EDISI 211 . MEI 2017 Unsyiah Warta

25
www.humas.unsyiah.ac.id ISSN 0215-2916 EDISI 211 . MEI 2017 Unsyiah Warta INOVATIF, MANDIRI, TERKEMUKA Menilik Masa Depan Rumah Sakit Prince Nayef l Psikologi Islam Masyarakat Aceh l Lepat, Makanan Siaga Bencana l Menjaring Pendebat Terbaik

Transcript of EDISI 211 . MEI 2017 Unsyiah Warta

w w w. h u m a s . u n s y i a h . a c . i d

ISSN

021

5-2

916

EDISI 211 . MEI 2017

UnsyiahWarta

INOVATIF, MANDIRI, TERKEMUKA

Menilik Masa DepanRumah Sakit Prince Nayef

l Psikologi Islam Masyarakat Aceh

l Lepat, Makanan Siaga Bencana

l Menjaring Pendebat Terbaik

EDISI 211 . MEI 2017 EDISI 211 . MEI 2017

3

SALAH SATU kenikmatan yang diberikan Allah Swt, tetapi sering dilupakan manusia adalah nikmat sehat. Padahal kalau kita ingin mengkaji lebih dalam, kesehatan merupakan anugerah terbesar yang tidak dapat diukur dan dihargai dengan apapun juga. Sebagai contoh kecil dapat kita gambarkan bagaimana rasa lidah saat mencicipi makanan lezat, tetapi terasa pahit di saat sakit. Semua yang dipandang indah saat sehat, dapat menjadi buruk di waktu sakit. Tubuh yang begitu gagah pun bisa menjadi sangat lemah. Lebih dari itu, di saat sakit mendera begitu parah, permata bukan lagi hal yang menakjubkan, jabatan bukan lagi membanggakan, dan batin si kaya akan terasa miskin. Inilah beberapa hal yang dirasakan tatkala kita dihinggapi penyakit. Di samping itu, seseorang yang didera sakit rela mengeluarkan biaya berapapun sebagai upaya penyembuhan kondisi dirinya. Ini membuktikan betapa berharganya sehat bagi umat manusia.

Sebagai seorang muslim, kita wajib mengakui jika sakit yang ditimpakan baik itu bersifat zahir maupun batin harus disikapi sebagai ujian atau teguran. Sebagai seorang muslim kita wajib mengakui jika sakit merupakan cara Allah Swt untuk menghapus dosa-dosa hambaNya. Hal ini seperti sabda Rasulullah

Saw, “Tidaklah menimpa seorang mukmin rasa sakit yang terus menerus, kepayahan, penyakit, dan juga kesedihan, bahkan sampai kesusahan yang menyusahkannya, melainkan akan dihapuskan dengan dosa-dosanya.” (HR. Muslim).

Universitas Syiah Kuala (Unsyiah) sebagai lembaga pendidikan tinggi terbesar di Aceh, senantiasa peduli terhadap nilai-nilai kesehatan baik bagi warga kampus maupun masyarakat sekitar. Salah satu wujud nyata kepedulian tersebut tercermin dengan dibangunnya Rumah Sakit Prince Nayef (RSPN) yang merupakan hasil kerja sama Unsyiah dengan Pemerintah Arab Saudi. Rumah sakit ini berlokasi di Jalan Lingkar Kampus Kopelma Darussalam, Banda Aceh. Kehadiran rumah sakit ini diharapkan mampu memberikan kemudahan bagi seluruh civitas akademika Unsyiah dan masyarakat untuk memperoleh layanan kesehatan secara baik dan bermartabat. Komitmen tinggi sebagai bentuk tanggung jawab terhadap nilai-nilai kesehatan terus diupayakan RSPN dengan melakukan kerja sama dengan berbagai rumah sakit di Aceh. Hal ini dilakukan agar layanan kesehatan yang baik dan berkualitas dapat dirasakan dan dinikmati oleh seluruh lapisan masyarakat. (Redaksi)

MenjagaNikmat Sehat

HUSNI FRIADY, S.T., M.M.

IFTITAH

EDISI 207 . JANUARI 2017 EDISI 211 . MEI 2017

5

IZIN TERBITDITERBITKAN OLEHPERINTIS

PEMBINA

PENASIHAT BIDANG REDAKSI

PENASIHAT BIDANG ADMINISTRASI & PENGEMBANGANKETUA PENGARAHPEMIMPIN REDAKSIWAKIL PEMIMPIN REDAKSIREDAKTUR PELAKSANASEKRETARIS REDAKTUREDITORPEWARTA

FOTOGRAFERLAYOUTERADMINISTRASI & KEUANGANLOGISTIKSIRKULASIWEB MASTER

STT No. 1138/SK/DITJEN PPG/STT/1987 Humas Universitas Syiah Kuala, Banda AcehProf. Dr. Abdullah Ali, M.Sc. (alm.); Drs. T. A. Hasan Husin (alm.); T. Syarif Alamuddin, Sm. Hk. (alm.)Prof. Dr. Ir. Samsul Rizal, M.Eng. (Rektor Universitas Syiah Kuala) Dr. Hizir (Wakil Rektor I); Dr. Ir. Alfiansyah Yulianur BC. (Wakil Rektor III); Dr. Nazamuddin, S.E., M.A. (Wakil Rektor IV)

Prof. Dr. Husni Jalil, S.H., M.Hum. (Wakil Rektor II)Drs. Zulkarnaini M. YasinHusni Friady, S.T., M.M.Fajriana, S.E. | Hayatana, S.E.Reza Fahlevi, S.I.PMuarrief Rahmat, S.Pd.Ferhat, S.EIbnu Syahri Ramadhan, S.E. | Cut Dini Syahrani, S.Si | Fahmi Risnaldi, S.PdSyahri Afrizal, S.I.Kom.Sayed JamaluddinRika Marlia, S.E., M.M.Munawar, S.H.SaidiMuhammad Iqbal, S.I.Kom

WARTA UNSYIAHEDISI 211 . MEI 2017

ISSN 0215-2916TEBAL ISI 48 HALAMAN

DITERBITKAN OLEHHUMAS UNIVERSITASSYIAH KUALA

REDAKSI WARTA UNSYIAH

[email protected] TVWEBSITEwww.humas.unsyiah.ac.idFACEBOOK@univ.syiahkuala.idINSTAGRAMuniv_syiahkualaEMAILwarta@unsyiah.ac.id

Warta Unsyiah mengajak para pembaca untuk mengirim tulisan terbaiknya ke majalah resmi Unsyiah ini. Silakan kirim tulisan terbaik Anda disertai foto dan biodata diri ke email [email protected] (600-700 kata)

WARTAMenilik Masa Depan Rumah Sakit Prince Nayef

POLEMGet pelayanan pasien senang

SAG

OE

PO

LEM

IFTITAH 3MENJAGANIKMAT SEHAT

EDUKASI 8-9KNOWLEDGE SHARING MELALUI KELAS LITERASI INFORMASI

MAHASISWA 10-11ENGLISH DEBATE COMPETITION MENJARING PENDEBAT TERBAIK

FOKUS 12-17MENILIK MASA DEPAN RUMAH SAKITPAHAMI PROSEDUR UNTUK LAYANAN OPTIMAL

PROFIL 18-19REVIRA SARIMENJADI JUARA ADALAH CANDU

PENGABDIAN 20-22DEDIKASI UNTUK PANTAI UJONG BATEE

RELIGIA 24-25PSIKOLOGI ISLAM MASYARAKAT ACEH

PERSPEKTIF 28-29KEMALASAN SOSIAL DI KALANGAN MAHASISWA

RISET 32-33INTERNET MEMICU CYBERBULLYING

KREATIF 32-33LEPAT, MAKANAN SIAGA BENCANA

FAKULTAS 38-39MELAWAN INDONESIA DARURAT SAMPAH

ENGLISH 40-41YOUTH CHARACTERISTICS NEEDED IN COUNTER-TERRORISM

ASPIRASI 46-47SEBERAPA HIJAU UNSYIAH MENURUT ANDA?

32

4 DAFTAR ISIREDAKSI

20 18

primadennysentia
Highlight

6

EDISI 211 . MEI 2017 EDISI 211 . MEI 2017

7

Rumah Sakit Prince Nayef bin Abdul Aziz (RSPN) Unsyiah berperan penting dalam mewujudkan cita-cita Unsyiah dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat.

8

EDISI 211 . MEI 2017 EDISI 211 . MEI 2017

9

KNOWLEDGE SHARING MELALUI KELAS LITERASI INFORMASI

tanpa kenal lelah dan pandang bulu. Semua dinilai memiliki kemampuan yang berbeda-beda. Setelah diberikan pengetahuan dan kepercayaan, muncullah ide-ide yang terus difasilitasi. Salah satunya adalah kegiatan knowledge sharing melalui Kelas Literasi Informasi yang lahir pada tahun 2013. Kegiatan ini merupakan ide dari salah seorang pustakawan yang kemudian menjadi salah satu pustakawan kebanggaan Perpustakaan Unsyiah dengan mendapatkan dua pengakuan, yaitu Certified Librarian dan Inspirator Mutu Unsyiah pada tahun 2015 dan 2016.

