EFEKTIVITAS DAKWAH LEMBAGA PENGEMBANGAN TILAWATIL …

85
EFEKTIVITAS DAKWAH LEMBAGA PENGEMBANGAN TILAWATIL QUR’AN (LPTQ) PROVINSI DKI JAKARTA MELALUI PROGRAM MUSABAQAH TILAWATIL QUR’AN (MTQ) TAHUN 2009 Skripsi Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Komunikasi Islam (S. Sos. I) Oleh Silma Mausuli NIM : 105051001988 JURUSAN KOMUNIKASI PENYIARAN ISLAM FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1431 H / 2010 M

Transcript of EFEKTIVITAS DAKWAH LEMBAGA PENGEMBANGAN TILAWATIL …

Page 1: EFEKTIVITAS DAKWAH LEMBAGA PENGEMBANGAN TILAWATIL …

EFEKTIVITAS DAKWAH LEMBAGA PENGEMBANGAN TILAWATIL

QUR’AN (LPTQ) PROVINSI DKI JAKARTA MELALUI PROGRAM

MUSABAQAH TILAWATIL QUR’AN (MTQ) TAHUN 2009

Skripsi

Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh

Gelar Sarjana Komunikasi Islam (S. Sos. I)

Oleh

Silma Mausuli NIM : 105051001988

JURUSAN KOMUNIKASI PENYIARAN ISLAM

FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1431 H / 2010 M

Page 2: EFEKTIVITAS DAKWAH LEMBAGA PENGEMBANGAN TILAWATIL …

EFEKTIVITAS DAKWAH LEMBAGA PENGEMBANGAN TILAWATIL

QUR’AN (LPTQ) PROVINSI DKI JAKARTA MELALUI PROGRAM

MUSABAQAH TILAWATIL QUR’AN (MTQ) TAHUN 2009

Skripsi

Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi

Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh

Gelar Sarjana Komunikasi Islam (S. Sos. I)

Oleh

Silma Mausuli NIM : 105051001988

Di Bawah Bimbingan :

Dr. H. A. Wahib Mu’thi, MA. NIP : 19481212 197803 1 001

JURUSAN KOMUNIKASI PENYIARAN ISLAM

FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1431 H / 2010 M

Page 3: EFEKTIVITAS DAKWAH LEMBAGA PENGEMBANGAN TILAWATIL …

PENGESAHAN PANITIA UJIAN

Skripsi berjudul EFEKTIVITAS DAKWAH LEMBAGA

PENGEMBANGAN TILAWATIL QUR’AN (LPTQ) MELALUI

PROGRAM MUSABAQAH TILAWATIL QUR’AN (MTQ) TAHUN 2009

telah diujikan dalam sidang munaqasah Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu

Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta pada hari Jum’at tanggal 25 Juni

2010. Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat memperoleh gelar

Sarjana Komunikasi Islam (S. Sos. I) pada Program Studi Komunikasi Penyiaran

Islam.

Jakarta, 25 Juni 2010

Ketua Sidang, Sekretaris Sidang,

Drs. Study Rizal, LK, MA Umi Musyarrofah, MA NIP : 19640428 199303 1 002 NIP : 19710816 199703 2 002

Anggota,

Penguji I, Penguji II,

Drs. H. Hasanuddin Ibnu Hibban, MA Drs. Jumroni, M.Si NIP : 19660605 199403 1 005 NIP : 19630515 199203 1 006

Pembimbing,

Dr. H. Wahib Mu’thi, MA

NIP : 19481212 197803 1 001

Page 4: EFEKTIVITAS DAKWAH LEMBAGA PENGEMBANGAN TILAWATIL …

LEMBAR PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa:

1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi

salah satu persyaratan memperoleh gelar strata 1 di UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta.

2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan

sesuai dengan ketentuan yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya atau

merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima

sanksi yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Jakarta, 25 Juni 2010

Silma Mausuli

Page 5: EFEKTIVITAS DAKWAH LEMBAGA PENGEMBANGAN TILAWATIL …

ABSTRAK

Silma Mausuli Efektivitas Dakwah Lembaga Pengembangan Tilawatil Qur’an (LPTQ) Provinsi DKI Jakarta Melalui Program Musabaqah Tilawatil Qur’an (MTQ) Tahun 2009

Secara garis besar, banyak lembaga-lembaga yang bergerak dibidang

dakwah. Media yang digunakan pun berbeda-beda walaupun tujuannya sama, diantaranya yaitu dengan media al-Qur’an.

Lembaga Pengembangan Tilawatil Qur’an (LPTQ) adalah salah satu dari lembaga yang berdakwah melalui media al-Qur’an. Dalam berdakwah, lembaga ini memiliki program-program diantaranya Musabaqah Tilawatil Qur’an (MTQ). Yakni suatu kegiatan dimana diadakannya berbagai macam perlombaan yang berkaitan dengan al-Qur’an, dari mulai seni membaca, menulis sampai memahami isi kandungan al-Qur’an. Kegiatan ini juga merupakan salah satu syiar terhadap agama Islam.

Penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui bagaimana LPTQ mengimplementasikan dakwahnya melalui program MTQ. Dan seberapa besar keefektivan dakwah LPTQ melalui MTQ. Dalam penelitian ini data-data yang didapatkan bersumber langsung dari lembaga yang penulis teliti. Diantaranya melalui wawancara langsung kepada pengurus lembaga, referensi buku-buku yang terkait dengan permasalahan yang diambil sehingga mencapai suatu hasil atau kesimpulan.

Dalam dakwahnya melalui program MTQ, ada beberapa tahapan yang dilakukan oleh LPTQ. Diantara tahapan-tahapannya itu adalah mengadakan pembinaan al-Qur’an yang berkesinambungan, mengadakan kerjasama-kerjasama dengan lembaga lain atau instansi yang terkait seperti sekolah-sekolah umum, madrasah Islam, maupun media elektronik. Sehingga mencapai suatu hasil yang sesuai dengan fungsi, visi dan misi LPTQ itu sendiri antara lain: “Menjadi penggerak pengalaman al-Qur’an bagi terwujudnya masyarakat Jakarta yang Islami dan tersedianya sumber daya manusia yang potensial, berkualitas serta mampu bersaing pada MTQ/ STQ Nasional maupun Internasional.

i  

Page 6: EFEKTIVITAS DAKWAH LEMBAGA PENGEMBANGAN TILAWATIL …

KATA PENGANTAR

الرحيمبسم االله الرحمن

Alhamdulillah wa Syukrulillah puji syukur penulis panjatkan atas semua

ni’mat dan karunia yang Allah berikan selama ini, yang tak henti-hentinya

memberikan kekuatan yang luar biasa disaat penulis merasakan lelah dan jenuh

menghadapi semua kesulitan dalam penyusunan skripsi ini, sehingga skripsi yang

berjudul Efektivitas Dakwah Lembaga Pengembangan Tilawatil Qur’an (LPTQ)

Provinsi DKI Jakarta Melalui Program Musabaqah Tilawatil Qur’an (MTQ)

telah selesai disusun.

Sholawat serta salam semoga terlimpah curahkan kepada Rasulullah Nabi

Besar Muhammad SAW yang dengan limpahaan syafa’atnya menuntun

ummatnya kejalan kebaikan, yaitu jalan yang diridhoi Allah SWT.

Penulis menyadari bahwa kesempurnaan hanyalah milik Allah semata

karena sesungguhnya tanpa kehendak-Nya segala sesuatu tidak mungkin terjadi.

Dalam penyusunan skripsi ini, penulis mengucapkan banyak terimakasih kepada

semua pihak yang telah membantu, baik secara langsung ataupun tidak langsung.

Betapapun hebatnya manusia, tak ada yang bisa melakukan segala sesuatunya

sendiri tanpa bantuan orang lain. Untuk itu perkenankanlah penulis secara khusus

dengan rasa hormat dan bangga menyampaikan ucapan terimakasih yang

mendalam kepada:

ii  

Page 7: EFEKTIVITAS DAKWAH LEMBAGA PENGEMBANGAN TILAWATIL …

1. Bapak Dr. Arief Subhan MA, selaku Dekan Fakultas Ilmu Dakwah dan

Ilmu Komunikasi

2. Pembantu Dekan Bidang Akademik, Pembantu Dekan Bidang

Administrasi Umum dan Pembantu Dekan Bidang Kemahasiswaan

Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi

3. Bapak Drs. Jumroni, MSi, selaku Ketua Jurusan Komunikasi Penyiaran

Islam

4. Ibu Umi Musyarofah MA, selaku Sekretaris Jurusan Komunikasi

Penyiaran Islam yang telah banyak membantu penulis dalam

menyelesaikan perkuliahan ini. Terutama dalam pengurusan nilai-nilai

kuliah

5. Bapak Dr. H. A. Wahib Mu’thi MA, selaku Dosen Pembimbing skripsi

yang telah banyak membantu penulis dalam penyusunan skripsi ini, yang

tidak henti-hentinya meluangkan waktu, fikiran dan tenaga dalam

memberikan arahan dan bimbingannya disela-sela kesibukan beliau

6. Seluruh Dosen Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi yang telah

memberikan ilmu, pengalaman dan wawasan serta kontribusi yang tak

ternilai harganya. Semoga menjadi amal ibadah yang tak akan terputus.

Dan tidak lupa pula kepada seluruh staff dan karyawan UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta, juga para staff perpustakan Fakultas maupun

Universitas yang telah memberikan pelayanan kepada penulis selama

menjalani studi di kampus ini

iii  

Page 8: EFEKTIVITAS DAKWAH LEMBAGA PENGEMBANGAN TILAWATIL …

7. Seluruh pengurus Lembaga Pengembangan Tilawatil Qur’an (LPTQ)

Provinsi DKI Jakarta, khususnya kepada Bapak H. Heder A, S. Ip, selaku

Ketua Harian LPTQ yang telah banyak membantu dan mempermudah

jalan penulis untuk melakukan penelitian di LPTQ Provinsi DKI Jakarta

ini, sehingga penulis mampu menyelesaikannya dengan baik. Untuk Ibu

Ati, Ibu Ika, Ibu Ida, Bapak Adi, Bapak Tri, Bapak Edi, Bapak Marwan,

dan seluruh jajaran staff LPTQ yang telah memberikan bantuannya dalam

hal memperoleh data-data guna kelengkapan skripsi ini. Jazaakumullah

Ahsanal Jazaa …

8. Seluruh keluarga Besar H. Sahal Amsir (Alm) dan H. Tarmidzi Dahlan

(Alm), Ayahanda dan Ummi tercinta Rusli Sahal S. Pd. I dan Umroh yang

dengan kasih sayangnya tak pernah kenal lelah dalam mendidik dan

membesarkan anak-anaknya dan selalu memberika motivasi, doa dan

seluruh pengorbanannya baik moril maupun materil. Sehingga penulis bisa

seperti sekarang ini. Jasa kalian tidak dapat terbayar oleh apapun. Bahkan

Goresan tinta tidak akan mampu mewakili besarnya perjuangan kalian

Terimakasih ayah, umi …

9. Semua saudara-saudaraku, kakak dan adik-adikku, Lita, Tia, dan adik

bontot ku Fifi. Terima kasih atas semua dukungan kalian selama ini.

Semoga hal baik yang ada dalam diri penulis, bisa menjadi contoh yang

baik pula untuk kalian, khususnya untuk adik-adiku yang masih studi,

Semangat terus untuk jadi oang yang sukses dunia akhirat. Amin…

iv  

Page 9: EFEKTIVITAS DAKWAH LEMBAGA PENGEMBANGAN TILAWATIL …

10. Sepecial thanks to BUNDA (Nur Syamsiah), terimakasih atas semua

motivasi, dukungan dan pengorbanannya selama ini. Susah senang, pahit

getirnya lika liku kehidupan dan jatuh bangun kita lalui bersama. Semoga

apa yang kamu lakuin buat buyah senantiasa dibalas kebaikan yang

berlipat oleh Allah SWT. Dan semua yang sudah kita perjuangkan selama

ini akan terus membawa keberkahan lahir bathin, dunia akhirat, dengan

harapan kita bisa mewujudkan cita-cita kita berdua menuju keluarga yang

sakinah, mawaddah wa rahmah…

Terimakasih banyak ya habibi …

11. Keluarga Besar Moch. Shobir Ugi dan Keluarga, A Udin, Teh Aan,

Nanhie, Nanhue, Miftahuddin dan si bontot Mila, terimakasih dan

terimakasih yang sebesar-besarnya atas do’a dan dukungan kalian selama

ini untuk penulis, yang selalu memberikan dorongan dan motivasi untuk

menjadi lebih baik dalam segala hal. Semoga Allah senantiasa membalas

amal baik kalian semua. Amin …

12. Teman-teman seperjuangan Komunikasi Penyiaran Islam Angkatan 2005,

terimakasih banyak selama ini telah memberikan dukungan, doa, dan

motivasi selama kita menjalani kuliah di kampus ini. Semoga jalan hidup

yang kita ambil, tidak akan memutuskan ikatan silaturrahim kita selama

ini dan akan tetap baik selamanya. Amin Allahumma Amin…

v  

Page 10: EFEKTIVITAS DAKWAH LEMBAGA PENGEMBANGAN TILAWATIL …

Akhir kata, hanya do’a dan harapan yang dapat penulis panjatkan, semoga

semua kebaikan kalian, senantiasa Allah balas dengan limpahan karunia dan

kebarkahan bagi kita semua. Amin Amin Yaa Robbal ‘Aalamiin…

Jakarta, 25 Juni 2010

Silma Mausuli

vi  

Page 11: EFEKTIVITAS DAKWAH LEMBAGA PENGEMBANGAN TILAWATIL …

DAFTAR ISI

ABSTRAK ........................................................................................................ i

KATA PENGANTAR ...................................................................................... ii

DAFTAR ISI ..................................................................................................... vii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ............................................................. 1

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah ......................................... 5

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian .................................................. 5

D. Metodologi Penelitian ................................................................ 6

E. Tinjauan Pustaka ........................................................................ 9

F. Sistematika Penulisan ................................................................ 10

BAB II TINJAUAN TEORITIS

A. Konsep Dasar Efektivitas ............................................................

1. Pengertian Efektivitas .......................................................... 12

2. Pengukuran Efektivitas ........................................................ 14

B. Konsep Dasar Implementasi ....................................................... 14

C. Konsep Dasar Dakwah ................................................................

1. Pengertian Dakwah .............................................................. 15

2. Sejarah Dakwah ................................................................... 17

3. Hukum Dakwah ................................................................... 23

4. Prinsip-prinsip Dakwah ........................................................ 25

5. Unsur-unsur Dakwah ........................................................... 28

vii  

Page 12: EFEKTIVITAS DAKWAH LEMBAGA PENGEMBANGAN TILAWATIL …

viii  

D. Musabaqah Tilawatil Qur’an (MTQ) ..........................................

1. Pengertian MTQ ................................................................... 30

2. Sejarah Perkembangan MTQ ............................................... 35

3. Tata Cara Pelaksanaan MTQ ............................................... 36

BAB III GAMBARAN UMUM LEMBAGA PENGEMBANGAN

TILAWATIL QUR’AN (LPTQ) PROVINSI DKI JAKARTA

A. Sejarah Berdiri LPTQ Provinsi DKI Jakarta .............................. 45

B. Visi dan Misi LPTQ Provinsi DKI Jakarta ................................ 47

C. Tugas Pokok, Fungsi, dan Strategi Fungsional LPTQ Provinsi

DKI Jakarta ................................................................................ 47

BAB IV EFEKTIVITAS DAKWAH LEMBAGA PENGEMBANGAN

TILAWATIL QUR’AN (LPTQ) PROVINSI DKI JAKARTA

MELALUI PROGRAM MUSABAQAH TILAWATIL QUR’AN

(MTQ)

A. Implementasi Dakwah LPTQ melalui Program MTQ ............... 52

B. Seberapa Efektiv Dakwah yang dilakukan LPTQ Provinsi DKI

Jakarta melalui Program MTQ ................................................... 57

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan ................................................................................ 62

B. Saran ........................................................................................... 64

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 65

LAMPIRAN

Page 13: EFEKTIVITAS DAKWAH LEMBAGA PENGEMBANGAN TILAWATIL …

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Islam adalah agama dakwah.1 Artinya agama yang selalu mendorong

pemeluknya untuk senantiasa aktif melakukan kegiatan dakwah, bahkan maju

mundurnya umat Islam sangat bergantung dan berkaitan erat dengan kegiatan

dakwah yang dilakukan nya.2 Karena itu al-Qur’an dalam menyebut kegiatan

dakwah dengan Ahsanu Qaula. Dengan kata lain bisa disimpulkan bahwa

dakwah menempati posisi yang tinggi dan mulia dalam kemajuan agama

Islam.

