EFEK PENCEMARAN PERAIRAN SUNGAI KAMPAR DI … · Magister Sains pada Program Studi Pengelolaan...

113
EFEK PENCEMARAN PERAIRAN SUNGAI KAMPAR DI PROVINSI RIAU TERHADAP IKAN BAUNG (Hemibagrus nemurus) ERLANGGA SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2007

Transcript of EFEK PENCEMARAN PERAIRAN SUNGAI KAMPAR DI … · Magister Sains pada Program Studi Pengelolaan...

Page 1: EFEK PENCEMARAN PERAIRAN SUNGAI KAMPAR DI … · Magister Sains pada Program Studi Pengelolaan Sumberdaya Pesisir dan Laut SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2007.

EFEK PENCEMARAN PERAIRAN SUNGAI KAMPAR DI PROVINSI RIAU TERHADAP IKAN BAUNG

(Hemibagrus nemurus)

ERLANGGA

SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR 2007

Page 2: EFEK PENCEMARAN PERAIRAN SUNGAI KAMPAR DI … · Magister Sains pada Program Studi Pengelolaan Sumberdaya Pesisir dan Laut SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2007.

PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN SUMBER INFORMASI

Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis saya yang berjudul Efek

Pencemaran Sungai Kampar Di Provinsi Riau terhadap Ikan Baung (Hemibagrus

nemurus) adalah hasil karya saya sendiri dan belum diajukan dalam bentuk apa

pun kepada perguruan tinggi manapun. Sumber informasi yang berasal atau

dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah

disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir

tesis ini.

Bogor, Agustus 2007

Erlangga NRP C251050071

Page 3: EFEK PENCEMARAN PERAIRAN SUNGAI KAMPAR DI … · Magister Sains pada Program Studi Pengelolaan Sumberdaya Pesisir dan Laut SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2007.

ABSTRAK

ERLANGGA. Efek Pencemaran Perairan Sungai Kampar Di Provinsi Riau terhadap Ikan Baung (Hemibagus nemurus). Dibimbing oleh ETTY RIANI dan HEFNI EFFENDI.

Muara Sungai Kampar merupakan gabungan dari beberapa aliran sungai besar dan anak sungai yang terdapat di Provinsi Riau. Aliran air yang masuk ke muara Sungai Kampar mengindikasikan banyak mengandung bahan pencemar. Hal ini terjadi karena di sepanjang sungai yang mengalir ke muara Sungai Kampar terdapat banyak pabrik-pabrik atau kegiatan industri yang beroperasi dan membuang limbahnya ke sungai. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan informasi kandungan bahan pencemar dari berbagai aktivitas manusia yang berada di sekitar perairan Sungai Kampar, khususnya bahan pencemar yang ditimbulkan dari aktifitas industri terhadap organisme perairan.

Metode yang digunakan adalah survey lapangan dan melakukan analisa logam berat dengan menggunakan metode AAS, analisa histologi, analisis statistika setiap parameter (air, sedimen dan organ insang dan ginjal ikan baung). Hasil analisa didapatkan bahwa logam berat yaitu kandungan Pb dan Cd yang cukup tinggi terutama pada bagian hulu dan juga telah terakumulasi pada organisme ikan baung. Ini dapat dilihat dari analisa histopatologi pada insang dan ginjal ikan. Pada organ insang dan ginjal ikan baung telah mengalami perubahan bentuk akibat adanya logam berat tersebut. Analisa statisika menunjukkan interaksi yang nyata dengan nilai P > 0,05 antara faktor air, sedimen, insang dan ginjal ikan terhadap stasiun pengamatan (hulu, tengah dan hilir Sungai Kampar). Kandungan logam Cd di perairan Sungai Kampar bedasarkan analisis statistika menunjukkan tidak adanya interaksi antara parameter dengan stasiun pengamatan pada taraf p > 0,05. Ini membuktikan bahwa akibat berbagai aktifitas terutama industri yang membuang limbah yang mengandung logam berat mempengaruhi perubahan kualitas air dan organisme ikan terutama ikan baung. Kata kunci : Sungai Kampar, Logam berat, Ikan baung.

Page 4: EFEK PENCEMARAN PERAIRAN SUNGAI KAMPAR DI … · Magister Sains pada Program Studi Pengelolaan Sumberdaya Pesisir dan Laut SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2007.

ABSTRACT ERLANGGA. Pollution Effect on Kampar River Site Riau Province to Bagridae Fish (Hemibagrus nemurus). Under the direction of ETTY RIANI and HEFNI EFFENDI.

The estuary of Kampar river was the combined of several large river stream and several small river stream in Riau Province. The stream that come in to Kampar estuary site was indicated contains of many polutans. Its problem caused by the many factory and several industrial activity who operated along the river stream then throw they pollutas into the river. This research done to find the information of pollutans evel from severals human activity around the Kampar stream, specialy the effect of industrial pollutan to water organism.

The method of the research is direct survey and AAS heavy metal analized, histology analized, statistical analize to each parameters (water, sediment, gill and kidney of Bagridae fish). The result showns that content of Pb and Cd was so high, specially on uspstream and Bagridae fish. It can be seen from the analize of gills histopatologyc and its kidney. That two organs has been transform cause of the heavy metals accumulation on its body. Statistical analize shown real interaction (P > 0,05) between water, sediment, gills and kidney to the surveying station (upstream, midstream and downstream of Kampar River). The contains of Cd on Kampar stream based on statistical analize shown that no interaction between the parameters and survey station on the level P > 0,05. This prove that several industrial activities who throw the pollutans that contain heavy metal on to the Kampar River was taking effect to the water quality and the organism specially on Bagridae fish. Keyword: Kampar River, Heavy Metal, Bagridae Fish.

Page 5: EFEK PENCEMARAN PERAIRAN SUNGAI KAMPAR DI … · Magister Sains pada Program Studi Pengelolaan Sumberdaya Pesisir dan Laut SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2007.

© Hak cipta milik Institut Pertanian Bogor, tahun 2007

Hak Cipta Dilindungi

Dilarang mengutip dan memperbanyak tanpa ijin tertulis dari

Institut Pertanian Bogor, sebagian atau seluruhnya dalam

bentuk apapun, baik cetak, fotocopy, mikrofilm dan sebagainya

Page 6: EFEK PENCEMARAN PERAIRAN SUNGAI KAMPAR DI … · Magister Sains pada Program Studi Pengelolaan Sumberdaya Pesisir dan Laut SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2007.

EFEK PENCEMARAN PERAIRAN SUNGAI KAMPAR DI PROVINSI RIAU TERHADAP IKAN BAUNG

(Hemibagrus nemurus)

ERLANGGA

Tesis

sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

Magister Sains pada

Program Studi Pengelolaan Sumberdaya Pesisir dan Laut

SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR 2007

Page 7: EFEK PENCEMARAN PERAIRAN SUNGAI KAMPAR DI … · Magister Sains pada Program Studi Pengelolaan Sumberdaya Pesisir dan Laut SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2007.

Judul : Efek Pencemaran Sungai Kampar Di Provinsi Riau Terhadap

Ikan Baung (Hemibagrus nemurus)

Nama : Erlangga

N R P : C251050071

Program Studi : Pengelolaan Sumberdaya Pesisir dan Lautan

Disetujui

Komisi Pembimbing

Dr.Ir.Etty Riani, M.S. Ketua

Dr.Ir.Hefni Effendi, MPhil. Anggota

Mengetahui

Ketua Departemen Manajemen Sumberdaya Perairan

Dr.Ir. Sulistiono, M.Sc

Dekan Sekolah Pasca Sarjana

Prof. Dr.Ir. Khairil Anwar Notodiputro, M.S

Tanggal Ujian: 6 Agustus 2007 Tanggal Lulus:

Page 8: EFEK PENCEMARAN PERAIRAN SUNGAI KAMPAR DI … · Magister Sains pada Program Studi Pengelolaan Sumberdaya Pesisir dan Laut SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2007.

PRAKATA

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat ALLAH SWT atas segala

berkat, karunia dan pertolongan-Nya sehingga karya ilmiah ini berhasil

diselesaikan. Tema yang dipilih dalam penelitian ini ialah Efek Pencemaran

Perairan Sungai Kampar Di Provinsi Riau terhadap Ikan Baung (Hemibagrus

nemurus) dapat terselesaikan.

Terima kasih penulis ucapkan kepada Ibuk Dr. Ir. Etty Riani, M.S dan

Bapak Dr. Ir. Hefni Effendi, M.Phil selaku pembimbing. Di samping itu, ucapan

terima kasih kepada Pemda Provinsi Riau atas bantuan dana selama masa studi di

Intitut Pertanian Bogor. Ungkapan terima kasih juga di sampaikan kepada Ayah,

Ibu, serta seluruh keluarga atas kasih sayang, doa dan dukungan semangat

maupun materi pada penulis selama studi. Terima kasih juga di ucapkan kepada

seluruh teman-teman di Program studi SPL, khususnya angkatan 12 dan pegawai

sekretariat Program studi SPL, atas segala bantuannya.

Semoga karya ilmiah ini bermanfaat. Sekian dan terima kasih.

Bogor, Agustus 2007

Erlangga

Page 9: EFEK PENCEMARAN PERAIRAN SUNGAI KAMPAR DI … · Magister Sains pada Program Studi Pengelolaan Sumberdaya Pesisir dan Laut SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2007.

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Siak, Riau pada 18 April 1982 dari ayah bernama

Zuarman dan ibu Erina. Penulis merupakan putra pertama dari lima bersaudara.

Menyelesaikan pendidikan Sekolah Dasar pada 1994 di SDN 012

Pekanbaru, kemudian melanjutkan pendidikan ke SMPN 09 Pekanbaru lulus pada

tahun 1997, dan menyelesaikan Sekolah Menengah Umum (SMU) Negeri 10

Pekanbaru pada tahun 2000. Tahun 2005, penulis berhasil menyelesaikan

pendidikan Sarjana Strata Satu pada Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan

Universitas Riau. Tahun 2005 penulis melanjutkan studi pada Program Studi

Pengelolaan Sumberdaya Pesisir dan Laut, Sekolah Pascasarjana Institut Pertanian

Bogor.

Page 10: EFEK PENCEMARAN PERAIRAN SUNGAI KAMPAR DI … · Magister Sains pada Program Studi Pengelolaan Sumberdaya Pesisir dan Laut SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2007.

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR TABEL............................................................................................ xi

DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... xii

DAFTAR LAMPIRAN.................................................................................... xiii

I. PENDAHULUAN ...................................................................................... 1

1.1 Latar Belakang . .................................................................................. 1

1.2 Perumusan Masalah ............................................................................. 2

1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian ............................................................ 4

1.4 Hipotesis . ............................................................................................. 5

1.5 Kerangka Pemikiran . ........................................................................... 5

II. TINJAUAN PUSTAKA ............................................................................ 7

2.1 Muara Sungai (Estuaria) ...................................................................... 7

2.2 Parameter Fisika dan Kimia Kualitas Air............................................. 8

2.3 Pencemaran . ....................................................................................... 9

2.4 Ikan Baung (Hemibagrus nemurus) ..................................................... 22

2.4 Histopatologi ........................................................................................ 24

III. BAHAN DAN METODE ......................................................................... 29

3.1 Waktu dan Tempat ............................................................................... 29

3.2 Bahan dan Alat .................................................................................... 29

3.3 Metode Penelitian ................................................................................ 30 3.3.1. Titik Pengambilan Sampel............................................................ 30 3.3.2. Metode Parameter Kualitas Air .................................................... 31 3.3.3. Pembuatan Preparat Histologis..................................................... 31 3.3.4. Pengukuran Kandungan Logam Berat.......................................... 32 3.3.4.1. Pengukuran Kandungan Logam Berat untuk Ikan ........... 33 3.3.4.2. Pengukuran Kandungan Logam Berat dalam Air ............ 34 3.3.4.3. Pengukuran Kandungan Logam Berat dalam Sedimen ... 35 3.3.4.4. Pengukuran Koefisien Distribusi (Kd) dan ...................... Biokonsentrasi Faktor ...................................................... 36

3.4 Analisa Data dan Penyajian Data ........................................................ 37 3.4.1. Analisa Deskriptif......................................................................... 37 3.4.2. Analisa Histopatologi ................................................................... 37

IV Gambaran Umum Lokasi Penelitian....................................................... 38

4.1 Gambaran Umum ................................................................................. 38

Page 11: EFEK PENCEMARAN PERAIRAN SUNGAI KAMPAR DI … · Magister Sains pada Program Studi Pengelolaan Sumberdaya Pesisir dan Laut SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2007.

4.1.1. Keadaan Geografis dan Demografis............................................. 38 4.1.2. Struktur Ekonomi ......................................................................... 39 4.1.3. Kondisi Sosial Budaya.................................................................. 40

4.2. Kabupaten Kampar............................................................................... 42 4.2.1. Informasi Umum........................................................................... 42 4.2.2. Fasilitas dan Infrastruktur ............................................................. 44 4.2.3. Beberapa Potensi Daerah.............................................................. 45

4.3. Kabupaten Pelelawan ........................................................................... 46 4.3.1. Informasi Umum........................................................................... 46 4.3.2. Fasilitas dan Infrastruktur ............................................................. 48 4.3.3. Beberapa Potensi Daerah.............................................................. 49

V Hasil dan Pembahasan................................................................................ 51

5.1. Kualitas Air .......................................................................................... 51 5.1.1. Suhu .............................................................................................. 52 5.1.2. pH ................................................................................................. 52 5.1.3. Salinitas ........................................................................................ 53 5.1.4. TSS................................................................................................ 54

5.2. Logam Berat ......................................................................................... 55 5.2.1. Kandungan Logam Berat dalam Air dan Sedimen....................... 56 5.2.2. Hubungan Kandungan Logam Berat dengan Parameter .............. Kualitas Air .................................................................................. 61 5.2.3. Kandungan Logam Berat pada Insang dan Ginjal Ikan................ 63

5.3. Analisis Histopatologi .......................................................................... 67 5.3.1. Analisis Histopatologi Ginjal Ikan Baung (Hemibagrus nemurus) 68 5.3.2. Analisis Histopatologi Insang Ikan Baung (Hemibagrus nemurus) 71

5.4. Distribusi Logam Berat ........................................................................ 75

5.5. Korelasi Logam Berat pada Sedimen, Air dan Organ Ikan.................. 77

5.6. Pengelolaan Wilayah Sungai Kampar.................................................. 79

VI Kesimpulan dan Saran............................................................................... 81

DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 82

LAMPIRAN..................................................................................................... 86

Page 12: EFEK PENCEMARAN PERAIRAN SUNGAI KAMPAR DI … · Magister Sains pada Program Studi Pengelolaan Sumberdaya Pesisir dan Laut SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2007.

DAFTAR TABEL

Halaman

1. Batas maksimum cemaran logam berat dalam makanan ........................... 15

2. Standar baku mutu air terhadap logam berat.............................................. 16

3. Kriteria baku mutu air laut untuk biota laut ............................................... 16

4. Klasifikasi partikel sedimen menurut skala Wenworth ............................. 18

5. Metode pengukuran parameter kualitas air ................................................ 30

6. Bahan dan alat yang dipergunakan ............................................................ 30

7. Kandungan logam berat dalam sedimen (dalam ppm)............................... 36

8. Jumlah penduduk Provinsi Riau tahun 2000 berdasarkan ........................ Sensus penduduk........................................................................................ 41

9. Jumlah penduduk msing-masing kabupaten/kota dari tahun 2000-2004... 41

10. Kepadatan penduduk Provinsi Riau menurut kabupaten/kota tahun 2004 42

11. Jumlah penduduk kabupaten/kota berdasarkan kelompok umur ............... 42

12. Nama kecamatan, luas wilayah, jumlah kelurahan dan desa ..................... di Kabupaten Pelelawan............................................................................. 48

13. Rata-rata kualitas air pada stasiun pengamatan ......................................... 51

14. Kriteria kualitas perairan berdasarkan kandungan total bahan tersuspensi 55

15. Nilai rata-rata kadar Pb (ppm) pada sedimen dan air................................. 57

16. Nilai rata-rata kadar Cd (ppm) pada sedimen dan air ................................ 59

17. Nilai rata-rata kadar Pb (ppm) pada organ ikan baung .............................. 64

18. Nilai rata-rata kadar Cd (ppm) pada organ ikan baung.............................. 65

19. Perubahan histologi ginjal ikan baung ....................................................... 68

20. Perubahan histologi insang ikan baung...................................................... 72

21. Hasil perhitungan koefisien distribusi dan biokonsentrasi faktor .............. 76

22. Korelasi logam Pb pada sedimen, air dan organ ikan ................................ 77

23. Korelasi logam Cd pada sedimen, air dan organ ikan................................ 79

Page 13: EFEK PENCEMARAN PERAIRAN SUNGAI KAMPAR DI … · Magister Sains pada Program Studi Pengelolaan Sumberdaya Pesisir dan Laut SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2007.

DAFTAR GAMBAR

Halaman

1. Kerangka pemikiran efek pencemaran pada muara Sungai Kampar ......... terhadap ikan dalam pengelolaan lingkungan ............................................ 6 2. Skema proses alami yang terjadi jika polutan (logam berat) masuk ......... Ke lingkungan laut ..................................................................................... 12

3. Ikan baung (Hemibagrus nemurus)............................................................ 23

4. A. Struktur eksternal (bagian luar) insang ................................................. B. Struktur internal (bagian dalam) insang ................................................ 25

5. Insang yang terkena polutan....................................................................... 27

6. Peta lokasi penelitian Provinsi Riau........................................................... 29

7. Prinsip kerja spektrofotometrik.................................................................. 33

8. Nilai rata-rata kadar Pb pada sedimen dan air di setiap stasiun................. 58

9. Nilai rata-rata kadar Cd pada sedimen dan air di setiap stasiun ................ 60

10. Nilai rata-rata kadar Pb pada organ insang dan ginjal setiap stasiun......... 65

11. Nilai rata-rata kadar Cd pada organ insang dan ginjal setiap stasiun ........ 66

12. Analisis histopatologi ginjal ikan baung pada stasiun I ............................. 69

13. Analisis histopatologi ginjal ikan baung pada stasiun II............................ 69

14. Analisis histopatologi ginjal ikan baung pada stasiun III .......................... 70

15. Ginjal ikan normal...................................................................................... 70

16. Analisis histopatologi insang ikan baung pada stasiun I............................ 72

17. Analisis histopatologi insang ikan baung pada stasiun II .......................... 73

18. Analisis histopatologi insang ikan baung pada stasiun III ......................... 73

19. Insang ikan normal..................................................................................... 75

20. Histologi insang ikan normal (Sims, 2005) ............................................... 75

Page 14: EFEK PENCEMARAN PERAIRAN SUNGAI KAMPAR DI … · Magister Sains pada Program Studi Pengelolaan Sumberdaya Pesisir dan Laut SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2007.

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

1. Analisis sidik ragam untuk logam Pb......................................................... 87

2. Analisis sidik ragam untuk logam Cd ........................................................ 89

3. Analisis regresi logam Cd .......................................................................... 91

4. Analisis regresi logam Pb .......................................................................... 92

5. Nilai kualitas air pada tiap stasiun pengamatan ......................................... 93

6. Gambar alat penelitian (oven, desikator, timbangan elektrik, kertas......... milipore, refraktometer, petersen grabe).................................................... 94

7. Gambar alat penelitian (spektofotometer, kertas pH, vacum pump) ......... 95

8. Perairan bagian hulu dan tengah Sungai Kampar ...................................... 96

9. Perairan bagian hilir Sungai Kampar dan alat penangkapan ikan.............. 97

10. Alat transportasi dan kegiatan transportasi di perairan Sungai Kampar .... 98

11. Kegiatan showmil di bagian hilir Sungai Kampar ..................................... 99

Page 15: EFEK PENCEMARAN PERAIRAN SUNGAI KAMPAR DI … · Magister Sains pada Program Studi Pengelolaan Sumberdaya Pesisir dan Laut SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2007.

I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Kawasan pesisir dikenal sebagai ekosistem perairan yang memiliki potensi

sumberdaya yang sangat besar. Wilayah tersebut telah banyak dimanfaatkan dan

memberikan sumbangan yang berarti, baik bagi peningkatan taraf hidup

masyarakat maupun sebagai penghasil devisa negara yang sangat penting.

Aktifitas perkonomian yang dilakukan di kawasan pesisir diantaranya adalah

kegiatan perikanan (tangkap dan budidaya), industri dan pariwisata.

Selain dimanfaatkan untuk kegiatan perekonomian, wilayah pesisir juga

digunakan sebagai tempat membuang limbah dari berbagai aktifitas manusia, baik

dari darat maupun di kawasan pesisir itu sendiri. Kegiatan ini memberikan

dampak yang tidak diharapkan dari kondisi biofisik pesisir yang dikenal sangat

peka terhadap perubahan lingkungan. Salah satu jenis perairan yang akan terkena

dampak adalah perairan estuaria.

Estuaria merupakan suatu habitat yang bersifat unik karena merupakan

tempat pertemuan antara perairan laut dan perairan darat. Namun wilayah pesisir

juga kerap mendapat tekanan ekologis berupa pencemar yang bersumber dari

aktifitas manusia. Melimpahnya bahan pencemar tersebut di wilayah pesisir

merupakan ancaman yang serius terhadap kelestarian perikanan laut. Menurut

Dahuri (1996) akumulasi limbah yang terjadi di wilayah pesisir, terutama

diakibatkan oleh tingginya kepadatan populasi penduduk dan aktifitas industri.

Kondisi seperti ini disinyalir juga terjadi di perairan muara Sungai Kampar.

Muara Sungai Kampar merupakan gabungan dari beberapa aliran sungai

besar dan anak sungai yang terdapat di Provinsi Riau. Aliran air yang masuk ke

muara Sungai Kampar mengindikasikan banyak mengandung bahan pencemar.

Hal ini terjadi karena di sepanjang sungai yang mengalir ke muara Sungai Kampar

terdapat banyak pabrik-pabrik atau kegiatan industri yang beroperasi dan

membuang limbahnya ke sungai. Pabrik yang paling besar masuk ke aliran Sungai

Kampar adalah jenis pabrik kertas yaitu PT. RAPP (Riau Andalan Pulp and

Paper). Masuknya bahan pencemar ke dalam perairan muara sungai ini akan

mengakibatkan terjadinya kerusakan pada berbagai organ tubuh, bahkan bukan

Page 16: EFEK PENCEMARAN PERAIRAN SUNGAI KAMPAR DI … · Magister Sains pada Program Studi Pengelolaan Sumberdaya Pesisir dan Laut SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2007.

2

tidak mungkin dapat mengakibatkan kematian serta mengakibatkan spesies

tertentu yang rentan terhadap bahan pencemar menjadi hilang/punah sehingga

spesies ikan yang dijumpai menjadi berkurang. Hal ini sesuai dengan pendapat

Dahuri dan Arumsyah (1994) bahwa masuknya bahan pencemar ke dalam

perairan dapat mempengaruhi kualitas perairan. Apabila bahan yang masuk ke

perairan melebihi kapasitas asimilasinya, maka daya dukung lingkungan akan

menurun. Sehingga menurun pula nilai perairan dan peruntukan lainnya.

Bahan pencemar yang masuk ke muara sungai dan estuari akan tersebar

dan akan mengalami proses pengendapan, sehingga terjadi penyebaran zat

pencemar. Besar kecilnya nilai kisaran dari parameter terukur tergantung dari

volume air pengencer, toksisitas/intensitas bahan pencemar, iklim, kedalaman,

arus, topografi dan geografi, sehingga terjadi perubahan sifat fisik, kimia dan

biologi dan ketiganya akan saling berinteraksi. Apabila salah satu faktor

terganggu atau mengalami perubahan akan berdampak pada ekologi perairan.

Penyebaran bahan pencemar terutama logam berat dalam perairan dengan

proses pengendapan akan mempengaruhi siklus hidup dari hewan perairan

terutama ikan. Dengan terjadinya proses pengendapan bahan pencemar di dasar

perairan akan memberikan dampak terakumulasinya bahan pencemar dalam tubuh

organisme melalui rantai makanan. Ikan baung salah satu jenis ikan yang hidup di

dasar perairan Sungai Kampar dan banyak dikonsumsi oleh masyarakat setempat,

padahal ikan baung baik secara langsung maupun tidak langsung, terkena dampak

dari bahan pencemar yang berada di dasar perairan atau dengan kata lain akan

terkontaminasi bahan pencemar. Mengingat ikan baung banyak hidup di dasar

perairan Sungai Kampar yang sudah tercemar, namun masih belum ada informasi

mengenai hal tersebut, maka perlu dilakukan penelitian terhadap kandungan

bahan pencemar terutama logam pada ikan baung.

1.2. Perumusan Masalah

Limbah/bahan pencemar yang masuk ke perairan dan sampai di muara

sungai, ada yang sudah terdegradasi/terlarut di badan air dan ada yang belum

terdegradasi/terendapkan di dasar perairan. Oleh karena itu, penelitian ini

dilakukan untuk melihat tingkat pencemaran di perairan mulai dari bagian hulu,

Page 17: EFEK PENCEMARAN PERAIRAN SUNGAI KAMPAR DI … · Magister Sains pada Program Studi Pengelolaan Sumberdaya Pesisir dan Laut SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2007.

3

sekitar pabrik dan muara Sungai Kampar terutama di dasar perairan, serta untuk

melihat pengaruhnya terhadap ikan baung yang hidup di dalamnya.

Limbah pabrik yang masuk ke perairan sungai dan mengalir ke perairan

muara mengakibatkan perubahan kualitas perairan dan mengganggu kehidupan

organisme perairan, bahkan dapat menyebabkan kematian bagi organisme (ikan).

Hal ini disebabkan organisme perairan akan mengakumulasi bahan pencemar

yang masuk ke dalam tubuhnya. Pada suatu saat konsentrasinya akan melebihi

ambang batas, sehingga mengakibatkan kerusakan organ bahkan dapat

menyebabkan kematian bagi organisme tersebut. Kerusakan organ yang terkena

dampak/akibat dari limbah, terutama logam berat yang pertama kali adalah

insang, karena insang merupakan organ pernafasan yang berinteraksi langsung

dengan air untuk mendapatkan oksigen. Selain organ insang yang memperlihatkan

reaksi terhadap masuknya bahan pencemar ke dalam tubuh, organ ginjal juga

memberikan reaksi terhadap bahan pencemar karena sesuai dengan fungsinya

ginjal berfungsi menetralisir racun (bahan pencemar) yang telah masuk ke dalam

tubuh. Sesuai dengan fungsi kedua organ tersebut kiranya perlu melihat kerusakan

kedua organ tersebut menggunakan analisis histopatologi.

Limbah dari aktifitas pabrik yang membuang limbah cairnya ke Sungai

Kampar umumnya berupa limbah cair yang mengandung logam berat. Diketahui

bahwa sifat logam berat tersebut mudah mengendap di dasar perairan dan

berikatan dengan komponen kimia lainnya, sehingga kemungkinan terjadinya

pengakumulasian logam berat tersebut di dasar perairan juga menjadi lebih besar

(Riani, 2004). Oleh karena itu untuk melihat efek bahan pencemar terutama logam

berat di dalam perairan, diperlukan hewan uji yang berkaitan langsung dengan

kandungan logam berat di dasar perairan atau dengan kata lain perlu

mendeteksinya pada hewan uji, khususnya ikan yang habitatnya di dasar perairan.

Salah satu jenis ikan dasar yang banyak terdapat di Sungai Kampar mulai dari

hulu sampai hilir dan banyak dikonsumsi oleh masyarakat setempat dan

mempunyai nilai ekonomis (jual) yang tinggi adalah ikan baung, sehingga ikan

ini dapat dijadikan sebagai hewan uji di perairan Sungai Kampar mulai dari hulu

sampai hilir.