Melalui Kelas Literasi Informasi, perpustakaan menjadi lautan ilmu yang tak akan pernah mati karena terus berbagi tanpa henti. Tujuan Kelas Literasi Informasi adalah untuk membantu civitas akademika mengelola kata kunci dalam melakukan pencarian, mengidentifikasi serta mengevaluasi informasi sesuai yang dicari. Bagi mahasiswa memudahkan mereka dalam menulis tugas akhir. Bagi dosen

dan pegawai dapat membantu mereka dalam meningkatkan nilai tulisan ilmiah.

Civitas akademika dapat memanfaatkan koleksi-koleksi lokal konten, jurnal ilmiah nasional maupun internasional. Baik koleksi yang dilanggan Unsyiah, Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Kemristek Dikti), atau Perpustakaan Nasional Republik Indonesia (Perpusnas RI). Dengan mengikuti Kelas Literasi Informasi, kita dapat mengetahui jurnal-jurnal yang terindeks scopus untuk dijadikan bahan rujukan. Semua itu dikemas dalam bentuk web searching yang diberi nama Portal Aplikasi Perpustakaan Unsyiah.

Koleksi lokal konten yang ada di Portal Aplikasi Perpustakaan Unsyiah bisa diakses kapan saja dan di mana saja asalkan terkoneksi dengan internet. Sementara untuk koleksi yang dilanggan oleh Unsyiah, Kemristek Dikti, dan Perpusnas RI bisa diakses full text jika tersambung

sebab perpustakaan sedang menggalakkan pembenahan besar-besaran.

Akhir tahun 2012, Unit Pelaksana Teknis (UPT) Perpustakaan Unsyiah mulai mengelola kegiatan. Terutama dalam hal mengembangkan jati diri pustakawan. Mengelola Sumber Daya Manusia (SDM) yang ada

dengan WiFi Unsyiah. Bila tidak, maka civitas akademika Unsyiah harus memiliki akun proxy yang diberikan oleh UPT Perpustakaan Unsyiah. Civitas akademika terutama dosen bisa mendaftarkan kelompok atau kelasnya ke bagian referensi yang ada di lantai I sudut kiri atau bisa langsung menghubungi nomor telepon (0651) 6303747, setiap hari kerja Senin-Jumat.

Jadwal Kelas Literasi Informasi tersedia Senin-Jumat. Sesi pertama jam 08.30-10.30, sesi kedua 10.30-12.30, sesi ketiga 14.00-16.00. Kelas Literasi Informasi ini didukung oleh tenaga pengajar yang berpengalaman dalam melakukan pencarian informasi. Mereka telah mendapatkan pelatihan dalam melakukan literasi informasi yang efektif dan efisien serta cepat dan tepat. Semoga dengan adanya knowledge sharing melalui Kelas Literasi Informasi di Perpustakaan Unsyiah, menjadikan perpustakaan sebagai gerbang utama dalam mewujudkan visi dan misi Universitas Syiah Kuala. (mr)

EDUKASIEDUKASI

ZAKIAH, S.PD. M.PD

PUSTAKAWAN REFERENSI UPT PERPUSTAKAAN UNSYIAH

Kemajuan akses informasi yang begitu mudah saat ini membuat perpustakaan semakin

dilupakan. Istilah perpustakaan sebagai gudang mengidentikkan bahwa isi dari perpustakaan hanya buku-buku tua usang dengan informasi yang kadaluarsa. Padahal hal ini sangat keliru

MELALUI KELAS LITERASI INFORMASI, PERPUSTAKAAN MENJADI LAUTAN ILMU YANG TAK AKAN PERNAH MATI KARENA TERUS BERBAGI TANPA HENTI. TUJUAN KELAS LITERASI INFORMASI ADALAH UNTUK MEMBANTU CIVITAS AKADEMIKA MENGELOLA KATA KUNCI DALAM MELAKUKAN PENCARIAN, MENGIDENTIFIKASI SERTA MENGEVALUASI INFORMASI SESUAI DENGAN YANG DICARI.

10

EDISI 211 . MEI 2017 EDISI 211 . MEI 2017

Selama beberapa dekade terakhir, bahasa Inggris telah menjadi bahasa internasional. Banyak negara di dunia yang

menggunakan bahasa Inggris sebagai bahasa nasional maupun bahasa kedua. Dalam pertemuan maupun konferensi internasional, bahasa Inggris kerap menjadi mediator dan alat komunikasi

antar bangsa. Tidak heran semakin banyak orang mempelajari bahasa Inggris terutama speaking karena latar belakang tersebut. Salah satu cara terbaik mempelajari speaking (berbicara dalam bahasa Inggris) adalah melalui debat. Alasan ini pula yang mendorong Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Keperawatan Universitas Syiah Kuala (BEM FKep Unsyiah)

dilakukan Ulil dan kawan-kawan, seperti menyiapkan fasilitas hingga mencari sponsor demi terwujudnya kegiatan ini. Kompetisi ini turut didukung beberapa sponsor seperti Lingkar Production, Harian Kabar Aceh, Nasi Uduk Kelapa Dua, dan Percetakan Zoom. English Debate Competition diselenggarakan pada tanggal 1-2 April 2017 bertempat di aula Fakultas Keperawatan, Universitas Syiah Kuala. English Debate Competition tahun ini diikuti 12 tim yang terdiri dari pelajar tingkat SMA/sederajat se-Banda Aceh dan Aceh Besar. Selain itu, panitia juga mengundang dewan juri yang handal di bidang debat bahasa Inggris sehingga menjadikan kompetisi ini semakin kompetitif dan menarik.

menyelenggarakan English Debate Competition (EDC) bagi pelajar tingkat SMA/sederajat se-Banda Aceh dan Aceh Besar.

Untuk tahun 2017 ini, Ulil Amri dipercayakan sebagai Ketua Panitia penyelenggara English Debate Competition. Ulil merupakan mahasiswa FKep Unsyiah letting 2016. Beberapa persiapan pun

MAHASISWA

“Kegiatan ini bertujuan untuk menumbuhkembangkan semangat berkompetisi dan berbicara bahasa Inggris terutama di kalangan siswa. Terlebih lagi ada sebagian siswa yang masih enggan berbicara bahasa Inggris, padahal ini adalah bahasa dunia,” ujar Ulil.

Kegiatan yang mengusung tema Develop Your English For The Better Future ini berjalan dengan lancar. Tim A SMAN 3 Banda Aceh berhasil meraih juara pertama, disusul Tim Beta SMA Methodist Banda Aceh diposisi kedua, dan Tim B SMAN 3 Banda Aceh diposisi ketiga. Para pemenang berhak mendapatkan total hadiah senilai Rp. 2.550.000 ditambah piala dan sertifikat. Sementara itu,

Wakil Dekan III FKep Unsyiah, Ns. Cut Husna MNS, dalam sambutannya menyampaikan selamat kepada para juara EDC. Beliau mengapresiasi panitia yang telah menyelenggarakan acara ini. Terlebih lagi kegiatan ini bertujuan untuk menjalin silaturahmi antara mahasiswa Unsyiah dengan pelajar se-Banda Aceh dan Aceh Besar. Kemeriahan pun sangat terasa di aula FKep Unsyiah yang dipenuhi sorak-sorai penonton. Setiap tim berusaha memberikan argumen terbaik demi meraih kemenangan.

“Kegiatan ini menunjukkan jika mahasiswa FKep Unsyiah bukan hanya bergelut di bidang keperawatan, tetapi juga mahir dalam bahasa Inggris sehingga generasi Aceh siap menghadapi MEA (Masyarakat Ekonomi ASEAN),” ujar Lady, anggota BEM FKep Unsyiah.

Engglish Debate Competition diharapkan dapat menghasilkan pendebat unggul yang mampu mengharumkan nama Aceh di tingkat nasional maupun internasional. Diharapkan kegiatan ini dilakukan setiap tahunnya dan berkembang menjadi tingkat Provinsi Aceh. (fhr)

ENGLISH DEBATE COMPETITIONMENJARING PENDEBAT

TERBAIK

11MAHASISWA

12

EDISI 211 . MEI 2017 EDISI 211 . MEI 2017

13FOKUSFOKUS

MENILIKMASA DEPANRUMAH SAKITPRINCE NAYEF

14

EDISI 211 . MEI 2017 EDISI 211 . MEI 2017

15

Rumah Sakit Prince Nayef bin Abdul Aziz (RSPN) Unsyiah berperan penting dalam mewujudkan

cita-cita Unsyiah. Terlebih lagi RSPN merupakan salah satu Unit Pelaksana Teknis (UPT) yang bergerak dalam bidang kesehatan. Posisinya yang strategis menjadikan rumah sakit ini memiliki tanggung jawab yang tidak mudah.

