Efektivitas Bank Sampah Di Kelurahan Ballaparang (3)

25
RINGKASAN Hampir setiap daerah yang ada di Indonesia selalu dihadapkan oleh permasalahan sampah yang produksinya semakin meningkat dan berdampak pada kerusakan lingkungan. Kota Makassar merupakan salah satu daerah di Indonesia dengan jumlah penduduk yang cukup padat dengan peningkatan yang sangat pesat hingga mencapai 1.398.804 jiwa (BPS,2014). Peningkatan jumlah tersebut berbanding lurus dengan jumlah sampah yang terus diproduksi. Sekitar70% sampah di Makassar merupakan sampah organik dan sekitar 30% adalah sampah anorganik. Pengelolaaan sampah adalah cara untuk mereduksi jumlah sampah yang menumpuk. Pengelolaan sampah yang tampak selama ini hanya dilakukan secara konvensional yaitu pengumpulan, pengangkutan dan pembuangan akhir di TPA. Jenis pengengolaan lainnya yaitu dengan menggunakan insenerator yaitu alat yang digunakan untuk membakar sampah. Namun kedua metode ini memberikan dampak yang kurang baik bagi lingkungan sekitar. Penimbunan di TPA menyebabkan terjadinya pencemaran air dan udara, timbunan sampah juga menimbulkan bau yang gidak sedap. Sedangkan insenerator menyebabkan terjadinya pencemaran udara, banyak dioksin yang dihasilkan dari proses pembakaran sampah yang berbahaya jika dihirup oleh manusia. Solusi yang paling efektif untuk mengatasi masalah ini yaitu dengan pembangunan bank sampah. Bank sampah merupakan kegiatan bersifat social engineering yang mengajarkan masyarakat untuk memilah sampah serta menumbuhkan kesadaran masyarakat dalam pengelolaan sampah secara bijak dan pada gilirannya akan mengurangi sampah yang diangkut ke TPA sehigga umur TPA dapat diperpanjang. Bank sampah sendiri menganut sistem 3R yaitu, Reduce, Re-use dan Recycle, sehingga dengan

description

persampahan

Transcript of Efektivitas Bank Sampah Di Kelurahan Ballaparang (3)

Page 1: Efektivitas Bank Sampah Di Kelurahan Ballaparang (3)

RINGKASAN

Hampir setiap daerah yang ada di Indonesia selalu dihadapkan oleh permasalahan sampah yang produksinya semakin meningkat dan berdampak pada kerusakan lingkungan. Kota Makassar merupakan salah satu daerah di Indonesia dengan jumlah penduduk yang cukup padat dengan peningkatan yang sangat pesat hingga mencapai 1.398.804 jiwa (BPS,2014). Peningkatan jumlah tersebut berbanding lurus dengan jumlah sampah yang terus diproduksi. Sekitar70% sampah di Makassar merupakan sampah organik dan sekitar 30% adalah sampah anorganik.

Pengelolaaan sampah adalah cara untuk mereduksi jumlah sampah yang menumpuk. Pengelolaan sampah yang tampak selama ini hanya dilakukan secara konvensional yaitu pengumpulan, pengangkutan dan pembuangan akhir di TPA. Jenis pengengolaan lainnya yaitu dengan menggunakan insenerator yaitu alat yang digunakan untuk membakar sampah. Namun kedua metode ini memberikan dampak yang kurang baik bagi lingkungan sekitar. Penimbunan di TPA menyebabkan terjadinya pencemaran air dan udara, timbunan sampah juga menimbulkan bau yang gidak sedap. Sedangkan insenerator menyebabkan terjadinya pencemaran udara, banyak dioksin yang dihasilkan dari proses pembakaran sampah yang berbahaya jika dihirup oleh manusia.

Solusi yang paling efektif untuk mengatasi masalah ini yaitu dengan pembangunan bank sampah. Bank sampah merupakan kegiatan bersifat social engineering yang mengajarkan masyarakat untuk memilah sampah serta menumbuhkan kesadaran masyarakat dalam pengelolaan sampah secara bijak dan pada gilirannya akan mengurangi sampah yang diangkut ke TPA sehigga umur TPA dapat diperpanjang. Bank sampah sendiri menganut sistem 3R yaitu, Reduce, Re-use dan Recycle, sehingga dengan adanya bank sampah masyarakat setempat dapat mengumpulkan sampah yang dapat di daur ulang seperti plastik, botol, karton, dan kertas untuk disetor kemudian ditimbang dan dinilai dalam bentuk uang, beras, peralatan sekolah, juga produk kerajinan. Ini merupakan salah satu nilai tambah dari bank sampah sebagai suatu metode pengolahan sampah.

