EBP

23
EVIDENCE BASED PRACTICE NURSING Disusun untuk memenuhi Tugas Mata Kuliah: Evidence Based Practice Oleh: GEDE ARYA BAGUS A. 220201154100-08 PROGRAM STUDI MAGISTER KEPERAWATAN FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG, 2015

description

evidence based practice

Transcript of EBP

Page 1: EBP

EVIDENCE BASED PRACTICE NURSING

Disusun untuk memenuhi TugasMata Kuliah: Evidence Based Practice

Oleh:GEDE ARYA BAGUS A. 220201154100-08

PROGRAM STUDI MAGISTER KEPERAWATANFAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS DIPONEGOROSEMARANG, 2015

Page 2: EBP

BAB I

PENDAHULUAN

Studi penelitian menunjukkan bahwa praktik berbasis bukti (eviedence based

practice) mengarahkan ke kualitas perawatan yang lebih tinggi, hasil pengobatan pasien

yang lebih baik, mengurangi biaya, dan kepuasan perawat yang lebih besar

dibandingkan dengan metode tradisional. Banyak perawat tetap konsisten dalam

eviedence based practice.

Beberapa tahun terakhir ini istilah evidence-based practice (EBP), evidence-

based medicine (EBM), dan evidence-based nursing (EBN) telah banyak didengar. EBP

mengkombinasikan informasi yang diperoleh dari hasil penelitian yang didesain dengan

baik, keahlian klinis, perhatian pasien, dan pilihan pasien (Hollomean G, et al, 2006).

Evidece Based Nursing sudah diperkenalkan dan diterapkan dalam sistem

pendidikan keperawatan maupun dalam praktek pemberian asuhan keperawatan pada

pasien. Pada tahun 1987, Leininger menjelaskan bahwa tantangan yang dihadapi oleh

perawat dewasa ini adalah tentang bagaimana menggunakan metode penelitian yang

dapat menerangkan secara jelas tentang sifat penting, makna dan komponen

keperawatan sehingga perawat dapat menggunakan pengetahuan ini dengan cara yang

bermakna.

Diketahui bahwa pasien yang menerima asuhan keperawatan yang

berdasarkan hasil penelitian menunjukkan hasil yang lebih baik dibandingkan pasien

yang menerima asuhan keperawatan berdasarkan tradisi atau konvensional.

Page 3: EBP

BAB II

KONSEP EVIDENCE BASED PRACTICE

A. Pengertian Evidence based practice

Berikut ini adalah beberapa pengertian evidence based practice oleh

beberapa ahli yaitu :

1. Evidence based practice adalah penggunaan teori dan informasi yang diperoleh

berdasarkan hasil penelitian secara teliti, jelas dan bijaksana dalam pembuatan

keputusan tentang pemberian asuhan keperawatan pada individu atau

sekelompok pasien dan dengan mempertimbangkan kebutuhan dan pilihan dari

pasien tersebut (Ingersoll G, 2000).

2. Evidence-based practice adalah penggunaan bukti untuk mendukung

pengambilan keputusan di pelayanan kesehatan” Greenberg & Pyle (2006)

dalam Keele (2011)).

3. Evidence-based practice in nursing adalah penggunaan bukti ekternal, bukti

internal (clinical expertise), serta manfaat dan keinginan pasien untuk

mendukung pengambilan keputusan di pelayanan kesehatan (Melnyk & Fineout-

Overholt, 2011).

B. Filosofi Evidence Based Practice

Gambar 1. Filosofi Evidence Based Practice (Cluett, 2006)

Page 4: EBP

Gabby dan le Mei (2004) dalam Cluett (2006) menjelaskan bahwa

bagaimana seorang profesional menggunakan formal evidence seperti penelitian,

dan menjelaskan piramida dengan empat tingkat evidence based practice.

