat etanol soxhlet

dan air) Hasil yang didapatkan adalah adanya aktivitas antibakteri dari ekstrak

jahe dengan berbagai pelarut kecuali air Zona hambat yang terbentuk sebesar 5

mm 56 mm 7 mm dan 0 mm

Berdasarkan hasil yang diperoleh dari penelitian sebelumnya terdapat

perbedaan yang signifikan dengan penelitian ini Perbedaaan yang ada

dipengaruhi oleh metode pembuatan variabel konsentrasi berupa simplisia jenis

dan konsentrasi pelarut yang digunakan berupa n-heksana etil asetat etanol

soxhlet dan air tempat tanaman jahe diperoleh di pasar di Nigeria dan usia panen

tanaman jahe (semakin tua tanaman jahe saat dipanen semakin banyak

kandungan minyak atsiri di dalamnya)

Pada penelitian ini terdapat beberapa hambatan antara lain

1 Penggunaan media pertumbuhan Agar Darah yang baik bagi berbagai bakteri

sehingga mempermudah adanya kontaminasi

2 Bakteri Streptococcus viridans yang tidak dapat bertahan hidup dalam waktu

yang cukup lama

24

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

51 Kesimpulan

Pada penelitian ini berdasarkan hasil uji efektivitas dan analisis statistik

dapat disimpulkan bahwa

1 Ekstrak tanaman jahe dengan pelarut etanol 96 dapat memberikan efek

hambat terhadap pertumbuhan bakteri Strptococcus viridans (p lt 005)

2 Rata-rata efek hambat yang paling besar terdapat pada konsentrasi ekstrak

jahe 1000 mgml yaitu sebesar 1233 mm konsentrasi 800 mgml sebesar

11 mm konsentrasi 600 mgml sebesar 10 mm konsentrasi 500 mgml

sebesar 9 mm konsentrasi 200 mgml sebesar 767 mm dan konsentrasi

100 mgml sebesar 667 mm

3 Efektivitas ekstrak jahe (Zingiber officinale Roscoe) terhadap

pertumbuhan Streptococcus viridans termasuk dalam golongan respon

lemah

52 Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang ada maka disarankan bagi peneliti

selanjutnya

1 Melakukan penelitian lebih lanjut tentang pengaruh konsentrasi ekstrak

tanaman jahe terhadap bakteri Streptococcus viridans dengan menggunakan

konsentrasi yang lebih kecil daripada penelitian ini

2 Melakukan penelitian lebih lanjut tentang kerja antibakteri ekstrak jahe

terhadap bakteri lainnya

3 Melakukan uji aktivitas antibakteri esktrak tanaman jahe terhadap bakteri

Streptococcus viridans secara in-vivo

25

DAFTAR PUSTAKA

1 Fathia S dkk Aktivitas Antimikroba Ekstrak Jahe (Zingiber officinale

Roscoe) Terhadap Beberapa Bakteri Patogen Bogor Institut Pertanian

Bogor 2011

2 Santoso B Jahe Yogyakarta Penerbit Kanisius 15-17

3 Departemen Kesehatan RI Profil Kesehatan Indonesia Jakarta

Departemen Kesehatan RI 2005 Diunduh dari httpwwwdepkesgoid

Diakses pada 20 Januari 2013

4 Departemen Kesehatan RI Pharmaceutical Care Untuk Penyakit Saluran

Pernapasan 2005

5 Bisno A Acute Pharyngitis N Engl J Med 2001 344(3) Diunduh dari

httpwwwnejmorg Diakses pada 14 Februari 2013

6 Malu S Obochi G Tawo N Nyong B Antibacterial Activity And

Medicinal Properties Of Ginger (Zingiber officinale) Global Journal Of

Pure And Applied Sciences Nigeria 2009 Vol(3) 365-368

7 Astuti V Uji Antibakteri Ekstrak Jahe (Zingiber officinale Roscoe)

Terhadap Pertumbuhan Bakteri Escherichia coli Dan Staphylococcus

aureus Secara In Vitro Semarang Universitas Diponegoro 2000

8 Rukmana R Usaha Tani Jahe Yogyakarta Penerbit Kanisius 12-17

9 Miksusanti Kajian Aktivitas Antibakteri Minyak Atsiri Temu Kunci dan

Aplikasinya dalam Fil Edibel Antibakteri Bogor Institut Pertanian Bogor

2008

10 Kaushik P Evaluation of Various Crude Extracts of Zingiber officinale

Rhizome for Potential Antibacterial Activity A Study in Vitro India

Department of Botany and Microbiology Gurukul Kangri University

Scientific Research 2011 Diunduh di httpwwwSciRPorgjournalaim

Diakses 16 Februari 2013

11 Fathona D Kandungan Gingerol dan Shogaol Intensitas Kepedasan dan

Penerimaan Panelis terhadap Oleoresin Jahe gajah (Zingiber officinale

var Roscoe) Jahe Emprit (Zingiber officinale var Amarum) dan Jahe

Merah (Zingiber officinale var Rubrum) Bogor Institut Pertanian Bogor

2011

12 Duke J et al Handbook of Medicinal Hebrs United State of America

CRC Press 2000 327-328

26

13 Brooks GF Butel JS Ornston NL Mikrobiologi Kedokteran Jawetz

Jakarta Penerbit Buku Kedokteran EGC 1996 327-338

14 Chatim A Suharto Sterilisasi dan Desinfeksi Dalam Staf Pengajar

FKUI Buku Ajar Mikrobiologi Kedokteran Jakarta Binarupa Aksara

Publisher 64-69

15 Topazian R et al Oral and Maxillofacial Infections Philadelphia WB

Saunders Company 33-34

16 Refoua A Study of Streptococcus Viridans in the Maxillofacial Region

Original Article University of Medical Sciences Tehran Iran

2005Vol(4) 174-177

17 Kusmiyati Uji Aktivitas Senyawa Antibakteri dari Mikroalga

Porphyridium cruentum Pusat Penelitian Bioteknologi Lembaga Ilmu

Pengetahuan Indonesia (LIPI) Cibinong 2007 Vol(1) 48-53

18 Greenwood Antibiotics Susceptibility (Sensitivity) Test Antimicrobial and

Chemotheraphy United State of America Mc Graw Hill Company 1995

19 Dahlan M Sopiyudin Statistik untuk Kedokteran dan Kesehatan Edisi 3

Jakarta Salemba Medika 2009 83-105

20 Winarto W Tanaman Obat Indonesia Untuk Pengobatan Herbal

Karyasari Herba Media 2007

21 Hertiani T et al Effect of Indonesian Medicinal Plants Essential Oils on

Streptococcus mutans Biofilm Yogyakarta Faculty of Pharmacy UGM

2011

27

LAMPIRAN

Lampiran 1

Hasil IdentifikasiDeterminasi Bahan Uji

28

Lampiran 2

Hasil Ekstraksi Jahe

29

Lampiran 3

Data Hasil Uji Statistik

UJI NORMALITAS

30

31

32

33

34

35

36

37

38

39

40

41

42

43

44

45

46

Lampiran 4

Alat dan Bahan

Media Agar Darah Ekstrak Jahe Timbangan Tabung

Reaksi Sendok

Etanol 96 Ose Pinset

Tisu Spirtus Cawan Petri Vortex

Laminar Air Flow Lemari Pendingin

47

Lampiran 5

Uji Antibakteri Jahe Terhadap Streptococcus viridan

K (+)

K (-)

100mgml

500mgml

200mgml

K (-)

K (+)

600mgml 1000mgml

800mgml

48

Lampiran 6

Riwayat Penulis

Identitas

Nama Sidqa Hanief

Jenis Kelamin Perempuan

Tempat Tanggal Lahir Jakarta 21 Desember 1992

Agama Islam

Alamat Jl Masjid Al Munir No 44 RT 012 RW 003 Jakarta

Timur

Email sidqahnfhotmailcom

Riwayat Pendidikan

1997-1998 TK Purwarini Jakarta

1998-2004 SDS Angkasa 3 Jakarta

2004-2007 SMP Negeri 81 Jakarta

2007-2010 SMA Madania Indonesian School Bogor

2010-sekarang Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

Page 13: Efektivitas Ekstrak Jahe (Zingiber officinale Roscoe) Terhadap ...

3

14 Manfaat Penelitian

141 Bagi Peneliti

a Menambah pengetahuan dan wawasan penulis dalam menerapkan

ilmu yang diperoleh selama menjalani perkuliahan

b Menambah pengetahuan penulis tentang obat-obat herbal terutama

tentang efek jahe (Zingiber officinale Roscoe) yang ekstraknya

mampu menghambat pertumbuhan bakteri Streptococcus viridans

c Sebagai prasyaratan tugas dalam memperoleh gelar SKed (sarjana

kedokteran) di Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Program

Studi Pendidikan Dokter Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta

142 Bagi Institusi

a Menambah informasi dan literatur mengenai keilmuan

mikrobiologi

b Memajukan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

dan Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam

Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta dengan mempublikasikan

penelitian ini

143 Bagi Keilmuan

a Memberikan informasi mengenai efek ekstrak jahe (Zingiber

officinale Roscoe) terhadap pertumbuhan bakteri Streptococcus

viridans

b Menjadi bahan referensi bagi praktisi yang tertarik dalam

penelitian mikrobiologi

c Sebagai data dan informasi untuk melakukan penelitian lebih lanjut

mengenai pengaruh ekstrak jahe (Zingiber officinale Roscoe)

terhadap pertumbuhan bakteri Streptococcus viridans

144 Bagi Sosial

a Meningkatkan pemanfaatan bahan alami sebagai tanaman

berkhasiat obat dalam upaya peningkatan kesehatan masyarakat

dengan cara yang mudah dan ekonomis

4

b Memberikan pengetahuan dan masukan kepada semua kalangan

masyarakat bahwa tidak hanya penggunaan obat sintesis saja yang

dapat bersifat antibakterial tetapi tanaman herbal juga dapat

digunakan untuk mengurangi gejala yang ditimbulkan dari infeksi

saluran napas atas

5

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

21 Landasan Teori

211 Morfologi dan Klasifikasi Jahe (Zingiber officinale Roscoe)

Jahe termasuk tanaman yang berasal dari daerah Asia Tropik yang tersebar

di berbagai wilayah dari India sampai Cina Sejak zaman Kong Hu (551-479 SM)

jahe sudah dibudidayakan di India dan diekspor ke Cina Di kawasan Asia

tanaman jahe tersebar hampir di seluruh daerah tropika basah Saat ini tanaman

jahe dibudidayakan di berbagai daerah di Indonesia antara lain adalah Sumatera

Utara Bengkulu Jawa Barat Jawa Tengah dan Jawa Timur38

Gambar 21 Pohon Jahe

Sumber httpyudiansyahsukmanawordpresscom20100129jahe-1

Kedudukan tanaman jahe dalam taksonomi tumbuhan adalah sebagai

berikut

Kingdom Plantae

Divisi Spermatophyta

Subdivisi Angiospermae

Kelas Monocotyledonae

Ordo Zingiberales

Famili Zingiberaceae

6

Subfamili Zingiberoidae

Genus Zingiber

Spesies Zingiber officinale Roscoe

Jahe merupakan tanaman tahunan berbatang semu dengan tinggi antara 30

ndash 75 cm Berdaun sempit memanjang menyerupai pita dengan panjang 15 ndash 23

cm lebar lebih kurang 25 cm tersusun teratur dua baris berseling Tanaman jahe

hidup merumpun beranak-pinak menghasilkan rimpang dan berbunga Bungan

berupa malai yang tersembul pada permukaan tanah berbentuk tongkat atau bulat

telur dengan panjang lebih kurang 25 cm Mahkota bunga berbentuk tabung

dengan helaian agak sempit tajam berwarna kuning kehijauan Rimpang jahe

memiliki bentuk yang bervariasi mulai agak pipih sampai bulat panjang dengan

warna putih kekuning-kuningan hingga kuning kemerah-merahan Di Indonesia

jahe dikenal dengan beberapa nama anatara lain halia haliya lea lia lahia jhai

jahi jhahik moyuman beuing hairale masin manas reja pimedas jahja padeh

sipode sipadas pege bahing ai manas naije sedap sehi sewe laie gore

gisoro gihori dan yoyo89

Gambar 22 Rimpang Jahe

Sumber httpcaramudahdietblogspotcom201203manfaat-jahe-

untuk-kesehatan-tubuhhtml

Terdapat tiga jenis jahe berdasarkan ukuran bentuk dan warna rimpang

yaitu jahe gajah (Zingiber officinale Roscoe) atau jahe putih jahe putih kecil

(Zingiber officinale Amarum) atau jahe emprit dan jahe merah (Zingiber

officinale Rubrum) atau jahe sunti10

7

Tabel 21 Karakteristik Tiga Jenis Utama Jahe

Bagian tanaman Jahe gajah Jahe emprit Jahe merah

Struktur rimpang Besar berbuku Kecil berlapis Kecil berlapis

Warna irisan Putih

kekuningan

Putih

kekuningan

Jingga muda

sampai merah

Berat per rimpang (kg) 018 ndash 208 010 ndash 158 020 ndash 140

Diameter rimpang (cm) 847 ndash 850 327 ndash 405 420 ndash 426

Kadar minyak atsiri () 082 ndash 166 150 ndash 350 285 ndash 390

Kadar pati () 5510 5470 4499

Kadar serat () 689 659 -

Kadar abu () 660 ndash 757 739 ndash 890 746

Sumber Dimodifikasi dari Rostiana dkk (1991) Sri Yuliani dan Risfaheri (1990)

diacu dalam Bermawie dkk (1997)

212 Kandungan Kimiawi dan Manfaat Jahe

Menurut Rismunandar kandungan kimiawi yang terdapat pada rimpang jahe

menentukan aroma dan kepedasan jahe Terdapat beberapa faktor yang

mempengaruhi komposisi kimia rimpang jahe antara lain jenis jahe tanah dimana

jahe ditanam umur jahe saat dipanen pengolahan rimpang jahe dan ekosistem

tempat jahe berada8

Jahe memiliki kandungan minyak atsiri yang terdiri atas senyawa-senyawa

sesquiterpen zingiberen zingeron oleoresin kamfena limonen borneol sineol

sitral zingiberal felandren vitamin A B dan C serta senyawa-senyawa

flavonoid dan polifenol Substansi-substansi fenolitik berperan pada pembentukan

flavor yang dimana beberapa turunan fenolitik memberikan efek yang disebut

pungensi karena karakteristik oedas tajam dan sensasi menyengat Minyak atsiri

adalah minyak dari campuran zat yang mudah menguap dengan komposisi dan

titik didih yang berbeda berwarna kehijauan sampai kuning dan berbau khas

jahe Minyak atsiri dapat diperoleh dengan cara penyulingan dan hidrodestilasi912

8

Tabel 22 Kandungan Senyawa yang Terdapat dalam Jahe

Kandungan senyawa dalam jahe Senyawa

Minyak atsiri - geranial (259)

- a-zingiberen (95)

- (EE)-a-farnesen (76)

- neral (76)

- ar-curcumen (66)

- β-sesquiphellandren (2716)

- caryophyllen (1529)

- β-bisabolen (114)

Etanol oleoresin jahe - eugenol (498)

- zingeron (145)

- trans-6-shogaol (59)

- geraniol (37)

- borneol (19)

Methanol oleoresin jahe - zingeron (336)

- trans-6-shogaol (149)

- diacetoxy-[6]-gingerdiol (49)

- decanal (38)

- a-zingiberen (27)

CCl4 oleoresin jahe - zingeron (333)

- trans-6- shogaol (104)

- geranial (75)

- neral (49)

- methyldiacetoxy-[6]-gingerdione (35)

Isooktan oleoresin jahe - zingeron (305)

- palmitoleic acid (109)

- trans-6-shogaol (93)

- palmitic acid (89)

- diacetoxy-[6]-gingerdiol (33)

Sumber Singh et al (2008) El-Baroty et al (2010) Sacchetti et al (2005)

9

Oleoresin merupakan cairan kental berwarna kuning dengan rasa pedas yang

tajam larut dalam alkohol dan potroleum eter dan sedikit larut dalam air

Oleoresin mengandung senyawa aktif gingerol yang apabila selah melalui proses

penyimpanan dan pengeringan dapat berubah menjadi shogaol Senyawa-senyawa

kimia tersebut bekerja aktif untuk merusak membran luar dan membran

sitoplasma dinding sel bakteri11

213 Morfologi dan Klasifikasi Streptococcus viridans

Streptococcus merupakan salah satu flora normal yang terdapat dalam

rongga mulut Keberadaan bakteri tersebut tidak hanya memberikan efek yang

menguntungkan namun dapat merugikan bagi kesehatan mulut13

Gambar 23 Pewarnaan Gram Positif Bakteri Streptococcus viridans

Sumber httpwwwvitanaturalplpaciorkowiec-ropny-angina-

paciorkowcowa-ptonica-szkarlatyna

Streptococcus viridans adalah flora normal pada saluran napas atas yang

berperan untuk menjaga membran mukus Mikroorganisme ini bersifat Gram

positif berbentuk bulat dan tersusun dalam bentuk rantai selama pertumbuhannya

Mikroorganisme ini termasuk alpha hemolytic sehingga bila dilakukan

pembiakan dalam agar darah menunjukkan koloni berwarna kehijauan Pewarnaan

Gram didapatkan gambaran bentuk bulat berwarna ungu Streptococcus viridans

memiliki kekerabatan dengan spesies lain seperti Streptococcus mutans

Streptococcus anginosus Streptococcus mitis Streptococcus sanguis

Streptococcus salivarius dan Streptococcus bovis 13 14

10

Gambar 24 Biakan Streptococcus viridans pada media Agar Darah

Sumber httplibjiangnaneducnASM114-Introduce1htm

Klasifikasi Streptococcus viridans menurut Bergey

Ordo Eubacteriales

Famili Lactobacillaceae

Tribus Streptococcaceae

Genus Streptococcus

Spesies Streptococcus viridans

Pertumbuhan pada Streptococcus viridans tidak dihambat oleh optochin dan

koloninya tidak dapat larut dalam empedu (deoxycholate) Bakteri ini dapat

mencapai aliran darah akibat trauma dan dikenal sebagai penyebab utama

endokarditis pada katub jantung yang abnormal Selain itu beberapa bakteri S

viridans mensintesa polisakarida dari sukrosa dan berperan penting pada proses

pembentukan karies gigi13

2131 Patogenesis Streptococcus viridans

Penyakit yang ditimbulkan oleh infeksi Streptococcus dapat dipengaruhi

oleh beberapa macam faktor antara lain sifat biologik bakteri cara host

memberikan respons dan port drsquo entree bakteri13

Mulut merupakan organ yang

mengandung banyak bakteri dengan Streptococcus menjadi genus dominan

Orofaring terdapat campuran dari beberapa bakteri Streptococcus dan beberapa

spesies dari Streptococcus Streptococcus viridans mencegah kolonisasi bakteri

lain di rongga mulut dengan menjadi lebih agresif dari mikroorganisme lain

Berbagai bakteri bersaing dengan melakukan mucosal adherence dan

11

memproduksi bakteriosin yang mempunyai efek bakterisid Hanya sedikit yang

diketahui tentang mekanisme patogen pada Streptococcus viridans namun

diketahui bahwa bakteri tersebut dapat menghasilkan beberapa eksotoksin dan

enzim litik mengaktivasi komplemen menginduksi produksi dari sitokin15

Pada seseorang yang menjalani bedah mulut dan ekstraksi gigi memicu

terjadinya perdarahan 30 pasien akan mengalami bakteremia yang disebabkan

oleh Streptococcus viridans13

Streptococcus viridans adalah mikroorganisme

penyebab utama endokarditis bakterialis subakuta Lesi ini bersifat progresif dan

bagian yang mengalami penyembuhan akan mengalami inflamasi aktif dengan

vegetasi yang terdiri atas fibrin platelet sel darah dan bakteri yang melekat pada

katup jantung Menurut Refuoa selain endokarditis dilaporkan juga dalam

penelitiannya bahwa Streptococcus viridans mempunyai peranan dalam terjadinya

dental abcesses16

214 Antimikroba

Antimikroba merupakan substansi kimia yang berasal dari berbagai macam

mikroorganisme dalam konsentrasi rendah namun mampu menghambat

pertumbuhan mikroorganisme lainnya

Antibiotika mempunyai sifat-sifat

antibiotika antara lain menghambat atau membunuh patogen tanpa merusak host

bersifat bakterisid tidak ada resistensi pada bakteri tidak bersifat alergenik tetap

aktif dalam plasma dan eksudat larut di dalam air dan stabil dan bactericidal

level di dalam tubuh cepat dicapai dan bertahan untuk waktu lama14

2141 Mekanisme kerja antimikroba

Antimikroba yang mempunyai sifat bakteriostatik dapat menghambat

pertumbuhan bakteri dan membunuh bakteri Terdapat beberapa mekanisme kerja

antimikroba antara lain

1 Antimikroba yang mempengaruhi dinding sel

Mikroorganisme memiliki dinding sel yang merupakan struktur kaku

yang terdiri dari suatu kompleks polimer mukopeptida Dinding sel ini

menjaga tekanan osmotik di dalam bakteri sehingga mampu mencegah

gangguan dalam sintesisnya Antibiotika yang dapat menghambat reaksi

12

dalam proses sintesis dinding sel adalah penisilin fosfomisin sikloserin

ristosetin vankomisin dan basitrasin13

2 Antimikroba yang merusak membran sel

Beberapa antibiotika yang mampu merusak kehidupan sel

mikroorganisme Membran sel sebagai pembatas osmotik bagi difusi

antara lingkungan luar dan dalam sel Obat seperti polimiksin yang

merupakan kelompok polipeptida sederhana yang sukar berdifusi dan

sangat toksik 13

3 Antimikroba yang mengganggu fungsi DNA

Obat antimikroba yang berfungsi untuk merusak fungsi DNA hanya

beberapa saja yang dapat dipakai karena faktor toksisitasnya Antimikroba

yang bekerja sesuai dengan mekanisme tersebut adalah mitosin dan asam

nalidiksat 13

4 Antimikroba yang menghambat sintesis protein

Sintesis protein pada mikroorganisme berlangsung di ribosom

dengan bantuan mRNA dan tRNA Terdapat dua hasil akhir dari proses

sintesis protein yaitu transkripsi atau sintesis asam ribonukleat yang DNA-

dependent dan translasi atau sintesis protein yang RNA-dependent

Antimikroba yang mampu menghambat sintesis protein adalah rifampisin

aminoglikosida tetrasiklin dan kloramfenikol 13

2142 Metode uji antimikroba

Uji antimikroba dilakukan dengan metode difusi dan metode dilusi untuk

mengukur nilai konsentrasi hambat minimum (KHM)

A Metode difusi

Pada metode difusi dilakukan pengukuran daya hambat dari senyawa

antimikroba yang terkandung dalam ekstrak Metode ini merupakan metode yang

paling umum digunakan Metode difusi dibedakan melalui 3 cara yaitu

a Metode disc diffusion

Metode ini menggunakan blank disc yang berfungsi untuk menampung

zat antimikroba Blank disc yang mengandung zat antimikroba diletakkan di atas

13

permukaan media pertumbuhan yang telah diinokulasi Setelah itu diinkubasi

pada pada suhu 37oC selama 18-24 jam Hasil yang akan didapat adalah ada

tidaknya zona bening (clear zone) yang terbentuk di sekitar blank disc yang

menunjukan zona hambat pada pertumbuhan bakteri Dari hasil yang ditunjukan

dilakukan pengukuran dengan menggunakan penggaris Semakin besar zona

hambat yang dihasilkan semakin besar pula akitivitas suatu zat antimikroba1718

Tabel 23 Klasifikasi Respon Hambatan Pertumbuhan Bakteri

Diameter Zona Terang Respon Hambatan Pertumbuhan

gt20 mm Kuat

16-20 mm Sedang

10-15 mm Lemah

lt10 mm Tidak ada

Sumber Greenwood 1995

b Metode lubang (sumuranhole)

Pada metode ini media agar yang sudah diinokulasikan dengan bakteri

uji kemudian dibuat lubang atau sumur Lubang tersebut diisi ekstrak yang

mengandung zat antimikroba Setelah semua terisi oleh zat antimikroba

kemudian inkubasi pada waktu dan suhu optimum lalu dilakukan pengamatan

hambatan yang akan terbentuk 17

c Metode parit

Media pertumbuhan agar diinokulasikan dengan bakteri kemudian

dibuat sebidang parit Parit tersebut diisi dengan ekstrak dan diinkubasi pada

waktu dan suhu optimum pertumbuhan bakteri Setelah itu dilakukan pengamatan

dengan melihat ada atau tidaknya hambatan yang terbentuk 17

B Metode dilusi

Pada metode dilusi atau pengenceran senyawa antimikroba diencerkan

menjadi beberapa konsentrasi kemudian setiap konsentrasi tersebut dimasukkan

bakteri uji dalam media cair Lakukan inkubasi dan lihat apakah terdapat

pertumbuhan bakteri Pada umumnya metode ini terbagi menjadi dua metode

14

yaitu metode dilusi cair dan padat Kedua metode tersebut digunakan untuk

menentukan konsentrasi hambat minimal (KHM) dan konsentrasi bunuh minimal

(KBM) dari zat antimikroba terhadap bakteri uji Namun terbedakan dengan

media yang digunakan 18

22 Kerangka Teori

23 Kerangka Konsep

Ekstrak jahe

(Zingiber

officinale

Roscoe)

Koloni

Streptococcus

viridans

Pertumbuhan

koloni normal

Hambatan pada

pertumbuhan koloni

(+)

Zona hambat (+)

Ekstrak Jahe

Minyak atsiri dan oleoresin

β-bisabolene β- farnesene

sesquiphelandrene Gingerol

Shagaol Bisabolene

Merusak membran plasma sel

bakteri Streptococcus viridans

15

23 Definisi Operasional

No Variabel Definisi

Operasional

Alat Ukur Hasil Ukur Skala

Ukur

1 Zona hambat

Sviridans

Daerah

sekeliling blank

disc yang tidak

ditemukan

adanya

pertumbuhan S

viridans

Penggaris Diameter

zona bersih

(clear zone)

Numerik

2 Konsentrasi

ekstrak jahe

(100mgml

200mgml

500mgml

600mgml

800mgml

1000mgml)

Jahe yang sudah

dikeringkan

yang kemudian

dilarutkan

dengan

konsentrasi yang

telah ditentukan

Mikro

pipet

Jumlah

ekstrak sesuai

dengan

konsentrasi

pada setiap

tabung

Kategorik

3 Larutan

kontrol

negatif

Larutan kontrol

negatif yang

berisi etanol

96

Mikro

pipet

Blank disc

berisi etanol

96

Kategorik

4 Kontrol

positif

Kontrol positif

berupa blank

disc berisi

antibiotik

penisilin

Tidak ada Blank disc

berisi

antibiotik

penisilin

Kategorik

16

BAB III

METODE PENELITIAN

31 Desain Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental

32 Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada bulan Desember 2012 sampai bulan Juli

2013 di Laboratorium Mikrobiologi Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan

Universitas Islam Negeri Jakarta Proses ekstraksi jahe (Zingiber officinale

Roscoe) dilakukan oleh Balai Penelitian Tanaman Rempah dan Obat (BALITRO)

Bogor

33 Bahan yang Diuji

Ekstrak jahe (Zingiber officinale Roscoe) yang telah diekstraksi oleh Balai

Penelitian Tanaman Rempah dan Obat (BALITRO) Bogor

34 Sampel Bakteri

Bakteri Streptococcus viridans yang diisolasi pada media Agar darah dan

diinkubasi pada suhu 37degC selama 24 jam

35 Identifikasi Variabel

351 Variabel Bebas

Ekstrak jahe (Zingiber officinale Roscoe) dengan konsentrasi 100 mgml

200 mgml 500 mgml 600 mgml 800 mgml 1000 mgml

`352 Variabel Terikat

Pertumbuhan bakteri Streptococcus viridans dalam media pertumbuhan

Agar Darah

17

36 Alat dan Bahan Penelitian

361 Alat Penelitian

Tabung reaksi mikro pipet vortex bunsen alkohol ose cawan petri

penggaris korek api rak tabung autoclave baki alumuniumfoil swab kapas

erlenmeyer inkubator penggaris label alat tulis laminar air flow tisu pinset

dan kamera

362 Bahan Penelitian

Jahe pelarut etanol 96 pembenihan Agar darah larutan pengencer

thioglikolat biakan Streptococcus viridans blank disc blank disc berisi antibiotik

penicillin

37 Alur Penelitian

Kultur bakteri Streptococcus viridans

di media Agar Darah

Pembuatan konsentrasi ekstrak jahe

Timbang ekstrak jahe dengan berat

1000 800 600 500 200 dan 100

gram masukkan ke dalam tabung

Masukkan 1 ose Streptococcus

viridans ke dalam larutan thioglikolat

Usapkan bakteri ke media Agar Darah

dengan swab kapas steril

Thioglikolat dan Streptococcus

viridans divortex hingga omogen Masukkan 1ml etanol 96 ke dalam

masing-masing tabung

Pindahkan konsentrasi ekstrak jahe

yang homogen ke cawan petri

Blank disc diletakkan di media Agar

Darah yang telah diberi bakteri

Streptococcus viridans

Ekstrak jahe dan etanol 96 divortex

hingga homogen

Kekeruhan distandarisasi dengan

menggunakan larutan standarisasi

konsentrasi 05 Mac Farland

Inkubasi selama 24 jam

Amati dan ukur zona hambat yang

terbentuk

Rendam blank disc ke dalam cawan

petri selama 10-15 menit

18

38 Cara Kerja Penelitian

381 Tahap Persiapan

3811 Sterilisasi Alat dan Bahan

Seluruh alat yang akan digunakan sebelumnya dicuci bersih dikeringkan

dan dibungkus dengan kertas Setelah itu sterilisasi dapat dilakukan dengan

menggunakan autoclave selama 15-30 menit dan kemudian mengatur tekanan

sebesar 15 dynecm3 (1 atm) dan suhu sebesar 121

o C

3812 Persiapan Sampel

Jahe diperoleh dari pasar tradisional di Jakarta Timur yang homogen

sebanyak 4 kilogram Kemudian dilakukan pembuatan ekstrak jahe di Balai

Penelitian Tanaman Rempah dan Obat (BALITRO) Bogor Proses ekstraksi

meliputi pencucian pegirisan dan pengeringan Pada jahe yang sudah meliputi

tahap pengeringan kemudian diekstraksi melalui proses maserasi dengan pelarut

etanol 96 Pada penelitian ini digunakan 4 kg jahe yang dimana setelah

mengalami proses ekstraksi didapatkan ekstrak kental sebanyak 500 gram

3813 Pembuatan stok bakteri

Pembuatan stok bakteri ini dilakukan untuk memperbanyak bakteri

dengan cara menginokulasikan 1 ose biakan murni bakteri Streptococcus viridans

dalam media agar darah kemudian diinkubasi selama 24 jam dengan suhu 37degC

di dalam inkubator

3814 Pembuatan stok variabel konsentrasi

Stok ekstrak jahe akan dibuat dalam berbagai konsentrasi yaitu konsentrasi

100 mgml 200 mgml 500 mgml 600 mgml 800 mgml dan 1000 mgml

Etanol 96 digunakan sebagai kontrol negatif dan antibiotik penisilin sebagai

kontrol positif sehingga seluruhnya berjumlah 8 variabel Penelitian ini

dikerjakan secara triplet Blank disc dimasukkan ke dalam masing-masing stok

variabel konsentrasi selama 10-15 menit Kemudian masing-masing stok variabel

akan dimasukkan ke dalam 6 cawan petri (1 cawan petri akan berisi 3 blank disc

kosong kontrol negatif dan penisilin sebagai kontrol positif) yang akan digunakan

dalam tahap pengujian selanjutnya

19

382 Tahap uji efektivitas ekstrak jahe

Bakteri diencerkan dengan mencampurkan 1 ose bakteri Streptococcus

viridans ke dalam tabung reaksi yang telah berisi thiloglikolat steril kemudian

dihomogenkan dengan menggunakan vortex dan kekeruhannya distandarisasi

dengan konsentrasi 05 Mac Farland Bakteri dalam thioglikolat yang telah

terstandarisasi dioleskan pada media pertumbuhan Agar Darah (AD) dengan

menggunakan swab kapan steril Konsentrasi ekstrak jahe kemudian dimasukkan

ke dalam cawan petri dan rendam blank disc selama plusmn 15 menit Setelah dilakukan

perendaman blank disc diletakkan di atas permukaan media pertumbuhan yang

sudah diolesi dengan campuran bakteri dan thioglikolat secara higienis di dalam

laminar air flow Media Agar Darah kemudian diinkubasi ke dalam inkubator

pada suhu 37oC selama 24 jam Setelah 24 jam dilakukan pengukuran diameter

zona hambat yang terbentuk sebagai area bening atau zona bersih dengan

menggunakan penggaris

39 Pengelolaan data

Pada penelitian ini menggunakan data yang merupakan variable numerik

lebih dari 2 kelompok yang tidak berpasangan sehingga analisis data

menggunakan uji One Way ANOVA (distribusi data normal dan varians data harus

homogen) Namun jika distribusi data tidak normal maka uji alternatif yang

dilakukan adalah uji ststistik nonparameter Kruskall-Wallis Untuk menentukan

konsentrasi mana yang memiliki kebermaknaan maka dilakukan analisis Post Hoc

menggunakan uji Mann-Whitney

20

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

41 Efek Ekstrak Jahe (Zingiber officinale Roscoe) terhadap Pertumbuhan

Streptococcus viridans

Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan uji metode disc diffusion

secara triplo dengan beberapa konsentrasi ekstrak jahe (100 mgml 200 mgml

500 mgml 600 mgml 800 mgml dan 1000 mgml) Blank disc yang telah

direndam dalam ekstrak selama 10-15 menit diletakkan pada media pertumbuhan

Agar Darah yang terinokulasi bakteri Streptococcus viridans kemudian

diinkubasi selama 24 jam pada suhu 37oC Ekstrak jahe diketahui dapat

memberikan efek menghambat pertumbuhan bakteri Streptococcus viridans yang

terlihat dari terbentuknya zona hambat disekitar blank disc

Grafik 42 Diameter rata-rata zona hambat

Pada hasil pengamatan didapatkan berbagai diameter zona hambat yang

terbentuk dari masing-masing konsentrasi ekstrak jahe yang digunakan Rata-rata

diameter pada konsentrasi 100 mgml sebesar 667 mm dengan standar deviasi

058 Pada konsentrasi 200 mgml sebesar 767 mm dengan standar deviasi 058

000

500

1000

1500

2000

2500

3000

1 2 3 4 5 6 7 8

Leb

ar Z

on

a H

amb

at (

mm

)

Konsentrasi Ekstrak Jahe (mgml)

100 200 500

600 1000

K(-) K(+) 800

21

Pada konsentrasi 500 mgml sebesar 9 mm dengan standar deviasi 0 Pada

konsentrasi 600 mgml sebesar 10 mm dengan standar deviasi 0 Pada konsentrasi

800 mgml sebesar 11 mm dengan standar deviasi 0 Pada konsentrasi 1000

mgml sebesar 1233 mm dengan standar deviasi 058 Pada uji kontrol positif

yang menggunakan antibiotik penisilin terbentuk zona hambat dengan rata-rata

sebesar 2983 mm dengan standar deviasi 029 Pada uji kontrol negatif yang

menggunakan etanol 96 tidak terbentuk zona hambat yang memberikan arti

bahwa tidak adanya hambatan terhadap pertumbuhan bakteri Streptococcus

viridans

Data penelitian diatas menunjukkan bahwa data tidak memenuhi syarat

untuk melakukan uji One-Way Annova maka digunakan uji Kruskall-Wallis19

Pada uji Kruskall-Wallis menunjukkan nilai signifikan atau bermakna yang mana

dapat dikatakan bermakna jika p lt 005 sehingga diketahui bahwa berbagai

konsentrasi ekstrak jahe yang digunakkan pada penelitian ini berpengaruh

terhadap pertumbuhan bakteri Streptococcus viridans

Tabel 41 Hasil Analisis Post Hoc dengan Menggunakan Uji Mann-Whitney

Perlakuan Analisis Multikomparasi dengan Uji Mann-Whitney

Etanol 100

mgml

200

mgml

500

mgml

600

mgml

800

mgml

1000

mgml

Penisilin

Etanol 0034 0034 0025 0025 0025 0034 0034

100 mgml 0099 0034 0034 0034 0043 0043

200 mgml 0034 0034 0034 0043 0043

500 mgml 0025 0025 0034 0034

600 mgml 0025 0034 0034

800 mgml 0034 0034

1000 mgml 0043

Penisilin

Keterangan p lt 005

Berdasarkan hasil statistik analisis Post Hoc yang didapatkan bahwa

terdapat perbedaan yang bermakna antar setiap konsentrasi dengan penisilin

dengan indeks kepercayaan 95 Akan tetapi terdapat konsentrasi yang tidak

memiliki perbedaan yang bermakna yaitu antar konsentrasi 100 mgml dan 200

22

mgml Pada penelitian ini diketahui bahwa respon yang terbentuk dari

penghambatan tumbuhnya bakteri Streptococcus viridans merupakan respon

lemah

Pemberian ekstrak jahe berpengaruh terhadap pertumbuhan bakteri

Streptococcus viridans Diameter rata-rata zona hambat terbesar didapatkan pada

pemberian 1000 mgml (1233 mm) kemudian dengan pemberian konsentrasi 800

mgml (10 mm) dan konsentrasi 600 mgml (11 mm) tetapi berbeda bila

dibandingkan dengan pemberian konsentrasi 100 mgml 200 mgml dan 500

mgml Semakin tinggi konsentrasi ekstrak jahe mengakibatkan semakin besar

diameter rata-rata zona hambat yang terbentuk terhadap pertumbuhan bakteri

Streptococcus viridans

Gambar 43 Efek ekstrak jahe terhadap pertumbuhan Streptococcus viridans

Aktivitas antibakteri yang ditimbulkan dari pemberian ekstrak jahe dapat

dihubungkan dengan adanya kandungan senyawa-senyawa kimia jahe

Kandungan utama jahe adalah seskuiterpen dan zingiberen Komponen lainnya

termasuk β-sesquiphellandrene bisabolene dan farnesene yang termasuk

seskuiterpen Jahe memiliki senyawa reaktif yang disebut terpenoid yang

menstimulasi produksi air liur dan merupakan senyawa penting dalam farmasi

(Ekam et al 2007)

Menurut Winarto (2007) berdasarkan dari analisa kimia diketahui bahwa

tanaman jahe mengandung senyawa antara lain flavonoida polivenol minyak

atsiri gingerol limonene oleoresin 18 cineole 10-dehydroginger dione 6-

K (+)

K (-)

100 mgml

500 mgml

200 mgml

K (+)

K (-)

1000 mgml

800 mgml

600 mgml

23

gingerdione alpha-linolenic acid arginine aspartic betha-sitosterol caprilic-

acid capcaicin chorogenic acid farnesal farnese dan farnesol20

Minyak atsiri dan oleoresin merupakan senyawa kimia yang mampu

menghambat pertumbuhan dan membunuh bakteri dengan merusak membran

plasma bakteri merusak sistem kerja sel dan menyebabkan lisis pada sel bakteri

Selain itu struktur 3 dimensi protein terganggu sehingga menyebabkan protein

terdenaturasi Setelah mengalami denaturasi deret asam amino pada bakteri tetap

utuh namun tidak dapat lagi melakukan fungsinya21

Penelitian telah dilakukan oleh Malu et al (2009) yang membuktikan bahwa

ekstrak jahe mengandung senyawa aktif yaitu zingiberene yang mampu

menghambat pertumbuhan bakteri Streptococcus viridans Pada penelitian

tersebut jahe yang sudah dilakukan pengeringan dan penggilingan menjadi bubuk

halus dengan menggunakan electric grinder dihasilkan serbuk jahe sebanyak 100

gram Serbuk jahe kemudian dibagi menjadi masing-masing 20 gram dan akan

dilakukan ekstraksi dengan berbagai pelarut (n-heksana etil asetat etanol soxhlet

dan air) Hasil yang didapatkan adalah adanya aktivitas antibakteri dari ekstrak

jahe dengan berbagai pelarut kecuali air Zona hambat yang terbentuk sebesar 5

mm 56 mm 7 mm dan 0 mm

Berdasarkan hasil yang diperoleh dari penelitian sebelumnya terdapat

perbedaan yang signifikan dengan penelitian ini Perbedaaan yang ada

dipengaruhi oleh metode pembuatan variabel konsentrasi berupa simplisia jenis

dan konsentrasi pelarut yang digunakan berupa n-heksana etil asetat etanol

soxhlet dan air tempat tanaman jahe diperoleh di pasar di Nigeria dan usia panen

tanaman jahe (semakin tua tanaman jahe saat dipanen semakin banyak

kandungan minyak atsiri di dalamnya)

Pada penelitian ini terdapat beberapa hambatan antara lain

1 Penggunaan media pertumbuhan Agar Darah yang baik bagi berbagai bakteri

sehingga mempermudah adanya kontaminasi

2 Bakteri Streptococcus viridans yang tidak dapat bertahan hidup dalam waktu

yang cukup lama

24

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

51 Kesimpulan

Pada penelitian ini berdasarkan hasil uji efektivitas dan analisis statistik

dapat disimpulkan bahwa

1 Ekstrak tanaman jahe dengan pelarut etanol 96 dapat memberikan efek

hambat terhadap pertumbuhan bakteri Strptococcus viridans (p lt 005)

2 Rata-rata efek hambat yang paling besar terdapat pada konsentrasi ekstrak

jahe 1000 mgml yaitu sebesar 1233 mm konsentrasi 800 mgml sebesar

11 mm konsentrasi 600 mgml sebesar 10 mm konsentrasi 500 mgml

sebesar 9 mm konsentrasi 200 mgml sebesar 767 mm dan konsentrasi

100 mgml sebesar 667 mm

3 Efektivitas ekstrak jahe (Zingiber officinale Roscoe) terhadap

pertumbuhan Streptococcus viridans termasuk dalam golongan respon

lemah

52 Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang ada maka disarankan bagi peneliti

selanjutnya

1 Melakukan penelitian lebih lanjut tentang pengaruh konsentrasi ekstrak

tanaman jahe terhadap bakteri Streptococcus viridans dengan menggunakan

konsentrasi yang lebih kecil daripada penelitian ini

2 Melakukan penelitian lebih lanjut tentang kerja antibakteri ekstrak jahe

terhadap bakteri lainnya

3 Melakukan uji aktivitas antibakteri esktrak tanaman jahe terhadap bakteri

Streptococcus viridans secara in-vivo

25

DAFTAR PUSTAKA

1 Fathia S dkk Aktivitas Antimikroba Ekstrak Jahe (Zingiber officinale

Roscoe) Terhadap Beberapa Bakteri Patogen Bogor Institut Pertanian

Bogor 2011

2 Santoso B Jahe Yogyakarta Penerbit Kanisius 15-17

3 Departemen Kesehatan RI Profil Kesehatan Indonesia Jakarta

Departemen Kesehatan RI 2005 Diunduh dari httpwwwdepkesgoid

Diakses pada 20 Januari 2013

4 Departemen Kesehatan RI Pharmaceutical Care Untuk Penyakit Saluran

Pernapasan 2005

5 Bisno A Acute Pharyngitis N Engl J Med 2001 344(3) Diunduh dari

httpwwwnejmorg Diakses pada 14 Februari 2013

6 Malu S Obochi G Tawo N Nyong B Antibacterial Activity And

Medicinal Properties Of Ginger (Zingiber officinale) Global Journal Of

Pure And Applied Sciences Nigeria 2009 Vol(3) 365-368

7 Astuti V Uji Antibakteri Ekstrak Jahe (Zingiber officinale Roscoe)

Terhadap Pertumbuhan Bakteri Escherichia coli Dan Staphylococcus

aureus Secara In Vitro Semarang Universitas Diponegoro 2000

8 Rukmana R Usaha Tani Jahe Yogyakarta Penerbit Kanisius 12-17

9 Miksusanti Kajian Aktivitas Antibakteri Minyak Atsiri Temu Kunci dan

Aplikasinya dalam Fil Edibel Antibakteri Bogor Institut Pertanian Bogor

2008

10 Kaushik P Evaluation of Various Crude Extracts of Zingiber officinale

Rhizome for Potential Antibacterial Activity A Study in Vitro India

Department of Botany and Microbiology Gurukul Kangri University

Scientific Research 2011 Diunduh di httpwwwSciRPorgjournalaim

Diakses 16 Februari 2013

11 Fathona D Kandungan Gingerol dan Shogaol Intensitas Kepedasan dan

Penerimaan Panelis terhadap Oleoresin Jahe gajah (Zingiber officinale

var Roscoe) Jahe Emprit (Zingiber officinale var Amarum) dan Jahe

Merah (Zingiber officinale var Rubrum) Bogor Institut Pertanian Bogor

2011

12 Duke J et al Handbook of Medicinal Hebrs United State of America

CRC Press 2000 327-328

26

13 Brooks GF Butel JS Ornston NL Mikrobiologi Kedokteran Jawetz

Jakarta Penerbit Buku Kedokteran EGC 1996 327-338

14 Chatim A Suharto Sterilisasi dan Desinfeksi Dalam Staf Pengajar

FKUI Buku Ajar Mikrobiologi Kedokteran Jakarta Binarupa Aksara

Publisher 64-69

15 Topazian R et al Oral and Maxillofacial Infections Philadelphia WB

Saunders Company 33-34

16 Refoua A Study of Streptococcus Viridans in the Maxillofacial Region

Original Article University of Medical Sciences Tehran Iran

2005Vol(4) 174-177

17 Kusmiyati Uji Aktivitas Senyawa Antibakteri dari Mikroalga

Porphyridium cruentum Pusat Penelitian Bioteknologi Lembaga Ilmu

Pengetahuan Indonesia (LIPI) Cibinong 2007 Vol(1) 48-53

18 Greenwood Antibiotics Susceptibility (Sensitivity) Test Antimicrobial and

Chemotheraphy United State of America Mc Graw Hill Company 1995

19 Dahlan M Sopiyudin Statistik untuk Kedokteran dan Kesehatan Edisi 3

Jakarta Salemba Medika 2009 83-105

20 Winarto W Tanaman Obat Indonesia Untuk Pengobatan Herbal

Karyasari Herba Media 2007

21 Hertiani T et al Effect of Indonesian Medicinal Plants Essential Oils on

Streptococcus mutans Biofilm Yogyakarta Faculty of Pharmacy UGM

2011

27

LAMPIRAN

Lampiran 1

Hasil IdentifikasiDeterminasi Bahan Uji

28

Lampiran 2

Hasil Ekstraksi Jahe

29

Lampiran 3

Data Hasil Uji Statistik

UJI NORMALITAS

30

31

32

33

34

35

36

37

38

39

40

41

42

43

44

45

46

Lampiran 4

Alat dan Bahan

Media Agar Darah Ekstrak Jahe Timbangan Tabung

Reaksi Sendok

Etanol 96 Ose Pinset

Tisu Spirtus Cawan Petri Vortex

Laminar Air Flow Lemari Pendingin

47

Lampiran 5

Uji Antibakteri Jahe Terhadap Streptococcus viridan

K (+)

K (-)

100mgml

500mgml

200mgml

K (-)

K (+)

600mgml 1000mgml

800mgml

48

Lampiran 6

Riwayat Penulis

Identitas

Nama Sidqa Hanief

Jenis Kelamin Perempuan

Tempat Tanggal Lahir Jakarta 21 Desember 1992

Agama Islam

Alamat Jl Masjid Al Munir No 44 RT 012 RW 003 Jakarta

Timur

Email sidqahnfhotmailcom

Riwayat Pendidikan

1997-1998 TK Purwarini Jakarta

1998-2004 SDS Angkasa 3 Jakarta

2004-2007 SMP Negeri 81 Jakarta

2007-2010 SMA Madania Indonesian School Bogor

2010-sekarang Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

Page 14: Efektivitas Ekstrak Jahe (Zingiber officinale Roscoe) Terhadap ...

4

b Memberikan pengetahuan dan masukan kepada semua kalangan

masyarakat bahwa tidak hanya penggunaan obat sintesis saja yang

dapat bersifat antibakterial tetapi tanaman herbal juga dapat

digunakan untuk mengurangi gejala yang ditimbulkan dari infeksi

saluran napas atas

5

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

21 Landasan Teori

211 Morfologi dan Klasifikasi Jahe (Zingiber officinale Roscoe)

Jahe termasuk tanaman yang berasal dari daerah Asia Tropik yang tersebar

di berbagai wilayah dari India sampai Cina Sejak zaman Kong Hu (551-479 SM)

jahe sudah dibudidayakan di India dan diekspor ke Cina Di kawasan Asia

tanaman jahe tersebar hampir di seluruh daerah tropika basah Saat ini tanaman

jahe dibudidayakan di berbagai daerah di Indonesia antara lain adalah Sumatera

Utara Bengkulu Jawa Barat Jawa Tengah dan Jawa Timur38

Gambar 21 Pohon Jahe

Sumber httpyudiansyahsukmanawordpresscom20100129jahe-1

Kedudukan tanaman jahe dalam taksonomi tumbuhan adalah sebagai

berikut

Kingdom Plantae

Divisi Spermatophyta

Subdivisi Angiospermae

Kelas Monocotyledonae

Ordo Zingiberales

Famili Zingiberaceae

6

Subfamili Zingiberoidae

Genus Zingiber

Spesies Zingiber officinale Roscoe

Jahe merupakan tanaman tahunan berbatang semu dengan tinggi antara 30

ndash 75 cm Berdaun sempit memanjang menyerupai pita dengan panjang 15 ndash 23

cm lebar lebih kurang 25 cm tersusun teratur dua baris berseling Tanaman jahe

hidup merumpun beranak-pinak menghasilkan rimpang dan berbunga Bungan

berupa malai yang tersembul pada permukaan tanah berbentuk tongkat atau bulat

telur dengan panjang lebih kurang 25 cm Mahkota bunga berbentuk tabung

dengan helaian agak sempit tajam berwarna kuning kehijauan Rimpang jahe

memiliki bentuk yang bervariasi mulai agak pipih sampai bulat panjang dengan

warna putih kekuning-kuningan hingga kuning kemerah-merahan Di Indonesia

jahe dikenal dengan beberapa nama anatara lain halia haliya lea lia lahia jhai

jahi jhahik moyuman beuing hairale masin manas reja pimedas jahja padeh

sipode sipadas pege bahing ai manas naije sedap sehi sewe laie gore

gisoro gihori dan yoyo89

Gambar 22 Rimpang Jahe

Sumber httpcaramudahdietblogspotcom201203manfaat-jahe-

untuk-kesehatan-tubuhhtml

Terdapat tiga jenis jahe berdasarkan ukuran bentuk dan warna rimpang

yaitu jahe gajah (Zingiber officinale Roscoe) atau jahe putih jahe putih kecil

(Zingiber officinale Amarum) atau jahe emprit dan jahe merah (Zingiber

officinale Rubrum) atau jahe sunti10

7

Tabel 21 Karakteristik Tiga Jenis Utama Jahe

Bagian tanaman Jahe gajah Jahe emprit Jahe merah

Struktur rimpang Besar berbuku Kecil berlapis Kecil berlapis

Warna irisan Putih

kekuningan

Putih

kekuningan

Jingga muda

sampai merah

Berat per rimpang (kg) 018 ndash 208 010 ndash 158 020 ndash 140

Diameter rimpang (cm) 847 ndash 850 327 ndash 405 420 ndash 426

Kadar minyak atsiri () 082 ndash 166 150 ndash 350 285 ndash 390

Kadar pati () 5510 5470 4499

Kadar serat () 689 659 -

Kadar abu () 660 ndash 757 739 ndash 890 746

Sumber Dimodifikasi dari Rostiana dkk (1991) Sri Yuliani dan Risfaheri (1990)

diacu dalam Bermawie dkk (1997)

212 Kandungan Kimiawi dan Manfaat Jahe

Menurut Rismunandar kandungan kimiawi yang terdapat pada rimpang jahe

menentukan aroma dan kepedasan jahe Terdapat beberapa faktor yang

mempengaruhi komposisi kimia rimpang jahe antara lain jenis jahe tanah dimana

jahe ditanam umur jahe saat dipanen pengolahan rimpang jahe dan ekosistem

tempat jahe berada8

Jahe memiliki kandungan minyak atsiri yang terdiri atas senyawa-senyawa

sesquiterpen zingiberen zingeron oleoresin kamfena limonen borneol sineol

sitral zingiberal felandren vitamin A B dan C serta senyawa-senyawa

flavonoid dan polifenol Substansi-substansi fenolitik berperan pada pembentukan

flavor yang dimana beberapa turunan fenolitik memberikan efek yang disebut

pungensi karena karakteristik oedas tajam dan sensasi menyengat Minyak atsiri

adalah minyak dari campuran zat yang mudah menguap dengan komposisi dan

titik didih yang berbeda berwarna kehijauan sampai kuning dan berbau khas

jahe Minyak atsiri dapat diperoleh dengan cara penyulingan dan hidrodestilasi912

8

Tabel 22 Kandungan Senyawa yang Terdapat dalam Jahe

Kandungan senyawa dalam jahe Senyawa

Minyak atsiri - geranial (259)

- a-zingiberen (95)

- (EE)-a-farnesen (76)

- neral (76)

- ar-curcumen (66)

- β-sesquiphellandren (2716)

- caryophyllen (1529)

- β-bisabolen (114)

Etanol oleoresin jahe - eugenol (498)

- zingeron (145)

- trans-6-shogaol (59)

- geraniol (37)

- borneol (19)

Methanol oleoresin jahe - zingeron (336)

- trans-6-shogaol (149)

- diacetoxy-[6]-gingerdiol (49)

- decanal (38)

- a-zingiberen (27)

CCl4 oleoresin jahe - zingeron (333)

- trans-6- shogaol (104)

- geranial (75)

- neral (49)

- methyldiacetoxy-[6]-gingerdione (35)

Isooktan oleoresin jahe - zingeron (305)

- palmitoleic acid (109)

- trans-6-shogaol (93)

- palmitic acid (89)

- diacetoxy-[6]-gingerdiol (33)

Sumber Singh et al (2008) El-Baroty et al (2010) Sacchetti et al (2005)

9

Oleoresin merupakan cairan kental berwarna kuning dengan rasa pedas yang

tajam larut dalam alkohol dan potroleum eter dan sedikit larut dalam air

Oleoresin mengandung senyawa aktif gingerol yang apabila selah melalui proses

penyimpanan dan pengeringan dapat berubah menjadi shogaol Senyawa-senyawa

kimia tersebut bekerja aktif untuk merusak membran luar dan membran

sitoplasma dinding sel bakteri11

213 Morfologi dan Klasifikasi Streptococcus viridans

Streptococcus merupakan salah satu flora normal yang terdapat dalam

rongga mulut Keberadaan bakteri tersebut tidak hanya memberikan efek yang

menguntungkan namun dapat merugikan bagi kesehatan mulut13

Gambar 23 Pewarnaan Gram Positif Bakteri Streptococcus viridans

Sumber httpwwwvitanaturalplpaciorkowiec-ropny-angina-

paciorkowcowa-ptonica-szkarlatyna

Streptococcus viridans adalah flora normal pada saluran napas atas yang

berperan untuk menjaga membran mukus Mikroorganisme ini bersifat Gram

positif berbentuk bulat dan tersusun dalam bentuk rantai selama pertumbuhannya

Mikroorganisme ini termasuk alpha hemolytic sehingga bila dilakukan

pembiakan dalam agar darah menunjukkan koloni berwarna kehijauan Pewarnaan

Gram didapatkan gambaran bentuk bulat berwarna ungu Streptococcus viridans

memiliki kekerabatan dengan spesies lain seperti Streptococcus mutans

Streptococcus anginosus Streptococcus mitis Streptococcus sanguis

Streptococcus salivarius dan Streptococcus bovis 13 14

10

Gambar 24 Biakan Streptococcus viridans pada media Agar Darah

Sumber httplibjiangnaneducnASM114-Introduce1htm

Klasifikasi Streptococcus viridans menurut Bergey

Ordo Eubacteriales

Famili Lactobacillaceae

Tribus Streptococcaceae

Genus Streptococcus

Spesies Streptococcus viridans

Pertumbuhan pada Streptococcus viridans tidak dihambat oleh optochin dan

koloninya tidak dapat larut dalam empedu (deoxycholate) Bakteri ini dapat

mencapai aliran darah akibat trauma dan dikenal sebagai penyebab utama

endokarditis pada katub jantung yang abnormal Selain itu beberapa bakteri S

viridans mensintesa polisakarida dari sukrosa dan berperan penting pada proses

pembentukan karies gigi13

2131 Patogenesis Streptococcus viridans

Penyakit yang ditimbulkan oleh infeksi Streptococcus dapat dipengaruhi

oleh beberapa macam faktor antara lain sifat biologik bakteri cara host

memberikan respons dan port drsquo entree bakteri13

Mulut merupakan organ yang

mengandung banyak bakteri dengan Streptococcus menjadi genus dominan

Orofaring terdapat campuran dari beberapa bakteri Streptococcus dan beberapa

spesies dari Streptococcus Streptococcus viridans mencegah kolonisasi bakteri

lain di rongga mulut dengan menjadi lebih agresif dari mikroorganisme lain

Berbagai bakteri bersaing dengan melakukan mucosal adherence dan

11

memproduksi bakteriosin yang mempunyai efek bakterisid Hanya sedikit yang

diketahui tentang mekanisme patogen pada Streptococcus viridans namun

diketahui bahwa bakteri tersebut dapat menghasilkan beberapa eksotoksin dan

enzim litik mengaktivasi komplemen menginduksi produksi dari sitokin15

Pada seseorang yang menjalani bedah mulut dan ekstraksi gigi memicu

terjadinya perdarahan 30 pasien akan mengalami bakteremia yang disebabkan

oleh Streptococcus viridans13

Streptococcus viridans adalah mikroorganisme

penyebab utama endokarditis bakterialis subakuta Lesi ini bersifat progresif dan

bagian yang mengalami penyembuhan akan mengalami inflamasi aktif dengan

vegetasi yang terdiri atas fibrin platelet sel darah dan bakteri yang melekat pada

katup jantung Menurut Refuoa selain endokarditis dilaporkan juga dalam

penelitiannya bahwa Streptococcus viridans mempunyai peranan dalam terjadinya

dental abcesses16

214 Antimikroba

Antimikroba merupakan substansi kimia yang berasal dari berbagai macam

mikroorganisme dalam konsentrasi rendah namun mampu menghambat

pertumbuhan mikroorganisme lainnya

Antibiotika mempunyai sifat-sifat

antibiotika antara lain menghambat atau membunuh patogen tanpa merusak host

bersifat bakterisid tidak ada resistensi pada bakteri tidak bersifat alergenik tetap

aktif dalam plasma dan eksudat larut di dalam air dan stabil dan bactericidal

level di dalam tubuh cepat dicapai dan bertahan untuk waktu lama14

2141 Mekanisme kerja antimikroba

Antimikroba yang mempunyai sifat bakteriostatik dapat menghambat

pertumbuhan bakteri dan membunuh bakteri Terdapat beberapa mekanisme kerja

antimikroba antara lain

1 Antimikroba yang mempengaruhi dinding sel

Mikroorganisme memiliki dinding sel yang merupakan struktur kaku

yang terdiri dari suatu kompleks polimer mukopeptida Dinding sel ini

menjaga tekanan osmotik di dalam bakteri sehingga mampu mencegah

gangguan dalam sintesisnya Antibiotika yang dapat menghambat reaksi

12

dalam proses sintesis dinding sel adalah penisilin fosfomisin sikloserin

ristosetin vankomisin dan basitrasin13

2 Antimikroba yang merusak membran sel

Beberapa antibiotika yang mampu merusak kehidupan sel

mikroorganisme Membran sel sebagai pembatas osmotik bagi difusi

antara lingkungan luar dan dalam sel Obat seperti polimiksin yang

merupakan kelompok polipeptida sederhana yang sukar berdifusi dan

sangat toksik 13

3 Antimikroba yang mengganggu fungsi DNA

Obat antimikroba yang berfungsi untuk merusak fungsi DNA hanya

beberapa saja yang dapat dipakai karena faktor toksisitasnya Antimikroba

yang bekerja sesuai dengan mekanisme tersebut adalah mitosin dan asam

nalidiksat 13

4 Antimikroba yang menghambat sintesis protein

Sintesis protein pada mikroorganisme berlangsung di ribosom

dengan bantuan mRNA dan tRNA Terdapat dua hasil akhir dari proses

sintesis protein yaitu transkripsi atau sintesis asam ribonukleat yang DNA-

dependent dan translasi atau sintesis protein yang RNA-dependent

Antimikroba yang mampu menghambat sintesis protein adalah rifampisin

aminoglikosida tetrasiklin dan kloramfenikol 13

2142 Metode uji antimikroba

Uji antimikroba dilakukan dengan metode difusi dan metode dilusi untuk

mengukur nilai konsentrasi hambat minimum (KHM)

A Metode difusi

Pada metode difusi dilakukan pengukuran daya hambat dari senyawa

antimikroba yang terkandung dalam ekstrak Metode ini merupakan metode yang

paling umum digunakan Metode difusi dibedakan melalui 3 cara yaitu

a Metode disc diffusion

Metode ini menggunakan blank disc yang berfungsi untuk menampung

zat antimikroba Blank disc yang mengandung zat antimikroba diletakkan di atas

13

permukaan media pertumbuhan yang telah diinokulasi Setelah itu diinkubasi

pada pada suhu 37oC selama 18-24 jam Hasil yang akan didapat adalah ada

tidaknya zona bening (clear zone) yang terbentuk di sekitar blank disc yang

menunjukan zona hambat pada pertumbuhan bakteri Dari hasil yang ditunjukan

dilakukan pengukuran dengan menggunakan penggaris Semakin besar zona

hambat yang dihasilkan semakin besar pula akitivitas suatu zat antimikroba1718

Tabel 23 Klasifikasi Respon Hambatan Pertumbuhan Bakteri

Diameter Zona Terang Respon Hambatan Pertumbuhan

gt20 mm Kuat

16-20 mm Sedang

10-15 mm Lemah

lt10 mm Tidak ada

Sumber Greenwood 1995

b Metode lubang (sumuranhole)

Pada metode ini media agar yang sudah diinokulasikan dengan bakteri

uji kemudian dibuat lubang atau sumur Lubang tersebut diisi ekstrak yang

mengandung zat antimikroba Setelah semua terisi oleh zat antimikroba

kemudian inkubasi pada waktu dan suhu optimum lalu dilakukan pengamatan

hambatan yang akan terbentuk 17

c Metode parit

Media pertumbuhan agar diinokulasikan dengan bakteri kemudian

dibuat sebidang parit Parit tersebut diisi dengan ekstrak dan diinkubasi pada

waktu dan suhu optimum pertumbuhan bakteri Setelah itu dilakukan pengamatan

dengan melihat ada atau tidaknya hambatan yang terbentuk 17

B Metode dilusi

Pada metode dilusi atau pengenceran senyawa antimikroba diencerkan

menjadi beberapa konsentrasi kemudian setiap konsentrasi tersebut dimasukkan

bakteri uji dalam media cair Lakukan inkubasi dan lihat apakah terdapat

pertumbuhan bakteri Pada umumnya metode ini terbagi menjadi dua metode

14

yaitu metode dilusi cair dan padat Kedua metode tersebut digunakan untuk

menentukan konsentrasi hambat minimal (KHM) dan konsentrasi bunuh minimal

(KBM) dari zat antimikroba terhadap bakteri uji Namun terbedakan dengan

media yang digunakan 18

22 Kerangka Teori

23 Kerangka Konsep

Ekstrak jahe

(Zingiber

officinale

Roscoe)

Koloni

Streptococcus

viridans

Pertumbuhan

koloni normal

Hambatan pada

pertumbuhan koloni

(+)

Zona hambat (+)

Ekstrak Jahe

Minyak atsiri dan oleoresin

β-bisabolene β- farnesene

sesquiphelandrene Gingerol

Shagaol Bisabolene

Merusak membran plasma sel

bakteri Streptococcus viridans

15

23 Definisi Operasional

No Variabel Definisi

Operasional

Alat Ukur Hasil Ukur Skala

Ukur

1 Zona hambat

Sviridans

Daerah

sekeliling blank

disc yang tidak

ditemukan

adanya

pertumbuhan S

viridans

Penggaris Diameter

zona bersih

(clear zone)

Numerik

2 Konsentrasi

ekstrak jahe

(100mgml

200mgml

500mgml

600mgml

800mgml

1000mgml)

Jahe yang sudah

dikeringkan

yang kemudian

dilarutkan

dengan

konsentrasi yang

telah ditentukan

Mikro

pipet

Jumlah

ekstrak sesuai

dengan

konsentrasi

pada setiap

tabung

Kategorik

3 Larutan

kontrol

negatif

Larutan kontrol

negatif yang

berisi etanol

96

Mikro

pipet

Blank disc

berisi etanol

96

Kategorik

4 Kontrol

positif

Kontrol positif

berupa blank

disc berisi

antibiotik

penisilin

Tidak ada Blank disc

berisi

antibiotik

penisilin

Kategorik

16

BAB III

METODE PENELITIAN

31 Desain Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental

32 Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada bulan Desember 2012 sampai bulan Juli

2013 di Laboratorium Mikrobiologi Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan

Universitas Islam Negeri Jakarta Proses ekstraksi jahe (Zingiber officinale

Roscoe) dilakukan oleh Balai Penelitian Tanaman Rempah dan Obat (BALITRO)

Bogor

33 Bahan yang Diuji

Ekstrak jahe (Zingiber officinale Roscoe) yang telah diekstraksi oleh Balai

Penelitian Tanaman Rempah dan Obat (BALITRO) Bogor

34 Sampel Bakteri

Bakteri Streptococcus viridans yang diisolasi pada media Agar darah dan

diinkubasi pada suhu 37degC selama 24 jam

35 Identifikasi Variabel

351 Variabel Bebas

Ekstrak jahe (Zingiber officinale Roscoe) dengan konsentrasi 100 mgml

200 mgml 500 mgml 600 mgml 800 mgml 1000 mgml

`352 Variabel Terikat

Pertumbuhan bakteri Streptococcus viridans dalam media pertumbuhan

Agar Darah

17

36 Alat dan Bahan Penelitian

361 Alat Penelitian

Tabung reaksi mikro pipet vortex bunsen alkohol ose cawan petri

penggaris korek api rak tabung autoclave baki alumuniumfoil swab kapas

erlenmeyer inkubator penggaris label alat tulis laminar air flow tisu pinset

dan kamera

362 Bahan Penelitian

Jahe pelarut etanol 96 pembenihan Agar darah larutan pengencer

thioglikolat biakan Streptococcus viridans blank disc blank disc berisi antibiotik

penicillin

37 Alur Penelitian

Kultur bakteri Streptococcus viridans

di media Agar Darah

Pembuatan konsentrasi ekstrak jahe

Timbang ekstrak jahe dengan berat

1000 800 600 500 200 dan 100

gram masukkan ke dalam tabung

Masukkan 1 ose Streptococcus

viridans ke dalam larutan thioglikolat

Usapkan bakteri ke media Agar Darah

dengan swab kapas steril

Thioglikolat dan Streptococcus

viridans divortex hingga omogen Masukkan 1ml etanol 96 ke dalam

masing-masing tabung

Pindahkan konsentrasi ekstrak jahe

yang homogen ke cawan petri

Blank disc diletakkan di media Agar

Darah yang telah diberi bakteri

Streptococcus viridans

Ekstrak jahe dan etanol 96 divortex

hingga homogen

Kekeruhan distandarisasi dengan

menggunakan larutan standarisasi

konsentrasi 05 Mac Farland

Inkubasi selama 24 jam

Amati dan ukur zona hambat yang

terbentuk

Rendam blank disc ke dalam cawan

petri selama 10-15 menit

18

38 Cara Kerja Penelitian

381 Tahap Persiapan

3811 Sterilisasi Alat dan Bahan

Seluruh alat yang akan digunakan sebelumnya dicuci bersih dikeringkan

dan dibungkus dengan kertas Setelah itu sterilisasi dapat dilakukan dengan

menggunakan autoclave selama 15-30 menit dan kemudian mengatur tekanan

sebesar 15 dynecm3 (1 atm) dan suhu sebesar 121

o C

3812 Persiapan Sampel

Jahe diperoleh dari pasar tradisional di Jakarta Timur yang homogen

sebanyak 4 kilogram Kemudian dilakukan pembuatan ekstrak jahe di Balai

Penelitian Tanaman Rempah dan Obat (BALITRO) Bogor Proses ekstraksi

meliputi pencucian pegirisan dan pengeringan Pada jahe yang sudah meliputi

tahap pengeringan kemudian diekstraksi melalui proses maserasi dengan pelarut

etanol 96 Pada penelitian ini digunakan 4 kg jahe yang dimana setelah

mengalami proses ekstraksi didapatkan ekstrak kental sebanyak 500 gram

3813 Pembuatan stok bakteri

Pembuatan stok bakteri ini dilakukan untuk memperbanyak bakteri

dengan cara menginokulasikan 1 ose biakan murni bakteri Streptococcus viridans

dalam media agar darah kemudian diinkubasi selama 24 jam dengan suhu 37degC

di dalam inkubator

3814 Pembuatan stok variabel konsentrasi

Stok ekstrak jahe akan dibuat dalam berbagai konsentrasi yaitu konsentrasi

100 mgml 200 mgml 500 mgml 600 mgml 800 mgml dan 1000 mgml

Etanol 96 digunakan sebagai kontrol negatif dan antibiotik penisilin sebagai

kontrol positif sehingga seluruhnya berjumlah 8 variabel Penelitian ini

dikerjakan secara triplet Blank disc dimasukkan ke dalam masing-masing stok

variabel konsentrasi selama 10-15 menit Kemudian masing-masing stok variabel

akan dimasukkan ke dalam 6 cawan petri (1 cawan petri akan berisi 3 blank disc

kosong kontrol negatif dan penisilin sebagai kontrol positif) yang akan digunakan

dalam tahap pengujian selanjutnya

19

382 Tahap uji efektivitas ekstrak jahe

Bakteri diencerkan dengan mencampurkan 1 ose bakteri Streptococcus

viridans ke dalam tabung reaksi yang telah berisi thiloglikolat steril kemudian

dihomogenkan dengan menggunakan vortex dan kekeruhannya distandarisasi

dengan konsentrasi 05 Mac Farland Bakteri dalam thioglikolat yang telah

terstandarisasi dioleskan pada media pertumbuhan Agar Darah (AD) dengan

menggunakan swab kapan steril Konsentrasi ekstrak jahe kemudian dimasukkan

ke dalam cawan petri dan rendam blank disc selama plusmn 15 menit Setelah dilakukan

perendaman blank disc diletakkan di atas permukaan media pertumbuhan yang

sudah diolesi dengan campuran bakteri dan thioglikolat secara higienis di dalam

laminar air flow Media Agar Darah kemudian diinkubasi ke dalam inkubator

pada suhu 37oC selama 24 jam Setelah 24 jam dilakukan pengukuran diameter

zona hambat yang terbentuk sebagai area bening atau zona bersih dengan

menggunakan penggaris

39 Pengelolaan data

Pada penelitian ini menggunakan data yang merupakan variable numerik

lebih dari 2 kelompok yang tidak berpasangan sehingga analisis data

menggunakan uji One Way ANOVA (distribusi data normal dan varians data harus

homogen) Namun jika distribusi data tidak normal maka uji alternatif yang

dilakukan adalah uji ststistik nonparameter Kruskall-Wallis Untuk menentukan

konsentrasi mana yang memiliki kebermaknaan maka dilakukan analisis Post Hoc

menggunakan uji Mann-Whitney

20

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

41 Efek Ekstrak Jahe (Zingiber officinale Roscoe) terhadap Pertumbuhan

Streptococcus viridans

Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan uji metode disc diffusion

secara triplo dengan beberapa konsentrasi ekstrak jahe (100 mgml 200 mgml

500 mgml 600 mgml 800 mgml dan 1000 mgml) Blank disc yang telah

direndam dalam ekstrak selama 10-15 menit diletakkan pada media pertumbuhan

Agar Darah yang terinokulasi bakteri Streptococcus viridans kemudian

diinkubasi selama 24 jam pada suhu 37oC Ekstrak jahe diketahui dapat

memberikan efek menghambat pertumbuhan bakteri Streptococcus viridans yang

terlihat dari terbentuknya zona hambat disekitar blank disc

Grafik 42 Diameter rata-rata zona hambat

Pada hasil pengamatan didapatkan berbagai diameter zona hambat yang

terbentuk dari masing-masing konsentrasi ekstrak jahe yang digunakan Rata-rata

diameter pada konsentrasi 100 mgml sebesar 667 mm dengan standar deviasi

058 Pada konsentrasi 200 mgml sebesar 767 mm dengan standar deviasi 058

000

500

1000

1500

2000

2500

3000

1 2 3 4 5 6 7 8

Leb

ar Z

on

a H

amb

at (

mm

)

Konsentrasi Ekstrak Jahe (mgml)