Meskipun banyak dampak baik positif yang diberikan oleh bank sampah, namun sampai saat ini, penerapan bank sampah di kota Makassar belum efektif. Beberapa faktor penghambat bank sampah ini adalah jumlah pengurus yang sedikit, dana yang tidak memadai dan kurangnya sosilisasi pemerintah dalam pengembangan bank sampah ini.

Pemerintah dan instansi terkait diharapkan dapat memberikan perhatian lebih dalam proses pengembangan bank sampah ini. Sosialisasi sangat diperlukan untuk menumbuhkan kesadaran kesadaran masyarakat untuk mengetahui mengelola sampah yang benar.

Page 2: Efektivitas Bank Sampah Di Kelurahan Ballaparang (3)

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT, atas limpahan rahmat dan

hidayahnya penulis dapat menyelesaikan laporan tentang “Efektivitas Penerapan

Bank Sampah di Kelurahan Ballaparang” . Laporan ini disusun untuk

memperdalam konsentrasi persampahan dalam ajang Pembinaan Mahasiswa Sipil.

Dalam kesempatan ini kami mengucapkan terima kasih yang sedalam-dalamnya

kepada Yth :

1. Bpk. Irwan Ridwan Rahim, ST. MT , selaku dosen pembimbing

2. Kanda Muh. Agung Triady Putra dan kanda Iwan Setiawan selaku senior

pembimbing

3. Bpk. Ir. Patta Gilling, selaku Ketua RW 4

4. Pengurus Yayasan Peduli Negeri

5. Warga Kelurahan Ballaparang

6. Rekan-rekan kelompok 8

 

Kami menyadari bahwa dalam penyusunan laporan ini jauh dari sempurna, baik

dari segi penyusunan, bahasan, ataupun penulisannya. Oleh karena itu kami

mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun, guna menjadi acuan

dalam bekal pengalaman bagi kami untuk lebih baik  di masa yang akan datang.

Semoga laporan ini memberikan informasi bagi masyarakat dan bermanfaat untuk

pengembangan wawasan dan peningkatan ilmu pengetahuan bagi kita semua.

Gowa, 13 Maret 2015

Kelompok 8

2

Page 3: Efektivitas Bank Sampah Di Kelurahan Ballaparang (3)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL

RINGKASAN.................................................................................... ...... 1

KATA PENGANTAR.................................................................. ..... 2

DAFTAR ISI............................................................................................ 3

DAFTAR GAMBAR......................................................................... ...... 4

BAB I PENDAHULUAN..................................................... ...... 5

I.1 Latar Belakang......................................................... ...... 5

I.2 Rumusan Masalah...................................................... ...... 6

I.3 Tujuan Penulisan.......................................... ................ 7

1.4 Manfaat Penulisan............................................... ...... 7

BAB II PEMBAHASAN........................................................ ...... 8

II.1 Kondisi Eksisting Persampahan di Makassar................... 8

II.1.1 Kondisi Eksisting Persampahan di Kelurahan

Ballaparang...................................................................... 9

II.2 Efektivitas Penerapan Bank Sampah................................ 9

II.3 Kelebihan Bank Sampah Dibanding Metode

Pengolahan Sampah Lainnya........................................... 10

II.4 Faktor Keberhasilan Dan Penghambat

Pengembangan Bank Sampah.......................................... 13

II.5 Solusi Untuk Permasalahan Penerapan Bank

Sampah................................................................ ...... 13

II.6 Pihak-Pihak yang Dapat Mendukung

Pengembangan Bank Sampah................................ ...... 14

BAB III PENUTUP................................................................ ...... 15

III.1 Kesimpulan.............................................................. ...... 15

III.2 Saran................................................................... ...... 16

DAFTAR PUSTAKA................................................................. ...... 17

3

Page 4: Efektivitas Bank Sampah Di Kelurahan Ballaparang (3)

DAFTAR GAMBAR

Gambar II.1 Suasana TPA Tamangapa, Antang Makassar.................. 10

Gambar II.2 Proses Pembakaran dengan Menggunakan Insenerator.... 11

Gambar II.3 Proses Pemilahan Sampah di Bank Sampah......................... 12

Gambar II.4 Buku Tabungan Sampah....................................................... 12

4

Page 5: Efektivitas Bank Sampah Di Kelurahan Ballaparang (3)

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Sampah merupakan suatu permasalahan yang kompleks namun serinng disepelekan. Menurut definisi World Health Organization (WHO) sampah adalah sesuatu yang tidak digunakan, tidak dipakai, tidak disenangi atau sesuatu yang dibuang yang berasal dari kegiatan manusia dan tidak terjadi dengan sendirinya. Ecolink (1996) mengemukakan bahwasampah adalah suatu bahan yang terbuang atau dibuang dari sumber hasil aktivitas manusia meupun proses alam yang belum memiliki nilai ekonomis.

