E S D a - 3 - Fondasi Ekonomi
-
Upload
edysutiarso -
Category
Documents
-
view
525 -
download
6
Transcript of E S D a - 3 - Fondasi Ekonomi
Bab 3Bab 3Fondasi Ekonomi Fondasi Ekonomi
SDASDA
Bab 3Bab 3Fondasi Ekonomi Fondasi Ekonomi
SDASDAEkonomi Sumberdaya AlamEkonomi Sumberdaya Alam
Fakultas PertanianFakultas PertanianUniversitas Muhammadiyah Universitas Muhammadiyah
JemberJember
Ekonomi Ekonomi KesejahteraanKesejahteraan Hal mendasar dari aspek ekonomi SDA adalah
bagaimana ekstraksi SDA tersebut dapat memberikan manfaat atau kesejahteraan kepada masyarakat secara keseluruhan.
Dalam hal ini, ukuran kesejahteraan menggunakan fondasi ekonomi neo-klasik, yaitu pengukuran surplus yang diperoleh dari konsumsi dan produksi barang/jasa yang dihasilkan dari SDA.
Surplus dari SDA pada dasarnya diperoleh dari interaksi antara permintaan dan penawaran.
Kurva PermintaanKurva Permintaan
Dalam perspektif ekonomi neo-klasik, kurva permintaan dapat diturunkan dari dua sisi yang berbeda.
Pertama, kurva permintaan diturunkan dengan memaksimumkan kepuasan atau utilitas yang akan menghasilkan kurva permintaan biasa ( ordinary demand curve ) atau disebut kurva permintaan Marshall.
Kedua, kurva permintaan diturunkan dengan meminimumkan pengeluaran yang akan menghasilkan kurva permintaan terkompensasi ( compensated demand curve ) atau kurva permintaan Hicks.
Teori Konsumsi Neo-KlasikTeori Konsumsi Neo-Klasik
Mengasumsikan bahwa individu bertindak rasional, dan dengan kendala yang ada berupaya untuk memaksimumkan kepuasan terhadap barang dan jasa yang dikonsumsi.Kepuasan yang diperoleh dari mengkonsumsi barang X dan Y disebut utilitas terhadap barang X dan Y atau dituliskan sebagai :
U(X,Y)Kepuasan mengkonsumsi barang X dan Y dibatasi oleh pendapatan (M) yang tetap.Jika barang X seharga Px dan barang Y seharga Py, maka jumlah yang dibelanjakan untuk barang tersebut adalah :
M = Px.X + Py.Y
Teori Konsumsi Neo-KlasikTeori Konsumsi Neo-KlasikKeputusan yang harus diambil oleh konsumen adalah bagaimana memilih barang X dan Y yang akan memberikan kepuasan maksimum dengan kendala (batasan) anggaran yang ada. Secara matematis dituliskan sbg :
max : U(X,Y) dengan kendala : M = Px.X + Py.Y Dengan menggunakan fungsi Lagrange diperoleh : L = U(X,Y) + ( M - Px.X - Py.Y ) Syarat keharusan dari persamaan L adalah :
0Px λX
Y)U(X,
X
L
0Py λY
Y)U(X,
Y
L
0YPyXPxM
λ
L
Teori Konsumsi Neo-KlasikTeori Konsumsi Neo-Klasik
Persamaan di atas dapat disederhanakan menjadi :
y
x
P
P
X
Y)U(X,X
Y)U(X,
M),P,(PY
M),P,(PXM
M
yxy
yxx
y
x
Y
X
P
P
Y)(X,U
Y)(X,U
Yang merupakan persamaan slope antara kurva indiferen dan kurva anggaran.
Jika fungsi utilitas eksplisit diketahui, maka konsumsi optimal untuk barang X dan Y adalah fungsi dari harga barang dan pendapatan yang menghasilkan fungsi permintaan biasa.
Teori Konsumsi Neo-KlasikTeori Konsumsi Neo-Klasik
Alternatif lain penurunan kurva permintaan adalah dengan meminimumkan pengeluaran dengan kendala utilitas yang harus mencapai tingkat tertentu sebesar U0 :
Minimumkan : M = Px.X + Py.Y dengan kendala : U(X,Y) = U0
Dengan menggunakan fungsi Lagrange diperoleh : L = Px.X + Py.Y + [ U0 - U(X,Y) ] Syarat keharusan dari persamaan L adalah :
0X
Y)U(X,λ-P
X
L
x
0Y
Y)U(X,λ-P
Y
L
y 0Y)U(X,-U
λ
L 0
Teori Konsumsi Neo-KlasikTeori Konsumsi Neo-Klasik
Penyederhanaan persamaan di atas menghasilkan kurva permintaan Hicks yang merupakan fungsi dari harga barang dan utilitas.