Lapisan dasar menggambarkan gerakan sosial, tetapi bisa dianggap filosofi yang

mendasar pada semua yang memiliki dasar. Lapisan kedua mengacu pada

kebijakan dan atau pedoman evidence based practice nasional dan lokal. Ini

adalah proses evidence based practice, interpretasi praktis dari konsep. Lapisan

ketiga merupakan praktisi yang memanfaatkan konsep-konsep dan proses. Klien

yang menerima perawatan berdasarkan evidence terbaik saat ini. Keempat

lapisan tersebut tidak mempertimbangkan bagaimana filsafat diubah menjadi

kebijakan, atau bagaimana praktisi mengadopsi kebijakan dan membuat

informasi evidence based practice dan perawatan yang tersedia untuk klien.

Para profesional dapat memperdebatkan filosofi evidence based

practice, sementara klien dapat menerima perawatan terbaik, tanpa ada yang

mempertimbangkan evidence based practice. Ada peningkatan penekanan pada

kemitraan, bekerja dengan klien dipenyediaan layanan yang responsif terhadap

kebutuhan mereka, oleh karena itu hubungan antara lingkaran klien, praktisi dan

evidence mungkin menggambarkan kegunaan dari interaksi secara keseluruhan

dalam filosofi evidence based practice.

Gambar. 2.1. menjelaskan prinsip-prinsip perawatan berkualitas tinggi

yang efektif dan, dimana semua praktisi, berusaha untuk memberikan perawatan

yang terbaik untuk masing-masing individu. Sebagai Sackett et al (2000) dalam

Cluett (2006) menekankan,evidence based practice lebih dari sekedar evidence

terbaik, itu adalah integrase evidence terbaik dengan keterampilan klinis

berkualitas tinggi, seperti komunikasi dan penilaian, serta penerapan evidence

untuk sistem kepercayaan tertentu, nilai-nilai dan konteks kehidupan klien

C. Model Evidence Decision Based Practice

1. Haynes et al (1996) membuat suatu model keputusan klinis berdasarkan bukti

ilmiah. Pada model tersebut, terdapat 4 komponen yang dapat

Page 5: EBP

mempengaruhi pengelolaan masalah yang dihadapi pasien, yaitu penguasaan

klinis, pilihan pasien terhadap alternatif bentuk perawatan, hasil penelitian

klinis, dan sumber-sumber yang tersedia (Gambar 1).

Gambar 2.Model Keputusan Klinis Berdasarkan Bukti Ilmiah (Haynes, 1996).

a. Keahlian klinis

Keahlian klinis merupakan elemen penting dalam mengaplikasikan

aturan-aturan dan panduan yang ada dalam memberikan asuhan

keperawatan.

b. Bukti/hasil penelitian

Kunci penggunaan bukti/hasil penelitian adalah dengan memastikan

bahwa desain penelitian yang tepat digunakan untuk menjawab

pertanyaan penelitian. Masing-masing desain penelitian mempunyai

tujuan, kekuatan dan kelemahan. Penelitian kuantitatif (randomized trials

dan review sistematik) merupakan desain penelitian yang terbaik untuk

mengevaluasi intervensi keperawatan. Di lain pihak, penelitian kualitatif

merupakan desain terbaik yang dapat digunakan untuk memahami

pengalaman, tingkah laku dan kepercayaan pasien.

Page 6: EBP

c. Pilihan pasien

Pilihan pasien terhadap asuhan perawatan dapat meliputi proses memilih

perawatan alternatif dan mencari second opinions. Dewasa ini pasien

telah mempunyai akses yang luas terhadap informasi klinis dan menjadi

lebih sadar tehadap kondisi kesehatannya. Pada beberapa hal, pilihan

pasien merupakan aspek penting dalam proses pengambilan keputusan

klinis.

d. Sumber-sumber

Yang dimaksud dengan sumber-sumber di sini adalah sumber-sumber

terhadap perawatan kesehatan. Hampir seluruh keputusan dalam

perawatan kesehatan mempunyai implikasi terhadap sumber-sumber,

misalnya pada saat suatu intervensi mempunyai potensi yang

menguntungkan bagi pasien, namun tidak dapat segera dilaksanakan

karena keterbatasan biaya.