100 200 500

600 1000

K(-) K(+) 800

21

Pada konsentrasi 500 mgml sebesar 9 mm dengan standar deviasi 0 Pada

konsentrasi 600 mgml sebesar 10 mm dengan standar deviasi 0 Pada konsentrasi

800 mgml sebesar 11 mm dengan standar deviasi 0 Pada konsentrasi 1000

mgml sebesar 1233 mm dengan standar deviasi 058 Pada uji kontrol positif

yang menggunakan antibiotik penisilin terbentuk zona hambat dengan rata-rata

sebesar 2983 mm dengan standar deviasi 029 Pada uji kontrol negatif yang

menggunakan etanol 96 tidak terbentuk zona hambat yang memberikan arti

bahwa tidak adanya hambatan terhadap pertumbuhan bakteri Streptococcus

viridans

Data penelitian diatas menunjukkan bahwa data tidak memenuhi syarat

untuk melakukan uji One-Way Annova maka digunakan uji Kruskall-Wallis19

Pada uji Kruskall-Wallis menunjukkan nilai signifikan atau bermakna yang mana

dapat dikatakan bermakna jika p lt 005 sehingga diketahui bahwa berbagai

konsentrasi ekstrak jahe yang digunakkan pada penelitian ini berpengaruh

terhadap pertumbuhan bakteri Streptococcus viridans

Tabel 41 Hasil Analisis Post Hoc dengan Menggunakan Uji Mann-Whitney

Perlakuan Analisis Multikomparasi dengan Uji Mann-Whitney

Etanol 100

mgml

200

mgml

500

mgml

600

mgml

800

mgml

1000

mgml

Penisilin

Etanol 0034 0034 0025 0025 0025 0034 0034

100 mgml 0099 0034 0034 0034 0043 0043

200 mgml 0034 0034 0034 0043 0043

500 mgml 0025 0025 0034 0034

600 mgml 0025 0034 0034

800 mgml 0034 0034

1000 mgml 0043

Penisilin

Keterangan p lt 005

Berdasarkan hasil statistik analisis Post Hoc yang didapatkan bahwa

terdapat perbedaan yang bermakna antar setiap konsentrasi dengan penisilin

dengan indeks kepercayaan 95 Akan tetapi terdapat konsentrasi yang tidak

memiliki perbedaan yang bermakna yaitu antar konsentrasi 100 mgml dan 200

22

mgml Pada penelitian ini diketahui bahwa respon yang terbentuk dari

penghambatan tumbuhnya bakteri Streptococcus viridans merupakan respon

lemah

Pemberian ekstrak jahe berpengaruh terhadap pertumbuhan bakteri

Streptococcus viridans Diameter rata-rata zona hambat terbesar didapatkan pada

pemberian 1000 mgml (1233 mm) kemudian dengan pemberian konsentrasi 800

mgml (10 mm) dan konsentrasi 600 mgml (11 mm) tetapi berbeda bila

dibandingkan dengan pemberian konsentrasi 100 mgml 200 mgml dan 500

mgml Semakin tinggi konsentrasi ekstrak jahe mengakibatkan semakin besar

diameter rata-rata zona hambat yang terbentuk terhadap pertumbuhan bakteri

Streptococcus viridans

Gambar 43 Efek ekstrak jahe terhadap pertumbuhan Streptococcus viridans

Aktivitas antibakteri yang ditimbulkan dari pemberian ekstrak jahe dapat

dihubungkan dengan adanya kandungan senyawa-senyawa kimia jahe

Kandungan utama jahe adalah seskuiterpen dan zingiberen Komponen lainnya

termasuk β-sesquiphellandrene bisabolene dan farnesene yang termasuk

seskuiterpen Jahe memiliki senyawa reaktif yang disebut terpenoid yang

menstimulasi produksi air liur dan merupakan senyawa penting dalam farmasi

(Ekam et al 2007)

Menurut Winarto (2007) berdasarkan dari analisa kimia diketahui bahwa

tanaman jahe mengandung senyawa antara lain flavonoida polivenol minyak

atsiri gingerol limonene oleoresin 18 cineole 10-dehydroginger dione 6-

K (+)

K (-)

100 mgml

500 mgml

200 mgml

K (+)

K (-)

1000 mgml

800 mgml

600 mgml

23

gingerdione alpha-linolenic acid arginine aspartic betha-sitosterol caprilic-

acid capcaicin chorogenic acid farnesal farnese dan farnesol20

Minyak atsiri dan oleoresin merupakan senyawa kimia yang mampu

menghambat pertumbuhan dan membunuh bakteri dengan merusak membran

plasma bakteri merusak sistem kerja sel dan menyebabkan lisis pada sel bakteri

Selain itu struktur 3 dimensi protein terganggu sehingga menyebabkan protein

terdenaturasi Setelah mengalami denaturasi deret asam amino pada bakteri tetap

utuh namun tidak dapat lagi melakukan fungsinya21

Penelitian telah dilakukan oleh Malu et al (2009) yang membuktikan bahwa

ekstrak jahe mengandung senyawa aktif yaitu zingiberene yang mampu

menghambat pertumbuhan bakteri Streptococcus viridans Pada penelitian

tersebut jahe yang sudah dilakukan pengeringan dan penggilingan menjadi bubuk

halus dengan menggunakan electric grinder dihasilkan serbuk jahe sebanyak 100

gram Serbuk jahe kemudian dibagi menjadi masing-masing 20 gram dan akan

dilakukan ekstraksi dengan berbagai pelarut (n-heksana etil asetat etanol soxhlet

dan air) Hasil yang didapatkan adalah adanya aktivitas antibakteri dari ekstrak

jahe dengan berbagai pelarut kecuali air Zona hambat yang terbentuk sebesar 5

mm 56 mm 7 mm dan 0 mm

Berdasarkan hasil yang diperoleh dari penelitian sebelumnya terdapat

perbedaan yang signifikan dengan penelitian ini Perbedaaan yang ada

dipengaruhi oleh metode pembuatan variabel konsentrasi berupa simplisia jenis

dan konsentrasi pelarut yang digunakan berupa n-heksana etil asetat etanol

soxhlet dan air tempat tanaman jahe diperoleh di pasar di Nigeria dan usia panen

tanaman jahe (semakin tua tanaman jahe saat dipanen semakin banyak

kandungan minyak atsiri di dalamnya)

Pada penelitian ini terdapat beberapa hambatan antara lain

1 Penggunaan media pertumbuhan Agar Darah yang baik bagi berbagai bakteri

sehingga mempermudah adanya kontaminasi

2 Bakteri Streptococcus viridans yang tidak dapat bertahan hidup dalam waktu

yang cukup lama

24

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

51 Kesimpulan

Pada penelitian ini berdasarkan hasil uji efektivitas dan analisis statistik

dapat disimpulkan bahwa

1 Ekstrak tanaman jahe dengan pelarut etanol 96 dapat memberikan efek

hambat terhadap pertumbuhan bakteri Strptococcus viridans (p lt 005)

2 Rata-rata efek hambat yang paling besar terdapat pada konsentrasi ekstrak

jahe 1000 mgml yaitu sebesar 1233 mm konsentrasi 800 mgml sebesar

11 mm konsentrasi 600 mgml sebesar 10 mm konsentrasi 500 mgml

sebesar 9 mm konsentrasi 200 mgml sebesar 767 mm dan konsentrasi

100 mgml sebesar 667 mm

3 Efektivitas ekstrak jahe (Zingiber officinale Roscoe) terhadap

pertumbuhan Streptococcus viridans termasuk dalam golongan respon

lemah

52 Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang ada maka disarankan bagi peneliti

selanjutnya

1 Melakukan penelitian lebih lanjut tentang pengaruh konsentrasi ekstrak

tanaman jahe terhadap bakteri Streptococcus viridans dengan menggunakan

konsentrasi yang lebih kecil daripada penelitian ini

2 Melakukan penelitian lebih lanjut tentang kerja antibakteri ekstrak jahe

terhadap bakteri lainnya

3 Melakukan uji aktivitas antibakteri esktrak tanaman jahe terhadap bakteri

Streptococcus viridans secara in-vivo

25

DAFTAR PUSTAKA

1 Fathia S dkk Aktivitas Antimikroba Ekstrak Jahe (Zingiber officinale

Roscoe) Terhadap Beberapa Bakteri Patogen Bogor Institut Pertanian

Bogor 2011

2 Santoso B Jahe Yogyakarta Penerbit Kanisius 15-17

3 Departemen Kesehatan RI Profil Kesehatan Indonesia Jakarta

Departemen Kesehatan RI 2005 Diunduh dari httpwwwdepkesgoid

Diakses pada 20 Januari 2013

4 Departemen Kesehatan RI Pharmaceutical Care Untuk Penyakit Saluran

Pernapasan 2005

5 Bisno A Acute Pharyngitis N Engl J Med 2001 344(3) Diunduh dari

httpwwwnejmorg Diakses pada 14 Februari 2013

6 Malu S Obochi G Tawo N Nyong B Antibacterial Activity And

Medicinal Properties Of Ginger (Zingiber officinale) Global Journal Of

Pure And Applied Sciences Nigeria 2009 Vol(3) 365-368

7 Astuti V Uji Antibakteri Ekstrak Jahe (Zingiber officinale Roscoe)

Terhadap Pertumbuhan Bakteri Escherichia coli Dan Staphylococcus

aureus Secara In Vitro Semarang Universitas Diponegoro 2000

8 Rukmana R Usaha Tani Jahe Yogyakarta Penerbit Kanisius 12-17

9 Miksusanti Kajian Aktivitas Antibakteri Minyak Atsiri Temu Kunci dan

Aplikasinya dalam Fil Edibel Antibakteri Bogor Institut Pertanian Bogor

2008

10 Kaushik P Evaluation of Various Crude Extracts of Zingiber officinale

Rhizome for Potential Antibacterial Activity A Study in Vitro India

Department of Botany and Microbiology Gurukul Kangri University

Scientific Research 2011 Diunduh di httpwwwSciRPorgjournalaim

Diakses 16 Februari 2013

11 Fathona D Kandungan Gingerol dan Shogaol Intensitas Kepedasan dan

Penerimaan Panelis terhadap Oleoresin Jahe gajah (Zingiber officinale

var Roscoe) Jahe Emprit (Zingiber officinale var Amarum) dan Jahe

Merah (Zingiber officinale var Rubrum) Bogor Institut Pertanian Bogor

2011

12 Duke J et al Handbook of Medicinal Hebrs United State of America

CRC Press 2000 327-328

26

13 Brooks GF Butel JS Ornston NL Mikrobiologi Kedokteran Jawetz

Jakarta Penerbit Buku Kedokteran EGC 1996 327-338

14 Chatim A Suharto Sterilisasi dan Desinfeksi Dalam Staf Pengajar

FKUI Buku Ajar Mikrobiologi Kedokteran Jakarta Binarupa Aksara

Publisher 64-69

15 Topazian R et al Oral and Maxillofacial Infections Philadelphia WB

Saunders Company 33-34

16 Refoua A Study of Streptococcus Viridans in the Maxillofacial Region

Original Article University of Medical Sciences Tehran Iran

2005Vol(4) 174-177

17 Kusmiyati Uji Aktivitas Senyawa Antibakteri dari Mikroalga

Porphyridium cruentum Pusat Penelitian Bioteknologi Lembaga Ilmu

Pengetahuan Indonesia (LIPI) Cibinong 2007 Vol(1) 48-53

18 Greenwood Antibiotics Susceptibility (Sensitivity) Test Antimicrobial and

Chemotheraphy United State of America Mc Graw Hill Company 1995

19 Dahlan M Sopiyudin Statistik untuk Kedokteran dan Kesehatan Edisi 3

Jakarta Salemba Medika 2009 83-105

20 Winarto W Tanaman Obat Indonesia Untuk Pengobatan Herbal

Karyasari Herba Media 2007

21 Hertiani T et al Effect of Indonesian Medicinal Plants Essential Oils on

Streptococcus mutans Biofilm Yogyakarta Faculty of Pharmacy UGM

2011

27

LAMPIRAN

Lampiran 1

Hasil IdentifikasiDeterminasi Bahan Uji

28

Lampiran 2

Hasil Ekstraksi Jahe

29

Lampiran 3

Data Hasil Uji Statistik

UJI NORMALITAS

30

31

32

33

34

35

36

37

38

39

40

41

42

43

44

45

46

Lampiran 4

Alat dan Bahan

Media Agar Darah Ekstrak Jahe Timbangan Tabung

Reaksi Sendok

Etanol 96 Ose Pinset

Tisu Spirtus Cawan Petri Vortex

Laminar Air Flow Lemari Pendingin

47

Lampiran 5

Uji Antibakteri Jahe Terhadap Streptococcus viridan

K (+)

K (-)

100mgml

500mgml

200mgml

K (-)

K (+)

600mgml 1000mgml

800mgml

48

Lampiran 6

Riwayat Penulis

Identitas

Nama Sidqa Hanief

Jenis Kelamin Perempuan

Tempat Tanggal Lahir Jakarta 21 Desember 1992

Agama Islam

Alamat Jl Masjid Al Munir No 44 RT 012 RW 003 Jakarta

Timur

Email sidqahnfhotmailcom

Riwayat Pendidikan

1997-1998 TK Purwarini Jakarta

1998-2004 SDS Angkasa 3 Jakarta

2004-2007 SMP Negeri 81 Jakarta

2007-2010 SMA Madania Indonesian School Bogor

2010-sekarang Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

Page 15: Efektivitas Ekstrak Jahe (Zingiber officinale Roscoe) Terhadap ...

5

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

21 Landasan Teori

211 Morfologi dan Klasifikasi Jahe (Zingiber officinale Roscoe)

Jahe termasuk tanaman yang berasal dari daerah Asia Tropik yang tersebar

di berbagai wilayah dari India sampai Cina Sejak zaman Kong Hu (551-479 SM)

jahe sudah dibudidayakan di India dan diekspor ke Cina Di kawasan Asia

tanaman jahe tersebar hampir di seluruh daerah tropika basah Saat ini tanaman

jahe dibudidayakan di berbagai daerah di Indonesia antara lain adalah Sumatera

Utara Bengkulu Jawa Barat Jawa Tengah dan Jawa Timur38

Gambar 21 Pohon Jahe

Sumber httpyudiansyahsukmanawordpresscom20100129jahe-1

Kedudukan tanaman jahe dalam taksonomi tumbuhan adalah sebagai

berikut

Kingdom Plantae

Divisi Spermatophyta

Subdivisi Angiospermae

Kelas Monocotyledonae

Ordo Zingiberales

Famili Zingiberaceae

6

Subfamili Zingiberoidae

Genus Zingiber

Spesies Zingiber officinale Roscoe

Jahe merupakan tanaman tahunan berbatang semu dengan tinggi antara 30

ndash 75 cm Berdaun sempit memanjang menyerupai pita dengan panjang 15 ndash 23

cm lebar lebih kurang 25 cm tersusun teratur dua baris berseling Tanaman jahe

hidup merumpun beranak-pinak menghasilkan rimpang dan berbunga Bungan

berupa malai yang tersembul pada permukaan tanah berbentuk tongkat atau bulat

telur dengan panjang lebih kurang 25 cm Mahkota bunga berbentuk tabung

dengan helaian agak sempit tajam berwarna kuning kehijauan Rimpang jahe

memiliki bentuk yang bervariasi mulai agak pipih sampai bulat panjang dengan

warna putih kekuning-kuningan hingga kuning kemerah-merahan Di Indonesia

jahe dikenal dengan beberapa nama anatara lain halia haliya lea lia lahia jhai

jahi jhahik moyuman beuing hairale masin manas reja pimedas jahja padeh

sipode sipadas pege bahing ai manas naije sedap sehi sewe laie gore

gisoro gihori dan yoyo89

Gambar 22 Rimpang Jahe

Sumber httpcaramudahdietblogspotcom201203manfaat-jahe-

untuk-kesehatan-tubuhhtml

Terdapat tiga jenis jahe berdasarkan ukuran bentuk dan warna rimpang

yaitu jahe gajah (Zingiber officinale Roscoe) atau jahe putih jahe putih kecil

(Zingiber officinale Amarum) atau jahe emprit dan jahe merah (Zingiber

officinale Rubrum) atau jahe sunti10

7

Tabel 21 Karakteristik Tiga Jenis Utama Jahe

Bagian tanaman Jahe gajah Jahe emprit Jahe merah

Struktur rimpang Besar berbuku Kecil berlapis Kecil berlapis

Warna irisan Putih

kekuningan

Putih

kekuningan

Jingga muda

sampai merah

Berat per rimpang (kg) 018 ndash 208 010 ndash 158 020 ndash 140

Diameter rimpang (cm) 847 ndash 850 327 ndash 405 420 ndash 426

Kadar minyak atsiri () 082 ndash 166 150 ndash 350 285 ndash 390

Kadar pati () 5510 5470 4499

Kadar serat () 689 659 -

Kadar abu () 660 ndash 757 739 ndash 890 746

Sumber Dimodifikasi dari Rostiana dkk (1991) Sri Yuliani dan Risfaheri (1990)

diacu dalam Bermawie dkk (1997)

212 Kandungan Kimiawi dan Manfaat Jahe

Menurut Rismunandar kandungan kimiawi yang terdapat pada rimpang jahe

menentukan aroma dan kepedasan jahe Terdapat beberapa faktor yang

mempengaruhi komposisi kimia rimpang jahe antara lain jenis jahe tanah dimana

jahe ditanam umur jahe saat dipanen pengolahan rimpang jahe dan ekosistem

tempat jahe berada8

Jahe memiliki kandungan minyak atsiri yang terdiri atas senyawa-senyawa

sesquiterpen zingiberen zingeron oleoresin kamfena limonen borneol sineol

sitral zingiberal felandren vitamin A B dan C serta senyawa-senyawa

flavonoid dan polifenol Substansi-substansi fenolitik berperan pada pembentukan

flavor yang dimana beberapa turunan fenolitik memberikan efek yang disebut

pungensi karena karakteristik oedas tajam dan sensasi menyengat Minyak atsiri

adalah minyak dari campuran zat yang mudah menguap dengan komposisi dan

titik didih yang berbeda berwarna kehijauan sampai kuning dan berbau khas

jahe Minyak atsiri dapat diperoleh dengan cara penyulingan dan hidrodestilasi912

8

Tabel 22 Kandungan Senyawa yang Terdapat dalam Jahe

Kandungan senyawa dalam jahe Senyawa

Minyak atsiri - geranial (259)

- a-zingiberen (95)

- (EE)-a-farnesen (76)

- neral (76)

- ar-curcumen (66)

- β-sesquiphellandren (2716)

- caryophyllen (1529)

- β-bisabolen (114)

Etanol oleoresin jahe - eugenol (498)

- zingeron (145)

- trans-6-shogaol (59)

- geraniol (37)

- borneol (19)

Methanol oleoresin jahe - zingeron (336)

- trans-6-shogaol (149)

- diacetoxy-[6]-gingerdiol (49)

- decanal (38)

- a-zingiberen (27)

CCl4 oleoresin jahe - zingeron (333)

- trans-6- shogaol (104)

- geranial (75)

- neral (49)

- methyldiacetoxy-[6]-gingerdione (35)

Isooktan oleoresin jahe - zingeron (305)

- palmitoleic acid (109)

- trans-6-shogaol (93)

- palmitic acid (89)

- diacetoxy-[6]-gingerdiol (33)

Sumber Singh et al (2008) El-Baroty et al (2010) Sacchetti et al (2005)

9

Oleoresin merupakan cairan kental berwarna kuning dengan rasa pedas yang

tajam larut dalam alkohol dan potroleum eter dan sedikit larut dalam air

Oleoresin mengandung senyawa aktif gingerol yang apabila selah melalui proses

penyimpanan dan pengeringan dapat berubah menjadi shogaol Senyawa-senyawa

kimia tersebut bekerja aktif untuk merusak membran luar dan membran

sitoplasma dinding sel bakteri11

213 Morfologi dan Klasifikasi Streptococcus viridans

Streptococcus merupakan salah satu flora normal yang terdapat dalam

rongga mulut Keberadaan bakteri tersebut tidak hanya memberikan efek yang

menguntungkan namun dapat merugikan bagi kesehatan mulut13

Gambar 23 Pewarnaan Gram Positif Bakteri Streptococcus viridans

Sumber httpwwwvitanaturalplpaciorkowiec-ropny-angina-

paciorkowcowa-ptonica-szkarlatyna

Streptococcus viridans adalah flora normal pada saluran napas atas yang

berperan untuk menjaga membran mukus Mikroorganisme ini bersifat Gram

positif berbentuk bulat dan tersusun dalam bentuk rantai selama pertumbuhannya

Mikroorganisme ini termasuk alpha hemolytic sehingga bila dilakukan

pembiakan dalam agar darah menunjukkan koloni berwarna kehijauan Pewarnaan

Gram didapatkan gambaran bentuk bulat berwarna ungu Streptococcus viridans

memiliki kekerabatan dengan spesies lain seperti Streptococcus mutans

Streptococcus anginosus Streptococcus mitis Streptococcus sanguis

Streptococcus salivarius dan Streptococcus bovis 13 14

10

Gambar 24 Biakan Streptococcus viridans pada media Agar Darah

Sumber httplibjiangnaneducnASM114-Introduce1htm

Klasifikasi Streptococcus viridans menurut Bergey

Ordo Eubacteriales

Famili Lactobacillaceae

Tribus Streptococcaceae

Genus Streptococcus

Spesies Streptococcus viridans

Pertumbuhan pada Streptococcus viridans tidak dihambat oleh optochin dan

koloninya tidak dapat larut dalam empedu (deoxycholate) Bakteri ini dapat

mencapai aliran darah akibat trauma dan dikenal sebagai penyebab utama

endokarditis pada katub jantung yang abnormal Selain itu beberapa bakteri S

viridans mensintesa polisakarida dari sukrosa dan berperan penting pada proses

pembentukan karies gigi13

2131 Patogenesis Streptococcus viridans

Penyakit yang ditimbulkan oleh infeksi Streptococcus dapat dipengaruhi

oleh beberapa macam faktor antara lain sifat biologik bakteri cara host

memberikan respons dan port drsquo entree bakteri13

Mulut merupakan organ yang

mengandung banyak bakteri dengan Streptococcus menjadi genus dominan

Orofaring terdapat campuran dari beberapa bakteri Streptococcus dan beberapa

spesies dari Streptococcus Streptococcus viridans mencegah kolonisasi bakteri

lain di rongga mulut dengan menjadi lebih agresif dari mikroorganisme lain

Berbagai bakteri bersaing dengan melakukan mucosal adherence dan

11

memproduksi bakteriosin yang mempunyai efek bakterisid Hanya sedikit yang

diketahui tentang mekanisme patogen pada Streptococcus viridans namun

diketahui bahwa bakteri tersebut dapat menghasilkan beberapa eksotoksin dan

enzim litik mengaktivasi komplemen menginduksi produksi dari sitokin15

Pada seseorang yang menjalani bedah mulut dan ekstraksi gigi memicu

terjadinya perdarahan 30 pasien akan mengalami bakteremia yang disebabkan

oleh Streptococcus viridans13

Streptococcus viridans adalah mikroorganisme

penyebab utama endokarditis bakterialis subakuta Lesi ini bersifat progresif dan

bagian yang mengalami penyembuhan akan mengalami inflamasi aktif dengan

vegetasi yang terdiri atas fibrin platelet sel darah dan bakteri yang melekat pada

katup jantung Menurut Refuoa selain endokarditis dilaporkan juga dalam

penelitiannya bahwa Streptococcus viridans mempunyai peranan dalam terjadinya

dental abcesses16

214 Antimikroba

Antimikroba merupakan substansi kimia yang berasal dari berbagai macam

mikroorganisme dalam konsentrasi rendah namun mampu menghambat

pertumbuhan mikroorganisme lainnya

Antibiotika mempunyai sifat-sifat

antibiotika antara lain menghambat atau membunuh patogen tanpa merusak host

bersifat bakterisid tidak ada resistensi pada bakteri tidak bersifat alergenik tetap

aktif dalam plasma dan eksudat larut di dalam air dan stabil dan bactericidal

level di dalam tubuh cepat dicapai dan bertahan untuk waktu lama14

2141 Mekanisme kerja antimikroba

Antimikroba yang mempunyai sifat bakteriostatik dapat menghambat

pertumbuhan bakteri dan membunuh bakteri Terdapat beberapa mekanisme kerja

antimikroba antara lain

1 Antimikroba yang mempengaruhi dinding sel

Mikroorganisme memiliki dinding sel yang merupakan struktur kaku

yang terdiri dari suatu kompleks polimer mukopeptida Dinding sel ini

menjaga tekanan osmotik di dalam bakteri sehingga mampu mencegah

gangguan dalam sintesisnya Antibiotika yang dapat menghambat reaksi

12

dalam proses sintesis dinding sel adalah penisilin fosfomisin sikloserin

ristosetin vankomisin dan basitrasin13

2 Antimikroba yang merusak membran sel

Beberapa antibiotika yang mampu merusak kehidupan sel

mikroorganisme Membran sel sebagai pembatas osmotik bagi difusi

antara lingkungan luar dan dalam sel Obat seperti polimiksin yang

merupakan kelompok polipeptida sederhana yang sukar berdifusi dan

sangat toksik 13

3 Antimikroba yang mengganggu fungsi DNA

Obat antimikroba yang berfungsi untuk merusak fungsi DNA hanya

beberapa saja yang dapat dipakai karena faktor toksisitasnya Antimikroba

yang bekerja sesuai dengan mekanisme tersebut adalah mitosin dan asam

nalidiksat 13

4 Antimikroba yang menghambat sintesis protein

Sintesis protein pada mikroorganisme berlangsung di ribosom

dengan bantuan mRNA dan tRNA Terdapat dua hasil akhir dari proses

sintesis protein yaitu transkripsi atau sintesis asam ribonukleat yang DNA-

dependent dan translasi atau sintesis protein yang RNA-dependent

Antimikroba yang mampu menghambat sintesis protein adalah rifampisin

aminoglikosida tetrasiklin dan kloramfenikol 13

2142 Metode uji antimikroba

Uji antimikroba dilakukan dengan metode difusi dan metode dilusi untuk

mengukur nilai konsentrasi hambat minimum (KHM)

A Metode difusi

Pada metode difusi dilakukan pengukuran daya hambat dari senyawa

antimikroba yang terkandung dalam ekstrak Metode ini merupakan metode yang

paling umum digunakan Metode difusi dibedakan melalui 3 cara yaitu

a Metode disc diffusion

Metode ini menggunakan blank disc yang berfungsi untuk menampung

zat antimikroba Blank disc yang mengandung zat antimikroba diletakkan di atas

13

permukaan media pertumbuhan yang telah diinokulasi Setelah itu diinkubasi

pada pada suhu 37oC selama 18-24 jam Hasil yang akan didapat adalah ada

tidaknya zona bening (clear zone) yang terbentuk di sekitar blank disc yang

menunjukan zona hambat pada pertumbuhan bakteri Dari hasil yang ditunjukan

dilakukan pengukuran dengan menggunakan penggaris Semakin besar zona

hambat yang dihasilkan semakin besar pula akitivitas suatu zat antimikroba1718

Tabel 23 Klasifikasi Respon Hambatan Pertumbuhan Bakteri

Diameter Zona Terang Respon Hambatan Pertumbuhan

gt20 mm Kuat

16-20 mm Sedang

10-15 mm Lemah

lt10 mm Tidak ada

Sumber Greenwood 1995

b Metode lubang (sumuranhole)

Pada metode ini media agar yang sudah diinokulasikan dengan bakteri

uji kemudian dibuat lubang atau sumur Lubang tersebut diisi ekstrak yang

mengandung zat antimikroba Setelah semua terisi oleh zat antimikroba

kemudian inkubasi pada waktu dan suhu optimum lalu dilakukan pengamatan

hambatan yang akan terbentuk 17

c Metode parit

Media pertumbuhan agar diinokulasikan dengan bakteri kemudian

dibuat sebidang parit Parit tersebut diisi dengan ekstrak dan diinkubasi pada

waktu dan suhu optimum pertumbuhan bakteri Setelah itu dilakukan pengamatan

dengan melihat ada atau tidaknya hambatan yang terbentuk 17

B Metode dilusi

Pada metode dilusi atau pengenceran senyawa antimikroba diencerkan

menjadi beberapa konsentrasi kemudian setiap konsentrasi tersebut dimasukkan

bakteri uji dalam media cair Lakukan inkubasi dan lihat apakah terdapat

pertumbuhan bakteri Pada umumnya metode ini terbagi menjadi dua metode

14

yaitu metode dilusi cair dan padat Kedua metode tersebut digunakan untuk

menentukan konsentrasi hambat minimal (KHM) dan konsentrasi bunuh minimal

(KBM) dari zat antimikroba terhadap bakteri uji Namun terbedakan dengan

media yang digunakan 18

22 Kerangka Teori

23 Kerangka Konsep

Ekstrak jahe

(Zingiber

officinale

Roscoe)

Koloni

Streptococcus

viridans

Pertumbuhan

koloni normal

Hambatan pada

pertumbuhan koloni

(+)

Zona hambat (+)

Ekstrak Jahe

Minyak atsiri dan oleoresin

β-bisabolene β- farnesene

sesquiphelandrene Gingerol

Shagaol Bisabolene

Merusak membran plasma sel

bakteri Streptococcus viridans

15

23 Definisi Operasional

No Variabel Definisi

Operasional

Alat Ukur Hasil Ukur Skala

Ukur

1 Zona hambat

Sviridans

Daerah

sekeliling blank

disc yang tidak

ditemukan

adanya

pertumbuhan S

viridans

Penggaris Diameter

zona bersih

(clear zone)

Numerik

2 Konsentrasi

ekstrak jahe

(100mgml

200mgml

500mgml

600mgml

800mgml

1000mgml)

Jahe yang sudah

dikeringkan

yang kemudian

dilarutkan

dengan

konsentrasi yang

telah ditentukan

Mikro

pipet

Jumlah

ekstrak sesuai

dengan

konsentrasi

pada setiap

tabung

Kategorik

3 Larutan

kontrol

negatif

Larutan kontrol

negatif yang

berisi etanol

96

Mikro

pipet

Blank disc

berisi etanol

96

Kategorik

4 Kontrol

positif

Kontrol positif

berupa blank

disc berisi

antibiotik

penisilin

Tidak ada Blank disc

berisi

antibiotik

penisilin

Kategorik

16

BAB III

METODE PENELITIAN

31 Desain Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental

32 Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada bulan Desember 2012 sampai bulan Juli

2013 di Laboratorium Mikrobiologi Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan

Universitas Islam Negeri Jakarta Proses ekstraksi jahe (Zingiber officinale

Roscoe) dilakukan oleh Balai Penelitian Tanaman Rempah dan Obat (BALITRO)

Bogor

33 Bahan yang Diuji

Ekstrak jahe (Zingiber officinale Roscoe) yang telah diekstraksi oleh Balai

Penelitian Tanaman Rempah dan Obat (BALITRO) Bogor

34 Sampel Bakteri

Bakteri Streptococcus viridans yang diisolasi pada media Agar darah dan

diinkubasi pada suhu 37degC selama 24 jam

35 Identifikasi Variabel

351 Variabel Bebas

Ekstrak jahe (Zingiber officinale Roscoe) dengan konsentrasi 100 mgml

200 mgml 500 mgml 600 mgml 800 mgml 1000 mgml

`352 Variabel Terikat

Pertumbuhan bakteri Streptococcus viridans dalam media pertumbuhan

Agar Darah

17

36 Alat dan Bahan Penelitian

361 Alat Penelitian

Tabung reaksi mikro pipet vortex bunsen alkohol ose cawan petri

penggaris korek api rak tabung autoclave baki alumuniumfoil swab kapas

erlenmeyer inkubator penggaris label alat tulis laminar air flow tisu pinset

dan kamera

362 Bahan Penelitian

Jahe pelarut etanol 96 pembenihan Agar darah larutan pengencer

thioglikolat biakan Streptococcus viridans blank disc blank disc berisi antibiotik

penicillin

37 Alur Penelitian

Kultur bakteri Streptococcus viridans

di media Agar Darah

Pembuatan konsentrasi ekstrak jahe

Timbang ekstrak jahe dengan berat

1000 800 600 500 200 dan 100

gram masukkan ke dalam tabung

Masukkan 1 ose Streptococcus

viridans ke dalam larutan thioglikolat

Usapkan bakteri ke media Agar Darah

dengan swab kapas steril

Thioglikolat dan Streptococcus

viridans divortex hingga omogen Masukkan 1ml etanol 96 ke dalam

masing-masing tabung

Pindahkan konsentrasi ekstrak jahe

yang homogen ke cawan petri

Blank disc diletakkan di media Agar

Darah yang telah diberi bakteri

Streptococcus viridans

Ekstrak jahe dan etanol 96 divortex

hingga homogen

Kekeruhan distandarisasi dengan

menggunakan larutan standarisasi

konsentrasi 05 Mac Farland

Inkubasi selama 24 jam

Amati dan ukur zona hambat yang

terbentuk

Rendam blank disc ke dalam cawan

petri selama 10-15 menit

18

38 Cara Kerja Penelitian

381 Tahap Persiapan

3811 Sterilisasi Alat dan Bahan

Seluruh alat yang akan digunakan sebelumnya dicuci bersih dikeringkan

dan dibungkus dengan kertas Setelah itu sterilisasi dapat dilakukan dengan

menggunakan autoclave selama 15-30 menit dan kemudian mengatur tekanan

sebesar 15 dynecm3 (1 atm) dan suhu sebesar 121

o C

3812 Persiapan Sampel

Jahe diperoleh dari pasar tradisional di Jakarta Timur yang homogen

sebanyak 4 kilogram Kemudian dilakukan pembuatan ekstrak jahe di Balai

Penelitian Tanaman Rempah dan Obat (BALITRO) Bogor Proses ekstraksi

meliputi pencucian pegirisan dan pengeringan Pada jahe yang sudah meliputi

tahap pengeringan kemudian diekstraksi melalui proses maserasi dengan pelarut

etanol 96 Pada penelitian ini digunakan 4 kg jahe yang dimana setelah

mengalami proses ekstraksi didapatkan ekstrak kental sebanyak 500 gram

3813 Pembuatan stok bakteri

Pembuatan stok bakteri ini dilakukan untuk memperbanyak bakteri

dengan cara menginokulasikan 1 ose biakan murni bakteri Streptococcus viridans

dalam media agar darah kemudian diinkubasi selama 24 jam dengan suhu 37degC

di dalam inkubator

3814 Pembuatan stok variabel konsentrasi

Stok ekstrak jahe akan dibuat dalam berbagai konsentrasi yaitu konsentrasi

100 mgml 200 mgml 500 mgml 600 mgml 800 mgml dan 1000 mgml

Etanol 96 digunakan sebagai kontrol negatif dan antibiotik penisilin sebagai

kontrol positif sehingga seluruhnya berjumlah 8 variabel Penelitian ini

dikerjakan secara triplet Blank disc dimasukkan ke dalam masing-masing stok

variabel konsentrasi selama 10-15 menit Kemudian masing-masing stok variabel

akan dimasukkan ke dalam 6 cawan petri (1 cawan petri akan berisi 3 blank disc

kosong kontrol negatif dan penisilin sebagai kontrol positif) yang akan digunakan

dalam tahap pengujian selanjutnya

19

382 Tahap uji efektivitas ekstrak jahe

Bakteri diencerkan dengan mencampurkan 1 ose bakteri Streptococcus

viridans ke dalam tabung reaksi yang telah berisi thiloglikolat steril kemudian

dihomogenkan dengan menggunakan vortex dan kekeruhannya distandarisasi

dengan konsentrasi 05 Mac Farland Bakteri dalam thioglikolat yang telah

terstandarisasi dioleskan pada media pertumbuhan Agar Darah (AD) dengan

menggunakan swab kapan steril Konsentrasi ekstrak jahe kemudian dimasukkan

ke dalam cawan petri dan rendam blank disc selama plusmn 15 menit Setelah dilakukan

perendaman blank disc diletakkan di atas permukaan media pertumbuhan yang

sudah diolesi dengan campuran bakteri dan thioglikolat secara higienis di dalam

laminar air flow Media Agar Darah kemudian diinkubasi ke dalam inkubator

pada suhu 37oC selama 24 jam Setelah 24 jam dilakukan pengukuran diameter

zona hambat yang terbentuk sebagai area bening atau zona bersih dengan

menggunakan penggaris

39 Pengelolaan data

Pada penelitian ini menggunakan data yang merupakan variable numerik

lebih dari 2 kelompok yang tidak berpasangan sehingga analisis data

menggunakan uji One Way ANOVA (distribusi data normal dan varians data harus

homogen) Namun jika distribusi data tidak normal maka uji alternatif yang

dilakukan adalah uji ststistik nonparameter Kruskall-Wallis Untuk menentukan

konsentrasi mana yang memiliki kebermaknaan maka dilakukan analisis Post Hoc

menggunakan uji Mann-Whitney

20

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

41 Efek Ekstrak Jahe (Zingiber officinale Roscoe) terhadap Pertumbuhan

Streptococcus viridans

Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan uji metode disc diffusion

secara triplo dengan beberapa konsentrasi ekstrak jahe (100 mgml 200 mgml

500 mgml 600 mgml 800 mgml dan 1000 mgml) Blank disc yang telah

direndam dalam ekstrak selama 10-15 menit diletakkan pada media pertumbuhan

Agar Darah yang terinokulasi bakteri Streptococcus viridans kemudian

diinkubasi selama 24 jam pada suhu 37oC Ekstrak jahe diketahui dapat

memberikan efek menghambat pertumbuhan bakteri Streptococcus viridans yang

terlihat dari terbentuknya zona hambat disekitar blank disc

Grafik 42 Diameter rata-rata zona hambat

Pada hasil pengamatan didapatkan berbagai diameter zona hambat yang

terbentuk dari masing-masing konsentrasi ekstrak jahe yang digunakan Rata-rata

diameter pada konsentrasi 100 mgml sebesar 667 mm dengan standar deviasi

058 Pada konsentrasi 200 mgml sebesar 767 mm dengan standar deviasi 058

000

500

1000

1500

2000

2500

3000

1 2 3 4 5 6 7 8

Leb

ar Z

on

a H

amb

at (

mm

)

Konsentrasi Ekstrak Jahe (mgml)

100 200 500

600 1000

K(-) K(+) 800

21

Pada konsentrasi 500 mgml sebesar 9 mm dengan standar deviasi 0 Pada

konsentrasi 600 mgml sebesar 10 mm dengan standar deviasi 0 Pada konsentrasi

800 mgml sebesar 11 mm dengan standar deviasi 0 Pada konsentrasi 1000

mgml sebesar 1233 mm dengan standar deviasi 058 Pada uji kontrol positif

yang menggunakan antibiotik penisilin terbentuk zona hambat dengan rata-rata

sebesar 2983 mm dengan standar deviasi 029 Pada uji kontrol negatif yang

menggunakan etanol 96 tidak terbentuk zona hambat yang memberikan arti

bahwa tidak adanya hambatan terhadap pertumbuhan bakteri Streptococcus

viridans

Data penelitian diatas menunjukkan bahwa data tidak memenuhi syarat

untuk melakukan uji One-Way Annova maka digunakan uji Kruskall-Wallis19

Pada uji Kruskall-Wallis menunjukkan nilai signifikan atau bermakna yang mana

dapat dikatakan bermakna jika p lt 005 sehingga diketahui bahwa berbagai

konsentrasi ekstrak jahe yang digunakkan pada penelitian ini berpengaruh

terhadap pertumbuhan bakteri Streptococcus viridans

Tabel 41 Hasil Analisis Post Hoc dengan Menggunakan Uji Mann-Whitney

Perlakuan Analisis Multikomparasi dengan Uji Mann-Whitney

Etanol 100

mgml

200

mgml

500

mgml

600

mgml

800

mgml

1000

mgml

Penisilin

Etanol 0034 0034 0025 0025 0025 0034 0034

100 mgml 0099 0034 0034 0034 0043 0043

200 mgml 0034 0034 0034 0043 0043

500 mgml 0025 0025 0034 0034

600 mgml 0025 0034 0034

800 mgml 0034 0034

1000 mgml 0043

Penisilin

Keterangan p lt 005

Berdasarkan hasil statistik analisis Post Hoc yang didapatkan bahwa

terdapat perbedaan yang bermakna antar setiap konsentrasi dengan penisilin

dengan indeks kepercayaan 95 Akan tetapi terdapat konsentrasi yang tidak

memiliki perbedaan yang bermakna yaitu antar konsentrasi 100 mgml dan 200

22

mgml Pada penelitian ini diketahui bahwa respon yang terbentuk dari

penghambatan tumbuhnya bakteri Streptococcus viridans merupakan respon

lemah

Pemberian ekstrak jahe berpengaruh terhadap pertumbuhan bakteri

Streptococcus viridans Diameter rata-rata zona hambat terbesar didapatkan pada

pemberian 1000 mgml (1233 mm) kemudian dengan pemberian konsentrasi 800

mgml (10 mm) dan konsentrasi 600 mgml (11 mm) tetapi berbeda bila

dibandingkan dengan pemberian konsentrasi 100 mgml 200 mgml dan 500

mgml Semakin tinggi konsentrasi ekstrak jahe mengakibatkan semakin besar

diameter rata-rata zona hambat yang terbentuk terhadap pertumbuhan bakteri

Streptococcus viridans

Gambar 43 Efek ekstrak jahe terhadap pertumbuhan Streptococcus viridans

Aktivitas antibakteri yang ditimbulkan dari pemberian ekstrak jahe dapat

dihubungkan dengan adanya kandungan senyawa-senyawa kimia jahe

Kandungan utama jahe adalah seskuiterpen dan zingiberen Komponen lainnya

termasuk β-sesquiphellandrene bisabolene dan farnesene yang termasuk

seskuiterpen Jahe memiliki senyawa reaktif yang disebut terpenoid yang

menstimulasi produksi air liur dan merupakan senyawa penting dalam farmasi

(Ekam et al 2007)

Menurut Winarto (2007) berdasarkan dari analisa kimia diketahui bahwa

tanaman jahe mengandung senyawa antara lain flavonoida polivenol minyak

atsiri gingerol limonene oleoresin 18 cineole 10-dehydroginger dione 6-

K (+)

K (-)

100 mgml

500 mgml

200 mgml

K (+)

K (-)

1000 mgml

800 mgml

600 mgml

23

gingerdione alpha-linolenic acid arginine aspartic betha-sitosterol caprilic-

acid capcaicin chorogenic acid farnesal farnese dan farnesol20

Minyak atsiri dan oleoresin merupakan senyawa kimia yang mampu

menghambat pertumbuhan dan membunuh bakteri dengan merusak membran

plasma bakteri merusak sistem kerja sel dan menyebabkan lisis pada sel bakteri

Selain itu struktur 3 dimensi protein terganggu sehingga menyebabkan protein

terdenaturasi Setelah mengalami denaturasi deret asam amino pada bakteri tetap

utuh namun tidak dapat lagi melakukan fungsinya21

Penelitian telah dilakukan oleh Malu et al (2009) yang membuktikan bahwa

ekstrak jahe mengandung senyawa aktif yaitu zingiberene yang mampu

menghambat pertumbuhan bakteri Streptococcus viridans Pada penelitian

tersebut jahe yang sudah dilakukan pengeringan dan penggilingan menjadi bubuk

halus dengan menggunakan electric grinder dihasilkan serbuk jahe sebanyak 100

gram Serbuk jahe kemudian dibagi menjadi masing-masing 20 gram dan akan

dilakukan ekstraksi dengan berbagai pelarut (n-heksana etil asetat etanol soxhlet

dan air) Hasil yang didapatkan adalah adanya aktivitas antibakteri dari ekstrak

jahe dengan berbagai pelarut kecuali air Zona hambat yang terbentuk sebesar 5

mm 56 mm 7 mm dan 0 mm

Berdasarkan hasil yang diperoleh dari penelitian sebelumnya terdapat

perbedaan yang signifikan dengan penelitian ini Perbedaaan yang ada

dipengaruhi oleh metode pembuatan variabel konsentrasi berupa simplisia jenis

dan konsentrasi pelarut yang digunakan berupa n-heksana etil asetat etanol

soxhlet dan air tempat tanaman jahe diperoleh di pasar di Nigeria dan usia panen

tanaman jahe (semakin tua tanaman jahe saat dipanen semakin banyak

kandungan minyak atsiri di dalamnya)

Pada penelitian ini terdapat beberapa hambatan antara lain

1 Penggunaan media pertumbuhan Agar Darah yang baik bagi berbagai bakteri

sehingga mempermudah adanya kontaminasi

2 Bakteri Streptococcus viridans yang tidak dapat bertahan hidup dalam waktu

yang cukup lama

24

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

51 Kesimpulan

Pada penelitian ini berdasarkan hasil uji efektivitas dan analisis statistik

dapat disimpulkan bahwa

1 Ekstrak tanaman jahe dengan pelarut etanol 96 dapat memberikan efek

hambat terhadap pertumbuhan bakteri Strptococcus viridans (p lt 005)

2 Rata-rata efek hambat yang paling besar terdapat pada konsentrasi ekstrak

jahe 1000 mgml yaitu sebesar 1233 mm konsentrasi 800 mgml sebesar

11 mm konsentrasi 600 mgml sebesar 10 mm konsentrasi 500 mgml

sebesar 9 mm konsentrasi 200 mgml sebesar 767 mm dan konsentrasi

100 mgml sebesar 667 mm

3 Efektivitas ekstrak jahe (Zingiber officinale Roscoe) terhadap

pertumbuhan Streptococcus viridans termasuk dalam golongan respon

lemah

52 Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang ada maka disarankan bagi peneliti

selanjutnya

1 Melakukan penelitian lebih lanjut tentang pengaruh konsentrasi ekstrak

tanaman jahe terhadap bakteri Streptococcus viridans dengan menggunakan

konsentrasi yang lebih kecil daripada penelitian ini

2 Melakukan penelitian lebih lanjut tentang kerja antibakteri ekstrak jahe

terhadap bakteri lainnya

3 Melakukan uji aktivitas antibakteri esktrak tanaman jahe terhadap bakteri

Streptococcus viridans secara in-vivo

25

DAFTAR PUSTAKA

1 Fathia S dkk Aktivitas Antimikroba Ekstrak Jahe (Zingiber officinale

Roscoe) Terhadap Beberapa Bakteri Patogen Bogor Institut Pertanian

Bogor 2011

2 Santoso B Jahe Yogyakarta Penerbit Kanisius 15-17

3 Departemen Kesehatan RI Profil Kesehatan Indonesia Jakarta

Departemen Kesehatan RI 2005 Diunduh dari httpwwwdepkesgoid

Diakses pada 20 Januari 2013

4 Departemen Kesehatan RI Pharmaceutical Care Untuk Penyakit Saluran

Pernapasan 2005

5 Bisno A Acute Pharyngitis N Engl J Med 2001 344(3) Diunduh dari

httpwwwnejmorg Diakses pada 14 Februari 2013

6 Malu S Obochi G Tawo N Nyong B Antibacterial Activity And

Medicinal Properties Of Ginger (Zingiber officinale) Global Journal Of

Pure And Applied Sciences Nigeria 2009 Vol(3) 365-368

7 Astuti V Uji Antibakteri Ekstrak Jahe (Zingiber officinale Roscoe)

Terhadap Pertumbuhan Bakteri Escherichia coli Dan Staphylococcus

aureus Secara In Vitro Semarang Universitas Diponegoro 2000

8 Rukmana R Usaha Tani Jahe Yogyakarta Penerbit Kanisius 12-17

9 Miksusanti Kajian Aktivitas Antibakteri Minyak Atsiri Temu Kunci dan

Aplikasinya dalam Fil Edibel Antibakteri Bogor Institut Pertanian Bogor

2008

10 Kaushik P Evaluation of Various Crude Extracts of Zingiber officinale

Rhizome for Potential Antibacterial Activity A Study in Vitro India

Department of Botany and Microbiology Gurukul Kangri University

Scientific Research 2011 Diunduh di httpwwwSciRPorgjournalaim

Diakses 16 Februari 2013

11 Fathona D Kandungan Gingerol dan Shogaol Intensitas Kepedasan dan

Penerimaan Panelis terhadap Oleoresin Jahe gajah (Zingiber officinale

var Roscoe) Jahe Emprit (Zingiber officinale var Amarum) dan Jahe

Merah (Zingiber officinale var Rubrum) Bogor Institut Pertanian Bogor

2011

12 Duke J et al Handbook of Medicinal Hebrs United State of America

CRC Press 2000 327-328

26

13 Brooks GF Butel JS Ornston NL Mikrobiologi Kedokteran Jawetz

Jakarta Penerbit Buku Kedokteran EGC 1996 327-338

14 Chatim A Suharto Sterilisasi dan Desinfeksi Dalam Staf Pengajar

FKUI Buku Ajar Mikrobiologi Kedokteran Jakarta Binarupa Aksara

Publisher 64-69

15 Topazian R et al Oral and Maxillofacial Infections Philadelphia WB

Saunders Company 33-34

16 Refoua A Study of Streptococcus Viridans in the Maxillofacial Region

Original Article University of Medical Sciences Tehran Iran

2005Vol(4) 174-177

17 Kusmiyati Uji Aktivitas Senyawa Antibakteri dari Mikroalga

Porphyridium cruentum Pusat Penelitian Bioteknologi Lembaga Ilmu

Pengetahuan Indonesia (LIPI) Cibinong 2007 Vol(1) 48-53

18 Greenwood Antibiotics Susceptibility (Sensitivity) Test Antimicrobial and

Chemotheraphy United State of America Mc Graw Hill Company 1995

19 Dahlan M Sopiyudin Statistik untuk Kedokteran dan Kesehatan Edisi 3

Jakarta Salemba Medika 2009 83-105

20 Winarto W Tanaman Obat Indonesia Untuk Pengobatan Herbal

Karyasari Herba Media 2007

21 Hertiani T et al Effect of Indonesian Medicinal Plants Essential Oils on

Streptococcus mutans Biofilm Yogyakarta Faculty of Pharmacy UGM

2011

27

LAMPIRAN

Lampiran 1

Hasil IdentifikasiDeterminasi Bahan Uji

28

Lampiran 2

Hasil Ekstraksi Jahe

29

Lampiran 3

Data Hasil Uji Statistik

UJI NORMALITAS

30

31

32

33

34

35

36

37

38

39

40

41

42

43

44

45

46

Lampiran 4

Alat dan Bahan

Media Agar Darah Ekstrak Jahe Timbangan Tabung

Reaksi Sendok

Etanol 96 Ose Pinset

Tisu Spirtus Cawan Petri Vortex

Laminar Air Flow Lemari Pendingin

47

Lampiran 5

Uji Antibakteri Jahe Terhadap Streptococcus viridan

K (+)

K (-)

100mgml

500mgml

200mgml

K (-)

K (+)

600mgml 1000mgml

800mgml

48

Lampiran 6

Riwayat Penulis

Identitas

Nama Sidqa Hanief

Jenis Kelamin Perempuan

Tempat Tanggal Lahir Jakarta 21 Desember 1992

Agama Islam

Alamat Jl Masjid Al Munir No 44 RT 012 RW 003 Jakarta

Timur

Email sidqahnfhotmailcom

Riwayat Pendidikan

1997-1998 TK Purwarini Jakarta

1998-2004 SDS Angkasa 3 Jakarta

2004-2007 SMP Negeri 81 Jakarta

2007-2010 SMA Madania Indonesian School Bogor

2010-sekarang Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

Page 16: Efektivitas Ekstrak Jahe (Zingiber officinale Roscoe) Terhadap ...

6

Subfamili Zingiberoidae

Genus Zingiber

Spesies Zingiber officinale Roscoe

Jahe merupakan tanaman tahunan berbatang semu dengan tinggi antara 30

ndash 75 cm Berdaun sempit memanjang menyerupai pita dengan panjang 15 ndash 23

cm lebar lebih kurang 25 cm tersusun teratur dua baris berseling Tanaman jahe

hidup merumpun beranak-pinak menghasilkan rimpang dan berbunga Bungan

berupa malai yang tersembul pada permukaan tanah berbentuk tongkat atau bulat

telur dengan panjang lebih kurang 25 cm Mahkota bunga berbentuk tabung

dengan helaian agak sempit tajam berwarna kuning kehijauan Rimpang jahe

memiliki bentuk yang bervariasi mulai agak pipih sampai bulat panjang dengan

warna putih kekuning-kuningan hingga kuning kemerah-merahan Di Indonesia

jahe dikenal dengan beberapa nama anatara lain halia haliya lea lia lahia jhai

jahi jhahik moyuman beuing hairale masin manas reja pimedas jahja padeh

sipode sipadas pege bahing ai manas naije sedap sehi sewe laie gore

gisoro gihori dan yoyo89

Gambar 22 Rimpang Jahe

Sumber httpcaramudahdietblogspotcom201203manfaat-jahe-

untuk-kesehatan-tubuhhtml

Terdapat tiga jenis jahe berdasarkan ukuran bentuk dan warna rimpang

yaitu jahe gajah (Zingiber officinale Roscoe) atau jahe putih jahe putih kecil

(Zingiber officinale Amarum) atau jahe emprit dan jahe merah (Zingiber

officinale Rubrum) atau jahe sunti10

7

Tabel 21 Karakteristik Tiga Jenis Utama Jahe

Bagian tanaman Jahe gajah Jahe emprit Jahe merah

Struktur rimpang Besar berbuku Kecil berlapis Kecil berlapis

Warna irisan Putih

kekuningan

Putih

kekuningan

Jingga muda

sampai merah

Berat per rimpang (kg) 018 ndash 208 010 ndash 158 020 ndash 140

Diameter rimpang (cm) 847 ndash 850 327 ndash 405 420 ndash 426

Kadar minyak atsiri () 082 ndash 166 150 ndash 350 285 ndash 390

Kadar pati () 5510 5470 4499

Kadar serat () 689 659 -

Kadar abu () 660 ndash 757 739 ndash 890 746

Sumber Dimodifikasi dari Rostiana dkk (1991) Sri Yuliani dan Risfaheri (1990)

diacu dalam Bermawie dkk (1997)

212 Kandungan Kimiawi dan Manfaat Jahe

Menurut Rismunandar kandungan kimiawi yang terdapat pada rimpang jahe

menentukan aroma dan kepedasan jahe Terdapat beberapa faktor yang

mempengaruhi komposisi kimia rimpang jahe antara lain jenis jahe tanah dimana

jahe ditanam umur jahe saat dipanen pengolahan rimpang jahe dan ekosistem

tempat jahe berada8

Jahe memiliki kandungan minyak atsiri yang terdiri atas senyawa-senyawa

sesquiterpen zingiberen zingeron oleoresin kamfena limonen borneol sineol

sitral zingiberal felandren vitamin A B dan C serta senyawa-senyawa

flavonoid dan polifenol Substansi-substansi fenolitik berperan pada pembentukan

flavor yang dimana beberapa turunan fenolitik memberikan efek yang disebut

pungensi karena karakteristik oedas tajam dan sensasi menyengat Minyak atsiri

adalah minyak dari campuran zat yang mudah menguap dengan komposisi dan

titik didih yang berbeda berwarna kehijauan sampai kuning dan berbau khas

jahe Minyak atsiri dapat diperoleh dengan cara penyulingan dan hidrodestilasi912

8

Tabel 22 Kandungan Senyawa yang Terdapat dalam Jahe

Kandungan senyawa dalam jahe Senyawa

Minyak atsiri - geranial (259)

- a-zingiberen (95)

- (EE)-a-farnesen (76)

- neral (76)

- ar-curcumen (66)

- β-sesquiphellandren (2716)

- caryophyllen (1529)

- β-bisabolen (114)

Etanol oleoresin jahe - eugenol (498)

- zingeron (145)

- trans-6-shogaol (59)

- geraniol (37)

- borneol (19)

Methanol oleoresin jahe - zingeron (336)

- trans-6-shogaol (149)

- diacetoxy-[6]-gingerdiol (49)

- decanal (38)

- a-zingiberen (27)

CCl4 oleoresin jahe - zingeron (333)

- trans-6- shogaol (104)

- geranial (75)

- neral (49)

- methyldiacetoxy-[6]-gingerdione (35)

Isooktan oleoresin jahe - zingeron (305)

- palmitoleic acid (109)

- trans-6-shogaol (93)

- palmitic acid (89)

- diacetoxy-[6]-gingerdiol (33)

Sumber Singh et al (2008) El-Baroty et al (2010) Sacchetti et al (2005)

9

Oleoresin merupakan cairan kental berwarna kuning dengan rasa pedas yang

tajam larut dalam alkohol dan potroleum eter dan sedikit larut dalam air

Oleoresin mengandung senyawa aktif gingerol yang apabila selah melalui proses

penyimpanan dan pengeringan dapat berubah menjadi shogaol Senyawa-senyawa

kimia tersebut bekerja aktif untuk merusak membran luar dan membran

sitoplasma dinding sel bakteri11

213 Morfologi dan Klasifikasi Streptococcus viridans

Streptococcus merupakan salah satu flora normal yang terdapat dalam

rongga mulut Keberadaan bakteri tersebut tidak hanya memberikan efek yang

menguntungkan namun dapat merugikan bagi kesehatan mulut13

Gambar 23 Pewarnaan Gram Positif Bakteri Streptococcus viridans

Sumber httpwwwvitanaturalplpaciorkowiec-ropny-angina-

paciorkowcowa-ptonica-szkarlatyna

Streptococcus viridans adalah flora normal pada saluran napas atas yang

berperan untuk menjaga membran mukus Mikroorganisme ini bersifat Gram

positif berbentuk bulat dan tersusun dalam bentuk rantai selama pertumbuhannya

Mikroorganisme ini termasuk alpha hemolytic sehingga bila dilakukan

pembiakan dalam agar darah menunjukkan koloni berwarna kehijauan Pewarnaan

Gram didapatkan gambaran bentuk bulat berwarna ungu Streptococcus viridans

memiliki kekerabatan dengan spesies lain seperti Streptococcus mutans

Streptococcus anginosus Streptococcus mitis Streptococcus sanguis

Streptococcus salivarius dan Streptococcus bovis 13 14

10

Gambar 24 Biakan Streptococcus viridans pada media Agar Darah

Sumber httplibjiangnaneducnASM114-Introduce1htm

Klasifikasi Streptococcus viridans menurut Bergey

Ordo Eubacteriales

Famili Lactobacillaceae

Tribus Streptococcaceae

Genus Streptococcus

Spesies Streptococcus viridans

Pertumbuhan pada Streptococcus viridans tidak dihambat oleh optochin dan

koloninya tidak dapat larut dalam empedu (deoxycholate) Bakteri ini dapat

mencapai aliran darah akibat trauma dan dikenal sebagai penyebab utama

endokarditis pada katub jantung yang abnormal Selain itu beberapa bakteri S

viridans mensintesa polisakarida dari sukrosa dan berperan penting pada proses

pembentukan karies gigi13

2131 Patogenesis Streptococcus viridans

Penyakit yang ditimbulkan oleh infeksi Streptococcus dapat dipengaruhi

oleh beberapa macam faktor antara lain sifat biologik bakteri cara host

memberikan respons dan port drsquo entree bakteri13

Mulut merupakan organ yang

mengandung banyak bakteri dengan Streptococcus menjadi genus dominan

Orofaring terdapat campuran dari beberapa bakteri Streptococcus dan beberapa

spesies dari Streptococcus Streptococcus viridans mencegah kolonisasi bakteri

lain di rongga mulut dengan menjadi lebih agresif dari mikroorganisme lain

Berbagai bakteri bersaing dengan melakukan mucosal adherence dan

11

memproduksi bakteriosin yang mempunyai efek bakterisid Hanya sedikit yang

diketahui tentang mekanisme patogen pada Streptococcus viridans namun

diketahui bahwa bakteri tersebut dapat menghasilkan beberapa eksotoksin dan

enzim litik mengaktivasi komplemen menginduksi produksi dari sitokin15

Pada seseorang yang menjalani bedah mulut dan ekstraksi gigi memicu

terjadinya perdarahan 30 pasien akan mengalami bakteremia yang disebabkan

oleh Streptococcus viridans13

Streptococcus viridans adalah mikroorganisme

penyebab utama endokarditis bakterialis subakuta Lesi ini bersifat progresif dan

bagian yang mengalami penyembuhan akan mengalami inflamasi aktif dengan

vegetasi yang terdiri atas fibrin platelet sel darah dan bakteri yang melekat pada

katup jantung Menurut Refuoa selain endokarditis dilaporkan juga dalam

penelitiannya bahwa Streptococcus viridans mempunyai peranan dalam terjadinya

dental abcesses16

214 Antimikroba

Antimikroba merupakan substansi kimia yang berasal dari berbagai macam

mikroorganisme dalam konsentrasi rendah namun mampu menghambat

pertumbuhan mikroorganisme lainnya

Antibiotika mempunyai sifat-sifat

antibiotika antara lain menghambat atau membunuh patogen tanpa merusak host

bersifat bakterisid tidak ada resistensi pada bakteri tidak bersifat alergenik tetap

aktif dalam plasma dan eksudat larut di dalam air dan stabil dan bactericidal

level di dalam tubuh cepat dicapai dan bertahan untuk waktu lama14

2141 Mekanisme kerja antimikroba

Antimikroba yang mempunyai sifat bakteriostatik dapat menghambat

pertumbuhan bakteri dan membunuh bakteri Terdapat beberapa mekanisme kerja

antimikroba antara lain

1 Antimikroba yang mempengaruhi dinding sel

Mikroorganisme memiliki dinding sel yang merupakan struktur kaku

yang terdiri dari suatu kompleks polimer mukopeptida Dinding sel ini

menjaga tekanan osmotik di dalam bakteri sehingga mampu mencegah

gangguan dalam sintesisnya Antibiotika yang dapat menghambat reaksi

12

dalam proses sintesis dinding sel adalah penisilin fosfomisin sikloserin

ristosetin vankomisin dan basitrasin13

2 Antimikroba yang merusak membran sel

Beberapa antibiotika yang mampu merusak kehidupan sel

mikroorganisme Membran sel sebagai pembatas osmotik bagi difusi

antara lingkungan luar dan dalam sel Obat seperti polimiksin yang

merupakan kelompok polipeptida sederhana yang sukar berdifusi dan

sangat toksik 13

3 Antimikroba yang mengganggu fungsi DNA

Obat antimikroba yang berfungsi untuk merusak fungsi DNA hanya

beberapa saja yang dapat dipakai karena faktor toksisitasnya Antimikroba

yang bekerja sesuai dengan mekanisme tersebut adalah mitosin dan asam

nalidiksat 13

4 Antimikroba yang menghambat sintesis protein

Sintesis protein pada mikroorganisme berlangsung di ribosom

dengan bantuan mRNA dan tRNA Terdapat dua hasil akhir dari proses

sintesis protein yaitu transkripsi atau sintesis asam ribonukleat yang DNA-

dependent dan translasi atau sintesis protein yang RNA-dependent

Antimikroba yang mampu menghambat sintesis protein adalah rifampisin

aminoglikosida tetrasiklin dan kloramfenikol 13

2142 Metode uji antimikroba

Uji antimikroba dilakukan dengan metode difusi dan metode dilusi untuk

mengukur nilai konsentrasi hambat minimum (KHM)

A Metode difusi

Pada metode difusi dilakukan pengukuran daya hambat dari senyawa

antimikroba yang terkandung dalam ekstrak Metode ini merupakan metode yang

paling umum digunakan Metode difusi dibedakan melalui 3 cara yaitu

a Metode disc diffusion

Metode ini menggunakan blank disc yang berfungsi untuk menampung

zat antimikroba Blank disc yang mengandung zat antimikroba diletakkan di atas

13

permukaan media pertumbuhan yang telah diinokulasi Setelah itu diinkubasi

pada pada suhu 37oC selama 18-24 jam Hasil yang akan didapat adalah ada

tidaknya zona bening (clear zone) yang terbentuk di sekitar blank disc yang

menunjukan zona hambat pada pertumbuhan bakteri Dari hasil yang ditunjukan

dilakukan pengukuran dengan menggunakan penggaris Semakin besar zona

hambat yang dihasilkan semakin besar pula akitivitas suatu zat antimikroba1718

Tabel 23 Klasifikasi Respon Hambatan Pertumbuhan Bakteri

Diameter Zona Terang Respon Hambatan Pertumbuhan

gt20 mm Kuat

16-20 mm Sedang

10-15 mm Lemah

lt10 mm Tidak ada

Sumber Greenwood 1995

b Metode lubang (sumuranhole)

Pada metode ini media agar yang sudah diinokulasikan dengan bakteri

uji kemudian dibuat lubang atau sumur Lubang tersebut diisi ekstrak yang

mengandung zat antimikroba Setelah semua terisi oleh zat antimikroba

kemudian inkubasi pada waktu dan suhu optimum lalu dilakukan pengamatan

hambatan yang akan terbentuk 17

c Metode parit

Media pertumbuhan agar diinokulasikan dengan bakteri kemudian

dibuat sebidang parit Parit tersebut diisi dengan ekstrak dan diinkubasi pada

waktu dan suhu optimum pertumbuhan bakteri Setelah itu dilakukan pengamatan

dengan melihat ada atau tidaknya hambatan yang terbentuk 17

B Metode dilusi

Pada metode dilusi atau pengenceran senyawa antimikroba diencerkan

menjadi beberapa konsentrasi kemudian setiap konsentrasi tersebut dimasukkan

bakteri uji dalam media cair Lakukan inkubasi dan lihat apakah terdapat

pertumbuhan bakteri Pada umumnya metode ini terbagi menjadi dua metode

14

yaitu metode dilusi cair dan padat Kedua metode tersebut digunakan untuk

menentukan konsentrasi hambat minimal (KHM) dan konsentrasi bunuh minimal

(KBM) dari zat antimikroba terhadap bakteri uji Namun terbedakan dengan

media yang digunakan 18

22 Kerangka Teori

23 Kerangka Konsep

Ekstrak jahe

(Zingiber

officinale

Roscoe)

Koloni

Streptococcus

viridans

Pertumbuhan

koloni normal

Hambatan pada

pertumbuhan koloni

(+)

Zona hambat (+)

Ekstrak Jahe

Minyak atsiri dan oleoresin

β-bisabolene β- farnesene

sesquiphelandrene Gingerol

Shagaol Bisabolene

Merusak membran plasma sel

bakteri Streptococcus viridans

15

23 Definisi Operasional

No Variabel Definisi

Operasional

Alat Ukur Hasil Ukur Skala

Ukur

1 Zona hambat

Sviridans

Daerah

sekeliling blank

disc yang tidak

ditemukan

adanya

pertumbuhan S

viridans

Penggaris Diameter

zona bersih

(clear zone)

Numerik

2 Konsentrasi

ekstrak jahe

(100mgml

200mgml

500mgml

600mgml

800mgml

1000mgml)

Jahe yang sudah

dikeringkan

yang kemudian

dilarutkan

dengan

konsentrasi yang

telah ditentukan

Mikro

pipet

Jumlah

ekstrak sesuai

dengan

konsentrasi

pada setiap

tabung

Kategorik

3 Larutan

kontrol

negatif

Larutan kontrol

negatif yang

berisi etanol

96

Mikro

pipet

Blank disc

berisi etanol

96

Kategorik

4 Kontrol

positif

Kontrol positif

berupa blank

disc berisi

antibiotik

penisilin

Tidak ada Blank disc

berisi

antibiotik

penisilin

Kategorik

16

BAB III

METODE PENELITIAN

31 Desain Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental

32 Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada bulan Desember 2012 sampai bulan Juli

2013 di Laboratorium Mikrobiologi Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan

Universitas Islam Negeri Jakarta Proses ekstraksi jahe (Zingiber officinale

Roscoe) dilakukan oleh Balai Penelitian Tanaman Rempah dan Obat (BALITRO)

Bogor

33 Bahan yang Diuji

Ekstrak jahe (Zingiber officinale Roscoe) yang telah diekstraksi oleh Balai

Penelitian Tanaman Rempah dan Obat (BALITRO) Bogor

34 Sampel Bakteri

Bakteri Streptococcus viridans yang diisolasi pada media Agar darah dan

diinkubasi pada suhu 37degC selama 24 jam

35 Identifikasi Variabel

351 Variabel Bebas

Ekstrak jahe (Zingiber officinale Roscoe) dengan konsentrasi 100 mgml

200 mgml 500 mgml 600 mgml 800 mgml 1000 mgml

`352 Variabel Terikat

Pertumbuhan bakteri Streptococcus viridans dalam media pertumbuhan

Agar Darah

17

36 Alat dan Bahan Penelitian

361 Alat Penelitian

Tabung reaksi mikro pipet vortex bunsen alkohol ose cawan petri

penggaris korek api rak tabung autoclave baki alumuniumfoil swab kapas

erlenmeyer inkubator penggaris label alat tulis laminar air flow tisu pinset

dan kamera

362 Bahan Penelitian

Jahe pelarut etanol 96 pembenihan Agar darah larutan pengencer

thioglikolat biakan Streptococcus viridans blank disc blank disc berisi antibiotik

penicillin

37 Alur Penelitian

Kultur bakteri Streptococcus viridans

di media Agar Darah

Pembuatan konsentrasi ekstrak jahe

Timbang ekstrak jahe dengan berat

1000 800 600 500 200 dan 100

gram masukkan ke dalam tabung

Masukkan 1 ose Streptococcus

viridans ke dalam larutan thioglikolat

Usapkan bakteri ke media Agar Darah

dengan swab kapas steril

Thioglikolat dan Streptococcus

viridans divortex hingga omogen Masukkan 1ml etanol 96 ke dalam

masing-masing tabung

Pindahkan konsentrasi ekstrak jahe

yang homogen ke cawan petri

Blank disc diletakkan di media Agar

Darah yang telah diberi bakteri

Streptococcus viridans

Ekstrak jahe dan etanol 96 divortex

hingga homogen

Kekeruhan distandarisasi dengan

menggunakan larutan standarisasi

konsentrasi 05 Mac Farland

Inkubasi selama 24 jam

Amati dan ukur zona hambat yang

terbentuk

Rendam blank disc ke dalam cawan

petri selama 10-15 menit

18

38 Cara Kerja Penelitian

381 Tahap Persiapan

3811 Sterilisasi Alat dan Bahan

Seluruh alat yang akan digunakan sebelumnya dicuci bersih dikeringkan

dan dibungkus dengan kertas Setelah itu sterilisasi dapat dilakukan dengan

menggunakan autoclave selama 15-30 menit dan kemudian mengatur tekanan

sebesar 15 dynecm3 (1 atm) dan suhu sebesar 121

o C

3812 Persiapan Sampel

Jahe diperoleh dari pasar tradisional di Jakarta Timur yang homogen

sebanyak 4 kilogram Kemudian dilakukan pembuatan ekstrak jahe di Balai

Penelitian Tanaman Rempah dan Obat (BALITRO) Bogor Proses ekstraksi

meliputi pencucian pegirisan dan pengeringan Pada jahe yang sudah meliputi

tahap pengeringan kemudian diekstraksi melalui proses maserasi dengan pelarut

etanol 96 Pada penelitian ini digunakan 4 kg jahe yang dimana setelah

mengalami proses ekstraksi didapatkan ekstrak kental sebanyak 500 gram

3813 Pembuatan stok bakteri

Pembuatan stok bakteri ini dilakukan untuk memperbanyak bakteri

dengan cara menginokulasikan 1 ose biakan murni bakteri Streptococcus viridans

dalam media agar darah kemudian diinkubasi selama 24 jam dengan suhu 37degC

di dalam inkubator

3814 Pembuatan stok variabel konsentrasi

Stok ekstrak jahe akan dibuat dalam berbagai konsentrasi yaitu konsentrasi

100 mgml 200 mgml 500 mgml 600 mgml 800 mgml dan 1000 mgml

Etanol 96 digunakan sebagai kontrol negatif dan antibiotik penisilin sebagai

kontrol positif sehingga seluruhnya berjumlah 8 variabel Penelitian ini

dikerjakan secara triplet Blank disc dimasukkan ke dalam masing-masing stok

variabel konsentrasi selama 10-15 menit Kemudian masing-masing stok variabel

akan dimasukkan ke dalam 6 cawan petri (1 cawan petri akan berisi 3 blank disc

kosong kontrol negatif dan penisilin sebagai kontrol positif) yang akan digunakan

dalam tahap pengujian selanjutnya

19

382 Tahap uji efektivitas ekstrak jahe

Bakteri diencerkan dengan mencampurkan 1 ose bakteri Streptococcus

viridans ke dalam tabung reaksi yang telah berisi thiloglikolat steril kemudian

dihomogenkan dengan menggunakan vortex dan kekeruhannya distandarisasi

dengan konsentrasi 05 Mac Farland Bakteri dalam thioglikolat yang telah

terstandarisasi dioleskan pada media pertumbuhan Agar Darah (AD) dengan

menggunakan swab kapan steril Konsentrasi ekstrak jahe kemudian dimasukkan

ke dalam cawan petri dan rendam blank disc selama plusmn 15 menit Setelah dilakukan

perendaman blank disc diletakkan di atas permukaan media pertumbuhan yang

sudah diolesi dengan campuran bakteri dan thioglikolat secara higienis di dalam

laminar air flow Media Agar Darah kemudian diinkubasi ke dalam inkubator

pada suhu 37oC selama 24 jam Setelah 24 jam dilakukan pengukuran diameter

zona hambat yang terbentuk sebagai area bening atau zona bersih dengan

menggunakan penggaris

39 Pengelolaan data

Pada penelitian ini menggunakan data yang merupakan variable numerik

lebih dari 2 kelompok yang tidak berpasangan sehingga analisis data

menggunakan uji One Way ANOVA (distribusi data normal dan varians data harus

homogen) Namun jika distribusi data tidak normal maka uji alternatif yang

dilakukan adalah uji ststistik nonparameter Kruskall-Wallis Untuk menentukan

konsentrasi mana yang memiliki kebermaknaan maka dilakukan analisis Post Hoc

menggunakan uji Mann-Whitney

20

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

41 Efek Ekstrak Jahe (Zingiber officinale Roscoe) terhadap Pertumbuhan

Streptococcus viridans

Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan uji metode disc diffusion

secara triplo dengan beberapa konsentrasi ekstrak jahe (100 mgml 200 mgml

500 mgml 600 mgml 800 mgml dan 1000 mgml) Blank disc yang telah

direndam dalam ekstrak selama 10-15 menit diletakkan pada media pertumbuhan

Agar Darah yang terinokulasi bakteri Streptococcus viridans kemudian

diinkubasi selama 24 jam pada suhu 37oC Ekstrak jahe diketahui dapat

memberikan efek menghambat pertumbuhan bakteri Streptococcus viridans yang

terlihat dari terbentuknya zona hambat disekitar blank disc

Grafik 42 Diameter rata-rata zona hambat

Pada hasil pengamatan didapatkan berbagai diameter zona hambat yang

terbentuk dari masing-masing konsentrasi ekstrak jahe yang digunakan Rata-rata

diameter pada konsentrasi 100 mgml sebesar 667 mm dengan standar deviasi

058 Pada konsentrasi 200 mgml sebesar 767 mm dengan standar deviasi 058

000

500

1000

1500

2000

2500

3000

1 2 3 4 5 6 7 8

Leb

ar Z

on

a H

amb

at (

mm

)

