Edit Akhir

download Edit Akhir

of 55

Transcript of Edit Akhir

PENDIDIKAN SAINS DI NEGARA TETANGGA DAN NEGARA ASING Makalah disusun sebagai salah satu tugas kelompok mata kuliah kapita selekta pendidikan sains Dosen Pengampu : Prof. Sukardjo

Jenis Penyusun

: Kelompok :1. Iyoh Maspiroh 2. Fatonah Purwastuti 3. F. Yudha Cristianti

(11708251035) (11708251037) (11708251039)

PRODI PENDIDIKAN SAINS PROGRAM PASCA SARJANA UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA 2012

1

Kata Pengantar Puji syukur bagi Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan karuniaNya sehingga penulis berhasil menyelesaikan makalah yang berjudul Pendidikan Sains Di Negara Tetangga Dan Negara Asing. Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Kapita Selekta Program Pascasarjana Universitas Negeri Yogyakarta. Adapun tujuan dari penulisan makalah ini yaitu untuk mengetahui pendidikan sains di Negara China, Korea Selatan, , Yunani, Kanada, Jeman dan Mesir yang meliputi kurikulum, proses pembelajaran dan sistem penilaiannya serta membandingkan pendidikan sains di Negara China, Korea Selatan, Jerman, Australia, Kanada, dan Mesir dengan pendidikan sains di Negara Indonesia. Materi-materi yang ada di dalam makalah ini bersumber dari berbagai macam revensi dengan harapan untuk kualitas penulisan makalah. Adapun pokok bahasan yang ada di dalam makalah ini yaitu kurikulum, proses pembelajaran, dan sistem penilaian pembelajaran sains di Negara China, Korea Selatan, Jerman, Australia, Kanada, dan Mesir serta perbandingan pendidikan sains negara-negara tersebut dengan Indonesia. Penulis berharap makalah ini akan membantu pemahaman konsep dan dapat dijadikan sebagai sumber revensi pembelajaran. Penulis menyadari bahwa di dalam penulisan makalah masih banyak ditemukan kekurangan. Oleh sebab itu penulis mengharapkan adanya kritik dan saran dari berbagai pihak untuk membantu kemajuan penulisan makalah ini. Akhir kata, penulis mengucapkan selamat membaca dan memahami makalah ini. Semoga bermanfaat.

Yogyakarta, 7 Mei 2012

Tim Penulis

2

DAFTAR ISIBAB I.......................................................................................................4 PENDAHULUAN.......................................................................................4 1.1 Latar Belakang..............................................................................4 1.2 Rumusan Masalah.........................................................................5 1.3 Tujuan ..........................................................................................6 BAB II......................................................................................................6 PEMBAHASAN.........................................................................................6 2.1. Pendidikan Sains Di China.............................................................6 2.1.1 Kurikulum Pendidikan .............................................................7 2.1.2 Proses Pembelajaran..............................................................12 2.1.3 Sistem Penilaian/Asesmen.....................................................13 2.1.4 Perbandingan Kurikulum Pendidikan Indonesia Dengan China .......................................................................................................14 2. 2 Pendidikan Sains di Korea Selatan..............................................15 2.2.1 Kurikulum .............................................................................15 2.2.2 Proses Pembelajaran .............................................................19 2.2.3 Sistem Penilaian ...................................................................20 2.2.4 Perbandingan Pendidikan Sains Indonesia Dan Korea Selatan .......................................................................................................20 2.3. Pendidikan Sains di Jerman.........................................................20 2.3.1 Kurikulum .............................................................................20 2.3.1.1 Jenjang Pendidikan..............................................................20 2.3.2 Proses Pembelajaran..............................................................25 2.2.3 Penilaian................................................................................26 2.2.4 Perbandingan Pendidikan di Indonesia dan Jerman................27 2.4 Pendidikan Sains di Australia.......................................................28

3

2.4.1 Kurikulum..............................................................................28 2.4.2 Proses Pembelajaran..............................................................31 2.4.3 Penilaian................................................................................31 2.4.4 Perbandingan Kurikulum Negara Australia dan Indonesia.......33 2.5 Sistem Pembelajaran Sains Di Kanada.........................................34 2.5.1 Kurikulum..............................................................................34 2.5.2 Proses Pembelajaran..............................................................41 2.5.3 Penilaian................................................................................42 2.5.4 Perbandingan Pendidikan Sains di Indonesia dan Kanada......43 2.6 Sistem Pembelajaran Sains Di Mesir.............................................43 2.6.1 Kurikulum Pendidikan Mesir...................................................43 2.6.2 Proses Pembelajaran..............................................................48 2.6.3 Penilaian................................................................................48 2.6.4 Perbandingan Pendidikan Sains di Indonesia dan Mesir..........49 BAB III...................................................................................................50 PENUTUP...............................................................................................50 3.1 Kesimpulan..................................................................................50 3.2 Saran...........................................................................................52

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

4

Salah satu aspek penting dalam proses kehidupan dan pengembangan diri adalah membanding. Manusia, sadar atau tidak sadar, pada dasarnya selalu melakukan penilaian terhadap dirinya dengan melihat aspek kehidupan yang sama pada orang lain. Tanpa perbandingan, proses kehidupan mungkin akan berjalan lamban, atau mungkin pula hampir-hampir tidak pernah berubah ke arah yang lebih baik. Studi perbandingan pendidikan sebagai salah satu bagian dalam bidang pendidikan memiliki manfaat nyata, terutama sebagai bahan pertimbangan untuk meningkatkan kualitas pendidikan di suatu Negara. Dengan melihat dan mengkaji keunggulan-keunggulan sistem pendidikan di Negara lain, kita bisa belajar berbagai hal dari Negara tersebut dan memanfaatkannya demi kemajuan pendidikan di tanah air. Untuk itulah pada kesempatan kali ini, kami mencoba menguraikan perbandingan pendidikan sains di beberapa negara di Benua Asia, afrika, Amerika dan Eropa. Pendidikan sains yang akan kami kaji adalah pendidikan sains di Negara Yunani, Jerman, Mesir, Kanada, China dan Korea Selatan. Literature yang relevan tentang pendidikan sains di Keenam Negara di atas dan menyusunnya dalam bentuk makalah singkat ini, Oleh karena itu, berbagai masukan dan saran dari pembaca, untuk perbaikan makalah ini sangat kami harapkan. Namun demikian kami telah berusaha untuk menyajikan makalah ini semaksimal mungkin sehingga diharapkan akan dapat menambah bahan, dan kajian kami tentang pemahaman pendidikan sains pada keenam Negara ini. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang diatas, adapun rumusan masalah dalam makalah ini yaitu :1. Bagaimanakah pendidikan sains di Negara Korea Selatan, China, Jerman,

Australian,

Kanada dan Mesir yang meliputi

kurikulum, proses

pembelajaran dan sistem penilaiannya?2. Bagaimanakah perbandingannya dengan pendidikan sains di Negara

Indonesia?

5

1.3 Tujuan1. Untuk mengetahui pendidikan sains di Negara China, Korea Selatan, ,

Yunani, Kanada, Jeman dan Mesir yang meliputi kurikulum, proses pembelajaran dan sistem penilaiannya.2. Untuk membandingkan pendidikan sains di Negara China, Korea Selatan,

Jerman, Australia, Kanada, dan Mesir dengan pendidikan sains di Negara Indonesia.

BAB II PEMBAHASAN 2.1. Pendidikan Sains Di China

6

2.1.1 Kurikulum Pendidikan 2.1.1.1 Jenjang Pendidikan Pendidikan di China gratis selama 9 tahun pertama walaupun murid tetap harus mengeluarkan uang untuk membeli buku-buku pelajaran. Selepas tingkat Junior, orang tua harus membiayai sendiri pendidikan anak-anaknya. Setelah tahun 1995 dan 1997, anak-anak di China belajar lima dan lima setengah hari per minggu. Tahun akademik dibagi menjadi 2 semester, yang terdiri dari 9.5 bulan dimulai pada tanggal 1 September dan Maret. Dengan libur musim panas dan bulan Juli dan Agustus dan libur musim dingin pada bulan Januari dan Februari. Semua siswa sekolah dalam berbagai tingkatan tinggal dalam asrama-asrama. a. Pendidikan Dasar Anak-anak China memulai pendidikan formal pada usia 3 tahun dengan masuk pra sekolah yang berlangsung selam 3 tahun. Dilanjutkan masuk sekolah dasar pada usia 6 tahun. Sekolah Dasar berlangsung selama 6 tahun dengan mata pelajaran utama Bhasa China, Matematika, Sejarah, Geografi, Sains, dan sebagainya. Selain itu ada juga pendidikan moral dan politik dasar. Dukungan besar juga diberikan untuk pendidikan jasmani. b. Pendidikan Menengah Pendidikan menengah dibagi menjadi 2 bagian yaitu pendidikan menengah akademis dan pendidikan menengah kejuruan/khusus/teknik. Sekolah menengah akademis dibagi menjadi dua level, yaitu junior dan senior. Level junior dimulai pada usia 12 tahun dan berlangsung selama 3 tahun. Untuk masuk ke tingkat senior, mereka harus lulus tes yang akan menentukan apakah mereka dapat lanjut ke tingkat senior atau mengikuti kelas kejuruan. Level Senior dimulai pada usia 15 tahun berlangsung selama 2 atau 3 tahun. Di Sekolah Menengah Senior, murid-murid memilih untuk mengikuti kelas sains atau sosial. Lulusannya diarahkan untuk lulus Ujian Masuk Perguruan Tinggi Nasional. Olahraga dan politik juga dimasukkan ke dalam kurikulum. Sekolah kejuruan memiliki program antara 2 sampai 4 tahun dan memberikan pelatihan keahlian di bidang pertanian, manajerial,

7

ketenagakerjaan dan teknik. Sekolah teknik menawarkan program 4 tahun untuk melatih siswanya. Sekolah jenis ini diorientasikan untuk memenuhi kebutuhan tenaga kerja yang terlatih. c. Pendidikan Khusus China juga memiliki sistem pendidikan khusus untuk anak-anak dengan kemampuan khusus dan untuk anak-anak terbelakang. Anak-anak dengan kemampuan khusus akan diperbolehkan untuk melompat kelas. Anak-anak dengan kemampuan terbatas akan diarahkan untuk mencapai kemampuan standar minimum. d. Pendidikan Tinggi Apapun jenis pendidikan tingginya mereka harus lulus Ujian Masuk Perguruan Tinggi Nasional yang berlangsung pada bulan Juli dan diadakan pemisahan antara kelas sosial dan sains. Penempatan jurusan ditentukan oleh hasil tes. Siswa yang mengikuti ujian mendaftar untuk beberapa jurusan yang dipilih. Sistemnya serupa dengan UMPTN di Indonesia. Pendidikan tinggi menawarkan program akademik dan kejuruan. Sebenarnya ada banyak universitas dan college di China tetapi tingkatan dan kualitasnya sangat bervariasi. Beberapa yang terkenal misalnya Beijing University dan Shanghai's University. Umumnya siswa harus menjalankan 4-5 tahun untuk mendapatkan gelar sarjana. Untuk masuk tingkat master dan doktoral, mereka juga harus lulus ujian. Selain universitas ada college yang menawarkan 2 atau 3 tahun dengan jenis pendidikan kejuruan yang setera dengan diploma dan dapat meningkatkan gelarnya menjadi sarjana. Selain dari sisi pendidikan, sukses kebangkitan ekonomi China mungkin juga tak lepas dari pengaruh semangat entrepreneurship warganya. Masrayakat China selalu aktif dalam kegiatan ekonomi. Menjadi pegawai atau pekerja kantoran, sedapat mungkin mereka hindari. Berbeda dengan kita yang sangat menghargai pekerjaan kantoran dan kebanyakan menganggap entrepreneur adalah pekerjaan beresiko tinggi. Di China terdapat beberapa lembaga atau sistem penjamin mutu program Cina. Adapun lembaga atau sistem tersebut diantaranya adalah :

8

1) NOCFL (Cina National Office for Teaching Chinese as a Foreign Language) NOCFL (Cina National Office for Teaching Chinese as a Foreign Language) adalah lembaga yang menyediakan tempat ujian yang berskala internasional. 2) CEAIE (Cina Education Association for International Exchange) CEAIE (Cina Education Association for International Exchange) adalah lembaga yang menyediakan sekolah unggulan dalam bidang teknologi dan kreativitas. 3) CSE (Chinese Society of Education) CSE (Chinese Society of Education) adalah lembaga eksperimental pendidikan moral pada sekolah-sekolah swasta. 4) UNESCO UNESCO adalah lembaga yang memelopori hal-hal yang berkaitan dengan riset pendidikan. 5) APEC APEC adalah lembaga yang bertindak sebagai sistem yang efisien. 6) CNIER (Cina National Institute for Educational Research) CNIER (Cina National Institute for Educational Research) lembaga eksperimental pendidikan kualitas.

