Efek deterministik radiasi

4
EFEK DETERMINISTIK RADIASI PADA TUBUH Efek radiasi pada tubuh manusia bergantung pada seberapa banyak dosis yang diberikan, dan juga bergantung pula pada lajunya, apakah diberikan dalam waktu seketika atau sedikit demi sedikit. Selain bergantung pada banyak dosis dan laju dosis yang diberikan, efek radiasi juga bergantung terhadap jenis organ yang menerima radiasi. Setiap organ tubuh memiliki tingkat kepekaan yang berbeda-beda sehingga efek yang ditimbulkan akan berbeda pula. Efek radiasi ada yang dapat langsung terlihat dalam jangka waktu singkat setelah paparan atau bahkan efeknya terlihat setelah bertahun-tahun lamanya setelah paparan. Efek radiasi yang langsung terlihat ini disebut efek deterministik. Efek deterministik terjadi karena adanya kematian sel sebagai akibat paparan radiasi baik pada sebagian atau seluruh tubuh. Efek ini timbul bila dosis yang diberikan telah melewati dosis ambang dan umumnya timbul dengan waktu tunda yang relatif singkat. Keparahan efek ini akan mengingkat bila dosis yang diterima semakin besar. Dosis radiasi yang lebih rendah dari dosis ambang tidak menyebabkan efek deterministik, sedangkan bila dosisnya di atas dosis ambang maka efek ini akan terjadi. Beberapa contoh efek deterministik adalah eritema dan kerontokan rambut pada kulit, katarak, peradangan akut paru-paru, gangguan proses pembentukan sperma, sterilitas dan gangguan perkembangan janin dalam kandungan. Efek deterministik pada kulit bervariasi bergantung pada besarnya dosis. Paparan radiasi 2-3 Gy dapat menimbulkan efek kemerahan (eritema) sementara yang muncul dalam waktu beberapa

description

Efek deterministik radiasi pada tubuh

Transcript of Efek deterministik radiasi

EFEK DETERMINISTIK RADIASI PADA TUBUHEfek radiasi pada tubuh manusia bergantung pada seberapa banyak dosis yang diberikan, dan juga bergantung pula pada lajunya, apakah diberikan dalam waktu seketika atau sedikit demi sedikit. Selain bergantung pada banyak dosis dan laju dosis yang diberikan, efek radiasi juga bergantung terhadap jenis organ yang menerima radiasi. Setiap organ tubuh memiliki tingkat kepekaan yang berbeda-beda sehingga efek yang ditimbulkan akan berbeda pula. Efek radiasi ada yang dapat langsung terlihat dalam jangka waktu singkat setelah paparan atau bahkan efeknya terlihat setelah bertahun-tahun lamanya setelah paparan. Efek radiasi yang langsung terlihat ini disebut efek deterministik.Efek deterministik terjadi karena adanya kematian sel sebagai akibat paparan radiasi baik pada sebagian atau seluruh tubuh. Efek ini timbul bila dosis yang diberikan telah melewati dosis ambang dan umumnya timbul dengan waktu tunda yang relatif singkat. Keparahan efek ini akan mengingkat bila dosis yang diterima semakin besar. Dosis radiasi yang lebih rendah dari dosis ambang tidak menyebabkan efek deterministik, sedangkan bila dosisnya di atas dosis ambang maka efek ini akan terjadi. Beberapa contoh efek deterministik adalah eritema dan kerontokan rambut pada kulit, katarak, peradangan akut paru-paru, gangguan proses pembentukan sperma, sterilitas dan gangguan perkembangan janin dalam kandungan. Efek deterministik pada kulit bervariasi bergantung pada besarnya dosis. Paparan radiasi 2-3 Gy dapat menimbulkan efek kemerahan (eritema) sementara yang muncul dalam waktu beberapa jam. Dosis sekitar 3-8 Gy menyebabkan terjadinya kerontokan rambut (epilasi) dan pengelupasan kering (deskuamasi kering) dalam waktu 3-6 minggu setelah paparan radiasi. Pada dosis yang lebih tinggi, 12 20 Gy, akan mengakibatkan terjadinya pengelupasan kulit disertai dengan pelepuhan dan bernanah (blister) serta peradangan akibat infeksi pada lapisan dalam kulit (dermis) sekitar 4 6 minggu kemudian. Kematian jaringan (nekrosis) dalam waktu 10 minggu pemajanan radiasi dengan dosis lebih besar dari 20 Gy, sebagai akibat dari kerusakan yang parah pada pembuluh darah. Bila dosis yang di terima sekitar 50 Gy, nekrosis akan terjadi dalam waktu yang lebih singkat yaitu sekitar 3 minggu.Misalnya dilihat pada kasus di bawah ini, seorang ibu rumah tangga yang bernama Marcie Iseli yang melakukan pemeriksaan menggunakan CT Scan dibagian kepalanya. Beberapa saat setelah pemindaian, Iseli mengalami mual, kepalanya terasa panas dari bdalam dan wajahnya mulai terasa hangat seperti terbakar sinar matahari. Dua minggu kemudian rambut mulai rontok, diikuti dengan kelelahan dan kurangnya keseimbangan serta daya ingat. Kelelahan yang dialami Iseli disebabkan oleh penekan sumsum tulang akibat kelebihan dosis radiasi. Hal ini karena sel-sel darah menjadi lebih sedikit, sehingga oksigen lebih sedikit.

Gambar a. Tanda yang paling terlihat dari sindrom radiasi akut Marcie Iseli adalah bagian kepala yang sedikit rambutnya . Ini mengikuti jalur berkas CT Scan, yang membunuh folikel rambut.Dosis radiasi yang diterima Iseli selama scan kepalanya hampit 8 kali dari jumlah yang diharapkan, dan kenyataan ini baru diketahui dua bulan setelah paparan. Iseli seharusnya menerima 500 miligrays radiasi selama pemindaian otaknya, melainkan menerima dosis 3875 miligray. Untuk kasus ini, tidak banyak tindakan yang dapat dilakukan . Iseli mungkin telah diberikan kalium iodida, tergantung pada paparannya untuk melindungi kelenjar tiroid menyerap yodium radioaktif dan mungkin krim steroid untuk mengatasi kulit gatal dan terbakar. Sedangkan untuk mengatasi gelaja mual yang dialami, dokter melakukan redehidrasi menggunakan cairan dan mengatasi masalah pencernaan dengan cara biasa. Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) U.S memberikan opsi pengobatan terkait kasus keracunan radiasi. Selain pemberian kalium iodide, juga terdapat Prussian blue, yaitu zat berwarna biru yang mengikat radioaktif cesium dan thallium dan mencegaknya diserap oleh tubuh. CDC juga menyebutkan DTAP, obat yang juga mengikat zat radioaktif dan memungkinkannya untuk dihilangkan dari tubuh. Ini paling baik digunakan segera setelah bahan radioaktif memasuki tubuh. Terakhir, yaitu Neupogen, yaitu obat kanker yang meningkatkan pembentukan sel-sel darah putih. Beberapa ahli percaya mengobati korban radiasi dengan Neupogen dapat membantu mencegah infeksi saat sumsum tulang dalam proses pemulihan.Sumber :http://www.batan.go.id/pusdiklat/elearning/proteksiradiasi/pengenalan_radiasi/2-3.htmhttp://ansn.bapeten.go.id/files/23-3.pdfss-radiology.blogspot.com/2008/08/efek-radiasi.html.http://www.nbcnews.com/id/42100129/ns/health-health_care/t/brain-scan-overdose-offers-glimpse-radiation-threat/#.VSpXLpMfc8V