EDISI 51
-
Upload
simpul-demokrasi -
Category
Documents
-
view
231 -
download
6
description
Transcript of EDISI 51
M e m b a n g u n W a c a n a K r i t i s R a k y a tSIMPUL DEMOKRASI
MENCINTAI KEBUDAYAANBANGSA SENDIRI
MENGURAI KEMACETANDI KOTA BATU
BICARAdemokrasi . . . Hal 10
untuk masuk ke Kota Batu ada duaakses jalan utama, yaitu lewat KotaMalang dan melalui arah selatan jalurKarangploso, yaitu KabupatenMalang. dua jalan ini sering terkenakemacetan panjang yang tentunyamengganggu jalannya aktivitas sehari-hari warga sekitar.
SAPAsosok . . . Hal 14
Ia adalah Agus Santoso yang saatini berprofesi sebagai guru di SMKBrawijaya, Batu. Jiwa sosialnyasudah tertanam ketika ia aktifbergelut dalam banyak organisasisemasa masih menjadi maha-siswa.
MEJAredaksi
KUALITAS PELAYANANPUBLIKLAPORANutama
MENGURAI PROBLEMKEMACETAN DI KOTABATU
RESENSIdemokrasi
...DAERAH DI ERA OTONOMIHal 2
Hal 3
... PERTAMAPROGRESSreport
Hal 8
...PENGELOLAAN SARANATRANSPORTASI
BICARAdemokrasi
...Buku ini menjelaskan teori dan aplikasi mana-jemen pembangunan daerah, dengan memberikancontoh manajemen pembangunan daerah diKabupaten Hulu Sungai Selatan.
Hal 7
...Pekerjaan rumah kita pada wilayah transportasimasih begitu banyak.
Hal 11
GELIAT “BANTENGANNUSWANTARA” WARISANBUDAYA LELUHUR
JELAJAHmalang
SUButama
SERIUSKAH PEMKOT BATUDALAM MENYEDIAKANAKSES JALAN?
GALERIkegiatan
Hal 12
Hal 3
Hal 16
EDISI LI/APRIL/2010
Mengurai Problem Kemacetandi Kota Batu
Mengurai Problem Kemacetandi Kota Batu
MEJAredaksi2
EDISI LI/APRIL/2010
INFRASTRUKTUR berupa jalansangat penting bagi sebuah dae-rah. Kota Batu dengan berbagai
potensi alamnya sangat diminati in-vestor dan wisatawan. Namun ken-yataannya akses menuju Kota Batusering mengalami kemacetan yangtidak terhindarkan. Misalnya perma-salahan kualitas jalan yang banyakmenyebabkan kecelakaan di jalanraya. Menghadapi hal itu, Pemerin-tah Kota Batu dituntut keseriusan-nya dalam menyediakan sarana danprasarana transportasi yang ber-kualitas bagi masyarakat.
Ada jalur alternatif selain jalurutama menuju Kota Batu. Misalnyajalur yang menuju Batu Night Spec-tacular (BNS) melewati Dadaprejo.Namun kondisinya masih mengenas-kan. Jalur itu masih sangat minim fa-silitas penerangan sehingga padamalam hari gelap gulita. Orang akanberpikir dua kali bila melewati jalanitu. Begitu pula jalur dari Karang-ploso menuju Bumiaji yang masihsempit dan banyak jalan berlubang.Tidak sedikit yang mengalami ke-rugian akibat kualitas jalan yang bu-ruk.
Bappeda Kota Batu memangsudah merencanakan jauh hari,namun realisasinya hingga kini belumtampak. Dengan dalih kekurangananggaran, jalur alternatif itu masihbelum mendapatkan sentuhan mak-simal.
Newsletter Simpul DemokrasiEdisi LI April ini akan memaparkanpermasalahan kondisi fasilitasumum di Kota Batu. Berbagai pan-dangan dikemukakan sebagai ba-gian dari upaya untuk mendiskusikanlebih jauh tentang pengembanganKota Batu sebagai Kota Wisatasesungguhnya. Pada akhirnya mas-yarakat pun berharap agar ada per-baikan-perbaikan yang optimaldalam hal penyediaan pelayananpublik yang berkualitas.
Liputan lainnya mengenai Fes-tival Bantengan kami tampilkandalam edisi kali ini untuk memper-kaya informasi dan pengetahuan kitatentang kesenian yang perlu diles-tarikan. Juga beragam opini sebagaibagian dari sumbangsih wacanaperbaikan kualitas pelayanan publikyang ada.
Selamat membaca!
Peningkatan Kualitas Pelayanan Publik
PENANGGUNG JAWAB:
PEMIMPIN REDAKSI: SEKRETARIS
REDAKSI:
KOORDINATOR PROGRAM SEKOLAH DEMOKRASI
M NURUN NAJIBSYAMSUD DHUHA
DEWAN REDAKSI:
REPORTER:
TATA ARTISTIK:
ALAMAT REDAKSI:
WEBSITE: EMAIL:
SAIFUL ARIF, LEVI RIANSYAH, HAPPY BUDI FEBRIASIH,SUTOMO E PUTRO
IDEN ROBERT ULUM, AHMADYAZID, HALIK KUSUMA, JAMALUDDIN IWAN IRAWAN W.
PONDOK ABM PERMAI JL. MANUNGGAL KAV. A3MOJOLANGU LOWOKWARU MALANG JAWA TIMUR 65142 TELP/FAX 0341-472473. http://[email protected]
Untuk mendapatkan Newsletter Simpul Demokrasi (NSD) secara gratis setiap bulan, silakan kirim SMS berisi nama terang dan alamat anda ataulembaga/komunitas ke 081-333-013-169 (Syamsud Dhuha). Atau anda dapat mendowload gratis di www.issuu.com/sekolahdemokrasi , atau emailkami. Redaksi menerima kiriman artikel/opini atau resensi buku atau film. Ditulis dengan lugas kurang lebih 5000 karakter. Tulisan dapat juga dikirimke email: [email protected]
Merupakan media informasi-sosialisasi demokrasi yangditerbitkan setiap bulan oleh Public Policy Analysis andCommunity Development Studies (PLaCIDS) Averroes danKomunitas Indonesia untuk Demokrasi (KID) dalam ProgramSekolah Demokrasi di Kota Batu
SIMPUL DEMOKRASI
LAPORANutama 3
HAL ini semakin memberikanbanyak pilihan bagi wisata-wan yang ingin berlibur di
kota kecil yang baru berusia 9 tahunini. Sejak masih menjadi kota adminis-tratif, Batu memang diproyeksikansebagai kawasan wisata. Terlebih saatkepemimpinan Walikota Edi Rumpo-ko, sektor wisata benar-benar digenjotsebagai prioritas pembanguna. Takmengherankan jika Batu dari hari kehari semakin ramai dikunjungi wisata-wan. Menurut catatan yang ada di di-nas pariwisata, kunjungan wisata pada2009 mencapai angka 4.000.000wisatawan, jauh melampaui angkayang ditargetkan, yakni 250.000 kun-jungan.
