Edisi Juli, 2010 1 zzz · 2010. 7. 26. · berada di tepi danau (553ha) dan 1% lahan yang tidak...

24
Edisi Juli, 2010 Edisi Juli, 2010 Edisi Juli, 2010 Edisi Juli, 2010 Edisi Juli, 2010 zzz 1

Transcript of Edisi Juli, 2010 1 zzz · 2010. 7. 26. · berada di tepi danau (553ha) dan 1% lahan yang tidak...

Page 1: Edisi Juli, 2010 1 zzz · 2010. 7. 26. · berada di tepi danau (553ha) dan 1% lahan yang tidak dapat dikalsifikasikan karena citra tertutup awan (333 ha). Danau Tondano menjadi habitat

Edisi Juli, 2010Edisi Juli, 2010Edisi Juli, 2010Edisi Juli, 2010Edisi Juli, 2010 11111

Page 2: Edisi Juli, 2010 1 zzz · 2010. 7. 26. · berada di tepi danau (553ha) dan 1% lahan yang tidak dapat dikalsifikasikan karena citra tertutup awan (333 ha). Danau Tondano menjadi habitat

22222 WWWWWartartartartarta Konserva Konserva Konserva Konserva Konservasi Lasi Lasi Lasi Lasi Lahan Basahahan Basahahan Basahahan Basahahan Basah

War t a Konse r v a s i L ahan Ba sahWarta Konservasi Lahan Basah (WKLB) diterbitkan ataskerjasama antara Direktorat Jenderal Perlindungan Hutan danKonservasi Alam (Ditjen. PHKA), Dephut dengan WetlandsInternational - Indonesia Programme (WI-IP), dalam rangkapengelolaan dan pelestarian sumberdaya lahan basah diIndonesia.

Penerbitan Warta Konservasi Lahan Basah ini dimaksudkanuntuk meningkatkan perhatian dan kesadaran masyarakat akanmanfaat dan fungsi lahan basah, guna mendukung terwujudnyalahan basah lestari melalui pola-pola pengelolaan danpemanfaatan yang bijaksana serta berkelanjutan, bagikepentingan generasi sekarang dan yang akan datang.

Pendapat dan isi yang terdapat dalam WKLB adalah semata-mata pendapat para penulis yang bersangkutan.

DEWAN REDAKSI:

Penasehat: Direktur Jenderal PHKA;Penanggung Jawab: Sekretaris Ditjen. PHKA dan Direktur Program WI-IP;Pemimpin Redaksi: I Nyoman N. Suryadiputra;Anggota Redaksi: Triana, Hutabarat, Juss Rustandi, Sofian Iskandar, dan Suwarno

Ucapan Terima Kasih dan UndanganSecara khusus redaksi mengucapkan terima kasih dan penghargaan setinggi-tingginya kepada seluruh penulis yang telah berperan aktif dalamterselenggaranya majalah ini. Sumbangsih tulisan berharga tersebut, sangatmendukung bagi perkembangan ilmu pengetahuan dan pelestarian lingkungankhususnya lahan basah di republik tercinta ini.

Kami juga mengundang pihak-pihak lain atau siapapun yang berminat untukmenyumbangkan bahan-bahan berupa artikel, hasil pengamatan, kliping,gambar dan foto, untuk dimuat pada majalah ini. Tulisan diharapkan sudahdalam bentuk soft copy, diketik dengan huruf Arial 10 spasi 1,5 dan hendaknyatidak lebih dari 2 halaman A4 (sudah berikut foto-foto).

Semua bahan-bahan tersebut termasuk kritik/saran dapat dikirimkan kepada:Triana - Divisi Publikasi dan InformasiWetlands International - Indonesia ProgrammeJl. A. Yani No. 53 Bogor 16161, PO Box 254/BOO Bogor 16002tel: (0251) 831-2189; fax./tel.: (0251) 832-5755e-mail: [email protected]

Foto sampul muka:Pertumbuhan Eceng gondok yangpesat di Danau Tondano(Foto: Ita Sualia)

Page 3: Edisi Juli, 2010 1 zzz · 2010. 7. 26. · berada di tepi danau (553ha) dan 1% lahan yang tidak dapat dikalsifikasikan karena citra tertutup awan (333 ha). Danau Tondano menjadi habitat

Edisi Juli, 2010Edisi Juli, 2010Edisi Juli, 2010Edisi Juli, 2010Edisi Juli, 2010 33333

○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○

Dari Redaksi

Fokus Lahan BasahDANAU TONDANO: salah satu dari lima belas danau prioritas di Indonesia yang harussegera dipulihkan fungsinya 4

Konservasi Lahan BasahLangkah-Langkah Budidaya Tambak Ramah Lingkungan di Daerah Mangrove 6

Berita KegiatanLOKAKARYA dan PELATIHANPengelolaan Ekosistem dan Pengendalian Spesies Invasif Danau Tondano 8Lomba Menggambar Tingkat SD/Sederajat Daerah Bufferzone CA. Pulau Dua,Serang, Banten: Dalam Rangka Memperingati Hari Air Sedunia 10

Berita dari Lapang“BEA” Mengamati Burung Langka bersama Siswa di SM. Rawa Singkil, Aceh 12Estimasi Populasi dan Habitat Persinggahan Trinil kaki-merah Tringa tetanus Linnaeus,di Kawasan Pantai Cemara, Jambi, Sumatera 16

Flora dan Fauna Lahan BasahAkhirnya KUNTUL Bersarang Lagi ... 18POHON BUAH HITAM (Haplolobus spp.)Apa Keistimewaannya bagi Masyarakat Pesisir Teluk Wondama? 20

Dokumentasi Perpustakaan 24

Tahukah KitaEceng Gondok, gulma yang bisa menjadi sumber devisa? Sekaligus berperan pentingdalam meredam perubahan iklim? 24

○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○

Daftar Isi

Selamat bersua kembali bagi seluruh pembaca setia kami. Dengan segala kekurangan yang kami miliki, kamiterus berupaya menyuguhkan informasi-informasi seputar perlahanbasahan kita.

Fokus edisi kali ini menyajikan kondisi ekosistem Danau Tondano yang terletak di Kabupaten Minahasa,Sulawesi Utara. Danau vulkanik air tawar yang memiliki banyak nilai dan fungsi tinggi bagi masyarakatsekitarnya tersebut, kini sudah sangat terancam dan mengalami gangguan yang serius. Melihat kondisi ini,pemerintah RI melalui Kementerian Lingkungan Hidup telah menetapkan Danau Tondano menjadi salah satudari lima belas danau prioritas di Indonesia yang harus segera dipulihkan.

Bila mau jujur, tentu saja kerusakan-kerusakan yang dialami ekosistem Danau Tondano saat ini, adalahakumulasi dari perbuatan-perbuatan manusianya itu sendiri yang tidak berpihak pada pelestarian alam danpemanfaatan yang seharusnya juga dirasakan oleh anak cucu di masa depan. Adanya suatu kebijakankomprehensif dan terpadu, menjadi kunci penting bagi pemulihan dan pengembalian fungsi serta nilai-nilaiyang terkandung pada ekositem Danau Tondano. Beberapa kegiatan yang telah dilaksanakan oleh instansi-instansi pemerintah (pusat dan daerah) maupun non-pemerintah dimana Wetlands International - IndonesiaProgramme juga terlibat di dalamnya, menjadi harapan besar bagi terselenggaranya panduan/pedomanpengelolaan ekosistem Danau Tondano secara bijak dan berkesinambungan.

Para pembaca yang terhormat, suguhan informasi lainnya bisa Anda buka pada lmbar-lembar lainnya.Semoga perlahanbasahan kita semakin berseri - jangan lagi semakin terdegradasi!

Selamat membaca

Page 4: Edisi Juli, 2010 1 zzz · 2010. 7. 26. · berada di tepi danau (553ha) dan 1% lahan yang tidak dapat dikalsifikasikan karena citra tertutup awan (333 ha). Danau Tondano menjadi habitat

44444 WWWWWartartartartarta Konserva Konserva Konserva Konserva Konservasi Lasi Lasi Lasi Lasi Lahan Basahahan Basahahan Basahahan Basahahan Basah

DANAU TONDANOsalah satu dari lima belas danau prioritas di Indonesiayang harus segera dipulihkan fungsinya

Oleh:I N.N. Suryadiputra, Ferry H. dan M. Ilman

○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○

Fokus Lahan Basah

D anau Tondano adalahdanau air tawar vulkanik,berada pada ketinggian

680m di atas permukaan lautdengan luas saat ini sekitar 4438Ha, kedalaman maksimum 35,3mdan kedalaman rata-rata 13,4m.Inlet danau terdiri dari 35 sungai(termasuk sungai intermiten yangberair terutama disaat musimpenghujan) dan hanya memilikisatu outlet yaitu Sungai Tondanoyang bermuara di Teluk Manado.Berdasarkan peruntukannya,Danau Tondano tergolong danaumulti fungsi (multy purposes) yaitusebagai (1) sumber energi listrikbagi 50.000 rumah di SulawesiUtara (PLTA Tonsea Lama,Tanggari I, Tanggari II dan rencanaPLTA Sawangan); (2) sumber air(diolah oleh perusahaan airminum) bagi Kabupaten Minahasa,Kota Manado dan ke depandirencanakan untuk mensuplai airminum ke kota Bitung; (3) retensibanjir kota Manado; (4) lokasibudidaya perikanan keramba jaringapung/KJA (floating net cages) dankeramba tancap (pen culture)dengan produksi sekitar 5000 tonikan per tahun; (5) irigasi bagi3000 ha sawah di KabupatenMinahasa dan (6) fasilitas wisataalam dan (7) pendidikan.

Daerah Aliran Sungai (DAS) dansub-DAS Danau Tondano melintasilima Kabupaten/ Kota yaituKabupaten Minahasa, Kabupaten

Minahasa Utara, Kota Tomohon,Kota Bitung dan Kota Manado.Secara administratif, DanauTondano sendiri berada diKabupaten Minahasa ProvinsiSulawesi Utara, berjarak sekitar30km ke arah selatan dari KotaManado. Hasil studi interpretasicitra Landsat 2009 olehDepartemen PU ditemukan bahwaLuas DAS Tondano (watershed)adalah 56.371 Ha, dengan luasDaerah Tangkapan Air (DTA/ watercatchments area) 25.925 Ha danBadan Air Danau (water body)seluas 4396 Ha (kajian WIIPterbaru, Mei 2010 mendapatkanluas danau 4438Ha).

Dari total luasan DTA yaitu 25.925ha (berdasarkan intepretasi citraLandsat 2009), diketahui bahwatutupan lahan terdiri dari 5%perumahan (1197 ha), 28% hutan(7.345 ha), 12% sawah (3.188 ha),28% perkebunan campuran (7.326ha), tegalan 23% / hortikulturatanah (5.983 ha), gulma 2%terutama eceng gondok yangberada di tepi danau (553ha) dan1% lahan yang tidak dapatdikalsifikasikan karena citratertutup awan (333 ha).

Danau Tondano menjadi habitatpenting bagi berbagai jenis hewandan tumbuhan, diantaranya jenis-jenis ikan khas Sulawesi, sepertiikan Payangka dan Nike. Terdapatjuga satu jenis ikan yang hanya

dapat ditemukan di danau ini, yaituTondanichthys kottelati (sejenisjulung-julung air tawar). Jenis ikanini pertama kali ditemukan padatahun 1995, dan statusnya saat itumasuk kategori rentan (vulnerable)menurut daftar yang dikeluarkanoleh IUCN. Namun demikian, IUCNmenyebutkan juga bahwadiperlukan informasi terkini darijenis ini untuk mengetahui statusdan kondisi populasinya saat ini.Ditemukan juga sedikitnya 31spesies burung di sekitar danau, 6diantaranya dilindungi olehUundang-Undang RI, yaitu: Kuntulkecil (Egretta garzetta), Kuntulkerbau (Bubulcus ibis), Elang Paria(Milvus migrans), Elang Bondol(Haliastur indus), Cekakak Sungai(Halcyon chloris) dan Burung-madusriganti (Nectarinia jugularis).Beberapa jenis fauna air yangbukan asli dari danau ini jugaditemukan, antara lain: KijingTaiwan (Anodonta woodiana),Kolobi/keong mas (Pomaceacanaliculata), Mujair (Oreochromismossambicus) dan Nila(Oreochromis niloticus).