Hampir setiap daerah yang ada di Indonesia selalu dihadapkan oleh permasalahan sampah yang produksinya semakin meningkat dan berdampak pada kerusakan lingkungan. Kota Makassar merupakan salah satu daerah di Indonesia dengan jumlah penduduk yang cukup padat dengan peningkatan yang sangat pesat hingga mencapai 1.398.804 jiwa (BPS,2014). Peningkatan jumlah tersebut berbanding lurus dengan jumlah sampah yang terus diproduksi. Sekitar70% sampah di Makassar merupakan sampah organik dan sekitar 30% adalah sampah anorganik. Dengan perkiraan jumlah penduduk yang akan mencapai ± 2,2 juta jiwa pada tahun 2015, rata-rata produksi sampah tiap orang ± 0.3 m3 per hari, diperkirakan akan dihasilkan total 4,500 m3 sampah tiap hari. Ini akan menjadi masalah yang serius apabila tidak terdapat rencana dan pengelolaan sampah padat perkotaan yang memadai.

Pengelolaan sampah yang tampak selama ini hanya dilakukan secara konvensional yaitu pengumpulan, pengangkutan dan pembuangan akhir ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA). Keterbatasan lahan menjadi permasalahan bagi pembukaan TPA baru, sehingga saat ini kondisi TPA yang sudah ada mengalami daya tampung yang berlebih. Diperkirakan paling banyak hanya sekitar 65% sampah yang dapat terangkut ke TPA oleh institusi yang bertanggung jawab atas masalah sampah dan kebersihan.

Metode lainnya untuk mengurangi jumlah sampah adalah dengan menggunakan insenerator yaitu sebuah alat yang dapat membakar sampah menjadi gas. Namun hal ini berdampak buruk pada lingkungan sekitar, yaitu terjadinya pencemaran udara karena hasil pembakaran ini menghasilkan dioksin yang berbahaya bagi makhluk hidup. Hal ini menjadi penyebab kurang efektifnya metode insenerator ini dalam mereduksi jumlah sampah di masayarakat mengingat harganya yang cukup mahal, yaitu sekitar Rp.100-750 juta.

5

Page 6: Efektivitas Bank Sampah Di Kelurahan Ballaparang (3)

Salah satu solusi untuk mengatasi masalah ini yaitu dengan pembangunan bank sampah. Bank sampah merupakan kegiatan bersifat social engineering yang mengajarkan masyarakat untuk memilah sampah serta menumbuhkan kesadaran masyarakat dalam pengelolaan sampah secara bijak dan pada gilirannya akan mengurangi sampah yang diangkut ke TPA (Tempat Pembuangan Akhir). Bank sampah adalah tempat menabung sampah yang telah terpilah menurut jenis sampah, sampah yang ditabung pada bank sampah adalah sampah yang mempunyai nilai ekonomis. Salah satu bank sampah yang dapat menjadi percontohan di kota Makassar adalah bank sampah yang terdapat di kelurahan Ballaparang.

Kelurahan Balaparang merupakan suatu daerah dengan jumlah kepala keluarga 417. Kelurahan tersebut merupakan salah satu daerah terbersih di Makassar menurut data survei YPN (Yayasan Peduli Negeri). YPN merupakan sebuah lembaga yang melakukan kegiatan di bidang sosial, lingkungan, kesehatan, pendidikan, ekonomi, maupun informasi teknologi yang berdiri sejak tahun 2008. Program bank sampah merupakan salah satu program yang diadakan oleh YPN dengan dukungan pemerintah Kota Makassar. Di kelurahan Ballaparang, terdapat bank sampah Pelita Harapan yang memiliki program kerja UKM (Usaha Keterampilan Masyarakat) yang berfungsi mewadahi masyrakat dalam mendaur ulang sampah.

Berdasarkan uraian latar belakang permasalahan sebelumnya, maka penulis tertarik untuk mengangkat judul “Efektivitas Penerapan Bank Sampah di Kelurahan Ballaparang”. Hal ini ditujukan agar sampah yang menumpuk bisa tereduksi jumlahnya juga dapat bernilai guna danmemberikan manfaat bagi masyarakat.

1.2 Rumusan Masalah

Permasalahan yang dihadapi dalam penelitian ini adalah:

1. Bagaimana efektivitas penerapan bank sampah dalam mengatasi persampahan di Kota Makassar khususnya kelurahan Ballaparang?

