EFEK PEMBERIAN MINYAK KELAPA SAWIT DENGAN...

79
EFEK PEMBERIAN MINYAK KELAPA SAWIT DENGAN PEMANASAN BERULANG TERHADAP KADAR LDL DAN BERAT BADAN MENCIT STRAIN BALB/c Laporan Penelitian ini ditulis sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar SARJANA KEDOKTERAN OLEH: Desy Islamiati NIM : 11141030000004 PROGRAM STUDI KEDOKTERAN DAN PROFESI DOKTER FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1439 H / 2017 M

Transcript of EFEK PEMBERIAN MINYAK KELAPA SAWIT DENGAN...

Page 1: EFEK PEMBERIAN MINYAK KELAPA SAWIT DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37339/1/DESY...EFEK PEMBERIAN MINYAK KELAPA SAWIT DENGAN PEMANASAN BERULANG TERHADAP

EFEK PEMBERIAN MINYAK KELAPA SAWIT

DENGAN PEMANASAN BERULANG TERHADAP

KADAR LDL DAN BERAT BADAN MENCIT STRAIN

BALB/c

Laporan Penelitian ini ditulis sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

SARJANA KEDOKTERAN

OLEH:

Desy Islamiati

NIM : 11141030000004

PROGRAM STUDI KEDOKTERAN DAN PROFESI DOKTER

FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1439 H / 2017 M

Page 2: EFEK PEMBERIAN MINYAK KELAPA SAWIT DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37339/1/DESY...EFEK PEMBERIAN MINYAK KELAPA SAWIT DENGAN PEMANASAN BERULANG TERHADAP

ii

Page 3: EFEK PEMBERIAN MINYAK KELAPA SAWIT DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37339/1/DESY...EFEK PEMBERIAN MINYAK KELAPA SAWIT DENGAN PEMANASAN BERULANG TERHADAP

iii

Page 4: EFEK PEMBERIAN MINYAK KELAPA SAWIT DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37339/1/DESY...EFEK PEMBERIAN MINYAK KELAPA SAWIT DENGAN PEMANASAN BERULANG TERHADAP

iv

Page 5: EFEK PEMBERIAN MINYAK KELAPA SAWIT DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37339/1/DESY...EFEK PEMBERIAN MINYAK KELAPA SAWIT DENGAN PEMANASAN BERULANG TERHADAP

v

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr. Wb.

Alhamdulillah, puji syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah

Subhaanahu Wa Ta’ala yang tidak pernah berhenti memberikan berjuta

nikmatNya. Mulai dari nikmat iman, nikmat islam dan tentu nikmat kesehatan.

Maha suci Allah yang telah memudahkan segala urusan, karena berkat kasih

sayangNya penulis dapat menyelesaikan penelitian dan penulisan skripsi dengan

judul Efek Pemberian Minyak Kelapa Sawit dengan Pemanasan Berulang

Terhadap Kadar LDL dan Berat Badan Mencit Strain BALB/c ini dengan baik.

Shalawat serta salam tak lupa senantiasa terlimpahkan kepada junjungan kita Nabi

Muhammad Shallallaahu ‘Alaihi Wasallam kepada keluarganya serta sahabatnya

dan kita sebagai umatnya hingga akhir zaman.

Penulisan skripsi ini diajukan untuk memenuhi persyaratan untuk

mendapatkan gelar Sarjana Kedokteran dari Program Studi Kedokteran dan

Pendidikan Dokter, Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam

Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Dalam proses penyusunan skripsi, penulis melibatkan berbagai pihak yang

memberikan bimbingan, dukungan, serta semangat sehingga penulis dapat

menyusun skripsi ini sampai selesai dengan baik. Oleh karena itu, penulis ingin

menyampaikan rasa terima kasih kepada pihak yang telah terlibat, diantaranya :

1. Prof. Dr. H. Arief Sumantri, M.Kes sebagai dekan Fakultas Kedokteran dan

Ilmu Kesehatan (FKIK) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. dr. Nouval Shahab, Sp.U, PhD, FICS, FACS selaku ketua Program Studi

Kedokteran dan Pendidikan Dokter (PSKPD) FKIK UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta.

3. Ibu Nurlaely Mida., S.Si, M.Biomed, PhD sebagai pembimbing I yang telah

memberikan bimbingan, dukungan, dan ilmu, serta motivasi yang membuat

penulis semangat dalam menjalankan semua proses dalam penelitian ini

hingga penelitian ini selesai dengan baik.

Page 6: EFEK PEMBERIAN MINYAK KELAPA SAWIT DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37339/1/DESY...EFEK PEMBERIAN MINYAK KELAPA SAWIT DENGAN PEMANASAN BERULANG TERHADAP

vi

4. dr. Ahmad Azwar Habibie sebagai pembimbing II yang telah memberikan

bimbingan, ilmu, serta nasehat kepada penulis sehingga penulis dapat

menjalankan semua proses pada penelitian ini dengan baik.

5. Bapak Chris Adhiyanto, S.Si, M.Biomed, PhD selaku penanggung jawab riset

PSKPD angkatan 2014.

6. Staf dosen PSKPD FKIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta khususnya ibu Ayu

Latifah dan ibu Suryani yang telah memberikan ilmu pengetahuan serta

pengalaman hidup sebagai bekal bagi penulis untuk ke depannya menjadi

dokter yang amanah dan baik bagi masyarakat luas.

7. Kedua orang tua penulis, Drs. Romli Rohani, M.Pd dan Dra. Aida, M.Si yang

selalu memberikan dukungan dan nasehat serta doa sehingga penulis dapat

menyelsaikan penelitian ini dengan baik. Terima kasih atas semua dukungan

kepada penulis sehingga penulis selalu termotivasi untuk menjadi dokter yang

baik bagi masyarakat kelak.

8. Kakak penulis, Imam Firdaus, SH dan kedua adik penulis, Maudian Islamiati

dan Falah Firdaus yang memotivasi penulis untuk menyelesaikan skripsi ini

dengan baik dan menjadi contoh yang baik bagi mereka.

9. Teman-teman sejawat dalam penelitian yang sama, Bonita Nabilla, Vianca

Samara, dan Ela Herlianawati yang selalu memberikan dukungan dan

semangat yang luar biasa serta selalu mengingatkan penulis untuk

mengerjakan skripsi hingga selesai. Terima kasih telah menjadi tim yang

hebat dan saling membantu jika penulis ada kesulitan.

10. Sahabat-sahabat penulis di geng tabah, terutama Amalina Fitrasari, yang

selalu sabar mengajari penulis. Bayu Hernawan Wicaksono dan Wahyu Surya

Prasetya Nugraha yang selalu ada untuk penulis serta memberikan hiburan dan

semangat untuk penulis agar penulis tidak putus asa menyelesaikan penelitian

ini. Terima kasih sudah menjadi sahabat terbaik selama 3 tahun terakhir ini.

11. Ustadz Khalid Basalamah dan Ustadz Adi Hidayat, Lc, MA atas kajiannya

yang sering mengingatkan untuk bersabar, terus berjuang, dan tawakkal

kepada Allah Subhaanahu Wa Ta’ala.

Page 7: EFEK PEMBERIAN MINYAK KELAPA SAWIT DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37339/1/DESY...EFEK PEMBERIAN MINYAK KELAPA SAWIT DENGAN PEMANASAN BERULANG TERHADAP

vii

12. Teman-teman sejawat PSKPD UIN Jakarta angkatan 2014 yang memberi

motivasi kepada penulis dan telah berjuang bersama dari semester satu hingga

nanti menjadi dokter.

Demikian yang dapat penulis sampaikan, semoga penelitian ini dapat

menambah pengetahuan bagi masyarakat akan bahaya penggunaan minyak goreng

berulang dan dapat digunakan oleh peneliti selanjutnya. Penulis meminta maaf

jika ada terdapat kesalahan pada penulisan penelitian ini karena sesungguhnya

hanya Allah yang Maha sempurna.

Ciputat, 16 Oktober 2017

Penulis

Page 8: EFEK PEMBERIAN MINYAK KELAPA SAWIT DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37339/1/DESY...EFEK PEMBERIAN MINYAK KELAPA SAWIT DENGAN PEMANASAN BERULANG TERHADAP

viii

ABSTRAK

Desy Islamiati. Program Studi Kedokteran dan Profesi Dokter UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta. Efek Pemberian Minyak Kelapa Sawit dengan

Pemanasan Berulang Terhadap Kadar LDL dan Berat Badan Mencit Strain

BALB/c. 2017.

Latar Belakang. Metode pengolahan makanan yang sering dipilih oleh

masyarakat Indonesia adalah dengan menggoreng. Minyak kelapa sawit yang

dipanaskan berulang kali biasanya dipakai selama pengolahan makanan..

Penggunaan macam minyak goreng ini dicurigai dapat menyebabkan peningkatan

kadar LDL dan berat badan yang berefek buruk pada kesehatan. Tujuan.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efek pemberian minyak kelapa sawit

dengan pemanasan berulang terhadap kadar LDL dan berat badan mencit strain

BALB/c. Material dan Metode. 15 mencit BALB/c dibagi ke dalam grup kontrol

(KN), tanpa pemanasan (MTP), dan 10 kali pemanasan (MDP).. Minyak kelapa

sawit pemanasan berulang dipanaskan menggunakan hot plate stirrer pada 100oC

dan dilanjutkan selama 45 menit. Diberikan selama 8 minggu. Dosis pemberian

berdasarkan standar prosedur internasional mengenai dosis maksimum

pencekokkan pada mencit, yaitu dengan perbandingan pemberian 0,1 ml setiap

100 gr berat badan mencit. Maksimum pemberian oral dengan memperhatikan

ruang yang tersisa pada lambung sehingga menghindari efek samping

pencekokkan berupa perforasi lambung. Hasil dan Kesimpulan. Kadar LDL

tertinggi adalah pada grup MDP dengan perbedaan yang tidak signifikan daripada

kelompok lainnya (p=0,381). Berat badan terbesar pada grup MDP dengan

peningkatan yang tidak signifikan (p=0,096).

Kata kunci : Profil lipid, minyak kelapa sawit, LDL, berat badan, BALB/c

ABSTRACT

Desy Islamiati. Medical Study Program and Doctor Profession UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta. Effect of Repepeatedly Heated Palm Oil in LDL Level

and Weight in BALB/c Strain Mice. 2017

Background. Cooking method that’s likely chosen by Indonesian is frying.

Repeatedly heated palm oil is commonly used during food processing. The usage

of this kind of cooking oil is suspected for increasing the LDL level and gaining

weight, which are not good for health. Aim. This study is aimed to know the effect

of repeatedly heated palm oil administration in LDL level and weight gain in

BALB/c strain mice. Material and Methods. 15 BALB/c mouse were divided into

control, fresh-oil, and 10 times heated-oil feeding groups. Repeatedly heated palm

oil was prepared by using hot plate stirrer at 100oC and continued to 45 minutes.

The oil was fed for 8 weeks. The dosage of administration was 0.1 ml per 100 gr

mice weight, based on the international standard procedure for gavaging mice

maximum dosage. The maximum oral administration with considering the

remaining space in gaster thus avoiding the side effect of mice gavage such as

gastric perforation. Result and Conclusion. The highest number of LDL found in

MDP group with no significant differences than other groups (p=0.381). The

largest weight found in MDP group with unsignificant weightgain (p=0.096).

Keyword : Lipid profile, palm oil, LDL, weight, BALB/c

Page 9: EFEK PEMBERIAN MINYAK KELAPA SAWIT DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37339/1/DESY...EFEK PEMBERIAN MINYAK KELAPA SAWIT DENGAN PEMANASAN BERULANG TERHADAP

ix

DAFTAR ISI

LEMBAR JUDUL .............................................................................................i

LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA .........................................ii

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING .................................................iii

PENGESAHAN PANITIA UJIAN ..................................................................iv

KATA PENGANTAR .......................................................................................v

ABSTRAK .........................................................................................................viii

DAFTAR ISI ......................................................................................................iv

DAFTAR TABEL..............................................................................................xi

DAFTAR GAMBAR .........................................................................................xii

DAFTAR LAMPIRAN .....................................................................................xii

DAFTAR SINGKATAN ...................................................................................xiv

BAB 1 PENDAHULUAN .................................................................................1

1.1 Latar Belakang ........................................................................................1

1.2 Rumusan Masalah ...................................................................................2

1.3 Hipotesis ..................................................................................................3

1.4 Tujuan Penelitian .....................................................................................3

1.4.1 Tujuan Umum ...................................................................................3

1.4.2 Tujuan Khusus ..................................................................................3

1.5 Manfaat Penelitian ...................................................................................3

1.5.1 Manfaat Institusi ...............................................................................3

1.5.2 Manfaat Mahasiswa..........................................................................4

1.5.3 Manfaat Masyarakat .........................................................................4

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ........................................................................5

2.1 Landasan Teori ........................................................................................5

2.1.1 Lipid .................................................................................................5

2.1.1.1 Klasifikasi Lipid .....................................................................5

2.1.1.2 Asam Lemak ...........................................................................6

2.1.1.3 Asam Lemak Jenuh dan Tidak Jenuh .....................................8

2.1.2 Pencernaan, Penyerapan, dan Metabolisme Lipid ...........................11

2.1.2.1 Pencernaan dan Penyerapan Lipid ..........................................11

Page 10: EFEK PEMBERIAN MINYAK KELAPA SAWIT DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37339/1/DESY...EFEK PEMBERIAN MINYAK KELAPA SAWIT DENGAN PEMANASAN BERULANG TERHADAP

x

2.1.2.2 Metabolisme, Pengangkutan dan Penyimpanan Lipid ..........16

2.1.3 Metabolisme Lipid dan Metabolisme Kolesterol LDL (K-LDL).....22

2.1.3.1 Jalur Metabolisme Eksogen .....................................................21

2.1.3.2 Jalur Metabolisme Endogen ....................................................22

2.1.3.3 Jalur Reverse Cholesterol Transport ......................................23

2.1.4 Kandungan Minyak Kelapa Sawit....................................................24

2.1.5 Minyak Kelapa Sawit dengan Pemanasan Berulang ........................24

2.1.6 Kandungan Minyak Kelapa Sawit Merek Sania® ...........................26

2.1.7 Mencit BALB/c ................................................................................27

2.2 Kerangka Teori ........................................................................................29

2.3 Kerangka Konsep ....................................................................................30

2.4 Definisi Operasional ................................................................................31

BAB 3 METODE PENELITIAN .....................................................................32

3.1 Desain Penelitian .....................................................................................32

3.2 Waktu dan Tempat Penelitian .................................................................32

3.3 Populasi dan Sampel Penelitian ..............................................................32

3.4 Alat dan Bahan Penelitian .......................................................................32

3.4.1 Alat Penelitian ..................................................................................32

3.4.2 Bahan Penelitian ...............................................................................32

3.5 Identifikasi Variabel ................................................................................33

3.6 Cara Kerja Penelitian...............................................................................33

3.6.1 Penyiapan Bahan dan Sampel ...........................................................33

3.6.1.1 Persiapan Minyak ...................................................................33

3.6.1.2 Persiapan Mencit.....................................................................33

3.6.1.3 Reagen ....................................................................................35

3.7.2 Prosedur Pengumpulan Sampel ........................................................35

3.7.3 Pengujian dan Pengambilan Data .....................................................36

3.7.4 Pengolahan Data dan Analisis Data ..................................................39

3.7 Alur Penelitian .........................................................................................40

BAB 4 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ...................................41

4.1 Hasil dan Pembahasan Kadar K-LDL .....................................................41

4.1.1 Hasil Pengukuran Kolesterol Total, Trigliserida, HDL, dan LDL ..41

Page 11: EFEK PEMBERIAN MINYAK KELAPA SAWIT DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37339/1/DESY...EFEK PEMBERIAN MINYAK KELAPA SAWIT DENGAN PEMANASAN BERULANG TERHADAP

xi

4.1.2 Deskripsi Kadar LDL .......................................................................42

4.2 Hasil dan Pembahasan Berat Badan ........................................................46

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN .............................................................51

5.1 Kesimpulan ..............................................................................................51

5.2 Saran ........................................................................................................51

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................52

LAMPIRAN .......................................................................................................56

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Contoh Asam Lemak Jenuh ......................................................8

Tabel 2.2 Contoh Asam Lemak Tidak Jenuh ............................................10

Tabel 2.3 Komposisi Lipoprotein Dalam Plasma Manusia ......................17

Tabel 2.4 Informasi Nilai Gizi Minyak Kelapa Sawit Sania® .................26

Tabel 2.5 Klasifikasi Mencit .....................................................................27

Tabel 2.6 Definisi Operasional..................................................................31

Tabel 3.1 Jumlah sampel untuk pengukuran absorbansi ...........................37

Tabel 4.1 Hasil kadar K-Total, TG, HDL, dan LDL .................................41

Tabel 4.2 Hasil uji One-Way ANOVA dengan Post-Hoc LSD LDL mencit

setelah perlakuan .......................................................................43

Tabel 4.3 Hasil uji One-Way ANOVA dengan Post-Hoc LSD pada berat

badan mencit minggu 8 .............................................................46

