Edisi 77 (Juli 2010)

download Edisi 77 (Juli 2010)

of 16

Transcript of Edisi 77 (Juli 2010)

  • 8/3/2019 Edisi 77 (Juli 2010)

    1/16

    Harga Rp. 2000

    Merealisasikan Semangat Keadilan Sosial dalam UUPA 1960

    www.spi.or.id

    Edisi 77Juli 2010

    Aksi Petani HaitiTolak Monsanto

    Jagung TransgenikRugikan Petani Kecil

    Food estate anca-man bagi pertanianberkelanjutan Alm.Wiwik. M. Kristina

    Majelis Nasional Petani, Serikat Petani Indonesia

    " Semoga perjuangan SPI inimampu memperbaiki taraf

    hidup para petani kecil "3 6 14

    INDEKS BERITA

    M I M B A R K O M U N I K A S I P E T A N I

    JAKARTA. Pada tanggal 1 Juni2010 bangsa Indonesia kemba-li memperingati Hari Pancasila.Tanggal 1 Juni 1945 merupa-kan momen penting dalam se-jarah bangsa Indonesia untukmenentukan ideologi NegaraKesatuan Republik Indonesia.Pancasila lahir sebagai hasilkerja keras para pemimpinbangsa. Dalam pembukaanUUD 1945 dasar-dasar ilosois

    tersebut dicantumkan dengan

    tegas dan dijadikan sandaranutama bergeraknya Negarayang terwujud dalam praktekpenyelenggara Negara.

    Dalam pandangan SerikatPetani Indonesia (SPI), Pan-casila memiliki hubungan yangerat dengan pelaksanaan pem-baruan agraria di Indonesia,dimana landasan hukum dilak-sanakannya pembaruan agrar-ia di Indonesia adalah Undang-

    Undang Pokok Agraria (UUPA)

    1960. Sebagai kebijakan dasardalam pembangunan Indone-sia maka UUPA 1960 dalamjiwanya mempunyai landasanilosois sesuai dengan Pancasi-la dan landasan konstitusionaldalam UUD 1945, yang secaraterang dicantumkan dalampasal 33 ayat 3 (naskah asli).

    Pasal 33 UUD 1945 denganjelas telah menyebutkan bah-wa kemakmuran masyarakat-

    lah yang diutamakan bukan

    kemakmuran orang seorang,ujar Ketua Departemen Kajian

    SPI, Yakub. Oleh sebab ituperekonomian disusun sebagaiusaha bersama berdasar atasasas kekeluargaan dan bangunperusahaan yang sesuai den-gan itu ialah koperasi, tambahYakub.

    Dalam UUPA 1960 pasal 12ayat 1 juga dengan jelas menya-takan bahwa segala usaha ber-sama dalam lapangan agrariadidasarkan atas kepentinganbersama dalam rangka kepent-ingan nasional, dalam bentuk

    koperasi atau bentuk-bentukgotong royong lainnya.

    Pemerintah seharusnyawajib mencegah monopoli pe-rusahaan perusahaan swastadan usaha-usaha perorangandalam bidang agraria, karenaini jelas dilarang dan bertenta-ngan dengan Undang-Undang,demikian ditambahkan HenrySaragih, Ketua Umum SPI.

    Hal ini menunjukkan bah-wa dasar demokrasi ekonomiIndonesia, sejatinya, amat me-

    nentang sistem perekonomianyang bersendikan ilsafat neo-liberal yang mewujud dalambentuk privatisasi, liberalisasidan mengurangi peran negara.

    Untuk itulah dalam prin-sip demokrasi ekonomi makabumi, air, ruang angkasa, dankekayaan alam yang ter-kandung di dalamnya, sebagaikekayaan nasional, dipersem-bahkan untuk sebesar-besarkemakmuran rakyat bukanuntuk perusahaan asing, Ujar

    Henry#

    Seorang petani sedang membajak sawahnya dengan kerbau. Kepemilikan tanah bagi petani adalah hal mutlak demi tercapa-

    inya kesejahteraan bagi masyarakat tani. Kepemilikan tanah untuk petani diatur tegas dalam UUPA 1960.

  • 8/3/2019 Edisi 77 (Juli 2010)

    2/16

    2 PEMBARUAN TANI EDISI 77 JULI 2010

    Penanggung Jawab: Henry Saragih Pemimpin Umum: Zaenal Arin Fuad Pemimpin Redaksi: Tita Riana Zen Redaktur Pelaksana &

    Sekretaris Redaksi: Hadiedi Prasaja Redaksi: Achmad Yakub, Ali Fahmi, Agus Rully, Cecep Risnandar, Tejo Pramono, Muhammad Ikhwan,

    Wilda Tarigan, Syahroni Reporter: Elisha Karni Samon, Susan Lusiana, Yudha Fathoni, Wahyu Agung Perdana, Tri Es Ningrum, Megawa,

    Andriana Keuangan: Sri Wahyuni Sirkulasi: Supriyanto, Gunawan Penerbit: Serikat Petani Indonesia (SPI) Alamat Redaksi: Jl. Mampang

    Prapatan XIV No. 5 Jakarta Selatan 12790 Telp: +62 21 7993426 Email: [email protected] Website: www.spi.or.id

    KONFLIK AGRARIA

    Henry Saragih Resmikan Masjiddi Lahan ReklaimingDapur Tani

    -Henry Saragih -

    PASAMAN BARAT. Ketua UmumSerikat Petani Indonesia (SPI),Henry Saragih meresmikanpendirian mesjid di lahan re-klaiming SPI Basis SimpangTenggo, Kabupaten PasamanBarat, Sumatera Barat (25/06).Peresmian mesjid yang juga

    sekaligus pendirian tiang per-tama ini dihadiri oleh para pe-muka adat setempat, anggotaMajelis Nasional Petani (MNP)SPI Sumatera Barat, serta war-ga dan petani sekitar. Acarapendirian mesjid ini kemudiandilanjutkan dengan sholat ju-mat perdana.

    Seusai sholat jumat, Ba-dan Pelaksana Basis (BPB) SPISimpang Tenggo mengadakandiskusi mengenai masa depankaum tani di Indonesia. Da-

    lam diskusi yang diikuti lebihdari seratus orang ini, Henrymenyampaikan bahwa negaraberkewajiban untuk mense-jahterakan rakyatnya, karenahal ini sesuai dengan UUD 1945pasal 33.

    Henry menambahkan per-juangan reforma agraria yang

    Untuk melihat perubahan pada kehidupan kaum tani,kita bisa melihatnya dari berbagai hal. Saya ikir, salah satu

    yang terpenting dalam kehidupan petani adalah dapur.Semua dapur keluarga petani menggunakan kayu bakar,dan ada peniup apinya yang menggunakan bambu yang tuaatau besi. Kemudian diatas tungku perapian itu, dibuatlahpara-para. Para-para ini terbuat dari bambu yang dian-yam atau papan luasnya sekitar 1 M dan berada sekitar1,5 M dari atas tungku perapian. Fungsi dari para-para iniadalah sebagai tempat menyimpan ikan dan juga tempatmenyimpan benih-benih tanaman, terutama sayuran. Adajuga yang tidak membuat para-para, tetapi menggantung-kan keranjang yang terbuat dari bambu untuk tempat me-nyimpan ikan dan sebagainya. Saya melihat jauh berbedadengan para-para tetangga saya yang buruh tani. Para-paranya hanyalah berisi kayu. Tidak ada ikan dan tentunya

    benih-benih tanaman di para-para mereka.Kini kita bertanya, bagaimanakah keadaan dapur darikeluarga petani kita dan buruh tani saat ini. Apakah masihada ikan disimpan di para-para, setelah sawah kita meng-gunakan pupuk dan racun kimia, dan sungai kita yang se-makin mengering, dan tercemar. Apakah keluarga buruhtani kita sekarang masih mempunyai para-para, atau seka-rang menggantikannya semua dengan kulkas atau lemaripendingin. Apakah keluarga petani masih pakai kayu api,setelah semua pohon karet dan hutan-hutan kecil dan se-mua tanaman sekarang diganti dengan kelapa sawit, dansetelah kayu api juga diperdagangkan. Apakah keluargapetani memakai kompor bantuan pemerintah yang ban-yak meledak itu. Apakah para Ibu dan anak-anak masih

    terus mencari kayu bakar sementara sang Bapak denganasyiknya bercengkrama di kedai. Apakah posisi dapurmasih seperti dulu tetap berada di bagian belakang danhanya perempuan saja yang pantas berada di dapur itu.

    Kemudian muncul pertanyaan, apakah kita bisa mem-buat perubahan dimulai dari dapur keluarga petani. Sayaikir bisa. Kita kaum tani dan buruh tani bisa memulainya.Persoalan-persoalan besar yang dibahas para politisi itubisa kita atasi dari dapur petani. Saya percaya keluargapetani bisa mengatasi perubahan iklim itu dari dapurpetani. Saya percaya, persoalan kelaparan di dunia inibisa dimulai dari dapur petani. Saya percaya ketidakadi-lan hubungan antara laki-laki dan perempuan di keluargapetani bisa kita mulai dari dapur petani. Apalagi persoalan

    kompor saja, yaitu kompor subsidi pemerintah yang ban-yak meledak dan telah meresahkan itu bisa diatasi oleh ke-luarga petani, tidak perlu cari tenaga ahli dari luar negeriatau pemerintah harus menambah hutang ke world bankatau lembaga dana asing lain hanya sekedar untuk me-menuhi kebutuhan bahan bakar untuk dapur petani.#

    Jagung organik milik petani SPI Tuban yang sama sekali dak menggunakan benih

    transgenik.

    dilakukan oleh SPI memilikilandasan hukum yang jelas,yakni Undang-Undang PokokAgraria (UUPA) tahun 1960.Sebagai kebijakan dasar dalampembangunan Indonesia makaUUPA 1960 adalah jiwanyayang mempunyai landasan ilo-

    sois sesuai dengan Pancasila.Perjuangan kita ini jugamemiliki dasar landasan hu-kum yang kuat, oleh karena itu,sebagai petani yang tergabungdalam organisasi massa per-juangan berbasis petani ini,kita harus memperkuat so-liditas diantara kita ungkapHenry.

