EFEKTIFITAS PENERAPAN LAYANAN INTERAKTIF PROGRAM BICARA...
Transcript of EFEKTIFITAS PENERAPAN LAYANAN INTERAKTIF PROGRAM BICARA...
EFEKTIFITAS PENERAPAN LAYANAN
INTERAKTIF PROGRAM BICARA BUKU
DI PERPUSTAKAAN MPR RI
Skripsi
Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh
Gelar Sarjana Ilmu Perpustakaan (S.IP)
Oleh:
DYTA MEDINA
NIM: 1113025100051
JURUSAN ILMU PERPUSTAKAAN
FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA 1438H / 2018M
i
ABSTRAK
Dyta Medina (1113025100051). Efektifitas Penerapan Layanan Interaktif
Program Bicara Buku di Perpustakaan MPR RI di bawah bimbingan
Nuryudi, MLIS. Program Studi Ilmu Perpustakaan Adab dan Humaniora
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2018.
Skripsi ini membahas tentang efektifitas penerapan layanan interaktif program
bicara buku di Perpustakaan MPR RI. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk
mengetahui tingkat efektifitas program bicara buku dan kendala yang dihadapi
oleh Perpustakaan MPR RI. Penelitian ini menggunakan metode penelitian
deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Populasi dalam penelitian ini adalah
jumlah peserta program bicara buku pada bulan Juni-Agustus yaitu 450 orang.
Sampel diambil menggunakan rumus Arikunto Suharsimi, sehingga diperoleh
sampel berjumlah 45 orang. Sampel diambil menggunakan teknik Accidental
Sampling (sampel kebetulan). Teknik pengumpulan data dilakukan dengan
kuesioner kepada peserta program bicara buku dan wawancara kepada
pustakawan Perpustakaan MPR RI sebagai pendukung. Hasil penelitian
ditemukan bahwa pelaksanaan kegiatan program bicara buku yang telah
dilakukan oleh Perpustakaan MPR RI sudah berada pada tingkatan efektif, yaitu
dengan skor 3,03 (skala 4). Adapun variabel tersebut terdiri dari: pelayanan
pendaftaran peserta dengan skor 3,31, kondisi dan ruangan program bicara buku
dengan skor 3,16, pengetahuan tentang perpustakaan dengan skor 3,14. Beberapa
kendala yang dihadapi saat melakukan kegiatan program bicara buku adalah
susahnya mencari wakil rakyat sebagai pembahas untuk mengisi di program
bicara buku, dan kurangnya peserta saat program bicara buku berlangsung.
Namun demikian, pada umumnya para pembicara dari penulis buku mudah untuk
ditemui dan dapat menghadiri program bicara buku tersebut.
Kata kunci: Perpustakaan Khusus, Efektifitas, Program Bicara Buku
ii
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim
Puji dan syukur penulis ucapkan hanya kepada Allah SWT yang telah
memberikan segala nikmat dan kasih sayang-Nya, sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Shalawat beserta salam semoga senantiasa
tercurahkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW beserta keluarganya,
para sahabatnya dan para pengikutnya hingga akhir zaman.
Dalam penyusunan skripsi ini, penulis menyadari sepenuhnya bahwa masih
terdapat banyak kekurangan dan keterbatasan ilmu pengetahuan yang penulis
miliki. Namun berkat adanya dorongan dan bantuan dari berbagai pihak, penulis
dapat menyelesaikan skripsi ini. Ucapan terima kasih tersebut penulis sampaikan
kepada:
1. Bapak Prof. Dr. Dede Rosyada, M.A selaku Rektor UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta.
2. Bapak Prof. Dr. Sukron Kamil, M.Ag, selaku Dekan Fakultas Adab
dan Humaniora.
3. Bapak Pungki Purnomo, MLIS, selaku Ketua Jurusan Ilmu
Perpustakaan.
4. Bapak Mukmin Suprayogi, M.Si, selaku Sekretaris Jurusan Ilmu
Perpustakaan.
5. Bapak Nuryudi, MLIS selaku dosen pembimbing skripsi yang telah
bersedia meluangkan waktu, tenaga dan pikiran untuk senantiasa
iii
membantu dan memberi petunjuk serta arahan kepada penulis dalam
menyelesaikan skripsi ini.
6. Seluruh Bapak dan Ibu dosen Jurusan Ilmu Perpustakaan yang telah
memberikan pengetahuan yang bermanfaat baik dibidang akademik,
sosial dan keagamaan.
7. Ibu Dra. Roosiah Yuniarsih, M.Kom, selaku Kepala Perpustakaan
MPR RI yang telah memberikan izin penulis melakukan penelitian dan
membimbing penulis sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini.
8. Kakak Siti Juaenah dan kakak Devira Firda Aulia selaku pustakawan
Perpustakaan MPR RI yang telah banyak membantu selama penulis
melaksanakan penelitian di Perpustakaan MPR RI.
9. Keluarga tercinta, terutama Ayahanda Muhammad Sani dan Ibunda
Cucu Nurjanah yang telah mendidik dan membimbing penulis dengan
penuh kasih sayang. Kesabaran, untaian doa, nasehat, perhatian dan
semangat yang selalu mereka berikan untuk mendorong penulis
menyelesaikan skripsi ini. Dan tak luput juga untuk abangku Ryan
Firmansyah dan adikku Zahar Firdaus yang selalu memberikan
semangat untuk penulis.
10. Teman-teman seperjuangan yaitu Muhammad Azhar, Susi Mustika
Dewi, Nur Azizah, Rury Agnesia, Natasia Pusvita, Dyah Ayu, Syifa
Duhita, Anten Eka Gantani, Fajar Alamsyah, Laga Al Ahli,
Muhammad Agustina, Apriyanto, Renjana Dian Saputra, Fajar Edi
Jatmiko, Hilda Safitri, Fitri Febiyanti, Ilham Shabrullah, Farih Faruk
Mufasir, Riska Meidiana dan teman-teman angkatan 2013 khususnya
iv
IP B yang telah bersama-sama penulis berjuang menyelesaikan kuliah
S1.
11. Teman-teman SMP penulis yaitu Sumaya, Andhita Rachamawati,
Dimas Rizky Fauzan, Rizky Reza, Muhammad Rio, Nur Cholis, Ade
Agus, Ahmad Reza Shidqi, Naila Qonita dan Khairunnisa Halfa yang
selalu memberikan semangat kepada penulis.
12. Keluarga besar KKN Cocos nucifera 2016 Rahmat Kurnia, Syahrul
Hidayanto, Irsan, Muhammad Zaky, Amalia Pahlawati, Ismi
Nurakhmawati, Sufi Aisyah Utami, Dewi Supriyatin, Riska Widayanti
dan Muhamad Amin. Terimakasih tetap erat menjalin silaturahmi dan
persaudaraan dengan baik.
Jakarta, 05 Desember 2017
DYTA MEDINA
v
DAFTAR ISI
ABSTRAK .......................................................................................................................... i
KATA PENGANTAR ....................................................................................................... ii
DAFTAR ISI...................................................................................................................... v
DAFTAR TABEL ........................................................................................................... vii
DAFTAR GAMBAR ......................................................................................................... x
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................................... xi
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................................. 1
A. Latar Belakang Masalah ........................................................................................... 1
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah ....................................................................... 10
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian................................................................................. 10
D. Definisi Istilah .......................................................................................................... 11
E. Sistematika Penulisan ............................................................................................... 13
BAB II TINJAUAN LITERATUR ................................................................................ 15
A. Perpustakaan Khusus .............................................................................................. 15
1. Pengertian Perpustakaan Khusus ....................................................................... 15
2. Tujuan dan Fungsi Perpustakaan Khusus .......................................................... 16
3. Tugas Perpustakaan Khusus .............................................................................. 18
B. Efektifitas ................................................................................................................ 19
1. Pengertian Efektifitas ........................................................................................ 19
2. Cara Mengukur Keberhasilan (Efektivitas) Program Promosi .......................... 21
C. Bedah buku ............................................................................................................. 22
1. Pengertian Bedah Buku ..................................................................................... 22
2. Tujuan dan Manfaat Bedah Buku ...................................................................... 24
3. Pelaksanaan Bedah Buku .................................................................................. 25
4. Pengaturan Ruangan .......................................................................................... 26
5. Informasi Pada Saat Kedatangan ....................................................................... 27
6. Susunan Acara Bedah Buku .............................................................................. 29
7. Mekanisme Pelaksanaan Kegiatan Acara Bedah Buku Secara Detail ............... 32
8. Persiapan Untuk Pembicara ............................................................................... 33
9. Kendala Bedah Buku ......................................................................................... 34
E. Penelitian Terdahulu ................................................................................................. 37
vi
BAB III METODE PENELITIAN ................................................................................ 39
A. Jenis dan Pendekatan Penelitian ............................................................................. 39
B. Sumber Data ........................................................................................................... 39
1. Data Primer ........................................................................................................ 39
2. Data Sekunder ................................................................................................... 40
C. Populasi dan Sampel ............................................................................................... 40
1. Populasi ............................................................................................................. 40
2. Sampel ............................................................................................................... 41
D. Teknik Pengumpulan Data ..................................................................................... 42
E. Teknik Pengolahan dan Analisis Data .................................................................... 43
F. Uji Validitas dan Reabilitas .................................................................................... 46
1. Uji Validitas....................................................................................................... 46
2. Reliabilitas ......................................................................................................... 49
G. Waktu dan Tempat Penelitian ................................................................................. 51
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ............................................... 52
A. Profil Perpustakaan MPR RI .................................................................................. 52
1. Sejarah Singkat Perpustakaan MPR RI ............................................................. 52
2. Visi dan Misi Perpustakaan MPR RI ................................................................. 54
3. Tugas dan Fungsi Perpustakaan MPR RI .......................................................... 55
4. Struktur Organisasi ............................................................................................ 55
5. Koleksi Perpustakaan MPR RI .......................................................................... 57
6. Layanan Perpustakaan MPR RI ......................................................................... 59
7. Fasilitas Perpustakaan MPR RI ......................................................................... 63
B. Hasil Penelitian ....................................................................................................... 65
1. Data Responden ................................................................................................. 65
2. Hasil Pendapat Pemustaka terhadap Efektifitas Penerapan Layanan Interaktif
Program Bicara Buku di Perpustakaan MPR RI ............................................... 68
3. Kendala yang dihadapi Program Bicara Buku di Perpustakaan MPR RI ......... 98
C. Pembahasan Hasil dan Analisis Data ................................................................... 101
BAB V PENUTUP ......................................................................................................... 114
A. Kesimpulan ........................................................................................................... 114
B. Saran ..................................................................................................................... 114
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................... 116
LAMPIRAN
BIODATA PENULIS
vii
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Item-Total Statistics ........................................................................................ 47
Tabel 3.2 Case Processing Sumarry ................................................................................ 48
Tabel 3.3 Nilai r Product Summary ................................................................................ 48
Tabel 3.4 Reliability Statistics ........................................................................................ 50
Tabel 4.1 Struktur Organisasi ......................................................................................... 56
Tabel 4.2 Sumber Daya Manusia .................................................................................... 57
Tabel 4.3 Koleksi Perpustakaan MPR RI ....................................................................... 58
Tabel 4.4 Jenis kelamin ................................................................................................... 66
Tabel 4.5 Pekerjaan ......................................................................................................... 66
Tabel 4.6 Pendidikan ...................................................................................................... 67
Tabel 4.7 Frekuensi Kunjungan ke Perpustakaan MPR RI............................................. 67
Tabel 4.8 Pengetahuan tentang adanya Program bicara buku melalui pamflet .............. 68
Tabel 4.9 Pengetahuan tentang adanya program bicara buku melalui media social ...... 69
Table 4.10 Pengetahuan tentang adanya program bicara buku melalui pameran ............ 70
Tabel 4.11 Pengetahuan tentang adanya program bicara buku melalui teman ................ 71
Tabel 4.12 Tujuan mengikuti program bicara buku untuk menambah informasi ............ 72
Tabel 4.13 Tujuan mengikuti program bicara buku untuk ikut berdiskusi ...................... 73
Tabel 4.14 Tujuan mengikuti program bicara buku untuk mengetahui kelebihan &
kekurangan dari isi buku .............................................................................. 74
Tabel 4.15 Setelah saya mengikuti program bicara buku, ilmu yang saya dapat langsung
saya praktekan ke dalam kehidupan sehari-hari ........................................... 75
Tabel 4.16 Pembicara program bicara buku menyampaikan materi dengan menarik ..... 76
Tabel 4.17 Pembicara pada program bicara buku menyampaikan materi dengan jelas... 77
Tabel 4.18 Menerima undangan program bicara buku .................................................... 78
Tabel 4.19 Menerima undangan program bicara buku melalui email.............................. 79
Table 4.20 Menerima undangan program bicara buku melalui WhatsApp ...................... 80
Tabel 4.21 Letak meja registrasi mudah diketahui .......................................................... 80
viii
Tabel 4.22 Sebelum memasuki ruangan program bicara buku, saya melakukan registrasi
terlebih dahulu .............................................................................................. 81
Tabel 4.23 Ruangan bicara buku nyaman ........................................................................ 82
Tabel 4.24 Suhu ruangan di program bicara buku sejuk .................................................. 83
Tabel 4.25 Penerangan ruangan di program bicara buku sudah cukup ............................ 84
Tabel 4.26 Suara sounsytem program bicara buku sudah jelas........................................ 84
Tabel 4.27 Program bicara buku berjalan sesuai dengan waktu yang telah ditetapkan ... 85
Tabel 4.28 Tema yang disajikan sudah mencapai informasi yang dibutuhkan ................ 86
Tabel 4.29 Pembacaan puisi sebagai hiburan .................................................................. 87
Tabel 4.30 Saya dapat bertanya kepada penulis, wakil rakyat dan orang yang ahli dalam
membahas buku yang sedang dibahas .......................................................... 88
Tabel 4.31 Narasumber menguasai tema yang sedang dibahas ....................................... 89
Tabel 4.32 Para Panitia ramah kepada pengunjung program bicara buku ....................... 90
Tabel 4.33 Hal yang membuat saya senang mengikuti program bicara buku, karena saya
dapat bertemu dengan penulis ...................................................................... 91
Tabel 4.34 Hal yang membuat saya senang mengikuti program bicara buku, karena saya
mendapatkan goodie bag .............................................................................. 92
Tabel 4.35 Hal yang membuat saya senang mengikuti program bicara buku, karena saya
dapat bertemu dengan wakil rakyat .............................................................. 93
Tabel 4.36 Dengan adanya program bicara buku, saya mengetahui adanya layanan-
layanan yang tersedia di Perpustakaan MPR RI ........................................... 94
Tabel 4.37 Dengan adanya program bicara buku, saya mengetahui adanya koleksi-koleksi
yang tersedia di Perpustakaan MPR RI ........................................................ 95
Tabel 4.38 Perpustakaan MPR RI memiliki koleksi yang relevan dan mendukung tugas
pekerjaan ...................................................................................................... 96
Tabel 4.39 Perpustakaan MPR RI memiliki fasilitas yang memadai, sehingga dapat
dimanfaatkan untuk membantu tugas pekerjaan .......................................... 97
Tabel 4.40 Perpustakaan MPR RI lokasinya mudah dijangkau dan diketahui ............... 98
Tabel 4.41 Rekapitulasi Promosi melalui media........................................................... 102
Tabel 4.42 Rekapitulasi tujuan dan manfaat program bicara buku ............................... 104
ix
Tabel 4.43 Rekapitulasi Penyampaian pembicara pada program bicara buku ............. 105
Tabel 4.44 Rekapitulasi proses penerimaan undangan program bicara buku .............. 106
Tabel 4.45 Rekapitulasi pelayanan pendaftaraan peserta ............................................. 107
Tabel 4.46 Rekapitulasi kondisi dan ruangan program bicara buku ............................ 108
Tabel 4.47 Rekapitulasi faktor pendukung kunjungan program bicara buku .............. 109
Tabel 4.48 Rekapitulasi pengetahuan tentang Perpustakaan ........................................ 111
Tabel 4.49 Rekapitulasi keseluruhan program bicara buku .......................................... 111
x
DAFTAR GAMBAR
Gambar 4.1: Skor nilai keseluruhan program bicara buku di Perpustakaan MPR RI . .113
xi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Kuesioner
Lampiran 2 Hasil Wawancara dengan Pustakawan Perpustakaan MPR
RI
Lampiran 3 Dokumentasi Program Bicara buku dan Perpustakaan MPR
RI
Lampiran 4 Surat Izin Penelitian
Lampiran 5 Surat Menjadi Pembimbing
Lampiran 6 Surat Keterangan telah Melaksanakan Penelitian
Lampiran 7 Jumlah Peserta Program Bicara Buku bulan Juni-Agustus
2017
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Di zaman era digital seperti ini, informasi sangat diperlukan bahkan
menjadi sebuah kebutuhan untuk setiap orang. Setiap hari kita mencari
informasi untuk mengetahui apa saja yang sedang terjadi, bahkan kita harus
mengetahui tentang sejarah masa lampau. Walaupun di era digital saat ini kita
dapat mengakses infomasi dengan mudah, masih banyak orang yang ingin
langsung mengunjungi perpustakaan untuk mendapatkan informasi yang
diinginkan. Informasi tersebut biasanya dibutuhkan untuk mendapatkan data
penelitian, atau hanya untuk sekedar menambah wawasan ilmu pengetahuan
semata. Bentuk informasi yang diinginkan biasanya diperoleh dari bahan
pustaka yang terdiri dari bahan pustaka tercetak seperti buku, majalah, dan
surat kabar. Lalu untuk bahan pustaka terekam terdiri dari kaset, audio visual,
mikrofis, microfilm, piringan hitam, video kaset, dan CD-ROM. Sedangkan
bahan pustaka non buku yang tercetak seperti peta, atlas, foto, dan diagram.
Sumber-sumber bentuk informasi tersebut dapat diperoleh di
perpustakaan, karena perpustakaan adalah sebagai media informasi yang salah
satunya berfungsi dapat menyimpan, mengolah dan mendistribusikan
informasi, dan diharapkan dapat memberdayakan pengetahuan dan menggali
potensi yang dimiliki perpustakaan.1 Menurut Yusuf yang dikutip oleh Endang
Susilawati, berbagai macam informasi itu terdiri dari tercetak maupun yang
1 Khatibah, MA, “Perpustakaan Sebagai Gudang Ilmu Pengetahuan Dan Informasi,”
Jurnal Iqra, Vol. 07, no. 01 (Mei 2016) p. 73.
2
terekam dalam berbagai media seperti majalah, buku, koran, film, kaset, tape
recorder, video, computer, dan lain-lain. Semua sumber informasi tersebut
disusun berdasarkan sistem yang sudah ditentukan dan dipergunakan untuk
kepentingan belajar melalui kegiatan membaca dan mencari informasi bagi
segenap masyarakat yang membutuhkannya.2 Pada dasarnya perpustakaan
terdiri dari berbagai jenis, adapun jenis-jenis perpustakaan antara lain adalah
perpustakaan umum, perpustakaan perguruan tinggi, perpustakaan sekolah,
perpustakaan khusus, dan perpustakaan nasional.3 Dari perpustakaan yang
sudah disebutkan di atas, perpustakaan khusus merupakan sebuah perpustakaan
yang memberikan ciri khas yang berbeda dari perpustakaan lain, karena
perpustakaan ini hanya menyediakan informasi terhadap lembaga yang
bersangkutan.
Perpustakaan khusus didefinisikan sebagai suatu organisasi informasi
yang disponsori oleh suatu instansi atau perusahaan, baik swasta maupun
pemerintah yang bertugas mengumpulkan, menyimpan, dan menyebarkan
informasi dengan menekankan koleksinya pada suatu bidang tertentu dan
bidang-bidang yang berhubungan dengan bidang tersebut serta untuk pemakai
tertentu pula.4 Perpustakaan khusus memiliki peran sebagai penunjang
penyelesaian program lembaga yang bersangkutan, yang tujuannya hanya
diperuntukkan untuk para pegawai lembaga dan pemustaka yang sedang
mencari informasi tersebut. Perpustakaan khusus memiliki beberapa ciri utama
2 Endang Susilawati, “Kurangnya Minat Berkunjung Peserta Didik SMK Negeri 9 Padang
Ke Perpustakaan,” Jurnal Ilmu Informasi Perpustakaan dan Kearsipan, Vol 2 No 1 (September
2013)p. 472. 3 Ratih Arumi, “Efektivitas Layanan Perpustakaan Sekolah Di SLB Wacana Asih
Padang,” Jurnal Ilmu Perpustakaan dan Kearsipan, Vol 4 No 1 (September 2015)p. 95. 4 Kamariah Tambunan, “Kajian Perpustakaan Khusus Dan Sumber Informasi Di
Indonesia,” Baca: Jurnal Dokumentasi dan Informasi, Vol 34 No 1 (June 2013)p. 31.
3
yaitu salah satunya layanan perpustakaan. Fungsi dari suatu layanan
perpustakaan tidak boleh menyimpang dari tujuan utama perpustakaan itu
sendiri, yaitu perpustakaan harus dapat memberikan informasi secara cepat dan
akurat kepada pemustaka. Hal yang penting dalam pelayanan adalah
kemudahan untuk memperoleh informasi yang siap digunakan secara langsung
oleh pemustaka. Pemberian informasi yang jelas akan sangat membantu
pemustaka dalam mengambil keputusan, sehingga pustakawan secara pribadi
juga harus menjadikan informasi yang dimiliki sebagai komoditi yang siap
digunakan oleh pemustaka.
Layanan perpustakaan adalah seluruh kegiatan layanan informasi kepada
pemakai, agar seluruh koleksi perpustakaan dimanfaatkan semaksimal
mungkin. Layanan informasi dapat dilakukan melalui layanan sirkulasi,
layanan rujukan, layanan pembaca, dan layanan silang layan, baik secara
langsung maupun secara tidak langsung. Layanan informasi yang cepat, tepat,
dan akurat merupakan tujuan yang ingin dicapai oleh setiap perpustakaan.
Dengan layanan informasi yang sebaik-baiknya, dan yang selalu dapat
memenuhi permintaan pengunjung. Dengan demikian, layanan perpustakaan
akan dapat memenuhi fungsi perpustakaan sebagai penunjang kegiatan belajar
mengajar.
Seperti yang tertera di Undang Undang Dasar Negara Republik Indonesia
Nomor 43 tahun 2007 tentang pelayanan perpustakaan yang berbunyi: bahwa
layanan perpustakaan dilakukan secara prima dan berorientasi bagi
kepentingan pemustaka, setiap perpustakaan menerapkan tata cara layanan
perpustakaan berdasarkan standar nasional perpustakaan, setiap perpustakaan
4
mengembangkan layanan perpustakaan sesuai dengan kemajuan teknologi
informasi dan komunikasi, layanan perpustakaan sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) dikembangkan melalui pemanfataan sumber daya perpustakaan untuk
memenuhi kebutuhan pemustaka, layanan perpustakaan diselenggarakan sesuai
dengan standar nasional perpustakaan untuk mengoptimalkan pelayanan
kepada pemustaka, layanan perpustakaan terpadu diwujudkan melalui kerja
sama antar perpustakaan, layanan perpustakaan secara terpadu sebagaimana
dimaksud pada ayat (6) dilaksanakan melalui jejaring telematika.5
Salah satu Perpustakaan di Jakarta, yang memberikan layanan interaktif
adalah Perpustakaan Majelis Permusyarawatan Rakyat Republik Indonesia
(MPR RI). Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia (MPR RI)
merupakan lembaga legislative dan lembaga tinggi negara Indonesia. Untuk
memenuhi kebutuhan informasi bagi anggota MPR, DPD, DPR dan pegawai-
pegawai lainnya, maka lokasi perpustakaan MPR RI memiliki tempat yang
sangat strategis yaitu jarak ketiga perpustakaan tersebut sangat berdekatan
yang berlokasi di satu kawasan komplek MPR/DPR dan DPD RI di Senayan.
Perpustakaan MPR RI ini menyimpan rekaman sejarah kegiatan Majelis sejak
masa MPRS hingga masa sekarang ini. Karena anggota MPR adalah anggota
DPR dan anggota DPD, maka diperpustakaan MPR juga tersedia segala
informasi yang berhubungan dengan DPR dan DPD secara garis besar.
Perpustakaan MPR RI memiliki pelayanan yang prima dan efektif untuk
mendekatkan diri kepada anggota MPR, DPD, maupun DPR dan pemustaka
5 Undang-Undang Republik Indonesia No 43 Tahun 2007 Tentang Perpustakaan Bab V
Pasal
14,2017,http://kelembagaan_pnri.go.id/Digital_Docs/pdf/about_us/official_archives/public/normal
/PP%20Nomor%2024%20Tahun%202014.pdf.
5
umum lainnya. Pelayanan yang diberikan meliputi layanan kepustakaan offline,
online dan layanan interaktif. Layanan offline di sini adalah layanan
konvesional dengan kegiatan hanya meminjam koleksi untuk dibaca di tempat,
dan peminjaman koleksi untuk dibawa pulang. Lalu untuk layanan online
adalah layanan digital yang di sediakan untuk para pencari informasi
khususnya anggota perpustakaan MPR RI untuk melihat koleksi-koleksi yang
tersedia di website resmi perpustakaan MPR RI yang bisa diakses dimana pun,
dan kapan pun karena sistem layanan online ini adalah open access. Sedangkan
untuk layanan interaktif adalah layanan program bicara buku bersama wakil
rakyat. “Layanan interaktif” ini merupakan layanan bedah buku yang dibahas
bersama dengan penulis, penerbit dan anggota wakil rakyat.
Membedah suatu buku dan mengambil ilmu tersebut adalah sesuatu yang
harus dilakukan oleh setiap muslim, sebagaimana seorang muslim harus
mengkaji ayat Al-Qur‟an. Seperti pada ayat Al-Qur‟an Qs. Ali-Imron ayat 138
yang berbunyi:
م للمتقيه ىعظ ة و هدي ه ذ ا ب ي ان للىاس و
Artinya: “(Al Qur‟an) ini adalah penerangan bagi seluruh manusia, dan
petunjuk serta pelajaran bagi orang- orang yang bertakwa.” (Qs. Ali
Imron:159)6
Ayat diatas menjelaskan bahwa Al-Qur‟an adalah penerang bagi manusia
secara keseluruhan. Karena Al-Qur‟an bertujuan untuk memberikan
penerangan (penjelasan) yang diperlukan oleh umat manusia dan untuk diambil
manfaatnya sebagai pedoman, pegangan, bagi semua orang muslim yang
6 Abdus Sami, Al-Qur’an Ku Dengan Tajwid Blok Warna: Disertai Terjemahan (Jakarta:
Lautan Lestari, 2009), p. 57.
6
mengambil manfaat dari petunjuknya. Oleh karena itu membedah suatu buku
sangatlah penting untuk dipelajari dan dipahami untuk diambil ilmunya agar
bermanfaat untuk orang lain.