Direktur RSPN dr. Dian Adi Syahputra, Sp.BA mengatakan, RSPN memiliki beberapa fungsi utama di antaranya adalah mendukung promosi, preventif serta masalah kuratif kesehatan

Rencana Unsyiah yang akan berubah menjadi BLU (Badan Layanan Umum) dalam waktu dekat ini, menjadikan peran RSPN semakin besar. Sebab rumah sakit ini akan menjadi salah satu pendukung bisnis Unsyiah. Maka RSPN pun terus berbenah khususnya dalam menyiapkan dokumen akreditasi yang pada 1 Mei 2017 nanti, sudah pada tahap implementasi dokumen.

“Kalau tidak ada kendala, awal tahun 2018 RSPN akan dinilai oleh Komite Akreditasi Rumah Sakit. Target kita adalah paripurna,” harap dr. Dian.

Status akreditasi ini memang penting untuk mempertegas identitas RSPN sebagai rumah sakit pendidikan. Dengan demikian, para dokter muda Unsyiah tidak perlu lagi melakukan coass di rumah sakit lain. Mereka bisa menuntaskan tahapan pendidikannya itu di RSPN.

“Tapi kalau belum terakreditasi, maka RSPN tidak bisa dianggap sebagai rumah sakit pendidikan.”

Meski demikian, saat ini masyarakat cukup antusias untuk berobat di RSPN. Salah satu indikatornya menurut dr. Dian adalah angka keterisian tempat tidur yang mencapai 80 persen. Bahkan menurutnya, angka ini

pernah mencapai 100 persen. Untuk itulah RSPN berencana melakukan sejumlah inovasi dalam layanannya. Seperti pertengahan tahun ini, RSPN bersiap melakukan medical check up. Selain itu, untuk menjamin mutu pelayanan, RSPN membentuk komite mutu yang berfungsi menilai kinerja setiap unit yang ada di RSPN. Komite ini akan mencari solusi jika ada target yang tidak tercapai

Rumah Sakit Prince Nayef juga telah memiliki peralatan medis yang bernama BMD (Bone Mineral Density), yaitu alat yang mampu menilai kepadatan tulang. Alat ini mampu mendeteksi seseorang mengalami osteoporosis atau tidak. Menariknya alat canggih di RSPN ini hanya ada satu-satunya di Aceh.

“Bahkan rumah sakit rujukan seperti Rumah Sakit Umum Zainal Abidin (RSUZA) pun tidak memilikinya dan sering membawa pasiennya ke RSPN,” pungkas dr. Dian.

Ya, sebagai rumah sakit pendidikan, RSPN memiliki tanggung jawab yang tidak mudah. Ada banyak hal yang terus dibenahi. Tapi yang pasti, Rumah Sakit Jantoeng Hatee Rakyat Aceh ini telah menujukkan tekadnya ke arah yang lebih baik. (ib)

FOKUSFOKUS

baik untuk mahasiswa maupun dosen di lingkungan Unsyiah.

“Selain itu, masyarakat di sekitar juga boleh menerima layanan rumah sakit ini,” ujar dr. Dian yang ditemui Warta Unsyiah di ruang kerjanya.

Mengingat perannya yang besar, sejumlah terobosan pun dilakukan RSPN untuk meningkatkan mutu layanannya. Seperti menghadirkan beberapa poliklinik spesialis yaitu spesialis penyakit dalam, anak, kandungan, jantung, dan saraf. Bahkan tahun ini, RSPN akan melengkapi sejumlah alat operasi untuk kebidanan sehingga semua masyarakat atau istri dosen

yang hamil dapat melakukan control di RSPN. Jika melihat dari segi fasilitas, RSPN layak untuk menyandang status sebagai rumah sakit tipe C ataupun B.

“Untuk RSPN yang statusnya rumah sakit tipe D sebenarnya kita berlebih. Karena kita memiliki ICU dan NCU untuk bayi,” lanjutnya.

Akibatnya, saat ini, pihak BPJS yang telah bekerjasama dengan RSPN hanya membayar sesuai status RSPN. Padahal dari segi layanan dan fasilitas, sejatinya RSPN layak dinilai setara dengan rumah sakit tipe C atau D.

“Misal sakit demam berdarah di rumah sakit tipe D bayarnya Rp. 1 juta, di rumah sakit tipe C bayarnya Rp. 1,8 juta. Padahal sama yang rawatnya, orangnya sama, dan sakitnya juga sama. Tetapi karena masalah tipe dibayarnya berbeda,” jelas dr. Dian.

Namun, untuk menaikkan status RSPN juga tidak mudah. Salah satu kendalanya adalah ketersediaan SDM dan jumlah kamar. Sepintas jumlah SDM yang ada di RSPN memang besar. Tetapi jika melihat peran dan tanggung jawabnya selama ini, jumlah tersebut masih tergolong sedikit.

“Kalau orang menilai kok banyak sekali ya. Tapi kalau saya yang menilai, kok kurang sekali ya. Karena kita operasi 24 jam 7 hari. Beda unit lain yang hanya lima hari dalam seminggu. Di mana jumlah yang dibutuhkan setiap unit itu cukup besar.”

Maka peningkatan kualitas SDM menjadi perhatian utama RSPN. Oleh sebab itu, staf RSPN pun mendapatkan pelatihan khsususnya di bidang intensif care serta kamar operasi KB (Kamar Bersalin). Pelatihan ini menjadi prioritas karena RSPN telah memiliki poli kebidanan dan alat USG yang lumayan canggih.

“Alat ini mampu melihat kelainan bawaan pada bayi”.

16 17

Dalam menjalankan perannya, Rumah Sakit Prince Nayef bin Abdul Aziz (RSPN) bekerja sesuai Standar

Prosedur Operasional (SPO) yang telah disepakati. Prosedur inilah yang menurut Direktur RSPN, dr. Dian Adi Syahputra, Sp.BA, harus dipahami dengan baik. Pasalnya, masyarakat kerap keliru menilai pelayanan sebuah rumah sakit karena tidak memahami dengan

“Apabila tidak mampu akan dirujuk. Tetapi jika dirujuk, Asyki tidak dapat melakukan pendanaan atau tidak bisa di-cover,” jelas dr. Dian yang berharap hal-hal seperti ini dapat dipahami oleh mahasiswa.

Pihak manajemen RSPN juga telah melakukan sosialisasi prosedur rumah sakit dengan berbagai cara, seperti mendatangi fakultas atau menggandeng Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Unsyiah. Bagi RSPN, fakultas dan BEM juga memiliki tanggung jawab untuk sosialisasi prosedur dikarenakan mahasiswa dan dosen adalah user di rumah sakit ini. Bahkan, RSPN meminta kepada Wakil Rektor III Unsyiah agar saat Pembinaan Karakter Mahasiswa Baru (Pakarmaru) nanti, RSPN diberikan waktu untuk menjelaskan prosedur pelayanan. Tujuannya agar mahasiswa Unsyiah mengetahui dan dapat menikmati pelayanan di rumah sakit Unsyiah tersebut.

“Ya termasuk prosedur-prosedurnya. Jangan sampai mereka baru tahu jika di Unsyiah ada rumah sakit dan mereka pun tidak merasa dipersulit,” ujar dr. Dian.

Sebagai sebuah layanan publik, sudah sewajarnya jika ada yang komplain terhadap pelayanan di RSPN. Sebab kualitas pelayanan merupakan perhatian utama bagi publik. Tetapi sebelum menilai lebih jauh, alangkah baiknya setiap orang mencari tahu terlebih dahulu akar permasalahannya. Ini penting agar tidak keliru memberikan penilaian. Misalnya masyarakat harus mengerti jika yang menilai suatu penyakit gawat atau tidak adalah dokter. Karena dokter mengerti apa yang harus menjadi prioritas. Tapi hal seperti ini sering tidak dipahami dengan baik, sehingga rumah sakit dianggap tidak melayani.

“Kalau sudah tahu prosedur insya Allah layanan juga lebih optimal,” pungkas dr. Dian. (ib)

FOKUSFOKUS

PAHAMI PROSEDUR UNTUK LAYANAN OPTIMAL

yaitu pada pukul 08:00-17:00 WIB. Di luar jam tersebut, jika pasien datang dalam keadaan emergency, maka RSPN tetap menerimanya. Tetapi jika hanya penyakit biasa seperti pilek, maka pelayanannya bisa ditunda keesokan harinya.

“Cuma terkadang masyarakat tidak melihat itu. Jadi ketika sudah di luar SPO jam rumah sakit dianggap tidak melayani. Padahal itu sudah masuk kategori pasien umum,” terang dr. Dian.

Untuk mendapatkan pelayanan yang optimal, dr. Dian menyarankan agar mahasiswa Unsyiah memiliki kartu BPJS. Sebab jika memiliki kartu tersebut, mahasiswa berhak mendapatkan seluruh fasilitas BPJS seperti rawat inap ataupun rawat jalan. Bahkan, jika RSPN tidak dapat melakukan tindakan, pasien dapat dirujuk ke rumah sakit lain yang dapat melayaninya.

