Edisi Perdana Kelompok Jurnalistik - Prodi Pendidikan...
Transcript of Edisi Perdana Kelompok Jurnalistik - Prodi Pendidikan...
Buletin endisGKelompok Jurnalistik - Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
RefleksiTahun Baru
Oleh Muzayyanatun Nisa’
Apa yang kalian pikirkan mengenai tahun baru? Pasti yang dipikirkan tidak akan
jauh-jauh dari meniup terompet, perayaan tahun baru di alun-alun kota , dan yang
tidak terlewatkan liburan bersama keluarga. Selain itu , apa yang ingin anda
lakukan untuk mengisi lembaran-lembaran cerita dan keg ia tan anda di tahun
baru?
Edisi Perdana
entunya setiap tahun baru, selalu ada
semangat baru, agenda baru, dan
tentunya ada banyak hal-hal yang bisa
kita lakukan untuk mengisi kisah indah kita di
tahun 2018 ini. Resolusi! Ya, resolusi atau hal
apa yang ingin kita capai di tahun yang baru ini,
pastinya banyak hal kita inginkan dan imgim
diwujudkan di tahun baru ini.
Tahun baru adalah hari peringatan yang
biasa dilakukan masyarakat untuk memperingati
datangnya tahun baru. Mereka telah melewati
masa satu tahun dan akan memulai tahun yang
baru. Tahun baru di Indonesia diperingati setiap
tanggal 1 Januari karena Indonesia
menggunakan kalender Gregorian. Perayaan
tahun baru Masehi biasanya dirayakan sangat
meriah bahkan ada yang sengaja melupakan
sejenak persoalan hidup yang berat untuk
sekedar merayakan pergantian tahun: old and
new.
Tradisi yang dilakukan selalu rutin:
meniup terompet dan menyalakan kembang api
pada saat detik jarum jam tepat di angka 12
atau pada jam digital menunjukkan kombinasi
angka “00.00”.
Tahun baru pertama kali dirayakan pada
tanggal 1 Januari 45 SM. Tidak lama setelah
Julius Caesar dinobatkan sebagai kaisar Roma,
ia memutuskan untuk mengganti penanggalan
tradisional Romawi yang telah diciptakan sejak
abad ketujuh SM.
Dalam mendesain kalender baru ini,
Julius Caesar dibantu oleh Sosigenes, seorang
ahli astronomi dari Iskkitariyah, yang
menyarankan agar penanggalan baru itu dibuat
dengan mengikuti revolusi matahari,
sebagaimana yang dilakukan orang-orang
Mesir. Satu tahun dalam penanggalan baru itu
dihitung sebanyak 365 seperempat hari dan
Caesar menambahkan 67 hari pada tahun 45
T
SM.
Buletin endiSGG Edisi I Desember 2017 1
Buletin endiSGKelompok Jurnalistik - Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
idak lama setelah Julius Caesar
dinobatkan sebagai kaisar
Roma, ia memutuskan untuk
mengganti penanggalan tradisional
Romawi yang telah diciptakan sejak
abad ketujuh SM. Dalam mendesain
kalender baru ini, Julius Caesar
dibantu oleh Sosigenes, seorang ahli
astronomi dari Iskkitariyah, yang
menyarankan agar penanggalan baru
itu dibuat dengan mengikuti revolusi
matahari, sebagaimana yang
dilakukan orang-orang Mesir.
Satu tahun dalam penanggalan
baru itu dihitung sebanyak 365
seperempat hari dan Caesar
menambahkan 67 hari pada tahun 45
SM sehingga tahun 46 SM dimulai
pada 1 Januari. Caesar juga
memerintahkan agar setiap empat
tahun, satu hari ditambahkan kepada
bulan Februari, yang secara teoritis
bisa menghindari penyimpangan
dalam kalender baru ini. Tidak lama
sebelum Caesar terbunuh di tahun 44
SM, dia mengubah nama bulan
Quintilis dengan namanya, yaitu
Julius atau Juli.