“Layanan interaktif” program bicara buku atau kata lain dari bedah
buku ini merupakan salah satu aktivitas yang bersifat untuk mendidik rakyat,
diharapkan dengan adanya layanan program bicara buku ini rakyat dapat
menambah wawasan dengan membaca buku, dan sebagai bentuk apresiasi
kepada penulis terhadap buku yang sudah dibuat dan kepada penerbit karena
sudah menerbitkan buku tersebut. Layanan interaktif program bicara buku ini
juga sebagai salah satu cara yang dilakukan untuk menghidupkan perpustakaan
MPR RI untuk lebih bermanfaat, dan juga merupakan sebuah program strategis
untuk memberdayakan masyarakat, pustakawan dan reaktualisasi (proses),
fungsi dan peran institusi perpustakaan sebagai sumber informasi IPTEK dan
budaya yang dikemas dan disajikan secara komprehensif, cepat, tepat dan
terkini. Program bicara buku atau lebih dikenal dengan bedah buku ini juga
bertujuan untuk menumbuh kembangkan kecintaan terhadap buku untuk
meningkatkan budaya gemar membaca, karena semakin banyak membaca
buku, semakin bertambah wawasan kita terhadap permasalahan di dunia.7 Dan
dengan membedah buku kita dapat mengetahui kekurangan dan kelebihan buku
tersebut, dan juga memberikan proses pembelajaran kepada penulis agar dapat
menghasilkan karya berikutnya dengan lebih baik.
“Layanan interaktif” program bicara buku ini selalu mengikuti
perkembangan buku yang sedang menarik dan up to date untuk dibahas,
7 Lailan Azizah Rangkuti, “Kurangnya Kegemaran Membaca Di Perpustakaan,” Jurnal
Iqra, Vol 07 No 1 (Mei 2016)p. 63.
7
contohnya dalam menyambut pemilihan gubernur DKI Jakarta 15 Februari
2017 kemarin, Perpustakaan MPR RI membedah sebuah buku tentang sidang
etik penyelenggara pemilu karya Saleh dengan judul “Hukum Acara Sidang
Etik penyelenggara pemilu” bersama dengan Prof. Jimly Asshdiqqie S.H
mantan ketua Mahkamah Konstitusi Indonesia. Dan program bicara buku ini
juga memperingati hari-hari besar, misalnya dalam memperingati Hari
Bandung Lautan Api diadakannya sebuah bedah buku dengan tema kearifan
lokal sebagai upaya penanggulangan bencana bersama penulis popular Jawa
Barat Pidi Baiq dan anggota DPR RI Jawa Barat Ahmad Nadjib Qodratullah
SE.
Dalam program bicara buku ini perpustakaan MPR juga mengajak
pengarang langsung untuk berinteraksi dengan para masyarakat. Dengan
demikian masyarakat dapat berdialog langsung dengan pengarang sehingga
kepulangan mereka dari pameran membawa kenangan indah yang tersendiri.8
Dalam kegiatan ini juga masyarakat dapat mengetahui dan bertanya lebih jauh
tentang pengalaman membaca maupun menulis pengarang itu sendiri. Bedah
buku atau dalam bahasa inggris lebih dikenal dengan kata Launching yang
artinya adalah peluncuran.9 Jadi bisa diartikan bahwa bedah buku merupakan
sebuah program peluncuran sebuah buku baru, untuk di diskusikan dalam
pertemuan ilmiah untuk bertukar pikiran mengenai suatu masalah.10
Sedangkan
menurut Sitepu bedah buku yaitu menelaah secara mendalam dan ilmiah
8 Agus Winarno, Promosi Membaca Melalui Pameran Buku Disajikan Dalam Seminar
Nasional Promosi Gemar Membaca (Jakarta: ASEAN, 1994), p. 6. 9 Hiasinta Sintawati Sudijana, “Kamus Lengkap Inggris-Indonesia” (Jakarta: Karisma
Publishing Group, 2006), p. 386. 10
Departemen Pendidikan Nasional dan Kebudayaan, “Kamus Besar Bahasa Indonesia
(KBBI)” (Jakarta: Balai Pustaka, 2007), p.269.
8
tentang isi buku, termasuk latar belakang penulis, menulis tema/masalah yang
diangkat atau latar belakang penerbit menerbitkan buku tersebut.11
Sehingga
dapat disimpulkan bahwa program ini dibuat untuk membahas sebuah buku
bersama penulis, penerbit dan anggota wakil rakyat untuk memberikan
pengalaman kepada penulis pemula dalam mengembangkan ilmu kepenulisan
dan memberikan manfaat dan memotivasi untuk belajar menulis buku kepada
pemustaka serta untuk memperkenalkan perpustakaan MPR RI.
“Layanan interaktif” program bicara buku ini dipilih oleh Perpustakaan
MPR RI sebagai salah satu promosi untuk memperkenalkan Perpustakaan
MPR RI. Promosi adalah forum pertukaran informasi antara organisasi dengan
konsumen dan memiliki tujuan utama memberi informasi tentang produk atau
jasa yang disediakan oleh organisasi, sekaligus membujuk konsumen untuk
beraksi terhadap produk atau jasa itu. Sedangkan menurut Dian Ekatama yang
dikutip oleh Mustofa, bahwa promosi perpustakaan merupakan bentuk dari
komunikasi persuasif pemasaran dengan memanfaatkan teknik-teknik dari
hubungan masyarakat.12
Dalam mempromosikan suatu produk atau jasa itu,
kita harus melayani konsumen dengan lemah lembut dan berkata-kata yang
baik. Karena dengan berlemah lembut dan berkata-kata baik merupakan unsur
yang harus dimiliki oleh seorang promotor dalam mempromosikan produknya.
Sebagaimana yang tertera dalam Al-Qur‟an surat Ali Imron ayat 159 yang
berbunyi :
هللالىت ه ةم حم ار ىلك ف بم ىامهح ليظ القلبال وف ض ف ظاغ ل ىكىت ل همو
11
Prof. Dr. BP. Sitepu M.A, “Teknik Menyusun Resensi Buku,” Jurnal Pendidikan
Penabur, No. 20 tahun 12 (June 2013)p.100. 12
Mustofa, “Promosi Perpustakaan Melalui Media Sosial: Best Practice,” Jurnal Publis,
Vol 1 No 2 (2017)p. 23.
9
Artinya: “Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu berlaku lemah
lembut terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar,
tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu.” (QS. Ali Imron:159)13
Ayat diatas menjelaskan bahwasannya bagaimana sikap lemah lembut
dan berkata baik mampu menjadi kekuatan tersendiri dalam menarik para
konsumen. Karena dalam mempromosikan produk tentu dibutuhkan
kemampuan berbicara serta attitude yang baik pula sehingga para konsumen
pun secara tidak langsung merasa lebih tertarik untuk mendengarkan lebih
lanjut tentang produk apa yang kita promosikan. Namun sebaliknya, jika
seorang promotor tidak memiliki kecakapan dalam bertutur kata dan berprilaku
kasar, tentu para konsumen pun tidak tertarik dengan produk yang sedang
dipasarkan.
“Layanan interaktif” program bicara buku ini sudah berjalan sejak
tahun 2013, akan tetapi apakah selama program ini berlangsung pemustaka
yang berkunjung masih sedikit atau mengalami peningkatan, fasilitas dan
koleksi apakah sudah di manfaatkan dengan baik atau belum kepada
pemustaka. Karena itu peneliti mencoba untuk memfokuskan penelitian ini
untuk melihat apakah program bicara buku ini sudah efektif atau belum. Hal
inilah yang membuat penulis tertarik untuk mengambil judul “Efektifitas
Penerapan Layanan Interaktif Program Bicara Buku di Perpustakaan
MPR RI”.
13
Sami, Al-Qur’an Ku Dengan Tajwid Blok Warna: Disertai Terjemahan, p. 60.
10
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah
1. Pembatasan Masalah
Dilihat latar belakang yang telah dipaparkan dalam penelitian yang
berjudul “Efektifitas Penerapan Layanan Interaktif Program Bicara Buku di
Perpustakaan MPR RI”. Batasan masalah dalam penelitian ini akan dilihat dari
aspek:
a. Efektifitas pelaksanaan layanan interaktif program bicara buku di
Perpustakaan MPR RI.
b. Kendala layanan interaktif program bicara buku di Perpustakaan MPR
RI.
2. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka dijabarkan
perumusan masalah sebagai berikut:
a. Bagaimana tingkat efektifitas layanan interaktif program bicara buku di
Perpustakaan MPR RI?
b. Apa saja kendala dari layanan interaktif program bicara buku di
Perpustakaan MPR RI?
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
a. Untuk mengetahui tingkat efektifitas layanan interaktif program bicara
buku di Perpustakaan MPR RI.
11
b. Untuk mengetahui kendala dari layanan interaktif program bicara buku di
Perpustakaan MPR RI.
2. Manfaat Penelitian
Sebuah penelitian yang dilakukan diharapkan bisa memberikan manfaat
baik bagi lembaga tempat penelitian, bagi kelompok masyarakat yang lebih
luas, maupun bagi peneliti. Adapun penelitian ini diharapkan dapat memberi
manfaat sebagai berikut:
a. Penelitian ini dimanfaatkan untuk menambah khazanah ilmu
pengetahuan dan pengalaman ketika nanti harus terjun langsung ke
lapangan, serta sebagai syarat untuk mencapai gelar Strata 1 dalam Ilmu
Perpustakaan.
b. Dapat dijadikan evaluasi untuk Perpustakaan MPR RI menjadi lebih baik
lagi.
c. Diharapkan dapat menjadi tambahan informasi bagi khazanah ilmu
pengetahuan, khususnya dalam bidang ilmu perpustakaan dan informasi
terkait dengan promosi Perpustakaan.
D. Definisi Istilah
Efektifitas adalah untuk mengukur suatu keberhasilan program dalam
mencapai tujuan, baik tujuan yang berkaitan dengan program maupun
organisasinya. Pengukuran terhadap tingkat efektifitas suatu program penting
dilakukan dalam rangka untuk mengetahui manfaat dan sejauh mana program
tersebut mencapai tujuan yang telah diterapkan.
12
Layanan Perpustakaan adalah untuk melayani kebutuhan pemustaka
perpustakaan dalam setiap kegiatan, tanpa memandang batasan jenis kelamin,
ras, agama dan sebagainya. Dan layanan perpustakaan ini merupakan kegiatan
utama sebagai tolak ukur pada sebuah perpustakaan, karena baik buruknya
suatu perpustakaan dilihat dari layanan yang ada di perpustakaan.
Layanan Interakif adalah layanan yang disediakan oleh Perpustakaan
MPR RI untuk mendiskusikan hasil bacaan suatu buku dengan orang lain dan
latihan berpikir kritis untuk menyampaikan pendapat yang dapat diikuti oleh
semua pihak dan kalangan.
Bicara buku atau bedah buku adalah suatu program diskusi bersama para
penulis, penerbit, dan orang yang ahli dalam bidang tersebut untuk membahas
suatu buku, baik dari ide penulisan, kelebihan, kelemahan, dan pengalaman
penulis dalam menulis buku tersebut.
Perpustakaan Khusus adalah perpustakaan yang berada disebuah instansi
pemerintah, asosiasi, ataupun perorangan yang koleksi fisik informasi,
pengetahuan atau opini yang terbatas pada satu subjek atau sekelompok subjek
yang berkaitan dan memberikan jasa pada sekelompok pemakai.
13
E. Sistematika Penulisan
Dalam melakukan penyusunan proposal penelitian ini, peneliti membagi
sistematika penelitian ke dalam 5 (lima) bab, yaitu :
Bab I Pendahuluan
Bab ini berisi uraian dari penulis dengan menguraikan hal-hal seputar
penelitian seperti: latar belakang, pembatasan dan perumusan masalah, tujuan
dan manfaat penelitian, definisi istilah, dan sistematika penulisan.
Bab II Tinjauan Literatur
Bab ini menjelaskan mengenai landasan-landasan teori yang digunakan, sesuai
dengan penelitian yang dilakukan oleh peneliti yang diambil dari literatur-
literatur yang berkaitan dan penelitian yang relevan dengan topik penelitian,
meliputi: pengertian, buku pedoman dan sejenisnya.
Bab III Metode Penelitian
Bab ini membahas mengenai penulisan yang digunakan yaitu jenis dan
pendekatan penelitian, sumber data, pemilihan populasi dan sampel, teknik
pengumpulan data, teknik pengolahan dan analisis data dan jadwal penelitian.
Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan
Bab ini menjelaskan tentang profil objek penelitian seperti: sejarah
perpustakaan, visi dan misi perpustakaan, layanan perpustakaan, struktur
organisasi perpustakaan, koleksi perpustakaan, fasilitas perpustakaan. Hasil
dan pembahasan penelitian terhadap promosi Perpustakaan MPR RI.
14
Bab V Penutup
Bab ini berisi kesimpulan dari pembahasan skripsi dan penulis mencoba
memberikan saran-saran yang merupakan masukan dan sumbangan pemikiran
penulis.
BAB II
TINJAUAN LITERATUR
A. Perpustakaan Khusus
1. Pengertian Perpustakaan Khusus
Perpustakaan khusus didefinisikan sebagai suatu organisasi informasi
yang disponsori oleh suatu instansi atau perusahaan, baik swasta maupun
pemerintah yang bertugas mengumpulkan, menyimpan dan menyebarkan
informasi dengan menekankan koleksinya pada suatu bidang tertentu dan
bidang-bidang yang berhubungan dengan bidang tersebut serta untuk pemakai
tertentu pula.14
Menurut Nurhadi yang dikutip oleh Faizal perpustakaan khusus adalah
perpustakaan yang diselenggarakan oleh suatu lembaga khusus di luar
lembaga, tujuan penyelenggaraannya bukanlah diarahkan untuk konsumsi
umum, tetapi hanya diperuntukan bagi para karyawan lembaga yang
bersangkutan dalam rangka menunjang penyelesaian program lembaga yang
bersangkutan.15
Sedangkan di Undang-Undang perpustakaan No.43 Tahun
2007 Pasal 25 bahwa perpustakaan khusus menyediakan bahan perpustakaan
sesuai dengan kebutuhan pemustaka di lingkungannya. Perpustakaan khusus
memberikan layanan kepada pemustaka di luar lingkungannya. Sedangkan
yang disebut pemustaka perpustakaan khusus adalah perseorangan, kelompok
14
Tambunan, “Kajian Perpustakaan Khusus Dan Sumber Informasi Di Indonesia,” p. 31. 15
Faizal Ahmad Adhy Riza, “Strategi Promosi Perpustakaan Khusus (Studi Pada
Perpustakaan Bank Indonesia Surabaya),” Jurnal Administrasi Publik (JAP), Vol 3 No 12 (2015)
p. 2103.
16
orang, masyarakat, atau lembaga yang memanfaatkan fasilitas layanan
perpustakaan.16
Dari beberapa definisi-definisi tentang perpustakaan khusus dapat ditarik
kesimpulan bahwa perpustakaan khusus memiliki karakteristik khusus apabila
dilihat dari fungsi, subyek yang ditangani, koleksi yang dikelola, pemakai yang
dilayani, dan kedudukannya.17
Sehingga dari hal tersebut nantinya akan terlihat
dengan jelas perbedaannya dengan perpustakaan-perpustakaan pada umumnya.
2. Tujuan dan Fungsi Perpustakaan Khusus
Perpustakaan khusus adalah perpustakaan yang diselenggarakan oleh
instansi baik pemerintah maupun swasta yang dibentuk dalam rangkaian sistem
manajemen khusus, yang bertujuan membantu tugas badan induknya. Dalam
Standar Nasional Perpustakaan menyatakan bahwa perpustakaan khusus
mempunyai tujuan sebagai berikut:
a. Menunjang program lembaga induk
b. Menunjang penelitian lembaga induk
c. Menggalakan minat baca dilingkungan unit kerja lembaga induk
d. Memenuhi kebutuhan pemustaka dilingkungan perpustakaan18
Sedangkan fungsi perpustakaan khusus menurut standar nasional
perpustakan khusus (SNI 7496:2009) yang dikutip oleh Arif Surachman yaitu:
16
UUD RI Nomor 43 Tahun 2007 Tentang Perpustakaan Bab 8 Bagian Kelima, p. 16. 17
Arif Surachman, “Manajemen Perpustakaan Khusus,” Jurnal Perpustakaan Pusat Studi
Keamanan dan Perdamaian UGM, Vol 4 no 2 (Oktober 2013)p. 1. 18
Perpustakaan Nasional RI, “Perpustakaan Nasional RI, „Standar Perpustakaan
Nasional,‟” April 20 2017
http://www.pnri.go.id/iFileDownload.aspx?ID=Attachment%%CPedoman%5standar%20nasional
%20perpustakaan-sekolah.pdf.
17
a. Mengembangkan koleksi yang menunjang kinerja lembaga
induknya.
b. Menyimpan semua terbitan tentang lembaga induknya.
c. Menjadi focal point untuk informasi terbitan lembaga induknya.
d. Menjadi pusat referral dalam bidang yang sesuai dengan lembaga
induknya.
e. Mengorganisasi materi perpustakaan.
f. Mendayagunakan koleksi.
g. Menerbitkan literature sekunder dan tersier dalam bidang lembaga
induknya, baik cetak maupun elektronik.
h. Menyelenggarakan pendidikan pengguna.
i. Menyelenggarakan kegiatan literasi informasi untuk
pengembangan kompetensi SDM lembaga induknya.
j. Melestarikan materi perpustakaan, baik preventif maupun kuratif.
k. Ikut serta dalam kerjasama perpustakaan serta jaringan informasi.
l. Menyelenggarakan otomasi perpustakaan.
m. Melaksanakan digitalisasi materi perpustakaan.
n. Menyajikan layanan koleksi digital.
o. Menyediakan akses infromasi pada tingkat lokal, nasional,
regional dan global.19
p. Menyediakan informasi guna membantu tujuan badan induknya.20
19
Surachman, “Manajemen Perpustakaan Khusus,” Jurnal Perpustakaan Pusat Studi
Keamanan dan Perdamaian UGM, Vol 4 no 2 (Oktober 2013) p. 4–5. 20
Sulistyo Basuki, “Sistem Pengelolaan Perpustakaan Khusus Kedinasan,” Baca: Jurnal Dokumentasi dan Informasi, Vol 16 No. 1-6 (1991)p. 4.
18
Dari beberapa penjelasan tentang fungsi dan tujuan perpustaakan khusus
dapat disimpulkan bahwa didirikannya sebuah perpustakaan pasti memiliki
fungsi dan tujuan masing-masing dan fungsi perpustakaan khusus, yaitu untuk
mendukung instansi/lembaga induknya dan untuk menyimpan, mengolah,
menyediakan, dan menyebarkan informasi kepada karyawan maupun pengguna
perpustakaan lainnya.
3. Tugas Perpustakaan Khusus
Dari fungsi dan tujuannya, tugas perpustakaan khusus pada umumnya
adalah memenuhi informasi lembaga induk dan menunjang pelaksanaan tugas
lembaga induk serta mengolah informasi yang dihasilkan lembaga induk
maupun informasi khusus yang dibutuhkan sesuai dengan misi lembaga induk.
Hal ini sesuai dengan penjabaran tugas yang termuat dalam SNI perpustakaan
khusus instansi pemerintah yaitu:
a. Menunjang terselenggaranya pelaksanaan tugas lembaga induknya
dalam bentuk penyediaan materi perpustakaan dan akses informasi.
b. Mengumpulkan terbitan dari dan tentang lembaga induknya.
c. Memberikan jasa perpustakaan dan informasi.
d. Mendayagunakan teknologi informasi dan komunikasi untuk
menunjang tugas perpustakaan.
e. Meningkatkan literasi informasi.21
Berdasarkan pada penjabaran tugas perpustakaan khusus instansi
pemerintah menurut SNI tentang perpustaaan khusus instansi pemerintah,
21
Badan Standarisasi Nasional (BSN), Standar Nasional Indonesia (SNI) 7496:2009
Perpustakaan Khusus Instansi Pemerintah (Jakarta: Badan Standarisasi Nasional, 2009)p. 2.
19
maka tugas perpustakaan tersebut secara garis besar adalah mengumpulkan,
mengolah, menyediakan, melestarikan informasi kepada pemustaka sesuai
dengan fungsi dan tujuan perpustakaan. Perpustakaan juga bertugas mengikuti
perkembangan teknologi dibidang perpustakaan, dan menjembatani pemustaka
dengan informasi yang dibutuhkannya.
B. Efektifitas
1. Pengertian Efektifitas
Kata efektif berasal dari bahasa Inggris yaitu effective yang berarti
berhasil atau sesuatu yang dilakukan berhasil dengan baik. Kamus ilmiah
popular mendefinisikan efektivitas sebagai ketepatan penggunaan, hasil guna
atau menunjang tujuan. Sedangkan menurut kamus besar Bahasa Indonesia
efektif berarti ada efek (akibat, pengaruh, kesannya) dapat membawa hasil atau
berhasil guna.22
Efektivitas adalah keaktifan, adanya kesesuaian dalam suatu
kegiatan orang yang melaksanakan tugas dengan sasaran yang dituju.
Pengertian efektivitas tersebut menunjukkan sampai seberapa jauh tercapainya
suatu tujuan yang telah ditentukan. Hasil yang semakin mendekati sasaran
memiliki tingkat efektivitas yang semakin tinggi.
Efektivitas promosi adalah seberapa baik kegiatan promosi yang telah
dilakukan oleh suatu organisasi, sejauh mana menghasilkan keluaran yang
sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai oleh organisasi tersebut. Sedangkan
menurut Totterdel and bird mendefinisikan bahwa efektivitas perpustakaan
adalah sebagai sejauh mana ia mempromosikan dirinya sebagai sarana dalam
22
Departemen Pendidikan Nasional dan Kebudayaan, “Kamus Besar Bahasa Indonesia
(KBBI),” 284.
20
memuaskan kebutuhan.23
Karena efektif sendiri adalah efektifitas yang
merupakan akibat langsung dari hubungan antara output dan kebutuhan,
meskipun tujuan dan langkah-langkah input tidak langsung yang
menghubungkan mereka. Ada empat unsur efektifitas yaitu:
a. Kebutuhan masyarakat
b. Sikap masyarakat terhadap perpustakaan
c. Pencitraan perpustakaan
d. Sikap perpustakaan
Menurut Westra berdasarkan pendekatan tujuan, keefektivan merupakan
keadaan yang menunjukkan tingkat keberhasilan dari suatu kegiatan dalam
mencapai tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya.24
Dengan kata lain
keefektivan adalah perbandingan antara hasil yang terlaksana secara nyata
dengan hasil yang direncanakan. Sedangkan menurut Martani dan Lubis
pengukuran efektivitas bukanlah hal yang sederhana mengingat perbedaan
tujuan masing-masing organisasi dan keragaman tujuan organisasi itu sendiri,
antara lain:
a. Tujuan
Segala sesuatu yang telah ditentukan sebelumnya dalam jangka waktu
dan juga sejauh mana dapat mempertahankan keberhasilannya.
b. Proses atau penyelenggaraan
Kegiatan yang dilakukan untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan
sebelumnya. Dalam proses penyelenggaraan ini kegiatan-kegiatan
23
Bird Totteredell, Harry Jean, The Effective Library: Report of the Hillington Project on
Public Library Effectiveness (London: The Library Association, 1976)p. 15. 24
Westra Pariata, Aneka Sari Ilmu Administrasi (Yogyakarta: Balai Pembinaan
Administrasi, 1980),p. 25.
21
yang berhubungan dengan cara-cara untuk melaksanakan suatu tujuan
yang telah ditentukan sebelumnya.
c. Pasca atau dampak penyelenggaraan
Hasil yang telah dicapai dalam suatu kegiatan, aktivitas atau program
dibandingkan dengan tujuan yang telah ditentukan sebelumnya.
Dampak dari output kegiatan, aktivitas dan program tersebut terhadap
masyarakat dapat disebut dengan outcome.25
2. Cara Mengukur Keberhasilan (Efektivitas) Program Promosi
Menurut Rangkuti ada lima cara untuk mengukur keberhasilan
(efektifitas) program promosi, yaitu:
a. Efesiensi, yaitu dengan cara menghitung total biaya promosi dibagi
seluruh unit yang terjual selama periode promosi.
b. Waktu eksekusi dengan cara menghitung total waktu yang dipakai
mulai dari membuat perencanaan program promosi sampai pada saat
eksekusi program promosi.
c. Expense, dengan cara menghitung semua biaya yang dikeluarkan
untuk program promosi. Contohnya biaya iklan, pemberian kupon,
dan sebagainya.
d. Ekuitas merek dengan cara mengukur seberapa besar program
promosi dapat meningkatkan ekuitas merek. Pada saat evaluasi sangat
diperlukan positioning merek atau produk dan situasi target market.
25
Martani Lubis, Teori Organisasi (Bandung: Ghalia Indonesia, 1987), p. 30.
22
e. Efektifitas dengan cara mengukur seberapa besar jumlah unit terjual
(seberapa besar pengunjung) selama program promosi berlangsung.26
Sedangkan menurut Ghontor, efektifitas suatu penyebaran informasi
dapat diukur dari 3 hal yaitu:
a. Peningkatan pengetahuan spesifik audiens berkaitan dengan
informasi yang disampaikan.
b. Perubahan dalam sikap mental audiens terhadap suatu hal tertentu.
c. Perubahan sikap perilaku audiens, dalam hal ini dari calon investor
menjadi investor, calon pemustaka menjadi pemustaka.27
Dengan demikian bahwa promosi lebih efektif diperlukan untuk
mengeksploitasi kepercayaan di perpustakaan untuk meningkatkan kesadaran
tentang apa yang ditawarkan.
C. Bedah buku
1. Pengertian Bedah Buku
Bedah buku ialah menelaah secara mendalam dan ilmiah tentang isi
buku, termasuk latar belakang penulis menulis, tema/masalah yang diangkat
atau latar belakang penerbit menerbitkan buku tersebut. Menurut kamus besar
bahasa Indonesia (KBBI) edisi kedua terbitan Balai Pustaka dan Departemen
Pendidikan dan Kebudayaan (1991), kata bedah buku atau “resensi” berarti
pertimbangan atau pembicaraan buku, ulasan buku yang baru terbit.28
Dari
definisi itu, sebenarnya sudah terkuak tiga elemen dasar kegiatan resensi.
26
Freddy Rangkuti, “Strategi Promosi Yang Kreatif & Analisa Kasus Integratif
Marketing Communication,” Jurnal Iqra, Vol 07 No 1 (Mei 2016)p. 50. 27
Maryam. S, “Efektivitas Penyebaran Informasi Di Bidang Pertanian Melalui
Perpustakaan Digital (Kasus Pusat Perpustakaan Dan Penyebaran Teknologi Pertanian),” Jurnal
Komunikasi Pembangunan, Vol 07, No. 01 (February 2009)p. 69. 28
Nurudin, Kiat Merensensi Buku Di Media Cetak (Jakarta: Murai Kencana, 2009), p. iv.
23
Yakni adanya teks buku, adanya unsur waktu baru, dan adanya pertimbangan
atau penilaian. Artinya tanpa tiga elemen itu, aktivitas kita melakukan ulasan
buku, jadi kurang bermakna. Meresensi buku adalah kegiatan yang
memberikan penilaian terhadap sebuah buku, lalu menginformasikan data buku
tersebut dengan tujuan menginformasikan pada masyarakat lewat media massa
(cetak atau elektronik). Karena tujuannya memberikan informasi pada
masyarakat, maka merensensi buku tidak sekedar meringkas buku, tetapi juga
memberikan informasi lain agar masyarakat tertarik untuk membaca buku itu.
