Edisi 4 Mitra

24
LE 2,00 Aktualita Edisi IV Th. XX 24 April –24 Mai 2013 Tari Indang Hoyak Shalah Kamil Oleh : Abdul Rahman Taufiq Ahad (21/04/2013) auditorium Shalih Kamil dipenuhi oleh warga KMM Mesir. Ke- hadiran warga Minangkabau yang ada di bumi Kinanah ini bertujuan untuk menjalin kembali tali silaturrahmi sesama warga dan juga menyaksikan penampilan-penampilan budaya minangkabau dan mencicipi bazar makanan khas Minang dalam acara Alek Gadang KMM Mesir dan Grand Closing HUT KMM Mesir ke-56. Acara yang per- tama kali diadakan dalam sejarah perjalanan KMM Mesir ini juga dihadiri Duta Besar Republik Indonesia untuk Mesir yang dalam hal ini diwakili oleh Atase Pendidikan dan Kebudayaan KBRI Kairo Bapak Dr. Fahmy Lukman dan Presiden PPMI Mesir Jamiel Abdul Lathif. Tema yang diangkatkan dalam acara ini adalah mahimpun nan taserak, basamo mambangkik batang tarandam. Seperti yang dijelaskan oleh ketua panitia, acara ini ber- tujuan untuk mengumpulkan seluruh warga KMM Mesir yang tersebar di penjuru bumi kinanah ini, terbukti hadir dalam acara ini warga KMM Mesir yang tinggal di dalam kota Kairo dan di luar kota Kairo yaitu dari Zaqaziq dan lain lain. Dan juga dalam acara ini bisa membangkitkan bakat-bakat warga KMM Mesir yang selama ini terpendam. Acara yang dimulai pukul 19:30 ini di awali dengan pembacaan Alquran oleh Muham- mad Raihan Mustaqim, kemudian dilanjut- kan dengan penampilan Tari Pasambahan oleh Tim Tari Pasambahan KMM Mesir dan pemutaran film dokumenter sejarah KMM Selengkapnya hal 17

Transcript of Edisi 4 Mitra

Page 1: Edisi 4 Mitra

LE 2,00

Aktualita

Edisi IV Th. XX 24 April –24 Mai 2013

Tari Indang Hoyak Shalah Kamil

Oleh : Abdul Rahman Taufiq

Ahad (21/04/2013) auditorium Shalih Kamil

dipenuhi oleh warga KMM Mesir. Ke-

hadiran warga Minangkabau yang ada di

bumi Kinanah ini bertujuan untuk menjalin

kembali tali silaturrahmi sesama warga dan

juga menyaksikan penampilan-penampilan

budaya minangkabau dan mencicipi bazar

makanan khas Minang dalam acara Alek

Gadang KMM Mesir dan Grand Closing

HUT KMM Mesir ke-56. Acara yang per-

tama kali diadakan dalam sejarah perjalanan

KMM Mesir ini juga dihadiri Duta Besar

Republik Indonesia untuk Mesir yang dalam

hal ini diwakili oleh Atase Pendidikan dan

Kebudayaan KBRI Kairo Bapak Dr. Fahmy

Lukman dan Presiden PPMI Mesir Jamiel

Abdul Lathif.

Tema yang diangkatkan dalam acara ini

adalah mahimpun nan taserak, basamo

mambangkik batang tarandam. Seperti yang

dijelaskan oleh ketua panitia, acara ini ber-

tujuan untuk mengumpulkan seluruh warga

KMM Mesir yang tersebar di penjuru bumi

kinanah ini, terbukti hadir dalam acara ini

warga KMM Mesir yang tinggal di dalam

kota Kairo dan di luar kota Kairo yaitu dari

Zaqaziq dan lain lain. Dan juga dalam acara

ini bisa membangkitkan bakat-bakat warga

KMM Mesir yang selama ini terpendam.

Acara yang dimulai pukul 19:30 ini di awali

dengan pembacaan Alquran oleh Muham-

mad Raihan Mustaqim, kemudian dilanjut-

kan dengan penampilan Tari Pasambahan

oleh Tim Tari Pasambahan KMM Mesir dan

pemutaran film dokumenter sejarah KMM

Selengkapnya hal 17

Page 2: Edisi 4 Mitra

“Militan, Inovatif, Terarah, Rancak, dan Aktual”

Edisi IV Th. XX 24 April –24 Mai 2013 2

Bismillahirrahmanirrahim

Alhamdulillahirabbillamin. Segala puji bagi Allah atas lim-pahan rahmat dan karunia-Nya yang tak bertepi, menun-dukkan alam ini dan isinya hanya untuk manusia. Shalawat dan Salam marilah selalu kita doakan akan tercu-rahkan buat pemimpin umat, Nabi Muhammad Saw. Berkat kegigihan, semangat, dan keteladan yang beliau con-tohkan, kita bisa menikmati indahnya cahaya kehidupan saat ini. Beberapa waktu yang lalu, Perserikatan Bangsa-Bangsa mengeluarkan ‘fatwa’ yang melarang kegiata khitan bagi perempuan. Sementara, agama Islam telah mensyari-atkannya. Lalu, bagaimanakah solusinya? Temukan ulasan menarik tentang pembahasan khitan perempuan ini di ru-bric Bahtsun. Di samping itu, Mitra juga mengangkat biografi Syekh Buthi, seorang ulama Turki yang hijrah ke Suriah dan tewas di sana saat mengisi pengajian di sebuah masjid. Selain itu, kali ini MItra juga mengangkat 2 rubrik wa-wancara sekaligus yaitu Taufiq Ismail, seorang sastrawan Minangkabau dan Humaira, salah seorang warga Minang yang saat ini berdomisili di Jerman.

Supaya Anda semua tidak makin penasaran, silakan lang-

sung lahap Mitra kali.

Selamat Menikmati!

Iftitah

Daftar Isi

Pelindung: Presiden PPMI

Penanggungjawab: Ketua KMM Mesir

Pengarah: Muhammad Zakaria Darlin

Pemimpin Redaksi: Ahwazy Anhar

Sekretaris: Muhajir Muslim

Dewan Redaksi: Boris Ahmadi Sikumbang, Imam Mursyid, Irham Amir, Muhammad Fadhlil Abrar, Muhammad Fadhli, Muhammad Irsyad, Dirga Indah Muharani, Humairah Bahar, Nisaul Mujahidah, Rahmiy Naylu Syaha-dah

Editor: Muhammad Rakhmat Alam, Zihkrul Syukri Zulkifli

Reporter: Abdul Rahman Taufiq, Bunga Shiba

Layouter & Ilustrator: Fakhry Emil Habib Al-Fatih

Sirkulasi: Alfi Hidayat

Pembantu Umum: Keluarga Pers KMM Mesir

Alamat Redaksi: Block 502 Building 8 First Settlement, New Cairo - Helwan, Egypt

Telp./HP: 202-2757821

E-mail: [email protected]

Aktualita 1

Iftitah 2

Salam Mitra 3

Risalatukum 3

Bahtsun 4

Nahrul Ilmi 5

Syakhsiyah 6

Afaq 7

Wawancara 8

Nasyathi 10

Suara DP 11

Bundo Kanduang 12

Opini 13

Wawancara 14

Tabassam 19

Lapeh Panek 20

Cerpen 21

Page 3: Edisi 4 Mitra

“Militan, Inovatif, Terarah, Rancak, dan Aktual”

Edisi IV Th. XX 24 April –24 Mai 2013 3

Assalamualaikum wr. wb. Apa kabar Sobat Mitra semua? Semoga semuanya sehat selalu ya.

Beberapa hari yang lalu, seorang sastrawan Minangkabau, Taufiq Ismail

diudang ke Mesir oleh universitas Canal Suez untuk membacakan pui-

sinya. Di sela-sela kepadannya, kru Mitra berhasil menemui dan mewa-

wancarai Taufiq Ismail secara eksklusif. Untuk itu, silakan baca ulasan

lengkapnya di rubrik wawancara kali ini.

Alhamdulilah, sampai saat ini Mitra sudah terbit 5 kali. Semua itu, tentu

berkat dukungan warga KMM Mesir seluruhnya dan kerja keras para kuli

tinta Mitra.

Meski sudah 5 kali, tapi kami belum puas. Insyaallah, sudah ujian nantik kita akan kembali bertemu dalam edisi dan

tema yang berbeda.

Tak lupa pula kami sampaikan bahwa prinsip kami adalah „Kepuasan Anda adalah Kebahagiaan Kami‟. Anda puas

membaca Mitra, berarti Kuli Tinta Mitra akan selalu siap dan bersemangat untuk menghadirkan hal-hal baru ditengah

para pembaca semua. Terakhir, selamat melahap lembaran demi lembaran yang sudah tersajikan.

Salam Mitra

Assalamualaikum wr. wb.

Apa kabar Mitra? Semoga selalu baik ya… Semoga seluruh kuli tinta Mitra tidak

bosan-bosan menyuguhkan hal-hal penting dan terbaru ke tengah warga KMM Me-

sir.

Dari beberapa edisi ana perhatikan, Mitra tampil semakin indah dan keren. Mulai

dari tampilan halaman depan, sampai halaman belakang. Keren abizz dah…

Salut banget untuk seluruh kru Mitra.

Semangat selalu untuk seluruh kru Mitra. Meski banyak rintangan dalam menghadirkan sebuah tulisan utuh,

tapi yakinlah, semua itu benar-benar ana nikmati dan begitu juga dengan pembaca lainnya. Chayooooo….!

By: Angin Sepoi

Alaikumsalam wr. Wb

Alhamdulillah, meski cuaca masih belum menentu, tapi Mitra tetap sehat. Mitra doakan, agar Angin Sepoi

juga selalu sehat wal afiat dan selalu berada dibawah naungan Allah.

Alhamdulillah, semua itu memang merupakan karunia Allah. Terima kasih atas apresiasinya. Meski

dikatakan keren, tapi Mitra paham masih banyak kekurangan dan itulah yang bersama akan kita perbaiki.

Insyallah Mitra akan selalu semangat untuk menjadi lebih baik dan terus lebih baik.

By: Redaksi

Risalatukum

Page 4: Edisi 4 Mitra

“Militan, Inovatif, Terarah, Rancak, dan Aktual”

Edisi IV Th. XX 24 April –24 Mai 2013 4

Oleh : Fakhry Emil Habib Bahtsun

Polemik agama yang sebenarnya telah diatur dan diselesaikan oleh ulama-ulama terdahulu kembali diobok-obok oleh pihak yang tid-

ak bertanggung jawab. Poligami, isu gender dan kini khitan wanita, seolah menjadi celah kelemahan Islam di mata pengusung SEPILIS (Sekularisme, Pluralisme, Liberal-isme) yang kebanyakan berkiblat pada kajian orientalis. Namun

benarkah syariat khitan pada

wanita merupakan kelemahan Islam? Khitan Wanita Menurut Ulama Mazhab yang Empat

Adanya pensyariatan khitan bagi wanita adalah ijma’ ulama yang tidak bisa lagi diganggu gugat, meskipun para ulama berbeda pendapat mengenai hukumnya. Praktek khitan wanita sendiri di dalam Mausu`atu’l Fiqhi’l Islam-

iy karya Prof. Dr. Wahbah Az-Zuhailiy didefinisikan dengan ―memotong lapisan kulit teratas pada bagian teratas kemaluan (klitoris), dan tidak boleh menghilangkan

seluruh bagian klitoris ter-

sebut.‖ Rasulullah saw bersabda, ―Ada lima hal fitrah: 1)Mencukur bulu yang tumbuh di bagian bawah perut, 2)Khitan, 3)

Memotong kumis, 4)Mencabut bulu ketiak, 5)Memotong kuku.‖ Khitan wanita sendiri menurut Imam Syafi‘i (Mazhab yang umum dipakai di Indonesia)

hukumnya wajib, sama seperti wajibnya khitan bagi laki-laki. Mazhab Syafi‘iyah berdalil dengan

hadits Nabi saw yang disebutkan oleh Al-Hafizh Ibnu Hajar, ―Siapapun yang masuk Islam, maka hendaklah ia berkhitan!‖.

Menilik pada hadits-hadits yang telah disebutkan, maka khitan, baik bagi laki-laki maupun per-

empuan hukumnya wajib karena tidak ada perbedaan antara laki-laki dan perempuan di dalam syariat kecuali beberapa perma-

salahan yang secara jelas dibedakan antara keduanya. Posisi khitan sebagai syiar Islam juga membedakan antara muslim dan non-muslim, maka otomatis, hukumnya sama dengan syiar

Islam lain seperti shalat, puasa,

zakat, haji, dan ibadah-ibadah lainnya. Mazhab Hambali sepakat dengan pendapat ini. Lain halnya dengan mazhab Mal-

iki dan Hanafi. Meskipun dua ma-zhab ini mengakui adanya pen-syariatan khitan wanita di dalam Islam, namun

hukumnya tidak sampai pada taraf wajib. Khitan bagi wanita di dalam mazhab ini adalah makru-

mah, yang jika diinterpretasikan ke dalam hukum fiqih adalah sunnah.

Pernyataan WHO Mengenai Female Genital Mutilation (FGM)

Sumber mengenai bahaya khitan bagi wanita yang banyak digunakan oleh oknum yang melarang khitan wanita adalah

pandangan WHO (World Health Organization) dalam website resminya www.who.int/mediacentre/factsheets/fs241/en/

mengenai female genital mutila-tion (FGM). Praktek FGM sendiri menurut WHO terbagi atas be-berapa bentuk:

Clitoridectomy, yaitu FGM dengan membuang sebagian atau seluruh

klitoris. Prosedur ini

(menurut WHO) sangat jarang dilakukan. Eksisi, yaitu FGM dengan membuang seluruh atau

sebagian klitoris serta bibir kemaluan bagian dalam. Dalam beberapa kasus, bibir kemaluan bagian luar juga ikut dibuang. Infibulasi, yaitu FGM

yang menyempitkan muara kemaluan dengan semacam ―segel‖ yang dibuat dari pemotongan bibir kemaluan.

Proses FGM lainnya

berupa menusuk, menindik, menoreh dan mengikis area kelamin wanita.