9

2.1.1.2 Struktur Program Sains diberikan secara terpisah yaitu biologi, kimia dan fisika. Dimana Junior Level Senior Level Hours % Curriculum Course Biology Chemistry Physics Math Total 5 2 6 I 2 II 2 3 3 6 3 4 5 3 3 5 III I II III 2 3 4 5 198 372 500 3.5 6.7 9.0

1,026 18.5

31 31 31 29 26 26 ----- ---Hours/week masing-masing pelajaran tersebut tidak diberikan secara bersamaan dalam satu jenjang kelas kecuali pada jenjang kelas 3 senior level. Berikut tabel alokasi waktu untuk mata pelajaran biologi, fisika, kimia dan matematika. Tabel 1. Time Table of The Chinese Curriculum

Pada tabel di atas diketahui rinciannya bahwa: Kelas 1 (junior level) Kelas 2 (junior level) : diberikan pelajaran biologi, 2 jam/minggu : diberikan pelajaran biologi dan kimia, masing-masing 2 jam/minggu

10

Kelas 3 (junior level) Kelas 1 (senior level) Kelas 2 (senior level) Kelas 3 (senior level)

: diberikan pelajaran kimia dan fisika, masing-masing 3 jam/minggu : diberikan pelajaran kimia dan fisika, masing-masing 3 jam/minggu dan 4 jam/minggu : diberikan pelajaran kimia dan fisika, masing-masing 3 jam/minggu : diberikan pelajaran biologi, kimia dan fisika, masing-masing 2 jam/minggu, 3 jam/minggu dan 4 jam/minggu.

Tabel 2. Chinese Secondary Science Curriculum Junior Level Fisika: pelajaran fisika dimulai pada tahun kedua pada level junior. Topik-topik yang dipelajarai meliputi pengukuran, berat, gaya, tekanan dalam cairan dan gas,kemampuan/daya apung,kekuatan dan gerak, mesin sederhana, usaha dan energy, perubahan keadaan, energy panas dan uap panas. Pada tahun ketiga, topiknya meliputi tentang listrik, kerja listrik, transmisi pada cairan dan gas, electromagnet dan pengenalan terhadap cahaya. Kimia: pelejaran kimia dimulai di tahun ketiga pada level junior, topic yang dipelajari meliputi: oksigen, hydrogen, Senior Level Fisika: pelajaran fisika yang diberikan selama 3 tahun meliputi topik-topik: mesin, konsep keseimbangan dan gerakan termasuk hokum Newton; getaran, gerakan gelombang, dan persamaan gas; listrik dan magnet, listrik statis, listrik arus bolak balik, cahaya alam, dan konsep dasar struktur atom.

Kimia: pada level senior di tahun ke 1 topik yang dipelajari: sodium dan asam belerang, reaksi panas, unsure-

11

Junior Level

Senior Level unsur tabel periodic, kelompok nitrogen, kelompok karbon, dan

larutan, reaksi panas dan moles. Struktur zat, koloid. Pada tahun kedua, topic yang subgroup nitrogen, kecepatan reaksi dan keseimbangan, karbon dan komponen orgnic. dipelajari meliputi: elektrolisis, magnet dan alumunium, unsure transisional, hidrokarbon, gula dan protein, dan komponen polimer tinggi. Biologi: pelajaran biologi dimulai pada tahun pertama dilanjutkan pada tahun kedua. Topic-topik yang dipelajari meliputi: struktur kehidupan yang meliputi sel, jaringan, dan organ. Organ tumbuhan berbunga, biji, batang dan daun, bunga, dan buah. Siswa kemudian mempelajari struktur dan fungsi masing-masing kelompok. Biologi: pada level senior biologi meliputi struktur dan fungsi sel, dan asal mula kehidupan, asimilasi dan metabolism, reproduksi dan perkembangan, regulasi dan control, hereditass dan variasi.

2.1.2 Proses Pembelajaran Pembelajaran sains di China menggunakan metode yang beraneka ragam yang disesuaikan dengan materi pelajarannya. Diantara metode yang digunakan yaitu inkuiri, cooperative learning, problem solving, role playing simulation, pengumpulan informasi, concept mapping dan STML (sains teknologi masayarakat da lingkungan). Sistem pendekatan atau sistem pembelajaran di Cina menekankan pada penguasaan materi, konsep, dan penguasaan keterampilan bagi para siswanya. Hal ini ditempuh dengan proses belajar mengajar yang kondusif. Kurikulum yang modern, sarana dan prasarana yang memadai, guru yang berkualitas, dana pendidikan yang mencukupi, dan budaya belajar yang tinggi membuat Cina menjadi salah satu Negara maju di dunia saat ini. Siswa tidak dituntut untuk terlalu menghafal konsep / materi, namun siswa12

diajarkan dan diarahkan untuk memahami dan mengalami suatu hal yang sedang dipelajarinya. Dengan pendekatan pembelajaran seperti ini siswa lebih dapat dengan mudah mencerna pelajaran dan pemahaman yang telah didapatnya dapat terinternalisasi sepenuhnya dalam diri. Selain di dalam kelas, proses belajar mengajara juga dilakukan bervariasi di laboratorium atau di alam bebas. Hal ini dimaksudkan untuk merangsang kemampuabn afektif dan psikomotorik siswa.

2.1.3 Sistem Penilaian/Asesmen Penilaian yang dipakai bervariasi seperti paper test atau dengan kertas dan pensil, laboratory work, essay writing, teacher interviews, dan menggunakan authentic assessment seperti penilaian atau pengamatan terhadap performance siswa. China tidak terlalu menekankan kepada hapalan dan orientasi untuk lulus ujian (kognitif) karena dianggap dapat membunuh karakter anak, misalnya PR yang terlalu banyak, pelajaran yang terlalu berat, orientasi hapalan dan drilling, yang kesemuanya dapat membebani siswa baik secara fisik, mental maupun kejiwaan. Sistem sekolah di Cina mewajibkan setiap muridnya untuk berlatih olahraga selama paling tidak satu jam sebelum pelajaran dimulai. Kegiatan lain seperti memasak juga menjadi salah satu bagian penting yang harus dialamai oleh siswa disamping menekuni bidang seni budaya. Sistem penilaian di Cina juga berkaitan dengan sistem ujian. Sekolah Dasar dan Menengah melaksanakan empat macam ujian, yaitu : ujian semester, ujian tahunan, ujian akhir sekolah, dan ujian masuk SMP/ SMA. Ujian masuk SMP terbatas pada mata pelajaran Bahasa Cina dan Matematika, sedangkan ujian masuk SMA pelaksanaannya digabungkan dengan ujian

13

akhir SMP. Untuk masuk Perguruan Tinggi, dilakukakn Ujian Seleksi Nasional dengan pemisahan antara pilihan ilmu science dan ilmu sosial.

2.1.4 Perbandingan Kurikulum Pendidikan Indonesia Dengan China Tabel 3. Perbandingan Kurikulum Pendidikan Indonesia Dengan China Variable Pra Pendidikan Tinggi Jenjang Pendidikan China Indonesia SD, SMP,

Pra sekolah, sekolah dasar, TK, level junior,

level SMA/SMK 12 tahun (6-3-3) 32 jam 3 jam sains terpadu

senior/sekolah kejuruan Waktu tempuh Jenjang 12 tahun (6-3-3) Jumlah jam semua mata 31 jam pelajaran perminggu Jumlah jam sains Kelas 1 : 2 jam perminggu (untuk level Kelas 2: 4 jam junior) Kelas 3: 6 jam

Selain hal di atas, perbedaan sistem pendidikan China dan Indonesia dapat dilihat dari sistem kredit semester yang digunakan. Pendidikan di china menggunakan sistem kredit dan dapat melanjutkan ke jenjang selanjutnya apabila telah memenuhi angka kredit sedangkan di Indonesia, hal tersebut dilaksanakan pada jenjang perguruan tinggi Tingkatan Pendidikan di China terdapat Pendidikan khusus. Sedangkan di Indonesia tidak ada tingkatan pendidikan khusus. Perbedaan yang lain terletak pada pemahaman mata pelajaran dan praktiknya, China lebih menekankan14

praktiknya. Sedangkan kita ketahui bersama bahwa pendidikan di Indonesia lebih menekankan konsep. Di China terdapat beberapa lembaga atau sistem penjamin mutu program Cina, lembaga tersebut termasuk lembaga-lembaga besar.

2. 2 Pendidikan Sains di Korea Selatan 2.2.1 Kurikulum 2.2.1.1 Jenjang Pendidikan Secara umum sistem pendidikan di korea Selatan terdiri dari empat jenjang pendidikan formal yaitu : Sekolah dasar, Sekolah Menengah Tingkat Pertama, SLTA dan pendidikan tinggi. Keempat jenjang pendidikan ini adalah: grade 1-6 (SD), grade 7-9 (SLTP), 10-12 (SLTA), dan grade 13-16 (pendidikan tinggi/program S1), serta program pasca sarjana (S2/S3). Visualisasi grade pendidikan yang dimaksud adalah: Sekolah dasar merupakan pendidikan wajib selama 6 tahun bagi anak usia 6 dan 11 tahun. SMP merupakan kelanjutan SD bagi anak usia 12-14 tahun, selama 3 tahun pendidikan. Kemudian melanjutkan ke SLTA pada grade 10-11 dan 12, dengan dua pilihan yaitu: umum dan sekolah kejuruan. Sekolah kejuruan meliputi pertanian, perdagangan, perikanan dan teknik. Selain itu ada sekolah komperhensif yang merupakan gabungan antara sekolah umum dan sekolah kejuruan, yang merupakan bekal untuk melanjutkan ke akademik (Junior college) yang setara dengan D3 atau universitas (senior college) setara dengan S1. Pendidikan tinggi/akademik (Junior college) 3 tahun atau universitas program S1 (senior college) 4-6 tahun, pada grade 13-16, dan selanjutnya ke program pasca sarjana (graduate school) gelar master 2 tahun, dan program doctor 3 tahun.

