EDARAN_BUPATI_2015

46
Mangupura, 5 Januari 2015 Kepada Yth. Para Kepala SKPD di Lingkungan Pemerintah Kabupaten Badung di- Badung S U R A T E D A R A N NOMOR 03 TAHUN 2015 TENTANG PELAKSANAAN PENGADAAN BARANG/JASA, EVALUASI DAN PENGENDALIAN SERTA PENGELOLAAN BARANG MILIK DAERAH TAHUN ANGGARAN 2015 Dalam rangka pelaksanaan pengadaan barang/jasa, evaluasi dan pengendalian serta pengelolaan barang milik daerah di lingkungan Pemerintah Kabupaten Badung yang pembiayaannya baik sebagian atau seluruhnya bersumber dari APBN/APBD Tahun Anggaran 2015, maka untuk tertib administrasi dan teknis pelaksanaannya agar berpedoman pada ketentuan-ketentuan sebagai berikut : 1. Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 2014 tentang Pengelolaan Barang Milik Negara/Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 92, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5533); 2. Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Peraturan Presiden Nomor 172 Tahun 2014

description

BB

Transcript of EDARAN_BUPATI_2015

Page 1: EDARAN_BUPATI_2015

Mangupura, 5 Januari 2015

KepadaYth. Para Kepala SKPD di Lingkungan

Pemerintah Kabupaten Badungdi-Badung

S U R A T E D A R A N NOMOR 03 TAHUN 2015

TENTANGPELAKSANAAN PENGADAAN BARANG/JASA, EVALUASI DAN PENGENDALIAN

SERTA PENGELOLAAN BARANG MILIK DAERAH TAHUN ANGGARAN 2015

Dalam rangka pelaksanaan pengadaan barang/jasa, evaluasi dan pengendalian serta

pengelolaan barang milik daerah di lingkungan Pemerintah Kabupaten Badung yang

pembiayaannya baik sebagian atau seluruhnya bersumber dari APBN/APBD Tahun Anggaran

2015, maka untuk tertib administrasi dan teknis pelaksanaannya agar berpedoman pada

ketentuan-ketentuan sebagai berikut :

1. Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 2014 tentang Pengelolaan Barang Milik

Negara/Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 92, Tambahan

Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5533);

2. Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah

sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Peraturan Presiden Nomor 172

Tahun 2014 tentang Perubahan Ketiga Atas Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010

tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah;

3. Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 13 Tahun 2006 tentang

Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah sebagimana telah diubah beberapa kali terakhir

dengan Pereturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011 Perubahan Kedua atas

tentang Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 13 Tahun 2006

tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah;

4. Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2007 tentang

Pedoman Teknis Pengelolaan Barang Milik Daerah;

Page 2: EDARAN_BUPATI_2015

2

5. Peraturan Daerah Kabupaten Badung Nomor 1 Tahun 2009 tentang Pengelolaan Barang

Milik Daerah;

6. Peraturan Kepala LKPP Nomor 8 Tahun 2012 tentang Pelaporan Realisasi Pengadaan

Barang/Jasa Pemerintah;

7. Peraturan Kepala LKPP Nomor 13 Tahun 2012 tanggal 8 Nopember 2012 tentang

Pengumuman Rencana Umum Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah;

8. Peraturan Kepala LKPP Nomor 14 Tahun 2012 Tanggal 9 November 2012 tentang

Petunjuk Teknis Peraturan Presiden Nomor 70 Tahun 2012 tentang Perubahan Kedua atas

Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah;

9. Peraturan Kepala LKPP Nomor 18 Tahun 2012 tanggal 28 Desember 2012 tentang E-

Tendering;

10. Peraturan Kepala LKPP Nomor 18 Tahun 2014 tanggal 29 Agustus 2014 tentang Daftar

Hitam Dalam Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah;

11. Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 27 Tahun 2014 tentang

Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Rencana Kerja Pembangunan Daerah Tahun

2015;

12. Surat Edaran bersama Menteri Dalam Negeri, Kepala Lembaga Kebijakan Pengadaan

Barang/Jasa Pemerintah Nomor 027/530B/SJ dan Nomor 6/SE/KA/2012 tanggal 27

Desember 2012 perihal Percepatan Pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah;

13. Surat Edaran Kepala Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah Nomor :

1 Tahun 2013 tanggal 7 Juni 2013 tentang Pengadaan Barang/Jasa dengan sistem E-

Purchasing;

14. Surat Kepala LKPP nomor 76/KA/10/2014 tanggal 27 Oktober 2014 tentang Kewajiban

Mengumumkan Rencana Umum Pengadaan (RUP) Tahun Anggaran 2015 dengan

Menggunakan SiRUP.

15. Ketentuan lain sesuai dengan peraturan perundang undangan yang berlaku.

A. PENGADAAN BARANG/JASA TAHUN ANGGARAN 2015

1. PERSIAPAN PEMILIHAN PENYEDIA BARANG/JASA :

a. Setiap Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) sejak diterbitkannya Surat Edaran

ini wajib mengambil langkah-langkah sebagai berikut :

1) Pengguna Anggaran (PA) :

a) Menetapkan dan mengumumkan Rencana Umum Pengadaan (RUP);

b) Mengusulkan 1 (satu) atau beberapa orang KPA kepada Kepala Daerah

untuk ditetapkan apabila diperlukan;

c) Menetapkan Pejabat Pembuat Komitmen (PPK);

Page 3: EDARAN_BUPATI_2015

3

d) Menetapkan Pejabat Pengadaan;

e) Menetapkan Panitia/Pejabat Penerima Hasil Pekerjaan;

f) Menetapkan Pejabat/Tim Peneliti Kontrak, atas usulan PPK;

g) Menetapkan Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan (PPTK), atas usulan PPK;

h) Menetapkan Admin Si-RUP dan Admin e-Monev;

i) Pengangkatan dan pemberhentian Pejabat sebagaimana disebut pada point

c), d), e) dan g) tidak terikat tahun anggaran.

2) Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) :

a) Menetapkan Tim Pendukung (Direksi Lapangan, Konsultan Pengawas,

Tim Pelaksana Swakelola, dan lain-lain);

b) Menetapkan Tim atau tenaga ahli pemberi penjelasan teknis (aanwijzer)

untuk pelaksanaan pelelangan di ULP;

c) Mengusulkan Pejabat/Tim Peneliti Kontrak dan PPTK kepada PA;

d) Melakukan pengkajian ulang RUP;

e) Menetapkan Rencana Pelaksanaan Pengadaan Barang/Jasa meliputi :

Spesifikasi Teknis Barang/Jasa, Harga Perkiraan Sendiri (HPS),

Rancangan Kontrak dan khusus untuk Pekerjaan Jasa Konsultansi juga

wajib menetapkan Kerangka Acuan Kerja (KAK) ;

f) Menandatangani Pakta Integritas.

b. Pengguna Anggaran (PA) pada Pemerintah Daerah mengumumkan Rencana

Umum Pengadaan Barang/Jasa secara terbuka kepada masyarakat luas, setelah

APBD yang merupakan rencana keuangan tahunan Pemerintah Daerah dibahas dan

disetujui bersama oleh Pemerintah Daerah dan DPRD. PA mengumumkan

kembali Rencana Umum Pengadaan, apabila terdapat perubahan/penambahan

DIPA/DPA;

c. Sesuai dengan Surat Kepala Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jas

Pemerintah nomor 76/KA/10/2014 tanggal 27 Oktober 2014, maka PA wajib

mengumumkan Rencana Umum Pengadaan (RUP) Tahun Anggaran 2015 dengan

menggunakan SiRUP yang menjadi syarat bagi K/L/D/I untuk melakukan lelang

(e-tendering) menggunakan Sistem Pengadaan Secara Elektronik (SPSE).

d. RUP wajib diinput oleh seorang Admin SiRUP baik kegiatan yang dilakukan

melalui swakelola dan/atau pemilihan penyedia barang/jasa dalam Sistem Informasi

Rencana Umum Pengadaan (SiRUP) pada Portal Pengadaan Nasional dengan

aplikasi yang terdapat pada website : www. inaproc.lkpp.go.id dan diunggah

(diupload) pada kolom berita www.lpse.badungkab.go.id,

Page 4: EDARAN_BUPATI_2015

4

e. Berkaitan dengan penggunaan Aplikasi SiRUP, pada saat ini beberapa fitur SiRUP

dapat digunakan untuk memfasilitasi Pengguna Anggaran atau Kuasa Pengguna

Anggaran dalam mengumumkan RUP pada website Pemerintah Kabupaten

Badung, baik yang sifatnya manual dengan menggunakan file hasil cetak PDF yang

dihasilkan dari SiRUP, atau yang sifatnya realtime dengan menggunakan link hasil

cetak PDF yang juga merupakan fitur yang terdapat pada SiRUP (Tata cara

Pengumuman RUP melalui website K/L/D/I selengkapnya sesuai Surat Kepala

LKPP nomor 76/KA/10/2014 tanggal 27 Oktober 2014 terlampir)

f. Untuk mengupload File PDF (Pengumuman RUP) ke dalam website Pemerintah

Kabupaten Badung, Pengguna Anggaran atau Kuasa Pengguna Anggaran dapat

mengirimkan File PDF (Pengumuman RUP) dimaksud ke alamat email :

