Edisi: 06| Desember 2019majalah.imigrasi.go.id/2019/bhumipura06.pdf · Tiga Kantor Imigrasi Resmi...

60
Edisi: 06| Desember 2019 KEMENTERIAN HUKUM DAN HAM RI DIREKTORAT JENDERAL IMIGRASI

Transcript of Edisi: 06| Desember 2019majalah.imigrasi.go.id/2019/bhumipura06.pdf · Tiga Kantor Imigrasi Resmi...

Edisi: 06| Desember 2019

KEMENTERIAN HUKUM DAN HAM RIDIREKTORAT JENDERAL IMIGRASI

2 BHUMIPURA 2019

Bhumipura adalah media internal yang diterbitkan secara resmi oleh Direktorat Jenderal Imigrasi. Menyajikan berita dan tulisan seputar Keimigrasian secara aktual, mendalam dan informatif. Bhumipura dapat dibaca dan diunduh melalui laman www.imigrasi.go.id

UNTUK KALANGAN SENDIRI, TIDAK DIJUAL

Pelindung: Direktur Jenderal ImigrasiPenanggung Jawab: Sekretaris Direktorat Jenderal ImigrasiPemimpin Redaksi: Kepala Bagian Humas dan UmumSekretaris Redaksi: Kepala Sub Bagian Persuratan,Dokumentasi dan Kepustakaan, SetditjenimAnggota Redaksi: Stefi, Fijar, Nadya, Yola, Fipit, Obara,Arum, Merdi, Tomi, Dimas, Ishaq, Hendy Dwi HarfiantoEditor: Tim Cpxi Indonesia & ConsumedMediaDesain Artist & Layout: Tim Cpxi Indonesia & ConsumedMediaPercetakan: Tim Cpxi Indonesia & ConsumedMediaSirkulasi: Sub Bagian Persuratan, Dokumentasi, dan Kepustakaan, SetditjenimAlamat Redaksi: Lt 8, Gedung Direktorat Jenderal ImigrasiJl HR Rasuna Said Kav. X6 No 8, Kuningan, Jakarta SelatanAlamat Email: [email protected]

3BHUMIPURA 2019

Daftar IsiDari RedaksiMembungkus Harapan, Menatap Imigrasi Masa Depan

Liputan UtamaTiga Kantor Imigrasi Resmi Memperoleh Peningkatan Kelas

Evaluasi Kinerja Imigrasi 2019 dan Outlook 2020

TeladanPelopor Pelayanan Publik Berbasis HAM

Kerja KitaMenkumham Gelorakan Komitmen Anti Korupsidi Lingkungan Imigrasi

Cegah Dokumen Perjalanan Palsu, Ditjenim Latih Kader-Kaderdi TPI Utama

KebijakanKemenkumham Corporate University, Solusi Bangun SDM Kemen-kumham yang Unggul

WBK/WBBM Jadi Tonggak Kinerja Birokrasi Bersih Tanpa Korupsi

Sekjen Kemenkumham: Munas Peranim Guna TingkatkanProfesionalisme Para Analis Keimigrasian

Simkim dalam PSSI Kemenkumham 2020 – 2024

OpiniTugas dan Tantangan Ke depan Imigrasi: Penegakan Hukum Demi Menjaga Tegaknya Kedaulatan Negara

Menjamin Akurasi Data Kependudukan Pemohon Pada Sistem Infor-masi Manajemen Keimigrasian (SIMKIM) V2

Kabar dari SebrangKegiatan Outreach KBRI Kuala Lumpur

KBRI Den Haag Permudah WNI di Belanda denganSatu Data Indonesia

04

05

07

10

14

16

18

20

22

23

26

29

31

32

35

42

43

45

47

50

52

56

57

59

Kegiatan kanimDARI TIMUR KAMI BERKARYA“Memandang Tual dan Kantor Imigrasinya DenganKedua Mata Terbuka”

Kantor Imigrasi Bandung Turut Serta Pameran Pelayanan Publik Hari HAM Sedunia di Bandung

Wajah Baru Imigrasi Kendari

Mudahkan Masyarakat Dalam Pelayanan Keimigrasiandi Depok Town Squere

Inovasi

Pelayanan Berbasis Hak Asasi Manusia Pada RudenimDenpasar Yang Telah Mendapat Pengakuan Dari Kemenlu, UNHCR dan Beberapa Perwakilan Asing

RenjanaAdaptasi CORPU, Humas Ditjen Imigrasi Mentoring, dan Coaching Kehumasan di Sulut

Jalan-JalanImigrasi Dalam Wisata Halal di Kota Langsa

Mata Lensa

ResensiBicara Itu Ada Seninya

Mido Komik

4 BHUMIPURA 2019

DARI REDAKSI

Membungkus Harapan,Menatap Imigrasi Masa Depan

Tahun 2019 segera be-rakhir dan kita akan menyongsong Tahun 2020 yang sudah di

depan mata. Pencapaian kiner-ja, prestasi, inovasi, dan pujian telah diukir dalam pelayanan dan penegakan hukum keimi-grasian. Selain itu, keluhan, kendala, dan kritik atas kinerja pun diterima karena tidak ada kesempurnaan dalam pelaksa-naan tugas dan fungsi keimi-grasian.

Berbagai pencapaian seperti peningkatan kualitas pelayanan keimigrasian melalui pendirian Unit Kerja Keimigrasian yang mendekatkan pelayanan ke masyarakat. Pelayanan keimi-grasian saat ini juga telah men-gadopsi teknologi yang ramah dipakai oleh masyarakat peng-gunanya (user friendly). Sehing-ga business process pelayanan keimigrasian menjadi semakin memudahkan masyarakat.

Sekadar memberi contoh, untuk antrean paspor, saat

ini telah menggunakan Ap-likasi Layanan Paspor Online yang bisa diakses oleh warga di manapun berada menggu-nakan gadgetnya. Aplikasi Visa online dan Izin tinggal online juga memudahkan pemohon dalam mengakses layanan keimigrasian.

Dari sisi petugas, penggunaan teknologi dalam pelaksanaan tugas dan fungsi keimigrasian juga sangat membantu petugas dalam tugas keseharian. Se-bagai contoh, di bandara atau pelabuhan telah menggunakan sistem autogate sehingga penumpang tidak lagi diperiksa oleh petugas, namun cukup scan paspor di alat, tidak perlu stamp petugas.

Di samping itu, Ditjen Imigrasi, bersama-sama dengan instansi lainnya bersinergi dalam pen-gawasan orang asing melalui Tim Pengawasan Orang Asing. Tugas lainnya yaitu penga-wasan di perbatasan dan juga penegakan hukum keimigrasian

bagi pelanggar UU Keimigra-sian. Hal ini dilakukan dalam mencegah perdagangan orang dan penyelundupan manusia

antar negara.

Penanganan pengaduan dan keluhan dalam pelayanan dan penegakan hukum juga menja-di tolok ukur atas keberhasilan Ditjen Imigrasi dalam member-ikan performa terbaik kepada masyarakat. Publik mengawasi langsung kinerja para petugas Imigrasi di lapangan. Kelu-han harus ditangani sebagai bentuk tanggung jawab serta perbaikan dalam pelayanan publik.

Selamat tinggal Tahun 2019, harapan-harapan yang telah di-genggam dan diwujudkan akan kami bungkus sebagai bekal dalam menatap Tahun 2020 yang lebih baik.

IMMIGRATIONFUTURE

4 BHUMIPURA 2019

5BHUMIPURA 2019

LIPUTAN UTAMA

Tiga Kantor Imigrasi ResmiMemperoleh Peningkatan Kelas

Jakarta (11/12) – Men-jelang akhir tahun, tiga Kantor Imigrasi resmi memperoleh peningka-

tan kelas. Hal ini tertuang dalam Keputusan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia RI yang dit-erbitkan pada 24 Oktober 2019. Kantor imigrasi tersebut yaitu Kan-tor Imigrasi Kelas I TPI Cirebon (se-belumnya kelas II), Kantor Imigrasi Kelas II Non TPI Kediri (sebelum-nya kelas III), dan Kantor Imigrasi Kelas II Non TPI Kotamobagu (sebelumnya kelas kelas III).

Kepala Bagian Penyusunan Pro-gram dan Pelaporan Ditjen Imigra-si, Ujo Sujoto mengatakan bahwa

peningkatan kelas Kantor Imigrasi telah melalui proses penilaian oleh Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi. Penilaian terhadap Kantor Imigrasi telah mengikuti pola klasifikasi yang diatur dalam Permenkumham Nomor 6 Tahun 2019 tentang penilaian kriteria klasifikasi Kantor Imigrasi.

Ujo menjelaskan bahwa proses pengajuan Kantor Imigrasi dimulai dari Kantor Wilayah Kemenkum-ham yang mengajukan ke Ditjen Imigrasi, kemudian Ditjen Imigrasi melalui Bagian Penyusunan Pro-gram dan Pelaporan menyetorkan ke Sekretariat Jenderal Kemen-

kumham. Selanjutnya UPT yang dianggap layak akan diajukan ke KemenPAn dan RB untuk dinilai lebih lanjut.

Menurut Ujo, merujuk pada Permenkumham Nomor 6 Ta-hun 2019, ada beberapa kriteria penilaian antara lain, penentuan nilai terhadap seluruh komponen yang berpengaruh pada beban kerja dan kinerja suatu Kantor Imigrasi. Adapun kriteria klasifi-kasi Kantor Imigrasi sebagaimana dimaksud dalam aturan ditetap-kan berdasarkan unsur utama dan unsur penunjang.

“Unsur utama merupakan data

Suasana Apel Kantor Imigrasi Kelas II NON TPI Kotamobagu

IMMIGRATIONFUTURE

6 BHUMIPURA 2019

dan informasi yang terkait langsung dengan pelaksanaan tugas dan fungsi pada Kantor Imi-grasi yang terdiri atas pelayanan, pengawasan, dan penindakan,” jelas Ujo.

Ujo menambahkan, usulan peningkatan kelas juga harus didukung dengan beberapa data antara lain data penilaian klasifi-kasi Kantor Imigrasi 2 (dua) tahun terakhir, UPT telah operasional paling sedikit 2 (dua) tahun, dan surat penetapan inovasi dalam tugas dan fungsi keimigrasian.

“Ada 1 (satu) hal lagi yang penting yang harus didapatkan sebelum Kantor Imigrasi mendapat pen-ingkatan kelas yaitu harus adanya dukungan dari pemerintah daer-ah,” tegasnya.

Kepala Kantor Imigrasi Kelas II Ko-tamobagu Joni Rumagit membe-narkan bahwa dukungan instansi Pemerintah Daerah berpengaruh dalam pengajuan peningkatan kelas Kantor Imigrasi yang dip-impinnya. Joni mengaku kerap berkoordinasi dengan instansi pemerintah di wilayahnya seperti Pemda, Pemkot, Kepolisian, Kejak-saan, TNI, dan instansi lainnya.

“Sinergisitas antar instansi ini diperlukan tidak hanya dalam peningkatan kelas, namun ke depan akan sangat berguna dalam peningkatan kualitas pelayanan dan penegakan hukum, serta keamanan wilayah kerja Kanim Kotamobagu,” ujarnya.

Peningkatan Kinerja

Peningkatan kelas pada Kantor Imigrasi disambut dengan deter-minasi tinggi oleh para Kepala Kantor Imigrasi terkait. Antu-siasme terlontar dalam rangka meningkatkan kinerja pelayanan dan penegakan hukum pasca pen-ingkatan kelas.

Hal ini disampaikan oleh Kepala Kantor Imigrasi Kelas I TPI Cire-bon, Muhammad Tito Andrianto. Dirinya menegaskan optimis-misme bahwa telah mendapat-kan kenaikan status kelas, upaya dalam pelayanan publik yaitu meningkatkan pelayanan publik terhadap masyarakat. Tito dan jajaran sudah menyiapkan beber-apa terobosan melalui program Layanan Imigrasi Masuk desa, Emergency Service, Layanan Pengambilan Paspor Mandiri, dan Petugas Piket Layanan Tanggap.

“Selain itu kami juga akan lebih ramah dalam Layanan Berbasis HAM, membuka layanan pengam-bilan Paspor di Hari Sabtu Ming-gu,” jelasnya.

Dalam hal penegakan hukum, Tito berjanji akan menggenjot kinerja melalui pembentukan Tim Pen-gawasan Orang Asing (TIMPORA) sampai dengan tingkat kecamatan di wilayah kerjanya.

Penambahan SDM

Sebagai dampak dari adanya peningkatan kelas Kantor Imi-grasi yaitu adanya penambahan sumber daya manusia. Personil yang ada saat ini tentunya harus disesuaikan dengan tuntutan yang ada.

Kepala Kantor Imigrasi Kelas II Kediri, Rakha Sukma Purnama mengatakan, dari segi personil, saat ini Kanim Kediri hanya ada 4 (empat) pejabat struktural yang terdiri dari Kakanim, Kepala Uru-san, dan Kasubsi 2 (dua) orang. Seiring kenaikan kelas, kantornya harus menambah sesuai dengan jumlah pejabat di Kantor Imigrasi Kelas II.

“Itu yang pasti kita mendorong diri kita untuk melakukan pelayanan publik lebih baik karna pun dalam kewenangannya masing-masing sudah ada jadi kalo biasanya sep-erti di kelas 3 (tiga) wasdakim dan insarkom ini kan menyatu saat ini dengan adanya kelas 2 (dua) mereka sudah berpisah sehingga yang pasti pelayanan publik harus jauh lebih baik dari pada yang sekarang,” jelasnya.

Rakha berharap dalam aspek pen-egakan hukum nantinya, setelah kenaikan kelas, seksi wasdakim bisa fokus untuk melakukan pen-egakan hukum dengan penamba-han-penambahan personil yang ada.

Teks : M. Fijar SulistyoFoto : Dok. Kantor Imigrasi Kelas II Non TPI Kotamobagu

7BHUMIPURA 2019

Pelayanan Keimigrasian bagi WNI

Evaluasi Kinerja Imigrasi 2019dan Outlook 2020

Di penghujung Tahun 2019, Redaksi Bhu-mipura merangkum pencapaian yang telah

diraih oleh Direktorat Jenderal Imigrasi beserta Unit Pelaksana Teknis Keimigrasian. Keberhasilan yang telah dicapai patut diapre-siasi dalam rangka peningkatan pelayanan dan penegakan hukum keimigrasian di Indonesia. Pen-capaian di Tahun 2019 juga harus didokumentasikan agar menjadi pemacu semangat dalam meraih pencapaian di Tahun 2020.

Berpegangan pada target kinerja yang telah disusun pada akhir 2018 dan untuk dilaksanakan pada Tahun 2019, Ditjen Imi-grasi dan seluruh UPT secara bersama-sama mengupayakan terpenuhinya target yang telah ditetapkan. Pemantauan pencapa-

ian kinerja secara bertahap setiap triwulan menjadi alat ukur yang bisa dijadikan pegangan seberapa berhasil kinerja masing-masing. Hingga di akhir 2019, semua pencapaian bisa ditulis dan dido-kumentasikan untuk dievaluasi demi peningkatan kinerja di tahun berikutnya.

1. Pembangunan Zona Integritas menuju Wilayah Bebas dari Korupsi (WBK)/Wilayah Birokrasi Bersih dan Melayani (WBBM)

Pada Tahun 2018 tercatat 4 UPT yaitu Kantor Imigra-si Kelas I Khusus Medan, Kantor Imigrasi Kelas I Denpasar, Kantor Imigrasi Kelas II Cirebon, dan Kantor Imigrasi Kelas II Blitar berha-

sil meraih predikat WBK. Hal ini menjadi pemicu bagi UPT Imigrasi lainnya sehingga pada Tahun 2019 ini ter-dapat 21 Unit Kerja Imigrasi (termasuk Direktorat izin Tinggal dan Direktorat Lalu Lintas Keimigrasian) yang berhasil meraih predikat WBK/WBBM dari Kementeri-an PAN dan RB. Peningkatan kuantitasi ini jelas menjadi tolok ukur keberhasilan atas kinerja keimigrasian baik di tingkat pusat maupun wilayah.

Sebagaimana disampaikan Dirjen Imigrasi Ronny F. Sompie dalam pencanan-gan Zona Integritas di Ditjen Imigrasi, bahwa para pega-wai di Ditjen Imigrasi supaya belajar dari Kantor Imigrasi

8 BHUMIPURA 2019

atau Instansi lain yang telah lebih dahulu memperoleh predikat WBK dari Kemente-rian Pendayagunaan Apara-tur Negara dan Reformasi Birokrasi.

“Ada empat Kantor Imigrasi yang telah meraih WBK yaitu Imigrasi Medan, Denpasar, Cirebon, dan Blitar yang bisa dijadikan role model da-lam studi tiru untuk meraih predikat WBK pada tahun ini,” pesan Ronny.

2. Restrukturisasi SIMKIM

Sistem Informasi Manaje-men Keimigrasian (SIMKIM) merupakan tulang punggu-ng yang menyokong pelak-sanaan tugas dan fungsi keimigrasian. Peran SIMKIM menjadi vital karena bersen-tuhan langsung dengan masyarakat dalam pe-layanan, pemeriksaan, dan pengawasan keimigrasian.

Di Tahun 2019, Direktorat Jenderal Imigrasi merilis program kebijakan untuk memperbarui SIMKIM yang sejak awal mula diluncur-kan pada Tahun 2008 tidak pernah dilakukan pembaru-an. Pelaksanaan restruktur-isasi SIMKIM menjadi versi 2 (dua) berjalan sejak akhir Tahun 2018 dan berjalan secara simultan di sepan-jang Tahun 2019. Proses pembaruan sekaligus transmisi data dari SIMKIM versi 1 (satu) ke versi 2 (dua) telah berhasil dilaksanakan secara keseluruhan di peng-hujung 2019 ini.