)U,P,P (Y
)U,P,P (X0H
0H
yxY
yxX
ContohContoh : :Jika fungsi utilitas adalah berbentuk Cobb-Douglas, yaitu : U(X,Y) = X.YJika fungsi utilitas adalah berbentuk Cobb-Douglas, yaitu : U(X,Y) = X.Ymaka:maka:
XY
Y)U(X,Y)(X,U
YX
Y)U(X,Y)(X,U
Y
X
y
x
Y
X
P
P
Y)(X,U
Y)(X,U
sehingga dari persamaan :sehingga dari persamaan :
Py
Px
X
Y
Y)(X,U
Y)(X,U
Y
X
atauatau X
Py
PxY
Jika disubstitusikan ke kendala anggaran akan dihasilkan :Jika disubstitusikan ke kendala anggaran akan dihasilkan :
X
Py
PxPy Px.XM Px.X 2M
ContohContoh : :Dengan demikian akan diperoleh fungsi permintaan terhadap X dengan rumus :Dengan demikian akan diperoleh fungsi permintaan terhadap X dengan rumus :
x
M
P 2
MX
dan fungsi permintaan terhadap Y dengan rumus :dan fungsi permintaan terhadap Y dengan rumus :
y
M
P 2
MY
Keduanya merupakan kurva permintaan Marshall.Keduanya merupakan kurva permintaan Marshall.
ContohContoh : :Sedangkan kurva permintaan Hicks dapat diturunkan dengan Sedangkan kurva permintaan Hicks dapat diturunkan dengan cara mensubstitusikan :cara mensubstitusikan :
XPy
PxY
ke persamaan :ke persamaan : 0Y)U(X,-U 0
X.YY)U(X,U0
X
Py
PxX.U 0
Py
PxXU 20
Py
PxXU 20
Px
PyUX 02
Px
PyUX 0H
Px
PyUX 0H
Py
PxUY 0H
X
X
P
U0 U1y
M/P
0
XM/P 1
XM/P
0
XP
1
XP
Y
0
0
A
a
B
b
MD
c
HD
C
Penurunan Kurva Permintaan Marshall dan Hicks
yP
MY
0
X0
X
0 P pada P
MX
1
X1
X
1 P pada P
MX
(a)
(b)
y1P/M
1
X1P/Ma
x
ax
cx b
x
cx
cx
Keterangan : Gambar (a) menggambarkan konsep utiliti, di mana :
Aksis horizontal menyatakan barang X, sedangkanAksis horizontal menyatakan barang X, sedangkan aksis vertikal menunjukkan konsumsi barang lain (barang Y)aksis vertikal menunjukkan konsumsi barang lain (barang Y) Garis - menggambarkan garis anggaran pada kondisi awal.Garis - menggambarkan garis anggaran pada kondisi awal. Kurva indiferen menggambarkan utilitas pada kondisi awal.Kurva indiferen menggambarkan utilitas pada kondisi awal. Titik A adalah titik singgung antara kurva dengan garis anggaran - menunjukkan titik konsumsi yang paling optimal untuk barang X dan barang Y. Titik A adalah titik singgung antara kurva dengan garis anggaran - menunjukkan titik konsumsi yang paling optimal untuk barang X dan barang Y.