Menurut WHO, praktek FGM ini

terjadi paling banyak di kawasan Afrika. Sekilas praktek FGM yang dijelaskan oleh WHO terdengar

mengerikan. Tak heran jika WHO menyebutkan bahwa praktek FGM ini tidak memiliki manfaat

sama sekali, bahkan men-imbulkan bahaya kesehatan, juga dampak psikologis berupa trauma

terhadap korban FGM. Kesalahpahaman dalam Me-

mahami Praktek Female Geni-tal Mutilation (FGM) dan Kai-

Lelucon Berkedok Teori Kedokteran

di dalam Permasalahan Khitan

Bersambung ke hal. 14

Page 5: Edisi 4 Mitra

“Militan, Inovatif, Terarah, Rancak, dan Aktual”

Edisi IV Th. XX 24 April –24 Mai 2013 5

Nahrul Ilmi Oleh : Nisaul Mujahidah

M anusia merupakan ma-khluk Allah yang pal-ing mulia. Makhluk mulia yang

menyanggupi untuk menjadi kha-lifah di bumi. Makhluk mulia yang dihormati penciptaannya oleh malaikat dan jin. Pada awal pen-ciptaannya, manusia juga diajar-kan oleh Allah nama-nama benda yang belum pernah

diketahui oleh makhluk sebelumnya. Jika kita per-

hatikan manu-sia pada

hakikatnya memiliki sifat mengeluh dalam kondisi apapun. Miskin menge-luh, kaya

mengeluh, sakit mengeluh, sehat mengeluh. Apabila sifat keluh ini terus menumpuk maka pada akhirnya jiwa, hati dan ucapan tidak dapat lagi ter-kontrol. Akibat keputusasaan

akan hidup itu, banyak manusia

yang menyalahkan-artikan keburukan tersebut, seakan semuanya sudah takdir yang diberikan Allah padanya. Mereka berkata, ―Toh, saya jadi pencuri,

korupsi, pembunuh, pezina ini kan sudah takdir Tuhan, ya sudah terima saya apa adanya!‖ Na’udzubillah, Astaghfirullah. Melihat fenomena tersebut, ada baiknya kita memahami konsep

af’alul ibad, sebelum prasangka buruk tersebut menggerogoti hati dan pikiran kita. Insan Mukhayyar Sebelum kita mengabsahkan

bahwa manusia itu mukhayyar,

haruslah kita mengerti apa yang dimaksud mukhayyar dan apa itu musayyar. Manusia musayyar berarti semua perbuatan manusia yang bukan

didasari keinginan mereka. Sep-erti bersin, gugup, sakit, ke-lahiran, kematian dan terjatuh tanpa alasan. Ini sama artinya

dengan pohon yang digerakan oleh angin, perputaran orbit di angkasa dan lain sebagainya. Yang jadi persoalan di sini ada-

lah, apakah manusia itu Mukhay-yar? Mukhayyar berarti manusia

memiliki keinginan tersendiri

yang berbuah tindakan. Seperti keinginan manusia untuk mene-gakkan shalat dan segala peker-jaan yang dilakukan atas dasar keinginan.

Dari sinilah kebanyakan manusia menganggap semua perbuatann-ya telah ditetapkan Allah, semua sudah takdir. Mereka belum dapat membedakan mana per-buatan yang musayyar dan mana

yang mukhayyar. Manusia dikatakan mukhayyar, ketika Al-lah telah menciptakan manusia dalam keadaan suci, kemudian dia diberi akal untuk dapat mem-ilih antara kebaikan dan

keburukan.

Diriwayatkan oleh Abu Hurairah Ra, Rasulullah Saw. bersabda: ―Manusia diciptakan dalam keadaan suci, sedangkan bapak-nyalah yang menjadikan ia

Nasrani, Yahudi, dan Majusi.‖ Dari hadis ini, dapat kita pahami bahwa Allah sudah menjadikan manusia suci pada awal ke-

lahirannya. Lalu bagaimana jika ia terlahir dari keluarga dan ling-kungan kafir? Di sinilah peran akal dan ilmu menjadi acuan manusia mendapatkan hidayah. Karena Allah memberi hidayah

kepada siapa yang Ia ke-

hendaki. Sering pula kita dengar berapa

banyak muallaf yang masuk Is-

lam sedang ia berasal dari

keluarga kaf-ir. Allah mencip-takan alam

beserta isinya, mentakdirkan

kelahiran dan ke-matian, menciptakan

kebaikan dan keburukan. Semua itu bertujuan agar

manusia selalu berfikir dan terus mencari hikmah dari semua pen-ciptaan tersebut. Dari sini peran

manusia untuk memilih antara

kebaikan dan keburukan. ―Dan jiwa serta penyem-purnaannya (ciptaannya), Maka Allah mengilhamkan kepada jiwa itu (jalan) kefasikan dan

ketakwaannya.(QS. Al-Syams: 7-8) Permisalan ini dapat kita kiaskan kepada guru yang menguji muridnya ketika ujian. Sang guru pasti selalu berharap keberhasi-

lan muridnya, dengan selalu berdoa dan mengerahkan seluruh tenaga untuk mengajarkan ilmu demi keberhasilan muridnya. Na-mun pilihan di tangan murid. Muridlah yang memilih antara

keberhasilan dan kegagalan. Jika

ingin berhasil, maka ia pasti akan berusaha dengan gigih. Se-baliknya jika ia malas belajar maka kegagalan pulalah yang

Mengenal Sifat Manusia

Bersambung ke hal. 15

Page 6: Edisi 4 Mitra

“Militan, Inovatif, Terarah, Rancak, dan Aktual”

Edisi IV Th. XX 24 April –24 Mai 2013 6

Al-Buthi, Sang Mujtahid Kontemporer

Syakhsiyah Oleh : Muhammad Fadhlil Abrar

M uhammad Sa‟id Rama-

dhan Buthi atau yang

sering dikenal dengan

nama Syekh Buthi lahir

di lahir di Buthan (Turki) pada tahun

1929 M/ 1347 H. Ia lahir dari sebuah

keluarga religius. Ayahnya adalah

Syekh Mula Ramadhan, seorang ula-

ma besar di Turki. Pada umur 4 tahun,

al-Buthi kecil dibawa keluarganya

pindah ke Damaskus tepatnya di dae-

rah Ain Dewar, perbatasan Turki dan

Suriah.

Al-Buthi belajar agama pertama kali

dari Ayah beliau sendiri. Mulanya ia

diajarkan Aqidah, sejarah nabi,

kemudian mempelajari ilmu alat,

Nahwu dan Sharaf. Pada umur 4 ta-

hunan, ia sudah menghafal kitab Al-

fiyah Ibnu Malik dan di usia 6 tahun

ia mengkhatamkan hafalan

Alqurannya.

Syekh Buthi sangat terkesan dengan

pendidikan yang diberikan langsung

oleh ayahnya. Dalam karyanya yang

mengupas biografi kehidupan sang

ayah, Al Fiqh Al Kamilah li Hayah

Asy Syaikh Mula Al Buthi Min Wila-

datihi Ila Wafatihi, Syekh Buthi men-

gurai awal perkembangan Syekh Mula

dari masa kanak-kanak hingga masa

remaja saat turut berpe-rang dalam

Perang Dunia Pertama. Ke-mudian

menceritakan pernikahan ayah-nya,

berangkat haji, hingga alasan ber-

hijrah ke Damaskus, yang di kemudi-

an hari menjadi awal kehidupan baru

bagi keluarga asal Kurdi tersebut.

Al-Buthi menyelesaikan pendidikan

menengahnya di Institut At Tawjih Al

Islami di Damaskus. Selanjutnya pada

tahun 1953 ia pindah ke Mesir untuk

melanjutkan studinya di Universitas al

-Azhar Cairo. Dalam jangka waktu 2

tahun ia berhasil menyelesaikan gelar

S1 di bidang Syariah. Pada tahun beri-

kutnya ia melanjutkan ke Uni-

versitas yang sama dengan

mengambil jurusan Ba-

hasa Arab dan mampu

menyelesaikannya

dengan cepat. Selain

menguasai bahasa

Arab, ia juga men-

guasai bahasa

Turki, Kurdi,

bahkan bahasa

Inggris.

Setelah

menamatkan pendidikan di Universi-

tas al-Azhar, al-Buthi kembali ke

Damaskus. Ia pun diminta untuk

membantu mengajar di Fakultas

Syari‟ah pada tahun 1960, hingga ber-

turut-turut menduduki jabatan

struktural, dimulai dari pengajar tetap,

menjadi wakil dekan, hingga menjadi

dekan di fakultas tersebut pada tahun

1960.

Karena ia memilik iilmu yang luas,

pemahaman tentang keagamaan yang

teliti, ia dipercaya untuk memimpin

sebuah lembaga penelitian theologi

dan agama-agama di universitas ber-

gengsi di Timur Tengah itu.

Tak lama kemudian, Syekh Buthi diu-

tus pimpinan rektorat kampusnya un-

tuk melanjutkan program doktoral

bidang ushul syari’ah di al-Azhar

hingga lulus dan berhak mendapatkan

gelar doktor di bidang ilmu-ilmu

syari’ah.

Aktivitasnya sangat padat. Ia aktif

mengikuti berbagai seminar dan konfe

-rensi tingkat dunia di berbagai negara

di Timur Tengah, Amerika, maupun

Eropa. Selain itu, ia juga menjabat

salah seorang anggota di lembaga

penelitian kebudayaan Islam Kerajaan

Yordania, anggota Majelis

Tinggi Penasihat

Yayasan Thabah

Abu Dhabi, dan

anggota di Majelis

Tinggi Senat di

Universitas Oxford

Inggris.

Dan tahun 2012 lalu, beliau menjadi

ketua Ikatan Ulama Bilad Asy Syam.

Di kalangan para ulama, Syekh Buthi

dianggap sebagai tokoh ulama Ahlus

Sunnah wal Jama‟ah yang gencar

membela kon-sep-konsep Mazhab

yang Empat dan aqidah Asy‟ariyah,

Maturidiyah, Al Gha-zali, dan lain-

lain. Karena itulah beliau pernah

berselisih dengan Syaikh Muhammad

Nashiruddin Al Albani. Berbekal

pengetahuannya yang amat men-

dalam dan diakui berbagai pihak, ia

meredam berbagai permasalahan yang

timbul dengan fatwa-fatwanya yang

bertabur hujjah dari sumber yang sa-

ma yang dijadikan dalil para lawan

debatnya.

Syaikh al-Buthi juga seorang penulis

produktif. Karyanya melebihi 60

kitab, mencakup bidang sastra, ke-

budayaan, ilmu syar'i, filsafat dan lain

-lain. Di antara karyanya yang terke-

nal adalah Syarh wa Tahlil al-Hikam

Al ‘Atha‘iyah, Kubra al-Yaqiniyyat al-

Kauniyyah, Fiqh as-Sirah, Salafiyyah;

Marhalah Zamaniyyah Mubarakah La

Madzhab Islami, Al-La Madzhabiy-

yah Akhtaru Bid‟atin Tuhaddidu as-

Syari‟ah Al Islamiyyah, dan masih

banyak lagi karya-kayra lainnya.

Page 7: Edisi 4 Mitra

“Militan, Inovatif, Terarah, Rancak, dan Aktual”

Edisi IV Th. XX 24 April –24 Mai 2013 7

T hailand biasa disebut juga Muangthai, Siam, atau negeri gajah putih. Thai-land berarti negeri yang

merdeka, karena memang meru-pakan satu-satunya negeri di Asia Tenggara yang tidak pernah dija-jah oleh kekuasaan barat atau Negara lain. Negara ini juga terkenal sebagai tujuan wisata para turis dari seluruh dunia. Bi-

dang pertanian juga merupakan salah satu andalan dari negeri ini. Hampir seluruh hasil pertanian dan perkebunan yang berasal

dari Thailand merupakan produk unggulan.

Secara umum, penduduk Thai-land beragama Budha. Menurut sensus penduduk pada tahun 2000, mayoritas warga

Negara Thailand be-r agama Budha (94,6%), kemudian Islam (4,6%), dan sisanya adalah Kris-ten dan Konghucu. Namun saat ini ang-

ka pemeluk agama Islam melebihi ang-

ka 10%, atau sekitar 7,4 juta dari 67 juta jiwa penduduk Thai-land. Hal ini menun-jukkan bahwa per-

tumbuhan pemeluk agama Islam di negeri ini terus meningkat. Gambaran Umum Kehidupan Islam

Ketika bicara tentang Muslim Thai, lazimnya orang langsung merujuk kepada Muslim di Pat-tani, Yala, ٍ Songkhla dan

Narathiwat di Thailand selatan. Amat wajar bahwa komunitas ini dianggap sebagai representasi

Muslim Thai. Secara budaya dan penampakan fisik, mereka lebih dekat kepada masyarakat Mela-

yu. Jika kita melihat sejarah yang telah berlalu, wilayah-wilayah tersebut tadinya bukan merupa-kan bagian dari Thailand. Namun

sejak tahun 1808, Thailand men-jajah wilayah tersebut dan men-jadikannya sebagai wilayah kekuasaannya. Tentu saja banyak

pertentangan yang terjadi karena Thailand merupakan negeri Budha yang menganggap raja sebagai keturunan dewa. Sehing-ga banyak ritual syirik yang bertentangan dengan Islam itu sendiri. Pemberontakan pun

pernah terjadi, dan hingga saat ini masih ada pertentangan-pertentangan yang terjadi karena perbedaan prinsip tersebut.

Mayoritas muslim ada di bagian

selatan negara Thailand -yang dilukiskan dipeta sebagai bunga yang mekar diatas sebuah

tangkai-. Namun bukan berarti di

bagian lain Thailand tidak ada muslim. Di Bangkok, kita dengan

mudah dapat menemui masjid. Kebanyakan muslim di Bangkok adalah pendatang dari bagian selatan dan menjadi agama kedua terbesar setelah Budha. Umat Islam Thailand sering

mendapat serangan dari umat Budha (umat Budha garis keras), intimidasi, bahkan pembunuhan

masal. Islam berada di daerah yang sekarang menjadi bagian Thailand Selatan sejak awal mula penyebaran Islam dari jazirah

Arab. Hal ini bisa kita lihat dari fakta sejarah, seperti keberhasi-lan bangsa Arab dalam mendiri-

kan Daulah Islamiyah Pattani, menjadi bukti bahwa Islam sudah ada lebih dulu sebelum Kerajaan Thai.

Dukungan Kerajaan Thailand terhadap Islam Meskipun Thailand merupakan negeri Budha, namun kerajaan cukup mendukung kehidupan Is-l am pa r a p enduduknya .

Tanggungjawab urusan mengenai agama Islam di Thailand diemban oleh seorang mufti yang mendapat gelar Syaikhul Islam

(Chularajmontree). Mufti ini be-rada di bawah kementerian da-

lam negeri dan juga kementerian pendidikan dan bertanggungja-wab kepada raja. Mufti bertugas

untuk mengatur ke-bijakan yang berkai-tan dengan ke-hidupan muslim, sep-

erti penentuan awal dan akhir bulan hijri-y a h . S e c a r a u m u m , masyarakat Thailand juga sangat toleran

terhadap muslim.