Kemudian, nama bulan Sextilis
diganti dengan nama pengganti Julius
Caesar, Kaisar Augustus, menjadi
bulan Agustus.
ahun baru dijadikan
sebagai resolusi yang
pada dasarnya merupakan janji yang
buat diri sendiri, agar diri kita jadi
orang yang lebih baik lagi. Pastinya
banyak hal yang harus dibenahi agar
bisa jadi lebih baik lagi ke depannya.
Kebanyakan setiap diri seseorang
akan membuat rancangan resolusi -
resolusi yang tentunya menunjang
perbaikan diri. Harapan, cita-cita, dan
keinginan apa yang ingin anda raih di
tahun 2018? Pasti ada kan? Tentunya
setiap orang apalagi mahasiswa, pasti
punya segudang keinginan yang ingin
diwujudkan di tahun 2018. Maka,
catat dalam pikiran Anda, bahwa
pencapaian keinginan yang ingin
diraih tahun 2018 harus lebih baik
daripada tahun sebelumya. Untuk itu,
catatlah keinginan anda, lalu terus
berusaha meraihnya dengan
semangat, usaha, dan kerja keras.
(Redaksi)
T
T
Lanjutan Refleksi Tahun Baru...
G Edisi I Desember 2017 2
Program Studi PBSI FKIP Universita Muria KudusMengucapkan Selamat Hari Ibu
Terima kasih Ibu atas segala cinta dan kasih sayang yang engkau berikan
22 Desember 2017
Program Studi PBSI FKIP Universita Muria KudusMengucapkan Selamat Tahun Baru
Semoga Hari Ini Lebih Baik dari Hari Kemarin
Kelompok Kajian Prodi PBSI
1. Kelompok Kajian Sastra (KASA)
2. Kelompok Kajian Teater
3. Kelompok Kajian Jurnalistik
4. Kelompok Kajian Bahasa (KKB)
5. Kelompok Kajian Kepewaraan
Sehingga tahun 46 SM dimulai pada 1 Januari. Caesar juga memerintahkan agar setiap empat tahun, satu hari ditambahkan kepada Februari, yang secara teoretis bisa menghindari penyimpangan dalam kalender baru ini. Tidak lama sebelum Caesar terbunuh di tahun 44 SM, dia mengubah nama bulan Quintilis dengan namanya, yaitu Julius atau Juli.
Tahun baruadalah momen
bagi seseoranguntuk membuat
janji pada dirinyaagar menjadi
insan yanglebih baik
daripada tahunsebelumnya.
“ “ SegenapTim Redaksi Buletin Gendis
Mengucapkan
Selamat Tahun Baru2018
G Edisi I Desember 2017
Susunan Redaksi
Diterbitkan olehKelompok Jurnalistik Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra IndonesiaUniversitas Muria Kudus Alamat Redaksi: Gedung L Kampus UMKLt. I - Gondangmanis, Bae PO BOX 53 Kudus 59352. Telp. (0291)438229 E-mail: [email protected]
Salam Redaksi
Susunan RedaksiPelindung Dekan FKIP - Pengarah Kepala Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia (PBSI) - Pembina Muhammad Noor Ahsin, S.Pd., M.Pd.-Penanggung Jawab Ketua HIMA PBSI - Pemimpin Redaksi Muzayyanatun Nisa’ - Sekretaris Nuroini Najmiya Nafisa, Maulida Wahyul Ula-Redaktur Pelaksana Reza Sukma Dewi Putr i - Fotografer M. I rsyadul Ibad - Layouter Ahmad Khoi run Niam- Ilustrator Syifa Fauzia Saputri - Reporter Triskha Fathriyani, Fransaskia Cindy Dewanti, Arum Kamila, Dewi Noor Aisyah,Novia Ari Naimah, Bayu Agelia, Zuyyinatul Mushoffa, Ahmad Zamroni.
