EDARAN_BUPATI_2015
description
Transcript of EDARAN_BUPATI_2015
Mangupura, 5 Januari 2015
KepadaYth. Para Kepala SKPD di Lingkungan
Pemerintah Kabupaten Badungdi-Badung
S U R A T E D A R A N NOMOR 03 TAHUN 2015
TENTANGPELAKSANAAN PENGADAAN BARANG/JASA, EVALUASI DAN PENGENDALIAN
SERTA PENGELOLAAN BARANG MILIK DAERAH TAHUN ANGGARAN 2015
Dalam rangka pelaksanaan pengadaan barang/jasa, evaluasi dan pengendalian serta
pengelolaan barang milik daerah di lingkungan Pemerintah Kabupaten Badung yang
pembiayaannya baik sebagian atau seluruhnya bersumber dari APBN/APBD Tahun Anggaran
2015, maka untuk tertib administrasi dan teknis pelaksanaannya agar berpedoman pada
ketentuan-ketentuan sebagai berikut :
1. Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 2014 tentang Pengelolaan Barang Milik
Negara/Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 92, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5533);
2. Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah
sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Peraturan Presiden Nomor 172
Tahun 2014 tentang Perubahan Ketiga Atas Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010
tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah;
3. Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 13 Tahun 2006 tentang
Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah sebagimana telah diubah beberapa kali terakhir
dengan Pereturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011 Perubahan Kedua atas
tentang Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 13 Tahun 2006
tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah;
4. Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2007 tentang
Pedoman Teknis Pengelolaan Barang Milik Daerah;
2
5. Peraturan Daerah Kabupaten Badung Nomor 1 Tahun 2009 tentang Pengelolaan Barang
Milik Daerah;
6. Peraturan Kepala LKPP Nomor 8 Tahun 2012 tentang Pelaporan Realisasi Pengadaan
Barang/Jasa Pemerintah;
7. Peraturan Kepala LKPP Nomor 13 Tahun 2012 tanggal 8 Nopember 2012 tentang
Pengumuman Rencana Umum Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah;
8. Peraturan Kepala LKPP Nomor 14 Tahun 2012 Tanggal 9 November 2012 tentang
Petunjuk Teknis Peraturan Presiden Nomor 70 Tahun 2012 tentang Perubahan Kedua atas
Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah;
9. Peraturan Kepala LKPP Nomor 18 Tahun 2012 tanggal 28 Desember 2012 tentang E-
Tendering;
10. Peraturan Kepala LKPP Nomor 18 Tahun 2014 tanggal 29 Agustus 2014 tentang Daftar
Hitam Dalam Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah;
11. Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 27 Tahun 2014 tentang
Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Rencana Kerja Pembangunan Daerah Tahun
2015;
12. Surat Edaran bersama Menteri Dalam Negeri, Kepala Lembaga Kebijakan Pengadaan
Barang/Jasa Pemerintah Nomor 027/530B/SJ dan Nomor 6/SE/KA/2012 tanggal 27
Desember 2012 perihal Percepatan Pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah;
13. Surat Edaran Kepala Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah Nomor :
1 Tahun 2013 tanggal 7 Juni 2013 tentang Pengadaan Barang/Jasa dengan sistem E-
Purchasing;
14. Surat Kepala LKPP nomor 76/KA/10/2014 tanggal 27 Oktober 2014 tentang Kewajiban
Mengumumkan Rencana Umum Pengadaan (RUP) Tahun Anggaran 2015 dengan
Menggunakan SiRUP.
15. Ketentuan lain sesuai dengan peraturan perundang undangan yang berlaku.
A. PENGADAAN BARANG/JASA TAHUN ANGGARAN 2015
1. PERSIAPAN PEMILIHAN PENYEDIA BARANG/JASA :
a. Setiap Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) sejak diterbitkannya Surat Edaran
ini wajib mengambil langkah-langkah sebagai berikut :
1) Pengguna Anggaran (PA) :
a) Menetapkan dan mengumumkan Rencana Umum Pengadaan (RUP);
b) Mengusulkan 1 (satu) atau beberapa orang KPA kepada Kepala Daerah
untuk ditetapkan apabila diperlukan;
c) Menetapkan Pejabat Pembuat Komitmen (PPK);
3
d) Menetapkan Pejabat Pengadaan;
e) Menetapkan Panitia/Pejabat Penerima Hasil Pekerjaan;
f) Menetapkan Pejabat/Tim Peneliti Kontrak, atas usulan PPK;
g) Menetapkan Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan (PPTK), atas usulan PPK;
h) Menetapkan Admin Si-RUP dan Admin e-Monev;
i) Pengangkatan dan pemberhentian Pejabat sebagaimana disebut pada point
c), d), e) dan g) tidak terikat tahun anggaran.
2) Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) :
a) Menetapkan Tim Pendukung (Direksi Lapangan, Konsultan Pengawas,
Tim Pelaksana Swakelola, dan lain-lain);
b) Menetapkan Tim atau tenaga ahli pemberi penjelasan teknis (aanwijzer)
untuk pelaksanaan pelelangan di ULP;
c) Mengusulkan Pejabat/Tim Peneliti Kontrak dan PPTK kepada PA;
d) Melakukan pengkajian ulang RUP;
e) Menetapkan Rencana Pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa meliputi :
Spesifikasi Teknis Barang/Jasa, Harga Perkiraan Sendiri (HPS),
Rancangan Kontrak dan khusus untuk Pekerjaan Jasa Konsultansi juga
wajib menetapkan Kerangka Acuan Kerja (KAK) ;
f) Menandatangani Pakta Integritas.
b. Pengguna Anggaran (PA) pada Pemerintah Daerah mengumumkan Rencana
Umum Pengadaan Barang/Jasa secara terbuka kepada masyarakat luas, setelah
APBD yang merupakan rencana keuangan tahunan Pemerintah Daerah dibahas dan
disetujui bersama oleh Pemerintah Daerah dan DPRD. PA mengumumkan
kembali Rencana Umum Pengadaan, apabila terdapat perubahan/penambahan
DIPA/DPA;
c. Sesuai dengan Surat Kepala Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jas
Pemerintah nomor 76/KA/10/2014 tanggal 27 Oktober 2014, maka PA wajib
mengumumkan Rencana Umum Pengadaan (RUP) Tahun Anggaran 2015 dengan
menggunakan SiRUP yang menjadi syarat bagi K/L/D/I untuk melakukan lelang
(e-tendering) menggunakan Sistem Pengadaan Secara Elektronik (SPSE).
d. RUP wajib diinput oleh seorang Admin SiRUP baik kegiatan yang dilakukan
melalui swakelola dan/atau pemilihan penyedia barang/jasa dalam Sistem Informasi
Rencana Umum Pengadaan (SiRUP) pada Portal Pengadaan Nasional dengan
aplikasi yang terdapat pada website : www. inaproc.lkpp.go.id dan diunggah
(diupload) pada kolom berita www.lpse.badungkab.go.id,
4
e. Berkaitan dengan penggunaan Aplikasi SiRUP, pada saat ini beberapa fitur SiRUP
dapat digunakan untuk memfasilitasi Pengguna Anggaran atau Kuasa Pengguna
Anggaran dalam mengumumkan RUP pada website Pemerintah Kabupaten
Badung, baik yang sifatnya manual dengan menggunakan file hasil cetak PDF yang
dihasilkan dari SiRUP, atau yang sifatnya realtime dengan menggunakan link hasil
cetak PDF yang juga merupakan fitur yang terdapat pada SiRUP (Tata cara
Pengumuman RUP melalui website K/L/D/I selengkapnya sesuai Surat Kepala
LKPP nomor 76/KA/10/2014 tanggal 27 Oktober 2014 terlampir)
f. Untuk mengupload File PDF (Pengumuman RUP) ke dalam website Pemerintah
Kabupaten Badung, Pengguna Anggaran atau Kuasa Pengguna Anggaran dapat
mengirimkan File PDF (Pengumuman RUP) dimaksud ke alamat email :
[email protected] untuk selanjutnya di upload oleh Dinas Perhubungan
Informasi dan Komunikasi Kabupaten Badung ke dalam website Pemerintah
Kabupaten Badung.
g. Kepala Dinas Perhubungan Informasi dan Komunikasi Kabupaten Badung agar
menugaskan bawahannya yang mengelola website Pemerintah Kabupaten Badung
untuk mengupload file PDF (Pengumuman RUP) yang dikirim oleh setiap
Pengguna Anggaran atau Kuasa Pengguna Anggaran melalui alamat email
[email protected] ke dalam website Pemerintah Kabupaten Badung.
h. Hasil cetak PDF RUP dari SiRUP (hard copy) disampaikan kepada ULP
Pemerintah Kabupaten Badung d/a. Bagian Administrasi Pembangunan Setda.