Mereka cukup peduli dengan makanan yang dapat kita makan, dan mereka juga sangat mudah

memberi izin untuk melakukan shalat. Namun karena Thailand merupakan Negara Budha, sehingga hari besar kaum muslimin (Idul Fitri dan Idul Ad-ha) tidak mereka liburkan. Hal ini terkadang menjadi kendala bagi

para pelajar atau pegawai yang ingin melaksanakan sholat Ied berjama‘ah. Namun biasanya tiap institusi memberikan keringanan untuk ―membolos‖ pada waktu-waktu tersebut.

Menjadi seorang Muslim di Thailand Hidup menjadi seorang muslim di Thailand penuh dengan per-

Afaq Oleh : Bunga Shiba

Thailand, Bunga Mekar di atas Sebuah Tangkai

Bersambung ke hal. 14

Page 8: Edisi 4 Mitra

“Militan, Inovatif, Terarah, Rancak, dan Aktual”

Edisi IV Th. XX 24 April –24 Mai 2013 8

Wawancara

Taufiq Ismail: Bacalah dan Tulislah!

Dalam rangka apa Baapak datang

ke Mesir?

Saya diundang untuk menghadiri se-

buah seminar mengenai „Naratif da-

lam Sastra‟ oleh universita Suez Canal

di Ismailiah selama tiga hari, yaitu

tanggal 10, 11, 12 April kemarin.

Bagaimana mereka tahu karya

Bapak?

Puisi-puisi saya diterjemahkan ke

bahasa Arab oleh Prof. Dr. Nabilah

Abdul Fattah Lubis, seorang guru

besar di UIN Ciputat. Puisi itu lebih

dari 100 buah. Dan selesai mener-

jemahkan itu, Prof. Sangidu, Atdik

Cairo kebetulan ke Jakarta, dan ber-

temu Ibu Nabilah yang bercerita telah

menerjemahkan puisi-puisi saya.

Kemudian rekaman CD dari puisi

saya diberikan pada Pak Sangidu dan

dibawa ke Kairo. Dan di Kairo

rekaman itu diberikan pada kalangan

guru besar sastra di Kairo. Kemudian

mereka membaca terjemahan itu dan

tertarik sekali dan kemudian

mengundang saya untuk datang ke

universitas Suez Canal untuk sebuah

seminar. Tapi yang menyebabkan itu

ialah mereka ingin sekali menerbitkan

puisi-puisi saya itu di Cairo, dan

kemudian melalui email saya diun-

dang, untuk berbicara mengenai karya

saya.

Bagaimana tanggapan mereka ten-

tang puisi Bapak?

Mereka gembira betul, karena ini ada-

lah pertama kali karya puisi Indonesia

dibawa ke Mesir, kemudian dibaca

mereka dan jumlahnya cukup banyak.

Itu meliputi lebih dari 40 tahun saya

berkarya dalam puisi, jumlahnya 111

puisi. Mereka senang sekali dan

kemudian ingin mendengar saya

membacakan puisi itu. Bagi saya itu

adalah suatu hal yang sangat asyik.

Jadi bagi saya puisi tidak cukup di-

tulis kemudian dibaca oleh parap em-

baca. Puisi itu juga dibaca oleh para

penyairnya, dan didengar oleh pen-

dengarnya. Dan sambutannya baik

sekali, alhamdulillah.

Di daerah Padang Panjang ada

Rumah Puisi yang Bapak bangun.

Untuk apa itu?

Saya dan istri saya mendirikan sebuah

rumah puisi di Aia Angek, 6 Km dari

Padang Panjang. Buku-buku saya,

saya pindahkan semua ke sana dan

tempat itu menjadi tempat pelatihan

membaca dan menulis.

Bagaimana cara sastra membangun

karakter bangsa?

Dalam hal ini, tentu saja karya itu

harus ada dan dibaca oleh khalayak

bangsa dan diajarkan di sekolah. Pe-

san-pesan dari puisi itu tertanam di

hati mereka sehingga ketika mereka

masuk ke masyarakat dalam umur

dewasa, pesan itu sudah sampai. Hen-

daknya karya itu tidak dibaca ketika

sudah bekerja, itu baik saja, tetapi

kalau Anda menyebutkan tentang

karakter bangsa, itu harus melalui

dunia pendidikan yaitu pada SD,

SMP, SMA. Pada waktu itulah karya-

karya ini mereka baca. Dalam hal ini,

Indonesia tertinggal.

Menurut Bapak apa yang perlu

ditingkatkan supaya tidak terting-

gal lagi?

Pelajaran bahasa dan sastra di sekolah

-sekolah yang sekarang ini sangat

didominasi oleh pengajaran tata baha-

sa. Jadi pengajaran tata bahasa itu

memenuhi seluruh jam-jam dari

pengajaran bahasa di SD, SMP dan

SMA. Kalau di SD dan SMP itu me-

mang perlu tata bahasa diajarkan sep-

erti sekarang, akan tetapi di SMA

tidak lagi. Di SMA seharusnya dua

saja pelajaran bahasa dan sastra ini,

yang nomor satu membaca buku,

membaca buku, membaca buku dan

yang nomor dua menulis karangan,

menulis karangan, menulis karangan.

Nah ini tidak terdapat (di SMA red.).

Padahal dulu waktu tahun 20-an 30-

an, mereka (Para pelajar red.) harus

membaca 25 judul buku dalam waktu

3 tahun. 9 buku tahun pertama, 8 buku

tahun kedua, 8 buku tahun ketiga di

dalam kurikulum. Kemudian menulis

1 karangan seminggu, dibuat di ru-

mah, disetorkan kepada guru, dinilai,

dikembalikan. 18 karangan dalam

waktu 1 semester. 36 karangan dalam

waktu 1 tahun, dalam waktu tiga ta-

hun, seorang tamatan SMA sudah

menulis 108 karangan. Dan itu sama

nilainya dengan apa yang terjadi di

Eropa dan Amerika pada hari ini.

Ukuran hebatnya lihat hasil dari mere-

ka yang tamat AMS atau SMA pada

zaman itu. Siapa orang-orang itu?

Agus Salim, Sukarno, Hatta,

Syafrudin Prawiranegara, Muhammad

Natsir, Ali Sastro Amijoyo, Sumitro

Joyohadikusumo, Muhammad Yamin,

Rustam Effendi, Tan Malaka. Ini

orang-orang hebat pada waktu itu.

Ketika mereka tamat SMA mereka

sudah membaca 25 judul buku, sudah

mengarang 108 kali sehingga mereka

itu semuanya penulis.

Apakah Bapak menuliskan puisi

karena kondisi, suatu kejadian atau

dalam artian kalau tidak ada ke-

jadian Bapak tidak menulis puisi?

Atau bagaimana?

Apa yang menjadi renungan saya da-

Oleh : Ahwazy Anhar

M enulis adalah identitas

mahasiswa. Ba-

rangkali itulah kalimat

yang sering

didengungkan oleh para penulis-

penulis handal saat ini. Seorang ma-

hasiswa memang dituntut menulis-

kan apa yang ia rasakan dan ada di

dalam pikirannya. Tapi, banyak dari

mahasiswa, terutama orang Minang

di Mesir mengalami kesulitan tatkala

diminta untuk menulis.

Untuk itu, kru Mitra bersama Radio

Cairo Seksi Indonesia dan kru Tero-

bosan berkesempatan untuk mewa-

wancarai seorang sastrawan nasional

yang berasal dari Minangkabau, Tau-

fiq Ismail beberapa waktu yang lalu.

Page 9: Edisi 4 Mitra

“Militan, Inovatif, Terarah, Rancak, dan Aktual”

Edisi IV Th. XX 24 April –24 Mai 2013 9

lam hidup saya, itu saya tulis dalam

puisi tapi. Kan saya tidak bisa berjalan

sendiri, saya hidup seperti tuan-tuan

dan puan di sini, ini hidup dalam satu

lingkungan dan di dalam lingkungan

itu terjadi berbagai macam hal terus

menerus. Apalagi kalau mengikuti

media masa. Ketika ada hal-hal sema-

cam itu timbul, saya merasa saya juga

berkewajiban untuk memberikan pen-

dapat mengenai itu dan kemudian

menulis mengenai itu. Akhirnya

ndak habis-habis. Wah, kok begini ya?

Capek kadang-kadang. Capek, teruta-

ma dalam lima tahun yang terakhir

ini. Indonesia dalam tahun terkahir,

mengalami bagian sejarah yang tidak

ada bandingannya. Saya merasa

saya sudah tidak ada peranan lagi

sekarang. Peranan saya, saya pernah

menyebut dalam hati, saya menga-

takan “Peranan saya cukuplah abad

20 saja, abad 21 tak lagi lah, aku

mau bersenang senang dengan cu-

cu.”

Ternyata tidak bisa. Si Ariel muncul

lagi, dia dengan begitu. Ya Allah,

saya melihat Ariel kan seperti

melihat anak atau melihat cucu, kok

kelakuannya kayak begitu. Yah saya

ndak bisa diam. Tayangannya itu,

apa yang dilakukannya dengan Lu-

na Maya dan Cut Tari begitu itu

masuk ke ini (Handphone red.) da-

lam waku satu bulan, 49 perkosaan

terjadi terhadap anak anak kecil.

Jadi dalam satu hari hampir dua

orang. Jadi kenapa anak kecil? Karena

pada waktu sesudah anak SMP atau

SMA melihat yang di handphone ini

kelakuannya Ariel itu dengan dua

orang pacarnya itu.

Ini hebat sekali ini bisa mencapai

jumlah publik yang 49. Dan si Ariel

tidak pernah minta maaf. Setahu saya

dia meminta maaf kepada pemirsa

televisi, tapi dia tidak minta maaf

kepada orang tua anak -anak yang-

menjadi korban akibat menonton dia.

Nah, masalah Ariel ini keluar, saya

sebagai seorang penyair mendengar

ini saya ndak terima. Bagaimana cara

saya menyatakan tidak terima? Saya

tulis puisi. Itu kewajiban saya.

Kapan Bapak mulai tertarik

dengan bidang kepenulisan dan

tindakan apa yang bapak lakukan?

Ketika itu saya melihat sebuah maja-

lah kaum perempuan. Di kulit

luarnya itu ada 3 buah pantun dan di

bawahnya itu ada nama Tinur Mu-

hammad Nur. Lah... Tinur ini kan Ibu

saya.. Kemudian saya ambil majalah

tu dan saya tanyakan pada ibu saya.

Waktu saya saya di SD kelas 1.

“Ma..ma.. ini yang menulis ini mama?

“ “Iya, mama yang nulis.” Kagum

saya pada ibu saya. Lalu akibatnya

saya ingin meniru. Kemudian dalam

buku tulis yang masih baru, pulang

sekolah saya duduk di beranda rumah

kemudian saya mulai menulis novel

saya itu, waktu kelas 2 SD. Novel itu

satu baris. Ndak selesai. Itulah cita-

cita yang saya kira menarik sekali

karena saya termotivasi untuk meniru

orang tua saya.

Itu pada masa SD. Pada masa SMP

atau SMA, apakah Bapak aktif

dibidang penulisan?

Tentu saja.

Apa kegiatan bapak saat ini?

45 tahun yang lalu, ada 5 orang yang

mendirikan sebuah majalah sastra.

Nama majalah itu Horison. Mukhtar

lubis, P.K Ojong, Zaini, Arief Budi-

man dan saya. Alhamduliallah maja-

lah itu masih terbit. Dan ini adalah

majalah sastra satu-satunya di Indone-

sia.

Apa bekal pertama yang harus di-

miliki oleh seorang sastrawan ?

Membaca! Dia harus membaca ban-

yak, karena itu ibarat bensin, ibarat

bahan bakar, tapi bahan bakar itu di

sini (kepala red.) disimpannya.

Kemudian menulis. Berlatih menulis

dan berlatih menulis, itu setiap hari.

Kemampuan saya menulis puisi sep-

erti sekarang ini didukung oleh kepe-

nulisan yang tidak jemu-jemu. Berapa

banyak itu puisi yang saya tulis tapi

tulisannya masuk keranjang sampah?

Banyak sekali! Jadi tidak semuanya

yang saya tulis itu jadi.

Siapa atau apa yang paling ber-

pengaruh dalam puisi Bapak?

Kalau penyair Indonesia tentu saja

Chairil Anwar. Kalau yang dari luar

Walt Whitman, Edgar Allan Poe,

Muhammad Iqbal, penulis Hayah

Muhammad yaitu Muhammad Hu-

sain Haikal

Bagaimana peranan sastrawan

Minangkabau di pentas nasional

dari dulu sampai sekrang?

Kontribusi dari sastrawan Minang

pada waktu tahun 20-an 30-an itu

kan menonjol sekali. Itu wajar saja.

Apa sebabnya? Pada tahun 20-an

30an bahasa Indonesia belum diajar-

kan di sekolah sekolah. Bahasa Indo-

nesia yang dipakai waktu itu adalah

bahasa Melayu kan. Dan bahasa

Melayu ini untuk kawasan Riau, Su-

matera Barat, Sumatera pada

umumnya itu kan menguasai. Jadi

banyak sekali sastrawan dari sana.

Jadi sangat logis. Pada waktu itu ba-

hasa Indonesia di provinsi yang lain

itu baru dikenal saja sebagai bahasa

persatuan tapi belum diajarkan di

sekolah. Sesudah diajarkan di

sekolah kemudian bermunculan dari

daerah yang lain itu dan malah karena

daerah lain itu jumlah penduduknya

jauh lebih banyak, sastrawannya lebih

banyak lagi. Saya melihat itu bukan

sesuatu yang harus diherankan.

.

Apa pesan bapak itu calon sastra-

wan dari Minang?

Banyak-banyak membaca. Dan

kemudian berlatih menulis. Semoga

kalian cepat selesai kuliahnya dan

dapat jodoh yang baik dan dapat

pekerjaan yang baik.

Page 10: Edisi 4 Mitra

“Militan, Inovatif, Terarah, Rancak, dan Aktual”

Edisi IV Th. XX 24 April –24 Mai 2013 10

Oleh : Muhammad Syukron

S abtu, 9 Maret 2013 KMM

Mesir mengadakan acara

pembukaan HUT KMM Me-

sir yang ke-56 di Kairo.

Agenda yang dijadwalkan tepat pada

waktunya bisa dimulai dan berjalan

sesuai dengan rencana.

Kali ini, kontin-

gen Pekan

Olahraga Dae-

rah

(Porda) dibagi

menjadi enam

zona kedae-

rahan, yang

terdiri dari ; I.

Kontingen Ka-

bupaten 50 Ko-

ta-Kota Paya-

kumbuah yang

dipimpin oleh

Oktaf Yandi, II.

Kontingen Ka-

bupaten Agam-

Kota Bukitting-

gi yang dipim-

pin oleh Syukri

Hamdi Saputra,

III. Kontingen

Kabupaten Tanah Datar-Kota Padang

Panjang yang dipimpin oleh Syariful

Amri, IV. Kontingen Kabupaten

Pesisir Selatan-Kota Padang yang

dipimpin oleh Riki Saputra, V.