[email protected] untuk selanjutnya di upload oleh Dinas Perhubungan

Informasi dan Komunikasi Kabupaten Badung ke dalam website Pemerintah

Kabupaten Badung.

g. Kepala Dinas Perhubungan Informasi dan Komunikasi Kabupaten Badung agar

menugaskan bawahannya yang mengelola website Pemerintah Kabupaten Badung

untuk mengupload file PDF (Pengumuman RUP) yang dikirim oleh setiap

Pengguna Anggaran atau Kuasa Pengguna Anggaran melalui alamat email

[email protected] ke dalam website Pemerintah Kabupaten Badung.

h. Hasil cetak PDF RUP dari SiRUP (hard copy) disampaikan kepada ULP

Pemerintah Kabupaten Badung d/a. Bagian Administrasi Pembangunan Setda.

Kabupaten Badung, Cq. Kepala Sub.Bagian Evaluasi dan Pelaporan.

i. Sesuai dengan program TEPPA yang tertuang dalam Surat Edaran Menteri Dalam

Negeri RI nomor 903/601/Sj tanggal 6 Pebruari 2013 tentang Upaya Percepatan

Realisasi APBD Provinsi dan Kabupaten/Kota, maka ULP merencanakan untuk

menyelesaikan proses pelelangan pada bulan April tahun berjalan, sehingga seluruh

Dokumen yang berkaitan dengan Persiapan Pengadaan harus sudah diselesaikan

oleh SKPD paling lambat Desember tahun sebelumnya.

j. Sesuai Surat Edaran Deputi V UKP-PPP Nomor TEP/S-18/09/2014, tanggal 9

September 2014 perihal Integrasi Aplikasi SISMONTEP TEPPA dengan Monev

Online LKPP maka kepada SKPD dapat melihat data serapan anggaran belanja

Pemerintah Kabupaten Badung melalui MONEV Online LKPP

http://monev.lkpp.go.id

Page 5: EDARAN_BUPATI_2015

5

2. PELAKSANAAN PEMILIHAN PENYEDIA BARANG/JASA :

a. Sebelum dimulainya proses pemilihan melalui ULP, PPK mengirimkan daftar

paket-paket pekerjaan ditanda tangani oleh PPK yang proses pemilihannya

melalui ULP ke sekretariat ULP.

b. PPK mendaftarkan paket kegiatan yang sudah siap dilelangkan secara online

melalui website ULP Kabupaten Badung dengan alamat :

www.lelang .ulpbadung.info serta menyampaikan Dokumen masing-masing Paket

Kegiatan dalam bentuk hard copy kepada ULP yang meliputi antara lain :

1) Spesifikasi teknis barang/jasa;

2) Harga Perkiraan Sendiri (HPS), yang disusun berdasarkan hasil survey;

3) Rancangan Surat Perjanjian terdiri dari :

(a) Pokok Perjanjian;

(b) Syarat-syarat Umum Kontrak (SSUK);

(c) Syarat-Syarat Khusus Kontrak (SSKK).

4) Gambar-gambar rencana;

5) Daftar Kuantitas (BoQ) dan Daftar Harga Satuan serta Daftar Analisa;

6) Kerangka Acuan Kerja/KAK;

7) Copy Surat Keputusan tentang :

(a) Penetapan Pejabat Pembuat Komitmen (PPK)

(b) Penetapan Tim/Tenaga Ahli Pemberi Penjelasan Teknis (Aanwijzer);

8) Copy RKA/DPA dan Surat Pernyataan dari PA bahwa kode rekening untuk

kegiatan yang akan dilelangkan sudah benar dan dapat

dipertanggungjawabkan;

9) Khusus untuk paket pekerjaan yang pengadaannya melalui e-Purchasing

(e-Katalog) agar dilengkapi dengan print out daftar barang dan penyedia yang

tertuang dalam sistem;

10) Pakta Integritas oleh PPK untuk setiap kegiatan.

Contoh format : Permohonan pelelangan, HPS, KAK, Pakta Integritas (sesuai

format 1 s/d. 13 terlampir) dan dokumen-dokumen diatas disampaikan dalam

bentuk Hardcopy dan Softcopy (CD).

c. Paket pengadaan barang/jasa yang dilaksanakan oleh ULP :

1) Paket Pengadaan Barang/Pekerjaan Konstruksi/Jasa Lainnya yang bernilai

diatas Rp. 200.000.000,- (dua ratus juta rupiah) dan dapat juga melaksanakan

Pemilihan Penyedia Barang/Jasa paket pengadaan barang/konstruksi/jasa

lainnya dengan nilai paling tinggi Rp. 200.000.000,00 (dua ratus juta rupiah)

atas permintaan dari PPK;

Page 6: EDARAN_BUPATI_2015

6

2) Paket Pengadaan Jasa Konsultansi yang bernilai diatas Rp. 50.000.000,- (lima

puluh juta rupiah) dan dapat juga melaksanakan Pemilihan Penyedia

Barang/Jasa paket pengadaan jasa konsultansi dengan nilai paling tinggi Rp.

50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah) atas permintaan dari PPK ;

d. Pejabat Pengadaan wajib mengumumkan hasil pemilihan Penyedia Barang/Jasa

setelah ditetapkan melalui ”kolom berita LPSE dan papan pengumuman resmi”.

3. PENANDATANGANAN DAN PELAKSANAAN KONTRAK :

a. Penandatanganan Kontrak

Setelah SPPBJ diterbitkan, PPK melakukan finalisasi terhadap rancangan

Kontrak, dan menandatangani Kontrak pelaksanaan pekerjaan, apabila

dananya telah cukup tersedia dalam Dokumen Anggaran, dengan ketentuan

sebagai berikut :

1). Penandatanganan Kontrak dilakukan paling lambat 14 (empat belas)

hari kerja setelah diterbitkan SPPBJ dan setelah Penyedia menyerahkan

Jaminan Pelaksanaan, dengan ketentuan:

(a) nilai Jaminan Pelaksanaan untuk harga penawaran terkoreksi

antara 80% (delapan puluh perseratus) sampai dengan 100%

(seratus perseratus) nilai total HPS adalah sebesar 5% (lima

perseratus) dari nilai Kontrak;

(b) nilai Jaminan Pelaksanaan untuk harga penawaran terkoreksi atau

dibawah 80% (delapan puluh perseratus) nilai HPS adalah sebesar

5% (lima perseratus) dari nilai total HPS; dan

(c) masa berlaku Jaminan Pelaksanaan sejak tanggal

penandatanganan Kontrak sampai dengan serah terima berdasarkan

Kontrak.

(d) Jaminan pelaksanaan tidak diperlukan untuk jasa konsulatansi.

2). PPK dan Penyedia tidak diperkenankan mengubah substansi Dokumen

Pengadaan sampai dengan penandatanganan Kontrak, kecuali

mempersingkat waktu pelaksanaan pekerjaan dikarenakan jadwal

pelaksanaan pekerjaan yang ditetapkan sebelumnya akan melewati batas

tahun anggaran.

(a). Dalam hal perubahan waktu pelaksanaan pekerjaan melewati batas

tahun anggaran, penandatanganan kontrak dilakukan setelah

mendapat persetujuan kontrak tahun jamak.

Page 7: EDARAN_BUPATI_2015

7

(b). PPK dan Penyedia wajib memeriksa konsep Kontrak meliputi

substansi, bahasa, redaksional, angka dan huruf serta membubuhkan

paraf pada setiap lembar Dokumen Kontrak.

(c) Menetapkan urutan hirarki bagian-bagian Dokumen Kontrak dalam

Surat Perjanjian, dengan maksud apabila terjadi pertentangan

ketentuan antara bagian satu dengan bagian yang lain, maka berlaku

urutan sebagai berikut:

1) adendum Surat Perjanjian;

2) pokok perjanjian;

3) surat penawaran berikut daftar kuantitas dan harga;

4) syarat-syarat khusus Kontrak;

5) syarat-syarat umum Kontrak;

6) spesifikasi khusus;

7) spesifikasi umum;

8) gambar-gambar; dan

9) dokumen lainnya seperti: jaminan-jaminan, SPPBJ dan Berita –

Berita Acara Pemilihan.