Penelitian tentang bahan pencemar khususnya logam berat yang berada di

Page 18: EFEK PENCEMARAN PERAIRAN SUNGAI KAMPAR DI … · Magister Sains pada Program Studi Pengelolaan Sumberdaya Pesisir dan Laut SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2007.

4

perairan Sungai Kampar belum banyak dilakukan, dalam hal ini penelitian yang

sudah dilakukan terbatas pada perubahan beberapa parameter kualitas air.

Penelitian yang masih terbatas pada kualitas air ini terlihat dari pemberitaan dari

surat kabar yang dikeluarkan oleh Bapedal Provinsi Riau yang menyatakan bahwa

dari pemeriksaan yang dilakukan oleh Laboratorium Dinas Pemukiman dan

Prasarana Wilayah (Kimpraswil) Riau, hasil olahan limbah PT Riau Andalan Pulp

And Paper (Riaupulp) yang dialirkan ke Sungai Kampar masih di bawah baku

mutu atau aman sesuai standar pemerintah yang berlaku. Menurut Kepala Bapedal

Provinsi Riau Khairul Zainal, Bapedal juga telah melakukan penelitian pada

tanggal 22 Maret 2006 di beberapa kawasan yang dinyatakan penduduk setempat

terkena pencemaran limbah Riau Pulp. Hasil penelitian tersebut memperlihatkan

bahwa limbah cair yang dibuang ke Sungai Kampar sebelumnya sudah diolah

melalui unit pengolahan limbah Riaupulp, sehingga limbah yang dibuang ke

Sungai Kampar masih di bawah baku mutu. Dan menurut Kabid Pengendalian

Pencemaran Bapedal Riau Maruf Mariadi hasil uji laboratorium yang dilakukan

pada 14 titik memperlihatkan bahwa pH air rata-rata 7,48, B0D 5 - 88 mg/l, COD

294 mg/l, dan TSS 60 mg/l. Dengan mengacu kepada Keputusan Menteri LH No

51 Tahun 1995 maka perairan Sungai Kampar masih belum tercemar

Di Sungai Kampar telah dilakukan penelitian terhadap kualitas air, namun

pengaruh bahan pencemar khususnya logam berat yang berada di dasar perairan

terhadap organ tubuh ikan demersal, khususnya ikan baung belum pernah

dilakukan. Oleh sebab itu penelitian ini dilakukan untuk melihat efek pencemaran

di perairan Sungai Kampar di Provinsi Riau terhadap ikan demersal khususnya

ikan baung.

1.3. Tujuan Dan Manfaat

Secara garis besar penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan informasi

kandungan bahan pencemar dari berbagai aktivitas manusia yang berada di sekitar

perairan Sungai Kampar, khususnya bahan pencemar yang ditimbulkan dari

aktifitas industri terhadap organisme perairan. Untuk mencapai tujuan tersebut,

maka tujuan antara dari penelitian ini adalah :

1. Untuk melihat besar kandungan bahan pencemar dan kerusakan pada jaringan

Page 19: EFEK PENCEMARAN PERAIRAN SUNGAI KAMPAR DI … · Magister Sains pada Program Studi Pengelolaan Sumberdaya Pesisir dan Laut SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2007.

5

tubuh ikan.

2. Untuk membandingkan tingkat pencemaran di dasar perairan pada bagian

hulu, sekitar pabrik dan muara Sungai Kampar.

Adapun manfaat yang diperoleh dari penelitian ini diharapkan akan

menjadi dasar bagi pengelolaan perairan muara Sungai Kampar yang mendapat

pasokan dari berbagai aktifitas industri di bagian hulu, khususnya aktifitas industri

kertas.

1.4. Hipotesis

1. Bahan pencemar di perairan Sungai Kampar mengakibatkan kerusakan pada

organ-organ tubuh ikan (insang dan ginjal ikan).

2. Tingkat pencemaran di dasar perairan bagian hulu, sekitar pabrik dan di muara

Sungai Kampar berbeda antara satu dengan lainnya.

1.5. Kerangka Pemikiran

Berbagai aktifitas yang dilakukan oleh manusia memberikan hasil akhir

berupa limbah yang merupakan sisa-sisa dari aktifitas yang dilakukan. Aktifitas

yang dilakukan oleh manusia adalah kegiatan industri, pertanian dan rumah

tangga. Sisa dari kegiatan tersebut jika tidak dikelola dengan baik, akan

memberikan dampak yang negatif dan dapat menyebabkan terjadinya

pencemaran. Salah satu ekosistem yang menerima limbah buangan tersebut adalah

ekosistem perairan, bahkan ekosistem perairan merupakan ekosistem yang sering

dijadikan tempat pembuangan akhir dari aktifitas tersebut, baik secara langsung

maupun tidak langsung.

Aliran sisa buangan yang dilakukan oleh berbagai aktifitas tersebut

pertama kali akan memasuki ekosistem perairan sungai, selanjutnya akan masuk

ke perairan estuaria dan berakhir di laut lepas. Selama perjalanannya, bahan

pencemar yang masuk ke perairan akan mengalami perubahan atau mengalami

suatu proses penguraian. Di lain pihak bahan pencemar juga bisa merusak

ekosistem perairan tersebut, karena bahan pencemar ini akan mengakibatkan

terjadinya perubahan pada kualitas perairan, yang pada akhirnya akan

Page 20: EFEK PENCEMARAN PERAIRAN SUNGAI KAMPAR DI … · Magister Sains pada Program Studi Pengelolaan Sumberdaya Pesisir dan Laut SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2007.

6

menyebabkan perubahan atau terjadinya gangguan terhadap organisme yang

hidup di dalamnya dan juga bisa menyebabkan munculnya dampak atau efek yang

tidak kecil bagi manusia yang memanfaatkan perairan tersebut, baik secara

langsung maupun tidak langsung.

Dengan mengetahui sumber pencemar dan alirannya serta efek yang

ditimbulkan oleh bahan pencemar dari berbagai aktifitas manusia yang terkait

terhadap organisme perairan dan kualitas perairan akan memberikan suatu

gambaran pengelolaan ekosistem perairan secara baik demi keberlanjutannya di

masa yang akan datang. Secara sederhana kerangka pemikiran dari penelitian ini,

dapat dilihat pada Gambar 1.

Gambar 1. Kerangka pemikiran efek pencemaran pada muara Sungai Kampar terhadap ikan dalam pengelolaan lingkungan

Limbah Industri Pabrik

Limbah Pertanian

Limbah Rumah Tangga

Pencemaran

Sungai

Muara Sungai

Kualitas Perairan Yang Baik

Efek Bagi Biota Perairan

(ikan)

Perubahan Kualitas Perairan

Page 21: EFEK PENCEMARAN PERAIRAN SUNGAI KAMPAR DI … · Magister Sains pada Program Studi Pengelolaan Sumberdaya Pesisir dan Laut SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2007.

7

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Muara Sungai (Estuaria)

Estuaria adalah perairan yang semi tertutup yang berhubungan bebas

dengan laut, sehingga air laut dengan salinitas tinggi dapat bercampur dengan air

tawar (Pickard, 1967). Kombinasi pengaruh air laut dan air tawar tersebut akan

menghasilkan suatu komunitas yang khas, dengan kondisi lingkungan yang

bervariasi, antara lain 1. tempat bertemunya arus sungai dengan arus pasang

surut, yang berlawanan menyebabkan suatu pengaruh yang kuat pada sedimentasi,

pencampuran air, dan ciri-ciri fisika lainnya, serta membawa pengaruh besar pada

biotanya. 2. pencampuran kedua macam air tersebut menghasilkan suatu sifat

fisika lingkungan khusus yang tidak sama dengan sifat air sungai maupun sifat air

laut. 3. perubahan yang terjadi akibat adanya pasang surut mengharuskan

komunitas mengadakan penyesuaian secara fisiologis dengan lingkungan

sekelilingnya. 4. tingkat kadar garam di daerah estuaria tergantung pada pasang-

surut air laut, banyaknya aliran air tawar dan arus-arus lain, serta topografi daerah

estuaria tersebut.

Secara umum estuaria mempunyai peran ekologis penting antara lain :

sebagai sumber zat hara dan bahan organik yang diangkut lewat sirkulasi pasang

surut (tidal circulation), penyedia habitat bagi sejumlah spesies hewan yang

bergantung pada estuaria sebagai tempat berlindung dan tempat mencari makanan

(feeding ground) dan sebagai tempat untuk bereproduksi dan/atau tempat tumbuh

besar (nursery ground) terutama bagi sejumlah spesies ikan dan udang. Perairan

estuaria secara umum dimanfaatkan manusia untuk tempat pemukiman, tempat

penangkapan dan budidaya sumberdaya ikan, jalur transportasi, pelabuhan dan

kawasan industri (Bengen, 2004).

Aktifitas yang ada dalam rangka memanfaatkan potensi yang terkandung

di wilayah pesisir, seringkali saling tumpang tindih, sehingga tidak jarang

pemanfaatan sumberdaya tersebut justru menurunkan atau merusak potensi yang

ada. Hal ini karena aktifitas-aktifitas tersebut, baik secara langsung maupun tidak

langsung, mempengaruhi kehidupan organisme di wilayah pesisir, melalui

perubahan lingkungan di wilayah tersebut. Sebagai contoh, adanya limbah

Page 22: EFEK PENCEMARAN PERAIRAN SUNGAI KAMPAR DI … · Magister Sains pada Program Studi Pengelolaan Sumberdaya Pesisir dan Laut SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2007.

8

buangan baik dari pemukiman maupun aktifitas industri, walaupun limbah ini

mungkin tidak mempengaruhi tumbuhan atau hewan utama penyusun ekosistem

pesisir di atas, namun kemungkinan akan mempengaruhi biota penyusun lainnya.

Logam berat, misalnya mungkin tidak berpengaruh terhadap kehidupan tumbuhan

bakau (mangrove), akan tetapi sangat berbahaya bagi kehidupan ikan dan udang-

udangnya (krustasea) yang hidup di hutan tersebut (Bryan, 1976).

2.2. Parameter Fisika dan Kimia Kualitas Air.

Suhu

Suhu air di daerah estuaria biasanya memperlihatkan fluktuasi annual dan

diurnal yang lebih besar daripada laut, terutama apabila estuaria tersebut dangkal

dan air yang datang (pada saat pasang-naik) ke perairan estuaria tersebut kontak

dengan daerah yang substratnya terekspos (Kinne, 1964).

Suhu dan salinitas merupakan parameter-parameter fisika yang penting

untuk kehidupan organisme di perairan laut dan payau. Parameter ini sangat

spesifik di perairan estuaria. Kenaikan suhu di atas kisaran toleransi organisme

dapat meningkatkan laju metabolisme, seperti pertumbuhan, reproduksi dan

aktifitas organisme. Kenaikan laju metabolisme dan aktifitas ini berbeda untuk

spesies, proses dan level atau kisaran suhu.

Salinitas

Salinitas perairan menggambarkan kandungan garam dalam suatu perairan.

Garam yang dimaksud adalah berbagai ion yang terlarut dalam air termasuk

garam dapur (NaCl). Pada umumnya salinitas disebabkan oleh 7 ion utama yaitu :

natrium (Na), kalium (K), kalsium (Ca), magnesium (Mg), klorit (Cl), sulfat (SO4)

dan bikarbonat (HCO3). Salinitas dinyatakan dalam satuan gram/kg atau promil

(0/00) (Effendi, 2003)

Variasi salinitas di daerah estuaria menentukan kehidupan organisme

laut/payau. Hewan-hewan yang hidup di perairan payau (salinitas 0,5-30o/oo),

hipersaline (salinitas 40-80o/oo) atau air garam (salinitas >80o/oo), biasanya

mempunyai toleransi terhadap kisaran salinitas yang lebih besar dibandingkan

dengan organisme yang hidup di air laut atau air tawar.

Page 23: EFEK PENCEMARAN PERAIRAN SUNGAI KAMPAR DI … · Magister Sains pada Program Studi Pengelolaan Sumberdaya Pesisir dan Laut SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2007.

9

Derajat Keasaman (pH)

Nilai derajat keasaman (pH) suatu perairan mencirikan keseimbangan

antara asam dan basa dalam air dan merupakan pengukuran konsentrasi ion

hidrogen dalam larutan (Saeni, 1989). Sebagian besar biota akuatik sensitif

terhadap perubahan pH dan menyukai nilai pH sekitar 7-8,5 (Effendi, 2003).

Padatan Tersuspensi (TSS)

Padatan tersuspensi total (total suspended solid) adalah bahan-bahan

tersuspensi (diameter > 1 m) yang tertahan pada saringan millipore dengan

diameter pori 0,45 m. TSS terdiri atas lumpur dan pasir halus serta jasad-jasad

renik, yang terutama disebabkan oleh kikisan tanah atau erosi tanah yang terbawa

ke badan air (Effendi, 2003).

2.3. Pencemaran

Pencemaran perairan adalah suatu perubahan fisika, kimia dan biologi

yang tidak dikehendaki pada ekosistem perairan yang akan menimbulkan kerugian

pada sumber kehidupan, kondisi kehidupan dan proses industri (Odum, 1971).

Pencemaran perairan pesisir didefinisikan sebagai dampak negatif, pengaruh yang

membahayakan terhadap kehidupan biota, sumberdaya dan kenyamanan

ekosistem perairan serta kesehatan manusia dan nilai guna lainnya dari ekosistem

perairan yang disebabkan secara langsung oleh pembuangan bahan-bahan atau

limbah ke dalam perairan yang berasal dari kegiatan manusia (Gesamp, 1986).

Secara garis besar sumber pencemaran perairan pesisir dan lautan dapat

dikelompokkan menjadi tujuh kelas yaitu limbah, industri, limbah cair

pemukiman (sewage) , limbah cair perkotaan (urban storm water), pertambangan,

pelayaran (shipping), pertanian dan perikanan budidaya. Sedangkan bahan

pencemar utama yang terkandung dalam buangan limbah dari ketujuh sumber

tersebut berupa sediment, unsur hara (nutrient), logam beracun (toxic metal),

pestisida, organisme eksotik, organisme pathogen, sampah dan oxygen depleting

substance (bahan yang menyebabkan oksigen terlarut dalam air berkurang)

(Dahuri,1998).

Pencemaran perairan merupakan masalah lingkungan hidup yang perlu

Page 24: EFEK PENCEMARAN PERAIRAN SUNGAI KAMPAR DI … · Magister Sains pada Program Studi Pengelolaan Sumberdaya Pesisir dan Laut SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2007.

10

dipantau sumber dan dampaknya terhadap ekosistem. Dalam memantau

pencemaran air digunakan kombinasi komponen fisika, kimia dan biologi.

Penggunaan salah satu komponen saja sering tidak dapat menggambarkan

keadaan yang sebenarnya. Sastrawijaya (1991) menyatakan bahwa penggunaan

komponen fisika dan kimia saja hanya akan memberikan gambaran kualitas

lingkungan sesaat dan cenderung memberikan hasil dengan penafsiran dan kisaran

yang luas, oleh sebab itu penggunaan komponen biologi juga sangat diperlukan

karena fungsinya yang dapat mengantisipasi perubahan pada lingkungan kualitas

perairan.

Romimohtarto (1991) menyatakan bahwa setelah memasuki perairan

pesisir dan laut sifat bahan pencemar ditentukan oleh beberapa faktor atau

beberapa jalur dengan kemungkinan perjalanan bahan pencemar sebagai berikut :

1. Terencerkan dan tersebar oleh adukan turbulensi dan arus laut, 2. Dipekatkan

melalui a. Proses biologis dengan cara diserap ikan, plankton nabati atau oleh

ganggang laut bentik biota ini pada gilirannya dimakan oleh mangsanya, b. Proses

fisik dan kimiawi dengan cara absorpsi, pengendapan, pertukaran ion dan

kemudian bahan pencemar itu akan mengendap di dasar perairan, 3. Terbawa

langsung oleh arus dan biota (ikan).

Di sekitar perairan sungai kampar, banyak aktifitas industri, sehingga

terjadi pembuangan limbah ke perairan. Limbah industri berasal dari aktifitas

industri yang membuang hasil akhirnya ke lingkungan perairan dalam bentuk cair.

Jenis limbah industri dapat dikelompokkan menjadi 5 macam yaitu 1.bahan-bahan

organik yang terlarut, termasuk bahan-bahan yang beracun, tahan urai (persistent)

dan dapat diurai secara biologis, 2.bahan-bahan anorganik termasuk unsur-unsur

hara, 3.bahan-bahan organik yang tidak larut, 4.bahan-bahan anorganik yang tidak

larut, 5. bahan-bahan radioaktif.

Logam Berat

Logam adalah unsur alam yang dapat diperoleh dari laut, erosi batuan

tambang, vulkanisme dan sebagainya (Clark, 1986). Umumnya logam-logam di

alam ditemukan dalam bentuk persenyawaan dengan unsur lain, sangat jarang

yang ditemukan dalam elemen tunggal. Unsur ini dalam kondisi suhu kamar tidak

Page 25: EFEK PENCEMARAN PERAIRAN SUNGAI KAMPAR DI … · Magister Sains pada Program Studi Pengelolaan Sumberdaya Pesisir dan Laut SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2007.

11

selalu berbentuk padat melainkan ada yang berbentuk cair, misalnya merkuri

(Hg). Dalam badan perairan, logam pada umumnya berada dalam bentuk ion-ion,

baik sebagai pasangan ion ataupun dalam bentuk ion-ion tunggal. Sedangkan

pada lapisan atmosfir, logam ditemukan dalam bentuk partikulat, dimana unsur-

unsur logam tersebut ikut berterbangan dengan debu-debu yang ada di atmosfir

(Palar, 2004). Menurut Palar (2004) melihat bentuk dan kemampuannya setiap

logam haruslah memiliki sifat-sifat sebagai berikut:

a) Memiliki kemampuan yang baik sebagai penghantar daya listrik (konduktor).

b) Memiliki kemampuan sebagai penghantar panas yang baik.

c) Memiliki rapatan yang tinggi.

d) Dapat membentuk alloy dengan logam lainnya.

e) Untuk logam yang padat, dapat ditempa dan dibentuk.

Berbeda dengan logam biasa, logam berat adalah istilah yang digunakan

secara umum untuk kelompok logam berat dan metaloid yang densitasnya lebih

besar dari 5 g/cm3 (Hutagalung et al., 1997). Dalam perairan, logam berat dapat

ditemukan dalam bentuk terlarut dan tidak terlarut. Logam berat terlarut adalah

logam yang membentuk komplek dengan senyawa organik dan anorganik,

sedangkan logam berat yang tidak terlarut merupakan partikel-partikel yang

berbentuk koloid dan senyawa kelompok metal yang teradsorbsi pada partikel-

partikel yang tersuspensi (Razak, 1980).

Menurut Darmono (1995) sifat logam berat sangat unik, tidak dapat

dihancurkan secara alami dan cenderung terakumulasi dalam rantai makanan

melalui proses biomagnifikasi. Pencemaran logam berat ini menimbulkan

berbagai permasalahan diantaranya: 1. berhubungan dengan estetika (perubahan

bau, warna dan rasa air), 2. berbahaya bagi kehidupan tanaman dan binatang, 3.

berbahaya bagi kesehatan manusia, 4. menyebabkan kerusakan pada ekosistem.

Sebagian dari logam berat bersifat essensial bagi organisme air untuk

pertumbuhan dan perkembangan hidupnya, antara lain dalam pembentukan

haemosianin dalam sistem darah dan enzimatik pada biota (Darmono, 1995).

Akan tetapi bila jumlah dari logam berat masuk ke dalam tubuh dengan jumlah

berlebih, maka akan berubah fungsi menjadi racun bagi tubuh (Palar, 2004).

Sebagai contoh adalah raksa (Hg), kadmium (Cd) dan timah hitam (Pb).

Page 26: EFEK PENCEMARAN PERAIRAN SUNGAI KAMPAR DI … · Magister Sains pada Program Studi Pengelolaan Sumberdaya Pesisir dan Laut SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2007.

12

Unsur-unsur logam berat tersebut biasanya erat kaitannya dengan masalah

pencemaran dan toksisitas. Pencemaran yang dapat menghancurkan tatanan

lingkungan hidup, biasanya berasal dari limbah-limbah yang sangat berbahaya

dalam arti memiliki daya racun (toksisitas) yang tinggi. Limbah industri

merupakan salah satu sumber pencemaran logam berat yang potensial bagi

perairan. Pembuangan limbah industri secara terus menerus tidak hanya

mencemari lingkungan perairan tetapi menyebabkan terkumpulnya logam berat

dalam sedimen dan biota perairan, seperti yang terlihat pada Gambar 2.

Gambar 2. Skema proses alami yang terjadi jika polutan (logam berat) masuk ke lingkungan laut (EPA, 1973)

Dalam lingkungan perairan ada tiga media yang dapat dipakai sebagai

indikator pencemaran logam berat, yaitu air, sedimen dan organisme hidup.

Pemakaian organisme laut sebagai indikator pencemaran didasarkan pada

kenyataan bahwa alam atau lingkungan yang tidak tercemar akan ditandai oleh

kondisi biologi yang seimbang dan mengandung kehidupan yang beranekaragam.

Terdapat beberapa pengaruh toksisitas logam pada ikan, pertama pengaruh

toksisitas logam pada insang. Insang selain sebagai alat pernafasan juga

digunakan sebagai alat pengaturan tekanan antara air dan dalam tubuh ikan

Zat Pencemar

Diencerkan dan Disebarkan oleh

Masuk ke kosistem Laut

Dibawa oleh

Adukan Turbelensi

Arus Laut Dipekatkan oleh Arus Laut Biota Yang Beruaya

Proses Biologis Proses Fisis dan Kimiawi

Diserap Oleh Ikan

Diserap Oleh Plankton

Diserap Oleh Rumput Laut

Absorbsi Pengendapan Pertukaran Ion

Zooplankton Avertebrata/ Benthos

Sedimentasi

Ikan dan Mamalia

Page 27: EFEK PENCEMARAN PERAIRAN SUNGAI KAMPAR DI … · Magister Sains pada Program Studi Pengelolaan Sumberdaya Pesisir dan Laut SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2007.

13

(osmoregulasi). Oleh sebab itu insang merupakan organ yang penting pada ikan

dan sangat peka terhadap pengaruh toksisitas logam.

A. Karakteristik logam berat

1. Cadmium (Cd)

Kadmium (Cd) adalah salah satu logam berat dengan penyebaran yang

sangat luas di alam, logam ini bernomor atom 48, berat atom 112,40 dengan titik

cair 321oC dan titik didih 765oC. Di alam Cd bersenyawa dengan belerang (S)

sebagai greennocckite (CdS) yang ditemui bersamaan dengan senyawa spalerite

(ZnS). Kadmium merupakan logam lunak (ductile) berwarna putih perak dan

mudah teroksidasi oleh udara bebas dan gas amonia (NH3) (Palar, 2004). Di

perairan Cd akan mengendap karena senyawa sulfitnya sukar larut (Bryan, 1976).

Menurut Clark (1986) sumber kadmium yang masuk ke perairan berasal

dari:

1. Uap, debu dan limbah dari pertambangan timah dan seng.

2. Air bilasan dari elektroplating.

3. Besi, tembaga dan industri logam non ferrous yang menghasilkan abu dan uap

serta air limbah dan endapan yang mengandung kadmium.

4. Seng yang digunakan untuk melapisi logam mengandung kira-kira 0, 2 % Cd

sebagai bahan ikutan (impurity); semua Cd ini akan masuk ke perairan melalui

proses korosi dalam kurun waktu 4-12 tahun.

5. Pupuk phosfat dan endapan sampah.

Penggunaan Cd yang paling utama adalah sebagai stabiliser

(penyeimbang) dan pewarna pada plastik dan elektroplating (penyepuh/pelapisan

logam). Selain itu digunakan pula pada penyolderan dan pencampuran logam

serta industri baterai. Akumulasinya dalam air tanah antara lain diakibatkan oleh

kegiatan elektroplating (pelapisan emas dan perak), pengerjaan bahan-bahan

dengan menggunakan pigmen/zat warna lainnya, tekstil dan industri kimia

(Darmono, 1995).

Logam kadmium atau Cd akan mengalami proses biotransformasi dan

bioakumulasi dalam organisme hidup (tumbuhan, hewan dan manusia). Dalam

biota perairan jumlah logam yang terakumulasi akan terus mengalami peningkatan

Page 28: EFEK PENCEMARAN PERAIRAN SUNGAI KAMPAR DI … · Magister Sains pada Program Studi Pengelolaan Sumberdaya Pesisir dan Laut SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2007.

14

(biomagnifikasi) dan dalam rantai makanan biota yang tertinggi akan mengalami

akumulasi Cd yang lebih banyak. Keracunan kadmium bisa menimbulkan rasa

sakit, panas pada bagian dada, penyakit paru-paru akut dan menimbulkan

kematian. Salah satu contoh kasus keracunan akibat pencemaran Cd adalah

timbulnya penyakit itai-itai di Jepang (Palar, 2004).

2. Plumbum-Timah hitam (Pb)

Logam Pb secara alami tersebar luas pada batu-batuan dan lapisan kerak

bumi (Clark, 1986). Logam ini termasuk ke dalam kelompok logam-logam

golongan IV-A dengan nomor atom 82 dan bobot 207,2. Penyebaran Pb di bumi

sangat sedikit yaitu 0,0002 % dari seluruh lapisan bumi. Logam Pb terdapat di

perairan baik secara alamiah ataupun sebagai dampak dari aktifitas manusia.

Logam ini masuk ke perairan melalui pengkristalan Pb di udara dengan bantuan

air hujan. Di samping itu, proses korosifikasi dari batuan mineral akibat

hempasan gelombang dan angin, juga merupakan salah satu jalur sumber Pb yang

akan masuk ke dalam perairan (Palar, 2004).

Timbal dan persenyawaannya digunakan dalam industri baterai sebagai

bahan yang aktif dalam pengaliran arus elektron. Kemampuan timbal dalam

membentuk alloy dengan logam lain telah dimanfaatkan untuk meningkatkan sifat

metalurgi ini dalam penerapan yang sangat luas, contohnya digunakan untuk kabel

listrik, kontruksi pabrik-pabrik kimia, kontainer dan memiliki kemampuan tinggi

untuk tidak mengalami korosi (Palar, 2004). Selain itu, Pb dapat digunakan

sebagai zat tambahan bahan bakar dan pigmen timbal dalam cat yang merupakan

penyebab utama peningkatan kadar Pb di lingkungan (Darmono, 1995). Hampir

10 % dari total produksi tambang logam timbal digunakan untuk pembuatan tetra

ethyl lead atau TEL yang dibutuhkan sebagai bahan penolong dalam proses

produksi bahan bakar bensin karena dapat mendongkrak (boosting) nilai oktan

bahan bakar sekaligus berfungsi sebagai antiknocking untuk mencegah terjadinya

ledakan saat berlangsungnya pembakaran dalam mesin.

Konsentrasi Pb yang mencapai 188 mg/l, dapat membunuh ikan.

Sedangkan krustase setelah 245 jam akan mengalami kematian, apabila pada

badan air konsentrasi Pb adalah 2,75 - 49 mg/l (Palar, 2004). Direktorat Jenderal

Page 29: EFEK PENCEMARAN PERAIRAN SUNGAI KAMPAR DI … · Magister Sains pada Program Studi Pengelolaan Sumberdaya Pesisir dan Laut SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2007.

15

Pengawasan Obat dan Makanan (POM) No. 03725/B/SK/VII/89 membatasi

kandungan logam berat Pb maksimum pada sumberdaya ikan dan olahannya

adalah adalah 2,0 ppm. Untuk batas maksimum cemaran logam berat dalam

makanan menurut Depkes RI (1989) pada Tabel 1.