Diterbitkan olehKelompok Jurnalistik Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra IndonesiaUniversitas Muria Kudus Alamat Redaksi: Gedung L Kampus UMKLt. I - Gondangmanis, Bae PO BOX 53 Kudus 59352. Telp. (0291)438229 E-mail: Web: [email protected]
G Edisi I Desember 2017 3
Salam Mahasiswa,
Puji Syukur kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada
kita semua. Kami segenap tim redaksi buletin Gendis
Alhamdulillah dapat menerbitkan Buletin Gendis Edisi
perdana, dengan lancar tanpa halangan suatu apapun.
Sholawat dan salam semoga senantiasa tercurah kepada
Rasulullah SAW yang kita tunggu Syafaatnya di hari
akhir nanti, Aamiin.
Buletin Gendis yang kami terbitkan ini,
merupakkan buletin edisi terbitan perdana dengan
mengangkat tema “Refleksi Tahun Baru”. Buletin ini
disusun langsung oleh segenap mahasiswa Kelompok
Kajian Jurnalistik Program Studi Pendidikan Bahasa
dan Sastra Indonesia. Mengapa nama buletin kami ini
bernama Gendis? Nama yang sangat unik, dan tentunya
menjadikan pertanyaan tersendiri bagi pembacanya.
Kami, mencetuskan nama buletin Gendis dari sebuah
nama daerah yang tentunya kita kenal yakni
Gondangmanis. Sehingga, dicetuskanlah nama buletin
Gendis. Dan kata Gendis sendiri dalam bahasa jawa
bermakna manis. Dari sisi filosofis, buletin Gendis
diharapkan bisa menjadi sumber referensi atau berita
yang manis dan menarik bagi civitas akademika
kampus.
Kehadiran buletin ini, diharapkan menjadi ajang kreativitas
mahasiswa Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia dan
juga menjadi wadah karya-karya kreatif Kelompok Kajian
Jurnalistik PBSI. Kami berharap buletin Gendis ini, akan
selalu terbit setiap bulannya dan berkelanjutan dari waktu ke
waktu. Sehingga, karya-karya kreatif mahasiswa
Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia tidak hanya untuk
diri mereka sendiri, namun bermanfaan untuk dijadikan
inspiratif bagi pembaca.
Dalam buletin ini, selain menu berita juga ada
segudang ilmu yang informatif dan menarik. Kami ucapkan
terima kasih kepada semua pihak yang ikut berpartisipasi,
utamanya kepada segenap tim buletin Gendis yang telah
bekerja keras dalam pembuatan buletin ini. Demikianlah
yang dapat kami sampaikan. Apabila terdapat kesalahan,
kekhilafan, dan kekurangan dalam penulisan buletin ini,
kami mohon maaf. Maka dari itu, kami tunggu saran dan
kritik yang membangun dari pembaca, agar ke depannya
buletin Gendis lebih baik lagi. (Redaksi)
G Edisi I Desember 2017G Edisi I Desember 2017 4
Buletin endiSGKelompok Jurnalistik - Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
Doa Bersama dan Tasyakuran
untuk Kemajuan Prodi PBSI
Program Studi Pendidikan Bahasa dan
Sastra Indonesia mengadakan acara doa bersama
dengan pembacaan manakib yang dipimpin oleh
Nur Khamid, M.Ag yang diikuti oleh dosen dan
Mahasiswa di ruang Dosen PBSI, Gedung L
lantai I pada hari Kamis, (23/11/2017) beberapa
waktu lalu.
Acara doa bersama berlangsung dengan
khusuk dan hidmat. Setelah doa kemudia
dilakukan makan bersama anatara dosen dan
mahasiswa PBSI. Nasi ingkung yang sudah
disiapkan kemudian dipotong-potong. Nasi
ditata di atas daun pisang yang memanjang.