Tabel 4.4 Hasil uji t berpasangan ..............................................................47

Page 12: EFEK PEMBERIAN MINYAK KELAPA SAWIT DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37339/1/DESY...EFEK PEMBERIAN MINYAK KELAPA SAWIT DENGAN PEMANASAN BERULANG TERHADAP

xii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Contoh isomerisme geometrik ..................................................9

Gambar 2.2 Formasi emulsi lipid melalui kerja garam empedu ...................12

Gambar 2.3 Struktur skematik dan fungsi garam empedu ............................13

Gambar 2.4 Struktur skematik sebuah misel ................................................14

Gambar 2.5 Pencernaan dan penyerapan lemak ...........................................15

Gambar 2.6 Struktur umum lipoprotein plasma............................................16

Gambar 2.7 Pembentukan dan sekresi kilomikron dan VLDL .....................18

Gambar 2.8 Jalur metabolik kilomikron .......................................................19

Gambar 2.9 Jalur metabolik VLDL ..............................................................19

Gambar 2.10 Metabolisme triasilgliserol di jaringan adiposa ........................20

Gambar 2.11 Jalur metabolisme eksogen .......................................................21

Gambar 2.12 Jalur metabolisme endogen .......................................................22

Gambar 2.13 Jalur reverse cholesterol transport............................................23

Gambar 2.14 Mencit BALB/c .........................................................................27

Gambar 4.1 Grafik hasil kadar LDL mencit setelah perlakuan .....................42

Gambar 4.2 Perubahan berat badan Mencit per bulan setelah perlakuan .....46

Gambar 7.1 Minyak goreng kelapa sawit Sania® .......................................56

Gambar 7.2 Informasi nilai gizi minyak goreng kelapa sawit Sania® .........56

Gambar 7.3 Minyak setelah pemanasan ......................................................56

Gambar 7.4 Disimpan di dalam container botol ...........................................56

Gambar 7.5 Hot plate stirrer .........................................................................56

Gambar 7.6 Pipet...........................................................................................56

Gambar 7.7 Plate ELISA ..............................................................................57

Gambar 7.8 Tip beserta raknya .....................................................................57

Gambar 7.9 Beaker Glass..............................................................................57

Gambar 7.10 Handling mencit ........................................................................57

Gambar 7.11 Pengambilan darah ....................................................................57

Gambar 7.12 Darah ditampung .......................................................................58

Gambar 7.13 Keadaan mencit sebelum...........................................................58

Gambar 7.14 Keadaan mencit sebelum...........................................................58

Page 13: EFEK PEMBERIAN MINYAK KELAPA SAWIT DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37339/1/DESY...EFEK PEMBERIAN MINYAK KELAPA SAWIT DENGAN PEMANASAN BERULANG TERHADAP

xiii

Gambar 7.15 Keadaan mencit setelah .............................................................58

Gambar 7.16 Pencekokkan mencit..................................................................58

Gambar 7.17 Pemberian dosis dengan menimbang BB ..................................58

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Gambar Alat dan Bahan serta Proses Penelitian .......................56

Lampiran 2 Surat Persetujuan Etik ...............................................................59

Lampiran 3 Hasil Uji Data Statistik Berat Badan .........................................60

Lampiran 4 Hasil Uji Data Statistik LDL ....................................................64

Lampiran 5 Riwayat Penulis .........................................................................67

Page 14: EFEK PEMBERIAN MINYAK KELAPA SAWIT DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37339/1/DESY...EFEK PEMBERIAN MINYAK KELAPA SAWIT DENGAN PEMANASAN BERULANG TERHADAP

xiv

DAFTAR SINGKATAN

ABC-1 : Adenosine triphosphate-binding cassette transporter-1

ALJ : Asam lemak jenuh

ALTJ : Asam lemak tidak jenuh

ANOVA : Analysis of variance

Apo : Apoliprotein

CETP : Cholesterol ester transfer protein

ELISA : Enzyme-linked immunosorbent assay

FFA : Free fatty acid

HDL : High density lipoprotein

IDL : Intermediate density lipoprotein

KN : Kelompok negatif

K-Total : Kolesterol-total

LCAT : Lechitin cholesterol acyltransferase

LDL : Low density lipoprotein

LPL : Lipoprotein lipase

LRP : Lipoprotein receptor-related proteins

LSD : Least significant difference

LT : Leukotrien

LX : Lipoksin

MDP : Minyak dengan pemanasan

MTP : Minyak tanpa pemanasan

MUFA : Medium unsaturated fatty acid

NCEP : National Cholesterol Education Program

PEPCK : Phosphoenolpyruvate Carboxykinase

PGI : Prostaglandin

PJK : Penyakit jantung koroner

PUFA : Polyunsaturated fatty acid

RER : Rough endoplasmic reticulum

RISKESDAS : Riset kesehatan dasar

ROS : Reactive oxygen species

PPAR-α : Peroxisome proliferator-activated receptor alpha

SER : Soft endoplasmic reticulum

SFA : Saturated fatty acid

SRA : Scavenger receptor A

SREBP : Sterol Regulatory Element-Binding Protein

TG : Trigliserida

TX : Thromboxan

VLDL : Very low density lipoprotein

WHO : World health organization

Page 15: EFEK PEMBERIAN MINYAK KELAPA SAWIT DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37339/1/DESY...EFEK PEMBERIAN MINYAK KELAPA SAWIT DENGAN PEMANASAN BERULANG TERHADAP

1

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Berdasarkan data badan kesehatan dunia (WHO) tahun 2012 bahwa non

communicable disease terus memperlihatkan angka yang meningkat, terutama

PJK dan stroke yang menduduki urutan nomer satu dan dua sebagai penyebab

kematian (14,1 juta kematian) di seluruh dunia. Kejadian ini juga terjadi di

Indonesia. Dari data Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) tahun 2007 terdapat

0,8% angka kejadian stroke dan pada tahun 2013 menunjukkan prevalensi PJK di

Indonesia sebesar 1,5%.1 Diperkirakan pada 2020 mendatang 7,6 juta orang akan

meninggal karena stroke.2 Pasien kardiovaskular dan stroke banyak berusia

produktif sehingga mempengaruhi produktivitas masyarakat indonesia dan

meningkatkan biaya yang akan dikeluarkan Jamkesmas untuk penyembuhan dan

pengobatannya di tahun 2020.1

Salah satu faktor resiko PJK dan stroke yang cukup sering terjadi adalah

hiperlipidemia/dislipidemi yang sebenarnya suatu kondisi yang dapat

dimodifikasi. Terdapat hubungan yang kuat antara dislipidemia dan penyakit

kardiovaskular. Beberapa provinsi di Indonesia mempunyai prevalensi

dislipidemia ≥50%. Mengingat hal tersebut, tatalaksana dislipidemia seperti

penurunan kadar LDL dan berat badan adalah langkah yang penting sebagai

langkah pencegahan penyakit kardiovaskular.3

Dislipidemia adalah kelainan metabolisme lipid yang ditandai dengan

peningkatan maupun penurunan fraksi lipid plasma. Kadar fraksi lipid ini (yaitu:

Kolesterol Total, TG, HDL, serta LDL) memiliki peran penting dan erat

kaitannya satu dengan yang lain, terutama dalam patogenesis aterosklerosis.3,4

Dari total serum kolesterol, LDL berkontribusi 60-70% aterogenik utama

sehingga dijadikan target utama untuk penatalaksanaan dislipidemia. Dislipidemia

disebabkan oleh banyak faktor, yaitu5; faktor primer seperti riwayat penyakit

keluarga (genetik), dan faktor sekunder seperti konsumsi alkohol, merokok,

Page 16: EFEK PEMBERIAN MINYAK KELAPA SAWIT DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37339/1/DESY...EFEK PEMBERIAN MINYAK KELAPA SAWIT DENGAN PEMANASAN BERULANG TERHADAP

2

kurang aktifitas fisik, dan terutama pola makan dengan asupan kolesterol dan

lemak trans yang berlebihan(WHO 2011).2,6

Angka konsumsi minyak goreng di Indonesia terus melambung tinggi

tiap tahunnya, khususnya jenis minyak kelapa sawit pada sektor rumah tangga.

Hal ini menunjukan pola hidup masyarakat Indonesia lebih menyukai makanan

cepat saji yang cenderung berminyak dan digoreng beberapa kali dalam

penyajiannya.7 Penggunaan minyak kelapa sawit yang dipanaskan berulang ini

dapat menyebabkan pembentukan asam lemak trans yang dapat memicu sintesis

LDL yang tinggi melalui aktivasi SREBP.8 Asam lemak trans juga dicurigai dapat

menyebabkan inhibisi PPAR-α dan aktivasi PEPCK yang mengakibatkan

akumulasi TG sehingga terjadi peningkatan berat badan.9–11 Sebuah penelitian

preklinis yang dilakukan Kamsiah, dkk., 2012, pada hewan uji menunjukkan

peningkatan kadar LDL dan berat badan serta pembentukan plak aterom karena

pemberian minyak goreng kelapa sawit dengan pemanasan berulang.12,13

Berdasarkan penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa konsumsi

minyak goreng kelapa sawit dengan pemanasan berulang dapat menyebabkan efek

negatif terhadap kesehatan terutama terhadap penyakit kardiovaskular, melalui

peningkatan kadar fraksi lipid di dalam darah terutama kadar LDL yang memiliki

sifat paling aterogenik.3 Dengan efek lainnya berupa peningkatan berat badan.14

Sebelumnya belum ada penelitian yang membandingkan peningkatan kadar LDL

dan berat badan menggunakan minyak goreng kelapa sawit dari kemasan Sania®

tanpa pemanasan dan dengan pemanasan berulang. Oleh karena alasan di atas,

penelitian ini dilakukan untuk mengetahui efek pemberian minyak goreng kelapa

sawit dari kemasan Sania® yaitu jenis minyak goreng yang paling banyak

digunakan di Indonesia dengan pemanasan berulang, terhadap kadar LDL serum

dan berat badan pada mencit BALB/c.

1.2 Rumusan Masalah

Bagaimana efek pemberian minyak goreng kelapa sawit dengan

pemanasan berulang terhadap kadar LDL dan berat badan?

Page 17: EFEK PEMBERIAN MINYAK KELAPA SAWIT DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37339/1/DESY...EFEK PEMBERIAN MINYAK KELAPA SAWIT DENGAN PEMANASAN BERULANG TERHADAP

3

1.3 Hipotesis Penelitian

Pemberian minyak goreng kelapa sawit dengan pemanasan berulang

dapat meningkatkan kadar LDL dan berat badan.

1.4 Tujuan Penelitian

1.4.1 Tujuan Umum

Untuk mengetahui kadar LDL serum dan berat badan setelah pemberian

minyak goreng kelapa dengan pemanasan berulang pada mencit BALB/c.

1.4.2 Tujuan Khusus

1. Untuk Mengetahui kadar kolesterol total serum setelah pemberian

minyak kelapa sawit dengan pemanasan berulang dengan dosis, lama,

dan frekuensi pemanasan tertentu pada mencit BALB/c.

2. Untuk Mengetahui kadar trigliserida serum setelah pemberian minyak

kelapa sawit dengan pemanasan berulang dengan dosis, lama, dan

frekuensi pemanasan tertentu pada mencit BALB/c.

3. Untuk Mengetahui kadar LDL serum setelah pemberian minyak

kelapa sawit dengan pemanasan berulang dengan dosis, lama, dan

frekuensi pemanasan tertentu pada mencit BALB/c.

4. Untuk Mengetahui berat badan setelah pemberian minyak kelapa

sawit dengan pemanasan berulang dengan dosis, lama, dan frekuensi

pemanasan tertentu pada mencit BALB/c.

1.5 Manfaat Penelitian

1.5.1 Manfaat Institusi

Memberi informasi mengenai efek pemberian minyak goreng kelapa

sawit dan minyak goreng kelapa sawit dengan pemanasan berulang terhadap

kadar LDL darah dan berat badan mencit BALB/c sehingga dapat bermanfaat

untuk penelitian selanjutnya.

Page 18: EFEK PEMBERIAN MINYAK KELAPA SAWIT DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37339/1/DESY...EFEK PEMBERIAN MINYAK KELAPA SAWIT DENGAN PEMANASAN BERULANG TERHADAP

4

1.5.2 Manfaat Mahasiswa

1. Untuk melatih kemampuan melakukan riset dan penggunaan alat didalam

laboratorium.

2. Untuk meningkatkan skill critical dan analitical thinking peneliti dari

permasalahan yang sering terjadi dalam kehidupan sehari-hari.

3. Menambah pengetahuan peneliti mengenai kandungan dan efek

penggunaan minyak goreng kelapa sawit dengan beberapa variable yang

telah disebutkan terhadap patogenesis non-communicable disease

khususnya dislipidemia dan penyakit kardiovaskular.

1.5.3 Manfaat Masyarakat

Memberi informasi mengenai efek negatif konsumsi minyak goreng

kelapa sawit dan minyak goreng kelapa sawit dengan pemanasan berulang

terhadap kadar LDL dan berat badan serta komplikasi yang dapat ditimbulkannya,

sehingga dapat bermanfaat untuk mencari alternatif proses pengolahan makanan

yang lebih sehat.

Page 19: EFEK PEMBERIAN MINYAK KELAPA SAWIT DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37339/1/DESY...EFEK PEMBERIAN MINYAK KELAPA SAWIT DENGAN PEMANASAN BERULANG TERHADAP

5

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Landasan Teori

2.1.1 Lipid

Lipid adalah sekelompok senyawa heterogen, meliputi lemak, minyak,

steroid, malam(wax), dan senyawa terkait, yang berkaitan lebih karena sifat

fisiknya daripada sifat kimianya. Memiliki sifat umum berupa (1) relatif tidak

larut dalam air/hidrofobik dan (2) larut dalam pelarut nonpolar/hidrofobik

misalnya eter dan kloroform. Lipid amfipatik juga mengandung satu atau lebih

gugus polar, yang cocok sebagai konstituen membran pada pertemuan air:lemak.15

Lipid merupakan konstituen makanan yang penting karena nilai

energinya yang tinggi, manfaat vitamin larut-lemaknya dan kandungan asam

lemak esensialnya. Lemak disimpan di jaringan adiposa, jaringan ini juga

berfungsi sebagai insulator panas di jaringan subkutan dan sekitar organ tertentu.

Lipid nonpolar berfungsi sebagai insulator listrik sehingga dapat menjalarkan

gelombang depolarisasi yang cepat di sepanjang saraf bermielin. Kombinasi lipid

dan protein (lipoprotein) berfungsi sebagai pengangkut lipid dalam darah. Lipid

memiliki peran sangat penting dalam nutrisi serta kesehatan, tetapi dalam kondisi

yang lain lipid juga dapat menyebabkan beragam penyakit seperti obesitas,

diabetes melitus, dan aterosklerosis.15,16

2.1.1.1 Klasifikasi lipid

Lipid diklasifikasikan menjadi lipid sederhana atau kompleks

berdasarkan bahan penyusun lipid.15

1. Lipid Sederhana : adalah ester asam lemak dengan berbagai alkohol

a. Lemak (fat): adalah ester asam lemak dengan gliserol.

Minyak(oil) adalah lemak dalam keadaan cair.

b. Malam (wax): adalah ester asam lemak dengan alkohol monohidrat

berberat molekul tinggi.

Page 20: EFEK PEMBERIAN MINYAK KELAPA SAWIT DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37339/1/DESY...EFEK PEMBERIAN MINYAK KELAPA SAWIT DENGAN PEMANASAN BERULANG TERHADAP

6

2. Lipid kompleks: adalah ester asam lemak yang mengandung gugus-

gugus selain alkohol dan asam lemak.

a. Fosfolipid: adalah lipid yang mengandung suatu residu asam

fosfor, selain asam lemak dan alkohol. Seperti gliserofosfolipid

dan sfingofosfolipid.

b. Glikolipid (glikosfingolipid): adalah lipid yang mengandung asam

lemak, sfingosin, dan karbohidrat.

c. Lipid kompleks lain: adalah lipid seperti sulfolipid dan aminolipid.

Lipoprotein juga dapat dimasukkan ke dalam kelompok ini.

3. Prekursor dan lipid turunan: kelompok ini mencakup asam lemak,

gliserol, steroid, alkohol lain, aldehida lemak, dan badan keton,

hidrokarbon, vitamin larut-lemak, dan hormon.

4. Lipid netral: karena tidak bermuatan, contohnya adalah asilgliserol

(gliserida), kolesterol, dan ester kolesteril. Kolesterol, suatu lipid

amfifatik adalah molekul induk yang menjadi sumber terbentuknya

steroid lain di tubuh, termasuk hormon-hormon utama.