Implikasi dari pernyataan Islam sebagai agama dakwah menuntut

ummatnya agar selalu menyampaikan dakwah. Karena kegiatan ini merupakan

aktivitas yang tidak pernah usai selama kehidupan dunia masih berlangsung

dan akan terus melekat dalam situasi dan kondisi apapun bentuk dan

ragamnya. Dengan kata lain dakwah adalah mengajak dan menyeru manusia

untuk melaksanakan perintah Allah berupa iman kepada-Nya dan seluruh

ajaran Rasul-Nya.3

Adapun cara berdakwah itu ada tiga macam, yakni da’wah bil lisan,

da’wah bil qolam dan da’wah bil hal. Dari ketiga cara tersebut, yang

1 M. Mansyur Amin, Dakwah Islam dan Pesan Moral (Jakarta: Al- Amin Press, 1997), h.

8. 2 Didin Hafiuddin, Dakwah Aktual (Jakarta: Gema Insani Press, 1998), Cet. Ke-3, h. 76. 3 Fawaz bin Hulail Al Suhaimi, Usus Manhaj Salaf fi Da’wah Ila Allah (Jakarta: Gema

Insani Press, 1999), h. 31

1

Page 14: EFEKTIVITAS DAKWAH LEMBAGA PENGEMBANGAN TILAWATIL …

2

terpenting tidak keluar atau melenceng dari pedoman agama Islam itu sendiri,

yakni al-Qur’an dan Hadis.

Da’wah bil lisan yaitu ajakan atau seruan dengan menggunakan

ucapan, dakwah semacam ini sering kita lihat pada seorang yang sering

ceramah ataupun berbicara dengan tujuan kearah kebaikan. Sedangkan da’wah

bil qolam yaitu ajakan atau seruan dengan menggunakan pena yang dituliskan

diatas kertas dengan maksud tujuan yang positif, hal ini bisa kita lihat

diberbagai media cetak atau buku-buku Islami. Sedangkan da’wah bil-hal

yaitu ajakan atau seruan dengan tingkah laku kita, tentunya yang mengarah

kejalan Allah SWT.

Adapun firman Allah yang berkenaan dengan seruan dakwah ada di

dalam al-Qur’an surat An-Nahl ayat 125, sebagai berikut:

Artinya: “Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan

pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhan-mu yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dia lah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk.” (Q.S. An-Nahl: 125)

Berdakwah juga bukan hanya dilaksanakan diatas mimbar, artinya da’i

berceramah di depan audien atau mad’u sementara audiennya hanya

mendengarkan saja, melainkan banyak cara yang dapat ditempuh, diantaranya

Page 15: EFEKTIVITAS DAKWAH LEMBAGA PENGEMBANGAN TILAWATIL …

3

melalui seni baca al-Qur’an.

Membaca kitab suci al-Qur’an dengan seni baca dalam artian benar

dan indah merupakan sunnah Rasulullah SAW. Nabi Muhammad memiliki

suara yang merdu dan indah. Keindahan intonasi dan kelembutan suaranya

bukan saja didengar pada saat berbicara dengan keluarga dan para sahabat,

namun terlebih ketika membaca ayat-ayat suci al-Qur’an.4

Menurut Sidi Gazalba, kesenian mengandung daya tarik yang berkesan

kenapa tidak memanfaatkannya untuk berdakwah sehingga dakwah dapat

menarik sasarannya dan pemanfaatan seni bertujuan untuk menimbulkan

kesenangan yang bersifat estetika dan senang kepada keindahan merupakan

naluri atau fitrah manusia.5

Ketika seseorang sedang melantunkan ayat-ayat suci al-Qur’an dengan

begitu indah dan merdu, tentu seseorang sebagai mustami’ atau pendengar

akan merasa tersentuh hatinya, dan pada saat seperti itulah seseorang mulai

mengingat kebesaran Allah SWT bahwa keindahan adalah suatu anugerah

yang diberikan Allah SWT.

Seni merupakan perkara yang sangat penting karena berhubungan

dengan hati dan perasaan manusia. Seni berusaha membentuk kecenderungan

dan perasaan jiwa manusia dengan panca indera manusia itu sendiri.6

Seni juga merupakan fitrah insani dan kebutuhan emosional manusia.

4 H, Muhsin Salim, Ilmu Naghom al-Qur’an (Jakarta : PT Kebayoran Ripta, 2000), Cet.

Ke-1, h. 14. 5 Sidi Gazalba, Islam dan Kesenian (Jakarta : Pustaka al-Husna, 1998), h. 186. 6 Yusuf al-Qardawi, Islam dan Seni (Bandung : Pustaka Hidayah, 2000), h. 13.

Page 16: EFEKTIVITAS DAKWAH LEMBAGA PENGEMBANGAN TILAWATIL …

4

Allah SWT menciptakan manusia untuk dapat menilai dan mencintai

keindahan, sedangkan salah satu keindahan yang dicintai manusia adalah seni.

Islam yang merupakan agama besar justru menanamkan rasa cinta dan rasa

suka akan keindahan di lubuk hati setiap muslim. al-Qur’an pun mengajak

manusia agar memperhatikan dan mengingatkan pikiran dan qolbu untuk

melihat keindahan yang khas dari bagian-bagian alam dan berbagai detailnya.

Berdasarkan ajaran agama, bahwa membaca al-Qur’an dengan seni

baca keindahan suara adalah dapat dikategorikan sebagai ibadah dan dakwah.

Karena lagu yang indah sesuai dengan kaidah-kaidah seni bacaan al-Qur’an

dapat mengantarkan suatu bacaan yang lebih meresap kedalam sanubari

pembacanya maupun pendengarnya.

Lembaga Pengembangan Tilawatil Qur’an atau LPTQ adalah sebuah

lembaga yang mempunyai program-program yang berkaitan dengan seni baca,

tulis dan pendalaman makna kandungan isi al-Qur’an. Salah satu program

yang dikeluarkan oleh lembaga ini adalah dengan menyelenggarakan

Musabaqah Tilawatil Qur’an, yang dimulai dari tingkat Kelurahan,

Kecamatan, Walikota, Provinsi, sampai tingkat Nasional.

Dengan diadakannya program tersebut diharapkan masyarakat dapat

tertarik untuk belajar bahkan mendalami seni-seni dan kandungan-kandungan

yang ada dalam al-Qur’an, baik dari segi ilmu tajwid, ilmu naghom (seni), dan

ilmu tafsir (pemaknaan). Selain itu, tujuannya untuk mencari orang-orang

yang berbakat dalam bidang ini, kemudian diberikan pembinaan dan arahan

dalam mengembangkan potensi yang ada sehingga menjadi orang yang lebih

kompeten dalam bidang seni suara dan tulis al-Qur’an.

Page 17: EFEKTIVITAS DAKWAH LEMBAGA PENGEMBANGAN TILAWATIL …

5

Dari uraian diatas penulis melihat suatu keistimewaan yaitu sebuah

lembaga yang berdakwah melalui media perlombaan atau Musabaqah

Tilawatil Qur’an. Untuk itu penulis tertarik untuk mengangkat hal ini sebagai

bahan skripsi dengan judul “Efektivitas Dakwah Lembaga Pengembangan

Tilawatil Qur’an (LPTQ) Provinsi DKI Jakarta Melalui Program

Musabaqah Tilawatil Qur’an (MTQ) Tahun 2009.”

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah

1. Pembatasan Masalah

Dalam penelitian kali ini hanya akan meneliti Efektifitas Dakwah

Lembaga Pengembangan Tilawatil Qur’an Tingkat Provinsi DKI Jakarta

saja dan Pada MTQ Tahun 2009.

2. Perumusan Masalah

Dengan pembatasan masalah di atas penulis merumuskan masalah sebagai

berikut:

a. Bagaimana implementasi dakwah LPTQ Provinsi DKI Jakarta melalui

MTQ ?

b. Seberapa efektif dakwah yang dilakukan LPTQ Provinsi DKI Jakarta

melalui program MTQ ?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Berdasarkan pokok permasalahan tersebut, maka tujuan penelitian

ini adalah:

Page 18: EFEKTIVITAS DAKWAH LEMBAGA PENGEMBANGAN TILAWATIL …

6

a. Untuk mengetahui bagaimana cara LPTQ DKI Jakarta

mengimplementasikan dakwah melalui program MTQ

b. Untuk mengetahui keefektivan dakwah LPTQ DKI Jakarta melalui

program MTQ.

2. Manfaat Penelitian

a. Manfaat Akademis

Sebagai tambahan referensi serta diharapkan mampu memberikan

kontribusi bagi pengembangan penelitian melalui pendekatan ilmu

komunikasi sebagai alat bantu utama pada jurusan Komunikasi

Penyiaran Islam Fakultas Dakwah Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta

b. Manfaat Praktis

Penelitian ini juga diharapkan dapat menambah wawasan para aktivis

dakwah Islam pada umumnya dan bagi Lembaga Pengembangan

Tilawatil Qur’an khususnya.

D. Metodologi Penelitian

1. Metode Penelitian

Metode yang digunakan pada penelitian kali ini adalah bersifat

analisis deskriptif, yaitu suatu metode penelitian melalui pendekatan

kualitatif yang dihasilkan dari suatu data yang dikumpulkan melalui survei

di lapangan. Data tersebut berupa data-data, kata-kata, gambar dan

dokumen.

Page 19: EFEKTIVITAS DAKWAH LEMBAGA PENGEMBANGAN TILAWATIL …

7

Menurut Bagdan dan Taylor seperti yang dikutip oleh Moelong

dalam bukunya penelitian kualitatif ialah “sebagai prosedur penelitian

yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari

orang-orang dan perilaku yang diamati”. Artinya dalam penelitian ini

penulis berupaya menghimpun data mengenai keefektivan dakwah LPTQ

melalui MTQ dan kemudian penulis mengolah dan menganalisa data

secara deskriptif dengan menafsirkan secara kualitatif.

2. Subjek dan Objek Penelitian

Dalam penelitian ini yang menjadi subjek penelitian adalah

Lembaga Pengembangan Tilawatil Qur’an (LPTQ) Provinsi DKI Jakarta.

Sedangkan yang menjadi objek penelitian ini adalah efektivitas dakwah

lembaga tersebut melalui program Musabaqah Tilawatil Qur’an (MTQ).

3. Teknik Pengumpulan Data

Untuk memperoleh data-data yang diperlukan, maka penulis

menggunakan jenis penelitian diantaranya Field Research (Penelitian

Lapangan), penulis mengadakan jenis penelitian dengan datang langsung

ke lapangan (objek) penelitian di LPTQ Provinsi DKI Jakarta, sedangkan

data yang diperoleh dari metode ini merupakan data primer (utama)

penelitian.

Dalam penelitian lapangan ini, akan menggunakan beberapa teknik

untuk mengumpulkan data yang berkaitan dengan pembahasan diantaranya

sebagai berikut:

a. Observasi

Page 20: EFEKTIVITAS DAKWAH LEMBAGA PENGEMBANGAN TILAWATIL …

8

Observasi berarti pengamatan dan pencatatan dengan

sistematik terhadap fenomena yang diselidiki.7 Dalam hal ini penulis

melakukan pengamatan secara langsung terhadap fenomena yang ada

di Lembaga Pengembangan Tilawatil Qur’an (LPTQ) Provinsi DKI

Jakarta sebagai upaya memperkecil kemungkinan yang dapat

menghambat pelaksanaan penelitian.

b. Wawancara (interview)

Wawancara ialah tanya jawab lisan antara dua orang atau

lebih.Dalam hal ini juga akan digunakan teknik interview bebas

terpimpin; yaitu dengan mengajukan beberapa pertanyaan kepada para

responden yang telah dipersiapkan, lalu dijawab oleh pemberi data

(responden) dengan bebas dan terbuka.

c. Dokumentasi

Dokumentasi ialah pengambilan data yang diperoleh melalui

dokumen-dokumen. Yakni menggunakan data-data dan sumber-

sumber yang ada hubungannya dengan masalah yang dibahas.

Sedangkan data-data ini, penulis peroleh dari buku-buku, profile

company, arsip-arsip maupun diktat-diktat yang berhubungan dengan

masalah penelitian di LPTQ Provinsi DKI Jakarta.

4. Teknik Analisa Data

Dalam menganalisis data, akan digunakan metode deskriptif

analisis, yaitu suatu teknik analisis data, dimana terlebih dahulu akan

7 Sutrisno Hadi, Metodologi Research (Yogyakarta : Andi Ofset, 1992), Cet. Ke-2, h.

129.

Page 21: EFEKTIVITAS DAKWAH LEMBAGA PENGEMBANGAN TILAWATIL …

9

dipaparkan semua data yang diperoleh dari pengamatan, kemudian

menganalisanya dengan berpedoman kepada sumber-sumber yang tertulis.

5. Teknik Penulisan

Penulisan skripsi ini berpedoman pada “Pedoman Penulisan

Skripsi, Tesis dan Disertasi” yang diterbitkan oleh UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta Press Tahun 2008 dengan ketentuan sebagai berikut:

a. Untuk penulisan al-Qur’an tidak memakai footnote, dan diketik satu

spasi dengan terjemah dicetak miring, dengan berpedoman pada

terjemahan dari Departemen Agama RI

b. Guna mempermudah dalam penulisan ini, kalimat Lembaga

Pengembangan Tilawatil Qur’an disingkat dengan LPTQ, dan kalimat

Musabaqah Tilawatil Qur’an disingkat dengan MTQ.

E. Tinjauan Pustaka

Ada beberapa skripsi yang menjadi tinjauan pustaka kali ini. Namun

ada beberapa poin penting yang dapat diambil sebagai perbandingan antara

skripsi yang sudah ada dengan skripsi ini, antara lain:

1. Subjek pada skripsi sebelumnya hanya terfokus pada sosok individu saja,

sedangkan subjek yang diangkat kali ini adalah sebuah lembaga

2. Objek pada skripsi sebelumnya hanya terfokus pada dakwah melalui seni

membaca al-Qur’an, sedangkan pada skripsi ini dakwah yang dilakukan

Page 22: EFEKTIVITAS DAKWAH LEMBAGA PENGEMBANGAN TILAWATIL …

10

tidak hanya terfokus pada seni membaca al-Qur’annya saja namun secara

keseluruhan, baik dari seni membaca, menulis sampai menafsirkan isi

kandungan al-Qur’an.

Adapun skripsi yang menjadi rujukan atau tinjauan pustaka pada

skripsi ini adalah:

1. Heny Haryani, Seni Membaca al-Qur’an Sebagai Media Dakwah Menurut

H. Muammar ZA, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, KPI, 2006

2. Lilis Sholihah, Dakwah Melalui Seni Baca al-Qur’an (Studi Kasus di

Pondok Pesantren al-Qur’an Assanusiah Pandeglang Banten), UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta, KPI, 2006

3. Idham Cholid, Dakwah Drs. KH. M. Ali Melalui Seni Baca al-Qur’an,

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, KPI, 2007.

E. Sistematika Penulisan

Untuk mempermudah penulisan skripsi ini, maka akan dibagi

sistematika sebagai berikut:

BAB I : Pendahuluan

Pada bab ini menguraikan Latar Belakang Masalah,

Pembatasan dan Perumusan Masalah, Tujuan dan Manfaat

Penelitian, Metodologi Penelitian dan Sistematika Penulisan

BAB II : Tinjauan Teoritis

Bab ini meliputi penjabaran Konsep Dasar Efektivitas:

Page 23: EFEKTIVITAS DAKWAH LEMBAGA PENGEMBANGAN TILAWATIL …

11

(Pengertian dan Pengukuran Efektivitas), Konsep Dasar

Implementasi (Pengertian Implementasi), Konsep Dasar

Dakwah: (Sejarah Dakwah, Pengertian Dakwah, Hukum

Dakwah, Prinsip-prinsip Dakwah, Unsur-unsur Dakwah),

Pengertian MTQ, Sejarah Perkembangan MTQ, Tata Cara

Pelaksanaan MTQ

BAB III : Profil Lembaga Pengembangan Tilawatil Qur’an

Bab ini meliputi Sejarah Berdirinya LPTQ Provinsi DKI

Jakarta, Visi dan Misi LPTQ Provinsi DKI Jakarta, Tugas

Pokok, Fungsi, dan Strategi fungsional LPTQ Provinsi DKI

Jakarta, Struktur LPTQ Provinsi DKI Jakarta dan Susunan

Kepengurusan LPTQ Provinsi DKI Jakarta

BAB IV : Efektivitas Dakwah LPTQ Provinsi DKI Jakarta Melalui

Program MTQ

Bab ini merupakan isi, yang meliputi: Implementasi dakwah

LPTQ Provinsi DKI Jakarta melalui program MTQ dn

Seberapa Efektif dakwah yang dilakukan LPTQ Provinsi DKI

Jakarta melalui program MTQ

BAB V : Penutup

Bab ini berisikan Kesimpulan dan Saran-saran.