Kontingen Kabupaten Padang Pari-

aman-Kota Pariaman-Kabupaten

Pasaman-Kabupaten Pasaman Barat

yang dipimpin oleh Muhajir Muslim,

dan VI. Kontingen Kabupaten Solok-

Kota Solok-Kabupaten Solok Selatan-

Kab.Sijunjung-Kota Sawahlunto-

Kabupaten Dharmasraya yang dipim-

pin oleh Imam Mursyid.

Acara yang dimulai tepat pada pukul

09.00 clt ini diawali dengan pem-

bacaan ayat suci Alquran oleh Asnal

Hadi. Lalu dilanjutkan dengan sam-

butan sekaligus pembukaan acara

HUT ke-56 secara resmi oleh Gu-

bernur Sumatera Barat cab. Kairo

Muhammad Syukron Darmis.

Dalam sambutannya ia mengatakan

bahwa HUT KMM Mesir ke-56 kali

ini adalah agenda perdana yang be-

lum pernah sama sekali diadakan pa-

da tahun-tahun sebelumnya, sebagai

organisasi tertua di lingkungan Maha-

siswa Indonesia di Mesir tentu KMM

sudah selayaknya memperlihatkan

contoh dan teladan yang baik kepada

organisasi kedaerahan lainnya. Dalam

usia yang ke-56 ini KMM menarget-

kan akan terwujudnya silaturahim

yang kental dan komuniasi yang aktif

serta pemikiran yang prioduktif dari

masyarakat Sumatera Barat yang ada

di Mesir ini, sesuai dengan tajuk da-

lam HUT kali ini adalah mahimpun

nan baserak, basamo mambangkik

batang nan tarandam.

Setalah acara dibuka secara resmi

oleh Muhamamd Syukron Darmis,

acara lansung dimulai dengan diawali

pertandingan Bola Futsal dan diterus-

kan kepada cabang perlombaan

lainnya.

Meskipun pada siang itu terik ma-

tahari yang semakin menyengat, para

pemain tetap antusias berjuang demi

menjaga nama baik daerahnya masing

-masing. Sampai akhirnya hari per-

tamapun usai dengan perolehan

medali sementara sebagai berikut ;

1. Kontingen Kab. Padang Pari-

aman, Kota Pariaman, Kab. Pasa-

man dan Kab Pasaman Barat : 3

(tiga) emas

2. Kontingen Kab.

Tanah Datar dan

Kota Padang Pan-

jang : 1 (satu) Perak

dan 2 (dua)

perunggu

3. Kontingen Kab.

Agam dan Kota

Bukitting : 1 (satu)

perak dan 1 (satu)

perunggu

4. Kontingen Kab.

Solok, Kota Solok,

Kab. Solok Selatan,

Kab. Sijunjung, Kota

Sawahlunto dan

Kab. Dharmasraya :

1 (satu) perak

5. Kontingen Kab.

Pesisir Selatan dan

Kota Padang : ( - )

6. Kontingen Kab.

50 Kota dan Kota Payakumbuah :

( - )

Sementara pertandingan dan perlom-

baan yang akan dilaksanakan akan

tetap berlansung dengan berbagai

rentetan acara indoor dan outdoor,

baik internal maupun eksternal sam-

pai pertengahan bulan April menda-

tang, dan Insya Allah akan ditutup

secara resmi dengan malam Gebyar

HUT KMM Mesir ke-56 dengan pen-

ampilan seni dan budaya asli

Minangkabau hasil dari keterampialn

dan bakat Mahasiswa Minang yang

berada di Mesir itu sendiri.

Nasyathi

KMM Adakan Porda ke-III

Page 11: Edisi 4 Mitra

“Militan, Inovatif, Terarah, Rancak, dan Aktual”

Edisi IV Th. XX 24 April –24 Mai 2013 11

Suara DP Oleh : Riki Saputra

Mahimpun nan Baserak,

Basamo Mambangkik Batang Tarandam

B ismillah, salam hangat dari kami DP KMM 2012-2013.

Puji syukur kami panjatkan ke-hadirat Allah SWT yang masih menitipkan rasa cinta dan ukhu-wah islamiyah di dalam hati kita, sehingga sampai saat ini kita semua masih merasakan hangat dan indahnya nikmat ukhuwah itu

sendiri. Dan mudah-mudahan

kelak kita dikumpulkan oleh Allah SWT di firdaus-Nya. Aamiin. Mungkin sudah tidak asing lagi bagi kita semua kata-kata ―ulang

tahun‖. Ya, itulah yang menjadi salah satu agenda besar DP KMM Mesir 2012-2013, dan insya Allah akan menjadi perhelatan besar kita sebagai warga KMM tahun ini. Dimulai setelah ujian term pertama atau di awal-awal term

kedua, DP KMM sudah mulai m e m p e r s i a p k a n s e g a l a sesuatunya untuk merayakan Hari Ulang Tahun KMM Me-sir yang ke-56. Segala

perlombaan diada-kan, mulai dari in-

door maupun out-door. Dan tidak hanya itu, kali ini kita mencoba melebarkan sa-yap dengan

m e m b u k a acara HUT ini untuk ka-l a n g a n m a s i s i r . K a r e n a mungk i n

selama ini K M M d i k e n a l

―agak t e r -

tutup‖ atau eksklusif di kalangan masisir. Jadi kita mencoba menghilangkan mitos itu dan menyatakan bahwa KMM juga

―maftuh‖ untuk semua. Tepat tanggal 9 Maret 2013 acara HUT resmi dimulai dengan tema ―Mahimpun nan taserak, basamo mambangkik batang tarandam‖. Hari itu di nadi sentral 2 Zahra‘,

pukul 09.00 waktu Kairo dimulai

acara HUT sekalian melang-sungkan PORDA KMM 2013, berbagai cabang perlombaan dilangsungkan. Beberapa hari setelah itu dilanjutkan dengan

pelombaan indoor kemudian juga dilanjutkan dengan perlombaan eksternal KMM, .yaitu perlom-baan terbuka untuk masisir. Se-lanjutnya diakhiri dengan grand closing ―Gebyar HUT KMM‖ pada tanggal 21 April 2013 di auditori-

um Sholih

Kamil, Nasr City. Jadi kalau kita singgung mengenai tanggal pas hari Ulang

Tahun KMM sendiri, jatuh pada tanggal 23 Juni 2013 mendatang. Dan dikarenakan bulan tersebut bertepatan dengan masa-masa ujian kita, maka kami berinisiatif acara dilaksanakan di bulan Maret agar ujian tidak terganggu

oleh HUT. Semenjak 9 Maret itu-

lah rentetan acara-acara KMM untuk menyambut Hari Ulang Tahun KMM ke-56. Dan Alham-dulillah semua acara terlaksana dengan baik dan lancar.

Terakhir, pesan dari kami DP

KMM Mesir 2012-2013 selamat

menempuh ujian semester genap

tahun ini. Mudah-mudahan kita

semua najah 100% dengan pred-

ikat yang memuaskan tentunya.

Page 12: Edisi 4 Mitra

“Militan, Inovatif, Terarah, Rancak, dan Aktual”

Edisi IV Th. XX 24 April –24 Mai 2013 12

T ujuh belas kekeluargaan yang ada di Masisir mem-iliki arti sangat penting, khususnya bagi kita, para

pelajar Indonesia di universitas Al-Azhar. Kekeluargaan berperan sebagai ‗keluarga substitusi‘, yang menghimpun darah-darah dari tanah lahir yang senada. Sa-tu ikatan rasa dan emosi yang sedikitnya meringankan ker-

induan akan kampung halaman. Di tengah geliat aktif kekeluar-gaan di ranah Masisir, eksistensi

keputrian tiap kekeluargaan pun tidak bisa dipandang sebelah ma-

ta. Adanya keputrian adalah se-bagai wadah unjuk gigi Masisir-wati dalam meng-upgrade be-berapa skill, termasuk skill organ-isasI dan wawasan mereka, se-bagaimana sepak terjang KMM (Kesepakatan Mahasiswa

Minangkabau) akan terasa ham-bar tanpa ikut-andilnya Bundo Kanduang, keputrian KMM. Bundo Kanduang dalam se-jarahnya, juga mengalami pasang surut dan perubahan-perubahan

haluan yang menjadi ciri khasnya

pada tiap masa. Bundo Kanduang atau yang biasa disingkat BK, pada periode awal memiliki hub-ungan yang ‗lumayan akrab‘ dengan organisasi induknya KMM,

dibanding dengan periode-periode akhir ini. Sama halnya dengan rata-rata keputrian di Masisir saat ini yang cenderung agak bebas atau tidak saklek me-nyikapi interaksi dan koordinasi lintas gender. Seperti bekerja,

bercengkrama dalam satu kesekretariatan dan kentalnya ukhuwah yang terjalin sehingga acap kali kebablasan dari rambu-rambu syari‘at dan kode etik per-gaulan antar lawan jenis.

Seiring waktu, BK mulai diiden-tikkan dengan pakaian serba gelap, lengkap dengan cadar dan pola interaksi yang ketat, bahkan cenderung kaku sehingga men-ciptakan kesan eksklusif di be-

berapa kalangan. Tapi di sisi lain, hal tersebut adalah poin unik yang dapat kita jadikan sorotan, baik dari dalam maupun luar

KMM. Dalam kacamata objektif, kita harus mengupas suatu permasa-lahan dari segi positif dan segi negatifnya. Sebagai transformasi nilai-nilai agama yang didalami,

urgensi menyempurnakan hijab menjadi hal yang tak dapat dita-war-tawar. Hijab lahiriah yang berarti menutup atau melindungi

tubuh dengan cara berpakaian yang syar’i dan hijab batiniah

yang berarti melindungi hati dari panah-panah syahwat yang dilepaskan syaithan dengan sega-la metodenya. Dari dua jenis hi-jab ini, tampak usaha Bundo Kan-duang untuk konsisten menerap-kannya dan menghindari segala

upaya yang bisa mengikis ben-teng pertahanan anggotanya da-lam penyempurnaan hijab. Selain cara berpakaian mereka yang tertutup rapat, tidak mencolok juga longgar, kita dapat lihat dari acara-acara gabungan yang di-

adakan selalu memakai sitar atau

pembatas antara ikhwan dan akhwat. Bundo Kanduang yang statusnya adalah keputrian KMM dalam re-

alitanya bisa mandiri mengada-kan beberapa kegiatan tanpa ker-ja sama secara langsung dengan KMM, begitu juga sebaliknya. Komunikasi-komunikasi intens sedapat mungkin dihindari sela-ma masih banyak cara yang bisa

dijadikan alternatif. Secara kasat mata, keharmoni-san Bundo Kanduang dan KMM cocok menjadi sasaran empuk untuk dipertanyakan. Namun,

harmoni bukan berarti harus

selalu bersama, harus dekat dan akrab. Harmoni adalah keselarasan visi dan misi yang men-capainya bisa dengan segala cara yang tidak

bertentangan satu sama lain. Bundo Kanduang dan KMM telah bersinergi dengan cukup baik da-

lam hal ini. Penilaian secara zahir mungkin hampir mendekati sem-purna untuk poin menjaga hijab, meski kita tidak tahu apa yang terjadi di balik layar dan di balik jubah lebar.

Terkadang pola interaksi yang kaku di luar memancing pelampi-asan keliaran di belakang publik, apalagi pada masa-masa keema-

san puberitas. Tidak jarang juga pola interaksi dan koordinasi sep-

erti itu menuai miss communica-tion dari dua belah pihak yang berakibat fatal dan menjengkel-kan. Juga cara berpakaian yang digandrungi anggota BK, sedikit banyaknya menciptakan diskrimi-nasi serta sekat dalam bergaul

dengan mereka yang berbeda, baik dari dalam maupun luar BK. Sehingga wajar jika beberapa pihak pernah menilai BK menjadi kelompok dengan corak tersendiri yang enggan berbaur dan cender-ung pasif dalam partisipasi acara-

acara skala Masisir.

Setelah menilik Bundo Kanduang dari segi hijab, kita akan menco-ba menguliti karirnya sebagai sebuah organisasi resmi di

Masisir ini.

Akhir-akhir

ini, BK

Bundo Kanduang Oleh : Humairoh Bahar

Bundo Nan Talupoan

Bersambung ke hal. 16

Page 13: Edisi 4 Mitra

“Militan, Inovatif, Terarah, Rancak, dan Aktual”

Edisi IV Th. XX 24 April –24 Mai 2013 13

B eberapa tahun belakangan, kebudayaan di Ranah Minang sudah mulai terkikis sedikit

demi sedikit oleh budaya luar (baca:asing), baik itu budaya yang muncul dari daerah lain seperti budaya barat dan budaya lainnya yang katanya adalah bu-daya modern. Sopan santun, tata krama, basa basi yang biasanya

menjadi ciri khas pada masyara-kat minang, kini sudah jarang ditemukan. Rumah Gadang yang

biasanya menjadi tempat bercengkrama keluarga besar kini tidak lagi ditemukan melain-

kan sebagai tempat pariwisata. Selain itu, tak sedikit anak per-empuan calon Bundo Kanduang, Limpapeh Rumah Gadang yang berpakaian setengah jadi, duduk mengangkang dan keluyuran pa-da siang bolong atau tengah mal-

am dengan laki-laki yang bukan mahram,dan itu telah menjadi pemandangan sehari-hari dan hal yang biasa. Tapi sebaliknya, para pemuda dan remaja yang senan-tiasa solat di mesjid, menggeng-gam al-Qur`an di tangan kanan

sudah jarang ditemukan bahkan

menjadi hal yang sedikit tabu di masyarakat minang saat ini, sea-kan solat ke mesjid dan tilawah al-Qur‘an hanyalah untuk para lansia yang sedang menunggu

ajal maut menjemputnya. Seolah-olah slogan Adat basandi Syarak, Syarak basandi Kitabul-lah saat ini sudah tak cocok dengan realita kebiasaan masyarakat minang modern.

Bisa jadi hal ini disebabkan se-makin berkurangnya regenerasi budaya di kalangan masyarakat minang dan juga bergugurannya pemuka-pemuka adat.

Penyebabnya tentu banyak, bisa karena jauhnya masyarakat dari

adat itu sendiri, konflik yang mengikis rasa simpati masyara-kat terhadap sesama, hilangnya semangat para pemuka dalam mewarisi kebaikan yang mereka miliki. Lantas, apa tindakan

kongkrit yang dapat membangun kembali kebudayaan masyarakat minang yang begitu kental Islami dahulunya?