Sedangkan vegetasi yang hidup disekitar Danau Tondano bagian tepiberupa persawahan, perladanganserta rawa-rawa berair tawar.Rawa air tawar tersebut didominasioleh Serawet/teki (Cyperaceae),kano-kano (Phragmites karka), danRumbia/sagu (Metroxylon sago).Pada bagian perbukitan, umumnya

Page 5: Edisi Juli, 2010 1 zzz · 2010. 7. 26. · berada di tepi danau (553ha) dan 1% lahan yang tidak dapat dikalsifikasikan karena citra tertutup awan (333 ha). Danau Tondano menjadi habitat

Edisi Juli, 2010Edisi Juli, 2010Edisi Juli, 2010Edisi Juli, 2010Edisi Juli, 2010 55555

○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○

Fokus Lahan Basah

.....bersambung ke hal 23

didominasi oleh pohon Cengkeh(Syzygium aromaticum), selain ituMahoni (Swietenia mahagoni), Jati(Tectona grandis) dan Sengon(Albazia falcataria) merupakanjenis-jenis yang sengaja ditanamuntuk dipanen kayunya.

Pada badan air, jenis-jenis yangumum teramati adalah: Ecenggondok (Eicchornia crasssipes) danKi Apu (Pistia stratiotes) yangmendominasi pada beberapa bagianpermukaan air danau, sementaraarakan (Ceratophyllum demersum)tumbuh tepat dibawah permukaanair. Jenis-jenis lain yang ditemukan,antara lain: Hydrilla (Hydrillaverticillata), Teratai (Nymphaea sp.).

Sangat disayangkan, karena DanauTondano yang memiliki begitubanyak nilai dan manfaat tersebut,saat ini kondisinya sangatmemprihatinkan dan terancam.Beberapa faktor utama penyebabrusak dan terancamnya keberadaaneksositem Danau Tondano, sebagaiberikut:

1) Kegiatan pengggalian pasir dibeberapa sungai yangmerupakan inlet (pemasok air)

Danau Tondano, sertapenebangan pohon di daerahtangkapan air Danau Tondanoyang sering menimbulkan erositepi sungai dan lahan disekitarnya. Kegiatan inimenyebabkan meningkatnyakekeruhan air (akibat padatantersuspensi) dan pendangkalanpada sungai dan di dalamdanau.

2) Maraknya penjarahan(encroachment) lahan disempadan danau untuk kegiatanpertanian mengakibatkan semakinberkurangnya luasan permukaandan volume air danau.

3) Maraknya pembangunanKeramba Jaring Apung (KJA)dan Karamba tancap (padatahun 2001, total sekitar 2500unit; tersebar di Desa Eris (2078unit), di Desa Kakas (350 unit)dan di Desa Remboken (40 unit).

4) Pesatnya pertumbuhan ecenggondok di dalam danau.

5) Tingginya pencemaran dari luardanau (seperti dari kegiatanpertanian, pemukiman,peternakan, galian pasir) dan

dari dalam danau itu sendiri(seperti sisa—sisa pakan darikegiatan KJA, restauran, ecenggondok yang mati).

6) Adanya introduksi jenis-jenis ikandari luar Minahasa yangmengancam kehidupan ikan-ikanasli Danau Tondano.

Dampak lanjutan yang ditimbulkandari berbagai permasalahantersebut di atas, pada akhirnyamengurangi nilai dan daya gunaperairan danau tondano untukberbagai kepentingan masyarakat disekitarnya. Hal demikian telahterlihat dari: (1) semakinberkurangnya pasokan daya listrikuntuk operasional tiga buah PLTAyang merupakan systeminterkoneksi jaringan listrik diSulawesi Utara dan akhirnyamengharuskan diadakannyapemadaman listrik secara bergiliran;(2) terjadinya banjir pada musimhujan (terutama) di daerah outletdanau (dan menggenangi lahanpertanian dan pemukiman), dan (3)mengurangi pasokan air baku untukdiolah oleh Perusahaan Air Minum.

Danau Tondano (Foto: Ita S.)

Page 6: Edisi Juli, 2010 1 zzz · 2010. 7. 26. · berada di tepi danau (553ha) dan 1% lahan yang tidak dapat dikalsifikasikan karena citra tertutup awan (333 ha). Danau Tondano menjadi habitat

66666 WWWWWartartartartarta Konserva Konserva Konserva Konserva Konservasi Lasi Lasi Lasi Lasi Lahan Basahahan Basahahan Basahahan Basahahan Basah

○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○

Konservasi Lahan Basah

PENGERTIAN TAMBAK RAMAHLINGKUNGAN

Parahnya kerusakan lingkunganpesisir (mangrove) akibat pembukaanlahan yang salah satunyadiperuntukkan untuk tambak,memacu lahirnya konsep budidayatambak ramah lingkungan. Konsepini mencakup 2 (dua) kegiatan utamayaitu penerapan jalur hijau (greenbelt) atau penanaman mangrove ditambak (silvofishery), sertapenerapan tata cara budidaya yangbaik dalam arti tidak menggunakanbahan baku produksi yang merusaklingkungan dan atau membahayakankeselamatan dan kesehatankonsumen produk yang dihasilkan.

Beberapa manfaat tambak ramahlingkungan diantaranya :

1. Biaya dan resiko produksi jauhlebih rendah dan dapat dikeloladalam skala kecil (rumah tangga).

2. Menghasilkan produksi sampingandari hasil tangkapan alam sepertiudang alam, kepiting, dan ikan liar.

3. Lingkungan terpulihkan danmeningkatnya daya dukung(carrying capacity) tambak,sehingga mampu menjaga kualitasair dan menopang kehidupankomoditas yang dibudidayakan.

4. Produk udang berkualitas premiumdan bernilai jual tinggi di pasaraninternasional.

5. Kawasan tambak ramah lingkunganlebih tahan terhadap seranganpenyakit, akibat kemampuanmangrove dalam menyerap limbahdan menghasilkan zat antibakteri.

Beberapa penerapan sederhanaakan konsep budidaya tambakramah lingkungan di Indonesia yaitu:

••••• Sistem SilvofisherySuatu rangkaian kegiatan terpaduantara kegiatan budidaya ikan/udang dengan kegiatanpenanaman, pemeliharaan,pengelolaan dan upaya pelestarianhutan mangrove.

Dalam pengembangannya,tambak silvofishery telah banyakdimodifikasi, namun secara umumterdapat (tiga) model tambaksilvofishery, yaitu: model empangparit, komplangan, dan jalur.

• • • • • Sistem PolikulturSuatu sistem budidaya yangmembudidayakan lebih dari satujenis komoditas dalam satu masapemeliharaan dalam petak yangsama. Konsep polikulturberkembang karena banyaknyakegagalan produksi yang dialamisistem monokultur di tambakterutama udang, sehinggadiharapkan dengan memeliharadua atau lebih jenis komoditas,masih dapat menghasilkanproduksi yang dapat menutupikegagalan lainnya.

Polikultur yang dikembangkan saatini adalah kombinasi budidayarumput laut Gracillaria, udangwindu dan bandeng dalam satupetak tambak. Kombinasi ketigajenis ini didasarkan pada peranGracillaria sebagai penyeraplimbah (filter pollutan) danpergerakan bandeng yangmembantu aerasi air tambaksecara alami.

Langkah-Langkah

Budidaya Tambak Ramah Lingkungandi Daerah Mangrove

Oleh :

Ita Sualia, Eko Budi Priyanto dan I Nyoman N. Suryadiputra

TAHAPAN BUDIDAYA TAMBAKRAMAH LINGKUNGAN

Beberapa tahapan sederhanapengelolaan tambak ramah lingkunganbaik untuk komoditas udang windu,bandeng dan rumput laut sbb:

1. Pemilihan Lokasi

a) Jangan menebang/menghilangkantumbuhan di areal sekitar 130mdalam membuka tambak (sesuaihukum Nasional mengenai lebar jalurhijau, yaitu 130 kali selisih rata-ratapasang tertinggi dan surut terendah)

b) Jangan memilih lokasi tambak barupada lokasi dengan produksi tambakrendah atau sedang mewabahpenyakit pada udang/ikan

c) Patuhi semua peraturan yang berlakudan perencanaan pengembanganwilayah pesisir

d) Penanaman kembali hutan bakaumembantu merehabilitasi tambak-tambak yang telah mati danmeningkatkan hasil tangkapan alam.

2. Persiapan lahan dan air(perbaikan pematang dan saluran,pengeringan, pengapuran,pembasmian hama danpemupukan)

a) Persiapan lahan meliputi :pengeringan lahan, perbaikanprasarana produksi sepertipematang, pintu air, jembatan anco,saringan, dll), pembajakan ataupembalikan tanah (jika ada),pengapuran (jika ada), danpemberantasan hama.

b) Persiapan air meliputi pengisian air,pemupukan, dan, jika ada,pengapuran susulan.

Page 7: Edisi Juli, 2010 1 zzz · 2010. 7. 26. · berada di tepi danau (553ha) dan 1% lahan yang tidak dapat dikalsifikasikan karena citra tertutup awan (333 ha). Danau Tondano menjadi habitat

Edisi Juli, 2010Edisi Juli, 2010Edisi Juli, 2010Edisi Juli, 2010Edisi Juli, 2010 77777

○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○

Konservasi Lahan Basah

.....bersambung ke hal 14

3. Pemilihan dan penebaran benur

Untuk mendapatkan benih berkualitasdan tahan penyakit, sebaiknyasebelum dilakukan pemilihan benih,proses-proses sebelumnya harusberjalan sempurna.

Ciri benur udang yang baik:

a) Panjang dan warna seragamb) Ukuran panjang sesuai umur

(kurang lebih 13 mm untuk PL 15)c) Anggota tubuh lengkap dan normal,

ekor (uropod) sudah membukasempurna, tidak ada kerusakankaki atau rostrum, tidak adapenempelan penyakit pada tubuh

d) Benur yang sehat berwarnakeabuan, coklat atau coklat tua.

e) Berenang melawan arus jika airdalam wadah diputar.

f) Sangat responsif terhadap cahayadan kejutan

g) Usus penuh berisi makanan, warnausus bergantung pada jenismakanan umumnya berwarnakecoklatan

h) Lulus test uji formalin 200 ppmselama 1 jam (SR>95%)

Transportasi Benur/Nener

Pemanenan benur di hatchery ataunener di panti pendederan umumnyadilakukan pada malam hingga pagi

hari saat suhu air rendah. Jika lamapengiriman lebih dari 6 jam makaperlu penambahan es untukmenurunkan suhu selamaperjalanan. Adapun prosedurpengiriman benur adalah sbb:

a) Sebelum pengiriman, salinitas airdi hatchery/panti pendederantempat benih berasal semaksimalmungkin disesuaikan dengansalinitas air tambak di tempattujuan. Perubahan salinitas dihatchery harus dirancangsedemikian mungkin agarmaksimal hanya 3 ppt per hari.

b) Pemanenan dan pengemasanbenur/nener harus dilakukandengan hati-hati untuk mencegahkerusakan benur/nener.

c) Jumlah benur dalam satu kantongplastik sebaiknya berkisar antara1.000-2000 PL per liter air (ukuranPL 15) atau 500-1.000 PL per literair (ukuran PL 20). Untuk nenerukuran 5 cm, jumlah per kantongtidak boleh lebih dari 100 ekor

d) Kantong harus diisi oleh air danoksigen murni denganperbandingan 1/3 dan 2/3 volumekantong dan diikat kuat oleh karet

e) Alat transportasi harus bersih darisumber pencemaran dan layakpakai, tidak digunakan untukmengangkut bahan-bahan kimia,bensin, pupuk dsb.

f) Pengiriman benur sebaiknyadilakukan pada malam hari saatsuhu udara cenderung rendah,terutama jika jarak tempuhnyajauh. Bak pengangkut sebaiknyaditutup dengan terpal untukmencegah jatuhnya kantong ataubox styrofoam.

