E7 TB rani

download E7 TB rani

of 18

Transcript of E7 TB rani

  • 8/10/2019 E7 TB rani

    1/18

    MANAJEMEN KASUS TUBERKULOSIS PUSKESMAS SUDU

    KECAMATAN ALLA KABUPATEN ENREKANG

    I. LATAR BELAKANG

    Tuberkulosis (TB) merupakan penyakit infeksi menular yang telah lama

    menjadi permasalahan kesehatan di dunia. Sejak tahun 1993, penyakit ini telah

    dideklarasikan sebagai Global Health Emergency oleh World Health Organization

    (!"). Berdasarkan laporan terbaru dari !" pada tahun #$$9, insiden kasus TB

    di dunia telah men%apai &,9'9,9 juta, prealensi men%apai 9,'13,3 juta, dan angka

    kematian men%apai 1,1'1,* juta pada kasus TB dengan !+ negatif dan $,-'$,#

    juta pada kasus TB dengan !+ positif. /ata yang dilaporkan tiap tahun

    menunjukkan insiden atau kasus TB baru %enderung meningkat setiap tahun, sebagai

    %ontoh insiden pada tahun #$$& diestimasi sebesar 9,- juta, dibandingkan dengan

    tahun #$$* dan #$$ sebelumnya yang masing0masing sebesar 9,#* juta dan 9,#-

    juta.

    Berbagai upaya telah dilakukan untuk menangani kasus TB yang terjadi di

    dunia, dan tidak sedikit biaya yang telah dikeluarkan. ersebaran kasus TB di dunia

    memang tidak merata dan justru &2 dari total kasus TB global ditanggung oleh

    negara berkembang. Sekitar 2 dari seluruh kasus global tersebut terdapat pada

    negara0negara di benua sia, 312 di benua frika, dan sisanya yang dalam proporsi

    ke%il tersebar di berbagai negara di benua lainnya. 4elihat hal ini, maka !" telah

    menetapkan ## negara yang dianggap sebagai high-burden countries dalam

    permasalahan TB untuk mendapatkan perhatian yang lebih intensif dalam hal

    penanggulangannya. +ndonesia adalah salah satu negara yang termasuk di dalamnya.

    Berdasarkan tingginya angka insiden TB di setiap negara, sampai tahun #$$*

    +ndonesia masih menduduki peringkat ke03 setelah +ndia dan 5ina, disusul oleh

    6igeria pada peringkat ke0- dan frika Selatan pada peringkat ke0. Sementara

    1

  • 8/10/2019 E7 TB rani

    2/18

    berdasarkan laporan pada tahun #$$&, kelima negara tersebut masih tetap masuk

    dalam daftar lima besar negara dengan kasus TB baru terbanyak tetapi dengan urutan

    yang berubah dimana +ndonesia menduduki peringkat ke0 dengan insiden yang

    mengalami penurunan dari sekitar #&0ribu di tahun #$$* menjadi -#90ribu di tahun

    #$$& (grafik 1.1).

    Grafik 1.1 /aftar lima besar negara dengan jumlah kasus baru TB terbanyak.

    enurunan jumlah kasus baru TB di +ndonesia untuk tahun #$$* dan #$$&

    sangat penting dalam men%apai angka yang lebih ke%il lagi untuk tahun0tahun

    selanjutnya. +ndonesia dituntut untuk membuktikan komitmennya dalam mengatasi

    masalah TB. !al ini sejalan dengan tujuan ke0 dari millennium deelopment goals

    yang telah ditandatangani +ndonesia bersama 1&& negara lainnya pada September

    #$$$ yakni memerangi !+7+/S, malaria, dan penyakit menular lainnya termasuk

    TB. 8ntuk meujudkannya di tahun #$1, maka ada 3 indikator penting yang perlu

    diperhatikan yaitu prealensi tuber%ulosis dan angka kematian penderita tuber%ulosisdengan sebab apapun selama pengobatan "T, angka penemuan penderita

    tuberkulosis BT positif baru, dan angka kesembuhan penderita tuberkulosis.