Konsentrasi Ekstrak Jahe (mgml)

100 200 500

600 1000

K(-) K(+) 800

21

Pada konsentrasi 500 mgml sebesar 9 mm dengan standar deviasi 0 Pada

konsentrasi 600 mgml sebesar 10 mm dengan standar deviasi 0 Pada konsentrasi

800 mgml sebesar 11 mm dengan standar deviasi 0 Pada konsentrasi 1000

mgml sebesar 1233 mm dengan standar deviasi 058 Pada uji kontrol positif

yang menggunakan antibiotik penisilin terbentuk zona hambat dengan rata-rata

sebesar 2983 mm dengan standar deviasi 029 Pada uji kontrol negatif yang

menggunakan etanol 96 tidak terbentuk zona hambat yang memberikan arti

bahwa tidak adanya hambatan terhadap pertumbuhan bakteri Streptococcus

viridans

Data penelitian diatas menunjukkan bahwa data tidak memenuhi syarat

untuk melakukan uji One-Way Annova maka digunakan uji Kruskall-Wallis19

Pada uji Kruskall-Wallis menunjukkan nilai signifikan atau bermakna yang mana

dapat dikatakan bermakna jika p lt 005 sehingga diketahui bahwa berbagai

konsentrasi ekstrak jahe yang digunakkan pada penelitian ini berpengaruh

terhadap pertumbuhan bakteri Streptococcus viridans

Tabel 41 Hasil Analisis Post Hoc dengan Menggunakan Uji Mann-Whitney

Perlakuan Analisis Multikomparasi dengan Uji Mann-Whitney

Etanol 100

mgml

200

mgml

500

mgml

600

mgml

800

mgml

1000

mgml

Penisilin

Etanol 0034 0034 0025 0025 0025 0034 0034

100 mgml 0099 0034 0034 0034 0043 0043

200 mgml 0034 0034 0034 0043 0043

500 mgml 0025 0025 0034 0034

600 mgml 0025 0034 0034

800 mgml 0034 0034

1000 mgml 0043

Penisilin

Keterangan p lt 005

Berdasarkan hasil statistik analisis Post Hoc yang didapatkan bahwa

terdapat perbedaan yang bermakna antar setiap konsentrasi dengan penisilin

dengan indeks kepercayaan 95 Akan tetapi terdapat konsentrasi yang tidak

memiliki perbedaan yang bermakna yaitu antar konsentrasi 100 mgml dan 200

22

mgml Pada penelitian ini diketahui bahwa respon yang terbentuk dari

penghambatan tumbuhnya bakteri Streptococcus viridans merupakan respon

lemah

Pemberian ekstrak jahe berpengaruh terhadap pertumbuhan bakteri

Streptococcus viridans Diameter rata-rata zona hambat terbesar didapatkan pada

pemberian 1000 mgml (1233 mm) kemudian dengan pemberian konsentrasi 800

mgml (10 mm) dan konsentrasi 600 mgml (11 mm) tetapi berbeda bila

dibandingkan dengan pemberian konsentrasi 100 mgml 200 mgml dan 500

mgml Semakin tinggi konsentrasi ekstrak jahe mengakibatkan semakin besar

diameter rata-rata zona hambat yang terbentuk terhadap pertumbuhan bakteri

Streptococcus viridans

Gambar 43 Efek ekstrak jahe terhadap pertumbuhan Streptococcus viridans

Aktivitas antibakteri yang ditimbulkan dari pemberian ekstrak jahe dapat

dihubungkan dengan adanya kandungan senyawa-senyawa kimia jahe

Kandungan utama jahe adalah seskuiterpen dan zingiberen Komponen lainnya

termasuk β-sesquiphellandrene bisabolene dan farnesene yang termasuk

seskuiterpen Jahe memiliki senyawa reaktif yang disebut terpenoid yang

menstimulasi produksi air liur dan merupakan senyawa penting dalam farmasi

(Ekam et al 2007)

Menurut Winarto (2007) berdasarkan dari analisa kimia diketahui bahwa

tanaman jahe mengandung senyawa antara lain flavonoida polivenol minyak

atsiri gingerol limonene oleoresin 18 cineole 10-dehydroginger dione 6-

K (+)

K (-)

100 mgml

500 mgml

200 mgml

K (+)

K (-)

1000 mgml

800 mgml

600 mgml

23

gingerdione alpha-linolenic acid arginine aspartic betha-sitosterol caprilic-

acid capcaicin chorogenic acid farnesal farnese dan farnesol20

Minyak atsiri dan oleoresin merupakan senyawa kimia yang mampu

menghambat pertumbuhan dan membunuh bakteri dengan merusak membran

plasma bakteri merusak sistem kerja sel dan menyebabkan lisis pada sel bakteri

Selain itu struktur 3 dimensi protein terganggu sehingga menyebabkan protein

terdenaturasi Setelah mengalami denaturasi deret asam amino pada bakteri tetap

utuh namun tidak dapat lagi melakukan fungsinya21

Penelitian telah dilakukan oleh Malu et al (2009) yang membuktikan bahwa

ekstrak jahe mengandung senyawa aktif yaitu zingiberene yang mampu

menghambat pertumbuhan bakteri Streptococcus viridans Pada penelitian

tersebut jahe yang sudah dilakukan pengeringan dan penggilingan menjadi bubuk

halus dengan menggunakan electric grinder dihasilkan serbuk jahe sebanyak 100

gram Serbuk jahe kemudian dibagi menjadi masing-masing 20 gram dan akan

dilakukan ekstraksi dengan berbagai pelarut (n-heksana etil asetat etanol soxhlet

dan air) Hasil yang didapatkan adalah adanya aktivitas antibakteri dari ekstrak

jahe dengan berbagai pelarut kecuali air Zona hambat yang terbentuk sebesar 5

mm 56 mm 7 mm dan 0 mm

Berdasarkan hasil yang diperoleh dari penelitian sebelumnya terdapat

perbedaan yang signifikan dengan penelitian ini Perbedaaan yang ada

dipengaruhi oleh metode pembuatan variabel konsentrasi berupa simplisia jenis

dan konsentrasi pelarut yang digunakan berupa n-heksana etil asetat etanol

soxhlet dan air tempat tanaman jahe diperoleh di pasar di Nigeria dan usia panen

tanaman jahe (semakin tua tanaman jahe saat dipanen semakin banyak

kandungan minyak atsiri di dalamnya)

Pada penelitian ini terdapat beberapa hambatan antara lain

1 Penggunaan media pertumbuhan Agar Darah yang baik bagi berbagai bakteri

sehingga mempermudah adanya kontaminasi

2 Bakteri Streptococcus viridans yang tidak dapat bertahan hidup dalam waktu

yang cukup lama

24

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

51 Kesimpulan

Pada penelitian ini berdasarkan hasil uji efektivitas dan analisis statistik

dapat disimpulkan bahwa

1 Ekstrak tanaman jahe dengan pelarut etanol 96 dapat memberikan efek

hambat terhadap pertumbuhan bakteri Strptococcus viridans (p lt 005)

2 Rata-rata efek hambat yang paling besar terdapat pada konsentrasi ekstrak

jahe 1000 mgml yaitu sebesar 1233 mm konsentrasi 800 mgml sebesar

11 mm konsentrasi 600 mgml sebesar 10 mm konsentrasi 500 mgml

sebesar 9 mm konsentrasi 200 mgml sebesar 767 mm dan konsentrasi

100 mgml sebesar 667 mm

3 Efektivitas ekstrak jahe (Zingiber officinale Roscoe) terhadap

pertumbuhan Streptococcus viridans termasuk dalam golongan respon

lemah

52 Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang ada maka disarankan bagi peneliti

selanjutnya

1 Melakukan penelitian lebih lanjut tentang pengaruh konsentrasi ekstrak

tanaman jahe terhadap bakteri Streptococcus viridans dengan menggunakan

konsentrasi yang lebih kecil daripada penelitian ini

2 Melakukan penelitian lebih lanjut tentang kerja antibakteri ekstrak jahe

terhadap bakteri lainnya

3 Melakukan uji aktivitas antibakteri esktrak tanaman jahe terhadap bakteri

Streptococcus viridans secara in-vivo

25

DAFTAR PUSTAKA

1 Fathia S dkk Aktivitas Antimikroba Ekstrak Jahe (Zingiber officinale

Roscoe) Terhadap Beberapa Bakteri Patogen Bogor Institut Pertanian

Bogor 2011

2 Santoso B Jahe Yogyakarta Penerbit Kanisius 15-17

3 Departemen Kesehatan RI Profil Kesehatan Indonesia Jakarta

Departemen Kesehatan RI 2005 Diunduh dari httpwwwdepkesgoid

Diakses pada 20 Januari 2013

4 Departemen Kesehatan RI Pharmaceutical Care Untuk Penyakit Saluran

Pernapasan 2005

5 Bisno A Acute Pharyngitis N Engl J Med 2001 344(3) Diunduh dari

httpwwwnejmorg Diakses pada 14 Februari 2013

6 Malu S Obochi G Tawo N Nyong B Antibacterial Activity And

Medicinal Properties Of Ginger (Zingiber officinale) Global Journal Of

Pure And Applied Sciences Nigeria 2009 Vol(3) 365-368

7 Astuti V Uji Antibakteri Ekstrak Jahe (Zingiber officinale Roscoe)

Terhadap Pertumbuhan Bakteri Escherichia coli Dan Staphylococcus

aureus Secara In Vitro Semarang Universitas Diponegoro 2000

8 Rukmana R Usaha Tani Jahe Yogyakarta Penerbit Kanisius 12-17

9 Miksusanti Kajian Aktivitas Antibakteri Minyak Atsiri Temu Kunci dan

Aplikasinya dalam Fil Edibel Antibakteri Bogor Institut Pertanian Bogor

2008

10 Kaushik P Evaluation of Various Crude Extracts of Zingiber officinale

Rhizome for Potential Antibacterial Activity A Study in Vitro India

Department of Botany and Microbiology Gurukul Kangri University

Scientific Research 2011 Diunduh di httpwwwSciRPorgjournalaim

Diakses 16 Februari 2013

11 Fathona D Kandungan Gingerol dan Shogaol Intensitas Kepedasan dan

Penerimaan Panelis terhadap Oleoresin Jahe gajah (Zingiber officinale

var Roscoe) Jahe Emprit (Zingiber officinale var Amarum) dan Jahe

Merah (Zingiber officinale var Rubrum) Bogor Institut Pertanian Bogor

2011

12 Duke J et al Handbook of Medicinal Hebrs United State of America

CRC Press 2000 327-328

26

13 Brooks GF Butel JS Ornston NL Mikrobiologi Kedokteran Jawetz

Jakarta Penerbit Buku Kedokteran EGC 1996 327-338

14 Chatim A Suharto Sterilisasi dan Desinfeksi Dalam Staf Pengajar

FKUI Buku Ajar Mikrobiologi Kedokteran Jakarta Binarupa Aksara

Publisher 64-69

15 Topazian R et al Oral and Maxillofacial Infections Philadelphia WB

Saunders Company 33-34

16 Refoua A Study of Streptococcus Viridans in the Maxillofacial Region

Original Article University of Medical Sciences Tehran Iran

2005Vol(4) 174-177

17 Kusmiyati Uji Aktivitas Senyawa Antibakteri dari Mikroalga

Porphyridium cruentum Pusat Penelitian Bioteknologi Lembaga Ilmu

Pengetahuan Indonesia (LIPI) Cibinong 2007 Vol(1) 48-53

18 Greenwood Antibiotics Susceptibility (Sensitivity) Test Antimicrobial and

Chemotheraphy United State of America Mc Graw Hill Company 1995

19 Dahlan M Sopiyudin Statistik untuk Kedokteran dan Kesehatan Edisi 3

Jakarta Salemba Medika 2009 83-105

20 Winarto W Tanaman Obat Indonesia Untuk Pengobatan Herbal

Karyasari Herba Media 2007

21 Hertiani T et al Effect of Indonesian Medicinal Plants Essential Oils on

Streptococcus mutans Biofilm Yogyakarta Faculty of Pharmacy UGM

2011

27

LAMPIRAN

Lampiran 1

Hasil IdentifikasiDeterminasi Bahan Uji

28

Lampiran 2

Hasil Ekstraksi Jahe

29

Lampiran 3

Data Hasil Uji Statistik

UJI NORMALITAS

30

31

32

33

34

35

36

37

38

39

40

41

42

43

44

45

46

Lampiran 4

Alat dan Bahan

Media Agar Darah Ekstrak Jahe Timbangan Tabung

Reaksi Sendok

Etanol 96 Ose Pinset

Tisu Spirtus Cawan Petri Vortex

Laminar Air Flow Lemari Pendingin

47

Lampiran 5

Uji Antibakteri Jahe Terhadap Streptococcus viridan

K (+)

K (-)

100mgml

500mgml

200mgml

K (-)

K (+)

600mgml 1000mgml

800mgml

48

Lampiran 6

Riwayat Penulis

Identitas

Nama Sidqa Hanief

Jenis Kelamin Perempuan

Tempat Tanggal Lahir Jakarta 21 Desember 1992

Agama Islam

Alamat Jl Masjid Al Munir No 44 RT 012 RW 003 Jakarta

Timur

Email sidqahnfhotmailcom

Riwayat Pendidikan

1997-1998 TK Purwarini Jakarta

1998-2004 SDS Angkasa 3 Jakarta

2004-2007 SMP Negeri 81 Jakarta

2007-2010 SMA Madania Indonesian School Bogor

2010-sekarang Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

Page 17: Efektivitas Ekstrak Jahe (Zingiber officinale Roscoe) Terhadap ...

7

Tabel 21 Karakteristik Tiga Jenis Utama Jahe

Bagian tanaman Jahe gajah Jahe emprit Jahe merah

Struktur rimpang Besar berbuku Kecil berlapis Kecil berlapis

Warna irisan Putih

kekuningan

Putih

kekuningan

Jingga muda

sampai merah

Berat per rimpang (kg) 018 ndash 208 010 ndash 158 020 ndash 140

Diameter rimpang (cm) 847 ndash 850 327 ndash 405 420 ndash 426

Kadar minyak atsiri () 082 ndash 166 150 ndash 350 285 ndash 390

Kadar pati () 5510 5470 4499

Kadar serat () 689 659 -

Kadar abu () 660 ndash 757 739 ndash 890 746

Sumber Dimodifikasi dari Rostiana dkk (1991) Sri Yuliani dan Risfaheri (1990)

diacu dalam Bermawie dkk (1997)

212 Kandungan Kimiawi dan Manfaat Jahe

Menurut Rismunandar kandungan kimiawi yang terdapat pada rimpang jahe

menentukan aroma dan kepedasan jahe Terdapat beberapa faktor yang

mempengaruhi komposisi kimia rimpang jahe antara lain jenis jahe tanah dimana

jahe ditanam umur jahe saat dipanen pengolahan rimpang jahe dan ekosistem

tempat jahe berada8

Jahe memiliki kandungan minyak atsiri yang terdiri atas senyawa-senyawa

sesquiterpen zingiberen zingeron oleoresin kamfena limonen borneol sineol

sitral zingiberal felandren vitamin A B dan C serta senyawa-senyawa

flavonoid dan polifenol Substansi-substansi fenolitik berperan pada pembentukan

flavor yang dimana beberapa turunan fenolitik memberikan efek yang disebut

pungensi karena karakteristik oedas tajam dan sensasi menyengat Minyak atsiri

adalah minyak dari campuran zat yang mudah menguap dengan komposisi dan

titik didih yang berbeda berwarna kehijauan sampai kuning dan berbau khas

jahe Minyak atsiri dapat diperoleh dengan cara penyulingan dan hidrodestilasi912

8

Tabel 22 Kandungan Senyawa yang Terdapat dalam Jahe

Kandungan senyawa dalam jahe Senyawa

Minyak atsiri - geranial (259)

- a-zingiberen (95)

- (EE)-a-farnesen (76)

- neral (76)

- ar-curcumen (66)

- β-sesquiphellandren (2716)

- caryophyllen (1529)

- β-bisabolen (114)

Etanol oleoresin jahe - eugenol (498)

- zingeron (145)

- trans-6-shogaol (59)

- geraniol (37)

- borneol (19)

Methanol oleoresin jahe - zingeron (336)

- trans-6-shogaol (149)

- diacetoxy-[6]-gingerdiol (49)

- decanal (38)

- a-zingiberen (27)

CCl4 oleoresin jahe - zingeron (333)

- trans-6- shogaol (104)

- geranial (75)

- neral (49)

- methyldiacetoxy-[6]-gingerdione (35)

Isooktan oleoresin jahe - zingeron (305)

- palmitoleic acid (109)

- trans-6-shogaol (93)

- palmitic acid (89)

- diacetoxy-[6]-gingerdiol (33)

Sumber Singh et al (2008) El-Baroty et al (2010) Sacchetti et al (2005)

9

Oleoresin merupakan cairan kental berwarna kuning dengan rasa pedas yang

tajam larut dalam alkohol dan potroleum eter dan sedikit larut dalam air

Oleoresin mengandung senyawa aktif gingerol yang apabila selah melalui proses

penyimpanan dan pengeringan dapat berubah menjadi shogaol Senyawa-senyawa

kimia tersebut bekerja aktif untuk merusak membran luar dan membran

sitoplasma dinding sel bakteri11

213 Morfologi dan Klasifikasi Streptococcus viridans

Streptococcus merupakan salah satu flora normal yang terdapat dalam

rongga mulut Keberadaan bakteri tersebut tidak hanya memberikan efek yang

menguntungkan namun dapat merugikan bagi kesehatan mulut13

Gambar 23 Pewarnaan Gram Positif Bakteri Streptococcus viridans

Sumber httpwwwvitanaturalplpaciorkowiec-ropny-angina-

paciorkowcowa-ptonica-szkarlatyna

Streptococcus viridans adalah flora normal pada saluran napas atas yang

berperan untuk menjaga membran mukus Mikroorganisme ini bersifat Gram

positif berbentuk bulat dan tersusun dalam bentuk rantai selama pertumbuhannya

Mikroorganisme ini termasuk alpha hemolytic sehingga bila dilakukan

pembiakan dalam agar darah menunjukkan koloni berwarna kehijauan Pewarnaan

Gram didapatkan gambaran bentuk bulat berwarna ungu Streptococcus viridans

memiliki kekerabatan dengan spesies lain seperti Streptococcus mutans

Streptococcus anginosus Streptococcus mitis Streptococcus sanguis

Streptococcus salivarius dan Streptococcus bovis 13 14

10

Gambar 24 Biakan Streptococcus viridans pada media Agar Darah

Sumber httplibjiangnaneducnASM114-Introduce1htm

Klasifikasi Streptococcus viridans menurut Bergey

Ordo Eubacteriales

Famili Lactobacillaceae

Tribus Streptococcaceae

Genus Streptococcus

Spesies Streptococcus viridans

Pertumbuhan pada Streptococcus viridans tidak dihambat oleh optochin dan

koloninya tidak dapat larut dalam empedu (deoxycholate) Bakteri ini dapat

mencapai aliran darah akibat trauma dan dikenal sebagai penyebab utama

endokarditis pada katub jantung yang abnormal Selain itu beberapa bakteri S

viridans mensintesa polisakarida dari sukrosa dan berperan penting pada proses

pembentukan karies gigi13

2131 Patogenesis Streptococcus viridans

Penyakit yang ditimbulkan oleh infeksi Streptococcus dapat dipengaruhi

oleh beberapa macam faktor antara lain sifat biologik bakteri cara host

memberikan respons dan port drsquo entree bakteri13

Mulut merupakan organ yang

mengandung banyak bakteri dengan Streptococcus menjadi genus dominan

Orofaring terdapat campuran dari beberapa bakteri Streptococcus dan beberapa

spesies dari Streptococcus Streptococcus viridans mencegah kolonisasi bakteri

lain di rongga mulut dengan menjadi lebih agresif dari mikroorganisme lain

Berbagai bakteri bersaing dengan melakukan mucosal adherence dan

11

memproduksi bakteriosin yang mempunyai efek bakterisid Hanya sedikit yang

diketahui tentang mekanisme patogen pada Streptococcus viridans namun

diketahui bahwa bakteri tersebut dapat menghasilkan beberapa eksotoksin dan

enzim litik mengaktivasi komplemen menginduksi produksi dari sitokin15

Pada seseorang yang menjalani bedah mulut dan ekstraksi gigi memicu

terjadinya perdarahan 30 pasien akan mengalami bakteremia yang disebabkan

oleh Streptococcus viridans13

Streptococcus viridans adalah mikroorganisme

penyebab utama endokarditis bakterialis subakuta Lesi ini bersifat progresif dan

bagian yang mengalami penyembuhan akan mengalami inflamasi aktif dengan

vegetasi yang terdiri atas fibrin platelet sel darah dan bakteri yang melekat pada

katup jantung Menurut Refuoa selain endokarditis dilaporkan juga dalam

penelitiannya bahwa Streptococcus viridans mempunyai peranan dalam terjadinya

dental abcesses16

214 Antimikroba

Antimikroba merupakan substansi kimia yang berasal dari berbagai macam

mikroorganisme dalam konsentrasi rendah namun mampu menghambat

pertumbuhan mikroorganisme lainnya

Antibiotika mempunyai sifat-sifat

antibiotika antara lain menghambat atau membunuh patogen tanpa merusak host

bersifat bakterisid tidak ada resistensi pada bakteri tidak bersifat alergenik tetap

aktif dalam plasma dan eksudat larut di dalam air dan stabil dan bactericidal

level di dalam tubuh cepat dicapai dan bertahan untuk waktu lama14

2141 Mekanisme kerja antimikroba

Antimikroba yang mempunyai sifat bakteriostatik dapat menghambat

pertumbuhan bakteri dan membunuh bakteri Terdapat beberapa mekanisme kerja

antimikroba antara lain

1 Antimikroba yang mempengaruhi dinding sel

Mikroorganisme memiliki dinding sel yang merupakan struktur kaku

yang terdiri dari suatu kompleks polimer mukopeptida Dinding sel ini

menjaga tekanan osmotik di dalam bakteri sehingga mampu mencegah

gangguan dalam sintesisnya Antibiotika yang dapat menghambat reaksi

12

dalam proses sintesis dinding sel adalah penisilin fosfomisin sikloserin

ristosetin vankomisin dan basitrasin13

2 Antimikroba yang merusak membran sel

Beberapa antibiotika yang mampu merusak kehidupan sel

mikroorganisme Membran sel sebagai pembatas osmotik bagi difusi

antara lingkungan luar dan dalam sel Obat seperti polimiksin yang

merupakan kelompok polipeptida sederhana yang sukar berdifusi dan

sangat toksik 13

3 Antimikroba yang mengganggu fungsi DNA

Obat antimikroba yang berfungsi untuk merusak fungsi DNA hanya

beberapa saja yang dapat dipakai karena faktor toksisitasnya Antimikroba

yang bekerja sesuai dengan mekanisme tersebut adalah mitosin dan asam

nalidiksat 13

4 Antimikroba yang menghambat sintesis protein

Sintesis protein pada mikroorganisme berlangsung di ribosom

dengan bantuan mRNA dan tRNA Terdapat dua hasil akhir dari proses

sintesis protein yaitu transkripsi atau sintesis asam ribonukleat yang DNA-

dependent dan translasi atau sintesis protein yang RNA-dependent

Antimikroba yang mampu menghambat sintesis protein adalah rifampisin

aminoglikosida tetrasiklin dan kloramfenikol 13

2142 Metode uji antimikroba

Uji antimikroba dilakukan dengan metode difusi dan metode dilusi untuk

mengukur nilai konsentrasi hambat minimum (KHM)

A Metode difusi

Pada metode difusi dilakukan pengukuran daya hambat dari senyawa

antimikroba yang terkandung dalam ekstrak Metode ini merupakan metode yang

paling umum digunakan Metode difusi dibedakan melalui 3 cara yaitu

a Metode disc diffusion

Metode ini menggunakan blank disc yang berfungsi untuk menampung

zat antimikroba Blank disc yang mengandung zat antimikroba diletakkan di atas

13

permukaan media pertumbuhan yang telah diinokulasi Setelah itu diinkubasi

pada pada suhu 37oC selama 18-24 jam Hasil yang akan didapat adalah ada

tidaknya zona bening (clear zone) yang terbentuk di sekitar blank disc yang

menunjukan zona hambat pada pertumbuhan bakteri Dari hasil yang ditunjukan

dilakukan pengukuran dengan menggunakan penggaris Semakin besar zona

hambat yang dihasilkan semakin besar pula akitivitas suatu zat antimikroba1718

Tabel 23 Klasifikasi Respon Hambatan Pertumbuhan Bakteri

Diameter Zona Terang Respon Hambatan Pertumbuhan

gt20 mm Kuat

16-20 mm Sedang

10-15 mm Lemah

lt10 mm Tidak ada

Sumber Greenwood 1995

b Metode lubang (sumuranhole)

Pada metode ini media agar yang sudah diinokulasikan dengan bakteri

uji kemudian dibuat lubang atau sumur Lubang tersebut diisi ekstrak yang

mengandung zat antimikroba Setelah semua terisi oleh zat antimikroba

kemudian inkubasi pada waktu dan suhu optimum lalu dilakukan pengamatan

hambatan yang akan terbentuk 17

c Metode parit

Media pertumbuhan agar diinokulasikan dengan bakteri kemudian

dibuat sebidang parit Parit tersebut diisi dengan ekstrak dan diinkubasi pada

waktu dan suhu optimum pertumbuhan bakteri Setelah itu dilakukan pengamatan

dengan melihat ada atau tidaknya hambatan yang terbentuk 17

B Metode dilusi

Pada metode dilusi atau pengenceran senyawa antimikroba diencerkan

menjadi beberapa konsentrasi kemudian setiap konsentrasi tersebut dimasukkan

bakteri uji dalam media cair Lakukan inkubasi dan lihat apakah terdapat

pertumbuhan bakteri Pada umumnya metode ini terbagi menjadi dua metode

14

yaitu metode dilusi cair dan padat Kedua metode tersebut digunakan untuk

menentukan konsentrasi hambat minimal (KHM) dan konsentrasi bunuh minimal

(KBM) dari zat antimikroba terhadap bakteri uji Namun terbedakan dengan

media yang digunakan 18

22 Kerangka Teori

23 Kerangka Konsep

Ekstrak jahe

(Zingiber

officinale

Roscoe)

Koloni

Streptococcus

viridans

Pertumbuhan

koloni normal

Hambatan pada

pertumbuhan koloni

(+)

Zona hambat (+)

Ekstrak Jahe

Minyak atsiri dan oleoresin

β-bisabolene β- farnesene

sesquiphelandrene Gingerol

Shagaol Bisabolene

Merusak membran plasma sel

bakteri Streptococcus viridans

15

23 Definisi Operasional

No Variabel Definisi

Operasional

Alat Ukur Hasil Ukur Skala

Ukur

1 Zona hambat

Sviridans

Daerah

sekeliling blank

disc yang tidak

ditemukan

adanya

pertumbuhan S

viridans

Penggaris Diameter

zona bersih

(clear zone)

Numerik

2 Konsentrasi

ekstrak jahe

(100mgml

200mgml

500mgml

600mgml

800mgml

1000mgml)

Jahe yang sudah

dikeringkan

yang kemudian

dilarutkan

dengan

konsentrasi yang

telah ditentukan

Mikro

pipet

Jumlah

ekstrak sesuai

dengan

konsentrasi

pada setiap

tabung

Kategorik

3 Larutan

kontrol

negatif

Larutan kontrol

negatif yang

berisi etanol

96

Mikro

pipet

Blank disc

berisi etanol

96

Kategorik

4 Kontrol

positif

Kontrol positif

berupa blank

disc berisi

antibiotik

penisilin

Tidak ada Blank disc

berisi

antibiotik

penisilin

Kategorik

16

BAB III

METODE PENELITIAN

31 Desain Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental

32 Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada bulan Desember 2012 sampai bulan Juli

2013 di Laboratorium Mikrobiologi Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan

Universitas Islam Negeri Jakarta Proses ekstraksi jahe (Zingiber officinale

Roscoe) dilakukan oleh Balai Penelitian Tanaman Rempah dan Obat (BALITRO)

Bogor

33 Bahan yang Diuji

Ekstrak jahe (Zingiber officinale Roscoe) yang telah diekstraksi oleh Balai

Penelitian Tanaman Rempah dan Obat (BALITRO) Bogor

34 Sampel Bakteri

Bakteri Streptococcus viridans yang diisolasi pada media Agar darah dan

diinkubasi pada suhu 37degC selama 24 jam

35 Identifikasi Variabel

351 Variabel Bebas

Ekstrak jahe (Zingiber officinale Roscoe) dengan konsentrasi 100 mgml

200 mgml 500 mgml 600 mgml 800 mgml 1000 mgml

`352 Variabel Terikat

Pertumbuhan bakteri Streptococcus viridans dalam media pertumbuhan

Agar Darah

17

36 Alat dan Bahan Penelitian

361 Alat Penelitian

Tabung reaksi mikro pipet vortex bunsen alkohol ose cawan petri

penggaris korek api rak tabung autoclave baki alumuniumfoil swab kapas

erlenmeyer inkubator penggaris label alat tulis laminar air flow tisu pinset

dan kamera

362 Bahan Penelitian

Jahe pelarut etanol 96 pembenihan Agar darah larutan pengencer

thioglikolat biakan Streptococcus viridans blank disc blank disc berisi antibiotik

penicillin

37 Alur Penelitian

Kultur bakteri Streptococcus viridans

di media Agar Darah

Pembuatan konsentrasi ekstrak jahe

Timbang ekstrak jahe dengan berat

1000 800 600 500 200 dan 100

gram masukkan ke dalam tabung

Masukkan 1 ose Streptococcus

viridans ke dalam larutan thioglikolat

Usapkan bakteri ke media Agar Darah

dengan swab kapas steril

Thioglikolat dan Streptococcus

viridans divortex hingga omogen Masukkan 1ml etanol 96 ke dalam

masing-masing tabung

Pindahkan konsentrasi ekstrak jahe

yang homogen ke cawan petri

Blank disc diletakkan di media Agar

Darah yang telah diberi bakteri

Streptococcus viridans

Ekstrak jahe dan etanol 96 divortex

hingga homogen

Kekeruhan distandarisasi dengan

menggunakan larutan standarisasi

konsentrasi 05 Mac Farland

Inkubasi selama 24 jam

Amati dan ukur zona hambat yang

terbentuk

Rendam blank disc ke dalam cawan

petri selama 10-15 menit

18

38 Cara Kerja Penelitian

381 Tahap Persiapan

3811 Sterilisasi Alat dan Bahan

Seluruh alat yang akan digunakan sebelumnya dicuci bersih dikeringkan

dan dibungkus dengan kertas Setelah itu sterilisasi dapat dilakukan dengan

menggunakan autoclave selama 15-30 menit dan kemudian mengatur tekanan

sebesar 15 dynecm3 (1 atm) dan suhu sebesar 121

o C

3812 Persiapan Sampel

Jahe diperoleh dari pasar tradisional di Jakarta Timur yang homogen

sebanyak 4 kilogram Kemudian dilakukan pembuatan ekstrak jahe di Balai

Penelitian Tanaman Rempah dan Obat (BALITRO) Bogor Proses ekstraksi

meliputi pencucian pegirisan dan pengeringan Pada jahe yang sudah meliputi

tahap pengeringan kemudian diekstraksi melalui proses maserasi dengan pelarut

etanol 96 Pada penelitian ini digunakan 4 kg jahe yang dimana setelah

mengalami proses ekstraksi didapatkan ekstrak kental sebanyak 500 gram

3813 Pembuatan stok bakteri

Pembuatan stok bakteri ini dilakukan untuk memperbanyak bakteri

dengan cara menginokulasikan 1 ose biakan murni bakteri Streptococcus viridans

dalam media agar darah kemudian diinkubasi selama 24 jam dengan suhu 37degC

di dalam inkubator

3814 Pembuatan stok variabel konsentrasi

Stok ekstrak jahe akan dibuat dalam berbagai konsentrasi yaitu konsentrasi

100 mgml 200 mgml 500 mgml 600 mgml 800 mgml dan 1000 mgml

Etanol 96 digunakan sebagai kontrol negatif dan antibiotik penisilin sebagai

kontrol positif sehingga seluruhnya berjumlah 8 variabel Penelitian ini

dikerjakan secara triplet Blank disc dimasukkan ke dalam masing-masing stok

variabel konsentrasi selama 10-15 menit Kemudian masing-masing stok variabel

akan dimasukkan ke dalam 6 cawan petri (1 cawan petri akan berisi 3 blank disc

kosong kontrol negatif dan penisilin sebagai kontrol positif) yang akan digunakan

dalam tahap pengujian selanjutnya

19

382 Tahap uji efektivitas ekstrak jahe

Bakteri diencerkan dengan mencampurkan 1 ose bakteri Streptococcus

viridans ke dalam tabung reaksi yang telah berisi thiloglikolat steril kemudian

dihomogenkan dengan menggunakan vortex dan kekeruhannya distandarisasi

dengan konsentrasi 05 Mac Farland Bakteri dalam thioglikolat yang telah

terstandarisasi dioleskan pada media pertumbuhan Agar Darah (AD) dengan

menggunakan swab kapan steril Konsentrasi ekstrak jahe kemudian dimasukkan

ke dalam cawan petri dan rendam blank disc selama plusmn 15 menit Setelah dilakukan

perendaman blank disc diletakkan di atas permukaan media pertumbuhan yang

sudah diolesi dengan campuran bakteri dan thioglikolat secara higienis di dalam

laminar air flow Media Agar Darah kemudian diinkubasi ke dalam inkubator

pada suhu 37oC selama 24 jam Setelah 24 jam dilakukan pengukuran diameter

zona hambat yang terbentuk sebagai area bening atau zona bersih dengan

menggunakan penggaris

39 Pengelolaan data

Pada penelitian ini menggunakan data yang merupakan variable numerik

lebih dari 2 kelompok yang tidak berpasangan sehingga analisis data

menggunakan uji One Way ANOVA (distribusi data normal dan varians data harus

homogen) Namun jika distribusi data tidak normal maka uji alternatif yang

dilakukan adalah uji ststistik nonparameter Kruskall-Wallis Untuk menentukan

konsentrasi mana yang memiliki kebermaknaan maka dilakukan analisis Post Hoc

menggunakan uji Mann-Whitney

20

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

41 Efek Ekstrak Jahe (Zingiber officinale Roscoe) terhadap Pertumbuhan

Streptococcus viridans

Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan uji metode disc diffusion

secara triplo dengan beberapa konsentrasi ekstrak jahe (100 mgml 200 mgml

500 mgml 600 mgml 800 mgml dan 1000 mgml) Blank disc yang telah

direndam dalam ekstrak selama 10-15 menit diletakkan pada media pertumbuhan

Agar Darah yang terinokulasi bakteri Streptococcus viridans kemudian

diinkubasi selama 24 jam pada suhu 37oC Ekstrak jahe diketahui dapat

memberikan efek menghambat pertumbuhan bakteri Streptococcus viridans yang

terlihat dari terbentuknya zona hambat disekitar blank disc

Grafik 42 Diameter rata-rata zona hambat

Pada hasil pengamatan didapatkan berbagai diameter zona hambat yang

terbentuk dari masing-masing konsentrasi ekstrak jahe yang digunakan Rata-rata

diameter pada konsentrasi 100 mgml sebesar 667 mm dengan standar deviasi

058 Pada konsentrasi 200 mgml sebesar 767 mm dengan standar deviasi 058

000

500

1000

1500

2000

2500

3000

1 2 3 4 5 6 7 8

Leb

ar Z

on

a H

amb

at (

mm

)

Konsentrasi Ekstrak Jahe (mgml)

100 200 500

600 1000

K(-) K(+) 800

21

Pada konsentrasi 500 mgml sebesar 9 mm dengan standar deviasi 0 Pada

konsentrasi 600 mgml sebesar 10 mm dengan standar deviasi 0 Pada konsentrasi

800 mgml sebesar 11 mm dengan standar deviasi 0 Pada konsentrasi 1000

mgml sebesar 1233 mm dengan standar deviasi 058 Pada uji kontrol positif

yang menggunakan antibiotik penisilin terbentuk zona hambat dengan rata-rata

sebesar 2983 mm dengan standar deviasi 029 Pada uji kontrol negatif yang

menggunakan etanol 96 tidak terbentuk zona hambat yang memberikan arti

bahwa tidak adanya hambatan terhadap pertumbuhan bakteri Streptococcus

viridans

Data penelitian diatas menunjukkan bahwa data tidak memenuhi syarat

untuk melakukan uji One-Way Annova maka digunakan uji Kruskall-Wallis19

Pada uji Kruskall-Wallis menunjukkan nilai signifikan atau bermakna yang mana

dapat dikatakan bermakna jika p lt 005 sehingga diketahui bahwa berbagai

konsentrasi ekstrak jahe yang digunakkan pada penelitian ini berpengaruh

terhadap pertumbuhan bakteri Streptococcus viridans

Tabel 41 Hasil Analisis Post Hoc dengan Menggunakan Uji Mann-Whitney

Perlakuan Analisis Multikomparasi dengan Uji Mann-Whitney

Etanol 100

mgml

200

mgml

500

mgml

600

mgml

800

mgml

1000

mgml

Penisilin

Etanol 0034 0034 0025 0025 0025 0034 0034

100 mgml 0099 0034 0034 0034 0043 0043

200 mgml 0034 0034 0034 0043 0043

500 mgml 0025 0025 0034 0034

600 mgml 0025 0034 0034

800 mgml 0034 0034

1000 mgml 0043

Penisilin

Keterangan p lt 005

Berdasarkan hasil statistik analisis Post Hoc yang didapatkan bahwa

terdapat perbedaan yang bermakna antar setiap konsentrasi dengan penisilin

dengan indeks kepercayaan 95 Akan tetapi terdapat konsentrasi yang tidak

memiliki perbedaan yang bermakna yaitu antar konsentrasi 100 mgml dan 200

22

mgml Pada penelitian ini diketahui bahwa respon yang terbentuk dari

penghambatan tumbuhnya bakteri Streptococcus viridans merupakan respon

lemah

Pemberian ekstrak jahe berpengaruh terhadap pertumbuhan bakteri

Streptococcus viridans Diameter rata-rata zona hambat terbesar didapatkan pada

pemberian 1000 mgml (1233 mm) kemudian dengan pemberian konsentrasi 800

mgml (10 mm) dan konsentrasi 600 mgml (11 mm) tetapi berbeda bila

dibandingkan dengan pemberian konsentrasi 100 mgml 200 mgml dan 500

mgml Semakin tinggi konsentrasi ekstrak jahe mengakibatkan semakin besar

diameter rata-rata zona hambat yang terbentuk terhadap pertumbuhan bakteri

Streptococcus viridans

Gambar 43 Efek ekstrak jahe terhadap pertumbuhan Streptococcus viridans

Aktivitas antibakteri yang ditimbulkan dari pemberian ekstrak jahe dapat

dihubungkan dengan adanya kandungan senyawa-senyawa kimia jahe

Kandungan utama jahe adalah seskuiterpen dan zingiberen Komponen lainnya

termasuk β-sesquiphellandrene bisabolene dan farnesene yang termasuk

seskuiterpen Jahe memiliki senyawa reaktif yang disebut terpenoid yang

menstimulasi produksi air liur dan merupakan senyawa penting dalam farmasi

(Ekam et al 2007)

Menurut Winarto (2007) berdasarkan dari analisa kimia diketahui bahwa

tanaman jahe mengandung senyawa antara lain flavonoida polivenol minyak

atsiri gingerol limonene oleoresin 18 cineole 10-dehydroginger dione 6-

K (+)

K (-)

100 mgml

500 mgml

200 mgml

K (+)

K (-)

1000 mgml

800 mgml

600 mgml

23

gingerdione alpha-linolenic acid arginine aspartic betha-sitosterol caprilic-

acid capcaicin chorogenic acid farnesal farnese dan farnesol20

Minyak atsiri dan oleoresin merupakan senyawa kimia yang mampu

menghambat pertumbuhan dan membunuh bakteri dengan merusak membran

plasma bakteri merusak sistem kerja sel dan menyebabkan lisis pada sel bakteri

Selain itu struktur 3 dimensi protein terganggu sehingga menyebabkan protein

terdenaturasi Setelah mengalami denaturasi deret asam amino pada bakteri tetap

utuh namun tidak dapat lagi melakukan fungsinya21

Penelitian telah dilakukan oleh Malu et al (2009) yang membuktikan bahwa

ekstrak jahe mengandung senyawa aktif yaitu zingiberene yang mampu

menghambat pertumbuhan bakteri Streptococcus viridans Pada penelitian

tersebut jahe yang sudah dilakukan pengeringan dan penggilingan menjadi bubuk

halus dengan menggunakan electric grinder dihasilkan serbuk jahe sebanyak 100

gram Serbuk jahe kemudian dibagi menjadi masing-masing 20 gram dan akan

dilakukan ekstraksi dengan berbagai pelarut (n-heksana etil asetat etanol soxhlet

dan air) Hasil yang didapatkan adalah adanya aktivitas antibakteri dari ekstrak

jahe dengan berbagai pelarut kecuali air Zona hambat yang terbentuk sebesar 5

mm 56 mm 7 mm dan 0 mm

Berdasarkan hasil yang diperoleh dari penelitian sebelumnya terdapat

perbedaan yang signifikan dengan penelitian ini Perbedaaan yang ada

dipengaruhi oleh metode pembuatan variabel konsentrasi berupa simplisia jenis

dan konsentrasi pelarut yang digunakan berupa n-heksana etil asetat etanol

soxhlet dan air tempat tanaman jahe diperoleh di pasar di Nigeria dan usia panen

tanaman jahe (semakin tua tanaman jahe saat dipanen semakin banyak

kandungan minyak atsiri di dalamnya)

Pada penelitian ini terdapat beberapa hambatan antara lain

1 Penggunaan media pertumbuhan Agar Darah yang baik bagi berbagai bakteri

sehingga mempermudah adanya kontaminasi

2 Bakteri Streptococcus viridans yang tidak dapat bertahan hidup dalam waktu

yang cukup lama

24

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

51 Kesimpulan

Pada penelitian ini berdasarkan hasil uji efektivitas dan analisis statistik

dapat disimpulkan bahwa

1 Ekstrak tanaman jahe dengan pelarut etanol 96 dapat memberikan efek

hambat terhadap pertumbuhan bakteri Strptococcus viridans (p lt 005)

2 Rata-rata efek hambat yang paling besar terdapat pada konsentrasi ekstrak

jahe 1000 mgml yaitu sebesar 1233 mm konsentrasi 800 mgml sebesar

11 mm konsentrasi 600 mgml sebesar 10 mm konsentrasi 500 mgml

sebesar 9 mm konsentrasi 200 mgml sebesar 767 mm dan konsentrasi

100 mgml sebesar 667 mm

3 Efektivitas ekstrak jahe (Zingiber officinale Roscoe) terhadap

pertumbuhan Streptococcus viridans termasuk dalam golongan respon

lemah

52 Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang ada maka disarankan bagi peneliti

selanjutnya

1 Melakukan penelitian lebih lanjut tentang pengaruh konsentrasi ekstrak

tanaman jahe terhadap bakteri Streptococcus viridans dengan menggunakan

konsentrasi yang lebih kecil daripada penelitian ini

2 Melakukan penelitian lebih lanjut tentang kerja antibakteri ekstrak jahe

terhadap bakteri lainnya

3 Melakukan uji aktivitas antibakteri esktrak tanaman jahe terhadap bakteri

Streptococcus viridans secara in-vivo

25

DAFTAR PUSTAKA

1 Fathia S dkk Aktivitas Antimikroba Ekstrak Jahe (Zingiber officinale

Roscoe) Terhadap Beberapa Bakteri Patogen Bogor Institut Pertanian

Bogor 2011

2 Santoso B Jahe Yogyakarta Penerbit Kanisius 15-17

3 Departemen Kesehatan RI Profil Kesehatan Indonesia Jakarta

Departemen Kesehatan RI 2005 Diunduh dari httpwwwdepkesgoid

Diakses pada 20 Januari 2013

4 Departemen Kesehatan RI Pharmaceutical Care Untuk Penyakit Saluran

Pernapasan 2005

5 Bisno A Acute Pharyngitis N Engl J Med 2001 344(3) Diunduh dari

httpwwwnejmorg Diakses pada 14 Februari 2013

6 Malu S Obochi G Tawo N Nyong B Antibacterial Activity And

Medicinal Properties Of Ginger (Zingiber officinale) Global Journal Of

Pure And Applied Sciences Nigeria 2009 Vol(3) 365-368

7 Astuti V Uji Antibakteri Ekstrak Jahe (Zingiber officinale Roscoe)

Terhadap Pertumbuhan Bakteri Escherichia coli Dan Staphylococcus

aureus Secara In Vitro Semarang Universitas Diponegoro 2000

8 Rukmana R Usaha Tani Jahe Yogyakarta Penerbit Kanisius 12-17

9 Miksusanti Kajian Aktivitas Antibakteri Minyak Atsiri Temu Kunci dan

Aplikasinya dalam Fil Edibel Antibakteri Bogor Institut Pertanian Bogor

2008

10 Kaushik P Evaluation of Various Crude Extracts of Zingiber officinale

Rhizome for Potential Antibacterial Activity A Study in Vitro India

Department of Botany and Microbiology Gurukul Kangri University

Scientific Research 2011 Diunduh di httpwwwSciRPorgjournalaim

Diakses 16 Februari 2013

11 Fathona D Kandungan Gingerol dan Shogaol Intensitas Kepedasan dan

Penerimaan Panelis terhadap Oleoresin Jahe gajah (Zingiber officinale

var Roscoe) Jahe Emprit (Zingiber officinale var Amarum) dan Jahe

Merah (Zingiber officinale var Rubrum) Bogor Institut Pertanian Bogor

2011

12 Duke J et al Handbook of Medicinal Hebrs United State of America

CRC Press 2000 327-328

26

13 Brooks GF Butel JS Ornston NL Mikrobiologi Kedokteran Jawetz

Jakarta Penerbit Buku Kedokteran EGC 1996 327-338

14 Chatim A Suharto Sterilisasi dan Desinfeksi Dalam Staf Pengajar

FKUI Buku Ajar Mikrobiologi Kedokteran Jakarta Binarupa Aksara

Publisher 64-69

15 Topazian R et al Oral and Maxillofacial Infections Philadelphia WB

Saunders Company 33-34

16 Refoua A Study of Streptococcus Viridans in the Maxillofacial Region

Original Article University of Medical Sciences Tehran Iran

2005Vol(4) 174-177

17 Kusmiyati Uji Aktivitas Senyawa Antibakteri dari Mikroalga

Porphyridium cruentum Pusat Penelitian Bioteknologi Lembaga Ilmu

Pengetahuan Indonesia (LIPI) Cibinong 2007 Vol(1) 48-53

18 Greenwood Antibiotics Susceptibility (Sensitivity) Test Antimicrobial and

Chemotheraphy United State of America Mc Graw Hill Company 1995

19 Dahlan M Sopiyudin Statistik untuk Kedokteran dan Kesehatan Edisi 3

Jakarta Salemba Medika 2009 83-105

20 Winarto W Tanaman Obat Indonesia Untuk Pengobatan Herbal

Karyasari Herba Media 2007

21 Hertiani T et al Effect of Indonesian Medicinal Plants Essential Oils on

Streptococcus mutans Biofilm Yogyakarta Faculty of Pharmacy UGM

2011

27

LAMPIRAN

Lampiran 1

Hasil IdentifikasiDeterminasi Bahan Uji

28

Lampiran 2

Hasil Ekstraksi Jahe

29

Lampiran 3

Data Hasil Uji Statistik

UJI NORMALITAS

30

31

32

33

34

35

36

37

38

39

40

41

42

43

44

45

46

Lampiran 4

Alat dan Bahan

Media Agar Darah Ekstrak Jahe Timbangan Tabung

Reaksi Sendok

Etanol 96 Ose Pinset

Tisu Spirtus Cawan Petri Vortex

Laminar Air Flow Lemari Pendingin

47

Lampiran 5

Uji Antibakteri Jahe Terhadap Streptococcus viridan

K (+)

K (-)

100mgml

500mgml

200mgml

K (-)

K (+)

600mgml 1000mgml

800mgml

48

Lampiran 6

Riwayat Penulis

Identitas

Nama Sidqa Hanief

Jenis Kelamin Perempuan

Tempat Tanggal Lahir Jakarta 21 Desember 1992

Agama Islam

Alamat Jl Masjid Al Munir No 44 RT 012 RW 003 Jakarta

Timur

Email sidqahnfhotmailcom

Riwayat Pendidikan

1997-1998 TK Purwarini Jakarta

1998-2004 SDS Angkasa 3 Jakarta

2004-2007 SMP Negeri 81 Jakarta

2007-2010 SMA Madania Indonesian School Bogor

2010-sekarang Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

Page 18: Efektivitas Ekstrak Jahe (Zingiber officinale Roscoe) Terhadap ...

8

Tabel 22 Kandungan Senyawa yang Terdapat dalam Jahe

Kandungan senyawa dalam jahe Senyawa

Minyak atsiri - geranial (259)

- a-zingiberen (95)

- (EE)-a-farnesen (76)

- neral (76)

- ar-curcumen (66)

- β-sesquiphellandren (2716)

- caryophyllen (1529)

- β-bisabolen (114)

Etanol oleoresin jahe - eugenol (498)

- zingeron (145)

- trans-6-shogaol (59)

- geraniol (37)

- borneol (19)

Methanol oleoresin jahe - zingeron (336)

- trans-6-shogaol (149)

- diacetoxy-[6]-gingerdiol (49)

- decanal (38)

- a-zingiberen (27)

CCl4 oleoresin jahe - zingeron (333)

- trans-6- shogaol (104)

- geranial (75)

- neral (49)

- methyldiacetoxy-[6]-gingerdione (35)

Isooktan oleoresin jahe - zingeron (305)

- palmitoleic acid (109)

- trans-6-shogaol (93)

- palmitic acid (89)

- diacetoxy-[6]-gingerdiol (33)

Sumber Singh et al (2008) El-Baroty et al (2010) Sacchetti et al (2005)

9

Oleoresin merupakan cairan kental berwarna kuning dengan rasa pedas yang

tajam larut dalam alkohol dan potroleum eter dan sedikit larut dalam air

Oleoresin mengandung senyawa aktif gingerol yang apabila selah melalui proses

penyimpanan dan pengeringan dapat berubah menjadi shogaol Senyawa-senyawa

kimia tersebut bekerja aktif untuk merusak membran luar dan membran

sitoplasma dinding sel bakteri11

213 Morfologi dan Klasifikasi Streptococcus viridans

Streptococcus merupakan salah satu flora normal yang terdapat dalam

rongga mulut Keberadaan bakteri tersebut tidak hanya memberikan efek yang

menguntungkan namun dapat merugikan bagi kesehatan mulut13

Gambar 23 Pewarnaan Gram Positif Bakteri Streptococcus viridans

Sumber httpwwwvitanaturalplpaciorkowiec-ropny-angina-

paciorkowcowa-ptonica-szkarlatyna

Streptococcus viridans adalah flora normal pada saluran napas atas yang

berperan untuk menjaga membran mukus Mikroorganisme ini bersifat Gram

positif berbentuk bulat dan tersusun dalam bentuk rantai selama pertumbuhannya

Mikroorganisme ini termasuk alpha hemolytic sehingga bila dilakukan

pembiakan dalam agar darah menunjukkan koloni berwarna kehijauan Pewarnaan

Gram didapatkan gambaran bentuk bulat berwarna ungu Streptococcus viridans

memiliki kekerabatan dengan spesies lain seperti Streptococcus mutans

Streptococcus anginosus Streptococcus mitis Streptococcus sanguis

Streptococcus salivarius dan Streptococcus bovis 13 14

10

Gambar 24 Biakan Streptococcus viridans pada media Agar Darah

Sumber httplibjiangnaneducnASM114-Introduce1htm

Klasifikasi Streptococcus viridans menurut Bergey

Ordo Eubacteriales

Famili Lactobacillaceae

Tribus Streptococcaceae

Genus Streptococcus

Spesies Streptococcus viridans

Pertumbuhan pada Streptococcus viridans tidak dihambat oleh optochin dan

koloninya tidak dapat larut dalam empedu (deoxycholate) Bakteri ini dapat

mencapai aliran darah akibat trauma dan dikenal sebagai penyebab utama

endokarditis pada katub jantung yang abnormal Selain itu beberapa bakteri S

viridans mensintesa polisakarida dari sukrosa dan berperan penting pada proses

pembentukan karies gigi13

2131 Patogenesis Streptococcus viridans

Penyakit yang ditimbulkan oleh infeksi Streptococcus dapat dipengaruhi

oleh beberapa macam faktor antara lain sifat biologik bakteri cara host

memberikan respons dan port drsquo entree bakteri13

Mulut merupakan organ yang

mengandung banyak bakteri dengan Streptococcus menjadi genus dominan

Orofaring terdapat campuran dari beberapa bakteri Streptococcus dan beberapa

spesies dari Streptococcus Streptococcus viridans mencegah kolonisasi bakteri

lain di rongga mulut dengan menjadi lebih agresif dari mikroorganisme lain

Berbagai bakteri bersaing dengan melakukan mucosal adherence dan

11

memproduksi bakteriosin yang mempunyai efek bakterisid Hanya sedikit yang

diketahui tentang mekanisme patogen pada Streptococcus viridans namun

diketahui bahwa bakteri tersebut dapat menghasilkan beberapa eksotoksin dan

enzim litik mengaktivasi komplemen menginduksi produksi dari sitokin15

Pada seseorang yang menjalani bedah mulut dan ekstraksi gigi memicu

terjadinya perdarahan 30 pasien akan mengalami bakteremia yang disebabkan

oleh Streptococcus viridans13

Streptococcus viridans adalah mikroorganisme

penyebab utama endokarditis bakterialis subakuta Lesi ini bersifat progresif dan

bagian yang mengalami penyembuhan akan mengalami inflamasi aktif dengan

vegetasi yang terdiri atas fibrin platelet sel darah dan bakteri yang melekat pada

katup jantung Menurut Refuoa selain endokarditis dilaporkan juga dalam

penelitiannya bahwa Streptococcus viridans mempunyai peranan dalam terjadinya

dental abcesses16

214 Antimikroba

Antimikroba merupakan substansi kimia yang berasal dari berbagai macam

mikroorganisme dalam konsentrasi rendah namun mampu menghambat

pertumbuhan mikroorganisme lainnya

Antibiotika mempunyai sifat-sifat

antibiotika antara lain menghambat atau membunuh patogen tanpa merusak host

bersifat bakterisid tidak ada resistensi pada bakteri tidak bersifat alergenik tetap

aktif dalam plasma dan eksudat larut di dalam air dan stabil dan bactericidal

level di dalam tubuh cepat dicapai dan bertahan untuk waktu lama14

2141 Mekanisme kerja antimikroba

Antimikroba yang mempunyai sifat bakteriostatik dapat menghambat

pertumbuhan bakteri dan membunuh bakteri Terdapat beberapa mekanisme kerja

antimikroba antara lain

1 Antimikroba yang mempengaruhi dinding sel

Mikroorganisme memiliki dinding sel yang merupakan struktur kaku

yang terdiri dari suatu kompleks polimer mukopeptida Dinding sel ini

menjaga tekanan osmotik di dalam bakteri sehingga mampu mencegah

gangguan dalam sintesisnya Antibiotika yang dapat menghambat reaksi

12

dalam proses sintesis dinding sel adalah penisilin fosfomisin sikloserin

ristosetin vankomisin dan basitrasin13

2 Antimikroba yang merusak membran sel

Beberapa antibiotika yang mampu merusak kehidupan sel

mikroorganisme Membran sel sebagai pembatas osmotik bagi difusi

antara lingkungan luar dan dalam sel Obat seperti polimiksin yang

merupakan kelompok polipeptida sederhana yang sukar berdifusi dan

sangat toksik 13

3 Antimikroba yang mengganggu fungsi DNA

Obat antimikroba yang berfungsi untuk merusak fungsi DNA hanya

beberapa saja yang dapat dipakai karena faktor toksisitasnya Antimikroba

yang bekerja sesuai dengan mekanisme tersebut adalah mitosin dan asam

nalidiksat 13

4 Antimikroba yang menghambat sintesis protein

Sintesis protein pada mikroorganisme berlangsung di ribosom

dengan bantuan mRNA dan tRNA Terdapat dua hasil akhir dari proses

sintesis protein yaitu transkripsi atau sintesis asam ribonukleat yang DNA-

dependent dan translasi atau sintesis protein yang RNA-dependent

Antimikroba yang mampu menghambat sintesis protein adalah rifampisin

aminoglikosida tetrasiklin dan kloramfenikol 13

2142 Metode uji antimikroba

Uji antimikroba dilakukan dengan metode difusi dan metode dilusi untuk

mengukur nilai konsentrasi hambat minimum (KHM)

A Metode difusi

Pada metode difusi dilakukan pengukuran daya hambat dari senyawa

antimikroba yang terkandung dalam ekstrak Metode ini merupakan metode yang

paling umum digunakan Metode difusi dibedakan melalui 3 cara yaitu

a Metode disc diffusion

Metode ini menggunakan blank disc yang berfungsi untuk menampung

zat antimikroba Blank disc yang mengandung zat antimikroba diletakkan di atas

13

permukaan media pertumbuhan yang telah diinokulasi Setelah itu diinkubasi

pada pada suhu 37oC selama 18-24 jam Hasil yang akan didapat adalah ada

tidaknya zona bening (clear zone) yang terbentuk di sekitar blank disc yang

menunjukan zona hambat pada pertumbuhan bakteri Dari hasil yang ditunjukan

dilakukan pengukuran dengan menggunakan penggaris Semakin besar zona

hambat yang dihasilkan semakin besar pula akitivitas suatu zat antimikroba1718

Tabel 23 Klasifikasi Respon Hambatan Pertumbuhan Bakteri

Diameter Zona Terang Respon Hambatan Pertumbuhan

gt20 mm Kuat

16-20 mm Sedang

10-15 mm Lemah

lt10 mm Tidak ada

Sumber Greenwood 1995

b Metode lubang (sumuranhole)

Pada metode ini media agar yang sudah diinokulasikan dengan bakteri

uji kemudian dibuat lubang atau sumur Lubang tersebut diisi ekstrak yang

mengandung zat antimikroba Setelah semua terisi oleh zat antimikroba

kemudian inkubasi pada waktu dan suhu optimum lalu dilakukan pengamatan

hambatan yang akan terbentuk 17

c Metode parit

Media pertumbuhan agar diinokulasikan dengan bakteri kemudian

dibuat sebidang parit Parit tersebut diisi dengan ekstrak dan diinkubasi pada

waktu dan suhu optimum pertumbuhan bakteri Setelah itu dilakukan pengamatan

dengan melihat ada atau tidaknya hambatan yang terbentuk 17

B Metode dilusi

Pada metode dilusi atau pengenceran senyawa antimikroba diencerkan

menjadi beberapa konsentrasi kemudian setiap konsentrasi tersebut dimasukkan

bakteri uji dalam media cair Lakukan inkubasi dan lihat apakah terdapat

pertumbuhan bakteri Pada umumnya metode ini terbagi menjadi dua metode

14

yaitu metode dilusi cair dan padat Kedua metode tersebut digunakan untuk

menentukan konsentrasi hambat minimal (KHM) dan konsentrasi bunuh minimal

(KBM) dari zat antimikroba terhadap bakteri uji Namun terbedakan dengan

media yang digunakan 18

22 Kerangka Teori

23 Kerangka Konsep

Ekstrak jahe

(Zingiber

officinale

Roscoe)

Koloni

Streptococcus

viridans

Pertumbuhan

koloni normal

Hambatan pada

pertumbuhan koloni

(+)

Zona hambat (+)

Ekstrak Jahe

Minyak atsiri dan oleoresin

β-bisabolene β- farnesene

sesquiphelandrene Gingerol

Shagaol Bisabolene

Merusak membran plasma sel

bakteri Streptococcus viridans

15

23 Definisi Operasional

No Variabel Definisi

Operasional

Alat Ukur Hasil Ukur Skala

Ukur

1 Zona hambat

Sviridans

Daerah

sekeliling blank

disc yang tidak

ditemukan

adanya

pertumbuhan S

viridans

Penggaris Diameter

zona bersih

(clear zone)

Numerik

2 Konsentrasi

ekstrak jahe

(100mgml

200mgml

500mgml

600mgml

800mgml

1000mgml)

Jahe yang sudah

dikeringkan

yang kemudian

dilarutkan

dengan

konsentrasi yang

telah ditentukan

Mikro

pipet

Jumlah

ekstrak sesuai

dengan

konsentrasi

pada setiap

tabung

Kategorik

3 Larutan

kontrol

negatif

Larutan kontrol

negatif yang

berisi etanol

96

Mikro

pipet

Blank disc

berisi etanol

96

Kategorik

4 Kontrol

positif

Kontrol positif

berupa blank

disc berisi

antibiotik

penisilin

Tidak ada Blank disc

berisi

antibiotik

penisilin

Kategorik

16

BAB III

METODE PENELITIAN

31 Desain Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental

32 Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada bulan Desember 2012 sampai bulan Juli

2013 di Laboratorium Mikrobiologi Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan

Universitas Islam Negeri Jakarta Proses ekstraksi jahe (Zingiber officinale

Roscoe) dilakukan oleh Balai Penelitian Tanaman Rempah dan Obat (BALITRO)

Bogor

33 Bahan yang Diuji

Ekstrak jahe (Zingiber officinale Roscoe) yang telah diekstraksi oleh Balai

Penelitian Tanaman Rempah dan Obat (BALITRO) Bogor

34 Sampel Bakteri

Bakteri Streptococcus viridans yang diisolasi pada media Agar darah dan

diinkubasi pada suhu 37degC selama 24 jam

35 Identifikasi Variabel

351 Variabel Bebas

Ekstrak jahe (Zingiber officinale Roscoe) dengan konsentrasi 100 mgml

200 mgml 500 mgml 600 mgml 800 mgml 1000 mgml

`352 Variabel Terikat

Pertumbuhan bakteri Streptococcus viridans dalam media pertumbuhan

Agar Darah

17

36 Alat dan Bahan Penelitian

361 Alat Penelitian

Tabung reaksi mikro pipet vortex bunsen alkohol ose cawan petri

penggaris korek api rak tabung autoclave baki alumuniumfoil swab kapas

erlenmeyer inkubator penggaris label alat tulis laminar air flow tisu pinset

dan kamera

362 Bahan Penelitian

Jahe pelarut etanol 96 pembenihan Agar darah larutan pengencer

thioglikolat biakan Streptococcus viridans blank disc blank disc berisi antibiotik

penicillin

37 Alur Penelitian

Kultur bakteri Streptococcus viridans

di media Agar Darah

Pembuatan konsentrasi ekstrak jahe

Timbang ekstrak jahe dengan berat

1000 800 600 500 200 dan 100

gram masukkan ke dalam tabung

Masukkan 1 ose Streptococcus

viridans ke dalam larutan thioglikolat

Usapkan bakteri ke media Agar Darah

dengan swab kapas steril

Thioglikolat dan Streptococcus

viridans divortex hingga omogen Masukkan 1ml etanol 96 ke dalam

masing-masing tabung

Pindahkan konsentrasi ekstrak jahe

yang homogen ke cawan petri

Blank disc diletakkan di media Agar

Darah yang telah diberi bakteri

Streptococcus viridans

Ekstrak jahe dan etanol 96 divortex

hingga homogen

Kekeruhan distandarisasi dengan

menggunakan larutan standarisasi

konsentrasi 05 Mac Farland

Inkubasi selama 24 jam

Amati dan ukur zona hambat yang

terbentuk

Rendam blank disc ke dalam cawan

petri selama 10-15 menit

18

38 Cara Kerja Penelitian

381 Tahap Persiapan

3811 Sterilisasi Alat dan Bahan

Seluruh alat yang akan digunakan sebelumnya dicuci bersih dikeringkan

dan dibungkus dengan kertas Setelah itu sterilisasi dapat dilakukan dengan

menggunakan autoclave selama 15-30 menit dan kemudian mengatur tekanan

sebesar 15 dynecm3 (1 atm) dan suhu sebesar 121

o C

3812 Persiapan Sampel

Jahe diperoleh dari pasar tradisional di Jakarta Timur yang homogen

sebanyak 4 kilogram Kemudian dilakukan pembuatan ekstrak jahe di Balai

Penelitian Tanaman Rempah dan Obat (BALITRO) Bogor Proses ekstraksi

meliputi pencucian pegirisan dan pengeringan Pada jahe yang sudah meliputi

tahap pengeringan kemudian diekstraksi melalui proses maserasi dengan pelarut

etanol 96 Pada penelitian ini digunakan 4 kg jahe yang dimana setelah

mengalami proses ekstraksi didapatkan ekstrak kental sebanyak 500 gram

3813 Pembuatan stok bakteri

Pembuatan stok bakteri ini dilakukan untuk memperbanyak bakteri

dengan cara menginokulasikan 1 ose biakan murni bakteri Streptococcus viridans

dalam media agar darah kemudian diinkubasi selama 24 jam dengan suhu 37degC

di dalam inkubator

3814 Pembuatan stok variabel konsentrasi

Stok ekstrak jahe akan dibuat dalam berbagai konsentrasi yaitu konsentrasi

100 mgml 200 mgml 500 mgml 600 mgml 800 mgml dan 1000 mgml

Etanol 96 digunakan sebagai kontrol negatif dan antibiotik penisilin sebagai

kontrol positif sehingga seluruhnya berjumlah 8 variabel Penelitian ini

dikerjakan secara triplet Blank disc dimasukkan ke dalam masing-masing stok

variabel konsentrasi selama 10-15 menit Kemudian masing-masing stok variabel

akan dimasukkan ke dalam 6 cawan petri (1 cawan petri akan berisi 3 blank disc

kosong kontrol negatif dan penisilin sebagai kontrol positif) yang akan digunakan

dalam tahap pengujian selanjutnya

19

382 Tahap uji efektivitas ekstrak jahe

Bakteri diencerkan dengan mencampurkan 1 ose bakteri Streptococcus

viridans ke dalam tabung reaksi yang telah berisi thiloglikolat steril kemudian

dihomogenkan dengan menggunakan vortex dan kekeruhannya distandarisasi

dengan konsentrasi 05 Mac Farland Bakteri dalam thioglikolat yang telah

terstandarisasi dioleskan pada media pertumbuhan Agar Darah (AD) dengan

menggunakan swab kapan steril Konsentrasi ekstrak jahe kemudian dimasukkan

ke dalam cawan petri dan rendam blank disc selama plusmn 15 menit Setelah dilakukan

perendaman blank disc diletakkan di atas permukaan media pertumbuhan yang

sudah diolesi dengan campuran bakteri dan thioglikolat secara higienis di dalam

laminar air flow Media Agar Darah kemudian diinkubasi ke dalam inkubator

pada suhu 37oC selama 24 jam Setelah 24 jam dilakukan pengukuran diameter

zona hambat yang terbentuk sebagai area bening atau zona bersih dengan

menggunakan penggaris

39 Pengelolaan data

Pada penelitian ini menggunakan data yang merupakan variable numerik

lebih dari 2 kelompok yang tidak berpasangan sehingga analisis data

menggunakan uji One Way ANOVA (distribusi data normal dan varians data harus

homogen) Namun jika distribusi data tidak normal maka uji alternatif yang

dilakukan adalah uji ststistik nonparameter Kruskall-Wallis Untuk menentukan

konsentrasi mana yang memiliki kebermaknaan maka dilakukan analisis Post Hoc

menggunakan uji Mann-Whitney

20

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

41 Efek Ekstrak Jahe (Zingiber officinale Roscoe) terhadap Pertumbuhan

Streptococcus viridans

Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan uji metode disc diffusion

secara triplo dengan beberapa konsentrasi ekstrak jahe (100 mgml 200 mgml

500 mgml 600 mgml 800 mgml dan 1000 mgml) Blank disc yang telah

direndam dalam ekstrak selama 10-15 menit diletakkan pada media pertumbuhan

Agar Darah yang terinokulasi bakteri Streptococcus viridans kemudian

diinkubasi selama 24 jam pada suhu 37oC Ekstrak jahe diketahui dapat

memberikan efek menghambat pertumbuhan bakteri Streptococcus viridans yang

terlihat dari terbentuknya zona hambat disekitar blank disc

Grafik 42 Diameter rata-rata zona hambat

Pada hasil pengamatan didapatkan berbagai diameter zona hambat yang

terbentuk dari masing-masing konsentrasi ekstrak jahe yang digunakan Rata-rata

diameter pada konsentrasi 100 mgml sebesar 667 mm dengan standar deviasi

058 Pada konsentrasi 200 mgml sebesar 767 mm dengan standar deviasi 058

000

500

1000

1500

2000

2500

3000

1 2 3 4 5 6 7 8

Leb

ar Z

on

a H

amb

at (

mm

)

Konsentrasi Ekstrak Jahe (mgml)

100 200 500

600 1000

K(-) K(+) 800

21

Pada konsentrasi 500 mgml sebesar 9 mm dengan standar deviasi 0 Pada

konsentrasi 600 mgml sebesar 10 mm dengan standar deviasi 0 Pada konsentrasi

800 mgml sebesar 11 mm dengan standar deviasi 0 Pada konsentrasi 1000

mgml sebesar 1233 mm dengan standar deviasi 058 Pada uji kontrol positif

yang menggunakan antibiotik penisilin terbentuk zona hambat dengan rata-rata

sebesar 2983 mm dengan standar deviasi 029 Pada uji kontrol negatif yang

menggunakan etanol 96 tidak terbentuk zona hambat yang memberikan arti

bahwa tidak adanya hambatan terhadap pertumbuhan bakteri Streptococcus

viridans

Data penelitian diatas menunjukkan bahwa data tidak memenuhi syarat

untuk melakukan uji One-Way Annova maka digunakan uji Kruskall-Wallis19

Pada uji Kruskall-Wallis menunjukkan nilai signifikan atau bermakna yang mana

dapat dikatakan bermakna jika p lt 005 sehingga diketahui bahwa berbagai

konsentrasi ekstrak jahe yang digunakkan pada penelitian ini berpengaruh

terhadap pertumbuhan bakteri Streptococcus viridans

Tabel 41 Hasil Analisis Post Hoc dengan Menggunakan Uji Mann-Whitney

Perlakuan Analisis Multikomparasi dengan Uji Mann-Whitney

Etanol 100

mgml

200

mgml

500

mgml

600

mgml

800

mgml

1000

mgml

Penisilin

Etanol 0034 0034 0025 0025 0025 0034 0034

100 mgml 0099 0034 0034 0034 0043 0043

200 mgml 0034 0034 0034 0043 0043

500 mgml 0025 0025 0034 0034

600 mgml 0025 0034 0034

800 mgml 0034 0034

1000 mgml 0043

Penisilin

Keterangan p lt 005

Berdasarkan hasil statistik analisis Post Hoc yang didapatkan bahwa

terdapat perbedaan yang bermakna antar setiap konsentrasi dengan penisilin

dengan indeks kepercayaan 95 Akan tetapi terdapat konsentrasi yang tidak

memiliki perbedaan yang bermakna yaitu antar konsentrasi 100 mgml dan 200

22

mgml Pada penelitian ini diketahui bahwa respon yang terbentuk dari

penghambatan tumbuhnya bakteri Streptococcus viridans merupakan respon

lemah

Pemberian ekstrak jahe berpengaruh terhadap pertumbuhan bakteri

Streptococcus viridans Diameter rata-rata zona hambat terbesar didapatkan pada

pemberian 1000 mgml (1233 mm) kemudian dengan pemberian konsentrasi 800

mgml (10 mm) dan konsentrasi 600 mgml (11 mm) tetapi berbeda bila

dibandingkan dengan pemberian konsentrasi 100 mgml 200 mgml dan 500

mgml Semakin tinggi konsentrasi ekstrak jahe mengakibatkan semakin besar

diameter rata-rata zona hambat yang terbentuk terhadap pertumbuhan bakteri

Streptococcus viridans

Gambar 43 Efek ekstrak jahe terhadap pertumbuhan Streptococcus viridans

Aktivitas antibakteri yang ditimbulkan dari pemberian ekstrak jahe dapat

dihubungkan dengan adanya kandungan senyawa-senyawa kimia jahe

Kandungan utama jahe adalah seskuiterpen dan zingiberen Komponen lainnya

termasuk β-sesquiphellandrene bisabolene dan farnesene yang termasuk

seskuiterpen Jahe memiliki senyawa reaktif yang disebut terpenoid yang

menstimulasi produksi air liur dan merupakan senyawa penting dalam farmasi

(Ekam et al 2007)

Menurut Winarto (2007) berdasarkan dari analisa kimia diketahui bahwa

tanaman jahe mengandung senyawa antara lain flavonoida polivenol minyak

atsiri gingerol limonene oleoresin 18 cineole 10-dehydroginger dione 6-

K (+)

K (-)

100 mgml

500 mgml

200 mgml

K (+)

K (-)

1000 mgml

800 mgml

600 mgml

23

gingerdione alpha-linolenic acid arginine aspartic betha-sitosterol caprilic-

acid capcaicin chorogenic acid farnesal farnese dan farnesol20

Minyak atsiri dan oleoresin merupakan senyawa kimia yang mampu

menghambat pertumbuhan dan membunuh bakteri dengan merusak membran

plasma bakteri merusak sistem kerja sel dan menyebabkan lisis pada sel bakteri

Selain itu struktur 3 dimensi protein terganggu sehingga menyebabkan protein

terdenaturasi Setelah mengalami denaturasi deret asam amino pada bakteri tetap

utuh namun tidak dapat lagi melakukan fungsinya21

Penelitian telah dilakukan oleh Malu et al (2009) yang membuktikan bahwa

ekstrak jahe mengandung senyawa aktif yaitu zingiberene yang mampu

menghambat pertumbuhan bakteri Streptococcus viridans Pada penelitian

tersebut jahe yang sudah dilakukan pengeringan dan penggilingan menjadi bubuk

halus dengan menggunakan electric grinder dihasilkan serbuk jahe sebanyak 100

gram Serbuk jahe kemudian dibagi menjadi masing-masing 20 gram dan akan

dilakukan ekstraksi dengan berbagai pelarut (n-heksana etil asetat etanol soxhlet

dan air) Hasil yang didapatkan adalah adanya aktivitas antibakteri dari ekstrak

jahe dengan berbagai pelarut kecuali air Zona hambat yang terbentuk sebesar 5

mm 56 mm 7 mm dan 0 mm

Berdasarkan hasil yang diperoleh dari penelitian sebelumnya terdapat

perbedaan yang signifikan dengan penelitian ini Perbedaaan yang ada

dipengaruhi oleh metode pembuatan variabel konsentrasi berupa simplisia jenis

dan konsentrasi pelarut yang digunakan berupa n-heksana etil asetat etanol

soxhlet dan air tempat tanaman jahe diperoleh di pasar di Nigeria dan usia panen

tanaman jahe (semakin tua tanaman jahe saat dipanen semakin banyak

kandungan minyak atsiri di dalamnya)

Pada penelitian ini terdapat beberapa hambatan antara lain

1 Penggunaan media pertumbuhan Agar Darah yang baik bagi berbagai bakteri

sehingga mempermudah adanya kontaminasi

2 Bakteri Streptococcus viridans yang tidak dapat bertahan hidup dalam waktu

yang cukup lama

24

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

51 Kesimpulan

Pada penelitian ini berdasarkan hasil uji efektivitas dan analisis statistik

dapat disimpulkan bahwa

1 Ekstrak tanaman jahe dengan pelarut etanol 96 dapat memberikan efek

hambat terhadap pertumbuhan bakteri Strptococcus viridans (p lt 005)

2 Rata-rata efek hambat yang paling besar terdapat pada konsentrasi ekstrak

jahe 1000 mgml yaitu sebesar 1233 mm konsentrasi 800 mgml sebesar

11 mm konsentrasi 600 mgml sebesar 10 mm konsentrasi 500 mgml

sebesar 9 mm konsentrasi 200 mgml sebesar 767 mm dan konsentrasi

100 mgml sebesar 667 mm

3 Efektivitas ekstrak jahe (Zingiber officinale Roscoe) terhadap

pertumbuhan Streptococcus viridans termasuk dalam golongan respon

lemah

52 Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang ada maka disarankan bagi peneliti

selanjutnya

1 Melakukan penelitian lebih lanjut tentang pengaruh konsentrasi ekstrak

tanaman jahe terhadap bakteri Streptococcus viridans dengan menggunakan

konsentrasi yang lebih kecil daripada penelitian ini

2 Melakukan penelitian lebih lanjut tentang kerja antibakteri ekstrak jahe

terhadap bakteri lainnya

3 Melakukan uji aktivitas antibakteri esktrak tanaman jahe terhadap bakteri

Streptococcus viridans secara in-vivo

25

DAFTAR PUSTAKA

1 Fathia S dkk Aktivitas Antimikroba Ekstrak Jahe (Zingiber officinale

Roscoe) Terhadap Beberapa Bakteri Patogen Bogor Institut Pertanian

Bogor 2011

2 Santoso B Jahe Yogyakarta Penerbit Kanisius 15-17

3 Departemen Kesehatan RI Profil Kesehatan Indonesia Jakarta

Departemen Kesehatan RI 2005 Diunduh dari httpwwwdepkesgoid

Diakses pada 20 Januari 2013

4 Departemen Kesehatan RI Pharmaceutical Care Untuk Penyakit Saluran

Pernapasan 2005

5 Bisno A Acute Pharyngitis N Engl J Med 2001 344(3) Diunduh dari

httpwwwnejmorg Diakses pada 14 Februari 2013

6 Malu S Obochi G Tawo N Nyong B Antibacterial Activity And

Medicinal Properties Of Ginger (Zingiber officinale) Global Journal Of

Pure And Applied Sciences Nigeria 2009 Vol(3) 365-368

7 Astuti V Uji Antibakteri Ekstrak Jahe (Zingiber officinale Roscoe)

Terhadap Pertumbuhan Bakteri Escherichia coli Dan Staphylococcus

aureus Secara In Vitro Semarang Universitas Diponegoro 2000

8 Rukmana R Usaha Tani Jahe Yogyakarta Penerbit Kanisius 12-17

9 Miksusanti Kajian Aktivitas Antibakteri Minyak Atsiri Temu Kunci dan

Aplikasinya dalam Fil Edibel Antibakteri Bogor Institut Pertanian Bogor

2008

10 Kaushik P Evaluation of Various Crude Extracts of Zingiber officinale

Rhizome for Potential Antibacterial Activity A Study in Vitro India

Department of Botany and Microbiology Gurukul Kangri University

Scientific Research 2011 Diunduh di httpwwwSciRPorgjournalaim

Diakses 16 Februari 2013

11 Fathona D Kandungan Gingerol dan Shogaol Intensitas Kepedasan dan

Penerimaan Panelis terhadap Oleoresin Jahe gajah (Zingiber officinale

var Roscoe) Jahe Emprit (Zingiber officinale var Amarum) dan Jahe

Merah (Zingiber officinale var Rubrum) Bogor Institut Pertanian Bogor

2011

12 Duke J et al Handbook of Medicinal Hebrs United State of America

CRC Press 2000 327-328

26

13 Brooks GF Butel JS Ornston NL Mikrobiologi Kedokteran Jawetz

Jakarta Penerbit Buku Kedokteran EGC 1996 327-338

14 Chatim A Suharto Sterilisasi dan Desinfeksi Dalam Staf Pengajar

FKUI Buku Ajar Mikrobiologi Kedokteran Jakarta Binarupa Aksara

Publisher 64-69

15 Topazian R et al Oral and Maxillofacial Infections Philadelphia WB

Saunders Company 33-34

16 Refoua A Study of Streptococcus Viridans in the Maxillofacial Region

Original Article University of Medical Sciences Tehran Iran

2005Vol(4) 174-177

17 Kusmiyati Uji Aktivitas Senyawa Antibakteri dari Mikroalga

Porphyridium cruentum Pusat Penelitian Bioteknologi Lembaga Ilmu

Pengetahuan Indonesia (LIPI) Cibinong 2007 Vol(1) 48-53

18 Greenwood Antibiotics Susceptibility (Sensitivity) Test Antimicrobial and

Chemotheraphy United State of America Mc Graw Hill Company 1995

19 Dahlan M Sopiyudin Statistik untuk Kedokteran dan Kesehatan Edisi 3

Jakarta Salemba Medika 2009 83-105

20 Winarto W Tanaman Obat Indonesia Untuk Pengobatan Herbal

Karyasari Herba Media 2007

21 Hertiani T et al Effect of Indonesian Medicinal Plants Essential Oils on

Streptococcus mutans Biofilm Yogyakarta Faculty of Pharmacy UGM

2011

27

LAMPIRAN

Lampiran 1

Hasil IdentifikasiDeterminasi Bahan Uji

28

Lampiran 2

Hasil Ekstraksi Jahe

29

Lampiran 3

Data Hasil Uji Statistik

UJI NORMALITAS

30

31

32

33

34

35

36

37

38

39

40

41

42

43

44

45

46

Lampiran 4

Alat dan Bahan

Media Agar Darah Ekstrak Jahe Timbangan Tabung

Reaksi Sendok

Etanol 96 Ose Pinset

Tisu Spirtus Cawan Petri Vortex

Laminar Air Flow Lemari Pendingin

47

Lampiran 5

Uji Antibakteri Jahe Terhadap Streptococcus viridan

K (+)

K (-)

100mgml

500mgml

200mgml

K (-)

K (+)

600mgml 1000mgml

800mgml

48

Lampiran 6

Riwayat Penulis

Identitas

Nama Sidqa Hanief

Jenis Kelamin Perempuan

Tempat Tanggal Lahir Jakarta 21 Desember 1992

Agama Islam

Alamat Jl Masjid Al Munir No 44 RT 012 RW 003 Jakarta

Timur

Email sidqahnfhotmailcom

Riwayat Pendidikan

1997-1998 TK Purwarini Jakarta

1998-2004 SDS Angkasa 3 Jakarta

2004-2007 SMP Negeri 81 Jakarta

2007-2010 SMA Madania Indonesian School Bogor

2010-sekarang Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

Page 19: Efektivitas Ekstrak Jahe (Zingiber officinale Roscoe) Terhadap ...

