EBP
-
Upload
arya-sullivan -
Category
Documents
-
view
216 -
download
45
description
Transcript of EBP
![Page 1: EBP](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022072106/563db966550346aa9a9cf712/html5/thumbnails/1.jpg)
EVIDENCE BASED PRACTICE NURSING
Disusun untuk memenuhi TugasMata Kuliah: Evidence Based Practice
Oleh:GEDE ARYA BAGUS A. 220201154100-08
PROGRAM STUDI MAGISTER KEPERAWATANFAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS DIPONEGOROSEMARANG, 2015
![Page 2: EBP](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022072106/563db966550346aa9a9cf712/html5/thumbnails/2.jpg)
BAB I
PENDAHULUAN
Studi penelitian menunjukkan bahwa praktik berbasis bukti (eviedence based
practice) mengarahkan ke kualitas perawatan yang lebih tinggi, hasil pengobatan pasien
yang lebih baik, mengurangi biaya, dan kepuasan perawat yang lebih besar
dibandingkan dengan metode tradisional. Banyak perawat tetap konsisten dalam
eviedence based practice.
Beberapa tahun terakhir ini istilah evidence-based practice (EBP), evidence-
based medicine (EBM), dan evidence-based nursing (EBN) telah banyak didengar. EBP
mengkombinasikan informasi yang diperoleh dari hasil penelitian yang didesain dengan
baik, keahlian klinis, perhatian pasien, dan pilihan pasien (Hollomean G, et al, 2006).
Evidece Based Nursing sudah diperkenalkan dan diterapkan dalam sistem
pendidikan keperawatan maupun dalam praktek pemberian asuhan keperawatan pada
pasien. Pada tahun 1987, Leininger menjelaskan bahwa tantangan yang dihadapi oleh
perawat dewasa ini adalah tentang bagaimana menggunakan metode penelitian yang
dapat menerangkan secara jelas tentang sifat penting, makna dan komponen
keperawatan sehingga perawat dapat menggunakan pengetahuan ini dengan cara yang
bermakna.
Diketahui bahwa pasien yang menerima asuhan keperawatan yang
berdasarkan hasil penelitian menunjukkan hasil yang lebih baik dibandingkan pasien
yang menerima asuhan keperawatan berdasarkan tradisi atau konvensional.
![Page 3: EBP](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022072106/563db966550346aa9a9cf712/html5/thumbnails/3.jpg)
BAB II
KONSEP EVIDENCE BASED PRACTICE
A. Pengertian Evidence based practice
Berikut ini adalah beberapa pengertian evidence based practice oleh
beberapa ahli yaitu :
1. Evidence based practice adalah penggunaan teori dan informasi yang diperoleh
berdasarkan hasil penelitian secara teliti, jelas dan bijaksana dalam pembuatan
keputusan tentang pemberian asuhan keperawatan pada individu atau
sekelompok pasien dan dengan mempertimbangkan kebutuhan dan pilihan dari
pasien tersebut (Ingersoll G, 2000).
2. Evidence-based practice adalah penggunaan bukti untuk mendukung
pengambilan keputusan di pelayanan kesehatan” Greenberg & Pyle (2006)
dalam Keele (2011)).
3. Evidence-based practice in nursing adalah penggunaan bukti ekternal, bukti
internal (clinical expertise), serta manfaat dan keinginan pasien untuk
mendukung pengambilan keputusan di pelayanan kesehatan (Melnyk & Fineout-
Overholt, 2011).
B. Filosofi Evidence Based Practice
Gambar 1. Filosofi Evidence Based Practice (Cluett, 2006)
![Page 4: EBP](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022072106/563db966550346aa9a9cf712/html5/thumbnails/4.jpg)
Gabby dan le Mei (2004) dalam Cluett (2006) menjelaskan bahwa
bagaimana seorang profesional menggunakan formal evidence seperti penelitian,
dan menjelaskan piramida dengan empat tingkat evidence based practice.