Setelah itu dosen dan mahasiswa makan
bersama dalam suasana yang akrab dan penuh
rasa kekeluargaan.
“Kegiatan doa bersama dan tasyakuran
ini bertujuan untuk mendoakan agar Prodi PBSI
semakin berkembang dan maju. Selain itu juga
agar persiapan akreditasi Prodi PBSI berjalan
lancar dan hasilnya mendapatkan hasil yang
memuaskan.” Kata Mila Roysa, M.Pd., selaku
Kaprodi PBSI. (Redaksi)
Ditambah Foto
Doa Bersama dan Tasyakuran untuk Kesuksesan Prodi PBSI
n
Buletin endiSGKelompok Jurnalistik - Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
Untuk menulis puisi cinta kita tidak harus jatuh cinta. Dengan banyak membaca tulisan cinta atau puisi cinta, kita pun bisa
menulis puisi cinta yang romantis dan puitis.
5
Parade Baca Puisidan Diskusi Sastra Lereng Muria
ernyataan itu disampaikan oleh
Arif Khilwa, salah satu narasumber
acara, “Merawat Sastra Lereng
Muria” yang diadakan oleh Himpunan
Mahasiswa (Hima) Pendidikan Bahasa dan
Sastra Indonesia (PBSI) Fakultas Keguruan
dan Ilmu Pendidikan (FKIP), Universitas
Muria Kudus (UMK), di Ruang Seminar
Rektorat lantai IV Selasa (28/11/2017).
Sastrawan dan penyair lain yang hadir
dalam acara tersebut yaitu penyair Asy'ari
Muhammad, Aloeth Pathi, dan Asa Jatmiko.
cara dibuka dengan parade baca
puisi yang disampaikan oleh
mahasiswa Prodi PBSI
Universitas Muria Kudus, pembaca puisi
pertama disampaikan oleh M. Elang Ade
Iswara, kemudian Arum Kamila, dan
diteruskan oleh Syifa Fauzia Saputri dengan
sangat menarik. Tidak lupa, Dosen PBSI
Eko Widianto dan Muhammad Noor Ahsin
pun ikut membacakan puisinya di hadapan
peserta. Setelah itu, disambung dengan
pembacaan puisi oleh Asa Jatmiko, Arif
Khilwa, dan Aloet Pathi. Asyari Muhammad
yang datang pun turut membacakan puisi
kemudian dilanjutkan dengan diskusi.
anya saja, sebelum sesi
diskusi, sempat ada
sedikit masalah. Listrik
tiba-tiba padam. Di luar gedung, hujan deras
mengguyur kota Kudus. Meskipun
demikian, mahasiswa dan peserta yang hadir
pun tetap antusias dalam diskusi, dengan
ditemani gemerlap cahaya lilin-lilin yang
membuat suasana menjadi lebih menarik
dan romantis. Salim sabendino, moderator
acara yang juga salah satu penggagas acara
Merawat Sastra Lereng Muria, menjelaskan
tujuan acara ini dan mempersilahkan satu
persatu pembicara memaparkan materi
dengan santai dan gayeng.
alam sesi diskusi itu Arif Khiwa
menjelaskan, “Menulis ya
menulis. Pokoknya menulis.
Ketika tulisan jadi akan menjadi rizki
masing-masing. Ketemu anda dalam acara
ini juga karena menulis. Maka Anda harus
berani menulis dan membukukan tulisan.
Jangan takut mendokumentasikan tulian.
Jangan takut narsis dengan tulisan.” Katanya
saat memotivasi peserta yang hadir.
P
A
H
D
Buletin endiSGKelompok Jurnalistik - Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
Aloeth Pathi membagi
pengalamannya, “ Kalau mau menulis
puisi ya nawitu. Artinya ada niat
menulis. Selain itu perlu melatih
kepekaan pancaindra, memperbanyak
membaca, menabung kata, dan
mendokumentasikan tulisan tersebut.”