    SPI telah memiliki struk-tur yang jelas dari tingkat yangpaling kecil yakni basis hinggake tingkat nasional, kita juga

    memiliki jaringan interna-sional yang cukup kuat. Olehkarena itu masing-masing darikita memiliki tanggung jawabuntuk terus berjuang membe-la saudara-saudara kita, parapetani kecil lainnya yang hak-haknya sering terpinggirkantambah Henry.#

  • 8/3/2019 Edisi 77 (Juli 2010)

    3/16

    3PEMBARUAN TANI EDISI 77 JULI 2010

    Jagung Transgenik Rugikan Petani Kecil Indonesia

    KEBIJAKAN AGRARIA

    JAKARTA. Pada 19 dan 26 April2010 kemarin, Balai KliringKeamanan Hayati, Kemente-rian Pertanian Indonesia men-geluarkan ijin atas 3 jenis jag-

    ung transgenik, yaitu jagungPRG MON 89034, PRG NK 603dan jagung Ronozyme AX. Duayang disebut pertama dituju-kan untuk kebutuhan panganmanusia dan jenis yang tera-khir ialah untuk pakan ternak.

    Henry Saragih, KetuaUmum Serikat Petani Indonesiamenyebutkan bahwa teknologitersebut belum sepenuhnyaterjamin dari segi keamananpangan dan sudah terbuktimerugikan petani skala kecil.Karena Departemen Pertanianpada tahun 2001 mengeluar-kan ijin pelepasan kapas trans-genik yang ternyata mengaki-batkan kerugian bagi petani.

    Pada tahun 2001 yang lalu,SPI yang juga aktif bersamakoalisi Koalisi ornop untukKeamanan Hayati, secara tegasdan terus-menerus menya-takan penolakannya terhadaprencana pelepasan bibit kapastransgenik, saat itu dilakukanuji lapangan tujuh kabupatendi propinsi Sulawesi Sela-

    tan. Bahkan koalisi mengaju-kan gugatan pengadilan ataspelepasan kapas trangenik itu.Aksi yang terus-menerus iniberhasil menghentikan ren-

    cana tersebut. Bahkan ter-bukti kapas percobaan itu ga-gal produksi dan merugikanpetani.

    Buntut lainnya menurutmajalah TRUST, No. 16 Ta-hun III, 17-23 Januari 2005 dipengadilan New York, untukmelancarkan ijin kapas trange-nik Monsanto mengaku telahmenyodorkan uang sogokansebesar sebesar US$ 50 ribuatau sekitar Rp 450 juta kepadaseorang pejabat senior di Ke-menterian Lingkungan Hidupdi Indonesia.

    Monsanto juga memberi-kan uang suap dalam urusanpembelian tanah-yang ren-cananya di atas tanah itu akandibangun rumah-kepada istripejabat tinggi di DepartemenPertanian.

    Delapan tahun kemudian,tepatnya tahun 2009, niatanpemerintah dan swasta untukmelakukan promosi pemanfaa-tan teknologi transgenik mun-cul kembali ke permukaan da-

    lam National Summitdi bidang

    ketahanan pangan yang diada-kan di Jakarta 29-31 Oktober2009 lalu.

    Henry Saragih menyebut-kan bahwa ada tiga hal yangmenyebabkan benih transge-nik tidak boleh dikembangkandi Indonesia. Pertama, dariaspek keamanan pangan bagikesehatan. Belum ada satu pe-nelitian pun yang menjaminbahwa pangan rekayasa gene-tik 100 persen aman untuk dikonsumsi.

    "Malah dari beberapa risetakhir-akhir ini, pangan hasiltransgenik menjadi penyebabberbagai penyakit pada orang-orang yang mengkonsumsinya.Untuk itulah sekarang ini ban-yak gerakan konsumen dan pe-merintahan di dunia mengelu-arkan kebijakan labelisasi atasproduk pangan agar konsumenbisa memilih tidak konsumsiproduk transgenik" ungkapHenry.

    Kedua, dari aspek ling-

    kungan. Tanaman rekayasagenetik berpotensi merusakkeseimbangan lingkungan disekitarnya. Hama dan penyakittanaman akan lari ke ladang-ladang konvensional sehinggamau tidak mau petani tersebutharus beralih menjadi peng-guna benih rekayasa genetikyang harganya mahal. Di be-berapa negara seperti di Kan-ada yang mencoba menanambenih transgenik terjadi po-lusi genetik. Lahan-lahan yang

    bersebelahan dengan tanamantransgenik berpotensi untuktercemar oleh gen-gen hasiltransgenik. Sehingga petanidi sebelahnya yang menanamtanaman non rekayasa genetikbisa dituduh melanggar hakcipta karena dinilai telah mem-bajak hak cipta perusahaanbenih, padahal persilangantersebut dilakukan oleh alam.Seperti contohnya Tukirin diKediri yang dipenjara 1,5 tahunpada 2005 yang lalu, kemudiandialami kembali oleh Kuncoro

    yang ditahan sejak 16 Januari

    2010, walaupun kasus merekabukan pada tanaman transge-nik. Ketiga, aspek pengusaanekonomi. Berdasarkan pengal-aman petani di berbagai nega-ra seperti di Eropa dan Kanadadan juga para petani yang per-nah menjadi korban percobaankapas transgenik di SulawesiSelatan, gembar-gembor benihyang dikatakan tahan terhadapserangan hama dan produk-tivitasnya tinggi hanya omongkosong.

    Pada saat rapat evaluasi,setelah digugat oleh koalisi,barulah dikeluarkan data darilapangan yang menyebutkanbahwa lebih dari 70 % lokasitidak menghasilkan sepertiyang dijanjikan. Dari janji3-4 ton per hektar, ternyataproduksinya hanya berkisar1,1 ton (60% ), 1,7 ton (20%)bahkan hanya sekitar 500kg(10%), selain yang 3,4 ton di10 % wilayah.

    Ini membuktikan bahwa

    unjuk kerja tidak sebaik yangdijanjikan, dengan kata lainpembohongan terhadap petanidilakukan. Petani hanya dijadi-kan objek untuk semata-matakeuntungan dagang saja. Lebihlanjut di banyak kasus benihtransgenik tingkat kegagalanpanen sangat tinggi, sepertihasil evaluasi tanaman trans-genik sepanjang tahun 2009di Amerika Serikat oleh UCS(Union of Concern Scientist)sekelompok ilmuwan yang me-

    neliti terhadap pemanfaatanbioteknologi."Pengembangan dan ren-

    cana pelepasan benih trans-genik ini ditiupkan sejumlahperusahaan agribisnis transna-sional untuk menguasai pasarbenih di Indonesia. Denganjumlah petani lebih dari 28juta rumah tangga merupakantarget pasar potensial bagi pe-rusahaan benih. Sehingga den-gan begitu para petani akantergantung pasokan benih dariperusahaan" tambah Henry.#

    Jagung organik milik petani anggota SPI Tuban yang sama sekali dak mengguna-

    kan benih transgenik.

  • 8/3/2019 Edisi 77 (Juli 2010)

    4/16

    4 PEMBARUAN TANI EDISI 77 JULI 2010

    KONFLIK AGRARIA

    Polisi Lanjutkan Penembakan dan Kriminalisasi Petani

    RIAU. Nyawa rakyat ke-cil seolah tak berharga. Set-elah melakukan penembakanterhadap petani di SumateraSelatan kini melanjutkan pen-embakan petani di Riau. Di

    pertengahan tahun ini, kembalipetani kelapa sawit tewas sete-lah ditembus peluru aparat Ke-polisian Brimob Polres KualaSengingi Propinsi Riau. Merekaadalah Yusniar (45 tahun) danDisman (43 tahun), warga DesaKoto Cengar Kecamatan Kuan-tan Mudik. Yusniar meninggaldi tempat, sedangkan Dismanmasih di rawat di RSUD TalukKuantan.

    Selain menewaskan petani,polisi juga menahan sekurang-

    nya 11 warga. Tidak cukupdengan menembak dan me-nangkap petani, polisi juga te-lah membakar dan menembaki10 unit sepeda motor dan satuunit mobil.

    Ketua Departemen Politik,Hukum, dan Keamanan SPI,Agus Ruli menyampaikan bah-wa dalam tahun ini di Sumaterasudah empat (4) orang petanikelapa sawit tewas. Masing-masing dua orang di Riau (8/6)dan dan dua orang di Lampung

    Barat (11/2).

    Foto korban: Yusniar (45) warga Desa Koto Cengar Kecamatan Kuantan Mudik

    yang menjadi korban. Yusniar meninggal di tempat.

    Selain itu terdapat 27orang yang ditahan; 17 di Riau,lima di Sumatera Barat, tiga diSumatera Utara dan dua orangSumatera Selatan kata Ruli.

    Ruli menambahkan bahwa

    kekerasan terhadap petani ke-lapa sawit di Riau merupakancermin adanya ketidakadilandalam sistem perkebunan ke-lapa sawit. Konlik berawaldari lahan seluas 12.000 Hayang merupakan milik 4.000KK telah diserahkan kepadaPT. Tribakti Sari Mas tahun1999 untuk dibangun menjadikebun kelapa sawit. Denganluas lahan yang telah dikelolaseluas 9.000 Ha dan 4.500 Hatelah berhasil panen sejak ta-

    hun 2008.Petani dirugikan denganmasa konsesi lahan yang se-harusnya berjalan lima tahunmenjadi sembilan tahun. Seh-ingga petani kehilangan kes-empatan masa panen selamaempat tahun. Selanjutnya darisegi pendapatan, petani se-harusnya dalam setiap bulanmendapatkan Rp.1,6 juta perhektar dan dikurangi empatjenis potongan sebesar 34,5%,maka total pendapatan bersih

    senilai Rp.502 ribu per bulan.

    Sedangkan kenyataan yangdidapat oleh seorang petani

    hanya Rp. 72.000 per bulan. Halinilah yang memicu kemarahanpetani terhadap perusahaan.

    Masyarakat sesungguhnyatelah memperjuangkan keadi-lan selama dua tahun terakhir.Upaya yang ditempuh yaitumembuat pengaduan kepadaDPR-RI, ke Pemda Propinsi danDPRD sebanyak tujuh kali dandi tingkat Pemda dan DPRDKabupaten sebanyak 15 kali.Serta menuntut perbaikanmanajemen pengelolaan kepa-da pihak perusahaan sebanyakempat kali. Namun hasilnya ni-hil hingga petani memutuskanuntuk melakukan panen paksaatas lahan seluas 100 Ha yangberujung bentrok dan me-newaskan dua orang petani.