Dikutip dari artikel yang diterbitkan oleh Institute of Museum And
Library Service pengertian bedah buku ialah sebuah program komersil untuk
mempromosikan produk atau untuk mengajak khalayak untuk lebih giat dalam
membaca.29
Sedangkan menurut Anna Healy kelompok diskusi buku adalah
forum sekelompok orang yang bertemu untuk mendiskusikan buku, berbagi
pengalaman membaca dan mengungkapkan pendapat mereka.30
Hal inilah yang
sedang dilakukan oleh booktalk, dan goodreads atau kata lain dari kata bedah
buku yang dapat diakses melalui online di website www.booktalk.org dan
goodreads di website www.goodreads.com situs web online tersebut berisikan
ribuan anggota dari penjuru dunia. Melalui website tersebut para pecinta buku
berkumpul untuk sharing dan berdiskusi mengenai suatu isi buku tersebut
secara gratis, mulai dari buku fiksi, non fiksi, artikel dan puisi. Di website
goodreads selain berdiskusi buku, juga terdapat kuis mengenai buku-buku yang
sedang populer, quotes-quotes dari isi buku, nominasi buku terbaik selama
29
Institute of Museum and Library Services, “Why Booktalks,” International Journal of
Educational Research, Vol 3 No. 2 (2014)p. 3. 30
Anna Healy, “Giving Readers A Voice: Book Discussion Group,” International Journal
of Educational Research, Vol 11 No. 04 (March 2002)p. 21.
24
tahun 2016, giveaway, update buku terbaru, berita mengenai penulis, interview
kepada penulis melalui email, dan dapat membeli buku tersebut secara online.
Untuk website booktalk selain kita berdiskusi buku, kita juga dapat membeli
buku, mempromosikan buku, dapat mengetahui buku mana saja yang sedang
bestsellers, buku yang sedang direview, book awards dan kita juga dapat
berdonasi.
Di Indonesia terdapat bedah buku yang diadakan secara langsung, kata
lain dari bedah buku tersebut adalah bicara buku yang diadakan di
Perpustakaan MPR RI, dan Diskusi Rabuku yang diadakan di Perpustakaan
Hukum Daniel S Lev, kegiatan ini merupakan forum untuk mendiskusikan
buku secara langsung dengan didatangkan langsung penulis, orang ahli dalam
bidang buku tersebut, moderator, dan peserta. Diadakannya kegiatan seperti ini
sangat membantu sekali penulis untuk mempromosikan bukunya, mendapatkan
kenalan baru sesama pecinta buku, dapat berinteraksi dengan penulis, berfoto
bersama penulis untuk mengabadikan momen, dapat saling menceritakan
pengalaman setelah membaca buku tersebut, dan mendapatkan ilmu yang
bermanfaat tentang cara menulis dengan baik. Karena melalui bedah buku
dapat diketahui keunggulan, kelemahan, serta ciri khas isi sebuah buku yang
biasanya terbitan baru.31
2. Tujuan dan Manfaat Bedah Buku
Melalui acara bedah buku selain kita bisa melatih mental untuk
mengungkapkan sesuatu di depan publik, kita juga akan mendapatkan berbagai
manfaat lain diantaranya adalah:
31
M.A, “Teknik Menyusun Resensi Buku,” p. 100.
25
1. Memberikan informasi atau pemahaman yang komprehensif tentang apa
yang terjadi dan terungkap dalam sebuah buku.
2. Mengajak pembaca untuk memikirkan, merenungkan dan mendiskusikan
lebih jauh fenomena atau problem yang muncul dalam sebuah buku.
3. Memberikan pertimbangan kepada pembaca apakah sebuah buku pantas
mendapat sambutan dari masyarakat atau tidak.
4. Agar pembaca lain mendapat bimbingan dalam memilih buku, hal ini
bermanfaat untuk para pembaca yang tidak ada waktu untuk membaca
buku sehingga mengandalkan resensi sebagai sumber informasi.32
3. Pelaksanaan Bedah Buku
1. Persiapan Bedah buku
Pemilihan bedah buku perlu benar-benar mendapat perhatian utama, yang
perlu diperhatikan adalah:
a. Kompetensi seorang pembedah buku yang akan disampaikannya.
b. Kemampuan dan ketrampilan dalam menyampaikan materi seorang
pembedah, apakah cukup menarik atau malah membosankan atau
membuat peserta bedah buku cepat mengatuk.
Kehadiran peserta sangat menentukan suksesnya suatu acara bedah buku.
Tidak ada gunanya panitia menghadirkan seorang penulis terkenal dan
dilaksanakan di suatu gedung yang megah bila acara itu hanya dihadiri oleh
segelintir peserta. Oleh karena itu, perlu membuat persiapan sedemikian rupa
agar cukup banyak peserta yang hadir. Untuk itu perlu di perhatikan hal-hal
berikut:
32
Daniel Samad, Dasar-Dasar Merensensi Buku (Jakarta: Grasindo, 1997), p. 5.
26
a. Undangan untuk peserta harus dikirimkan setidaknya seminggu
sebelum acara bedah buku diadakan.
b. Selain dalam bentuk undangan khusus kepada peserta tertentu,
mungkin juga perlu membuat undangan terbuka, misalnya
melalui poster, brosur atau spanduk.
c. Perlu diperhitungkan pula jumlah peserta yang akan hadir,
karena menyangkut kesiapan dan kapasitas daya tampung
optimal ruang yang dipersiapkan.33
4. Pengaturan Ruangan
Karena pengaturan ruangan menentukan keberhasilan dalam berinteraksi
dengan peserta, dan memungkinkan peserta mengikuti acara bedah buku
dengan lebih nyaman, maka panitia acara harus memperhatikan hal-hal sebagai
berikut, antara lain:
a. Tempat duduk harus diatur sedemikian rupa, sehingga setiap
pembicara dapat mengumandangkan suaranya ke seluruh ruangan
dan dapat didengar sebaik-baiknya oleh para pengunjung.
b. Udara di dalam ruangan hendaknya diatur agar selalu
menyegarkan. Hal ini untuk membuat para peserta merasa nyaman.
c. Ruangan acara bedah buku harus diberi penerangan dari arah
samping atau depan.
d. Sebelum acara bedah buku dimulai, usahakan untuk periksa semua
pengeras suara dan mikropon agar para peserta dapat
mendengarkan dengan jelas.
33
Mustafa, Badollahi Promosi Jasa Perpustakaan (Universitas Terbuka: Depdikbud,
1996), 119.
27
e. Jika panitia harus menyediakan tempat khusus bagi para wartawan,
tempatkanlah mereka di suatu tempat di mana keadaan seluruh
ruangan acara bedah buku bisa dilihat dengan jelas dan suara tiap
pembicara dapat didengar sebaik-baiknya.34
5. Informasi Pada Saat Kedatangan
Agar memudahkan para peserta mencari tempat acara bedah buku, maka
para panitia harus menyiapkan berbagai pengumuman untuk memudahkan para
peserta mencari tempat berlangsungnya acara, yaitu:
a. Tanda Penunjuk Arah
1) Pasanglah pengumuman dengan papan penunjuk di
lobby/basement.
2) Cantumkanlah pada papan itu judul buku, penulis, waktu acara,
serta tanda-tanda panah menuju ruang acara bedah buku.
3) Gunakan papan tulis yang dapat dipindah-pindah, dan memakai
lem untuk menempelkan tanda-tanda atau menuliskan petunjuk
langsung pada papan tersebut.
b. Letak Meja Pendaftaraan
1) Ukuran dan bentuk ruangan acara, biasanya ukuran meja standar
75 kali 150 cm untuk dua orang duduk di kursi berdampingan
untuk pendaftaraan.
2) Jika menginginkan suasana yang terbuka dan leluasa,
tempatkanlah meja pendaftaran di luar ruangan acara. Hal ini
34
Dr. Dale Carnegie, Cara Untuk Mengadakan Rapat Konferensi Dan Diskusi (Bandung:
“Gaya” (Gayajana) Press, 1981), p. 42–43.
28
menciptakan sentuhan penyambutan yang lebih ramah kepada
para peserta.
3) Jika ruangan lebih besar dan jumlah peserta hanya sedikit dan
ingin mengisi ruangan dengan menciptakan suasana perkenalan,
maka penempatan meja pendaftaran di dalam ruangan akan
memberikan suasana kesibukan dalam menciptakan dinamika
kelompok yang aktif.
4) Meja sebaiknya ditutupi dengan taplak sampai ke lantai, hal ini
untuk memudahkan menyimpan peralatan/perlengkapan di
bawah meja dan tempat pendaftaraan menjadi amat rapih dan
serasi.
5) Jika terjadi kelompok atau kerumunan besar dan anda ingin
mengatur aliran pendaftar, gunakanlah tiang penyangga atau
patok pembatas seperti yang biasa digunakan di bank atau
pertandingan olah raga.
c. Daftar Para Peserta
1) Ketiklah daftar nama para peserta menurut abjad, untuk
kemudian di beri tanda bila peserta yang bersangkutan datang.
2) Ejaan setiap nama, nomor telepon hendaknya diperiksa dari
daftar jika seorang peserta tiba.
3) Jika para peserta belum terdaftar, maka susunlah daftar “A
sampai Z” untuk nama, alamat, dan nomor telepon.
29
4) Jika menerima sejumlah orang dari suatu kelompok atau
instansi, maka susunlah daftar kelompok atau instansi yang
bersangkutan.
5) Jika terdaftar beberapa kelompok, maka tuliskanlah kelompok
atau instansi menurut abjad, lalu daftarkanlah nama-nama di
bawah masing-masing kelompok atau instansi yang
mengirimnya.35
6. Susunan Acara Bedah Buku
Susunan acara atau rundown dari setiap acara atau program haruslah
diperhatikan. Sehingga panitia pelaksana acara bisa mengontrol setiap sesi
acara yang sedang berlangsung. Berikut penjelasannya dibawah ini:
a. Registrasi atau Pendaftaran Peserta
1. Para peserta melakukan pendaftaran/registrasi terlebih dahulu,
sebelum memasuki ruangan acara.
2. Untuk mendokumentasikan banyaknya peserta yang hadir dan
sekaligus tolak ukur keberhasilan publikasi dan promosi bedah
buku yang nantinya berdampak pada efektifitas bedah buku itu
sendiri.
b. Pembukaan
1. Acara bedah buku diawali dengan adanya pembukaan oleh
pembawa acara atau master of ceremony (MC).
2. Ketua panitia melaporkan hal-hal yang terkait dengan
pelaksanaan acara bedah buku.
35
Carnegie, p. 44–46.
30
3. Selepas laporan, panitia secara resmi acara bedah buku biasanya
dibuka oleh pemimpin institusi penyelenggaraan acara bedah
buku atau pimpinan terkait.
c. Acara Inti
1. Acara inti bedah buku dipandu oleh moderator atau notulis.
2. Para pemakalah menyajikan makalah dengan dipandu oleh
moderator.
3. Segala kegiatan dalam acara inti didokumentasikan oleh notulis.
4. Kelancaran acara bedah buku berada dalam arahan seksi acara
dan dipantau oleh ketua pelaksana bedah buku.
d. Acara Tanya Jawab
1. Setelah pembicara selesai, ketua akan memberi tahukan kepada
hadirin bahwa acara tanya jawab boleh dimulai.
2. Cara memberitahukannya kepada hadirin hendaknya dilakukan
dengan penuh siasat sambil memberikan dorongan kepada
hadirin untuk memberanikan diri mengajukan pertanyaan.
3. Setiap orang yang ingin mengajukan pertanyaan hendaknya
bertanya dengan singkat dan menunjukannya kepada ketua.
4. Peraturan tata tertib acara bedah buku mengharuskan setiap
orang yang mengajukan pertanyaan berdiri selama mengajukan
pertanyaannya. Cara ini perlu agar ketua dapat melihat dengan
jelas siapa yang hendak mengajukan pertanyaan dan agar
pertanyaan dapat didengar lebih jelas.
31
5. Pertanyaan harus diajukan seringkas mungkin, terutama sekali
apabila orang yang ingin bertanya ada beberapa. Jika perlu,
misalnya karena jumlah penanya terlalu banyak, ketua bisa
memberikan pembatasan waktu.
6. Cara mengajukan pertanyaan kepada ketua dan tidak langsung
kepada pembicara antara lain untuk menjaga agar jangan terjadi
perdebatan sengit antara penanya dan pembicara yang dianggap
sebagai tamu kehormatan.
7. Pertanyaan yang tidak baik atau yang diajukan dengan cara
kasar, sebaiknya tidak dilayani.
8. Jika beberapa orang berdiri sekaligus dan mengajukan
pertanyaan dengan serempak, ketua harus mengusahakan agar
setiap orang mendapat giliran untuk dilayani dan ketua berhak
menentukan siapa yang harus mengajukan pertanyaan terlebih
dahulu.
9. Jika tak ada seorangpun di antara hadirin yang mengajukan
pertanyaan, sebaiknya ketua memberikan dorongan kepada
hadirin agar tidak usah merasa malu mengajukan
pertanyaannya.36
e. Acara Penutupan
1. Ketua menyampaikan penghargaan kepada pihak-pihak yang
telah membantu kelancaran acara bedah buku.
36
Carnegie, p. 51–52.
32
2. Acara bedah buku selalu harus diakhiri dengan resmi, sehingga
para peserta menyadari sepenuhnya bahwa acara bedah buku
sudah selesai dan mereka dapat bebas berbicara semaunya.
3. Jika acara bedah buku tidak ditutup dengan resmi, biasanya para
peserta akan merasa bingung apakah mereka sudah
diperbolehkan meninggalkan ruangan ataupun belum.37
7. Mekanisme Pelaksanaan Kegiatan Acara Bedah Buku Secara Detail
Berikut dibawah ini adalah penjabaran secara detail dari mekanisme
kegiatan acara bedah buku:
a. Moderator membuka acara bedah buku, memperkenalkan
pemateri dan latar belakang dari penulis.
b. Moderator memberikan kesempatan kepada pemateri untuk
menyampaikan materi/makalah.
c. Pemateri menyampaikan materi/makalah.
d. Setelah pemakalah selesai menyampaikan materi, kesempatan
diberikan kembali kepada moderator.
e. Setelah itu moderator memberikan kesempatan kepada
pemakalah selanjutnya untuk menyampaikan materi, dan
selanjutnya pemakalah menyerahkan kepada moderator untuk
kembali memandu jalannya acara bedah buku.
f. Moderator membuka sesi tanya jawab, pada sesi tanya jawab,
moderator memberikan kesempatan kepada peserta bedah buku
37
Carnegie, p. 54.
33
untuk menyampaikan permasalahan, saran, kritik, terkait
jalannya acara bedah buku.
g. Setelah peserta bedah buku menyampaikan permasalahan,
moderator memberikan kesempatan kepada pemakalah untuk
menanggapi permasalahan yang disampaikan peserta bedah
buku.
h. Para pemakalah menaggapi permasalahan yang disampaikan
oleh peserta bedah buku.
i. Setelah para pemakalah menanggapi permasalahan yang
disampaikan oleh peserta bedah buku, maka waktu dan
kesempatan dikembalikan lagi ke moderator.
j. Selanjutnya moderator menyimpulkan semua hasil dan
mengakhiri kegiatan bedah buku.
k. Notulis mencari hal-hal penting dalam pelaksanaan bedah
buku.38
8. Persiapan Untuk Pembicara
Persiapan yang matang adalah kunci keberhasilan dari lancarnya sebuah
acara. Karena tanpa persiapan yang matang, pasti akan sulit untuk memastikan
acara akan berjalan lancar. Sama halnya dengan persiapan yang pas bagi
pembicara bedah buku. Dimulai dari pemilihan buku yang tepat hingga
dimulainya presentasi haruslah dipersiapkan dengan sebaik mungkin. Dikutip
dari jurnal yang dipublikasikan oleh seorang Pustakawan di salah satu
38
Tegeh Made, Seminar Pendidikan (Singaraja: Undiksha Press, 2013), p. 25.
34
Perpustakaan umum di Seattle, Jennifer Baker. Ia memberikan beberapa tips
untuk persiapan bagi pembicara bedah buku, diantaranya:
a. Pilihlah buku yang tepat, karena ketepatan dalam memilih buku
adalah kunci kesuksesan suatu acara bedah buku.
b. Pastikan buku yang anda pilih adalah buku yang telah anda
kuasai. Artinya anda haruslah membacanya hingga akhir.
c. Jadilah antusias Tunjukkanlah rasa antusias anda terhadap buku
yang anda pilih sebagai topik dalam bedah buku.
d. Jika memungkinkan, kenalilah terlebih dahulu para peserta anda.
Galilah informasi terlebih dahulu untuk mencari ketertarikan
yang sama.
e. Bawalah daftar tentang apa yang akan anda baca nantinya.
f. Jangan lupa untuk sebutkan nama pengarang serta judul dari
buku yang anda pilih.
g. Jangan ceritakan dari keseluruhan isi buku. Buatlah mereka
penasaran. Seoalah anda hanya memberikan sebuah teaser atau
trailer sebuah film.39
9. Kendala Bedah Buku
Dalam menjalankan suatu program pasti kita akan menemukan kendala,
tapi kendala tersebut dapat membuat kita berhasil dan menjadi lebih baik lagi.
Berikut beberapa kendala tersebut, yaitu:
a. Penyediaan Waktu Bagi Pembicara
39
Jennifer Baker, “Booktalking for Adult,” Williamsburg Regional Library, Vol 49 No. 3
(2013)p. 238.
35
Akurasi dalam manajemen waktu adalah salah satu faktor
kesuksesan sebuah acara. Baik acara yang sifatnya formal maupun
non-formal. Tidak dipungkiri manajemen waktu yang baik
sangatlah diperlukan karena persiapan yang matang membutuhkan
keahlian dalam memanajemen waktu untuk setiap sesi acara. Maka
ada baiknya jika panitia pelaksana harus mengkalkulasikan berapa
waktu yang harus disediakan dalam setiap sesinya agar acara
terlihat lebih dinamis dan tidak cenderung statis. Berikut dibawah
ini adalah beberapa point penting terkait manajemen waktu,
khususnya bagaimana kita memanajemen waktu bagi para
pembicara. Diantaranya:
1. Jika dalam suatu bedah buku akan diminta berbicara
seseorang yang mempunyai kedudukan penting dan
berpengaruh di kalangan masyarakat, hendaknya orang itu
dihubungi beberapa minggu sebelumnya.
2. Seandainya orang penting ini berhalangan datang,
sebaiknya dipersiapkan cadangan, yaitu dengan
mengundang pembicara lain yang sewaktu-waktu bisa
dihubungi.
3. Penyusunan acara bedah buku harus dilakukan dengan
cermat sebelum acara bedah buku dilangsungkan dan
ketua panitia harus menepati waktu yang telah ditentukan.
4. Demi kelancaran acara bedah buku, setiap pembicara
hendaknya diberikan waktu yang ditentukan sebelumnya,
36
misalnya pembicara A diberi waktu setengah jam,
pembicara B sepuluh menit dan seterusnya.
5. Untuk pembicara penting, panitia harus menyediakan
waktu yang dianggap cukup, misalnya antara setengah
sampai satu jam.
6. Untuk pendengar yang mungkin hendak mengajukan
pertanyaan, hendaknya juga disediakan waktu sekitar
sepuluh menit atau seperempat jam.40
b. Anggaran
Untuk menunjang suatu keberhasilan kegiatan, anggaran sangat
penting untuk diperhatikan karena anggaran merupakan satuan
kegiatan dan satuan uang yang menempati posisi penting dalam arti
segala kegiatan, sehingga dapat diukur pencapaian efisiensi dan
efektivitas dari kegiatan yang dilakukan. Untuk itu harus
dipersiapkan dengan sedetail mungkin, antara lain:
a. Apabila program yang direncanakan jauh-jauh
sebelumnya dan dilaksanakan beberapa bulan kemudian,
perlu memperkirakan kemungkinan kenaikan harga
ataupun jasa yang bisa terjadi.
b. Susunlah anggaran dengan terperinci dan berikan
perhatian khusus. Kemudian hitunglah jumlah yang dapat
dipersiapkan untuk digunakan sebagai dana cadangan
dalam keadaan darurat.
40
Carnegie, Cara Untuk Mengadakan Rapat Konferensi Dan Diskusi, p. 38.
37
c. Mengurangi anggaran, hal ini perlu dilakukan apabila
terpaksa harus memotong atau mengurangi biaya demi
kelancaran kegiatan.41
E. Penelitian Terdahulu
Penelitian yang relevan dengan judul penelitian ini diantarannya diambil
dari skripsi yang pertama berjudul “Penyelenggaraan Bedah Buku Sebagai
Sarana Promosi Perpustakaan Bank Indonesia Semarang” oleh Lusi Setyo
Wulandari, Program S-1 Ilmu Perpustakaan, Universitas Diponegoro.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui penyelenggaraan
bedah buku sebagai sarana promosi perpustakaan Bank Indonesia Semarang.
Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan jenis penelitian deskriptif.
Pendekatan yang digunakan adalah studi kasus. Informan dalam penelitian ini
merupakan pengelola Perpustakaan Bank Indonesia Semarang dan peserta
bedah buku dan dipilih menggunakan teknik purposive sampling. Data
diperoleh melalui wawancara, observasi, dan studi dokumentasi. Teknik
analisis data menggunakan model miles dan Huberman. Berdasarkan penelitian
yang dilakukan dapat simpulkan bahwa penyelenggaraan bedah buku sebagai
sarana promosi Perpustakaan Bank Indonesia Semarang mampu menarik minat
kunjung pemustaka. Dengan melihat indikator bedah buku sebagai inovasi
yang pertama adalah kesadaran, peserta bedah buku menyadari adanya
kegiatan bedah buku semenjak mereka menjadi anggota perpustakaan, dan
menjalin kerja sama dengan Perpustakaan Bank Indonesia Semarang. Tahap
kedua timbulnya minat dan pengetahuan, para peserta bedah buku menjadi
41
Sheila L. Muray, How to Organize and Manage A Seminar (Prentice Hall: Englewood
Cliffs, 1983), p. 34.
38
ingin tahu lebih dalam mengenal bedah buku dan buku apa yang akan diulas.
Tahap ketiga timbulnya perilaku dengan memberikan respon menyukai bedah
buku. Dari rasa menyukai tersebut, peserta bedah buku mengusahakan untuk
selalu mengikuti bedah buku yang dilakukan Perpustakaan Bank Indonesia
Semarang. Dari ketertarikan untuk mengikuti bedah buku tersebut, para peserta
bedah buku juga tertarik untuk mengunjungi Perpustakaan Bank Indonesia
Semarang. Hal tersebut membuktikan bahwa bedah buku efektif untuk menarik
minat kunjung peserta bedah buku ke Perpustakaan Bank Indonesia Semarang.
Sedangkan, yang membedakan skripsi tersebut dengan skripsi penulis, yaitu:
tempat penelitian, cakupan penelitian dan pembahasan penelitian.
Skripsi kedua yang terkait dengan penelitian penulis seperti penelitian
berikut yang berjudul “Efektivitas Strategi Promosi Perpustakaan Universitas
Atma Jaya Yogyakarta" oleh Catharina Esmi Triningsih, Program S1 Ilmu
Perpustakaan Universitas Kristen Satya Wacana. Tujuan penelitian ini adalah
untuk menjelaskan seberapa besar tingkat pemanfataan perpustakaan. Jenis
penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif dengan menggunakan
pendekatan kuantitatif. Adapun populasi yang diambil dalam penelitian ini
adalah mahasiswa, dosen, karyawan, dan pengguna luar. Hasil penelitian ini
menunjukkan bahwa 9 bentuk promosi yang turin dilaksanakan setiap tahun
berpengaruh positif terhadap tingkat pemanfataan Perpustakaan Universitas
Atma Jaya Yogyakarta. Dari hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa bentuk
promosi yang memiliki persentase tertinggi adalah library tour, dengan skor
3,97 dan terendah pada majalah WIPA dengan skor 3.43.
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis dan Pendekatan Penelitian
Dalam penelitian ini, penulis menggunakan metode deksriptif, yaitu
desain penelitian yang disusun dalam rangka memberikan gambaran secara
sistematis tentang informasi ilmiah yang berasal dari subyek atau obyek
penelitian.42
Pada penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian kuantitatif.
Pendekatan penelitian kuantitatif dapat diartikan sebagai metode penelitian
yang berlandaskan pada filsafat positivisme digunakan untuk meneliti pada
populasi atau sampel tertentu, teknik pengambilan sampel pada umumnya
dilakukan secara acak, pengumpulan data menggunakan instrument penelitian
analisis data bersifat kuantitatif/statistik dengan tujuan untuk menguji hipotesis
yang telah ditetapkan.43
B. Sumber Data
1. Data Primer
Data primer adalah data yang didapatkan dari subjek penelitian secara
langsung.44
Dalam penelitian ini, data primer penulis peroleh dari peserta
42
Muhammad Ilyas, “Analisis Kualitas Pelayanan Koleksi Khusus Di Perpustakan
Nasional Republik Indonesia Berdasarkan Metode Libqual+TM” Jurnal Ilmu Perpustakaan
Universitas DiponegoroVol 5 No 2 (April 2016)p. 5. 43
Hayati Naila, “Pemilihan Metode Yang Tepat Dalam Penelitian (Metode Kuantitatif
Dan Metode Kualitatif” Vol IV edisi 1 p. 347. 44
Rosiana Nurwa Indah, “Kebutuhan Informasi Anak Jalanan Di Kota Semarang (Studi
Kasus Anak Jalanan Kawasan Simpang Lima Dan Tugu Muda),” Jurnal Ilmu Perpustakaan dan
Informasi (JIPI), Vol 2 No 1 (2017)p. 5.
40
program bicara buku di Perpustakaan MPR RI melalui kuesioner yang telah
diberikan.
2. Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang diperoleh objek penelitian secara tidak
langsung. Data ini berupa dokumen yang dapat berisi table-tabel atau diagram-
diagram. Data sekunder yang digunakan penulis dalam penelitian ini
didapatkan dari dokumen-dokumen yang berkaitan dengan penelitian.45
C. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Populasi menurut Sugioyono yang dikutip oleh Muhammad Jevi adalah
bagian dari generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek yang mempunyai
kualitas dan karakteristik tertentu yang diterapkan oleh penulis untuk dipelajari
dan kemudian ditarik kesimpulannya.46
Populasi dalam penelitian ini adalah
Peserta Program Bicara Buku Perpustakaan MPR RI. Jumlah populasi yang
terdapat dalam penelitian ini sebanyak 450 orang, data ini merupakan jumlah
Peserta Program Bicara Buku di Perpustakaan MPR RI pada bulan Juni –
Agustus 2017.
45
Toro Rizky Yuda Saputra, “Persepsi Pemustaka Terhadap Pemutaran Musik Di Ruang
Baca Perpustakaan Kota Salatiga,” Jurnal Ilmu Perpustakaan Universitas Diponegoro, Vol 3 No 4
(Oktober 2014)p. 5. 46
Muhammad Jevi Rian Aipasha, “Efektifitas Radio Frequency Identification (RFID) Di
Kelompok Layanan Terbuka Perpustakaan Nasional Republik Indonesia,” Jurnal Ilmu
Perpustakaan Universitas Diponegoro, Vol 1 No 1 (2012)p. 4.
41
2. Sampel
Menurut Sugiyono yang dikutip oleh Muhammad Ilyas, Sampel adalah
bagian dari jumlah dan karekteristik yang dimiliki oleh populasi.47
Teknik
penarikan sampel yang digunakan peneliti adalah accidental sampling (sampel
kebetulan) yaitu peserta program bicara buku yang sedang mengikuti program
bicara buku saat penelitian berlangsung.