2.1.1.2 Asam Lemak

Lemak terdiri dari ester trigliserida (TG) gliserol yang terikat asam lemak

pada rantai utamanya. Asam lemak ini berupa rantai karbon (C) dengan gugus

karboksil (COOH). Pada salah satu ujungnya (H) dapat berikatan kembali dengan

molekul lain. TG adalah bentuk simpanan utama asam lemak. Yaitu mono- dan

diasilgliserol, dengan satu atau dua asam lemak teresterifikasi dengan gliserol,

juga ditemukan di jaringan. Senyawa senyawa ini penting dalam sintesis dan

hidrolisis TG.15

Asam lemak diklasifikasikan ke dalam beberapa bentuk berdasarkan;

panjang rantai karbon, derajat kejenuhan, isomer geometrik. Klasifikasi asam

lemak, digolongkan berdasarkan 3 hal tersebut menjadi17 :

1. Panjang Rantai Karbon:

a. Rantai pendek (terdiri dari C2-C6),

b. Rantai sedang (terdiri dari C8-C12),

c. Rantai panjang (terdiri dari C14-C24);

Page 21: EFEK PEMBERIAN MINYAK KELAPA SAWIT DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37339/1/DESY...EFEK PEMBERIAN MINYAK KELAPA SAWIT DENGAN PEMANASAN BERULANG TERHADAP

7

2. Derajat Kejenuhan:

a. Asam Lemak Jenuh (Saturated Fatty Acid/SFA)

Rantai hidrokarbon tak memiliki ikatan rangkap. Contoh : Asam

Lemak Stearat (18:0).

b. Asam lemak tak jenuh tunggal (MonoUnsaturated Fatty

Acid/MUFA)

Rantai hidrokarbon memiliki 1 (satu) ikatan rangkap.

c. Asam Lemak Tak Jenuh Jamak (PolyUnsaturated Fatty

Acid/PUFA)

Rantai hidrokarbon memiliki 2 (dua) atau lebih ikatan rangkap.

3. Isomer Geometrik:

a. Asam Lemak Tak Jenuh “cis” (bentuk alami)

Atom-atom hidrogennya terletak disisi yang sama dari rantai

hidrokarbon. Contoh : Asam lemak oleat (cis-D9-C18:1).

b. Asam Lemak Tak Jenuh “trans” (bentuk tidak alami)

Atom-atom hidrogennya terletak disisi yang berlawanan dari rantai

hidrokarbon. Contoh : Asam lemak elaidat (trans-D9-C18:1).

Komposisi minyak dengan golongan asam lemak yang menyusunnya

sangat berpengaruh terhadap proses pencernaan serta metabolisme dalam tubuh,

kaitan dengan penyakit jantung koroner dan aterosklerosis, khususnya mengenai

kadar lemak serum dan kolesterol yang tinggi (hiperlipidemia).17

Asam lemak di dalam tubuh terutama terdapat sebagai ester dalam

minyak dan lemak alami, tetapi di dalam plasma terdapat dalam bentuk tak

teresterifikasi sebagai asam lemak bebas, yakni suatu bentuk transpor. Asam

lemak yang terdapat dalam lemak alami biasanya mengandung atom karbon

Page 22: EFEK PEMBERIAN MINYAK KELAPA SAWIT DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37339/1/DESY...EFEK PEMBERIAN MINYAK KELAPA SAWIT DENGAN PEMANASAN BERULANG TERHADAP

8

berjumlah genap. Rantai tersebut dapat bersifat jenuh (tidak mengandung ikatan

rangkap) atau tidak jenuh (mengandung satu atau lebih ikatan rangkap).15

2.1.1.3 Asam Lemak Jenuh dan Tidak Jenuh

A. Asam Lemak Jenuh

Asam lemak jenuh tidak mengandung ikatan rangkap. Digambarkan

berbasis asam asetat (CH3-COOH) sebagai anggota pertama rangkaian dengan –

CH2 ditambahkan secara bertahap di antara gugus CH3-dan –COOH terminal.15

Tabel 2.1 Contoh Asam Lemak Jenuh15

Asam lemak jenuh lain yang lebih tinggi dari rangkaian ini terutama

terdapat di malam (wax). Beberapa asam lemak rantai bercabang juga pernah

diisolasi dari sumber nabati dan hewani.15

Rantai karbon asam lemak jenuh membentuk suatu pola zig-zag jika

direntangkan pada suhu rendah. Pada suhu tinggi, sebagian ikatan berputar, dan

menyebabkan rantai memendek yang menjelaskan mengapa biomembran lebih

tipis seiring dengan meningkatnya suhu.15

Nama

Umum

Jumlah

Atom C

Sumber

Asetat 2 Produk akhir utama pada fermentasi karbohidrat oleh

organisme pemamah biak

Butirat

Valerat

Kaproat

4

5

6

Pada lemak tertentu dalam jumlah sedikit (terutama

mentega). Suatu produk akhir fermentasi karbohidrat oleh

organisme pemamah biak1

Laurat 12 Spermaseti, kayu manis, biji pohon palem (palm kernel),

minyak kelapa, pohon salam, mentega

Miristat 14 Pala, biji pohon palem, minyak kelapa, myrtle, mentega

Palmitat 16 Banyak di semua lemak hewani dan nabati Stearat 18

Page 23: EFEK PEMBERIAN MINYAK KELAPA SAWIT DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37339/1/DESY...EFEK PEMBERIAN MINYAK KELAPA SAWIT DENGAN PEMANASAN BERULANG TERHADAP

9

B. Asam Lemak Tak Jenuh

Asam lemak tak jenuh mengandung satu atau lebih ikatan rangkap, dan

dapat dibagi kembali menjadi15:

1. Asam tidak-jenuh tunggal (monoetenoid, monoenoat) yang

mengandung satu ikatan rangkap.

2. Asam tidak-jenuh ganda (polietenoid, polienoat) yang mengandung

dua atau lebih ikatan rangkap.

3. Eikosanoid yaitu senyawa yang berasal dari asam lemak polienoat (20

atom karbon) eikosa ini, terdiri dari prostanoid, leukotrien (LT), dan

lipoksin (LX).

Pada asam lemak tak-jenuh ditemukan suatu tipe isomerisme geometrik,

bergantung pada orientasi atom atau gugus di sekitar sumbu ikatan rangkap yang

tidak memungkinkan rotasi. Jika rantai asil terletak di sisi yang sama dengan

ikatan, terbentuk ikatan rangkap cis-, seperti pada asam lemak oleat; jika rantai

asil terletak di sisi berlawanan, terbentuk ikatan trans-, seperti pada asam lemak

elaidat, yaitu isomer trans asam lemak oleat.15

Gambar 2.1 Contoh Isomerisme Geometrik16

Asam lemak tak-jenuh yang memiliki fungsi nutrisi dan fisiologis antara

lain seperti pada tabel 2.2 berikut15:

Page 24: EFEK PEMBERIAN MINYAK KELAPA SAWIT DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37339/1/DESY...EFEK PEMBERIAN MINYAK KELAPA SAWIT DENGAN PEMANASAN BERULANG TERHADAP

10

Tabel 2.2 Contoh Asam Lemak Tidak Jenuh15

Jumlah Atom C

dan Jumlah &

Posisi Ikatan

Rangkap

Famili

Nama

Umum

Nama Sistematik

Keberadaan

Asam monoenoat (satu ikatan rangkap)

16:1;9 ω7 Palmitoleat cis-9-Heksadesenoat Pada hampir semua

lemak.

18:1;9

ω9

Oleat cis-9-Oktadesenoat

Mungkin asam lemak

tersering dalam lemak

alami, tinggi dalam olive

oil.

18:1;9 ω9 Elaidat trans-9-Oktadesenoat Lemak terhidrogenasi

dan ruminansia.

Asam dienoat (dua ikatan rangkap)

18:2;9,12 ω6 Linoleat all-cis-9,12-

Oktadekadienoat

Jagung, kacang tanah,

biji kapas, kedelai, dan

banyak minyak nabati.

Asam trienoat (tiga ikatan rangkap)

18:3;6,9,12 ω6 γ-Linolenat all-cis-6,9,12-

Oktadekadienoat

Sebagian tumbuhan,

misalnya minyak

evening primrose,

minyak borage; asam

lemak minor pada

hewan.

18:3;9,12,15 ω3 α-Linolenat all-cis-9,12,15-

Oktadekadienoat

Sering ditemukan

bersama asam linoleat,

tetapi terutama pada

minyak biji rami.

Asam tetraenoat (empat ikatan rangkap)

20:4;5,8,11,14 ω6 Arakidonat all-cis-5,8,11,14-

Eikosatetraenoat

Ditemukan dalam lemak

hewan; komponen

penting fosfolipid pada

hewan.

Asam pentaenoat (lima ikatan rangkap)

20:5;5,8,11,14,17 ω3 Timnodonat all-cis-5,8,11,14,17-

Eikosapentaenoat

Komponen penting pada

minyak ikan, misalnya

hati ikan cod, mackerel,

menhaden, minyak

salmon.

Asam heksaenoat (enam ikatan rangkap)

22:6;4,7,10,13,16,1

9 ω3 Servonat

all-cis-4,7,10,13,16,19-

Dokosaheksaenoat

Minyak ikan, fosfolipid

dalam otak.

Page 25: EFEK PEMBERIAN MINYAK KELAPA SAWIT DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37339/1/DESY...EFEK PEMBERIAN MINYAK KELAPA SAWIT DENGAN PEMANASAN BERULANG TERHADAP

11

Ikatan rangkap pada hampir semua asam lemak rantai panjang tak-jenuh

alami berada dalam konfigurasi cis; molekul “tertekuk” 120 derajat di ikatan

rangkap. Oleh sebab itu, asam lemak oleat memiliki bentuk L, sedangkan asam

lemak elaidat tetap “lurus”.15

Penambahan jumlah ikatan rangkap cis di suatu asam lemak

menghasilkan berbagai kemungkinan bentuk spasial molekul. Hal ini berdampak

besar bagi pengemasan molekul di membran sel dan pada posisi yang ditempati

oleh asam lemak dalam molekul yang lebih kompleks seperti fosfolipid. Ikatan

rangkap trans mengubah hubungan spasial ini.15

Asam lemak trans terdapat di makanan tertentu sebagai produk

sampingan saturasi asam lemak selama hidrogenasi, atau “pengerasan”

(hardening) minyak alami pada pembuatan margarin (yang menyebabkan

pengembangan teknologi untuk memproduksi margarin lembut dengan sedikit

lemak trans), atau pencernaan lemak ruminansia. Konsumsi asam lemak trans

tidak baik untuk kesehatan dan berkaitan dengan peningkatan risiko berbagai

penyakit termasuk penyakit kardiovaskular dan diabetes melitus.15

2.1.2 Pencernaan, Penyerapan dan Metabolisme Lipid

2.1.2.1 Pencernaan dan Penyerapan Lipid

Lipid adalah salah satu bahan makanan yang diperlukan tubuh sehingga

harus dikonsumsi setiap hari dalam jumlah tertentu. Bentuk dan komposisinya

secara fisik dan kimiawi berbeda dengan yang lain maka lipid sendiri memiliki

proses pencernaan, penyerapan dan metabolisme yang khusus. Karena sifat

hidrofobiknya maka lipid harus menjalani serangkaian transformasi fisik dan

kimiawi untuk mengatasi masalah ini selama pencernaan dan penyerapannya.18

A. Emulsifikasi dan Pencernaan Lipid

Ketika isi lambung masuk ke dalam duodenum, lemak yang tertelan

bergumpal membentuk agregat berukuran besar. Melalui efek deterjen garam

empedu di lumen usus halus, butiran besar ini terurai menjadi butiran halus

sehingga luas permukaan lemak untuk dicerna oleh lipase pankreas sangat

meningkat. Produk pencernaan lipase (monogliserida dan asam lemak bebas) juga

Page 26: EFEK PEMBERIAN MINYAK KELAPA SAWIT DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37339/1/DESY...EFEK PEMBERIAN MINYAK KELAPA SAWIT DENGAN PEMANASAN BERULANG TERHADAP

12

tidak terlalu larut air, sehingga sangat sedikit dari produk-produk akhir

pencernaan lemak ini yang dapat berdifusi menembus kimus cair untuk mencapai

lapisan absorptif usus. Namun, komponen-komponen empedu mempermudah

penyerapan produk-produk akhir asam lemak ini dengan membentuk misel.18

Garam empedu membantu pencernaan dan penyerapan lemak. Dengan

pengubahan globulus (gumpalan) lemak besar menjadi butiran dengan diameter 1

mm dan membentuk suspensi di dalam kimus cair sehingga luas permukaan yang

tersedia untuk lipase pankreas berkerja bertambah.18

Molekul garam empedu mengandung bagian yang larut lemak (suatu

steroid yang berasal dari kolesterol) plus bagian larut air yang bermuatan negatif.

Garam empedu terserap di permukaan butiran lemak, yaitu bagian larut lemak dan

meninggalkan bagian larut air menonjol dari permukaan butiran lemak tersebut.18

Gambar 2.2 Formasi emulsi lipid melalui kerja garam empedu18

Gerakan mencampur oleh usus memecah butiran lemak besar menjadi

butiran yang lebih kecil. Butiran kecil ini akan cepat bergabung kembali jika tidak

ada garam empedu yang terserap di permukaannya dan menciptakan selubung

muatan negatif larut air di permukaan setiap butiran kecil. Karena muatan yang

sama akan saling tolak-menolak, maka gugus bermuatan negatif di permukaan

butiran lemak menyebabkan butiran tersebut saling menjauh dan mencegah

bergabung kembali sehingga dapat meningkatkan luas permukaan yang tersedia

untuk kerja lipase.18

Page 27: EFEK PEMBERIAN MINYAK KELAPA SAWIT DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37339/1/DESY...EFEK PEMBERIAN MINYAK KELAPA SAWIT DENGAN PEMANASAN BERULANG TERHADAP

13

Gambar 2.3 Struktur skematik dan fungsi garam empedu18

Meskipun garam empedu meningkatkan luas permukaan yang tersedia

untuk diproses oleh enzim lipase pankreas, namun lipase saja tidak dapat

menembus lapisan garam empedu yang terserap di permukaan butiran halus

emulsi lemak. Pankreas mengeluarkan kolipase dan bersama dengan lipase akan

berikatan dengan garam empedu di permukaan butiran lemak sehingga lipase

melekat ke tempat kerjanya.18

Setelah produk pencernaan lipase terbentuk, maka produk tersebut harus

dibungkus dengan misel. Misel terbentuk dari konstituen empedu (garam empedu,

lesitin, dan kolesterol), yang disekresikan oleh hati dan dikeluarkan ke dalam

duodenum melalui sfingter oddi ketika kimus sampai ke duodenum. Konstituen

empedu tersebut menyatu untuk membentuk misel yang terdiri dari selubung

hidrofilik (larut air) dan inti hidrofobik (larut lemak) membentuk selubung misel

dengan diameter 4-7nm.18

Page 28: EFEK PEMBERIAN MINYAK KELAPA SAWIT DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37339/1/DESY...EFEK PEMBERIAN MINYAK KELAPA SAWIT DENGAN PEMANASAN BERULANG TERHADAP

14

Gambar 2.4 Struktur skematik sebuah misel18

Misel bergerak ke permukaan absorptif usus halus. Bahan larut lemak

terpenting yang diangkut di dalam misel adalah produk-produk pencernaan lemak

(monogliserida dan asam lemak bebas) serta vitamin larut lemak. Jika tidak

menggunakan misel, berbagai nutrien ini akan mengapung di permukaan kimus

dan tidak pernah mencapai permukaan absortif usus halus.15

B. Penyerapan Lemak

Setelah misel mencapai membran luminal sel epitel, monogliserida dan

asam lemak bebas secara pasif berdifusi dengan membran sel epitel untuk masuk

ke interior sel ini. Kemudian, misel dapat menyerap monogliserida dan asam

lemak bebas yang lain, yang telah dihasilkan dari pencernaan molekul-molekul

TG lain dalam emulsi lemak.15

Page 29: EFEK PEMBERIAN MINYAK KELAPA SAWIT DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37339/1/DESY...EFEK PEMBERIAN MINYAK KELAPA SAWIT DENGAN PEMANASAN BERULANG TERHADAP

15

Gambar 2.5 Pencernaan dan penyerapan lemak19

Setelah berada di dalam sel epitel, monogliserida dan asam lemak bebas

di resintesis menjadi TG. TG ini menyatu menjadi butiran-butiran lalu dibungkus

oleh suatu lapisan lipoprotein (disintesis oleh retikulum endoplasma sel epitel),

yang menyebabkan butiran lemak tersebut larut air. Lipoprotein ini disebut

sebagai kilomikron yang dikeluarkan oleh eksositosis dari sel epitel ke dalam

cairan interstisium di dalam villus. Kilomikron kemudian masuk ke lakteal

sentral.18

Page 30: EFEK PEMBERIAN MINYAK KELAPA SAWIT DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37339/1/DESY...EFEK PEMBERIAN MINYAK KELAPA SAWIT DENGAN PEMANASAN BERULANG TERHADAP

16

2.1.2.2 Metabolisme, Pengangkutan, dan Penyimpanan Lipid

Lemak (fat) yang di absorbsi dari makanan dan lipid yang disintesis oleh

hati dan jaringan adiposa harus dapat di transpor ke jaringan dan organ lain untuk

dapat digunakan atau disimpan. Karena lipid tidak larut air, lipid di transpor

dengan menggabungkan antara lipid nonpolar (TG dan ester kolesteril) dengan

lipid amfipatik (fosfolipid dan kolesterol) serta protein untuk menghasilkan

lipoprotein yang dapat bercampur dengan air. Lipid plasma terdiri dari TG (16%),

fosfolipid (30%), kolesterol (14%), dan ester kolesteril (36%) serta sedikit asam

lemak rantai-panjang tak-teresterifikasi (Asam lemak bebas, FFA) (4%).15

Struktur lipoprotein plasma hampir menyerupai membran plasma,

sejumlah kecil ester kolesteril dan TG dapat ditemukan di lapisan permukaan dan

sedikit kolesterol bebas di bagian inti.15

Gambar 2.6 Struktur umum lipoprotein plasma15

Karena lemak kurang padat daripada air, berat jenis (densitas) lipoprotein

menurun seiring dengan peningkatan proporsi lipid terhadap protein. Empat

kelompok utama lipoprotein yang penting secara fisiologis dan penting dalam

diagnosis klinis adalah15 :

1. Kilomikron yang berasal dari penyerapan TG dan lipid lain di usus,

juga merupakan lipoprotein yang mengangkut lipid dari usus. Lipid

Page 31: EFEK PEMBERIAN MINYAK KELAPA SAWIT DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37339/1/DESY...EFEK PEMBERIAN MINYAK KELAPA SAWIT DENGAN PEMANASAN BERULANG TERHADAP

17

utamanya adalah TG. Mengangkut lipid yang dihasilkan dari

pencernaan dan penyerapan.