Tentunya dengan cara mewaris-kan kebudayaan tersebut kepada generasi muda. Cara ini menjadi satu-satunya cara yang paling ampuh dalam meningkatkan kembali jiwa ―minang‖ dalam diri

generasi muda. Maka wajar saja jika sekolah-sekolah di Sumatera Barat memberi mata pelajaran

Budaya Alam Minang Kabau (BAM) dalam kurikulumnya. Na-mun yang jadi permasalahan

berikutnya adalah sebagian masyarakat menganggap bahwa mempelajari dan menguasai ke-budayaan minang sudah tidak lagi penting. Alasannya, itu su-dah terlalu tertinggal dan kuno, zaman sudah moderen (baca

dengan logat minang), urusan adat istiadat tidak lagi diperlukan karena sekarang sudah ada yang serba instan. Kurangnya seman-gat para pemuda ini membuat para tetua cemas akan hilangnya penerus mereka dalam mene-

gakkan adat dan budaya. Tapi

tentu saja kecemasan itu akan terus menghantui jika tetua han-ya berdiam dan menggigit jari melihat kemunduran ini. Harus ada semacam pergerakan yang

membuat pemuda kembali me-mandang hormat dan mencintai kebudayaan dan adat minang kabau. Ada persepsi yang perlu dilurus-kan dalam memahami makna

budaya. Budaya minang itu bukan sebatas randai, bukan rabab, bukan saluang, bukan pasambahan. Budaya itu luas, mencakup cara hidup ber-

masayarakat, cara bersikap da-lam pergaulan. Oleh karena itu,

slogan masyarakat minang mengatakan Adat basandi Syarak, Syarak basandi Kitabul-lah. Adat basandi Syarak, menunjukkan bahwa kehidupan masyarakat minang tidak akan

jauh dari nor-ma-norma yang diajar-kan oleh

agama serta tidak berten-tangan dengan nilai-nilai agama. Sementara Syarak basan- di

Kitabullah mengatakan kepada kita, bahwa agama

berpedoman pada kitab Allah Swt., al-Qur`an. Maka dengan begitu, adat dan budaya yang

seharusnya diajarkan kepada para pemuda adalah tentang bu-daya yang berbasis pada syariat, berupa akhlak-akhlak baik dan tatanan hidup bermasyarakat. Adapun randai, rabab, saluang, petatah petitih, tidak lebih dari

sekedar kesenian. Tidak ada hub-ungannya dengan kelancaran hidup bermasyarakat. Tidak ada randai pun masyarakat bisa hidup dengan damai. Rabab pun tidak bisa menyelesaikan masa-lah tanah ulayat.

Wajar saja sebagian besar masyarakat beranggapan bahwa mempelajari budaya alam minang kabau bukanlah hal yang penting atau malas mempela-

jarinya, jika memang dalam ku-rikulum yang dikeluarkan oleh pemerintah hanya berisi tentang kesenian-kesenian dan sejarah. Begitu juga dengan ketidakingi-nan pemuda mempelajari adat dan budaya minang, jika me-

mang yang diajarkan kepada mereka hanya bagaimana menepuk kaki dalam randai dan bagaimana menyusun kata dalam pasambahan. Mengajarkan kese-

nian itu adalah hal yang gam-pang, namun menyampaikan

makna yang terkandung di da-lamnya adalah hal yang membu-tuhkan ilmu terhadapnya. Karena dari makna yang tersimpan di

Opini

Belajar Budaya Minang “Tidak Penting”(?)

Oleh : Rahmiy Nailu Syahadah

Bersambung ke hal. 16

Page 14: Edisi 4 Mitra

“Militan, Inovatif, Terarah, Rancak, dan Aktual”

Edisi IV Th. XX 24 April –24 Mai 2013 14

Wawancara

Kru Mitra (KM): Apo kisahnyo Ibuk bisa tibo ka Jerman? Narasumber (NS): Ikuik suami, sampai di Jerman bulan Novem-

ber tahun 1982. Sabalun ka Jer-

man Kami bulan madu di Singa-pura 2 bulan, salamo di sinan takana anak didik di kampuang, dulu Ambo maaja di TK Batang Agam. Tabayang-bayang wajah anak nan lucu-lucu dan sadang

tunjuk tangan ingin mambaco do‘a supayo capek pulang. Satalah bulan madu kami ba-rangkek ka Moscow, di sinan jatuah sakik karano udaro di bawah 20 derajat celcius. Siap tu

ka Jerman jo pesawat Aeroflot, tibo di sinan banyak manangih, indak tahan cuaca dingin. Tapi kabaa juo l a i , ikuik apak

anak, kan lah punyo

suami. Awa l nyo memang s u s a h t i n g g a di Jer-man,

Am-b o

indak bisa bahaso Jerman. Ambo Tingga di Jermannyo di Bremen bahagian utara dakek kota Ham-burg.

KM: Lah bara lamo Ibuk ting-ga di Jerman? Ado kanalan Ibuk nan asli urang Jerman? NS: Bulan November tahun 2013 ko lah 31 tahun di Jerman, dulu lai acok pulang kampuang, tapi

kini rang tuo indak ado, jadi lah patah hati untuak pulang kampu-ang. Awal tibo di Jerman indak ado

urang Jerman Muslim nan Ambo kenal. Saraso asiang sajo. Kalau

kini lah sabana banyak bule Muslim di siko, saliah pulo

lai dari urang Islam asal

Turki, Arab maupun In-donesia. KM: Apo kesan Ibuk jo Muslim di Jer-

man?

NS: Basamo mere-ka banyak kesan rancak yang ban-

yak menyadarkan diri surang. Con-tohnyo: bilo ambo atau anak ambo

sakik, inyo mara-wat, masak nasi dan dagiang, nyo

baok ka rumah. Tapi indak urang Islam se nan elok doh, tetangga Ambo non Muslim elok juo, ado malah yang

Atheis pun suko manolong dan

ramah. Bule nan Muslim ko sangat per-hatian, bilo Ambo punyo masa-lah, mereka akan membantu. Apo sajo masalah, katiko dulu inyo tolongan ambo mambuekan

surek lamaran masuak sikola. Ambo dulu maambiak pendidikan jurusan Turistik, nan ditarimo urang Jerman rato-ratonyo, sab-ab sikola ko derajatnyo samo jo pegawai. Bilo salasai pendidikan

bisa karajo langsuang. Nah, katiko itu surek lamaran Ambo dibuekan bule karano Am-bo ado punyo bayi samaso itu, dan Alhamdulillah ambo ditarimo.

Mako Ambo berhak tarimo gaji 67% dari gaji yang ditarimo sala-

mo pendidikan sebab barnak ketek. Sikola tu langsuang dapek gaji. Karano sikola kejuruan, penerimaan terbatas. Di Jerman, sadonyo serba tera-tur, disiplin, barasiah, ke dokter

pun dokternyo ramah, tapek waktu, bisa miliah dokter, tampek balanjo ado yang murah dan ado yang maha, tingga piliah. Aman kamano sajo pai siang malam, indak ado tukang

todong sarupo Jakarta, copet alun ado nampak lai, mau kursus ado nan gratis ado pulo nan bay-

ia. Kini Ambo baraja bahaso Perancis sakali saminggu dan kursus computer juo. Kalau nio pemerintah yang bayiaan juo

bisa, cuma Ambo maleh dek lah

P erkembangan Islam di Jerman dari

tahun ka tahun samakin pesat, kara-

no urang-urang yang dulunyo

baragamo non Islam di nagari Hitler

itu kini alah baansua-ansua mandalami Islam,

sahinggo tertarik jo Islam dan memeluk aga-

ma nan rahmatan lil ‘alamin ko.

Sabaliaknyo, urang Minang banyak yang ru-

sak di Eropa, inyo maniru kalakuan urang

baraik, yang lapang marapek, yang rapek

malakek, yang malakek mangetek.

Bakato urang Piaman: ‖Oi Piak iyaik! Nan

ketek bulek kamek pendek padek bakilek

singkek ebaik”.

Muslim Jerman Butuh Guru Agama

Oleh : Irham Amir El-Ikromi

Namo: Humaira binti Ahmad

Suku : Pili

TTL: Canduang, 7 Oktober

1958

Status: Istri, 2 orang anak

Kampuang: Bukiktinggi

Alamat sekarang: Bremen,

Jerman

Bersambung ke hal. 17

Page 15: Edisi 4 Mitra

“Militan, Inovatif, Terarah, Rancak, dan Aktual”

Edisi IV Th. XX 24 April –24 Mai 2013 15

tannya dengan Khitan Wanita Pernyataan resmi WHO yang

seolah menolak syariat khitan wanita bagai minyak tanah yang menyiram api kebencian di dalam hati para pembenci Islam. Dengan media yang mereka kuasai, dimunculkanlah isu-isu gagalnya syariat yang satu ini. Berhasilkah?

Tentu, karena memang watak masyarakat Indonesia saat ini yang begitu mudah terpengaruh dengan opini-opini yang belum tentu kebenarannya. Namun jika kembali diteliti, tern-

yata pernyataan WHO tersebut bukan merujuk pada khitan wanita yang disyariatkan oleh Is-lam, karena WHO hanya menolak praktek Female Genital Mutilation,

yang jika diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia secara benar

adalah mutilasi organ vital wanita. Faktanya praktek khitan wanita yang dilaksanakan sesuai dengan syariat Islam –yang hanya me-nyingkirkan lapisan kulit teratas klitoris- tidak akan menimbulkan

trauma, pendarahan, ataupun kanker. Malah sebaliknya, khitan wanita memberi banyak manfaat, seperti mencegah terjadinya kanker dan menambah kenik-matan dalam berhubungan suami

-istri. Contoh kongkritnya, tidak pernah ada pengaduan mengenai dampak-dampak negatif tersebut di komunitas Islam Indonesia,

yang memang mempraktekkan khitan wanita. Tak heran, jika Majlis Ulama Indo-nesia (MUI) tetap mengambil keputusan bahwa khitan bagi wanita adalah bentuk makrumah

(perbuatan mulia) yang diter-jemahkan sebagai sunnah di da-lam kajian fiqih. Bagaimana Menyikapi Se-rangan-serangan Terhadap

Syariat Serangan-serangan terhadap syariat yang kini tengah gencar dilancarkan sebenarnya tak lebih dari lelucon berkedok ilmiah, ka-

rena kesadaran untuk kembali kepada syariat sudah mulai

mewabah bagi kalangan umat Islam, khusunya pasca krisis ekonomi dan sosial yang men-impa Amerika Serikat dan Benua Eropa 2011 silam. Hal ini menggugah para pemikir barat, bahwa hanya dengan sistem Is-

lamlah keadaan dapat kembali distabilkan. Kenyataan inilah yang membuat gentar dada mereka yang benci dengan pesatnya perkembangan Islam.

Meskipun jika diteliti, Islamlah yang unggul dari segi teori dan fakta lapangan, tetap saja Islam kalah dari segi media untuk

menyampaikan kebenaran terse-but kepada masyarakat. Sebagai contoh terdekat adalah fitnah ter-hadap organisasasi keislaman di sekolah-sekolah, ROHIS, yang dijadikan kambing hitam sebagai lahan perekrutan teroris. Namun

beruntung, aktivis ROHIS, melalui media-media yang minim, dapat menepis tuduhan keji tersebut. Mengikuti perkembangan berita

tentu sangat penting, namun

lebih penting lagi adalah

menganalisa serta memastikan

bahwa berita yang diterima itu

benar adanya. Hal inilah yang

sangat diwanti-wanti Allah SWT di

dalam surat Al-Hujurat ayat 6,

yang artinya, ―Hai orang-orang

beriman! Jika datang kepadamu

seorang fasiq membawa sebuah

kabar, maka pastikanlah kebena-

ran kabar tersebut sebelum ada

pihak yang kamu rugikan (dengan

tuduhan, kecurigaan maupun tin-

dakan) dan kemudian kamu me-

nyesal atas apa yang kamu

lakukan!‖. Wallahu a’lam

bishawwab.

juangan yang berat. Seperti kita ketahui bahwa Thailand merupa-

kan negeri yang bebas. Mayoritas penduduknya menyukai ke-hidupan malam, pergaulan bebas, dan minum minuman keras. Selain itu dentuman musik dapat kita temui di mana saja. Para pemudi pun berpakaian sangat

minim. Bagi seseorang yang se-dang lemah imannya, tentu saja serbuan kemaksiatan yang ada di lingkungan merupakan tantangan yang berat.

Secara kepercayaan pun, kita

dapat menemui praktik syirik ter-sebar di mana-mana. Hampir di setiap rumah ada kuil kecil di ma-na mereka meletakkan sesaji. Bahkan biasanya para pedagang pun meletakkan sesaji itu di toko

mereka. Pengagungan mereka pada kerajaan pun sudah

melampaui batas. Raja dianggap sebagai keturunan dewa sehingga mereka menjadikannya sesemba-han. Biksu pun mendapatkan per-

lakuan yang sangat istimewa. Mereka akan memberikan apapun jika bertemu biksu, hanya untuk mendapatkan berkat dari mereka. Tentu saja praktik syirik yang bertebaran di seluruh bumi Thai-land ini terus bertentangan

dengan hati kaum muslimin. ―Walaupun islam di Thailand mi-noritas tetapi kami tidak merasa terkekang apalagi terpaksa untuk menganut agama yg dijunjung

tinggi Rasulullah saw, yang ada

kami merasa bangga dan sangat bersyukur atas hidayah-Nya telah memberikan kami setitik cahaya yang menerangi kegelapan kami. Disinilah letak kualitas iman seseorang muslim itu, apakah ia

bertahan atau malah sebaliknya. Dan dengan bekal semangat jihad

kami kan terus berjuang mem-pertahankan aqidah islamiyyah. Berharap ilmu yang kami tempa di bumi kinanah ini bisa menjadi

benteng pertahanan bagi saya, kami, dan seluruh masyarakat di tanah kelahiran kami.‖ Tutur Fa-thonah Mahsiswi Al-Azhar asal Pattani, jurusan Ushuluddin. Karena itu, biasanya kaum mus-

limin di Thailand hidup berke-

lompok supaya dapat saling men-

jaga. Di dekat masjid biasanya

ada perkampungan muslim.

Selain itu, ada juga beberapa

daerah di Bangkok yang memiliki

persentase penduduk muslim

yang cukup besar. Mereka be-

rusaha membuat lingkungan yang

baik supaya dapat hidup di luar

gelimang kemaksiatan tadi

Sambungan dari hal. 4

Sambungan dari hal. 7

Page 16: Edisi 4 Mitra

“Militan, Inovatif, Terarah, Rancak, dan Aktual”

Edisi IV Th. XX 24 April –24 Mai 2013 16

akan diperoleh.