Penarikan sampel apabila populasi lebih dari 100 orang, maka dapat di
ambil 10%-15% atau 20%-25% sesuai dengan kemampuan peneliti.48
Mengingat jumlah populasi yang cukup banyak, maka penulis membatasi
jumlah populasi untuk dijadikan sampel yaitu sebesar 15% dari jumlah
populasi. Dengan perhitungan sebagai berikut:
n = 10% x p
= 10% x 450
= 45
Keterangan:
n : Sampel
p : Populasi
Dari hasil tersebut, penulis mengambil sampel sebanyak 45 orang dari
450 peserta program bicara buku Perpustakaan MPR RI.
47
Ilyas, “Analisis Kualitas Pelayanan Koleksi Khusus Di Perpustakan Nasional Republik
Indonesia Berdasarkan Metode Libqual+TM,” Jurnal Ilmu Perpustakaan Universitas Diponegoro
Vol 5 No 2 (April 2016) 6. 48
Suharsimi, Manajemen Penelitian, p. 102.
42
D. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut:
1. Studi kepustakaan, merupakan kegiatan yang diwajibkan dalam penelitian
akademik dengan tujuan memperoleh dan membangun landasan teori,
kerangka berfikir, dan menentukan dugaan sementara.49
Studi kepustakaan
dapat menggunakan buku, jurnal, laporan hasil penelitian, dan sebagainya.
2. Observasi adalah kegiatan pengamatan sebagai perhatian yang terfokus
terhadap kejadian, gejala atau sesuatu.50
3. Kuesioner (angket) yaitu Pengumpulan data Primer dengan memberikan
beberapa pertanyaan kepada responden untuk memberikan tanggapan sesuai
dengan masalh yang akan diteliti.51
Kuesioner diberikan kepada peserta
program bicara buku yang sedang berada di Perpustakaan MPR RI.
4. Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu, percakapan ini
dilakukan oleh dua pihak yaitu pewawancara yang mengajukan pertanyaan
dan terwawancara yang memberikan jawaban atas pertanyaan itu. 52
Peneliti
melakukan wawancara kepada pustakawan pelaksana program bicara buku
Perpustakaan MPR RI yaitu Ibu Siti Juaenah untuk mendapatkan informasi
49
Sukardi, Metodelogi Penelitian Pendidikan: Kompetensi Dan Prakteknya (Jakarta:
Bumi Aksara, 2008), p. 32–33. 50
Saputra, “Persepsi Pemustaka Terhadap Pemutaran Musik Di Ruang Baca
Perpustakaan Kota Salatiga,” Jurnal Ilmu Perpustakaan Universitas Diponegoro, Vol 3 No 4
(Oktober 2014) p. 6. 51
Aipasha, “Efektifitas Radio Frequency Identification (RFID) Di Kelompok Layanan
Terbuka Perpustakaan Nasional Republik Indonesia,” Jurnal Ilmu Perpustakaan Universitas
Diponegoro, Vol 1 No 1 (2012)p. 3. 52
Siti Masriah, “Gaya Kepempipinan Dalam Memberikan Motivasi Pustakawan Di UPT
Perpustakaan UNISSULA SEMARANG” Vol 2 No 1 (2017)p. 9.
43
tentang program bicara buku dan profil, gambaran umum mengenai
Perpustakaan MPR RI.
E. Teknik Pengolahan dan Analisis Data
Setelah data dikumpulkan maka tahap selanjutnya adalah mengolah dan
menganalisis data. Teknik pengolahan dalam penelitian ini yaitu:
1. Editing adalah meneliti kuesioner satu persatu mengenai kelengkapan
dalam penelitian dan kejelasan dalam penulisannya. Jika terdapat
jawaban yang tidak jelas maka peneliti diminta untuk memperjelas
ataupun melengkapinya.53
2. Tabulasi adalah membuat tabel-tabel sesuai dengan analisis yang
dibutuhkan.54
Setelah ditabulasi maka selanjutnya adalah mencari
presentasi untuk dianalisis. Adapun rumus presentasi yang digunakan:
F
N
Keterangan :
P : Presentase yang dicari
F : Frekuensi jawaban
N : Jumlah jawaban subyek/ sampel yang diolah.55
Adapun parameter untuk penafsiran nilai presentasi sebagai berikut:
0% : tidak ada satupun
1% - 25% : sebagian kecil
53
Irawan Soeharto, Metode Penelitian Sosial (Bandung: Remaja Rosdakarya, 1999), p.
89. 54
Soeharto, p. 91. 55
Murti Yekti Widya, Efektifitas Temu Kembali Dokumentasi Foto Digital Di Bagian
Desk Foto Surat Kabar Suara Merdeka Jawa Tengah (Semarang: FIB UNDIP, 2012), p. 29.
44
26% - 49% : hampir setengahnya atau kurang dari setengahnya
50% : setengahnya
51% - 75% : lebih dari setengahnya
76% - 99% : hampir seluruhnya
100% : seluruhnya.56
Teknik analisis data dilakukan dengan menggunakan skala likert. Skala
likert merupakan skala yang digunakan untuk mengukur sikap, pilihan, dan
reaksi yang bersifat subjektif.57
Pada penelitian ini menggunakan skala 1
sampai 4 dengan rincian sebagai berikut:
a. Sangat Setuju 4
b. Setuju 3
c. Tidak Setuju 2
d. Sangat Tidak Setuju 1
Dalam skala di atas hanya terdapat pilihan Sangat setuju, setuju, tidak
setuju, sangat tidak setuju. Hal ini karena skala likert tidak memasukkan yang
agak baik, yang agak kurang, yang netral dan ranking lain diantara dua sikap
yang pasti di atas.58
Selain itu beberapa buku teks juga menganjurkan untuk
tidak membuat pilihan “netral” selama responden tidak memberikan
alasannya.
Untuk mengetahui penilaian responden terhadap suatu objek maka
dicari skor rata-rata dengan menggunakan rumus:
56
Hermawan Warsito, Pengantar Metodelogi Penelitian: Buku Panduan Mahasiswa
(Jakarta: Gramedia, 1992), p. 10. 57
Euis Sartika, “Pengolahan Data Berskala Ordinal,” Jurnal Administrasi Bisnis, Vol 2
(March 2010)p. 69. 58
Moh. Nazir, Metode Penelitian (Jakarta: Ghalia Indonesia, 1988), p.397.
45
,( ) ( ) ( ) ( )-
Keterangan:
X : Skor rata-rata
(S4-S1) : Skor pada skala 1 sampai 4
F : Frekuensi jawaban suatu skala
N : Jumlah sampel yang diolah
Skala di atas merupakan skala ordinal yang memiliki keterbatasan
analisa. Untuk memperluas analisa, peneliti mengubah skala ordinal menjadi
skala interval. Skala interval adalah skala variabel yang dimaksudkan untuk
membedakan, mempunyai tingkatan juga mempunyai jarak yang pasti antara
satu kategori dengan kategori lain dalam satu variabel atau objek yang
diukur.59
Skala interval diperlukan untuk menempatkan posisi responden
dalam suatu objek penilaian apakah termasuk dalam kriteria sangat efektif,
efektif, tidak efektif, sangat tidak efektif. Untuk mengukur jarak interval
digunakan rumus sebagai berikut60
:
Interval = ( )
Keterangan:
a : jumlah atribut
m : skor tertinggi
n : skor terendah
59
Sudarwan Danim, Metode Penelitian Untuk Ilmu-Ilmu Prilaku (Jakarta: Bumi Aksara,
2004),p. 104. 60
Susanta, “Sikap: Konsep Dan Pengukuran,” Jurnal Administrasi Bisnis, Vol 2 (January
2006),p. 9.
46
b : jumlah skala penilaian yang ingin dibentuk
Jika skala penilaian yang diterapkan berjumlah 4, dimana skor terendah
adalah 1 dan skor tertinggi adalah 4, maka skala interval dapat dihitung
sebagai berikut:
Interval = ( )
= 0,75
Dari perhitungan diatas, dapat diketahui skala interval atau jarak setiap
titik adalah 0,75 sehingga dapat diperoleh penilaian sebagai berikut:
a. Sangat efektif 3,28 – 4,03
b. Efektif 2,52 – 3,27
c. Tidak efektif 1,76 – 2,51
d. Sangat tidak efektif 1,00 – 1,75
Penggunaan skor interval diatas adalah sebagai berikut, misalnya hasil
penghitungan skor rata-rata terhadap program bicara buku adalah 2,78, maka
itu berarti program bicara buku adalah efektif karena berada pada skala
interval 2,52 – 3,27.
F. Uji Validitas dan Reabilitas
1. Uji Validitas
Uji validitas dilakukan untuk menguji validitas setiap pertanyaan
kuesioner. Teknik yang digunakan dengan korelasi product moment. Skor
setiap pertanyaan yang diuji validitasnya dikorelasikan dengan skor total
seluruh pertanyaan dengan rumus sebagai berikut:
Rumus:
47
√* ( ) +* ( ) +
Keterangan:
: koefisien korelasi
: jumlah skor item
: Skor total seluruh pertanyaan
: Jumlah responden uji coba61
Uji validitas dalam penelitian ini dilakukan dengan program SPSS
versi 16. Penulis menguji 33 pernyataan dengan sampel 30 responden.
Tabel 3.1 Item-Total Statistics
Scale Mean if Item
Deleted
Scale Variance if
Item Deleted
Corrected Item-
Total Correlation
Cronbach's Alpha if
Item Deleted
VAR00001 98.8000 134.579 .545 .934
VAR00002 99.0333 137.068 .504 .935
VAR00003 99.0333 135.275 .540 .934
VAR00004 98.8667 140.947 .407 .935
VAR00005 98.5000 139.845 .501 .935
VAR00006 98.8333 134.144 .746 .932
VAR00007 98.6667 136.644 .632 .933
VAR00008 98.6333 138.033 .735 .933
VAR00009 98.5667 137.289 .743 .932
VAR00010 99.0667 133.995 .718 .932
VAR00011 99.1667 133.109 .695 .932
VAR00012 99.1667 132.075 .802 .931
VAR00013 98.6667 137.333 .725 .933
VAR00014 98.5667 137.082 .560 .934
VAR00015 98.5000 138.259 .561 .934
VAR00016 98.6000 138.317 .454 .935
VAR00017 98.7333 137.513 .614 .933
VAR00018 98.4667 139.568 .589 .934
VAR00019 98.9667 143.137 .364 .937
VAR00020 98.6667 138.989 .683 .933
61
Budiman dan Agus Riyanto, Kapita Selekta Kuesioner: Pengetahuan Dan Sikap Dalam
Penelitian Kesehatan (Jakarta: Salemba Medika, 2014), p. 22.
48
VAR00021 98.8000 139.338 .433 .935
VAR00022 98.6000 139.697 .560 .934
VAR00023 98.6333 139.895 .682 .934
VAR00024 98.4667 141.844 .389 .935
VAR00025 98.6333 139.964 .675 .934
VAR00026 98.7333 145.375 .476 .939
VAR00027 98.8333 134.695 .553 .934
VAR00028 98.9000 137.197 .553 .934
VAR00029 98.6667 140.506 .540 .934
VAR00030 98.5000 140.466 .522 .934
VAR00031 98.6333 138.723 .586 .934
VAR00032 98.8000 137.821 .532 .934
VAR00033 98.9667 140.240 .377 .938
Tabel 3.2 Case Processing Summary
N %
Cases Valid 30 100.0
Excludeda 0 .0
Total 30 100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the
procedure.
Untuk mengetahui validitas kuesioner dilakukan dengan
membandingkan nilai r tabel dengan nilai r hitung.
a. Menentukan nilai r tabel: dilihat pada tabel 3.3 diketahui bahwa nilai
r tabel dengan responden 30 orang dan tingkat kemaknaan 5%
adalah 0,361.
Tabel 3.3 Nilai r Product Moment
N Taraf Signif
N Taraf Signif
N Taraf Signif
5% 1% 5% 1% 5% 1%
3 0.997 0.999 27 0.381 0.487 55 0.266 0.345
4 0.950 0.990 28 0.374 0.478 60 0.254 0.330
5 0.878 0.959 29 0.367 0.470 65 0.244 0.317
6 0.811 0.917 30 0.361 0.463 70 0.235 0.306
7 0.754 0.874 31 0.355 0.456 75 0.227 0.296
49
8 0.707 0.834 32 0.349 0.449 80 0.220 0.286
9 0.666 0.798 33 0.344 0.442 85 0.213 0.278
10 0.632 0.765 34 0.339 0.436 90 0.207 0.270
11 0.602 0.735 35 0.334 0.430 95 0.202 0.263
12 0.576 0.708 36 0.329 0.424 100 0.195 0.256
13 0.553 0.684 37 0.325 0.418 125 0.176 0.230
14 0.532 0.661 38 0.320 0.413 150 0.159 0.210
15 0.514 0.641 39 0.316 0.408 175 0.148 0.194
16 0.497 0.623 40 0.312 0.403 200 0.138 0.181
17 0.482 0.606 41 0.308 0.398 300 0.113 0.148
18 0.468 0.590 42 0.304 0.393 400 0.098 0.128
19 0.456 0.575 43 0.301 0.389 500 0.088 0.115
20 0.444 0.561 44 0.297 0.384 600 0.080 0.105
21 0.433 0.549 45 0.294 0.380 700 0.074 0.097
22 0.423 0.537 46 0.291 0.376 800 0.070 0.091
23 0.413 0.526 47 0.288 0.372 900 0.065 0.086
24 0.404 0.515 48 0.284 0.368 1000 0.062 0.081
25 0.396 0.505 49 0.281 0.364
26 0.388 0.496 50 0.279 0.361
b. Menentukan nilai r hasil perhitungan : nilai r hasil dapat dilihat
pada kolom Corrected item-Total Correlation.
c. Masing-masing pertanyaan/ variabel dibandingkan nilai r hasil
dengan nilai r tabel, ketentuan: bila r hasil > r tabel, maka
pertanyaan tersebut valid.62
Dilihat pada tabel 3.3 bahwa 33 pertanyaan dalam kuesioner
menunjukan r hasil > r tabel (r hasil > 0,361). Dengan demikian semua
pertanyaan yaitu 33 pertanyaan dalam kuesioner tersebut adalah valid.
2. Reliabilitas
Reliabilitas menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukur dapat
dipercaya atau dapat diandalkan. Hal ini berarti menunjukkan sejauh
mana hasil pengukuran tersebut tetap konsisten atau sama bila dilakukan
62
Riyanto, p. 28.
50
pengukuran dua kali atau lebih terhadap gejala yang sama dengan
menggunakan alat ukur yag sama.63
Tabel 3.4 Reliability Statistics
Tabel 3.4 Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
.936 33
Untuk mengetahui reliabilitas caranya adalah membandingkan nilai
Cronbach’s Alpha dengan nilai konstanta (0,6). Ketentuannya: bila
Cronbach’s Alpha > konstanta (0,6), maka pertanyaan tersebut reliabel.64
Berdasarkan hasil uji pada tabel 3.4 didapatkan nilai Cronbach’s
Alpha (0,936) lebih besar dibandingkan dengan nilai konstanta 0,6, maka
33 pertanyaan yang sudah valid di atas dinyatakan sudah reliabel.
63
Riyanto, p. 22. 64
Riyanto, 30.
51
G. Waktu dan Tempat Penelitian
Waktu penelitian (penyebaran kuesioner) dilaksanakan pada hari kamis
yaitu tanggal 20 September 2017, di Perpustakaan MPR RI yang beralamatkan
pada Gedung MPR RI, Jl. Jenderal Gatot Subroto, Jakarta 10270.
Tabel 3.5 Jadwal Penelitian
No Kegiatan Waktu
Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agu Sep Okt Nov Des Jan
1
Penyerahan
proposal
dan dosen
pembimbin
g
2 Bimbingan
skripsi
3
Penyebaran
kuesioner
kepada
responden
4
Pengolahan
data dan
analisis
data
5 Pengesahan
skripsi
6 Sidang
skripsi
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Profil Perpustakaan MPR RI
1. Sejarah Singkat Perpustakaan MPR RI
Perpustakaan Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia (MPR
RI) berdiri seiring dengan berdirinya gedung Majelis Permusyawaratan Rakyat
Republik Indonesia (MPR RI) untuk mendukung pelaksanaan tugas serta
menyediakan dan memenuhi kebutuhan informasi. Dalam sejarahnya
Perpustakaan MPR RI telah mengalami beberapa kali perpindahan tempat,
yaitu:
a. Tahun 1946, Perpustakaan MPR RI terletak di Yogyakarta. Pada masa itu
Republik Indonesia masih terbentuk Negara Republik Indonesia Serikat.
Perpustakaan MPR RI ini merupakan kelanjutan dari Bibliothea
Volkstraad milik pemerintah Hindia Belanda.
b. Tahun 1949, Perpustakaan MPR RI pindah ke Jakarta menempati gedung
di Lapangan Banteng. Sebagian besar koleksi yang terdapat di dalamnya
merupakan koleksi Perpustakaan Volkstraad.
c. Tahun 1961, Perpustakaan MPR RI pindah ke Senayan an bertempat di
Gedung Pemuda.
d. Tahun 1968, pada masa MPRS Perpustakaan MPR RI mengalami
perpindahan lagi ke ruang GBHN Jl. Jenderal Gatot Subroto Komplek
MPR/DPR.
e. Tahun 1990, Perpustakaan MPR RI melakukan perpindahan lokasi ke
belakang Nusantara V tepatnya di basement. Pada saat itu pengunjung
53
perpustakaa masih sedikit karena lokasi perpustakaan yang kurang
strategis yaitu yang terletak di belakang sehingga sulit dijangkau oleh
pemustaka. Ruang perpustakaan juga terbilang kecil sehingga tidak dapat
menampung materi perpustakaan secara keseluruhan.
f. Tahun 2004, atas ide dari Bapak Aksa Darmad yang pada saat itu
merupakan pimpinan MPR RI. Perpustakaan MPR RI mengalami
renovasi setelah beliau mengikuti banding ke luar negeri.
g. Akhir tahun 2007, Perpustakaan MPR Ri dipindahkan kembali ke gedung
Nusantara IV yang berlokasi di lantai dasar, hal ini menjadikan
perpustakaan MPR RI menjadi lebih mudah diakses. Dari tahun 2007
sampai dengan sekarang sudah banyak terjadi perpindahan ruangan dan
telah banyak terjadi perubahan-perubahan yang semakin baik untuk
kemajuan perpustakaan. Ruangan perpustakaan yang baru merupakan
gabungan dari tiga ruangan rapat yang dilebur menjadi satu ruangan yang
cukup luas. Dengan tersedianya ruangan yang cukup luas maka koleksi
perpustakaan mulai diolah. Pengolahan perpustakaan dimulai dengan
pengklasifikasian menggunakan sistem penomoran DDC, penentuan
tajuk subjek, dan penataan perpustakaan yang dimulai dari awal.
Kegiatan tersebut dilakukan oleh pustakawan dan tenaga perbantuan.
Perpustakaan MPR RI termasuk kategori Perpustakaan Khusus Instansi
Pemerintah, karena berada di bawah organisasi induk yaitu Sekretariat
Jenderal MPR RI. Perpustakaan MPR RI dibentuk berdasarkan Surat
Keputusan Sekretaris Jenderal Majelis Permusyawaratan Rakyat
Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2013 Tentang Struktur Organisasi
54
Sekretariat Jenderal Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik
Indonesia.
Perpustakaan MPR RI telah mengalami beberapa kali pergantian
kepemimpinan yaitu:
a. Tahun 1990-2005 dipimpin oleh Bapak Riskandar
b. Tahun 2005-2007 dipimpin oleh Bapak Oni Arief Benyamin
c. Tahun 2007-2014 dipimpin oleh Bapak Ahmadi Rufransyah
d. Tahun 2014-sekarang dipimpin oleh Ibu Roosiah Yuniarsih
2. Visi dan Misi Perpustakaan MPR RI
Dalam melaksanakan tugas dan fungsinya Perpustakaan MPR RI
menetapkan visi dan misinya. Adapun visi yang dibuat oleh perpustakaan MPR
RI bertujuan untuk mewujudkan visi Sekretaris Jenderal MPR RI yaitu
“Profesional, Modern, dan Akuntabel melayani MPR RI 2014”.
Perpustakaan membuat visi fungsional dari Perpustakaan MPR RI adalah
“Terwujudnya Perpustakaan MPR RI sebagai pusat layanan koleksi sumber
daya informasi legislatif yang layak, lengkap, akurat dan terbuka”. sebagai
usaha dalam mewujudkan visi tersebut maka Perpustakaan MPR RI memiliki
misi yaitu:
a. Meningkatkan kualitas dan kuantitas penyelenggaraaan perpustakaan
untuk mendukung upaya pengkajian sistem ketatanegaraan, Undang-
Undang Dasar Republik Indonesia tahun 1945 serta pelaksananya.
b. Memberikan informasi legislatif secara lengkap, akurat dan terbuka guna
mendukung kegiatan pemasyarakatan ketetapan MPR RI, pancasila,
55
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945, Negara
Kesatuan Republik Indonesia dan Bhineka Tunggal Ika.
c. Melestarikan sumber daya informasi legislatif.
3. Tugas dan Fungsi Perpustakaan MPR RI
Sesuai dengan visi Sekretaris Jenderal MPR RI serta visi dan misi
perpustakaan MPR RI, maka sebagaimana yang telah diatur dalam peraturan
Sekretaris Jenderal Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia
Nomor 2 Tahun 2013 tentang Organisasi dan Tata kerja Sekretariat Jenderal
Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia, perpustakaan
mempunyai tugas melaksanakan penyediaan bahan pustaka serta pelayanan
perpustakaan. Dalam melaksanakan tugas tersebut, bagian perpustakaan
menyelenggarakan fungsi:
a. Pelaksanaan penyediaan dan pemeliharaan bahan pustaka.
b. Pelaksanaan pelayanan perpustakaan.
Dalam menyelenggarakan fungsi tersebut bagian perpustakaan, terdiri atas:
a. Subbagian Penyediaan dan Pemeliharaan Bahan Pustaka yang
mempunyao tugas melakukan urusan penyediaan dan pemeliharaan
bahan pustaka.
b. Subbagian Pelayanan Perpustakaan yang mempunyai tugas melakukan
pelayanan administrasi perpustakaan.
4. Struktur Organisasi
Perpustakaan MPR RI dibentuk berdasarkan surat Keputusan Sekretaris
Jenderal Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia Nomor 2 Tahun
56
2013 Tentang Struktur Organisasi Sekretariat Jenderal Majelis
Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia (Lampiran 1). Perpustakaan
MPR RI dalam susunan organisasinya semula berada di bawah Biro
Komunikasi dan Publikasi, lalu berubah di bawah Biro Hubungan Masyarakat.
Berikut adalah struktur organisasi Perpustakaan MPR RI:
Tabel 4.1
Struktur Organisasi Perpustakaan MPR RI
1. Sumber Daya Manusia
Sumber daya manus
Perpustakaan MPR RI meliputi satu Kepala Bagian Perpustakaan MPR RI,
dua kepala subbagian, tujuh staf, empat pustakawan. Pengembangan sumber
daya manusia di Perpustakaan MPR RI melalui seminar, diklat, workshop,
Kepala Biro Hubungan Masyarakat
Kabag. Perpustakaan
Dra. Roosiah Yuniarsih, M.Kom
Kasubabg. Pelayanan Perpustakaan
Kasan Jaya
Sekretariat Jenderal Wakil Sekretaris
Kasubag. Penyediaan dan Pemeliharaan Bahan
Zaenal Abidin
1. Elka Komari
2. Hadi Anwar Sani
3. Prominensa
Atyantama, S.IP,
MP
1. Dwiyoko Sapto Prayitno,
S. Sos
2.Tri Sulistianingsih
3. Retno Megawati, S. AP
4. Cokky Sutrisno Harianja,
S.E
5. Monica Resquee, S.H
6. Devira Firda Aulia
1. Nur Febriani Lucky
2. Siti Juanenah
57
pelatihan dan pameran. Pada tabel 1 ini merupakan sumber daya manusia di
Perpustakaan MPR RI, adalah:
Tabel 4.2
Sumber Daya Manusia
No Nama Pegawai Jabatan Jenjang
Pendidikan
Status
Pegawai
1 Dra. Roosiah Yuniarsih,
M. Kom
Kepala Perpustakaan S2 Magister
Komunikasi
PNS
2 Zaenal Abidin Kasubbag
Penyediaan dan
Pemeliharaan
SMA PNS
3 Kasan Jaya Kasubbag Pelayanan
Perpustakaan
SMA PNS
4 Dwiko Sapto Prayitni, S.
Sos
Pengolah Bahan
Pustaka
S1 Sarjana
Sosial
PNS
5 Devira Firda Aulia Pengolah Bahan
Pustaka
DIII Diploma
Perpustakaan
PNS
6 Nur Febriani Lucky Pengolah Bahan
Pustaka
DIII Diploma
Perpustakaan
PNS
7 Cokky Sutrisno Harianja,
S.E
Pengolah Bahan
Pustaka
S1 Sarjana
Ekonomi
Pegawai
Honor
8 Tri Sulistianingsih Penatausaha Bahan
Pustaka
SMA PNS
9 Retno Megawathi, S. AP Penatausaha Bahan
Pustaka
S1 Sarjana
Administrasi
Publik
PNS
10 Monnicha Resqueen, S.H Penatausaha Bahan
Pustaka
S1 Sarjana
Hukum
Pegawai
Honor
11 Siti Juaenah Pustakawan
Pelaksana
DIII Diploma
Perpustakaan
PNS
12 Elka Komari Penatausausaha
Pelayanan
SMA PNS
13 Hadi Anwar Sani Penatausaha
Pelayanan
SMA PNS
14 Prominensa Atyantama,
S.IPI, MP
Penatausaha
Pelayanan
S2 Magister
Perpustakaan
Pegawai
Honor
5. Koleksi Perpustakaan MPR RI
Koleksi bahan pustaka di Perpustakaan MPR RI meliputi buku, bahan
referens, koran dan bahan non cetak seperti kaset dan CD rekaman hasil
58
sidang. Koleksi yang terdapat di Perpustakaan MPR RI hampir mencakup
semua subjek, khususnya politik, hukum, demokrasi dan tatanegaraan. Selain
itu, dalam jumlah yang sedikit juga terdapat subjek lain seperti agama,
psikologi, statistik, sosial, budaya, bahasa dan ekonomi. Koleksi perpustakaan
juga berisi hasil sidang MPR RI yang berupa keputusan, risalah rapat/sidang,
amandemen UUD 1945. Kegiatan 4 pilar, himpunan peraturan, dan ketetapan
MPR RI, serta terdapat majalah parlementaria terbitan MPR RI dan majalah
Senator terbitan DPR RI.