Lapisan dasar menggambarkan gerakan sosial, tetapi bisa dianggap filosofi yang
mendasar pada semua yang memiliki dasar. Lapisan kedua mengacu pada
kebijakan dan atau pedoman evidence based practice nasional dan lokal. Ini
adalah proses evidence based practice, interpretasi praktis dari konsep. Lapisan
ketiga merupakan praktisi yang memanfaatkan konsep-konsep dan proses. Klien
yang menerima perawatan berdasarkan evidence terbaik saat ini. Keempat
lapisan tersebut tidak mempertimbangkan bagaimana filsafat diubah menjadi
kebijakan, atau bagaimana praktisi mengadopsi kebijakan dan membuat
informasi evidence based practice dan perawatan yang tersedia untuk klien.
Para profesional dapat memperdebatkan filosofi evidence based
practice, sementara klien dapat menerima perawatan terbaik, tanpa ada yang
mempertimbangkan evidence based practice. Ada peningkatan penekanan pada
kemitraan, bekerja dengan klien dipenyediaan layanan yang responsif terhadap
kebutuhan mereka, oleh karena itu hubungan antara lingkaran klien, praktisi dan
evidence mungkin menggambarkan kegunaan dari interaksi secara keseluruhan
dalam filosofi evidence based practice.
Gambar. 2.1. menjelaskan prinsip-prinsip perawatan berkualitas tinggi
yang efektif dan, dimana semua praktisi, berusaha untuk memberikan perawatan
yang terbaik untuk masing-masing individu. Sebagai Sackett et al (2000) dalam
Cluett (2006) menekankan,evidence based practice lebih dari sekedar evidence
terbaik, itu adalah integrase evidence terbaik dengan keterampilan klinis
berkualitas tinggi, seperti komunikasi dan penilaian, serta penerapan evidence
untuk sistem kepercayaan tertentu, nilai-nilai dan konteks kehidupan klien
C. Model Evidence Decision Based Practice
1. Haynes et al (1996) membuat suatu model keputusan klinis berdasarkan bukti
ilmiah. Pada model tersebut, terdapat 4 komponen yang dapat
![Page 5: EBP](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022072106/563db966550346aa9a9cf712/html5/thumbnails/5.jpg)
mempengaruhi pengelolaan masalah yang dihadapi pasien, yaitu penguasaan
klinis, pilihan pasien terhadap alternatif bentuk perawatan, hasil penelitian
klinis, dan sumber-sumber yang tersedia (Gambar 1).
Gambar 2.Model Keputusan Klinis Berdasarkan Bukti Ilmiah (Haynes, 1996).
a. Keahlian klinis
Keahlian klinis merupakan elemen penting dalam mengaplikasikan
aturan-aturan dan panduan yang ada dalam memberikan asuhan
keperawatan.
b. Bukti/hasil penelitian
Kunci penggunaan bukti/hasil penelitian adalah dengan memastikan
bahwa desain penelitian yang tepat digunakan untuk menjawab
pertanyaan penelitian. Masing-masing desain penelitian mempunyai
tujuan, kekuatan dan kelemahan. Penelitian kuantitatif (randomized trials
dan review sistematik) merupakan desain penelitian yang terbaik untuk
mengevaluasi intervensi keperawatan. Di lain pihak, penelitian kualitatif
merupakan desain terbaik yang dapat digunakan untuk memahami
pengalaman, tingkah laku dan kepercayaan pasien.
![Page 6: EBP](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022072106/563db966550346aa9a9cf712/html5/thumbnails/6.jpg)
c. Pilihan pasien
Pilihan pasien terhadap asuhan perawatan dapat meliputi proses memilih
perawatan alternatif dan mencari second opinions. Dewasa ini pasien
telah mempunyai akses yang luas terhadap informasi klinis dan menjadi
lebih sadar tehadap kondisi kesehatannya. Pada beberapa hal, pilihan
pasien merupakan aspek penting dalam proses pengambilan keputusan
klinis.
d. Sumber-sumber
Yang dimaksud dengan sumber-sumber di sini adalah sumber-sumber
terhadap perawatan kesehatan. Hampir seluruh keputusan dalam
perawatan kesehatan mempunyai implikasi terhadap sumber-sumber,
misalnya pada saat suatu intervensi mempunyai potensi yang
menguntungkan bagi pasien, namun tidak dapat segera dilaksanakan
karena keterbatasan biaya.