Pengembangan sektor pariwisatadi Batu tentu saja sebanding dengan
perkembangan arus mobilitas trans-portasi di Kota Batu. Akibatnya masa-lah kemacetan jalan raya menuju KotaBatu muncul sebagai problem yang se-rius. Masalah kemacetan di Kota Batudalam dua tahun terakhir memangcukup meresahkan. AKP Eny PrihatinRustam, Kasat Lantas Polresta Batumenyatakan bahwa ada dua titik kema-cetan yang memerlukan penangananserius, khususnya menjelang akhirpekan atau hari libur. Pertama adalahdi sekitar pertigaan Junrejo yang men-jadi pertemuan jalan dari arah Singo-sari (Surabaya), arah Kota Malang danarah Kota Batu. Kedua adalah di kawa-san Payung, pintu gerbang Kota Batudari arah Jombang dan Kediri.
D a l a m m e n g e l o l a p r o b l e mkemacetan ini , antis ipasi yang
Mengurai Problem Kemacetandi Kota Batu
Di Jawa Timur, Kota Batu merupakan salah satu daerah tujuan wisata yang cukup populer. Selain ditunjangdengan alam pegunungan yang mempesona, di wilayah ini telah dikembangkan beberapa wisata hiburanmodern seperti Jatim Park, (BNS) dan Museum Satwa (Jatim Park II).Batu Night Spectacular
EDISI LI/APRIL/2010
LAPORANutama4
EDISI LI/APRIL/2010
di lakukan Eny adalah denganmenerjunkan satuannya di berbagaiperempatan dan pertigaan untukmembantu mengatur kelancaran lalulintas. Selain itu, problem kemacetandi hari-hari khusus juga sedikitterbantu dengan keberadaan rambujalan yang memberikan informasi jalanalternatif. “Kalau kita melintasiperempatan alun-alun menuju Cangar,kita akan mendapati rambu jalanalternatif ke Surabaya. Dari situ
pengguna yang ingin ke Surabaya bisamengambil jalan itu. Jalan itumemotong kompas dari arah Bumiajilangsung tembus pertigaan Karang-ploso,” terang Eny.
Ir. Tri Wedap Sabardi mencermatibahwa kemacetan beberapa jalanutama menuju pusat kota hanya bisadiatasi dengan membuat jalur-jaluralternatif. Dalam pengakuannya,Bappeda Kota Batu sudah mengkoor-dinasikan rencana tersebut dengan
beberapa dinas terkait namunmemang belum bisa direalisasikan.Saat ditemui diKantor Bappeda, Kabid PerencanaanSarana dan Prasana ini menilai bahwabeberapa jalur alternatif yang diamaksud bukanlah jalur baru. Jaluralternatif yang akan dikembangkan,se-lama ini sudah difungsikan olehumum, misalnya jalur Oro Oro Ombo.Jalur ini menghubungkan KotaMalang dan Kota Batu lewat selatan.Meskipun jalur tersebut belum meme-nuhi standar, namun telah banyakdipergunakan sebagai jalur alternatifmenuju Kota Batu.
Selain jalur selatan, jalur yang akandikembangkan adalah jalur lingkarutara dan lingkar selatan dan jalur ling-kar barat. Tri Wedap menambahkanbahwa kemacetan jalan menuju KotaBatu juga disebabkan oleh keberada-an kendaraan muatan berat yangmelintasi Kota Batu. Karenanya jalur
Simpul Demokrasi
SEIRING dengan berjalannya
waktu, Kota Batu mengalami
perkembangan yang cukup
pesat. Letak geografis yang strategis
serta potensi alam yang kaya men-
jadikan kota yang biasa disebut kota
wisata ini menjelma menjadi kota
tujuan bagi wisatawan. Berbagai ma-
cam wisata alam maupun buatan ter-
sedia di kota dingin ini. Cukup ber-
alasan ketika kota ini memiliki daya
tarik tersendiri bagi wisatawan
domestik maupun mancanegara un-
tuk mengunjungi kota ini.
Sebagai kota tujuan wisata, sudah
seharusnya Batu memiliki infrastruk-
tur yang memadai, khususnya ber-
kenaan dengan akses jalan. Jalan raya
merupakan fasilitas umum yang
peranannya sangat vital dalam mem-
perlancar mobilitas dan arus trans-
portasi. Namun kondisi infrastruktur
jalan di Kota Batu nampaknya belum
cukup memadai. Jalan raya yang tidak
layak menjadi salah satu penyebab
Seriuskah Pemkot Batu dalamMenyediakan Akses Jalan?Laporan: Akhmad Yazid
5
EDISI LI/APRIL/2010
LAPORANutama
alternatif tersebut diharapkan salahsatunya juga akan menjadi jalur khu-sus bagi kendaraan muatan berat.
Jika memang sudah ada konseppengembangan jalur alternatif, meng-apa Pemerintah Kota Batu tidak se-gera merealisasikan? Pihak Bappedamengakui bahwa pengembangan ja-lan alternatif sebenarnya sudah ma-suk dalam draf rekomendasi Musren-bang Kota Batu 2010. Menurut TriWedap, untuk merealisasikan reko-mendasi tersebut membutuhkan da-na yang tidak sedikit. Selain itu, pem-buatan jalur ini menjadi kewenanganPemerintah Provinsi Jawa Timur.Selain perlu melibatkan dinas terkaitdi Kota Batu dan berbagai instansiyang lebih tinggi, realisasi jalur-jaluralternatif tersebut juga memerlukanpersetujuan dan partisipasi darimasyarakat. Wedap menyadari bahwapembangunan di era demokrasi harussedikit melelahkan di level perencana-an karena perlu mendapatkan
terjadinya kemacetan, kecelakaan,
dan kerusakan jalan. Kondisi tersebut
membuat resah pengguna jalan,
warga sekitar, dan tentunya juga ber-
pengaruh terhadap pertumbuhan
ekonomi di Kota Batu.