Pelayanan Keimigrasian bagi WNA

3. Penguatan TIMPORA

Pelaksanaan tugas penga-wasan keimigrasian melalui pembentukan Tim Penga-wasan Orang Asing menjadi sarana efektif dalam meng-galang kekuatan dan parti-sipasi stakeholder. Hingga saat ini telah terbentuk 2.235 Timpora hingga level kecamatan.

Melalui Timpora telah banyak pengawasan yang membuahkan hasil dan penegakan hukum berjalan secara optimal. Beberapa kasus pelanggaran keimigra-sian berhasil diselesaikan dengan Tindakan Adminis-tratif Keimigrasian dan juga Projustisia.

4. Penegakan Hukum

Sebagai instansi yang bertanggung jawab dalam

tugas penegakan hukum keimigrasian, Ditjen Imigrasi telah menjatuhkan sanksi keimigrasian berupa Tinda-kan Administratif Keimigra-sian sebanyak 6.933 kasus. Selain itu, bagi pelanggar aturan keimigrasian dipros-es melalui Projustisia seban-yak 154 orang/korporasi. Tak tanggung-tanggung, baik WNA, WNI, maupun korporasi yang tidak me-matuhi aturan keimigra-sian turut diproses secara hukum.

5. Penambahan Kanim yang Menerbitkan Paspor Elektronik

Penerbitan paspor elek-tronik (e-paspor) menjadi produk unggulan Ditjen Imi-grasi yang diminati warga masyarakat. Jika sepanjang Tahun 2018 telah diter-bitkan e-paspor sebanyak

9BHUMIPURA 2019

220.724, pada Tahun 2019 ini hingga bulan Oktober telah diterbitkan 163.652 e-paspor kepada para pemohon paspor. Jumlah ini tentu masih akan ber-tambah hingga akhir tahun nanti.

Pada Tahun 2019 ini, Ditjen Imigrasi telah menambah Kantor Imigrasi yang mener-bitkan e-paspor dari sebel-umnya 9 (sembilan) Kantor Imigrasi menjadi 27 Kantor Imigrasi. Dari jumlah terse-but diharapkan bisa merata dan menjangkau wilayah se-lain Jakarta, Surabaya, dan Batam. Hal ini bertujuan un-tuk memenuhi permintaan e-paspor yang cukup tinggi di luar wilayah 9 (sembilan) Kantor Imigrasi.

6. Pengawasan terhadap WNI yang Diduga akan menjadi PMI-NP

Dalam rangka perlindungan terhadap WNI di luar negeri, Ditjen Imigrasi bersinergi dengan Kementerian Luar Negeri serta Kementerian Tenaga Kerja menjalankan pengawasan terhadap WNI pemohon paspor dan akan berangkat ke luar negeri.

Direktorat Lalu Lintas Keimigrasian mencatat terdapat 799 orang yang ditunda keberangkatannya di Tempat Pemeriksaan Imigrasi karena diduga akan menjadi Pekerja Migran Non Prosedural (PMI-NP). Selain itu ada 5.947 orang yang ditunda permohonan

paspornya di Kantor Imi-grasi karena disinyalir akan mempergunakan paspornya untuk bekerja secara non prosedural di luar negeri.

Juru bicara Ditjen Imigrasi Sam Fernando menegaskan bahwa petugas Imigrasi me-nolak permohonan paspor dan meminta pemohon paspor yang akan bekerja di luar negeri agar meleng-kapi dokumen persyaratan secara lengkap.

“Berkas yang diminta petugas bagi WNI yang akan bekerja di luar negeri di antaranya seperti surat re-komendasi dari Kemenaker atau Disnaker wilayah setempat,” jelasnya.

Outlook Imigrasi Tahun 2020

Rencana kerja yang akan di-jalankan oleh Ditjen Imigrasi dan UPT Imigrasi sejalan dengan visi misi Presiden RI Joko Widodo dan Wapres Ma’ruf Amin. Pada Rapat Koordinasi Pelayanan dan Penegakan Hukum Keimi-grasian Tahun 2019, Dirjen Imigrasi Ronny F. Sompie menjabarkan Program Prioritas Ditjen Imigrasi untuk Tahun 2020-2024 yang memuat 7 (tujuh) poin penting.

Tujuh poin inilah yang akan menjadi pegangan para pejabat dan pelaksana di lingkungan Ditjen Imigrasi dalam menyusun kerangka

serta rencana kerja untuk tahun-tahun mendatang:

1. Penyiapan SDM yang berkarakter dan ber-kompeten

2. Peningkatan pe-layanan keimigrasian

3. Penguatan penegakan hukum keimigrasian yang prosedural, pro-fessional, dan propor-sional

4. Peningkatan kemam-puan manajemen media

5. Penguatan sinergi den-gan berbagai instansi

6. Penataan kelem-bagaan

7. Penguatan penga-wasan internal

Ditjen Imigrasi pada Tahun 2020 nanti jelas akan berkutat dengan 7 (tujuh) pekerjaan yang kelak juga masuk dalam target kinerja. Peningkatan pelayanan dan pen-egakan hukum keimigrasian masih harus ditingkatkan sebagai upaya pemenuhan hak publik dalam mengakses layanan keimigrasian. Kita tentu berharap Ditjen Imigrasi mampu melaksanakan tugasnya dengan baik karena Imigrasi yang kuat akan membawa ke arah Indo-nesia Maju.

Teks : Dimas Zainudin, M. Fijar SulistyoFoto : Dok. Humas Ditjen Imigrasi

10 BHUMIPURA 2019

TELADAN

Pelopor Pelayanan PublikBerbasis HAM

Memasuki era revolusi in-dustri 4.0 yang dicanang-kan oleh Presiden Joko

Widodo pada tanggal 04 April 2018 ini menitikberatkan pada pent-ingnya teknologi dalam segala aspek termasuk pelayanan publik. Instansi pemerintah termasuk Kantor Imigrasi berlomba–lomba dalam membuat inovasi teknologi untuk memudahkan masyakakat mengakses seluruh layanan yang ada. Namun, terobosan berbasis teknologi tersebut juga harus dibarengi dengan terobosan pe-layanan yang berbasis humaniora atau kemanusiaan.

Atas terobosan berbasis kemanu-siaan yang diciptakannya, Dudi

Iskandar mendapat penghargaan Karya Dhika Lokatara dalam hari Dharma Karya Dhika 2019. Penghargaan tersebut langsung diserahkan oleh Menteri Hukum dan HAM, Yasonna Laoly pada saat upacara Hari Dharma Karya Dhika 2019 di lapangan upacara Kement-erian Hukum dan HAM (28/11).

Sesuai dengan pasal 12 huruf b Peraturan Menteri Hukum dan Ham Nomor 45 tahun 2015, penghargaan Karya Dhika Lo-katara diberikan kepada PNS yang memenuhi ketentuan berjasa terh-adap bangsa, negara, dan/ atau masyarakat dengan mendapatkan penghargaan dari lembaga terkait sehingga berdampak positif serta

meningkatkan citra Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia.

Dudi Iskandar yang mulai men-jabat di Kantor Imigrasi Kelas I Mataram sejak tanggal 25 Sepem-ber 2017 sampai dengan akhir 2018 selalu memberikan pe-layanan terhadap masyarakat den-gan pendekatan yang humanis.

Atas inovasinya ini, Dudi mendapa-tkan banyak penghargaan baik dari pemerintah daerah maupun institusi pusat lainnya. Dua di antaranya yaitu penghargaan dari Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Provinsi Nusa Tenggara Barat atas kinerja peningkatan pelayanan paspor pada wilayah Lombok dan pembuatan ruang layanan paspor

Dudi Iskandar Menerima Penghargaan Pelayanan Ramah HAM dari Menkumham pada HDKD 2019

11BHUMIPURA 2019

berdimensi Ramah HAM pada 24 September 2019 dan penghargaan dari Staf khusus Wakil Presiden Republik Indonesia atas inovasi pertama di Indonesia dalam pem-buatan ruang layanan paspor ber-dimensi ramah HAM yang memiliki dampak positif dalam rangka memberikan layanan kepada masyarakat berkebutuhan khusus pada 19 September 2019.

Menjadi yang pertama tentu saja tidak mudah karena belum pernah ada kantor layanan pemerintah yang membuat inovasi ini. Sehing-ga yang menjadi pertanyaan kami apakah yang melatarbelakangi Dudi dalam memiliki visi ini.

Dudi yang saat ini menjabat Atase Imigrasi Berlin menjelaskan bahwa ide itu muncul pada saat di kantor imigrasi, dia melihat terdapat beberapa pemohon yang memiliki keterbatasan.

“Pada saat itu, saya memang sering mengamati pelayanan customer care. Terdapat bebera-pa pemohon yang berkebutuhan khusus yang terlihat membutuh-kan bantuan dalam mengajukan permohonan paspor. Dari sanalah saya memiliki ide untuk mencip-takan layanan yang ramah HAM bagi kelompok pemohon tersebut yang kemudian dikenal sebagai pelayanan publik berbasis Hak Asasi Manusia,” ujarnya.

Pelayanan ini diresmikan di Kantor Imigrasi Kelas I Mataram pada Ma-ret 2018 dan saat ini menjadi role model di seluruh Unit Pelaksana Teknis yang ada di Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia.

Fasilitas pelayanan ini ditujukan kepada kelompok rentan yang terdiri dari:

1. Orang Lanjut Usia2. Anak – Anak

3. Fakir Miskin 4. Wanita Hamil 5. Penyandang Cacat

Tahap pertama dari penerapan fasilitas ini adalah pembangunan fasilitas dengan cara merenovasi kantor agar ramah bagi kelompok rentan terutama penyandang dis-abilitas. Dalam pembangunan ini, pihak kantor imigrasi ikut menyer-takan lembaga–lembaga terkait termasuk Yayasan Endri yang berkecimpung dalam peningkatan kualitas hidup masyarakat teruta-ma penyandang difabel.

“Yayasan tersebut selanjutnya memberikan masukan terkait layout ruangan, sarana dan prasarana yang dibutuhkan dan sebagainya. Contohnya, salah satu anggota yayasan yang tuna netra menyarankan agar disediakan petunjuk permohonan paspor dengan huruf braille,” jelasnya.

Peluncuran Pelayanan Paspor Ramah HAM di Kantor Imigrasi Kelas I Mataram

11BHUMIPURA 2019

12 BHUMIPURA 2019

Loket permohonan paspor pun disediakan khusus dan tempat tunggunya terpisah dengan pemohon yang lain agar pemohon yang termasuk kelompok rentan ini nyaman. Walaupun tempat permohonannya berbeda, namun dari segi pelayanan tidak ada yang dibedakan karena hakikatnya pemohon yang berkebutuhan khu-sus ini tidak ingin didiskriminasi atau dikasihani.

Demi kenyamanan mereka pula, disediakan toilet khusus yang dapat digunakan penyandang difabel yang desain dan layoutnya sudah sesuai standar internasion-al. Selanjutnya, Dudi juga men-yadari bahwa banyak dari pem-ohon yang termasuk kelompok rentan ini memiliki banyak keter-batasan antara lain mobilisasi dan uang. Sehingga, dicetuskanlah ide untuk pengantaran paspor dengan kurir.

Prosesnya adalah setelah pem-ohon menyelesaikan dan mem-bayar permohonan paspornya, petugas akan menawarkan layanan pengantaran paspor ke rumah masing–masing tanpa tam-bahan biaya. Kemudian, apabila pemohon berkenan, maka akan didata dan pada saat paspor su-dah selesai, paspor tersebut akan dikirimkan ke rumah pemohon oleh petugas dari kantor imigrasi.

Selain penyandang difabel, layanan keimigrasian ini dirasa juga sangat membantu bagi para calon jemaah haji yang berasal dari Mataram dan sekitarnya mengingat mayoritas dari mereka berusia lanjut sehingga mereka tidak perlu mengantri lama di kantor imigrasi.

Sarana dan prasarana pelayanan keimigrasian berbasis Hak Asasi Manusia di Kantor Imigrasi Kelas I Mataram terbilang sudah sangat baik, terlebih lagi dengan adanya petugas khusus yang cakap dan ramah dalam menjelaskan proses permohonan paspor para pemo-hon.

Melihat keberhasilan Kantor Imigrasi Kelas I Mataram dalam menerapkan layanan keimigra-sian berbasis Hak Asasi Manusia ini, Menteri Hukum dan HAM melalui Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia Nomor 27 Tahun 2018 Tentang Penghargaan Pelayanan Publik Berbasis Hak Asasi Manu-sia, meminta kepada seluruh Unit Pelaksana Teknis di lingkungan Kementerian Hukum dan HAM untuk melaksanakan pelayanan publik berbasis HAM.

Penghargaan Pelayanan Publik Berbasis HAM ini ditujukan agar memberikan acuan, motivasi, dan penilaian terhadap kinerja pelayanan publik yang dilakukan oleh UPT untuk penghormatan, perlindungan, pemenuhan, dan pemajuan HAM.

Mengacu kepada peraturan menteri tersebut, adapun krite-ria penilaian Pelayanan Publik Berbasis HAM pada kantor imigrasi didasarkan pada:

a. Aksesibilitas dan ketersediaan fasilitas antara lain:

1. Maklumat Pelayanan2. Ruang/Loket/Kotak Pen-

gaduan/ nomor telepon pengaduan

Teks : Arum ApriliyanaFoto : Dok. Humas Ditjen Imigrasi

3. Toilet khusus penyandang disabilitas

4. Lantai pemandu (guiding block)

5. Informasi pelayanan publik6. Ruang laktasi/ menyusui7. Ruang bermain anak8. Rambu – rambu kelompok

rentan9. Alat bantu kelompok rent-

an10. Jalan landai (ramp)11. Loket/ layanan khusus bagi

lanjut usia, anak, ibu hamil, dan penyandang disabilitas

12. Tempat ibadah13. Pusat informasi pelayanan/

helpdesk

b. Ketersediaan petugas yang siaga melayani kelompok rentan

c. Kepatuhan pejabat, pegawai, dan pelaksana terhadap standar pelayanan

1. Antrian pelayanan paspor2. Proses penerbitan paspor

baru3. Proses penerbitan paspor

penggantian4. Perpanjangan izin tinggal

kunjungan

13BHUMIPURA 2019

14 BHUMIPURA 2019

Menkumham Gelorakan Komitmen Anti Korupsi di Lingkungan Imigrasi

Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Yasonna H. Laoly menekankan komitmen anti ko-

rupsi di Lingkungan Kementerian Hukum dan HAM RI. Hal ini dis-ampaikannya ketika memberikan pengarahan sekaligus membuka Rapat Koordinasi Pelayanan dan Penegakan Hukum Keimigrasian tahun 2019 pada Senin (11/11) di Jakarta.

Di hadapan para Pimpinan Tinggi Madya dan Pratama, Kepala Unit Pelaksana Teknis Imigrasi, serta Atase/Staf Teknis Imigrasi, Men-kumham menyoroti masih adanya

KERJA KITA

oknum petugas Imigrasi yang berlaku korup. Perilaku ini jelas menjadi “kerikil-kerikil integritas” bagi jajaran Imigrasi.

“Masih adanya oknum ASN kita yang berperilaku korup, memiliki disiplin yang minim. Sehingga ter-sandung kasus dan harus diproses hukum,” ujarnya.

Menkumham juga mengakui bahwa perilaku korup merugikan instansi dan tidak jarang kondi-si ini menjadikan citra instansi bernilai “masih buruk” di mata sebagian masyarakat. Sebagai instansi yang bertanggung jawab

dalam pelayanan publik, menjad-ikan imigrasi selalu bersentuhan langsung dengan masyarakat.

Ironi para penegak hukum yang justru tersangkut kasus hukum akibat korupsi dalam melak-sanakan tugas juga menjadi so-rotan dan pekerjaan rumah yang akan diselesaikan oleh Yasonna selama masa kepemimpinannya sebagai Menkumham.

Pada kepemimpinan sebagai Men-teri Hukum dan HAM di periode kedua ini, Yasonna akan sangat tegas dalam menerapkan program reformasi birokrasi Kementerian

Menkumham Memberikan Pengarahan Terkait Komintmen Anti Korupsi

15BHUMIPURA 2019

Hukum dan HAM. Setiap pegawai wajib memiliki semangat kerja keras, cerdas, efisiensi, efektifitas dan akuntabilitas dalam pe-layanan dan penegakan hukum.

Kepada Para Kepala UPT dirin-ya berpesan agar melakukan pengawasan kinerja bawahan secara efektif, mengembangkan sistem pengaduan yang modern dan transparan, sehingga dapat mengetahui dengan cepat setiap penyimpangan dan pelanggaran yang terjadi di lingkungan kerja masing-masing. Tidak kalah pent-ingnya, Menkumham meminta penerapan reward and punishment dilaksanakan secara konsisten, optimal, dan berkelanjutan.

“Saya perintahkan agar sauda-ra-saudara yang hadir di sini dapat melakukan penguatan monitoring dan evaluasi kinerja,” katanya menegaskan

Rencana Strategis

Sebagaimana tertuang dalam Rencana Strategis Kementerian

Teks : Dimas Zainuddin, M. Fijar Sulistyo Foto : Dok. Humas Ditjen Imigrasi

Hukum dan HAM 2015-2019, ada 2 (dua) target kinerja imigrasi yang telah diupayakan yaitu: Pertama, peningkatan pelayanan keimigra-sian yang dapat terlihat dengan indikator peningkatan jumlah pe-layanan keimigrasian yang disele-saikan sesuai dengan ketentuan dan meningkatnya indeks kepua-san masyarakat terhadap layanan keimigrasian. Kedua, penegakan hukum keimigrasian dengan indikator kinerja jumlah penyele-saian tindak pidana keimigrasian dan jumlah penyelesaian tindakan administratif keimigrasian sesuai dengan ketentuan.