4. Pengelolaan kualitas air danpakan

Pengelolaan Kualitas Air

Prosedur standar dan sederhana:

a)Sebelum memasukkan air,saringan dobel harus sudahterpasang di pintu air untukmencegah masuknya hewan liar.

b)Air sumber harus baik, dalam artitidak keruh, kotor atau berbau.Usahakan memasukkan air saatpasang tertinggi dalam siklusharian atau saat air mulai surut.Parameter air normal untukpemeliharaan udang: salinitas 15-25 ppt, pH 7,5-8,5, DO>4 ppm,dan kecerahan 30-35 cm.

c)Ukurlah salinitas dan pH airsumber sebelum melakukanpengisian air. Perubahan salinitastidak boleh melebihi 3 ppt dalamsatu hari di dalam tambak.

Page 8: Edisi Juli, 2010 1 zzz · 2010. 7. 26. · berada di tepi danau (553ha) dan 1% lahan yang tidak dapat dikalsifikasikan karena citra tertutup awan (333 ha). Danau Tondano menjadi habitat

88888 WWWWWartartartartarta Konserva Konserva Konserva Konserva Konservasi Lasi Lasi Lasi Lasi Lahan Basahahan Basahahan Basahahan Basahahan Basah

○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○

Berita Kegiatan

LOKAKARYA dan PELATIHANPengelolaan Ekosistem dan Pengendalian Spesies InvasifDanau Tondano

Oleh:Ita Sualia*

M endukung ditetapkannyaDanau Tondano olehKementerian Lingkungan

Hidup RI sebagai salah satu darilima belas danau prioritas diIndonesia yang harus segeradipulihkan fungsinya, WetlandsInternational - IndonesiaProgramme (WIIP) bekerjasamadengan Pemerintah Kab. Minahasa,Kementerian PU dan KementerianLH (atas dukungan dana dariUNEP), telah menyelenggarakankegiatan-kegiatan workshop danpelatihan.

Workshop pertama dilaksanakanpada tanggal 15 April 2010 diManado berupa rapat konsultasidan pertemuan stakeholder DanauTondano. Di kota yang sama padatanggal 24-26 Mei 2010diselenggarakan training danlokakarya Pengelolaan Ekosistemdan Pengendalian Spesies InvasifDanau Tondano, yang merupakantindak lanjut dari hasil identifikasikebutuhan dalam pengelolaanekosistem Danau Tondano yangtelah dirumuskan pada workshopsebelumnya.

Pelatihan selama tiga hari ini, diikutioleh 26 peserta perwakilan dariinstansi pemerintah, organisasi sipil,pihak swasta, dan masyarakat yangtinggal di sekitar Danau Tondano.Materi pelatihan diberikan melaluitiga pendekatan yaitu :

a. Pengajaran teori di dalam kelas,meliputi pengantar pelatihan,penjelasan kondisi biofisik

(limnology) Danau Tondanobeserta Daerah Tangkapan Air,penjelasan cara mengukurbeberapa parameter kualitas airdan bathymetri, penjelasananalisis kebijakan

b. Praktek dan pengukuran dilapangan, meliputi pengukurankualitas air, pemetaan bathymetri,observasi dan identifikasikeanekaragaman hayati)

c. Diskusi pembahasan hasilpengukuran lapangan

Topik yang dibahas dalam trainingmeliputi:

a. Pengelolaan Kualitas Air Danau(Limnologi);

b. Pemantauan Kondisi Bathimetrydan Restorasi Danau;

c. Pengelolaan KeanekaragamanHayati;

d. Pengembangan KebijakanPengelolaan Danau dan DaerahAliran Sungai.

Hari terakhir training dilakukan dalambentuk lokakarya yangdiselenggarakan pada tanggal 26 Mei2010 dengan dihadiri oleh 63 orangyang terdiri dari peserta training danperwakilan para stakeholder. Padalokakarya tersebut peserta trainingmenyampaikan hasil-hasil kajiannyamengenai Danau Tondano yangdilakukan berdasarkan metode-metode yang dipelajari oleh pesertaselama pelatihan.

Lokakarya membahas mengenai isuutama dan akar penyebab masalah,strategi untuk mengatasi masalahyang dihadapi serta rencana aksipada Daerah Tangkapan Air(catchments area), Sempadan (lakebanks/ buffer zone) dan Danau.Dalam Rencana Aksi diidentifikasikegiatan-kegiatan yang berlangsungdan komitmen dari berbagai sektoruntuk pengelolaan ekosistem danauTondano kedepan. Hasil utamalokakarya ini adalah sebuah DokumenProgram Pengelolaan Danau Tondanoyang akan dibahas pada babselanjutnya.

Pembukaan workshop oleh Sekda Kabupaten Minahasa

Page 9: Edisi Juli, 2010 1 zzz · 2010. 7. 26. · berada di tepi danau (553ha) dan 1% lahan yang tidak dapat dikalsifikasikan karena citra tertutup awan (333 ha). Danau Tondano menjadi habitat

Edisi Juli, 2010Edisi Juli, 2010Edisi Juli, 2010Edisi Juli, 2010Edisi Juli, 2010 99999

○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○

Berita Kegiatan

Pelatihan Pemanfaatan EcengGondok

Pelaksanaan kegiatan pelatihanpemanfaatan eceng gondokmerupakan kegiatan tambahan dariapa yang telah disepakati oleh WIIPdan UNEP dalam kontrak kerjasama.Pelatihan ini dilakukan karenapenanganan masalah penutupaneceng gondok pada umumnya masihsebatas pengangkatan eceng daridanau tanpa diolah lebih lanjut.Eceng gondok yang diangkat kedarat menimbulkan masalah baruyaitu penumpukan sampah ecenggondok di darat. Selain itu upayapengangkatan eceng gondok jugatidak efektif karena kurangnyatenaga kerja dan pendanaan yangtidak seimbang dengan lajupertumbuhannya. Berdasarkankajian UNIMA, 2005 lajupertumbuhan eceng gondok dalamtiha hari bisa mencapai dua kalilipatnya (doubling time). Akibatnyajumlah eceng gondok dan tanamanair invasive lainnya tetap banyak dansemakin meluas.

Menyikapi masalah tersebut WIIPberinisiatif untuk memotivasimasyarakat agar berpartisipasi aktifdalam upaya pengendalian ecenggondok tersebut. Hal tersebutdilakukan dengan memperkenalkanpada masyarakat mengenai manfaatekonomi eceng gondok yaitu denganmemodifikasinya menjadi barang-barang kerajinan tangan. Sebuahpelatihan mengenai pemanfaataneceng gondok telah dilakukan pada

tanggal 24 Mei 2010 di DesaToulimembet, Danau Tondanodengan mendatangkan pelatih dariYogyakarta, Jawa Tengah.Pelatihan pengelolaan encenggondok yang dilakukan oleh WIIPini bekerjasama dengan programPNPM (Program NasionalPemberdayaan Masyaraat)Lingkungan di KecamatanKakaskarena pada saat yang samaPNPM Lngkungan memiliki progampengangkatan eceng gondok dariDanau Tondano namun pengolahaneceng gondok tersebut masihsebatas dijadikan kompos.

Pelatihan diikuti oleh 18 (delapanbelas) peserta dari 6 desa disekiling Danau Tondano yangmasuk dalam wilayah KecamatanKakas antara lain dari DesaToulimembet, Passo, Tounelet.Sebagian besar peserta adalah ibu-ibu yang juga terlibat dalamkegiatan PNPM Lingkungan.Peserta training sangat antusiaskarena training ini memberikanpengalaman baru bagi masyarakatdan materi kerajinan tangan yangdiajarkan cukup sederhanasehingga mudah diaplikasikan.

Beberapa kesimpulan umum danrekomendasi yang dapat ditarik daripelaksanaan kegiatan peningkatankapasitas pemangku kepentingandalam Pengelolaan Danau Tondanoadalah sebagai berikut :

1) Peran aktif dan kerjasama antarmasyarakat dan pemerintah

dalam pengelolaan ekosistemDanau Tondano mutlak dilakukankarena secara sosial, budaya, danekonomi, kehidupan masyarakatdi sekitar DAS Tondano sangattergantung dari keberadaanekosistem Danau Tondano;

2) Peningkatan kepedulian dankapasitas pemangku kepentinganmerupakan salah satu faktor kuncipengelolaan Ekosistem DanauTondano (melalui penyebaranberbagai media informasipenyadartahuan pada berbagaitingkat pemangku kepentingan).Upaya–usaha pengembangankapasitas dapat antara lainmelalui pendidikan, pelatihan.

3) Pengembangan ekonomi berbasiskonservasi pada DaerahTangkapan Air Danau Tondanoperlu untuk dilakukan sebagaiupaya untuk mengurangi tekananlingkungan (pendangkalan danpencemaran) pada danau.

4) Kemitraan pemerintah (pusat dandaerah) dan lembaga swadayamasyarakat sebagai fasilitatorkegiatan masyarakat perluditingkatkan dan sinergi dalammengimplementasikan kegiatanuntuk menghindari kontradiksi dantumpang tindih. Aktif bersama-sama mencari solusi bagi masalahlingkungan hidup dan ekonomiyang dialami oleh komunitas.

*Wetlands Management Officer WIIP

(a) Diskusi kelompok (b) Pelatihan di lapangan (c) Pelatihan membuat kerajinan tangandari bahan dasar eceng gondok

Page 10: Edisi Juli, 2010 1 zzz · 2010. 7. 26. · berada di tepi danau (553ha) dan 1% lahan yang tidak dapat dikalsifikasikan karena citra tertutup awan (333 ha). Danau Tondano menjadi habitat

1010101010 WWWWWartartartartarta Konserva Konserva Konserva Konserva Konservasi Lasi Lasi Lasi Lasi Lahan Basahahan Basahahan Basahahan Basahahan Basah

○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○

Berita Kegiatan

Lomba Menggambar Tingkat SD/SederajatDaerah Bufferzone CA. Pulau Dua, Serang, BantenDalam Rangka Memperingati Hari Air Sedunia

Oleh :Triana

D alam rangka mendukungprogram konservasi danpemberdayaan

masyarakat di Teluk Banten, padaakhir bulan Maret 2010 laluWetlands International – IndonesiaProgramme (WI-IP) telahmenyelenggarakan suatu kegiatanLomba Menggambar tingkatSekolah Dasar/Sederajat. Selainsebagai salah satu bentukpenyadaran dan pendidikanlingkungan, kegiatan ini jugabertepatan dengan peringatan HariAir Sedunia yang jatuh padatanggal 22 Maret setiap tahunnya.

Lomba menggambar diikuti oleh 6sekolah tingkat Sekolah Dasar/Sederajat, yang berada di wilayahKec. Kasemen, Serang. Ke-enamsekolah yang terlibat adalah: SDNInpres, SDN Kebon, SDNCangkring, SDN Harja Mukti, MIBadamussalam, dan Ponpes AlJauhariyah, masing-masing diwakili8 siswa-siswi serta seorang guru.

Dari 48 peserta lomba, keluar 3siswa sebagai pemenang, yaitu:• Juara I, Nisa Rahma Azhari,

Kelas V, SDN Cangkring• Juara II, Lukman, Kelas IV, SDN

Kebon• Juara III, Deni Kustiyawan, Kelas

IV, SDN Inpres

Masing-masing pemenangmendapatkan hadiah berupa: uangpenghargaan/beasiswa, sertifikat,tropi/piala dan bingkisan.

AIR SUMBER KEHIDUPAN

Tidak ada satupun mahluk hidupyang tidak tergantung pada air.Menyadari fungsi yang sangat vitaltersebut, bangsa-bangsa di duniayang tergabung dalam wadahPerserikatan Bangsa-Bangsa telahbersidang di kota Rio Jeneiro,tepatnya pada tanggal 22 Maret1992, dan memutuskan bahwatanggal 22 Maret ditetapkansebagai Hari Air Sedunia.Diharapkan, seluruh umat manusiabisa mengingat dan memaknaiakan pentingnya air bagikeberlanjutan hidup manusia danmahluk hidup lainnya.

Sejak keseimbangan alam masihtertata dengan baik, air masihmemberikan peran dan manfaatpositif bagi segenap mahluk hidup.Tatkala porsi kebutuhan dankeinginan manusia telahmendominasi lingkup tatanantersebut yang diperparah denganpengelolaan yang tidak ramahlingkungan dan berkelanjutan, airbersih dan sehat semakin sulitdidapat bahkan air kini seakanmenjadi bagian yang menakutkandan membahayakan.

Pada tahun 1999 sekitar 1,2 milyarpenduduk bumi mengalamikesulitan akses air bersih, dan

Karena cuaca hujan, lomba gambar dilaksanakan di dalam ruangan kelas, yang sebelumnyadirencanakan di CA. Pulau Dua.