Page 24: EFEKTIVITAS DAKWAH LEMBAGA PENGEMBANGAN TILAWATIL …

BAB II

TINJAUAN TEORITIS

A. Konsep Dasar Efektivitas

1. Pengertian Efektivitas

Efektivitas dalam kamus besar bahasa Indonesia berasal dari kata

efektif, yang diartikan dengan : a) adanya efek (akibat, pengaruh, kesan),

b) manjur atau mujarab, c) dapat membawa hasil, berhasil guna (usaha,

tindakan).1 Efektivitas berhubungan dengan penentuan apakah tujuan yang

telah ditetapkan telah tercapai atau tidak. Tim Penyusun Kamus Pusat

Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, menuliskan bahwa efektivitas

adalah keberpengaruhan atau keadaan berpengaruh (keberhasilan) setelah

melakukan sesuatu.2 Efektivitas menunjukan pada keberhasilan dari segi

tercapai tidaknya sasaran yang telah diterapkan. Hasil yang semakin

mendekati sasaran berarti semakin tinggi tingkat efektivitasnya.3

Mengenai pengertian efektivitas, beberapa ahli berpendapat:

a. John M. Echols dan Hasan Shadly, menuliskan bahwa efektivitas

secara etimologi berasal dari kata efektif yang artinya berhasil guna4

1 Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia (Jakarta:

Balai Pustaka, 1996), h. 219. 2 Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa (P3B) Depdikbud,

Kamus Besar Bahasa Indonesia (Jakarta: Balai Pustaka, 1995), Cet. Ke-7, Edisi Ke-2, h. 250 3 Ensiklopedia Nasional Indonesia (Jakarta: Cipta Adi Pusaka, 1989), jilid Ke-5, h. 12 4 John M. Echols, Hasan Shadzily, Kamus Inggris-Indonesia (Jakarta: Gramedia, 1990),

Cet. Ke-8, h. 207.

12

Page 25: EFEKTIVITAS DAKWAH LEMBAGA PENGEMBANGAN TILAWATIL …

13

b. Suharto, menerangkan bahwa efektivitas merupakan keterangan yang

artinya ukuran hasil tugas atau keberhasilan dalam pencapaian tujuan5

c. Dennis Mc. Quail, efektivitas secara teori komunikasi berasal dari kata

efektif. Artinya terjadinya suatu perubahan atau tindakan sebagai

akibat diterimanya suatu pesan, dan perubahan terjadi dari segi

hubungan antara keduanya yakni pesan yang diterima dan tindakan

tersebut6

d. Peter F. Drucker, salah satu tokoh yang memeberikan perhatian besar

terhadap efektivitas mengatakan bahwa efektivitas itu dapat dan harus

dipelajari secara sistematis, sebab ia bukanlah bentuk sebuah keahlian

yang lahir secara alamiah. Efektivitas kerja dapat diwujudkan melalui

sebuah rangkaian kerja, latihan intens, terarah dan sistematis, bekerja

dengan cepat sehingga menghasilkan kreativitas7

e. Sondang Siagian, menuliskan bahwa efektivitas berkaitan erat bukan

hanya dengan pengguna suatu daya, dana, sarana dan prasarana kerja

yang tepat, akan tetapi juga dengan tercapainya tujuan dan sasaran

yang telah ditentukan sebelumnya dalam batas waktu yang telah

ditetapkan.

Dari pengertian diatas menunjukan bahwa efektivitas merupakan

suatu tingkat keberhasilan dari segi tercapai tidaknya sasaran atau tujuan

5 John M. Echols, Hasan Shadly, Kamus Inggris-Indonesia (Jakarta: Gramedia, 1990),

Cet. Ke-8, h. 207. 6 Dennis Mc. Quail, Teori Komunikasi Suatu Pengantar (Jakarta: Erlangga Pratama,

1992), h. 281. 7 Peter F. Ducker, Bagaimana Menjadi Eksekutif yang Efektif (Jakarta: Pedoman Ilmu

Jaya, 1986), h. 5.

Page 26: EFEKTIVITAS DAKWAH LEMBAGA PENGEMBANGAN TILAWATIL …

14

yang telah ditetapkan.hasil yang semakin mendekati sasaran atau tujuan,

berarti semakin tinggi tingkat efektivitasnya.

2. Pengukuran Efektivitas

Menurut ahli manajemen Peter F. Drucker, efektivitas adalah

melakukan pekerjaan yang benar (doing the right thing) sedangkan

efisiensi adalah melakukan pekerjaan dengan benar (doing thing right).

Efektivitas merupakan kemampuan untuk memilih tujuan yang tepat atau

peralatan yang tepat untuk pencapaian tujuan yang telah ditetapkan.8

Efektivitas merupakan kemampuan untuk memilih tujuan yang

tepat atau peralatan yang tepat untuk pencapaian tujuan yang telah

ditetapkan. Dengan kata lain, seorang manajer efektif dapat memilih

pekerjaan yang harus dilakukan atau metode (cara) yang tepat untuk

mencapai tujuan.

B. Konsep Dasar Implementasi

Dalam kamus besar bahasa Indonesia implementasi diartikan dengan

penerapan atau pelaksanaan.9 Implementasi juga berarti perluasan aktivitas

yang saling menyesuaikan. Pengertian-pengertian ini memperlihatkan bahwa

kata implementasi bermuara pada aktivitas, tindakan atau mekanisme suatu

sistem. Ungkapan mekanisme mengandung arti bahwa implementasi bukan

sekedar aktivitas semata, akan tetapi juga kegiatan terencana dan dilakukan

8 T. Hani Handoko, Manajemen (Yogyakarta: BPFE, 1998), Edisi Ke-2, h. 7. 9 M. Ridwan, Kamus Ilmiah Populer (Jakarta: Pustaka Indonesia, 1999), h. 198.

Page 27: EFEKTIVITAS DAKWAH LEMBAGA PENGEMBANGAN TILAWATIL …

15

secara sungguh-sungguh berdasarkan acuan norma tertentu untuk mencapai

suatu tujuan kegiatan.

Dapat dikatakan bahwasanya implementasi mengandung arti bukan

sekedar hanya aktivitas, tetapi suatu kegiatan yang terencana dan dilakukan

secara sungguh-sungguh berdasarkan acuan norma tertentu untuk mencapai

tujuan kegiatan.

C. Konsep Dasar Dakwah

1. Pengertian Dakwah

Secara etimologi (bahasa) dakwah berasal dari bahasa Arab

( يدعوا -دعا ) yang artinya mengajak, mengundang atau memanggil.

Kemudian menjadi kata (دعوة) yang mengandung arti panggilan, undangan

atau ajakan.10

Adapun pengertian dakwah secara terminologi yang dikemukakan

oleh ahli adalah sebagai berikut: Amrullah Ahmad dalam “dakwah Islam

dan perubahan sosial”, menjelaskan tentang dakwah Islam sebagai

berikut:

“Dakwah Islam merupakan aktualisasi imani (teologis) yang dimanifestasikan dalam bentuk suatu sistem kegiatan manusia beriman dalam bidang kemasyarakatan yang dilaksanakan secara teratur untuk mempengaruhi cara merasa, berfikir, bersikap, dan bertindak manusia pada dataran kenyataan individual dan sosiokultural dalam rangka mengusahakan terwujudnya ajaran Islam dalam semua segi kehidupan dengan cara tertentu.”11

10 Hamzah Ya’kub, Pulisistik Islam, Teknik Dakwah Islam dan Leadership (Bandung: CV

Diponegoro, 1986), Cet. Ke-2, h. 13. 11 Amrullah Ahmad, Dakwah Islam dan Perubahan Sosial (Yogyakarta: PLPM, 1985), h.

2

Page 28: EFEKTIVITAS DAKWAH LEMBAGA PENGEMBANGAN TILAWATIL …

16

Menurut H. M. Arifin dalam bukunya Psikologi Dakwah suatu

pengantar studi, bahwa:

“Dakwah sebagai suatu kegiatan ajakan, baik dalam bentuk lisan, tulisan, tingkah laku, dan sebagainya yang dilaksanakan secara sadar dan berencana dalam mempengaruhi orang lain. Baik secara individu maupun kelompok agar timbul dalam dirinya suatu pengertian, kesadaran, sikap penghayatan. Serta pengalaman terhadap ajaran agama sebagai pesan yang disampaikan kepadanya tanpa adanya unsur-unsur paksaan.”

Definisi lain mengenai dakwah juga dikatakan oleh Prof. Toha

Yahya Umar, bahwa pengertian dakwah dibagi menjadi dua bagian:

a. Pengertian umum. Dakwah adalah suatu ilmu pengetahuan yang

berisikan cara-cara, tuntunan, bagaimana seharusnya menarik

perhatian manusia untuk menganut, menyetujui, melaksanakan suatu

ideologi, pendapat dan pekerjaan tertentu

b. Pengertian khusus. Dakwah adalah mengajak manusia dengan cara

bijaksana kepada jalan yang benar sesuai dengan perintah Tuhan untuk

kemaslahatan dan kebahagiaan mereka di dunia dan akhirat.

Dari definisi-definisi tersebut diatas, meskipun terdapat perbedaan

dalam perumusan tetapi apabila diperbandingkan satu sama lain, dapatlah

diambil suatu kesimpulan bahwa dakwah adalah usaha manusia untuk

menyeru atau mengajak orang kepada jalan yang diridhoi Allah SWT

melalui cara atau metode tertentu agar terwujud pengalaman ajaran-ajaran

Islam dengan baik dan benar agar mendapat kebahagiaan di dunia maupun

di akhirat.

Page 29: EFEKTIVITAS DAKWAH LEMBAGA PENGEMBANGAN TILAWATIL …

17

2. Sejarah Dakwah

Sebagian ulama (jumhur) cenderung berpendapat bahwa ayat pertama

atau wahyu yang pertama yaitu surah Al-A’laq (iqra) yang diterima oleh

Rasulullah melalui malaikat Jibril adalah merupakan permulaan dari sejarah

dimulainya dakwah. Dengan demikian wahyu yang pertama diterima oleh

Rasulullah, langsung beliau sampaikan kepada isterinya, yang kemudian

diceritakan kembali oleh Waraqah bin Naufal, walaupun secara formal belum

bisa dikatakan dengan dakwah. Akan tetapi, secara informal itu sudah dapat

dikategorikan sebagai dakwah. Sebab Rasulullah sudah menyampaikan dan

memberitahukannya kepada orang lain, walaupun masih dalam lingkungan

yang terbatas.12

Dengan wahyu pertama itulah setelah beliau mengalami pertentangan

jiwa dan kecemasan yang cukup lama, akhirnya Nabi Muhammad SAW

sampai kepada puncak keyakinan misi kerasulannya. Pada periode ini Nabi

melakukan dakwah dengan sembunyi-sembunyi dan melakukan kegiatan

dakwah yang dimulai dari keluarga atau kerabat dan orang yang pertama

masuk Islam adalah isteri beliau yakni Khadijah. Pada periode ini disebut

dengan Periode Makkah yang ditandai dengan aktivitas dakwah yang

dilakukan secara sembunyi-sembunyi dikarenakan banyak tantangan dari

orang kafir Quraisy.

Setelah sepuluh tahun Nabi mengalami banyak cobaan dan rintangan,

akhirnya Nabi hijrah ke Kota Yatsrib (Madinah) dan melakukan dakwah di

12 Basrah Lubis, Pengantar Ilmu Daakwah, (Jakarta: CV Tursina 1993), h. 27-34.

Page 30: EFEKTIVITAS DAKWAH LEMBAGA PENGEMBANGAN TILAWATIL …

18

Kota Madinah dengan sambutaan yang sangaat baik oleh penduduk Madinah

pada saat itu, menurut Thomas W. Arnold dalam bukunya The Preaching of

Islam, di Kota Madinah terdapat sebagian orang Yahudi yang mengenal ide

tentang Messiah (juru selamat) yang akan turun, dan lebih cenderung

menerima Nabi Muhammad SAW sebagai Rasulullah. Berbeda dengan

penduduk agama Makkah, dimana ide tentang agama wahyu dan Nabi baru

adalah asing sama sekali, bahkan bertentangan dengan rasa martabat mereka

yang menganggap dirinya lebih tinggi dari suku-suku agama lain, dan lebih

makmur karena menjadi pewaris yang mendapat kehormatan dalam menjaga

koleksi patung-patung berhala nasional disekeliling Ka’bah yang dimuliakan.

Kemudian juga karena faktor antara suku asli bangsa Arab yaitu;

Khazraj dan suku Aus telah lama terjadi pertentangan antara mereka, sehingga

mereka pun benar-benar merindukan agar terciptanya perdamaian dan

ketentraman dan juga karena dari para pemuka masyarakat setempat bahwa

dengan memeluk agama Islam dapat diharapkan teratasi segala penderitaan

akibat tidak adanya jaminan hukum yang positif selama ini. Faktor ini

membuktikan selama delapan tahun sesudah Nabi hijrah yang dengan

kekuatan sepuluh ribu anggota pasukan dapat menaklukan Kota Makkah yang

selama sepuluh tahun berdakwah, yang sebelumnya hanya memperoleh suatu

yang awal dalam kehidupan nasionalisme Arab terhadap perkembangan Islam

di seluruh dunia.

Dengan kondisi serta situasi yang seperti ini, Nabi dapat melakukan

aktivitas dakwahnya dengan secara terang-terangan dan Nabi pun mulai

Page 31: EFEKTIVITAS DAKWAH LEMBAGA PENGEMBANGAN TILAWATIL …

19

membangun dan merealisasikan ajaran Islam di kota Madinah dengan

menggunakan metode atau strategi yang secara garis besar menurut A.

Halimi13 dapat dibedakan menjadi empat sejarah peradaban dalam ajaran

Islam, yaitu:

a. Sosio-Religius

Yang dimaksud sejarah dalam sosio-religius ini adalah pemantapan

nilai-nilai religius (Madinah) sebagai masyarakat islam baru artinya, pola

dan juga sikap hidup masyarakat yang dikondisikan untuk menerima dan

mempraktekkan aspek religius kedalam kehidupan sosial melalui masjid

sebagai sarana dan juga media dakwahnya. Oleh karena itu, dapat

dipahami bahwa langkah pertama Nabi adalah menerapkan strategi dengan

cara membangun masjid, langkah semakin mantap setelah jamiatan 1 (16

Robiul Awal H/ 20 September 662 M) Nabi menyampaikan khutbah

jum’at pertamanya yang secara garis besar berisi:

1) Bertaubat dan beristighfar hanya kepada Allah SWT

2) Mencari petunjuk Allah dengan senantiasa selalu bertaqwa kepada-

Nya

3) Memperbaiki hubungan yang vertikal kepada Allah serta menjalin

hubungan yang baik dengan sesamanya

4) Memperbaiki dzikir dan selalu beramal shaleh.

13 A. Halimi, Strategi Dakwah: Islam Yang Terabaikan, Pada Jurnal Ilmu Dakwah Vol. 5

No. 1 (Fakultas Dakwah IAIN Sunan Ampel Surabaya, April 2002), h. 48-51.