Tabel 4.3
Koleksi Perpustakaan MPR RI
No. Jenis Koleksi Jumlah Koleksi Keterangan
1 Buku 15.272 Judul 76.560 Eks
2 Referensi 100 Judul Kamus, ensiklopedia
3 Terbitan Berkala:
Surat Kabar
Majalah
Melanggan 10
surat kabar
8 majalah
Surat kabar:
Kompas
Media Indonesia
Republika
Koran Sindo
Koran Tempo
Rakyat Merdeka
Suara Karya
Indopos
Suara Pembaruan
Sinar Harapan
Majalah:
Majalah Tempo
Majalah Gatra
Majalah Mangle
Majalah Times
Majalah Forbest Asia
The Economist
Harvard Business Review
Inti Sari
4 Audio Visual:
Digital Interaktif,
CD Rekaman
Rapat dan Risalah
Sidang
CD Dokumentasi
10 Judul
6 Judul
881 Eks
390 Eks
59
5 Koleksi Khusus a. Laporan Penelitian: 7
Judul
b. Skripsi, Tesis,
Disertasi, Karya tulis: 36
Judul
c. Hasil-hasil Rapat kerja
dan Risalah Sidang 3.037
Judul
d. Himpunan Kliping Berita
dan Artikel 100 Judul
e. Sejarah, Serba-serbi, dan
Selayang Pandang MPR
RI
f. Majalah
MPR/DPR/DPD RI: 3
Judul
g. Lembar Negara: 228 Judul
h. Jurnal Majelis MPR RI: 1
Vol
i. Jurnal Warta Pustaka: 6
Vol
j. Amandemen UUD RI
1945: 9 Vol
k. Ketetapan MPR RI: 139
Vol
l. Keputusan MPR RI: 5 Vol
m. Himpunan Peraturan: 4
Judul
n. Himpunan Perundang-
Undangan RI: 94 Judul
o. Kegiatan Empat Pilar: 4
Judul
p. Buku-buku Terbitan MPR
RI
6. Layanan Perpustakaan MPR RI
Layanan yang diberikan perpustakaan khusus merupakan layanan yang
ditujukan kepada pemustakanya yang sebagain besar adalah sekelompok
khusus dari lingkungan perpustakaan itu berada. Perpustakaan MPR RI
memiliki beberapa jenis layanan yang dapat dimanfaatkan oleh pemustaka,
adapun layanan-layanan tersebut adalah:
60
a. Layanan Pemustaka
Perpustakaan MPR RI melayani anggota MPR RI, pegawai MPR RI dan
khalayak umum yang mengunjungi perpustakaan. Sistem pelayanan
Perpustakaan MPR RI bersifat terbuka (Open Access), dengan begitu
pemustaka dapat mencari atau memilih bahan pustaka yang dibutuhkan.
Waktu pelayanan yang diberlakukan oleh Perpustakaan MPR RI adalah
selama jam kerja yaitu setiap hari kerja dari pulul 08.00 sampai dengan
16.00 WIB dan istirahat pukul 12.00 sampai dengan 13.00 WIB. Pada
umumnya pemustaka yang datang ke Perpustakaan MPR RI mengisi
buku tamu yang telah disediakan di meja sirkulasi, kemudian pemustaka
menyimpan tas atau barang yang dibawa di lemari penitipan barang.
Setelah itu pemustaka dapat secara langsung mencari dan memilih bahan
pustaka yang dibutuhkan. Apabila mengalami kesulitan dalam
menemukan bahan pustaka yang dicari, pemustaka dapat bertanya kepada
pustakawan.
b. Layanan Sirkulasi
Sirkulasi merupakan kegiatan yang dilakukan setiap harinya di
Perpustakaan MPR RI, kegiatan ini merupakan memberikan pelayanan
dalam hal peminjaman dan pengembalian bahan pustaka oleh pemustaka.
Perpustakaan MPR RI juga melayani peminjaman dan pengembalian
bahan pustaka melalui telepon. Dalam kegiatan peminjaman koleksi
perpustakaan memilliki peraturan yang harus di taati oleh seluruh
pemustaka Perpustakaan MPR RI adapun peraturan tersebut dapat dilihat
pada lampiran 2.
61
c. Layanan Online Public Access Catalogue (OPAC)
Perpustakaan MPR RI juga menyediakan katalog online atau online
Public Access Catalogue (OPAC) agar memudahkan pemustaka mencari
bahan pustaka di perpustakaan dengan menggunakan komputer yang
disediakan. Melalui OPAC pemustaka dapat mencari koleksi yang
dibutuhkan tanpa harus mengunjungi perpustakaan dengan melalui
website http://pustaka.mpr.go.id/katalog
d. Layanan Penelusuran Informasi
Perpustakaan MPR RI memberikan layanan kepada pemustaka yang
ingin mencari informasi mengenai bahan pustaka yang dibutuhkan.
Penelusuran informasi dapat dilakukan dengan cara melihat daftar
katalog atau melalui komputer dengan menggunakan program Nci
Bookman. Untuk penelusuran koleksi dapat digunakan melalui Nci
Bookman, sedangkan untuk koleksi baru tahun 2014 pemustaka dapat
menggunakan penelusuran melalui SLiMS. Hal ini disebabkan karena
pada awalnya Perpustakaan MPR RI menggunakan software NCi
Bookman. Namun, setelah mengalami kerusakan dan terdapat beberapa
data yang hilang Perpustakaan MPR RI beralih menggunakan software
SLiMS. Meskipun demikian untuk pencarian koleksi pada NCi Bookman
masih dapat dilakukan, tetapi untuk mengetahui data statistik yang
terdapat di NCi Bookman sudah tidak dapat dilakukan. Hingga saat ini,
Perpustakaan MPR RI sedang berupaya melakukan export dan import
data yang terdapat di NCi Bookman ke SLiMS.
62
e. Layanan Referensi
Perpustakaan MPR RI menyediakan layanan referensi untuk membantu
pemustaka yang kesulitan mencari informasi mengenai hukum, politik,
tata negara, dan lainnya yang terdapat pada koleksi referensi dan koleksi
khusus Perpustakaan MPR RI. Penelusuran informasi dapat dilakukan
langsung ke rak-rak koleksi atau melalui OPAC.
f. Layanan Audio Visual
Pada layanan audio visual ini Perpustakaan MPR RI menyediakan
komputer untuk memutar koleksi audio visual.
g. Layanan Bicara Buku (Kegiatan Promosi Perpustakaan)
Perpustakaan MPR RI menyediakan layanan bicara buku dengan
menyediakan ruangan untuk membahas buku dalam format panel
maupun diskusi dengan melibatkan anggota MPR RI/DPR RI/DPD RI.
Layanan bicara buku ini dimaksudkan sebagai upaya melaksanakan
program membantu mencerdaskan anak bangsa melalui penyediaaan
ruang publik yang relevan, positif dan terarah di dalam mengkritisi
berbagai hak nyata yang tertuang di dalam tulisan secara lisan. Layanan
bicara buku merupakan latihan berpikir kritis dan berkemampuan
menyampaikan pendapat yang dapat diikuti semua pihak dan kalangan
baik pelajar, mahasiswa, masyarakat profesional, komunitas dan
masyarakat umum. Pelaksanaan bicara buku di Perpustakaan MPR RI
disediakan ruangan yang sudah dilengkapi dengan sound system, meja-
kursi, screen view untuk menampilkan bahan tayang. Penggunaan
ruangan tidak dikenakan biaya. Untuk penggunaaan ruangan kegiatan
63
bicara buku harus melampirkan surat permohonan kepada Perpustakaan
MPR RI yang menyebutkan judul buku, para pembicara. Pendaftaraan
permohonan dapat dilakukan melalui www.pustaka.mpr.go.id/layanan.
Prioritas dalam bicara buku, yaitu:
1) Buku yang ditulis oleh pimpinan MPR/DPR/DPD RI
2) Buku yang ditulis oleh anggota MPR/DPR/DPD RI
3) Buku kategori IPOLEKSOSBUD
4) Buku popular dan fiksi
7. Fasilitas Perpustakaan MPR RI
Perpustakaan MPR RI menyediakan fasilitas untuk para pegawainya dan
pemustaka yang datang ke perpustakaan. Fasilitas ini disediakan dengan
maksud untuk membuat para pegawai menjadi mudah dalam bekerja dan
pemustaka menjadi nyaman dalam menggali informasi di perpustakaan.
Adapun fasilitas yang disediakan oleh perpustakaan MPR RI yaitu:
a. OPAC (Online Public Access Catalog)
Fasilitas katalog online merupakan sarana yang disediakan oleh
perpustakaan MPR RI untuk pemustaka yang ingin mencari koleksi
perpustakaan. Terdapat satu komputer khusus yang menyajikan katalog
online perpustakaan MPR RI.
b. Wifi
Perpustakaan MPR RI memberikan akses internet gratis kepada pemustaka
yang datang dengan sinyal wifi yang bebas dipakai bagi pemustaka yang
membawa laptop atau alat lainnya untuk mengakses informasi melalui
internet. Fasilitas wifi yang disediakan oleh Perpustakaan MPR RI
64
disediakan free atau tidak diberi kode pengaman sehingga pemustaka dapat
langsung terhubung ke internet untuk mengakses informasi lainnya.
c. Ruang Baca
Ruang baca Perpustakaan MPR RI dilengkapi dengan meja bersekat yang
diperuntukkan bagi pemustaka yang berkunjung dan membaca koleksi di
Perpustakaan. Satu meja tersebut dapat digunakan oleh 4 orang masing-
masing meja dilengkapi dengan kursi yang nyaman.
d. Loker
Bagi para pemustaka yang datang ke Perpustakaan MPR RI disediakan
loker untuk menyimpan barang bawaannya karena selain dilarang untuk
membawa tas masuk ke Perpustakaan, menaruh barang di loker juga
membuat pemustaka menjadi lebih nyaman mencari koleksi. Loker
dilengkapi kunci pribadi supaya lebih aman.
e. Ruang Kepala Bagian, Kasubag, dan Staf Perpustakaan
Selain ruang baca dan ruang koleksi, bagi kepala bagian, kasubag dan staf
Perpustakaan disediakan ruang masing-masing untuk kenyamanan dan
kelancaraan dalam bekerja. Dan fasilitas lainnya seperti komputer, mesin
print, telepon, dispenser dan lainnya.
f. Ruang Khusus Koleksi Anak
Ruang koleksi anak diletakkan berbeda dengan koleksi umum dan khusus
lainnya. Ruang ini hanya memuat koleksi untuk anak-anak, tata ruang yang
nyaman membuat mereka betah untuk membaca disana.
65
g. Ruang Galeri
Perpustakaan MPR RI mempunyai ruang galeri yang menyimpan lukisan
siswa-siswi hasil lomba melukis dan mewarnai yang diselenggarakan oleh
Sekretariat Jenderal MPR RI. Selain lukisan juga terdapat foto Presiden
Republik Indonesia dari yang pertama sampai yang menjabat sekarang dan
sketsa atau gambar karikatur tokoh-tokoh Indonesia.
h. Ruang Presentasi
Ruang presentasi Perpustakaan MPR RI digunakan untuk kegiatan atau
acara yang dibuat oleh Perpustakaan seperti acara bicara buku. Selain itu
ruang presentasi juga dapat dimanfaatkan untuk acara MPR RI lainnya dan
Perpustakaan juga membuka kesempatan untuk masyarakat umum yang
ingin membahas atau mendiskusikan buku di ruang presentasi Perpustakaan
MPR RI dengan persyaratan dan ketentuan yang telah berlaku.
i. Toilet dan Mushola
Fasilitas lainnya adalah toilet dan mushola, di dalam area Perpustakaan
MPR RI juga menyediakan toilet dan mushola yang nyaman yang dapat
digunakan bersama.
B. Hasil Penelitian
1. Data Responden
Berikut ini akan disajikan analisis data mengenai responden
berdasarkan jenis kelamin, pekerjaan, pendidikan, frekuensi kunjungan
pengunjung Program Bicara Buku Perpustakaan MPR RI.
66
Tabel. 4.4
Jenis Kelamin
Jenis Kelamin Frekuensi Persentase
Laki-laki 17 37,78%
Perempuan 28 62,22%
Jumlah 45 100%
Berdasarkan data pada tabel diatas diketahui bahwa sebagian besar
responden adalah perempuan dengan jumlah persentase sebesar 62.22%
(28 orang) dan sisanya berjenis laki-laki yaitu 37.78% (17 orang).
Tabel. 4.5
Pekerjaan
Pekerjaan Frekuensi Persentase
Mahasiswa 8 17,78%
Pustakawan 5 11,11%
PNS 13 28,89%
Editor Penulis 1 2,22%
Wiraswasta 2 4,44%
Apoteker 1 2,22%
Karyawan 6 13,33%
Staff Ahli Anggota 2 4,44%
Reporter 2 4,44%
Produksi TV 1 2,22%
Penulis 1 2,22%
Dosen 1 2,22%
Freelancer 1 2,22%
TA 1 2,22%
Jumlah 45 100%
Berdasarkan data pada tabel diatas diketahui bahwa responden untuk
mahasiswa jumlah persentase sebesar 17,88% (8 orang), pustakawan
jumlah persentasenya 11,11% (5 orang), PNS jumlah persentasenya
28,89% (13 orang), editor penulis jumlah persentasenya 2,22% (1 orang),
wiraswasta jumlah persentasenya 4,44% (2 orang), apoteker jumlah
persentasenya 2,22% (1 orang), karyawan jumlah persentasenya 13,33%
(6 orang), staff ahli anggota jumlah persentasenya 4,44% (2 orang),
reporter jumlah persentasenya 4,44% (2 orang), produksi tv jumlah
67
persentasenya 2,22% (1 orang), penulis jumlah persentasenya 2,22% (1
orang), dosen jumlah persentasenya 2,22% (1 orang), freelancer jumlah
persentasenya 2,22% (1 orang), dan TA jumlah persentasenya 2,22% (1
orang).
Tabel. 4.6
Pendidikan
Pendidikan Frekuensi Persentase
SMA 4 8,99%
D3 10 22,22%
S1 26 57,78%
S2 5 11,11%
S3 - -
Jumlah 45 100%
Berdasarkan data pada tabel diatas diketahui bahwa responden untuk
SMA jumlah persentasenya 8,99% (4 orang), D3 jumlah persentasenya
22,22% (10 orang), S1 jumlah persentasenya 57,78% (26 orang), S2
jumlah persentasenya 11,11% (5 orang) dan tidak ada satupun responden
untuk S3.
Tabel. 4.7
Frekuensi Kunjungan ke Perpustakaan MPR RI
Jumlah kunjungan Frekuensi Persentase
Diatas 2 bulan sekali 22 48,89%
2 bulan sekali 6 13,33%
1 bulan sekali 17 37,78%
Jumlah 45 100%
Berdasarkan data pada tabel diatas diketahui bahwa responden untuk
jumlah kunjungan diatas 2 bulan sekali jumlah persentasenya 48,89% (22
orang), 2 bulan sekali jumlah persentasenya 13,33% (6 orang), dan untuk
jumlah kunjungan 1 bulan sekali jumlah persentasenya 37,78% (17
orang).
68
2. Hasil Pendapat Pemustaka terhadap Efektifitas Penerapan Layanan
Interaktif Program Bicara Buku di Perpustakaan MPR RI
Data pendapat yang dimaksud adalah untuk mengetahui sejauh mana
tingkat pendapat pemustaka untuk mengetahui efektifitas program bicara
buku di Perpustakaan MPR RI. Berikut adalah jawaban responden yang
berkaitan dengan pendapat pemustaka terhadap program bicara buku di
Perpustakaan MPR RI:
Tabel. 4.8
Pengetahuan tentang adanya program bicara buku melalui pamflet
yang ditempel di sekitar Perpustakaan
Jawaban
Responden
Bobot
Nilai Frekuensi Persentase Skor
Sangat
mengetahui 4 12 26,67% 28
Mengetahui 3 21 46,67% 54
Tidak
Mengetahui 2 7 15,56% 40
Sangat Tidak
Mengetahui 1 5 11,11% 0
Total 45 100% 122
Skor Rata-rata X= 122/45 = 2,71
Berdasarkan data pada tabel diatas diketahui bahwa hampir
setengahnya responden yaitu 21 orang (46,67% responden) menyatakan
mengetahui adanya program bicara buku melalui pamflet yang ditempel
di sekitar perpustakaan. Sedangkan hampir setengahnya responden yaitu
12 orang (26,67% responden) menyatakan sangat mengetahui adanya
program bicara buku melalui pamflet yang ditempel di sekitar
perpustakaan. Sebagian kecil yaitu 7 orang (15,56% responden)
menyatakan tidak mengetahui adanya program bicara buku melalui
pamflet yang ditempel di sekitar perpustakaan dan 5 orang (11,11%
69
responden) menyatakan sangat tidak mengetahui adanya program
bicara buku melalui pamflet yang ditempel di sekitar perpustakaan.
Berdasarkan data pada tabel ditas, skor rata-rata untuk pernyataan
mengetahui adanya program bicara buku melalui pamflet yang ditempel
di sekitar perpustakaan adalah 2,71. Skor ini berada pada interval 2,52 –
3,27, yang menunjukan bahwa pengunjung program bicara buku
terhadap pernyataan mengenai adanya program bicara buku melalui
pamflet yang ditempel di sekitar perpustakaan adalah efektif.
Tabel. 4.9
Pengetahuan tentang adanya program bicara buku melalui media
sosial (Facebook, Website, Twitter, Instagram)
Jawaban
Responden
Bobot
Nilai Frekuensi Persentase Skor
Sangat
mengetahui 4 7 15,56% 28
Mengetahui 3 20 44,44% 60
Tidak mengetahui 2 14 31,11% 28
Sangat tidak
mengetahui 1 4 8,89% 4
Total 45 100% 120
Skor Rata-rata X= 120/45= 2,67
Berdasarkan data pada tabel diatas diketahui bahwa hampir
setengahnya responden yaitu 20 orang (44,44% responden) menyatakan
mengetahui tentang adanya program bicara buku melalui media sosial
(facebook, website, twitter, instagram). Sebagian kecil responden yaitu 7
orang (15,56 responden) menyatakan sangat mengetahui tentang adanya
program bicara buku melalui media sosial (facebook, website, twitter,
instagram). Sedangkan hampir setengahnya responden yaitu 14 orang
(31,11 responden) menyatakan tidak mengetahui tentang adanya
program bicara buku melalui media sosial (facebook, website, twitter,
70
instagram). dan 4 orang (8,89% responden) menyatakan sangat tidak
mengetahui tentang adanya program bicara buku melalui media sosial
(facebook, website, twitter, instagram).
Berdasarkan data pada tabel ditas, skor rata-rata untuk pernyataan
mengetahui tentang adanya program bicara buku melalui media sosial
(facebook, website, twitter, instagram) adalah 2,67. Skor ini berada pada
skala interval 2,52 – 3,27 , yang menunjukan bahwa pengunjung
program bicara buku terhadap pernyataan mengetahui tentang adanya
program bicara buku melalui media sosial (facebook, website, twitter,
instagram) adalah efektif.
Tabel. 4.10
Pengetahuan tentang adanya program bicara buku melalui pameran
Jawaban
Responden
Bobot
Nilai Frekuensi Persentase Skor
Sangat
mengetahui 4 8 17,78% 28
Mengetahui 3 17 37,78% 51
Tidak mengetahui 2 17 37,78% 34
Sangat tidak
mengetahui 1 3 6,67% 3
Total 45 100% 116
Skor Rata-rata X= 116/45=2,58
Berdasarkan data pada tabel diatas diketahui bahwa hampir
setengahnya responden yaitu 17 orang (37,78%) menyatakan
mengetahui tentang adanya program bicara buku melalui pameran.
Sebagian kecil responden sangat mengetahui yaitu 8 orang (17,78%
responden) menyatakan mengetahui tentang adanya program bicara buku
melalui pameran. Sedangkan hampir setengah responden yaitu 17 orang
(37,78%) menyatakan tidak mengetahui tentang adanya program bicara
71
buku melalui pameran dan 3 orang (6,67% responden) sangat tidak
mengetahui tentang adanya program bicara buku melalui pameran.
Berdasarkan data pada tabel diatas, skor rata-rata untuk pernyataan
mengenai tentang adanya program bicara buku melalui pameran adalah
2,58. Skor ini berada pada skala interval 2,52 – 3,27, yang menunjukan
bahwa pengunjung program bicara buku terhadap pernyataan
mengetahui tentang adanya program bicara buku melalui pameran
adalah efektif.
Tabel. 4.11
Pengetahuan tentang adanya program bicara buku melalui teman
Jawaban
Responden
Bobot
Nilai Frekuensi Persentase Skor
Sangat
mengetahui 4 7 15,56% 28
Mengetahui 3 33 73,33% 99
Tidak mengetahui 2 5 11,11% 10
Sangat tidak
mengetahui 1 0 0% 0
Total 45 100% 137
Skor Rata-rata X= 137/45= 3,04
Berdasarkan data pada tabel diatas diketahui bahwa lebih dari
setengahnya responden yaitu 33 orang (73,33% responden) menyatakan
mengetahui tentang adanya program bicara buku melalui teman dan
sebagian kecil responden yaitu 7 orang (15,56% responden) menyatakan
sangat mengetahui tentang adanya program bicara buku melalui teman.
Sedangkan 5 orang (11,11% responden) menyatakan tidak mengetahui
terhadap pernyataan mengetahui tentang adanya program bicara buku
melalui teman. Dan tidak ada satupun responden yang menyatakan
72
sangat tidak mengetahui terhadap pernyataan tentang adanya program
bicara buku melalui teman.
Berdasarkan data pada tabel diatas, skor rata-rata untuk pernyataan
mengenai pengetahuan tentang adanya program bicara buku melalui
teman adalah 3,04. Skor ini berada pada skala interval 2,52 – 3,27, yang
menunjukan bahwa pengunjung bicara buku terhadap pernyataan
pengetahuan tentang adanya program bicara buku melalui teman adalah
efektif.
Tabel. 4.12
Tujuan mengikuti program bicara buku untuk menambah informasi
dan mengetahui makna yang terkandung dalam buku yang sedang
dibahas
Jawaban
Responden
Bobot
Nilai Frekuensi Persentase Skor
Sangat Setuju 4 19 42,22% 76
Setuju 3 24 53,33% 72
Tidak Setuju 2 2 4,44% 4
Sangat Tidak
Setuju 1 0 0% 0
Total 45 100% 152
Skor Rata-rata X=152/45= 3,38
Berdasarkan data pada tabel diatas diketahui bahwa lebih dari
setengah responden yaitu 24 orang (53,33% responden) dan 19 orang
(42,22% responden) menyatakan setuju dan sangat setuju tujuan
mengikuti program bicara buku untuk menambah informasi dan
mengetahui makna yang terkandung dalam buku yang sedang dibahas.
Sebagian kecil responden yaitu 2 orang (4,44% responden) menyatakan
tidak setuju dan tidak ada satu pun responden menyatakan sangat tidak
setuju tujuan mengikuti program bicara buku untuk menambah
73
informasi dan mengetahui makna yang terkandung dalam buku yang
sedang dibahas.
Berdasarkan data pada tabel diatas, skor rata-rata untuk pernyataan
mengenai tujuan mengikuti program bicara buku untuk menambah
informasi dan mengetahui makna yang terkandung dalam buku yang
sedang dibahas adalah 3,38. Skor ini berada pada skala interval 3,28 –
4.03, yang menunjukan pernyataan tujuan pengunjung mengikuti
program bicara buku untuk menambah informasi dan mengetahui makna
yang terkandung dalam buku yang sedang dibahas adalah sangat efektif.
Tabel. 4.13
Tujuan mengikuti program bicara buku untuk ikut berdiskusi dengan
pembaca yang lain
Jawaban
Responden
Bobot
Nilai Frekuensi Persentase Skor
Sangat Setuju 4 11 24,44% 44
Setuju 3 25 55,56% 75
Tidak Setuju 2 8 17,78% 16
Sangat Tidak
Setuju 1 1 2,22% 1
Total 45 100% 136
Skor Rata-rata X= 136/45 =3,02
Berdasarkan data pada tabel diatas diketahui bahwa hampir setengah
responden yaitu 25 orang (55,56% respoden) dan 11 orang (24,44%
responden) menyatakan setuju dan sangat setuju tujuan mengikuti
program bicara buku untuk ikut berdiskusi dengan pembaca lain.
Sebagian kecil responden yaitu 8 orang (17,78% responden) dan 1 orang
(2,22% responden) menyatakan tidak setuju dan sangat tidak setuju
tujuan mengikuti program bicara buku untuk ikut berdiskusi dengan
pembaca lain.
74
Berdasarkan data pada tabel diatas, skor rata-rata untuk pernyataan
mengenai tujuan mengikuti program bicara buku untuk ikut berdiskusi
dengan pembaca lain adalah 3,02. Skor ini berada skala interval 2,52-
3,27, yang menunjukan bahwa tujuan pengujung program bicara buku
untuk ikut berdiskusi dengan pembaca lain adalah efektif.
Tabel. 4.14
Tujuan mengikuti program bicara buku untuk mengetahui kelebihan
dan kekurangan dari isi buku yang sedang dibahas
Jawaban
Responden
Bobot
Nilai Frekuensi Persentase Skor
Sangat Setuju 4 11 24,44% 44
Setuju 3 30 66,67% 90
Tidak Setuju 2 2 4,44% 4
Sangat Tidak
Setuju 1 2 4,44% 2
Total 45 100% 140
Skor Rata-rata X= 140/45= 3,11
Berdasarkan data pada tabel diatas diketahui bahwa lebih dari
setengah responden yaitu 30 orang (66,67% responden) menyatakan
setuju untuk pernyataan tujuan mengikuti program bicara buku untuk
mengetahui kelebihan dan kekurangan dari isi buku yang sedang dibahas.
Sedangkan sebagian kecil responden yaitu 11 orang (24,44% responden)
menyatakan sangat setuju untuk pernyataan tujuan mengikuti program
bicara buku untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan dari isi buku
yang sedang dibahas. Sebagian kecil responden yang menyatakan tidak
setuju dan sangat tidak setuju yaitu 8 orang (17,76% responden) untuk
pernyataan tujuan mengikuti program bicara buku untuk mengetahui
kelebihan dan kekurangan dari isi buku yang sedang dibahas.
75
Berdasarkan pada tabel diatas, skor rata-rata untuk pernyataan tujuan
mengikuti program bicara buku untuk mengetahui kelebihan dan
kekurangan dari isi buku yang sedang dibahas adalah 3,11. Skor ini
berada pada skala interval 2,52 - 3,27, yang menunjukan bahwa tujuan
pengunjung program bicara buku mengikuti program bicara buku untuk
mengetahui kelebihan dan kekurangan dari isi buku yang sedang dibahas
adalah efektif.
Tabel. 4.15
Setelah saya mengikuti program bicara buku, ilmu yang saya dapat
langsung saya praktekan ke dalam kehidupan sehari-hari
Jawaban
Responden
Bobot
Nilai Frekuensi Persentase Skor
Sangat Setuju 4 6 13,33% 24
Setuju 3 30 66,67% 60
Tidak Setuju 2 7 15,56% 14
Sangat Tidak
Setuju 1 2 4,44% 2
Total 45 100% 100
Skor Rata-rata X= 100/45 = 2,22
Berdasarkan data pada tabel diatas diketahui bahwa lebih dari
setengah responden yaitu 30 orang (66,67% responden) dan sebagian
kecil responden yaitu 7 orang (15,56% responden) menyatakan setuju
dan tidak setuju setelah saya mengikuti program bicara buku, ilmu yang
saya dapat langsung saya praktekan ke dalam kehidupan sehari-hari.
Sebagian kecil responden yaitu 6 orang (13,33% responden) menyatakan
setuju dan 2 orang (4,44% responden) menyatakan sangat tidak setuju
setelah saya mengikuti program bicara buku, ilmu yang saya dapat
langsung saya praktekan ke dalam kehidupan sehari-hari.
76
Berdasarkan data pada tabel diatas, skor rata-rata untuk pernyataan
setelah saya mengikuti program bicara buku, ilmu yang saya dapat
langsung saya praktekan ke dalam kehidupan sehari-hari adalah 2,22.