2. Apa kelebihan bank sampah dibanding metode pengolahan sampah lainnya?3. Apa faktor keberhasilan dan penghambat penerapan bank sampah?4. Apa solusi untuk permasalahan penerapan bank sampah di kota Makassar?5. Siapa saja pihak-pihak yang dapat mendukung penerapan bank sampah?

6

Page 7: Efektivitas Bank Sampah Di Kelurahan Ballaparang (3)

1.3 Tujuan Penulisan

Tujuan dari penelitian ini adalah :1. Mengetahui efektivitas pengolahan bank sampah dalam mengatasi

persampahan di Kota Makassar kelurahan Ballaparang2. Mengetahui kelebihan bank sampah dibanding metode pengolahan sampah

lainnya3. Mengetahui faktor keberhasilan dan penghambat penerapan bank sampah4. Mendapatkan solusi untuk permasalahan penerapan bank sampah di kota

Makassar5. Mengetahui pihak-pihak yang dapat mendukung penerapan bank sampah

I.4 Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian ini adalah:

1. Bagi ilmu pengetahuanDapat memberikan sumbangsi yang berharga pada perkembangan ilmu pengetahuan terutama metode pengolahan sampah

2. Bagi institusiManfaat bagi institusi khususnya HMS FT-UH adalah sebagai bahan informasi dan pengembangan bagi kegiatan bermanfaat berikutnya.

7

Page 8: Efektivitas Bank Sampah Di Kelurahan Ballaparang (3)

BAB II

PEMBAHASAN

II.1 Kondisi Eksisting Persampahan di Makassar

Dewasa ini sampah di Kota Makassar menjadi masalah yang semakin serius. Bahkan di tempat umum maupun di sepanjang jalan raya sampah bertebaran di mana-mana. Terdapat beberapa faktor yang menjadi penyebab masalah tersebut antara lain kota Makassar yang merupakan kota metropolitan mendorong terjadinya arus mobilitasasi penduduk. Ini mengakibatkan kepadatan penduduk Kota Makassar bertambah dari tahun ke tahun. Jumlah penduduk ini berkorelasi langsung terhadap sampah yang dihasilkan. Semakin tinggi jumlah penduduk suatu daerah maka sampah yang dihasilkan juga semakin banyak.

Yang kedua, Kinerja Dinas terkait yang menangani masalah sampah belum maksimal. Ketidakmaksimalan ini disebabkan oleh armada yang masih sangat terbatas, petugas sampah yang masih minim, dan ketidakseimbangan antara jumlah tempat sampah yang tersedia dan banyaknya sampah yang dihasilkan oleh masyarakat. Masalah yang muncul kemudian adalah sampah yang harusnya dipindahkan dari tempat sampah ke TPA pada malam hari, dikerjakan pada siang hari itu akan berdampak pada masyarakat sendiri. Truk sampah yang beroperasi pada siang hari dapat mengganggu masyarakat sebagai pengguna jalan. Dari segi estetika ini juga tidak elok untuk dikerjakan karena bau tak sedap yang dihasilkan sampah itu dapat menjalar kemana-mana.

Dampak yang ditimbulkan dari masalah sampah ini tidak hanya dari segi lingkungan seperti mengganggu estetika kota, banjir, pendangkalan sungai tetapi juga aspek sosial masyarakat. Untuk mengatasi masalah ini perlu difokuskan pada sumber sampah itu sendiri yaitu dari aktivitas dan kesadaran masyarakat sendiri. Salah satu solusi untuk menanganinya yaitu dengan didirikannya bank sampah. Bank Sampah merupakan kegiatan bersifat social engineering yang mengajarkan masyarakat untuk memilah sampah serta menumbuhkan kesadaran masyarakat dalam pengelolaan sampah secara bijak dan pada gilirannya akan mengurangi sampah yang diangkut ke TPA (Tempat Pembuangan Akhir).

II.1.1 Kondisi Eksisting Persampahan di Kelurahan Ballaparang

Kelurahan Ballaparang terletak di Kecamatan Rappocini dengan jumlah 417 kepala keluarga. Kelurahan tersebut menjadi salah satu kelurahan terbersih yang ada di Makassar menurut data YPN (Yayasan Peduli Negeri). YPN merupakan sebuah lembaga yang melakukan kegiatan di bidang sosial, lingkungan,

8

Page 9: Efektivitas Bank Sampah Di Kelurahan Ballaparang (3)

kesehatan, pendidikan, ekonomi, maupun informasi teknologi.YPN merupakan lembaga yang menaungi program bank sampah di Makassar dan berdiri sejak tahun 2008. Dalam hal pengolahan sampah, Kelurahan Balaparang bekerja sampah dengan pihak YPN melalui program bank sampah.