(d) Banyaknya rangkap Kontrak dibuat sesuai kebutuhan, yaitu:

sekurang-kurangnya 2 (dua) Kontrak asli, terdiri dari:

1)Kontrak asli pertama untuk PPK dibubuhi materai pada bagian

yang ditandatangani oleh Penyedia; dan

2)Kontrak asli kedua untuk Penyedia dibubuhi materai pada bagian

yang ditandatangani oleh PPK;

3) rangkap Kontrak lainnya tanpa dibubuhi materai, apabila

diperlukan.

(e) Penandatanganan Kontrak yang kompleks dan/atau bernilai diatas

Rp100.000.000.000,00 (seratus miliar rupiah) dilakukan setelah

memperoleh pendapat ahli hukum Kontrak.

(f) Pihak yang berwenang menandatangani Kontrak atas nama Penyedia

adalah Direksi yang disebutkan amanya dalam Akta

Pendirian/Anggaran Dasar, yang telah didaftarkan sesuai dengan

peraturan perundang-undangan atau Penyedia perorangan.

(g). Pihak lain yang bukan Direksi atau yang namanya tidak disebutkan

dalam Akta Pendirian/Anggaran Dasar sebagaimana dimaksud pada

huruf (f), dapat menandatangani Kontrak, sepanjang pihak tersebut

adalah pengurus/karyawan perusahaan yang berstatus sebagai tenaga

kerja tetap dan mendapat kuasa atau pendelegasian wewenang yang

Page 8: EDARAN_BUPATI_2015

8

sah dari Direksi atau pihak yang sah berdasarkan Akta

Pendirian/Anggaran Dasar untuk menandatangani Kontrak.

b. Pelaksanaan Kontrak

1) SPMK (untuk Pekerjaan Konstruksi, Jasa Lainnya dan Jasa

Konsultansi)

a) PPK menyerahkan seluruh/sebagian lokasi pekerjaan yang

dibutuhkan kepada Penyedia sebelum diterbitkannya SPMK.

b) PPK menerbitkan SPMK selambat-lambatnya 14 (empat belas)

hari kalender sejak tanggal penandatanganan Kontrak.

c) Dalam SPMK dicantumkan saat paling lambat dimulainya

pelaksanaan Kontrak oleh Penyedia.

d) Untuk SPK, tanggal mulai kerja dapat ditetapkan sama dengan

tanggal penandatanganan SPK atau tanggal dikeluarkannya SPMK.

2) SP (untuk Pengadaan Barang)

a) PPK menerbitkan SP selambat-lambatnya 14 (empat belas) hari

kalender sejak tanggal penandatanganan Kontrak.

b) SP harus sudah disetujui/ditandatangani oleh Penyedia sesuai

dengan yang dipersyaratkan dengan dibubuhi materai selambat-

lambatnya 7 (tujuh) hari kalender sejak tanggal penerbitan SP;

c) Tanggal penandatanganan SP oleh Penyedia ditetapkan sebagai

tanggal awal perhitungan waktu penyerahan.

3) Penyusunan Program Mutu

a) Program mutu disusun oleh Penyedia paling sedikit berisi :

(1) informasi mengenai pekerjaan yang akan dilaksanakan;

(2) organisasi kerja Penyedia;

(3) jadwal pelaksanaan pekerjaan;

(4) prosedur pelaksanaan pekerjaan;

(5) prosedur instruksi kerja;

(6) pelaksana kerja; dan

(7) Jadwal penugasan tenaga ahli dan tenaga pendukung (khusus

untuk Jasa Konsultansi)

b) Program mutu dapat direvisi sesuai dengan kondisi lokasi pekerjaan.

4) Rapat Persiapan Pelaksanaan Kontrak

a) Untuk pekerjaan konstruksi dan jasa lainnya, PPK bersama dengan

Penyedia, unsur perencanaan, dan unsur pengawasan,

menyelenggarakan rapat persiapan pelaksanaan Kontrak.

Page 9: EDARAN_BUPATI_2015

9

Untuk pekerjaan jasa konsultansi dan pengadaan barang, PPK

bersama dengan Penyedia menyelenggarakan rapat persiapan

pelaksanaan kontrak.

b) Beberapa hal yang dibahas dan disepakati dalam rapat

persiapan pelaksanaan Kontrak adalah:

(1) program mutu;

(2) organisasi kerja;

(3) tata cara pengaturan pelaksanaan pekerjaan;

(4) jadwal pengadaan bahan/material, mobilisasi peralatan dan

personil (kecuali untuk pekerjaan pengadaan barang);

(5) penyusunan rencana pemeriksaan lokasi pekerjaan dan khusus

untuk jasa konsultansi dibahas penyusunan rencana

pelaksanaan pemeriksaan lapangan bersama.

c) Hasil rapat persiapan pelaksanaan kontrak dituangkan dalam Berita

Acara Rapat Persiapan Pelaksanaan Kontrak yang ditandatangani

oleh seluruh peserta rapat.

5) Mobilisasi (untuk pekerjaan konstruksi, jasa lainnya dan jasa

konsultansi)

a) Mobilisasi paling lambat harus sudah mulai dilaksanakan dalam

waktu 30 (tiga puluh) hari sejak diterbitkan SPMK (untuk pekerjaan

konstruksi), sedangkan untuk pekerjaan jasa konsultansi dan jasa

lainnya mobilisasi dilakukan setelah tanggal dimulainya

pelaksanaan pekerjaan.

b) Mobilisasi dilakukan sesuai dengan lingkup pekerjaan.

Untuk pekerjaan konstruksi dan jasa lainnya :

(1) mendatangkan peralatan-peralatan terkait yang diperlukan

dalam pelaksanaan pekerjaan;

(2) mempersiapkan fasilitas seperti kantor, rumah, gedung

laboratorium, bengkel, gudang, dan sebagainya; dan/atau

(3) mendatangkan personil-personil.

Untuk pekerjaan jasa konsultansi :

(1) mendatangkan tenaga ahli;

(2) mendatangkan tenaga pendukung; dan/atau

(3) menyiapkan peralatan pendukung.

Page 10: EDARAN_BUPATI_2015

10

c) Mobilisasi peralatan dan personil dapat dilakukan secara bertahap

sesuai dengan kebutuhan.

6) Pemeriksaan Bersama

Untuk pengadaan barang, pekerjaan konstruksi dan jasa lainnya:

a) apabila diperlukan, pada tahap awal pelaksanaan Kontrak, PPK

bersama-sama dengan Penyedia melakukan pemeriksaan lokasi

pekerjaan bersama dengan melakukan pengukuran dan pemeriksaan

detail kondisi lokasi pekerjaan untuk setiap rencana mata

pembayaran.

b) Untuk pemeriksaan bersama ini, PA/KPA dapat membentuk

Panitia/Pejabat Peneliti Pelaksanaan Kontrak atas usul PPK.

c) Hasil pemeriksaan bersama dituangkan dalam Berita Acara. Apabila

dalam pemeriksaan bersama mengakibatkan perubahan isi Kontrak,

maka harus dituangkan dalam adendum Kontrak.

Untuk jasa konsultansi :

a) Pemeriksaan (inspeksi) personil dan peralatan harus dilaksanakan

setelah personil dan peralatan tiba di lokasi pekerjaan serta

dibuatkan Berita Acara Hasil Inspeksi/Pemeriksaan

yangditandatangani oleh PPK dan Penyedia.

b) Dalam pemeriksaan personil dan peralatan, PPK dapat dibantu Tim

Teknis dan/atau Tim Pendukung.

c) Bila hasil inspeksi/pemeriksaan personil dan peralatan ternyata

belum memenuhi persyaratan, Penyedia dapat melaksanakan

pekerjaan dengan syarat personil dan peralatan yang belum

memenuhi syarat harus diganti sesuai dengan ketentuan dalam

Kontrak.

d) Apabila dalam pemeriksaan personil dan peralatan mengakibatkan

perubahan isi Kontrak, harus dituangkan dalam bentuk adendum

Kontrak.