Tabel 1. Batas maksimum cemaran logam berat dalam makanan (DEPKES RI,

1989) Parameter Satuan Batas Maksimum

Merkuri (Hg) µg/kg 500 Kadmium (Cd) µg/kg 1000

Timbal (Pb) µg/kg 2000

Kandungan Logam Berat Dalam Air

Air merupakan elemen penting bagi kehidupan organisme perairan. Untuk

menjaga kualitas perairan yang mendukung kehidupan berbagai organisme maka

diperlukan suatu pengontrolan dari berbagai aktifitas manusia yang memanfaatkan

perairan baik secara langsung maupun tidak langsung. Salah satu kegiatan

manusia yang memanfaatkan perairan adalah kegiatan industri. Sebagaimana

diketahui secara umum bahwa hasil buangan akhir dari sebuah pabrik atau

kegiatan industri bermuara ke perairan disekitarnya, meskipun perusahaan atau

pabrik tersebut telah memiliki IPAL (instalasi pengolahan air limbah). Air

buangan yang telah di olah tidak terlepas akan sisa atau residu yang mengandung

bahan berbahaya bagi kehidupan perairan baik dalam kadar yang banyak atau

sedikit.

Konsentrasi bahan pencemar yang masuk ke perairan bisa mempengaruhi

kehidupan organisme terutama yang menjadi topik disini adalah spesies ikan.

Salah satu jenis unsur kimia yang bisa menyebabkan terjadi kerusakan ekosistem

perairan adalah unsur logam berat. Sebagaimana diketahui unsur logam berat yang

masuk ke perairan berasal dari berbagai kegiatan indutsri selain bersumber dari

alam sendiri. Untuk itu sangat diperlukan suatu kajian yang melihat seberapa

besar pengaruh unsur-unsur logam berat tersebut bisa mempengaruhi ekosistem

perairan terutama yang berhubungan langsung dengan kualitas airnya.

Page 30: EFEK PENCEMARAN PERAIRAN SUNGAI KAMPAR DI … · Magister Sains pada Program Studi Pengelolaan Sumberdaya Pesisir dan Laut SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2007.

16

Tabel 2. Standar baku mutu air terhadap logam berat

Logam Simbol Standar Baku Perikanan (mg/l)1 EPA (ppm)2

Kadmium Cd 0,01 0,0043 Krom Cr 0,05 0,016 Timbal Pb 0,01 0,065 Seng Zn 0,02 0,12 Merkuri Hg 0,002 0,0014 Keterangan : 1. PP No 82 tahun 2001 2. Environmental Protection Agency. 1973. Water Quality Criteria

Logam berat biasanya sangat sedikit dalam air secara ilmiah kurang dari 1

g/l. Menurut Palar (2004) kelarutan dari unsur-unsur logam dan logam berat

dalam badan air dikontrol oleh : (1) pH badan air, (2) jenis dan konsentrasi logam

dan khelat (3) keadaan komponen mineral teroksida dan sistem berlingkungan

redoks.

Logam berat yang dilimpahkan ke perairan, baik di sungai ataupun laut

akan dipindahkan dari badan airnya melalui beberapa proses yaitu : pengendapan,

adsorbsi dan absorbsi oleh organisme perairan. Logam berat mempunyai sifat

yang mudah mengikat bahan organik dan mengendap di dasar perairan dan

bersatu dengan sedimen sehingga kadar logam berat dalam sedimen lebih tinggi

dibandingkan dalam air (Harahap, 1991).

Berdasarkan peraturan pemerintah kandungan logam berat yang boleh

masuk ke perairan laut mempunyai batasan. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat

pada Tabel 3.

Tabel 3. Kriteria baku mutu air laut untuk biota laut (MENKLH, 2004)

Parameter Satuan Baku Mutu

Merkuri (Hg) Kadmium (Cd) Timbal (Pb)

mg/l mg/l mg/l

0,01 0,001 0,008

Rochyatun (1997) menyatakan walaupun terjadi peningkatan sumber

logam berat, namun konsentrasinya dalam air dapat berubah setiap saat. Hal ini

Page 31: EFEK PENCEMARAN PERAIRAN SUNGAI KAMPAR DI … · Magister Sains pada Program Studi Pengelolaan Sumberdaya Pesisir dan Laut SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2007.

17

terkait dengan berbagai macam proses yang dialami oleh senyawa tersebut selama

dalam kolom air. Parameter yang mempengaruhi konsentrasi logam berat di

perairan adalah suhu, salinitas, arus, pH dan padatan tersuspensi total atau seston

(Nanty, 1999). Dengan sendirinya interaksi dari faktor-faktor tersebut akan

berpengaruh terhadap fluktuasi konsentrasi logam berat dalam air, karena

sebagian logam berat tersebut akan masuk ke dalam sedimen.

Kandungan Logam Berat Dalam Sedimen

Sedimen merupakan tempat tinggal tumbuhan dan hewan yang ada di

dasar. Sedimen terdiri dari bahan organik yang berasal dari hewan atau tumbuhan

yang membusuk kemudian tenggelam ke dasar dan bercampur dengan lumpur dan

bahan anorganik yang umumnya berasal dari pelapukan batuan (Sverdrup, 1966).

Kebanyakan perairan pesisir didominasi oleh substrat lunak. Substrat

lumpur berasal dari sedimen yang terbawa oleh sungai ke perairan pesisir.

Claphman (1973) menyatakan bahwa air sungai mengangkut partikel lumpur

dalam bentuk suspensi, ketika partikel mencapai muara dan bercampur dengan air

laut, partikel lumpur akan membentuk partikel yang lebih besar dan mengendap di

dasar perairan.

Sedimen estuaria adalah secara fisiologis merupakan lingkungan yang

kaku untuk kebanyakan invertebrata karena range kadar garamnya ( 14±30 0/00),

fluktuasi temperatur dan pasang surut. Banyak spesies yang umum digunakan

dalam pengujian toksisitas di perairan laut dan tawar, tidak sesuai untuk

mengukur toksisitas sedimen di estuaria karena toleransi kadar garam yang sempit

atau tidak ada spesies endemik di estuaria.

Struktur sedimen pada tiap stasiun pengamatan berbeda. Pada stasiun

pengamatan 1 struktur sedimen tergolong pada pasir kasar dan banyak batuan.

Sedangkan pada stasiun pengamatan 2 dan 3 termasuk sedimen lumpur.

Karakteristik perbedaan sedimen ikut berperan pada pola penyebaran dari

konsentrasi logam di dasar perairan.

Sedimen laut menurut asalnya diklasifikasikan menjadi tiga kelompok

yaitu lythogenous, biogenous dan hydrogenous. Lythogenous adalah sedimen

yang berasal dari batuan, umumnya berupa mineral silikat yang berasal dari

Page 32: EFEK PENCEMARAN PERAIRAN SUNGAI KAMPAR DI … · Magister Sains pada Program Studi Pengelolaan Sumberdaya Pesisir dan Laut SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2007.

18

pelapukan batuan. Biogenous adalah sedimen yang berasal dari organisme berupa

sisa-sisa tulang, gigi atau cangkang organisme, sedangkan hydrogenous

merupakan sedimen yang terbentuk karena reaksi kimia yang terjadi di laut

(Hutabarat dan Stewart, 1985).

Karakteristik sedimen akan mempengaruhi morfologi, fungsional, tingkah

laku serta nutrien hewan benthos. Hewan benthos seperti bivalva dan gastropoda

beradaptasi sesuai dengan tipe substratnya. Adaptasi terhadap substrat ini akan

menentukan morfologi, cara makan dan adaptasi fisiologis organisme terhadap

suhu, salinitas serta faktor kimia lainnya (Razak, 2002). Disamping tipe substrat,

ukuran partikel sedimen juga berperan penting dalam menentukan jenis benthos

laut (Levinton, 1982). Partikel sedimen mempunyai ukuran yang bervariasi,

mulai dari yang kasar sampai halus. Menurut Buchanan (1984) berdasarkan skala

Wenworth sedimen di klasifikasikan berdasarkan ukuran partikelnya (Tabel 4).

Sedimen terdiri dari beberapa komponen bahkan tidak sedikit sedimen

yang merupakan pencampuran dari komponen-komponen tersebut. Adapun

komponen itu bervariasi, tergantung dari lokasi, kedalaman dan geologi dasar

(Forstner dan Wittman, 1983). Pada saat buangan limbah industri masuk ke dalam

suatu perairan maka akan terjadi proses pengendapan dalam sedimen. Hal ini

menyebabkan konsentrasi bahan pencemar dalam sedimen meningkat.

Tabel 4. Klasifikasi partikel sedimen menurut skala Wenworth (Buchanan, 1984)

Ukuran partikel No. Partikel mm µm 1. Boulder (batuan) > 256 > 256x103

2. Cobble (batuan bulat) 64-256 64x103-256x103

3. Pebble (batu kerikil) 4,0-64 4000-64000 4. Granule (butiran) 2,0-4,0 2000-4000 5. Very coarse sand (pasir sangat kasar) 1,0-2,0 1000-2000 6. Coarse sand (pasir kasar) 0,5-1,0 500-1000 7. Medium sand (pasir sedang) 0,25-0,5 250-500 8. Fine sand (pasir halus) 0,125-0,25 125-250 9. Very fine sand (pasir sangat halus) 0,0625-0,125 62,5-125

10. Silt (Lumpur) 0,0039-0,0625 3,9-62,5 11. Clay (liat) < 0,0039 < 3,9

Logam berat yang masuk ke dalam lingkungan perairan akan mengalami

pengendapan, pengenceran dan dispersi, kemudian diserap oleh organisme yang

Page 33: EFEK PENCEMARAN PERAIRAN SUNGAI KAMPAR DI … · Magister Sains pada Program Studi Pengelolaan Sumberdaya Pesisir dan Laut SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2007.

19

hidup di perairan tersebut. Pengendapan logam berat di suatu perairan terjadi

karena adanya anion karbonat hidroksil dan klorida (Hutagalung, 1984). Logam

berat mempunyai sifat yang mudah mengikat bahan organik dan mengendap di

dasar perairan dan bersatu dengan sedimen sehingga kadar logam berat dalam

sedimen lebih tinggi dibanding dalam air (Hutagalung, 1991)

Logam berat mempunyai sifat yang mudah mengikat dan mengendap di

dasar perairan dan bersatu dengan sedimen, oleh karena itu kadar logam berat

dalam sedimen lebih tinggi dibandingkan dalam air (Harahap, 1991). Konsentrasi

logam berat pada sedimen tergantung pada beberapa faktor yang berinteraksi.

Faktor-faktor tersebut adalah :

1. Sumber dari mineral sedimen antara sumber alami atau hasil aktifitas

manusia.Melalui partikel pada lapisan permukaan atau lapisan dasar sedimen.

2. Melalui partikel yang terbawa sampai ke lapisan dasar.

3. Melalui penyerapan dari logam berat terlarut dari air yang bersentuhan.

Beberapa material yang terkonsentrasi di udara dan permukaan air

mengalami oksidasi, radiasi ultraviolet, evaporasi dan polymerisasi. Jika tidak

mengalami proses pelarutan, material ini akan saling berikatan dan bertambah

berat sehingga tenggelam dan menyatu dalam sedimen. Logam berat yang

diadsorpsi oleh partikel tersuspensi akan menuju dasar perairan, menyebabkan

kandungan logam di air menjadi lebih rendah. Hal ini tidak menguntungkan bagi

organisme yang hidup di dasar seperti oyster dan kepiting sebagai filter feeder,

partikel sedimen ini akan masuk ke dalam sistem pencernaannya (Williams,

1979).

Logam berat yang masuk ke sistem perairan, baik di sungai maupun lautan

akan dipindahkan dari badan airnya melalui tiga proses yaitu pengendapan,

adsorbsi, dan absorbsi oleh organisme-organisme perairan (Bryan, 1976). Dalam

lingkungan perairan, bentuk logam antara lain berupa ion-ion bebas, pasangan ion

organik, dan ion kompleks. Kelarutan logam dalam air dikontrol oleh pH air.

Kenaikan pH menurunkan kelarutan logam dalam air, karena kenaikan pH

mengubah kestabilan dari bentuk karbonat menjadi hidroksida yang membentuk

ikatan dengan partikel pada badan air, sehingga akan mengendap membentuk

Page 34: EFEK PENCEMARAN PERAIRAN SUNGAI KAMPAR DI … · Magister Sains pada Program Studi Pengelolaan Sumberdaya Pesisir dan Laut SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2007.

20

lumpur (Palar, 2004). Selain itu, kenaikan suhu air laut dan penurunan pH akan

mengurangi adsorpsi senyawa logam berat pada partikulat. Suhu air laut yang

lebih dingin akan meningkatkan adsorpsi logam berat ke partikulat untuk

mengendap di dasar laut. Sementara saat suhu air laut naik, senyawa logam berat

akan melarut di air laut karena penurunan laju adsorpsi ke dalam partikulat.

Logam yang memiliki kelarutan yang kecil akan ditemukan di permukaan air laut

selanjutnya dengan perpindahan dan waktu tertentu akan mengendap hingga ke

dasar laut, artinya logam tersebut hanya akan berada di dekat permukaan air laut

dalam waktu yang sesaat saja untuk kemudian mengendap lagi. Hal ini ditentukan

antara lain oleh massa jenis air laut, viskositas (kekentalan) air laut, temperatur air

laut, arus serta faktor-faktor lainnya.

Daya larut logam berat dapat menjadi lebih tinggi atau lebih rendah

tergantung pada kondisi lingkungan perairan. Pada daerah yang kekurangan

oksigen, misalnya akibat kontaminasi bahan-bahan organik, daya larut logam

berat akan menjadi lebih rendah dan mudah mengendap. Logam berat seperti

Zn,Cu, Cd, Pb, Hg dan Ag akan sulit terlarut dalam kondisi perairan yang anoksik

(Ramlal, 1987). Logam berat yang terlarut dalam air akan berpindah ke dalam

sedimen jika berikatan dengan materi organik bebas atau materi organik yang

melapisi permukaan sedimen, dan penyerapan langsung oleh permukaan partikel

sedimen (Wilson, 1988).

Kandungan logam berat pada sedimen umumnya rendah pada musim

kemarau dan tinggi pada musim penghujan. Penyebab tingginya kadar logam

berat dalam sedimen pada musim penghujan kemungkinan disebabkan oleh

tingginya laju erosi pada permukaan tanah yang terbawa ke dalam badan sungai,

sehingga sedimen dalam sungai yang diduga mengandung logam berat akan

terbawa oleh arus sungai menuju muara dan pada akhirnya terjadi proses

sedimentasi (Bryan, 1976).

Mengendapnya logam berat bersama-sama dengan padatan tersuspensi

akan mempengaruhi kualitas sedimen di dasar perairan dan juga perairan

sekitarnya. Kekuatan ionik yang terdapat di air laut disebabkan adanya berbagai

kandungan anion dan kation pada air laut, sehingga memungkinkan terjadinya

proses koagulasi (penggumpalan) senyawa logam berat yang ada dan

Page 35: EFEK PENCEMARAN PERAIRAN SUNGAI KAMPAR DI … · Magister Sains pada Program Studi Pengelolaan Sumberdaya Pesisir dan Laut SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2007.

21

memungkinkan terjadinya proses sedimentasi (pengendapan). Jika kapasitas

angkut sedimen cukup besar, maka sedimen di dasar perairan akan terangkat dan

terpindahkan. Sesuai teori gravitasi, apabila partikulat memiliki massa jenis lebih

besar dari massa jenis air laut maka partikulat akan mengendap di dasar laut atau

terjadi proses sedimentasi.

Menurut Bernhard (1981) konsentrasi logam berat tertinggi terdapat dalam

sedimen yang berupa lumpur, tanah liat, pasir berlumpur dan campuran dari

ketiganya dibandingkan dengan yang berupa pasir murni. Hal ini sebagai akibat

dari adanya gaya tarik elektro kimia partikel sedimen dengan partikel mineral,

pengikatan oleh partikel organik dan pengikatan oleh sekresi lendir organisme.

Kandungan Logam Berat Dalam Tubuh Ikan

Darmono (2001) logam berat masuk ke dalam jaringan tubuh makhluk

hidup melalui beberapa jalan, yaitu: saluran pernafasan, pencernaan dan penetrasi

melalui kulit. Di dalam tubuh hewan logam diabsorpsi darah, berikatan dengan

protein darah yang kemudian didistribusikan ke seluruh jaringan tubuh.

Akumulasi logam yang tertinggi biasanya dalam detoksikasi (hati) dan ekskresi

(ginjal). Akumulasi logam berat dalam tubuh organisme tergantung pada

konsentrasi logam berat dalam air/lingkungan, suhu, keadaan spesies dan aktifitas

fisiologis (Connel dan Miller 1995).

Bahan pencemar yang masuk ke dalam lingkungan perairan akan

mengalami tiga macam proses akumulasi yaitu fisik, kimia dan biologis. Buangan

limbah industri yang mengandung bahan berbahaya dengan toksisitas yang tinggi

dan kemampuan biota untuk menimbun logam bahan pencemar mengakibatkan

bahan pencemar langsung terakumulasi secara fisik dan kimia lalu mengendap di

dasar laut. Melalui rantai makanan terjadi metabolisme bahan berbahaya secara

biologis dan akhirnya akan mempengaruhi kesehatan manusia. Akumulasi melalui

proses biologis inilah yang diesbut dengan bioakumulasi (Hutagalung, 1984).

Bahan Pencemar (racun) masuk ke tubuh organisme atau ikan melalui

proses absorpsi. Absorpsi merupakan proses perpindahan racun dari tempat

pemejanan atau tempat absorpsinya ke dalam sirkulasi darah. Absorpsi, distribusi

dan ekskresi bahan pencemar tidak dapat terjadi tanpa transpor melintasi

Page 36: EFEK PENCEMARAN PERAIRAN SUNGAI KAMPAR DI … · Magister Sains pada Program Studi Pengelolaan Sumberdaya Pesisir dan Laut SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2007.

22

membran. Proses transportasi dapat berlangsung dengan 2 cara : transpor pasif

(yaitu melalui proses difusi) dan transpor aktif (yaitu dengan sistem transpor

khusus, dalam hal ini zat lazimnya terikat pada molekul pengemban). Bahan

pencemar dapat masuk ke dalam tubuh ikan melalui tiga cara yaitu melalui rantai

makanan, insang dan difusi permukaan kulit (Hutagalung, 1984).

Beberapa efek yang ditimbulkan oleh merkuri terhadap tubuh menurut

Palar (2004) antara lain :

1. Semua senyawa merkuri adalah racun bagi tubuh, apabila berada dalam jumlah

yang cukup.

2. Senyawa-senyawa merkuri yang berbeda, menunjukkan karakteristik yang

berbeda pula dalam daya racun yang dimilikinya, penyebarannya, akumulasi

dan waktu retensinya di dalam tubuh.

3. Biotransformasi tertentu yang terjadi dalam suatu tata linkungan dan atau

dalam tubuh organisme hidup yang telah kemasukan merkuri disebabkan oleh

perubahan bentuk atas senyawa-senyawa merkuri itu, dari satu tipe ke tipe

lainnya.

4. Pegaruh utama yang ditimbulkan oleh merkuri di dalam tubub adalah

menghalangi kerja enzim dan merusak selaput dinding (membran) sel. Keadaan

itu disebabkan karena kemampuan merkuri dalam membentuk ikatan kuat

dengan gugus yang mengandung belerang (sulfur) yang terdapat dalam enzim

atau dinding sel.

5. Kerusakan yang diakibatkan oleh logam merkuri dalam tubuh umumnya

bersifat permanen.

2.4. Ikan Baung (Hemibagrus nemurus)

Ikan baung tergolong kedalam benthopelagic, dan hidup di perairan tawar

dan payau dengan kisaran pH 7 – 8,2 dan suhu 22 – 25oC. Secara umum ikan

baung terdistribusi dibeberapa daerah atau negara yaitu; Asia: Mekong, Chao

Phraya dan Xe Bangfai basins; juga dari Malay Peninsula, Sumatra, Java, Borneo.

Ciri-ciri umum dari ikan baung adalah kepala ikan kasar, sirip lemak

dipunggung sama panjang dengan sirip dubur, pinggiran ruang mata bebas, bibir

tidak bergerigi yang dapat digerakkan, daun-daun insang terpisah. Langit-langit

Page 37: EFEK PENCEMARAN PERAIRAN SUNGAI KAMPAR DI … · Magister Sains pada Program Studi Pengelolaan Sumberdaya Pesisir dan Laut SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2007.

23

bergerigi, lubang hidug berjauhan, yang di belakang dengan satu sungut hidung.

Sirip punggung berjari-jari keras tajam. Ikan ini tidak bersisik, mulutnya tidak

dapat disembulkan, biasanya tulang rahang atas bergerigi, 1-4 pasang sungut dan

umumnya berupa sirip tambahan.

Adapun tingkatan taksonomi ikan baung (Fish base, 2006) adalah sebagai

berikut:

Domain : Eukaryota Kingdom : Animalia Subkingdom : Bilateria Branch : Deuterostomia Infrakingdom : Chordonia Phylum : Chordata Subphylum : Vertebrata Infraphylum : Gnathostomata Class : Osteichthyes Subclass : Actinopterygii Infraclass : Actinopteri Superdivision : Neopterygii Division : Halecostomip Subdivision : Teleostei Infradivision : Elopocephala Cohort : Clupeocephala Subcohort : Otocephala Division : Ostariophysi Order : Siluriformes Family : Bagridae Genus : Hemibagrus Spesies : Hemibagrus nemurus Linneus

Gambar 3. Ikan baung (Hemibagrus nemurus)

Page 38: EFEK PENCEMARAN PERAIRAN SUNGAI KAMPAR DI … · Magister Sains pada Program Studi Pengelolaan Sumberdaya Pesisir dan Laut SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2007.

24

2.5. Histopatologi

Toksikologi adalah ilmu yang mempelajari aksi berbahaya zat kimia atas

system biologi. Peristiwa timbulnya pengaruh berbahaya atau efek toksik racun

atas makhluk hidup, melalui beberapa proses. Pertama kali makhluk hidup

mengalami pemejanan dengan racun. Berikutnya, setelah mengalami absorpsi dari

tempat pemejanannya, racun atau metabolitnya kan terdistribusi ke tempat aksi

(sel sasaran atau reseptor) tertentu yang ada di dalam diri makhluk hidup.

Ditempat aksi ini, kemudian terjadi interaksi antara racun atau metabolitnya dan

komponen penyusun sel sasaran atau reseptor. Dan sebagai akibat sederetan

peristiwa biokimia dan biofisika berikutnya, akhirnya timbul pengaruh berbahaya

atau efek toksik dengan wujud dan sifat tertentu.

Ketoksikan racun ditentukan oleh keberadaan racun ditempat aksi, dan

keadaan ini bergantung pada keefektifan absorpsi, distribusi dan eliminasi racun

tersebut. Keefektifan absorpsi racun menentukan kecepatan dan kadar atau jumlah

racun yang ada dalam sirkulasi darah. Keefektifan distribusi menentukan

kecepatan dan kadar jumlah racun yang ada dalam tempat aksi tertentu. Dan

keefektifan eliminasi, menentukan kadar atau jumlah racun dan lama tinggal racun

di tempat aksinya.

Ada berbagai kemungkinan untuk menggolongkan toksikologi. Dapat

dibedakan antara: 1. Efek toksik akut, yang mempunyai korelasi langsung dengan

absorpsi zat toksik. 2. Efek toksik kronis, yang acapa kali zat toksik dalam jumlah

kecil-diabsorpsi sepanjang jangka waktu yang lama-terakumlasi mencapai

konsentrasi toksik dan karena itu akhirnya menimbulkan gejala keracunan.

Untuk melihat perubahan yang ditimbulkan akibat masuknya bahan

pencemar pada tubuh ikan terutama pada organ pernafasan (insang) dan hati,

maka dilakukan pengamatan secara histopatologi. Histologi adalah cabang ilmu

biologi yang mempelajari tentang jaringan. Patologi adalah kajian tentang

penyakit atau kajian tentang adaptasi yang tidak cukup terhadap perubahan-

perubahan lingkungan eksternal dan internal (Spector, 1993).

Page 39: EFEK PENCEMARAN PERAIRAN SUNGAI KAMPAR DI … · Magister Sains pada Program Studi Pengelolaan Sumberdaya Pesisir dan Laut SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2007.

25

Insang

Insang adalah organ berhubungan dengan pernapasan utama dari ikan.

insang Epithelium dari ikan adalah lokasi pertukaran gas yang utama,

keseimbangan asam basa, regulasi ion. Fungsi organ pernafasan ini adalah hal

yang penting bagi kehidupan ikan, dan untuk seluruh keberadaan ikan itu. Oleh

karena itu, jika ikan diekspos ke lingkungan yang tercemar, akan membahayakan

fungsi utama dari organ pernafasan ikan tersebut.

Insang sebagai alat pernafasan ikan, juga digunakan sebagai alat pengukur

tekanan antara air dan dalam tubuh ikan (osmoregulasi). Oleh sebab itu, insang

sangat peka terhadap pengaruh toksisitas logam. Logam kelas B sangat reaktif

terhadap ligan sulfur dan nitrogen, sehingga ikatan logam kelas B tersebut sangat

penting bagi fungsi normal metaloenzim dan juga metabolisme terhadap sel.

Bilamana metaloenzim disubsitusi oleh logam yang bukan semestinya, maka akan

menyebabkan protein mengalami deformasi dan mengakibatkan menurunnya

kemampuan katalitik enzim tersebut. Disamping gangguan sistem biokimiawi

tersebut perubahan struktur morfologi insang juga terjadi.

Insang meruapakan komponen penting dalam pertukaran gas. Insang

terbentuk dari lengkungan tulang rawan yang mengeras, dengan beberapa filamen

insang di dalamnya. Tiap-tiap filamen insang terdiri atas banyak lamella. Struktur

lamella tersusun atas sel-sel epithel yang tipis pada bagian luar, membran dasar

dan sel-sel tiang sebagai penyangga pada bagian dalam. Pinggirian lamella yang

tidak menempel pada lengkung insang sangat tipis, ditutupi oleh epitelium dan

mengandung jaringan pembuluh darah kapiler.

(A) (B)

Gambar 4. A. Struktur eksternal (bagian luar) insang, b. struktur internal (bagian dalam) insang

Page 40: EFEK PENCEMARAN PERAIRAN SUNGAI KAMPAR DI … · Magister Sains pada Program Studi Pengelolaan Sumberdaya Pesisir dan Laut SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2007.

26

Affandi dan Tang (2002), mengemukakan bahwa insang pada ikan terbagi

dua yaitu insang dalam dan insang luar. Insang dalam seperti insang septal (pada

ikan elasmobranchii) dan insang tertutup (ikan teleostei). Tiap lengkung insang

mempunyai filament (lamella primer) yang banyak dimana jumlahnya mencapai

ratusan. Jumlah filament berbeda untuk tiap ikan tergantung pada beberapa factor

seperti ukuran dan luas permukaan tubuh serta habitat hidupnya. Tiap-tiap

filament insang mempunyai banyak lamella sekunder dengan dinding tipis.

Lamella primer: ephitelium pada lamella primer terdiri dari beberapa lapis sel,

terdapat 2 bentuk sel pada lamella ini yaitu : sel monocyte merupakan sel chlorid

yang berfungsi dalam pertukaran garam, pembuangan garam pada ikan laut dan

pengambilan garam pada ikan tawar, sel monocyte yang berfungsi untuk

menghasilkan mucus. Lamella sekunder terdapat pada bagian atas dan bawah

permukaan lamella primer dan ditutupi oleh dinding (ephitellium) yang tipis.

Ephitellium tersebut terletak di bawah membran yang didukung oleh sel pillar.

