Efek Sedatif.docx

16
PRAKTIKUM V EFEK SEDATIF A. Tujuan Mahasiswa dapat mengetahui efek sedatif obat terhadap aktivitas lokomotor hewan percobaan pada rotarod berdasarkan pengamatan jumlah jatuhnya hewan percobaan. B. Dasar Teori Hipnotika dan sedativa adalah obat depresan Susunan Saraf Pusat (SSP) yang tidak selektif, efek mulai ringan-berat (hilangnya kesadaran, anestesi, koma, mati). Sedativa digunakan dalam pengobatan cemas. Hipnotika digunakan untuk pengobatan insomnia. Ada yng berfungsi antikonvulsan: klorazepat, diazepam, fenobarbital. Hipnotika atau obat tidur adalah zat-zat yang dalam dosis terapeutik diperuntukkan untuk mempermudah atau menyebabkan tidur. Hipnotika menimbulkan rasa kantuk, mempercepat tidur, dan sepanjang malam mempertahakan keadaan tidur yang yang menyerupai tidur alamiah. Secara ideal obat tidur tidak memiliki aktivitas sisa pada keesokan harinya (Tjay, 2013). Perkataan hipnotika berasal dari bahasa Yunani (hypnos = tidur). Jadi, obat tidur yaitu obat yang diberikan dalam dosis pengobatan dapat mempermudah tidur atau menyebabkan tidur. Melihat dari definisi tersebut di atas, sebenarnya obat tidur hampir sama

Transcript of Efek Sedatif.docx

Page 1: Efek Sedatif.docx

PRAKTIKUM V

EFEK SEDATIF

A. Tujuan

Mahasiswa dapat mengetahui efek sedatif obat terhadap aktivitas

lokomotor hewan percobaan pada rotarod berdasarkan pengamatan jumlah

jatuhnya hewan percobaan.

B. Dasar Teori

Hipnotika dan sedativa adalah obat depresan Susunan Saraf Pusat (SSP)

yang tidak selektif, efek mulai ringan-berat (hilangnya kesadaran, anestesi, koma,

mati). Sedativa digunakan dalam pengobatan cemas. Hipnotika digunakan untuk

pengobatan insomnia. Ada yng berfungsi antikonvulsan: klorazepat, diazepam,

fenobarbital. Hipnotika atau obat tidur adalah zat-zat yang dalam dosis terapeutik

diperuntukkan untuk mempermudah atau menyebabkan tidur. Hipnotika

menimbulkan rasa kantuk, mempercepat tidur, dan sepanjang malam

mempertahakan keadaan tidur yang yang menyerupai tidur alamiah. Secara ideal

obat tidur tidak memiliki aktivitas sisa pada keesokan harinya (Tjay, 2013).

Perkataan hipnotika berasal dari bahasa Yunani (hypnos = tidur). Jadi, obat

tidur yaitu obat yang diberikan dalam dosis pengobatan dapat mempermudah tidur

atau menyebabkan tidur. Melihat dari definisi tersebut di atas, sebenarnya obat

tidur hampir sama dengan obat penenang. Perbedaannya: Obat tidur dalam dosis

pengobatan langsung dapat menyebabkan tidur, sedang obat penenang dalam dosis

pengobatan tidak menyebabkan tidur. Hipnotika atau obat tidur adalah zat yang

umumnya diberikan pada malam hari dengan tujuan untuk mempertinggi

keinginan faal dan normal untuk tidur, mempermudah atau menyebabkan tidur.