2. Lipoprotein berdensitas sangat rendah/VLDL (very low density

lipoproteins) atau prolipoprotein-β yang berasal dari hati untuk ekspor

TG. Lipid utamanya adalah TG. Mengangkut TG dari hati.

3. Lipoprotein berdensitas rendah/LDL (low density lipoprotein) atau

lipoprotein-β yang menggambarkan suatu tahap akhir metabolisme

VLDL. Lipid utamanya adalah kolesterol. Apoliprotein utama pada

LDL adalah apoliprotein B (B-100), juga ditemukan pada VLDL.

Menyalurkan kolesterol ke jaringan.

4. Lipoprotein berdensitas tinggi/HDL (high density lipoprotein) atau

lipoprotein-α berperan dalam transpor kolesterol dan pada

metabolisme VLDL dan kilomikron. Lipid utamanya adalah

fosfolipid. Apoliprotein utama pada HDL disebut A. Membawa

kolesterol keluar jaringan dan mengembalikannya ke hati untuk

diekskresikan dalam proses yang dikenal sebagai transpor kolesterol

terbalik (reverse cholesterol transport).

Tabel 2.3 Komposisi Lipoprotein dalam Plasma Manusia15

Lipoprotein Sumber

Garis

Tengah

(nm)

Densitas

(g/ml)

Komposisi Komponen Lipid

Utama

Protein

(%)

Lipid

(%)

Kilomikron Usus 90-1000 <0,95 1-2 98-99 Triasilgliserol

Sisa

kilomikron Kilomikron 45-150 <1,006 6-8 92-94

Triasilgliserol,

fosfolipid,

kolesterol

VLDL Hati (usus) 30-90 0,95-

1,006 7-10 90-93 Triasilgliserol

IDL VLDL 25-35 1,006-

1,019 11 89

Triasilgliserol,

kolesterol

LDL VLDL 20-25 1,019-

1,063 21 79 Kolesterol

HDL

Hati, usus,

VLDL,

Kilomikron

Fosfolipid,

kolesterol

HDL1 20-25 1,019-

1,063 32 68

Page 32: EFEK PEMBERIAN MINYAK KELAPA SAWIT DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37339/1/DESY...EFEK PEMBERIAN MINYAK KELAPA SAWIT DENGAN PEMANASAN BERULANG TERHADAP

18

HDL2 10-20 1,063-

1,125 33 67

HDL3 5-10 1,125-

1,210 57 43

Praβ-HDL3 <5 >1,210

Albumin/asam

lemak bebas

Jaringan

adiposa >1,281 99 1

Asam lemak

bebas

Gambar 2.7 Pembentukan dan sekresi kilomikron dan VLDL16

Gambar 2.7 adalah pembentukan dan sekresi (A) kilomikron oleh sebuah

sel usus dan (B) lipoprotein berdensitas sangat rendah oleh sebuah sel hati (RER,

retikulum endoplasma kasar; SER, retikulum endoplasma halus, G, badan golgi;

N, nukleus; C, kilomikron’ VLDL, lipoprotein berdensitas; E, endotel; SD, ruang

disse, mengandung plasma darah). Apolipoprotein B, yang disintesis di RER,

bergabung dengan lipoprotein di SER, tempat utama sintesis TG. Setelah

penambahan resido karbohidrat di G, zat ini dibebaskan dari sel melalui proses

pinositosis rerbalik (reverse pinocytosis). Kilomikron masuk ke dalam sistem

limfe. VLDL disekresikan ke dalam ruang disse dan kemudian ke dalam sinusoid

melalui fenestra di lapisan endotel.15

VLDL dan kilomikron dalam plasma bertemu lipoprotein lipase untuk

dapat dihidrolisis. Lipoprotein lipase ini berasal dari lapisan endotel dan

diaktifkan menggunakan kofaktor fosfolipid dan apo C-II. Hidrolisis TG

Page 33: EFEK PEMBERIAN MINYAK KELAPA SAWIT DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37339/1/DESY...EFEK PEMBERIAN MINYAK KELAPA SAWIT DENGAN PEMANASAN BERULANG TERHADAP

19

berlangsung secara progresif menjadi diasilgliserol kemudian menjadi monoasil

gliserol dan akhirnya menjadi asam lemak bebas dan gliserol. Asam lemak bebas

kembali ke sirkulasi dan mengikat albumin atau kebanyakan diangkut ke dalam

jaringan. Hidrolisis VLDL diperantarai oleh reseptor VLDL dengan mengikat

VLDL dan membawanya untuk berkontak dengan lipoprotein lipase.15

Reaksi hidrolisis oleh lipoprotein lipase menyebabkan lenyapnya sekitar

90% TG kilomikron dan lenyapnya apo-C (yang kembali ke HDL), tetapi bukan

apo E yang tetap dipertahankan dan mengawali pembentukan kilomikron sisa.

Kilomikron sisa ini kaya akan ester kolesteril dan kolesterol karena berkurangnya

TG. Perubahan serupa terjadi pada VLDL yaitu pembentukan VLDL sisa/IDL.15

Gambar 2.8 Jalur metabolik kilomikron16

Gambar 2.9 Jalur metabolik VLDL16

Page 34: EFEK PEMBERIAN MINYAK KELAPA SAWIT DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37339/1/DESY...EFEK PEMBERIAN MINYAK KELAPA SAWIT DENGAN PEMANASAN BERULANG TERHADAP

20

Sisa kilomikron diserap oleh hati melalui endositosis, dan ester kolesteril

serta TG didalamnya kemudian dihidrolisis dan dimetabolisme. Penyerapannya

diperantarai oleh apo E, melalui dua reseptor dependen-apo E, reseptor LDL (apo

B-100, E) dan LRP (Lipoprotein receptor-related proteins).15

Selanjutnya LDL dimetabolisme melalui reseptor LDL pada hati dan

jaringan ekstrahepatik lainnya. Setelah terjadi pengikatan, LDL diserap secara

utuh melalui proses endositosis. Apoprotein dan ester kolesteril kemudian

dihidrolisis di lisosom, dan kolesterol dipindahkan ke dalam sel.15

Gambar 2.10 Metabolisme triasilgliserol di jaringan adiposa15

Kilomikron, VLDL, dan sisa lipoprotein di metabolisme dan

kandungannya disimpan didalam jaringan hati dan jaringan adiposa. TG sebagai

komponen kilomikron dan VLDL disimpan di jaringan adiposa melalui proses

lipogenesis. TG disimpan dalam bentuk droplet lipid besar dan secara terus-

meners mengalami lipolisis (hidrolisis) dan re-esterifikasi. Akumulasi TG dan

penyimpanannya di dalam adiposit yang banyak dan secara terus menerus ini

menyebabkan hipertrofi adiposit. Pembesaran adiposit terus menerus ini di

kemudian hari menyebabkan peningkatan bobot tubuh dan menghasilkan

adipokin yang bertanggungjawab atas terjadinya penyakit yang disebut

obesitas.15,19

Page 35: EFEK PEMBERIAN MINYAK KELAPA SAWIT DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37339/1/DESY...EFEK PEMBERIAN MINYAK KELAPA SAWIT DENGAN PEMANASAN BERULANG TERHADAP

21

2.1.3 Metabolisme Lipid dan Metabolisme Kadar LDL

Metabolisme lipid dan lipoprotein dapat dibagi atas 3 jalur yaitu jalur

metabolisme eksogen, jalur metabolisme endogen dan jalur reverse kolesterol

transport. Kedua jalur pertama berhubungan dengan metabolisme LDL dan

trigliserida, sedangkan jalur reverse transport khusus mengenai metabolisme

HDL.6

2.1.3.1 Jalur Metabolisme Eksogen

Makanan berlemak yang kita makan terdiri atas TG dan kolesterol. Selain

kolesterol yang berasal dari makanan, dalam usus juga terdapat kolesterol dari hati

yang diekskresi bersama empedu ke usus halus. Lemak di usus halus yang berasal

dari makanan maupun yang berasal dari hati disebut lemak eksogen. TG dan

kolesterol dalam usus halus akan diserap ke dalam enterosit mukosa usus halus.

TG akan diserap sebagai asam lemak bebas sedang kolesterol sebagai kolesterol.

Di dalam usus halus asam lemak bebas akan diubah lagi menjadi TG, sedangkan

kolesterol akan mengalami esterifikasi menjadi kolesterol ester dan keduanya

bersama dengan fosfolipid dan apolipoprotein akan membentuk lipoprotein yang

dikenal dengan kilomikron. Kilomikron ini akan masuk ke saluran limfe dan

akhirnya melalui duktus torasikus akan masuk kedalam aliran darah. TG dan

kilomikron akan mengalami hidrolisis dan akan dibawa ke hati.6

Gambar 2.11 Jalur metabolisme eksogen6

Page 36: EFEK PEMBERIAN MINYAK KELAPA SAWIT DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37339/1/DESY...EFEK PEMBERIAN MINYAK KELAPA SAWIT DENGAN PEMANASAN BERULANG TERHADAP

22

2.1.3.2 Jalur Metabolisme Endogen

TG dan kolesterol yang disintesis di dalam hati membentuk lipoprotein

VLDL. Apolipoprotein yang terkandung dalam VLDL adalah apoliporotein B

100. Dalam sirkulasi, TG di VLDL akan mengalami hidrolisis oleh enzim

lipoprotein lipase (LPL), dan VLDL berubah menjadi IDL yang juga akan

mengalami hidrolisis dan berubah menjadi LDL. Sebagian dari VLDL, IDL, LDL

akan mengangkut kolesterol ester kembali ke hati. LDL adalah lipoprotein yang

paling banyak mengandung kolesterol.15 Sebagian dari LDL akan dibawa ke hati

dan jaringan lainnya seperti kelenjar adrenal, testis, dan ovarium yang mempunyai

reseptor untuk LDL. Sebagian lagi dari LDL akan mengalami oksidasi dan

ditangkap oleh reseptor scavenger-A (SR-A) di makrofag dan akan menjadi sel

busa (foam cell). Makin banyak kadar LDL dalam plasma makin banyak yang

akan mengalami oksidasi dan ditangkap oleh sel makrofag.6

Jumlah kolesterol yang akan teroksidasi tergantung dari LDL. Beberapa

keadaan yang mempengaruhi tingkat oksidasi seperti :

a. Meningkatnya jumlah LDL kecil padat (small dense LDL) seperti pada

sindrom metabolik dan diabetes melitus.

b. Kadar HDL, makin tinggi HDL akan bersifat protektif terhadap

oksidasi LDL.6

Gambar 2.12 Jalur metabolisme endogen.6

Page 37: EFEK PEMBERIAN MINYAK KELAPA SAWIT DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37339/1/DESY...EFEK PEMBERIAN MINYAK KELAPA SAWIT DENGAN PEMANASAN BERULANG TERHADAP

23

2.1.3.3 Jalur Reverse Cholesterol Transport

HDL dilepaskan sebagai partikel kecil miskin kolesterol yang

mengandung apolipoprotein A, C, dan E; dan disebut HDL nascent. HDL nascent

berasal dari usus halus dan hati, mempunyai bentuk gepeng dan mengandung

apolipoprotein AI. HDL nascent akan mendekati makrofag untuk mengambil

kolesterol yang tersimpan di makrofag. Setelah mengambil kolesterol dari

makrofag, HDL nascent berubah menjadi HDL dewasa yang berbentuk bulat.

Agar dapat diambil oleh HDL nascent, (kolesterol bebas) di bagian dalam

makrofag harus dibawa ke permukaan membran sel makrofag oleh transporter

yang disebut adenosine triphosphate-binding cassette transporter-1(ABC-1).6

Setelah mengambil kolesterol bebas dari makrofag, kolesterol bebas akan

diesterifikasi menjadi kolesterol ester oleh enzim lechitin cholesterol

acyltransferase (LCAT). Selanjutnya sebagian kolesterol ester yang oleh HDL

akan mengambil dua jalur. Jalur pertama adalah ke hati dan ditangkap oleh

scavenger receptor class B type 1 yang dikenal dengan SR-B1. Jalur kedua adalah

kolesterol ester dalam HDL akan dipertukarkan dengan TG dari VLDL dan IDL

dengan bantuan cholesterol ester transfer protein (CETP). Dengan demikian

fungsi HDL sebagai penyerap kolesterol dari makrofag mempunyai dua jalur yaitu

langsung ke hati dan jalur tidak langsung melalui VLDL dan IDL untuk

membawa kolesterol kembali ke hati.6

Gambar 2.13 Jalur reverse cholesterol transport.6

Page 38: EFEK PEMBERIAN MINYAK KELAPA SAWIT DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37339/1/DESY...EFEK PEMBERIAN MINYAK KELAPA SAWIT DENGAN PEMANASAN BERULANG TERHADAP

24

2.1.4 Kandungan Minyak Kelapa Sawit

Minyak kelapa sawit mengandung ALJ dan ALTJ, dengan perbandingan

jumlah yang hampir sama dan didominasi oleh ALJ rantai panjang (C14-C24).

Macam ALJ rantai panjang yang menyusun minyak kelapa sawit ini terdiri dari

asam lemak miristat (C18:0), asam lemak palmitat (C16:0), asam lemak stearat

(C18:0), dan asam lemak arachidat (C20:0), di dominasi oleh asam lemak

palmitat. ALJ rantai sedang /medium yang menyusun terdiri dari asam lemak

laurat (C12:0) saja. ALTJ tunggal yang menyusun terdiri dari asam lemak oleat

(cis C18:1 ω-9). ALTJ ganda yang menyusun terdiri dari asam lemak linolenat (cis

C18:3 ω-3). Apabila ALJ dikonsumsi dalam jumlah yang banyak dapat

meningkatkan kadar HDL, LDL dan K-Total secara signifikan, serta memperkecil

rasio K-Total : HDL.17

Dikarenakan asam lemak dengan ikatan rangkap (ALTJ) sangat rentan

terhadap kerusakan oksidatif, manusia dan organisme berdarah-hangat lainnya

menyimpan lemak dalam bentuk dominan ALJ (yang rantai hidrokarbonnya tak

memiliki ikatan rangkap) yaitu asam lemak palmitat dan asam lemak stearat.20

Walaupun dapat bertahan dalam keadaan dipanaskan, ALJ, khususnya

yang terkandung dalam minyak kelapa sawit dapat meningkatkan kadar LDL

dalam tubuh apabila dikonsumsi dalam jumlah tinggi. Dalam sumber lainnya

dikatakan bahwa kenaikan kadar LDL ini melalui pengurangan reseptor LDL di

sumber lainnya juga disebutkan bahwa peningkatan LDL yang terjadi terutama

diakibatkan penimbunan ALJ yang tinggi di organ hati yang kemudian

menyebabkan peningkatan secara berlebihan Asetil-KoA yang merupakan dasar

pembentukan kolesterol.21

2.1.5 Minyak Kelapa Sawit dengan Pemanasan Berulang

Kandungan 49% ALTJ dalam minyak kelapa sawit ini apabila

dipanaskan secara berulang-ulang akan berubah menjadi asam lemak “trans”.