Ketidaklayakan jalan raya ini, salah
satunya terjadi di jalan raya Karang-
ploso arah menuju Kota Batu. Seperti
yang diungkapkan oleh Sutomo
bahwa kondisi jalan antara Karang-
ploso sampai Giripurno cukup
memprihatinkan dikarena-
kan lebar jalan yang sangat
sempit dan banyak bagian
jalan yang berlubang. Pada-
hal menurut sopir angkot
jurusan Karangploso, Batu,
Giripurno ini, jalan tersebut
merupakan jalan alternatif
menuju Kota Batu. Jalan ini
sudah lama digunakan ken-
daraan-kendaraan besar,
misalnya truk pengangkut
s a y u r - s a y u r a n
juga bus antar kota dalam
provinsi yang mengantar-
kan wisatawan menuju
Kota Batu.
Sutomo yang kini men-
jadi penasihat Paguyuban
Pengemudi Karangploso,
Giripurno, Batu (PPKGB) ini
menambahkan bahwa jika
kualitas jalan tidak segera
diperbaiki akan sangat
membahayakan pengguna
jalan. Dia menyatakan, “Titik yang
cukup rawan berada di Jurang-susuh
(perbatasan Kabupaten Malang
dengan Kota Batu). Di daerah ini '
ada jurang di kanan kiri jalan. Itu sangat
membahayakan keselamatan peng-
guna jalan sebab jalannya terlalu
sempit.”
Tidak jarang pengguna jalan
mengalami kerugian akibat jalan yang
berlubang. Salah satunya yang dialami
Tarjo, seorang sopir truk yang sempat
diwawancara . Tarjoz
kan
Simpul Demokrasi
LAPORANutama6
EDISI LI/APRIL/2010
persetujuan dari masyarakat.Pada pertengahan 2009 yang lalu
memang sempat terjadi polemik ten-tang pembuatan Jalur Lingkar Sela-tan (JLS) Kota Batu yang melewatiJunrejo dan Oro Oro Ombo. Skemarenzcana pelebaran jalan tersebutmemberikan dua skenario yang harusdipilih. Skenario pertama, pelebarandilakukan hanya 0.5-1 m denganmelakukan optimalisasi jalan yangsudah ada. Adapun skenario keduadi lakukan dengan melakukanpelebaran jalan sampai 2 m denganmengorbankan pepohonan di pinggirjalan. Budi Santoso, Kepala Dinas BinaMarga saat itu ingin menjalankanskenario kedua dengan harapan, jalurtersebut akan mampu menjadi solusiatas problem kemacetan dari arahMalang. Namun rencana tersebutmendapatkan penolakan keras darimasyarakat setempat. Penolakantersebut muncul karena realisasi ren-
cana tersebut mau tidak mau harusdiiringi dengan penebangan ratusanpohon yang ada di sepanjang jalanOro Oro Ombo. Selain itu, penolakantersebut dikarenakan warga setem-pat mensinyalir Pemkot hanya me-layani pihak-pihak tertentu, yakni pi-hak yang memiliki aset berupa obyekwisata di kawasan Oro Oro Ombo.Akibat kerasnya penolakan tersebut,pengembangan jalur selatan dijalan-kan dengan memilih skenario dua,yakni optimalisasi jalan desa yangsudah ada tanpa harus melakukan
penebangan pohon.Informasi terakhir dari Bappeda
menyebutkan bahwa pada 2010 inipengembangan ketiga jalur alternatifyang disebut di atas akan segeradirealisasikan secara bertahap. Awaltahun lalu, pihak Provinsi sudah me-lakukan survey atas rencana pengem-bangan pariwisata di Kota Batu, terma-suk melihat problem transportasi diKota Batu. Pihak Bappeda menarget-kan akan menyelesaikan jalan lingkarselatan, jalan lingkar utara dan jalanlingkar barat sebagai jalan alternatifmenuju Kota Batu sebelum 2012 ber-tepatan dengan masa berakhirnyaperiode kepemimpinan walikota Batu.
menceritakan bagaimana as roda
truknya dua kali putus dikarenakan
jalan di kawasan ini banyak yang
berlubang. Hal itu menjadikan sopir
truk sayur ini mengalami kerugian,
akibat kerusakan pada kendaraannya.
Apakah selama ini pihak Binamarga
Kota Batu tidak peduli terhadap
kenyamanan pengguna jalan di jalur
tersebut? Bapak empat anak ini
menyatakan “Sebenarnya sudah
pernah dilakukan upaya oleh pemeri-
ntah Kota Batu untuk memperbaiki
jalan. Namun perbaikan jalan tersebut
tidak serius, Mas. Sebab yang dilaku-
kan hanyalah penambalan jalan. Tidak
sampai tiga minggu jalan perbaikan
tersebut kembali berlubang.”
Selain itu, kelayakan jalan
seyogyanya mempertimbangkan
hidronase yang baik sehingga tidak
mempercepat kerusakan jalan.
“Permasalahan banjir yang ada di sini
juga disebabkan jalan yang sempit
dengan tidak disertai aliran air di
samping kiri dan kanan jalan. Hal ini
berdampak kebanjiran rumah warga
sekitar pada musim hujan,” tutur
Suwarno, seorang warga asal Giri-
purno.
Jalur Karangploso memang
cukup potensial untuk diproyeksikan
sebagai jalan alternatif. Selain
masalah kualitas jalan, satu hal yang
dianggap sedikit mengganggu adalah
keberadaan pasar Karangploso di
jalur tersebut. Keberadaan pasar ini
tentu saja sedikit banyak menggang-
gu posisi jalur ini sebagai jalur
alternatif. Di setiap pagi, sepanjang
jalan dipenuhi orang-orang yang ingin
bertransaksi di pasar ini, baik penjual
maupun pembeli. Pasar Karangploso ini
berada tepat di pinggir jalan dan
bersebelahan dengan terminal
Karangploso. Di titik ini pada jam-jam
tertentu jalanan menjadi sangat padat
bahkan tak jarang sampai terjadi
kemacetan. Nampaknya jalan raya
sebagai akses untuk menghubung-kan
kota serta menjadi fasilitas umum harus
menjadi fokus perhatian ter-sendiri
oleh dinas terkait di Kota Batu.
Lanjutan Hal 5...Problem Kemacetan
7RESENSIdemokrasi
EDISI L/MARET/2010
SENTRALISASI kekuasaan masih melekat diIndonesia. Ujung tombak kesejahteraan masyarakatdi daerah adalah pemerintah daerah. Namun
pemerintah daerah sering merasa dikerdilkan fungsinyaoleh sistem pemerintahan yang sentralistik.