Jarak antar sel pillar disebut lacunae yang menghubungkan darah arteri afferent

dan efferent. Jumlah dari lamella sekunder tergantung pada ukuran luas, luas

permukaan tubuh dan kebiasaan hidup ikan.

Sel-sel lain yang ditemukan pada lamella primer dan sekunder adalah

melanosit, limposit, makropage, sel endothelid, sel mocous, sel rodlet dan sel

chlorid. Sel chlorid terletak antara lamella sekunder pada filamen insang.

Toksisitas logam-logam berat yang melukai insang dan struktur jaringan

luar lainnya, dapat menimbulkan kematian terhadap ikan yang disebabkan oleh

proses anoxemia, yaitu terhambatnya fungsi pernapasan yakni sirkulasi dan

eksresi dari insang. Unsur-unsur logam berat yang mempunyai pengaruh terhadap

insang adalah timah, seng, besi, tembaga, kadmium dan merkuri. Percobaan yang

dilakukan terhadap ikan Carasius auratus menunjukkan bahwa urut-urutan

penyerapan logam berat oleh chemoreceptor (taste bund) dari ikan adalah

merkuri, tembaga, seng, dan timah (Widodo,1980). Perubahan yang terjadi pada

filamen insang dapat dilihat pada Gambar 5.

Page 41: EFEK PENCEMARAN PERAIRAN SUNGAI KAMPAR DI … · Magister Sains pada Program Studi Pengelolaan Sumberdaya Pesisir dan Laut SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2007.

27

Gambar 5. Insang yang terkena polutan. (a-f) lamella, (1) epithelial lifting (2)

nekrosis (3) lamella fusion (4) hypertrophy (5) hyperplasia (6) epithelial rupture (7) mucus secresion (8) lamella anuerism (9) vascular congestion (10) mucus cell proliferation (11) Chloride cell damage early (12) chloride cell proliferation (13) leucocyte infiltration of ephitelium (14A) lamella blood sinus dilates (14B) Lamella sinus constricts. (Heath, 1987)

Ginjal

Ginjal berfungsi untuk filtrasi dan mengekskresikan bahan yang tidak

dibutuhkan oleh tubuh, termasuk polutan seperti logam berat yang toksik. Hal

tersebut menyebabkan ginjal sering mengalami kerusakan oleh daya toksik logam.

Dari perubahan terjadi pada ginjal maka tubulus ginjal lebih sering terjadi

kerusakan daripada glomerulus, disamping itu bagian proksimat lebih banyak

menderita.

Ginjal ikan baung terletak dibelakang bagian kepala/bagian depan dari

perut ikan, bersebelahan dengan jantung ikan dengan beberapa bagian memanjang

ke dalam rongga di dasar sirip dada dekat ginjal bagian depan. Jaringan ginjal

ikan lebih rapuh dan konsistensinya lebih lunak dari vertebrata lainnya.

Ginjal mempunyai peran utama dalam ekskresi metabolisme, pencernaan

dan tempat penyimpanan berbagai unsur, termasuk bahan racun. Histopathology

ginjal adalah suatu kunci indikator dari toksisitas bahan kimia dan metode

histopatologi merupakan suatu cara yang bermanfaat untuk mempelajari efek

Page 42: EFEK PENCEMARAN PERAIRAN SUNGAI KAMPAR DI … · Magister Sains pada Program Studi Pengelolaan Sumberdaya Pesisir dan Laut SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2007.

28

bahan toksik yang terekspose dan bahan toksik yang ada di lingkungan perairan

bagi organisme.

Ginjal ikan baung terdiri dari dua bagian yaitu ginjal depan (anterior

kidney) dan ginjal belakang (posterior kidney). Ginjal ini terletak di bagian

belakang dari rongga perut pada sisi atas. Ginjal berfungsi sebagai alat

pengeluaran sisa metabolisme.

Page 43: EFEK PENCEMARAN PERAIRAN SUNGAI KAMPAR DI … · Magister Sains pada Program Studi Pengelolaan Sumberdaya Pesisir dan Laut SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2007.

29

III. BAHAN DAN METODE

3.1.Waktu dan Tempat

Penelitian ini dilaksanakan di Sungai Kampar Provinsi Riau (Gambar 6),

laboratorium parasit dan penyakit dan laboratorium lingkungan Fakultas

Perikanan dan Ilmu Kelautan Institut Pertanian Bogor. Adapun waktu penelitian

dilaksanakan pada bulan Juli - September 2006.

Keterangan : 1. Stasiun 1 : Hulu sungai 2. Stasiun 2 : Sekitar pabrik 3. Stasiun 3 : Muara sungai

Gambar 6. Lokasi penelitian di Provinsi Riau

3.2. Bahan dan Alat

Untuk pengukuran kualitas air, bahan dan alat yang digunakan dapat

dilihat pada Tabel 5, sedangkan untuk kegiatan lainnya yang dilakukan dalam

penelitian ini dapat dilihat pada Tabel 6.

Stasiun 1 Stasiun 3

Stasiun 2

Page 44: EFEK PENCEMARAN PERAIRAN SUNGAI KAMPAR DI … · Magister Sains pada Program Studi Pengelolaan Sumberdaya Pesisir dan Laut SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2007.

30

Tabel.5. Metode pengukuran parameter kualitas air

No. Parameter Kualitas air Alat Keterangan 1 2

Fisika Suhu air (ºC) TSS

Termometer Gravimetrik

Insitu Laboratorium

3 4 5

Kimia Salinitas (ppt) pH Logam (Pb,Cd)

Refraktometer pH meter Spektofotometrik

Insitu Insitu Laboratorium

Tabel 6. Bahan dan alat yang dipergunakan No Alat Bahan 1 Penangkapan Ikan Jaring insang Dasar 2 Sedimen Petersen Grabe Pengawet 3 Histologi

Botol film, gelas objek glass, microtome, incubator, water bath, mikroskop dan kamera, scaple.

insang dan ginjal ikan BNF (buffered neutral formalin), ethanol 70 %, 80%, 90 % dan absolut, xylol, parafin

4 Logam

Spektrofotometer (AAS) air, sedimen dan organ ikan (insang dan ginjal)

3.3. Metode

3.3.1. Stasiun Pengambilan Sampel

Pengambilan sampel dilakukan di tiga stasiun yang dipilih atas dasar jenis

aktivitas-aktivitas di sekitarnya yang dapat menimbulkan pencemaran. Pada setiap

stasiun dilakukan 3 kali pengulangan. Penentuan stasiun tersebut adalah sebagai

berikut:

Stasiun I: Bagian hulu dari muara sungai

Stasiun II: Sekitar aktivitas pabrik

Stasiun III: Muara sungai

Pada masing-masing stasiun pengamatan diambil sampel ikan baung

(Hemibagrus nemurus). Jumlah ikan yang diambil pada masing-masing stasiun

sebanyak 3 ekor untuk dilihat perubahan karakteristik dari organ tubuh ikan yang

terkena dampak dari limbah tersebut dan untuk pengamatan histologi.

Page 45: EFEK PENCEMARAN PERAIRAN SUNGAI KAMPAR DI … · Magister Sains pada Program Studi Pengelolaan Sumberdaya Pesisir dan Laut SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2007.

31

3.3.2.Metode Parameter Kualitas Air

Metode pengambilan dan penanganan contoh air serta metode kualitas air

mengacu pada APHA (1989).

3.3.3.Pembuatan Preparat Histologi

Pengamatan biota ikan yang terkena dampak limbah, dilakukan

pengamatan dengan menggunakan metode mikroteknik, yaitu dengan cara

membuat preparat histologis. Preparat histologis yang dibuat adalah insang dan

ginjal ikan. Adapun prosedur dalam pembuatan preparat histologis adalah:

1. Ikan dibedah dan diambil bagian insang dan ginjalnya.

2. Diawetkan dengan formalin 4 % selama 24 jam.

3. Difiksasi dengan alkohol 70 % selama 24 jam.

4. Alkohol 80%, 90%, 95 %, absolut i dan ii masing-masing 1 jam.

5. Alkohol : xylol (1:1) selama 1 jam.

6. Xylol I dan II masing-masing 1 jam

7. Infiltrasi parafin dalam oven 600 C, xylol:parafin (1:1), Parafin I dan II

masing-masing 1 jam

8. Sampel ditanam dalam cetakan dan dibiarkan mengeras.

9. Blok ditempel pada holder atau blok kayu.

10. Sampel dipotong dengan microtome dengan ketebalan 6-10 mikron.

11. Potongan ditempel pada objek glass yang sebelumnya telah diolesi dengan

glycerin albumin.

12. Sample dikeringkan pada incubator 400 C selama 24 jam lalu diwarnai

dengan HE. Proses pewarnaan dengan menggunakan hemotoxylin dan

eosin dengan langkah sebagai berikut :

Deparaffinasi dengan xylol I dan II masing-masing 2 menit.

Dimasukkan ke dalam alkohol absolut, 96 % dan 90 % masing-masing

selama 2 menit.

Kemudian dimasukkan ke dalam alkohol 80 % dan 70% masing-masing

selama 20 detik.

Dicuci dengan air mengalir lebih kurang 2 menit

Dimasukkan ke dalam haemotoxylin selama 4 menit

Page 46: EFEK PENCEMARAN PERAIRAN SUNGAI KAMPAR DI … · Magister Sains pada Program Studi Pengelolaan Sumberdaya Pesisir dan Laut SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2007.

32

Dicuci dengan air mengalir sampai jernih.

Dimasukkan ke dalam eosin selama 1,5 menit.

Dicuci dengan air mengalir sampai jernih

Direndam dengan alkohol 70 %, 89%, 90%, absolute, xylol i dan ii

masing-masing 2 menit.

13. Ditutup dengan cover glass yang sudah di tetesi dengan entelan neu.

14. Dikeringkan dalam oven pada suhu 400 C selama 24 jam, kemudian di

amati di bawah mikroskop.

3.3.4. Pengukuran Kandungan Logam Berat

Analisa logam berat dilakukan dengan menggunakan spektrofotometrik

serapan atom (AAS) yaitu dengan menggunakan prinsip berdasarkan Hukum

Lambert-Beert yaitu banyaknya sinar yang diserap berbanding lurus dengan kadar

zat. Persamaan garis antara konsentrasi logam berat dengan absorbansi adalah

persamaan linier dengan koefisien arah positif: Y = a + bX. Dengan memasukkan

nilai absorbansi larutan contoh ke persamaan garis larutan standar maka kadar

logam berat contoh dapat diketahui (Hutagalung et al., 1997).

Larutan contoh yang mengandung ion logam dilewatkan melalui nyala

udara-asetilen bersuhu 20000 C sehingga terjadi penguapan dan sebagian tereduksi

menjadi atom. Lampu katoda yang sangat kuat mengeluarkan energi pada panjang

gelombang tertentu dan akan diserap oleh atom-atom logam berat yang sedang di

analisis. Jumlah energi cahaya yang diserap atom logam berat pada panjang

gelombang tertentu ini sebanding dengan jumlah zat yang diuapkan pada saat

dilewatkan melalui nyala api udara-asetilen. Setiap unsur logam berat

membutuhkan lampu katoda yang berbeda. Keseluruhan prosedur ini sangat

sensitif dan selektif karena setiap unsur membutuhkan panjang gelombang yang

sangat pasti (Tinsley, 1979). Untuk lebih jelasnya prinsip kerja spektrofemetrik

dapat dilihat pada Gambar 7.

Page 47: EFEK PENCEMARAN PERAIRAN SUNGAI KAMPAR DI … · Magister Sains pada Program Studi Pengelolaan Sumberdaya Pesisir dan Laut SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2007.

33

Gambar 7. Prinsip kerja spektrofotometrik

3.3.4.1. Pengukuran Kandungan Logam berat Untuk Ikan

Organ yang dibutuhkan untuk dapat digunakan dalam analisis AAS

sebesar 5 gram. Kemudian ditimbang, dilakukan pengabuan kering sesudah

penghilangan bahan-bahan organik dengan pengabuan kering, residu dilarutkan

dalam asam encer. Larutan disebarkan dalam nyala api yang ada dalam alat AAS

sehingga absorpsi/emisi logam dapat dianalisa dan diukur pada panjang

gelombang tertentu.

Adapun prosedur metode Spektrofotometrik (AAS) adalah :

(A).Larutan abu berasal dari pengabuan basah

1. Memindahkan larutan abu ke dalam labu takar. Pilih labu takar yang sesuai

sehingga diperoleh konsentrasi logam yang sesuai dengan kisaran

kerjanya.

2. Ditepatkan sampai tanda tera dengan air lalu campur sampai merata.

(B). Abu berasal dari pengabuan kering

1. Ditambahkan 5-6 ml HCN 6 N ke dalam cawan/pinggan berisi abu,

kemudian dengan ginjal-ginjal panaskan di atas hot plate (pemanas)

dengan pemanasan rendah sampai kering.

2. Ditambahkan 15 ml HCN 3N, dan cawan dipanaskan di atas pemanas

sampai mulai mendidih.

Page 48: EFEK PENCEMARAN PERAIRAN SUNGAI KAMPAR DI … · Magister Sains pada Program Studi Pengelolaan Sumberdaya Pesisir dan Laut SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2007.

34

3. Didinginkan dan saring dengan menggunakan kertas saring, masukkan

filtrat ke dalam labu takar yang sesuai. Usahakan padatan tertinggi

sebanyak mungkin dalam cawan.

4. Ditambahkan 10 ml HCN 3N ke dalam cawan, kemudian panaskan sampai

larutan mendidih.

5. Didinginkan, saring dan masukkan filtrat ke dalam labu takar.

6. Cawan dicuci dengan air sedikitnya 3 kali, saring air cucian lalu masukkan

ke dalam labu takar.

7. Cuci kertas saring dan masukkan air cucian ke dalam labu takar.

(C). Kaliberasi alat dan penetapan sampel

1. Diset alat AAS sesuai dengan instruksi dalam manual alat tersebut.

2. Diukur larutan standar logam dan blanko.

3. Diukur larutan sampel, selama penetapan sampel, diperiksa secara periodik

apakah nilai standar konstan.

4. Dibuat kurva standar untuk masing-masing logam (nilai absorpsi/emisi vs

konsentrasi logam m/ml.

Untuk mendapatkan konsentrasi logam berat yang sebenarnya digunakan rumus:

KeringBeratPenetapanVol.xAASKSebenarnyaK =

3.3.4.2. Pengukuran Kandungan Logam berat dalam Air

1. Contoh air laut 500 ml disaring dengan kertas saring 0,45 m.

2. pH diatur kisarannya 3,5-4 dengan menambahkan dengan HNO3 pekat.

3. Ditambahkan 1 ml larutan HNO3 pekat.

4. Ditambahkan 5 ml campuran penahan buffer asetat.

5. Ditambahkan 5 ml amonium pirolidin ditiokarbonat (apdc), dikocok

sekitar 5 menit.

6. Ditambahkan 10 ml pelarut organik metil iso butil keton (mibk), dikocok

sekitar 3 menit dan biarkan ke dua fasa terpisah.

7. Ditampung fasa airnya. Fasa air ini digunakan untuk pembuatan larutan

blanko laboratorium dan standar.

8. Ditambahkan 10 ml air suling ganda-bebas ion (dddw), dan dikocok

Page 49: EFEK PENCEMARAN PERAIRAN SUNGAI KAMPAR DI … · Magister Sains pada Program Studi Pengelolaan Sumberdaya Pesisir dan Laut SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2007.

35

sekitar 5 detik dan biarkan kedua fasa terpisah. Buang fasa airnya.

9. Ditambahkan 1 ml HNO3 pekat, dan dikocok sebentar dan dibiarkan

sekitar 15 menit.

10. Ditambahkan 9 ml air suling ganda bebas ion dan dikocok sekitar 2 menit

serta ke dua fasa dibiarkan terpisah.

11. Ditampung fasa airnya dan siap diukur dengan AAS menggunakan nyala

udara-asetilen.

3.3.4.3. Pengukuran Kandungan Logam berat dalam sedimen

1. Dimasukkan masing-masing contoh sedimen ke dalam beaker teflon

secara merata agar mengalami proses pengeringan sempurna.

2. Kemudian dikeringkan contoh sedimen dalam oven pada suhu 1050 C

selama 24 jam.

3. Contoh sedimen yang telah kering kemudian ditumbuk sampai halus.

4. Setiap contoh sedimen ditimbang sebanyak kurang lebih 4 gram dengan

alat timbang digital.

5. Contoh sedimen yang telah ditimbang dimasukkan kedalam beaker teflon

yang tertutup.

6. Selanjutnya ditambahkan 5 ml larutan aqua regia dan dipanaskan pada

suhu 1300 C.

7. Setelah semua sedimen larut, pemanasan diteruskan hingga larutan hampir

kering dan selanjutnya didinginkan pada suhu ruang dan dipindahkan ke

sentrifus polietilen.

8. Kedalamnya ditambahkan aquades hingga volumenya mencapai 30 ml dan

dibiarkan mengendap, kemudian tampung fasa airnya. Selanjutnya siap

diukur dengan AAS, menggunakan nyala udara-asetilen.

Baku mutu sedimen

Baku mutu logam berat di dalam lumpur atau sedimen di Indonesia belum

ditetapkan, sehingga sebagai acuan digunakan baku mutu yang dikeluarkan oleh

IADC/CEDA (1997) mengenai kandungan logam yang dapat ditoleransi

Page 50: EFEK PENCEMARAN PERAIRAN SUNGAI KAMPAR DI … · Magister Sains pada Program Studi Pengelolaan Sumberdaya Pesisir dan Laut SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2007.

36

keberadaannya dalam sedimen berdasarkan standar kualitas Belanda, seperti dapat

dilihat pada Tabel 7.

Tabel 7. Kandungan logam berat dalam sedimen (dalam ppm)

Logam berat Level target

Level limit

Level tes

Level intervensi

Level bahaya

Cadmium (Cd) 0,8 2 7,5 12 30 Timbal (Pb) 85 530 530 530 1000

Merkuri (Hg) 0,3 0,5 1,6 10 15 Sumber: IADC/CEDA (1997)

Keterangan :

a. Level target. Jika konsentrasi kontaminan yang ada pada sedimen memiliki

nilai yang lebih kecil dari nilai level target, maka substansi yang ada pada

sedimen tidak terlalu berbahaya bagi lingkungan.

b. Level limit. Jika konsentrasi kontaminan yang ada di sedimen memiliki nilai

maksimum yang dapat ditolerir bagi kesehatan manusia maupun ekosistem.

c. Level tes. Jika konsentrasi kontaminan yang ada di sedimen berada pada

kisaran nilai antara level limit dan level tes, maka dikategorikan sebagai

tercemar ringan.

d. Level intervensi. Jika konsentrasi kontaminan yang ada di sedimen berada

pada kisaran nilai antara level tes dan level intervensi, maka dikategorikan

sebagai tercemar sedang.

e. Level bahaya. Jika konsentrasi kontaminan berada pada nilai yang lebih besar

dari baku mutu level bahaya maka harus dengan segera dilakukan

pembersihan sedimen.

3.3.4.4. Pengukuran Koefisien Distribusi (Kd) dan Biokonsentrasi Faktor

(BCF)

Untuk melihat perbandingan koefisien distribusi (Kd) logam berat dalam

air sedimen dan ikan digunakan rumus:

air berat] [Logamsedimen t]bera [LogamKd =

Page 51: EFEK PENCEMARAN PERAIRAN SUNGAI KAMPAR DI … · Magister Sains pada Program Studi Pengelolaan Sumberdaya Pesisir dan Laut SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2007.

37

Untuk melihat tingkat biokonsentrasi faktor (BCF) digunakan rumus :

air berat] [Logamikan t]bera [LogamBCF1 =

sedimen berat] [Logamikan t]bera [LogamBCF2 =

3.4. Analisa Data dan Penyajian Data

3.4.1. Analisa Deskriptif

Keseluruhan data parameter kualitas air dan logam berat yang ada di

sedimen, badan air maupun yang terkandung pada ikan disajikan secara deskriptif.

3.4.2. Analisa Histopatologi

Disamping menganalisa besarnya kandungan logam berat yang ada dalam

tubuh ikan, dilakukan pula analisa hasil foto histologis beberapa jaringan tubuh

ikan yaitu insang dan ginjal ikan. Melalui cara ini dapat diketahui jenis-jenis

kerusakan yang diakibatkan dari adanya penetrasi logam berat ke dalam tubuh

ikan. Disamping itu juga untuk mengetahui tingkat kerusakan sel-sel pada organ.

Adapun rancangan yang digunakan adalah Rancangan Faktorial (Gasperz,

1991) dengan model matematis sebagai berikut :

Yijk = µ + αi + βj + (αβ)ij + εijk

i = 1, 2,3 j = 1,2,3

Keterangan: Yijk = Nilai kandungan logam berat di perairan Sungai Kampar yang

memperoleh kombinasi ij (taraf ke-i dari perlakuan air, sedimen, organ ikan dan taraf ke-j dari stasiun pengamatan)

µ = Pengaruh umum αi = Besar kandungan logam berat pada perlakuan ke-i βj = Besar kandungan logam berat pada stasiun ke-j (αβ)ij = Pengaruh interaksi antara perlakuan ke-i dan stasiun yang berbeda ke-j εijk = Galat percobaan (pengaruh lainnya)

Page 52: EFEK PENCEMARAN PERAIRAN SUNGAI KAMPAR DI … · Magister Sains pada Program Studi Pengelolaan Sumberdaya Pesisir dan Laut SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2007.

38

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

4.1. Gambaran Umum

Provinsi Riau terdiri dari daerah daratan dan perairan. Di daerah perairan

terdapat 3.214 pulau besar dan kecil. Sebanyak 743 pulau telah memiliki nama

dan sisanya belum. Mayoritas pulau-pulau kecil yang tersebar di perairan laut

Cina Selatan belum berpenghuni dengan luas sekitar 329.867,61 km2, sebesar

71,33 % merupakan daerah perairan/lautan. Keberadaannya membentang dari

lereng Bukit Barisan sampai ke Laut Cina Selatan, terletak antara 1°15’ Lintang

Selatan sampai 4°45’ Lintang Utara.

Daerah Riau beriklim tropis basah dengan rata-rata curah hujan berkisar

antara 2000-3000 mm/tahun yang dipengaruhi oleh musim kemarau serta musim

hujan. Rata-rata hujan pertahun sekitar 160 hari.

Provinsi Riau memiliki 11 kabupaten/kota yaitu : (1) Kuantan Singingi,

(2) Indragiri Hulu, (3) Indragiri Hilir, (4) Pelelawan, (5) Kampar, (6) Siak, (7)

Rokan Hulu, (8) Bengkalis, (9) Rokan Hilir, (10) Pekanbaru, dan (11) Dumai.

dengan ibukota Provinsi di Pekanbaru.

4.1.1. Keadaan Geografis dan Demografis

Secara administratif, wilayah Provinsi Riau terdiri dari 9 kabupaten dan 2

kota, dengan luas wilayah +108 ribu km2. Pada tahun 2005 jumlah penduduk

mencapai 4.614.532 jiwa, dan rata-rata kepadatan penduduknya 42 jiwa per km2.

Jumlah penduduk terbanyak pada kelompok usia 15-64 tahun (67,89 persen),

disusul kelompok usia 0-14 tahun (30,27 persen), dan di atas 65 tahun (1,84

persen). Sebagian besar kawasan dataran rendah di Riau berupa rawa dan tanah

bergambut tebal, yang dialiri empat sungai besar yaitu Rokan, Siak, Kampar, dan

Kuantan-Indragiri. Secara geografis, wilayah Provinsi Riau berbatasan dengan

Malaysia, dan berada pada jalur lalu lintas laut internasional terpadat.

Page 53: EFEK PENCEMARAN PERAIRAN SUNGAI KAMPAR DI … · Magister Sains pada Program Studi Pengelolaan Sumberdaya Pesisir dan Laut SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2007.

39

4.1.2. Struktur Ekonomi

Provinsi Riau merupakan penghasil devisa utama minyak bumi bagi

Indonesia, dengan produksi lebih dari 600.000 barrel per hari (sekitar 60 persen

dari total produksi minyak dan gas nasional). Selain migas, Riau juga kaya akan

potensi sumber daya alam berupa hasil hutan, pertanian, perkebunan, aneka

tambang dan mineral, dan hasil laut (perikanan). Semenjak pemekaran wilayah

dan pembentukan Provinsi Kepulauan Riau (pada pertengahan 2004), terjadi

pergeseran komoditi unggulan ekspor Provinsi Riau. Pada umumnya produk-

produk itu dihasilkan oleh perusahaan-perusahaan modal asing (PMA) di Pulau

Batam dan Bintan. Pada saat ini komoditi ekspor unggulan Provinsi Riau ialah

produk-produk primer berupa bahan baku dan setengah jadi, seperti minyak

mentah sawit (CPO), pulp dan kertas, karet (crumb rubber), kayu lapis (triplex),

kayu olahan, produk kelapa, ikan dan udang segar, batu bara, dan lain-lain.

Dalam struktur ekonomi Riau, terdapat tiga sektor yang memberikan

kontribusi tertinggi yaitu : pertanian, industri, dan perdagangan. Sumbangan

ketiga sektor itu pada pertumbuhan ekonomi Riau mencapai 80,93 persen (2005),

diperkirakan meningkat mencapai 81,41 persen (2006), dan akan naik lagi

menjadi sekitar 81,62 (2007). Pertumbuhan ekonomi Riau tanpa migas tahun

2005, berdasarkan harga konstan tahun 2000, sebesar 8 persen. Nilai ekspor non

migas tahun 2005 sekitar US $ 6.5 milyar, naik 6,5 persen dari tahun 2004 (US $

6.1 milyar). Pada tahun 2005, APBD Riau sebesar Rp 2,489 triliun (bandingkan

dengan APBD Kaltim pada tahun yang sama sejumlah Rp 2,233 triliun).

Berpijak pada visi pembangunan Riau 2020, yaitu : “Terwujudnya

Provinsi Riau sebagai pusat perekonomian dan kebudayaan Melayu dalam

lingkungan masyarakat yang agamis, sejahtera lahir dan batin di Asia Tenggara

tahun 2020” (Perda No.1/ 2004 tentang Renstra Provinsi Riau 2004-2008 dan

Master Plan Riau 2020), Riau tengah gencar melancarkan gerakan

penanggulangan K2I (kemiskinan, kebodohan, dan infrastruktur). Gerakan K2I

dijalankan, antara lain, dengan membangun berbagai kawasan industri (Pelintung,

Lubuk Gaung, Buton, Kuala Enok, dan Tenayan), dan menjadikan Kota Dumai

sebagai kawasan free trade zone (FTZ). Kota Dumai dirancang menjadi sebuah

kota multifungsi menggantikan peran dan fungsi Batam.

Page 54: EFEK PENCEMARAN PERAIRAN SUNGAI KAMPAR DI … · Magister Sains pada Program Studi Pengelolaan Sumberdaya Pesisir dan Laut SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2007.

40

4.1.3. Kondisi Sosial Budaya

Dari segi sosial budaya, Riau termasuk daerah dengan tingkat

heterogenitas etnis yang tinggi. Selain penduduk asli (orang Melayu Riau), maka

suku bangsa lain yang cukup dominan di Riau ialah Minangkabau, Jawa, Batak,

dan Cina. Pada tahun 2003, migrasi penduduk yang masuk ke wilayah Provinsi

Riau tercatat sejumlah 240.729 orang (5,45 persen). Hal ini menyebabkan

tingginya laju pertumbuhan penduduk Riau yaitu 3,65 persen (2000-2004). Meski

tingkat migrasi penduduk cukup tinggi, namun soliditas masyarakat tampak kuat.