Asam lemak trans ini meningkatkan kadar LDL yang berhubungan dengan

aterosklerosis koroner pada orang dewasa, juga berhubungan dengan produksi

radikal bebas yang cukup signifikan. Pada proses pembuatan cooking fats,

Page 39: EFEK PEMBERIAN MINYAK KELAPA SAWIT DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37339/1/DESY...EFEK PEMBERIAN MINYAK KELAPA SAWIT DENGAN PEMANASAN BERULANG TERHADAP

25

dilakukan hidrogenasi yaitu penambahan hidrogen, sehingga menjenuhkan ikatan

rantai karbonnya, tetapi ikatan tidak stabil dan akan dilepaskan kembali, sehingga

akan meregenerasi konfigurasi menjadi “trans”. Proses hidrogenasi ini

dipengaruhi oleh temperatur, tekanan, katalis, dan lama proses serta jenis

minyaknya. Proses ini pada minyak kelapa sawit terjadi pada pemanasan 100oC,

dan meningkat kadar oksidasi apabila dilanjutkan selama 45 menit. Pada proses

deep fat frying tersebut asam lemak yang terbentuk 3-6%. Terjadi kombinasi dari

proses berikut : a). penjenuhan beberapa karbon yang berikatan rangkap; b).

perubahan konfigurasi ikatan rangkap dari bentuk “cis” menjadi “trans”; c).

perpindahan ikatan rangkap di sepanjang rantai asil asam lemak. Rangkaian

proses inilah yang dapat menyebabkan banyak perburukan kondisi kesehatan.22–24

Komponen ALTJ, khususnya yang telah dipanaskan yang terkandung

dalam minyak kelapa sawit ini berkerja menghambat oksidasi asam lemak melalui

Peroxisome Proliferator-Activated Receptor Alpha (PPAR-α) yang menyebabkan

peningkatan FFA dalam darah. Komponen ini juga meningkatkan

Phosphoenolpyruvate Carboxykinase (PEPCK) pada jaringan adiposit yang

berhubungan pada pembentukan glycerophosphate yang dipakai dalam

esterifikasi TG. Proses yang terjadi diatas berujung pada peningkatan dan

penumpukkan TG pada adiposit.9–11 Selain itu, efek lainnya adalah peningkatan

sintesis kolesterol menyebabkan peningkatan kadar LDL serum, bukan dengan

penambahan jumlah reseptor LDL hepar dan turnover LDL. Mekanismenya

adalah dengan mengaktifkan regulasi sintesis kolesterol menggunakan SREBP

(Sterol Regulatory Element-binding Protein) yang merupakan faktor transkripsi

HMG-Coa reduktase, enzim yang digunakan dalam sintesis kolesterol.8,15

50-51% ALJ terkandung pada minyak kelapa sawit. ALJ tak mudah

dioksidasi. Senyawanya lebih stabil dalam proses pemanasan. Dalam proses

hidrogenasi/ perubahan menjadi cooking fats, lebih mampu bertahan terhadap

panas dan tidak berubah struktur seperti pada tahapan-tahapan pembentukan trans

yang terjadi pada ALTJ, sehingga tidak menjadi asam lemak trans maupun

senyawa berbahaya lainnya.20,21

Page 40: EFEK PEMBERIAN MINYAK KELAPA SAWIT DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37339/1/DESY...EFEK PEMBERIAN MINYAK KELAPA SAWIT DENGAN PEMANASAN BERULANG TERHADAP

26

2.1.6 Kandungan Minyak Kelapa Sawit Merek Sania®

Disebutkan pada suatu studi meta-analisis dari banyak uji klinis bahwa

dibandingkan dengan macam minyak goreng lain yang umumnya digunakan oleh

masyakarat, yang paling mudah menyebabkan kenaikan kadar LDL adalah

minyak kelapa sawit.25 Minyak kelapa sawit yang digunakan pada penelitian ini

adalah minyak kelapa sawit komersial bermerek Sania®. Minyak goreng ini

mudah dijangkau dan lebih dipilih oleh masyarakat karena harganya cenderung

lebih murah. Berasal dari ekstraksi kelapa jenis Elaeis guineensis dengan

kandungan ALJ dan ALTJ yang cukup tinggi.26 Didalamnya mengandung

dominan ALTJ yang tinggi hampir dua kalinya dibandingkan ALJ. Proporsi

kandungan ALJ, ALTJ, dan kandungan lain yang mengkomposisinya dijelaskan

pada tabel informasi nilai gizi yang terdapat pada kemasannya, sebagai berikut :

Tabel 2.4 Informasi nilai gizi minyak kelapa sawit merek Sania®

INFORMASI NILAI GIZI

Takaran saji : 1 sendok makan (14 gram)

Jumlah Sajian per Kemasan : ±64 takar saji

JUMLAH PER SAJIAN

Energi Total : 130 kkal Energi dari Lemak : 120 kkal

%AKG

Lemak total 14 g 22%

Lemak jenuh 5 g 27%

Lemak tidak jenuh

tunggal 8g

Lemak trans 0 g

Kolesterol 0 mg 0%

Protein 0 g 0%

Karbohidrat total 0 g 0%

Natrium 0 g 0%

Vitamin A 4%

Vitamin E

110%

Zat Besi 0%

Page 41: EFEK PEMBERIAN MINYAK KELAPA SAWIT DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37339/1/DESY...EFEK PEMBERIAN MINYAK KELAPA SAWIT DENGAN PEMANASAN BERULANG TERHADAP

27

2.1.7 Mencit BALB/c

Dalam penelitian ini hewan yang digunakan sebagai objek eksperimen

adalah mencit BALB/c. Klasifikasi dari hewan uji coba yang kami gunakan

adalah sebagai berikut27:

Tabel 2.5 Klasifikasi Mencit (Mus Musculus)27

Klasifikasi Mencit

Kerajaan Hewan

Filum Chordata

Sub-Filum Vertebrata

Kelas Mamalia

Ordo Rodentia

Sub-Ordo Myoimorphia

Family Muridae

Genus Mus

Spesies Mus musculus

Gambar 2.14 Mencit BALB/c28

Page 42: EFEK PEMBERIAN MINYAK KELAPA SAWIT DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37339/1/DESY...EFEK PEMBERIAN MINYAK KELAPA SAWIT DENGAN PEMANASAN BERULANG TERHADAP

28

Berdasarkan beberapa penelitian menunjukkan adanya peningkatan berat

badan dan profil lipid mencit BALB/c yang cukup signifikan sehingga dapat

dipertimbangkan sebagai model dalam penelitian mengenai profil lipid. Yisel,

Maria, dkk., di tahun 2015 menyimpulkan bahwa suplementasi lipid dan sukrosa

pada mencit BALB/c dapat menginduksi hiperlipidemia kronik sebagaimana pula

obesitas dan metode ini adalah metode yang paling efektif daripada hewan coba

lainnya yang diujikan (tikus wistar dan mencit C57BL/J6).29 Hal ini dikarenakan

mencit BALB/c lebih mudah memproduksi kolesterol endogen dengan kenaikan

kondisi insulinemia, peningkatan input glukosa dan absorpsi lipid menaikan level

insulin yang mengakibatkan level Asetil-KoA yang lebih tinggi, sehingga

meningkatkan produksi kolesterol secara endogen.29 Berdasarkan hasil penelitian-

penelitian yang telah dilakukan sebelumnya peneliti memutuskan untuk

menggunakan mencit BALB/c sebagai hewan uji.

Page 43: EFEK PEMBERIAN MINYAK KELAPA SAWIT DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37339/1/DESY...EFEK PEMBERIAN MINYAK KELAPA SAWIT DENGAN PEMANASAN BERULANG TERHADAP

29

2.2 Kerangka Teori

Akumulasi TG pada

hati dan jaringan

adiposit

Peningkatan

Kadar LDL

Hipertrofi dan hiperplasi adiposit

Peningkatan Berat Badan

Oksidasi asam lemak tak jenuh

Perubahan konfigurasi “cis” “trans”

Menyebabkan gangguan

metabolisme asam lemak

Dengan pemanasan Tanpa pemanasan berulang

Lebih meningkatkan efek

Proses pencernaan dan penyerapan oleh tubuh

Metabolisme lipid dan lipoprotein

Relatif tidak stabil

terhadap pemanasan

49% Asam lemak tak jenuh 51% Asam lemak jenuh

Relatif stabil

terhadap pemanasan

Minyak kelapa sawit

Page 44: EFEK PEMBERIAN MINYAK KELAPA SAWIT DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37339/1/DESY...EFEK PEMBERIAN MINYAK KELAPA SAWIT DENGAN PEMANASAN BERULANG TERHADAP

30

2.3 Kerangka Konsep

oksidasi

Minyak goreng kelapa

sawit Sania®

Frekuensi pemanasan Suhu pemanasan

Kerusakan kandungan minyak

Peningkatan berat

badan mencit

BALB/c ?

Peningkatan kadar

LDL mencit

BALB/c ?

Page 45: EFEK PEMBERIAN MINYAK KELAPA SAWIT DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37339/1/DESY...EFEK PEMBERIAN MINYAK KELAPA SAWIT DENGAN PEMANASAN BERULANG TERHADAP

31

2.4 Definisi Operasional

Tabel 2.6 Definisi Operasional

No Variabel Definisi

Operasional Alat Ukur Cara Pengukuran Skala

1

K-Total,

TG, dan

HDL

Kolesterol

total,trigliserida,

lipoprotein

berdensitas

tinggi

ELISA

reader

Plasma sampel dicampurkan

dengan reagen K-Total,

trigliserida,dan HDL

selanjutnya diukur dengan

ELISA reader

Numerik

2 LDL

Lipoprotein

berdensitas

rendah

Formula

Friedewald

Hasil K-Total, TG, dan HDL

dari metode direk diinput ke

dalam rumus dan diambil

hasilnya

Numerik

3 Berat

Badan

Berat badan

sebelum dan

sesudah

perlakuan

Timbangan

Digital Lab

Ditempatkan dalam wadah

yang telah dikaliberasi pada

timbangan

Numerik

Page 46: EFEK PEMBERIAN MINYAK KELAPA SAWIT DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37339/1/DESY...EFEK PEMBERIAN MINYAK KELAPA SAWIT DENGAN PEMANASAN BERULANG TERHADAP

32

BAB 3

METODE PENELITIAN

3.1 Desain Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental laboratorium.

3.2 Waktu dan Tempat penelitian

Penelitian di laksanakan di laboratorium biokimia, laboratorium MPR,

laboratorium riset dan animal house Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Penelitian dimulai dari bulan November 2015

hingga Maret 2016.

3.3 Populasi dan Sampel Penelitian

Hewan percobaan yang digunakan adalah mencit jantan strain BALB/c

berumur 8 minggu, dengan berat badan rentang 16-24 gram yang akan

dikelompokkan menjadi beberapa kelompok perlakuan. Kriteria inklusi dari

populasi adalah mencit sehat tanpa ada lesi/pus pada kulit. Kriteria ekslusi adalah

dengan berat badan diluar 16-24 gram, sakit dengan terdapat lesi/pus pada kulit,

dan mati sebelum mendapat perlakuan.

3.4 Alat dan Bahan Penelitian

3.4.1 Alat Penelitian

Hot plate stirrer, beaker glass, pipette kaca, thermometer, botol kaca

kecil, spuit 1 ml, spuit 3 ml, sonde mencit, carrier, pipette balon, sentrifugator,

micropippette, tip beserta raknya, incubator, microtube, masker, sarung tangan,

kulkas, label tulis, label warna, kandang mencit, timbangan lab digital SF 400,

tempat makan dan minum mencit, bedding, spatula, dan ELISA reader.

3.4.2 Bahan Penelitian

Minyak goreng kelapa sawit Sania®, sabun, bedding, pakan ayam 511,

dan akuades. Minyak kelapa sawit Sania® dipilih karena pertimbangan minyak

goreng kelapa sawit tersebut sering dijual di tempat perbelanjaan yang terjangkau

oleh masyarakat dan harganya relatif lebih disukai oleh masyarakat.

Page 47: EFEK PEMBERIAN MINYAK KELAPA SAWIT DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37339/1/DESY...EFEK PEMBERIAN MINYAK KELAPA SAWIT DENGAN PEMANASAN BERULANG TERHADAP

33

3.5 Identifikasi Variabel

• Variabel Bebas

Variabel bebas pada penelitian ini adalah minyak kelapa sawit, dan

pemanasan berulang pada minyak kelapa sawit.

• Variabel Terikat

Variabel terikat pada penelitian ini adalah kadar LDL dan berat badan

mencit BALB/c.

3.6 Cara Kerja Penelitian

3.6.1 Persiapan Bahan dan Sampel

3.6.1.1 Persiapan Minyak

Minyak kelapa sawit dipanaskan sampai mencapai 100oC dalam beaker

glass menggunakan hot plate stirrer. Setelah mencapai 100oC dipanaskan selama

45 menit.30,31 Lalu didinginkan sampai sekitar suhu ruangan (25oC). Setelah itu

dipanaskan kembali sebanyak 10 kali. Setelah dipanaskan masing minyak

disimpan kedalam container botol kaca berwarna gelap.

3.6.1.2 Persiapan Mencit

A. Penentuan Kelompok dan Perlakuannya

Jumlah perlakuan pada penelitian ini ada 3 kelompok, yaitu :

1. Kelompok kontrol negatif,

2. Kelompok dengan pemberian minyak kelapa sawit tanpa pemanasan,

3. Kelompok dengan pemberian minyak kelapa sawit dengan pemanasan.

B. Penentuan Besar Sampel Setiap Kelompok

• Menggunakan rumus Mead resource equation formula32, yaitu :

E = N – B - T

Page 48: EFEK PEMBERIAN MINYAK KELAPA SAWIT DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37339/1/DESY...EFEK PEMBERIAN MINYAK KELAPA SAWIT DENGAN PEMANASAN BERULANG TERHADAP

34

Keterangan :

E = Error component (10-20)

N = Jumlah sampel dalam semua kelompok dikurangi 1 (N – 1)

B = Blocking component (B = 0)

T = Jumlah kelompok uji dikurangi 1 (T-1)

E ≤ N – 0 – T E ≥ N – 0 - T

10 ≤ (N-1) – (T-1) 20 ≥ (N-1) – (T-1)

10 ≤ (N-1) – 2 20 ≥ (N-1) – 2

10 + 2 ≤ (N-1) 20 + 2 ≥ (N-1)

12 + 1 ≤ N 22 + 1 ≥ N

N ≥ 13 N ≤ 23

N = 13 – 23

Dibagi menjadi 3 kelompok dengan jumlah yang sama. Berdasarkan

perhitungan di atas maka didapatkan besar sampel minimal adalah 5 dan

maksimal adalah 8. Berdasarkan perhitungan di atas peneliti memutuskan untuk

menggunakan jumlah besar sampel 5 ekor mencit untuk setiap kelompok

perlakuan pada penelitian ini.

C. Pemeliharaan dan Persiapan Lingkungan Mencit

Sebelum digunakan, kandang dibersihkan terlebih dahulu dan dialaskan

bedding berupa serutan kayu. Pemberian makan dan minum diberikan secara ad

libitum. Sebelum penelitian dilakukan, mencit diadaptasikan selama 1 minggu

dengan penggantian makan, minum, dan bedding setiap 3 hari sekali. Setelah

adaptasi baru dapat dilakukan perlakuan pada hewan uji.

Page 49: EFEK PEMBERIAN MINYAK KELAPA SAWIT DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37339/1/DESY...EFEK PEMBERIAN MINYAK KELAPA SAWIT DENGAN PEMANASAN BERULANG TERHADAP

35

Pemberian minyak kelapa sawit dilakukan secara oral menggunakan

sonde. Minyak kelapa sawit tersebut diberikan setiap hari sebanyak 0,1 - 0,3 ml

tergantung berat badan mencit dengan mempertimbangkan sisa volume lambung

mencit untuk makan dan minum serta menghindari perforasi lambung mencit.

Dengan perbandingan pemberian 0,1 ml setiap 100 gr berat badan mencit.33,34

Setelah digunakan, sonde dibersihkan menggunakan sabun dan

dikeringkan dalam oven selama kurang lebih 1-2 jam pada 70oC. Setelah kering,

sonde disimpan dan siap untuk digunakan kembali.

3.6.1.3 Reagen

Reagen yang digunakan untuk mengukur profil lipid serum mencit adalah

reagen K-Total, TG, dan HDL dari ST Reagensia, dan hasil yang didapatkan akan

dihitung dengan model perhitungan friedewald. Reagen disiapkan terlebih dahulu

dengan mencampurkan bubuk dengan pelarut lalu homogenisasi. Apabila sudah

homogen sudah dapat digunakan untuk mengukur sampel.

3.6.2 Prosedur Pengumpulan Sampel

A. Penimbangan Berat Badan

Penimbangan berat badan mencit dilakukan pada awal dan akhir

penelitian setelah dilakukan perlakuan. Menggunakan timbangan digital lab SF-

400.

B. Pengambilan Darah dan Serum Darah

Pengambilan darah dan serum darah dilakukan pada akhir penelitian

dengan terlebih dahulu mempertimbangkan keadaan mencit dan dipuasakan

selama 8 jam terlebih dahulu, untuk menghindari bias dari pemeriksaan TG.2,35

Pastikan mencit dalam keadaan rileks dan tidak stres. Darah diambil dari vena

facialis pada daerah submandibular mencit sebanyak 5-10 tetes disetiap

pengambilannya. Teknik pengambilannya seperti yang dijelaskan oleh Golde, et

al., dan Fransisco, et al., pada artikel jurnal “ A rapid, simple, and humane method

for submandibular bleeding of mice using a lancet” dan “Effects on Animal

Wellbeing and Sample Quality of 2 Techniques for Collecting Blood from the

Facial Vein of Mice”.36

Page 50: EFEK PEMBERIAN MINYAK KELAPA SAWIT DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37339/1/DESY...EFEK PEMBERIAN MINYAK KELAPA SAWIT DENGAN PEMANASAN BERULANG TERHADAP

36

Sampel darah yang didapatkan langsung disentrifugasi pada 3000 rpm di

suhu ruang selama 15 menit untuk memisahkan serum darah dari komponen darah

lainnya. Setelah dipisahkan, serum di simpan didalam freezer pada suhu -8oC

hingga siap dilakukan pengukuran kadar profil lipid .