15

Tahun akademik, yang terdiri dari dua semester, dimulai bulan Maret dan berakhir pada bulan Februari. Jumlah minimum dari hari sekolah untuk menyelesaikan satu tahun akademik ditetapkan oleh Undang-Undang Pendidikan. Untuk sekolah dasar dan menengah, lebih dari 220 hari sekolah diperlukan. Untuk lembaga pendidikan tinggi, 32 minggu kehadiran sekolah diperlukan. Sekolah di sesi dari Senin hingga Sabtu (setengah hari sekolah pada hari Sabtu) di sekolah dasar dan menengah. Korea relatif homogen dalam hal etnis penduduknya, dan bahasa pengantar adalah selalu Korea. 2.2.1.2 Struktur Program Sistem Kredit untuk Program Penjatahan Ilmu. Ilmu dan penelitian sosial diintegrasikan ke dalam program yang disebut Intellegen Life (2 jam seminggu) untuk kelas 1 ~ 2. Ilmu Alam untuk kelas 3 ~ 6. Sains diajarkan di tingkat SMP. Sains Umum serta kimia, fisika, biologi, dan ilmu bumi diajarkan di sekolah-sekolah tinggi. Setiap Sekolah untuk program Science di Tingkat jatah Kredit dirangkum dalam tabel 4. Tabel 4. Struktur Program Sains Tingkat Sekolah Sekolah Dasar Sekolah Menengah Grade Level 3 4 5 6 7 8 9 Matapelajaran Jam/minggu 3 3 3 3 3 4 4 Keterangan

Sains

Wajib

Sains

Wajib

Pertama Untuk sekolah menengah atas, sistem pembelajaran menggunakan sistem kredit, yang terdiri dari 180 kredit untuk 6 semester. Mata pelajaran sains minimal 10 sks dan maksimal 15 sks. 1 sks=50 menit. Tabel 5. Struktur Kurikulum Pendidikan Menengah Atas Science Sekolah 10 Sains Umum program(sks) 6

non-science college-bound student (sks)

6

16

Fisika I Kimia I Biologi I Ilmu Bumi I Menengah Atas 11 12 Fisika II Kimia II Biologi II

6 6 6 6 6 6 6

4 4 4 4 4 4 4 4

Ilmu II

6

Satu jam pertemuan adalah 40 menit di sekolah dasar, 45 menit di tingkat SMP dengan waktu belajar sebanyak 34 minggu, dan satu kelas 50 menit di sekolah tinggi dengan waktu belajar 36 minggu. Salah satu kredit terdiri dari satu kelas 40 menit (per minggu untuk satu semester) di sekolah dasar, satu kelas 45 menit di sekolah SMP dengan waktu belajar sebanyak 34 minggu, dan satu kelas 50 menit di sekolah tinggi dengan waktu belajar 36 minggu.1. Kurikulum Sekolah Dasar

Sains di tingkat sekolah dasar diajarkan sebagai disiplin terintegrasi yang disebut Ilmu Alam. Dalam kegiatan Ilmu Alam, sikap ilmiah, berpikir kreatif, dan pengambilan keputusan ditekankan. Tujuan dari mata pelajaran ini dengan rincian sebagai berikut: a. Untuk memperoleh metode yang belum sempurna atas ilmu pengetahuan alam dan cara memanfaatkan ilmu tersebut untuk memecahkan masalah, b. Untuk memahami fakta dan konsep-konsep tentang fenomena alam dan menerapkannya pada kehidupan sehari-hari, c. Untuk membangun minat dan keingintahuan dalam fenomena alam dan pertanyaan ilmiah dan untuk mengembangkan sikap ilmiah, dan

17

d. Untuk kita.

memahami

ilmu

pengetahuan

yang

mempengaruhi

perkembangan teknologi dan sangat berhubungan dengan kehidupan Isinya meliputi tidak hanya pengetahuan seperti materi, gerak dan energi, kehidupan, dan bumi, tetapi juga kegiatan penyelidikan seperti observasi, klasifikasi, mengukur, berkomunikasi, meramalkan, menggunakan model, menginterpretasikan data, eksperimentasi, dan sebagainya.2. Kurikulum Sekolah Menengah Pertama (SMP)

Ilmu pendidikan pada tingkat SMP bertujuan pada pengayaan dan kemajuan pengetahuan ilmiah yang diperoleh di tingkat sekolah dasar dan menyediakan dasar untuk pendidikan sains sekolah tinggi. Matapelajaran pada tingkat ini disebut "Sains". Matapelajaran ini dirancang untuk membantu siswa memiliki sikap ilmiah, ide-ide, dan kemampuan untuk membuat keputusan yang wajar melalui pengembangan keterampilan proses penyelidikan dan pemahaman pengetahuan ilmiah. Tujuan dari matapelajaran " Sains" dengan rincian sebagai berikut: a. untuk memperoleh proses penyelidikan ilmiah dan menerapkannya untuk memecahkan masalah dalam kehidupan sehari-hari, b. untuk memahami ilmu pengetahuan dasar dan menerapkannya pada fenomena alam menjelaskan, c. untuk membangun kepentingan dalam ilmu dan belajar ilmu pengetahuan dan mengembangkan sikap untuk bertanya terus menerus, dan d. untuk mengetahui pengaruh ilmu pengetahuan terhadap perkembangan teknologi dan kemajuan masyarakat. Isi dari "Sains" yang dibagi menjadi dua daerah: a. pengetahuan luas yang meliputi gerak dan energi, materi, kehidupan, dan bumi, dan b. daerah penyelidikan yang meliputi pengamatan, pengukuran, klasifikasi, eksperimen, menafsirkan data, investigasi, dan diskusi.

18

Meskipun konsep-konsep dalam kimia, fisika, biologi, dan ilmu bumi diajarkan sebagai ilmu gabungan pada tingkat ini, unit dari matapelajaran ini jelas dibagi ke dalam empat disiplin.

5. Kurikulum Sekolah Menengah Atas (SMA) Ada sembilan matapelajaran dalam kurikulum SMA: Sains Umum, Kimia I, Fisika I, Biologi saya, Ilmu Bumi I, Kimia II, Fisika II, Biologi II, dan Ilmu Bumi II. "Sains Umum" adalah program wajib untuk semua siswa SMA. Matapelajaran terpadu ini dirancang untuk membantu siswa mengembangkan keterampilan proses penyelidikan diperlukan untuk memecahkan masalah sehari-hari dan memahami konsep dasar ilmu pengetahuan melalui kegiatan penyelidikan. Tujuan dari kegiatan "Sains Umum" dapat diringkas sebagai berikut: 1) untuk memahami fenomena alam dan ilmiah memecahkan masalah dalam situasi sehari-hari dengan mempraktekkan metode penyelidikan ilmiah; 2) untuk memahami ilmu pengetahuan dasar melalui kegiatan penyelidikan dan menerapkannya untuk memecahkan masalah kreatif, 3) untuk membangun kepentingan dalam fenomena alam dan ilmu pengetahuan belajar dan mengembangkan sikap untuk bertanya terus menerus, dan 4) untuk mengetahui pengaruh ilmu pengetahuan terhadap perkembangan teknologi dan kemajuan masyarakat. Isi dari "Sains Umum" terdiri dari dua domain: 1) domain tentang masalah, kekuatan, energi, kehidupan, bumi, dan lingkungan hidup; dan 2) domain penyelidikan seperti klasifikasi, mengukur, memperkirakan, percobaan, penyelidikan dan diskusi , dan menafsirkan data. 2.2.2 Proses Pembelajaran Proses pembelajaran sains terintegrasi di korea selatan menggunakan pendekatan keterampilan proses melalui metode inquiry dan discovery. Siswa sekolah dasar sudah dikenalkan dengan konsep-konsep dasar sains

19

dan pengalaman inquiri. Siswa pada level junior membiasakan siswa untuk berpikir ilmiah dan siswa pada level senior mengembangkan pemahaman siswa terhadap pengetahuan ilmiah. 2.2.3 Sistem Penilaian Penilaian yang dipakai selain menggunakan kertas dan pensil, juga menggunakan asesmen alternatif sebagaimana negara-negara lain. Bentuk penilaian ini antara lain dengan performance assessment, portofolio assessment dan sejenisnya yang didasarkan pada kegiatan atau karya peserta yang dapat dikur dan diamati. 2.2.4 Perbandingan Pendidikan Sains Indonesia Dan Korea Selatan Tabel 6. Perbandingan Pendidikan Sains Indonesia Dan Korea Selatan Variable Pra Pendidikan Tinggi Jenjang Pendidikan Korea Selatan Pra sekolah, SD, Indonesia SMP, TK, SD, SMP,

SMA/SMK Waktu tempuh Jenjang 12 tahun (6-3-3) Jumlah jam semua mata 34 jam pelajaran perminggu Beban belajar 6 sks

SMA/SMK 12 tahun (6-3-3) 34 jam 12 jam/minggu

2.3. Pendidikan Sains di Jerman 2.3.1 Kurikulum 2.3.1.1 Jenjang Pendidikan Negara Jerman dikenal dengan negara yang memiliki pendidikan yang maju. Dengan sejarah kelam yang bertumpu pada pengalaman kekalahan dalam dua perang dunia dan hancurnya negara Jerman, masyarakat Jerman mulai membangun sistem pendidikan yang terbebas dari potensi membuat kesalahan serupa, yaitu dengan memisahkan kekuasaan, termasuk dalam bidang pendidikan, agar tidak tertumpu pada satu lembaga atau satu orang saja. Negara Jerman merupakan negara yang memberlakukan wajib belajar selama 12-13 tahun yaitu mulai dari usia 6 tahun sampai 18/19 tahun. Wajib20

belajar dimulai pada 1 Agustus untuk semua anak telah mencapai usia enam tahun batas akhir kualifikasi tanggal. Setelah resolusi Konferensi Tetap dari Menteri Pendidikan dan Urusan Kebudayaan Oktober 1997 berjudul Rekomendasi Sekolah Dimulai (Empfehlungen zum Schulanfang), Lnder dapat mengatur tanggal kualifikasi antara 30 Juni dan 30 September (INCA, 2012). Adapun sistem pendidikan di Jerman secara formal meliputi pendidikan dasar (primary education), pendidikan menengah (lower secondary education) dan pendidikan tinggi (gambar 1). Meskipun dimulai dari usia enam tahun, sebagian anak-anak Jerman ada yang mengikuti pendidikan pra-sekolah secara sukarela pada usia 3-5 tahun.

Sumber : Eurybase (2010) 1. Pre compulsory (Kindergarten atau Vorklassen/Vorschulklassen) Kindergarten (Taman Kanak-Kanak) dimulai dari umur 3-6 Tahun. Pendidikan ini dinamakan "Vorschulische Einrichtungen", yang berarti "Persiapan sebelum Pendidikan". Konsep taman kanak-kanak di Jerman banyak ditiru oleh negara lain. Oleh sebab itu, tingkatan sekolah ini di beberapa negara tetap mengadopsi nama Jermannya Kindergarten.