Page 32: EFEKTIVITAS DAKWAH LEMBAGA PENGEMBANGAN TILAWATIL …

20

Apabila pada khutbah jum’at yang pertama Nabi lebih menekankan

aspek-aspek religius, maka khutbah jum’at yang terakhir (25 Dzulhijjah di

Arafah), Nabi menekankan pada aspek keadilan sosial, yang oleh para ahli

disebut dengan “pernyataan akan hak-hak asasi manusia”. Isinya antara

lain:

1) Perlindungan terhadap hak-hak hidup

2) Kewajiban memenuhi semua amanah yang telah diterima

3) Penghapusan riba

4) Persaudaraan sesama muslim.

b. Sosio-Politik

Bukti yang nyata dalam penerapan sejarah sosio-politik ini adalah

dengan disepakatinya satu konstitusi yang mengatur tata kehidupan sosial

bermasyarakat dan bernegara, antara masyarakat Islam dengan masyarakat

non Islam dibawah kepemimpinan Rasulullah SAW. Konstitusi yang

dimulai pada tahun 622 M itulah oleh Arnold dinilai “sebagai suatu

gerakan yang sangat jitu”, dimana perubahan besar telah terjadi dan juga

dialami oleh para pengikutnya yaitu, dari kelompok powerless (tanpa

adanya kekuasaan) yang menjadi satu komunitas yang memiliki kekuatan

sosial-politik.

Dari berbagai strategi ini, ada beberapa prinsip dakwah dalam

menata kehidupan sosial masyarakat dapat ditegakan. Antara lain: prinsip

persaudaraan, persamaan, persatuan, kebebasan, membela yang teraniaya.

Prinsip kebebasan beragama, pertahanan dan perdamaian.

Page 33: EFEKTIVITAS DAKWAH LEMBAGA PENGEMBANGAN TILAWATIL …

21

c. Sosio-Ekonomi

Setelah umat Islam memiliki kekuatan sosial-politik di kota

Madinah, maka yang menjadi masalah utama adalah miskinnya

perekonomian yang tersedia. Hal ini semakin memprihatinkan setelah

secara kualitas strata sosial umat Islam saat ini mayoritas sentra-sentra

perekonomian dikuasai oleh orang-orang Yahudi seperti Bani Nadhir dan

Bani Quraidzah yang menguasai wilayah pertanian kurma di selatan kota

Madinah.

Untuk mengatasi strategi semacam ini, ada dua teknik yang

dipergunakan oleh kecerdasan Nabi dalam membaca peta sosial ummat,

dan langkah selanjutnya adalah legitimasi dari kehendak Allah SWT. Dari

kedua teknik ini adalah:

1) Memacu dalam semangat etos kerja serta produktivitas umat Islam

dengan berdagang dan bertani (kurma)

2) Memblokir jalur perdagangan yang menuju pasar-pasar diwilayah

sebelah utara. Pemblokiran ini tidak berarti umat Islam menghalalkan

segala cara dalam memenuhi kebutuhan ekonominya. Tentu hal ini

dilakukan dengan sesungguhnya sebagai upaya umat Islam dapat

memperoleh kembali akan harta kekayaannya yang telah dirampas

oleh bangsa kafir Quraisy, yang pada saat itu umat Islam terusir dari

kota Makkah

3) Sedangkan legitimasi yang telah dilakukan adalah dengan cara

mengeluarkan zakat dan shodaqoh yang sekaligus pengharaman

praktek-praktek riba. Dalam ketetapan ini tentu sangant

Page 34: EFEKTIVITAS DAKWAH LEMBAGA PENGEMBANGAN TILAWATIL …

22

menguntungkan dikarenakan telah tersediannya dana, proses dan

aktivitas dakwah akan semakin lancar.

d. Sejarah Diplomasi dan Korespondensi

Diplomasi (dialog) dan korespondensi (da’wah bil khitabah)

sesungguhnya merupakan strategi yang terbilang cerdas, sebab dengan

cara strategi ini banyak ditentukan kepiawaian dalam diplomasi pelaku

dakwah. Baik diplomasi yang dilakukan secara verbal (dialog) maupun

diplomasi yang dilakukan secara non verbal (korespondensi). Oleh karena

itu, penguasaan logika dan juga bahasa sangat diperlukan dalam strategi

ini demi untuk menghadapi mitra dialog yang berbeda agama.

Untuk itulah dengan cara berdialog dapat diharapkan untuk saling

mengenal dan juga dapat menimba ilmu pengetahuan tentang agama mitra

dialognya dan juga dapat mencari titik persamaan serta kesepakatan untuk

dijadikan landasan hidup yang rukun dalam suatu masyarakat.

Keempat sejarah dakwah Nabi tersebut penerapannya selalu

didasarkan kepada budi pekerti yang luhur. Karenanya, tidaklah berlebihan

apabila dikatakan bahwa kunci utama kesuksesan dalam dakwah Nabi,

disamping sasaran yang tepat dalam merumuskan strategi, teknik serta

metodenya juga disebabkan oleh sikap dan kepribadian Nabi SAW.

Demikian setelah Islam berkembang pada masa Madinah, dakwah Islam

pun secara terus menerus berkembang dengan pesat hingga pada masa

Khulafaur Rasyidin dengan sebuah prinsip toleransi yang

dikembangkannya.14

14 Thomas W. Arnold, The Preaching of Islam: Sejarah Dakwah Islam (Jakarta: Wijaya,

1981), Cet. Ke-2.

Page 35: EFEKTIVITAS DAKWAH LEMBAGA PENGEMBANGAN TILAWATIL …

23

3. Hukum Dakwah

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, hukum mengandung arti

undang-undang atau peraturan. Dengan demikian, hukum dakwah adalah

suatu undang-undang atau peraturan yang mengatur pelaksanaan dakwah,

tentu saja undang-undang atau peraturan ini disandarkan kepada hukum

syariat Islam yakni al-Qur’an dan al-Hadis.

Dakwah atau berdakwah hukumnya adalah wajib bagi yang mengaku

dirinya muslim, kewajiban ini merupakan kesepakatan kolektif yang dilakukan

pada masa sahabat dan para tabi’in.m karena dakwah hukumnya wajib, maka

setiapn muslim wajib menunaikan dakwah kapan dan dimana saja dengan

kapasitas kemampuannya masing-masing.

Bagi orang muslim, dakwah merupakan manifestasi iman yang mantap

dan didukung oleh tingkat kesadaran yang tinggi. Iman dalam arti yang luas

bukan hanya pengakuan hati yang terdalam dan juga ucapan yang verbal

dimulut. Akan tetapi, iman harus diaktualisasikan dengan berupa tindakan-

tindakan, perbuatan dalam rangka menegakkan syariat Islam dimuka bumi ini.

Al-Qur’an dan al-Hadits yang merupakan rujukan utama ummat

manusia menjelaskan secara gamblang tentang kewajiban dalam dakwah ini.

Sebagaimana terdapat pada ayat-ayat berikut ini:

a. Al-Qur’an surat An-Nahl ayat 125 :

Page 36: EFEKTIVITAS DAKWAH LEMBAGA PENGEMBANGAN TILAWATIL …

24

Artinya: “Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik, Sesungguhnya Tuhan-mu Dia-lah yang lebih mengetahui siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dia pula yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk.” (QS. An-Nahl: 125)

b. Al-Qur’an Surat Ali-Imran ayat 110 :

☺ ⌧ ☺

⌧ Artinya: “Kamu adalah ummat yang terbaik, yang dilahirkan untuk

manusia. Menyeru kepada yang munkar dan berimanlah hanya keapda Allah SWT. Sekiranya Ahli kitab beriman, tentulah itu lebih baik bagi mereka; diantara mereka ada yang beriman dan kebanyakan mereka adalah orang-orang yang fasik.” (QS. Ali-Imran: 110)

Masih banyak lagi ayat-ayat al-Qur’an serta hadis Nabi yang

menunjukan tentang kewajiban dalam dakwah, sehingga dakwah merupakan

suatu hal yang wajib. Hal ini bisa dilihat dari ayat-ayat dan hadis Nabi dari

segi lafadznya. Misalnya pada kalimat wal-takun “dan hendaklah ada” pada

kalimat diatas dalam tata bahasa Arab, huruf lam yang terdapat dalam kalimat

Page 37: EFEKTIVITAS DAKWAH LEMBAGA PENGEMBANGAN TILAWATIL …

25

tersebut adalah lam amar (lamul amri) yang artinya mengandung kepada

perintah. Demikian pula dengan surat An-Nahl ayat 125 pada kalimat ‘ud-u

“serulah, ajaklah” adalah merupakan fi’il amar yang bersifat perintah.

Menurut A. Syafi’i Ma’arif dalam bukunya Islam dan Politik “upaya

membingkai peradaban” menyatakan bahwa dakwah Islam adalah yang

bertujuan untuk mengharapkan potensi manusia agar eksistensi mereka

memiliki makna di hadapan Tuhan dan juga memiliki sejarah kehidupannya,

karena pada dasarnya manusia memiliki hakikat fitrah (QS. 30; 30) dan

manusia telah melakukan kesaksiannya bahwa Allah SWT adalah Tuhan yang

sebenarnya.15

Dengan demikian, tujuan akhir dakwah Islam adalah terwujudnya

“Khairul Ummah” yang basisnya didukung oleh muslim yang berkualitas

“Khairul Bariyyah” yang oleh Allah dijanjikan ridho-Nya (QS. 98; 7-8).

Namun khairul ummah harus terlebih dahulu oleh terwujudnya khairul

bariyyah, karena ummah merupakan sebuah konsep kesatuan yang fikrah.

Sedangkan khairul bariyyah merupakan konsep sumber daya syaksiyah. Untuk

itu, tegaknya khairul ummah bersifat determinatif atas terwujudnya khirul

usrah. Khairul usrah juga merupakan determinatif atas terwujudnya khairul

ummah.

4. Prinsip-Prinsip Dakwah

Prinsip mengandung pengertian dasar atau asas kebenaran yang

15 A. Syafi’I Ma’arif, Islam dan Politik: Upaya Membingkai Peradaban (Jakarta: Pustaka

Dinamika, 1999), h. 15.

Page 38: EFEKTIVITAS DAKWAH LEMBAGA PENGEMBANGAN TILAWATIL …

26

menjadi pokok pada dasarnya berfikir, bertindak, dan sebagainya. Pada

esensinya dakwah adalah meletakkan prinsipnya kepada al-Qur’an dan al-

Hadis. Menurut H.A. Hasanuddin bahwa prinsip dakwah selalu terbuka

kepada kesempatan yang luas untuk melakukan ijtihad.

Sekalipun dakwah merupakan kewajiban terhadap setiap muslim tanpa

memadang apakah ia berasal dari golongan manapun dan mengesampingkan

status sosialnya. Akan tetapi, bukan berarti dakwah dapat dilaksanakan

sekehendak hati tanpa mengindahkan tata cara yang sopan dan juga santun,

seperti yang dicontohkan oleh Rasulullah SAW dalam melakukan misi

dakwahnya dengan cara ditampilkan dengan sempurna supaya setiap orang

ataupun masyarakat yang diserunya itu merasa tergugah hatinya, yang pada

akhirnya ingin mengikuti jejak ajaran Islam yang dilakukan oleh Rasulullah

SAW dengan sadar dan juga penuh dengan tanggung jawab. Oleh karena itu,

disinilah signifikasi prinsip-prinsip dakwah yang harus menjadi pedoman

terhadap para pelaku dakwah.

Secara tersurat prinsip-prinsip dakwah terdapat dalam al-Qur’an surat

An-Nahl ayat 125, yang didalamnya terdapat tiga hal penting sebagai acuan

dalam melakukan dakwah.

Yang pertama dengan hikmah. Dalam berdakwah yang harus terlebih

dahulu dilakukan adalah dengan cara hikmah, yakni dengan memperhatikan

tingkat pelajaran yang akan dijelaskan kepada objek dakwah setiap kalinya

(berdakwah). Sehingga tidak memberatkan dengan tugas-tugas yang banyak

sebelum cukup persiapan mental para mad’u. Menurut Said al-Qathani dalam

Page 39: EFEKTIVITAS DAKWAH LEMBAGA PENGEMBANGAN TILAWATIL …

27

bukunya yang berjudul Dakwah Islam Dakwah Bijak, menjelaskan bahwa

hikmah mengandung pengertian tentang perkataan dan juga mengandung akan

perbuatan dalam melakukan sesuatu pada tempatnya. Dakwah dengan

menggunakan hikmah harus terlebih dahulu diawali dengan berbagai

persiapan agar apa-apa yang akan dicapai itu menjadi kenyataan.

Analisa ini menyangkut kepada sumber daya pelaku dakwah (da’i),

materi, media, metode dan objek dakwah serta situasi dan juga kondisi yang

berkembang, sehingga dakwah yang telah dilaksanakan itu akan benar-benar

dapat menghujam secara langsung kepada masalah yang dihadapi oleh

masyarakat pada saat yang bersamaan.

Yang kedua adalah dengan memberikan pelajaran yang baik

(mauidzah hasanah). Pelajaran dengan baik dan indah yang dilakukan oleh

juru dakwah akan masuk dengan baik pula, serta akan menyelami sebuah

perasaan dengan lemah lembut dan akan menerima kesejukan terhadap para

objek dakwah. Dakwah bukan dilakukan dengan kekerasan serta dengan

hadirkan yang tidak perlu disampaikan. Sesungguhnya dengan berlemah

lembut dalam memberi pelajaran sering kali dapat membuka hati yang kasat

dan akan dapat melembutkan hati yang sekeras batu, dan akan menghasilkan

yang lebih baik dari pada dakwah yang dilakukan dengan cara kekerasan,

ancaman dan hinaan.

Ketiga adalah dengan cara berdiskusi dengan baik (mujaadalah).

Apabila dakwah terpaksa dilakukan dengan perdebatan, maka berdiskusilah

dengan cara yang baik. Berdiskusi dengan tidak menekankan serta

melecehkan seseorang yang beda pendapat, tidak menghina dan juga

Page 40: EFEKTIVITAS DAKWAH LEMBAGA PENGEMBANGAN TILAWATIL …

28

merendahkan.

Seorang juru dakwah harus tetap menghormati seseorang yang diajak

bicara tanpa melihat akan status sosialnya. Yang terpenting adalah harus

terlenbih dahulu memiliki prinsip-prinsip yang kokoh bahwasanya

kemenangan dalam berdiskusi bukan tujuan utama. Akan tetapi berdiskusi

hanyalah semata-mata menyampaikan sebuah informasi yang benar dan

membawanya kepada jalan kebenaran.

5. Unsur-Unsur Dakwah

Dakwah merupakan suatu rangkaian kegiatan yang didalamnya

melibatkan sejumlah unsur-unsur tertentu. Dimana unsur tersebut membentuk

dalam sebuah sistem yang saling berhubungan secara kolektif, saling

mendukung dan juga saling menjelaskan.

Adapun unsur-unsur dakwah tersebut adalah sebagai berikut:

a. Da’i

Pada prinsipnya seseorang yang telah mengaku dirinya sebagai

seorang muslim adalah Da’i (pelaku dakwah). Setiap muslim yang

mukallaf wajib menyampaikan dakwahnya kepada orang lain sesuai

dengan kemampuannya masing-masiing, dan sebagai seorang juru dakwah

sekurang-kurangnya harus memiliki hal-hal sebagai berikut:

Pertama, sanggup dalam menyelesaikan beban yang bditegaskan

kepada dirinya khususnya dalam mempertahankan ajaran agama sebagai

kebenaran yang mutlak, dan menyebarluaskan nilai-nilai keagamaan

sebagai keyakinan dan prinsip hidup yang benar. Kedua, mampu merubah

Page 41: EFEKTIVITAS DAKWAH LEMBAGA PENGEMBANGAN TILAWATIL …

29

hidup manusia menjadi lebih berharga (bernilai) dan juga memberi

kemampuan kepada mereka untuk menjadikan hidupnya di dunia ini

sebagai investasi kehidupannya di akhirat kelak. Ketiga, pribadi yang

selalu eksis dan konsisten terhadap tujuan dakwah.

b. Mad’u

Mad’u adalah segenap manusia. Terlepas apakah ia dalam

kepastiannya sebagai mahluk individu, keluarga, kelompok, masyarakat.

Pada dasarnya manusia dalam pandangan Islam terbagi kedalam dua

kelompok, yakni kelompok yang telah menyatakan dirinya sebagai muslim

dan kelompok manusia yang diluar Islam. Kedua golongan inilah yang

akan menjadi sasaran dakwah.

Dalam perspektif psikologi manusia hanya dapat didekati dari tiga

pendekatan. Pertama, manusia sebagai mahluk individu memilik

keinginan yang harus terpenuhi secara seimbang, yakni kebutuhan akan

material (kebendaan), pemenuhan aspek ini akan memberikan kesenangan

terhadap kehidupan manusia. Kemudian kebutuhan (spiritual) dalam

pemenuhan aspek ini akan memberikan suatu ketenangan, ketentraman

dan kedamaian dalam hatinya.