8. Inspeksi Pabrikasi (untuk pengadaan barang dan jasa lainnya) ;

a) PPK atau Tim Inspeksi yang ditunjuk PPK dapat melakukan inspeksi

atas proses pabrikasi barang/peralatan khusus.

b) Jadwal, tempat dan ruang lingkup inspeksi harus sesuai dengan

ketentuan dalam Kontrak.

c) Biaya pelaksanaan inspeksi termasuk dalam harga Kontrak.

Page 11: EDARAN_BUPATI_2015

11

9. Pemeriksaan Lapangan (untuk jasa Konsultansi)

a) Apabila diperlukan, PPK bersama-sama dengan Penyedia

melakukan pemeriksaan lapangan untuk melakukan pengukuran

dan pemeriksaan detail kondisi lapangan.

b) Untuk pemeriksaan lapangan, PPK dapat dibantu Tim Teknis

dan/atau Tim Pendukung.

c) Hasil pemeriksaan lapangan dituangkan dalam Berita Acara

Pemeriksaan Lapangan yang ditandatangani oleh PPK dan

Penyedia.

d) Apabila dalam pemeriksaan lapangan mengakibatkan perubahan isi

Kontrak, harus dituangkan dalam adendum Kontrak.

10. Perubahan Personil dan Peralatan yang diajukan oleh Penyedia (untuk

jasa konsultansi)

a) Penyedia dapat mengajukan penggantian personil dan/atau

peralatan kepada PPK.

b) Penyedia tidak dibenarkan melakukan penggantian personil

dan/atau peralatan tanpa persetujuan PPK.

c) PPK meneliti permohonan perubahan personil dan/atau peralatan,

dengan ketentuan:

(1) Menyetujui permohonan perubahan personil dan/atau

peralatan bila alasan yang diajukan dianggap sesuai;

(2) Tidak mengurangi kualifikasi tenaga ahli yang ditawarkan, dan

tidak menambah nilai kontrak. Untuk kontrak biaya satuan

(time based), biaya langsung personil harus disesuaikan

dengan

gaji dasar tenaga ahli yang menggantikan.

(3) Menolak permohonan perubahan personil dan/atau peralatan

bila alasan yang diajukan dianggap tidak sesuai.

d) Untuk mengajukan permohonan penggantian personil, Penyedia

diwajibkan melampirkan riwayat hidup/pengalaman kerja personil

yang diusulkan dan disertai alasan penggantian personil yang

bersangkutan.

e) Dalam rangka penilaian usulan penggantian personil dan/atau

peralatan, PPK dapat dibantu Panitia/Pejabat Peneliti Pelaksanaan

Kontrak.

Page 12: EDARAN_BUPATI_2015

12

11. Penggantian Personil Penyedia atas Perintah PPK (untuk jasa

konsultansi)

a) Personil dari Penyedia yang dianggap tidak mampu atau tidak dapat

melakukan pekerjaan dengan baik atau berkelakuan tidak baik,

harus segera dilakukan perintah penggantian personil

kepada Penyedia dengan kualifikasi keahlian personil yang sama

atau lebih tinggi.

b) Dalam waktu maksimal 15 (lima belas) hari sejak perintah

penggantian personil, harus sudah menerima personil

penggantidari Penyedia.

12. Pembayaran Uang Muka

a) Nilai besaran uang muka paling tinggi sesuai dengan nilai yang

ditetapkan dalam Kontrak.

b) Besarnya Jaminan Uang Muka adalah senilai uang muka yang

diterima Penyedia.

c) Jaminan Uang Muka diterbitkan oleh Bank Umum, perusahaan

penjaminan atau perusahaan asuransi, khusus untuk penyedia jasa

konsultansi berbentuk perorangan dan jasa konsultansi berbentuk

badan usaha melalui seleksi international jaminan uang muka

diterbitkan oleh Bank milik Pemerintah Indonesia (Badan Usaha

Milik Negara).

d) Penyedia dapat mengajukan permintaan pembayaran uang muka

secara tertulis kepada PPK disertai dengan rencana penggunaan

uang muka untuk melaksanakan pekerjaan sesuai Kontrak.

e) PPK mengajukan surat permintaan pembayaran untuk permohonan

tersebut setelah Jaminan Uang Muka diterima dari Penyedia.

f) Pengembalian uang muka diperhitungkan berangsur-angsur secara

proporsional pada setiap pembayaran prestasi pekerjaan dan paling

lambat harus lunas pada saat pekerjaan mencapai prestasi

100 % (seratus perseratus).

g). Untuk Kontrak tahun jamak, nilai Jaminan Uang Muka secara

bertahap dapat dikurangi sesuai dengan pencapaian prestasi

pekerjaan.

Page 13: EDARAN_BUPATI_2015

13

13. Perubahan Kegiatan Pekerjaan

Untuk pengadaan barang, pekerjaan konstruksi dan jasa lainnya :

a) Untuk kepentingan pemeriksaan, PA/KPA dapat membentuk

Panitia/Pejabat Peneliti Pelaksanaan Kontrak atas usul PPK.

b) Apabila terdapat perbedaan yang signifikan antara kondisi lokasi

pekerjaan pada saat pelaksanaan dengan gambar dan spesifikasi

yang ditentukan dalam dokumen Kontrak, maka PPK bersama

Penyedia dapat melakukan perubahan,meliputi antara lain:

(1) menambah atau mengurangi volume pekerjaan yang

tercantum dalam Kontrak;

(2) mengurangi atau menambah jenis pekerjaan;

(3) mengubah spesifikasi teknis dan gambar pekerjaan sesuai

dengan kebutuhan lokasi pekerjaan (untuk pekerjaan

konstruksi);

(4) mengubah spesifikasi teknis pekerjaan sesuai dengan

kebutuhan lokasi pekerjaan (untuk pengadaan barang dan

jasa lainnya); dan/atau

(5) melaksanakan pekerjaan tambah yang belum tercantum

dalam Kontrak yang diperlukan untuk menyelesaikan seluruh

pekerjaan;

c) Perubahan pekerjaan pada huruf b) berlaku untuk pekerjaan yang

menggunakan Kontrak Harga Satuan atau bagian pekerjaan yang

menggunakan harga satuan dari Kontrak Gabungan Lump Sum dan

Harga Satuan.

d) Pekerjaan tambah sebagaimana dimaksud pada huruf b)

dilaksanakan dengan ketentuan:

(1) tidak melebihi 10% (sepuluh perseratus) dari harga yang

tercantum dalam perjanjian/Kontrak awal

(2) tersedia anggaran untuk pekerjaan tambah.

e) Perintah perubahan pekerjaan dibuat oleh PPK secara tertulis

kepada Penyedia kemudian dilanjutkan dengan negosiasi teknis

dan harga dengan tetap mengacu pada ketentuan yang tercantum

dalam Kontrak awal.

f) Hasil negosiasi tersebut dituangkan dalam Berita Acara sebagai

dasar penyusunan adendum Kontrak.

Page 14: EDARAN_BUPATI_2015

14

Untuk Jasa Konsultansi

Perubahan Lingkup Pekerjaan :

a) Apabila terdapat perbedaan yang signifikan antara kondisi lapangan

pada saat pelaksanaan dengan Kerangka Acuan Kerja yang telah

ditentukan dalam Kontrak, PPK bersama Penyedia dapat melakukan

perubahan Kontrak yang meliputi antara lain:

1) menambah atau mengurangi volume pekerjaan yang tercantum

dalam Kontrak;

2) mengurangi atau menambah jenis pekerjaan;

3) mengubah spesifikasi pekerjaan sesuai dengan kebutuhan

lapangan;

4) melaksanakan pekerjaan tambah/kurang yang belum tercantum

dalam Kontrak yang diperlukan untuk menyelesaikan seluruh

pekerjaan.

b) Perubahan pekerjaan pada huruf a) berlaku untuk pekerjaan

yangmenggunakan Kontrak Harga Satuan atau bagian pekerjaan yang

menggunakan harga satuan dari Kontrak Gabungan Lump Sum dan

Harga Satuan; dan

c) Pekerjaan tambah sebagaimana dimaksud pada huruf a) dilaksanakan

dengan ketentuan :

1) tidak melebihi 10% (sepuluh perseratus) dari biaya yang tercantum

dari perjanjian/Kontrak awal; dan

2) tersedia anggaran untuk pekerjaan tambah.

d) Perintah perubahan pekerjaan dibuat oleh PPK secara tertulis kepada

Penyedia, ditindaklanjuti dengan negosiasi teknis dan biaya dengan

tetap mengacu pada ketentuan yang tercantum dalam Kontrak awal.

e) Hasil negosiasi tersebut dituangkan dalam Berita Acara sebagai dasar

penyusunan adendum Kontrak.

f) Dalam hal penilaian perubahan lingkup pekerjaan sebagaimana

dimaksud pada hruf a), huruf b), huruf c), dan huruf d), PPK dapat

dibantu oleh Panitia/Pejabat Pelaksana Kontrak.