    4enurut :eaell (193), terdapat lima tahapan dalam pen%egahan penyakit

    menular, yaitu promosi kesehatan, proteksi khusus, diagnosis dini dan pengobatan

    2

  • 8/10/2019 E7 TB rani

    3/18

    yang %epat, pembatasan disabilitas, dan rehabilitasi. Berkaitan dengan upaya

    penurunan angka kasus baru TB di +ndonesia, maka tahapan ke03 sangat penting guna

    memutuskan rantai penularan dari penderita ke orang yang sehat. Selama ini, upaya

    yang ditempuh dalam hal pengobatan penderita TB di +ndonesia adalah dengan

    pemberian obat anti0tuberkulosis ("T) lini01. ada tahun #$$, angka keberhasilan

    pengobatan men%apai 912, tapi keberhasilan pengobatan ulangan hanya men%apai

    **2, dan tidak semua kasus TB mendapatkan pengobatan seperti yang diharapkan

    sebab angka case detection rate +ndonesia hanya 12 pada tahun yang sama.

    ermasalahan ini diperberat dengan fakta baha +ndonesia dan dunia telah

    dihadapkan pada permasalahan baru dalam pengobatan TB yakni TB dengan

    multidrug-resistant(TB04/;).

    ada tahun #$$&, diperkirakan terdapat 39$.$$$ ' 1$.$$$ kasus TB04/; di

    seluruh dunia, dan telah menyebabkan 1$.$$$ kematian. !" bahkan telah

    menetapkan #* negara yang termasuk dalam high MDR-TB burden countries, dan

    +ndonesia yang termasuk di dalamnya menduduki peringkat ke01$ dengan 9.3$$

    kasus TB04/; di tahun #$$&. TB04/; disebabkan oleh bakteri yang menjadi

    resisten sekurang0kurangnya terhadap dua jenis "T yang paling efektif yaitu

    isonia

  • 8/10/2019 E7 TB rani

    4/18

    pen%egahan terjadinya TB04/; akan jauh lebih mudah dilakukan. Dengan

    demikian iden!ifika"i "#"$ek TB%MDR !a!a&ak"ana diagn'"i" $eng'(a!an dan

    m'ni!'ring $eng'(a!an TB dengan !e$a! dan (enar ada&a) k#n*i #!ama

    men*ega) !im(#&n+a MDR.

    II. PERMASALA,AN DI MAS-ARAKAT

    /ari data di uskesmas Sudu diperoleh jumlah penderita TB aru pada tahun

    #$1# yang diobati sebanyak 1- penderita dan yang sembuh sebesar 1# orang,

    sedangkan penderita klinis sebanyak 1- orang. ermasalahan lain yang biasanya

    ditemukan selama menjelang # bulan terakhir, pada saat kunjungan pasien ke

    poliklinik uskesmas, adanya ditemukan kasus relaps setelah 10- tahun post terapi

    TB paru. !al ini tentunya perlu diealuasi lebih lanjut dan dilakukan deteksi dini

    kembali untuk memberikan penatalaksanaan yang tepat sehingga tingkat penularan

    dapat di%egah.

    Semua permasalahan yang dijelaskan sebelumnya disebabkan oleh kurangnya

    pengetahuan dan pemahaman masyarakat mengenai TB paru meliputi gambaran

    penyakit, %ara pen%egahan penyakit dan bagaimana mengurangi tingkat penularan di

    lingkungan masyarakat.

    III. PEMILI,AN INTERENSI

    Berdasarkan permasalahan yang ditemukan di masyarakat maka harus

    ditingkatkan partisipasi puskesmas untuk melakukan penyuluhan penyakit

    Tuberkulosis se%ara bertahap dan menyeluruh di setiap dusun, dan kelurahan di

    =e%amatan Sudu. !al penting yang harus disampaikan dalam penyuluhan yaitu

    bagaimana gambaran penyakit TB, bagaimana penularan penyait dan yang tidak

    kalah pentingnya adalah bagaimana men%egah agar hidup kita terbebas dari infeksi

    TB paru.

    !al lain yang dapat dilakukan adalah mengkomunikasikan hak0hak pasien TB

    (TB Patient harter) kepada kelompok0kelompok masyarakat, organisasi masyarakat,

    4

  • 8/10/2019 E7 TB rani

    5/18

    organisasi keagamaan, penyedia pelayanan dan pihak lainnya yang terkait. +nterensi

    yang dilakukan men%akup kampanye TB (!to" TB am"aign) untuk meningkatkan

    pengetahuan dan dukungan untuk Stop TB se%ara nasional, mengurangi stigma TB

    dengan %ara meningkatkan jumlah tersangka TB yang memeriksakan ke fasilitas

    pelayanan kesehatan, mempromosikan obat TB program yang berkualitas dan tanpa

    biaya serta pengobatan pasien TB di setiap fasilitas kesehatan.