Kedua, sebagai makhluk sosial, manusia cenderung untuk selalu

hidup berkelompok dan selalu berinteraksi dengan sesamanya. Oleh

karena itu, secara esensial manusia dapat survive dimuka bumi ini apabila

ia (manusia) dapat bekerjasama dengan yang lainnya. Dalam kehidupan

bermasyarakat manusia tidak dapat hidup sekehendaknya, dikarenakan

Page 42: EFEKTIVITAS DAKWAH LEMBAGA PENGEMBANGAN TILAWATIL …

30

manusia telah terikat dengan aturan-aturan atau norma yang telah berlaku

dilingkungannya. Menurut Jamaludin Kafie dalam bukunya psikologi

dakwah, mengemukakan bahwasanya manusia terikat dalam sistem hidup

tiga dimensi: yakni dimensi kultural (kebudayaan dan peradaban),

dimensi struktural (bentuk hubungan sosial) dan dimensi normatif

(tatakrama dalam kehidupan sosial).

D. Musabaqah Tilawatil Qur’an

1. Pengertian Musabaqah Tilawatil Qur’an (MTQ)

Jumlah umat Islam yang dapat memahami al-Qur’an sebagai kitab

suci dan mukjizat sangat sedikit, sebagian besar tidak mengetahuinya,

namun mereka senang membacanya baik dengan Tartil maupun

Mujawwad. Faktor apakah yang mendorong mereka untuk membacanya

berulangkali bahkan menghafalnya bahwa perbuatannya itu merupakan

ibadah kepada Allah SWT.

Menurut A. Mukti Ali, bahwa al-Qur’an mempunyai dimensi yang

sangat luas dan dapat menimbulkan tiga hal sekaligus, yaitu seni, ilmu dan

agama. Dengan seni hidup menjadi maju dan indah, dengan agama hidup

menjadi bermakna dan bahagia. Tanpa seni hidup menjadi kasar, tanpa

ilmu hidup menjadi sulit dan tanpa agama hidup menjadi tidak bermakna.

Oleh karena al-Qur’an merupakan sumber hidayah, maka para

sahabat Nabi mempunyai perhatian yang sangat besar. Ada diantara para

sahabat Nabi yang dapat membaca al-Qur’an dengan bacaan yang sangat

Page 43: EFEKTIVITAS DAKWAH LEMBAGA PENGEMBANGAN TILAWATIL …

31

menarik seperti Abu Musa al-Asy’ari karena ia memiliki suara yang

merdu, sehingga Rasulullah SAW sangat senang mendengarkan bacaannya

Tilawah al-Qur’an mendapat perhatian yang culuk besar dari

kalangan ummat Islam, mengingat tujuan al-Qur’an diturunkan sebagai

pedoman hidup, untuk dibaca, dipelajari, dipahami dan diamalkan

sebagaimana yang sering diungkapkan dalam al-Qur’an itu sendiri. Untuk

mencapai tujuan tersebut, banyak cara dan usaha yang telah dilakukan oleh

ummat Islam, salah satu diantaranya dengan mengadakan MTQ.

Musabaqah Tilawatil al-Qur’an adalah suatu jenis lomba membaca

al-Qur’an dengan bacaaan mujawwad dan murattal yaitu bacaan al-Qur’an

yang mengandung nilai ilmu membaca, seni baca dan adab membaca

menurut pedoman yang telah ditentukan.

MTQ kini telah demikian membudi daya di masyarakat, baik

tingkat Nasional maupun Internasional. Hal ini merupakan media dan

sarana dakwah yang cukup efektif, tidak kurang dari 30 Provinsi di seluruh

Indonesia yang turut ambil bagian baik sebagai peserta maupun sebagai

penyelenggara, karena MTQ diadakan secara bergilir dari satu Provinsi ke

Provinsi lain. Demikian juga MTQ Internasional saat ini ada 13 Negara

yang mengadakan Musabaqoh Tilawatil Qur’an dengan partisipan lebih

kurang 50 Negara yang turut ambil bagian.

Tilawah identik dengan kata qira’ah, yang mempunyai arti bacaan.

Berkaitan dengan MTQ yang dimaksud tilawah yaitu Qiraatul Qur’an bi

al-alhan atau membaca al-Qur’an dengan lagu.

Page 44: EFEKTIVITAS DAKWAH LEMBAGA PENGEMBANGAN TILAWATIL …

32

MTQ merupakan suatu manifestasi budaya Islam. Dalam bentuk

asalnya membaca al-Qur’an merupakan suatu pelaksanaan ajaran, suatu

ibadah, bentuk persembahan dan pengabdian suci seorang hamba kepada

Allah, Zat yang berfirman. Firman atau kalam Allah dalam wujud al-

Qur’an al-Karim terlalu agung untuk didekati manusia, karena

mengandung kemukjizatan dalam berbagai dimensi. Tak ada yang bisa

menyentuhnya kecuali mereka yang disucikan (QS. Al-Waqiah: 77-80).

Maka segala pendekatan pun dilakukan, dengan membacanya,

menghafalnya dan mempelajarinya. Qurra (jamak ‘Qori’) Huffazh (jamak

‘Hafizh) selalu tampil dikalangan kontemporer berupaya menggali

maknanya dengan menyusun kitab-kitab tafsir serta ilmu-ilmu al-Qur’an

dengan memakai berbagai perangkat keilmuan. Semuanya adalah bentuk

pengabdian dalam rangka mewujudkan fungsi utamanya untuk

membimbing perjalanan hidup manusia melalui jalan yang paling lurus

(Inna haadzal-Qur’ana yahdy lillaty hiya aqwam, QS. Al-Isra: 9).

Membaca al-Qur’an (Tilawah al-Qur’an) jelas merupakan ibadah

utama yang sangat dianjurkan. Selain itu membaca al-Qur’an merupakan

langkah pembuka atau pintu masuk untuk menyelami kedalaman al-

Qur’an dan mengarungi luasnya lautan maknanya yang tiada bertepi. Bila

semua orang tak sanggup melakukan upaya menyelami kedalaman dan

keluasan maknaya, maka sekurang-kurangnya berilah kesempatan kepada

mereka untuk ikut meneguk kenikmatan dan keagungan firman itu dengan

membacanya. Betapa indah firman-firman itu dilantunkan dengan tartil,

suatu aturan baca sesuai dengan nada dan ritme bawaannya yang tepat.

Page 45: EFEKTIVITAS DAKWAH LEMBAGA PENGEMBANGAN TILAWATIL …

33

Apalagi bila lantunan firman itu dibawakan dengan suara merdu dalam

lagu dan gaya bahasa asalnya yang indah, bil luhun al-A’rab. Membaca al-

Qur’an dengan cara demikian sungguh mengasyikan, tidak jemu

pembacanya, tidak bosan pendengarannya.

Tidak heran bila Tilawah al-Qur’an hidup mengakar dan tumbuh

subur dalam budaya Nusantara, bumi pemeluk Islam setia, meski mereka

bangsa ‘ajam (non Arab). Ketika Tilawah al-Qur’an tumbuh melalui suatu

pengajaran disuatu tempat terus akan merambah menyebah keranah lain tak

terbendung. Dan ketika Tilawah al-Qur’an menyebar, para Qori bermunculan

serta kelompok-kelompok pengajian tilawah al-Qur’an menjamur diberbagai

daerah maka apresiasi itu secara kuantitatif dan kualitatif bermuara pada

lomba membaca al-Qur’an yang lazim dikenal dengan sebutan Musabaqah

Tilawatil Qur’an (MTQ). Dengan apresiasi yang meriah kemudian MTQ

menjadi pesta budaya keagamaan yang penuh makna. Maka pemerintah

Indonesia pun sejak tahun 1968 mengakomodasinya menjadi salah satu

program rutin negara, sebagaimana negara-negara muslim lainnya. Karena

melalui al-Qur’an itulah seluruh umat Islam bersatu padu terpanggil tanpa

memandang faham atau aliran yang dianut, kelompok atau golongan yang

menjadi apresiasinya.

Setiap mukmin yakin, bahwa membaca al-Qur’an saja sudah termasuk

amal yang sangat mulia dan akan mendapat pahala yang berlipat ganda, sebab

yang dibacanya itu adalah kitab Allah SWT. Al-Qur’an adalah sebagai bacaan

Page 46: EFEKTIVITAS DAKWAH LEMBAGA PENGEMBANGAN TILAWATIL …

34

bagi orang mukmin, baik dikala senang maupun dikala susah, dikala gembira

ataupun dikala sedih. Terlebih membaca al-Qur’an bukan saja menjadi amal

dan ibadah, tetapi juga menjadi obor dan penawar bagi orang yang gelisah

jiwanya.

Bacaan al-Qur’an yang dapat memukau dan dapat melunakan hati

adalah bacaan al-Qur’an yang baik bertajwid dan berirama yang merdu. Bila

al-Qur’an itu dibaca dengan lidah yang fashih, dengan suara yang baik dan

merdu akan memberi pengaruh kepada jiwa orang yang mendengarkannya,

sehingga seolah-olah yang mendengarkannya sudah di alam ghaib, bertemu

langsung dengan Khalik-nya. Sebagaimana firman Allah dalam surat Al-

Anfal ayat 2 yang artinya sebagai berikut:

☺ ☺

Artinya: “Sesungguhnya orang-orang yang beriman adalah mereka yang bila

disebut nama Allah gemetarlah hati mereka, dan apabila dibacakan ayat-ayatNya bertambahlah iman mereka (karenanya), dan hanya kepada Tuhanlah mereka bertawakkal.” (QS. Al-Anfal : 2)

Membaca al-Qur’an itu terkandung unsur Ta’abbudi. Artinya

membaca al-Qur’an harus mengikuti ketentuan-ketentuan yang berlaku

menurut Shahibul Kalamnya. Para Sahabat Nabi, Tabi’in dan Imam-Imam

Qira’at telah berijma’ mengenai bolehnya membaguskan suara dalam

Page 47: EFEKTIVITAS DAKWAH LEMBAGA PENGEMBANGAN TILAWATIL …

35

membaca al-Qur’an dengan suara yang baik, ini mengandung beberapa

manfaat, diantaranya:

a. Lebih meresap ke dalam hati dan memberi bekas kepada jiwa dan dapat

memperhatikan pendengarnya

b. Memberikan dorongan untuk memperhatikan suara baik

c. Sebagai media dakwah.

2. Sejarah Perkembangan Musabaqoh Tilawatil Qur’an (MTQ)

Memperindah suara, membaguskan dan mengangkat adalah

berdasarkan sunnah Nabi Muhammad SAW. Oleh sebab itu, sejak masa Nabi

Muhammad SAW tilawah telah dimulai berkembang. Banyak diantarnya

Sahabat beliau yang terkenal dengan suaranya yang bagus dalam membaca al-

Qur’an, seperti Abu Musa al-Asy’ari yang mendapat pujian dari Nabi

Muhammad SAW, serta para sahabat, seperti Salim Maula, Abi Hudzaifah,

Utbah Bin Amir, Alqomah bin Nakhai, Umar Bin Abdul Aziz.16

Setelah zaman Rasulullah SAW, kemudian tilawah berkembang lagi

pada masa sahabat, masa tabi’in , masa tabi’in-tabi’in dan seterusnya. Dalam

perkembangan ini muncullah para Qurra’ yang terkenal dari berbagai generasi

dengan pesatnya.

Perlu diketahui bahwa perkembangan yang paling pesat dalam masalah

tilawah adalah perkembangan yang ada di Mesir. Negara tersebut menjadi

kiblat bagi seluruh Qurra’ dari segala penjuru dunia dewasa ini. Diantaranya

Syaikh-Syaikh Qurra’ yang muncul dengan prestasi yang tinggi adalah Syaikh

16 Kamal al-Din al-Ta’i, Qawaid al-Tilawah (al-Qahirah: Usmaniyah, 1971), h. 8.

Page 48: EFEKTIVITAS DAKWAH LEMBAGA PENGEMBANGAN TILAWATIL …

36

Mahmud Khalil al-Husari, Syaikh Yusuf al-Maulawi, Syaikh ‘Abd. al-Siddiq

al-Munsyawi, Syaikh Abd. al-Basit Abd. al-Somad, Syaikh Mahmud Ali al-

Banna, Syaikh Abu al-Ainain Syu’aisya’ dan lain-lain.

Di Indonesia, Tilawatil Qur’an berkembang pesat karena menjadi

bagian dari kebudayaan yang hidup dalam masyarakat, sebagaimana dilihat

dalam buktinya pada:

a. Dalam berbagai upacara telah terbiasa dibuka dengan pembacaan al-

Qur’an

b. Terdapat berbagai pengajian, kursus-kursus, diklat serta kegiatan-kegiatan

lain yang bersifat individual Training Center tentang tilawatil Qur’an

c. Diselenggarakannya diberbagai Haflah Tilawah al-Qur’an

d. Dengan diselenggarakannya MTQ, baik tingkat Nasional yang

dilaksanakan oleh pemerintah maupun MTQ yang diselenggarakan oleh

instansi-instansi maupun lembaga-lembaga.

3. Tata Cara Pelaksanaan Musabaqah Tilawatil Qur’an (MTQ)

a. Cabang MTQ

Cabang tilawah al-Qur’an terdiri dari enam golongan yang bisa

diikuti oleh kelompok pria (Qori) dan wanita (Qoriah), yaitu :

1) Golongan Tartil al-Qur’an

2) Golongan Anak-anak

3) Golongan Remaja

4) Golongan Dewasa

Page 49: EFEKTIVITAS DAKWAH LEMBAGA PENGEMBANGAN TILAWATIL …

37

5) Golongan Cacat Netra

6) Golongan Qiraah Sab’ah

b. Peserta MTQ

Peserta Musabaqah cabang Tilawah al-Qur’an adalah Qari atau

Qariah yang memenuhi ketentuan umum dengan persyaratan umur sebagai

berikut:

1) Golongan Tartil, umur maksimal 9 tahun 11 bulan 29 hari (10 tahun)

2) Golongan Anak-anak, umur maksimal 13 tahun 11 bulan 29 hari (14

tahun)

3) Golongan Remaja, umur maksimal 21 tahun 11 bulan 29 hari (22 hari)

4) Golongan cacat Netra, umur maksimal 40 tahun 11 bulan 29 hari (41

tahun)

5) Golongan Qiraat, umur maksimal 40 tahun 11 bulan 29 hari (41

tahun).

c. Qiraat

Qiraat Cabang Tilawah yang digunakan adalah Qiraat Imam Ashim

riwayat Hafsh Thariq al-Syatibiyah dengan Martabat mujawwad.

d. Maqra

1) Maqra adalah ayat-ayat yang harus dibaca oleh peserta dalam

pelaksanaan Musabaqah yang ditetapkan oleh LPTQ untuk semua

peserta pada MTQ atau STQ, baik pada babak penyisihan dan atau

pada babak final

2) Maqra untuk setiap golongan baik dalam babak penyisihan maupun

Page 50: EFEKTIVITAS DAKWAH LEMBAGA PENGEMBANGAN TILAWATIL …

38

dalam babak final ditentukan sebagai berikut:

a) Golongan Tartil - Juz 1 s.d. Juz 10

b) Golongan Anak-anak - Juz 1 s.d. Juz 10

c) Golongan Dewasa - Juz I s.d. Juz 20

d) Golongan Dewasa - Juz 1 s.d. Juz 30

e) Golongan Cacat Netra - Juz 1 s.d. Juz 30

f) Golongan Qiraat - Juz 1 s.d. Juz 30

e. Susunan Lagu atau Irama yang dibawakan

1) Bayyaati

2) Shobah

3) Hijaz

4) Nahawan

5) Rast

6) Syika

7) Jiharka

f. Cara Penampilan

1) Babak Penyisihan

a) Penentuan Maqra

Penentuan maqra peserta yang akan tampil dilakukan

sebagai berikut:

1. Peserta Dewasa, 10 menit sebelum naik mimbar tilawah

2. Pesera Tartil, Anak-anak dan Remaja, 16 jam sebelum tampil

3. Peserta Cacat Netra, 30 menit sebelum acara penampilan.

Ditentukan salah satu dari 3 maqra yang dilaporkan pada

Page 51: EFEKTIVITAS DAKWAH LEMBAGA PENGEMBANGAN TILAWATIL …

39

waktu pendaftaran.

b) Penampilan

Penampilan peserta musabaqah dilaksanakan seperti

berikut:

1. Giliran tampil:

a. Penampilan peserta diatur berdasarkan giliran

b. Penentuan giliran (urutan membaca) pada penampilan

harian dilaksanakan 30 menit sebelum musabaqah dimulai.