2. Sedangkan Melnyk dan Overholt (2011) membuat suatu model komponen
evidence based berdasarkan pengambilan keputusan klinik sebagai berikut :
Gambar 3.Model Keputusan Klinis Berdasarkan Bukti Ilmiah (Melnyk dan Overholt,
2011)
![Page 7: EBP](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022072106/563db966550346aa9a9cf712/html5/thumbnails/7.jpg)
a. Bukti eksternal yaitu berupa Hasil penelitian, teori-teori yang lahir dari
penelitian, pendapat dari ahli, hasil dari diskusi panel para ahli
b. Bukti internal yaitu penilaian klinis, hasil dari proyek peningkatan
kualitas dalam rangka meningkatkan kualitas pelayanan klinik, hasil dari
pengkajian dan evaluasi pasien, alasan klinis, evaluasi dan penggunaan
sumber daya tenaga kesehatan yang diperlukan untuk melakukan
treatment yang dipilih, dan mencapai hasil yang diharapkan.
c. Manfaat dan keinginan pasien yaitu memberikan manfaat terbaik untuk
kondisi pasien saat itu dan meminimalkan pembiayaan
D. Tujuan Evidence Based Practice
Tujuan EBN memberikan data pada perawat praktisi berdasarkan bukti ilmiah agar
dapat memberikan perawatan secara efektif dengan menggunakan hasil penelitian
yang terbaik, menyelesaikan masalah yang ada di tempat pemberian pelayanan
terhadap pasien, mencapai kesempurnaan dalam pemberian asuhan keperawatan dan
jaminan standar kualitas dan untuk memicu adanya inovasi (Grinspun, Virani &
Bajnok, 2001).
E. Manfaat Evidence Based Practice
Menurut Trinder & Reynolds (2006), manfaat evidence based practice dalam
keperawatan yaitu :
1. Menjadi jembatan antara penelitian dan praktik
2. Mengeliminasi penelitian dengan kualitas penelitian yang buruk
3. Mencegah terjadinya informasi yang overload terkait hasil-hasil penelitian
4. Mengeliminasi budaya “practice which is not evidence based”
F. Langkah-Langkah Dalam Evidence Based Practice
Menurut Melnyk dan Overholt (2011), terdapat 7 langkah dalam Evidence
Based Practice yaitu :
1. 0 : Menumbuhkan semangat menyelidiki
2. 1 : Menanyakan pertanyaan klinik dengan menggunakan PICO/PICOT format
![Page 8: EBP](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022072106/563db966550346aa9a9cf712/html5/thumbnails/8.jpg)
3. 2 : Mencari dan mengumpulkan bukti-bukti (artikel penelititan) yang paling
relevan dengan PICO/PICOT
4. 3 : Melakukan penilaian critis terhadap bukti-bukti (artikel penelititan)
5. 4 : Mengintegrasikan bukti-bukti (artikel penelititan) terbaik dengan salah satu
ahli di klinik serta memperhatikan keinginan dan manfaatnya bagi pasien dalam
membuat keputusan atau perubahan
6. 5 : Mengevaluasi outcome dari perubahan yang telah diputuskan berdasarkan
bukti-bukti.
7. 6 : Menyebarluaskan hasil dari EBP
Sedangkan menurut Cluett (2006) terdapat 5 langkah dalam proses
evidence based practice yaitu :
1. Berefleksi terhadap praktek keperawatan dan mengidentifikasi “area yang masih
tidak pasti”.
2. Menterjemahkan “area yang masih tidak pasti” tersebut menjadi pertanyaan-
pertanyaan yang fokus dan dapat dicari jawabannya.
3. Mencari literature terkait hasil penelitian yang menggunakan desain penelitian
yang sesuai untuk membantu dalam menjawab pertanyaan pada langkah 2.
4. Mengkritisi penelitian.
5. Mengubah praktek keperawatan jika hasil penelitian yang dikritisi menyarankan
hal tersebut.