Ada dua faktor yang mengikat masyarakat Riau menjadi relatif solid, yaitu

kesamaan agama dan kekompakan diantara tokoh-tokoh masyarakat. Pernyataan

visi Riau sebagai ”Pusat Kebudayaan Melayu” dapat dibaca sebagai : ”Riau

adalah wilayah dengan penduduk yang hampir seluruhnya beragama Islam”.

Kesamaan agama ini merupakan faktor pengikat utama masyarakat secara sosial

budaya. Faktor kedua adalah adanya kesamaan pandangan di antara tokoh-tokoh

Masyarakat Riau (3 pilar) dalam merespon aktivitas pemerintahan sehari-hari.

Ketiga pilar tokoh Masyarakat Riau itu ialah tokoh adat (lembaga adat), tokoh

agama (MUI), dan tokoh cendekiawan (antara lain yang tergabung dalam Forum

Komunikasi Pemuka Masyarakat Riau). Secara umum gambaran jumlah

penduduk Provinsi Riau tahun 2000 berdasarkan perbedaan gendernya terlihat

pada Tabel 8. Untuk peningkatan jumlah penduduk dari tahun 2000-2004 per

kabupaten/kota digambarkan pada Tabel 9. Sedangkan Tabel 10 gambaran

kepadatan penduduk/km2 pada Tahun 2004 dan berdasarkan kelompok umur pada

Tabel 11.

Page 55: EFEK PENCEMARAN PERAIRAN SUNGAI KAMPAR DI … · Magister Sains pada Program Studi Pengelolaan Sumberdaya Pesisir dan Laut SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2007.

41

Tabel 8. Jumlah penduduk Provinsi Riau tahun 2000 berdasarkan sensus penduduk

No Kabupaten/kota Laki-laki Perempuan Jumlah

1. Kuantan Singingi 110.057 106.675 216.7322. Indragiri Hulu 126.178 121.128 247.3063. Indragiri Hilir 286.559 269.142 555.7014. Pelelawan 80.530 72.419 152.9495. Siak 125.094 113.692 238.7866. Kampar 229.228 217.929 447.1577. Rokan Hulu 138.082 127.604 265.6868. Bengkalis 268.059 252.182 520.2419. Rokan Hilir 182.195 170.104 352.29910. Pekanbaru 298.464 286.976 585.44011. Dumai 89.953 83.235 173.188 J u m l a h 1.934.399 1.821.086 3.755.485

Tabel 9. Jumlah penduduk masing-masing kabupaten/kota dari tahun 2000 – 2004

No. Kabupaten/kota 2000 2001 2002 2003 2004 1. Kuantan

Singingi 21.732 220.248 235.611 240.582 241.766

2. Indragiri Hulu 247.306 250.314 263.227 282.569 284.3023. Indragiri Hilir 555.701 563.178 589.784 626.229 628.5004. Pelelawan 152.949 157.676 170.277 208.013 215.2815. Siak 238.786 250.373 272.986 273.278 279.4576. Kampar 447.157 460.894 499.291 527.736 530.9317. Rokan Hulu 265.686 269.892 286.993 327.917 328.3068. Bengkalis 520.241 529.569 562.193 632.637 649.8059. Rokan Hilir 352.299 359.558 394.647 421.281 425.20410. Pekanbaru 585.440 599.612 660.229 666.902 693.91211. Dumai 173.188 179.666 190.057 206.288 213.929 J u m l a h 3.755.485 3.841.070 4.125.295 4.413.432 4.491.393

Page 56: EFEK PENCEMARAN PERAIRAN SUNGAI KAMPAR DI … · Magister Sains pada Program Studi Pengelolaan Sumberdaya Pesisir dan Laut SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2007.

42

Tabel 10. Kepadatan penduduk Provinsi Riau menurut kabupaten/kota tahun 2004

No. Kabupaten/kota Luas (km2) Jumlah

Penduduk Kepadatan

per/km2

1. Kuantan Singingi 7.656,03 241.766 31,582. Indragiri Hulu 8.198,26 284.302 34,683. Indragiri Hilir 11.605,97 628.500 54,154. Pelelawan 11.987,90 215.281 17,965. Siak 8.423,08 279.457 33,186. Kampar 9.756,74 530.931 54,427. Rokan Hulu 6.163,68 328.306 53,268. Bengkalis 11.614,78 649.805 55,959. Rokan Hilir 8.881,59 425.204 47,8710. Pekanbaru 446,5 693.912 1.554,1111. Dumai 1.727,38 213.929 123,85 J U M L A H 86.461,91 4.491.939 51,95

Tabel 11. Jumlah penduduk kabupaten/kota berdasarkan kelompok umur

Kelompok Umur No. Kabupaten/Kota < 2 2 - 4 5 - 9 10-14 15 - 49 50 - 64 65 +

1. Kuantan Singingi 3.231 14.244 30.103 25.648 137.632 23.255 6.469

2. Indragiri Hulu 4.949 14.222 34.391 38.047 162.850 23.510 4.600

3. Indragiri Hilir 15.330 41.762 83.526 72.965 344.318 56.262 12.066

4. Pelelawan 8.567 15.775 28.062 23.713 116.794 12.914 2.188

5. Siak 11.998 20.118 35.273 25.548 157.237 16.947 6.157

6. Kampar 18.675 33.631 66.698 63.081 288.818 42.401 14.432

7. Rokan Hulu 12.025 24.208 41.244 35.771 181.080 27.900 5.599

8. Bengkalis 18.563 45.216 69.834 70.965 356.823 50.431 20.805

9. Rokan Hilir 12.279 40.698 51.268 53.219 233.070 22.865 7.882

10. Pekanbaru 22.563 44.537 77.671 66.392 394.987 47.002 13.750

11. Dumai 6.054 13.249 24.173 22.022 120.774 15.943 4.073

J u m l a h 134.234 307.660 542.243 497.371 2.494.383 339.430 98.021

4.2. Kabupaten Kampar

4.2.1.Informasi Umum

Kabupaten Kampar terletak diantara 10°25’ Lintang Utara – 00°20’

Lintang Selatan, 100o 42’ – 103o 28’ Bujur Timur, dengan batas-batas sebagai

berikut :

Sebelah utara dengan Kabupaten Bengkalis dan Rokan Hulu.

Page 57: EFEK PENCEMARAN PERAIRAN SUNGAI KAMPAR DI … · Magister Sains pada Program Studi Pengelolaan Sumberdaya Pesisir dan Laut SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2007.

43

Sebelah selatan dengan Kabupaten Indragiri Hulu dan Kuantan Singingi.

Sebelah barat dengan Propinsi Sumatera Barat.

Sebelah timur dengan Kabupaten Pelelawan dan Kota Pekanbaru.

Kabupaten Kampar dengan populasi 415.344 orang, dibagi dalam 13

kecamatan yang meliputi area seluas 11.707,64 km2, hampir seluruh daerah

merupakan dataran rendah, terkecuali beberapa daerah yang dilalui oleh Bukit

Barisan dengan ketinggian 200–300 m diatas permukaan laut. Iklim di Kabupaten

Kampar adalah tropis dengan suhu rata-rata 220 C – 310 C. Musim kemarau

berlangsung antara bulan Maret – Agustus, sementara musim hujan berlangsung

antara bulan September – Februari. Di Kabupaten ini terdapat tiga Sungai besar,

yaitu Siak, Rokan, dan Kampar yang salah satunya bermuara di Selat Malaka.

Sungai Kampar sepanjang 413,5 km dengan kedalaman rata – rata 7,7 m dan lebar

143 m. Sungai Siak sepanjang 90 km dengan kedalaman rata – rata 8 – 12 m.

Disamping itu terdapat lebih kurang seratus sungai yang dapat menghubungkan

satu desa ke desa lainnya.

Saat ini (tahun 2006), Kabupaten Kampar memiliki 19 kecamatan, sebagai

hasil pemekaran dari 12 kecamatan sebelumnya. Kesembilan belas kecamatan

tersebut (beserta ibu kota kecamatan) adalah:

1. Bangkinang (Ibu Kota Bangkinang) 2. Bangkinang Barat (Ibu Kota Kuok) 3. Bangkinang Seberang (Ibu Kota Muara Uwai) 4. Gunung Sahilan (Ibu Kota Gunung Sahilan) 5. Kampar (Ibu Kota Air Tiris) 6. Kampar Kiri (Ibu Kota Sungai Pagar) 7. Kampar Kiri Hilir (Ibu Kota Gema) 8. Kampar Kiri Hulu (Ibu Kota Lipat Kain) 9. Kampar Timur (Ibu Kota Kampar) 10. Kampar Utara (Ibu Kota Desa Sawah) 11. Perhentian Raja (Ibu Kota Pantai Raja) 12. Rumbio Jaya (Ibu Kota Rumbio) 13. Salo (Ibu Kota Salo) 14. Siak Hulu (Ibu Kota Pandau) 15. Tambang (Ibu Kota Tambang) 16. Tapung (Ibu Kota Petapahan) 17. Tapung Hilir (Ibu Kota Pantai Cermin) 18. Tapung Hulu (Ibu Kota Sinama Nenek) 19. XIII Koto Kampar (Ibu Kota Muara Mahat)

Page 58: EFEK PENCEMARAN PERAIRAN SUNGAI KAMPAR DI … · Magister Sains pada Program Studi Pengelolaan Sumberdaya Pesisir dan Laut SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2007.

44

4.3.2.Fasilitas dan Infrastruktur

Transportasi

Transportasi secara umum dapat diperlancar dengan menggunakan jalan

yang sudah ada sepanjang 1.836,48 km yang terdiri dari 459,33 km jalan aspal,

849,85 km jalan kerikil, dan 527,30 km jalan tanah. Namun, transportasi sungai

tetap memegang peranan penting untuk menghubungkan desa-desa. Transportasi

udara untuk Masyarakat Kampar biasanya melalui Bandar Udara Sultan Syarif

Kasim II di Pekanbaru, yang berjarak 60 km dari Bangkinang.

Listrik

Suplai kebutuhan listrik di Kabupaten Kampar disediakan oleh PLN

cabang Bangkinang dengan 4 mesin diesel dengan menggunakan pembangkit

listrik tenaga air (PLTA) Koto Panjang dengan kapasitas 114,240 Kwh pada tahun

2001.

Telekomunikasi

Layanan telekomunikasi di Kampar disediakan oleh PT Telkom yang

disediakan untuk sambungan lokal dan interlokal, serta telepon selular.

Air Bersih

Suplai air bersih didistribusi oleh PDAM Tirta Kampar. Layanan PDAM

ini untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga, industri, perkantoran, sekolah, dan

pertokoan. Kapasitas air yang disediakan oleh PDAM tersebut tercatat sebanyak

971.818 m3.

Fasilitas Pendukung Lainnya

Terdapat beberapa bank komersial yang beroperasi di Bangkinang dan

beberapa kota lainnya, yaitu BRI, BNI, Bank Riau, dan BPR. Disamping itu

terdapat Rumah Sakit Umum dan Swasta di Bangkinang.

Page 59: EFEK PENCEMARAN PERAIRAN SUNGAI KAMPAR DI … · Magister Sains pada Program Studi Pengelolaan Sumberdaya Pesisir dan Laut SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2007.

45

4.2.3. Beberapa Potensi Daerah

Hasil Pertanian

Lahan yang tersedia untuk pertanian seluas 17.553 ha yang terdiri dari

sawah dan ladang. Ada 3 daerah yang merupakan penghasil beras terbesar, yaitu

Kecamatan Kampar 18.670,54 ton, Kecamatan Bangkinang Barat 6.925,21 ton,

dan Kecamatan XIII Koto Kampar 6.857,97 ton beras. Beberapa daerah

perladangan terdiri dari jagung 2692 ha, singkong 997 ha, kentang manis 293 ha,

kacang 567 ha, kacang kedele 472 ha, dan buncis 232 ha.

Perkebunan

Terdapat beberapa komoditas perkebunan di Kabupaten Kampar, antara

lain minyak sawit, kelapa, karet, kopi, dan lain-lain. Lahan yang ditanami seluas

304.564 ha pada tahun 2001, 70,43% untuk kebun kelapa sawit, dan 26,90%

untuk karet. Pada area ini, 218.000 ha lahan sudah menghasilkan. 74.45% untuk

sawit dan 22.97% untuk karet.

Peternakan

Kampar adalah salah satu daerah yang memproduksi hewan ternak dalam

jumlah yang besar di Propinsi Riau, terutama untuk sapi dan kerbau, dan sampai

saat ini masih mensuplai hewan ternak untuk daerah lain di Riau.

Perikanan

Perikanan sangat potensial diadakan di daerah Kampar. Dari hasil

perikanan, diperkirakan dapat memperoleh keuntungan sebesar Rp 18,77 milyar.

Kehutanan

Hutan di Kampar meliputi area seluas 894.283 ha dan menurut fungsinya

terbagi atas hutan konversi (55,97%), hutan produksi (27,53%), hutan lindung

(4,86%) dan hutan margasatwa (7,44%).

Page 60: EFEK PENCEMARAN PERAIRAN SUNGAI KAMPAR DI … · Magister Sains pada Program Studi Pengelolaan Sumberdaya Pesisir dan Laut SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2007.

46

Pertambangan

Batu gamping : Batu gamping ini ditemukan di Desa Gema, di belakang

Bukit Biaro dengan ketebalan 15 m dan tersebar di area seluas 15 ha. Batu

gamping dapat diproduksi untuk berbagai tujuan, seperti cat, kalsinat,

pengatur keasaman di perindustrian, menambah keasaman tanah di

pertanian, untuk keramik, atap, asbak, dan kerajinan tangan.

Kaolin : Kandungan kaolin dapat ditemukan di Sungai Sibayang, Desa

Gema dengan kedalaman 2,5 m dan menutupi tanah sepanjang 2 m. Kaolin

dapat digunakan untuk bahan baku keramik, penghambat listrik, campuran

semen, sebagai pengisi dalam proses pembuatan kertas.

Bentonit : Bentonit dapat ditemukan di 2/4 perjalanan jalan beraspal dari

Pekanbaru ke Lipat Kain, dengan ketebalan 5 – 7 m , dengan mineral yang

tersebar seluas 15 ha.

Industri

Terdapat 11 buah industri berskala besar, 60 industri menengah, dan 720

industri kecil di Kampar pada tahun 1998. Industri kecil selalu menyerap tenaga

kerja di daerah ini terutama untuk sektor pertanian dan hutan. Selain itu industri

metal, mesin, dan kimia menyerap 10,62% tenaga kerja dan industri lainnya

3,57%.

4.3.Kabupaten Pelelawan

4.3.1.Informasi Umum

Kabupaten Pelelawan terletak di bagian timur Riau Daratan. Daerah ini

tersebar di sepanjang hilir Sungai Kampar. Pelelawan adalah salah satu Kabupaten

yang besar dan memiliki posisi strategis karena dekat dengan jalur pelayaran

internasional.

Secara geografis, Kabupaten Pelelawan terletak antara 250 – 0020’

Lintang Selatan dan 1000 42’ – 1030 28’ Bujur Barat, dengan batas sebagai

berikut:

Sebelah utara dengan Kabupaten Siak dan Bengkalis.

Page 61: EFEK PENCEMARAN PERAIRAN SUNGAI KAMPAR DI … · Magister Sains pada Program Studi Pengelolaan Sumberdaya Pesisir dan Laut SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2007.

47

Sebelah selatan dengan Kabupaten Indragiri Hulu, Hilir, dan Kuantan

Singingi.

Sebelah barat dengan Pekanbaru dan Kabupaten Kampar.

Sebelah timur dengan Kabupaten Karimun dan Kepulauan Riau.

Kabupaten Pelelawan berada di daerah seluas 12.490,42 km2, terdiri dari

10 kecamatan, ibukota kabupaten ini adalah Pangkalan Kerinci, selain itu juga

terdapat beberapa kota penting, yaitu Pangkalan Kuras, Ukui, Sorek, Langgam,

Teluk Meranti. Jumlah populasi adalah 213.399 jiwa, dan di Pangkalan Kerinci

berjumlah 47.709 jiwa.

Secara topografi, Pelelawan memiliki lokasi yang berbukit dan

bergelombang. Sungai terbesar, yaitu sungai Kampar – langsung bermuara ke

Selat Malaka. Sungai Kampar juga berfungsi sebagai media transportasi, air

minum, dan irigasi. Kabupaten ini beriklim tropis dan bertemperatur antara 220–

320 C. Jalan nasional yang menghubungkan Pekanbaru - Jambi dan Pekanbaru –

Kuala Enok, melalui Pangkalan Kerinci. Sementara jalan yang menghubungkan

kecamatan masih berupa jalan tanah yang keras.

Kabupaten Pelelawan mencakup daerah daratan dan sebagai lautan dengan

keadaan topografi datar, bergelombang dan berbukit dengan jenis tanah pada

umumnya podzolik merah kuning, dengan bahan induk batuan endapan dan beku

dan sebagian lainnya dengan jenis tanah organosol dan gleihumus dengan bahan

induk aluvial.

Di Kabupaten Pelelawan melintas sebuah sungai besar yaitu Sungai

Kampar yang berhulu di Provinsi Sumatera Barat dengan panjangnya mencapai

413, 5 kilometer dengan kedalaman rata-rata 7,7 meter dan lebar rata-rata 143

meter. Di wilayah Kabupaten Pelelawan sungai ini dapat dilayari dengan kapal

bermotor kecil.

Sesuai dengan UU RI No. 53 Tahun 1999, Kabupaten Pelelawan terdiri

atas empat kecamatan, namun setelah terbit Surat Dirjen PUOD

No.138/1775/PUOD tanggal 21 Juni 1999 tentang pembentukan sembilan

Kecamatan Pembantu di Provinsi Riau, maka Kabupaten Pelelawan dimekarkan

menjadi sembilan, yakni terdiri atas 4 kecamatan induk dan 5 kecamatan

Page 62: EFEK PENCEMARAN PERAIRAN SUNGAI KAMPAR DI … · Magister Sains pada Program Studi Pengelolaan Sumberdaya Pesisir dan Laut SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2007.

48

pembantu. Tetapi berdasarkan SK Gubernur Provinsi Riau No. 136/TP/1443,

Kabupaten Pelelawan dimekarkan kembali menjadi 10 (sepuluh) kecamatan.

Namun setelah terbitnya Peraturan Daerah Kabupaten Pelelawan Nomor 06 Tahun

2005, maka sekarang ini Kabupaten Pelelawan terdiri dari 12 kecamatan (Tabel

12)

Tabel 12. Nama kecamatan, luas wilayah, jumlah kelurahan dan desa di Kabupaten Pelelawan tahun 2003

Jumlah No Kecamatan Ibukota Luas Wilayah

(Km2) Kelurahan Desa Jumlah 1 Langgam Langgam 1.324,13 1 6 7 2 Pangkalan Kerinci Pangkalan Kerinci 2.08,88 6 6 3 Pangkalan Kuras Sorek Satu 1.250,72 1 15 16 4 Ukui Ukui Satu 1.315,70 11 11 5 Pangkalan Lesung Pangkalan Lesung 472,74 8 8 6 Bunut Pangkalan Bunut 705,45 1 13 14 7 Pelelawan Pelelawan 1.565,14 10 10 8 Kuala Kampar Teluk Dalam 1.007,34 1 7 8 9 Kerumutan Kerumutan 1.174,39 8 8

10 Teluk Meranti Teluk Meranti 3.465,94 9 9 Jumlah 12.490,42 4 93 97

4.3.2. Fasilitas dan Infrastruktur

Transportasi

Jalan sepanjang 1700 km dapat menghubungkan satu daerah dengan

daerah lainnya. Sementara untuk yang lainnya adalah jalan tanah yang dipadatkan.

Kabupaten Pelelawan diseberangi oleh Sungai Kampar. Untuk melalui sungai ini,

maka dapat digunakan media transportasi berupa speedboat atau sampan motor.

Untuk transportasi udara – terdapat Bandar Udara di Pangkalan Kerinci,

yang dibangun oleh PT Riau Andalan Pulp and Paper (PT RAPP), yang bernama

Bandara Sultan Syarif Haroen Setia Negara, dengan landasan selebar 23 m, dan

panjang 1300 m di area seluas 89 ha. Namun begitu, untuk hubungan ke kota –

kota yang lebih jauh, penduduk Pelelawan juga menggunakan Bandara Sultan

Syarif Kasim II di Pekanbaru yang berjarak 70 km dari Kabupaten Pelelawan.

Untuk waktu yang akan datang, sedang dibangun Bandar udara di Desa Pangkalan

Kabung, yang berjarak 4 km dari Pangkalan Kerinci.

Page 63: EFEK PENCEMARAN PERAIRAN SUNGAI KAMPAR DI … · Magister Sains pada Program Studi Pengelolaan Sumberdaya Pesisir dan Laut SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2007.

49

Listrik

Jumlah keseluruhan energi listrik yang tersedia di Kabupaten Pelelawan

pada tahun 2000 adalah 350,54 MW, yang melayani perindustrian dan kebutuhan

rumah tangga.

Telekomunikasi

Jaringan telepon sudah dapat dilayani di berbagai kecamatan di Pelelawan.

Sementara itu faksimili dan telepon selular baru dapat dilayani di Pangkalan

Kerinci, Pangkalan Kuras, dan Bunut. Pada tahun 2002, jaringan telepon

mencapai 2451 sambungan yang tersebar di Pangkalan Kerinci, Pangkalan Kuras,

dan Ukui. Layanan pos sudah mencapai ke seluruh daerah di Pelelawan.

Air Bersih

Air bersih disalurkan melalui sistem pemipaan dan tanpa pipa. Layanan air

bersih ini ditangani oleh Perusahaan Daerah Air Minum Tirta Kampar (PDAM),

yang terdiri dari 4 unit produksi dengan kecepatan 5-10 liter/detik, dan terbatas

sebagian kecilnya untuk kebutuhan rumah tangga.

Fasilitas Pendukung Lainnya

Terdapat 3 Bank komersial yang telah beroperasi di Kabupaten Pelelawan,

yaitu Bank Rakyat Indonesia (BRI) di Pangkalan Kerinci dan Sorek, Bank

Pembangunan Daerah (BPD), dan Bank Negara Indonesia (BNI) di Pangkalan

Kerinci. Untuk layanan kesehatan terdapat Rumah Sakit Umum dan Puskesmas

sebanyak 207 bangunan dan 114 tenaga medis.

4.3.3.Beberapa Potensi Daerah

Pertanian

Di sektor agrikultur ada beberapa komoditas seperti sayur-sayuran, pisang,

rambutan, durian, nanas, jagung, dan lainnya yang memiliki pangsa pasar lokal

dan luar negeri.

Page 64: EFEK PENCEMARAN PERAIRAN SUNGAI KAMPAR DI … · Magister Sains pada Program Studi Pengelolaan Sumberdaya Pesisir dan Laut SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2007.

50

Perikanan

Sektor perikanan yang dapat dikembangkan di Kabupaten Pelelawan

adalah tambak udang, ikan dalam kolam, tambak ikan, dan penangkapan ikan dari

laut dan sungai.

Perkebunan

Dari sektor perkebunan, komoditas seperti minyak sawit, kelapa, dan karet

memiliki prospek yang bagus untuk dikembangkan dan dijual dipasaran domestik

serta lokal.

Hutan

Kabupaten Pelelawan memiliki potensi untuk mengembangkan kayu

tebang dan kemudian diolah menjadi bubur kayu dan kertas. Industri ini ditangani

oleh PT Riau Andalan Pulp and Paper.

Pertambangan

Pertambangan di Kabupaten Pelelawan tidak dieksploitasi secara optimal.

Beberapa mineral cukup potensial di Pelelawan yaitu bahan tambang kelas C

(bentonite, pasir kuarsa, dan kaolin), gas alam, batu bara, air bawah tanah, air

Sungai Kampar.

Industri dan Perdagangan

Sampai tahun 2001, terdapat 97 industri skala kecil dan menengah yang

mempekerjakan 897 tenaga kerja. Beberapa perusahaan dagang yang

dikategorikan sebagai perusahaan besar, menengah dan kecil yaitu 11,71, dan 96

perusahaan atau total 178 perusahaan. Di sebelah barat dari kota lama Pangkalan

Kerinci terdapat kawasan industri PT RIAU ANDALAN PULP AND PAPER

(RAPP) yang merupakan industri penghasil bubur kertas dan produk kertas, yang

bahan bakunya diantaranya dipasok dari hutan tanaman industri (HTI) dengan

jenis kayu akasia.

Page 65: EFEK PENCEMARAN PERAIRAN SUNGAI KAMPAR DI … · Magister Sains pada Program Studi Pengelolaan Sumberdaya Pesisir dan Laut SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2007.

51

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1. Kualitas Air

Pengambilan titik sampel ditentukan berdasarkan karakteristik perairan,

yakni Stasiun 1 bagian hulu sungai, Stasiun 2 bagian tengah sungai dan stasiun 3

bagian hilir sungai. Stasiun 1 dan 2 tergolong kepada perairan tawar, sedangkan

untuk stasiun 3 tergolong ke pada perairan estuaria. Estuaria merupakan badan air

yang kompleks dan aktivitasnya dipengaruhi oleh pergerakan air tawar dan air

laut. Pergerakan kedua massa air yang berbeda ini mempengaruhi konsentrasi dan

pola penyebaran salinitas serta menentukan tipe estuaria. Estuaria dengan salinitas

tinggi menandakan adanya pengaruh air laut yang kuat, sehingga massa air laut

mendominasi estuaria, sedangkan estuaria yang memiliki salinitas rendah

mengindikasikan pengaruh air tawar yang lebih dominan.

Proses pembilasan yang terjadi di estuaria erat kaitannya dengan

percampuran massa air tawar yang disebabkan oleh adanya pasang surut. Estuaria

yang memiliki pengaruh pasang lebih kuat akan mampu membilas bahan

pencemar dan mempengaruhi proses penyebarannya. Estuaria dengan waktu

pembilasan yang cepat akan memiliki kemampuan lebih cepat untuk

membersihkan diri dari bahan pencemar yang memasukinya. Sebaliknya estuaria

dengan waktu pembilasan lebih lambat akan lebih lama mengencerkan pencemar

yang masuk ke dalamnya.

Berdasarkan analisa di laboratorium dan pengamatan secara langsung

(insitu) pada masing-masing stasiun yang dilakukan dengan 3 kali ulangan

diperoleh hasil kualitas air yang hampir mirip pada tiap stasiun pengamatan

(Tabel 13).

Tabel 13. Rata-rata kualitas air pada tiap stasiun pengamatan

Stasiun pH Suhu salinitas TSS 1 6 29 0 0,010 2 5 32 0 0,009 3 4,5 30 0,5 0,065

Page 66: EFEK PENCEMARAN PERAIRAN SUNGAI KAMPAR DI … · Magister Sains pada Program Studi Pengelolaan Sumberdaya Pesisir dan Laut SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2007.

52

5.1.1. SUHU

Tiap organisme perairan mempunyai batas toleransi yang berbeda terhadap

perubahan suhu perairan bagi kehidupan dan pertumbuhan organisme perairan.

Oleh karena itu suhu merupakan salah satu faktor fisika perairan yang sangat

penting bagi kehidupan organisme atau biota perairan. Secara umum suhu

berpengaruh langsung terhadap biota perairan berupa reaksi enzimatik pada

organisme dan tidak berpengaruh langsung terhadap struktur dan disperse hewan

air (Nontji, 1984).

Hasil pengukuran suhu pada tiap stasiun pengamatan menunjukkan bahwa

suhu di perairan Sungai Kampar berkisar antara 29 -300C. Suhu terendah terdapat

pada bagian hulu Sungai Kampar dan tertinggi pada muara Sungai Kampar.