Kabupaten Badung, Cq. Kepala Sub.Bagian Evaluasi dan Pelaporan.
i. Sesuai dengan program TEPPA yang tertuang dalam Surat Edaran Menteri Dalam
Negeri RI nomor 903/601/Sj tanggal 6 Pebruari 2013 tentang Upaya Percepatan
Realisasi APBD Provinsi dan Kabupaten/Kota, maka ULP merencanakan untuk
menyelesaikan proses pelelangan pada bulan April tahun berjalan, sehingga seluruh
Dokumen yang berkaitan dengan Persiapan Pengadaan harus sudah diselesaikan
oleh SKPD paling lambat Desember tahun sebelumnya.
j. Sesuai Surat Edaran Deputi V UKP-PPP Nomor TEP/S-18/09/2014, tanggal 9
September 2014 perihal Integrasi Aplikasi SISMONTEP TEPPA dengan Monev
Online LKPP maka kepada SKPD dapat melihat data serapan anggaran belanja
Pemerintah Kabupaten Badung melalui MONEV Online LKPP
http://monev.lkpp.go.id
5
2. PELAKSANAAN PEMILIHAN PENYEDIA BARANG/JASA :
a. Sebelum dimulainya proses pemilihan melalui ULP, PPK mengirimkan daftar
paket-paket pekerjaan ditanda tangani oleh PPK yang proses pemilihannya
melalui ULP ke sekretariat ULP.
b. PPK mendaftarkan paket kegiatan yang sudah siap dilelangkan secara online
melalui website ULP Kabupaten Badung dengan alamat :
www.lelang .ulpbadung.info serta menyampaikan Dokumen masing-masing Paket
Kegiatan dalam bentuk hard copy kepada ULP yang meliputi antara lain :
1) Spesifikasi teknis barang/jasa;
2) Harga Perkiraan Sendiri (HPS), yang disusun berdasarkan hasil survey;
3) Rancangan Surat Perjanjian terdiri dari :
(a) Pokok Perjanjian;
(b) Syarat-syarat Umum Kontrak (SSUK);
(c) Syarat-Syarat Khusus Kontrak (SSKK).
4) Gambar-gambar rencana;
5) Daftar Kuantitas (BoQ) dan Daftar Harga Satuan serta Daftar Analisa;
6) Kerangka Acuan Kerja/KAK;
7) Copy Surat Keputusan tentang :
(a) Penetapan Pejabat Pembuat Komitmen (PPK)
(b) Penetapan Tim/Tenaga Ahli Pemberi Penjelasan Teknis (Aanwijzer);
8) Copy RKA/DPA dan Surat Pernyataan dari PA bahwa kode rekening untuk
kegiatan yang akan dilelangkan sudah benar dan dapat
dipertanggungjawabkan;
9) Khusus untuk paket pekerjaan yang pengadaannya melalui e-Purchasing
(e-Katalog) agar dilengkapi dengan print out daftar barang dan penyedia yang
tertuang dalam sistem;
10) Pakta Integritas oleh PPK untuk setiap kegiatan.
Contoh format : Permohonan pelelangan, HPS, KAK, Pakta Integritas (sesuai
format 1 s/d. 13 terlampir) dan dokumen-dokumen diatas disampaikan dalam
bentuk Hardcopy dan Softcopy (CD).
c. Paket pengadaan barang/jasa yang dilaksanakan oleh ULP :
1) Paket Pengadaan Barang/Pekerjaan Konstruksi/Jasa Lainnya yang bernilai
diatas Rp. 200.000.000,- (dua ratus juta rupiah) dan dapat juga melaksanakan
Pemilihan Penyedia Barang/Jasa paket pengadaan barang/konstruksi/jasa
lainnya dengan nilai paling tinggi Rp. 200.000.000,00 (dua ratus juta rupiah)
atas permintaan dari PPK;
6
2) Paket Pengadaan Jasa Konsultansi yang bernilai diatas Rp. 50.000.000,- (lima
puluh juta rupiah) dan dapat juga melaksanakan Pemilihan Penyedia
Barang/Jasa paket pengadaan jasa konsultansi dengan nilai paling tinggi Rp.
50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah) atas permintaan dari PPK ;
d. Pejabat Pengadaan wajib mengumumkan hasil pemilihan Penyedia Barang/Jasa
setelah ditetapkan melalui ”kolom berita LPSE dan papan pengumuman resmi”.
3. PENANDATANGANAN DAN PELAKSANAAN KONTRAK :
a. Penandatanganan Kontrak
Setelah SPPBJ diterbitkan, PPK melakukan finalisasi terhadap rancangan
Kontrak, dan menandatangani Kontrak pelaksanaan pekerjaan, apabila
dananya telah cukup tersedia dalam Dokumen Anggaran, dengan ketentuan
sebagai berikut :
1). Penandatanganan Kontrak dilakukan paling lambat 14 (empat belas)
hari kerja setelah diterbitkan SPPBJ dan setelah Penyedia menyerahkan
Jaminan Pelaksanaan, dengan ketentuan:
(a) nilai Jaminan Pelaksanaan untuk harga penawaran terkoreksi
antara 80% (delapan puluh perseratus) sampai dengan 100%
(seratus perseratus) nilai total HPS adalah sebesar 5% (lima
perseratus) dari nilai Kontrak;
(b) nilai Jaminan Pelaksanaan untuk harga penawaran terkoreksi atau
dibawah 80% (delapan puluh perseratus) nilai HPS adalah sebesar
5% (lima perseratus) dari nilai total HPS; dan
(c) masa berlaku Jaminan Pelaksanaan sejak tanggal
penandatanganan Kontrak sampai dengan serah terima berdasarkan
Kontrak.
(d) Jaminan pelaksanaan tidak diperlukan untuk jasa konsulatansi.
2). PPK dan Penyedia tidak diperkenankan mengubah substansi Dokumen
Pengadaan sampai dengan penandatanganan Kontrak, kecuali
mempersingkat waktu pelaksanaan pekerjaan dikarenakan jadwal
pelaksanaan pekerjaan yang ditetapkan sebelumnya akan melewati batas
tahun anggaran.
(a). Dalam hal perubahan waktu pelaksanaan pekerjaan melewati batas
tahun anggaran, penandatanganan kontrak dilakukan setelah
mendapat persetujuan kontrak tahun jamak.
7
(b). PPK dan Penyedia wajib memeriksa konsep Kontrak meliputi
substansi, bahasa, redaksional, angka dan huruf serta membubuhkan
paraf pada setiap lembar Dokumen Kontrak.
(c) Menetapkan urutan hirarki bagian-bagian Dokumen Kontrak dalam
Surat Perjanjian, dengan maksud apabila terjadi pertentangan
ketentuan antara bagian satu dengan bagian yang lain, maka berlaku
urutan sebagai berikut:
1) adendum Surat Perjanjian;
2) pokok perjanjian;
3) surat penawaran berikut daftar kuantitas dan harga;
4) syarat-syarat khusus Kontrak;
5) syarat-syarat umum Kontrak;
6) spesifikasi khusus;
7) spesifikasi umum;
8) gambar-gambar; dan
9) dokumen lainnya seperti: jaminan-jaminan, SPPBJ dan Berita –
Berita Acara Pemilihan.
(d) Banyaknya rangkap Kontrak dibuat sesuai kebutuhan, yaitu:
sekurang-kurangnya 2 (dua) Kontrak asli, terdiri dari:
1)Kontrak asli pertama untuk PPK dibubuhi materai pada bagian
yang ditandatangani oleh Penyedia; dan
2)Kontrak asli kedua untuk Penyedia dibubuhi materai pada bagian
yang ditandatangani oleh PPK;
3) rangkap Kontrak lainnya tanpa dibubuhi materai, apabila
diperlukan.