9

Oleoresin merupakan cairan kental berwarna kuning dengan rasa pedas yang

tajam larut dalam alkohol dan potroleum eter dan sedikit larut dalam air

Oleoresin mengandung senyawa aktif gingerol yang apabila selah melalui proses

penyimpanan dan pengeringan dapat berubah menjadi shogaol Senyawa-senyawa

kimia tersebut bekerja aktif untuk merusak membran luar dan membran

sitoplasma dinding sel bakteri11

213 Morfologi dan Klasifikasi Streptococcus viridans

Streptococcus merupakan salah satu flora normal yang terdapat dalam

rongga mulut Keberadaan bakteri tersebut tidak hanya memberikan efek yang

menguntungkan namun dapat merugikan bagi kesehatan mulut13

Gambar 23 Pewarnaan Gram Positif Bakteri Streptococcus viridans

Sumber httpwwwvitanaturalplpaciorkowiec-ropny-angina-

paciorkowcowa-ptonica-szkarlatyna

Streptococcus viridans adalah flora normal pada saluran napas atas yang

berperan untuk menjaga membran mukus Mikroorganisme ini bersifat Gram

positif berbentuk bulat dan tersusun dalam bentuk rantai selama pertumbuhannya

Mikroorganisme ini termasuk alpha hemolytic sehingga bila dilakukan

pembiakan dalam agar darah menunjukkan koloni berwarna kehijauan Pewarnaan

Gram didapatkan gambaran bentuk bulat berwarna ungu Streptococcus viridans

memiliki kekerabatan dengan spesies lain seperti Streptococcus mutans

Streptococcus anginosus Streptococcus mitis Streptococcus sanguis

Streptococcus salivarius dan Streptococcus bovis 13 14

10

Gambar 24 Biakan Streptococcus viridans pada media Agar Darah

Sumber httplibjiangnaneducnASM114-Introduce1htm

Klasifikasi Streptococcus viridans menurut Bergey

Ordo Eubacteriales

Famili Lactobacillaceae

Tribus Streptococcaceae

Genus Streptococcus

Spesies Streptococcus viridans

Pertumbuhan pada Streptococcus viridans tidak dihambat oleh optochin dan

koloninya tidak dapat larut dalam empedu (deoxycholate) Bakteri ini dapat

mencapai aliran darah akibat trauma dan dikenal sebagai penyebab utama

endokarditis pada katub jantung yang abnormal Selain itu beberapa bakteri S

viridans mensintesa polisakarida dari sukrosa dan berperan penting pada proses

pembentukan karies gigi13

2131 Patogenesis Streptococcus viridans

Penyakit yang ditimbulkan oleh infeksi Streptococcus dapat dipengaruhi

oleh beberapa macam faktor antara lain sifat biologik bakteri cara host

memberikan respons dan port drsquo entree bakteri13

Mulut merupakan organ yang

mengandung banyak bakteri dengan Streptococcus menjadi genus dominan

Orofaring terdapat campuran dari beberapa bakteri Streptococcus dan beberapa

spesies dari Streptococcus Streptococcus viridans mencegah kolonisasi bakteri

lain di rongga mulut dengan menjadi lebih agresif dari mikroorganisme lain

Berbagai bakteri bersaing dengan melakukan mucosal adherence dan

11

memproduksi bakteriosin yang mempunyai efek bakterisid Hanya sedikit yang

diketahui tentang mekanisme patogen pada Streptococcus viridans namun

diketahui bahwa bakteri tersebut dapat menghasilkan beberapa eksotoksin dan

enzim litik mengaktivasi komplemen menginduksi produksi dari sitokin15

Pada seseorang yang menjalani bedah mulut dan ekstraksi gigi memicu

terjadinya perdarahan 30 pasien akan mengalami bakteremia yang disebabkan

oleh Streptococcus viridans13

Streptococcus viridans adalah mikroorganisme

penyebab utama endokarditis bakterialis subakuta Lesi ini bersifat progresif dan

bagian yang mengalami penyembuhan akan mengalami inflamasi aktif dengan

vegetasi yang terdiri atas fibrin platelet sel darah dan bakteri yang melekat pada

katup jantung Menurut Refuoa selain endokarditis dilaporkan juga dalam

penelitiannya bahwa Streptococcus viridans mempunyai peranan dalam terjadinya

dental abcesses16

214 Antimikroba

Antimikroba merupakan substansi kimia yang berasal dari berbagai macam

mikroorganisme dalam konsentrasi rendah namun mampu menghambat

pertumbuhan mikroorganisme lainnya

Antibiotika mempunyai sifat-sifat

antibiotika antara lain menghambat atau membunuh patogen tanpa merusak host

bersifat bakterisid tidak ada resistensi pada bakteri tidak bersifat alergenik tetap

aktif dalam plasma dan eksudat larut di dalam air dan stabil dan bactericidal

level di dalam tubuh cepat dicapai dan bertahan untuk waktu lama14

2141 Mekanisme kerja antimikroba

Antimikroba yang mempunyai sifat bakteriostatik dapat menghambat

pertumbuhan bakteri dan membunuh bakteri Terdapat beberapa mekanisme kerja

antimikroba antara lain

1 Antimikroba yang mempengaruhi dinding sel

Mikroorganisme memiliki dinding sel yang merupakan struktur kaku

yang terdiri dari suatu kompleks polimer mukopeptida Dinding sel ini

menjaga tekanan osmotik di dalam bakteri sehingga mampu mencegah

gangguan dalam sintesisnya Antibiotika yang dapat menghambat reaksi

12

dalam proses sintesis dinding sel adalah penisilin fosfomisin sikloserin

ristosetin vankomisin dan basitrasin13

2 Antimikroba yang merusak membran sel

Beberapa antibiotika yang mampu merusak kehidupan sel

mikroorganisme Membran sel sebagai pembatas osmotik bagi difusi

antara lingkungan luar dan dalam sel Obat seperti polimiksin yang

merupakan kelompok polipeptida sederhana yang sukar berdifusi dan

sangat toksik 13

3 Antimikroba yang mengganggu fungsi DNA

Obat antimikroba yang berfungsi untuk merusak fungsi DNA hanya

beberapa saja yang dapat dipakai karena faktor toksisitasnya Antimikroba

yang bekerja sesuai dengan mekanisme tersebut adalah mitosin dan asam

nalidiksat 13

4 Antimikroba yang menghambat sintesis protein

Sintesis protein pada mikroorganisme berlangsung di ribosom

dengan bantuan mRNA dan tRNA Terdapat dua hasil akhir dari proses

sintesis protein yaitu transkripsi atau sintesis asam ribonukleat yang DNA-

dependent dan translasi atau sintesis protein yang RNA-dependent

Antimikroba yang mampu menghambat sintesis protein adalah rifampisin

aminoglikosida tetrasiklin dan kloramfenikol 13

2142 Metode uji antimikroba

Uji antimikroba dilakukan dengan metode difusi dan metode dilusi untuk

mengukur nilai konsentrasi hambat minimum (KHM)

A Metode difusi

Pada metode difusi dilakukan pengukuran daya hambat dari senyawa

antimikroba yang terkandung dalam ekstrak Metode ini merupakan metode yang

paling umum digunakan Metode difusi dibedakan melalui 3 cara yaitu

a Metode disc diffusion

Metode ini menggunakan blank disc yang berfungsi untuk menampung

zat antimikroba Blank disc yang mengandung zat antimikroba diletakkan di atas

13

permukaan media pertumbuhan yang telah diinokulasi Setelah itu diinkubasi

pada pada suhu 37oC selama 18-24 jam Hasil yang akan didapat adalah ada

tidaknya zona bening (clear zone) yang terbentuk di sekitar blank disc yang

menunjukan zona hambat pada pertumbuhan bakteri Dari hasil yang ditunjukan

dilakukan pengukuran dengan menggunakan penggaris Semakin besar zona

hambat yang dihasilkan semakin besar pula akitivitas suatu zat antimikroba1718

Tabel 23 Klasifikasi Respon Hambatan Pertumbuhan Bakteri

Diameter Zona Terang Respon Hambatan Pertumbuhan

gt20 mm Kuat

16-20 mm Sedang

10-15 mm Lemah

lt10 mm Tidak ada

Sumber Greenwood 1995

b Metode lubang (sumuranhole)

Pada metode ini media agar yang sudah diinokulasikan dengan bakteri

uji kemudian dibuat lubang atau sumur Lubang tersebut diisi ekstrak yang

mengandung zat antimikroba Setelah semua terisi oleh zat antimikroba

kemudian inkubasi pada waktu dan suhu optimum lalu dilakukan pengamatan

hambatan yang akan terbentuk 17

c Metode parit

Media pertumbuhan agar diinokulasikan dengan bakteri kemudian

dibuat sebidang parit Parit tersebut diisi dengan ekstrak dan diinkubasi pada

waktu dan suhu optimum pertumbuhan bakteri Setelah itu dilakukan pengamatan

dengan melihat ada atau tidaknya hambatan yang terbentuk 17

B Metode dilusi

Pada metode dilusi atau pengenceran senyawa antimikroba diencerkan

menjadi beberapa konsentrasi kemudian setiap konsentrasi tersebut dimasukkan

bakteri uji dalam media cair Lakukan inkubasi dan lihat apakah terdapat

pertumbuhan bakteri Pada umumnya metode ini terbagi menjadi dua metode

14

yaitu metode dilusi cair dan padat Kedua metode tersebut digunakan untuk

menentukan konsentrasi hambat minimal (KHM) dan konsentrasi bunuh minimal

(KBM) dari zat antimikroba terhadap bakteri uji Namun terbedakan dengan

media yang digunakan 18

22 Kerangka Teori

23 Kerangka Konsep

Ekstrak jahe

(Zingiber

officinale

Roscoe)

Koloni

Streptococcus

viridans

Pertumbuhan

koloni normal

Hambatan pada

pertumbuhan koloni

(+)

Zona hambat (+)

Ekstrak Jahe

Minyak atsiri dan oleoresin

β-bisabolene β- farnesene

sesquiphelandrene Gingerol

Shagaol Bisabolene

Merusak membran plasma sel

bakteri Streptococcus viridans

15

23 Definisi Operasional

No Variabel Definisi

Operasional

Alat Ukur Hasil Ukur Skala

Ukur

1 Zona hambat

Sviridans

Daerah

sekeliling blank

disc yang tidak

ditemukan

adanya

pertumbuhan S

viridans

Penggaris Diameter

zona bersih

(clear zone)

Numerik

2 Konsentrasi

ekstrak jahe

(100mgml

200mgml

500mgml

600mgml

800mgml

1000mgml)

Jahe yang sudah

dikeringkan

yang kemudian

dilarutkan

dengan

konsentrasi yang

telah ditentukan

Mikro

pipet

Jumlah

ekstrak sesuai

dengan

konsentrasi

pada setiap

tabung

Kategorik

3 Larutan

kontrol

negatif

Larutan kontrol

negatif yang

berisi etanol

96

Mikro

pipet

Blank disc

berisi etanol

96

Kategorik

4 Kontrol

positif

Kontrol positif

berupa blank

disc berisi

antibiotik

penisilin

Tidak ada Blank disc

berisi

antibiotik

penisilin

Kategorik

16

BAB III

METODE PENELITIAN

31 Desain Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental

32 Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada bulan Desember 2012 sampai bulan Juli

2013 di Laboratorium Mikrobiologi Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan

Universitas Islam Negeri Jakarta Proses ekstraksi jahe (Zingiber officinale

Roscoe) dilakukan oleh Balai Penelitian Tanaman Rempah dan Obat (BALITRO)

Bogor

33 Bahan yang Diuji

Ekstrak jahe (Zingiber officinale Roscoe) yang telah diekstraksi oleh Balai

Penelitian Tanaman Rempah dan Obat (BALITRO) Bogor

34 Sampel Bakteri

Bakteri Streptococcus viridans yang diisolasi pada media Agar darah dan

diinkubasi pada suhu 37degC selama 24 jam

35 Identifikasi Variabel

351 Variabel Bebas

Ekstrak jahe (Zingiber officinale Roscoe) dengan konsentrasi 100 mgml

200 mgml 500 mgml 600 mgml 800 mgml 1000 mgml

`352 Variabel Terikat

Pertumbuhan bakteri Streptococcus viridans dalam media pertumbuhan

Agar Darah

17

36 Alat dan Bahan Penelitian

361 Alat Penelitian

Tabung reaksi mikro pipet vortex bunsen alkohol ose cawan petri

penggaris korek api rak tabung autoclave baki alumuniumfoil swab kapas

erlenmeyer inkubator penggaris label alat tulis laminar air flow tisu pinset

dan kamera

362 Bahan Penelitian

Jahe pelarut etanol 96 pembenihan Agar darah larutan pengencer

thioglikolat biakan Streptococcus viridans blank disc blank disc berisi antibiotik

penicillin

37 Alur Penelitian

Kultur bakteri Streptococcus viridans

di media Agar Darah

Pembuatan konsentrasi ekstrak jahe

Timbang ekstrak jahe dengan berat

1000 800 600 500 200 dan 100

gram masukkan ke dalam tabung

Masukkan 1 ose Streptococcus

viridans ke dalam larutan thioglikolat

Usapkan bakteri ke media Agar Darah

dengan swab kapas steril

Thioglikolat dan Streptococcus

viridans divortex hingga omogen Masukkan 1ml etanol 96 ke dalam

masing-masing tabung

Pindahkan konsentrasi ekstrak jahe

yang homogen ke cawan petri

Blank disc diletakkan di media Agar

Darah yang telah diberi bakteri

Streptococcus viridans

Ekstrak jahe dan etanol 96 divortex

hingga homogen

Kekeruhan distandarisasi dengan

menggunakan larutan standarisasi

konsentrasi 05 Mac Farland

Inkubasi selama 24 jam

Amati dan ukur zona hambat yang

terbentuk

Rendam blank disc ke dalam cawan

petri selama 10-15 menit

18

38 Cara Kerja Penelitian

381 Tahap Persiapan

3811 Sterilisasi Alat dan Bahan

Seluruh alat yang akan digunakan sebelumnya dicuci bersih dikeringkan

dan dibungkus dengan kertas Setelah itu sterilisasi dapat dilakukan dengan

menggunakan autoclave selama 15-30 menit dan kemudian mengatur tekanan

sebesar 15 dynecm3 (1 atm) dan suhu sebesar 121

o C

3812 Persiapan Sampel

Jahe diperoleh dari pasar tradisional di Jakarta Timur yang homogen

sebanyak 4 kilogram Kemudian dilakukan pembuatan ekstrak jahe di Balai

Penelitian Tanaman Rempah dan Obat (BALITRO) Bogor Proses ekstraksi

meliputi pencucian pegirisan dan pengeringan Pada jahe yang sudah meliputi

tahap pengeringan kemudian diekstraksi melalui proses maserasi dengan pelarut

etanol 96 Pada penelitian ini digunakan 4 kg jahe yang dimana setelah

mengalami proses ekstraksi didapatkan ekstrak kental sebanyak 500 gram

3813 Pembuatan stok bakteri

Pembuatan stok bakteri ini dilakukan untuk memperbanyak bakteri

dengan cara menginokulasikan 1 ose biakan murni bakteri Streptococcus viridans

dalam media agar darah kemudian diinkubasi selama 24 jam dengan suhu 37degC

di dalam inkubator

3814 Pembuatan stok variabel konsentrasi

Stok ekstrak jahe akan dibuat dalam berbagai konsentrasi yaitu konsentrasi

100 mgml 200 mgml 500 mgml 600 mgml 800 mgml dan 1000 mgml

Etanol 96 digunakan sebagai kontrol negatif dan antibiotik penisilin sebagai

kontrol positif sehingga seluruhnya berjumlah 8 variabel Penelitian ini

dikerjakan secara triplet Blank disc dimasukkan ke dalam masing-masing stok

variabel konsentrasi selama 10-15 menit Kemudian masing-masing stok variabel

akan dimasukkan ke dalam 6 cawan petri (1 cawan petri akan berisi 3 blank disc

kosong kontrol negatif dan penisilin sebagai kontrol positif) yang akan digunakan

dalam tahap pengujian selanjutnya

19

382 Tahap uji efektivitas ekstrak jahe

Bakteri diencerkan dengan mencampurkan 1 ose bakteri Streptococcus

viridans ke dalam tabung reaksi yang telah berisi thiloglikolat steril kemudian

dihomogenkan dengan menggunakan vortex dan kekeruhannya distandarisasi

dengan konsentrasi 05 Mac Farland Bakteri dalam thioglikolat yang telah

terstandarisasi dioleskan pada media pertumbuhan Agar Darah (AD) dengan

menggunakan swab kapan steril Konsentrasi ekstrak jahe kemudian dimasukkan

ke dalam cawan petri dan rendam blank disc selama plusmn 15 menit Setelah dilakukan

perendaman blank disc diletakkan di atas permukaan media pertumbuhan yang

sudah diolesi dengan campuran bakteri dan thioglikolat secara higienis di dalam

laminar air flow Media Agar Darah kemudian diinkubasi ke dalam inkubator

pada suhu 37oC selama 24 jam Setelah 24 jam dilakukan pengukuran diameter

zona hambat yang terbentuk sebagai area bening atau zona bersih dengan

menggunakan penggaris

39 Pengelolaan data

Pada penelitian ini menggunakan data yang merupakan variable numerik

lebih dari 2 kelompok yang tidak berpasangan sehingga analisis data

menggunakan uji One Way ANOVA (distribusi data normal dan varians data harus

homogen) Namun jika distribusi data tidak normal maka uji alternatif yang

dilakukan adalah uji ststistik nonparameter Kruskall-Wallis Untuk menentukan

konsentrasi mana yang memiliki kebermaknaan maka dilakukan analisis Post Hoc

menggunakan uji Mann-Whitney

20

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

41 Efek Ekstrak Jahe (Zingiber officinale Roscoe) terhadap Pertumbuhan

Streptococcus viridans

Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan uji metode disc diffusion

secara triplo dengan beberapa konsentrasi ekstrak jahe (100 mgml 200 mgml

500 mgml 600 mgml 800 mgml dan 1000 mgml) Blank disc yang telah

direndam dalam ekstrak selama 10-15 menit diletakkan pada media pertumbuhan

Agar Darah yang terinokulasi bakteri Streptococcus viridans kemudian

diinkubasi selama 24 jam pada suhu 37oC Ekstrak jahe diketahui dapat

memberikan efek menghambat pertumbuhan bakteri Streptococcus viridans yang

terlihat dari terbentuknya zona hambat disekitar blank disc

Grafik 42 Diameter rata-rata zona hambat

Pada hasil pengamatan didapatkan berbagai diameter zona hambat yang

terbentuk dari masing-masing konsentrasi ekstrak jahe yang digunakan Rata-rata

diameter pada konsentrasi 100 mgml sebesar 667 mm dengan standar deviasi

058 Pada konsentrasi 200 mgml sebesar 767 mm dengan standar deviasi 058

000

500

1000

1500

2000

2500

3000

1 2 3 4 5 6 7 8

Leb

ar Z

on

a H

amb

at (

mm

)

Konsentrasi Ekstrak Jahe (mgml)

100 200 500

600 1000

K(-) K(+) 800

21

Pada konsentrasi 500 mgml sebesar 9 mm dengan standar deviasi 0 Pada

konsentrasi 600 mgml sebesar 10 mm dengan standar deviasi 0 Pada konsentrasi

800 mgml sebesar 11 mm dengan standar deviasi 0 Pada konsentrasi 1000

mgml sebesar 1233 mm dengan standar deviasi 058 Pada uji kontrol positif

yang menggunakan antibiotik penisilin terbentuk zona hambat dengan rata-rata

sebesar 2983 mm dengan standar deviasi 029 Pada uji kontrol negatif yang

menggunakan etanol 96 tidak terbentuk zona hambat yang memberikan arti

bahwa tidak adanya hambatan terhadap pertumbuhan bakteri Streptococcus

viridans

Data penelitian diatas menunjukkan bahwa data tidak memenuhi syarat

untuk melakukan uji One-Way Annova maka digunakan uji Kruskall-Wallis19

Pada uji Kruskall-Wallis menunjukkan nilai signifikan atau bermakna yang mana

dapat dikatakan bermakna jika p lt 005 sehingga diketahui bahwa berbagai

konsentrasi ekstrak jahe yang digunakkan pada penelitian ini berpengaruh

terhadap pertumbuhan bakteri Streptococcus viridans

Tabel 41 Hasil Analisis Post Hoc dengan Menggunakan Uji Mann-Whitney

Perlakuan Analisis Multikomparasi dengan Uji Mann-Whitney

Etanol 100

mgml

200

mgml

500

mgml

600

mgml

800

mgml

1000

mgml

Penisilin

Etanol 0034 0034 0025 0025 0025 0034 0034

100 mgml 0099 0034 0034 0034 0043 0043

200 mgml 0034 0034 0034 0043 0043

500 mgml 0025 0025 0034 0034

600 mgml 0025 0034 0034

800 mgml 0034 0034

1000 mgml 0043

Penisilin

Keterangan p lt 005

Berdasarkan hasil statistik analisis Post Hoc yang didapatkan bahwa

terdapat perbedaan yang bermakna antar setiap konsentrasi dengan penisilin

dengan indeks kepercayaan 95 Akan tetapi terdapat konsentrasi yang tidak

memiliki perbedaan yang bermakna yaitu antar konsentrasi 100 mgml dan 200

22

mgml Pada penelitian ini diketahui bahwa respon yang terbentuk dari

penghambatan tumbuhnya bakteri Streptococcus viridans merupakan respon

lemah

Pemberian ekstrak jahe berpengaruh terhadap pertumbuhan bakteri

Streptococcus viridans Diameter rata-rata zona hambat terbesar didapatkan pada

pemberian 1000 mgml (1233 mm) kemudian dengan pemberian konsentrasi 800

mgml (10 mm) dan konsentrasi 600 mgml (11 mm) tetapi berbeda bila

dibandingkan dengan pemberian konsentrasi 100 mgml 200 mgml dan 500

mgml Semakin tinggi konsentrasi ekstrak jahe mengakibatkan semakin besar

diameter rata-rata zona hambat yang terbentuk terhadap pertumbuhan bakteri

Streptococcus viridans

Gambar 43 Efek ekstrak jahe terhadap pertumbuhan Streptococcus viridans

Aktivitas antibakteri yang ditimbulkan dari pemberian ekstrak jahe dapat

dihubungkan dengan adanya kandungan senyawa-senyawa kimia jahe

Kandungan utama jahe adalah seskuiterpen dan zingiberen Komponen lainnya

termasuk β-sesquiphellandrene bisabolene dan farnesene yang termasuk

seskuiterpen Jahe memiliki senyawa reaktif yang disebut terpenoid yang

menstimulasi produksi air liur dan merupakan senyawa penting dalam farmasi

(Ekam et al 2007)

Menurut Winarto (2007) berdasarkan dari analisa kimia diketahui bahwa

tanaman jahe mengandung senyawa antara lain flavonoida polivenol minyak

atsiri gingerol limonene oleoresin 18 cineole 10-dehydroginger dione 6-

K (+)

K (-)

100 mgml

500 mgml

200 mgml

K (+)

K (-)

1000 mgml

800 mgml

600 mgml

23

gingerdione alpha-linolenic acid arginine aspartic betha-sitosterol caprilic-

acid capcaicin chorogenic acid farnesal farnese dan farnesol20

Minyak atsiri dan oleoresin merupakan senyawa kimia yang mampu

menghambat pertumbuhan dan membunuh bakteri dengan merusak membran

plasma bakteri merusak sistem kerja sel dan menyebabkan lisis pada sel bakteri

Selain itu struktur 3 dimensi protein terganggu sehingga menyebabkan protein

terdenaturasi Setelah mengalami denaturasi deret asam amino pada bakteri tetap

utuh namun tidak dapat lagi melakukan fungsinya21

Penelitian telah dilakukan oleh Malu et al (2009) yang membuktikan bahwa

ekstrak jahe mengandung senyawa aktif yaitu zingiberene yang mampu

menghambat pertumbuhan bakteri Streptococcus viridans Pada penelitian

tersebut jahe yang sudah dilakukan pengeringan dan penggilingan menjadi bubuk

halus dengan menggunakan electric grinder dihasilkan serbuk jahe sebanyak 100

gram Serbuk jahe kemudian dibagi menjadi masing-masing 20 gram dan akan

dilakukan ekstraksi dengan berbagai pelarut (n-heksana etil asetat etanol soxhlet

dan air) Hasil yang didapatkan adalah adanya aktivitas antibakteri dari ekstrak

jahe dengan berbagai pelarut kecuali air Zona hambat yang terbentuk sebesar 5

mm 56 mm 7 mm dan 0 mm

Berdasarkan hasil yang diperoleh dari penelitian sebelumnya terdapat

perbedaan yang signifikan dengan penelitian ini Perbedaaan yang ada

dipengaruhi oleh metode pembuatan variabel konsentrasi berupa simplisia jenis

dan konsentrasi pelarut yang digunakan berupa n-heksana etil asetat etanol

soxhlet dan air tempat tanaman jahe diperoleh di pasar di Nigeria dan usia panen

tanaman jahe (semakin tua tanaman jahe saat dipanen semakin banyak

kandungan minyak atsiri di dalamnya)

Pada penelitian ini terdapat beberapa hambatan antara lain

1 Penggunaan media pertumbuhan Agar Darah yang baik bagi berbagai bakteri

sehingga mempermudah adanya kontaminasi

2 Bakteri Streptococcus viridans yang tidak dapat bertahan hidup dalam waktu

yang cukup lama

24

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

51 Kesimpulan

Pada penelitian ini berdasarkan hasil uji efektivitas dan analisis statistik

dapat disimpulkan bahwa

1 Ekstrak tanaman jahe dengan pelarut etanol 96 dapat memberikan efek

hambat terhadap pertumbuhan bakteri Strptococcus viridans (p lt 005)

2 Rata-rata efek hambat yang paling besar terdapat pada konsentrasi ekstrak

jahe 1000 mgml yaitu sebesar 1233 mm konsentrasi 800 mgml sebesar

11 mm konsentrasi 600 mgml sebesar 10 mm konsentrasi 500 mgml

sebesar 9 mm konsentrasi 200 mgml sebesar 767 mm dan konsentrasi

100 mgml sebesar 667 mm

3 Efektivitas ekstrak jahe (Zingiber officinale Roscoe) terhadap

pertumbuhan Streptococcus viridans termasuk dalam golongan respon

lemah

52 Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang ada maka disarankan bagi peneliti

selanjutnya

1 Melakukan penelitian lebih lanjut tentang pengaruh konsentrasi ekstrak

tanaman jahe terhadap bakteri Streptococcus viridans dengan menggunakan

konsentrasi yang lebih kecil daripada penelitian ini

2 Melakukan penelitian lebih lanjut tentang kerja antibakteri ekstrak jahe

terhadap bakteri lainnya

3 Melakukan uji aktivitas antibakteri esktrak tanaman jahe terhadap bakteri

Streptococcus viridans secara in-vivo

25

DAFTAR PUSTAKA

1 Fathia S dkk Aktivitas Antimikroba Ekstrak Jahe (Zingiber officinale

Roscoe) Terhadap Beberapa Bakteri Patogen Bogor Institut Pertanian

Bogor 2011

2 Santoso B Jahe Yogyakarta Penerbit Kanisius 15-17

3 Departemen Kesehatan RI Profil Kesehatan Indonesia Jakarta

Departemen Kesehatan RI 2005 Diunduh dari httpwwwdepkesgoid

Diakses pada 20 Januari 2013

4 Departemen Kesehatan RI Pharmaceutical Care Untuk Penyakit Saluran

Pernapasan 2005

5 Bisno A Acute Pharyngitis N Engl J Med 2001 344(3) Diunduh dari

httpwwwnejmorg Diakses pada 14 Februari 2013

6 Malu S Obochi G Tawo N Nyong B Antibacterial Activity And

Medicinal Properties Of Ginger (Zingiber officinale) Global Journal Of

Pure And Applied Sciences Nigeria 2009 Vol(3) 365-368

7 Astuti V Uji Antibakteri Ekstrak Jahe (Zingiber officinale Roscoe)

Terhadap Pertumbuhan Bakteri Escherichia coli Dan Staphylococcus

aureus Secara In Vitro Semarang Universitas Diponegoro 2000

8 Rukmana R Usaha Tani Jahe Yogyakarta Penerbit Kanisius 12-17

9 Miksusanti Kajian Aktivitas Antibakteri Minyak Atsiri Temu Kunci dan

Aplikasinya dalam Fil Edibel Antibakteri Bogor Institut Pertanian Bogor

2008

10 Kaushik P Evaluation of Various Crude Extracts of Zingiber officinale

Rhizome for Potential Antibacterial Activity A Study in Vitro India

Department of Botany and Microbiology Gurukul Kangri University

Scientific Research 2011 Diunduh di httpwwwSciRPorgjournalaim

Diakses 16 Februari 2013

11 Fathona D Kandungan Gingerol dan Shogaol Intensitas Kepedasan dan

Penerimaan Panelis terhadap Oleoresin Jahe gajah (Zingiber officinale

var Roscoe) Jahe Emprit (Zingiber officinale var Amarum) dan Jahe

Merah (Zingiber officinale var Rubrum) Bogor Institut Pertanian Bogor

2011

12 Duke J et al Handbook of Medicinal Hebrs United State of America

CRC Press 2000 327-328

26

13 Brooks GF Butel JS Ornston NL Mikrobiologi Kedokteran Jawetz

Jakarta Penerbit Buku Kedokteran EGC 1996 327-338

14 Chatim A Suharto Sterilisasi dan Desinfeksi Dalam Staf Pengajar

FKUI Buku Ajar Mikrobiologi Kedokteran Jakarta Binarupa Aksara

Publisher 64-69

15 Topazian R et al Oral and Maxillofacial Infections Philadelphia WB

Saunders Company 33-34

16 Refoua A Study of Streptococcus Viridans in the Maxillofacial Region

Original Article University of Medical Sciences Tehran Iran

2005Vol(4) 174-177

17 Kusmiyati Uji Aktivitas Senyawa Antibakteri dari Mikroalga

Porphyridium cruentum Pusat Penelitian Bioteknologi Lembaga Ilmu

Pengetahuan Indonesia (LIPI) Cibinong 2007 Vol(1) 48-53

18 Greenwood Antibiotics Susceptibility (Sensitivity) Test Antimicrobial and

Chemotheraphy United State of America Mc Graw Hill Company 1995

19 Dahlan M Sopiyudin Statistik untuk Kedokteran dan Kesehatan Edisi 3

Jakarta Salemba Medika 2009 83-105

20 Winarto W Tanaman Obat Indonesia Untuk Pengobatan Herbal

Karyasari Herba Media 2007

21 Hertiani T et al Effect of Indonesian Medicinal Plants Essential Oils on

Streptococcus mutans Biofilm Yogyakarta Faculty of Pharmacy UGM

2011

27

LAMPIRAN

Lampiran 1

Hasil IdentifikasiDeterminasi Bahan Uji

28

Lampiran 2

Hasil Ekstraksi Jahe

29

Lampiran 3

Data Hasil Uji Statistik

UJI NORMALITAS

30

31

32

33

34

35

36

37

38

39

40

41

42

43

44

45

46

Lampiran 4

Alat dan Bahan

Media Agar Darah Ekstrak Jahe Timbangan Tabung

Reaksi Sendok

Etanol 96 Ose Pinset

Tisu Spirtus Cawan Petri Vortex

Laminar Air Flow Lemari Pendingin

47

Lampiran 5

Uji Antibakteri Jahe Terhadap Streptococcus viridan

K (+)

K (-)

100mgml

500mgml

200mgml

K (-)

K (+)

600mgml 1000mgml

800mgml

48

Lampiran 6

Riwayat Penulis

Identitas

Nama Sidqa Hanief

Jenis Kelamin Perempuan

Tempat Tanggal Lahir Jakarta 21 Desember 1992

Agama Islam

Alamat Jl Masjid Al Munir No 44 RT 012 RW 003 Jakarta

Timur

Email sidqahnfhotmailcom

Riwayat Pendidikan

1997-1998 TK Purwarini Jakarta

1998-2004 SDS Angkasa 3 Jakarta

2004-2007 SMP Negeri 81 Jakarta

2007-2010 SMA Madania Indonesian School Bogor

2010-sekarang Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

Page 20: Efektivitas Ekstrak Jahe (Zingiber officinale Roscoe) Terhadap ...

10

Gambar 24 Biakan Streptococcus viridans pada media Agar Darah

Sumber httplibjiangnaneducnASM114-Introduce1htm

Klasifikasi Streptococcus viridans menurut Bergey

Ordo Eubacteriales

Famili Lactobacillaceae

Tribus Streptococcaceae

Genus Streptococcus

Spesies Streptococcus viridans

Pertumbuhan pada Streptococcus viridans tidak dihambat oleh optochin dan

koloninya tidak dapat larut dalam empedu (deoxycholate) Bakteri ini dapat

mencapai aliran darah akibat trauma dan dikenal sebagai penyebab utama

endokarditis pada katub jantung yang abnormal Selain itu beberapa bakteri S

viridans mensintesa polisakarida dari sukrosa dan berperan penting pada proses

pembentukan karies gigi13

2131 Patogenesis Streptococcus viridans

Penyakit yang ditimbulkan oleh infeksi Streptococcus dapat dipengaruhi

oleh beberapa macam faktor antara lain sifat biologik bakteri cara host

memberikan respons dan port drsquo entree bakteri13

Mulut merupakan organ yang

mengandung banyak bakteri dengan Streptococcus menjadi genus dominan

Orofaring terdapat campuran dari beberapa bakteri Streptococcus dan beberapa

spesies dari Streptococcus Streptococcus viridans mencegah kolonisasi bakteri

lain di rongga mulut dengan menjadi lebih agresif dari mikroorganisme lain

Berbagai bakteri bersaing dengan melakukan mucosal adherence dan

11

memproduksi bakteriosin yang mempunyai efek bakterisid Hanya sedikit yang

diketahui tentang mekanisme patogen pada Streptococcus viridans namun

diketahui bahwa bakteri tersebut dapat menghasilkan beberapa eksotoksin dan

enzim litik mengaktivasi komplemen menginduksi produksi dari sitokin15

Pada seseorang yang menjalani bedah mulut dan ekstraksi gigi memicu

terjadinya perdarahan 30 pasien akan mengalami bakteremia yang disebabkan

oleh Streptococcus viridans13

Streptococcus viridans adalah mikroorganisme

penyebab utama endokarditis bakterialis subakuta Lesi ini bersifat progresif dan

bagian yang mengalami penyembuhan akan mengalami inflamasi aktif dengan

vegetasi yang terdiri atas fibrin platelet sel darah dan bakteri yang melekat pada

katup jantung Menurut Refuoa selain endokarditis dilaporkan juga dalam

penelitiannya bahwa Streptococcus viridans mempunyai peranan dalam terjadinya

dental abcesses16

214 Antimikroba

Antimikroba merupakan substansi kimia yang berasal dari berbagai macam

mikroorganisme dalam konsentrasi rendah namun mampu menghambat

pertumbuhan mikroorganisme lainnya

Antibiotika mempunyai sifat-sifat

antibiotika antara lain menghambat atau membunuh patogen tanpa merusak host

bersifat bakterisid tidak ada resistensi pada bakteri tidak bersifat alergenik tetap

aktif dalam plasma dan eksudat larut di dalam air dan stabil dan bactericidal

level di dalam tubuh cepat dicapai dan bertahan untuk waktu lama14

2141 Mekanisme kerja antimikroba

Antimikroba yang mempunyai sifat bakteriostatik dapat menghambat

pertumbuhan bakteri dan membunuh bakteri Terdapat beberapa mekanisme kerja

antimikroba antara lain

1 Antimikroba yang mempengaruhi dinding sel

Mikroorganisme memiliki dinding sel yang merupakan struktur kaku

yang terdiri dari suatu kompleks polimer mukopeptida Dinding sel ini

menjaga tekanan osmotik di dalam bakteri sehingga mampu mencegah

gangguan dalam sintesisnya Antibiotika yang dapat menghambat reaksi

12

dalam proses sintesis dinding sel adalah penisilin fosfomisin sikloserin

ristosetin vankomisin dan basitrasin13

2 Antimikroba yang merusak membran sel

Beberapa antibiotika yang mampu merusak kehidupan sel

mikroorganisme Membran sel sebagai pembatas osmotik bagi difusi

antara lingkungan luar dan dalam sel Obat seperti polimiksin yang

merupakan kelompok polipeptida sederhana yang sukar berdifusi dan

sangat toksik 13

3 Antimikroba yang mengganggu fungsi DNA

Obat antimikroba yang berfungsi untuk merusak fungsi DNA hanya

beberapa saja yang dapat dipakai karena faktor toksisitasnya Antimikroba

yang bekerja sesuai dengan mekanisme tersebut adalah mitosin dan asam

nalidiksat 13

4 Antimikroba yang menghambat sintesis protein

Sintesis protein pada mikroorganisme berlangsung di ribosom

dengan bantuan mRNA dan tRNA Terdapat dua hasil akhir dari proses

sintesis protein yaitu transkripsi atau sintesis asam ribonukleat yang DNA-

dependent dan translasi atau sintesis protein yang RNA-dependent

Antimikroba yang mampu menghambat sintesis protein adalah rifampisin

aminoglikosida tetrasiklin dan kloramfenikol 13

2142 Metode uji antimikroba

Uji antimikroba dilakukan dengan metode difusi dan metode dilusi untuk

mengukur nilai konsentrasi hambat minimum (KHM)

A Metode difusi

Pada metode difusi dilakukan pengukuran daya hambat dari senyawa

antimikroba yang terkandung dalam ekstrak Metode ini merupakan metode yang

paling umum digunakan Metode difusi dibedakan melalui 3 cara yaitu

a Metode disc diffusion

Metode ini menggunakan blank disc yang berfungsi untuk menampung

zat antimikroba Blank disc yang mengandung zat antimikroba diletakkan di atas

13

permukaan media pertumbuhan yang telah diinokulasi Setelah itu diinkubasi

pada pada suhu 37oC selama 18-24 jam Hasil yang akan didapat adalah ada

tidaknya zona bening (clear zone) yang terbentuk di sekitar blank disc yang

menunjukan zona hambat pada pertumbuhan bakteri Dari hasil yang ditunjukan

dilakukan pengukuran dengan menggunakan penggaris Semakin besar zona

hambat yang dihasilkan semakin besar pula akitivitas suatu zat antimikroba1718

Tabel 23 Klasifikasi Respon Hambatan Pertumbuhan Bakteri

Diameter Zona Terang Respon Hambatan Pertumbuhan

gt20 mm Kuat

16-20 mm Sedang

10-15 mm Lemah

lt10 mm Tidak ada

Sumber Greenwood 1995

b Metode lubang (sumuranhole)

Pada metode ini media agar yang sudah diinokulasikan dengan bakteri

uji kemudian dibuat lubang atau sumur Lubang tersebut diisi ekstrak yang

mengandung zat antimikroba Setelah semua terisi oleh zat antimikroba

kemudian inkubasi pada waktu dan suhu optimum lalu dilakukan pengamatan

hambatan yang akan terbentuk 17

c Metode parit

Media pertumbuhan agar diinokulasikan dengan bakteri kemudian

dibuat sebidang parit Parit tersebut diisi dengan ekstrak dan diinkubasi pada

waktu dan suhu optimum pertumbuhan bakteri Setelah itu dilakukan pengamatan

dengan melihat ada atau tidaknya hambatan yang terbentuk 17

B Metode dilusi

Pada metode dilusi atau pengenceran senyawa antimikroba diencerkan

menjadi beberapa konsentrasi kemudian setiap konsentrasi tersebut dimasukkan

bakteri uji dalam media cair Lakukan inkubasi dan lihat apakah terdapat

pertumbuhan bakteri Pada umumnya metode ini terbagi menjadi dua metode

14

yaitu metode dilusi cair dan padat Kedua metode tersebut digunakan untuk

menentukan konsentrasi hambat minimal (KHM) dan konsentrasi bunuh minimal

(KBM) dari zat antimikroba terhadap bakteri uji Namun terbedakan dengan

media yang digunakan 18

22 Kerangka Teori

23 Kerangka Konsep

Ekstrak jahe

(Zingiber

officinale

Roscoe)

Koloni

Streptococcus

viridans

Pertumbuhan

koloni normal

Hambatan pada

pertumbuhan koloni

(+)

Zona hambat (+)

Ekstrak Jahe

Minyak atsiri dan oleoresin

β-bisabolene β- farnesene

sesquiphelandrene Gingerol

Shagaol Bisabolene

Merusak membran plasma sel

bakteri Streptococcus viridans

15

23 Definisi Operasional

No Variabel Definisi

Operasional

Alat Ukur Hasil Ukur Skala

Ukur

1 Zona hambat

Sviridans

Daerah

sekeliling blank

disc yang tidak

ditemukan

adanya

pertumbuhan S

viridans

Penggaris Diameter

zona bersih

(clear zone)

Numerik

2 Konsentrasi

ekstrak jahe

(100mgml

200mgml

500mgml

600mgml

800mgml

1000mgml)

Jahe yang sudah

dikeringkan

yang kemudian

dilarutkan

dengan

konsentrasi yang

telah ditentukan

Mikro

pipet

Jumlah

ekstrak sesuai

dengan

konsentrasi

pada setiap

tabung

Kategorik

3 Larutan

kontrol

negatif

Larutan kontrol

negatif yang

berisi etanol

96

Mikro

pipet

Blank disc

berisi etanol

96

Kategorik

4 Kontrol

positif

Kontrol positif

berupa blank

disc berisi

antibiotik

penisilin

Tidak ada Blank disc

berisi

antibiotik

penisilin

Kategorik

16

BAB III

METODE PENELITIAN

31 Desain Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental

32 Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada bulan Desember 2012 sampai bulan Juli

2013 di Laboratorium Mikrobiologi Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan

Universitas Islam Negeri Jakarta Proses ekstraksi jahe (Zingiber officinale

Roscoe) dilakukan oleh Balai Penelitian Tanaman Rempah dan Obat (BALITRO)

Bogor

33 Bahan yang Diuji

Ekstrak jahe (Zingiber officinale Roscoe) yang telah diekstraksi oleh Balai

Penelitian Tanaman Rempah dan Obat (BALITRO) Bogor

34 Sampel Bakteri

Bakteri Streptococcus viridans yang diisolasi pada media Agar darah dan

diinkubasi pada suhu 37degC selama 24 jam

35 Identifikasi Variabel

351 Variabel Bebas

Ekstrak jahe (Zingiber officinale Roscoe) dengan konsentrasi 100 mgml

200 mgml 500 mgml 600 mgml 800 mgml 1000 mgml

`352 Variabel Terikat

Pertumbuhan bakteri Streptococcus viridans dalam media pertumbuhan

Agar Darah

17

36 Alat dan Bahan Penelitian

361 Alat Penelitian

Tabung reaksi mikro pipet vortex bunsen alkohol ose cawan petri

penggaris korek api rak tabung autoclave baki alumuniumfoil swab kapas

erlenmeyer inkubator penggaris label alat tulis laminar air flow tisu pinset

dan kamera

362 Bahan Penelitian

Jahe pelarut etanol 96 pembenihan Agar darah larutan pengencer

thioglikolat biakan Streptococcus viridans blank disc blank disc berisi antibiotik

penicillin

37 Alur Penelitian

Kultur bakteri Streptococcus viridans

di media Agar Darah

Pembuatan konsentrasi ekstrak jahe

Timbang ekstrak jahe dengan berat

1000 800 600 500 200 dan 100

gram masukkan ke dalam tabung

Masukkan 1 ose Streptococcus

viridans ke dalam larutan thioglikolat

Usapkan bakteri ke media Agar Darah

dengan swab kapas steril

Thioglikolat dan Streptococcus

viridans divortex hingga omogen Masukkan 1ml etanol 96 ke dalam

masing-masing tabung

Pindahkan konsentrasi ekstrak jahe

yang homogen ke cawan petri

Blank disc diletakkan di media Agar

Darah yang telah diberi bakteri

Streptococcus viridans

Ekstrak jahe dan etanol 96 divortex

hingga homogen

Kekeruhan distandarisasi dengan

menggunakan larutan standarisasi

konsentrasi 05 Mac Farland

Inkubasi selama 24 jam

Amati dan ukur zona hambat yang

terbentuk

Rendam blank disc ke dalam cawan

petri selama 10-15 menit

18

38 Cara Kerja Penelitian

381 Tahap Persiapan

3811 Sterilisasi Alat dan Bahan

Seluruh alat yang akan digunakan sebelumnya dicuci bersih dikeringkan

dan dibungkus dengan kertas Setelah itu sterilisasi dapat dilakukan dengan

menggunakan autoclave selama 15-30 menit dan kemudian mengatur tekanan

sebesar 15 dynecm3 (1 atm) dan suhu sebesar 121

o C

3812 Persiapan Sampel

Jahe diperoleh dari pasar tradisional di Jakarta Timur yang homogen

sebanyak 4 kilogram Kemudian dilakukan pembuatan ekstrak jahe di Balai

Penelitian Tanaman Rempah dan Obat (BALITRO) Bogor Proses ekstraksi

meliputi pencucian pegirisan dan pengeringan Pada jahe yang sudah meliputi

tahap pengeringan kemudian diekstraksi melalui proses maserasi dengan pelarut

etanol 96 Pada penelitian ini digunakan 4 kg jahe yang dimana setelah

mengalami proses ekstraksi didapatkan ekstrak kental sebanyak 500 gram

3813 Pembuatan stok bakteri

Pembuatan stok bakteri ini dilakukan untuk memperbanyak bakteri

dengan cara menginokulasikan 1 ose biakan murni bakteri Streptococcus viridans

dalam media agar darah kemudian diinkubasi selama 24 jam dengan suhu 37degC

di dalam inkubator

3814 Pembuatan stok variabel konsentrasi

Stok ekstrak jahe akan dibuat dalam berbagai konsentrasi yaitu konsentrasi

100 mgml 200 mgml 500 mgml 600 mgml 800 mgml dan 1000 mgml

Etanol 96 digunakan sebagai kontrol negatif dan antibiotik penisilin sebagai

kontrol positif sehingga seluruhnya berjumlah 8 variabel Penelitian ini

dikerjakan secara triplet Blank disc dimasukkan ke dalam masing-masing stok

variabel konsentrasi selama 10-15 menit Kemudian masing-masing stok variabel

akan dimasukkan ke dalam 6 cawan petri (1 cawan petri akan berisi 3 blank disc

kosong kontrol negatif dan penisilin sebagai kontrol positif) yang akan digunakan

dalam tahap pengujian selanjutnya

19

382 Tahap uji efektivitas ekstrak jahe

Bakteri diencerkan dengan mencampurkan 1 ose bakteri Streptococcus

viridans ke dalam tabung reaksi yang telah berisi thiloglikolat steril kemudian

dihomogenkan dengan menggunakan vortex dan kekeruhannya distandarisasi

dengan konsentrasi 05 Mac Farland Bakteri dalam thioglikolat yang telah

terstandarisasi dioleskan pada media pertumbuhan Agar Darah (AD) dengan

menggunakan swab kapan steril Konsentrasi ekstrak jahe kemudian dimasukkan

ke dalam cawan petri dan rendam blank disc selama plusmn 15 menit Setelah dilakukan

perendaman blank disc diletakkan di atas permukaan media pertumbuhan yang

sudah diolesi dengan campuran bakteri dan thioglikolat secara higienis di dalam

laminar air flow Media Agar Darah kemudian diinkubasi ke dalam inkubator

pada suhu 37oC selama 24 jam Setelah 24 jam dilakukan pengukuran diameter

zona hambat yang terbentuk sebagai area bening atau zona bersih dengan

menggunakan penggaris

39 Pengelolaan data

Pada penelitian ini menggunakan data yang merupakan variable numerik

lebih dari 2 kelompok yang tidak berpasangan sehingga analisis data

menggunakan uji One Way ANOVA (distribusi data normal dan varians data harus

homogen) Namun jika distribusi data tidak normal maka uji alternatif yang

dilakukan adalah uji ststistik nonparameter Kruskall-Wallis Untuk menentukan

konsentrasi mana yang memiliki kebermaknaan maka dilakukan analisis Post Hoc

menggunakan uji Mann-Whitney

20

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

41 Efek Ekstrak Jahe (Zingiber officinale Roscoe) terhadap Pertumbuhan

Streptococcus viridans

Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan uji metode disc diffusion

secara triplo dengan beberapa konsentrasi ekstrak jahe (100 mgml 200 mgml

500 mgml 600 mgml 800 mgml dan 1000 mgml) Blank disc yang telah

direndam dalam ekstrak selama 10-15 menit diletakkan pada media pertumbuhan

Agar Darah yang terinokulasi bakteri Streptococcus viridans kemudian

diinkubasi selama 24 jam pada suhu 37oC Ekstrak jahe diketahui dapat

memberikan efek menghambat pertumbuhan bakteri Streptococcus viridans yang

terlihat dari terbentuknya zona hambat disekitar blank disc

Grafik 42 Diameter rata-rata zona hambat

Pada hasil pengamatan didapatkan berbagai diameter zona hambat yang

terbentuk dari masing-masing konsentrasi ekstrak jahe yang digunakan Rata-rata

diameter pada konsentrasi 100 mgml sebesar 667 mm dengan standar deviasi

058 Pada konsentrasi 200 mgml sebesar 767 mm dengan standar deviasi 058

000

500

1000

1500

2000

2500

3000

1 2 3 4 5 6 7 8

Leb

ar Z

on

a H

amb

at (

mm

)

Konsentrasi Ekstrak Jahe (mgml)

100 200 500

600 1000

K(-) K(+) 800

21

Pada konsentrasi 500 mgml sebesar 9 mm dengan standar deviasi 0 Pada

konsentrasi 600 mgml sebesar 10 mm dengan standar deviasi 0 Pada konsentrasi

800 mgml sebesar 11 mm dengan standar deviasi 0 Pada konsentrasi 1000

mgml sebesar 1233 mm dengan standar deviasi 058 Pada uji kontrol positif

yang menggunakan antibiotik penisilin terbentuk zona hambat dengan rata-rata

sebesar 2983 mm dengan standar deviasi 029 Pada uji kontrol negatif yang

menggunakan etanol 96 tidak terbentuk zona hambat yang memberikan arti

bahwa tidak adanya hambatan terhadap pertumbuhan bakteri Streptococcus

viridans

Data penelitian diatas menunjukkan bahwa data tidak memenuhi syarat

untuk melakukan uji One-Way Annova maka digunakan uji Kruskall-Wallis19

Pada uji Kruskall-Wallis menunjukkan nilai signifikan atau bermakna yang mana

dapat dikatakan bermakna jika p lt 005 sehingga diketahui bahwa berbagai

konsentrasi ekstrak jahe yang digunakkan pada penelitian ini berpengaruh

terhadap pertumbuhan bakteri Streptococcus viridans

Tabel 41 Hasil Analisis Post Hoc dengan Menggunakan Uji Mann-Whitney

Perlakuan Analisis Multikomparasi dengan Uji Mann-Whitney

Etanol 100

mgml

200

mgml

500

mgml

600

mgml

800

mgml

1000

mgml

Penisilin

Etanol 0034 0034 0025 0025 0025 0034 0034

100 mgml 0099 0034 0034 0034 0043 0043

200 mgml 0034 0034 0034 0043 0043

500 mgml 0025 0025 0034 0034

600 mgml 0025 0034 0034

800 mgml 0034 0034

1000 mgml 0043

Penisilin

Keterangan p lt 005

Berdasarkan hasil statistik analisis Post Hoc yang didapatkan bahwa

terdapat perbedaan yang bermakna antar setiap konsentrasi dengan penisilin

dengan indeks kepercayaan 95 Akan tetapi terdapat konsentrasi yang tidak

memiliki perbedaan yang bermakna yaitu antar konsentrasi 100 mgml dan 200

22

mgml Pada penelitian ini diketahui bahwa respon yang terbentuk dari

penghambatan tumbuhnya bakteri Streptococcus viridans merupakan respon

lemah

Pemberian ekstrak jahe berpengaruh terhadap pertumbuhan bakteri

Streptococcus viridans Diameter rata-rata zona hambat terbesar didapatkan pada

pemberian 1000 mgml (1233 mm) kemudian dengan pemberian konsentrasi 800

mgml (10 mm) dan konsentrasi 600 mgml (11 mm) tetapi berbeda bila

dibandingkan dengan pemberian konsentrasi 100 mgml 200 mgml dan 500

mgml Semakin tinggi konsentrasi ekstrak jahe mengakibatkan semakin besar

diameter rata-rata zona hambat yang terbentuk terhadap pertumbuhan bakteri

Streptococcus viridans

Gambar 43 Efek ekstrak jahe terhadap pertumbuhan Streptococcus viridans

Aktivitas antibakteri yang ditimbulkan dari pemberian ekstrak jahe dapat

dihubungkan dengan adanya kandungan senyawa-senyawa kimia jahe

Kandungan utama jahe adalah seskuiterpen dan zingiberen Komponen lainnya

termasuk β-sesquiphellandrene bisabolene dan farnesene yang termasuk

seskuiterpen Jahe memiliki senyawa reaktif yang disebut terpenoid yang

menstimulasi produksi air liur dan merupakan senyawa penting dalam farmasi

(Ekam et al 2007)

Menurut Winarto (2007) berdasarkan dari analisa kimia diketahui bahwa

tanaman jahe mengandung senyawa antara lain flavonoida polivenol minyak

atsiri gingerol limonene oleoresin 18 cineole 10-dehydroginger dione 6-

K (+)

K (-)

100 mgml

500 mgml

200 mgml

K (+)

K (-)

1000 mgml

800 mgml

600 mgml

23

gingerdione alpha-linolenic acid arginine aspartic betha-sitosterol caprilic-

acid capcaicin chorogenic acid farnesal farnese dan farnesol20

Minyak atsiri dan oleoresin merupakan senyawa kimia yang mampu

menghambat pertumbuhan dan membunuh bakteri dengan merusak membran

plasma bakteri merusak sistem kerja sel dan menyebabkan lisis pada sel bakteri

Selain itu struktur 3 dimensi protein terganggu sehingga menyebabkan protein

terdenaturasi Setelah mengalami denaturasi deret asam amino pada bakteri tetap

utuh namun tidak dapat lagi melakukan fungsinya21

Penelitian telah dilakukan oleh Malu et al (2009) yang membuktikan bahwa

ekstrak jahe mengandung senyawa aktif yaitu zingiberene yang mampu

menghambat pertumbuhan bakteri Streptococcus viridans Pada penelitian

tersebut jahe yang sudah dilakukan pengeringan dan penggilingan menjadi bubuk

halus dengan menggunakan electric grinder dihasilkan serbuk jahe sebanyak 100

gram Serbuk jahe kemudian dibagi menjadi masing-masing 20 gram dan akan

dilakukan ekstraksi dengan berbagai pelarut (n-heksana etil asetat etanol soxhlet

dan air) Hasil yang didapatkan adalah adanya aktivitas antibakteri dari ekstrak

jahe dengan berbagai pelarut kecuali air Zona hambat yang terbentuk sebesar 5

mm 56 mm 7 mm dan 0 mm

Berdasarkan hasil yang diperoleh dari penelitian sebelumnya terdapat

perbedaan yang signifikan dengan penelitian ini Perbedaaan yang ada

dipengaruhi oleh metode pembuatan variabel konsentrasi berupa simplisia jenis

dan konsentrasi pelarut yang digunakan berupa n-heksana etil asetat etanol

soxhlet dan air tempat tanaman jahe diperoleh di pasar di Nigeria dan usia panen

tanaman jahe (semakin tua tanaman jahe saat dipanen semakin banyak

kandungan minyak atsiri di dalamnya)

Pada penelitian ini terdapat beberapa hambatan antara lain

1 Penggunaan media pertumbuhan Agar Darah yang baik bagi berbagai bakteri

sehingga mempermudah adanya kontaminasi

2 Bakteri Streptococcus viridans yang tidak dapat bertahan hidup dalam waktu

yang cukup lama

24

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

51 Kesimpulan

Pada penelitian ini berdasarkan hasil uji efektivitas dan analisis statistik

dapat disimpulkan bahwa

1 Ekstrak tanaman jahe dengan pelarut etanol 96 dapat memberikan efek

hambat terhadap pertumbuhan bakteri Strptococcus viridans (p lt 005)

2 Rata-rata efek hambat yang paling besar terdapat pada konsentrasi ekstrak

jahe 1000 mgml yaitu sebesar 1233 mm konsentrasi 800 mgml sebesar

11 mm konsentrasi 600 mgml sebesar 10 mm konsentrasi 500 mgml

sebesar 9 mm konsentrasi 200 mgml sebesar 767 mm dan konsentrasi

100 mgml sebesar 667 mm

3 Efektivitas ekstrak jahe (Zingiber officinale Roscoe) terhadap

pertumbuhan Streptococcus viridans termasuk dalam golongan respon

lemah

52 Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang ada maka disarankan bagi peneliti

selanjutnya

1 Melakukan penelitian lebih lanjut tentang pengaruh konsentrasi ekstrak

tanaman jahe terhadap bakteri Streptococcus viridans dengan menggunakan

konsentrasi yang lebih kecil daripada penelitian ini

2 Melakukan penelitian lebih lanjut tentang kerja antibakteri ekstrak jahe

terhadap bakteri lainnya

3 Melakukan uji aktivitas antibakteri esktrak tanaman jahe terhadap bakteri

Streptococcus viridans secara in-vivo

25

DAFTAR PUSTAKA

1 Fathia S dkk Aktivitas Antimikroba Ekstrak Jahe (Zingiber officinale

Roscoe) Terhadap Beberapa Bakteri Patogen Bogor Institut Pertanian

Bogor 2011

2 Santoso B Jahe Yogyakarta Penerbit Kanisius 15-17

3 Departemen Kesehatan RI Profil Kesehatan Indonesia Jakarta

Departemen Kesehatan RI 2005 Diunduh dari httpwwwdepkesgoid

Diakses pada 20 Januari 2013

4 Departemen Kesehatan RI Pharmaceutical Care Untuk Penyakit Saluran

Pernapasan 2005

5 Bisno A Acute Pharyngitis N Engl J Med 2001 344(3) Diunduh dari

httpwwwnejmorg Diakses pada 14 Februari 2013

6 Malu S Obochi G Tawo N Nyong B Antibacterial Activity And

Medicinal Properties Of Ginger (Zingiber officinale) Global Journal Of

Pure And Applied Sciences Nigeria 2009 Vol(3) 365-368

7 Astuti V Uji Antibakteri Ekstrak Jahe (Zingiber officinale Roscoe)

Terhadap Pertumbuhan Bakteri Escherichia coli Dan Staphylococcus

aureus Secara In Vitro Semarang Universitas Diponegoro 2000

8 Rukmana R Usaha Tani Jahe Yogyakarta Penerbit Kanisius 12-17

9 Miksusanti Kajian Aktivitas Antibakteri Minyak Atsiri Temu Kunci dan

Aplikasinya dalam Fil Edibel Antibakteri Bogor Institut Pertanian Bogor

2008

10 Kaushik P Evaluation of Various Crude Extracts of Zingiber officinale

Rhizome for Potential Antibacterial Activity A Study in Vitro India

Department of Botany and Microbiology Gurukul Kangri University

Scientific Research 2011 Diunduh di httpwwwSciRPorgjournalaim

Diakses 16 Februari 2013

11 Fathona D Kandungan Gingerol dan Shogaol Intensitas Kepedasan dan

Penerimaan Panelis terhadap Oleoresin Jahe gajah (Zingiber officinale

var Roscoe) Jahe Emprit (Zingiber officinale var Amarum) dan Jahe

Merah (Zingiber officinale var Rubrum) Bogor Institut Pertanian Bogor

2011

12 Duke J et al Handbook of Medicinal Hebrs United State of America

CRC Press 2000 327-328

26

13 Brooks GF Butel JS Ornston NL Mikrobiologi Kedokteran Jawetz

Jakarta Penerbit Buku Kedokteran EGC 1996 327-338

14 Chatim A Suharto Sterilisasi dan Desinfeksi Dalam Staf Pengajar

FKUI Buku Ajar Mikrobiologi Kedokteran Jakarta Binarupa Aksara

Publisher 64-69

15 Topazian R et al Oral and Maxillofacial Infections Philadelphia WB

Saunders Company 33-34

16 Refoua A Study of Streptococcus Viridans in the Maxillofacial Region

Original Article University of Medical Sciences Tehran Iran

2005Vol(4) 174-177

17 Kusmiyati Uji Aktivitas Senyawa Antibakteri dari Mikroalga

Porphyridium cruentum Pusat Penelitian Bioteknologi Lembaga Ilmu

Pengetahuan Indonesia (LIPI) Cibinong 2007 Vol(1) 48-53

18 Greenwood Antibiotics Susceptibility (Sensitivity) Test Antimicrobial and

Chemotheraphy United State of America Mc Graw Hill Company 1995

19 Dahlan M Sopiyudin Statistik untuk Kedokteran dan Kesehatan Edisi 3

Jakarta Salemba Medika 2009 83-105

20 Winarto W Tanaman Obat Indonesia Untuk Pengobatan Herbal

Karyasari Herba Media 2007

21 Hertiani T et al Effect of Indonesian Medicinal Plants Essential Oils on

Streptococcus mutans Biofilm Yogyakarta Faculty of Pharmacy UGM

2011

27

LAMPIRAN

Lampiran 1

Hasil IdentifikasiDeterminasi Bahan Uji

28

Lampiran 2

Hasil Ekstraksi Jahe

29

Lampiran 3

Data Hasil Uji Statistik

UJI NORMALITAS

30

31

32

33

34

35

36

37

38

39

40

41

42

43

44

45

46

Lampiran 4

Alat dan Bahan

Media Agar Darah Ekstrak Jahe Timbangan Tabung

Reaksi Sendok

Etanol 96 Ose Pinset

Tisu Spirtus Cawan Petri Vortex

Laminar Air Flow Lemari Pendingin

47

Lampiran 5

Uji Antibakteri Jahe Terhadap Streptococcus viridan

K (+)

K (-)

100mgml

500mgml

200mgml

K (-)

K (+)

600mgml 1000mgml

800mgml

48

Lampiran 6

Riwayat Penulis

Identitas

Nama Sidqa Hanief

Jenis Kelamin Perempuan

Tempat Tanggal Lahir Jakarta 21 Desember 1992

Agama Islam

Alamat Jl Masjid Al Munir No 44 RT 012 RW 003 Jakarta

Timur

Email sidqahnfhotmailcom

Riwayat Pendidikan

1997-1998 TK Purwarini Jakarta

1998-2004 SDS Angkasa 3 Jakarta

2004-2007 SMP Negeri 81 Jakarta

2007-2010 SMA Madania Indonesian School Bogor

2010-sekarang Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

Page 21: Efektivitas Ekstrak Jahe (Zingiber officinale Roscoe) Terhadap ...