Sejalan dengan implementasi rencana strategis tersebut dalam lima tahun terakhir, Menkumham memberikan apresiasi terhadap kinerja jajaran imigrasi yang telah melakukan inovasi, perbaikan, dan peningkatan kualitas pe-layanan publik.

“Apresiasi dalam pemberian akses layanan publik yang ramah HAM bagi kelompok rentan, penyan-

dang cacat, dan lansia,” tambahn-ya.

Selain itu, Menkumham juga memuji pemanfaatan kemajuan teknologi dalam inovasi pelayanan paspor bagi WNI dan izin tinggal bagi orang asing, serta optimalisa-si pengawasan keimigrasian yang kemudian ditindaklanjuti dengan proses penegakan hukum keimi-grasian melalui jalur projustisia maupun proses tindakan adminis-tratif keimigrasian.

Suasana Rapat Kordinasi Pelayanan dan Penegakan Hukum Keimigrasian Tahun 2019

16 BHUMIPURA 2019

Cegah Dokumen Perjalanan Palsu,Ditjenim Latih Kader-Kader

di TPI Utama

Singapura (20/11) - Direk-torat Kerja Sama Keimi-grasian (Dit Kermakim) pada Direktorat Jenderal

Imigrasi bekerja sama dengan Im-migration & Checkpoints Authority (ICA) Singapura menggelar pelati-han Passenger Clearance Module (PCM). Pelatihan berlangsung di Batam, selama 5 (lima) hari dari 18 s.d 22 November 2019.

Kasi Kerja sama Bilateral Ahmad Khumaidi mewakili Direktur Kerja Sama Keimigrasian Rochadi Iman Santoso mengatakan PCM untuk tahap Train The Trainer (TTT) ini sebagai upaya untuk mence-

tak kader-kader ahli pemeriksa dokumen tingkat lanjutan. Pasca pelatihan, para kader ini ditu-gaskan dalam perannya untuk membuktikan keaslian maupun mendeteksi dokumen perjalanan yang diduga palsu atau dipalsukan serta impostor pada Tempat-tem-pat Pemeriksaan Imigrasi utama.

Para kader akan menerima materi/teknik bidang pendeteksian do-kumen perjalanan palsu, pende-teksian impostor, dan passenger profiling tingkat lanjut. Materi ini dibutuhkan dan akan diimplemen-tasikan ketika bertugas sebagai ahli pemeriksa dokumen.

“Kami memandang perlu untuk melatih sebanyak 25 petugas imigrasi yang bertugas di bidang pemeriksaan keimigrasian di TPI, penerbitan paspor, pelayanan orang asing, serta pengawasan, intelijen, dan penindakan keimi-grasian,” jelasnya.

Pelatihan ini diselenggarakan sebagai hasil dari kesepakatan antara kedua otoritas keimigrasian kedua negara dalam rangka pen-ingkatan kualitas SDM. Meskipun kegiatan ini bersifat rutin setiap ta-hun, namun sejalan dengan nafas Corporate University Kemenkum-ham, pelatihan ini menjadi media

Suasana Pelatihan Passenger Clearance Module

16 BHUMIPURA 2019

17BHUMIPURA 2019

pembelajaran bagi para petugas Imigrasi untuk meningkatkan ke-mampuan dan kompetensi dalam pendeteksian dokumen palsu.

“Para peserta akan mendapatkan pelatihan berdasarkan teori dan juga best practices coaching dari para Trainer dari Imigrasi Singapu-ra,” ujarnya.

Adapun metode pelatihan men-cakup 3 (tiga) hal, yaitu pertemuan di kelas, diskusi, dan praktek pe-meriksaan dokumen keimigrasian. Di samping itu, para peserta juga berkesempatan mengunjungi Kan-tor ICA di Singapura. Pada pembu-kaan kegiatan, hadir perwakilan dari Imigrasi Singapura Mr. Tan Hoe Koon.

Saiful Basyir, salah seorang peser-ta pelatihan mengaku mendapat-kan banyak manfaat dari pelatihan PCM. Saiful merupakan ASN di Kantor Imigrasi Kelas I Khusus TPI Juanda yang sudah dua kali meng-kuti pelatihan PCM, yaitu pela-tihan dasar dan lanjutan. Pada

Teks : Dimas Zainuddin, M. Fijar SulistyoFoto: Dok. Humas Ditjen Imigrasi

pelatihan lanjutan ini, menurutnya lebih banyak diikuti oleh para petugas supervisor (penyelia) yang bertugas di TPI, pelayanan paspor, dan Inteldakim.

“Kebetulan saya supervisor di TPI Juanda yang merasa sangat butuh pengembangan kemampuan keimigrasian, utamanya dalam pemeriksaan lanjutan untuk mem-buktikan apakah paspor seseo-rang itu asli atau palsu,” ujarnya.

Suasana Pelatihan Passenger Clearance Module

Suasana Pelatihan Passenger Clearance Module

17BHUMIPURA 2019

18 BHUMIPURA 2019

Kemenkumham Corporate University, Solusi Bangun SDM Kemenkumham

yang Unggul

Melihat pesatnya perkembangan teknologi informasi dewasa ini, tentunya

sumber daya manusia (SDM) yang dimiliki Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia (Kemenkum-ham) harus selalu belajar dan adaptif terhadap perubahan-pe-rubahan yang terjadi. Namun, di kala kesempatan untuk mengikuti pendidikan dan pelatihan sangat terbatas, Kemenkumham Corpo-rate University (Corpu) hadir untuk menjawab permasalahan SDM ini.

Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia (Menkumham), Yasonna H. Laoly, mengatakan penera-

KEBIJAKAN

pan Corpu pada Kemenkumham sangatlah tepat untuk menjawab tantangan di bidang SDM.

“Peran BPSDM (Badan Pengem-bangan Sumber Daya Manusia) Hukum dan HAM sebagai koordi-nator harus mampu meningkatkan kualitas SDM Kemenkumham,” kata Yasonna usai meresmikan Kemenkumham Corpu, Senin (18/11/2019) malam.

Lebih lanjut, pembangunan Kemenkumham Corpu adalah satu tindakan konkrit yang harus diwujudkan dalam rangka pemba-ngunan SDM unggul.

“Kemenkumham Corpu harus up

to date, based on information technology, dan mampu men-jawab isu-isu strategis,” jelas Yasonna pada Rapat Kerja Trans-formasi Pengelolaan dan Supervisi Kinerja Kemenkumham Semes-ter II Tahun 2019 di Hotel Sultan Jakarta.

Pada beberapa kesempatan, Pres-iden Joko Widodo menyampaikan bahwa fokus pemerintah adalah pembangunan SDM Unggul untuk Indonesia Maju.

“Kemenkumham dengan jumlah ASN mencapai 60 ribu pegawai merupakan tantangan dalam melakukan terobosan,” kata Men-kumham.

Menkumham meresmikan Kemenkumham Corporate University

19BHUMIPURA 2019

Strategi Pengembangan SDM

Pendekatan corporate university menjadi strategi pengembangan SDM di lingkungan Kementerian Hukum dan HAM. Pendekatan ini dilakukan untuk menjawab tuntutan kemajuan teknologi dan pelayanan masyarakat. Sekretaris Jenderal Kemenkumham, Bam-bang Rantam Sariwanto menga-takan corporate university harus dibangun dan menjadi warisan bagi generasi penerus Kemenkum-ham.

“Organisasi pembelajaran (corpo-rate university), inilah yang harus kita lakukan, inilah yang harus kita tinggalkan. Agar generasi penerus dapat berkata bahwa kita pernah mendapat peninggalan tentang organisasi pembelajaran di Ke-menkumham,” tegas Bambang dalam kegiatan penyampaian hasil evaluasi rapat kerja Kemen-kumham, Rabu (20/11).

Sejalan dengan prinsip corporate university, rangkaian kegiatan rak-er Kemenkumham 2019 dikemas dalam rangka peningkatan kom-petensi pegawai sebagai wujud

Kemenkumham menjadi organi-sasi pembelajaran. Peserta raker mengikuti tes berbasis teknologi (computer assisted test), evaluasi kinerja tahun 2019, pembahasan rencana aksi (action plan) 2020, pengarahan isu-isu aktual serta rencana strategis Kemenkumham 2020-2024.

Bambang berharap semua jaja-ran pusat dan kanwil memiliki komitmen menerapkan corporate university dalam rangka member-ikan kontribusi bagi kemajuan Kemenkumham.

“Peningkatan kompetensi, itulah bagian komitmen kita. Bapak/Ibu harus melakukannya di kantor wilayah,” lanjut Bambang di Hotel Sultan Jakarta.

Sementara itu, Staf Ahli Menteri Bidang Ekonomi, Razilu menyam-paikan apresiasi atas hasil evaluasi yang dicapai oleh jajaran kantor wilayah Kemenkumham. Razilu mengajak segenap jajaran kanwil agar tidak berpuas dengan hasil baik yang telah diraih, namun ter-us meningkatkan kapasitas diri.

“Walaupun nilai kita sudah baik,

tidak boleh merasa puas dengan nilai itu. Terus meningkatkan berbagai macam kompetensi yang ada dalam diri kita. Mulai dari kompetensi teknis, kompe-tensi manajerial, dan kompetensi sosio kultural sebagai perekat dan pemersatu bangsa,” ucap Razilu selaku ketua steering committee raker Kemenkumham 2019.

Teks : Tedy Tirta KusumaFoto : Dok. Humas Ditjen Imigrasi

Menkumham Memberikan Pengarahan Terkait Kemenkumham Corporate University

20 BHUMIPURA 2019

WBK/WBBM Jadi Tonggak KinerjaBirokrasi Bersih Tanpa Korupsi

Jakarta (10/12) – Wakil Presiden Ma’ruf Amin menyerahkan penghar-gaan Zona Integritas

menuju Wilayah Bebas dari Ko-rupsi (WBK) dan Wilayah Birokrasi Bersih dan Melayani (WBBM) Tahun 2019 kepada Kementerian, Lembaga Pemerintah Non-kKe-menterian, dan Pemerintah Daer-ah. Penganugerahan WBK/WBBM dilakukan di Jakarta pada Selasa (10/12).

Dalam sambutannya, Wapres mendorong upaya mewujudkan pemerintahan bersih, akuntabel, dan melayani. Wapres juga ber-harap kepada instansi yang meraih penghargaan agar terus men-jalankan prinsip pelayanan publik yang berintegritas dan bebas dari korupsi.

“Jagalah amanah ini dengan baik dengan senantiasa terus men-jaga integritas diri sendiri dan lingkungan organisasi. Serta dapat menumbuhkembangkan budaya kerja birokrasi anti korupsi,” pesan Wapres.

Kemudian dia juga berharap, para penerima penghargaan jadi ikon perubahan birokrasi, sehingga dapat memperkuat kepercayaan publik dan pelayanan birokrasi yang prima kepada masyarakat. Wapres juga menegaskan seyo-gyanya birokrasi saat ini selalu mengutamakan kepentingan masyarakat.

Tidak hanya itu, Ma’ruf juga meminta agar zona integrasi di seluruh kementerian hingga pemerintahan daerah ke de-

pan harus diperluas dan akan berdampak pada kepentingan masyarakat luas. Oleh karena itu, Ma’ruf menilai perbaikan birokrasi merupakan langkah awal untuk melakukan penataan sistem penyelenggaraan pemerintah yang baik, efektif, dan efisien. Den-gan demikian, pemerintah dapat melayani masyarakat secara lebih cepat, lebih tepat, murah, bersifat inklusif, tidak diskriminatif, dan berkualitas.

“Birokrasi sebagai motor pengger-ak pembangunan nasional harus memiliki integritas yang tinggi sehingga meninggalkan berbagai bentuk penyimpangan,” ujar Wapres.

21 Unit Kerja Imigrasi Peraih WBK/WBBM

Mendagri Tjahyo Kumolo mengucapkan selamat kepada Kakanimsus MedanAgato PP. Simamora atas anugerah WBBM

21BHUMIPURA 2019

Sementara itu, sebanyak 44 Unit Kerja di Lingkungan Kementeri-an Hukum dan HAM RI berhasil menyabet predikat WBK/WBBM. Dari jumlah tersebut, hampir separuhnya adalah Unit Kerja Imi-grasi yaitu 19 Kantor Imigrasi dan 2 (dua) Direktorat Teknis Keimi-grasian yang membawa pulang penghargaan dari Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (Kemen-pan dan RB).

Tiga Kantor Imigrasi berhasil meraih predikat WBBM yaitu Kan-tor Imigrasi Kelas I Khusus Medan, Kantor Imigrasi Kelas II Cirebon, dan Kantor Imigrasi Kelas II Blitar. Keberhasilan ini melengkapi kesuksesan di tahun sebelumnya pada saat menerima anugerah WBK.

Keberhasilan UPT Imigrasi menja-di pelopor WBK/WBBM disambut bangga oleh Direktur Jenderal Imigrasi Ronny F. Sompie. Ronny mengirim pesan apresiasinya kepada para Kepala UPT yang telah sukses membawa instansi yang dipimpinnya untuk dicontoh UPT lainnya. Dirjen Imigrasi juga menargetkan pembangunan Zona Integritas di seluruh satker Imigra-si mulai Januari Tahun 2020

“Saya bangga terhadap kawan-kawan Kakanim yang telah ber-juang dan mendapatkan penghar-gaan WBBM dan WBK,” ujarnya mantap.

Salah seorang penerima anugerah WBBM, Kepala Kantor Imigrasi Kelas I Khusus Medan Agato PP Simamora menjadikan anugerah ini sebagai pemacu untuk terus

memberikan pelayanan yang berkualitas kepada masyarakat. Dirinya juga berbagi kunci keber-hasilan, yaitu para petugas agar bekerja sama dan mengedepank-an sisi empati terhadap kebutu-han masyarakat dalam mengakses layanan keimigrasian.

“Kita sebagai pelayan publik harus memiliki kesetiakawanan terhadap masyarakat yang kita layani. Dengan ini kita berharap peningkatan kualitas pelayanan dan indeks korupsi bisa menurun,” jelasnya.

Teks : Faris Agung Wicaksono, Dimas ZainuddinFoto : Dok. Humas Kementerian PAN-RB

Wapres Ma’ruf Amin menyalami Sekjen Kemenkumham Bambang Rantam Sariwanto usai menyerahkan anugerah WBK kepada Unit Sekretaris Jenderal.

22 BHUMIPURA 2019

Sekjen Kemenkumham: Munas Peranim Guna Tingkatkan Profesionalisme

Para Analis Keimigrasian

Sekretaris Jenderal Ke-menterian Hukum dan Hak Asasi Manusia RI Bambang Rantam Sari-

wanto mewakili Menteri Hukum dan HAM RI Yasonna H. Laoly membuka secara resmi Musyawar-ah Nasional (Munas) yang pertama Perkumpulan Analis Imigrasi (Per-anim) di Jakarta pada Rabu-Jumat (11-13/12).

Dalam sambutannya, Sekjen Kemenkumham mendorong peran dan fungsi Analis Imigrasi untuk lebih profesional dalam pelak-sanaan tugas dan fungsi keimi-grasian. Hal ini dilakukan juga melalui peningkatan kompetensi dan kualitas sumber daya manusia para analis imigrasi.

“Potensi para analis imigrasi diharapkan bisa memberi kontri-busi positif bagi Kemenkumham,” ujarnya.

Sekjen Kemenkumham juga menegaskan posisi analis untuk

mengoptimalkan segala sesuatu yang telah diamanatkan oleh Undang-Undang Nomor 6 Ta-hun 2011 tentang Keimigrasian. Namun dirinya juga berharap agar regulasi yang ada bisa menye-suaikan dengan kondisi terkini yang ada.

Di tempat yang sama, Direktur Jenderal Imigrasi Ronny F. Sompie menyambut baik digelarnya Mu-nas ke 1 Peranim. Dirjen Imigrasi mengapresiasi baik pengemban-gan sumber daya manusia Analis Imigrasi melalui mentoring yang merupakan satu metode yang ada pada konsep Corporate University Kemenkumham.

“Forum ini bisa menjadi diskusi dalam mencari solusi yang baik dalam menentukan arah Analis Imigrasi ke depannya,” jelasnya.

Pada Munas Pertama Peranim yang mengambil tema “Bersama PERANIM, Kita Tingkatkan Pelak-sanaan Fungsi Keimigrasian” dii-

kuti oleh 134 peserta dan 71 orang peninjau. Munas akan diisi dengan diskusi panel dan sidang-sidang dalam menyusun program kerja serta pengayaan pengetahuan keimigrasian. Pada forum ini juga akan dipilih kepengurusan Per-anim periode 2019-2022.

Pada sesi pemilihan pengurus, Maryoto Sumadi, yang saat ini ber-status sebagai Analis Keimigrasian Ahli Utama, berhasil memperoleh mandat sebagai Ketua Umum Per-anim periode 2019-2022. Maryoto akan didampingi oleh Lilik Bam-bang sebagai Wakil Ketua dan Haryono Agus Setiawan sebagai Sekretaris Umum.

Teks : Dimas Zainuddin S.Foto : Tommy Arianto

Sekjen Kemenkumham Hadir Untuk Membuka Munas Pertama Peranim

22 BHUMIPURA 2019

23BHUMIPURA 2019

SIMKIM dalam PSSIKemenkumham 2020 – 2024

Perkembangan dun-ia bisnis yang sangat dinamis menyebabkan harus ada penyesuaian

antara manajemen sistem infor-masi dengan perkembangan tren teknologi yang ada saat ini. Oleh karena itu diperlukan peman-faatan SI/TI yang tepat sehingga dapat memberikan nilai tambah (value added) dan meningkatkan keunggulan kompetitif (compet-itive advantage) bagi organisasi atau perusahaan.