21

Penyelenggara taman kanak-kanak paling banyak adalah gereja-gereja, organisasi sosial dan komune, kadang-kadang juga perusahaan dan perkumpulan. Persentase anak yang mengikuti pendidikan ini sampai dengan tahun 2002 yaitu dalam tabel berikut (INCA, 2010). Tabel 7. Persentase anak yang mengikuti pendidikan Usia 3 tahun 4 tahun 5 tahun Persentase 58,6 85,8 92,5

2. Pendidikan Dasar (Primary Education) Grundschule Sekolah dasar atau Grundschule wajib dilalui oleh semua anak, lamanya berkisar antara 4 hingga 6 tahun. Pelajaran yang diberikan adalah agama, bahasa Jerman, menyanyi, sachunterricht, geografi, aritmatika, pendidikan fisik, seni kreativitas dan sains, kemudian bagi perempuan diberikan pelajaran menjahit. Setelah lulus dari Grundschule, seseorang mempunyai empat pilihan untuk melanjutkan sekolah, yaitu Hauptschule, Realschule, Gesamtschule dan Gymnasium. 3. Pendidikan Menengah (Secondary Education) Sekolah menengah di Jerman, dapat dibedakan menjadi empat jenis yaitu Hauptschule, Realschule, Gesamtschule dan Gymnasium. a. Hauptschule Hauptschule merupakan sekolah menengah yang memberikan pengajaran yang diarahkan pada persiapan memasuki dunia kerja setelah tamat belajar. Berdasarkan Organisation of the education system in Germany 2009-2010, para peserta didik Hauptschule menerima pelajaran agama, bahasa Jerman, bahasa Inggris, sejarah, geografi, biologi, fisika, kimia, aritmatika, geometri, menggambar dan kerajinan, menjahit bagi wanita, pengetahuan domestik, musik, dan pendidikan jasmani dan Arbeitslehre yaitu pra-kejuruan studi. Kemudian Berufsschulen (sekolah kejuruan paroh waktu) wajib dilaksanakan juga oleh pelajar Hauptschule22

yang dilaksanakan secara part time dengan waktu sehari dalam seminggu. Berufsschulen wajib dilakukan agar mendapatkan sertifikat sebagai akses menuju FH (perguruan tinggi). b. Realschule Realschule mengalami perluasan sejak tahun 1960 untuk memenuhi kebutuhan komersial dan industrial bagi pekerja terampil, dan untuk memenuhi kebutuhan penduduk akan pendidikan yang lebih baik. Dalam buku Organisation of the education system in Germany 2009-2010 mata pelajaran yang diajarkan di Realschulen termasuk bahasa Jerman, bahasa asing (biasanya bahasa Inggris),matematika, fisika, kimia, biologi, geografi, sejarah, politik, musik, seni, olahraga dan pendidikan agama. Realschule ada di tengah-tengah Gymnasium dan Hauptschule. Siswa dari Realschule yang dianggap bagus bisa meneruskan ke Gymnasium untuk mendapatkan Arbitur, atau bisa juga langsung memasuki dunia kerja. Sertifikat tanda lulus yang diberikan sama dengan yang diberikan pada pelajar yang menyelesaikan Gymnasium setelah tingkat sepuluh. c. Gymnasium Gymnasium bertujuan untuk mempersiapkan siswa-siswa melanjutkan pendidikan hingga jenjang perguruan tinggi. Jenjang ini ditempuh mulai dari kelas 7-13. Gymnasium dibagi menjadi Gymnasium awal dan Gymnasium akhir. Pada gymnasium awal dibagi menjadi dua bentuk yaitu : 1) Gymnasium sains, memberikan pelajaran bahasa klasik tradisional, bahasa modern, matematika 2) Gymnasium eksperimental memberikan mata pelajara komersial, pedagogik, teknik, kewanitaan, seni, ekonomi, dan kajian sosial. Kemudian pada gymnasium tingkat akhir diberikan spesialisasi bagi para siswa dan setelah menyelesaikan ujian pada grade 13, siswa disebut sebagai Arbitur dan berhak melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi. d. Gesamtschule Gesamtschule merupakan sekolah yang menekankan program secara komprehensif bagi semua anak dalam suatu bidang, dan anak-anak akan

23

memperoleh sertifikat yang berbeda sesuai dengan bidang yang dipilih. Akan tetapi karena program sekolah ini banyak kontroversi, maka tidak semua daerah yang membuka sekolah ini. 4. Pendidikan Tinggi Di Jerman dikenal ada dua (2) jenis pendidikan tinggi utama: yaitu Fachhochschule dan Universitt. Fachhochschule yang sering disebut juga FH ini mirip semacam politeknik di Indonesia, yaitu lembaga pendidikan yang menekankan pada bidang aplikasi. Bidang teori lebih sedikit dibandingkan dengan praktek atau applikasinya. Studi di Fachhochschule tak dapat mencapai gelar doktor dan pendidikan di sini ditujukan bagi mereka yang ingin terjun ke industri langsung. Jenis pendidikan tinggi lainnya adalah Musikhochschule (untuk bidang musik), Pedagogische Hochschule (untuk bidang pendidikan, mirip IKIP dahulu) dan Kunsthochschule (untuk bidang seni). 2.3.1.2 Struktur Program Kurikulum di negara Jerman dirumuskan oleh Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan sesuai Negara bagian masing-masing di bawah Lander (pemerintah daerah). Tabel 8. Struktur program kurikulum Grade Pendidikan Dasar (610/12) Subjek Sachunterricht (subyek interdisipliner yang berupa pengenalan ilmu sains (biologi, kimia, fisika). Haupschule (usia 10/12 15/16 tahun) Reaslschule (usia 10/1215/16 tahun) Gymnasium (usia 10/12 Natural science (biologi, kimia, fisika) Natural science (biologi, kimia, fisika) Natural science (biologi, 2 3 jam 2 3 jam 2 3 jam Alokasi Waktu/minggu 2 jam

24

15/16) Gesamtschule (usia 10/12 15/16)

kimia, fisika) Natural science (biologi, kimia, fisika)

2 3 jam

Sebagaimana dengan negara asing lainnya, pelajaran berlangsung dari hari Senin sampai dengan Jumat selama sekitar 28 30 jam per minggu. Berikut contoh jadwal pelajaran (Wikipedia, 2012)Sample grade 10 Gymnasium timetable Tuesday Wednesday Thursday Physics Biology Physics English Chemistry Break Latin (course) German French (course) French (course) Maths Religious studies (course) Break Music Religious studies (course) Mathematics History P.E. P.E. German English Biology Latin (course) Latin (course) Latin (course) Maths German Maths

Time 07.30 08.15 am 08.20 09.05 am 09.05 09.25 am 09.25 10.10 am 10.15 11.00 am 11.00 11.15 am 11.15 12.00 ampm 12.05 12.50 pm

Monday English History

Friday French (course) Chemistry

2.3.2 Proses Pembelajaran Proses pembelajaran sains dilakukan dengan menggunakan pendekatan pembelajaran mandiri dan pembelajaran yang berpusat pada siswa. Proses pembelajaran sains juga ditentukan oleh pendekatan holistik. Penekanan utama dalam pembelajaran adalah pekerjaan proyek yang mengkomunikasikan subyek materi, yang relevan dengan dengan lingkungan siswa sendiri dan

25

kepentingannya. Bentuk pembelajaran harus mendorong diri siswa secara terorganisir untuk belajar, memberikan anak kebebasan untuk kreativitas, mendorong tim bekerja, memungkinkan anak untuk belajar dari kesalahan, serta untuk menyelidiki dan percobaan (Eurybase 2010: 75). 2.2.3 Penilaian Penilaian akhir tahun siswa di dasarkan pada hasil analisis terhadap kinerja siswa. Penilaian kinerja seorang siswa diberikan berdasarkan pada semua pekerjaan yang telah dilakukan pada kelas yang bersangkutan, khususnya menulis, kerja lisan dan praktis. Makalah dan latihan menulis tersebar merata selama sekolah. Persyaratan dalam pekerjaan ini diukur untuk memenuhi standar yang telah diatur dalam kurikulum. Kerja lisan mengacu pada kontribusi lisan yang dibuat oleh siswa dan dievaluasi di kelas. Praktek menjadi dasar evaluasi khususnya dalam mata pelajaran seperti olahraga, musik, dan seni dan kerajinan. Kinerja dinilai sesuai dengan sistem enam tanda yang diadopsi oleh Konferensi Tetap Para Menteri Urusan Pendidikan dan Kebudayaan Lnder ini: sangat baik = 1 baik = 2 memuaskan = 3 cukup =4 buruk = 5 sangat buruk =6 Menurut Ali, dari grade 2 (primary, umur tujuh tahun) dan seterusnya, hanya terdapat laporan setengah-tahunan meliputi komentar terhadap kemajuan dan nilai yang diperoleh dengan membandingkan kinerja mereka dengan apa ada pada selain dalam sebuah kelompok pengajaran. Terdapat satu kecenderungan ke arah pelaporan proses belajar dan kinerja, dan terhadap keikutsertaan kelas serta perilaku sosial di sekolah. Anak-anak yang nilainya dan hal lainnya tidak cukup harus (dapat memilih) untuk mengulang kembali di awal tahun baru. Tidak ada nilai ujian atau ijasah di sekolah dasar,

26

yang ada hanya sebuah laporan kinerja siswa pada akhir tahun. Ujian nasional di selenggarakan pada grade 10 dan 12. 2.2.4 Perbandingan Pendidikan di Indonesia dan Jerman Sistem pendidikan di Jerman memiliki beberapa perbedaan dengan sisitem pendidikan di Indonesia antara lain sebagai berikut: Tabel Perbandingan Pendidikan Menengah di Jerman dan Indonesia Variabel Jerman Indonesia Ada 3 yaitu : - SD / MI - SMP / MTS - SMA / MA / SMK

Pra Pendidikan Tinggi : JeJJenjang pendidikan Ada 2 yaitu : Pendiddikan dasar (Grundschule)

-

Pendidikan

lanjutan atau menengah (Gymnasium, Realschule, Hauptschule, Waktu tempuh Jumlah jam per minggu Jumlah jam sains/ minggu Penilaian Gesamtschule) 12-13 tahun 28 - 30 jam 2-3 jam Penilaian kinerja dengan menggunakan sistem enaman tanda 12 tahun (6,3,3) SMP = 32 jam SMA = 38-39 jam 12 jam Tes tertulis, observasi, tes praktik, penugasan, tes lisan, penilaian portofolio, penilaian diri, jurnal, penilaian