Jika hipnotika diberikan dalam dosis yang lebih rendah dari dosis terapinya, maka

obat tersebut berfungsi sebagai sedativa (menenangkan) dan umumnya diberikan

pada siang hari. Sedativa adalah obat yang dalam dosis lebih rendah dari terapi

yang diberikan pada siang hari untuk tujuan menenangkan. Sedativa termasuk ke

dalam kelompok psikoleptika yang mencakup obat-obat yang menekan atau

menghambat sistem saraf pusat. Sedativa berfungsi menurunkan aktivitas,

mengurangi ketegangan, dan menenangkan penggunanya. Sedativa adalah obat-

obatan yang menciptakan ketenangan dan pengurangan rasa sakit dan/atau

kecemasan, digunakan bersama dengan anestesi lokal untuk prosedur minor,

Page 2: Efek Sedatif.docx

seperti endoskopi atau perawatan gigi, atau sebelum anestesi umum. Hipnotika dan

sedativa merupakan golongan obat pendepresi Susunan Saraf Pusat(SSP).

Efeknya bergantung dosis, mulai dari ringan, yaitu menyebabkan tenang atau

kantuk, menidurkan, hingga berat yaitu kehilangan kesadaran, keadaan anestesi,

koma, dan mati. Obat-obatan hipnotika dan sedativa adalah istilah untuk obat-

obatan yang mampu mendepresi sistem saraf pusat. Sedativa adalah substansi yang

memiliki aktivitas moderate yang memberikan efek menenangkan, sementara

hipnotika adalah substansi yang dapat memberikan efek mengantuk dan dapat

memberikan onset, serta mempertahankan tidur (Tjay, 2013). Penggolongan suatu

obat ke dalam jenis hipnotika dan sedativa menunjukkan bahwa kegunaan

terapeutik utamanya adalah menyebabkan sedasi (dengan disertai hilangnya rasa

cemas) atau menyebabkan kantuk. Hipnotika dan sedativa sering kali diresepkan

untuk gangguan tidur karena termasuk ke dalam obat-obatan penekan sistem saraf

pusat yang dapat menimbulkan depresi (penurunan aktivitas fungsional) dalam

berbagai tingkat dalam Sistem Saraf Pusat (Goodman and Gilman, 2006).

Efek hipnotika meliputi depresi Sistem Saraf Pusat yang lebih kuat

daripada sedasi, hal ini dapat dicapai dengan semua obat sedativa dengan

peningkatan dosis. Depresi Sistem Saraf Pusat yang bergantung pada tingkat dosis

merupakan karakteristik dari hipnotika dan sedativa. Dengan peningkatan dosis

yang diperluka untuk hipnotika dapat mengarah kepada keadaan anestesi umum.

Masih pada dosis yang tinggi, obat hipnotika dan sedativa dapat mendepresi pusat-

pusat pernafasan dan vasomotor di medulla, yang dapat mengakibatkan koma dan

kematian. Bentuk yang paling ringan dari penekanan Sistem Saraf Pusat adalah

sedasi, dimana penekanan Sistem Saraf Pusat tertentu dalam dosis yang lebih

rendah dapat menghilangkan respon fisik dan mental, tetapi tidak mempengaruhi

kesadaran. Sedativa terutama digunakan pada siang hari, dengan meningkatkan

dosis dapat menimbulkann efek hipnotika. Jika diberikan dalam dosis yang tinggi,

obat-obat hipnotika dan sedativa mungkin dapat mencapai anestesi (Katzung,

2002).

Page 3: Efek Sedatif.docx

3 ekor mencit

Ditandai mencit A, B, C serta timbang BB mencit.Hewan uji ditempatkan pada rotarod selama 2 menit untuk adaptasi.Ditunggu sekitar 10 menit untuk memulai pengamatan.Hewan uji ditempatkan lagi pada rotarod pada menit ke-10, 15, 25, 40, dan 60 selama 2 menit.Dicatat berapa kali hewan uji terjatuh dari rotarod.Diuji dengan statistik analisa uraian pola searah dengan taraf kepercayaan 95 %.