11

memproduksi bakteriosin yang mempunyai efek bakterisid Hanya sedikit yang

diketahui tentang mekanisme patogen pada Streptococcus viridans namun

diketahui bahwa bakteri tersebut dapat menghasilkan beberapa eksotoksin dan

enzim litik mengaktivasi komplemen menginduksi produksi dari sitokin15

Pada seseorang yang menjalani bedah mulut dan ekstraksi gigi memicu

terjadinya perdarahan 30 pasien akan mengalami bakteremia yang disebabkan

oleh Streptococcus viridans13

Streptococcus viridans adalah mikroorganisme

penyebab utama endokarditis bakterialis subakuta Lesi ini bersifat progresif dan

bagian yang mengalami penyembuhan akan mengalami inflamasi aktif dengan

vegetasi yang terdiri atas fibrin platelet sel darah dan bakteri yang melekat pada

katup jantung Menurut Refuoa selain endokarditis dilaporkan juga dalam

penelitiannya bahwa Streptococcus viridans mempunyai peranan dalam terjadinya

dental abcesses16

214 Antimikroba

Antimikroba merupakan substansi kimia yang berasal dari berbagai macam

mikroorganisme dalam konsentrasi rendah namun mampu menghambat

pertumbuhan mikroorganisme lainnya

Antibiotika mempunyai sifat-sifat

antibiotika antara lain menghambat atau membunuh patogen tanpa merusak host

bersifat bakterisid tidak ada resistensi pada bakteri tidak bersifat alergenik tetap

aktif dalam plasma dan eksudat larut di dalam air dan stabil dan bactericidal

level di dalam tubuh cepat dicapai dan bertahan untuk waktu lama14

2141 Mekanisme kerja antimikroba

Antimikroba yang mempunyai sifat bakteriostatik dapat menghambat

pertumbuhan bakteri dan membunuh bakteri Terdapat beberapa mekanisme kerja

antimikroba antara lain

1 Antimikroba yang mempengaruhi dinding sel

Mikroorganisme memiliki dinding sel yang merupakan struktur kaku

yang terdiri dari suatu kompleks polimer mukopeptida Dinding sel ini

menjaga tekanan osmotik di dalam bakteri sehingga mampu mencegah

gangguan dalam sintesisnya Antibiotika yang dapat menghambat reaksi

12

dalam proses sintesis dinding sel adalah penisilin fosfomisin sikloserin

ristosetin vankomisin dan basitrasin13

2 Antimikroba yang merusak membran sel

Beberapa antibiotika yang mampu merusak kehidupan sel

mikroorganisme Membran sel sebagai pembatas osmotik bagi difusi

antara lingkungan luar dan dalam sel Obat seperti polimiksin yang

merupakan kelompok polipeptida sederhana yang sukar berdifusi dan

sangat toksik 13

3 Antimikroba yang mengganggu fungsi DNA

Obat antimikroba yang berfungsi untuk merusak fungsi DNA hanya

beberapa saja yang dapat dipakai karena faktor toksisitasnya Antimikroba

yang bekerja sesuai dengan mekanisme tersebut adalah mitosin dan asam

nalidiksat 13

4 Antimikroba yang menghambat sintesis protein

Sintesis protein pada mikroorganisme berlangsung di ribosom

dengan bantuan mRNA dan tRNA Terdapat dua hasil akhir dari proses

sintesis protein yaitu transkripsi atau sintesis asam ribonukleat yang DNA-

dependent dan translasi atau sintesis protein yang RNA-dependent

Antimikroba yang mampu menghambat sintesis protein adalah rifampisin

aminoglikosida tetrasiklin dan kloramfenikol 13

2142 Metode uji antimikroba

Uji antimikroba dilakukan dengan metode difusi dan metode dilusi untuk

mengukur nilai konsentrasi hambat minimum (KHM)

A Metode difusi

Pada metode difusi dilakukan pengukuran daya hambat dari senyawa

antimikroba yang terkandung dalam ekstrak Metode ini merupakan metode yang

paling umum digunakan Metode difusi dibedakan melalui 3 cara yaitu

a Metode disc diffusion

Metode ini menggunakan blank disc yang berfungsi untuk menampung

zat antimikroba Blank disc yang mengandung zat antimikroba diletakkan di atas

13

permukaan media pertumbuhan yang telah diinokulasi Setelah itu diinkubasi

pada pada suhu 37oC selama 18-24 jam Hasil yang akan didapat adalah ada

tidaknya zona bening (clear zone) yang terbentuk di sekitar blank disc yang

menunjukan zona hambat pada pertumbuhan bakteri Dari hasil yang ditunjukan

dilakukan pengukuran dengan menggunakan penggaris Semakin besar zona

hambat yang dihasilkan semakin besar pula akitivitas suatu zat antimikroba1718

Tabel 23 Klasifikasi Respon Hambatan Pertumbuhan Bakteri

Diameter Zona Terang Respon Hambatan Pertumbuhan

gt20 mm Kuat

16-20 mm Sedang

10-15 mm Lemah

lt10 mm Tidak ada

Sumber Greenwood 1995

b Metode lubang (sumuranhole)

Pada metode ini media agar yang sudah diinokulasikan dengan bakteri

uji kemudian dibuat lubang atau sumur Lubang tersebut diisi ekstrak yang

mengandung zat antimikroba Setelah semua terisi oleh zat antimikroba

kemudian inkubasi pada waktu dan suhu optimum lalu dilakukan pengamatan

hambatan yang akan terbentuk 17

c Metode parit

Media pertumbuhan agar diinokulasikan dengan bakteri kemudian

dibuat sebidang parit Parit tersebut diisi dengan ekstrak dan diinkubasi pada

waktu dan suhu optimum pertumbuhan bakteri Setelah itu dilakukan pengamatan

dengan melihat ada atau tidaknya hambatan yang terbentuk 17

B Metode dilusi

Pada metode dilusi atau pengenceran senyawa antimikroba diencerkan

menjadi beberapa konsentrasi kemudian setiap konsentrasi tersebut dimasukkan

bakteri uji dalam media cair Lakukan inkubasi dan lihat apakah terdapat

pertumbuhan bakteri Pada umumnya metode ini terbagi menjadi dua metode

14

yaitu metode dilusi cair dan padat Kedua metode tersebut digunakan untuk

menentukan konsentrasi hambat minimal (KHM) dan konsentrasi bunuh minimal

(KBM) dari zat antimikroba terhadap bakteri uji Namun terbedakan dengan

media yang digunakan 18

22 Kerangka Teori

23 Kerangka Konsep

Ekstrak jahe

(Zingiber

officinale

Roscoe)

Koloni

Streptococcus

viridans

Pertumbuhan

koloni normal

Hambatan pada

pertumbuhan koloni

(+)

Zona hambat (+)

Ekstrak Jahe

Minyak atsiri dan oleoresin

β-bisabolene β- farnesene

sesquiphelandrene Gingerol

Shagaol Bisabolene

Merusak membran plasma sel

bakteri Streptococcus viridans

15

23 Definisi Operasional

No Variabel Definisi

Operasional

Alat Ukur Hasil Ukur Skala

Ukur

1 Zona hambat

Sviridans

Daerah

sekeliling blank

disc yang tidak

ditemukan

adanya

pertumbuhan S

viridans

Penggaris Diameter

zona bersih

(clear zone)

Numerik

2 Konsentrasi

ekstrak jahe

(100mgml

200mgml

500mgml

600mgml

800mgml

1000mgml)

Jahe yang sudah

dikeringkan

yang kemudian

dilarutkan

dengan

konsentrasi yang

telah ditentukan

Mikro

pipet

Jumlah

ekstrak sesuai

dengan

konsentrasi

pada setiap

tabung

Kategorik

3 Larutan

kontrol

negatif

Larutan kontrol

negatif yang

berisi etanol

96

Mikro

pipet

Blank disc

berisi etanol

96

Kategorik

4 Kontrol

positif

Kontrol positif

berupa blank

disc berisi

antibiotik

penisilin

Tidak ada Blank disc

berisi

antibiotik

penisilin

Kategorik

16

BAB III

METODE PENELITIAN

31 Desain Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental

32 Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada bulan Desember 2012 sampai bulan Juli

2013 di Laboratorium Mikrobiologi Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan

Universitas Islam Negeri Jakarta Proses ekstraksi jahe (Zingiber officinale

Roscoe) dilakukan oleh Balai Penelitian Tanaman Rempah dan Obat (BALITRO)

Bogor

33 Bahan yang Diuji

Ekstrak jahe (Zingiber officinale Roscoe) yang telah diekstraksi oleh Balai

Penelitian Tanaman Rempah dan Obat (BALITRO) Bogor

34 Sampel Bakteri

Bakteri Streptococcus viridans yang diisolasi pada media Agar darah dan

diinkubasi pada suhu 37degC selama 24 jam

35 Identifikasi Variabel

351 Variabel Bebas

Ekstrak jahe (Zingiber officinale Roscoe) dengan konsentrasi 100 mgml

200 mgml 500 mgml 600 mgml 800 mgml 1000 mgml

`352 Variabel Terikat

Pertumbuhan bakteri Streptococcus viridans dalam media pertumbuhan

Agar Darah

17

36 Alat dan Bahan Penelitian

361 Alat Penelitian

Tabung reaksi mikro pipet vortex bunsen alkohol ose cawan petri

penggaris korek api rak tabung autoclave baki alumuniumfoil swab kapas

erlenmeyer inkubator penggaris label alat tulis laminar air flow tisu pinset

dan kamera

362 Bahan Penelitian

Jahe pelarut etanol 96 pembenihan Agar darah larutan pengencer

thioglikolat biakan Streptococcus viridans blank disc blank disc berisi antibiotik

penicillin

37 Alur Penelitian

Kultur bakteri Streptococcus viridans

di media Agar Darah

Pembuatan konsentrasi ekstrak jahe

Timbang ekstrak jahe dengan berat

1000 800 600 500 200 dan 100

gram masukkan ke dalam tabung

Masukkan 1 ose Streptococcus

viridans ke dalam larutan thioglikolat

Usapkan bakteri ke media Agar Darah

dengan swab kapas steril

Thioglikolat dan Streptococcus

viridans divortex hingga omogen Masukkan 1ml etanol 96 ke dalam

masing-masing tabung

Pindahkan konsentrasi ekstrak jahe

yang homogen ke cawan petri

Blank disc diletakkan di media Agar

Darah yang telah diberi bakteri

Streptococcus viridans

Ekstrak jahe dan etanol 96 divortex

hingga homogen

Kekeruhan distandarisasi dengan

menggunakan larutan standarisasi

konsentrasi 05 Mac Farland

Inkubasi selama 24 jam

Amati dan ukur zona hambat yang

terbentuk

Rendam blank disc ke dalam cawan

petri selama 10-15 menit

18

38 Cara Kerja Penelitian

381 Tahap Persiapan

3811 Sterilisasi Alat dan Bahan

Seluruh alat yang akan digunakan sebelumnya dicuci bersih dikeringkan

dan dibungkus dengan kertas Setelah itu sterilisasi dapat dilakukan dengan

menggunakan autoclave selama 15-30 menit dan kemudian mengatur tekanan

sebesar 15 dynecm3 (1 atm) dan suhu sebesar 121

o C

3812 Persiapan Sampel

Jahe diperoleh dari pasar tradisional di Jakarta Timur yang homogen

sebanyak 4 kilogram Kemudian dilakukan pembuatan ekstrak jahe di Balai

Penelitian Tanaman Rempah dan Obat (BALITRO) Bogor Proses ekstraksi

meliputi pencucian pegirisan dan pengeringan Pada jahe yang sudah meliputi

tahap pengeringan kemudian diekstraksi melalui proses maserasi dengan pelarut

etanol 96 Pada penelitian ini digunakan 4 kg jahe yang dimana setelah

mengalami proses ekstraksi didapatkan ekstrak kental sebanyak 500 gram

3813 Pembuatan stok bakteri

Pembuatan stok bakteri ini dilakukan untuk memperbanyak bakteri

dengan cara menginokulasikan 1 ose biakan murni bakteri Streptococcus viridans

dalam media agar darah kemudian diinkubasi selama 24 jam dengan suhu 37degC

di dalam inkubator

3814 Pembuatan stok variabel konsentrasi

Stok ekstrak jahe akan dibuat dalam berbagai konsentrasi yaitu konsentrasi

100 mgml 200 mgml 500 mgml 600 mgml 800 mgml dan 1000 mgml

Etanol 96 digunakan sebagai kontrol negatif dan antibiotik penisilin sebagai

kontrol positif sehingga seluruhnya berjumlah 8 variabel Penelitian ini

dikerjakan secara triplet Blank disc dimasukkan ke dalam masing-masing stok

variabel konsentrasi selama 10-15 menit Kemudian masing-masing stok variabel

akan dimasukkan ke dalam 6 cawan petri (1 cawan petri akan berisi 3 blank disc

kosong kontrol negatif dan penisilin sebagai kontrol positif) yang akan digunakan

dalam tahap pengujian selanjutnya

19

382 Tahap uji efektivitas ekstrak jahe

Bakteri diencerkan dengan mencampurkan 1 ose bakteri Streptococcus

viridans ke dalam tabung reaksi yang telah berisi thiloglikolat steril kemudian

dihomogenkan dengan menggunakan vortex dan kekeruhannya distandarisasi

dengan konsentrasi 05 Mac Farland Bakteri dalam thioglikolat yang telah

terstandarisasi dioleskan pada media pertumbuhan Agar Darah (AD) dengan

menggunakan swab kapan steril Konsentrasi ekstrak jahe kemudian dimasukkan

ke dalam cawan petri dan rendam blank disc selama plusmn 15 menit Setelah dilakukan

perendaman blank disc diletakkan di atas permukaan media pertumbuhan yang

sudah diolesi dengan campuran bakteri dan thioglikolat secara higienis di dalam

laminar air flow Media Agar Darah kemudian diinkubasi ke dalam inkubator

pada suhu 37oC selama 24 jam Setelah 24 jam dilakukan pengukuran diameter

zona hambat yang terbentuk sebagai area bening atau zona bersih dengan

menggunakan penggaris

39 Pengelolaan data

Pada penelitian ini menggunakan data yang merupakan variable numerik

lebih dari 2 kelompok yang tidak berpasangan sehingga analisis data

menggunakan uji One Way ANOVA (distribusi data normal dan varians data harus

homogen) Namun jika distribusi data tidak normal maka uji alternatif yang

dilakukan adalah uji ststistik nonparameter Kruskall-Wallis Untuk menentukan

konsentrasi mana yang memiliki kebermaknaan maka dilakukan analisis Post Hoc

menggunakan uji Mann-Whitney

20

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

41 Efek Ekstrak Jahe (Zingiber officinale Roscoe) terhadap Pertumbuhan

Streptococcus viridans

Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan uji metode disc diffusion

secara triplo dengan beberapa konsentrasi ekstrak jahe (100 mgml 200 mgml

500 mgml 600 mgml 800 mgml dan 1000 mgml) Blank disc yang telah

direndam dalam ekstrak selama 10-15 menit diletakkan pada media pertumbuhan

Agar Darah yang terinokulasi bakteri Streptococcus viridans kemudian

diinkubasi selama 24 jam pada suhu 37oC Ekstrak jahe diketahui dapat

memberikan efek menghambat pertumbuhan bakteri Streptococcus viridans yang

terlihat dari terbentuknya zona hambat disekitar blank disc

Grafik 42 Diameter rata-rata zona hambat

Pada hasil pengamatan didapatkan berbagai diameter zona hambat yang

terbentuk dari masing-masing konsentrasi ekstrak jahe yang digunakan Rata-rata

diameter pada konsentrasi 100 mgml sebesar 667 mm dengan standar deviasi

058 Pada konsentrasi 200 mgml sebesar 767 mm dengan standar deviasi 058

000

500

1000

1500

2000

2500

3000

1 2 3 4 5 6 7 8

Leb

ar Z

on

a H

amb

at (

mm

)

Konsentrasi Ekstrak Jahe (mgml)

100 200 500

600 1000

K(-) K(+) 800

21

Pada konsentrasi 500 mgml sebesar 9 mm dengan standar deviasi 0 Pada

konsentrasi 600 mgml sebesar 10 mm dengan standar deviasi 0 Pada konsentrasi

800 mgml sebesar 11 mm dengan standar deviasi 0 Pada konsentrasi 1000

mgml sebesar 1233 mm dengan standar deviasi 058 Pada uji kontrol positif

yang menggunakan antibiotik penisilin terbentuk zona hambat dengan rata-rata

sebesar 2983 mm dengan standar deviasi 029 Pada uji kontrol negatif yang

menggunakan etanol 96 tidak terbentuk zona hambat yang memberikan arti

bahwa tidak adanya hambatan terhadap pertumbuhan bakteri Streptococcus

viridans

Data penelitian diatas menunjukkan bahwa data tidak memenuhi syarat

untuk melakukan uji One-Way Annova maka digunakan uji Kruskall-Wallis19

Pada uji Kruskall-Wallis menunjukkan nilai signifikan atau bermakna yang mana

dapat dikatakan bermakna jika p lt 005 sehingga diketahui bahwa berbagai

konsentrasi ekstrak jahe yang digunakkan pada penelitian ini berpengaruh

terhadap pertumbuhan bakteri Streptococcus viridans

Tabel 41 Hasil Analisis Post Hoc dengan Menggunakan Uji Mann-Whitney

Perlakuan Analisis Multikomparasi dengan Uji Mann-Whitney

Etanol 100

mgml

200

mgml

500

mgml

600

mgml

800

mgml

1000

mgml

Penisilin

Etanol 0034 0034 0025 0025 0025 0034 0034

100 mgml 0099 0034 0034 0034 0043 0043

200 mgml 0034 0034 0034 0043 0043

500 mgml 0025 0025 0034 0034

600 mgml 0025 0034 0034

800 mgml 0034 0034

1000 mgml 0043

Penisilin

Keterangan p lt 005

Berdasarkan hasil statistik analisis Post Hoc yang didapatkan bahwa

terdapat perbedaan yang bermakna antar setiap konsentrasi dengan penisilin

dengan indeks kepercayaan 95 Akan tetapi terdapat konsentrasi yang tidak

memiliki perbedaan yang bermakna yaitu antar konsentrasi 100 mgml dan 200

22

mgml Pada penelitian ini diketahui bahwa respon yang terbentuk dari

penghambatan tumbuhnya bakteri Streptococcus viridans merupakan respon

lemah

Pemberian ekstrak jahe berpengaruh terhadap pertumbuhan bakteri

Streptococcus viridans Diameter rata-rata zona hambat terbesar didapatkan pada

pemberian 1000 mgml (1233 mm) kemudian dengan pemberian konsentrasi 800

mgml (10 mm) dan konsentrasi 600 mgml (11 mm) tetapi berbeda bila

dibandingkan dengan pemberian konsentrasi 100 mgml 200 mgml dan 500

mgml Semakin tinggi konsentrasi ekstrak jahe mengakibatkan semakin besar

diameter rata-rata zona hambat yang terbentuk terhadap pertumbuhan bakteri

Streptococcus viridans

Gambar 43 Efek ekstrak jahe terhadap pertumbuhan Streptococcus viridans

Aktivitas antibakteri yang ditimbulkan dari pemberian ekstrak jahe dapat

dihubungkan dengan adanya kandungan senyawa-senyawa kimia jahe

Kandungan utama jahe adalah seskuiterpen dan zingiberen Komponen lainnya

termasuk β-sesquiphellandrene bisabolene dan farnesene yang termasuk

seskuiterpen Jahe memiliki senyawa reaktif yang disebut terpenoid yang

menstimulasi produksi air liur dan merupakan senyawa penting dalam farmasi

(Ekam et al 2007)

Menurut Winarto (2007) berdasarkan dari analisa kimia diketahui bahwa

tanaman jahe mengandung senyawa antara lain flavonoida polivenol minyak

atsiri gingerol limonene oleoresin 18 cineole 10-dehydroginger dione 6-

K (+)

K (-)

100 mgml

500 mgml

200 mgml

K (+)

K (-)

1000 mgml

800 mgml

600 mgml

23

gingerdione alpha-linolenic acid arginine aspartic betha-sitosterol caprilic-

acid capcaicin chorogenic acid farnesal farnese dan farnesol20

Minyak atsiri dan oleoresin merupakan senyawa kimia yang mampu

menghambat pertumbuhan dan membunuh bakteri dengan merusak membran

plasma bakteri merusak sistem kerja sel dan menyebabkan lisis pada sel bakteri

Selain itu struktur 3 dimensi protein terganggu sehingga menyebabkan protein

terdenaturasi Setelah mengalami denaturasi deret asam amino pada bakteri tetap

utuh namun tidak dapat lagi melakukan fungsinya21

Penelitian telah dilakukan oleh Malu et al (2009) yang membuktikan bahwa

ekstrak jahe mengandung senyawa aktif yaitu zingiberene yang mampu

menghambat pertumbuhan bakteri Streptococcus viridans Pada penelitian

tersebut jahe yang sudah dilakukan pengeringan dan penggilingan menjadi bubuk

halus dengan menggunakan electric grinder dihasilkan serbuk jahe sebanyak 100

gram Serbuk jahe kemudian dibagi menjadi masing-masing 20 gram dan akan

dilakukan ekstraksi dengan berbagai pelarut (n-heksana etil asetat etanol soxhlet

dan air) Hasil yang didapatkan adalah adanya aktivitas antibakteri dari ekstrak

jahe dengan berbagai pelarut kecuali air Zona hambat yang terbentuk sebesar 5

mm 56 mm 7 mm dan 0 mm

Berdasarkan hasil yang diperoleh dari penelitian sebelumnya terdapat

perbedaan yang signifikan dengan penelitian ini Perbedaaan yang ada

dipengaruhi oleh metode pembuatan variabel konsentrasi berupa simplisia jenis

dan konsentrasi pelarut yang digunakan berupa n-heksana etil asetat etanol

soxhlet dan air tempat tanaman jahe diperoleh di pasar di Nigeria dan usia panen

tanaman jahe (semakin tua tanaman jahe saat dipanen semakin banyak

kandungan minyak atsiri di dalamnya)

Pada penelitian ini terdapat beberapa hambatan antara lain

1 Penggunaan media pertumbuhan Agar Darah yang baik bagi berbagai bakteri

sehingga mempermudah adanya kontaminasi

2 Bakteri Streptococcus viridans yang tidak dapat bertahan hidup dalam waktu

yang cukup lama

24

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

51 Kesimpulan

Pada penelitian ini berdasarkan hasil uji efektivitas dan analisis statistik

dapat disimpulkan bahwa

1 Ekstrak tanaman jahe dengan pelarut etanol 96 dapat memberikan efek

hambat terhadap pertumbuhan bakteri Strptococcus viridans (p lt 005)

2 Rata-rata efek hambat yang paling besar terdapat pada konsentrasi ekstrak

jahe 1000 mgml yaitu sebesar 1233 mm konsentrasi 800 mgml sebesar

11 mm konsentrasi 600 mgml sebesar 10 mm konsentrasi 500 mgml

sebesar 9 mm konsentrasi 200 mgml sebesar 767 mm dan konsentrasi

100 mgml sebesar 667 mm

3 Efektivitas ekstrak jahe (Zingiber officinale Roscoe) terhadap

pertumbuhan Streptococcus viridans termasuk dalam golongan respon

lemah

52 Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang ada maka disarankan bagi peneliti

selanjutnya

1 Melakukan penelitian lebih lanjut tentang pengaruh konsentrasi ekstrak

tanaman jahe terhadap bakteri Streptococcus viridans dengan menggunakan

konsentrasi yang lebih kecil daripada penelitian ini

2 Melakukan penelitian lebih lanjut tentang kerja antibakteri ekstrak jahe

terhadap bakteri lainnya

3 Melakukan uji aktivitas antibakteri esktrak tanaman jahe terhadap bakteri

Streptococcus viridans secara in-vivo

25

DAFTAR PUSTAKA

1 Fathia S dkk Aktivitas Antimikroba Ekstrak Jahe (Zingiber officinale

Roscoe) Terhadap Beberapa Bakteri Patogen Bogor Institut Pertanian

Bogor 2011

2 Santoso B Jahe Yogyakarta Penerbit Kanisius 15-17

3 Departemen Kesehatan RI Profil Kesehatan Indonesia Jakarta

Departemen Kesehatan RI 2005 Diunduh dari httpwwwdepkesgoid

Diakses pada 20 Januari 2013

4 Departemen Kesehatan RI Pharmaceutical Care Untuk Penyakit Saluran

Pernapasan 2005

5 Bisno A Acute Pharyngitis N Engl J Med 2001 344(3) Diunduh dari

httpwwwnejmorg Diakses pada 14 Februari 2013

6 Malu S Obochi G Tawo N Nyong B Antibacterial Activity And

Medicinal Properties Of Ginger (Zingiber officinale) Global Journal Of

Pure And Applied Sciences Nigeria 2009 Vol(3) 365-368

7 Astuti V Uji Antibakteri Ekstrak Jahe (Zingiber officinale Roscoe)

Terhadap Pertumbuhan Bakteri Escherichia coli Dan Staphylococcus

aureus Secara In Vitro Semarang Universitas Diponegoro 2000

8 Rukmana R Usaha Tani Jahe Yogyakarta Penerbit Kanisius 12-17

9 Miksusanti Kajian Aktivitas Antibakteri Minyak Atsiri Temu Kunci dan

Aplikasinya dalam Fil Edibel Antibakteri Bogor Institut Pertanian Bogor

2008

10 Kaushik P Evaluation of Various Crude Extracts of Zingiber officinale

Rhizome for Potential Antibacterial Activity A Study in Vitro India

Department of Botany and Microbiology Gurukul Kangri University

Scientific Research 2011 Diunduh di httpwwwSciRPorgjournalaim

Diakses 16 Februari 2013

11 Fathona D Kandungan Gingerol dan Shogaol Intensitas Kepedasan dan

Penerimaan Panelis terhadap Oleoresin Jahe gajah (Zingiber officinale

var Roscoe) Jahe Emprit (Zingiber officinale var Amarum) dan Jahe

Merah (Zingiber officinale var Rubrum) Bogor Institut Pertanian Bogor

2011

12 Duke J et al Handbook of Medicinal Hebrs United State of America

CRC Press 2000 327-328

26

13 Brooks GF Butel JS Ornston NL Mikrobiologi Kedokteran Jawetz

Jakarta Penerbit Buku Kedokteran EGC 1996 327-338

14 Chatim A Suharto Sterilisasi dan Desinfeksi Dalam Staf Pengajar

FKUI Buku Ajar Mikrobiologi Kedokteran Jakarta Binarupa Aksara

Publisher 64-69

15 Topazian R et al Oral and Maxillofacial Infections Philadelphia WB

Saunders Company 33-34

16 Refoua A Study of Streptococcus Viridans in the Maxillofacial Region

Original Article University of Medical Sciences Tehran Iran

2005Vol(4) 174-177

17 Kusmiyati Uji Aktivitas Senyawa Antibakteri dari Mikroalga

Porphyridium cruentum Pusat Penelitian Bioteknologi Lembaga Ilmu

Pengetahuan Indonesia (LIPI) Cibinong 2007 Vol(1) 48-53

18 Greenwood Antibiotics Susceptibility (Sensitivity) Test Antimicrobial and

Chemotheraphy United State of America Mc Graw Hill Company 1995

19 Dahlan M Sopiyudin Statistik untuk Kedokteran dan Kesehatan Edisi 3

Jakarta Salemba Medika 2009 83-105

20 Winarto W Tanaman Obat Indonesia Untuk Pengobatan Herbal

Karyasari Herba Media 2007

21 Hertiani T et al Effect of Indonesian Medicinal Plants Essential Oils on

Streptococcus mutans Biofilm Yogyakarta Faculty of Pharmacy UGM

2011

27

LAMPIRAN

Lampiran 1

Hasil IdentifikasiDeterminasi Bahan Uji

28

Lampiran 2

Hasil Ekstraksi Jahe

29

Lampiran 3

Data Hasil Uji Statistik

UJI NORMALITAS

30

31

32

33

34

35

36

37

38

39

40

41

42

43

44

45

46

Lampiran 4

Alat dan Bahan

Media Agar Darah Ekstrak Jahe Timbangan Tabung

Reaksi Sendok

Etanol 96 Ose Pinset

Tisu Spirtus Cawan Petri Vortex

Laminar Air Flow Lemari Pendingin

47

Lampiran 5

Uji Antibakteri Jahe Terhadap Streptococcus viridan

K (+)

K (-)

100mgml

500mgml

200mgml

K (-)

K (+)

600mgml 1000mgml

800mgml

48

Lampiran 6

Riwayat Penulis

Identitas

Nama Sidqa Hanief

Jenis Kelamin Perempuan

Tempat Tanggal Lahir Jakarta 21 Desember 1992

Agama Islam

Alamat Jl Masjid Al Munir No 44 RT 012 RW 003 Jakarta

Timur

Email sidqahnfhotmailcom

Riwayat Pendidikan

1997-1998 TK Purwarini Jakarta

1998-2004 SDS Angkasa 3 Jakarta

2004-2007 SMP Negeri 81 Jakarta

2007-2010 SMA Madania Indonesian School Bogor

2010-sekarang Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

Page 22: Efektivitas Ekstrak Jahe (Zingiber officinale Roscoe) Terhadap ...

12

dalam proses sintesis dinding sel adalah penisilin fosfomisin sikloserin

ristosetin vankomisin dan basitrasin13

2 Antimikroba yang merusak membran sel

Beberapa antibiotika yang mampu merusak kehidupan sel

mikroorganisme Membran sel sebagai pembatas osmotik bagi difusi

antara lingkungan luar dan dalam sel Obat seperti polimiksin yang

merupakan kelompok polipeptida sederhana yang sukar berdifusi dan

sangat toksik 13

3 Antimikroba yang mengganggu fungsi DNA

Obat antimikroba yang berfungsi untuk merusak fungsi DNA hanya

beberapa saja yang dapat dipakai karena faktor toksisitasnya Antimikroba

yang bekerja sesuai dengan mekanisme tersebut adalah mitosin dan asam

nalidiksat 13

4 Antimikroba yang menghambat sintesis protein

Sintesis protein pada mikroorganisme berlangsung di ribosom

dengan bantuan mRNA dan tRNA Terdapat dua hasil akhir dari proses

sintesis protein yaitu transkripsi atau sintesis asam ribonukleat yang DNA-

dependent dan translasi atau sintesis protein yang RNA-dependent

Antimikroba yang mampu menghambat sintesis protein adalah rifampisin

aminoglikosida tetrasiklin dan kloramfenikol 13

2142 Metode uji antimikroba

Uji antimikroba dilakukan dengan metode difusi dan metode dilusi untuk

mengukur nilai konsentrasi hambat minimum (KHM)

A Metode difusi

Pada metode difusi dilakukan pengukuran daya hambat dari senyawa

antimikroba yang terkandung dalam ekstrak Metode ini merupakan metode yang

paling umum digunakan Metode difusi dibedakan melalui 3 cara yaitu

a Metode disc diffusion

Metode ini menggunakan blank disc yang berfungsi untuk menampung

zat antimikroba Blank disc yang mengandung zat antimikroba diletakkan di atas

13

permukaan media pertumbuhan yang telah diinokulasi Setelah itu diinkubasi

pada pada suhu 37oC selama 18-24 jam Hasil yang akan didapat adalah ada

tidaknya zona bening (clear zone) yang terbentuk di sekitar blank disc yang

menunjukan zona hambat pada pertumbuhan bakteri Dari hasil yang ditunjukan

dilakukan pengukuran dengan menggunakan penggaris Semakin besar zona

hambat yang dihasilkan semakin besar pula akitivitas suatu zat antimikroba1718

Tabel 23 Klasifikasi Respon Hambatan Pertumbuhan Bakteri

Diameter Zona Terang Respon Hambatan Pertumbuhan

gt20 mm Kuat

16-20 mm Sedang

10-15 mm Lemah

lt10 mm Tidak ada

Sumber Greenwood 1995

b Metode lubang (sumuranhole)

Pada metode ini media agar yang sudah diinokulasikan dengan bakteri

uji kemudian dibuat lubang atau sumur Lubang tersebut diisi ekstrak yang

mengandung zat antimikroba Setelah semua terisi oleh zat antimikroba

kemudian inkubasi pada waktu dan suhu optimum lalu dilakukan pengamatan

hambatan yang akan terbentuk 17

c Metode parit

Media pertumbuhan agar diinokulasikan dengan bakteri kemudian

dibuat sebidang parit Parit tersebut diisi dengan ekstrak dan diinkubasi pada

waktu dan suhu optimum pertumbuhan bakteri Setelah itu dilakukan pengamatan

dengan melihat ada atau tidaknya hambatan yang terbentuk 17

B Metode dilusi

Pada metode dilusi atau pengenceran senyawa antimikroba diencerkan

menjadi beberapa konsentrasi kemudian setiap konsentrasi tersebut dimasukkan

bakteri uji dalam media cair Lakukan inkubasi dan lihat apakah terdapat

pertumbuhan bakteri Pada umumnya metode ini terbagi menjadi dua metode

14

yaitu metode dilusi cair dan padat Kedua metode tersebut digunakan untuk

menentukan konsentrasi hambat minimal (KHM) dan konsentrasi bunuh minimal

(KBM) dari zat antimikroba terhadap bakteri uji Namun terbedakan dengan

media yang digunakan 18

22 Kerangka Teori

23 Kerangka Konsep

Ekstrak jahe

(Zingiber

officinale

Roscoe)

Koloni

Streptococcus

viridans

Pertumbuhan

koloni normal

Hambatan pada

pertumbuhan koloni

(+)

Zona hambat (+)

Ekstrak Jahe

Minyak atsiri dan oleoresin

β-bisabolene β- farnesene

sesquiphelandrene Gingerol

Shagaol Bisabolene

Merusak membran plasma sel

bakteri Streptococcus viridans

15

23 Definisi Operasional

No Variabel Definisi

Operasional

Alat Ukur Hasil Ukur Skala

Ukur

1 Zona hambat

Sviridans

Daerah

sekeliling blank

disc yang tidak

ditemukan

adanya

pertumbuhan S

viridans

Penggaris Diameter

zona bersih

(clear zone)

Numerik

2 Konsentrasi

ekstrak jahe

(100mgml

200mgml

500mgml

600mgml

800mgml

1000mgml)

Jahe yang sudah

dikeringkan

yang kemudian

dilarutkan

dengan

konsentrasi yang

telah ditentukan

Mikro

pipet

Jumlah

ekstrak sesuai

dengan

konsentrasi

pada setiap

tabung

Kategorik

3 Larutan

kontrol

negatif

Larutan kontrol

negatif yang

berisi etanol

96

Mikro

pipet

Blank disc

berisi etanol

96

Kategorik

4 Kontrol

positif

Kontrol positif

berupa blank

disc berisi

antibiotik

penisilin

Tidak ada Blank disc

berisi

antibiotik

penisilin

Kategorik

16

BAB III

METODE PENELITIAN

31 Desain Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental

32 Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada bulan Desember 2012 sampai bulan Juli

2013 di Laboratorium Mikrobiologi Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan

Universitas Islam Negeri Jakarta Proses ekstraksi jahe (Zingiber officinale

Roscoe) dilakukan oleh Balai Penelitian Tanaman Rempah dan Obat (BALITRO)

Bogor

33 Bahan yang Diuji

Ekstrak jahe (Zingiber officinale Roscoe) yang telah diekstraksi oleh Balai

Penelitian Tanaman Rempah dan Obat (BALITRO) Bogor

34 Sampel Bakteri

Bakteri Streptococcus viridans yang diisolasi pada media Agar darah dan

diinkubasi pada suhu 37degC selama 24 jam

35 Identifikasi Variabel

351 Variabel Bebas

Ekstrak jahe (Zingiber officinale Roscoe) dengan konsentrasi 100 mgml

200 mgml 500 mgml 600 mgml 800 mgml 1000 mgml

`352 Variabel Terikat

Pertumbuhan bakteri Streptococcus viridans dalam media pertumbuhan

Agar Darah

17

36 Alat dan Bahan Penelitian

361 Alat Penelitian

Tabung reaksi mikro pipet vortex bunsen alkohol ose cawan petri

penggaris korek api rak tabung autoclave baki alumuniumfoil swab kapas

erlenmeyer inkubator penggaris label alat tulis laminar air flow tisu pinset

dan kamera

362 Bahan Penelitian

Jahe pelarut etanol 96 pembenihan Agar darah larutan pengencer

thioglikolat biakan Streptococcus viridans blank disc blank disc berisi antibiotik

penicillin

37 Alur Penelitian

Kultur bakteri Streptococcus viridans

di media Agar Darah

Pembuatan konsentrasi ekstrak jahe

Timbang ekstrak jahe dengan berat

1000 800 600 500 200 dan 100

gram masukkan ke dalam tabung

Masukkan 1 ose Streptococcus

viridans ke dalam larutan thioglikolat

Usapkan bakteri ke media Agar Darah

dengan swab kapas steril

Thioglikolat dan Streptococcus

viridans divortex hingga omogen Masukkan 1ml etanol 96 ke dalam

masing-masing tabung

Pindahkan konsentrasi ekstrak jahe

yang homogen ke cawan petri

Blank disc diletakkan di media Agar

Darah yang telah diberi bakteri

Streptococcus viridans

Ekstrak jahe dan etanol 96 divortex

hingga homogen

Kekeruhan distandarisasi dengan

menggunakan larutan standarisasi

konsentrasi 05 Mac Farland

Inkubasi selama 24 jam

Amati dan ukur zona hambat yang

terbentuk

Rendam blank disc ke dalam cawan

petri selama 10-15 menit

18

38 Cara Kerja Penelitian

381 Tahap Persiapan

3811 Sterilisasi Alat dan Bahan

Seluruh alat yang akan digunakan sebelumnya dicuci bersih dikeringkan

dan dibungkus dengan kertas Setelah itu sterilisasi dapat dilakukan dengan

menggunakan autoclave selama 15-30 menit dan kemudian mengatur tekanan

sebesar 15 dynecm3 (1 atm) dan suhu sebesar 121

o C

3812 Persiapan Sampel

Jahe diperoleh dari pasar tradisional di Jakarta Timur yang homogen

sebanyak 4 kilogram Kemudian dilakukan pembuatan ekstrak jahe di Balai

Penelitian Tanaman Rempah dan Obat (BALITRO) Bogor Proses ekstraksi

meliputi pencucian pegirisan dan pengeringan Pada jahe yang sudah meliputi

tahap pengeringan kemudian diekstraksi melalui proses maserasi dengan pelarut

etanol 96 Pada penelitian ini digunakan 4 kg jahe yang dimana setelah

mengalami proses ekstraksi didapatkan ekstrak kental sebanyak 500 gram

3813 Pembuatan stok bakteri

Pembuatan stok bakteri ini dilakukan untuk memperbanyak bakteri

dengan cara menginokulasikan 1 ose biakan murni bakteri Streptococcus viridans

dalam media agar darah kemudian diinkubasi selama 24 jam dengan suhu 37degC

di dalam inkubator

3814 Pembuatan stok variabel konsentrasi

Stok ekstrak jahe akan dibuat dalam berbagai konsentrasi yaitu konsentrasi

100 mgml 200 mgml 500 mgml 600 mgml 800 mgml dan 1000 mgml

Etanol 96 digunakan sebagai kontrol negatif dan antibiotik penisilin sebagai

kontrol positif sehingga seluruhnya berjumlah 8 variabel Penelitian ini

dikerjakan secara triplet Blank disc dimasukkan ke dalam masing-masing stok

variabel konsentrasi selama 10-15 menit Kemudian masing-masing stok variabel

akan dimasukkan ke dalam 6 cawan petri (1 cawan petri akan berisi 3 blank disc

kosong kontrol negatif dan penisilin sebagai kontrol positif) yang akan digunakan

dalam tahap pengujian selanjutnya

19

382 Tahap uji efektivitas ekstrak jahe

Bakteri diencerkan dengan mencampurkan 1 ose bakteri Streptococcus

viridans ke dalam tabung reaksi yang telah berisi thiloglikolat steril kemudian

dihomogenkan dengan menggunakan vortex dan kekeruhannya distandarisasi

dengan konsentrasi 05 Mac Farland Bakteri dalam thioglikolat yang telah

terstandarisasi dioleskan pada media pertumbuhan Agar Darah (AD) dengan

menggunakan swab kapan steril Konsentrasi ekstrak jahe kemudian dimasukkan

ke dalam cawan petri dan rendam blank disc selama plusmn 15 menit Setelah dilakukan

perendaman blank disc diletakkan di atas permukaan media pertumbuhan yang

sudah diolesi dengan campuran bakteri dan thioglikolat secara higienis di dalam

laminar air flow Media Agar Darah kemudian diinkubasi ke dalam inkubator

pada suhu 37oC selama 24 jam Setelah 24 jam dilakukan pengukuran diameter

zona hambat yang terbentuk sebagai area bening atau zona bersih dengan

menggunakan penggaris

39 Pengelolaan data

Pada penelitian ini menggunakan data yang merupakan variable numerik

lebih dari 2 kelompok yang tidak berpasangan sehingga analisis data

menggunakan uji One Way ANOVA (distribusi data normal dan varians data harus

homogen) Namun jika distribusi data tidak normal maka uji alternatif yang

dilakukan adalah uji ststistik nonparameter Kruskall-Wallis Untuk menentukan

konsentrasi mana yang memiliki kebermaknaan maka dilakukan analisis Post Hoc

menggunakan uji Mann-Whitney

20

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

41 Efek Ekstrak Jahe (Zingiber officinale Roscoe) terhadap Pertumbuhan

Streptococcus viridans

Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan uji metode disc diffusion

secara triplo dengan beberapa konsentrasi ekstrak jahe (100 mgml 200 mgml

500 mgml 600 mgml 800 mgml dan 1000 mgml) Blank disc yang telah

direndam dalam ekstrak selama 10-15 menit diletakkan pada media pertumbuhan

Agar Darah yang terinokulasi bakteri Streptococcus viridans kemudian

diinkubasi selama 24 jam pada suhu 37oC Ekstrak jahe diketahui dapat

memberikan efek menghambat pertumbuhan bakteri Streptococcus viridans yang

terlihat dari terbentuknya zona hambat disekitar blank disc

Grafik 42 Diameter rata-rata zona hambat

Pada hasil pengamatan didapatkan berbagai diameter zona hambat yang

terbentuk dari masing-masing konsentrasi ekstrak jahe yang digunakan Rata-rata

diameter pada konsentrasi 100 mgml sebesar 667 mm dengan standar deviasi

058 Pada konsentrasi 200 mgml sebesar 767 mm dengan standar deviasi 058

000

500

1000

1500

2000

2500

3000

1 2 3 4 5 6 7 8

Leb

ar Z

on

a H

amb

at (

mm

)

Konsentrasi Ekstrak Jahe (mgml)

100 200 500

600 1000

K(-) K(+) 800

21

Pada konsentrasi 500 mgml sebesar 9 mm dengan standar deviasi 0 Pada

konsentrasi 600 mgml sebesar 10 mm dengan standar deviasi 0 Pada konsentrasi

800 mgml sebesar 11 mm dengan standar deviasi 0 Pada konsentrasi 1000

mgml sebesar 1233 mm dengan standar deviasi 058 Pada uji kontrol positif

yang menggunakan antibiotik penisilin terbentuk zona hambat dengan rata-rata

sebesar 2983 mm dengan standar deviasi 029 Pada uji kontrol negatif yang

menggunakan etanol 96 tidak terbentuk zona hambat yang memberikan arti

bahwa tidak adanya hambatan terhadap pertumbuhan bakteri Streptococcus

viridans

Data penelitian diatas menunjukkan bahwa data tidak memenuhi syarat

untuk melakukan uji One-Way Annova maka digunakan uji Kruskall-Wallis19

Pada uji Kruskall-Wallis menunjukkan nilai signifikan atau bermakna yang mana

dapat dikatakan bermakna jika p lt 005 sehingga diketahui bahwa berbagai

konsentrasi ekstrak jahe yang digunakkan pada penelitian ini berpengaruh

terhadap pertumbuhan bakteri Streptococcus viridans

Tabel 41 Hasil Analisis Post Hoc dengan Menggunakan Uji Mann-Whitney

Perlakuan Analisis Multikomparasi dengan Uji Mann-Whitney

Etanol 100

mgml

200

mgml

500

mgml

600

mgml

800

mgml

1000

mgml

Penisilin

Etanol 0034 0034 0025 0025 0025 0034 0034

100 mgml 0099 0034 0034 0034 0043 0043

200 mgml 0034 0034 0034 0043 0043

500 mgml 0025 0025 0034 0034

600 mgml 0025 0034 0034

800 mgml 0034 0034

1000 mgml 0043

Penisilin

Keterangan p lt 005

Berdasarkan hasil statistik analisis Post Hoc yang didapatkan bahwa

terdapat perbedaan yang bermakna antar setiap konsentrasi dengan penisilin

dengan indeks kepercayaan 95 Akan tetapi terdapat konsentrasi yang tidak

memiliki perbedaan yang bermakna yaitu antar konsentrasi 100 mgml dan 200

22

mgml Pada penelitian ini diketahui bahwa respon yang terbentuk dari

penghambatan tumbuhnya bakteri Streptococcus viridans merupakan respon

lemah

Pemberian ekstrak jahe berpengaruh terhadap pertumbuhan bakteri

Streptococcus viridans Diameter rata-rata zona hambat terbesar didapatkan pada

pemberian 1000 mgml (1233 mm) kemudian dengan pemberian konsentrasi 800

mgml (10 mm) dan konsentrasi 600 mgml (11 mm) tetapi berbeda bila

dibandingkan dengan pemberian konsentrasi 100 mgml 200 mgml dan 500

mgml Semakin tinggi konsentrasi ekstrak jahe mengakibatkan semakin besar

diameter rata-rata zona hambat yang terbentuk terhadap pertumbuhan bakteri

Streptococcus viridans

Gambar 43 Efek ekstrak jahe terhadap pertumbuhan Streptococcus viridans

Aktivitas antibakteri yang ditimbulkan dari pemberian ekstrak jahe dapat

dihubungkan dengan adanya kandungan senyawa-senyawa kimia jahe

Kandungan utama jahe adalah seskuiterpen dan zingiberen Komponen lainnya

termasuk β-sesquiphellandrene bisabolene dan farnesene yang termasuk

seskuiterpen Jahe memiliki senyawa reaktif yang disebut terpenoid yang

menstimulasi produksi air liur dan merupakan senyawa penting dalam farmasi

(Ekam et al 2007)

Menurut Winarto (2007) berdasarkan dari analisa kimia diketahui bahwa

tanaman jahe mengandung senyawa antara lain flavonoida polivenol minyak

atsiri gingerol limonene oleoresin 18 cineole 10-dehydroginger dione 6-

K (+)

K (-)

100 mgml

500 mgml

200 mgml

K (+)

K (-)

1000 mgml

800 mgml

600 mgml

23

gingerdione alpha-linolenic acid arginine aspartic betha-sitosterol caprilic-

acid capcaicin chorogenic acid farnesal farnese dan farnesol20

Minyak atsiri dan oleoresin merupakan senyawa kimia yang mampu

menghambat pertumbuhan dan membunuh bakteri dengan merusak membran

plasma bakteri merusak sistem kerja sel dan menyebabkan lisis pada sel bakteri

Selain itu struktur 3 dimensi protein terganggu sehingga menyebabkan protein

terdenaturasi Setelah mengalami denaturasi deret asam amino pada bakteri tetap

utuh namun tidak dapat lagi melakukan fungsinya21

Penelitian telah dilakukan oleh Malu et al (2009) yang membuktikan bahwa

ekstrak jahe mengandung senyawa aktif yaitu zingiberene yang mampu

menghambat pertumbuhan bakteri Streptococcus viridans Pada penelitian

tersebut jahe yang sudah dilakukan pengeringan dan penggilingan menjadi bubuk

halus dengan menggunakan electric grinder dihasilkan serbuk jahe sebanyak 100

gram Serbuk jahe kemudian dibagi menjadi masing-masing 20 gram dan akan

dilakukan ekstraksi dengan berbagai pelarut (n-heksana etil asetat etanol soxhlet

dan air) Hasil yang didapatkan adalah adanya aktivitas antibakteri dari ekstrak

jahe dengan berbagai pelarut kecuali air Zona hambat yang terbentuk sebesar 5

mm 56 mm 7 mm dan 0 mm

Berdasarkan hasil yang diperoleh dari penelitian sebelumnya terdapat

perbedaan yang signifikan dengan penelitian ini Perbedaaan yang ada

dipengaruhi oleh metode pembuatan variabel konsentrasi berupa simplisia jenis

dan konsentrasi pelarut yang digunakan berupa n-heksana etil asetat etanol

soxhlet dan air tempat tanaman jahe diperoleh di pasar di Nigeria dan usia panen

tanaman jahe (semakin tua tanaman jahe saat dipanen semakin banyak

kandungan minyak atsiri di dalamnya)

Pada penelitian ini terdapat beberapa hambatan antara lain

1 Penggunaan media pertumbuhan Agar Darah yang baik bagi berbagai bakteri

sehingga mempermudah adanya kontaminasi

2 Bakteri Streptococcus viridans yang tidak dapat bertahan hidup dalam waktu

yang cukup lama

24

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

51 Kesimpulan

Pada penelitian ini berdasarkan hasil uji efektivitas dan analisis statistik

dapat disimpulkan bahwa

1 Ekstrak tanaman jahe dengan pelarut etanol 96 dapat memberikan efek

hambat terhadap pertumbuhan bakteri Strptococcus viridans (p lt 005)

2 Rata-rata efek hambat yang paling besar terdapat pada konsentrasi ekstrak

jahe 1000 mgml yaitu sebesar 1233 mm konsentrasi 800 mgml sebesar

11 mm konsentrasi 600 mgml sebesar 10 mm konsentrasi 500 mgml

sebesar 9 mm konsentrasi 200 mgml sebesar 767 mm dan konsentrasi

100 mgml sebesar 667 mm

3 Efektivitas ekstrak jahe (Zingiber officinale Roscoe) terhadap

pertumbuhan Streptococcus viridans termasuk dalam golongan respon

lemah

52 Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang ada maka disarankan bagi peneliti

selanjutnya

1 Melakukan penelitian lebih lanjut tentang pengaruh konsentrasi ekstrak

tanaman jahe terhadap bakteri Streptococcus viridans dengan menggunakan

konsentrasi yang lebih kecil daripada penelitian ini

2 Melakukan penelitian lebih lanjut tentang kerja antibakteri ekstrak jahe

terhadap bakteri lainnya

3 Melakukan uji aktivitas antibakteri esktrak tanaman jahe terhadap bakteri

Streptococcus viridans secara in-vivo

25

DAFTAR PUSTAKA

1 Fathia S dkk Aktivitas Antimikroba Ekstrak Jahe (Zingiber officinale

Roscoe) Terhadap Beberapa Bakteri Patogen Bogor Institut Pertanian

Bogor 2011

2 Santoso B Jahe Yogyakarta Penerbit Kanisius 15-17

3 Departemen Kesehatan RI Profil Kesehatan Indonesia Jakarta

Departemen Kesehatan RI 2005 Diunduh dari httpwwwdepkesgoid

Diakses pada 20 Januari 2013

4 Departemen Kesehatan RI Pharmaceutical Care Untuk Penyakit Saluran

Pernapasan 2005

5 Bisno A Acute Pharyngitis N Engl J Med 2001 344(3) Diunduh dari

httpwwwnejmorg Diakses pada 14 Februari 2013

6 Malu S Obochi G Tawo N Nyong B Antibacterial Activity And

Medicinal Properties Of Ginger (Zingiber officinale) Global Journal Of

Pure And Applied Sciences Nigeria 2009 Vol(3) 365-368

7 Astuti V Uji Antibakteri Ekstrak Jahe (Zingiber officinale Roscoe)

Terhadap Pertumbuhan Bakteri Escherichia coli Dan Staphylococcus

aureus Secara In Vitro Semarang Universitas Diponegoro 2000

8 Rukmana R Usaha Tani Jahe Yogyakarta Penerbit Kanisius 12-17

9 Miksusanti Kajian Aktivitas Antibakteri Minyak Atsiri Temu Kunci dan

Aplikasinya dalam Fil Edibel Antibakteri Bogor Institut Pertanian Bogor

2008

10 Kaushik P Evaluation of Various Crude Extracts of Zingiber officinale

Rhizome for Potential Antibacterial Activity A Study in Vitro India

Department of Botany and Microbiology Gurukul Kangri University

Scientific Research 2011 Diunduh di httpwwwSciRPorgjournalaim

Diakses 16 Februari 2013

11 Fathona D Kandungan Gingerol dan Shogaol Intensitas Kepedasan dan

Penerimaan Panelis terhadap Oleoresin Jahe gajah (Zingiber officinale

var Roscoe) Jahe Emprit (Zingiber officinale var Amarum) dan Jahe

Merah (Zingiber officinale var Rubrum) Bogor Institut Pertanian Bogor

2011

12 Duke J et al Handbook of Medicinal Hebrs United State of America

CRC Press 2000 327-328

26

13 Brooks GF Butel JS Ornston NL Mikrobiologi Kedokteran Jawetz

Jakarta Penerbit Buku Kedokteran EGC 1996 327-338

14 Chatim A Suharto Sterilisasi dan Desinfeksi Dalam Staf Pengajar

FKUI Buku Ajar Mikrobiologi Kedokteran Jakarta Binarupa Aksara

Publisher 64-69

15 Topazian R et al Oral and Maxillofacial Infections Philadelphia WB

Saunders Company 33-34

16 Refoua A Study of Streptococcus Viridans in the Maxillofacial Region

Original Article University of Medical Sciences Tehran Iran

2005Vol(4) 174-177

17 Kusmiyati Uji Aktivitas Senyawa Antibakteri dari Mikroalga

Porphyridium cruentum Pusat Penelitian Bioteknologi Lembaga Ilmu

Pengetahuan Indonesia (LIPI) Cibinong 2007 Vol(1) 48-53

18 Greenwood Antibiotics Susceptibility (Sensitivity) Test Antimicrobial and

Chemotheraphy United State of America Mc Graw Hill Company 1995

19 Dahlan M Sopiyudin Statistik untuk Kedokteran dan Kesehatan Edisi 3

Jakarta Salemba Medika 2009 83-105

20 Winarto W Tanaman Obat Indonesia Untuk Pengobatan Herbal

Karyasari Herba Media 2007

21 Hertiani T et al Effect of Indonesian Medicinal Plants Essential Oils on

Streptococcus mutans Biofilm Yogyakarta Faculty of Pharmacy UGM

2011

27

LAMPIRAN

Lampiran 1

Hasil IdentifikasiDeterminasi Bahan Uji

28

Lampiran 2

Hasil Ekstraksi Jahe

29

Lampiran 3

Data Hasil Uji Statistik

UJI NORMALITAS

30

31

32

33

34

35

36

37

38

39

40

41

42

43

44

45

46

Lampiran 4

Alat dan Bahan

Media Agar Darah Ekstrak Jahe Timbangan Tabung

Reaksi Sendok

Etanol 96 Ose Pinset

Tisu Spirtus Cawan Petri Vortex

Laminar Air Flow Lemari Pendingin

47

Lampiran 5

Uji Antibakteri Jahe Terhadap Streptococcus viridan

K (+)

K (-)

100mgml

500mgml

200mgml

K (-)

K (+)

600mgml 1000mgml

800mgml

48

Lampiran 6

Riwayat Penulis

Identitas

Nama Sidqa Hanief

Jenis Kelamin Perempuan

Tempat Tanggal Lahir Jakarta 21 Desember 1992

Agama Islam

Alamat Jl Masjid Al Munir No 44 RT 012 RW 003 Jakarta

Timur

Email sidqahnfhotmailcom

Riwayat Pendidikan

1997-1998 TK Purwarini Jakarta

1998-2004 SDS Angkasa 3 Jakarta

2004-2007 SMP Negeri 81 Jakarta

2007-2010 SMA Madania Indonesian School Bogor

2010-sekarang Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

Page 23: Efektivitas Ekstrak Jahe (Zingiber officinale Roscoe) Terhadap ...

13

permukaan media pertumbuhan yang telah diinokulasi Setelah itu diinkubasi

pada pada suhu 37oC selama 18-24 jam Hasil yang akan didapat adalah ada

tidaknya zona bening (clear zone) yang terbentuk di sekitar blank disc yang

menunjukan zona hambat pada pertumbuhan bakteri Dari hasil yang ditunjukan

dilakukan pengukuran dengan menggunakan penggaris Semakin besar zona

hambat yang dihasilkan semakin besar pula akitivitas suatu zat antimikroba1718

Tabel 23 Klasifikasi Respon Hambatan Pertumbuhan Bakteri

Diameter Zona Terang Respon Hambatan Pertumbuhan

gt20 mm Kuat

16-20 mm Sedang

10-15 mm Lemah

lt10 mm Tidak ada

Sumber Greenwood 1995

b Metode lubang (sumuranhole)

Pada metode ini media agar yang sudah diinokulasikan dengan bakteri

uji kemudian dibuat lubang atau sumur Lubang tersebut diisi ekstrak yang

mengandung zat antimikroba Setelah semua terisi oleh zat antimikroba

kemudian inkubasi pada waktu dan suhu optimum lalu dilakukan pengamatan

hambatan yang akan terbentuk 17

c Metode parit

Media pertumbuhan agar diinokulasikan dengan bakteri kemudian

dibuat sebidang parit Parit tersebut diisi dengan ekstrak dan diinkubasi pada

waktu dan suhu optimum pertumbuhan bakteri Setelah itu dilakukan pengamatan

dengan melihat ada atau tidaknya hambatan yang terbentuk 17

B Metode dilusi

Pada metode dilusi atau pengenceran senyawa antimikroba diencerkan

menjadi beberapa konsentrasi kemudian setiap konsentrasi tersebut dimasukkan

bakteri uji dalam media cair Lakukan inkubasi dan lihat apakah terdapat

pertumbuhan bakteri Pada umumnya metode ini terbagi menjadi dua metode

14

yaitu metode dilusi cair dan padat Kedua metode tersebut digunakan untuk

menentukan konsentrasi hambat minimal (KHM) dan konsentrasi bunuh minimal

(KBM) dari zat antimikroba terhadap bakteri uji Namun terbedakan dengan

media yang digunakan 18

22 Kerangka Teori

23 Kerangka Konsep

Ekstrak jahe

(Zingiber

officinale

Roscoe)

Koloni

Streptococcus

viridans

Pertumbuhan

koloni normal

Hambatan pada

pertumbuhan koloni

(+)

Zona hambat (+)

Ekstrak Jahe

Minyak atsiri dan oleoresin

β-bisabolene β- farnesene

sesquiphelandrene Gingerol

Shagaol Bisabolene

Merusak membran plasma sel

bakteri Streptococcus viridans

15

23 Definisi Operasional

No Variabel Definisi

Operasional

Alat Ukur Hasil Ukur Skala

Ukur

1 Zona hambat

Sviridans

Daerah

sekeliling blank

disc yang tidak

ditemukan

adanya

pertumbuhan S

viridans

Penggaris Diameter

zona bersih

(clear zone)

Numerik

2 Konsentrasi

ekstrak jahe

(100mgml

200mgml

500mgml

600mgml

800mgml

1000mgml)

Jahe yang sudah

dikeringkan

yang kemudian

dilarutkan

dengan

konsentrasi yang

telah ditentukan

Mikro

pipet

Jumlah

ekstrak sesuai

dengan

konsentrasi

pada setiap

tabung

Kategorik

3 Larutan

kontrol

negatif

Larutan kontrol

negatif yang

berisi etanol

96

Mikro

pipet

Blank disc

berisi etanol

96

Kategorik

4 Kontrol

positif

Kontrol positif

berupa blank

disc berisi

antibiotik

penisilin

Tidak ada Blank disc

berisi

antibiotik

penisilin

Kategorik

16

BAB III

METODE PENELITIAN

31 Desain Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental

32 Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada bulan Desember 2012 sampai bulan Juli

2013 di Laboratorium Mikrobiologi Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan

Universitas Islam Negeri Jakarta Proses ekstraksi jahe (Zingiber officinale

Roscoe) dilakukan oleh Balai Penelitian Tanaman Rempah dan Obat (BALITRO)

Bogor

33 Bahan yang Diuji

Ekstrak jahe (Zingiber officinale Roscoe) yang telah diekstraksi oleh Balai

Penelitian Tanaman Rempah dan Obat (BALITRO) Bogor

34 Sampel Bakteri

Bakteri Streptococcus viridans yang diisolasi pada media Agar darah dan

diinkubasi pada suhu 37degC selama 24 jam

35 Identifikasi Variabel

351 Variabel Bebas

Ekstrak jahe (Zingiber officinale Roscoe) dengan konsentrasi 100 mgml

200 mgml 500 mgml 600 mgml 800 mgml 1000 mgml

`352 Variabel Terikat

Pertumbuhan bakteri Streptococcus viridans dalam media pertumbuhan

Agar Darah

17

36 Alat dan Bahan Penelitian

361 Alat Penelitian

Tabung reaksi mikro pipet vortex bunsen alkohol ose cawan petri

penggaris korek api rak tabung autoclave baki alumuniumfoil swab kapas

erlenmeyer inkubator penggaris label alat tulis laminar air flow tisu pinset

dan kamera

362 Bahan Penelitian

Jahe pelarut etanol 96 pembenihan Agar darah larutan pengencer

thioglikolat biakan Streptococcus viridans blank disc blank disc berisi antibiotik

penicillin

37 Alur Penelitian

Kultur bakteri Streptococcus viridans

di media Agar Darah

Pembuatan konsentrasi ekstrak jahe

Timbang ekstrak jahe dengan berat

1000 800 600 500 200 dan 100

gram masukkan ke dalam tabung

Masukkan 1 ose Streptococcus

viridans ke dalam larutan thioglikolat

Usapkan bakteri ke media Agar Darah

dengan swab kapas steril

Thioglikolat dan Streptococcus

viridans divortex hingga omogen Masukkan 1ml etanol 96 ke dalam

masing-masing tabung

Pindahkan konsentrasi ekstrak jahe

yang homogen ke cawan petri

Blank disc diletakkan di media Agar

Darah yang telah diberi bakteri

Streptococcus viridans

Ekstrak jahe dan etanol 96 divortex

hingga homogen

Kekeruhan distandarisasi dengan

menggunakan larutan standarisasi

konsentrasi 05 Mac Farland

Inkubasi selama 24 jam

Amati dan ukur zona hambat yang

terbentuk

Rendam blank disc ke dalam cawan

petri selama 10-15 menit

18

38 Cara Kerja Penelitian

381 Tahap Persiapan

3811 Sterilisasi Alat dan Bahan

Seluruh alat yang akan digunakan sebelumnya dicuci bersih dikeringkan

dan dibungkus dengan kertas Setelah itu sterilisasi dapat dilakukan dengan

menggunakan autoclave selama 15-30 menit dan kemudian mengatur tekanan

sebesar 15 dynecm3 (1 atm) dan suhu sebesar 121

o C

3812 Persiapan Sampel

Jahe diperoleh dari pasar tradisional di Jakarta Timur yang homogen

sebanyak 4 kilogram Kemudian dilakukan pembuatan ekstrak jahe di Balai

Penelitian Tanaman Rempah dan Obat (BALITRO) Bogor Proses ekstraksi

meliputi pencucian pegirisan dan pengeringan Pada jahe yang sudah meliputi

tahap pengeringan kemudian diekstraksi melalui proses maserasi dengan pelarut

etanol 96 Pada penelitian ini digunakan 4 kg jahe yang dimana setelah

mengalami proses ekstraksi didapatkan ekstrak kental sebanyak 500 gram

3813 Pembuatan stok bakteri

Pembuatan stok bakteri ini dilakukan untuk memperbanyak bakteri

dengan cara menginokulasikan 1 ose biakan murni bakteri Streptococcus viridans

dalam media agar darah kemudian diinkubasi selama 24 jam dengan suhu 37degC

di dalam inkubator

3814 Pembuatan stok variabel konsentrasi

Stok ekstrak jahe akan dibuat dalam berbagai konsentrasi yaitu konsentrasi

100 mgml 200 mgml 500 mgml 600 mgml 800 mgml dan 1000 mgml

Etanol 96 digunakan sebagai kontrol negatif dan antibiotik penisilin sebagai

kontrol positif sehingga seluruhnya berjumlah 8 variabel Penelitian ini

dikerjakan secara triplet Blank disc dimasukkan ke dalam masing-masing stok

variabel konsentrasi selama 10-15 menit Kemudian masing-masing stok variabel

akan dimasukkan ke dalam 6 cawan petri (1 cawan petri akan berisi 3 blank disc

kosong kontrol negatif dan penisilin sebagai kontrol positif) yang akan digunakan

dalam tahap pengujian selanjutnya

19

382 Tahap uji efektivitas ekstrak jahe

Bakteri diencerkan dengan mencampurkan 1 ose bakteri Streptococcus

viridans ke dalam tabung reaksi yang telah berisi thiloglikolat steril kemudian

dihomogenkan dengan menggunakan vortex dan kekeruhannya distandarisasi

dengan konsentrasi 05 Mac Farland Bakteri dalam thioglikolat yang telah

terstandarisasi dioleskan pada media pertumbuhan Agar Darah (AD) dengan

menggunakan swab kapan steril Konsentrasi ekstrak jahe kemudian dimasukkan

ke dalam cawan petri dan rendam blank disc selama plusmn 15 menit Setelah dilakukan

perendaman blank disc diletakkan di atas permukaan media pertumbuhan yang

sudah diolesi dengan campuran bakteri dan thioglikolat secara higienis di dalam

laminar air flow Media Agar Darah kemudian diinkubasi ke dalam inkubator

pada suhu 37oC selama 24 jam Setelah 24 jam dilakukan pengukuran diameter

zona hambat yang terbentuk sebagai area bening atau zona bersih dengan

menggunakan penggaris

39 Pengelolaan data

Pada penelitian ini menggunakan data yang merupakan variable numerik

lebih dari 2 kelompok yang tidak berpasangan sehingga analisis data

menggunakan uji One Way ANOVA (distribusi data normal dan varians data harus

homogen) Namun jika distribusi data tidak normal maka uji alternatif yang

dilakukan adalah uji ststistik nonparameter Kruskall-Wallis Untuk menentukan

konsentrasi mana yang memiliki kebermaknaan maka dilakukan analisis Post Hoc

menggunakan uji Mann-Whitney

20

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

41 Efek Ekstrak Jahe (Zingiber officinale Roscoe) terhadap Pertumbuhan

Streptococcus viridans

Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan uji metode disc diffusion

secara triplo dengan beberapa konsentrasi ekstrak jahe (100 mgml 200 mgml

500 mgml 600 mgml 800 mgml dan 1000 mgml) Blank disc yang telah

direndam dalam ekstrak selama 10-15 menit diletakkan pada media pertumbuhan

Agar Darah yang terinokulasi bakteri Streptococcus viridans kemudian

diinkubasi selama 24 jam pada suhu 37oC Ekstrak jahe diketahui dapat

memberikan efek menghambat pertumbuhan bakteri Streptococcus viridans yang

terlihat dari terbentuknya zona hambat disekitar blank disc

Grafik 42 Diameter rata-rata zona hambat

Pada hasil pengamatan didapatkan berbagai diameter zona hambat yang

terbentuk dari masing-masing konsentrasi ekstrak jahe yang digunakan Rata-rata

diameter pada konsentrasi 100 mgml sebesar 667 mm dengan standar deviasi

058 Pada konsentrasi 200 mgml sebesar 767 mm dengan standar deviasi 058

000

500

1000

1500

2000

2500

3000

1 2 3 4 5 6 7 8

Leb

ar Z

on

a H

amb

at (

mm

)

Konsentrasi Ekstrak Jahe (mgml)

100 200 500

600 1000

K(-) K(+) 800

21

Pada konsentrasi 500 mgml sebesar 9 mm dengan standar deviasi 0 Pada

konsentrasi 600 mgml sebesar 10 mm dengan standar deviasi 0 Pada konsentrasi

800 mgml sebesar 11 mm dengan standar deviasi 0 Pada konsentrasi 1000

mgml sebesar 1233 mm dengan standar deviasi 058 Pada uji kontrol positif

yang menggunakan antibiotik penisilin terbentuk zona hambat dengan rata-rata

sebesar 2983 mm dengan standar deviasi 029 Pada uji kontrol negatif yang

menggunakan etanol 96 tidak terbentuk zona hambat yang memberikan arti

bahwa tidak adanya hambatan terhadap pertumbuhan bakteri Streptococcus

viridans

Data penelitian diatas menunjukkan bahwa data tidak memenuhi syarat

untuk melakukan uji One-Way Annova maka digunakan uji Kruskall-Wallis19

Pada uji Kruskall-Wallis menunjukkan nilai signifikan atau bermakna yang mana

dapat dikatakan bermakna jika p lt 005 sehingga diketahui bahwa berbagai

konsentrasi ekstrak jahe yang digunakkan pada penelitian ini berpengaruh

terhadap pertumbuhan bakteri Streptococcus viridans

Tabel 41 Hasil Analisis Post Hoc dengan Menggunakan Uji Mann-Whitney

Perlakuan Analisis Multikomparasi dengan Uji Mann-Whitney

Etanol 100

mgml

200

mgml

500

mgml

600

mgml

800

mgml

1000

mgml

Penisilin

Etanol 0034 0034 0025 0025 0025 0034 0034

100 mgml 0099 0034 0034 0034 0043 0043

200 mgml 0034 0034 0034 0043 0043

500 mgml 0025 0025 0034 0034

600 mgml 0025 0034 0034

800 mgml 0034 0034

1000 mgml 0043

Penisilin

Keterangan p lt 005

Berdasarkan hasil statistik analisis Post Hoc yang didapatkan bahwa

terdapat perbedaan yang bermakna antar setiap konsentrasi dengan penisilin

dengan indeks kepercayaan 95 Akan tetapi terdapat konsentrasi yang tidak

memiliki perbedaan yang bermakna yaitu antar konsentrasi 100 mgml dan 200

22

mgml Pada penelitian ini diketahui bahwa respon yang terbentuk dari

penghambatan tumbuhnya bakteri Streptococcus viridans merupakan respon

lemah

Pemberian ekstrak jahe berpengaruh terhadap pertumbuhan bakteri

Streptococcus viridans Diameter rata-rata zona hambat terbesar didapatkan pada

pemberian 1000 mgml (1233 mm) kemudian dengan pemberian konsentrasi 800

mgml (10 mm) dan konsentrasi 600 mgml (11 mm) tetapi berbeda bila

dibandingkan dengan pemberian konsentrasi 100 mgml 200 mgml dan 500

mgml Semakin tinggi konsentrasi ekstrak jahe mengakibatkan semakin besar

diameter rata-rata zona hambat yang terbentuk terhadap pertumbuhan bakteri

Streptococcus viridans

Gambar 43 Efek ekstrak jahe terhadap pertumbuhan Streptococcus viridans

Aktivitas antibakteri yang ditimbulkan dari pemberian ekstrak jahe dapat

dihubungkan dengan adanya kandungan senyawa-senyawa kimia jahe

Kandungan utama jahe adalah seskuiterpen dan zingiberen Komponen lainnya

termasuk β-sesquiphellandrene bisabolene dan farnesene yang termasuk

seskuiterpen Jahe memiliki senyawa reaktif yang disebut terpenoid yang

menstimulasi produksi air liur dan merupakan senyawa penting dalam farmasi

(Ekam et al 2007)

Menurut Winarto (2007) berdasarkan dari analisa kimia diketahui bahwa

tanaman jahe mengandung senyawa antara lain flavonoida polivenol minyak

atsiri gingerol limonene oleoresin 18 cineole 10-dehydroginger dione 6-

K (+)

K (-)

100 mgml

500 mgml

200 mgml

K (+)

K (-)

1000 mgml

800 mgml

600 mgml

23

gingerdione alpha-linolenic acid arginine aspartic betha-sitosterol caprilic-

acid capcaicin chorogenic acid farnesal farnese dan farnesol20

Minyak atsiri dan oleoresin merupakan senyawa kimia yang mampu

menghambat pertumbuhan dan membunuh bakteri dengan merusak membran

plasma bakteri merusak sistem kerja sel dan menyebabkan lisis pada sel bakteri

Selain itu struktur 3 dimensi protein terganggu sehingga menyebabkan protein

terdenaturasi Setelah mengalami denaturasi deret asam amino pada bakteri tetap

utuh namun tidak dapat lagi melakukan fungsinya21

Penelitian telah dilakukan oleh Malu et al (2009) yang membuktikan bahwa

ekstrak jahe mengandung senyawa aktif yaitu zingiberene yang mampu

menghambat pertumbuhan bakteri Streptococcus viridans Pada penelitian

tersebut jahe yang sudah dilakukan pengeringan dan penggilingan menjadi bubuk

halus dengan menggunakan electric grinder dihasilkan serbuk jahe sebanyak 100

gram Serbuk jahe kemudian dibagi menjadi masing-masing 20 gram dan akan

dilakukan ekstraksi dengan berbagai pelarut (n-heksana etil asetat etanol soxhlet

dan air) Hasil yang didapatkan adalah adanya aktivitas antibakteri dari ekstrak

jahe dengan berbagai pelarut kecuali air Zona hambat yang terbentuk sebesar 5

mm 56 mm 7 mm dan 0 mm

Berdasarkan hasil yang diperoleh dari penelitian sebelumnya terdapat

perbedaan yang signifikan dengan penelitian ini Perbedaaan yang ada

dipengaruhi oleh metode pembuatan variabel konsentrasi berupa simplisia jenis

dan konsentrasi pelarut yang digunakan berupa n-heksana etil asetat etanol

soxhlet dan air tempat tanaman jahe diperoleh di pasar di Nigeria dan usia panen

tanaman jahe (semakin tua tanaman jahe saat dipanen semakin banyak

kandungan minyak atsiri di dalamnya)

Pada penelitian ini terdapat beberapa hambatan antara lain

1 Penggunaan media pertumbuhan Agar Darah yang baik bagi berbagai bakteri

sehingga mempermudah adanya kontaminasi

2 Bakteri Streptococcus viridans yang tidak dapat bertahan hidup dalam waktu

yang cukup lama

24

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

51 Kesimpulan

Pada penelitian ini berdasarkan hasil uji efektivitas dan analisis statistik

dapat disimpulkan bahwa

1 Ekstrak tanaman jahe dengan pelarut etanol 96 dapat memberikan efek

hambat terhadap pertumbuhan bakteri Strptococcus viridans (p lt 005)

2 Rata-rata efek hambat yang paling besar terdapat pada konsentrasi ekstrak

jahe 1000 mgml yaitu sebesar 1233 mm konsentrasi 800 mgml sebesar

11 mm konsentrasi 600 mgml sebesar 10 mm konsentrasi 500 mgml

sebesar 9 mm konsentrasi 200 mgml sebesar 767 mm dan konsentrasi

100 mgml sebesar 667 mm

3 Efektivitas ekstrak jahe (Zingiber officinale Roscoe) terhadap

pertumbuhan Streptococcus viridans termasuk dalam golongan respon

lemah

52 Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang ada maka disarankan bagi peneliti

selanjutnya

1 Melakukan penelitian lebih lanjut tentang pengaruh konsentrasi ekstrak

tanaman jahe terhadap bakteri Streptococcus viridans dengan menggunakan

konsentrasi yang lebih kecil daripada penelitian ini

2 Melakukan penelitian lebih lanjut tentang kerja antibakteri ekstrak jahe

terhadap bakteri lainnya

3 Melakukan uji aktivitas antibakteri esktrak tanaman jahe terhadap bakteri

Streptococcus viridans secara in-vivo

25

DAFTAR PUSTAKA

1 Fathia S dkk Aktivitas Antimikroba Ekstrak Jahe (Zingiber officinale

Roscoe) Terhadap Beberapa Bakteri Patogen Bogor Institut Pertanian

Bogor 2011

2 Santoso B Jahe Yogyakarta Penerbit Kanisius 15-17

3 Departemen Kesehatan RI Profil Kesehatan Indonesia Jakarta

Departemen Kesehatan RI 2005 Diunduh dari httpwwwdepkesgoid

Diakses pada 20 Januari 2013

4 Departemen Kesehatan RI Pharmaceutical Care Untuk Penyakit Saluran

Pernapasan 2005

5 Bisno A Acute Pharyngitis N Engl J Med 2001 344(3) Diunduh dari

httpwwwnejmorg Diakses pada 14 Februari 2013

6 Malu S Obochi G Tawo N Nyong B Antibacterial Activity And

Medicinal Properties Of Ginger (Zingiber officinale) Global Journal Of

Pure And Applied Sciences Nigeria 2009 Vol(3) 365-368

7 Astuti V Uji Antibakteri Ekstrak Jahe (Zingiber officinale Roscoe)

Terhadap Pertumbuhan Bakteri Escherichia coli Dan Staphylococcus

aureus Secara In Vitro Semarang Universitas Diponegoro 2000

8 Rukmana R Usaha Tani Jahe Yogyakarta Penerbit Kanisius 12-17

9 Miksusanti Kajian Aktivitas Antibakteri Minyak Atsiri Temu Kunci dan

Aplikasinya dalam Fil Edibel Antibakteri Bogor Institut Pertanian Bogor

2008

10 Kaushik P Evaluation of Various Crude Extracts of Zingiber officinale

Rhizome for Potential Antibacterial Activity A Study in Vitro India

Department of Botany and Microbiology Gurukul Kangri University

Scientific Research 2011 Diunduh di httpwwwSciRPorgjournalaim

Diakses 16 Februari 2013

11 Fathona D Kandungan Gingerol dan Shogaol Intensitas Kepedasan dan

Penerimaan Panelis terhadap Oleoresin Jahe gajah (Zingiber officinale

var Roscoe) Jahe Emprit (Zingiber officinale var Amarum) dan Jahe

Merah (Zingiber officinale var Rubrum) Bogor Institut Pertanian Bogor

2011

12 Duke J et al Handbook of Medicinal Hebrs United State of America

CRC Press 2000 327-328

26

13 Brooks GF Butel JS Ornston NL Mikrobiologi Kedokteran Jawetz

Jakarta Penerbit Buku Kedokteran EGC 1996 327-338

14 Chatim A Suharto Sterilisasi dan Desinfeksi Dalam Staf Pengajar

FKUI Buku Ajar Mikrobiologi Kedokteran Jakarta Binarupa Aksara

Publisher 64-69

15 Topazian R et al Oral and Maxillofacial Infections Philadelphia WB

Saunders Company 33-34

16 Refoua A Study of Streptococcus Viridans in the Maxillofacial Region

Original Article University of Medical Sciences Tehran Iran

2005Vol(4) 174-177

17 Kusmiyati Uji Aktivitas Senyawa Antibakteri dari Mikroalga

Porphyridium cruentum Pusat Penelitian Bioteknologi Lembaga Ilmu

Pengetahuan Indonesia (LIPI) Cibinong 2007 Vol(1) 48-53

18 Greenwood Antibiotics Susceptibility (Sensitivity) Test Antimicrobial and

Chemotheraphy United State of America Mc Graw Hill Company 1995

19 Dahlan M Sopiyudin Statistik untuk Kedokteran dan Kesehatan Edisi 3

Jakarta Salemba Medika 2009 83-105

20 Winarto W Tanaman Obat Indonesia Untuk Pengobatan Herbal

Karyasari Herba Media 2007

21 Hertiani T et al Effect of Indonesian Medicinal Plants Essential Oils on

Streptococcus mutans Biofilm Yogyakarta Faculty of Pharmacy UGM

2011

27

LAMPIRAN

Lampiran 1

Hasil IdentifikasiDeterminasi Bahan Uji

28

Lampiran 2

Hasil Ekstraksi Jahe

29

Lampiran 3

Data Hasil Uji Statistik

UJI NORMALITAS

30

31

32

33

34

35

36

37

38

39

40

41

42

43

44

45

46

Lampiran 4

Alat dan Bahan

Media Agar Darah Ekstrak Jahe Timbangan Tabung

Reaksi Sendok

Etanol 96 Ose Pinset

Tisu Spirtus Cawan Petri Vortex

Laminar Air Flow Lemari Pendingin

47

Lampiran 5

Uji Antibakteri Jahe Terhadap Streptococcus viridan

K (+)

K (-)

100mgml

500mgml

200mgml

K (-)

K (+)

600mgml 1000mgml

800mgml

48

Lampiran 6

Riwayat Penulis

Identitas

Nama Sidqa Hanief

Jenis Kelamin Perempuan

Tempat Tanggal Lahir Jakarta 21 Desember 1992

Agama Islam

Alamat Jl Masjid Al Munir No 44 RT 012 RW 003 Jakarta

Timur

Email sidqahnfhotmailcom

Riwayat Pendidikan

1997-1998 TK Purwarini Jakarta

1998-2004 SDS Angkasa 3 Jakarta

2004-2007 SMP Negeri 81 Jakarta

2007-2010 SMA Madania Indonesian School Bogor

2010-sekarang Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

Page 24: Efektivitas Ekstrak Jahe (Zingiber officinale Roscoe) Terhadap ...