3.6.3 Pengujian dan Pengambilan Data

Untuk menguji serum darah mencit sehingga didapatkan data K-Total,

Kadar TG, HDL dan LDL maka dilakukan melalui 2 cara, yaitu :

1. Pengukuran Optical Density/OD untuk Data K-Total, TG, dan HDL

Menggunakan ELISA reader

Menggunakan reagen ST Reagensia dan dibaca menggunakan alat

Enzyme Linked Immuno Assay (ELISA) reader dengan 3 macam panjang

gelombang 405 nm, 450 nm, 490 nm. Hasil yang digunakan adalah hasil yang

ditunjukkan oleh panjang gelombang yang sensitif, yaitu yang dapat mendeteksi

kadar K-Total, TG, dan HDL terendah. Lalu, hasil pengukuran diinput ke dalam

metode friedewald formula untuk mendapatkan kadar LDL pada sampel.

ELISA adalah suatu teknik deteksi dengan metode serologis yang

berdasarkan atas reaksi spesifik antara antigen dan antibodi, mempunyai

sensitivitas dan spesifisitas yang tinggi dengan menggunakan enzim sebagai

indikator. Prinsip dasar ELISA adalah analisis interaksi antara antigen dan

antibodi yang teradsorpsi secara pasif pada permukaan fase padat dengan

menggunakan konjugat antibody atau antigen yang dilabel enzim. Enzim ini akan

bereaksi dengan substrat dan menghasilkan warna. Warna yang timbul dapat

ditentukan secara kualitatif dengan pandangan mata atau kuantitatif dengan

pembacaan nilai absorbansi (OD) pada ELISA plate reader. Pemeriksaan ini

Dapat digunakan untuk mendeteksi keberadaan antigen walaupun kadar antigen

tersebut sangat rendah (hal ini disebabkan sifat interaksi antara antibodi atau

antigen yang bersifat sangat spesifik).37

Page 51: EFEK PEMBERIAN MINYAK KELAPA SAWIT DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37339/1/DESY...EFEK PEMBERIAN MINYAK KELAPA SAWIT DENGAN PEMANASAN BERULANG TERHADAP

37

Serum hasil sentrifugasi dipindahkan ke dalam plate sesuai dengan

volume setiap uji yang ingin diukur. Kemudian sampel, blanko, dan standar

dicampurkan dengan reagen kerja yang telah disiapkan sebelumnya. Volume

sampel dan reagen kerja juga sesuai dengan setiap uji yang ingin diukur. Khusus

untuk pengukuran kadar HDL dilakukan pengendapan terlebih dahulu dengan

larutan pengendap, kemudian disentrifugasi 3000rpm 10 menit. Lalu dilakukan

inkubasi, untuk uji K-Total inkubasi selama 6 menit pada suhu 37oC, TG inkubasi

selama 10 menit pada suhu ruang, dan HDL inkubasi selama 20 menit pada suhu

ruang. Seluruh sampel serum yang akan diuji kadar profil lipidnya dibuat menjadi

duplo. Setelah diinkubasi dapat dilakukan pembacaan absorbansi menggunakan

ELISA reader.

Tabel 3.1 Jumlah sampel untuk pengukuran absorbansi

Rerata absorbansi yang didapat dari duplo direratakan dan diinputkan

kedalam rumus. Masing masing rumus berbeda tergantung macam pengukuran.

Rumus kolesterol total, 𝑘𝑜𝑙𝑒𝑠𝑡𝑒𝑟𝑜𝑙 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 =𝐴𝑏𝑠. 𝑆𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙

𝐴𝑏𝑠. 𝑆𝑡𝑎𝑛𝑑𝑎𝑟× 300 𝑚𝑔/𝑑𝑙. Rumus

trigliserida, 𝑡𝑟𝑖𝑔𝑙𝑖𝑠𝑒𝑟𝑖𝑑𝑎 =𝐴𝑏𝑠. 𝑆𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙

𝐴𝑏𝑠. 𝑆𝑡𝑎𝑛𝑑𝑎𝑟× 200 𝑚𝑔/𝑑𝑙. Dan yang terakhir adalah

rumus HDL, 𝐻𝐷𝐿 =𝐴𝑏𝑠. 𝑆𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙

𝐴𝑏𝑠. 𝑆𝑡𝑎𝑛𝑑𝑎𝑟× 120 𝑚𝑔/𝑑𝑙.

Blanko Standar Sampel Reagen Kerja

K-Total 2µl akuades 2µl standar 2µl serum 200µl reagen

TG 2µl akuades 2µl standar 2µl serum 200µl reagen

HDL 2µl akuades 2µl standar 6µl serum, 10µl

supernatan serum

200µl reagen,

200µl pengendap

Page 52: EFEK PEMBERIAN MINYAK KELAPA SAWIT DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37339/1/DESY...EFEK PEMBERIAN MINYAK KELAPA SAWIT DENGAN PEMANASAN BERULANG TERHADAP

38

2. Metode Friedewald Formula untuk Mendapatkan LDL

Friedewald formula adalah metode untuk mengetahui kadar LDL secara

tidak langsung.39 Metode ini paling banyak dipakai dalam laboratorium dan

praktik klinis karena lebih praktis dan mudah dalam penggunaannya. Selain itu,

dikarenakan sebagian besar studi klinis menggunakan formula friedewald. 3,2

Seperti yang dianjurkan NCEP (National Cholesterol Education Program)

Working Group On Lipoprotein menganjurkan lebih baik memakai rumus

Friedewald.38,39 Rumus ini dikemukakan oleh Friedewald, dkk., 1972 berdasarkan

pada hasil ultrasentrifugasi.6,38,39

Kadar LDL= Kolesterol-total – kadar HDL – 1/5 trigliserida39

Perhitungan menggunakan metode friedewald formula membutuhkan

data K-Total, HDL, dan TG secara langsung, pada penelitian ini untuk

mendapatkan kadar profil lipid tersebut kami menggunakan reagen ST Reagensia.

Setelah didapatkan nilai kadar profil lipid tersebut, nilai tersebut dimasukan ke

dalam formula friedewald. Data yang didapatkan kemudian diolah dan dianalisis.

3. Pengukuran Berat Badan Mencit

Dilakukan menggunakan timbangan digital lab, dengan cara seperti yang

telah dijelaskan di atas. Lalu dicatat dan diukur pada awal dan akhir penelitian,

yaitu selama 8 minggu. Data yang didapatkan kemudian diolah dan dianalisis.

Page 53: EFEK PEMBERIAN MINYAK KELAPA SAWIT DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37339/1/DESY...EFEK PEMBERIAN MINYAK KELAPA SAWIT DENGAN PEMANASAN BERULANG TERHADAP

39

3.6.4 Pengolahan Data dan Analisis Data

Setelah data terkumpul dilakukan pengolahan data menggunakan SPSS

(Statistical Product and Service Solution) versi 22. Karena penelitian yang

dilakukan adalah penelitian analitik kategorik numerik dan yang diuji lebih dari 2

kelompok, maka uji yang dipilih adalah one-way ANOVA (parametrik). Uji

tersebut dipilih apabila memenuhi syarat, yaitu data berdistribusi normal dan

harus homogen. Apabila data tidak terdistribusi normal atau tidak homogen maka

disarankan untuk melakukan transformasi data. Apabila syarat untuk melakukan

uji one-way ANOVA sudah terpenuhi maka untuk membandingan perbedaan antar

kelompoknya dilakukan uji post hoc LSD (Least Significant Difference). Jika

hasil uji distribusi tidak normal dan tidak homogen maka dilakukan uji Kruskal-

Wallis (non-parametrik). Lalu dapat dilanjutkan dengan uji Mann-Whitney untuk

membandingan perbedaan antar kelompoknya. Setelah itu dapat di interpretasi

hasil dari p. Untuk data perubahan berat badan dilakukan pengujian kembali

menggunakan uji paired t-test apabila data terdistribusi normal atau wilcoxon

apabila data tidak terdistribusi normal.40

Page 54: EFEK PEMBERIAN MINYAK KELAPA SAWIT DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37339/1/DESY...EFEK PEMBERIAN MINYAK KELAPA SAWIT DENGAN PEMANASAN BERULANG TERHADAP

40

3.7 Alur Penelitian

Permohonan izin pada komisi etik

Persiapkan alat dan bahan penelitian

Adaptasi mencit strain BALB/c diberi pakan standar ad libitum

Identifikasi macam variabel dan penentuan jumlah kelompok

Penentuan besar sampel tiap kelompok perlakuan mencit

Kelompok 1

Kontrol

Negatif

(pemberian

aquades)

Kelompok 2

Pemberian

minyak kelapa

sawit tanpa

pemanasan

Kelompok 3

Pemberian

minyak kelapa

sawit dengan

pemanasan

berulang

Pemberian perlakuan dilakukan selama 2 bulan/8 minggu

Pengolahan Data

Pengujian menggunakan

reagen dengan teknik

ELISA dan diinputkan

kedalam Friedewald

Formula.

Pengukuran berat

badan pada awal

dan akhir

penelitian.

Pengambilan

darah/serum darah

pada akhir

penelitian.

Pengolahan Data

Page 55: EFEK PEMBERIAN MINYAK KELAPA SAWIT DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37339/1/DESY...EFEK PEMBERIAN MINYAK KELAPA SAWIT DENGAN PEMANASAN BERULANG TERHADAP

41

BAB 4

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil dan Pembahasan Kadar LDL

Untuk mendapatkan kadar LDL melalui hasil pengukuran menggunakan

metode friedewald formula dibutuhkan data kadar K-Total, TG, dan HDL. Data

diperoleh dari kandungan minyak kelapa sawit pengukuran menggunakan metode

direk sebelumnya.

4.1.1 Hasil Pengukuran Kolesterol Total, Trigliserida, HDL, dan LDL

Tabel 4.1 Hasil kadar K-Total, TG, HDL, dan LDL

KN = Kelompok Negatif, MTP = minyak kelapa sawit tanpa pemanasan, MDP =

minyak kelapa sawit dengan pemanasan berulang

Dari hasil penelitian yang dilakukan didapatkan kadar K-Total tertinggi

pada mencit kelompok minyak kelapa sawit/ minyak kelapa sawit tanpa

pemanasan (MTP) sebesar 105,451 mg/dl, dengan mencit kelompok minyak

kelapa sawit pemanasan berulang (MDP) sebesar 94,079 mg/dl. Kadar K-Total

terendah pada mencit kelompok tanpa perlakuan/ kelompok negatif (KN) sebesar

55,169 mg/dl. Kadar K-Total pada kelompok KN ini lebih rendah dua kali lipat

dibandingkan kelompok yang lain.

Dari hasil penelitian yang dilakukan, didapatkan kadar TG tertinggi pada

mencit kelompok MTP sebesar 203,304 mg/dl, dengan mencit kelompok MDP

sebesar 136,29 mg/dl. Kadar TG terendah pada mencit kelompok KN sebesar

78,341 mg/dl. Kadar TG pada kelompok KN ini lebih rendah tiga kali lipat

dibandingkan kelompok yang lain.

Rerata K-Total Rerata TG Rerata HDL Rerata LDL

KN 55,17 mg/dl 78,34 mg/dl 15,13 mg/dl 24,37 mg/dl

MTP 105,45 mg/dl 203,3 mg/dl 25,07 mg/dl 39,71 mg/dl

MDP 94,1 mg/dl 136,29 mg/dl 23,55 mg/dl 43,27 mg/dl

Page 56: EFEK PEMBERIAN MINYAK KELAPA SAWIT DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37339/1/DESY...EFEK PEMBERIAN MINYAK KELAPA SAWIT DENGAN PEMANASAN BERULANG TERHADAP

42

Dari hasil penelitian yang dilakukan Andhary, 2017 didapatkan kadar

HDL tertinggi pada mencit kelompok MTP sebesar 25,074 mg/dl, dengan mencit

kelompok MDP sebesar 23,551 mg/dl. Kadar HDL terendah pada mencit

kelompok 1 sebesar 15,131 mg/dl.41 Kadar HDL pada kelompok KN ini lebih

rendah dua kali lipat dibandingkan kelompok yang lain.

Keseluruhan nilai K-Total, TG, dan HDL tersebut kemudian dimasukkan

ke dalam rumus friedewald untuk didapatkan kadar LDL. Dengan perhitungan

sebagai berikut, LDL = K-Total – (HDL + TG/5).

4.1.2 Deskripsi Kadar LDL

Perhitungan dan hasil pemeriksaan kadar LDL dengan metode friedewald

formula ditampilkan dalam grafik berikut :

Gambar 4.1 Grafik hasil kadar LDL mencit setelah perlakuan

Hasil yang diperoleh menunjukkan adanya perbedaan kadar LDL dari

setiap kelompok. Dengan KN, 24,37 mg/dl. Meningkat hampir dua kalinya pada

kelompok MTP, sebesar 39,717 mg/dl. Dan kadar LDL paling tinggi pada MDP,

yaitu mencit dengan pemberian minyak kelapa sawit dengan pemanasan yaitu

43,27 mg/dl. Keseluruhan rerata memiliki s.d. KN 5,5 mg/dl; MTP 39,5 mg/dl;

MDP 5,174 mg/dl. Data hasil pengukuran kadar LDL dianalisis secara statistik

menggunakan Shapiro-Wilk, One-Way ANOVA, dan post-hoc LSD.

24.37

39.71

43.27

0

10

20

30

40

50

60

70

80

1

LD

L m

g/d

l

KN MTP MDP

Page 57: EFEK PEMBERIAN MINYAK KELAPA SAWIT DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37339/1/DESY...EFEK PEMBERIAN MINYAK KELAPA SAWIT DENGAN PEMANASAN BERULANG TERHADAP

43

Tabel 4.2 Hasil uji One-Way ANOVA dengan Post-Hoc LSD LDL pada mencit

setelah perlakuan

N Rerata LDL ±SD p

LDL KN 5 24,7±15 ≥0,05

MTP 5 39,7±34,2

MDP 5 43,2±4,48

Uji One-Way ANOVA. Uji post-hoc LSD: KN vs MTP p≥0,05; KN vs MDP

p≥0,05; MTP vs MDP p≥0,05.

Pada hasil analisis statistika LDL mencit setelah perlakuan didapatkan

hasil uji normalitas Shapiro-Wilk terhadap kadar LDL menunjukkan (p≥0,05)

yang berarti distribusi data normal. Hasil uji varians data menunjukkan (p≥0,05)

yang menyimpulkan bahwa varians data homogen. Sehingga memenuhi syarat

untuk dilakukan uji one-way ANOVA. Maka dilakukan uji One-Way ANOVA dan

Post-Hoc LSD.

Hasil uji One-Way ANOVA menunjukkan nilai (p=0,381). Dimana hasil

tersebut bernilai (p≥0,05), yang interpretasinya adalah terdapat perbedaan kadar

LDL yang tidak signifikan antara semua kelompok. Kemudian uji dilanjutkan

dengan uji post-hoc Mann-Whitney menunjukan bahwa nilai KN terhadap MTP

(p=0,291), KN terhadap MDP (p=0,198), dan MTP terhadap MDP (p=0,802),

maupun sebaliknya. Dimana hasil tersebut bernilai (p≥0,05), yang interpretasinya

adalah terdapat perbedaan yang tidak signifikan pada KN terhadap MTP, KN

terhadap MDP dan MTP terhadap MDP, maupun sebaliknya.