Era reformasi menginginkan perubahan sistempemerintahan dari sentralistik ke sistem otonomi. Oto-nomi daerah memberi ruang bagi kemandirian daerah olehkarena kondisi geografis Indonesia sebagai negarakepulauan dengan populasi penduduk lebih dari 220 jutajiwa dan tersebar dari Sabang sampai Merauke (hal 5).
Otonomi daerah menjadi angin segar bagi daerahkarena bisa lebih dekat dengan masyarakat. Namun dalamperjalanannya, daerah banyak menghadapi masalah ketikakapasitas lokal belum bisa mengartikan maknasebagaimana yang dimaksudkan. Otonomi daerah sekesardiartikan limpahan wewenang politik dari pusat ke daerah.Akibatnya muncul “kerajaan-kerajaan” kecil di daerah, danini semakin menjauhkan dari tujuan dasarnya, yakni mem-berikan perubahan bagi masyarakat ke arah yang lebihbaik.
Otonomi daerah akan memudahkan pemerintahdaerah mampu mengelola daerah sesuai denganpotensinya. Dalam buku ini dijelaskan baik teori maupunaplikasi dari ilmu manajemen pembangunan daerah.Kemajuan daerah bermakna penting bagi kemajuansebuah Negara. Hal ini ditandai dengan terpenuhinyakemakmuran dan kesejahteraan bagi rakyat yang meng-huni seluruh wilayah dinegara yang bersangkutan (hal 13).Dengan adanya otonomi daerah, yang tidak bisa dihindariadalah partisipasi publik. Partisipasi memungkinkan mas-yarakat dan pemerintah mempersempit jarak yang se-lama ini memisahkan. Namun hingga kini partisipasipublik itu belum terwadahi dengan maksimal.
Ada beberapa dimensi manajemen pembangunandaerah yang dijelaskan dalam buku ini, yakni dimensikebijakan, implementasi kebijakan, perencanaan,pengawasan, etika dan politik (hal 14). Jika semua dimensidijalankan dengan beriringan satu dengan yang lain, akanmuncul potensi-potensi daerah yang akan menjadi titikawal pembangunan daerah. Misalnya melalui mus-yawarah pembangunan (musbang) tingkat desa/ kelurah-an, temu karya pembangunan tingkat kecamatan, rapatkoordinasi pembangunan kabupaten, rapat koordinasipembangunan provinsi, dan konsultasi pembangunannasional. Potensi daerah ini yang akan menjadi acuandaerah untuk membuat visi daerah, agar daerah mem-punyai tuntunan dalam menjalankan pembangunan.
Dengan adanya keterlibatan secara mental danemosional mulai dari keterlibatan perumusan kebijakan,pelaksanaan, tanggung jawab sampai pemanfaatanpembangunan akan bisa dirasakan secara merata olehmasyarakat (hal 73). Buku ini menjelaskan teori dan ap-likasi manajemen pembangunan daerah, dengan mem-berikan contoh manajemen pembangunan daerah diKabupaten Hulu Sungai Selatan. Ada kekurangan dalambuku ini yakni pembanding daerah yang gagal mengeloladaerah. Buku ini cukup baik untuk dijadikan sebagaireferensi bagi daerah-daerah dalam rangka mengelolapembangunan daerah secara sistematis dan terencanadengan baik.
*Peresensi adalah keluarga besar averroes community
Manajemen MembangunDaerah di Era Otonomi
Judul : Manajemen Pembangunan daerah ( teori dan
Aplikasi)
Penulis : Dr. H.M Safi'i, M.Si
Tahun/Tebal : 2010/146 hlm
Penerbit : Averroes Press
Peresensi : Syamsud Dhuha *
Buku ini menjelaskan teori dan aplikasi manajemen
pembangunan daerah, dengan memberikan contoh
manajemen pembangunan daerah di Kabupaten Hulu
Sungai Selatan.
EDISI LI/APRIL/2010
Dinamika Sekolah Demokrasi Kuartal Pertama
Sampai dengan kuartal pertama Program Sekolah Demokrasi Kota Batusudah cukup banyak melakukan kegiatan. Kami patut bersyukur karenasejauh ini semua kegiatan bisa dijalankan secara lancar. Di antara kegiatanyang sudah dilakukan adalah sebagai berikut.
Talkshow TV Gardu Demokrasi. Kegiatan ini dilakukan pada Kamis, 4Maret 2010 pukul 16.00-17.00 WIB . Temanya adalah prospek danprospektif desa wisata di Kota Batu. Kegiatan ini dijalankan oleh parapeserta Sekolah Demokrasi, antara lain Dini Ardianti, Tutik Kusmiati, SamsulHadi, Eko Yudianto, Ninik Iswahyuni, Amri Lestiono, Bambang GW, Moh.
(live)
Naseh dan Suwito Pamungkas. Salah satu pembahasan yang mengemukadi sini adalah bahwa pengembangan desa wisata dapat dilihat dari potensiwilayah dan masyarakatnya. Sedangkan hal-hal yang dikembangkan diantaranya pada sektor pertanian, perkebunan, perikanan, seni dan bu-daya. Pada Talkshaw Gardu Demokrasi minggu berikutnya, tim pelaksanabekerjasama dengan KBD (Komunitas Batu untuk Demokrasi). Kegiatan
yang dilakukan pada Kamis, 18Maret 2010 di Studio ATV pukul16.00–17.00 WIB ini mengangkattema tentang pengangguran danpenanganannya di Kota Batu. Parapenggerak pun KBD hadir, sepertiAkhsanul Khitam, Ayut EnggeliahEntoh dan Hastin Nuraini. Umumnyamereka menyatakan bahwa feno-mena pengangguran adalah masa-lah serius di setiap daerah, karena-nya sejak awal perlu adanya satupersepsi yang sama mengenaipengangguran sehingga bisaditemukan alternatif solusi yang
komprehensif.