Skor ini berada skala interval 1,76 – 2,51, yang menunjukan bahwa
pengunjung program bicara buku terhadap pernyataan mengenai setelah
saya mengikuti program bicara buku, ilmu yang saya dapat langsung
saya praktekan ke dalam kehidupan sehari-hari adalah tidak efektif.
Tabel. 4.16
Pembicara program bicara buku menyampaikan materi dengan
menarik
Jawaban
Responden
Bobot
Nilai Frekuensi Persentase Skor
Sangat Setuju 4 9 20,00% 36
Setuju 3 33 73,33% 99
Tidak Setuju 2 2 4,44% 4
Sangat Tidak
Setuju 1 1 2,22% 1
Total 45 100% 140
Skor Rata-rata X= 140/45 = 3,11
Berdasarkan data pada tabel diatas diketahui bahwa lebih dari
setengahnya responden yaitu 33 orang (73,33% responden) menyatakan
setuju pembicara program bicara buku menyampaikan materi dengan
menarik. Sebagian kecil responden yaitu 9 orang (20,00% responden)
menyatakan sangat setuju pembicara program bicara buku
menyampaikan materi dengan menarik. Dan sebagian kecil responden
yaitu 2 orang menyatakan tidak setuju (4,44% responden) untuk
pernyataan pembicara program bicara buku menyampaikan materi
dengan menarik dan 1 orang (2,22% responden) menyatakan sangat
77
tidak setuju untuk pernyataan pembicara program bicara buku
menyampaikan materi dengan menarik.
Berdasarkan pada tabel diatas, skor rata-rata untuk pernyataan
pembicara program bicara buku menyampaikan materi dengan menarik
adalah 3,11. Skor ini berada pada skala interval 2,52 - 3,27, yang
menunjukan bahwa pembicara program bicara buku menyampaikan
materi dengan menarik adalah efektif.
Tabel. 4.17
Pembicara pada program bicara buku menyampaikan materi dengan
jelas
Jawaban
Responden
Bobot
Nilai Frekuensi Persentase Skor
Sangat Setuju 4 10 22,22% 40
Setuju 3 32 71,11% 96
Tidak Setuju 2 2 4,44% 4
Sangat Tidak
Setuju 1 1 2,00% 1
Total 45 100% 141
Skor Rata-rata X= 141/45 = 3,13
Berdasarkan data pada tabel diatas diketahui bahwa lebih dari
setengah responden yaitu 32 orang (71,11% responden) menyatakan
setuju untuk pernyataan pembicara pada program bicara buku
menyampaikan materi dengan jelas. Sebagian kecil responden yaitu 10
orang (22,22% responden) menyatakan sangat setuju untuk pernyataan
pembicara pada program bicara buku menyampaikan materi dengan
jelas. Dan sebagian kecil responden yaitu 2 orang (4,44% responden) dan
1 orang (2,00% responden) menyatakan tidak setuju dan sangat tidak
setuju untuk pernyataan pembicara pada program bicara buku
menyampaikan materi dengan jelas.
78
Berdasarkan pada tabel diatas, skor rata-rata untuk pernyataan
pembicara pada program bicara buku menyampaikan materi dengan jelas
adalah 3,13. Skor ini berada pada skala interval 2,52 - 3,27, yang
menunjukan bahwa pembicara program bicara buku menyampaikan
materi dengan jelas adalah efektif.
Tabel. 4.18
Menerima undangan program bicara buku seminggu sebelum acara
dilaksanakan
Jawaban
Responden
Bobot
Nilai Frekuensi Persentase Skor
Sangat menerima 4 7 15,56% 28
Menerima 3 21 46,67% 63
Tidak menerima 2 13 28,89% 26
Sangat tidak
menerima 1 4 8,89 4
Total 45 100% 121
Skor Rata-rata X= 121/45 = 2,69
Berdasarkan data pada tabel diatas diketahui bahwa hampir setengah
responden yaitu 21 orang (46,67% responden) menyatakan menerima
undangan program bicara buku seminggu sebelum acara dilaksanakan.
Sebagian kecil responden yaitu 7 orang (15,56% responden) menyatakan
bahwa sangat menerima undangan program bicara buku seminggu
sebelum acara dilaksanakan. Dan 13 orang (28,89% responden)
menyatakan bahwa tidak menerima undangan program bicara buku
seminggu sebelum acara dilaksanakan. Sebagian kecil responden yaitu 4
orang (8,89% responden) menyatakan bahwa sangat tidak menerima
undangan program bicara buku seminggu sebelum acara dilaksanakan.
Berdasarkan data pada tabel diatas, skor rata-rata untuk pernyataan
menerima undangan program bicara buku seminggu sebelum acara
79
dilaksanakan adalah 2,69. Skor ini berada pada skor interval 2,52 – 3,27,
yang menunjukan bahwa pengunjung program bicara buku menerima
undangan program bicara buku seminggu sebelum acara dilaksanakan
adalah efektif.
Tabel. 4.19
Menerima undangan program bicara buku melalui email
Jawaban
Responden
Bobot
Nilai Frekuensi Persentase Skor
Sangat menerima 4 6 13,33% 24
Menerima 3 18 40,00% 54
Tidak menerima 2 15 33,33% 30
Sangat tidak
menerima 1 6 13,33% 6
Total 45 100% 114
Skor Rata-rata X= 114/45 = 2,53
Berdasarkan data pada tabel diatas diketahui bahwa hampir setengah
responden yaitu 18 orang (40,00% responden) menyatakan bahwa
menerima undangan program bicara buku melalui email dan 6 orang
(13,33% responden) menyatakan sangat menerima undangan program
bicara buku melalui email. Sedangkan 15 orang (33,33% responden)
menyatakan tidak menerima undangan program bicara buku melalui
email. Sebagian kecil yaitu 6 orang (13,33% responden) menyatakan
sangat tidak menerima undangan program bicara buku melalui email.
Berdasarkan data pada tabel diatas, skor rata-rata untuk pernyataan
menerima undangan program bicara buku melalui email adalah 2,53.
Skor ini berada pada skala interval 2,52 – 3,27, yang menunjukan bahwa
pengunjung menerima undangan program bicara buku melalui email
adalah efektif.
80
Tabel. 4.20
Menerima undangan program bicara buku melalui WhatsApp
Jawaban
Responden
Bobot
Nilai Frekuensi Persentase Skor
Sangat menerima 4 8 17,78% 32
Menerima 3 20 44,44% 60
Tidak menerima 2 13 28,89% 26
Sangat tidak
menerima 1 4 8,89% 4
Total 45 100% 122
Skor Rata-rata X= 122/45 = 2,71
Berdasarkan data pada tabel diatas diketahui bahwa hampir setengah
responden yaitu 20 orang (44,4% responden) dan 8 orang (17,78%
responden) menyatakan menerima dan sangat menerima undangan
program bicara buku melalui WhatsApp. Sedangkan 13 orang (28,89%
responden) menyatakan tidak menerima undangan program bicara buku
melalui WhatsApp dan sebagian kecil responden yaitu 4 orang (8,89%
responden) menyatakan sangat tidak menerima undangan program
bicara buku melalui WhatsApp.
Berdasarkan data pada tabel diatas, skor rata-rata untuk pernyataan
menerima undangan program bicara buku melalui WhatsApp adalah
2,71. Skor ini berada pada skala interval 2,52 – 3,27, yang menunjukan
bahwa pengunjung menerima undangan program bicara buku melalui
WhatsApp adalah efektif.
Tabel. 4.21
Letak meja registrasi mudah diketahui
Jawaban
Responden
Bobot
Nilai Frekuensi Persentase Skor
Sangat Setuju 4 14 31,11% 56
Setuju 3 28 62,22% 84
Tidak Setuju 2 3 6,67% 6
Sangat Tidak
Setuju 1 0 0% 0
81
Total 45 100% 146
Skor Rata-rata X= 146/45 = 3,24
Berdasarkan data pada tabel diatas diketahui bahwa lebih dari
setengah responden yaitu 28 orang (62,22% responden) dan 14 orang
(31,11% responden) menyatakan setuju dan sangat setuju letak meja
registrasi mudah diketahui. Sebagian kecil responden yaitu 3 orang
(6,67% responden) menyatakan tidak setuju dan tidak ada satupun
responden yang menyatakan sangat tidak setuju letak meja registrasi
mudah diketahui.
Berdasarkan data pada tabel diatas, skor rata-rata untuk pernyataan
letak meja registrasi mudah diketahui adalah 3,24. Skor ini berada pada
skala interval 2,52 – 3,27, yang menunjukan bahwa pengunjung program
bicara buku terhadap pernyataan letak meja registrasi mudah diketahui
adalah efektif.
Tabel. 4.22
Sebelum memasuki ruangan program bicara buku, saya melakukan
registrasi terlebih dahulu
Jawaban
Responden
Bobot
Nilai Frekuensi Persentase Skor
Sangat Setuju 4 20 44,44% 80
Setuju 3 23 51,11% 69
Tidak Setuju 2 1 2,22% 2
Sangat Tidak
Setuju 1 1 2,22% 1
Total 45 100% 152
Skor Rata-rata X= 152/45 = 3,38
Berdasarkan data pada tabel diatas diketahui bahwa lebih dari
setengah responden yaitu 23 orang (51,11% responden) dan 20 orang
(44,44% responden) menyatakan setuju dan sangat setuju sebelum
memasuki ruangan program bicara buku, saya melakukan registrasi
82
terlebih dahulu. Sebagian kecil responden yaitu 1 orang (2,22%
responden) dan 1 orang (2,22% responden) menyatakan tidak setuju dan
sangat tidak setuju sebelum memasuki ruangan program bicara buku,
saya melakukan registrasi terlebih dahulu.
Berdasarkan data pada tabel diatas, skor rata-rata untuk pernyataan
sebelum memasuki ruangan program bicara buku, saya melakukan
registrasi terlebih dahulu adalah 3,38. Skor ini berada pada skala interval
3,28 – 4.03, yang menunjukan bahwa pengunjung program bicara buku
terhadap pernyataan sebelum memasuki ruangan program bicara buku,
saya melakukan registrasi terlebih dahulu adalah sangat efektif.
Tabel. 4.23
Ruangan bicara buku nyaman
Jawaban
Responden
Bobot
Nilai Frekuensi Persentase Skor
Sangat Setuju 4 18 40,00% 72
Setuju 3 23 51,11% 69
Tidak Setuju 2 4 8,89% 8
Sangat Tidak
Setuju 1 0 0% 0
Total 45 100% 149
Skor Rata-rata X= 149/45 = 3,31
Berdasarkan data pada tabel diatas diketahui bahwa lebih dari
setengah responden yaitu 23 orang (51,11% responden) dan 18 orang
(40,00% responden) menyatakan setuju dan sangat setuju ruangan
bicara buku nyaman. Sebagian kecil responden yaitu 4 orang (8,89%
responden) menyatakan tidak setuju dan tidak ada satupun responden
yang menyatakan sangat tidak setuju ruangan bicara buku nyaman.
83
Berdasarkan data pada tabel diatas, skor rata-rata untuk pernyataan
mengenai ruangan bicara buku nyaman adalah 3,31. Skor ini berada pada
skala interval 2,52 – 3,27, yang menunjukan bahwa pengunjung program
bicara buku terhadap pernyataan ruangan bicara buku nyaman adalah
efektif.
Tabel. 4.24
Suhu ruangan di program bicara buku sejuk
Jawaban
Responden
Bobot
Nilai Frekuensi Persentase Skor
Sangat Setuju 4 16 35,56% 64
Setuju 3 24 53,33% 72
Tidak Setuju 2 4 8,89% 8
Sangat Tidak
Setuju 1 1 2,22% 1
Total 45 100% 145
Skor Rata-rata X= 145/45 = 3,22
Berdasarkan data pada tabel diatas diketahui bahwa lebih dari
setengah responden yaitu 24 orang (53,33% responden) dan 16 orang
(35,56% responden) menyatakan setuju dan sangat setuju suhu ruangan
di program bicara buku sejuk. Sebagian kecil responden yaitu 4 orang
(8,89% responden) dan 1 orang (2,22% responden) menyatakan tidak
setuju dan sangat tidak setuju suhu ruangan di program bicara buku
sejuk.
Berdasarkan data pada tabel diatas, skor rata-rata untuk pernyataan
mengenai suhu ruangan di program bicara buku sejuk adalah 3,22. Skor
ini berada skala interval 2,52 – 3,27, yang menunjukan bahwa
pengunjung program bicara buku terhadap pernyataan mengenai suhu
ruangan di program bicara buku sejuk adalah efektif.
84
Tabel. 4.25
Penerangan ruangan di program bicara buku sudah cukup
Jawaban
Responden
Bobot
Nilai Frekuensi Persentase Skor
Sangat Setuju 4 12 26,67% 48
Setuju 3 25 55,56% 75
Tidak Setuju 2 8 17,78% 16
Sangat Tidak
Setuju 1 0 0% 0
Total 45 100% 139
Skor Rata-rata X= 139/45= 3,09
Berdasarkan data pada tabel diatas diketahui bahwa lebih dari
setengah responden yaitu 25 orang (55,56% responden) dan 12 orang
(26,67% responden) menyatakan setuju dan sangat setuju penerangan
ruangan bicara buku sudah cukup. Sebagian kecil responden yaitu 8
orang (17,78% responden) menyatakan tidak setuju penerangan ruangan
bicara buku sudah cukup dan tidak ada satupun responden menyatakan
sangat tidak setuju penerangan ruangan bicara buku sudah cukup.
Berdasarkan data pada tabel diatas, skor rata-rata untuk pernyataan
mengenai penerangan ruangan bicara buku sudah cukup adalah 3,09.
Skor ini berada pada skala interval 2,52 – 3,27, yang menunjukan bahwa
pengunjung program bicara buku terhadap pernyataan penerangan
ruangan bicara buku sudah cukup adalah efektif.
Tabel. 4.26
Suara soundsytem program bicara buku sudah jelas
Jawaban
Responden
Bobot
Nilai Frekuensi Persentase Skor
Sangat Setuju 4 17 37,78% 68
Setuju 3 27 60,00% 81
Tidak Setuju 2 1 2,22% 2
Sangat Tidak
Setuju 1 0 0% 0
Total 45 100% 151
85
Skor Rata-rata X= 151/45 = 3,36
Berdasarkan data pada tabel diatas diketahui bahwa lebih dari
setengah responden yaitu 27 orang (60,00% responden) dan 17 orang
(37,78% responden) menyatakan setuju dan sangat setuju suara
soundsytem program bicara buku sudah jelas. Sebagian kecil responden
yaitu 1 orang (2,22% responden) menyatakan tidak setuju dan tidak ada
satu pun responden yang menyatakan sangat tidak setuju suara
soundsytem program bicara buku sudah jelas.
Berdasarkan data pada tabel diatas, skor rata-rata untuk pernyataan
mengenai suara soundsytem program bicara buku sudah jelas adalah
3,36. Skor ini berada skala interval 3,28 – 4.03, yang menunjukan bahwa
pengunjung program bicara buku terhadap suara soundsytem program
bicara buku sudah jelas adalah sangat efektif.
Tabel. 4.27
Program bicara buku berjalan sesuai dengan waktu yang telah
ditetapkan
Jawaban
Responden
Bobot
Nilai Frekuensi Persentase Skor
Sangat Setuju 4 6 13,33% 24
Setuju 3 31 68,89% 93
Tidak Setuju 2 7 15,56% 14
Sangat Tidak
Setuju 1 1 2,22% 1
Total 45 100% 132
Skor Rata-rata X= 132/45 = 2,93
Berdasarkan data pada tabel diatas diketahui bahwa lebih dari
setengah responden yaitu 31 orang (68,89% responden) dan 7 orang
(15,56% responden) menyatakan setuju dan tidak setuju program
bicara buku berjalan sesuai dengan waktu yang telah ditetapkan.
86
Sebagian kecil responden yaitu 6 orang (13,33% responden) dan 1 orang
(2,22% responden) menyatakan sangat setuju dan sangat tidak setuju
program bicara buku berjalan sesuai dengan waktu yang telah
ditetapkan.
Berdasarkan data pada tabel diatas, skor rata-rata untuk pernyataan
mengenai program bicara buku berjalan sesuai dengan waktu yang telah
ditetapkan adalah 2,93. Skor ini berada skala interval 2,52 - 3,27, yang
menunjukan bahwa pengunjung program bicara buku terhadap
pernyataan program bicara buku berjalan sesuai dengan waktu yang
telah ditetapkan adalah efektif.
Tabel. 4.28
Tema yang disajikan sudah mencapai informasi yang dibutuhkan
Jawaban
Responden
Bobot
Nilai Frekuensi Persentase Skor
Sangat Setuju 4 11 24,44% 44
Setuju 3 31 68,89% 93
Tidak Setuju 2 3 6,67% 6
Sangat Tidak
Setuju 1 0 0% 0
Total 45 100% 143
Skor Rata-rata X= 143/45 = 3,18
Berdasarkan data pada tabel diatas diketahui bahwa lebih dari
setengah responden yaitu 31 orang (68,89% responden) menyatakan
setuju tema yang disajikan sudah mencapai informasi yang dibutuhkan.
Sedangkan 11 orang (24,44% responden) menyatakan sangat setuju
tema yang disajikan sudah mencapai informasi yang dibutuhkan.
Sebagian kecil responden yaitu 3 orang (6,67% responden) menyatakan
tidak setuju dan tidak ada satupun responden yang menyatakan sangat
87
tidak setuju tema yang disajikan sudah mencapai informasi yang
dibutuhkan.
Berdasarkan data pada tabel diatas, skor rata-rata untuk pernyataan
mengenai tema yang disajikan sudah mencapai informasi yang
dibutuhkan adalah 3,18. Skor ini berada skala interval 2, 52 – 3,27, yang
menunjukan bahwa pengunjung program bicara buku terhadap
pernyataan tema yang disajikan sudah mencapai informasi yang
dibutuhkan adalah efektif.
Tabel. 4.29
Di dalam program bicara buku, terdapat pembacaan puisi sebagai
hiburan
Jawaban
Responden
Bobot
Nilai Frekuensi Persentase Skor
Sangat Setuju 4 10 22,22% 40
Setuju 3 29 64,44% 87
Tidak Setuju 2 4 8,89% 8
Sangat Tidak
Setuju 1 2 4,44% 2
Total 45 100% 137
Skor Rata-rata X= 137/45 = 3,04
Berdasarkan data pada tabel diatas diketahui bahwa lebih dari
setengah responden yaitu 29 orang (64,44% responden) menyatakan
setuju di dalam program bicara buku, terdapat pembacaan puisi sebagai
hiburan. Sedangkan 10 orang (22,22% responden) menyatakan sangat
setuju di dalam program bicara buku, terdapat pembacaan puisi sebagai
hiburan. Sebagian kecil responden yaitu 4 orang (8,89% responden) dan
2 orang (4,44% responden) menyatakan tidak setuju dan sangat tidak
setuju di dalam program bicara buku, terdapat pembacaan puisi sebagai
hiburan.
88
Berdasarkan data pada tabel diatas, skor rata-rata untuk pernyataan
mengenai di dalam program bicara buku, terdapat pembacaan puisi
sebagai hiburan adalah 3,04. Skor ini berada skala interval 2,52 – 3,27,
yang menunjukan bahwa pengunjung program bicara buku terhadap
pernyataan di dalam program bicara buku, terdapat pembacaan puisi
sebagai hiburan adalah efektif.
Tabel. 4.30
Saya dapat bertanya kepada penulis, wakil rakyat dan orang yang
ahli dalam membahas buku yang sedang dibahas
Jawaban
Responden
Bobot
Nilai Frekuensi Persentase Skor
Sangat Setuju 4 14 31,11% 56
Setuju 3 29 64,44% 87
Tidak Setuju 2 2 4,44% 4
Sangat Tidak
Setuju 1 0 0% 0
Total 45 100% 147
Skor Rata-rata X= 147/45 = 3,27
Berdasarkan data pada tabel diatas diketahui bahwa lebih dari
setengah responden yaitu 29 orang (64,44% responden) menyatakan
setuju mengenai pernyataan saya dapat bertanya kepada penulis, wakil
rakyat dan orang yang ahli dalam membahas buku yang sedang dibahas.
Sedangkan 14 orang (31,11% responden) menyatakan sangat setuju
mengenai pernyataan saya dapat bertanya kepada penulis, wakil rakyat
dan orang yang ahli dalam membahas buku yang sedang dibahas.
Sebagian kecil respoden yaitu 2 orang (4,44% responden) menyatakan
tidak setuju dan tidak ada satupun responden menyatakan sangat tidak
setuju mengenai pernyataan saya dapat bertanya kepada penulis, wakil
rakyat dan orang yang ahli dalam membahas buku yang sedang dibahas.
89
Berdasarkan data pada tabel diatas, skor rata-rata untuk pernyataan
mengenai saya dapat bertanya kepada penulis, wakil rakyat dan orang
yang ahli dalam membahas buku yang sedang dibahas adalah 3,27. Skor
ini berada pada skala interval 2,52 – 3,27, yang menunjukan bahwa
pengunjung program bicara buku terhadap pernyataan saya dapat
bertanya kepada penulis, wakil rakyat dan orang yang ahli dalam
membahas buku yang sedang dibahas adalah efektif.
Tabel. 4.31
Narasumber menguasai tema yang sedang dibahas
Jawaban
Responden
Bobot
Nilai Frekuensi Persentase Skor
Sangat Setuju 4 11 24,44% 44
Setuju 3 34 75,56% 102
Tidak Setuju 2 0 0% 0
Sangat Tidak
Setuju 1 0 0% 0
Total 45 100% 146
Skor Rata-rata X= 146/45 = 3,24
Berdasarkan data pada tabel diatas diketahui bahwa lebih dari
setengah responden yaitu 34 orang (75,56% responden) menyatakan
setuju narasumber menguasai tema yang sedang dibahas. Sedangkan 11
orang (24,44% responden) menyatakan sangat setuju narasumber
menguasai tema yang sedang dibahas. Tidak ada satupun responden yang
menyatakan tidak setuju dan sangat tidak setuju narasumber
menguasai tema yang sedang dibahas.
Berdasarkan data pada tabel diatas, skor rata-rata untuk pernyataan
mengenai narasumber menguasai tema yang sedang dibahas adalah 3,24.
Skor ini berada skala interval 2,52 – 3,27, yang menunjukan bahwa
90
pengunjung program bicara buku terhadap pernyataan mengenai
narasumber menguasai tema yang sedang dibahas adalah efektif.
Tabel. 4.32
Para panitia ramah kepada pengunjung program bicara buku
Jawaban
Responden
Bobot
Nilai Frekuensi Persentase Skor
Sangat Setuju 4 15 33,33% 60
Setuju 3 26 57,78% 78
Tidak Setuju 2 4 8,89% 8
Sangat Tidak
Setuju 1 0 0% 0
Total 45 100% 146
Skor Rata-rata X= 146/45 = 3,24
Berdasarkan data pada tabel diatas diketahui bahwa lebih dari
setengah responden yaitu 26 orang (57,78% responden) dan hampir
setengah responden yaitu 15 orang (33,33% responden) menyatakan
setuju dan sangat setuju para panitia ramah kepada pengunjung
program bicara buku. Sebagian kecil responden yaitu 4 orang (8,89%
responden) menyatakan tidak setuju dan tidak ada satupun responden
menyatakan sangat tidak setuju para panitia ramah kepada pengunjung
program bicara buku.
Berdasarkan data pada tabel diatas, skor rata-rata untuk pernyataan
para panitia ramah kepada pengunjung program bicara buku adalah 3,24.
Skor ini berada skala interval 2,52 – 3,27, yang menunjukan bahwa
pengunjung program bicara buku terhadap pernyataan mengenai para
panitia ramah kepada pengunjung program bicara buku adalah efektif.
91
Tabel. 4.33
Hal yang membuat saya senang mengikuti program bicara buku
karena saya dapat bertemu dengan penulis
Jawaban
Responden
Bobot
Nilai Frekuensi Persentase Skor
Sangat Setuju 4 13 28,89% 52
Setuju 3 31 68,89% 93
Tidak Setuju 2 1 2,22% 2
Sangat Tidak
Setuju 1 0 0% 0
Total 45 100% 147
Skor Rata-rata X= 147/45 = 3,27
Berdasarkan data pada tabel diatas diketahui bahwa lebih dari
setengah responden yaitu 31 orang (68,89% responden) dan hampir
setengah responden yaitu 13 orang (28,89% responden) menyatakan
setuju dan sangat setuju hal yang membuat saya senang mengikuti
program bicara buku karena saya dapat bertemu dengan penulis.
Sebagian kecil responden yaitu 1 orang (2,22% responden) menyatakan
tidak setuju dan tidak ada satupun responden menyatakan sangat tidak
setuju hal yang membuat saya senang mengikuti program bicara buku
karena saya dapat bertemu dengan penulis.
Berdasarkan data pada tabel diatas, skor rata-rata untuk pernyataan hal
yang membuat saya senang mengikuti program bicara buku karena saya
dapat bertemu dengan penulis adalah 3,27. Skor ini berada skala interval
2,52 – 3,27, yang menunjukan bahwa pengunjung program bicara buku
terhadap pernyataan mengenai hal yang membuat saya senang mengikuti
program bicara buku karena saya dapat bertemu dengan penulis adalah
efektif.
92
Tabel. 4.34
Hal yang membuat saya senang mengikuti program bicara buku
karena saya mendapatkan goodie bag
Jawaban
Responden
Bobot
Nilai Frekuensi Persentase Skor
Sangat Setuju 4 9 20,00% 36
Setuju 3 25 55,56% 75
Tidak Setuju 2 8 17,78% 16
Sangat Tidak
Setuju 1 3 6,67% 3
Total 45 100% 130
Skor Rata-rata X= 130/45 = 2,89
Berdasarkan data pada tabel diatas diketahui bahwa lebih dari
setengah responden yaitu 25 orang (55,56% responden) dan sebagian
kecil responden yaitu 9 orang (20,00% responden) menyatakan setuju
dan sangat setuju hal yang membuat saya senang mengikuti program
bicara buku karena saya mendapatkan goodie bag. Sebagian kecil
responden yaitu 8 orang (17,78% responden) menyatakan tidak setuju
dan 3 orang (6,67% responden) menyatakan sangat tidak setuju hal
yang membuat saya senang mengikuti program bicara buku karena saya
mendapatkan goodie bag.
Berdasarkan data pada tabel diatas, skor rata-rata untuk pernyataan hal
yang membuat saya senang mengikuti program bicara buku karena saya
mendapatkan goodie bag adalah 2,89. Skor ini berada skala interval 2,52
– 3,27, yang menunjukan bahwa pengunjung program bicara buku
terhadap pernyataan mengenai hal yang membuat saya senang mengikuti
program bicara buku karena saya mendapatkan goodie bag adalah
efektif.
93
Tabel. 4.35
Hal yang membuat saya senang mengikuti program bicara buku
karena saya dapat bertemu dengan wakil rakyat
Jawaban
Responden
Bobot
Nilai Frekuensi Persentase Skor
Sangat Setuju 4 12 26,67% 48
Setuju 3 20 44,44% 60
Tidak Setuju 2 10 22,22% 20
Sangat Tidak
Setuju 1 3 6,67% 3
Total 45 100% 131
Skor Rata-rata X= 131/45 = 2,91
Berdasarkan data pada tabel diatas diketahui bahwa hampir setengah
responden yaitu 20 orang (44,44% responden) dan 12 orang (26,67%
responden) menyatakan setuju dan sangat setuju hal yang membuat
saya senang mengikuti program bicara buku karena saya dapat bertemu
dengan wakil rakyat. Sebagian kecil responden yaitu 10 orang (22,22%
responden) menyatakan tidak setuju dan 3 orang (6,67% responden)
menyatakan sangat tidak setuju hal yang membuat saya senang
mengikuti program bicara buku karena saya bertemu dengan wakil
rakyat.