2. Lama Penampilan

Lama penampilan bagin setiap peserta sebagai berikut:

a. Golongan Tartil : 5-7 menit (penyisihan dan final)

b. Golongan Anak-anak : 7-8 menit (penyisihan dan final)

c. Golongan Remaja dan

Cacat Netra : 8-9 menit (penyisihan dan final)

d. Golongan Dewasa : 9-10 menit (babak penyisihan)

: 10-12 menit (babak final)

3. Cara Tampil

a. Peserta musabaqah cabang tilawah tampil dengan cara

membaca maqra wajib melalui mushaf, baik babak

penyisihan maupun babak final

b. Tanda persiapan, mulai, persiapan akhir dan selesainya

waktu diatur oleh Majelis Hakim

c. Penentuan Finalis

Finalis ditetapkan oleh Majelis Hakim dan disahkan oleh

Page 52: EFEKTIVITAS DAKWAH LEMBAGA PENGEMBANGAN TILAWATIL …

40

Dewan Hakim

d. Pengumuman Finalis dilaksanakan oleh Dewan Hakim

2) Babak Final

a) Penentuan maqra

Penentuan maqra bagi semua golongan yang akan tampil

sebagai berikut:

1. Maqra Golongan Dewasa, diberikan kurang lebih 10 menit

sebelum naik mimbar tilawah

2. Maqra Golongan Remaja, Anak-anak dan Tartil diberikan 30

menit sebelum acara musabaqah

3. Maqra Golongan Cacat Netra:

a. Menyerahkan 3 maqra hafalan selain yang telah dibaca

pada babak penyisihan selambatnya 4 jam sebelum tampil

dan ditentukan 30 menit sebelum acara penampilan

b. Yang akan tampil membaca Mushaf Brille melaporkan

selambatnya 5 jam sebelum tampil, selanjutnya ditentukan

30 menit sebelum acara penampilan.

b) Penampilan

1. Cara penampilan (giliran dan lama tampil) peserta pada babak

final sama dengan cara penampilan pada babak penyisiahan

2. Penampilan finalis golongan remaja dilaksanakan bersama-

sama dengan penampilan finalis golongan dewasa.

g. Cara Penilaian atau Perhakiman

Page 53: EFEKTIVITAS DAKWAH LEMBAGA PENGEMBANGAN TILAWATIL …

41

1) Norma Penilaian

Cara penilaian Cabang Tilawah al-Qur’an adalah ketentuan-

ketentuan penilaian yang diterapkan dalam perhakiman cabang

tersebut, baik yang berhubungan dengan bidang da materi penilaian

maupun yang berkaitan dengan teknis penilaian.

Norma penilian tersebut meliputi: bidang penilaian dan materi

yang dinilai, ketentuan penilaian dan tata cara penilian

a) Bidang dan materi yang dinilai:

1) Bidang Tajwid dan materi:

a) Makharij al-Huruf

b) Shifat al-Huruf

c) Ahkam al-Huruf

d) Ahkam al-Mad wa al-Qashar.

2) Bidang Fashahah, dengan materi:

a. Ahkam al- Waqf wa al-Ibtida

b. Mura’at al huruf wa al- Harakat

c. Mura’at al kalimat wal ayat.

3) Bidang Suara:

a. Kejernihan atau kebeningan suara

b. Kehalusan suara

c. Kenyaringan suara

d. Keutuhan suara

e. Pengaturan nafas yang baik.

Page 54: EFEKTIVITAS DAKWAH LEMBAGA PENGEMBANGAN TILAWATIL …

42

4) Bidang Lagu:

a. Lagu pertama dan penutup

b. Jumlah lagu

c. Peralihan, keutuhan dan tempo lagu

d. Irama dan gaya

e. Variasi.

b) Kriteria Kesalahan

1) Bidang Tajwid dan Fashahah

a. Kesalahan Jali, yaitu kesalahan dalam pengucapan lafazd

al-Qur’an yang merusak ketentuan-ketentuan qiraat atau

bacaan menurut riwayat Hafsh, baik yang mengakibatkan

rusaknya makna maupun tidak seperti, Pengucapan huruf

tho dibaca ta, Perubahan harakat kasrah dibaca fathah

b. Kesalahan Khofi, yaitu kesalahan dalam pengucapan lapadz

sehingga menyimpang dari ketentuan Qiraat Ashim riwayat

Hafsh, tetapi tidak merusak makna.

Kesalahan Khofi terbagi menjadi 2 bagian:

a. Kesahan Khofi yang hanya diketahui oleh Ulama Qiraat

(theory), seperti meninggalkan idgham, idzhar, ikhfa, iklab,

dan lain-lain

b. Kesalahan Khofi yang hanya diketahui oleh orang-orang

yang mahir (practicy) dalam Qiraah seperti, Menggetar-

getarkan huruf ra, Mendemonstrasikan nafas panjang tanpa

menghiraukan norma al-Waqf wa al ibtida, dan lain-lain.

Page 55: EFEKTIVITAS DAKWAH LEMBAGA PENGEMBANGAN TILAWATIL …

43

2) Bidang Suara dan Lagu

a. Lagu yang dipergunakan dalam cabang tilawah al-Qur’an

adalah lagu-lagu Arabi yang sudah masyhur dikalangan

para Qori/ Qori’ah, baik yang dianggap sebagai lagu Mishri

maupun lagu-lagu Makkawi, seperti Bayyati atau Husaini,

Hijaz, Sika dan lain-lain dengan segala variasinya

b. Jumlah lagu yang harus dibawakan oleh golongan dewasa

dan remaja minimal 5 jenis lagu, baik pada babak

penyisihan maupun babak final

c. Jumlah lagu yang harus dibawakan oleh golongan anak-

anak dan cacat netra minimal 4 jenis lagu baik pada babak

penyisihan maupun babak final

d. Lagu pertama harus dimulai dengan lagu Bayyati atau

Husaini yang dibawakan minimal dengan tiga tangga nada,

setelah itu baru pindah kepada jenis lagu yang lain. Dan

juga haruis ditutup dengan lagu bayyati atau husaini.

Ketentuan ini berlaku, baik pada babak penyisihan maupun

babak final.

2) Perhakiman

a) Personalia

1) Komposisi Majlis Hakim

Majlis Hakim tiap golongan pada cabang tilawah al-Qur’an

terdiri dari Ketua, Sekretaris dan Anggota dibantu oleh seorang

Page 56: EFEKTIVITAS DAKWAH LEMBAGA PENGEMBANGAN TILAWATIL …

44

panitera.

2) Ketua majlis merangkap sebagai anggota. Anggota adalah

hakim penilai yang terdiri dari:

a. Hakim penilai bidang tajwid

b. Hakim penilai bidang fashahah

c. Hakim penilai bidang suara

d. Hakim penilai bidang lagu.

3) Kompetensi yang diperlukan peserta

a. Memiliki suara yang bagus

b. Mampu membaca al-Qur’an dengan lancar

c. Menguasai ilmu tajwid

d. Menguasai tausyih

e. Memahami makna secara lafdziyyah

f. Memahami Qiraat

g. Hafal al-Qur’an, minimal hafal Maqra yang akan dibaca.

Pada MTQ, peserta dituntut untuk melakukan beberapa hal, antara lain:

1. Usaha memahami ayat-ayat al-Qur’an. Jika seorang Qori/ Qoriah

memahami makna ayat-ayat yang dibaca maka akan mampu melahirkan

bacaan yang indah, syahdu serta disertai dengan tadabbur al-ma’ani.

Bacaan demikian akan menimbulkan pengaruh bagi orang yang

mendengarkan, sehingga pendengar ingin mengetahui isi yang terkandung

didalamnya. Hal ini pernah terjadi pada MTQ Nasional ke-6 di Mataram.

“…..satu keluarga menyatakan masuk Islam karena pada mulanya hati

mereka terketuk dengan bacaan al-Qur’an pada MTQ yang berlangsung

Page 57: EFEKTIVITAS DAKWAH LEMBAGA PENGEMBANGAN TILAWATIL …

45

di kota itu”17

2. Berperilaku atau berakhlak sesuai dengan ajaran al-Qur’an. Peserta adalah

penyampai Firman Allah, maka mereka harus mengawali pengamalan al-

Qur’an pada dirinya sendiri. Adanya penilaian “adabuttilawah” dengan

maksud untuk mendidik peserta agar berprilaku sesuai dengan kesucian

al-Qur’an.

17 Panitia KKN PTIQ, MTQ dan Aspek-Aspeknya (Jakarta: 1975), h. 13.

Page 58: EFEKTIVITAS DAKWAH LEMBAGA PENGEMBANGAN TILAWATIL …

BAB III

GAMBARAN UMUM LEMBAGA PENGEMBANGAN TILAWATIL

QUR’AN (LPTQ) PROVINSI DKI JAKARTA

A. Sejarah Berdiri LPTQ Provinsi DKI Jakarta

Lembaga Pengembangan Tilawatil Qur’an (LPTQ) Daerah Khusus

Ibukota Jakarta berdiri sejak tahun 1978. Dalam perjalanannya, LPTQ

Provinsi DKI Jakarta telah banyak mewarnai perkembangan kegiatan

Nasional, khususnya dalam bidang Tilawah, Tahfizh dan Tafsir al-Qur’an. Hal

ini dapat dilihat dari perkembangan Cabang/ Golongan pada musabaqah yang

merupakan ide dan ditampilkan pertama kali dalam eksibisi MTQ Tingkat

Nasional oleh LPTQ Provinsi DKI Jakarta.

Lebih jauh dari itu Pemerintah Daerah Khusus Ibukota Jakarta

mempunyai andil yang cukup besar dalam kelahiran LPTQ Nasional dan

LPTQ se-Indonesia. Berdirinya LPTQ didasari Keputusan Bersama Menteri

Agama dan Menteri Dalam Negeri Nomor : 9 Tahun 1977 dan Nomor : 151

Tahun 1977 tentang Pembentukan Lembaga Pengembangan Tilawatil Qur’an.

Dalam konsideran Keputusan Bersama Gubernur Provinsi Daerah Khusus

Ibukota Jakarta dan Gubernur Kepala Daerah Tingkat I Sulawesi Selatan

Nomor : AGA-4/ 2/ 18 dan Nomor : 1151/ A/ K/ BKD/ 76 tanggal 31 Mei

1976 tentang Konsepsi Pelembagaan Musabaqah Tilawatil Qur’an.

Sejak berdirinya LPTQ Provinsi DKI Jakarta hingga Saat ini telah

beberapa kali berhasil membawa nama harum Provinsi DKI Jakarta melalui

45

Page 59: EFEKTIVITAS DAKWAH LEMBAGA PENGEMBANGAN TILAWATIL …

46

event MTQ/ STQ Timgkat Nasional maupun Internasional dan dalam sejarah

per MTQan tahun 2006 LPTQ Provinsi DKI Jakarta mendapat piagam

penghargaan Museum Rekor Dunia Indonesia (MURI) sebagai prestasi

terbanyak dalam kejuaraan MTQ Tingkat Nasional ke XXII tahun 2006 di

Kendari Provinsi Sulawesi Tenggara.

Adapun dasar hukum berdirinya LPTQ Provinsi DKI Jakarta ini

adalah:

1. Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah

2. Undang-undang Nomor 29 Tahun 2007 tentang Pemerintahan Provinsi

Daerah Khusus Ibukota Jakarta sebagai Ibukota Negara Kesatuan

Republik Indonesia

3. Keputusan Bersama Menteri Agama RI dan Menteri Dalam Negeri RI

Nomor 9 Tahun 1997 tentang Pembentukan Lembaga Pengembangan

Tilawatil Qur’an

4. Keputusan Bersama Mentri Agama RI dan Menteri Dalam Negeri RI

Nomor 128 A Tahun 1988 dan Nomor 48 Tahun 1988 tentang

Pengembangan Tilawatil Qur’an

5. Peraturan Daerah Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta Nomor 3 Tahun

2001 tentang Bentuk Susunan Organisasi da Tata Kerja Perangkat Daerah

Perwakilan Rakyat Daerah Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta

6. Keputusan Gubernur Kepala Daerah Khusus Ibukota Jakarta Nomor 98

Tahun 1978 tentang Pembentukan Lembaga Pengembangan Tilawatil

Qur’an DKI Jakarta

Page 60: EFEKTIVITAS DAKWAH LEMBAGA PENGEMBANGAN TILAWATIL …

47

7. Keputusan Gubernur Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta Nomor

1204/ 2008 tentang Pengangkatan Pengurus Lembaga Pengembangan

Tilawatil Qur’an Provinsi DKI Jakarta.

B. Visi dan Misi LPTQ Provinsi DKI Jakarta

Visi:

Menjadi penggerak pengalaman al-Qur’an bagi terwujudnya

masyarakat Jakarta yang Islami dan tersedianya SDM yang potensial,

berkualitas serta mampu bersaing pada MTQ/ STQ Nasional maupun

Internasional.

Misi:

1. Meningkatkan pemahaman, penghayatan dan pengalaman al-Qur’an dalam

kehidupan pribadi, keluarga dan masyarakat menuju tatanan kehidupan

yang diridhoi Allah SWT.

2. Mempersiapkan Duta-duta Provinsi DKI Jakarta yang potensial dan

berkualitas untuk mengikuti MTQ/ STQ Nasional maupun MTQ

Internasional.

C. Tugas Pokok dan Fungsi LPTQ Provinsi DKI Jakarta

1. Tugas Pokok LPTQ Provinsi DKI Jakarta

a. Menyelenggarakan MTQ dan STQ berjenjang mulai tingkat kelurahan

sampai tingkat Provinsi DKI Jakarta

b. Mengikuti kegiatan MTQ/ STQ tingkat Nasional dan Internasional

Page 61: EFEKTIVITAS DAKWAH LEMBAGA PENGEMBANGAN TILAWATIL …

48

c. Menyelenggarakan pembinaan dalam rangka menghadapi MTQ/ STQ:

1) Bidang Tilawah ( Seni Baca, Tajwid, Lagu dan Suara)

2) Bidang Tahfizh ( Hafalan al-Qur’an 1-30 Juz)

3) Bidang Tafsir ( Bahasa Arab, Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris)

4) Bidang Khattil Qur’an ( Kaligrafi : Mushaf, Dekorasi dan Hiasan)

5) Bidang Fahmil Qur’an

6) Bidang Syarhil Qur’an

d. Meningkatkan pendidikan, penghayatan dan pengamalan serta usaha-

usaha lain yang berkaitan dengan al-Qur’an

e. Meningkatkan pembinaan terhadap organisasi, lembaga, ma’had,

pesantren yang bergerak dalam bidang al-Qur’an

f. Meningkatkan pemahaman al-Qur’an melalui penterjemahan,

penafsiran, pengkajian, puitisasi dan klasifikasi ayat-ayat al-Qur’an.

2. Fungsi LPTQ Provinsi DKI Jakarta

a. Menyelenggarakan MTQ/ STQ berjenjang mulai dari Tingkat

Kelurahan, Kecamatan, Kabupaten/ Kotamadya sampai dengan

Tingkat Provinsi DKI Jakarta

b. Menyelenggarakan pembinaan cabang Tilawah, Tahfizh, Tafsir,

Kaligrafi, Cerdas cermat isi kandungan al-Qur’an, Pensyarahan dan

Puitisasi Terjemahan al-Qur ‘an

c. Meningkatkan pendidikan, pengkajian dan pengalaman serta usaha lain

yang berkaitan dengan seni baca al-Qur’an

Page 62: EFEKTIVITAS DAKWAH LEMBAGA PENGEMBANGAN TILAWATIL …

49

d. Meningkatkan pembinaan terhadap Organisasi dan Lembaga yang

bergerak dalam bidang al-Qur’an di Wilayah Provinsi DKI Jakarta.

