e-warta - yad.or.id filemelakukan pencegahan kerusakan, teknik restorasi dan perawatan pasca...

7
e-warta YAD/Budaya/6 Februari-8 Maret 2015 Pelatihan dan Pameran Konservasi Lukisan: Pencegahan, Restorasi dan Perawatannya Pelatihan dan Pameran Konservasi Lukisan Sebagai pengembangan dari salah satu misi pelestarian budaya, Yayasan Arsari Djojohadikusumo (YAD) berpartisipasi dalam kegiatan konservasi lukisan sebagai pusaka seni lukis Indonesia. YAD mengawali kontribusinya melalui kegiatan restorasi 3 lukisan karya Raden Saleh pada 2013 lalu yaitu “Penangkapan Pangeran Diponegoro” (1857), “Harimau Minum” (1863) dan Patroli Tentara Belanda di Gunung Merapi dan Merbabu” (1871). Dalam kegiatan ini YAD bekerjasama dengan Goethe Institut dengan mendatangkan ahli konservasi Susanne Erhards dari GRUPPE Kӧln – Jerman. Tahun 2015, YAD kembali bekerjasama dengan Goethe Institut dalam penyelenggaraan “Pelatihan dan Pameran Konservasi Lukisan: Pencegahan, Restorasi dan Perawatannya” yang merupakan bagian dari Pameran “Aku Diponegoro Sang Pangeran Dalam Ingatan Bangsa dari Raden Saleh Hingga Kini” yang telah berlangsung dari 6 Februari – 8 Maret 2015 lalu di Galeri Nasional, Jl. Medan Merdeka Timur No. 14, Jakarta 10110. Pameran dan Pelatihan Konservasi Lukisan ini dikurasi oleh Susanne Erhards dan didukung oleh Tim YAD yaitu Catrini Pratihari Kubontubuh, Nyoman Arya Subamiya, Evi Manalu, dan Risza Takijoedin Pelatihan yang tidak dipungut biaya ini dan diberikan secara langsung oleh Susanne Erhards, bertujuan memberikan pemahaman dasar dan berbagi pengalaman dalam melakukan pencegahan kerusakan, teknik restorasi dan perawatan pasca restorasi. YAD berharap dari pelatihan ini akan bermunculan ahli konservasi lukisan yang kompeten dimana saat ini profesi tersebut masih sangat terbatas di Indonesia.

Transcript of e-warta - yad.or.id filemelakukan pencegahan kerusakan, teknik restorasi dan perawatan pasca...

Page 1: e-warta - yad.or.id filemelakukan pencegahan kerusakan, teknik restorasi dan perawatan pasca restorasi. YAD berharap dari pelatihan ini akan bermunculan ahli konservasi lukisan yang

e-warta

YAD/Budaya/6 Februari-8 Maret 2015

Pelatihan dan Pameran Konservasi Lukisan: Pencegahan, Restorasi dan Perawatannya Pelatihan dan Pameran Konservasi Lukisan Sebagai pengembangan dari salah satu misi pelestarian budaya, Yayasan Arsari Djojohadikusumo (YAD) berpartisipasi dalam kegiatan konservasi lukisan sebagai pusaka seni lukis Indonesia. YAD mengawali kontribusinya melalui kegiatan restorasi 3 lukisan karya Raden Saleh pada 2013 lalu yaitu “Penangkapan Pangeran Diponegoro” (1857), “Harimau Minum” (1863) dan Patroli Tentara Belanda di Gunung Merapi dan Merbabu” (1871). Dalam kegiatan ini YAD bekerjasama dengan Goethe Institut dengan mendatangkan ahli konservasi Susanne Erhards dari GRUPPE Kӧln – Jerman. Tahun 2015, YAD kembali bekerjasama dengan Goethe Institut dalam penyelenggaraan “Pelatihan dan Pameran Konservasi Lukisan: Pencegahan, Restorasi dan Perawatannya” yang merupakan bagian dari Pameran “Aku Diponegoro Sang Pangeran Dalam Ingatan Bangsa dari Raden Saleh Hingga Kini” yang telah berlangsung dari 6 Februari – 8 Maret 2015 lalu di Galeri Nasional, Jl. Medan Merdeka Timur No. 14, Jakarta 10110. Pameran dan Pelatihan Konservasi Lukisan ini dikurasi oleh Susanne Erhards dan didukung oleh Tim YAD yaitu Catrini Pratihari Kubontubuh, Nyoman Arya Subamiya, Evi Manalu, dan Risza Takijoedin Pelatihan yang tidak dipungut biaya ini dan diberikan secara langsung oleh Susanne Erhards, bertujuan memberikan pemahaman dasar dan berbagi pengalaman dalam melakukan pencegahan kerusakan, teknik restorasi dan perawatan pasca restorasi. YAD berharap dari pelatihan ini akan bermunculan ahli konservasi lukisan yang kompeten dimana saat ini profesi tersebut masih sangat terbatas di Indonesia.