Perencanaan SI/TI yang baik harus selaras antara strategi bisnis yang telah dirumuskan dengan peman-faatan teknologi informasi, seh-ingga teknologi informasi dapat berperan sebagai key enabler. Hal tersebut berlaku juga bagi penye-lenggara pemerintahan, agar tidak tertinggal dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat.

Gagal merencanakan, berarti merencanakan untuk gagal. Jar-gon tersebut berlaku juga dalam perencanaan teknologi informasi, khususnya untuk organisasi yang besar dan memiliki proses bisnis yang kompleks. Tanpa perenca-naan yang baik, pengembangan teknologi informasi pada sebuah organisasi tidak akan optimal, arah pengembangan menjadi tidak jelas, peluang terjadinya pemborosan anggaran sangat mungkin terjadi.

Setiap unit bisa saja mengem-bangkan sistem masing-masing,

yang bisa jadi memiliki fungsi yang sama satu sama lain. Tidak adanya keseragaman platform teknologi pun dapat menyebabkan pembo-rosan sumber daya, karena tidak bisa digunakan bersama-sama.

Tidak adanya arah pengemban-gan pun dapat membingungkan proses pengembangan, sehingga bisa saja terdapat pengemban-gan sistem yang ternyata tidak dibutuhkan, atau ternyata cukup mengintegrasikan sistem yang sudah ada. Untuk mengatasi hal tersebut, diperlukan penyusunan perencanaan strategis sistem informasi sebagai guideline dalam pengembangan teknologi infor-masi sebuah organisasi.

Namun sebelum membahas lebih dalam, harus dipahami dulu apa yang disebut dengan perenca-naan strategis sistem informasi. Menurut Ward & Peppard, peren-canaan strategis sistem informasi adalah proses berkelanjutan dan selalu berevolusi dari waktu ke waktu, sehingga deliverable dan perencanaannya selalu berubah-ubah (Ward & Peppard, 2002). Hal tersebut berarti setiap perencanaan yang pernah dibuat, kemungkinan tidak akan relevan apabila digunakan kembali di perencanaan periode selanjutnya. Adapun tahapan proses perenca-naan strategis sistem informasi dari metodologi Ward & Peppard dapat dilihat pada gambar berikut:

Bagaimana perencanaan strate-

gis sistem informasi yang baik? Menurut Prof. Zainal A. Hasibuan, Dosen Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, perenca-naan strategis sistem informasi ha-rus dilihat melalui helicopter view, tidak secara partial. Oleh karena itu masih menurut Prof. Zainal, perencanaan strategis sistem informasi sangat dibutuhkan oleh organisasi besar, memiliki proses bisnis yang kompleks, dan memili-ki banyak cabang.

Hal tersebut sangat sesuai den-gan Direktorat Jenderal Imigrasi, namun dalam melakukan per-encanaan strategis harus dalam lingkup organisasi yang lebih besar, dalam hal ini Kementerian Hukum dan HAM. Secara umum perencanaan dimulai dengan analisis kondisi saat ini, menen-tukan target yang akan dicapai dalam rentang waktu tertentu, hingga menyiapkan strategi untuk mencapai target tersebut.

Menurut IS/IT Strategic Model Ward & Peppard, tahap analisis kondisi saat ini, harus memper-hatikan lingkungan bisnis dan lingkungan teknologi informasi, baik internal maupun eksternal. Strategi yang dihasilkan pun harus mencakup strategi bisnis teknologi informasi, managemen teknologi informasi, dan juga strategi te-knologi informasi secara teknis.

Seluruh tahapan tersebut telah dilakukan dalam menyusun per-encanaan strategis sistem infor-

24 BHUMIPURA 2019

masi di Kementerian Hukum dan HAM. Proses penyusunan Peratur-an Menteri terkait perencanaan strategis ini belum selesai, namun dari gambaran secara umum dari konsep Peraturan Menteri terse-but sudah terlihat arah kebijakan teknologi informasi dari Kement-erian.

Iman Syafrizal, Kepala Sub Direk-torat Perencanaan dan Pengem-bangan, Direktorat Sistem dan Teknologi Informasi Keimigrasian menjelaskan bahwa kebijakan te-knologi informasi di Kementerian Hukum dan HAM bersifat desen-tralisasi. Hal tersebut memungk-inkan setiap unit eselon 1 untuk mengembangan teknologi infor-masi secara mandiri, termasuk dalam hal perencanaan. Pusdatin Kementerian Hukum dan HAM me-nerima dan mengumpulkan data dari seluruh unit eselon 1 untuk kepentingan penyajian data dan

pelaporan kepada Menteri Hukum dan HAM.

Menindaklanjuti hal tersebut, Direktorat Jenderal Imigrasi harus membuat perencanaan strategis sistem informasi secara mandi-ri. Hal tersebut sangat penting menurut Iman, karena dengan perencanaan tersebut, arah pengembangan teknologi infor-masi menjadi jelas. Dari pelaksana hingga pimpinan dapat menge-tahui secara pasti apa yang harus dilakukan dan fokus terhadap apa yang menjadi target capaian setiap tahunnya.

Dalam perencanaan strategis sistem informasi 2020–2024, Direktorat Jenderal Imigrasi direncanakan akan fokus dalam pengembangan infrastruktur, ter-utama data center, penyeragaman platform teknologi yang digu-nakan, penguatan manajemen

teknologi informasi, dan pening-katan kemampuan pemanfaatan data. Dalam mewujudkan target tersebut, direncanakan untuk mengoptimalisasi penggunaan teknologi virtualisasi agar peman-faatan infrastruktur menjadi lebih optimal. Seluruh target capaian tersebut telah disusun dalam ben-tuk milestone dan telah disusun strategi-strategi untuk mencapain-ya. Tentu akan dilaksanakan eval-uasi setelah pelaksanaan strategi tersebut tutup Iman.

Teks : R. Dimas NugrohoFoto : R. Dimas Nugroho

Kasubdit Perencanaan Pengembangan Iman Syafrizal Memaparkan Perencanaaan Strategis SIMKIM

25BHUMIPURA 2019

26 BHUMIPURA 2019

Tugas dan Tantangan Ke depan Imigrasi: Penegakan Hukum Demi Menjaga Tegaknya

Kedaulatan Negara

Saat ini masyarakat umum mengenal imigrasi hanya sekedar menjalankan fungsi

pelayanan keimigrasian saja, baik pelayanan bagi WNI/WNA seperti pembuatan paspor dan pelayanan izin tinggal. Tidak banyak yang tahu jika tugas dan peran imigrasi lebih luas lagi, fungsi yang tak kalah pentingnya adalah fungsi penegakan hukum dan keamanan negara. Sebagai penjaga pintu gerbang negara, tugas dan fungsi imigrasi di tem-pat pemeriksaan imigrasi dapat dimaknai tidak hanya sekedar untuk memberikan pelayanan dalam pemeriksaan dokumen keimigrasian saja, namun juga melakukan penegakan hukum dan menjaga keamanan negara.

Dalam hal ini imigrasi diberikan

OPINI

kewenangan untuk menyetujui atau tidak menyetujui pemberian tanda masuk ataupun tanda kel-uar dari wilayah Indonesia baik di tempat pemeriksaan imigrasi seperti di pelabuhan laut, banda-ra, pos lintas batas, dan tempat lainnya. Sebagaimana diatur dalam pasal 9 (sembilan) yang berbunyi “setiap orang yang ma-suk atau keluar wilayah Indonesia wajib melalui pemeriksaan yang dilakukan oleh Pejabat Imigrasi di Tempat Pemeriksaan Imigrasi. Dalam hal terdapat keraguan, pejabat imigrasi mempunyai wewenang untuk menolak orang asing masuk wilayah Indonesia”.

Maka dari itu pemeriksaan keimi-grasian di Tempat Pemeriksaan Imigrasi menjadi suatu kewajiban bagi orang yang ingin masuk atau keluar wilayah Indonesia. Bagi

orang yang melanggar ketentuan ini dapat dikenakan pelanggaran pidana sebagimana diatur dalam pasal 133 yang berbunyi “setiap orang yang dengan sengaja ma-suk atau keluar wilayah Indonesia yang tidak melalui pemeriksaan oleh Pejabat Imigrasi di Tempat Pemeriksaan Imigrasi sebagaima-na dimaksud dalam Pasal 9 ayat (1) dipidana dengan pidana pen-jara paling lama 1 (satu) tahun dan/atau pidana denda paling banyak Rp100.000.000,00 (seratus juta rupiah).3”

Sebuah tantangan yang tak mu-dah bagi insan imigrasi terlebih mengingat luas wilayah Indone-sia dari Sabang sampai Merauke sehingga kerap dijuluki sebagai negara kepulauan terluas di dunia. Sebagai konsekuensinya, membuat jumlah Tempat Pemer-

Penangkapan Sindikat Pengedar Uang Palsu oleh Imigrasi Jakarta Utara

26 BHUMIPURA 2019

27BHUMIPURA 2019

iksaan Imigrasi cukup banyak dengan total 135 TPI yang terdiri dari 93 pelabuhan laut, 34 ban-dara dan 8 (delapan) pos lintas batas negara. Dibutuhkan insan imigrasi yang berintegritas dan profesional dalam menjalank-an tugas demi keamanan dan kedaulatan negara dalam rangka penegakan hukum keimigrasian. Oleh karena itu, pengawasan orang asing di wilayah Indonesia menjadi salah satu cara untuk mencegah dampak negatif dari keberadaan dan kegiatan orang asing tersebut selama berada di wilayah Indonesia.

Tantangan tersebut tidak hanya sekedar pengawasan pada saat orang masuk atau keluar namun juga selama berada di wilayah Indonesia termasuk kegiatannya. Pengawasan dalam rangka pen-egakan hukum keimigrasian baik yang bersifat administratif mau-pun tindak pidana keimigrasian dilakukan oleh PPNS keimigra-sian yang menjalankan tugas dan wewenang dalam hal penyidikan tindakan pidana keimigrasian.

Namun demikian proses pen-egakan hukum di bidang keimi-grasian tidak selamanya berupa tindak pidana keimigrasian, orang asing yang diduga memba-hayakan keamanan dan ketert-iban serta melanggar peraturan perundang-undangan dapat dikenakan tindakan administra-tif keimigrasian. Hal ini sesuai dengan pasal 75 yang berbunyi “Pejabat Imigrasi berwenang melakukan tindakan administra-tif keimigrasian terhadap orang asing yang berada di wilayah Indonesia yang melakukan

kegiatan berbahaya dan patut diduga membahayakan kea-manan dan ketertiban umum atau tidak menghormati atau tidak menaati peraturan perun-dang-undangan.6” Tindakan administratif keimigrasian ini merupakan sanksi administratif yang ditetapkan Pejabat Imigra-si terhadap orang asing di luar proses peradilan.

Sebagai upaya preventif guna menekan angka tindak pidana keimigrasian dan tindakan administratif keimigrasian perlu dilakukan pengawasan terha-dap orang asing. Pengawasan tersebut berupa pengawasan terhadap lalu lintas orang asing yang masuk atau keluar wilayah Indonesia serta pengawasan ter-hadap keberadaan dan kegiatan orang asing di wilayah Indonesia.

Pengawasan tersebut terdiri dari pengawasan administratif dan pengawasan lapangan. Penga-wasan administratif terhadap orang asing dilaksanakan pada saat permohonan visa, masuk atau keluar, dan pemberian izin tinggal. Sedangkan pengawasan lapangan dilakukan terhadap keberadaan dan kegiatan orang asing di wilayah Indonesia, me-liputi pengecekan keberadaan orang asing, kegiatan orang as-ing, dan kelengkapan dokumen perjalanan atau izin tinggal yang dimiliki.

Dalam rangka pengawasan terhadap orang asing, dibentuk sebuah tim pengawasan orang asing (Timpora) yang anggotanya terdiri atas badan atau instansi pemerintah terkait, baik di pusat maupun di daerah. Sesuai pasal

200 PP No 31 Tahun 2013, “Tim pengawasan orang asing ini bertugas memberikan saran dan pertimbangan kepada instansi dan/atau lembaga pemerintah-an terkait, mengenai hal yang berkaitan dengan pengawasan orang asing.8 Selain bertugas memberikan saran dan pertim-bangan pengawasan orang asing juga dapat melakukan operasi gabungan jika diperlukan.9” Apabila dalam pelaksanaan op-erasi tersebut ditemukan tindak pidana maka akan diserahkan ke instansi terkait sesuai dengan kewenangan masing-masing.

Menjaga Wibawa Imigrasi, Wibawa Imigrasi adalah Wibawa Negara

Sebuah semboyan yang memiliki makna filosofis yang sangat luar biasa. Diambil dari Bahasa sanse-kerta yang berarti penjaga pintu gerbang negara yang berwibawa mengandung arti bahwa Imigrasi memiliki peran dan tugas yang sangat penting sebagai penjaga pintu gerbang negara.

Tanggung jawab dan tugas seorang penjaga pintu gerbang negara yang tidak boleh diang-gap remeh oleh siapa pun karena imigrasi memiliki kewenangan dalam hal menyetujui atau menolak orang untuk keluar atau masuk wilayah Indoenesia. Imigrasi pula yang memiliki ke-wenangan untuk mengusir (de-portasi) orang asing dari wilayah Indonesia apabila dianggap telah melakukan pelanggaran pidana maupun administratif di bidang keimigrasian.

27BHUMIPURA 2019

28 BHUMIPURA 2019

Dalam tugas inilah institusi imi-grasi menjadi lini terdepan dalam menjaga kedaulatan negara dan penegakan hukum keimigrasian. Tantangan yang dihadapi ke depan adalah tingginya mobilitas perlintasan orang dan barang yang masuk ke wilayah Indone-sia.

Di samping itu besarnya potensi dan ancaman yang berkembang akibat dampak dari tingginya jumlah perlintasan dimana potensi dan ancaman tersebut semakin dinamis dalam hal bentuk dan dampaknya. Luasnya wilayah dan posisi stategis kepu-lauan Indonesia yang terletak di antara dua samudera dan dua benua juga membawa poten-si ancaman dari luar seperti

peredaran narkoba, terorisme penyalahgunaan izin tinggal, penyelundupan dan perda-gangan manusia serta potensi ancaman lainnya.

Maka dari itu, imigrasi harus diberikan wewenang dan instru-men dalam menjalankan tugas dan tanggung jawabnya untuk menjaga keamanan dan kedau-latan negara Indonesia. Instru-men dalam penegakan hukum keimigrasian sudah sangat jelas diatur dalam peraturan perun-dang-undangan keimigrasian. Undang-Undang No 6 Tahun 2011 dan Peraturan Pemerintah No 31 Tahun 2013 menjadi dasar hukum institusi imigrasi dalam melaksanakan tugas dan fungsi penegakan hukum keimigrasian.

Dengan demikian fungsi Imigrasi tidak hanya sekedar memberikan pelayanan saja namun lebih dari itu tugas penegakan hukum dan keamanan negara ada di pundak imigrasi. Di samping itu, penega-kan hukum keimigrasian tidak akan berjalan sesuai dengan yang diharapkan apabila tidak didukung oleh sumber daya ma-nusia yang mumpuni serta tanpa adanya aparat penegak hukum di bidang keimigrasian yang memi-liki moral dan integritas tinggi.

Analis Keimigrasian Ahli Pertama Pada Kantor Imigrasi Kelas I Khusus TPI Soekarno Hatta

Mundi Tri Nugroho, S. IP

Foto: Dimas Zainuddin S.

Suasana di tempat Pemeriksaan Imigrasi

28 BHUMIPURA 2019

29BHUMIPURA 2019

MENJAMIN AKURASI DATA KEPENDUDUKAN PEMOHON PASPOR PADA SISTEM INFORMASI

MANAJEMEN KEIMIGRASIAN (SIMKIM) V2

Sekarang ini Direktorat Jenderal Imigrasi sedang melakukan restruktur-isasi Sistem Informasi

Manajemen Keimigrasian (SIMKIM) sejak awal bulan April 2019. Pera-lihan sistem dari yang sebelumnya disebut SIMKIM V1 di upgrade menjadi SIMKIM V2 dimana peru-bahannya sangat dapat dirasakan, dimulai dari perangkat server yang baru, hingga perangkat komputer dan perangkat biometrik pada PC Client menggunakan alat baru.

Untuk tampilan halaman, Sistem Penerbitan Dokumen Perjalanan Republik Indonesia pada SIMKIM V2 sangat familiar dan mudah dimengerti. Namun bukan hanya itu saja keunggulan yang dapat dirasakan pada peralihan sistem ini, ternyata dalam hal input data kependudukan pada Sistem Penerbitan Dokumen Perjalanan Republik Indonesia SIMKIM V2 su-dah terhubung langsung dengan sistem Dukcapil.

Sehingga data NIK (Nomor Induk Kependudukan) dapat langsung diambil dan dicek oleh petugas di Kantor Imigrasi. Hal ini tentu saja sangat membantu dalam hal memverifikasi dokumen permo-honan yang masuk ke Kantor Imigrasi.

Pada saat proses penerbitan paspor, akurasi data pemohon sangat dibutuhkan, karena syarat utama permohonan paspor yang

harus dibawa antara lain e-KTP, kartu keluarga, ijasah/akta lahir/buku nikah. Di mana data pem-ohon tersebut kemudian oleh petugas akan diverifikasi keabsa-hannya.

Akibat perkembangan dunia digital saat ini yang sangat cepat, tidak sedikit masyarakat yang memanfaatkan ini untuk hal-hal yang negatif seperti contohnya memanipulasi data kependudu-kan seseorang atau bahkan sampai melakukan pemalsuan terhadap Kartu Tanda Penduduk. Untuk mengatasi permasalahan ini, sudah sangat tepat apabila SIMKIM V2 yang dimiliki oleh Direktorat Jenderal Imigrasi telah mendukung interkoneksi dengan sistem Dukcapil.