Berdasarkan data pada tabel diatas, skor rata-rata untuk pernyataan hal
yang membuat saya senang mengikuti program bicara buku karena saya
dapat bertemu dengan wakil rakyat adalah 2,91. Skor ini berada skala
interval 2,52 – 3,27, yang menunjukan bahwa pengunjung program
bicara buku terhadap pernyataan mengenai hal yang membuat saya
senang mengikuti program bicara buku karena saya dapat bertemu
dengan wakil rakyat adalah efektif.
94
Tabel. 4.36
Dengan adanya program bicara buku, saya mengetahui adanya
layanan-layanan yang tersedia di Perpustakaan MPR RI
Jawaban
Responden
Bobot
Nilai Frekuensi Persentase Skor
Sangat Setuju 4 11 24,44% 44
Setuju 3 33 73,33% 99
Tidak Setuju 2 1 2,22% 2
Sangat Tidak
Setuju 1 0 0% 0
Total 45 100% 145
Skor Rata-rata X= 145/45 = 3,22
Berdasarkan data pada tabel diatas diketahui bahwa lebih dari
setengah responden yaitu 33 orang (73,33% responden) dan sebagian
kecil responden yaitu 11 orang (24,44% responden) menyatakan setuju
dan sangat setuju dengan adanya program bicara buku, saya
mengetahui adanya layanan-layanan yang tersedia di Perpustakaan MPR
RI. Sebagian kecil responden yaitu 1 orang (2,22% responden)
menyatakan tidak setuju dan tidak ada satupun responden menyatakan
sangat tidak setuju dengan adanya program bicara buku, saya
mengetahui adanya layanan-layanan yang tersedia di Perpustakaan MPR
RI.
Berdasarkan data pada tabel diatas, skor rata-rata untuk pernyataan
dengan adanya program bicara buku, saya mengetahui adanya layanan-
layanan yang tersedia di Perpustakaan MPR RI adalah 3,22. Skor ini
berada skala interval 2,52 – 3,27, yang menunjukan bahwa pengunjung
program bicara buku terhadap pernyataan mengenai dengan adanya
program bicara buku, saya mengetahui adanya layanan-layanan yang
tersedia di Perpustakaan MPR RI adalah efektif.
95
Tabel. 4.37
Dengan adanya program bicara buku, saya mengetahui adanya
koleksi-koleksi yang tersedia di Perpustakaan MPR RI
Jawaban
Responden
Bobot
Nilai Frekuensi Persentase Skor
Sangat Setuju 4 15 33,33% 60
Setuju 3 30 66,67% 90
Tidak Setuju 2 0 0% 0
Sangat Tidak
Setuju 1 0 0% 0
Total 45 100% 150
Skor Rata-rata X= 150/45 = 3,33
Berdasarkan data pada tabel diatas diketahui bahwa lebih dari
setengah responden yaitu 30 orang (66,67% responden) dan hampir
setengah responden yaitu 15 orang (33,33% responden) menyatakan
setuju dan sangat setuju dengan adanya program bicara buku, saya
mengetahui adanya koleksi-koleksi yang tersedia di Perpustakaan MPR
RI. Tidak ada satupun responden yang menyatakan tidak setuju dan
sangat tidak setuju dengan adanya program bicara buku, saya
mengetahui adanya koleksi-koleksi yang tersedia di Perpustakaan MPR
RI.
Berdasarkan data pada tabel diatas, skor rata-rata untuk pernyataan
dengan adanya program bicara buku, saya mengetahui adanya koleksi-
koleksi yang tersedia di Perpustakaan MPR RI adalah 3,33. Skor ini
berada skala interval 2,52 – 3,27, yang menunjukan bahwa pengunjung
program bicara buku terhadap pernyataan mengenai dengan adanya
program bicara buku, saya mengetahui adanya koleksi-koleksi yang
tersedia di Perpustakaan MPR RI adalah sangat efektif.
96
Tabel. 4.38
Perpustakaan MPR RI memiliki koleksi yang relevan dan mendukung
tugas pekerjaan
Jawaban
Responden
Bobot
Nilai Frekuensi Persentase Skor
Sangat Setuju 4 14 31,11% 56
Setuju 3 27 60,00% 81
Tidak Setuju 2 4 8,89% 8
Sangat Tidak
Setuju 1 0 0% 0
Total 45 100% 145
Skor Rata-rata X= 145/45 = 3,22
Berdasarkan data pada tabel diatas diketahui bahwa lebih dari
setengah responden yaitu 27 orang (60,00% responden) dan hampir
setengah responden yaitu 14 orang (31,11% responden) menyatakan
setuju dan sangat setuju Perpustakaan MPR RI memiliki koleksi yang
relevan dan mendukung tugas pekerjaan. Sebagian kecil responden yaitu
4 orang (8,89% responden) menyatakan tidak setuju dan tidak ada
satupun responden menyatakan sangat tidak setuju Perpustakaan MPR
RI memiliki koleksi yang relevan dan mendukung tugas pekerjaan.
Berdasarkan data pada tabel diatas, skor rata-rata untuk pernyataan
Perpustakaan MPR RI memiliki koleksi yang relevan dan mendukung
tugas pekerjaan adalah 3,22. Skor ini berada skala interval 2,52 – 3,27,
yang menunjukan bahwa pengunjung program bicara buku terhadap
pernyataan mengenai Perpustakaan MPR RI memiliki koleksi yang
relevan dan mendukung tugas pekerjaan adalah efektif.
97
Tabel. 4.39
Perpustakaan MPR RI memiliki fasilitas yang memadai, sehingga
dapat dimanfaatkan untuk membantu tugas pekerjaan
Jawaban
Responden
Bobot
Nilai Frekuensi Persentase Skor
Sangat Setuju 4 11 24,44% 44
Setuju 3 29 64,44% 87
Tidak Setuju 2 4 8,89% 8
Sangat Tidak
Setuju 1 1 2,22% 1
Total 45 100% 140
Skor Rata-rata X= 140/45 = 3,11
Berdasarkan data pada tabel diatas diketahui bahwa lebih dari
setengah responden yaitu 29 orang (64,44% responden) dan sebagian
kecil responden yaitu 11 orang (24,44% responden) menyatakan setuju
dan sangat setuju Perpustakaan MPR RI memiliki fasilitas yang
memadai, sehingga dapat dimanfaatkan untuk membantu tugas
pekerjaan. Sebagian kecil responden yaitu 4 orang (8,89% responden)
dan 1 orang (2,22% responden) menyatakan tidak setuju dan sangat
tidak setuju Perpustakaan MPR RI memiliki fasilitas yang memadai,
sehingga dapat dimanfaatkan untuk membantu tugas pekerjaan.
Berdasarkan data pada tabel diatas, skor rata-rata untuk pernyataan
Perpustakaan MPR RI memiliki fasilitas yang memadai, sehingga dapat
dimanfaatkan untuk membantu tugas pekerjaan adalah 3,11. Skor ini
berada skala interval 2,52 – 3,27, yang menunjukan bahwa pengunjung
program bicara buku terhadap pernyataan mengenai Perpustakaan MPR
RI memiliki fasilitas yang memadai, sehingga dapat dimanfaatkan untuk
membantu tugas pekerjaan adalah efektif.
98
Tabel. 4.40
Perpustakaan MPR RI lokasinya mudah dijangkau dan diketahui
Jawaban
Responden
Bobot
Nilai Frekuensi Persentase Skor
Sangat Setuju 4 10 22,22% 40
Setuju 3 22 48,89% 66
Tidak Setuju 2 9 20,00% 18
Sangat Tidak
Setuju 1 4 8,89% 4
Total 45 100% 128
Skor Rata-rata X= 128/45 = 2,84
Berdasarkan data pada tabel diatas diketahui bahwa hampir setengah
responden yaitu 22 orang (48,89% responden) dan sebagian kecil
responden yaitu 10 orang (22,22% responden) menyatakan setuju dan
sangat setuju Perpustakaan MPR RI lokasinya mudah dijangkau dan
diketahui. Sebagian kecil responden yaitu 9 orang (20,00% responden)
dan 4 orang (8,89% responden) menyatakan tidak setuju dan sangat
tidak setuju Perpustakaan MPR RI lokasinya mudah dijangkau dan
diketahui.
Berdasarkan data pada tabel diatas, skor rata-rata untuk pernyataan
Perpustakaan MPR RI lokasinya mudah dijangkau dan diketahui adalah
2,84. Skor ini berada skala interval 2,52 – 3,27, yang menunjukan bahwa
pengunjung program bicara buku terhadap pernyataan mengenai
Perpustakaan MPR RI lokasinya mudah dijangkau dan diketahui adalah
efektif.
3. Kendala yang dihadapi Program Bicara Buku di Perpustakaan MPR RI
Perpustakaan MPR RI dalam melaksanakan program bicara buku juga
menemui kendala-kendala yang dapat menghambat proses berjalannya
99
program bicara buku tersebut. Kendala yang dihadapi program bicara
buku di Perpustakaan MPR RI yaitu susahnya mencari pembicara,
kurangnya peserta yang mengikuti program bicara buku.
Susahnya mencari pembicara di program bicara buku menurut
narasumber juga dapat menghambat proses berjalannya program bicara
buku, hal ini didukung oleh penjelasan dari narasumber yang merupakan
pustakawan yang bertanggung jawab di program bicara buku
Perpustakaan MPR RI:
“Kendalanya yang pertama itu pembicara de, karena kan acara
kita pembicaranya menggunakan wakil rakyat. Jadi susah mencari
anggota, karena biasanya para anggota memiliki acara dan
kegiatan lain, misalnya reses yaitu dinas keluar kota. Dan kadang
waktunya bentrok sama acara kita. Misalnya kita kan udah
hubungin beliau jauh-jauh hari, dan tiba-tiba dapat kabar kalo
beliau mendadak gabisa ngisi acara kita karena ada acara lain,
atau harus keluar kota. Yaudah salah satunya kita cari anggota
lain yang paham sama tema yang bakal kita bahas nanti. Tapi kalo
ga dapat juga, yaudah berati kita ga make anggota buat di tema
itu. Tapi kita selalu usahain sebisa mungkin biar ada anggotanya
pas acara”.65
Susahnya mencari pembicara wakil rakyat di program bicara buku
menjadi salah satu faktor kendala Perpustakaan MPR RI, hal ini menjadi
kendala disebabkan bila anggota wakil rakyat mendadak tidak bisa hadir,
65
Wawancara pribadi dengan Siti Junainah, Jakarta 18 Oktober 2017
100
maka pustakawan harus mencari anggota wakil rakyat yang lain untuk
menggantikan anggota wakil rakyat yang mendadak tidak bisa hadir. Dan
anggota wakil rakyat tersebut harus paham dan sebidang dengan tema
yang sedang dilaksanakan.
Selain susahnya mencari pembicara anggota wakil rakyat,
permasalahan berikutnya dalam kegiatan program bicara buku di
Perpustakaan MPR RI adalah kurangnya peserta yang mengikuti
program bicara buku. Hal ini didukung oleh penjelasan yang
disampaikan oleh narasumber yang merupakan pustakawan yang
bertanggung jawab di program bicara buku Perpustakaan MPR RI:
“Kendala yang kedua itu kekurangan peserta de, jadi kita pernah
ngalamin yang namanya kekurangan peserta dengan jumlah yang
engga maksimal. Yang datang ke program bicara buku ini dikit,
kan sayang aja gitu acaranya udah bagus, narasumbernya juga
udah bagus-bagus tapi yang ikut dikit. Jadi ngerasa ga maksimal
aja gitu acaranya, ga rame deh ga enak ”.66
Kurangnya para peserta yang mengikuti program bicara buku di
Perpustakaan MPR RI di rasa kurang bagus, dikarenakan pustakawan
gagal dalam mempromosikan program ini kepada para peserta lain dalam
program bicara buku sehingga yang dapat hadir dalam program bicara
buku ini sedikit. Dan program ini menjadi kurang efektif karena disaat
tema yang diangkat bagus, tetapi sedikit yang menghadiri program
bicara buku ini.
66
Wawancara pribadi dengan Siti Junainah, Jakarta 18 Oktober 2017.
101
Dengan adanya kendala seperti susahnya mencari anggota wakil
rakyat, dan kurangnya para peserta berimbas kepada kelancaran program
bicara buku yang akan dilakukan oleh Perpustakaan MPR RI. Karena
program ini sangatlah bagus dan dapat menunjang sebagai kegiatan
promosi yang dilakukan oleh Perpustakaan MPR RI. Karena dengan
adanya program ini, secara langsung dapat mengenalkan perpustakaan
serta mempublikasikannya kepada pemustaka dan calon pemustaka
perpustakaan.
C. Pembahasan Hasil dan Analisis Data
Pembahasan hasil penelitian pada bagian ini dibagi menjadi 8
kategori, yaitu:
1. Promosi program bicara buku melalui media
2. Tujuan dan manfaat program bicara buku
3. Penyampaian pembicara pada program bicara buku
4. Proses penerimaan undangan program bicara buku
5. Pelayanan pendaftaran peserta
6. Kondisi dan ruangan program bicara buku
7. Faktor pendukung kunjungan program bicara buku
8. Pengetahuan tentang Perpustakaan
1. Promosi program bicara buku melalui media
Pengunaan media sangat berperan penting sebagai salah satu cara
untuk melakukan kegiatan promosi program bicara buku kepada
pemustaka. Peran media sebagai alat promosi, sangatlah membantu untuk
mengenalkan program bicara buku kepada pemustaka dan calon
102
pemustaka untuk menarik perhatian mereka agar menghadiri program
bicara buku. Dari hasil data yang diperoleh, diketahui bahwa program
bicara buku lebih banyak diketahui oleh peserta yaitu melalui teman
dengan skor 3,04. Hal ini sesuai dengan penelitian Bellardo dan
Waldhart, bahwa promosi dan komunikasi di bidang perpustakaan dan
informasi. Cara yang paling efektif untuk menyebarluaskan informasi
mengenai produk dan jasa perpustakaan dalam menarik minat pengguna
perpustakaan adalah melalui perorangan atau mulut ke mulut.67
Dan skor
rata-rata dari promosi program bicara buku melalui media ini adalah
2,75 dengan kategori efektif.
Hal ini sesuai dengan data hasil penelitian yang berkaitan dengan
promosi melalui media adalah sebagai berikut:
Tabel. 4.41
Rekapitulasi Promosi program bicara buku melalui media
No. Pernyataan Jawaban Skor
1 Mengetahui adanya program bicara buku
di Perpustakaan MPR RI melalui pamflet
yang ditempel di sekitar perpustakaan
Efektif
2,71
2 Mengetahui adanya program bicara buku
di Perpustakaan MPR RI melalui media
sosial (facebook, website, twitter,
instagram)
Efektif
2,66
3 Mengetahui adanya program bicara buku
di Perpustakaan MPR RI melalui pameran
Efektif
2,57
4 Mengetahui adanya program bicara buku
di Perpustakaan MPR RI melalui teman
Efektif
3,04
Skor total 10,98
Skor rata-rata 2,75
67
Badollahi Mustafa, Promosi Jasa Perpustakaan, p. 30.
103
2. Tujuan dan manfaat program bicara buku
Tujuan utama selain diadakanya program bicara buku sebagai
promosi perpustakaan, program ini juga bertujuan untuk melatih mental
seseorang untuk tampil berani mengungkapkan pendapat-pendapat yang
ingin disampaikan di ruang publik terbuka. Selain itu program ini
memberikan banyak sekali informasi yang akan kita dapatkan. Hal ini
sesuai dengan data yang diperoleh bahwa peserta mengikuti program
bicara buku ini, untuk menambah informasi dan mengetahui makna yang
terkandung dalam buku yang sedang dibahas. Pernyataan ini
mendapatkan skor tertinggi yaitu 3,37, dan skor ini dinyatakan sangat
efektif. Karena menurut Daniel Samad dalam bukunya yang berjudul
dasar-dasar merensensi buku, tujuan dari bedah buku selain untuk
menambah informasi dan mengetahui makna yang terkandung dalam
buku yang sedang dibahas, mengajak para peserta untuk berdiskusi lebih
jauh tentang masalah yang muncul dalam buku tersebut dan memberikan
pertimbangan kepada pembaca bahwa apakah buku tersebut layak untuk
mendapatkan sambutan yang baik atau tidak dari masyarakat.68
Tetapi
ternyata setelah mereka mendapatkan informasi dan berdiskusi, mereka
tidak menerapkan informasi tersebut kedalam kehidupan sehari-hari. Hal
ini sesuai dengan data tentang pernyataan tentang ilmu yang saya dapat
langsung saya praktekan ke dalam kehidupan sehari-hari mendapatkan
skor terendah yaitu 2,22, dan skor ini dinyatakan tidak efektif. Tetapi dari
hasil skor rata-rata tujuan dan manfaat program bicara buku adalah 2,93,
68
Daniel Samad, Dasar-Dasar Merensensi Buku, p. 5.
104
skor ini mengkategorikan bahwa tujuan dan manfaat program bicara
buku adalah efektif.
Hal ini sesuai data hasil penelitian yang berkaitan dengan tujuan dan
manfaat program bicara buku adalah sebagai berikut:
Tabel. 4.42
Rekapitulasi tujuan dan manfaat program bicara buku
No Pernyataan Kategori Skor
1 Tujuan saya mengikuti Program
bicara buku adalah untuk menambah
informasi dan mengetahui makna yang
terkandung dalam buku yang sedang
dibahas
Sangat
efektif
3,37
2 Tujuan saya mengikuti Program
bicara buku adalah untuk ikut
berdiskusi dengan pembaca yang lain
Efektif 3,02
3 Tujuan saya mengikuti Program
bicara buku adalah untuk mengetahui
kelebihan dan kekurangan dari isi
buku yang sedang dibahas
Efektif 3,11
4 Setelah saya mengikuti Program
bicara buku, ilmu yang saya dapat
langsung saya praktekan ke dalam
kehidupan sehari-hari
Tidak
Efektif
2,22
Skor total 11,72
Skor rata-rata 2,93
3. Penyampaian pembicara pada program bicara buku
Kehadiran pembicara yang kompeten merupakan nilai jual tersendiri
bagi sukses ramainya suatu kegiatan program bicara buku. Terlebih lagi
jika para pembicara tersebut dapat menyampaikan dengan menarik,
informatif, dan menghibur. Hal ini selain audiens mendapatkan informasi
yang bermanfaat, mereka juga akan terhibur. Cara ini merupakan salah
satu minat audiens yang kuat untuk tetap mendengarkan materi yang
sedang dibahas. Karena apabila pembicara di saat menyampaikan materi
tidak cukup menarik atau malah membosankan akan membuat peserta
105
bedah buku cepat mengantuk.69
Tetapi dari data yang di dapatkan, bahwa
pembicara sudah menyampaikan materi dengan menarik dan jelas
memperoleh skor 3,11 dan 3,13 dan pernyataan dari kedua ini efektif.
Dan dari hasil skor rata-rata dari penyampaian pembicara pada program
bicara buku ini adalah 3,12, dan skor ini dikategorikan dengan efektif.
Berdasarkan data hasil penelitian yang berkaitan dengan penyampaian
pembicara pada program bicara buku adalah sebagai berikut:
Tabel. 4.43
Rekapitulasi Penyampaian pembicara pada program bicara
buku
No Pernyataan Kategori Skor
1 Pembicara pada program bicara buku
menyampaikan materi dengan menarik
Efektif 3,11
2 Pembicara pada program bicara buku
menyampaikan materi dengan jelas
Efektif 3,13
Skor total 6,24
Skor rata-rata 3,12
4. Proses penerimaan undangan program bicara buku
Kehadiran peserta sangat menentukan suksesnya suatu acara bicara
buku. Hal ini terlihat dari banyaknya peserta yang menghadiri saat
program bicara buku ini berlangsung. Tetapi ini semua tidak akan terjadi
jika kurangnya sosialiasi panitia kepada para peserta mengenai program
bicara buku. Maka dari itu setidaknya undangan dikirimkan seminggu
sebelum acara bedah buku diadakan.70
Pernyataan dari Badollahi Mustafa
ini sesuai dengan pernyataan bahwa peserta menerima undangan
program bicara buku sebelum acara dilaksanakan, pernyataan ini
mendapatkan skor 2,68. Dari hasil data dapat dilihat bahwa undangan
69
Badollahi Mustafa, Promosi Jasa Perpustakaan, p. 119. 70
Badollahi Mustafa, p. 119.
106
yang dikirimkan melalui whatsApp mendapatkan skor tertinggi yaitu 2,71
dibandingkan melalui email dengan skor 2,53. Rekapitulasi dari skor
rata-rata proses penerimaan undangan program bicara buku adalah 2,64,
dan skor ini dikategorikan efektif.
Berdasarkan data hasil penelitian yang berkaitan dengan proses
penerimaan undangan program bicara buku adalah sebagai berikut:
Tabel. 4.44
Rekapitulasi proses penerimaan undangan program bicara
buku
No Pernyataan Kategori Skor
1 Saya menerima undangan program
bicara buku seminggu sebelum acara
dilaksanakan
Efektif 2,68
2 Saya menerima undangan program
bicara buku melalui email
Efektif 2,53
3 Saya menerima undangan program
bicara buku melalui WhatsApp
Efektif 2,71
Skor total 7,92
Skor rata-rata 2,64
5. Pelayanan pendaftaran peserta
Prosedur pendaftaran atau registrasi sangatlah diperlukan dalam
program bicara buku. Registrasi ini diperlukan untuk mengetahui
jumlah, siapa saja yang hadir, dan dari komunitas atau institut berasal.
Proses ini merupakan salah satu yang sangat penting untuk dilaksanakan
dan sebagai data penting yang dibutuhkan oleh panitia selaku acara. Dari
hasil data yang didapat, bahwa para peserta telah mengikuti prosedur
yang telah dilaksanakan. Yaitu melakukan pendaftaran terlebih dahulu
mendapatkan skor tertinggi yaitu 3,37, dan kategori ini mendapatkan
kategori sangat efektif. Sedangkan untuk pernyataan letak meja registrasi
mendapatkan skor terendah yaitu 3,24 dengan kategori efektif. Tetapi
107
dari hasil skor rata-rata rekapitulasi pelayanan pendaftaraan peserta
adalah 3,31, dan skor ini dikategorikan sangat efektif.
Berdasarkan data hasil penelitian yang berkaitan dengan pelayanan
pendaftaran peserta adalah sebagai berikut:
Tabel. 4.45
Rekapitulasi pelayanan pendaftaran peserta
No Pernyataan Kategori Skor
1 Letak meja registrasi mudah diketahui Efektif 3,24
2 Sebelum memasuki ruangan program
bicara buku, saya melakukan
pendaftaran terlebih dahulu
Sangat
efektif
3,37
Skor total 6,61
Skor rata-rata 3,31
6. Kondisi dan ruangan program bicara buku
Penciptaan ruangan sangat berpengaruh dalam suatu program bicara
buku, penciptaan ruangan ini merupakan salah satu strategi didalam
kegiatan program bicara buku untuk menarik pemustaka mengunjungi
perpustakaan. Perpustakaan harus bisa menciptakan suasana yang baik
melalui penciptaan ruangan, agar dapat memberikan kenyamanan pada
setiap pemustaka yang datang ke program bicara buku di perpustakaan
tersebut. Karena pengaturan ruangan menentukan keberhasilan dalam
berinteraksi dengan peserta, dan memungkinkan peserta mengikuti acara
bedah buku dengan lebih nyaman.71
Dari hasil data yang diperoleh, suara
soundsytem program bicara buku sudah jelas memperoleh skor tertinggi
yaitu 3,35, dan skor ini dinilai sangat efektif. Tetapi untuk masalah
waktu, peserta belum merasakan waktu berjalannya program bicara buku
sudah sesuai dengan waktu yang telah ditetapkan. Hal ini dikarenakan
71
Carnegie, Cara Untuk Mengadakan Rapat Konferensi Dan Diskusi, p. 42–43.
108
memperoleh skor yang sangat kecil yaitu 2,93. Di dalam acara program
bicara buku juga terdapat sesi tanya jawab antara pembicara dengan
peserta. Pembicara yang dimaksud disini adalah penulis, wakil rakyat dan
orang yang ahli dalam bidang tersebut. Pernyataan ini mendapatkan skor
tertinggi kedua setelah soundsystem, dengan perolehan skor 3,26. Dari
hasil skor rata-rata rekapitulasi keseluruhan dari kondisi dan ruangan
program bicara buku adalah 3,16, dan skor tersebut dinilai efektif.
Berdasarkan data hasil penelitian yang berkaitan dengan kondisi dan
ruangan program bicara buku adalah sebagai berikut:
Tabel. 4.46
Rekapitulasi kondisi dan ruangan program bicara buku
No Pernyataan Kategori Skor
1 Ruangan bicara buku nyaman Efektif 3,11
2 Suhu ruangan di program bicara sejuk Efektif 3,22
3 Penerangan ruangan di program
bicara buku sudah cukup
Efektif 3,08
4 Suara soundsytem program bicara
buku sudah jelas
Sangat
efektif
3,35
5 Program bicara buku berjalan sesuai
dengan waktu yang telah ditetapkan
Efektif 2,93
6 Tema yang disajikan sudah mencapai
informasi yang dibutuhkan
Efektif
3,17
7 Di dalam program bicara buku,
terdapat pembacaan puisi sebagai
hiburan
Efektif 3,04
8 Saya dapat bertanya kepada penulis,
wakil rakyat dan orang yang ahli
dalam membahas buku yang sedang
dibahas
Efektif 3,26
9 Narasumber menguasai tema yang
sedang dibahas
Efektif 3,24
10 Para panitia ramah kepada pengunjung
program bicara buku
Efektif 3,24
Skor total 31,64
Skor rata-rata 3,16
109
7. Faktor pendukung kunjungan program bicara buku
Program bicara buku yang dilaksanakan di Perpustakaan MPR RI
selain sebagai promosi untuk mengenalkan perpustakaan juga memiliki
faktor pendukung lain agar para peserta ingin mengikuti program bicara
buku. Selain untuk memanfaatkan fasilitas di perpustakaan dan
menambah informasi, beberapa peserta yang mengikuti program bicara
buku juga ada alasan lain untuk datang ke Perpustakaan dan untuk
mengikuti program bicara buku, yaitu antara lain dapat bertemu dengan
sang penulis dan dapat melakukan interaksi melalui tanya jawab dan
berfoto bersama. Dapat bertemu dengan pejabat negara yaitu wakil
rakyat, dan mendapatkan goodie bag sebagai hadiah atas kedatangan ke
Perpustakaan MPR RI dan mengikuti Program bicara buku. Dari 3
kategori antara dapat bertemu dengan penulis, wakil rakyat dan
mendapatkan goodie bag, pernyataan untuk bertemu dengan penulis
mendapatkan skor tertinggi yaitu 3,27, sedangkan untuk pernyataan
mendapatkan goodie bag mendapatkan skor terendah yaitu 2,89. Skor
rata-rata keselurahan dari rekapitulasi faktor pendukung kunjungan
program bicara buku adalah 3,02, dan kategori tersebut dikategorikan
dengan efektif.