2. Sedangkan Melnyk dan Overholt (2011) membuat suatu model komponen

evidence based berdasarkan pengambilan keputusan klinik sebagai berikut :

Gambar 3.Model Keputusan Klinis Berdasarkan Bukti Ilmiah (Melnyk dan Overholt,

2011)

Page 7: EBP

a. Bukti eksternal yaitu berupa Hasil penelitian, teori-teori yang lahir dari

penelitian, pendapat dari ahli, hasil dari diskusi panel para ahli

b. Bukti internal yaitu penilaian klinis, hasil dari proyek peningkatan

kualitas dalam rangka meningkatkan kualitas pelayanan klinik, hasil dari

pengkajian dan evaluasi pasien, alasan klinis, evaluasi dan penggunaan

sumber daya tenaga kesehatan yang diperlukan untuk melakukan

treatment yang dipilih, dan mencapai hasil yang diharapkan.

c. Manfaat dan keinginan pasien yaitu memberikan manfaat terbaik untuk

kondisi pasien saat itu dan meminimalkan pembiayaan

D. Tujuan Evidence Based Practice

Tujuan EBN memberikan data pada perawat praktisi berdasarkan bukti ilmiah agar

dapat memberikan perawatan secara efektif dengan menggunakan hasil penelitian

yang terbaik, menyelesaikan masalah yang ada di tempat pemberian pelayanan

terhadap pasien, mencapai kesempurnaan dalam pemberian asuhan keperawatan dan

jaminan standar kualitas dan untuk memicu adanya inovasi (Grinspun, Virani &

Bajnok, 2001).

E. Manfaat Evidence Based Practice

Menurut Trinder & Reynolds (2006), manfaat evidence based practice dalam

keperawatan yaitu :

1. Menjadi jembatan antara penelitian dan praktik

2. Mengeliminasi penelitian dengan kualitas penelitian yang buruk

3. Mencegah terjadinya informasi yang overload terkait hasil-hasil penelitian

4. Mengeliminasi budaya “practice which is not evidence based”

F. Langkah-Langkah Dalam Evidence Based Practice

Menurut Melnyk dan Overholt (2011), terdapat 7 langkah dalam Evidence

Based Practice yaitu :

1. 0 : Menumbuhkan semangat menyelidiki

2. 1 : Menanyakan pertanyaan klinik dengan menggunakan PICO/PICOT format

Page 8: EBP

3. 2 : Mencari dan mengumpulkan bukti-bukti (artikel penelititan) yang paling

relevan dengan PICO/PICOT

4. 3 : Melakukan penilaian critis terhadap bukti-bukti (artikel penelititan)

5. 4 : Mengintegrasikan bukti-bukti (artikel penelititan) terbaik dengan salah satu

ahli di klinik serta memperhatikan keinginan dan manfaatnya bagi pasien dalam

membuat keputusan atau perubahan

6. 5 : Mengevaluasi outcome dari perubahan yang telah diputuskan berdasarkan

bukti-bukti.

7. 6 : Menyebarluaskan hasil dari EBP

Sedangkan menurut Cluett (2006) terdapat 5 langkah dalam proses

evidence based practice yaitu :

1. Berefleksi terhadap praktek keperawatan dan mengidentifikasi “area yang masih

tidak pasti”.

2. Menterjemahkan “area yang masih tidak pasti” tersebut menjadi pertanyaan-

pertanyaan yang fokus dan dapat dicari jawabannya.

3. Mencari literature terkait hasil penelitian yang menggunakan desain penelitian

yang sesuai untuk membantu dalam menjawab pertanyaan pada langkah 2.

4. Mengkritisi penelitian.

5. Mengubah praktek keperawatan jika hasil penelitian yang dikritisi menyarankan

hal tersebut.