    +nterensi kedua yang dilakukan adalah proteksi dini bagi pasien yang

    memiliki riayat keluarga dan lingkungan tempat tinggal dengan kasus TB paru yang

    %ukup tinggi. 4isalnya untuk setiap indiidu yang memiliki faktor risiko terinfeksi

    Tuberkulosis aru diberikan +6! dengan dosis yang telah ditentukan.+nterensi ketiga yaitu dengan menegakkan diagnosis dini dan

    penatalaksanaan yang %epat terhadap penderita TB aru guna memutuskan rantai

    penularan dari penderita ke orang sehat.

    +nterensi keempat adalah melakukan monitoring pengobatan TB dengan

    memantau setiap minggu kepatuhan pasien untuk minum obat TB dan melakukan

    pemeriksaan sputum bulan ke0#, 3,-,7, *7& dan akhir pengobatan.

    I. PELAKSANAAN

    /eteksi dini kasus TB dilakukan melalui skrining pasien TB di poliklinik

    uskesmas Sudu pada tanggal 4aret ' #1 pril #$13. /itemukan penderita TB

    klinis, masing0masing pasien dengan sputum BT positif, dan 1 pasien dengan hasil

    sputum BT negatif. 8ntuk kelima pasien tersebut dilakukan pengobatan TB

    =ategori 1 dengan tahap +ntensif dimulai selama # bulan dengan jumlah dosis - =/T

    (>/5) 3 tablet setiap hari.

    . EALUASI

    /ari kelima kasus dengan TB paru positif dilakukan pengkajian mendalam

    melalui kunjungan rumah. 4aka laporan kasus yang ditemukan adalah sebagai

    berikut.

    Identitas Pasien

    5

  • 8/10/2019 E7 TB rani

    6/18

    6ama ? 6n. +@

    8mur ? 1 tahun

    lamat ? Belajen

    Anamnesis

    erempuan, 1 tahun datang ke poliklinik dengan batuk berdahak selama 3

    bulan, disertai darah, badan lemas, nafsu makan menurun, berat badan menurun,

    berkeringat malam hari tanpa kegiatan fisik, dan demam meriang lebih dari satu

    bulan.

    Pemeriksaan Fisik

    =eadaan umum ? Sakit sedang7Ai

  • 8/10/2019 E7 TB rani

    7/18

    ke rumah sekaligus memberikan sedikit informasi kepada pasien dan

    keluarganya mengenai TB aru.

    :aporan =unjungan ?

    Sampai tahap ini pasien telah mengkonsumsi obat TB selama #

    minggu terhitung sejak tanggal * pril #$13. ada bulan kedua pengobatan

    akan dilakukan pemeriksaan sputum BT untuk ealuasi keberhasilan obat

    TB tahap +ntensif.

    I.KESIMPULAN DAN SARAN

    Berdasarkan hasil kunjungan ke tempat tinggal pasien, respon terapi obat

    TB memberikan respon efek yang sangat baik terhadap keadaan umum pasien

    dimana kepatuhan pasien dalam mengkonsumsi obat TB dinilai sangat baik

    sehingga dapat memperbaiki keadaan umum pasien dan men%egah penularan

    penderita terhadap keluarganya sendiri. !al ini dikaitkan dengan penelitian0

    penelitian yang telah dilakukan baha dengan kepatuhan pasien meminum obat

    TB selama minimal selama # minggu sudah dapat menurunkan angka irulensi

    bakteriMycobacterium tuberculosis#

    Sebagai saran untuk pihak uskesmas Sudu, agar memberikan pelatihan

    terhadap kader kesehatan mengenai TB aru. Serta lebih meningkatkan kualitas

    data statistik setiap kasus penyakit pada umumnya dan TB aru pada khususnya

    untuk membantu dalam proses penetapan kebijakan0kebijakan oleh /inas

    =esehatan =abupaten Fnrekang.

    Sudu, # pril #$13

    7

  • 8/10/2019 E7 TB rani

    8/18

    4F6AFT!8+,

    FSF;T F6/4+6A

    (dr.+ta uranti) (dr. Tri !andayani 6aim)

    II. TUBERKULOSIS

    /.1.1 Defini"i

    Tuberkulosis (TB) adalah suatu penyakit infeksi kronik yang disebabkan oleh

    basil aerob yang tahan asam, Mycobacterium tuberculosis atau spesies lain yang

    dekat sepertiM# bo$is danM# a%ricanum. Tuberkulosis biasanya menyerang paru0paru

    tetapi dapat pula menyerang susunan saraf pusat, sistem limfatik, sistem pernapasan,

    sistem genitourinaria, tulang, persendian, bahkan kulit.1

    8

  • 8/10/2019 E7 TB rani

    9/18

    /.1./ E!i'&'gi

    Bakteri utama penyebab penyakit tuberkulosis adalah Mycobacterium

    tuberculosis. Berikut ini adalah taksonomi dariM# tuberculosis?