Hal ini sesuai dengan data hasil penelitian yang berkaitan dengan
faktor pendukung kunjungan program bicara buku adalah sebagai
berikut:
Tabel. 4.47
Rekapitulasi Faktor pendukung kunjungan program bicara buku
No Pernyataan Kategori Skor
1 Hal yang membuat saya senang Efektif 3,27
110
mengikuti program bicara buku
karena saya dapat bertemu dengan
penulis
2 Hal yang membuat saya senang
mengikuti program bicara buku
karena saya mendapatkan goodie bag
Efektif 2,89
3 Hal yang membuat saya senang
mengikuti program bicara buku
karena saya dapat bertemu dengan
wakil rakyat
Efektif 2,91
Skor total 9,07
Skor rata-rata 3,02
8. Pengetahuan tentang Perpustakaan
Sebagai sebuah unit kerja, perpustakaan terdiri dari berbagai kegiatan
promosi seperti storytelling, pameran dan bedah buku. Kegiatan promosi
yang utama sebagai salah satu cara untuk promosi di Perpustakaan MPR
RI yaitu melalui bicara buku (bedah buku). Melalui kegiatan promosi
perpustakaan ini diharapkan pemustaka atau calon pemustaka dapat
berkunjung kembali ke perpustakaan dan memanfaatkan layanan yang
tersedia untuk memenuhi kebutuhan infromasi yang sesuai dengan yang
diinginkan. Berdasarkan data hasil penelitian, para peserta setelah
mengikuti program bicara buku mengetahui adanya koleksi-koleksi yang
tersedia di Perpustakaan MPR RI mendapatkan skor tertinggi yaitu 3,33,
dan pernyataan ini mendapatkan kategori sangat efektif. Tetapi untuk
masalah pernyataan lokasi yang mudah dijangkau dan diketahui,
mendapatkan skor terendah yaitu 2,84. Berdasarkan hasil dari skor rata-
rata untuk pengetahuan tentang perpustakaan adalah 3,14, dengan
kategori efektif.
111
Tabel. 4.48
Rekapitulasi Pengetahuan tentang Perpustakaan
No Pernyataan Kategori Skor
1 Dengan adanya program bicara buku,
saya mengetahui adanya layanan-
layanan yang tersedia di Perpustakaan
MPR RI
Efektif 3,22
2 Dengan adanya program bicara buku,
saya mengetahui adanya koleksi-
koleksi yang tersedia di Perpustakaan
MPR RI
Sangat
Efektif
3,33
3 Perpustakaan MPR RI memiliki
koleksi yang relevan dan mendukung
tugas pekerjaan
Efektif 3,22
4 Perpustakaan MPR RI memiliki
fasilitas yang memadai, sehingga
dapat dimanfaatkan untuk membantu
tugas pekerjaan
Efektif
3,11
5 Perpustakaan MPR RI lokasinya
mudah dijangkau dan diketahui
Efektif
2,84
Skor total 15,72
Skor rata-rata 3,14
Dengan demikian tingkat efektifitas penerapan layanan interaktif
program bicara buku melalui promosi melalui penggunaan media, tujuan
dan manfaat program bicara buku, penyampaian pembicara pada
program bicara buku, proses penerimaan undangan program bicara
buku, pelayanan pendaftaran peserta, kondisi dan ruangan program
bicara buku, faktor pendukung kunjungan program bicara buku dan
pengetahuan tentang Perpustakaan dapat dilihat sebagai berikut:
Tabel 4.49
Rekapitulasi Keseluruhan Program Bicara Buku
No Pernyataan Kategori Skor
1 Promosi melalui penggunaan media Efektif 2,75
2 Tujuan dan manfaat program bicara
buku
Efektif 2,93
3 Penyampaian pembicara pada
program bicara buku
Efektif 3,12
4 Proses penerimaan undangan
program bicara buku
Efektif 2,64
112
5 Pelayanan pendaftaraan peserta Sangat Efektif 3,31
6 Kondisi dan ruangan program bicara
buku
Efektif 3,16
7 Faktor pendukung kunjungan
program bicara buku
Efektif
3,02
8 Pengetahuan tentang perpustakaan Efektif 3,14
Total rata-rata keseluruhan adalah
(Efektif)
Berdasarkan data pada tabel diatas dapat diketahui skor rata-rata
keseluruhan program bicara buku dalam promosi melalui penggunaan
media skor rata-ratanya adalah 2,73 yang menyatakan efektif. Untuk
pernyataan tujuan dan manfaat program bicara buku skor rata-ratanya
adalah 2,93 yang menyatakan efektif. Sedangkan pernyataan
penyampaian pembicara program bicara buku skor rata-ratanya adalah
3,12 yang menyatakan efektif. Untuk proses penerimaan undangan
program bicara buku skor rata-ratanya adalah 2,64 yang menyatakan
efektif. Sedangkan pelayanan pendaftaran peserta skor rata-ratanya 3,31
yang menyatakan efektif. Untuk kondisi dan ruangan program bicara
buku skor rata-ratanya adalah 3,16 yang menyatakan efektif. Sedangkan
untuk faktor pendukung kunjungan program bicara buku skor rata-
ratanya adalah 3,02 yang menyatakan efektif. Dan pengetahuan tentang
perpustakaan skor rata-ratanya adalah 3,14 yang menyatakan efektif.
Berdasarkan hasil skor rata-rata dari keseluruhan program bicara
buku di Perpustakaan MPR RI dapat diketahui skor rata-rata
keseluruhannya yaitu 3,03 yang menyatakan efektif. Dengan demikian
dapat disimpulkan bahwa program bicara buku yang dilakukan oleh
113
Perpustakaan MPR RI adalah efektif karena berada pada skala interval
2,52 – 3,27. Berikut merupakan hasil grafiknya:
Gambar 4.1 Skor nilai keseluruhan program bicara buku di Perpustakaan RI
2,73 2,93
3,12
2,64
3,31 3,16 3,02 3,14 3,03
0
0,5
1
1,5
2
2,5
3
3,5
Skor nilai keseluruhan program bicara buku di
Perpustakaan MPR RI
Skor nilai keseluruhan
114
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan data yang diperoleh melalui kuesioner, wawancara dan
observasi, maka penulis dapat mengambil kesimpulan bahwa:
1. Secara umum pelaksanaan program bicara buku yang telah dilakukan
oleh Perpustakaan MPR RI, melalui promosi media, tujuan dan manfaat,
penyampaian pembicara untuk menyampaikan materi, proses penerimaan
undangan, pelayanan pendaftaraan peserta, kondisi dan ruangan, faktor
pendukung kunjungan program bicara buku dan pengetahuan tentang
perpustakaan sudah berada pada tingkatan efektif, yaitu dengan skor 3,03
(skala 4).
2. Kendala yang dihadapi Perpustakaan MPR RI dalam melakukan kegiatan
program bicara buku antara lain susahnya mencari wakil rakyat sebagai
pembahas untuk mengisi di program bicara buku, dan kurangnya peserta
saat program bicara buku berlangsung.
B. Saran
Dari penelitian yang dilakukan maka ada beberapa saran dari penulis, yaitu:
1. Berdasarkan data dari hasil penelitian, skor untuk promosi melalui mulut
ke mulut atau melalui teman mendapatkan skor tertinggi dibandingkan
dengan promosi yang lain, yaitu 3,04. Sehingga perlu ditingkatkan lagi
promosi melalui metode ini.
115
2. Program bicara buku ini perlu untuk dipertahankan dan di tingkatkan
kembali, supaya perpustakaan dapat dimanfaatkan oleh pemustaka.
3. Penempatan gedung perpustakaan diusahakan jangan di basement, karena
menyulitkan pemustaka untuk mencari dan mengunjungi perpustakan hal
ini mengakibatkan pemustaka mengeluhkan sulitnya mencari gedung
perpustakaan di MPR RI.
4. Untuk penelitian selanjutnya, diharapkan dapat meneliti program bicara
buku sebagai sarana promosi di Perpustakaan MPR RI.
116
DAFTAR PUSTAKA
Aipasha, Muhammad Jevi Rian. “Efektifitas Radio Frequency Identification (
RFID) Di Kelompok Layanan Terbuka Perpustakaan Nasional Republik
Indonesia,” Jurnal Ilmu Perpustakaan Universitas Diponegoro, Vol 1 No 1
(2012).
Arumi, Ratih. “Efektivitas Layanan Perpustakaan Sekolah Di SLB Wacana Asih
Padang,” Jurnal Ilmu Perpustakaan dan Kearsipan, Vol 4 No 1 (September
2015).
Badan Standarisasi Nasional (BSN), Standar Nasional Indonesia (SNI)
7496:2009 Perpustakaan Khusus Instansi Pemerintah. Jakarta: Badan
Standarisasi Nasional, 2009.
Baker, Jennifer. “Booktalking for Adult,” Williamsburg Regional Library, Vol 49
No. 3 (2013).
Basuki, Sulistyo. “Sistem Pengelolaan Perpustakaan Khusus Kedinasan,” Baca:
Jurnal Dokumentasi dan Informasi, Vol 16 No. 1-6 (1991).
Carnegie, Dr. Dale. Cara Untuk Mengadakan Rapat Konferensi Dan Diskusi.
Bandung: “Gaya” (Gayajana) Press, 1981.
Danim, Sudarwan. Metode Penelitian Untuk Ilmu-Ilmu Prilaku. Jakarta: Bumi
Aksara, 2004.
Departemen Pendidikan Nasional dan Kebudayaan. “Kamus Besar Bahasa
Indonesia (KBBI).” Jakarta: Balai Pustaka, 2007.
Healy, Anna. “Giving Readers A Voice: Book Discussion Group,” International
Journal of Educational Research, Vol 11 No. 04 (March 2002).
Ilyas, Muhammad. “Analisis Kualitas Pelayanan Koleksi Khusus Di Perpustakan
Nasional Republik Indonesia Berdasarkan Metode Libqual+TM,” Jurnal
Ilmu Perpustakaan Universitas Diponegoro, Vol 5 No 2 (April 2016).
Indah, Rosiana Nurwa. “Kebutuhan Informasi Anak Jalanan Di Kota Semarang
(Studi Kasus Anak Jalanan Kawasan Simpang Lima Dan Tugu Muda),”
Jurnal Ilmu Perpustakaan dan Informasi (JIPI), Vol 2 No 1 (2017).
117
Institute of Museum and Library Services. “Why Booktalks,” International
Journal of Educational Research, Vol 3 No. 2 (2014).
Khatibah, MA. “Perpustakaan Sebagai Gudang Ilmu Pengetahuan Dan
Informasi,” Jurnal Iqra, 07, no. 01 (Mei 2016).
Lubis, Martani. Teori Organisasi. Bandung: Ghalia Indonesia, 1987.
M.A, Prof. Dr. BP. Sitepu. “Teknik Menyusun Resensi Buku,” Jurnal Pendidikan
Penabur, No. 20 tahun 12 (June 2013).
Made, Tegeh. Seminar Pendidikan. Singaraja: Undiksha Press, 2013.
Maryam. S. “Efektivitas Penyebaran Informasi Di Bidang Pertanian Melalui
Perpustakaan Digital (Kasus Pusat Perpustakaan Dan Penyebaran
Teknologi Pertanian),” Jurnal Komunikasi Pembangunan, Vol 07, No. 01
(February 2009).
Masriah, Siti. “Gaya Kepempipinan Dalam Memberikan Motivasi Pustakawan Di
UPT Perpustakaan UNISSULA SEMARANG,” Jurnal Ilmu Perpustakaan
dan Informasi (JIPI), Vol 2 No 1 (2017).
Muray, Sheila L. How to Organize and Manage A Seminar. Prentice Hall:
Englewood Cliffs, 1983.
Mustafa, Badollahi. Promosi Jasa Perpustakaan. Universitas Terbuka:
Depdikbud, 1996.
Mustofa. “Promosi Perpustakaan Melalui Media Sosial: Best Practice,” Jurnal
Publis, Vol 1 No 2 (2017).
Nazir, Moh. Metode Penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia, 1988.
Nurudin. Kiat Merensensi Buku Di Media Cetak. Jakarta: Murai Kencana, 2009.
Pariata, Westra. Aneka Sari Ilmu Administrasi. Yogyakarta: Balai Pembinaan
Administrasi, 1980.
Perpustakaan Nasional RI. “Perpustakaan Nasional RI, „Standar Perpustakaan
Nasional,‟” April 20, 2017.
http://www.pnri.go.id/iFileDownload.aspx?ID=Attachment%%CPedoman%5stan
dar%20nasional%20perpustakaan-sekolah.pdf.
118
Rangkuti, Freddy. “Strategi Promosi Yang Kreatif & Analisa Kasus Integratif
Marketing Communication,” Jurnal Iqra, Vol 07 No 1 (Mei 2016).
Rangkuti, Lailan Azizah. “Kurangnya Kegemaran Membaca Di Perpustakaan,”
Jurnal Iqra, Vol 07 No 1 (Mei 2016).
Riyanto, Budiman dan Agus. Kapita Selekta Kuesioner: Pengetahuan Dan Sikap
Dalam Penelitian Kesehatan. Jakarta: Salemba Medika, 2014.
Riza, Faizal Ahmad Adhy. “Strategi Promosi Perpustakaan Khusus (Studi Pada
Perpustakaan Bank Indonesia Surabaya),” Jurnal Administrasi Publik
(JAP), Vol 3 No 12 (2015).
Samad, Daniel. Dasar-Dasar Merensensi Buku. Jakarta: Grasindo, 1997.
Sami, Abdus. Al-Qur’an Ku Dengan Tajwid Blok Warna: Disertai Terjemahan.
Jakarta: Lautan Lestari, 2009.
Saputra, Toro Rizky Yuda. “Persepsi Pemustaka Terhadap Pemutaran Musik Di
Ruang Baca Perpustakaan Kota Salatiga,” Jurnal Ilmu Perpustakaan
Universitas Diponegoro, Vol 3 No 4 (Oktober 2014).
Sartika, Euis. “Pengolahan Data Berskala Ordinal,” Jurnal Administrasi Bisnis,
Vol 2 (March 2010).
Soeharto, Irawan. Metode Penelitian Sosial. Bandung: Remaja Rosdakarya, 1999.
Sudijana, Hiasinta Sintawati. “Kamus Lengkap Inggris-Indonesia.” Jakarta:
Karisma Publishing Group, 2006.
Suharsimi, Arikunto. Manajemen Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta, 2000.
Sukardi. Metodelogi Penelitian Pendidikan: Kompetensi Dan Prakteknya. Jakarta:
Bumi Aksara, 2008.
Surachman, Arif. “Manajemen Perpustakaan Khusus,” Jurnal Perpustakaan Pusat
Studi Keamanan dan Perdamaian UGM, Vol 4 no 2 (Oktober 2013).
Susanta. “Sikap: Konsep Dan Pengukuran,” Jurnal Administrasi Bisnis, Vol 2
(January 2006).
119
Susilawati, Endang. “Kurangnya Minat Berkunjung Peserta Didik SMK Negeri 9
Padang Ke Perpustakaan,” Jurnal Ilmu Informasi Perpustakaan dan
Kearsipan, Vol 2 No 1 (September 2013).
Tambunan, Kamariah. “Kajian Perpustakaan Khusus Dan Sumber Informasi Di
Indonesia,” Baca: Jurnal Dokumentasi dan Informasi, Vol 34 No 1 (June
2013).
Totteredell, Harry, Bird, Jean. The Effective Library: Report of the Hillington
Project on Public Library Effectiveness. London: The Library Association,
1976.
UUD RI Nomor 43 Tahun 2007 Tentang Perpustakaan Bab 8 Bagian Kelima, n.d.
Warsito, Hermawan. Pengantar Metodelogi Penelitian: Buku Panduan
Mahasiswa. Jakarta: Gramedia, 1992.
Widya, Murti Yekti. Efektifitas Temu Kembali Dokumentasi Foto Digital Di
Bagian Desk Foto Surat Kabar Suara Merdeka Jawa Tengah. Semarang:
FIB UNDIP, 2012.
Winarno, Agus. Promosi Membaca Melalui Pameran Buku Disajikan Dalam
Seminar Nasional Promosi Gemar Membaca. Jakarta: ASEAN, 1994.
LAMPIRAN
KUESIONER PENELITIAN
Kepada Yth.
Pengunjung Perpustakaan MPR RI
Dalam rangka menyelesaikan skripsi pada program studi Ilmu
Perpustakaan, Fakultas Adab dan Humaniora, Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta, penulis bermaksud mengadakan sebuah penelitian yang
berjudul “Efektifitas Penerapan Layanan Interaktif Program Bicara Buku di
Perpustakaan MPR RI”. Untuk itu penulis membutuhkan data yang penulis
peroleh dengan adanya kerjasama dari anda dengan mengisi kuesioner ini.
Semua jawaban yang anda berikan terjamin kerahasiaannya dan hanya
dipergunakan untuk penelitian ini. Kerjasama anda dalam menjawab pertanyaan-
pertanyaan dalam kuesioner ini merupakan bantuan yang sangat berarti bagi
penulis dalam penelitian ini.
Atas bantuan dan partisipasi dari anda, penulis mengucapkan terima kasih.
Petunjuk Pengisian:
1. Diharapkan kesediaan Saudara/i memberikan jawaban atas pertanyaan-
pertanyaan pada kuisioner ini dengan benar.
2. Silahkan menjawab semua pertanyaan dengan memberikan tanda ceklis
() pada salah satu kolom yang tersedia. Dengan angka 1 adalah terendah,
4 adalah tertinggi, lebih jelasnya skor penilaian sebagai berikut:
Skala 1: Sangat Tidak Setuju
Skala 2: Tidak Setuju
Skala 3: Setuju
Skala 4: Sangat Setuju
No. Responden:
Tanggal Pengisian:
I. Identitas Responden
Nama : …………………………………… (boleh tidak diisi)
Jenis Kelamin : Laki-laki Perempuan
Pekerjaan : ……………………………………
Status Pendidikan : SMA D3 S1
S2 S3
Frekuensi kunjungan ke Perpustakaan MPR RI: 1 bulan sekali
2 bulan sekali
Diatas 2 bulan sekali
II. Pendapat pemustaka terhadap Program Bicara buku di Perpustakaan
MPR RI
No Pertanyaan SS
4
S
3
TS
2
STS
1
1 Saya mengetahui adanya program bicara buku di
Perpustakaan MPR RI melalui pamflet yang ditempel di
sekitar perpustakaan.
2 Saya mengetahui adanya program bicara buku di
Perpustakaan MPR RI melalui Media Sosial (Facebook,
website, Twitter, Instagram).
3 Saya mengetahui adanya program bicara buku di
Perpustakaan MPR RI melalui pameran.
4 Saya mengetahui adanya program bicara buku di
Perpustakaan MPR RI melalui teman.
5 Tujuan saya mengikuti program bicara buku adalah untuk
menambah informasi dan mengetahui makna yang terkandung
dalam buku yang sedang dibahas.
6 Tujuan saya mengikuti program bicara buku adalah untuk
ikut berdiskusi dengan pembaca yang lain.
7 Tujuan saya mengikuti program bicara buku adalah untuk
mengetahui kelebihan dan kekurangan dari isi buku yang
sedang dibahas.
8 Setelah saya mengikuti program bicara buku, ilmu yang saya
dapat langsung saya praktekan ke dalam kehidupan sehari-
hari.
9 Pembicara pada program bicara buku menyampaikan materi
dengan menarik.
10 Pembicara pada program bicara buku menyampaikan materi
dengan jelas.
11 Saya menerima undangan program bicara buku seminggu
sebelum acara dilaksanakan.
12 Saya menerima undangan program bicara buku melalui email.
13 Saya menerima undangan program bicara buku melalui
whatsapp.
14 Letak meja registrasi mudah diketahui
15 Sebelum memasuki ruangan program bicara buku, saya
melakukan registrasi terlebih dahulu.
16 Ruangan bicara buku nyaman.
17 Suhu ruangan di program bicara buku sejuk
18 Penerangan ruangan di program bicara buku sudah cukup.
19 Suara Soundsytem program bicara buku sudah jelas
20 Program bicara buku berjalan sesuai dengan waktu yang telah
ditetapkan.
21 Tema yang disajikan sudah mencapai informasi yang
dibutuhkan.
22 Di dalam Program bicara buku, terdapat pembacaan puisi
sebagai hiburan.
23 Saya dapat bertanya kepada penulis, wakil rakyat dan orang
yang ahli dalam membahas buku yang sedang dibahas.
24 Narasumber menguasai tema yang sedang di bahas
25 Para panitia ramah kepada pengunjung program bicara buku.
26 Hal yang membuat saya senang mengikuti program bicara
buku karena saya dapat bertemu dengan penulis.
27 Hal yang membuat saya senang mengikuti program bicara
buku karena saya mendapatkan goodie bag.
28 Hal yang membuat saya senang mengikuti program bicara
buku karena saya dapat bertemu dengan wakil rakyat.
29 Dengan adanya program bicara buku, saya mengetahui
adanya layanan-layanan yang tersedia di Perpustakaan MPR
RI.
30 Dengan adanya program bicara buku, saya mengetahui
adanya koleksi-koleksi yang tersedia di Perpustakaan MPR
RI.
31 Perpustakaan MPR RI memiliki koleksi yang relevan dan
mendukung tugas pekerjaan.
32 Perpustakaan MPR RI memiliki fasilitas yang memadai,
sehingga dapat dimanfaatkan untuk membantu tugas
pekerjaan.
33 Perpustakaan MPR RI lokasinya mudah dijangkau dan
diketahui.
Wawancara dengan Narasumber Pustakawan Perpustakaan MPR RI (Mba
Nena)
1. Siapa saja target utama dalam kegiatan program bicara buku?
“Mahasiswa, Pustakawan dari Perpustakaan khusus lain, Ormas, sama
komunitas-komunitas yang berhubungan dengan tema”.
2. Tujuan diadakan dari program bicara buku untuk apa?
“Untuk mempromosikan adanya Perpustakaan di MPR, memperkenalkan
kinerja-kinerja perpustakaan. Seperti: produk-produk yang tersedia di
perpustakaan ada apa aja. Produk-produknya itu risalah rapat, sidang,
UUD, koleksi pustaka akademik, buku khusus MPR, UUD terbaru,
amandemen, sosialisasi 4 pilar dan fasilitas.
3. Kendala apa saja dalam pelaksanaan program bicara buku?
“Kendalanya yang pertama itu pembicara de, karena kan acara kita
pembicaranya menggunakan wakil rakyat. Jadi susah mencari anggota,
karena biasanya para anggota memiliki acara dan kegiatan lain, misalnya
reses yaitu dinas keluar kota. Dan kadang waktunya bentrok sama acara
kita. Misalnya kita kan udah hubungin beliau jauh-jauh hari, dan tiba-tiba
dapat kabar kalo beliau mendadak gabisa ngisi acara kita karena ada acara
lain, atau harus keluar kota. Yaudah salah satunya kita cari anggota lain
yang paham sama tema yang bakal kita bahas nanti. Tapi kalo ga dapat
juga, yaudah berati kita ga make anggota buat di tema itu. Tapi kita selalu
usahain sebisa mungkin biar ada anggotanya pas acara. Terus kalo kendala
yang kedua itu kekurangan peserta de, jadi kita pernah ngalamin yang
namanya kekurangan peserta dengan jumlah yang engga maksimal. Yang
datang ke program bicara buku ini dikit, kan sayang aja gitu acaranya
udah bagus, narasumbernya juga udah bagus-bagus tapi yang ikut dikit.
Jadi ngerasa ga maksimal aja gitu acaranya, ga rame deh ga enak ”
4. Media apa yang digunakan untuk mempromosikan Program bicara buku?
“Kalo promosi acara ini kita lewat medsos, twitter, facebook, instagram,
WhatsApp ke group Perpustakaan Khusus karena kita kan ada group
perpustakaan khusus, sama email sih. Tapi kalo email, biasanya by request
misalnya kirim ke email aja deh deh, kaya gitu”.
5. Setelah diadakan program bicara buku, apakah berpengaruh terhadap
kunjungan pemustaka ke perpustakaan MPR RI?
“Berpengaruh sih, karena yang tadinya gatau jadi tau kalo di MPR ada
Perpustakaan, dan mereka suka nanya perpustakaan ini bisa dikunjungi
hari apa aja sih bolehnya, terus boleh minjem buku atau ga, syaratnya apa
aja. Dan biasanya mereka bakal datang kesini lagi”.
6. Berapa jumlah pemustaka yang datang ke perpustakaan setiap harinya?
“Engga nentu de, kadang 5 orang kadang juga 10 orang. Tapi kalo lagi ada
kunjungan pustaka banyak yang datang biasanya 100 orang”.
7. Menurut anda apakah program bicara buku ini sudah efektif sebagai
promosi Perpustakaan MPR RI?
“Efektif, karena kan ada medianya. Kita kerjasama dengan para media
contohnya dari rakyat merdeka online, kompas, dan kadang diliput tv luar
juga, misalnya Alinea tv, Nusantara tv, MU tv, Tv Parlemen. Nah kalo
kamu mau liat beritanya, kamu bisa liat di google terus searching people
matter bicara buku bersama wakil rakyat nah disitu udah banyak banget
berita yang membahas tentang program ini. Nah semakin banyak yang
buat berita tentang program ini, dan banyak yang baca maka program ini
semakin banyak yang tau dan datang kesini”.
8. Menurut anda faktor apa yang menyebabkan pemustaka jarang berkunjung
ke perpustakaan MPR RI?
“Karena lokasi kita sih yang kurang strategis, area untuk masuk ini kan
juga susah kalo ga ada kepentingan, sama jauh dari area keramean sih de
karena kita kan di basement. Mungkin kalo lokasi kita di tempat keramean
mungkin banyak juga yang bakal dateng kesini walaupun cuman sekedar
duduk sama wifian”.
Undangan Program Bicara Buku
\
Pelayanan Pendaftaran Peserta Proses Pembelian Buku
Bertemu Penulis untuk berfoto dan meminta tanda tangan
Saat Program Bicara Buku Berlangsung
Suasana dan kondisi di Perpustakaan MPR RI
Koleksi buku, CD dan Kaset Perpustakaan MPR RI
OPAC Perpustakaan MPR RI
BIODATA PENULIS
DYTA MEDINA. Lahir di Jakarta pada tanggal 21
Februari 1995, putri kedua dari Ayahanda Muhammad
Sani dan Ibunda Cucu Nurjanah. Penulis bertempat
tinggal di Jln. Mampang Prapatan 2 gang P Al-Mustakim
RT/RW: 007/02 No. 19 Jakarta Selatan. Penulis
menyelesaikan pendidikan dasar di MI Al-Khairiyah
(2007), kemudian melanjutkan sekolah menengah
pertamanya di MTs. Al-Khairiyah (2010), dan sekolah
menengah atas di SMAN 60 Jakarta (2013). Pada tahun
yang sama penulis melanjutkan pendidikannya pada
Program Studi (S1) Ilmu Perpustakaan pada Fakultas
Adab dan Humaniora UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Penulis menyelesaikan
kuliahnya dengan menulis skripsi berjudul “Efektifitas Penerapan Layanan
Interaktif Program Bicara Buku di Perpustakaan MPR RI”. Penulis pernah
menjalani Praktek Kerja Lapangan (PKL) di Perpustakaan Hukum Daniel S. Lev,
magang di Perpustakaan Kementerian Pertanian dan pernah menjabat sebagai
sekretaris di kelompok Cocos nucifera Kuliah Kerja Nyata (KKN) di Desa Jambe,
Kec. Jambe, Tangerang, Banten (tahun 2016) selama satu bulan.