“BPJS itu gratis. Makanya saya minta kepada mahasiswa Unsyiah sebisa mungkin memiliki kartu BPJS”.

Di RSPN, fasilitas yang didapatkan mahasiswa Unsyiah adalah rawat jalan melalui poliklinik. Jika terjadi kecelakaan, maka akan ditangani Asuransi Syariah Keluarga Indonesia (Asyki). Syaratnya dengan menyebutkan kronologis kejadian lalu akan ditangani oleh RSPN sesuai kemampuan rumah sakit.

benar prosedur yang berlaku, “Bukan hanya di RSPN, tetapi di semua rumah sakit kita harus pahami prosedurnya,” ucapnya.

Dokter Dian mencontohkan, mahasiswa Unsyiah sebenarnya mendapatkan pelayanan gratis di RSPN. Tetapi ada prosedur yang harus dipahami oleh mahasiswa untuk memperoleh layanan tersebut. Pertama, mahasiswa harus menunjukkan Kartu

Tanda Mahasiswa (KTM) atau menunjukkan KRS online yang telah terintegrasi langsung ke RSPN.

“Jadi kalau ada mahasiswa yang tidak bisa menujukkan identitasnya, ya kita akan layani sebagai pasien umum,” ungkap dr. Dian.

Selanjutnya, pelayanan gratis ini hanya berlaku pada jam tertentu

Ya termasuk prosedur-prosedurnya. Jangan sampai mereka baru tahu jika di Unsyiah ada rumah sakit dan mereka pun tidak merasa dipersulitDR. DIAN ADI SYAHPUTRA, SP.BADIREKTUR RSPN

EDISI 211 . MEI 2017 EDISI 211 . MEI 2017

DR. DIAN ADI SYAHPUTRA, SP.BADIREKTUR RSPN

18

EDISI 211 . MEI 2017 EDISI 211 . MEI 2017

19

t

PROFILPROFIL

Niat Revira Sari untuk berlatih kempo bermula dari ajakan saudaranya. Saat itu, Vira−sapaanya−masih duduk di bangku kelas 1 SMP. Gadis kelahiran Kuala Simpang, 1 Januari 1996 ini,

diiming-imingi kemudahan untuk biaya sekolah. Vira pun tertarik. Terlebih lagi ia ingin meringankan beban kedua orang tuanya.

Apa yang dijanjikan saudaranya itu memang benar. Vira mendapatkan banyak kemudahan. Ia juga mendapatkan uang saku, “Jadi saat itu pikiran Vira simple saja, bisa dapat uang saku dan biaya sekolah,” ceritanya.

Pilihan Vira berlatih kempo membuat sang ibu khawatir. Kekhawatiran ini dikarenakan Vira seorang perempuan dan ia adalah anak satu-satunya di keluarga. Sementara sang Ayah justru memberikan dukungan penuh. Ia menganggap kempo olahraga bagus untuk menjaga diri.

“Jadi yang paling khawatir itu Ine (Ibu), ‘Jangan Adek, anak gadis enggak bagus gitu. Nanti kalau luka-luka gimana?’” ujar Vira menirukan kekhawatiran Ibunya.

Vira mengerti jika ia tidak mungkin melawan kehendak ibunya. Vira pun membuktikan

kesungguhannya berlatih kempo secara keras dan serius. Alhasil, Vira berhasil memenangi beberapa kejuaraan bergengsi serta mengharumkan nama daerah.

Keberhasilan ini ia tunjukkan pada tahun 2008 lalu. Anak dari Ramli A dan Rahmah ini berhasil meraih medali emas pada Kejuaraan Kempo Antar Pelajar se-Aceh di Kelas 50 Kg yang berlangsung di Banda Aceh. Lalu pada tahun 2010, ia berhasil meraih Juara II Randori Putri Kelas 50 Kg Unsyiah Cup. Di 2016, Vira berhasil mengharumkan nama Aceh pada Kompetisi Brawijaya Open. Saat itu, ia berhasil meraih Juara II Randori Putri Kelas 65 Kg. Padahal pesertanya bukan hanya berasal dari Indonesia, tetapi juga dari beberapa negara lainnya. Selain itu, juga ada beberapa prestasi yang diraih mahasiswi Argoteknologi Fakultas Pertanian, Unsyiah ini.

Semua prestasi ini adalah bukti jika Vira serius menggeluti dunia kempo. Vira ingat saat pertama kali meraih juara. Ia sangat bahagia menerima hadiah yang hanya bernilai Rp. 50 ribu. Tetapi, ia tidak ingin buru-buru mengabarkan kabar bahagia itu ke ibunya. Pikiran iseng pun muncul. Vira mengibuli ibunya dengan mendramatisir keadaan.

“Ne (Ibu), adik banyak luka, Ne. Adik kalah di babak pertama,“ ucap Vira pura-pura sakit di depan ibunya. Spontan ibu langsung histeris, “Itu kan dibilang enggak usah ikut, enggak usah ikut!”. Kenang Vira sambil tertawa.

Hubungan Vira dengan Ibunya cukup erat. Tidak jarang cara berkomunikasi mereka layaknya seorang teman. Bagi Vira, Ine adalah sosok yang paling menginspirasi hidupnya. Ia menyaksikan sendiri setiap hari, ibunya bangun pukul tiga dini hari dan berangkat ke pasar menjual sayuran. Rutinitas ini membuat Vira bertekad untuk tidak mengecewakan kedua orang tuanya.

“Ine itu orangnya gigih, sampai sekarang begitu,” ujar mahasiswi berdarah Gayo ini.

Vira pun berkeinginan pada suatu saat nanti memberikan hadiah kepada ibunya sebuah rumah sederhana dengan halaman luas. Rumah ini merupakan impian ibu yang Vira tangkap saat mereka berbincang tentang masa depan. Maka dunia kempo adalah salah satu cara Vira membahagiakan kedua orang tuanya. Kempo pula yang mendidik Vira menjadi pribadi lebih disiplin. Setiap nasihat dari senpai selalu diingat baik oleh Vira.

Dalam jenjang kempo, Vira telah berada di tingkat Q2. Semua prestasi ini merupakan hasil kerja keras dan dukungan dari orang tua serta para senpai. Vira pun berharap suatu saat nanti dapat ikut serta dan juara di ASEAN Games.

“Itu impian besar Vira di kempo,” harapnya.

Bagi Vira memenangkan kejuaraan adalah candu yang dapat membuatnya semakin semangat untuk berlatih kempo. Padahal di satu sisi, ia kerap mengalami luka dan kedua orang tuanya telah memakluminya. Cidera yang paling parah yang dialami Vira adalah saat tulang pinggangnya bergeser. Cidera ini harus membuat Vira istirahat selama beberapa minggu. Tetapi cidera ini tidak membuat ia jera, bahkan justru membuatnya semakin jatuh hati dengan dunia kempo.

“Kalau cidera udah biasa, paling seminggu udah sembuh lagi, yang penting jangan patah semangat,” pungkasnya. (ib)

REVIRA SARIATLET KEMPO UNSYIAH

MENJADI JUARA ADALAH CANDU

DEDIKASIUNTUK PANTAIUJONG BATEE

20 PENGABDIAN 21PENGABDIAN

Dari hasil wawancara, kami menemukan bahwa sejauh ini belum ada pengunjung yang komplain dengan kondisi pantai yang kotor. Maka wajar jika pedagang makanan dan minuman merasa tidak perlu untuk membuang sampah pada tempatnya untuk menjaga kebersihan pantai. Berdasarkan hasil observasi awal, kami melihat bahwa tempat usaha di sepanjang Pantai Ujong Batee belum memiliki tong sampah. Pedagang setempat mengaku bahwa mereka tidak pernah mengelola sampah tersebut dan membiarkannya berserakan begitu saja.

Permasalahan ini berdampak terhadap pencemaran lingkungan dan ekosistem laut. Padahal wisatawan yang datang berniat untuk melihat keindahan pantai. Semestinya para pedagang dapat menjaga kelestarian pantai sehingga kunjungan wisatawan meningkat dan pundi pendapatan mereka ikut bertambah.

Selanjutnya, pengelola pantai maupun pedagang juga harus lebih ramah terhadap pengunjung. Ketersediaan barang dan jasa pelayanan di sekitar pantai sangat penting untuk diwujudkan. Hasil penelitian kami menunjukkan

EDISI 208 . FEBRUARI 2017EDISI 208 . FEBRUARI 2017

Pengabdian masyarakat yang kami lakukan di lokasi wisata Ujong Batee, Kecamatan Mesjid Raya,

Kabupaten Aceh Besar, awalnya dilatarbelakangi keprihatinan kami sebagai pengunjung. Kami kecewa saat mengunjungi Pantai Ujong Batee pada senja hari untuk menikmati keindahan pantai sebab banyak sampah berserakan. Seharusnya pedagang, pengunjung, dan penduduk setempat sadar bahwa kerusakan utama daerah pantai diakibatkan pembuangan sampah, baik itu sampah anorganik maupun organik seperti kulit kelapa muda.