Page 11: Edisi Juli, 2010 1 zzz · 2010. 7. 26. · berada di tepi danau (553ha) dan 1% lahan yang tidak dapat dikalsifikasikan karena citra tertutup awan (333 ha). Danau Tondano menjadi habitat

Edisi Juli, 2010Edisi Juli, 2010Edisi Juli, 2010Edisi Juli, 2010Edisi Juli, 2010 1111111111

○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○

Berita Kegiatan

diperkirakan terus meningkatmenjadi 2,7 milyar atau sepertigajumlah penduduk seluruh duniapada tahun 2025 apabila tidaksegera dilakukan tindakan nyatamengatasi masalah kelangkaan airbersih tersebut (Sumber: WordCommision on Water). Sebaliknyadisisi lain, justru tersaji data-datamengenai bencana dan malapetaka akibat ‘ketidak-ramahan’ air.Banjir, longsor bahkan kekeringan,itu semua adalah bukti nyatadampak pengelolaan air sertasumber-sumber air yang tidakbenar dan bertanggung jawab.

Melalui peringatan Hari AirSedunia yang diselenggarakanberbagai negara di bumi ini, kitasemua diingatkan betapapentingnya air bagi kehidupan.Kita tidak dapat bertahan hidup

tanpa air, untuk itu sudah saatnyakita sadar dan memperlakukansumberdaya air sebagai bahanyang bernilai dan menentukan.

Banyak hal yang dapat kitalakukan dalam mengelola danmelestarikan sumberdaya airsecara bijak dan berkelanjutan. Airbukanlah sesuatu yang berdirisendiri, pengelolaan sumberdayaair haruslah dilakukan secara utuhmulai dari hulu hingga hilir sebagaisuatu kesatuan ekosistem.

Anak-anak usia sekolah adalahgenerasi penerus yang tidak hanyasebagai pewaris sumber-sumberdaya alam termasuk air, tetapi jugasebagai generasi penerus tongkatestafet dalam pemanfaatan danpengelolaan sumber-sumber dayatersebut. Pendidikan Lingkungan

dan penyuluhan adalah bagian daripenguatan dan pembekalangenerasi-generasi muda itu agarkelak menjadi pengelola yang baikdan bertanggung jawab,diantaranya melalui kegiatan lombamenggambar. Mudah-mudahandengan pengalaman yang didapat,mereka akan lebih sadar dan mauberperilaku yang lebih baik dalammengelola lingkungan disekitarnya. Lebih jauh merekaakan lebih sadar bahwa baikburuknya lingkungan sekitarmereka adalah tergantung padabaik buruknya mereka danmasyarakat lainnyamemperlakukan lingkungan itusendiri.

Selamat Hari Air Seduna!

Para pemenang lomba berfoto bersama dengan Kepala Seksi SBKSDA Serang, guru-guru serta tim dari WI-IP

Page 12: Edisi Juli, 2010 1 zzz · 2010. 7. 26. · berada di tepi danau (553ha) dan 1% lahan yang tidak dapat dikalsifikasikan karena citra tertutup awan (333 ha). Danau Tondano menjadi habitat

1212121212 WWWWWartartartartarta Konserva Konserva Konserva Konserva Konservasi Lasi Lasi Lasi Lasi Lahan Basahahan Basahahan Basahahan Basahahan Basah

○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○

Berita dari Lapang

Kawasan Rawa Singkilmerupakan Hutan SuakaMargasatwa dengan luas

sekitar 102.000 hektar (Ha).Kawasan hutan Rawa Singkilmemiliki fungsi konservasi yangsangat penting karena memilikikeanekaragaman hayati beragamdan bernilai tinggi. Satwa endemikSumatera seperti orangutan danharimau sumatera terdapat dalamkawasan hutan Rawa Singkil.

Ekosistem Suaka MargasatwaRawa Singkil dapat dijumpai disepanjang sungai utama yangmelintasi kawasan ini, yaitu SungaiAlas dan sungai-sungai kecil yangberhulu di sungai ini. Hutan rawa inimemiliki fungsi yang sangat pentingbagi masyarakat di sekitarnya danmasyarakat Aceh Singkil padaumumnya. Masyarakat lokalmemanfaatkan hutan rawa untukberbagai keperluan kehidupan,seperti pembuatan perahu, rumah,dan kayu bakar, bahkan jugasebagai sumber tanaman obat-obatan alami, hasil perikanan (ikanlele, udang) dan lain-lain. Rawa inijuga merupakan tempat pemijahanberbagai jenis ikan dan hewanbercangkang seperti udang dankepiting. Lapisan gambut dantumbuhan yang terdapat dalamhutan rawa Singkil berperan dalammenyaring air rawa sebelumdialirkan ke laut.

Sayangnya hingga kini praktekpenebangan liar masih terus terjadidi hutan SM Rawa Singkil. Jika haltersebut dibiarkan terus berlanjut,tidak hanya masyarakat akankehilangan manfaat dan fungsinya,tetapi juga akan mengancamkeberadaan satwa-satwa langkayang hidup dan bergantung padaekosistem SM Rawa Singkil.

Sementara itu berdasarkan hasilpenelitian terakhir yang dilakukanLembaga Cicem Nanggroemenunjukkan bahwa Rawa Singkilmerupakan habitat bagi lebih dari65 spesies burung. Beberapaspesies burung tersebut memilikinilai konservasi tinggi sepertiburung Bangau Storm (Ciconiastormi) dan Bangau Tongtong(Leptoptilos javanicus) yangtergolong satwa terancam punah.Bahkan berdasarkan data baseBirdlife dan Wetlands Internationalmenunjukkan bahwa selain burungtersebut diatas, di SM Rawa Singkiljuga terdapat burung langka jenisMentok Rimba (Cairina scutulata).

Bangau Storm ditemukan di hutanyang tidak terganggu dan habitat airtawar di Sumatra, KepulauanMentawai, Kalimantan, Brunei danSemenanjung Malaysia.Berdasarkan survey, saat ini dikawasan SM Rawa Singkil masihdapat dijumpai Bangau Storm.

Salah satu kubu berada di tenggaraSumatera, dengan sisa populasiterbatas. Sedangkan di SemenanjungMalaysia hanya satu populasi yangsangat kecil dan berpencar.

Populasi dunia dari Bangau Stormsaat ini diperkirakan kurang dari 500individu. Karena terus-meneruskehilangan habitat, ukuran populasiyang sangat kecil, terbatas dan diburudi beberapa daerah, Storm’s Storkdiklasifikasikan sebagai Endangered(terancam punah) dalamThe International Union forConservation of Nature (IUCN) RedList of Threatened Species. Selain itukerusakan hutan dataran rendahmelalui penebangan, pembangunanbendungan dan konversi keperkebunan kelapa sawit menjadikanBangau Storm semakin terancamkeberadaannya.

Melihat aksi perusakan hutan yangkian marak dan mengancamkehidupan burung, tentunya harussegera dilakukan upaya tindakanpencegahan atau penyadar tahuanlingkungan berbagai pihak. Baik ituLSM maupun lembaga pemerintahyang terkait. Oriental Bird Club(OBC) dan Lembaga Cicem Nanggroememfasilitasi Pelatihan PengamatanBurung Liar yang merupakanserangkaian program dari Bird(Ciconia stormi) Education danAwareness (BEA). BEA tersebut telah

“BEA” MengamatiBurung Langkabersama Siswa diSM. Rawa Singkil, Aceh

Oleh :Agus Nurza*

Page 13: Edisi Juli, 2010 1 zzz · 2010. 7. 26. · berada di tepi danau (553ha) dan 1% lahan yang tidak dapat dikalsifikasikan karena citra tertutup awan (333 ha). Danau Tondano menjadi habitat

Edisi Juli, 2010Edisi Juli, 2010Edisi Juli, 2010Edisi Juli, 2010Edisi Juli, 2010 1313131313

○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○

Berita dari Lapang

dilakukan di laboratorium biologisekolah SMA Negeri I Singkilkabupaten Aceh Singkil pada tanggal7 Januari 2010. Menariknya kegiatanBEA tahap awal ini didominasi olehsiswi sebesar 80% dari pada siswayang hanya 20%.

Kegiatan BEA ini meliputi materikelas selama setengah hari danselebihnya praktek lapangan.Praktek lapangan secara khususdiikuti oleh siswa yang diberikankebebasan mengeksplorasi kawasansungai Rawa Singkil dari atasperahu dan selebihnya di sepanjangareal Laguna pantai Singkil untukmengamati jenis-jenis burung secararinci yang tampak melalui gambarantopography burung dan denganmenggunakan teropong Binokulardan Monokular.

Nurul salah seorang pesertamengaku sangat senang dengankegiatan pengamatan burung ini,apalagi kegiatan tersebut bukanhanya berupa pelatihan yangdiberikan secara teori melainkanjuga didukung dengan prakteklangsung ke lapangan layaknyaseorang peneliti satwa liar. Kitadapat melihat dengan jelas keunikandari burung dan dapat melihatsecara jelas prilaku ekologis dariburung yang sangat bergantungdengan alam.

Dalam praktek pengamatan burungliar tersebut juga banyak teramatiburung-burung seperti jenis CangakMerah (Ardea purpurea), KokokanLaut (Butorides striatus), KuntulBesar (Egretta alba), Elang LautPerut Putih (Haliaeetus leucogaster),Cekakak Sungai (Todirhamphuschloris) dan masih banyak jenisburung lainnya. Bahkan siswa jugadapat mengamati beberapa jenisburung pantai migran seperti jenisburung Cerek Pasir Mongolia(Charadrius mongolus), Cerek PasirBesar (Charadrius leschenaultii),Trinil Pantai (Tringa hypoleucos) danlainnya.

Disela-sela pengamatan burungpantai tersebut, siswa juga dapatmengetahui dan memahamifenomena burung-burung migrasi.Serangkain diskusi dilokasipengamatanpun tak henti-hentidilakukan karena banyak sekalijenis burung pantai migrant yangdapat teramati. Bahkan siswa jugasangat beruntung dapat mengamatiburung pantai jenis Wili-wili Besar(Esacus giganteus) yang sudahmulai terancam punah dalam dataIUCN red list. Oleh karena itusiswa-siswi SMAN I Singkil merasasangat puas dalam mengikutikegiatan BEA ini walaupun harusbertahan dalam panas teriknyamatahari.

Dari Program BEA ini diharapkandapat membangkitkan minat danmembangun kesadaran kritis siswaakan pentingnya upaya pelestarianburung liar dan habitatnya di Aceh.Selain itu siswa juga diharapkanakan timbul motivasi baru untukmelakukan kegiatan positif sepertikegiatan Birdwatcing yang dapatmengamati sekaligus memantaukeberadaan burung danmembangun database burungsehingga nantinya dapatmenggambarkan fluktuasikeberadaan jenis-jenis burung didalam suatu kawasan.

Kegiatan ini tentunya bukan hanyauntuk bersenang-senang, tetapidiharapkan akan menggugahgenerasi muda, bukan hanya untukberperan aktif dalam konteksbirdwatching saja, tetapi lebihmenyeluruh untuk pelestarianlingkungan. Siswa nantinya dapatmampu berperan aktif dalamkegiatan Birdwatching, dimana datayang diperoleh kemudian akandapat digunakan sebagai masukankepada pemerintah daerah untuktata ruang dan pengambilankeputusan yang dapatmengakibatkan efek positif bagilingkungan.

Pustaka

Fransisca Ariantiningsih, 2008. SuakaMargasatwa Rawa Singkil Mutiara diPantai Barat Aceh, http://yelweb.org/files/suakamargasatwasingkil.pdf

Direktorat Jenderal PHKA. http://www.ditjenphka.go.id/kawasan_file/sm.%20rawa%20singkil.doc-07.pdf

Harian Serambi Indonesia, 9September 2009, http://www.serambinews.com/news/view/13365/kayu-ilegal-logging-dimusnahkan-di-rawa-singkil

Birdlife International. www.birdlife.org

Wetlands International IndonesiaProgram, www.wetlands.or.id

Data Base Burung Aceh, LembagaCicem Nanggroe 2009.