Paparnya.
Asyari Muhamad ketika
dipancing Syifa Fauziah dengan
pertanyaan mengapa Anda semua selaku
narasumber mau membacakan puisi
dalam acara merawat sastra Lereng
Muria, Asyari menjawab, “Bahwa saya
punya misi ingin menyebarkan virus
membaca dan virus menulis di
masyarakat baik tingkat SD, SMP,
SMA, dan kepada mahasiswa. Maka
virus membaca dan menulis harus
disebarkan.”
Puisi yang bagus, kata Asyari,
harus diberi penegasan agar ada isinya.
Kata dalam puisi bisa jadi kuat dan juga
berisi jika pembaca puisi bisa
menafsirkan puisi dengan tepat. Maka
pahami teks, kata demi kata. Gerakan
atau gestur saat membaca disesuaikan
dengan penghayatan. Kata diberi
kekuatan oleh pembca agar maksimal.
Arif khilwa menyampaikan,
“Saya berprinsip saya tidak takut
miskin, tapi takut bodoh. Dengan
membaca puisi saya mengajak membaca
dan menulis puisi.
Orang yang banyak membaca dan
menulis tentu buka kategori orang
bodoh, tapi orang pintar. Selain itu
membaca puisi adalah cara bersedekah
saya. Dengan cara ini saya bisa
menabung pahala. ” Katanya dengan
ekspresif.
Asa Jatmiko pun memberikan
apresiasi yang positif kepada mahasiswa
dan dosen yang membacakan puisi
dengan memberi kenang-kenangan
berupa buku tentang Antologi puisi
karyanya sendiri berjudul, “Tak Retak”
dan buku “Apa & Siapa Penyair
Indonesia”. Beliau berpesan, “Teruslah
berkarya dengan membaca puisi,
menulis puisi, atau menulis karya sastra
lainnya.”
Ichwan Musthofa Kamal selaku
ketua Panitia menyatakan,
“Alhamdulillah acara berjalan dengan
lancar. Terima kasih kepada
narasumber, mahasiswa PBSI, dosen
PBSI, dan semua pihak yang membantu
menyukseskan acara. Semoga baca puisi
dan diskusi tadi memberikan banyak
ilmu dan manfaat bagi kita.” Harapnya.
(Redaksi)
G Edisi I Desember 2017 6
Buletin endiSGKelompok Jurnalistik - Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
Dengan Bahasa orang bisa
menjadi mulia dan juga bisa celaka.
Tips dalam berpolitik bahasa yang
bijak, pertama seseorang harus
memiliki kesadaran linguistik, kedua
cermat melihat teks dan konteks,
kemudian berusaha menghindari
ungkapan kasar, dan terakhir
jangan mudah terprovokasi
Pernyataan itu disampaikan
oleh Prof. Dr. Fathur Rokhman,
M.Hum selaku Rektor Universitas
Negeri Semarang (Unnes) yang
pada kesempatan tersebut menjadi
narasumber utama dalam Kuliah
Umum yang diadakan oleh Program
Studi Pendidikan Bahasa dan
Sastra Indonesia (PBSI) Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan
(FKIP) Universitas Muria Kudus
dengan tema, “Politik Bahasa
Penguasa: Mengkaji Bahasa dalam
Praktik Relasi Kuasa” di Ruang
Seminar Rektorat Lantai IV, Rabu
(15/11) beberapa waktu lalu.
Pakar sosiolinguistik tersebut
juga memaparkan, “Bahasa bukan
hanya sebagai alat komunikasi,
melainkan alat kekuasaan. Semakin
seseorang punya kemampuan
bahasa yang baik, ia akan semakin
punya kemampuan mengontrol dan
mengendalikan orang di sekitarnya.