(e) Penandatanganan Kontrak yang kompleks dan/atau bernilai diatas
Rp100.000.000.000,00 (seratus miliar rupiah) dilakukan setelah
memperoleh pendapat ahli hukum Kontrak.
(f) Pihak yang berwenang menandatangani Kontrak atas nama Penyedia
adalah Direksi yang disebutkan amanya dalam Akta
Pendirian/Anggaran Dasar, yang telah didaftarkan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan atau Penyedia perorangan.
(g). Pihak lain yang bukan Direksi atau yang namanya tidak disebutkan
dalam Akta Pendirian/Anggaran Dasar sebagaimana dimaksud pada
huruf (f), dapat menandatangani Kontrak, sepanjang pihak tersebut
adalah pengurus/karyawan perusahaan yang berstatus sebagai tenaga
kerja tetap dan mendapat kuasa atau pendelegasian wewenang yang
8
sah dari Direksi atau pihak yang sah berdasarkan Akta
Pendirian/Anggaran Dasar untuk menandatangani Kontrak.
b. Pelaksanaan Kontrak
1) SPMK (untuk Pekerjaan Konstruksi, Jasa Lainnya dan Jasa
Konsultansi)
a) PPK menyerahkan seluruh/sebagian lokasi pekerjaan yang
dibutuhkan kepada Penyedia sebelum diterbitkannya SPMK.
b) PPK menerbitkan SPMK selambat-lambatnya 14 (empat belas)
hari kalender sejak tanggal penandatanganan Kontrak.
c) Dalam SPMK dicantumkan saat paling lambat dimulainya
pelaksanaan Kontrak oleh Penyedia.
d) Untuk SPK, tanggal mulai kerja dapat ditetapkan sama dengan
tanggal penandatanganan SPK atau tanggal dikeluarkannya SPMK.
2) SP (untuk Pengadaan Barang)
a) PPK menerbitkan SP selambat-lambatnya 14 (empat belas) hari
kalender sejak tanggal penandatanganan Kontrak.
b) SP harus sudah disetujui/ditandatangani oleh Penyedia sesuai
dengan yang dipersyaratkan dengan dibubuhi materai selambat-
lambatnya 7 (tujuh) hari kalender sejak tanggal penerbitan SP;
c) Tanggal penandatanganan SP oleh Penyedia ditetapkan sebagai
tanggal awal perhitungan waktu penyerahan.
3) Penyusunan Program Mutu
a) Program mutu disusun oleh Penyedia paling sedikit berisi :
(1) informasi mengenai pekerjaan yang akan dilaksanakan;
(2) organisasi kerja Penyedia;
(3) jadwal pelaksanaan pekerjaan;
(4) prosedur pelaksanaan pekerjaan;
(5) prosedur instruksi kerja;
(6) pelaksana kerja; dan
(7) Jadwal penugasan tenaga ahli dan tenaga pendukung (khusus
untuk Jasa Konsultansi)
b) Program mutu dapat direvisi sesuai dengan kondisi lokasi pekerjaan.
4) Rapat Persiapan Pelaksanaan Kontrak
a) Untuk pekerjaan konstruksi dan jasa lainnya, PPK bersama dengan
Penyedia, unsur perencanaan, dan unsur pengawasan,
menyelenggarakan rapat persiapan pelaksanaan Kontrak.
9
Untuk pekerjaan jasa konsultansi dan pengadaan barang, PPK
bersama dengan Penyedia menyelenggarakan rapat persiapan
pelaksanaan kontrak.
b) Beberapa hal yang dibahas dan disepakati dalam rapat
persiapan pelaksanaan Kontrak adalah:
(1) program mutu;
(2) organisasi kerja;
(3) tata cara pengaturan pelaksanaan pekerjaan;
(4) jadwal pengadaan bahan/material, mobilisasi peralatan dan
personil (kecuali untuk pekerjaan pengadaan barang);
(5) penyusunan rencana pemeriksaan lokasi pekerjaan dan khusus
untuk jasa konsultansi dibahas penyusunan rencana
pelaksanaan pemeriksaan lapangan bersama.
c) Hasil rapat persiapan pelaksanaan kontrak dituangkan dalam Berita
Acara Rapat Persiapan Pelaksanaan Kontrak yang ditandatangani
oleh seluruh peserta rapat.
5) Mobilisasi (untuk pekerjaan konstruksi, jasa lainnya dan jasa
konsultansi)
a) Mobilisasi paling lambat harus sudah mulai dilaksanakan dalam
waktu 30 (tiga puluh) hari sejak diterbitkan SPMK (untuk pekerjaan
konstruksi), sedangkan untuk pekerjaan jasa konsultansi dan jasa
lainnya mobilisasi dilakukan setelah tanggal dimulainya
pelaksanaan pekerjaan.
b) Mobilisasi dilakukan sesuai dengan lingkup pekerjaan.
Untuk pekerjaan konstruksi dan jasa lainnya :
(1) mendatangkan peralatan-peralatan terkait yang diperlukan
dalam pelaksanaan pekerjaan;
(2) mempersiapkan fasilitas seperti kantor, rumah, gedung
laboratorium, bengkel, gudang, dan sebagainya; dan/atau
(3) mendatangkan personil-personil.
Untuk pekerjaan jasa konsultansi :
(1) mendatangkan tenaga ahli;
(2) mendatangkan tenaga pendukung; dan/atau
(3) menyiapkan peralatan pendukung.
10
c) Mobilisasi peralatan dan personil dapat dilakukan secara bertahap
sesuai dengan kebutuhan.
6) Pemeriksaan Bersama
Untuk pengadaan barang, pekerjaan konstruksi dan jasa lainnya:
a) apabila diperlukan, pada tahap awal pelaksanaan Kontrak, PPK
bersama-sama dengan Penyedia melakukan pemeriksaan lokasi
pekerjaan bersama dengan melakukan pengukuran dan pemeriksaan
detail kondisi lokasi pekerjaan untuk setiap rencana mata
pembayaran.
b) Untuk pemeriksaan bersama ini, PA/KPA dapat membentuk
Panitia/Pejabat Peneliti Pelaksanaan Kontrak atas usul PPK.
c) Hasil pemeriksaan bersama dituangkan dalam Berita Acara. Apabila
dalam pemeriksaan bersama mengakibatkan perubahan isi Kontrak,
maka harus dituangkan dalam adendum Kontrak.
Untuk jasa konsultansi :
a) Pemeriksaan (inspeksi) personil dan peralatan harus dilaksanakan
setelah personil dan peralatan tiba di lokasi pekerjaan serta
dibuatkan Berita Acara Hasil Inspeksi/Pemeriksaan
yangditandatangani oleh PPK dan Penyedia.
b) Dalam pemeriksaan personil dan peralatan, PPK dapat dibantu Tim
Teknis dan/atau Tim Pendukung.
c) Bila hasil inspeksi/pemeriksaan personil dan peralatan ternyata
belum memenuhi persyaratan, Penyedia dapat melaksanakan
pekerjaan dengan syarat personil dan peralatan yang belum
memenuhi syarat harus diganti sesuai dengan ketentuan dalam
Kontrak.
d) Apabila dalam pemeriksaan personil dan peralatan mengakibatkan
perubahan isi Kontrak, harus dituangkan dalam bentuk adendum
Kontrak.
8. Inspeksi Pabrikasi (untuk pengadaan barang dan jasa lainnya) ;
a) PPK atau Tim Inspeksi yang ditunjuk PPK dapat melakukan inspeksi
atas proses pabrikasi barang/peralatan khusus.
b) Jadwal, tempat dan ruang lingkup inspeksi harus sesuai dengan
ketentuan dalam Kontrak.
c) Biaya pelaksanaan inspeksi termasuk dalam harga Kontrak.
11
9. Pemeriksaan Lapangan (untuk jasa Konsultansi)
a) Apabila diperlukan, PPK bersama-sama dengan Penyedia
melakukan pemeriksaan lapangan untuk melakukan pengukuran
dan pemeriksaan detail kondisi lapangan.
b) Untuk pemeriksaan lapangan, PPK dapat dibantu Tim Teknis
dan/atau Tim Pendukung.
c) Hasil pemeriksaan lapangan dituangkan dalam Berita Acara
Pemeriksaan Lapangan yang ditandatangani oleh PPK dan
Penyedia.
d) Apabila dalam pemeriksaan lapangan mengakibatkan perubahan isi
Kontrak, harus dituangkan dalam adendum Kontrak.