Tingginya suhu perairan Sungai Kampar ini berhubungan dengan letak geografis

dari Provinsi Riau yang berada pada daerah khatulistiwa, sehingga intensitas

penyinaran matahari sangat tinggi. Tingginya intensitas penyinaran matahari,

menyebabkan tingginya tingkat penyerapan panas ke dalam perairan. Kondisi

kisaran suhu perairan Sungai Kampar masih dalam batas nilai toleransi bagi

kehidupan organisme perairan pada umumnya.

Nybakken (1988) menjelaskan bahwa suhu merupakan salah satu faktor

yang sangat penting dalam mengatur proses kehidupan dan penyebaran

organisme. Kaidah umum menyebutkan bahwa reaksi kimia dan biologi air

(proses fisiologis) akan meningkat 2 kali lipat pada kenaikan temperatur 100 C,

selain itu suhu juga berpengaruh terhadap penyebaran dan komposisi organisme.

Kisaran suhu yang baik bagi kehidupan organisme perairan adalah antara 18-300

C. Berdasarkan hal tersebut, maka suhu perairan dilokasi penelitian sangat

mendukung kehidupan organisme yang hidup di dalamnya.

5.1.2. pH

pH sangat penting sebagai parameter kualitas air karena ia mengontrol tipe

dan laju kecepatan reaksi beberapa bahan dalam air. Selain itu, ikan dan makhluk-

makhluk lainnya hidup pada selang pH tertentu, sehingga dengan diketahuinya

nilai pH, kita dapat mengetahui apakah air tersebut sesuai atau tidak untuk

menunjang kehidupan mereka.

Page 67: EFEK PENCEMARAN PERAIRAN SUNGAI KAMPAR DI … · Magister Sains pada Program Studi Pengelolaan Sumberdaya Pesisir dan Laut SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2007.

53

Nilai pH suatu perairan memiliki ciri yang khusus, adanya keseimbangan

antara asam dan basa dalam air dan yang diukur adalah konsentrasi ion hidrogen.

Dengan adanya asam-asam mineral bebas dan asam karbonat menaikkan pH,

sementara adanya karbonat, hidroksida dan bikarbonat dapat menaikkan kebasaan

air. Nilai derajat keasaman (pH) perairan Sungai Kampar berkisar antara 6 - 4,5.

Hal ini menunjukkan bahwa perairan Sungai Kampar cenderung bersifat asam.

Hal ini disebabkan di Provinsi Riau masih banyak terdapat daerah rawa yang

memiliki derajat keasaman yang cukup rendah. Semakin ke muara sungai semakin

banyak daerah rawa, sehingga air yang masuk dari anak sungai ke sungai induk

masih memiliki nilai derajat keasamaan yang cukup rendah. Secara umum

berdasarkan pengukuran pada setiap pengamatan dan berdasarkan perhitungan

nilai derajat keasamannya maka perairan Sungai Kampar tergolong pada kategori

layak, baik bagi organisme perairan di dalamnya maupun untuk kegiatan sektor

perikanan lainnya.

Ada 2 fungsi dari pH yaitu sebagai faktor pembatas, setiap organisme

mempunyai toleransi yang berbeda terhadap pH maksimal, minimal serta optimal

dan sebagai indeks keadaan lingkungan. Nilai pH air yang normal sekitar netral

yaitu antara 6-8, sedangkan pH air yang tercemar beragam tergantung dari jenis

buangannya. Batas organisme terhadap pH bervariasi tergantung pada suhu air,

oksigen terlarut, adanya berbagi anion dan kation serta jenis organisme. Dengan

demikian pH perairan di lokasi penelitian masih dapat mendukung kehidupan

yang ada di dalamnya.

5.1.3. SALINITAS

Salinitas merupakan gambaran jumlah garam dalam suatu perairan

(Dahuri, et al, 1996). Sebaran salinitas di air laut dipengaruhi oleh berbagai faktor

seperti pola sirkulasi air, penguapan, curah hujan dan aliran sungai (Nontji, 1987).

Nilai salinitas berdasarkan pengukuran terlihat bahwa pada stasiun 3 yaitu muara

Sungai Kampar memiliki nilai salinitas yang rendah sebesar 0,5. Hal ini

disebabkan aliran atau pasokan air tawar dari bagian hulu lebih besar daripada

pasukan air lautnya. Hal ini sesuai dengan pendapat Sidjabat (1973) yang

menyatakan bahwa salinitas minimum terdapat pada daerah sekitar khatulistiwa

Page 68: EFEK PENCEMARAN PERAIRAN SUNGAI KAMPAR DI … · Magister Sains pada Program Studi Pengelolaan Sumberdaya Pesisir dan Laut SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2007.

54

dan salinitas maksimum terdapat pada lintang 200 LU dan 200 LS, salinitas

mengalami penurunan ke arah kutub. Keadaan salinitas yang rendah pada daerah

sekitar khatulistiwa disebabkan oleh tingginya curah hujan. Sedangkan untuk

stasiun 1 dan 2 merupakan perairan tawar dengan salinitas seperti di perairan

tawar lainnya yakni 0.

5.1.4. TSS

Padatan tersuspensi adalah padatan yang menyebabkan kekeruhan air,

tidak terlarut dan tidak dapat langsung mengendap, terdiri dari partikel-partikel

yang ukuran maupun beratnya lebih kecil dari sedimen. Misalnya tanah liat,

bahan-bahan organik tertentu, sel-sel mikroorganisme dan sebagainya. Contohnya

air permukaan mengandung tanah liat dalam bentuk suspensi yang dapat bertahan

sampai berbulan-bulan, kecuali jika keseimbangannya terganggu oleh zat-zat lain

sehingga mengakibatkan terjadinya penggumpalan yang kemudian diikuti oleh

pengendapan (Kristanto, 2002).

Berdasarkan hasil pengukuran pada tiap stasiun menunjukkan bahwa

kandungan TSS di perairan Sungai Kampar dalam kriteria sangat baik yaitu

bernilai < 4 mg/l menurut Canter dan Hill (1981) (Tabel 14). Rata-rata kandungan

TSS di perairan Sungai Kampar sangat rendah. Diantara ketiga stasiun

pengamatan terlihat bahwa kandungan TSS di stasiun pengamatan tiga yaitu di

muara sungai sangat tinggi dibanding dua stasiun pengamatan lainnya. Hal ini

disebabkan karena daerah stasiun pengamatan tiga merupakan daerah muara

sungai yang merupakan perairan yang menampung segala proses atau aktifitas

yang berada di atasnya dan memungkinkan tingginya padatan tersuspensi. Salah

satu aktivitas manusia yang bisa menyebabkan terjadinya padatan tersuspensi

adalah kegiatan pembukaan lahan baik untuk pembangunan maupun untuk

kegiatan pertanian dan industri.

Peningkatan kandungan TSS di lokasi penelitian diduga berhubungan erat

dengan aliran air yang membawa bahan-bahan yang terlarut ke perairan yang

lebih rendah atau dari hulu ke hilir. Peningkatan nilai TSS ini juga dapat

disebabkan oleh banyak faktor salah satunya semakin banyak terjadi

Page 69: EFEK PENCEMARAN PERAIRAN SUNGAI KAMPAR DI … · Magister Sains pada Program Studi Pengelolaan Sumberdaya Pesisir dan Laut SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2007.

55

penggundulan hutan yang menyebabkan terjadi pengikisan tanah yang masuk ke

perairan melalui proses run-off.

Tabel 14. Kriteria kualitas perairan berdasarkan kandungan total bahan

tersuspensi (Canter and Hill, 1981)

Kandungan Total Bahan Tersuspensi (mg/l) Kriteria Kualitas Air

< 4 4 – 10

10 – 15 15 – 20 20 - 35

Sangat Baik Baik

Sedang Miskin Buruk

5.2. Logam Berat

Sebagaimana diketahui pencemaran lingkungan yang disebabkan oleh

adanya bahan pencemar yang mengandung logam berat, membahayakan bagi

hidup dan kehidupan, baik secara langsung (ekosistem perairan) maupun tidak

langsung (manusia). Keberadaan logam berat di lingkungan perairan sangat perlu

diuji keberadaannya baik di badan perairan tersebut maupun bagi organisme yang

mendiaminya. Untuk itu maka pengujian kandungan logam berat pada penelitian

ini dilakukan terhadap air, sedimen dan ikan sebagai organisme ikan uji.

Logam berat yang diamati adalah kadmium (Cd) dan timah hitam/timbal

(Pb). Pb dan persenyawaannya dapat berada di dalam badan perairan secara

alamiah dan sebagai dampak dari aktivitas manusia. Pb yang masuk ke dalam

badan perairan sebagai dampak dari aktivitas kehidupan manusia ada bermacam

bentuk. Diantaranya adalah air buangan (limbah) dari industri yang berkaitan

dengan Pb, air buangan dari pertambangan bijih timah hitam dan sisa industri

baterai. Buangan-buangan tersebut akan jatuh pada jalur-jalur perairan seperti

anak-anak sungai untuk kemudian akan dibawa terus menuju lautan.

Senyawa Pb yang ada dalam badan perairan dapat ditemukan dalam

bentuk ion-ion divalen atau ion-ion tetravalen (Pb2+, Pb4+). Ion Pb tetravalen

mempunyai daya racun yang lebih tinggi bila dibandingkan dengan ion Pb

divalen. Akan tetapi dari beberapa penelitian menunjukkan bahwa ion Pb divalen

lebih berbahaya dibandingkan dengan ion Pb tetravelen.

Page 70: EFEK PENCEMARAN PERAIRAN SUNGAI KAMPAR DI … · Magister Sains pada Program Studi Pengelolaan Sumberdaya Pesisir dan Laut SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2007.

56

Logam kadmium (Cd) dan bermacam-macam bentuk persenyawaannya

dapat masuk ke lingkungan, terutama sekali merupakan efek samping dari

aktivitas yang dilakukan manusia. Logam kadmium (Cd) juga akan mengalami

proses biotransformasi dan bioakumalasi dalam organisme hidup. Logam ini

masuk ke dalam tubuh bersama makanan yang dikonsumsi, tetapi makanan

tersebut telah terkontaminasi oleh logam Cd dan atau persenyawaannya. Dalam

tubuh biota perairan jumlah logam yang terakumulasi akan terus mengalami

peningkatan dengan adanya proses biomagnifikasi di badan perairan. Disamping

itu, tingkatan biota dalam rantai makanan turut menentukan jumlah Cd yang

terakumulasi.

5.2.1. Kandungan Logam Berat dalam Air dan Sedimen

Logam berat yang masuk ke badan perairan dari berbagai macam kegiatan

baik secara langsung menggunakan logam berat tersebut dalam kegiatannya

maupun merupakan hasil sampingan dari aktivitas tersebut sangat berbeda-beda.

Masuknya bahan pencemar berupa kandungan logam berat sangat merugikan bagi

kehidupan, baik langsung maupun tidak langsung. Berdasarkan dampak yang

ditimbulkan dari pencemaran oleh logam berat tersebut terutama di badan

perairan, maka sangat diperlukan kisaran konsentrasi atau nilai ambang batas dari

konsentrasi logam berat yang direkomendasikan untuk masuk dan berada di

lingkungan perairan.

Hasil analisa kandungan logam berat yaitu Pb dan Cd dalam air dan

sedimen secara jelas dapat dilihat pada Tabel 15 dan 16. Berdasarkan Tabel 15

bahwa terlihat jelas bahwa kandungan logam pada sedimen dan air tidak jauh

berbeda. Kandungan logam Pb baik pada sedimen dan air secara keseluruhan di

Perairan Kampar terjadi penurunan dari stasiun 1 sampai stasiun 3 yaitu 0,028

menjadi 0,011 dengan nilai R2 = 0,8996 untuk sedimen perairan, nilai kandungan

Pb dari 0,017 menjadi 0,014 dengan nilai R2 = 0,25 untuk airnya. Perubahan

kadar Pb pada masing-masing objek uji yaitu sedimen dan air terlihat jelas pada

Gambar 8. Badan perairan yang telah terkontaminasi senyawa atau ion-ion Pb,

jumlah Pb-nya akan melebihi konsentrasi yang semestinya, sehingga dapat

menyebabkan kematian bagi biota yang terdapat dalam perairan. Bila konsentrasi

Page 71: EFEK PENCEMARAN PERAIRAN SUNGAI KAMPAR DI … · Magister Sains pada Program Studi Pengelolaan Sumberdaya Pesisir dan Laut SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2007.

57

Pb mencapai 188 mg/l, akan dapat membunuh ikan-ikan yang berada dalam

perairan tersebut (Palar, 1994).

Tabel 15. Nilai rata-rata kadar Pb (ppm) pada sedimen dan air

Stasiun Pb (ppm) Baku Mutu 1 0,028 IADC/CEDA 1997 (1000 mg/kg)Sedimen 2 0,014 3 0,011 1 0,017 Perikanan (0,01 mg/l) Air 2 0,011 EPA (0,065 ppm) 3 0,014

Dari penelitian ini terlihat bahwa kandungan Pb di air pada stasiun dua

(sekitar pabrik) menunjukkan nilai kandungan logam Pb yang lebih rendah

dibandingkan dengan dua stasiun lainnya yaitu hulu dan hilir. Secara umum hasil

penelitian ini menunjukkan kadar logam Pb dalam badan air masih dalam kategori

layak berdasarkan ketentuan ambang batas nilai Pb di perairan yakni sebesar 0,01

mg/l. Untuk logam Pb dalam sedimen perairan terlihat bahwa kandungan logam

Pb sangat tinggi dibanding dalam badan air. Hal ini terjadi karena sifat dari bahan

logam tersebut. Sesuai dengan pendapat Hutagalung (1984) bahwa logam berat

yang masuk ke dalam lingkungan perairan akan mengalami pengendapan,

pengenceran dan dispersi, kemudian diserap oleh organisme yang hidup di

perairan tersebut. Pengendapan logam berat di suatu perairan terjadi karena

adanya anion karbonat hidroksil dan klorida. Logam berat mempunyai sifat yang

mudah mengikat bahan organik dan mengendap di dasar perairan dan berikatan

dengan partikel-partikel sedimen, sehingga konsentrasi logam berat dalam

sedimen lebih tinggi dibanding dalam air (Hutagalung, 1991). Logam berat yang

terlarut dalam air akan berpindah ke dalam sedimen jika berikatan dengan materi

organik bebas atau materi organik yang melapisi permukaan sedimen, dan

penyerapan langsung oleh permukaan partikel sedimen (Wilson, 1988).

Page 72: EFEK PENCEMARAN PERAIRAN SUNGAI KAMPAR DI … · Magister Sains pada Program Studi Pengelolaan Sumberdaya Pesisir dan Laut SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2007.

58

0.000

0.005

0.010

0.015

0.020

0.025

0.030

Kad

ar P

b (p

pm)

I II IIIStasiun Pengamatan

SedimenAir

Gambar 8. Nilai rata-rata kadar Pb pada sedimen dan air di setiap stasiun

Tingginya kadar logam Pb baik dalam badan air ataupun pada sedimen di

stasiun satu disebabkan oleh banyak hal, antara lain adanya berbagai aktivitas

seperti pertambangan, perkebunan yang menggunakan unsur Pb dalam proses

produksinya. Selain itu pada stasiun satu atau bagian hulu Sungai Kampar,

perairannya dijadikan sebagai waduk untuk tenaga pembangkit listrik yaitu PLTA

Koto Panjang. Hal ini yang memungkinkan bahwa logam Pb lebih tinggi

dibanding dua stasiun lainnya, karena aliran airnya terhambat dengan

pembentukan waduk sehingga proses pembilasan atau self purification dari

perairan terhadap logam Pb menjadi lebih lambat. Untuk stasiun dua dan tiga yang

masih terpengaruh pasang surut, pasang surut ini akan ikut membantu proses

pembilasan logam berat, sehingga kadar Pb yang ditemukan tidak setinggi bagian

Hulu Sungai Kampar. Proses pembilasan yang terjadi di estuaria (stasiun 2 dan 3)

erat kaitannya dengan percampuran massa air laut dengan air tawar yang

disebabkan oleh adanya pasang surut. Estuaria yang memiliki pengaruh pasang

yang lebih kuat, akan mampu membilas bahan pencemar dan mempengaruhi

proses penyebarannya. Estuaria dengan waktu pembilasan berlangsung cepat akan

memiliki kemampuan lebih cepat membersihkan diri dari bahan pencemar yang

memasukinya. Sebaliknya estuaria dengan waktu pembilasan lebih lambat akan

lebih lama mengencerkan pencemar yang masuk ke dalamnya.

Page 73: EFEK PENCEMARAN PERAIRAN SUNGAI KAMPAR DI … · Magister Sains pada Program Studi Pengelolaan Sumberdaya Pesisir dan Laut SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2007.

59

Di perairan tawar, timbal membentuk senyawa kompleks yang memiliki

sifat kelarutan rendah dengan beberapa anion, misalnya hidroksida, karbonat,

sulfida, dan sulfat. Perairan tawar alami biasanya memiliki kadar timbal < 0,05

mg/l. Pada perairan laut, kadar timbal sekitar 0,025 mg/l. Kelarutan timbal pada

perairan lunak (soft water) adalah 0,5 mg/l, sedangkan pada perairan sadah (hard

water) sekitar 0,003 mg/l. Berdasarkan batas yang ditetapkan, kadar timbal di

perairan Sungai Kampar masih dalam batas aman untuk kehidupan organisme

akuatik karena nilainya < 0,05 mg/l.

Untuk pengukuran kandungan Cd pada sedimen dan air ditunjukkan pada

Tabel 18. Kandungan Logam Cd dalam sedimen pada stasiun dua menunjukkan

nilai yang lebih rendah dibandingkan dengan dua stasiun yang lainnya. Secara

keseluruhan dari hulu ke hilir terjadi penurunan kandungan Cd pada sedimen yaitu

dari 0,042188 menjadi 0,038422 dengan nilai R2 = 0,0971, sedangkan untuk

kandungan logam Cd dalam badan air terjadi peningkatan dari 0,035156 menjadi

0,045573 dengan nilai R2 = 0,75 untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Gambar

9.

Tabel 16. Nilai rata-rata kadar Cd (ppm) pada sedimen dan air

Stasiun Cd (ppm) Baku Mutu 1 0,042188 IADC/CEDA 1997 (1000 mg/kg) Sedimen 2 0,030361 3 0,038422 1 0,035156 WHO (0,0002 mg/l) Air 2 0,035156 EPA (0,043 ppm) 3 0,045573 Perikanan (0,01mg/l)

Page 74: EFEK PENCEMARAN PERAIRAN SUNGAI KAMPAR DI … · Magister Sains pada Program Studi Pengelolaan Sumberdaya Pesisir dan Laut SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2007.

60

0.000

0.005

0.010

0.015

0.020

0.025

0.030

0.035

0.040

0.045

0.050

Kad

ar C

d (p

pm)

I II IIIStasiun Pengamatan

SedimenAir

Gambar 9. Nilai rata-rata kadar Cd pada sedimen dan air di setiap stasiun

Kadar kadmium pada perairan tawar alami 0,0001-0,01 mg/l, sedangkan

pada perairan laut 0,0001 mg/l. Menurut WHO, kadar kadmium maksimum pada

air yang diperuntukkan bagi air minum adalah 0,005 mg/l. Pada perairan yang

diperuntukkan bagi kepentingan pertanian dan perternakan, kadar kadmium

sebaiknya tidak melebihi 0,05 mg/l. Untuk melindungi kehidupan pada ekosistem

akuatik, perairan sebaiknya memiliki kadar kadmium sekitar 0,0002 mg/l.

Kadar kadmium yang diperoleh dari hasil penelitian dari ke-3 stasiun

pengamatan menunjukkan nilai yang cukup tinggi dibandingkan dengan standar

yang ditetapkan yaitu sebesar 0.0002 mg/l. Kadar kadmium di perairan Sungai

Kampar sangat tinggi, sehingga bisa membahayakan kehidupan organisme akuatik

dan bagi manusia yang mengkonsumsi ikan baung tersebut.

Hasil analisis menunjukkan bahwa kadar kadmium lebih tinggi dibanding

logam timbal di perairan Sungai Kampar. Hal ini berkaitan erat dengan tingkat

kelarutan logam tersebut, yakni logam Cd lebih sukar larut dibanding Pb. Selain

itu berbagai aktivitas yang terdapat di sepanjang aliran Sungai Kampar secara

langsung atau tidak langsung menggunakan logam Cd dalam aktivitasnya baik

dalam bentuk ikatan senyawa ataupun unsur. Selain itu yang menjadi masalah di

sini adalah konsentrasi logam Cd pada bagian hulu lebih tinggi dibanding bagian

tengah dan muara Sungai Kampar. Hal ini disebabkan oleh adanya aktifitas

pertambangan yang berada di sekitar bagian hulu dan juga disebabkan oleh

Page 75: EFEK PENCEMARAN PERAIRAN SUNGAI KAMPAR DI … · Magister Sains pada Program Studi Pengelolaan Sumberdaya Pesisir dan Laut SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2007.

61

aktifitas manusia yang berada di Provinsi Sumatera Barat, karena hulu Sungai

Kampar yang mengalir di Provinsi Riau bersumber dari Sumatera Barat.

Kapasitas asimilasi didefinisikan sebagai kemampuan air atau sumber air

dalam menerima pencemaran limbah tanpa menyebabkan terjadinya penurunan

kualitas air yang ditetapkan sesuai peruntukannya. Konsentrasi dari partikel

polutan yang masuk ke perairan akan mengalami 3 macam fenomena yaitu

pengenceran (dillution), penyebaran (dispersi) dan reaksi penguraian (decoy of

reaction). Pengenceran terjadi pada arah vertikal ketika air limbah sampai di

permukaan air. Peristiwa pengenceran pada permukaan perairan akan tercapai

karena gelombang.

Romimohtarto (1991) menyatakan bahwa setelah memasuki perairan

pesisir dan laut sifat bahan pencemar ditentukan oleh beberapa faktor atau

beberapa jalur dengan kemungkinan perjalanan bahan pencemar sebagai berikut 1.

terencerkan dan tersebar oleh adukan turbulensi dan arus laut, 2. dipekatkan

melalui a. proses biologis dengan cara diserap ikan, plankton nabati atau oleh

ganggang laut bentik biota ini pada gilirannya dimakan oleh mangsanya, b. proses

fisik dan kimiawi dengan cara absorpsi, pengendapan, pertukaran ion dan

kemudian bahan pencemar itu akan mengendap di dasar perairan, 3. terbawa

langsung oleh arus dan biota (ikan).

Tingkat pencemaran atau pencampuran bahan organik dan anorganik yang

masuk ke dalam perairan sungai, danau, estuari dan laut adalah berbeda karena

kondisi hidrodinamika yang berbeda-beda. Perbedaan tersebut berkaitan dengan

model percampuran (mixing) dan penyebaran (dispersion) suatu bahan, yang

berhubungan dengan kadar bahan pencemar, laju penguraian dan laju reaerasi.

(Metclaff and Eddy, 1978)

5.2.2. Hubungan Logam berat dengan Parameter Kualitas Air.

Untuk menentukan kualitas air terhadap konsentrasi logam dalam air

sangat sulit, karena erat hubungannya dengan partikel tersuspensi yang terlarut di

dalamnya. Logam-logam dalam lingkungan perairan umumnya berada dalam

bentuk ion. Ion-ion itu ada yang merupakan ion-ion bebas, pasangan ion organik,

ion-ion kompleks dan bentuk-bentuk ion lainnya.

Page 76: EFEK PENCEMARAN PERAIRAN SUNGAI KAMPAR DI … · Magister Sains pada Program Studi Pengelolaan Sumberdaya Pesisir dan Laut SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2007.

62

pH akan mempengaruhi konsentrasi logam berat di perairan, dalam hal ini

kelarutan logam berat akan lebih tinggi pada pH rendah, sehingga menyebabkan

toksisitas logam berat semakin besar. Nilai pH pada perairan Sungai Kampar

menunjukkan bahwa dari hulu sampai hilir terjadi penurunan nilai pH dari 6 – 4,5.

Kenaikan pH pada badan perairan biasanya akan diikuti dengan semakin kecilnya

kelarutan dari senyawa-senyawa logam tersebut. Umumnya pada pH yang

semakin tinggi, maka kestabilan akan bergeser dari karbonat ke hidroksida.

Hidroksida-hidroksida ini mudah sekali membentuk ikatan permukaan dengan

partikel-partikel yang terdapat pada badan perairan. Lama-kelamaan

persenyawaan yang terjadi antara hidroksida dengan partikel-partikel yang ada di

badan perairan akan mengendap dan membentuk lumpur.

Salinitas juga dapat mempengaruhi keberadaan logam berat di perairan,

bila terjadi penurunan salinitas maka akan menyebabkan peningkatan daya toksik

logam berat dan tingkat bioakumulasi logam berat semakin besar. Hal ini sesuai

dengan hasil penelitian yang memperlihatkan bahwa pada bagian hulu dan sekitar

pabrik yang nilai salinitas nya 0 memperlihatkan bahwa kandungan logam berat

Pb dan Cd yang tinggi dibandingkan pada perairan disekitar muara Sungai

Kampar yang memiliki nilai salainitas 0,5.

Suhu perairan mempengaruhi proses kelarutan akan logam-logam berat

yang masuk ke perairan. Dalam hal ini semakin tinggi suatu suhu perairan

kelarutan logam berat akan semakin tinggi. Pada hulu Sungai Kampar suhu

perairan menunjukkan nilai yang lebih rendah dibandingkan dua stasiun lainnya,

sehingga kelarutan akan bahan pencemar di perairan semakin rendah, sehingga

kandungan akan logam Pb dan Cd pada hulu Sungai Kampar lebih tinggi

dibandingkan di tengah (sekitar pabrik) dan hilir Sungai Kampar. Hal ini sesuai

dengan pendapat Darmono (2001) yang menyatakan bahwa suhu yang tinggi

dalam air menyebabkan laju proses biodegradasi yang dilakukan oleh bakteri

pengurai aerobik menjadi naik dan dapat menguapkan bahan kimia ke udara.

Tingkah laku logam-logam di dalam badan perairan juga dipengaruhi oleh

interaksi yang terjadi antara air dengan sedimen (endapan). Keadaan ini terutama

sekali terjadi pada bagian dasar dari perairan. Dalam hal ini pada dasar perairan,

ion logam dan kompleks-kompleksnya yang terlarut dengan cepat akan

Page 77: EFEK PENCEMARAN PERAIRAN SUNGAI KAMPAR DI … · Magister Sains pada Program Studi Pengelolaan Sumberdaya Pesisir dan Laut SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2007.

63

membentuk partikel-partikel yang lebih besar, apabila terjadi kontak dengan

permukiman partikulat yang melayang-layang dalam badan perairan. Partikel-

partikel tersebut terbentuk dengan bermacam-macam bentuk ikatan permukaan

(Palar, 2004). Sedimen yang terdapat pada perairan Sungai Kampar tergolong

pada jenis substrat berpasir dan berlumpur. Pada hulu Sungai Kampar yang

memiliki substrat berpasir dan sedikit berlumpur, mengakibatkan logam-logam

berat yang masuk ke perairan sangat tinggi. Dalam hal ini pada dasar perairan

tersebut tidak terjadi pengikatan antara ion-ion logam dengan substrat berpasir

tersebut, dan dengan nilai padatan tersuspensi yang lebih rendah dibanding pada

bagian tengah dan hilir Sungai Kampar. Sebaliknya pada muara Sungai Kampar

ion-ion logam yang masuk ke badan perairan berikatan dengan partikel-partikel

tersuspensi dengan nilai kandungan TSS yang tinggi dibandingkan pada dua

stasiun lainnya yang ada dalam badan perairan dan membentuk ikatan kompleks

yang terlarut dan mengendap di dasar perairan yang memiliki substrat berlumpur.