II.2 Efektivitas Penerapan Bank Sampah

Awal pencetusan bank sampah di Makassar dimulai sejak tahun 2007 dan mulai pengoperasiannya pada tahun 2008 melalui program Makassar “Green and Clean”. Program yang berbasis lingkungan ini telah menerapkan konsep 3R (Reduse, Reuse, Recycle) yang sering disebut bank sampah. program ini terlaksana atas inisiasi Yayasan Unilever Indonesia (YUI) dan pemerintah kota Makassar. Namun kegiatan 3R masih menghadapi kendala utama, yaitu rendahnya kesadaran masyarakat untuk memilah sampah. Mengingat jumlah sampah yang diangkut tiap harinya ke TPA Tamangapa mencapai 700-800 ton, terlebih lagi ketika perayaan keagamanaan jumlah sampah meningkat meningkat menjadi 1.200 ton. Sampah ini terdiri dari 70% sampah organik dan 30% anorganik. Ketua yayasan peduli negeri (YPN), Saharuddin mengatakan bahwa sisa umur TPATamangapa hanya 2 tahun lagi jika tidak ada peregerkan lebih lanjut.

Menurut data YPN, saat ini terdapat 105 bank sampah di Makassar dan hanya sekitar 30 yang aktif. Setiap tahunnya satu bank sampah dapat mereduksi sekitar 477 ton. Bank sampah Pelita Harapan merupakan salah satu bank sampah yag menjadi percontohan di kota Makassar, bank sampah ini terletak di kelurahan Ballaparang. Kelurahan Balaparang sendiri saat ini memiliki 4 bank sampah. Bank sampah tersebut masing-masing berada di RW 1, 2, 4, dan 6. Bank sampah Pelita Harapan merupakan bankk sampah pertama yang didirikan di RW 4 sejak tahun 2011 oleh Ir. Patta Giling sebagai pencetus sekaligus ketua RW.

Bank sampah Pelita harapan ini memiliki nasabah sejumlah 189 orang. Tiap minggunya bank sampah ini dapat mereduksi ±1,5 ton. Jumlah nasabah bank sampah ini belum mencapai setengah dari jumlah warga di kelurahan Ballaparag. Jika seluruh warga kelurahan Ballaparang menjadi nasabah yanng aktif dalam pengelolaan bank sampah ini, maka setiap minggunya sampah yang dapat direduksi mencapai ± 3,375 ton.

Di Makassar sendiri terdapat 105 bank sampah. Jika bank sampah tersebut aktif dalam mengolah sampah, maka setiap minggunya jumlah sampah yang dapat direduksi mencapai ± 354,735 ton , tentunya jumlah ini disesuaikan dengan jumlah penduduk dan lingkungan sekitar bank sampah tersebut. Dengan jumlah sampah yang direduksi ini, diharapkan dapat memperpanjang umur TPA Tamangapa yang diperkiraka umurnya hanya tersisa 2 tahun lagi.

9

Page 10: Efektivitas Bank Sampah Di Kelurahan Ballaparang (3)

II.3 Kelebihan Bank Sampah Dibanding Metode Pengolahan Sampah Lainnya

Sampah adalah masalah yang sering disepelehkan oleh masyarakat, padahal banyak dampak yang ditimbulkan oleh sampah dalam kehidupan kita. Contohnya pencemaran air, udara dan tanah. Pengelolaan sampah adalah pengumpulan, pengangkutan, pemrosesan , pendaurulangan, atau pembuangan dari material sampah. Kalimat ini biasanya mengacu pada material sampah yang dihasilkan dari kegiatan manusia, dan biasanya dikelola untuk mengurangi dampaknya terhadap kesehatan, lingkungan, atau keindahan.

Pengelolaan sampah juga dilakukan untuk memulihkan sumber daya alam. Pengelolaan sampah yang tampak selama ini hanya dilakukan secara konvensional yaitu pengumpulan, pengangkutan dan pembuangan akhir di Tempat Pembuangan Akhir (TPA). Keterbatasan lahan menjadi permasalahan bagi pembukaan TPA baru, sehingga saat ini kondisi TPA yang sudah ada telah mengalami daya tampung yang berlebih. Diperkirakan paling banyak hanya sekitar 65% sampah yang dapat terangkut ke TPA oleh institusi yang bertanggung jawab atas masalah sampah dan kebersihan. Metode pembuangan di TPA ini juga mempunyai kekurangan lain, seperti pencemaran tanah dan air. Timbunan sampah juga menimbulkan bau tidak sedap yang mengganggu masyarakat yang bermukim di sekitar TPA. Sampah yang ada di TPA terbagi menjadi 2, yaitu sampah yang dapat di fungsikan menjadi energi seperti gas metan dan sampah yang tidak bernilai guna lagi.