    Sumber: National Center for Biotechnology Information0NCBI)1

    M# tuberculosis berbentuk basil atau batang ramping lurus yang berukuran

    kira0kira $,#0$,- #01$ Gm, dan termasuk gram positif. ada medium kultur, koloni

    bakteri ini berbentuk kokus dan filamen. +dentifikasi terhadap bakteri ini dapat

    dilakukan melalui pearnaan tahan asam metode

  • 8/10/2019 E7 TB rani

    10/18

    mycobacterium juga mengandung beberapa protein yang dapat memi%u reaksi

    tuberkulin, dan mengandung berbagai polisakarida.13

    4y%oba%terium tidak menghasilkan toksin, tetapi termasuk organisme yang

    irulen sehingga bila masuk dan menetap dalam jaringan tubuh manusia dapat

    menimbulkan penyakit. Bakteri ini terutama akan tinggal se%ara intrasel dalam

    monosit, sel retikuloendotelial, dan sel0sel raksasa.13

    /.1. E$idemi'&'gi

    TB merupakan penyebab utama kematian di seluruh dunia, terutama di

    kaasan sia dan frika. Sekitar 2 dari seluruh kasus global TB terdapat padanegara0negara di benua sia, 312 di benua frika, dan sisanya yang dalam proporsi

    ke%il tersebar di berbagai negara di benua lainnya.# Se%ara global, pada tahun #$$&

    ter%atat 9,- juta kasus baru TB, dengan prealensi 11,1 juta, dan angka kematian

    berkisar 1,3 juta pada kasus TB dengan !+ negatif dan $,# juta pada kasus TB

    dengan !+ positif. Sementara itu, hingga tahun #$$*, +ndonesia berada di urutan

    ketiga penyumbang kasus tuberkulosis di dunia, dan termasuk ke dalam ** high-

    burden countries dalam penanggulangan TB.1 Tabel #.1 berikut ini menunjukkan

    kedudukan +ndonesia dalam beban TB yang ditanggung di antara ## negara lainnya di

    tahun #$$*.

    Ta(e& /.1 +nsiden, realensi, dan 4ortalitas kasus TB di ## negara yang termasuk

    sebagai high-burden countries#

    10

  • 8/10/2019 E7 TB rani

    11/18

    =asus konfirmasi TB berdasarkan umur di merika Serikat pada tahun #$$#

    menunjukkan baha tingkat insidensi kasus TB lebih tinggi pada mereka yang

    berumur di atas tahun, sebagaimana yang ditunjukkan pada grafik #.1.1-

    Grafik /.1 Arafik kasus tuberkulosis berdasarkan kelompok usia di merika Serikat

    tahun #$$#

    Sementara di Fropa, sekitar &$2 orang yang terinfeksi TB ternyata berumur

    di atas $ tahun. eningkatan insiden TB pada orang yang berusia lanjut juga terjadi

    11

  • 8/10/2019 E7 TB rani

    12/18

    di daerah lain di dunia, seperti di kaasan sia Tenggara./i +ndonesia, angka

    insidensi TB se%ara perlahan bergerak ke arah kelompok usia lanjut (dengan pun%ak

    pada 0- tahun), meskipun saat ini sebagian besar kasus masih terjadi pada

    kelompok umur 10- tahun.1,1

    /.1.2 Pa!'fi"i'&'gi

    Terdapat - stadium infeksi TB saat mikroba tersebut mulai masuk ke dalam

    aleolus.