Hasil pengamatan

C. Alat dan Bahan

1. Alat

Spuit injeksi (1 mL)

Jarum oral (ujung tumpul)

Sarung tangan

rotarod

Stopwatch

2. Bahan

Diazepam

CTM

9 ekor mencit

D. Cara Kerja

1. Perlakuan tanpa obat

Page 4: Efek Sedatif.docx

3 ekor mencit

Ditandai mencit A, B, C serta timbang BB mencit.Hewan uji ditempatkan pada rotarod selama 2 menit untuk adaptasi.Hewan uji diberikan CTM p.o.Ditunggu sekitar 10 menit untuk memulai pengamatan.Hewan uji ditempatkan lagi pada rotarod pada menit ke-10, 15, 25, 40, dan 60 selama 2 menit.Dicatat berapa kali hewan uji terjatuh dari rotarod.Diuji dengan statistik analisa uraian pola searah dengan taraf kepercayaan 95 %.

Hasil pengamatan

3 ekor mencit

Ditandai mencit A, B, C serta timbang BB mencit.Hewan uji ditempatkan pada rotarod selama 2 menit untuk adaptasi.Hewan uji diberikan Diazepam p.o.Ditunggu sekitar 10 menit untuk memulai pengamatan.Hewan uji ditempatkan lagi pada rotarod pada menit ke-10, 15, 25, 40, dan 60 selama 2 menit.Dicatat berapa kali hewan uji terjatuh dari rotarod.Diuji dengan statistik analisa uraian pola searah dengan taraf kepercayaan 95 %.