27

antarteman

2.4 Pendidikan Sains di Australia 2.4.1 Kurikulum 2.4.1.1 Jenjang Pendidikan Rentang persekolahan (spend of schooling) di berbagai negara bagian Australia dan wilayah terdapat persamaan dan sekaligus perbedaan, baik dari segi penamaan maupun penjejangannya. Rentang persekolahan di Australia yakni mulai dari Taman Kanak-kanak (Kindergarten) sampai ke tahun ke-12 (pendidikan menengah), dilanjutkan ke pendidikan tinggi. Nama-nama jenjang persekolahan di Australia adalah Taman Kanak-kanak (Kindergarten) atau Prasekolah, Sekolah Dasar (Primary School), dan Sekolah Menengah (Junior Secondary School dan Senior High School). Pada jenjang pendidikan Senior High School, setiap siswa berkewajiban memilih program pendidikan kejuruan atau pendidikan umum. Di Australia pendidikan kejuruan diarahkan untuk pasar kerja. Setiap negara memiliki kejuruan Pendidikan dan Pelatihan (Vocational Education and Training / VET). VET mempersiapkan siswa untuk bekerja yang tidak perlu gelar sarjana. Biasanya, VET memakan waktu 2 (dua) tahun setelah pendidikan Senior High School atau 4 (empat) tahun setelah Junior Secondary School. VET merupakan pendidikan berupa kursus keterampilan dan mendapat sertifikat. Sedangkan pendidikan umum diarahkan bagi siswa yang berminat ke bidang yang bersifat teoritis untuk melanjutkan ke perguruan tinggi. Untuk dapat memasuki universitas, seorang siswa Australia harus menempuh Year 12 yang dikenal juga sebagai Matriculation Year. Dalam tahun terakhir dari pendidikan menengah ini, para siswa digembleng dengan intensif agar dapat lulus ujian negara dengan nilai yang memuaskan. Makin tinggi nilai yang diperoleh, makin mudah siswa tersebut memilih perguruan tinggi yang ia sukai. Setiap negara bagian memiliki perbedaan lama pendidikan dasar dan menengah dari masing-masing negara bagian dan wilayah daratan, ada yang

28

pendidikan dasarnya 6 (enam) tahun dan pendidikan menengah juga 6 (enam) tahun, serta ada yang pendidikan dasarnya 7 (tujuh) tahun dan pendidikan menengahnya 5 (lima) tahun. Perbedaan lama pendidikan ini dikarenakan berdasarkan Konstitusi Australia, pendidikan adalah tanggung jawab negara bagian. Pada setiap negara bagian, seorang Menteri Pendidikan dengan sebuah departemen pendidikan melaksanakan pendidikan dasar dan menengah, dan adakalanya juga pendidikan prasekolah pada daerah itu. Sehingga masingmasing negara bagian dan wilayah daratan mempunyai otoritas sendiri-sendir dalam pelaksanaan pendidikannya. Negara bagian dan wilayah daratan New South Wales, Victoria, Tasmania dan Australian Capital Territory, jenjang pendidikan dasar 6 (enam) tahun dan dan pendidikan menengah 6 (enam) tahun, terdiri dari: Jenjang Pendidikan Pendidikan Dasar Primary School Pendidikan Menengah

Lama pendidikan 6 (enam) tahun 4 (empat) tahun 2 (dua) tahun

Junior Secondary School Senior High School

Negara bagian dan wilayah daratan Queensland, Australia Selatan, Australia Barat dan Northern Territory, jenjang pendidikan dasar 7 (tujuh) tahun dan dan pendidikan menengah 5 (lima) tahun, terdiri dari:

Jenjang Pendidikan Pendidikan Dasar Primary School Pendidikan Menengah

Lama pendidikan 7 (tujuh) tahun

Junior Secondary School Senior High School

3 (tiga) tahun 2 (dua) tahun

29

Jenjang pada pendidikan tinggi (perguruan tinggi), lama pendidikan untuk memperolah gelar sarjana masing-masing perguruan tinggi atau universitas mungkin sedikit berbeda. Berikut adalah lama pendidikan tinggi secara umum di Australia, adalah sebagai berikut : Tingkat kualifikasi Sertifikat Diploma Bachelors degree Graduate Certificate Graduate Diploma Masters degree PhD Durasi waktu 6-24 bulan 1,5 tahun-3 tahun 3-5 tahun 6 bulan 1 tahun 1-2 tahun 4-5 tahun

Pusat pengembangan kurikulum (Curriculum Development Centre) dibentuk oleh pemerintah Commonwealth untuk membantu mengkoordinasi dan menyiapkan kurikulum, terutama untuk kelas akhir sekolah kejuruan, sebagai panduan ujian eksternal dan bagi negara-negara bagian dapat mengembangkannya sesuai dengan kebutuhan negara bagian tersebut. 2.4.1.2 Struktur Program Kurikulum sains di Australia yang dijelaskan dalam Shape of the Australian Curriculum: Science (2009) diorganisasikan kedalam tiga ikatan yang saling terkait yaitu pemahaman sains (science understanding), sains sebagai keahlian untuk penyelidikan (science inquiry skill) dan sains sebagai usaha manusia (science as human endevor). Adapun rincian kurikulum untuk masing-masing tingkatan pendidikan dijabarkan dalam tabel berikut ini. Grade Sekolah dasar (usia 8 12 tahun) Fokus Kurikulum Mengenali pertanyaan-pertanyaan yang dapat diselidiki secara ilmiah30

Subjek Science

Alokasi Waktu/minggu 2 jam

Pendidikan Menengah Pertama (usia 12 - 15 tahun)

Menjelaskan fenomena meliputi sains dan aplikasinya.

Konsep sains yang 3 jam terintegrasi dengan masingmasing disiplin ilmu utama sains seperti sains biologi, sains bumi dan antarikssa, sains fisika Fisika, kimia, biologi, dan sains bumi dan lingkungan.

Pendidikan Menengah Atas (usia 15-18 tahun)

Disipilin sains

4 jam

2.4.2 Proses Pembelajaran Pengajaran yang dilakukan sangat fleksibel, baik dalam penyusunan jadwal maupun waktu dan persyaratan penyelesaian. Metode pengajaran pada prinsipnya terletak pada masing-masing guru atau sekolah, tetapi di Australia pada umumnya satu guru mengajar satu mata pelajaran dan untuk kelas yang beda umur diajar oleh lebih dari satu guru atau team teaching. Pada umumnya, pembelajaran sains dilakukan dengan pembelajaran yang berpusat pada siswa dengan menggunakan inkuiri dalam kegiatannya (ACARA, 2010 :13). 2.4.3 Penilaian Penilaiannya mengacu pada kebijakan pemerintah dan penilaian berbasis sekolah. Ada 3 jenis penilaian dan metode belajar yang dianggap paling mendukung prestasi siswa. Guru juga dapat mengembangkan penilaian mereka sendiri. Garis besar penilaian perlu dikembangkan untuk setiap unit (bab) pada tiap kelas. Garis besar ini mencakup berbagai tugas penilaian yang mencakup semua jenis penilaian dan hasil pelatihan dengan bobot tertentu. Jika unit disalurkan secara bersamaan, persyaratan penilaian masih harus dipenuhi untuk31

setiap unit. Penilaian mengacu garis besar dan pedoman program pengajaran sebagai berikut : 1. 2. Semua tugas harus mempertimbangkan materi yang ada pada kerangka kurikulum. Ada fleksibilitas dalam kerangka penilaian bagi guru untuk merancang tugas-tugas penilaian berbasis sekolah untuk memenuhi kebutuhan belajar siswa. 3. 4. 5. Materi disampaikan dalam bentuk yang sesuai misalnya tertulis, lisan, grafis, multimedia atau berbagai kombinasi. Pekerjaan siswa (tugas) dikumpulkan sebagai bukti kemampuan siswa. Bukti yang dikumpulkan untuk setiap unit harus mencakup tugas-tugas dilakukan di bawah kondisi pengujian. Berdasarkan World Data on Education UNESCO (2010), penilaian dilakukan pada level-level yang berbeda dengan tujuan yang berbeda meliputi : 1. Penilaian formative kelas dengan tujuan untuk memonitoring pembelajaran dan memberikan umpan balik, untuk guru sebagai informasi keberhasilan pengajarannya dan untuk siswa sebagai informasi keberhasilan pembelajarannya. 2. Penilaian sumatif dengan tujuan untuk laporan dua kali setahun dari sekolah untuk orang tua dan wali mengenai prestasi dan kemajuan siswa.3. Anual testing yang dilakukan pada level tahun ke 3, 5, 7 dan 9 untuk

mengetahui prestasi siswa dalam seluruh aspek literasi sains sebagai bagian dari National Assesment Program Literacy-Numeracy (NAPLAN). Kemampuan murid dalam 4 (empat) bidang diuji, yaitu membaca, menulis, pemakaian bahasa Inggris (ejaan, tata bahasa, tanda baca dan sebagainya), dan menghitung. Hasil ujian NAPLAN dikirimkan kepada sekolah dan orang tua murid. Hasilnya dapat menunjukkan murid mana yang bermasalah dalam bidang-bidang tertentu, agar murid tersebut dapat diberikan bantuan yang lebih dalam

32

pelajarannya. Hasil ujian NAPLAN juga dapat dibandingkan dengan negara bagian dan sekolah. Hal ini dapat menunjukkan sekolah mana yang mempunyai tingkat dibawah standar nasional. Sekolah-sekolah yang di bawah standar nasional akan diberikan dana tambahan agar dapat meningkatkan mutu pengajaran. Saat ini, sampai pada tahun ke 11, penilaian yang diselenggarakan di sekolah mengunakan metode-metode penilaian yang bervariasi seperti proyekproyek, tugas-tugas, penelitian dan investigasi kelompok, tes-tes di kelas, dan partisipasi siswa di kelas. Pada tahun ke 11 dan ke 12, metode penilaian yang paling umum untuk evaluasi meliputi ujian eksternal, moderated school-based assesment, non moderated school-based assesment dan external scaling tests (AEI, 2008). Menurut Dian, P., dkk (2010), sistem penilaian di Australia mengacu pada standar penilaian yang telah ditentukan. Tingkatan nilainya sebagai berikut :

Nilai A B C D E

Keterangan Excellent achievement (Sangat baik) High achievement (Baik ) Satisfactory achievement (Cukup) Limited achievement (Terbatas) Inadequate achievement (Tidak lulus)

2.4.4 Perbandingan Kurikulum Negara Australia dan Indonesia Sistem pendidikan di Jerman memiliki beberapa perbedaan dengan sisitem pendidikan di Indonesia antara lain sebagai berikut:

33

Tabel Perbandingan Pendidikan Menengah di Australia dan Indonesia Variabel Pra Pendidikan Tinggi : Jenjang Ada 2 yaitu : pendidikan-

Australia

Indonesia Ada 3 yaitu : - SD / MI - SMP / MTS - SMA / MA / SMK

Pendidikan dasar (Primary Pendidikan lanjutan atau

education)-

menengah (Secondary education) : Waktu tempuh Jumlah hari belajar/minggu Jumlah jam sains/ minggu Penilaian Junior secondary school 12 tahun (6,3,3) 6 hari (Seninsabtu) SMP = 3 jam SMA =12 jam Berupa angka dan huruf - Senior high school 12 tahun (6,4,2) atau (7,3,2) 5 (Senin jumat) Junior secondary school = 3 jam Senior high school = 4 jam Berupa huruf (A E)

2.5 Sistem Pembelajaran Sains Di Kanada 2.5.1 Kurikulum 2.5.1.1 Jenjang Pendidikan di Kanada Pendidikan di Negara Kanada umumnya sama dengan yang ada di Negara Indonesia. Pendidikan di Kanada disediakan, didanai dan diawasi oleh pemerintah federal, provinsi, dan pemerintah daerah. Negara Kanada tidak memiliki kurikulum nasional. Pendidikan berada di dalam yurisdiksi pemerintahan provinsi dan kurikulum diawasi oleh pemerintahan provinsi. Pendidikan di Kanada sudah sangat maju hal ini bisa dilihat dari reputasi kanada yang sangat kuat di bidang scientific dan penemuan teknologi. Salah satunya adalah pencetus ide untuk menghubungkan sekolah dan perpustakaan dengan internet, yaitu program SchoolNet. Selain itu, penghargaan Nobel pun