Di sini manusia di uji dengan segala sarana-sarana yang diberi-kan Allah untuk kebaikan ham-banya. Karena sejatinya Allah tidak ingin hambanya berada da-lam kesesatan.Maka manusia hendaknya bersungguh-sungguh

untuk mencapai jalan kebenaran tersebut. Kebenaran yang diyakini oleh hati nurani, dengan akal se-bagai alat berfikir, dan ilmu se-bagai pembuka kunci kebenaran tersebut.

―Tiap-tiap yang berjiwa akan me-rasakan mati. Kami akan menguji kamu dengan keburukan dan ke-baikan sebagai cobaan (yang

sebenar-benarnya). dan hanya kepada kamilah kamu dikemba-

li” (QS. Al-Anbiya‘: 35). Allah juga menciptakan mata batin untuk manusia. Jika ia sela-lu memupuk kelakuan buruk, maka mata batin itu akan keruh bahkan saking keruhnya Allah

menutup hati itu, hingga sulit un-tuk dimasuki sinar hidayah-Nya. Mereka sulit untuk mencapai kebenaran. Mengapa dapat terjadi demikian?. Sebab mereka selalu tunduk pada nafsu.―Dan jangan-

lah kamu mengikuti orang yang hatinya telah Kami lalaikan dari

mengingati Kami, serta menuruti hawa nafsunya dan adalah keadaannya itu melewati ba-tas‖ (QS.Al-Kahfi 57).

Dengan adanya kebaikan dan keburukan ini, Allah memerinta-hkan kepada manusia untuk sela-lu berlomba dalam kebaikan, ―Berlomba-lombalah dalam ke-baikan.‖ (QS. al-Baqarah 148), berlomba mencintai yang Maha

Esa dengan menjalankan semua perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya. Ketika manusia berkeinginan un-tuk melakukan suatu tindakan,

maka dari keinginan manusia ter-sebut muncullah suatu tindakan (kasb). Dalam Alquran, kata kasb diartikan sebagai tindakan hati. ―Allah tidak menghukum kamu disebabkan sumpahmu yang tidak dimaksud (untuk bersumpah),

tetapi Allah menghukum kamu disebabkan (sumpahmu) yang disengaja (untuk bersumpah) oleh hatimu. dan Allah Maha

Pengampun lagi Maha Penyan-tun.‖( QS.Al-Baqarah 225). Jika terdapat ayat Alquran yang menisbatkan kata ―Kasb‖ kepada tangan, seperti dalam surat as-Syura ayat 30 ―Dan apa saja musibah yang menimpa kamu, itu

disebabkan oleh perbuatan tan-ganmu sendiri, dan Allah me-maafkan sebagian besar dari kesalahan-kesalahanmu”, hal ini berarti majaz ‘aqli. Semisal ka-limat ―Musim semi menyuburkan

tanaman‖.Dalam kalimat ini yang menyuburkan bukanlah musim semi tapi Allah yang Maha Kuasa. Setelah kita pahami bahwa manu-

sia mukhayyar atas segala tinda-kannya, lalu bagaimana takdir

yang telah ditetapkan Allah di lauhil mahfudz? Apakah di antara qadha dan qadar dapat mengha-pus keinginan (‘azm) yang ada pada manusia? Qadha dan Qadar

Memang Qadha secara bahasa berarti suatu hukum, atau dapat disebut hakim memutuskan suatu hukum. Namun secara terminolo-gi, Qadha Allah adalah sesuatu yang telah ditetapkan oleh Allah

pada hamba-Nya, tanpa ada sangkut-pautnya pada keinginan

dan pilihan setiap insan. Adapun Qhadar berarti, kemunculan sega-la sesuatu perbuatan atas dasar keinginan manusia dan sesuai dengan apa yang telah ditetapkan

di azali. Doa merupakan senjata ampuh sebagai penolak bala, kemudian bertawakal pada takdir setelah usaha dan doa dikerahkan. Dalam hadist yang diriwayatkan Ahmad

dan Nasa‘i, Rasulullah Saw. bersabda: ―Seorang diharamkan bagianya rezki atas maksiat yang dilakukannya, dan takdir dapat berubah dengan doa, maka tam-bahlah sisa umur dengan ke-

baikan.‖ Arti qhada dan qadar dalam hadis ini adalah takdir yang direalisasikan dengan ikhtiyar manusia sendiri. Dari pemaparan di atas jelas bah-wa manusia memiliki ikhtiyar un-

tuk melakukan apa yang dia ingini. Manusia diuji dengan sega-la yang ada di depannya berupa kebaikan dan keburukan.―Tiada

suatu bencanapun yang menimpa di bumi dan (tidak pula) pada di-rimu sendiri melainkan telah ter-tulis dalam kitab (Lauhul Mah-fuzh) sebelum Kami mencip-takannya. Sesungguhnya yang demikian itu adalah mudah bagi

Allah.(Kami jelaskan yang demikian itu) supaya kamu jan-gan berduka cita terhadap apa yang luput dari kamu, dan supaya kamu jangan terlalu gembira ter-hadap apa yang diberikan-Nya

kepadamu. dan Allah tidak me-nyukai Setiap orang yang som-bong lagi membanggakan diri.‖ (QS. al-Hadid 22-23)

Telah banyak Allah memberi dalil

atas Kuasa-Nya. Apalagi Allah

menurunkan Alquran sebagai pe-

doman hidup manusia, sudah

banyak berbicara tentang kebena-

ran dan pekerjaan yang diridhai

Allah. Di tambah lagi dengan di-

angurahkan kepada umat manu-

sia insan mulia, yaitu Baginda

Rasulullah Saw. Maka haruslah

bagi manusia untuk selalu berji-

had mencari kebenaran tersebut

agar hidayah Allah selalu menun-

tun kepada kebaikan. Sebab, ke-

baikan dan kebenaran akan beru-

jung kepada keburuntungan

manusia itu sendiri. ―Barangsiapa

yang berjihad, Maka

Sesungguhnya jihadnya itu ada-

lah untuk dirinya sendiri.

Sesungguhnya Allah benar-benar

Maha Kaya (tidak memerlukan

sesuatu) dari semesta

alam.‖ (QS. al-Ankabut: 6). Oleh

karena itu marilah kita selalu

mengingat Allah agar hati kita

dapat teriringi dengan cahaya

kebenaran. Hati, akal dan

pikirannya akan selalu tentram.

Sebab barang siapa yang

mengenal Allah, maka ia akan

mengenal dirinya sendiri.Wallahu

ta’ala a’la wa a’lam.

Sambungan dari hal. 5

Page 17: Edisi 4 Mitra

“Militan, Inovatif, Terarah, Rancak, dan Aktual”

Edisi IV Th. XX 24 April –24 Mai 2013 17

balik kesenian itulah budaya minang dikisahkan. Akan sangat

malu rasanya jika sebagian besar generasi muda minang tidak tau apa seperti apa hakikat budaya minang yang sebenarnya. Dengan begini, bagaimana jadinya bumi minang di masa yang akan da-tang?

Dengan begitu, maka sejatinya pembelajaran terhadap budaya minang adalah hal yang sangat urgen, di pandang dari segi manapun. Seperangkat budaya

yang kian lama kian terkikis dan akhirnya hilang itu harus segera dikembalikan dan dibangkitkan. Hingga nantinya, peninggalan-peninggalan para leluhur tidak

hanya menjadi tempat pariwisata atau kisah historis bahkan hanya

menjadi legenda semata. Se-bagaimana perintah Rasulullah Saw. kepada umat beliau untuk mewarisi kebaikan, maka mewari-

si budaya adalah sebuah kewajiban bagi para pemuka adat. Meyadarkan dan menum-buhkan kembali semangat belajar

dan akhlak baik pada diri masyarakat minang. Cara yang paling ampuh adalah dengan teladan. Menjadikan karakter dan budaya asli minang tertanam ko-koh di dalam diri kita hingga bisa dijadikan contoh bagi generasi

berikutnya. Karena kata pepatah, ―pandai urang dek baraja”. Dan pada akhirnya, akan hadir

generasi muda minang bersifat

seperti yang digambarkan dalam

filosofi adat berikut: ―Adopun nan

di sabuik rang mudo, tapakai

taratik dengan sopan. Mamakai

baso jo basi. Tahu di ereang jo

gendeang. Mamakai raso jo pare-

so. Manaruah malu dengan

sopan. Manjauhi sumbang jo sa-

lah. Muluik manih baso katuju.

Kato baiak kucindan murah, pan-

dai bagaua samo gadang. Hormat

kapado ibu bapo. Khidmat kapado

urang tuo-tuo. Takuik kapado Al-

lah, manuruik parentah

Rasulullah. Tahu di korong

dengan kampuang, tahu di ru-

mah dengan ranggo. Takuik di

budi katajua. Malu di paham ka

tagadai. Tahu di mungkin dengan

patuik. Malatakkan sasuatu pado

tampeknyo. Tahu di tinggi dengan

randah, Bayang-bayang sapan-

jang badan. Bulieh ditiru

dituladan. Kasuri tuladan kain,

kacupak tuladan batuang. Maleleh

bulieh dipalik, manitiak bulieh

ditampuang. Satitiak bulieh di-

lauikkan, sakapa dapek digunu-

angkan. Capek kaki ringan tan-

gan. Namuah di suruah di sarayo.

Iyo dek urang di nagari.”. wallla-

hua’lam.

seolah memberi angin segar da-lam peningkatan mutu dan citra

sebagai keputriannya KMM, yang pastinya juga berdampak pada nama baik KMM. Banyak prestasi yang ditoreh oleh BK, baik dalam akademik maupun ajang-ajang perlombaan yang diadakan oleh

organisasi besar seperti WIHDAH

atau sejenisnya. BK tampak sela-lu antusias dan tak mau ketingga-lan dalam setiap event-event ber-harga tersebut dan terkenal dengan kekompakannya. Terbukti dari prestasinya menyabet

penghargaan keputrian terbaik dalam WIHDAH Sparkling Day yang diadakan WIHDAH masa bakti 2012-2013. Juga terlihat dari partisipasi anggota BK yang terjun aktif dalam berbagai or-ganisasi dan menduduki posisi-

posisi penting dalam organisasi tersebut.

Bundo Kanduang mulai naik daun.

Gerakan perluasan sayap dan jaringan BK membuat image ek-sklusivitasnya perlahan memudar. Namun hal itu tentunya juga tak terlepas dari kekurangan-kekurangan. Anggota BK seolah

menguatkan cakarnya di satu sisi dan kendur di sisi yang lain. Da-lam artian, terdapat ketimpangan dalam kontribusi eksternal dan

internalnya. Bisa jadi salah satu yang melatarbelakanginya yaitu karena anggota-anggota potensial BK kurang terasah kemampuan organisasinya dalam lingkup in-ternal. Acara-acara yang diada-

kan kurang menyedot perhatian

para anggota. Profesionalitas ser-ta follow up dari skill yang disang-garkan, baik skill keterampilan, skill keahlian, atau skill olahraga juga kurang memadai, ditambah kurang mendapat perhatian dari

KMM sendiri. Kecakapan dan ke-mandirian KMM dalam men-gusung mayoritas kegiatan, teru-tama kegiatan besar membuat BK tak perlu ambil pusing dalam mencari-cari porsi kerja. Sehing-ga sering berdampak juga pada

psikis anggota BK yang malu, ciut, serta tak merasa berkepent-ingan menyuarakan apa saja jika dalam forum-forum gabungan

seperti sidang, diskusi dan lainnya.

Peran dan kontribusi kita sejat-inya dituntut saat kita kembali dan mengabdi di tanah air kita,

Indonesia dan di kampung hala-man kita, Sumatera Barat. Di Me-sir ini sebenarnya adalah ladang berbekal kita sebanyak-

banyaknya dan seefektif mung-kin. Bibit ilmu kita harus mumpuni, bibit organisasi kita juga harus ada dan bibit dakwah juga harus punya. Sehingga saat waktu bertunas, tunas terbaiklah

yang akan muncul dari bibit-bibit

tersebut.

Oleh karena itu, kita tidak bisa mengabaikan satu bibit dan masa

bodo dengan bibit yang lain. Kita tidak seharusnya cuek dengan gonjang-ganjing pelayaran organ-isasi kita, baik itu BK maupun KMM.

Sebagai mahasiswa, kita dituntut

bersuara dan bersikap kritis da-

lam pergerakan demi mem-

bangun organisasi yang solid dan

oke punya. Agar kiprah Bundo

Kanduang dan KMM di tanah air

nantinya cerah dan dapat mengi-

kuti jejak-jejak sukses tokoh-

tokoh Minangkabau yang naman-

ya harum tak lekang ditelan ma-

sa.

Sambungan dari hal. 12

Sambungan dari hal. 11

Page 18: Edisi 4 Mitra

“Militan, Inovatif, Terarah, Rancak, dan Aktual”

Edisi IV Th. XX 24 April –24 Mai 2013 18

tuo. Banyak kamudahan di nega-ra Jerman ko karano lah maju.

KM: Apo sajo kalabiahan umat Muslim Jerman dalam menga-malkan Islam manuruik Ibuk? NS: Banyak kelompok Muslim di Jerman ko, tagantuang bagaima-no mereka kenal Islam dan

malalui sia. Jikok suami mereka Salafi mako Salafiyah bule tu. Kalau laki atau bini nyo Syi‘ah mako Syi‘ah lah pasangannyo. Nan baguru jo ahli Sufi mako jadi Sufiyah lah bini nyo. Tiok duduak

jo tagak bazikia taruih. Con-tohnyo nan baguru ka Syeikh Nazim dari Cyprus, mako pangikuik Tariqat Naqshabandi lah mereka.

Bagaimana pun kelompok macam

tu, Alhamdulillah mereka akur, cuma pendatang yang bikin ma-salah. Ambo netral, mengamalkan madzhab Syafi‘i. Ambo bisa ber-gaul jo sia sajo, nan Atheis pun bakawan karano keyakinan urang alun bisa ito rubah. Cuman kito

ado prinsip, bilo wakatu shalat datang yo pai shalat. Agamo kan mandidiak kito untuak kenal jo Allah, sarupo manutuik aurat wajib hukumnyo, indak ado alasan untuak manantang pera-

turan Allah. Tapi itulah banyak kawan-kawan Minang nan basua-

mi jo urang asiang, pakaian lah samo jo urang Barat, bilo di ingekan katonyo saliah surang se lah.

KM: Sia guru agamo yang bi-aso Ibuk mangaji di sinan?

NS: Kadang-kadang ka Hamburg ikuik hadir dalam Majlis Zikir bule, bisuak ko nio ka rumah Pak Gery ado pangajian kitab kuniang, inyo

tamatan pesantren, kini kuliah di Hannover jurusan Robot. Beko sore rencana maaja induak-induak Turki mangaji. Pak Gery ko urang Semarang, insinyur pe-sawat, karajo di Airbus.