Gambar (b) menggambarkan penurunan kurva permintaan barang X dari maksimisasi utilitas : Pada kondisi awal di mana harga barang X sebesar , titik Pada kondisi awal di mana harga barang X sebesar , titik AA pada gambar (a) dipetakan pada gambar (b) sebagai titik pada gambar (a) dipetakan pada gambar (b) sebagai titik aa.. Seandainya barang X menurun dari ke di mana < , maka akibatnya jumlah barang X yang dapat dibeli menjadi semakin banyak karena barang X semakin murah, sehingga kurva - bergeser ke kanan menjadi garis anggaran baru kurva - . Dengan semakin banyaknya barang X yang dibeli, maka kepuasan yang dicapai juga semakin tinggi pada kurva indiferen baru , yaitu di titik B pada persinggungan kurva dengan garis anggaran - .Seandainya barang X menurun dari ke di mana < , maka akibatnya jumlah barang X yang dapat dibeli menjadi semakin banyak karena barang X semakin murah, sehingga kurva - bergeser ke kanan menjadi garis anggaran baru kurva - . Dengan semakin banyaknya barang X yang dibeli, maka kepuasan yang dicapai juga semakin tinggi pada kurva indiferen baru , yaitu di titik B pada persinggungan kurva dengan garis anggaran - . Pada kondisi ini jika dipetakan pada gambar (b) akan diperoleh titik b yang merupakan titik perpotongan antara harga dengan jumlah barang yang diminta sebesar Pada kondisi ini jika dipetakan pada gambar (b) akan diperoleh titik b yang merupakan titik perpotongan antara harga dengan jumlah barang yang diminta sebesar
U0
U0y
M/P 0
XM/P
yM/P 0
XM/P
0
XP
0
XP 1
XP 1
XP 0
XP
yM/P 0
XM/P
yM/P 1
XM/P
U1
U1 yM/P 1
XM/P
1
XP
bx
Keterangan : Jika titik a dan b dihubungkan, maka akan diperoleh kurva permintaan biasa atau Kurva Permintaan Marshall.
Penurunan kurva permintaan terkompensasi atau Kurva Permintaan Hicks : Kurva permintaan Hicks diturunkan dari minimisasi pengeluaran dengan utilitas konstan.Kurva permintaan Hicks diturunkan dari minimisasi pengeluaran dengan utilitas konstan. Artinya, konsumen tetap berada pada utilitas semula meskipun ada perubahan harga barang X dari ke .Artinya, konsumen tetap berada pada utilitas semula meskipun ada perubahan harga barang X dari ke . Konsumen meminimumkan anggarannya dengan garis anggaran baru yang paralel dengan garis anggaran Konsumen meminimumkan anggarannya dengan garis anggaran baru yang paralel dengan garis anggaran Garis anggaran baru ini bersinggungan kurva indiferen di titik C yang menghasilkan tingkat konsumsi baru barang x sebesar dan dipetakan pada gambar (b) sebagai titik c pada tingkat harga barang x sebesar .Garis anggaran baru ini bersinggungan kurva indiferen di titik C yang menghasilkan tingkat konsumsi baru barang x sebesar dan dipetakan pada gambar (b) sebagai titik c pada tingkat harga barang x sebesar . Jika titik a dan c dihubungkan, maka akan diperoleh kurva permintaan terkompensasi atau Kurva Permintaan Hicks.
Gambar (b) juga memberikan informasi :Gambar (b) juga memberikan informasi : Daerah yang dibatasi oleh kurva permintaan Marshall, yaitu , a, b dan menunjukkan surplus konsumen.Daerah yang dibatasi oleh kurva permintaan Marshall, yaitu , a, b dan menunjukkan surplus konsumen. Daerah yang berada di belakang kurva Hics, yaitu , a, c, merupakan daerah yang disebut sebagai Daerah yang berada di belakang kurva Hics, yaitu , a, c, merupakan daerah yang disebut sebagai compensating variationcompensating variation
U0
0
XP 1
XP
1
XP
cx
1
X1y1/PM/PM
1
XyMM/P
1
X1y1/PM/PM
0
XP 1
XP
0
XP 1
XP
Penurunan Kurva Penawaran Kurva Penawaran adalah kuantitas barang yang dapat ditawarkan oleh produsen pada
tingkat harga tertentu.
Kurva penawaran diturunkan dari fungsi biaya (terutama biaya jangka pendek).
ACX = biaya rata-rata untuk barang X = TCX/X
TCX = Biaya total untuk barang X =
MCX = biaya marjinal untuk barang X = TCX/X
Hubungan antara kurva biaya marjinal dan biaya rata-rata :
X
TCAC : Minimumkan X
X
0X
X).TCX/(X).X/TC(
X
AC2
XXX
0X).TCX/(X).X/TC(XX
0TC.XTC
X
X
X
X
X TC.XTC
X
X
TC
X
TCXX
XX
ACMC
Biaya marjinal akan sama dengan biaya rata-rata pada saat biaya rata-rata minimum.
Penurunan kurva permintaan diturunkan sebagai berikut :
XXXTC.XPTCTR π:Profit
XXTC.XP π:Profit iMaksimisas
0X
TC
X
X.P
X
π X
X
0X
TC.P X
X
X
TC.P X
X
XXMC.P
Artinya, produsen hanya akan memproduksi jika harga output sama dengan biaya marjinalnya.