Kondisi ini sangat memprihatinkan karena keindahan pantai dan alam merupakan aset yang harus dijaga oleh pengelola usaha makanan dan minuman sebagai daya tarik para wisatawan. Sayangnya para pengelola malah menjadi penyumbang utama kerusakan lingkungan di sekitar pantai dengan membuang sampah sembarangan. Hal itulah yang melatarbelakangi pengabdian masyarakat yang kami lakukan di Pantai Ujong Batee. Kegiatan ini sebagai wujud tercapainya Tri Dharma Perguruan Tinggi berupa pendidikan, penelitian, dan pengabdian yang dilakukan Universitas Syiah Kuala.

EDISI 211 . MEI 2017 EDISI 211 . MEI 2017

FARADILLA FADLIA S.SOS., M.ARTS &

CUT MAYA APRITA SARI, S.SOS., M.SOC.SC

*DOSEN PROGRAM STUDI ILMU POLITIK FISIP, UNSYIAH

pedagang setempat belum menyediakan produk yang bervariasi. Mereka hanya menjual sajian, antara lain kelapa muda, soft drink, air mineral, mie instan, dan kue kering.

Melihat kondisi itu, kami berinisiatif melakukan pengabdian dalam berbagai bentuk, seperti menetapkan standar kelayakan sebuah tempat usaha, sosialisasi pengelolaan sampah, workshop pengolahan sampah menjadi barang bernilai jual atau biasa disebut daur ulang sampah, dan sosialisasi tentang konsep reduce, reuse, and recycle (3R).

primadennysentia
Highlight

22

EDISI 211 . MEI 2017

Peserta workshop dibekali tentang pengolahan sampah kering dari plastik, buah cemara, ranting kayu, dan daun-daun kering. Semua bahan yang berasal dari limbah sampah dikumpulkan dan diolah menjadi bahan kerajinan tangan sehingga bernilai ekonomis. Kegiatan ini melibatkan Yayasan Nusa Creation Community (NCC) sebagai mitra kerja dalam memberikan pelatihan mengolah sampah menjadi souvenir dan barang berguna lainnya.Ada dua tujuan penting dari pengabdian ini. Pertama, untuk menghasilkan dan menerapkan konsep wisata ramah lingkungan dan mampu mengolah sampah

menjadi barang berharga. Kedua, kami ingin menciptakan standar pelayanan baku bagi para pengusaha makanan dan minuman di Pantai Ujong Batee sehingga dapat meningkatkan omset pendapatan mereka.

Pengabdian ini melibatkan sekitar tiga puluh pengelola usaha makanan dan minuman di Pantai Ujong Batee. Kami berharap dedikasi yang diberikan Unsyiah di Pantai Ujong Batee dan pedagang bermanfaat dan dapat diteruskan sesuai dengan pelatihan yang telah diberikan. (Rz)

PENGABDIAN

Program studi psikologi baru berkembang pesat di Banda Aceh pascagempa dan tsunami pada tahun 2014 lalu. Dunia psikologi sebenarnya luas. Ada berbagai cabang ilmu dalam psikologi seperti terapan, klinis, dan industri. Tetapi hal yang cukup menarik dipelajari dalam ilmu psikologi yaitu psikologi Islam.

Psikologi Islam merupakan ilmu psikologi yang mempelajari tentang kejiwaan baik berupa ruh, jiwa, akal, dan hati yang ditinjau dari sudut pandang Islam. Ilmu ini bersumber dari Alquran, hadis, ijma’ ulama, dan jurnal-jurnal psikologi Islam yang tengah berkembang di Indonesia.

Aceh sebagai provinsi yang dijuluki daerah Serambi Mekkah secara tidak langsung sedang mengaplikasikan nilai-nilai psikologi Islam. Ada beberapa perilaku khas masyarakat Aceh yang mengandung nilai psikologi Islam dan perlu diteladani oleh generasi Aceh selanjutnya. Contoh sederhana dapat dilihat saat terjadinya bencana gempa bumi dan tsunami tahun 2004 silam. Banyak dari warga Aceh yang terkena dampak bencana tersebut. Mereka kehilangan harta benda, nyawa, dan keluarga tercinta. Bagi sebagian kalangan menganggap bencana tersebut meninggalkan luka dalam bahkan menakutkan. Ironisnya ada sebagian orang yang mengambil jalan pintas dengan

mengakhiri hidupnya karena tidak sanggup menahan derita.

Namun, kondisi seperti itu tidak terjadi di Aceh. Masyarakat Aceh secara tidak langsung telah menerapkan teori psikologi yang baru-baru ini sedang ramai diteliti, yaitu kebersyukuran dan pemaknaan hidup. Masyarakat Aceh paham betul bahwa setiap manusia akan diuji dengan musibah atau bencana. Akan tetapi, tidak selamanya musibah diartikan suatu masalah yang tiada solusinya apabila ditinjau dari sudut pandang positif.

Di sisi lain, pembangunan di Provinsi Aceh pascatsunami ternyata sangat meningkat. Tsunami yang cukup dahsyat justru dianggap sebagai cobaan atau teguran bagi mayoritas penduduk Aceh. Dengan begitu para konselor dan psikolog yang datang ke Aceh hanya membutuhkan waktu singkat untuk membantu pemulihan trauma.

Sebagian masyarakat Aceh ikhlas menghadapi musibah tsunami dan mengikhlaskan kepergian orang-orang yang dicintainya. Umat Islam di Aceh menjadikan tsunami sebagai alasan untuk introspeksi diri serta memupuk kesadaran bahwa kehidupan di dunia ini singkat dan fana. Kini umat muslim di Aceh menjalani kehidupan dengan rasa syukur karena masih diberikan

24 25RELIGIARELIGIA

EDISI 211 . MEI 2017 EDISI 211 . MEI 2017

kesempatan hidup. Pemaknaan hidup juga dilakukan dengan berusaha menjadi sosok manusia yang baik dan bermanfaat.

Hal serupa pun terjadi tatkala gempa bumi melanda Kabupaten Pidie Jaya dan sekitarnya pada Desember 2016. Kala itu masyarakat cenderung membutuhkan terapi religiusitas berupa terapi zikir, salat, sabar, dan syukur. Terapi tersebut secara tidak langsung menguatkan psikologis para korban bencana. Jadi seberat apapun bencana dan musibah yang dihadapi, mereka tetap tidak berputus asa atau depresi berat yang berakhir menjadi penyakit Post Traumatic Syndrome Disorder (PTSD) atau skizofrenia.

Tamsil psikologi Islam masyarakat Aceh lainnya yang bersifat sosial tampak pada semboyan Peumulia Jamee Adat Geutanyoe. Masyarakat Aceh sudah terbiasa memuliakan para tamu yang datang ke daerahnya. Mereka menyajikan makanan, tempat, dan fasilitas yang dibutuhkan meski sederhana. Bisa dikatakan kepekaan sosial sebagian masyarakat Aceh cukup tinggi. Hal ini tercermin dari keramahan dan kebaikan hati masyarakat Aceh ketika membantu saudaranya dalam menghadapi masalah. Semoga tulisan ini dapat menginspirasi pembaca untuk dapat meniru kehidupan positif masyarakat Aceh. (Rz)

Berbicara tentang dunia psikologi, mungkin orang akan berpikir bahwa psikologi hanyalah ilmu yang

digunakan untuk membaca kepribadian seseorang atau

memberikan solusi bagi setiap permasalahan atau fenomena sosial. Pendapat tersebut tidak seratus persen benar. Sayangnya, pemahaman demikian sudah beredar luas di tengah-tengah masyarakat sehingga diyakini kebenarannya.

Di Provinsi Aceh sendiri kajian psikologi masih tergolong baru. Belum terlalu banyak yang berminat pada bidang studi

psikologi. Sedikit lulusan SMA yang memilih psikologi sebagai pendidikan tingginya. Mungkin saja ilmu psikologi dianggap sebagai ilmu yang masih abstrak dan belum pasti. Masing-masing psikolog punya sudut pandang yang berbeda melihat suatu kejadian. Lapangan kerja untuk para lulusan psikologi di Aceh pun masih terbilang sempit dibandingkan kota-kota besar lainnya di Indonesia.

FARAH FEBRIANI

*MAHASISWA PROGRAM STUDI PSIKOLOGI, FAKULTAS KEDOKTERAN,

UNIVERSITAS SYIAH KUALA

PSIKOLOGI ISLAM MASYARAKAT ACEH

26 2726 27GALERIGALERI

RUMAH Sakit Prince Nayef bin Abdul Aziz (RSPN) Unsyiah memiliki beberapa fungsi utama di antaranya adalah mendukung promosi, preventif serta masalah kuratif kesehatan baik untuk

pegawai, dosen, mahasiswa maupun masyarakat sekitarnya.