Page 2: e-warta - yad.or.id filemelakukan pencegahan kerusakan, teknik restorasi dan perawatan pasca restorasi. YAD berharap dari pelatihan ini akan bermunculan ahli konservasi lukisan yang

Pelatihan ini ternyata mendapatkan sambutan yang sangat baik dari berbagai pihak. Ini terlihat dari jumlah peserta yang melebihi target 20 orang, termasuk dari Galeri, baik di Jakarta maupun di luar Jakarta, Universitas (UGM, UI, ITB, Universitas Bina Sarana Informatika Bandung), Dewan Kesenian Jakarta, Istana Kepresidenan sebagai pemilik koleksi maestro dan juga dari pihak media.

Salah satu peserta, Sektiadi, S.S., M.Hum. dari Arkeologi FIB UGM dalam pernyataannya menyampaikan bahwa “kegiatan pelatihan selama dua hari merupakan pelatihan yang sangat bagus. Meski di tempat kami (S2 minat Kajian Permuseuman dan S1 Arkeologi) terdapat mata kuliah konservasi museum, namun memang tidak pernah menyentuh lukisan secara khusus. Oleh karena itu, bagi kami pelatihan tersebut sangat bermanfaat”.

Page 3: e-warta - yad.or.id filemelakukan pencegahan kerusakan, teknik restorasi dan perawatan pasca restorasi. YAD berharap dari pelatihan ini akan bermunculan ahli konservasi lukisan yang

Susanne Erhards, restorator dari Jerman, menjelaskan tentang bahan kanvas lukisan. Presentasi ini mendapatkan perhatian serius dari pengunjung.

Peserta pelatihan konservasi lukisan

Menteri Luar Negeri RI, Ibu Retno Marsudi didampingi Pak Hashim menyaksikan cara melihat kanvas tua dengan kamera handphone.

Page 4: e-warta - yad.or.id filemelakukan pencegahan kerusakan, teknik restorasi dan perawatan pasca restorasi. YAD berharap dari pelatihan ini akan bermunculan ahli konservasi lukisan yang

Lukisan Kamasan, Kerthagosa Kegiatan konservasi lukisan yang telah dirintis oleh YAD akan berlanjut ke lukisan Kamasan yang terletak di Kerthagosa, Puri Klungkung, Bali yang dibuat pada akhir abad ke-18. Lukisan ini telah mengalami beberapa kali perbaikan, terakhir pada tahun 2014 lalu meliputi perbaikan atap yang dilaksanakan dengan biaya pemerintah.

Menteri Luar Negeri RI dan Raja Klungkung hadir dalam acara Pamungkas Pameran “Aku Diponegoro”

Dari kiri ke kanan, Bupati Klungkung, Raja Klungkung, Pak Hashim Djojohadikusumo, Dubes Austria, Dubes Belgia, Atase Kebudayaan Prancis dan Direktur Goethe Institut Indonesia pada acara Pamungkas Pameran “Aku

Dipongoro”

Page 5: e-warta - yad.or.id filemelakukan pencegahan kerusakan, teknik restorasi dan perawatan pasca restorasi. YAD berharap dari pelatihan ini akan bermunculan ahli konservasi lukisan yang

c Pak Hashim, Direktur Goethe Institut Indonesia dan Dr. Peter Carey foto bersama dengan tim pendukung pameran

Pameran “Aku Diponegoro” YAD berkontribusi dalam melakukan restorasi salah satu lukisan penting yang dipamerkan dalam “Pameran Aku Diponegoro: Sang Pangeran dalam Ingatan Bangsa, dari Raden Saleh hingga Kini” yaitu lukisan maha karya Raden Saleh berjudul “Penangkapan Pangeran Diponegoro” (1857). Restorasi dilaksanakan pada tahun 2013 kerja sama YAD dengan Goethe Institut dan Sekretariat Presiden RI dengan ahli restorasi dari Gruppe Kӧln, Jerman yaitu Susanne Erhards. Pameran Aku Diponegoro ini memberikan kesempatan kepada masyarakat luas untuk mengamati dan mencermati langsung hasil restorasi yang telah dilakukan dengan sangat hati-hati.