Page 9: EBP

BAB III

PEMBAHASAN

A. Konsep Evidence Based Practice

Seperti diketahui evidence based practice merupakan penggabungan bukti

yang diperoleh dari hasil penelitian dan praktek klinis ditambah dengan pilihan dari

pasien ke dalam keputusan klinis dalam pemberian perawatan yang lebih baik

kepada pasien. Penggunaan secara sungguh-sungguh dari evidence terbaik dengan

menggabungkan keahlian klinik dan nilai/lingk untuk perawatan dapat membantu

praktisi untuk memberikan kualitas pelayanan yang tinggi dalam rangka memenuhi

kebutuhan pasien serta meningkatkan kualitas intervensi keperawatan dari yang

berbasis tradisi atau kebiasaan menjadi intervensi berbasis fakta dan hasil riset.

Pada model evidence decision based practice yang dikembangkan oleh

Haynes (1996) menjelaskan bahwasanya keahlian klinis merupakan elemen penting

dalam mengaplikasikan aturan-aturan dan panduan yang ada dalam memberikan

asuhan keperawatan yang kemudian diperkuat dengan hasil penelitian terutama

penelitian kuantitatif (randomized trials dan review sistematik) yang merupakan

penelitian terbaik untuk mengevaluasi intervensi keperawatan serta memahami pola

perilaku dan kepercayaan pasien. Kemudian dengan mempertimbangkan pilihan

pasien dalam perawatan merupakan aspek penting dalam proses pengambilan

keputusan klinis yang diperkuat oleh sumber-sumber pendukung dalam menunjang

perawatan klien.

Secara garis besar evidence based practice bertujuan melakukan tindakan

dan terapi keperawatan terbaru yang berdasarkan penelitian. Karena selama ini

dipelayanan rumah sakit masih banyak perawat yang hanyan melakukan tindakan

berupa tindakan konvensional yang berdasarkan intuisi, pengalaman klinis, dan

rasional patofisiologis. Dengan adanya evidence based practice ini diharapkan

perawat dapat memutakhirkan peningkatan kualitas pelayanan karena evidence

Page 10: EBP

based practice merupakan kombinasi keahlian klinis yang terintegrasi pada

evidence terbaik dan keputusan klien.

B. Perbedaan Antara Metode Konvensional dengan Evidence Based Practice

Penulis menganalisa beberapa perbedaan antara metode konvensional

dengan Evidence Based Practice pada tabel dibawah ini :

Metode Konvensional Evidence Based Practice

Menggunakan hasil penelitian

Diambil secara Random

Mendukung tindakan

keperawatan

Kurang systematic

Mempertimbangkan semua riset

Menggunakan hasil riset

berdasarkan review yg terintegrasi

Dikaitkan dengan keahlian klinik

dan sistem nilai dari pasien

Lebih sistematik systematic

Jadi evidence based practice dapat digunakan memecahkan masalah di

klinik dengan memberikan pelayanan yang terbaik serta mengenalkan inovasi dan

mengurangi variasi dalam pelayanan keperawatan. Selain itu dapat membantu

dengan efektif dan efisien kepada pasien dalam membuat keputusan.

Tenaga profesional bisa memanfaatkan hasil-hasil penelitian dalam

memberikan pelayanan dimana tujuan dari penggunaan tersebut adalah untuk

memberikan pelayanan yang terbaik (effective). Hadirnya EBP secara tidak

langsung menjadi pengingat bagi peneliti yang tidak menggunakan standar

penelitian yang baik. Dengan adanya EBP secara tidak langsung akan mengarahkan

peneliti untuk melakukan penelitian yang berkelanjutan berdasarkan hasil penelitian

sebelumnya. Selain itu tenaga profesional akan memberikan pelayanan terbaik

dengan cara menggunakan intervensi yang sudah teruji keefektivannya serta

intervensi yang tidak menimbulkan kerugian bagi pasien

C. Kekekuatan dan Kelemahan Evidence Based Practice

Menurut analisa penulis dalam usaha meningkatkan kualitas pelayanan dan patient

safety maka kekuatan dan kelemahan suatu pemutakhiran metode perlu kita cermati.