Dalam meningkatkan mutu layanannya, RSPN menghadirkan beberapa

poliklinik spesialis yaitu spesialis penyakit dalam, anak, kandungan, jantung, dan saraf. Bahkan tahun ini, RSPN akan melengkapi sejumlah alat operasi untuk kebidanan sehingga

semua masyarakat atau istri dosen yang hamil dapat melakukan control di RSPN. Jika melihat dari segi fasilitas, RSPN layak untuk menyandang status sebagai rumah sakit tipe C ataupun B.

Rumah Sakit Prince Nayef juga telah memiliki peralatan medis yang bernama BMD (Bone Mineral Density), yaitu alat yang mampu menilai kepadatan tulang. Alat ini mampu

mendeteksi seseorang mengalami osteoporosis atau tidak. Menariknya alat canggih di RSPN ini hanya ada satu-satunya di Aceh.

EDISI 211 . MEI 2017 EDISI 211 . MEI 2017

Kemalasan adalah hal yang sering terjadi pada siapa saja baik pelajar, mahasiswa maupun masyarakat

umum. Kemalasan sosial atau social loafing merupakan sebuah fenomena di mana seseorang

sosial (sosial loafing) dalam mengerjakan tugas kelompok. Mereka hanya mengandalkan salah satu anggota kelompok saja yang dianggap mampu.

Hal ini dapat membuat orang yang diandalkan merasa marah dan menganggap hanya dia yang memiliki peran dominan di antara lainnya. Jika ditelisik kemalasan sosial pada mahasiswa bukan hanya dalam hal belajar seperti mengerjakan tugas kelompok, tetapi juga terjadi dalam kehidupan berorganisasi.

Mahasiswa yang mengikuti kegiatan organisasi tidak terlepas dari peraturan Rektor Unsyiah yang mengatakan jika mahasiswa wajib mengikuti kegiatan organisasi baik di dalam maupun di luar kampus. Ini dikarenakan setiap kegiatan mempunyai poin tertentu untuk syarat kelulusan yaitu SKPI (Surat Ketentuan Pendamping Ijazah). Dengan adanya SKPI, banyak mahasiswa yang berlomba-lomba mendaftarkan diri di berbagai organisasi. Tetapi, setelah diterima sebagai anggota organisasi hanya sedikit yang aktif dalam kegiatan.

Salah satu faktor penyebab kemalasan sosial dalam kehidupan kelompok adalah tidak adanya kedekatan yang terjalin antara satu dengan yang lainnya. Selain itu, dapat juga disebabkan

adanya sifat individualis daripada kolektivis. Orang yang individualis memiliki performa yang lebih rendah jika mengerjakan tugas secara kelompok. Berbeda dengan orang kolektivis yang beranggapan jika kelompok lebih penting daripada individu, sehingga jika bekerja secara kelompok performa kolektivis akan meningkat.

Kemalasan sosial juga dapat terjadi karena adanya toleransi yang diberikan anggota-anggota lain dalam kelompok tersebut. Toleransi dalam kelompok inilah yang menyebabkan kemalasan sosial dapat merugikan kelompok secara keseluruhan. Selain toleransi kehadiran, orang lain juga dapat mengalihkan perhatian saat mengerjakan tugas kelompok. Ada tiga hal yang dapat menjelaskan kenapa kehadiran orang lain dapat meningkatkan atau memperburuk kinerja individu.

Pertama, peningkatan arousal (keterbangkitan). Peningkatan arousal akan meningkatkan usaha yang berdampak meningkatkan performa. Hal ini terjadi jika individu memiliki penguasaan yang baik terhadap tugasnya. Tetapi, jika tidak maka akan mengalami hambatan sosial (Zajonc dalam Bordens & Horowitz, 2008 ).

Kedua, persepsi individu akan penilaian orang lain sehingga akan menimbulkan fasilitasi

sosial atau hambatan sosial. Kekhawatiran penilaian tentang akan apa yang dilakukan individu disebut evaluation apprehension. Kehadiran orang lain akan meningkatkan evaluation apprehention. Konsekuensinya, individu yang memiliki orientasi negatif terhadap situasi cenderung mengalami penurunan performa, sedangkan yang memiliki orientasi positif menunjukkan performa yang baik (Uziel, 2007).

Ketiga, berkaitan proses kognitif dalam sosial fasilitas, yaitu distraction- conflict theory. Teori ini menjelaskan bahwa kehadiran orang lain akan menimbulkan dua konflik pada diri individu yaitu perhatian terhadap tugas dan perhatian terhadap penilaian orang lain.

Kemalasan sosial sebenarnya dapat dihindari dengan adanya fasilitasi sosial dimana kehadiran orang lain dapat meningkatkan performa seorang individu. Fasilitasi sosial merupakan dampak kinerja yang berasal dari orang lain. Dampak yang dihasilkan dapat berupa meningkatkan kinerja dan dapat juga berdampak menghambat kinerja. Pengabaian yang luar biasa atas situasi ini dapat menjadikan seseorang terlihat bukan sekadar pemalas, tetapi dalam waktu lama akan mengakibatkan kehilangan motivasi serta kehilangan produktifitas. (syr)

NUNUNG ARDILA

MAHASISWA PROGRAM STUDIPSIKOLOGI UNIVERSITAS SYIAH KUALA

28 29PERSPEKTIFPERSPEKTIF

EDISI 211 . MEI 2017

EDISI 210 . APRIL 2017

KEMALASAN SOSIAL DIKALANGAN MAHASISWA

memiliki kecenderungan mengurangi usahanya ketika mengerjakan sesuatu dalam suatu kelompok daripada mereka bekerja sendiri (Karau & William, 1993). Hal ini dapat diamati pada mahasiswa dalam proses belajar. Salah satu contohnya ketika mengerjakan

tugas kelompok. Hanya beberapa orang dalam kelompok yang mengerjakan tugas yang diberikan. Selain itu, dalam perkuliahan seringkali mahasiswa dihadapkan pada tugas yang tidak sedikit. Hal ini juga yang menyebabkan mahasiswa melakukan kemalasan

EDISI 211 . MEI 2017

Harrassment (mengirimkan pesan secara berulang yang berisi cacian dan hinaan).

Denigration (mengirim pesan yang berisi rumor atau gosip yang bertujuan untuk merusak reputasi orang lain).

Impersonation (berpura-pura menjadi orang lain untuk mengunggah dan menyebarkan berita jelek tentang seseorang agar orang tersebut merasa malu).

Outing (menyebarkan informasi rahasia yang seharusnya disimpan ke dunia maya untuk mempermalukan orang yang memiliki rahasia tersebut).

Trickery (melakukan tipu daya dengan mencari informasi rahasia tentang seseorang kemudian menyebarkannya di dunia maya).

Exclusion (mengucilkan dan mengeluarkan seseorang dari suatu kelompok yang dibentuk secara online).

Cyberstalking (melecehkan seseorang secara terus menerus yang berakibat munculnya ketakutan pada korban).

Dalam bukunya yang berjudul  Cyberbullying and Cyberthreats: Responding to the Challenge of Online Social Aggression, Threats, and Distress, Willard memaparkan informasi terkait penggunaan internet oleh kalangan muda. Selain itu, juga dipaparkan panduan untuk pihak sekolah dalam menyusun kebijakan terkait cyberbullying, edukasi bagi orang tua maupun siswa terkait cyberbullying, dan proses menginvestigasi kasus cyberbullying dengan efektif.

Menyinggung kasus cyberbullying berarti kita berbicara tentang korban dan pelaku. Sebagian besar pelaku cyberbullying merupakan korban di masa lalunya. Akibat runtuhnya harga diri yang dimiliki oleh korban, muncullah pemikiran untuk membalas dan menyakiti orang lain dengan cara yang sama melalui cyberbullying. Beberapa referensi

INTERNET MEMICU CYBERBULLYING

memaparkan bahwa cyberbullying dapat mendorong seseorang untuk melakukan kekerasan, pemerkosaan, penculikan, dan bunuh diri. Sehingga cyberbullying harus mendapatkan perhatian khusus agar para siswa dapat diselamatkan.

Berdasarkan hasil survei yang penulis lakukan terhadap 141 siswa SMP di Kota Banda Aceh pada semester pertama tahun 2016, diketahui sekitar 20 persen siswa tidak pernah mengalami cyberbullying, sedangkan 80 persen siswa lainnya pernah mengalaminya. Secara rinci siswa yang pernah mengalami cyberbullying dikategorikan sebagai berikut: 47,5 persen pernah mengalami cyberbullying satu atau dua kali, 26,5 persen mengalami beberapa kali, 3,5 persen sering mengalami cyberbullying, dan hampir setiap hari 2,5 persen orang mengalami cyberbullying. Artinya sekitar 112 siswa SMP di Banda Aceh berpotensi menjadi pelaku cyberbullying akibat pengalamannya yang pernah menjadi korban.

Dari 141 siswa, terdapat 26,2 persen mengaku pernah melakukan cyberbullying. Beberapa alasan siswa melakukannya karena ingin membalas apa yang dialaminya (41,8 persen), sekedar bercanda (11,3 persen), dan kesal dengan seseorang (7,8 persen). Survei juga

MAYA KHAIRANI

STAF PENGAJAR DAN PSIKOLOG KLINIS DI PRODI PSIKOLOGI

FAKULTAS KEDOKTERAN UNSYIAH, WAKIL KETUA DIVISI RISET DAN

PUBLIKASI IKATAN PSIKOLOGI KLINIS (IPK) ACEH.