*Co-Bird Education dan Awareness(BEA)

Lembaga Cicem Nanggroe, Banda AcehE-mail: [email protected]

Page 14: Edisi Juli, 2010 1 zzz · 2010. 7. 26. · berada di tepi danau (553ha) dan 1% lahan yang tidak dapat dikalsifikasikan karena citra tertutup awan (333 ha). Danau Tondano menjadi habitat

1414141414 WWWWWartartartartarta Konserva Konserva Konserva Konserva Konservasi Lasi Lasi Lasi Lasi Lahan Basahahan Basahahan Basahahan Basahahan Basah

○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○

Konservasi Lahan Basah

..... Sambungan dari halaman 7

Langkah-langkah Budidaya Tambak Ramah Lingkungan ...........

d)Pengelolaan air di tambak meliputipemantauan kedalaman,kecerahan, dan warna air.Pertahankan kedalaman air untukmengantisipasi hilangnya air akibatbocor atau penguapan.Pemupukan susulan perludilakukan jika kecerahan air(makanan alami) mulai berkurang.Dosis pemupukan diberikan sedikitdemi sedikit.

e)Klekap sengaja ditumbuhkan untukbahan makanan bandeng, namunklekap yang tenggelam (mati)dapat menyebabkan kebusukandasar tambak dan membahayakanudang. Untuk itu angkatpertumbuhan klekap yang berlebih.

f) Pemberian saponin susulan bisadilakukan jika terdapat banyakhama ikan liar di dalam tambak.Namun hal ini tidak bisa dilakukanjika bandeng juga dipelihara didalam tambak (polikultur).

g)Pemberian kapur susulan bisadilakukan jika fluktuasi pH airharian tidak stabil atau pH aircenderung rendah selama masapemeliharaan. Kaptan dan dolomitlebih direkomendasikan untukdiberikan sesuai kemampuankeuangan petani, dosis yangdisarankan adalah 5-10 kg/hektarsetiap 2-3 hari sekali.

h)Pada saat hujan lebat turun,salinitas dan pH air dapat turunsecara drastis dan kekeruhanmeningkat, maka penanganandiperlukan dengan caramembuang air permukaan sertapemberian kaptan sebanyak 2-3kg/10m2 ke atas pematang. Jika airtambak menjadi keruh maka perludiberikan kaptan sebanyak 200-300 kg per hektar.

Pengelolaan Pakan

a) Pemberian pakan benur padakolam dengan tingkat kecerahanair lebih tinggi (pakan alamisedikit) pemberian pakan harusdiberikan lebih awal atau paling

lambat pada umur 25 hari sejaktanggal penebaran.

b) Dosis pakan yang diberikansekitar 0,5 kg/hari per 10.000 PLbenur (dibagi menjadi tiga kalipemberian). Untuk pemeliharaannener, pemberian pakan dapatdilakukan jika nener sudahmerespon pemberian pakan.

c) Pakan untuk udang adalah pellettenggelam (sinking type),sementara untuk bandeng pelletmengapung (floating type).

d) Saat udang berumur minimal 50hari dan sampling telah dilakukan(bobot rataan dan estimasipopulasi diketahui), maka dosispemberian pakan secara kasardapat dihitung sebagai berikut:

e) Pilih pakan yang terbukti kredibel(bermerk). Simpan dalam kemasantertutup, kering dan bersih, tidakbasah dan terserang jamur, dantidak kadaluarsa.

f) Pakan disebarkan dari pinggirkolam (sekeliling pematang) danmerata ke seluruh area yangbersih di tambak.

g) Jika mungkin, taruh beberapaanco untuk mengetahui lajukonsumsi pakan (populasi, nafsumakan udang) dan periksa secararutin setelah 2 jam.

h) Jangan berlebih dalam pemberianpakan karena dapat merusakkualitas air dan menyebabkanpemborosan.

i) Kurangi jumlah pakan atauhentikan sama sekali jika udangtidak nafsu makan, sedangmolting, atau saat hujan lebat.Pakan dapat diberikan kembaliesok atau 2 hari setelahnya.

j) Sesuaikan ukuran/tipe pakan yangdiberikan dengan ukuran udang/bandeng. Lakukanlah konsultasidengan penjual pakan mengenaitata cara pemberian pakan yanglebih baik (tepat, hemat).

5. Pengelolaan kesehatan udangwindu

Inti dari pengelolaan kesehatan adalahpemeriksaan yang rutin terhadapkualitas air, kondisi udang, mencegahmasuknya carrier (kepiting, udangliar), dan jika terjadi wabah,pengetatan prosedur ganti air danpengamanan tambak dari kontaminasi(peralatan, burung, dan anjing).Beberapa prosedur rutin:

a) Periksa udang di malam haridengan senter (udang yang sehatmemiliki mata cerah/merah danbereaksi cepat dengan berenangmenjauh, sementara udang yanglemah matanya pucat dan bereaksilambat terhadap cahaya danberenang lemah ke pinggir.

b) Lakukan pengecekan samplingsecara berkala saat udang berusiadi atas 45-50 hari. Udang yangsehat ditandai dengan tubuh daninsang yang bersih, warna tubuhalami, ekor tidak gripis, kaki-kakitidak patah, dan ususnya penuhmakanan. Udang yang kurangsehat tubuhnya kotor atau insanghitam, warna tubuh merah atau adabercak putih, ekor bengkak, danatau ususnya kosong.

c) Hilangnya nafsu makan, yangbukan dikarenakan faktor molting,merupakan indikasi seranganpenyakit atau memburuknyakualitas air. Oleh karena itu segeralakukan pengecekan kualitas/kurangi pakan, kualitas/ganti air,atau lakukan panen jika udangsudah cukup umur.

d) Jika serangan jamur dan parasitsering terjadi (udang lumutan),gunakan formalin sebanyak 100-150liter per hektar, diberikan maksimaltiga kali selama masa pemeliharaan,setelah udang berumur 40 hari.Diberikan pada siang hari saat cuacacerah dan jangan saat udangmolting. Sehari setelah pemberianformalin, air tambak harus digantisebanyak 30%.

Page 15: Edisi Juli, 2010 1 zzz · 2010. 7. 26. · berada di tepi danau (553ha) dan 1% lahan yang tidak dapat dikalsifikasikan karena citra tertutup awan (333 ha). Danau Tondano menjadi habitat

Edisi Juli, 2010Edisi Juli, 2010Edisi Juli, 2010Edisi Juli, 2010Edisi Juli, 2010 1515151515

○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○

Konservasi Lahan Basah

6. Panen dan pasca panen

a) Siapkan tim panen, peralatan danbahan yang dibutuhkan: boxstyrofoam atau plastik dan esdengan jumlah yang cukup.

b) Pastikan semua peralatan bersihdan didesinfeksi.

c) Jangan panen saat udangmolting, itu akan merusak kualitasudang dan menjatuhkan hargajual udang di pasar. Persentasiudang molting di bawah 5%masih dapat ditolerir.

d) Waktu panen saat surut terendahdalam siklus bulanan dan saatsuhu rendah (malam ataumenjelang pagi). Keluarkan airtambak sedikit demi sedikitmenjelang panen untukmempersingkat waktu panen.

f) Pemasangan jaring panen padapintu air (outlet) tambak harusmenampung udang/bandeng yangdipanen dan mencegahkebocoran yang menyebabkanudang/bandeng lolos dari jaring.

g) Udang yang terkumpul dalamjaring panen harus segeradiangkat untuk mencegahkerusakan udang.

h) Sangat disarankan udang/bandengyang dipanen segera direndamdalam air es sebelum mati untukmempertahankan kesegarannya.

i) Cuci udang/bandeng dengan airlaut bersih, tempatkan dalamwadah box yang telah dilapisi esdibawahnya. Pastikan udang/ikanterekspos es di dua sisi atas danbawah untuk mempertahankankesegaran selama perjalanan.

j) Untuk mencegah/ memperlambatproses pembusukan, kepalaudang dapat dikupas dengan hati-hati sebelum dibawa ke tempatpenampungan sementara.Tindakan ini hanya dilakukan jikapasar menghendaki kriteria udangtanpa kepala (headless).

k) Segera kirim hasil panen kepenampungan udang atau pabrik,untuk mencegah terjadinyakerugian akibat pembusukan.

l) Jika pengiriman tidak menggunakanice cool box, maka jumlah es yangdipakai harus disesuaikan denganjumlah udang dan jarak (lama)perjalanan.

m) Lama perjalanan sebaiknya dibawah 10 jam. Jika tidak makapergantian es perlu dilakukan untukmempertahankan kesegaran.

Semua kegiatan sehari-hari ditambak perlu dicatat dalam sebuahbuku harian tambak, agarmemudahkan evaluasi ke depan.

PENINGKATAN DAYA DUKUNGDAN PEMELIHARAANLINGKUNGAN TAMBAK

a) Menjaga lingkungan perairan

• Jangan biarkan sampahberserakan di saluran air danperairan

• Simpan dengan aman bateraibekas penerangan, dan tidakdibuang sembarangan karenamengandung logam beratberbahaya yaitu mercury (Hg)

• Tidak melakukan pembasmianrumput dengan pestisida padatanggul dan caren selama prosespemeliharaan.

• Hindari penggalian tanah saatpemeliharaan berlangsungkarena akan melepaskankandungan besi tanah danmenurunkan pH perairan.

• Limbah (kepala udang) ataubahan kimia berbahaya (airmengandung Clorin, kaporit)dari proses kegiatan dihatchery, tambak dan coldstorage ditampung dan diolahmenjadi netral terlebih dahulusebelum dibuang ke perairan.

b) Menjaga keberadaan mangrove

Mangrove mempunyai perananpenting dalam menyediakanmakanan dan larva udang dan ikandi alam. Sehingga sangat pentingperanannya dalam mendukungkeberadaan kehidupan disekitarnya. Berikut ini prosedurpemeliharaan mangrove di sekitartambak:

• Membiarkan beberapa lokasiyang terdapat mangrove sepertipinggiran sungai dan pantai.

• Menjaga mangrove sepanjangsungai minimal 50 meter darilokasi tambak

• Menjaga hutan mangrove dipantai dengan lebar minimal 200meter dari lokasi tambak

• Menanam pematang, pelatarandan saluran air tambak denganmangrove jenis tertentu misalbakau (Rizhophora sp.) denganjarak minimal 2 meter.

* (Sumber: Buku Panduan PengelolaanBudidaya Tambak Ramah Lingkungan di

Daerah Mangrove, © WI-IP)

Page 16: Edisi Juli, 2010 1 zzz · 2010. 7. 26. · berada di tepi danau (553ha) dan 1% lahan yang tidak dapat dikalsifikasikan karena citra tertutup awan (333 ha). Danau Tondano menjadi habitat

1616161616 WWWWWartartartartarta Konserva Konserva Konserva Konserva Konservasi Lasi Lasi Lasi Lasi Lahan Basahahan Basahahan Basahahan Basahahan Basah

○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○

Berita dari Lapang

Estimasi Populasi dan Habitat PersinggahanTrinil kaki-merah Tringa tetanus Linnaeus,di Kawasan Pantai Cemara, Jambi, Sumatera

Oleh:Nur’ Aini*

P antai Cemara, terletak dipedalaman Jambiberbatasan dengan Taman

Nasional Berbak, terbentang panjangmelintasi perkampungan dan arealpertanian di Kabupaten TanjungJabung Timur. Sungai Cemara yangmembelah Kabupaten TanjungJabung Timur seluas 4.445 km2,memiliki panjang sekitar 20 km, lebar20 meter hingga 30 meter dankedalaman kurang dari 5m. PantaiCemara merupakan salah satu lokasipenting bagi burung-burung pantaimigran yang bermigrasi setiap akhirtahunnya, sebagai tempat mencarimakan dan berisitirahat. PantaiCemara merupakan pantai liar tanpapenghuni manusia dan banyakditumbuhi cemara (Casuarinaequisetifolia).

KARAKTERISTIK PANTAI CEMARA

Pantai Cemara merupakan bagiandari daerah lahan basah (wetland)yang tergolong dalam jenis Estuariaatau Muara sungai (kuala). Estuariamerupakan perairan pesisir yangsemi tertutup, serta mempunyaihubungan bebas dengan laut terbukadan sangat dipengaruhi oleh pasangsurut (Davies et al. 1995). Pasangsurut sangat perpengaruh terhadapkehidupan biota laut, khususnya diwilayah pantai.