Dulu Ambo aktif juo maaja bule mangaji wakatu Aziza (anak par-tamo) umua 5 tahun. Induak-induak Turki juo acok maadoan pangajian di rumah Ambo, bagabuang jo induak-induak Mus-

lim Indonesia dan asli Jerman. Kalompok ko makin gadang, akhirnyo kini lah tabagi-bagi. Kalompok Jerman bukak pan-gajian surang, juo aktif pangajian

tiok hari Kamis sampai Minggu di siko. Acaro hari minggu pelajaran

tajwid dan menghafal Al-Qur‘an, guru nyo Aisyah mahasiswi kedokteran asal Mesir dengan paspor Libia. Hari sabtu bisuak ambo ado acara baranang sasamo muslimah di

siko, tantu padusi sadonyo dan pakaian ranang muslimah yang manutuik aurat dari kapalo sam-pai kaki. Anak Ambo nan laki-laki si Afif beko sore ka Hamburg ado acara sasamo urang muslim, inyo

panyanyi qasidah.

Ado carito ceik, katiko itu bule batanyo,‖dari mana kamu? Ambo jawek : dari Bremen‖. Tanyo inyo liak, ‖orang tua kamu?‖ Ambo jawek: orang tua Saya sudah

wafat, sekarang dalam tanah, nanti Kamu juga akan kembali ke

tanah, asal Kamu kan juga seperti Saya dari tanah.‖ Inyo maiyoan kecek Ambo, sabananyo inyo ba-tanyo mode itu karano Ambo pa-

kai cadar. Acok bule yang awal-nyo indak sanang jo pakaian am-bo, bilo Ambo ajak mangecek jo bagarah akhirnyo jadi kawan elok, malahan maundang Ambo ka rumahnyo.

Bangsa Jerman ko dingin sikap-nyo, jikok diajak mangecek, inyo akan suko dan sangaik sanang. Nah, kalau urang alah sanang aman pai kamano sajo dan apo pun situasinyo. Pernah katiko itu

Ambo indak ado tiket di ateh ken-daraan, dan lupo pulo baok pitih, tibo-tibo ado panumpang mang-garuak sakunyo dan diagiahan pitih tu ka Ambo untuak mambali

tiket, padahal Ambo indak ma-minta, urangnyo juo Ambo indak

kenal. Baitulah bangsa Jerman, aman, pemurah dan ramah. KM: Apo sajo ilmu agamo yang Ibuk palajari di sinan? NS: Ilmu agamo babaco di buku, ko ado Ihya ‘ulumuddin, Riyadhus

Shalihin. Nan jaleh kini Ambo su-sah malawan rintangan nan manggaduah, iman nan turun naiak, karano di siko masih ban-yak maksiaik.

KM: Apo manuruik Ibuk yang kurang jo Muslim Jerman kini?

NS: Kakurangan guru agamo. Baitulah wawancara singkek Ka-mi, dapek Kito ambiak kasim-pulan, mereka butuah urang mode Kito-kito untuak maajaan ilmu agamo.

Mesir dari awal berdirinya sampai

sekarang. Setelah itu acara beralih

kepada sambutan-sambutan, sambutan

pertama oleh Ketua panitia oleh

Rendiyan Saputra, sambutan Ketua

KMM Mesir Muhammad Syukron,

sambutan Presiden PPMI Mesir Ja-

miel Abdul Lathif, terakhir sambutan

oleh Bapak Atase Pendidikan dan Ke-

budayaan KBRI Kairo Dr. Fahmy

Lukman. Setelah itu, acara dilanjutkan

dengan penampilan dari anak-anak TK

ABA, lagu-lagu Minang yang dinyan-

yikan oleh Saudara Yahdi Ilal Haq dan

Rahmat Indra Sakti, Pencak Silat,

Grup Nasyid Nuzha Capella, puisi dari

FLP Mesir, Grup angklung dari

KPMJB, dan penampilan terakhir ada-

lah Tari Indang oleh Tim Tari Indang

KMM Mesir. Kemudian acara ditutup

dengan pembagian hadiah kepada

pemuncak-pemuncak dalam perlom-

baan Rentetan Gebyar HUT KMM

Mesir ke-56 internal dan eksternal,

penyerahan medali oleh Tim Minang

Saiyo yang telah meraih juara runner

up dalam ajang Sumatera CUP dan

juara 1 dalam ajang Celebes CUP da-

lam rangaka HUK KKS dan acara pun

berakhir pukul 23:00 dengan foto ber-

sam seluruh panitia, peserta dan warga

KMM Mesir.

Sambungan dari hal. 13

Sambungan dari hal. 1

Page 19: Edisi 4 Mitra

“Militan, Inovatif, Terarah, Rancak, dan Aktual”

Edisi IV Th. XX 24 April –24 Mai 2013 19

A nda Orang Minang Sejati Kalau: 1. Tidak bisa melihat dan membiarkan trotoar

kosong atau nganggur. 2. Berjalan/mengendarai mobil lebih pelan di perempatan/pertigaan untuk melihat peluang membuka rumah makan. 3. Mengeluh bila belum makan masakan Padang minimal sekali

sehari. 4. Tidak bisa makan tanpa cabe atau sambal pedas serta selingan

kerupuk jengkol. 5. Kalo makan berkeringat, tapi kalo kerja maunya tidak

berkeringat. 6. Hal pertama yang ditanya be-gitu sampai di suatu kota adalah di mana ada rumah makan Pa-dang terdekat. 7. Membawa nasi rames Padang ke dalam pesawat sejak Airlines

di Indonesia tidak lagi menye-diakan makanan. 8. Lebih memilih rendang jengkol dan sambel pete daripada menu daging, ayam atau sambel ABC. 9. Pada saat makan pagi, anda sudah mengetahui ke mana dan

makanan apa yang akan dimakan

untuk siang dan malam harinya. 10. Makanan kesukaan anda di daftar menu adalah yang paling murah dan paling banyak por-sinya.

11. Terhimpit maunya di atas, terkurung maunya di luar. 12. Masih menawar harga barang di swalayan atau department store yang sudah ada Price Tag-nya dengan harapan bisa dapat lebih murah.

13. Hal pertama yang muncul di pikiran saat membeli barang ada-lah apakah bisa dijual kembali dengan sedikit keuntungan. 14. Berhasil dengan sukses

menjual serta meyakinkan seseorang untuk membeli

barang kelas kaki lima dengan harga swalayan. 15. Tahu perkembangan naik turun harga barang di pasar, harga emas, harga kain, upah jahit baju,

ongkos cetak dan sewa tempat di pasar. 16. Berkunjung ke department store, swalayan atau toko hanya

untuk mengetahui perbandingan harga barang untuk kemudian mencarinya di kaki lima. 17. Simbol matematika yang pal-ing dikenal adalah tanda + (tambah) dan tanda X (kali), tid-ak mengenal tanda - (kurang)

dan tanda : (bagi). 18. Lancar mengucapkan kalimat satu 5 ribu, dua 7 setengah, tiga

10 ribu. 19. Hasil perhitungan 2+2=7 karena 4 pulang modal, 2 keun-

tungan dagang, 1 untuk sewa tempat/ongkos. 20. Tangan menerima uang lebih cepat dan tangkas daripada tan-gan membayar. 21. Pelajaran yang paling dimina-ti di sekolah adalah aritmatika,

hitung dagang, harga pokok dan marketing. 22. Tempat duduk favorite anda waktu berkunjung ke cafe atau restoran adalah di dekat kasir atau pintu masuk, untuk melihat penerimaan uang

masuk dan

j u m l a h pengunjung yang da-tang. 2 3 .

Perintah t a m b a -han anda

saat menyuruh seseorang mem-beli barang di toko atau warung adalah cari harga yang paling murah dan usahakan untuk

menawar. 24. Selalu naik angkutan umum atau angkot yang ada musiknya. 25. Menyetop taxi, membuka pintu depan, kemudian bertanya ke sopir taxi-nya "Jurusan mana Bang??".

26. Lebih memilih tarif taxi sis-tem tawar menawar daripada sistem argometer demi alasan

kepastian harga dan kepuasan menawar. 27. Selalu memilih duduk paling

depan kalo naik angkutan umum, bus atau pesawat dengan tujuan supaya bisa sampai lebih cepat dan lebih dulu. 28. Pesta pernikahan anda belum terasa lengkap tanpa ada panggung orgen tunggal yang

menampilkan penyanyi terkenal se-kecamatan atau kabupaten. 29. Begitu keluar dari kampung halaman, langsung bisa berbaha-sa Indonesia Raya yang baik dengan logat Minang yang kental serta gimana gitu.

30. Selalu berprinsip "Dimana

Bumi Dipijak, Disitu Langit

Dijunjung, tapi kampung

halaman dan pulang

kampung tetap nomor

satu".

Sumber: SiMbahdOt-

Com.

Tabassam Oleh : Boris Ahmadi Sikumbang

Anda Orang Minang Sejati Kalau...

Page 20: Edisi 4 Mitra

“Militan, Inovatif, Terarah, Rancak, dan Aktual”

Edisi IV Th. XX 24 April –24 Mai 2013 20

E nemy at the Gates — Lah tibo lawan di pintu. Batman Forever — Kalalauang Remember the Titans — Lai Takana jo si

Titan The Italian Job — Karajo maliang Die Hard — Payah matinyo Die Hard II — Alun Juo Mati Lai…? Die Hard III With A Vengeance — Ondeh Mandeh.. ndak juo mati mati doh…? Bad Boys — Anak Kalera

Sleepless in Seattle — Mangantuak. Lost in Space — Ilang di awang awang Brokeback Mountain — Gunuang patah tulang

lcheaper by Dozens — Bali salusin tambah murah.. You‘ve got Mail — Ado surek tuh ha… Paycheck — Pitih Gaji

Independence Day — Hari Rayo The Day After Tomorrow — Saisuak Die Another Day — Ndak kini matinyo..? There is Something About Marry — Manga si Merry yo..? Silence of the Lamb — Kambiang pangambok

All The Pretty Horses — Kudonyo rancak-rancak Planet of the Apes — Planet Siamang Gone in Sixty Seconds — Barangkek lah waang Lai Original Sin — Sabana-bana doso…

Mummy Returns — Lah Baliak si One tadi..? Crash — Balago kambiang Copycat — Kopi Kuciang Seabiscuit — Makan Biskuit di Lauik Freddy vs Jason — Bacakak Just in Heaven — Lah di Surgo Air Bud — aia si Budi

How To Lose A Guy in 10 Days — Baa caronyo manyipak urang.. Lord Of The Ring — Juragan batu cincin

Deep Impact — Taraso dalamnyo Million Dollar Baby — Anak Rangkayo Blackhawk Down — Buruang itam si Don

Saving Private Ryan — Mahagia les ka si Ryan Dumb and Dumber — Pakak jo sabana Pandia..

Sumber: SiMbahdOtCom.

Lapeh Panek Oleh : Boris Ahmadi Sikumbang

Film Luar Versi Minang

Page 21: Edisi 4 Mitra

“Militan, Inovatif, Terarah, Rancak, dan Aktual”

Edisi IV Th. XX 24 April –24 Mai 2013 21

Cerpen

Hangat! Terlalu nyaman! Lama aku berada dalam perse-medianku ini. Jutaan detik, ribu-

an jam, ratusan hari, puluhan minggu atau beberapa bulan? Entahlah. Selama berada dalam balutan lembut ini, banyak sekali kejadian dan peristiwa yang tak kuketahui. Canda tawa terdengar begitu akrab, cengkrama antar

sesama begitu asyik dan santai, kicauan burung-burung diiringi belaian angin yang menyejukkan membentuk harmonisasi indah lagi menenteramkan.

Seringkali aku bertanya pada hati kecilku, siapakah aku? Kenapa aku ada di dalam balutan benang halus ini? Untuk siapa aku hidup? Beragam pertanyaan terus mengacak saraf sensorikku, hingga sel otakku kusut berge-

lumit tak karuan. Pikiranku berkecamuk merambat ke sanubari. Hingga pertanyaan konyol terlontar dari diri ini. Bergunakah aku wahai Yang Ma-ha Bijaksana? Kapan aku bisa bersinar seperti bintang-bintang?

Berapa lama lagi aku menanti kesempatan itu Ya ‘Aziz? Masih

adakah harapan? Astaghfirullahal’azhim. Berkata apa aku ini? Hak seperti apa

yang ku punya sampai mera-gukan titah Yang Maha Kuasa? Kulanjutkan komunikasi dengan kalbu kecilku. Saat itu kupa-hami , mungkin di balik balutan kepompong ini tersimpan berbagai kisah menakjubkan.

Siapa tahu? Setelah kehangatan ini tersingkap berbagai keajaiban yang membuat banyak makhluk terkesima. Ku kan tetap sabar menanti.

********

―Jelek amat sich! Aiih, menjijik-kan. Blassshh…‖ Pukulan keras menyambar ranting yang aku tapaki, membuatku hilang kese-imbangan.

―Aaaaa…aaaaa…aaaa, plug, arrrghh…‖ Aku terjatuh dari pun-cak pohon, terhempas, sakit sekali. Untung saja rerumputan

subur menyelamatkanku. Kalau tidak, bisa hancur tubuh ini ber-lumuran darah. Kenapa tidak? Serpihan kayu runcing dan akar pepohonan besar turut menanti-ku. Sejajar dengan kawanan rumput hijau ini. Atau tenggelam

ke salah satu kolam yang dikeli-lingi pohon rambutan nan ranum buahnya. ―Pergi sana! Enyah kau!‖ Sesosok

raksasa masih saja mengumpat-

ku. Manis sekali rambutan di jarinya. Dengan angkuh dia lahap setiap petikan buah itu. Postur tubuhnya seribu kali lebih besar dibanding ragaku. Takut diburu, aku segera mengambil langkah seribu, merayap di sela-sela per-

madani hijau lahan bengkuang. Aha! Di balik pohon jati ini seper-tinya aman. Terlintas di benakku, begitu kejamkah makhluk yang bernama manusia itu? Nafasku tersenggal-senggal. Per-

lahan kuatur temponya yang masih terengah-engah. Ku lihat

si raksasa dengan asyiknya me-lahap seranting rambutan tadi. Diam-diam tertanam kebencian terhadap si raksasa, jauh dalam

lubuk hatiku. Rasanya aku sudah berlari se-cepat cheetah. Bedanya, kalau cheetah berburu mengejar mang-sa, aku berlari menyelamatlan diri dari amukan pemburu. Ber-

harap di seberang lahan persegi bengkuang ini akan menjadi persembunyian teraman untuk-ku. Tapi apalah daya, usahaku belum

selaras dengan harapanku. Ada

pemburu baru dengan gelagat berbeda. Tak kalah dengan har-dikan si raksasa. Siulan "kukuruyuk merdu‖ setiap fajar adalah rutinitasnya. Kenapa di saat seperti ini makhluk itu ma-

lah mengagetkanku? Beberapa

langkah di depan, makhluk pengais berkaki dua itu mematok-matok tanah mencari makan sambil mendekat ke arahku.