    Insiden seperti ini sehar-usnya tidak perlu terjadi jikaperusahaan mau melakukantindakan jujur dan adil dalambagi hasil, dan polisi menjadipenengah dalam perselisi-han. Bukan berlawan denganpetani.

    Ruli menegaskan atas in-siden ini, Serikat Petani In-donesia (SPI) dan elemenmasyarakat sipil mengutuktindakan brutal aparat Polisidalam menangani perjuan-gan petani kelapa sawit yangdiperlakukan tidak adil dansewenang-wenang oleh PT. Tri-bakti Sari Mas.

    Selain itu, SPI juga mend-esak Kapolri untuk sungguh-sungguh melakukan reformasidi kesatuannya, karena masih

    banyaknya tindakan anggotaPolri yang berada di luar bataskemanusiaan dengan melaku-kan penangkapan paksa, pen-embakan serta penggunaan

    senjata berpeluru tajam da-lam penanganan persoalan

    masyarakat.Ruli juga meminta Kapolriatas nama kemanusiaan agarmencopot Kapolres KuantanSengingi dari jabatannya se-laku pihak bertanggung jawabatas tragedi ini.

    "Atas nama keadilan, kamimenuntut agar polisi pelakupenembakan segera di tang-kap dan dihukum seberat-be-ratnya", ungkap Ruli Dia jugakembali menekankan bahwaSPI Mendesak Presiden SusiloBambang Yudhoyono, agarmemerintahkan departementerkait untuk melakukan au-dit sistem perkebunan ke-lapa sawit di Indonesia secaraumum dan di PT. Tribakti SariMas secara khusus. Audit inibeserta dengan seluruh kebi-jakan-kebijakan terkait perke-bunan kelapa sawit. SPI jugamendesak kepada presidenuntuk melakukan moratoriumrencana perluasan perkebu-nan kelapa sawit seluas 6 jutaha hingga 2015 mendatang.

    Tercatat yang harus di evalu-asi adalah sekitar 9,4 juta haperkebunan kelapa sawit di In-donesia.

    "Kami juga menghimbaukepada seluruh pasar-pasarkonsumen Crude Palm Oil da-lam dan luar negri untuk mem-boikot CPO milik perusahaanPT. Tribakti Sari Mas yangmelakukan tindakan krimi-nal dan melakukan tindakantidak adil terhadap petani ke-lapa sawit dan bersama-sama

    mendorong perbaharuan da-lam sistem perkebunan kelapasawit di Indonesia", tambahRuli.#

    TOLAK KRIMINALISASITERHADAP PETANI!!!

    www.spi.or.id

  • 8/3/2019 Edisi 77 (Juli 2010)

    5/16

    PEMBARUAN TANI CAMPESINOS EDISI 77 JULI 2010

    Henry Saragih Berbicara di Depan Parlemen Eropa Mengenai PerampasanTanah

    KEBIJAKAN AGRARIA

    BRUSSELS. Daripadasibuk berperilaku bak pahla-wan di negara sedang berkem-bang, lebih baik parlemen Ero-pa mendesak pemerintahan

    di Eropa untuk menjalankan

    kembali reforma agraria di be-nuanya sendiri karena kondisiagraria-pertanahan di Eropajuga tidak adil bagi petani ke-luarga di Eropa, hal ini dis-

    ampaikan Henry Saragih,

    Koordinator Umum La ViaCampesina (Organisasi Petani

    Internasional) dalam acaraPublic Hearing on Propertyrights, property ownership andland grab in Developing Coun-tries (Dengar pendapat umummengenai hak-hak kepemili-kan properti dan perampasanlahan di negara berkembang)di Brussels, Belgia (02/06).

    Dalam acara yang diada-kan oleh Parlemen Uni-Eropa(committee on development)ini, Henry juga menyampaikankritik mendasar tentang land

    tittle(sertiikasi tanah) yangsecara manipulatif digunakanuntuk mempermudah peram-pasan tanah (land grabbing)serta berbagai solusi salahdalam mengatasi kelaparandunia dan krisis iklim, sepertiditerapkannya Food Estate danAgro-Fuel.

    Henry yang menyampaikanpandangannya pada panel duatentang keadaan agraria yangtidak adil ini turut memicukebijakan neoimprealis Ero-

    pa dengan bungkus-bungkusdomestiikatif. Henry men-contohkan kebijakan tentangpembenahan administrasi per-tanahan (properti) atau sepertiperlunya land tittle agar petanidi negara berkembang punyakepastian hak atas tanah. Pa-dahal niat sebenarnya adalahagar investasi asing langsung(Foreign Direct Investment)dapat masuk ke negara-nega-ra miskin melalui mekanismepasar tanah dan menghilang-kan kontrol dari pemerintah.

    Dengan mekanisme pasartanah, maka rakyat negara mis-

    kin dapat dijerat dengan logikabisnis dan pemerintah takbisa berbuat apa-apa tambahHenry yang juga Ketua UmumSerikat Petani Indonesia (SPI)ini. #

    Henry Saragih (tengah) berbicara di depan parlemen Eropa tentang perampasan

    tanah di negara-negara berkembang.

    GLO-BALIZEHOPE

    GLO-BALIZESTRUG-GLE!!!

    www.viacampesina.org

  • 8/3/2019 Edisi 77 (Juli 2010)

    6/16

    6 PEMBARUAN TANI CAMPESINOS EDISI 77 JULI 2010

    KEBIJAKAN AGRARIA

    Aksi Petani Haiti Tolak Monsanto

    HINCHE-HAITI. Puluhanribu petani Haiti melakukanaksi menolak kehadiran Mon-santo di Haiti (04/06). Aksisepanjang tujuh kilometer inidiikuti oleh beberapa organ-isasi dan gerakan sosial pede-saan di Haiti yang menuntutperkembangan pertanian diHaiti berdasarkan kedaulatanpangan dan bibit, serta meno-lak pertanian yang berbasiskanindustri.

    Penolakan terhadap Mon-santo ini didasarkan kepadakebijakan Monsanto yang te-lah mengklaim mengirimkansekitar 60 ton bibit jagung ge-netik dan sayuran ke Haiti, dan400 ton lagi akan dibagikanselama tahun 2010 ini kepada10 ribu petani di Haiti. Selan-jutnya melalui proyek Winneryang bernilai 127 juta DollarAS, USAID (Lembaga Ameri-ka Serikat untuk Pembangu-nan Internasional) juga akanmendistribusikan benih keHaiti. Berdasarkan keteranganpihak Monsanto, keputusanuntuk melakukan donasi keHaiti ini diputuskan pada Fo-rum Ekonomi Dunia, di Davos-Swiss yang lalu. Namun tidakada keterlibatan masyarakat

    Haiti dalam forum tersebut.

    Koordinator Papaye Peas-ant Movement (MPP), Cha-vannes Jean-Baptiste menye-butkan bahwa akibat gempayang melanda Haiti, lebih dari800 ribu pengungsi yang um-umnya dari daerah perkotaanpindah ke daerah pedesaan.Saat ini terjadi kekuranganbenih di Haiti, karena banyakkeluarga petani di pedesaanyang menggunakan bibit jag-ung mereka untuk membantumemberi makan para pen-gungsi tersebut ungkap priayang juga anggota komite in-ternasional La Via Campesina(Organisasi Petani Interna-sional) ini.

    Jean Baptiste juga men-gungkapkan bahwa saat inibanyak masyarakat Haiti yangpercaya bahwa bantuan benihdari Monsanto merupakanstrategi global Amerika Serikatuntuk melakukan imperialismepolitik dan ekonomi di Haiti.

    Pemerintah Haiti saat initerkesan menggunakan da-lih gempa bumi untuk menjualnegara ini kepada para perusa-haan transnasional yang hanyamemikirkan keuntungan se-mata, bagi kami ini adalah ben-cana yang lebih besar daripada

    gempa bumi itu sendiri ung-

    kapnya.Paulo Almeida, seorang

    anggota MST (Organisasi petaniterbesar di Brazil-anggota LaVia Campesina) yang telah be-rada di Haiti sejak 2009 lalumenyebutkan bahwa Monsan-to sebelumnya juga berusahamemaksakan para petani diBrazil untuk menanam kacangkedelai Roundup Ready secaraillegal.

    Mereka (Monsanto) inginmenerapkan teknologi rev-olusi hijau yang sangat tidakmungkin diterapkan di Haiti

    ini. Mustahil kita bisa bertahanhidup hanya dengan mengan-dalkan pertanian Monokulturungkap Paulo.

    Bibit jagung yang didonasi-kan oleh Monsanto sendiri dis-inyalir mengandung fungisidaMaxim XO, dan bibit tomat ca-lypso milik mereka juga men-gadung thiram, sejenis bahankimia. Pemerintah AmerikaSerikat sendiri mewajibkanpara petani atau pekerja perta-niannya untuk memakai paka-ian pelindung khusus apabilaingin menggunakan bibit-bibittersebut. Namun Monsantosama sekali tidak mensosial-isasikan bahaya dari bahankimia ini ke masyarakat Haiti,ataupun juga tidak menawar-kan pakaian pelindung khusustersebut.

    Doudou Pierre Festil, ang-gota The Peasant Movement ofthe Congress of Papaye menye-butkan bahwa masuknya Mon-santo ke Haiti akan menghil-angkan peran petani di Haiti.Jika bibit produksi Monsantomasuk kemari (Haiti), bibit mi-lik petani akan musnah. Bibitmilik Monsanto juga akan me-nyebabkan masalah kesehatandan lingkungan.

    Oleh karena itu merupak-an kewajiban kita, para petaniHaiti untuk berjuang menolakproyek ini diterapkan di Hai-ti ungkap Doudou yang jugakoordinator Jaringan NasionalHaiti untuk Ketahanan danKedaulatan Pangan.

    Jika Amerika Serikat

    memang ingin membantumasyarakat Haiti, mereka

    seharusnya membantu den-gan membangun kedaulatanpangan dan pertanian yangberkelanjutan berdasarkanbibit dan benih lokal dan mem-berikan akses kepada lahanpertanian ungkap Dena Ho,seorang petani organik asalMontana yang juga anggotaKomite Internasional La ViaCampesina.

    Untungnya, para petaniHaiti memiliki sejarah pan-jang dalam hal perlawanan

    dan perjuangan. Haiti merupa-kan koloni pertama di belahanbarat yang sukses melawanperbudakan sehingga mampumerdeka pada tahun 1804.