![Page 9: EBP](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022072106/563db966550346aa9a9cf712/html5/thumbnails/9.jpg)
BAB III
PEMBAHASAN
A. Konsep Evidence Based Practice
Seperti diketahui evidence based practice merupakan penggabungan bukti
yang diperoleh dari hasil penelitian dan praktek klinis ditambah dengan pilihan dari
pasien ke dalam keputusan klinis dalam pemberian perawatan yang lebih baik
kepada pasien. Penggunaan secara sungguh-sungguh dari evidence terbaik dengan
menggabungkan keahlian klinik dan nilai/lingk untuk perawatan dapat membantu
praktisi untuk memberikan kualitas pelayanan yang tinggi dalam rangka memenuhi
kebutuhan pasien serta meningkatkan kualitas intervensi keperawatan dari yang
berbasis tradisi atau kebiasaan menjadi intervensi berbasis fakta dan hasil riset.
Pada model evidence decision based practice yang dikembangkan oleh
Haynes (1996) menjelaskan bahwasanya keahlian klinis merupakan elemen penting
dalam mengaplikasikan aturan-aturan dan panduan yang ada dalam memberikan
asuhan keperawatan yang kemudian diperkuat dengan hasil penelitian terutama
penelitian kuantitatif (randomized trials dan review sistematik) yang merupakan
penelitian terbaik untuk mengevaluasi intervensi keperawatan serta memahami pola
perilaku dan kepercayaan pasien. Kemudian dengan mempertimbangkan pilihan
pasien dalam perawatan merupakan aspek penting dalam proses pengambilan
keputusan klinis yang diperkuat oleh sumber-sumber pendukung dalam menunjang
perawatan klien.
Secara garis besar evidence based practice bertujuan melakukan tindakan
dan terapi keperawatan terbaru yang berdasarkan penelitian. Karena selama ini
dipelayanan rumah sakit masih banyak perawat yang hanyan melakukan tindakan
berupa tindakan konvensional yang berdasarkan intuisi, pengalaman klinis, dan
rasional patofisiologis. Dengan adanya evidence based practice ini diharapkan
perawat dapat memutakhirkan peningkatan kualitas pelayanan karena evidence
![Page 10: EBP](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022072106/563db966550346aa9a9cf712/html5/thumbnails/10.jpg)
based practice merupakan kombinasi keahlian klinis yang terintegrasi pada
evidence terbaik dan keputusan klien.
B. Perbedaan Antara Metode Konvensional dengan Evidence Based Practice
Penulis menganalisa beberapa perbedaan antara metode konvensional
dengan Evidence Based Practice pada tabel dibawah ini :
Metode Konvensional Evidence Based Practice
Menggunakan hasil penelitian
Diambil secara Random
Mendukung tindakan
keperawatan
Kurang systematic
Mempertimbangkan semua riset
Menggunakan hasil riset
berdasarkan review yg terintegrasi
Dikaitkan dengan keahlian klinik
dan sistem nilai dari pasien
Lebih sistematik systematic
Jadi evidence based practice dapat digunakan memecahkan masalah di
klinik dengan memberikan pelayanan yang terbaik serta mengenalkan inovasi dan
mengurangi variasi dalam pelayanan keperawatan. Selain itu dapat membantu
dengan efektif dan efisien kepada pasien dalam membuat keputusan.
Tenaga profesional bisa memanfaatkan hasil-hasil penelitian dalam
memberikan pelayanan dimana tujuan dari penggunaan tersebut adalah untuk
memberikan pelayanan yang terbaik (effective). Hadirnya EBP secara tidak
langsung menjadi pengingat bagi peneliti yang tidak menggunakan standar
penelitian yang baik. Dengan adanya EBP secara tidak langsung akan mengarahkan
peneliti untuk melakukan penelitian yang berkelanjutan berdasarkan hasil penelitian
sebelumnya. Selain itu tenaga profesional akan memberikan pelayanan terbaik
dengan cara menggunakan intervensi yang sudah teruji keefektivannya serta
intervensi yang tidak menimbulkan kerugian bagi pasien
C. Kekekuatan dan Kelemahan Evidence Based Practice
Menurut analisa penulis dalam usaha meningkatkan kualitas pelayanan dan patient
safety maka kekuatan dan kelemahan suatu pemutakhiran metode perlu kita cermati.