Apabila kita melihat beberapa tahun ke belakang, kasus pemal-suan data kependudukan seperti ini banyak ditemukan bagi pemo-hon yang diduga terindikasi pada TKI Non Prosedural. Hal ini karena pada saat proses permohonan paspor, mereka biasanya dengan sengaja mengubah data kepen-dudukan mereka sendiri dengan cara memanipulasi tahun lahir untuk kepentingan administrasi di tempat mereka bekerja.

Sejak menggunakan SIMKIM V2, hal-hal seperti itu sudah dapat di-minimalisir karena petugas dapat langsung memverifikasi data pem-ohon hanya dengan menginput

NIK (Nomor Induk Kependudukan) pemohon di aplikasi Sistem Pener-bitan Dokumen Perjalanan Repub-lik Indonesia pada saat entry data permohonan. Tidak hanya sampai disitu saja, pada saat verifikasi berkas pemohon, petugas juga memiliki alat pendukung beru-pa alat pembaca KTP Elektronik berbasis biometrik, sehingga alat tersebut dapat membaca data yang ada di dalam e-KTP seperti data diri, photo, hingga data bio-metrik pemegang.

Dalam satu kasus yang terjadi ketika seorang pemohon paspor membawa e-KTP yang terindikasi fisiknya sudah dipalsukan, dengan bantuan alat pembaca KTP elek-tornik, sidik jari pemegang dile-takkan pada perangkat pembaca KTP Elektronik. Alat tersebut akan membaca benar tidaknya sidik jari tersebut milik pemegang e-KTP, jika benar maka akan terlihat hasil data yang terbaca sesuai dengan yang ada pada fisik e-KTP terse-but.

Jika akurasi data kependudukan pemohon DPRI yang dilampirkan belum akurat, maka petugas bisa untuk tidak melanjutkan proses permohonan paspor tersebut. Hal ini karena masih adanya perbe-daan data antara data fisik e-KTP dengan data di sistem. Untuk selanjutnya pemohon tersebut harus konsultasi dengan Instansi Kependudukan dan Pencatatan

30 BHUMIPURA 2019

sipil setempat di mana data itu dikeluarkan, kenapa bisa terjadi perbedaan data.

Penerapan sistem seperti ini sejalan dengan Surat Edaran Direktur Jenderal Imigrasi Nomor : IMI-0277.GR.02.06 Tahun 2017 tentang Pencegahan Tenaga Kerja Indonesia Non Prosedural di mana banyak warga negara Indonesia di luar negeri menjadi korban Tindak Pidana Perdagangan Orang (TPPO). Dengan dalih ingin melengkapi berkas administrasi di tempat mereka bekerja, ses-eorang rela mengubah data diri mereka tanpa menyadari akibat dari perbuatannya, sehingga tentu saja akan merugikan diri mereka sendiri.

Apabila kira merujuk Undang-Un-dang Nomor 24 Tahun 2013 tentang Perubahan Atas Un-dang-Undang Nomor 23 Tahun 2006 tentang Administrasi Kepen-dudukan Pasal 94 disebutkan “Setiap orang yang memerintah-kan dan/atau memfasilitasi dan/atau melakukan manipulasi Data Kependudukan dan/atau elemen data Penduduk sebagaimana dimaksud dalam Pasal 77 dip-

idana dengan pidana penjara paling lama 6 (enam) tahun dan/atau denda paling banyak Rp 75.000.000,00 (tujuh puluh lima juta rupiah)”. Serta Pasal 126 huruf c Undang-Undang No 6 Tahun 2011 tentang Keimigrasian dise-butkan “Setiap orang yang dengan sengaja memberikan data yang tidak sah atau keterangan yang tidak benar untuk memperoleh Dokumen Perjalanan Republik Indonesia bagi dirinya sendiri atau orang lain dipidana dengan pidana penjara paling lama 5 (lima) tahun dan pidana denda paling banyak Rp 500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah). Kedua pasal ini tentunya sangat jelas sekali untuk dijadikan perhatian yang serius bagi para pemohon paspor ke depannya.

Sejalan dengan proses permohon-an paspor menggunakan Sistem Penerbitan Dokumen Perjalanan Republik Indonesia SIMKIM V2, dalam pengaplikasiannya terdapat beberapa hal yang membutuhkan penyempurnaan. Seperti dalam menginput Nomor Induk Kepen-dudukan, terkadang masih men-galami gangguan koneksi yang mengakibatkan tidak bisa menarik

data. Sehingga proses input data kependudukan pemohon dilaku-kan secara manual, tentu saja hal ini bisa mengurangi tingkat akur-asi keabsahan data pemohon.

Apabila seluruh sistem yang telah dibangun untuk kemudian diimplementasikan dengan baik, maka kebijakan-kebijakan teknis yang dikeluarkan oleh Direktorat Jenderal Imigrasi akan berjalan dengan maksimal. Di sisi lain, pelayanan dan pengawasan yang berbasis teknologi, tentu saja tidak meninggalkan sisi sumber daya manusia yang telah ada. Jus-tru hal ini merupakan sebuah sin-ergi yang modern ketika teknologi dan humanisme sejalan dalam harmoni pelayanan publik.

ASN pada Kantor Imigrasi Kelas III Kalianda

Deki Rahman Azali

Foto: Dok. Humas Ditjen Imigrasi

Suasana di tempat pemeriksaan Imigrasi

31BHUMIPURA 2019

KEGIATAN OUTREACHKBRI KUALA LUMPUR

Fungsi Imigrasi pada Kedutaan Besar Republik Indonesia Kuala Lumpur melakukan kegiatan out-

reach berupa pengambilan foto dan sidik jari biometrik di kilang Finisar Sdn Bhd, Ipoh, Perak pada hari Selasa 3 Desember 2019 pada pukul 11.00. Hal ini merupakan tindak lanjut nota dinas dari Atase Tenaga Kerja mengenai surat permohonan kegiatan outreach kepada WNI yang menjadi tenaga kerja di kilang tersebut.

Sebanyak 70 orang pekerja per-empuan bekerja di sana memiliki paspor yang masih berlaku dan ijin kerja yang valid. Tim Fungsi Imigrasi yang berjumlah 5 (lima) orang berangkat menuju kilang Finisar bersama dengan 4 (empat)

orang tim dari atase tenaga kerja yang akan melakukan kegiatan pembuatan kontrak kerja.

Kegiatan ini diawali dengan pertemuan bersama manajemen kilang dan pemberian arahan dari atase tenaga kerja, Bapak Budi Hi-dayat dan pembantu atase imigra-si, Oeray Gufran Maryudha kepada seluruh Pekerja Migran Indonesia tersebut. Pada saat kegiatan verifikasi dokumen dilakukan, pihak kilang Finisar memberikan konfirmasi hanya 66 orang yang akan mengganti paspor karena 4 (empat) orang lainnya tidak ingin memperpanjang kontrak kerja dan akan kembali ke Indonesia.

Sebelum proses pengambilan foto dan sidik jari biometrik di

KABAR DARI SEBRANG

Teks : Fipit FatimahFoto: Dok. KBRI Kuala Lumpur

Budi Hidayat, Atase Tenaga Kerja sedang memberikan pengarahan

kilang Finisar, pihak KBRI meminta seluruh pekerja menunjukan paspor asli agar dapat melakukan proses verifikasi ulang mengenai data pribadi dan menambah in-formasi mengenai nomor telepon genggam dan nama orang tua dari para pekerja tersebut. Proses veri-fikasi dan pengambilan biometrik berjalan aman dan lancar. Berkas hasil verifikasi akan ditindaklan-juti oleh Tim setelah kembali ke KBRI Kuala Lumpur agar dapat menerbitkan Paspor RI bagi para pekerja tersebut.

32 BHUMIPURA 2019

KBRI Den Haag Permudah WNI di Belanda dengan Satu Data Indonesia

Eratnya hubungan diplo-masi dan keterkaitan se-jarah Indonesia-Belanda membuat KBRI Den Haag

senantiasa mencari terobosan dan inovasi untuk memberikan layanan dan perlindungan ter-baik kepada WNI yang tinggal di Belanda. Bermukimnya lebih dari 17 ribu WNI di Belanda ditambah warga Belanda yang ingin berkun-jung ke Indonesia menjadikan layanan keimigrasian Den Haag salah satu yang memelopori ino-vasi demi kemudahan pelayanan.

Atase Imigrasi Johanes Fanny Sa-tria Cahya Aprianto menjelaskan kepada Bhumipura saat kunjun-gan kerja Ditjen Imigrasi pada medio Desember yang lalu bahwa melalui penerapan SIMKIM, pelak-sanaan fungsi keimigrasian seperti pelayanan paspor untuk WNI dan visa untuk warga asing akan semakin efektif, terintegrasi, dan professional. Dengan adanya SIM-KIM, data keimigrasian lebih aman dan bisa diakses secara real time oleh petugas imigrasi di bandara, kantor imigrasi, maupun di kantor

perwakilan RI di luar negeri.

Faktor keamanan pun menjadi pri-oritas utama. Pemasangan SIMKIM di Perwakilan RI juga merupakan bentuk pengawasan keimigrasian bagi Warga Negara Asing yang mengajukan persetujuan visa.

“KBRI Den Haag menerapkan pula sistem booking online dimana war-ga yang mengajukan permohonan visa ataupun perpanjangan paspor dapat menentukan kapan mereka datang ke kantor perwakilan RI,” jelasnya.

Suasana pelayanan visa bagi WNA yang akan berkunjung ke Indonesia

33BHUMIPURA 2019

Pelayanan Paspor bagi WNI di KBRI Den Haag

Sejak diberlakukannya Sistem Informasi Manajemen Keimigra-sian (SIMKIM) dan sistem booking online di KBRI Den Haag, baik pembuatan paspor ataupun visa yang semula memakan waktu lima sampai tujuh hari kerja kini bisa dipersingkat menjadi tiga hari. Layanan online tersebut mempermudah pemohon untuk melengkapi persyaratan visa dan membuat janji sehingga tidak perlu bolak-balik dan memakan banyak waktu. Hanya jika dalam proses pengajuan visa tersebut diperlukan verifikasi seperti pene-litian sponsor/ penjamin ataupun memerlukan penelitian lebih lan-jut, maka dibutuhkan tambahan waktu maksimal dua hari kerja.

Teks : Indra AguswantiFoto : Dok. Humas ditjen imigrasi

Fanny mengatakan dalam satu harinya KBRI Den Haag melayani rata-rata 40 pemohon visa. Sistem booking online yang terintegrasi ini memungkinkan juga pemantauan layanan sehingga dapat terukur, termonitor secara lebih akurat, serta dapat menjadi landasan evaluasi internal.

“Kinerja dan performa pega-wai imigrasi juga lebih terbantu karena penghematan waktu dan keteraturan pengajuan aplikasi,” ujar Fanny.

Peningkatan layanan dengan penggunaan aplikasi online ini sangat diapresiasi oleh warga Indonesia yang tinggal di Belanda. Meskipun Belanda negara yang jarak tempuhnya kecil, seringkali

WNI harus izin dari tempat kerja untuk mengurus paspor.

Dengan sistem perjanjian online, warga dapat memperhitungkan waktu yang harus disediakan untuk pengurusan perpanjangan paspor tanpa harus terlalu lama mengantri dan terkendala waktu. Pembuatan paspor baru bagi anak atau perpanjangan paspor yang semula membutuhkan tujuh hari kerja juga dipersingkat menjadi tiga hari

34 BHUMIPURA 2019

35BHUMIPURA 2019

KE GIATAN KANIM

DARI TIMUR KAMI BERKARYA“Memandang Tual dan Kantor Imigrasinya

Dengan Kedua Mata Terbuka”

Mungkin benar kata pepatah yang mengatakan, tak kenal maka tak

sayang. Sebuah pepatah yang dikonotasikan dengan uru-san perasaan cinta, urusan asmara. Namun mungkin tidak selalu perasaan cinta itu ditujukan ke seseorang, bisa jadi ditujukan untuk sebuah benda, sebuah keadaan atau sebuah tempat yang secara luas kita kenal wilayah, bisa itu sebuah desa, kota kecil, sedang atau kota besar yang ada di bentangan dunia ini.

Demikian juga dalam kes-empatan ini, penulis ingin

membahas perihal jatuh cinta kepada sebuah kota kecil yang ada di wilayah Indone-sia. Sebuah kota kecil yang tengah menggeliat dalam pembangunan wisata dan ekplorasi kekayaan alamnya. Terletak di antara gugu-san pulau-pulau Indonesia Bagian Timur, yang namanya mungkin bagi masyarakat In-donesia secara umum, masih terdengar asing.

Namun bagi insan imigrasi, mungkin sudah cukup famil-iar karena di kota ini terdapat Kantor Imigrasi dengan klasifikasi Kelas II. Fakta lain-nya, masih banyak juga yang

tidak tahu persis di mana dan bagaimana tentang kota ini, kota yang memiliki nama cukup singkat, Tual. Ya, Kota-madya Tual. Kota inilah yang membangkitkan rasa kagum dan ketertarikan penulis un-tuk mengangkatnya dalam tu-lisan kali ini. Kiranya melalui tulisan ini kita bisa semakin mengenal seperti apa dan bagaimana kondisi kota Tual ini dan Kantor Imigrasi yang ada di sana.

Untuk mengenal kota Tual secara keseluruhan, ada bai-knya kita bahas satu persatu dengan terlebih dahulu men-genali Provinsi Maluku yang

Peta Kepulauan Maluku

36 BHUMIPURA 2019

merupakan induk wilayah dari kota Tual. Provinsi Ma-luku meliputi bagian selatan Kepulauan Maluku, Indonesia dengan total luas wilayah 209.235,59 km2 dan total jumlah penduduk sekitar 1.744.4 jiwa dengan ibukotan-ya di Ambon. Adapun Daerah Tingkat II di Provinsi Maluku terdiri dari 12 Kabupaten dan 2 (dua) Kotamadya, salah sat-unya adalah Kotamadya Tual.

Kotamadya Tual resmi me-misahkan diri dari Maluku Tenggara dan menjadi bagian dari wilayah Maluku Sela-tan sejak 10 Juli tahun 2007 yang disahkan berdasarkan Undang-Undang RI Nomor 31 Tahun 2007. Luas wilayah Tual 19.088,29 km2 (352,66 km2 luas daratan, 18.736 km luas lautan). Dengan jumlah penduduk sekitar 64.032 jiwa (sensus 2010 masih berjumlah 54.670 jiwa). Tual beribukota di Dullah Selatan. Secara geografis, Kota Tual

berbatasan sebelah Utara dengan Laut Banda, sebelah Selatan dengan Kabupaten Maluku Tenggara dan Laut Arafuru, sebelah Barat den-gan Laut Banda dan bagian Timur dengan Selat Nerong (Kabupaten Maluku Tengga-ra).

Kota Tual saat ini sudah dilengkapi dengan sarana transportasi udara. Penerban-gan dari Bandara Soekarno Hatta ke Bandara Pattimura, Ambon untuk transit me-makan waktu sekitar 3 jam 35 menit sebelum melanjutkan penerbangan dari Ambon ke Tual sekitar 1 jam 35 menit.

Menginjakkan kaki di lan-dasan pacu Bandara Karel Sadsuitubun Langgur mata kita sudah disuguhi peman-dangan bangunan bandara yang sangat cantik dihiasi arsitektur khas daerah Indo-nesia Bagian Timur, warna merah dan putih mendomina-

si cat bangunan yang dires-mikan pada Desember 2014 oleh Menteri Perhubungan Ignasius Jonan.

Sepanjang perjalanan dari Bandara Karel Sadsuitubun Langgur menuju pusat kota Tual, penulis melewati jala-nan beraspal yang mulus dan lurus, tanpa persimpangan, hanya sesekali ditemukan jalanan sedikit berbelok. Di kiri kanan jalan masih terdapat hutan dan semak ataupun bekas kebun-kebun penduduk setempat yang terlantar karena cuaca panas dan kemarau panjang be-lakangan ini.

Demikian juga saat memasu-ki kota Tual, pemandangan kotanya terlihat biasa saja seperti kebanyakan kota-ko-ta kecil di Indonesia Bagian Timur. Sebuah kondisi yang terkadang mengecoh mata dan penilaian para pendatang atas “keajaiban” yang tersem-

Bandara Karel Sadsuitubunla Langgur Tual

37BHUMIPURA 2019

bunyi di kota Tual ini. Karena semakin jauh menelusuri kota Tual, penulis menemukan banyak decak kagum dan keterpesonaan yang sulit disembunyikan.

Menyusuri garis pantai yang mengelilingi kota Tual merupakan keterpesonaan pertama yang akan kita ra-sakan. Hamparan pasir pantai terputih dan terlembut di dunia yang dinobatkan oleh majalah National Geographic merupakan bukti bahwa Tual dengan pantai Ngur Sarna-dan di Ohoi Lilir dan pantai Pasir Panjang Ngurbloat di Ohoi Ngilngof merupakan aset wisata laut yang sangat berharga. Demikian juga den-gan kejernihan air lautnya. Bahkan di beberapa bagian gugusan pulau-pulau karan-gnya menyerupai gugusan pulau karang yang ditemukan di Raja Amapat, Papua. Itu juga yang membuat gugusan pulau karang di Tual disebut miniatur Raja Ampat.