3. Strategi Fungsional LPTQ Provinsi DKI Jakarta

a. Strategi Fungsional Pembinaan (Bidang Pembinaan)

1) Menggerakan partisipasi masyarakat Jakarta dalam mencari bibit

dan membina para kader peserta MTQ/ STQ, terutama dari

lingkungan masyarakat Jakarta sendiri

2) Mengkoordinasikan pembinaan para kader peserta MTQ/ STQ

dengan organisasi kemasyarakatan–keagamaan, khususnya yang

bergerak dalam ilmu al-Qur’an, untuk dapat meningkatkan

kemampuan para kader peserta MTQ/ STQ agar siap tampil dalam

berbagai Musabaqoh Tingkat Nasional maupun Internasional

3) Meningkatkan kualitas ilmiah insan al-Qur’an

4) Menggerakkan keperansertaan masyarakat Jakarta untuk

pemahaman, penghayatan dan pengalaman al-Qur’an dalam

kehidupan sehari-hari.

b. Strategi Fungsional Pendidikan dan Latihan (Bidang Diklat)

1) Menyelenggarakan pengkajian dan menyediakan bahan–bahan

yang diperlukan untuk penyelenggaraan diklat MTQ/ STQ

2) Menyelenggarakan dan mengkoordinasikan pelaksanaan diklat

bagi para calon peserta MTQ/ STQ untuk memaksimalkan

kemampuan,sehingga siap tampil dan berprestasi dalam

Musabaqoh tingkat Nasional maupun Internasional

Page 63: EFEKTIVITAS DAKWAH LEMBAGA PENGEMBANGAN TILAWATIL …

50

3) Menyiapkan dan Mengkoordinasikan para pelatih yang

berkompeten dan berkualitas pada setiap bidang, cabang MTQ/

STQ

4) Mengkoordinasikan kegiatan-kegiatan ilmiah di bidang al-Qur’an

dan kepelatihan untuk meningkatkan kemampuan dan wawasan

para pelatih

5) Menyelenggarakan dan mengkoordinasikan pelaksanaan diklat

bagi kader peserta MTQ/ STQ Nasional maupun Internasional.

c. Strategi Fungsional Musabaqah dan Perhakiman (Bidang Perhakiman)

1) Menyiapkan dan mengkoordinasikanpara hakim yang berkompeten

dan berkualitas pada bidang–bidang MTQ/ STQ untuk

penyelenggaraan MTQ/ STQ Tingkat Provinsi DKI Jakarta

2) Mengkoordinasikan kegiatan pengembangan dan silaturahim para

hakim dalam rangka peningkatan kemampuan dan wawasan

tentang al-Qur’an dan bidang–bidang MTQ/ STQ

3) Mengkaji dan menyiapkan bahan–bahan yang diperlukan dalam

bidang perhakiman

4) Mengkoordinasikan pelaksanaan MTQ/ STQ horizontal dan

vertikal di DKI Jakarta sehingga dapat berjalan dengan sukses dan

menghasilkan para kader peserta MTQ/ STQ di tingkat Nasional

dan Internasional yang berkualitas.

d. Strategi Fungsional Penelitian dan Pengembangan (Bidang Penelitian

dan Pengembangan)

Page 64: EFEKTIVITAS DAKWAH LEMBAGA PENGEMBANGAN TILAWATIL …

51

1) Mengadakan penelitian pelaksanaan MTQ dan STQ di semua

tingkatan

2) Pemetaan potensi calon peserta di semua cabang dan golongan

3) Mengevaluasi keberadaan dan kinerja LPTQ Tingkat Kecamatan

dan Kotamadya/ Kabupaten.

e. Strategi Fungsional Publikasi dan Dokumentasi (Bidang Publikasi dan

Dokumentasi)

1) Menyebarluaskan informasi dan memasyarakatkam kegiatan LPTQ

DKI Jakarta bekerja sama dengan berbagai media massa

2) Melaksanakan dan mengkoordinasikan pendataan para ahli al-

Qur’an dan sentra pembinaannya diseluruh DKI Jakarta

3) Menerbitkan dan menyebarluaskan buku, majalah, buletin, dan

brosur yang berhubungan dengan pengembangan ilmu al-Qur’an

dan MTQ.

Page 65: EFEKTIVITAS DAKWAH LEMBAGA PENGEMBANGAN TILAWATIL …

BAB IV

EFEKTIVITAS DAKWAH LEMBAGA PENGEMBANGAN TILAWATIL

QUR’AN (LPTQ) PROVINSI DKI JAKARTA MELALUI PROGRAM

MUSABAQAH TILAWATIL QUR’AN (MTQ) TAHUN 2009

A. Implementasi Dakwah LPTQ Provinsi DKI Jakarta Melalui MTQ

Di Jakarta, sebagaimana daerah lain di Indonesia, pengenalan huruf al-

Qur’an dimulai sejak anak berusia antara 3 hingga 5 tahun dengan cara

mengaji di Mushalla atau Masjid. Di kala itu, belum ada kendala yang

menyibukkan anak-anak untuk berkumpul di Mushalla pada sore hari.

Pemandangan di kampung-kampung tahun 1960-an, terutama setelah

penumpasan G30S PKI tahun 1965 menampakkan kesemarakan beragama,

mushalla dan masjid selalu ramai. Sejak sore anak-anak menunggu maghrib

dengan mengenakan sarung, baju koko, dan peci berbagai jenis di Mushalla

atau Masjid. Anak-anak itu meninggalkan rumah mereka sambil membawa

dan meletakkan al-Qur’an di atas kepala. Itu adalah bentuk hormat mereka

terhadap al-Qur’an. Mereka tidak meletakkan al-Qur’an di ketiak atau

dibiarkan ikut melambai bersama tangan mereka saat berjalan.

Usai shalat maghrib mereka duduk berjajar rapi mengelilingi meja

menghadap guru atau mu’allim sambil membuka al-Qur’an. Satu persatu

mereka membaca al-Qur’an dihadapan mu’allim itu. Wajah puas mereka

tampak ketika mereka mampu membacanya ayat demi ayat dengan benar.

Suasana pun menjadi riuh dengan suara anak mengaji yang bersaut-sautan.

52

Page 66: EFEKTIVITAS DAKWAH LEMBAGA PENGEMBANGAN TILAWATIL …

53

Kadang, terdengar juga suara jeritan dan suara keras anak-anak yang berebut

tempat untuk mendapat giliran lebih awal.

Setelah murid berhasil membaca huruf dan menyambungnya, lantas

diperkenalkan membaca surat-surat pendek yang terdapat dalam Juz ke-30

atau yang populer dengan sebutan Juz ‘Amma, karena Juz tersebut dimulai

dengan ayat ’amma yatasaaluun, surat An-Naba. Setelah selesai Juz ‘Amma

mereka akan melanjutkan membaca surat Al-Baqaroh.

Mengaji al-Qur’an dihadapan guru mushafahah atau talaqqy adalah

suatu keharusan bagi anak-anak zaman itu. Saat itu mereka mengaji dengan

bacaan yang benar-benar teliti dalam mengucapkan setiap huruf, setiap

kalimat atau ayat dengan tempo yang lambat demikian disebut dengan

martabat tahqiq. Dengan talaqqy dihadapan guru secara tartil, seorang anak

akan menguasai praktek bacaan yang benar sesuai hukum tajwid.

Persoalan membaca al-Qur’an dengan tartil demikian tidak sederhana.

Hukum-hukum tajwid tidak cukup diketahui secara teoritis, tetapi harus dilatih

secara praktek berkali-kali sehingga menjadi terbiasa. Belum lagi bacaan-

bacaan yang asing, seperti dimana dan bagaimana membaca saktah, imalah,

isymam dan lain sebagainya. Begitu juga cara berhenti (waqaf) yang benar dan

cara memulai (ibtida) bacaan ketika waqaf dilakukan bukan pada tempat yang

seharusnya.

Dalam implementasinya berdakwah melalui Musabaqah Tilawatil

Qur’an, Lembaga Pengembangan Tilawatil Qur’an melakukan beberapa

langkah, diantaranya:

Page 67: EFEKTIVITAS DAKWAH LEMBAGA PENGEMBANGAN TILAWATIL …

54

1. Kerjasama dengan Sentra-sentra al-Qur’an

Kerjasama dengan sentra-sentra al-Qur’an dimulai dari sentra

pembinaan al-Qur’an usia dini sampai usia dewasa, seperti TPA,

Madrasah-madrasah Islam (Ibtidaiyah, Tsanawiyah, Aliyah) ataupun

Sekolah-sekolah umum (SD, SMP, SMA) dan Pondok-pondok pesantren

yang berada di DKI Jakarta.

Dalam kerjasama ini, LPTQ Provinsi DKI Jakarta memberikan

kontribusi kepada sentra-sentra al-Qur’an tersebut, diantaranya

menyiapkan pembinaan-pembinaan yang berkesinambungan di sentra-

sentra al-Qur’an baik membina guru-guru ditempat tersebut dengan tenaga

ahli atau pakar al-Qur’an maupun pengutusan langsung tenaga ahli untuk

mengajar di tempat tersebut, memberikan bantuan-bantuan atau fasilitas

penunjang pembinaan seperti al-Qur’an dan fasilitas lain sesuai dengan

anggaran yang ada.

LPTQ juga mengadakan perlombaan-perlombaan di sentra-sentra

al-Qur’an tersebut. Dengan tujuan untuk memotivasi anak-anak dalam

belajar al-Qur’an, serta mencari kader-kader yang memiliki kemampuan

dalam al-Qur’an baik dari segi membaca, menulis dan menafsirkan al-

Qur’an dengan baik dan benar.

Pembinaan ini dalam rangka meningkatkan kemampuan di bidang

Tilawah, Tahfizh, Tafsir, Kaligrafi, Fahmil dan Syahril Qur’an agar siap

tampil di tingkat Provinsi DKI Jakarta,Nasional maupun Internasional.

Page 68: EFEKTIVITAS DAKWAH LEMBAGA PENGEMBANGAN TILAWATIL …

55

Adapun Sentra-sentra al-Qur’an tersebut antara lain:

a. PTIQ

b. IIQ

c. PONPES BAITUL QURRO

d. AL KAUTSAR

e. AL MAHBUBIYAH

f. UMMUL QURRO

g. LEMKA

h. AL ITQON

i. PPIQ

j. AL FATIMAH

k. AL MUKHLISIN

l. PONPES AR ROHMAH

m. PONPES AS SYIFA

n. PONPES DARUNNAJAH

2. Kerjasama dengan Media Elektronik

LPTQ Provinsi DKI Jakarta juga menjadikan media elektronik

seperti radio dan televisi sebagai partner dalam rangka syiar Islam yang

dalam hal ini berdakwah melalui MTQ. Diantara kerjasamanya yaitu

mengadakan program acara seperti, kajian-kajian al-Qur’an dan

perlombaan membaca al-Qur’an (MTQ) yang biasa diadakan pada bulan

suci Ramadhan baik di radio maupun di televisi untuk kalangan

masyarakat umum. Tujuannya agar masyarakat lebih termotivasi untuk

Page 69: EFEKTIVITAS DAKWAH LEMBAGA PENGEMBANGAN TILAWATIL …

56

berlomba-lomba dalam kebaikan ‘fastabikul khoirot’, salah satunya

dengan banyak membaca al-Qur’an dan mengamalkannya. Apalagi

dibulan yang penuh dengan rahmat, maghfiroh serta keberkahan.

Adapun kegiatan yang telah diprogramkan oleh LPTQ dalam

rangka mengimplementasikan dakwahnya itu antara lain:

a. Program Unggulan:

1) Pembinaan Potensial

2) Orientasi Dewan Hakim

3) Melaksanakan MTQ/ STQ Tingkat Provinsi DKI Jakarta

4) Silaturahmi dengan Ulama Kharismatik

5) Evaluasi & Seleksi calon Duta

6) Training Centre Duta

7) Mengikuti MTQ Internasional

b. Program Penunjang

1) Pembinaan Sentra–sentra al Qur’an

2) Rapat Kerja LPTQ Daerah dan Nasional

3) Pawai Ta’aruf/ Kendaraan hias

4) Pameran Pembangunan Keagamaan

5) Pengembangan Wawasan Nasional & Internasional

6) Pembinaan Para Guru al-Qur’an di SMU

7) Pembinaan al-Qur’an di Madrasah Aliyah

8) Penyusunan sistem rekrutmen para peserta, pelatih dan perhakiman

9) Penyusunan silabi tentang pengajaran bagi peserta dan pelatih

Page 70: EFEKTIVITAS DAKWAH LEMBAGA PENGEMBANGAN TILAWATIL …

57

B. Seberapa Efektiv dakwah yang dilakukan LPTQ Provinsi DKI Jakarta

melalui program MTQ

Menurut sumber yang penulis dapat, dakwah yang dilakukan LPTQ

Provinsi DKI Jakarta melalui MTQ sudah efektiv, walaupun terkadang masih

ada beberapa hambatan yang ditemui. Hal ini dapat dilihat dari hasil yang

telah dicapai oleh LPTQ itu sendiri, diantaranya LPTQ Provinsi DKI Jakarta

sudah banyak mencetak kader-kader Qur’an yang kompeten.

Diantara kader-kader yang pernah dicetak oleh LPTQ Provinsi DKI

Jakarta itu sendiri antara lain:

1. H. Nanang Kosim (Juara II Internasional di Malaysia 1979)

2. H. A. Muhajir Lubis (Juara I Internasional di Saudi Arabia 1980)

3. Hj. Maria Ulfah (Juara I Internasional di Saudi Arabia 1980)

4. H. Muammar ZA (Juara II Internasional di Malaysia 1981)

5. H. Rahmat Lubis (Juara II Internasional di Saudi Arabia 1982)

6. H. Humaidi Hambali (Juara II Internasional di Malaysia 1982)

7. H. Mirwan Batubara (Juara I Internasional di Malaysia 1983)

8. Hj. Mawadah Muhajir (Juara III Internasional di Malaysia 1984)

9. H. Hawasi (Juara II Internasional di Malaysia 1986)

10.H. Mohamad Ali (Juara I Internasional di Malaysia 1990)

11. H. Mu'arif Abbas (Juara I Internasional di Malaysia 1991).

Page 71: EFEKTIVITAS DAKWAH LEMBAGA PENGEMBANGAN TILAWATIL …

58

Adapun faktor yang mempengaruhi keefektivan dakwah di LPTQ

antara lain:

1. Faktor pendukung

a. Adanya dasar hukum yang menguatkan lembaga ini, yaitu:

1) Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan

Daerah

2) Undang-undang Nomor 29 Tahun 2007 tentang Pemerintahan

Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta sebagai Ibukota Negara

Kesatuan Republik Indonesia

3) Keputusan Bersama Menteri Agama RI dan Menteri Dalam Negeri

RI Nomor 9 Tahun 1997 tentang Pembentukan Lembaga

Pengembangan Tilawatil Qur’an

4) Keputusan Bersama Mentri Agama RI dan Menteri Dalam Negeri

RI Nomor 128 A Tahun 1988 dan Nomor 48 Tahun 1988 tentang

Pengembangan Tilawatil Qur’an

5) Peraturan Daerah Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta Nomor

3 Tahun 2001 tentang Bentuk Susunan Organisasi dan Tata Kerja

Perangkat Daerah Perwakilan Rakyat Daerah Provinsi Daerah

Khusus Ibukota Jakarta

6) Keputusan Gubernur Kepala Daerah Khusus Ibukota Jakarta

Nomor 98 Tahun 1978 tentang Pembentukan Lembaga

Pengembangan Tilawatil Qur’an DKI Jakarta

Page 72: EFEKTIVITAS DAKWAH LEMBAGA PENGEMBANGAN TILAWATIL …

59

7) Keputusan Gubernur Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta

Nomor 1204/ 2008 tentang Pengangkatan Pengurus Lembaga

Pengembangan Tilawatil Qur’an Provinsi DKI Jakarta.

b. Adanya anggaran dari Pemerintah daerah, dalam hal ini dibawah Biro

Kesejahteraan Masyarakat/ Kemas

c. Banyaknya tenaga ahli al-Qur’an di DKI Jakarta.

2. Faktor Penghambat

a. Anggaran LPTQ Provinsi DKI Jakarta pada setiap awal tahun sering

mengalami keterlambatan, akibatnya pelaksanaan program MTQ/ STQ

Tingkat Provinsi DKI Jakarta tidak dapat berjalan sesuai dengan

jadwal

b. Daerah Provinsi lain melaksanakan MTQ/ STQ lebih awal

dibandingkan dengan DKI Jakarta, sehingga banyak calon peserta

sudah terikat untuk mengikuti MTQ/ STQ di daerah tersebut

c. Setiap tahun anggaran untuk kebutuhan fisik pameran pembangunan

keagamaan yang diusulkan oleh Dinas Teknis selalu ditolak oleh

Bapeda/ Bapeko karena tidak sesuai dengan Tupoksi dari unit yang

bersangkutan

d. Pada tahun ini anggaran yang diusulkan oleh Tim Fisik Pameran STQ

sampai saat ini belum ada

e. Bangunan yang ada belum cukup memadai.