10. Perubahan Personil dan Peralatan yang diajukan oleh Penyedia (untuk
jasa konsultansi)
a) Penyedia dapat mengajukan penggantian personil dan/atau
peralatan kepada PPK.
b) Penyedia tidak dibenarkan melakukan penggantian personil
dan/atau peralatan tanpa persetujuan PPK.
c) PPK meneliti permohonan perubahan personil dan/atau peralatan,
dengan ketentuan:
(1) Menyetujui permohonan perubahan personil dan/atau
peralatan bila alasan yang diajukan dianggap sesuai;
(2) Tidak mengurangi kualifikasi tenaga ahli yang ditawarkan, dan
tidak menambah nilai kontrak. Untuk kontrak biaya satuan
(time based), biaya langsung personil harus disesuaikan
dengan
gaji dasar tenaga ahli yang menggantikan.
(3) Menolak permohonan perubahan personil dan/atau peralatan
bila alasan yang diajukan dianggap tidak sesuai.
d) Untuk mengajukan permohonan penggantian personil, Penyedia
diwajibkan melampirkan riwayat hidup/pengalaman kerja personil
yang diusulkan dan disertai alasan penggantian personil yang
bersangkutan.
e) Dalam rangka penilaian usulan penggantian personil dan/atau
peralatan, PPK dapat dibantu Panitia/Pejabat Peneliti Pelaksanaan
Kontrak.
12
11. Penggantian Personil Penyedia atas Perintah PPK (untuk jasa
konsultansi)
a) Personil dari Penyedia yang dianggap tidak mampu atau tidak dapat
melakukan pekerjaan dengan baik atau berkelakuan tidak baik,
harus segera dilakukan perintah penggantian personil
kepada Penyedia dengan kualifikasi keahlian personil yang sama
atau lebih tinggi.
b) Dalam waktu maksimal 15 (lima belas) hari sejak perintah
penggantian personil, harus sudah menerima personil
penggantidari Penyedia.
12. Pembayaran Uang Muka
a) Nilai besaran uang muka paling tinggi sesuai dengan nilai yang
ditetapkan dalam Kontrak.
b) Besarnya Jaminan Uang Muka adalah senilai uang muka yang
diterima Penyedia.
c) Jaminan Uang Muka diterbitkan oleh Bank Umum, perusahaan
penjaminan atau perusahaan asuransi, khusus untuk penyedia jasa
konsultansi berbentuk perorangan dan jasa konsultansi berbentuk
badan usaha melalui seleksi international jaminan uang muka
diterbitkan oleh Bank milik Pemerintah Indonesia (Badan Usaha
Milik Negara).
d) Penyedia dapat mengajukan permintaan pembayaran uang muka
secara tertulis kepada PPK disertai dengan rencana penggunaan
uang muka untuk melaksanakan pekerjaan sesuai Kontrak.
e) PPK mengajukan surat permintaan pembayaran untuk permohonan
tersebut setelah Jaminan Uang Muka diterima dari Penyedia.
f) Pengembalian uang muka diperhitungkan berangsur-angsur secara
proporsional pada setiap pembayaran prestasi pekerjaan dan paling
lambat harus lunas pada saat pekerjaan mencapai prestasi
100 % (seratus perseratus).
g). Untuk Kontrak tahun jamak, nilai Jaminan Uang Muka secara
bertahap dapat dikurangi sesuai dengan pencapaian prestasi
pekerjaan.
13
13. Perubahan Kegiatan Pekerjaan
Untuk pengadaan barang, pekerjaan konstruksi dan jasa lainnya :
a) Untuk kepentingan pemeriksaan, PA/KPA dapat membentuk
Panitia/Pejabat Peneliti Pelaksanaan Kontrak atas usul PPK.
b) Apabila terdapat perbedaan yang signifikan antara kondisi lokasi
pekerjaan pada saat pelaksanaan dengan gambar dan spesifikasi
yang ditentukan dalam dokumen Kontrak, maka PPK bersama
Penyedia dapat melakukan perubahan,meliputi antara lain:
(1) menambah atau mengurangi volume pekerjaan yang
tercantum dalam Kontrak;
(2) mengurangi atau menambah jenis pekerjaan;
(3) mengubah spesifikasi teknis dan gambar pekerjaan sesuai
dengan kebutuhan lokasi pekerjaan (untuk pekerjaan
konstruksi);
(4) mengubah spesifikasi teknis pekerjaan sesuai dengan
kebutuhan lokasi pekerjaan (untuk pengadaan barang dan
jasa lainnya); dan/atau
(5) melaksanakan pekerjaan tambah yang belum tercantum
dalam Kontrak yang diperlukan untuk menyelesaikan seluruh
pekerjaan;
c) Perubahan pekerjaan pada huruf b) berlaku untuk pekerjaan yang
menggunakan Kontrak Harga Satuan atau bagian pekerjaan yang
menggunakan harga satuan dari Kontrak Gabungan Lump Sum dan
Harga Satuan.
d) Pekerjaan tambah sebagaimana dimaksud pada huruf b)
dilaksanakan dengan ketentuan:
(1) tidak melebihi 10% (sepuluh perseratus) dari harga yang
tercantum dalam perjanjian/Kontrak awal
(2) tersedia anggaran untuk pekerjaan tambah.
e) Perintah perubahan pekerjaan dibuat oleh PPK secara tertulis
kepada Penyedia kemudian dilanjutkan dengan negosiasi teknis
dan harga dengan tetap mengacu pada ketentuan yang tercantum
dalam Kontrak awal.
f) Hasil negosiasi tersebut dituangkan dalam Berita Acara sebagai
dasar penyusunan adendum Kontrak.
14
Untuk Jasa Konsultansi
Perubahan Lingkup Pekerjaan :
a) Apabila terdapat perbedaan yang signifikan antara kondisi lapangan
pada saat pelaksanaan dengan Kerangka Acuan Kerja yang telah
ditentukan dalam Kontrak, PPK bersama Penyedia dapat melakukan
perubahan Kontrak yang meliputi antara lain:
1) menambah atau mengurangi volume pekerjaan yang tercantum
dalam Kontrak;
2) mengurangi atau menambah jenis pekerjaan;
3) mengubah spesifikasi pekerjaan sesuai dengan kebutuhan
lapangan;
4) melaksanakan pekerjaan tambah/kurang yang belum tercantum
dalam Kontrak yang diperlukan untuk menyelesaikan seluruh
pekerjaan.
b) Perubahan pekerjaan pada huruf a) berlaku untuk pekerjaan
yangmenggunakan Kontrak Harga Satuan atau bagian pekerjaan yang
menggunakan harga satuan dari Kontrak Gabungan Lump Sum dan
Harga Satuan; dan
c) Pekerjaan tambah sebagaimana dimaksud pada huruf a) dilaksanakan
dengan ketentuan :
1) tidak melebihi 10% (sepuluh perseratus) dari biaya yang tercantum
dari perjanjian/Kontrak awal; dan
2) tersedia anggaran untuk pekerjaan tambah.
d) Perintah perubahan pekerjaan dibuat oleh PPK secara tertulis kepada
Penyedia, ditindaklanjuti dengan negosiasi teknis dan biaya dengan
tetap mengacu pada ketentuan yang tercantum dalam Kontrak awal.
e) Hasil negosiasi tersebut dituangkan dalam Berita Acara sebagai dasar
penyusunan adendum Kontrak.
f) Dalam hal penilaian perubahan lingkup pekerjaan sebagaimana
dimaksud pada hruf a), huruf b), huruf c), dan huruf d), PPK dapat
dibantu oleh Panitia/Pejabat Pelaksana Kontrak.