Kamis, 11 Maret 2010 di SekretariatProgram Sekolah Demokrasi pukul08.00 – 09.00 WIB dan di Studio RRIMalang pukul 08.00 – 09.00 WIBpada Kamis, 25 Maret 2010. alamkesempatan pertama membicara-
Talkshow Radio. Kegiatan ini
dilakukan dua kali, yakni pada
D
kan topik(KDRT). Agus
Santoso, Deny Sulistyo Wardhani dariPeserta Program Sekolah Demokrasidan Aiptu Endang Irini dari Unit Per-lindungan Anak dan Perempuan KotaBatu, Polres Batu serta Salma Safitri,Ketua LSM Suara Perempuan Desa
Kampanye Anti Kekerasanterhadap Perempuan
PROGRESSreport8
EDISI LI/APRIL/2010
Kota Batu hadir mendiskusikan problem KDRT khususnya di Kota Batu.Salah satu pembahasan yang menonjol adalah lemahnya sosialisasi UUKDRT ini, sehingga walaupun sudah diundangkan mulai 2004, tapi mas-yarakat masih kurang memahami. Pada diskusi minggu berikutnya meng-angkat tema Problematika Pasar Tradisional di tengah Mengguritanya Pasar
Modern. Hadir sebagai narasumber adalah Achmad Yusni (SekretarisHimpunan Pedagang Pasar Kota Batu), Simon Purwoali (Anggota Komisi BDPRD Kota Batu), dan para peserta Sekolah Demokrasi, yakni M. DhaniRahman, Tutik Kusmiati, Samsul Hadi, Wahyunanto Harmodjo. Pesertadiskusi menegaskan agar peran pemerintah ditingkatkan dalam mem-berikan izin dan memperhatikan kesempatan bagi masyarakatnya. Salahsatu alternatifnya dengan melaksanakan UU yang berlaku, yaitu denganmemberikan jarak antara pasar tradisional dengan pasar modern.
Kegiatan rutin lain seperti Sekolah Demokrasi berjalan penuh dengandinamika. Setidaknya sampai Maret 2010 sudah berjalan pertemuan ketiga
dan menginjak pertemuan keempat.Pada kegiatan Sekolah Demokrasi
pertemuan kedua (13-14 Maret 2010)yang bertempat di sekretariatSekolah Demokrasi menghadirkannarasumber Romo Armada Riyanto,Staf pengajar Sekolah Tinggi Filsafatdan Teologi Malang dengan tema
Prof. Dr. Hariyono, GuruBesar Universitas Malang dengantema
Dalam materinya Romo Ar-mada banyak mengulas tentangfilsafat politik yang memiliki wilayahpembahasan yang luar biasa luasnya.Dalam politik terdapat perkarahukum, pemerintahan, negara,pajak, partai politik, kebijakan publik,pendidikan, pertahanan, ekonomi,sumber daya alam dan manusia,ideologi, konsep keadilan, dansegala sesuatu yang mengatakan
Sejarah Demokrasi dalam RentangPeradaban,
Dinamika Demokrasi di Indo-nesia.
tata hidup bersama. Beragam diskusi menarik dalam pembahasan topik ini.Lalu dalam kegiatan Sekolah Demokrasi pertemuan ketiga pada 27-28 Maret 2010 yang bertempat di sekretariat
Sekolah Demokrasi (Sabtu) dan di Kantor PCNU Kota Batu (Minggu) menghadirkan narasumber antara lain Dr.Priyatmoko, MA, dan KH. Hazim Sirojuddin. Juga hadir Dr. Rerep Suhardyo, MM dari perwakilan Kristen yangmerupakan Ketua Majelis GKI Kota Batu, dan Andry Dewanto Ahmad, SH dari Ketua KPU Provinsi Jawa Timur.
PROGRESSreport 9
BICARAdemokrasi10
EDISI LI/APRIL/2010
SEIRING dengan popularitasBatu sebagai daerah tujuan wi-sata baik dari dalam kota, luar
kota, provinsi, maupun luar provinsibahkan mancanegara, akhir-akhir inisering dijumpai kemacetan baik padajalan menuju maupun di dalam kotasendiri. Hal ini khususnya terjadi tiapakhir pekan ataupun saat liburan.Dengan panjang jalan lebih kurang202,800 km2, kemacetan tiap pekanitu masih sering terasa menganggu.
Bila hal ini tidak mendapatkanrespon dari pemerintah, dikhawatir-kan dalam jangka panjang akanberpengaruh pada wisatawanyang akan berl ibur ke Batu.
Wisatawan yang sebagian besarmeng
mood
gunakan kendaraan pribadibaik kendaraan roda dua atau rodaempat itu tentunya ingin menikmatiliburannya dengan nyaman. Karenaitu penyediaan maupun kebijakanpengaturan sarana transportasi yangefektif diharapkan bisa mengatasipermasalahan ini.
Seperti diketahui, untuk masuk keKota Batu ada dua akses jalan utama,yaitu lewat Kota Malang dan melaluiarah selatan jalur Karangploso, yaituKabupaten Malang. Dapat disampai-kan bahwa dua jalan ini juga yangsering terkena kemacetan panjangbila akhir pekan atau saat liburantelah tiba. Tentu saja kemacetan inijuga mengganggu jalannya aktivitas
Mengurai Kemacetandi Kota BatuLaporan: Irwan Sugiarto
Batu sebagai kota wisata menyediakan banyak tempat tujuan wisata. Kotakecil dengan berbagai macam tempat wisata ini menawarkan sekian banyakpanorama alamnya yang indah sebagai daya pemikat utama. Logisnya, untukmemberikan kemudahan wisatawan dibutuhkan kelayakan dan kenyamananakses lalu lintas.
sehari-hari warga sekitar. Ataskenyataan demikian maka dipandangperlu adanya penanganan yang tepatuntuk mengatasi permasalahankemacetan ini. Pemerintah harusberpikir cerdas agar masalah ini ter-selesaikan.
Jalan yang selalu macet pada saatliburan akan terus menjadi masalahyang tidak saja mengganggu wisata-wan yang berlibur, melainkan jugamasyarakat. Batu, dengan begitu, ha-rus segera mencari solusi akan masa-lah kemacetan ini untuk menjagawisatawan tetap nyaman ber-kunjung.
Salah satu upaya yang bisa dilaku-kan untuk mengatasi kemacetanKota Batu adalah penggunaan jalanalternatif. Misalnya, bila wisatawanmelalui Malang, maka ada jaluralternatif masuk ke arah Kota Batumelalui jalan Dadaprejo-Tlekung dimana jalan ini juga dikenal sebagaiakses masuk menuju salah satu tem-pat wisata, yaitu Batu Night Spec-tacular (BNS). Di sini sudah terlihatbagaimana upaya dari PemerintahKota Batu untuk menjadikan jalan inisebagai jalur alternatif menghindarikemacetan. Hanya saja jalan alter-natif ini masih jarang digunakan se-bagai jalur pilihan. Salah satu faktor-nya adalah karena kondisi jalan yangkurang bagus dan tidak adanyapenerangan yang memadai saat
malam hari. Jalan alternatif lainnyaadalah akses utara dari arah Mojo-kerto, yaitu melewati obyek wisataCangar. Sejauh ini jalur ini belumdimaksimalkan sebagai pilihanalternatif masuk menuju ke KotaBatu.