Gambar II.1 Suasana TPA Tamangapa, Antang Makassar

TPA Tamangapa sendiri memiliki luas 14,5 hektar malah semakin sesak dipenuhi sampah yang menggunung. Tiap harinya sampah yang diangkut ke TPA Tamangapa mencapai 700-800 ton. Sampah-sampah ini diangkut oleh truk sampah. Prasarana sampah yang beroperasi di Makassar berjumlah 147 unit hal ini dikatakan oleh Ketua Kamar Dagang Industri (Kadin) Sulsel Zulkarnain Arif. Tiap moda ini diberikan subsidi sebanyak 20 liter/hari. Ini artinya pemerintah menghabiskan dana sebesar Rp. 4,1 juta/bulan tiap truknya. Tiap harinya masing-

10

Page 11: Efektivitas Bank Sampah Di Kelurahan Ballaparang (3)

masing truk sampah melewati rute sepanjang ± 28 km dengan muatan ± 4 m3 atau sekitar 1,5 ton. Jumlah gaji supir truk sampah sebesar ± Rp. 2 juta. Tiap truk sampah harganya ± 250 juta. Dengan biaya perawatan dan penggantian oli serta ban setiap bulannya sekitar 5% dari biaya pembeliannya yaitu ± Rp. 5 juta. Jadi dapat diasumsikan bahwa setiap truk sampah beserta supir juga biaya perawatannya menghabiskan dana ± Rp. 7 juta/bulan dan dapat mengangkut 240 m3/bulan.

Metode lain pengolahan sampah adalah dengan pembakaran sampah menggunakan insenerator. Pembakaran sampah di ruang terbuka seperti di halaman rumah atau di manapun telah dilarang oleh Undang-Undang. Membakar dengan insenerator walaupun tidak secara khusus dilarang, tetapi tidak dianjurkan.

Gambar II.2 Proses Pembakaran dengan Menggunakan Insenerator

Dalam film feature dokumenter “Thrased” (2012) yang dipandu oleh aktor pemenang Oscar, Jeremy Irons diinfokan bila insenerator bisa dipertahankan di atas 1000º C, dan pengawasan operasi insenerator dilakukan dengan ketat, dioksin bisa kita hindari. Film tersebut menjelaskan pada kenyataannya sampai titik ini diperkirakan 50%-80% kontaminasi dioksin berasal dari insenerator sampah. Film tersebut menunjukan beberapa contoh di seluruh dunia bahwa kenyataannya insenerator saat ini masih menghasilkan dioksin (terlepas dari klaim para pembuat insenerator). Artinya operasi insenerator yang ideal pada kenyataannya memang sulit dipertahankan, sehingga para operator insenerator sebenarnya sering (regularly) melanggar baku mutu.

Salah satu solusi yang paling efektif untuk mengatasi masalah ini yaitu dengan daur ulang sampah melalui program bank sampah. Bank sampah merupakan kegiatan bersifat social engineering yang mengajarkan masyarakat untuk memilah sampah serta menumbuhkan kesadaran masyarakat dalam pengelolaan sampah secara bijak dan pada gilirannya akan mengurangi sampah yang diangkut ke TPA sehigga umur TPA dapat diperpanjang.

11

Page 12: Efektivitas Bank Sampah Di Kelurahan Ballaparang (3)

Gambar II.3 Proses Pemilahan Sampah di Bank Sampah

Bank sampah di Ballaparang adalah bank sampah yang menjadi percontohan bagi bank sampah lainnya di Makassar. Bank sampah ini memiliki 189 nasabah, masyarakat yang menjadi nasabah bukan hanya dari kelurahan setempat karena sistemnya yang terbuka untuk umum. Tiap minggunya bank sampah di RW4 dapat mereduksi 1,5 ton. Seperti data diatas tiap truk sampah yag mengangkut sampah ke TPA menghabiskan dana ± Rp. 7 juta dengan muatan 240 m3, jadi tiap 1 m3 bernilai ± Rp. 30.000 . Jadi tiap bulannya bank sampah dapat menghemat dana sebesar ± Rp. 500.000 . Dana ini dapat dimaksimalkan lagi jika bank sampah di Makassar diefisienkan.

Untuk menjadi nasabah tidak dibutuhkan persyaratan yang rumit dan hanya perlu membawa sampah ke bank sampah. Kemudian nasabah yang dalam hal ini adalah masyarakat akan diberi buku tabungan yang diberi nama buku tabungan sampah.