5.2.3. Kandungan Logam Berat Pada Insang dan Ginjal Ikan

Ikan uji yang diteliti adalah ikan baung. Berdasarkan hasil penelitian

didapatkan bahwa jenis ikan baung merupakan jenis ikan yang umum ditemui dan

banyak dikonsumsi oleh masyarakat setempat. Penentuan ikan baung menjadi

ikan uji adalah karena diperlukannya suatu keseragaman dalam pengambilan

sampel pada setiap stasiun dengan karakteristik yang berbeda dari hulu sampai

muara sungai. Sementara itu ikan baung yang hidup di dasar sebagaimana hewan

dasar lainnya, dapat digunakan sebagai bioindikator pencemaran limbah B3

(bahan berbahaya beracun) (Riani, 2004). Ikan baung terdapat pada setiap stasiun

pengamatan karena ikan baung tergolong ikan potradomous yaitu ikan yang

berasal dari daerah hulu sungai yang melakukan pemijahan di daerah muara

sungai.

Dalam memonitor pencemaran di suatu lingkungan yang dianggap

tercemar logam berat, analisis biota air sangat penting artinya daripada analisis

kualitas air. Hal ini disebabkan konsentrasi logam berat dalam air akan mengalami

perubahan dan sangat tergantung pada lingkungan dan iklim. Konsentrasi logam

berat dalam biota air biasanya senantiasa bertambah seiring dengan bertambahnya

Page 78: EFEK PENCEMARAN PERAIRAN SUNGAI KAMPAR DI … · Magister Sains pada Program Studi Pengelolaan Sumberdaya Pesisir dan Laut SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2007.

64

waktu dan juga karena sifat dari logam yang bioakumulatif sehingga biota air

sangat baik digunakan sebagai indikator pencemaran logam dalam suatu

lingkungan perairan.

Tabel 17. Nilai rata-rata kadar Pb (ppm) pada organ ikan baung

Stasiun Pb (ppm) Baku Mutu 1 0,0139 Insang 2 0,0102 3 0,0145 1 0,0214 Ginjal 2 0,0098 3 0,0309

2,0 mg/kg (SNI 01-4106-1996)

Berdasarkan data yang diperoleh di lapangan dan setelah dilakukan

analisis statistik didapatkan bahwa nilai kandungan Pb baik pada organ insang dan

ginjal ikan menunjukkan bahwa pada stasiun satu (bagian hulu sungai) nilai rata-

rata kandungan Pb pada insang sebesar 0,014 ppm pada ginjal 0,021 ppm, namun

di stasiun dua terjadi penurunan pada tiap organ masing-masing menjadi 0,010

ppm dan 0,010 ppm dan kadar Pb meningkat lagi pada Stasiun tiga masing-

masing sebesar 0,015 ppm dan 0,031 ppm. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada

Tabel 17 dan Gambar 10 dan setelah dilakukan analisis regresi didapatkan bahwa

kandungan logam Pb pada insang ikan berkorelasi positif dengan nilai R2 =

0,0222, sedangkan untuk ginjal R2 = 0,2007. Timbal juga dapat menutupi lapisan

mukosa pada organisme akuatik dan selanjutnya dapat menyebabkan sufokasi.

Page 79: EFEK PENCEMARAN PERAIRAN SUNGAI KAMPAR DI … · Magister Sains pada Program Studi Pengelolaan Sumberdaya Pesisir dan Laut SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2007.

65

0.000

0.005

0.010

0.015

0.020

0.025

0.030

0.035

Kada

r Pb

(ppm

)

I II IIIStasiun Pengamatan

Insang

Ginjal

Gambar 10. Nilai rata-rata kadar Pb pada organ insang dan ginjal ikan setiap

stasiun

Kandungan Cd pada organ insang dan ginjal ikan terjadi penurunan

dengan kisaran 0,0276 – 0,0274 ppm dengan nilai R2 = 0,9895 pada insang ikan,

dan pada ginjal ikan juga terjadi penurunan dengan nilai R2 = 0,9954 dari 0,0338

menjadi 0,0257. Secara rata-rata kandungan Cd yang masuk ke insang dan ginjal

ikan mengalami penurunan dari hulu sampai hilir sungai. Untuk lebih jelasnya

nilai-nilai pengujian kandungan logam Cd pada organ insang dan ginjal ikan

terlihat pada Tabel 18 dan Gambar 11.

Tabel 18. Nilai rata-rata kadar Cd (ppm) pada organ ikan baung

Stasiun Cd (ppm) Baku Mutu 1 0,0276 Insang 2 0,0275 3 0,0274 1 0,0338 Ginjal 2 0,0293 3 0,0257

0,2 mg/kg (SNI 19-2896-1992)

Page 80: EFEK PENCEMARAN PERAIRAN SUNGAI KAMPAR DI … · Magister Sains pada Program Studi Pengelolaan Sumberdaya Pesisir dan Laut SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2007.

66

0.000

0.005

0.010

0.015

0.020

0.025

0.030

0.035

Kada

r Cd

(ppm

)

I II IIIStasiun Pengamatan

InsangGinjal

Gambar 11. Nilai rata-rata kadar Cd pada organ insang dan ginjal ikan setiap

stasiun Berdasarkan analisa terhadap organ ikan yaitu insang dan ginjal, sebagian

menunjukkan nilai yang meningkat dari stasiun 1 (hulu) sampai stasiun 3 (hilir),

peningkatan pada ginjal lebih besar dibanding insang, hal ini karena pada

organisme ikan, bahan pencemar (Cd dan Pb) yang pertama sekali masuk ke

dalam tubuh ikan melalui organ pernafasan yaitu insang menyaring bahan

pencemar masuk ke dalam tubuh, selanjutnya didistribusikan ke seluruh tubuh

melalui aliran darah dan akhirnya terakumulasi di ginjal ikan. Peningkatan

kandungan logam Pb dan Cd di ginjal terjadi karena intensitas masuknya logam

ke dalam tubuh ikan yang terus menerus, sehingga ginjal mempunyai keterbatasan

dalam menganulir bahan pencemar yang terus masuk ke dalam tubuh. Lama

kelamaan akan bisa menyebabkan perubahan dalam bentuk morfologi, reproduksi

dan genetika bahkan bisa menyebabkan kematian ikan karena keterbatasan organ

tubuh untuk mengeliminasi bahan pencemar sangat kecil dibandingkan dengan

intensitas atau banyaknya bahan pencemar yang masuk ke dalam tubuh ikan

tersebut.

Secara umum kandungan logam berat Cd lebih banyak terkandung dalam

tubuh ikan, baik insang dan ginjal ikan dibanding logam berat Pb. Hal ini sejalan

dengan pendapat Darmono (2001) bahwa jumlah akumulasi logam pada jaringan

tubuh organisme adalah dari yang besar ke yang kecil berturut-turut pada ginjal,

Page 81: EFEK PENCEMARAN PERAIRAN SUNGAI KAMPAR DI … · Magister Sains pada Program Studi Pengelolaan Sumberdaya Pesisir dan Laut SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2007.

67

hati, insang, daging. Hal ini terbukti pada penelitian ini bahwa di dalam tubuh

ikan, ginjal yang memegang peranan penting dalam menganulir bahan pencemar

yang masuk ke dalam tubuh. Berdasarkan kekuatan penetrasi logam ke dalam

Jaringan berturut-turut ialah : Cd, Hg, Pb, Cu, Zn, Ni. Kandungan Logam Cd jelas

memiliki kekuatan penetrasi yang kuat untuk masuk ke dalam tubuh organisme

ikan dibandingkan Pb.

Kadmium juga bersifat toksik dan bioakumulatif terhadap organisme.

Toksisitas kadmium dipengaruhi oleh pH dan kesadahan. Selain itu, keberadaan

seng dan timbal dapat meningkatkan toksisitas kadmium. Polutan masuk ke dalam

tubuh organisme, masuk melalui aliran darah di respiratori epithelia atau

permukaan luar dari tubuh ikan.

Berdasarkan hasil analisa statistik terlihat bahwa kandungan logam berat

Pb (Lampiran 1) menunjukkan interaksi yang nyata dengan nilai P > 0,05 antara

faktor air, sedimen, insang dan ginjal ikan terhadap stasiun pengamatan (hulu,

tengah dan hilir Sungai Kampar). Perbedaan kandungan logam berat pada masing-

masing perlakuan (air, sedimen, insang dan ginjal) dan pada masing-masing

stasiun (hulu, tengah, hilir Sungai Kampar) menunjukkan nilai sangat nyata pada

taraf P > 0,05. Kandungan logam Cd di perairan Sungai Kampar berdasarkan

analisis statistik (Lampiran 2) menunjukkan tidak adanya interaksi antara

perlakuan dengan stasiun pengamatan pada taraf p > 0,05. Kandungan logam Cd

pada masing-masing stasiun menunjukkan tidak adanya perbedaan pada taraf P >

0,05. Sedangkan untuk masing-masing perlakuan (air, sedimen, insang dan ginjal

ikan) menunjukkan adanya perbedaan akan kandungan logam Cd.

Namun demikian data-data tersebut masih harus diperkuat oleh analisis

yang dapat menggambarkan efek yang ditimbulkan oleh bahan pencemar (logam

berat) terhadap ikan. Adapun analisis yang dapat memberi gambaran tersebut

adalah analisa histopatologi.

5.3. Analisis Histopatologi

Gambaran histopatologi organ ikan baung ini dapat dijadikan indikasi ada

atau tidak adanya pencemaran. Hal ini disebabkan analisa histopatologi organ

Page 82: EFEK PENCEMARAN PERAIRAN SUNGAI KAMPAR DI … · Magister Sains pada Program Studi Pengelolaan Sumberdaya Pesisir dan Laut SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2007.

68

insang dan ginjal ikan akan dapat menunjukkan kerusakan jaringan yang beragam,

sehingga dapat dijadikan indikasi terjadinya pencemaran perairan Sungai Kampar

oleh logam berat maupun oleh substansi lainnya yang menyebabkan struktur sel

mengalami kerusakan.

5.3.1. Analisis Histopatologi Ginjal Ikan Baung (Hemibagrus nemurus)

Organ ginjal pada ikan baung yang terdapat di Sungai Kampar

mengindikasikan bahwa lokasi penelitian sudah tercemar oleh logam. Hal ini

terlihat dari kelainan yang terjadi pada struktur sel ginjal ikan baung tersebut.

Dalam hal ini pada ginjal terjadi mineralisasi, nekrosa, infeksi dan radang

limfosit. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 19 dan Gambar 12, 13 dan

14 dan sebagai pembanding ginjal ikan normal dapat dilihat pada Gambar 15.

Tabel 19. Perubahan histologi ginjal ikan baung

Stasiun Pengamatan

Ginjal Keterangan

I

A. Bintik hitam (adanya mineralisasi)

B. Sel radang (limfosit) C. Nekrosa pada tubulus

II

A. Pendarahan B. Nekrosa pada tubulus C. Glomerulus mengalami

infeksi D. Sel radang (limfosit)

III

A. Pendarahan B. Glomerulus mengalami

infeksi C. Nekrosa pada tubulus D. Sel radang (limfosit)

Mineralisasi : indikasi adanya bahan pencemar yang masuk ke dalam organ Nekrosa : kematian sel Pendarahan : sel yang mengalami pendarahan Sel radang limfosit : indikasi pencemaran sudah berlangsung lama pada organ tersebut

Page 83: EFEK PENCEMARAN PERAIRAN SUNGAI KAMPAR DI … · Magister Sains pada Program Studi Pengelolaan Sumberdaya Pesisir dan Laut SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2007.

69

Gambar 12. Analisis histopatologi ginjal ikan baung pada stasiun 1 (hulu sungai

kampar). (A) Bintik hitam (adanya mineralisasi), (B) Sel radang (limfosit), (C) Nekrosa pada tubulus (Pembesaran 40x10)

Gambar 13. Analisis histopatologi ginjal ikan baung pada stasiun 2 (sekitar

pabrik) (A) Pendarahan, (B) Nekrosa pada tubulus, (C) Glomerulus mengalami infeksi, (D) Sel radang (limfosit) (Pembesaran 40x10)

A

C

B

D

A

B

C

Page 84: EFEK PENCEMARAN PERAIRAN SUNGAI KAMPAR DI … · Magister Sains pada Program Studi Pengelolaan Sumberdaya Pesisir dan Laut SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2007.

70

Gambar 14. Analisis histopatologi ginjal ikan baung pada stasiun 3 (muara sungai kampar), (A) Pendarahan, (B) Glomerulus mengalami infeksi, (C) Nekrosa pada tubulus, (D) Sel radang (limfosit) (Pembesaran 40x10)

Gambar 15. Ginjal ikan normal

A

B C

D

Page 85: EFEK PENCEMARAN PERAIRAN SUNGAI KAMPAR DI … · Magister Sains pada Program Studi Pengelolaan Sumberdaya Pesisir dan Laut SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2007.

71

Secara keseluruhan dari hasil analisa histopatologi menunjukkan bahwa

ginjal ikan baung mengalami peradangan (nephritis), pendarahan (hemorage),

nekrosa, gomerulus dan tubulus mengalami perusakan, serta terdapat bintik-bintik

hitam. Sel yang mengalami peradangan pada organ ginjal ikan baung di perairan

Sungai Kampar tersebut adalah sel limfosit. Sel limfosit yang radang tersebut

mengindikasikan bahwa pencemaran yang terjadi di Sungai Kampar diduga sudah

berlangsung lama.

5.3.2. Analisis Histopatologi Insang Ikan Baung (Hemibagrus nemurus)

Dalam menganalisis suatu pencemaran dalam tubuh organisme terutama

pada ikan, organ insang memiliki peranan yang penting. Insang merupakan salah

satu media masuknya berbagai macam partikel tersuspensi yang ada di perairan,

selain melalui kulit dan sistem pencernaan. Semakin lama paparan akan suatu

bahan pencemar akan berpengaruh pada kerusakan organ insang ikan yang akan

terlihat jelas melalui pengamatan histologi.

Berdasarkan hasil analisa histopatologi terhadap organ insang, pada ikan

baung terlihat adanya kelainan atau perubahan pada organ tersebut. Perubahan

tersebut antara lain adalah adanya perubahan-perubahan yang terjadi pada organ

insang ikan baung di perairan Sungai Kampar yakni mengalami degenerasi,

deformasi, nekrosis dan hypertrophy seperti yang tercantum pada Tabel 20,

Gambar 16 (bagian hulu Sungai Kampar), Gambar 17 (disekitar pabrik) dan

Gambar 18 (muara Sungai Kampar).

Page 86: EFEK PENCEMARAN PERAIRAN SUNGAI KAMPAR DI … · Magister Sains pada Program Studi Pengelolaan Sumberdaya Pesisir dan Laut SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2007.

72

Tabel 20. Perubahan histologi insang ikan baung

Stasiun Pengamatan

Insang Keterangan

I

A. Degenerasi sel-sel lamella

B. Mineralisasi C. Deformasi sel-sel

lamella D. Pembengkakan

II

A. Degenerasi sel-sel lamella

B. Mineralisasi C. Nekrosis D. Hypertrophi

III

A. Degenerasi sel-sel lamella

B. Mineralisasi C. Pembengkakan

Degenerasi : lamella insang yang mengalami lisis atau hancur Deformasi : susunan lamella yang tidak teratur Nekrosis : kematian sel Hypertrophi : pembesaran akibat suatu penyakit/pertumbuhan yang berlebihan pada suatu bagian tubuh

Gambar 16. Analisa histopatologi insang ikan baung pada stasiun 1 (hulu Sungai

Kampar) (A) Degenerasi sel-sel lamella, (B) Mineralisasi, (C) Deformasi sel-sel lamella (D) Pembengkakan (Pembesaran 40x10)

A

B

C D

Page 87: EFEK PENCEMARAN PERAIRAN SUNGAI KAMPAR DI … · Magister Sains pada Program Studi Pengelolaan Sumberdaya Pesisir dan Laut SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2007.

73

Gambar 17. Analisa histopatologi insang ikan baung pada stasiun 2 (sekitar

pabrik) (A) Degenerasi sel-sel lamella, (B) Mineralisasi, (C) Nekrosis, (D) Hypertrophi (Pembesaran 40x10)

Gambar 18. Analisa histopatologi insang ikan baung pada stasiun 3 (muara

Sungai Kampar), (A) Degenerasi sel-sel lamella, (B) Mineralisasi, (C) Pembengkakan (Pembesaran 40x10)

C

A

B

D A B

C

Page 88: EFEK PENCEMARAN PERAIRAN SUNGAI KAMPAR DI … · Magister Sains pada Program Studi Pengelolaan Sumberdaya Pesisir dan Laut SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2007.

74

Dari Tabel 20 dan Gambar 16, 17 dan 18 tersebut dapat dilihat bahwa

hampir semua insang ikan baung yang diambil dari perairan Sungai Kampar pada

setiap stasiun memperlihatkan terjadinya gejala kerusakan jaringan yaitu

degenerasi sel-sel lamella dan mineralisasi. Hal ini disebabkan insang merupakan

organ pertama tempat penyaringan air yang masuk ke dalam tubuh ikan, oleh

karenanya jika air di suatu perairan mengandung logam berat akan memberikan

dampak pada jaringan organ insang tersebut. Hal ini sesuai dengan pendapat

Darmono (2001) bahwa insang sangat peka terhadap pengaruh toksisitas logam

berat. Dengan terakumulasinya bahan pencemar (logam berat) pada insang ikan,

akan memberikan gangguan pada fungsi normal metaloenzim dan metabolisme

terhadap sel. Jika metaloenzim disubsitusi oleh yang bukan semestinya, maka

protein akan mengalami deformasi sehingga mengakibatkan terjadinya penurunan

katalitik enzim tersebut.

Mineralisasi yang terdapat pada insang ikan baung secara histologi terlihat

dari adanya bintik hitam, merupakan indikasi adanya suatu bahan pencemar yang

masuk ke dalam insang ikan melalui media air. Bahan pencemar yang masuk

dalam insang ikan diduga berasal dari kandungan logam berat.

Sebagai bahan perbandingan antara organ insang ikan yang tercemar

dengan organ insang ikan normal dapat dilihat pada Gambar 19 dan 20. Pada

organ insang yang masih normal susunan struktur dari lamella-lamella masih

sangat teratur, terlihat antara lamella primer dengan lamella sekundernya, jaringan

kartilago yang berisi pembuluh darah juga masih terlihat solid.

Page 89: EFEK PENCEMARAN PERAIRAN SUNGAI KAMPAR DI … · Magister Sains pada Program Studi Pengelolaan Sumberdaya Pesisir dan Laut SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2007.

75

Gambar 19. Insang ikan normal (1) gill raker (2) mucosal epithelium, (3)

basement membrane, (4) submucosa, (5) Bone, (6) adipose tissue, (7) efferent branchial arterioles, (8) afferent branchial artery, (9) primary lamellae, (10) secondary lamellae.

Gambar 20. Histologi insang ikan normal (sumber : Sims, 2005)

5.4. Distribusi Logam Berat

Distribusi suatu bahan pencemar dalam tatanan ekosistem sangat penting

diperhatikan, karena sangat erat kaitannya dengan keberlanjutan ekosistem

tersebut dan dampak yang akan ditimbulkan dari pendistribusian bahan pencemar

tersebut tidak terkecuali untuk ekosistem perairan. Sebagaimana diketahui,

ekosistem perairan yang terdapat di Provinsi Riau mempunyai peranan penting

bagi masyarakat adalah ekosistem perairan Sungai Kampar. Sungai Kampar

Page 90: EFEK PENCEMARAN PERAIRAN SUNGAI KAMPAR DI … · Magister Sains pada Program Studi Pengelolaan Sumberdaya Pesisir dan Laut SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2007.

76

melewati berbagai daerah yang ada di Provinsi Riau dan dimanfaatkan langsung

oleh masyarakat untuk kehidupannya, baik dengan memanfaatkan air sungai

tersebut maupun memanfaatkan organisme yang berada di ekosistem Sungai

Kampar seperti ikan, krustasea dan organisme lainnya.

Distribusi bahan pencemar terutama logam berat menjadi faktor penting

dalam penentuan kualitas perairan bagi masyarakat di sekitarnya. Berdasarkan

data yang diperoleh, koefisien distribusi logam terutama logam Pb dan Cd di

perairan Sungai Kampar, terlihat bahwa logam lebih banyak terdistribusi di

stasiun satu sedangkan pada stasiun dua dan tiga telah mengalami penurunan atau

dengan kata lain bahan pencemar sudah mengalami pengenceran. Hal ini

dikarenakan karakteristik perairan Sungai Kampar yang mengalami pasang surut

dua kali dalam sehari, dan sering terjadinya bono (gelombang besar yang datang

dari arah laut pada saat pasang), menjadi penyebab yang mempercepat perairan

melakukan purifikasi.

Polutan ditransportasikan dengan jarak yang sangat jauh. Jarak perjalanan

suatu polutan tergantung pada faktor seperti stabilitas perairan dan sifat fisik dari

polutan dan kecepatan aliran dari perairan tersebut. Selain itu faktor densitas dari

perairan juga merupakan faktor yang penting. Dalam hal ini densitas akan

meningkat jika temperatur dan konsentrasi garam ikut meningkat pula. Untuk

lebih jelasnya koefisien distribusi logam Pb dan Cd dapat dilihat pada Tabel 21.

Tabel 21. Hasil perhitungan koefisien distribusi dan biokonsentrasi faktor

Koefisien Distribusi Biokonsentrasi Faktor

BCF1 BCF2 No Stasiun Pb Cd Pb Cd Pb Cd 1 I 1,7220 1,2000 2,1341 1,7460 1,2393 1,4550 2 II 1,3044 0,8636 1,8155 1,6151 1,3919 1,8703 3 III 0,7706 0,8431 3,2992 1,1649 4,2816 1,3817

Faktor biokonsentrasi juga memegang peranan penting dalam

pendistribusian logam. Karena biokonsentrasi faktor melihat distribusi kandungan

logam yang terdapat di perairan, baik di badan air itu sendiri maupun di dasar

perairan yaitu pada substratnya terhadap organisme uji terutama ikan. Dengan

penentuan biokonsentrasi faktor ini, bisa memberikan gambaran dasar seberapa

Page 91: EFEK PENCEMARAN PERAIRAN SUNGAI KAMPAR DI … · Magister Sains pada Program Studi Pengelolaan Sumberdaya Pesisir dan Laut SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2007.

77

jauh organisme perairan telah tercemar oleh bahan pencemar terutama logam

berat. Kandungan Logam Pb yang terdistribusi pada organisme ikan, baik dengan

sedimen dan air dari semua stasiun pengamatan terlihat bahwa stasiun tiga telah

mengalami pendistribusi kandungan logam dalam tubuh organisme yang paling

tinggi. Untuk logam Cd stasiun dua mempunyai nilai biokonsentrasi yang lebih

tinggi dibandingkan stasiun pengamatan lainnya.

Semua spesies hewan air sangat dipengaruhi oleh hadirnya logam yang

terlarut dalam air, terutama pada konsentrasi yang melebihi normal. Ada beberapa

faktor yang mempengaruhi daya toksisitas logam dalam air terhadap mahluk yang

hidup di dalamnya, yaitu sebagai berikut:

1. Bentuk ikatan kimia dari logam yang terlarut

2. Pengaruh interaksi antara logam dan toksikan lainnya.

3. Pengaruh lingkungan seperti suhu, kadar garam, pH dan kadar oksigen

yang terlarut dalam air.

4. Kondisi biota, fase siklus hidup, besarnya ukuran organisme, jenis

kelamin, dan kecukupan kebutuhan nutrisi.

5. Kemampuan biota untuk menghindar dari pengaruh polusi.

6. Kemampuan organisme untuk beraklimatisasi terhadap bahan toksik

logam.

5.5. Korelasi Logam Berat pada sedimen, air dan organ ikan.

Hasil uji korelasi logam Pb dari variabel-variabel pengamatan yaitu air,

sedimen, insang dan ginjal ikan disajikan pada Tabel 22.

Tabel 22. Korelasi logam Pb pada sedimen, air dan organ ikan

Sedimen Air Insang Ginjal Sedimen 1 Air 0,7487 1 Insang 0,1721 0,7819 1 Ginjal -0,1415 0,5503 0,9508 1

Tabel 22. menunjukkan nilai korelasi antara variabel pengamatan.

Penentuan nilai korelasi antar variabel pengamatan bertujuan untuk melihat

keeratan antar variabel pengamatan terhadap kandungan logam Pb. Semakin

Page 92: EFEK PENCEMARAN PERAIRAN SUNGAI KAMPAR DI … · Magister Sains pada Program Studi Pengelolaan Sumberdaya Pesisir dan Laut SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2007.

78

tinggi nilai korelasi atau nilai korelasi mendekati 1 dan -1 berarti keeratan antar

variabel makin erat. Berdasarkan hasil perhitungan, nilai korelasi antar variabel

terhadap logam Pb bervariasi dari -0,1415 sampai 0,9508.

Hubungan keeratan antar variabel yang terlihat sangat erat adalah antar

organ insang dan ginjal ikan. Dalam hal ini nilai korelasi mendekati 1 yaitu

sebesar 0,9508 berarti bahwa semakin tinggi kandungan logam Pb dalam organ

insang, semakin tinggi juga kandungan logam Pb di ginjal ikan. Keeratan

hubungan antar insang dan ginjal ini disebabkan oleh adanya proses fisiologis

yang terjadi dalam tubuh ikan baung tersebut. Organ insang sebagai filter yang

pertama dalam masuknya bahan pencemar akan menyaring bahan pencemar

tersebut. Bahan pencemar yang tidak mampu disaring oleh insang akan

diekskresikan oleh organ ginjal, karena ginjal berfungsi dalam ekskresi yang akan

memfilter dan mengekskresikan bahan yang tidak dibutuhkan oleh tubuh.

Keeratan hubungan juga terlihat pada insang dengan media air, dengan

nilai korelasi 0,7819. Keeratan hubungan antara air dan organ insang ini sejalan

dengan fungsi insang sebagai alat pernafasan bagi ikan. Dalam hal ini organ

insang berhubungan langsung dengan air dalam melakukan respirasi. Dalam air

yang terkontaminasi oleh bahan pencemar, baik secara langsung maupun tidak

langsung bahan pencemar tersebut akan ikut masuk atau terikat pada organ insang

pada saat ikan melakukan respirasi. Proses pengendapan logam berat dalam air

membutuhkan waktu yang cukup lama dan banyak faktor fisika dan kimia

perairan yang ikut mempengaruhi proses pengendapan dan pendistribusian logam

berat tersebut di perairan. Oleh karena itu maka nilai korelasi antara sedimen dan

air cukup tinggi yang mengandung arti bahwa keduanya berkorelasi cukup erat

dengan nilai 0,7487. Tingginya logam berat di perairan juga berkorelasi positif

terhadap substrat dasarnya.

Pendistribusian logam berat dalam air untuk sampai ke dasar perairan

tergantung pada faktor fisika kimia perairan tersebut serta banyaknya dan tingkat

intensitas aktivitas manusia yang bisa menyebabkan tingginya logam berat di

perairan. Korelasi atau hubungan antara variabel lainnya menunjukkan tingkat

keeratan yang tidak terlalu menonjol. Hal ini terlihat pada Tabel 22 yang nilai

korelasinya sangat kecil dan tidak mendekati nilai 1 dan -1. Hasil analisis korelasi

Page 93: EFEK PENCEMARAN PERAIRAN SUNGAI KAMPAR DI … · Magister Sains pada Program Studi Pengelolaan Sumberdaya Pesisir dan Laut SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2007.