Pembenahan jalur alternatif harusdilakukan oleh pemerintah kotauntuk mengurai kemacetan di KotaBatu. Adanya jalan alternatif yangjarang digunakan karena kondisiyang kurang bagus dan tidak adanyapenerangan memadai, sudahsaatnya harus segera dibenahi.Langkah-langkah taktis dan stra-tegis juga harus segera dilakukanpemerintah untuk mengurai kema-cetan yang selalu timbul baik padasaat liburan maupun saat lainnya.Hal ini mutlak perlu dipikirkan untukmerealisasikan Batu sebagai kotatujuan wisata yang benar-benarnyaman untuk masyarakat.
PERSOALANNYA kini adalahbagaimana pengelolaan yangefektif di tengah kondisi di-
mana masing-masing daerah berhakmemilih dan memilah mana asetdaerahnya. Tidak jarang terjadi silatsengkarut pengelolaan antara pe-merintah provinsi (jalan pemprov),kabupaten dan kota (jalan pemerintahkabupaten dan kota). Contoh saatjalan pemprov rusak terletak diwilayah kabupaten, pemerintah kabu-paten/kota dan provinsi seringkalisaling lepas tangan. Di sisi lain, jalanantersebut menjadi sarana transportasivital pengembangan ekonomi danpemerataan kesejahteraan rakyat.
Sejauh penelusuran penulis,jalanan rusak di Kota Batu seringkalidisebut sebagai jalan provinsi yangletaknya berada di wilayah Kota Batu.Semua orang yang pernah ke Batumenuju arah Tahura Raden Suryomerasakan betapa tidak nyamannyajalanan tersebut. Sejak memutarkanroda kendaraan di wilayah Bumiajihingga Cangar acapkali jalananberlobang dan retak-retak sangatrawan menimbulkan kecelakaan. Itubelum ruas jalan lain di beberapa KotaBatu yang umumnya terbentukmengikuti struktur pegunungan.
Dalam hal ini seringkali dijumpaipenundaan perbaikan jalan karenaadanya tarik ulur status kepemilikanjalan apakah itu merupakan tang-gungjawab provinsi atau kabu-paten/kota. Sudah menjadi rahasiaumum pula bahwa perbaikan jalandan pengadaan jalan baru meng-gunakan dana yang tidak kecil. Tarikulur yang melibatkan para pengusahabesar dengan jumlah anggaran besarakan rawan memunculkan praduganegatif.
Demokratisasi, sebagaimana kitapahami, pada prinsipnya bertujuanuntuk meningkatkan kesejahteraanmasyarakat. Dalam hal pengelolaanjalan seperti ini, seharusnya persoalantarik-menarik tentang penanggung-jawab perbaikan jalan raya seharus-nya bisa diatasi dengan lebih meng-utamakan kesejahteraan rakyat se-bagai landasannya. Mekanisme koor-dinasi harus dilakukan secara efektifuntuk bisa mencapai tujuan prinsip-nya, yakni kesejahteraan rakyat.
Jelasnya pembagian kewenang-an atas pengelolaan jalan itu memangpenting, tetapi yang lebih pentingadalah pemikiran bersama untukmengutamakan penyediaan saranatransportasi publik yang memadai
Tarik Ulur PengelolaanSarana Transportasi
Nanang Wahid Zatmiko
11BICARAdemokrasi
EDISI LI/APRIL/2010
sebagai cara terbaik untuk mening-katkan kesejahteraan rakyat.
Dalam konteks ini juga harusdipertimbangkan kondisi bahwadaerah satu dengan daerah lain akansaling berhubungan baik secaraekonomi, sosial, politik dan kebuda-yaan. Dengan semakin banyaknyakendaraan dan ketergantungan mas-yarakat kepada kendaraan bermotor,tidaklah patut apabila pengelolaanjalan dilakukan setengan hati. Logikapengelolaan jalan harus benar-benarmengadopsi penguasaan kebijakanmulai hulu sampai hilir. Semua pihakberharap agar tidak lagi terjadipenundaan perbaikan jalan akibat tarikulur kepentingan.
Penulis mengajak kepada semuapihak untuk benar-benar seriusmengelola sarana transportasi jalanansecepat mungkin. Pekerjaan rumahkita pada wilayah transportasi masihbegitu banyak.
Penulis adalah Kordinator BidangAdvokasi Masyarakat di Lentera MalangRaya
Jalanan aspal dari ujung Ketapang Banyuwangi hinggaPeabuhan Merak Banten membentang sepanjang pulauJawa memberi tanda adanya masa lalu yang membentuktatanan kehidupan hari ini. Nama Daendles muncul sebagaipenggarap megaproyek jalan raya tersebut denganmengorbankan nyawa manusia yang tidak terlacakjumlahnya sekitar dua abad lalu. Kini, jalanan itu telahmemiliki cabang-cabang jalan yang membelah daerahhingga ke ujung jalan buntu. Terlepas tujuan awalnyasebagai sarana memperlancar eksploitasi, kini jalananmulus itu menjadi penting untuk merealisasikanpemerataan kesejahteraan di Republik ini.
Tim Newsletter
JELAJAHmalang12
BUDAYA adalah identitasbangsa yang wajib dijaga dandilestarikan keberadaannya.
Salah satunya Bantengan, seni bu-daya khas Jawa Timur. Pada Minggu,18 April 2010, diadakan
yangdigelar di Kota Batu. Kegiatan ini di-gagas oleh
dan diadakan se-cara rutin selama tiga tahun terakhirini. Kegiatan yang sedianya dilak-sanakan pada Maret tiap tahun sejak2008, tahun ini dilaksanakan padaApril. “Diundur satu bulan, karena pa-da Maret ada ujian sekolah,” terangAgus Riyanto, Ketua Pelaksana Fes-tival Bantengan Nuswantara.
Kegiatan ini dimulai dari StadionBrantas Kota Batu sebagai tempatstart dan check-in peserta. Tercatat85 grup kesenian Bantengan dariseluruh Jawa Timur yang mengikutifestival ini. “Bahkan lebih karena adasebagian peserta yang belum hadir,”ujar Hafidz, koordinator lapanganFestival Kesenian Bantengan Nus-wantara saat ditemui
di tenda panitia. Pada garisterlihat pula sekian puluh grupBantengan tidak hanya dari Kota Batutetapi juga dari daerah lainnya di JawaTimur, seperti Mojokerto, Jombang,Malang dan lainnya. Mereka melaku-kan persiapan untuk melakukan arak-arakan menuju garis di depankantor Pemerintah Kota Batu.