    Kami akan mempertah-ankan pertanian milik petanikecil, kami terus memper-juangkan kedaulatan pangan,dan kami akan menjaga danmempertahankan keasrianlingkungan Haiti hingga tetesdarah terakhir kami. Kami akanberkomitmen untuk bersatumelawan pihak-pihak yang antipetani kecil seperti kami. Kamiakan berusaha membangunsebuah negara yang memper-juangkan hak asasi petaninya,negara yang mendorong war-ganya untuk melindungi ling-kungannya baik itu tanah atau-pun hutan teriak para petaniyang melakukan aksi tersebut.

    Sebagai simbolisasi meno-lak Monsanto, Jean Baptisteyang berorasi di panggungPlaza Pralte Charlemagne(diambil dari nama seorangpemimpin kelahiran Hinche-Haiti yang berjuang melawanpenjajahan Amerika Serikat diHaiti pada 1915-1934) mem-bakar bibit-bibit dari Monsan-to, sementara peserta aksi yanglain membagikan bibit jagungasli Haiti ke puluhan ribu pe-serta aksi yang histeris.

    Kita harus berjuang un-tuk bibit lokal kita, Kita harusmempertahankan kedaulatanpangan negeri kita ini teriakJean Baptiste.#

    Petani Hai melakukan aksi menolak masuknya Monsanto ke negara mereka.

  • 8/3/2019 Edisi 77 (Juli 2010)

    7/16

    7PEMBARUAN TANI CAMPESINOS EDISI 77 JUNI 2010

    KOLOMBO. La Via Campesinamenyelenggarakan PertemuanAgroekologi Asia di Commu-nity Education Centre (CEC),di Kolombo, Sri Lanka (18-22Mei). Acara yang diselenggara-kan oleh Gerakan Reformasi Ta-nah dan Pertanian (The Move-ment for Land and AgriculturalReform-MONLAR) ini dihadirioleh praktisi, promotor danpelatih pertanian berkelanju-tan, serta petani anggota La ViaCampesina di delapan negaradi Asia Timur, Asia Tenggaradan Asia Selatan.

    Staf sekretariat interna-sional La Via Campesina, TejoPramono mengatakan bahwapertemuan tersebut bertujuanuntuk memperkuat solidari-tas dan pertukaran petani-untuk-petani antara gerakanagroekologi La Via Campesinadi Asia. Pertemuan ini juga ber-

    tujuan untuk mengidentiikasi

    Petani Srilanka sedang melakukan diskusi di lahan mengenai penerapan pertanian ekologis

    KEBIJAKAN AGRARIA

    Deklarasi Srilanka tentang Agroekologi Asia

    kekuatan dan kelemahan daribeberapa metode pertanianberkelanjutan dan membangunkampanye bebas hutang sertagerakan agroekologi yang antikimia di daerah dengan dukun-gan dan bimbingan dari La ViaCampesina.

    Pertemuan ini juga ber-tujuan menempatkan prinsip-prinsip kedaulatan pangan

    dalam praktek, yang mendasarbagi kita di La Via Campesina,melalui praktek-praktek per-tanian berkelanjutan ungkapTejo.

    Tejo menambahkan bahwapada pertemuan ini, para pe-serta mengembangkan ren-cana kerja regional untuk men-dukung promosi agroekologi,pertanian berkelanjutan danpertanian alami antara kelu-arga anggota La Via Campesinadi Asia.

    Pertemuan ini merupakan

    pertemuan yang kedua. Per-temuan pertama diselenggara-kan di Barinas, Venezuela, bu-lan Agustus tahun lalu. Keduapertemuan yang diselenggara-kan oleh La Via Campesina inisama-sama bertujuan untukmemperkuat ketahanan bu-daya, perjuangan dan otonomi,serta memberikan identitasbaru kepada masyarakat petani

    di dunia.Pertemuan ini berusaha

    untuk mendorong para petanimenggunakan cara agroekologipertanian untuk melawan mo-nopoli dan privatisasi benih,pupuk kimia serta pestisida. LaVia Campesina percaya bahwaagroekologi satu-satunya carauntuk menciptakan kondisikerja yang lebih baik bagi kelu-arga petani, dan untuk menum-buhkan sistem pertanian yangramah lingkungan dan ekono-

    mi yang berkelanjutan, berkea-

    dilan sosial serta budaya yangdapat diterima.

    Sukardi Bendang, wakildari Serikat Petani Indone-sia (SPI) menyebutkan bahwakonsep agroekologi ini bukan-lah hal yang baru. Ketua BadanPelaksana Wilayah (BPW) SPISumatera Barat ini menga-takan bahwa konsep pertanianberkelanjutan SPI berband-ing lurus dengan pertanianagroekologi.

    Intinya sama-samamengedepankan pertanian ke-cil yang berbasiskan keluarga

    dan menolak agribisnis dankorporatisasi pertanian danpangan yang dilakukan olehperusahaan transnasional un-gkapnya.

    Sukardi menambahkanbahwa dirinya sudah sejak lamamenggunakan metode perta-nian yang ramah lingkunganini.Jadi bagi saya ini bukanlahhal yang baru tambahnya.

    Pertemuan ini menghasil-kan draft kerangka kebijakanuntuk agroekologi. Draft ini di-harapkan dapat membantu un-tuk memulai diskusi di daerahtentang kebijakan agroekologidi masing-masing negara dandi setiap organisasi, sebagaibagian dari reforma agrariadan kedaulatan pangan yang"pro-petani' dan bukan 'pro-Perusahaan, "untuk menjaminmata pencaharian pendudukpedesaan dan masyarakat per-tanian.

    Para anggota dan aliansiLa Via Campesina akan bekerjadengan mitra dan gerakan lain-nya di setiap negara Asia manapun. La Via Campesina akanberusaha untuk mempengar-uhi dan mengajak pemerintahyang ada di tingkat nasional,provinsi maupun lokal, untukmengembangkan kebijakanagroekologi dan menerap-kannya secara efektif dalamkerangka kedaulatan pangan,untuk kepentingan keluargapetani dan masyarakat luastambah Tejo.#

  • 8/3/2019 Edisi 77 (Juli 2010)

    8/16

    8 PEMBARUAN TANI CAMPESINOS EDISI 77 JULI 2010

    DUKACITA

    Keluarga Besar SPI dan La Via Campesian Turut Berduka Citaatas Meninggalnya Wiwik M. Kristina (anggota MNP SPI)

    Wiwik M. Kristina menghembuskan nafas terakhirnya pada hari Jumat, 11 Juni 2010, pukul 08.00 WIB di RS. Elisabeth Medan.Beliau adalah sekretaris Majelis Nasional Petani (MNP) Serikat Petani Indonesia (SPI) dan juga pernah menjabat sebagai SekretarisJenderal Serikat Petani Sumatera Utara (SPSU). Almarhumah meninggal karena mengidap penyakit kanker akut yang telah dideri-tanya selama bertahun-tahun.

    Keluarga besar SPI dan La Via Campesina merasa kehilangan atas kepergian salah satu kader petani perempuan terbaiknya ini.

    SPI menyerukan kepada seluruh anggotanya untuk mendoakan beliau agar diterima di sisi Tuhan Yang Maha Kuasa.

  • 8/3/2019 Edisi 77 (Juli 2010)

    9/16

    9PEMBARUAN TANI EDISI 77 JULI 2010

    ORGANISASI KEBIJAKAN AGRARIA

    Musyawarah Cabang DPC SPIKabupaten Lombok Utara

    SPI Ponorogo Kembali Protes KenaikanHET Pupuk

    LOMBOK. Dewan PengurusCabang (DPC) Serikat PetaniIndonesia (SPI) KabupatenLombok Utara, Nusa Teng-gara Barat (NTB) mengadakanMusyarawah Cabang (Mus-

    cab) (31/05). Peserta Muscabberasal dari tiga kecamatanantara lain, kecamatan Bayan,kecamatan Tanjung, dan keca-matan Kayangan .

    Menurut Herman, Ke-tua Panitia Muscab, AgendaMusyawarah Cabang I di Ka-bupaten Lombok Utara diper-siapkan sejak lama oleh Pen-gurus Wilayah SPI NTB melaluipendidikan-pendidikan danrapat-rapat di basis. Muscabini membahas tentang perkem-

    bangan organisai dan meng-hasilkan keputusan-keputusanpenting yang akan menjadipanduan bagi organisasi, tuturHerman.

    Agenda Muscab memba-has dan menetapkan programkerja, memilih ketua cabangdan memilih anggota majeliscabang. Sedangkan programkerja yang akan dijalankanoleh SPI Cabang LombokUtara adalah terus melakukanpendidikan-pendidikan untuk

    pengurus basis dan ranting

    PONOROGO. Kenaikan HargaEceran Tertinggi (HET) pu-puk jelas menyengsarakanpetani, meski menuai banyakprotes dari berbagai pihak,namun pemerintah tetapmenaikkan HET pupuk. Padakenaikan HET pupuk bulanApril 2010 yang lalu SerikatPetani Indonesia (SPI) Ca-bang Ponorogo telah melaku-kan aksi protes di kantorDewan Perwakilan Rakyat

    Daerah (DPRD) Ponorogo.Saat itu tidak satupun ang-gota DPRD yang berada ditempat.

    Pada hari Selasa (1/6) SPIPonorogo kembali melaku-kan aksi di DPRD Ponorogo.Lebih dari 700 massa petaniSPI berkumpul di depansekertariat berjalan menujukantor DPRD Ponorogo. Per-wakilan massa aksi diterimalangsung ketua DPRD dan se-luruh anggotanya.

    DPC SPI Ponorogo dalamaksinya mereka menyampai-kan tiga tuntutan. Pertama,menolak kenaikan HET pu-puk, karena kenaikan HETpupuk jelas-jelas merugikanpetani dan tidak seband-ing dengan ongkos produksiyang dikeluarkan petani. Se-lain itu juga menuntut agarpemerintah melakukan ko-reksi penyaluran subsidi pu-puk, karena selama ini justrudiberikan kepada produsenpupuk dan gas (bahan baku

    pupuk) bukannya langsungdiberikan langsung padapetani.

    Kedua, Dewan PengurusCabang (DPC) SPI Ponorogo

    diwilayah Lombok Utara teru-tama pendidikan hukum danpolitik. Sementara itu untukprogram kerja yang berkaitandengan ekonomi petani adalahpembentukan koperasi-kop-

    erasi petani di wilayah-wilayahbasis.