Hanya pada tingkat harga barang X lebih besar atau sama dengan biaya rata-rata, produsen akan memperoleh keuntungan dan output akan diproduksi.
X
X
P
XP
Biaya
0
0
Kurva Penawaran
(a)
(b)
2x
1x
TFC
TVC
TC
1x
2x
MC1
ACAVC
SurplusSurplusSurplusSurplus
Salah satu hal yang krusial dari ekonomi SDA adalah bagaimana surplus dari SDA dimanfaatkan secara optimal.
Konsep surplus diturunkan dari kurva permintaan dan kurva penawaran.
Konsep surplus menempatkan nilai moneter terhadap kesejahteraan masyarakat dari mengekstraksi dan mengkonsumsi SDA.
Surplus merupakan manfaat ekonomi, yaitu selisih antara manfaat kotor (gross benefit) dan biaya yang dikeluarkan untuk mengekstraksi SDA tersebut.
SurplusSurplusSurplusSurplus
Surplus ekonomi dapat dibedakan menjadi :
Surplus Konsumen
Surplus produsen
resource rent (rente sumber daya)
SurplusSurplus
P0
E
Q0
D
S
S’
D’
P = Harga
Q = quantitas)0
P0ED = surplus konsumen
P0ED = surplus produsen
Keterangan :Pada harga P0 dengan titik keseimbangan E, pemanfaatan SDA adalah :
Terjadi keseimbangan jumlah barang yang diminta dengan jumlah barang yang diproduksi (diekstraksi).
Terjadi efisiensi alokasi SDA (efisiensi statis).
Surplus konsumen sebesar P0ED
Surplus produsen sebesar P 0ES
Rente sumberdaya (yaitu selisih antara jumlah yang diterima dari pemanfaatan sumber daya dikurangi biaya yang dikeluarkan untuk mengekstraksinya) sebesar (Q 0xP0) - (Q0xP0)
SurplusSurplus
P0
E
Q0
D
S
S’
D’
P = Harga
Q = quantitas)0
P0ED = surplus konsumen
P0ES = surplus produsen
P1
QA
A B
QB
P1BD = surplus konsumen
P1AS = surplus produsen
Keterangan :Pada harga P1 (misalnya karena perdagangan bebas yang mengakibatkan harga barang menjadi lebih murah), pemanfaatan SDA adalah :
Terjadi ketidakseimbangan jumlah barang yang diminta dengan jumlah barang yang diproduksi (jumlah yang diminta > diekstraksi).
Tidak terjadi efisiensi alokasi SDA.
Surplus konsumen sebesar P1BD
Surplus produsen sebesar P 1AS
Rente sumberdaya sebesar (QBxP1) - (QAxP1)
SurplusSurplus
P0
E
Q0
D
S
S’
D’
P = Harga
Q = quantitas)0
P0ED = surplus konsumen
P0ES = surplus produsen
P2
QF
F G
QG
P2FD = surplus konsumen
P2GS = surplus produsen
Keterangan :Pada harga P2 (misalnya karena adanya pajak mengakibatkan harga barang menjadi lebih mahal), pemanfaatan SDA adalah :
Terjadi ketidakseimbangan jumlah barang yang diminta dengan jumlah barang yang diproduksi (jumlah yang diminta < diekstraksi).
Tidak terjadi efisiensi alokasi SDA.
Surplus konsumen sebesar P2FD
Surplus produsen sebesar P 1GS
Rente sumberdaya sebesar (QFxP2) - (QGxP2)
DiscountingDiscountingDiscountingDiscounting Ekstraksi sumber daya alam merupakan proses pengambilan keputusan yang bersifat intertemporal. Misalnya :
Apakah minyak/gas yang tersedia akan diekstrak sekarang atau menunggu sampai periode yang akan datang.
Karena SDA adalah aset (kapital) yang pemanfaatannya ditentukan oleh ketersediaan (supply), produktivitas, serta risiko dan ketidakpastian.
Dasi sisi produsen, keputusan intemporal juga terkait dengan biaya opportunitas dari kapital (modal). Apakah kapital yang diinvestasikan untuk mengekstraksi SDA lebih bernilai sekarang di masa mendatang.
Apakah kapital SDA (tambang minyak) harus diesktraksi sekarang atau nanti.