Page 73: EFEKTIVITAS DAKWAH LEMBAGA PENGEMBANGAN TILAWATIL …

60

Adapun usulan bagi Pemda DKI Jakarta itu sendiri antara lain:

a. Anggaran operasional LPTQ Provinsi DKI Jakarta agar dapat

dicairkan setiap awal tahun,sehingga kegiatan MTQ/ STQ dapat

dilaksanakan sesuai dengan rencana

b. Aanggaran untuk kegiatan pameran pembangunan keagamaan pada

setiap MTQ/ STQ Nasional, seyogyanya dapat dianggarkan pada pos

Biaya Transfer dalam APBD Provinsi DKI Jakarta dibawah

koordinator Biro Adm. Kesmas Setda Provinsi DKI Jakarta

c. Apabila tidak dimasukan dalam Anggaran Biaya Transfer, maka untuk

itu perlu ada Intruksi Gubernur Provinsi DKI Jakarta tentang Program

Penunjang MTQ/ STQ yang diakomodir dan dimasukan dalam DASK

masing-masing Unit/ Instansi

d. Untuk pawai ta’aruf (kendaraan hias) agar lebih meningkatkan

kreatifitasnya dalam menghias kendaraan dimaksud, sehingga dapat

meraih juara pertama

e. Anggaran operasional LPTQ Provinsi Jakarta dimohon ada

peningkatan, agar kegiatan penunjang seperti: penataran dewan hakim,

penyususnan sistem rekruitmen peserta dan lain-lain dapat

dilaksanakan

Adapun harapan LPTQ kedepannya adalah:

a. Dalam setiap kegiatan MTQ/ STQ Nasional, kafilah Provinsi DKI

Jakarta dapat tampil menjadi Juara Umum dan dihadiri oleh Bapak

Gubernur Provinsi DKI Jakarta

Page 74: EFEKTIVITAS DAKWAH LEMBAGA PENGEMBANGAN TILAWATIL …

61

b. Dengan adanya peningkatan anggaran tersebut, diharapkan program

kegiatan penunjang lainnya dapat berjalan sesuai dengan rencana.

Page 75: EFEKTIVITAS DAKWAH LEMBAGA PENGEMBANGAN TILAWATIL …

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan uraian dari bab-bab sebelumnya sebagai upaya dari hasil

pembahasan dalam penulisan skripsi ini, maka dapat ditarik kesimpulan

sebagai berikut:

1. Berdakwah dapat dilakukan dengan beberapa cara atau model yakni,

da’wah bil lisan, da’wah bil qolam dan da’wah bil hal. Dakwah yang

dilakukan oleh LPTQ Provinsi DKI Jakarta dalam hal ini dakwah melalui

program Musabaqah Tilawatil Qur’an, secara garis besar sudah meliputi

seluruh cara-cara atau model berdakwah yakni, da’wah bil lisan, da’wah

bil qolam dan da’wah bil hal. Dimana di dalam LPTQ itu sendiri,

diadakan pembinaan sekaligus perlombaan-perlombaan al-Qur’an, mulai

dari seni membaca, menulis, hingga menafsirkan (menggali dan

memahami) makna yang terkandung di dalam al-Qur’an.

2. Keefektivan suatu usaha dapat diukur dan dilihat dari seberapa besar hasil

yang dicapai yang sesuai dengan fungsi, visi dan misi. Dalam pembahasan

skripsi kali ini, penulis menemukan jawaban dari perumusan masalah yang

diangkat yaitu, secara garis besar dakwah yang dilakukan oleh LPTQ

Provinsi DKI Jakarta bila ditinjau dari keefektivannya sudah memenuhi

sebuah kriteria efektiv. Hal ini dikarenakan hasil yang dicapai oleh LPTQ

62

Page 76: EFEKTIVITAS DAKWAH LEMBAGA PENGEMBANGAN TILAWATIL …

63

Provinsi DKI Jakarta melalui MTQ sudah sesuai dengan fungsi, visi dan

misi LPTQ itu sendiri. Diantara fungsi, visi dan misi LPTQ itu adalah:

Fungsi LPTQ:

a. Menyelenggarakan MTQ/ STQ berjenjang mulai dari Tingkat

Kelurahan, Kecamatan, Kabupaten/ Kotamadya sampai dengan

Tingkat Provinsi DKI Jakarta

b. Menyelenggarakan pembinan cabang Tilawah, Tahfizd, Tafsir,

Kaligrafi, Cerdas cermat isi kandungan al-Qur’an, Pensyarahan dan

Puitisasi al-Qur ‘an

c. Meningkatkan Pendidikan,pengkajian dan pengalaman serta usaha lain

yang berkaitan dengan seni baca, tulis dan pemaknaan isi kandungan

al-Qur’an

d. Meningkatkan pembinaan terhadap Organisasi dan Lembaga yang

bergerak dalam bidang al-Qur’an di Wilayah Provinsi DKI Jakarta.

Visi LPTQ:

Menjadi penggerak pengalaman al-Qur’an bagi terwujudnya

masyarakat Jakarta yang Islami dan tersedianya SDM yang

potensial,berkualitas serta mampu bersaing pada MTQ/ STQ Nasional

maupun Internasional.

Misi LPTQ:

a. Meningkatkan pemahaman, penghayatan dan pengalaman al-Qur’an

dalam kehidupan pribadi, keluarga dan masyarakat menuju tatanan

kehidupan yang diridhoi Allah SWT

Page 77: EFEKTIVITAS DAKWAH LEMBAGA PENGEMBANGAN TILAWATIL …

64

b. Mempersiapkan duta-duta Provinsi DKI Jakarta yang potensial dan

berkualitas untuk mengikuti MTQ/ STQ Nasional maupun MTQ

Internasional.

3. Adapun implementasi dakwah LPTQ Provinsi DKI Jakarta melalui MTQ

sudah dapat dikatakan bagus dan sesuai dengan fungsi, visi dan misi.

Diantaranya LPTQ mengadakan pembinaan-pembinaan di sentra-sentra al-

Qur’an seperti Pondok Pesantren dan Sekolah-sekolah Islam maupun

umum. Dan LPTQ pun mengadakan kerjasama dengan sentra-sentra al-

Qur’an dan media elektronik dalam kapasitas Lembaga yang berdakwah

melalui media al-Qur’an. Dan hasil yang dicapai sudah dapat

membuktikan bahwa LPTQ mampu mencetak kader-kader Qur’ani yang

memiliki potensi baik dalam hal ini para Qori-Qoriah, Hafizd-Hafizdah,

Mufasir-Mufasirah dan diakui oleh masyarakat Indonesia bahkan diakui

oleh masyarakat di dunia.

B. Saran

Tanpa mengurangi rasa hormat penulis kepada Lembaga

Pengembangan Tilawatil Qur’an Provinsi DKI Jakarta, penulis ingin

menyampaikan beberapa masukan atau saran sebagai berikut:

1. Publikasi mengenai program Musabaqah Tilawatil Qur’an hendaknya agar

lebih tersosialisasikan lagi kepada masyarakat

2. Silaturahim antara peserta dan jajaran pengurus LPTQ agar terus

ditingkatkan lagi.

Page 78: EFEKTIVITAS DAKWAH LEMBAGA PENGEMBANGAN TILAWATIL …

DAFTAR PUSTAKA

Ahmad, Amrullah, Dakwah Islam dan Perubahan Sosial (Yogyakarta: PLPM, 1985).

Arnold, W. Thomas, The Preaching of Islam: Sejarah Dakwah Islam (Jakarta: Wijaya, 1981).

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia (Jakarta: Balai Pustaka, 1996).

Ensiklopedia Nasional Indonesia (Jakarta: Cipta Adi Pusaka, 1989).

Gazalba, Sidi, Islam dan Kesenian (Jakarta : Pustaka al-Husna, 1998).

Hadi, Sutrisno, Metodologi Research (Yogyakarta : Andi Ofset, 1992).

Hafiuddin, Didin, Dakwah Aktual (Jakarta: Gema Insani Press, 1998).

Halimi, A, Strategi Dakwah: Islam Yang Terabaikan, Pada Jurnal Ilmu Dakwah Vol. 5 No. 1 (Fakultas Dakwah IAIN Sunan Ampel Surabaya, April 2002).

Handoko, T. Hani, Manajemen (Yogyakarta: BPFE, 1998).

Hulail Al Suhaimi , bin Fawaz, Usus Manhaj Salaf fi Dakwah Ila Allah (Jakarta: Gema Insani Press, 1999).

J, Moelong, Lexy, Metodologi Penelitian Kualitatif (Bandung: PT Remaja Rosda Karya, 1999).

John M. Echols, Hasan Shadly, Kamus Inggris-Indonesia (Jakarta: Gramedia, 1990).

Kafie, Jamalludin, Psikologi Dakwah (Surabaya: PT. Indah Surabaya, 1993).

Lubis, Basrah, Pengantar Ilmu Dakwah, (Jakarta: CV Tursina 1993).

Syafi’i Ma’arif, A, Islam dan Politik: Upaya Membingkai Peradaban (Jakarta: Pustaka Dinamika, 1999).

Mansyur Amin, M, Dakwah Islam dan Pesan Moral (Jakarta: Al- Amin Press, 1997).

Mc. Quail, Dennis, Teori Komunikasi Suatu Pengantar (Jakarta: Erlangga Pratama, 1992).

Muhsin Salim, H, Ilmu Naghom al-Qur’an (Jakarta : PT Kebayoran Ripta, 2000).

65

Page 79: EFEKTIVITAS DAKWAH LEMBAGA PENGEMBANGAN TILAWATIL …

66

An-Nawawi , At-Tibyan fi Hamalatil Qur’an (Damaskus: Daarul Bayan, 1403 H).

Panitia KKN MTQ dan Aspek-Aspeknya (Jakarta: 1975).

Peter F. Ducker, Bagaimana Menjadi Eksekutif yang Efektif (Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya, 1986).

al-Qardawi, Yusuf, Islam dan Seni (Bandung: Pustaka Hidayah, 2000).

Ridwan. M, Kamus Ilmiah Populer (Jakarta: Pustaka Indonesia, 1999).

Siagian, Sondang, Teknik Menumbuhkan dan Memelihara Prilaku Organisasi (Jakarta: CV. Haji Masagung, 1987).

al-Ta’i, Kamal al-Din, Qawaid al-Tilawah (al-Qahirah: Usmaniyah, 1971).

Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa (P3B) Depdikbud, Kamus Besar Bahasa Indonesia (Jakarta: Balai Pustaka, 1995).

Usman, Husaini dan Purnomo Setiady Akbar, Metodologi Penelitian Sosial (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2003).

Ya’kub, Hamzah, Pulisistik Islam, Teknik Dakwah Islam dan Leadership (Bandung: CV Diponegoro, 1986).

Yunus, Mahmud, Kamus Arab Indonesia (Jakarta: Hidakarya Agung, 1990).

Page 80: EFEKTIVITAS DAKWAH LEMBAGA PENGEMBANGAN TILAWATIL …

1. Struktur Organisasi LPTQ DKI Jakarta

KETUA PEMBINA

KETUA I

KETUA HARIAN

KETUA UMUM

KETUA II

KETUA III

SEK. I, II, III

SEKRETARIAT SEK. UMUM BENDAHARA

BIDANG DIKLAT

BIDANG LITBANG

LPTQ KOTAMADYA

LPTQ KOTAMADYA

LPTQ KOTAMADYA

LPTQ KOTAMADYA

LPTQ KOTAMADYA

KAB. ADM. KEP. SERIBU

BIDANG PERHAKIMAN

BIDANG PUB. DAN

DOK

BIDANG PEMBINAAN

Page 81: EFEKTIVITAS DAKWAH LEMBAGA PENGEMBANGAN TILAWATIL …

2. Susunan Kepengurusan LPTQ Provinsi DKI Jakarta

SUSUNAN PENGURUS LPTQ PROVINSI DKI JAKARTA

KEPUTUSAN GUBERNUR PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA

JAKARTA NOMOR 1204/ 2008

TENTANG PENGANGKATAN PENGURUS LEMBAGA PENGEMBANGAN

TILAWATIL QUR’AN (LPTQ) PROVINSI DAERAH IBUKOTA JAKARTA

Ketua Pembina : Wakil Gubernur Provinsi DKI

Jakarta H. Prijanto

Wakil Ketua merankap Anggota : Sekretaris Daerah Provinsi DKI

Jakarta Drs. H. Muhayat

Sekretaris merangkap Anggota : Asisten Kesmas Sekda Provinsi DKI

Jakarta Ir. Aururora Tambunan, M.Si

Wakil Sekretaris : Ka.Kanwil Depag Provinsi DKI

Jakarta

Angota

1. Ka. Bapeda Prov. DKI Jakarta

2. Ka. Dinas Bintal & Kesos

Prov. DKI Jakarta

3. Ka. Biro Keuangan Prov.

DKI Jakarta

Page 82: EFEKTIVITAS DAKWAH LEMBAGA PENGEMBANGAN TILAWATIL …

4. Rektor PTIQ Provinsi DKI

Jakarta

5. Rektor IIQ Provinsi DKI

Jakarta

6. Ketua MUI Provinsi DKI

Jakarta

7. K.H. Yusuf Hamdani

8. Drs. H. Nasrulloh Jamaluddin,

Lc

Pengurus Harian

Ketua Umum : Ka. Biro Adm. Kesmas Prov.

DKI Jakarta

Ketua Harian : H. Heder A., S. Ip

Ketua I : Kepala Bagian Mental Spiritual &

Kebud Biro Administrasi Kesma

Setda Provinsi DKI Jakarta

Ketua II : Kabid Penamas Kanwil Depag

Provinsi DKI Jakarta

Ketua III : Dra. Hj. Maria Ulfa, MA

(Qoriah Internasional)

SekretarisUmum : H. Mursani, S. Ag

Sekretaris I : Kepala Subbag Pemberdayaan

Lembaga Mental Spiritual Biro

Page 83: EFEKTIVITAS DAKWAH LEMBAGA PENGEMBANGAN TILAWATIL …

Adm. Kesma setda Prov. DKI

Jakarta

Sekretaris II : Rohandi

Sekretaris III : H. Syahrir Ali Basya, SQ

Bendahara : Solikah

A. Bidang Pembinaan

Ketua : Drs. H. Muntaha Azhari, MA

(Dosen PTIQ Jakarta)

Anggota 1. Drs. H. D. Sirajuddin AR., M.Ag

(Dosen UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta)

2. Drs. H. Ishomuddin Bisri, M.

Hum (Dosen PTIQ Jakarta)

3. Drs. H. Muhammad Ali

(Unsur Masyarakat Qur’ani)

B. Bidang Diklat

Ketua : DR. Hj. Umi Husnul Khotimah

(Dosen IIQ Jakarta)

Anggota 1. H. Hasyim Ahmad

(Unsur Masyarakat Qur’ani)

2. DR. Hj. Faizah Ali

(Dosen IIQ Jakarta)

Page 84: EFEKTIVITAS DAKWAH LEMBAGA PENGEMBANGAN TILAWATIL …

3. DR. Hj. Romlah Hidayati

(Dosen IIQ Jakarta)

C. Bidang Perhakiman

Ketua : Drs. H. A. Muhajir

(Unsur Masyarakat Qur’ani)

Anggota 1. Drs. H. Ilhamuddin Qosim, MA

(Dosen PTIQ Jakarta)

2. H. M. Nafis Qurtubi, Lc, MA

(Unsur Masyarakat Qur’ani)

3. Dra. Hj. Khodijatus Sholihah,

M. Ag (Dosen IIQ Jakarta)

D. Bidang Litbang

Ketua : Prof. DR. H. Hamdani Anwar

(Dosen PTIQ Jakarta)

Anggota 1. DR. H. Ahmad Fathoni

(Dosen IIQ Jakarta)

2. DR. Hj. Sri Mulyati

(Dosen IIQ Jakarta)

3. DR. H. A. Husnul Hakim

(Dosen PTIQ Jakarta)

E. Bidang Pub. & Dok.

Ketua : Drs. H. Abdurrahim Hasan,

M. Ag (Dosen PTIQ Jakarta)

Page 85: EFEKTIVITAS DAKWAH LEMBAGA PENGEMBANGAN TILAWATIL …

Anggota 1. H.Masrur Ichwan,SQ

(Dosen PTIQ Jakarta)

2. Tri Setiawan S.E

3. Armedias Marwan