Page 11: EBP

Adapun menurut penulis kekueatan dan kelemahan dalam Evidence Based Practice,

yaitu sebagai berikut :

1. Kekuatan

a. Memberikan pelayanan yang terbaik

b. Menggunakan sumber daya yang terbaik dan terpercaya

2. Kelemahan

a. Membatasi autonomi professional

D. Evidence Based Practince dalam Proses Keperawatan

Dalam proses keperawatan, terdapat banyak aktivitas pengambilan keputusan

dari saat tahap pengkajian, diagnosis, perencanaan, implementasi dan evaluasi. Pada

setiap fase proses keperawatan tersebut, hasil-hasil penelitian dapat membantu

perawat dalam membuat keputusan dan melakukan tindakan yang mempunyai

dasar/rasional hasil penelitian yang kuat.

1. Tahap pengkajian

Pada tahap ini, perawat mengumpulkan informasi untuk mengkaji kebutuhan

pasien dari berbagai sumber. Informasi dapat diperoleh melalui wawancara

dengan pasien, anggota keluarga, perawat yang lain, atau tenaga kesehatan yang

lain dan juga dapat melalui rekam medis, dan observasi. Masing-masing sumber

tersebut berkontribusi secara unik terhadap hasil pengkajian secara keseluruhan.

Hasil penelitian yang dapat digunakan dapat berupa hal yang terkait dengan cara

terbaik untuk mengumpulkan informasi, tipe informasi ap ayang perlu diperoleh,

bagaimana menggabungkan seluruh bagian data pengkajian, dan bagaimana

meningkatkan akurasi pengumpulan informasi. Hasil penelitian juga dapat

membantu perawat dalam memilih alternative metode atau bentuk untuk tipe

pasien, situasi maupun pada tempat pelayanan tertentu.

2. Tahap penegakkan diagnosis keperawatan

Hasil penelitian yang dapat digunakan antara lain adalah hal yang terkait

membuat diagnosis keperawatan secara lebih akurat dan frekuensi terjadinya

Page 12: EBP

masing-masing batasan karaktersitik yang terkait dengan suatu diagnosis

keperawatan.

3. Tahap perencanaan

Pada tahap ini, hasil penelitian yang dapat digunakan antara lain hasil penelitian

yang mengindikasikan intervensi keperawatan tertentu yang efektif untuk

diaplikasikan pada suatu budaya tertentu, tipe dan masalah tertentu, dan pada

pasien tertentu.

4. Tahap intervensi/implementasi

Idealnya, perawat yang bertanggung jawab akan melakukan intervensi

keperawatan yang sebanyak mungkin didasarkan pada hasil-hasil penelitian.

5. Tahap evaluasi

Pada tahap ini, evaluasi dilakukan untuk menilai apakah intervensi yang

dilakukan berdasarkan perencanaan sudah berhasil dan apakah efektif dari segi

biaya. Hasil penelitian yang dapat digunakan pada tahap ini adalah hal yang

terkait keberhasilan ataupun kegagalan dalam suatu pemberian asuhan

keperawatan.

E. Hambatan Penggunaan Evidence Based Practice

Secara umum dari hasil analisa penulis menyimpulkan bahwa terdapat beberapa

hambatan dalam penggunaan evidence based yaitu sebagai berikut :

1. Karakteristik penelitian

Penelitian yang dilakukan oleh perawat lebih banyak bersifat kualitatif sehingga

penelusuran tentang obyek penelitian tidak begitu mendalam. Hal ini terkait

dengan metode penelitian yang digunakan pada penelitian kuantitatif. Selain itu,

penelitian yang dilakukan oleh perawat kadang tidak dapat menjamin bahwa hal

tersebut dapat diterapkan dalam praktek sehari-hari.

2. Karakteristik perawat

Masih banyak perawat yang belum mengetahui cara mengakses hasil-hasil

penelitian, mengkritisi hasil penelitian sebagai dasar dalam pengambilan

keputusan. Selain itu, adanya resistensi terhadap perubahan.