    Wahidjan, Ketua DewanPengurus Wilayah (DPW SPI)NTB dalam sambutannya dih-adapan peserta muscab men-gatakan bahwa organisasi yangkuat dan solid menjadi salahsatu syarat bagi tercapainyacita-cita organisasi tani yaituPembaruan Agraria. Pemba-ruan Agraria menjadi syaratmutlak bagi terpenuhinya ke-sejahteraan kaum tani di Indo-

    nesia, tambah Wahidjan.Setelah selesai melakukan

    pembahasan program kerja,terpilih Kertawadi sebagai Ket-ua Cabang SPI Kabupaten Lom-bok Utara. Dalam sambutannyaketua terpilih menyampaikanucapan terima kasih karena te-lah dipercaya sebagai ketua SPICabang Lombok Utara periode2010-2015. SPI Cabang Lom-bok Utara terus mengkonsoli-dasi diri agar teracapai tujuanuntuk mewujudkan Pembaru-

    an Agaria Sejati, Ujarnya.#

    Peserta Musyawarah Cabang DPC SPI Kabupaten Lombok Utara

    menuntut agar pemerintahmemperlakukan pupuk seba-gai barang subsidi, bukan se-bagai komoditi umum. Selainitu massa meminta agar pe-merintah memberikan subsidilangsung kepada petani tanpamelalui perusahaan pupuk da-lam rangka Menuju Organik.

    Dalam orasinya, Ruslan,Ketua Dewan Pimpinan De-wan Pengurus Wilayah (DPW)SPI Jawa timur mengatakanKenaikan harga Pupuk sangatmemberatkan petani, apalagijika sudah memasuki masatanam, sehingga saat panenpetani justru merugi karenatingginya harga pupuk.

    Massa SPI juga menolakkenaikan Tarif Dasar Listrik(TDL) sebesar 15 persen, ka-rena dianggap memberatkanrakyat kecil, khusunya petaniserta menuntut layanan pem-buatan akte yang lebih mudahdan gratis, karena selama inilayanan pembuatan akte kela-hiran di Ponorogo tergolongsangat mahal dibandingkanwilayah lain, hingga mencapai400.000 rupiah.

    DPRD Ponorogo berjanjiakan menyampaikan tuntutanpenolakan kenaikan HET terse-but ke pusat, karena yang ber-wenang menentukan HET ada-lah melalui keputusan menteripertanian. Sedangkan menge-nai pelayanan pembuatan akteDPRD berjanji akan membe-nahinya bersama dengan Pe-

    merintah Kabupaten (Pemkab)Ponorogo dengan membuatpelayanan satu atap.#

    TOLAK FOOD ESTATE ! ! !

    Food estate jadikan petanisebagai buruh di negerinya sendiri

    www.spi.or.id

  • 8/3/2019 Edisi 77 (Juli 2010)

    10/16

    10 PEMBARUAN TANI EDISI 77 JULI 2010

    ORGANISASI

    Diskusi SPI & NU Online Memperingati Hari Kelahiran Pancasila

    JAKARTA. Saat ini rasa na-sionalisme kita sudah semakinterkikis, sementara itu pihakasing terus mencekoki bangsaini dengan segala hal yang me-mudarkan rasa nasionalisme,tanpa sadar sudah banyak gen-erasi muda yang menerapkanneokolonialisme dan neolib-eralisme dalam kehidupannya

    sehari-hari. Demikian sambu-tan yang disampaikan HenrySaragih dalam pembukaan dis-kusi Menggerakkan Nasional-isme dan Demokrasi Indone-sia di Gedung PBNU, Salemba,Jakarta (08/06).

    Diskusi diselenggarakanoleh Serikat Petani Indone-sia (SPI) bekerja sama dengandengan NU Online dan IHCS(International Human rightCommision for Social Justice)dalam rangka memperingati

    Hari Lahir Pancasila 1 Juni.

    Di depan peserta diskusi,Henry menjelaskan mengenaipentingnya rasa nasionalismedi setiap pribadi warga neg-ara Indonesia. Nasionalismeadalah modal dasar bagi kita,kondisi Indonesia yang saatini hanya mengikuti arus yangberkembang dan cenderungmengikuti pasar internasional

    adalah bukti nyata bahwa rasanasionaliosme itu sudah se-makin terkikis tambah Henry.

    Diskusi ini menghadirkanempat orang pembicara yakniGunawan Wiradi, pakar agraria,Abdul Munim DZ, Direktur NUOnline, Achmad Yakub, KetuaDepartemen Kajian StrategisNasional SPI, dan Gunawandari IHCS.

    Gunawan Wiradi dalampaparannya menegaskan na-sionalisme itu meletakkan

    kepentingan nasional di atas

    kepentingan internasional.Jadi jangan dibalik, semuakebijakan yang ada di negeriini haruslah mendahulukankepentingan nasional, janganmalah mengakomodir kepent-ingan internasional yang ser-ing mengangkani dan meming-girkan kepentingan rakyat kitaungkap Gunawan.

    Gunawan Wiradi juga men-gatakan bahwa untuk mengger-akkan rasa nasionalisme, kitaharus kembali ke UUD 1945dan menolak amandemen UUD1945.

    UUD 1945 saat ini bukan-lah mengalami amandemenmelainkan perubahan. Cobabayangkan dari 37 pasal, 32pasal diobrak-abrik dan hanyalima pasal yang dibiarkan utuh.Sudah begitu saya menang-kap ada beberapa amande-

    men pasal-pasal tersebut yang

    (Kiri-Kanan) Gunawan Wiradi, Heri Purwanto, Abdul Mun'im DZ, Gunawan, dan Achmad Ya'kub dalam Diskusi SPI dan NU

    Online memperinga Hari Kelahiran Pancasila

    terkesan menyesatkan tam-bah Gunawan.

    Abdul Munim DZ yang jugaWakil Sekjen PBNU, menyorotitatanan poltik Indonesia pascareformasi yang tidak sesuaidengan semangat demokrasiPancasila. Karena itu penger-tian arah dan tujuan Pancasilaperlu diluruskan kembali, danini menjadi kewajiban kita.Apakah sistem politik kita,demokrasi, sistem ekonomidan sistem relasi social kitamasih berpijak pada Pancasilaini perlu kita periksa satu per-satu, kalau kita masih men-

    gakui Pancasila sebagai dasarnegara tambah Munim.

    Sedangkan Achmad Yakubmenyoroti mengenai Pancasila,UUD 1945 dan kesejahteraankaum tani. Yakub menegaskanbahwa landasan hukum dilak-sanakannya pembaruan agrar-ia di Indonesia adalah Undang-Undang Pokok Agraria (UUPA)tahun 1960. Sebagai kebijakandasar dalam pembangunan In-donesia maka UUPA 1960 ada-lah jiwanya yang mempunyai

    landasan ilosois sesuai den-gan Pancasila.

    Hal tersebut juga mempu-nyai landasan konstitusionalyakni UUD 1945, yang secaraterang dicantumkan dalampasal 33 ayat 3 naskah asli un-gkap Yakub.

    Sementara itu, Gunawandari IHCS mengatakan bahwaPancasila sebagai ideologibangsa seharusnya menjadidasar penyelenggaraan negaradan pembangun karakter na-

    sional.Depolitisasi dan deideolo-

    gisasi selama 32 tahun lebih,telah mengakibatkan kerumi-tan tersendiri dalam ideolo-gisasi pembangunan nasionalyang berdasarkan Pancasila da-lam situasi Indonesia di bawahdominasi dan hegemoni kapi-talisme internasional ungkapGunawan.#

  • 8/3/2019 Edisi 77 (Juli 2010)

    11/16

    11PEMBARUAN TANI EDISI 77 JULI 2010

    PERUBAHAN IKLIM

    Perubahan Iklim Sebagai Jalan Menambah Utang Baru

    JAKARTA. Serikat Petani Indo-nesia (SPI), Koalisi Anti Utang(KAU), Wahana LingkunganHidup Indonesia (Walhi), Koal-isi Rakyat untuk Hak Atasi Air(Kruha) dan Koalisi Rakyat un-tuk Keadilan Perikanan (Kiara)mengadakan diskusi terfokusdengan tema Menyoal utanguntuk Perubahan Iklim (2/10).Diskusi ini dilakukan menyika-pi penandatanganan Letter of

    Intent (LoI) dengan Norwegiasebesar 1 milyar US$ untukprogram Reducing Emission from Deforestation and Degra-dation (REDD) plus. Jumlah inimenambah daftar hutang Indo-nesia atas nama mengatasi pe-rubahan iklim yang hingga saatini telah berjumlah 2,3 milyarUS$ termasuk dari Jepang danPrancis.

    Saat ini 68 persen daripendanaan untuk programperubahan iklim pemerintah

    Indonesia berasal dari utang

    (Kiri-kanan) Berry Nahdian Furqan (Walhi), Mida Saragih (Kiara), Edisius Riyadi (KruHa), Achmad Ya'kub (SPI), Riza Damanik (Kiara) dan Yuyun Harmono (KAU) sebagai

    para pembicara dalam diskusi terfokus menyoal utang untuk perubahan iklim yang diadakan di kantor pusat Wahana Lingkungan Hidup Indonesia, di Jakarta.

    luar negeri. Utang -utang ini di-tujukan untuk 3 sasaran utamayaitu hutan dan lahan basah(melalui program REDD plus),energi bersih, dan kelautan(Blue Carbon Fund).

    Diskusi ini dilakukan agarpublik memahami mekanismependanaan pemerintah untukperubahan iklim. Jika PresidenSBY mengatakan tidak ada lagipinjaman luar negeri, mengapa

    pemerintah menggunakan isuperubahan iklim untuk menda-patkan kucuran hutang.

    Hal ini disampaikan olehYuyun Harmono, Program Of-ficer KAU. Sementara Dani Se-tiawan, Ketua KAU juga me-nambahkan bahwa sangat tidaketis untuk meningkatkan utangluar negeri atas nama peruba-han iklim jika uang yang dida-pat justru digunakan untukmenambal deisit APBN.

    Direktur Eksekutif Walhi,

    Berry Nahdian Furqan, menya-

    takan pemerintah, terutamakementerian keuangan, har-us menjelaskan penggunaanutang US$ 2,3 miliar yang di-pakai membiayai upaya menga-tasi perubahan iklim. Pinjamantersebut dikabarkan dipakaiuntuk berbagai kegiatan yangsecara relatif tidak efektif.Tambahan lagi, kementerian-kementerian yang berhubun-gan dengan lingkungan tidak

    pernah tahu atau dilibatkan.Achmad Yakub, Ketua De-

    partemen Kajian Strategis SPI,menegaskan bahwa pemberianutang atas nama perubahaniklim ini hanya merupakan wa-jah baru untuk pengendaliannegara-negara berkembangoleh negara-negara maju. Jikadahulu kita dipaksa berhutangatas nama pembangunan in-frastruktur, mendorong per-tumbuhan ekonomi, saat inikita kembali dipaksa berhutang

    atas dasar krisis iklim. Lebih

    lanjut Yakub menambahkanbahwa hutang yang digunakanuntuk program REDD justrusemakin membahayakan ke-hidupan masyarakat yang pal-ing rentan mengalami peruba-han iklim seperti petani kecildan masyarakat hutan yangtergusur akibat daerah tempathidup mereka dijadikan ka-wasan konservasi.

    Perubahan iklim ini adalah

    akibat eksploitasi alam besar-besaran dan model pembangu-nan yang ekspansif dari negara-negara industri. Karena itulahjustru kita terutama petaniyang paling rentan merasakandampaknya. Seharusnya modelpembangunan di negara-nega-ra kaya itu yang harus diubahdan mereka yang harus didor-ong mengurangi emisi karbon-nya, tukas Yakub.#

  • 8/3/2019 Edisi 77 (Juli 2010)

    12/16

    12 PEMBARUAN TANI EDISI 77 JULI 2010

    ANALISIS

    Pancasila, UUD 1945 dan Kesejahteraan Kaum Tani

    JAKARTA. Kesadaran atas Pan-casila sebagai landasan ilo-sois sudah mengemuka sedariawal perdebatan dan perumu-san Undang-Undang PeraturanDasar Pokok Pokok Agraria.

    Hal ini jelas sekali terekam darimemori penjelasan atas Ran-cangan Undang-Undang pokokAgraria, yang kemudian ditu-angkan pada konsideran ber-pendapat huruf c, yakni;

    . Lain dari itu hukumagraria nasional harus mewu-judkan penjelmaan dari padaazas kerokhanian, Negara dancita-cita Bangsa, yaitu Ketu-hanan Yang Maha Esa, Perike-manusiaan, Kebangsaan, Ker-akyatan dan Keadilan Sosial.

    Suasana kebatinan Pan-casila dan Pasal 33 UUD 1945amat terang mengalir dalamUUPA 1960. Penjelasan UUD1945 (naskah asli) menegas-kan, dalam Pasal 33 tercantumdasar demokrasi ekonomi dimana produksi dikerjakan olehsemua untuk semua di bawahpimpinan atau pemilikan ang-gota-anggota masyarakat dankemakmuran masyarakatlahyang diutamakan bukan ke-makmuran orang seorang.

    Sebab itu perekonomian

    disusun sebagai usaha ber-sama berdasar atas asas keke-luargaan. Bangun perusahaanyang sesuai dengan itu ialahkoperasi. Perekonomian ber-dasar atas demokrasi, kemak-

    muran bagi segala orang. Halini sesuai dengan Pasal 12 ayat(1) UUPA 1960 yang berbunyi,Segala usaha bersama dalamlapangan agraria didasarkanatas kepentingan bersama da-lam rangka kepentingan na-sional, dalam bentuk koperasiatau bentuk-bentuk gotongroyong lainnya.

    Kemudian secara tegasdinyatakan dalam Pasal 13Ayat (2) disebutkan, pemerin-tah wajib mencegah organisasi

    dan usaha-usaha perseorangandalam lapangan agraria yangbersifat monopoli swasta. Inimenunjukkan, dasar demokrasiekonomi Indonesia, sejatinya,amat menentang sistem per-ekonomian yang bersendikanilsafat neoliberal yang mewu-jud dalam bentuk privatisasi,liberalisasi dan mengurangiperan negara. Untuk itulah da-lam prinsip demokrasi ekonomimaka bumi, air, ruang angkasa,dan kekayaan alam yang ter-

    kandung di dalamnya, sebagai

    kekayaan nasional, dipersem-bahkan untuk sebesar-besarkemakmuran rakyat.

    Dalam penjelasan UUPA1960 disebutkan, pasal 11 ayat(1) dimaksudkan untuk mence-gah terjadinya penguasaanatas kehidupan dan pekerjaanorang lain yang melampaui ba-tas dalam bidang-bidang usahaagraria, hal mana bertentangandengan asas keadilan sosialyang berperikemanusiaan. Yangkemudian diperkuat dalampasal 11 ayat (2)-nya ..harusmemperhatikan perbedaan da-lam masyarakat dan keperluan

    golongan rakyat, tetapi denganmenjamin perlindungan ter-hadap kepentingan golonganekonomi lemah..

    Dengan demikian tujuanpokok lahirnya UUPA 1960hingga saat ini masih sangatrelevan yakni: (1) meletakkandasar-dasar bagi penyusunanhukum agraria nasional, yangakan merupakan alat untukmembawakan kemakmuran,kebahagiaan, dan keadilanbagi negara dan rakyat, teru-

    tama rakyat tani, dalam rangkamasyarakat adil dan makmur;(2) meletakkan dasar-dasaruntuk mengadakan kesatuandan kesederhanaan dalam hu-kum pertanahan; dan (3) me-letakkan dasar-dasar untukmemberi kepastian hukummengenai hak-hak atas tanahbagi rakyat seluruhnya.

    Ini suatu jiwa dan seman-gat konstitusi yang merupakanhasil kristalisasi pemikiran theFounding Fathers atas realitas

    sejarah bangsa yang selama be-rabad-abad hidup dalam ceng-keraman kolonialisme/impe-rialisme. Diketahui bersama,kolonialisme/imperialismelahir dari rahim ideologi liber-alisme klasik yang bersendikanilsafat individualisme, yangmuncul pada abad pertengah-an di Eropa Barat. Dan, neolib-eralisme yang kini mengepungbangsa, juga berakar kuat padailsafat individualisme itu, danmerupakan bentuk lanjutan

    termutakhir dari liberalisme

    klasik. Jadi, paradigma pem-bangunan neoliberal, secaraideologis bertentangan denganjiwa dan semangat UUPA 1960dan Pasal 33.

    Artinya semangat yang be-gitu mendalam dalam sistemdemokrasi ekonomi demitegaknya keadilan sosial, kes-ejahteraan rakyat dan perlind-ungan bagi ekonomi lemahharuslah menjadi agenda uta-ma bagi pembangunan bangsaini. Dalam konteks pelaksan-aan pembaruan agraria, makatanah bagi petani adalah halyang paling mendasar yang

    harus diwujudkan.

    Perjuangan Kaum tani danEkonomi Konstitusi

    Di dalam Negara RepublikIndonesia, yang susunan ke-hidupan rakyatnya, termasukperekonomiannya, terutamamasih bercorak agraria,bumi,air dan ruang angkasa, seba-gai karunia Tuhan Yang MahaEsa mempunyai fungsi yang

    amat penting untuk memban-gun masyarakat yang adil danmakmur sebagai yang kita cita-citakan.

    Sudah terang sekarang,bahwa perjuangan pendiribangsa kita ini sejak awal sudahmerancang suatu masyarakatsejahtera, bahagia yang berkea-dilan sosial. Namun bagi rakyatkecil, buruh, kaum tani dan ka-langan miskin kota, indahnyacita-cita bangsa itu tidaklahdengan serta merta diraih se-

    jak Indonesia merdeka. Pen-capaian tersebut tetap harusdiperjuangkan, karena dalamprakteknya mandat Konstitusitidaklah sempurna, bahkan me-lenceng. Secara garis besarnyaapa yang dipraktekan bersamaSerikat Petani Indonesia (SPI)dari masa ke masa adalah per-juangan menegakkan konstitu-si, khususnya pasal 33 (naskahasli).

    Bagi ormas tani seperti SPI,ranah perjuangannya meling-

    kupi aspek yang luas. Mulai

    Seorang petani perempuan yang sedang memanen padi di sawahnya. UUPA 1960

    menjamin keberlangsungan para petani kecil di Indonesia.

  • 8/3/2019 Edisi 77 (Juli 2010)

    13/16

    13PEMBARUAN TANI EDISI 77 JULI 2010

    dari desa/komunitas, daerah,wilayah, nasional, regionalbahkan internasional. Fokusutamanya adalah memastikankekayaan alam, sumber agrariadengan mengutamakan ke-

    makmuran masyarakat umum.untuk itu ranah perjuangan-nya yang berhimpun dalam or-mas tani memungkinkan kinidari sifatnya yang kebijakandan praktek dilapangan dalamberbagai tingkatan perjuan-gan. Kesadaran ini dibangundengan sesadarnya atas dasarmandat dari pembukaan danUUD 1945 pasal 33. Beberaparekaman perjuangan kaum tanidapat kita beberkan dibawahini:

    i) Perjuangan pembaruanagraria: tanah untuk petani.Secara kebijakan tanah un-

    tuk petani adalah mandat yangtegas dan tertulis. Dalam pasal10 ayat 1 dan 2 UUPA 1960dirumuskan suatu azas yangpada dewasa ini sedang men-jadi dasar daripada perubah-an- perubahan dalam strukturpertanahan hampir diseluruhdunia, yaitu dinegara-negarayang telah/sedang menye-lenggarakan apa yang disebut

    landreform atau agrarian re-form yaitu, bahwa Tanah per-tanian harus dikerjakan atau-diusahakan secara aktif olehpemiliknya sendiri.

    Kenapa ketentuan ini san-gat mendasar? Karena bagipetani, tanpa tanah sepertiikan tanpa air. Perebutan sum-ber agraria berupa tanah inilahyang hingga kini terus terjadi,menurut BPN hingga tahun2008 lalu tercatat 2.810 konf-lik agraria.

    Atas dasar mandat yuridisinilah kaum tani bergerak un-tuk memastikan lahan-lahansubur itu dinikmati bagi jutaanpetani kecil, buruh tani danmasyarakat tak bertanah.ii) Membangun ormas taniyang kuat

    SPI menyadari bahwa un-tuk menyuarakan kepentinganpetani, tidak ada jalan lain yanglebih rasional daripada organ-isasi tani yang kuat. Organisasitani yang kuat adalah salah

    satu cara agregasi kepent-ingan petani yang nantinyaakan dituangkan dalam beleid(kebijakan) pemerintah danmengeksekusi segala keputu-san/kebijakan tersebut. Untukmencapai tujuan ini, SPI terusmemperkuat dan memperluaskonstituennya yang kini ada di11 wilayah yang tersebar dariAceh hingga Nusa TenggaraTimur.

    Keperluan organisai yangkuat dalam ranah perjuangan

    yang terpimpin demokratisini setidaknya terindentiikasidalam dua lapangan: lapanganperjuangan dilapangan lang-sung seperti reklaiming, per-tanian berkelanjutan dan prak-tek pembangunan pusat-pusatperbenihan lapangan perjuan-gan diranah kebijakan.

    Kepentingan petani yangdituangkan dalam demontrasidan tuntutan-tuntutannyakebijakan yang sudah diim-plementasi seperti; a) laran-

    gan impor beras pada masasebelum dan pasca panen. b)Mengemukanya subsidi lang-sung kepada petani. c)Kebi-jakan pertanian yang ramahlingkungan yang diadopsi den-gan nama Go organik 2010.d) tema pembaruan Agrariasudah masuk dalam programpemerintah seperti ProgramPembaruan Agraria Nasional(PPAN), bersama e) GERAKLAWAN melakukan yudisial re-view atas Undang-Undang No

    25/2007 tentang PenanamanModal (UUPM) yang dibatal-kannya HGU selama 95 tahun.f)Mempertahankan dan men-perjuangkan dilaksankannyaUUPA 1960. g) saat ini bersamakalangan progresive lainnyasudah membuat naskah akade-

    mik revisi UU 7/1996 tentangPangan dan menginisiasi dalmprolegnas tentang RUU HakAsasi Petani/ Perlindungandan Pemberdayaan Petani.

    Dalam percaturan organ-

    isasi tani, SPI saat ini selainmemposisikan sebagai peloporgerakan rakyat di tingkat na-sionalSPI juga mengambilperan yang signiikan dalamgerakan tani internasional. Saatini SPI sleian menjadi anggotadari La Via Campesina sebagaibagian dari gerakan petani in-ternasional tetapi juga men-jadi koordinator internasion-alnya. Selain bergerak dalammengagregasikan kepentingandi tingkat nasional, SPI juga

    mengambil peran aktif di levelinternasional, seperti tuntut-an-tuntutan dan aksi yang di-lakukan dalam berbagai foruminternasional.

    iii) Membangun modelpertanian berkelanjutan dandistribusi

    Perkembangan teknolo-gi dibidang pertanian setiapmasa-nya selalu mengalamiperubahan yang signiikan.Sebut saja bagaimana sulitnyapetani dikala revolusi hijau.

    Dan sekarang inisiasi modal in-ternasional melalui teknologitrangenik dan model pertanianskala luas. Situasi ini membuatpetani terus menciptakan danmengembangkan berbagaiteknologi yang berkelanjutanberbasis keluarga tani.

    Trend pertanian organikbukan saja dianggap sebagaiteknologi pertanian saja, bagiSPI ini juga merupakan lang-kah perlawanan pada corakproduksi pertanian yang se-

    lama ini menghisap. SPI mem-buat daerah-daerah inti yangtelah mempraktekan pertani-an berkelanjutan. Baik secarakolektif maupun keluarga-keluarga tani. Berbagai pusatpendidikan baik secara formaldan berjenjang maupun prak-

    tek lapangan terus dilakukanhingga saat ini.

    Hal ini baru ditemui di dae-arah Sumatra Utara, SumateraBarat, Jambi, Sumatra Selatan,DIY, Jawa Barat, Jawa Tengah,

    Jawa Timur dan tentu akanterus berkembang seiring men-guatnya organisasi. Aktivitasini setidaknya berupa pendidi-kan full time selama dua bulansecara nasional dipusatkan diBogor, Jawa Barat. Pemban-gunan pusat perbenihan, danpenjualan langsung.

    Pengertian pasar dalamkedaulatan pangan yang di-inginkan petani, adalah pasaryang tidak menjadi suatu enti-tas yang otonomi dan mendom-

    inasi (self-regulating), sepertiyang diadopsi dalam praktekneoliberalisme. Kedaulatanpangan tidak menegasikan per-dagangan, namun perdaganganhanya menjadi bagian atau alatdari kedaulatan untuk sep-enuhnya menjadi mekanismeyang menguntungkan rakyatbanyak. Dalam prakteknya, SPIsecara praktis memotong rant-ai-rantai perdagangan panganpada umumnya. Dalam kasusberas yang rantai perdagangan

    berasnya bisa mencapai 4 pihakhingga lebih, SPI mengusul-kan alternatif direct-selling/direct-buying yang bisa lang-sung mengantarkan produkhasil pertanian ke tangan kon-sumen. Selain memotong pem-buruan rente, sistem ini bisalebih menguntungkan petanidan konsumenserta mewu-judkan kemampuan petani un-tuk menguasai dan mengontrolpasar domestiknya sendiri.#

    Achmad Ya'kubKetua Departemen KajianStrategis Nasional SPI

    Disampaikan dalam DiskusiSPI-Nahdlatul Ulama,8 Juni 2010

    Sambungan dari hal. 14 Pancasila...

    PETANI BERSATU

    TAK BISA DIKALAHKAN !!! www.spi.or.id

  • 8/3/2019 Edisi 77 (Juli 2010)

    14/16

    14 PEMBARUAN TANI EDISI 77 JULI 2010

    ANALISIS

    Food Estate, Ancaman bagi Pertanian Berkelanjutan

    Sukardi Bendang (tengah) sedang menyampaikan materinya dalam Pertemuan

    Agroekologi Asia, La Via Campesina, 18-23 Mei 2010 di Kolombo, Srilangka

    KOLOMBO. Multi krisis yangterjadi secara global telahmenyentakkan dunia. Dimu-lai dengan terjadi krisis pan-

    gan yang selanjutnya berg-erak ke arah krisis energi,krisis perubahan iklim danterakhir adalah krisis ekonomi.

    Krisis ekonomi tersebutmalah dimulai dari sebuahnegara adidaya seperti Ameri-ka Serikat. Dimana sebelumnyabagi sebagian banyak orang didunia, Amerika Serikat menga-lami krisis ekonomi adalah ses-uatu yang jauh dari masuk akal.

    Krisis yang secara bertubi-tubi sejak tahun 2006 telah

    melahirkan momentum pe-rubahan dari mainstream yangada selama ini.Jika kita tiliklebih jauh tentang multi krisisyang terjadi tersebut bukanlahdisebabkan oleh kelangkaanatau kurangnya hasil produksi.

    Tapi yang terjadi adalahpenguasaan sumber-sumber

    kehidupan atau kekayaan alamdi tangan segelintir orang danatau perusahaan-perusahaanbesar tertentu dunia yang

    sering disebut sebagai MultiNational Company atau Trans-national company (MNC/TNC)

    Khususnya dalam hal kri-sis pangan yang terjadi adalahkrisis dalam hal harga pangan.Dengan kata lain bisa disebut-kan terjadinya kenaikan harga-harga kebutuhan pangan se-cara global. Selanjutnya tentumuncul pertanyaan dibenakkita, Apakah benar memangkrisis harga pangan sesung-guhnya yang terjadi? dan

    mengapa hal ini bisa terjadi?Untuk menjawab pertan-yaan pertama di atas kita dapatmelihat dari data PenelitianGRAIN (Spanyol) pada tahun2008, terungkap data bahwakrisis pangan yang terjadi didunia pada tahun 2006 telahmeningkatkan tingkat keuntun-

    gan perusahaan-perusahaanagribisnis atau perusahaan

    yang terkait dengan perdagan-gan hasil produksi pertanianmeningkat rata-rata hampir100% dari tahun sebelumnya.Seperti Bunge (USA) mening-kat 13 % di tahun 2008 sebe-sar 1,363 miliar dolar, Cargill(USA) meningkat 69 % sebesar3,951 miliar dolar, dan NableGroup (Singapore) sebesar 117% sebesar 436 miliar dolar.

    Keuntungan dari perda-gangan pupuk, Potas Corp.(Canada) meningkat di tahun

    2008 dibanding tahun 2007sebesar 164 % dengan keun-tungan sebesar 4,963 miliardolar, Mosaic (USA) meningkat430 % sebesar 2,682 miliardolar, dan Yara (Norway) men-ingkat 131% sebesar 3,350miliar dolar. Pada perdaganganbibit dan pestisida di tahun2008 : Monsanto 120 % sebe-sar 2,926 miliar dolar, Syn-geta 19 % sebesar 1,692 mil-iar dolar, Bayer 40 % sebesar1,374 miliar dolar dan DOW

    63 % sebesar 761 miliar dolar.Hal ini bisa terjadi karena

    MNC/TNC tersebut menguasaisejak dari sektor hulu (baca: ladang-ladang pertanian)hingga sektor hilir (pasar ha-sil produksi pertanian). Satucontoh tepat untuk Indone-sia adalah tentang kedelaidan Cargill. Sebagaimana kitaketahui, Indonesia merupa-kan salah satu negara den-gan tingkat konsumsi kedelaiyang tinggi namun pada sisi

    produksi, tingkat produksi na-sional jauh dari mencukupikebutuhan nasional tersebut.

    Pada sisi lain, Cargill yangmerupakan perusahaan pemi-lik lahan perkebunan kedelaiterbesar dunia yang dipusat-kan di Brasil, merupakansalah satu dari empat perusa-

    haan yang memiliki hak im-por resmi dari pemerintah

    Indonesia untuk memasukkankedelai impor ke Indonesia(baca kasus penimbunan ke-delai oleh Cargil di Surabayauntuk menaikkan harga kede-lai, Kompas 26 Januari 2001).

    Petani-petani di negara-negara yang berada Asia teng-gara dan Asia Selatan selamaini tidak mengalami perbaikanekonomi atau tetap miskinkarena model pertanian yangdikembangkan justru men-empatkan petani untuk men-

    geluarkan uang dari desa kekota ataupun ke perusahaan.Di India misalnya biaya un-tuk memproduksi pertanianmenjadi sangat mahal dansemua harus dibeli, keadaanmenjadi sangat parah kar-ena banyak petani yang ter-lilit hutang dan akhirnya tidakmampu membayar, bahkansampai menjual lahannya dansebagian ada yang bunuh diri.

    Fenomena yang sangatkontras terjadi di Filipina,

    walaupun pusat penelitianpadi (Institute for Rice ResearchInternatiinal-IRRI) berada diFilipina, tetapi justru Filipinamenderita kekurangan pan-gan dan melakukan import be-ras saat ini. Keberadaan IRRIjustru memusnahkan sistempertanian rakyat yang mampumenggunakan benih lokal danteknik pertanian tradisional.Sementara di Timor Lestesetelah lepas dari invansi mi-liter Indonenesia, sekarang

    sedang terjebak oleh invansiekonomi kapital pangan dunia.Di tengah ancaman krisis

    pangan di Indonesia akibatpangan dikuasai MNC/TNC,pemerintah justru melun-curkan program Food Estate,dimana pengelolaan pangandalam skala besar diserahkan

    UUPA No. 5 TAHUN 1960 UNTUK REFORMA AGRARIA SEJATI !!!

    www.spi.or.id

  • 8/3/2019 Edisi 77 (Juli 2010)

    15/16

    15PEMBARUAN TANI EDISI 77 JULI 2010

    kepada perusahaan swastalokal maupun asing yang jus-tru akan mengancam keber-lansungan petani dan perta-nian organik yang sudah ada.

    Dalam konteks SumateraBarat yang terkenal dengansemboyannya Tanam nanBapucuak,Paliaro nan Ban-yawo dan Budaya Rangkiang,merupakan semangat untukterus mempertahankan buda-ya pertanian kita yang sudahada sejak turun temurun. Per-tanian Berkelanjutan atau yangdikenal juga dengan pertanianorganik merupakan konsepyang tepat untuk tetap diper-tahankan agar peran Sumat-

    era Barat sebagai lubung pan-gan di Sumatera tetap terjaga.

    Pertemuan AgroekologiAsia, La Via Campesina yangtelah berlangsung di KolomboSrilangka diikuti oleh delegasianggota La Via Campesina dariberbagai negara di Asia sep-erti Jepang, Korea Selatan, In-dia, Sri Lanka, Nepal, Malaysia,Timor Leste, Indonesia, Filipi-na, Thailand dan delegasi dariMeksiko (negara Amerika Lat-in). Kegiatan ini bertujuan un-

    tuk berbagi analisis persoalanpangan dalam konteks Asiadan upaya-upaya yang telahdilakukan di tingkat nasionalterutama mengenai pertaniandan corak produksi, perspektifdan visi gerakan sosial petanidalam hal pertanian berkelan-jutan berbasis keluarga se-bagai jawaban atas ancamankrisis pangan. Pertanian or-ganik harus dipandang sebagaikonteks gerakan sosial kaumtani itu sendiri dalam mem-

    bangun Kedaulatan Pangan-nya, serta penegakan terhadaphak asasi petani itu sendiri.

    Disarikan Dari :Pertemuan Agroekologi Asia,La Via Campesina18-23 Mei 2010, Kolombo,Srilangka

    Sukardi BendangKetua BPW (Badan PengurusWilayah) Serikat PetaniIndonesia Sumatera Barat

    www.spi.or.id www.spi.or.id www.spi.or.id www.spi.or.id

    www.spi.or.id www.spi.or.id www.spi.or.id www.spi.or.id

    www.spi.or.id www.spi.or.id www.spi.or.id www.spi.or.id

    www.spi.or.id www.spi.or.id www.spi.or.id www.spi.or.id

    Jhontra Putra Petani, lulusan terbaik sekolah lapang pertanian berkelanjutan

    SPI angkatan III

    JAKARTA. Dengan sedikit ter-haru, Jhon menerima piala daripanitia sekolah lapang SerikatPetani Indonesia (SPI) sebagaitanda bahwa dia terpilih men-jadi lulusan terbaik sekolahlapang pertanian berkelan-jutan angkatan III. Jhon yangmemiliki nama lengkap Jhon-tra Putra Eendi adalah kaderSPI wilayah Sumatera Baratyang mengikuti sekolah lapangpertanian berkelanjutan diPusdiklat SPI di Bogor selamalebih kurang dua bulan sejakApril 2010 lalu.

    Ketua Departemen Pen-didikan Pemuda Budaya danKesenian SPI, Syahroni me-nyatakan bahwa Jhon terpi-lih berdasarkan keaktifannyadalam melaksanakan kegia-tan pembelajaran di Pusdiklatbaik yang berupa materi teknislangsung di lapangan ataupunmateri yang berupa dokumen-dokumen tertulis.

    Jhon, beserta para lulu-san yang lainnya, diharapkanmampu menerapkan semua

    PEJUANG TANI

    Jhon: Sebagai Lulusan Terbaik, Saya Punya Tugas yang Cukup Berat

    keterampilan yang telah dia-jarkan selama sekolah lapangini. Setidaknya mereka mampumembangun demplot-demplotpertanian organik di wilayahmereka masing-masing, ka-rena dengan semakin banyakdemplot tersebut merupakanusaha untuk menekan perkem-bangan korporatisasi pangandan pertanian yang semakinhari semakin menjadi ini un-gkap Syahroni pada saat acarawisuda sekolah lapang pertani-an berkelanjutan SPI angkatanIII di Bogor kemarin (15/06).

    Jhon yang merupakan anakseorang petani tulen ini mera-sa bangga sekaligus memilikitanggung jawab dan tugas yangcukup berat untuk mampumempraktekkan semua ilmuyang telah didapatnya terse-but. Pria yang lahir 27 tahunyang lalu ini juga memberikanpenghargaan yang cukup besarbagi program sekolah lapangSPI ini.

    Program ini bagus sekalikarena memberikan kebutuhan

    kepada para petani untuklangsung terjun ke lapangandan langsung mempraktek-kan pertanian organik, yangternyata cukup mudah, mu-rah, serta mampu menghasil-kan produksi panen yangtidak kalah dengan pertanianyang menggunakan bahan-bahan kimia ungkap Jhon.

    Jhon juga mengungkap-kan bahwa selama mengikutipendidikan ini dia mendap-atkan begitu banyak pengala-man yang tak ternilai, mulaidari keramahan para pengu-

    rus SPI Bogor dan masyarakatsekitar Pusdiklat, hinggapengalaman dalam melaku-kan teknik-teknik pertanianorganik.

    Cukup banyak kenangandan pengalaman selama duabulan di Pusdiklat ini, se-mua orang disini telah kamianggap keluarga, mulai dariteman-teman di PusdiklatBogor ini, para pengurus dananggota SPI Bogor, hinggamasyarakat sekitar pun su-

    dah cukup dekat dengankami semua, sehingga cukupberat untuk kembali ke kam-pung kami kata Jhon.

    Jhon menambahkanbahwa sebagai organisasiberbasis massa petani, SPItelah berhasil mengembanamanah untuk terus mem-perjuangkan para petani ke-cil dan mengembangkan ket-erampilan dan wawasan paraanggotanya.

    Begitu saya sampai di

    kampung, saya akan me-ngelola lahan dan membuatdemplot pertanian organikdan menerapkan sistem pe-masaran produk hasil perta-nian seperti yang diajarkanselama sekolah lapang yanglalu tambah Jhon. #

    Sambungan dari hal. 14

    Food Estate...

  • 8/3/2019 Edisi 77 (Juli 2010)

    16/16

    16 PEMBARUAN TANI EDISI 77 JULI 2010

    PERTANIAN ORGANIK

    Apa itu food estate?, Bagaimana kemajuan Hak Asasi Petani di Indonesia?,

    Apa saja dosa-dosa kaum neolib?,

    Bagaimana penerapan pertanian berkelanjutan yang ideal?

    temukan jawabannya di:www.spi.or.id

    Beras Produksi SPI Basis Sei Rotan Unggul

    SERDANG BEDAGAI. Senangdan bangga dirasakan olehIbu Karmila pada saat berashasil produksinya menjadi be-ras yang paling digemari padapelatihan Rice Chain yang di-

    adakan pada 21 24 Juni 2010yang lalu. Beras hasil produk-sinya mampu menyaingi be-ras hasil produksi dari parapeserta lain yang mengikutipelatihan ini, bahkan mampubersaing dengan beras produk-si dari Green Net Thailand.

    Pelatihan Rice Chain yangdiadakan oleh Badan Pelak-sana Wilayah (BPW) SerikatPetani Indonesia (SPI) Sumat-era Utara (Sumut) ini berlang-sung selama empat hari ini

    dan diikuti oleh peserta yangberasal dari berbagai organ-isasi yang bergerak di bidangpertanian diantaranya Sintesa,Korma (Sulawesi Tenggara),

    Beras Produksi SPI Basis Sei Rotan

    Suasana mencicipi beras dalam pelahan Rice Chain yang diadakan oleh BPW SPI

    Sumatera Utara

    Yayasan PAN SU, Serikat PetaniSerdang Bedagai (SPSB),Yayasan Tunas Bangsa (NAD),KSPPM, Katari Malang, YPSMeulaboh, dan Bitra Indonesia.

    Wagimin, Ketua BPW SPI

    Sumut menyampaikan bahwapelatihan yang berlokasi diDesa Lubuk Bayas, KecamatanPerbaungan, Kabupaten Ser-dang Begadai, Sumatera Utaraini berisikan materi mengenaipasca produksi beras sam-pai kepada pemasaran beras.

    Pelatihan ini juga meng-haruskan para peserta pelati-han membawa hasil produksimasing-masing. Masing-masingpeserta harus memeriksa kuali-tas berasnya sebagai salah satu

    langkah untuk menjaga kuali-tas mutu beras ungkapnya.Wagimin menambahkan

    bahwa pada saat pemeriksaankualitas beras ini, beras produk-

    si SPI Basis Sei Rotan yangdibawa oleh Ibu Karmila tidakdiikut sertakan karena keter-batasan waktu. Namun padasaat beras dimasak untuk diujikepulenan dan rasanya, ternya-ta beras ini paling digemari kar-ena selain pulen juga beraroma.

    Saya tidak menyangka

    kalau berasnya digemari,saya menerapkan pola tanamyang tidak menggunakan pu-puk kimia papar Ibu Karmilayang terus berharap akanada peningkatan produk-si beras untuk basisnya.#