Page 58: EFEK PEMBERIAN MINYAK KELAPA SAWIT DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37339/1/DESY...EFEK PEMBERIAN MINYAK KELAPA SAWIT DENGAN PEMANASAN BERULANG TERHADAP

44

Dari penelitian yang dilakukan didapatkan bahwa kadar LDL pada MTP

dan MDP jauh lebih tinggi daripada KN. Hasil ini sesuai dengan penelitian

sebelumnya oleh Wansi, dkk., dan Kamsiah, dkk., 2001 yang menunjukan

kenaikan kadar LDL pada kelompok dengan pemberian minyak kelapa sawit dan

minyak kelapa sawit yang dipanaskan.12,42 Hal ini membuktikan bahwa pemberian

minyak kelapa sawit dan minyak kelapa sawit yang dipanaskan dapat

menyebabkan kenaikan kadar LDL. Penelitian lain Yisel Gonzales, dkk., 2015

menunjukkan bahwa mencit BALB/c yang diberi perlakuan pemberian makanan

berkepanjangan tinggi lipid dapat terus memicu kenaikan kadar LDL.29

Kadar LDL paling besar terdapat pada kelompok MDP. Hal ini

dikarenakan kandungan ALJ dan ALTJ pada minyak kelapa tersebut apabila

dipanaskan dapat menyebabkan peningkatan LDL akibat perubahan susunan

ALTJ yang terkandung dalam minyak tersebut menjadi asam lemak dengan

susunan trans.21 Proses perubahan ini melalui a). Penjenuhan dari beberapa

karbon yang berikatan rangkap; b). Perubahan dari konfigurasi ikatan rangkap

alami “cis” menjadi “trans”; c). Perpindahan ikatan rangkap di sepanjang rantai

asil dari asam lemak.24 Dimana asam lemak dalam bentuk trans ini dapat memicu

peningkatan kadar LDL.8

Walaupun demikian peningkatan kadar LDL terbesar pada kelompok

MDP bernilai tidak signifikan. Kemungkinan hal ini terjadi akibat pada beberapa

minggu di bulan terakhir mencit percobaan mulai mengurangi asupan

makanannya yang mungkin disebabkan oleh makin meningkatnya stres akibat

intervensi (cekok langsung lambung mencit) berulang yang memungkinkan

timbulnya rasa sakit dan kondisi kandang yang mulai ramai.43 Hal tersebut dapat

terlihat dari kondisi penampilan dan aktivitas mencit yang berubah terutama satu

bulan setelah perlakuan, bulu mencit terlihat dan terasa lebih kasar, mudah rontok,

memicingkan mata dan kontraksi wajah, serta penurunan aktivitas dan perubahan

pergerakan yang menunjukkan mencit dalam keadaan sakit dalam pengaruh

peningkatan stres. Burkholder, dkk., 2012 menyimpulkan bahwa hewan

percobaan yang stres dan sakit dapat memengaruhi hasil dari perlakuan yang

diberikan.44

Page 59: EFEK PEMBERIAN MINYAK KELAPA SAWIT DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37339/1/DESY...EFEK PEMBERIAN MINYAK KELAPA SAWIT DENGAN PEMANASAN BERULANG TERHADAP

45

Selain itu, hal lain yang dicurigai mempengaruhi tidak signifikannya

peningkatan kadar LDL dari induksi menggunakan minyak kelapa sawit dengan

pemanasan berulang adalah kandungan tokoferrol pada vitamin E yang

ditambahkan pada proses pembuatan minyak merek Sania®. Vitamin E pada

minyak kelapa sawit berfungsi untuk melindungi senyawa-senyawa yang mudah

teroksidasi, khususnya ALTJ.12,14 Antioksidan ini berkerja dengan bertindak

sebagai reduktor dan menangkap radikal bebas dengan berperan sebagai reseptor

scavenger (Traber, 2002 di dalam cadenas dan Packer, 2002). Proses diatas

menyebabkan resistensi peroksidasi lipid sehingga pembentukan asam lemak

trans dapat dihambat dan tidak dapat dibentuk dengan mudah.20 Namun belum

ada penelitian yang secara khusus meneliti kandungan vitamin E minyak kelapa

sawit Sania® terhadap perubahan kadar LDL mencit BALB/c.

Kesimpulan yang dapat diperoleh dari hasil yang didapat dalam

penelitian ini adalah pemberian minyak kelapa sawit tanpa pemanasan dengan

pemanasan berulang menyebabkan kenaikan kadar LDL yang tinggi dibanding

dengan pemberian akuades. Adapun pengaruh efek pemanasan terhadap minyak

kelapa sawit tidak menyebabkan efek yang cukup signifikan terhadap kadar

kolesterol lipid. Kesimpulan ini juga didukung oleh penelitian Pedersen, dkk.,

2005 yang menyimpulkan bahwa asam lemak palmitat yang banyak dikandung

dalam minyak kelapa sawit dan asam lemak trans dalam minyak yang dipanaskan

berulang memiliki efek hampir sama/tidak terlalu berbeda bermakna terhadap

peningkatan kadar LDL.45

Page 60: EFEK PEMBERIAN MINYAK KELAPA SAWIT DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37339/1/DESY...EFEK PEMBERIAN MINYAK KELAPA SAWIT DENGAN PEMANASAN BERULANG TERHADAP

46

1.2 Hasil dan Pembahasan Perubahan Berat Badan Mencit

Gambar 4.2 Perubahan berat badan mencit per bulan setelah perlakuan

Dari gambar 4.2 terlihat setiap kelompok mengalami kenaikan berat

badan rata-rata di minggu terakhir. Dengan rerata berat badan di bulan terakhir

adalah KN sebesar 17,22 gr, yang merupakan rerata berat badan terkecil; MTP,

22,52gr; MDP yaitu 25,03 gr, yang merupakan rerata berat badan terbesar.

Pada kelompok KN mengalami kenaikan berat badan paling kecil yaitu

0,53 gr. Sedangkan MTP mengalami kenaikan berat badan paling besar yaitu 3,62

gr. Dan kenaikan berat badan pada kelompok MDP sebesar 1,87 gram. Data hasil

pengukuran berat badan dianalisis secara statistik menggunakan Shapiro-Wilk,

One-Way ANOVA, dan post-hoc LSD, serta uji paired t-test.

Tabel 4.3 Hasil uji One-Way ANOVA dengan LSD pada berat badan mencit

minggu 8

N Rerata BB ±SD p

BB KN 5 17,2±2,7 <0,05

MTP 5 22,5±3,23

MDP 5 25±1,7

Uji One-Way ANOVA. Uji post-hoc LSD: KN vs MTP p<0,05; KN vs MDP

p<0,05; MTP vs MDP p≥0,05.

5

10

15

20

25

30

35

Minggu 0 Minggu 8KN MTP MDP

BE

RA

T B

AD

AN

(gr)

Page 61: EFEK PEMBERIAN MINYAK KELAPA SAWIT DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37339/1/DESY...EFEK PEMBERIAN MINYAK KELAPA SAWIT DENGAN PEMANASAN BERULANG TERHADAP

47

Hasil uji normalitas Shapiro-Wilk terhadap berat badan menunjukkan

bahwa normalitas data berat badan menunjukkan (p≥0,05) yang berarti data

terdistribusi normal, hasil uji homogenitas data adalah homogen (p≥0,05). Hasil

ini menunjukkan bahwa data berat badan terdistribusi normal dan homogen.

Sehingga memenuhi syarat untuk dilakukan uji One-Way ANOVA. Maka

dilakukan uji One-Way ANOVA dan Post-Hoc LSD.

Hasil uji One-Way ANOVA menunjukkan nilai (p=0,002). Dimana hasil

tersebut bernilai (p<0,05), yang interpretasinya adalah terdapat perbedaan

signifikan berat badan antara semua kelompok. Kemudian uji dilanjutkan dengan

uji post-hoc LSD menunjukan bahwa nilai kelompok negatif terhadap minyak

kelapa sawit (p=0,008), kelompok negatif terhadap minyak pemanasan berulang

(p=0,001), dan minyak kelapa sawit terhadap minyak kelapa sawit pemanasan

berulang (p=0,164), maupun sebaliknya. Dimana kedua hasil tersebut

menunjukkan (p<0,05) dan (p≥0,05), yang interpretasinya adalah terdapat

perbedaan signifikan berat badan di akhir pengukuran pada KN terhadap MTP

dan KN terhadap MDP, dan terdapat perbedaan yang tidak signifikan berat badan

di akhir pengukuran pada MTP terhadap MDP, maupun sebaliknya.

Tabel 4.4 Hasil uji t berpasangan dengan melaporkan nilai p

N Rerata±s.b. P

Minggu 0 15 17,2±3,1 >0,05

Minggu 8 15 22,5±1,1

Hasil uji t-test menunjukkan bahwa pada berat badan tidak menunjukkan

perbedaan secara signifikan (p=0,096). Tidak terdapat peningkatan berat badan

yang signifikan antara awal dan akhir penelitian baik pada kelompok perlakuan

negatif atau pada kelompok perlakuan pemberian minyak kelapa sawit tanpa dan

dengan pemanasan.

Page 62: EFEK PEMBERIAN MINYAK KELAPA SAWIT DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37339/1/DESY...EFEK PEMBERIAN MINYAK KELAPA SAWIT DENGAN PEMANASAN BERULANG TERHADAP

48

Hasil pengamatan dalam 8 minggu terhadap rerata berat badan mencit

pada seluruh kelompok menunjukkan pertambahan berat badan. Dengan jumlah

peningkatan berat badan yang berbeda setiap kelompok. Kelompok mencit KN

mengalami pertambahan berat badan yang paling sedikit apabila dibandingkan

dengan kelompok mencit MTD dan MDP. Rerata berat badan pada kelompok

MTP dan MDP mengalami peningkatan diakhir masa intervensi mencit.

Kelompok mencit MDP memiliki rerata paling besar, dengan peningkatan berat

badan terbesar pada MTP.

Rerata berat badan mencit pada kelompok perlakuan baik itu kelompok

MTP dan MDP lebih besar secara bermakna dibandingkan KN (p<0,05). Hal ini

dikarenakan konsumsi kombinasi ALJ dan asam lemak trans dari ALTJ yang

meningkat menyebabkan gangguan metabolisme asma lemak dan meningkatkan

akumulasi asma lemak dan TG di hati dan adiposit. Hasil yang sama didapatkan

pada beberapa penelitian seperti yang dilakukan oleh SK Adams, dkk., 2008 dan

hasil penelitian Dorfman, dkk., 2008 mengenai konsumsi minyak kelapa sawit

dengan pemanasan menunjukkan kecenderungan rerata berat badan terbesar.14,22

Walaupun demikian peningkatan berat badan tidak meningkat signifikan

(p>0,05). Hal ini juga terjadi pada penelitian Atal, dkk., 1994 dan Falade, 2015

dimana pertambahan berat badan dengan pemberian asam lemak trans (minyak

dipanaskan) dibandingkan dengan percobaan yang diberi konsumsi asam lemak

jenuh dan asam lemak cis (tanpa pemanasan) tidak signifikan walaupun berat

badan kelompok pemanasan reratanya lebih besar.46,47 Isong, 1992 pada

penelitiannya menyebutkan bahwa pemberian minyak kelapa dengan pemanasan

pada hewan uji menurunkan berat badan dengaan mekanisme yang belum

diketahui.47

Nilai kenaikan yang tidak signifikan ini menurut SK Adams, 2008 akibat

kandungan tokoferrol dari vitamin E yang terdapat dari minyak kelapa sawit.

Kandungan antioksidan ini dapat menurunkan kadar TG yang berhubungan

langsung dengan patogenesis obesitas. Proses yang terjadi adalah free radical

scavenging, dimana tokoferrol melindungi oksidasi ALTJ yang disebabkan oleh

proses yang menyebabkan peningkatan ROS dan perusakan struktur lipid seperti

Page 63: EFEK PEMBERIAN MINYAK KELAPA SAWIT DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37339/1/DESY...EFEK PEMBERIAN MINYAK KELAPA SAWIT DENGAN PEMANASAN BERULANG TERHADAP

49

pemanasan berulang pada minyak kelapa sawit.20 Pendapat ini didukung oleh

Raederstroff bahwa 0,4-0,6 mg/g asupan vitamin E per ALTJ dapat memproteksi

oksidasi dari ALTJ.20,48 Kemungkinan proses ini terjadi karena kandungan

vitamin E pada 1 g ALTJ minyak goreng kelapa Sania® adalah lebih dari 3 kali

dosis maksimal. Walapun demikian, sampai sekarang belum ada penelitian yang

secara khusus meneliti efek antioksidan dosis minimal vitamin E per asupan

ALTJ dari minyak kelapa sawit Sania® pada mencit.

Faktor lainnya yang mempengaruhi adalah stres pada mencit karena

intervensi pada saat perlakuan. Stres ini dapat menyebabkan penurunan asupan

dari makanan yang menyebabkan tidak terlalu meningkatnya berat badan.44

Selain itu, perlakuan yang kurang memiliki kecenderungan untuk

menyebabkan peningkatan kadar LDL akibat oksidasi minyak kelapa sawit,

baiknya pemilihan perlakuan adalah yang memiliki kecenderungan pembentukan

asam lemak trans lebih tinggi seperti penggunaan minyak kacang kedelai.14

Dimana minyak yang memiliki kandungan ALTJ dengan presentase jauh lebih

tinggi tersebut lebih banyak memproduksi asam lemak trans setelah pemanasan

berulang, sehingga toksisitas terhadap perlakuan lebih tinggi.45 Dan lama

perlakuan penelitian yang hanya dilakukan selama 8 minggu pada penelitian ini.

Pada penelitian lainnya disebutkan bahwa meskipun pemberian minyak kelapa

sawit dengan pemanasan tidak menaikkan berat badan dan LDL secara signifikan,

dalam perlakuan kurang dari 8 minggu sudah menunjukkan kerusakan

histopatologi jantung dan hepatosit, serta peningkatan marker fungsi hati.13,21,47

Thompson, dkk., 2001 asam lemak trans hanya meningkatkan sedikit dari berat

badan tapi dengan efek adipogenik yang besar.23

Page 64: EFEK PEMBERIAN MINYAK KELAPA SAWIT DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37339/1/DESY...EFEK PEMBERIAN MINYAK KELAPA SAWIT DENGAN PEMANASAN BERULANG TERHADAP

50

Pada penelitian ini, pemberian minyak goreng kelapa sawit dan minyak

goreng kelapa sawit dengan pemanasan berulang selama 60 hari dapat

meningkatkan asupan ALJ, ALTJ, dan asam lemak trans yang terkandung.

Dimana hal tersebut menyebabkan peningkatan kadar LDL yang lebih tinggi

dalam serum dan peningkatan berat badan mencit BALB/c kelompok minyak

kelapa sawit dan kelompok minyak kelapa sawit dengan pemanasan berulang

dibandingkan dengan kelompok kontrol. Dari hasil penelitian ini maka dapat

disimpulkan bahwa konsumsi minyak goreng kelapa sawit baik tanpa atau

dengan pemanasan dapat meningkatkan kadar LDL serum dan berat badan mencit

BALB/c. Kesimpulan ini membuktikan perlunya penelitian lebih lanjut untuk

mengetahui perlunya menjauhi proses pengolahan makanan yang menggunakan

minyak goreng kelapa sawit dengan pemanasan berulang. Dan lebih baik mencari

alternatif proses pengolahan makanan yang lebih sehat karena pengolahan

makanan tersebut memiliki kecenderungan untuk meningkatkan kadar LDL dan

berat badan.

Page 65: EFEK PEMBERIAN MINYAK KELAPA SAWIT DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37339/1/DESY...EFEK PEMBERIAN MINYAK KELAPA SAWIT DENGAN PEMANASAN BERULANG TERHADAP

51

BAB 5

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Dari hasil penelitian, didapatkan kadar LDL tertinggi pada kelompok

pemberian minyak kelapa sawit pemanasan berulang dengan perbedaan yang tidak

signifikan daripada kelompok lainnya (p=0,381). Berat badan terbesar didapatkan

pada kelompok pemberian minyak kelapa sawit pemanasan berulang dengan

peningkatan yang tidak signifikan (p=0,096).

5.2 Saran

Saran yang dapat penulis berikan untuk penelitian selanjutnya adalah:

1. Perlu dilakukan penelitian lanjutan dengan pemberian minyak goreng

kelapa sawit kemasan lainnya terhadap perubahan kadar LDL dan berat

badan mencit BALB/c.

2. Perlu dilakukan penelitian lanjutan berupa histopatologi untuk

mengetahui efek perlakuan dalam tingkat kerusakan organ.

3. Perlu dilakukan intervensi keadaan lingkungan untuk menghindari stres

pada hewan uji coba.

4. Perlu dilakukan penelitian lanjutan mengenai kandungan vitamin E

minyak kelapa sawit Sania® terhadap perubahan kadar LDL dan berat

badan.

5. Perlu dilakukan penelitian lanjutan mengenai dosis minimum vitamin E

setiap asupan ALTJ terhadap perubahan kadar LDL dan berat badan.

Page 66: EFEK PEMBERIAN MINYAK KELAPA SAWIT DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37339/1/DESY...EFEK PEMBERIAN MINYAK KELAPA SAWIT DENGAN PEMANASAN BERULANG TERHADAP

52

DAFTAR PUSTAKA

1. Kemenkes RI. InfoDATIN: Situasi Kesehatan Jantung. Jakarta Selatan:

Kementrian Kesehatan RI; 2014.

2. PERKENI. Panduan Pengelolaan Dislipidemia. Jakarta: PB Perkeni; 2015.

3. PERKI. Pedoman Tatalaksana Dislipidemia. Jakarta: Centra

Communications; 2013.

4. Silbernagl S, Lang F. Teks dan Atlas Berwarna Patofisiologi. Jakarta: EGC;

2013.

5. Goldberg AC. Dyslipidemia (Hyperlipidemia). Merck Man Prof Version;

2012.

6. Sudoyo AW. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jakarta: Internal Publishing

Pusat Penerbitan Ilmu Penyakit Dalam; 2009. (Jilid III).

7. BPS RI. Distribusi Perdagangan Komoditi Minyak Goreng Indonesia 2014.

Jakarta: Badan Pusat Statistik; 2014.

8. Fernandez ML, West KL. Mechanisms by which dietary fatty acids modulate

plasma Lipids. J Nutr. 2005;135(9):2075–2078.