Pameran yang dibuka pada tanggal 5 Februari 2015 oleh Menteri Pendidikan & Kebudayaan, Anies Baswedan ini adalah hasil kerja sama Goethe-Institut Indonesia, Galeri Nasional Indonesia, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia, Kedutaan Besar Republik Federasi Jerman di Indonesia, Yayasan Arsari Djojohadikusumo, Erasmus Huis, Galeri Foto Jurnalistik Antara, dan Universitas Paramadina.

Page 6: e-warta - yad.or.id filemelakukan pencegahan kerusakan, teknik restorasi dan perawatan pasca restorasi. YAD berharap dari pelatihan ini akan bermunculan ahli konservasi lukisan yang

Pameran penting ini mendapatkan perhatian luas dan antusias dari masyarakat. Data statistik pengunjung menunjukkan tidak kurang dari 19000 orang datang menyaksikan pameran tersebut yang berlangsung sebulan penuh yaitu dari 6 Februari - 8 Maret 2015. Tubagus Andre Sukmana, Kepala Galeri Nasional mengatakan bahwa pameran “Aku Diponegoro” ini adalah sebuah apresiasi dan penghargaan terhadap peran dan dedikasi Pangeran Diponegoro.

Prof. Peter Carey, salah satu kurator pameran, sedang menjelaskan tentang Pangeran Diponegoro kepada Menteri Luar Negeri RI, Ibu Retno Marsudi didampingi Bapak Hashim Djojohadikusumo

Pameran ini berupaya membangkitkan kisah luar biasa Diponegoro (1785-1855) sebagaimana digambarkan oleh pelukis-pelukis klasik, kontemporer, maupun khalayak umum. Sejumlah maestro seni lukis Indonesia lainnya yang ikut meramaikan pameran besar ini adalah Soedjono Abdullah, Basuki Abdullah, Hendra Gunawan, Srihadi Soedarsono dan Harijadi Sumodidjojo.

Pameran yang dikurasi oleh Dr. Werner Kraus, Jim Supangkat dan Dr. Peter Carey ini dibagi menjadi tiga bagian, masing-masing menampilkan pendekatan tersendiri terhadap sosok Diponegoro:

Bagian pertama, “Diponegoro di Mulut Sejarah Seni Indonesia: Pembentukan seorang Pahlawan”, memusatkan perhatian pada karya seni Indonesia yang memiliki topik Diponegoro. Sorotan utama adalah karya “Penangkapan Pangeran Diponegoro” (1857) karya Raden Saleh yang baru saja direstorasi. Lukisan ini dilengkapi dengan sejumlah potret (semu) Diponegoro, karya seniman Indonesia seperti Soedjono Abdullah, Basuki Abdullah, Harijadi Sumodidjojo dan banyak lainnya. Di samping karya-karya ini, hadir pula sebuah dokumentasi foto dan video yang menjelaskan proses restorasi yang sangat teliti. Restorasi ini dikerjakan oleh GRUPPE Köln (Cologne, Jerman), dipimpin oleh Susanne Erhards.

Bagian kedua, yang berjudul “Diponegoro, Raden Saleh, dan Sejarah di Mata Seniman Indonesia” memberikan kesempatan untuk sejumlah seniman Indonesia kontemporer, seperti Srihadi Soedarsono, Heri Dono, Nasirun, Entang Wiharso, dan banyak lainnya, untuk menyajikan pendekatan kontemporer mereka atas figur Diponegoro.

Bagian ketiga, “Beyond Diponegoro”, berfokus pada barang-barang yang berhubungan dengan Diponegoro, seperti foto, cukil kayu, kartu remi, buku komik, poster politik, dan uang kertas. Dengan cara ini, pameran mempertanyakan tradisi umum penerimaan seni

Page 7: e-warta - yad.or.id filemelakukan pencegahan kerusakan, teknik restorasi dan perawatan pasca restorasi. YAD berharap dari pelatihan ini akan bermunculan ahli konservasi lukisan yang

rupa dan juga dirancang untuk memicu diskusi publik mengenai sifat seni rupa dalam Indonesia post-modern.

Pak Hashim Djojohadikusumo, Ketua YAD, memberikan sambutan dalam acara pamungkas Pameran “Aku Diponegoro”

Ruang khusus “Arwah yang Mengawasi” memamerkan artefak pribadi Pangeran Diponegoro seperti tombak pusaka bernama Kiai Tjokro dan pelana kuda. Ruang ini dianggap ruang pusaka.

yad.or.id