Dalam pemahaman sosiologi
posmodern, bahasa pun bisa
menjadi alat dominasi (hardpower)
dan alat hegemoni (softpower),
karena efek bahasa bisa lebih
dahsyat daripada pedang atau
senjata lainnya.” Kata alumnus
S3 Linguistik dari Universitas
Gadjah Mada tersebut dihadapan
sekitar 150 peserta.
Beliau menambahkan, bagi
yang masih muda, Kemampuan
berbahasa dalam konteks
hubungan asmara pun penting
dikuasai. Diantaranya agar agar
mudah merayu pasangan secara
efektif dengan kemampuan Bahasa,
mengidentifikasi rayuan gombal,
dan dengan kemampuan itu tentu
akan menghindarkan kita dari jodoh
yang tidak tepat.
Tema “Politik Bahasa
Penguasa” yang diangkat dalam
kuliah umum, sejatinya merupakan
judul buku yang ditulis oleh Prof. Dr.
Fathur Rokhman, M.Hum dan
Surahmat, M.Hum. Narasumber
kedua Dr. Murtono, M.Pd
menyampaikan materi dengan
mengupas dan membedah buku
Politik Bahasa Penguasa secara
mendetail, dengan membahas 12
bagian Politik Bahasa Penguasa,
setebal 298 Halaman dengan
cermat.
Beliau yang juga ahli bahasa
dan Wakil Rektor I UMK tersebut
menyimpulkan, “Secara umum buku
yang dijadikan tema kuliah umum
ini sangat menarik. Setelah saya
analisis, saya menyimpulkan bahwa
buku ini sangat penting untuk
dibaca mahasiswa Bahasa,
khususnya dalam mata kuliah
sosiolinguistik, layak dibaca oleh
praktisi politik, pedagang, dan layak
dibaca oleh masyarakat umum
secara luas, sebagai bacaan yang
berbobot dan berkualitas.”
“Belajar berbahasa itu penting.
Maka manfaatkanlah kemampuan
berbahasa dengan baik dan bijak.
Semoga semua peserta bisa
menyerap ilmu yang telah
disampaikan oleh narasumber.”
Kata Dr. Suparnyo, SH., MS.,
selaku Rektor Universitas Muria
Kudus dalam sambutannya.
Mila Roysa, S.Pd.,M.Pd.,
selaku Kepala Prodi PBSI,
menyampaikan ucapan terima kasih
atas kehadiran narasumber.
“Terima kasih Prof. Fathur telah
berkenan hadir mengisi kuliah
umum di UMK, alhamdulillah acara
berjalan lancar, saat sesi diskusi
siswa pun banyak yang aktif
bertanya. Semoga peserta bisa
memanfaatkan ilmu berbahasa
yang didapat dalam kuliah umum
ini, dengan sebaik-baiknya.”
(Redaksi).
KULIAH UMUM PBSIbersama Prof. Fathur Rokhman
G Edisi I Desember 2017 7
Foto Dosen PBSI Bersama Narasumber
Hujan Tahun Baru Oleh Wahyu Ma’ruf Hidayat*
Tahun yang suram akan berlalu Meninggalkan luka dan pilu
Menyisakan lembaran penuh tanda tanya
Keegoisan, kemunafikan, dan keangkuhan yang ter jadi
Semoga kan berganti keharmonisan Hanya setitik doa dan harapan
Menginginkan keburukan tak terulang
Tahun segera berganti Hujan ikut mewarna i
Tetesan hujan yang mengalir Menghapus semua jejak pilu
Menghilangkan bayang bayang sendu
Hari esok tahun baru dimula i Tak ada masa untuk sedih
Lembaran polos telah terbuka Wajah suram berganti bahagia
Sejalan dengan hujan membasahi hari, Di tahun baru
*Mahasiswa PBSI FKIP Semester III.