15
14. Laporan Hasil Pekerjaan
Untuk pekerjaan konstruksi, jasa lainnya dan pengadaan barang :
a) Pemeriksaan pekerjaan dilakukan selama pelaksanaan Kontrak untuk
menetapkan volume pekerjaan atau kegiatan yang telah dilaksanakan
guna pembayaran hasil pekerjaan. Hasil pemeriksaan pekerjaan
dituangkan dalam laporan kemajuan hasil pekerjaan.
b)Untuk kepentingan pengendalian dan pengawasan pelaksanaan
pekerjaan, seluruh aktivitas kegiatan pekerjaan dilokasi pekerjaan
dicatat dalam buku harian sebagai bahan laporan harian pekerjaan
yang berisi rencana dan realisasi pekerjaan harian.
c) Laporan harian berisi (untuk pekerjaan konstruksi dan jasa lainnya) :
1) jenis dan kuantitas bahan yang berada dilokasi pekerjaan;
2) penempatan tenaga kerja untuk tiap macam tugasnya;
3) jenis, jumlah dan kondisi peralatan;
4) jenis dan kuantitas pekerjaan yang dilaksanakan;
5) keadaan cuaca termasuk hujan, banjir dan peristiwa alam
lainnya yang berpengaruh terhadap kelancaran pekerjaan; dan
6) catatan-catatan lain yang berkenaan dengan pelaksanaan.
d)Laporan harian dibuat oleh Penyedia, apabila diperlukan diperiksa
oleh konsultan dan disetujui oleh wakil PPK (untuk pekerjaan
konstruksi).
e)Laporan mingguan terdiri dari rangkuman laporan harian dan berisi
hasil kemajuan fisik pekerjaan dalam periode satu minggu, serta hal-
hal penting yang perlu ditonjolkan (untuk pekerjaan konstruksi).
f) Laporan bulanan terdiri dari rangkuman laporan mingguan dan berisi
hasil kemajuan fisik pekerjaan dalam periode satu bulan, serta hal-hal
penting yang perlu ditonjolkan(untuk pekerjaan konstruksi).
g)Laporan dibuat oleh penyedia, apabila diperlukan diperiksa oleh
konsultan dan disetujui oleh wakil PPK (untuk pengadaan barang dan
jasa lainnya).
h)Untuk merekam kegiatan pelaksanaan proyek, PPK membuat foto-
foto dokumentasi pelaksanaan pekerjaan di lokasi pekerjaan.
Untuk pekerjaan jasa konsultansi :
a) Penyedia wajib menyerahkan laporan dan dokumen sesuai dengan
ketentuan yang telah diatur dalam Kontrak. Atas penerimaan laporan
dan dokumen tersebut dibuatkan tanda terima.
16
b) PPK bersama Penyedia melakukan pembahasan dan penilaian
terhadap laporan dan dokumen yang diserahkan oleh Penyedia.
c) PPK dan Penyedia membuat berita acara hasil pembahasan dan
penilaian laporan.
d) Jika terdapat kekurangan-kekurangan, Penyedia harus
memperbaiki dan menyelesaikan kekurangan-kekurangan sesuai yang
diinstruksikan oleh PPK dan menyerahkan laporan hasil perbaikan
kepada PPK.
e) PPK menerima kembali penyerahan laporan yang telah diperbaiki
oleh Penyedia (bila ada), dan membuat berita acara serah terima
laporan hasil perbaikan.
f) Laporan Akhir dibuat dalam bentuk cetakan (hardcopy) dan/atau file
(softcopy).
g) Menyerahkan semua rancangan, gambar, spesifikasi, desain, laporan,
dan dokumen-dokumen lain serta piranti lunak yang dipersiapkan
oleh Penyedia berdasarkan kontrak ini dan menjadi hak milik PPK.
h) Penyedia paling lambat pada waktu pemutusan atau akhir masa
kontrak berkewajiban untuk menyerahkan semua dokumen tersebut
beserta daftar rinciannya kepada PPK.
i) Penyedia dapat menyimpan 1 (satu) buah salinan tiap dokumen dan
piranti lunak tersebut setelah mendapatkan persetujuan PPK.
j) Jika dikemudian hari Penyedia dan pihak ketiga akan melakukan
pengembangan terhadap piranti lunak tersebut dan untuk itu
diperlukan lisensi, Penyedia harus mendapatkan persetujuan lebih
dahulu dari PA. Untuk tujuan ini PA berhak untuk mendapatkan
penggantian biaya atas pengembangan piranti lunak tersebut.
k) Pembatasan (jika ada) mengenai penggunaan dokumen dan piranti
lunak tersebut di atas di kemudian hari diatur dalam syarat-syarat
khusus kontrak.
15. Pembayaran Prestasi Pekerjaan
Untuk pekerjaan konstruksi dan jasa lainnya :
a) Pembayaran prestasi hasil pekerjaan yang disepakati dilakukan oleh
PPK, dengan ketentuan:
1) Penyedia telah mengajukan tagihan disertai laporan kemajuan
hasil pekerjaan;
17
2) pembayaran dilakukan dengan sistem bulanan atau sistem termin
sesuai ketentuan dalam Dokumen Kontrak;
3) pembayaran dilakukan senilai pekerjaan yang telah terpasang,
tidak termasuk bahan/material dan peralatan yang ada di lokasi
pekerjaan;
4) pembayaran bulanan/termin harus dipotong angsuran uang muka,
denda (apabila ada), pajak dan uang retensi; dan
5) untuk Kontrak yang mempunyai subkontrak, permintaan
pembayaran harus dilengkapi bukti pembayaran kepada seluruh
subPenyedia sesuai dengan prestasi pekerjaan.
b) Pembayaran terakhir hanya dilakukan setelah pekerjaan selesai 100%
(seratus perseratus) dan berita acara penyerahan pertama pekerjaan
diterbitkan.
Untuk pengadaan barang :
a) Penyelesaian pembayaran hanya dapat dilaksanakan setelah barang
dinyatakan diterima sesuai dengan berita acara serah terima barang
dan bilamana dianggap perlu dilengkapi dengan berita acara hasil uji
coba.
b) Pembayaran dengan L/C mengikuti ketentuan umum yang berlaku di
bidang perdagangan.
Untuk jasa konsultansi :
a) Pembayaran prestasi hasil pekerjaan yang disepakati dilakukan oleh
PPK, dengan ketentuan:
1) Penyedia telah mengajukan tagihan disertai laporan kemajuanhasil
pekerjaan;
2) pembayaran dapat dilakukan dengan sistem bulanan atau sistem
termin yang didasarkan pada prestasi pekerjaan sesuai ketentuan
dalam Dokumen Kontrak;
3) pembayaran bulanan/termin harus dipotong angsuran uang muka
dan denda (apabila ada), serta pajak-pajak yang berlaku;
4) untuk Kontrak yang mempunyai subkontrak, permintaan
pembayaran harus dilengkapi bukti pembayaran kepada seluruh
sub Penyedia sesuai dengan prestasi pekerjaan.
18
b) Pembayaran terakhir hanya dilakukan setelah pekerjaan selesai 100%
(seratus perseratus) dan berita acara serah terima pekerjaan
diterbitkan.
c) Apabila Penyedia tidak menyelesaikan kewajibannya sesuai dengan
kontrak, PPK berhak menolak membayar tagihan yang disampaikan
oleh Penyedia.
16. Denda dan Ganti Rugi
a) Denda merupakan sanksi finansial yang dikenakan kepada Penyedia,
sedangkan ganti rugi merupakan sanksi finansial yang dikenakan
kepada PPK karena terjadinya cidera janji/wanprestasi yang
tercantum dalam Kontrak.
b)Dalam hal Penyedia terlambat menyelesaikan pekerjaan maka
Penyedia hanya dikenakan denda keterlambatan.
c) Besarnya denda kepada Penyedia atas keterlambatan penyelesaian
pekerjaan (untuk pekerjaan konstruksi, pengadaan barang dan jasa
lainnya) adalah:
1) 1/1000 (satu perseribu) dari sisa harga bagian Kontrak yang
belum dikerjakan, apabila bagian pekerjaan yang sudah
dilaksanakan dapat berfungsi;
2) 1/1000 (satu perseribu) dari harga Kontrak, apabila bagian
pekerjaan yang sudah dilaksanakan belum berfungsi;
3) pilihan denda angka 1) atau dan angka 2) dituangkan dalam
Dokumen Kontrak.
d) Besarnya denda kepada Penyedia atas keterlambatan penyelesaian
pekerjaan (untuk pekerjaan jasa konsultani) adalah:
1) 1/1000 (satu perseribu) dari sisa biaya bagian Kontrak yang
belum selesai dikerjakan, apabila kontrak terdiri atas bagian
pekerjaan yang dapat dinilai terpisah dan bukan merupakan
kesatuan system, serta hasil pekerjaan tersebut telah diterima
oleh PPK;
2) 1/1000 (satu perseribu) dari biaya Kontrak, apabila bagian
pekerjaan belum diterima oleh PPK;
3) pilihan denda angka 1) atau dan angka 2) dituangkan dalam
Dokumen Kontrak.