30 31RISETRISET

menunjukkan siswa menyatakan akan membalas balik tindakan cyberbullying yang dialaminya (34,8 persen), siswa mengabaikan tindakan tersebut (36,2 persen), siswa melaporkan pada figur otoritas seperti guru, kepala sekolah, orang tua, atau polisi (21,3 persen), dan memberitahukan kepada temannya (7,8 persen).

Hasil survei ini membuktikan jika remaja kita saat ini membutuhkan dukungan dan perhatian. Mereka butuh media untuk memfasilitasi dan mengeksplorasi keingintahuan dan kreatifitasnya. Bukan tidak mungkin tindakan-tindakan cyberbullying tersebut bersinggungan dengan hukum. Ketika korban melaporkan pelaku ke pihak berwajib, hal ini menjadi permasalahan serius dan dianggap cybercrime yaitu kejahatan yang menggunakan teknologi cyber yang terjadi di dunia maya. Beberapa sumber menyebutkan bahwa cyberbullying adalah tindakan yang dilakukan oleh anak berusia di bawah 18 tahun. Bila usia pelaku di atas 18 tahun artinya tindakan ini sudah masuk kategori cybercrime. Jika remaja kita saat ini kecenderungan melakukan cyberbullying cukup tinggi, maka peluang mereka melakukan cybercrime pun tinggi. Tentu hal ini menjadi perhatian kita bersama. (cds)

EDISI 208 . FEBRUARI 2017 EDISI 208 . FEBRUARI 2017

Sejak internet hadir dalam kehidupan, tidak dipungkiri jika kehidupan kita banyak terbantu olehnya. Aktivitas

komunikasi pun semakin semarak dengan bantuan internet atau biasa disebut dunia maya. Sebut saja aplikasi Whatsapp, BBM, Line dan sebagainya yang hampir dimiliki oleh siapa saja yang menggunakan smartphone. Kita pun tidak hanya berkomunikasi dengan orang-orang yang kita kenal. Adanya internet membuat kita terbuka untuk menjalin relasi dan berkomunikasi dengan orang lain yang sebelumnya tidak kita kenal. Sayangnya, komunikasi yang terjalin di dalam jaringan (online) ternyata dapat menjadi kejam dan jahat tanpa kita sadari serta dapat menyebabkan gangguan emosional. Sebut saja cyberbullying−bentuk lain dari bullying−yang dilakukan di dunia maya melalui bantuan teknologi internet.

EDISI 211 . MEI 2017EDISI 211 . MEI 2017

Cyberbullying merupakan salah satu bentuk agresi sosial yang muncul di saat seseorang atau sekelompok menyampaikan sesuatu yang tercela, menyakitkan, menghina, merendahkan, mempermalukan atau menyebar fitnah. Biasanya ini dilakukan melalui media teknologi online seperti Email, Facebook, Twitter, Instagram dan lain-lain. Nancy E. Willard menyebutkan terdapat beberapa bentuk cyberbullying yaitu:

Flamming (berkelahi secara online dengan menggunakan kata-kata kasar dan tidak senonoh seperti mengejek, memfitnah, memaki, dan menghina).

32

EDISI 211 . MEI 2017

33KREATIFKREATIF

EDISI 211 . MEI 2017

SUKRIZAL

MAHASISWA MAGISTER ILMU KEBENCANAAN, UNSYIAH.

Lepat, MakananSiaga Bencana

Bencana alam adalah suatu peristiwa yang dapat mengakibatkan dampak besar bagi kehidupan manusia. Bencana ini dapat berupa banjir, longsor, letusan gunung api, tsunami, badai, kekeringan, hingga kebakaran. Selain bencana alam, juga ada bencana sosial seperti

peperangan, gagal teknologi, hingga kelaparan. Bencana kelaparan terjadi akibat kekurangan bahan pangan dalam jumlah besar yang disebabkan kombinasi faktor manusia dan alam. Tidak sedikit pula, kekurangan bahan pangan juga terjadi saat bencana alam terjadi.

Aceh merupakan salah satu daerah yang rawan bencana alam. Kebutuhan pokok saat bencana alam tentu sangat mendesak. Merujuk pada hal tersebut, masyarakat Aceh dianjurkan untuk selalu siap siaga menghadapi bencana. Kesiapan tersebut baik berupa peralatan dasar maupun kebutuhan logistik, seperti makanan yang mudah dibawa, mengenyangkan, siap saji, tidak mudah kadaluarsa, dan tentunya memiliki kandungan gizi yang baik bagi tubuh.

Lepat merupakan salah satu makanan khas Aceh khususnya masyarakat dataran tinggi Gayo. Lepat merupakan makanan yang terbuat dari

tepung beras dengan kombinasi cairan gula aren atau manisan air tebu. Lalu kombinasi ini dibungkus dalam daun pisang muda. Makanan ini sering ditemui di rumah-rumah penduduk Gayo. Mereka membuat lepat sebagai penganan di acara-acara besar, seperti pesta, maulid, dan menyambut bulan puasa.

Lepat mengandung karbohidrat dan energi yang dibutuhkan oleh tubuh dan memiliki cita rasa yang khas serta mengenyangkan. Pada zaman dahulu sebelum adanya kendaraan, lepat sering dibuat untuk seseorang yang bepergian jauh yang tidak bisa membawa peralatan berat. Makanan ini menjadi solusi tepat untuk mengenyangkan perut yang keroncongan. Dulunya, saat perang Aceh melawan Belanda, pejuang-pejuang Aceh khususnya di daerah Gayo sangat siap menghadapi peperangan yang membutuhkan energi ekstra. Terlebih lagi topografi daerah Gayo berbukit-bukit dengan hutan lebat. Mereka menjadikan lepat sebagai alternatif makanan saat kondisi tersebut.

Begitu juga kaitannya dalam kesiapsiagaan menghadapi bencana saat ini. Lepat sangat cocok dijadikan stok makanan karena mengandung gizi dan karbohidrat baik yang mampu bertahan dalam keadaan darurat. Pembuatan makanan lepat mudah ditemui di rumah-rumah masyarakat Gayo. Di saat gempa bumi melanda Gayo tahun 2013 silam, makanan ini sangat membantu kebutuhan logistik dasar masyarakat sembari menunggu bantuan makanan tiba. Selain mengenyangkan, makanan ini dapat disimpan dan aman dikonsumsi selama enam bulan bila dikeringkan di atas perapian dapur agar terhindar dari semut dan binatang lainnya. Jika ingin dikonsumsi lagi, lepat cukup dipanggang atau dikukus selama sepuluh menit. Di saat bencana dan sulit menemukan makanan, lepat adalah solusi terbaik untuk memenuhi kebutuhan dasar. (cds)

*Email: [email protected]

34

EDISI 211 . MEI 2017 EDISI 211 . MEI 2017

35GALERIGALERI

Rektor Universitas Syiah Kuala (Unsyiah), Prof. Dr. Ir. Samsul Rizal, M.Eng menyerahkan penghargaan kepada kontingen Unsyiah yang tampil sebagai juara umum Kejurnas Petanque Antar-Perguruan Tinggi Se-Indonesia 2017 di Kota Medan. Penyerahan penghargaan tersebut berlangsung di halaman Gedung Kantor Pusat Administrasi Unsyiah.

Universitas Syiah Kuala (Unsyiah) menggelar diskusi tentang Penerapan Standar Layanan Informasi Publik pada Perguruan Tinggi Negeri (PTN) dalam Sosialisasi Pengelola Informasi dan Dokumentasi (PPID). Kegiatan ini menghadirkan pemateri dari Komisi Informasi Aceh (KIA), Hamdan Nurdin M.Si didampingi Komisioner KIA, Nurlaily Idrus M.H dan Tasmiati Emsa M.Si. Sosialiasi PPID ini berlangsung di Kantor Pusat Administrasi Unsyiah.

Sebanyak 128 program studi (Prodi) di Universitas Syiah Kuala (Unsyiah) mengikuti Workshop Penyusunan Capaian Pembelajaran dan Rencana Pembelajaran Semester (RPS) di Gedung AAC Dayan Dawood. Kegiatan ini diselenggarakan oleh Lembaga Pengembangan Pendidikan dan Penjaminan Mutu (LP3M) Unsyiah yang menghadirkan Ir. Endrotomo Mars dari Institut Teknologi Sepuluh November (ITS), Surabaya.

Wakil Rektor Bidang Akademik Unsyiah, Dr. Hizir, bertukar cinderamata dengan Sekretaris Lembaga Pengembangan dan Penjaminan Mutu Pendidikan (LPPMP) Unri, Prof. Dr. Caska M.Si., usai diskusi peningkatkan nilai Akreditasi Institusi Perguruan Tinggi (AIPT) di ruang Balai Senat, Unsyiah.