34

banyak diperoleh Kanada, seperti pada penemuan Insulin, Ribonucleic acid (RNA). Pendidikan di Kanada juga dibagi menjadi : Pendidikan Dasar (Primary School , Public School), pendidikan Menengah (High School) dan pendidikan tinggi (Universitas, College). Gelar dari universitas Kanada diakui di seluruh dunia dan sebagai hasilnya mahasiswa asing yang lulus dari universitas-universitas di Kanada bisa mendapatkan karir-karir sukses dan mapan. Sistem pendidikan di Kanada terdapat sekolah yang dibiayai pemerintah dan sekolah swasta dan juga ada yang hanya dimiliki oleh pemerintah. Untuk pendidikan umum mulai dari taman kanak-kanak hingga pra kuliah dimiliki oleh pemerintah dan swasta, sedangkan untuk perguruan tinggi hanya dimiliki oleh pemerintah. Warga negara Kanada sangat mementingkan pendidikan dan menuntut adanya sekolah-sekolah berkualitas nomor satu. Pengeluaran perkapita Kanada untuk sistem pendidikan lebih besar dibandingkan negara G-8 lainnya dan Kanada merupakan salah satu dari 3 negara tertinggi pada Organisasi Kerjasama dan Pembangunan Ekonomi (Organization of Economic and Development-OECD). Pada setiap provinsi-provinsi terdapat dewan sekolah yang mengawasi pelayanan pendidikan dan penyelenggaraan program-program pendidikan. Pendidikan wajib bagi penduduk kanada sampai usia 16 tahun di seluruh provinsi di Kanada, kecuali untuk Ontario dan New Brunswick, di mana usia wajib sampai 18 tahun. Di beberapa provinsi ada beberapa pengecualian untuk tidak wajib meneruskan pendidikan pada umur 14 tahun yang dapat diberikan dalam keadaan tertentu. Kanada mewajibkan sekolah selama 190 hari dalam setahun, secara resmi dimulai dari bulan September (setelah Hari Buruh) sampai akhir bulan Juni (biasanya hari Jumat terakhir bulan, kecuali dalam beberapa kasus di Quebec ketika itu hanya sebelum Juni 24 - provinsi hari libur ). Sistem pendidikan di Kanada menerima sekitar 150.000 siswa internasional setiap tahunnya. Dengan cakupan mulai tingkat sekolah dasar,

35

sekolah menengah dan pasca sekolah menengah, pendidikan di Kanada diatur oleh setiap pemerintah propinsi dan wilayah. Sekolah dasar: biasanya mulai kelas 1 sampai 6. Pada jenjang pendidikan dasar dan menengah, pemerintah Kanada menerapkan ketentuan bahwa semua anak usia enam tahun sudah harus masuk kelas I. Sekolah menengah pertama: biasanya mencakup kelas 6, 7 dan 8, tergantung propinsi masing-masing. Sekolah menengah atas: biasanya disebut SMA, mencakup kelas 9 sampai 12. Di Quebec, SMA mencakup kelas 7-11. Jenis-jenis SMA termasuk umum, swasta, Katolik, Kristen, sekolah perempuan, sekolah laki-laki, dan sekolah asrama. Dari situ, pelajar dapat masuk universitas, perguruan tinggi, atau belajar di CEGEP (College denseignement gnral et professionnel atau College of General and Vocational Education), yaitu Perguruan Tinggi Pendidikan Umum dan Kejuruan. CEGEP juga bisa disebut sebagai kelas persiapan sebelum masuk perguruan tinggi, dengan lama belajar dua tahun untuk pendidikan umum dan tiga tahun untuk pendidikan teknis. Pilihan paling popular di Kanada adalah college dan technical institute, karena menawarkan program satu (1) hingga tiga (3) tahun yang termasuk magang kerja. Di dalamnya juga ditawarkan program University Transfer Program (UTP), yang memberikan peluang bagi pelajar untuk mendapatkan Bachelor Degree (Sarjana Muda) di universitas. Transfer kredit nilai dari dua tahun pertama di college atau university college akan menjadi bekal bagi pelajar tersebut. University college menggabungkan tradisi universitas di Kanada dan college, di mana praktikal dan program akademik digabung dalam lingkungan kampus. Program yang ditawarkan seperti program degree, diploma, certificate, UTP, bahkan program English as Second Language (ESL). Kelebihan lainnya yaitu adanya student support services yang kental dan kelas-kelas yang relative kecil.

36

Sumber: CMEC, Education in Canada. 2005.

37

Sumber: CMEC, Education in Canada. 2005. a. Pre Elementary Meskipun ada perbedaan kebijakan antara yurisdiksi, tetapi di semua provinsi Negara Kanada menyediakan pendidikan pre Elementary Pre Elementary atau taman kanak-kanak di Kanada menyediakan satu tahun prakelas pertama. Namun pada provinsi tertentu seperti Quebec, Ontario dan Manitoba pendidikan Pre Elementary berlangsung dua tahun. Sedangkan di Saskatchewan dan Albeta pendidikan Pre Elementary berlangsung selama tiga tahun. (CMEC, 2005). b. Pendidikan dasar Pendidikan dasar di Kanada bervariasi antara lima sampai delapan tahun tergantung pada kebijakan provinsi masing-masing, namun sebagian besar provinsi menerapkan pendidikan dasar enam tahun. Pendidikan dasar lima tahun berlangsung di provinsi Saskatchewan dan new Brunswick.

38

Sedangkan pendidikan enam tahun berlangsung pada provinsi Newfoudland dan Labrador, Prince Edward Island, Nova Scotia, Quebec, Alberta, Northwest territories dan Nuvanut. Pendidikan dasar tujuh tahun berlangsung di Britis Columbia dan Yukon, sedangkan pendidikan dasar delapan tahun berlangsung di Ontario dan Manitoba. c. Pendidikan Lanjutan Setelah enam sampai delapan tahun pendidikan dasar, siswa melanjutkan ke sekunder yaitu program pendidikan untuk menyelesaikan dua belas tahun bersekolah. Berbagai besar program - kejuruan (pelatihan kerja) serta akademik ditawarkan ditingkat sekunder, biasanya dalam sekolah yang sama. Kursus kejuruan biasanya ditawarkan selama dua tahun terakhir sekolah menengah, meskipun beberapa program spesialisasi dapat diambil sebelumnya. Dua tahun pertama di sekunder tingkat biasanya menawarkan inti dari mata kuliah wajib dilengkapi dengan beberapa opsional mata pelajaran. Dalam dua tahun terakhir, ada mata kuliah wajib yang lebih sedikit sehingga siswa dapat memilih lebih kursus opsional dalam program-program khusus yang mempersiapkan mereka baik untuk memasuki pasar kerja atau untuk memenuhi persyaratan pintu masuk dari perguruan tinggi, universitas, atau lembaga pilihan mereka. Agar siswa lulus diperlukansejumlah program baik wajib dan opsional lulus dengan Sekolah Menengah Diploma. Sebagai contoh, di Ontario sejak September 1999, siswa harus menyelesaikan 30 kredit selama sekolah empat tahun sekunder.

2.5.1.2 Struktur Program Setiap tingkat dari program pendidikan di Kanada dari TK sampai Kelas 12 memiliki penekanan tertentu, yang mencerminkan berbagai pengetahuan, keterampilan dan sikap bahwa siswa berkembang selama bertahun-tahun. Semua tingkat dari program ini dikembangkan di sekitar inti umum belajar untuk memastikan bahwa siswa belajar membaca, menulis dan melakukan matematika dasar, memecahkan masalah dan menggunakan komputer berbasis teknologi.39

Pembelajaran sains di Kanada diberikan dalam bentuk integrasi (general science) sampai dengan sekolah menengah pertama. Pada sekolah menengah atas pelajaran biologi, fisika dan kimia diberikan pada kelas X, XI dan XII. Jam pelajaran untuk biologi, fisika dan kimia per minggu pada setiap provinsi hamper sama yaitu sekitar lima jam perminggu dalam satu tahun. Hal ini jauh lebih efisien waktunya daripada Indonesia.Nama Provinsi I Newfondland and Labrador Prince Edward Island Nova Scotia New BruaswickEnglish New BruaswickFrench Quebec General Ontario Manitoba Saskatchewan Alberta British Columbia Yukon Northwes Territories Nuvanus v v v v v v v v v v v v v v II v v v v v v v v v v v v v v III v v v v v v v v v v v v v v IV v v v v v v v v v v v v v v V v v v v v v v v v v v v v v Tingkat VI VII v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v v

VIII v v v v v v v v v v v v v v

IX v v v v v v v v v v v v v v

X

XI

XII

Sumber: CMEC, Education in Canada. 2005.

Dengan rincian jam pelajaran tiap minggu adalah di Kanada rata rata untuk kelas IV- IX adalah 30 jam per minggu dan untuk kelas X XII adalah 33

40

jam per minggu. System yang digunakan adalah system kredit. Untuk setiap kenaikan tingkat minimal memperoleh nilai C.

2.5.2 Proses Pembelajaran Proses pembelajaran di Kanada mengalami reformasi pada tahun 1960 dan awal 1970-an. Penekanan proses pembelajaran terletak pada konsep-konsep seperti pembelajaran yang berpusat pada siswa, team teaching, metode penemuan, pembelajaran audio-visual. Pelatihan dan pendidikan guru juga menjadi perhatian khusus. Program sekolah yang telah sebagian besar terdiri atas mata kuliah wajib dan teks yang ditetapkan oleh departemen pendidikan provinsi juga mengalami modifikasi yang cukup besar dengan program baru diperkenalkan. Secara struktural, sistem pendidikan menjadi lebih terdesentralisasi. Provinsi mengeluarkan pedoman umum, tetapi sekolah individu memiliki kontrol lebih besar atas pelaksanaan, bahan dan metode. Pembelajaran dengan metode ceramah sudah mulai ditinggalkan. Penekanan ditempatkan pada pembelajaran fakta dan lebih pada perolehan keterampilan untuk memfasilitasi belajar. Meskipun reformasi pendidikan memiliki hasil positif, terutama dalam hal memberikan kemampuan individu untuk berkompetensi dan memenuhi kebutuhan masyarakat kebutuhan masyarakat serta untuk melaksanakan kebijakan akses yang sama, sejak pertengahan 1980-an, sekolah telah menjadi target kritik dari pengusaha, universitas dan orang tua. Kritik terhadap penurunan fokus dirasakan dalam standar akademik dan kemampuan matematika. Tekanan publik telah diberikan dalam dua arah yang agak bertentangan: harapan bahwa sekolah akan menggabungkan program yang berkaitan dengan isu-isu sosial dan etis, dan pada saat yang sama, memberikan teori yang kuat sebagai dasar pembelajaran Hasilnya adalah kecenderungan mendefinisikan ulang kurikulum inti yang penting menggabungkan kursus akademis lebih wajib terutama dalam matematika, ilmu, seni bahasa dan studi sosial (biasanya sejarah dan geografi).

41

Hal ini memunculkan keterampilan di luar tradisional 'tiga Rs' (membaca, menulis dan berhitung) yaitu kurikulum yang menggabungkan teknologi komputer dan komponen seperti berpikir kritis dan kreatif, belajar mandiri dan studi lingkungan. Pembelajaran bahasa kedua juga mulai ditekankan. Pembelajaran sains terintegrasi di Kanada mengutamakan pada domain sains yang meliputi:a. b. c. d. e.