Demikian juga dengan pasir timbul Ngurtavur yang berada di Pulau Waha dan Pulau War-bal, secara alami telah men-jadi habitat burung Australian Pelikan (Pelecanus Conspicil-latus). Kemudian keberadaan Pulau Ngav, pulau Er, Pulau Ngodan yang berada di sebe-lah barat Ohoi Dertawun dan Pulau Bair di sebelah utara pelabuhan Dullah di Kei Kecil, kota Tual, juga tidak kalah menakjubkan, dengan ham-paran pasir putih nan halus serta spot-spot snorkling dan

terumbu karang yang subur dan indah dengan sesekali disinggahi sekumpulan hiu sirip hitam (Carcharhinus Lim-batus) di sepanjang pinggir pantainya.

Kemudian ada Gua Hawang dan Gua Luvat yang mer-upakan peninggalan masa prasejarah zaman Megaliti-kum di mana dinding-dinding Gua dihiasi lukisan tentang kehidupan dan aktivitas masyarakat zaman tersebut. Sementara dasar gua men-galir sungai bening yang men-ghubungi kedua gua tersebut. Kemudian Danau Ngadi yang terkenal karena letaknya di

tengah-tengah rimbunnya pepohonan, bentangan air danau yang cukup luas dan berwarna biru jernih meng-hadirkan suasana romantis dan tenang.

Penulis kembali menjelajahi Kota Tual dan menemukan Patung Kristus Raja yang dapat berputar di atas sebuah kubah di daerah Bukit Mas-bait, sebuah bukit tertinggi di Pulau Kei Kecil Desa Kelanit. Tak hanya itu, penulis juga menemukan Desa Adat yang bernama Tanibar Kei, se-buah desa yang masih teguh memegang warisan adat dan benda-benda pusaka

Gugusan Pulau Karang di Tual

Suasana siluet sunset di Pantai Pasir Panjang Langgur, Tual

38 BHUMIPURA 2019

peninggalan nenek moyang masyarakat asli Tual. Berbe-da dengan Desa Tanibar Kei, Desa Langgur yang terletak di Kabupaten Maluku Tenggara memiliki objek wisata yang cukup menarik seperti suasa-na sunset pantai, rumah-ru-mah dan semua bangunan yang ada di desa tersebut dicat warna warni dan sangat artistik.

Keajaiban Kota Tual tidak berhenti hanya di seputar tempat-tempat wisatanya, kekayaan alam dan potensi kekayaan laut yang luar biasa juga menjadikan Kota Tual se-bagai Kota kecil yang pantas diperhitungkan. Selain hasil laut berupa ikan tuna kuali-tas ekspor, Tual juga dikenal sebagai penghasil Mutiara Laut kualitas ekspor. Ribuan

bola-bola penyangga kerang-kerang mutiara terhampar di sepanjang laut Tual. Belasan ribu butir mutiara laut den-gan kualitas ekspor dipanen setiap tahunnya.

Meskipun saat ini usaha Mutiara laut ini masih dikelo-la oleh pihak swasta, na-mun dampak ekonomi bagi masyarakat setempat cukup

dirasakan, mereka memper-oleh penghasilan yang layak sebagai pekerja di perusa-haan-perusahaan mutiara tersebut. Pendek kata, sema-kin mengenal Kota Tual den-gan segala potensi tersem-bunyinya, penulis semakin merasakan betapa berhargan-ya kota kecil di Bagian Timur Indonesia ini. Apalagi jika ke

depannya, para investor ber-datangan untuk menggali dan mengeksplorasi potensi Kota Tual, baik dari segi pariwisata maupun kekayaan alamnya. Kehadiran para investor inilah yang tengah diupayakan Pemerintah Kota Tual melalui penawaran-penawaran berinvestasi dan event-event internasional lainnya.

Sekarang saatnya kita men-galihkan pandangan kepada keberadaan imigrasi di Kota Tual. Direktorat Jenderal Imigrasi selaku pemangku tugas dan fungsi keimigrasian Indonesia, juga telah mem-buka Kantor Imigrasi di Tual diperkuat dengan 2 (dua) TPI yang berada di Pelabuhan Laut Tual dan TPI Saumlaki

Kantor Imigrasi Kelas II TPI Tual

39BHUMIPURA 2019

yang menjadi wilayah kerja Kantor Imigrasi Kelas II TPI Tual.

Kantor Imigrasi Kelas II TPI Tual terbentuk berdasarkan Surat Keputusan Menteri Kehakiman dan HAM RI No-mor M.02.PR.07 Tahun 2004 tanggal 09 Maret 2004 dengan kegiatan pelayanan keimigra-sian yang dimulai pada tahun 2005. Wilayah kerja Kantor Imigrasi Kelas II TPI Tual me-liputi Kota Tual, Kabupaten Maluku Tenggara, Kabupaten Kepulauan Tanibar, Kabu-paten Kepulauan Aru dan Kabupaten Maluku Barat Daya serta memiliki 2 (dua) TPI yaitu TPI Pelabuhan Laut Tual dan Pelabuhan Saumlaki (Ka-bupaten Maluku Tenggara). Hampir 75% wilayah kerja ini berada di kawasan perairan, yakni laut Banda.

Wilayah kerja Kantor Imigrasi Kelas II TPI Tual terbentang sejauh 1.016,23 km dari Pulau Penambulai di Kabupaten Kepulauan Aru (sebelah Timur) sampai dengan Pulau Liran di Kabupaten Maluku Barat Daya (sebelah Barat) yang meliputi 4 (empat) wilayah kerja yaitu Kota Tual, Kabupaten Maluku Tengga-ra, Kabupaten Kepulauan Tanibar, Kabupaten Kepulau-an Aru dan 2 (dua) TPI yaitu TPI Pelabuhan Laut Tual dan Pelabuhan Saumlaki (Kabu-paten Maluku Tenggara).

Dengan wilayah kerja yang 75% terdiri dari wilayah perai-ran, sementara akses trans-portasi sangat terbatas dan

jumlah personel yang masih sedikit untuk sebuah Kantor Imigrasi Kelas II dengan luas wilayah kerja yang cukup luas, Kanim Kelas II TPI Tual berusaha mengelola segala sumber daya yang ada den-gan optimal, baik yang terkait ketersediaan anggaran, wak-tu, dan tenaga petugas yang ada agar tugas dan fungsi pelayanan dan pengawasan dapat dilakukan semaksimal mungkin. Dengan dinahkodai oleh Andi setiawan, Kantor Imigrasi Kelas II TPI Tual ingin memberikan pengabdian dan karya terbaik bagi negara Republik Indonesia secara umum dan Direktorat Jender-al Imigrasi secara khususnya dengan menanamkan tekad kepada semua pegawainya dengan motto: Dari Timur Kami Berkarya!

Saat ini personil yang ada di Kantor Imigrasi Kelas II TPI Tual berjumlah 31 orang, yang terdiri dari 10 pejabat struktural, 15 pega-wai, 1 CPNS dan 5 tenaga honorer), dimana adanya kekosongan 4 posisi Pejabat Struktural (3 Kasubsi dan 1 Kasubag Tata Usaha). Den-gan keterbatasan personil dan pejabat strukturalnya, Andi Setiawan berusaha memaksimalkan kinerja para pegawainya, sekalipun harus rangkap pekerjaan.

Tidak saja memaksimalkan sumber daya para pega-wainya, Andi Setiawan juga berusaha menampilkan citra kantor pemerintah yang

patut dijadikan perconto-han, baik dari segi kondisi bangunan yang bersih, rapi, dan terawat. Hal ini terlihat mulai dari ruang kerja Kepala Kantor, ruang kerja pega-wai, ruang pelayanan, ruang media pers, ruang bermain anak, ruang disabilitasi dan ibu menyusui, musholla, sampai ke kondisi pantry dan toilet. Demikian juga sarana prasarana penunjang dan pelengkap kegiatan perkanto-ran, kegiatan pelayanan, dan kegiatan pengawasan.

Kantor Imigrasi Kelas II TPI Tual juga terus mening-katkan upaya-upaya tertib admisnistrasi dan sosialisasi terkait eksistensinya, selain membuka web khusus untuk mempromosikan wisata dan kantor imigrasi, Kantor Imi-grasi Kelas II TPI Tual juga me-manfaatkan channel YouTube, hal tersebut dapat disaksikan dengan mengklik link: https://youtu.be/ZtDq3D1sVtw

Khusus untuk kegiatan pen-gawasan di laut, Kantor Imi-grasi Kelas II TPI Tual belajar dari pengalaman penugasan pengawalan tim Sistik yang membawa peralatan BCM Mobile System. Ketika perahu yang ditumpangi mengalami mati mesin karena keha-bisan bahan bakar, Kasubsi Intelkim (Mangampu Siregar) dan beberapa anggotanya beserta tim Sistik Ditjenim terombang-ambing 4 (empat) jam lebih di tengah lautan dengan ombak besar seting-gi 3 (tiga) sampai 4 (empat)

40 BHUMIPURA 2019

meter menghantam perahu sehingga air laut memenuhi lambung perahu.

Parahnya, tidak seorang pun dari mereka yang menggu-nakan jaket pelampung. Dari kejadian yang sangat ber-esiko tersebut, Andi Setiawan tergerak untuk melengkapi para petugas pengawasnya saat bertugas di laut dengan membeli peralatan pengaman berupa rompi pelampung dan rompi penahan angin dengan standar yang layak dan baik. Semua upaya ini menjadikan Kantor Imigrasi Tual memper-oleh beberapa penghargaan,

baik dari Pemerintah Daerah Kotamadya Tual maupun Pe-merintah Provinsi Maluku.

Mengingat wilayah tugas Kan-tor Imigrasi Kelas II TPI Tual mencangkup pulau-pulau yang tersebar di perairan laut Banda, Andi Setiawan me-manfaatkan kerjasama dan informasi dari TimPORA Kota Tual, dengan bantuan salah seorang pegawainya (Ahmad) yang memiliki kemampuan di bidang teknologi dan kom-puter. Ahmad, pegawai Andi Setiawan membuat sebuah aplikasi yang memanfaatkan Bahasa Pemprograman HTML

(Hypertext Markup Lan-guange) dan HPH (Hypertext Preposesor) dan dukungan plugin hightchart until yang mampu menampilkan grafik dan Google API until untuk menampilkan Map dengan menggunakan latitude dan longitude sebagai penunjuk arah lokasi.

Andi Setiawan memberi nama aplikasi ini SIPETADO-RA (Sistem Pemetaan Ke-beradaan Orang Asing). Ap-likasi ini sudah dimanfaatkan oleh Kantor Imigrasi Kelas II TPI Tual sehingga bisa menja-di alternatif dalam menganti-sipasi keterbatasan anggaran pengawasan dan pelayanan yang tersedia dalam DIPA.

Ini merupakan terobosan yang sangat kreatif dengan menekankan pada asas efisiensi dan efektifitas khususnya saat anggaran pengawasan telah menipis atau kekurangan petugas. Metode pemprograman dan pemanfaatan satelit seperti ini bisa diterapkan juga oleh kantor-kantor Imigrasi yang memiliki kesulitan dalam melakukan tugas penga-wasan dan pelayanan kemi-grasian karena luas wilayah kerja ataupun medan kerja yang berat, kekurangan per-sonil, keterbatasan waktu, dan minimnya anggaran yang tersedia.

Dengan semua yang telah dan akan terus dilakukan oleh Kantor Imigrasi Kelas II TPI Tual, Andi Setiawan berharap jajaran Pimpinan

Tampilan pada Aplikasi SIPEDORA

Para Petugas Imigrasi Tual

41BHUMIPURA 2019

Tinggi Direktorat Jenderal Imigrasi berkenan mengun-jungi Tual, khususnya melihat langsung capaian-capaian yang telah diraih Kantor Imi-grasi Kelas II TPI Tual. Karena sejak didirikan tahun 2005, Kantor Imigrasi Kelas II TPI Tual belum pernah jadi tuan rumah atas kunjungan jajaran Pejabat Tinggi Direktorat Jenderal Imigrasi. Kehadiran tim Penyelidikan dan Operasi Intelijen Keimigrasian pada akhir bulan Oktober 2019 merupakan kunjungan tim kerja kedua dari Direktorat Jenderal Imigrasi ke sana.

Perkembangan dewasa ini, Presiden Joko Widodo telah menandatangani MOU dengan Pemerintah negara Jepang terkait Pengemban-gan Lapangan Gas Abadi Blok Masela pada tanggal 05 Juli 2019 yang lalu. Blok Masela ini akan menjadi penghasil gas alam cair yang sangat besar dan untuk jangka waktu yang sangat panjang.

Keberadaan Blok Masela di Kepulauan Tanibar, Maluku ini tentu akan meningkat-kan angka kunjungan dan lalu lintas orang asing, baik untuk tujuan bisnis, investasi maupun menikmati wisata di Kepulauan Maluku terutama di kota Tual. Demikian juga dengan penyelenggaraan event-event internasional oleh Pemerintah Kotamadya Tual, seperti Festival Pesona Meti Kei yang dilaksanakan pada tanggal 29 Oktober 2019, semua kondisi di atas secara otomatis menjadikan keberadaan Kantor Imigrasi di Kota Tual semakin penting dan bersifat strategis.

Diperlukan kesiapan yang leb-ih baik lagi guna mengantisi-pasi perkembangan dan pe-rubahan yang terjadi di Kota Tual di waktu-waktu yang akan datang, baik yang terkait dengan kesiapan Sumber Daya Manusia, sarana, dan prasarana utama serta pen-dukung peningkatan alokasi anggaran operasional untuk

Kantor Imigrasi Kelas II TPI Tual. Untuk itu Andi Setiawan kembali menyampaikan hara-pan, kiranya Imigrasi Tual bisa mendapatkan perhatian dan dukungan secara langsung maupun tidak langsung dari jajaran pimpinan Direktorat Jenderal Imigrasi.

Demikianlah, begitu banyak yang mungkin selama ini luput dari pandangan mata kita tentang Kota Tual yang ternyata semakin kita men-genalnya, semakin dalam keterpesonaan dan nilai urgensi eksistensi Kantor Imi-grasi di kota bertabur mutiara tersebut. Dan inilah saatnya kita memandang Tual dengan kedua mata terbuka. Dari Timur Kami Berkarya!

Teks : Harfi WitriFoto : Dok. Kantor Imigrasi Tual

Kepala Kantor Imigrasi Tual Memimpin Rapat Dalam Kantor

42 BHUMIPURA 2019

Kantor Imigrasi Bandung Turut Serta Pameran Pelayanan Publik

Hari HAM Sedunia di Bandung

Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia memusatkan peringatan Hari HAM Sedunia Tahun

2019 di Kota Bandung. Acara bertempat di Taman Kiara Artha Park Bandung yang dimeriahkan dengan beberapa kegiatan sep-erti Fun Walk, panggung musik, pesta kuliner, hingga pameran pelayanan publik.

Kantor Imigrasi Kelas I TPI Band-ung turut berpartisipasi dalam Pameran Pelayanan Publik. Mene-mpati booth pelayanan informasi keimigrasian bersama Kantor Wilayah Kemenkumham Jawa Barat, petugas imigrasi terlihat sibuk melayani permintaan infor-masi dari para pengunjung.

Kepala Subseksi Informasi Keimi-grasian Rahayu Candra Pratiwi mewakili Kepala Kantor Imigrasi Bandung, mengatakan booth pelayanan informasi menyediakan informasi keimigrasian yang ber-kaitan dengan pelayanan seperti paspor dan izin tinggal keimigra-sian. Para petugas sengaja disiag-akan untuk menjawab pertanyaan masyarakat.

Layanan keimigrasian seperti penggunaan Aplikasi Antrean Paspor Online menjadi satu di antara banyak topik yang sering ditanya oleh masyarakat. Untuk itu petugas juga dibekali selebaran dan brosur berisi infografis yang mudah dipahami oleh masyarakat.

Teks : Dimas SukmajatnikaFoto: Dok. Humas Ditjen Imigrasi

“Ada sebelas orang petugas yang berjaga di booth dan bertugas bergiliran serta menyebar di sekitar area pameran, sehingga masyarakat bisa memperoleh pelayanan informasi dengan mu-dah,” ujar Ayu.

Kantor Imigrasi Bandung juga menyediakan souvenir yang dibagikan bagi para pengunjung yang mampir ke booth pameran keimigrasian. Dengan adanya sou-venir, menjadi daya tarik pengun-jung untuk sekadar melihat-lihat booth pelayanan keimigrasian.

Ayu menambahkan, pihaknya juga menyebarkan informasi adanya pelayanan ramah HAM yang ada di Kantor Imigrasi Kelas I TPI Band-ung. Beberapa fasilitas disediakan bagi kelompok rentan (disabili-tas, ibu hamil/menyusui, lansia, balita) seperti ruang menyusui, ruang tunggu prioritas, dan ruang bermain anak.

Kepala Kantor Wilayah Kemen-kumham Jawa Barat Liberti Sitinjak menyambut baik pemu-

satan peringatan Hari HAM di Kota Bandung. Menurutnya, penghor-matan terhadap HAM harus terus digelorakan di setiap UPT Kemen-kumham.

Pelayanan berkeadilan teru-tam pelayanan bagi kelompok rentan menjadi pekerjaan yang diutamakan di Kantor Pelayanan Publik. Liberti mencontohkan bagaimana fasilitas dan sarana prasaran bagi kelompok rentan saat ini sudah disediakan di Kan-tor Imigrasi.

“Kami melihat melalui momen Peringatan Hari HAM sedunia ini produk-produk pelayanan publik bisa memenuhi perlindungan HAM dan juga pelayanan berkeadilan,” ujar Liberti Sitinjak seraya menambahkan akan terus men-gampanyekan penghormatan Hak Asasi Manusia dimulai dari wilayah kerjanya di Kemenkumham Jawa Barat.