14

yaitu metode dilusi cair dan padat Kedua metode tersebut digunakan untuk

menentukan konsentrasi hambat minimal (KHM) dan konsentrasi bunuh minimal

(KBM) dari zat antimikroba terhadap bakteri uji Namun terbedakan dengan

media yang digunakan 18

22 Kerangka Teori

23 Kerangka Konsep

Ekstrak jahe

(Zingiber

officinale

Roscoe)

Koloni

Streptococcus

viridans

Pertumbuhan

koloni normal

Hambatan pada

pertumbuhan koloni

(+)

Zona hambat (+)

Ekstrak Jahe

Minyak atsiri dan oleoresin

β-bisabolene β- farnesene

sesquiphelandrene Gingerol

Shagaol Bisabolene

Merusak membran plasma sel

bakteri Streptococcus viridans

15

23 Definisi Operasional

No Variabel Definisi

Operasional

Alat Ukur Hasil Ukur Skala

Ukur

1 Zona hambat

Sviridans

Daerah

sekeliling blank

disc yang tidak

ditemukan

adanya

pertumbuhan S

viridans

Penggaris Diameter

zona bersih

(clear zone)

Numerik

2 Konsentrasi

ekstrak jahe

(100mgml

200mgml

500mgml

600mgml

800mgml

1000mgml)

Jahe yang sudah

dikeringkan

yang kemudian

dilarutkan

dengan

konsentrasi yang

telah ditentukan

Mikro

pipet

Jumlah

ekstrak sesuai

dengan

konsentrasi

pada setiap

tabung

Kategorik

3 Larutan

kontrol

negatif

Larutan kontrol

negatif yang

berisi etanol

96

Mikro

pipet

Blank disc

berisi etanol

96

Kategorik

4 Kontrol

positif

Kontrol positif

berupa blank

disc berisi

antibiotik

penisilin

Tidak ada Blank disc

berisi

antibiotik

penisilin

Kategorik

16

BAB III

METODE PENELITIAN

31 Desain Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental

32 Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada bulan Desember 2012 sampai bulan Juli

2013 di Laboratorium Mikrobiologi Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan

Universitas Islam Negeri Jakarta Proses ekstraksi jahe (Zingiber officinale

Roscoe) dilakukan oleh Balai Penelitian Tanaman Rempah dan Obat (BALITRO)

Bogor

33 Bahan yang Diuji

Ekstrak jahe (Zingiber officinale Roscoe) yang telah diekstraksi oleh Balai

Penelitian Tanaman Rempah dan Obat (BALITRO) Bogor

34 Sampel Bakteri

Bakteri Streptococcus viridans yang diisolasi pada media Agar darah dan

diinkubasi pada suhu 37degC selama 24 jam

35 Identifikasi Variabel

351 Variabel Bebas

Ekstrak jahe (Zingiber officinale Roscoe) dengan konsentrasi 100 mgml

200 mgml 500 mgml 600 mgml 800 mgml 1000 mgml

`352 Variabel Terikat

Pertumbuhan bakteri Streptococcus viridans dalam media pertumbuhan

Agar Darah

17

36 Alat dan Bahan Penelitian

361 Alat Penelitian

Tabung reaksi mikro pipet vortex bunsen alkohol ose cawan petri

penggaris korek api rak tabung autoclave baki alumuniumfoil swab kapas

erlenmeyer inkubator penggaris label alat tulis laminar air flow tisu pinset

dan kamera

362 Bahan Penelitian

Jahe pelarut etanol 96 pembenihan Agar darah larutan pengencer

thioglikolat biakan Streptococcus viridans blank disc blank disc berisi antibiotik

penicillin

37 Alur Penelitian

Kultur bakteri Streptococcus viridans

di media Agar Darah

Pembuatan konsentrasi ekstrak jahe

Timbang ekstrak jahe dengan berat

1000 800 600 500 200 dan 100

gram masukkan ke dalam tabung

Masukkan 1 ose Streptococcus

viridans ke dalam larutan thioglikolat

Usapkan bakteri ke media Agar Darah

dengan swab kapas steril

Thioglikolat dan Streptococcus

viridans divortex hingga omogen Masukkan 1ml etanol 96 ke dalam

masing-masing tabung

Pindahkan konsentrasi ekstrak jahe

yang homogen ke cawan petri

Blank disc diletakkan di media Agar

Darah yang telah diberi bakteri

Streptococcus viridans

Ekstrak jahe dan etanol 96 divortex

hingga homogen

Kekeruhan distandarisasi dengan

menggunakan larutan standarisasi

konsentrasi 05 Mac Farland

Inkubasi selama 24 jam

Amati dan ukur zona hambat yang

terbentuk

Rendam blank disc ke dalam cawan

petri selama 10-15 menit

18

38 Cara Kerja Penelitian

381 Tahap Persiapan

3811 Sterilisasi Alat dan Bahan

Seluruh alat yang akan digunakan sebelumnya dicuci bersih dikeringkan

dan dibungkus dengan kertas Setelah itu sterilisasi dapat dilakukan dengan

menggunakan autoclave selama 15-30 menit dan kemudian mengatur tekanan

sebesar 15 dynecm3 (1 atm) dan suhu sebesar 121

o C

3812 Persiapan Sampel

Jahe diperoleh dari pasar tradisional di Jakarta Timur yang homogen

sebanyak 4 kilogram Kemudian dilakukan pembuatan ekstrak jahe di Balai

Penelitian Tanaman Rempah dan Obat (BALITRO) Bogor Proses ekstraksi

meliputi pencucian pegirisan dan pengeringan Pada jahe yang sudah meliputi

tahap pengeringan kemudian diekstraksi melalui proses maserasi dengan pelarut

etanol 96 Pada penelitian ini digunakan 4 kg jahe yang dimana setelah

mengalami proses ekstraksi didapatkan ekstrak kental sebanyak 500 gram

3813 Pembuatan stok bakteri

Pembuatan stok bakteri ini dilakukan untuk memperbanyak bakteri

dengan cara menginokulasikan 1 ose biakan murni bakteri Streptococcus viridans

dalam media agar darah kemudian diinkubasi selama 24 jam dengan suhu 37degC

di dalam inkubator

3814 Pembuatan stok variabel konsentrasi

Stok ekstrak jahe akan dibuat dalam berbagai konsentrasi yaitu konsentrasi

100 mgml 200 mgml 500 mgml 600 mgml 800 mgml dan 1000 mgml

Etanol 96 digunakan sebagai kontrol negatif dan antibiotik penisilin sebagai

kontrol positif sehingga seluruhnya berjumlah 8 variabel Penelitian ini

dikerjakan secara triplet Blank disc dimasukkan ke dalam masing-masing stok

variabel konsentrasi selama 10-15 menit Kemudian masing-masing stok variabel

akan dimasukkan ke dalam 6 cawan petri (1 cawan petri akan berisi 3 blank disc

kosong kontrol negatif dan penisilin sebagai kontrol positif) yang akan digunakan

dalam tahap pengujian selanjutnya

19

382 Tahap uji efektivitas ekstrak jahe

Bakteri diencerkan dengan mencampurkan 1 ose bakteri Streptococcus

viridans ke dalam tabung reaksi yang telah berisi thiloglikolat steril kemudian

dihomogenkan dengan menggunakan vortex dan kekeruhannya distandarisasi

dengan konsentrasi 05 Mac Farland Bakteri dalam thioglikolat yang telah

terstandarisasi dioleskan pada media pertumbuhan Agar Darah (AD) dengan

menggunakan swab kapan steril Konsentrasi ekstrak jahe kemudian dimasukkan

ke dalam cawan petri dan rendam blank disc selama plusmn 15 menit Setelah dilakukan

perendaman blank disc diletakkan di atas permukaan media pertumbuhan yang

sudah diolesi dengan campuran bakteri dan thioglikolat secara higienis di dalam

laminar air flow Media Agar Darah kemudian diinkubasi ke dalam inkubator

pada suhu 37oC selama 24 jam Setelah 24 jam dilakukan pengukuran diameter

zona hambat yang terbentuk sebagai area bening atau zona bersih dengan

menggunakan penggaris

39 Pengelolaan data

Pada penelitian ini menggunakan data yang merupakan variable numerik

lebih dari 2 kelompok yang tidak berpasangan sehingga analisis data

menggunakan uji One Way ANOVA (distribusi data normal dan varians data harus

homogen) Namun jika distribusi data tidak normal maka uji alternatif yang

dilakukan adalah uji ststistik nonparameter Kruskall-Wallis Untuk menentukan

konsentrasi mana yang memiliki kebermaknaan maka dilakukan analisis Post Hoc

menggunakan uji Mann-Whitney

20

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

41 Efek Ekstrak Jahe (Zingiber officinale Roscoe) terhadap Pertumbuhan

Streptococcus viridans

Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan uji metode disc diffusion

secara triplo dengan beberapa konsentrasi ekstrak jahe (100 mgml 200 mgml

500 mgml 600 mgml 800 mgml dan 1000 mgml) Blank disc yang telah

direndam dalam ekstrak selama 10-15 menit diletakkan pada media pertumbuhan

Agar Darah yang terinokulasi bakteri Streptococcus viridans kemudian

diinkubasi selama 24 jam pada suhu 37oC Ekstrak jahe diketahui dapat

memberikan efek menghambat pertumbuhan bakteri Streptococcus viridans yang

terlihat dari terbentuknya zona hambat disekitar blank disc

Grafik 42 Diameter rata-rata zona hambat

Pada hasil pengamatan didapatkan berbagai diameter zona hambat yang

terbentuk dari masing-masing konsentrasi ekstrak jahe yang digunakan Rata-rata

diameter pada konsentrasi 100 mgml sebesar 667 mm dengan standar deviasi

058 Pada konsentrasi 200 mgml sebesar 767 mm dengan standar deviasi 058

000

500

1000

1500

2000

2500

3000

1 2 3 4 5 6 7 8

Leb

ar Z

on

a H

amb

at (

mm

)

Konsentrasi Ekstrak Jahe (mgml)

100 200 500

600 1000

K(-) K(+) 800

21

Pada konsentrasi 500 mgml sebesar 9 mm dengan standar deviasi 0 Pada

konsentrasi 600 mgml sebesar 10 mm dengan standar deviasi 0 Pada konsentrasi

800 mgml sebesar 11 mm dengan standar deviasi 0 Pada konsentrasi 1000

mgml sebesar 1233 mm dengan standar deviasi 058 Pada uji kontrol positif

yang menggunakan antibiotik penisilin terbentuk zona hambat dengan rata-rata

sebesar 2983 mm dengan standar deviasi 029 Pada uji kontrol negatif yang

menggunakan etanol 96 tidak terbentuk zona hambat yang memberikan arti

bahwa tidak adanya hambatan terhadap pertumbuhan bakteri Streptococcus

viridans

Data penelitian diatas menunjukkan bahwa data tidak memenuhi syarat

untuk melakukan uji One-Way Annova maka digunakan uji Kruskall-Wallis19

Pada uji Kruskall-Wallis menunjukkan nilai signifikan atau bermakna yang mana

dapat dikatakan bermakna jika p lt 005 sehingga diketahui bahwa berbagai

konsentrasi ekstrak jahe yang digunakkan pada penelitian ini berpengaruh

terhadap pertumbuhan bakteri Streptococcus viridans

Tabel 41 Hasil Analisis Post Hoc dengan Menggunakan Uji Mann-Whitney

Perlakuan Analisis Multikomparasi dengan Uji Mann-Whitney

Etanol 100

mgml

200

mgml

500

mgml

600

mgml

800

mgml

1000

mgml

Penisilin

Etanol 0034 0034 0025 0025 0025 0034 0034

100 mgml 0099 0034 0034 0034 0043 0043

200 mgml 0034 0034 0034 0043 0043

500 mgml 0025 0025 0034 0034

600 mgml 0025 0034 0034

800 mgml 0034 0034

1000 mgml 0043

Penisilin

Keterangan p lt 005

Berdasarkan hasil statistik analisis Post Hoc yang didapatkan bahwa

terdapat perbedaan yang bermakna antar setiap konsentrasi dengan penisilin

dengan indeks kepercayaan 95 Akan tetapi terdapat konsentrasi yang tidak

memiliki perbedaan yang bermakna yaitu antar konsentrasi 100 mgml dan 200

22

mgml Pada penelitian ini diketahui bahwa respon yang terbentuk dari

penghambatan tumbuhnya bakteri Streptococcus viridans merupakan respon

lemah

Pemberian ekstrak jahe berpengaruh terhadap pertumbuhan bakteri

Streptococcus viridans Diameter rata-rata zona hambat terbesar didapatkan pada

pemberian 1000 mgml (1233 mm) kemudian dengan pemberian konsentrasi 800

mgml (10 mm) dan konsentrasi 600 mgml (11 mm) tetapi berbeda bila

dibandingkan dengan pemberian konsentrasi 100 mgml 200 mgml dan 500

mgml Semakin tinggi konsentrasi ekstrak jahe mengakibatkan semakin besar

diameter rata-rata zona hambat yang terbentuk terhadap pertumbuhan bakteri

Streptococcus viridans

Gambar 43 Efek ekstrak jahe terhadap pertumbuhan Streptococcus viridans

Aktivitas antibakteri yang ditimbulkan dari pemberian ekstrak jahe dapat

dihubungkan dengan adanya kandungan senyawa-senyawa kimia jahe

Kandungan utama jahe adalah seskuiterpen dan zingiberen Komponen lainnya

termasuk β-sesquiphellandrene bisabolene dan farnesene yang termasuk

seskuiterpen Jahe memiliki senyawa reaktif yang disebut terpenoid yang

menstimulasi produksi air liur dan merupakan senyawa penting dalam farmasi

(Ekam et al 2007)

Menurut Winarto (2007) berdasarkan dari analisa kimia diketahui bahwa

tanaman jahe mengandung senyawa antara lain flavonoida polivenol minyak

atsiri gingerol limonene oleoresin 18 cineole 10-dehydroginger dione 6-

K (+)

K (-)

100 mgml

500 mgml

200 mgml

K (+)

K (-)

1000 mgml

800 mgml

600 mgml

23

gingerdione alpha-linolenic acid arginine aspartic betha-sitosterol caprilic-

acid capcaicin chorogenic acid farnesal farnese dan farnesol20

Minyak atsiri dan oleoresin merupakan senyawa kimia yang mampu

menghambat pertumbuhan dan membunuh bakteri dengan merusak membran

plasma bakteri merusak sistem kerja sel dan menyebabkan lisis pada sel bakteri

Selain itu struktur 3 dimensi protein terganggu sehingga menyebabkan protein

terdenaturasi Setelah mengalami denaturasi deret asam amino pada bakteri tetap

utuh namun tidak dapat lagi melakukan fungsinya21

Penelitian telah dilakukan oleh Malu et al (2009) yang membuktikan bahwa

ekstrak jahe mengandung senyawa aktif yaitu zingiberene yang mampu

menghambat pertumbuhan bakteri Streptococcus viridans Pada penelitian

tersebut jahe yang sudah dilakukan pengeringan dan penggilingan menjadi bubuk

halus dengan menggunakan electric grinder dihasilkan serbuk jahe sebanyak 100

gram Serbuk jahe kemudian dibagi menjadi masing-masing 20 gram dan akan

dilakukan ekstraksi dengan berbagai pelarut (n-heksana etil asetat etanol soxhlet

dan air) Hasil yang didapatkan adalah adanya aktivitas antibakteri dari ekstrak

jahe dengan berbagai pelarut kecuali air Zona hambat yang terbentuk sebesar 5

mm 56 mm 7 mm dan 0 mm

Berdasarkan hasil yang diperoleh dari penelitian sebelumnya terdapat

perbedaan yang signifikan dengan penelitian ini Perbedaaan yang ada

dipengaruhi oleh metode pembuatan variabel konsentrasi berupa simplisia jenis

dan konsentrasi pelarut yang digunakan berupa n-heksana etil asetat etanol

soxhlet dan air tempat tanaman jahe diperoleh di pasar di Nigeria dan usia panen

tanaman jahe (semakin tua tanaman jahe saat dipanen semakin banyak

kandungan minyak atsiri di dalamnya)

Pada penelitian ini terdapat beberapa hambatan antara lain

1 Penggunaan media pertumbuhan Agar Darah yang baik bagi berbagai bakteri

sehingga mempermudah adanya kontaminasi

2 Bakteri Streptococcus viridans yang tidak dapat bertahan hidup dalam waktu

yang cukup lama

24

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

51 Kesimpulan

Pada penelitian ini berdasarkan hasil uji efektivitas dan analisis statistik

dapat disimpulkan bahwa

1 Ekstrak tanaman jahe dengan pelarut etanol 96 dapat memberikan efek

hambat terhadap pertumbuhan bakteri Strptococcus viridans (p lt 005)

2 Rata-rata efek hambat yang paling besar terdapat pada konsentrasi ekstrak

jahe 1000 mgml yaitu sebesar 1233 mm konsentrasi 800 mgml sebesar

11 mm konsentrasi 600 mgml sebesar 10 mm konsentrasi 500 mgml

sebesar 9 mm konsentrasi 200 mgml sebesar 767 mm dan konsentrasi

100 mgml sebesar 667 mm

3 Efektivitas ekstrak jahe (Zingiber officinale Roscoe) terhadap

pertumbuhan Streptococcus viridans termasuk dalam golongan respon

lemah

52 Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang ada maka disarankan bagi peneliti

selanjutnya

1 Melakukan penelitian lebih lanjut tentang pengaruh konsentrasi ekstrak

tanaman jahe terhadap bakteri Streptococcus viridans dengan menggunakan

konsentrasi yang lebih kecil daripada penelitian ini

2 Melakukan penelitian lebih lanjut tentang kerja antibakteri ekstrak jahe

terhadap bakteri lainnya

3 Melakukan uji aktivitas antibakteri esktrak tanaman jahe terhadap bakteri

Streptococcus viridans secara in-vivo

25

DAFTAR PUSTAKA

1 Fathia S dkk Aktivitas Antimikroba Ekstrak Jahe (Zingiber officinale

Roscoe) Terhadap Beberapa Bakteri Patogen Bogor Institut Pertanian

Bogor 2011

2 Santoso B Jahe Yogyakarta Penerbit Kanisius 15-17

3 Departemen Kesehatan RI Profil Kesehatan Indonesia Jakarta

Departemen Kesehatan RI 2005 Diunduh dari httpwwwdepkesgoid

Diakses pada 20 Januari 2013

4 Departemen Kesehatan RI Pharmaceutical Care Untuk Penyakit Saluran

Pernapasan 2005

5 Bisno A Acute Pharyngitis N Engl J Med 2001 344(3) Diunduh dari

httpwwwnejmorg Diakses pada 14 Februari 2013

6 Malu S Obochi G Tawo N Nyong B Antibacterial Activity And

Medicinal Properties Of Ginger (Zingiber officinale) Global Journal Of

Pure And Applied Sciences Nigeria 2009 Vol(3) 365-368

7 Astuti V Uji Antibakteri Ekstrak Jahe (Zingiber officinale Roscoe)

Terhadap Pertumbuhan Bakteri Escherichia coli Dan Staphylococcus

aureus Secara In Vitro Semarang Universitas Diponegoro 2000

8 Rukmana R Usaha Tani Jahe Yogyakarta Penerbit Kanisius 12-17

9 Miksusanti Kajian Aktivitas Antibakteri Minyak Atsiri Temu Kunci dan

Aplikasinya dalam Fil Edibel Antibakteri Bogor Institut Pertanian Bogor

2008

10 Kaushik P Evaluation of Various Crude Extracts of Zingiber officinale

Rhizome for Potential Antibacterial Activity A Study in Vitro India

Department of Botany and Microbiology Gurukul Kangri University

Scientific Research 2011 Diunduh di httpwwwSciRPorgjournalaim

Diakses 16 Februari 2013

11 Fathona D Kandungan Gingerol dan Shogaol Intensitas Kepedasan dan

Penerimaan Panelis terhadap Oleoresin Jahe gajah (Zingiber officinale

var Roscoe) Jahe Emprit (Zingiber officinale var Amarum) dan Jahe

Merah (Zingiber officinale var Rubrum) Bogor Institut Pertanian Bogor

2011

12 Duke J et al Handbook of Medicinal Hebrs United State of America

CRC Press 2000 327-328

26

13 Brooks GF Butel JS Ornston NL Mikrobiologi Kedokteran Jawetz

Jakarta Penerbit Buku Kedokteran EGC 1996 327-338

14 Chatim A Suharto Sterilisasi dan Desinfeksi Dalam Staf Pengajar

FKUI Buku Ajar Mikrobiologi Kedokteran Jakarta Binarupa Aksara

Publisher 64-69

15 Topazian R et al Oral and Maxillofacial Infections Philadelphia WB

Saunders Company 33-34

16 Refoua A Study of Streptococcus Viridans in the Maxillofacial Region

Original Article University of Medical Sciences Tehran Iran

2005Vol(4) 174-177

17 Kusmiyati Uji Aktivitas Senyawa Antibakteri dari Mikroalga

Porphyridium cruentum Pusat Penelitian Bioteknologi Lembaga Ilmu

Pengetahuan Indonesia (LIPI) Cibinong 2007 Vol(1) 48-53

18 Greenwood Antibiotics Susceptibility (Sensitivity) Test Antimicrobial and

Chemotheraphy United State of America Mc Graw Hill Company 1995

19 Dahlan M Sopiyudin Statistik untuk Kedokteran dan Kesehatan Edisi 3

Jakarta Salemba Medika 2009 83-105

20 Winarto W Tanaman Obat Indonesia Untuk Pengobatan Herbal

Karyasari Herba Media 2007

21 Hertiani T et al Effect of Indonesian Medicinal Plants Essential Oils on

Streptococcus mutans Biofilm Yogyakarta Faculty of Pharmacy UGM

2011

27

LAMPIRAN

Lampiran 1

Hasil IdentifikasiDeterminasi Bahan Uji

28

Lampiran 2

Hasil Ekstraksi Jahe

29

Lampiran 3

Data Hasil Uji Statistik

UJI NORMALITAS

30

31

32

33

34

35

36

37

38

39

40

41

42

43

44

45

46

Lampiran 4

Alat dan Bahan

Media Agar Darah Ekstrak Jahe Timbangan Tabung

Reaksi Sendok

Etanol 96 Ose Pinset

Tisu Spirtus Cawan Petri Vortex

Laminar Air Flow Lemari Pendingin

47

Lampiran 5

Uji Antibakteri Jahe Terhadap Streptococcus viridan

K (+)

K (-)

100mgml

500mgml

200mgml

K (-)

K (+)

600mgml 1000mgml

800mgml

48

Lampiran 6

Riwayat Penulis

Identitas

Nama Sidqa Hanief

Jenis Kelamin Perempuan

Tempat Tanggal Lahir Jakarta 21 Desember 1992

Agama Islam

Alamat Jl Masjid Al Munir No 44 RT 012 RW 003 Jakarta

Timur

Email sidqahnfhotmailcom

Riwayat Pendidikan

1997-1998 TK Purwarini Jakarta

1998-2004 SDS Angkasa 3 Jakarta

2004-2007 SMP Negeri 81 Jakarta

2007-2010 SMA Madania Indonesian School Bogor

2010-sekarang Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

Page 25: Efektivitas Ekstrak Jahe (Zingiber officinale Roscoe) Terhadap ...

15

23 Definisi Operasional

No Variabel Definisi

Operasional

Alat Ukur Hasil Ukur Skala

Ukur

1 Zona hambat

Sviridans

Daerah

sekeliling blank

disc yang tidak

ditemukan

adanya

pertumbuhan S

viridans

Penggaris Diameter

zona bersih

(clear zone)

Numerik

2 Konsentrasi

ekstrak jahe

(100mgml

200mgml

500mgml

600mgml

800mgml

1000mgml)

Jahe yang sudah

dikeringkan

yang kemudian

dilarutkan

dengan

konsentrasi yang

telah ditentukan

Mikro

pipet

Jumlah

ekstrak sesuai

dengan

konsentrasi

pada setiap

tabung

Kategorik

3 Larutan

kontrol

negatif

Larutan kontrol

negatif yang

berisi etanol

96

Mikro

pipet

Blank disc

berisi etanol

96

Kategorik

4 Kontrol

positif

Kontrol positif

berupa blank

disc berisi

antibiotik

penisilin

Tidak ada Blank disc

berisi

antibiotik

penisilin

Kategorik

16

BAB III

METODE PENELITIAN

31 Desain Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental

32 Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada bulan Desember 2012 sampai bulan Juli

2013 di Laboratorium Mikrobiologi Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan

Universitas Islam Negeri Jakarta Proses ekstraksi jahe (Zingiber officinale

Roscoe) dilakukan oleh Balai Penelitian Tanaman Rempah dan Obat (BALITRO)

Bogor

33 Bahan yang Diuji

Ekstrak jahe (Zingiber officinale Roscoe) yang telah diekstraksi oleh Balai

Penelitian Tanaman Rempah dan Obat (BALITRO) Bogor

34 Sampel Bakteri

Bakteri Streptococcus viridans yang diisolasi pada media Agar darah dan

diinkubasi pada suhu 37degC selama 24 jam

35 Identifikasi Variabel

351 Variabel Bebas

Ekstrak jahe (Zingiber officinale Roscoe) dengan konsentrasi 100 mgml

200 mgml 500 mgml 600 mgml 800 mgml 1000 mgml

`352 Variabel Terikat

Pertumbuhan bakteri Streptococcus viridans dalam media pertumbuhan

Agar Darah

17

36 Alat dan Bahan Penelitian

361 Alat Penelitian

Tabung reaksi mikro pipet vortex bunsen alkohol ose cawan petri

penggaris korek api rak tabung autoclave baki alumuniumfoil swab kapas

erlenmeyer inkubator penggaris label alat tulis laminar air flow tisu pinset

dan kamera

362 Bahan Penelitian

Jahe pelarut etanol 96 pembenihan Agar darah larutan pengencer

thioglikolat biakan Streptococcus viridans blank disc blank disc berisi antibiotik

penicillin

37 Alur Penelitian

Kultur bakteri Streptococcus viridans

di media Agar Darah

Pembuatan konsentrasi ekstrak jahe

Timbang ekstrak jahe dengan berat

1000 800 600 500 200 dan 100

gram masukkan ke dalam tabung

Masukkan 1 ose Streptococcus

viridans ke dalam larutan thioglikolat

Usapkan bakteri ke media Agar Darah

dengan swab kapas steril

Thioglikolat dan Streptococcus

viridans divortex hingga omogen Masukkan 1ml etanol 96 ke dalam

masing-masing tabung

Pindahkan konsentrasi ekstrak jahe

yang homogen ke cawan petri

Blank disc diletakkan di media Agar

Darah yang telah diberi bakteri

Streptococcus viridans

Ekstrak jahe dan etanol 96 divortex

hingga homogen

Kekeruhan distandarisasi dengan

menggunakan larutan standarisasi

konsentrasi 05 Mac Farland

Inkubasi selama 24 jam

Amati dan ukur zona hambat yang

terbentuk

Rendam blank disc ke dalam cawan

petri selama 10-15 menit

18

38 Cara Kerja Penelitian

381 Tahap Persiapan

3811 Sterilisasi Alat dan Bahan

Seluruh alat yang akan digunakan sebelumnya dicuci bersih dikeringkan

dan dibungkus dengan kertas Setelah itu sterilisasi dapat dilakukan dengan

menggunakan autoclave selama 15-30 menit dan kemudian mengatur tekanan

sebesar 15 dynecm3 (1 atm) dan suhu sebesar 121

o C

3812 Persiapan Sampel

Jahe diperoleh dari pasar tradisional di Jakarta Timur yang homogen

sebanyak 4 kilogram Kemudian dilakukan pembuatan ekstrak jahe di Balai

Penelitian Tanaman Rempah dan Obat (BALITRO) Bogor Proses ekstraksi

meliputi pencucian pegirisan dan pengeringan Pada jahe yang sudah meliputi

tahap pengeringan kemudian diekstraksi melalui proses maserasi dengan pelarut

etanol 96 Pada penelitian ini digunakan 4 kg jahe yang dimana setelah

mengalami proses ekstraksi didapatkan ekstrak kental sebanyak 500 gram

3813 Pembuatan stok bakteri

Pembuatan stok bakteri ini dilakukan untuk memperbanyak bakteri

dengan cara menginokulasikan 1 ose biakan murni bakteri Streptococcus viridans

dalam media agar darah kemudian diinkubasi selama 24 jam dengan suhu 37degC

di dalam inkubator

3814 Pembuatan stok variabel konsentrasi

Stok ekstrak jahe akan dibuat dalam berbagai konsentrasi yaitu konsentrasi

100 mgml 200 mgml 500 mgml 600 mgml 800 mgml dan 1000 mgml

Etanol 96 digunakan sebagai kontrol negatif dan antibiotik penisilin sebagai

kontrol positif sehingga seluruhnya berjumlah 8 variabel Penelitian ini

dikerjakan secara triplet Blank disc dimasukkan ke dalam masing-masing stok

variabel konsentrasi selama 10-15 menit Kemudian masing-masing stok variabel

akan dimasukkan ke dalam 6 cawan petri (1 cawan petri akan berisi 3 blank disc

kosong kontrol negatif dan penisilin sebagai kontrol positif) yang akan digunakan

dalam tahap pengujian selanjutnya

19

382 Tahap uji efektivitas ekstrak jahe

Bakteri diencerkan dengan mencampurkan 1 ose bakteri Streptococcus

viridans ke dalam tabung reaksi yang telah berisi thiloglikolat steril kemudian

dihomogenkan dengan menggunakan vortex dan kekeruhannya distandarisasi

dengan konsentrasi 05 Mac Farland Bakteri dalam thioglikolat yang telah

terstandarisasi dioleskan pada media pertumbuhan Agar Darah (AD) dengan

menggunakan swab kapan steril Konsentrasi ekstrak jahe kemudian dimasukkan

ke dalam cawan petri dan rendam blank disc selama plusmn 15 menit Setelah dilakukan

perendaman blank disc diletakkan di atas permukaan media pertumbuhan yang

sudah diolesi dengan campuran bakteri dan thioglikolat secara higienis di dalam

laminar air flow Media Agar Darah kemudian diinkubasi ke dalam inkubator

pada suhu 37oC selama 24 jam Setelah 24 jam dilakukan pengukuran diameter

zona hambat yang terbentuk sebagai area bening atau zona bersih dengan

menggunakan penggaris

39 Pengelolaan data

Pada penelitian ini menggunakan data yang merupakan variable numerik

lebih dari 2 kelompok yang tidak berpasangan sehingga analisis data

menggunakan uji One Way ANOVA (distribusi data normal dan varians data harus

homogen) Namun jika distribusi data tidak normal maka uji alternatif yang

dilakukan adalah uji ststistik nonparameter Kruskall-Wallis Untuk menentukan

konsentrasi mana yang memiliki kebermaknaan maka dilakukan analisis Post Hoc

menggunakan uji Mann-Whitney

20

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

41 Efek Ekstrak Jahe (Zingiber officinale Roscoe) terhadap Pertumbuhan

Streptococcus viridans

Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan uji metode disc diffusion

secara triplo dengan beberapa konsentrasi ekstrak jahe (100 mgml 200 mgml

500 mgml 600 mgml 800 mgml dan 1000 mgml) Blank disc yang telah

direndam dalam ekstrak selama 10-15 menit diletakkan pada media pertumbuhan

Agar Darah yang terinokulasi bakteri Streptococcus viridans kemudian

diinkubasi selama 24 jam pada suhu 37oC Ekstrak jahe diketahui dapat

memberikan efek menghambat pertumbuhan bakteri Streptococcus viridans yang

terlihat dari terbentuknya zona hambat disekitar blank disc

Grafik 42 Diameter rata-rata zona hambat

Pada hasil pengamatan didapatkan berbagai diameter zona hambat yang

terbentuk dari masing-masing konsentrasi ekstrak jahe yang digunakan Rata-rata

diameter pada konsentrasi 100 mgml sebesar 667 mm dengan standar deviasi

058 Pada konsentrasi 200 mgml sebesar 767 mm dengan standar deviasi 058

000

500

1000

1500

2000

2500

3000

1 2 3 4 5 6 7 8

Leb

ar Z

on

a H

amb

at (

mm

)

Konsentrasi Ekstrak Jahe (mgml)

100 200 500

600 1000

K(-) K(+) 800

21

Pada konsentrasi 500 mgml sebesar 9 mm dengan standar deviasi 0 Pada

konsentrasi 600 mgml sebesar 10 mm dengan standar deviasi 0 Pada konsentrasi

800 mgml sebesar 11 mm dengan standar deviasi 0 Pada konsentrasi 1000

mgml sebesar 1233 mm dengan standar deviasi 058 Pada uji kontrol positif

yang menggunakan antibiotik penisilin terbentuk zona hambat dengan rata-rata

sebesar 2983 mm dengan standar deviasi 029 Pada uji kontrol negatif yang

menggunakan etanol 96 tidak terbentuk zona hambat yang memberikan arti

bahwa tidak adanya hambatan terhadap pertumbuhan bakteri Streptococcus

viridans

Data penelitian diatas menunjukkan bahwa data tidak memenuhi syarat

untuk melakukan uji One-Way Annova maka digunakan uji Kruskall-Wallis19

Pada uji Kruskall-Wallis menunjukkan nilai signifikan atau bermakna yang mana

dapat dikatakan bermakna jika p lt 005 sehingga diketahui bahwa berbagai

konsentrasi ekstrak jahe yang digunakkan pada penelitian ini berpengaruh

terhadap pertumbuhan bakteri Streptococcus viridans

Tabel 41 Hasil Analisis Post Hoc dengan Menggunakan Uji Mann-Whitney

Perlakuan Analisis Multikomparasi dengan Uji Mann-Whitney

Etanol 100

mgml

200

mgml

500

mgml

600

mgml

800

mgml

1000

mgml

Penisilin

Etanol 0034 0034 0025 0025 0025 0034 0034

100 mgml 0099 0034 0034 0034 0043 0043

200 mgml 0034 0034 0034 0043 0043

500 mgml 0025 0025 0034 0034

600 mgml 0025 0034 0034

800 mgml 0034 0034

1000 mgml 0043

Penisilin

Keterangan p lt 005

Berdasarkan hasil statistik analisis Post Hoc yang didapatkan bahwa

terdapat perbedaan yang bermakna antar setiap konsentrasi dengan penisilin

dengan indeks kepercayaan 95 Akan tetapi terdapat konsentrasi yang tidak

memiliki perbedaan yang bermakna yaitu antar konsentrasi 100 mgml dan 200

22

mgml Pada penelitian ini diketahui bahwa respon yang terbentuk dari

penghambatan tumbuhnya bakteri Streptococcus viridans merupakan respon

lemah

Pemberian ekstrak jahe berpengaruh terhadap pertumbuhan bakteri

Streptococcus viridans Diameter rata-rata zona hambat terbesar didapatkan pada

pemberian 1000 mgml (1233 mm) kemudian dengan pemberian konsentrasi 800

mgml (10 mm) dan konsentrasi 600 mgml (11 mm) tetapi berbeda bila

dibandingkan dengan pemberian konsentrasi 100 mgml 200 mgml dan 500

mgml Semakin tinggi konsentrasi ekstrak jahe mengakibatkan semakin besar

diameter rata-rata zona hambat yang terbentuk terhadap pertumbuhan bakteri

Streptococcus viridans

Gambar 43 Efek ekstrak jahe terhadap pertumbuhan Streptococcus viridans

Aktivitas antibakteri yang ditimbulkan dari pemberian ekstrak jahe dapat

dihubungkan dengan adanya kandungan senyawa-senyawa kimia jahe

Kandungan utama jahe adalah seskuiterpen dan zingiberen Komponen lainnya

termasuk β-sesquiphellandrene bisabolene dan farnesene yang termasuk

seskuiterpen Jahe memiliki senyawa reaktif yang disebut terpenoid yang

menstimulasi produksi air liur dan merupakan senyawa penting dalam farmasi

(Ekam et al 2007)

Menurut Winarto (2007) berdasarkan dari analisa kimia diketahui bahwa

tanaman jahe mengandung senyawa antara lain flavonoida polivenol minyak

atsiri gingerol limonene oleoresin 18 cineole 10-dehydroginger dione 6-

K (+)

K (-)

100 mgml

500 mgml

200 mgml

K (+)

K (-)

1000 mgml

800 mgml

600 mgml

23

gingerdione alpha-linolenic acid arginine aspartic betha-sitosterol caprilic-

acid capcaicin chorogenic acid farnesal farnese dan farnesol20

Minyak atsiri dan oleoresin merupakan senyawa kimia yang mampu

menghambat pertumbuhan dan membunuh bakteri dengan merusak membran

plasma bakteri merusak sistem kerja sel dan menyebabkan lisis pada sel bakteri

Selain itu struktur 3 dimensi protein terganggu sehingga menyebabkan protein

terdenaturasi Setelah mengalami denaturasi deret asam amino pada bakteri tetap

utuh namun tidak dapat lagi melakukan fungsinya21

Penelitian telah dilakukan oleh Malu et al (2009) yang membuktikan bahwa

ekstrak jahe mengandung senyawa aktif yaitu zingiberene yang mampu

menghambat pertumbuhan bakteri Streptococcus viridans Pada penelitian

tersebut jahe yang sudah dilakukan pengeringan dan penggilingan menjadi bubuk

halus dengan menggunakan electric grinder dihasilkan serbuk jahe sebanyak 100

gram Serbuk jahe kemudian dibagi menjadi masing-masing 20 gram dan akan

dilakukan ekstraksi dengan berbagai pelarut (n-heksana etil asetat etanol soxhlet

dan air) Hasil yang didapatkan adalah adanya aktivitas antibakteri dari ekstrak

jahe dengan berbagai pelarut kecuali air Zona hambat yang terbentuk sebesar 5

mm 56 mm 7 mm dan 0 mm

Berdasarkan hasil yang diperoleh dari penelitian sebelumnya terdapat

perbedaan yang signifikan dengan penelitian ini Perbedaaan yang ada

dipengaruhi oleh metode pembuatan variabel konsentrasi berupa simplisia jenis

dan konsentrasi pelarut yang digunakan berupa n-heksana etil asetat etanol

soxhlet dan air tempat tanaman jahe diperoleh di pasar di Nigeria dan usia panen

tanaman jahe (semakin tua tanaman jahe saat dipanen semakin banyak

kandungan minyak atsiri di dalamnya)

Pada penelitian ini terdapat beberapa hambatan antara lain

1 Penggunaan media pertumbuhan Agar Darah yang baik bagi berbagai bakteri

sehingga mempermudah adanya kontaminasi

2 Bakteri Streptococcus viridans yang tidak dapat bertahan hidup dalam waktu

yang cukup lama

24

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

51 Kesimpulan

Pada penelitian ini berdasarkan hasil uji efektivitas dan analisis statistik

dapat disimpulkan bahwa

1 Ekstrak tanaman jahe dengan pelarut etanol 96 dapat memberikan efek

hambat terhadap pertumbuhan bakteri Strptococcus viridans (p lt 005)

2 Rata-rata efek hambat yang paling besar terdapat pada konsentrasi ekstrak

jahe 1000 mgml yaitu sebesar 1233 mm konsentrasi 800 mgml sebesar

11 mm konsentrasi 600 mgml sebesar 10 mm konsentrasi 500 mgml

sebesar 9 mm konsentrasi 200 mgml sebesar 767 mm dan konsentrasi

100 mgml sebesar 667 mm

3 Efektivitas ekstrak jahe (Zingiber officinale Roscoe) terhadap

pertumbuhan Streptococcus viridans termasuk dalam golongan respon

lemah

52 Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang ada maka disarankan bagi peneliti

selanjutnya

1 Melakukan penelitian lebih lanjut tentang pengaruh konsentrasi ekstrak

tanaman jahe terhadap bakteri Streptococcus viridans dengan menggunakan

konsentrasi yang lebih kecil daripada penelitian ini

2 Melakukan penelitian lebih lanjut tentang kerja antibakteri ekstrak jahe

terhadap bakteri lainnya

3 Melakukan uji aktivitas antibakteri esktrak tanaman jahe terhadap bakteri

Streptococcus viridans secara in-vivo

25

DAFTAR PUSTAKA

1 Fathia S dkk Aktivitas Antimikroba Ekstrak Jahe (Zingiber officinale

Roscoe) Terhadap Beberapa Bakteri Patogen Bogor Institut Pertanian

Bogor 2011

2 Santoso B Jahe Yogyakarta Penerbit Kanisius 15-17

3 Departemen Kesehatan RI Profil Kesehatan Indonesia Jakarta

Departemen Kesehatan RI 2005 Diunduh dari httpwwwdepkesgoid

Diakses pada 20 Januari 2013

4 Departemen Kesehatan RI Pharmaceutical Care Untuk Penyakit Saluran

Pernapasan 2005

5 Bisno A Acute Pharyngitis N Engl J Med 2001 344(3) Diunduh dari

httpwwwnejmorg Diakses pada 14 Februari 2013

6 Malu S Obochi G Tawo N Nyong B Antibacterial Activity And

Medicinal Properties Of Ginger (Zingiber officinale) Global Journal Of

Pure And Applied Sciences Nigeria 2009 Vol(3) 365-368

7 Astuti V Uji Antibakteri Ekstrak Jahe (Zingiber officinale Roscoe)

Terhadap Pertumbuhan Bakteri Escherichia coli Dan Staphylococcus

aureus Secara In Vitro Semarang Universitas Diponegoro 2000

8 Rukmana R Usaha Tani Jahe Yogyakarta Penerbit Kanisius 12-17

9 Miksusanti Kajian Aktivitas Antibakteri Minyak Atsiri Temu Kunci dan

Aplikasinya dalam Fil Edibel Antibakteri Bogor Institut Pertanian Bogor

2008

10 Kaushik P Evaluation of Various Crude Extracts of Zingiber officinale

Rhizome for Potential Antibacterial Activity A Study in Vitro India

Department of Botany and Microbiology Gurukul Kangri University

Scientific Research 2011 Diunduh di httpwwwSciRPorgjournalaim

Diakses 16 Februari 2013

11 Fathona D Kandungan Gingerol dan Shogaol Intensitas Kepedasan dan

Penerimaan Panelis terhadap Oleoresin Jahe gajah (Zingiber officinale

var Roscoe) Jahe Emprit (Zingiber officinale var Amarum) dan Jahe

Merah (Zingiber officinale var Rubrum) Bogor Institut Pertanian Bogor

2011

12 Duke J et al Handbook of Medicinal Hebrs United State of America

CRC Press 2000 327-328

26

13 Brooks GF Butel JS Ornston NL Mikrobiologi Kedokteran Jawetz

Jakarta Penerbit Buku Kedokteran EGC 1996 327-338

14 Chatim A Suharto Sterilisasi dan Desinfeksi Dalam Staf Pengajar

FKUI Buku Ajar Mikrobiologi Kedokteran Jakarta Binarupa Aksara

Publisher 64-69

15 Topazian R et al Oral and Maxillofacial Infections Philadelphia WB

Saunders Company 33-34

16 Refoua A Study of Streptococcus Viridans in the Maxillofacial Region

Original Article University of Medical Sciences Tehran Iran

2005Vol(4) 174-177

17 Kusmiyati Uji Aktivitas Senyawa Antibakteri dari Mikroalga

Porphyridium cruentum Pusat Penelitian Bioteknologi Lembaga Ilmu

Pengetahuan Indonesia (LIPI) Cibinong 2007 Vol(1) 48-53

18 Greenwood Antibiotics Susceptibility (Sensitivity) Test Antimicrobial and

Chemotheraphy United State of America Mc Graw Hill Company 1995

19 Dahlan M Sopiyudin Statistik untuk Kedokteran dan Kesehatan Edisi 3

Jakarta Salemba Medika 2009 83-105

20 Winarto W Tanaman Obat Indonesia Untuk Pengobatan Herbal

Karyasari Herba Media 2007

21 Hertiani T et al Effect of Indonesian Medicinal Plants Essential Oils on

Streptococcus mutans Biofilm Yogyakarta Faculty of Pharmacy UGM

2011

27

LAMPIRAN

Lampiran 1

Hasil IdentifikasiDeterminasi Bahan Uji

28

Lampiran 2

Hasil Ekstraksi Jahe

29

Lampiran 3

Data Hasil Uji Statistik

UJI NORMALITAS

30

31

32

33

34

35

36

37

38

39

40

41

42

43

44

45

46

Lampiran 4

Alat dan Bahan

Media Agar Darah Ekstrak Jahe Timbangan Tabung

Reaksi Sendok

Etanol 96 Ose Pinset

Tisu Spirtus Cawan Petri Vortex

Laminar Air Flow Lemari Pendingin

47

Lampiran 5

Uji Antibakteri Jahe Terhadap Streptococcus viridan

K (+)

K (-)

100mgml

500mgml

200mgml

K (-)

K (+)

600mgml 1000mgml

800mgml

48

Lampiran 6

Riwayat Penulis

Identitas

Nama Sidqa Hanief

Jenis Kelamin Perempuan

Tempat Tanggal Lahir Jakarta 21 Desember 1992

Agama Islam

Alamat Jl Masjid Al Munir No 44 RT 012 RW 003 Jakarta

Timur

Email sidqahnfhotmailcom

Riwayat Pendidikan

1997-1998 TK Purwarini Jakarta

1998-2004 SDS Angkasa 3 Jakarta

2004-2007 SMP Negeri 81 Jakarta

2007-2010 SMA Madania Indonesian School Bogor

2010-sekarang Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

Page 26: Efektivitas Ekstrak Jahe (Zingiber officinale Roscoe) Terhadap ...

16

BAB III

METODE PENELITIAN

31 Desain Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental

32 Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada bulan Desember 2012 sampai bulan Juli

2013 di Laboratorium Mikrobiologi Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan

Universitas Islam Negeri Jakarta Proses ekstraksi jahe (Zingiber officinale

Roscoe) dilakukan oleh Balai Penelitian Tanaman Rempah dan Obat (BALITRO)

Bogor

33 Bahan yang Diuji

Ekstrak jahe (Zingiber officinale Roscoe) yang telah diekstraksi oleh Balai

Penelitian Tanaman Rempah dan Obat (BALITRO) Bogor

34 Sampel Bakteri

Bakteri Streptococcus viridans yang diisolasi pada media Agar darah dan

diinkubasi pada suhu 37degC selama 24 jam

35 Identifikasi Variabel

351 Variabel Bebas

Ekstrak jahe (Zingiber officinale Roscoe) dengan konsentrasi 100 mgml

200 mgml 500 mgml 600 mgml 800 mgml 1000 mgml

`352 Variabel Terikat

Pertumbuhan bakteri Streptococcus viridans dalam media pertumbuhan

Agar Darah

17

36 Alat dan Bahan Penelitian

361 Alat Penelitian

Tabung reaksi mikro pipet vortex bunsen alkohol ose cawan petri

penggaris korek api rak tabung autoclave baki alumuniumfoil swab kapas

erlenmeyer inkubator penggaris label alat tulis laminar air flow tisu pinset

dan kamera

362 Bahan Penelitian

Jahe pelarut etanol 96 pembenihan Agar darah larutan pengencer

thioglikolat biakan Streptococcus viridans blank disc blank disc berisi antibiotik

penicillin

37 Alur Penelitian

Kultur bakteri Streptococcus viridans

di media Agar Darah

Pembuatan konsentrasi ekstrak jahe

Timbang ekstrak jahe dengan berat

1000 800 600 500 200 dan 100

gram masukkan ke dalam tabung

Masukkan 1 ose Streptococcus

viridans ke dalam larutan thioglikolat

Usapkan bakteri ke media Agar Darah

dengan swab kapas steril

Thioglikolat dan Streptococcus

viridans divortex hingga omogen Masukkan 1ml etanol 96 ke dalam

masing-masing tabung

Pindahkan konsentrasi ekstrak jahe

yang homogen ke cawan petri

Blank disc diletakkan di media Agar

Darah yang telah diberi bakteri

Streptococcus viridans

Ekstrak jahe dan etanol 96 divortex

hingga homogen

Kekeruhan distandarisasi dengan

menggunakan larutan standarisasi

konsentrasi 05 Mac Farland

Inkubasi selama 24 jam

Amati dan ukur zona hambat yang

terbentuk

Rendam blank disc ke dalam cawan

petri selama 10-15 menit

18

38 Cara Kerja Penelitian

381 Tahap Persiapan

3811 Sterilisasi Alat dan Bahan

Seluruh alat yang akan digunakan sebelumnya dicuci bersih dikeringkan

dan dibungkus dengan kertas Setelah itu sterilisasi dapat dilakukan dengan

menggunakan autoclave selama 15-30 menit dan kemudian mengatur tekanan

sebesar 15 dynecm3 (1 atm) dan suhu sebesar 121

o C

3812 Persiapan Sampel

Jahe diperoleh dari pasar tradisional di Jakarta Timur yang homogen

sebanyak 4 kilogram Kemudian dilakukan pembuatan ekstrak jahe di Balai

Penelitian Tanaman Rempah dan Obat (BALITRO) Bogor Proses ekstraksi

meliputi pencucian pegirisan dan pengeringan Pada jahe yang sudah meliputi

tahap pengeringan kemudian diekstraksi melalui proses maserasi dengan pelarut

etanol 96 Pada penelitian ini digunakan 4 kg jahe yang dimana setelah

mengalami proses ekstraksi didapatkan ekstrak kental sebanyak 500 gram

3813 Pembuatan stok bakteri

Pembuatan stok bakteri ini dilakukan untuk memperbanyak bakteri

dengan cara menginokulasikan 1 ose biakan murni bakteri Streptococcus viridans

dalam media agar darah kemudian diinkubasi selama 24 jam dengan suhu 37degC

di dalam inkubator

3814 Pembuatan stok variabel konsentrasi

Stok ekstrak jahe akan dibuat dalam berbagai konsentrasi yaitu konsentrasi

100 mgml 200 mgml 500 mgml 600 mgml 800 mgml dan 1000 mgml

Etanol 96 digunakan sebagai kontrol negatif dan antibiotik penisilin sebagai

kontrol positif sehingga seluruhnya berjumlah 8 variabel Penelitian ini

dikerjakan secara triplet Blank disc dimasukkan ke dalam masing-masing stok

variabel konsentrasi selama 10-15 menit Kemudian masing-masing stok variabel

akan dimasukkan ke dalam 6 cawan petri (1 cawan petri akan berisi 3 blank disc

kosong kontrol negatif dan penisilin sebagai kontrol positif) yang akan digunakan

dalam tahap pengujian selanjutnya

19

382 Tahap uji efektivitas ekstrak jahe

Bakteri diencerkan dengan mencampurkan 1 ose bakteri Streptococcus

viridans ke dalam tabung reaksi yang telah berisi thiloglikolat steril kemudian

dihomogenkan dengan menggunakan vortex dan kekeruhannya distandarisasi

dengan konsentrasi 05 Mac Farland Bakteri dalam thioglikolat yang telah

terstandarisasi dioleskan pada media pertumbuhan Agar Darah (AD) dengan

menggunakan swab kapan steril Konsentrasi ekstrak jahe kemudian dimasukkan

ke dalam cawan petri dan rendam blank disc selama plusmn 15 menit Setelah dilakukan

perendaman blank disc diletakkan di atas permukaan media pertumbuhan yang

sudah diolesi dengan campuran bakteri dan thioglikolat secara higienis di dalam

laminar air flow Media Agar Darah kemudian diinkubasi ke dalam inkubator

pada suhu 37oC selama 24 jam Setelah 24 jam dilakukan pengukuran diameter

zona hambat yang terbentuk sebagai area bening atau zona bersih dengan

menggunakan penggaris

39 Pengelolaan data

Pada penelitian ini menggunakan data yang merupakan variable numerik

lebih dari 2 kelompok yang tidak berpasangan sehingga analisis data

menggunakan uji One Way ANOVA (distribusi data normal dan varians data harus

homogen) Namun jika distribusi data tidak normal maka uji alternatif yang

dilakukan adalah uji ststistik nonparameter Kruskall-Wallis Untuk menentukan

konsentrasi mana yang memiliki kebermaknaan maka dilakukan analisis Post Hoc

menggunakan uji Mann-Whitney

20

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

41 Efek Ekstrak Jahe (Zingiber officinale Roscoe) terhadap Pertumbuhan

Streptococcus viridans

Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan uji metode disc diffusion

secara triplo dengan beberapa konsentrasi ekstrak jahe (100 mgml 200 mgml

500 mgml 600 mgml 800 mgml dan 1000 mgml) Blank disc yang telah

direndam dalam ekstrak selama 10-15 menit diletakkan pada media pertumbuhan

Agar Darah yang terinokulasi bakteri Streptococcus viridans kemudian

diinkubasi selama 24 jam pada suhu 37oC Ekstrak jahe diketahui dapat

memberikan efek menghambat pertumbuhan bakteri Streptococcus viridans yang

terlihat dari terbentuknya zona hambat disekitar blank disc

Grafik 42 Diameter rata-rata zona hambat

Pada hasil pengamatan didapatkan berbagai diameter zona hambat yang

terbentuk dari masing-masing konsentrasi ekstrak jahe yang digunakan Rata-rata

diameter pada konsentrasi 100 mgml sebesar 667 mm dengan standar deviasi

058 Pada konsentrasi 200 mgml sebesar 767 mm dengan standar deviasi 058

000

500

1000

1500

2000

2500

3000

1 2 3 4 5 6 7 8

Leb

ar Z

on

a H

amb

at (

mm

)

Konsentrasi Ekstrak Jahe (mgml)

100 200 500

600 1000

K(-) K(+) 800

21

Pada konsentrasi 500 mgml sebesar 9 mm dengan standar deviasi 0 Pada

konsentrasi 600 mgml sebesar 10 mm dengan standar deviasi 0 Pada konsentrasi

800 mgml sebesar 11 mm dengan standar deviasi 0 Pada konsentrasi 1000

mgml sebesar 1233 mm dengan standar deviasi 058 Pada uji kontrol positif

yang menggunakan antibiotik penisilin terbentuk zona hambat dengan rata-rata

sebesar 2983 mm dengan standar deviasi 029 Pada uji kontrol negatif yang

menggunakan etanol 96 tidak terbentuk zona hambat yang memberikan arti

bahwa tidak adanya hambatan terhadap pertumbuhan bakteri Streptococcus

viridans

Data penelitian diatas menunjukkan bahwa data tidak memenuhi syarat

untuk melakukan uji One-Way Annova maka digunakan uji Kruskall-Wallis19

Pada uji Kruskall-Wallis menunjukkan nilai signifikan atau bermakna yang mana

dapat dikatakan bermakna jika p lt 005 sehingga diketahui bahwa berbagai

konsentrasi ekstrak jahe yang digunakkan pada penelitian ini berpengaruh

terhadap pertumbuhan bakteri Streptococcus viridans

Tabel 41 Hasil Analisis Post Hoc dengan Menggunakan Uji Mann-Whitney

Perlakuan Analisis Multikomparasi dengan Uji Mann-Whitney

Etanol 100

mgml

200

mgml

500

mgml

600

mgml

800

mgml

1000

mgml

Penisilin

Etanol 0034 0034 0025 0025 0025 0034 0034

100 mgml 0099 0034 0034 0034 0043 0043

200 mgml 0034 0034 0034 0043 0043

500 mgml 0025 0025 0034 0034

600 mgml 0025 0034 0034

800 mgml 0034 0034

1000 mgml 0043

Penisilin

Keterangan p lt 005

Berdasarkan hasil statistik analisis Post Hoc yang didapatkan bahwa

terdapat perbedaan yang bermakna antar setiap konsentrasi dengan penisilin

dengan indeks kepercayaan 95 Akan tetapi terdapat konsentrasi yang tidak

memiliki perbedaan yang bermakna yaitu antar konsentrasi 100 mgml dan 200

22

mgml Pada penelitian ini diketahui bahwa respon yang terbentuk dari

penghambatan tumbuhnya bakteri Streptococcus viridans merupakan respon

lemah

Pemberian ekstrak jahe berpengaruh terhadap pertumbuhan bakteri

Streptococcus viridans Diameter rata-rata zona hambat terbesar didapatkan pada

pemberian 1000 mgml (1233 mm) kemudian dengan pemberian konsentrasi 800

mgml (10 mm) dan konsentrasi 600 mgml (11 mm) tetapi berbeda bila

dibandingkan dengan pemberian konsentrasi 100 mgml 200 mgml dan 500

mgml Semakin tinggi konsentrasi ekstrak jahe mengakibatkan semakin besar

diameter rata-rata zona hambat yang terbentuk terhadap pertumbuhan bakteri

Streptococcus viridans

Gambar 43 Efek ekstrak jahe terhadap pertumbuhan Streptococcus viridans

Aktivitas antibakteri yang ditimbulkan dari pemberian ekstrak jahe dapat

dihubungkan dengan adanya kandungan senyawa-senyawa kimia jahe

Kandungan utama jahe adalah seskuiterpen dan zingiberen Komponen lainnya

termasuk β-sesquiphellandrene bisabolene dan farnesene yang termasuk

seskuiterpen Jahe memiliki senyawa reaktif yang disebut terpenoid yang

menstimulasi produksi air liur dan merupakan senyawa penting dalam farmasi

(Ekam et al 2007)

Menurut Winarto (2007) berdasarkan dari analisa kimia diketahui bahwa

tanaman jahe mengandung senyawa antara lain flavonoida polivenol minyak

atsiri gingerol limonene oleoresin 18 cineole 10-dehydroginger dione 6-

K (+)

K (-)

100 mgml

500 mgml

200 mgml

K (+)

K (-)

1000 mgml

800 mgml

600 mgml

23

gingerdione alpha-linolenic acid arginine aspartic betha-sitosterol caprilic-

acid capcaicin chorogenic acid farnesal farnese dan farnesol20

Minyak atsiri dan oleoresin merupakan senyawa kimia yang mampu

menghambat pertumbuhan dan membunuh bakteri dengan merusak membran

plasma bakteri merusak sistem kerja sel dan menyebabkan lisis pada sel bakteri

Selain itu struktur 3 dimensi protein terganggu sehingga menyebabkan protein

terdenaturasi Setelah mengalami denaturasi deret asam amino pada bakteri tetap

utuh namun tidak dapat lagi melakukan fungsinya21

Penelitian telah dilakukan oleh Malu et al (2009) yang membuktikan bahwa

ekstrak jahe mengandung senyawa aktif yaitu zingiberene yang mampu

menghambat pertumbuhan bakteri Streptococcus viridans Pada penelitian

tersebut jahe yang sudah dilakukan pengeringan dan penggilingan menjadi bubuk

halus dengan menggunakan electric grinder dihasilkan serbuk jahe sebanyak 100

gram Serbuk jahe kemudian dibagi menjadi masing-masing 20 gram dan akan

dilakukan ekstraksi dengan berbagai pelarut (n-heksana etil asetat etanol soxhlet

dan air) Hasil yang didapatkan adalah adanya aktivitas antibakteri dari ekstrak

jahe dengan berbagai pelarut kecuali air Zona hambat yang terbentuk sebesar 5

mm 56 mm 7 mm dan 0 mm

Berdasarkan hasil yang diperoleh dari penelitian sebelumnya terdapat

perbedaan yang signifikan dengan penelitian ini Perbedaaan yang ada

dipengaruhi oleh metode pembuatan variabel konsentrasi berupa simplisia jenis

dan konsentrasi pelarut yang digunakan berupa n-heksana etil asetat etanol

soxhlet dan air tempat tanaman jahe diperoleh di pasar di Nigeria dan usia panen

tanaman jahe (semakin tua tanaman jahe saat dipanen semakin banyak

kandungan minyak atsiri di dalamnya)

Pada penelitian ini terdapat beberapa hambatan antara lain

1 Penggunaan media pertumbuhan Agar Darah yang baik bagi berbagai bakteri

sehingga mempermudah adanya kontaminasi

2 Bakteri Streptococcus viridans yang tidak dapat bertahan hidup dalam waktu

yang cukup lama

24

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

51 Kesimpulan

Pada penelitian ini berdasarkan hasil uji efektivitas dan analisis statistik

dapat disimpulkan bahwa

1 Ekstrak tanaman jahe dengan pelarut etanol 96 dapat memberikan efek

hambat terhadap pertumbuhan bakteri Strptococcus viridans (p lt 005)

2 Rata-rata efek hambat yang paling besar terdapat pada konsentrasi ekstrak

jahe 1000 mgml yaitu sebesar 1233 mm konsentrasi 800 mgml sebesar

11 mm konsentrasi 600 mgml sebesar 10 mm konsentrasi 500 mgml

sebesar 9 mm konsentrasi 200 mgml sebesar 767 mm dan konsentrasi

100 mgml sebesar 667 mm

3 Efektivitas ekstrak jahe (Zingiber officinale Roscoe) terhadap

pertumbuhan Streptococcus viridans termasuk dalam golongan respon

lemah

52 Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang ada maka disarankan bagi peneliti

selanjutnya

1 Melakukan penelitian lebih lanjut tentang pengaruh konsentrasi ekstrak

tanaman jahe terhadap bakteri Streptococcus viridans dengan menggunakan

konsentrasi yang lebih kecil daripada penelitian ini

2 Melakukan penelitian lebih lanjut tentang kerja antibakteri ekstrak jahe

terhadap bakteri lainnya

3 Melakukan uji aktivitas antibakteri esktrak tanaman jahe terhadap bakteri

Streptococcus viridans secara in-vivo

25

DAFTAR PUSTAKA

1 Fathia S dkk Aktivitas Antimikroba Ekstrak Jahe (Zingiber officinale

Roscoe) Terhadap Beberapa Bakteri Patogen Bogor Institut Pertanian

Bogor 2011

2 Santoso B Jahe Yogyakarta Penerbit Kanisius 15-17

3 Departemen Kesehatan RI Profil Kesehatan Indonesia Jakarta

Departemen Kesehatan RI 2005 Diunduh dari httpwwwdepkesgoid

Diakses pada 20 Januari 2013

4 Departemen Kesehatan RI Pharmaceutical Care Untuk Penyakit Saluran

Pernapasan 2005

5 Bisno A Acute Pharyngitis N Engl J Med 2001 344(3) Diunduh dari

httpwwwnejmorg Diakses pada 14 Februari 2013

6 Malu S Obochi G Tawo N Nyong B Antibacterial Activity And

Medicinal Properties Of Ginger (Zingiber officinale) Global Journal Of

Pure And Applied Sciences Nigeria 2009 Vol(3) 365-368

7 Astuti V Uji Antibakteri Ekstrak Jahe (Zingiber officinale Roscoe)

Terhadap Pertumbuhan Bakteri Escherichia coli Dan Staphylococcus

aureus Secara In Vitro Semarang Universitas Diponegoro 2000

8 Rukmana R Usaha Tani Jahe Yogyakarta Penerbit Kanisius 12-17

9 Miksusanti Kajian Aktivitas Antibakteri Minyak Atsiri Temu Kunci dan

Aplikasinya dalam Fil Edibel Antibakteri Bogor Institut Pertanian Bogor

2008

10 Kaushik P Evaluation of Various Crude Extracts of Zingiber officinale

Rhizome for Potential Antibacterial Activity A Study in Vitro India

Department of Botany and Microbiology Gurukul Kangri University

Scientific Research 2011 Diunduh di httpwwwSciRPorgjournalaim

Diakses 16 Februari 2013

11 Fathona D Kandungan Gingerol dan Shogaol Intensitas Kepedasan dan

Penerimaan Panelis terhadap Oleoresin Jahe gajah (Zingiber officinale

var Roscoe) Jahe Emprit (Zingiber officinale var Amarum) dan Jahe

Merah (Zingiber officinale var Rubrum) Bogor Institut Pertanian Bogor

2011

12 Duke J et al Handbook of Medicinal Hebrs United State of America

CRC Press 2000 327-328

26

13 Brooks GF Butel JS Ornston NL Mikrobiologi Kedokteran Jawetz

Jakarta Penerbit Buku Kedokteran EGC 1996 327-338

14 Chatim A Suharto Sterilisasi dan Desinfeksi Dalam Staf Pengajar

FKUI Buku Ajar Mikrobiologi Kedokteran Jakarta Binarupa Aksara

Publisher 64-69

15 Topazian R et al Oral and Maxillofacial Infections Philadelphia WB

Saunders Company 33-34

16 Refoua A Study of Streptococcus Viridans in the Maxillofacial Region

Original Article University of Medical Sciences Tehran Iran

2005Vol(4) 174-177

17 Kusmiyati Uji Aktivitas Senyawa Antibakteri dari Mikroalga

Porphyridium cruentum Pusat Penelitian Bioteknologi Lembaga Ilmu

Pengetahuan Indonesia (LIPI) Cibinong 2007 Vol(1) 48-53

18 Greenwood Antibiotics Susceptibility (Sensitivity) Test Antimicrobial and

Chemotheraphy United State of America Mc Graw Hill Company 1995

19 Dahlan M Sopiyudin Statistik untuk Kedokteran dan Kesehatan Edisi 3

Jakarta Salemba Medika 2009 83-105

20 Winarto W Tanaman Obat Indonesia Untuk Pengobatan Herbal

Karyasari Herba Media 2007

21 Hertiani T et al Effect of Indonesian Medicinal Plants Essential Oils on

Streptococcus mutans Biofilm Yogyakarta Faculty of Pharmacy UGM

2011

27

LAMPIRAN

Lampiran 1

Hasil IdentifikasiDeterminasi Bahan Uji

28

Lampiran 2

Hasil Ekstraksi Jahe

29

Lampiran 3

Data Hasil Uji Statistik

UJI NORMALITAS

30

31

32

33

34

35

36

37

38

39

40

41

42

43

44

45

46

Lampiran 4

Alat dan Bahan

Media Agar Darah Ekstrak Jahe Timbangan Tabung

Reaksi Sendok

Etanol 96 Ose Pinset

Tisu Spirtus Cawan Petri Vortex

Laminar Air Flow Lemari Pendingin

47

Lampiran 5

Uji Antibakteri Jahe Terhadap Streptococcus viridan

K (+)

K (-)

100mgml

500mgml

200mgml

K (-)

K (+)

600mgml 1000mgml

800mgml

48

Lampiran 6

Riwayat Penulis

Identitas

Nama Sidqa Hanief

Jenis Kelamin Perempuan

Tempat Tanggal Lahir Jakarta 21 Desember 1992

Agama Islam

Alamat Jl Masjid Al Munir No 44 RT 012 RW 003 Jakarta

Timur

Email sidqahnfhotmailcom

Riwayat Pendidikan

1997-1998 TK Purwarini Jakarta

1998-2004 SDS Angkasa 3 Jakarta

2004-2007 SMP Negeri 81 Jakarta

2007-2010 SMA Madania Indonesian School Bogor

2010-sekarang Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

Page 27: Efektivitas Ekstrak Jahe (Zingiber officinale Roscoe) Terhadap ...