Nature of science (pengetahuan sains). Nature of technology Science knowledge (teori, model, konsep dan prinsip sains) ketrampilan proses (process approach) sikap sains

Pembelajaran sains di kanada melalui beberapa metode yaitu metode inquiry, problem solving, SETS , metode discovery. Berbeda dengan pendidikan di Amerika Serikat yang demokratis dan bebas, pendidikan di Kanada sangat disiplin. 2.5.3 Penilaian Penilaian yang digunakan ada dua macam yaitu penilaian tradisional dengan kertas dan pensil dan penilaian alternative sebagaimana Negara lain. Bentuk penilaiannya antara lain:

Authentic assessment Inquiry assessment Assessment portofolio Assessment performance

Bentuk penilaian berdasarkan pada karya peserta didik yang dapat diamati dan diukur. Nilai yang digunakan dikelompokkan menjadi:

Nilai A B 80 100 70 79

Rentang

42

C D E

60 69 50 59 0 40

2.5.4 Perbandingan Pendidikan Sains di Indonesia dan Kanada Aspek yang dibandingkan 1 Usia 2 Masa Belajar 3 Tahun Akademik Pembiayaan pendidikan

No

Indonesia 6-12 tahun 6-3-3

Kanada

4

6 12 tahun Tergantung dari provinsi masing-masing September sampai dengan Juli sampai dengan Juni juni Sekolah Negeri dibiayai oleh Sekolah negeri dibiayai pemerintah oleh pemerintah, sekolah Sekolah Swasta hanya swasta hanya mendapat mendapat subsidi subsidi Pada Umumnya pada umumnya hari senin Hari Senin Sabtu sampai jumat Pada umumnya jam belajar per hari sebanyak 6 jam 12 jam 5 jam

5 Waktu Belajar Jumlah jam sains per minggu

6

7 Evaluasi

Ujian Nasional Ujian naik kelas berdasarkan Ujian per grade nilai harian, sikap, ujian semester Soal UN pilihan ganda

2.6 Sistem Pembelajaran Sains Di Mesir 2.6.1 Kurikulum Pendidikan Mesir 2.6.1.1 Jenjang Pendidikan di Mesir Pemerintah Mesir menyatakan bahwa pengembangan secara ilmiah harus dilakukan dalam sistem pendidikan. Mesir memprogramkan wajib belajar,

43

Masyarakatnya harus pandai dalam hal baca tulis dan terdidik, harus memanfaatkan ilmu pengetahuan dan teknologi, serta menjadi masyarakat yang produktif, pendidikan juga harus fleksibel, dan relevan dengan kebutuhan masyarakat. Kementrian pendidikan menyatakan dengan lebih rinci tujuan utama pendidikan di Mesir adalah sebagai berikut: 1. Pendidikan dimaksudkan untuk menegakkan demokrasi dan persamaan kesempatan serta pembentukan individu-individu yang demokratis. 2. Pendidikan juga dimaksud sebagai pembangunan bangsa secara menyeluruh, yaitu menciptakan hubungan fungsional antara produktivitas pendidikan dan pasar kerja. 3. Pendidikan juga harus diarahkan pada penguatan rasa kepemilikan individu terhadap bangsa, dan penguatan atas budaya dan identitas Arab. 4. Pendidikan harus mampu mengiring masyarakat pada pendidikan sepanjangan hayat melalui peningkatan diri dan pendidikan diri sendiri. 5. Pendidikan harus mencakup pengembangan ilmu dan kemamuan tulis baca, berhitung, mempelajari bahasa-bahasa selain bahasa arab, cipta seni, serta pemahaman atas lingkungan. 6. Pendidikan bertujuan pula sebagai kerangka kerjasama dalam pengembangan kurikulum dan penilaian. Sistem pendidikan mesir mempunyai dua struktur parallel : struktur sekuler dan struktur keagamaan Al-Azhar. Struktur sekuler diatur oleh Kementrian Pendidikan. Struktur Al-Azhar dilaksanakan oleh kementrian Agama di negara-negara lain. Selain dari kedua struktur ini, ada pula jenis sekolah yang diikuti sejumlah kecil anak-anak. Misalnya, anak cacat masuk ke sekolah-sekolah khusus, bagi yang ingin menjadi militer masuk ke sekolah militer, dan ada pula generasi muda yang meninggalkan sekolahnya dan mendaftar pada program-program nonformal yang diselenggarakan oleh berbagai badan atau lembaga. Modernisasi pendidikan terus dilakukan oleh Mesir. Berbagai peraturan perundangan dan perundang-undangan dibuat untuk mengintegrasikan jenis

44

dan system persekolahan yang semula otonom menjadi system pendidikan nasional. Sistem Pendidikan di negara Mesir meliputi:a. Sekolah Dasar (Ibtidai). selama 6 tahun b. Sekolah Menengah Pertama (Idadi). Selama 3 tahun

c. Sekolah Menengah Atas (Tsanawiyah Ammah). Selama 3 tahund. Pendidikan Tinggi. Selama 4-6 tahun.

1. Sistem Sekolah Sekuler (Umum) Pendidikan wajib di mesir berlaku sampai Grade 9 yang ingin dikenal sebagai pendidikan dasar (IbtidaI dan Idadi) . Ada pendidikan taman kanakkanak dan play group yang mendahului pendidikan dasar, tapi jumlahnya sangat kecil dan kebanyakan berada di kota-kota. Pendidikan dasar ini dibagi menjadi dua jenjang. Jenjang pertama yang dikenal dengan Sekolah Dasar mulai dari Grade 1 sampai Grade 6 , dan jenjang kedua, yang dikenal dengan Sekolah Persiapan, mulai dari Grade 6 sampai Grade 9. Setelah mengikuti pendidikan dasar selama delapan tahun, siswa-siswa punya pilihan : memasuki sekolah menengah umum, memasuki sekolah tekhnik menengah tiga tahun, atau memasuki sekolah tekhnik lima tahun. Pada sekolah umum tahun pertama (Grade 10) adalah kelas pertama, pada Grade 11

45

siswa harus memilih siswa harus memilih antara bidang sains dan non sains (IPA vs Non IPA) untuk Grade 11 dan 12. Pendidikan tinggi di universitas institusi spesialisasi lainya menikuti pendidikan akademik umum. Pendidikan pada sebagian lembagaa pendidikan tinggi berlangsung selama dua, empat atau lima tahun tergantung pada program dan bidang yang dipilih. 2. Sistem Sekolah Al-Azhar Sistem sekolah ini hampir sama dengan sistem sekolah sekuler ada tingkatan sekolah dasar. Perbedaannya ialah bahwa pendidikan agama Islam lebih ditekankan. Tetapi, untuk mata pelajaran kurikulumnya seperti pada sistem sekolah sekuler. Grade 10 dan Grade 11 sama untuk semua siswa. Pada akhir Grade 11, siswa boleh memilih apakah ingin masuk ke sekolah umum dua tahun lagi atau masuk ke sekolah agama selama dua tahun. Pada level universitas fakultas-fakultasnya sama dengan yang ada pada pendidikan sekuler tetapi kurikulumnya lebih menekankan kepada keagamaan. Selanjutnya, seluruh pendidikan guru untuk pendidikan keagamaan hanya diselenggarakan dalam lingkungan sistem Al-Azhar. Sekolah-sekolah Al Azhar lebih sedikit siswanya dibandingkan dengan jumlah siswa sekolah sistem sekuler. 3. Pendidikan Nonformal Pendidikan Nonformal didefinisikan sebagai serangkaian kegiatan pendidikan terencana diluar sistem pendidikan ini dimaksudkan untuk melayani kebutuhan pendidikan bagi kelompok-kelompok orang tertentu apakah itu anak-anak,generasi muda, atau orang dewasa; apakah mereka lakilaki atau perempuan, petani, pedagang, atau pengrajin; apakah mereka dari keluarga orang kaya atau keluarga miskin. Di mesir, pendidikan nonformal terutama dikaitkan dengan penghapusan ilistrasi. Dengan demikian, kebanyakan program lebih dikonsentarikan pada pendidikan nonformal ada dalam aspek itu.

46

Pembelajaran di Mesir agak berbeda denga Indonesia maupun negara asing lainnya. Hari belajar di Mesir berlangsung dari hari minggu sampai dengan kamis. Rata-rata jam belajar setiap hari adalah 6 jam dimulai dari pukul 09.00 15.00. 2.6.1.2 Struktur Program Sains diberikan dalam bentuk sains terintegrasi (general science) sampai dengan sekolah menengah pertama. Pada kelas X siswa ditanyakan oleh sekolah untuk memilih mata pelajaran yang akan diambil. Ada beberapa pilihan yaitu IPA, matematika dan sastra. Jika siswa mengambil IPA maka akan mendapatkan pelajaran wajib yaitu biologi, kimia dan fisika. Selain itu, siswa diwajibkan memilih 2 mata pelajaran lainnya seperti ilmu pengetahuan ( nabati, hewani atau manusia ), geografi, filsafat, sejarah dan sebagainya. Jadi, Mata pelajaran IPA lebih banyak dari mata pelajaran lainnya. Siswa yang memilih mata pelajaran IPA, akan memasuki akademi ( kuliah ) kedokteran ( gigi, mata, dsb ), perapotekan, kedokteran hewani, nabati ( pertanian ) dsb. Siswa yang mengambil matematika akan mendapatkan pelajaran wajib yaitu kimia, matematika dan fisika. Selain itu juga dipersilahkan memilih 2 mata pelajaran lagi yaitu biologi, geografi, filsafat dan kemasyarakatan. Siswa yang mengambil sastra, akan mendapat pelajaran wajib yaitu geografi, filsafat, ilmu kemasyarakatan, sejarah dan ekonomi. Pelajaran yang dipilih oleh siswa yaitu kimia, geografi, matematika, fisika dan biologi. Setelah itu ia dapat memasuki akademi ( kuliah ) penerangan, perdagangan, ekonomi dan siasat, musik, pengajaran perolahragaan, pengajaran arab, kehakiman ( pengadilan). Jam Pelajaran di Mesir: IV Science Chemistry Physics Biology 3 V 3 VI 6 VII 6 VIII IX 6 2 2 2 X 5 5 5 XI 5 5 5

47

Standar Nasional Pendidikan Sains di Mesir: Kelas IV-XI Standar Pendidikan Content Standar A: Science as inquiry Content standar B: Physical science Content Standar C: Life science Content Standar D: Eart and science Content Standar E: Science and teknology Content Standar F: Science in Personal and Social Perspective Content Standar G: history and Nature of science

Jumlah jam per minggu di Mesir adalah 39 jam per minggu. Pembelajaran efektif di sekolah sekitar Sembilan bulan. Di tingkat sekolah menegah tiap jam pelajaran berdurasi 45 menit. 2.6.2 Proses Pembelajaran Seperti di negara lain, sains diberikan dalam bentuk sains terintegrasi (general science) sampai dengan sekolah menengah pertama. Pada sekolah menengah atas, biologi, fisika, dan kimia diberikan pada kelas X, XI, XII. Penerapan pembelajaran sains dilakukan dengan bermacam-macam metode inquiry dengan penekanan pada ketrampilan proses, metode discovery dll. 2.6.3 Penilaian Ujian naik kelas ditetapkan pada Grade 3, 5, dan 6, dan ujian negara pertama dilaksanakan pada akhir grade 9. Siswa yang lulus mendapat Sertifikasi Pendidikan Dasar, dan dengan itu dapat melanjutkan ke pendidikan yang lebih tinggi. Jumlah skor menentukan jenis sekolah yang akan dimasuki, dan itu sangat penting karena umumnya hanya siswa-siswa yang mendapat skor tinggi saja yang dapat masuk ke sekolah-sekolah menengah akademik yang diinginkan menuju universitas. Jika tidak, mereka masuk kesekolah-sekolah teknik atau institut pendidikan lain. Penilaian yang digunakan ada dua macam yaitu penilaian tradisional dengan kertas dan pensil dan penilaian alternative sebagaimana Negara lain. Bentuk penilaiannya antara lain:

48

Authentic assessment Inquiry assessment Assessment portofolio Assessment performance

Bentuk penilaian berdasarkan pada karya peserta didik yang dapat diamati dan diukur. 2.6.4 Perbandingan Pendidikan Sains di Indonesia dan Mesir No Aspek yang dibandingkan 1 Usia 2 Masa Belajar 3 Tahun Akademik 4 Pembiayaan pendidikan Indonesia 6-12 tahun 6 tahun (kelas 1-6) Juli sampai dengan Juni Sekolah Negeri dibiayai oleh pemerintah Sekolah Swasta hanya mendapat subsidi Pada Umumnya Hari Senin Sabtu Pada umumnya jam belajar per hari sebanyak 6 jam 12 jam Mesir 6-11 tahun 5 tahun (grade 1-5) September sampai Agustus Sekolah Azhar dibiayai oleh pemerintah Sekolah Swasta hanya mendapat subsidi Pada Umumnya Hari Ahad Kamis Hari jumat, sabtu libur Pada umumnya jam belajar per hari sebanyak 6 jam 5 jam

5 Waktu Belajar

6

Jumlah jam sains per minggu

7 Evaluasi

Ujian per Grade Ujian Nasional Ujian kenaikan dari grade 1 Ujian naik kelas sampai grade 3 ditentukan berdasarkan nilai harian, oleh sekolah sikap, ujian semester Mulai dari grade 4, soal ujian dari pusat Soal UN pilihan ganda Soal UN Essay Jika siswa tidak lulus pada Ujian mereka harus mengulang pelajaran pada grade yang mereka belum lulus.

Jika siswa tidak lulus ujian nasional tahap 1, siswa harus mengikuti UN tahap 8 Konsekuensi UN 2. Jika siswa tidak lulus pada tahap 2, mereka harus mengikuti program kejar paket A.

49

BAB III PENUTUP 3.1 Kesimpulan1.

Sistem pendidikan di China hampir mirip dengan Indonesia, jenjang persekolahan teridir dari Basic Education meliputi Taman Kanak-kanak (TK), Sekolah dasar (SD), dan Sekolah Menengah (SMP dan SMA). Lama pendidikannya yaitu : prasekolah usia 3 tahun ke atas, Sekolah

50

Dasar selama 5-6 tahun dengan usia masuk SD 6 tahun. Sekolah Menengah Tingkat Pertama (SMP) selama 3 tahun dan Tingkat Atas (SMA) pun 3 tahun. Sains diberikan secara terpisah yaitu biologi, kimia dan fisika. Dimana masing-masing pelajaran tersebut tidak diberikan secara bersamaan dalam satu jenjang kelas kecuali pada jenjang kelas 3 senior level.2. Secara umum sistem pendidikan di korea Selatan terdiri dari empat

jenjang pendidikan formal yaitu : Sekolah dasar, Sekolah Menengah Tingkat Pertama, SLTA dan pendidikan tinggi. Keempat jenjang pendidikan ini adalah: grade 1-6 (SD), grade 7-9 (SLTP), 10-12 (SLTA), dan grade 13-16 (pendidikan tinggi/program S1), serta program pasca sarjana (S2/S3).3.

Sistem pembelajaran di Korea menggunakan sistem kredit. Sistem Kredit untuk Program Penjatahan Ilmu. Ilmu dan penelitian sosial diintegrasikan ke dalam program yang disebut Wise Life (6 jam seminggu) untuk kelas 1 ~ 2. Ilmu Alam untuk kelas 3 ~ 6. Sains diajarkan di tingkat SMP. Sains Umum serta kimia, fisika, biologi, dan ilmu bumi diajarkan di sekolah-sekolah tinggi.

4. Sistem pendidikan wajib di Jerman secara umum ditempuh dalam waktu

12-13 tahun. Sains diberikan secara terpadu pada jenjang pendidikan dasar dan diberikan secara terpisah sesuai dengan disiplin ilmunya pada jenjang pendidikan menengah. Sistem penilaian sains di Jerman lebih menekankan pada penilaian kinerja. 5. Sistem pendidikan wajib di Australia secara umum ditempuh dalam waktu 12 tahun dengan penjabaran sekolah dasar 6/7 tahun, sekolah menengah pertama 4/3 tahun dan sekolah menengah atas 2 tahun. Sains diberikan secara terpadu pada jenjang pendidikan dasar dan menengah pertama, sedangkan pada jenjang menengah atas diberikan secara terpisah. Sistem penilaian dilakukan sesuai dengan tujuannya yaitu secara formatif, sumatif dan juga ujian NAPLAN.

51

6. System pendidikan di berbagai Negara memiliki kekhususan tersendiri

walaupun ada kesamaan dalam berbagai hal. Di Kanada dan Mesir usia wajib masuk pendidikan dasar adalah enam tahun dan lama pendidikan pra universitas 12 tahun, meski demikian baik di Negara Kanada maupun Mesir mempunyai jenjang yang berbeda-beda. 7. Pendidikan sains di Kanada dan Mesir telah melaksanakan kecenderungan baru yang saat ini di kembangkan di dunia pendidikan seperti pendidikan individual yang menekankan ketrampilan proses dan modernisasi sains untuk menyambut abad sains teknologi dan informasi.8. Pendidikan sains di China, Korea Selatan, Jerman, Australia, Kanada dan

Mesir relative lebih efisien dalam jumlah belajar dibandingkan di Indonesia. 3.2 Saran Atas dasar telaah, kajian dan simpulan diatas, kami merekomendasikan: 1. untuk memberikan peluang masa depan pada peserta didik, kiranya sistem kurikulum lebih fleksibel dan daerah pun agar memasukkan kurikulum lokal yang bersifat kreatifitas sesuai dengan kondisi masing-masing.

DAFTAR PUSTAKA

52

Anonim. (2011). China. Diakses pada tanggal 3 http://artofteachingscience.org/countries/china.html

Mei

2012

dari

---------------------(2011). China. Diakses pada tanggal 3 Mei 2012 dari http://artofteachingscience.org/countries/china//IIkorea ---------------------(2011). World data on education. VII Ed. Diakses pada tanggal 3 Mei 2012 dari ibe.unesco.org/curriculum/China. _______(2011). Komparasi Pendidikan SD di Indonesia dan Mesir. Diakses pada tanggal 5 Mei 2012dari http://edukasi.kompasiana.com /2011 /01/11 /komparasi-pendidikan-sd-di-indonesia-dan-mesir/ Atlantic Canada Science Curriculum. (2006). Curriculum Cemistry. Canada: Prince Edward Island. Cecep, WH., dkk. (2009). Studi pendidikan mancanegara Jerman dan Indonesia. Diakses pada tanggal 30 April 2012 dari http://file.upi.edu/Direktori/FPBS/JUR._PEND._BAHASA_JERMAN/1959 06231987031-SETIAWAN/Studi_Pend_Mancanegara_Ind-Jerman.pdf Commonwealth of Australia. (2009). Shape of the Australian Curriculum: Science. Diakses pada tanggal 4 Mei 2012 dari http://www.acara.edu.au/verve/_resources/Australian_Curriculum__Science.pdf Council of Minister of Education. (2010). PCAP-2010 Report on the Pan Canadian Assesment of Mathematics Science and Reading. Canada: Curriculum development division. Dharwanto (2011). Perbandingan Pendidikan Mesir dan Indonesia. Diakses pada tanggal 5 Mei 2012 dari http://dharwanto.blogspot.com /2011/12/ perbandingan-pendidikan-di-mesir-dan-di.html. Dian, P., dkk. (2010). Makalah telaah kurikulum : kurikulum kimia di Australia. Yogyakarta : Universitas Negeri Yogyakarta. Eurybase. (2010). Organisation of the education system in Germany. Diakses pada tanggal 30 April 2012 dari http://eacea.ec.europa.eu/education /eurydice/documents/eurybase/eurybase_full_reports/DE_EN.pdf53

INCA Education around the world. (2011). Australia : Education Structure (ages 3-19). Diakses pada tanggal 30 April 2012 dari http://www.inca.org.uk/165.html#3.2.1. ------------------. (2011). Australia : Curricula (age 3-19). Diakses pada tangal 30 April 2012 dari http://www.inca.org.uk/australia-curricula-mainstream.html. ------------------. (2008). Germany : Education Structure (ages 3-19). Diakses pada tanggal 30 April 2012 dari http://www.inca.org.uk/germany-educationmainstream.html. ------------------. (2010). Germany : Curricula (age 3-19). Diakses pada tanggal 30 April 2012 dari http://www.inca.org.uk/1433.html. Mira Park, Do-Yong Park, & Robert E. Lee. (2010). A Comparative Analysis of Earth Science Curriculum Using Inquiry Methodology between Korean and the U.S. Textbooks. Eurasia Journal of Mathematics, Science & Technology Education, 2009, 5(4), 395-411. R.A. Muskita, H. (2012). Fadillah dari sistem pendidikan Australia untuk Indonesia. Diakses pada tanggal 4 Mei 2012 dari http://sumsel.kemenag.go.id/file/dokumen/sistempendidikanaustraliauntukin donesia.pdf National Center for Educational Research and Development (NCERD). (2010). Educational development. Cairo-Egipt. Risyana. (2010). Studi-komparatif-pendidikan-di-korea-selatan-dan-di-indonesia. Diakses pada tanggal 3 Mei 2012 dari http://blog.unsri.ac.id/. Robi. (2011). Perbedaan-kurikulum-cina-dan-indonesia. Diakses pada tanggal 3 Mei 2012 dari http://engineer-robi.blogspot.com Syasya. (2011). Sistem pendidikan korea selatan. Diakses pada tanggal 3 Mei 2012 dari http://edukasi.kompasiana.com/2011/07/12/sistem-pendidikan-dikorea-selatan/. UNESCO. (2010). World data on education. Diakses pada tanggal 4 Mei 2012 dari http://www.ibe.unesco.org/fileadmin/user_upload/ Publications/ WDE/2010/pdf-versions/Australia.pdf.

54

---------------------(2011). World data on education. VII Ed. Diakses pada tanggal 3 Mei 2012 dari http://www.ibe.unesco.org/curriculum/IIkorea. ___________(2011). Wordl data on education VII. Diakses pada tanggal 3 Mei 2012 dari http://www.ibe.unesco.org /international/ice/natrap /Egypt.pdf ___________(2011). Wordl data on education VII. Diakses pada tanggal 3 Mei 2012 dari http://www.ibe.unesco.org/international/ice/natrap/Canada.pdf WDE. (2007). Germany. Diakses pada tanggal 4 Mei 2012 dari http://www.ddpext.worldbank.org/EdStats/DEUwde07.pdf.

55