Hasil pengamatan

2. Pemberian CTM p.o

3. Pemberian Diazepam p.o

Page 5: Efek Sedatif.docx

E. Hasil Pengamatan

1. Perlakuan tanpa obat

Tabel 1.1 Jumlah jatuhnya mencit tanpa obat dari rotarod

Percobaan

Mencit

Jumlah Jatuhnya Mencit dari Rotarod

Menit ke-10 Menit ke-15 Menit ke-25 Menit ke-40 Menit ke-60

Mencit A 8 1 3 3 2

Mencit B 3 1 2 5 3

Mencit C 4 1 2 2 2

Grafik 1.1 Jumlah jatuhnya mencit tanpa obat dari rotarod

Menit ke-10

Menit ke-15

Menit ke-25

Menit ke-40

Menit ke-60

0

1

2

3

4

5

6

7

8

9

Mencit AMencit BMencit C

2. Pemberian CTM p.o

Tabel 2.1 Jumlah jatuhnya mencit yang diberikan CTM p.o dari rotarod

Percobaan

Mencit

Jumlah Jatuhnya Mencit dari Rotarod

Menit ke-10 Menit ke-15 Menit ke-25 Menit ke-40 Menit ke-60

Mencit A 6 0 0 0 1

Mencit B 6 7 6 6 4

Mencit C 7 5 9 3 2

J u m l a h j a t u h

m e n c it

Perlakuan tanpa obat

Page 6: Efek Sedatif.docx

Grafik 2.1 Jumlah jatuhnya mencit yang diberikan CTM p.o dari rotarod

3. Pemberian Diazepam p.o

Tabel 3.1 Jumlah jatuhnya mencit yang diberikan Diazepam p.o dari rotarod

Percobaan

Mencit

Jumlah Jatuhnya Mencit dari Rotarod

Menit ke-10 Menit ke-15 Menit ke-25 Menit ke-40 Menit ke-60

Mencit A 6 12 5 5 5

Mencit B 10 12 9 6 7

Mencit C - - - - -

Grafik 3.1 Jumlah jatuhnya mencit yang diberikan Diazepam p.o dari rotarod

Pemberian CTM p.o

Menit ke-10

Menit ke-15

Menit ke-25

Menit ke-40

Menit ke-60

0

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

Mencit AMencit BMencit CJ u m l a h

j a t u h

m e n c it

Menit ke-10

Menit ke-15

Menit ke-25

Menit ke-40

Menit ke-60

0

2

4

6

8

10

12

14

Mencit AMencit BJ u m l a h

j a t u h

m e n c it

Page 7: Efek Sedatif.docx

4. Data rata-rata perlakuan tanpa obat, pemberian CTM p.o, dan pemberian

Diazepam p.o

Tabel 4.1 Jumlah rata-rata jatuhnya mencit dari rotarod

Waktu Tanpa obat CTM p.o Diazepam p.o

Menit ke-10 5 6 8

Menit ke-15 1 4 12

Menit ke-25 2 5 7

Menit ke-40 3 3 5

Menit ke-60 2 2 6

Grafik 4.1 Jumlah rata-rata jatuhnya mencit dari rotarod

5. Uji statistik analisa varian pola searah dengan taraf kepercayaan 95 %

pada data rata-rata perlakuan tanpa obat, pemberian CTM p.o, dan

pemberian Diazepam p.o

Ho : µ1 = µ2 = µ3 → tidak ada perbedaan bermakna dari jumlah jatuh

mencit dari rotarod antara perlakuan tanpa obat dan

pemberian CTM p.o serta pemberian Diazepam p.o

terhadap jumlah jatuh mencit dari rotarod.

Pemberian Diazepam p.o

Rentang waktu percobaan

Menit ke-10

Menit ke-15

Menit ke-25

Menit ke-40

Menit ke-60

0

2

4

6

8

10

12

14

Tanpa ObatCTM p.oDiazepam p.oJ u m l a h

j a t u h

m e n c it

Page 8: Efek Sedatif.docx

Ha : µ1 ≠ µ2 ≠ µ3 → ada perbedaan bermakna dari jumlah jatuh mencit dari

rotarod antara perlakuan tanpa obat dan pemberian CTM

p.o serta pemberian Diazepam p.o terhadap jumlah jatuh

mencit dari rotarod.

α = 0,05

X1 X2 X3 X12 X2

2 X32

5 6 8 25 36 64

1 4 12 1 16 144

2 5 7 4 25 49

3 3 5 9 9 25

2 2 6 4 4 36

Tc 13 2038

(∑ X)2 = 71

nc 5 5 5 N = 15

∑ kuadrat 43 90 318 ∑ X2 = 451

Keterangan :

X1 = rata-rata jumlah jatuh mencit tanpa obat ; X2 = rata-rata jumlah jatuh

mencit yang diberikan CTM p.o ; X3 = rata-rata jumlah jatuh mencit yang

diberikan Diazepam p.o

nc = jumlah sampel

N = jumlah percobaan

Jumlah kuadrat perlakuan (SST)

SST=∑ [ Tc2

nc]− (∑ x )2

N

SST=[ (13 )2

5+

(20 )2

5+

(38 )2

5 ]− (71 )2

15

SST=402,6−336,06

SST=66,54

Jumlah kuadrat kesalahan (SSE)

SSE=∑ ( X )2−∑ [Tc2

nc]

Page 9: Efek Sedatif.docx

SSE=(5 )2+(1 )2+(2 )2+…+ (6 )2−402,6

SSE=451−402,6

SSE=48,4

Keragaman total (SStotal)

SStotal=SST+SSE

SStotal=66,54+48,4

SStotal=114,94

Tabel Anova

Sumber Keragaman

Jumlah Kuadrat

DerajatBebas

Kuadrat Tengah(1) / (2)

Antar perlakuan SST = 66,54

dK1 = k – 1

= 5 – 1

= 4

MSTR = SST/dK1

= 66,54/4

= 16,64

Kesalahan (dalam

perlakuan)SSE = 48,4

dK2 = N – k

= 15 – 5

= 10

MSE = SSE/dK2

= 48,4/10

= 4,84

SS total 114,94

Fhitung

Fh itung=MSTRMSE

Fh itung=16,644,84

Fh itung=3,44

Kesimpulan

Fhitung = 3,44

Ftabel = 3,4

Fhitung > Ftabel, maka Ho ditolak dan Ha diterima. Artinya ada perbedaan

bermakna dari jumlah jatuh mencit dari rotarod antara perlakuan tanpa obat dan

pemberian CTM p.o serta pemberian Diazepam p.o terhadap jumlah jatuh

mencit dari rotarod.

