Eeg (Elektroensefalograf)

15
NURSUBHAN NAWIR D411 06 056

description

EEG

Transcript of Eeg (Elektroensefalograf)

NURSUBHAN NAWIRD411 06 056

Pada tahun 1929,seorang psikiater Jerman yang bernama Hans Berger, yang bekerja di kota Jena, mengumumkan bahwa adalah mungkin untuk merekam arus listrik yang lemah yang dihasilkan pada otak, tanpa membuka tengkorak,dan untuk melukiskannya ke suatu kertas. Berger menamakan format perekaman yang baru ini sebagai Electroencephalograf (EEG).

Pada tahun 1957,W. Gray Walter menemukan toposcope pada tahun 1957. Toposcope ini adalah suatu alat yang kompleks. Toposcope itu mempunyai 22 tabung sinar katoda (yang serupa dengan tabung TV), masing-masing di antara tabung sinar katoda itu dihubungkan ke sepasang elektroda yang dipasang ke tengkorak.Elektroda diatur di dalam suatu susunan geometri, sehingga masing-masing tabung bisa melukiskan intensitas dari beberapa irama yang menyusun EEG di dalam area otak tertentu.

Hans Berger (1929),memulai penggunaan eeg untuk mengatasi kemalasan anak dalam belajar.

Electroencephalograf adalah suatu alat medis yang dapat merekam aktivitas listrik di otak,tanpa membuka tengkorak kepala.

Intensitas kegiatan listrik pada otak berubah sesuai dengan tingkat aktivitas otak. Untuk merekam aktivitas listrik tersebut, dipakai alat Elektroensefalografi (EEG) yang dapat merekam aktivitas listrik setelah sampai di korteks.

EEG digunakan di bidang neurologi dan psikiatri, utamanya untuk mendiagnosa penyakit otak, seperti epilepsi (gangguan serius yang disebabkan oleh adanya aktivitas yang terganggu di neuron), gangguan tidur, dan tumor otak.

Gambar proses penggunaan EEG

Amplifier Filter Writing Port

Sinyal EEG dapat diketahui dengan menggunakan elektroda yang dilekatkan pada kepala. Tegangan sinyalnya berkisar 2 sampai 200 μV, tetapi umumnya 50 μV. Frekuensinya bervariasi tergantung pada tingkah laku. Daerah frekuensi EEG yang normal rata-rata dari 0,1 Hz hingga 100 Hz, tetapi biasanya antara 0,5 Hz hingga 70 Hz. Variasi dari sinyal EEG yang terkait dengan frekuensi dan amplitudo mempengaruhi diagnostik. Daerah frekuensi EEG dapat diklasifikasikan menjadi lima bagian untuk analisis EEG, yaitu :

Delta (δ) (0,5 – 4) HzTheta (θ) (4 – 8) HzAlpha (α) (8 – 13) HzBeta (β) (13 – 22) HzGamma (γ) (22 – 30) Hz

Aplikasi yang penting dari EEG multichannel adalah mendapatkan lokasi dari fokus epileptic (titik kecil pada otak dimana aktivitas abnormal berasal dan menyebarkan aktivitas abnormal itu ke bagian lain dari otak) atau tumor Dengan memberi tanda di channel mana gelombang abnormal terjadi (biasanya ditandai dengan tanda merah), seorang ahli neurologi dapat menduga pada bagian mana dari otak keabnormalan itu berada.

Topografi Otak EEG

Pada teknik ini, angka-angka dari elektroda ditempatkan pada kepala. Sebuah software khusus dalam komputer membuat peta dari aktivitas otak yang ditampilkan dalam layar komputer atau berupa print out dengan cara menandai jumlah aktivitas beberapa bunyi dari warna (sebagai contoh, hitam dan biru mungkin menghasilkan amplitudo EEG yang rendah, kuning dan merah menghasilkan amplitudo yang besar) Cara ini memberikan hasil yang lebih akurat dalam memperlihatkan lokasi dimana terjadi perubahan ritme, amplitudo, dan lain-lain. Para ahli neurologi dengan menggunakan sistem topografi otak EEG ini tidak lama lagi mampu mendiagnosa berbagai macam penyakit (termasuk beberapa gangguan kejiwaan dengan kelainan biologi).Adanya alat penunjuk yang langsung menunjuk ke arah perubahan EEG juga akan lebih mempermudah.

Khandpur, R. S. 1986. Handbook of Biomedical Instrumentation. New York : McGraw-Hill.

http://wordpress.com/

www.ru.nl/contents/pages/331729/eeg.jpg

Pressler RM, Robinson RO, Wilson GA, Binnie CD. Treatment of Interictal Epileptifoem Discharges Can Improve Behavior in Children With Behavioral Problems and Epilepsy. The Journal of Pediatrics, January , 2005.