1 3 42

EDISI 211 . MEI 2017 EDISI 211 . MEI 2017

36 37GALERIGALERI

Universitas Syiah Kuala (Unsyiah) menyeleksi 14 mahasiswa berprestasi baik di bidang akademik dan non-akademik di Gedung Gelanggang Mahasiswa Prof. A Majid Ibrahim. Mereka yang lolos seleksi nantinya akan maju dalam kompetisi mahasiswa berprestasi tingkat nasional.

Universitas Syiah Kuala (Unsyiah) dan Badan Standarisasi Nasional (BSN) menandatangani nota kesepahaman (MoU) di ruang Balai Senat Unsyiah. MoU ini ditandatangani oleh Rektor Unsyiah, Prof. Dr. Ir. Samsul Rizal M.Eng., dan Kepala Badan Standarisasi Nasional, Prof. Dr. Ir. Bambang Prasetya M.Sc yang disaksikan oleh para Wakil Rektor, Ketua Lembaga, dan Dekan di Unsyiah.

Sebanyak 47 mahasiswa Unsyiah asal Papua melakukan pertemuan bersama (dari kiri ke kanan) Dr. Ir. Yonny Koesmaryono, MS., Dirjen Pembelajaran dan Kemahasiswaan Kemenristek Dikti, Prof. Intan Ahmad, Ph.D dan Rektor Unsyiah, Prof. Dr. Ir. Samsul Rizal, M.Eng. Pertemuan ini berlangsung di ruang VIP AAC Dayan Dawood.

1 32

Gaung Indonesia Bebas Sampah 2020 telah dimulai sejak 21 Februari 2016 lalu. Hal ini dicanangkan oleh

Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) Republik Indonesia pada peringatan Hari Peduli Sampah Nasional (HPSN). Salah satu bentuk kegiatannya adalah pencanangan program kantong plastik berbayar dengan salah satu kota percontohannya adalah Banda Aceh.

Rilis data Dirjen Pengelolaan Sampah, Limbah, dan B3 KLHK, Tuti Hendrawati Mintarsih, diprediksikan pada tahun 2019 nanti total sampah di Indonesia

mencapai 68 juta ton. Sementara sampah plastik mencapai 9,52 ton. Indonesia juga menjadi negara penyumbang sampah terbesar kedua di dunia. Rangkuman data Jambeck pada tahun 2015 menunjukkan jika Indonesia adalah negara penghasil sampah plastik ke laut yang mencapai 187,2 juta ton setelah Cina yang mencapai 262,9 juta ton. Permasalahan ini sejalan dengan tingkah laku masyarakat Indonesia yang masih suka membuang sampah sembarangan dan cenderung memakai kantong plastik.

Dilansir via Kompas.com, menurut riset Greeneration, satu orang di Indonesia rata-rata menghasilkan 700 kantong plastik per tahun.

Di alam, kantong plastik yang tidak terurai menjadi ancaman kehidupan dan ekosistem (Kompas, 23 Januari 2016). Data hasil riset ini diperkuat dengan kenyataan akhir-akhir ini di kehidupan masyarakat Indonesia. Di Kota Banda Aceh misalnya, sampah yang dihasilkan setiap hari bisa mencapai 200 ton.

Kegelisahan akan Indonesia Darurat Sampah mendorong mahasiswa Universitas Syiah Kuala (Unsyiah) untuk melawan sekaligus mendukung program pemerintah agar Indonesia bebas sampah. Semangat inilah yang ditunjukkan oleh Himpunan Mahasiswa Matematika (Himatika) Fakultas MIPA Unsyiah yang

MELAWAN INDONESIA DARURAT SAMPAH

bekerja sama dengan UKM Pramuka dan UKM KSR PMI Unit 01 Unsyiah. Mereka bersama-sama melakukan aksi peduli lingkungan dalam bentuk pembersihan pantai yang bertemakan Save the Environment Starting From Your Own Action.

Aksi peduli lingkungan ini berlangsung pada 16 April 2017 di Pantai Pasir Putih, Desa Lamreh, Kecamatan Masjid Raya, Aceh Besar. Kegiatan ini merupakan agenda tahunan Himatika Unsyiah di bawah Departemen Sosial dan Masyarakat yang melibatkan 72 mahasiswa gabungan dari Himatika, UKM PMI, dan UKM Pramuka Unsyiah. Kegiatan ini didampingi oleh Sekretaris Jurusan Matematika FMIPA Dr. Rini Oktavia M. Si., M.A.

EDISI 211 . MEI 2017 EDISI 211 . MEI 2017

38 39FAKULTASFAKULTAS

Pembersihan sampah ini dimulai sejak pukul 09.00-12.00 WIB dengan fokus pembersihan di pesisir pantai yang panjangnya sekitar empat kilometer. Selain itu, kegiatan juga diisi dengan berbagai permainan yang mengajarkan kekompakkan tim sehingga dapat menambah keakraban di antara para mahasiswa Unsyiah.

“Ini salah satu bentuk kepedulian kami sebagai mahasiswa terhadap visi dan misi menuju Indonesia Bebas Sampah di tahun 2020,” ujar Cherly Indriani, Ketua Panitia Aksi Peduli Lingkungan, yang juga mahasiswa matematika FMIPA, Unsyiah.

Sudah sepantasnya mahasiswa menjadi pemberi solusi bukan menertawai kegelisahan yang terjadi di sekitar. Apa yang telah dilakukan Himatika, UKM PMI, dan UKM Pramuka Unsyiah merupakan wujud kepedulian nyata terhadap kesemrawutan yang ada di tengah-tengah kehidupan. Sebab mahasiswa adalah pendobrak utama perubahan bangsa. (mr)

EDISI 211 . MEI 2017 EDISI 211 . MEI 2017

40 41ENGLISHENGLISH

YOUTH ARE them who are revolt, full of initiative, creative, anti-establishment, and there are more goals to build a personality. As the agent of change, every people want to have a youth who are totally dedicated

to the future. Because the advancement of a country will depends on what the young generation did in their country. The youth have an important role in their participation to defend their nation. So many problems that involved the nation’s dignity; terorism is becoming one of them—a very historically problem. The first president of Indonesia, Soekarno said “give me tens of youth, then I will shake the world”. This sentence gives the sense that the youths who are mature physically and mentally greatly affects the world and they should stand against of any threat of terrorists, combate all forms of violence by the terrorist, and act as the rules of religion and nation. This short essay will explain about the

characteristics needed of youth in resisting terrorism.Youth are them who have a big curiosity. It will always motivate your self to seek and find out new things that will increase knowledge and experience in learning activity continuously. If there is something that they do not know yet, they will find the information of the thing immediately. Curiosity can be applied in combating terrorism, by seeking out a variety of information about terrorism; Starting from the history development up to the issue of terrorism, then we will be even greater logic. This thing will lead us as youth to think more clearly and prevent us to be involved in terrorism. Because in general, terrorism is more easily influencing the young generation who still have a burning passion of life.

Self-sacrifice means being willing to sacrifice himself for people concerns. Our nation’s heroes have their own self-sacrifice mind to save the people, that’s what we can be

proud and we apply in everyday life of our nation’s heroes. If the youth has been keeping up to the principles of their religion and nation, then what are the factors that can scare them? The youth will be able to understand that religion is not about coercion and violence if they know their religion and nation well. Their religious principles’ understanding will guide them to the appropriate actions norm.

Having courage in facing the challenges should be applied as well. Courage is more like self-confident—believing own ability or judgement of himself in doing the roles and choose an effective approach. This is including a trust of ability in facing the continuously challenging environment and the decision or the opinion. People who do not trust themselves will experience their falling steps continuosly, afraid to try, feel worried and sometimes make something wrong.

To sum up, the role of youth is very important to fight terrorism. The factors that can be the beginning of roles are their characteristics. Youth have also pursued strategies designed especially to promote the peace and encourage terrorist to abandon political violence by some social activities and sharing to each other. They should be perceived as key agents for social change, including peace development and promoting peace thought positive activities. Points explained above lead the youth to create and design possitive activities then realize the importance of living together and should be responsible to defend the frontiers of peace and non-violence as well. (Fhr)

Rizki Hawalaina

Youth Characteristics Needed in Counter-Terrorism

EDISI 211 . MEI 2017 EDISI 211 . MEI 2017

42 GALERI

Ikatan Keluarga Alumni (IKA) Unsyiah dan Korps Alumni UIN Ar-Raniry (Koniry) menggelar silaturahmi akbar yang dipusatkan di halaman Masjid Jamik Kopelma Darussalam, Banda Aceh, (13/4).

Kegiatan ini dihadiri civitas akademika Unsyiah dan UIN Ar-Raniry, alumni, tokoh politik lintas partai, bupati terpilih, dan komponen masyarakat lainnya.

43GALERI

44 45GALERIGALERI

EDISI 210 . APRIL 2017 EDISI 211 . MEI 2017

EDISI 211 . MEI 2017 EDISI 211 . MEI 2017

46 47ASPIRASIASPIRASI