Page 10: Efek Sedatif.docx

F. Pembahasan

Sedativa adalah obat yang dalam dosis lebih rendah dari terapi yang

diberikan pada siang hari untuk tujuan menenangkan. Sedativa termasuk ke dalam

kelompok psikoleptika yang mencakup obat-obat yang menekan atau menghambat

sistem saraf pusat. Sedativa berfungsi menurunkan aktivitas, mengurangi

ketegangan, dan menenangkan penggunanya. Sedativa adalah obat-obatan yang

menciptakan ketenangan dan pengurangan rasa sakit dan/atau kecemasan,

digunakan bersama dengan anestesi lokal untuk prosedur minor, seperti endoskopi

atau perawatan gigi, atau sebelum anestesi umum. (Tjay, 2013).

Dalam praktikum kali ini dilakukan uji efek sedativa pada penggunaan

CTM p.o (efek samping obat) dan Diazepam p.o yang merupakan golongan

benzodazepin dengan farmakokinetika cepat diserap melalui saluran cerna dan

mencapai puncaknya dalam 1 jam. Diazepam juga dapat melewati plasenta dan

terdaapat dalam sirkulasi fetus.

Uji yang dilakukan pada 9 ekor mencit. 3 ekor mencit digunakan sebagai

kontrol, ditempatkan pada rotarod pada menit ke-10, 15, 25, 40, dan 60 selama 2

menit tanpa diberikan obat untuk dihitung jumlah mencit terjatuh dari atas rotarod.

3 ekor mencit berikutnya dengan perlakuan yang sama tetapi diberikan obat CTM

p.o. Hasilnya waktu jatuh mencit tidak sesuai dengan yang seharusnya, dimana

mencit sama sekali tidak jatuh dari rotarod. Kesalahan ini dimungkinkan karena

adanya kesalahan prosedur sehingga obat tidak mencapai efek yang diinginkan.

Percobaan yang terakhir adalah pemberian Diazepam p.o pada 3 mencit

berikutnya. Pada perlakuan kali ini, satu mencit mati sehingga hanya

menggunakan 2 ekor mencit. Hasil yang ditunjukkan dari perlakuan kali ini,

memberikan hasil yang sesuai, dimana pada menit ke-15 dan menit ke-25 terjadi

peningkatan jumlah jatuhnya mencit dari rotarot yang berarti obat yang masuk

sudah menimbulkan efek.

Dari pengujian statistik analisa varian pola searah dengan taraf

kepercayaan 95 % pada data rata-rata perlakuan tanpa obat, pemberian CTM p.o,

dan pemberian Diazepam p.o diperoleh hasil yang menyatakan bahwa ada

perbedaan bermakna antara beberapa perlakuan yang berbeda terhadap jumlah

Page 11: Efek Sedatif.docx

jatuhnya mencit dari atas rotarod dengan ditunjukkan dengan nilai Fhitung >

Ftabel (3,44 > 3,4).

G. Kesimpulan

Dari praktikum tentang efek sedatif kali ini, maka dapat disimpulkan

bahwa :

1. CTM dan Diazepam adalah obat yang dapat digunakan sebagai sedatif.

2. Dari pengujian statistik analisa varian pola searah dengan taraf kepercayaan 95

% pada data rata-rata perlakuan tanpa obat, pemberian CTM p.o, dan

pemberian Diazepam p.o diperoleh hasil yang menyatakan bahwa ada

perbedaan bermakna antara beberapa perlakuan yang berbeda terhadap jumlah

jatuhnya mencit dari atas rotarod.

Page 12: Efek Sedatif.docx

Daftar Pustaka

Goodman and Gilman. (2006). The Pharmacologic Basis of Therapeutics – 11th

Ed.,McGraw-Hill Companies. Inc, New York.

Katzung, G.Bertram. (2007). Basic & Clinical Pharmacology – 10th Ed. The

McGraw-Hill Companies. Inc, New York.

Tjay, Tan Hoan dan Kirana Rahardja. 2013. Obat-Obat Penting (Khasiat,

Penggunaan, dan Efek-Efek Sampingnya. Jakarta : Departemen Kese-hatan

Republik Indonesia.