Penyebaran Informasi Pada Booth Layanan Imigrasidi Expo Hari HAM Bandung

42 BHUMIPURA 2019

43BHUMIPURA 2019

Wajah Baru Imigrasi Kendari

Kantor Imigrasi Kelas I TPI Kendari kini hadir den-gan wajah baru dalam memberikan layanan

keimigrasian. Guna melaksanakan optimalisasi layanan keimigra-sian, Barron Ichsan selaku Kepala Kantor Imigrasi Kelas I TPI Kendari melakukan terobosan dengan perubahan layout pelayanan. Be-liau ingin memberikan sentuhan baru terhadap tata ruang layanan keimigrasian yang telah ada sela-ma ini yang sebelumnya merupa-kan tata ruang tertutup menjadi tata ruang terbuka.

Perubahan layout ruang pe-layanan ini dilakukan dalam rangka memenuhi beberapa unsur pelayanan publik yang selama ini dinilai belum diterapkan secara sempurna di Kantor Imigrasi Kelas I TPI Kendari. Selain bertujuan untuk memberikan suasana baru pelayanan keimigrasian, peru-bahan ini juga diharapkan dapat

Teks : Siti Rizky Ayu Berlian P. Foto : Dok. Humas Ditjen Imigrasi

memberikan kepuasan dan ken-yamanan kepada pemohon dalam pengurusan dokumen keimigra-sian.

“Pelayanan pada Kantor Imi-grasi Kelas I TPI Kendari saat ini diarahkan pada pelayanan yang lebih modern, lebih transparan, lebih humanis, lebih jelas alur dan waktu layanan, sehingga lebih memuaskan pemohon yang dilayani,” ujar Barron.

Beberapa perubahan yang telah dilakukan di antaranya, penem-patan petugas imigrasi sebagai Customer Service di depan pintu masuk guna memberikan kemu-dahan informasi kepada pemohon serta efektivitas pengecekan terh-adap berkas pemohon.

Selain itu, perubahan layout layanan juga diikuti dengan pembenahan fasilitas pendukung seperti disiapkannya ruang perpustakaan, ruang menyusui,

tempat bermain anak, akses dis-abilitas dan ibu hamil dan penye-diaan kursi roda untuk pemohon disabilitas, serta ruang tunggu yang nyaman dan dilengkapi dengan monitor yang menampil-kan informasi pengurusan doku-men keimigrasian. Hal tersebut dilakukan sebagai bentuk bagian dari pelayanan prima kepada para pemohon.

Mayoritas pemohon yang datang merasa puas dan nyaman dengan perubahan tersebut. Pemohon dapat melihat langsung aktifitas pelayanan yang dilakukan oleh petugas imigrasi sehingga mem-beri kesan pelayanan keimigrasian yang lebih transparan dibanding-kan dengan layout pelayanan yang sebelumnya.

Pelayanan Keimigrasian di Kantor Imigrasi Kelas I TPI Kendari

44 BHUMIPURA 2019

Pelayanan pada Kantor Imigrasi Kelas I TPI Kendari

Pelayanan pada Kantor Imigrasi Kelas I TPI Kendari

45BHUMIPURA 2019

MUDAHKAN MASYARAKAT DALAMPELAYANAN KEIMIGRASIAN

DI DEPOK TOWN SQUARE

Depok (7/11) – Direktur Jenderal Imigrasi, Ronny F. Sompie, meresmi-kan gerai Unit Layanan

Paspor sekaligus peluncuran ap-likasi Penilaian Kinerja Pelayanan Pegawai Berbasis Indeks Kepua-san Masyarakat (PIAWAI IKM) di dalam pusat perbelanjaan Depok Town Square (Detos).

Kegiatan ini digagas langsung Kepala Kantor Imigrasi Kelas II Non TPI Depok, R. Agung Wibowo dan merupakan kali pertama Kan-tor Imigrasi Kelas II Non TPI Depok memiliki gerai Unit Layanan Paspor di dalam pusat perbelan-jaan. Pelayanan ini dibuka untuk memberi kenyamanan bagi pem-ohon yang ingin membuat dan melakukan penggantian paspor.

Dengan dibukanya gerai tersebut, maka pemohon tidak perlu datang ke Kantor Imigrasi Kelas II Non TPI Depok. Kanim Kelas II Non TPI Depok buka setiap hari Senin sam-pai Jumat dari pukul 08.00 hingga 16.00 WIB, masyarakat cukup datang ke Detos setelah melaku-kan pendaftaran secara online.

“Masyarakat yang ingin mengu-rus paspor, baik membuat baru atau penggantian, bisa datang ke Lantai 1 Depok Town Square,” ujar Kepala Kantor Imigrasi Kelas II Non TPI Depok, R. Agung Wibowo.

Direktur Jenderal Imigrasi, Ronny

F. Sompie, mengapresiasi tero-bosan inovasi dari Imigrasi Kelas II Non TPI Kota Depok yang telah menambah salah satu fasilitas pelayanan pembuatan paspor di dalam pusat perbelanjaan Mal.

“Kita berikan apresiasi terhadap Kepala Kantor Imigrasi Kelas II Non TPI Depok khususnya dalam pelayanan pembuatan paspor untuk pertama kalinya di Depok dibuat gerai Unit Layanan Paspor yang ada di lantai 1 Detos,” ujar Ronny usai acara.

Selain meresmikan ULP, dalam kesempatan ini Kantor Imigra-si Kelas II Non TPI Depok juga meluncurkan aplikasi Penilaian Kinerja Pelayanan Pegawai Berba-sis Indeks Kepuasan Masyarakat (PIAWAI IKM). Melalui aplikasi Piawai IKM, maka secara realtime dapat menampilkan data dan in-formasi tentang tingkat kepuasan masyarakat terhadap layanan dan kinerja layanan publik.

Aplikasi ini memberikan kesempa-tan pada masyarakat selaku peng-guna layanan untuk berpartisipasi aktif dalam melakukan penilaian dan pengawasan terhadap kinerja pelayanan unit pelayanan kantor Imigrasi Depok. Sebagaimana dengan tema kebijakan APBN 2020 yang berpusat pada sumber daya manusia (SDM), dimana Presiden Jokowi menyampaikan perlunya

meningkatkan SDM Indonesia.

Untuk itu melalui aplikasi ini diharapkan inovasi tersebut dapat meningkatkan kualitas SDM di lingkungan imigrasi. Hadir dalam peresmian itu, Sekretaris Jender-al Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia, Bambang Rantam Sariwanto men-gapresiasi adanya PIAWAI IKM.

Beliau mengungkapkan bahwa dengan adanya aplikasi Penilaian Kinerja Pelayanan Pegawai Berba-sis Indeks Kepuasan Masyarakat (PIAWAI IKM), kinerja petugas dapat terpantau sepenuhnya. Dari sini, masyarakat dapat member-ikan penilaian kepada petugas yang melayani. Soal reward dan punishment terhadap pegawai, Ronny mengaku akan diberikan penilaian.

“Aplikasi ini dapat langsung di-upload, sehingga setiap saat dapat mengetahui segala aktivitas anggota selama masuk dinas,” ungkapnya.

Sementara itu Direktur Mal Detos Sutikno, menambahkan melalui pelayanan publik setelah ber-tambahnya Unit Layanan Paspor dari Kantor Imigrasi Depok, maka diharapkan akan meningkatkan jumlah pengunjung mal.

“Setiap hari ada 25.000 pengun-jung, dengan adanya Unit Layanan

46 BHUMIPURA 2019

Paspor kemungkinan bertambah menjadi 25 persen,” tuturnya.

“Di sini mudah-mudahan parkirn-ya baik dan nyaman. Masyarakat Depok yang setiap hari ada sekitar lebih kurang 300 permohonan layanan paspor di Depok pilihan-nya ya mungkin nanti bisa ke mal ini. Mudah-mudahan masyarakat setiap hari semakin tersosial-isasikan dan mendapatkan pe-layanan paspor dengan baik dan semoga tanah yang dihibahkan oleh pemkot Depok sekitar 2000 meter kepada Kanim Depok dapat dimanfaatkan dengan baik,” ucap Fradi Wakil Walikota Depok dalam mengatasi permasalahan lalu lintas khususnya parkir.

Sebagai penutup sambutan seka-ligus penguatan arahan, Sekretaris Jenderal Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia, Bambang Rantam Sari-wanto menyampaikan bahwa ULP

dan UKK adalah inovasi imigrasi dalam meningkatkan pelayanan. Direktorat Jenderal Imigrasi mulai berpikir out of the box dimana pe-layanan keimigrasian tidak terpa-ku pada pelayanan yang ada pada kantor-kantor imigrasi. Dengan ULP dan UKK keterbatasan akan Sumber Daya baik Sumber Daya Manusia (SDM) maupun Anggaran dapat teratasi jika dibandingkan dengan membuka kantor-kantor imigrasi baru.

Teks : Yolanda R.J.Foto : Dok. Humas Ditjen Imigrasi

Dirjen Imigrasi dan Sekjen Kemenkumham mengunjungi bilik pelayanan Paspordi ULP Depok Town squere

Dirjen Imigrasi dan Sekjen Kemenkumham menghadiripembukaan ULP Depok Town squre

47BHUMIPURA 2019

INOVASI

Pelayanan Berbasis Hak Asasi Manusia Pada Rudenim Denpasar Yang Telah Mendapat

Pengakuan Dari Kemenlu, UNHCR danBeberapa Perwakilan Asing

Rumah Detensi Imigrasi merupakan salah satu pilar Direktorat Jenderal Imigrasi yang mem-

punyai fungsi sebagai tempat penampungan sementara bagi Warga Negara Asing yang meny-alahgunakan ijin keimigrasiannya sambil menunggu kepulangan ke negaranya maupun dideportasi. Untuk memenuhi kebutuhan tempat penampungan bagi orang asing yang melanggar Undang-Un-dang Keimigrasian Saat ini, di Indonesia, telah ada 13 (tiga belas) Rudenim yang tersebar di berb-agai kota, yaitu Jakarta, Medan, Pekanbaru, Batam, Semarang, Surabaya, Pontianak, Balikpa-

pan, Manado, Denpasar, Kupang, Makassar, dan Jayapura. Rudenim Denpasar sendiri terletak di Jalan Raya Uluwatu No. 108 Jimbaran, Kuta Selatan.

Rudenim memiliki 3 (tiga) fungsi pokok yaitu melaksanakan tugas penindakan, melaksanakan tugas pengisolasian, melaksanakan tu-gas pemulangan, dan pengusiran/deportasi. Fungsi-fungsi rudenim tersebut merupakan penjabaran dari misi Kementerian Hukum dan HAM, yaitu melindungi Hak Asasi Manusia (HAM), penegakan hukum, meningkatkan upaya perlindungan, pemajuan, penega-kan, pemenuhan, dan penghor-matan HAM. Rudenim dibentuk

berdasarkan Keputusan Menteri Kehakiman dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia nomor M.01.PR.07.04 Tahun 2004 tanggal 09 Maret 2004 tentang Organisasi dan Tata Kerja Rumah Detensi Imigrasi.

Sesuai dengan surat keputusan tersebut, Rumah Detensi Imigrasi Denpasar mempunyai wilayah ker-ja yang meliputi provinsi Bali dan provinsi Nusa Tenggara Barat. Hal ini menjadi tantangan tersendiri dalam melaksanakan tugas pen-gawasan di kedua provinsi terse-but di samping melaksanakan tugas pokok yaitu melakukan pendetensian, pengisolasian, dan pemulangan/pendeportasian bagi setiap orang asing yang melanggar

Ruang Khusus Deteni Difabel di Rudenim Denpasar

48 BHUMIPURA 2019

peraturan di Indonesia.

Pada awal berdirinya, Rumah Detensi Imigrasi Denpasar be-lum memiliki gedung kantor dan ruangan karantina bagi terde-tensi, sehingga untuk sementara menggunakan ruangan karantina Kantor Imigrasi Kelas I Denpas-ar yang beralamat di Jalan DI. Panjaitan Nomor 3 Renon sebagai gedung kantor dan ruangan untuk para terdetensi. Setelah bangunan Rumah Detensi Imigrasi Denpasar yang baru selesai dibangun, maka sejak tanggal 31 Maret 2010 oper-asional kantor dipindah ke kantor baru yang beralamat di Jalan Raya Uluwatu No. 108 Jimbaran Kuta Selatan Kabupaten Badung Provinsi Bali dan diresmikan oleh Menteri Hukum dan HAM RI (Patri-alis Akbar) pada tanggal 29 April 2011.

Dalam rangka meningkatkan kualitas layanan agar berorientasi pada kebutuhan dan kepuasan penerima layanan serta berpe-doman pada prinsip Hak Asasi Manusia. Pelayanan yang berbasis Hak Asasi Manusia inilah menja-di standar pelayanan di Rumah Detensi Imigrasi Denpasar. Hal ini dibuktikan dengan lahirnya berb-agai Inovasi dari ASN Rudenim Denpasar.

Inovasi tersebut berupa Jalur Individu Berkebutuhan Khusus (IBUKU), Toilet Khusus Penyan-dang Disabilitas, hingga Blok Khusus Detensi Lansia dan Pen-yandang Disabilitas. Seluruh ino-vasi tersebut telah sesuai dengan Kriteria Pelayanan Publik Berbasis HAM pada lampiran Peraturan Menteri Hukum dan HAM No. 27 Tahun 2018 tentang Penghargaan

Pelayanan Publik Berbasis Hak Asasi Manusia.

Jalur IBUKU adalah jalur ”Indivi-du Berkebutuhan Khusus” yang ditujukan bagi deteni lansia dan disabilitas. Tidak hanya itu, jalur ini juga dipergunakan jika terjadi hal darurat dan memerlukan pen-anganan segera. Setiap petugas jaga yang ada di Rudenim Denpas-ar telah mendapat pembekalan dan pelatihan tentang Tata Cara Pengoperasionalan Mobil Am-bulance. Pelatihan ini diberikan oleh BPBD, Damkar, dan Basar-nas Denpasar yang tak lepas dari wujud sinergi yang terjalin antara Rudenim Denpasar dan berbagai stakeholder terkait.

Walaupun WNA yang menjadi deteni di Rudenim Denpasar telah melanggar Undang-undang Keimi-grasian, namun mereka berhak untuk memperoleh perawatan kesehatan, dan kehidupan yang layak. Selama didetensi di Ruden-im deteni mendapatkan haknya untuk pemeriksaan kesehatan berkala, makanan, dan kebutuhan sehari-hari yang difasilitasi oleh Seksi Perawatan dan Kesehatan. Selain kesehatan, deteni juga mendapakan fasilitas keroha-nian berupa ceramah agama dan beribadah di tempat peribadatan masing-masing dengan mendapat pengawalan dari Seksi Keamanan dan Ketertiban.

Jalur IBUKU merupakan jalur yang dibuat khusus untuk pen-yandang disabilitas, lansia, dan juga dipergunakan pada situasi darurat. Setiap petugas jaga di Rudenim Denpasar telah diber-ikan pembekalan dan pelatihan khusus dari Seksi Keamanan dan

Ketertiban dan Seksi Perawatan dan Kesehatan tentang Tata Cara Pengoperasian Mobil Ambulance, brankar, tabung oksigen, dll pada situasi darurat.

Kunjungi Deteni Tak Perlu Ribet, Rudenim Denpasar Perkenalkan SISDAKUN 1.0

Tak hanya mengedepankan HAM, Rudenim Denpasar juga terus be-rupaya untuk memperbaiki kual-itas mutu pelayanan dan kinerja pada Rudenim Denpasar. Bukti dari adanya keseriusan Rudenim Denpasar diwujudkan dengan dibangunnya berbagai inovasi untuk mewujudkan pelayanan berbasis HAM.

Dalam mempermudah kunjungan kepada deteni, ASN Rudenim Den-pasar membangun sebuah sistem yang kemudian diberi nama SISDAKUN. SISDAKUN merupakan Sistem Informasi Daftar Kunjun-gan hasil Inovasi ASN Rudenim Denpasar dengan memanfaatkan sumber daya yang ada.

SISDAKUN mempermudah sistem kunjungan deteni yang semula masih manual, kini dengan adan-ya sistem kunjungan menjadi lebih mudah dan alurnya pun terarah. Selain itu, dalam segi kearsipan, dengan adanya SISDAKUN, arsip kunjungan menjadi lebih efisien karena tersimpan secara digital, sehingga tidak membutuhkan tempat penyimpanan yang maksi-mum.

Kini, SISDAKUN telah dipergu-nakan di Rudenim Denpasar setelah diterbitkan Surat Keputu-san Implementasi oleh Karudenim Denpasar. Pelayanan kunjungan

49BHUMIPURA 2019

tak lagi ribet karena kini jika ada pengunjung yang datang, data diri dapat di scan melalui peman-faatan Scanner Passport.

“Alat scanner awalnya adalah scanner passport versi lama yang sengaja dimanfaatkan kembali karena sudah tidak digunakan lagi. Daripada tak terpakai kemu-dian rusak, lebih baik kita man-faatkan semaksimal mungkin. Jadi dengan kreatifitas ASN Ruden-im Denpasar, scanner passport dipergunakan untuk scan data diri pengunjung baik itu KTP maupun Passport,” ujar Karudenim Den-pasar, Saroha Manullang.

Usaha tidak mengkhianati hasil. Dengan berbagai upaya yang telah dilakukan oleh Rudenim Den-pasar, layanan terhadap deteni yang berbasis hak asasi manusia berhasil diimplementasikan. Inovasi tersebut layak untuk ditiru dan diterapkan di seluruh Rumah Detensi Imigrasi.

“Hal tersebut dibuktikan dengan adanya pengakuan dari Direktorat Jenderal Protokol dan Konsuler Kementerian Luar Negeri, UNHCR, dan testimoni beberapa per-wakilan asing yang telah mengun-jungi Rudenim Denpasar,” tutup Saroha.