79

logam Cd dari variabel-variabel pengamatan yaitu air, sedimen, insang dan ginjal

ikan disajikan pada Tabel 23

Tabel 23. Korelasi logam Cd pada sedimen, air dan organ ikan

Sedimen Air Insang Ginjal Sedimen 1 Air 0,2052 1 Insang 0,2126 -0,9127 1 Ginjal 0,3756 -0,8300 0,98546 1

Tingkat keeratan antar variabel terhadap logam berat Cd, juga

menunjukkan korelasi yang sangat erat antara organ insang dengan ginjal ikan

yaitu sebesar 0,98546. Korelasi yang positif antara organ insang dan ginjal ikan

terhadap bahan pencemar disebabkan adanya proses fisiologis dalam tubuh ikan

itu sendiri yakni terjadinya akumulasi logam-logam berat tersebut pada organ

tubuh.

Tapi ada beberapa variabel yang menunjukkan nilai korelasi yang

mendekati -1, yaitu korelasi antara air dan insang dengan nilai korelasi -0,9127

dan korelasi antara air dan ginjal dengan nilai korelasi -0,8300. Nilai korelasi

tersebut menunjukkan bahwa semakin tinggi kandungan Cd dalam air maka

semakin rendah kandungan Cd dalam organ insang dan ginjal ikan baung yang

terdapat di Sungai Kampar. Hal ini mengandung arti bahwa proses masuknya

logam Cd pada ikan baung sangat sedikit yang melalui proses respirasi pada

insang, hal ini diduga karena logam Cd masuk melalui permukaan kulit ataupun

proses metabolisme (dari organisme lain melalui proses rantai makanan). Untuk

variabel lainnya tingkat keeratannya sangat rendah dengan nilai antara 0,2126

sampai 0,3756. Sedangkan variabel dengan tingkat keeratan yang rendah adalah

antara sedimen dengan air, serta antara insang dengan ginjal ikan.

5.6. Pengelolaan Wilayah Sungai Kampar

Pengelolaan wilayah pesisir (estuaria) tidak hanya berdasarkan seberapa

jauh pengaruh pasang dan surut suatu ekosistem, tapi sebaiknya lebih dititik

beratkan kepada keterkaitan ekosistem pesisir (estuari) dengan ekosistem lainnya

dan harus dimulai dari hulu sampai hilir suatu perairan. Konsep pengelolaan

Page 94: EFEK PENCEMARAN PERAIRAN SUNGAI KAMPAR DI … · Magister Sains pada Program Studi Pengelolaan Sumberdaya Pesisir dan Laut SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2007.

80

wilayah pesisir terpadu adalah keterkaitan ke tiga aspek kehidupan yang ada yaitu

aspek ekologi, ekonomi dan sosial. Penelitian ini bertujuan untuk memberikan

gambaran dari segi ekologi tentang kondisi perairan Sungai Kampar pada saat ini

yang diindikasikan tercemar oleh logam berat akibat berbagai aktivitas yang ada

di sekitarnya. Perairan Sungai Kampar yang melintas di Kabupaten Kampar dan

Pelelawan mendapat berbagai tekanan dari aktivitas di daratan. Hal ini dapat

dilihat dari jenis-jenis ikan yang terdapat di perairan sungai kampar sudah

mengalami penurunan baik jumlah maupun jenisnya. Untuk itu sangat diperlukan

kajian secara ekologis mengenai ekosistem perairan Sungai Kampar dari hulu

sampai hilir, karena tingginya tekanan yang masuk ke perairan Sungai Kampar

dapat merusak ekosistem perairan Sungai Kampar tersebut. Hal ini dapat

menyebabkan perairan yang tekanan dari luar melebihi kapasitas dari asimiliasi

perairan akan mengalami pencemaran, sehingga suatu ekosistem perairan tidak

bisa dimanfaatkan lagi sesuai dengan peruntukannya. Khususnya kualitas perairan

dengan indikator kualitas air dan organisme yang ada di dalamnya

Berdasarkan hasil analisa kandungan logam berat baik pada organisme, air

dan sedimen serta analisa histopatologi, dan tingkat pencemaran ke-3 stasiun

penelitian ini menunjukkan perbedaan yakni semakin ke hilir tingkat

pencemarannya semakin rendah. Berdasarkan data kualitas air memperlihatkan

bahwa salah satu pencemar tersebut adalah logam berat yang berasal dari limbah

industri. Mengingat bahaya yang ditimbulkan logam berat cukup besar maka

industri-industri yang membuang limbahnya ke Sungai Kampar harus mengolah

terlebih dahulu limbah yang dihasilkannya sebelum masuk (dibuang) ke Sungai

Kampar atau dengan kata lain setiap industri yang ada di sekitar Sungai Kampar

harus mempunyai IPAL (instalasi pengolahan air limbah) yang memadai sehingga

kelestarian ekosistem Sungai Kampar dapat dipertahankan.

Page 95: EFEK PENCEMARAN PERAIRAN SUNGAI KAMPAR DI … · Magister Sains pada Program Studi Pengelolaan Sumberdaya Pesisir dan Laut SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2007.

81

VI KESIMPULAN DAN SARAN

6.1. Kesimpulan

Kandungan logam berat pada organ tubuh (insang dan ginjal) pada kan

yang ditangkap di bagian hulu sungai lebih tinggi dibanding stasiun 2 dan 3

(tengah dan muara Sungai Kampar). Interaksi kandungan Pb dengan objek

perlakuan (air, sedimen, insang dan ginjal ikan) antara stasiun pengamatan (hulu,

tengah dan muara Sungai Kampar) berbeda sangat nyata. Kandungan logam pada

insang dan ginjal ikan mengakibatkan terjadinya kerusakan jaringan pada kedua

organ tersebut.

Ada perbedaan tingkat pencemaran di bagian hulu, tengah (sekitar pabrik)

dan muara Sungai Kampar. Adanya perbedaan pada setiap stasiun pengamatan

ada kaitannya dengan perbedaan aktifitas yang berbeda dan kondisi sosial

ekonomi masyarakat setempat dan perbedaan karakteristik yang ada pada masing-

masing stasiun. Pada bagian hulu terdapat pembendungan aliran sungai dengan

dibentuknya PLTA Koto panjang, bagian tengah mendapat aliran pasang surut

dari laut, dan pada bagian hilir terdapat gerakan gelombang pasang yang dapat

membantu perairan dalam proses purifikasi.

6.2. Saran

Pada pengelolaan wilayah pesisir secara terpadu (sudah memperhatikan

ketiga aspek yaitu ekologi, ekonomi dan sosial) salah satu hal yang harus

diperhatikan secara khusus adalah industri. Dalam hal ini pada industri yang akan

membuang limbahnya ke Sungai Kampar, limbah tersebut harus diolah terlebih

dahulu sebelum dibuang ke dalam badan air atau dengan kata lain semua industri

yang membuang limbahnya ke sungai harus mempunyai IPAL (instalasi

pengolahan air limbah) .

Page 96: EFEK PENCEMARAN PERAIRAN SUNGAI KAMPAR DI … · Magister Sains pada Program Studi Pengelolaan Sumberdaya Pesisir dan Laut SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2007.

82

DAFTAR PUSTAKA

Affandi, R., dan Tang, U. 2002. Fisiologi Hewan Air.University Riau Press. Riau.

217 p. American Publich Health Assosiation; Standard Methods For The Examination Of

Water and Waste Water. American Water Works Assosiation dan Water Pollution Control Federation 1980. APHS, AWWA, WPCF. 15

th eds :

388-399 Bengen, D. G. 2004. Ekosistem dan Sumberdaya Alam Pesisir dan Laut Serta

Prinsip Pengelolaannya. Pusat Kajian Sumberdaya Pesisir dan Lautan. Institut Pertanian Bogor.

Bryan, G.W. 1976. Heavy Metal Contamination in the Sea dalam R. Johson (Ed).

Marine Pollution. London Academic Press. Buchanan, J.B. 1984. Sediment Analysis: Holme, N.A. and McIntyre, A.D.

editor. Methods For The Study of Marine Benthos. Blackwell Scientific Publications. Hal 41-65.

Canter, L.W and L.G Hill. 1981. Handbook of Variable for Environmental Impact

Assessment. Ann Arbor Science Publisher. Michigan. Clark, R. B. 1986. Marine Pollution. Claredon Press. Oxford. Claphman. 1973. Natural Ecosystem. Mcmillan Publishing Co Inc. New York. Connel, D.W and. G. J. Miller. 1995. Chemistry and Ecotoxicology of Pollution.

520 p. Dahuri, R. 1998. Pengeruh Pencemaran Limbah Industri Terhadap Potensi

Sumberdaya Laut. Makalah Pada Seminar Teknologi Pengolahan Limbah Industri Dan Pencemaran Laut. Agustus 1998. SPPT Jakarta.

Dahuri, R. 1996. An analysis of Enviromental Threath to Marine Fisheries in

Indonesia. Paper Submited for Asia Pasific Fisheries Commision (APFIC) Symposium on Enviromental Aspects of Responsible Fisheries, Soul Republic of Korea. 15-18 Oct 1996.

Dahuri, R., J. Rais., S.P. Ginting., M. J. Sitepu. 1996. Pengelolaan Sumberdaya

Pesisir dan Lautan. Jakarta : Penerbit Pradnya Paramita. Dahuri, R dan Arumsyah, S. 1994. Ekosistem Pesisir. Makalah Pada Marine and

Mangement Training. PSL UNDANA Kupang. NTT.

Page 97: EFEK PENCEMARAN PERAIRAN SUNGAI KAMPAR DI … · Magister Sains pada Program Studi Pengelolaan Sumberdaya Pesisir dan Laut SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2007.

83

Darmono. 2001. Lingkungan Hidup dan Pencemaran: Hubungannya dengan Toksikologi Senyawa Logam. UI Press. Jakarta. 145 hal.

Darmono. 1995. Logam Dalam Sistem Biologi Makhluk Hidup. UI Press. Jakarta.

140 p. DEPKES RI. 1989. Surat Keputusan Direktorat Jenderal Pengawasan Obat dan

Makanan Departemen Kesehatan Republik Indonesia nomor: 03725/B/SK/VII/89 tentang batas maksimum cemaran logam berat dalam makanan (mg/kg). Jakarta.

Effendi, H. 2003. Telaah Kualitas Air Bagi Pengelolaan Sumberdaya dan

Lingkungan Perairan. Penerbit Kanisius. Yogyakarta. 258 p. Environmental Protection Agency. 1973. Water Quality Criteria. Ecological

Research Series. Washington. Fortsner, U. and G.T.W. Wittman. 1983. Metal Pollution in Aquatic Enviroment.

New York. Harahap. S. 1991. Tingkat Pencemaran Air Kali Cakung Ditinjau dari Sifat

Fisika-Kimia Khususnya Logam Berat dan Keanekaragaman Jenis Hewan Benthos Makro. IPB. 167 hal.

Gaspersz, V. 1991. Metode Perancangan Percobaan. CV. Amico, Bandung [GESAMP] Group Expert on Scientific Aspect of Marine Pollution. 1986. Report

of The Seven Session. WHO (World Health Organization). Habel, R. E and Biberstein, E. L. 1957. Fundamentals of The Histology of

Domestic Animal. Cornell University Press. New York. Heath, A.G. 1987. Water Pollution and Fish Physiology. CRC Press, Inc. Boca

Raton, Florida. Hutabarat, S dan Stewart, M.E. 1985. Pengantar Oseanografi. Universitas

Indonesia Press. Jakarta. 159 hal. Hutagalung, H.P. 1984. Logam Berat Dalam Lingkungan Laut. Pewarta Oceana

IX No. 1. Hal 12-19 Hutagalung, H.P. 1991. Pencemaran Laut Oleh Logam Berat. Dalam Status

Pencemaran Laut di Indonesia dan Teknik Pemantauannya. P30-LIPI. Jakarta. Hal 45-59.

Hutagalung, H.P., D. Setiapermana., SH. Riyono. 1997. Metode Analisa Air Laut,

Sediment Dan Biota. Buku kedua. Jakarta P30-LIPI. 182: 59-77.

Page 98: EFEK PENCEMARAN PERAIRAN SUNGAI KAMPAR DI … · Magister Sains pada Program Studi Pengelolaan Sumberdaya Pesisir dan Laut SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2007.

84

IADC/CEDA. 1997. Convention, Codes, and Conditions: Marine Disposal. Environmental Aspects of Dredging 2a. 71 hal.

Kinne, O. 1964. Marine ecology. A Comprehensive Integrated Treatise On Life In

Oceans And Coastal Water. Willey Interscience. John Willey and Sons Ltd. London, New York, Sydney, Toronto.

Kepmen LH No.51. 2004. Tentang Penetapan Baku Mutu Air Laut Kristanto, P. 2002. Ekologi Industri. Penerbit Andi. Yogyakarta. Leeson, C. R., Leeson, T. S and Paparo, A. A. 1985. Textbook of Histology. W.B

Saunders Company Levinton, J. F. 1982. Marine Ecology. New Jersey Prentice-Hall Inc. Englewood

Cliff. Metclaff and Eddy. 1978. Waste Water Engineering Collection, Treatment,

Disposal. Mcgrawwhill Publish. Co. Ltd. New delhi. Nanty, I. H. 1999. Kandungan Logam Berat Dalam Bahan Air Dan Sedimen Di

Muara Way Kambas Dan Way Sekampung. IPB. Nontji, A. 1984. Laut Nusantara. Jembatan. Jakarta. Nybakken, j. 1988. Biologi Laut : Suatu Pendekatan Ekologis. PT. Gramedia

Jakarta. Odum, E.P. 1971. Fundamental of Ecology. 3rd edition. W.B Saunders Company.

Philadelphia. Palar, H. 2004. Pencemaran dan Toksikologi dan Logam Berat. Rineka Cipta

Jakarta. 152 hlm. Pickard, G. L. 1967. Descriptive Physican Oceanography Second Edition.

Massachussets : Jones and Bartelett Publisher. Ramlal, P.S. 1987. Mercury Methylation Dimethylation Studies At Southern India

Lake. Canada Minister Of Supply And Serveces. Razak, A. 2002. Dinamika Karakteristik Fisika-Kimiawi Sediment Dan

Hubungannya Dengan Struktur Komunitas Moluska Bentik (Bivalve Dan Gastropoda) Di Muara Bandar Bakali Padang. IPB.

Razak, H. 1980. Pengaruh Logam Berat Terhadap Lingkungan . Pewarta Oseana :

2. Jakarta. LON-LIPI.

Page 99: EFEK PENCEMARAN PERAIRAN SUNGAI KAMPAR DI … · Magister Sains pada Program Studi Pengelolaan Sumberdaya Pesisir dan Laut SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2007.

85

Riani, E. 2004. Pemanfaatan Kerang Hijau Sebagai Biofilter Perairan Teluk Jakarta. Pemda DKI – Jakarta.

Romimohtarto, K. 1991. Pengantar Pencemaran Laut. LON LIPI. Saeni, MS 1984. Kimia Lingkungan. Bahan Pengajaran. Bogor: Pusat Antar

Universitas IPB, Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Departemen Pendidikan Dan Kebudayaan. 151 hal.

Sastrawijaya, A. T. 1991. Pencemaran Lingkungan. Penerbit PT. Rineka Cipta

Jakarta. Sidjabat, M. 1973. Pengantar Oseanografi. IPB. Bogor. Sims, D. E. 2005. Department of Biomedical Sciences. Atlantic Veterinary

College at the University of Prince Edward Island 550 University Avenue, Charlottetown, PE Canada C1A 4P3. [email protected]

Spector, W.G. 1993. Pengantar Patologi Umum. Gadjah Mada University Press.

Yogyakarta. 310 hal. Sverdrup, H. U, M.W. Johson, R.H. Fleming. 1966. The oceans : Physics,

Chemistry and General Biology. Modern Asia Edition. New Jersey Prentice-Hall Inc.

UNESCO/WHO/UNEP. 1992. Water Quality Assessment. Edited by Chapman,

D. Chapman and Hall Ltd. London. 585 p. Widodo, J, 1980. Toksisitas Biota Laut Disebabkan oleh Pencemaran Merkuri.

LPPL Semarang. 6 p. Williams, J. 1979. Introduction to Marine Pollution Control. New York: A

Wiley Interscience Publication. 173 hal. Wilson, D.N. 1988. Cadmium-Market Trends And Influences In Cadmium 87.

Proceedings Of The International Cadmium Conference London: Cadmium Association.

www.fishbase.org. 2006. Hemibagrus nemurus. www.riau.go.id www.pelelawan.go.id www.kampar.go.id

Page 100: EFEK PENCEMARAN PERAIRAN SUNGAI KAMPAR DI … · Magister Sains pada Program Studi Pengelolaan Sumberdaya Pesisir dan Laut SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2007.

86

LAMPIRAN

Page 101: EFEK PENCEMARAN PERAIRAN SUNGAI KAMPAR DI … · Magister Sains pada Program Studi Pengelolaan Sumberdaya Pesisir dan Laut SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2007.

87

Lampiran 1. Analisis sidik ragam untuk logam Pb Anova: Two-Factor With Replication SUMMARY Sedimen Air Insang Ginjal Total

Hulu Count 3 3 3 3 12 Sum 0.085393696 0.049590056 0.041576691 0.06425265 0.240813092 Average 0.028464565 0.016530019 0.013858897 0.02141755 0.020067758 Variance 3.27242E-05 0 3.9916E-05 1.51856E-07 4.68878E-05

Tengah Count 3 3 3 3 12 Sum 0.043121947 0.033060037 0.030702039 0.029319388 0.136203412 Average 0.014373982 0.011020012 0.010234013 0.009773129 0.011350284 Variance 4.06023E-05 2.27701E-05 2.06603E-07 2.19115E-09 1.51017E-05

Hilir Count 3 3 3 3 12 Sum 0.031843229 0.041325046 0.04364884 0.09269171 0.209508826 Average 0.01061441 0.013775015 0.014549613 0.030897237 0.017459069 Variance 5.25199E-08 2.27701E-05 4.19544E-05 3.4151E-06 8.04361E-05

Total Count 9 9 9 9 Sum 0.160358873 0.123975139 0.11592757 0.186263748 Average 0.017817653 0.013775015 0.012880841 0.020695972 Variance 8.47581E-05 1.70776E-05 2.45494E-05 8.48529E-05

Page 102: EFEK PENCEMARAN PERAIRAN SUNGAI KAMPAR DI … · Magister Sains pada Program Studi Pengelolaan Sumberdaya Pesisir dan Laut SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2007.

88

ANOVA

Source of Variation SS df MS F P-value F crit Sample 0.000480467 2 0.000240234 14.09232858 8.95408E-05 3.402826105Columns 0.000357244 3 0.000119081 6.985424115 0.00153677 3.008786572Interaction 0.000800306 6 0.000133384 7.824447188 9.67769E-05 2.508188824Within 0.000409131 24 1.70471E-05 Total 0.002047149 35

Page 103: EFEK PENCEMARAN PERAIRAN SUNGAI KAMPAR DI … · Magister Sains pada Program Studi Pengelolaan Sumberdaya Pesisir dan Laut SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2007.

89

Lampiran 2. Analisis sidik ragam untuk logam Cd Anova: Two-Factor With Replication SUMMARY Sedimen Air Insang Ginjal Total

Hulu Count 3 3 3 3 12 Sum 0.126565167 0.10546875 0.082889152 0.101261168 0.416184238 Average 0.042188389 0.03515625 0.027629717 0.033753723 0.03468202 Variance 1.38859E-05 1.52588E-05 5.63147E-06 1.01145E-05 3.73893E-05

Tengah Count 3 3 3 3 12 Sum 0.091082129 0.10546875 0.08258937 0.08775759 0.366897838 Average 0.03036071 0.03515625 0.02752979 0.02925253 0.03057482 Variance 0.000218454 6.10352E-05 4.38377E-05 7.00971E-06 6.88037E-05

Hilir Count 3 3 3 3 12 Sum 0.115265527 0.13671875 0.082159336 0.077105033 0.411248646 Average 0.038421842 0.045572917 0.027386445 0.025701678 0.034270721 Variance 4.72709E-06 5.08626E-06 6.05227E-06 1.23941E-06 7.55991E-05

Total Count 9 9 9 9 Sum 0.332912824 0.34765625 0.247637859 0.26612379 Average 0.036990314 0.038628472 0.027515318 0.02956931 Variance 8.66495E-05 4.74718E-05 1.38916E-05 1.6804E-05

Page 104: EFEK PENCEMARAN PERAIRAN SUNGAI KAMPAR DI … · Magister Sains pada Program Studi Pengelolaan Sumberdaya Pesisir dan Laut SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2007.

90

ANOVA

Source of Variation SS df MS F P-value F crit Sample 0.000122792 2 6.13959E-05 1.877875241 0.174702534 3.402826105Columns 0.00080397 3 0.00026799 8.196831137 0.000626299 3.008786572Interaction 0.000411079 6 6.85132E-05 2.095568454 0.091458397 2.508188824Within 0.000784664 24 3.26943E-05 Total 0.002122505 35

Page 105: EFEK PENCEMARAN PERAIRAN SUNGAI KAMPAR DI … · Magister Sains pada Program Studi Pengelolaan Sumberdaya Pesisir dan Laut SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2007.

91

Lampiran 3. Analisis regresi logam Cd

y = -0.0019x + 0.0408R2 = 0.0971

0.00000.00500.01000.01500.02000.02500.03000.03500.04000.0450

Hulu Tengah Hilir

Stasiun Pengamatan

Kad

ar C

d (p

pm)

Sedimeny = 0.0052x + 0.0282

R2 = 0.75

0.0000

0.0050

0.0100

0.0150

0.0200

0.0250

0.0300

0.0350

0.0400

0.0450

0.0500

Hulu Tengah Hilir

Stasiun Pengamatan

Kad

ar C

d (p

pm)

Air

y = -0.0001x + 0.0278R2 = 0.9895

0.0273

0.0273

0.0274

0.0274

0.0275

0.0275

0.0276

0.0276

0.0277

0.0277

Hulu Tengah Hilir

Stasiun Pengamatan

Kada

r Cd

(ppm

)

Insang

y = -0.004x + 0.0376R2 = 0.9954

0.0000

0.0050

0.0100

0.0150

0.0200

0.0250

0.0300

0.0350

0.0400

Hulu Tengah Hilir

Stasiun Pengamatan

Kad

ar C

d (p

pm)

Ginjal

Page 106: EFEK PENCEMARAN PERAIRAN SUNGAI KAMPAR DI … · Magister Sains pada Program Studi Pengelolaan Sumberdaya Pesisir dan Laut SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2007.

92

Lampiran 4. Analisis regresi logam Pb

y = -0.0089x + 0.0357R2 = 0.8996

0.0000

0.0050

0.0100

0.0150

0.0200

0.0250

0.0300

Hulu Tengah Hilir

Stasiun Pengamatan

Kada

r Pb

(ppm

)

Sedimen

y = -0.0014x + 0.0165R2 = 0.25

0.00000.00200.00400.00600.00800.01000.01200.01400.01600.0180

Hulu Tengah Hilir

Stasiun Pengamatan

Kada

r Pb

(ppm

)

Air

y = 0.0003x + 0.0122R2 = 0.0222

0.00000.00200.00400.00600.00800.01000.01200.01400.0160

Hulu Tengah Hilir

Stasiun Pengamatan

Kada

r Pb

(ppm

)

Insang

y = 0.0047x + 0.0112R2 = 0.2007

0.0000

0.0050

0.0100

0.0150

0.0200

0.0250

0.0300

0.0350

Hulu Tengah Hilir

Stasiun Pengamatan

Kada

r Pb

(ppm

)

Ginjal

Page 107: EFEK PENCEMARAN PERAIRAN SUNGAI KAMPAR DI … · Magister Sains pada Program Studi Pengelolaan Sumberdaya Pesisir dan Laut SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2007.

93

Lampiran 5. Nilai kualitas air pada tiap stasiun pengamatan.

Stasiun Ulangan pH Suhu Salinitas TSS 1 6 29 0 0,0112 6 29 0 0,0111 3 6 29 0 0,0081 5 32 0 0,0102 5 32 0 0,0072 3 5 32 0 0,0101 4,5 30 0,5 0,1432 4,5 30 0,5 0,0163 3 4,5 30 0,5 0,035

Nilai kandungan Pb (ppm) pada tiap stasiun pengamatan

Stasiun Sedimen Air Insang Hati 1 0,022 0,017 0,010 0,021 2 0,032 0,017 0,011 0,022 3 0,032 0,017 0,021 0,021

Rata-rata 0,028 0,017 0,014 0,021 4 0,011 0,008 0,011 0,010 5 0,022 0,008 0,010 0,010 6 0,011 0,017 0,010 0,010

Rata-rata 0,014 0,011 0,010 0,010 7 0,010 0,008 0,011 0,033 8 0,011 0,017 0,022 0,029 9 0,011 0,017 0,011 0,031

Rata-rata 0,011 0,014 0,015 0,031 Nilai kandungan Cd (ppm) pada tiap stasiun pengamatan

Stasiun Sedimen Air Insang Hati 1 0,0465 0,0352 0,0277 0,0350 2 0,0401 0,0391 0,0252 0,0362 3 0,0400 0,0313 0,0300 0,0301

Rata-rata 0,0422 0,0352 0,0276 0,0338 4 0,0154 0,0430 0,0351 0,0279 5 0,0308 0,0352 0,0245 0,0323 6 0,0449 0,0273 0,0230 0,0276

Rata-rata 0,0304 0,0352 0,0275 0,0293 7 0,0394 0,0469 0,0302 0,0258 8 0,0359 0,0430 0,0260 0,0246 9 0,0400 0,0469 0,0259 0,0268

Rata-rata 0,0384 0,0456 0,0274 0,0257

Page 108: EFEK PENCEMARAN PERAIRAN SUNGAI KAMPAR DI … · Magister Sains pada Program Studi Pengelolaan Sumberdaya Pesisir dan Laut SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2007.

94

Lampiran 6. Gambar alat penelitian (oven, desikator, timbangan elektrik, kertas milipore, refraktometer, petersan grabe)

(A) Oven

(B) Desikator

(C) Timbangan elektrik

(D) Kertas milipore

(F) Refraktometer

(G) Petersen grabe

Page 109: EFEK PENCEMARAN PERAIRAN SUNGAI KAMPAR DI … · Magister Sains pada Program Studi Pengelolaan Sumberdaya Pesisir dan Laut SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2007.

95

Lampiran 7. Gambar alat penelitian (spektrofotometer, kertas pH, vacum pump)

(A) Spektrofotmetrik

(B) Kertas pH

(C) Vacum pump

Page 110: EFEK PENCEMARAN PERAIRAN SUNGAI KAMPAR DI … · Magister Sains pada Program Studi Pengelolaan Sumberdaya Pesisir dan Laut SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2007.

96

Lampiran 8. Perairan bagian hulu dan tengah Sungai Kampar

(A) Perairan bagian hulu Sungai Kampar

(B) Perairan bagian tengah Sungai Kampar

Page 111: EFEK PENCEMARAN PERAIRAN SUNGAI KAMPAR DI … · Magister Sains pada Program Studi Pengelolaan Sumberdaya Pesisir dan Laut SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2007.

97

Lampiran 9. Perairan bagian hilir Sungai Kampar dan alat penangkapan ikan

(A) Perairan bagian hilir Sungai Kampar

(B) Alat penangkapan ikan

Page 112: EFEK PENCEMARAN PERAIRAN SUNGAI KAMPAR DI … · Magister Sains pada Program Studi Pengelolaan Sumberdaya Pesisir dan Laut SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2007.

98

Lampiran 10. Alat transportasi dan kegiatan transpotasi di perairan Sungai Kampar

(A) Alat transportasi di Perairan Sungai Kampar

(B) Kegiatan transportasi di perairan Sungai Kampar

Page 113: EFEK PENCEMARAN PERAIRAN SUNGAI KAMPAR DI … · Magister Sains pada Program Studi Pengelolaan Sumberdaya Pesisir dan Laut SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2007.

99

Lampiran 11. Kegiatan showmil di bagian hilir Sungai Kampar