Sebagian besar kawasan PantaiCemara didominasi oleh substratberlumpur yang merupakanendapan yang dibawa oleh air tawar

dan air laut. Lumpur berwarnahitam dan air yang berwarna keruhdan beraroma tidak sedap. Aromatidak sedap ini yang ditimbulkanberasal dari pembusukantumbuhan dan hewan yang matidisekitar pantai tersebut,sedangkan air yang keruhdikarenakan pantai ini merupakanberdekatan atau bersinggunganlangsung dengan muara sungai.

TRINIL KAKI-MERAH

Trinil kaki-merah Tringa totanusmudah dikenali karena kakinyayang berwarna merah dan padasaat terbang terlihat tungging danbulu sekunder putih tampak jelasdengan ekor garis-garis putih danputih (Mackinnon et al, 1995).Pada musim tidak berbiak spesiesini melakukan migrasi dari belahanbumi Utara ke Australia danselama musim migrasi hanyamenghabiskan waktunya untukmencari makan dan beristirahat di

hamparan lumpur halus, sedikittergenang air dan di tempat-tempatdekat aliran sungai pada saat air lautsurut, adapun jarak migrasi yangditempuh antara 500 sampai 6.500km satu arah (Morten, 2000).

Pada umumnya, Trinil kaki-merahsaat berbiak mengunjungi rawarumput, saltmarshes (rawa garam),dan biasanya membentuk kelompokbesar dengan burung pantai lainnyauntuk mempertahankan wilayahberbiaknya, dan juga untukmenghindari serangan dari predator.

Kawasan Pantai Cemara (A) berbatasan dengan Taman Nasional Berbak (B) (Foto: Nur’ Aini)

Trinil kaki-merah (Tringa totanus)

Page 17: Edisi Juli, 2010 1 zzz · 2010. 7. 26. · berada di tepi danau (553ha) dan 1% lahan yang tidak dapat dikalsifikasikan karena citra tertutup awan (333 ha). Danau Tondano menjadi habitat

Edisi Juli, 2010Edisi Juli, 2010Edisi Juli, 2010Edisi Juli, 2010Edisi Juli, 2010 1717171717

○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○

Berita dari Lapang

Ketika terancam oleh predator Trinilkai-merah memberikan panggilanberisik dan terus-menerusmenggerak-gerakkan ekornya(David, 1999).

Populasi

Populasi Trinil kaki-merah di Eropatercatat antara 100.000 sampai140.000 dan jumlah terbesar diBelanda, Sweden Jerman danDenmark (Birdlife Internasional,2004a). Pada tahun 1989 sampai2002 di Eropa populasi Trinil kaki-merah meningkat, yaitu antara191.000 - 375.000 individu.

Pagh (2006) dalam EuropeanUnion Management Plan (2009-2011) menyatakan, bahwa sejaktahun 1970 populasi Trinil kaki-merah menurun pada beberapanegara meliputi Belgia, Italia, danSlovenia. Faktor yangmenyebabkan populasi Trinil kaki-merah menurun, yakni : terancamoleh berkurangnya luasan arealhabitat berbiak, akibat kegiatanmanusia. Kegiatan tersebutmeliputi ekstensifikasi pertanian(penumpukan lahan untukpertaniaan), drainase lahan basah(pembuangan air yang sudahtercemar ke areal lahan basah),pengendalian banjir, penghijauan,reklamasi tanah, pembangunanindustri perambahan dari Spartinaspp (tumbuhan air yang dapatmenyebabkan tumbuhan pantaiyang ada sekitar tumbuhantersebut menjadi kering) dangangguan dari konstruksi jalansetapak di Inggris terhadapintertidal mudflat (hamparan lumpurdengan vegetasi yang terbatas).Ancaman lain adalah adanyagangguan dari Landak Eropa(Erinaceus europaeus) yangmerupakan predator bagi Trinilkaki-merah, dan Trinil kaki-merahjuga rentan terhadap flu burung(H5N1).

Bio-Indikator Kualitas Habitat

Menurut Royal Society for theProtection of Birds (RSPB) padatahun 1925 dan badan-badankonsevasi Trinil kaki-merah Tringatotanus menjadi simbol pentingdalam hal kualitas habitat, yaituhabitat saltmarshes (rawa garam)dan rawa rumput yang merupakanhabitat bagi Trinil kaki-merah danbeberapa jenis burung pantailainnya, jika habitat ini menurunatau bahkan hilang maka akanberdampak terhadap kelangsungankehidupan spesies lainnya untukberkembang biak. Berkurangnyadaerah intertidal, yang merupakandaerah bagaian dari mudflatmembuat Trinil kaki-merahterpaksa menggunakan daerahsubtidal (perairan muara) untukmencari makan, akan tetapi hal inimemberikan dampak bagikelangsungan hidup danmenjadikan populasi Trinil kaki-merah merosot. Terancamnyahabitat ini menjadikan badan-badan konservasi di seluruh duniaberupaya untuk mempertahankanhabitat dan populasi Trinil kaki-merah (Burton et al, 2006).

Kederadaan Trinil kaki-merah diPantai Cemara, Jambi

Pantai Cemara sebagai salah satujalur terbang (flyway) Trinil kaki-merah dan burung pantai lainnyadalam melakukan siklus migrasisetiap akhir tahun. Pantai cemaradijadikan sebagai tempatpersinggahan bagi Trinil kaki-merah karena kawasan tersebutmenyediakan sumber pakan dantempat yang aman bagikelangsungan hidupnya selamabersinggah di kawasan tersebut.

Berdasarkan hasil monitoring danpenangkapan yang dilakukanselama lebih kurang dua bulan,

tercatat sekitar 73 individu Trinilkaki-merah yang tertangkaptertandai dan tertangkap kembali,dengan demikian keberadaanpopulasi Trinil kaki-merah di PantaiCemara relatif besar dan dapatdiasumsikan bahwa Pantai Cemaracukup baik untuk dijadikan tempatbersinggah bagi Trinil kaki-merah.

Sebagai data pendukung mengenaikeberadaan Trinil kaki-merah mulaidari Oktober 2007 sampai Januari2010, yaitu pada periode Oktober2007 tertangkap 13 individu,Desember 2007 tertangkap 134individu, Februari-maret 2008tertangkap 152 individu, April-Mei2008 tertangkap 134 danDesember 2009-Januari 2010tertangkap 73 individu.

Mengacu pada data laporankegiatan pemantauan burung liar diPantai Cemara dari periodepenangkapan bulan Oktober 2007sampai Januari 2010 yangdiselenggaran oleh WildlifeConservation Society - WCSGlobal Health Program. Tujuan darikegiatan ini adalah untukmendeteksi dini keberadaan virusAvian Influenza pada burung liar,mengetahui jenis burung pantaiyang bermigrasi ke Pantai Cemara,serta memberi bendera warna dancincin pada jenis burung pantai.Kehadiran atau jumlah individuTrinil kaki-merah yang tertangkaptidak dapat diperkirakan seberapabesar jumlah idividu yangbersinggah di kawasan PantaiCemara, hal tersebut karenasiklus dari migrasi Trinil kaki-merahbelum dapat diketahui kapan danberapa lama serta jumlah individuyang melakukan migrasi danbersinggah di suatu lokasi tertentu,khususnya di kawasan PantaiCemara.

.....bersambung ke hal 26

Page 18: Edisi Juli, 2010 1 zzz · 2010. 7. 26. · berada di tepi danau (553ha) dan 1% lahan yang tidak dapat dikalsifikasikan karena citra tertutup awan (333 ha). Danau Tondano menjadi habitat

1818181818 WWWWWartartartartarta Konserva Konserva Konserva Konserva Konservasi Lasi Lasi Lasi Lasi Lahan Basahahan Basahahan Basahahan Basahahan Basah

○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○

Flora & Fauna Lahan Basah

Akhirnya KUNTUL Bersarang Lagi ...

Oleh:Aida Fithri*

P asca bencana tsunami ygmenerpa wilayah Aceh diakhir 2004 lalu, telah

meluluhlantakkan sendi-sendikehidupan umat manusia, hartahilang ratusan ribu nyawamelayang. Tidak sampai disitu,bencana dahsyat tersebut jugatelah menghancurkan ekosistempesisir yang merupakan habitatbagi beberapa satwa liar. Burungkuntul sebagai salah satu satwapenghuni hutan mangrove pergientah kemana mencari tempat lainuntuk hidup dan berkembang biak.

Sudah lebih 5 tahun kenangan pahititu berlalu, selama itu berbagaiperbaikan sarana prasaranamaupun rehabilitasi dan restorasilingkungan telah dilakukan berbagaipihak. Roda kehidupan masyarakatAceh mulai kembali berputar, dan

berbagai satwa liar pesisir mulaikembali menemukan tempat hidupmereka.

Saat menapakkan kembali di Acehsetelah melanjutkan studi padatahun 2005, saya sering melihatbanyak burung kuntul terbang diatas kawasan Lam Pineung, BandaAceh. Pagi hari sekitar pukul 06.30mereka terbang mencari makan dansekitar pukul 18.00 sore merekakembali pulang. Saya mencobamencari dimana lokasi merekabersarang pasca tsunamiberdasarkan arah terbang merekasewaktu pulang. Rupanya merekaterbang ke arah belakang kantorgubernur di kawasan Jeulingke kotaBanda Aceh.

Suatu pagi, dengan ditemani suamikami mulai berjalan kaki menuju kelokasi mereka bermalam.

Sesampainya di sana hanya terlihathamparan lumpur yang hanyaditumbuhi beberapa batang bakauyang tersisa dari terjangan tsunami.Sekitar 2000 ekor kuntul dalambeberapa kelompok berdiriberdesakan dalam lumpur, diamtidak melakukan aktivitas apapun dipagi yang cukup sejuk.

Sekitar pukul 06.30 satu persatukuntul mulai terbang meninggalkanlokasi bermalam, tidak berapa lamasekitar pukul 08.00 pagi, lokasitelah terlihat lengang dan hanyatinggal beberapa ekor yang tersisa.

Dari informasi yang didapat daripenduduk lokal, bahwa selamamusim berbiak kuntul tetap bertelurnamun mereka meletakkannya dihamparan lumpur yang kemudiantersapu air pasang. Saat itu sayamulai was-was sanggupkah mereka

Page 19: Edisi Juli, 2010 1 zzz · 2010. 7. 26. · berada di tepi danau (553ha) dan 1% lahan yang tidak dapat dikalsifikasikan karena citra tertutup awan (333 ha). Danau Tondano menjadi habitat

Edisi Juli, 2010Edisi Juli, 2010Edisi Juli, 2010Edisi Juli, 2010Edisi Juli, 2010 1919191919

○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○

Flora & Fauna Lahan Basah

bertahan sampai pohon bakau yang ditanam kembalipasca tsunami mencapai kondisi yang disukai olehkuntul sebagai pohon sarang.

Setiap tahun selama musim berbiak saya melihatkuntul dengan bulu berbiak terbang mencari makandan belum ada kuntul yang bersarang di lokasi-lokasitambak yang sudah ditanami kembali dengan bakau.

Pada bulan Maret 2010 saya dan suami melihatbanyak sekali kuntul yang bertengger di pohonbakau di lokasi tambak desa Tibang, Pada tanggal12 April kami mencoba mendekati lokasi dengankendaraan roda dua namun tidak sampai ke lokasidikarenakan akses jalan. Pada tanggal 13 April kamimengamati lokasi melalui lantai dua gedung STTIT(Sekolah Tinggi Tehnik Iskandar Thani) yang terletakdi tepi jalan menuju Alue Naga. Pada saat itu sayabertemu dengan salah seorang staf pengajar dijurusan Biologi Fakultas Tarbiyah IAIN Ar raniry IbuErlita dan beliau memberitahu bahwa kuntul sudahmembuat sarang.

Keesokan harinya, kami bertiga menuju lokasibersarang kuntul melalui jalan setapak di sebelahkampus STTIT. Kami berjalan di atas pematangtambak dan setelah 10 menit kami tiba di lokasitambak yang ditumbuhi pohon bakau (Rhizophorasp.) Kami bertemu dengan bapak Sarbini danRidwan yang bertugas menjaga tambak. MenurutBapak Sarbini kuntul mulai bersarang sekitar 5 bulanyang lalu namun karena ada gangguan manusiamereka pergi dan tidak jadi bersarang. Namunmereka kembali lagi pada bulan Pebruari 2010 danbertahan sampai sekarang. Tidak ada lagi yangberani mengganggu mereka karena Pak Sarbinimelarang mereka mengganggu kawanan burungyang sedang berbiak.