![Page 11: EBP](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022072106/563db966550346aa9a9cf712/html5/thumbnails/11.jpg)
Adapun menurut penulis kekueatan dan kelemahan dalam Evidence Based Practice,
yaitu sebagai berikut :
1. Kekuatan
a. Memberikan pelayanan yang terbaik
b. Menggunakan sumber daya yang terbaik dan terpercaya
2. Kelemahan
a. Membatasi autonomi professional
D. Evidence Based Practince dalam Proses Keperawatan
Dalam proses keperawatan, terdapat banyak aktivitas pengambilan keputusan
dari saat tahap pengkajian, diagnosis, perencanaan, implementasi dan evaluasi. Pada
setiap fase proses keperawatan tersebut, hasil-hasil penelitian dapat membantu
perawat dalam membuat keputusan dan melakukan tindakan yang mempunyai
dasar/rasional hasil penelitian yang kuat.
1. Tahap pengkajian
Pada tahap ini, perawat mengumpulkan informasi untuk mengkaji kebutuhan
pasien dari berbagai sumber. Informasi dapat diperoleh melalui wawancara
dengan pasien, anggota keluarga, perawat yang lain, atau tenaga kesehatan yang
lain dan juga dapat melalui rekam medis, dan observasi. Masing-masing sumber
tersebut berkontribusi secara unik terhadap hasil pengkajian secara keseluruhan.
Hasil penelitian yang dapat digunakan dapat berupa hal yang terkait dengan cara
terbaik untuk mengumpulkan informasi, tipe informasi ap ayang perlu diperoleh,
bagaimana menggabungkan seluruh bagian data pengkajian, dan bagaimana
meningkatkan akurasi pengumpulan informasi. Hasil penelitian juga dapat
membantu perawat dalam memilih alternative metode atau bentuk untuk tipe
pasien, situasi maupun pada tempat pelayanan tertentu.
2. Tahap penegakkan diagnosis keperawatan
Hasil penelitian yang dapat digunakan antara lain adalah hal yang terkait
membuat diagnosis keperawatan secara lebih akurat dan frekuensi terjadinya
![Page 12: EBP](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022072106/563db966550346aa9a9cf712/html5/thumbnails/12.jpg)
masing-masing batasan karaktersitik yang terkait dengan suatu diagnosis
keperawatan.
3. Tahap perencanaan
Pada tahap ini, hasil penelitian yang dapat digunakan antara lain hasil penelitian
yang mengindikasikan intervensi keperawatan tertentu yang efektif untuk
diaplikasikan pada suatu budaya tertentu, tipe dan masalah tertentu, dan pada
pasien tertentu.
4. Tahap intervensi/implementasi
Idealnya, perawat yang bertanggung jawab akan melakukan intervensi
keperawatan yang sebanyak mungkin didasarkan pada hasil-hasil penelitian.
5. Tahap evaluasi
Pada tahap ini, evaluasi dilakukan untuk menilai apakah intervensi yang
dilakukan berdasarkan perencanaan sudah berhasil dan apakah efektif dari segi
biaya. Hasil penelitian yang dapat digunakan pada tahap ini adalah hal yang
terkait keberhasilan ataupun kegagalan dalam suatu pemberian asuhan
keperawatan.
E. Hambatan Penggunaan Evidence Based Practice
Secara umum dari hasil analisa penulis menyimpulkan bahwa terdapat beberapa
hambatan dalam penggunaan evidence based yaitu sebagai berikut :
1. Karakteristik penelitian
Penelitian yang dilakukan oleh perawat lebih banyak bersifat kualitatif sehingga
penelusuran tentang obyek penelitian tidak begitu mendalam. Hal ini terkait
dengan metode penelitian yang digunakan pada penelitian kuantitatif. Selain itu,
penelitian yang dilakukan oleh perawat kadang tidak dapat menjamin bahwa hal
tersebut dapat diterapkan dalam praktek sehari-hari.
2. Karakteristik perawat
Masih banyak perawat yang belum mengetahui cara mengakses hasil-hasil
penelitian, mengkritisi hasil penelitian sebagai dasar dalam pengambilan
keputusan. Selain itu, adanya resistensi terhadap perubahan.