Page 15: EDARAN_BUPATI_2015

15

14. Laporan Hasil Pekerjaan

Untuk pekerjaan konstruksi, jasa lainnya dan pengadaan barang :

a) Pemeriksaan pekerjaan dilakukan selama pelaksanaan Kontrak untuk

menetapkan volume pekerjaan atau kegiatan yang telah dilaksanakan

guna pembayaran hasil pekerjaan. Hasil pemeriksaan pekerjaan

dituangkan dalam laporan kemajuan hasil pekerjaan.

b)Untuk kepentingan pengendalian dan pengawasan pelaksanaan

pekerjaan, seluruh aktivitas kegiatan pekerjaan dilokasi pekerjaan

dicatat dalam buku harian sebagai bahan laporan harian pekerjaan

yang berisi rencana dan realisasi pekerjaan harian.

c) Laporan harian berisi (untuk pekerjaan konstruksi dan jasa lainnya) :

1) jenis dan kuantitas bahan yang berada dilokasi pekerjaan;

2) penempatan tenaga kerja untuk tiap macam tugasnya;

3) jenis, jumlah dan kondisi peralatan;

4) jenis dan kuantitas pekerjaan yang dilaksanakan;

5) keadaan cuaca termasuk hujan, banjir dan peristiwa alam

lainnya yang berpengaruh terhadap kelancaran pekerjaan; dan

6) catatan-catatan lain yang berkenaan dengan pelaksanaan.

d)Laporan harian dibuat oleh Penyedia, apabila diperlukan diperiksa

oleh konsultan dan disetujui oleh wakil PPK (untuk pekerjaan

konstruksi).

e)Laporan mingguan terdiri dari rangkuman laporan harian dan berisi

hasil kemajuan fisik pekerjaan dalam periode satu minggu, serta hal-

hal penting yang perlu ditonjolkan (untuk pekerjaan konstruksi).

f) Laporan bulanan terdiri dari rangkuman laporan mingguan dan berisi

hasil kemajuan fisik pekerjaan dalam periode satu bulan, serta hal-hal

penting yang perlu ditonjolkan(untuk pekerjaan konstruksi).

g)Laporan dibuat oleh penyedia, apabila diperlukan diperiksa oleh

konsultan dan disetujui oleh wakil PPK (untuk pengadaan barang dan

jasa lainnya).

h)Untuk merekam kegiatan pelaksanaan proyek, PPK membuat foto-

foto dokumentasi pelaksanaan pekerjaan di lokasi pekerjaan.

Untuk pekerjaan jasa konsultansi :

a) Penyedia wajib menyerahkan laporan dan dokumen sesuai dengan

ketentuan yang telah diatur dalam Kontrak. Atas penerimaan laporan

dan dokumen tersebut dibuatkan tanda terima.

Page 16: EDARAN_BUPATI_2015

16

b) PPK bersama Penyedia melakukan pembahasan dan penilaian

terhadap laporan dan dokumen yang diserahkan oleh Penyedia.

c) PPK dan Penyedia membuat berita acara hasil pembahasan dan

penilaian laporan.

d) Jika terdapat kekurangan-kekurangan, Penyedia harus

memperbaiki dan menyelesaikan kekurangan-kekurangan sesuai yang

diinstruksikan oleh PPK dan menyerahkan laporan hasil perbaikan

kepada PPK.

e) PPK menerima kembali penyerahan laporan yang telah diperbaiki

oleh Penyedia (bila ada), dan membuat berita acara serah terima

laporan hasil perbaikan.

f) Laporan Akhir dibuat dalam bentuk cetakan (hardcopy) dan/atau file

(softcopy).

g) Menyerahkan semua rancangan, gambar, spesifikasi, desain, laporan,

dan dokumen-dokumen lain serta piranti lunak yang dipersiapkan

oleh Penyedia berdasarkan kontrak ini dan menjadi hak milik PPK.

h) Penyedia paling lambat pada waktu pemutusan atau akhir masa

kontrak berkewajiban untuk menyerahkan semua dokumen tersebut

beserta daftar rinciannya kepada PPK.

i) Penyedia dapat menyimpan 1 (satu) buah salinan tiap dokumen dan

piranti lunak tersebut setelah mendapatkan persetujuan PPK.

j) Jika dikemudian hari Penyedia dan pihak ketiga akan melakukan

pengembangan terhadap piranti lunak tersebut dan untuk itu

diperlukan lisensi, Penyedia harus mendapatkan persetujuan lebih

dahulu dari PA. Untuk tujuan ini PA berhak untuk mendapatkan

penggantian biaya atas pengembangan piranti lunak tersebut.

k) Pembatasan (jika ada) mengenai penggunaan dokumen dan piranti

lunak tersebut di atas di kemudian hari diatur dalam syarat-syarat

khusus kontrak.

15. Pembayaran Prestasi Pekerjaan

Untuk pekerjaan konstruksi dan jasa lainnya :

a) Pembayaran prestasi hasil pekerjaan yang disepakati dilakukan oleh

PPK, dengan ketentuan:

1) Penyedia telah mengajukan tagihan disertai laporan kemajuan

hasil pekerjaan;

Page 17: EDARAN_BUPATI_2015

17

2) pembayaran dilakukan dengan sistem bulanan atau sistem termin

sesuai ketentuan dalam Dokumen Kontrak;

3) pembayaran dilakukan senilai pekerjaan yang telah terpasang,

tidak termasuk bahan/material dan peralatan yang ada di lokasi

pekerjaan;

4) pembayaran bulanan/termin harus dipotong angsuran uang muka,

denda (apabila ada), pajak dan uang retensi; dan

5) untuk Kontrak yang mempunyai subkontrak, permintaan

pembayaran harus dilengkapi bukti pembayaran kepada seluruh

subPenyedia sesuai dengan prestasi pekerjaan.

b) Pembayaran terakhir hanya dilakukan setelah pekerjaan selesai 100%

(seratus perseratus) dan berita acara penyerahan pertama pekerjaan

diterbitkan.

Untuk pengadaan barang :

a) Penyelesaian pembayaran hanya dapat dilaksanakan setelah barang

dinyatakan diterima sesuai dengan berita acara serah terima barang

dan bilamana dianggap perlu dilengkapi dengan berita acara hasil uji

coba.

b) Pembayaran dengan L/C mengikuti ketentuan umum yang berlaku di

bidang perdagangan.

Untuk jasa konsultansi :

a) Pembayaran prestasi hasil pekerjaan yang disepakati dilakukan oleh

PPK, dengan ketentuan:

1) Penyedia telah mengajukan tagihan disertai laporan kemajuanhasil

pekerjaan;

2) pembayaran dapat dilakukan dengan sistem bulanan atau sistem

termin yang didasarkan pada prestasi pekerjaan sesuai ketentuan

dalam Dokumen Kontrak;

3) pembayaran bulanan/termin harus dipotong angsuran uang muka

dan denda (apabila ada), serta pajak-pajak yang berlaku;

4) untuk Kontrak yang mempunyai subkontrak, permintaan

pembayaran harus dilengkapi bukti pembayaran kepada seluruh

sub Penyedia sesuai dengan prestasi pekerjaan.

Page 18: EDARAN_BUPATI_2015

18

b) Pembayaran terakhir hanya dilakukan setelah pekerjaan selesai 100%

(seratus perseratus) dan berita acara serah terima pekerjaan

diterbitkan.

c) Apabila Penyedia tidak menyelesaikan kewajibannya sesuai dengan

kontrak, PPK berhak menolak membayar tagihan yang disampaikan

oleh Penyedia.