Page 13: EBP

3. Karakteristik profesi keperawatan

Masih adanya kesulitan untuk menggabungkan antara perawat klinisi dan perawat

peneliti untuk berinteraksi dan berkolaborasi terkait penelitian. Selai itu masih

adanya ideologi yang menekankan praktek dibandingkan dengan pengetahuan

intelektual antara perawat klinis dengan peneliti.

4. Keterbatasan akses terhadap literature

Lingkungan kerja tidak mendukung dalam usaha mencari informasi hasil

penelitian dan kurangnya pelatihan terkait usaha untuk mencari informasi dan

ketrampilan dalam mengkritisi hasil penelitian

F. Usaha Yang Dapat Dilakukan Untuk Meningkatkan Evidence Based Practice

Polit & Hungler (1999) membagi usaha yang dapat dilakukan tersebut

berdasarkan latar belakang perawatnya :

1. Perawat Peneliti

a. Melakukan penelitian yang berkualitas tinggi

b. Melakukan penelitian yang hasilnya relevan dengan kondisi di tempat

pemberian asuhan keperawatan

c. Mengulang penelitian

d. Melakukan kolaborasi dengan perawat praktisi

e. Mendesiminasikan hasil penelitian secara luas dan proaktif

f. Melakukan komunikasi dengan jleas

g. Penelitian yang dilakukan mempunyai implikasi klinis

2. Perawat pendidik

a. Menerapkan hasil penelitian ke dalam kurikulum pengajaran

b. Mendorong digunakannya hasil-hasil penelitian

c. Memberikan masukan pada peneliti

3. Oleh perawat praktisi dan mahasiswa keperawatan

a. Banyak membaca hasil penelitian dan mengkritisinya

b. Menghadiri konferensi/seminar/workshop

Page 14: EBP

c. Belajar untuk mencari bukti ilmiah bahwa suatu prosedur efektif

digunakan

d. Mencari lingkungan yang mendukung penggunaan hasil-hasil penelitian

e. Terlibat dalam klub-klub penelitian

f. Berkolaborasi dengan perawat peneliti

g. Mencari dan berpartisipasi dalam proyek-proyek penelitian dan

penggunaan hasil-hasil penelitian

4. Perawat pengelola

a. Membangun iklim ‘keingintahuan intelektual’

b. Memberikan dukungan secara emosional atau moral

c. Memberikan dukungan keuangan atau sumber-sumber yang dibutuhkan

dalam penggunaan hasil penelitian

d. Memberikan penghargaan terhadap usaha menggunakan hasil-hasil

penelitian

Page 15: EBP

DAFTAR PUSTAKA

Cluett, E.R., 2006. Evidence-based practice. Principles and Practice of Research in Midwifery, pp.33–56.

DiCenso A, Cullum N, Ciliska D. Implementing evidence-based nursing: some misconceptions. Evid Based Nurs 1998 1:38-39.

Grinspun, D., Virani, T., & Bajnok, I. (2001). Nursing best practice guidelines: The RNAO project. Hospital Quarterly, 4, 54-57

Holleman G, Eliens A, van Vliet M, Achterberg T. Promotion of evidence-based practice by professional nursing association: literature review. Journal of Advance Nursing 53(6), 702-709.

Ingersoll G. Evidence-based nursing: what it is and isn’t. Nurs Outlook 2000;48:151-2.

Melnyk, B.M. & Fineout-Overholt, E., 2011. Evidence-based Practice in Nursing & Healthcare: A Guide to Best Practice Second Edition, Lippincott Williams & Wilkins.

Polit DF & Hungler BP. 1999. Nursing Research: Principles and Methods. 6 th edition. Lippincott.

Sackett, D.L., Rosenberg, W., Gray M., Hayes, R., & Richardson, W. (1996). Evidence Based medicine: What it is and what it isn't. British Medical Journal, 213, 71-72

Trinder L. A critical appraisal of evidence-based practice. In: Trinder L, Reynolds S (eds). Evidence-based Practice: A Critical Appraisal. Oxford: Blackwell Science, 2006; 212–241.