Buletin endiSGKelompok Jurnalistik - Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
G Edisi I Desember 2017 8
Risalah Hati Oleh Dewi Noor Aisyah* Di ujung jalan Ku tatap nanar punggungmu Meronta-ronta Memanggil-manggil Hingga kusut suaraku Mendung menjadi ger imis Gerimis menjadi hujan Hujan menjadi kenangan Lalu, Kenangan menjadi keabadian *Mahasiswa PBSI FKIP Semester I.
Perempuan dan Kekelaman
Oleh (Harum Sekaran) Arum Kamila*
Tak mau dipuji Tak mau disengit jalang
Tak peduli hinaan Tuli apa kritik
Tak percaya ketulusan Lupa diri
Tak butuh cinta Tak mengharap kasih sayang
Mencintai diri sendiri Berja lan menyusuri waktu
Hingga menemui batas kebuntuan
Perempuan dan kelelaman Tak mau berdiam diri Kesana kemari berlari
Memerangi otak dengan hati Pada siapa ia menanti
Seperti bunga tanpa tangkai Terlantar dan sendiri Tak ada yang peduli
Tak mau peduli Terus berlari memikul kwintal gergaji
*Mahasiswa PBSI FKIP Semester I.
Desember dan Keikhlasan Oleh Elang Ade Iswara* /I/ Senyuman kecil itu membias Air mata tak melulu soal luka Keduanya menyusuri celah hujan Desember /II/ Cinta dan puisi menjadi-jadi, meradang menerjang Tak perlu sedu sedan itu, Desember tak mau tau /III/ Diammu labirin panjang mencengangkan Belati, dan sepi itu Menjelma luka dan kenangan /IV/ Kita tak akan berjumpa Kecuali dalam langit-langit terpencil Sebab, disana; aku bara dalam apimu *Mahasiswa PBSI FKIP Semester I.
GBuletin Gendis
Prodi PBSIFKIP UMK
PUISI MAHASISWA
Rubrik Kartun
Semerbak Tahun Baru 2018
Oleh Reza Sukma Dewi Putri
Tahun Baru merupakan lembaran baru yang datang
kembali set iap tahunnya untuk setiap manusia memperbaiki
diri, setiap keinginan dan cita-cita yang sebelumnya terencana
diharapkan akan terwuj ud diTahun Yang Baru, Tahun Baru
juga dijadikan sebagai kesempatan bagi saudara-saudara yang
jauh untuk sekadar berkumpul, karena kesibukan masing-
masing yang dapat mempertemukan hanya saat libur salah
satunya Tahun Baru.
Setiap orang memperingat i Tahun Baru dengan berbagai
kegiatan yang beragam, salah satunya liburan, makan besar,
atau hanya sekadar menyalakan kembang api, setiap orang
memiliki kebiasaan masing-masing untuk memperingati Tahun
Baru yang datang. Kebiasaan biasanya dianggap sebagai adat
yang harus dilakukan agar dapat memeriahkan tahun baru.
Tahun Baru juga dirayakan besar-besaran biasanya
diset iap kota, biasanya diadakan penyalaan kembang api
secara bersamaan ditengah malam, tidak hanya kembang api
sering juga diadakan pentas musik untuk semakin
memeriahkan acara Tahun Baru.
Namun karena kebiasaan yang mungkin saja bagi
beberapa orang tidak lah pent ing ini akan mengganggu maka
mereka lebih memilih untuk di rumah bersama dengan
keluarga, beragam hal yang dapat dilakukan setiap orang dan
keluarga akan semakin membuat berarti Tahun Baru.
Tahun Baru bagi para pemuda adalah hari yang
menyenangkan dan hari yang dianggap mereka hari
kebebasan, kebebasan lalu lintas ataupun kebebasan pergi
keluar rumah, namun lebih baik bila lembaran baru ini
digunakan untuk semakin memperbaiki diri dan sikap agar
menjadi orang yang lebih berguna dan bermanfaat bagi
masyarakat.