16. Denda dan Ganti Rugi

a) Denda merupakan sanksi finansial yang dikenakan kepada Penyedia,

sedangkan ganti rugi merupakan sanksi finansial yang dikenakan

kepada PPK karena terjadinya cidera janji/wanprestasi yang

tercantum dalam Kontrak.

b)Dalam hal Penyedia terlambat menyelesaikan pekerjaan maka

Penyedia hanya dikenakan denda keterlambatan.

c) Besarnya denda kepada Penyedia atas keterlambatan penyelesaian

pekerjaan (untuk pekerjaan konstruksi, pengadaan barang dan jasa

lainnya) adalah:

1) 1/1000 (satu perseribu) dari sisa harga bagian Kontrak yang

belum dikerjakan, apabila bagian pekerjaan yang sudah

dilaksanakan dapat berfungsi;

2) 1/1000 (satu perseribu) dari harga Kontrak, apabila bagian

pekerjaan yang sudah dilaksanakan belum berfungsi;

3) pilihan denda angka 1) atau dan angka 2) dituangkan dalam

Dokumen Kontrak.

d) Besarnya denda kepada Penyedia atas keterlambatan penyelesaian

pekerjaan (untuk pekerjaan jasa konsultani) adalah:

1) 1/1000 (satu perseribu) dari sisa biaya bagian Kontrak yang

belum selesai dikerjakan, apabila kontrak terdiri atas bagian

pekerjaan yang dapat dinilai terpisah dan bukan merupakan

kesatuan system, serta hasil pekerjaan tersebut telah diterima

oleh PPK;

2) 1/1000 (satu perseribu) dari biaya Kontrak, apabila bagian

pekerjaan belum diterima oleh PPK;

3) pilihan denda angka 1) atau dan angka 2) dituangkan dalam

Dokumen Kontrak.

Page 19: EDARAN_BUPATI_2015

19

e) Besarnya ganti rugi yang dibayar oleh PPK atas keterlambatan

pembayaran adalah sebesar bunga dari nilai tagihan yang terlambat

dibayar, berdasarkan tingkat suku bunga yang berlaku pada saat itu

menurut ketetapan Bank Indonesia, atau dapat diberikan

kompensasi sesuai ketentuan dalam Dokumen Kontrak.

f) Tata cara pembayaran denda dan/atau ganti rugi diatur dalam

Dokumen Kontrak.

17. Penyesuaian Harga

Untuk pekerjaan konstruksi dan jasa lainnya :

a) Penyesuaian harga diberlakukan terhadap Kontrak Tahun Jamak

yang berbentuk Kontrak Harga Satuan, dengan ketentuan:

1) mengacu kepada Dokumen Pengadaan dan/atau perubahan

Dokumen Pengadaan, yang selanjutnya dituangkan dalam

Dokumen Kontrak.

2) masa pelaksanaannya lebih dari 12 (duabelas) bulan dan

diberlakukan mulai bulan ke-13 (tiga belas) sejak pelaksanaan

pekerjaan.

b) Penyesuaian harga tidak diberlakukan terhadap Kontrak Tahun

Tunggal dan Kontrak Lump Sum serta pekerjaan dengan Harga

Satuan Timpang.

c) Tata cara perhitungan penyesuaian harga harus dicantumkan dengan

jelas dalam Dokumen Kontrak.

Untuk pengadaan barang :

a) Penyesuaian harga dilakukan sesuai degan ketentuan yang tercantum

dalam dokumen kontrak.

b) Penyesuaian harga dapat diberlakukan terhadap kontrak yang

menggunakan kontrak harga satuan yang jangka waktu pelaksaaan

pekerjaan lebih dari 12 (dua belas) bulan.

Untuk pekerjaan jasa konsultansi :

a) Penyesuaian biaya diberlakukan terhadap Kontrak Tahun Jamak

sesuai dengan ketentuan yang tercantum dalam dokumen kontrak

b) Penyesuaian biaya dapat diberlakukan terhadap kontrak yang lebih

dari 12 (dua belas) bulan untuk kontrak satuan biaya (Time base).

Page 20: EDARAN_BUPATI_2015

20

c) Penyesuaian biaya diberlakukan bulan bulan ke-13 (tiga belas) sejak

pelaksanaan kontrak (SPMK)

d) Penyesuaian harga satuan berlaku bagi seluruh kegiatan/mata

pembayaran, kecuali komponen keuntungan dan biaya overhead

sebagai mana tercantum dalam penawaran.

e) Tata cara perhitungan penyesuaian biaya harus dicantumkan dengan

jelas dalam Dokumen Kontrak.

18. Keadaan Kahar

a) Apabila terjadi Keadaan Kahar, maka Penyedia memberitahukan

kepada PPK paling lambat 14 (empat belas) hari kalender sejak

terjadinya keadaan kahar, dengan menyertakan pernyataan Keadaan

Kahar dari pejabat yang berwenang, sesuai ketentuan peraturan

perundang-undangan.

b) Keterlambatan pelaksanaan pekerjaan akibat Keadaan Kahar yang

dilaporkan paling lambat 14 (empat belas) hari kalender sejak

terjadinya Keadaan Kahar, tidak dikenakan sanksi.

19. Perpanjangan Waktu Pelaksanaan Pekerjaan

a) Perpanjangan waktu pelaksanaan dapat diberikan oleh PPK atas

pertimbangan yang layak dan wajar untuk hal-hal sebagai berikut:

1) pekerjaan tambah;

2) perubahan disain (untuk pekerjaan kontruksi, pengadaan barang

dan jasa lainnya);

3) Perubahan ruang lingkup pekerjaan (untuk jasa konsultansi);

4) keterlambatan yang disebabkan oleh PPK; d) masalah yang

timbul diluar kendali Penyedia; dan/atau

5) Keadaan Kahar.

b) Waktu penyelesaian pekerjaan dapat diperpanjang

sekurangkurangnya sama dengan waktu terhentinya Kontrak akibat

Keadaan Kahar.

c) PPK dapat menyetujui perpanjangan waktu pelaksanaan atas

Kontrak setelah melakukan penelitian terhadap usulan tertulis yang

diajukan oleh Penyedia.

d) PPK dapat menugaskan Panitia/Pejabat Peniliti Pelaksanaan Kontrak

untuk meneliti kelayakan usulan perpanjangan waktu pelaksanaan.

Page 21: EDARAN_BUPATI_2015

21

e) Persetujuan perpanjangan waktu pelaksanaan dituangkan dalam

adendum Kontrak.

20. Kerjasama Antara Penyedia dan Sub Penyedia

Untuk pekerjaan konstruksi dan jasa lainnya :

a) Penyedia yang mempunyai harga yang tercantum dalam Kontrak di

atas Rp25.000.000.000,00 (dua puluh lima miliar rupiah) wajib

bekerja sama dengan Penyedia Usaha Mikro dan Usaha Kecil serta

koperasi kecil, yaitu dengan mensubkontrakkan sebagian pekerjaan

yang bukan pekerjaan utama.

b) Bagian pekerjaan yang disubkontrakkan tersebut harus diatur dalam

Kontrak dan disetujui terlebih dahulu oleh PPK.

c) Penyedia tetap bertanggung jawab atas bagian pekerjaan yang

disubkontrakkan tersebut.

d) Ketentuan-ketentuan dalam subkontrak harus mengacu kepada

Kontrak serta menganut prinsip kesetaraan.

Untuk jasa konsultansi :

a) Bagian pekerjaan yang dikerjakan oleh sub Penyedia harus diatur

dalam Kontrak dan disetujui terlebih dahulu oleh PPK.

b) Penyedia tetap bertanggungjawab atas bagian pekerjaan yang

dikerjakan oleh sub Penyedia.

c) Ketentuan-ketentuan dalam kerja sama dengan sub Penyedia harus

mengacu kepada harga yang tercantum dalam Kontrak serta

menganut prinsip kesetaraan.

21. Serah Terima Pekerjaan

Untuk pekerjaan konstruksi dan jasa lainnya :

a) Setelah pekerjaan selesai 100% (seratus perseratus), Penyedia

mengajukan permintaan secara tertulis kepada PPK untuk

penyerahan pekerjaan.

b) Dalam rangka penilaian hasil pekerjaan, PPK menugaskan

Panitia/Pejabat Penerima Hasil Pekerjaan.

c) Panitia/Pejabat Penerima Hasil Pekerjaan melakukan penilaian

terhadap hasil pekerjaan yang telah diselesaikan oleh Penyedia.

Apabila terdapat kekurangan-kekurangan dan/atau cacat hasil

pekerjaan, Penyedia wajib memperbaiki/menyelesaikannya.