Lengkap sudah, tiga cakaran di masing-masing kakinya menam-bah daftar pemburu berbahaya bagiku. Semut yang menetap dalam lubang tanah lebih kecil dari ukuran badanku pun bisa

disantapnya. Mata tajam si ayam jago spontan mentransforma-sikan target secepat mungkin. Apa boleh buat, keluarga semut tewas seketika.

Gawat! Sorot matanya fokus pa-daku. Sesekali berkedip. Oh tid-ak! Ya Rabb! Kemana aku harus melarikan diri? Adakah secercah harapan untuk bisa bersembun-yi? Hidupku bukan untuk menjadi pemanis mulutnya. Sekujur

tubuhku gemetaran. Keringat dingin membasahi badanku. Si pengais semakin dekat dan ba-danku sungguh kaku mati rasa. Ya Tuhan! Aku sangat ingin melihat pelangi tujuh warna. Jika Engkau perkenankan,

selamatkanlah diriku yang kerdil ini.

Kltuk… bunyi patokan si pengais mengenai akar pohon jati yang kokoh. Mungkin ini memang

akhir riwayat hidupku. Aku menggeliat-geliat di paruhnya. Jantungku semakin berdebar. Semakin kencang hingga tiga degupan per detik. Satu lahapan lagi, hancur jasadku di mulutnya. Pasrah menjadi satu-satunya pili-

han yang tak bisa dinegosiasi. Kupejamkan mata, lalu mulai menghitung sambil mengingat semua memori pahit yang pernah kulalui. Three… two…one… kltuk… blugh… tamat sudah perjalanan

hidupku. Si pengais mengu-

nyahku hingga lumat. Tidaak! Tubuhku bergelimang darah, hancur sedikit demi sedikit. Habislah sudah. Eh, tunggu dulu. Cairan merah mengalir di sekujur tubuhku.

Uuuurgh. Sakit sekali. Belum

MEJIKUHIBINIU

Oleh : Muslim Yoniki

Page 22: Edisi 4 Mitra

“Militan, Inovatif, Terarah, Rancak, dan Aktual”

Edisi IV Th. XX 24 April –24 Mai 2013 22

sempat buka mata, blug, kaki si pengais yang nakal menyibakkan serpihan kayu di tanah hingga mengenaiku. Aku terpental ke

lubang kayu kecil di bawah akar pohon jati lainnya. Kemudian, tak sadarkan diri.

******** Perlahan-lahan kubuka mata

yang masih perih. Kugerakkan badan yang masih didera ke-letihan. Sakitnya tiada tara, remuk bak dihimpit pohon tum-bang. Perlahan, kulayangkan pandangan ke sekeliling pohon.

Aha! Aku masih ingat. Untung saja aku tidak amnesia setelah kejadian menegangkan itu. Teta-pi gua apa ini? Namun, aku san-gat bersyukur pada-Mu Ya Rabb!

Engkau masih memberikan kes-empatan untuk melihat pelangi

tujuh warna itu. Alhamdulillah, Engkau Yang Maha Pengasih, Engkau Yang Maha Penyayang. ―Sudah sembuh kawan?‖ Subha-nallah begitu lembut suaranya. Siapakah gerangan yang

menyapaku? Tapi aku belum mampu bergerak banyak. ―Tak apa kawan. Tak usah dipaksakan.‖ What? Suara ini berbeda 180 derajat dengan

yang sebelumnya. Dua suara yang memiliki genre berbeda.

Bagaikan aliran air yang mene-nangkan pikiran dengan suara motor tahun tujuh puluhan yang mengusik pikiran.

―Kemarin kami berdua melihat kejadian mengerikan itu. Kami sangat khawatir akan kesela-matanmu. Tapi kami tak punya kekuatan untuk menolong walau hanya sekedar menggigit.‖ Ya Rabb! Begitu indah suaranya.

Aku penasaran makhluk seperti apa dia? ―Untung ada dua pengais yang berebutan hingga paruh keduan-

ya berbenturan. Kamu pun ter-

lempar ke tanah. Cakaran kaki mereka yang kalang-kabut mem-porak-porandakan serpihan kayu dan mengenaimu, lalu kau terhempas ke gua ini. Sekali lagi maafkan kami yang tak bisa ban-yak membantu.‖ Bukannya pen-

asaran siapa yang mengucap-kannya. Malah aku terfokus dengan suaranya. Suram.

Alhamdulillah. Segala puji hanya bagi-Mu Ya Rabbal ‘Izzati. Engkau selamatkan nyawaku dan engkau anugerahkan aku dua teman baru lagi baik hati. Semo-ga ini awal dari kisah per-sahabatan kami bertiga.

Sampai detik ini, aku belum tahu keberadaan kedua orang tuaku dan kakak laki-lakiku. Kami terpisah saat hujan badai be-berapa minggu yang lalu. Aku

berharap bisa berkumpul kembali bersama mereka. Banyak hal yang ingin kutanyakan pada mereka. Cukuplah apa yang ku-punya saat ini. Maka, nikmat Tu-

han manakah yang kamu dustakan? Nikmat tak berbilang

agaknya mendapatkan dua orang teman yang halus pekertinya. Mataku berbinar. Aduh, men-dadak kepalaku pusing. Aku me-rasakan kantuk yang sangat. Ada percakapan sayut-sayut sampai, hampir tak terdengar sama

sekali. ―Lia… sudah waktunya kita pu-lang.‖ Persis suara lembut yang kudengar tadi. Namun, sebe-lumnya lebih anggun, opss..

menurutku.

―Oh tidaak… kenapa ia pergi be-gitu cepat? Padahal aku belum berkenalan atau pun melihat wajahnya barang sedetik. Jaaa…ng..aaa…n.‖ Lirihku. Mataku

kembali berulah, pusing serta kantuk tak karuan. Perlahan, lambat laun, mataku sangat berat. Tak kuasa lagi menahan pusing dan kantuk, aku pun tertidur kembali. Mungkin

dalam waktu yang cukup lama.

******** ―Hasta kawanku, terima kasih

banyak atas bantuanmu. Banyak

makna kehidupan yang kudapati darimu. Kamu sahabat terbaik yang pernah kumiliki.‖ Kupeluk erat tubuhnya yang sedikit licin. Maklum dia sejenis lumbriscus terestris dari cacing tanah.

―Hati-hati Rêve… selamat menempuh perjalanan yang lebih menarik di atas sana. Kuharap persahabatan kita tak lekang

terkena panas, tak pula lapuk terkena hujan.‖ Mata Hasta ber-linang. ―Insyaallah kawan.‖ Kupegang erat bahunya.

―Tak kan ku lupakan kebersa-maan kita, juga salammu pada Adelia.‖ Tambahku sambil menatap wajahnya dengan senyum lebar. Kemudian aku berjalan keluar.

―Cinta… kerja… harmoni…‖ Teriak lantang kami, sambil menggo-yang kepala ke kanan dan ke kiri. Beginilah nasib makhluk tak ber-

tangan, lambaian khas perpisa-han pun menjelma gelengan

kepala satu sama lain. Aku berjalan keluar, meninggal-kan gua yang menjadi saksi per-sahabatan antara Aku, Hasta, dan Adelia. Ya, ternyata nama makhluk yang berbeda genre

dengan Hasta itu adalah Adelia. ―Nama yang sangat cantik, se-cantik pribadinya.‖ Kata Hasta sahabatku. Walaupun belum pernah melihat wajahnya, tapi

aku yakin Hasta menilainya secara objektif.

Saatnya meninggalkan gua se-mentara waktu untuk memulai kehidupan baru. Tak lama me-langkah, sesosok laki-laki ber-

wibawa menyambutku. Ku ingat-ingat raut wajah itu. Ayaah! Son-tak kupercepat gerak tubuh ini. Lama sekali tak ku rasakan pe-lukan Ayahanda. Ternyata selama ini, Ayah dan

Ibu selalu mengkhawatirkanku dari atas pohon jati ini. Adelia pun diam-diam telah lama per-hatian kepadaku. Dia yang mem-beritahu Ayah kalau aku dirawat

di bawah akar pohon ini.

Berdua beriringan kami mendaki pohon jati yang cukup tinggi ini agar sampai ke tiga perempat-nya. Bayangkan saja, tingginya mencapai kurang lebih seratus lima puluh kaki. Bisa di-

Page 23: Edisi 4 Mitra

“Militan, Inovatif, Terarah, Rancak, dan Aktual”

Edisi IV Th. XX 24 April –24 Mai 2013 23

perkirakan kami berdua akan mendaki setinggi seratus dua puluh kaki. Lumayan memakan waktu.

Dari Ayah aku mendengar ban-yak cerita menarik. Kisah tentang Ibu yang selalu memimpikanku dalam tidur nyenyaknya dan ka-kak laki-laki yang merindukan debat kusir denganku. Keduanya sedang dalam persemedian. Ten-

tang teman-teman Ayah, hy-blaela puera (jenis ulat yang ban-yak hidup di dedaunan pohon jati). Tentang semut-semut yang baik hati sebagai tetangga. Satu cerita yang tak kalah ro-

mantisnya, kisah saranghae Ayah dan Ibu. Mendengarnya langsung dari Ayah membuat hidupku se-makin bergairah. Kusimpan semua cerita itu dalam bungku-

san kalbuku. Special about my family.

Setelah asyik bercengkerama dan tertawa riang. Kami sampai di lubang tiga perempat pohon jati, lokasi yang kami jadikan gua tempat persemedian. Gua per-singgahan saat-saat penantian kami menyaksikan pelangi tujuh

warna. Aku melirik ke dalam gaa. Semuanya sudah terbungkus ra-pi. ―Ayah…‖ Panggilku pelan. ―Ya Rêve… mereka semua dalam

persemedian sebelum beralih ke dunia indah berikutnya. Paling

kanan Ibumu, di sebelahnya ka-kak laki-lakimu dan teman-teman keluarga kita.‖ Tutur Ayah seolah mengerti apa yang kumaksud. ―Adelia ada di sudut sana.‖ Tam-

bah Ayah sambil menatap wajahku. ―Ah Ayah bisa aja.‖ Responku malu dengan rona wajah memerah. ―Rêve masuk duluan ya, Ayah ada urusan sebentar sama teman

di ranting sana.‖ ―Tapi… Aku kan masih rindu Ayah.‖ Kataku protes. ―Ck.. ck.. ck..‖ Sambil geleng-geleng kepala.

―Cuman sebentar kok. Owh ya, di

dalam ada dedaunan segar, had-iah dari teman-teman semut. Kamu pasti lapar.‖ Tambah Ayah sambil tersenyum berbalik arah menuju ranting di depan gua. Aduh! Kenapa mataku berdebu begini. Astaghfirullah. Angin de-

bu! Aku harus segera ke dalam gua. Tapi, Ayah! Batinku beron-tak. Aku tidak mau kehilangan ayah. Bukan untuk kedua kali-

nya. ―Ayaaaah… Ayaaaaah.. Aaa..yaaah!‖ teriakku dari pintu gua sambil menatap fokus ke Ayah yang berada 150 cm di de-panku. ―Rêve! Ayah akan ke sana, tetap

tenang. Oke?!‖ Ayah meya-kinkanku. ―Rêve akan susul ke sana yah, Rêve nggak mau kehilangan Ayah.‖ Ucapku lantang. ―Ayah tau itu nak, makanya Rêve

tetap di sana. Kalau Rêve ke sini, kita berdua nggak akan selamat. Ayah percaya pada Rêve dan Rêve percaya pada Ayah. Oke?!‖ Ayah tetap tenang.

―Hikss.. hikss… Aa..ya..aaa…aaahh…‖ Tapi aku masih saja tak

kuasa menahan isak tangis. ―Rêve harus kuat nak! Harus op-timis! Jangan mudah menyerah! Ayah sangat mencintai Rêve, Ma-ma, dan kakakmu.‖ Wuuussshh… Angin semakin kencang dan tam-paknya kaki Ayah tak cukup kuat

untuk menahannya. ―Rêveeeee! Sampai ketemu di pelangi tujuh warna!‖ Ayah pun tergelincir lalu melayang bersa-ma gumpalan debu. ―Ayaaaaa…aaaa…aaaah.‖ Angin

kencang pun membuatku ter-lempar ke dalam gua sambil me-

nangis menahan rasa pilu. Entah bagaimana nasib Ayahku. Aku benar-benar merasakan ke-hilangan. ********

Sekarang saatnya melihat dunia dengan wajah baru, semangat baru, harapan baru. Kulihat lubang kecil dari dalam selimutku. Perlahan aku mulai mengoyak lubang itu. Sedikit demi sedikit kudorong diriku

keluar dari selimut tebal ini. ―Kamu harus bisa Rêve!‖ Terngiang pesan Ayahku.

Proses demi pros-

es berlalu dengan syahdunya. Aku harus bisa melewati saat-saat sulit ini. Per-lahan kurasakan cairan dari

tubuhku mengaliri sayapku, ku-rasakan fase pengokohan sendi-sendi tubuhku. Aku terus menco-ba melewati proses yang tinggal

sedikit lagi, demi momen yang indah, pelangi tujuh warna. Terus kudorong dan krusshh! Alham-dulillah! Akhirnya aku berhasil melewati proses dari Allah untuk membuat aku lebih kuat.

Aku mulai mengepakkan sayap yang baru saja mekar dan mele-bar ini. Cukup kuat untuk pen-erbangan perdana, destination pelangi tujuh warna. Kulirik sekitarku. Rupanya semua

selimut hangat sudah kosong. Aku tak sabar ingin bertemu dengan mereka, Ibu, kakak, dan Adelia. Tapi sebelum itu aku ha-rus saksikan impian pertamaku,

pelangi tujuh warna. Bergegas aku menuju gerbang

gua yang diintip mentari pagi. Aku ucapkan basmalah sambil menari-nari keluar goa. Ya Rabb! Begitu indah dan menakjubkan segala yang Engkau ciptakan. Waktunya menuju first destina-tion. Aku terus mengepakkan

sayap indahku sambil me-mandangi alam hijau penuh kedamaian. This is my dream! Di atas lautan warna-warni itu, aku terkesima, terdiam seribu baha-sa. Betapa elok dan cantiknya.

Ribuan bunga dengan perbedaan corak dan warna nan unik.

Sungguh menawan dan mem-pesona. Aku sadar, inilah tujuan hidupku sebenarnya. Kenapa aku berada di atas bumi ini. Dan inilah aku,

makhluk cantik yang akan selalu bersahabat dengan bunga, saling menghidupi satu sama lain. Beta-pa menakjubkan perpaduan da-lam ragam warna mejikuhibiniu.

Page 24: Edisi 4 Mitra