Teks : Niti Kusuma DewiFoto : Dok. Humas Ditjen Imigrasi

Fasilitas Pelayanan Ramah HAM di Rudenim Denpasar

Ruangan khusus bagi deteni lansia

50 BHUMIPURA 2019

Adaptasi CORPU, Humas Ditjen Imigrasi Mentoring, dan Coaching

Kehumasan di Sulut

Terinspirasi dari ide Cor-porate University Kemen-terian Hukum dan HAM RI, Humas Direktorat

Jenderal Imigrasi mengelar acara mentoring dan coaching kehuma-san di Kantor Imigrasi Kelas I TPI Manado pada Kamis (28/11). Acara bertajuk “Kopdar Humas Imigrasi Wilayah Sulut” memiliki tujuan dalam rangka penguatan tugas dan fungsi kehumasan.

Dalam sambutannya sekaligus membuka kegiatan Kopdar Humas Imigrasi Wilayah Sulut, Kadivim Kanwil Kemenkumham Sulut Gan-da Samosir menyampaikan bahwa tugas kehumasan menjadi kunci penting di UPT Imigrasi. Dirinya juga menganggap humas adalah corong bagi suatu organisasi.

RE NJANA

“Jika humas bekerja dengan baik, cerdas, dan pintar maka kantor kita akan menjadi baik pula,” ujarnya.

Hal ini sejalan dengan materi yang disampaikan oleh Sam Fernando selaku Kasubag Humas Ditjen Imigrasi yang pada kesempatan ini mengisi materi tentang The Power of Public Relation. Sam menyam-paikan bahwa setiap pegawai ada-lah humas bagi instansi tempat ia bekerja. Hal ini menjadi penting bagi pegawai untuk terus men-gupgrade wawasan dan pengeta-huan, sehingga tidak ketinggalan informasi di tengah perubahan pola komunikasi di era digital yang sedang kita hadapi saat ini.

“Para pegawai adalah duta komu-nikasi yang dituntut membawa

nama baik dan bisa mengedukasi masyarakat dalam hal keimigra-sian,” jelasnya.

Sam juga menambahkan bahwa banyaknya kanal informasi yang hadir di era teknologi ini dapat dimanfaatkan oleh Humas Imigra-si untuk mengoptimalkan penye-baran informasi keimigrasian sekaligus menciptakan citra positif bagi Imigrasi Indonesia. Konten informasi yang dibuat juga seyo-gyanya mengikuti tren perkem-bangan zaman baik secara materil maupun tampilan, tak lupa pula mengedepankan kemudahan bagi audiens untuk memahami infor-masi yang disampaikan.

Sementara itu materi Komuni-kasi Efektif yang dibawakan oleh Yolanda Rosylvia Juniar menying-

Kepala Divisi Imigrasi Sulut Ganda Samosir Menyampaikan Sambutan

50 BHUMIPURA 2019

51BHUMIPURA 2019

gung bahwa komunikasi adalah hal penting, namun sering diang-gap remeh. Dalam paparannya, Yolanda juga menyampaikan inti dari komunikasi yang efektif ada-lah kesediaan untuk mendengar karena banyak orang cenderung beranggapan bahwa komunikasi selalu berhubungan dengan kegia-tan berbicara. Pada sesi tersebut, dirinya juga berbagi beberapa tips menjadi pendengar yang baik ketika menghadapi pemohon.

Acara yang digelar di Sintesa Pen-insula Hotel Manado juga dijad-ikan sebagai ajang berkumpulnya insan-insan Humas Imigrasi yang bekerja di satuan kerja keimi-grasian Wilayah Sulawesi Utara. Tercatat lebih dari 40 insan Humas Imigrasi turut menghadiri kegia-tan tersebut di antaranya Humas Rumah Detensi Imigrasi Manado, Humas Kantor Wilayah Kemen-kumham Sulut, Humas Kanim

Kelas II TPI Bitung, Humas Kanim Kelas III Kotamobagu, Humas Kanim Kelas II TPI Tahuna, dan Humas Kanim Kelas I TPI Manado yang juga bertindak selaku penye-lenggara kegiatan.

Turut hadir Montano Rengkung selaku Plt. Kakanim Kelas I TPI Ma-nado, Lexie Mangindaan Kakanim Kelas II TPI Bitung, James Sembel

Teks : Ningsi DemantoFoto : Ningsi Demanto

Peserta antusias mendengarkan materi

Proses penyampaian materi

Kanim Kelas II TPI Tahuna, dan Arthur Mawikere selaku Karuden-im Manado.

52 BHUMIPURA 2019

Imigrasi Dalam Wisata Halaldi Kota Langsa

Aceh dengan ibukota Banda Aceh, secara geografis berada di paling barat Indonesia.

Provinsi yang sebagian wilayahnya pernah luluh lantak oleh tsunami besar pada akhir 2004 ini terdiri dari 5 (lima) kota dan 18 (delapan belas) kabupaten, di mana ter-dapat 1 (satu) Divisi Keimigrasian yang berada di Kantor Wilayah Kementerian Hukum dan HAM Aceh, dan didukung oleh 6 (enam) Kantor Imigrasi untuk memberi-kan pelayanan dan melaksanakan pengawasan keimigrasian di seluruh wilayah Aceh. Kantor Imigrasi tersebut antara lain Kantor Imigrasi Kelas I TPI Banda Aceh, Kantor Imigrasi Kelas II TPI Langsa, Kantor Imigrasi Kelas II TPI Lhokseumawe, Kantor Imigrasi Kelas II Non TPI Meulaboh, Kantor Imigrasi Kelas II TPI Sabang, dan Kantor Imigrasi Kelas III Non TPI Takengon.

JALAN - JALAN

Di antara 6 (enam) kantor imigrasi yang berada di Wilayah Kanwil Kemenkumham Aceh tersebut, mungkin Kota Langsa merupakan salah satu Kota di Provinsi Aceh yang terdapat Kantor Imigrasi, namun masih terdengar asing bagi masyarakat secara umum. Pada-hal kota yang lahir pada tanggal 17 Oktober 2001 berdasarkan Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2001 ini memiliki potensi wisata yang cukup baik.

Dengan syariah Islam sebagai hukum positif, maka wisata halal merupakan hal yang dikedepank-an di Kota Langsa. Sebagaimana dikutip dari https://studiwisata.com/referensi/pariwisata-halal/, wisata halal adalah industri pari-wisata yang ditujukan untuk wisa-tawan muslim, dimana pelayanan yang diberikan merujuk pada atur-an-aturan Islam. Hal yang paling terlihat dari wisata halal di Langsa adalah cukup mudahnya untuk

mencari tempat sholat dan sanksi yang cukup berat apabila melaku-kan pelanggaran syariah Islam.

Namun sangat disayangkan saat ini Kota Langsa belum memiliki sarana transportasi udara. Untuk mencapai Kota Langsa terdapat 2 (dua) pilihan alternatif, melalui Banda Aceh, atau melalui Medan. Pada saat melakukan peliputan, penulis mencoba jalur darat melalui kota Medan dengan waktu tempuh sekitar 5 (lima) jam, lebih singkat dibandingkan melalui Kota Banda Aceh yang membutuhkan waktu tempuh sekitar 10 (sepu-luh) jam. Perjalanan menuju Kota Langsa cukup menyenangkan. Perkebunan kelapa sawit dan pemukiman warga silih berganti menjadi pemandangan yang terli-hat sepanjang jalan. Suasana jalan yang cukup ramai namun minim kemacetan membuat perjalanan menjadi tidak terasa.

Gapura perbatasan provinsi Aceh dan Sumatera Utara

52 BHUMIPURA 2019

53BHUMIPURA 2019

Tiba di Kota Langsa, penulis diha-dapkan kepada banyak destinasi menarik, antara lain Lapangan Merdeka Kota Langsa, Taman Bambu Runcing, Taman Hutan Kota Langsa, Hutan Mangrove Kota Langsa, Sentra Kuliner Jl. Cut Nyak Dien, Gedung Balee Juang, Pelabuhan Kuala Langsa, Ujong Pusong, Pulau Teulaga Tujoh, dan Kawasan Toko Belakang. Namun dari seluruh destinasi tersebut, terdapat 2 (dua) alternatif desti-nasi wisata unggulan. Dari sekian banyak destinasi wisata, pemer-intah Kota Langsa nampaknya sangat fokus dalam pengemban-gan Hutan Kota Langsa dan Hutan Mangrove Kota Langsa.

Taman Hutan Kota Langsa terletak sekitar 1 KM dari jalan A. Yani menuju Desa Paya Bujok. Awalnya Taman Hutan Kota ini berperan sebagai hutan lindung yang di dalamnya terdapat berbagai jenis kayu berkualitas, seperti meranti,

damar, merbau, dan sebagainya. Di Taman Hutan Kota ini selain bisa menikmati keindahan alam-nya, pengunjung juga disuguhkan berbagai jenis binatang, antara lain rusa, buaya, kuda, ular, dan berbagai jenis burung. Fasilitas yang disediakan pun cukup leng-kap, sehingga menambah kenya-manan bagi pengunjung.

Destinasi wisata yang tidak kalah menarik terdapat sekitar 5 KM dari Kota Langsa. Terletak di Kuala Langsa, Hutan Mangrove seluas 8.000 HA ini merupakan salah satu hutan mangrove dengan koleksi spesies terlengkap dan menjadi rujukan para peneliti. Terdapat jembatan kayu yang memfasilitasi pengunjung untuk dapat berkel-iling menikmati rimbunnya hutan mangrove. Terdapat pula menara pengawas untuk memastikan keamanan pengunjung, dengan ketinggian 10 meter.

Namun saat mengunjungi hutan mangrove tersebut, pengunjung disarankan untuk tidak membawa makanan, barang berkilauan atau benda lain yang menarik perha-tian. Hal tersebut tidak berlebi-han, mengingat hutan tersebut merupakan habitat bagi beberapa satwa lokal seperti monyet, ular, biawak, dan sebagainya.

Berbicara tentang daerah wisata tentu tidak lepas dari peran imi-grasi. Untuk memenuhi kebutuhan tersebut, Kantor Imigrasi Kelas II TPI Langsa hadir untuk mem-beri pelayanan dan pengawasan keimigrasian. Bertempat di Jl. Jend. A. Yani No. 2A Langsa Aceh Timur, Kantor Imigrasi Kelas II TPI memiliki wilayah kerja yang cukup luas, yaitu Kota Langsa, Kabupat-en Aceh Tamiang, dan Kabupaten Aceh Timur.

Menurut Mirza Akbar, Kepala Kantor Imigrasi Kelas II TPI Langsa

Kepala Kantor Imigrasi Kelas II TPI Langsa sedang memimpin rapat koordinasi saber pungli

54 BHUMIPURA 2019

yang juga Ketua Mercedes Benz Club Indonesia (MBCI) Langsa, pelayanan terhadap masyarakat, khususnya terhadap warga negara Indonesia merupakan prioritas. Terbukti sepanjang tahun 2019 ini tidak ada keluhan terkait pe-layanan yang diberikan.

Bahkan saat ini sebenarnya Kantor Imigrasi Kelas II TPI Langsa sudah siap untuk penilaian WBK/WBBM, namun sangat disayangkan ketika dilaksanakan penilaian, tim pe-

Teks : R. Dimas NugrohoFoto : R. Dimas Nugroho

nilai tidak datang sehingga saat ini belum ada penilaian WBK/WBBM.

“Walaupun pelayanan menjadi pri-oritas, pengawasan keimigrasian pun tetap diutamakan,” kata Mirza Akbar. Pecinta olahraga sepeda ini menjelaskan bahwa penang-guhan paspor di Kantor Imigrasi Kelas II Langsa merupakan yang tertinggi di Kanwil Kemenkumham Aceh. Tercatat selama 01 Janu-ari 2019 s.d 21 November 2019, Kantor Imigrasi Kelas II Langsa

telah menangguhkan sebanyak 72 pemohon. Hal tersebut membuk-tikan walaupun bukan merupakan kantung TKI dan bukan tujuan utama warga negara asing, tetapi tim inteldak tetap bekerja dengan efektif. (DN)

Jembatan Kayu Hutan Mangrove

55BHUMIPURA 2019

MATA LE NSA

Pelayanan bagi Deteni yang sedang sakit di Rudenim Fotografer: Yuda Pebriandana (ASN pada Rudenim Denpasar)

56 BHUMIPURA 2019

Pelayanan bagi orang sakit

Membantu Pemohon Lansia

Fotografer: Fadil Alsaba (ASN pada Kantor Imigrasi Kelas II Meulaboh)

Fotografer: Nur Huda Rahmawan (ASN pada Kantor Imigrasi Kelas III Bima)

57BHUMIPURA 2019

Berbicara merupakan sebuah kegiatan yang setiap hari dilakukan oleh semua orang. Mulai dari bangun tidur pagi hingga kita akhirnya kita tertidur kembali di malam hari, kita semua pasti akan berbicara den-

gan seseorang baik itu teman sekolah, kawan kuliah ataupun rekan kerja. Dengan berbicara kita dapat berkomunikasi dan berinteraksi kepada sesama manusia untuk mencapai tujuan hidup masing-masing.

Namun tahukah kalian bahwa bicara itu ada seninya? Pakar komunikasi Oh Su Hyang merupakan orang yang pertama kali menuliskan tentang perlunya seni berbicara dalam sebuah buku berdasarkan pengalaman yang dialami oleh dirinya sendiri. Dalam buku Bicara Itu Ada Seninya, penulis menjelas-kan bahwa, semua orang tidak akan mencapai kesuksesan dan menuju puncak impiannya, jika tidak didukung kemam-puan berbicara yang baik.

Bagaimana berbicara dengan baik? Apakah berbicara den-gan artikulasi yang jelas? Berbicara tanpa mengambil nafas? Berbicara dengan intonasi seperti raja ataupun pendongeng? Semua pertanyaan-pertanyaan di atas semuanya akan di-jawab pada buku Bicara Itu Ada Seninya.

Kelebihan Buku

Saat melihat cover buku ini, maka akan tampak biasa-biasa saja bahkan tergolong kaku dan serius. Jika tidak membaca isinya mungkin sebagian orang akan berpikir kalau buku ini adalah buku yang berat karena tampak sangat serius dan membuat malas untuk membacanya. Namun seperti periba-hasa don’t judge the book by the cover, saat membaca penda-huluan serta bab pertama maka tidak ada rasa serius lagi yang muncul. Yang ada adalah rasa penasaran untuk membaca buku ini terus dan terus hingga akhir.

Penulis yang berasal dari Korea menceritakan dalam buku ini bahwa dulu dirinya juga tidak pintar dalam bicara. Bahkan dirinya termasuk orang yang pemalu dan sedikit berbicara. Namun hal itu berubah ketika dirinya mengetahui bagaimana rumus dalam berbicara.

RESE NSI

JudulBicara Itu Ada Seninya.Rahasia Komunikasi Yang Efektif

No. ISBN978-602-455-392-0

PenulisOh Su Hyang

PenerbitBhuana Ilmu Populer

TerbitCetakan Kesepuluh Agustus 2019

Jumlah Halaman238 halaman

BahasaIndonesia

BICARA ITU ADA SENINYA

57BHUMIPURA 2019

58 BHUMIPURA 2019

Teks : Tomi Fransiscus Xaverius Purba

bisa dilengkapi dengan ilus-trasi atau gambar yang dapat membantu bagi pembaca yang gampang mengingat melalui pendekatan visual. Buku ini juga hanya dicetak menggu-nakan kertas sedikit buram dan terasa kurang elegan. Tetapi itu semua tidak akan mengurangi manfaat dalam membaca buku ini.

Buku ini cocok dibaca untuk siapa saja yang mau mengem-bangkan kapasitasnya dalam berbicara. Entah seorang pembawa acara, entrepreneur, seorang pemimpin, ataupun mahasiswa yang baru lulus dan mau mempersiapkan diri untuk wawancara di kantor barunya.

Last but not least, bagi pegawai Direktorat Jenderal Imigrasi, buku Bicara Itu Ada Seninya bisa dipinjam dan dibaca se-cara gratis di Perpustakan Dit-jen Imigrasi Lantai 8 (delapan) ya tepatnya di Bagian Humas. Masih banyak lagi koleksi buku baru yang bisa dibaca oleh pegawai Ditjen Imigrasi. Silah-kan datang langsung ke per-pustakan Direktorat Jenderal Imigrasi.

Dalam buku ini penulis men-jelaskan bahwa rumus terpent-ing dalam berbicara adalah Communication= Question x Praise x Reaction (C=Q X P X R). Jika disimpulkan bahwa da-lam komunikasi harus muncul pertanyaan, pujian, dan reaksi. Jika tiga hal tersebut terpenuhi, maka komunikasi dapat ber-jalan efektif dan bicara pasti jadi sangat menyenangkan.

Buku ini sangat berguna bagi siapa saja yang masih sulit berbicara dengan percaya diri, berbicara yang berkesan, dan berbicara yang bisa diterima orang lain. Buku ini juga ditulis dengan bahasa yang ringan dan mudah di mengerti oleh umum serta dilengkapi beberapa con-toh kalimat ataupun kata-ka-ta yang bisa digunakan saat kita berbicara dengan banyak orang.

Kelemahan Buku

Setiap bab dari buku mulai dari awal hingga bab terakhir memi-liki keterikatan dan keterkaitan satu sama lainnya, sehingga bisa dikatakan bahwa buku ini tidak ada kelemahannya. Pan-tas saja buku ini dipublikasikan hingga mencapai cetakan kese-puluh di Indonesia pada bulan Agustus 2019 lalu.

Namun akan lebih baik lagi jika buku Bicara Itu Ada Seninya

BICARA ITU ADA SENINYA

RESE

NSI

58 BHUMIPURA 2019

59BHUMIPURA 2019 59BHUMIPURA 2019

KEMENTERIAN HUKUM DAN HAM RIDIREKTORAT JENDERAL IMIGRASI