Sewaktu saya mengamati dengan menggunakanteropong terlihat banyak sarang yang terletak dipohon bakau dan sudah ada yang berisi anakandengan bulu yang masih jarang. Bahagia sekalirasanya melihat kuntul-kuntul yang dulu terlihattanpa harapan sekarang sudah mulai menatakehidupan mereka kembali. Mudah-mudahan merekamampu mencapai titik keseimbangan populasikembali.

*Staf Pengajar Jurusan Biologi FMIPAUniversitas Syiah Kuala

Email: [email protected]

Page 20: Edisi Juli, 2010 1 zzz · 2010. 7. 26. · berada di tepi danau (553ha) dan 1% lahan yang tidak dapat dikalsifikasikan karena citra tertutup awan (333 ha). Danau Tondano menjadi habitat

2020202020 WWWWWartartartartarta Konserva Konserva Konserva Konserva Konservasi Lasi Lasi Lasi Lasi Lahan Basahahan Basahahan Basahahan Basahahan Basah

○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○

Flora & Fauna Lahan Basah

POHON BUAH HITAM(Haplolobus spp.)Apa Keistimewaannya bagiMasyarakat Pesisir Teluk Wondama?

Oleh:Elieser V. Sirami*

DISTRIBUSI DAN INFORMASITAKSONOMIS

P ohon Buah hitam (Haplolobusspp.) merupakan tumbuhanliar yang tumbuh pada hutan

primer dataran rendah sampaiketinggian 850 m dpl. Di wilayahPapua terdapat enam jenis yaituHaplolobus beccarii Hussong, H.bintuluensis Kochummen, H.inaequifolius Kochummen, H.kapitensis Kochummen, H.leenhoutsii Kochummen, H.sarawakanus Kochummen (VanBalgooy, 1998). Menurut Wally(2009), empat jenis diketahuimenyebar di wilayah TelukWondama, yaitu Niase (Haplolobusacuminatus H.J.Lam), Niase Manaer(H. coriaceus H.J.Lam), Piairawi (H.floribunda H.J.Lam), dan Inggabui (H.variegata H.J.Lam).

Orang Wondama menggolongkanbuah hitam ke dalam empat jenis,namun perlu dicek kembalikebenarannya sebab Haplolobus spp.berkerabat sangat dekat denganCanarium spp., dan sukar dibedakanterutama ketika masih berada padafase semai dan pancang, selainberada dalam famili yang sama yakniBurseraceae, juga memiliki ciri-cirimofologi yang hampir mirip.Kedekatan secara morfologis seringmenimbulkan kekeliruan penamaanbagi masing-masing jenis, sebab ituperlu tindakan taksomik lebih lanjutuntuk memastikan status penamaankedua jenis tersebut.

PEMANFAATAN BUAH HITAMBahan Makanan, BahanBangunan dan Kayu Bakar

Dari empat jenis buah hitam dipesisir teluk Wondama, yangbuahnya tidak dimakan adalah NiaseManaer (H. coriaceus H.J.Lam.),sedangkan tiga jenis lainnya buahnyadimakan. Orang Wandamen memilikitradisi membuat sagu buah hitam(bariam tereu). Sagu buah hitamadalah jenis sagu yang adonannyadibuat dari campuran tepung sagudan daging buah hitam, kemudiandibungkus dengan daun Kasuparauw(Pisonia sp.) dan Posandakai(Holopegia sp.), tali pengikatbungkusan sagu adalah Waiwiria(Merremia peltata). Para-para asarmemakai kayu Aikakoburi (Filebruneasp.) karena jenis kayu inimengandung air sehingga tidakmudah terbakar selama prosespengasapan berlangsung. Sagu buahhitam rasanya sangat enak danmemberi energi lebih, dibandingkandengan jenis sagu yang tidakdicampur dengan buah hitam, jugasangat awet hingga dapat bertahandalam waktu yang lama.

Keempat jenis pohon buah hitammemiliki kualitas kayu yang sangatbaik. Masyarakat memanfaatkannyasebagai bahan bangunan dan kayuperkakas. Batang, cabang danpohon yang tidak lagi berbuah,biasanya dimanfaatkan sebagaikayu bakar karena kualitas nyala apiyang dihasilkan cukup baik.

MANFAAT HISTORIS (SAGUPERANG)

Pada masa lalu, ketika masih terjadiperang suku antara orang Wondamadengan orang Biak, orang Numfor, danorang Mansinam atau ketika sedangmelakukan pembajakan di tengah laut,biasanya para ksatria Wondama,meninggalkan perkampungan merekaselama berminggu-minggu bahkanberbulan-bulan (van Hasselt, 2002).Makanan yang dikonsumsi merekaselama perjalanan adalah sagu buahhitam. Sagu buah hitam sangat awet,cara makan sagu buah hitam punsangat unik, sebungkus sagu tidakdihabiskan sekali makan, namundimakan sepotong demi sepotong,umumnya sepotong untuk sekalimakan. Sumbangan energi yangsangat besar bagi tubuh, dan jaminanketersediaan logistik selama perangberlangsung membuat sagu buahhitam disebut sebagai “sagu perang.”Karena nilai historisnya, Pemda TelukWondama berencana menanam pohonbuah hitam di sekitar stadion yangakan dibangun nanti sebagai simbolperjuangan dan sportifitas di arenaolah raga.

MANFAAT SOSIAL BUDAYA

Sagu buah hitam merupakan makanankhas yang hanya disajikan padaupacara antar mas kawin, tusuk telingadan meminang calon pengantin wanita,juga pada acara pemilihan kepalakampung. Dalam upacara antar maskawin sagu buah hitam berfungsi juga

Page 21: Edisi Juli, 2010 1 zzz · 2010. 7. 26. · berada di tepi danau (553ha) dan 1% lahan yang tidak dapat dikalsifikasikan karena citra tertutup awan (333 ha). Danau Tondano menjadi habitat

Edisi Juli, 2010Edisi Juli, 2010Edisi Juli, 2010Edisi Juli, 2010Edisi Juli, 2010 2121212121

○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○

Flora & Fauna Lahan Basah

sebagai alat tukar oleh keluargamempelai wanita terhadap piring-piring mas kawin yang diberikankeluarga mempelai pria. Sagu yangtidak dicampurkan tidak disajikandalam upacara adat dimaksud. Dalamritual-ritual tersebut, selalu diiringitarian dan nyanyian dalam waktuyang sangat lama. Aktivitas inimemerlukan energi yang cukupbanyak, sehingga sagu buah hitamselalu disajikan sebagai makananselama berlangsungnya acara karenamemberikan energi tambahan.

INDIKASI KANDUNGAN PROTEINDAN LEMAK

Adanya kandungan lemak dan proteindalam buah hitam memang belumdibuktikan secara ilmiah, namunbeberapa penjelasan dari masyarakatdapat dipakai menduga kebenaranindikasi tersebut. Misalnya bilamemakan lebih dari lima buah yangtelah masak sekaligus tanpa dicampurdengan jenis makanan lain sepertisagu, maka efek yang ditimbulkanadalah tubuh lemas dan tertidurdalam waktu yang cukup lama. Jugamengenai fungsinya dalam pesta-pesta adat, sebagai sagu perang,dan keawetannya mungkinmenjelaskan bahan kimia yangterkandung di dalamnya adalahprotein dan lemak.

HARAPAN PENGELOLAAN

Saat ini buah hitam telah banyakdibudidayakan masyarakat di sekitarpekarangan rumah, maupun yangtumbuh liar pada areal hutan sekitarperkampungan. Kumendong, (2009),melaporkan bahwa rata-rata per haterdapat 28 tegakan pohon dewasayang siap berproduksi.

Keberadaan buah hitam bagimasyarakat Wondama harus dapatmendorong pengembangan aspeksosial budaya, ekonomi maupunsilvikultur dan konservasinya. Buahhitam perlu manjadi jenis simbolikkabupaten Wodama yang perlu

ditanam pada setiap kegiatan GNR-HL agar hasil yang ingin dicapai lebihefektif. Harapan tersebut dapatdicapai melalui rencana pengelolaanyang komprehensif dan melibatkanberbagai pihak agar dapatmeningkatkan produktivitas pohonbuah hitam baik bagi masyarakatmaupun terhadap kelestarianlingkungan hutan. Efektivitaspenggunaan jenis lokal adalahmeningkatkan partisipasi masyarakatdalam pengelolaan hutan. Budayamasyarakat lokal harus sepenuhnyamandapat tempat yang semestinyadalam pengelolaan hutanberkelanjutan karena hutan adalahsatu kesatuan lingkungan budayayang menjadi tumpuan hidup (stuff oflife). Partisipasi dapat terjadi karenaadanya nilai-nilai tradisionalmasyarakat yang mampu mendorongjalannya proses pembangunan,(Nugraha dan Murtidjo, 2005;Koentjraningrat,1981).

DAFTAR PUSTAKA

Agung Nugraho & Murtidjo. 2005.Antropologi Kehutanan. Wana Aksara.Tangerang.

Ansek, L. L., 2009. Identifikasi FaktorSosial Budaya dan Nilai Keberadaan BuahHitam (Haplolobus cf. megacarpus H. J.Lam) di Kampung Wondiboi KabupatenTeluk Wondama. Skripsi SarjanaKehutanan Fakultas Kehutanan UnipaManokwari. (tidak diterbitkan)

Balgooy. M. M. J. van., 1998. MalesianSeed Plant Volume 2. Rijksherbarium/Hortus Botanicus Leiden

Hasselt, F. J. F. van., 2002. Di TanahOrang Papua. (Penerjemah Z. Rumere &Ot. Loupatty). Yayasan Timotius Papua.Jayapura.

Koentjaraningrat. 1981. Kebudayaan,Mentalitas dan Pembangunan. PT.Gramedia. Jakarta.

Kumendong R., 2009. Potensi PohonHaplolobus di Kampung Wondiboi DistrikWondiboi Kab. Teluk Wondama. SkripsiSarjana Kehutanan Fakultas KehutananUnipa Manokwari. (tidak diterbitkan)

Sirami E. V., 2003. Aspek Ekologi danDemografi Palem Ekor Ikan (Sommierialeucophylla Becc.) di Hutan Wisata Sorong

Waropen I., 2009. Pemanfataan SaguBuah Hitam (bariam tereu) olehMasyarakat Wondama di Kampung RadoDistrik Wasior Kota Kab. Teluk Wondama.Tugas Akhir Karya Ilmiah Diploma TigaKehutanan Fakultas Kehutanan UnipaMonokwari. (tidak diterbitkan)

Wally, Y. F., 2009. Inventarisasi Jenis-JenisBuah Hitam (Haplolobus spp.) danPemanfaatannya oleh MasyarakatKampung Kaibi Distrik WondowoiKabupaten Teluk Wondama. SkripsiSarjana Kehutanan Fakultas KehutananUnipa Manokwari. (tidak diterbitkan)

*Staf Pengajar Jurusan Manajemen HutanFakultas Kehutanan

Universitas Negeri Papua ManokwariE-mail: [[email protected]]

Page 22: Edisi Juli, 2010 1 zzz · 2010. 7. 26. · berada di tepi danau (553ha) dan 1% lahan yang tidak dapat dikalsifikasikan karena citra tertutup awan (333 ha). Danau Tondano menjadi habitat

2222222222 WWWWWartartartartarta Konserva Konserva Konserva Konserva Konservasi Lasi Lasi Lasi Lasi Lahan Basahahan Basahahan Basahahan Basahahan Basah

○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○

Berita dari Lapang

..... Sambungan dari halaman 17

Estimasi populasi dan habitat persinggahan Trinil kaki-merah ........

PEMILIHAN HABITAT

Trinil kaki-merah menjadikanPantai Cemara sebagai tempatbersinggah sebelum melanjutkanperjalanan migrasi selanjutnya, haltersebut menuntut Trinil kaki-merahharus cerdik dalam mendapatkantempat yang aman danmemperoleh mangsa yang cukupuntuk kelangsungan hidupnya.Lokasi yang dijadikan tempatberistirahat dan berkumpul denganburung pantai lainnya, yaitu disekitar Nipah yang merupakanlokasi yang paling tepat ataujarang terendam air saat terjadipasang. Sedangkan saat air lautsurut Trinil kaki-merah berpindahke sekitar muara sungai untukmencari makan.