Page 22: EDARAN_BUPATI_2015

22

d) PPK menerima penyerahan pertama pekerjaan setelah seluruh hasil

pekerjaan dilaksanakan sesuai dengan ketentuan Kontrak dan

diterima oleh Panitia/Pejabat Penerima Hasil Pekerjaan.

e) Dalam hal masa pemeliharaan tidak melewati akhir tahun anggaran,

maka pembayaran dilakukan sebesar 95% (sembilan puluh lima

perseratus) dari nilai Kontrak, sedangkan yang 5% (lima perseratus)

merupakan retensi selama masa pemeliharaan atau pembayaran

dilakukan sebesar 100% (seratus perseratus) dari nilai Kontrak dan

Penyedia harus menyerahkan Jaminan Pemeliharaan sebesar 5%

(lima perseratus) dari nilai Kontrak.

f) Dalam hal masa pemeliharaan melewati akhir tahun anggaran, maka

pembayaran dilakukan sebesar 100% (seratus perseratus) dari nilai

Kontrak dan Penyedia harus menyerahkan Jaminan Pemeliharaan

sebesar 5% (lima perseratus) dari nilai Kontrak.

g) Penyedia wajib memelihara hasil pekerjaan selama masa

pemeliharaan sehingga kondisi tetap seperti pada saat penyerahan

pertama pekerjaan.

h) Setelah masa pemeliharaan berakhir, Penyedia mengajukan

permintaan secara tertulis kepada PPK untuk penyerahan akhir

pekerjaan.

i) PPK menerima penyerahan akhir pekerjaan setelah Penyedia

melaksanakan semua kewajibannya selama masa pemeliharaan

dengan baik. PPK wajib melakukan pembayaran sisa nilai Kontrak

yang belum dibayar atau mengembalikan Jaminan Pemeliharaan.

j) Apabila Penyedia tidak melaksanakan kewajiban pemeliharaan

sebagaimana mestinya, maka PPK berhak menggunakan uang

retensi untuk membiayai perbaikan/pemeliharaan atau mencairkan

Jaminan Pemeliharaan.

Untuk pengadaan barang

Serah Terima Barang :

a) Setelah pekerjaan 100% (seratus perseratus), Penyedia mengajukan

permintaan secara tertulis kepada PPK untuk penyerahan pekerjaan;

b) Dalam rangka penilaian hasil pekerjaan, PPK menugaskan

Panitia/Pejabat Penerima Hasil Pekerjaan.

Page 23: EDARAN_BUPATI_2015

23

c) PPK melakukan penilaian terhadap hasil pekerjaan yang telah

diselesaikan oleh Penyedia. Apabila terdapat kekurangankekurangan

dan/atau cacat hasil pekerjaan, Penyedia wajib

memperbaiki/menyelesaikannya.

d) PPK menerima penyerahan pekerjaan setelah:

1) seluruh hasil pekerjaan dilaksanakan sesuai dengan ketentuan

Kontrak dan diterima oleh Panitia/Pejabat Penerima Hasil

Pekerjaan; dan

2) Penyedia menyerahkan sertifikat garansi kepada PPK (apabila

diperlukan).

Untuk jasa Konsultansi

Penyelesaian Pekerjaan :

a) PPK melakukan penilaian terhadap hasil pekerjaan yang telah

diselesaikan oleh Penyedia. Apabila terdapat kekurangan-

kekurangan, Penyedia wajib menyelesaikannya.

b) Dalam rangka penilaian hasil pekerjaan, PPK menugaskan

Panitia/Pejabat Penerima Hasil Pekerjaan.

c) PPK menerima penyerahan pekerjaan setelah seluruh hasil pekerjaan

dilaksanakan dan diterima oleh dari Panitia/Pejabat Penerima Hasil

Pekerjaan.

d) Membuat berita acara serah terima laporan akhir, setelah seluruh

pekerjaan diselesaikan.

22. Penghentian dan Pemutusan Kontrak

a) Penghentian Kontrak dapat dilakukan karena pekerjaan sudah

selesai atau terjadi Keadaan Kahar.

b) Dalam hal Kontrak dihentikan, maka PPK wajib membayar kepada

Penyedia sesuai dengan prestasi pekerjaan yang telah dicapai.

c) Pemutusan Kontrak dilakukan apabila:

1) Kebutuhan barang/jasa tidak dapat ditunda melebihi batas

berakhirnya kontrak;

2) Berdasarkan penelitian PPK, Penyedia tidak akan mampu

menyelesaikan keseluruhan pekerjaan walaupun diberikan

kesempatan sampai dengan 50 (lima puluh) hari kalender sejak

masa berakhirnya pelaksanaan pekerjaan untuk menyelesaikan

pekerjaan;

Page 24: EDARAN_BUPATI_2015

24

3) Setelah diberikan kesempatan menyelesaikan pekerjaan sampai

dengan 50 (lima puluh) hari kalender sejak masa berakhirnya

pelaksanaan pekerjaan, Penyedia Barang/Jasa tidak dapat

menyelesaikan pekerjaan;

4) Penyedia lalai/cidera janji dalam melaksanakan kewajibannya

dan tidak memperbaiki kelalaiannya dalam jangka waktu yang

telah ditetapkan;

5) Penyedia terbukti melakukan KKN, kecurangan dan/atau

pemalsuan dalam proses Pengadaan yang diputuskan oleh

instansi yang berwenang; dan/atau

6) Pengaduan tentang penyimpangan prosedur, dugaan KKN

dan/atau pelanggararan persaingan sehat dalam pelaksanaan

Pengadaan dinyatakan benar oleh instansi yang berwenang

7) Dalam hal pemutusan Kontrak dilakukan karena kesalahan

Penyedia:

(1) Jaminan Pelaksanaan dicairkan (kecuali jasa

konsultansi);

(2) Sisa Uang Muka harus dilunasi oleh Penyedia atau

Jaminan Uang Muka dicairkan (apabila diberikan);

(3) Penyedia Barang/Jasa membayar denda keterlambatan

terhadap bagian kontrak yang terlambat diselesaikan

sebagaimana ketentuan dalam kontrak, apabila

pemutusan kontrak tidak dilakukan terhadap seluruh

bagian kontrak; dan

(4) Penyedia dimasukkan dalam Daftar Hitam.

8) Dalam hal pemutusan Kontrak dilakukan karena PPK terlibat

penyimpangan prosedur, melakukan KKN dan/atau

pelanggararan persaingan sehat dalam pelaksanaan Pengadaan,

maka PPK dikenakan sanksi berdasarkan peraturan perundang-

undangan.

23. Keterlambatan Pelaksanaan Pekerjaan dan Kontrak Kritis

Untuk pekerjaan konstruksi :

a) Apabila penyedia terlambat melaksanakan pekerjaan sesuai jadwal,

maka PPK harus memberikan peringatan secara tertulis atau

dikenakan ketentuan tentang kontrak kritis.

Page 25: EDARAN_BUPATI_2015

25

b) Kontrak dinyatakan kritis apabila:

1) Dalam periode I (rencana fisik pelaksanaan 0%

– 70% dari kontrak), realisasi fisik pelaksanaan

terlambat lebih besar 10% dari rencana;

2) Dalam periode II (rencana fisik pelaksanaan 70% - 100% dari

kontrak), realisasi fisik pelaksanaan terlambat lebih besar 5%

dari rencana;

3) Rencana fisik pelaksanaan 70% - 100% dari kontrak, realisasi

fisik pelaksanaan terlambat kurang dari 5% dari rencana dan

akan melampaui tahun anggaran berjalan.

c) Penanganan kontrak kritis.

1) Dalam hal keterlambatan pada huruf a) dan penanganan

kontrak pada huruf b), penanganan kontrak kritis dilakukan

dengan Rapat pembuktian (show cause meeting/SCM)

(1) Pada saat kontrak dinyatakan kritis direksi pekerjaan

menerbitkan surat peringatan kepada penyedia dan

selanjutnya menyelenggarakan SCM.

(2) Dalam SCM direksi pekerjaan, direksi teknis dan

penyedia membahas dan menyepakati besaran kemajuan

fisik yang harus dicapai oleh penyedia dalam periode

waktu tertentu (uji coba pertama) yang dituangkan

dalam berita acara SCM tingkat Tahap I

(3) Apabila penyedia gagal pada uji coba pertama, maka

harus diselenggarakan SCM Tahap II yang membahas

dan menyepakati besaran kemajuan fisik yang harus

dicapai oleh penyedia dalam periode waktu tertentu (uji

coba kedua) yang dituangkan dalam berita acara SCM

Tahap II

(4) Apabila penyedia gagal pada uji coba kedua, maka harus

diselenggarakan SCM Tahap III yang membahas dan

menyepakati besaran kemajuan fisik yang harus dicapai

oleh penyedia dalam periode waktu tertentu (uji coba

ketiga) yang dituangkan dalam berita acara SCM.