![Page 13: EBP](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022072106/563db966550346aa9a9cf712/html5/thumbnails/13.jpg)
3. Karakteristik profesi keperawatan
Masih adanya kesulitan untuk menggabungkan antara perawat klinisi dan perawat
peneliti untuk berinteraksi dan berkolaborasi terkait penelitian. Selai itu masih
adanya ideologi yang menekankan praktek dibandingkan dengan pengetahuan
intelektual antara perawat klinis dengan peneliti.
4. Keterbatasan akses terhadap literature
Lingkungan kerja tidak mendukung dalam usaha mencari informasi hasil
penelitian dan kurangnya pelatihan terkait usaha untuk mencari informasi dan
ketrampilan dalam mengkritisi hasil penelitian
F. Usaha Yang Dapat Dilakukan Untuk Meningkatkan Evidence Based Practice
Polit & Hungler (1999) membagi usaha yang dapat dilakukan tersebut
berdasarkan latar belakang perawatnya :
1. Perawat Peneliti
a. Melakukan penelitian yang berkualitas tinggi
b. Melakukan penelitian yang hasilnya relevan dengan kondisi di tempat
pemberian asuhan keperawatan
c. Mengulang penelitian
d. Melakukan kolaborasi dengan perawat praktisi
e. Mendesiminasikan hasil penelitian secara luas dan proaktif
f. Melakukan komunikasi dengan jleas
g. Penelitian yang dilakukan mempunyai implikasi klinis
2. Perawat pendidik
a. Menerapkan hasil penelitian ke dalam kurikulum pengajaran
b. Mendorong digunakannya hasil-hasil penelitian
c. Memberikan masukan pada peneliti
3. Oleh perawat praktisi dan mahasiswa keperawatan
a. Banyak membaca hasil penelitian dan mengkritisinya
b. Menghadiri konferensi/seminar/workshop
![Page 14: EBP](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022072106/563db966550346aa9a9cf712/html5/thumbnails/14.jpg)
c. Belajar untuk mencari bukti ilmiah bahwa suatu prosedur efektif
digunakan
d. Mencari lingkungan yang mendukung penggunaan hasil-hasil penelitian
e. Terlibat dalam klub-klub penelitian
f. Berkolaborasi dengan perawat peneliti
g. Mencari dan berpartisipasi dalam proyek-proyek penelitian dan
penggunaan hasil-hasil penelitian
4. Perawat pengelola
a. Membangun iklim ‘keingintahuan intelektual’
b. Memberikan dukungan secara emosional atau moral
c. Memberikan dukungan keuangan atau sumber-sumber yang dibutuhkan
dalam penggunaan hasil penelitian
d. Memberikan penghargaan terhadap usaha menggunakan hasil-hasil
penelitian
![Page 15: EBP](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022072106/563db966550346aa9a9cf712/html5/thumbnails/15.jpg)
DAFTAR PUSTAKA
Cluett, E.R., 2006. Evidence-based practice. Principles and Practice of Research in Midwifery, pp.33–56.
DiCenso A, Cullum N, Ciliska D. Implementing evidence-based nursing: some misconceptions. Evid Based Nurs 1998 1:38-39.
Grinspun, D., Virani, T., & Bajnok, I. (2001). Nursing best practice guidelines: The RNAO project. Hospital Quarterly, 4, 54-57
Holleman G, Eliens A, van Vliet M, Achterberg T. Promotion of evidence-based practice by professional nursing association: literature review. Journal of Advance Nursing 53(6), 702-709.
Ingersoll G. Evidence-based nursing: what it is and isn’t. Nurs Outlook 2000;48:151-2.
Melnyk, B.M. & Fineout-Overholt, E., 2011. Evidence-based Practice in Nursing & Healthcare: A Guide to Best Practice Second Edition, Lippincott Williams & Wilkins.
Polit DF & Hungler BP. 1999. Nursing Research: Principles and Methods. 6 th edition. Lippincott.
Sackett, D.L., Rosenberg, W., Gray M., Hayes, R., & Richardson, W. (1996). Evidence Based medicine: What it is and what it isn't. British Medical Journal, 213, 71-72
Trinder L. A critical appraisal of evidence-based practice. In: Trinder L, Reynolds S (eds). Evidence-based Practice: A Critical Appraisal. Oxford: Blackwell Science, 2006; 212–241.