19
e) Besarnya ganti rugi yang dibayar oleh PPK atas keterlambatan
pembayaran adalah sebesar bunga dari nilai tagihan yang terlambat
dibayar, berdasarkan tingkat suku bunga yang berlaku pada saat itu
menurut ketetapan Bank Indonesia, atau dapat diberikan
kompensasi sesuai ketentuan dalam Dokumen Kontrak.
f) Tata cara pembayaran denda dan/atau ganti rugi diatur dalam
Dokumen Kontrak.
17. Penyesuaian Harga
Untuk pekerjaan konstruksi dan jasa lainnya :
a) Penyesuaian harga diberlakukan terhadap Kontrak Tahun Jamak
yang berbentuk Kontrak Harga Satuan, dengan ketentuan:
1) mengacu kepada Dokumen Pengadaan dan/atau perubahan
Dokumen Pengadaan, yang selanjutnya dituangkan dalam
Dokumen Kontrak.
2) masa pelaksanaannya lebih dari 12 (duabelas) bulan dan
diberlakukan mulai bulan ke-13 (tiga belas) sejak pelaksanaan
pekerjaan.
b) Penyesuaian harga tidak diberlakukan terhadap Kontrak Tahun
Tunggal dan Kontrak Lump Sum serta pekerjaan dengan Harga
Satuan Timpang.
c) Tata cara perhitungan penyesuaian harga harus dicantumkan dengan
jelas dalam Dokumen Kontrak.
Untuk pengadaan barang :
a) Penyesuaian harga dilakukan sesuai degan ketentuan yang tercantum
dalam dokumen kontrak.
b) Penyesuaian harga dapat diberlakukan terhadap kontrak yang
menggunakan kontrak harga satuan yang jangka waktu pelaksaaan
pekerjaan lebih dari 12 (dua belas) bulan.
Untuk pekerjaan jasa konsultansi :
a) Penyesuaian biaya diberlakukan terhadap Kontrak Tahun Jamak
sesuai dengan ketentuan yang tercantum dalam dokumen kontrak
b) Penyesuaian biaya dapat diberlakukan terhadap kontrak yang lebih
dari 12 (dua belas) bulan untuk kontrak satuan biaya (Time base).
20
c) Penyesuaian biaya diberlakukan bulan bulan ke-13 (tiga belas) sejak
pelaksanaan kontrak (SPMK)
d) Penyesuaian harga satuan berlaku bagi seluruh kegiatan/mata
pembayaran, kecuali komponen keuntungan dan biaya overhead
sebagai mana tercantum dalam penawaran.
e) Tata cara perhitungan penyesuaian biaya harus dicantumkan dengan
jelas dalam Dokumen Kontrak.
18. Keadaan Kahar
a) Apabila terjadi Keadaan Kahar, maka Penyedia memberitahukan
kepada PPK paling lambat 14 (empat belas) hari kalender sejak
terjadinya keadaan kahar, dengan menyertakan pernyataan Keadaan
Kahar dari pejabat yang berwenang, sesuai ketentuan peraturan
perundang-undangan.
b) Keterlambatan pelaksanaan pekerjaan akibat Keadaan Kahar yang
dilaporkan paling lambat 14 (empat belas) hari kalender sejak
terjadinya Keadaan Kahar, tidak dikenakan sanksi.
19. Perpanjangan Waktu Pelaksanaan Pekerjaan
a) Perpanjangan waktu pelaksanaan dapat diberikan oleh PPK atas
pertimbangan yang layak dan wajar untuk hal-hal sebagai berikut:
1) pekerjaan tambah;
2) perubahan disain (untuk pekerjaan kontruksi, pengadaan barang
dan jasa lainnya);
3) Perubahan ruang lingkup pekerjaan (untuk jasa konsultansi);
4) keterlambatan yang disebabkan oleh PPK; d) masalah yang
timbul diluar kendali Penyedia; dan/atau
5) Keadaan Kahar.
b) Waktu penyelesaian pekerjaan dapat diperpanjang
sekurangkurangnya sama dengan waktu terhentinya Kontrak akibat
Keadaan Kahar.
c) PPK dapat menyetujui perpanjangan waktu pelaksanaan atas
Kontrak setelah melakukan penelitian terhadap usulan tertulis yang
diajukan oleh Penyedia.
d) PPK dapat menugaskan Panitia/Pejabat Peniliti Pelaksanaan Kontrak
untuk meneliti kelayakan usulan perpanjangan waktu pelaksanaan.
21
e) Persetujuan perpanjangan waktu pelaksanaan dituangkan dalam
adendum Kontrak.
20. Kerjasama Antara Penyedia dan Sub Penyedia
Untuk pekerjaan konstruksi dan jasa lainnya :
a) Penyedia yang mempunyai harga yang tercantum dalam Kontrak di
atas Rp25.000.000.000,00 (dua puluh lima miliar rupiah) wajib
bekerja sama dengan Penyedia Usaha Mikro dan Usaha Kecil serta
koperasi kecil, yaitu dengan mensubkontrakkan sebagian pekerjaan
yang bukan pekerjaan utama.
b) Bagian pekerjaan yang disubkontrakkan tersebut harus diatur dalam
Kontrak dan disetujui terlebih dahulu oleh PPK.
c) Penyedia tetap bertanggung jawab atas bagian pekerjaan yang
disubkontrakkan tersebut.
d) Ketentuan-ketentuan dalam subkontrak harus mengacu kepada
Kontrak serta menganut prinsip kesetaraan.
Untuk jasa konsultansi :
a) Bagian pekerjaan yang dikerjakan oleh sub Penyedia harus diatur
dalam Kontrak dan disetujui terlebih dahulu oleh PPK.
b) Penyedia tetap bertanggungjawab atas bagian pekerjaan yang
dikerjakan oleh sub Penyedia.
c) Ketentuan-ketentuan dalam kerja sama dengan sub Penyedia harus
mengacu kepada harga yang tercantum dalam Kontrak serta
menganut prinsip kesetaraan.
21. Serah Terima Pekerjaan
Untuk pekerjaan konstruksi dan jasa lainnya :
a) Setelah pekerjaan selesai 100% (seratus perseratus), Penyedia
mengajukan permintaan secara tertulis kepada PPK untuk
penyerahan pekerjaan.
b) Dalam rangka penilaian hasil pekerjaan, PPK menugaskan
Panitia/Pejabat Penerima Hasil Pekerjaan.
c) Panitia/Pejabat Penerima Hasil Pekerjaan melakukan penilaian
terhadap hasil pekerjaan yang telah diselesaikan oleh Penyedia.
Apabila terdapat kekurangan-kekurangan dan/atau cacat hasil
pekerjaan, Penyedia wajib memperbaiki/menyelesaikannya.