Gambar II.4 Buku Tabungan Sampah

Bank sampah sendiri menganut sistem 3R yaitu, Reduce, Re-use dan Recycle, sehingga dengan adanya bank sampah masyarakat setempat dapat mengumpulkan sampah yang dapat di daur ulang seperti plastik, botol, karton, dan kertas untuk disetor kemudian ditimbang dan dinilai dalam bentuk rupiah. Selain uang, sampah juga dapat ditukarkan dengan benda lainnya seperti beras, peralatan sekolah, juga produk kerajinan. Salah satu hasil daur ulang yang dapat dihasilkan dari sampah

12

Page 13: Efektivitas Bank Sampah Di Kelurahan Ballaparang (3)

adalah produk kerajinan. Produk hasil olahan sampah itu kemudian akan dijual kembali dengan harga yang lebih tinggi. Produk-produk tersebut dinamakan UKM Pelita Harapan atau Usaha Kerajinan Masyarakat. Dengan begitu pendapatan masyarakat dapat lebih meningkat. Dari sisi sosial, bank sampah juga bisa menjadi wadah bagi para pemulung untuk mengumpulkan sampahnya dan dinilai dengan rupiah.

Ini merupakan salah satu nilai tambah dari bank sampah sebagai suatu metode pengolahan sampah. Selain itu dengan adanya bank sampah dapat mengurangi jumlah subsidi BBM juga jumlah truk sampah yang disediakan oleh pemerintah untuk mengangkut sampah ke TPA. Dana yang seharusnya dipakai untuk menyubsidi truk sampah dapat digunakan untuk hal lebih berguna, seperti pengembangan bank sampah itu sendiri.

II.4 Faktor Keberhasilan Dan Penghambat Pengembangan Bank Sampah

Dalam penerapannya, bank sampah memiliki beberapa faktor yang menjadi penungjang keberhasilan sekaligus penghambat dalam penerapannya.

Faktor penunjang keberhasilan dari pengembangan bank sampah ini adalah :

1. Kesadaran dari masyarakat setempat 2. Militansi pejabat masyarakat

Faktor penghambat keberhasilan dari pengembangan bank sampah ini adalah :

1. Susahnya mencari relawan untuk menjadi pengurus2. Dana yang tidak memadai3. Kurangnya sosialisasi dari pemerintah dalam penerapan bank sampah ini

II.5 Solusi Untuk Permasalahan Penerapan Bank Sampah

Solusi untuk permasalahan penerapan bank sampah ini antara lain :

1. Subsisidi silang dengan pengalihan jumlah subsidi bbm dan jumlah armada pengangkut sampah untuk pengembangan bank sampah

2. Sosialisasi yang lebih baik untuk memperkenalkan program bank sampah

13

Page 14: Efektivitas Bank Sampah Di Kelurahan Ballaparang (3)

II.6 Pihak-Pihak yang Dapat Mendukung Pengembangan Bank Sampah

Dalam pengembangannya, bank sampah memerlukan pihak-pihak yang mendukung pengembangannya. Pihak-pihak yang dapat mendukung pengembangan bank sampah di kota Makassar antara lain :

1. Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota MakassarDinas Kebersihan dan Pertamanan mempunyai tugas melaksanakan urusan pemerintahan daerah berdasarkan azas otonomi dan tugaspembantuan di bidang kebersihan dan pertamanan

2. Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik IndonesiaKementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia adalah kementerian dalam Pemerintah Indonesia yang membidangi urusan lingkungan hidup, dan kehutanan. Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan mempunyai tugas membantu Presiden dalam merumuskan kebijakan dan koordinasi di bidang lingkungan hidup, pengendalian dampak lingkungan dan kehutanan; serta menyelenggarakan fungsi :

a. Perumusan kebijakan nasional di bidang lingkungan hidup dan kehutananb. Koordinasi pelaksanaan kebijakan di bidang lingkungan hidup dan

kehutananc. Pengelolaan barang milik/kekayaan negara yang menjadi tanggung

jawabnyad. Pengawasan atas pelaksanaan tugasnyae. Penyampaian laporan hasil evaluasi, saran, dan pertimbangan di bidang

tugas dan fungsinya kepada Presiden

3. Yayasan Peduli NegeriYPN merupakan lembaga yang menaungi program bank sampah di Makassar dan berdiri sejak tahun 2008. YPN merupakan sebuah lembaga yang melakukan kegiatan di bidang sosial, lingkungan, kesehatan, pendidikan, ekonomi, maupun informasi teknologi. YPN merupakan perantara antara masyarakat dan pemerintah terutama dalam pengolahan sampah dan lingkungan

4. Yayasan Unilever IndonesiaMisi dari Yayasan Unilever Indonesia adalah untuk mencari dan memberdayakan potensi masyarakat, memberikan nilai tambah bagi masyarakat, menyatukan kekuatan dengan mitra-mitranya dan bertindak sebagai katalis untuk pembentukan kemitraan.