DiscountingDiscountingDiscountingDiscounting
Dari sisi konsumen, aspek intertemporal terkait dengan preferensi waktu (time preference). Umumnya konsumen lebih memilih manfaat sekarang daripada manfaat dikemudian hari.
Pertanyaannya adalah bagaimana menentukan pilihan keputusan tersebut ?
Melalui proses discounting dengan penentuan discount rate yang tepat.
Proses discounting merupakan cerminan dari bagaimana masyarakat berperilaku terhadap ekstraksi SDA dan bagaimana mereka menilai SDA itu sendiri (Hanley dan Spash, 1995).
DiscountingDiscountingDiscountingDiscounting
Dalam teori ekonomi neo-klasik aspek discount rate dibedakan antara utility discount rate () atau social discount rate (SDR) dengan consumption discount rate (r) atau CDR.
Utility discount rate () adalah suatu laju (rate) yang menunjukkan keinginan atau preferensi sekarang daripada di kemudian hari. Atau suatu rate di mana nilai peningkatan (increament) dari utilitas berubah pada saat waktu konsumsi tertunda (didasarkan pada fondasi utilitarian).
Consumption discount rate (CDR) suatu rate di mana nilai increament konsumsi berubah pada saat konsumsi mengalami penundaan (didasarkan pada konsumsi).
DiscountingDiscountingDiscountingDiscounting
Hubungan antara utiliti discount rate dengan CDR diformulasikan sebagai :
C
Cηρr
di mana :
= laju discount rate utiliti (sosial) atau SDR
= elastisitas marjinal terhadap konsumsi, dan
= laju pertumbuhan konsumsi
CC /
DiscountingDiscountingDiscountingDiscounting
Dari formulasi di atas dapat disimpulkan bahwa :
CDR akan sama dengan SDR jika dan hanya jika sama dengan nol, yang berarti laju pertumbuhan konsumsi konstan sepanjang waktu, atau
elastisitas = 0 yang berimplikasi bahwa utiliti bersifat linier.
DiscountingDiscountingDiscountingDiscounting Hanley dan Spash (1995) menyatakan bahwa SDR () akan lebih kecil dari CDR (r), karena :
Secara keseluruhan masyarakat berpendangan bahwa investasi pada saat sekarang akan lebih memberikan manfaat daripada di masa mendatang, sehingga secara keseluruhan masyarakat secara kolektif akan melakukan saving lebih besar daripada individu.
Setiap individu dalam peran masyarakat akan memberikan dan menginginkan discoun rate (SDR) yg lebih rendah daripada jika ia sebagai individu.
Menentukan SDR atau = 0 adalah hal yg tidak mungkin, karena bagaimanapun motif ketidaksabaran masih tetap ada.
DiscountingDiscounting Market Discount Rate (MDR) dan Consumption Discount Rate
Market discount rete atau interest rate adalah rate yang ditentukan oleh keseimbangan borrowing rate dan lending rate di pasar uang.
Dalam situasi tertentu, dapat dikatakan bahwa MDR akan sama dengan CDR dan akan sama dengan biaya opportunitas dari kapital.
i = r = di mana: i = interest rate, dan = biaya opprtunitas kapital
DiscountingDiscounting Nilai Aset dari sisi Discounting
Dimisalkan seseorang menginvestasikan uangnya dalam bentuk deposito sebesar P rupiah pada t = 0 dan memperoleh bunga (interest) deposito sebesar i per tahun.
Pada akhir periode tahun pertama (t=1) orang tersebut akan memperoleh uangnya beserta bunganya (F) sebesar :
)(1
PiPF
PiF )1(1
Pada akhir periode tahun kedua (t=2), orang tersebut akan memperoleh uangnya beserta bunganya sebesar F2, yaitu :
2-ke tahun bunga12FF
PiF )1(1
112FiFF
12)1( FiF
karena :maka : PiiF )1)(1(
2
sehingga : PiF 2
2)1(
Dengan demikian, untuk t tahun, maka terakumulasi uang sebesar : PiF t
t)1(
Persamaan :
Akan tetapi, jika uang yang di simpan dalam waktu t tahun dengan bunga sebesar i tersebut ingin diterima saat ini maka besarnya adalah :
PiF t
t)1(
menunjukkan nilai aset di masa mendatang (future value) dalam bentuk uang.
t
t
i
FP
)1(
Nilai tersebut dikenal sebagai present value, yaitu nilai di masa mendatang yang dinilai pada waktu sekarang.