22
d) PPK menerima penyerahan pertama pekerjaan setelah seluruh hasil
pekerjaan dilaksanakan sesuai dengan ketentuan Kontrak dan
diterima oleh Panitia/Pejabat Penerima Hasil Pekerjaan.
e) Dalam hal masa pemeliharaan tidak melewati akhir tahun anggaran,
maka pembayaran dilakukan sebesar 95% (sembilan puluh lima
perseratus) dari nilai Kontrak, sedangkan yang 5% (lima perseratus)
merupakan retensi selama masa pemeliharaan atau pembayaran
dilakukan sebesar 100% (seratus perseratus) dari nilai Kontrak dan
Penyedia harus menyerahkan Jaminan Pemeliharaan sebesar 5%
(lima perseratus) dari nilai Kontrak.
f) Dalam hal masa pemeliharaan melewati akhir tahun anggaran, maka
pembayaran dilakukan sebesar 100% (seratus perseratus) dari nilai
Kontrak dan Penyedia harus menyerahkan Jaminan Pemeliharaan
sebesar 5% (lima perseratus) dari nilai Kontrak.
g) Penyedia wajib memelihara hasil pekerjaan selama masa
pemeliharaan sehingga kondisi tetap seperti pada saat penyerahan
pertama pekerjaan.
h) Setelah masa pemeliharaan berakhir, Penyedia mengajukan
permintaan secara tertulis kepada PPK untuk penyerahan akhir
pekerjaan.
i) PPK menerima penyerahan akhir pekerjaan setelah Penyedia
melaksanakan semua kewajibannya selama masa pemeliharaan
dengan baik. PPK wajib melakukan pembayaran sisa nilai Kontrak
yang belum dibayar atau mengembalikan Jaminan Pemeliharaan.
j) Apabila Penyedia tidak melaksanakan kewajiban pemeliharaan
sebagaimana mestinya, maka PPK berhak menggunakan uang
retensi untuk membiayai perbaikan/pemeliharaan atau mencairkan
Jaminan Pemeliharaan.
Untuk pengadaan barang
Serah Terima Barang :
a) Setelah pekerjaan 100% (seratus perseratus), Penyedia mengajukan
permintaan secara tertulis kepada PPK untuk penyerahan pekerjaan;
b) Dalam rangka penilaian hasil pekerjaan, PPK menugaskan
Panitia/Pejabat Penerima Hasil Pekerjaan.
23
c) PPK melakukan penilaian terhadap hasil pekerjaan yang telah
diselesaikan oleh Penyedia. Apabila terdapat kekurangankekurangan
dan/atau cacat hasil pekerjaan, Penyedia wajib
memperbaiki/menyelesaikannya.
d) PPK menerima penyerahan pekerjaan setelah:
1) seluruh hasil pekerjaan dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
Kontrak dan diterima oleh Panitia/Pejabat Penerima Hasil
Pekerjaan; dan
2) Penyedia menyerahkan sertifikat garansi kepada PPK (apabila
diperlukan).
Untuk jasa Konsultansi
Penyelesaian Pekerjaan :
a) PPK melakukan penilaian terhadap hasil pekerjaan yang telah
diselesaikan oleh Penyedia. Apabila terdapat kekurangan-
kekurangan, Penyedia wajib menyelesaikannya.
b) Dalam rangka penilaian hasil pekerjaan, PPK menugaskan
Panitia/Pejabat Penerima Hasil Pekerjaan.
c) PPK menerima penyerahan pekerjaan setelah seluruh hasil pekerjaan
dilaksanakan dan diterima oleh dari Panitia/Pejabat Penerima Hasil
Pekerjaan.
d) Membuat berita acara serah terima laporan akhir, setelah seluruh
pekerjaan diselesaikan.
22. Penghentian dan Pemutusan Kontrak
a) Penghentian Kontrak dapat dilakukan karena pekerjaan sudah
selesai atau terjadi Keadaan Kahar.
b) Dalam hal Kontrak dihentikan, maka PPK wajib membayar kepada
Penyedia sesuai dengan prestasi pekerjaan yang telah dicapai.
c) Pemutusan Kontrak dilakukan apabila:
1) Kebutuhan barang/jasa tidak dapat ditunda melebihi batas
berakhirnya kontrak;
2) Berdasarkan penelitian PPK, Penyedia tidak akan mampu
menyelesaikan keseluruhan pekerjaan walaupun diberikan
kesempatan sampai dengan 50 (lima puluh) hari kalender sejak
masa berakhirnya pelaksanaan pekerjaan untuk menyelesaikan
pekerjaan;
24
3) Setelah diberikan kesempatan menyelesaikan pekerjaan sampai
dengan 50 (lima puluh) hari kalender sejak masa berakhirnya
pelaksanaan pekerjaan, Penyedia Barang/Jasa tidak dapat
menyelesaikan pekerjaan;
4) Penyedia lalai/cidera janji dalam melaksanakan kewajibannya
dan tidak memperbaiki kelalaiannya dalam jangka waktu yang
telah ditetapkan;
5) Penyedia terbukti melakukan KKN, kecurangan dan/atau
pemalsuan dalam proses Pengadaan yang diputuskan oleh
instansi yang berwenang; dan/atau
6) Pengaduan tentang penyimpangan prosedur, dugaan KKN
dan/atau pelanggararan persaingan sehat dalam pelaksanaan
Pengadaan dinyatakan benar oleh instansi yang berwenang
7) Dalam hal pemutusan Kontrak dilakukan karena kesalahan
Penyedia:
(1) Jaminan Pelaksanaan dicairkan (kecuali jasa
konsultansi);
(2) Sisa Uang Muka harus dilunasi oleh Penyedia atau
Jaminan Uang Muka dicairkan (apabila diberikan);
(3) Penyedia Barang/Jasa membayar denda keterlambatan
terhadap bagian kontrak yang terlambat diselesaikan
sebagaimana ketentuan dalam kontrak, apabila
pemutusan kontrak tidak dilakukan terhadap seluruh
bagian kontrak; dan
(4) Penyedia dimasukkan dalam Daftar Hitam.
8) Dalam hal pemutusan Kontrak dilakukan karena PPK terlibat
penyimpangan prosedur, melakukan KKN dan/atau
pelanggararan persaingan sehat dalam pelaksanaan Pengadaan,
maka PPK dikenakan sanksi berdasarkan peraturan perundang-
undangan.
23. Keterlambatan Pelaksanaan Pekerjaan dan Kontrak Kritis
Untuk pekerjaan konstruksi :
a) Apabila penyedia terlambat melaksanakan pekerjaan sesuai jadwal,
maka PPK harus memberikan peringatan secara tertulis atau
dikenakan ketentuan tentang kontrak kritis.
25
b) Kontrak dinyatakan kritis apabila:
1) Dalam periode I (rencana fisik pelaksanaan 0%
– 70% dari kontrak), realisasi fisik pelaksanaan
terlambat lebih besar 10% dari rencana;
2) Dalam periode II (rencana fisik pelaksanaan 70% - 100% dari
kontrak), realisasi fisik pelaksanaan terlambat lebih besar 5%
dari rencana;
3) Rencana fisik pelaksanaan 70% - 100% dari kontrak, realisasi
fisik pelaksanaan terlambat kurang dari 5% dari rencana dan
akan melampaui tahun anggaran berjalan.
c) Penanganan kontrak kritis.
1) Dalam hal keterlambatan pada huruf a) dan penanganan
kontrak pada huruf b), penanganan kontrak kritis dilakukan
dengan Rapat pembuktian (show cause meeting/SCM)
(1) Pada saat kontrak dinyatakan kritis direksi pekerjaan
menerbitkan surat peringatan kepada penyedia dan
selanjutnya menyelenggarakan SCM.
(2) Dalam SCM direksi pekerjaan, direksi teknis dan
penyedia membahas dan menyepakati besaran kemajuan
fisik yang harus dicapai oleh penyedia dalam periode
waktu tertentu (uji coba pertama) yang dituangkan
dalam berita acara SCM tingkat Tahap I
(3) Apabila penyedia gagal pada uji coba pertama, maka
harus diselenggarakan SCM Tahap II yang membahas
dan menyepakati besaran kemajuan fisik yang harus
dicapai oleh penyedia dalam periode waktu tertentu (uji
coba kedua) yang dituangkan dalam berita acara SCM
Tahap II
(4) Apabila penyedia gagal pada uji coba kedua, maka harus
diselenggarakan SCM Tahap III yang membahas dan
menyepakati besaran kemajuan fisik yang harus dicapai
oleh penyedia dalam periode waktu tertentu (uji coba
ketiga) yang dituangkan dalam berita acara SCM.