KETERSEDIAAN MANGSA BAGITRINIL KAKI-MERAH

Pantai Cemara merupakan wilayahpasang surut yang produktif danmenjadikan pantai ini banyakterdapat jenis-jenis hewan bentosatau jenis-jenis hewan yang hidupdiatas atau didalam dasar laut,baik yang menempel, merayapataupun meliang. Hewan bentos

yang terdapat di Pantai Cemarameliputi, Moluska (Bivalvia danGastropoda) dan Krustasea(kepiting dan udang) sertaAnnelida (cacing laut).

Ketersediaan mangsa di kawasanPantai Cemara, Jambi relatif besar,yakni berkisar 2806 individu/m2,jadi dapat diasumsikan bahwaPantai Cemara masih cukup baikuntuk dijadikan tempat mencarimakan bagi Trinil kaki-merah danburung pantai lainnya karenamenyediakan sumber mangsayang relatif besar sehinggapersaingan atau kompetisi dalammencari mangsa tidak terlalu tinggidiantara burung pantai tersebut.

Berdasarkan pengambilan sampelmangsa Trinil kaki-merah yangdilakukan di lokasi yang dijadikan

Nipah dijadikan tempat berkumpul dan istirahat(Foto: Arifin)

Processidae (Udang)(Foto: Dieka P.)

Nereididae (Cacing laut)(Foto: Dieka P.)

tempat mencari makan (di sekitarmuara sungai) dan tempat diluarTrinil kaki-merah mencari makan(disekitar nipah), maka didapatkanhasil jumlah mangsa yangditemukan sekitar 18 famili, yaituProcessidae (Udang), Nereididae(Cacing laut), Naticidae,Telescopium, Cerithiinidae,Phasianellidae, Janthinidae,Struthiolariidae, Epitonidae,Turridae, Terebridae, Gobiidae,Plotosidae, Mugilidae,Polamonidae (kepiting penggali),Xanthidae (kepiting uca) danHymenosomatidae.

Trinil kaki-merah yang tertangkap dan diberitandai cincin dan bendera warna orenye-hitam

(Foto: WCS-IP)

Aini dengan Trinil kaki-merah(Foto: Iwan Londo)

*(Biologi-Univ. Islam As-Syafi’iyah)E-mail: [email protected]

Page 23: Edisi Juli, 2010 1 zzz · 2010. 7. 26. · berada di tepi danau (553ha) dan 1% lahan yang tidak dapat dikalsifikasikan karena citra tertutup awan (333 ha). Danau Tondano menjadi habitat

Edisi Juli, 2010Edisi Juli, 2010Edisi Juli, 2010Edisi Juli, 2010Edisi Juli, 2010 2323232323

○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○

Fokus Lahan Basah

..... Sambungan dari halaman 5

DANAU TONDANO ........

Dari semua isue-isue diatas, padaakhirnya bermuara pada aspekkebijakan (baik terkait pengelolaanDTA, sempadan maupun badan airDanau Tondano) yang hingga kinimasih dalam tahap menujupengesahan (misalnya draftPeraturan Daerah/Perda tentangPengelolaan Danau Tondano yangdisusun oleh Pemerintah DaerahKabupaten Minahasa, Perda DASTondano yang disusun olehPemerintah Daerah PropinsiSulawesi Utara). Disamping itupermasalahan kompleks yang terjadipada ekosistem Danau Tondanomemerlukan penanganankomprehensif dengan pendekatanmultisektoral yang melibatkanlembaga pemerintah, universitas,lembaga penelitian, dan masyarakatsipil.

Hasil dari beberapa pertemuan baikpada tingkat internasional, nasionalmaupun lokal menghasilkankesamaan pandangan yangmenekankan perlunya segera untukmemulihkan fungsi ekosistem DanauTondano mengingat permasalahanyang saat ini dihadapi sertafungsinya yang sangat vital bagikehidupan masyarakat SulawesiUtara. Beberapa pertemuantersebut diantaranya (1) Pertemuan“Enhancing Water Capacity inDeveloping Countries through theSouth Cooperation Framework”yang diselenggarakan oleh UNEPpada tanggal 26 – 29 Mei 2008, diNairobi-Kenya. Dalam pertemuan inipihak Pemerintah RI (melaluiKementerian Pekerjaan Umum) telahmeminta dukungan/bantuan teknisdari UNEP terkait pengelolaandanau Tondano; (2) Telahditetapkannya Danau Tondano olehKementerian Lingkungan Hidup RIsebagai salah satu dari lima belasdanau prioritas di Indonesia yang

harus segera dipulihkanfungsinya berdasarkan prinsipkeseimbangan ekosistem dandaya dukung lingkungannya.

Kedua hal tersebut di atas telahmendorong Program LingkunganHidup Perserikatan Bangsa-bangsa (UNEP) bekerjasamadengan Wetlands InternationalIndonesia Programme (WI-IP),Pemerintah Kabupaten MinahasaUtara, Kementerian PekerjaanUmum dan KementerianLingkungan Hidup untukmelakukan beberapa kegiatanpeningkatan kapasitas danpenyadartahuan (awarenesscampaign) untuk pengelolaanekosistem Danau Tondano.Rangkaian kegiatan ini telahdimulai sejakdiselenggarakannya SeminarPengelolaan Danau Tondano padabulan Februari 2010 di Jakarta,dilanjutkan dengan kegiatan-kegiatandi Sulawesi Utara berupa rapatkonsultasi dan pertemuanstakeholder Danau Tondano padaApril 2010, peningkatan kapasitasdalam bentuk training pengelolaandanau pada Mei 2010 serta kegiatanpeningkatan kepedulian parapembuat kebijakan di Sulawesi Utarapada ekosistem Danau Tondano.

Pada intinya program-program yangdikembangkan ini adalah untukmemperbaiki dan mengembalikannilai-nilai dan fungsi ekosistemDanau Tondano, melalui kegiatanterpadu antar berbagai pihak baikpara pemangku kepentingan maupunmasyarakat luas, khususnya yangberada di daerah-daerah mulai daridaerah tangkapan air hingga sekitarDanau Tondano itu sendiri.Diharapkan, dengan duduk bersamaakan didapatkan pemetaanmenyeluruh menyangkut ekosistem

Danau Tondano, baik inventarisasipermasalahan yang ada dan yangakan mengancam, maupun solusidalam mengatasi permasalahan-permasalahan tersebut (termasukbagaimana mengendalikan bahkanmemanfaatkan gulma eceng gondokmenjadi sumber alam yang bernilaiekonomis).

Untuk menghindari kerusakan yanglebih parah lagi, serta gunamemulihkan ekosistem DanauTondano secepatnya, makapedoman/ panduan berupa RencanaStrategis pengelolaan terpaduekosistem Danau Tondano menjadisangat penting untuk segeradiwujudkan. Dengan adanya aturandan pedoman yang jelas yangbersifat mengikat dan wajib dipatuhibersama ini, diharapkan pengelolaanekosistem Danau Tondano dapatberjalan dengan cepat, tepat, tegasdan sinergis.

Danau Tondanoku lestari, kita dananak cucu berseri.

(Ilustrasi: Triana)

Page 24: Edisi Juli, 2010 1 zzz · 2010. 7. 26. · berada di tepi danau (553ha) dan 1% lahan yang tidak dapat dikalsifikasikan karena citra tertutup awan (333 ha). Danau Tondano menjadi habitat

2424242424 WWWWWartartartartarta Konserva Konserva Konserva Konserva Konservasi Lasi Lasi Lasi Lasi Lahan Basahahan Basahahan Basahahan Basahahan Basah

○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○

○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○ ○

Dokumentasi Perpustakaan

Eceng Gondok, gulma yang bisa menjadi sumber devisa?sekaligus berperan penting dalam meredam perubahan iklim?

Tahukah Kita

Eceng gondok (Eichhornia crassipes) sering dianggap sebagai gulma air dan sumber masalah(pendangkalan, sarang nyamuk, dsb). Namun, di sisi lain eceng gondok diperairan justru memberi

banyak manfaat antara lain kemampuannya memperbaiki mutu air limbah secara biologis(Ismanto 2005 dan Sumolang 2009), menyerap karbon (mitigasi perubahan iklim) dan dapatdigunakan sebagai bahan baku barang-barang kerajinan tangan (handy craft).

Peran eceng gondok dalam mengolah air (limbah) secara biologi dilakukan melalui aktivitasmikroorganisme yang menempel pada akar dan di sekitar perakaran tanaman air tersebut.Mikroorganisme ini, diantaranya terdiri dari berbagai jenis ciliata, flagellata dan bakteri(Ismanto 2005 dan Sumolang 2009), akan memanfaatkan (decompose) bahan organik di

perairan (secara aerobik) yang akhirnya akan menurunkan kadar pencemar organik (COD dan BOD) di air. Dalamproses ini, gas CO2 terlarut yang dihasilkan dalam proses dekomposisi dimanfaatkan oleh jasad autotrop sepertifitoplankton (baik yang berada dalam air dan menempel pada perakaran eceng gondok). Selain itu, keberadaaneceng gondok juga dapat mempercepat laju penjernihan air terlihat dari rendahnya nilai TSS pada air olahan.

Di sisi lain, peranan eceng gondok dalam meredam perubahan iklim adalah terkait dengan laju pertumbuhan(doubling time) nya yang cepat, ini berarti eceng gondok diduga akan mengikat CO2 dari atmosfer dalam jumlahbesar dalam waktu singkat dibanding tanaman teresrtial. Selanjutnya, jika hasil panen eceng gondok kemudian‘disimpan’ dalam produk handy craft atau meubel (meja, kursi, dan lainnya), ini berarti akan terjadi pemindahanCO2 dari atmosfer menjadi biomassa eceng gondok yang akhirnya tersimpan dalam bentuk produk-produk rumahtangga. Selama produk-produk dari eceng gondok ini tetap tersimpan (tidak membusuk atau terbakar), makaselama itulah CO2 akan terikat dan tidak mencemari atmosfer bumi.

Anonim, 2009; REDD Apakah Itu?Pedoman CIFOR Tentang Hutan,Perubahan iklim dan REDD, CIFOR,16.

CIFOR, 2009; Simply REDD: CiforGuide to Forests, Climate Changeand REDD, CIFOR, 12.

Dhewanthy, L., A.T. Apriani,Gustami, M. alfian {dkk}. 2009;Panduan Valuasi Ekonomi EkosistimGambut, Kementerian LingkunganHidup, viii + 46.

Dhewanthy, L., A.T. Apriani, M.Alfian {dkk}, 2009. Panduan ValuasiEkonomi Ekosistim Karst,Kementrian Lingkungan Hidup, iv +46.

Kayoman, L., 2010; PemodelanSpasial Resiko Kebakaran Hutan diProvinsi Kalimantan Barat, SekolahPasca Sarjana IPB, xix + 92.

Locatelli, B., M. Kanninen, {dkk},2009; Menghadapi Masa Depanyang Tak Pasti: Bagaimana Hutandan Manusia Beradaptasi TerhadapPerubahan Iklim, CIFOR, x + 90.

Nkem, J. D. Oswald, D. Kudejiradan M. Kann, 2009; Counting onForests and Accounting for ForestContributions in national ClimateChange Actions, CIFOR, iv + 19.

Sualia, I, Eko B.P., dan I N.N.Suryadiputra. 2010. PanduanPengelolaan Budidaya TambakRamah Lingkungan di DaerahMangrove. Wetlands International– Indonesia Programme.Bogor.

Suryadiputra, IN.N. (ed). 2010.PeningkatanKapasitasPengelolaanEkosistem DanauTondano untukPerbaikanLingkungan danMata PencaharianMasyarakat. Wetlands International– Indonesia Programme. Bogor.

Suwanto, A., A. Maas, D. Sutaryo{dkk}, 2010. Profil Ekosistim Gambutdi Indonesia, Kementrian NegaraLingkungan Hidup, iv + 17.

Yusri, S. dan A. Mardesyawati,2009; Pembelajaran PengelolaanTerumbu Karang di KepulauanSeribu 2002-2009 Melalui Pedidikan& Pelatihan, Yayasan TerumbuKarang Indonesia, viii + 68.