17

36 Alat dan Bahan Penelitian

361 Alat Penelitian

Tabung reaksi mikro pipet vortex bunsen alkohol ose cawan petri

penggaris korek api rak tabung autoclave baki alumuniumfoil swab kapas

erlenmeyer inkubator penggaris label alat tulis laminar air flow tisu pinset

dan kamera

362 Bahan Penelitian

Jahe pelarut etanol 96 pembenihan Agar darah larutan pengencer

thioglikolat biakan Streptococcus viridans blank disc blank disc berisi antibiotik

penicillin

37 Alur Penelitian

Kultur bakteri Streptococcus viridans

di media Agar Darah

Pembuatan konsentrasi ekstrak jahe

Timbang ekstrak jahe dengan berat

1000 800 600 500 200 dan 100

gram masukkan ke dalam tabung

Masukkan 1 ose Streptococcus

viridans ke dalam larutan thioglikolat

Usapkan bakteri ke media Agar Darah

dengan swab kapas steril

Thioglikolat dan Streptococcus

viridans divortex hingga omogen Masukkan 1ml etanol 96 ke dalam

masing-masing tabung

Pindahkan konsentrasi ekstrak jahe

yang homogen ke cawan petri

Blank disc diletakkan di media Agar

Darah yang telah diberi bakteri

Streptococcus viridans

Ekstrak jahe dan etanol 96 divortex

hingga homogen

Kekeruhan distandarisasi dengan

menggunakan larutan standarisasi

konsentrasi 05 Mac Farland

Inkubasi selama 24 jam

Amati dan ukur zona hambat yang

terbentuk

Rendam blank disc ke dalam cawan

petri selama 10-15 menit

18

38 Cara Kerja Penelitian

381 Tahap Persiapan

3811 Sterilisasi Alat dan Bahan

Seluruh alat yang akan digunakan sebelumnya dicuci bersih dikeringkan

dan dibungkus dengan kertas Setelah itu sterilisasi dapat dilakukan dengan

menggunakan autoclave selama 15-30 menit dan kemudian mengatur tekanan

sebesar 15 dynecm3 (1 atm) dan suhu sebesar 121

o C

3812 Persiapan Sampel

Jahe diperoleh dari pasar tradisional di Jakarta Timur yang homogen

sebanyak 4 kilogram Kemudian dilakukan pembuatan ekstrak jahe di Balai

Penelitian Tanaman Rempah dan Obat (BALITRO) Bogor Proses ekstraksi

meliputi pencucian pegirisan dan pengeringan Pada jahe yang sudah meliputi

tahap pengeringan kemudian diekstraksi melalui proses maserasi dengan pelarut

etanol 96 Pada penelitian ini digunakan 4 kg jahe yang dimana setelah

mengalami proses ekstraksi didapatkan ekstrak kental sebanyak 500 gram

3813 Pembuatan stok bakteri

Pembuatan stok bakteri ini dilakukan untuk memperbanyak bakteri

dengan cara menginokulasikan 1 ose biakan murni bakteri Streptococcus viridans

dalam media agar darah kemudian diinkubasi selama 24 jam dengan suhu 37degC

di dalam inkubator

3814 Pembuatan stok variabel konsentrasi

Stok ekstrak jahe akan dibuat dalam berbagai konsentrasi yaitu konsentrasi

100 mgml 200 mgml 500 mgml 600 mgml 800 mgml dan 1000 mgml

Etanol 96 digunakan sebagai kontrol negatif dan antibiotik penisilin sebagai

kontrol positif sehingga seluruhnya berjumlah 8 variabel Penelitian ini

dikerjakan secara triplet Blank disc dimasukkan ke dalam masing-masing stok

variabel konsentrasi selama 10-15 menit Kemudian masing-masing stok variabel

akan dimasukkan ke dalam 6 cawan petri (1 cawan petri akan berisi 3 blank disc

kosong kontrol negatif dan penisilin sebagai kontrol positif) yang akan digunakan

dalam tahap pengujian selanjutnya

19

382 Tahap uji efektivitas ekstrak jahe

Bakteri diencerkan dengan mencampurkan 1 ose bakteri Streptococcus

viridans ke dalam tabung reaksi yang telah berisi thiloglikolat steril kemudian

dihomogenkan dengan menggunakan vortex dan kekeruhannya distandarisasi

dengan konsentrasi 05 Mac Farland Bakteri dalam thioglikolat yang telah

terstandarisasi dioleskan pada media pertumbuhan Agar Darah (AD) dengan

menggunakan swab kapan steril Konsentrasi ekstrak jahe kemudian dimasukkan

ke dalam cawan petri dan rendam blank disc selama plusmn 15 menit Setelah dilakukan

perendaman blank disc diletakkan di atas permukaan media pertumbuhan yang

sudah diolesi dengan campuran bakteri dan thioglikolat secara higienis di dalam

laminar air flow Media Agar Darah kemudian diinkubasi ke dalam inkubator

pada suhu 37oC selama 24 jam Setelah 24 jam dilakukan pengukuran diameter

zona hambat yang terbentuk sebagai area bening atau zona bersih dengan

menggunakan penggaris

39 Pengelolaan data

Pada penelitian ini menggunakan data yang merupakan variable numerik

lebih dari 2 kelompok yang tidak berpasangan sehingga analisis data

menggunakan uji One Way ANOVA (distribusi data normal dan varians data harus

homogen) Namun jika distribusi data tidak normal maka uji alternatif yang

dilakukan adalah uji ststistik nonparameter Kruskall-Wallis Untuk menentukan

konsentrasi mana yang memiliki kebermaknaan maka dilakukan analisis Post Hoc

menggunakan uji Mann-Whitney

20

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

41 Efek Ekstrak Jahe (Zingiber officinale Roscoe) terhadap Pertumbuhan

Streptococcus viridans

Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan uji metode disc diffusion

secara triplo dengan beberapa konsentrasi ekstrak jahe (100 mgml 200 mgml

500 mgml 600 mgml 800 mgml dan 1000 mgml) Blank disc yang telah

direndam dalam ekstrak selama 10-15 menit diletakkan pada media pertumbuhan

Agar Darah yang terinokulasi bakteri Streptococcus viridans kemudian

diinkubasi selama 24 jam pada suhu 37oC Ekstrak jahe diketahui dapat

memberikan efek menghambat pertumbuhan bakteri Streptococcus viridans yang

terlihat dari terbentuknya zona hambat disekitar blank disc

Grafik 42 Diameter rata-rata zona hambat

Pada hasil pengamatan didapatkan berbagai diameter zona hambat yang

terbentuk dari masing-masing konsentrasi ekstrak jahe yang digunakan Rata-rata

diameter pada konsentrasi 100 mgml sebesar 667 mm dengan standar deviasi

058 Pada konsentrasi 200 mgml sebesar 767 mm dengan standar deviasi 058

000

500

1000

1500

2000

2500

3000

1 2 3 4 5 6 7 8

Leb

ar Z

on

a H

amb

at (

mm

)

Konsentrasi Ekstrak Jahe (mgml)

100 200 500

600 1000

K(-) K(+) 800

21

Pada konsentrasi 500 mgml sebesar 9 mm dengan standar deviasi 0 Pada

konsentrasi 600 mgml sebesar 10 mm dengan standar deviasi 0 Pada konsentrasi

800 mgml sebesar 11 mm dengan standar deviasi 0 Pada konsentrasi 1000

mgml sebesar 1233 mm dengan standar deviasi 058 Pada uji kontrol positif

yang menggunakan antibiotik penisilin terbentuk zona hambat dengan rata-rata

sebesar 2983 mm dengan standar deviasi 029 Pada uji kontrol negatif yang

menggunakan etanol 96 tidak terbentuk zona hambat yang memberikan arti

bahwa tidak adanya hambatan terhadap pertumbuhan bakteri Streptococcus

viridans

Data penelitian diatas menunjukkan bahwa data tidak memenuhi syarat

untuk melakukan uji One-Way Annova maka digunakan uji Kruskall-Wallis19

Pada uji Kruskall-Wallis menunjukkan nilai signifikan atau bermakna yang mana

dapat dikatakan bermakna jika p lt 005 sehingga diketahui bahwa berbagai

konsentrasi ekstrak jahe yang digunakkan pada penelitian ini berpengaruh

terhadap pertumbuhan bakteri Streptococcus viridans

Tabel 41 Hasil Analisis Post Hoc dengan Menggunakan Uji Mann-Whitney

Perlakuan Analisis Multikomparasi dengan Uji Mann-Whitney

Etanol 100

mgml

200

mgml

500

mgml

600

mgml

800

mgml

1000

mgml

Penisilin

Etanol 0034 0034 0025 0025 0025 0034 0034

100 mgml 0099 0034 0034 0034 0043 0043

200 mgml 0034 0034 0034 0043 0043

500 mgml 0025 0025 0034 0034

600 mgml 0025 0034 0034

800 mgml 0034 0034

1000 mgml 0043

Penisilin

Keterangan p lt 005

Berdasarkan hasil statistik analisis Post Hoc yang didapatkan bahwa

terdapat perbedaan yang bermakna antar setiap konsentrasi dengan penisilin

dengan indeks kepercayaan 95 Akan tetapi terdapat konsentrasi yang tidak

memiliki perbedaan yang bermakna yaitu antar konsentrasi 100 mgml dan 200

22

mgml Pada penelitian ini diketahui bahwa respon yang terbentuk dari

penghambatan tumbuhnya bakteri Streptococcus viridans merupakan respon

lemah

Pemberian ekstrak jahe berpengaruh terhadap pertumbuhan bakteri

Streptococcus viridans Diameter rata-rata zona hambat terbesar didapatkan pada

pemberian 1000 mgml (1233 mm) kemudian dengan pemberian konsentrasi 800

mgml (10 mm) dan konsentrasi 600 mgml (11 mm) tetapi berbeda bila

dibandingkan dengan pemberian konsentrasi 100 mgml 200 mgml dan 500

mgml Semakin tinggi konsentrasi ekstrak jahe mengakibatkan semakin besar

diameter rata-rata zona hambat yang terbentuk terhadap pertumbuhan bakteri

Streptococcus viridans

Gambar 43 Efek ekstrak jahe terhadap pertumbuhan Streptococcus viridans

Aktivitas antibakteri yang ditimbulkan dari pemberian ekstrak jahe dapat

dihubungkan dengan adanya kandungan senyawa-senyawa kimia jahe

Kandungan utama jahe adalah seskuiterpen dan zingiberen Komponen lainnya

termasuk β-sesquiphellandrene bisabolene dan farnesene yang termasuk

seskuiterpen Jahe memiliki senyawa reaktif yang disebut terpenoid yang

menstimulasi produksi air liur dan merupakan senyawa penting dalam farmasi

(Ekam et al 2007)

Menurut Winarto (2007) berdasarkan dari analisa kimia diketahui bahwa

tanaman jahe mengandung senyawa antara lain flavonoida polivenol minyak

atsiri gingerol limonene oleoresin 18 cineole 10-dehydroginger dione 6-

K (+)

K (-)

100 mgml

500 mgml

200 mgml

K (+)

K (-)

1000 mgml

800 mgml

600 mgml

23

gingerdione alpha-linolenic acid arginine aspartic betha-sitosterol caprilic-

acid capcaicin chorogenic acid farnesal farnese dan farnesol20

Minyak atsiri dan oleoresin merupakan senyawa kimia yang mampu

menghambat pertumbuhan dan membunuh bakteri dengan merusak membran

plasma bakteri merusak sistem kerja sel dan menyebabkan lisis pada sel bakteri

Selain itu struktur 3 dimensi protein terganggu sehingga menyebabkan protein

terdenaturasi Setelah mengalami denaturasi deret asam amino pada bakteri tetap

utuh namun tidak dapat lagi melakukan fungsinya21

Penelitian telah dilakukan oleh Malu et al (2009) yang membuktikan bahwa

ekstrak jahe mengandung senyawa aktif yaitu zingiberene yang mampu

menghambat pertumbuhan bakteri Streptococcus viridans Pada penelitian

tersebut jahe yang sudah dilakukan pengeringan dan penggilingan menjadi bubuk

halus dengan menggunakan electric grinder dihasilkan serbuk jahe sebanyak 100

gram Serbuk jahe kemudian dibagi menjadi masing-masing 20 gram dan akan

dilakukan ekstraksi dengan berbagai pelarut (n-heksana etil asetat etanol soxhlet

dan air) Hasil yang didapatkan adalah adanya aktivitas antibakteri dari ekstrak

jahe dengan berbagai pelarut kecuali air Zona hambat yang terbentuk sebesar 5

mm 56 mm 7 mm dan 0 mm

Berdasarkan hasil yang diperoleh dari penelitian sebelumnya terdapat

perbedaan yang signifikan dengan penelitian ini Perbedaaan yang ada

dipengaruhi oleh metode pembuatan variabel konsentrasi berupa simplisia jenis

dan konsentrasi pelarut yang digunakan berupa n-heksana etil asetat etanol

soxhlet dan air tempat tanaman jahe diperoleh di pasar di Nigeria dan usia panen

tanaman jahe (semakin tua tanaman jahe saat dipanen semakin banyak

kandungan minyak atsiri di dalamnya)

Pada penelitian ini terdapat beberapa hambatan antara lain

1 Penggunaan media pertumbuhan Agar Darah yang baik bagi berbagai bakteri

sehingga mempermudah adanya kontaminasi

2 Bakteri Streptococcus viridans yang tidak dapat bertahan hidup dalam waktu

yang cukup lama

24

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

51 Kesimpulan

Pada penelitian ini berdasarkan hasil uji efektivitas dan analisis statistik

dapat disimpulkan bahwa

1 Ekstrak tanaman jahe dengan pelarut etanol 96 dapat memberikan efek

hambat terhadap pertumbuhan bakteri Strptococcus viridans (p lt 005)

2 Rata-rata efek hambat yang paling besar terdapat pada konsentrasi ekstrak

jahe 1000 mgml yaitu sebesar 1233 mm konsentrasi 800 mgml sebesar

11 mm konsentrasi 600 mgml sebesar 10 mm konsentrasi 500 mgml

sebesar 9 mm konsentrasi 200 mgml sebesar 767 mm dan konsentrasi

100 mgml sebesar 667 mm

3 Efektivitas ekstrak jahe (Zingiber officinale Roscoe) terhadap

pertumbuhan Streptococcus viridans termasuk dalam golongan respon

lemah

52 Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang ada maka disarankan bagi peneliti

selanjutnya

1 Melakukan penelitian lebih lanjut tentang pengaruh konsentrasi ekstrak

tanaman jahe terhadap bakteri Streptococcus viridans dengan menggunakan

konsentrasi yang lebih kecil daripada penelitian ini

2 Melakukan penelitian lebih lanjut tentang kerja antibakteri ekstrak jahe

terhadap bakteri lainnya

3 Melakukan uji aktivitas antibakteri esktrak tanaman jahe terhadap bakteri

Streptococcus viridans secara in-vivo

25

DAFTAR PUSTAKA

1 Fathia S dkk Aktivitas Antimikroba Ekstrak Jahe (Zingiber officinale

Roscoe) Terhadap Beberapa Bakteri Patogen Bogor Institut Pertanian

Bogor 2011

2 Santoso B Jahe Yogyakarta Penerbit Kanisius 15-17

3 Departemen Kesehatan RI Profil Kesehatan Indonesia Jakarta

Departemen Kesehatan RI 2005 Diunduh dari httpwwwdepkesgoid

Diakses pada 20 Januari 2013

4 Departemen Kesehatan RI Pharmaceutical Care Untuk Penyakit Saluran

Pernapasan 2005

5 Bisno A Acute Pharyngitis N Engl J Med 2001 344(3) Diunduh dari

httpwwwnejmorg Diakses pada 14 Februari 2013

6 Malu S Obochi G Tawo N Nyong B Antibacterial Activity And

Medicinal Properties Of Ginger (Zingiber officinale) Global Journal Of

Pure And Applied Sciences Nigeria 2009 Vol(3) 365-368

7 Astuti V Uji Antibakteri Ekstrak Jahe (Zingiber officinale Roscoe)

Terhadap Pertumbuhan Bakteri Escherichia coli Dan Staphylococcus

aureus Secara In Vitro Semarang Universitas Diponegoro 2000

8 Rukmana R Usaha Tani Jahe Yogyakarta Penerbit Kanisius 12-17

9 Miksusanti Kajian Aktivitas Antibakteri Minyak Atsiri Temu Kunci dan

Aplikasinya dalam Fil Edibel Antibakteri Bogor Institut Pertanian Bogor

2008

10 Kaushik P Evaluation of Various Crude Extracts of Zingiber officinale

Rhizome for Potential Antibacterial Activity A Study in Vitro India

Department of Botany and Microbiology Gurukul Kangri University

Scientific Research 2011 Diunduh di httpwwwSciRPorgjournalaim

Diakses 16 Februari 2013

11 Fathona D Kandungan Gingerol dan Shogaol Intensitas Kepedasan dan

Penerimaan Panelis terhadap Oleoresin Jahe gajah (Zingiber officinale

var Roscoe) Jahe Emprit (Zingiber officinale var Amarum) dan Jahe

Merah (Zingiber officinale var Rubrum) Bogor Institut Pertanian Bogor

2011

12 Duke J et al Handbook of Medicinal Hebrs United State of America

CRC Press 2000 327-328

26

13 Brooks GF Butel JS Ornston NL Mikrobiologi Kedokteran Jawetz

Jakarta Penerbit Buku Kedokteran EGC 1996 327-338

14 Chatim A Suharto Sterilisasi dan Desinfeksi Dalam Staf Pengajar

FKUI Buku Ajar Mikrobiologi Kedokteran Jakarta Binarupa Aksara

Publisher 64-69

15 Topazian R et al Oral and Maxillofacial Infections Philadelphia WB

Saunders Company 33-34

16 Refoua A Study of Streptococcus Viridans in the Maxillofacial Region

Original Article University of Medical Sciences Tehran Iran

2005Vol(4) 174-177

17 Kusmiyati Uji Aktivitas Senyawa Antibakteri dari Mikroalga

Porphyridium cruentum Pusat Penelitian Bioteknologi Lembaga Ilmu

Pengetahuan Indonesia (LIPI) Cibinong 2007 Vol(1) 48-53

18 Greenwood Antibiotics Susceptibility (Sensitivity) Test Antimicrobial and

Chemotheraphy United State of America Mc Graw Hill Company 1995

19 Dahlan M Sopiyudin Statistik untuk Kedokteran dan Kesehatan Edisi 3

Jakarta Salemba Medika 2009 83-105

20 Winarto W Tanaman Obat Indonesia Untuk Pengobatan Herbal

Karyasari Herba Media 2007

21 Hertiani T et al Effect of Indonesian Medicinal Plants Essential Oils on

Streptococcus mutans Biofilm Yogyakarta Faculty of Pharmacy UGM

2011

27

LAMPIRAN

Lampiran 1

Hasil IdentifikasiDeterminasi Bahan Uji

28

Lampiran 2

Hasil Ekstraksi Jahe

29

Lampiran 3

Data Hasil Uji Statistik

UJI NORMALITAS

30

31

32

33

34

35

36

37

38

39

40

41

42

43

44

45

46

Lampiran 4

Alat dan Bahan

Media Agar Darah Ekstrak Jahe Timbangan Tabung

Reaksi Sendok

Etanol 96 Ose Pinset

Tisu Spirtus Cawan Petri Vortex

Laminar Air Flow Lemari Pendingin

47

Lampiran 5

Uji Antibakteri Jahe Terhadap Streptococcus viridan

K (+)

K (-)

100mgml

500mgml

200mgml

K (-)

K (+)

600mgml 1000mgml

800mgml

48

Lampiran 6

Riwayat Penulis

Identitas

Nama Sidqa Hanief

Jenis Kelamin Perempuan

Tempat Tanggal Lahir Jakarta 21 Desember 1992

Agama Islam

Alamat Jl Masjid Al Munir No 44 RT 012 RW 003 Jakarta

Timur

Email sidqahnfhotmailcom

Riwayat Pendidikan

1997-1998 TK Purwarini Jakarta

1998-2004 SDS Angkasa 3 Jakarta

2004-2007 SMP Negeri 81 Jakarta

2007-2010 SMA Madania Indonesian School Bogor

2010-sekarang Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

Page 28: Efektivitas Ekstrak Jahe (Zingiber officinale Roscoe) Terhadap ...

18

38 Cara Kerja Penelitian

381 Tahap Persiapan

3811 Sterilisasi Alat dan Bahan

Seluruh alat yang akan digunakan sebelumnya dicuci bersih dikeringkan

dan dibungkus dengan kertas Setelah itu sterilisasi dapat dilakukan dengan

menggunakan autoclave selama 15-30 menit dan kemudian mengatur tekanan

sebesar 15 dynecm3 (1 atm) dan suhu sebesar 121

o C

3812 Persiapan Sampel

Jahe diperoleh dari pasar tradisional di Jakarta Timur yang homogen

sebanyak 4 kilogram Kemudian dilakukan pembuatan ekstrak jahe di Balai

Penelitian Tanaman Rempah dan Obat (BALITRO) Bogor Proses ekstraksi

meliputi pencucian pegirisan dan pengeringan Pada jahe yang sudah meliputi

tahap pengeringan kemudian diekstraksi melalui proses maserasi dengan pelarut

etanol 96 Pada penelitian ini digunakan 4 kg jahe yang dimana setelah

mengalami proses ekstraksi didapatkan ekstrak kental sebanyak 500 gram

3813 Pembuatan stok bakteri

Pembuatan stok bakteri ini dilakukan untuk memperbanyak bakteri

dengan cara menginokulasikan 1 ose biakan murni bakteri Streptococcus viridans

dalam media agar darah kemudian diinkubasi selama 24 jam dengan suhu 37degC

di dalam inkubator

3814 Pembuatan stok variabel konsentrasi

Stok ekstrak jahe akan dibuat dalam berbagai konsentrasi yaitu konsentrasi

100 mgml 200 mgml 500 mgml 600 mgml 800 mgml dan 1000 mgml

Etanol 96 digunakan sebagai kontrol negatif dan antibiotik penisilin sebagai

kontrol positif sehingga seluruhnya berjumlah 8 variabel Penelitian ini

dikerjakan secara triplet Blank disc dimasukkan ke dalam masing-masing stok

variabel konsentrasi selama 10-15 menit Kemudian masing-masing stok variabel

akan dimasukkan ke dalam 6 cawan petri (1 cawan petri akan berisi 3 blank disc

kosong kontrol negatif dan penisilin sebagai kontrol positif) yang akan digunakan

dalam tahap pengujian selanjutnya

19

382 Tahap uji efektivitas ekstrak jahe

Bakteri diencerkan dengan mencampurkan 1 ose bakteri Streptococcus

viridans ke dalam tabung reaksi yang telah berisi thiloglikolat steril kemudian

dihomogenkan dengan menggunakan vortex dan kekeruhannya distandarisasi

dengan konsentrasi 05 Mac Farland Bakteri dalam thioglikolat yang telah

terstandarisasi dioleskan pada media pertumbuhan Agar Darah (AD) dengan

menggunakan swab kapan steril Konsentrasi ekstrak jahe kemudian dimasukkan

ke dalam cawan petri dan rendam blank disc selama plusmn 15 menit Setelah dilakukan

perendaman blank disc diletakkan di atas permukaan media pertumbuhan yang

sudah diolesi dengan campuran bakteri dan thioglikolat secara higienis di dalam

laminar air flow Media Agar Darah kemudian diinkubasi ke dalam inkubator

pada suhu 37oC selama 24 jam Setelah 24 jam dilakukan pengukuran diameter

zona hambat yang terbentuk sebagai area bening atau zona bersih dengan

menggunakan penggaris

39 Pengelolaan data

Pada penelitian ini menggunakan data yang merupakan variable numerik

lebih dari 2 kelompok yang tidak berpasangan sehingga analisis data

menggunakan uji One Way ANOVA (distribusi data normal dan varians data harus

homogen) Namun jika distribusi data tidak normal maka uji alternatif yang

dilakukan adalah uji ststistik nonparameter Kruskall-Wallis Untuk menentukan

konsentrasi mana yang memiliki kebermaknaan maka dilakukan analisis Post Hoc

menggunakan uji Mann-Whitney

20

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

41 Efek Ekstrak Jahe (Zingiber officinale Roscoe) terhadap Pertumbuhan

Streptococcus viridans

Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan uji metode disc diffusion

secara triplo dengan beberapa konsentrasi ekstrak jahe (100 mgml 200 mgml

500 mgml 600 mgml 800 mgml dan 1000 mgml) Blank disc yang telah

direndam dalam ekstrak selama 10-15 menit diletakkan pada media pertumbuhan

Agar Darah yang terinokulasi bakteri Streptococcus viridans kemudian

diinkubasi selama 24 jam pada suhu 37oC Ekstrak jahe diketahui dapat

memberikan efek menghambat pertumbuhan bakteri Streptococcus viridans yang

terlihat dari terbentuknya zona hambat disekitar blank disc

Grafik 42 Diameter rata-rata zona hambat

Pada hasil pengamatan didapatkan berbagai diameter zona hambat yang

terbentuk dari masing-masing konsentrasi ekstrak jahe yang digunakan Rata-rata

diameter pada konsentrasi 100 mgml sebesar 667 mm dengan standar deviasi

058 Pada konsentrasi 200 mgml sebesar 767 mm dengan standar deviasi 058

000

500

1000

1500

2000

2500

3000

1 2 3 4 5 6 7 8

Leb

ar Z

on

a H

amb

at (

mm

)

Konsentrasi Ekstrak Jahe (mgml)

100 200 500

600 1000

K(-) K(+) 800

21

Pada konsentrasi 500 mgml sebesar 9 mm dengan standar deviasi 0 Pada

konsentrasi 600 mgml sebesar 10 mm dengan standar deviasi 0 Pada konsentrasi

800 mgml sebesar 11 mm dengan standar deviasi 0 Pada konsentrasi 1000

mgml sebesar 1233 mm dengan standar deviasi 058 Pada uji kontrol positif

yang menggunakan antibiotik penisilin terbentuk zona hambat dengan rata-rata

sebesar 2983 mm dengan standar deviasi 029 Pada uji kontrol negatif yang

menggunakan etanol 96 tidak terbentuk zona hambat yang memberikan arti

bahwa tidak adanya hambatan terhadap pertumbuhan bakteri Streptococcus

viridans

Data penelitian diatas menunjukkan bahwa data tidak memenuhi syarat

untuk melakukan uji One-Way Annova maka digunakan uji Kruskall-Wallis19

Pada uji Kruskall-Wallis menunjukkan nilai signifikan atau bermakna yang mana

dapat dikatakan bermakna jika p lt 005 sehingga diketahui bahwa berbagai

konsentrasi ekstrak jahe yang digunakkan pada penelitian ini berpengaruh

terhadap pertumbuhan bakteri Streptococcus viridans

Tabel 41 Hasil Analisis Post Hoc dengan Menggunakan Uji Mann-Whitney

Perlakuan Analisis Multikomparasi dengan Uji Mann-Whitney

Etanol 100

mgml

200

mgml

500

mgml

600

mgml

800

mgml

1000

mgml

Penisilin

Etanol 0034 0034 0025 0025 0025 0034 0034

100 mgml 0099 0034 0034 0034 0043 0043

200 mgml 0034 0034 0034 0043 0043

500 mgml 0025 0025 0034 0034

600 mgml 0025 0034 0034

800 mgml 0034 0034

1000 mgml 0043

Penisilin

Keterangan p lt 005

Berdasarkan hasil statistik analisis Post Hoc yang didapatkan bahwa

terdapat perbedaan yang bermakna antar setiap konsentrasi dengan penisilin

dengan indeks kepercayaan 95 Akan tetapi terdapat konsentrasi yang tidak

memiliki perbedaan yang bermakna yaitu antar konsentrasi 100 mgml dan 200

22

mgml Pada penelitian ini diketahui bahwa respon yang terbentuk dari

penghambatan tumbuhnya bakteri Streptococcus viridans merupakan respon

lemah

Pemberian ekstrak jahe berpengaruh terhadap pertumbuhan bakteri

Streptococcus viridans Diameter rata-rata zona hambat terbesar didapatkan pada

pemberian 1000 mgml (1233 mm) kemudian dengan pemberian konsentrasi 800

mgml (10 mm) dan konsentrasi 600 mgml (11 mm) tetapi berbeda bila

dibandingkan dengan pemberian konsentrasi 100 mgml 200 mgml dan 500

mgml Semakin tinggi konsentrasi ekstrak jahe mengakibatkan semakin besar

diameter rata-rata zona hambat yang terbentuk terhadap pertumbuhan bakteri

Streptococcus viridans

Gambar 43 Efek ekstrak jahe terhadap pertumbuhan Streptococcus viridans

Aktivitas antibakteri yang ditimbulkan dari pemberian ekstrak jahe dapat

dihubungkan dengan adanya kandungan senyawa-senyawa kimia jahe

Kandungan utama jahe adalah seskuiterpen dan zingiberen Komponen lainnya

termasuk β-sesquiphellandrene bisabolene dan farnesene yang termasuk

seskuiterpen Jahe memiliki senyawa reaktif yang disebut terpenoid yang

menstimulasi produksi air liur dan merupakan senyawa penting dalam farmasi

(Ekam et al 2007)

Menurut Winarto (2007) berdasarkan dari analisa kimia diketahui bahwa

tanaman jahe mengandung senyawa antara lain flavonoida polivenol minyak

atsiri gingerol limonene oleoresin 18 cineole 10-dehydroginger dione 6-

K (+)

K (-)

100 mgml

500 mgml

200 mgml

K (+)

K (-)

1000 mgml

800 mgml

600 mgml

23

gingerdione alpha-linolenic acid arginine aspartic betha-sitosterol caprilic-

acid capcaicin chorogenic acid farnesal farnese dan farnesol20

Minyak atsiri dan oleoresin merupakan senyawa kimia yang mampu

menghambat pertumbuhan dan membunuh bakteri dengan merusak membran

plasma bakteri merusak sistem kerja sel dan menyebabkan lisis pada sel bakteri

Selain itu struktur 3 dimensi protein terganggu sehingga menyebabkan protein

terdenaturasi Setelah mengalami denaturasi deret asam amino pada bakteri tetap

utuh namun tidak dapat lagi melakukan fungsinya21

Penelitian telah dilakukan oleh Malu et al (2009) yang membuktikan bahwa

ekstrak jahe mengandung senyawa aktif yaitu zingiberene yang mampu

menghambat pertumbuhan bakteri Streptococcus viridans Pada penelitian

tersebut jahe yang sudah dilakukan pengeringan dan penggilingan menjadi bubuk

halus dengan menggunakan electric grinder dihasilkan serbuk jahe sebanyak 100

gram Serbuk jahe kemudian dibagi menjadi masing-masing 20 gram dan akan

dilakukan ekstraksi dengan berbagai pelarut (n-heksana etil asetat etanol soxhlet

dan air) Hasil yang didapatkan adalah adanya aktivitas antibakteri dari ekstrak

jahe dengan berbagai pelarut kecuali air Zona hambat yang terbentuk sebesar 5

mm 56 mm 7 mm dan 0 mm

Berdasarkan hasil yang diperoleh dari penelitian sebelumnya terdapat

perbedaan yang signifikan dengan penelitian ini Perbedaaan yang ada

dipengaruhi oleh metode pembuatan variabel konsentrasi berupa simplisia jenis

dan konsentrasi pelarut yang digunakan berupa n-heksana etil asetat etanol

soxhlet dan air tempat tanaman jahe diperoleh di pasar di Nigeria dan usia panen

tanaman jahe (semakin tua tanaman jahe saat dipanen semakin banyak

kandungan minyak atsiri di dalamnya)

Pada penelitian ini terdapat beberapa hambatan antara lain

1 Penggunaan media pertumbuhan Agar Darah yang baik bagi berbagai bakteri

sehingga mempermudah adanya kontaminasi

2 Bakteri Streptococcus viridans yang tidak dapat bertahan hidup dalam waktu

yang cukup lama

24

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

51 Kesimpulan

Pada penelitian ini berdasarkan hasil uji efektivitas dan analisis statistik

dapat disimpulkan bahwa

1 Ekstrak tanaman jahe dengan pelarut etanol 96 dapat memberikan efek

hambat terhadap pertumbuhan bakteri Strptococcus viridans (p lt 005)

2 Rata-rata efek hambat yang paling besar terdapat pada konsentrasi ekstrak

jahe 1000 mgml yaitu sebesar 1233 mm konsentrasi 800 mgml sebesar

11 mm konsentrasi 600 mgml sebesar 10 mm konsentrasi 500 mgml

sebesar 9 mm konsentrasi 200 mgml sebesar 767 mm dan konsentrasi

100 mgml sebesar 667 mm

3 Efektivitas ekstrak jahe (Zingiber officinale Roscoe) terhadap

pertumbuhan Streptococcus viridans termasuk dalam golongan respon

lemah

52 Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang ada maka disarankan bagi peneliti

selanjutnya

1 Melakukan penelitian lebih lanjut tentang pengaruh konsentrasi ekstrak

tanaman jahe terhadap bakteri Streptococcus viridans dengan menggunakan

konsentrasi yang lebih kecil daripada penelitian ini

2 Melakukan penelitian lebih lanjut tentang kerja antibakteri ekstrak jahe

terhadap bakteri lainnya

3 Melakukan uji aktivitas antibakteri esktrak tanaman jahe terhadap bakteri

Streptococcus viridans secara in-vivo

25

DAFTAR PUSTAKA

1 Fathia S dkk Aktivitas Antimikroba Ekstrak Jahe (Zingiber officinale

Roscoe) Terhadap Beberapa Bakteri Patogen Bogor Institut Pertanian

Bogor 2011

2 Santoso B Jahe Yogyakarta Penerbit Kanisius 15-17

3 Departemen Kesehatan RI Profil Kesehatan Indonesia Jakarta

Departemen Kesehatan RI 2005 Diunduh dari httpwwwdepkesgoid

Diakses pada 20 Januari 2013

4 Departemen Kesehatan RI Pharmaceutical Care Untuk Penyakit Saluran

Pernapasan 2005

5 Bisno A Acute Pharyngitis N Engl J Med 2001 344(3) Diunduh dari

httpwwwnejmorg Diakses pada 14 Februari 2013

6 Malu S Obochi G Tawo N Nyong B Antibacterial Activity And

Medicinal Properties Of Ginger (Zingiber officinale) Global Journal Of

Pure And Applied Sciences Nigeria 2009 Vol(3) 365-368

7 Astuti V Uji Antibakteri Ekstrak Jahe (Zingiber officinale Roscoe)

Terhadap Pertumbuhan Bakteri Escherichia coli Dan Staphylococcus

aureus Secara In Vitro Semarang Universitas Diponegoro 2000

8 Rukmana R Usaha Tani Jahe Yogyakarta Penerbit Kanisius 12-17

9 Miksusanti Kajian Aktivitas Antibakteri Minyak Atsiri Temu Kunci dan

Aplikasinya dalam Fil Edibel Antibakteri Bogor Institut Pertanian Bogor

2008

10 Kaushik P Evaluation of Various Crude Extracts of Zingiber officinale

Rhizome for Potential Antibacterial Activity A Study in Vitro India

Department of Botany and Microbiology Gurukul Kangri University

Scientific Research 2011 Diunduh di httpwwwSciRPorgjournalaim

Diakses 16 Februari 2013

11 Fathona D Kandungan Gingerol dan Shogaol Intensitas Kepedasan dan

Penerimaan Panelis terhadap Oleoresin Jahe gajah (Zingiber officinale

var Roscoe) Jahe Emprit (Zingiber officinale var Amarum) dan Jahe

Merah (Zingiber officinale var Rubrum) Bogor Institut Pertanian Bogor

2011

12 Duke J et al Handbook of Medicinal Hebrs United State of America

CRC Press 2000 327-328

26

13 Brooks GF Butel JS Ornston NL Mikrobiologi Kedokteran Jawetz

Jakarta Penerbit Buku Kedokteran EGC 1996 327-338

14 Chatim A Suharto Sterilisasi dan Desinfeksi Dalam Staf Pengajar

FKUI Buku Ajar Mikrobiologi Kedokteran Jakarta Binarupa Aksara

Publisher 64-69

15 Topazian R et al Oral and Maxillofacial Infections Philadelphia WB

Saunders Company 33-34

16 Refoua A Study of Streptococcus Viridans in the Maxillofacial Region

Original Article University of Medical Sciences Tehran Iran

2005Vol(4) 174-177

17 Kusmiyati Uji Aktivitas Senyawa Antibakteri dari Mikroalga

Porphyridium cruentum Pusat Penelitian Bioteknologi Lembaga Ilmu

Pengetahuan Indonesia (LIPI) Cibinong 2007 Vol(1) 48-53

18 Greenwood Antibiotics Susceptibility (Sensitivity) Test Antimicrobial and

Chemotheraphy United State of America Mc Graw Hill Company 1995

19 Dahlan M Sopiyudin Statistik untuk Kedokteran dan Kesehatan Edisi 3

Jakarta Salemba Medika 2009 83-105

20 Winarto W Tanaman Obat Indonesia Untuk Pengobatan Herbal

Karyasari Herba Media 2007

21 Hertiani T et al Effect of Indonesian Medicinal Plants Essential Oils on

Streptococcus mutans Biofilm Yogyakarta Faculty of Pharmacy UGM

2011

27

LAMPIRAN

Lampiran 1

Hasil IdentifikasiDeterminasi Bahan Uji

28

Lampiran 2

Hasil Ekstraksi Jahe

29

Lampiran 3

Data Hasil Uji Statistik

UJI NORMALITAS

30

31

32

33

34

35

36

37

38

39

40

41

42

43

44

45

46

Lampiran 4

Alat dan Bahan

Media Agar Darah Ekstrak Jahe Timbangan Tabung

Reaksi Sendok

Etanol 96 Ose Pinset

Tisu Spirtus Cawan Petri Vortex

Laminar Air Flow Lemari Pendingin

47

Lampiran 5

Uji Antibakteri Jahe Terhadap Streptococcus viridan

K (+)

K (-)

100mgml

500mgml

200mgml

K (-)

K (+)

600mgml 1000mgml

800mgml

48

Lampiran 6

Riwayat Penulis

Identitas

Nama Sidqa Hanief

Jenis Kelamin Perempuan

Tempat Tanggal Lahir Jakarta 21 Desember 1992

Agama Islam

Alamat Jl Masjid Al Munir No 44 RT 012 RW 003 Jakarta

Timur

Email sidqahnfhotmailcom

Riwayat Pendidikan

1997-1998 TK Purwarini Jakarta

1998-2004 SDS Angkasa 3 Jakarta

2004-2007 SMP Negeri 81 Jakarta

2007-2010 SMA Madania Indonesian School Bogor

2010-sekarang Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

Page 29: Efektivitas Ekstrak Jahe (Zingiber officinale Roscoe) Terhadap ...

19

382 Tahap uji efektivitas ekstrak jahe

Bakteri diencerkan dengan mencampurkan 1 ose bakteri Streptococcus

viridans ke dalam tabung reaksi yang telah berisi thiloglikolat steril kemudian

dihomogenkan dengan menggunakan vortex dan kekeruhannya distandarisasi

dengan konsentrasi 05 Mac Farland Bakteri dalam thioglikolat yang telah

terstandarisasi dioleskan pada media pertumbuhan Agar Darah (AD) dengan

menggunakan swab kapan steril Konsentrasi ekstrak jahe kemudian dimasukkan

ke dalam cawan petri dan rendam blank disc selama plusmn 15 menit Setelah dilakukan

perendaman blank disc diletakkan di atas permukaan media pertumbuhan yang

sudah diolesi dengan campuran bakteri dan thioglikolat secara higienis di dalam

laminar air flow Media Agar Darah kemudian diinkubasi ke dalam inkubator

pada suhu 37oC selama 24 jam Setelah 24 jam dilakukan pengukuran diameter

zona hambat yang terbentuk sebagai area bening atau zona bersih dengan

menggunakan penggaris

39 Pengelolaan data

Pada penelitian ini menggunakan data yang merupakan variable numerik

lebih dari 2 kelompok yang tidak berpasangan sehingga analisis data

menggunakan uji One Way ANOVA (distribusi data normal dan varians data harus

homogen) Namun jika distribusi data tidak normal maka uji alternatif yang

dilakukan adalah uji ststistik nonparameter Kruskall-Wallis Untuk menentukan

konsentrasi mana yang memiliki kebermaknaan maka dilakukan analisis Post Hoc

menggunakan uji Mann-Whitney

20

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

41 Efek Ekstrak Jahe (Zingiber officinale Roscoe) terhadap Pertumbuhan

Streptococcus viridans

Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan uji metode disc diffusion

secara triplo dengan beberapa konsentrasi ekstrak jahe (100 mgml 200 mgml

500 mgml 600 mgml 800 mgml dan 1000 mgml) Blank disc yang telah

direndam dalam ekstrak selama 10-15 menit diletakkan pada media pertumbuhan

Agar Darah yang terinokulasi bakteri Streptococcus viridans kemudian

diinkubasi selama 24 jam pada suhu 37oC Ekstrak jahe diketahui dapat

memberikan efek menghambat pertumbuhan bakteri Streptococcus viridans yang

terlihat dari terbentuknya zona hambat disekitar blank disc

Grafik 42 Diameter rata-rata zona hambat

Pada hasil pengamatan didapatkan berbagai diameter zona hambat yang

terbentuk dari masing-masing konsentrasi ekstrak jahe yang digunakan Rata-rata

diameter pada konsentrasi 100 mgml sebesar 667 mm dengan standar deviasi

058 Pada konsentrasi 200 mgml sebesar 767 mm dengan standar deviasi 058

000

500

1000

1500

2000

2500

3000

1 2 3 4 5 6 7 8

Leb

ar Z

on

a H

amb

at (

mm

)

Konsentrasi Ekstrak Jahe (mgml)

100 200 500

600 1000

K(-) K(+) 800

21

Pada konsentrasi 500 mgml sebesar 9 mm dengan standar deviasi 0 Pada

konsentrasi 600 mgml sebesar 10 mm dengan standar deviasi 0 Pada konsentrasi

800 mgml sebesar 11 mm dengan standar deviasi 0 Pada konsentrasi 1000

mgml sebesar 1233 mm dengan standar deviasi 058 Pada uji kontrol positif

yang menggunakan antibiotik penisilin terbentuk zona hambat dengan rata-rata

sebesar 2983 mm dengan standar deviasi 029 Pada uji kontrol negatif yang

menggunakan etanol 96 tidak terbentuk zona hambat yang memberikan arti

bahwa tidak adanya hambatan terhadap pertumbuhan bakteri Streptococcus

viridans

Data penelitian diatas menunjukkan bahwa data tidak memenuhi syarat

untuk melakukan uji One-Way Annova maka digunakan uji Kruskall-Wallis19

Pada uji Kruskall-Wallis menunjukkan nilai signifikan atau bermakna yang mana

dapat dikatakan bermakna jika p lt 005 sehingga diketahui bahwa berbagai

konsentrasi ekstrak jahe yang digunakkan pada penelitian ini berpengaruh

terhadap pertumbuhan bakteri Streptococcus viridans

Tabel 41 Hasil Analisis Post Hoc dengan Menggunakan Uji Mann-Whitney

Perlakuan Analisis Multikomparasi dengan Uji Mann-Whitney

Etanol 100

mgml

200

mgml

500

mgml

600

mgml

800

mgml

1000

mgml

Penisilin

Etanol 0034 0034 0025 0025 0025 0034 0034

100 mgml 0099 0034 0034 0034 0043 0043

200 mgml 0034 0034 0034 0043 0043

500 mgml 0025 0025 0034 0034

600 mgml 0025 0034 0034

800 mgml 0034 0034

1000 mgml 0043

Penisilin

Keterangan p lt 005

Berdasarkan hasil statistik analisis Post Hoc yang didapatkan bahwa

terdapat perbedaan yang bermakna antar setiap konsentrasi dengan penisilin

dengan indeks kepercayaan 95 Akan tetapi terdapat konsentrasi yang tidak

memiliki perbedaan yang bermakna yaitu antar konsentrasi 100 mgml dan 200

22

mgml Pada penelitian ini diketahui bahwa respon yang terbentuk dari

penghambatan tumbuhnya bakteri Streptococcus viridans merupakan respon

lemah

Pemberian ekstrak jahe berpengaruh terhadap pertumbuhan bakteri

Streptococcus viridans Diameter rata-rata zona hambat terbesar didapatkan pada

pemberian 1000 mgml (1233 mm) kemudian dengan pemberian konsentrasi 800

mgml (10 mm) dan konsentrasi 600 mgml (11 mm) tetapi berbeda bila

dibandingkan dengan pemberian konsentrasi 100 mgml 200 mgml dan 500

mgml Semakin tinggi konsentrasi ekstrak jahe mengakibatkan semakin besar

diameter rata-rata zona hambat yang terbentuk terhadap pertumbuhan bakteri

Streptococcus viridans

Gambar 43 Efek ekstrak jahe terhadap pertumbuhan Streptococcus viridans

Aktivitas antibakteri yang ditimbulkan dari pemberian ekstrak jahe dapat

dihubungkan dengan adanya kandungan senyawa-senyawa kimia jahe

Kandungan utama jahe adalah seskuiterpen dan zingiberen Komponen lainnya

termasuk β-sesquiphellandrene bisabolene dan farnesene yang termasuk

seskuiterpen Jahe memiliki senyawa reaktif yang disebut terpenoid yang

menstimulasi produksi air liur dan merupakan senyawa penting dalam farmasi

(Ekam et al 2007)

Menurut Winarto (2007) berdasarkan dari analisa kimia diketahui bahwa

tanaman jahe mengandung senyawa antara lain flavonoida polivenol minyak

atsiri gingerol limonene oleoresin 18 cineole 10-dehydroginger dione 6-

K (+)

K (-)

100 mgml

500 mgml

200 mgml

K (+)

K (-)

1000 mgml

800 mgml

600 mgml

23

gingerdione alpha-linolenic acid arginine aspartic betha-sitosterol caprilic-

acid capcaicin chorogenic acid farnesal farnese dan farnesol20

Minyak atsiri dan oleoresin merupakan senyawa kimia yang mampu

menghambat pertumbuhan dan membunuh bakteri dengan merusak membran

plasma bakteri merusak sistem kerja sel dan menyebabkan lisis pada sel bakteri

Selain itu struktur 3 dimensi protein terganggu sehingga menyebabkan protein

terdenaturasi Setelah mengalami denaturasi deret asam amino pada bakteri tetap

utuh namun tidak dapat lagi melakukan fungsinya21

Penelitian telah dilakukan oleh Malu et al (2009) yang membuktikan bahwa

ekstrak jahe mengandung senyawa aktif yaitu zingiberene yang mampu

menghambat pertumbuhan bakteri Streptococcus viridans Pada penelitian

tersebut jahe yang sudah dilakukan pengeringan dan penggilingan menjadi bubuk

halus dengan menggunakan electric grinder dihasilkan serbuk jahe sebanyak 100

gram Serbuk jahe kemudian dibagi menjadi masing-masing 20 gram dan akan

dilakukan ekstraksi dengan berbagai pelarut (n-heksana etil asetat etanol soxhlet

dan air) Hasil yang didapatkan adalah adanya aktivitas antibakteri dari ekstrak

jahe dengan berbagai pelarut kecuali air Zona hambat yang terbentuk sebesar 5

mm 56 mm 7 mm dan 0 mm

Berdasarkan hasil yang diperoleh dari penelitian sebelumnya terdapat

perbedaan yang signifikan dengan penelitian ini Perbedaaan yang ada

dipengaruhi oleh metode pembuatan variabel konsentrasi berupa simplisia jenis

dan konsentrasi pelarut yang digunakan berupa n-heksana etil asetat etanol

soxhlet dan air tempat tanaman jahe diperoleh di pasar di Nigeria dan usia panen

tanaman jahe (semakin tua tanaman jahe saat dipanen semakin banyak

kandungan minyak atsiri di dalamnya)

Pada penelitian ini terdapat beberapa hambatan antara lain

1 Penggunaan media pertumbuhan Agar Darah yang baik bagi berbagai bakteri

sehingga mempermudah adanya kontaminasi

2 Bakteri Streptococcus viridans yang tidak dapat bertahan hidup dalam waktu

yang cukup lama

24

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

51 Kesimpulan

Pada penelitian ini berdasarkan hasil uji efektivitas dan analisis statistik

dapat disimpulkan bahwa

1 Ekstrak tanaman jahe dengan pelarut etanol 96 dapat memberikan efek

hambat terhadap pertumbuhan bakteri Strptococcus viridans (p lt 005)

2 Rata-rata efek hambat yang paling besar terdapat pada konsentrasi ekstrak

jahe 1000 mgml yaitu sebesar 1233 mm konsentrasi 800 mgml sebesar

11 mm konsentrasi 600 mgml sebesar 10 mm konsentrasi 500 mgml

sebesar 9 mm konsentrasi 200 mgml sebesar 767 mm dan konsentrasi

100 mgml sebesar 667 mm

3 Efektivitas ekstrak jahe (Zingiber officinale Roscoe) terhadap

pertumbuhan Streptococcus viridans termasuk dalam golongan respon

lemah

52 Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang ada maka disarankan bagi peneliti

selanjutnya

1 Melakukan penelitian lebih lanjut tentang pengaruh konsentrasi ekstrak

tanaman jahe terhadap bakteri Streptococcus viridans dengan menggunakan

konsentrasi yang lebih kecil daripada penelitian ini

2 Melakukan penelitian lebih lanjut tentang kerja antibakteri ekstrak jahe

terhadap bakteri lainnya

3 Melakukan uji aktivitas antibakteri esktrak tanaman jahe terhadap bakteri

Streptococcus viridans secara in-vivo

25

DAFTAR PUSTAKA

1 Fathia S dkk Aktivitas Antimikroba Ekstrak Jahe (Zingiber officinale

Roscoe) Terhadap Beberapa Bakteri Patogen Bogor Institut Pertanian

Bogor 2011

2 Santoso B Jahe Yogyakarta Penerbit Kanisius 15-17

3 Departemen Kesehatan RI Profil Kesehatan Indonesia Jakarta

Departemen Kesehatan RI 2005 Diunduh dari httpwwwdepkesgoid

Diakses pada 20 Januari 2013

4 Departemen Kesehatan RI Pharmaceutical Care Untuk Penyakit Saluran

Pernapasan 2005

5 Bisno A Acute Pharyngitis N Engl J Med 2001 344(3) Diunduh dari

httpwwwnejmorg Diakses pada 14 Februari 2013

6 Malu S Obochi G Tawo N Nyong B Antibacterial Activity And

Medicinal Properties Of Ginger (Zingiber officinale) Global Journal Of

Pure And Applied Sciences Nigeria 2009 Vol(3) 365-368

7 Astuti V Uji Antibakteri Ekstrak Jahe (Zingiber officinale Roscoe)

Terhadap Pertumbuhan Bakteri Escherichia coli Dan Staphylococcus

aureus Secara In Vitro Semarang Universitas Diponegoro 2000

8 Rukmana R Usaha Tani Jahe Yogyakarta Penerbit Kanisius 12-17

9 Miksusanti Kajian Aktivitas Antibakteri Minyak Atsiri Temu Kunci dan

Aplikasinya dalam Fil Edibel Antibakteri Bogor Institut Pertanian Bogor

2008

10 Kaushik P Evaluation of Various Crude Extracts of Zingiber officinale

Rhizome for Potential Antibacterial Activity A Study in Vitro India

Department of Botany and Microbiology Gurukul Kangri University

Scientific Research 2011 Diunduh di httpwwwSciRPorgjournalaim

Diakses 16 Februari 2013

11 Fathona D Kandungan Gingerol dan Shogaol Intensitas Kepedasan dan

Penerimaan Panelis terhadap Oleoresin Jahe gajah (Zingiber officinale

var Roscoe) Jahe Emprit (Zingiber officinale var Amarum) dan Jahe

Merah (Zingiber officinale var Rubrum) Bogor Institut Pertanian Bogor

2011

12 Duke J et al Handbook of Medicinal Hebrs United State of America

CRC Press 2000 327-328

26

13 Brooks GF Butel JS Ornston NL Mikrobiologi Kedokteran Jawetz

Jakarta Penerbit Buku Kedokteran EGC 1996 327-338

14 Chatim A Suharto Sterilisasi dan Desinfeksi Dalam Staf Pengajar

FKUI Buku Ajar Mikrobiologi Kedokteran Jakarta Binarupa Aksara

Publisher 64-69

15 Topazian R et al Oral and Maxillofacial Infections Philadelphia WB

Saunders Company 33-34

16 Refoua A Study of Streptococcus Viridans in the Maxillofacial Region

Original Article University of Medical Sciences Tehran Iran

2005Vol(4) 174-177

17 Kusmiyati Uji Aktivitas Senyawa Antibakteri dari Mikroalga

Porphyridium cruentum Pusat Penelitian Bioteknologi Lembaga Ilmu

Pengetahuan Indonesia (LIPI) Cibinong 2007 Vol(1) 48-53

18 Greenwood Antibiotics Susceptibility (Sensitivity) Test Antimicrobial and

Chemotheraphy United State of America Mc Graw Hill Company 1995

19 Dahlan M Sopiyudin Statistik untuk Kedokteran dan Kesehatan Edisi 3

Jakarta Salemba Medika 2009 83-105

20 Winarto W Tanaman Obat Indonesia Untuk Pengobatan Herbal

Karyasari Herba Media 2007

21 Hertiani T et al Effect of Indonesian Medicinal Plants Essential Oils on

Streptococcus mutans Biofilm Yogyakarta Faculty of Pharmacy UGM

2011

27

LAMPIRAN

Lampiran 1

Hasil IdentifikasiDeterminasi Bahan Uji

28

Lampiran 2

Hasil Ekstraksi Jahe

29

Lampiran 3

Data Hasil Uji Statistik

UJI NORMALITAS

30

31

32

33

34

35

36

37

38

39

40

41

42

43

44

45

46

Lampiran 4

Alat dan Bahan

Media Agar Darah Ekstrak Jahe Timbangan Tabung

Reaksi Sendok

Etanol 96 Ose Pinset

Tisu Spirtus Cawan Petri Vortex

Laminar Air Flow Lemari Pendingin

47

Lampiran 5

Uji Antibakteri Jahe Terhadap Streptococcus viridan

K (+)

K (-)

100mgml

500mgml

200mgml

K (-)

K (+)

600mgml 1000mgml

800mgml

48

Lampiran 6

Riwayat Penulis

Identitas

Nama Sidqa Hanief

Jenis Kelamin Perempuan

Tempat Tanggal Lahir Jakarta 21 Desember 1992

Agama Islam

Alamat Jl Masjid Al Munir No 44 RT 012 RW 003 Jakarta

Timur

Email sidqahnfhotmailcom

Riwayat Pendidikan

1997-1998 TK Purwarini Jakarta

1998-2004 SDS Angkasa 3 Jakarta

2004-2007 SMP Negeri 81 Jakarta

2007-2010 SMA Madania Indonesian School Bogor

2010-sekarang Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

Page 30: Efektivitas Ekstrak Jahe (Zingiber officinale Roscoe) Terhadap ...

20

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

41 Efek Ekstrak Jahe (Zingiber officinale Roscoe) terhadap Pertumbuhan

Streptococcus viridans

Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan uji metode disc diffusion

secara triplo dengan beberapa konsentrasi ekstrak jahe (100 mgml 200 mgml

500 mgml 600 mgml 800 mgml dan 1000 mgml) Blank disc yang telah

direndam dalam ekstrak selama 10-15 menit diletakkan pada media pertumbuhan

Agar Darah yang terinokulasi bakteri Streptococcus viridans kemudian

diinkubasi selama 24 jam pada suhu 37oC Ekstrak jahe diketahui dapat

memberikan efek menghambat pertumbuhan bakteri Streptococcus viridans yang

terlihat dari terbentuknya zona hambat disekitar blank disc

Grafik 42 Diameter rata-rata zona hambat

Pada hasil pengamatan didapatkan berbagai diameter zona hambat yang

terbentuk dari masing-masing konsentrasi ekstrak jahe yang digunakan Rata-rata

diameter pada konsentrasi 100 mgml sebesar 667 mm dengan standar deviasi

058 Pada konsentrasi 200 mgml sebesar 767 mm dengan standar deviasi 058

000

500

1000

1500

2000

2500

3000

1 2 3 4 5 6 7 8

Leb

ar Z

on

a H

amb

at (

mm

)

Konsentrasi Ekstrak Jahe (mgml)

100 200 500

600 1000

K(-) K(+) 800

21

Pada konsentrasi 500 mgml sebesar 9 mm dengan standar deviasi 0 Pada

konsentrasi 600 mgml sebesar 10 mm dengan standar deviasi 0 Pada konsentrasi

800 mgml sebesar 11 mm dengan standar deviasi 0 Pada konsentrasi 1000

mgml sebesar 1233 mm dengan standar deviasi 058 Pada uji kontrol positif

yang menggunakan antibiotik penisilin terbentuk zona hambat dengan rata-rata

sebesar 2983 mm dengan standar deviasi 029 Pada uji kontrol negatif yang

menggunakan etanol 96 tidak terbentuk zona hambat yang memberikan arti

bahwa tidak adanya hambatan terhadap pertumbuhan bakteri Streptococcus

viridans

Data penelitian diatas menunjukkan bahwa data tidak memenuhi syarat

untuk melakukan uji One-Way Annova maka digunakan uji Kruskall-Wallis19

Pada uji Kruskall-Wallis menunjukkan nilai signifikan atau bermakna yang mana

dapat dikatakan bermakna jika p lt 005 sehingga diketahui bahwa berbagai

konsentrasi ekstrak jahe yang digunakkan pada penelitian ini berpengaruh

terhadap pertumbuhan bakteri Streptococcus viridans

Tabel 41 Hasil Analisis Post Hoc dengan Menggunakan Uji Mann-Whitney

Perlakuan Analisis Multikomparasi dengan Uji Mann-Whitney

Etanol 100

mgml

200

mgml

500

mgml

600

mgml

800

mgml

1000

mgml

Penisilin

Etanol 0034 0034 0025 0025 0025 0034 0034

100 mgml 0099 0034 0034 0034 0043 0043

200 mgml 0034 0034 0034 0043 0043

500 mgml 0025 0025 0034 0034

600 mgml 0025 0034 0034

800 mgml 0034 0034

1000 mgml 0043

Penisilin

Keterangan p lt 005

Berdasarkan hasil statistik analisis Post Hoc yang didapatkan bahwa

terdapat perbedaan yang bermakna antar setiap konsentrasi dengan penisilin

dengan indeks kepercayaan 95 Akan tetapi terdapat konsentrasi yang tidak

memiliki perbedaan yang bermakna yaitu antar konsentrasi 100 mgml dan 200

22

mgml Pada penelitian ini diketahui bahwa respon yang terbentuk dari

penghambatan tumbuhnya bakteri Streptococcus viridans merupakan respon

lemah

Pemberian ekstrak jahe berpengaruh terhadap pertumbuhan bakteri

Streptococcus viridans Diameter rata-rata zona hambat terbesar didapatkan pada

pemberian 1000 mgml (1233 mm) kemudian dengan pemberian konsentrasi 800

mgml (10 mm) dan konsentrasi 600 mgml (11 mm) tetapi berbeda bila

dibandingkan dengan pemberian konsentrasi 100 mgml 200 mgml dan 500

mgml Semakin tinggi konsentrasi ekstrak jahe mengakibatkan semakin besar

diameter rata-rata zona hambat yang terbentuk terhadap pertumbuhan bakteri

Streptococcus viridans

Gambar 43 Efek ekstrak jahe terhadap pertumbuhan Streptococcus viridans

Aktivitas antibakteri yang ditimbulkan dari pemberian ekstrak jahe dapat

dihubungkan dengan adanya kandungan senyawa-senyawa kimia jahe

Kandungan utama jahe adalah seskuiterpen dan zingiberen Komponen lainnya

termasuk β-sesquiphellandrene bisabolene dan farnesene yang termasuk

seskuiterpen Jahe memiliki senyawa reaktif yang disebut terpenoid yang

menstimulasi produksi air liur dan merupakan senyawa penting dalam farmasi

(Ekam et al 2007)

Menurut Winarto (2007) berdasarkan dari analisa kimia diketahui bahwa

tanaman jahe mengandung senyawa antara lain flavonoida polivenol minyak

atsiri gingerol limonene oleoresin 18 cineole 10-dehydroginger dione 6-

K (+)

K (-)

100 mgml

500 mgml

200 mgml

K (+)

K (-)

1000 mgml

800 mgml

600 mgml

23

gingerdione alpha-linolenic acid arginine aspartic betha-sitosterol caprilic-

acid capcaicin chorogenic acid farnesal farnese dan farnesol20

Minyak atsiri dan oleoresin merupakan senyawa kimia yang mampu

menghambat pertumbuhan dan membunuh bakteri dengan merusak membran

plasma bakteri merusak sistem kerja sel dan menyebabkan lisis pada sel bakteri

Selain itu struktur 3 dimensi protein terganggu sehingga menyebabkan protein

terdenaturasi Setelah mengalami denaturasi deret asam amino pada bakteri tetap

utuh namun tidak dapat lagi melakukan fungsinya21

Penelitian telah dilakukan oleh Malu et al (2009) yang membuktikan bahwa

ekstrak jahe mengandung senyawa aktif yaitu zingiberene yang mampu

menghambat pertumbuhan bakteri Streptococcus viridans Pada penelitian

tersebut jahe yang sudah dilakukan pengeringan dan penggilingan menjadi bubuk

halus dengan menggunakan electric grinder dihasilkan serbuk jahe sebanyak 100

gram Serbuk jahe kemudian dibagi menjadi masing-masing 20 gram dan akan

dilakukan ekstraksi dengan berbagai pelarut (n-heksana etil asetat etanol soxhlet

dan air) Hasil yang didapatkan adalah adanya aktivitas antibakteri dari ekstrak

jahe dengan berbagai pelarut kecuali air Zona hambat yang terbentuk sebesar 5

mm 56 mm 7 mm dan 0 mm

Berdasarkan hasil yang diperoleh dari penelitian sebelumnya terdapat

perbedaan yang signifikan dengan penelitian ini Perbedaaan yang ada

dipengaruhi oleh metode pembuatan variabel konsentrasi berupa simplisia jenis

dan konsentrasi pelarut yang digunakan berupa n-heksana etil asetat etanol

soxhlet dan air tempat tanaman jahe diperoleh di pasar di Nigeria dan usia panen

tanaman jahe (semakin tua tanaman jahe saat dipanen semakin banyak

kandungan minyak atsiri di dalamnya)

Pada penelitian ini terdapat beberapa hambatan antara lain

1 Penggunaan media pertumbuhan Agar Darah yang baik bagi berbagai bakteri

sehingga mempermudah adanya kontaminasi

2 Bakteri Streptococcus viridans yang tidak dapat bertahan hidup dalam waktu

yang cukup lama

24

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

51 Kesimpulan

Pada penelitian ini berdasarkan hasil uji efektivitas dan analisis statistik

dapat disimpulkan bahwa

1 Ekstrak tanaman jahe dengan pelarut etanol 96 dapat memberikan efek

hambat terhadap pertumbuhan bakteri Strptococcus viridans (p lt 005)

2 Rata-rata efek hambat yang paling besar terdapat pada konsentrasi ekstrak

jahe 1000 mgml yaitu sebesar 1233 mm konsentrasi 800 mgml sebesar

11 mm konsentrasi 600 mgml sebesar 10 mm konsentrasi 500 mgml

sebesar 9 mm konsentrasi 200 mgml sebesar 767 mm dan konsentrasi

100 mgml sebesar 667 mm

3 Efektivitas ekstrak jahe (Zingiber officinale Roscoe) terhadap

pertumbuhan Streptococcus viridans termasuk dalam golongan respon

lemah

52 Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang ada maka disarankan bagi peneliti

selanjutnya

1 Melakukan penelitian lebih lanjut tentang pengaruh konsentrasi ekstrak

tanaman jahe terhadap bakteri Streptococcus viridans dengan menggunakan

konsentrasi yang lebih kecil daripada penelitian ini

2 Melakukan penelitian lebih lanjut tentang kerja antibakteri ekstrak jahe

terhadap bakteri lainnya

3 Melakukan uji aktivitas antibakteri esktrak tanaman jahe terhadap bakteri

Streptococcus viridans secara in-vivo

25

DAFTAR PUSTAKA

1 Fathia S dkk Aktivitas Antimikroba Ekstrak Jahe (Zingiber officinale

Roscoe) Terhadap Beberapa Bakteri Patogen Bogor Institut Pertanian

Bogor 2011

2 Santoso B Jahe Yogyakarta Penerbit Kanisius 15-17

3 Departemen Kesehatan RI Profil Kesehatan Indonesia Jakarta

Departemen Kesehatan RI 2005 Diunduh dari httpwwwdepkesgoid

Diakses pada 20 Januari 2013

4 Departemen Kesehatan RI Pharmaceutical Care Untuk Penyakit Saluran

Pernapasan 2005

5 Bisno A Acute Pharyngitis N Engl J Med 2001 344(3) Diunduh dari

httpwwwnejmorg Diakses pada 14 Februari 2013

6 Malu S Obochi G Tawo N Nyong B Antibacterial Activity And

Medicinal Properties Of Ginger (Zingiber officinale) Global Journal Of

Pure And Applied Sciences Nigeria 2009 Vol(3) 365-368

7 Astuti V Uji Antibakteri Ekstrak Jahe (Zingiber officinale Roscoe)

Terhadap Pertumbuhan Bakteri Escherichia coli Dan Staphylococcus

aureus Secara In Vitro Semarang Universitas Diponegoro 2000

8 Rukmana R Usaha Tani Jahe Yogyakarta Penerbit Kanisius 12-17

9 Miksusanti Kajian Aktivitas Antibakteri Minyak Atsiri Temu Kunci dan

Aplikasinya dalam Fil Edibel Antibakteri Bogor Institut Pertanian Bogor

2008

10 Kaushik P Evaluation of Various Crude Extracts of Zingiber officinale

Rhizome for Potential Antibacterial Activity A Study in Vitro India

Department of Botany and Microbiology Gurukul Kangri University

Scientific Research 2011 Diunduh di httpwwwSciRPorgjournalaim

Diakses 16 Februari 2013

11 Fathona D Kandungan Gingerol dan Shogaol Intensitas Kepedasan dan

Penerimaan Panelis terhadap Oleoresin Jahe gajah (Zingiber officinale

var Roscoe) Jahe Emprit (Zingiber officinale var Amarum) dan Jahe

Merah (Zingiber officinale var Rubrum) Bogor Institut Pertanian Bogor

2011

12 Duke J et al Handbook of Medicinal Hebrs United State of America

CRC Press 2000 327-328

26

13 Brooks GF Butel JS Ornston NL Mikrobiologi Kedokteran Jawetz

Jakarta Penerbit Buku Kedokteran EGC 1996 327-338

14 Chatim A Suharto Sterilisasi dan Desinfeksi Dalam Staf Pengajar

FKUI Buku Ajar Mikrobiologi Kedokteran Jakarta Binarupa Aksara

Publisher 64-69

15 Topazian R et al Oral and Maxillofacial Infections Philadelphia WB

Saunders Company 33-34

16 Refoua A Study of Streptococcus Viridans in the Maxillofacial Region

Original Article University of Medical Sciences Tehran Iran

2005Vol(4) 174-177

17 Kusmiyati Uji Aktivitas Senyawa Antibakteri dari Mikroalga

Porphyridium cruentum Pusat Penelitian Bioteknologi Lembaga Ilmu

Pengetahuan Indonesia (LIPI) Cibinong 2007 Vol(1) 48-53

18 Greenwood Antibiotics Susceptibility (Sensitivity) Test Antimicrobial and

Chemotheraphy United State of America Mc Graw Hill Company 1995

19 Dahlan M Sopiyudin Statistik untuk Kedokteran dan Kesehatan Edisi 3

Jakarta Salemba Medika 2009 83-105

20 Winarto W Tanaman Obat Indonesia Untuk Pengobatan Herbal

Karyasari Herba Media 2007

21 Hertiani T et al Effect of Indonesian Medicinal Plants Essential Oils on

Streptococcus mutans Biofilm Yogyakarta Faculty of Pharmacy UGM

2011

27

LAMPIRAN

Lampiran 1

Hasil IdentifikasiDeterminasi Bahan Uji

28

Lampiran 2

Hasil Ekstraksi Jahe

29

Lampiran 3

Data Hasil Uji Statistik

UJI NORMALITAS

30

31

32

33

34

35

36

37

38

39

40

41

42

43

44

45

46

Lampiran 4

Alat dan Bahan

Media Agar Darah Ekstrak Jahe Timbangan Tabung

Reaksi Sendok

Etanol 96 Ose Pinset

Tisu Spirtus Cawan Petri Vortex

Laminar Air Flow Lemari Pendingin

47

Lampiran 5

Uji Antibakteri Jahe Terhadap Streptococcus viridan

K (+)

K (-)

100mgml

500mgml

200mgml

K (-)

K (+)

600mgml 1000mgml

800mgml

48

Lampiran 6

Riwayat Penulis

Identitas

Nama Sidqa Hanief

Jenis Kelamin Perempuan

Tempat Tanggal Lahir Jakarta 21 Desember 1992

Agama Islam

Alamat Jl Masjid Al Munir No 44 RT 012 RW 003 Jakarta

Timur

Email sidqahnfhotmailcom

Riwayat Pendidikan

1997-1998 TK Purwarini Jakarta

1998-2004 SDS Angkasa 3 Jakarta

2004-2007 SMP Negeri 81 Jakarta

2007-2010 SMA Madania Indonesian School Bogor

2010-sekarang Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

Page 31: Efektivitas Ekstrak Jahe (Zingiber officinale Roscoe) Terhadap ...