    Stadium 1

    4akrofag akan memfagosit basil tuberkel dan membaanya ke kelenjar limferegional (hilus dan mediastinum). Basil ini kemudian akan berkembang biak,

    dihambat atau dihan%urkan, tergantung tingkat irulensi organisme dan

    pertahanan alamiah dalam hal ini kemampuan mikrobisidal makrofag. 4akrofag

    yang terinfeksi mengeluarkan komplemen 5a, yang memanggil monosit ke area

    infeksi. 4akrofag yang mengandung basil yang bermultiplikasi dapat mati dan

    memanggil lebih banyak monosit.1

    Stadium #

    Terjadi pada hari ke0* sampai hari ke0#1, basil tetap akan memperbanyak dirisementara sistem imun spesifik belum teraktiasi dan monosit masih terus

    bermigrasi ke area infeksi.1

    Stadium 3

    Terjadi setelah 3 minggu, ditandai oleh permulaan imunitas selular dan respon

    Tdth. 4akrofag aleolar, yang pada saat itu telah menjadi limfokin yang

    diaktiasi oleh limfosit T, menunjukkan peningkatan kemampuan untuk

    membunuh basil tuberkel intraselular. roses ini menghasilkan kompleks ghon

    dan nekrosis kaseosa yang dapat terbentuk.1

    Stadium -

    4enunjukkan reaktiasi (sekunder atau post primer) stadium TB. ada stadium

    terakhir ini, basil akan lebih memperbanyak diri se%ara ekstraselular. Basil

    tuberkel akan menyebar ke peredaran darah se%ara hematogen. Basil tuberkel

    12

  • 8/10/2019 E7 TB rani

    13/18

    biasanya tetap dalam kondisi stabil sebagai dorman, sepanjang sistem imun

    penjamu masih intak.

    Sekitar 1$2 indiidu yang terinfeksi berkembang menjadi penyakit TB pada

    aktu tertentu dalam hidupnya, tetapi risiko ini lebih tinggi pada indiidu dengan

    penyakit defisiensi imun seperti !+7+/S, sering mengkonsumsi obat0obatan

    terlarang, dan usia lanjut. >aktor lainnya seperti kurang gi

  • 8/10/2019 E7 TB rani

    14/18

    ;adiografi dada merupakan alat yang penting untuk diagnosis dan ealuasi

    tuberkulosis. kan tetapi, tidak dibenarkan mendiagnosis TB hanya berdasarkan

    pemeriksaan foto toraks saja. >oto toraks tidak selalu memberikan gambaran yang

    khas pada TB paru, sehingga sering terjadi o$erdiagnosis# >oto toraks penderita

    TB dapat memberikan gambaran berupa kompleks Ahon yang membentuk nodul

    perifer bersama dengan kelenjar limfe hilus yang mengalami kalsifikasi. +nfiltrasi

    multinodular pada segmen apikal posterior lobus atas dan segmen superior lobus

    baah merupakan lesi yang paling khas pada tuberkulosis paru.1*,1&

    d. emeriksaan laboratorium?

    Tes tuberkulin7/ yang paling sering digunakan adalah tes 4antou yakni

    dengan menyuntikkan $,1 %% tuberkulin / (Puri%ed Protein Deri$ati$e)

    intrakutan berkekuatan T8 (intermediate strength).1&

    ada pemeriksaan darah saat tuberkulosis baru mulai (aktif) ditemukan jumlah

    leukosit sedikit meninggi, limfosit dibaah normal, dan peningkatan laju endap

    darah.1&

    ada pemeriksaan sputum, kriteria sputum BT (Bakteri Tahan sam) positif

    adalah bila ditemukan sekurang0kurangnya 3 batang kuman BT pada satu

    sediaan. Semua suspek TB diperiksa 3 spesimen dahak dalam aktu # hari,

    yaituse)a&tu - "agi - se)a&tu (!P!). /iagnosis TB aru pada orang deasa

    ditegakkan dengan ditemukannya kuman TB (BT). ada program TB

    nasional, penemuan BT melalui pemeriksaan dahak mikroskopis merupakan

    diagnosis utama.1*,1&

    emeriksaan biakan sangat berperan dalam mengidentifikasi M#tuber&ulosis

    pada penanggulangan TB khususnya untuk mengetahui apakah pasien yang

    bersangkutan masih peka terhadap "T yang digunakan. Selama fasilitas

    memungkinkan, biakan dan identifikasi kuman serta bila dibutuhkan tes

    resistensi dapat dimanfaatkan dalam beberapa situasi? 1) asien TB yang masuk

    tipe pasien kronis, #) asien TB ekstra paru dan pasien TB anak, dan 3) etugas

    kesehatan yang menangani pasien dengan kekebalan ganda.1*

    14

  • 8/10/2019 E7 TB rani

    15/18

    Teknik Polymerase hain Reaction (5;) dapat mendeteksi /6 bakteri

    tuberkulosis dalam aktu yang lebih %epat atau mendeteksi bakteri yang tidak

    tumbuh pada sediaan biakan.1&

    Se%ara singkat, alur diagnosis TB paru dapat digambarkan pada skema #.1

    berikut ini.