14

Page 15: Efektivitas Bank Sampah Di Kelurahan Ballaparang (3)

BAB III

PENUTUP

III.1 Kesimpulan

Berdasarkan analisis yang telah dilakukan, penulis merumuskan kesimpulan sebagai berikut:

1. Hampir setiap daerah yang ada di Indonesia selalu dihadapkan oleh permasalahan sampah yang produksinya semakin meningkat dan berdampak pada kerusakan lingkungan

2. Jenis pengelolaan sampah yang biasa di lakukan adalah pengelolaan dilakukan secara konvensional yaitu pengumpulan, pengangkutan dan pembuangan akhir di Tempat Pembuangan Akhir (TPA), pembakaran sampah dengan menggunakan insenerator dan bank sampah

3. Bank sampah adalah metode pengelolaan sampah yang menganut sistem 3R yaitu, Reduce, Re-use dan Recycle, sehingga dengan adanya bank sampah masyarakat setempat dapat mengumpulkan sampah yang dapat di daur ulang seperti plastik, botol, karton, dan kertas untuk disetor kemudian ditimbang dan dinilai dalam bentuk rupiah.

4. Keunggulah bank sampah dibandingkan dengan metode pengolahan samoah lainnya adalah lebih praktis, biayanya murah, juga dapat memberikan nilai nilai ekonomi bagi masyarakat

5. Bank sampah memiliki beberapa faktor penunjang keberhasilan dan penghambat bagi penerapan bank sampah

6. Solusi untuk permasalahan penerapan bank sampah ini antara lain :a. Pengalihan jumlah subsidi bbm dan jumlah armada pengangkut

sampah untuk pengembangan bank sampahb. Sosialisasi yang lebih baik untuk memperkenalkan program bank

sampah7. Pihak-pihak yang dapat mendukung pengembangan bank sampah di kota

Makassar antara lain :a. Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Makassarb. Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik Indonesiac. Yayasan Peduli Negerid. Yayasan Unilever Indonesia

15

Page 16: Efektivitas Bank Sampah Di Kelurahan Ballaparang (3)

III.2 Saran

Berdasarkan kesimpulan yang telah dipaparkan, penulis merumuskan saran sebagai berikut :

1. Pemerintah agar lebih mengembangkan program bank sampah ini karena memiliki nilai lebih dibandingkan dengan metode pengolahan sampah lainnya

2. Pihak pengelola bank sampah disarankan melakukan kerjasama dengan instansi-instansi yang peduli terhadap lingkungan. Hal tersebut bertujuan untuk mendapatkan manfaat dalam hal sosialisasi kepada masyarakat untuk membuat bank sampah ini mendapatkan tempat di masyarakat bahwa bank sampah ini memiliki dampak yang begitu besar bagi lingkungan maupun masyarakat itu sendiri.

3. Pemerintah dan yayasan yang terkait agar melakukan sosialisasi yang lebih baik lagi demi pengembangan bank sampah kedepannya

4. HMS FT-UH dapat mengembangkan program bank sampah agar dapat mengurangi jumlah sampah khususnya yang ada di sekitar kampus.

16

Page 17: Efektivitas Bank Sampah Di Kelurahan Ballaparang (3)

DAFTAR PUSTAKA

Ajho, Firdaus. 2012. Pemberdayaan Masyarakat. http://firdausajho.blogspot.com/2012/11/pemberdayaan-masyarakat_1. html. Diakses pada tanggal 25 Februari 2015.

Apriadi, Putra. 2012. Bank Sampah dan Program Lingkungan Yayasan Unilever. http// www.unilevergreenandclean.co.id/greenandclean. Yayasan Unilever Indonesia. Diakses pada tanggal 26 Februari 2015.

Daniel. 2014. Anggota Bank Sampah Makassar capai 2000 RT. http://makassar.antaranews.com/berita/60750/anggota-bank-sampah-makassar-capai-2000-rt. Diakses pada tanggal 25 Februari 2015.

http://id.wikipedia.org/wiki/Kementerian_Lingkungan_Hidup_dan_Kehutanan_Indonesia

http://www.bbc.co.uk/indonesia/majalah/2012/07/120710_trashbank

PS. Tim Penulis. 2010. Penanganan dan Pengolahan Sampah. Jakarta: Penebar Swadaya.

Yayasan Peduli Nasional. 2015. Data Bank Sampah Makassar 2015. YPN: Makassar

17