t
t
i
FPV
)1(
di mana (1+i)t = discount fator pada tahun ke-t
Dengan demikian jika waktunya sangat panjang atau tak terhingga, maka formulasinya adalah :
1 )1(t t
t
i
FPV
Tabel Discounting Tabel Discounting
TahunTahunDiscount Factor (DF)Discount Factor (DF)
5%5% 10%10% 15%15% 18%18% 20%20% 25%25%
00 1,000 0001,000 000 1,000 1,000 000000
1,000 1,000 000000
1,000 1,000 000000
1,000 1,000 000000
1,000 1,000 000000
11 0,952 3810,952 381 0,909 0,909 091091
0,869 0,869 565565
0,847 0,847 458458
0,833 0,833 333333
0,800 0,800 000000
22 0,907 0290,907 029 0,826 0,826 446446
0,756 0,756 144144
0,718 0,718 184184
0,694 0,694 444444
0,640 0,640 000000
33 0,863 8380,863 838 0,751 0,751 315315
0,657 0,657 516516
0,608 0,608 631631
0,578 0,578 704704
0,512 0,512 000000
44 0,822 7020,822 702 0,683 0,683 013013
0,571 0,571 753753
0,515 0,515 789789
0,482 0,482 253253
0,409 0,409 600600
55 0,783 5260,783 526 0,620 0,620 921921
0,497 0,497 177177
0,437 0,437 109109
0,401 0,401 878878
0,327 0,327 680680
Contoh:
Seorang pegawai negeri setiap tahun gajinya dipotong untuk ditabungkan dalam tabungan Koperasi Pegawai dan diperkirakan saat pensiun pada akhir Tahun 2009 nanti ia berhak memperoleh hasil tabungannya sebesar Rp. 100.000.000. Namun karena keperluan keluarga yang mendadak, maka uang tersebut di ambil sekarang (akhir Tahun 2004). Apabila tingkat bunga diperhitungkan sebesar 18% per tahun, berapa jumlah uang yang diterima pegawai negeri tersebut sekarang (akhir tahun 2004)?
Diketahui: Ft = Rp. 10.000.000 t = 2009-2004 = 5 i = 18% = 0,18
Ditanyakan : PV = ?
Jawab :
DF(5; 0,18) = 1/(1 + 0,18)5 = 1/(2,2878) = 0.4371092
PV = 100.000.000 x 0.4371092
PV = Rp. 43.710.920,-
Berarti pegawai negeri tersebut akan memperoleh pembayaran sekarang sebesar Rp. 43.710.920,- yang jumlahnya jauh lebih sedikit. Atau :
DF(10; 0,18) = 1/(1 + 0,18)5 = 1/(1,18)5 = 1/(2,2877578) = 0,4371092
PV = F x DF = 100.000.000 x 0,4371092
PV = Rp. 43.710.920,-
Tabel Perhitungan Jumlah Uang di Masa SekarangTabel Perhitungan Jumlah Uang di Masa Sekarang
TahunWaktu
[t]Jumlah Akhir Tahun [F]
Faktor Pembagi [1 + i]
Jumlah Awal Tahun [P]
11 22 33 44 3 : 43 : 4
20092009 tt55
100.000.000100.000.000 1,181,18 84.745.76084.745.760
20082008 tt44 84.745.76084.745.760 1,181,18 71.818.44071.818.440
20072007 tt33 71.818.44071.818.440 1,181,18 60.863.09060.863.090
20062006 tt22 60.863.09060.863.090 1,181,18 51.578.89051.578.890
20052005 tt11 51.578.89051.578.890 1,181,18 43.710.92043.710.920
20042004 tt00 43.710.92043.710.920
TahunWaktu
[t]Nilai Akan
Datang [F]Discounting Factor (DF) = 1/(1 + i )t
Nilai Sekarang
[P]
11 22 33 44 3 x 43 x 4
20092009 00100.000.00100.000.00
001,000 0001,000 000
100.000.00100.000.00
00
20082008 11 -- 0,847 4580,847 458 84.745.76084.745.760
20072007 22 -- 0,718 1840,718 184 71.818.44071.818.440
20062006 33 -- 0,608 6310,608 631 60.863.09060.863.090
20052005 44 -- 0,515 7890,515 789 51.578.89051.578.890
20042004 55 -- 0,437 1090,437 109 43.710.92043.710.920
atau atau Tabel Perhitungan Jumlah Uang di Masa Tabel Perhitungan Jumlah Uang di Masa SekarangSekarang