Tahap III

Page 26: EDARAN_BUPATI_2015

26

(5) Pada setiap uji coba yang gagal, PPK harus menerbitkan

surat peringatan kepada penyedia atas keterlambatan

realisasi fisik pelaksanaan pekerjaan.

d) Dalam hal terjadi keterlambatan dan akan melampaui tahun

anggaran berjalan akibat kesalahan Penyedia Pekerjaan Konstruksi,

sebelum dilakukan pemutusan kontrak Penyedia Pekerjaan

Konstruksi dapat diberi kesempatan menyelesaikan pekerjaan

sampai dengan 50 (lima puluh) hari kalender sejak masa

berakhirnya pelaksanaan pekerjaan dengan diberlakukan denda

sebesar 1/1000 (satu perseribu) dari nilai Kontrak atau nilai bagian

Kontrak apabila ditetapkan serah terima pekerjaan secara parsial

untuk setiap hari keterlambatan. Kesempatan menyelesaikan

pekerjaan selama 50 (lima puluh) hari tersebut dapat melampaui

tahun anggaran berjalan.

e) Dalam hal penyelesaian pekerjaan akibat keterlambatan melampaui

tahun anggaran berjalan, diterbitkan adendum untuk mencantumkan

sumber dana tahun anggaran berikutnya atas sisa pekerjaan yang

akan diselesaikan dan memperpanjang masa berlaku jaminan

pelaksanaan.

f) Dalam hal keterlambatan pada 23. a) atau 23 b), setelah dilakukan

penanganan kontrak kritis sesuai 23 c), PPK dapat langsung

memutuskan kontrak secara sepihak dengan mengesampingkan

Pasal 1266 Kitab UndangUndang Hukum Perdata. PPK dapat

memutuskan Kontrak secara sepihak, apabila:

1) kebutuhan barang/jasa tidak dapat ditunda melebihi batas

berakhirnya kontrak;

2) berdasarkan penelitian PPK, Penyedia Barang/Jasa tidak akan

mampu menyelesaikan keseluruhan pekerjaan walaupun

diberikan kesempatan sampai dengan 50 (lima puluh) hari

kalender sejak masa berakhirnya pelaksanaan pekerjaan untuk

menyelesaikan pekerjaan; dan/atau

3) setelah diberikan kesempatan menyelesaikan pekerjaan sampai

dengan 50 (lima puluh) hari kalender sejak masa berakhirnya

pelaksanaan pekerjaan, Penyedia Barang/Jasa tidak dapat

menyelesaikan pekerjaan.

Page 27: EDARAN_BUPATI_2015

27

Untuk pengadaan barang dan jasa lainnya :

a) Apabila penyedia terlambat melaksanakan pekerjaan sesuai jadwal,

maka PPK harus memberikan peringatan secara tertulis atau

dikenakan ketentuan tentang kontrak kritis.

b) Ketentuan tentang Kontrak kritis disepakati antara PPK dan

Penyedia sesuai tahapan dari jadwal pelaksanaan pekerjaan yang

disampaikan oleh penyedia.

c) Penanganan kontrak kritis.

1) Dalam hal keterlambatan pada huruf a) dan penanganan

kontrak pada huruf b), penanganan kontrak kritis dilakukan

dengan Rapat pembuktian (show cause meeting/SCM)

(1) Pada saat kontrak dinyatakan kritis direksi pekerjaan

menerbitkan surat peringatan kepada penyedia dan

selanjutnya menyelenggarakan SCM.

(2) Dalam SCM direksi pekerjaan, direksi teknis dan

penyedia membahas dan menyepakati jadwal

pelaksanaan yang harus dicapai oleh penyedia dalam

periode waktu tertentu (uji coba pertama) yang

dituangkan dalam berita acara SCM tingkat Tahap I.

(3) Apabila penyedia gagal pada uji coba pertama, maka

harus diselenggarakan SCM Tahap II yang membahas

dan menyepakati jadwal pelaksanaan yang harus dicapai

oleh penyedia dalam periode waktu tertentu (uji coba

kedua) yang dituangkan dalam berita acara SCM

Tahap II.

(4) Apabila penyedia gagal pada uji coba kedua, maka harus

diselenggarakan SCM Tahap III yang membahas dan

menyepakati jadwal pelaksanaan yang harus dicapai oleh

penyedia dalam periode waktu tertentu (uji coba ketiga)

yang dituangkan dalam berita acara SCM. Tahap III.

(5) Pada setiap uji coba yang gagal, PPK harus menerbitkan

surat peringatan kepada penyedia atas keterlambatan

jadwal pelaksanaan pekerjaan.

(6) Tahapan SCM untuk setiap pengadaan barang dan jasa

lainnya disesuaikan periode waktu pelaksanaan.

Page 28: EDARAN_BUPATI_2015

28

Untuk Jasa Konsultansi :

a) Jika pekerjaan tidak selesai pada Tanggal Penyelesaian bukan

akibat Keadaan Kahar atau karena kesalahan atau kelalaian

penyedia maka PPK dapat menghentikan Kontrak dan

menangguhkan pemenuhan hak-hak penyedia atau menangguhkan

pembayaran.

b) Jika keterlambatan tersebut semata-mata disebabkan oleh kesalahan

atau kelalaian PPK maka PPK dikenakan Ganti Rugi atau

memberikan Kompensasi.

c) Penghentian Kontrak atau Ganti Rugi atau Kompensasi tidak

dilakukan jika Tanggal Penyelesaian disepakati oleh Para Pihak

untuk diperpanjang.

d) Tanggal Penyelesaian yang dimaksud dalam Pasal ini adalah

tanggal penyerahan setiap hasil kerja dan tanggal penyelesaian

semua pekerjaan dengan penyerahan laporan akhir sebagaimana

ditetapkan dalam SPMK

B. EVALUASI DAN PENGENDALIAN PELAKSANAAN APBD.

1. Guna mengevaluasi Kinerja SKPD maka Pengguna Anggaran menyampaikan laporan

realisasi fisik dan keuangan (sesuai format 15 s/d. 17 terlampir) kepada Bupati

Badung Cq. Bagian Administrasi Pembangunan Sekretariat Daerah Kabupaten

Badung setelah penetapan APBD;

2. Pelaksanaan Sistem Evaluasi dan Pelaporan kegiatan akan dilakukan secara online

melalui Aplikasi e-Monev Kabupaten Badung;

3. Proses Input Data dilakukan oleh seorang Admin e-Monev;

4. Dalam rangka pengendalian kegiatan-kegiatan khususnya untuk Belanja Modal, PPK

wajib menyampaikan resume Surat Perjanjian (Kontrak) masing-masing kegiatan

kepada Bupati Badung Cq. Bagian Administrasi Pembangunan Sekretariat Daerah

Kabupaten Badung (sesuai format 14 terlampi).

5. Sesuai dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 27 Tahun

2014 tentang Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Rencana Kerja Pembangunan

Daerah Tahun 2015, Pengguna Anggaran menyampaikan Laporan pengendalian dan

evaluasi RKPD kepada Bupati Badung Cq. Kepala Bappeda Litbang Kabupaten

Badung ( sesuai format 21 dan 22 terlampir);

Page 29: EDARAN_BUPATI_2015

29

C. PENGELOLAAN BARANG MILIK DAERAH

Dalam rangka tertib administrasi Pengelolaan Barang Milik Daerah, agar memperhatikan

hal-hal sebagai berikut :

1. Setiap barang yang diterima oleh SKPD dari pelaksanaan APBD, yang tujuannya untuk

mendukung tugas pokok dan fungsi SKPD, wajib melaporkan kepada Bupati Badung

disertai dengan usul penggunaannya, (sesuai format 18 s/d 20 terlampir).

2. Tanah/dan/atau bangunan termasuk inventaris barang lainnya yang merupakan

perolehan baru atau lama yang tidak digunakan langsung untuk mendukung tugas

pokok dan fungsi SKPD, agar diserahkan kepada Bupati Badung Cq. Kepala Bagian

Pdan Aset Daerah Setda Kabupaten Badung selaku Pembantu Pengelola Barang,

disertai dokumen pendukung sebagai berikut :

a. Perolehan Baru : Berita Acara Serah Terima Barang

b. Perolehan Lama : Data KIB dan Berita Acara Serah Terima Barang.

3. Berdasarkan pelaporan dan penyerahan sebagaimana dimaksud point 1 (satu) dan 2

(dua) diatas, selanjutnya ditetapkan status penggunaannya oleh Bupati Badung untuk

pelayanan publik SKPD.

Demikian disampaikan untuk menjadi perhatian dan dilaksanakan sebagaimana mestinya.

BUPATI BADUNG,

ANAK AGUNG GDE AGUNG

Tembusan disampaikan kepada :1. Ketua DPRD Kabupaten Badung;2. Wakil Bupati Badung;3. Sekretris Daerah Kabupaten Badung;4. Arsip.