Kebiasaan pemuda yang salah mengartikan datangnya
Tahun Baru akan mengakibatkan hal negat if bagi dirinya
sendiri dan oranglain karena saat Malam Tahun Baru banyak
yang keluar rumah dengan membawa sepeda motor dengan
ugal-ugalan akan mengakibatkan kecelakaan ataupun
kemacetan tentunya, alangkah lebih baiknya k ita merayakan
datangnya Tahun Baru dengan bijaksana tanpa berfoya-foya
yang berlebihan.
Tentu banyak doa yang akan terlantunkan saat Tahun Baru
datang, Tahun Baru semoga menjadikan diri setiap orang
menjadi lebih baik, semua keinginan, cita-cita, harapan, tujuan
hidup, semuanya akan tercapai tentunya dengan kerja keras.
Buletin endiSGKelompok Jurnalistik - Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
G Edisi I Desember 2017 9
Rubrik Opini Agenda Prodi PBSI
Kegiatan Mahasiswa
Juara I Futsal Putri Tingkat Universitas
Gubuk Derita PBSI
Buletin endiSGKelompok Jurnalistik - Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
G Edisi I Desember 2017 10
Malam dan Penantian Oleh Faricha*
Malam begitu kelam
Meringkuk langit warna hitam Menoreh luka masa silam
Memotret bumi begitu suram Jika hati mula i merayu
Rembulan pun kian mengadu Pada rindu yang begelut sendu Biarlah ragaku kan membeku
Angin enggan menjelaskan Kebisuan menjadi lamunan
Kesunyian tak terkendalikan Hingga menjelma baga i penantian
*Penulis adalah Siswi SMK Duta Karya Kudus
Sebuah Ungkapan
Oleh Hilmi Zaenul Mala* Jarak bagiku adalah sebuah rintangan tentang kisah cinta kita Sepasang kekasih yang berbeda kota Bertahan, mungkin itu yang bisa kita lakukan Berdoa, suatu keharusan, memohon kepada Tuhan agar cinta kita tetap abadi selamanya walau jarak membentang dan memisahkan Teruntuk kau yang jauh disana, aku meminta agar kau kuat atas jarak yang mengharuskan kita tak bisa saling bertemu setiap waktu Memang berat sekali aku rasakan Kalau ku sedang rindu kau, aku hanya dapat memandangmu dari sepotong foto yang aku cetak dua tahun lalu sebelum kepergianmu. Dan foto itupun warnanya telah memudar karena pernah terteteskan air mataku Berat bagiku jauh darimu Namun apa daya Semesta mungkin telah berencana indah untuk kita nantinya Aku tunggu kembalimu dirumah sederhana yang telah kita bangun dari pengorbanan Aku tunggu engkau dengan segala kasih dan sayang Aku tunggu engkau sampai waktu yang tidak ditentukan Kudus 2017 *Penulis adalah Siswa SMK Duta Karya Kudus
Shofiyaturrosyidah, Mahasiswi Prodi Pendidikan Bahasa Dan Sastra
Indonesia Semester I. Saya mengagumi tokoh perempuan ternaman yaitu
Khadijah atau Aisyah yang selalu mengistiqomahkan hati hanya untukNya.
Perempuan hebat dan inspirat if. Saya berharap dapat meneladani beliau.
Di tahun baru ini, semoga segala yang saya inginkan dan anda inginkan
terkabul. Amin.
Wulan Prayoga, Mahasiswi Prodi Pendidikan Bahasa Dan Sastra
Indonesia Semester I. di tahun baru 2018 ini, saya berharap semoga bisa
menjadi lebih baik dan semakin istiqomah. Semoga bisa menjadi pribadi
yang lebih bermanfaat untuk orang lain dan semoga segala keinginan
saya di tahun baru ini bisa terwujud. Amin.
Rubrik Puisi Pelajar
Testimoni Tahun Baru
GBuletin Gendis
Prodi PBSIFKIP UMK
Foto Mahasiswa PBSI Semester III
Foto Mahasiswa PBSI Semester I