Terlihat kesibukan pada saatpersiapan dilakukanoleh para anggota grupkesenian Bantengan, diantaranya adalah me-reka yang disebut seba-gai pendekar
Mengapa disebutpendekar adalah kare-
PagelaranKesenian Bantengan Nuswantara
Kelompok Penggiat Bu-daya Nuswantara
Simpul Demo-krasi start
finish
Banteng-an –
Geliat “Bantengan Nuswantara”menjaga Warisan Budaya Leluhur
Laporan: Irwan Sugiarto
na grup Bantengan ini berasal dariperguruan-perguruan pencak silat.Mereka nampak sibuk mempersiap-kan Banteng, yaitu alat utama keseni-an Bantengan yang berbentuk hewanBanteng dengan bagian kepalabertanduk dan berwarna hitam padaseluruh anggota badannya. Bentukdan cara penggunaannya mirip Ba-rongsai. Ada pula kostum macan yangdigunakan oleh anggota grup Ban-tengan dan atau cemeti yangdigunakan oleh para pendekar yangikut mengarak Banteng nantinya.Juga suara gamelan bersahut-sahut-an.
Ada pemandangan menarik di sini.Anggota grup Bantengan itu ternyatasebagian besar adalah anak-anak
pecut
muda yang masih duduk di bangkuSMA, SMP bahkan SD. Mereka jugaturut serta melakukan persiapan untukmengikuti jalannya festival. Anak-anakini adalah bagian dari generasi mudayang masih mau melestarikan kesenianwarisan leluhur. Karena itu tidakmengherankan bila festival BantenganNuswantara ini akhirnya diundur satubulan agar para siswa yang menjadianggota grup Bantengan dapat fokusbelajar untuk menghadapi ujian.
***BAU wangi tajam kemenyan
tersebar di sekitar arena. Konon hal inimemberikan aroma mistis tersendiribagi kesenian Bantengan, sebaga-imana layaknya kesenian Jawa lainnya
EDISI LI/APRIL/2010
13JELAJAHmalang
di mana pembakaran kemenyanadalah salah satu bagian yang takterpisahkan. Menurut Mbah Budi,Ketua Grup Bantengan
, pembakaran kemenyan inidigunakan sebagai sarana untuk“pamit” dan memohon perlindungankepada leluhur agar seluruh anggotagrup selamat mulai sampai akhirkegiatan.
Perjalanan punberlanjut ikut menyusuri rute KH AgusSalim – Alun-Alun Kota Batu –Panglima Sudirman. Sepanjangperjalanan terlihat antusiasmepenonton yang memadati pinggirjalanan Kota Batu yang dilalui olehrombongan peserta festival Banten-an Nuswantara. Mereka seolah tidakmemedulikan cuaca mendung yangmenyelimuti langit Kota Batu padasiang hari itu.
Arak-arakan pemain Bantenganterlihat begitu energik bergerakdinamis tidak beraturan sampaikadang-kadang pengarak bantengyang memegangi tali yang diikatkan dikepala banteng terlihat kewalahan.Gerakan ritmis yang tidak beraturanyang dilakukan oleh para anggotaatau pendekar grup-grup Bantenganini dilakukan dalam bentuk olahkanuragan yang juga merupakan
HarimauJantan
Simpul Demokrasi
dasar dari seni pencak silat.Aroma mistis memang begitu
terasa sepanjangmengikuti jalannya kesenian ini. Parapemainnya seringkali mengalamikondisi 'kesurupan' ( ). Merekaberjalan sambil menggigit dupasembari menunjukkan wajah nanar.Walaupun demikian, mereka selaludidampingi oleh sesepuh dari grup-nya masing-masing bila kondisi'kesurupan' itu di luar kendali.
Mendung yang bergelayut dilangit Kota Batu sejak awal keberang-katan rombongan arak-arakanBantengan akhirnya menjadi hujan.Tetapi hujan ini tidak menyurutkanlangkah satu pun grup rombonganarak-arakan Bantengan. Merekatetap bersemangat melakukanperjalanan ke garis . Begitu puladengan penonton. Mereka tetapsemangat menonton dan menyorakiarak-arak bantengan.
Sesampainya di garis satuper satu rombongan grup Bantenganmenunjukkan aksi dan atraksi didepan panggung kehormatan. Di ataspanggung tampak duduk istriWalikota Batu, Dewanti Rumpokobeserta beberapa jajaran pejabatdan para undangan.
Aksi para pemain Bantengan
Simpul Demokrasi
trance
finish
finish
diiringi musik gamelan yang dimainkanoleh anggota kelompok lainnya.Mereka mulai beraksi tidak beraturan,sambil terus digoda oleh para pendekaryang berkostum macan. Hal inidilakukan agar sang Banteng terus ber-gerak. Kemudian para pendekar yangberkostum mulai melecutkancemeti-cemeti yang mereka bawa.Suaranya seperti sambaran kilat padasaat hujan. Berkal i -kal i panit iamengingatkan agar penonton munduragak jauh dari arena agar tidak men-ganggu atraksi yang berlangsung.
Ditemui di garis, Ketua Panitia Festival Bantengan
Nuswantara, Agus Riyanto, menyata-kan acara ini adalah festival tahunanyang diadakan secara mandiri olehKomunitas Penggiat Budaya Nuswan-tara. Ia pun menyatakan hanya sedikitsekali bantuan dari Pemerintah KotaBatu untuk kegiatan ini. “Danadikumpulkan melalui swadaya anggotakomunitas dan sponsor,“ ujar senimanyang mempunyai panggilan akrab AgusTubrun ini. “Katanya kota wisata tapikok tidak memperhatikan seni budayayang ada di kotanya sendiri,” terangCak Tubrun yang juga membina grupBantengan Jaya Sakti dan GengBanteng ini.
Kenyataan ini ironis mengingat Batuyang menyatakan diri sebagai KotaWisata ternyata tidak maksimal dalammemberikan perhatian yang lebih ataskegiatan yang sudah dilakukan tigatahun berturut-turut ini.
warok
Simpul Demokrasifinish
EDISI LI/APRIL/2010
SAPAsosok14
EDISI kali iniakan memperkenalkan sosokyang aktif dalam berbagai ke-
giatan sosial. Ia adalah Agus Santosoyang saat ini berprofesi sebagai gurudi SMK Brawijaya, Batu. Jiwa sosialnyasudah tertanam ketika ia aktif bergelutdalam banyak organisasi semasamasih menjadi mahasiswa.