    Skema/.1 lur /iagnosis TB aru1*

    15

  • 8/10/2019 E7 TB rani

    16/18

    /.1.4 Tera$i

    engobatan TB bertujuan untuk menyembuhkan pasien, men%egah kematian,

    men%egah kekambuhan, memutuskan rantai penularan dan men%egah terjadinya

    resistensi kuman terhadap "T.1*,19Henis, sifat, dan dosis "T lini01 dapat dilihat

    pada tabel #.# berikut ini.

    Ta(e& /./Henis dan sifat obat anti tuberkulosis ("T) dan dosis yang

    direkomendasikan sesuai dengan berat badan1*

    engobatan tuberkulosis dilakukan dengan prinsip0prinsip sebagai berikut?1*

    "T harus diberikan dalam bentuk kombinasi beberapa jenis obat, dalam jumlah

    %ukup dan dosis tepat sesuai dengan kategori pengobatan, dan "T tidak dapat

    digunakan se%ara tunggal (monoterapi). emakaian "T0=ombinasi /osis Tetap

    ("T0=/T) lebih menguntungkan dan sangat dianjurkan.

    8ntuk menjamin kepatuhan pasien menelan obat, dilakukan pengaasan langsung

    (/"T I Directly Obser$ed Treatment) oleh seorang engaas 4enelan "bat

    (4").

    engobatan TB diberikan dalam # tahap, yaitu tahap intensif dan lanjutan.

    ada tahap intensif (aal) pasien mendapat obat setiap hari dan perlu diaasi

    se%ara langsung untuk men%egah terjadinya resistensi obat.Bila pengobatan tahap

    16

  • 8/10/2019 E7 TB rani

    17/18

    intensif tersebut diberikan se%ara tepat, biasanya pasien menular menjadi tidak

    menular dalam kurun aktu # minggu. Sebagian besar pasien TB BT positif

    menjadi BT negatif (konersi) dalam # bulan. ada tahap lanjutan pasien mendapat

    jenis obat lebih sedikit, namun dalam jangka aktu yang lebih lama. Tahap lanjutan

    penting untuk membunuh kuman "ersisten sehingga men%egah terjadinya

    kekambuhan.1*

    aduan "T yang digunakan oleh rogram 6asional enanggulangan

    Tuberkulosis di +ndonesia?1*

    =ategori 1 ? #(!;JF)7-(!;)3. aduan "T ini diberikan untuk pasien baru

    TB paru BT positif, pasien TB paru BT negatif foto toraks positif, atau

    pasien TB ekstra paru.

    =ategori # ? #(!;JF)S7(!;JF)7(!;)3F3. aduan "T ini diberikan untuk

    pasien BT positif yang telah diobati sebelumnya, yakni pasien yang kambuh,

    pasien gagal "T, dan pasien dengan pengobatan setelah putus berobat

    (de%ault).

    /isamping kedua kategori ini, disediakan paduan obat sisipan (!;JF).

    =ategori nak? #!;J7-!;.

    Terdapat beberapa tipe penderita berdasarkan riayat pengobatan

    sebelumnya, yaitu?1

    Baru? penderita yang belum pernah diobati dengan "T atau sudah pernah

    menelan "T K - minggu.

    =ambuh (Rela"s)? penderita tuberkulosis yang sebelumnya pernah mendapat

    pengobatan tuberkulosis dan telah dinyatakan sembuh atau pengobatan

    lengkap, didiagnosis kembali dengan BT positif (apusan atau kultur).

    utus berobat (De%ault)? penderita yang telah berobat dan putus berobat #

    bulan atau lebih dengan BT positif.

    Aagal (+ailure)? penderita yang hasil pemeriksaan dahaknya tetap positif atau

    kembali menjadi positif pada bulan kelima atau lebih selama pengobatan.

    =ronik? penderita dengan hasil pemeriksaan masih BT positif setelah selesai

    pengobatan ulangan.

    17

  • 8/10/2019 E7 TB rani

    18/18

    /./ T#(erk#&'"i" dengan#ultidrug$%esistant0TB%MDR5

    TB04/; adalah keadaan penyakit tuberkulosis yang bakteri penyebabnya

    telah menjadi resisten sekurang0kurangnya terhadap dua jenis "T yang paling

    efektif yaitu isonia