Edisi 75 (Mei 2010)

download Edisi 75 (Mei 2010)

of 16

Transcript of Edisi 75 (Mei 2010)

  • 8/3/2019 Edisi 75 (Mei 2010)

    1/16

    Harga Rp. 2000

    Ribuan petani SPI Rengas teriakkantolak korporatisasi pertanian dan pangan

    www.spi.or.idEdisi 75

    Mei 2010

    SPI Ponorogo lakukanaksi, anggota DPRDmalah kabur

    Prof. Eriyatno: Neo-liberalisme adalahfondasi food estate

    Sarwadi: Petani ituharus menguasaitanah, baru merekabisa makmur

    Rois Noor,Majelis Nasional Petani, Serikat Petani Indonesia

    " Petani harus maju dan pintar, jangan mau terus

    dibodohi dan dipinggirkan " 3 9 15

    INDEKS BERITA

    M I M B A R K O M U N I K A S I P E T A N I

    Bersambung Ke Halaman 2 Bersambung Ke Halaman 2

    OGAN ILIR. 27 tahun cukupsudah tanah kita dirampas,sekarang mari bangkit mela-wan, ujar Ketua Umum Serikat Petani Indonesia (SPI) HenrySaragih, mengutip tulisan padasebuah spanduk hitam di atastanah yang telah dikuasai kem-bali oleh petani Desa Rengas,Kabupaten Ogan Ilir SumateraSelatan, yang selama ini telahdikuasai oleh PT PerkebunanNusantara (PTPN) VII Cinta

    Manis.Di atas tanah itu juga, yang

    kemudian petani basis SPImenyebutnya simpang empat Desember, dimana penemba-kan petani oleh aparat terjadipada tahun 2009 lalu, Henrymengobarkan semangat per-juangan anggota SPI dalamrangkaiaan peringatan HariPerjuangan Petani Internasion-al (17 April) dan Hari Perjuan-gan Hak Asasi Petani (20 April),

    pada Kamis 15 April 2010.Di atas tanah yang subur

    ini, petani harus hidup se-jahtera. Telah terbukti, ketikatanah dikuasai oleh perusa-haan perkebunan secara be-sar-besaran dan mengabaikanhak petani atas tanah, makapetani tidak hidup sejehtera,tegas Henry di hadapan ribuan

    Henry Saragih (di tengah, memakai peci) bersama petani SPI Rengas di lahan yang berhasil kembali dikuasai kembali olehpetani Desa Rengas, Kabupaten Ogan Ilir Sumater Selatan.

    Kenaikan HETpupuk menambahbeban petani

    JAKARTA. Awal April 2010ini pemerintah akhirnyamenaikan harga eceran tert-inggi (HET) pupuk kimiasebesar 25-45 persen set-elah sebelumnya direncana-kan sebesar 30-70 persen,kenaikan HET pupuk inimulai berlaku 9 April. Ren-cana kenaikan HET pupuk terjadi setelah anggaranuntuk subsidi pupuk tahun2010 turun Rp 6, 3 trilliun

    dari tahun sebelumnya, ren-cana ini tetap tidak berubahketika subsidi pupuk akh-irnya dinaikkan kembalimenjadi Rp 15,5 triliun.Kebijakan serupa pernahdilakukan pemerintah pada2007. Kala itu, pemerintahjuga menaikkan HPP sebe-sar 10 persen. Namun, limabulan kemudian harga BBMikut dinaikkan

    Peningkatan HET pupuk kimia ini berpengaruh nya-ta terhadap meningkatnyabiaya produksi para petani,walaupun pemerintah me-nyatakan bahwa kenaikanHET tidak akan menggang-gu petani, karena pemer-intah telah menaikan HPPsebesar 10 persen.

    Kenaikan HPP ini han-ya berlaku bagi petani padisementara kenaikan HETpupuk tentu akan dirasakanoleh semua petani, ujar

  • 8/3/2019 Edisi 75 (Mei 2010)

    2/16

    Sambungan dari hal. 1 Ribuan Petani ...

    Sambungan dari hal. 1 Kenaikan HET ...

    2 PEMBARUAN TANI EDISI 75 MEI 2010

    Penanggung Jawab : Henry Saragih Pemimpin Umum: Zaenal Ari n Fuad Pemimpin Redaksi: Tita Riana Zen Redaktur Pelaksana &Sekretaris Redaksi: Hadiedi Prasaja Redaksi: Achmad Yakub, Ali Fahmi, Agus Rully, Cecep Risnandar, Tejo Pramono, Muhammad Ikhwan,Wilda Tarigan, Syahroni Reporter: Elisha Kar ni Samon, Susan Lusiana, Yudha Fathoni, Wahyu Agung Perdana, Tri Es Ningrum, Megawa ,Andriana Keuangan: Sri Wahyuni Sirkulasi: Supriyanto, Gunawan Penerbit: Serikat Petani Indonesia (SPI) Alamat Redaksi: Jl. MampangPrapatan XIV No. 5 Jakarta Selatan 12790 Telp: +62 21 7993426 Email: [email protected] Website: www.spi.or.id

    petani anggota SPI .Henry melanjutkan, hal

    tersebut juga akan memper-parah kerawanan pangan,maka dari itu dalam peringatan

    Henry Saragih, Ketua UmumSerikat Petani Indonesia di-jakarta (12/4). Kenaikan HEThanya mengalihkan keuntun-gan penjualan gabah untuk menambah biaya untuk belipupuk, tambah dia.

    Ketersediaan pupuk per-masalahan yang tak kunjungselesa dialami para petaniIndonesia. Setiap memasukimusim tanam kerap terjadikelangkaan pupuk di berba-gai wilayah di Indonesia. Me-

    kanisme pendistribusian dansubsidi pupuk pun telah be-berapa kali mengalami peruba-han penerapan sistem, namuntidak menjawab permasala-han yang terjadi. Seperti yangumum terjadi hampir setiaptahun peningkatan HET ini

    dikhawatirkan akan didahuluidengan kelangkaan pupuk ditingkat distributor. Petani yangkesulitan pupuk akan bersediamembayar pupuk dengan har-ga tinggi.

    Lebih lanjut Henry men-jelaskan bahwa berdasarkanlaporan anggota SPI dari ber-bagai wilayah masih banyak ditemui petani yang harusmembeli pupuk diatas hargaeceran tertinggi yang ditetap-kan pemerintah (HET), harga

    tersebut bahkan bisa dua kalilipat dari HET.Hasil produksi pun habis

    untuk menutupi biaya produk-si yang melambung tinggi.Situasi seperti ini lah yangmembuat petani semakin sulit keluar dari kemiskinan, kata

    Henry.Pemerintah menyatakanbahwa kenaikan HET pupuk kimia ini untuk mempercepat proses peralihan ke organik.Namun peningkatan HET initidak bisa mengurangi keter-gantungan petani pada pupuk kimia, justru akan menambahbeban produksi petani.

    Perlu ada persiapan bagipara petani yang sudah sangat lama bergantung pada pupuk kimiawi untuk bisa beralih ke

    organik.Perlu kerja nyata dari pe-merintah untuk merealisasikan program Go Organic ini,melalui pelatihan dan du-kungan dalam proses transisimenuju organik tersebut, UjarHenry.

    Hari Perjuangan Petani Inter-nasional dan Hari PerjuanganHak Asasi Petani, dengan tegasditeriakkan tolak korporatisasipertanian dan pangan.

    SPI telah menyatakan sebe-lum pemerintah menaikkanharga pupuk, maka harus adakoreksi dan evaluasi terhadappenggunaan pupuk petani se-Indonesia dan evaluasi mekan-isme subsidi pupuk yang sela-ma ini justru diberikan kepadaprodusen pupuk dan gas yangmerupakan salah satu bahanbaku pupuk kimia. Pupuk seba-gai barang subsidi sesungguh-nya saat ini masih diperlaku-kan seperti komoditi umum,

    yang diserahkan pengelolaandan distribusinya ke perusa-haan dan pengecer swasta. Halini telah pula disampaikan da-lam Forum Konsultasi bersamaKementrian Pertanian tanggal24 Maret 2010 yang lalu.#

    Begitu luas hamparanperkebunan sawit, tebu, danbahkan sawah ladang, namunmasih saja banyak petani yangkesulitan membeli minyak sayur, gula, dan bahkan berassebagai kebutuhan panganpokoknya. Bencana kalaparanmengancam dunia, kata Henryyang juga Koordinator UmumLa Via Campesina (gerakanpetani internasional) ini.

    Dan ketika petani ber-juang untuk menggarap tanahsendiri, lanjut Henry, petanimalah dihalangi bahkan sam-pai ditembaki. Kita akandesak berbagai pihak agarmembiarkan dan mendorongpetani untuk menggarap tanahsendiri. karena masih banyak lahan terlantar, yang jauh dari

    jangkauan kemampuan petaniuntuk menggarapnya dapat dikelola oleh Negara. tambahHenry.

    Penyelesaian kon lik agrar -ia, pemanfaatan tanah terlan-tar, serta pelaksanaan reforma

    agraria, lanjut Henry, sudahmenjadi janji dari PresidenSusilo Bambang Yudhoyonopada awal tahun 2010 ini. Na-mun, pemerintahan SBY belummewujudkan janji tersebut,dan petani tidak bisa hanyamenunggu dan menunggu, te-gasnya.

    Henry kembali menegas-kan bahwa Serikat Petani Indo-nesia (SPI) sebagai organisasiperjuangan kaum tani akanterus memperjuangkan Pem-baruan Agraria sebagai upayapemenuhan dan penegakanHak Asasi Petani.

    Selain dihadiri oleh ribuanpetani SPI, pada peringatanHari Perjuangan Petani Inter-nasional dan Hari Perjuan-gan Hak Asasi Petani ini juga

    dihadiri dan didukung olehSerikat Hijau Indonesia (SHI),Walhi Sumsel, LBH Palembang,serta organisasi pemuda danmahasiswa.#

    (Kiri-kanan) Achmad Ya'kub, Didi, Henry Saragih, J.J. Polong. Mereka melakukanaksi penanaman di lahan hasil reklaiming petani Rengas Sumatera Selatan.

  • 8/3/2019 Edisi 75 (Mei 2010)

    3/16

    3PEMBARUAN TANI EDISI 75 MEI 2010

    SPI Ponorogo lakukan aksi, anggota DPRD malah kabur

    KEBIJAKAN AGRARIA

    PONOROGO. Kenaikan HET(Harga Eceran Tertinggi) pu-puk akan memeras petani danhanya menguntungkan produs-en pupuk, kenaikan ini hanyamengalihkan keuntungan pen-jualan gabah untuk menambahbiaya untuk beli pupuk, ini ada-lah wujud kapitalisme ungkapRuslan, Ketua Dewan PengurusWilayah (DPW) Serikat PetaniIndonesia (SPI) Jawa Timur.Setidaknya ungkapan Ruslantersebut merupakan cermi-nan kekesalan petani terhadap

    naiknya harga HET pupuk.Kekesalan ini diwujudkan ra-tusan petani Dewan PengurusCabang (DPC) SPI KabupatenPonorogo dengan melakukanaksi massa ke DPRD Ponorogo(20/04).

    Aksi ini sebenarnya men-gagendakan audiensi langsungdengan para anggota DPRDKabupaten Ponorogo, namunternyata tidak ada satupun dari50 orang DPRD Ponorogo yangberada di tempat. Hal ini sempat

    menyulut emosi massa aksi, na-mun para pimpinan basis akh-irnya mampu menenangkan-nya. Kami ini datang kemarimenyuarakan aspirasi kami,tapi kok wakil-wakil kami disi-ni (anggota DPRD-red) malahkabur ungkap Ruslan dengansedikit emosi.

    Massa aksi akhirnya hanyaditerima oleh para pegawaisekretariat DPRD KabupatenPonorogo yang mengatakanbahwa seluruh anggota dewan

    sedang pergi ke Jakarta. WahyuAgung Perdana, staf Departe-men Penguatan, Pengawasandan Konsolidasi Organisasi Na-sional SPI mengatakan bahwasebelumnya mereka telah men-girimkan surat resmi untuk melakukan audiensi ke DPRD. Ini khan namanya tidak meng-hargai aspirasi rakyatnya send-

    iri. Setelah massa tanam sele-sai, kami akan mengerahkanmassa yang jauh lebih banyak kemari ungkap Wahyu.

    Dalam aksi ini, massamenuntut agar pemerintah

    (Atas) Massa aksi SPI Kabupaten Ponorogo(Bawah) Massa SPI sedang d iterima oleh pegawai sekretariat DPRD Kab. Ponorogokarena ke-50 anggota DPRD-nya dak ada yang berada di tempat. Hampir terjadipertengkaran antara massa yang emosi dengan para pegawai tersebut.

    melakukan koreksi penyalu-ran subsidi pupuk, karena se-lama ini justru diberikan ke-pada produsen pupuk dan gas(bahan baku pupuk) bukan-nya langsung diberikan lang-

    sung pada petani. Massa jugamenuntut agar Pemerintahmemperlakukan pupuk seba-gai barang Subsidi, bukan se-bagai komoditi umum. Selainitu massa meminta agar pe-merintah memberikan subsidilangsung kepada petani tanpamelalui perusahaan pupuk da-lam rangka Menuju Organik.

    Kami juga meminta agarpemerintah setempat melibat-kan secara aktif Serikat PetaniIndonesia (SPI) dalam pengam-bilan kebijakan dan penga-

    wasan distribusi pupuk, SPIini adalah perwujudan suarahati petani-petani kecil sepertikami teriak Ruslan.

    Berdasarkan PeraturanMenteri Pertanian Nomor 32Tahun 2010, harga eceran tert-inggi pupuk bersubsidi naik 35 persen. Dengan kenaikantersebut, harga pupuk ureanaik dari Rp 1.200 per kg men-jadi Rp 1.600 per kg. Pupuk SP-36 naik dari Rp 1.550 per kgmenjadi Rp 2.000 per kg. Na-

    mun berdasarkan laporan be-berapa petani anggota SPI dariberbagai desa di Ponorogo,masih banyak ditemui petaniyang harus membeli pupuk di atas harga eceran tertinggiyang ditetapkan pemerintah(HET), harga tersebut bahkanbisa dua kali lipat dari HET.Sebagai contoh untuk pupuk Urea, pada tahap awal Hargaper 50 Kg rata-rata Rp. 60.000,dengan kenaikan 35 persenharganya mencapai Rp. 80.000

    Rupiah, namun kenyataannyadi lapangan, kenaikan Urea dibeberapa desa mencapai hargaRp. 115.000 Rp. 125.000,-

    Aksi ini juga sekaligus un-tuk memperingati Hari Per-juangan Petani Internasional(17 April) dan Hari Hak AsasiPetani Indonesia (20 April).#

    TOLAK FOOD ESTATE ! ! ! Food estate jadikan petanisebagai buruh di negerinya sendiriwww.spi.or.id

  • 8/3/2019 Edisi 75 (Mei 2010)

    4/16

    4 PEMBARUAN TANI EDISI 75 MEI 2010

    KONFLIK AGRARIA

    BANTEN. Badan Pelaksa-na Wilayah (BPW) Serikat Petani Indonesia (SPI) Bantenmelakukan aksi menuntut pe-nyelesaian sengketa tanah ba-sis SPI di Cibaliung (Kabupaten

    Pandeglang) dan Gorda (Kabu-paten Serang) (20/04). Aksiyang dilaksanakan di GedungDPRD Banten ini juga merupa-kan rangkaian kegiatan dalamrangka memperingati Hari Per-juangan Petani Internasionaldan Hari Hak Asasi Petani In-donesia.

    Aksi ini dipimpin oleh Mar-da selaku Ketua Umum DPWSPI Banten, dengan menger-ahkan seratusan massa petaniyang berasal dari wilayah basis

    yang berkon lik. PemerintahKabupaten harus secepatnyamenyelesaikan kon lik yang ini,agar kesejahteraan kami, parapetani kecil ini menjadi terja-min ungkap Marda.

    Delegasi massa kemudianditerima oleh Upiadi Mou-slekh, Ketua Komisi A DPRDBanten. Upiadi menyampaikanbahwa Komisi A akan mem-fasilitasi mediasi kasus tanahyang terjadi di Desa Cibaliungdan Gorda. Kami berjanji akan

    mendatangi BPN Banten, Per-

    JAKARTA. Gelombang indus-trialisasi, ekspansi ekonomidan otoritarian negara men-dorong berlakunya sistempolitik yang melahirkan kek-erasan dan kemiskinan terh-adap perempuan.

    Hal tersebut mencuat dalam diskusi bulanan yangdiadakan Departemen PetaniPerempuan Serikat PetaniIndonesi (SPI), di kantorDPP SPI (jumat/03/03). Dis-kusi yang mengambil temaPeringatan hari perempuandan relevansinya denganperjuangan perempuan saat ini, bertepatan dengan hariperempuan internasionalyang jatuh pada tanggal 8Maret.

    Hadir sebagai narasum-ber dalam diskusi tersebut Risma Umar dari SolidaritasPerempuan dan staf BPPSPI. Menurut Risma Umar isuperjuangan perempuan bu-kan merupakan hal baru didunia ini. Pada awalanya per-juangan perempuan di laku-

    SPI Banten gelar aksi tuntut penyelesaian kasus tanah

    hutani, dan Mabes TNI untuk meng klari ikasi kasus ini seh -ingga akan terwujud hak-hak petani kata Upiadi. Namunagenda mediasi akan dijadwal-kan pada Juni 2010, mengingat

    DPRD Banten pada bulan Meiakan Reses ke daerah masing-masing tambahnya.

    Kon lik agraria di Cibali -ung dimulai sejak 1980. Lahanmasyarakat petani di Cibaliungdijadikan areal perkebunan Jatidan Mahoni oleh Bagian Kesatu-an Pemangkuan Hutan (BKPH)III Cikeusik Pandeglang. Pada-hal masyarakat secara turun-temurun telah menempati ar-eal tersebut untuk bercocok tanam, Leuweng Tutupan atau

    Leuweng Titipan. Masyarakat mempunyai bukti yang kuat atas lahan tersebut secara seja-rah yuridis diantaranya; SPPT,Girik, Letter C, serta Kliktiryang dikeluarkan pemerintahBelanda dan Pemerintahan In-donesia, kemudian diperkuat lagi bukti keberadaan makam-makam keramat (Karuhun).

    Begitupula dengan kasustanah di Carenang, Gorda, Ka-bupaten Serang, masyarakat petani telah menempati wilayah

    tersebut sebelum penjajahan

    Jepang. Saat ini lahan tersebut dikuasai oleh TNI-Angkatan

    Udara (Lanud Gorda). Lahanseluas 800 hektar ini meru-pakan peninggalan leluhurmasyarakat. Sebelumnya pada2007, Kepala Badan Pertanah-an Nasional (BPN) Joyo Winotopernah menyampaikan bahwauntuk penanganan kasus ta-nah di Gorda pihaknya akan

    membentuk akan dibentuk Tim Khusus Penanganan kasus

    Gorda. Pernyataan ini pernahdiucapkan oleh Kepala pusat BPN ini dalam rangka Sosial-isasi Petunjuk Teknis BidangPengkajian dan PenangananSengketa dan Kon lik Pertana -han Provinsi Banten di Hotel LeDian, Jumat (29/06/07).#

    PETANI PEREMPUAN

    BPP SPI gelar diskusi petani perempuan

    kan oleh perempuan rumahtangga biasa yang menuntut hak-haknya baik secara politik,ekonomi, dan sosial budaya.

    Perjuangan panjang perem-puan tersebut membuahkanhasil, PBB mengakui tanggal 8Maret sebagai hari perempuaninternasional. Masih menurut Risma Umar, hari perempuanini kita jadikan sebagai mo-mentum untuk mere leksikanbagaimana subordinasi, penin-dasan, kemiskinan dan kekeras-an masih dialami perempuandi berbagai belahan dunia.

    Peran petani perempuandalam proses mengolah benihdi pertanian, sudah digantikanoleh perusahaan besar denganalasan pemerintah untuk en-ingkatkan sektor ekonomi neg-ara. Padahal hal tersebut telahmeminggirkan peran perem-puan dan mengurangi kontrolperempuan terhadap pengelo-laan dan produksi pertanianmereka, tambah Wilda Tarig-an, Ketua Departemen PetaniPerempuan SPI.#

    Massa aksi SPI Banten yang menuntu t penyelesaian kasus tanah

    UUPA No. 5 TAHUN 1960UNTUK REFORMA AGRARIASEJATI !!!www.spi.or.id

  • 8/3/2019 Edisi 75 (Mei 2010)

    5/16

    PEMBARUAN TANI CAMPESINOS EDISI 75 MEI 2010

    Perayaan Hari Perjuangan Petani Internasional oleh La Via Campesina

    COCHABAMBA. Untuk mem-peringati Hari PerjuanganPetani Internasional pada 17April 2010, gerakan petani in-ternasional La Via Campesina

    menyerukan kepada seluruhanggota organisasinya, koalisidan para pendukungnya untuk bersatu melawan perusahaan-perusahaan transnasional(TNC), yang berusaha mendap-atkan kontrol penuh atas pan-gan dan sistem pertanian diseluruh dunia.

    Perayaan kali ini sendiridipusatkan di Cochabamba,Bolivia. Hari Perjuangan PetaniInternasional sendiri mengacupada 17 April 1996. Pada saat itu 19 petani Brasil tak berta-nah yang membela hak mer-eka untuk menghasilkan ma-kanan dengan menuntut aksesterhadap tanah dibantai olehpolisi militer. Kemudian pada17 April 1997, setelah tigabulan melakukan aksi protesuntuk membela bumi pertiwidan untuk mempertahankanbudidaya daun koka di Bolivia,tujuh orang petani asli pribu-mi, termasuk anak dan ibunya,dibantai.

    Koordinator umum La ViaCampesina, Henry Saragihmenjelaskan bahwa tindakanofensif terhadap TNC meru-pakan prioritas untuk La ViaCampesina. La Via Campesinamembayangkan sebuah duniadi mana TNC seperti Monsanto,Cargill, Carrefour dan Walmart,serta penghancuran alam dankemanusiaan yang merekaakibatkan, menghilang darimuka bumi ini. Untuk meng-gantikan mereka akan adamiliaran petani dengan perta-nian kecil dan menengah yang

    Suasanan aksi massa La Via Campesina di Cochabamba. Bolivia

    memproduksi makanan sehat untuk pasar lokal dan regional,melestarikan keanekaragamanhayati, melindungi budi daya

    air, mengeksekusi produktivi-

    tas karbon, serta merevital-isasi ekonomi pedesaan.

    Oleh karena itu, untuk memperingati 17 April 2010,

    La Via Campesina menyerukan

    kepada seluruh anggota dansekutunya untuk bergabungdan meningkatkan perlawa-nan terhadap TNC, dan untuk menguatkan suara dan hak-

    hak petani di seluruh duniaungkap Henry yang juga KetuaUmum Serikat Petani Indone-sia (SPI) ini.

    Selain untuk merayakan-Hari Perjuangan Petani Inter-nasional, Cochabamba jugamenjadi tuan rumah dalamConference on Climate Changeand the Rights of Mother Earth(Konferensi Perubahan Iklimdan Hak Ibu Pertiwi). Ribuanpetani dari seluruh dunia ber-kumpul di acara ini. PresidenBolivia, Evo Morales setidaknyamengundang lebih dari 300anggota dari La Via Campesinadari seluruh dunia untuk ikut berpartisipasi. Selain itu, seki-tar 3.000 petani dari La ViaCampesina Bolivia akan men-inggalkan komunitas me- rekadan pekerjaan mereka sehari-hari untuk ikut membela per-tanian oleh petani kecil dankeadilan iklim.

    "Ini merupakan sebuahkehormatan khusus, menda-patkan undangan dari seorangPresiden Bolivia yang terkenalakan kiprahnya membela kaumpetani, La Via Campesina siapbekerjasama dengan pemerin-tahan Bolivia di bawah pimpi-nan Presiden Evo Moralesuntuk bersama-sama mencip-takan alternatif-alternatif yangberguna bagi para petani kecilserta tidak merusak lingkun-gan dan iklim yang sudah cu-kup kritis ini" tambah HenrySaragih.#

  • 8/3/2019 Edisi 75 (Mei 2010)

    6/16

    6 PEMBARUAN TANI CAMPESINOS EDISI 75 MEI 2010

    KEBIJAKAN AGRARIA

    Bunga rampai aksi massa memperingati Hari PerjuanganPetani Internasional

    Eropa, Asia, Afrika, Amerika Se-latan, Amerika Tengah, Karibia,

    dan Amerika Utara: Lebih dariseratus aksi massa menolak perusahaan multinasional dankontrol mereka atas pertaniandan makanan.

    Berikut adalah beberapadaftar aksi para anggota La ViaCampesina di seluruh dunia:

    EROPA :1.Jenewa-Fribourg-Zurich,Swiss (17 April): Aksi massadengan tema " Of the Local Heart ". Aksi diisi dengan tinda-

    kan menuntut penjualan sususecara merata.2. Sevilla, Spanyol (12-16 April):Lokakarya, pertukaran benih,kunjungan kolektif ke tamanpinggiran kota, dan mencicipiproduk organik.3. Basque, Bilbao, Spanyol (9 &15 April): "Konferensi Ketidak-puasan terhadap Politik Neo-liberal: Migrasi dan Kedaulatanpangan".4. Madrid, Spanyol (17 April):Demonstrasi nasional terhadaporganisme rekayasa genetika(GMO).5. Catalunya, Barcelona, Spa-nyol (12 April): Pemutaran &perdebatan tentang ilm "Re -nungan Harian", (14 April)Screening & Debat ilm "Pasardari Kelaparan."6. Brussels, Belgia (17 April):Para anggota Reclaim the fields mengubah nama taman di Ave-nue Tervuren yang sebelumnyabernama " Parc Monsanto " un-tuk " Parc Eldorado dos Carajs17 avril "7. Berlin, Jerman (17 April):Protes terhadap perampasan ta-nah. Diselenggarakan oleh Fian dan kelompok lainnya, kun-jungan ke kebun masyarakat,dan berbagi informasi tentangbenih dan pertanian.8. Wuppertal, Jerman (17April): Aksi turun ke jalan un-tuk menolak agrofuel dan Mon-santo / GMO.9. Roma, Italia, (17 April): Kon-ferensi Pers dan diskusi sertajamuan yang menyajikan hi-dangan tradisional Brasil (Fa-

    nasional.17. Karnataka, India. (17-19

    April): Pelatihan Pemuda ting-kat Negara yang diselenggara-kan oleh KRRS.18. Indonesia (14 - 20 April):Aksi sepekan Serikat Petani In-donesia (SPI) menolak korpo-ratisasi pertanian dan pangan.19. Lahore, Pakistan (17 April):Demonstrasi dan protes olehpara petani menuntut hak ta-nah dari Pemerintah Punjabdan mengakhiri kontrol kor-porat atas pangan dan sistempertanian.

    20. Nepal, aksi oleh semua ang-gota federasi petani Nepal yangmenyelenggarakan diskusidengan seluruh pemimpin ge-rakan petani termasuk BamdevGautam-mantan wakil PerdanaMenteri, Keshav Badal-mantanmenteri industri dan perdagan-gan, Prem Dangal-sekretarisjenderal ANPFa, dan lainnya. AFRIKA :21. Mbanza Ngungu, Republik Demokratik Kongo, (17 April):Rapat dewan manajemen per-tanian dan pedesaan, kunju-ngan pertanian dan pertemuantukang kebun pasar, mengirim-kan surat kepada perusahaanJules Van Lanker-sebuah peru-sahaan Belgia yang merebut la-han seluas 50.000 hektar padatahun 1923, dan masih belumdikembalikan hingga sekarang.22. Dakar, Senegal (17 April):Konferensi pers oleh DewanKoperasi Nasional dan Kerjasa-ma Pedesaan (CNCR). AMERIKA LATIN:23. Ica, Peru, (17 April) Kampa-nye menuntut peraturan daer-ah untuk menyatakan wilayahIca bebas GMO. Pemutaran dandiskusi ilm Marie-MoniqueRobin, " The World accordingMonsanti- Dunia dari sudut pandang Monsanto"24. Brazil, (17 April): Forumbersama yang diselenggarakanoleh UST (Sindical Unio dos

    giolata Brasiliana) oleh MSTBrazil dan Asosiasi Italia untuk

    Pertanian Organik (AIAB).10. Lucca, Italia. Diseminasiaksi 17 April oleh ZanchettaNeno Foundation .11. Dari (kota di Utara Turki),(17 April): Demonstrasi oleh

    Konfederasi Serikat PetaniTurki-Ciftci-SEN-terhadaptransformasi neoliberal dalamUU Teh.i-SEN.12. Turki, peringatan menin-ggalnya Yucel Seref, seoranganggota Ciftci-SEN yang wafat pada 17 April 2007.13. Porto dan Lisbon, Portugal(17 April): Aksi massa.

    14. Bonnieux, Perancis (17

    April): Aksi massa untuk mem-pertahankan alih fungsi lahan

    pertanian menjadi lapangangolf 15. Clermont l'Hrault, Peran-cis, piknik petani yang diikutidengan perdebatan tentangperjuangan petani dan per-

    juangan melawan supermarket dan pasar massal.

    ASIA:16. Dili, Timor Timur, (15April): Talk show di televisiyang diselenggarakan olehHASATIL dengan gerakan danaliansi mahasiswa untuk me-ningkatkan kesadaran pada

    hari perjuangan petani inter-

    Poster mengenai aksi massa melawan pertemuan G8 di Halifax, Kanada yangdisinkronkan dengan perayaan Hari Perjuanan Petani Internasional-17 April

    Bersambung Ke Halaman 7

  • 8/3/2019 Edisi 75 (Mei 2010)

    7/16

    7 PEMBARUAN TANI CAMPESINOS EDISI 75 MEI 2010

    Trabalhadores).25. Bahia, Vitoria da Conquis-ta, Brazil (12-16 April): Per-temuan nasional III MPA (Ge-rakan Petani Kecil).26. Brazil (17 April): 42 aksireklaiming ( di 19 perkebunan

    besar di Negara Bagian Per-nambuco yang terbagi atas,sembilan di daerah Sao Paulo,lima di Paraiba, tiga di Ser ipe,dua di Ceara, dan satu di setiapdaerah Rio Grande Do Sul, San-ta Catarina, Minas Geras, danMato Grosso do Sul). 16 aksidemonstrasi menuntut instala-si permanen bagi lebih dari 90ribu keluarga, kebijakan publik yang berlandaskan reformaagraria.27. Patagonie, Bariloche, Ar-

    gentina. Radio El Arka me-nyiapkan sebuah programkhusus pada 17 April tentangperjuangan La Via Campesinadan kedaulatan pangan.28. Salta, Valle de Luracatao,Cuchiyaco, Argentina ( 17-18 April): Perayaan tahunanpetani dan peternak yang di-laksanakan oleh 14 komunitaspetani yang tergabung dalamUnited Communities of Moli-nos (CUM), sekaligus dalammemperingati hari perjuangan

    petani internasional29. Selatan Santiago del Estero,Ojo de Agua, Argentina (15-17April): Aksi, Forum diskusi dandistribusi informasi. PagelaranPasar produk yang merupakanhasil dari perjuangan petan,dan festival musik yang dis-elenggarakan oleh GerakanPetani Pribumi, CLOC-La ViaCampesina Argentina.30. San Mendoza Rafael, Aguade la Mula, Argentina (16-18April). Festival, pelatihan aksi,kursus, permainan tradisional,ritual dan upacara pada temaperjuangan petani yang di-selenggarakan oleh GerakanPetani asli, yang CLOC-Argenti-na Via Campesina.31. Buenos Aires, Los Isleos

    del Delta, Argentina (17 April):Aksi solidaritas dengan tu-nawisma untuk mempertah-ankan hak-hak penduduk Isle-na. Diskusi melalui radio yangdisiarkan secara langsung,pemutaran ilm, musik, danforum diskusi yang diseleng-garakan oleh Gerakan PetaniPribumi, CLOC- La Via Campe-sina Argentina.32. Cordoba, Argentina (25April - 1 Mei): Aksi long march oleh petani dengan tema "ta-nah dan hutan milik semuaorang, pangan yang sehat jugamilik setiap orang". Aksiini diselenggarakanoleh Gerakan PetaniPribumi, CLOC-La Via Campe-

    sina Argentina. AMERIKA UTARA:33. Halifax, Kanada (17 April)Aksi massa melawan per-temuan G8 di Halifax (26-27April), yang disinkronkan den-gan perayaan Hari PerjuananPetani Internasional-17 April.

    Aksi diisi dengan pagelaranpasar petani. Kemudian disore harinya diikuti dengansebuah perayaan di CommonsUtara, lengkap dengan maka-nan, musik, informasi, hiburan,lukisan wajah, dan berkebun

    secara gerilya.34. Kanada, (April 17): Aksikampanye "Tolak GM Alfal-fa milik Monsanto", seluruhwarga Kanada diminta untuk mengirim bibit GM alfalfa milik Monsanto ke para anggota Par-lemen. Hal ini dilakukan untuk memberitahukan pemerintahagar segera menghentikan so-sialisasi penggunaan Alfalfayang terbukti telah dimodi ika -si secara genetis. Aksi ini sendi-ri diikuti oleh Persatuan PetaniNasional Kanada, PersatuanPetani, dan Jaringan Aksi Biote-

    knologi Kanada ( CanadianBiotechnology Action

    Network ).35. Seattle, Amer-

    ika Serikat (17

    April): Teaterjalanan disalah satu

    p a s a rpetani

    kota

    Poster aksi di Kanada,menolak produksi benih GM Alfalfa yang merupakanproduk dari Monsanto.

    yang diselenggarakan olehAliansi Masyarakat untuk Kea-dilan ( Global Community Alli-ance for Global Justice).

    Amerika Tengah & Karibia:36. Tegucigalpa, Honduras (15April): Forum petani mengenaireformasi tanah dan kedaula-

    tan pangan, yang diikuti den-gan aksi menuntut pemer-intah agar segera membuat kebijakan yang tepat untuk meredistribusikan tanah dansumber daya alam lain untuk para petani kecil. Aksi Protes

    ini juga menuntut agar petani-petani yang sedang dipenjarakarena kon lik tanah segeradibebaskan ataupun diberi kel-onggaran hukum serta menun-tut penghapusan kriminalisasiterhadap petani.37. Panama: Siaran radio petaniyang menyiarkan secara lang-sung mengenai hari perjuan-gan petani internasional.38. Cotui, Republik Domini-ka (17 April): Aksi nasionalpetani dalam koordinasi LaVia Campesina Karibia, men-gadakan pawai besar meno-lak perusahaan multinasionalKanada, Barrick Gold . Massaaksi menuntut presiden dankongres nasional agar men-cabut kontrak pertambangan

    tambang Pueblo Viejo oleh Do-minicana Corporacin dan Bar-rick Gold . Eksploitasi tambangini dan polusi air yang diaki-batkannya telah menyebabkanlebih dari 600 keluarga petanidi daerah Cotui dan San Fran-cisco de Macoris terancamkehilangan mata pencahariankarena kontaminasi air disanayang menyebabkan produksipadi terhambat sama sekali.39. Kosta Rika, (15,16,17April): Seminar di Universitas

    Ilmu Sosial yang diselenggara-kan oleh Jaringan PerempuanPedesaan di Kosta Rika. Kemu-dian pada 17 April, pemimpinpetani perempuan mengada-kan diskusi dengan mengha-dirkan perwakilan media al-ternatif dan organisasi sosiallainnya, yang menjelaskan ke-butuhan perempuan pedesaanyang paling mendesak 40. Puerto Riko (17 April):Pemutaran ilm dokumenter,"Food, Inc " yang diikuti dengan

    perdebatan tentang kesesuaiansistem pangan Amerika Serikat dan akibatnya bagi Puerto Riko,seluruh Amerika Latin, dan se-luruh dunia. #

    Sambungan dari hal. 6 Bunga rampai ...

    GLOBALIZE HOPEGLOBALIZE STRUGGLE!!!

    www.viacampesina.org

  • 8/3/2019 Edisi 75 (Mei 2010)

    8/16

    8 PEMBARUAN TANI CAMPESINOS EDISI 75 MEI 2010

    Keterangan gambar:(1) (5) Sekitar 30O orang berkumpul di Ton-Steine-Grten, Berlin-Jerman untuk menolak korporatisasi perusa-haan-perusahaan Transnasional, (2) Henry Saragih bersama para petani Rengas, Sumatera Selatan, pada puncak perayaan Hari Perjuangan Petani Internasional dan Hari Perjuangan Hak Asasi Petani Indonesia, (3) Aksi teatrikaldi Seattle, Amerika Serikat, (4) Para anggota La Via Campesina mengganti nama taman Avenue Tervuren yangse-belumnya bernama "Parc Monsanto" menjadi "Parc Eldorado dos Carajs 17 Avril" untuk mengenang dan mem-peringati Hari Perjuangan Petani Internasional pada 17 April setiap tahunnya, (6) Massa dari Hasatil-Timor Timurmelakukan long march di Dilli untuk memperingati Hari Perjuangan Petani Internasional.

    GALERI AGRARIA

    Karnival perayaan Hari Perjuangan Petani Internasionaldi Penjuru Dunia

    1 2

    3 4

    5 6

  • 8/3/2019 Edisi 75 (Mei 2010)

    9/16

    9PEMBARUAN TANI EDISI 75 MEI 2010

    SPI gelar Rakernas di Jakarta

    JAKARTA. Serikat Petani Indo-nesia (SPI) mengadakan Rapat Kerja Nasional (Rakornas) dikantor pusat Dewan Pengu-rus Pusat (DPP) SPI di Jakartapada 30 Maret-1 April yang

    lalu. Rapat yang bertemakanImplementasi Program KerjaNasional ini diikuti oleh paraketua Dewan Pengurus Wilayah(DPW) dari 11 provinsi di selu-ruh Indonesia. Rapat ini jugadiikuti oleh perwakilan tigacabang persiapan SPI wilayahJawa Barat yakni Dewan Pen-gurus Cabang (DPC) KabupatenBogor, Kabupaten Sukabumi,dan Kabupaten Cirebon.

    Hari pertama rapat diisidengan beberapa diskusi in-ternal dengan tema-tema yangberhubungan dengan perjua-ngan kaum tani SPI. Diskusi-diskusi ini sendiri mengha-dirkan pembicara-pembicaraberkompeten yang berasal dariinternal organisasi SPI sendirimaupun dari La Via Campesinasebagai organisasi petani inter-nasional.

    Ali Fahmi, selaku KetuaDepartemen Penguatan, Pen-gawasan dan Konsolidasi Or-ganisasi Nasional SPI menyam-paikan bahwa agenda utama

    JAKARTA. Korporatisasipangan dan food estate yangrajin dikumandangkan pe-merintah saat ini tentu sajaberlandaskan paham neolib-eral, itulah ungkapan dari

    Prof. Eriyatno saat menjadisalah seorang narasumberdalam diskusi terbatas yangdiselenggarakan Serikat Petani Indonesia (SPI) pagitadi (14/4) di Jakarta.

    Dalam diskusi yang ber-temakan Menggugat Kor-poratisasi Pangan dan Per-tanian di Indonesia ini, Prof.Eriyanto menjelaskan bahwasaat ini neoliberalisme me-mang merupakan pahamyang paling sukses dalamsejarah dunia, berdirinyapusat-pusat perbelanjaanyang megah dimana-dimanaadalah merupakan buktikongkritnya. Namun bukan-lah berarti bahwa paham iniharus diterapkan di Indone-sia, karena nyatanya di neg-ara asalnya paham ini sudahberhasil menenggelamkanbeberapa perusahaan raksa-sa pada krisis inansial 2008yang lalu.

    Yang paling tidak masuk akal dari neoliberalisme itu

    Rakernas ini adalah penyam-paian laporan perkembanganwilayah oleh para Ketua DPWserta pembahasan programkerja 2010 yang sebelumnyatelah disahkan pada rapat

    pleno III pada Februari yanglalu. Rakernas ini juga men-sosialisasikan program kerjanasional 2010 SPI ke wilayah-wilayah sehingga terdapat ke-samaan pandangan dan para-digma mengenai perjuanganSPI selama setahun ke depanungkap Ali.

    Rakornas ini sendiri dibu-ka oleh Henry Saragih selakuKetua Umum Serikat Petani In-donesia. Dalam sambutannyaHenry menjelaskan bahwa sela-ma hampir 12 tahun SPI berdi-ri, SPI telah cukup berhasil danakan selalu berada di posisi ter-depan dalam memperjuangkankepentingan kaum tani di Indo-nesia. Rakernas ini juga dapat mempererat silaturahmi danpersatuan kaum tani di seluruhIndonesia, selain sebagai ajangberbagi pengalaman; baik itupengalaman perjuangan gera-kan tani maupun pengalamanbertani, ungkap Henry yangjuga koordinator umum La ViaCampesina ini.#

    ORGANISASI

    (Kiri-Kanan) Ali Fahmi,Ketua Departemen Penguatan, Pengawasan dan KonsolidasiOrganisasi Nasional SPI dan Henry Saragih, Ketua Umum SPI

    Prof. Eriyatno saat memberikan materinya mengenai neoliberalisme dan food estate di sekretariat DPP SPI, di Jakarta.

    Prof. Eriyatno: Neoliberalismeadalah fondasi food estate

    KEBIJAKAN AGRARIA

    adalah mereka ingin pemer-intah mendukung pertumbu-han ekonomi melalui investasiswasta kata profesor asal IPB(Institut Pertanian Bogor) ini.

    Pria yang juga aktif di Poli-

    cy Research Network -Indonesiaini menambahkan bahwa ke-bijakan food estate yang pilot projectnya akan dilaksanakandi Merauke ini akan semakinmemperkuat aroma neolib dipemerintahan saat ini. Foodestate ini akan sangat berori-entasi pada pasar, sehinggaakan melakukan apa saja agarbisa memenangkan persaingandi pasar, akibatnya petani keciljuga yang akan semakin susahtambahnya.

    Selain itu beliau juga meng-kritik sistem pendidikan di In-donesia yang kurikulumnyadidominasi oleh materi-materiyang mengarahkan siswanyauntuk ber ikir neolib. Apalagidi fakultas-fakultas pertanian,para mahasiswa diarahkan kearah praktek-praktek agribis-nis bukannya praktek perta-nian yang membuat petaninyaberdaulat tambahnya.#

  • 8/3/2019 Edisi 75 (Mei 2010)

    10/16

    10 PEMBARUAN TANI EDISI 75 MEI 2010

    ORGANISASI

    BPW SPI Sumut mengadakanpendidikan paralegal

    Pemerintah harus segerabagikan tanah ke petani kecil

    LOBU RAPPA Badan Pengu-rus Wilayah (BPW) Serikat Petani Indonesia (SPI) Suma-tera Utara (Sumut) mengada-kan pendidikan paralegal diPusdiklat Alam Tani Desa LobuRappa Kabupaten Asahan. Pen-didikan yang berlangsung daritanggal 21 27 Maret 2010ini bertujuan untuk merumus-kan penanganan penyelesaian

    kon lik agraria di SumateraUtara. Dalam kon lik agraria,selalu terjadi pelanggaran ter-hadap hak-hak asasi petani.Petani kerap mengalami anca-man, intimidasi, penggusuran,tindak kekerasan, penangka-pan dan pemenjaraan bahkansampai kematian. Petani seringdihadapkan dengan persoalan-persoalan hukum, mulai darimasalah pembuatan surat pen-gaduan bahkan sampai kasuspenangkapan.

    Pendidikan yang diikutioleh 22 orang peserta utusanbasis-basis SPI di SumateraUtara. Selama menjalani pen-didikan, peserta diwajibkanmenggunakan pakaian formal.Hal ini dimaksudkan agar pe-serta terbiasa bersikap formalketika harus berhadapan den-gan permasalahan hukum.

    Pendidikan kali memangdikhususkan bagi anggota ba-sis yang sedang mengalamikon lik agraria karena merekalah pelaku orang yang terlibat

    Para peserta pendidikan paralegal SPI Sumut di Pusdiklat Lobu Rappa, Asahan

    langsung kon lik agraria, seh -ingga petani memiliki penge-tahuan jika harus berhadapandengan persoalan-persoalanhukum Ujar Syahmana Da-manik, Kepala Biro Politik Hu-kum dan Keamanan DewanPengurus Wilayah (DPW) SPISumut.

    Materi yang diberikandalam pendidikan paralegal

    tersebut, selain materi hukum-hukum kritis, peserta jugadibekali dengan buku Kitab Un-dang-Undang Hukum Pidana(KUHP) dan Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana(KUHAP). Banyak hal yang da-pat dipelajari dalam pendidi-kan ini, selama ini saya pribadiselalu bingung apa yang harussaya perbuat ketika perjuangankasus tanah harus berhadapandengan masalah hukum, Un-gkap Khoiman salah seorangpeserta

    Hendri Chandra Hasibuan,Kepala Biro Pendidikan DPWSPI Sumut menilai, bahwa ting-kat keinginan untuk belajar diantara para peserta tinggi. An-tusias peserta pendidikan kaliini sangat tinggi. Argumentasidan analisis dari peserta sela-ma pendidikan ini cukup tajam.Besar harapan saya para peser-ta dapat menerapkan apa yangtelah diterima dalam pendidi-kan di basis masing-masingungkap Chandra#

    SEREMONIA

    JAKARTA. Pemerintah

    harus segera membuat ba-dan yang berfungsi untuk menyelesaikan kasus-kasustanah yang di hadapi petanidenga perusahaan-peru-sahaan milik negara atauswasta, dan memberikan ta-nah ke petani kecil dan tak bertanah ungkap Agus RuliArdiansyah, Ketua Depar-temen Politik Hukum danKeamanan Serikat PetaniIndonesia (SPI). Setidaknyahal tersebutlah yang menjadi

    salah satu rekomendasi darikonsolidasi dan sosialisasiperjuangan Hak Asasi Petani(HAP) yang diselenggarakanSPI di kantor pusatnya di Ja-karta (19/04).

    Agus Ruli menjelaskanbahwa mengenai sebenarnyapemerintah telah lama inginmembentuk badan yang ber-fungsi untuk menyelesaikankasus-kasus tanah yang dihadapi petani. Pada 2001 ,sebelum konferensi HAP, ada

    konferensi mengenai sum-ber daya alam dan agraria,berkaitan dengan TAP MPRNo. IX/2001.

    Pada waktu itu KomnasHAM ikut terlibat karenakasus yang banyak masuk ke Komnas HAM adalah ka-sus-kasus sengketa agraria.Salah satu hasil konferensiCibubur adalah akan diben-tuknya institusi khusus yangmenangani kasus-kasus sen-gketa agraria, dan difollow-

    up dengan rencana pemben-tukan Komisi Nasional Untuk Penyelesaian Kon lik Agraria(KNUPKA) namun ditolak oleh Pemerintah saat itu.

    Ide ini juga dibawa keKomnas HAM, namun tidak mendapat respon yang jelas.Ketika ide ini diterima olehBPN, maka dibentuklahdeputi khusus PenyelesaianKon lik Agraria, namun ba -dan ini tidak implementatif.Wakil Ketua Komnas HAMjuga bejanji akan memben-

    tuk desk khusus untuk menye-

    lesaikan kasus-kasus agraria,namun sampai sekarang tidak terlaksana jelas Agus Ruli.

    Muhammad Ikhwan, Ke-tua Departemen Luar NegeriSPI menjelaskan bahwa untuk tingkat internasionalnya telahdicapai kesepakatan mengenaikerangka Hak Asasi Petani didewan HAM PBB (tepatnya ter-maktum dalam Dokumen A/HRC/13/L.17 tentang resolusihak atas pangan).

    Walaupun tidak secara

    eksplisit menyatakan HAPseperti draftnya, namun tetapbisa digunakan sebagai basisterhadap perjuangan interna-sional kaum tani dalam mem-promosikan dan menegakkanhak-hak mendasarnyakare-na substansinya yang kuranglebih sama jelas Ikhwan.

    Gunawan, dari IHCS (I nter-national Human right Commis-ion for Social Justice ) kemudianmenambahkan bahwa penca-paian di PBB itu sudah cukup

    maksimal dan patut dibangga-kan.Oleh karena itu upaya di

    tingkat nasional yang bisa kitalakukan adalah mengusulkanUndang-Undang (UU) baru da-lam legislasi nasionalsepertiUU Perlindungan dan Pember-dayaan Petani yang masuk Pro-gram Legislasi Nasional (Pro-legnas) 2010-2014 dan yangpaling mendesak adalah agarRancangan Undang-Undang(RUU) ini masuk dalam priori-

    tas 2011, dengan cara meny-iapkan draft naskah akademik RUU ini agar RUU ini bisa cepat dibahas di DPR ungkapnya.

    Selain SPI dan IHCS, kon-solidasi ini juga dihadiri dandidukung oleh Aliansi PetaniIndonesia (API), Wahana Ling-kungan Hidup (Walhi), KRKP(Koalisi Rakyat untuk Kedaula-tan Pangan), Binadesa, FPPI(Front Pemuda dan Pelajar In-donesia), dan lainnya.#

  • 8/3/2019 Edisi 75 (Mei 2010)

    11/16

    11PEMBARUAN TANI EDISI 75 MEI 2010

    SEREMONIA

    SPI gelar diskusi terbatas tolak korporatisasi pangan

    JAKARTA. Dalam rangkaian per-

    ingatan Hari Perjuangan PetaniInternasional 17 April dan HariPerjuangan Hak Asasi Petani20 April, Badan Pengurus Pusat (BPP) Serikat Petani Indonesia(SPI) melaksakan diskusi ter-batas dengan tema Menggugat Korporatisasi Pangan Dan Per-tanian di Indonesia di kantorDewan Pengurus Pusat (DPP)SPI di Jakarta (14/4).

    Tejo Pramono dari La ViaCampesina (organisasi petaniinternasional) selaku salah

    seorang narasumber dalamdiskusi ini menjelaskan men-genai korporatisasi agribisnisyang telah mengepung duniapertanian di Indonesia. Tejomenjelaskan bahwa saat inikorporatisasi agribisnis men-jadi hal yang semakin tren diIndonesia, padahal menurut-nya berdasarkan IAASTD 2008(International assessment onagricultural science and tech-nology for development ) telahdisepakati bahwa model perta-

    nian berbasiskan pasar atau in-dustrial tidak bisa diterapkanlagi di dunia saat ini.

    Konsep korporatisasi agri-bisnis ini menganggap bahwarakyat akan sejahtera apabiladunia pangan itu dipegang dandikuasai oleh perusahaan-pe-rusahaan, karena sistem pen-gelolaan lahan perkebunanataupun lahan pangan yang ter-padu mampu menyerap tenagakerja yang besar dengan iming-iming upah yang besar juga.Korporatisasi agribisnis inidiwujudkan pemerintah kitamelalui program food estate diMerauke yang dapat mengan-cam keberlangsungan hiduppetani kecil ungkapnya.

    Tejo menambahkan bahwakonsep food estate ini mulaimendunia sejak krisis pangandunia pada tahun 2008 yanglalu. Krisis pangan ini juga dii-kuti oleh krisis keuangan dunia

    sehingga banyak perusahaan-perusahaan bisnis derivatif

    -yang sebelumnya telah men-galami kerugian dan hampirruntuh (bahkan runtuh)- yangmembanting haluannya danberalih ke sektor riil sepertipertanian. Selanjutnya ter-jadi jugalah dengan apa yangdisebut food outsourcing , se-perti perusahaan-perusahaanpangan Jepang yang mena-nam beras di Thailand na-mun hasil produksinya bukan

    untuk masyarakat Thailandmelainkan untuk mencukupi

    kebutuhan beras di Jepangsendiri dan diekspor kembalike negara-negara lain. Program food outsourcing ini dijalankanoleh negara-negara maju kar-ena biaya produksi yang sangat tinggi di negaranya, sedangkandi negara-negara berkembangbiaya produksi cenderungjauh lebih kecil. Jadi saya ya-kin, kalau food estate itu tetapdijalankan pemerintah, maka

    hasil produksinya bukan untuk

    rakyat Indonesia melainkan di-gunakan untuk mendatangkankeuntungan bagi perusahaantersebut tegasnya.

    Ketua Umum SPI, HenrySaragih dalam diskusi ini men-jelaskan bahwa pada penghu-jung tahun 2009 lalu, pemer-intah mengadakan National Summit yang membahas upayapemerintah memberikan berb-agai kemudahan berusaha danberinvestasi kepada investortermasuk dalam sektor pangan

    dan pertanian.Sebagai implementasi darihasil National Summit ini, pe-merintahan SBY memasukanagenda pelaksanaan food es-tate dalam Program 100 harin-ya. Awal tahun 2010 Departe-men Pertanian mengeluarkanPeraturan Pemerintah (PP) no.18 tahun 2010 tentang UsahaBudidaya Tanaman sebagaipayung hukum pelaksanaanfood estate setelah sebelumnyahanya dimasukkan dalam Per-

    aturan Presiden No 77/2007tentang Daftar Bidang UsahaTertutup dan Terbuka. Hal iniakan semakin meminggirkanakses petani terhadap sumber-sumber agraria.

    Terhambat atau hilangnyaakses petani terhadap sumber-sumber agrarian ini juga akanmemperburuk keadaan ker-awanan pangan di pedesaanpada khususnya ungkap Hen-ry.

    Diskusi ini juga dihadiri

    oleh Pof. Eriyatno dari Institut Pertanian Bogor dan perwak-ilan-perwakilan ormas tanidan LSM yang cukup peduliterhadap isu-isu petani danlingkungan seperti Konsorsi-um Pembaruan Agraria (KPA),Bina desa, Solidaritas Perem-puan, IHCS ( Indonesia Humanrights Committee for Social jus-tice ), Walhi, Koalisi Anti Utang(KAU) dan lainnya.#

    (Atas) Tejo Pramono, staf La Via Campesina sedang menyampaikan materinya.(Bawah) Beberapa peserta diskusi terlihat sedang cukup memperha kan alurdiskusi.

    TANAH UNTUK PETANI !!!www.spi.or.id

  • 8/3/2019 Edisi 75 (Mei 2010)

    12/16

    12 PEMBARUAN TANI EDISI 75 MEI 2010

    KONFLIK AGRARIA

    KONFLIK AGRARIA

    Kunjungan Komisi A DPRDke lahan konflik DPB SPI Rawa Sari

    SPI Jambi: Kuatkan persatuanmelawan korporatisasi pertanian

    Zubaedah (memakai kerudung), Ketua BPC SPI Asahan bersama para anggotaKomisi A DPRD Asahan yang mengunjungi lahan kon ik petani SPI

    ASAHAN. Anggota KomisiA DPRD Kabupaten Asahanmelakukan kunjungan ke lahan

    anggota SPI Basis Aek Kuasanyang saat ini masih berseng-keta dengan Dinas Kehutanandan Perkebunan (Dishutbun)Kabupaten Asahan (24/03).Kunjungan ini merupakan re-spon dari DPRD KabupatenAsahan atas desakan DewanPengurus Cabang (DPC) Ser-ikat Petani Indonesia (SPI) Ka-bupaten Asahan untuk segeramenuntaskan penyelesaiankasus sengketa tanah antarapetani anggota Dewan Pengu-rus Basis (DPB) SPI Basis Aek Kuasan dengan Dishutbun Ka-bupaten Asahan.

    Terhitung dari tahun 1998sampai pada saat ini, petaniSPI telah mengerjakan danmenguasai lahan yang terletak di Dusun VI Desa Rawa Sari Ke-camatan Aek kuasan. Merekamenanami lahan tersebut den-gan berbagai tanaman kerasseperti kelapa sawit dan karet dan mendapatkan hasil yangcukup produktif.. Namun sejak 2005, aktivitas pertanian di la-han ini selalu dipermasalahkan

    TANJUNG JABUNG TIMUR.Ratusan petani Serikat PetaniIndonesia (SPI) Jambi me-rayakan peringatan Hari Per-juangan Petani Internasionaldan Hari Hak Asasi Petanidengan melaksanakan aksidamai yang dipusatkan diGOR Kotabaru, Geragai, Kabu-paten Tanjung Jabung Timur,Jambi (17/04).

    Ketua Badan PengurusWilayah (BPW) SPI Jambi,Sarwadi menyampaikan ke-pada ratusan peserta aksibahwa pada 17 April, 14 ta-hun lalu, 19 petani Brasil tak bertanah yang membela hak mereka untuk menghasilkanmakanan dengan menuntut akses terhadap tanah diban-tai oleh polisi militer.

    Baik petani disini atau-pun petani-petani di luarnegeri sana, sama-samamemperjuangkan hak mer-eka atas tanah, jadi kita tidak perlu khawatir, kita memilikirekan-rekan seperjuangan diluar sana, oleh karena itu kitadengan tegas harus menolak korporatisasi pertanian danpangan yang sering menyeng-sarakan petani kecil sepertikita ini kata Sarwadi.

    Sarwadi selanjutnya me-nyampaikan bahwa aksi inijuga dilaksanakan untuk memperingati Hari Hak AsasiPetani (HAP) Indonesia yang

    oleh pihak polisi hutan denganalasan areal tersebut masuk ke dalam areal hutan register.Anehnya, banyak perusahaan-perusahaan besar yang mengg-arap lahan di sekitar lahan mi-lik petani SPI Basis Aek Kuasantidak pernah dipermasalahkanoleh Polisi Hutan dan Dishut-bun Kabupaten Asahan.

    Puncak dari kekecewaanpetani anggota SPI Basis Aek Kuasan adalah ketika empat orang rekan mereka sesamapetani anggota SPI Basis Aek Kuasan ditahan pada tanggal17 Februari 2010 lalu dengandalih telah memasuki kawasanhutan tanpa izin. Walaupunakhirnya keempat orang petanitersebut dibebaskan dengansyarat.

    Zubaidah, Ketua DPC SPIAsahan menyatakan sikappesimisnya terhadap kunjun-gan yang dilakukan, Jawa-ban-jawaban yang diberikanoleh anggota dewan ini masihbersifat normatif, belum adakejelasan mengenai kasus ta-nah yang sedang dialami olehpetani anggota SPI Basis Aek Kuasan ungkapnya. Hamonan-

    gan, anggota Komisi A DPRDKabupaten Asahan hanya men-gatakan akan mengadakanrapat anggota dewan terkait dengan teman-temuan lapan-gan kali ini tanpa ada kejelasan

    yang pasti kapan langkah-lang-kah apa yang akan diambil olehpara wakil rakyat ini dalammenyikapi permasalahan yangdihadapi oleh petani anggotaSPI Basis Aek Kuasan ini.#

    jatuh pada 20 April setiap ta-hunnya. Petani yang selaludianggap hanya sebagai pe-lengkap penderita sering kalimengalami penindasan. Sudahsejak lama petani selalu menja-di korban dalam kasus pelangg-aran Hak Asasi Manusia (HAM)di seluruh dunia, terutama da-lam masalah kelaparan.

    Sejarah mencatat petanikecil adalah yang terdepan di-langgar hak-haknya, terutamaterusir dari tanah merekasendiri. Petani juga dilanggarhak-haknya atas sumber ke-kayaan alam lain seperti air,bahkan bibit dan benih, sertapengetahuan tradisional yangmenjadi budaya luhur dalammasyarakat pertanian.

    Oleh karena itu, sebagaianggota dari organisasi petaniyang selalu konsisten memper-juangkan nasib petani kecil, kitaharus tetap menjaga kekompa-kan untuk tetap terus berada digaris perjuangan yang suci ini,jangan mau kita dipecahbelaholeh pihak luar tegas Sarwadi.

    Aksi ini juga diikuti olehbeberapa anggota Majelis Na-sional Petani (MNP) SPI dananggota Majelis Wilayah Petani(MWP) SPI. Selain itu, aksi inidihadiri oleh wakil ketua DPRDTanjung Jabung Timur, dan be-berapa LSM lokal seperti YLB-HL, CAPPA, PAKAM, SETARA,dan lainnya.#

  • 8/3/2019 Edisi 75 (Mei 2010)

    13/16

    13PEMBARUAN TANI EDISI 75 MEI 2010

    KEBIJAKAN AGRARIA PERUBAHAN IKLIM

    SPI hadiri acara PBB dan FAOdi Kuala Lumpur

    SPI hadiri pertemuan Asia Climate Finance di Filipina

    KUALA LUMPUR. Serikat PetaniIndonesia (SPI) menghadiriKonsultasi Regional denganPelapor Khusus PBB untuk Hak Atas Pangan di KualaLumpur, pada 23 dan 24 Maret yang lalu. Pihak PBB diwakilioleh Olivier de Schutter selakupelapor khusus PBB tentangpermasalahan Hak Atas Tanahsebagai pemenuhan Hak AtasPangan.

    Ketua Departemen Politik,Hukum, dan Keamanan SPI,Agus Ruli Ardiansyah melapor-kan mengenai kasus penem-bakan 20 petani di desa Ren-gas, Kecamatan Payaraman,Kabupaten Ogan Ilir, SumateraSelatan yang berjuang untuk mendapatkan tanahnya kem-bali yang diambil paksa olehPTPN VII. Agus Ruli memapar-kan bahwa selama 28 tahunberoperasi, PTPN VII tidak memiliki HGU dan menyerobot begitu saja tanah-tanah warga.Oleh karena itu SPI menyeru-kan penghentian kekerasandan kriminalisasi terhadappetani, dimana hal ini juga ter-jadi seperti peristiwa penem-bakan petani di Sosa, TapanuliSelatan, Sumatra Utara danpetani di Nusa Tenggara Ba-rat serta berbagai peristiwa di

    SAN PABLO LAGUNA. Sejak

    tahun 2007, perubahan iklimmerupakan salah satu isu yangmendapat perhatian dari Ser-ikat Petani Indonesia (SPI). Pe-rubahan iklim yang dirasakansaat ini merupakan akumulasipanjang dari eksploitasi sum-ber daya alam akibat modeproduksi, distribusi, dan kon-sumsi yang sangat rakus. Olehkarena itu SPI dan petani dariseluruh dunia yang tergabungdi dalam La Via Campesinabersama dengan gerakan so-sial lainnya mendesak adanyaperubahan yang radikal secarasosial, ekonomi dan politik se-bagai upaya mengatasi peruba-han iklim. Perubahan Sistem(ekonomi, sosial dan politik)bukan Perubahan Iklim ( SystemChange not Climate Change )merupakan tuntutan utamadari gerakan Keadilan Iklim diseluruh dunia saat ini.

    Salah satu bentuk peruba-han yang dituntut oleh gerakansosial dan organisasi massa didunia adalah pembayaran hu-tang dari negara-negara majukepada negara-negara miskindan berkembang. Pembayaranhutang atas eksploitasi sumberdaya alam dan manusia yangdilakukan selama berabad-abad untuk memenuhi kebutu-han industri negara maju yangtelah menyebabkan kerusakanalam dan memicu terjadinyaperubahan iklim, atau yangsering disebut sebagai hutangiklim.

    Tuntutan ini secara resmitelah disampaikan oleh Boliviapada konferensi perubahaniklim di Copenhagen, Desem-ber 2009 lalu. Atas dasar inilahpada tanggal 22-26 Maret 2010ini di San Pablo Laguna, Philipi-na diadakan pertemuan AsiaClimate Finance oleh sejumlahorganisasi massa, gerakan so-sial dan NGO internasional un-tuk membahas mekanisme danusulan bentuk pembayaran hu-tang iklim dan pemanfaatan-nya untuk adaptasi dan miti-

    gasi dampak perubahan iklim.

    tempat lainnya.Seharusnya UUPA No. 5

    Tahun 1960 bisa dijalankandengan maksimal di Indone-sia, namun sebaliknya malahada upaya untuk merevisibahkan menghapus UU yangpro petani kecil ini tambahAgus Ruli.

    Selanjutnya SPI jugamenghadiri Konsultasi Re-gional Organisasi Masyarakat Sipil tentang Panduan Sukar-ela tentang Pemilikan Tanahdan Sumber Daya Alam pada24-27 Maret 2010 di KualaLumpur yang diinisiasi olehFAO (Food and AgricultureOrganization-Organisasi Pan- gan Dunia ).

    Agus Ruli yang mewakiliSPI didaulat untuk menyam-paikan testimoni tentangkondisi petani secara umumdi Indonesia, serta apa sajapermasalahan dan hambatan-hambatan yang dihadapi olehpetani, terutama dalam halhak atas tanah. Selain AgusRuli, Elisabeth Cuenca dariKMB organisasi tani lokal diPulau Negros, Filipina- jugaikut menambahkan testimonitentang kondisi kaum petanidi Asia Tenggara.#

    Usulan ini akan disampaikankepada pihak-pihak yang be-runding di PBB.

    Kartini Samon, staf Depar-temen Kajian Strategis NasionalSPI menyampaikan bahwa da-lam pandangan SPI, pertanianberkelanjutan berbasis keluar-ga memegang peranan pentingkhususnya bagi petani untuk beradaptasi terhadap perubah-an iklim, dan secara luas untuk mengurangi emisi penyebabperubahan iklim, karena per-tanian berkelanjutan mampumengurangi 44 hingga 57persen emisi. Untuk itu makapembayaran hutang iklim yanghendaknya diatur dalam me-kanisme PBB (UNFCCC) salahsatu pemanfaatan terbesarnyaditujukan bagi pembiayaanpraktek-prakek pertanianberkelanjutan yang dikelolakeluarga-keluarga petani di se-luruh dunia.

    Bukan hanya dalam pen-danaan adaptasi seperti yangada saat ini, tapi juga untuk pendanaan mitigasi dan untuk

    proses transisi dari pertaniankonvensional menuju pertani-an berkelanjutan, yang disertaidengan desentralisasi produksipangan untuk mengurangi emi-si dalam proses ekspor imporpangan global tambah Kartini.

    Selain membahas pendan-aan untuk adaptasi dan mitiga-si perubahan iklim, pertemuanini juga membahas institusiyang bertanggung jawab me-nangani pendanaan iklim ini,yang disepakati harus berada

    dalam otoritas UNFCCC, selainitu juga mengenai sumber danmekanisme pengumpulan pen-danaan iklim, serta alokasi pe-manfaatan di negara masing-masing.

    Pertemuan ini dihadiri olehsekitar 50 peserta dari AsiaTenggara (Indonesia, Philipina,Malaysia, Vietnam), Asia Ten-gah (Kyrgistan, Tadzikistan),Asia Selatan (India, Pakistan,Bangladesh, Srilanka), Kenya,Argentina dan Amerika Ser-

    ikat.#

    Suasana konsultasi FAO di Kuala Lumpur, nampak terlihat

  • 8/3/2019 Edisi 75 (Mei 2010)

    14/16

    14 PEMBARUAN TANI EDISI 75 MEI 2010

    KEBIJAKAN AGRARIA

    Mathias Jemila, korban kesewenanganpenguasa terhadap petani kecil

    MANGGARAI. Semoga sangpencipta selalu bersama kitauntuk melawan kebijakanstruktural yang melacuri falsa-fah Pancasila dan UUD 1945,Ungkap Mathias Jemila melaluisepucuk surat dengan tulisantangan sederhana yang dituju-kan kepada Dewan PengurusPusat (DPP) Serikat Petani In-donesia (SPI).

    Mathias Jemila merupa-kan Tua Gendang (Ketua Adat)di Desa Herokoe KabupatenManggarai, Nusa TenggaraTimur. Dua bulan lalu tepat-nya Februari 2010, dia divonisbebas oleh hakim PengadilanNegeri Ruteng atas dakwaanpencurian kayu di wilayah hu-tan lindung Todo. Tapi MathiasJemila belum bisa bernafas lega,vonis bebas tersebut membuat Jaksa Penuntut Umum Kejak-saan Negeri Ruteng akan kem-bali memanggil Mathias Jemiladengan dakwaan yang sama.

    Kasus yang menimpa Ma-thias Jemila juga pernah diala-mi lima orang warga GendangHerokoe pada tahun 2000.Kelima orang tersebut divo-nis bersalah oleh PengadilanTinggi Ruteng dan di penjaraselama 1 tahun dengan tudu-han yang sama, yaitu melaku-kan pencurian kayu di kawasan

    hutan lindung.Martinus Sinani, Ketua De-

    wan Pengurus Wilayah (DPW)SPI Nusa Tenggara Timur men-jelaskan tuduhan pemerintahbahwa mereka melakukanpencurian kayu di hutan lind-

    ung sangat tidak beralasan,karena areal hutan lindungini adalah tanah adat leluhurmereka. Martin juga mengata-kan bahwa dia dan masyarakat adatnya tidak pernah merasamemberikannya kepada sia-papun, termasuk pemerintah.

    Dulu ketika Dinas Kehu-taan Kabupaten Manggaraimelakukan penanaman di diwilayah adat kami, merekamemperbolehkan kami untuk menikmati hasilnya kelak dansekarang kami memanfaatkankayunya untuk memperbaikirumah adat di desa kami,Tambah Martin.

    Wilayah Hutan Todo yangdiklaim Dinas Kehutanan Ka-bupaten Manggara sebagaiwilayah hutan lindung meru-pakan Lingko (tanah adat)milik Gedang Herokoe. Klaiminilah yang menyebabkankon lik berkepanjangan antaramasyarakat adat Gendang Her-okoe dengan Dinas KehutananKabupaten Manggarai. Jauh

    sebelum Indonesia merdeka,Masyarakat Adat GendangHerokoe telah memilki danmenguasai lingko tersebut. Halini dikuatkan oleh Surat Kepu-tusan Raja Manggarai padatahun 1940 dan bukti pemba-yaran pajak dengan surat pajak nomor 7 tahun 1941. Lingko-lingko ditanami jagung, padi,ubi-ubian, kopi, coklat, vaniladan cengkeh.

    Tahun 1976 pemerintahkemudian menetapkan ka-wasan tersebut secara sepi-hak sebagai kawasan hutanlindung, dengan melakukanpenanaman ribuan kayu Amp-upu di atas kebun masyarakat.Walaupun mendapat protesdari masyarakat, pemerintahterus melakukan penanaman.Aksi pemerintah KabupatenManggarai terus berlanjut.Melalui Dinas Kehutanan, pe-merintah melakukan operasipembasmian tanaman-tana-man masyarakat dengan ala-san ditanam di kawasan hutanlindung. Ribuan tanaman kopi,

    coklat, vanila dan cengkeh dib-abat habis oleh pe-merintah. Padahaltanaman-tanamantersebut telah adadan diusahakanoleh masyarakat jauh sebelum pe-netapan kawasantersebut sebagaihutan lindung.

    Tapi bagi Ma-thias Jemila danMasyarakat Adat

    Gendang Herokoemati demi tanahwarisan leluhuradalah prinsipyang akan terus di-pegang sepanjanghidup, walaupunharus ditembak mati demi memper-tahankan hak dankebenaran.

    Kami tidak akan pernah meny-erahkan sejengkal

    tanah kami kepada

    Rumah adat masyarakat Gedang Hiroekoe yang semakin lapuk termakan usia,(insert: Mathias Jemila)

    pihak manapun termasuk pe-merintah, Ungkap MartinusSinani yang juga bagian darimasyarakat adat Gendang Her-okoe.

    Ketua Departemen Ket-ua Departemen Penguatan,Pengawasan dan KonsolidasiOrganisasi Nasional SPI, AliFahmi menegaskan bahwa SPIakan terus memperjuangkannasib petani anggotanya yangkerap dimarjinalkan oleh ke-bijakan-kebijakan yang sangat tidak mendukung kepentinganpetani kecil dan masyarakat adat.

    Pak Jemila itu mengambilkayu untuk memperbaiki ru-mah adat yang mulai rusak, dankayu itu pun diambil dari tanahadat milik masyarakatnya, tapikok malah ditangkapin? inikhan aneh ungkap Ali.

    Dengan segala upaya, SPIakan mendukung Pak Jemila iniserta petani dan masyarakat disana yang terus menerusdizhalimi penguasa tambahAli.#

  • 8/3/2019 Edisi 75 (Mei 2010)

    15/16

    15PEMBARUAN TANI EDISI 75 MEI 2010

    PEJUANG TANI

    Sarwadi: Petani itu harus menguasai tanah,baru mereka bisa makmur

    Sarwadi Sukiman, Pria kela-hiran Purworejo, 1 Juli 1971.Sarwadi yang saat ini memilikitanggung jawab sebagai Ket-ua Badan Pelaksana Wilayah(BPW) Serikat Petani Indo-nesia (SPI) Jambi berasal darikeluarga petani yang cukup

    sederhana. Masa kecil Sarwadicukup sulit, ibunya hanyalahseorang petani ketela sedang-kan ayahnya seorang pekerjaupahan yang hanya dibayarapabila ada borongan kerja.Dengan penghasilan yang tidak seberapa itu, orangtuanya har-us menghidupi dan memberimakan delapan orang anak.

    Akhirnya orang tua Sar-wadi memutuskan untuk pin-dah ke Sumatera dengan ber-modalkan uang hasil menjual

    lahan mereka seluas 0,6 hektar

    di kampungnya. Pada 1987,Keluarga Sarwadi akhirnyamenetap di daerah Jambi danmembeli lahan seluas 1 hektar.Lahan tersebut kemudian di-tanami ubi jalar, ubi kayu, cabe,serta sayur mayur dan hasildari lahan inilah yang diguna-

    kan untuk mencukupi kebutu-han hidup mereka sekeluarga.Waktu pindah ke Jambi, sayaikut kejar paket C karena SMAhanya sampai kelas 1, siangnyasaya bertani dan malamnyasaya kerja di dinas kebersihanungkap pria yang tidak begitutinggi ini.

    Sarwadi sadar bahwa diaharus bekerja keras agar dapat terus bertahan. Pria berkumistipis ini pun bertekad bahwakemiskinan yang pernah diala-

    minya harus bisa membuatnya

    bangkit. Dia pun berjanji padadirinya sendiri bahwa kelak para keturunannya ha- ruslebih sukses daripadanya.

    Dengan kerja kerasnya,saat ini Sarwadi telah memi-liki lahan pribadi seluas em-pat hektar yang ditanaminyakaret dan 0,25 hektar yang di-tanaminya umbi-umbian danpadi. Hanya dengan bertani,Sarwadi mampu menyeko-lahkan anak-anaknya di pon-dok pesantren yang cukupternama di daerahnya. Sayaini sebenarnya sangat inginseluruh kalo seluruh tanahsaya ditanami padi, tapi kon-disi geogra is di Jambi ini cen-derung berpasir, jadinya tidak mendukung kata ayah dari 2orang putra dan seorang putriini.

    Petani itu harus pintar

    Sarwadi menyadari bahwawalaupun berprofesi sebagaiseorang petani, dia juga haruskaya akan ilmu pengetahuan

    dan salah satu cara untuk menambah pengetahuannyaadalah dengan berorganisasi.Sarwadi mulai berorganisasisejak 1998, saat itu paman-nya mendirikan sebuah ke-lompok tani (poktan) di daer-ahnya. Poktan ini kemudianbergabung ke Persatuan TaniJambi yang notabene meru-pakan anggota Federasi Se-rikat Petani Indonesia (FSPI).Sarwadi pun mulai giat ber-organisasi, dia sering menga-

    jukan diri untuk ikut dalampendidikan-pendidikan yangdiadakan oleh FSPI. Mulai darikursus mengenai ancamanNeoliberalisme di Wonosobosampai pendidikan advokasipetani di Medan, keseluru-hannya diikuti Sarwadi den-gan sungguh-sungguh.

    Saya ini dulu berpahamliberal, saya pernah juga kerjadi MLM, tapi setelah saya aktif di organisasi ini, saya mulairajin dan tertarik untuk mem-

    baca semua buku dan materi

    yang ada, akhirnya saya pahamgaris-garis perjuangan organ-isasi SPI ini yang betul-betulpeduli pada petani kecil, sayasekarang sama sekali tidak li-beral jelas Sarwadi.

    Sarwadi juga menjelaskanbahwa kepemilikan tanah bagipetani adalah sebuah hargamati. Oleh karena itu, Sarwadisedikit miris dengan kondisiyang terjadi di daerahnya. Sua-mi dari Bariah ini mengatakanbahwa Jambi merupakan surgainvestor yang menanamkanmodalnya di bidang perke-bunan dan pertanian karenaluasnya lahan di daerah terse-but. Namun Pemerintah masihsaja kurang berpihak kepadarakyat (baca: petani). Pemer-intah juga kurang memperhati-kan kepemilikan lahan petani.Sarwadi menyebutkan bahwaJambi merupakan pilot proj-ect dari REDD ( Reducing Emis-sion from Deforestation and Degradation ) MengurangiEmisi Karbon dari Deforestasidan Degradasi Hutan akibat-

    nya 45 ribu hektar lahan milik petani dan masyarakat adat terancam.Saat ini kami sudahberhasil melakukan reklaiminglahan seluas 15 ribu hektar dariyang 45 ribu hektar itu, petaniitu butuh tanah, kalau modalnantilah, petani harus kuasaitanah, kalau soal produksi itunomor dua sebut Sarwadi..

    Sarwadi menceritakanbahwa pada saat mengikutidemo global menolak WTO(World Trade Organization ) di

    Hongkong (2005), dia menjadisadar bahwa perjuangan mem-bela kaum petani kecil ini jugamemiliki jaringan yang luas diseluruh dunia. Sarwadi sangat senang bahwa dia juga memi-liki rekan-rekan dari seanterodunia yang senasib dan sep-erjuangan. Saya bangga kar-ena petani kecil seperti saya initernyata mampu menyumbang-kan tenaga dan pengalamansaya bagi kemaslahatan petanidi dunia ungkap Sarwadi.#

    Sarwadi Sukiman, Ketua BPW SPI Jambi

  • 8/3/2019 Edisi 75 (Mei 2010)

    16/16

    16 PEMBARUAN TANI EDISI 75 MEI 2010

    PENDIDIKAN PERTANIAN BERKELANJUTAN

    SPI mengadakan sekolah lapangpertanian berkelanjutan angkatan ke III

    Petani SPI konsisten kembangkanpertanian berkelanjutan

    BOGOR. Serikat Petani Indone-sia (SPI) mengadakan sekolahlapang pertanian berkelanju-tan angkatan ke III di Pusat Pendidikan dan Latihan (Pus-diklat) Pertanian Berkelanju-tan, Desa Cibeureum, Bogor(16/04).

    Peserta sekolah lapangini berjumlah 12 orang, yangdiutus oleh Dewan PengurusWilayah SPI di setiap provinsidi Indonesia. Selama dua bu-lan ke depan para peserta akanberpraktek dan mendalamimateri pertanian berkelanju-tan atau lebih dikenal denganpertanian organik, dari parapengajar di Pusdiklat SPI.

    Dalam pembukaan resmisekolah lapang ini, Ali Fahmi,Ketua Departemen Penguatan,Pengawasan dan KonsolidasiOrganisasi Nasional SPI menn-gatakan bahwa sekolah lapangini bertujuan untuk menghasil-kan kader-kader SPI yang tidak hanya mengerti pengetahuanorganisasi perjuangan, tetapimengetahui teknis keterampi-lan pertanian berkelanjutansecara menyeluruh.

    Jadi begitu sekolah lapangini selesai, mereka diharapkanlangsung mendistribusikanilmu mereka ke petani-petanidi daerahnya, jangan ilmunya

    LAMPUNG BARAT. BudiSantoso (28 tahun) mamputersenyum lebih lebar padamusim tanam kali ini. Priaini mampu menghemat bia-ya input produksi pertanianmencapai lima puluh persendengan menerapkan polapertanian berkelanjutan.Budi menjelaskan bahwameski belum sepenuhnyaorganik, dia mampu mene-kan biaya input produksitanaman tomat yang ditana-mnya di atas lahan 60 X 40 msebesar lebih dari lima pu-luh persen. Biasanya untuk lahan seluas itu butuh danahingga 6 juta, saat ini sayahanya keluar dana kuranglebih 3 jutaan ungkapnyabangga.

    Di samping menanamtomat, Budi juga menanamkopi. Pria ini juga meracik sendiri pestisida dan pupuk untuk tanamanannya. Untuk membuat pupuk kandangdan cair, Budi menggunakansabut kelapa, batang pisang,

    daun jati , air kencing sapidan dlingo. Untuk membuat pestisida alami, dia menggu-nakan gadung dan sirsak.

    Budi Santoso merupa-kan contoh petani-petanianggota Serikat Petani In-donesia (SPI) yang berha-sil menerapkan pertanianberkelanjutan dalam kegia-tan bertaninya. Budi mulaiberalih ke pertanian organik karena tingginya harga input pertanian konvensional dan

    sudah melaksanakan sistempertanian ini selama lebihdari setahun. Pria yang jugaanggota SPI Basis GihamSuka Maju, Kecamatan Sek-incau, Kabupaten LampungBarat ini menambahkanbahwa dia banyak belajardari Pinardi, salah seorang

    saja tambah Ali.Kepala Sekolah lapang

    pertanian berkelanjutan, TitisPriyo Widodo, mengungkap-kan bahwa peserta sekolahpertanian berkelanjutan harusdapat mengaplikasikan teoriyang diberikan oleh penga-jar di Pusdiklat. Peserta jugaharus bisa memadukan pen-galaman bertani dengan teori-teori yang diberikan, Sehingganantinya mereka tidak hanyamenjadi kader yang pasif tanpamempraktekkan apa yang te-lah didapatkan, akan tetapi da-pat menjadi guru, dan pejuangorganisasi, ungkap Titis.

    Sya iuddin, salah seorangpeserta sekolah lapang asalNusa Tenggara Barat menyam-paikan bahwa mudah-muda-han materi yang disampaikanmampu memperkaya penge-tahuan dan wawasan parapeserta mengenai pertanianberkelanjutan yang berorien-tasikan organik.

    Saya pribadi berharapbahwa materi yang disam-paikan pada sekolah magangini mampu saya terapkan danbagikan kepada teman-temanpetani di daerah saya, sehingg-ga konsep pertanian berkelan-jutan milik SPI ini dapat lebihdikenal di setiap daerah di In-

    Beberapa peserta terlihat cukup ceria dalam acara pembukaan resmi sekolahlapang pertanian berkelanjutan angkatan ke III di Pusdiklat SPI Bogor

    alumni Pendidikan PertanianBerkelanjutan angkatan perta-ma di Pusdiklat SPI di Bogor.

    Serikat Petani Indonesia(SPI) sebagai salah satu or-mas tani terbesar di Indone-sia berkomitmen untuk terusmendidik kader-kadernya un-tuk melaksanakan pertanianberkelanjutan berbasis kelu-arga. Melalui Pusat Pendidikandan Pelatihan (Pusdiklat) Per-tanian Berkelanjutan, SPI telahberhasil melaksanakan pro-gramnya yang bertajuk seko-lah lapang teknis pertanianberkelanjutan. Sekolah lapangini merupakan kegiatan rutinyang dilaksanakan oleh Pus-diklat SPI sebagai salah satuujung tombak dalam pelatihandan pengkaderan petani ang-gota SPI. Sekolah lapang inidiikuti oleh kader-kader petaniSPI yang berasal dari setiapwilayah SPI dari seluruh Indo-nesia.

    Syahroni, Ketua Departe-men Pendidikan, Pemuda, Bu-daya, dan Kesenian Nasional

    SPI menjelaskan bahwa seko-lah lapang bertujuan meng-hasilkan kader SPI, yang tidak hanya mengerti pengetahuanorganisasi perjuangan, tetapimengetahui teknis keterampi-lan pertanian berkelanjutan se-cara menyeluruh. Hal tersebut dilakukan dalam rangka me-layani, memenuhi, dan mewu-judkan cita-cita perjuangan or-ganisasi yang mengedepankansistem pertanian berkelanju-tan.

    Kamis, 15 April 2010 yanglalu telah dimulai kembalisekolah lapang SPI AngkatanIII, semoga nanti siswa-siswan-ya mampu menerapkan danmenyebarkan ilmu pertanianberkelanjutan ini ke setiappetani di daerahnya ungkapSyahroni.#

    PETANI BERSATUTAK BISA DIKALAHKAN !!!

    www.spi.or.id