Hingga saat ini pria berumur 38tahun ini masih tetap aktif dalampelbagai organisasi sosial kemasya-rakatan. Salah satunya ditunjukandengan aktivitasnya sebagai ketuapaguyuban PKL dan usaha kecil ber-nama MANDIRI. Fokus perhatian dankonsentrasi MANDIRI adalah melaku-kan advokasi terhadap usaha-usahakecil dan PKL di Batu yang saat inisudah mempunyai 650 anggota.
Pada periode kali ini dia juga me-rupakan peserta Sekolah Demokrasi.Keramahan pria ini tampak saatditemui di sela-selaacara sekolah. Motivasinya mengikutiProgram Sekolah Demokrasi adalahuntuk menuntut ilmu. Menurutnya,sampai kapan pun, dimana pun manu-sia diwajibkan untuk menuntut ilmu.Yang paling penting, tegasnya, ilmutersebut harus bermanfaat buat mas-yarakat dan lingkungan sekitar. Iaingin pengetahuannya tentang demo-krasi bertambah dengan megikutiprogram ini. “Karena selama ini pen-getahuan saya tentang demokrasihanya sebatas pada urusan pilih me-milih, dan ternyata memang tidak se-batas itu,” ungkap pria yang memilikidua anak ini.
Ia mengakui banyak yang sudahdidapatkan selama mengikuti SekolahDemokrasi. “Dulu saya seperti katakdalam tempurung, tapi sekarang sayamenyadari bahwa dunia itu sangat
Simpul Demokrasi
Simpul Demokrasi
luas,” katanya. Ia mengakuimemiliki karakter keras dantemperamental, dan kiniia menyadari sedikit de-mi sedikit sudah mulailuntur. Begitu jugadengan cara pan-dangnya yangsudah mulaiobyektifdalam me-lihat su-atu per-masalahan.
Mengenai proses demokrasi KotaBatu, ia beranggapan bahwa secaraformal atau normatif memang sudahterlaksana. Namun secara substansimasyarakat masih belum begitu me-mahami demokrasi secara utuh. “Pil-kada saja contohnya, di situ yang pa-ling banyak menentukan kemenang-an adalah uang. Selain itu juga masihbanyak berkeliaran makelar politik,”cetusnya.
Berkaitan dengan topik fasilitasumum di Kota Batu, Agus meng-ungkapkan bahwa konsep tata ruangKota Batu masih belum bagus. Iamenilai salah satu faktornya karenamasih banyak fasilitas umum sertagedung-gedung pelayanan publikyang lokasinya masih terpencar-pencar dan jauh dari pusat kota. Na-mun menurutnya, hal tersebut me-mang bukan semata-mata kesalahanPemerintah Kota Batu, akan tetapiseluruh masyarakat batu juga turutbertanggung jawab dalam melakukankontrol terhadap kinerja pemerin-tahan. Selama ini kontrol terhadappemerintahan, menurutnya, masihkurang. Hal itu bisa dipahami karenasumberdaya manusia yang ada diBatu masih perlu untuk dikembang-
Agus Santoso
Mencintai KebudayaanBangsa Sendiri
EDISI LI/APRIL/2010
kan. Karenanya ia mengusulkan agarfasilitas umum yang perlu diperbaikiterlebih dahulu adalah yang berkaitandengan sektor pendidikan. “Selainfasilitas pendidikan yang tidak kalahpenting adalah fasilitas atau gedung-gedung balai latihan kerja,” tegasnya.
Sosok bapak yang satu ini memangmemiliki kedekatan khusus dengankebudayaan Jawa. Bahkan karena ke-dekatan dan kecintaannya tersebut, iatidak malu menunjukan identitasnyasebagai orang Jawa dengan men-genakan (pengikat kepala khasjawa). Menurutnya itu tidakada bedanya
. maupun kopiah sama-sama sebagai alat penutup kepala.
Selain itu, pria lulusan Fakultas Tek-nik Universitas Islam Malang ini jugagemar mengoleksi lagu-lagu gendingJawa maupun lagu jaran kepang dilaptopnya. Ia mengakui kalau ke-gemarannya terhadap budaya Jawabukanlah merupakan turunan ataupundiperkenalkan oleh orang tuanya. Jiwaitu muncul dengan sendirinya seiringd e n g a n k e b i a s a a n n y a m e l i h a tkekentalan budaya Jawa ketika seringke Magetan yang merupakan tempatkelahiran ayahnya.
Ia bercita-cita suatu saat nanti Kota
udhengudheng
dengan kopiah atau song-kok Udheng
15SAPAsosok
Batu mempunyai taman hiburan rakyatyang di dalamnya terdapat bermacam-macam hiburan dengan warna kebuda-yaan Jawa, antara lain reog, ludruk,jaranan, tayub, ketoprak dan lainnyayang bisa didapatkan dengan biaya
yang sangat murah. “Karena kita tahusaat ini untuk memperoleh hiburansaja membutuhkan biaya mahal,”terang pria yang ternyata juga hobimemancing ini.
Sebuah cita-cita yang patut untuk
diapresiasi karena tidak banyak orangyang masih mencintai kebudayaanbangsanya sendiri, budaya dimanamereka hidup dan dibesarkan. Lebihparah lagi generasi muda saat ini justrulebih bangga dengan budaya bangsalain, dan tidak jarang mereka malumengakui budaya nenek moyangnya.Agus bisa menjadi contoh yang baikbuat masyarakat, khususnya generasimuda, agar lebih mencintai budayamereka dilahirkan dan dibesarkan.Seperti kata pepatah, dimana bumipijak disitu langit dijunjung.
Sekolah Demokrasi VI dan VII
Penerbitan Newsletter Edisi LII
Talkshow Televisi VI dan VII
Talkshow Radio IX dan X
Analisis Sosial I
Coaching Peserta Sekolah Demokrasi
AGENDA MEI 2010 SIMPUL DEMOKRASI
POTRET PENDIDIKAN
DI KOTA WISATA BATU
Kami menerima kreativitas Anda!!Kirimkan Opini, Resensi, serta karikatur
Kami Hanya Memberitakan Kebenaran
EDISI MEI
KUNJUNGI WEBSITE PROGRAM SEKOLAH DEMOKRASI KOTA BATUHANYA DI WWW.SIMPULDEMOKRASI.COM
EDISI LI/APRIL/2010
16 GALERIkegiatan
COACHINGpesertaSEKOLAHdemokrasi
TALKSHOWtelevisi