Tahap III
26
(5) Pada setiap uji coba yang gagal, PPK harus menerbitkan
surat peringatan kepada penyedia atas keterlambatan
realisasi fisik pelaksanaan pekerjaan.
d) Dalam hal terjadi keterlambatan dan akan melampaui tahun
anggaran berjalan akibat kesalahan Penyedia Pekerjaan Konstruksi,
sebelum dilakukan pemutusan kontrak Penyedia Pekerjaan
Konstruksi dapat diberi kesempatan menyelesaikan pekerjaan
sampai dengan 50 (lima puluh) hari kalender sejak masa
berakhirnya pelaksanaan pekerjaan dengan diberlakukan denda
sebesar 1/1000 (satu perseribu) dari nilai Kontrak atau nilai bagian
Kontrak apabila ditetapkan serah terima pekerjaan secara parsial
untuk setiap hari keterlambatan. Kesempatan menyelesaikan
pekerjaan selama 50 (lima puluh) hari tersebut dapat melampaui
tahun anggaran berjalan.
e) Dalam hal penyelesaian pekerjaan akibat keterlambatan melampaui
tahun anggaran berjalan, diterbitkan adendum untuk mencantumkan
sumber dana tahun anggaran berikutnya atas sisa pekerjaan yang
akan diselesaikan dan memperpanjang masa berlaku jaminan
pelaksanaan.
f) Dalam hal keterlambatan pada 23. a) atau 23 b), setelah dilakukan
penanganan kontrak kritis sesuai 23 c), PPK dapat langsung
memutuskan kontrak secara sepihak dengan mengesampingkan
Pasal 1266 Kitab UndangUndang Hukum Perdata. PPK dapat
memutuskan Kontrak secara sepihak, apabila:
1) kebutuhan barang/jasa tidak dapat ditunda melebihi batas
berakhirnya kontrak;
2) berdasarkan penelitian PPK, Penyedia Barang/Jasa tidak akan
mampu menyelesaikan keseluruhan pekerjaan walaupun
diberikan kesempatan sampai dengan 50 (lima puluh) hari
kalender sejak masa berakhirnya pelaksanaan pekerjaan untuk
menyelesaikan pekerjaan; dan/atau
3) setelah diberikan kesempatan menyelesaikan pekerjaan sampai
dengan 50 (lima puluh) hari kalender sejak masa berakhirnya
pelaksanaan pekerjaan, Penyedia Barang/Jasa tidak dapat
menyelesaikan pekerjaan.
27
Untuk pengadaan barang dan jasa lainnya :
a) Apabila penyedia terlambat melaksanakan pekerjaan sesuai jadwal,
maka PPK harus memberikan peringatan secara tertulis atau
dikenakan ketentuan tentang kontrak kritis.
b) Ketentuan tentang Kontrak kritis disepakati antara PPK dan
Penyedia sesuai tahapan dari jadwal pelaksanaan pekerjaan yang
disampaikan oleh penyedia.
c) Penanganan kontrak kritis.
1) Dalam hal keterlambatan pada huruf a) dan penanganan
kontrak pada huruf b), penanganan kontrak kritis dilakukan
dengan Rapat pembuktian (show cause meeting/SCM)
(1) Pada saat kontrak dinyatakan kritis direksi pekerjaan
menerbitkan surat peringatan kepada penyedia dan
selanjutnya menyelenggarakan SCM.
(2) Dalam SCM direksi pekerjaan, direksi teknis dan
penyedia membahas dan menyepakati jadwal
pelaksanaan yang harus dicapai oleh penyedia dalam
periode waktu tertentu (uji coba pertama) yang
dituangkan dalam berita acara SCM tingkat Tahap I.
(3) Apabila penyedia gagal pada uji coba pertama, maka
harus diselenggarakan SCM Tahap II yang membahas
dan menyepakati jadwal pelaksanaan yang harus dicapai
oleh penyedia dalam periode waktu tertentu (uji coba
kedua) yang dituangkan dalam berita acara SCM
Tahap II.
(4) Apabila penyedia gagal pada uji coba kedua, maka harus
diselenggarakan SCM Tahap III yang membahas dan
menyepakati jadwal pelaksanaan yang harus dicapai oleh
penyedia dalam periode waktu tertentu (uji coba ketiga)
yang dituangkan dalam berita acara SCM. Tahap III.
(5) Pada setiap uji coba yang gagal, PPK harus menerbitkan
surat peringatan kepada penyedia atas keterlambatan
jadwal pelaksanaan pekerjaan.
(6) Tahapan SCM untuk setiap pengadaan barang dan jasa
lainnya disesuaikan periode waktu pelaksanaan.
28
Untuk Jasa Konsultansi :
a) Jika pekerjaan tidak selesai pada Tanggal Penyelesaian bukan
akibat Keadaan Kahar atau karena kesalahan atau kelalaian
penyedia maka PPK dapat menghentikan Kontrak dan
menangguhkan pemenuhan hak-hak penyedia atau menangguhkan
pembayaran.
b) Jika keterlambatan tersebut semata-mata disebabkan oleh kesalahan
atau kelalaian PPK maka PPK dikenakan Ganti Rugi atau
memberikan Kompensasi.
c) Penghentian Kontrak atau Ganti Rugi atau Kompensasi tidak
dilakukan jika Tanggal Penyelesaian disepakati oleh Para Pihak
untuk diperpanjang.
d) Tanggal Penyelesaian yang dimaksud dalam Pasal ini adalah
tanggal penyerahan setiap hasil kerja dan tanggal penyelesaian
semua pekerjaan dengan penyerahan laporan akhir sebagaimana
ditetapkan dalam SPMK
B. EVALUASI DAN PENGENDALIAN PELAKSANAAN APBD.
1. Guna mengevaluasi Kinerja SKPD maka Pengguna Anggaran menyampaikan laporan
realisasi fisik dan keuangan (sesuai format 15 s/d. 17 terlampir) kepada Bupati
Badung Cq. Bagian Administrasi Pembangunan Sekretariat Daerah Kabupaten
Badung setelah penetapan APBD;
2. Pelaksanaan Sistem Evaluasi dan Pelaporan kegiatan akan dilakukan secara online
melalui Aplikasi e-Monev Kabupaten Badung;
3. Proses Input Data dilakukan oleh seorang Admin e-Monev;
4. Dalam rangka pengendalian kegiatan-kegiatan khususnya untuk Belanja Modal, PPK
wajib menyampaikan resume Surat Perjanjian (Kontrak) masing-masing kegiatan
kepada Bupati Badung Cq. Bagian Administrasi Pembangunan Sekretariat Daerah
Kabupaten Badung (sesuai format 14 terlampi).
5. Sesuai dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 27 Tahun
2014 tentang Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Rencana Kerja Pembangunan
Daerah Tahun 2015, Pengguna Anggaran menyampaikan Laporan pengendalian dan
evaluasi RKPD kepada Bupati Badung Cq. Kepala Bappeda Litbang Kabupaten
Badung ( sesuai format 21 dan 22 terlampir);
29
C. PENGELOLAAN BARANG MILIK DAERAH
Dalam rangka tertib administrasi Pengelolaan Barang Milik Daerah, agar memperhatikan
hal-hal sebagai berikut :
1. Setiap barang yang diterima oleh SKPD dari pelaksanaan APBD, yang tujuannya untuk
mendukung tugas pokok dan fungsi SKPD, wajib melaporkan kepada Bupati Badung
disertai dengan usul penggunaannya, (sesuai format 18 s/d 20 terlampir).
2. Tanah/dan/atau bangunan termasuk inventaris barang lainnya yang merupakan
perolehan baru atau lama yang tidak digunakan langsung untuk mendukung tugas
pokok dan fungsi SKPD, agar diserahkan kepada Bupati Badung Cq. Kepala Bagian
Pdan Aset Daerah Setda Kabupaten Badung selaku Pembantu Pengelola Barang,
disertai dokumen pendukung sebagai berikut :
a. Perolehan Baru : Berita Acara Serah Terima Barang
b. Perolehan Lama : Data KIB dan Berita Acara Serah Terima Barang.
3. Berdasarkan pelaporan dan penyerahan sebagaimana dimaksud point 1 (satu) dan 2
(dua) diatas, selanjutnya ditetapkan status penggunaannya oleh Bupati Badung untuk
pelayanan publik SKPD.
Demikian disampaikan untuk menjadi perhatian dan dilaksanakan sebagaimana mestinya.
BUPATI BADUNG,
ANAK AGUNG GDE AGUNG
Tembusan disampaikan kepada :1. Ketua DPRD Kabupaten Badung;2. Wakil Bupati Badung;3. Sekretris Daerah Kabupaten Badung;4. Arsip.