9. Leibowitz S, Gaysinskaya V, Karatayev O. Acute hyperphagia on a high-fat

diet: Relation to circulating triglycerides and orexigenic peptide. J Appet

2007491307.

10. Laine P, Schwartz E, Wang Y, et al. Palmitic acid induces IP-10 expression

in human macrophages via NF-[kappa] B activation. Biochem Biophys Res

Commun 20073581150-5.

11. Murakami K, Bujo H, Unoki H, Saito Y. High fat intake induces apopulation

of adipocytes to coexpress TLR2 and TNFα in mice. Biochem Biophys Res

Commun 20073543727-345.

12. Zahir IS, Aziz N, Jaarin K. Changes in Serum Lipid Profile and

Malondialdehyde following Consumption of Fresh or Heated Red Palm Oil.

Med J Islam Acad Sci. 2001;14(2):79–86.

13. Xian TK, Omar NA, Ying LW, Hamzah A, Raj S, Jaarin K, et al. Reheated

Palm Oil Consumption and Risk of Atherosclerosis: Evidence at

Ultrastructural Level. Evid Based Complement Alternat Med. 2012;2012:1–

6.

Page 67: EFEK PEMBERIAN MINYAK KELAPA SAWIT DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37339/1/DESY...EFEK PEMBERIAN MINYAK KELAPA SAWIT DENGAN PEMANASAN BERULANG TERHADAP

53

14. Adam SK, Soelaiman IN, Umar NA, Mokhtar N, Mohamed N, Jaarin K.

Effects of repeatedly heated palm oil on serum lipid profile, lipid

peroxidation and homocysteine levels in a post-menopausal rat model.

McGill J Med MJM. 2008;11(2):145.

15. Murray RK, Granner DK, Rodwell VW. Biokimia Harper. Edisi 29. Jakarta:

Buku Kedokteran EGC; 2014.

16. Lilly L. Pathophysiology of Heart Disease. Baltimore: Lippincott Williams;

2011.

17. Tuminah S. Efek asam lemak jenuh dan asam lemak tak jenuh" trans"

terhadap kesehatan. Jakarta: Media Penelitan dan Pengembangan Kesehatan.

2009;19(2):S13-S20.

18. Sherwood L. Fisiologi Manusia dari Sel ke Sistem. Edisi 6. Jakarta: EGC;

2012.

19. Bray GA, Clearfield MB, Fintel DJ, Nelinson DS. Overweight and obesity:

The pathogenesis of cardiometabolic risk. Clin Cornerstone. 1 Januari

2009;9(4):30–42.

20. L. Kathleen M. Krause’s Food and Nutrition Therapy. Edisi 12. Singapore:

Elsevier; 2008.

21. Sutejo IR. Jurnal IKESMA: Kerusakan Sel Hati dan Peningkatan Kolesterol

Serum Mencit Akibat Pemberian Minyak Goreng Bekas Pakai. Jember

IKESMA. 2012;8(1).

22. Dorfman SE, Laurent D, Gounarides JS, Li X, Mullarkey TL, Rocheford EC,

et al. Metabolic Implications of Dietary Trans-fatty Acids. Obesity Journal.

19 Februari 2009 [dikutip 1 Agustus 2017]; Tersedia pada:

http://doi.wiley.com/10.1038/oby.2008.662

23. Thompson AK, Minihane AM, Williams CM. Trans fatty acids and weight

gain. Int J Obes. 2011;35(3):315.

24. Baraas F, Jufri M. Antologi Rehal Kolesterol dan Aterosklerosis. Jakarta:

Prima Kardia Pers; 2009. 44-45, 52-53, 88-89 hal.

25. Sun Y, Neelakantan N, Wu Y, Lote-Oke R, Pan A, van Dam RM. Palm Oil

Consumption Increases LDL Cholesterol Compared with Vegetable Oils

Low in Saturated Fat in a Meta-Analysis of Clinical Trials. J Nutr. 1 Juli

2015;145(7):1549–58.

26. Low E-TL, Rosli R, Jayanthi N, Mohd-Amin AH, Azizi N, Chan K-L, et al.

Analyses of Hypomethylated Oil Palm Gene Space. Yue GH, editor. PLoS

ONE. 30 Januari 2014;9(1):e86728.

Page 68: EFEK PEMBERIAN MINYAK KELAPA SAWIT DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37339/1/DESY...EFEK PEMBERIAN MINYAK KELAPA SAWIT DENGAN PEMANASAN BERULANG TERHADAP

54

27. Arrington LR. Introductory Laboratory Animal. The Breeding, Care and

Management of Experimental Animal Science. New York: The Interstate

Printers and Publishing, Inc.; 1972.

28. AAALAC(Association for Assesment and Accreditation for Laboratory

Animal Care International). Commonly Used Mouse Strains for Mouse

Research Models. USA: University of Kentucky;2015.

29. Madariaga YG, Cárdenas MB, Irsula MT, Alfonso OC, Cáceres BA,

Morgado EB. Assessment of four experimental models of hyperlipidemia.

Lab Anim. 2015;44(4):135.

30. Awang R. Effect of Heat Treatments on The Yield, Quality and Storage

Stability of Oil Extracted from Palm Fruits. Malays J Anal Sci. 8 Desember

2016;20(6):1373–81.

31. Sartika RAD. Pengaruh suhu dan lama proses menggoreng (deep frying)

terhadap pembentukan asam lemak trans. Makara J Sci. 2010;13(1): 23-28.

32. Singh AS, Masuku MB. Sampling Techniques and Determination of Sample

Size in Applied Statistics Research: An Overview. Int J Econ Commer

Manag. 2014;2(11):1–22.

33. Canadian Council on Animal Care (CCAC). Oral Dosing (Gavage) in Adult

Mice and Rats SOP. UBC Anim Care Guideline; 2015.

34. Turner PV, Brabb T, Pekow C, Vasbinder MA. Administration of substances

to laboratory animals: routes of administration and factors to consider. J

Am Assoc Lab Anim Sci. 2011;50(5):600–613.

35. Langsted A, Freiberg JJ, Nordestgaard BG. Fasting and Nonfasting Lipid

Levels: Influence of Normal Food Intake on Lipids, Lipoproteins,

Apolipoproteins, and Cardiovascular Risk Prediction. Circulation. 11

November 2008;118(20):2047–56.

36. Francisco CC, Howarth GS, Whittaker AL. Effects on animal wellbeing and

sample quality of 2 techniques for collecting blood from the facial vein of

mice. J Am Assoc Lab Anim Sci. 2015;54(1):76–80.

37. Burgess G, Wayan T. Prinsip dasar ELISA dan variasi konfigurasinya,

Teknologi ELISA dalam Diagnosis dan Penelitian (terjemahan). Yogyakarta:

Gadjah Mada University Press; 1995. 506 hal.

38. Kosasih EN, Kosasih AS. Tafsiran Hasil Pemeriksaan Laboratorium Klinik.

Edisi 2. Tangerang: Karisma Publishing Group; 2008.

39. Henry JB. Clinical Diagnosis and Management by Laboratory Methods.

19th ed. Philadelphia: W.B. Saunders; 1996.

Page 69: EFEK PEMBERIAN MINYAK KELAPA SAWIT DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37339/1/DESY...EFEK PEMBERIAN MINYAK KELAPA SAWIT DENGAN PEMANASAN BERULANG TERHADAP

55

40. Dahlan MS. Statistik untuk Kedokteran dan Kesehatan. Jakarta: Penerbit

Salemba Medika; 2013.

41. Andhary VS. Efek Pemberian Minyak kelapa Sawit dengan Pemanasan

Berulang terhadap Profil Lipid-HDL Mencit BALB/c. 2017;

42. Wansi S, Tchumbiep N, Nguelefack T. Effect of the High Intake of Palm Oil

on the Plasma Lipid Profile and Arterial Blood Pressure in Rats. Int J Pharm

Chem Biol Sci. 2013;3(3): 627-634.

43. Ellacott KLJ, Morton GJ, Woods SC, Tso P, Schwartz MW. Assessment of

Feeding Behavior in Laboratory Mice. Cell Metab. Juli 2010;12(1):10–7.

44. Burkholder T, Foltz C, Karlsson E, Linton CG, Smith JM. Health Evaluation

of Experimental Laboratory Mice. In: Auwerx J, Brown SD, Justice M,

Moore DD, Ackerman SL, Nadeau J, editor. Current Protocols in Mouse

Biology. Hoboken, NJ, USA: John Wiley & Sons, Inc.; 2012.

45. Pedersen JI, Müller H, Seljeflot I, Kirkhus B. Palm oil versus hydrogenated

soybean oil: effects on serum lipids and plasma haemostatic variables. Asia

Pac J Clin Nutr. 2005;14(4):348.

46. Atal S, Zarnowski M, Cushman S, Sampugna J. Comparison of Body Weight

and Adipose Tissue in Male C57BI/6J Mice Fed Diets with and without

Trans Fatty Acids. J Lipids. 1994;22:319–25.

47. Falade AO, Oboh G, Ademiluyi AO, Odubanjo OV. Consumption of

thermally oxidized palm oil diets alters biochemical indices in rats. Beni-

Suef Univ J Basic Appl Sci. Juni 2015;4(2):150–6.

48. Raederstorff D, Wyss A, Calder PC, Weber P, Eggersdorfer M. Vitamin E

function and requirements in relation to PUFA. Br J Nutr. Oktober

2015;114(08):1113–22.

Page 70: EFEK PEMBERIAN MINYAK KELAPA SAWIT DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37339/1/DESY...EFEK PEMBERIAN MINYAK KELAPA SAWIT DENGAN PEMANASAN BERULANG TERHADAP

56

LAMPIRAN

Lampiran 1

Gambar Alat dan Bahan serta Proses Penelitian

Alat dan Bahan

Gambar 7.6 Pipet

Gambar 7.1 Minyak goreng

kelapa sawit Sania®

Gambar 7.2 Informasi nilai gizi

minyak goreng kelapa sawit

Sania®

Gambar 7.3 Minyak setelah

pemanasan Gambar 7.4 Disimpan di dalam

container botol

Gambar 7.5 Hot plate stirrer

Page 71: EFEK PEMBERIAN MINYAK KELAPA SAWIT DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37339/1/DESY...EFEK PEMBERIAN MINYAK KELAPA SAWIT DENGAN PEMANASAN BERULANG TERHADAP

57

(Lanjutan)

Proses Penelitian

Gambar 7.8 Tip beserta raknya Gambar 7.7 Plate ELISA

Gambar 7.9 Beaker glass

Gambar 7.10 Handling mencit

Gambar 7.11 Pengambilan darah

melalui vena fasialis

Page 72: EFEK PEMBERIAN MINYAK KELAPA SAWIT DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37339/1/DESY...EFEK PEMBERIAN MINYAK KELAPA SAWIT DENGAN PEMANASAN BERULANG TERHADAP

58

(Lanjutan)

Gambar 7.12 Darah ditampung Gambar 7.13 Keadaan mencit

sebelum

Gambar 7.14 Keadaan mencit

sebelum

Gambar 7.15 Keadaan mencit

setelah penelitian

Gambar 7.16 Pencekokkan mencit Gambar 7.17 Pemberian dosis

dengan menimbang BB

Page 73: EFEK PEMBERIAN MINYAK KELAPA SAWIT DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37339/1/DESY...EFEK PEMBERIAN MINYAK KELAPA SAWIT DENGAN PEMANASAN BERULANG TERHADAP

59

Lampiran 2

Surat Persetujuan Etik

Page 74: EFEK PEMBERIAN MINYAK KELAPA SAWIT DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37339/1/DESY...EFEK PEMBERIAN MINYAK KELAPA SAWIT DENGAN PEMANASAN BERULANG TERHADAP

60

Lampiran 3

Hasil Uji Data Statistik Berat Badan

1. Uji Normalitas BB

Tests of Normality

perlakuan

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Statistic df Sig. Statistic Df Sig.

Bb neg ,271 5 ,200* ,861 5 ,232

mtp ,205 5 ,200* ,950 5 ,738

mdp ,232 5 ,200* ,960 5 ,806

2. Uji Homogenitas

Test of Homogeneity of Variances

bb

Levene

Statistic df1 df2 Sig.

,591 2 12 ,569

Page 75: EFEK PEMBERIAN MINYAK KELAPA SAWIT DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37339/1/DESY...EFEK PEMBERIAN MINYAK KELAPA SAWIT DENGAN PEMANASAN BERULANG TERHADAP

61

(Lanjutan)

3. Uji One-Way ANOVA BB

ANOVA

bb

Sum of

Squares df Mean Square F Sig.

Between

Groups 158,821 2 79,411 11,371 ,002

Within Groups 83,805 12 6,984

Total 242,626 14

4. Uji Post-Hoc LSD

Multiple Comparisons

Dependent Variable: bb

LSD

(I)

perlakuan

(J)

perlakuan

Mean

Difference

(I-J)

Std.

Error Sig.

95% Confidence

Interval

Lower

Bound

Upper

Bound

Neg mtp -5,32000* 1,67138 ,008 -8,9616 -1,6784

mdp -7,80000* 1,67138 ,001 -11,4416 -4,1584

Mtp neg 5,32000* 1,67138 ,008 1,6784 8,9616

mdp -2,48000 1,67138 ,164 -6,1216 1,1616

Mdp neg 7,80000* 1,67138 ,001 4,1584 11,4416

mtp 2,48000 1,67138 ,164 -1,1616 6,1216

Page 76: EFEK PEMBERIAN MINYAK KELAPA SAWIT DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37339/1/DESY...EFEK PEMBERIAN MINYAK KELAPA SAWIT DENGAN PEMANASAN BERULANG TERHADAP

62

(Lanjutan)

Hasil Uji Data Statistik Kenaikan Berat Badan

1. Uji normalitas pada BB awal

Tests of Normality

perlakuan

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Statistic df Sig. Statistic df Sig.

bb neg ,187 5 ,200* ,960 5 ,810

mtp ,239 5 ,200* ,915 5 ,499

mdp ,170 5 ,200* ,973 5 ,891

2. Uji t test berpasangan

Paired Samples Test

t df

Sig. (2-

tailed)

Pair 1 pre - post -1,787 14 ,096

Page 77: EFEK PEMBERIAN MINYAK KELAPA SAWIT DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37339/1/DESY...EFEK PEMBERIAN MINYAK KELAPA SAWIT DENGAN PEMANASAN BERULANG TERHADAP

63

Lampiran 4

Hasil Uji Data Statistik LDL

1. Uji Normalitas LDL

Tests of Normality

perlakuan

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Statistic df Sig. Statistic df Sig.

ldl neg ,202 5 ,200* ,951 5 ,746

mtp ,300 5 ,160 ,836 5 ,155

mdp ,298 5 ,167 ,835 5 ,152

2. Uji Homogenitas LDL

Test of Homogeneity of Variances

ldl

Levene

Statistic df1 df2 Sig.

2,341 2 12 ,139

3. Uji One-Way ANOVA LDL

ANOVA

ldl

Sum of

Squares df Mean Square F Sig.

Between

Groups 1009,043 2 504,522 1,047 ,381

Within Groups 5783,800 12 481,983

Total 6792,844 14

Page 78: EFEK PEMBERIAN MINYAK KELAPA SAWIT DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37339/1/DESY...EFEK PEMBERIAN MINYAK KELAPA SAWIT DENGAN PEMANASAN BERULANG TERHADAP

64

(Lanjutan)

4. Uji Post Hoc LSD

Multiple Comparisons

Dependent Variable: ldl

LSD

(I)

perlakuan (J) perlakuan

Mean

Difference (I-

J) Std. Error Sig.

95%

Confidence

Interval

Lower

Bound

neg mtp -15,34200 13,88500 ,291 -45,5948

mdp -18,90400 13,88500 ,198 -49,1568

mtp neg 15,34200 13,88500 ,291 -14,9108

mdp -3,56200 13,88500 ,802 -33,8148

mdp neg 18,90400 13,88500 ,198 -11,3488

mtp 3,56200 13,88500 ,802 -26,6908

Page 79: EFEK PEMBERIAN MINYAK KELAPA SAWIT DENGAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37339/1/DESY...EFEK PEMBERIAN MINYAK KELAPA SAWIT DENGAN PEMANASAN BERULANG TERHADAP

65

Lampiran 5

Riwayat Penulis

Riwayat Penulis

Identitas

Nama : Desy Islamiati

Jenis Kelamin : Perempuan

Tempat, Tanggal Lahi r : Serang, 31 Desember 1995

Agama : Islam

Alamat : Jl. Raya Serang Km.4 Taman Sijaga No.10 RT

001/ RW 008 Desa Drangong, Kecamatan

Taktakan, Kota Serang, Provinsi Banten

E-Mail : [email protected]

Riwayat Pendidikan

2001-2002 : TK Pertiwi Kota Serang

2002-2008 : SDN 1 Kramatwatu

2008-2011 : SMPN 1 Kota Serang

2011-2014 : SMAN 2 Cilegon Krakatau Steel

2014-Sekarang : Program Studi Kedokteran dan Profesi Dokter

Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN

Syarif Hidayatullah Jakarta