21

Pada konsentrasi 500 mgml sebesar 9 mm dengan standar deviasi 0 Pada

konsentrasi 600 mgml sebesar 10 mm dengan standar deviasi 0 Pada konsentrasi

800 mgml sebesar 11 mm dengan standar deviasi 0 Pada konsentrasi 1000

mgml sebesar 1233 mm dengan standar deviasi 058 Pada uji kontrol positif

yang menggunakan antibiotik penisilin terbentuk zona hambat dengan rata-rata

sebesar 2983 mm dengan standar deviasi 029 Pada uji kontrol negatif yang

menggunakan etanol 96 tidak terbentuk zona hambat yang memberikan arti

bahwa tidak adanya hambatan terhadap pertumbuhan bakteri Streptococcus

viridans

Data penelitian diatas menunjukkan bahwa data tidak memenuhi syarat

untuk melakukan uji One-Way Annova maka digunakan uji Kruskall-Wallis19

Pada uji Kruskall-Wallis menunjukkan nilai signifikan atau bermakna yang mana

dapat dikatakan bermakna jika p lt 005 sehingga diketahui bahwa berbagai

konsentrasi ekstrak jahe yang digunakkan pada penelitian ini berpengaruh

terhadap pertumbuhan bakteri Streptococcus viridans

Tabel 41 Hasil Analisis Post Hoc dengan Menggunakan Uji Mann-Whitney

Perlakuan Analisis Multikomparasi dengan Uji Mann-Whitney

Etanol 100

mgml

200

mgml

500

mgml

600

mgml

800

mgml

1000

mgml

Penisilin

Etanol 0034 0034 0025 0025 0025 0034 0034

100 mgml 0099 0034 0034 0034 0043 0043

200 mgml 0034 0034 0034 0043 0043

500 mgml 0025 0025 0034 0034

600 mgml 0025 0034 0034

800 mgml 0034 0034

1000 mgml 0043

Penisilin

Keterangan p lt 005

Berdasarkan hasil statistik analisis Post Hoc yang didapatkan bahwa

terdapat perbedaan yang bermakna antar setiap konsentrasi dengan penisilin

dengan indeks kepercayaan 95 Akan tetapi terdapat konsentrasi yang tidak

memiliki perbedaan yang bermakna yaitu antar konsentrasi 100 mgml dan 200

22

mgml Pada penelitian ini diketahui bahwa respon yang terbentuk dari

penghambatan tumbuhnya bakteri Streptococcus viridans merupakan respon

lemah

Pemberian ekstrak jahe berpengaruh terhadap pertumbuhan bakteri

Streptococcus viridans Diameter rata-rata zona hambat terbesar didapatkan pada

pemberian 1000 mgml (1233 mm) kemudian dengan pemberian konsentrasi 800

mgml (10 mm) dan konsentrasi 600 mgml (11 mm) tetapi berbeda bila

dibandingkan dengan pemberian konsentrasi 100 mgml 200 mgml dan 500

mgml Semakin tinggi konsentrasi ekstrak jahe mengakibatkan semakin besar

diameter rata-rata zona hambat yang terbentuk terhadap pertumbuhan bakteri

Streptococcus viridans

Gambar 43 Efek ekstrak jahe terhadap pertumbuhan Streptococcus viridans

Aktivitas antibakteri yang ditimbulkan dari pemberian ekstrak jahe dapat

dihubungkan dengan adanya kandungan senyawa-senyawa kimia jahe

Kandungan utama jahe adalah seskuiterpen dan zingiberen Komponen lainnya

termasuk β-sesquiphellandrene bisabolene dan farnesene yang termasuk

seskuiterpen Jahe memiliki senyawa reaktif yang disebut terpenoid yang

menstimulasi produksi air liur dan merupakan senyawa penting dalam farmasi

(Ekam et al 2007)

Menurut Winarto (2007) berdasarkan dari analisa kimia diketahui bahwa

tanaman jahe mengandung senyawa antara lain flavonoida polivenol minyak

atsiri gingerol limonene oleoresin 18 cineole 10-dehydroginger dione 6-

K (+)

K (-)

100 mgml

500 mgml

200 mgml

K (+)

K (-)

1000 mgml

800 mgml

600 mgml

23

gingerdione alpha-linolenic acid arginine aspartic betha-sitosterol caprilic-

acid capcaicin chorogenic acid farnesal farnese dan farnesol20

Minyak atsiri dan oleoresin merupakan senyawa kimia yang mampu

menghambat pertumbuhan dan membunuh bakteri dengan merusak membran

plasma bakteri merusak sistem kerja sel dan menyebabkan lisis pada sel bakteri

Selain itu struktur 3 dimensi protein terganggu sehingga menyebabkan protein

terdenaturasi Setelah mengalami denaturasi deret asam amino pada bakteri tetap

utuh namun tidak dapat lagi melakukan fungsinya21

Penelitian telah dilakukan oleh Malu et al (2009) yang membuktikan bahwa

ekstrak jahe mengandung senyawa aktif yaitu zingiberene yang mampu

menghambat pertumbuhan bakteri Streptococcus viridans Pada penelitian

tersebut jahe yang sudah dilakukan pengeringan dan penggilingan menjadi bubuk

halus dengan menggunakan electric grinder dihasilkan serbuk jahe sebanyak 100

gram Serbuk jahe kemudian dibagi menjadi masing-masing 20 gram dan akan

dilakukan ekstraksi dengan berbagai pelarut (n-heksana etil asetat etanol soxhlet

dan air) Hasil yang didapatkan adalah adanya aktivitas antibakteri dari ekstrak

jahe dengan berbagai pelarut kecuali air Zona hambat yang terbentuk sebesar 5

mm 56 mm 7 mm dan 0 mm

Berdasarkan hasil yang diperoleh dari penelitian sebelumnya terdapat

perbedaan yang signifikan dengan penelitian ini Perbedaaan yang ada

dipengaruhi oleh metode pembuatan variabel konsentrasi berupa simplisia jenis

dan konsentrasi pelarut yang digunakan berupa n-heksana etil asetat etanol

soxhlet dan air tempat tanaman jahe diperoleh di pasar di Nigeria dan usia panen

tanaman jahe (semakin tua tanaman jahe saat dipanen semakin banyak

kandungan minyak atsiri di dalamnya)

Pada penelitian ini terdapat beberapa hambatan antara lain

1 Penggunaan media pertumbuhan Agar Darah yang baik bagi berbagai bakteri

sehingga mempermudah adanya kontaminasi

2 Bakteri Streptococcus viridans yang tidak dapat bertahan hidup dalam waktu

yang cukup lama

24

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

51 Kesimpulan

Pada penelitian ini berdasarkan hasil uji efektivitas dan analisis statistik

dapat disimpulkan bahwa

1 Ekstrak tanaman jahe dengan pelarut etanol 96 dapat memberikan efek

hambat terhadap pertumbuhan bakteri Strptococcus viridans (p lt 005)

2 Rata-rata efek hambat yang paling besar terdapat pada konsentrasi ekstrak

jahe 1000 mgml yaitu sebesar 1233 mm konsentrasi 800 mgml sebesar

11 mm konsentrasi 600 mgml sebesar 10 mm konsentrasi 500 mgml

sebesar 9 mm konsentrasi 200 mgml sebesar 767 mm dan konsentrasi

100 mgml sebesar 667 mm

3 Efektivitas ekstrak jahe (Zingiber officinale Roscoe) terhadap

pertumbuhan Streptococcus viridans termasuk dalam golongan respon

lemah

52 Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang ada maka disarankan bagi peneliti

selanjutnya

1 Melakukan penelitian lebih lanjut tentang pengaruh konsentrasi ekstrak

tanaman jahe terhadap bakteri Streptococcus viridans dengan menggunakan

konsentrasi yang lebih kecil daripada penelitian ini

2 Melakukan penelitian lebih lanjut tentang kerja antibakteri ekstrak jahe

terhadap bakteri lainnya

3 Melakukan uji aktivitas antibakteri esktrak tanaman jahe terhadap bakteri

Streptococcus viridans secara in-vivo

25

DAFTAR PUSTAKA

1 Fathia S dkk Aktivitas Antimikroba Ekstrak Jahe (Zingiber officinale

Roscoe) Terhadap Beberapa Bakteri Patogen Bogor Institut Pertanian

Bogor 2011

2 Santoso B Jahe Yogyakarta Penerbit Kanisius 15-17

3 Departemen Kesehatan RI Profil Kesehatan Indonesia Jakarta

Departemen Kesehatan RI 2005 Diunduh dari httpwwwdepkesgoid

Diakses pada 20 Januari 2013

4 Departemen Kesehatan RI Pharmaceutical Care Untuk Penyakit Saluran

Pernapasan 2005

5 Bisno A Acute Pharyngitis N Engl J Med 2001 344(3) Diunduh dari

httpwwwnejmorg Diakses pada 14 Februari 2013

6 Malu S Obochi G Tawo N Nyong B Antibacterial Activity And

Medicinal Properties Of Ginger (Zingiber officinale) Global Journal Of

Pure And Applied Sciences Nigeria 2009 Vol(3) 365-368

7 Astuti V Uji Antibakteri Ekstrak Jahe (Zingiber officinale Roscoe)

Terhadap Pertumbuhan Bakteri Escherichia coli Dan Staphylococcus

aureus Secara In Vitro Semarang Universitas Diponegoro 2000

8 Rukmana R Usaha Tani Jahe Yogyakarta Penerbit Kanisius 12-17

9 Miksusanti Kajian Aktivitas Antibakteri Minyak Atsiri Temu Kunci dan

Aplikasinya dalam Fil Edibel Antibakteri Bogor Institut Pertanian Bogor

2008

10 Kaushik P Evaluation of Various Crude Extracts of Zingiber officinale

Rhizome for Potential Antibacterial Activity A Study in Vitro India

Department of Botany and Microbiology Gurukul Kangri University

Scientific Research 2011 Diunduh di httpwwwSciRPorgjournalaim

Diakses 16 Februari 2013

11 Fathona D Kandungan Gingerol dan Shogaol Intensitas Kepedasan dan

Penerimaan Panelis terhadap Oleoresin Jahe gajah (Zingiber officinale

var Roscoe) Jahe Emprit (Zingiber officinale var Amarum) dan Jahe

Merah (Zingiber officinale var Rubrum) Bogor Institut Pertanian Bogor

2011

12 Duke J et al Handbook of Medicinal Hebrs United State of America

CRC Press 2000 327-328

26

13 Brooks GF Butel JS Ornston NL Mikrobiologi Kedokteran Jawetz

Jakarta Penerbit Buku Kedokteran EGC 1996 327-338

14 Chatim A Suharto Sterilisasi dan Desinfeksi Dalam Staf Pengajar

FKUI Buku Ajar Mikrobiologi Kedokteran Jakarta Binarupa Aksara

Publisher 64-69

15 Topazian R et al Oral and Maxillofacial Infections Philadelphia WB

Saunders Company 33-34

16 Refoua A Study of Streptococcus Viridans in the Maxillofacial Region

Original Article University of Medical Sciences Tehran Iran

2005Vol(4) 174-177

17 Kusmiyati Uji Aktivitas Senyawa Antibakteri dari Mikroalga

Porphyridium cruentum Pusat Penelitian Bioteknologi Lembaga Ilmu

Pengetahuan Indonesia (LIPI) Cibinong 2007 Vol(1) 48-53

18 Greenwood Antibiotics Susceptibility (Sensitivity) Test Antimicrobial and

Chemotheraphy United State of America Mc Graw Hill Company 1995

19 Dahlan M Sopiyudin Statistik untuk Kedokteran dan Kesehatan Edisi 3

Jakarta Salemba Medika 2009 83-105

20 Winarto W Tanaman Obat Indonesia Untuk Pengobatan Herbal

Karyasari Herba Media 2007

21 Hertiani T et al Effect of Indonesian Medicinal Plants Essential Oils on

Streptococcus mutans Biofilm Yogyakarta Faculty of Pharmacy UGM

2011

27

LAMPIRAN

Lampiran 1

Hasil IdentifikasiDeterminasi Bahan Uji

28

Lampiran 2

Hasil Ekstraksi Jahe

29

Lampiran 3

Data Hasil Uji Statistik

UJI NORMALITAS

30

31

32

33

34

35

36

37

38

39

40

41

42

43

44

45

46

Lampiran 4

Alat dan Bahan

Media Agar Darah Ekstrak Jahe Timbangan Tabung

Reaksi Sendok

Etanol 96 Ose Pinset

Tisu Spirtus Cawan Petri Vortex

Laminar Air Flow Lemari Pendingin

47

Lampiran 5

Uji Antibakteri Jahe Terhadap Streptococcus viridan

K (+)

K (-)

100mgml

500mgml

200mgml

K (-)

K (+)

600mgml 1000mgml

800mgml

48

Lampiran 6

Riwayat Penulis

Identitas

Nama Sidqa Hanief

Jenis Kelamin Perempuan

Tempat Tanggal Lahir Jakarta 21 Desember 1992

Agama Islam

Alamat Jl Masjid Al Munir No 44 RT 012 RW 003 Jakarta

Timur

Email sidqahnfhotmailcom

Riwayat Pendidikan

1997-1998 TK Purwarini Jakarta

1998-2004 SDS Angkasa 3 Jakarta

2004-2007 SMP Negeri 81 Jakarta

2007-2010 SMA Madania Indonesian School Bogor

2010-sekarang Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

Page 32: Efektivitas Ekstrak Jahe (Zingiber officinale Roscoe) Terhadap ...

22

mgml Pada penelitian ini diketahui bahwa respon yang terbentuk dari

penghambatan tumbuhnya bakteri Streptococcus viridans merupakan respon

lemah

Pemberian ekstrak jahe berpengaruh terhadap pertumbuhan bakteri

Streptococcus viridans Diameter rata-rata zona hambat terbesar didapatkan pada

pemberian 1000 mgml (1233 mm) kemudian dengan pemberian konsentrasi 800

mgml (10 mm) dan konsentrasi 600 mgml (11 mm) tetapi berbeda bila

dibandingkan dengan pemberian konsentrasi 100 mgml 200 mgml dan 500

mgml Semakin tinggi konsentrasi ekstrak jahe mengakibatkan semakin besar

diameter rata-rata zona hambat yang terbentuk terhadap pertumbuhan bakteri

Streptococcus viridans

Gambar 43 Efek ekstrak jahe terhadap pertumbuhan Streptococcus viridans

Aktivitas antibakteri yang ditimbulkan dari pemberian ekstrak jahe dapat

dihubungkan dengan adanya kandungan senyawa-senyawa kimia jahe

Kandungan utama jahe adalah seskuiterpen dan zingiberen Komponen lainnya

termasuk β-sesquiphellandrene bisabolene dan farnesene yang termasuk

seskuiterpen Jahe memiliki senyawa reaktif yang disebut terpenoid yang

menstimulasi produksi air liur dan merupakan senyawa penting dalam farmasi

(Ekam et al 2007)

Menurut Winarto (2007) berdasarkan dari analisa kimia diketahui bahwa

tanaman jahe mengandung senyawa antara lain flavonoida polivenol minyak

atsiri gingerol limonene oleoresin 18 cineole 10-dehydroginger dione 6-

K (+)

K (-)

100 mgml

500 mgml

200 mgml

K (+)

K (-)

1000 mgml

800 mgml

600 mgml

23

gingerdione alpha-linolenic acid arginine aspartic betha-sitosterol caprilic-

acid capcaicin chorogenic acid farnesal farnese dan farnesol20

Minyak atsiri dan oleoresin merupakan senyawa kimia yang mampu

menghambat pertumbuhan dan membunuh bakteri dengan merusak membran

plasma bakteri merusak sistem kerja sel dan menyebabkan lisis pada sel bakteri

Selain itu struktur 3 dimensi protein terganggu sehingga menyebabkan protein

terdenaturasi Setelah mengalami denaturasi deret asam amino pada bakteri tetap

utuh namun tidak dapat lagi melakukan fungsinya21

Penelitian telah dilakukan oleh Malu et al (2009) yang membuktikan bahwa

ekstrak jahe mengandung senyawa aktif yaitu zingiberene yang mampu

menghambat pertumbuhan bakteri Streptococcus viridans Pada penelitian

tersebut jahe yang sudah dilakukan pengeringan dan penggilingan menjadi bubuk

halus dengan menggunakan electric grinder dihasilkan serbuk jahe sebanyak 100

gram Serbuk jahe kemudian dibagi menjadi masing-masing 20 gram dan akan

dilakukan ekstraksi dengan berbagai pelarut (n-heksana etil asetat etanol soxhlet

dan air) Hasil yang didapatkan adalah adanya aktivitas antibakteri dari ekstrak

jahe dengan berbagai pelarut kecuali air Zona hambat yang terbentuk sebesar 5

mm 56 mm 7 mm dan 0 mm

Berdasarkan hasil yang diperoleh dari penelitian sebelumnya terdapat

perbedaan yang signifikan dengan penelitian ini Perbedaaan yang ada

dipengaruhi oleh metode pembuatan variabel konsentrasi berupa simplisia jenis

dan konsentrasi pelarut yang digunakan berupa n-heksana etil asetat etanol

soxhlet dan air tempat tanaman jahe diperoleh di pasar di Nigeria dan usia panen

tanaman jahe (semakin tua tanaman jahe saat dipanen semakin banyak

kandungan minyak atsiri di dalamnya)

Pada penelitian ini terdapat beberapa hambatan antara lain

1 Penggunaan media pertumbuhan Agar Darah yang baik bagi berbagai bakteri

sehingga mempermudah adanya kontaminasi

2 Bakteri Streptococcus viridans yang tidak dapat bertahan hidup dalam waktu

yang cukup lama

24

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

51 Kesimpulan

Pada penelitian ini berdasarkan hasil uji efektivitas dan analisis statistik

dapat disimpulkan bahwa

1 Ekstrak tanaman jahe dengan pelarut etanol 96 dapat memberikan efek

hambat terhadap pertumbuhan bakteri Strptococcus viridans (p lt 005)

2 Rata-rata efek hambat yang paling besar terdapat pada konsentrasi ekstrak

jahe 1000 mgml yaitu sebesar 1233 mm konsentrasi 800 mgml sebesar

11 mm konsentrasi 600 mgml sebesar 10 mm konsentrasi 500 mgml

sebesar 9 mm konsentrasi 200 mgml sebesar 767 mm dan konsentrasi

100 mgml sebesar 667 mm

3 Efektivitas ekstrak jahe (Zingiber officinale Roscoe) terhadap

pertumbuhan Streptococcus viridans termasuk dalam golongan respon

lemah

52 Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang ada maka disarankan bagi peneliti

selanjutnya

1 Melakukan penelitian lebih lanjut tentang pengaruh konsentrasi ekstrak

tanaman jahe terhadap bakteri Streptococcus viridans dengan menggunakan

konsentrasi yang lebih kecil daripada penelitian ini

2 Melakukan penelitian lebih lanjut tentang kerja antibakteri ekstrak jahe

terhadap bakteri lainnya

3 Melakukan uji aktivitas antibakteri esktrak tanaman jahe terhadap bakteri

Streptococcus viridans secara in-vivo

25

DAFTAR PUSTAKA

1 Fathia S dkk Aktivitas Antimikroba Ekstrak Jahe (Zingiber officinale

Roscoe) Terhadap Beberapa Bakteri Patogen Bogor Institut Pertanian

Bogor 2011

2 Santoso B Jahe Yogyakarta Penerbit Kanisius 15-17

3 Departemen Kesehatan RI Profil Kesehatan Indonesia Jakarta

Departemen Kesehatan RI 2005 Diunduh dari httpwwwdepkesgoid

Diakses pada 20 Januari 2013

4 Departemen Kesehatan RI Pharmaceutical Care Untuk Penyakit Saluran

Pernapasan 2005

5 Bisno A Acute Pharyngitis N Engl J Med 2001 344(3) Diunduh dari

httpwwwnejmorg Diakses pada 14 Februari 2013

6 Malu S Obochi G Tawo N Nyong B Antibacterial Activity And

Medicinal Properties Of Ginger (Zingiber officinale) Global Journal Of

Pure And Applied Sciences Nigeria 2009 Vol(3) 365-368

7 Astuti V Uji Antibakteri Ekstrak Jahe (Zingiber officinale Roscoe)

Terhadap Pertumbuhan Bakteri Escherichia coli Dan Staphylococcus

aureus Secara In Vitro Semarang Universitas Diponegoro 2000

8 Rukmana R Usaha Tani Jahe Yogyakarta Penerbit Kanisius 12-17

9 Miksusanti Kajian Aktivitas Antibakteri Minyak Atsiri Temu Kunci dan

Aplikasinya dalam Fil Edibel Antibakteri Bogor Institut Pertanian Bogor

2008

10 Kaushik P Evaluation of Various Crude Extracts of Zingiber officinale

Rhizome for Potential Antibacterial Activity A Study in Vitro India

Department of Botany and Microbiology Gurukul Kangri University

Scientific Research 2011 Diunduh di httpwwwSciRPorgjournalaim

Diakses 16 Februari 2013

11 Fathona D Kandungan Gingerol dan Shogaol Intensitas Kepedasan dan

Penerimaan Panelis terhadap Oleoresin Jahe gajah (Zingiber officinale

var Roscoe) Jahe Emprit (Zingiber officinale var Amarum) dan Jahe

Merah (Zingiber officinale var Rubrum) Bogor Institut Pertanian Bogor

2011

12 Duke J et al Handbook of Medicinal Hebrs United State of America

CRC Press 2000 327-328

26

13 Brooks GF Butel JS Ornston NL Mikrobiologi Kedokteran Jawetz

Jakarta Penerbit Buku Kedokteran EGC 1996 327-338

14 Chatim A Suharto Sterilisasi dan Desinfeksi Dalam Staf Pengajar

FKUI Buku Ajar Mikrobiologi Kedokteran Jakarta Binarupa Aksara

Publisher 64-69

15 Topazian R et al Oral and Maxillofacial Infections Philadelphia WB

Saunders Company 33-34

16 Refoua A Study of Streptococcus Viridans in the Maxillofacial Region

Original Article University of Medical Sciences Tehran Iran

2005Vol(4) 174-177

17 Kusmiyati Uji Aktivitas Senyawa Antibakteri dari Mikroalga

Porphyridium cruentum Pusat Penelitian Bioteknologi Lembaga Ilmu

Pengetahuan Indonesia (LIPI) Cibinong 2007 Vol(1) 48-53

18 Greenwood Antibiotics Susceptibility (Sensitivity) Test Antimicrobial and

Chemotheraphy United State of America Mc Graw Hill Company 1995

19 Dahlan M Sopiyudin Statistik untuk Kedokteran dan Kesehatan Edisi 3

Jakarta Salemba Medika 2009 83-105

20 Winarto W Tanaman Obat Indonesia Untuk Pengobatan Herbal

Karyasari Herba Media 2007

21 Hertiani T et al Effect of Indonesian Medicinal Plants Essential Oils on

Streptococcus mutans Biofilm Yogyakarta Faculty of Pharmacy UGM

2011

27

LAMPIRAN

Lampiran 1

Hasil IdentifikasiDeterminasi Bahan Uji

28

Lampiran 2

Hasil Ekstraksi Jahe

29

Lampiran 3

Data Hasil Uji Statistik

UJI NORMALITAS

30

31

32

33

34

35

36

37

38

39

40

41

42

43

44

45

46

Lampiran 4

Alat dan Bahan

Media Agar Darah Ekstrak Jahe Timbangan Tabung

Reaksi Sendok

Etanol 96 Ose Pinset

Tisu Spirtus Cawan Petri Vortex

Laminar Air Flow Lemari Pendingin

47

Lampiran 5

Uji Antibakteri Jahe Terhadap Streptococcus viridan

K (+)

K (-)

100mgml

500mgml

200mgml

K (-)

K (+)

600mgml 1000mgml

800mgml

48

Lampiran 6

Riwayat Penulis

Identitas

Nama Sidqa Hanief

Jenis Kelamin Perempuan

Tempat Tanggal Lahir Jakarta 21 Desember 1992

Agama Islam

Alamat Jl Masjid Al Munir No 44 RT 012 RW 003 Jakarta

Timur

Email sidqahnfhotmailcom

Riwayat Pendidikan

1997-1998 TK Purwarini Jakarta

1998-2004 SDS Angkasa 3 Jakarta

2004-2007 SMP Negeri 81 Jakarta

2007-2010 SMA Madania Indonesian School Bogor

2010-sekarang Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

Page 33: Efektivitas Ekstrak Jahe (Zingiber officinale Roscoe) Terhadap ...

23

gingerdione alpha-linolenic acid arginine aspartic betha-sitosterol caprilic-

acid capcaicin chorogenic acid farnesal farnese dan farnesol20

Minyak atsiri dan oleoresin merupakan senyawa kimia yang mampu

menghambat pertumbuhan dan membunuh bakteri dengan merusak membran

plasma bakteri merusak sistem kerja sel dan menyebabkan lisis pada sel bakteri

Selain itu struktur 3 dimensi protein terganggu sehingga menyebabkan protein

terdenaturasi Setelah mengalami denaturasi deret asam amino pada bakteri tetap

utuh namun tidak dapat lagi melakukan fungsinya21

Penelitian telah dilakukan oleh Malu et al (2009) yang membuktikan bahwa

ekstrak jahe mengandung senyawa aktif yaitu zingiberene yang mampu

menghambat pertumbuhan bakteri Streptococcus viridans Pada penelitian

tersebut jahe yang sudah dilakukan pengeringan dan penggilingan menjadi bubuk

halus dengan menggunakan electric grinder dihasilkan serbuk jahe sebanyak 100

gram Serbuk jahe kemudian dibagi menjadi masing-masing 20 gram dan akan

dilakukan ekstraksi dengan berbagai pelarut (n-heksana etil asetat etanol soxhlet

dan air) Hasil yang didapatkan adalah adanya aktivitas antibakteri dari ekstrak

jahe dengan berbagai pelarut kecuali air Zona hambat yang terbentuk sebesar 5

mm 56 mm 7 mm dan 0 mm

Berdasarkan hasil yang diperoleh dari penelitian sebelumnya terdapat

perbedaan yang signifikan dengan penelitian ini Perbedaaan yang ada

dipengaruhi oleh metode pembuatan variabel konsentrasi berupa simplisia jenis

dan konsentrasi pelarut yang digunakan berupa n-heksana etil asetat etanol

soxhlet dan air tempat tanaman jahe diperoleh di pasar di Nigeria dan usia panen

tanaman jahe (semakin tua tanaman jahe saat dipanen semakin banyak

kandungan minyak atsiri di dalamnya)

Pada penelitian ini terdapat beberapa hambatan antara lain

1 Penggunaan media pertumbuhan Agar Darah yang baik bagi berbagai bakteri

sehingga mempermudah adanya kontaminasi

2 Bakteri Streptococcus viridans yang tidak dapat bertahan hidup dalam waktu

yang cukup lama

24

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

51 Kesimpulan

Pada penelitian ini berdasarkan hasil uji efektivitas dan analisis statistik

dapat disimpulkan bahwa

1 Ekstrak tanaman jahe dengan pelarut etanol 96 dapat memberikan efek

hambat terhadap pertumbuhan bakteri Strptococcus viridans (p lt 005)

2 Rata-rata efek hambat yang paling besar terdapat pada konsentrasi ekstrak

jahe 1000 mgml yaitu sebesar 1233 mm konsentrasi 800 mgml sebesar

11 mm konsentrasi 600 mgml sebesar 10 mm konsentrasi 500 mgml

sebesar 9 mm konsentrasi 200 mgml sebesar 767 mm dan konsentrasi

100 mgml sebesar 667 mm

3 Efektivitas ekstrak jahe (Zingiber officinale Roscoe) terhadap

pertumbuhan Streptococcus viridans termasuk dalam golongan respon

lemah

52 Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang ada maka disarankan bagi peneliti

selanjutnya

1 Melakukan penelitian lebih lanjut tentang pengaruh konsentrasi ekstrak

tanaman jahe terhadap bakteri Streptococcus viridans dengan menggunakan

konsentrasi yang lebih kecil daripada penelitian ini

2 Melakukan penelitian lebih lanjut tentang kerja antibakteri ekstrak jahe

terhadap bakteri lainnya

3 Melakukan uji aktivitas antibakteri esktrak tanaman jahe terhadap bakteri

Streptococcus viridans secara in-vivo

25

DAFTAR PUSTAKA

1 Fathia S dkk Aktivitas Antimikroba Ekstrak Jahe (Zingiber officinale

Roscoe) Terhadap Beberapa Bakteri Patogen Bogor Institut Pertanian

Bogor 2011

2 Santoso B Jahe Yogyakarta Penerbit Kanisius 15-17

3 Departemen Kesehatan RI Profil Kesehatan Indonesia Jakarta

Departemen Kesehatan RI 2005 Diunduh dari httpwwwdepkesgoid

Diakses pada 20 Januari 2013

4 Departemen Kesehatan RI Pharmaceutical Care Untuk Penyakit Saluran

Pernapasan 2005

5 Bisno A Acute Pharyngitis N Engl J Med 2001 344(3) Diunduh dari

httpwwwnejmorg Diakses pada 14 Februari 2013

6 Malu S Obochi G Tawo N Nyong B Antibacterial Activity And

Medicinal Properties Of Ginger (Zingiber officinale) Global Journal Of

Pure And Applied Sciences Nigeria 2009 Vol(3) 365-368

7 Astuti V Uji Antibakteri Ekstrak Jahe (Zingiber officinale Roscoe)

Terhadap Pertumbuhan Bakteri Escherichia coli Dan Staphylococcus

aureus Secara In Vitro Semarang Universitas Diponegoro 2000

8 Rukmana R Usaha Tani Jahe Yogyakarta Penerbit Kanisius 12-17

9 Miksusanti Kajian Aktivitas Antibakteri Minyak Atsiri Temu Kunci dan

Aplikasinya dalam Fil Edibel Antibakteri Bogor Institut Pertanian Bogor

2008

10 Kaushik P Evaluation of Various Crude Extracts of Zingiber officinale

Rhizome for Potential Antibacterial Activity A Study in Vitro India

Department of Botany and Microbiology Gurukul Kangri University

Scientific Research 2011 Diunduh di httpwwwSciRPorgjournalaim

Diakses 16 Februari 2013

11 Fathona D Kandungan Gingerol dan Shogaol Intensitas Kepedasan dan

Penerimaan Panelis terhadap Oleoresin Jahe gajah (Zingiber officinale

var Roscoe) Jahe Emprit (Zingiber officinale var Amarum) dan Jahe

Merah (Zingiber officinale var Rubrum) Bogor Institut Pertanian Bogor

2011

12 Duke J et al Handbook of Medicinal Hebrs United State of America

CRC Press 2000 327-328

26

13 Brooks GF Butel JS Ornston NL Mikrobiologi Kedokteran Jawetz

Jakarta Penerbit Buku Kedokteran EGC 1996 327-338

14 Chatim A Suharto Sterilisasi dan Desinfeksi Dalam Staf Pengajar

FKUI Buku Ajar Mikrobiologi Kedokteran Jakarta Binarupa Aksara

Publisher 64-69

15 Topazian R et al Oral and Maxillofacial Infections Philadelphia WB

Saunders Company 33-34

16 Refoua A Study of Streptococcus Viridans in the Maxillofacial Region

Original Article University of Medical Sciences Tehran Iran

2005Vol(4) 174-177

17 Kusmiyati Uji Aktivitas Senyawa Antibakteri dari Mikroalga

Porphyridium cruentum Pusat Penelitian Bioteknologi Lembaga Ilmu

Pengetahuan Indonesia (LIPI) Cibinong 2007 Vol(1) 48-53

18 Greenwood Antibiotics Susceptibility (Sensitivity) Test Antimicrobial and

Chemotheraphy United State of America Mc Graw Hill Company 1995

19 Dahlan M Sopiyudin Statistik untuk Kedokteran dan Kesehatan Edisi 3

Jakarta Salemba Medika 2009 83-105

20 Winarto W Tanaman Obat Indonesia Untuk Pengobatan Herbal

Karyasari Herba Media 2007

21 Hertiani T et al Effect of Indonesian Medicinal Plants Essential Oils on

Streptococcus mutans Biofilm Yogyakarta Faculty of Pharmacy UGM

2011

27

LAMPIRAN

Lampiran 1

Hasil IdentifikasiDeterminasi Bahan Uji

28

Lampiran 2

Hasil Ekstraksi Jahe

29

Lampiran 3

Data Hasil Uji Statistik

UJI NORMALITAS

30

31

32

33

34

35

36

37

38

39

40

41

42

43

44

45

46

Lampiran 4

Alat dan Bahan

Media Agar Darah Ekstrak Jahe Timbangan Tabung

Reaksi Sendok

Etanol 96 Ose Pinset

Tisu Spirtus Cawan Petri Vortex

Laminar Air Flow Lemari Pendingin

47

Lampiran 5

Uji Antibakteri Jahe Terhadap Streptococcus viridan

K (+)

K (-)

100mgml

500mgml

200mgml

K (-)

K (+)

600mgml 1000mgml

800mgml

48

Lampiran 6

Riwayat Penulis

Identitas

Nama Sidqa Hanief

Jenis Kelamin Perempuan

Tempat Tanggal Lahir Jakarta 21 Desember 1992

Agama Islam

Alamat Jl Masjid Al Munir No 44 RT 012 RW 003 Jakarta

Timur

Email sidqahnfhotmailcom

Riwayat Pendidikan

1997-1998 TK Purwarini Jakarta

1998-2004 SDS Angkasa 3 Jakarta

2004-2007 SMP Negeri 81 Jakarta

2007-2010 SMA Madania Indonesian School Bogor

2010-sekarang Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

Page 34: Efektivitas Ekstrak Jahe (Zingiber officinale Roscoe) Terhadap ...

24

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

51 Kesimpulan

Pada penelitian ini berdasarkan hasil uji efektivitas dan analisis statistik

dapat disimpulkan bahwa

1 Ekstrak tanaman jahe dengan pelarut etanol 96 dapat memberikan efek

hambat terhadap pertumbuhan bakteri Strptococcus viridans (p lt 005)

2 Rata-rata efek hambat yang paling besar terdapat pada konsentrasi ekstrak

jahe 1000 mgml yaitu sebesar 1233 mm konsentrasi 800 mgml sebesar

11 mm konsentrasi 600 mgml sebesar 10 mm konsentrasi 500 mgml

sebesar 9 mm konsentrasi 200 mgml sebesar 767 mm dan konsentrasi

100 mgml sebesar 667 mm

3 Efektivitas ekstrak jahe (Zingiber officinale Roscoe) terhadap

pertumbuhan Streptococcus viridans termasuk dalam golongan respon

lemah

52 Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang ada maka disarankan bagi peneliti

selanjutnya

1 Melakukan penelitian lebih lanjut tentang pengaruh konsentrasi ekstrak

tanaman jahe terhadap bakteri Streptococcus viridans dengan menggunakan

konsentrasi yang lebih kecil daripada penelitian ini

2 Melakukan penelitian lebih lanjut tentang kerja antibakteri ekstrak jahe

terhadap bakteri lainnya

3 Melakukan uji aktivitas antibakteri esktrak tanaman jahe terhadap bakteri

Streptococcus viridans secara in-vivo

25

DAFTAR PUSTAKA

1 Fathia S dkk Aktivitas Antimikroba Ekstrak Jahe (Zingiber officinale

Roscoe) Terhadap Beberapa Bakteri Patogen Bogor Institut Pertanian

Bogor 2011

2 Santoso B Jahe Yogyakarta Penerbit Kanisius 15-17

3 Departemen Kesehatan RI Profil Kesehatan Indonesia Jakarta

Departemen Kesehatan RI 2005 Diunduh dari httpwwwdepkesgoid

Diakses pada 20 Januari 2013

4 Departemen Kesehatan RI Pharmaceutical Care Untuk Penyakit Saluran

Pernapasan 2005

5 Bisno A Acute Pharyngitis N Engl J Med 2001 344(3) Diunduh dari

httpwwwnejmorg Diakses pada 14 Februari 2013

6 Malu S Obochi G Tawo N Nyong B Antibacterial Activity And

Medicinal Properties Of Ginger (Zingiber officinale) Global Journal Of

Pure And Applied Sciences Nigeria 2009 Vol(3) 365-368

7 Astuti V Uji Antibakteri Ekstrak Jahe (Zingiber officinale Roscoe)

Terhadap Pertumbuhan Bakteri Escherichia coli Dan Staphylococcus

aureus Secara In Vitro Semarang Universitas Diponegoro 2000

8 Rukmana R Usaha Tani Jahe Yogyakarta Penerbit Kanisius 12-17

9 Miksusanti Kajian Aktivitas Antibakteri Minyak Atsiri Temu Kunci dan

Aplikasinya dalam Fil Edibel Antibakteri Bogor Institut Pertanian Bogor

2008

10 Kaushik P Evaluation of Various Crude Extracts of Zingiber officinale

Rhizome for Potential Antibacterial Activity A Study in Vitro India

Department of Botany and Microbiology Gurukul Kangri University

Scientific Research 2011 Diunduh di httpwwwSciRPorgjournalaim

Diakses 16 Februari 2013

11 Fathona D Kandungan Gingerol dan Shogaol Intensitas Kepedasan dan

Penerimaan Panelis terhadap Oleoresin Jahe gajah (Zingiber officinale

var Roscoe) Jahe Emprit (Zingiber officinale var Amarum) dan Jahe

Merah (Zingiber officinale var Rubrum) Bogor Institut Pertanian Bogor

2011

12 Duke J et al Handbook of Medicinal Hebrs United State of America

CRC Press 2000 327-328

26

13 Brooks GF Butel JS Ornston NL Mikrobiologi Kedokteran Jawetz

Jakarta Penerbit Buku Kedokteran EGC 1996 327-338

14 Chatim A Suharto Sterilisasi dan Desinfeksi Dalam Staf Pengajar

FKUI Buku Ajar Mikrobiologi Kedokteran Jakarta Binarupa Aksara

Publisher 64-69

15 Topazian R et al Oral and Maxillofacial Infections Philadelphia WB

Saunders Company 33-34

16 Refoua A Study of Streptococcus Viridans in the Maxillofacial Region

Original Article University of Medical Sciences Tehran Iran

2005Vol(4) 174-177

17 Kusmiyati Uji Aktivitas Senyawa Antibakteri dari Mikroalga

Porphyridium cruentum Pusat Penelitian Bioteknologi Lembaga Ilmu

Pengetahuan Indonesia (LIPI) Cibinong 2007 Vol(1) 48-53

18 Greenwood Antibiotics Susceptibility (Sensitivity) Test Antimicrobial and

Chemotheraphy United State of America Mc Graw Hill Company 1995

19 Dahlan M Sopiyudin Statistik untuk Kedokteran dan Kesehatan Edisi 3

Jakarta Salemba Medika 2009 83-105

20 Winarto W Tanaman Obat Indonesia Untuk Pengobatan Herbal

Karyasari Herba Media 2007

21 Hertiani T et al Effect of Indonesian Medicinal Plants Essential Oils on

Streptococcus mutans Biofilm Yogyakarta Faculty of Pharmacy UGM

2011

27

LAMPIRAN

Lampiran 1

Hasil IdentifikasiDeterminasi Bahan Uji

28

Lampiran 2

Hasil Ekstraksi Jahe

29

Lampiran 3

Data Hasil Uji Statistik

UJI NORMALITAS

30

31

32

33

34

35

36

37

38

39

40

41

42

43

44

45

46

Lampiran 4

Alat dan Bahan

Media Agar Darah Ekstrak Jahe Timbangan Tabung

Reaksi Sendok

Etanol 96 Ose Pinset

Tisu Spirtus Cawan Petri Vortex

Laminar Air Flow Lemari Pendingin

47

Lampiran 5

Uji Antibakteri Jahe Terhadap Streptococcus viridan

K (+)

K (-)

100mgml

500mgml

200mgml

K (-)

K (+)

600mgml 1000mgml

800mgml

48

Lampiran 6

Riwayat Penulis

Identitas

Nama Sidqa Hanief

Jenis Kelamin Perempuan

Tempat Tanggal Lahir Jakarta 21 Desember 1992

Agama Islam

Alamat Jl Masjid Al Munir No 44 RT 012 RW 003 Jakarta

Timur

Email sidqahnfhotmailcom

Riwayat Pendidikan

1997-1998 TK Purwarini Jakarta

1998-2004 SDS Angkasa 3 Jakarta

2004-2007 SMP Negeri 81 Jakarta

2007-2010 SMA Madania Indonesian School Bogor

2010-sekarang Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

Page 35: Efektivitas Ekstrak Jahe (Zingiber officinale Roscoe) Terhadap ...

25

DAFTAR PUSTAKA

1 Fathia S dkk Aktivitas Antimikroba Ekstrak Jahe (Zingiber officinale

Roscoe) Terhadap Beberapa Bakteri Patogen Bogor Institut Pertanian

Bogor 2011

2 Santoso B Jahe Yogyakarta Penerbit Kanisius 15-17

3 Departemen Kesehatan RI Profil Kesehatan Indonesia Jakarta

Departemen Kesehatan RI 2005 Diunduh dari httpwwwdepkesgoid

Diakses pada 20 Januari 2013

4 Departemen Kesehatan RI Pharmaceutical Care Untuk Penyakit Saluran

Pernapasan 2005

5 Bisno A Acute Pharyngitis N Engl J Med 2001 344(3) Diunduh dari

httpwwwnejmorg Diakses pada 14 Februari 2013

6 Malu S Obochi G Tawo N Nyong B Antibacterial Activity And

Medicinal Properties Of Ginger (Zingiber officinale) Global Journal Of

Pure And Applied Sciences Nigeria 2009 Vol(3) 365-368

7 Astuti V Uji Antibakteri Ekstrak Jahe (Zingiber officinale Roscoe)

Terhadap Pertumbuhan Bakteri Escherichia coli Dan Staphylococcus

aureus Secara In Vitro Semarang Universitas Diponegoro 2000

8 Rukmana R Usaha Tani Jahe Yogyakarta Penerbit Kanisius 12-17

9 Miksusanti Kajian Aktivitas Antibakteri Minyak Atsiri Temu Kunci dan

Aplikasinya dalam Fil Edibel Antibakteri Bogor Institut Pertanian Bogor

2008

10 Kaushik P Evaluation of Various Crude Extracts of Zingiber officinale

Rhizome for Potential Antibacterial Activity A Study in Vitro India

Department of Botany and Microbiology Gurukul Kangri University

Scientific Research 2011 Diunduh di httpwwwSciRPorgjournalaim

Diakses 16 Februari 2013

11 Fathona D Kandungan Gingerol dan Shogaol Intensitas Kepedasan dan

Penerimaan Panelis terhadap Oleoresin Jahe gajah (Zingiber officinale

var Roscoe) Jahe Emprit (Zingiber officinale var Amarum) dan Jahe

Merah (Zingiber officinale var Rubrum) Bogor Institut Pertanian Bogor

2011

12 Duke J et al Handbook of Medicinal Hebrs United State of America

CRC Press 2000 327-328

26

13 Brooks GF Butel JS Ornston NL Mikrobiologi Kedokteran Jawetz

Jakarta Penerbit Buku Kedokteran EGC 1996 327-338

14 Chatim A Suharto Sterilisasi dan Desinfeksi Dalam Staf Pengajar

FKUI Buku Ajar Mikrobiologi Kedokteran Jakarta Binarupa Aksara

Publisher 64-69

15 Topazian R et al Oral and Maxillofacial Infections Philadelphia WB

Saunders Company 33-34

16 Refoua A Study of Streptococcus Viridans in the Maxillofacial Region

Original Article University of Medical Sciences Tehran Iran

2005Vol(4) 174-177

17 Kusmiyati Uji Aktivitas Senyawa Antibakteri dari Mikroalga

Porphyridium cruentum Pusat Penelitian Bioteknologi Lembaga Ilmu

Pengetahuan Indonesia (LIPI) Cibinong 2007 Vol(1) 48-53

18 Greenwood Antibiotics Susceptibility (Sensitivity) Test Antimicrobial and

Chemotheraphy United State of America Mc Graw Hill Company 1995

19 Dahlan M Sopiyudin Statistik untuk Kedokteran dan Kesehatan Edisi 3

Jakarta Salemba Medika 2009 83-105

20 Winarto W Tanaman Obat Indonesia Untuk Pengobatan Herbal

Karyasari Herba Media 2007

21 Hertiani T et al Effect of Indonesian Medicinal Plants Essential Oils on

Streptococcus mutans Biofilm Yogyakarta Faculty of Pharmacy UGM

2011

27

LAMPIRAN

Lampiran 1

Hasil IdentifikasiDeterminasi Bahan Uji

28

Lampiran 2

Hasil Ekstraksi Jahe

29

Lampiran 3

Data Hasil Uji Statistik

UJI NORMALITAS

30

31

32

33

34

35

36

37

38

39

40

41

42

43

44

45

46

Lampiran 4

Alat dan Bahan

Media Agar Darah Ekstrak Jahe Timbangan Tabung

Reaksi Sendok

Etanol 96 Ose Pinset

Tisu Spirtus Cawan Petri Vortex

Laminar Air Flow Lemari Pendingin

47

Lampiran 5

Uji Antibakteri Jahe Terhadap Streptococcus viridan

K (+)

K (-)

100mgml

500mgml

200mgml

K (-)

K (+)

600mgml 1000mgml

800mgml

48

Lampiran 6

Riwayat Penulis

Identitas

Nama Sidqa Hanief

Jenis Kelamin Perempuan

Tempat Tanggal Lahir Jakarta 21 Desember 1992

Agama Islam

Alamat Jl Masjid Al Munir No 44 RT 012 RW 003 Jakarta

Timur

Email sidqahnfhotmailcom

Riwayat Pendidikan

1997-1998 TK Purwarini Jakarta

1998-2004 SDS Angkasa 3 Jakarta

2004-2007 SMP Negeri 81 Jakarta

2007-2010 SMA Madania Indonesian School Bogor

2010-sekarang Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

Page 36: Efektivitas Ekstrak Jahe (Zingiber officinale Roscoe) Terhadap ...

26

13 Brooks GF Butel JS Ornston NL Mikrobiologi Kedokteran Jawetz

Jakarta Penerbit Buku Kedokteran EGC 1996 327-338

14 Chatim A Suharto Sterilisasi dan Desinfeksi Dalam Staf Pengajar

FKUI Buku Ajar Mikrobiologi Kedokteran Jakarta Binarupa Aksara

Publisher 64-69

15 Topazian R et al Oral and Maxillofacial Infections Philadelphia WB

Saunders Company 33-34

16 Refoua A Study of Streptococcus Viridans in the Maxillofacial Region

Original Article University of Medical Sciences Tehran Iran

2005Vol(4) 174-177

17 Kusmiyati Uji Aktivitas Senyawa Antibakteri dari Mikroalga

Porphyridium cruentum Pusat Penelitian Bioteknologi Lembaga Ilmu

Pengetahuan Indonesia (LIPI) Cibinong 2007 Vol(1) 48-53

18 Greenwood Antibiotics Susceptibility (Sensitivity) Test Antimicrobial and

Chemotheraphy United State of America Mc Graw Hill Company 1995

19 Dahlan M Sopiyudin Statistik untuk Kedokteran dan Kesehatan Edisi 3

Jakarta Salemba Medika 2009 83-105

20 Winarto W Tanaman Obat Indonesia Untuk Pengobatan Herbal

Karyasari Herba Media 2007

21 Hertiani T et al Effect of Indonesian Medicinal Plants Essential Oils on

Streptococcus mutans Biofilm Yogyakarta Faculty of Pharmacy UGM

2011

27

LAMPIRAN

Lampiran 1

Hasil IdentifikasiDeterminasi Bahan Uji

28

Lampiran 2

Hasil Ekstraksi Jahe

29

Lampiran 3

Data Hasil Uji Statistik

UJI NORMALITAS

30

31

32

33

34

35

36

37

38

39

40

41

42

43

44

45

46

Lampiran 4

Alat dan Bahan

Media Agar Darah Ekstrak Jahe Timbangan Tabung

Reaksi Sendok

Etanol 96 Ose Pinset

Tisu Spirtus Cawan Petri Vortex

Laminar Air Flow Lemari Pendingin

47

Lampiran 5

Uji Antibakteri Jahe Terhadap Streptococcus viridan

K (+)

K (-)

100mgml

500mgml

200mgml

K (-)

K (+)

600mgml 1000mgml

800mgml

48

Lampiran 6

Riwayat Penulis

Identitas

Nama Sidqa Hanief

Jenis Kelamin Perempuan

Tempat Tanggal Lahir Jakarta 21 Desember 1992

Agama Islam

Alamat Jl Masjid Al Munir No 44 RT 012 RW 003 Jakarta

Timur

Email sidqahnfhotmailcom

Riwayat Pendidikan

1997-1998 TK Purwarini Jakarta

1998-2004 SDS Angkasa 3 Jakarta

2004-2007 SMP Negeri 81 Jakarta

2007-2010 SMA Madania Indonesian School Bogor

2010-sekarang Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

Page 37: Efektivitas Ekstrak Jahe (Zingiber officinale Roscoe) Terhadap ...

27

LAMPIRAN

Lampiran 1

Hasil IdentifikasiDeterminasi Bahan Uji

28

Lampiran 2

Hasil Ekstraksi Jahe

29

Lampiran 3

Data Hasil Uji Statistik

UJI NORMALITAS

30

31

32

33

34

35

36

37

38

39

40

41

42

43

44

45

46

Lampiran 4

Alat dan Bahan

Media Agar Darah Ekstrak Jahe Timbangan Tabung

Reaksi Sendok

Etanol 96 Ose Pinset

Tisu Spirtus Cawan Petri Vortex

Laminar Air Flow Lemari Pendingin

47

Lampiran 5

Uji Antibakteri Jahe Terhadap Streptococcus viridan

K (+)

K (-)

100mgml

500mgml

200mgml

K (-)

K (+)

600mgml 1000mgml

800mgml

48

Lampiran 6

Riwayat Penulis

Identitas

Nama Sidqa Hanief

Jenis Kelamin Perempuan

Tempat Tanggal Lahir Jakarta 21 Desember 1992

Agama Islam

Alamat Jl Masjid Al Munir No 44 RT 012 RW 003 Jakarta

Timur

Email sidqahnfhotmailcom

Riwayat Pendidikan

1997-1998 TK Purwarini Jakarta

1998-2004 SDS Angkasa 3 Jakarta

2004-2007 SMP Negeri 81 Jakarta

2007-2010 SMA Madania Indonesian School Bogor

2010-sekarang Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

Page 38: Efektivitas Ekstrak Jahe (Zingiber officinale Roscoe) Terhadap ...

28

Lampiran 2

Hasil Ekstraksi Jahe

29

Lampiran 3

Data Hasil Uji Statistik

UJI NORMALITAS

30

31

32

33

34

35

36

37

38

39

40

41

42

43

44

45

46

Lampiran 4

Alat dan Bahan

Media Agar Darah Ekstrak Jahe Timbangan Tabung

Reaksi Sendok

Etanol 96 Ose Pinset

Tisu Spirtus Cawan Petri Vortex

Laminar Air Flow Lemari Pendingin

47

Lampiran 5

Uji Antibakteri Jahe Terhadap Streptococcus viridan

K (+)

K (-)

100mgml

500mgml

200mgml

K (-)

K (+)

600mgml 1000mgml

800mgml

48

Lampiran 6

Riwayat Penulis

Identitas

Nama Sidqa Hanief

Jenis Kelamin Perempuan

Tempat Tanggal Lahir Jakarta 21 Desember 1992

Agama Islam

Alamat Jl Masjid Al Munir No 44 RT 012 RW 003 Jakarta

Timur

Email sidqahnfhotmailcom

Riwayat Pendidikan

1997-1998 TK Purwarini Jakarta

1998-2004 SDS Angkasa 3 Jakarta

2004-2007 SMP Negeri 81 Jakarta

2007-2010 SMA Madania Indonesian School Bogor

2010-sekarang Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

Page 39: Efektivitas Ekstrak Jahe (Zingiber officinale Roscoe) Terhadap ...

29

Lampiran 3

Data Hasil Uji Statistik

UJI NORMALITAS

30

31

32

33

34

35

36

37

38

39

40

41

42

43

44

45

46

Lampiran 4

Alat dan Bahan

Media Agar Darah Ekstrak Jahe Timbangan Tabung

Reaksi Sendok

Etanol 96 Ose Pinset

Tisu Spirtus Cawan Petri Vortex

Laminar Air Flow Lemari Pendingin

47

Lampiran 5

Uji Antibakteri Jahe Terhadap Streptococcus viridan

K (+)

K (-)

100mgml

500mgml

200mgml

K (-)

K (+)

600mgml 1000mgml

800mgml

48

Lampiran 6

Riwayat Penulis

Identitas

Nama Sidqa Hanief

Jenis Kelamin Perempuan

Tempat Tanggal Lahir Jakarta 21 Desember 1992

Agama Islam

Alamat Jl Masjid Al Munir No 44 RT 012 RW 003 Jakarta

Timur

Email sidqahnfhotmailcom

Riwayat Pendidikan

1997-1998 TK Purwarini Jakarta

1998-2004 SDS Angkasa 3 Jakarta

2004-2007 SMP Negeri 81 Jakarta

2007-2010 SMA Madania Indonesian School Bogor

2010-sekarang Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

Page 40: Efektivitas Ekstrak Jahe (Zingiber officinale Roscoe) Terhadap ...

30

31

32

33

34

35

36

37

38

39

40

41

42

43

44

45

46

Lampiran 4

Alat dan Bahan

Media Agar Darah Ekstrak Jahe Timbangan Tabung

Reaksi Sendok

Etanol 96 Ose Pinset

Tisu Spirtus Cawan Petri Vortex

Laminar Air Flow Lemari Pendingin

47

Lampiran 5

Uji Antibakteri Jahe Terhadap Streptococcus viridan

K (+)

K (-)

100mgml

500mgml

200mgml

K (-)

K (+)

600mgml 1000mgml

800mgml

48

Lampiran 6

Riwayat Penulis

Identitas

Nama Sidqa Hanief

Jenis Kelamin Perempuan

Tempat Tanggal Lahir Jakarta 21 Desember 1992

Agama Islam

Alamat Jl Masjid Al Munir No 44 RT 012 RW 003 Jakarta

Timur

Email sidqahnfhotmailcom

Riwayat Pendidikan

1997-1998 TK Purwarini Jakarta

1998-2004 SDS Angkasa 3 Jakarta

2004-2007 SMP Negeri 81 Jakarta

2007-2010 SMA Madania Indonesian School Bogor

2010-sekarang Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

Page 41: Efektivitas Ekstrak Jahe (Zingiber officinale Roscoe) Terhadap ...

31

32

33

34

35

36

37

38

39

40

41

42

43

44

45

46

Lampiran 4

Alat dan Bahan

Media Agar Darah Ekstrak Jahe Timbangan Tabung

Reaksi Sendok

Etanol 96 Ose Pinset

Tisu Spirtus Cawan Petri Vortex

Laminar Air Flow Lemari Pendingin

47

Lampiran 5

Uji Antibakteri Jahe Terhadap Streptococcus viridan

K (+)

K (-)

100mgml

500mgml

200mgml

K (-)

K (+)

600mgml 1000mgml

800mgml

48

Lampiran 6

Riwayat Penulis

Identitas

Nama Sidqa Hanief

Jenis Kelamin Perempuan

Tempat Tanggal Lahir Jakarta 21 Desember 1992

Agama Islam

Alamat Jl Masjid Al Munir No 44 RT 012 RW 003 Jakarta

Timur

Email sidqahnfhotmailcom

Riwayat Pendidikan

1997-1998 TK Purwarini Jakarta

1998-2004 SDS Angkasa 3 Jakarta

2004-2007 SMP Negeri 81 Jakarta

2007-2010 SMA Madania Indonesian School Bogor

2010-sekarang Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

Page 42: Efektivitas Ekstrak Jahe (Zingiber officinale Roscoe) Terhadap ...

32

33

34

35

36

37

38

39

40

41

42

43

44

45

46

Lampiran 4

Alat dan Bahan

Media Agar Darah Ekstrak Jahe Timbangan Tabung

Reaksi Sendok

Etanol 96 Ose Pinset

Tisu Spirtus Cawan Petri Vortex

Laminar Air Flow Lemari Pendingin

47

Lampiran 5

Uji Antibakteri Jahe Terhadap Streptococcus viridan

K (+)

K (-)

100mgml

500mgml

200mgml

K (-)

K (+)

600mgml 1000mgml

800mgml

48

Lampiran 6

Riwayat Penulis

Identitas

Nama Sidqa Hanief

Jenis Kelamin Perempuan

Tempat Tanggal Lahir Jakarta 21 Desember 1992

Agama Islam

Alamat Jl Masjid Al Munir No 44 RT 012 RW 003 Jakarta

Timur

Email sidqahnfhotmailcom

Riwayat Pendidikan

1997-1998 TK Purwarini Jakarta

1998-2004 SDS Angkasa 3 Jakarta

2004-2007 SMP Negeri 81 Jakarta

2007-2010 SMA Madania Indonesian School Bogor

2010-sekarang Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

Page 43: Efektivitas Ekstrak Jahe (Zingiber officinale Roscoe) Terhadap ...

33

34

35

36

37

38

39

40

41

42

43

44

45

46

Lampiran 4

Alat dan Bahan

Media Agar Darah Ekstrak Jahe Timbangan Tabung

Reaksi Sendok

Etanol 96 Ose Pinset

Tisu Spirtus Cawan Petri Vortex

Laminar Air Flow Lemari Pendingin

47

Lampiran 5

Uji Antibakteri Jahe Terhadap Streptococcus viridan

K (+)

K (-)

100mgml

500mgml

200mgml

K (-)

K (+)

600mgml 1000mgml

800mgml

48

Lampiran 6

Riwayat Penulis

Identitas

Nama Sidqa Hanief

Jenis Kelamin Perempuan

Tempat Tanggal Lahir Jakarta 21 Desember 1992

Agama Islam

Alamat Jl Masjid Al Munir No 44 RT 012 RW 003 Jakarta

Timur

Email sidqahnfhotmailcom

Riwayat Pendidikan

1997-1998 TK Purwarini Jakarta

1998-2004 SDS Angkasa 3 Jakarta

2004-2007 SMP Negeri 81 Jakarta

2007-2010 SMA Madania Indonesian School Bogor

2010-sekarang Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

Page 44: Efektivitas Ekstrak Jahe (Zingiber officinale Roscoe) Terhadap ...

34

35

36

37

38

39

40

41

42

43

44

45

46

Lampiran 4

Alat dan Bahan

Media Agar Darah Ekstrak Jahe Timbangan Tabung

Reaksi Sendok

Etanol 96 Ose Pinset

Tisu Spirtus Cawan Petri Vortex

Laminar Air Flow Lemari Pendingin

47

Lampiran 5

Uji Antibakteri Jahe Terhadap Streptococcus viridan

K (+)

K (-)

100mgml

500mgml

200mgml

K (-)

K (+)

600mgml 1000mgml

800mgml

48

Lampiran 6

Riwayat Penulis

Identitas

Nama Sidqa Hanief

Jenis Kelamin Perempuan

Tempat Tanggal Lahir Jakarta 21 Desember 1992

Agama Islam

Alamat Jl Masjid Al Munir No 44 RT 012 RW 003 Jakarta

Timur

Email sidqahnfhotmailcom

Riwayat Pendidikan

1997-1998 TK Purwarini Jakarta

1998-2004 SDS Angkasa 3 Jakarta

2004-2007 SMP Negeri 81 Jakarta

2007-2010 SMA Madania Indonesian School Bogor

2010-sekarang Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

Page 45: Efektivitas Ekstrak Jahe (Zingiber officinale Roscoe) Terhadap ...

35

36

37

38

39

40

41

42

43

44

45

46

Lampiran 4

Alat dan Bahan

Media Agar Darah Ekstrak Jahe Timbangan Tabung

Reaksi Sendok

Etanol 96 Ose Pinset

Tisu Spirtus Cawan Petri Vortex

Laminar Air Flow Lemari Pendingin

47

Lampiran 5

Uji Antibakteri Jahe Terhadap Streptococcus viridan

K (+)

K (-)

100mgml

500mgml

200mgml

K (-)

K (+)

600mgml 1000mgml

800mgml

48

Lampiran 6

Riwayat Penulis

Identitas

Nama Sidqa Hanief

Jenis Kelamin Perempuan

Tempat Tanggal Lahir Jakarta 21 Desember 1992

Agama Islam

Alamat Jl Masjid Al Munir No 44 RT 012 RW 003 Jakarta

Timur

Email sidqahnfhotmailcom

Riwayat Pendidikan

1997-1998 TK Purwarini Jakarta

1998-2004 SDS Angkasa 3 Jakarta

2004-2007 SMP Negeri 81 Jakarta

2007-2010 SMA Madania Indonesian School Bogor

2010-sekarang Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

Page 46: Efektivitas Ekstrak Jahe (Zingiber officinale Roscoe) Terhadap ...

36

37

38

39

40

41

42

43

44

45

46

Lampiran 4

Alat dan Bahan

Media Agar Darah Ekstrak Jahe Timbangan Tabung

Reaksi Sendok

Etanol 96 Ose Pinset

Tisu Spirtus Cawan Petri Vortex

Laminar Air Flow Lemari Pendingin

47

Lampiran 5

Uji Antibakteri Jahe Terhadap Streptococcus viridan

K (+)

K (-)

100mgml

500mgml

200mgml

K (-)

K (+)

600mgml 1000mgml

800mgml

48

Lampiran 6

Riwayat Penulis

Identitas

Nama Sidqa Hanief

Jenis Kelamin Perempuan

Tempat Tanggal Lahir Jakarta 21 Desember 1992

Agama Islam

Alamat Jl Masjid Al Munir No 44 RT 012 RW 003 Jakarta

Timur

Email sidqahnfhotmailcom

Riwayat Pendidikan

1997-1998 TK Purwarini Jakarta

1998-2004 SDS Angkasa 3 Jakarta

2004-2007 SMP Negeri 81 Jakarta

2007-2010 SMA Madania Indonesian School Bogor

2010-sekarang Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

Page 47: Efektivitas Ekstrak Jahe (Zingiber officinale Roscoe) Terhadap ...

37

38

39

40

41

42

43

44

45

46

Lampiran 4

Alat dan Bahan

Media Agar Darah Ekstrak Jahe Timbangan Tabung

Reaksi Sendok

Etanol 96 Ose Pinset

Tisu Spirtus Cawan Petri Vortex

Laminar Air Flow Lemari Pendingin

47

Lampiran 5

Uji Antibakteri Jahe Terhadap Streptococcus viridan

K (+)

K (-)

100mgml

500mgml

200mgml

K (-)

K (+)

600mgml 1000mgml

800mgml

48

Lampiran 6

Riwayat Penulis

Identitas

Nama Sidqa Hanief

Jenis Kelamin Perempuan

Tempat Tanggal Lahir Jakarta 21 Desember 1992

Agama Islam

Alamat Jl Masjid Al Munir No 44 RT 012 RW 003 Jakarta

Timur

Email sidqahnfhotmailcom

Riwayat Pendidikan

1997-1998 TK Purwarini Jakarta

1998-2004 SDS Angkasa 3 Jakarta

2004-2007 SMP Negeri 81 Jakarta

2007-2010 SMA Madania Indonesian School Bogor

2010-sekarang Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

Page 48: Efektivitas Ekstrak Jahe (Zingiber officinale Roscoe) Terhadap ...

38

39

40

41

42

43

44

45

46

Lampiran 4

Alat dan Bahan

Media Agar Darah Ekstrak Jahe Timbangan Tabung

Reaksi Sendok

Etanol 96 Ose Pinset

Tisu Spirtus Cawan Petri Vortex

Laminar Air Flow Lemari Pendingin

47

Lampiran 5

Uji Antibakteri Jahe Terhadap Streptococcus viridan

K (+)

K (-)

100mgml

500mgml

200mgml

K (-)

K (+)

600mgml 1000mgml

800mgml

48

Lampiran 6

Riwayat Penulis

Identitas

Nama Sidqa Hanief

Jenis Kelamin Perempuan

Tempat Tanggal Lahir Jakarta 21 Desember 1992

Agama Islam

Alamat Jl Masjid Al Munir No 44 RT 012 RW 003 Jakarta

Timur

Email sidqahnfhotmailcom

Riwayat Pendidikan

1997-1998 TK Purwarini Jakarta

1998-2004 SDS Angkasa 3 Jakarta

2004-2007 SMP Negeri 81 Jakarta

2007-2010 SMA Madania Indonesian School Bogor

2010-sekarang Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

Page 49: Efektivitas Ekstrak Jahe (Zingiber officinale Roscoe) Terhadap ...

39

40

41

42

43

44

45

46

Lampiran 4

Alat dan Bahan

Media Agar Darah Ekstrak Jahe Timbangan Tabung

Reaksi Sendok

Etanol 96 Ose Pinset

Tisu Spirtus Cawan Petri Vortex

Laminar Air Flow Lemari Pendingin

47

Lampiran 5

Uji Antibakteri Jahe Terhadap Streptococcus viridan

K (+)

K (-)

100mgml

500mgml

200mgml

K (-)

K (+)

600mgml 1000mgml

800mgml

48

Lampiran 6

Riwayat Penulis

Identitas

Nama Sidqa Hanief

Jenis Kelamin Perempuan

Tempat Tanggal Lahir Jakarta 21 Desember 1992

Agama Islam

Alamat Jl Masjid Al Munir No 44 RT 012 RW 003 Jakarta

Timur

Email sidqahnfhotmailcom

Riwayat Pendidikan

1997-1998 TK Purwarini Jakarta

1998-2004 SDS Angkasa 3 Jakarta

2004-2007 SMP Negeri 81 Jakarta

2007-2010 SMA Madania Indonesian School Bogor

2010-sekarang Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

Page 50: Efektivitas Ekstrak Jahe (Zingiber officinale Roscoe) Terhadap ...

40

41

42

43

44

45

46

Lampiran 4

Alat dan Bahan

Media Agar Darah Ekstrak Jahe Timbangan Tabung

Reaksi Sendok

Etanol 96 Ose Pinset

Tisu Spirtus Cawan Petri Vortex

Laminar Air Flow Lemari Pendingin

47

Lampiran 5

Uji Antibakteri Jahe Terhadap Streptococcus viridan

K (+)

K (-)

100mgml

500mgml

200mgml

K (-)

K (+)

600mgml 1000mgml

800mgml

48

Lampiran 6

Riwayat Penulis

Identitas

Nama Sidqa Hanief

Jenis Kelamin Perempuan

Tempat Tanggal Lahir Jakarta 21 Desember 1992

Agama Islam

Alamat Jl Masjid Al Munir No 44 RT 012 RW 003 Jakarta

Timur

Email sidqahnfhotmailcom

Riwayat Pendidikan

1997-1998 TK Purwarini Jakarta

1998-2004 SDS Angkasa 3 Jakarta

2004-2007 SMP Negeri 81 Jakarta

2007-2010 SMA Madania Indonesian School Bogor

2010-sekarang Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

Page 51: Efektivitas Ekstrak Jahe (Zingiber officinale Roscoe) Terhadap ...

41

42

43

44

45

46

Lampiran 4

Alat dan Bahan

Media Agar Darah Ekstrak Jahe Timbangan Tabung

Reaksi Sendok

Etanol 96 Ose Pinset

Tisu Spirtus Cawan Petri Vortex

Laminar Air Flow Lemari Pendingin

47

Lampiran 5

Uji Antibakteri Jahe Terhadap Streptococcus viridan

K (+)

K (-)

100mgml

500mgml

200mgml

K (-)

K (+)

600mgml 1000mgml

800mgml

48

Lampiran 6

Riwayat Penulis

Identitas

Nama Sidqa Hanief

Jenis Kelamin Perempuan

Tempat Tanggal Lahir Jakarta 21 Desember 1992

Agama Islam

Alamat Jl Masjid Al Munir No 44 RT 012 RW 003 Jakarta

Timur

Email sidqahnfhotmailcom

Riwayat Pendidikan

1997-1998 TK Purwarini Jakarta

1998-2004 SDS Angkasa 3 Jakarta

2004-2007 SMP Negeri 81 Jakarta

2007-2010 SMA Madania Indonesian School Bogor

2010-sekarang Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

Page 52: Efektivitas Ekstrak Jahe (Zingiber officinale Roscoe) Terhadap ...

42

43

44

45

46

Lampiran 4

Alat dan Bahan

Media Agar Darah Ekstrak Jahe Timbangan Tabung

Reaksi Sendok

Etanol 96 Ose Pinset

Tisu Spirtus Cawan Petri Vortex

Laminar Air Flow Lemari Pendingin

47

Lampiran 5

Uji Antibakteri Jahe Terhadap Streptococcus viridan

K (+)

K (-)

100mgml

500mgml

200mgml

K (-)

K (+)

600mgml 1000mgml

800mgml

48

Lampiran 6

Riwayat Penulis

Identitas

Nama Sidqa Hanief

Jenis Kelamin Perempuan

Tempat Tanggal Lahir Jakarta 21 Desember 1992

Agama Islam

Alamat Jl Masjid Al Munir No 44 RT 012 RW 003 Jakarta

Timur

Email sidqahnfhotmailcom

Riwayat Pendidikan

1997-1998 TK Purwarini Jakarta

1998-2004 SDS Angkasa 3 Jakarta

2004-2007 SMP Negeri 81 Jakarta

2007-2010 SMA Madania Indonesian School Bogor

2010-sekarang Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

Page 53: Efektivitas Ekstrak Jahe (Zingiber officinale Roscoe) Terhadap ...

43

44

45

46

Lampiran 4

Alat dan Bahan

Media Agar Darah Ekstrak Jahe Timbangan Tabung

Reaksi Sendok

Etanol 96 Ose Pinset

Tisu Spirtus Cawan Petri Vortex

Laminar Air Flow Lemari Pendingin

47

Lampiran 5

Uji Antibakteri Jahe Terhadap Streptococcus viridan

K (+)

K (-)

100mgml

500mgml

200mgml

K (-)

K (+)

600mgml 1000mgml

800mgml

48

Lampiran 6

Riwayat Penulis

Identitas

Nama Sidqa Hanief

Jenis Kelamin Perempuan

Tempat Tanggal Lahir Jakarta 21 Desember 1992

Agama Islam

Alamat Jl Masjid Al Munir No 44 RT 012 RW 003 Jakarta

Timur

Email sidqahnfhotmailcom

Riwayat Pendidikan

1997-1998 TK Purwarini Jakarta

1998-2004 SDS Angkasa 3 Jakarta

2004-2007 SMP Negeri 81 Jakarta

2007-2010 SMA Madania Indonesian School Bogor

2010-sekarang Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

Page 54: Efektivitas Ekstrak Jahe (Zingiber officinale Roscoe) Terhadap ...

44

45

46

Lampiran 4

Alat dan Bahan

Media Agar Darah Ekstrak Jahe Timbangan Tabung

Reaksi Sendok

Etanol 96 Ose Pinset

Tisu Spirtus Cawan Petri Vortex

Laminar Air Flow Lemari Pendingin

47

Lampiran 5

Uji Antibakteri Jahe Terhadap Streptococcus viridan

K (+)

K (-)

100mgml

500mgml

200mgml

K (-)

K (+)

600mgml 1000mgml

800mgml

48

Lampiran 6

Riwayat Penulis

Identitas

Nama Sidqa Hanief

Jenis Kelamin Perempuan

Tempat Tanggal Lahir Jakarta 21 Desember 1992

Agama Islam

Alamat Jl Masjid Al Munir No 44 RT 012 RW 003 Jakarta

Timur

Email sidqahnfhotmailcom

Riwayat Pendidikan

1997-1998 TK Purwarini Jakarta

1998-2004 SDS Angkasa 3 Jakarta

2004-2007 SMP Negeri 81 Jakarta

2007-2010 SMA Madania Indonesian School Bogor

2010-sekarang Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

Page 55: Efektivitas Ekstrak Jahe (Zingiber officinale Roscoe) Terhadap ...

45

46

Lampiran 4

Alat dan Bahan

Media Agar Darah Ekstrak Jahe Timbangan Tabung

Reaksi Sendok

Etanol 96 Ose Pinset

Tisu Spirtus Cawan Petri Vortex

Laminar Air Flow Lemari Pendingin

47

Lampiran 5

Uji Antibakteri Jahe Terhadap Streptococcus viridan

K (+)

K (-)

100mgml

500mgml

200mgml

K (-)

K (+)

600mgml 1000mgml

800mgml

48

Lampiran 6

Riwayat Penulis

Identitas

Nama Sidqa Hanief

Jenis Kelamin Perempuan

Tempat Tanggal Lahir Jakarta 21 Desember 1992

Agama Islam

Alamat Jl Masjid Al Munir No 44 RT 012 RW 003 Jakarta

Timur

Email sidqahnfhotmailcom

Riwayat Pendidikan

1997-1998 TK Purwarini Jakarta

1998-2004 SDS Angkasa 3 Jakarta

2004-2007 SMP Negeri 81 Jakarta

2007-2010 SMA Madania Indonesian School Bogor

2010-sekarang Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

Page 56: Efektivitas Ekstrak Jahe (Zingiber officinale Roscoe) Terhadap ...

46

Lampiran 4

Alat dan Bahan

Media Agar Darah Ekstrak Jahe Timbangan Tabung

Reaksi Sendok

Etanol 96 Ose Pinset

Tisu Spirtus Cawan Petri Vortex

Laminar Air Flow Lemari Pendingin

47

Lampiran 5

Uji Antibakteri Jahe Terhadap Streptococcus viridan

K (+)

K (-)

100mgml

500mgml

200mgml

K (-)

K (+)

600mgml 1000mgml

800mgml

48

Lampiran 6

Riwayat Penulis

Identitas

Nama Sidqa Hanief

Jenis Kelamin Perempuan

Tempat Tanggal Lahir Jakarta 21 Desember 1992

Agama Islam

Alamat Jl Masjid Al Munir No 44 RT 012 RW 003 Jakarta

Timur

Email sidqahnfhotmailcom

Riwayat Pendidikan

1997-1998 TK Purwarini Jakarta

1998-2004 SDS Angkasa 3 Jakarta

2004-2007 SMP Negeri 81 Jakarta

2007-2010 SMA Madania Indonesian School Bogor

2010-sekarang Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

Page 57: Efektivitas Ekstrak Jahe (Zingiber officinale Roscoe) Terhadap ...

47

Lampiran 5

Uji Antibakteri Jahe Terhadap Streptococcus viridan

K (+)

K (-)

100mgml

500mgml

200mgml

K (-)

K (+)

600mgml 1000mgml

800mgml

48

Lampiran 6

Riwayat Penulis

Identitas

Nama Sidqa Hanief

Jenis Kelamin Perempuan

Tempat Tanggal Lahir Jakarta 21 Desember 1992

Agama Islam

Alamat Jl Masjid Al Munir No 44 RT 012 RW 003 Jakarta

Timur

Email sidqahnfhotmailcom

Riwayat Pendidikan

1997-1998 TK Purwarini Jakarta

1998-2004 SDS Angkasa 3 Jakarta

2004-2007 SMP Negeri 81 Jakarta

2007-2010 SMA Madania Indonesian School Bogor

2010-sekarang Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

Page 58: Efektivitas Ekstrak Jahe (Zingiber officinale Roscoe) Terhadap ...

48

Lampiran 6

Riwayat Penulis

Identitas

Nama Sidqa Hanief

Jenis Kelamin Perempuan

Tempat Tanggal Lahir Jakarta 21 Desember 1992

Agama Islam

Alamat Jl Masjid Al Munir No 44 RT 012 RW 003 Jakarta

Timur

Email sidqahnfhotmailcom

Riwayat Pendidikan

1997-1998 TK Purwarini Jakarta

1998-2004 SDS Angkasa 3 Jakarta

2004-2007 SMP Negeri 81 Jakarta

2007-2010 SMA Madania Indonesian School Bogor

2010-sekarang Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta