EDISI 51

16
Membangun Wacana Kritis Rakyat SIMPUL DEMOKRASI MENCINTAI KEBUDAYAAN BANGSA SENDIRI MENGURAI KEMACETAN DI KOTA BATU BICARAdemokrasi . . . Hal 10 untuk masuk ke Kota Batu ada dua akses jalan utama, yaitu lewat Kota Malang dan melalui arah selatan jalur Karangploso, yaitu Kabupaten Malang. dua jalan ini sering terkena kemacetan panjang yang tentunya mengganggu jalannya aktivitas sehari- hari warga sekitar. SAPAsosok . . . Hal 14 Ia adalah Agus Santoso yang saat ini berprofesi sebagai guru di SMK Brawijaya, Batu. Jiwa sosialnya sudah tertanam ketika ia aktif bergelut dalam banyak organisasi semasa masih menjadi maha- siswa. MEJAredaksi KUALITAS PELAYANAN PUBLIK LAPORANutama MENGURAI PROBLEM KEMACETAN DI KOTA BATU RESENSIdemokrasi ...DAERAH DI ERA OTONOMI Hal 2 Hal 3 ... PERTAMA PROGRESSreport Hal 8 ...PENGELOLAAN SARANA TRANSPORTASI BICARAdemokrasi ...Buku ini menjelaskan teori dan aplikasi mana- jemen pembangunan daerah, dengan memberikan contoh manajemen pembangunan daerah di Kabupaten Hulu Sungai Selatan. Hal 7 ...Pekerjaan rumah kita pada wilayah transportasi masih begitu banyak. Hal 11 GELIAT “BANTENGAN NUSWANTARA” WARISAN BUDAYA LELUHUR JELAJAHmalang SUButama SERIUSKAH PEMKOT BATU DALAM MENYEDIAKAN AKSES JALAN? GALERIkegiatan Hal 12 Hal 3 Hal 16 EDISI LI/APRIL/2010 Mengurai Problem Kemacetan di Kota Batu Mengurai Problem Kemacetan di Kota Batu

description

BICARAdemokrasi ...DAERAH DI ERA OTONOMI ... PERTAMA Ia adalah Agus Santoso yang saat ini berprofesi sebagai guru di SMK Brawijaya, Batu. Jiwa sosialnya sudah tertanam ketika ia aktif bergelut dalam banyak organisasi semasa masih menjadi maha- siswa. LAPORAN utama PROGRESS report JELAJAH malang RESENSI demokrasi SUB utama GALERI kegiatan MEJA redaksi ...Pekerjaan rumah kita pada wilayah transportasi masih begitu banyak. SAPAsosok . . . Hal 14 BICARA demokrasi . . . Hal 10 Hal 8 Hal 16 Hal 3

Transcript of EDISI 51

Page 1: EDISI 51

M e m b a n g u n W a c a n a K r i t i s R a k y a tSIMPUL DEMOKRASI

MENCINTAI KEBUDAYAANBANGSA SENDIRI

MENGURAI KEMACETANDI KOTA BATU

BICARAdemokrasi . . . Hal 10

untuk masuk ke Kota Batu ada duaakses jalan utama, yaitu lewat KotaMalang dan melalui arah selatan jalurKarangploso, yaitu KabupatenMalang. dua jalan ini sering terkenakemacetan panjang yang tentunyamengganggu jalannya aktivitas sehari-hari warga sekitar.

SAPAsosok . . . Hal 14

Ia adalah Agus Santoso yang saatini berprofesi sebagai guru di SMKBrawijaya, Batu. Jiwa sosialnyasudah tertanam ketika ia aktifbergelut dalam banyak organisasisemasa masih menjadi maha-siswa.

MEJAredaksi

KUALITAS PELAYANANPUBLIKLAPORANutama

MENGURAI PROBLEMKEMACETAN DI KOTABATU

RESENSIdemokrasi

...DAERAH DI ERA OTONOMIHal 2

Hal 3

... PERTAMAPROGRESSreport

Hal 8

...PENGELOLAAN SARANATRANSPORTASI

BICARAdemokrasi

...Buku ini menjelaskan teori dan aplikasi mana-jemen pembangunan daerah, dengan memberikancontoh manajemen pembangunan daerah diKabupaten Hulu Sungai Selatan.

Hal 7

...Pekerjaan rumah kita pada wilayah transportasimasih begitu banyak.

Hal 11

GELIAT “BANTENGANNUSWANTARA” WARISANBUDAYA LELUHUR

JELAJAHmalang

SUButama

SERIUSKAH PEMKOT BATUDALAM MENYEDIAKANAKSES JALAN?

GALERIkegiatan

Hal 12

Hal 3

Hal 16

EDISI LI/APRIL/2010

Mengurai Problem Kemacetandi Kota Batu

Mengurai Problem Kemacetandi Kota Batu

Page 2: EDISI 51

MEJAredaksi2

EDISI LI/APRIL/2010

INFRASTRUKTUR berupa jalansangat penting bagi sebuah dae-rah. Kota Batu dengan berbagai

potensi alamnya sangat diminati in-vestor dan wisatawan. Namun ken-yataannya akses menuju Kota Batusering mengalami kemacetan yangtidak terhindarkan. Misalnya perma-salahan kualitas jalan yang banyakmenyebabkan kecelakaan di jalanraya. Menghadapi hal itu, Pemerin-tah Kota Batu dituntut keseriusan-nya dalam menyediakan sarana danprasarana transportasi yang ber-kualitas bagi masyarakat.

Ada jalur alternatif selain jalurutama menuju Kota Batu. Misalnyajalur yang menuju Batu Night Spec-tacular (BNS) melewati Dadaprejo.Namun kondisinya masih mengenas-kan. Jalur itu masih sangat minim fa-silitas penerangan sehingga padamalam hari gelap gulita. Orang akanberpikir dua kali bila melewati jalanitu. Begitu pula jalur dari Karang-ploso menuju Bumiaji yang masihsempit dan banyak jalan berlubang.Tidak sedikit yang mengalami ke-rugian akibat kualitas jalan yang bu-ruk.

Bappeda Kota Batu memangsudah merencanakan jauh hari,namun realisasinya hingga kini belumtampak. Dengan dalih kekurangananggaran, jalur alternatif itu masihbelum mendapatkan sentuhan mak-simal.

Newsletter Simpul DemokrasiEdisi LI April ini akan memaparkanpermasalahan kondisi fasilitasumum di Kota Batu. Berbagai pan-dangan dikemukakan sebagai ba-gian dari upaya untuk mendiskusikanlebih jauh tentang pengembanganKota Batu sebagai Kota Wisatasesungguhnya. Pada akhirnya mas-yarakat pun berharap agar ada per-baikan-perbaikan yang optimaldalam hal penyediaan pelayananpublik yang berkualitas.

Liputan lainnya mengenai Fes-tival Bantengan kami tampilkandalam edisi kali ini untuk memper-kaya informasi dan pengetahuan kitatentang kesenian yang perlu diles-tarikan. Juga beragam opini sebagaibagian dari sumbangsih wacanaperbaikan kualitas pelayanan publikyang ada.

Selamat membaca!

Peningkatan Kualitas Pelayanan Publik

PENANGGUNG JAWAB:

PEMIMPIN REDAKSI: SEKRETARIS

REDAKSI:

KOORDINATOR PROGRAM SEKOLAH DEMOKRASI

M NURUN NAJIBSYAMSUD DHUHA

DEWAN REDAKSI:

REPORTER:

TATA ARTISTIK:

ALAMAT REDAKSI:

WEBSITE: EMAIL:

SAIFUL ARIF, LEVI RIANSYAH, HAPPY BUDI FEBRIASIH,SUTOMO E PUTRO

IDEN ROBERT ULUM, AHMADYAZID, HALIK KUSUMA, JAMALUDDIN IWAN IRAWAN W.

PONDOK ABM PERMAI JL. MANUNGGAL KAV. A3MOJOLANGU LOWOKWARU MALANG JAWA TIMUR 65142 TELP/FAX 0341-472473. http://[email protected]

Untuk mendapatkan Newsletter Simpul Demokrasi (NSD) secara gratis setiap bulan, silakan kirim SMS berisi nama terang dan alamat anda ataulembaga/komunitas ke 081-333-013-169 (Syamsud Dhuha). Atau anda dapat mendowload gratis di www.issuu.com/sekolahdemokrasi , atau emailkami. Redaksi menerima kiriman artikel/opini atau resensi buku atau film. Ditulis dengan lugas kurang lebih 5000 karakter. Tulisan dapat juga dikirimke email: [email protected]

Merupakan media informasi-sosialisasi demokrasi yangditerbitkan setiap bulan oleh Public Policy Analysis andCommunity Development Studies (PLaCIDS) Averroes danKomunitas Indonesia untuk Demokrasi (KID) dalam ProgramSekolah Demokrasi di Kota Batu

SIMPUL DEMOKRASI

Page 3: EDISI 51

LAPORANutama 3

HAL ini semakin memberikanbanyak pilihan bagi wisata-wan yang ingin berlibur di

kota kecil yang baru berusia 9 tahunini. Sejak masih menjadi kota adminis-tratif, Batu memang diproyeksikansebagai kawasan wisata. Terlebih saatkepemimpinan Walikota Edi Rumpo-ko, sektor wisata benar-benar digenjotsebagai prioritas pembanguna. Takmengherankan jika Batu dari hari kehari semakin ramai dikunjungi wisata-wan. Menurut catatan yang ada di di-nas pariwisata, kunjungan wisata pada2009 mencapai angka 4.000.000wisatawan, jauh melampaui angkayang ditargetkan, yakni 250.000 kun-jungan.

Pengembangan sektor pariwisatadi Batu tentu saja sebanding dengan

perkembangan arus mobilitas trans-portasi di Kota Batu. Akibatnya masa-lah kemacetan jalan raya menuju KotaBatu muncul sebagai problem yang se-rius. Masalah kemacetan di Kota Batudalam dua tahun terakhir memangcukup meresahkan. AKP Eny PrihatinRustam, Kasat Lantas Polresta Batumenyatakan bahwa ada dua titik kema-cetan yang memerlukan penangananserius, khususnya menjelang akhirpekan atau hari libur. Pertama adalahdi sekitar pertigaan Junrejo yang men-jadi pertemuan jalan dari arah Singo-sari (Surabaya), arah Kota Malang danarah Kota Batu. Kedua adalah di kawa-san Payung, pintu gerbang Kota Batudari arah Jombang dan Kediri.

D a l a m m e n g e l o l a p r o b l e mkemacetan ini , antis ipasi yang

Mengurai Problem Kemacetandi Kota Batu

Di Jawa Timur, Kota Batu merupakan salah satu daerah tujuan wisata yang cukup populer. Selain ditunjangdengan alam pegunungan yang mempesona, di wilayah ini telah dikembangkan beberapa wisata hiburanmodern seperti Jatim Park, (BNS) dan Museum Satwa (Jatim Park II).Batu Night Spectacular

EDISI LI/APRIL/2010

Page 4: EDISI 51

LAPORANutama4

EDISI LI/APRIL/2010

di lakukan Eny adalah denganmenerjunkan satuannya di berbagaiperempatan dan pertigaan untukmembantu mengatur kelancaran lalulintas. Selain itu, problem kemacetandi hari-hari khusus juga sedikitterbantu dengan keberadaan rambujalan yang memberikan informasi jalanalternatif. “Kalau kita melintasiperempatan alun-alun menuju Cangar,kita akan mendapati rambu jalanalternatif ke Surabaya. Dari situ

pengguna yang ingin ke Surabaya bisamengambil jalan itu. Jalan itumemotong kompas dari arah Bumiajilangsung tembus pertigaan Karang-ploso,” terang Eny.

Ir. Tri Wedap Sabardi mencermatibahwa kemacetan beberapa jalanutama menuju pusat kota hanya bisadiatasi dengan membuat jalur-jaluralternatif. Dalam pengakuannya,Bappeda Kota Batu sudah mengkoor-dinasikan rencana tersebut dengan

beberapa dinas terkait namunmemang belum bisa direalisasikan.Saat ditemui diKantor Bappeda, Kabid PerencanaanSarana dan Prasana ini menilai bahwabeberapa jalur alternatif yang diamaksud bukanlah jalur baru. Jaluralternatif yang akan dikembangkan,se-lama ini sudah difungsikan olehumum, misalnya jalur Oro Oro Ombo.Jalur ini menghubungkan KotaMalang dan Kota Batu lewat selatan.Meskipun jalur tersebut belum meme-nuhi standar, namun telah banyakdipergunakan sebagai jalur alternatifmenuju Kota Batu.

Selain jalur selatan, jalur yang akandikembangkan adalah jalur lingkarutara dan lingkar selatan dan jalur ling-kar barat. Tri Wedap menambahkanbahwa kemacetan jalan menuju KotaBatu juga disebabkan oleh keberada-an kendaraan muatan berat yangmelintasi Kota Batu. Karenanya jalur

Simpul Demokrasi

SEIRING dengan berjalannya

waktu, Kota Batu mengalami

perkembangan yang cukup

pesat. Letak geografis yang strategis

serta potensi alam yang kaya men-

jadikan kota yang biasa disebut kota

wisata ini menjelma menjadi kota

tujuan bagi wisatawan. Berbagai ma-

cam wisata alam maupun buatan ter-

sedia di kota dingin ini. Cukup ber-

alasan ketika kota ini memiliki daya

tarik tersendiri bagi wisatawan

domestik maupun mancanegara un-

tuk mengunjungi kota ini.

Sebagai kota tujuan wisata, sudah

seharusnya Batu memiliki infrastruk-

tur yang memadai, khususnya ber-

kenaan dengan akses jalan. Jalan raya

merupakan fasilitas umum yang

peranannya sangat vital dalam mem-

perlancar mobilitas dan arus trans-

portasi. Namun kondisi infrastruktur

jalan di Kota Batu nampaknya belum

cukup memadai. Jalan raya yang tidak

layak menjadi salah satu penyebab

Seriuskah Pemkot Batu dalamMenyediakan Akses Jalan?Laporan: Akhmad Yazid

Page 5: EDISI 51

5

EDISI LI/APRIL/2010

LAPORANutama

alternatif tersebut diharapkan salahsatunya juga akan menjadi jalur khu-sus bagi kendaraan muatan berat.

Jika memang sudah ada konseppengembangan jalur alternatif, meng-apa Pemerintah Kota Batu tidak se-gera merealisasikan? Pihak Bappedamengakui bahwa pengembangan ja-lan alternatif sebenarnya sudah ma-suk dalam draf rekomendasi Musren-bang Kota Batu 2010. Menurut TriWedap, untuk merealisasikan reko-mendasi tersebut membutuhkan da-na yang tidak sedikit. Selain itu, pem-buatan jalur ini menjadi kewenanganPemerintah Provinsi Jawa Timur.Selain perlu melibatkan dinas terkaitdi Kota Batu dan berbagai instansiyang lebih tinggi, realisasi jalur-jaluralternatif tersebut juga memerlukanpersetujuan dan partisipasi darimasyarakat. Wedap menyadari bahwapembangunan di era demokrasi harussedikit melelahkan di level perencana-an karena perlu mendapatkan

terjadinya kemacetan, kecelakaan,

dan kerusakan jalan. Kondisi tersebut

membuat resah pengguna jalan,

warga sekitar, dan tentunya juga ber-

pengaruh terhadap pertumbuhan

ekonomi di Kota Batu.

Ketidaklayakan jalan raya ini, salah

satunya terjadi di jalan raya Karang-

ploso arah menuju Kota Batu. Seperti

yang diungkapkan oleh Sutomo

bahwa kondisi jalan antara Karang-

ploso sampai Giripurno cukup

memprihatinkan dikarena-

kan lebar jalan yang sangat

sempit dan banyak bagian

jalan yang berlubang. Pada-

hal menurut sopir angkot

jurusan Karangploso, Batu,

Giripurno ini, jalan tersebut

merupakan jalan alternatif

menuju Kota Batu. Jalan ini

sudah lama digunakan ken-

daraan-kendaraan besar,

misalnya truk pengangkut

s a y u r - s a y u r a n

juga bus antar kota dalam

provinsi yang mengantar-

kan wisatawan menuju

Kota Batu.

Sutomo yang kini men-

jadi penasihat Paguyuban

Pengemudi Karangploso,

Giripurno, Batu (PPKGB) ini

menambahkan bahwa jika

kualitas jalan tidak segera

diperbaiki akan sangat

membahayakan pengguna

jalan. Dia menyatakan, “Titik yang

cukup rawan berada di Jurang-susuh

(perbatasan Kabupaten Malang

dengan Kota Batu). Di daerah ini '

ada jurang di kanan kiri jalan. Itu sangat

membahayakan keselamatan peng-

guna jalan sebab jalannya terlalu

sempit.”

Tidak jarang pengguna jalan

mengalami kerugian akibat jalan yang

berlubang. Salah satunya yang dialami

Tarjo, seorang sopir truk yang sempat

diwawancara . Tarjoz

kan

Simpul Demokrasi

Page 6: EDISI 51

LAPORANutama6

EDISI LI/APRIL/2010

persetujuan dari masyarakat.Pada pertengahan 2009 yang lalu

memang sempat terjadi polemik ten-tang pembuatan Jalur Lingkar Sela-tan (JLS) Kota Batu yang melewatiJunrejo dan Oro Oro Ombo. Skemarenzcana pelebaran jalan tersebutmemberikan dua skenario yang harusdipilih. Skenario pertama, pelebarandilakukan hanya 0.5-1 m denganmelakukan optimalisasi jalan yangsudah ada. Adapun skenario keduadi lakukan dengan melakukanpelebaran jalan sampai 2 m denganmengorbankan pepohonan di pinggirjalan. Budi Santoso, Kepala Dinas BinaMarga saat itu ingin menjalankanskenario kedua dengan harapan, jalurtersebut akan mampu menjadi solusiatas problem kemacetan dari arahMalang. Namun rencana tersebutmendapatkan penolakan keras darimasyarakat setempat. Penolakantersebut muncul karena realisasi ren-

cana tersebut mau tidak mau harusdiiringi dengan penebangan ratusanpohon yang ada di sepanjang jalanOro Oro Ombo. Selain itu, penolakantersebut dikarenakan warga setem-pat mensinyalir Pemkot hanya me-layani pihak-pihak tertentu, yakni pi-hak yang memiliki aset berupa obyekwisata di kawasan Oro Oro Ombo.Akibat kerasnya penolakan tersebut,pengembangan jalur selatan dijalan-kan dengan memilih skenario dua,yakni optimalisasi jalan desa yangsudah ada tanpa harus melakukan

penebangan pohon.Informasi terakhir dari Bappeda

menyebutkan bahwa pada 2010 inipengembangan ketiga jalur alternatifyang disebut di atas akan segeradirealisasikan secara bertahap. Awaltahun lalu, pihak Provinsi sudah me-lakukan survey atas rencana pengem-bangan pariwisata di Kota Batu, terma-suk melihat problem transportasi diKota Batu. Pihak Bappeda menarget-kan akan menyelesaikan jalan lingkarselatan, jalan lingkar utara dan jalanlingkar barat sebagai jalan alternatifmenuju Kota Batu sebelum 2012 ber-tepatan dengan masa berakhirnyaperiode kepemimpinan walikota Batu.

menceritakan bagaimana as roda

truknya dua kali putus dikarenakan

jalan di kawasan ini banyak yang

berlubang. Hal itu menjadikan sopir

truk sayur ini mengalami kerugian,

akibat kerusakan pada kendaraannya.

Apakah selama ini pihak Binamarga

Kota Batu tidak peduli terhadap

kenyamanan pengguna jalan di jalur

tersebut? Bapak empat anak ini

menyatakan “Sebenarnya sudah

pernah dilakukan upaya oleh pemeri-

ntah Kota Batu untuk memperbaiki

jalan. Namun perbaikan jalan tersebut

tidak serius, Mas. Sebab yang dilaku-

kan hanyalah penambalan jalan. Tidak

sampai tiga minggu jalan perbaikan

tersebut kembali berlubang.”

Selain itu, kelayakan jalan

seyogyanya mempertimbangkan

hidronase yang baik sehingga tidak

mempercepat kerusakan jalan.

“Permasalahan banjir yang ada di sini

juga disebabkan jalan yang sempit

dengan tidak disertai aliran air di

samping kiri dan kanan jalan. Hal ini

berdampak kebanjiran rumah warga

sekitar pada musim hujan,” tutur

Suwarno, seorang warga asal Giri-

purno.

Jalur Karangploso memang

cukup potensial untuk diproyeksikan

sebagai jalan alternatif. Selain

masalah kualitas jalan, satu hal yang

dianggap sedikit mengganggu adalah

keberadaan pasar Karangploso di

jalur tersebut. Keberadaan pasar ini

tentu saja sedikit banyak menggang-

gu posisi jalur ini sebagai jalur

alternatif. Di setiap pagi, sepanjang

jalan dipenuhi orang-orang yang ingin

bertransaksi di pasar ini, baik penjual

maupun pembeli. Pasar Karangploso ini

berada tepat di pinggir jalan dan

bersebelahan dengan terminal

Karangploso. Di titik ini pada jam-jam

tertentu jalanan menjadi sangat padat

bahkan tak jarang sampai terjadi

kemacetan. Nampaknya jalan raya

sebagai akses untuk menghubung-kan

kota serta menjadi fasilitas umum harus

menjadi fokus perhatian ter-sendiri

oleh dinas terkait di Kota Batu.

Lanjutan Hal 5...Problem Kemacetan

Page 7: EDISI 51

7RESENSIdemokrasi

EDISI L/MARET/2010

SENTRALISASI kekuasaan masih melekat diIndonesia. Ujung tombak kesejahteraan masyarakatdi daerah adalah pemerintah daerah. Namun

pemerintah daerah sering merasa dikerdilkan fungsinyaoleh sistem pemerintahan yang sentralistik.

Era reformasi menginginkan perubahan sistempemerintahan dari sentralistik ke sistem otonomi. Oto-nomi daerah memberi ruang bagi kemandirian daerah olehkarena kondisi geografis Indonesia sebagai negarakepulauan dengan populasi penduduk lebih dari 220 jutajiwa dan tersebar dari Sabang sampai Merauke (hal 5).

Otonomi daerah menjadi angin segar bagi daerahkarena bisa lebih dekat dengan masyarakat. Namun dalamperjalanannya, daerah banyak menghadapi masalah ketikakapasitas lokal belum bisa mengartikan maknasebagaimana yang dimaksudkan. Otonomi daerah sekesardiartikan limpahan wewenang politik dari pusat ke daerah.Akibatnya muncul “kerajaan-kerajaan” kecil di daerah, danini semakin menjauhkan dari tujuan dasarnya, yakni mem-berikan perubahan bagi masyarakat ke arah yang lebihbaik.

Otonomi daerah akan memudahkan pemerintahdaerah mampu mengelola daerah sesuai denganpotensinya. Dalam buku ini dijelaskan baik teori maupunaplikasi dari ilmu manajemen pembangunan daerah.Kemajuan daerah bermakna penting bagi kemajuansebuah Negara. Hal ini ditandai dengan terpenuhinyakemakmuran dan kesejahteraan bagi rakyat yang meng-huni seluruh wilayah dinegara yang bersangkutan (hal 13).Dengan adanya otonomi daerah, yang tidak bisa dihindariadalah partisipasi publik. Partisipasi memungkinkan mas-yarakat dan pemerintah mempersempit jarak yang se-lama ini memisahkan. Namun hingga kini partisipasipublik itu belum terwadahi dengan maksimal.

Ada beberapa dimensi manajemen pembangunandaerah yang dijelaskan dalam buku ini, yakni dimensikebijakan, implementasi kebijakan, perencanaan,pengawasan, etika dan politik (hal 14). Jika semua dimensidijalankan dengan beriringan satu dengan yang lain, akanmuncul potensi-potensi daerah yang akan menjadi titikawal pembangunan daerah. Misalnya melalui mus-yawarah pembangunan (musbang) tingkat desa/ kelurah-an, temu karya pembangunan tingkat kecamatan, rapatkoordinasi pembangunan kabupaten, rapat koordinasipembangunan provinsi, dan konsultasi pembangunannasional. Potensi daerah ini yang akan menjadi acuandaerah untuk membuat visi daerah, agar daerah mem-punyai tuntunan dalam menjalankan pembangunan.

Dengan adanya keterlibatan secara mental danemosional mulai dari keterlibatan perumusan kebijakan,pelaksanaan, tanggung jawab sampai pemanfaatanpembangunan akan bisa dirasakan secara merata olehmasyarakat (hal 73). Buku ini menjelaskan teori dan ap-likasi manajemen pembangunan daerah, dengan mem-berikan contoh manajemen pembangunan daerah diKabupaten Hulu Sungai Selatan. Ada kekurangan dalambuku ini yakni pembanding daerah yang gagal mengeloladaerah. Buku ini cukup baik untuk dijadikan sebagaireferensi bagi daerah-daerah dalam rangka mengelolapembangunan daerah secara sistematis dan terencanadengan baik.

*Peresensi adalah keluarga besar averroes community

Manajemen MembangunDaerah di Era Otonomi

Judul : Manajemen Pembangunan daerah ( teori dan

Aplikasi)

Penulis : Dr. H.M Safi'i, M.Si

Tahun/Tebal : 2010/146 hlm

Penerbit : Averroes Press

Peresensi : Syamsud Dhuha *

Buku ini menjelaskan teori dan aplikasi manajemen

pembangunan daerah, dengan memberikan contoh

manajemen pembangunan daerah di Kabupaten Hulu

Sungai Selatan.

Page 8: EDISI 51

EDISI LI/APRIL/2010

Dinamika Sekolah Demokrasi Kuartal Pertama

Sampai dengan kuartal pertama Program Sekolah Demokrasi Kota Batusudah cukup banyak melakukan kegiatan. Kami patut bersyukur karenasejauh ini semua kegiatan bisa dijalankan secara lancar. Di antara kegiatanyang sudah dilakukan adalah sebagai berikut.

Talkshow TV Gardu Demokrasi. Kegiatan ini dilakukan pada Kamis, 4Maret 2010 pukul 16.00-17.00 WIB . Temanya adalah prospek danprospektif desa wisata di Kota Batu. Kegiatan ini dijalankan oleh parapeserta Sekolah Demokrasi, antara lain Dini Ardianti, Tutik Kusmiati, SamsulHadi, Eko Yudianto, Ninik Iswahyuni, Amri Lestiono, Bambang GW, Moh.

(live)

Naseh dan Suwito Pamungkas. Salah satu pembahasan yang mengemukadi sini adalah bahwa pengembangan desa wisata dapat dilihat dari potensiwilayah dan masyarakatnya. Sedangkan hal-hal yang dikembangkan diantaranya pada sektor pertanian, perkebunan, perikanan, seni dan bu-daya. Pada Talkshaw Gardu Demokrasi minggu berikutnya, tim pelaksanabekerjasama dengan KBD (Komunitas Batu untuk Demokrasi). Kegiatan

yang dilakukan pada Kamis, 18Maret 2010 di Studio ATV pukul16.00–17.00 WIB ini mengangkattema tentang pengangguran danpenanganannya di Kota Batu. Parapenggerak pun KBD hadir, sepertiAkhsanul Khitam, Ayut EnggeliahEntoh dan Hastin Nuraini. Umumnyamereka menyatakan bahwa feno-mena pengangguran adalah masa-lah serius di setiap daerah, karena-nya sejak awal perlu adanya satupersepsi yang sama mengenaipengangguran sehingga bisaditemukan alternatif solusi yang

komprehensif.

Kamis, 11 Maret 2010 di SekretariatProgram Sekolah Demokrasi pukul08.00 – 09.00 WIB dan di Studio RRIMalang pukul 08.00 – 09.00 WIBpada Kamis, 25 Maret 2010. alamkesempatan pertama membicara-

Talkshow Radio. Kegiatan ini

dilakukan dua kali, yakni pada

D

kan topik(KDRT). Agus

Santoso, Deny Sulistyo Wardhani dariPeserta Program Sekolah Demokrasidan Aiptu Endang Irini dari Unit Per-lindungan Anak dan Perempuan KotaBatu, Polres Batu serta Salma Safitri,Ketua LSM Suara Perempuan Desa

Kampanye Anti Kekerasanterhadap Perempuan

PROGRESSreport8

Page 9: EDISI 51

EDISI LI/APRIL/2010

Kota Batu hadir mendiskusikan problem KDRT khususnya di Kota Batu.Salah satu pembahasan yang menonjol adalah lemahnya sosialisasi UUKDRT ini, sehingga walaupun sudah diundangkan mulai 2004, tapi mas-yarakat masih kurang memahami. Pada diskusi minggu berikutnya meng-angkat tema Problematika Pasar Tradisional di tengah Mengguritanya Pasar

Modern. Hadir sebagai narasumber adalah Achmad Yusni (SekretarisHimpunan Pedagang Pasar Kota Batu), Simon Purwoali (Anggota Komisi BDPRD Kota Batu), dan para peserta Sekolah Demokrasi, yakni M. DhaniRahman, Tutik Kusmiati, Samsul Hadi, Wahyunanto Harmodjo. Pesertadiskusi menegaskan agar peran pemerintah ditingkatkan dalam mem-berikan izin dan memperhatikan kesempatan bagi masyarakatnya. Salahsatu alternatifnya dengan melaksanakan UU yang berlaku, yaitu denganmemberikan jarak antara pasar tradisional dengan pasar modern.

Kegiatan rutin lain seperti Sekolah Demokrasi berjalan penuh dengandinamika. Setidaknya sampai Maret 2010 sudah berjalan pertemuan ketiga

dan menginjak pertemuan keempat.Pada kegiatan Sekolah Demokrasi

pertemuan kedua (13-14 Maret 2010)yang bertempat di sekretariatSekolah Demokrasi menghadirkannarasumber Romo Armada Riyanto,Staf pengajar Sekolah Tinggi Filsafatdan Teologi Malang dengan tema

Prof. Dr. Hariyono, GuruBesar Universitas Malang dengantema

Dalam materinya Romo Ar-mada banyak mengulas tentangfilsafat politik yang memiliki wilayahpembahasan yang luar biasa luasnya.Dalam politik terdapat perkarahukum, pemerintahan, negara,pajak, partai politik, kebijakan publik,pendidikan, pertahanan, ekonomi,sumber daya alam dan manusia,ideologi, konsep keadilan, dansegala sesuatu yang mengatakan

Sejarah Demokrasi dalam RentangPeradaban,

Dinamika Demokrasi di Indo-nesia.

tata hidup bersama. Beragam diskusi menarik dalam pembahasan topik ini.Lalu dalam kegiatan Sekolah Demokrasi pertemuan ketiga pada 27-28 Maret 2010 yang bertempat di sekretariat

Sekolah Demokrasi (Sabtu) dan di Kantor PCNU Kota Batu (Minggu) menghadirkan narasumber antara lain Dr.Priyatmoko, MA, dan KH. Hazim Sirojuddin. Juga hadir Dr. Rerep Suhardyo, MM dari perwakilan Kristen yangmerupakan Ketua Majelis GKI Kota Batu, dan Andry Dewanto Ahmad, SH dari Ketua KPU Provinsi Jawa Timur.

PROGRESSreport 9

Page 10: EDISI 51

BICARAdemokrasi10

EDISI LI/APRIL/2010

SEIRING dengan popularitasBatu sebagai daerah tujuan wi-sata baik dari dalam kota, luar

kota, provinsi, maupun luar provinsibahkan mancanegara, akhir-akhir inisering dijumpai kemacetan baik padajalan menuju maupun di dalam kotasendiri. Hal ini khususnya terjadi tiapakhir pekan ataupun saat liburan.Dengan panjang jalan lebih kurang202,800 km2, kemacetan tiap pekanitu masih sering terasa menganggu.

Bila hal ini tidak mendapatkanrespon dari pemerintah, dikhawatir-kan dalam jangka panjang akanberpengaruh pada wisatawanyang akan berl ibur ke Batu.

Wisatawan yang sebagian besarmeng

mood

gunakan kendaraan pribadibaik kendaraan roda dua atau rodaempat itu tentunya ingin menikmatiliburannya dengan nyaman. Karenaitu penyediaan maupun kebijakanpengaturan sarana transportasi yangefektif diharapkan bisa mengatasipermasalahan ini.

Seperti diketahui, untuk masuk keKota Batu ada dua akses jalan utama,yaitu lewat Kota Malang dan melaluiarah selatan jalur Karangploso, yaituKabupaten Malang. Dapat disampai-kan bahwa dua jalan ini juga yangsering terkena kemacetan panjangbila akhir pekan atau saat liburantelah tiba. Tentu saja kemacetan inijuga mengganggu jalannya aktivitas

Mengurai Kemacetandi Kota BatuLaporan: Irwan Sugiarto

Batu sebagai kota wisata menyediakan banyak tempat tujuan wisata. Kotakecil dengan berbagai macam tempat wisata ini menawarkan sekian banyakpanorama alamnya yang indah sebagai daya pemikat utama. Logisnya, untukmemberikan kemudahan wisatawan dibutuhkan kelayakan dan kenyamananakses lalu lintas.

sehari-hari warga sekitar. Ataskenyataan demikian maka dipandangperlu adanya penanganan yang tepatuntuk mengatasi permasalahankemacetan ini. Pemerintah harusberpikir cerdas agar masalah ini ter-selesaikan.

Jalan yang selalu macet pada saatliburan akan terus menjadi masalahyang tidak saja mengganggu wisata-wan yang berlibur, melainkan jugamasyarakat. Batu, dengan begitu, ha-rus segera mencari solusi akan masa-lah kemacetan ini untuk menjagawisatawan tetap nyaman ber-kunjung.

Salah satu upaya yang bisa dilaku-kan untuk mengatasi kemacetanKota Batu adalah penggunaan jalanalternatif. Misalnya, bila wisatawanmelalui Malang, maka ada jaluralternatif masuk ke arah Kota Batumelalui jalan Dadaprejo-Tlekung dimana jalan ini juga dikenal sebagaiakses masuk menuju salah satu tem-pat wisata, yaitu Batu Night Spec-tacular (BNS). Di sini sudah terlihatbagaimana upaya dari PemerintahKota Batu untuk menjadikan jalan inisebagai jalur alternatif menghindarikemacetan. Hanya saja jalan alter-natif ini masih jarang digunakan se-bagai jalur pilihan. Salah satu faktor-nya adalah karena kondisi jalan yangkurang bagus dan tidak adanyapenerangan yang memadai saat

malam hari. Jalan alternatif lainnyaadalah akses utara dari arah Mojo-kerto, yaitu melewati obyek wisataCangar. Sejauh ini jalur ini belumdimaksimalkan sebagai pilihanalternatif masuk menuju ke KotaBatu.

Pembenahan jalur alternatif harusdilakukan oleh pemerintah kotauntuk mengurai kemacetan di KotaBatu. Adanya jalan alternatif yangjarang digunakan karena kondisiyang kurang bagus dan tidak adanyapenerangan memadai, sudahsaatnya harus segera dibenahi.Langkah-langkah taktis dan stra-tegis juga harus segera dilakukanpemerintah untuk mengurai kema-cetan yang selalu timbul baik padasaat liburan maupun saat lainnya.Hal ini mutlak perlu dipikirkan untukmerealisasikan Batu sebagai kotatujuan wisata yang benar-benarnyaman untuk masyarakat.

Page 11: EDISI 51

PERSOALANNYA kini adalahbagaimana pengelolaan yangefektif di tengah kondisi di-

mana masing-masing daerah berhakmemilih dan memilah mana asetdaerahnya. Tidak jarang terjadi silatsengkarut pengelolaan antara pe-merintah provinsi (jalan pemprov),kabupaten dan kota (jalan pemerintahkabupaten dan kota). Contoh saatjalan pemprov rusak terletak diwilayah kabupaten, pemerintah kabu-paten/kota dan provinsi seringkalisaling lepas tangan. Di sisi lain, jalanantersebut menjadi sarana transportasivital pengembangan ekonomi danpemerataan kesejahteraan rakyat.

Sejauh penelusuran penulis,jalanan rusak di Kota Batu seringkalidisebut sebagai jalan provinsi yangletaknya berada di wilayah Kota Batu.Semua orang yang pernah ke Batumenuju arah Tahura Raden Suryomerasakan betapa tidak nyamannyajalanan tersebut. Sejak memutarkanroda kendaraan di wilayah Bumiajihingga Cangar acapkali jalananberlobang dan retak-retak sangatrawan menimbulkan kecelakaan. Itubelum ruas jalan lain di beberapa KotaBatu yang umumnya terbentukmengikuti struktur pegunungan.

Dalam hal ini seringkali dijumpaipenundaan perbaikan jalan karenaadanya tarik ulur status kepemilikanjalan apakah itu merupakan tang-gungjawab provinsi atau kabu-paten/kota. Sudah menjadi rahasiaumum pula bahwa perbaikan jalandan pengadaan jalan baru meng-gunakan dana yang tidak kecil. Tarikulur yang melibatkan para pengusahabesar dengan jumlah anggaran besarakan rawan memunculkan praduganegatif.

Demokratisasi, sebagaimana kitapahami, pada prinsipnya bertujuanuntuk meningkatkan kesejahteraanmasyarakat. Dalam hal pengelolaanjalan seperti ini, seharusnya persoalantarik-menarik tentang penanggung-jawab perbaikan jalan raya seharus-nya bisa diatasi dengan lebih meng-utamakan kesejahteraan rakyat se-bagai landasannya. Mekanisme koor-dinasi harus dilakukan secara efektifuntuk bisa mencapai tujuan prinsip-nya, yakni kesejahteraan rakyat.

Jelasnya pembagian kewenang-an atas pengelolaan jalan itu memangpenting, tetapi yang lebih pentingadalah pemikiran bersama untukmengutamakan penyediaan saranatransportasi publik yang memadai

Tarik Ulur PengelolaanSarana Transportasi

Nanang Wahid Zatmiko

11BICARAdemokrasi

EDISI LI/APRIL/2010

sebagai cara terbaik untuk mening-katkan kesejahteraan rakyat.

Dalam konteks ini juga harusdipertimbangkan kondisi bahwadaerah satu dengan daerah lain akansaling berhubungan baik secaraekonomi, sosial, politik dan kebuda-yaan. Dengan semakin banyaknyakendaraan dan ketergantungan mas-yarakat kepada kendaraan bermotor,tidaklah patut apabila pengelolaanjalan dilakukan setengan hati. Logikapengelolaan jalan harus benar-benarmengadopsi penguasaan kebijakanmulai hulu sampai hilir. Semua pihakberharap agar tidak lagi terjadipenundaan perbaikan jalan akibat tarikulur kepentingan.

Penulis mengajak kepada semuapihak untuk benar-benar seriusmengelola sarana transportasi jalanansecepat mungkin. Pekerjaan rumahkita pada wilayah transportasi masihbegitu banyak.

Penulis adalah Kordinator BidangAdvokasi Masyarakat di Lentera MalangRaya

Jalanan aspal dari ujung Ketapang Banyuwangi hinggaPeabuhan Merak Banten membentang sepanjang pulauJawa memberi tanda adanya masa lalu yang membentuktatanan kehidupan hari ini. Nama Daendles muncul sebagaipenggarap megaproyek jalan raya tersebut denganmengorbankan nyawa manusia yang tidak terlacakjumlahnya sekitar dua abad lalu. Kini, jalanan itu telahmemiliki cabang-cabang jalan yang membelah daerahhingga ke ujung jalan buntu. Terlepas tujuan awalnyasebagai sarana memperlancar eksploitasi, kini jalananmulus itu menjadi penting untuk merealisasikanpemerataan kesejahteraan di Republik ini.

Tim Newsletter

Page 12: EDISI 51

JELAJAHmalang12

BUDAYA adalah identitasbangsa yang wajib dijaga dandilestarikan keberadaannya.

Salah satunya Bantengan, seni bu-daya khas Jawa Timur. Pada Minggu,18 April 2010, diadakan

yangdigelar di Kota Batu. Kegiatan ini di-gagas oleh

dan diadakan se-cara rutin selama tiga tahun terakhirini. Kegiatan yang sedianya dilak-sanakan pada Maret tiap tahun sejak2008, tahun ini dilaksanakan padaApril. “Diundur satu bulan, karena pa-da Maret ada ujian sekolah,” terangAgus Riyanto, Ketua Pelaksana Fes-tival Bantengan Nuswantara.

Kegiatan ini dimulai dari StadionBrantas Kota Batu sebagai tempatstart dan check-in peserta. Tercatat85 grup kesenian Bantengan dariseluruh Jawa Timur yang mengikutifestival ini. “Bahkan lebih karena adasebagian peserta yang belum hadir,”ujar Hafidz, koordinator lapanganFestival Kesenian Bantengan Nus-wantara saat ditemui

di tenda panitia. Pada garisterlihat pula sekian puluh grupBantengan tidak hanya dari Kota Batutetapi juga dari daerah lainnya di JawaTimur, seperti Mojokerto, Jombang,Malang dan lainnya. Mereka melaku-kan persiapan untuk melakukan arak-arakan menuju garis di depankantor Pemerintah Kota Batu.

Terlihat kesibukan pada saatpersiapan dilakukanoleh para anggota grupkesenian Bantengan, diantaranya adalah me-reka yang disebut seba-gai pendekar

Mengapa disebutpendekar adalah kare-

PagelaranKesenian Bantengan Nuswantara

Kelompok Penggiat Bu-daya Nuswantara

Simpul Demo-krasi start

finish

Banteng-an –

Geliat “Bantengan Nuswantara”menjaga Warisan Budaya Leluhur

Laporan: Irwan Sugiarto

na grup Bantengan ini berasal dariperguruan-perguruan pencak silat.Mereka nampak sibuk mempersiap-kan Banteng, yaitu alat utama keseni-an Bantengan yang berbentuk hewanBanteng dengan bagian kepalabertanduk dan berwarna hitam padaseluruh anggota badannya. Bentukdan cara penggunaannya mirip Ba-rongsai. Ada pula kostum macan yangdigunakan oleh anggota grup Ban-tengan dan atau cemeti yangdigunakan oleh para pendekar yangikut mengarak Banteng nantinya.Juga suara gamelan bersahut-sahut-an.

Ada pemandangan menarik di sini.Anggota grup Bantengan itu ternyatasebagian besar adalah anak-anak

pecut

muda yang masih duduk di bangkuSMA, SMP bahkan SD. Mereka jugaturut serta melakukan persiapan untukmengikuti jalannya festival. Anak-anakini adalah bagian dari generasi mudayang masih mau melestarikan kesenianwarisan leluhur. Karena itu tidakmengherankan bila festival BantenganNuswantara ini akhirnya diundur satubulan agar para siswa yang menjadianggota grup Bantengan dapat fokusbelajar untuk menghadapi ujian.

***BAU wangi tajam kemenyan

tersebar di sekitar arena. Konon hal inimemberikan aroma mistis tersendiribagi kesenian Bantengan, sebaga-imana layaknya kesenian Jawa lainnya

EDISI LI/APRIL/2010

Page 13: EDISI 51

13JELAJAHmalang

di mana pembakaran kemenyanadalah salah satu bagian yang takterpisahkan. Menurut Mbah Budi,Ketua Grup Bantengan

, pembakaran kemenyan inidigunakan sebagai sarana untuk“pamit” dan memohon perlindungankepada leluhur agar seluruh anggotagrup selamat mulai sampai akhirkegiatan.

Perjalanan punberlanjut ikut menyusuri rute KH AgusSalim – Alun-Alun Kota Batu –Panglima Sudirman. Sepanjangperjalanan terlihat antusiasmepenonton yang memadati pinggirjalanan Kota Batu yang dilalui olehrombongan peserta festival Banten-an Nuswantara. Mereka seolah tidakmemedulikan cuaca mendung yangmenyelimuti langit Kota Batu padasiang hari itu.

Arak-arakan pemain Bantenganterlihat begitu energik bergerakdinamis tidak beraturan sampaikadang-kadang pengarak bantengyang memegangi tali yang diikatkan dikepala banteng terlihat kewalahan.Gerakan ritmis yang tidak beraturanyang dilakukan oleh para anggotaatau pendekar grup-grup Bantenganini dilakukan dalam bentuk olahkanuragan yang juga merupakan

HarimauJantan

Simpul Demokrasi

dasar dari seni pencak silat.Aroma mistis memang begitu

terasa sepanjangmengikuti jalannya kesenian ini. Parapemainnya seringkali mengalamikondisi 'kesurupan' ( ). Merekaberjalan sambil menggigit dupasembari menunjukkan wajah nanar.Walaupun demikian, mereka selaludidampingi oleh sesepuh dari grup-nya masing-masing bila kondisi'kesurupan' itu di luar kendali.

Mendung yang bergelayut dilangit Kota Batu sejak awal keberang-katan rombongan arak-arakanBantengan akhirnya menjadi hujan.Tetapi hujan ini tidak menyurutkanlangkah satu pun grup rombonganarak-arakan Bantengan. Merekatetap bersemangat melakukanperjalanan ke garis . Begitu puladengan penonton. Mereka tetapsemangat menonton dan menyorakiarak-arak bantengan.

Sesampainya di garis satuper satu rombongan grup Bantenganmenunjukkan aksi dan atraksi didepan panggung kehormatan. Di ataspanggung tampak duduk istriWalikota Batu, Dewanti Rumpokobeserta beberapa jajaran pejabatdan para undangan.

Aksi para pemain Bantengan

Simpul Demokrasi

trance

finish

finish

diiringi musik gamelan yang dimainkanoleh anggota kelompok lainnya.Mereka mulai beraksi tidak beraturan,sambil terus digoda oleh para pendekaryang berkostum macan. Hal inidilakukan agar sang Banteng terus ber-gerak. Kemudian para pendekar yangberkostum mulai melecutkancemeti-cemeti yang mereka bawa.Suaranya seperti sambaran kilat padasaat hujan. Berkal i -kal i panit iamengingatkan agar penonton munduragak jauh dari arena agar tidak men-ganggu atraksi yang berlangsung.

Ditemui di garis, Ketua Panitia Festival Bantengan

Nuswantara, Agus Riyanto, menyata-kan acara ini adalah festival tahunanyang diadakan secara mandiri olehKomunitas Penggiat Budaya Nuswan-tara. Ia pun menyatakan hanya sedikitsekali bantuan dari Pemerintah KotaBatu untuk kegiatan ini. “Danadikumpulkan melalui swadaya anggotakomunitas dan sponsor,“ ujar senimanyang mempunyai panggilan akrab AgusTubrun ini. “Katanya kota wisata tapikok tidak memperhatikan seni budayayang ada di kotanya sendiri,” terangCak Tubrun yang juga membina grupBantengan Jaya Sakti dan GengBanteng ini.

Kenyataan ini ironis mengingat Batuyang menyatakan diri sebagai KotaWisata ternyata tidak maksimal dalammemberikan perhatian yang lebih ataskegiatan yang sudah dilakukan tigatahun berturut-turut ini.

warok

Simpul Demokrasifinish

EDISI LI/APRIL/2010

Page 14: EDISI 51

SAPAsosok14

EDISI kali iniakan memperkenalkan sosokyang aktif dalam berbagai ke-

giatan sosial. Ia adalah Agus Santosoyang saat ini berprofesi sebagai gurudi SMK Brawijaya, Batu. Jiwa sosialnyasudah tertanam ketika ia aktif bergelutdalam banyak organisasi semasamasih menjadi mahasiswa.

Hingga saat ini pria berumur 38tahun ini masih tetap aktif dalampelbagai organisasi sosial kemasya-rakatan. Salah satunya ditunjukandengan aktivitasnya sebagai ketuapaguyuban PKL dan usaha kecil ber-nama MANDIRI. Fokus perhatian dankonsentrasi MANDIRI adalah melaku-kan advokasi terhadap usaha-usahakecil dan PKL di Batu yang saat inisudah mempunyai 650 anggota.

Pada periode kali ini dia juga me-rupakan peserta Sekolah Demokrasi.Keramahan pria ini tampak saatditemui di sela-selaacara sekolah. Motivasinya mengikutiProgram Sekolah Demokrasi adalahuntuk menuntut ilmu. Menurutnya,sampai kapan pun, dimana pun manu-sia diwajibkan untuk menuntut ilmu.Yang paling penting, tegasnya, ilmutersebut harus bermanfaat buat mas-yarakat dan lingkungan sekitar. Iaingin pengetahuannya tentang demo-krasi bertambah dengan megikutiprogram ini. “Karena selama ini pen-getahuan saya tentang demokrasihanya sebatas pada urusan pilih me-milih, dan ternyata memang tidak se-batas itu,” ungkap pria yang memilikidua anak ini.

Ia mengakui banyak yang sudahdidapatkan selama mengikuti SekolahDemokrasi. “Dulu saya seperti katakdalam tempurung, tapi sekarang sayamenyadari bahwa dunia itu sangat

Simpul Demokrasi

Simpul Demokrasi

luas,” katanya. Ia mengakuimemiliki karakter keras dantemperamental, dan kiniia menyadari sedikit de-mi sedikit sudah mulailuntur. Begitu jugadengan cara pan-dangnya yangsudah mulaiobyektifdalam me-lihat su-atu per-masalahan.

Mengenai proses demokrasi KotaBatu, ia beranggapan bahwa secaraformal atau normatif memang sudahterlaksana. Namun secara substansimasyarakat masih belum begitu me-mahami demokrasi secara utuh. “Pil-kada saja contohnya, di situ yang pa-ling banyak menentukan kemenang-an adalah uang. Selain itu juga masihbanyak berkeliaran makelar politik,”cetusnya.

Berkaitan dengan topik fasilitasumum di Kota Batu, Agus meng-ungkapkan bahwa konsep tata ruangKota Batu masih belum bagus. Iamenilai salah satu faktornya karenamasih banyak fasilitas umum sertagedung-gedung pelayanan publikyang lokasinya masih terpencar-pencar dan jauh dari pusat kota. Na-mun menurutnya, hal tersebut me-mang bukan semata-mata kesalahanPemerintah Kota Batu, akan tetapiseluruh masyarakat batu juga turutbertanggung jawab dalam melakukankontrol terhadap kinerja pemerin-tahan. Selama ini kontrol terhadappemerintahan, menurutnya, masihkurang. Hal itu bisa dipahami karenasumberdaya manusia yang ada diBatu masih perlu untuk dikembang-

Agus Santoso

Mencintai KebudayaanBangsa Sendiri

EDISI LI/APRIL/2010

kan. Karenanya ia mengusulkan agarfasilitas umum yang perlu diperbaikiterlebih dahulu adalah yang berkaitandengan sektor pendidikan. “Selainfasilitas pendidikan yang tidak kalahpenting adalah fasilitas atau gedung-gedung balai latihan kerja,” tegasnya.

Sosok bapak yang satu ini memangmemiliki kedekatan khusus dengankebudayaan Jawa. Bahkan karena ke-dekatan dan kecintaannya tersebut, iatidak malu menunjukan identitasnyasebagai orang Jawa dengan men-genakan (pengikat kepala khasjawa). Menurutnya itu tidakada bedanya

. maupun kopiah sama-sama sebagai alat penutup kepala.

Selain itu, pria lulusan Fakultas Tek-nik Universitas Islam Malang ini jugagemar mengoleksi lagu-lagu gendingJawa maupun lagu jaran kepang dilaptopnya. Ia mengakui kalau ke-gemarannya terhadap budaya Jawabukanlah merupakan turunan ataupundiperkenalkan oleh orang tuanya. Jiwaitu muncul dengan sendirinya seiringd e n g a n k e b i a s a a n n y a m e l i h a tkekentalan budaya Jawa ketika seringke Magetan yang merupakan tempatkelahiran ayahnya.

Ia bercita-cita suatu saat nanti Kota

udhengudheng

dengan kopiah atau song-kok Udheng

Page 15: EDISI 51

15SAPAsosok

Batu mempunyai taman hiburan rakyatyang di dalamnya terdapat bermacam-macam hiburan dengan warna kebuda-yaan Jawa, antara lain reog, ludruk,jaranan, tayub, ketoprak dan lainnyayang bisa didapatkan dengan biaya

yang sangat murah. “Karena kita tahusaat ini untuk memperoleh hiburansaja membutuhkan biaya mahal,”terang pria yang ternyata juga hobimemancing ini.

Sebuah cita-cita yang patut untuk

diapresiasi karena tidak banyak orangyang masih mencintai kebudayaanbangsanya sendiri, budaya dimanamereka hidup dan dibesarkan. Lebihparah lagi generasi muda saat ini justrulebih bangga dengan budaya bangsalain, dan tidak jarang mereka malumengakui budaya nenek moyangnya.Agus bisa menjadi contoh yang baikbuat masyarakat, khususnya generasimuda, agar lebih mencintai budayamereka dilahirkan dan dibesarkan.Seperti kata pepatah, dimana bumipijak disitu langit dijunjung.

Sekolah Demokrasi VI dan VII

Penerbitan Newsletter Edisi LII

Talkshow Televisi VI dan VII

Talkshow Radio IX dan X

Analisis Sosial I

Coaching Peserta Sekolah Demokrasi

AGENDA MEI 2010 SIMPUL DEMOKRASI

POTRET PENDIDIKAN

DI KOTA WISATA BATU

Kami menerima kreativitas Anda!!Kirimkan Opini, Resensi, serta karikatur

ke: [email protected]

Kami Hanya Memberitakan Kebenaran

EDISI MEI

KUNJUNGI WEBSITE PROGRAM SEKOLAH DEMOKRASI KOTA BATUHANYA DI WWW.SIMPULDEMOKRASI.COM

EDISI LI/APRIL/2010

Page 16: EDISI 51

16 GALERIkegiatan

COACHINGpesertaSEKOLAHdemokrasi

TALKSHOWtelevisi